3 Desy Norma - SPECTRUM DETOUR GRAF n-PARTISI KOMPLIT


SPECTRUM DETOUR GRAF n-PARTISI KOMPLIT 

Desy Norma Puspita Dewi 

Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 

e-mail:phyta_23@yahoo.co.id 

 

ABSTRAK 

Matriks detour dari graf G adalah matriks yang elemen ke-(i,j) merupakan panjang lintasan 

terpanjang antara titik ��  ke titik ��  di G. Himpunan nilai eigen matriks detour dari graf terhubung 
langsung G adalah spectrum detour. Spectrum detour dari graf G biasanya dinotasikan dengan ������	
�.. Dalam artikel ini, hanya menentukan spectrum detour graf n-partisi komplit 
��,���,���,…,����, dan graf 3-
partisi komplit 
��,�,��. Dalam menentukan spectrum detour graf tersebut dengan cara menggambar pola 
grafnya, mencari matriks detournya, setelah itu dicari nilai eigen dan vektor eigen dari matriks tersebut, 

sehingga diperoleh pola (konjektur) spectrum detour, kemudian merumuskan konjektur sebagai teorema 

yang dilengkapi dengan bukti-bukti. 

 

Kata kunci: Graf n-Partisi Komplit, Matriks Detour, dan Spectrum, 

ABSTRACT 

 The detour matrices of a graph is for its (i,j) entry the length of the longest path between vertices �� to ��  of G. Set of  detour matrices eigenvalues of a connected graph G are detour spectrum. Detour 
spectrum of G, denoted by ������	
�. In this article, only determination of detour spectrum of complete n-
partition graph 
��,���,���,…,����, and complete 3-partition graph 
��,�,��. Determination of spectrum 
detour graph are picturing model graph, then finding detour matrices, after that finded eigenvalues and 

eigenvectors from that matrices, with the result that detour spectrum obtained model of detour spectrum, 

end then formulate the model as theorem with its prove. 

 
Keywords: Complete n- Partitions Graph, Detour Matrices, and Spectrum 
 

 

PENDAHULUAN 

Graf G adalah pasangan (V(G),E(G)) dengan 

V(G) adalah himpunan tidak kosong dan 

berhingga dari objek-objek yang disebut titik 

(vertex), dan E(G) adalah himpunan (mungkin 

kosong) pasangan tak berurutan dari titik-titik 

berbeda di V(G) yang disebut sisi (edge).  

Misalkan terdapat suatu graf G, dari suatu 

graf tersebut dibentuk matriks adjacency atau 

matriks keterhubungan. Matriks adjacency 

merupakan matriks simetri. Matriks adjacency 

dapat dirubah menjadi matriks detour, yang 

unsur-unsur ke--(i,j) merupakan panjang lintas-
an terpanjang antara titik i dan j. Setelah 

dibentuk  menjadi matriks detour, maka dapat 

dicari nilai eigen dan vektor eigen dari matriks 

tersebut.    

Biasanya spectrum graf dibentuk dari nilai 

eigen dari matriks terhubung langsung. Dalam 

pengertian, nilai eigen dari graf G dinotasikan 

dengan �� , i = 1,2,…,n dan spectrum ditulis 
dengan spec(G). Matriks detour didefinisikan 

DD=DD(G) dari G sehingga unsur ke (i,j) adalah 

panjang lintasan terpanjang antara titik i dan j. 

Nilai eigen dari DD(G) disebut DD-nilai eigen dari 

G dan membentuk DD-spectrum dari G, 

dinotasikan dengan spec��	G�. Karena matriks 
detour simetris, semua nilai eigen µ , i = 1,2,…,n 
adalah real dan dapat diberi label  µ� ! µ� ! " !µ#. Jika µ $ ! µ % ! " ! µ &  adalah nilai eigen 
dari matriks detour, maka DD-spectrum dapat 

ditulis sebagai  ������	
� ' (µ $)�   µ %)�   ……   µ &)*+ 
di mana m- menyatakan banyaknya basis untuk 
ruang vektor eigen m . dan m1 / m2 / " / m� 'n. (Ayyaswamy dan Balachandran, 2010:250). 
 

