microsoft word 21_ka_sugiarto_hartono.doc 736 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 736-747 pengembangan sistem informasi penjualan jasa pada bengkel xyz sugiarto hartono program information system audit, school of information system, binus university, jakarta jl. kebon jeruk raya no. 27, kebon jeruk jakarta barat 11530 shartono@binus.edu abstract information technology continues to evolve. for example in education, long time ago, people learned using stones. advances in science and technology bring the community continue to improve the quality of life including technology itself. bengkel xyz is a company that sales service to customer especially in motorcycle reparation. the company is still using a file-based system. system development methodology used in this research is the unified process methodology using object-oriented approach. this research will result in a system design and application of sales system that can be used by the company to run day-to-day business operations, especially for the sales business process. by the design of information systems and the application of the sales system will integrate all data using centralized database, so that data redundancy can be reduced and the cost-effectiveness can be achieved. keywords: development, services information system, sales information system abstrak teknologi informasi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. misalnya, dalam dunia pendidikan, awalnya masyarakat masih belajar menggunakan batu. kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi membawa masyarakat untuk terus memperbaiki kualitas kehidupan termasuk teknologi itu sendiri. bengkel xyz merupakan sebuah badan usaha yang bergerak di bidang pelayanan jasa kepada pelanggan khususnya reparasi motor. perusahaan tersebut masih menggunakan file-based system. metodologi yang akan digunakan dalam pengembangan sistemnya adalah metodologi unified process dengan menggunakan pendekatan object-oriented. tujuan pengembangan sistem informasi ini akan menghasilkan sebuah rancangan sistem serta aplikasi sistem penjualan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan operasi bisnisnya sehari-hari, khususnya untuk proses bisnis penjualannya. diharapkan dengan adanya desain sistem informasi dan aplikasi sistem penjualan yang menggunakan database dapat menyatukan seluruh data yang akan dirancang secara centralized sehingga redudansi data dapat dikurangi serta cost-effectiveness dapat tercapai. kata kunci: pengembangan, sistem informasi jasa, sistem informasi penjualan pengembangan sistem informasi … (sugiarto hartono) 737 pendahuluan perkembangan teknologi informasi akan memberikan dampak pada bisnis sebuah perusahaan. untuk dapat mencapai efisiensi dan efektivitas proses bisnis, sebuah perusahaan mengharapkan dengan penggunaan teknologi informasi akan dapat membantu perusahaan dalam mencapai goals dari perusahaan serta dapat mencapai nilai strategis dan competitive advantage dari penggunaan ti. sistem informasi harus dapat menyediakan informasi untuk orang yang tepat dalam waktu yang tepat serta dalam format dan jumlah yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan penerima informasi (rainer & cegielski, 2011). sistem informasi akan memberikan manfaat bagi user, sistem, organisasi, dan level strategis dalam perusahaan (peterson & kim, 2000). bengkel xyz adalah salah satu perusahaan yang telah menggunakan computer-based information system tetapi untuk sistem yang sedang berjalan saat ini masih menggunakan file-based system. dengan sistem yang masih berupa file-based, masing-masing unit di perusahaan ini akan menyimpan data masing-masing secara terpisah, sehingga berdampak pada efisiensi dan efektivitas. untuk itu, perusahaan ini membutuhkan sebuah sistem aplikasi yang menggunakan database, di mana pola penyimpanan data akan dilakukan secara centralized. awalnya, database system akan diterapkan pada sistem penjualan. rumusan permasalahannya adalah bagaimana bentuk desain database system yang tepat dan dapat diterapkan untuk perusahaan yang menjadi objek penelitian, serta bagaimana usulan rancangan graphical user interface yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang menjadi objek penelitian. tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah rancangan sistem, baik rancangan software, rancangan database, serta rancangan user interface dari sistem penjualan. metode metode yang digunakan dalam melakukan pengembangan sistem informasi penjualan jasa adalah metode unified process yang menggunakan pendekatan object-oriented, di mana di dalam setiap fase pengembangan sistem akan dilakukan iterasi sampai sistem benar-benar mencerminkan kebutuhan dari bengkel xyz. adapun fase yang dijalankan dalam pengembangan sistem informasi ini adalah analisis sistem informasi, perancangan sistem informasi dan pembuatan prototype tampilan layar sistem. analisis sistem informasi analisis sistem adalah proses memahami dan menjelaskan apa yang dilakukan sistem informasi secara detail (satzinger, jackson, burd, 2005). analisis sistem akan menentukan komponen dan persyaratan dalam sistem secara terperinci (o’brien, 2005). object-oriented analysis menjelaskan semua tipe objek yang melakukan pekerjaan dalam sebuah sistem dan menunjukkan interaksi pengguna seperti apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. (satzinger, jackson, burd, 2012). aktivitas yang dilakukan dalam tahapan ini adalah: (1) mengidentifikasi business model dari bengkel xyz, yaitu menentukan proses bisnis, jasa yang disediakan bengkel xyz, pelanggan, supplier, serta mitra dari bengkel xyz. (2) menganalisis masalah sistem bengkel xyz. (3) menentukan functional requirement dari sistem informasi penjualan yang akan dikembangkan, kemudian membuat model analisisnya 738 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 736-747 perancangan sistem informasi perancangan sistem merupakan proses menetapkan bagaimana seharusnya komponenkomponen dalam sistem informasi diimplementasikan secara detail. (satzinger, jackson, burd, 2005). perancangan sistem memutuskan bagaimana sistem informasi yang diusulkan akan memenuhi kebutuhan informasi para pemakai akhir. (o’brien, 2005). object-oriented design menjelaskan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang dan peralatan yang berada dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan memperbaiki definisi dari tiap tipe objek, agar dapat diimplementasikan dengan sebuah bahasa pemrograman. (satzinger, jackson, burd, 2005). aktivitas yang dijalankan selama tahapan ini adalah: (1) desain deployment dan software architecture. (2) desain usecase realization. (3) desain user interface. (4) desain keamanan system. pembuatan prototype tampilan layar sistem aturan yang digunakan dalam membuat prototype rancangan layar sistem: (1) memungkinkan dilakukan cross-platform, di mana aplikasi bengkel yang akan dirancang bisa dimungkinkan untuk diekspor ke aplikasi lain yaitu microsoft excel untuk reporting system-nya. (2) memungkinkan terjadinya interaksi antara pengguna dan sistem aplikasi (luth, 2009). selain itu, perancangan prototype tampilan aplikasi juga menggunakan delapan aturan emas sebagai berikut: (1) strive for consistency. (2) cater to universal usability. (3) offer informative feedback. (4) design dialogs to yield closure. (5) prevent errors. (6) permit easy reversal of actions. (7) support internal locus of control. (8) reduce short-term memory load (shneiderman, plaisant, 2009). hasil dan pembahasan analisis sistem informasi tujuan dari pengembangan sistem informasi bagi perusahaan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas bengkel xyz dalam menjalankan kegiatan perusahaan. non-functional requirement dari sistem informasi penjualan jasa bengkel xyz: (mathiassen, 2000) (1) usable – sistem harus mudah digunakan mengingat pengguna sistem masih dalam kategori pengguna pemula yang jarang mengoperasikan sistem menggunakan komputer. (2) secure – pengamanan data-data penting bengkel, seperti data pelanggan, data transaksi harus diutamakan. untuk mengatasi hal tersebut, pada sistem akan dipasang antivirus dan firewall untuk menjaga keamanan sistem, serta akan dilakukan pembagian hak akses sistem. (3) reliable – sistem yang ada harus dapat menghasilkan informasi yang tepat dan akurat, terutama informasi pada laporan yang dihasilkan. berikut adalah proses bisnis yang diusulkan dari sistem informasi pencatatan servis sepeda motor: pengembangan sistem informasi … (sugiarto hartono) 739 gambar 1 activity diagram prosedur servis sepeda motor yang diusulkan 740 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 736-747 berikut adalah proses bisnis yang diusulkan dari sistem informasi penjualan suku cadang sepeda motor: gambar 2 activity diagram prosedur penjualan suku cadang yang diusulkan pengembangan sistem informasi … (sugiarto hartono) 741 use case diagram digambarkan sebagai berikut: sistem informasi penjualan jasa bengkel xyz melayani pendaftran pelanggan melayani pendaftaran servis memperbaharui data servis servis melayani pembayaran dan menyimpan data servis customer service penjualan suku cadang mengecek ketersediaan suku cadang melayani pendaftaran pelanggan melayani pembayaran mengubah status transaksi mencetak bon pemesanan inden gambar 3 functional requirement sistem informasi penjualan jasa bengkel xyz 742 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 736-747 problem domain model yang diusulkan dari sistem penjualan jasa bengkel xyz : gambar 4 domain model class diagram sistem informasi penjualan jasa bengkel xyz desain sistem informasi desain deployment mengikuti pola centralized architecture. bengkel xyz merupakan salah satu bengkelyamaha yang melayani di bidang servis motor dan berbagai suku cadang yang dikelola oleh seorang pemilik dalam struktur organisasinya, di mana sistem pembelian, penjualan, dan inventori dilakukan secara tersistem dalam sebuah server dan hanya terletak di satu tempat. sistem yang diusulkan menggunakan single-tier di mana menggunakan sebuah komputer untuk menjalankan semua aplikasi software(satu komputer sebagai pusat). pengembangan sistem informasi … (sugiarto hartono) 743 bentuk rancangan desain class diagram dari sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut: gambar 5 update design model class diagram sistem memiliki integrity control yang berfungsi untuk menjamin bahwa pengguna sistem adalah karyawan yang berkewajiban dan bertanggung jawab atas penggunaan sistem. dalam hal input integrity, sistem memastikan bahwa field yang wajib diisi telah diisi dengan benar. integrity control lainnya yang dimiliki sistem adalah penyimpanan waktu pada database saat sebuah data disimpan dalam database. sistem memiliki security control untuk menjaga keamanan data milik perusahaan, salah satunya adalah login dengan menggunakan username dan password masing-masing karyawan yang berkewajiban menjalankan sistem. 744 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 736-747 perancangan prototype tampilan layar aplikasi pendaftaran & histori servis pelanggan servis suku cadang pelanggan motor pelanggan cari nama pelanggan/no polisi : daftar pelanggan baru daftar motor baru perbarui data pelanggan lihat histori servis daftar servis >> data pelanggan id pelanggan : id motor : no polisi : nama pelanggan : no telepon : tipe motor : simpan bersihkan batalkan idpelanggan namapelanggan notelepon idmotor nopolisi tipemotoridpelanggan id servis : tanggal : karyawan : gambar 6 form pendaftaran & histori servis (tab pelanggan) pendaftaran & histori servis pelanggan servis suku cadang data pelanggan data servis << batalkan selanjutnya >> id motor id pelanggan jenis servis : km : no polisi no telepon nama pelanggan tipe motor keluhan pelanggan : id servis : tanggal : karyawan : gambar 7 form pendaftaran & histori servis (tab servis) pengembangan sistem informasi … (sugiarto hartono) 745 pendaftaran & histori servis pelanggan servis suku cadang suku cadang detil servis << batalkan proses total : rp jumlah : tambahkan kurangi masukan nama suku cadang jenis servis : ‐ biaya servis : ‐ nopart namasukucadang jumlahsukucadang stokminimum hargasatuan tipemotor idservis iddetilservis nopart namasukucadang jumlah subtotal id servis : tanggal : karyawan : gambar 8 form pendaftaran & histori servis (tab suku cadang) gambar 9 form penjualan suku cadang 746 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 736-747 gambar 10 form transaksi berjalan – servis nama bengkel : maha makmur motor kode pos : 10629 alamat : jl. bungur besar 264/709 no yss : 1022 kota : jakarta pusat laporan bulanan : 01/09‐30/09 2012 no telepon : 4216584 nama pemilik : lie widodo fediono 2 tak 4 tak matic total ksg 1 9 4 2 15 ksg 2 4 3 7 14 ksg 3 3 6 9 18 ksg 4 2 8 5 15 total 18 21 23 pelanggan 2 tak 4 tak matic total servis ringan 2 3 14 19 servis besar 1 4 5 10 overhoul ‐ ‐ ‐ 0 lain‐lain ‐ ‐ ‐ 0 total 3 7 19 item 2 tak 4 tak matic servis yamaha 13 46 50 total servis 13 46 50 item 4 tak matic ringan 28000 30000 besar 90000 90000 overhoul 100000 120000 jasa servis besar rp33.263.000 jasa servis ksg rp883.000 suku cadang rp5.124.000 oli rp26.072.000 total rp40.610.000 dibuat bengkel resmi & tempat tgl: 1 okrober 2012 ( ) khusus yamaha (termasuk ksg) total semua unit daftar biaya jasa omzet bengkel laporan bulanan gambar 11 output design laporan bulanan pengembangan sistem informasi … (sugiarto hartono) 747 simpulan dengan file-based system sebelumnya, data perusahaan masih berupa file yang letaknya terpisah (tidak terintegrasi) dan tidak adanya basis data yang mengelola dan mengolah semua data pada bengkel. dengan adanya aplikasi sistem penjualan jasa ini, bengkel xyz dapat mencatat data pelanggan, data transaksi servis motor, data transaksi penjualan suku cadang, sampai kepada kemudahan dalam membuat laporan bulanan. dengan adanya sistem penjualan jasa service dan suku cadang, bengkel xyz akan mengalami kemudahan dalam mencatat pendaftaran pelanggan serta mengakses data pelanggan dan suku cadang yang dipesan secara inden. hal ini akan berdampak terhadap keefektifan dan efisiensi dari proses bisnis dari segi waktu maupun biaya yang dikeluarkan oleh bengkel xyz dalam menjalankan proses bisnisnya. daftar pustaka luth, c. (2009). user interfaces for theorem provers: necessary nuisance or unexplored potential? proceedings of the ninth international workshop on automated verification of critical systems (avocs 2009), 23. bremen, germany mathiassen, l., munk-madsen, a., nielsen, p.a., stage, j. (2000). object-oriented analysis & design. denmark : marko publishing o’brien, j. (2005). introduction to information systems, twelve edition. usa: mcgraw-hill companies, inc. peterson, d.k., kim, c.s. (2000). information system objectives : effects of experience, position level, and education on developers. journal of information technology management, xi (3-4). rainer, r.k. & cegielski, c.g. (2011). introduction to information system. usa: john wiley & sons,inc. satzinger, j. w., jackson, r. b., burd, s.d. (2005). object-oriented analysis and design with the unified process. usa: course technology. microsoft word 03_ars_michael tedja_perbandingan pekerjaan bekisting sloof kayu a2t comparison formwork wood sloof.… (michael tedja; dkk)   499  comparison formwork wood sloof to batako viewed from the aspect of time and cost michael tedja1; hendra halim2; kezia divaninta3; valentina hidayat4 1, 2, 3, 4 department of architecture, faculty of engineering, binus university jalan k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 michaeltedja@gmail.com abstract concrete-mold is one of the most important elements of a building’s structural system. like other structural systems, the concrete mold placed right after the main wiring structure placed. the function of the concrete mold is to specify the size of the concrete structure itself. the needs of an efficient construction time and cost are some reasons of the decent and fast development of home-design structure. sloof’s concrete-mold for two-floor houses can be done with two different materials, i.e. wooden plywood material and bricks. the difference usage of these two materials is the background of this research. the purpose of research is to find out the best way in time and cost efficiency of these two materials. this research carried out using the method of library studies, survey, and comparative study. the result of this research showed that the cost of the brick making the job of sloof concrete mold cheaper and faster. thus, sloof concrete mold making is one of the project solutions that are more efficient in terms of time and cost. keywords: sloof, concrete-mold, wooden plywood, brick, cost, time abstrak bekisting merupakan salah satu alat yang cukup penting dalam pembuatan struktur bangunan. seperti struktur lainnya, dalam pekerjaan sloof membutuhkan bekisting setelah tulangan dipasang dan sebelum cor beton. tuntutan waktu pekerjaan yang lebih singkat dengan biaya yang lebih murah menjadi salah satu alasan terjadinya perkembangan struktur dalam pembangunan rumah tinggal. pekerjaan pemasangan bekisting sloof pada rumah tinggal dua lantai dapat dilakukan dengan dua material yang berbeda, yaitu menggunakan material kayu berupa multiplek dengan kaso dan material batako. perbedaan penggunaan material inilah yang menjadi dasar penelitian ini. tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui metode pekerjaan pemasangan bekisting yang lebih efisien dari segi waktu dan biaya yang dibutuhkan dari kedua material tersebut. penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi pustaka, survei, dan komparatif. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bekisting sloof batako biaya pekerjaannya lebih murah dan waktu pekerjaannya lebih cepat. dengan demikian, bekisting sloof batako merupakan salah satu solusi pengerjaan proyek yang lebih efisien dari segi waktu dan biaya. kata kunci: sloof, bekisting, multiplek, batako, biaya, waktu 500  comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 499-504 pendahuluan perkembangan dan inovasi pada alat dan bahan dalam pembangunan rumah tinggal merupakan salah satu hal yang terus terjadi. tuntutan pekerjaan yang lebih efisien dari segi biaya dan efektif dari segi waktu pengerjaan serta memiliki kualitas yang baik merupakan salah satu alasan mengapa alat dan bahan terus mengalami inovasi. pada dasarnya, bekisting adalah suatu alat untuk membuat salah satu struktur bangunan rumah tinggal yaitu sloof dengan menggunakan material kayu berupa multiplek dengan ketebalan dua sentimeter dan kaso berukuran empat per enam sebagai media pengakunya. inovasi yang dilakukan saat ini adalah dengan mengubah materialnya menjadi batako dengan campuran semen dan pasir sebagai penggantinya. hal inilah yang mendasari penelitian penulis dengan membandingkan metode kerja dari dua material yang berbeda tersebut. penelitian dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan dengan pekerjaan konstruksi rumah tinggal dua lantai. penelitian ini membandingkan metode kerja pemasangan bekisting sloof dengan material batako dan kayu dilihat dari segi keefektifan waktu dan efesiensi biaya. tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui metode pekerjaan mana yang lebih efektif dan efisien di antara kedua material tersebut. metode metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini antara lain: (1) studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang mendukung penulisan karya ilmiah ini. data-data yang didapatkan berupa sifat-sifat dari kedua material yang akan dibandingkan. (2) penelitian survey dilakukan dengan mengamati langsung di lapangan pada saat proses pekerjaan pemasangan bekisting untuk sloof. data yang di dapat merupakan harga dan waktu untuk proses pengerjaan pemasangan bekisting tersebut. (3) pada penelitian komperatif, hasil yang didapatkan dari penelitian survei dapat dibandingkan untuk kemudian diketahui hasilnya. hasil dan pembahasan bab ini membahas mengenai analisis dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan penulis, antara lain: biaya dan waktu pekerjaan bekisting sloof dengan material batako; biaya dan waktu pekerjaan bekisting sloof dengan material multiplek; serta analisis biaya dan waktu secara keseluruhan. menurut wijaya (2012), bekisting adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara, merupakan cetakan/mal (beserta pelengkapnya) pada bagian samping dan bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki. clarasinta (2012) menjelaskan, pada umumnya sebuah bekisting serta alat-alat penopangnya merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara dengan tiga fungsi utama, yaitu: (1) untuk memberikan bentuk kepada sebuah konstuksi beton. (2) untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan. (3) untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga kerja. konstruksi-konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga konstruksi beton yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti: (1) kualitas, (2) keamanan, dan (3) ekonomis. dalam kualitas, ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan, posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana dan hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan yang bocor. dalam keamanan, acuan dan perancah harus stabil pada posisinya, kokoh yang berarti acuan dan perancah harus kuat menahan beban yang bekerja, serta acuan dan perancah harus comparison formwork wood sloof.… (michael tedja; dkk)   501  kaku tidak bergerak dan bergeser dari posisinya. dalam ekonomis, konstruksi bekisting harus mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja, mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu, dan dapat menghemat biaya. menurut wigbout (1997), secara garis besar tipe bekisting dibedakan menjadi 3, yaitu: (1) bekisting konvensional yang material utamanya adalah kayu. kelebihan dari sistem konvensional ini adalah fleksibilitas yang tinggi, sedangkan kekurangan dari bekisting konvensional adalah dalam pengerjaannya membutuhkan waktu yang relatif lama dan material bekisting yang harus dibeli ulang. (2) bekisting semi modern merupakan bekisting yang peralatan dan perlengkapannya menggunakan gabungan antara kayu dan bahan fabrikasi. kelebihan dari bekisting ini adalah adanya penghematan biaya karena kayu bukan material utama pada bekisting jenis ini. kayu hanya digunakan pada bagian tertentu misalnya bekisting kontak yang menggunakan bahan plywood. (3) bekisting modern yang keseluruhan material yang digunakan pada sistem ini adalah material besi dan baja. segi kerja teknisnya pun sangat ringan karena pemasangannya sudah sangat disederhanakan. akan tetapi, pembelian bekisting ini sangat mahal. kurniawan (1998) menyatakan bahwa biaya bekisting terdiri dari; biaya material bekisting, ongkos kerja bekisting, dan biaya perencanaan dari bekisting. oleh karena itu penelitian ini membahas pekerjaan bekisting dari segi material dan waktu pekerjaan bekisting yang menentukan biaya pekerjaan bekisitng. perbandingan dua material yang berbeda pada objek yang sejenis diperlukan untuk mengetahui material yang lebih efisien secara ekonomi. perbandingan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dua proyek rumah tinggal dua lantai di perumahan yang berbeda. rumah tinggal pertama menggunakan bekisting sloof berbahan kayu yang memiliki luas bangunan 347m2 dan rumah tinggal kedua menggunakan bekisting sloof berbahan batako memiliki luas bangunan 473m2. perbandingan akan dilihat dari segi biaya dan waktu yang dianalisa berdasarkan ukuran sloof dengan tinggi 40cm dan panjang 400cm. pembahasan selanjutnya akan dibagi menjadi tiga sub bab, yaitu biaya dan waktu pekerjaan bekisting sloof kayu, biaya dan waktu pekerjaan bekisting sloof batako serta hasil analisis biaya dan waktu pekerjaan bekisting sloof kayu dan batako. kayu merupakan salah satu material yang banyak digunakan dalam konstruksi maupun dekoratif bangunan. manusia sudah mengenal dan menggunakan kayu dalam konstruksi bangunan sebelum ditemukan beton dan baja, bahkan hingga sekarang kayu masih mampu bersaing dengan beton dan baja. sifat kayu yang kuat, mudah didapat, dan mudah dirakit membuat kayu tetap banyak digunakan dalam konstruksi bangunan. pada pekerjaan bekisting sloof, kayu yang digunakan berupa kayu lapis multipleks dan kaso. menurut frick, h. & moediartianto (2004), multipleks adalah kayu lapis yang terdiri dari lima atau lebih lapisan vinir. vinir adalah lembaran kayu tipis yang diperoleh dengan cara mengupas atau mengiris dari dolok kayu jenis tertentu. keuntungan menggunakan multipleks dan kaso sebagai bekisting sloof dalam proyek ini adalah kayu-kayu ini dapat dipakai kembali sebagai bekisting tahap pekerjaan selanjutnya sehingga dapat menghemat biaya. kerugiannya adalah adanya pekerjaan pembokaran bekisting yang membutuhkan waktu serta biaya tertentu. pekerjaan bekisting sloof terdiri dari dua tahap pekerjaan, yaitu pemasangan bekisting sloof dan pembongkaran bekisting sloof. pemasangan bekisting sloof dari kayu meliputi penentuan ketinggian bekisting, tarikan benang untuk menjaga kelurusan papan multipleks bekisting, papan dipaku satu sama lain, dan kaso dipaku pada papan untuk menahan papan. pembongkaran bekisting sloof merupakan pekerjaan melepaskan papan multipleks dan kaso dari cor beton sloof yang telah mengering dengan alat linggis untuk mencabut paku-paku. 502  comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 499-504 tabel 1 waktu pekerjaan bekisting sloof berukuran tinggi 40cm dan panjang 400cm dengan material kayu waktu pekerjaan bekisting sloof kayu no uraian pekerjaan waktu (menit) 1 pemasangan bekisting 71 2 pembongkaran bekisting 12 total waktu 83 material yang digunakan dalam pekerjaan bekisting sloof berbahan kayu dalam proyek di penelitian ini adalah multiplek dengan modul 400cmx2cmx20cm, paku 7cm, paku 5cm, dan kaso 400cmx4cmx6cm. alat yang dibutuhkan antara lain gergaji, palu, linggis, meteran, spidol, dan benang. tabel 2 biaya pekerjaan bekisting sloof berukuran tinggi 40cm dan panjang 400cm dengan material kayu biaya pekerjaan bekisting sloof kayu no uraian jumlah satuan harga satuan subtotal harga 1 multiplek 2/20 4 lembar rp 48,000.00 rp 192,000.00 2 paku 5cm 0.37 kg rp 12,500.00 rp 4,625.00 3 paku 7cm 0.37 kg rp 12,500.00 rp 4,625.00 4 kaso 4/6 2.4 batang rp 27,000.00 rp 64,800.00 5 upah tukang untuk pemasangan 2 orang rp 13,312.00 rp 26,624.00 6 upah tukang untuk pembongkaran 2 orang rp 2,250.00 rp 4,500.00 total harga rp 297,174.00 kementrian pekerjaan umum. (1982) mengatakan,“batako adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam kondisi lembab. conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding”. pengertian batako atau batu cetak tras-kapur menurut pubi-1982 adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam suasana lembab, campuran tras, kapur dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. mallisa dalam jurnal studi kelayakan kualitas batako hasil produksi industri kecil di kota palu (2011) menuliskan bahwa batako mempunyai sifat – sifat panas dan ketebalan total yang lebih baik daripada beton padat. batako dapat disusun 4 kali lebih cepat dan cukup untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata. batako yang digunakan dalam penelitian ini adalah golongan batako berlubang dengan dimensi 35cmx5cmx20cm. siar yang digunakan setebal 1.5 cm dengan campuran 1 semen: 3 pasir. pada pekerjaan pembuatan bekisting sloof dengan material batako ini, jenis pekerjaannya hanya pekerjaan pasangan batako. langkah-langkah pembuatan bekisting sloof dengan batako meliputi penarikan benang sebagai panduan pemasangan batako, kemudian proses pemasangan batako dapat dilakukan dengan campuran 1 semen: 3 pasir. bahan yang digunakan untuk pembuatan bekisting dengan material ini adalah batako, semen, dan pasir. sementara alat yang digunakan adalah sendok semen, ember, dan benang. comparison formwork wood sloof.… (michael tedja; dkk)   503  tabel 3 waktu pekerjaan bekisting sloof berukuran tinggi 40cm d an panjang 400cm dengan material batako waktu pekerjaan bekisting sloof batako no uraian pekerjaan waktu (menit) 1 pekerjaan pemasangan batako 12 total waktu 24 tabel 4 biaya pekerjaan bekisting sloof berukuran tinggi 40cm dan panjang 400cm dengan material batako biaya pekerjaan bekisting sloof batako no. uraian jumlah satuan harga satuan subtotal harga 1 batako 44 buah rp1,800 rp79,200 2 semen 0.22 sak rp65,000 rp14,300 3 pasir 0.015 m3 rp290,000 rp4,350 4 tenaga kerja 2 orang rp62,500 rp125,000 total harga rp222,850 berdasarkan analisa di atas, maka dapat dilihat bahwa pekerjaan bekisting sloof kayu menghabiskan waktu lebih banyak daripada batako. pada variabel sloof setinggi 40cm dan panjang 400cm, pekerjaan bekisting sloof kayu yang dikerjakan oleh 2 tukang membutuhkan waktu 83 menit sementara pekerjaan bekisting sloof batako pada variabel yang sama, hanya membutuhkan waktu 24 menit. selisih waktu pengerjaannya adalah 59 menit, dengan kata lain dapat menghemat 56% waktu pengerjaan. hal ini dikarenakan pekerjaan bekisting sloof kayu terdiri dari 2 tahap pekerjaan, yaitu pemasangan bekisting dan pembongkaran bekisting.sementara pekerjaan bekisting sloof batako hanya terdiri dari tahap pemasangan batako dan tidak ada tahap pembongkaran batako. berikut ini merupakan pemaparan perbandingannya dilihat dari segi waktu. tabel 5 perbandingan waktu pekerjaan bekisting sloof berukuran tinggi 40cm, panjang 400cm dengan material kayu dan batako perbandingan waktu pekerjaan bekisting sloof berukuran tinggi 40cm, panjang 400cm dengan material kayu dan batako no. uraian pekerjaan waktu (menit) kayu batako 1 pemasangan bekisting 71 24 2 pembongkaran bekisting 12 o total waktu 83 24 presentase 78% 22% selisih waktu 59 56% selain dari segi waktu, dapat dilihat bahwa pekerjaan bekisting sloof kayu lebih mahal sebesar rp 74,324.00 atau sebesar 14% daripada batako. hal ini disebabkan perbedaan bahan pembuatan bekisting yang berbeda. bekisting sloof kayu memiliki lebih banyak bahan daripada bekisting sloof batako. harga bahan-bahan bekisting sloof juga lebih tinggi. perbedaan bahan mempengaruhi cara pembuatan bekisting sehingga upah tukang bekisting batako lebih mahal daripada upah tukang bekisting kayu. berikut ini merupakan pemaparan perbandingannya dilihat dari segi biaya. 504  comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 499-504 tabel 6 perbandingan biaya bekisting sloof tinggi 40cm, panjang 400cm dengan material kayu dan batako perbandingan biaya bekisting sloof kayu dan batako no. uraian harga untuk sloof tinggi 40cm, panjang 400cm bekisting kayu bekisting batako 1 multiplek 2/20 rp 192,000.00 rp 2 paku 5cm rp 4,625.00 rp 3 paku 7cm rp 4,625.00 rp 4 kaso 4/6 rp 64,800.00 rp 5 batako rp rp 79,200.00 6 semen rp rp 14,300.00 7 pasir rp 4,350.00 8 upah tukang untuk pemasangan rp 26,624.00 rp 125,000.00 9 upah tukang untuk pembongkaran rp 4,500.00 rp total biaya rp 297,174.00 rp 222,850.00 presentase 57% 43% selisih biaya rp 74,324.00 14% simpulan berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui waktu dan biaya pekerjaan bekisting sloof kayu dan bekisting sloof batako, maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan bekisting sloof batako membutuhkan waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih murah.dengan demikian, pekerjaan bekisting sloof dengan batako merupakan salah satu solusi pekerjaan proyek yang lebih efisien dan efektif dari segi waktu dan biaya. daftar pustaka clarasinta, e. (2012). analisa biaya dan waktu bekisting metode semi sistem (besi hollow) dengan konvensional pada proyek puncak kertajaya apartemen. surabaya: institut teknologi sepuluh nopember. frick, h., moediartianto. (2004). ilmu konstruksi bangunan kayu: pengantar konstruksi kayu. yogyakarta: kanisius. kementrian pekerjaan umum. (1982). persyaratan umum bahan bangunan di indonesia. jakarta. kurniawan, w. (1998). studi evaluasi penggunakan cetakan (bekisting) pada proyek puri matahari surabaya. malang. mallisa, h. (2011).studi kelayakan kualitas batako hasil produksi industri kecil di kota palu. wigbout, i. (1992). buku pedoman tentang bekisting. jakarta: erlangga. wijaya, i.b.a., djakfar l., & budio s.p. (2012). studi perbandingan biaya bekisting semi modern dengan bekisting konvensional pada bangunan gedung. jurnal rekayasa sipil, 6(3). microsoft word 27.td_hendy tannady travelling salesman -ok.docx perancangan aplikasi penjadwalan… (hendy tannady; andrew verrayo limas) 977 perancangan aplikasi penjadwalan traveling salesman problem dengan algoritma genetika hendy tannady; andrew verrayo limas industrial engineering department, faculty of engineering, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 hendy_tan3003@yahoo.com abstract   supply chain management plays an important role in enhancing the efficiency and effectiveness of manufacturing industry business process. in this research, the problem is taken from a sales division in a company in determining the optimal sequence when delivering goods into nine cities. this problem is often referred as travelling salesman problem. this problem is considered important since the optimal sequence can cut off operational cost. creating an artificial intelligence for the company in determining the location and the optimal sequence of delivering goods is the main objective of this research. a genetic algorithm is utilized to determine the location and the optimal sequence. while for processing the data and concluding the result, researcher designed a java-based application that provides the capability of automatic computing. the result of this computation is a sequence of locations with a fitness number for each. the best fitness number for the sequence location will be used for the final result and the conclusion to answer the company’s problem. keywords: supply chain management, traveling salesman problem, genetic algorithm abstrak manajemen rantai pasok memegang peran penting dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas proses bisnis industri manufaktur. dalam penelitian ini, permasalahan diambil dari sebuah divisi penjualan dari sebuah perusahaan yang mengalami masalah dalam menentukan urutan yang optimal ketika melakukan pengiriman barang ke sembilan kota dan permasalahan ini sering disebut sebagai permasalahan perjalanan penjual. permasalahan ini sangat penting karena biaya operasional dapat ditekan melalui urutan yang optimal dan dijadikan sebagai tujuan dari penelitian, seperti menciptakan suatu intelegensi buatan bagi perusahaan dalam menentukan lokasi dan urutan pengiriman yang optimal. peneliti menggunakan algoritma genetika sebagai metode dalam menentukan lokasi dan urutan yang optimal. sedangkan untuk mengolah data dan menyimpulkan hasil, dirancang aplikasi berbasis java yang memberikan kapabilitas untuk melakukan komputasi secara otomatis. hasil dari komputasi ini adalah urutan-urutan lokasi yang masing-masing memiliki angka fitness. urutan lokasi yang memiliki angka fitness terbagus akan dijadikan sebagai hasil akhir dan kesimpulan dalam menjawab masalah perusahaan. kata kunci: manajemen rantai pasok, permasalahan perjalanan penjual, algoritma genetika 978 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 977-982 pendahuluan besarnya pengaruh dari transportasi terhadap kesinambungan proses kerja supply chain management turut menempatkan transportasi sebagai media supporting yang harus mendapat tempat strategis dalam pembahasan, diskusi dan rencana kerja pelaku industri dalam penanganan continous improvement yang berkelanjutan. bertambahnya beberapa faktor yang tidak dapat ditanggulangi dalam hal transportasi seperti kemacetan, jarak yang jauh, dan sebagainya membuat para manajer harus mengambil jalan lain untuk mengatasi tingginya biaya operasional yang diakibatkan oleh transportasi ini. menanggapi permasalahan di atas, peneliti bertujuan untuk memecahkan salah satu permasalahan dalam perusahaan seperti menentukan urutan lokasi pengiriman barang yang akan diolah dengan menggunakan metode algoritma genetika (genetic algorithm). kylie bryant (2000), menyebutkan bahwa algoritma ini cocok dalam memecahkan masalah penentuan urutan lokasi. dalam pengolahan datanya, larranaga et. al (1999) mengatakan bahwa teknik penyandian merupakan salah satu kunci utama yang menentukan keberhasilan dalam menentukan urutan lokasi ini. lebih lanjut lagi, kusumadewi & purnomo (2005) memberikan langkah-langkah yang detail dalam merumuskan setiap langkah pengolahan data dengan menggunakan teknik pemrograman java yang akan digunakan. harapan dari peneliti adalah urutan lokasi ini dapat digunakan oleh perusahaan dalam menentukan jadwal pengiriman dan sekaligus memberikan dampak bagi pengurangan biaya operasional yang kian hari kian meningkat. adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan wawasan bagi para peneliti lainnya dalam memberikan solusi alternatif terkait dengan masalah perjalanan penjual, serta manfaat yang besar bagi divisi penjualan di perusahaan. metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan algoritma genetika (genetic algorithm). pada algoritma ini, teknik pencarian solusi dilakukan secara bersamaan dalam suatu populasi. entitas yang berada di dalam populasi ini dinamkan kromosom, di mana kromosom ini merupakan solusi yang akan diolah kembali. kromosom-kromosom ini akan melalui beberapa iterasi dan berevolusi menjadi kromosom anak. proses ini dinamakan sebagai generasi. selanjutnya, setiap generasi ini akan melalui beberapa evaluasi dengan alat ukur yang dinamakan fungsi fitness. fungsi ini berguna untuk menentukan kualitas dari kromosom dalam populasi. generasi berikutnya disebut sebagai anak (offspring) di mana generasi ini merupakan penyilangan dari dua kromosom induk sebelumnya. penyilangan ini dinamakan sebagai crossover dan kromosom ini akan melalui modifikasi melalui operator mutasi. hasil dari algoritma ini adalah kromosom terbaik dari beberapa generasi yang akan dijadikan solusi bagi permasalahan. pengolahan data dilakukan dengan membuat aplikasi pemrograman yang dikerjakan dengan bahasa pemrograman java 1.7 dan netbeans 7.1 sebagai supporting fungsionalnya. pemrograman membatasi kuantitas kota sebanyak sembilan (9) kota, dan memerlukan data simulasi jarak antar kota bukan sebagai riil data, melainkan sebagai pemicu simulasi. hasil dan pembahasan pembahasan dimulai dengan melakukan pengumpulan data lokasi pada sembilan kota yang memiliki jarak yang berbeda-beda. adapun asumsi yang digunakan bahwa setiap kota dengan dan kebalikannya memiliki jarak yang sama. untuk data jarak pada perancangan aplikasi ini, digunakan matriks euclidean sebesar 9 x 9 seperti yang digambarkan pada tabel 1: perancangan aplikasi penjadwalan… (hendy tannady; andrew verrayo limas) 979 tabel 1 matriks jarak antar kota jarak kota(hj) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ja ra k k ot a (h i) 1 0.00 15.07 20.80 20.47 11.54 19.71 16.68 14.81 19.88 2 15.07 0.00 16.27 16.81 11.28 11.45 12.36 20.59 15.62 3 20.80 16.27 0.00 21.33 19.53 11.63 11.70 20.85 17.82 4 20.47 16.81 21.33 0.00 10.26 15.17 17.04 21.75 18.51 5 11.54 11.28 19.53 10.26 0.00 12.79 21.65 10.89 13.61 6 19.71 11.45 11.63 15.17 12.79 0.00 17.24 14.69 21.49 7 16.68 12.36 11.70 17.04 21.65 17.24 0.00 12.82 20.80 8 14.81 20.59 20.85 21.75 10.89 14.69 12.82 0.00 10.22 9 19.88 15.62 17.82 18.51 13.61 21.49 20.80 10.22 0.00 dari data di atas, digunakan algoritma genetika (genetic algorithm) untuk memecahkan masalah optimisasi traveling salesman problem di sembilan kota. pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman java 1.7. enam komponen selanjutnya akan dibahas selanjutnya. representasi dari gen dan kromosom menggunakan struktur penomoran kota yang tertera pada tabel 1. prosedur inisialiasi pada aplikasi ini menggunakan ukuran populasi sebesar 80 dengan peluang penyilangan sebesar 0.45 dan peluang mutasi sebesar 0.01.nilai fitness pada aplikasi ini menggunakan fungsi total jarak dari kesembilan kota. adapun total jarak kota dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ht= hij n i=1 n j=1   di mana: ht = total jarak pengiriman hij = jarak dari kota i ke kota j i = kota domain j = kota destinasi algoritma dimulai dengan membangkitkan populasi awal dengan 80 individu. nilai fitness dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: f= 1 ht   di mana: f = nilai fitness setelah itu dilakukan seleksi pada populasi dengan menggunakan metode roulette wheel yang sering disebut sebagai stochastic sampling with replacement. probabilitas dari setiap fitness dari individu dihitung dan digunakan sebagai indikator dalam memilih urutan individu dalam populasi. 80 buah bilangan acak dibangkitkan dan digunakan sebagai penentu dalam pengurutan individu tersebut. sedangkan untuk teknik penyilangan (crossover), digunakan metode order (ox). metode ini membentuk kromosom anak (offspring) dengan memilih sebagian jalur dari induk, kemudian menata ulang jalur anak berdasarkan urutan induk lainnya yang diacak. penyilangan dimulai dengan dua induk sebagai berikut: 980 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 977-982 p1 = 6 9 7 2 4 5 1 3 8 p2 = 9 2 3 6 5 4 7 8 1 setelah itu, diambil dua bilangan acak dengan rentang 1 sampai dengan n-1. misalkan untuk posisi persilangan didapatkan nilai r1 = 4 dan r2 = 8, sehingga target penyilangan dapat dilihat dibawah ini: p1 = 6 9 7 2 4 5 1 3 8 p2 = 9 2 3 6 5 4 7 8 1 tempat yang diarsir ini akan ditempatkan pada setiap kromosom anak (o1 dan o2) dengan urutan yang sama. sedangkan tanda x merupakan angka-angka yang akan diisi oleh persilangan kedua induk awal (p1 dan p2). o1 = x x x x 4 5 1 3 x o2 = x x x x 5 4 7 8 x dimulai dari induk kedua (p2), urutan diambil dari setelah titik persilangan kedua (r2) sampai dengan ujung dari induk kedua dan dilanjutkan dengan urutan individu pertama sampai dengan titik persilangan pertama (r1). sehingga didapatkan urutan dari penyilangan ini yaitu: urutan penyilangan kesatu: 1 – 9 – 2 – 3 – 6 – 5 – 4 – 7 – 8 karena gen ke-4, 5, 1, dan 3 sudah ada pada anak pertama (o1), individu-individu ini dihapus sehingga urutan ini menjadi: urutan penyilangan kedua: 9 – 2 – 6 – 7 – 8 urutan penyilangan kedua ini akan ditempatkan pada anak pertama dan dimulai dari titik persilangan kedua. proses ini juga berlaku untuk anak kedua, sehingga anak pertama (o1) dan anak kedua (o2) menjadi: o1 = 2 6 7 8 4 5 1 3 9 o2 = 9 2 1 3 5 4 7 8 6 hal penting yang harus diperhatikan pada teknik penyilangan ini adalah peluang yang ditetapkan pada prosedur inisialisasi. semakin tinggi peluang penyilangan, maka rasio dari anak yang dihasilkan juga akan lebih bervariasi. kemudian algoritma ini dilanjutkan dengan mutasi yang akan mengubah urutan salah satu gen dengan gen lainnya pada suatu individu untuk memperoleh nilai fitness yang tinggi dari suatu individu. misalkan individu satu memiliki gen sebagai berikut: i1 = 6 9 7 2 4 5 1 3 8 diambil dua bilangan acak yaitu r1= 3 dan r2 = 5 dan kemudian gen ke-3 diganti dengan gen ke-5, atau mengganti gen ke-5 dengan gen ke-3. individu satu ini akan bermutasi menjadi: i1 = 6 9 4 2 7 5 1 3 8 proses seleksi, penyilangan, dan mutasi dari 80 individu ini akan digenerasi sebanyak 100 kali dengan menggunakan bahasa pemrograman java 1.7, dengan netbeans 7.1 sebagai media untuk merunning fungsipemrograman, di mana nilai fitness terbaik, terburuk, dan rata-rata dihitung setiap perancangan aplikasi penjadwalan… (hendy tannady; andrew verrayo limas) 981 generasi. hasil dari pengolahan algoritma ini adalah urutan lokasi pengiriman yang akan digunakan perusahaan untuk mengirim barang. lebih lanjut lagi, hasil dari algoritma ini dapat digambarkan pada gambar 1 dan 2: gambar 1. hasil pengolahanalgoritma genetika pada 9 kota. . gambar 2. hasil pengolahan algoritma genetika pada 9 kota (lanjutan). penutup setelah melakukan perancangan aplikasi dengan algoritma genetika, diperoleh satu intelegensi buatan yang mampu memvisualisasikan rangkaian jarak antar kota domain dan destinasi di mana batasan kota adalah sembilan kota. hasil dari aplikasi merupakan sebuah prioritas tempuh antar 982 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 977-982 kota yang dimulai dari yang menjadi prioritas tertinggi hingga terendah dan menggunakan data jarak antar kota sebagai fundamental data yang harus diketahui dan pemicu dari skala prioritas. hasil penelitian ini berupa urutan lokasi kota yang akan ditempuh oleh penjual sebagaimana telah digambarkan pada gambar 2. perjalanan dimulai dari kota dua sampai ke kota satu dan balik lagi ke kota dua. aplikasi dalam penelitian ini dapat digunakan oleh baik individu maupun organisasi yang memiliki permasalahan dengan prioritas jarak tempuh, yang umumnya dibutuhkan oleh divisi penjualan dalam menentukan urutan lokasi pengiriman barang. daftar pustaka kusumadewi. s, purnomo. h. (2005). penyelesaian masalah optimasi dengan teknik-teknik heuristik. yogyakarta: graha ilmu. kylie bryant, a. b. (2000). genetic algorithms and the traveling salesman problem. claremont: harvey mudd college. larranaga, p. et. al. (1999). genetic algorithms for the travelling salesman problem: a review of representations and operators. netherlands: kluwer academic publishers.   microsoft word 31_ars_firza utama_ok.doc 1014 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 1014-1022 studi mekanisme kinetik dengan parametrik camshaft pada selubung bangunan adaptif firza utama sjarifudin architecture department, faculty of engineering, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 fsjarifudin@binus.edu abstract adaptation is essential to manage the problem of climate change. in order to meet the challenge, this paper proposes an adaptive building envelope system that can optimize its configuration by responding environmental changes to achieve new levels of sustainable performance and energy efficiency. most current adaptive building envelope uses kinetic techniques make its formation transformable. however, the use of kinetic components such as a large amount of interactive motorized system that requires electrical power may also cause further decrease the building energy efficiency. this paper proposes a camshaft mechanism system for adaptive building envelope that uses less motors, controllers, and sensors. this system uses pre-programmed analysis data of daily solar radiation changes to parametrically drive the number of rotation phase and length of nose (lobe lift) that generates the shape of camshaft. the camshaft then controls the values of opening and closing of the building envelope components. the advantages of this system are less energy consumption, less maintenance and lower cost since it uses fewer motors, controllers and wiring. in conclusion, this paper has developed a prototypical tool that facilitates a new approach to energy-efficient kinetic buildings. keywords: adaptive building envelope; camshaft mechanism; energy efficiency; kinetic building abstrak adaptasi merupakan suatu hal yang penting dalam menghadapi masalah perubahan iklim. untuk memenuhi tantangan yang berkembang, makalah ini mengusulkan sebuah sistem sistem selubung bangunan adaptif yang dapat menanggapi perubahan lingkungan untuk mencapai tingkat kinerja baru dalam efisiensi energi. sebagian besar komponen adaptif menggunakan teknik kinetik yang menggunakan banyak sistem bermotor sehingga membutuhkan tenaga listrik untuk menggerakkannya, sistem semacam ini dapat menyebabkan penurunan dalam efisiensi energi. makalah ini mengusulkan sebuah sistem mekanisme camshaft untuk selubung bangunan adaptif yang menggunakan lebih sedikit motor, pengendali, dan sensor. sistem ini menggunakan analisis data parametrik terhadap perubahan radiasi matahari untuk mendorong jumlah fase rotasi dan panjang hidung (lobe lift) yang menghasilkan bentuk camshaft. camshaft ini kemudian mengendalikan nilai-nilai pembukaan dan penutupan dari komponen selubung bangunan. keuntungan dari sistem ini adalah penekanan dalam hal pengkonsumsian energi, pemeliharaan, dan biaya karena menggunakan lebih sedikit motor, controller dan kabel. sebagai kesimpulan, makalah ini menunjukkan pengembangan prototype alat yang merupakan suatu pendekatan baru untuk bangunan kinetik hemat energi. kata kunci: selubung bangunan adaptif, camshaft mechanism, efisiensi energi, bangunan kinetik studi mekanisme kinetik… (firza utama sjarifudin) 1015 pendahuluan kebanyakan orang menghabiskan hingga 90% dari waktu mereka di dalam ruangan (bougdah) sehingga banyak usaha yang dilakukan untuk membuat bangunan yang aman, sehat dan senyaman mungkin. bukaan merupakan elemen penting pada bangunan untuk memasukkan cahaya alami kedalam bangunan. dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini dinilai sangat penting untuk mempertimbangkan kembali bukaan pencahayaan pada bangunan yang dapat mengontrol konsumsi energi bangunan dan kualitas kenyamanan visual dalam ruangan. secara tradisional, kebanyakan bukaan pencahayaan bersifat 'statis', sedangkan kondisi pergerakan matahari dan preferensi pengguna yang terus berubah. akibatnya sistem bukaan pencahayaan tradisional tidak dapat beradaptasi dengan perubahan itu, dan ini mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk penghematan energi dan meningkatkan kenyamanan visual penghuni. sistem bukaan pencahayaan kinetik yang ditawarkan dalam penelitian ini, di sisi lain mendefinisikan bukaan dengan cara yang berbeda secara mendasar. bukaan dengan sistem kinetik secara aktif dapat menyesuaikan perilaku bentuk dari waktu ke waktu sebagai respon terhadap perubahan kondisi lingkungan dan persyaratan kinerja. bukaan dengan sistem kinetik memiliki kemampuan untuk memanfaatkan cahaya alami yang tersedia di lingkungan kita dengan cara yang jauh lebih efektif. bukaan dengan sistem kinetik tidak hanya menawarkan potensi untuk mengurangi penggunaan energi untuk penerangan, tapi pada saat yang sama juga diharapkan untuk dapat menghasilkan kontribusi positif terhadap kualitas dan tingkat kenyamanan termal dan visual. studi terbaru menunjukkan bahwa rancangan selubung bangunan yang tepat dengan pengontrolan secara simultan penggunaan listrik untuk pencahayaan dan komponen hvac, secara signifikan dapat mengurangi beban pendinginan dan konsumsi energi (tzempelikos, 2007). selain itu makin banyak juga studi untuk memasukkan kecerdasan pada bangunan agar penghematan energi dapat semakin baik. desain arsitektur “pintar” banyak menggunakan perangkat teknologi cerdas, fitur aktif pada elemen bangunan yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar (ochoa dan capeluto, 2008). dengan fasade bergerak dan membuatnya dinamis, dapat menjadikannya lebih mampu beradaptasi dengan kondisi dan meningkatkan kenyamanan penghuni. fasade sekarang dapat mendeteksi kondisi lingkungan dan mampu memodifikasi sendiri untuk mencapai tujuan yang ditentukan. bangunan dapat terus bekerja menuju lingkungan yang lebih baik bagi pengguna dibandingkan dengan hanya melindungi mereka secara pasif (hansanuwat, 2010). dengan mempelajari banyak sistem bangunan kinetik yang ada dan melalui penggunaan simulasi komputer dan pengujian empiris, contoh dari metode gerakan kinetik dapat dianalisis untuk dibandingkan satu sama lain, dan menghasilkan output usulan yang terbaik dalam penghasilan bentuk (skavara, 2009). metode desain parametrik secara efektif dapat membuat pemodelan bangunan dan konfigurasinya terhubung ke dunia nyata melalui parameter iklim, yang dapat menawarkan cara penting untuk mengeksplorasi komponen bangunan kinetik (wang dan li, 2010; wang, et al., 2010). para peneliti di atas telah dijelaskan bahwa penggerak utama untuk bangunan adaptif dan kinetik adalah tema sustainability dan efisiensi energy. namun pengembangan dan penerapan teknologi tinggi dilihat lambat, kebanyakan arsitek skeptis melihat komponen kinetik yang kemudian dibuang dari bangunan mereka karena kinerja yang buruk, aktuator rusak atau tingginya biaya pemeliharaan, dengan ini dapat dilihat bahwa perwujudan bangunan kinetik adalah suatu tantangan yang berat (sullivan, 2006). studi-studi literatur mengenai masalah bangunan kinetik dan adaptif diatas mendorong penelitian ini dengan wawasan praktis dan berkelanjutan mengenai bagaimana mengeksplorasi dan 1016 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 1014-1022 mewujudkan bangunan adaptif yang lebih baik. keaslian dari makalah ini adalah dalam hal pegembangan sistem baru untuk sistem adaptif yang lebih hemat energi dan dapat lebih banyak digunakan secara umum untuk meningkatkan jumlah bangunan yang tanggap lingkungan. metode makalah ini merupakan penelitian awal dari target penelitian multi-tahun dalam pengembangan selubung bangunan adaptif yang lebih efektif dan efisien dan memungkinkan untuk diproduksi untuk bangunan yang lebih umum. tahap penelitian dalam makalah ini lebih difokuskan pada pengembangan prototipe virtual dan simulasi. camshaft vs parametric camshaft camshaft merupakan sebuah batang shaft di mana pada shaft tersebut dipasangkan beberapa buah cam yang menjadi satu kesatuan. sebuah cam merupakan objek pemutar dalam sebuah sambungan mekanikal terutama digunakan untuk mengubah gerakan memutar menjadi gerakan linear (naik-turun) (wilson, 2002). camshaft biasanya digunakan dalam pengontrolan gerakan katup pada sebuah mesin kendaraan bermotor. bagian penting dari sebuah cam adalah: base circle, nose, lobe lift, and duration (gambar 1, mehlhoff, 2011). parts tersebut akan dimanfaatkan dalam penelitian ini sebagai modul dalam penghasilan bentuk parametric camshaft. gambar 1. profil cam yang digunakan dalam mesin kendaraan. yang membedakan parametric camshaft dalam penelitian ini adalah penggunaan multiple nose dan lobe lift pada setiap cam-nya. hal ini akan menghasilkan gerakan non-linear dan berubahubah. cam tersebut akan mengontrol besarnya bukaan dari setiap panel dari building envelope. parameter utama dalam parametric camshaft ini adalah panjang lobe lift (l), dan jumlah duration (p). setiap l dan p tersebut mempunyai nilai yang bervariasi, dan besaran nilai tersebut ditentukan dari hasil simulasi solar radiation. gambar 2 memperlihatkan profil parametric cam yang akan digunakan dalam penelitian ini. studi mekanisme kinetik… (firza utama sjarifudin) 1017 gambar 2. profil parametrik cam yang diterapkan pada masing-masing panel adaptif. hasil dan pembahasan solar radiation dan mekanisme parametrik cam simulasi solar radiation pada lokasi spesifik dilakukan untuk menghasilkan nilai-nilai yang mengatur parameter bentuk camshaft. setting lokasi yang diambil adalah di kota jakarta, indonesia (6. 16 s, 106. 48 w), weather data taken from 2008. kondisi iklim di lokasi ini adalah tropis di mana perubahan cuaca dalam setahun tidak terlalu drastis, sehingga dalam penelitian ini difokuskan pada penanganan perubahan setiap jam dalam satu hari. penelitian diawali dengan menentukan jenis building envelope yang digunakan sebagai kasus. bentuk permukaan lengkung diambil untuk penelitian ini karena pada jenis permukaan tersebut menerima besaran radiasi matahari yang bervariasi sehingga cukup efektif dalam melihat perubahan yang terjadi. ukuran yang diambil adalah lebar=14m, panjang=18m, tinggi=5m. orientasi bangunan menghadap ke barat. pertama, permukaan tersebut di bagi menjadi grid 10 x 10 yang merepresentasikan panel-panel adaptif. kemudian pada permukaan tersebut dilakukan perhitungan solar access analysis dari jam 6:00 am sampai jam 6:00 pm untuk satu tahun menggunakan program autodesk ecotect analysis 2011. gambar 3 memperlihatkan salah satu hasil dari simulasi. gambar 3. salah satu hasil dari simulasi radiasi matahari pada permukaan lengkung. 