 

KAJIAN TEORI 

1. Graf  
Definisi 1 

Graf G adalah pasangan himpunan (V,E) 

dengan V adalah himpunan tidak kosong 

dan berhingga dari obyek-obyek yang 

disebut sebagai titik dan E adalah 

himpunan (mungkin kosong) pasangan tak 

berurutan dari titik-titik berbeda di G yang 

disebut sebagai sisi (Chartrand dan 

Lesniak, 1986:4). 



Desy Norma Puspita Dewi 

 

14 Volume 2 No. 1 November 2011  

Sehingga jika 
 ' 	1	
�, 2	
��, maka 1	
� ' 3�1, �2, … , ��4 dan 2	
� ' 3�1, �2, … ,��4, dimana �� 5 1	
�, 6 ' 1,2, … , 9 disebut 
titik (vertex) dan �� 5 2	
�, : ' 1,2, … , ) 
disebut sisi (edge).  

2. Adjacent dan Incident 
Sisi � ' ;� dikatakan menghubungkan 

titik ; dan �. Jika � ' ;� adalah sisi di graf 
, 
maka ; dan � disebut terhubung langsung 
(adjacent). � dan � serta ; dan � disebut 
terkait langsung (incident). Titik ; dan � 
disebut ujung dari �. Dua sisi berbeda �1 dan �2 disebut terhubung langsung jika terkait 
langsung pada titik yang sama. Untuk 

selanjutnya sisi � ' 	;, �� ditulis � ' ;� 
(Abdussakir, dkk, 2009:6). 

3. Graf Komplit 
Definisi 2 

Graf komplit (complete graph) adalah graf 

dengan dua titik yang berbeda saling 

terhubung langsung (adjacent). Graf 

komplit dengan 9 titik dinyatakan dengan �� (Chartrand dan Lesniak, 1986:9). 
Definisi 3 

Graf G dikatakan partisi n-komplit jika G 

adalah graf partisi-n dengan himpunan 

partisi 11, 12, … , 1�  sehingga jika ; < 1�  
dan � < 1�, 6 < :, maka ;� < 2	
�. Maka 
graf ini dinotasikan dengan �=1,=2,…,=>  
(Abdussakir, dkk. 2009:23). 

4. Graf Terhubung 
Definisi 4 

Misalkan 
 graf. Misalkan ; dan � adalah 
titik pada 
. Jalan (trail) ;� pada 
 yang 
dinotasikan ? adalah barisan berhingga 
yang berganti ?: ; ' �0, �1, �1, �2, �2, … ,��, �� ' � antara titik dan sisi yang diawali 
dan diakhiri dengan titik dengan �� ' ��A1��  adalah sisi di 
 untuk 6 ' 1,2, … , 9. �0 disebut titik awal dan �� 
disebut titik akhir. Titik �0, �1, �2, … , �� 
disebut titik internal, dan 9 menyatakan 
panjang dari ?. Jika �0 < ��, maka W 
disebut jalan terbuka. Jika �0 ' ��  maka W 
disebut jalan tertutup. Jalan yang tidak 

mempunyai sisi disebut jalan trivial 

(Abdussakir, dkk. 2009:49). 

5. Nilai Eigen dan Vector Eigen 
Definisi 5 

Misalkan A sebuah matrik n × n. Bilangan � 
disebut nilai eigen (eigenvalue) dari A jika 

terdapat vektor tidak nol � 5 B� 
sedemikian sehingga Ax = �x . Kemudian 
vektor x disebut vektor eigen (eigenvector) 

dari A yang berpasangan ke nilai eigen � 
(Jain & Gunawardena, 2004:151). 

6. Spectrum Graf 
 Misalkan terdapat suatu graf G, dari 

suatu graf tersebut dibentuk matriks 

adjacency atau matriks keterhubungan. 

Matriks adjacency merupakan matriks simetri. 

Matriks adjacency dapat dirubah menjadi 

matriks detour, yang unsur-unsur ke-(i,j)  

merupakan panjang lintasan terpanjang  

antara titik i dan j. Setelah dibentuk  menjadi 

matriks detour, maka dapat dicari nilai eigen 

dan vektor eigen dari matriks tersebut.  

Misalkan G graf berorder p dan A 

matriks keterhubungan dari graf G. Suatu 

vektor tak nol x disebut vektor eigen (eigen 

vector) dari A jika CD adalah suatu kelipatan 
skalar dari x, yakni CD ' �D, untuk sebarang 
skalar �. Skalar � disebut nilai eigen (eigen 
value) dari A, dan x disebut sebagai vektor 

eigen dari A yang bersesuaian dengan �. 
Untuk menentukan nilai eigen dari matriks A, 

persamaan 	CD ' �ED�D ditulis kembali dalam 
bentuk  	C F �E�D ' 0, 
dengan I matriks identitas berordo 

p. Persamaan ini akan mempunyai solusi tak 
nol jika dan hanya jika  G�H	C F �E�D ' 0 
Persamaan G�H	C F �E� ' 0 akan menghasil-
kan persamaan polinomial dalam variabel � 
dan disebut persamaan karakteristik dari 

matriks A. Skalar-skalar � yang memenuhi 
persamaan karakteristik ini tidak lain adalah 

nilai-nilai eigen dari matriks A. 

Misalkan �1, �2, … , �� adalah nilai eigen 
berbeda dari A, dengan �1, �2, … , ��, dan 
misalkan )�1, )�2, … , )�� adalah banyaknya 
basis untuk ruang vektor eigen masing-

masing I� , maka matriks berordo 	2 J 9� yang 
memuat �1, �2, … , �� pada baris pertama dan )�1, )�2, … , )�� pada baris kedua disebut 
spectrum graf G, dan dinotasikan dengan ����	
�. Jadi spectrum graf G dapat ditulis 
dengan ����	
� ' ( ��)��   ��)��   ……   ��)��+ 
(Abdussakir, dkk, 2009:82-83). 

7. Graf dalam Matriks Detour 
Matriks detour didefinisikan DD = 

DD(G) dari G sehingga unsur atau entry (i,j) 

adalah panjang lintasan terpanjang antara 

titik i dan j. Nilai eigen dari DD(G) disebut DD-

nilai eigen dari G dan membentuk DD-

spectrum dari G, yang dinotasikan dengan ������	
�. Selama matriks detour simetris, 
semua nilai eigen  K� , i = 1, 2, …, n adalah real 
dan dapat diberi label K1 ! K2 ! " ! K�. 
Jika K�1 ! K�2 ! " ! K�L adalah nilai eigen 
dari matriks detour, maka DD-spectrum dapat 

ditulis sebagai 



Spectrum Detour Graf n-Partisi Komplit 

 

Jurnal CAUCHY – ISSN: 2086-0382 15  

������	
� ' (µ $)�   µ %)�   ……   µ &)*+ 
di mana )�  menunjukkan banyaknya basis 
untuk ruang vektor eigen dalam  K�M dan 
tentunya )1  /  )2 /  … /  )* '  9.  
(Ayyaswamy dan Balachandran, 2010) 

 

 

PEMBAHASAN 

1. Spectrum Detour  dari Graf n-Partisi 
Komplit  
��,���,���,…,����  

Pembahasan spectrum detour dari graf 

n- partisi komplit 
��,���,���,…,����,  dibatasi 
pada 9 ! 2, ) ! 1 dan 9, ) 5 N.  

1.1 Spectrum Detour Graf 3-Partisi Komplit OP,Q,R 
������
��,S,T� ' U64 F81 8 Y 

1.2 Spectrum Detour Graf 4-Partisi Komplit OP,Q,R,Z 
������
��,S,T,[� ' U169 F131 13 Y 

1.3 Spectrum Detour Graf 5-Partisi  Komplit OP,Q,R,Z,^ 
������
��,S,T,[� ' U361 F191 19 Y 

1.4 Spectrum Detour Graf 6-Partisi Komplit OP,Q,R,Z,^,_ 
������
��,S,T,[� ' U676 F261 26 Y 

 
Teorema 1: 

Jika 
��,��1,��2,…���� adalah graf n-partisi 
komplit dengan 9 ! 2, ) ! 1; 9, ) 5 N dan � ' 9 / 	9 / 1� / 	9 / 2� / " / 	9 / )�, maka: ������
��,��1,��2,…����' (	� F 1�2 F	� F 1�

1 	� F 1� + 
dimana ������
��,��1,��2,…���� adalah spectrum 
detour dari graf n-partisi komplit dan 9 bilangan 
asli. 