1018 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 1014-1022 hasil dari perhitungan simulasi tersebut kemudian diambil average untuk setiap jamnya sehingga didapat nilai perubahan radiasi matahari selama 12 jam untuk setiap gridnya. nilai average terendah adalah 000.000 wh/m2 dan yang tertinggi adalah 000.000 wh/m2, nilai-nilai tersebut kemudian digunakan sebagai parameter penentu panjang l dan jumlah p. untuk dapat menghasilkan perhitungan dan pengaturan parameter tersebut digunakan software algorithmic editor “grasshopper” yang merupakan plug-in dari cad software rhinoceros. gambar 4 memperlihatkan hubungan parametric yang dibuat dalam grasshopper. gambar 4. pengontrolan parameter dan hubungan komponen dalam grasshopper. algoritma yang dibuat adalah di mana pada nilai radiasi terendah akan menghasilkan nilai l yang kecil mengakibatkan mekanisme menutup pada panel, sedangkan pada nilai radiasi yang tinggi akan menghasilkan nilai l yang besar mengakibatkan mekanisme terbuka pada panel. kemudian jumlah perubahan radiasi yang signifikan terjadi dalam satu hari digunakan sebagai penentu jumlah p dalam satu cam. dalam hal ini perubahan nilai radiasi yang signifikan pada salah satu panel adalah 5 kali, sehingga junlah p=5. gambar 5 memperlihatkan variasi dari nilai l dan p pada beberapa cam. gambar 5. variasi nilai l dan p pada tiap cam yang menghasilkan bentuk yang berbeda dari masing-masing cam. bentuk cam yang dihasilkan kemudian dihubungkan dengan sebuah mekanisme penggerak berbentuk garis lengkung dengan sudut 900 (a) yang akan menghasilkan gerakan ¼ lingkaran. pergerakan sepanjang garis lengkung tersebut kemudian dihubungkan ke poros pusat (c) untuk menggerakkan panel membuka atau menutup. gambar 6 memperlihatkan mekanisme penggerak panel. selanjutnya, penggabungan putaran cam dengan bentuk yang spesifik dan driver mechanism akan menghasilkan gerakan membuka-menutup secara bervariasi sesuai dengan panjang l dan jumlah p seperti ditunjukkan pada gambar 7. studi mekanisme kinetik… (firza utama sjarifudin) 1019 gambar 6. mekanisme untuk membuka dan menutup panel selubung bangunan. gambar 7. gerakan perputaran cam dengan 6 fase perubahan. contoh pengembangan bentuk panel yang akan diterapkan menggunakan prinsip jalusi yaitu dengan mekanisme buka tutup yang terbuat dari deretan slats (tirai jendela). slats ini akan membuka dua arah terbalik dan sudut bukaannya adalah 0°-90°. besar sudut bukaan tersebut ditentukan dari panjang l dari cam yang sudah disesuaikan dari nilai hasil simulasi solar radiation. pembukaan slats dengan 2 arah terbalik ini juga dapat berfungsi sebagai pengarah pantulan sinar matahari agar sesuai dengan kualitas pencahayaan yang dibutuhkan ruang dalam bangunan untuk mengatasi efek silau as seperti yang terlihat pada gambar 8. gambar 8. bukaan 2 arah pada panel adaptif. selanjutnya adalah pengoperasian camshaft yang digerakkan dengan menggunakan motor. deretan cam yang akan menggerakkan setiap panel dipasangkan dalam camshaft yang berada pada deretan lurus permukaan. dalam hal ini, satu camshaft terdapat 10 cam. setiap camshaft tersebut akan digerakkan oleh motor stepper yang berputar mengikuti jumlah p. putaran penuh (360°) akan dibagi dengan jumlah p dalam waktu on selama 12 jam, kemudian off selama 12 jam, dan akan berulang seterusnya. pengaturan ini dilakukan dalam microcontroller yang mendapat input data dari grashopper (gambar 4) dengan plug-in firefly (johnson dan payne, 2010) yang menyambungkan data dari 1020 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 1014-1022 grasshopper ke microcontroller untuk menggerakkan motor. gambar 9 memperlihatkan bentuk sederhana dari parametric camshaft. gambar 9. bentuk sederhana parametric camshaft. terakhir, masing-masing panel dengan bukaan yang spesifik diletakkan pada permukaan lengkung. dalam 1 hari permukaan ini akan berubah mengikuti perubahan radiasi matahari seperti yang terlihat pada gambar 10. 11:00 pm 13:00 pm 15:00 pm gambar 10. beberapa perubahan yang terjadi pada permukaan. evaluasi efisiensi dari sistem ini dapat dilihat dengan membandingkan sistem yang banyak digunakan yaitu distributed motorized system (dms). sistem dms menggunakan peralatan seperti sensor, mikrokontroler, driver dan motor dalam jumlah yang banyak untuk menggerakkan setiap panel. cara kerjanya adalah dari sensor yang menangkap kondisi lingkungan yang adasebagai data input untuk diproses dalam mikrokontroler untuk menggerakkan motor melalui driver seperti yang terlihat pada gambar 11. energi listrik yang banyak digunakan pada sistem ini adalah untuk pengoperasian motor yang berjumlah banyak. sebaliknya, centralized motorized system (parametric camshaft) menggunakan data analisa simulasi lingkungan yang menggantikan sensor. motor yang digunakan lebih sedikit yaitu hanya 1 pada setiap deretnya sehingga mengurangi juga jumlah driver (gambar 12). dengan ini energi listrik yang digunakan dapat ditekan. selain itu dari segi perawatan pada sistem dms apabila motor perlu diganti atau service maka dari jumlah, letak dan pemasangannya akan sangat menyulitkan. sedangkan sistem parametrik camshaft lebih menggunakan peralatan mekanikal sehingga pemasangan dan perawatan mudah dilakukan, dan jika diperlukan penggantian akan memudahkan karena tidak memakai kabel. dari semua itu kelebihan sistem ini dapat dilihat pada segi biaya yang dapat ditekan dari saat pembuatan, pengoperasian, dan perawatan. studi mekanisme kinetik… (firza utama sjarifudin) 1021 gambar 11. distributed motorized system. gambar 12. skema sistem parametric camshaft system. penutup penelitian ini telah memperlihatkan efektifitas penggunaan parametric camshaft untuk pengontrolan mekanisme kinetik dalam selubung bangunan atau fasade adaptif. efektifitas dari sistem ini dinilai lebih lebih baik diterapkan pada daerah beriklim tropis di mana perubahan yang terjadi sepanjang tahun tidak terlalu banyak. sebagai contoh jika bangunan pada iklim tropis menggunakan sistem adaptif yang dirancang untuk daerah empat musim, akan terlihat adanya pemborosan, dan penghematan energi yang dapat dicapai tidak akan banyak jika dibandingkan dengan kebutuhan energi untuk pengoperasian sistem tersebut. dalam hal biaya yang lebih ekonomis, sistem ini dapat diterapkan pada bangunan-bangunan umum sehingga lebih banyak pengguna yang dapat merasakan kelebihan dan keuntungan dari sistem bangunan adaptif. untuk riset lanjutannya akan dilakukan pada penerapan material dan rancangan fisik. target yang ingin dicapai adalah penemuan jenis material yang efektif dari segi ketahanan dan biaya. dari segi rancangan fisik target yang ingin dicapai adalah kemudahan dalam perakitan dan perawatan. rencana lain dari kelanjutan riset ini adalah dengan membuat prototipe dengan skala 1:1, yang kemudian dengan prototipe ini akan dilakukan pengujian langsung terhadap kondisi lingkungan sesungguhnya untuk dilakukan beberapa penyesuaian dan temuan-temuan lain yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem ini. target utama yang ingin dicapai dari semua aspek tersebut adalah terciptanya tingkat sustainability dan efisiensi energi yang tinggi. daftar pustaka hansanuwat, r. (2010). kinetic facades as environmental control systems: using kinetic facades to increase energy efficiency and building performance in office buildings. tesis tidak diterbitkan, university of southern california. j. wang dan j. li. (2010). bio-inspired kinetic envelope for building energy efficiency based on parametric design of building information modeling. power and energy engineering conference, ieee. j. wang, j. li, x. chen, (2010). parametric design based on building information modeling for 1022 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 1014-1022 sustainable buildings. international conference on challenges in environmental science and computer engineering, ieee. johnson, j.k. dan payne, a. (2010). firefly primer – firefly version 1.003. mehlhoff, b. (2011). understanding camshaft. diakses oktober 2012 dari http://tinyurl.com/7zjlb6z. ochoa, c.e., capeluto, i.g. (2008). strategic decisionmaking for intelligent buildings: comparative impact of passive design strategies and active features in a hot climate. building and environment, 43, 829–1839. skavara, m.e. (2009). learning emergence, adaptive cellular automata façade trained by artificial neural networks. tesis tidak diterbitkan, bartlett ucl. sullivan, c.c. (2006). robo buildings: pursuing the interactive envelope. architectural record, 0003858x, 194, issue 4. tzempelikos, t. (2007). integration of dynamic facades with other building systems. automated buildings magazine, may. wilson, a. (2002). machines, power and the ancient economy. the journal of roman studies, 92, 1 – 32. microsoft word 22.mt ro'fah kekonvergenan mse penduga ragam fungsi intensitas proses poisson periodik dengan tren fungsi pa 204 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 204-216 kekonvergenan mse penduga kernel seragam fungsi intensitas proses poisson periodik dengan tren fungsi pangkat ro’fah nur rachmawati mathematics & statistics department, school of computer science, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 rrachmawati@binus.edu abstract the number of customers who come to a service center will be different for each particular time. however, it can be modeled by a stochastic process. one particular form of stochastic process with continuous time and discrete state space is a periodic poisson process. the intensity function of the process is generally unknown, so we need a method to estimate it. in this paper an estimator of kernel uniform of a periodic poisson process is formulated with a trend component in a rank function (rank coefficient 0 0 is known). it is also demonstrated the convergenity of the estimators obtained. the result of this paper is a formulation of a uniform kernel estimator for the intensity function of a periodic poisson process with rank function trends (for the case “a” is known) and the convergenity proof of the estimators obtained. keywords: stochastic process, periodic poisson process, kernel function, rank function trends abstrak banyaknya pelanggan yang datang pada suatu pusat servis akan berbeda untuk setiap waktu tertentu dan dapat dimodelkan dengan suatu proses stokastik. salah satu bentuk khusus dari proses stokastik dengan waktu kontinu dan ruang state diskret adalah proses poisson periodik yaitu proses poisson dengan fungsi intensitas berupa fungsi periodik. fungsi intensitas dari proses tersebut umumnya tidak diketahui, sehingga diperlukan suatu metode untuk menduga fungsi tersebut. pada tulisan ini dirumuskan suatu penduga tipe kernel seragam dari suatu proses poisson periodik dengan suatu komponen tren berbentuk fungsi pangkat (koefisien pangkat 0 1 diketahui, dan koefisien kemiringan fungsi pangkat (tren) 0 diketahui), serta dibuktikan pula kekonvergenan dari penduga yang diperoleh. hasil dari tulisan ini adalah rumusan penduga kernel seragam bagi fungsi intensitas proses poisson periodik dengan tren fungsi pangkat (untuk kasus diketahui) dan pembuktian kekonvergenan dari penduga yang diperoleh. kata kunci: proses stokastik, proses poisson periodik, fungsi kernel, tren fungsi pangkat kekonvergenan mse penduga… (ro’fah nur rachmawati) 205 pendahuluan pemodelan stokastik melibatkan unsur peluang untuk menduga perilaku dari suatu sistem yang tidak diketahui dengan pasti pada masa yang akan datang. pada tulisan ini dikaji suatu pemodelan stokastik pada pendugaan tipe kernel proses poisson periodik yang memiliki peranan penting dalam berbagai bidang pada kehidupan sehari-hari. proses poisson periodik merupakan salah satu bentuk khusus dari proses stokastik dengan waktu kontinu, dengan fungsi intensitas berupa fungsi periodik. sebagai contoh, banyaknya kendaraan yang melewati suatu ruas jalan raya akan berbeda untuk setiap waktu tertentu, dalam fenomena pelayanan pelanggan (costumer service) yaitu banyaknya pelanggan yang datang ke suatu pusat servis akan berbeda untuk setiap waktu tertentu. dari pemodelan suatu fenomena yang dimodelkan dengan suatu proses poisson periodik, fungsi intensitas dari proses tersebut umumnya tidak diketahui, sehingga diperlukan suatu metode untuk menduga fungsi tersebut. pendugaan fungsi intensitas proses poisson periodik tanpa melibatkan suatu komponen tren telah dilakukan kajiannya pada mangku (2006), namun jika fungsi intensitas pada proses poisson periodik meningkat berdasarkan suatu fungsi pangkat terhadap waktu maka model yang lebih tepat untuk digunakan adalah proses poisson periodik dengan suatu komponen tren berbentuk fungsi pangkat. dalam tulisan ini, pendugaan fungsi intensitas proses poisson periodik diamati untuk koefisien kemiringan fungsi pangkat (tren) 0. sehingga karya ilmiah ini bertujuan untuk menduga fungsi intensitas dari suatu proses poisson periodik dengan tren fungsi pangkat di suatu titik 0, , dengan menggunakan sebuah realisasi tunggal dari proses poisson periodik pada 0, (mangku, 2006: 1) menggunakan metode tipe kernel seragam. metode metode yang digunakan adalah studi pustaka, dengan dasar teori sebagai berikut: suatu fungsi dikatakan (small oh) jika lim 0. (ross, 2007: 304) suatu proses stokastik , adalah himpunan peubah acak, sehingga untuk setiap , adalah peubah acak, yang menyatakan keadaan dari proses pada waktu . jika adalah himpunan terhitung, adalah proses stokastik dengan waktu diskret. jika adalah suatu interval, adalah proses stokastik dengan waktu kontinu (ross, 2007: 302). proses stokastik , 0 adalah proses pencacahan jika menyatakan banyaknya peristiwa yang terjadi sampai waktu serta memenuhi (i) 0 (ii) adalah bilangan bulat (iii) jika , (iv) jika , menyatakan banyaknya peristiwa yang terjadi pada interval , (ross, 2007: 303). proses stokastik dengan waktu kontinu , memiliki inkremen bebas jika untuk setiap , peubah acak , , … , adalah bebas. dengan kata lain, banyaknya peristiwa yang terjadi pada interval waktu yang tidak tumpang tindih (overlap) adalah bebas (ross, 2007: 303). 206 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 204-216 proses stokastik dengan waktu kontinu , memiliki inkremen stasioner jika peubah acak memiliki sebaran peluang yang sama untuk setiap nilai . dengan kata lain, proses perubahan nilai yang terjadi pada suatu interval waktu hanya bergantung dari panjang interval dan tidak bergantung dari lokasi titik-titik waktu tersebut (ross, 2007: 303). proses pencacahan , 0 adalah proses poisson dengan laju , 0, jika (i) 0 0 (ii) proses memiliki inkreman bebas dan inkremen stasioner (iii) 1 (iv) 2 (ross, 2007: 302-303) suatu titik s disebut titik lebesgue dari suatu fungsi , jika lim 1 2 | | 0. (wheeden and zygmund, 1977) mean square error (mse) dari suatu penduga u bagi parameter g(θ) didefinisikan sebagai e var bias , dengan bias . pendugaan tipe kernel umum untuk fungsi intensitas proses poisson periodik tanpa menggunakan suatu tren telah dibahas oleh mangku (2006), yang menghasilkan: , 1 adalah penduga bagi di titik 0, dengan periode ( 0) diketahui (mangku, 2006: 2). misalkan n adalah proses poisson pada interval 0, ∞ dengan nilai harapan yang kontinu mutlak, dan fungsi intensitas yang terintegralkan lokal. sehingga, untuk setiap himpunan borel terbatas maka: e ∞. misalkan fungsi intensitas yang terintegralkan lokal dan terdiri atas dua komponen, yaitu komponen periodik dengan periode ( 0 ) diketahui dan suatu komponen tren berbentuk fungsi pangkat. dengan kata lain untuk 0, ∞ fungsi intensitas dapat ditulis sebagai berikut 1 dengan adalah komponen tren fungsi pangkat, 0 menyatakan kemiringan dari tren. jika 0, fungsi intensitas dapat ditulis menjadi: , yang masih merupakan fungsi periodik. jika 1 , fungsi intensitas dapat ditulis menjadi: , yang merupakan fungsi intensitas dengan tren linear dan pembahasannya dapat dilihat pada helmers dan mangku (2009). sehingga pembahasan pada tulisan ini difokuskan untuk 0,1 sehingga tulisan ini dibatasi hanya untuk 0 1. kekonvergenan mse penduga… (ro’fah nur rachmawati) 207 tulisan ini tidak mengasumsikan suatu bentuk parametrik dari , kecuali bahwa adalah periodik yaitu untuk setiap 0, ∞ dan berlaku 2 (mangku, 2006: 1). diasumsikan bahwa adalah titik lebesgue bagi , yaitu lim 1 2 | | 0 3 (mangku, 2006: 2). misalkan untuk suatu ω, hanya terdapat sebuah realisasi dari proses poisson n yang terdefinisi pada suatu ruang peluang ω, , p dengan fungsi intensitas seperti pada (1) yang diamati pada interval terbatas 0, 0, ∞ . karena adalah fungsi periodik dengan periode , masalah menduga pada titik s dengan dapat direduksi menjadi masalah menduga pada titik s dengan 0, (mangku, 2006: 1). dan adalah barisan dari bilangan real positif yang konvergen menuju nol, yaitu 0 4 untuk ∞ (mangku, 2006: 2). perlu diperhatikan bahwa, nilai asimtotik ∞ dengan bukan menyatakan ukuran sample, namun menyatakan panjang interval dari peubah acak 0, yang menyatakan banyaknya kejadian (mangku, 2006: 2). hasil dan pembahasan pendugaan penduga tipe kernel dari pada 0, untuk kasus diketahui, dapat dirumuskan sebagai berikut: , , 1 / 1 , 2 1 / dengan dan , 1 6 penyusunan penduga tipe kernel seperti pada persamaan (5) dapat diuraikan sebagai berikut: pertama perlu diperhatikan bahwa, pendugaan tipe kernel untuk fungsi intensitas proses poisson periodik hanya didasarkan pada sebuah realisasi tunggal dari proses poisson , dengan demikian diperlukan informasi yang cukup mengenai nilai pada interval 0, (mangku, 2006: 3). dengan alasan ini, asumsi (2) memiliki peranan yang sangat penting dibalik penyusunan ide penduga , , untuk . sehingga untuk setiap titik s dan dan dari (1) dan (2) maka . (5) 208 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 204-216 dengan pemisalan seperti pada (5), persamaan di atas menjadi 1 , 1 1 , 1 , . 7 pendekatan yang digunakan pada pendugaan fungsi intensitas lokal dari suatu proses poisson di titik s adalah dengan menaksir nilai rata-rata dari banyaknya kejadian di sekitar titik s. secara matematis, misalkan 0, ∞ dan 0, menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi pada 0, , maka fungsi intensitas lokal di titik s dapat didekati dengan 1 2 , . dengan demikian nilai fungsi di titik s dapat didekati dengan nilai rataan dari banyaknya kejadian di sekitar s, yaitu pada interval , serta dengan menggunakan (3) maka (7) dapat ditulis , , 1 , 1 e , 2 , . 8 dengan mengganti e , dengan padanan stokastiknya yaitu , maka (8) dapat ditulis , , 1 , 1 , 2 , . 9 dapat diperhatikan bahwa , 1 / 1 yang menyatakan , setara asimotik dengan / jika ∞. dengan mengganti , dengan / , diperoleh penduga bagi , yaitu , , 1 / 1 , 2 1 / . kekonvergean mse lema 1: (ketakbiasan asimtotik) kekonvergenan mse penduga… (ro’fah nur rachmawati) 209 misalkan fungsi intensitas memenuhi (1) dan terintegralkan lokal. jika asumsi (4) dipenuhi maka e , , 10 untuk ∞, asalkan adalah titik lebesgue bagi . dengan kata lain , , adalah penduga tak bias asimtotik bagi . bukti: untuk membuktikan (10) akan diperlihatkan bahwa lim e , , 11 untuk menyelesaikan persamaan (11) dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut e , , 1 1 e , 2 e 1 . karena suku kedua pada ruas kanan persamaan di atas adalah deterministik maka e , , 1 1 e , 2 1 . 12 suku pertama pada ruas kanan persamaan (12) dapat ditulis menjadi 1 1 . dengan melakukan penggantian peubah , ruas kanan di atas dapat ditulis sebagai 1 2 1 . dengan menggunakan persamaan (1) dan (2), maka kuantitas di atas yang merupakan suku pertama persamaan (12) menjadi 1 2 1 1 2 1 . . perhatikan bahwa untuk ∞ (13) 210 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 204-216 1 1 1 . 14 sehingga suku pertama persamaan (13) menjadi 1 2 1 1 2 1 1 2 . 15 suku pertama pada ruas kanan persamaan (15) dapat ditulis menjadi 1 2 1 2 . 16 untuk menunjukkan bahwa suku pertama persamaan (16) adalah konvergen ke nol, akan digunakan nilai yang lebih besar, yaitu 1 2 | | . 17 berdasarkan asumsi (4) dan dengan asumsi bahwa adalah titik lebesgue bagi , maka kuantitas pada (17) akan menuju nol jika ∞ , atau dapat juga ditulis 1 . sedangkan suku kedua persamaan (16) adalah . suku kedua persamaan (15) adalah 1 . sehingga diperoleh nilai bagi suku pertama persamaan (13) akan sama dengan 1 18 untuk ∞. dengan menggunakan deret taylor, suku kedua persamaan (13) diuraikan sebagai berikut 1 2! karena 0 untuk ∞, maka dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa memiliki sifat yang sama dengan , sehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi . sehingga suku kedua persamaan (13) menjadi kekonvergenan mse penduga… (ro’fah nur rachmawati) 211 1 1 . 19 untuk ∞. dengan menyubstitusikan (18) dan (19) ke ruas kanan persamaan (12), diperoleh e , , 20 untuk ∞. dengan demikian lema 1 terbukti. lema 2: (kekonvergenan ragam) misalkan fungsi intensitas memenuhi (1) dan terintegralkan lokal. jika asumsi (4) dipenuhi, terbatas di sekitar dan ∞ untuk ∞ maka var , , 0 21 untuk ∞. bukti : karena 0 jika ∞, maka untuk nilai yang cukup besar, interval , dan , untuk adalah tidak overlap. akibatnya, berdasarkan sifat inkremen bebas dari proses poisson, diperoleh bahwa , dan , untuk adalah peubah acak bebas. sehingga suku pertama dari penduga tipe kernel bagi merupakan penjumlahan dari peubah acak bebas, dan karena suku kedua penduga tersebut adalah deterministik, maka diperoleh var , , 1 4 / 1 var , . karena n adalah suatu proses poisson, ragam akan sama dengan nilai harapan, sehingga persamaan di atas menjadi var , , 1 4 / 1 e , . ruas kanan persamaan di atas dapat ditulis menjadi 1 4 / 1 . dengan melakukan penggantian peubah , ruas kanan di atas dapat ditulis sebagai 1 4 / 1 . 212 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 204-216 dengan menggunakan persamaan (1) dan (2), maka kuantitas di atas adalah 1 4 1 . 1 2 1 1 2 1 4 1 22 karena 0 untuk ∞ dan memiliki nilai yang terbatas di sekitar , yaitu ada sehingga 1 dengan adalah suatu konstanta yang tidak menuju tak hingga. sehingga suku pertama dari ruas kanan persamaan (22) menjadi 1 2 1 1 2 1 2 1 1 23 untuk ∞. untuk melakukan pendekatan terhadap kuantitas pada ruas kanan persamaan (23), akan dikaji untuk tiga kasus, yaitu untuk 0 , , dan 1. untuk 0 , dapat diperhatikan bahwa 1 1 2 1 , jika ∞. sehingga kuantitas pada ruas kanan persamaan (23) menjadi 1 2 1 2 1 1 1 24 untuk ∞. untuk , dapat diperhatikan bahwa 1 ln 1 kekonvergenan mse penduga… (ro’fah nur rachmawati) 213 jika ∞. sehingga kuantitas pada ruas kanan persamaan (23) menjadi 1/4 2 1 1 1 / ln 25 untuk ∞. untuk 1, dapat diperhatikan bahwa 1 1 untuk ∞. sehingga kuantitas pada ruas kanan persamaan (23) menjadi 1 2 1 1 26 untuk ∞. kuantitas pada ruas kanan (23) dapat dihampiri dengan mengambil kuantitas terbesar dari (24), (25), dan (26). kuantitas terbesarnya adalah (26), sehingga dapat diperoleh kuantitas pada (23) yang juga menyatakan kuantitas pada suku pertama persamaan (22), yaitu 1 27 untuk ∞. dengan menggunakan deret taylor seperti pada pembuktian lema 1 mengenai ketakbiasan asimtotik, maka suku kedua dari ruas kanan persamaan (22) dapat ditulis menjadi 1 2 1 1 2 1 2 1 28 untuk ∞. dengan mensubstitusikan (27) dan (28) ke persamaan (22), diperoleh 214 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 204-216 var , , 1 1 2 1 1 2 1 29 untuk ∞. dapat diperhatikan bahwa . 30 dengan menggunakan deret taylor, maka 1 2 karena 0 untuk ∞, kuantitas persamaan (30) menjadi 1/ 1 1 . sehingga kuantitas pada (29) menjadi 1 2 1/ 1 1 1 1 2 / 1 nilai dari 1 untuk ∞, maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi 1 2 1 . 31 berdasarkan asumsi pada lema 2, bahwa ∞ untuk ∞, maka kuantitas pada (31) akan sama dengan 1 untuk ∞. sehingga diperoleh var , , 0 untuk ∞. dengan demikian lema 2 terbukti. kekonvergenan mse penduga… (ro’fah nur rachmawati) 215 teorema 1: (kekonvergenan mse) misalkan fungsi intensitas memenuhi (1) dan terintegralkan lokal. jika asumsi (4) dipenuhi dan ∞ untuk ∞, maka , , 0 untuk ∞, asalkan s adalah titik lebesgue bagi . bukti : dari lema 1 telah diperoleh bahwa e , , , yang berarti untuk ∞ maka e , , 0. dari lema 2 diperoleh var , , 0 untuk ∞, akibatnya dengan menggunakan definisi mse akan diperoleh , , var , , bias , , 0. dengan demikian teorema 1 terbukti. penutup dari kajian yang telah dilakukan, diperoleh. penduga tipe kernel seragam bagi pada 0, untuk nilai diketahui adalah: , , 1 / 1 , 2 1 / dengan n adalah panjang interval pengamatan, , , ∑ , k adalah suatu kernel, dan adalah barisan bilangan real positif yang konvergen menuju nol, yaitu 0 untuk ∞. misalkan fungsi intensitas memenuhi (1) dan terintegralkan lokal. jika asumsi (4) dipenuhi dan ∞ untuk ∞, maka , , 0 untuk ∞, asalkan s adalah titik lebesgue bagi . 216 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 204-216 daftar pustaka helmers, r., mangku. i. w. (2009). estimating the intensity of a cyclic poisson process in the precense of linear trend. ann. inst. stat. math, 61 (3), 559-628. mangku, i. w. (2006). asymptotic normality of a kernel-type estimator for the intensity of a periodic poisson process. journal of mathematics and its applications, 5 (2), 13-22. mangku, i. w. (2006). weak and strong convergence of a kernel-type estimator for the intensity of a periodic poisson process. journal of mathematics and its applications, 5 (1), 1-12. ross, s. m. (2007). an introduction to probability models (nine edition). new york: john wiley & sons. wheeden, r.l., zygmund. a. (1997). measure and integral: an introduction to real analysis. new york: marcell dekker. microsoft word 14.ti subandijo_perbandingan c++ dan java dalam pengelolaan resources-ok.docx 872 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 872-879 perbandingan antara c++ dan java dalam pengelolaan sumber subandijo computer science department. school of computer science binus university jl. k.h. syahdan no. 9 palmerah jakarta barat 11480 subandijo1030@gmail.com abstract this article contains a descriptive comparison of four features between c++ and java. the first feature discusses about memory management that focuses on exception safety. the second compares the c++ destructor to java finalizer. third feature discusses about java finally block. the forth is about c++ and java implementation in order to access a data structure. keywords: exception safety, destructor c++, java finalizer, java finallyblock abstrak artikel ini berisikan uraian deskriptif perbandingan empat fitur antara bahasa c++ dan java. fitur pertama mendiskusikan pengelolaan memori yang difokuskan pada keamanan eksepsi, yang kedua membandingkan destruktor c++ dan java finalizer, ketiga menguraikan java finally block dan terakhir implementasi c++ dan java untuk mengakses struktur data. kata kunci: keamanan eksepsi, destruktor c++, java finalizer, java finally block perbandingan antara c++… (subandijo) 873 pendahuluan studi perbandingan antara bahasa pemrograman c++ dan java telah banyak dikaji tetapi umumnya studi ini dipelajari berdasarkan asal usul pengembangan dan tujuannya saat mereka dikembangkan. c++ yang dirancang sebagai bahasa pemrograman aplikasi dan pemrograman sistem merupakan ekstensi dari bahasa c. kepada bahasa c yang berupa bahasa prosedural c++ menambahkan sejumlah fitur poo (pemrograman orientasi obyek), yaitu tda (tipe data abstrak), inheritance dan pengikatan dinamik untuk mengimplementasikan true polymorphism. selain itu juga ditambahkan pemrograman generik dan stl (standard template library) yang mencakup kontainer generic dan algoritma. di sisi lain, java awalnya dikenal sebagai bahasa interpreter untuk sistem pencetakan tetapi kemudian berkembang untuk mendukung pemrograman jaringan. java adalah bahasa oo yang menggunakan sintaks mirip c++ tetapi tidak kompatibel dengannya. ia dirancang untuk mudah digunakan dan dapat diakses oleh banyak pengguna. karena itu membandingkan keduanya adalah isu yang sangat menarik, semata-mata bukan karena kepopuleran mereka sebagai bahasa oo tetapi karena hingga sekarang kedua bahasa tersebut terus menerus dikembangkan oleh masing-masing developernya. metode studi deskriptif ini merupakan studi literatur. studi tentang perbandingan kedua bahasa telah banyak diulas oleh banyak peneliti tetapi umumnya mereka hanya mencakup perbedaan sintaks di antara kedua bahasa yang dibahas secara head to head. karena itu studi ini tidak membandingkan semua fitur yang dipunyai oleh kedua bahasa tetapi hanya membandingkan sejumlah komponen yang dirasa sangat kontras di antara keduanya dan tentu saja jarang atau tidak banyak diulas oleh studi-studi sebelumnya. komponen-komponen yang dimaksud adalah pengelolaan memori, destruktor c++ vs finalizer java, blok finally java dan akses kedua bahasa ke struktur data yang sama. selain itu sejumlah penggalan kode juga disajikan untuk memperdalam analisis yang dilakukan. hasil dan pembahasan pengelolaan memori dinamik kedua bahasa menggunakan konsep yang jauh berbeda. tidak seperti java yang menawarkan garbage collection (gc) secara otomatis, pengelolaan memori di c++ biasanya dilakukan menggunakan konstruktor, destruktor dan smart pointer. meskipun c++ baku mengijinkan penggunaan gc melalui kepustakaan standar libgc (kapoor, 2003) tetapi secara praktis gc jarang digunakan. alasan utamanya adalah sulitnya menulis real time software bagi pemrogram c++ jika menginginkan penggunaan gc dilakukan secara otomatis. dengan demikian c++ secara default tidak menggunakan gc. obyek c++ secara fisik diletakkan di tiga lokasi berbeda, tergantung pada tipenya, yaitu di memori statik, di stack untuk obyek lokal dan di memori heap untuk obyek dinamik. obyek di memori statik adalah obyek-obyek yang di bentuk saat program mulai dieksekusi dan akan selalu tersedia sampai program berakhir. peubah global dan namespace selalu diletakkan di memori statik. hal yang sama berlaku juga untuk peubah fungsi dan klas yang menggunakan modifier static. peubah statik 874 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 872-879 suatu fungsi tidak dibentuk saat program mulai dijalankan tetapi deklarasi mereka pertama kali dikenali selama program dieksekusi. obyek statik dikonstruksi hanya sekali yaitu saat program dieksekusi dan dihapus saat program selesai dieksekusi. obyek statik tidak didestruksi jika program berakhir karena pemanggilan fungsi exit(), abort() atau fungsi-fungsi serupa. kebutuhan memori ditangani oleh kompilator. obyek yang disimpan di stack sepenuhnya ditangani oleh kompilator. tidak ada kebutuhan sama sekali untuk menghapus mereka sepenuhnya dari memori meskipun mereka sudah tidak dibutuhkan. meskipun demikian ada beberapa batasan agar kompilator bisa mengelolanya secara efisien. hanya obyek yang ukurannya statik yaitu obyek yang ukurannya diketahui saat kompilasi dan obyek-obyek yang lifetime nya tidak melampaui blok di mana mereka dideklarasikan yang dapat disimpan di stack. ada catatan kecil yang perlu diperhatikan. faktanya setiap obyek mempunyai ukuran statik saat dikompail yang ukuran riilnya dapat diketahui dari operator sizeof. artinya setiap obyek dapat diletakkan di stack. tetapi ini tidak berarti bahwa semua persyaratan memori untuk obyek ini dapat dipenuhi oleh stack. jika kita ingin meletakkan string di stack, implementasi dari string akan membutuhkan memori dari heap untuk memenuhi tugas ini. penggalan kode berikut menunjukkan bagaimana dua obyek yaitu x dan y disimpan di stack. // penggalan kode 1 01 void stackallocation() { 02 int x = 0; 03 { 04 x = 3; 05 int y = x; 06 ++y; 07 } 08 x++; 09 } peubah x dideklarasikan di baris 2 dan tetap ada di stack sampai blok di mana ia dideklarasikan berakhir. di antara deklarasi sampai blok berakhir peubah x dapat digunakan. sebaliknya peubah y dikonstruksi dibaris 5 dan dihapus dibaris 7. dapat dilihat konstruksi obyek dilakukan secara eksplisit tetapi destruksinya dilakukan secara otomatis oleh kompilator. kompilator akan memanggil destruktor untuk obyek yang bersangkutan dengan urutan yang berlawanan saat konstruksi. catatan penting adalah obyek di stack umumnya tidak mungkin leak. obyek di c++ juga mungkin di simpan di heap. obyek tipe ini dialokasikan secara dinamik saat eksekusi. c++ menggunakan operator new untuk mengalokasikan memori dinamik. obyek yang dibentuk menggunakan operator new tetap ada di memori sampai ia dihapus menggunakan operator delete. operator new dan delete beroperasi pada tipe data pointer. kode berikut menunjukkan bagaimana dua tipe data integer dialokasikan di heap. // penggalan kode 2 01 void heapallocation() { 02 int* x = new int (0); 03 int z; 04 { 05 *x = 3; 06 int& y = new int (*x); 07 y++; 08 z = &y: 09 } 10 (*x)++; 11 delete x; perbandingan antara c++… (subandijo) 875 12 ++(*z); 13 delete z; 14 } obyek pertama di konstruksi di baris 02 dan disimpan di peubah x. obyek ini eksis sampai di hapus di baris 09. cara lain membentuk obyek dinamik yaitu menggunakan operator reference seperti yang terlihat di baris 05. dalam hal ini y menjadi alias atau nama lain dari obyek yang dibentuk di heap. selama belum dihapus peubah y dapat digunakan seperti halnya kita menggunakan peubah yang ada di stack. peubah y tidak dapat diakes di dalam blok dalam karena lingkup dia adalah hanya sampai baris 09. peubah y akan dihapus saat eksekusi mencapai baris 09. untuk mengakses di luar blok maka ia kita salin ke peubah z yang tetap eksis di luar blok. catatan bahwa pointer dan reference untuk mengakses obyek di heap dialokasikan di stack. meskipun teknik ini sangat luwes tetapi ada biaya yang harus dibayar. apa yang kita lakukan harus kita kelola sendiri. kompilator tidak akan menghapus obyek untuk kita dan membolehkann kita untuk menggunakan pointer ke obyek yang telah dihapus. tetapi masalah utamanya adalah kita harus mengelola pembersihan memori yang dialokasikan secara dinamik termasuk jika ada eksepsi seperti yang terjadi di baris 06 karena obyek di baris 02 akan hilang sehingga memori yang ditempatinya akan leak. untuk mengatasi masalah ini c++ menggunakan tiga pendekatan, yaitu: (1) jika mungkin gunakan pendekatan gc; (2) hindari pengelolaan memori dinamik secara manual; (3) gunakan smart pointer. meskipun tidak popular, c++ mempunyai subsistem yang mengelola gc mirip dengan java. perlu dicatat bahwa banyak kolektor gc mempunyai sejumlah limitasi: mereka tidak bisa menghapus obyek yang telah dikoleksi. ini berarti bahwa destrukor obyek tersebut tidak akan dipanggil. dengan kata lain kolektor gc tidak menghapus obyek secara benar, mereka hanya menggunakan kembali memori yang ditempati oleh obyek tersebut. deskripsi lain dari teknik ini adalah model “infinite memory” yang berarti hanya sumber yang tepat yang perlu dikumpulkan. pendekatan kedua dilakukan dengan menggunakan stl yang menyediakan banyak implementasi klas generik. stl adalah bagian dari spesifikasi c++ sehingga tersedia di semua platform c++. mayoritas klas stl menyediakan beberapa kontainer seperti link-list, hash table dan string. stl dapat menangani memori dinamik untuk kita sehingga mereduksi keinginan untuk menanganinya secara manual. java mempunyai sistem gc yang built in. berdasarkan pada keterjangkauan obyek, jvm (java virtual machine) mulai proses finalisasi. gosling, joy, steele dan bracha (2000) menyajikan diagram state komplit yang mencakup semua delapan obyek state yang mungkin. dua kunci utama obyek adalah keterjangkauan obyek dan finalisasi. keduanya mempunyai tiga nilai yang mungkin. obyek mungkin reachable, unreachable dan finalized. kedua state membentuk matriks 3 x 3 yang mencakup semua nilai obyek state yang mungkin di mana satu kondisi (unreachable dan finalized) tidak mungkin terjadi. model rumit ini dibutuhkan untuk membuat referensi sirkular gc mungkin dilakukan. hal ini merupakan fitur penting untuk membebaskan terjadinya leak gc untuk proses eksekusi yang panjang di mana sirkular referensi kerap muncul seperti obyek a merujuk obyek b dan sebaliknya. penghitungan murni referensi didasarkan pada gc tidak mampu mengkoleksi referensi sirkular, banyak diantaranya membutuhkan pengembang untuk break dari loop. destruktor vs finalizer c++ mempunyai destruktor sedangkan java mempunyai finalizer. keduanya mempunyai fungsi yang sama dan dipanggil pada saat yang sama sebelum dealokasi obyek tetapi mereka berbeda signifikan dalam sejumlah hal. kedua bahasa membolehkan cleanup (pembersihan) data yang 876 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 872-879 dieksekusi sebelum life time obyek berakhir. satu-satunya perbedaan adalah obyek undefined jika java finalizer dipanggil sedangkan di c++ obyek sepenuhnya defined jika destruktor dipanggil. metode pembersihan data biasanya dibutuhkan untuk membebaskan sejumlah sumber yang terikat di konstruktor. jika kita mengalokasikan memori dinamik di konstruktor obyek c++ kita harus mendealokasi memori ini jika sudah tidak dibutuhkan. penggalan kode berikut menunjukkan bagaimana destruktor beroperasi di klas c++. // penggalan kode 3 01 class cppdealokasi { 02 public: 03 cppdealokasi(): _p (new int()) 04 { 05 }; 06 ~cppdealokasi() 07 { 08 delete p; 09 } 10 private: 11 int _p; 12 } konstruktor melakukan inisialisasi peubah anggota private _p dengan pointer peubah dinamik tipe integer di baris 3. obyek dapat menggunakan integer ini selama life time nya tetapi jika cppdealokasi menghapus obyek maka destruktor akan dipanggil untuk menghapus obyek yang ditunjuk oleh p (baris 8). contoh yang mirip ini di java tidak memerlukan finalizer karena garbage collector berkepentingan dengan kasus ini. dengan alasan ini finalizer java jarang digunakan dibandingkan dengan destruktor c++. kekurangan solusi java adalah ia bekerja sangat baik untuk memori tapi kurang memperhatikan sumber lain seperti file handle, open socket dan yang mirip dengannya. dengan c++ kita cukup menggunakan teknik yang sama, tetapi dengan java penggunaan finalizer tidak cukup karena undefined saat ia dipanggil. dengan alasan ini java finalizer sangat tidak reliable. ini merupakan alasan lain mengapa mereka tidak digunakan. jika kita sepenuhnya memfungsikan destruktor di java satu-satunya jalan adalah dengan mengimplementasikan sebagai metode publik yang melakukan pembersihan dan dipanggil secara eksplisit. blok finally kedua bahasa mengenal eksepsi dan mendukung blok try-catch untuk menganganinya. tetapi hanya java yang menggunakan blok finally. blok ini mengikuti blok try dan dapat memuat kode yang akan dieksekusi meskipun blok try telah selesai dieksekusi. ini berarti bahwa kode di blok finally akan dieksekusi jika blok try dieksekusi secara normal dalam arti tidak ada eksepsi seperti halnya jika ada eksepsi dan mungkin jika ada dua, satu di blok try an satu di blok catch. blok finally selalu dieksekusi sebagai bagian terakhir dari blok try sehingga jika ada blok catch maka blok catch diekekusi pertama kali jika ada eksepsi. dengan alasan ini blok finally kerap digunakan untuk melakukan tugas pembersihan. contoh dari java finally adalah sebagai berikut. // penggalan kode 4 01 void javafinally () { 02 resources = new resources(); 03 try { 04 // throw eksepsi 05 } 06 finally { 07 resources.cleanup; perbandingan antara c++… (subandijo) 877 08 } 09 } c++ tidak mempunyai fitur yang secara langsung setara dengan blok finally. c++ menggunakan smart pointer untuk melakukan pembersihan obyek jika blok telah ditinggalkan. ide dasar dari smart pointer adalah implementasi suatu klas yang kompatibel dengan pointer standar dan mempunyai destruktor yang melakukan pembersihan. stl mendefinisikan klas auto_ptr<> untuk mengimplementasikan pointer tipe ini. implementasi tipe pointer ini disebut teknik destructive copy. ini berarti hanya akan ada satu pointer auto_ptr<> yang mempunyai obyek untuk ditunjuk. jika auto_ptr<> statusnya menjadi deleted, destruktor akan melakukan delete di obyek yang ditunjuk. ini manjamin bahwa destruksi pointer ini juga akan menghapus obyek yang ditunjuknya. penggalan kode 5 berikut ekuivalen dengan kode 2 menggunakan auto_ptr<> yang definisinya berada di processor directive #include . perbedaan utamanya adalah pointer integer (int *) diganti dengan std::auto_ptr. // penggalan kode 5 01 #include 02 void cppautoptr () { 03 std:: auto_ptr x(new int (0)); 04 std::auto_ptr z; 05 { 06 *x = 3; 07 std:: auto_ptr temp (new int (*x)); 08 int& y = *temp; 09 y++; 10 z = temp; 11 } 12 (*x) ++; 13 ++(*z); 14 } perbedaan lain adalah penanganan referensi y. obyek yang sinonim dengan y sekarang juga dikelola oleh auto_ptr<> yang kita beri nama temp. untuk mengirim obyek ini keluar dari blok dalam kita harus mengkopi pointer ke peubah yang tersedia di blok luar. hal ini dilakukan di baris 10. sekarang peubah z yang bertanggung jawab pada kepemilikan obyek ini. ia hanya akan dihapus di baris 14 bukannya baris 11. perlu di catat bahwa auto_ptr<> bukan pointer generik meskipun ia memiliki sejumlah perilaku yang tidak biasa seperti transfer of ownership, destructive copy dan sebagainya (josuttis, 1999). tipe pointer lain yang dapat diimplementasikan dengan cara yang sama adalah garbage collected pointer. berbeda dari implementasi transfer ownership yang dilakukan oleh auto_ptr<> kita hanya perlu mengenalkan counter . counter ini akan naik satu nilainya pointer lain menunjuk obyek yang sama dan akan turun satu nilainya jika salah satu pointer yang merujuk obyek ini mengambil obyek yang telah dihapus atau obyek baru yang di-assign ke pointer lain. jika nilainya sama dengan 0, ia akan menghapus obyek yang ditunjuknya. meskipun stl tidak memuat pointer ini tapi sejumlah aplikasi lain dari pointer ini dapat ditemui di josuttis (1999) dan alexandrescu (2001). secara singkat destruktor c++ dapat digunakan secara fleksibel seperti halnya kita menggunakan blok finally nya java. akses ke basis data perbandingan terakhir yang dilakukan adalah implementasi kedua bahasa untuk mencari solusi suatu aplikasi basis data. fungsionalitas dasar ke basis data dipenuhi oleh dua metode yaitu metode get() dan metode release(). 878 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 872-879 penggalan kode 6 adalah implementasi langsung bahasa java dari teknik finally yang disajikan di penggalan kode 4. di baris 2, basis data di akses dari pool-nya, tubuh dari blok try melakukan operasi padanya dan akhirnya blok finally mengembalikan basis data ke pool-nya. // penggalan kode 6 01 void dbpool ( pool mypool) { 02 handle h = mypool.get(); 03 try { 04 // throw exception here 05 } 06 finally { 06 mypool.release(h); 07 } 08 } penggalan kode c++ berikut adalah implementasi langsung dari penggalan kode 5 sebelumnya. baris pertama mendeklarasikan klas template dengan dua tipe parameter r (resources) dan p (pool). deklarasi ini dibutuhkan agar klas bisa menggunakan kembali sumber-sumber lain di tubuh klas gc_resources. // penggalan kode 7 01 template 02 class gc_resources { 03 public: 04 gc_resources (p a_pool): 05 _pool (a_pool), 06 _resources (_pool.get()) { 07 } 08 09 ~gc_resources () { 10 _pool.release (_resources); 11 } 12 13 r* operator ->() { 14 return _resources; 15 } 16 17 private: 18 p& _pool; 19 r * _resources: 20 }; konstruktor di baris 04 membutuhkan pool sebagai argumen, disimpan secara lokal dan melakukan operasi get() padanya. hasilnya, handler atau pointer ke handler, juga disimpan secara lokal. destruktor di baris 09 mengembalikan basis data yang diambilnya ke pool menggunakan metode release(). fungsi di baris 13 membebalebihi operator dereference -> untuk mengakses handler dari luar klas gc_resources. secara sepintas kedua implementasi ekuivalen. keuntungan dari implementasi c++ adalah kita tidak perlu menyimpan sejumlah baris saat kita mempunyai basis data. ini artinya tidak ada tugas yang dilupakan. dengan kata lain pembersihan kode otomatis terpasang. di sisi lain, implementasi java tidak membutuhkan klas khusus, dalam arti kita tidak perlu tahu bagaimana merancang klas tersebut. implementasi java lebih langsung dan mudah untuk dipahami. kekurangan kode java adalah perbandingan antara c++… (subandijo) 879 pemrogram harus melakukan kewajibannya dengan benar untuk menghindari terjadinya duplikasi yang bisa mengarah ke error prone. penutup tidak mudah untuk menyimpulkan mana yang lebih baik antara c++ dan java. untuk pengelolaan memori, kedua bahasa menggunakan konsep yang jauh berbeda. java menggunakan gc secara otomatis, sedangkan c++ menggunakan konstruktor, destruktor dan smart pointer. meskipun c++ baku mengijinkan penggunaan gc, tetapi secara praktis gc tidak digunakan. untuk pembersihan data c++ menggunakan destruktor sedangkan java menggunakan finalizer yang sangat baik untuk membersihkan memori tetapi tidak untuk sumber-sumber lain sehingga ada klaim finalizer java tidak reliable. untuk menangani eksepsi kedua bahasa menggunakan konstruksi try-catch. meskipun tidak mempunyai blok finally, destruktor c++ dapat digunakan secara luwes menggunakan smart pointer untuk menyamai fungsi blok finally-nya java. untuk akses ke basis data sangat tergantung pada ukuran proyek. untuk proyek skala kecil java lebih menguntungkan sedangkan untuk skala besar c++ jauh lebih menarik karena memungkinkan kita untuk mengeliminasi duplikasi kode dengan cara membentuk klas kecil. daftar pustaka gosling, j., joy, b., steele, g. and bracha, g. (2000). the java language specifications (2nd ed). new jersey: addison wesley. josuttis, n. m. (1999). the c++ standard library. new jersey: addison wesley. kapoor, m. (2003). using the c/c++ garbage collection library libgc. sunmicro system. microsoft word 05_ts_eduardi_analisa pengaruh penggunaan serat serabut kelapa-a2t.docx 208 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 208-214  analisa pengaruh penggunaan serat serabut kelapa dalam presentase tertentu pada beton mutu tinggi eduardi prahara1; gouw tjie liong2; rachmansyah3 1, 2, 3 civil engineering department, faculty of engineering, binus university jl. kh syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat, 11480 1eduardi@gmail.com; 2gouw2007@gmail.com; 3rachmansyah@ibinus.edu abstract the use of additional material as ingredients in the manufacture of concrete mixes is increasingly growing. the material used is also increasingly varied, depending on the expected results. this research aims to know the influence of the addition of coconut fibres material with percentage of 1,5 %, 2 %, 2,5 %, and 3 % as an alternative to the strength of high-quality concrete. research methods done by producing cylindrical and beam concrete samples for testing against the force then conducted concrete. furthermore, the analysis has been done and the results of testing and comparing the respective strength of the composition of concrete produced. based on the test results of data concrete cylinder compression strength and tensile strength concrete beams, it was concluded that the increasing of compressive strength up to 9% can be reached by use of additional material coconut fibers 1,5%and increasing of tensile strength up to 19,7% can be reached by use of additional coconut fiber 2%. therefore, the additional coconut fibers on concrete mixture has strong relationship to increase tensile strength of high strength concrete. keywords: fiber concrete, coconut fibers, high strength concrete, compressive strength, tensile strength abstrak penggunaan material tambahan sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton semakin berkembang. material yang digunakan juga semakin bervariasi, tergantung pada hasil yang diharapkan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan material serat serabut kelapa dengan presentase penambahan 1,5 %, 2 %, 2,5 %, dan 3 % sebagai bahan alternatif terhadap kekuatan beton mutu tinggi. metode penelitian yang dilakukan adalah dengan merancang komposisi campuran beton untuk masingmasing kandungan serat serabut kelapa kemudian memproduksi sampel beton berbentuk silinder dan balok untuk kemudin dilakukan pengujian terhadap kekuatan beton. selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil pengujian dan membandingkan kekuatan masing-masing komposisi beton yang diproduksi. berdasarkan hasil pengujian data hasil kuat tekan beton silinder dan hasil kuat tarik beton balok, disimpulkan bahwa kenaikan kuat tekan sebesar 9% dapat diperoleh dengan tambahan serat serabut kelapa sebesar 1,5 dan peningkatan kuat tarik beton sebesar 19,7% dapat diperoleh dengan penambahan sabut kelapa sebanyak 2%, sehingga penambahan serat serabut kelapa sangat berpengaruh terhadap kuat tarik beton mutu tinggi. kata kunci: beton serat, serat serabut kelapa, beton mutu tinggi, kuat tekan, kuat tarik analisa pengaruh penggunaan serat… (eduardi prahara; dkk) 209  pendahuluan beton mutu tinggi sendiri umumnya memiliki kuat tekan di atas 60 mpa. bahan serat ditambahkan dalam campuran beton mutu tinggi untuk meningkatkan ketahanan terhadap susut, meningkatkan kekuatan lentur, dan kemampuan menahan gaya tarik. penggunaan bahan tambahan serabut kelapa pada campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan maksimum optimal, dan dengan penambahan serabut kelapa, modulus runtuh beton mencapai nilai optimum pada proporsi tertentu (miko eniarti, 2010). pada penelitian ini penulis menganalisa dan membandingkan pengaruh penggunaan bahan serat serabut kelapa dengan persentase kandungan 1,5 %, 2 %, 2,5 %, dan 3 % pada beton mutu tinggi terhadap kemampuan beton menahan gaya tekan dan gaya tarik melalui proses pengujian kuat tekan dan kuat tarik. penelitian ini menggunakan persentase penggunaan serat serabut kelapa yang lebih tinggi dibandingkan penelitian sebelumnya dengan tujuan menghasilkan komposisi beton yang lebih baik dalam menahan beban dengan kadar serat serabut kelapa yang lebih banyak dan kualitas beton yang lebih tinggi. penelitian ini mengacu pada laporan atau jurnal dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. berdasarkan penelitian sudarmoko dan munir (1998) pemakaian sabut kelapa pada campuran beton masih dapat memberikan workability yang cukup baik. penambahan sabut kelapa sampai konsentrasi tertentu dapat menaikkan kuat tekan beton. penambahan sabut kelapa pada konsentrasi optimum layak dipergunakan sebagai bahan bangunan. penelitian hendra alexander dan mukhlis (2011) dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan abu abu serabut kelapa sebagai substitusi sebagian semen pada pembuatan beton dan juga untuk mengetahui jumlah optimum abu serabut kelapa sebagai substitusi sebagian semen untuk meningkatkan sifat-sifat mekanik beton, khususnya kuat tekan. dari penelitian tersebut diketahui bahwa substitusi abu serabut kelapa padacampuran beton mengakibatkan terjadinya penurunan nilai slump karena abu tersebut menyerap air, dengan terjadinya penyerapan air maka kualitas betonakan meningkat sampai kadar optimumnya. dan penambahan abu serabu kelapa dengan kadar optimal tertentu pada campuran beton dapat menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi. berdasarkan penelitian rustendi (2004) penambahan serat tempurung kelapa pada adukan beton akan menurunkan kuat tekan beton, penambahan serat tempurung kelapa pada adukan beton akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kuat tarik beton. akibat penambahan material serat tempurung kelapa, terjadi penurunan berat jenis beton, sebagian massa atau volume agregat kasar tereliminasi oleh serat tempurung kelapa. penelitian marpaung (2014) bertujuan untuk mengetahui dan memanfaatkan limbah pertanian berupa serabut kelapa sebagai bahan pengisi pada beton terhadap kuat tekan, kuat tarik, dan kemampuan meredam suara. dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengguanaan serabut kelapa pada campuran beton dengan variasi kadar tertentu berdampak pada penurunan nilai kuat tekan beton. akibat penambahan serabut kelapa, terjadi penurunan nilai kuat tarik beton akibat perubahan karakteristik beton, dan nilai koefisien serap bunyi menunjukkan grafik peningkatan pada setiap variabel penambahan serabut kelapa. penelitian eniarti (2010) bertujuan untuk mengetahui komposisi penambahan serat serabut kelapa yang menghasilkan kekuatan optimal pada beton normal terhadap kuat tekan, modulus runtuh, dan kuat impact. dari penelitian tersebut diketahui bahwa penggunaan bahan tambahan serabut kelapa pada campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan maksimum optimal, dan dengan penambahan serabut kelapa, modulus runtuh beton mencapai nilai optimum pada proporsi tertentu. 210 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 208-214  metode pada tahapan pertama akan dilakukan studi literatur untuk mempelajari dasar-dasar teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan serta memperhatikan riset-riset sejenis yang telah dilakukan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. selanjutnya dilakukan pemilihan bahan material yang akan dipergunakan dalam penelitian untuk kemudian dilakukan pengujian kelayakan terhadap material tersebut. adapun material yang dipergunakan antara lain: (1) semen portland. semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen portland tipe i merek tiga roda. (2) agregat kasar. agregat kasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu pecah berukuran rata-rata 25 mm. agregat tersebut lolos saringan 76 mm (3") dan tertahan pada saringan 4,76 mm (no. 4). (3) agregat halus. agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir alam yang lolos saringan 4,76 mm (no. 4). (4) air. air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bersih dari laboratorium beton jurusan teknik sipil binus university. (5) serat serabut kelapa. serat serabut kelapa yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat serabut kelapa yang diperoleh dari pengrajin keset atau alas lantai yang kemudian di potong-potong menjadi untaian serat sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan yakni 5 cm yang memiliki data teknis, specific gravity 1,33; diameter 0,196 mm; water absorption 66 %; tensile strength 72 mpa; modulus of elasticity 2 gpa. (6) sika viscocrete 10. bahan aditif yang dipergunakan berupa sika viscocrete 10 yang berbahan dasar modifikasi polycarboxylate dalam air, dengan berat jenis spesifik 1,06 kg/l (pada suhu ± 20oc) dan nilai ph 4,25 ± 0,5. berbagai material yang telah ditentukan menjalani berbagai pengujian mulai dari pengujian berat isi, berat jenis, kadar air, kadar penyerapan, kadar organik, gradasi, uji keasaman, dan juga uji visual. kemudian setelah material yang telah diuji dinyatakan layak untuk dipergunakan dalam penelitian, dilakukan perancangan campuran beton dengan menggunakan metode aci 211.1 instrumen atau alat yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan alat untuk pembuatan beton antara lain: (1) molen pengaduk beton. (2) cetakan benda uji berbentuk silinder ukuran 15x30 cm. (3) cetakan benda uji berbentuk balok ukuran 15 x 15 x 75 cm. (4) timbangan. (5) alat uji kuat tekan beton. (6) alat uji kuat tarik beton. metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu: (1) data sekunder, yaitu pencatatan atas semua hal yang berhubungan dengan objek penelitian. data yang diambil dengan metode ini yaitu data hasil pengujian material yang akan dipergunakan dalam penelitian. (2) data primer, yaitu pengumpulan data dari hasil pengujian langsung dengan menggunakan instrumen pengujian kekuatan beton. data ini terdiri dari data kuat tekan dan kuat tarik belah beton. analisis data yang dilakukan adalah dengan mendeskripsikan hasil pengujian terhadap material, perhitungan pembuatan campuran, dan data kekuatan beton. perhitungan campuran dan pembuatan benda uji perancangan kompisisi beton untuk masing-masing variabel campuran serat serabut kelapa pada penelitian ini dihitung berdasarkan standar metode aci 211.1 dengan menggunakan variasi kandungan serat serabut kelapa yakni 1,5 %, 2 %, 2,5 %, dan 3 % yang ditambahkan superplasticizer sebanyak 1,5 %. benda uji yang dibuat berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, serta benda uji berbentuk balok dengan ukuran lebar 15 cm, tinggi 15 cm, dan panjang 75 cm untuk pengujian kuat tarik. benda uji yang dibuat sebanyak 5 buah untuk masing-masing tipe campuran dan variabel umur, sehingga total banda uji yang diproduksi adalah 50 buah sampel silinder dan 50 buah sampel balok. analisa pengaruh penggunaan serat… (eduardi prahara; dkk) 211  tabel 1 komposisi campuran beton komposisi material campuran beton per m3 campuran serat serabut kelapa 0% 1,5% 2% 2,5% 3% semen kg 573,4 573,4 573,4 573,4 573,4 agregat kasar kg 1139,62 1139,62 1139,62 1139,62 1139,62 agregat halus kg 836,57 836,57 836,57 836,57 836,57 air liter 172,02 172,02 172,02 172,02 172,02 superplastizer liter 8,114 8,114 8,114 8,114 8,114 serat serabut kelapa kg 0 8,601 11,468 14,335 17,202 pengujian sampel pengujian kuat tekan dan kuat tarik sampel dilaksanakan di laboratorium teknik sipil universitas tarumanagara jakarta. berdasarkan hasil pengujian kuat tekan terhadap sampel beton berbentuk silinder diperoleh data besarnya nilai gaya yang mampu ditopang oleh sampel beton tersebut hingga batas kemampuan beton yang mengakibatkan sampel beton hancur. kuat tekan beda uji (fc) dijelaskan melalui persamaan sebagai berikut: ……………………………………………………………………… (1) p = beban maksimum (n) a = luas bidang tekan (mm2) = 1/4 πd2 d = diameter sampel silinder (mm) berdasarkan nilai kuat tekan masing-masing sampel beton silinder kemudian diperhitungkan nilai kuat tekan beton rata-rata (fcr) dengan persamaan sebagai berikut: ∑ ………………………………………………………….