Bukti: 

Misalkan bb
��,��1,��2,…���� adalah matrik 
detour adjacent dari 
��,��1,��2,…����, maka bb
��,��1,��2,…����

'
cd
dd
e 0 � F 1 � F 1 … � F 1� F 1 0 � F 1 … � F 1� F 1 � F 1 0 … � F 1f f f g f� F 1 � F 1 � F 1 … 0 hi

ii
j
 

Dari matriks detour adjacent di atas, maka akan 

dicari nilai eigennya dengan menentukan 

det k�E F bb
��,��1,��2,…����l ' 0  

mmλ cdd
de1 0 0 … 00 1 0 … 00 0 1 … 0f f f g f0 0 0 … 1hi

iij F
cd
dd
e 0 � F 1 � F 1 … � F 1� F 1 0 � F 1 … � F 1� F 1 � F 1 0 … � F 1f f f g f� F 1 � F 1 � F 1 … 0 hi

ii
j
mm ' 0 

mm
λ F	� F 1� F	� F 1� … F	� F 1�F	� F 1� λ F	� F 1� … F	� F 1�F	� F 1� F	� F 1� λ … F	� F 1�f f f g fF	� F 1� F	� F 1� F	� F 1� … λ m

m ' 0 
Kita kalikan matriks di atas dengan  1A	=A1�, 
sehingga diperoleh 

m
m
m

λF	� F 1� 1 1 … 1
1 λF	� F 1� 1 … 1
1 1 λF	� F 1� … 1f f f g f1 1 1 … λF	� F 1�m

m
m
' 0 

Dimisalkan �p ' k q=A1l, maka 
mm
Fλp 1 1 … 11 Fλp 1 … 11 1 Fλp … 1f f f g f1 1 1 … Fλp

mm ' 0 
Melalui operasi basis elementer, matriks 

det k�E F bb
��,��1,��2,…����l direduksi menja-
di matriks segitiga atas, sehingga diperoleh 

m
m
mFλ

p 1 1 … 10 Akrs%A�lrs 1 … 10 0 Akrs%A�l
rsA��rsA� … 1f f f g f0 0 1 … Akrs%A	tA��	tA��
rsA	tA���%lrsA	tA��	tA�� m
m
m
' 0  

Sehingga det k�E F bb
��,��1,��2,…����l tidak 
lain adalah hasil perkalian diagonal matriks 

segitiga atas tersebut, sehingga diperoleh det kλI F DD
K#,#��,#��,…#�z�l' 
λp F 	p F 1��	λp / 1�tA� 
Karena det kλE F bb
��,��1,��2,…����l ' 0, maka 
λp F 	p F 1��	λp / 1�tA� ' 0 
Sehingga didapat nilai eigen �p ' 	� F 1� atau  λp ' F1, karena λp ' rA	tA�� maka nilai eigennya 
diperoleh � ' 	� F 1� atau � ' F1 

r	tA�� ' 	p F 1�    r	tA�� ' F1 λ ' 	p F 1��    λ ' F	p F 1� 
Sedangkan untuk vektor eigennya, yaitu CD '  �D ' 0 



Desy Norma Puspita Dewi 

 

16 Volume 2 No. 1 November 2011  

( )

'
1

'
2

'
1

'

01 1 1

01 1 1

01 1 1

01 1 1

p

p

x

x

x

x

λ
λ

λ

λ

−

  −  
    −     
    =−
    
    
    −     

⋯

⋯

⋯

⋮⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮

⋯

 

Kemudian, akan dibuktikan bahwa untuk λ ' 	n F 1�� akan didapatkan banyaknya basis 
vektor eigen adalah 1. 

Untuk λ ' F	p F 1� akan didapatkan 
( )

( )
( )

( )
( )

( )

( )
( )

( )

2

2
1

2

2
1

2

1
1 1 1

1

1 0
1 1 1

1 0

01
1 1 1

1
0

1
1 1 1

1

p

p

p

p

xp

xp

xp

p
x

p

p

−

 −
 

− − 
 

 −   
    − −     
    =−     
 − −   
       

 −
 
 − − 

⋯

⋯

⋯
⋮⋮

⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮

⋯

 

( )
( )

( )

( )

( )

1

2

1

1 1 1 1 0

1 1 1 1 0

1 1 1 1 0

1 1 1 1 0

p

p

xp
xp

xp

p x

−

  − −  
    − −     
    − − =
    
    
    − −     

⋯

⋯

⋯

⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ ⋮⋮

⋯

 

Dengan mereduksi matriks di atas menjadi 

bentuk eselon tereduksi baris, aka didapatkan 

( )

1

2

1

1 0 0 1 0

0 1 0 1 0

0 0 1 1 0

0 0 0 0 0

p

p

x

x

x

x

−

 −   
    −     
    =−
    
    
        

⋯

⋯

⋯

⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ ⋮⋮

⋯

 

Kemudian didapat  D1 ' D=, D2 ' D=, … , D=A1 ' D= 
Sehingga diperoleh D1 ' D2 ' " ' D=A1 ' D=. 
Misal D= ' � maka vektor eigennya adalah 

( )

1

2

1

1

1

1

1

1

p

p

x s
x s

S S
x s

sx

−

     
     
     
     = = =
     
     
         

⋮ ⋮ ⋮

 

Jadi didapatkan banyaknya basis ruang eigen 

untuk λ ' 	p F 1�� adalah 1. 
Untuk λ ' F	p F 1� akan didapatkan  
( )
( )

( )
( )

( )
( )

( )
( )

( )

1

2

1

1
1 1 1

1

1 0
1 1 1

1 0

01
1 1 1

1
0

1
1 1 1

1

p

p

p

p

xp

xp

xp

p

x

p

p

−

 − −
 − − 
   − −       − −          =− −      − −             
 

− − 
 − − 

⋯

⋯

⋯
⋮⋮

⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮

⋯

 

( )

1

2

1

1 1 1 1 0

1 1 1 1 0

1 1 1 1 0

1 1 1 1 0

p

p

x

x

x

x

−

    
    
    
    =
    
    
        

⋯

⋯

⋯

⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ ⋮⋮

⋯

 

Dengan mereduksi matriks di atas menjadi 

bentuk eselon tereduksi baris, maka didapatkan 

( )

1

2

1

1 1 1 1 0

0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

p

p

x

x

x

x

−

    
    
    
    =
    
    
        

⋯

⋯

⋯

⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ ⋮⋮

⋯

 

Kemudian didapat D1 / D2 / " / D	=A1� / D= ' 0 
Sehingga diperoleh D1 ' FD2 F " F D	=A1� F D=. 
Maka vektor eigennya adalah 

( )

( )

( )

2 11

2

2 1

1

2

pp

p

p

p

p

x x xx

x x

S x
x

x x

−

−

−

− − −  
  
  
  = =
  
  
  
    

⋯

⋮

⋮

 

Jadi didapatkan banyaknya basis ruang eigen 

untuk � ' F	� F 1� adalah 	� F 1�. 
Jadi terbukti bahwa  ������
��,��1,��2,…���� ' (	� F 1�2 F	� F 1�

1 	� F 1� +. 
2. Spectrum Detour  dari Graf 3-Partisi 

Komplit 2,2,nK  

Pembahasan spectrum detour dari graf 

3- partisi komplit 2,2,nK
 
dibatasi pada 9 ! 5. 