……. (2) fc = kuat tekan masing-masing benda uji (mpa) n = jumlah seluruh sampel silinder hasil dan pembahasan kuat tekan beton penambahan serat serabut kelapa dengan persentase kandungan 1,5 % dapat meningkatkan kuat tekan beton dibandingkan dengan beton normal yang tidak menggunakan campuran serat serabut kelapa. namun penambahan serat serabut kelapa pada persentase yang lebih besar justru akan menurunkan kemampuan beton dalam menopang gaya tekan. hal tersebut terjadi karena serat serabut kelapa yang memiliki ukuran lebih besar dibandingkan jenis serat lainnya, seperti serat baja misalnya, yang memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga mampu mengisi rongga dengan baik. bentuk serat serabut kelapa yang cukup besar mengakibatkan posisi sebagian volume kerikil tergantikan oleh serat serabut kelapa tersebut. sifat material serat serabut kelapa yang kering dan cenderung menyerap air 212 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 208-214  juga mengakibatkan pencampuran adukan beton menjadi lebih sulit dan kandungan air pada campuran terserap oleh serat serabut kelapa. selain itu kekuatan serat serabut kelapa lebih kecil dibandingkan kekuatan kerikil, maka hal tersebut mengakibatkan kuat tekan beton cenderung menurun pada persentase kandungan yang lebih besar. tabel 2 hasil kuat tekan beton campuran serabut kelapa umur (hari) kuat tekan (mpa) 0% 14 31,29 28 40,4 1,5% 14 32,19 28 44,1 2% 14 30,2 28 37,53 2,5% 14 20,24 28 26,4 3% 14 18,8 28 23,21 gambar 1 grafik kuat tekan baton kuat tarik beton serupa dengan kuat tekan, penambahan serat serabut kelapa pada beton dengan persentase tertentu juga dapat meningkatkan nilai kemampuan beton dalam menopang gaya tarik. pada pengujian kuat tarik, beton dengan penambahan serat serabut kelapa sebanyak 2 % memiliki nilai kuat tarik yang lebih baik dibandingkan dengan beton normal tanpa campuran serat serabut kelapa. hal tersebut terjadi karena tekstur serat serabut kelapa yang kasar mengakibatkan ikatan antara serat serabut kelapa dengan pasta semen menjadi lebih kuat sehingga sehingga pada saat proses pembebanan, permukaan beton yang mulai retak dan mengalami kehancuran serat serabut kelapa masih mengikat pasta semen dan sulit telepas. namun, penambahan serat serabut kelapa pada persentase yang lebih besar justru akan menurunkan kemampuan beton dalam menopang gaya tarik. selain itu, penambahan serat serabut kelapa dengan persentase yang lebih besar juga mengakibatkan permukaan sampel beton yang analisa pengaruh penggunaan serat… (eduardi prahara; dkk) 213  berbentuk balok menjadi tidak rata atau tidak rapi serta terdapat bagian sampel balok yang cenderung berrongga. hal tersebut diakibatkan karena serat serabut kelapa mengikat agregat kasar dan menyerap kandungan air campuran yang membuat butiran agregat tidak bisa mengisi ruang cetakan dengan sempurna pada saat proses pemadatan. tabel 3 hasil kuat tarik beton campuran serabut kelapa umur (hari) kuat tarik (n/mm2) 0% 14 1,82 28 2,99 1,5% 14 1,98 28 3,2 2% 14 2,43 28 3,58 2,5% 14 1,95 28 3,34 3% 14 1,45 28 3,02 gambar 2 grafik kuat tarik baton 214 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 208-214  simpulan penambahan serat serabut kelapa pada campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan beton. dari persentase penambahan yang diteliti yakni 1,5%, 2%, 2,5%, dan 3% beton dengan kandungan serat serabut kelapa sebanyak 1,5% menghasilkan nilai kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan beton tanpa penambahan serat serabut kelapa maupun beton dengan persentase campuran lainnya. penambahan serat serabut kelapa pada campuran beton dapat meningkatkan kuat tarik beton. dari persentase penambahan yang diteliti yakni 1,5%, 2%, 2,5%, dan 3% beton dengan kandungan serat serabut kelapa sebanyak 2% menghasilkan nilai kuat tarik yang lebih tinggi dibandingkan beton tanpa penambahan serat serabut kelapa maupun beton dengan persentase campuran lainnya. perlunya penggunaan jenis material yang seragam seperti agregat kasar, agregat halus dan semen untuk bahan campuran pada beton agar diperoleh kesamaan nilai berat jenis ssd, penyerapan air, berat jenis pada agregat kasar dan agregat halus. perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penambahan serat serabut kelapa pada beton mutu tinggi. baik dari penambahan variabel penambahan maupun variasi ukuran serat serabut kelapa yang dipergunakan. diperlukan penelitian dengan menggunakan ukuran sampel yang lebih kecil, agar mempermudah proses pengerjaan serta sebagai pembanding terhadap sampel beton berukuran normal yang cenderung lebih besar dan membutuhkan material dan tenaga yang lebih besar. daftar pustaka eniarti, m (2010); pengaruh pemanfaatan serat serabut kelapa terhadap perbaikan sifat mekanik beton normal, jurnal spektrum sipil, volume 1, no. 1: 19-28 marpaung, r. r. (2014). pengaruh penambahan sabut kelapa pada campuran beton terhadap kuat tekan dan sebagai peredam suara. jurnal teknik sipil usu, 3(1). muklis, alexander, h. (2011). kajian kuat tekan beton (compressive strenght) pada beton dengan campuran abu serabut kelapa. thesis tidak dipublikasi. jurusan teknik sipil politeknik negeri padang, padang. rustendi, i. (2004). pengaruh pemanfaatan tempurung kelapa sebagai material serat terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton. jurnal media komunikasi teknik sipil, 12(xxix) sudarmoko, munir, s. (1998). pengaruh penambahan serat sabut kelapa terhadap kuat tekan dan daya serap air batu cetak beton (bataton). jurnal media teknik ugm, xx(2) microsoft word 03_ars_albertus prawata_pop up cafe-hs.doc pop up cafe as a creative .… (albertus prawata)   343  pop up cafe as a creative generator in jakarta albertus prawata department of architecture, faculty of engineering, binus university jalan k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 albertus_prawata@binus.ac.id abstract the government has a strong role to make plans and shape the city. the planning establishment by the government is based on capital-intensive strategic actions, so they can shape the urban spaces according to a certain set of values. these values are made clearly in the patterns of resource consumption. however, they often create a hierarchical gap between the people and the communities. in the city, the economy becomes the basis of how the urban spaces are shaped and created. new economic activities often have the impact in degrading the quality of the spaces. as a result, the city will lose its attractions, and people feel alienated and they become aesthetically unpleasant. the purpose of this paper is to discuss the interaction and appreciation of creative users and the citizens of the city towards the urban spaces, and how they will encourage endless collaboration amongst local citizens to create thoughtful and meaningful designs for the public. the discussion and arguments will be based on some creative activities such as pop up café/store. it has the importance to be a creative generator and become the urban fabric that support the city and be a part of the sustainable city concept. the engagement and ideas from the creative activities can be a strong foundation of a good urban space, that have the power to re-shape the city spaces to be more livable. therefore, it can also bring a new identity and vibrant atmosphere to a certain area as well as to the city. keywords: urban spaces, creative, creative activities, city, economy abstrak pemerintah memiliki peran yang sangat kuat untuk membuat rencana dan bentuk kota. penerapan perencanaan ruang-ruang yang dilakukan oleh pemerintah dilaksanakan berdasarkan strategi dan nilai-nilai ekonomi yang dapat memberikan keuntungan bagi kota tersebut, sehingga mereka dapat menerapkan pola perancangannya berdasarkan nilai-nilai ekonomi tertentu. nilai-nilai ini dibuat jelas dalam pola konsumsi sumber daya. dengan penerapan ini banyak terjadi kesenjangan hirarki antara masyarakakt di kota itu sendiri. di kota, perekonomian menjadi dasar dari bagaimana ruang kota yang dibentuk dan dibuat. kegiatan ekonomi baru seringkali berdampak menurunkan kualitas ruang. akibatnya, kota ini akan kehilangan atraksi, dan masyarakatnya akan merasa terasing dan keindahan kota tidak akan terwujud. tujuan dari penulisan ini adalah untuk membahas interaksi dan apresiasi komunitas kreatif dan warga kota terhadap ruang-ruang perkotaan, dan bagaimana dengan keberadaan mereka akan mendorong kolaborasi di antara warga setempat untuk membuat suatu bentuk rancangan baik dan bermakna bagi masyarakat. diskusi dan argumentasi pada tulisan ini akan didasarkan pada beberapa kegiatan kreatif seperti pop up café atau toko. bentuk aktifitas dan kegiatan ini memiliki peran penting sebagai generator aktifitas kreatif dan menjadi bagian kota yang dapat mendukung kota dan menjadi bagian dari konsep kota yang berkelanjutan. keterlibatan dan ide-ide dari kegiatan kreatif dapat menjadi dasar yang kuat untuk menciptakan ruang kota yang baik, yang memiliki kekuatan untuk menghadirkan bentuk ruang kota yang lebih layak huni. oleh karena itu, kegiatan dan aktifitas kreatif ini dapat membawa identitas baru dan suasana yang lebih hidup untuk daerah tertentu dan juga bahkan bagi suatu kota. kata kunci: ruang urban, kreatif, kegiatan kreatif, kota, ekonomi 344 comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 343-350  introduction the quality and quantity of a city’s creative aspects have direct impacts on creating a better and vibrant city, including its economic development. it would bring benefits to the city; it will attract skilled workforce, more entrepreneurship, cultural and local tourism, and strong social connection. these will make a city a great place to live. by providing opportunities to attract, retain and develop the best and brightest local culture and creative aspects and atmosphere, a city can create an outstanding and culturally creative experience for its residents. the world’s population continues to grow at an alarming rate. at the same time, urbanization will also increase. forecasts from the un suggest that by the year 2050, it is estimated that there will be 9.3 billion people on earth, and almost 7 billion will live in the cities (un 2011). with their high concentration of people, infrastructure, business and investment, cities are the engine rooms of the new global economy. the new consumption economy has emerged, and it is driven by talented creative innovators. the best and brightest creative talents have the power to drive the new economy; they create unique products and services that are highly profitable. when they have access to the right conditions, environments and opportunities, they will thrive, generate new products, services and boost innovation. other cities around the world have employed lifestyle-development strategies to capture global attention and create an economic environment in which these talented people can prosper. to date, others have found success in exploring options such as city branding, employing successful place making and event strategies, and enriching creative settings. jakarta, a mega city with the population more than 9.7 million people, is one of the highest density in the world and indonesia. as the capital city of indonesia, jakarta is not only a center of government, but also becomes the center of information, trade, and economic sector in indonesia. jakarta is also fast becoming the place for creative talents and communities to thrive. a lot of events such as exhibitions and performances are being held in the capital city of indonesia. there also a lot of communities and creative talents exploring new creative engagement on public spaces during certain day such as car free day. this research will share the interaction of creative users and the citizens of jakarta towards the urban spaces through creative movements and activities such as pop up café, which would be the great design addition to the public space in jakarta. method this research is based on qualitative method, which will compare and demonstrate the engagement of creative user to improve the qualities of the urban space. the paper also demonstrates briefly the process adopted and established at bicycle coffee’s (to.gather bike) event in menteng square and during car free day. results and discussion creative design and the placemaking solving urban challenges has become the key to address global challenges. it is important for cities to be ready for the challenges ahead, transforming city spaces into more efficient and welcoming pop up cafe as a creative .… (albertus prawata)   345  spaces that better accommodate all users. hollis (2013) stated, in the last couple of decades numerous cities have begun to rebrand themselves as creative cities. as of 2011, at least sixty cities around the world have initiated creativity policies; britain alone has twenty. one of the cities that has been a leader in creating new models for sustainable urban development in recent years is new york. new york city department of transportation (2012) has already developed a robust set of metrics to evaluate the outcomes of its projects with respect to the agency’s policy goals, both in the service of continually improving project designs and because the public increasingly expects such data-driven decision-making from government. table 1 potential metrics for project goals goal potential metrics safety • crashes and injuries for motorists, pedestrians, and cyclists • traffic speeds access/ mobility • volume of vehicles, bus passengers, bicycle riders and users of public space • efficiency in parking/loading • traffic speeds economic vitality • number of businesses; employment • retail sales; visitor spending public health • minutes of physical activity per day • rates of obesity, asthma, diabetes, etc. environmental quality • air quality; water quality • urban heat island; energy use livability/ quality of life • user satisfaction • public space usage source: new york city department of transportation (2012) the table shows that the goals of the project design in new york simply to create a better and saver environment for its residents. mann (2012) stated, the changes of new york city streetscape are making pedestrians, cyclist and drivers saver. it shows that bike lane and pedestrian plazas have been good to business too. using data from the city’s department of finance, the department of transportation found an increase of as much as 49% in retail sales on 9th avenue from 23rd to 31st streets since the bike lane & plaza was initiated in the fall of 2007. new york city department of transportation (2010) also stated that a large body of experience and research from around the world indicates that attractive streetscape and urban public space improvements can enhance local business performance in retail and real estate sectors. it shows that a good and creative design for pedestrians and local communities has strong impact on economic activity. the data below by new york city department of transportation (2010) shows that a good and attractive public space will draw people; 84% more people are staying (e.g. reading, eating, taking photographs) in times and herald squares, 42% of nyc residents surveyed in times square say they shop in the neighborhood more often since the changes, 70% of theatre goers say the plazas have had a positive impact on their experience and 26% of times square employees report leaving their offices for lunch more frequently. the effort to reclaim street space for pedestrians, new york city department of transportation has temporarily created nine pedestrian plazas in four of the city's five boroughs, in many cases simply marking the street with paint and orange cones and adding movable chairs and 346 comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 343-350  tables. now the city aims to refashion the spaces with more permanent materials (baker, 2010). there is also a more formal, city-sponsored capital program, the nyc plaza program, reviews proposals for pedestrian plazas from local community organizations. in other cities, san francisco launched a similar program called pavement to parks. it has carved three makeshift pedestrian spaces out of existing streets. another initiative is unfolding in seattle, where the city aims to reclaim downtown alleys for pedestrians. collectively, these initiatives point to a new generation of car-free spaces, a movement that emphasizes simple, flexible, and inexpensively creative designed spaces, managed by local organizations and integrated into the surrounding neighborhood. the projects also reimagine streets space as places to build community. the addition of bigger pedestrian spaces and plazas definitely will boost the qualities of the spaces. the trend of biking and walking, as the new urban mobility will help the spaces in urban area become more vibrant, and it certainly play the major role to boost the urban spaces in the city. nordic society for invention and discovery has developed wheely’s bicycle café. it is a model of a franchise bike café. the bike serves most things any traditional café would serve; coffee, tea, cold drinks, juices, pastries, fruits and even salads and sandwiches. the franchise model is already being promoted globally, and offers young entrepreneurs to start a new business and network. it would become a great model and creative generator for urban spaces throughout the city. these examples show that creative and initiative designs from communities and local organizations can lead into positive changes and impacts toward a better urban space and place. the plaza, pedestrian spaces creates opportunities for people to enjoy their surroundings. local economy will boost by creating creative movements or activities. they certainly can play a major role to start building a better community. pop up cafés, temporary shops or retails are some of the initiatives that can be easily created as creative acts and movements to push the city or local authorities to create a better public space. bicycle pop up cafe in cities with a short supply of public space and a need for more publicly accessible seating, pop-up cafés are fast becoming a valued addition to the public realm (lyndon, 2012). the development of creative industries and coffee culture has grown rapidly over the past years, and it has become a catalyst for the development of our urban communities. the changes in social and economic activities play a major part, where the formal and informal activities are fading. business meeting and hanging out sometimes is hard to distinguish, especially for the freelancers who have flexible working hours. the blends of professional and personal activities create spaces other than offices or homes (work spaces) become a trendy alternative for working purpose. in jakarta, the café experiences are mostly can be found inside malls or other big corporate buildings. it is nice to have different experiences and atmosphere to get the job done or have casual business meeting inside a nice cafe. however, cafes can also play a bigger part to engage and collaborate with certain communities by creating events or other activities that would create a livable space and its surrounding. it does not have to be inside a building that only certain people could go into. it should engage the public, where a pop up café could be the main tool for creative enterprise to deliver their products to broader communities. around bunderan hi, monas, taman suropati and taman menteng, we can see the method of delivering products (mostly drinks) to customers are by bicycles. this experience could bring a new method for entrepreneurs or even city developer to develop a pop up cafes or places in public spaces around the city. it can help a certain space become a popular meeting place or a new activity space for a community. it also can help a neighborhood develop and increase livability and attract more people pop up cafe as a creative .… (albertus prawata)   347  and business to the area. coffee culture could help the city to have livable spaces and attractive neighborhoods. based on the phenomena of bicycle drinks in jakarta, onx studio and volume factory have created a stylish bicycle coffee bike called to.gather bike. they believe that the current bicycle drinks in jakarta can be the new way in creating a city branding of jakarta. therefore, it needs to be revamped to maximise its potentials. rony rahardian, the designer of the bike, has designed multiple storages and equipment to accomodate drinks that the bike would serve, such as tea, milk and coffee. the culture of get together and socializing by drinking coffee certainly would be the key aspect that the bike would fit into the communities. the bike could serve as the pause between the hectic routines of the citizens. it would provide the morning or afternoon break for drinks during busy schedule. the coffee culture of manual brewing such as pour over technique is become the bike speciality, which will create differnet atmoshphere and experience to the customers. figure 1 bicycle drinks in jakarta source: albertus prawata figure 2 to.gather bike in menteng square, central jakarta source: albertus prawata figure 3 pour over brewing coffee technique source: albertus prawata 348 comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 343-350  josh estey, a photographer who lives in jakarta has a strong passion about brewing, and he decided to do a pop up coffee bike and to set it up on sunday mornings in jakarta’s main street during the car-free day hours. bear&co was launched on january 5, 2014 in mh thamrin street, central jakarta. mr. estey passion of brewing led him to create a pop up coffee bike, which create an example for creative entrepreneurs to reach the broader public. his pop up coffee bike could become the new icon during car free day events in jakarta main street. car free day in jakarta also attracts coffee shop which has already established stores to engage with its customers. djournal coffee in jakarta creates coffee bar using bicycle that will operate during car free day event in jakarta. these bicycles certainly will attract people, and they will add new color and dynamism to the urban space. the process of brewing and the fresh smell of coffee could be the new attraction to the urban space. the ritual of manual brewing and the experience that usually can be found in the coffee shop is now can be experienced on the street. figure 4 bear&co popped up in front of wisma bni 46, central jakarta source: ve handojo figure 5 djournal coffee caffeine bike during car free day in jakarta source: djournal coffee pop up cafe as a creative .… (albertus prawata)   349  improving urban economics through creative strategies according to murray (2011), there are three methods to improve the economy; they are facility-centric, people-oriented approach and program-based approach. these three creative strategies can be used to improve economic vitality. table 2 creative strategies for improving economic vitality strategies description promotion of assets promoting culture to attract investment and skilled workers development promoting the development of communities through culture, arts and creativity revitalization promoting revitalization in community through arts and creative strategies economic/ job clusters creating an economic region or jobs according to the creative activities education training, professional development or other activities for arts, culture or creative enterprise arts-oriented incubators creating specific arts oriented business and services to support arts, culture and creative talents branding developing visual element which communicate the character of the community, using graphic design for commercials, marketing and promotions district live-work projects creating region of arts, culture, entertainment, history and supporting the economy or easy access or rules for living space of creative talents and practioners arts-specific and general public venue giving the economic support or easy access for market space, art communities, public space, park and other supporting facilities for arts education. events using celebration or festival to introduce culture or communities urban design and reuse re-using the site or building for arts and culture events public art supporting permanent or temporary public arts exhibitions source: david j. murray (2011) from the table above, pop up cafes using bicycle for instance, could be easily linked in almost all of the strategies. however, it mostly can be easily made based on economic, branding, arts-specific and general public venue, and events strategies. it can create creative culture in a certain region and it can act as the new activity generator for a community or an urban space. conclusion jakarta as the capital city of indonesia has a lot of potentials to be a creative city, and to recreate its city branding. a lot of creative events had been held in jakarta and in the future, those events would add up to the further development of the city. the development of creative economy in recent years could lead to multiple events based on arts, culture and education. with all of the resources of a particular site, historic site, building or even a region, jakarta offers a lot of varieties and strategies to trigger creative acts and talents to boost its economy. the government, urban planners and developers who have the role to plan and shape the city could use the creative strategies to increase the livability of a city. in the future, they should engage the broader public and communities as the generator for the creative strategies. they could create a 350 comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 343-350  new urban design guideline for creative strategies that would define the physical development of an urban area. the guidelines would involve strong legal aspect, special regulation and incentives. creative movements such as pop up café using bicycle as the eco friendly tool is a great design addition to the public space realm in jakarta. it certainly will drive jakarta to have better and lively urban spaces throughout the city. it is only several examples of creative movements that could act as the urban fabric that would bring varieties and livability of an area. in the future, pop up cafes movements could lead into a legal commodity or retail in the busy plaza or pedestrian spaces. it could lead into permanent guidelines and regulations of a public space in a certain area that has the potential to increase the local economy, and to strengthen the city branding. it could create livable communities; it could be the urban icon, generator of creative talents that would create creative movements based on economy and culture. refferences baker, l. (2010). walking wins out. pedestrian streets are in style again. planning, the magazine of the american planning association. djournal coffee. (2015). rise and shine, djournalist. djournal coffee. diakses pada 15 june 2015 dari https://instagram.com/p/2w4rxkpzxp/?taken-by=djournalcoffee.. hollis, l. (2013). cities are good for you. bloomsbury publishing. london. isbn: 978 1 4088 2662 1 lyndon, m. (2012). tactical urbanism vol.2. miami, new york. mann, t. (2012). report: bike lanes, pedestrian plazas good for businesses. metropolis. diakses pada 14 march 2015 dari http://blogs.wsj.com/metropolis/2012/10/24/report-bike-lanespedestrian-plazas-good-for-businesses/.. murray, d. (2011). economic vitality. michigan. american planning association. new york city department of transportation. (2010). green light for midtown evaluation report. new york: new york city dot. new york city department of transportation. (2012). the economics benefit of sustainable streets. new york: new york city dot. nordic society for invention & discovery (2014). wheely’s bicycle cafe. indiegogo. diakses pada10 november 2014 dari https://www.indiegogo.com/projects/wheely-s-bicycle-cafe.. united nations. (2011). world population to reach 10 billion by 2100 if fertility in all countries converges to replacement level. new york: united nation press release. microsoft word 02_jja_tp_dede saputra_manuscript artikel a2t-1.doc production of fish hydrolysates protein … (dede saputra; tati nurhayati) 11  production of fish hydrolysates protein from waste of fish carp (cyprinus carpio) by enzymatic hydrolysis dede saputra1; tati nurhayati2 1department of food technology, faculty of engineering, bina nusantara university jl. alam sutera boulevard no,1 serpong, banten, 15143 2departement of aquatic product technology, faculty of fishery and marine science, bogor agricultural university, jl. agatis, gedung fpik, ipb dramaga, bogor, 16680 1ddsaputra87@gmail.com; 2ddsaputra@binus.ac.id abstract fish protein hydrolysates (fph) is the mixed products of polypeptide, dipeptides, and amino acid. it can be produced from materials that contained of protein by acid reaction, base reaction or enzymatic hydrolysis. the objectives of this study were to study the production of fph from fish carp meat at post rigor phase and viscera by enzymatic hydrolysis, to determine the specific activity of papain enzyme, and to determine the solubility of fph. capacity of fish hydrolyzing can be identified by analyzing the content of dissolved total nitrogen (ntt) compared with nitrogen total ingredient (ntb) in order to get the value of total soluble nitrogen/total nitrogen material (ntt/ntb). the hydrolysis processes were carried out in 0,26% (w/v) papain, 60 οc for 3 hours. the result showed that the specific activity of papain enzyme was about 3.28 u/mg. solubility of fph by comparing ntt/ntb was about 0.29% (fish meat) and 0.40% (fish viscera). proximate test of protein content of fish meat was 18.34 ± 0.04 (g/100 g); while viscera was about 0.95±0.04 (g/100 g). the result indicated that product waste of fish carp had potential as a major of source of fph. keywords: enzymes, papain, protein, hydrolysates introduction more than 60% by-products as waste is produced by fish processing industry which includes skin, head, viscera, trimmings, liver, frames, bones, and roes. these by-product wastes contain good amount of protein rich material that are normally processed into low market-value products, such as animal feed, fish meal and fertilizer (chalamaiah, kumar, hemalatha, and jyothirmayi, 2012). by-product as waste also produced by processing of carp fish. carp fish (cyprinus carpio) is a freshwater fish that has been cultivated and has important economic value in world trade and has a positive effect to indonesian economy, especially in food sector. the growth of production of carp showed a good performance with an increase in average production from 2010 -2014 year amounted to 14.44 % as well as the numerical value of production during the same period showed a pretty good improvement with the average increase per year of 18.67% (kkp, 2014). carp fish is a source of animal protein. more fish processing industries produces about 50-60% of total fish weight as waste (bagus, theresia, & herbert 2014). in view of utilizing of waste products from fish processing industries can be done for increasing the value to several under-utilized fish species such as fish protein hydrolysates (fph). chalamaiah et al. (2012) stated that fph are breakdown products of enzymatic conversion of fish proteins into smaller peptides, which normally contain 2–20 amino acids. nowadays fph have 12   comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 11-18 attracted much attention of food biotechnologists due to presence of high protein content with good amino acid balance and bioactive peptides (antioxidant, antihypertensive, immunomodulatory and antimicrobial peptides). fph is a protein derivative which is soluble in water and does not undergo the process of coagulation in hot water (dufossë et al., 2001). protein hydrolysate is a product of a mixture of polypeptides, dipeptides, and amino acids, can be produced from materials containing protein through acid hydrolysis or enzymatic reaction. protein hydrolysate as the main nitrogen source in a commercial medium for bacterial growth is still imported at high prices (fachraniah et al., 2002). therefore, an alternative is needed to produce fph from by-product as waste such viscera or fish meat at post rigor phase. the objectives of this study were to study the production of fph from fish carp meat at post rigor phase and viscera by enzymatic hydrolysis, to determine the specific activity of papain enzyme, and to determine the solubility of fph. methods material the raw materials were used in this study were fish carp (cyprinus carpio) by-products; meat at post rigor phase and viscera. the enzyme used was commercial local crude papain enzyme. chemical and biochemical test materials were h2so4, hcl, koh, naoh, na2s2o3, h3bo3, asetonitril. the tools that are used, hot shaker bath (bbraunc)-, spectrophotometer, oven (yamato) and a set of glassware (pyrex), (duran), and other standard analytical equipment. fish hydrolysates protein procedure (saputra and nurhayati, 2013) fish carp waste (meat at post rigor phase and viscera) respectively about 100 g, were firstly minced and then mixed with water with ratio of 1:2 by w/v, the mixture was blended and homogenized to improve the hydrolysis reaction for 2-5 minutes. the papain enzyme concentration about 0,26% was added to homogenate, divided into two parts and then adjusted to ph 7 with hcl. the hydrolysis processes were carried out in 0.26% (w/v) papain, 60 οc for 3 hours, then the papain activity was stopped by increase the hot shaker bath temperature to 85 οc and stirred for 15 minutes. the end product was filtered by nylon mesh size of 150 mesh. the liquid phase is taken, then deposited at 4 οc for 24 hours to separate the fat contained in the fluid, the next stage of analysis measurements of dissolved nitrogen. specific activity of papain (suhandana, 2010) specific activity of papain can be measured by using bergmeyer’s method which has been modified by reacting 1 ml casein (2%concentrate) with hcl 0.05 mol/l and buffer phosphate 1 mol/l (ph 7.5) and 0.2 enzyme solution. then the mixture was incubated at 37 οc for 10 minutes. the tyrosine solution was used as the standard enzyme solution and distilled water is used as a blank solution. about 2 ml tca (0.3 mol/l) was added and also cacl2 (2 mmol/l). then the mixture was incubated at 37 οc for 10 minutes then filter through whatman no. 42. the filtrate about 1.5 ml was added with na2co3 (0.5 mol/l) about 5 ml with folin ratio (1:2) as much as 1 ml. then it was incubated at 37 οc for 20 minutes. absorbance of filtrates at 578 nm was read against respective blanks with a spectrophotometer. the potency of test portion in united states pharmacopeia (usp) units of papain can be calculated by the following formula: production of fish hydrolysates protein … (dede saputra; tati nurhayati) 13  ua = asp abl x p x 1 ast abl t (1) where: ua : the amount of enzyme that causes changes 1 μmol substrate per minute asp : sample absorbance value abl : blank absorbance value ast : standard absorbance value o p : dilution factor t : incubation time chemical composition analysis of fish carp (association of official analytical chemyst, 1995; 2005) the composition of fish carp was determined using proximate analysis. the moisture content was determined by spreading about 2 g of sample on an aluminum dish that has been pre-weighted. dried in an oven at 100 οc for 5 hours then placed in a desiccator until reaching a constant weight. total weight loss during drying process represents moisture content in the sample. the protein content in raw material was determined by using kjeldhal method with nitrogen factor equal to 6.25. the total lipid was determined by soxhlet extraction. the ash content was analyzed by incineration of 2 g of sample in a furnace at 550 οc for 5 hours or until the white ash was formed. fish protein hydrolysate solubility (saputra and nurhayati, 2013) capacity of fish hydrolyzing can be identified by analyzing the content of dissolved total nitrogen (ntt) compared with nitrogen total ingredient (ntb) in order to get the value of fhp solubility degree statistical analysis the results were presented as group means ± standard of deviation (sd) and statistically significant differences between mean values were determined by descriptive statistics analysis using spss 20.0 software. results and discussions specific activity of papain papain (ec 3.4.22.2) is an endolithic plant cysteine protease enzyme which is isolated from papaya (carica papaya l.) latex. papain is obtained by cutting the skin of the unripe papaya and then collecting and drying the latex which flows from the cut (amri and mamboya, 2012). the greener the fruit, the more active the papain. papain enzyme belongs to the papain super family, as a proteolytic enzyme, papain is a crucial importance in many vital biological processes in all living organisms (tsuge et al., 1999). activity of papain can be increased by the addition of cysteine and nacl activator. a compound that was found in papain enzyme include more than 50 amino acids including aspartic acid, 14   comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 11-18 threonine, serine, glutamic acid, proline, glycine, alanine, valine, isoleucine, leucine, tyrosine, phenylalanine, histidine, lysine, arginine, and cysteine (pakki et al., 2009). papain enzyme is used in the hydrolysis of fish carp (meat at post rigor phase and also viscera), this enzyme has the specific activity. papain activity was affected by the concentration of enzyme that is added and also the temperature used during hydrolysis. fish carp waste (meat and viscera) which were hydrolyzed with 0,26% papain enzyme concentration at 60 oc temperature for 3 hours. the specific activity of papain enzyme was about 3,28 u/mg. these results were different from dongoran (2004), specific activity of papain enzyme was about 0.279 u/mg protein. this difference may be due to the differences in ph, temperature, enzyme concentration and the materials used. suhandana (2010) reported that the specific activity of papain enzyme to hydrolysis of viscera of swordfish was about 3.2770 u/mg. the specific activity of papain enzyme implied that there were enzyme activities in 1 mg of protein enzymes that could perform hydrolysis resulting in a change 3.2770 µmoles of substrat per minute. chemical composition analysis of fish carp part of carp’s bodies used in the research were fish meat at post rigor and fish viscera. fish meat and viscera of fish carp has a different chemical composition. it was because the chemical composition of fish can be varied between species, individuals in one species and also across parts of the body of one individual. as for the comparison of chemical composition of meat and viscera fish, carp is presented in figure 1 and 2. figure 1 chemical composition of fish meat figure 2 chemical composition of fish viscera production of fish hydrolysates protein … (dede saputra; tati nurhayati) 15  based on figure 1 and 2, it can be seen that the analysis of raw material (fish meat and viscera) was conducted to identify the chemical composition of fish carp waste including moisture, ash, fat and protein content. results of chemical analysis of fish carp is shown in figure 1 and 2 implies that protein content of the fish viscera was lower than protein content of meat of fish carp. the protein content of fisch carp meat in this result was higher than pangasius sp fillet waste used by bagus et al., (2014); chaijana et al. (2010) for their study reported that the protein content was about 12.51±10.5% and 16.88±4.45% (giant catfish muscle), while viscera protein content was lower than fish meat content of fish carp in this study. the fat content of meat and viscera of fish carp was much lower than pangasius sp fillet waste used by bagus et al., (2014) was about 18.00±1.00%. the chemical composition of the fish was affected by species, age, sex, fishing season, the availability of feed in the water, habitat and environmental conditions. protein content in the fish meat is relatively constant, but the ash content and fat content fluctuates (bhaskar et al., 2008). the greater fat content in fish meat, the smaller the water content on meat fish. this can be seen from the result of this study that fat content on meat fish was about 3.52±0.06 g/100g with the protein content of the fish meat was about 18.40±0.04 g/100g. in addition, it can be seen that the composition of fat content of fish viscera was about 1.30±0.06 g/100g, with protein content 0.95±0.04 g/100g. the composition of fat and protein levels in fish viscera is smaller than the composition of the fat content in fish meat of fish carp. similar results were also reported by suhandana (2010), which states that the protein content was higher about 50.18 g/100g with a fat content was 0.47 g/100g. fish protein hydrolysate solubility at the time the fish is entering the post rigor phase, amino acids and free nitrogen will be increased as a result of hydrolysis of fish meat. hydrolysis of fish meat and viscera is strongly influenced by the ability of protease enzymes such as papain. burges and shaw (1986) in sari (2008) reported that papain enzyme can break the peptide bond in the residue asparagine-glutamine, glutamate-alanine, valine and leucine-phenylalanine-tyrosine. the ability of papain enzyme to hydrolysis fish meat and fish viscera can be seen through the test of total dissolved nitrogen content (ntt) and compared with a total nitrogen content of materials (ntb) to obtain the value of total dissolved nitrogen/total nitrogen materials known as (ntt/ntb) shown in table 1. table 1 solubility of fph from fish meat and viscera of fish carp material sample weigh (mg) vol. hcl (ml) protein (%) ntt (%) ntb (%) ntt/ntb fish meat 1024 6.43 5.2032 0.8325 2.88 0.29 fish viscera 9910 4.10 3.4282 0.5485 1.36 0.40 the value of ntt/ntb on fish viscera was about 0.40 and ntt/ntb from fish meat was about 0.29. it is not much different from the value of ntt/ntb that reported by saputra (2008); saputra and nurhayati (2013) on yellow stripe fish meat of that ranged from 0.21 to 0.34. the value of ntt/ntb on fish viscera is greater than the value of ntt/ntb on fish meat. this is because many fish viscera contain proteolytic enzymes that can be degradable of substrates, which are proteins. high concentration of enzymes can increase the activity of this enzyme so that the results of hydrolysis in the form of amino acids and dissolved peptides also become much higher. saputra (2008); saputra & nurhayati (2013), reported that the higher value of ntt/ntb is produced is influenced by the activity of enzyme, the concentration enzyme was added, then the specific activity of the enzyme to catalyze the protein and break down the bond will be faster, so it will be increase the amount of amino acids and polypeptides are dissolved. safari et al. (2009) also reported that the head of the hydrolysis using alkalase enzyme for tuna can produce hte total nitrogen 16   comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 11-18 was about 12.84% where the value is not much different from the amount of total nitrogen obtained in the hydrolysis of meat and viscera carp ranged in 5.4 to 8.3%. fish in the post-rigor condition also affects the value of ntt/ntb. the more rotten the fish, the value of ntt/ntb will increase along with the higher number of amino acids and dissolved nitrogen as a result of hydrolysis of proteins. it can be used as an indicator that the higher ntt/ntb value, indicates that the fish is in post rigor phase. perfect hydrolysis process will produce about 18-20 amino acids (ariyani et al., 2003). an enzyme used in hydrolyzes of meat and fish viscera also affects hydrolysates of meat and viscera. each enzyme has a different optimum values that affect the resulting hydrolysate. the composition of the protein hydrolysate is affected by the type of enzyme used (shahidi, xiao-qing, & synowiecki, 1995). in addition, the enzyme substrate used also affects the protein hydrolysate. kahar (1995) stated that the enzyme is ampholytic with different substrate structure resulting enzyme substrate complex ionization adaptation to different environments. fph is a product that produced from the decomposition of fish protein into short-chain compounds for their good hydrolysis by enzymes, acids and bases. conclusions fish protein hydrolysate (fph) can be produced from the waste of fishery products such as meat at post rigor phase and viscera. hydrolysis process of fish carp was carried out using enzymatic methods with papain concentration was about 0.26 % (w/v) for 3 hours at 60 °c, and the inactivation of papain activity can be carried out at 85 oc. the result showed that the specific activity of papain enzyme was about 3.28 u/mg. chemical composition of fish carp was conducted by proximate analysis including protein and fat content analysis, result showed that 18.34 ± 0.04 (g/100g) (protein content); 0.95 ± 0.04 (g/100 g) (fat content). based on the results, meat of fish carp in post rigor phase and also viscera were potential as a major of source of fph. solubility of fph by comparing ntt/ntb was about 0.29% (fish meat) and 0.40% (fish viscera). references amri e., & mamboya f. (2012). papain, a plant enzyme of biological importance: a review. american journal of biochemistry and biotechnology, 8(2), 99-104. ariyani, f., saleh, m., tazwir, & hak, n. (2003). optimasi proses produksi hidrolisis protein ikan (hpi) dari mujair (oreochromis mossambicus). jurnal penelitian perikanan indonesia, 9, 11-21. association of official analytical chemyst (aoac). (1995). arlington. virginia, usa: published by the association of official analytical chemist. inc. association of official analytical chemyst (aoac). (2005). arlington. virginia, usa: published by the association of official analytical chemist. inc. bagus, s. b. u, theresia, d. s, & herbert, r. h. (2014). optimization of enzymatic hydrolysis of fish protein hydrolysate (fph) processing from waste of catfish fillet production. squalen bulletin of marine & fisheries postharvest & biotechnology, 9(3), 115-126. production of fish hydrolysates protein … (dede saputra; tati nurhayati) 17  bhaskar, n., benila, t., cheruppanpullil, r., & lalitha, r. g. (2008). optimization of enzymatic hydrolysis of visceral waste proteins of catla (catla catla) for preparing protein hydrolysate using a commercial protease. bioresource technology, 99, 335–343. chaijana, m., jongjareonrakb, a., phatcharatc, s., benjakulc, s., & rawdkuend, s. (2010). chemical compositions and characteristics of farm raised giant catfish (pangasianodon gigas) muscle. lwt-food science and technology, 43(3), 452-457. chalamaiah, m., kumar, b. d., hemalatha r., & jyothirmayi, t. (2012). fish protein hydrolysates: proximate composition, amino acid composition, antioxidant activities and applications: a review. food chemistry (birch ed.), 135(4), 3020–3038. dongoran, d. s. (2004). pengaruh aktivator sistein dan natrium klorida terhadap aktivitas papain. jurnal sains kimia, 8, 26-28. dufossë, l., broise, d. d. l., & guerard, f. (2001). evaluation of nitrogenous substrates such as peptones from fish: a new methode on gompertz modeling of microbial growth. journal of microbiology, 42, 32-38. fachraniah, fardiaz d, & idiyanti t. (2002). pembuatan pepton dari bungkil kedelai dan khamir dengan enzim papain untuk media pertumbuhan bakteri. jurnal teknologi dan industri pangan, 13(3). kahar, z. (1995). pengaruh jenis substrat terhadap aktivitas proteolitik enzim papain amobil. jurnal kimia andalan, 2, 39-45. kementrian kelautan perikanan [kkp]. (2014, februari). laporan kinerja (lkj) direktorat produksi tahun 2014. retrieved on february 15th, 2015 from http://www.djpb.kkp.go.id/public/upload/files/laporan-kinerja-dit.-produksi-tahun-2014.pdf pakki, e., kasim, s., rewa, m., & karangan, s. (2009). uji aktivitas antibakteri enzim papain dalam sediaan krim terhadap staphylococcus aureus. jurnal majalah farmasi dan farmakologi. vol 13:1. safari, r., motamedzadegan, a., ovissipour, m., regenstein, j. m., gildberg, a., & rasco, b. (2009). use of hydrolysates from yellowfin tuna (thunnus albacares) heads as a complex nitrogen source for lactic acid bacteria. journal of food bioprocess technology, 5(1), 73-79. saputra, d. (2008). pembuatan pepton ikan selar (caranx leptolepis) hasil tangkap samping (hts) pada kondisi post rigor dan busuk (thesis). bogor: departemen teknologi hasil perairan, fakultas perikanan dan ilmu kelautan, institut pertanian bogor. saputra, d., nurhayati, t. (2013). produksi dan aplikasi pepton ikan selar untuk media pertumbuhan bakteri. jurnal pengolahan hasil perikanan indonesia,16(3), 215-223. sari, e. y., ekantari, n., & ustadi. (2008). lama perendaman dalam larutan papain mempengaruhi kualitas dan rendemen gelatin kulit tenggiri. seminar nasional tahunan v hasil penelitian perikanan dan kelautan. shahidi f., xiao-qing, h., & synowiecki j. (1995). production and characteristics of protein hydrolisate from caplein (mallotus villosus). journal of food chemistry, 53, 285-293. 18   comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 11-18 suhandana, m. (2010). pemanfaatan jeroan ikan tongkol sebagai bahan baku pembuatan pepton secara enzimatis (thesis). bogor: teknologi hasil perairan, institut pertanian bogor. tsuge, h., nishimura, t., tada, y., asao, t., turk, d., turk, v., & katunuma, n. (1999). inhibition mechanism of cathepsin l-specific inhibitors based on the crystal structure of papainclik148 complex. biochemical and biophysical research communications, 266, 411-416. bab 1 evaluasi sistem informasi sumber daya manusia pada pt xyz i gusti made karmawan1; tangkas udiono2; abdul haris3 1, 2, 3 jurusan komputerisasi akuntansi, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. kh syahdan no. 9 kemanggisan jakarta barat i gusti made@binus.edu abstract the research objective was to evaluate the procedures and internal controls of human resource information system xyz. to that end, the author conducted the examination, collecting, previews and documenting the evidence that supports the information systems, so that it can find problems that occur in information systems and measure risk on internal controls to produce recommendations that can be considered. to support the research, the research uses a library, where the data obtained by reading a book and browse the website in accordance with the research are discussed. and with a field research method, which was obtained through a check list, interview and observation. results of evaluation on the current information system, gives the conclusion that the current system has been implemented according to the company the current procedure, but found few risks to the internal controls within them. keywords: evaluation, information systems, human resources, xyz abstrak tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi prosedur dan pengendalian internal sistem informasi sumber daya manusia pt xyz. untuk itu, penulis melakukan pemeriksaan, pengumpulan, preview dan pendokumentasian bukti-bukti yang mendukung jalannya sistem informasi tersebut sehingga dapat menemukan masalah yang terjadi dalam sistem informasi dan mengukur risiko pada pengendalian internal untuk menghasilkan rekomendasi yang dapat dipertimbangkan. untuk mendukung penelitian, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan, dimana data diperoleh dengan membaca buku dan menelusuri website yang sesuai dengan penelitian yang dibahas. dan dengan metode penelitian lapangan, yang diperoleh melalui check list, wawancara dan observasi. hasil evaluasi pada sistem informasi yang berjalan, memberi kesimpulan bahwa sistem yang sedang berjalan pada perusahaan sudah dilaksanakan sesuai prosedur yang ada saat ini, namun ditemukan beberapa resiko pada pengendalian internal yang ada didalamnya. kata kunci: evaluasi, sistem informasi, sumber daya manusia, pt xyz comtech vol.1 no.1 juni 2010: 138-148 138 mailto:made@binus.edu pendahuluan dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang tidak mampu untuk dapat bersaing di dunia bisnis dengan tingkat persaingan yang semakin kompetitif. banyak faktorfaktor yang menyebabkan perusahaan tersebut tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain. salah satu faktor yang menyebabkan perusahaan tersebut tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain adalah karena sistem yang digunakan tidak mampu untuk dapat mendukung seluruh kegiatan perusahaan tersebut. karena itu, dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat mendukung tersedianya informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. tersedianya informasi yang spesifik, cepat, tepat, akurat dan dapat diandalkan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. sistem informasi sumber daya manusia telah menjadi suatu acuan untuk mendapatkan jaminan dari tersedianya tenaga kerja yang tepat untuk menduduki suatu jabatan dan pekerjaan yang tepat dan waktu yang tepat bagi organisasi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran perusahaan. di dalam dunia bisnis yang semakin berkembang ini, perusahaan akan sangat membutuhkan sebuah kinerja dari sdm yang berkualitas tinggi. untuk itu perusahaan harus melakukan suatu pelatihan yang dapat membantu meningkatkan kualitas dari sdm-nya. dengan begitu sistem informasi dianggap penting untuk mendukung kegiatan tersebut. metode penelitian metode yang digunakan adalah studi kepustakaan; studi lapangan, yang terdiri dari observasi, wawancara (interview), check list, dan studi dokumentasi serta metode audit (auditing around the computer). ruang lingkup mengingat penelitian yang akan dilakukan pada pt xyz hanya di bidang sumber daya manusia saja, maka ruang lingkup yang akan kami teliti mencakup hal-hal sebagai berikut. pertama, evaluasi terhadap sistem informasi sumber daya manusia yang berjalan pada pt xyz yang meliputi kegiatan di dalam internal perusahaan seperti perekrutan, penyeleksian, dan pelatihan untuk karyawan baru. kedua, evaluasi terhadap pengendalian prosedur dan pelaksanaan sistem yang meliputi: evaluasi terhadap pengendalian aplikasi (application control), yaitu boundary control (pengendalian batasan), input control (pengendalian masukan), dan output control (pengendalian keluaran) serta evaluasi terhadap pengendalian umum (general control), yaitu security management control (pengendalian manajemen keamanan) dan operation management control (pengendalian manajemen operasi). tujuan dan manfaat penelitian adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan paper ini, yaitu mengevaluasi sistem informasi sumber daya manusia yang berjalan; mengidentifikasi kelemahan dari sistem informasi sumber daya manusia yang berjalan serta memberikan rekomendasi yang dapat mengatasi kelemahankelemahan yang telah teridentifikasi. manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu sebagai masukan bagi manajemen perusahaan berkaitan dengan sistem informasi sumber daya manusia; dapat meningkatkan pengendalian terhadap sistem komputerisasi, baik pengendalian aplikasi maupun pengendalian manajemen serta dengan rekomendasi yang diberikan diharapkan dapat menghasilkan sistem informasi sumber daya manusia yang lebih baik dan dapat diandalkan. evaluasi sistem...... (i gusti made karmawan; dkk) 139 landasan teori menurut mcleod (2001: 6), menyimpulkan sistem informasi dengan sangat singkat, yaitu ”sistem penghasil informasi”. berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah serangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk mengola informasi yang akan didistribusikan kepada pemakai. pengertian evaluasi menurut husein (2005: 36), evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. audit sistem informasi menurut mulyadi (2002: 9), auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan umum menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. menurut weber (1990: 10), audit sistem informasi secara garis besar dapat diartikan sebagai proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah sebuah sistem komputer dapat melindungi asset perusahaan, memelihara integritas data dan memungkinkan tujuan organisasi untuk dicapai secara efektif dengan menggunakan sumber daya yang efisien. menurut weber (1999: 106), jenis audit sistem informasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu concurrent audit (audit secara bersama-sama), postimplementation audit (audit setelah implementasi), dan general audit (audit umum). tujuan audit sistem informasi menurut ron weber (1999: 11-13), dapat disimpulkan bahwa secara garis besar terbagi menjadi empat tahap, yaitu meningkatkan objektifitas keamanan asset perusahan, meningkatkan objektifitas integritas data, meningkatkan objektifitas efektifitas sistem, meningkatkan objektifitas efisiensi sistem. sementara itu, menurut ron weber (1999: 55-57), metode audit meliputi: auditing around the computer dan auditing through the computer. sedangkan menurut romney dan steinbart (2003: 322-324), langkah-langkah dalam melakukan audit sistem informasi adalah merencanakan audit, mengumpulkan bukti audit, mengevaluasi bukti audit, dan mengkomunikasikan hasil audit. sumber daya manusia menurut nawawi (2001: 40), mengetengahkan tiga pengertian yang masing-masing berisikan: pertama, sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan); kedua, sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai model (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensial nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi; ketiga, sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. menurut mcleod (2001: 525), sistem informasi sumber daya manusia adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data tersebut menjadi informasi dan melaporkan informasi tersebut kepada pemakai. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 138-148 140 tahapan sumber daya manusia pertama, perekrutan karyawan. menurut mcleod (2001: 443), perekrutan di dalam sistem informasi sumber daya manusia adalah mendapatkan karyawan baru untuk organisasi dengan cara melakukan periklanan di surat kabar, menyediakan permintaan-permintaan posisi kepada pemerintah maupun agen swasta. kedua, penyeleksian karyawan. menurut hasibuan (1997: 52), seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau yang ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu. ketiga, pelatihan dan pengembangan karyawan. menurut hariandja (2005: 168), pelatihan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan karyawan. keempat, penilaian kinerja karyawan. menurut sulistiyani dan rosidah (2003: 223), penilaian kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu yang dilakukan terhadap organisasi. kelima, kesejahteraan karyawan. menurut hasibuan (1997: 202), kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap (material dan nonmaterial)yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan dengan tujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktifitas kerjanya meningkat. keenam, pengertian mutasi dan promosi. menurut hasibuan (1997: 114), mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertical (promosi/demosi) di dalam satu organisasi. kemudian ketujuh, pemutusan hubungan kerja (phk). pemutusan hubungan kerja (phk) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak-hak dan kewajiban (prestasi dan kontraprestasi) antara pekerja/buruh dengan pengusaha. hubungan kerja dan jenis hubungan kerja hubungan kerja adalah hubungan (hukum) antara pengusaha dengan pekerja/buruh (karyawan) berdasarkan perjanjian kerja. dengan adanya perjanjian kerja, maka akan lahir perikatan. dengan perkataan lain, perikatan yang lahir karena adanya perjanjian kerja inilah yang merupakan hubungan kerja. sesuai dengan kondisi dan sasaran yang akan dicapai dalam kurun waktu yang berbeda, jenisjenis pekerjaan dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni: pekerjaan yang dilakukan secara berulang atau pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang tidak tertentu serta pekerjaan yang menurut sifat dan jenis serta tuntutan kegiatannya perlu dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang relative pendek. pekerjaan jenis ini dapat dikelola sendiri atau diborongkan kepada orang lain, kelompok atau unit usaha lain. sistem pengendalian internal menurut mulyadi (2001: 163), sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. mulyadi (2001: 163) juga mengungkapkan empat tujuan sistem pengendalian intern, yaitu menjaga kekayaan organisasi, menjaga ketelitian dan kehandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. sementara itu, menurut weber (1999: 49), pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling terintegrasi, yaitu control environment, risk assessment, control activities, information and communication, dan monitoring. jenis pengendalian internal ada dua jenis pengendalian, yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. pertama adalah pengendalian umum. menurut weber (1999: 67), pengendalian umum ialah sistem pengendalian internal komputer yang berlaku umum meliputi seluruh kegiatan komputerisasi sebuah evaluasi sistem...... (i gusti made karmawan; dkk) 141 organisasi secara menyeluruh. artinya ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pengendalian tersebut, berlaku untuk seluruh kegiatan komputerisasi di perusahaan. kedua adalah pengendalian aplikasi. menurut weber (1999: 365), pengendalian aplikasi dilakukan bahwa sistem aplikasi itu sendiri dapat menjaga asset, memelihara integritas data, mencapai sasaran yang efektif dan efisien. pengendalian aplikasi dapat berupa pengendalian batasan (boundary control). tujuan dari boundary control adalah: untuk menetapkan identitas dan otentikasi user terhadap sistem computer, menetapkan identitas dan kebenaran sumber informasi yang digunakan user, dan membatasi kegiatan user dalam mendapat sumber informasi berdasarkan kewenangan. jenis-jenis pengendalian dalam subsistem boundary adalah sebagai berikut: cryptographic control (pengendalian kriptografi); pengendalian kriptografi dirancang untuk menjaga kerahasiaan data dan untuk mencegah penyalahgunaan pengubahan data oleh orang yang tidak berwenang, yaitu dengan cara mengacak data sehingga tidak memiliki arti bagi orang yang tidak memiliki sistem untuk mengubah kembali data tersebut; access control (pengendalian akses), yang berfungsi untuk membatasi penggunaan sumber daya sistem komputer, membatasi dan memastikan user untuk mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan. data flow diagram (dfd) menurut valacich (2001: 146), diagram aliran data (data flow diagram) adalah grafis yang menggambarkan perpindahan data antara entitas eksternal, proses dan data stores dalam sebuah sistem. ada empat simbol yang digunakan dalam diagram aliran data, yaitu sebagai berikut. data flow, merupakan data yang mengalir dan bergerak sebagai suatu unit dari suatu tempat dalam sebuah sistem ke tempat yang lain. data store, merupakan tempat menyimpan data. process, merupakan suatu kegiatan atau tindakan yang dihasilkan oleh data sehingga mereka dibentuk, disimpan atau didistribusikan. external entities, merupakan sumber dan/atau tujuan data. gambar 1 simbol dfd menurut valacich (2001: 149-154), bagian dari diagram aliran data terdiri dari: pertama adalah diagram context. diagram aliran data dari keseluruhan sistem yang menggambarkan batasan sistem, entitas eksternal yang berinteraksi dengan sistem dan merupakan aliran informasi utama antara entitas dengan sistem; kedua adalah diagram level-0. diagram aliran data yang mengambarkan proses, aliran data, dan data stores dalam sistem utama yang merupakan detil dari level tertinggi dalam sistem; ketiga adalah diagram level-n. diagram aliran data yang merupkan hasil dari pemisahan sejumlah subproses dari proses yang ada pada diagram level-0. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 138-148 142 hasil dan pembahasan diagram konteks sistem informasi sumber daya manusia pada pt ap alihdaya pelamar karyawan direktur identitas_calon_karyawan formulir_hpkk hasil_pelatihan surat_phk surat_mutasi hpkk laporan_hpkk laporan_hasil_pelatihan laporan_phk_karyawan laporan_penerimaan_karyawan surat_keterangan_kesehatan hasil_test_mengetik hasil_test_psikotest hasil_test_wawancara laporan_mutasi_karyawan jadwal_dan_jenis_pelatihan pengajuan_pelatihan gambar 2 diagram konteks data flow diagram keterangan : phk : pemutusan hubungan kerja hpkk : hasil penilaian kinerja karyawan evaluasi sistem...... (i gusti made karmawan; dkk) 143 pelamar 1.0 perekrutan & penyeleksian direktur 2.0 test_calon_karyawan 4.0 penilaian_kinerja 3.0 pelatihan hasil_tes_wawancara surat_keterangan _kesehatan hasil_tes_mengetik hasil_tes_psikotest identitas_calon_karyawan ms_calon_karyawan tr_hasil_tes_cal on _karyawan ms_karyawan karyawan jadwal_dan_jenis_pelatihan hasil_pelatihan surat_phk surat_mutasi formulir_hpkk tr_hpkk ms_karyawan laporan_hpk k laporan_penerimaan_karyawan laporan_hasil_pelatihan laporan_phk_karyawa n laporan_mutasi_karyawa n tr_hasil_pelatihan tr_hasil_tes_ca lon_karyawan hpkk pengajuan_pelatihan gambar 3 diagram nol data flow diagram keterangan : phk : pemutusan hubungan kerja hpkk : hasil penilaian kinerja karyawan hasil evaluasi dari pelaksanaan evaluasi terhadap sistem informasi sumber daya manusia pt xyz, yang dilakukan selama tiga bulan, didapatkan temuan-temuan permasalahan pada pengendalian umum yang meliputi pengendalian manajemen operasional dan pengendalian manajemen keamanan serta pengendalian aplikasi yang meliputi pengendalian boundary, input dan output. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 138-148 144 temuan pada pengendalian operasional tabel 1 matriks temuan pengendalian manajemen operasional operational control no temuan resiko rekomendasi risk measurement 1. pelatihan terhadap karyawan tidak dilakukan secara berkala oleh perusahaan dan disesuaikan jika terdapat kebutuhan pada setiap bagian. karyawan tidak mendapatkan pengembangan keterampilan kinerja dan tidak ada peningkatan kemampuan melakukan pekerjaan untuk mendukung kinerjanya di dalam perusahaan. sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan secara berkala untuk setiap karyawan yang ada baik karyawan lama maupun karyawan baru dengan tujuan untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dari setiap karyawan. medium 2. sistem absensi terhadap karyawan tidak diberlakukan login absensi secara bebas karyawan tidak mendapatkan efektivitas dan efisien, pada saat jika terdapat keterlambatan hadir maupun resiko lainnya. sebaiknya perusahaan membuat sistem absensi secara online dengan tujuan mendapatkan efisiensi dan efektifitas setiap karyawan. medium 3. setiap komputer karyawan tidak semuanya menggunakan jaringan internet tetapi, hanya bagianbagian tertentu saja yang terhubung jaringan internet. kemampuan karyawan tidak berkembang dan pemenuhan informasi yang di inginkan perusahaan tidak sepenuhnya di dapat, karena hanya bagian tertentu saja yang dapat mengakses internet. sebaiknya di lakukan riset atau peninjauan kembali tentang fungsi penggunaan internet untuk setiap karyawan maupun staff yang membutuhkan informasi untuk dirinya maupun untuk kebutuhan informasi dan perkembangan perusahaan. low 4. perusahaan belum melakukan mutasi secara berkala. karyawan akan mengalami kejenuhan karena tidak adanya perubahan dalam lingkungan kerjanya serta motivasi dalam bekerja akan berkurang. sebaiknya perusahaan melakukan mutasi secara berkala yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan para karyawannya. medium temuan pada pengendalian keamanan tabel 2 matriks temuan pengendalian manajemen keamanan security control no temuan resiko rekomendasi risk measurement 1. karyawan tidak melakukan scan anti virus secara berkala pada setiap komputer yang ada pada perusahaan. perusahaan dapat mengalami kehilangan data–data penting perusahaan yang ada di dalam sistem komputer. seharusnya karyawan melakukan scan anti virus pada setiap komputer yang ada di perusahaan, hal ini bertujuan untuk mencegah adanya serangan virus yang masuk kedalam system komputer perusahaan yang dapat merusak data, merusak software, mengganggu jalannya system dan dapat juga menjebol keamanan informasi perusahaan. scan anti virus sebaiknya dilakukan oleh bagian it setiap 1 minggu sekali untuk mengurangi resiko tersebut. medium 2. perusahaan tidak memiliki prosedur tertulis mengenai hacking, selama ini perusahaan belum memperhatikan tentang pencegahan hacking. keamanan dan kerahasiaan data tidak bisa terjamin yang bisa berdampak pada kerugian perusahaan. sebaiknya perusahaan memiliki prosedur tertulis tentang pencegahan hacking. untuk menghindari kemungkinan data perusahaan yang digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi. high evaluasi sistem...... (i gusti made karmawan; dkk) 145 temuan pada pengendalian boundary tabel 3 matriks temuan pengendalian boundary boundary control no temuan resiko rekomendasi risk measurement 1. sistem computer tidak dapat melakukan log off secara otomatis ketika user meninggalkan komputer dalam jangka waktu tertentu. orang yang tidak berwenang bisa mengakses sistem aplikasi yang terdapat dalam komputer perusahaan sehingga data bisa saja dirubah atau dicuri oleh orang yang tidak berwenang. sebaiknya perusahaan menggunakan sistem log off secara otomatis pada setiap komputer yang ada pada perusahaan. medium temuan pada pengendalian input tabel 4 matriks temuan pengendalian input input control no temuan resiko rekomendasi risk measurement 1. kesalahan yang sudah di input oleh user tidak dapat langsung di delete tanpa adanya konfirmasi dari bagian it. sering terjadinya keterlambatan dalam pembuatan laporan yang dapat mengganggu kinerja perusahaan. sebaiknya ada pengecekan sistem secara otomatis apabila terjadi kesalahan dalam menginput data sehingga adanya pengendalian terhadap data yang di input. medium temuan pada pengendalian output tabel 5 matriks temuan pengendalian output output control no temuan resiko rekomendasi risk measurement 1. laporan yang dihasilkan terkadang tidak tepat waktu dan sering mengalami keterlambatan. proses kinerja di dalam perusahaan menjadi terhambat. laporan yang didistribusikan harus tepat waktu agar pihak yang membutuhkan laporan tersebut dapat langsung mendapatkan laporan yang diinginkannya. karena laporan merupakan salah satu jenis informasi yang sangat diperlukan terutama dalam hal pengambilan keputusan. medium 2. laporan yang dihasilkan tidak dicantumkan tanggal, bulan tahun dan waktu pencetakan. laporan tidak dapat diidentifikasi kapan waktu penggunaanya. sebaiknya setiap laporan harus dicantumkan tanggal, bulan, tahun dan waktu pencetakan agar laporan yang digunakan selalu up to date. medium comtech vol.1 no.1 juni 2010: 138-148 146 simpulan berdasarkan hasil pemeriksaan, pengumpulan, preview dan pendokumentasian bukti-bukti yang mendukung jalannya sistem informasi sumber daya manusia yang dilakukan melalui check list, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, kami menyimpulkan sebagai berikut. pertama, pt xyz sudah menggunakan sistem yang terkomputerisasi dengan didukung sistem aplikasi yang menggunakan vb 6.0. kedua, pelaksanaan evaluasi dilakukan pada departement hrd yang dimulai dari permintaan pengisian posisi karyawan yang kosong sampai karyawan tersebut tidak bekerja lagi. ketiga, tujuan dari dilakukannya evaluasi adalah untuk mengidentifikasi kelemahan dari sistem yang berjalan serta melakukan penilaian atas sistem pengendalian internal pada sistem informasi sumber daya manusia pada pt xyz, dan mengevaluasi bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan prosedur. keempat, manfaat dari evaluasi yang dilakukan, memberikan masukan bagi manajemen perusahaan, meningkatkan pengendalian terhadap sistem komputerisasi, dan memberikan rekomendasi atas temuan masalah yang teridentifikasi dalam sistem pengendalian internal perusahaan. kelima, ditemukannya beberapa resiko pada pengendalian internal meliputi pengendalian manajemen operasional, manajemen keamanan, pengendalian boundary, pengendalian input, dan pengendalian output. berdasarkan kesimpulan dari hasil audit yang kami lakukan pada bagian sumber daya manusia, maka saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut. pertama, perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi terhadap keseluruhan sistem informasi yang dijalankan sesuai dengan standard yang digunakan sebagai panduan evaluasi. kedua, perusahaan melakukan tindakan preventif untuk mencegah beberapa ancaman atau risiko yang akan terjadi di masa mendatang dengan membuat suatu prosedur tertulis. ketiga, perusahaan melakukan briefing terhadap semua karyawan mengenai prosedur tertulis untuk menghindari kerancuan, agar karyawan dapat melaksanakan prosedur tersebut dengan baik. keempat, perusahaan membentuk suatu manajemen risiko untuk mengidentifikasi risikorisiko yang mungkin terjadi dari proses bisnis yang dijalankan. daftar pustaka gondodiyoto, s., dan hendarti, h. (2006). audit sistem informasi, jakarta: mitra wacana media. hall, j. a. (2001). sistem informasi akuntansi, buku pertama, edisi pertama. diterjemahkan oleh amir abadi jusuf dan rudi m. tambunan, jakarta: salemba empat. hariandja, marihot. t. e. (2005). manajemen sumber daya manusia: pengadaan, pengembangan, pengkompensasian, dan peningkatan produktivitas pegawai, jakarta: pt gramedia widia sarana indonesia. husein, u. (2005). evaluasi kinerja perusahaan, jakarta: pt gramedia pustaka utama. hasibuan, m. (2003). manajemen sumber daya manusia, edisi revisi, yogyakarta: kanisius. mathis, r. l., and john h. j. (2001). manajemen sumber daya manusia, buku pertama. diterjemahkan oleh jimmy sadeli dan bayu p. h., jakarta: salemba empat. mcleod, jr., r., and schell, g. (2001). management information system, edisi kedelapan, new jersey: prenhall. evaluasi sistem...... (i gusti made karmawan; dkk) 147 mulyadi. (2002). auditing, buku kedua, edisi keenam, cetakan kedua, jakarta: salemba empat. nawawi, h. (2001). manajemen sumber daya manusia untuk bisnis yang kompetitif, cetakan keempat, yogyakarta: gadjha mada university press. o’brien, j. a. (2005). pengantar sistem informasi perspektif bisnis dan manajerial, edisi keduabelas. diterjemahkan oleh dewi, f dan deny, a. k., jakarta: salemba empat. romney, m. b., and steinbart, p. j. (2003). accounting information system, 9th ed., new jersey: pearson education international. sulistiyani, r. (2003). efektivitas sumber daya manusia, edisi kedua, jakarta: bpk gunung mulia. valacich, j. s., george, and hoffer. (2001). essential of systems analysis and design, new jersey: prentice-hall, inc. weber, r. (1999). information system control and audit, new jersey: prentice-hall, inc. http://id.wikipedia.org comtech vol.1 no.1 juni 2010: 138-148 148 http://id.wikipedia.org/ tujuan dan manfaat penelitian microsoft word 15_ti_eileen heriyanni_human resource information system _hris_ a2t.doc 468   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 468-479  aplication design of human resource information system on binus student learning community of bina nusantara university eileen heriyanni1; aswin wibisurya2; timothy yudi adinugroho3 1, 2, 3 school of computer science, binus university jln. k.h. syahdan no. 9 palmerah, jakarta 11480 1eheriyanni@binus.edu; 2awibisurya@binus.edu; 3timothyyudi@gmail.com abstract information exchange between human resources within an organization is a valuable asset that must be managed properly. information technology now supports information management between human resources through human resource information system (hris). binus student learning community (bslc) implements different technologies for each work they performed so that affect the quality of information exchange and performance of their members. this study aims to streamline the used technology in bslc by combining it all into the same system through the implementation of hris constructed by extreme programming (xp) method. results of this research is the web-based hris bslc application and expected to improve the quality of information exchange and optimize the performance of bslc’s members. keywords: organization, information quality, human resource information system (hris), extreme programming (xp) abstrak pertukaran informasi antar sumber daya manusia di dalam sebuah organisasi merupakan aset berharga yang harus dikelola dengan baik. teknologi informasi saat ini sudah mendukung pengelolaan informasi antar sumber daya manusia tersebut lewat human resource information system (hris). binus student learning community (bslc) menerapkan teknologi yang berbeda-beda untuk setiap pekerjaan yang dilakukan sehingga akhirnya mempengaruhi kualitas pertukaran informasi dan kinerja para anggota di dalamnya. penelitian ini bertujuan untuk mengefisiensikan teknologi yang digunakan oleh bslc dengan cara menggabungkan semuanya ke dalam satu sistem yang sama lewat penerapan hris yang dibangun dengan metode extreme programming (xp). hasil dari penelitian ini adalah aplikasi hris bslc berbasis web dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pertukaran informasi dan mengoptimalkan kinerja para anggota bslc. kata kunci: organisasi, kualitas informasi, human resource information system (hris), extreme programing (xp) aplication design of human resource.… (eileen heriyanni; dkk) 469  pendahuluan pertukaran informasi dalam sebuah organisasi dapat dilakukan lewat berbagai macam media, baik face to face maupun lewat media sosial. informasi yang ada dalam sebuah organisasi dapat dikategorikan sebagai sebuah aset berharga (bal, bozkurt, & ertemsir, 2012) karena informasi turut mempengaruhi kualitas kerja sebuah organisasi. informasi yang salah dapat membawa arah organisasi meleset dari visi dan misi yang telah dicanangkan di awal. oleh karenanya, sangat penting bagi organisasi besar, menengah, maupun kecil, seperti komunitas, untuk mengkoordinasi dan mengontrol fungsi utama, sub unit, dan proses bisnis (bal, bozkurt, & ertemsir, 2012) termasuk sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. sama halnya seperti binus student learning community (bslc), sebuah komunitas mahasiswa universitas bina nusantara yang bergerak dalam budaya pembelajaran bagi binusian dalam hal hardskill dan softskill yang fokus untuk mengontrol pertukaran informasi di dalam komunitasnya lewat manajemen sumber daya manusianya, baik secara internal maupun eksternal. secara eksternal bslc bergerak untuk mengumpulkan seluruh binusian aktif yang berminat untuk membangun budaya pembelajaran bagi seluruh binusian, sebagai pengajar atau trainer yang disebut mentor dan sebagai pembelajar yang disebut mentee. sementara secara internal, bslc dibantu oleh dewan pengurus inti (dpi) dan aktivis mahasiswa yang disebut nindya. seperti yang dikemukakan oleh fu (2013), manajemen sumber daya manusia berfokus pada bagaimana fungsi sumber daya manusia dapat membantu untuk mensukseskan target bisnis organisasi, maka bslc menitikberatkan pada internal manajemen sumber daya manusia, yaitu nindya. para nindya ini bekerja sesuai dengan arahan dan strategi dari masing-masing koordinator di tiap-tiap sub unit areanya. koordinator bertugas untuk mengkoordinasi dan mengontrol fungsi utama dari sub unitnya termasuk sumber daya manusia di dalamnya serta memastikan proses bisnis yang terjadi pada sub unitnya berjalan dengan baik. arahan, koordinasi dan strategi merupakan informasi berharga yang beredar di kalangan nindya untuk dapat mencapai tujuan bslc dapat membangun budaya pembelajaran bagi seluruh binusian aktif. informasi ini disimpan dalam berbagai media yang dimiliki dan digunakan oleh seluruh nindya, seperti aplikasi desktop untuk manajemen nindya, aplikasi sosial media atau messenger atau instant messaging yang digunakan untuk pendelegasian tugas, dan aplikasi sharing file secara online untuk setiap dokumen penting. teknologi informasi dalam hal ini turut mendukung jalannya pertukaran informasi antar nindya. namun sayangnya, teknologi informasi yang digunakan berbeda-beda dan cenderung tidak efisien karena untuk setiap tugas yang berbeda menggunakan teknologi informasi yang berbeda. sebagai contoh, ketika nindya berganti angkatan atau jabatan, maka harus melalui aplikasi desktop manajemen nindya agar dapat update data. kemudian untuk delegasi tugas menggunakan aplikasi media sosial atau messenger atau instant messaging yang membutuhkan koneksi internet dan belum tentu semua nindya menyimpan history dari chat yang dilakukan. adapun human resource information system (hris) yang merupakan teknologi informasi yang mampu mendukung manajemen sumber daya manusia dalam sebuah organisasi dalam hal perencanaan, administrasi, pengambilan keputusan, dan kontrol dari sumber daya manusia di dalamnya (bal, bozkurt, & ertemsir, 2012). sebagaimana teknologi berbasis internet lebih marak dibandingkan dengan teknologi desktop, maka hris berbasis web dapat dijadikan pilihan karena maintenance yang lebih mudah, update aplikasi lebih mudah, dapat digunakan dan diakses di mana saja dan kapan saja, tidak ada hak akses khusus dalam meng-instal, mengurangi kemungkinan ketidaksesuaian dengan hardware atau platform karena web application hanya membutuhkan web browser saja, dan efisien (devsteam, 2013). 470   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 468-479  berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan dan mengefisienkan manajemen sumber daya manusia dalam internal bslc lewat penggunaan hris berbasis web. hris ini dapat membantu nindya untuk dapat mengatur pekerjaan harian mereka dimanapun mereka berada karena sistem sudah berbasis web dan mereka tetap dapat mengetahui delegasi tugas yang telah diberikan atau diserahkan (bal, bozkurt, & ertemsir, 2012). keuntungan lainnya koordinator dapat memonitor kinerja dari aktivis nindya yang berada dibawahnya sehingga mempermudah regenerasi di masa yang akan datang (bal, bozkurt, & ertemsir, 2012). metode penelitian ini menggunakan extreme programming (xp) sebagai metode penelitian. adapun keuntungan dari xp adalah metode xp sesuai untuk proyek dengan skala kecil hingga menengah, mampu menghasilkan tim yang baik, menekankan produk akhir, metode xp mendukung iteratif, dan testing dilakukan berfokus pada requirement dan menjamin kualitas produk akhir (munassar & govardhan, 2010). langkah-langkah pada metode xp mencakup: 1. planning, 2. design, 3. coding, dan 4. test (pressman, 2014). tahap planning dimulai dengan mengumpulkan seluruh requirement agar dapat memahami konteks bisnis untuk software yang akan dibuat terkait output yang dihasilkan dari software, fitur-fitur utama software, dan fungsi dari software. setelah tahap planning selesai, tahap design dimulai. tahap design pada xp mengikuti prinsip keep it simple (kis) dan menganjurkan penggunaan kartu class responsibilty collaborator (crc) dalam mendesain sebuah software berorientasi obyek. tahap selanjutnya adalah tahap coding. pada tahap coding, tim developer membentuk unit tes untuk menyelesaikan requirement yang terpecah atas skenario-skenario. poin penting pada tahap ini adalah pair programming (vihavainen, paksula, & luukkainen, 2011), yang programmer secara berpasangan menyelesaikan sebuah skenario lewat koding dalam sebuah bahasa pemrograman. tahap terakhir pada metode xp ini adalah tahap testing. testing dilakukan setiap hari dan tes ini ditentukan oleh klien, apakah fungsi software mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan atau kebutuhan dari konteks bisnis yang telah dibicarakan pada tahap pertama, planning, ketika pengumpulan requirement atau tidak. gambar 1 proses extreme programming (xp) aplication design of human resource.… (eileen heriyanni; dkk) 471  hasil dan pembahasan pada tahap planning, semua requirement yang dibutuhkan, dikumpulkan dengan cara mewawancarai koordinator nindya unit it tanggal17 september 2014 pk. 16.00 wib hingga selesai di kampus anggrek, universitas bina nusantara. berikut adalah detil dari analisis masalah. tabel 1 analisis masalah analisa penyebab dan akibat tujuan perbaikan sistem masalah/peluang penyebab dan akibat tujuan solusi  sistem pendataan kehadiran nindya sempat mengalami kerusakan dan tidak ada yang dapat memperbaikinya. untuk memperbaikinya menghubungi alumni nindya yang sudah lulus dan memintanya untuk datang dan memperbaikinya.  dokumentasi tidak ada dan tidak ada sharing knowledge dari nindya angkatan sebelumnya kepada nindya angkatan baru.  sistem pendataan kehadiran nindya masih berbasis desktop sehingga ketika komputer berganti atau sistem operasi diinstal ulang maka cara koneksi ke database pun berganti.  memperbaiki dan mengefisiensikan penggunaan system pendataan kehadiran agar di masa yang akan datang jika berganti komputer tidak ada permasalahan lagi.  dokumentasi dapat dibuat sejak pembangunan aplikasi yang baru dijalankan.  sistem pencatatan kehadiran nindya yang masih berbasis desktop diubah menjadi berbasis web.  sistem piket nindya dilakukan dengan cara sharing file lewat googledocs kemudian hasil akhir dicetak.  tidak ada pemantauan akan jam piket.  belum ada sistem yang dapat mendatakan sistem piket antar nindya sehingga sistem piket didasarkan pada ingatan semata.  pemantauan piket pun dilakukan secara manual (harus datang ke ruang bslc untuk memastikan yang bersangkutan memang benar sedang piket).  mengefisiensikan sistem piket nindya tanpa harus meminta email setiapnindya.  pemantauan piket lebih mudah, tanpa harus datang ke ruangan untuk memastikan benar atau tidak orang yang bersangkutan sedang piket.  sistem yang memiliki fasilitas untuk mengatur sendiri jam kerja dan dapat dipantau dari web selama memiliki koneksi internet.  diskusi antar nindya dan pertemuan rapat dilakukan lewat grup facebook dan setiap angkatan nindya memiliki grup facebook yang berbeda sesuai dengan angkatan dan masa aktif.  belum ada sistem internal sebagai wadah diskusi seluruh nindya.  alumni pun tidak terpantau sehingga jika ada event-event tertentu yang membutuhkan kehadiran alumni nindya, seperti acara ulang tahun nindya harus dikontak sendirisendiri seperti konsep multi level marketing (mlm) dan tidak semua nindya akhirnya terundang.  sebuah portal atau forum yang dapat menyatukan seluruh nindya dari seluruh angkatan agar dapat saling mengenal dengan baik dan dapat berdiskusi mengenai topik-topik tertentu.  sistem yang memiliki sebuah forum diskusi yang dapat mengumpulkan seluruh anggota nindya dari angkatan pertama hingga angkatan yang paling baru.  nindya yang piket sering mengeluhkan bahwa mereka sering tidak ada tugas ketika piket.  koordinator mendelegasikan tugas-tugas dengan komunikasi personal lewat media social atau messenger atau instant messaging dan tidak semua nindya mendokumentasikannya lewat archive history chat.  sebuah to do list yang mampu menjadi reminder terhadap tugas-tugas harus dikerjakan oleh nindya yang sedang piket dan dapat dipantau perkembangannya oleh koordinator.  sistem yang dapat mendatakan tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan oleh nindya yang piket dan dapat diketahui perkembangannya baik oleh dpi, koordinator unit, dan nindya yang berada dalam satu unit yang sama termasuk nindya yang mengerjakannya. 472   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 468-479  setelah tahap 1 selesai, maka dilanjutkan ke tahap 2, yaitu design. pada tahap 2 ini, requirement yang telah didapatkan akan digambarkan dalam bentuk use case diagram, kemudian dari use case diagram dituangkan ke dalam crc dan dilanjutkan dengan pengambaran desain untuk database lewat entity relationship diagram (erd). gambar 2 use case diagram nindya human resource information system (hris) aplication design of human resource.… (eileen heriyanni; dkk) 473  tabel 2 crc admin – nindya human resource information system (hris) class: admin admin akan mengontrol dan memantau penggunaan aplikasi secara keseluruhan baik untuk front end pencatatan kehadiran, website nindya human resource system, dan back end sistem. admin juga akan melakukan perbaikan jika terjadi error atau penambahan fitur baru. responsibility: collaborator: manajemen pengguna aplikasi member management manajemen kehadiran nindya yang bertugas attendance list manajemen forum forum manajemen jadwal piket dari seluruh nindya duty schedule manajemen to do list nindya yang piket to do list tabel 3 crc nindya – nindya human resource information system (hris) class:nindya nindya akan menjadi pengguna dari aplikasi nindya hris ini. responsibility: collaborator: melihat seluruh nindya member management update data profile diri member management check in dan check out kehadiran piket attendance list manajemen jadwal piket pribadi dan jadwal piket nindya yang menjadi subordinate-nya duty schedule manajemen to do list pribadi dan to do list nindya yang menjadi subordinate-nya to do list membuat thread forum forum membalas content dalam forum forum mengedit content pribadi dalam forum forum tabel 4 crc member management – nindya human resource information system (hris) class: member management kelas ini bertugas untuk membantu admin untuk melakukan manajemen nindya. responsibility: collaborator: melihat seluruh nindya menambah account nindya baru update data profile seluruh nindya menghapus account nindya yang tidak berwenang tabel 5 crc attendance list – nindya human resource information system (hris) class: attendance list kelas ini bertugas untuk mencatat kehadiran nindya yang datang bertugas, baik lewat nindya yang check in melalui website ataupun lewat front end pencatatan kehadiran nindya. responsibility: collaborator: mencatat tanggal dan jam kehadiran nindya duty schedule 474   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 468-479  tabel 6 crc duty schedule – nindya human resource information system (hris) class: duty schedule kelas ini bertugas untuk membantu penjadwalan waktu tugas piket nindya di tiap minggu. responsibility: collaborator: memetakan jadwal piket nindya menyimpan jadwal piket nindya yang sudah diinput tabel 7 crc forum – nindya human resource information system (hris) class: forum kelas ini bertugas sebagai wadah komunikasi antar nindya. responsibility: collaborator: memetakan seluruh thread forum yang sudah dibuat menyimpan history percakapan seluruh thread forum tabel 8 crc to do list – nindya human resource information system (hris) class: to do list kelas ini bertugas sebagai pengingat tugas-tugas yang harus dilakukan oleh nindya ketika sedang piket. responsibility: collaborator: memetakan seluruh to do list yang sudah diberikan per hari dan per bulan menyimpan seluruh history to do list piket nindya, baik yang sudah selesai maupun yang belumselesai konfirmasi tugas-tugas yang sudah selesai gambar 3 erd nindya hris aplication design of human resource.… (eileen heriyanni; dkk) 475  pada tahap coding, sudah terbentuk pair programming untuk menyelesaikan requirement yang dipecah menjadi empat skenario. skenario pertama yaitu manajemen nindya. pada skenario pertama yang ingin diselesaikan adalah pendataan nindya seperti melihat nindya tiap angkatan, penambahan nindya baru untuk angkatan baru, pemuktahiran data nindya, dan penghapusan data nindya jika dibutuhkan. berikut adalah beberapa tampilan aplikasi hris bslc. gambar 4 halaman login hris bslc gambar 5 halaman home hris bslc 476   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 468-479  gambar 6 halaman menu member management hris bslc pada skenario kedua yaitu jadwal kerja nindya, yang ingin diselesaikan adalah jadwal kerja nindya. setiap nindya dapat mengatur sendiri jadwal kerjanya dan terpantau oleh dpi serta koordinator unitnya. nindya lainnya pun dapat melihat siapa saja yang bertugas per harinya. skenario kedua juga mencakup pencatatan kehadiran nindya baik front end maupun back end. berikut adalah beberapa tampilan aplikasinya. gambar 7 halaman menu my duty schedule (back end) hris bslc aplication design of human resource.… (eileen heriyanni; dkk) 477  gambar 8 halaman menu view duty schedule hris bslc gambar 9 halaman duty schedule (front end) hris bslc skenario ketiga yaitu forum nindya. skenario ketiga ingin menjawab kebutuhan nindya akan sebuah wadah diskusi yang dapat mencakup seluruh nindya dari angkatan pertama hingga angkatan saat ini. berikut adalah tampilan awal menu forum nindya. 478   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 468-479  gambar 10 halaman menu forum hris bslc skenario yang keempat adalah to do list. skenario terakhir ingin menjawab kebutuhan akan pendelegasian tugas antar nindya dan pemantauan perkembangannya. berikut adalah tampilan awal menu to do list. gambar 11 halaman menu add to do list hris bslc uji aplikasi telah dilakukan oleh koordinator nindya unit it pada tanggal 24 november 2014. selanjutnya untuk maintenance dan penambahan fitur-fitur lain yang sesuai kebutuhan nindya di masa yang akan datang akan berada dibawah wewenang koordinator nindya unit it beserta dengan jajaran anggota. aplication design of human resource.… (eileen heriyanni; dkk) 479  simpulan hris memiliki peranan yang penting. tidak hanya dalam organisasi besar saja, namun juga organisasi kecil, seperti komunitas. pertukaran informasi yang terjadi antar sumber daya manusia yang ada dalam sebuah organisasi dapat dimanajemenkan dengan baik lewat hris. hal ini diterapkan pada bslc untuk mengoptimalkan pertukaran informasi internal dengan lebih efisien. hris bslc mampu melebur beberapa pekerjaan yang biasanya dilakukan lewat beberapa media yang berbeda sehingga pekerjaan rutin dapat dikerjakan dengan efisien, seperti sistem pencatatan kehadiran berbasis desktop dan berjalan di satu lokal komputer saja digantikan dengan sistem front end pencatatan kehadiran berbasis web, pengaturan jadwal piket yang dilakukan dengan sistem sharing dokumen secara online digantikan dengan sistem penjadwalan piket pada menu duty schedule, wadah diskusi grup lewat sosial media digantikan dengan forum diskusi pada menu forum, dan delegasi tugas yang dilakukan secara personalbaik face to face atau lewat messenger atau media komunikasi elektronik lainnya digantikan dengan menu to do list. bagi komunitas lain yang sekiranya membutuhkan sebuah sistem manajemen sumber daya manusia dapat memanfaatkan hris ini dengan memodifikasi fitur-fitur yang ada pada penelitian ini untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing. daftar pustaka bal, y., bozkurt, s., & ertemsir, e. (2012). the importance of using human resources information systems (hris) and a research on determining the success of hris. management, knowlege, and learning (makelearn) international conference 2012. celje, slovenia. 53-62. fu, f. (2013). an analysis of human resources management features in the context of enterprise evolution. international academic workshop on social science, 538-540. munassar, n. a., govardhan, a. (2010). a comparison between five models of software engineering. ijcsi international journal of computer science issues, 7(5), 94-101. pressman, r. s. (2014). software engineering: a practitioner's approach. seventh edition. united states of america: mcgraw-hill education. resources: devsteam. (2013, augustus 26). retrieved from devsteam limited web site: http://devsteam.com/web-apps-vs-desktop-apps/ vihavainen, a., paksula, m., & luukkainen, m. (2011, march 9-12). extreme apprenticeship method in teaching programming for beginners. acm special interest group on computer science education (sigcse) 2011, 93-98. microsoft word 01_undip_nia budi puspitasari_penerapan lean warehouse kp-1.docx implementation of lean warehouse … (nia budi puspitasari; audy yumna ardila) 1  implementation of lean warehouse to minimize wastes in finished goods warehouse of pt. charoen pokphand indonesia semarang nia budi puspitasari1; audy yumna ardila2 1,2industrial engineering departement, engineering faculty, diponegoro university jl. prof. sudharto, tembalang, semarang 1niabudipuspitasari@gmail.com; 2audyardila@gmail.com abstract pt. charoen pokphand indonesia semarang is one of the largest poultry feed companies in indonesia. to store the finished products that are ready to be distributed, it needs a finished goods warehouse. to minimize the wastes that occur in the process of warehousing the finished goods, the implementation of lean warehouse is required. the core process of finished goods warehouse is the process of putting bag that has been through the process of pallets packing, and then transporting the pallets contained bags of feed at finished goods warehouses and the process of unloading food from the finished goods warehouse to the distribution truck. with the implementation of the lean warehouse, we can know whether the activities are value added or not, to be identified later which type of waste happened. opinions of stakeholders regarding the waste that must be eliminated first need to be determined by questionnaires. based on the results of the questionnaires, three top wastes are selected to be identified the cause by using fishbone diagram. they can be repaired by using the implementation of 5s, namely seiri, seiton, seiso, seiketsu, and shitsuke. defect waste can be minimized by selecting pallet, putting sack correctly, forklift line clearance, applying working procedures, and creating cleaning schedule. next, overprocessing waste is minimized by removing unnecessary items, putting based on the date of manufacture, and manufacture of feed plan. inventory waste is minimized by removing junks, putting feed based on the expired date, and cleaning the barn. keywords: lean, waste, value stream mapping, warehouse of finished goods introduction charoen pokphand group is a group of animal feed company and the largest processed chicken factory in indonesia. pt. charoen pokphand indonesia semarang is a subsidiary of charoen pokphand group, which is engaged in the production of animal feed. there are more than 100 kinds of poultry and pork feeds produced by this company. in a manufacturing company, the warehouse is an important part. warehouse gathers on the company's assets, especially in the finished goods warehouse. therefore, warehouse requires special attention to function properly. lean is a continuous effort to eliminate wastes and increase the value added of a product to give value to the customers (gaspersz, 2007). warehousing systems are less well able to cause waste. in the processes of the finished goods, the warehouse is still widely available of waste or extravagances. value stream map is an effective way to find waste and showed improvement process (womack, 2003). value stream mapping wastes can be viewed at a glance regarding what is happening in the warehousing process. according to observations, problems that often lead to waste in warehousing process are the speed of the packing process that cannot balance the process of unloading the warehouse. there is still a structuring palette that does not in sequence 2 comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 1-9  and must be ordered in advance, warehouse located far from the loading process to the truck, feed expired, and torn bags after it is loaded in the warehouse. to be more easily identified, the wastes are divided into seven wastes such as overproduction waste, waste of waiting that occurs. the time needed for the process of packing one bag is 8.9 seconds while to load one bag of feed to the barn only takes 7.5 seconds. transportation waste that occurs when the operators lay the feed in the farther barn (warehouse 7) takes longer than the near warehouse (warehouse 2). overprocessing waste that occurs when the transfer of feed for the most recent feed should be placed in the back makes the forklift had to work twice. an unnecessary movement that occurs when it takes three workers on the packing line, but one of the workers had to take a bag and label it left only two people, and productivity was reduced which could reach eight bags/minute, dropped to 4-6 bags/min. waste of inventory that occurs when data feed expired from the date of february 23, 2015, shows that there are 320 bags expired. a defect that occurs with the report of torn (repacking) feeds data dated february 24, 2015, there was a total of 70 bags torn by the number of repairs just as many as 46 bags. after being identified, the most waste by the completion criteria are based on the intensity, easy to remove and incurred losses will be analyzed with the fishbone diagram. then, improvements will be recommended by using the principles of 5s. 5s is a method of structuring and maintenance intensive work areas from japan that are used by management in maintaining order, efficiency, and discipline at the work site at the same time improve the company's overall performance. this method is suitable for solving problems in the finished goods warehouse because there are analysis and recommendations regarding conciseness, neatness, cleanliness, steadiness, and craft of a field. therefore, by applying 5s, it is expected for the existing wastes to be minimized. the goals of this study include analysing the waste that occurs in the system of warehousing finished goods of pt. charoen pokphand indonesia semarang and proposed value added to the activities in the finished goods warehouse of pt. charoen pokphand indonesia semarang so that the design improvements can create efficient, smooth and comfortable production process. methods sequence of the research methods of this study can be seen in figure 1. start background finished goods warehouse is one of the main parts of the company formulation of the problem there are various kinds of waste at the finished goods warehouse research purposes 1. know the process that occurs in the finished goods warehouse 2. identify and analyze the waste that occurs in the finished product warehousing systems data collection and analysis 1. the results of the interviews supervisor finished goods 2. observations 3. questionnaire data processing 1. value stream mapping 2. waste identification data analysis 1.identification of priority 2. fishbone diagram proposed improvement 5s conclusions and recommendations finish a a   figure 1 research methods implementation of lean warehouse … (nia budi puspitasari; audy yumna ardila) 3  in the stage of data processing, data are required to conduct research and discuss the issues contained in the finished goods warehouse. the data obtained from interviews, the actual data, observations and questionnaires distributed to employees who play an important role in the finished goods warehouse. data processing is done by value stream mapping and seven wastes identification that occur in the warehouse finished well. then do the data analysis by using weighting the wastes obtained from questionnaires for five employees finished goods warehouse, and then determines the three most influential waste. problem solved in some source of the problem by using a fishbone diagram. fishbone diagram is a diagram that is used to identify the cause of the problem. fishbone diagram is an analytical tool that provides a systematic way of looking at the causes and consequences that arise, or contribute to a result. because of this function, fishbone diagrams are also referred to as a causeeffect diagram (wibisono, 2006). proposed improvements of the most influential waste that have been determined is with the implementation of 5s in the parts warehouse finished goods contained waste. from the data processing and analysis, the conclusion concerns about the issues of what happens in the finished goods warehouse and how to mitigate them. advice is also provided to reduce the risk of error in the study; to be a correction in subsequent studies. results and discussions stages of data collection and processing can be done by interviews, direct observation, and questionnaires (fanani, 2011). this stage can be divided into several steps, namely (1) the depiction of value stream mapping, (2) description of wastes, (3) determination omitted waste should preemptively (questionnaire), (4) making fishbone diagram, and (5) proposed improvements (5s) from the observations, recapitulation load speed which can be seen in table 1 is obtained. table 1 recapitulation of the load speed process value stream mapping value stream mapping of the finished warehouse goods of pt. charoen pokphand indonesia semarang can be seen in figure 2. the translation through value stream mapping is useful to know the details of the existing warehousing activities for later to identify the wastes occured. process velocity satuan packing pallet 6,67 bags/minute 333,34 kgs/minute 0,33 tons/ minute pallet – warehouse 8 bags/ minute *company statutes 400 kgs/ minute 0,4 tons/ minute warehouse – truck 17,22 bags/ minute 860,98 kgs/ minute 0,86 tons/ minute 4 comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 1-9  pt charoen pokphand  indonesia consumer packing warehousing loading warehouse  admin velocity: 0,33 ton/menit 1 bag =  8,9 seconds output : 784 bags (1 po) velocity: 0,4 ton/menit 1 bag = 7,5 seconds output: 784 bags (1 po) velocity : 0,86 ton/minute 1 bag = 3,48 seconds output: 706 bags finished goods warehouse 1,4  seconds 8,9 seconds 4,02  seconds 7,5 seconds non value added = 5,42 seconds value added = 19,88 seconds3,48 seconds   figure 2 value stream mapping table 2 recapitulation of the warehousing activities no activity velocity output annotation 1 packing 0,33 ton / minute 784 bags nva 2 warehousing * company statutes 0,4 ton / minute 784 bags va 3 loading 0,86 ton/minute 706 bag va description of wastes firstly, overproduction waste does not occur at the finished goods warehouse pt. charoen pokphand indonesia semarang, this is because the production process is not the responsibility part of finished goods. finished goods section only has authority on finished goods through the packing process (the last process in the production). the second waste to be described is waste of waiting. from the value stream mapping, it can be seen that when measured by tonnage, a truckload speed is much faster than the speed of unloading of finished goods to the warehouse and packing. the packing speed of 0.33 tons/min, fit into the finished goods warehouse 0, 4 tons/min, and loaded into trucks 0.86 tons/min. however, there was no downtime between the warehouse load of finished good to truck loading. process of truck loading will happen if there is do (delivery order) of the code of feed given, thus there is available stock for the type of feed ordered in the warehouse and then it will be issued by the appropriate fifo principle (first in first out). downtime occurs between the packing process and the unloading process to the finished goods warehouse. from the speed, the packing of t 24 p feed unable to compensate the loading process to the warehouse with a forklift. productivity of both processes is about 0.07 tons/min or 70 kgs/min, and when converted, there is one to two bags that are not transported in every minute. implementation of lean warehouse … (nia budi puspitasari; audy yumna ardila) 5  third, transportation waste occurs when the forklift must move the finished goods to the far warehouse. from the floor plan of the warehouse below, it can be seen that warehouse 7 is the farthest from the line of packing and the closest warehouse to the packing line is warehouse 2. warehouse 7 is within ± 30 meters from the packing line, while warehouse 2 is only ± 5 meters from the packing line. the real form of waste in this section is the fuel wasting of forklift. each day, the storeroom warehouse provides 500l diesel for 15 units of forklifts. thus, every forklift at least get a ration of about 33l a day. this is also caused by the placement of unobserved slow-moving and fast-moving warehouses. supposedly products that are often loaded onto trucks placed in the most strategic packing area and unloading to the truck area. sketch of finished goods warehouse can be seen in figure 3. figure 3 finished goods warehouse layout fourth, overprocessing waste occurs during the process of laying the feed in the finished warehouse goods. the new feed demands the back spot the old so that the feed must be removed first in order by the provisions of fifo (first in first out). the transfer is done with the aid of a forklift feed with removal costs of rp. 2000 per each removal. thus, when the removal is done every day, then the company will suffer losses. there is a loss of at least 500,000, a day just to move the feed that should be placed directly on the correct layout. fifth, unnecessary movement occurs in the process of packing. packing process is done by dividing the entire stock into three shifts. there are five packing lines for each type of different po (production order). each of these lines requires at least three workers. three workers include one person to take the sack and put it at the end of the bin. then, one person to put the sack on the sewing machine, insert label and cut the thread and then lower it to the pallet. finally, one more person is needed to arrange bag on a pallet up to 49 bags. unnecessary movement occurs when one of the three operators from one section of the packing line had to create a new label or take a new sack thus leaving his job. therefore, the packing process becomes slower than it should be. next, the cause of waste inventory is the dampness of warehouses; mixed, expired, burnt, and crushed, feed, as well as nutrient that is not within specification. finally, a manufacturing company would not want defective product, it is not at all or zero defect. but in practice, in one production there may be a product that does not meet the specifications that can not be distributed. it also occurs in finished goods warehouse. on the other hand, defect often occurs even though the specifications have been met, such as defects in the sack. defects in this sack can lead to many things like feed scattered, feed mixed with other materials and feed with decreasing quality. 