2.1 Spectrum Detour Graf 3-Partisi Komplit OP,P,Z 
( )2,2,5 25 1029 25 1029 6 8

1 1 3 4
DDspec K

 + − − −
=  
 

 

2.2 Spectrum Detour Graf 3-Partisi Komplit OP,P,^ 
( )2 ,2 ,6 29 129 7 29 1297 6 8

1 1 3 5
DDspec K

 + − − −
=  
   

2.3 Spectrum Detour Graf 3-Partisi Komplit OP,P,_ 
( )2,2,7 33 1597 33 1597 6 8

1 1 3 6
DDspec K

 + − − −
=  
   

2.4 Spectrum Detour Graf 3-Partisi Komplit OP,P,{ 
( )2,2,8 37 1929 33 1929 6 8

1 1 3 7
DDspec K

 + − − −
=  
   

2.5 Spectrum Detour Graf 3-Partisi Komplit OP,P,| 
( )2,2,9 41 2293 41 2293 6 8

1 1 3 8
DDspec K

 + − − −
=  
   

2.6 Spectrum Detour Graf 3-Partisi Komplit OP,P,}~ 
( )2,2,10 45 2689 45 2689 6 8

1 1 3 9
DDspec K

 + − − −
=  
   



Spectrum Detour Graf n-Partisi Komplit 

 

Jurnal CAUCHY – ISSN: 2086-0382 17  

Berdasarkan hasil spectrum detour dari 

graf 3-partisi komplit 	��,�,�� di atas, dapat 
diperoleh dugaan sementara bahwa bentuk 

umum dari spectrum detour adalah: 

( ) ( ) ( )
2 2

2,2,

(2 2 2 1) (2 2 2 1)16 220 793 16 220 793 6 8

1 1 3 1
DD n

n n n n
spec K

n

n n n n+ + + + + + + − + + + + − −= 
−  

Dengan 5n ≥  dan n adalah bilangan asli.  
 

 

PENUTUP 

Kesimpulan 

Berdasarkan pembahasan mengenai 

spectrum detour dari graf n-partisi komplit, 

diperoleh kesimpulan: (a). Untuk graf n-partisi 

komplit 	��,���,���,…,���� dengan 9 ! 2, ) !1; 9, ) 5 N dan � ' 9 / 	9 / 1� / 	9 / 2� / " /	9 / )�, maka 
( ) ( ) ( )

( )

2

, 1 , 2 ,

1 1

1 1
D D n n n n m

p p
s p e c K

p
+ + … +

 − − −
=  

−   ,  
(b). Untuk graf 3-partisi komplit 	��,�,�� dengan 9 ! 2, 9 5 N   

( ) ( ) ( )
2 2

2,2,

(2 2 2 1) (2 2 2 1)16 220 793 16 220 793 6 8

1 1 3 1
DD n

n n n n
spec K

n

n n n n+ + + + + + + − + + + + − −= 
−  

Saran 

Pada artikel ini, penulis hanya 

memfokuskan pada spectrum detour yang 

digambarkan oleh dua bentuk graf n-partisi 

komplit yaitu graf n-partisi komplit 	��,���,���,…,���� dan graf 3-partisi komplit 

	��,�,��. Pada bentuk graf 3-partisi komplit 	��,�,��
 

masih merupakan konjektur, sehingga 

perlu diselidiki lebih lanjut. Karena masih 

banyaknya bentuk dari graf ini, maka untuk 

penulisan skripsi selanjutnya diteliti pada graf 

lain. 

 

 

DAFTAR PUSTAKA 

[1] Abdussakir, dkk. 2009. Teory Graf : Topik 
Dasar untuk Tugas Akhir/Skripsi. Malang: 

UIN-Malang Press. 

[2] Chartrand, G and Lesniak, L. 1986. Graph 
and Digraph: Second Edition California: A 

Division Wadsworth 

[3] Ayyaswamy, S.K. dan Balachandran, S. 
(2010). “On Detour Spectra of Some Graphs”. 

World Academy of Science, Enggineering and 

Technology. 

(www.waset.org/journals/waset/v67/v67-

88.pdf. diakses 2 Februari 2011). 

[4] Jain, S. K. 2004. Linear Algebra; An 
Interactive Approach. Australia: Thomson 

Learning.