6 comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 1-9  preemptive determination of omitted waste in this stage, the weighting of waste often occurs in the finished goods warehouse, where the weighting is based on the seven wastes (rakhmawati, 2011). waste identification according to the concept of lean is by distributing questionnaires (riandiani, 2011). the weighting of waste derived from the results of a questionnaire given to the five employees who have contributed greatly to the warehouse finished goods pt. charoen pokphand indonesia semarang, including: (1) mr. aninditio as supervisor, (2) mrs. puji as administrator, (3) mr. wahyu as stock keeper, (4) mr. achmad p. as controller, (5) mr. muchroni as controller. here is the recapitulation of the questionnaire: table 3 the recapitulation based on intensity num. waste grade sum weight 1 2 3 4 5 6 7 8 1 overproduction 1 4 15 0,074257 2 waiting 1 3 1 29 0,143564 3 transportation 2 2 1 30 0,148515 4 overprocessing 1 2 1 1 32 0,158416 5 movement 4 1 31 0,153465 6 inventory 1 2 1 28 0,138614 7 defect 3 2 37 0,183168 sum 202 1 table 4 the recapitulation based on the easiness to remove num. waste grade sum weight 1 2 3 4 5 6 7 8 1 overproduction 1 2 1 1 22 0,134969 2 waiting 2 2 1 20 0,122699 3 transportation 2 2 1 24 0,147239 4 overprocessing 1 2 1 1 29 0,177914 5 movement 1 3 1 21 0,128834 6 inventory 3 1 1 23 0,141104 7 defect 1 2 1 1 24 0,147239 sum 163 1 table 5 the recapitulation based on the losses incurred num. waste grade sum weight 1 2 3 4 5 6 7 8 1 overproduction 1 3 1 21 0,123529 2 waiting 2 1 1 1 21 0,123529 3 transportation 2 1 1 1 19 0,111765 4 overprocessing 2 1 1 1 22 0,129412 5 movement 2 2 1 22 0,129412 6 inventory 3 1 1 27 0,158824 7 defect 1 3 1 38 0,223529 sum 170 1 implementation of lean warehouse … (nia budi puspitasari; audy yumna ardila) 7  table 6 waste rank num. waste weight sum rank 1 2 3 1 overproduction 0,074257 0,134969 0,123529 0,332756 7 2 waiting 0,143564 0,122699 0,123529 0,389793 6 3 transportation 0,148515 0,147239 0,111765 0,407519 5 4 overprocessing 0,158416 0,177914 0,129412 0,465742 2 5 movement 0,153465 0,128834 0,129412 0,411711 4 6 inventory 0,138614 0,141104 0,158824 0,438542 3 7 defect 0,183168 0,147239 0,223529 0,553937 1 fishbone diagram fishbone diagram is a diagram illustrating the causation of a problem. in this case, the four parameters used in assessing the existing problems, namely method, man, material, and machine. defect defect (broken bags) bad staplers workers in a hurry condition bad forklift drivers pricking thin bags damaged pallet forklift brakes do not work figure 4 defect fishbone diagram overprocessing overprocessing (rearrangement of feed) wrong placement the arrangement doesn’t fit with the layout the forklift’s driver does not notice the fifo system arrangement too hurry the feeds expired in 30 days the forklifts should be quick  to move the feeds limited forklifts forklift’s driver comes late figure 5 overprocessing fishbone diagram 8 comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 1-9  inventory inventory  (many feeds wasted) wrong placement the difference between demand and forecast inaccurate qc expired dirty production machines forklifts got the wrong bags wet feeds mixed overcooked broken errors in production process figure 6 inventory fishbone diagram proposed improvements (5s) one of the tools to reduce waste in the concept of lean is to implement the 5s concept. there are several stages in the implementation of 5s concept. first, seiri is a step in selecting the goods used and unused. after the casting is not required, the roots of the problem will be known. second, seiton means all the items lay out to suit the place to follow the rules that have been set. third, seiso means clean. in this case, the application of the rehearsal is by performing periodic cleaning. the fourth step is seiketsu. after three aspects are executed, required maintenance is performed continuously so that no back waste that has been successfully minimized. fifth, shitsuke associated with doing scheduled activities relating to the above four aspects 5s, so, in this case, we need a rule and schedule to continue to keep all these aspects in order to run smoothly. recapitulation 5s implementation can be seen in table 7. table 7 the implementation of 5s methods. waste 5s methods seiri seiton seiso seiketsu shitsuke defect selection palette that works fine sacks be correctly placed on pallets line clearance forklift the application of working procedures making the hygiene schedule overprocessing throw away items that are not needed around the barn laying the feed according to the date of manufacture, manufacture of feed plans cleaning warehouse the application of working procedures making a schedule feed control layout inventory throw away items that are not needed around the barn laying the feed according to the date of manufacture cleaning warehouse the application of working procedures making the inventory control schedule implementation of lean warehouse … (nia budi puspitasari; audy yumna ardila) 9  conclusions from the research that has been done in the finished goods warehouse pt. charoen pokphand indonesia semarang, it can be concluded that: first, it can be seen that from the value stream mapping and direct observation, waste that occurs are: (1) waste of waiting is the waiting process from packing to loading the feed in the warehouse finished goods). (2) transportation waste that is a long distance in packing with certain warehouses. (3) waste overprocessing refers to the removal re-feed process in the barn because it is not by the rules of fifo. (4) unnecessary movement that is on the packing. there is one line that filled less than three workers for horse's mouth should be doing things like taking a sack or make a label. (5) waste of inventory i.e. the number of expired food every day. (6) defect which is the number of bags is torn as a result of storage in a warehouse through the questionnaire can be concluded that the waste should be eliminated first is a defect waste, waste overprocessing, and inventory waste. second, based on the fishbone diagram of three wastes that must be eliminated first, given proposed improvements to the finished goods warehouse of pt. charoen pokphand indonesia semarang is the implementation of the 5s principles, namely: (1) minimizing waste defect by selecting the palette that works well, sacks placed properly on pallets, forklifts line clearance, the application of working procedures, and creating a schedule cleanliness. (2) minimizing waste overprocessing by removing items that are not needed around the barn, laying of feed according to the date of manufacture, the manufacturer of feed plan, cleaning the warehouse, application procedures, and creating a schedule feed control layout. (3) minimizing waste inventory by removing items that are not needed around the barn, feed the laying of the date of manufacture, cleaning the barn, the application of working procedures, inventory control, and scheduling. references fanani, z. (2011). implementasi lean manufacturing untuk peningkatan produktivitas (studi kasus pada pt. ekamas fortuna malang). seminar nasional manajemen teknologi xiii. retrieved february 11, 2015 from http://personal.its.ac.id gaspersz, v. (2007). lean six sigma for manufacturing and service industries. jakarta: pt. gramedia pustaka utama. rakhmawati. (2011). identifikasi waste pada wholestream perusahaan rokok di pt. x16. agrointek, 5(1). retrieved february 11, 2015 from http://pertanian.trunojoyo.ac.id riandiani, r. (2011). analisa perbaikan proses produksi pada proses pembuatan guitar akustik dengan pendekatan lean sixsigma menggunakan metode fmea. (failure mode and effects analysis) di ukm. sentana art, solo (undergraduate’s thesis, institut teknologi sepuluh nopember surabaya, surabaya, indonesia). retrieved february 24, 2015 from http://digilib.its.ac.id wibisono, d. (2006). manajemen kinerja. jakarta: penerbit erlangga. womack, j. p. (2003). lean thinking. new york: free press. microsoft word 07_ti_meiliana.docx perencanaan dan penjadwalan … (meiliana; dkk) 593  perencanaan dan penjadwalan pariwisata dengan konsep jejaring sosial meiliana; krishna nugraha; kevin liemunandar school of computer science, bina nusantara university jln. kemanggisanilir iii no 45, kemanggisan, palmerah, jakarta barat 11480, indonesia. meiliana@binus.edu abstract most of tourist will choose new unvisited tourism spot as their new tourism destination. however, limited information of the new tourism destination often becomes a barrier to plan and schedule their tourism activity. the purpose of this research is to create an application called indolista, to provide complete tourism spot information, create tourism planning and schedule with social media concept. the social media concept will facilitate communication and interaction between user to get updated information in effective way. each user will be able to organize their tourism planning with application's feature provided, completed by detail information of tourism spot. research methodology is divided into two parts; analysis method by book and journals study literature, analyze similar application, user data collection with quisioner and and design method with uml tools. quisioner evaluation conclude society opinion that the application as research result, give a solution to user in the interest of planning and schedulling online tourism trip by providing complete information of tourism spot and facilitating interaction and communication between user via social media concept. keywords: planning and scheduling applications, social networking, web-based applications, travel abstrak sebagian besar wisatawan selalu memilih daerah wisata yang belum pernah dikunjungi sebelumnya sebagai tempat tujuan wisata baru. namun terbatasnya informasi mengenai tempat wisata yang baru seringkali menjadi hambatan bagi wisatawan untuk merencanakan dan menjadwalkan kegiatan wisata. tujuan penelitian ini ialah membuat sebuah aplikasi, indolista, yang dapat memberikan informasi tempat wisata yang lengkap, membuat perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata dengan konsep jejaring sosial. konsep jejaring social bertujuan untuk mendukung komunikasi dan interaksi antar pengguna sehingga informasi yang diberikan lebih update dan efektif. setiap pengguna aplikasi ini dapat dengan mudah membuat rencana wisata dengan bantuan informasi tempat tujuan wisata yang lengkap serta fitur penjadwalan dan perencanaan perjalanan wisata dalam satu aplikasi. metode penelitian yang digunakan terbagi atas dua yaitu metode analisis yang terdiri atas studi literature dari buku dan jurnal, analisis aplikasi sejenis dengan membandingkan aplikasi sejenis, dan pengumpulan data dengan kuisoner, serta metode perancangan yang terdiri atas pembuatan rancangan sistem dengan metode unified modeling language (uml). dari hasil evaluasi kuisoner dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapat memberikan solusi kepada masyarakat indonesia dengan memberikan layanan perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata online dengan bantuan informasi tempat wisata yang lengkap serta fasilitas interaksi dan komunikasi antar pengguna dengan konsep jejaring sosial. kata kunci: aplikasi perencanaan dan penjadwalan, jejaring sosial, aplikasi web-based, perjalanan wisata 594 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 593-600  pendahuluan indonesia merupakan salah satu negara di kawasan asia tenggara yang sektor pariwisatanya tumbuh positif, hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) dan jumlah perjalanan wisnus (wisatawan nusantara) yang signifikan. data perkembangan wisatawan nusantara juga menunjukkan terdapat peningkatan pengeluaran yang dilakukan oleh wisnus selama melakukan perjalanan wisata. hal tersebut memperlihatkan bahwa wisnus tidak sekedar melakukan perjalanan (berpindah tempat) namun ikut melakukan kegiatan aktif di dalam perjalanan itu sendiri. samping itu, data pengguna internet di berbagai wilayah di indonesia juga ikut bertumbuh pesat dan menunjukkan trend positif akan terus bertambah. data tersebut didapatkan dari markplus insight yang merupakan sebuah unit bisnis dari markplus, inc yang bergerak dalam bidang riset dan pemasaran di asia tenggara. markplus insight telah melakukan banyak riset yang bersifat ad hoc untuk klien tertentu maupun riset sindikasi industri di berbagai bidang seperti perbankan, consumer goods, elektronik dan lain sebagainya. hasil riset markplus insight menunjukkan penggunaan internet di kota urban di indonesia yang pada tahun 2012 berkisar antara 30-35 persen naik di tahun 2013 dalam kisaran 40-45 persen. rata-rata wisnus melakukan perjalanan wisata dua kali dalam setahun, mengingat luas wilayah indonesia tentu akan sangat sulit bagi mereka untuk menentukan tempat wisata apa yang harus dikunjungi. untuk mendapatkan informasi tempat wisata, wisnus perlu mencari referensi dari berbagai sumber yang akan memakan waktu, disamping itu komunikasi antar wisnus yang akan melakukan perjalanan wisata bersama juga menjadi hal penting dalam menentukan pengambilan keputusan dalam perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata. oleh sebab itu berdasar permasalahan di atas dan didukung oleh data pergerakan dan perkembangan wisnus serta data pengguna internet di indonesia maka tercetus ide untuk melakukan penelitian dalam menyediakan fasilitas sebuah aplikasi yang dapat mengakomodir kebutuhan untuk melakukan perencanaan dan penjadwalan pariwisata secara online. indolista adalah web-basedapplication (aplikasi berbasis web) dengan layanan perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata di indonesia yang mengadopsi konsep jejaring sosial berbasis web. dengan aplikasi ini pengguna dapat melakukan perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata dengan mudah dan mencari informasi tempat wisata yang disajikan dengan lengkap serta memungkinkan interaksi dan komunikasi antar pengguna dengan konsep jejaring sosial. sebagai langkah awal, ruang lingkup dan domain dari penelitian akan dibatasi pada beberapa wilayah pariwisata indonesia seperti di pulau jawa dan bali. dengan memadukan konsep jejaring sosial berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh jeffrey (2012), penelitian ini menyertakan konsep visibility pada fasilitas perencanaan dan penjadwalan pariwisata (sebagai fitur utama yang disediakan untuk memfasilitasi tujuan penelitian) sehingga user dapat melakukan sharing kepada pengguna lainnya dan pengguna lain dapat melakukan review terhadap rencana dan jadwal yang ada. selain konsep visibility, konsep editability juga dimasukkan ke dalam penelitian ini, sehingga aplikasi perencanaan dan penjadwalan pariwisata yang ada memungkinkan user untuk menggunakan rencana dan schedule yang di-share oleh user lain yang mengedit sesuai kebutuhan masing-masing user. beberapa fitur utama dalam jejaring sosial lainnya seperti add friend, messaging, comment, feed, notification, photo upload dan profiling juga disertakan dalam penelitian ini. tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi perencanaan dan penjadwalan pariwisata dengan konsep jejaring sosial yang telah dikaji keefektifannya (holtzblatt & tierney, 2011). dengan adanya aplikasi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada user sehingga dapat dengan mudah menentukan tujuan tempat wisata dengan informasi yang lengkap, melakukan perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata, memfasilitasi interaksi antar user dan membentuk perencanaan dan penjadwalan … (meiliana; dkk) 595  komunitas wisata di dunia maya, serta meningkatkan visibilitas daerah-daerah wisata terpencil di indonesia yang selama ini kurang dikenal. metode metode dalam penelitian ini menggunakan model waterfall oleh pressman (2010), melalui kelima tahap utama dalam model waterfall tersebut seperti pada gambar di bawah. gambar 1 waterfall model menurut pressman tahap komunikasi dimulai ketika pengkajian pustaka selesai dilakukan, mengenai kebutuhan akan perencanaan dan penjadwalan pariwisata dengan konsep jejaring sosial melalui jurnal-jurnal penelitian yang ada. studi kelayakan tersebut kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data primer yang dibutuhkan. metode kuantitatif digunakan dalam pengumpulan data dari user melalui kuesioner. perbandingan aplikasi sejenis yang terkait dengan perencanaan pariwisata maupun jejaring sosial juga dilakukan untuk menentukan kebutuhan aplikasi yang ada saat ini. berikut adalah tabel perbandingan dari perbandingan aplikasi sejenis yang dilakukan terhadap tripit, tripadvisor, dan instaearth: tabel 1 perbandingan aplikasi sejenis hal tripit tripadvisor instaearth keanggotaan ada ada ada perencanaan ada ada tidak ada penjadwalan ada tidak ada tidak ada informasi pariwisata ada ada tidak ada ulasan tidak ada ada tidak ada unggah foto tidak ada ada ada penambahan lokasi tidak ada tidak ada tidak ada berbagi penjadwalan dan perencanaan tidak ada tidak ada tidak ada pesan pribadi antar anggota tidak ada ada tidak ada profil ada ada ada sistem penilaian foto tidak ada tidak ada ada sistem penilaian lokasi tidak ada ada tidak ada sistem penilaian ulasan tidak ada ada tidak ada sistem pertemanan ada ada ada layanan berbasis lokasi tidak ada tidak ada ada sistem photo feed tidak ada tidak ada ada sistem notifikasi ada ada ada pada tahap perencanaan tugas-tugas teknis yang harus dilakukan didefinisikan, risiko yang mungkin terjadi, sumber daya yang akan dibutuhkan, produk akhir dari penelitian yang akan dihasilkan dan jadwal penelitian. rencana implementasi dan teknologi juga dibahas dalam tahap ini. tahap modeling membahas analisis dan perancangan dari sistem, dengan menghasilkan model ke detail yang lebih rinci dalam upaya untuk memahami masalah dan solusi penyelesaian masalah. 596 perancan menggam c bahasa p design a aplikasi resolusi pengemb t website masih di d aplikatif yang dip atas perm sosial. p dihasilka ngan sistem mbarkan keb construction pemrograma adaptif. den tanpa dibat layar yang a bang sistem, tahap terak ke server, s ilakukan hing dari analisi f, maupun su peroleh. hasi masalahan y pada tiap fit an. perancan m menggun butuhan siste n merupakan n. bahasa p ngan mengim tasi os (op ada. testing maupun bla khir adalah t ehingga dap gga saat ini. h is kebutuhan urvey langsu il penelitian yang ada aka tur yang ada ngan uml se gam nakan uml m, fungsi ya n tahap impl pemrograman mplementasik perating sys dilakukan m ackbox testing tahap penye pat diakses o hasil da n dan perm ung kepada p ini akan me an perencan a, akan dije elain use case mbar 2 use cas pariwisata de com l (unified ang ada, pros lementasi te n yang digun kan web-bas stem) yang melalui dua ca g kepada beb ebaran, di m oleh user di an pemb masalahan ya pengguna da emaparkan fi aan dan pen elaskan fung e tidak dima se perencanaa engan konsep j mtech vol. 5 modeling ses yang terja rhadap ranc nakan adala sed applicat ada, dan sif ara, baik whi berapa pengg mana hosting mana dan k bahasan ang telah d an wisatawan itur-fitur utam njadwalan pa gsi dan cont sukkan dalam an dan penjadw jejaring social 5 no. 2 dese language) adi, dan hasil angan yang ah php deng tion, penggu fat adaptif m itebox testing guna internet g dilakukan kapan saja. s n ilakukan ba n, berikut ad ma yang dia ariwisata den toh tampilan m penulisan walan l ember 2014: ) untuk m l yang ingin telah dibua gan menerap una dapat m mendukung g secara inte t. untuk men support dan f aik secara li dalah hasil p analisis sebag ngan konsep n aplikasi ya ini. 593-600  membantu dicapai. t melalui pkan web mengakses berbagai ernal oleh ng-upload feedback iterature, penelitian gai solusi p jejaring ang telah perencanaan dan penjadwalan … (meiliana; dkk) 597  perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata merupakan fitur utama yang memfasilitasi user untuk menyusun rencana dan jadwal perjalanan wisata. informasi lengkap mengenai tempat wisata merupakan data utama yang dibutuhkan dalam modul ini, di mana konsep jejaring sosial yang memungkinkan user dalam meng-update informasi tempat wisata, fasilitas review dan rating mempermudah user dalam perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata. tampilan lokasi dalam bentuk peta ditujukan untuk membimbing lokasi tujuan wisata. gambar 3 pembuatan rencana perjalanan wisata berbagi perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata memungkinkan pengguna untuk dapat berbagi rencana dan jadwal perjalanan wisata mereka kepada pengguna lainnya yang telah terdaftar sebagai teman. di mana konsep editable dalam jejaring sosial diterapkan (jeffrey, 2012). gambar 4 berbagi rencana perjalanan wisata penambahan tempat wisata baru beserta penilaiannya, memungkinkan pengguna yang menemukan tempat-tempat wisata baru yang belum terdaftar di database, dapat menambahkan tempat tersebut ke database aplikasi indolista. fitur penilaian yang terdiri atas rating tempat wisata dan rating foto dengan skala 1 (paling kecil) sampai dengan 10 (paling besar). rating ini dihitung dengan dua cara yaitu average rating yang merupakan nilai rating rata-rata dan weighted rating yang merupakan besaran rating yang berasal dari nilai rating dan jumlah pemberi rating. juga dilakukan penilaian review berupa like atau suka jika pengguna merasa review tersebut bagus atau dislike atau tidak suka jika pengguna merasa review tersebut tidak bagus. 598 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 593-600  gambar 5 rating lokasi wisata sistem pertemanan, sebagai fitur utama dalam situs jejaring sosial. pengguna yang telah terdaftar akan masuk ke dalam aplikasi sebagai member dan dapat menambahkan teman baru yang merupakan pengguna lainnya. dengan sistem pertemanan, pengguna dapat berbagi perencanaan dan penjadwalan perjalanan wisata serta dapat melakukan beberapa fitur dengan konsep jejaring sosial. gambar 6 sistem pertemanan layanan berbasis lokasi memudahkan pengguna untuk mengetahui tempat wisata terbaik dari lokasi di mana pengguna berada. perencanaan dan penjadwalan … (meiliana; dkk) 599  gambar 7 tampilan halaman best location simpulan setelah melakukan evaluasi baik dari tools yang ada ataupun melalui evaluasi pengguna, tujuan dan manfaat yang telah dirumuskan pada awal penelitian telah tercapai, namun beberapa masukkan sebagai perbaikan akan dikaji sebagai bahan perkembangan dari penelitian ini. beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis evaluasi yang telah dilakukan diantaranya adalah fasilitas database tempat wisata yang dapat di-update secara terus menerus oleh user, sehingga tersedia informasi lengkap dan update mengenai tempat wisata bagi user baru lainnya; fitur review, rating dan upload foto mempermudah user dalam memperoleh informasi lengkap dan menarik mengenai tempat wisata yang akan dituju; fasilitas perencanaan dan penjadwalan mempermudah user dalam merancang perjalanan wisata; aplikasi web-based yang adaptif memungkinkan user untuk mengakses aplikasi yang ada dengan mudah tanpa dibatasi operating system ataupun peralatan yang ada (smartphone/tablet/laptop) karena aplikasi dapat menyesuaikan langsung dengan peralatan yang ada; konsep jejaring sosial memungkinkan user untuk berinteraksi dan berkomunikasi sehingga meningkatkan jumlah informasi tempat wisata yang disediakan. implementasi aplikasi yang ada masih belum menerapkan cloud-based, sehingga memiliki beberapa kelemahan dalam penyebaran aplikasi. zhi wang (2012), memaparkan prinsip-prinsip baru untuk memandu penyebaran aplikasi social media melalui penerapan cloud-based social application yang bertujuan ada penyebaran aplikasi social media lebih efektif yang akan dijadikan sebagai pengembangan selanjutnya dalam penelitian ini. 600 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 593-600  daftar pustaka holtzblatt, l., tierney, m. l. (2011). measuring the effectiveness of social media on an innovation process. proceedings of the 2011 annual conference extended abstracts on human factors in computing systems, 697-712, acm. pressman, r.s. (2010). software engineering: a practitioners approach. (7th edition). new york: mcgraw hill inc. treem, j. w., leonardi, p. m. (2012). social media use in organizations. exploring the exploring the affordances of visibility, editability, persistence, and association. communication yearbook, 36, 143-189. wang, z., li, b., sun, l., yang, s. (2012). cloud-based social application deployment using local processing and global distribution. association for computing machinery, conext, 301312. microsoft word 17 teknik informatika sablin yusuf ok daftar pustaka.doc rancangan aplikasi manajemen… (sablin yusuf) 389 rancangan aplikasi manajemen dokumen tender berbasis web pada pt. emi sablin yusuf jurusan teknik informatika, fakultas ilmu komputer, bina nusantara university jln. k.h. syahdan no. 9, kemanggisan, palmerah, jakarta 11480 sablin@binus.edu abstract the objective of this researh is to design a software application for bidding document management as required by pt energy management indonesia (emi) in order to increase the company performance. the methodology used is fact-finding through direct observation, followed by literature study, and web application development method using waterfall model and rapid prototyping for software development. the result is a software application, web based, which can increase the company performance due to the required bidding document preparation and the responding data are well stored and managed hence can be accessed easily when needed. in summary the application which is well supported by the related database will assist the company quikly and easily in bidding preparation process keywords: application design, waterfall model, database, bidding document, pt. emi abstrak tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang aplikasi manajemen dokumen tender yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan pt. energy management indonesia (emi), sehingga dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan. metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penemuan fakta yang dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan, dilanjutkan dengan studi kepustakaan, dan metode perancangan aplikasi web dengan menggunakan metode waterfall dan rapid prototyping. hasil yang dicapai adalah terbentuknya suatu aplikasi manajemen dokumen tender yang berbasis web yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena pengerjaan dokumen yang dibutuhkan untuk suatu lelang proyek dan data yang dibutuhkan telah tersimpan dengan teratur sehingga bisa dengan mudah didapatkan ketika dibutuhkan oleh pihak perusahaan. simpulan dari penelitian ini adalah dengan adanya aplikasi manajemen dokumen tender yang didukung oleh basis data yang baik dapat mempermudah dan mempercepat perusahaan dalam proses penyiapan mengikuti suatu tender. kata kunci: perancangan aplikasi, waterfall model, basis data, dokumen tender, pt. emi 390 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 389-403 pendahuluan seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, kebutuhan untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah juga semakin meningkat. begitu pula dengan akses pengerjaan sebuah tender. banyak sekali kesalahan yang dilakukan oleh setiap perusahaan dalam pengerjaan sebuah tender sehingga tingkat kegagalan suatu tender menjadi besar. kesalahan ini yang melatar belakangi penelitian ini. pt. emi (energy management indonesia) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang konsultan energi milik negara yang memerlukan sebuah aplikasi yang dapat mengatur setiap pengerjaan dokumen tender yang ada untuk mempermudah pengerjaan sebuah tender serta meminimalisasi human error pada pengerjaan sebuah tender baik dari berkas-berkas rencana kerja dan syarat yang selanjutnya akan disebut sebagai rks pada masa prakualifikasi dan tender, tenaga ahli dan kelengkapannya, profil pengalaman perusahaan hingga peralatan yang tersedia pada perusahaan tersebut. faktor-faktor utama yang menyebabkan perusahaan tersebut gagal tender ialah adanya kesalahan pada pengerjaan dokumen proyek, pemilihan tenaga ahli yang terlalu lama, kelengkapan dokumen seperti peralatan, pengalaman perusahaan, dan pekerjaan yang sedang dikerjakan seringkali salah format dikarenakan oleh waktu yang ada hanya sedikit sedangkan proyek yang ingin di ikuti banyak dan bersamaan waktunya. tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem aplikasi perangkat lunak untuk manajemen yang dapat menstrukturisasi segala keperluan di dalam pengerjaan sebuah rencana kerja dan syarat sebuah proyek. pada sistem manajemen tersebut akan dapat me-record semua lelang proyek yang diikuti oleh perusahaan tersebut. ruang lingkup aplikasi pada penelitian ini dibatasi pada pengerjaan berkas-berkas rks untuk syarat pengerjaan pra-kualifikasi, validasi pemilihan tenaga ahli, pengerjaan berkas-berkas syarat tender, pengalaman pekerjaan pada pt.emi (energy management indonesia), dan data peralatan pada pt.emi. metode metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi lapang dan studi pustaka. sedangkan metode yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi perangkat lunak mengacu kepada model siklus pengembangan sistem klasik waterfall (pressman, 2001) seperti dapat dilihat pada gambar 1, yang tahapannya terdiri dari system engineering, software requirement analysis, desain, koding, testing, dan maintenance. system enginnering dalam merancang sebuah perangkat lunak yang pertama harus dilakukan adalah mempelajari dan memahami semua elemen sistem yang diperlukan. sistem merupakan hal yang penting dalam membuat sebuah perangkat lunak, karena perangkat lunak harus berhubungan langsung dengan elemen lainnya seperti perangkat keras, basis data dan manusia. software requirement analysis pada tahap ini dalam perancangan perangkat lunak, perlu mengetahui karakteristik dasar dari perangkat lunak yang akan dirancang, seperti fungsi, bentuk, dan tampilan dari perangkat lunak tersebut. rancangan aplikasi manajemen… (sablin yusuf) 391 design untuk membuat suatu perangkat lunak perlu dirancang struktur datanya, arsitektur perangkat lunak, dan karakteristik tampilan yang akan disajikan. coding rancangan yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya akan diterjemahkan ke dalam suatu bentuk atau bahasa yang dapat dibaca dan diterjemahkan oleh komputer untuk diolah. testing setelah tahap pengkodean selesai, dapat dilanjutkan ketahap pengujian (testing).testing program dilakukan untuk mengetahui bila terjadi kesalahan pada program yang telah dibuat. selain itu, dapat juga digunakan untuk memastikan apakah input proses dengan benar, sehingga dapat menghasilkan output yang sesuai. maintenance jika aplikasi tersebut telah sesuai, akan diberikan kepada pengguna, tetapi selama penggunaan tersebut akan terjadi penyesuaian atau perubahan sesuai dengan keadaan yang diinginkan, sehingga membutuhkan perubahan terhadap aplikasi tersebut. s y s t e m e n g i n e e r i n g m a i n t e n a n c e t e s t i n g c o d e d e s ig n a n a l i s i s gambar 1 waterfall model hasil dan pembahasan studi pustaka menurut hall (2001), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau sublemen-sublemen yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). sedangkan o’brien (2004) menyatakan bahwa sistem informasi manajemen menghasilkan produk informasi yang mendukung dalam membuat keputusan bagi seorang manajer atau professional bisnis. reports, displays dan responses dihasilkan oleh sistem informasi manajemen dalam memberikan informasi yang spesifik yang dibutuhkan dalam membuat sebuah keputusan. 392 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 389-403 secara lebih spesifik turban, rainer & potter (2003) mengatakan bahwa computer based information system adalah suatu sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer dan telekomunikasi untuk melakukan suatu pekerjaan. pengertian database menurut connolly (2002) adalah “a shared collection of logically related data, and a description of this data, designed to meet the information needs of an organization” (p. 14). entity relationship diagram digunakan untuk menggambarkan struktur logikal database dalam bentuk diagram. erd menyediakan cara yang sederhana dan mudah untuk memahami berbagai komponen dalam desain database (connolly, 2002). erd mempunyai tiga komponen yaitu entity, relationship dan properti. rekayasa perangkat lunak (software engineering) merupakan satu bidang profesi yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembangan perangkat lunak dan sebagainya. rekayasa perangkat lunak adalah penetapan dan penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam usaha untuk mendapatkan sebuah perangkat lunak yang ekonomis serta dapat diandalkan dan dapat bekerja secara efisien pada mesin yang sebenarnya (pressman, 2001). dalam merancang suatu aplikasi, perlu diadakan pendekatan sistematis dalam perancangan perangkat lunak tersebut. dalam rekayasa perangkat lunak terdapat sebuah pendekatan yang digunakan yang disebut dengan the linear sequential model, atau terkadang disebut dengan waterfall model atau classic life cycle model (pressman, 2001). dalam merancang sebuah sistem aplikasi perangkat lunak diperlukan suatu kajian yang mendalam tentang bagaimana suatu sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya. terutama hubungannya dengan manusia yang akan menggunakan sistem itu nantinya. oleh karena itu interaksi antara manusia dan komputer merupakan hal yang cukup penting dalam suatu perancangan sistem aplikasi. interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia, serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan dengannya (shneiderman, 1998). jadi interaksi manusia dan komputer merupakan dasar yang harus digunakan dalam perancangan suatu sistem komputer. delapan aturan emas perancangan dialog ini merupakan prinsip-prinsip dasar perancangan antarmuka yang paling banyak digunakan dalam pembuatan suatu sistem yang interaktif. menurut shneiderman (1998), aturan-aturan dasar ini adalah (1) rancangan yang dibuat harus selalu konsisten; (2) memungkinkan pemakai menggunakan shortcurts; (3) memberikan umpan balik yang informatif; (4) merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir yang baik; (5) memberikan penanganan kesalahan yang sederhana; (6) mengizinkan pembalikan aksi (undo) dengan mudah; (7) mendukung pengaturan fokus secara internal; (8) mengurangi beban ingatan jangka pendek. sistem berjalan pt. energy management indonesia (persero) atau dulu dikenal sebagai pt. koneba (persero) didirikan pada tahun 1987, adalah badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang konservasi dan manajemen energi. dari tahun ke tahun pt. emi banyak membantu pihak pemerintah, bumn dan swasta dalam kegiatan konservasi energi, manajemen energi dan diversifikasi energi. pelaksanaan kegiatan usaha pt. emi dilakukan oleh tenaga-tenaga terlatih yang profesional dibidangnya serta didukung peralatan-peralatan yang memadai sesuai kebutuhan. akumulasi pengalaman pt. emi diberbagai sektor di masyarakat dan di industri banyak memberikan nilai tambah dalam implementasi usaha pt. emi melaksanakan tugas-tugas konservasi, manajemen dan diversifikasi energi. kini dengan pengalaman perusahaan yang sangat beragam pada bidang energi dan di dukung oleh tenaga-tenaga professional dan berpengalaman di bidang pengelolaan energi, perekayasaan, rancangan aplikasi manajemen… (sablin yusuf) 393 survey dan inspeksi serta pengelolaan risiko di berbagai sektor (industri, transportasi dan bangunan), pt. emi siap menjawab tantangan energi di indonesia. pada saat ini sistem yang berjalan pada pt. emi dalam mempersiapkan dokumen-dokumen untuk mengikuti lelang tender dan menyajikan laporan progres report masih berjalan manual. data dari para instansi yang melakukan pengadaan pun tidak tersusun dengan rapih, hanya berdasarkan dari arsip dokumen lelang yang pernah diikuti. dokumen-dokumen yang dibutuhkan antara lain, berkas-berkas rencana kerja dan syarat (rks), data tenaga ahli, pengalaman perusahaan, peralatan serta pekerjaan yang sedang berlangsung. dalam pembuatan rks, para admin proyek meniru dari data rks sebelumnya yang masih ada dan disesuaikan dengan kebutuhan dari proyek yang akan diikuti. format penulisan dari rks yang sebelumnya ini menjadi dasar dari pembuatan rks yang kemudian file ini disimpan kembali pada komputer atau flash disk, akan tetapi untuk penyimpanan file-file tersebut tidak terdapat tempat yang pasti. kemudian untuk dokumen pengalaman perusahaan, terdapat file hasil dari sortiran arsip dokumen lelang yang pernah diikuti oleh pt. emi. penyortiran ini dilakukan setiap tahun secara manual kemudian disimpan dalam sebuah file excel. sehingga ketika para admin proyek membutuhkan data pengalaman perusahaan untuk penyusunan dokumen lelang, mereka dapat mengambil file sortiran tersebut. akan tetapi, untuk penyimpanan file sortiran tersebut belum mempunyai tempat yang pasti. dalam pembuatan dokumen pekerjaan yang sedang berlangsung hampir sama dengan pembuatan dokumen pengalaman perusahaan, hanya saja penyortiran dilakukan ketika pembuatan dokumen saja, arsip yang disortir merupakan dokumen-dokumen lelang yang proyeknya sedang dikerjakan oleh pt. emi. untuk pengambilan data peralatan, para admin proyek mendapat data peralatan dari bagian teknis yang berada dibawah divisi personalia dan umum. pendataan dari data peralatan yang sedang berjalan sekarang walaupun sudah menggunakan komputer, tetapi untuk penyimpaanannya belum ada tempat yang pasti. sedangkan penyusunan dokumen tenaga ahli, para admin proyek mendapat data tenaga ahli dari bagian hrd yang berada dibawah divisi personalia dan umum. data yang didapat berupa cv dari para tenaga ahli dan daftar tenaga ahli beserta ceklist kelengkapannya. kelengkapan yang dimaksud ialah ijazah, spt, npwp, bukti setor serta ktp. dalam memeriksa kelengkapan dari tenaga ahli, hrd melakukanya dengan cara manual yaitu, tenaga ahli yang sudah memiliki kelengkapan maka pada bagian kelengkapannya diberikan ceklist, kemudian data ini disimpan dalam bentuk kertas. kelengkapan-kelengkapan di atas merupakan salah satu syarat untuk tenaga ahli yang akan diikut sertakan dalam sebuah proyek. dari daftar tenaga ahli tersebut, para admin proyek membandingkan dengan dokumen tenaga ahli dari proyek yang sedang diikuti oleh pt. emi. apabila seorang tenaga ahli sedang diikutsertakan pada sebuah proyek pada instansi yang sama, maka tenaga ahli tersebut tidak boleh diikutsertakan kembali pada lelang proyek yang akan diikuti. pengecekan ini dilakukan secara manual sehingga memakan waktu yang lama. pembuatan laporan dilakukan setiap bulan secara manual dengan cara, mengumpulkan keseluruhan berkas – berkas lelang proyek kemudian berkas – berkas tersebut direkapitulasi. kegiatan ini dilakukan oleh divisi personalia dan umum. laporan ini berisi daftar seluruh lelang proyek yang pernah diikuti atau sedang diikuti oleh pt. emi baik yang gagal maupun yang berhasil. hasil dari laporan kemudian diberikan kepada direktur berbentuk dokuman kertas. diagram arus dokumen (dad) dari sistem yang berjalan dapat dilihat pada gambar 2. permasalahan dari uraian sistem berjalan tersebut di atas dan pengamatan lapangan, maka dapat 394 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 389-403 diidentifikasi permasalahan yang di hadapi oleh pt. emi pada saat ini, yaitu penyimpanan atau pengelolaan data, penyimpanan dokumen tender, dan komunikasi data perusahaan di luar kantor. penyimpanan atau pengelolaan data dalam penyimpanan atau pengelolaan data, permasalahannya yaitu tidak adanya tempat penyimpanan data yang tetap untuk dokumen yang pernah ada; data tenaga ahli tercecer dan sering hilang; tidak adanya tempat penyimpanan data peralatan; dan tempat penyimpanan data instansi pengadaan tidak tersedia. penyiapan dokumen tender dalam penyimpanan dokumen tender, permasalahannya yaitu tidak adanya pengingat waktu pengumpulan dokumen prakualifikasi; tidak adanya format surat yang pasti pada setiap instansi; sulit mengecek tenaga ahli yang tersedia untuk suatu instansi untuk di jadikan tenaga ahli pada suatu tender yang baru; dan akurasi data dokumen yang di kerjakan oleh para admin proyek kurang baik dikarenakan oleh padatnya permintaan yang masuk sedangkan waktu yang tersedia terbatas. komunikasi data perusahaan di luar kantor dalam komunikasi data perusahaan di luar kantor, permasalahannya yaitu dewan direksi sering membutuhkan data laporan perusahaan diluar kantor dan laporan tersebut diperlukan oleh dewan direksi setiap saat. namun pada saat ini penyiapan laporan membutuhkan waktu karena proses penyiapan masih manual dan proses penyiapan dokumen hanya dapat dilakukan di dalam kantor; dan perusahaan sedang akan mengembangkan adanya cabang didaerah lain. sehingga nantinya pengerjaan persiapan rks proyek akan dilakukan pada kantor cabang perusahaan di berbagai daerah sesuai dengan lokasi proyek. semua permasalahan yang di temukan dalam sistem yang berjalan tersebut di atas dapat mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan meraih keuntungan dikarenakan oleh pengerjaan dokumen proyek dikerjakan dalam waktu yang relatif lama. pengerjaan dokumen tender tersebut memakan waktu sekitar tujuh hari atau lebih. sedangkan dalam perusahaan ini dapat mengikuti lebih dari satu proyek. perusahaan akan kehilangan banyak peluang untuk meraih keuntungan dari pengerjaan proyek tersebut. sistem yang diusulkan melihat permasalahan yang ditemukan di lapangan dan sangat mempengaruhi pengerjaan dokumen yang diperlukan dalam sebuah lelang pekerjaan, maka diusulkan sebuah aplikasi sistem berbasis web yang dapat mengurangi kendala-kendala yang ada dan dapat tersimpan secara terstruktur dan aman. di dalam aplikasi sistem ini akan disediakan hal-hal yang di butuhkan untuk mengerjakan sebuah tender, antara lain aftar pengerjaan prakualifikasi beserta tanggal pengerjaan dan penanggung jawab; daftar tenaga ahli yang tersedia dalam pengerjaan suatu tender; daftar peralatan yang akan di cantumkan pada dokumen prakualifikasi; daftar pengalaman yang akan di cantumkan pada dokumen prakualifikasi; daftar pekerjaan yang sedang di kerjakan yang juga di lampirkan pada dokumen prakualifikasi. semua hal tersebut di atas sesuai dengan rks yang ditentukan dalam setiap lelang pekerjaan. apabila semua ketentuan yang ada didalam rks tidak di penuhi maka akan mengurangi bobot sebuah peserta lelang. didalam aplikasi yang diusulkan terdapat juga basis data dari pt.emi tersebut. didalam basis data tersebut terdapat data para pekerja yang berada dalam pt.emi. data flow diagram (dfd) dari aplikasi yang di usulkan dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4. rancangan aplikasi manajemen… (sablin yusuf) 395 gambar 2 dad sistem berjalan 396 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 389-403 gambar 3 diagram konteks sistem yang diusulkan gambar 4 diagram nol system yang diusulkan rancangan aplikasi rancangan aplikasi yang di ajukan untuk aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan pengembang aplikasi untuk merealisasikan dan mengimplementasikan aplikasi. rancangan aplikasi ini antara lain meliputi rancangan basis data, rancangan menu, rancangan layar, dan rancangan keamanan. rancangan basis data yang berada di dalam aplikasi ini bertujuan untuk menyediakan basis rancangan aplikasi manajemen… (sablin yusuf) 397 data untuk menyimpan semua data yang ada didalam aplikasi. entity relationship diagram (erd) basis data tersebut dapat dilihat pada gambar 5. di dalam aplikasi yang diusulkan terdapat menu-menu yang akan di akses oleh para user. hierarki menu sistem yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 6. di dalam menu tesrsebut terdapat banyak layar antarmuka yang akan di akses oleh para user. rancangan navigasi atau perpindahan dari satu layar ke layar lainnya digambarkan menggunakan state transition diagram (std). beberapa contoh std tersebut dapat dilihat pada gambar 7 dan gambar 8. dalam rancangan keamanan aplikasi ini pemakai aplikasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu admin, super user, dan user. setiap user mendapatkan hak akses yang berbeda. tetapi semua user dapat melihat semua data sesuai dengan hak aksesnya. semua user harus login terlebih dahulu untuk dapat mengakses aplikasi ini. gambar 5 erd database aplikasi manajemen tender 398 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 389-403 login proyek logouttabel reporthome pengaturan prakualifikasi personalia tender peralatan pengalaman pekerjaan yang sedang dilaksanakan pengaturan user pengaturan instansi pengaturan dokumen gambar 6 rancangan menu aplikasi gambar 7 state transition diagram login rancangan aplikasi manajemen… (sablin yusuf) 399 gambar 8 state transition diagram home admin memiliki hak akses pada manajemen data, contohnya input peralatan beserta editnya, input tenaga ahli beserta edit dan kelengkapan, serta manajemen user. super user memiliki hak akses yang berbeda dengan admin. super user adalah inti dari aplikasi ini. super user yang hanya berhak mengerjakan proses pengerjaan dokumen tender tersebut. hak akses dari super user adalah input data proyek baru, pemilihan tenaga ahli yang sudah divalidasi sesuai dengan ketentuan, pengerjaan dokumen proyek mulai dari masa prakualifikasi sampai dengan kontrak, mengconvert data pengalaman perusahaan dan pekerjaan yang sedang dilaksanakan. user disini berbeda sekali dengan admin dan super user. user hanya memiliki hak akses untuk view data proyek, view data perusahaan, view progress report. secara lengkap pengaturan hak akses dapat dilihat pada tabel 1. tabel 1. otoritas hak akses pengguna aplikasi manajemen data pengerjaan proyek progress report pengaturan users c r u d c r u d c r u d c r u d admin ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya super user ya ya ya ya ya ya ya ya user ya ya ya ya ya keterangan: c = create u = update r = read d = delete data aplikasi sangat rawan akan kerusakan. jadi pihak pengembang membuat rancangan back up dengan tujuan untuk menyelamatkan data yang sebelumnya telah disimpan. jadi apabila terjadi kerusakan data maka pihak perusahaan dapat mengambil kembali data yang sebelumnya telah di back up. rencana back up pada aplikasi ini disesuaikan dengan penggunaan aplikasi. pada keadaan normal dan tidak banyak order lelang tender maka back up akan hanya dilakukan sebanyak 2 kali dalam 400 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 389-403 sebulan. tetapi apabila sedang banyak order lelang tender, maka back up akan dilakukan sebanyak 4 kali dalam sebulan. cara memback upnya adalah dengan cara menyalin folder data dalam server ke folder lain yang telah dinamai tanggal dilakukan back upnya. implementasi program aplikasi dikembangkan dengan menggunakan bahasa php, sedangkan untuk database menggunakan mysql. semua itu sesuai dengan keunggulan masing-masing fungsi dari mysql dan bahasa pemrograman. pada gambar berikut (gambar 9 12) ditampilkan beberapa contoh tampilan layar aplikasi. gambar 9 tampilan layar home gambar 10 tampilan layar history kontrak proyek gambar 11 tampilan layar halaman daftar tenaga ahli gambar 12 tampilan layar proyek prakualifikasi evaluasi evaluasi aplikasi dilakukan dengan dengan meminta masukan atau pendapat dari pengguna di pt. emi. untuk mengetahui lebih rinci, maka disebarkanlah kuesioner kepada 30 orang pengguna aplikasi ini di pt emi. evaluasi ini dipergunakan sebagai masukan dan kritik untuk mengembangkan kinerja aplikasi ini agar dapat lebih sempurna di masa yang akan datang. hasil evaluasi pengguna ini ditampilkan pada tabel 2 8. rancangan aplikasi manajemen… (sablin yusuf) 401 tabel 2 pendapat pengguna dari tentang aplikasi manajemen tender pada pt. emi pilihan jumlah orang persentase a. tidak bagus 0 0 % b. kurang bagus 2 6,66 % c. cukup bagus 6 20 % d. bagus 20 66,66% e. sangat bagus 2 6,66 % jumlah 30 100% tabel 3 pendapat pengguna dari tentang aplikasi manajemen tender ini berguna dalam membantu pekerjaan pilihan jumlah orang persentase a. tidak berguna 1 3,33 % b. kurang berguna 2 6,66 % c. cukup berguna 3 10 % d. berguna 21 70 % e. sangat berguna 3 10% jumlah 30 100% tabel 4 pendapat pengguna dari tentang fasilitas dan fungsionalitas dari aplikasi manajemen tender pada pt. emi pilihan jumlah orang persentase a. tidak bagus 1 3,33 % b. kurang bagus 2 6,66 % c. cukup bagus 6 20 % d. bagus 21 70 % e. sangat bagus 0 0 % jumlah 30 100% tabel 5 pendapat pengguna dari tentang kemudahan penggunaan aplikasi manajemen tender pada pt. emi pilihan jumlah orang persentase a. tidak bagus 0 0 % b. kurang bagus 1 3,33 % c. cukup bagus 14 46,66 % d. bagus 15 50 % e. sangat bagus 0 0 % jumlah 30 100% tabel 6 pendapat pengguna dari tentang kecepatan dan kecepatan penyajian data aplikasi manajemen tender pilihan jumlah orang persentase a. tidak bagus 0 0 % b. kurang bagus 3 10 % c. cukup bagus 3 10 % d. bagus 24 80 % e. sangat bagus 0 0 % jumlah 30 100% 402 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 389-403 tabel 7 pendapat pengguna dari tentang penggunaan bahasa dalam aplikasi manajemen tender pada pt. emi pilihan jumlah orang persentase a. tidak sesuai 0 0 % b. kurang sesuai 1 3,33 % c. cukup sesuai 5 16,66 % d. sesuai 24 80 % e. sangat sesuai 0 0 % jumlah 30 100% tabel 8 pendapat pengguna dari tentang tampilan aplikasi manajemen tender pada pt. emi pilihan jumlah orang persentase a. tidak bagus 0 0 % b. kurang bagus 6 20 % c. cukup bagus 15 50 % d. bagus 9 30 % e. sangat bagus 0 0 % jumlah 30 100% berdasarkan hasil isian kuesioner dapat ditarik kesimpulan menurut pengguna aplikasi yang dibuat sudah memenuhi syarat mulai dari kecepatan dan ketepatan penyajian data, penggunaan bahasa, kemudahan penggunaan aplikasi, tampilan, fasilitas dan fungsionalitas, dan berguna untuk pengerjaan dokumen proyek dan para pengguna aplikasi juga merasa cukup puas dengan aplikasi yang dibuat. simpulan berdasarkan hasil implementasi dan evaluasi kuesioner yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem aplikasi manajemen tender yang dihasilkan dapat membantu pt. energy management indonesia dalam menyiapkan rks untuk proses tender. aplikasi ini pun memberikan kemudahan bagi para admin proyek pada pt. energy management indonesia karena pengerjaan rks menjadi jauh lebih mudah. beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain memperbaiki tampilan pada aplikasi untuk membuat aplikasi ini menjadi lebih menarik dan lebih variatif. dengan fungsi-fungsi yang lebih baik lagi. daftar pustaka connoly, t. (2002). database systems: a practical approach to design, implementation and management (6th ed.). new york: addison-wesley. hall, j. a. (2001). sistem informasi akuntansi. jakarta: salemba empat. o’brien, j. a. (2004). introduction to information system: essentials for the e-business enterprise (11th ed.). new york: mcgraw-hill companies. pressman, r. s. (2001). software engineering: a practitioner’s approach (5th ed.). new york: mcgraw-hill. rancangan aplikasi manajemen… (sablin yusuf) 403 shneiderman, b. (1998). designing the user interface: strategies for effective humancomputer interaction (3rd ed.). new york: addison-weasley. turban , e., reiner, r. k., jr., potter, r. e. (2003). introduction to information technology (3rd ed.). john wiley & sons, inc. microsoft word 30 cuk tho pemanfaatan e-applicationok-setting.docx pemanfaatan e-application dalam... (cuk tho; dkk) 551 pemanfaatan e-application dalam peningkatan proses audit mutu internal (studi kasus : universitas bina nusantara) cuk tho; wihendro; yohannes kurniawan jurusan teknik informatika, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln k.h. syahdan no.9 palmerah jakarta barat 11480 cuktho@binus.edu1 , wihendro@binus.edu2 , ykurniawan@binus.edu3 abstract this paper shows the use of e-application to assist the implementation of internal quality audit, which is one of the conditions to be met within the requirements of iso 9000 quality assurance system. e-application that is used other than as a data repository is also used as a workflow. where is the workflow that is made will ensure that the repairs is carried out in accordance with what has been planned. as one of the iso documentation requirements in clause 4.2.4 that a document should be done traceable, then the use of eapplication is very helpful in conducting the search trail. in addition, the e-application allows auditors and auditees in filling the audit results, since it can be accessed from anywhere as well as due to web-based, it can be done from any computer without the need of an installation. e-application that was developed to function as a workflow and data repository that can be used as part of monitoring and data history which will help to improve the performance of the unit hence also improves performance of bina nusantara university. keywords: iso 9000, internal quality audit, website, e-application abstrak paper ini menampilkan tulisan mengenai penggunaan e-application untuk membantu pelaksanaan audit mutu internal, yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam persyaratan sistem penjaminan mutu iso 9000. e-application yang digunakan selain sebagai data repository juga digunakan sebagai workflow. dimana workflow yang dibuat akan memastikan bahwa perbaikan dijalankan sesuai dengan yang telah direncanakan. sebagai salah satu persyaratan dokumentasi iso dalam klausul 4.2.4(p.3 ) bahwa sebuah dokumen harus dapat dilakukan telusur jejak, maka penggunaan e-application ini sangat membantu dalam melakukan telusur jejak. selain itu, e-application memudahkan auditor dan auditee dalam mengisi hasil audit, dikarenakan dapat diakses dari manapun serta dikarenakan berbasis web, maka dapat dilakukan dari computer mana saja tanpa harus dilakukan instalasi terlebih dahulu. e-application yang dikembangkan ini berfungsi sebagai workflow dan data repository sehingga dapat digunakan sebagai bagian dari monitoring dan data history yang ada akan sangat membantu untuk memperbaiki kinerja unit tersebut terlebih kinerja universitas bina nusantara. kata kunci:iso 9000, audit mutu internal, situs web, e-application. 552 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 551-560 pendahuluan mutu merupakan aspek yang penting bagi universitas bina nusantara, oleh karenanya sistem manajemen mutu iso 9000 dipilih sejak tahun 1997 sebagai salah satu tools untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan dari universitas bina nusantara. sebagaimana diketahui, iso 9001 dalam klausul 8.2.2 (iso, 2008) mensyaratkan adanya pelaksanaan audit mutu internal, dan disinergikan dengan klausul 4.2.4 (iso, 2008) dimana record yang didapatkan dari hasil audit mutu internal harus disimpan, mudah diambil , dan dapat dilakukan telusur jejak. disamping itu pula, setiap hasil audit mutu internal, apabila ditemukan ketidaksesuain maka harus dilakukan tindakan perbaikan dan pencegahan, yang hasilnya juga harus sesuai dengan persyaratan iso 9001 klausul 4.2.4 (iso, 2008) serta tindakan perbaikan dan pencegahan yang telah dilakukan harus diverifikasi. pada awal implementasi iso 9000, dokumentasi dilakukan secara manual, tetapi seiring berkembangnya universitas bina nusantara, maka dokumentasi manual sangat sulit dilakukan mengingat banyaknya kertas yang harus didistribusikan, pencatatan dan adanya kemungkinan hilangnya berkas tersebut. untuk mengatasi hal tersebut, maka aplikasi lotus notes digunakan baik sebagai workflow maupun sebagai data repository. namun demikian, keterbatasan aplikasi lotus notes adalah harus dilakukan instalasi terlebih dahulu, dan hanya dapat dilakukan apabila terhubung dengan lan. selain itu juga, user hanya dapat mengakses pada komputernya masing – masing, dikarenakan user_id hanya tersedia dikomputer masing – masing. untuk mengatasi hal tersebut, maka dikembangkan e-application yang dapat digunakan dari computer mana pun, selama terhubung dengan internet. e-application yang selanjutnya dinamakan aplikasi audit mutu internal sangat membantu user yang berperan sebagai auditor, maupun auditee, termasuk juga unit quality management system yang bertanggung jawab atas pelaksanaan audit mutu internal di universitas bina nusantara. tahapan pengembangan aplikasi berbasis web merupakan sebuah aplikasi yang kesemuanya ataupun sebagian dari software didownload dari web setiap kali aplikasi tersebut dijalankan . apabila berdasarkan akses, terdapat 3 jenis aplikasi web (wall & lader, 2002) yaitu internet, intranet dan extranet. aplikasi web dengan menggunakan internet, dapat diakses dari mana saja selama user terhubung dengan internet. adapun dalam pengembangan aplikasi audit mutu internal ini, yang digunakan adalah visual studio 2008 (asp.net) sebagai software untuk pengembangan website, dan sql server 2000 digunakan sebagai database. selain itu pula, aplikasi audit mutu internal ini juga mengakses aplikasi dan database lainnya yang telah di kembangkan sebelumnya yaitu hris (human resource information system). akses ini diperlukan untuk menarik data user yaitu berupa data struktur organisasi, dan jabatan. hal ini digunakan untuk menentukan hak akses dari masing masing user. sesuai standar iso 19011: 2002 (iso, 2002) , definisi audit adalah proses yang sistematik, independen, dan terdokumentasi untuk mendapatkan bukti audit dan mengevaluasi secara objektif untuk menentukan kriteria audit. definisi untuk auditee adalah organisasi yang diaudit, dan auditor adalah orang yang mempunyai kompetensi untuk melakukan audit. perancangan aplikasi audit mutu internal terbagi dalam beberapa tahap menurut britton dan doake (2005), yaitu : • requirements : pada tahapan ini dilakukan pengumpulan informasi yang dibutuhkan, baik dari sistem yang telah berjalan sebelumnya, penetapan hak akses bagi setiap user berdasarkan dari struktur organisasi yang sudah ada, penetapan ruang lingkup, dan persyaratan iso 9000 yang harus dipenuhi. pada tahapan ini pula, alur proses diperbaiki sehingga lebih efektif. pemanfaatan e-application dalam... (cuk tho; dkk) 553 • analysis : tahapan ini, dimana hasil dari requirement capture dikembangkan, dan dibuat sebuah model sederhana dari sudut pandang user. berdasarkan model sederhana yang disetujui maka langkah selanjutnya dikerjakan • design : pada tahapan inilah, aplikasi dibuat dengan penuh. aplikasi yang dikembangkan terdiri dari front – end dan back-end. front-end, akan menampilkan user sebagai auditee dan auditor, sedangkan back-end, akan digunakan oleh unit quality management center • implementation : ditahap ini, aplikasi yang dibuat telah dilakukan testing lengkap.. • instalation : tahap implementasi adalah tahap dimana aplikasi digunakan, dan sebelumnya dilakukan training penggunaan aplikasi untuk user baik yang bertindak sebagai auditee maupun sebagai auditor. sebagaimana disampaikan sebelumnya, aplikasi ini selain berfungsi sebagai data repository, juga berfungsi sebagai aplikasi workflow. alur workflow dapat dilihat pada gambar berikut ini : desain dokumen flowchart auditee qmc auditor mulai memasukkan jadwal audit memasukkan hasil audit memeriksa isian hasil audit verifikasi sesuai? memperbaiki isian hasil audit tidak mengisi tindakan perbaikan ya memeriksa isian tindakan perbaikan verifikasi sesuai? memperbaiki isian tindakan perbaikan tidak menugaskan auditor untuk melakukan verifikasi atas tindakan perbaikan verifikasi sesuai? update status perbaikan ubah status menjadi complete ya kriteria temuan naik? update status temuan naik sesuai kriteria temuan terakhir ya update status temuan tetap tidak memasukkan temuan sebagai temuan periode audit berikutnya selesai jadwal audit hasil audit gambar 1 : desain dokumen flowchart 554 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 551-560 gambar 2 : use case diagram berikut ini adalah rancangan database yang digunakan untuk aplikasi audit mutu internal dan workflow audit mutu internal. pemanfaatan e-application dalam... (cuk tho; dkk) 555 master_periode_audit pk tahun pk periode stsrc tglpr tglup usrin usrup table_periode_audit_aktif pk,fk1 tahun pk,fk1 periode tabel_jenis_pengguna pk kdjp stsrc nmpengguna tabel_status_workflow pk,fk1 kdjp pk kdsw stsrc nmstatus jnsaction master_user pk binusianid stsrc tglpr tglup usrin usrup master_jenis_pengguna_perperiode pk binusianid pk kdjp pk tahun pk periode pk idtr stsrc tglpr tglup usrin usrup bu div dep section untuk struktur organisasi: select * from vpr_load_struktur_organisasi select * from tabel_struktur_organisasi select * from tabel_jabatan_departemen select * from tabel_kode_jabatan select * from transaksi_jabatan_pegawai select * from tabel_leveldepartement untuk login hris: select * from tabel_user master_jadwal_audit pk idjdw pk tahun pk periode stsrc tglpr tglup usrin usrup bu div dep section transaksi_jadwal_audit_tanggal pk,fk1 tahun pk,fk1 periode pk,fk1 idjdw pk idat stsrc tglpr tglup usrin usrup tanggal jamawal jamakhir tabel_jenis_auditor pk kdja stsrc nmjenis transaksi_jadwal_audit_auditor pk,fk1 tahun pk,fk1 periode pk,fk1 idjdw pk binusianid stsrc tglpr tglup usrin usrup fk2 kdja transaksi_jadwal_audit_auditee pk,fk1 idjdw pk,fk1 tahun pk,fk1 periode pk binusianid stsrc tglpr tglup usrin usrup flagpengisitemuan gambar 3 : erd diagram database aplikasi audit mutu internal 556 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 551-560 tabel_hasil_temuan pk kdht stsrc nmht tabel_sebab pk kdsebab stsrc nmsebab transaksi_temuan_audit pk tahun pk periode pk idtemuan stsrc tglpr tglup usrin usrup idjdw uraian fk1 kdht fk2 kdsebab perbaikan btsperbaikan fk3 kdhp fk4 kdst tahunnext periodenext idjdwnext evidance binusianid binusianidnext tabel_hasil_perbaikan pk kdhp stsrc nmhp tabel_status_temuan pk kdst stsrc nmst transaksi_histori_verifikasi_isi pk,fk1 tahun pk,fk1 periode pk,fk1 idtemuan pk idhistori pk,fk2 kdjh stsrc tglpr tglup usrin usrup tglhistori note tabel_jenis_histori pk kdjh stsrc nmjh transaksi_delegasi pk,fk1 tahun pk,fk1 periode pk,fk1 idtemuan pk binusianid stsrc tglpr tglup usrin usrup transaksi_status_worflow pk,fk1 tahun pk,fk1 periode pk,fk1 idtemuan pk kdjp pk kdsw stsrc tglpr tglup usrin usrup gambar 4 : erd diagram workflow audit mutu internal pemanfaatan e-application dalam... (cuk tho; dkk) 557 hasil dan pembahasan implementasi aplikasi audit mutu internal aplikasi audit mutu internal ini terdiri dari dua bagian yaitu front end dan back end. frontend diperuntukan bagi user yang berstatus sebagai auditee maupun sebagai auditor, sedangkan backend diperuntukkan bagi quality management center. untuk login ke dalam aplikasi audit mutu internal ini, maka diperlukan username dan password, yang telah disesuaikan dengan username dan password dari hris yang sebelumnya sudah di implementasikan oleh bagian talent management. dengan demikian, user tidak perlu mengingat banyak username dan password. gambar 5: tampilan login aplikasi ami front end pada bagian front end ini terdiri dari menu jadwal audit dan workflow, dimana kedua menu ini mencakup user sebagai auditor maupun sebagai auditee. apabila user hanya sebagai auditee saja, maka yang akan muncul hanya menu auditee, begitu juga sebaliknya. sedangkan jika user berfungsi sebagai auditee dan auditor, maka keduanya akan ditampilkan pada menu tersebut. penjelasan setiap menu yang ada, adalah sebagai berikut ini : • menu jadwal audit : berisi jadwal audit baik dalam bentuk summary maupun detail, adapun detail jadwal audit terdiri dari unit yang akan diaudit, baik apabila user sebagai auditee maupun sebagai auditor. adapun untuk detail jadwal yang ditampilkan berupa nama business unit / direktorat, divisi, unit sampai dengan sub unit, nama – nama auditor dari lead auditor dan auditor pendamping, tanggal dan waktu pelaksanaan audit. • menu workflow : terdiri dari dua sub menu yaitu sebagai auditee dan sebagai auditor. untuk auditor, maka workflow ini digunakan untuk mengisi hasil temuan, memperbaiki pengisian hasil temuan, verifikasi atas hasil audit periode sebelumnya, 558 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 551-560 dan melihat history hasil audit periode – periode sebelumnya. apabila user sebagai auditee, maka workflow ini akan digunakan untuk pengisian tindakan perbaikan dan pencegahan, perbaikan pengisian tindakan perbaikan dan pencegahan, melihat status tindakan perbaikan dan pencegahan, melihat history audit periode – periode sebelumnya. gambar 6 : tampilan add temuan back end back – end hanya dapat digunakan oleh quality management center, dimana pada back end ini terdiri dari menu : • audit period : akan diisi dengan periode audit, dimana 01 adalah ganjil, dan 02 adalah genap • auditor / auditee registration : menu ini akan mengassign siapa saja yang menjadi auditor dan yang menjadi auditee • audit scheduling o audit list : akan diisi dengan unit mana saja yang akan diaudit o entry schedule : akan di isi dengan jadwal audit yang telah disepakati, termasuk auditor dan unit yang akan diaudit. • workflow audit and monitor workflow : workflow baru dapat digunakan apabila schedule telah dibuat. dimana pada menu ini, qmc akan melakukan verifikasi terhadap isi temuan, isi perbaikan, dan hasil tindakan perbaikan yang telah dilakukan. selain itu juga dapat dilakukan monitoring terhadap pelaksanaan audit. selain itu dapat pula dilihat rekapitulasi dari hasil audit yang telah di masukan oleh auditor. berikut adalah tampilan back end aplikasi ami untuk qmc yaitu menu untuk memilih periode audit, auditee/auditor registration, audit scheduling dan workflow ami. pemanfaatan e-application dalam... (cuk tho; dkk) 559 gambar 7 : tampilan halaman utama back-end gambar 8 : tampilan registrasi auditee dan auditor 560 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 551-560 gambar 9 : tampilan monitoring workflow simpulan aplikasi audit mutu internal ini memberikan kemudahan bagi auditee, auditor, dan unit quality management center dalam melakukan pendataan, monitoring dan penyimpanan data. dengan penggunaan e-application, maka data yang ada dapat diakses dari manapun ditempat user berada, tanpa harus melakukan instalasi aplikasi dan dapat digunakan secara mobile, sehingga proses audit mutu internal dapat dilaksanakan dengan baik. selain itu, auditee maupun auditor dapat melihat data history yang dapat digunakan untuk perbaikan proses yang ada dan peningkatan kompetensi dalam melakukan audit. diharapkan pengembangan aplikasi audit mutu internal ini juga dapat disatukan dengan aplikasi lainnya yang sudah ada, sehingga hanya diperlukan satu login untuk semua aplikasi yang ada di universitas bina nusantara. daftar pustaka international organization for standardization, (2008). iso 9001:2008 , quality management system – requirements. international organization for standardization, (2002). iso 19011:2002 , guidelines for quality and / or environmental management systems auditing britton, c. and doake, j. (2005). a student guide to object oriented development., elsevier butterworth – heinemann. wall, l., and lader, a., (2002). building web services and .net applications, mcgraw hill. pedoman penulisan analisis dan perancangan sistem basis data pada rumah sakit indrajani jurusan sistem informasi, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 indrajani@binus.ac.id; indrajani@yahoo.com abstract the purpose of this study is to analyze and design a database to support the information needs of hospitals, especially in customer relationship management (crm). the method used is the method of collecting data by using data searching techniques that include interviews, document study, observation and literature study. then the research uses the methods of analysis and database design database design that includes conceptual, logical, and physical. the conclusion the database system capable of storing data is integrated, hospital information needs, and improve health services to the customers in this patient in particular and society in general. conclusions that can be gained from this research is the existence of this database system so the hospital can manage customer data and conducted traksaksi customers, improve the effectiveness in obtaining customer satisfaction and loyalty where customers are able to promote his experience to new customers, and become a hospital options through improved health services to the community. keywords: system, database, data,crm abstrak tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan merancang basis data untuk mendukung kebutuhan informasi rumah sakit khususnya pada customer relationship management (crm). metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik pencarian data yang meliputi wawancara, mempelajari dokumen, observasi, dan studi kepustakaan. kemudian penelitian ini juga menggunakan metode analisis dan perancangan basis data yang mencakup perancangan basis data secara konseptual, logikal, dan fisikal. hasil yang dicapai adalah sistem basis data yang mampu menyimpan data terintegrasi, memenuhi kebutuhan informasi rumah sakit, dan meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap pelanggan dalam hal ini pasien khususnya dan masyarakat umumnya. simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah dengan adanya sistem basis data ini, maka rumah sakit dapat mengelola data pelanggan dan traksaksi yang dilakukan pelanggan, meningkatkan efektifitas dalam mendapatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan di mana pelanggan tersebut dapat mempromosikan pengalamannya terhadap pelanggan baru, dan menjadi rumah sakit pilihan melalui peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. kata kunci: sistem, basis, data,crm comtech vol.1 no.1 juni 2010: 204-215 204 mailto:indrajani@binus.ac.id mailto:indrajani@yahoo.com pendahuluan saat ini penggunaan teknologi informasi tidak dapat dipisahkan lagi dari segala aspek dalam kehidupan sehari-hari, karena penggunaan teknologi informasi dapat membuat berbagai kegiatan menjadi lebih mudah, cepat, dan tepat serta mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh manusia. perusahaan di bidang apapun harus lebih pandai dalam melihat dan memanfaatkan peluang yang disediakan oleh teknologi informasi sekarang ini dalam menunjang serta memaksimalkan fungsi bisnis yang ada. penerapan suatu teknologi informasi sangat erat kaitannya dengan aplikasi. suatu aplikasi pasti memiliki hubungan yang sangat erat dengan basis data. tanpa sistem basis data yang benar, maka implementasi suatu teknologi informasi akan menjadi kurang bermanfaat atau dapat dikatakan tidak maksimal penggunaannya. penerapan sistem basis data mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat mengontrol redundansi data, data menjadi konsisten, meningkatkan integritas data, adanya standarisasi data , dan meningkatkan produktifitas kerja. rumah sakit saat ini dalam mengelola data masih banyak yang menggunakan pendekatan berbasis file (file-based approach). dengan pendekatan ini, terdapat beberapa masalah yang dihadapi, yaitu antara lain data menjadi tersebar dan terisolasi sehingga sulit mencari dan mengontrol data, duplikasi data sehingga banyak data yang sama dan tidak tahu mana data yang akan dipakai, dan data tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. dampak lain akibat penggunaan pendekatan berbasis file adalah penurunan pelayanan kesehatan rumah sakit tersebut pada masyarakat yang berakibat turunnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap rumah sakit tersebut. untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka diperlukan suatu perancangan sistem basis data agar dapat meningkatkan pelayanan rumah sakit. penggunaan sistem basis data mampu menyimpan dan mengontrol data pasien dan traksaksi yang dilakukan. dengan demikian siapapun yang berhubungan dengan rumah sakit baik rumah sakit itu sendiri, dokter, pasien, pelanggan, dan masyarakat akan mendapatkan kemudahan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan, menjaga dan meningkatan hubungan dengan pelanggan sehingga tercipta hubungan jangka panjang yang baik yang akan membangun kesetiaan pelanggan terhadap rumah sakit, dan meningkatkan pelayanan yang telah ada kepada pelanggan rumah sakit dengan menggunakan sistem basis data sebagai pendukung dari crm. metode penelitian metode penelitian yang digunakan adalah metode pengumpulan data, metode analisis, dan metode perancangan basis data. teknik yang digunakan dalam metode pengumpulan data ini mencakup antara lain wawancara, mempelajari dokumen, observasi, dan studi kepustakaan (indrajani, 2008: 92). wawancara dilakukan pada bagian-bagian yang akan menggunakan sistem basis data yang diusulkan, yaitu bagian administrasi, dokter, perawat, pasien, dan pelanggan. pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan akan disiapkan terlebih dahulu sebelum wawancara berlangsung. sifat yang akan digunakan adalah gabungan antara pertanyaan tertutup dan terbuka. untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kebutuhan pengguna secara lengkap, maka dilakukan juga pengumpulan dokumen-dokumen berupa contoh-contoh formulir seperti registrasi pasien, pendataan transaksi yang terjadi seperti rawat inap dan rawat jalan, laporan-laporan medis pasien, buku pasien, dan daftar-daftar seperti dokter, karyawan, dan pasien. selain itu, juga dilakukan observasi langsung ke lapangan agar memahami sistem pada rumah sakit secara nyata. analisis dan perancangan...... (indrajani) 205 metode berikutnya adalah metode analisis, di mana akan dilakukan analisis kebutuhan data dan kelemaha dari sistem yang sedang berjalan terutama pada crm. crm diartikan sebagai satu kesatuan penjualan, pemasaran dan strategi pelayanan yang mencegah terjadinya aktivitas pekerjaan yang tidak terkoordinasi antar bagian dengan baik dan itu tergantung pada aksi-aksi perusahaan yang terkoordinasi (kalakota, 2001: 172). crm berkonsentrasi pada apa yang dinilai oleh pelanggan, bukan pada apa yang perusahaan ingin jual. pelanggan tidak menginginkan diperlakukan secara sama. akan tetapi mereka ingin diperlakukan secara individual (strene, 2000: 8). adapun keuntungan dari penggunaan crm adalah servis yang lebih cepat, mengurangi harga, memperbesar keuntungan, mempunyai rasa memiliki, meningkatkan koordinasi tim, tingkat kepuasan pelanggan menjadi lebih tinggi, meningkatkan loyalitas pelanggan (widjaja, 2000: 292). hal tersebut merupakan bagian tiga fase yang terdapat pada crm, yaitu mengakuisisi pelanggan baru /acquire, meningkatkan keuntungan dari pelanggan yang sudah ada /enhance, dan mempertahankan pelanggan yang menguntungkan /retain (kalakota, 2001: 174). metode terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perancangan basis data. dalam metode ini akan dibagi menjadi tiga tahap (connoly, 2005: 439). pertama, perancangan basisdata konseptual. perancangan basis-data konseptual adalah proses membangun suatu model dari informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan, terbebas dari segala pertimbangan fisikal. kedua, perancangan basis-data logikal. perancangan basis-data logikal adalah proses membangun suatu model dari informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan sebuah model data yang spesifik tetapi terbebas dari dbms tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya. ketiga, perancangan basis-data fisikal. perancangan basis-data fisikal adalah proses menghasilkan sebuah deskripsi dari implementasi basis-data pada media penyimpanan sekunder yang mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mengakses data secara efisien, dan setiap batasan integritas terkait dan ukuran-ukuran keamanan. gambar 1 perancangan basis data hasil dan pembahasan hasil dari pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa beberapa prosedur yang terdapat pada rumah sakit, contoh-contoh formulir seperti pendaftaran pasien, laporan-laporan, dan dokumentasi lainnya. salah satu contoh prosedur yang diperoleh, yaitu prosedur untuk pasien individu, sebagai berikut. pertama, pasien baru dapat mendaftarkan diri pada bagian admisi, kemudian comtech vol.1 no.1 juni 2010: 204-215 206 pasien mendapat nomor medical record dan dapat mengambil kartu rumah sakit di bagian admisi. kedua, pasien yang sudah mempunyai nomor medical record dapat mendaftarkan diri pada poliklinik atau di bagian admisi dengan cara mendaftar langsung dan melakukan perjanjian dengan dokter yang akan dilayani oleh staf poliklinik atau staf admisi, atau dengan menggunakan telepon yang akan dilayani oleh staf customer service. ketiga, bila pasien melakukan pengobatan rawat jalan, maka staf polikinik akan mengecek kesesuaian dengan jadwal dokter. apabila sesuai, maka pasien dapat melakukan konsultasi dan mendapatkan perawatan dari dokter yang bersangkutan secara tatap muka langsung. keempat, bila pasien melakukan pengobatan rawat inap, maka bagian admisi akan mengecek ruangan tempat menginap. apabila ada tempat kosong, maka pasien akan mendapatkan ruang inap dan pelayanan sesuai dengan fasilitas yang disediakan oleh ruang inap tersebut. kelima, apabila dibutuhkan dokter dapat memberikan surat pengantar kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium, radiologi atau fisioterapi. keenam, bila melakukan pemeriksaan di laboratorium, radiologi atau fisioterapi, maka pasien akan mendapatkan kwitansi pembayaran dari bagian laboratorium, radiologi atau fisioterapi yang akan dibayar di kasir. ketujuh, pasien mendapatkan kwitansi pembayaran dari dokter yang akan dibayarkan di bagian kasir. kedelapan, pasien juga mendapat salinan resep dokter yang obatnya akan diambil dan dibayar di apotik. setelah data terkumpul, maka dilakukanlah analisis kebutuhan data dan kelemahan dari sistem yang sedang berjalan. adapun hasilnya adalah adanyaa beberapa masalah yang terjadi sebagai berikut. pada pasien perusahaan/asuransi sering timbul rasa tidak puas karena pasien tersebut kurang mengetahui fasilitas-fasilitas, obat-obatan dan layanan apa saja yang menjadi tanggungan dari perusahaan/asuransi sehingga banyak pasien yang meminta pelayanan yang diluar tanggungan dari perusahaan/asuransi. hal ini akan bermasalah pada saat rumah sakit melakukan penagihan ke perusahaan/asuransi, tetapi perusahaan/asuransi hanya mau mengganti sesuai dengan perjanjian tertulis yang ada. sebagai jalan keluar rumah sakit terpaksa menagih kekurangan pembayaran kepada pasien perusahaan/asuransi sehingga pasien perusahaan/asuransi tersebut akan merasa kecewa terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. hal ini disebabkan karena data yang belum terintegrasi sehingga data yang satu dengan data yang lain tersebar dalam bentuk file. sedangkan rumah sakit belum menjalankan strategi crm, di mana belum menggunakan sistem basis data, untuk menyimpan dan mendapatkan data-data pelanggan yang potensial. setelah melalui tahap analisis kebutuhan data dan kelemahan sistem yang berjalan, maka metode yang dilakukan berikutnya adalah metode perancangan basis data. pada metode perancangan ini yang menjadi data masukan adalah data-data seperti fasilitas rumah sakit, data dokter umum dan spesialisasi, data jenis penyakit, data perawat, data karyawan rumah sakit, data pasien, data transaksi rawat jalan, data transaksi rawat inap, data pembayaran, dan data booking dokter. data-data tersebut akan diproses dan menghasilkan keluaran seperti laporan-laporan, daftar-daftar, dan bukti-bukti. pengguna sistem basis data ini akan dibedakan menjadi beberapa level, yaitu level pasien, tamu, dokter, perawat, karyawan, dan administrator. tiap-tiap level memiliki hak akses yang berbeda sesuai peran dan fungsinya masing-masing. contoh peran dan fungsi dokter, yaitu dapat mengakses data dan informasi mengenai pasien-pasiennya dan transaksinya. sedangkan administrator merupakan pengguna yang mempunya hak penuh dalam mengakses data pada perancangan ini. kemudian untuk pasien, haknya antara lain adalah dapat melakukan tranasaksi registrasi keanggotaan, booking, melihat jadwal dokter jaga. berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, kemudian analisis kebutuhan data, dan kelemahan sistem yang berjalan, maka dilakukanlah perancangan basis data yang meliputi hal-hal sebagai berikut. analisis dan perancangan...... (indrajani) 207 perancangan konseptual dalam tahapan ini dihasilkan dihasilkan satu model data konseptual lokal saja. adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan basis-data konseptual adalah mengidentifikasikan tipe entity, mengidentifikasikan tipe relasi, mengidentifikasikan dan mengasosiasikan atribut dengan entity atau tipe relasi, menentukan domain atribut, menentukan atribut candidate, primary dan alternate key, memeriksa redundansi, memvalidasi model konseptual dengan transaksi pengguna serta me-review model data konseptual dengan pengguna. adapun entitas-entitas yang dihasilkan dari tahapan ini dapat dilihat pada tabel 1. tabel 1 entitas-entitas basis data rumah sakit no. entitas atribut entitas keterangan 1 dokter kd_dokter, nm_dokter, alm_dokter, hp_dokter, telprmh_dokter, telprs_dokter, specialis, foto_dokter, status_dokter berisi data tentang dokter 2 karyawan nip, nm_kar, alm_kar, hp_kar, telprmh_kar, ext_kar, foto berisi data tentang karyawan 3 perawat kd_per, nm_per, alm_per, hp_per, telprmh_per, telprs_per, specialis, foto_per, status_per berisi data pasien 4 pasien kd_pas, nm_pas, alm_pas, hp_pas, telprmh_pas, telprs_pas, specialis, foto_pas, status_pas berisi data tentang penyakit 5 penyakit kd_peny, nm_peny, status_peny, cegah, obat berisi data tentang penyakit 6 trbook kd_book, tgl_trbook, kd_pas, nm_pas, tgl_book, jam_book, kd_dokter, nm_dokter, kd_peny, nm_peny berisi data tentang transksi booking 7 trrawatinap kd_ri, tgl_trri, kd_pas, nm_pas, tgl_ri_awal, tgl_ri_akhir, kd_dokter, nm_dokter, kd_peny, nm_peny, no_kamar, kd_per, nm_per, obat berisi data tentang transaksi rawat inap 8 trperiksa kd_periksa, tgl_tr periksa, kd_pas, nm_pas, tgl_ periksa _awal, tgl_ periksa _akhir, kd_dokter, nm_dokter, kd_peny, nm_peny, kd_per, nm_per, resep berisi data tentang transaksi pemeriksaan atau pengobatan 9 trbayar kd_bay, tgl_trbay, kd_pas, nm_pas, kd_tr, jumlah, lunas, cara_bay, kd_as, nm_as berisi data tentang transaksi pembayaran di akhir tahap perancangan basis-data konseptual ini dihasilkan sebuah model data konseptual yang benar-benar mewakili view. adapun model data konseptual yang dihasilkan adalah seperti yang terlihat pada erd (gambar 2). comtech vol.1 no.1 juni 2010: 204-215 208 gambar 2 erd perancangan basis data konseptual dari erd pada gambar 2, terlihat setiap entitas akan memiliki hubungan dengan entitas lainnya. misalnya entitas pasien memiliki hubungan dengan entitas trbook, trperiksa, trrawatinap, dan trbayar. kemudian entitas karyawan memiliki hubungan dengan entitas trbook dan trbayar. hubungan yang terjadi antara entitas-entitas tersebut biasanya adalah hubungan satu ke banyak atau istilah asingnya adalah one-to-many. contohnya satu pasien dapat melakukan transaksi booking lebih dari satu kali, satu dokter dapat melakukan pemeriksaan pasien lebih dari satu kali pada transaksi rawat inap. perancangan logikal pada akhir tahapan ini dihasilkan satu model data logikal. adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam merancang basis-data logikal, yaitu menurunkan tabel untuk model data logikal, memvalidasi tabel menggunakan normalisasi, memvalidasi tabel terhadap transaksi pengguna, memeriksa batasan integritas serta me-review model data logikal lokal dengan pengguna. proses normalisasi seluruh tabel yang dihasilkan pada langkah sebelumnya seharusnya telah berada dalam 3nf. namun, jika terdapat tabel yang belum 3nf, maka tabel tersebut perlu dinormalisasi. contohnya: karyawan (nip, nm_kar, alm_kar, kd_kota, hp_kar, telprmh_kar, ext_kar, foto,kd_jab, kd_bag) kota (kd_kota, nm_kota) bagian (kd_bag, nm_bag) jabatan (kd_jab, nm_jab) analisis dan perancangan...... (indrajani) 209 adapun model data logikal yang dihasilkan adalah seperti yang terlihat pada erd (gambar 3) gambar 3 erd perancangan basis data logikal erd hasil perancangan basis data logikal ini memiliki beberapa entitas tambahan, yaitu entitas yang berfungsi untuk menormalkan hasil dari perancangan basis data konseptual. hal ini dapat terlihat pada entitas trbook menjadi trbook dan trdtbook, lalu trperiksa menjadi trperiksa dan trdtperiksa, kemudian trrawatinap menjadi trrawatinap dan trdtrawatinap, dan trbayar menjadi trbayar dan trdtbayar. selain itu juga entitas dokter dan perawat dihilangkan dan digabungkan menjadi entitas karyawan. perancangan fisikal perancangan basis-data fisik merupakan proses untuk memutuskan bagaimana struktur logikal diimplementasikan secara fisik (sebagai relasi/tabel) ke target dbms. adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan basis-data fisikal, yaitu merancang relasi dasar, merancang representasi dari data turunan (derived data), merancang batasan umum (general constraints), memilih indeks, memperkirakan kebutuhan disk space, dan merancang mekanisme keamanan. merancang relasi dasar contoh dbdl yang didefinisikan adalah sebagai berikut. dbdl untuk tabel karyawn domain nip : character string, length 7 domain nm_kar : variable length character string, length 30 domain alm_kar : variable length character string, length 50 domain kd_kota : variable length character string, length 4 domain hp_kar : variable length character string, length 30 comtech vol.1 no.1 juni 2010: 204-215 210 domain telprmh_kar : variable length character string, length 30 domain ext_kar : variable length character string, length 10 domain foto : variable length character string, length 50 domain kd_jab : variable length character string, length 3 domain kd_bag : variable length character string, length 3 karyawan nip nip not null, nm_kar nm_kar not null, alm_kar alm_kar not null, kd_kota kd_kota not null, hp_kar hp_kar not null, telprmh_kar telprmh_kar not null, ext_kar ext_kar not null, foto foto not null, kd_jab kd_jab not null, kd_bag kd_bag not null, primary key (nip)); foreign key kd_jab references jabatan(kd_jab) on update no action on delete cascade foreign key kd_bag references bagian(kd_bag) on update no action on delete cascade proses berikutnya adalah memilih indeks. indeks yang digunakan untuk masing-masing tabel terlihat pada tabel berikut. field yang dijadikan indeks merupakan primary key dari tiap tabel. dengan kata lain, tidak terdapat penambahan indeks yang dirancang khusus untuk kebutuhan performansi aplikasi karena dengan indeks yang ada sudah cukup. tabel 2 indeks untuk tiap tabel no. nama tabel nama field yang dijadikan indeks 1. karyawan nip 2 bagian kd_bag 3 jabatan kd_jab 4 kota kd_kota 5 pasien kd_pas 6 asuransi kd_as 7 penyakit kd_peny 8 obat kd_ob 9 kamar kd_kamar 10 trbook kdtrbook 11 trdtbook kdtrbook 12 trperiksa kdtrperiksa 13 trdtperiksa kdtrperiksa 14 trrawatinap kdtrrawatinap 15 trdtrawatinap kdtrrawatinap 16 trbayar kdtrbayar 17 trdtbayar kdtrbayar setelah pemilihan indeks, maka dilakukan perkiraan kebutuhan space. analisis dan perancangan...... (indrajani) 211 tabel 3 perkiraan ukuran tiap field pada tabel nama field tipe & panjang data ukuran (bytes) nip char(7) 7 nm_kar varchar(30) 30 alm_kar varchar(50) 50 kd_kota varchar(4) 4 hp_kar varchar(30) 30 telprmh_kar varchar(30) 30 ext_kar varchar(10) 10 foto varchar(50) 50 kd_jab varchar(3) 3 kd_bagi varchar(3) 3 panjang record maksimum tabel karyawan adalah 217 bytes. diperkirakan jumlah record dalam tabel karyawan pada tahun pertama adalah 100. perkiraan ukuran tabel karyawan pada tahun pertama adalah 100 × 217 = 21.700 bytes. diperkirakan dalam satu tahun terjadi penambahan sebanyak 50 record. perkiraan pertumbuhan tabel karyawan dalam satu tahun adalah 50 × 217 = 10.850 bytes. langkah berikut setelah memperkirakan ukuran tiap field pada tabel adalah mekanisme keamanan. dalam merancang mekanisme keamanan aplikasi basis-data, tabel karyawan dan pasien merupakan pusat untuk menentukan hak akses. dengan ditentukannya hak akses, maka pengaksesan terhadap basis-data juga menjadi terbatas untuk setiap pengguna. setiap pengguna aplikasi basis-data dikelompokkan dalam user grup tertentu. user grup yang ada pada aplikasi terdiri dari: dokter, perawat, pasien, bagian keuangan, direktur, dan admin. masing-masing user grup memiliki menumenu yang dapat diakses. setelah itu, masuklah pada tahapan pemilihan dbms. adapun dbms yang dibandingkan adalah mysql dan microsoft sql server 2000. tabel 4 memperlihatkan perbandingan dari kedua dbms. tabel 4 perbandingan mysql dengan sql server 2000 kriteria feasibility bobot mysql sql server 2000 operational feasibility: menjelaskan sebaik apa sistem akan bekerja dan juga penerimaan solusi yang ditawarkan 25% mysql mendukung user mudah untuk mengoperasikan sistem ini karena aplikasi php 4.0 berbasis web. interface seperti ini mungkin sangat familiar bagi user yang biasa surfing di internet dan akan mengurangi terjadinya human error. sql server 2000 mendukung tcp-c. tcp (transaction processing performance council) merupakan suatu organisasi yang independent yang menentukan tipe transaksi (transaksi yang digunakan dalam sistem kontrol inventory, system reservasi dan sistem banking) dan beberapa aturan umum transaksi. nilai: 90 nilai: 70 comtech vol.1 no.1 juni 2010: 204-215 212 kriteria feasibility bobot mysql sql server 2000 technical feasibility: menilai kematangan teknologi, tingkat keahlian teknis yang dibutuhkan untuk mengembangkan, mengoperasikan dan mengelola dbms 30% membuat aplikasi web-based khususnya php 4.0 sangat mudah. seorang programmer yang menguasai keahlian ini atau yang baru ingin menguasainya dapat menjadi ahli dalam waktu singkat. mysql adalah dbms yang mudah digunakan dan dioperasikan. sql server 2000 sudah cukup lama diluncurkan sehingga kematangan teknologinya tidak perlu diragukan lagi dan juga lebih mudah untuk dikuasai sehingga tidak diperlukan tingkat keahlian teknis yang terlalu tinggi. namun sql server 2000 ini hanya mendukung platform berbasis windows. fitur yang mendukung adalah t-sql, dimana t-sql memiliki fitur: indexes: b-tree indexes tables: relational table dan temporary tables triggers: after triggers, intead of triggers procedures: t-sql statements nilai: 90 nilai: 80 economic feasibility: berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan solusi 20% mysql gratis. dilihat dari kebutuhan piranti keras (minimum): processor: pentium 166 mhz. memory: 64 mb ram. hard disk space: 145 mb, 380 mb (typical). dilihat dari kebutuhan piranti lunak: microsoft windows 2000, internet explorer, phpmyadmin, dreamweaver mx. sql server 2000 dihargai us$ 19.999 dan harga ini sudah mencakup fitur seperti olap dan data mining. dilihat dari kebutuhan piranti keras (minimum): processor: pentium 166 mhz. memory: 64 mb ram. hard disk space: 145 mb, 380 mb (typical). dilihat dari kebutuhan piranti lunak: microsoft windows 2000, microsoft visual basic 6.0. nilai: 95 nilai: 60 schedule feasibility: berapa lama waktu yang diperlukan untuk merancang dan mengimplementasikan solusi 25% karena tidak membutuhkan keahlian teknis yang terlalu tinggi, maka solusi dapat diimplementasikan dalam waktu 3-4 bulan. karena tidak membutuhkan keahlian teknis yang terlalu tinggi, maka solusi dapat diimplementasikan dalam waktu 3-4 bulan. nilai:75 nilai: 75 100% 87,25 72,25 dari hasil analisis di atas, diambil keputusan bahwa dbms yang akan digunakan adalah mysql. demikianlah perancangan basis data pada rumah sakit, namun sebagai tambahan agar dapat mendukung strategi crm yang terdapat pada rumah sakit, maka perancangan basis data yang dihasilkan sebaiknya dilengkapi dengan rancangan layar aplikasi. salah satu rancangan layar website yang akan menggunakan perancangan basis data ini sebagai berikut : analisis dan perancangan...... (indrajani) 213 gambar 4 contoh rancangan tampilan layar halaman utama pada rancangan layar terlihat setiap halaman website disediakan alamat, nomor telepon, nomor faxsimile dan diberikan nama e-mail yang akan dihubungkan dengan program e-mail seperti microsoft outlook. rancangan aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah pengguna basis data mengakses basis data. simpulan simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. pertama, dengan adanya sistem basis data ini, data yang disimpan menjadi terintegrasi, memenuhi kebutuhan informasi rumah sakit, dan meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap pelanggan. kedua, rumah sakit dapat mengelola data pelanggan dan traksaksi yang dilakukan pelanggan, meningkatkan efektifitas dalam mendapatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan di mana pelanggan tersebut dapat mempromosikan pengalamannya terhadap pelanggan baru, dan menjadi rumah sakit pilihan melalui peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. ketiga, sistem basis data telah mencukupi kebutuhan pasien, pas, pasawat, karyawan, dan pengunjung serta masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai pelayanan kesehatan pada rumah sakit. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 204-215 214 daftar pustaka connolly, t., and begg, c. e. (2005). database system: a practical approach to design, implementation, and management, 4th ed., usa: addison wesley publishing company, inc. indrajani. (2008). sistem basis data dalam paket 5 in 1, jakarta: elex media computindo. kalakota, r., and robinson, m. (2001). e-business 2.0 roadmap for success, usa: addison – wesley publishing company, inc. strene, j. (2000). customer service on the internet: building relationship, increasing loyalty and staying competitive, 2nd ed., usa: wiley computer publishing. widjaja, a. t. (2000). konsep dasar customer relationship management (crm), jakarta: harvarindo. analisis dan perancangan...... (indrajani) 215 microsoft word 06 julisar-pengendalian intern.doc pengendalian intern terhadap… (julisar) 265 pengendalian intern terhadap sistem pengawasan produksi dan sistem biaya (studi kasus pt. xyz) julisar jurusan sistem informasi, fakultas ilmu komputer, bina nusantara university jln. k.h. syahdan no 9, palmerah, jakarta barat 11480 julisar@binus.ac.id abstract business use internal control to guide their operations, safeguard assets and prevent abuses their system. management is responsible for designing and applying five elements of internal control. the results from the evaluation of internal control in production control system and cost system are the company has a good enough internal control in both their systems, such as, implement the segregation of duties, effective and efficiency in their manual operation procedure, controlling their documents and assets. but one thing the company needs to be done is the using of pre-numbered form. most of all their forms have not been a prenumbered form. keywords: internal control, production control system, cost system. abstrak bisnis menggunakan pengaturan internal untuk memandu operasi, mengamankan aset, dan mencegah kerusakan sistem. manajemen bertanggung jawab untuk mendesain dan mengaplikasikan lima elemen dari pengaturan internal. hasil dari evaluasi pengaturan internal dalam sistem pengaturan produksi (production control system) dan sistem pembiayaan (cost system) adalah bahwa perusahaan memiliki pengaturan internal yang cukup bagus dalam sistem mereka, seperti implementasi segregasi tugas, efektif dan efisien dalam prosedur operasional manual, pengaturan dokumen dan aset. tetapi satu hal yang perlu dilakukan perusahaan adalah menggunakan bentuk pre-numbered. kata kunci: pengaturan internal, sistem pengaturan produksi, sistem pembiayaan. 266 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 265-275 pendahuluan dewasa ini kebutuhan akan suatu sistem akuntansi yang baik dalam suatu perusahaan semakin terasa yaitu demi tercapainya kelancaran aktifitas perusahaan, efisiensi dalam kegiatan perusahaan serta untuk mencapai pengendalian intern yang memadai. suatu pengendalian intern yang memadai memungkinkan dilaksanakan perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan terhadap seluruh aktifitas organisasi perusahaan yaitu, misalnya kurang adanya koordinasi dalam prosedur pengeluaran order produksi, yaitu koordinasi kepada bagian-bagian yang terkait dalam proses pengolahan produk seperti jangka waktu pengolahan barang produksi. manajemen berkepentingan untuk mengetahui keadaan perusahaan yang dipimpin-nya. dalam perusahaan yang kecil, manajemen dapat langsung turun tangan mengawasi dan mengurusi pekerjaan yang ada dalam perusahaan. tetapi apabila perusahaan sudah semakin besar dan meluas maka manajemen tidak dapat lagi mengawasi dan mengurusi pekerjaan yang ada dalam perusahaan, karena keterbatasan rentang pengendalian (span of control) dan waktu, oleh karena itu sebagian tugas dan wewenang dari manajemen akan didelegasikan kepada orang lain. pendelegasian tugas kepada orang lain dilakukan dengan harapan agar pelaksanaan dari kegiatan perusahaan bisa berjalan dengan lancar. selain itu diperlukan suatu pengawasan untuk mengetahui apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen sudah dijalankan dengan semestinya dan untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai. untuk itu manajemen memerlukan suatu sistem informasi yang penting dalam suatu perusahaan yaitu yang disebut dengan sistem akuntansi. suatu sistem akuntansi yang baik tergantung kepada pengendalian intern yang dibangun di dalam-nya. dalam menyusun sistem akuntansi kita harus memperhatikan segi biaya yang dikeluarkan dan dengan manfaat yang akan diperoleh atau dengan kata lain biaya yang sudah dikeluarkan (setidaknya) seimbang dengan manfaat yang diperoleh. dengan adanya suatu pengendalian internal yang baik, maka manajemen dapat melaksanakan fungsinya dengan baik yaitu dapat menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan. salah satu sifat dari pengendalian internal yang baik adalah menggunakan orang-orang yang jujur dan cakap sesuai dengan fungsi yang ditangani. dalam hal ini memilih karyawan harus diperhatikan kecakapan dan keahlian yang menyangkut pendidikan, pengalaman dan juga kepribadian yang menyangkut kecerdasan, kejujuran, kesabaran dan keuletan. perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha percetakan dan perdagangan. kegiatan usaha yang dilakukan yaitu menerima order cetak yang berupa kartu nama, kop surat, amplop, label kaset, dan lain-lain. ruang lingkup batasan penelitian ini, yaitu inti pembahasan adalah pengendalian intern terhadap sistem pengawasan produksi dan sistem biaya yang ada di kantor pusat. prosedur dalam sistem pengawasan produksi dan sistem biaya yang mencakup formulir-formulir yang digunakan dalam melaksanakan suatu prosedur, unit kegiatan organisasi yang terlibat dalam melaksanakan suatu prosedur dan diagram alur yang berlaku di perusahaan saat ini. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sistem akuntansi dengan pengendalian internal. tujuan sistem akuntansi suatu perusahaan adalah untuk mengidentifikasi, merakit, mengklarifikasi, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan menyelenggarakan pertanggung-jawaban atas aktiva perusahaan yang dalam hal ini adalah persediaan. agar lebih jelas dan terarah dalam membahas persoalannya, maka melalui pertanyaanpertanyaan berikut ini, akan dicoba untuk mencari jawaban-nya; apakah struktur organisasi perusahaan telah tersusun sedemikian rupa sehingga di satu pihak tenaga para karyawan dapat dimanfaatkan pengendalian intern terhadap… (julisar) 267 sebaik mungkin tetapi di lain pihak sekaligus terdapat pemisahan wewenang untuk maksud-maksud pengendalian internal? apakah masing-masing karyawan telah dibebani tanggung jawab sesuai dengan kecakapannya, pengalamannya atau dengan kata lain sesuai dengan pepatah the right man in the right place? bagaimana pertanggungjawaban hasil kerja masing-masing karyawan dalam pelaksanaan sehubungan dengan pengawasan dan penilaian atasan? karena sesuai dengan prinsipprinsip manajemen, seorang atasan harus menilai hasil pekerjaan bawahannya dan jika perlu mengadakan tindakan koreksi demi kepentingan perusahaan; dan apakah terdapat pemisahan fungsi antara fungsi pelaksanaan, fungsi penyimpanan, fungsi pengurusan dan fungsi pengawasan? hendaknya ada pembagiana tugas untuk masing-masing karyawan sehingga tidak ada yang mengerjakan suatu transaksi dari awal sampai akhir, misalnya tergabungnya fungsi pelaksanaan, fungsi penyimpanan, fungsi pencatatan dan fungsi pergudangan oleh satu orang. pada setiap transaksi yang penting, harus diikutsertakan paling sedikit 2 orang dan kemudian hasil kerja mereka digunakan sebagai alat control; apakah secara periodik (berkala) sistem akuntansi diteliti kembali yaitu apakah sesuai dengan kondisi dan keadaan perusahaan pada saat tertentu? perlu sekali me-review sistem perusahaan yang telah berjalan, yaitu yang disebabkan oleh berkembangnya perusahaan misalnya untuk memperluas sistem dan prosedur yang berjalan. agar dapat mengikuti perkembangan perusahaan tersebut maupun kemungkinan perusahaan untuk melakukan perluasan sehingga perlu diadakan perubahan-perubahan terhadap sistem dan prosedur yang dijalankan semula. metode metode penelitian yang digunakan yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan. studi kepustakaan, dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan data informasi ilmiah sebagai dasar/bahan untuk membuat penelitian. studi ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku dan literatur serta tulisan-tulisan lain yang erat hubungannya dengan topik penelitian ini. studi lapangan, dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung ke perusahaan yang bersangkutan dan diskusi dengan pimpinan perusahaan. pengumpulan data dari perusahaan dilakukan dengan cara wawancara. wawancara yang peneliti lakukan yaitu dengan cara wawancara bebas terpimpin yaitu peneliti bebas memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden (pimpinan perusahaan) tetapi tetap berpedoman terhadap hal-hal yang peneliti ingin ketahui. pertanyaan-pertanyaan ini sudah peneliti buat daftarnya sehingga lebih mudah untuk memberikan pertanyaan. penelitian ini dilakukan dengan mengolah data langsung dari sumbernya yaitu dalam hal ini perusahaan sebagai sumber primer, sedangkan bahan sekunder dari bahan-bahan kepustakaan yang ada. dari kedua sumber tersebut yang penulis pergunakan, maka dalam era globalisasi saat ini, hubungan antara sistem akuntansi dengan pengendalian intern adalah sangat erat, baik untuk perencanaan maupun untuk pengendalian perusahaan. sistem pengawasan produksi terdiri dari jaringan prosedur untuk mengawasi order produksi yang dikeluarkan agar terjadi koordinasi antara kegiatan penjualan, penyediaan bahan baku, fasilitas pabrik dan penyediaan tenaga kerja guna memenuhi order tersebut. prosedur pengawasan produksi adalah prosedur yang dimulai dari dikeluarkannya order produksi, mengikuti pelaksanaannya. dalam membuat order produksi, perlu dipertimbangkan tersedianya bahan, kapasitas pabrik dan kemampuan karyawan. order produksi biasanya dibuat beberapa lembar dan dikirimkan kepada tiap-tiap bagian yang mengerjakan order tersebut. prosedur pangawasan produksi ini erat hubungannya dengan prosedur pesanan penjualan, prosedur pengiriman dan prosedur pembelian. formulir order produksi dapat dibuat oleh pabrik (bagian produksi) 268 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 265-275 berdasarkan pesanan dari langganan yang diterima oleh bagian penjualan atau dibuat berdasarkan rencana produksi yang disusun oleh bagian produksi dan bagian penjualan. ada dua jenis prosedur pengawasan produksi, yaitu: (1) prosedur pengawasan order produksi khusus yaitu suatu order produksi dikeluarkan untuk meminta pabrik agar memproduksi sejumlah produk tertentu. prosedur ini digunakan apabila produk dapat diikuti dan dipisah dari proses yang lain. yang termasuk model atau jenis prosedur pengawasan produksi khusus adalah produksi barang-barang untuk memenuhi pesanan dari pembeli yang spesifikasinya ditentukan oleh pembeli, produksi barang mode untuk memenuhi pesanan dari pembeli, pengirimannya dilakukan pada waktu yang akan datang, produksi suku cadang untuk persediaan atau dijual (yang diproduksi berdasarkan pesanan dari konsumen); dan (2) prosedur pengawasan produksi berulang yaitu prosedur yang sebuah order produksi dikeluarkan untuk meminta pabrik agar memproduksi produk tertentu selama 1 periode yang akan datang. produksi ini digunakan apabila produk tidak dapat diikuti atau dipisah-pisahkan dari proses yang berurutan. unit organisasi yang terkait dengan sistem pengawasan produksi, yaitu: (1) bagian penjualan, berfungsi untuk meneruskan penerimaan pesanan dari langganan yaitu apabila produksinya didasarkan atas pesanan. penerimaan pesanan ini kemudian diteruskan ke departemen produksi. bagian penjualan ini berkewajiban untuk menjaga pesanan dari langganan, artinya apabilan perusahaan sudah menyediakan formulir order produksi, maka bagian penjualan dapat langsung menyerahkan pesanan produksi ini ke departemen produksi, tetapi apabila pesanan produksi tidak menyediakan informasi yang lengkap, maka bagian penjualan wajib menambahkan informasi yang lengkap mengenai spesifikasi pesanan dari langganan. untuk perusahaan yang memproduksi barang secara massal, maka pesanan produksi biasanya ditentukan dalam rapat bulanan antara departemen pemasaran, departemen produksi dan departemen teknik. bagian penjualan melayani pesanan dari langganan berdasarkan persediaan barang jadi yang ada di gudang; (2) bagian perencanaan dan pengawasan produksi, berfungsi sebagai staff pembantu departemen produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi (3) departemen produksi, berfungsi membuat perintah produksi untuk bagian-bagian yang ada di bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi permintaan produksi dari bagian penjualan. surat pesanan produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi (4) bagian produksi, bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan surat pesanan produksi yang diterima dari departemen produksi yang daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan produksi yang melampiri surat pesanan produksi tersebut (5) bagian gudang, bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan penolong dan barang yang lain yang berada di dalam gudang. bagian gudang ini juga menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi. jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi, yaitu prosedur pesanan produksi; prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang; prosedur pengembalian barang gudang; prosedur pencatatan jam tenaga kerja langsung; dan prosedur produk selesai. sistem biaya sistem biaya terdiri dari jaringan prosedur untuk mengumpulkan, mengklarifikasikan data biaya produksi dan biaya non-produksi untuk menyajikan informasi biaya bagi kebutuhan manajemen. jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi dan sistem biaya, yaitu prosedur order produksi; prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang; prosedur pengembalian barang gudang; prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung; prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik; prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran. unit organisasi yang terkait dalam sistem biaya yaitu bagian penjualan; bagian produksi; bagian perencanaan dan pengawasan produksi; bagian gudang; bagian kartu persediaan dan kartu biaya yang berfungsi sebagai pencatat persediaan pengendalian intern terhadap… (julisar) 269 dan biaya, yang bertanggung jawab atas pencatatan mutasi setiap jenis persediaan dan biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung serta biaya non produksi ke kartu biay serta bagian jurnal, buku besar dan laporan berfungsi sebagai pencatat jurnal dan buku besar yang bertanggung jawab atas pencatatan transaksi terjadinya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya oeverhead pabrik, dan biaya non produksi ke dalam jurnal pemakaian bahan baku dan jurnal umum serta posting ringkasan jurnal tersebut ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar. pengertian pengendalian intern tujuan penyusunan suatu sistem akuntansi tidak lepas dari peningkatan pengendalian intern. suatu sistem pengendalian intern yang baik menurut mulyadi (2001) harus meliputi: organisasi, sistem otorisasi dan prosedur serta praktik yang sehat. organisasi fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi produksi; fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi yang menganggarkan biaya; fungsi gudang harus terpisah dari fungsi produksi; fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi. sistem otorisasi dan prosedur pencatatan surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi; bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan; bukti kas keluar diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi keuangan; daftar kebutuhan bahan dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi; daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi; kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan. praktik yang sehat surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti kas keluar, bukti memorial, bernomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan; secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu biaya dengan rekening kontrol biaya dalam buku besar; secara periodik dilakukan penghitungan persediaan yang ada di gudang untuk dicocokan dengan kartu persediaan. hubungan pengendalian intern dengan sistem akuntansi prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajer untuk mencapai tujuannya, selain dari unsur-unsur lingkungan pengendalian dan segi-segi sistem akuntansi. terdapat banyak kebijakan dan prosedur seperti itu dalam setiap perusahaan. menurut arens & loebbecke (1988), suatu pendekatan terpadu, kebijakan dan prosedur meliputi: (1) pembagian tugas yang jelas, (2) prosedur otorisasi yang jelas, (3) dokumen dan catatan yang memadai (4) pengendalian fisik atas aktiva dan catatan serta (5) pengendalian fisik atas aktiva dan catatan. hasil dan pembahasan jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi di perusahaan yaitu prosedur order produksi, prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, prosedur pencatatan jam tenaga kerja langsung, prosedur produk selesai. 270 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 265-275 prosedur order produksi melibatkan bagian penjualan, bagian produksi dan pengembangan, dan bagian produksi. prosedur di bagian penjualan yaitu memperoleh order dari pemesan, membuat surat order cetak sebanyak 3 (tiga) lembar berdasarkan keinginan dari pemesan dan sekaligus melengkapi. lembar ke-1 untuk pemesan; lembar ke-2 untuk bagian produksi dan pengembangan, sebagai dasar untuk membuat daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan; lembar ke-3 untuk arsip; dan mengirimkan surat order cetak dari pemesan yang sudah dilengkapi informasi ke bagian produksi dan pengembangan. prosedur di bagian produksi dan pengembangan yaitu menerima surat order cetak lembar ke-2 dari bagian penjualan, membuat surat order produksi (dalam hal ini perusahaan menamakan formulir ini order mounting/cetak), berdasarkan informasi yang ada di surat order, membuat daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan yang akan dilakukan oleh bagian produksi untuk memenuhi permintaan dari pemesan. daftar kebutuhan bahan ini sudah menjadi satu dengan order mounting/cetak, membuat order mounting/cetak sebanyak 3 (tiga) lembar. lembar ke 1 untuk bagian produksi yang dalam hal ini untuk proses cetak, lembar ke 2 untuk bagian produksi yaitu bagian desain, apabila produksi memerlukan desain, kemudian diberikan ke bagian film, lembar ke 3 mempunyai 2 fungsi, yaitu : (1) untuk mengambil barang (2) sebagai dokumen kontrol untuk produk yang telah selesai dikerjakan, sehingga dokumen ini diarsip sementara sesuai tanggal. prosedur di bagian produksi yaitu menerima formulir order mounting/cetak lembar ke 1 dan lembar ke 2 dari bagian produksi dan pengembangan. formulir ini kemudian didistribusikan ke bagian film dan bagian cetak. evaluasi untuk prosedur order produksi kelebihan untuk prosedur order produksi adalah masing-masing fungsi organisasi sudah melaksanakan tugasnya, yaitu dalam hal pembagian tugas yang jelas. perusahaan sudah mempunyai formulir tersendiri untuk mencatat keinginan dari pembeli yaitu formulir order cetakan. dalam hal ini keinginan pembeli sudah tercantum, sehingga kesalahan akibat kesalah informasi dapat dihindarkan. juga dalam formulir ini sudah dijanjikan tanggal selesai produksi. hal ini berguna supaya pihak perusahaan, khususnya, dapat lebih memperhatikan tanggal penyelesaian produksi; dalam pemakaian formulir order mounting/cetak, yang sudah mencakup daftar kebutuhan bahan, maka bagian produksi dan perencanaan tidak perlu lagi membuat daftar kebutuhan bahan di formulir yang lain. dari segi biaya, perusahaan sudah menghemat untuk pemakaian formulir; pemakaian lembar ke 3 dari order mounting/cetak yang sebagai alat kontrol dapat memberikan jaminan bahwa order dari pembeli sudah dilaksanakan sesuai dengan keinginan; dokumen telah diarsip sementara, yaitu sebagai pengendalian fisik atas catatan. kelemahan untuk prosedur order produksi: untuk formulir order cetakan, tidak terdapat prenumbered; untuk formulir order mounting/cetak juga tidak terdapat pre-numbered. saran untuk prosedur order produksi: untuk formulir order cetakan, sebaiknya dengan formulir yang sudah prenumbered (formulir yang sudah tercetak nomor urutnya). dengan formulir yang pre-numbered, maka pihak perusahaan, khususnya bagian penjualan akan mudah untuk mencari order cetakan yaitu apabila terjadi klaim dari pemesan atau apabila terjadi hal-hal yang lain; untuk formulir order mounting/cetak, sebaiknya juga dengan formulir yang pre-numbered. dengan memakai formulir yang pre-numbered, maka bagian produksi dan pengembangan mudah untuk memeriksa ulang terhadap bahan yang dikeluarkan apabila terjadi ketidaksesuaian permintaan bahan. prosedur permintaan dan pengeluaran barang-barang gudang uraian kegiatan tiap unit organisasi yang terkait dalam prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang adalah sebagai berikut: bagian produksi dan pengembangan pengendalian intern terhadap… (julisar) 271 setelah mengetahui jumlah kebutuhan bahan, maka bagian produksi dan pengembangan membuat bon pengambilan kertas/barang sebanyak 4 (empat) lembar. pendistribusian formulir ini adalah sebagai berikut: lembar ke 1 untuk bagian gudang yaitu untuk mengambil barang yang dibutuhkan; lembar ke 2 untuk bagian produksi yang dalam hal ini untuk proses cetak; lembar ke 3 mengarsip berdasarkan nomor urut; lembar ke 4 untuk bagian akuntansi yaitu untuk mencatat jumlah pemakaian kertas/barang di kartu persediaan. setelah itu membuat perhitungan pendahuluan harga pesanan tertentu dan mengirimkannya ke bagian akuntansi untuk prosedur produk selesai dan pembebanan biaya overhead. bagian gudang menerima lembar ke 1 bon pengambilan kertas / barang dari bagian produksi dan pengembangan, menyerahkan barang kepada bagian produksi, mencatat bon pengambilan kertas lembar ke 1 ke dalam kartu gudang, setiap ada pengambilan barang dari gudang (kertas, tinta, barangbarang) lain, maka bagian gudang membuat bukti pengambilan kertas/barang untuk periode tertentu, mengarsipkan bon pengambilan kertas/barang berdasarkan nomor urut. bagian produksi menerima formulir bon pengambilan kertas/barang lembar ke 2 dari bagian produksi dan pengembangan; menerima barang dari gudang; dan memeriksa barang apakah sudah sesuai dengan permintaan. bagian akuntansi menerima bon pengambilan barang lembar ke-4 dari bagian produksi dan pengembangan; mencatat pemakaian bahan baku sesuai dengan bon pengambilan barang pada kartu persediaan; membukukan transaksi menurut bon pengambilan barang ke dalam jurnal, buku besar, dan untuk membuat laporan; mengarsipkan bon pengambilan barang ke-4 berdasarkan nomor urut. evaluasi kelebihan prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, masing-masing fungsi organisasi sudah melaksanakan tugasnya pada bagian gudang, apabila ada pengambilan barang, akan membuat bukti pengambilan barang. dalam hal ini, pimpinan perusahaan dapat mengetahui jumlah pemakaian barang untuk setiap periode tertentu. sehingga pimpinan perusahaan juga dapat melihat kekerapan jumlah barang yang dipakai, sehingga dapat meramalkan waktu untuk memesan barang; untuk pengendalian intern, pada waktu barang diserahkan, bagian produksi sudah memeriksa kuantitas dan kualitas barang yang diperiksa, sehungga barang yang diminta adalah sesuai dengan permintaan; formulir sudah dirancang sehingga setiap bagian yang terlibat sudah mengetahui ukuran kertas yang dibutuhkan. kelemahan prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang: kolom nomor urut untuk formulir ini tidak tercetak (pre-numbered); tidak pencatatan pemakaian bahan ke dalam job order cost sheet; perhitungan pemakaian bahan hanya berdasarkan kalkulasi pendahuluan harga pesanan, yang pada akhirnya perhitungan ini dikirimkan ke bagian akuntansi sebagai perhitungan biaya pemakaian bahan. saran untuk prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang adalah sebaiknya formulir yang digunakan adalah formulir yang pre-numbered, supaya keakuratan urutan nomor formulir dapat dipertanggung-jawabkan; perusahaan menggunakan job order cost sheet (kartu harga pokok produk pesanan) yaitu untuk mengetahui biaya bahan yang dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan atas suatu produk pesanan tertentu. 272 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 265-275 untuk pemakaian tinta, barang jenis lain, peneliti tidak membahas perosedurnya lebih lanjut karena jenis tinta yang dipakai untuk setiap order produksi adalah hampir sama, kemudian untuk barang jenis lain, tidak semua produksi menggunakan lem, benang dan sebagainya. tetapi pada prinsipnya, setiap pengambilan barang dari gudang mempunyai prosedur yang sama dengan prosedur pengambilan kertas dari guang. untuk prosedur pengembalian barang gudang, prosedur pencatatan jam kerja langsung, prosedur produk selesai, akan diuraikan bersama dengan jaringan prosedur sistem biaya. prosedur sistem biaya jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi dan sistem biaya, yaitu: prosedur order produksi, prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, prosedur pengembalian barang gudang, prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung, prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik. pada sistem pengawasan produksi, peneliti sudah menguraikan tentang prosedur order produksi, prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, pada bagian ini peneliti akan menguraikan jaringan prosedur yang ada di sistem biaya: prosedur order produksi, sudah diuraikan di sistem pengawasan produksi; prosedur permintaan dan pengeluaran barang, sudah diuraikan di sistem pengawasan produksi; prosedur pengembalian barang gudang; prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung; prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik. uraian kegiatan tiap unit organisasi yang terkait dalam prosedur pengembalian barang gudang adalah sebagai berikut: prosedur pengembalian barang gudang bagian produksi membuat bukti pengembalian kertas/barang gudang (dalam perusahaan ini bukti pengembalian barang gudang dinamakan bon pengembalian kertas ke gudang) sebanyak 3 lembar; menyerahkan lembar ke 1 dan ke 2 bon pengembalian kertas ke gudang tersebut ke bagian gudang bersama dengan barang; mengarsipkan bon pengembalian kertas ke gudang lembar ke 3 menurut nomor urutnya. bagian gudang menerima bon pengembalian barang ke gudang lembar ke 1 dan ke 2 dari bagian produksi bersama dengan barang, menandatangani lembar ke 1 bon pengembalian barang ke gudang sebagai tanda terima barang dan mengirim ke bagian akuntansi, mencatat jumlah barang yang tercantum dalam lembar ke 2 bon pengembalian barang ke gudang dalam kartu gudang, mengirimkan lembar ke 1 bon pengembalian barangke gudang ke bagian akuntansi untuk dicatat di kartu persediaan, dan mengarsipkan lembar ke 2 bon pengembalian barang ke gudang menurut nomor urut. bagian akuntansi menerima lembar ke 1 bon pengembalian barang ke gudang dari bagian gudang, mencatat bon pengembalian barang ke gudang sesuai dengan bon pengambilan kertas ke dalam kartu persediaan, membukukan transaksi pengembalian barang ke gudang ke dalam jurnal, buku besar dan untuk membuat laporan, dan mengarsipkan bon pengembalian barang ke gudang lembar ke 1 menurut nomor urut. pengendalian intern terhadap… (julisar) 273 evaluasi kelebihan prosedur pengembalian barang gudang masing-masing fungsi organisasi sudah melaksanakan tugasnya, kecuali bagian produksi dan pengembangan, yaitu tidak mengetahui adanya pengembalian barang gudang, padahal bagian produksi dan pengembangan yang membuat bon permintaan dan pengeluaran barang gudang. prosedur ini sudah berfungsi sebagai suatu prosedur yang terorganisir sebab dalam hal pengembalian barang gudang, bagian gudang harus menandatangani bon pengembalian barang ke gudang sebagai tanda terima barang. bagian gudang juga mencatat jumlah barang yang tercantum dalam bon pengembalian barang ke gudang dalam kartu gudang; untuk pengendalian intern, bagian gudang sudah melaksanakan fungsinya yaitu menandatangani bukti pengembalian barang gudang, hal ini sebagai alat kontrol yaitu bukti bahwa barang sudah dikembalikan. kelemahan prosedur pengembalian barang gudang adalah formulir yang digunakan tidak prenumbered, alasan pengembalian barang tidak dicantumkan, tidak ada pencatatan pengembalian barang ke dalam job order cost sheet (kartu harga pokok pesanan), dalam hal ini tidak dapat diketahui biaya bahan yang sesungguhnya dikeluarkan atas pesanan tertentu; bagian produksi dan pengembangan tidak mengetahui adanya pengembalian barang gudang. saran untuk prosedur pengembalian barang gudang yaitu (1) formulir yang digunakan adalah formulir yang pre-numbered, supaya apabila ada kesalahan mudah ditelusuri dan diharapkan tidak terjadi pemalsuan nomor formulir; (2) alasan pengembalian barang sebaiknya dicantumkan, supaya pengembalian barang tidak dilakukan sembarangan, tetapi adalah benar-benar karena barang tersebut tidak dapat digunakan atau karena ada alasan yang dapat diterima; (3) sebaiknya perusahaan menggunakan job order cost sheet yaitu untuk mengetahui biaya pemakaian bahan yang terjadi akibat adanya kegiatan produksi atas suatu pesanan, yang untuk prosedur pengembalian barang gudang ini yaitu untuk mengkalkulasi bahan yang tidak jadi dipakai. selain itu biaya yang sesungguhnya terjadi dapat diketahui; (4) sebaiknya bagian produksi dan pengembangan mengetahui adanya pengembalian barang gudang. dalam hal ini adalah suatu prosedur otorisasi dalam hal mengetahui adanya pengembalian barang gudang dan pengecekan pelaksanaan pekerjaan yang terpisah. prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung uraian kegiatan unit organisasi yang terkait dalam prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung adalah (1) karyawan, mencatat jam kehadiran dan hari kehadiran di kartu hadir; (2) bagian akuntansi, berdasarkan kartu hadir, maka setiap hari sabtu, menghitung jumlah jam hadir dan hari hadir, membuat rekap daftar upah/gaji; (3) membuat bukti kas keluar sebanyak 2 lembar yang harus diotorisasi oleh kepala bagian keuangan dan akuntansi terlebih dahulu; (4) membukukan transaksi ke dalam jurnal umum, buku besar, dan untuk membuat laporan (5) mengarsipkan bukti kas keluar lembar ke 2 berdasarkan nomor urut. bagian kasir menerima bukti kas keluar dan rekap daftar upah, membayar upah/gaji ke masing-masing karyawan, mengembalikan rekap daftar upah ke bagian akuntansi, mengarsip bukti kas keluar sesuai dengan nomor urut. evaluasi kelebihan prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung adalah perusahaan sudah menggunakan mesin pencatat waktu untuk mencatat jam hadir, hari hadir karyawan. dengan menggunakan mesin pencatat waktu, maka keakuratan jam kehadiran dapat dipertanggung-jawabkan (dengan catatan waktu adalah sesuai dengan yang berlaku); untuk pengendalian intern, bagian 274 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 265-275 akuntansi sudah melaksanakan fungsinya, yaitu meminta otorisasi atas pengeluaran kas kepada kepala bagian keuangan dan akuntansi. otorisasi ini sebagai pengamanan atas harta perusahaan yang paling likuid yaitu kas. kelemahan prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung adalah formulir bukti kas keluar tidak pre-numbered tetapi nomor urut hanya ditulis dengan tangan; tidak ada pencatatan biaya upah yang sesungguhnya terjadi ke dalam kartu harga pokok produk pesanan. saran untuk prosedur pencatatan jam kerja dan pembebanan biaya tenaga kerja langsung; sebaiknya perusahaan menggunakan formulir bukti kas keluar yang pre-numbered, supaya apabila ada bukti kas keluar yang terlewat mudah ditelusuri dan tidak dipalsukan; sebaiknya perusahaan menggunakan job order cost sheet (kartu harga pokok pesanan) yaitu untuk mengetahui biaya upah yang sesungguhnya terjadi. prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik uraian kegiatan unit organisasi yang terkait dalam prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut: bagian produksi dan pengembangan setelah pesanan selesai dikerjakan, maka bagian produksi dan pengembangan, berdasarkan formulir order mounting/cetak lembar ke 3 mencocokan jumlah pesanan dan hasil produksi yang selesai dikerjakan dengan yang tercantum di order mounting/cetak; membuat laporan order cetak, mengarsip sementara sampai periode tertentu; membuat surat jalan sebanyak 3 lembar, yaitu lembar ke 1 bagian order penjualan, lembar ke 2 bagian akuntansi, dan lembar ke 3 arsip. bagian akuntansi menerima surat jalan lembar ke-2 yaitu sebagai dasar untuk membuat faktur dan faktur pajak; menerima kalkulasi pendahuluan harga pesanan dari bagian produksi dan pengembangan; berdasarkan harga pesanan yang sudah ditentukan oleh bagian produksi, maka bagian akuntansi membukukan transaksi pesanan ke dalam jurnal umum, buku besar dan untuk membuat laporan. evaluasi kelebihan prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik masing-masing fungsi organisasi sudah melaksanakan tugasnya, yaitu pembagian tugas sudah jelas dan untuk pengendalian intern, bagian produksi dan pengembangan sudah melaksanakan fungsinya, yaitu memeriksa hasil produksi yang dipesan oleh pembeli. dalam hal ini sudah melakukan pengecekan pelaksanaan kerja yang terpisah. kelemahan prosedur produk selesai dan pembebanan biaya overhead pabrik : bagian akuntansi tidak membuat bukti memorial yaitu yang berfungsi untuk mencatat pembebanan biaya overhead yang terjadi. karena pembukuan transaksi hanya dilakukan berdasarkan kalkulasi pendahuluan, maka akan sulit untuk mengetahui biaya yang sesungguhnya terjadi. kalkulasi pendahuluan tersebut hanya bersifat sementara dan merupakan perkiraan biaya-biaya yang akan terjadi, tetapi belum tentu terjadi. saran untuk prosedur produk selesai dan pencatatan biaya overhead pabrik : sebaiknya menggunakan bukti memorial yaitu untuk mengetahui terutama pembebanan biaya overhead dan sebaiknya perusahaan menggunakan job order cost (kartu harga pokok produk pesanan) yaitu untuk mengumpulkan biaya-biaya yang sebenarnya terjadi, seperti biaya pemakaian bahan, biaya upah buruh, biaya overhead pabrik. selain mengetahui biaya yang sesungguhnya terjadi untuk pesanan tertentu, selisih perkiraan biaya juga dapat diketahui. pengendalian intern terhadap… (julisar) 275 penutup berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah memisahkan masing-masing fungsi, sehingga tidak ada transaksi yang dilakukan dari awal sampai akhir oleh satu orang dan masing-masing karyawan sudah mengejakan pekerjaan-nya masing-masing sesuai dengan keahlian-nya masin-masing, secara periodik perusahaan mengadakan evaluasi atas sistem akuntansi, di perusahaan sudah ada organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan. jaringan prosedur yang ada di perusahaan sudah menunjukkan satu kesatuan yaitu untuk melaksanakan kegiatan yang ada diperusahaan, dan walaupun tidak di semua bagian, ada karyawan yang merangkap pekerjaan di bagian tertentu yaitu untuk efisiensi, tetapi dari segi pengendalian intern, tidak ada pekerjaan yang dilakukan dari awal sampai akhir oleh satu orang. berikut saran guna meningkatkan pengendalian intern yaitu stock opname dilakukan minimal 4 kali dalam setahun terlebih untuk persediaan yang mempunyai perputaran yang cukup tinggi, formulir yang digunakan oleh perusahaan adalah formulir yang pre-numbered, menggunakan bukti memorial untuk mencatat pembebanan biaya overhead yang terjadi sehubungan dengan kegiatan produksi, menggunakan job order cost sheet (kartu harga pokok pesanan) guna memudahkan mengetahui biaya yang sesungguhnya terjadi untuk suatu produk pesanan dan memudahkan dalam menentukan tingkat harga yang cocok untuk pesanan tersebut apabila di lain waktu perusahaan memperoleh order pesanan yang hampir sama dengan pesanan yang sudah dibuat, menerapkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dan menggunakan digital printing untuk melaksanakan proses pencetakan daftar pustaka arens, a. a., & loebbecke, j. k. (1988). auditing: an integrated approach. new jersey: prentice hall. mulyadi. (2001). sistem akuntansi (3rd ed.). jakarta: penerbit salemba empat. microsoft word 09_ti_antonius herusutopo.docx analisis dan optimalisasi jaringan … (audi eka prasetyo; dkk) 611  analisis dan optimalisasi jaringan nirkabel dengan minimalisasi roaming di binus square audi eka prasetyo; marco stefanus; admiral wiem; antonius herusutopo computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 ant.herusutopo@binus.ac.id abstract the presence of a notebook/netbook that is practical and has a high mobility makes internet connection is not only done through a single cable connection. high levels of human mobility, require an internet connection with a high mobility as well, this is encouraging the development of wireless internet connection in indonesia. the purpose of this study is to analyze the wireless network at binus square today and then optimize by minimizing roaming. the method of this study begins with data collection, analysis design, testing and evaluation. the method that is used is to measure bandwidth, to measure the speed and stability of data transfer when it is roaming, and then to measure the transfer speed and stability with wireless network system. from this study it can be seen that the wireless network can be a network of high-speed and stable. this study concluded that based on the simulation, this condition is quite fulfilling. keywords: wireless network,roaming, binus square abstrak hadirnya notebook/netbook yang praktis dan memiliki mobilitas tinggi membuat koneksi internet tidak hanya dilakukan melalui koneksi kabel saja. tingkat mobilitas manusia yang tinggi membutuhkan koneksi internet dengan mobilitas yang tinggi pula, hal ini yang mendorong perkembangan koneksi internet nirkabel di indonesia. tujuan penelitian ini ialah menganalisa jaringan nirkabel di binus square saat ini dan kemudian mengoptimalkan dengan cara meminimalkan roaming. metode dari penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data, analisis perancangan, uji coba dan evaluasi. metode yang digunakan adalah mengukur bandwidth, mengukur kecepatan dan kestabilan transfer data pada saat roaming, lalu mencoba mengukur kecepatan dan kestabilan transfer dengan sistem jaringan nirkabel. dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa jaringan nirkabel dapat menjadi jaringan berkecepatan tinggi dan stabil. penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan simulasi, kondisi ini cukup memenuhi. kata kunci: jaringan nirkabel, roaming, binus square 612 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 611-624  pendahuluan kemajuan teknologi yang sangat cepat dan penyebaran koneksi internet yang tersebar sangat luas di seluruh indonesia membuat permintaan masyarakat akan koneksi internet yang cepat dan dapat diandalkan meningkat. berawal dari maraknya internet kabel yang digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, sehingga berbagai isp berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan internet cepat dan terbaik bagi pelanggannya. hadirnya notebook/netbook yang praktis dan memiliki mobilitas tinggi membuat koneksi internet tidak hanya dilakukan melalui koneksi kabel saja. tingkat mobilitas manusia yang tinggi membutuhkan koneksi internet dengan mobilitas yang tinggi pula, hal ini yang mendorong perkembangan koneksi internet nirkabel di indonesia. hampir setiap restoran, kafe, sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya menyediakan fasilitas internet nirkabel, wi-fi, secara cumacuma untuk orang-orang yang mengunjungi tempat tersebut. dengan alasan praktis, kini perusahaanperusahaan dan instansi-instansi menggunakan metode internet nirkabel sebagai sarana teknologi bagi mereka untuk dapat melakukan akses internet binus square – hall of residence berfungsi sebagai tempat tinggal sementara untuk mahasiswa binus university dan telah beroperasi sejak tahun 2010, menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh boarder yang menetap di sana yang salah satu fasilitas tersebut adalah internet gratis yang menggunakan jaringan wifi. seiring dengan pertambahan jumlah boarder sering terjadi keluhan mengenai fasilitas internet yang diberikan, keluhan itu antara lain kecepatan internet yang semakin lambat dan bisa terjadi putus koneksi secara tiba-tiba. salah satu penyebab keluhan tersebut adalah diperkirakan terjadinya roaming. sehingga peneliti mencoba meminimalisasi roaming agar jaringan nirkabel di binus square lebih optimal. hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan di lokasi-lokasi/instansi lain yang menggunakan wireless lan dan mengalami masalah yang sama dengan yang ada di binus square. metode metode yang digunakan meliputi metode pengumpulan data, analisa, identifikasi masalah, dan perancangan atau implementasi sistem. metode pengumpulan data meliputi studi literatur mengenai teori jaringan nirkabel dan teori roaming dan mengukur bandwidth menggunakan aplikasi alat ukur jaringan pada sistem nirkabel yang sudah berjalan di binus square agar diketahui bandwidth yang ada apakah sudah mencukupi atau kurang memadai. selanjutnya akan dilakukan pengukuran kecepatan transfer data pada saat roaming kemudian dilihat kestablilan transfer data pada saat terjadi roaming dan observasi jangka panjang agar dapat diketahui waktu pada saat terjadi koneksi yang kurang stabil dan penyebabnya. data yang diperoleh akan disimpan dan didokumentasikan untuk dijadikan dasar penentuan solusi terbaik yang dapat diterapkan dalam sistem jaringan nirkabel binus square agar koneksi jaringan nirkabel stabil dan optimal. selanjutnya, akan dilakukan implementasi perubahan sistem jaringan nirkabel dan diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang ada pada sistem jaringan nirkabel binus square.  bandwidth menurut mitchell (2011), bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dialirkan dalam koneksi melalui sebuah network. lebar pita atau kapasitas saluran informasi adalah kemampuan maksimum dari suatu alat untuk menyalurkan informasi dalam satuan waktu detik. dikenal juga dengan perbedaan atau interval, antara batas teratas dan terbawah dari suatu frekuensi gelombang transmisi dalam suatu kanal komunikasi. satuan yang digunakan dalam pengukuran di sini adalah hertz atau sikel per detik (cycle per second). analisis dan optimalisasi jaringan … (audi eka prasetyo; dkk) 613  jalur lebar analog diukur dalam unit hertz (hz) atau sikel per detik (cycle per second). jalur lebar digital juga merujuk kepada jumlah atau volume data yang dialirkan melalui satu saluran komunikasi yang diukur dalam unit bit per second (bps) tanpa melibatkan gangguan. istilah lebar jalur (bandwith) selayaknya tidak dicampur adukkan dengan istilah jalur (band), contohnya seperti pada telepon tanpa kabel, beroperasi pada jalur 800mhz. lebar jalur ialah ruang yang digunakan pada jalur tersebut. dalam komunikasi tanpa kabel (wireless), ukuran atau lebar jalur salurannya sangat bagus dibanding saluran transmisi lainnya. sejumlah data yang mengalir melalui satu saluran sempit mengambil waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sejumlah data yang sama apabila mengalir melalui satu saluran yang lebih lebar. pada standarisasi 802.11b, komunikasi wireless menggunakan frekuensi 2,4 ghz. spektrum frekuensi tersebut dibagi menjadi beberapa kanal. kanal tersebut memiliki rentang 22 mhz dengan selisih 5 mhz. terdapat overlap pada kanal yang berdekatan dan dapat terjadi saling interferensi. gambar 1 kanal frekuensi2,4ghz jaringan wireless 802.11 pada jaringan wireless, alat yang saling berkomunikasi harus berada pada spektrum frekuensi yang sama. 802.11a menggunakan frekuensi 5.0 ghz, 802.11b pada frekuensi sekitar 2.4 ghz.selain pada spectrum frekuensi yang sama, alat yang berkomunikasi juga harus berada pada kanal yang sama. terdapat 4 mode yang dapat difungsikan pada alat yang mendukung 802.11a,802.11b/g, yaitu: (1) mode master (mode ap atau mode infrastruktur). dalam penggunaan pada umumnya berfungsi seperti akses poin. network interface card membentuk jaringan dengan nama khusus yang disebut dengan ssid, kanal khusus dan melayani koneksi antar alat. (2) mode managed (mode user). network interface card dalam mode ini akan bergabung dengan jaringan master dan otomatis menyesuaikan kanal. (3) mode ad-hoc. pembentukan jaringan multipoint-to-multipoint, sehingga tidak ada istilah master, di mana dalam mode ini setiap alat akan berkomunikasi secara langsung tanpa perantara. (4) mode monitor. dalam penggunaan pada sejumlah alat biasanya untuk mendengar trafik secara pasif, tidak ada data yang dapat dikirim pada mode ini. pada jaringan nirkabel ada empat komponen penting dalam komunikasi wireless yaitu mobile station, access point (ap), media transmisi, dan sistem distribusi. berikut komponen wireless berdasarkan ieee 802.11: (1) stations (user) adalah perangkat komputer dengan wireless network interfaces. biasanya merupakan alat dengan power bateray seperti laptop, dan komputer jinjing, tapi bisa juga merupakan sebuah workstation. (2) access points (ap) merupakan alat yang menjembatani antara jaringan wireless dan kabel. (3) distribution system (ds) merupakan mekanisme pertukaran frame antara ap dengan user melalui jaringan kabel. biasanya ds merupakan jaringan ethernet yang digunakan sebagai backbone. (4) media wireless adalah medium transmisi sinyal yaitu udara lewat peralatan tertentu. 614 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 611-624  gambar 2 komponen nirkabel roaming (802.11f) dan analisa wireless dalam waktu dekat ini, vendor wlan menuju ke suatu perubahan, menawarkan metodemetodenya untuk mengatasi roaming di antara masing-masing node. software third party (software yang disediakan oleh pihak lain selain vendor wlan) yang langsung pakai sudah tersedia untuk digunakan pada cache yang mewakili node-node yang roaming pada layer tcp/ip, ketika node tidak dikenali oleh mesin penganalisa paket. 802.11f merupakan standar yang dikeluarkan ieee agar setiap vendor akses poin dapat mendukung fitur roaming. dengan fitur ini user dapat berpindah koneksi dari akses poin ke akses poin (ap) lain tanpa terputus. dalam 802.11f, user akan melakukan re-associated dengan ap baru bukan melakukan associated ulang dengan ap baru. ap juga melakukan pemantauan terhadap user, dan saling berkomunikasi antar ap melalui ds (ethernet lan). pada kenyataannya tidak semua station bertindak sesuai standar, beberapa tidak pernah melakukan reassociate namun melakukan associate ulang, sehingga roaming dapat mengganggu koneksi station. karakteristik dan sifat roaming roaming terdiri dari dua macam karakterisitik yaitu: (1) seamless roaming – adalah kondisi di mana roaming terjadi pada saat transfer data sedang berjalan, dan roaming yang terjadi tidak mengakitbatkan transfer data yang sedang berlangsung terputus. (2) nomadic roaming – adalah roaming yang terjadi saat tidak ada transfer data pada client. roaming dalam 802.11 memiliki suatu sifat yang sama yaitu “break before make”. yang dimaksud dengan “break before make” adalah sebuah client yang memutuskan koneksi dengan sebuah access point sebelum melakukan koneksi ke access point yang baru. mungkin tampak tidak menguntungkan dari sisi client, tapi dengan sifat roaming ini, bisa menyajikan protocol mac yang lebih sederhana. roaming domain layer 2 roaming ada beberapa alasan yang harus ada untuk mendukung terjadinya roaming, yaitu: (1) client harus memutuskan untuk melakukan roaming. alasan roaming terjadi itu bergantung sepenuhnya pada algoritma yang dibuat oleh vendor hardware dan juga didasarkan oleh beberapa faktor lain seperti kekuatan sinyal, frame acknowledgment, missing beacons, dan lain-lain. (2) client harus memutuskan untuk melakukan roaming ke ap yang mana. ap yang dipilih untuk melakukan roaming dapat ditentukan sebelum melakukan roaming (yang disebut dengan preemptive ap discovery), atau ap dipilih setelah melakukan roaming (yang disebut dengan roam-time ap discovery). analisis dan optimalisasi jaringan … (audi eka prasetyo; dkk) 615  gambar 3 preemptive ap discovery gambar 3 menunjukkan bagaimana preemptive ap discovery terjadi dalam sebuah jaringan. untuk menentukan ap mana yang akan di-roaming, client akan melakukan scanning pada saat tidak terjadi roaming. tapi terdapat kekurangan dalam preemptive ap discovery ini, yaitu ketika client melakukan scanning ap, client tidak bisa menerima data masuk karena client melakukan scanning dengan berpindah channel dalam jaringan. begitu juga data dari client keluar juga tidak bisa dilakukan dalam preemptive ap discover. oleh karena itu perlu dilakukan retransmission data ketika client melakukan scanning. gambar 4 roam-time ap discovery gambar 4 di atas menunjukkan bagaimana roam-time ap discovery terjadi. data yang dikirim dari client ke ap yang baru mengandung frame association. karena client melakukan roaming terlebih dahulu sebelum mendapatkan ap yang tepat, kemungkinan besar akan terjadi delay waktu yang lumayan lama karena client harus mencari ap yang baru. proses roaming bukan hanya cuma mencari ap baru, ada beberapa hal lain yang terjadi di layer 2, yaitu: (1) ap yang sebelumnya harus memutuskan bahwa client sudah berpindah ke ap lain. (2) ap yang sebelumnya harus meng-buffer data yang ditujukan ke client. (3) ap baru harus memberitahukan ke ap lama bahwa client sudah berpindah ke ap baru (biasanya melalui unicast atau multicast packet dari ap lama ke ap baru). (4) ap yang sebelumnya harus mengirim data yang telah di-buffer ke ap baru. (5) ap harus memperbaharui mac address tablesdi switch pada infrastruktur untuk mencegah kehilangan data dari client yang melakukan roaming. 616 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 611-624  dibawah ini terdapat gambaran bagaimana proses terjadinya roaming: gambar 5 proses roaming gambar 6 server kirim data gambar 7 client roaming gambar 8 perbaikan situasi pada gambar 6, application server mengirimkan data ke client dengan mac address a.b ke sw1 via int1. sw1 mengecek forwarding table dan mengirimkan frame ke ap1. pada gambar 7, client telah melakukan roaming ke ap2, tapi ap1 tidak tahu bahwa client telah melakukan roaming ke ap2, maka paket di-drop karena client tidak terhubung dengan ap1 lagi. gambar 8 menunjukkan ap2 memperbaiki situasi ini dengan mengirimkan paket ke ap1 yang berisi source mac address yang telah diganti ke mac address a.b. sw2 melakukan update di forwarding table-nya karena telah menerima mac address baru di port int3. mac address dari a.b kemudian ditambahkan ke forwarding table-nya sw2 dan di map ke int3. frame tersebut kemudian di-forward ke sw1, untuk kemudian sw1 mengubah forwarding table-nya agar paket menuju client dapat dikirim melalui sw2. layer 3 roaming client harus melakukan layer 2 roaming terlebih dahulu baru bisa memulai layer 3 roaming. gambar di atas menunjukkan bagaimana roaming antar domain terjadi dalam kasus 802.11 voip phone. ketika voip phone berpindah ap2 di subnet 20, terjadi pemutusan panggilan. untuk mencegah terputusnya koneksi saat terjadinya roaming antar vlan, dibutuhkan suatu mekanisme untuk tetap menggunakan layer 3 address yang sama walaupun telah melakukan roaming antar vlan. mobile ip menyediakan mekanisme yang dapat digunakan oleh semua vendor sebagai solusi di layer 3 roaming pada jaringan nirkabel. mobile ip memiliki beberapa komponen utama: (1) mobile node (mn): client yang melakukan roaming. (2) home agent (ha): ha terdapat pada router atau layer 3 switch dan memastikan sebuah client (mn) yang melakukan roaming tetap menerima paketnya. (3) foreign agent (fa): fa terdapat pada layer 3 switch dan membantu mn untuk memberitahukan kepada ha lokasi mn yang baru dengan menerima paket dari ha yang ditujukan ke mn. (4) care-of address (coa): coa adalah router yang terpasang di jaringan bertugas untuk menerima paket yang ditujukan analisis dan optimalisasi jaringan … (audi eka prasetyo; dkk) 617  ke mn dari ha. (5) co-located care-of address (ccoa): ccoa adalah coa yang terdapat di dalam mobile node (mn) itu sendiri. roaming dengan menggunakan mekanisme mobile ip ada beberapa tahap, yaitu: (1) client berada dalam home subnet apabila ip client termasuk dalam range subnet dari ha. (2) setelah mn (client) melakukan roaming ke subnet lain, mn mendeteksi kehadiran fa yang berada di layer 3 switch pada subnet baru dan mendaftar ke fa atau melalui ccoa yang terdapat pada mn. (3) fa atau mn ccoa melakukan komunikasi dengan ha dan menciptkan tunnel diantara ha dan coa untuk mn. tunneling yang dimaksud adalah mengenkapsulasi paket dengan ip header yang lain agar dapat dikirimkan ke tujuan jaringan yang lain (bahkan yang tidak terhubung langsung). gambar dibawah menjelaskan enkapsulasi yang terjadi. tunneling membutuhkan entry point dan exit point. entry point mengenkapsulasi paket dengan ip header lain agar dapat dikirimkan ke tujuan jaringan lain. di exit point, enkapsulasi tersebut dihilangkan dan di-forward ke mn. (4) paket yang ditujukan untuk mn dikirim ke ha (melalui ip routing normal). ha mengirimkan paket ke mn melalui tunnel yang dibuat di tahap ketiga. (5) paket apapun yang dikirimkan oleh mn, dikirim melalui fa seperti yang terjadi pada jaringan lokal (melalui reverse tunneling). lihat gambar dibawah untuk keterangan lebih jelas. gambar 9 enkapsulasi gambar 10 pengiriman paket ip routing normal gambar 11 pengiriman paket melalui reverse tunelling faktor penting dalam implementasi jaringan nirkabel beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam implementasi jaringan nirkabel antara lain: (1) frekuensi – tidak banyak frekuensi kosong yang dapat digunakan untuk frekuensi radio jaringan nirkabel. oleh karena itu beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi jaringan nirkabel yaitu menjaga jarak antar sistem atau membatasi area cakupan suatu sistem, serta memperkecil daya pancar yang digunakan. (2) interferensi – jika beberapa jaringan nirkabel digunakan dalam satu gedung maka interferensi merupakan hal penting yang perlu dicegah. hal ini biasanya terjadi pada gedung bertingkat yang terdiri dari beberapa kantor atau perusahaan yang masing-masing memiliki sistem nirkabel data sendiri. sistem nirkabel data perlu didesain agar dapat 618 menggun yang cuk teknolo b yang dik antena b dapat me terdapat menghas sinyal y keuntung performa efisiensi g teknolog ruckus z teknolog terpusat ada bebe teknolo pemiliha dalam p sinyal ya mesh ne akses po nakan spektr kup rumit. ogi beamflex beamflex m kenal dengan berbeda deng engatur pola dengan ante silkan sinyal yang maksim gan-keuntun a dan jarak. i maksimal p gambar ber gi beamflex d zoneflex zoneflex ad gi beamflex. yang diatur erapa keungg gi beamflex an channel p emilihan cha ang paling o etworking ya oin. (5) kea rum frekuens x merupakan tek n teknologi s gan teknolog a pemancaran ena direksion l yang lebih mal. melalu ngan yang dit (2) cakupa power. (5) in rikut mempe dan tanpa tek ga dengan tek dalah salah zoneflex da oleh zone d gulan yang d x yang meng prediktif seca annel yang optimal, inte ang mengura amanan yan si secara ber knologi yan smart antenn gi antena om n dengan jal nal, beamfle h baik sehin ui pernyataa tawarkan tek an yang leb nterferensi leb erlihatkan p knologi beam ambar 12 pola knologi beamf satu produk apat digunak director dari dapat dihasilk ghasilkan ja ara real-time menghasilka erferensi lebi angi biaya b g baik deng com rsama. tentu g terdapat p na array. ak mni yang me ur yang terb ex dapat men ngga dengan an dari ski knologi beam ih luas. (3) bih kecil. perbedaan p mflex (prisca a pemancaran flex (kiri) dan k akses poin kan sendiri at i ruckus (pr kan akses po arak yang le , channel fl an performa ih kecil, dan besar yang d gan dynamic mtech vol. 5 u hal ini mem pada akses p kses poin ru emancarkan baik ke arah ngatur pola p teknologi b ill ict sol mflex, yaitu performa ja ola pemanc aro, m. 2010 sinyal akses p n tanpa beamf n nirkabel d tau digunaka riscaro, m. 2 in nirkabel z ebih jauh da ly, yang mer lebih baik s n auto manaj diperlukan d c pre-shared 5 no. 2 dese mbutuhkan p oin ruckus uckus dapat m sinyal ke se penerima. b pemancaran beamflex ak lution maka sebagai beri aringan nirk caran sinyal 0): poin flex (kanan) dari ruckus an untuk mem 2010). menu zonefles yait an cakupan rupakan pend sebesar 50% jemen frekue dalam menar d key, enkrip ember 2014: perencanaan wireless, z mengatur po egala arah, b begitu juga p secara dinam kan didapat a dapat disi ikut: (1) pen kabel yang s akses poin yang meng mbentuk sua urut ruckus tu sebagai be yang lebih dekatan palin %. (3) pemili ensi radio. ( rik kabel eth psi serta me 611-624  frekuensi zone flex la radiasi beamflex perbedaan mis untuk kekuatan impulkan nambahan stabil. (4) n dengan ggunakan atu sistem wireless erikut: (1) luas. (2) ng efektif ihan jalur (4) smart hernet ke ekanisme analisis dan optimalisasi jaringan … (audi eka prasetyo; dkk) 619  autentikasi terbaru. (6) cakupan lebih baik dengan akses poin lebih sedikit. (7) mengatur semua traffic dan request/response antara klien nirkabel. ruckus zone director ruckus zone director digunakan dalam suatu sistem terpusat untuk mengontrol semua akses poin ruckus zoneflex. zone director dapat menyediakan manajemen jaringan nirkabel yang luas, keamanan, frekuensi radio, dan lokasi (priscaro, m. 2010). zone director dan zoneflex yang diimplementasi secara bersama dapat menghasilkan smart mesh network, sehingga cakupan sinyal yang diperoleh lebih luas meskipun tidak keseluruhan akses poin terhubung dengan jaringan ethernet. akses poin membentuk topologi jaringan mesh dan melakukan routing trafik antar akses poin dan jaringan ethernet ke user. fitur lain yang terdapat pada ruckus zone director adalah deteksi rogue akses poin dan dapat mencatat user tidak baik (malicious user). saat ada akses poin yang berdekatan maka zone director secara otomatis akan mengatur kanal frekuensi tiap akses poin untuk mendapatkan cakupan sinyal yang paling baik. syslog syslog menurut kotz (2006) adalah standar yang ditentukan untuk mengirim dan menerima pesan, yang dapat disimpan secara lokal maupun dikirimkan melalui jaringan ke host lain. tidak ada format standar untuk pesan syslog, informasi yang dikirim dapat memiliki format dan informasi yang bervariasi tergantung akses poin. dalam zone director terdapat fitur syslog di mana zone director mencatat pesan syslog yang diterima dari setiap akses poin yang diatur melalui zone director tersebut di mana dalam syslog terdapat informasi host-host yang terhubung maupun terputus ke dan dari akses poin juga ada informasi roam dari dan roam ke tiap device yang terhubung dengan akses poin. ekahau heatmapper ekahau heatmapper adalah sebuah aplikasi yang berfungsi untuk melihat jangkauan sinyal wireless dalam peta yang telah disediakan sebelumnya. jadi aplikasi ini dapat melokasikan semua akses poin yang dapat ditangkap device dan melacak jangkauan sinyal yang dimiliki tiap akses poin begitu juga dengan informasi akses poin dan channel yang telah dikonfigurasi pada akses poin tersebut. aplikasi ini juga dapat melihat konfigurasi keamanan dalam akses poin dan melihat jaringan yang terbuka. jangkauan sinyal melalui akses poin dapat terlihat dengan warna sinyal mulai dari biru muda yang paling baik sampai dengan warna merah yang menandakan sinyal yang buruk. keterangan warna sinyal: biru muda -0 -35 dbm; hijau tua -36 -60 dbm; hijau biasa: -61 75 dbm; hijau muda -76 -80 dbm; kuning -81 -90 dbm; oranye -91 -95 dbm; merah -96 -100 dbm. keterangan kekuatan sinyal: -0 dbm -60 dbm jangkauan sinyal yang baik sampai sangat baik; -60 dbm -80 dbm masih dapat terhubung, tetapi tidak dengan kecepatan maksimal; -80 dbm -100 dbm koneksi tidak stabil, sering terputus, kecepatan lambat, dan isu performa dengan streaming video maupun audio. hasil dan pembahasan gambar dibawah ini menunjukkan sistem yang sedang berjalan di binus square, di mana dalam binus square terdapat jaringan wired dan wireless lan. jaringan wired lan terdapat beberapa server seperti opera, proxy, dan radius server yang digunakan untuk mendukung berbagai kebutuhan binus square. opera server digunakan untuk pelayanan reservasi tamu pada binus square hotel dan boarder seperti billing. proxy server digunakan sebagai cache data internet untuk mengurangi beban dari bandwidth eksternal binus square. radius server digunakan untuk autentikasi semua pengguna 620 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 611-624  jaringan nirkabel binus square, dalam hal ini merupakan semua boarder binus square. sedangkan jaringan kabel binus square dipergunakan untuk kebutuhan staff yang bekerja di binus square, kebutuhan boarder untuk belajar pada reading room, maupun penggunaan cctv pada setiap lantai tiap tower binus square dan area-area publik seperti reading room, tiap pintu masuk, gym, games room maupun di area outdoor binus square. saat ini terdapat 36 komputer (27 buah komputer karyawan dan 9 buah komputer reading room) yang dapat menggunakan jaringan kabel binus square. gambar dibawah menunjukkan topologi jaringan layer 3 yang terdapat di binus square. gambar 13 topologi layer 3 jaringan binus square gambar 13 menunjukkan topologi distribusi jaringan nirkabel lan di binus square. pada jaringan binus square terdapat 1 mikrotik gateway, 1 mikrotik hotspot (router), 22 manageable ethernet switch, dan sebuah wireless controller. koneksi internet binus square diambil melalui jaringan kampus binus syahdan dengan media kabel fiber optik dan didistribusikan melalui mikrotik gateway dan mikrotik hotspot. jaringan kemudian didistribusikan ke tower ab dan cd melalui dua buah manageable switch distribution tower ab dan cd. dari switch distribution tower ab dan cd kemudian disebar melalui 12 manageable switch per lantai. kemudian dari switch per lantai jaringan kemudian didistribusikan ke user dengan menggunakan akses poin (ap). pada saat ini di binus square terdapat 163 akses poin yang dapat digunakan untuk internet baik oleh publik maupun boarder binus square, tetapi karena objek yang khusus diteliti merupakan tower a dan b saja yang merupakan tower pria maka akses poin yang termasuk dalam penelitian berjumlah 90 buah. pertama kali ssid jaringan binus square hanya menggunakan 1 ssid yaitu boarder@binus square yang dipakai oleh semua user pada lantai 2 sampai 18, hal ini menyebabkan seringnya terjadi roaming pada jaringan binus square karena user tidak sadar apabila mereka sudah berpindah akses poin. perubahan ssid lalu dilakukan dan sekarang ssid dibagi berdasarkan lantai menurut tower pria dan wanita. berdasarkan ssidnya, jaringan nirkabel di binus square dapat dibagi menjadi public dan ssid tiap lantai di setiap tower binus square. analisis dan optimalisasi jaringan … (audi eka prasetyo; dkk) 621  gambar 14 topologi layer 2 jaringan binus square wvlan yang sedang berjalan di binus square dibagi per tower, di mana terdapat empat tower di binus square sehingga wvlan berjumlah empat buah yang dikonfigurasi di sistem jarigan binus square. di bawah ini tabel pembagian wvlan yang sedang berjalan di binus square. tabel 1 pengaturan wvlan di binus square no. lokasi ap wvlan 1. tower a 348 2. tower b 356 3. tower c 364 4. tower d 372 hasil pemetaan jaringan binus square pemetaan jaringan dilakukan dengan meneliti langsung di tiap lorong tower a dan tower b binus square dengan software pemetaan jaringan, ekahau heatmapper. melalui pemetaan diperoleh cakupan sinyal dari akses poin yang terlacak pada tiap lorong dan channel yang dikonfigurasi pada akses poinnya. berikut terlampir beberapa gambar yang merupakan hasil pemetaan jaringan dari akses poin. pemetaan dilakukan secara menyeluruh pada tiap lorong tower a dan b di binus square, namun di sini hanya ditampilkan beberapa saja. gambar 15 cakupan sinyal akses poin ke-1 lantai 2 tower a 622 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 611-624  gambar 16 cakupan sinyal akses poin ke-1 lantai 4 tower b perancangan topologi jaringan baru berdasarkan pengamatan dan penelitian dimana tower a-b dan c-d yang terhubung dengan hanya satu server terlihat belum cukup maksimal dan diperlukan penambahan server lagi di mana tower pria (a-b) terhubung dengan satu server dan tower wanita (c-d) terhubung dengan server lainnya lagi dan masing-masing diatur dengan satu bandwidth management dan keduanya lalu dihubungkan dengan server farm. hal ini diyakini akan meningkatkan performa jaringan binus square sehingga switch dan server yang dahulu tidak akan bekerja terlalu keras lagi sehingga lebih awet dan performa jaringan akan lebih baik. gambar 17 topologi jaringan baru binus square analisa jumlah user terhadap ketersediaan akses poin berdasarkan hasil pengamatan jumlah user yang paling banyak menggunakan jaringan nirkabel binus square tercatat sejumlah 817 user. berdasarkan analisa jumlah akses poin di mana ratarata dalam satu lantai terdapat tiga akses poin, maka dapat ditentukan apakah akses poin yang ada mencukupi kebutuhan user atau apakah diperlukan penambahan akses poin. tower a berjumlah 16 analisis d lantai de tower a user mak dan b a memenu ingin me hasil pe g ditampil desembe 2014. pe januari 2 binus sq tanggal 2 p sedangka dikarena dilakuka roaming penguku dan optimal engan total 4 a dan tower b ka maksimal dalah 900 u uhi kebutuha emberikan ha engamatan r gambar dib kan melalui er 2013 lalu engukuran di 2014 tidak a quare, yang 20 desember pada hasil p an roaming akan penyes an pada jam g. hasil peng uran sebelum alisasi jaringa 48 akses poin b menghasil l user yang user. maka b an user dan asil yang leb roaming set bawah men grafik batan u dilanjutkan ilanjutkan ke ada kegiatan mengakibatk r keatas. gam pengukuran d g berlainan suaian ssid m 19.00 sam gukuran men mnya (4169 ro an … (audi ek n. tower b b lkan total 90 dapat tergab berdasarkan tidak perlu ih optimal pa gambar 18 telah perub nunjukkan h ng. pengukur n tanggal 18 embali pada n perkuliahan kan hasil pen mbar 19 juml ditemukan r lantai dan a d dan chann mpai 21.00. j nunjukan pe oaming). eka prasetyo; berjumlah 14 0 akses poin bung dalam j pengamatan dilakukan p ada jaringan 8 pengamatan j ahan konfig hasil pengam ran dilakukan desember 2 januari kare n sehingga b ngamatan ro lah roaming s roaming han atau berlain nel pada jar jumlah roam enurunan jum dkk) 4 lantai deng , 1 akses po jaringan nirk didapatkan penambahan binus squar jumlah user gurasi akse matan juml n pada tangg 2013 dan 8 ena pada bula banyak peng aming kuran setelah peruba nya terjadi pa nan tower su ringan topo ming pada h mlah roamin an total 42 a oin dapat dig kabel binus s bahwa juml kecuali bila re. es poin dan t ah roaming gal 11 desem januari 201 an desember ghuni yang ju ng maksimal ahan ada sama la udah tidak logi binus hasil penguk ng yang sikn akses poin. g gunakan mak square pada lah akses po a pihak binu topologi g yang terj mber 2013 sa 4 dengan 10 r tanggal 20 uga tidak m l bila diterus antai dan sam terjadi lagi square. pen kuran ini ad nifikan diban 623  gabungan ksimal 10 a tower a oin masih us square jadi dan ampai 13 0 januari sampai 6 menempati skan pada ma tower , hal ini ngukuran dalah 867 ndingkan 624 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 611-624  simpulan adapun simpulan yang dapat diambil dari hasil perancangan aplikasi yang sudah dibuat adalah: (1) penurunan jumlah roaming membuktikan bahwa penelitian ini berhasil. (2) lantai yang memiliki access point dengan jumlah empat unit access point per tower menunjukkan tingkat roaming yang rendah dan hampir tidak ada. (3) penyesuaian channel masing-masing access point agar tidak bertabrakan dalam jarak yang dekat membuktikan dapat menurunkan tingkat roaming. (4) penggantian ssid per lantai langsung bisa meniadakan roaming antar lantai. (5) roaming yang paling sering terjadi adalah roaming sama lantai, sama tower. (6) performa masing-masing akses poin dapat mempengaruhi kualitas overall sinyal akses poin dalam satu lantai. daftar pustaka dhe, a. (2013). ruckus wireless. diakses 5 oktober 2013 dari http://www.skill.co.id/front/index.php/jakarta-products/325-ruckus kotz, d., essien, k. (2005). trace collection. analysis of a campus-wide wireless network. diakses 10 oktober 2013 dari http://www.cs.odu.edu/nadeem/classes/cs795-wns-s13/papers/enter012.pdf mitchel, b. (2011). bandwidth diakses 6 oktober 2013 dari http://compnetworking.about.com/od/speedtests/g/bldef_bandwidth.htm priscaro, m. (2010). the smart wi-fi antenna technology that steers signals to high-quality paths. diakses 5 oktober 2013 dari http://www.ruckuswireless.com/technology/beamflex priscaro, m. (2010). ultra-fast and reliable smart wi-fi access points with adaptive antenna technology. diakses 5 oktober 2013 dari http://www.ruckuswireless.com/products/zoneflex-indoor bab 1 rancangan sistem informasi bengkel ”fast auto” suparto darudiato jurusan sistem informasi, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 supartod@binus.edu abstract a car workshop requires an integrated information system to support business processes. the purpose of this study is to analyze the system information on the “fast auto” car workshop in order to identify the problem and to propose a new system. in analyzing and designing new systems, objectoriented methodology is applied through the collection of data based on direct observation in the field. analysis results were used on designing the proposed information system that capable to support the operational activities of the workshop. as the result it will be a good information system and can be fully achieved the effectiveness and efficiency in the operational activities, therefore the executive can have the information that needed to make up a right decision. keywords: design, information system, sales, stock abstrak sebuah bengkel mobil memerlukan sistem informasi yang terintegrasi guna mendukung proses bisnisnya. tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem informasi yang terdapat pada bengkel fast auto guna mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi dan mengusulkan sistem baru. dalam melakukan analisis dan perancangan sistem baru, diterapkan metode berorientasi objek dengan pengumpulan data berdasarkan pengamatan secara langsung ke lapangan. hasil analisis tersebut digunakan untuk merancang usulan sistem informasi yang mampu mendukung aktivitas operasional bengkel agar dapat lebih efektif dan efisien sehingga dapat disimpulkan sistem informasi yang baik harus mendukung efektifitas dan efisiensi, dan dapat mendukung kebutuhan informasi para eksekutif untuk mengambil keputusan dengan baik. kata kunci: rancangan, sistem informasi, penjualan, persediaan rancangan sistem...... (suparto darudiato) 1 mailto:supartod@binus.edu pendahuluan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan dalam menjalankan fungsinya dan menghadapi tekanan-tekanan dari lingkungan sekelilingnya. selain untuk menghadapi tekanan-tekanan bisnis, informasi juga sangat dibutuhkan untuk menganalisis perkembangan perusahaan, kondisi internal perusahaan, dan menentukan strategi bisnis di masa yang akan datang serta mengambil keputusan dalam suatu perusahaan. umumnya, sebuah perusahaan banyak terdapat masalah dalam hal administrasi, akuntansi, logistik, dan lain sebagainya. seringkali masalah-masalah tersebut tidaklah secara langsung berpengaruh terhapap perusahaan, tetapi menimbulkan kesulitan kepada pihat manajemen ataupun pihak terkait di saat mereka membutuhkan informasi yang digunakan untuk menyusun sebuah strategi maupun untuk memutuskan sebuah masalah. masalah-masalah tersebut muncul karena terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh manusia bisa berupa ketidaksengajaan maupun disengaja, dan karena tersebarnya data sehingga menyulitkan di dalam penyajian informasi dengan cepat dan sesuai dengan kebutuhan. dengan penggunaan komputer, sistem informasi yang ada dalam suatu perusahaan dapat dikelola dengan lebih baik dan efisien dari segi waktu, akurasi, dan dari kesalahan yang dibuat oleh manusia (human error). sampai saat ini, pekerjaan administrasi dari bengkel fast auto masih dilakukan secara manual, di mana masalah-malasah yang disebutkan diatas selalu menjadi kendala bagi pihak manajemen atau pegawai yang terkait langsung. fast auto adalah sebuah bengkel yang menawarkan berbagai macam pelayanan. bengkel ini melayani reparasi, ganti oli dan cuci mobil serta menyediakan berbagai macam spare part. dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini membuat bengkel ini ingin memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis bengkel dalam kegiatan sehari-hari dan pengambilan keputusan. metode penelitian dalam penulisan ini, digunakan metode berorientasi objek dengan pendekatan mathiassen, yang dibagi menjadi sebagai berikut. pertama adalah pengumpulan data, terdiri dari survey atas sistem yang berjalan, dan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait guna mengumpulkan data dan kebutuhan. kedua adalah analisis dilakukan melalui tahap: analisis kebutuhan berdasarkan data yang didapatkan dari survey, dan analisis kebutuhan akan sistem baru menggunakan rich picture dan use case diagram. ketiga adalah perancangan sistem informasi. dalam perancangan sistem informasi penjualan dan persediaan ini akan digambarkan navigation diagram, deployment diagram, class diagram (hasil revise), dan function component. hasil dan pembahasan studi pustaka untuk lebih memahami sistem informasi diperlukan pemahaman lebih jelas tentang informasi, sistem dan data. seperti yang dikatakan oleh o’brien (2003: 8), sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk suatu tujuan. sedangkan informasi adalah data yang telah diproses comtech vol.1 no.1 juni 2010: 1-13 2 menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penggunanya (mcleod, 2001: 12). penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat atau prospek keputusan. jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi adalah input proses output. sistem informasi adalah sebuah pengaturan terhadap manusia, data, proses, presentasi informasi dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mendukung proses pemecahan masalah dan juga kebutuhan pengambilan keputusan oleh para manajer dan pengguna (whitten, 2001: 8). dalam aktifitasnya, sistem informasi memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan pengambilan keputusan dan basis data untuk mencapai tujuan. perangkat keras, perangkat lunak, manusia, data dan jaringan inilah yang biasa disebut komponen sistem informasi. menurut mulyadi (2001: 204), penjualan adalah kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun kredit. penjualan merupakan berpindahnya hak atas suatu barang atau jasa untuk mendapatkan sumber daya lainnya seperti kas atau janji untuk membayar (piutang). sedangkan cushing (1997: 533) mengatakan bahwa sistem penjualan adalah suatu kerangka kerja dari seluruh kegiatan transaksi penjualan yang dikoordinasikan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan manajemen. menurut mulyadi (2001: 457), penjualan tunai didefinisikan sebagai suatu bentuk penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pihak pembelian melakukan pembayaran harga barang yang dibeli sebelum barang tersebut diserahkan. menurut handoko (2001: 333-334), persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. pada umumnya, persediaan barang dagangan diterapkan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang apabila barang tersebut diperoleh dalam keadaan siap untuk dijual kembali. sedangkan persediaan barang produksi termasuk barang dari hasil produksi perusahaan itu yang belum didistribusikan ke konsumen. analisis sistem yang berjalan fast auto merupakan bengkel mobil yang melayani cuci mobil, servis mobil dan penggantian oli. selain menyediakan jasa, bengkel inipun menyediakan berbagai macam oli dan spare part dalam mendukung usaha mereka. pelanggan yang datang menyampaikan keluhan kendaraan mereka kepada customer service. jika pelanggan ingin kendaraannya dicuci, maka customer service akan menginstruksikan bagian cuci untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. jika pelanggan ingin kendaraannya diganti olinya, maka customer service akan menginstruksikan bagian ganti oli untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. jika pelanggan ingin kendaraanya diservis, maka customer service akan menginstruksikan montir untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. untuk bagian montir, pertama-tama montir akan memeriksa kendaraan pelanggan, mengecek kerusakan-kerusakan apa saja yang terjadi, kemudian montir akan memberitahukan status kendaraan pelanggan kepada customer service. customer service akan menyampaikan kepada pelanggan mengenai status kendaraannya, dan setelah mendapat persetujuan dari pelanggan, montir akan langsung memperbaikinya. rancangan sistem...... (suparto darudiato) 3 customer service akan meminta barang-barang apa saja yang diperlukan selama pengerjaan kendaraan pelanggan (seperti pada saat penggantian oli dan juga spare part-spare part yang diperlukan pada waktu servis) kepada bagian gudang. setelah semua pekerjaan selesai, customer service akan menyampaikan rincian transaksi pelanggan kepada kasir. berdasarkan rincian transaksi tersebut, kasir akan membuat invoice untuk diserahkan kepada pelanggan, sebagai bukti pembayaran. pada akhir bulan, kasir akan membuat laporan dari semua data-data tramsaksi penjualan dan bagian gudang membuat laporan persediaan barang selama sebulan untuk diserahkan kepada owner. untuk lebih jelasnya, proses bisnis yang berjalan dapat dilihat pada gambar 1. masalah yang dihadapi berdasarkan analisis dan diskusi dengan pihak manajemen bengkel, maka didapat beberapa masalah. adapun masalah tersebut adalah kurangnya informasi mengenai persediaan barang yang ada di gudang, data-data transaksi tidak tercatat dan tersimpan dengan baik, dan kesulitan untuk mendapatkan data-data histori transaksi pelanggan. $$ pelanggan customer service accounting bagian cuci montir bagian ganti oli bagian gudang owner menyampaikan keluhan menyampaikan pekerjaan menyampaikan perkerjaan menyampaikan perkerjaan menyampaikan rincian transaksi membuat invoice membayar meminta barang laporan penjualan laporan persediaan barang mengantarkan barang laporan status kendaraan informasi status kendaraan persetujuan pekerjaan mengantarkan barang gambar 1 rich picture sistem yang berjalan comtech vol.1 no.1 juni 2010: 1-13 4 proses bisnis sistem baru sistem yang diusulkan dibuat mendekati proses bisnis yang ada sekarang, hal ini dilakukan agar user tidak perlu mengeluarkan tenaga, pikiran dan waktu yang terlalu banyak untuk beradaptasi dengan sistem baru. gambar 2 merupakan proses bisnis untuk sistem yang diusulkan. customer service akan mengentry data-data jasa dan atau barang yang diperlukan pelanggan kemudian mencetak surat perintah kerja (spk), dan menyerahkannya ke bagiannya masing–masing (kalau pelanggan ingin mobilnya dicuci, maka spk tersebut akan diserahkan ke bagian cuci. tetapi kalau pelanggan ingin mobilnya diservis, maka spk tersebut akan diserahkan ke bagian servis, begitu juga bila pelanggan ingin ingin mobilnya diganti olinya, maka spk tersebut akan diserahkan ke bagian oli) sebagai bukti perintah kerja, data-data ini akan disimpan ke dalam sistem. berdasarkan data dari spk yang ada, kasir akan membuat surat permintaan barang (spb), jika ada barang tambahan yang diperlukan, maka kasir akan mengentrynya dan kemudian mencetak spb untuk diserahkan kepada bagian gudang sebagai perintah atau bukti untuk pengambilan barang dari gudang. untuk ketersediaan barang kasir dapat langsung mengeceknya pada sistem yang ada tanpa harus menanyakannya kepada bagian gudang ataupun mengeceknya di gudang. setelah mengantarkan barang yang diperlukan, bagian gudang akan menyerahkan surat permintaan barang yang sudah ditanda tangani tersebut ke kasir, sebagai bukti bahwa barang tersebut sudah diterima. setelah pekerjaan selesai, berdasarkan data-data spk dan spb, customer service akan membuat invoice, menyimpannya dan mencetaknya, lalu menyerahkannya kepada pelanggan untuk dibayar. berdasarkan data yang ada, kasir akan membuat laporan penjualan dan persediaan barang untuk diserahkan kepada owner. rancangan sistem...... (suparto darudiato) 5 customer service kasir owner bagian gudang $$ pelanggan bagian ganti oli bagian cuci montir keluhan spk cuci membayar laporan penjualan & persediaan barang spk ganti oli spk servis laporan status kendaraan surat permintaan barang surat permintaan barang tertanda-tangani barang & surat permintaan barang barang & surat permintaan barang meminta informasi laporan rincian pekerjaan invoice memberikan informasi rincian order barang informasi status kendaraan persetujuan pekerjaan $ $ gambar 2 rich picture sistem yang diusulkan use case diagram untuk menganalisis kebutuhan user digunakan use case diagram. use case diagram dari bengkel fast auto dapa dilihat pada gambar 3. sistem informasi yang diusulkan ini mempunyai kemampuan untuk melakukan registrasi pelanggan, membuat surat perintah kerja (spk), surat permintaan barang (spb), membuat tagihan (invoice), mengupdate produk serta membuat laporan yang dibutuhkan. laporan yang bisa dihasilkan mencakup laporan penjualan baik rinci maupun rekap, yang terdiri dari laporan penjualan perhari, perbulan, perpelanggan, perbarang dan permontir. sedangkan untuk persediaan akan dihasilkan laporan persediaan, mutasi persediaan, dan kartu persedia. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 1-13 6 gambar 3 use case diagram bengkel fast auto navigation diagram guna menunjang kebutuhan user yang digambarkan pada use case diagram (gambar 3), maka dibutuhkan beberapa layar untuk user bekerja. secara garis besar, sistem ini dibagi menjadi 2, yaitu di saat customer service menerima order dan pelaksanaan penjualan jasa dan barang oleh kasir. layarlayar yang dibutuhkan oleh user dapat dirangkai menjadi 2 navigation diagram seperti yang terdapat pada gambar 4 dan 5. rancangan sistem...... (suparto darudiato) 7 gambar 4 navigation diagram customer service comtech vol.1 no.1 juni 2010: 1-13 8 gambar 5 navigation diagram kasir process architecture (deployment diagram) untuk implementasi dari sistem ini dibutuhkan minimal tiga komputer, di mana satu berfungsi sebagai server dan dua sisanya berfungsi sebagai client. di mana client dari sistem ini adalah customer service dan kasir. adapun arsitektur dari sistem ini adalah sentralisasi, di mana model hanya diletakkan di server dan function serta user interface ada di client. untuk lebih jelasnya, proses arsitektur dapat dilihat pada gambar 6. rancangan sistem...... (suparto darudiato) 9 customer service u_customer service f_customer service siao printer kasir u_kasir f_kasir ao si printer server m_server si_server gambar 6 deployment diagram comtech vol.1 no.1 juni 2010: 1-13 10 class diagram model dari sistem yang diusulkan, dapat dilihat pada gambar 7 dan 8 berikut ini. +menyampaikan_keluhan() +menyetujui_pekerjaan() +membayar_invoice() -no_polisi : string -nama : string -jenis_mobil : string -no_telepon : string -alamat : string -km_terakhir : string pelanggan +dicetak() -tgl_invoice : date -no_invoice : string -no_spk : string -no_polisi : string -nama : string -jenis_mobil : string -no_telepon : string -alamat : string -km_terakhir : string -sub_total : currency -diskon : integer -grand_total : currency invoice +dicetak() -tgl_spb : date -no_spb : string -no_spk : string surat permintaan barang +dientry () +diupdate() -sae_oli : string -jenis_oli : string oli +dientry () +diupdate() -no_spare_part : string spare part -nama : string -alamat : string -no_telepon : string -mulai_bekerja : date -jabatan : string karyawan +menerima_keluhan_pelanggan() +menginformasikan_status_kendaraan() +mengentry_data() +mencetak_surat_perintah_kerja() customer service +mengecek() bagian gudang 1 1 1 1..* +mengentry data() +mencetak_surat_permintaan_barang() +mencetak_invoice() +menyimpan_transaksi() +mencetak_laporan penjualan () +mencetak_laporan_persediaan_barang() +mengupdate_produk() kasir +dicetak() -tgl_spk : date -no_spk : string -no_polisi : string -nama : string -jenis_mobil : string -no_telepon : string -alamat : string -km_terakhir : string surat perintah kerja 1 1..* -kode_produk : string -nama_produk : string -jenis_mobil : string -keterangan : string -harga : currency produk jasa -merek : string -jumlah_persediaan : integer barang +dientry () +diupdate() cuci +dientry () +diupdate() repair 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1 1 1 1 +dientry() +disimpan() +dicetak() -kode_produk : string -nama_produk : string -merek : string -no_part : string -qty : integer -harga : currency -jumlah : currency detail invoice 1 1 1 1..* +dientry() +disimpan() +dicetak() -kode_produk : string -nama_produk : string -merek : string -no_part : string -qty : integer detail surat permintaan barang 1 1..* +dientry() +disimpan() +dicetak() -kode_produk : string -nama_produk : string -merek : string -no_part : string -qty : integer -harga : currency detail surat perintah kerja 1 1..* 1 1..* gambar 7 class diagram rancangan sistem...... (suparto darudiato) 11 +menyampaikan_keluhan() +menyetujui_pekerjaan() +membayar_invoice() -no_polisi : string -nama : string -jenis_mobil : string -no_telepon : string -alamat : string -km_terakhir : string pelanggan +dicetak() -tgl_invoice : date -no_invoice : string -no_spk : string -no_polisi : string -nama : string -jenis_mobil : string -no_telepon : string -alamat : string -km_terakhir : string -sub_total : currency -diskon : integer -grand_total : currency invoice +dicetak() -tgl_spb : date -no_spb : string -no_spk : string surat permintaan barang +dientry () +diupdate() -sae_oli : string -jenis_oli : string oli +dientry () +diupdate() -no_spare_part : string spare part -nama : string -alamat : string -no_telepon : string -mulai_bekerja : date -jabatan : string karyawan +menerima_keluhan_pelanggan() +menginformasikan_status_kendaraan() +mengentry_data() +mencetak_surat_perintah_kerja() customer service +mengecek() bagian gudang 1 1 1 1..* +mengentry data() +mencetak_surat_permintaan_barang() +mencetak_invoice() +menyimpan_transaksi() +mencetak_laporan penjualan () +mencetak_laporan_persediaan_barang() +mengupdate_produk() kasir +dicetak() -tgl_spk : date -no_spka : string -no_polisi : string -nama : string -jenis_mobil : string -no_telepon : string -alamat : string -km_terakhir : string surat perintah kerja 1 1..* -kode_produk : string -nama_produk : string -jenis_mobil : string -keterangan : string -harga : currency produk jasa -merek : string -jumlah_persediaan : integer barang +dientry () +diupdate() cuci +dientry () +diupdate() repair 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1 1 1 1 +dientry() +disimpan() +dicetak() -kode_produk : string -nama_produk : string -merek : string -no_part : string -qty : integer -harga : currency -jumlah : currency detail invoice 1 1 1 1..* +dientry() +disimpan() +dicetak() -kode_produk : string -nama_produk : string -merek : string -no_part : string -qty : integer detail surat permintaan barang 1 1..* +dientry() +disimpan() +dicetak() -kode_produk : string -nama_produk : string -merek : string -no_part : string -qty : integer -harga : currency detail surat perintah kerja 1 1..* 1 1..* << component model >> pengupdatean perhitungan_grand_total << component function >> gambar 8 function component comtech vol.1 no.1 juni 2010: 1-13 12 simpulan dari hasil dan pembahasan sistem informasi penjualan dan persediaan baik yang berjalan maupun yang diusulkan di atas, dapat ditarik simpulan, yakni dalam sistem informasi yang berjalan terdapat pencatatan yang berulang, sering terjadi kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian, dalam perancangan sistem baru disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghilangkan beberapa proses pengulangan yang tidak perlu, dilakukannya proses integrasi mulai dari penerimaan order serta pengambilan spare part sampai dengan proses pembayaran sehingga karyawan bengkel akan lebih cepat dan lebih akurat dalam mengolah data dan mendapatkan informasi. dalam mendukung persaingan yang sangat ketat dewasa ini, sebuah perusahaan haruslah memberikan perhatian yang penuh dan meningkatkan pelayanannya. untuk itu, berdasarkan sistem informasi penjualan dan persediaan yang disusun, maka perusahaan dapat mengembangkan sistem informasi yang mendukung berkembangnya perusahaan. adapun saran yang dapat diusulkan untuk kelanjutan sistem informasi pada perusahaan ini adalah mengembangkan sistem informasi customer relationship management (crm). di mana data-data sudah tersedia dari sistem informasi penjualan dan persediaan ini. daftar pustaka cushing, b. e. (1997). sistem informasi akuntansi dan organisasi perusahaan. diterjemahkan oleh ruchyatt kosasih, edisi ketiga, jakarta: erlangga. handoko, t. h. (2001). dasar-dasar manajemen produksi dan operasi, edisi pertama, yogyakarta: fakultas ekonomi, universitas gajah mada. mathiassen, l., et al. (2000). object oriented analysis and design, 1st ed., aalborg, denmark: marko publishing aps. mcleod, r. (2001). sistem informasi manajemen, jilid pertama, edisi ketujuh, jakarta: prehallindo. mcleod, r., and schell, g. (2006). management information systems, 10th ed., new jersey: prentice hall. mulyadi. (2001). sistem akuntansi, edisi ketiga, jakarta: salemba empat. o’ brien, j. a. (2003). introduction to information system: essentials for the e-business enterprise, edisi kesebelas, new york: mcgraw-hill. whitten, j. l., bentley, l. d., and dittman, k. c. (2004). system analysis and design method, 6th ed., new york: mcgraw-hill. rancangan sistem...... (suparto darudiato) 13 simpulan microsoft word 13-ekamiranda.doc 344 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 344-355 data warehouse, data mining dan konsep cross-selling pada analisis penjualan produk eka miranda; natalya elfreida jurusan sistem infromasi, fakultas ilmu komputer, bina nusantara university jln. k.h. syahdan no.9, palmerah, jakarta barat 11480 ekamiranda@yahoo.com, natalya_3a2@yahoo.co.id abstract this paper is about designing and implementing data warehousing and data mining, along with their roles in supporting decision-making related to sales product analysis in cross-selling concept of pt xyz. the database the company used is not supporting data analysis and decision-making. therefore, it made a data warehousing design that could be used to keep data in a huge amount and could give report and answer from user’s questions in ad hoc. the method is used to design and implement data warehousing and data mining which consists of literature study, company problem analysis, and data warehousing design, and testing result. the writing results are a data warehousing design and data mining and also the implementation of cross-selling concept to analysis the sales, purchases, and customers’ cancellation data. the data could be showed and analyzed from some point of views that could help managers to analyse and acknowledge more information. keywords: decision, cross-selling, data warehousing, data mining. abstrak tulisan ini membahas mengenai rancangan dan implementasi data warehouse dan data mining serta peranannya dalam mendukung pengambilan keputusan yang terkait dengan analisis penjualan produk dengan konsep cross-selling pada pt xyz. database yang digunakan perusahaan saat ini tidak mendukung analisa data dan pengambilan keputusan. berdasarkan permasalahan ini maka dibuat desain data warehouse yang dapat digunakan untuk menyimpan data dalam jumlah besar dan memungkinkan untuk memberikan pelaporan dan jawaban dari pertanyaan pengguna yang bersifat ad hoc. metode yang digunakan untuk desain dan implementasi data warehouse dan data mining terdiri dari studi literatur, analisis permasalahan perusahaan, perancangan data warehouse, dan pengujian hasil. hasil dari tulisan ini berupa desain data warehouse dan data mining serta implementasinya dengan konsep cross-selling untuk menganalisis data penjualan, pembelian dan pembatalan oleh pelanggan. data tersebut dapat ditampilkan dan dianalisis dari beberapa sudut pandang yang berbeda, yang dapat membantu manager untuk menganalisis dan menggali lebih banyak lagi informasi. kata kunci: keputusan, cross-selling, data warehouse, data mining data warehouse, data… (eka miranda; natalya elfreida) 345 pendahuluan latar belakang dalam pengelolaan basis data (database) organisasi baik organisasi bisnis maupun organisasi non profit terdapat istilah bahwa organisasi kaya akan data, tetapi miskin akan informasi atau businesses have been rich in data and poor in information. data warehouse bukan hanya suatu arsip atau fasilitas penyimpanan data, data warehouse harus dengan cerdas dirancang untuk berisi informasi dan data yang penting untuk mendukung memecahkan masalah secara aktif. data warehouse dikembangkan untuk mempertemukan suatu permintaan bagi manajemen informasi dan analisa yang tidak bisa dijumpai pada basis data. aplikasi basis data tidak mampu untuk mempertemukan kebutuhan ini untuk beberapa pertimbangan: pengolahan pelaporan data yang banyak/besar dapat mengurangi waktu tanggap aplikasi basis data, perancangan aplikasi basis data tidaklah dioptimalkan untuk analisa informasi dan pelaporan, kebanyakan organisasi mempunyai lebih dari satu aplikasi basis data, maka pelaporan secara keseluruhan organisasi tidak bisa didukung dari sistem tunggal, pengembangan laporan pada aplikasi basis data sering memerlukan program komputer spesifik yang mahal. selain itu hal yang penting dihadapi oleh perusahaan saat ini adalah persaingan. karena itu diperlukan pemasaran yang berorientasi kepada pelanggan dan dibutuhkan informasi yang memanfaatkan database yang menyimpan transaksi pelanggan untuk melakukan analisis penjualan produk atau jasa dengan teknik data mining dan konsep cross-selling. di sini perlu mengkombinasikan data hasil survei dengan data transksi pelanggan yang disimpan di dalam database untuk kemudian dihitung probabilistik dan dilakukan prediksi penjualan produk dan jasa perusahaan (kamakura, wedel, rosa, & mazzon, 2003). data warehouse sebagai database yang khusus dirancang untuk mendukung manajemen informasi dan analisa perlu untuk dikembangkan. data warehouse dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber data yang berbeda dan mengintegrasikan informasi ini di dalam tempat tunggal. perumusan masalah masalah yang dapat dirumuskan pada analisis penjualan produk pt. xyz terdiri atas bagaimana menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh manager perusahaan mengenai fakta-fakta bisnis seperti pembelian, penjualan dan pembatalan pembelian oleh pelanggan yang terjadi pada suatu periode? bagaimana memproses data menjadi informasi yang membantu para manager mengambil keputusan? misalkan laporan penjualan serta produk apa yang paling laku dan informasi lainnya, bagaimana membantu para manager dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat? dari ketiga hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan tidak hanya suatu tempat penyimpanan seluruh data transaksi yang terjadi tapi dapat juga menghasilkan laporan yang berguna bagi pemilik perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk menganalisis suatu masalah dan mengambil keputusan. tujuan penelitian tujuan dari penulisan hasil penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menjelaskan data warehouse, data mining dan penerapannya untuk pengembangan bisnis dalam hal ini analisis terhadap penjualan produk perusahaan dan peningkatan kinerja perusahaan. diharapkan data warehouse dan data mining dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efektifitas kerja dengan cara mempermudah analisis suatu masalah dan membantu dalam membuat keputusan yang cepat serta tepat berdasarkan informasi yang tersedia. 346 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 344-355 studi pustaka data warehouse membuat data warehouse tidak sekedar memindahkan data opersional ke dalam data warehouse, memindahkan data dari beberapa sumber berpotensi menimbulkan masalah besar terutama terkait dengan isu tidak konsistennya data. data warehouse tidak hanya digunakan dalam melakukan loading, integrasi, dan menyimpan data dalam jumlah besar, namun juga berpotensi untuk mendapatkan sudut pandang baru dari sebaran data, dan memungkinkan untuk memberikan pelaporan dan jawaban dari pertanyaan pengguna yang bersifat ad hoc secara cepat dan lebih baik. tahapan untuk membangun data warehouse terdiri atas identifikasi sumber data, membangun etl, ekstraksi, transformasi, dan loading.   identifikasi sumber data langkah pertama sebelum mulai mengembangkan data warehouse yaitu identifikasi sumber data. perlu mencari tahu apa data yang dibutuhkan untuk diletakkan ke dalam data warehouse. membangun etl (extraction, transformation, loading) setiap data warehouse memiliki data yang berbeda persyaratan, oleh karena itu, etl tool yang sesuai adalah solusi yang lebih baik untuk memenuhi persyaratan. ekstraksi perlu menentukan sistem database yang akan digunakan dan juga mencari tahu data apa yang diperlukan sebelum mendapatkannya. penurunan biaya perangkat keras dan penyimpanan telah mengatasi masalah pada menghindari duplikasi data dan juga kekhawatiran pada kurangnya ruang penyimpanan sebagai tempat penyimpanan data yang berlebihan atau yang tidak diperlukan. namun, mungkin tidak ada alasan untuk menyimpan data yang tidak diperlukan dan telah diidentifikasi tidak berguna dalam proses pengambilan keputusan. oleh karena itu, diperlukan untuk mendapatkan hanya ekstrak data yang relevan sebelum membawa ke data warehouse (mallach, 2000). transformasi setelah penggalian data dari berbagai sumber, transformasi dibutuhkan untuk menjamin konsistensi data. agar mengubah data ke dalam data warehouse dengan benar, perlu mengetahui cara pemetaan bidang sumber data eksternal ke data warehouse. transformasi dapat dilakukan selama ekstraksi data atau saat memuat data ke dalam data warehouse. integrasi ini bisa menjadi masalah yang kompleks ketika jumlah sumber data menjadi lebih besar. loading setelah proses penggalian, mengubah dan pembersihan telah dilakukan, data diambil ke dalam data warehouse. pemuatan data dapat dikategorikan ke dalam dua jenis; pemuatan data yang saat ini ada dalam database operasional dan pemuatan pembaruan data warehouse dari perubahan yang telah terjadi dalam database operasional. untuk menjamin kesegaran data, data warehouse perlu untuk terus memperbaharui datanya. banyak persoalan yang perlu untuk dipertimbangkan terutama saat memuat data yang sudah diperbaharui ke data warehouse. sementara melakukan pemutakhiran data warehouse, perlu memastikan bahwa tidak ada data yang dilepaskan dan juga untuk memastikan overhead minimum selama proses scanning file yang ada. data warehouse, data… (eka miranda; natalya elfreida) 347 gambar 1. tahap-tahap membangun data warehouse sumber: wah, peng & hok (2007) data mining data mining (dm) adalah proses mencari dan menggali hubungan antar data yang berguna bagi penggunanya. data mining (dm) juga merupakan proses mencari data untuk menemukan yang sebelumnya tidak diketahui dari hubungan antara data yang menarik untuk penggunanya (hand, 1998). tahap terpenting dalam mendapatkan pengetahuan dari dalam database adalah data mining. dm telah menjadi bidang ilmu tersendiri (fayyad, piatetsky-shapiro & smyth, 1996; chen & liu, 2005). data mining adalah subjek yang terus berkembang (chen & liu, 2005) di mana digunakan untuk mendapatkan pengetahuan (knowledge discovery) dari dalam database yang mengacu pada keseluruhan proses mulai dari low-level data sampai ke high-level data. data mining adalah proses untuk menemukan suatu pola dan trend dari data. tujuan dari proses ini adalah menyusun data yang berjumlah besar untuk mendapatkan informasi baru. data mining juga dapat berarti eksplorasi dan analisis data secara otomatis atau semi otomatis dari data yang jumlahnya besar untuk mendapatkan pola dan aturan yang bermakna bagi penggunanya (fayyad, piatetsky-shapiro & smyth, 1996). chang & chen (2006) dan yu & chen (2001) menjelaskan bahwa proses data mining terdiri atas enam proses kerja utama yang dapat dilihat pada gambar 2. gambar 2. proses kerja data mining sumber : chang & chen (2006) data mining adalah proses mencari tren dan pola dalam data. tujuan dari proses ini adalah untuk menyortir besar jumlah data dan menemukan informasi baru. manfaat dari data mining adalah 348 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 344-355 pengetahuan baru ditemukan dan hasil ditindaklanjuti. tujuan dari data mining adalah untuk mengekstrak informasi yang berharga dan baru dari data yang ada. secara umum, data mining meliputi fungsi utama, yaitu: klasifikasi, clustering, estimasi, prediksi, dan deskripsi. teknologi data mining dapat dibagi antara teknologi tradisional dan halus. statistik analisis merupakan perwakilan dari teknologi tradisional. adapun teknologi data mining halus adalah semua jenis kecerdasan buatan yang digunakan, yang lebih sering digunakan adalah jenis pohon keputusan, jaringan syaraf, algoritma genetika, logika fuzzy dan aturan induksi. penggunaan berbagai jenis aplikasi yang berbeda sering dapat menyebabkan hasil yang berbeda. han & kamber (2001), dan buja & lee (2001), model data mining yang umum digunakan adalah (1) classification, mengklasifikasikan item data ke dalam salah satu dari beberapa standar kategoris kelas; (2) regression, memetakan sebuah item data ke sebuah variabel nilai prediksi nyata; (3) clustering, memetakan sebuah item data ke dalam salah satu dari beberapa cluster, dimana cluster mengelompokan item data berdasarkan matrik kesamaan atau model kepadatan probabilitas; (4) rule generation, ekstrak aturan klasifikasi dari data; (5) discovering association rule, asosiasi menggambarkan hubungan antara berbagai atribut; (6) summarization, memberikan gambaran solid untuk subset data; (7) dependency modelling, menggambarkan dependensi yang signifikan antara variabel. star schema star schema merupakan paradigma modeling yang paling banyak digunakan, di mana di dalamnya mengandung antara lain sebuah tabel pusat yang besar tanpa adanya data redundancy di dalamnya, yang biasa disebut dengan tabel fakta. selain itu, di dalam star schema juga mengandung satu set tabel yang lebih kecil, yang biasa disebut dengan tabel dimensi. berikut adalah beberapa karakteristik utama dari star schema antara lain: pusat dari star schema adalah tabel fakta, tabel fakta berisi indikator-indikator kinerja pokok, objek-objek informasi dan waktu adalah kunci utama tabel fakta, tabel-tabel yang ada di sekeliling tabel fakta adalah tabel dimensi, tabel dimensi berisi data mengenai objek-objek informasi atau waktu, tabel fakta dan tabel dimensi direlasikan dengan key yang ada, star scheme diimplementasikan menggunakan teknologi relational database. cross-selling sebuah aspek penting dari orientasi baru pada pemasaran berorientasi pelanggan adalah penggunaan database transaksi pelanggan untuk analisis menjual-silang (cross-selling) layanan dan produk. cross-selling berkaitan dengan upaya peningkatan jumlah produk atau jasa yang pelanggan gunakan atau beli dari perusahaan. cross-selling produk dan jasa yang dibeli pelanggan saat ini memerlukan biaya lebih rendah dari biaya yang terkait untuk memperoleh pelanggan baru, karena perusahaan sudah memiliki hubungan dengan pelanggan. implementasi yang tepat dari pelaksanaan cross-selling hanya dapat dicapai jika ada suatu infrastruktur informasi yang memungkinkan manajer untuk menawarkan produk atau layanan kepada pelanggan yang menyerap kebutuhan mereka tetapi belum dijual kepada mereka (kamakura, wedel, rosa & mazzon, 2003). pada prinsipnya, strategi pemasaran cross-selling adalah sebuah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan penjualan tambahan produk atau layanan kepada pelanggan yang telah membeli sesuatu dari perusahaan. strategi ini berhubungan dengan analisis data pelanggan. dengan menganalisa perilaku pelanggan, dapat dimungkinkan untuk memperkirakan model perilaku pelanggan selanjutnya dan juga perilaku pelanggan mana yang potensial. hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan karena dapat menjual produk dan layanan yang berbeda dengan menggunakan teknik pemasaran yang lebih beragam melalui pengetahuan (knowledge) yang telah diperolehnya. perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk data warehouse, data… (eka miranda; natalya elfreida) 349 menetapkan additional product dari produk utamanya. additional product yang disarankan dapat berupa common-sense-based (contohnya, jika pelanggan membeli sebuah kamera digital, maka crosssell product-nya biasanya adalah memory card, case, dan spare-battery) atau dapat pula berupa datadriven (cross-selling didapat dari data pembelian historikal pelanggan). cross-selling biasanya digunakan oleh sebagian besar online store untuk menentukan rekomendasi produk apa yang seharusnya dijual juga. sebagai contoh dapat dilihat salah satu online bookstore terkemuka seperti amazon.com dapat dengan jelas terlihat bahwa jika seorang pelanggan membeli buku secara online maka website akan memberikan pula rekomendasi mengenai buku yang terkait yang direkomendasikan untuk dibeli. hal ini dapat dilakukan melalui analisis. database pemasaran database pemasaran melibatkan pembangunan, pengorganisasian, melengkapi, dan menggali transaksi pelanggan untuk meningkatkan akurasi dari upaya pemasaran dan memungkinkan identifikasi prospek terbaik untuk upaya pemasaran (goodman, 1992). metode tahapan yang dilakukan untuk mengembangkan dan implementasi data warehouse, teknik data mining dan cross-selling dalam penelitian ini terdiri dari (1) studi literatur, mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan data warehouse; (2) analisis perusahaan, mengumpulkan data dari perusahaan yang dibutuhkan dalam pembuatan data warehouse dengan melakukan wawancara dan pengamatan secara langsung ke perusahaan dan melakukan analisis terhadap sistem basis data yang dijalankan oleh perusahaan; (3) perancangan data warehouse, membuat rancangan entity relationship diagram (erd), menetapkan tabel tabel yang digunakan dalam data warehouse dan membuat rancangan star schema; (4) pengujian hasil, melakukan pengujian terhadap rancangan data warehouse dan data mining telah selesai dibuat sehingga dapat diketahui apakah telah berjalan sesuai dengan harapan dan tujuan yang ingin dicapai; (5) kesimpulan, setelah pengujian sudah selesai dilakukan dan diperoleh hasil yang diinginkan, maka hasil dapat diterapkan. hasil dan pembahasan analisis kebutuhan pada fase ini mendefinisikan semua sumber data yang digunakan dalam data warehouse dan mendefiniskan kebutuhan informasi yang harus dihasilkan oleh data warehouse melalui analisis reporting. kebutuhan sumber data sumber data yang digunakan dalam data warehouse adalah data yang ada dalam database operasional yang terdiri atas tabel msbuku, mscabang, msaksesoris, msjenisbuku, msjeniskaryawan, msjilidbuku, mskaryawan, mspelanggan, msprovinsi, mssupplier, detailpembelianaksesoris, detailpembelianbuku, detailpenjilidan, detailpenjualanaksesoris, detailpenjualanbuku, headerpembelianaksesoris, headerpembelianbuku, headerpenjilidan, tabel headerpenjualanaksesoris, dan tabel headerpenjualanbuku. 350 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 344-355 kebutuhan informasi informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk mendukung analisis dalam mengambil keputusan terdiri atas tren terhadap buku yang dibeli oleh pelanggan, informasi mengenai jenis buku yang sering dibeli, tren proses pembelian oleh pelanggan, tren terhadap aksesoris yang dibeli pelanggan, dan tren terhadap pembelian buku dan aksesoris yang dibeli oleh pelanggan. perancangan data warehouse data yang digunakan untuk membangun data warehouse berasal dari database operasional. adapun gambar entity relationship diagram (erd) dari database yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini: model data dimensional berdasarkan entity relationship diagram (erd) dan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen maka dibuat model data dimensional dalam bentuk star schema untuk data warehouse. star schema tersebut terdiri atas tabel dimensi, yaitu dimensi waktu, dimensi supplier, dimensi provinsi, dimensi aksesoris, dimensi cabang dan dimensi karyawan; dan tabel fakta yaitu fakta pembelian buku dan asesoris. gambar 3. entity relationship diagram (erd) data warehouse, data… (eka miranda; natalya elfreida) 351 gambar 4. star schema untuk data warehouse   desain proses etl proses selanjutnya setelah star schema dibuat adalah membuat desain proses etl (extraction, transformation dan loading). desain proses etl, seperti pada gambar 5, yang dipakai bisa dilihat pada gambar dibawah ini. proses etl mengambil data dari source systems menggunakan query. setelah data hasil query diambil langkah selanjutnya dilakukan eksekusi proses etl dan mengirimnya ke database data warehouse. gambar 5 desain proses etl 352 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 344-355 pengujian hasil penentuan cross-selling pemilihan produk didasarkan pada frekuensi (seberapa sering) kemunculan produk selama periode transaksi berlangsung. dari data frekuensi tersebut, kemudian akan ditentukan tiga indikator yang berbeda untuk menghasilkan kemungkinan cross-selling yang paling baik. tiga indikator tersebut adalah support score, confidence score, dan improvement score. support score mengindikasikan seberapa sering dua produk muncul bersama-sama di dalam suatu periode transaksi, confidence score mengindikasikan seberapa banyak sebuah produk tertentu tergantung dengan produk yang lain, dan improvement score menunjukkan seberapa besar kemungkinan pelanggan yang lebih menyukai untuk membeli produk kedua (dalam hal ini cross-selling product) yang diberikan pada saat membeli produk pertama (base product). kemungkinan untuk menghasilkan cross-selling product yang terbaik dari total transaksi per pelanggan pada periode tertentu adalah item dengan confidence score yang tinggi. jadi misalkan produk pertama adalah kombinasi a dan b dengan confidence score x% berarti bahwa ketika produk a dibeli, kemungkinan produk b juga dibeli sebesar x% dari seluruh periode transaksi. indikator kedua yang harus ditentukan adalah support score yang menentukan seberapa banyak produk a dan produk b muncul bersama-sama di dalam seluruh transaksi. misalkan kombinasi produk c dan d memiliki support score y% mengindikasikan bahwa produk c dan produk d muncul secara bersama-sama sebesar y% dari seluruh total transaksi, sedangkan untuk kombinasi produk e dan f misalnya memiliki improvement score ≥ 1, mengindikasikan bahwa produk e dan f merupakan positive correlated, yang berarti bahwa jika pelanggan membeli produk e, pelanggan juga setuju untuk membeli produk f, sedangkan jika improvement score < 1, produk e dan f merupakan negative correlated. produk dengan negative correlated tidak dapat dijadikan sebagai saran dalam penetapan cross-selling product walaupun memiliki support score dan confidence score yang tinggi. setelah dilakukan proses pencarian asosiasi antara produk yang satu dengan produk yang lain dari dataset yang ada maka diperoleh sekumpulan rules dan itemset seperti tampak pada gambar 6. dengan mengacu kepada pemodelan dalam menentukan cross-selling product di atas, maka dari seluruh kombinasi yang ada, seluruh rules yang mengandung kombinasi dua produk akan diteliti, namun hanya kombinasi yang mengandung unsur masing-masing produk yang menduduki peringkat 20 teratas sebagai produk pertama dari kombinasi tersebut yang akan digunakan selanjutnya. sesuai dengan kriteria penetapan cross-selling product yang terbaik, maka improvement score ditetapkan harus lebih besar atau sama dengan satu, karena improvement score kurang dari satu mengindikasikan pelanggan yang membeli base product tidak setuju untuk membeli cross-selling product yang disarankan, dan saran cross-selling product untuk masing-masing 20 produk tersebut akan dipilih dan diurutkan berdasarkan confidence score-nya. dari tabel tersebut confidence score dan improvement score-nya masing-masing dinyatakan dalam persen, sedangkan support score dinyatakan dengan nilai yang mengindikasikan jumlah transaksi antara produk pertama (base product) dan crossselling product dari total seluruh transaksi yang ada. data warehouse, data… (eka miranda; natalya elfreida) 353   gambar 6. itemset yang dihasilkan gambar 7. rules yang dihasilkan 354 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 344-355 penutup database yang menyimpan data transaksi penjualan tidak dapat mendukung analisa data dan pengambilan keputusan. data transaksi penjualan yang ada dapat digunakan untuk analisis dengan menggunakan perangkat bantuan business intelligence yang ada dengan menentukan jumlah data yang dilibatkan dan penyesuaian terhadap format datanya. data warehouse dapat digunakan untuk menyimpan data dalam jumlah besar dan juga berpotensi untuk mendapatkan sudut pandang baru dari sebaran data, dan memungkinkan untuk memberikan pelaporan dan jawaban dari pertanyaan pengguna yang bersifat ad hoc termasuk juga untuk melakukan analisis penjualan dengan konsep cross-selling untuk mendukung pengambilan keputusan. proses transformasi dari database yang menyimpan data transaksi penjualan mampu memindahkan data penting yang berguna bagi perusahaan untuk melakukan analisis. star schema yang telah dirancang dapat memenuhi fungsinya sebagai suatu tempat penampungan data yang memungkinkan para pengambil keputusan untuk pergi hanya ke satu tempat untuk mengakses seluruh data yang ada tentang organisasinya. metode cross-selling dilakukan dengan memilih produk didasarkan pada frekuensi (seberapa sering) kemunculan produk selama periode transaksi berlangsung. terdapat tiga indikator untuk menghasilkan kemungkinan cross-selling yang paling baik. support score, confidence score, dan improvement score. implementasi data warehouse, teknik data mining dan konsep cross-selling dapat membantu perusahaan menyimpan seluruh data data transaksi, melakukan analisis dan menghasilkan laporan yang berguna bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk menganalisis suatu masaah dan mengambil keputusan. daftar pustaka buja, a., & lee, y. (2001). data mining criteria for tree-based regression and classification, proceedings of the seventh acm sigkdd international conference on knowledge discovery and data mining san francisco, ca, pp. 27-36. chang, c. c., & chen, r. s. (2006). using data mining technology to solve classification problems: a case study of campus digital library. the electronic library vol. 24 no. 3, pp. 307-321, emerald group publishing limited. chen, s. y., & liu, x. (2005). data mining from 1994 to 2004: an application-oriented review. international journal of business intelligence and data mining, vol. 1 no. 1, pp. 4-11. fayyad, u., piatetsky-shapiro, g., & smyth, p. (1996). the kdd process for extracting useful knowledge from volumes of data. communications of the acm, vol. 39 no. 11, pp. 7-34. goodman, j. (1992). leveraging the customer database to your competitive advantage. direct marketing, 55(8), 26– 27. han, j., & kamber, m. (2001). data mining: concepts and techniques. san mateo, ca: morgan kaufmann. hand, d. j. (1998). data mining: statistics and more? the american statistician, vol. 52 no. 2, pp. 112-8. data warehouse, data… (eka miranda; natalya elfreida) 355 kamakura, w. a., wedel, m., rosa, f., & mazzon, j. a. (2003). cross-selling through database marketing: a mixed data factor analyzer for data augmentation and prediction. international journal of research in marketing, 20, 45-65. mallach, e. g. (2000). decision support and data warehouse systems. united states: mcgraw-hill. wah, t. y., peng, n. h., & hok, c. s. (2007). building data warehouse. proceedings of the 24th south east asia regional computer conference 2007, bangkok, thailand. yu, s. c., & chen, r. s. (2001). developing an xml framework for an electronic document delivery system. the electronic library, vol. 19 no. 2, pp. 102-10. microsoft word 09.ka i g made karmawan dampak rfid pada stock barang retailer ok.docx dampak rfidp pada… (i gusti made karmawan) 69 dampak rfid pada stok barang retailer i gusti made karmawan computerized accounting department, school of information systems, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 karmawan65@yahoo.co.id abstract the development of rfid technology (radio frequency identification) offers some advantages, especially in goods distribution, supply chain and logistics. this technology works by putting a chip on an item as a replacement for barcodes that are widely used today. with the rfid technology, the process of goods identification becomes very easy and fast. therefore, some large companies have started implementing and trust the system, especially the supermarket retailers although there are still some problems encountered in the application of this system, related to issues of privacy and data integrity problems. this paper discusses how rfid works and the impacts to the company related to profits and problems encountered during the application of this system. keywords: rfid, goods distribution, goods identification abstrak teknologi rfid (radio frequency identification) yang berkembang saat ini memberikan penawaran dalam beberapa keunggulan, terutama dalam pendistribusian barang-barang, supply chain dan logistik. teknologi ini berupa peletakan chip di suatu barang sebagai pengganti barcode yang sudah banyak dipakai saat ini. dengan adanya teknologi rfid, proses identifikasi barang menjadi sangat mudah dan cepat. oleh karena itu beberapa perusahaan besar sudah mulai mengimplementasikan dan mempercayai sistem ini, khususnya retailer untuk supermarket walaupun masih ada beberapa masalah yang dihadapi dalam penerapan sistem ini, terkait masalah privasi dan masalah integritas data. paper ini akan membahas cara kerja rfid dan bagaimana dampak rfid dalam suatu perusahaan terkait keuntungan dan masalah yang dihadapi dalam penerapan sistem ini. kata kunci: rfid, pendistribusian barang, identifikasi barang 70 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 69-77 pendahuluan majunya teknologi pada masa kini semakin pesat. banyak teknologi-teknologi canggih baru dibuat. salah satu contohnya adalah rfid (radio frequency identification). rfid adalah teknologi yang menggunakan frekuensi radio dalam mengirim informasi antara rfid tag dan rfid reader. teknologi rfid ini sama dengan iff transponder yang sudah ditemukan pada perang dunia ii di inggris. penerapan teknologi rfid sekarang ini sudah mulai menyebar ke semua bidang, terutama pada bidang-bidang yang sensitive keamanan. bahkan saat ini chip sudah dimasukkan ke bagian tubuh manusia sebagai tanda pengenal pribadi. teknologi rfid ini dapat menjawab beberapa kelemahan teknologi sebelumnya. sebagai contoh, barcode. barcode saat ini mulai digantikan oleh rfid karena rfid tidak perlu kontak langsung antar reader dan tag-nya. rfid menggunakan pengiriman gelombang elektromagnetik. selain itu, rfid juga dapat menyimpan informasi dan informasi yang tersimpan tersebut dapat diganti, berbeda dengan barcode, yang sulit untuk mengganti informasi yang sudah ada di dalamnya. menurut stephen a. weis “one familiar optical barcode is the universal product code (upc) designed in 1973” (stephen a. weis, 2003:30) dan banyak di gunakan pada banyak produk untuk konsumen. teknologi barcode memang sudah ada dalam pengolahan barang saat ini, tetapi ada kekurangan yang berhubungan dengan sifat fisik barcode tersebut, yaitu: sulit dibaca di barang lentur, mudah hilang kehitamannya, hanya memberi sedikit informasi, tidak fleksibel dalam pembacaannya. garfinkel (2002) telah mengkonversi barcode scan optik ke tag rfid baru dan klaim bahwa latters memiliki advantags serveral. teknologi rfid banyak dimanfaatkan untuk membantu permasalahan dalam mengidentifikasi objek/barang, juga dalam mengidentifikasi lokasi suatu barang. rfid dapat digunakan dalam supermarket untuk update stok dan mengidentifikasikan stok tersebut. teknologi rfid dapat mempermudah dan mempercepat pengidentifikasian stok dalam sebuah supermarket. kemudahan yang didapat antara lain: (1) smart shelf yang berbasis rfid dapat mengidentifikasi keberadaan setiap item pada sebuah rak. ketika item diambil, sistem akan mendeteksi item yang diambil oleh pelanggan, memberi tanda dan mencatat item yang diambil, sehingga dapat dilakukan real-time shelf inventory; (2) laporan tentang inventory dapat diketahui secara real-time, maka retailer bisa mendapatkan laporan yang up-to-date mengenai stok barang; (3) retailer dapat mengurangi masalah kekurangan stok yang dapat mengakibatkan ‘lost sales’; (4) meningkatkan keamanan barang dengan adanya rfid tag. dalam penelitian ini, ruang lingkup yang dibahas adalah: (1) sistem pendistribusian dan pergudangan pada retailer dengan menggunakan teknologi rfid untuk mengidentifikasi barang yang masuk dan keluar, kondisi barang dan posisi barang tersebut. sistem ini dirancang untuk mempermudah masuk dan keluarnya barang dari gudang dan penjualan barang di retailer; (2) perbandingan cara kerja fungsi-fungsi dan kelebihan yang dimiliki rfid; (3) perbandingan keunggulan antara rfid dan barcode; (4) bagaimana rfid membantu suatu retailer dan dampak positif dan negatif yang dibawa oleh rfid. adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: (1) menjelaskan mengenai teknologi yang dapat melengkapi kekurangan barcode; (2) memberikan pengetahuan mengenai teknologi rfid; (3) menjelaskan sistem pendistribusian barang dengan bantuan rfid. dan manfaat yang dapat diperoleh adalah mengetahui manfaat rfid dan penggunaannya. dampak rfidp pada… (i gusti made karmawan) 71 metode metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka dengan mengumpulkan data melalui buku, internet dan sumber lain yang mempunyai dasar yang penting untuk memproses data penelitian ini. penelitian yang dilakukan berkaitan dengan rfid (perangkat, cara kerja), serta hal-hal yang berkaitan dengan stok barang, barang masuk dan barang keluar. hasil dan pembahasan perangkat rfid rfid terdiri dari beberapa perangkat, yaitu: rfid tag, rfid reader, antenna, dan controller. rfid tag tag rfid adalah perangkat yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. rangkaian elektronik dari tag rfid umumnya memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan data. memori pada tag secara dibagi menjadi sel-sel. beberapa sel menyimpan data read only, misalnya serial number yang unik yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. sel lain pada rfid mungkin juga dapat ditulis dan dibaca secara berulang. rfid tag terdiri dari dua bagian, yaitu: (1) inlay – adalah inti/utama dari rfid tag yang terdiri dari chip dimana informasi disimpan. inlay ini berbentuk kecil dan mudah rusak, sehingga rfid tag yang digunakan selalu dalam bentuk encapsulated. informasi yang disimpan berupa: informasi permanen yang dibuat saat pembuatan yang berisi id unik dari tag. informasi ini tidak dapat diubah. dan informasi non-permanen yang dapat ditulis oleh aplikasi dengan bantuan rfid reader; (2) encapsulation/bungkus inlay – karena bentuk inlay yang rapuh, perlu dilakukan encapsulation. pemakaian encapsulation memberi keuntungan bagi solusi rfid karena material encapsulation dapat disesuaikan dengan kondisi yang cukup kacau, seperti temperature dan kelembaban, lingkungan yang kotor, maupun kondisi operasional yang banyak benturan. menurut klasifikasi, tag dibedakan menjadi tiga, yaitu: aktif, semi-pasif dan pasif. tag aktif mempunyai sumber tenaga seperti baterai dan dapat dilakukan komunikasi untuk dibaca dan ditulis. tag semi-pasif mempunyai baterai tetapi hanya dapat merespon transmisi yang datang (incoming transmissions). tag pasif menerima tenaga dari reader, antena yang akan menjadi sumber tenaga dengan memanfaatkan medan magnet yang ditimbulkan dari pembaca (reader). ada 4 macam rfid tag yang sering digunakan, dikategorikan berdasarkan frekuensi radionya: (1) low frequency tag (antara 125 ke 134 khz) – banyak digunakan untuk identifikasi pada binatang, beer keg tracking, keylock pada mobil dan juga sistem anti pencuri. binatang peliharaan seringkali ditempeli dengan chip, ini membantu agar mereka dapat dikembalikan ke pemiliknya jika hilang; (2) high frequency tag (13.56 mhz) – sering digunakan pada perpustakaan atau toko buku, pallet tracking, akses control pada gedung, pelacakan bagasi pada pesawat terbang. ini digunakan untuk menggantikan kartu magnetik sebelumnya; (3) uhf tag (868 sampai 956 mhz) – sering digunakan secara komersil pada pallet dan pelacakan container, pelacakan truk dan trailer pada pelabuhan kapal; (4) microwave tag (2.45 ghz) – seringkali digunakan untuk akses control jarak jauh kendaraan bermotor. 72 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 69-77 gambar 1. tag rfid aktif dan pasif. rfid reader berdasarkan mobilitas reader-nya rfid dibedakan menjadi: (1) mobile rfid reader/terminal rfid reader ada dua model: internal (sudah terintegrasi dengan mobile terminal) dan eksternal (dalam bentuk cf card dan bluetooth koneksi); (2) vehicle-mounted rfid reader – dipasang pada kendaraan/forklift yang dipakai untuk kegiatan peletakkan/put-away maupun pengambilan/picking dari pallet atau barang yang telah dilekatkan rfid tag; (3) fixed rfid reader – dipakai dalam penerapan “fixed reading gate”. dalam hal ini, item secara fisik akan dibawa kedalam area baca dari reader yang bersifat stastioner. contoh: access control. fixed reader memiliki dua model: dengan antenna yang sudah terintegrate dan antenna eksternal. berikut contoh rfid reader (gambar 2). gambar 2. rfid reader. antenna antenna adalah unsur yang penting untuk menentukan jarak baca antara reader dengan rfid tag dan juga seberapa luas area pembacaan. ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh satuan antenna, yaitu: penguatan antenna, polarisasi gelombang, dan bentuk antenna. dari kebutuhan pengoperasian, antenna dapat dikategorikan dalam dua model koneksi: (1) integrated antenna – untuk jarak baca pada satu posisi saja dengan jarak <50 cm dan luas area pembacaan sangat terbatas (<1m). contoh: stock control, inventory; (2) external antenna – dibutuhkan jika cara pembacaan lebih dari satu posisi dan luas area pembacaan >1m (antenna akan terhubung ke “fixed reader” dengan port antenna maksimal 8 port). dampak rfidp pada… (i gusti made karmawan) 73 controller (sering disebut juga host) umumnya berbentuk sebuah pc atau workstation yang memiliki fungsi database dan juga kontrol (biasa disebut middleware). cara kerja rfid tag dan reader berkomunikasi menggunakan gelombang radio. saat suatu objek yang telah ditempeli tag memasuki zona baca dari suatu reader, gelombang radio yang dipancarkan oleh reader tersebut akan membangkitkan/ mengaktifkan suatu sirkuit pada tag yang lalu akan memancarkan/mentransmisikan informasi apa yang disimpan di tag tersebut. tag dapat berisi berbagai macam informasi seperti nomor seri, timestamp, instruksi konfigurasi, dan lain-lain. setelah reader mendapatkan informasi yang dimiliki suatu tag, informasi tersebut akan dikirim ke controller melalui berbagai koneksi yang mungkin (bisa melalui kabel, wireless lan, internet, atau bluetooth). controller kemudian akan menggunakan informasi yang didapat untuk berbagai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. misalnya controller dapat saja hanya menyimpan data tersebut di database inventorisnya atau bisa juga mengatur agar barang yang ditempeli tag tersebut dikirim ke tempat tertentu. suatu sistem rfid dapat terdiri dari banyak reader yang dapat dihubungkan ke suatu controller yang berdiri sendiri ataupun bekerja sama dengan controller lainnya. cara kerja ini terangkum dalam gambar 3. gambar 3. cara kerja rfid. isu dalam penggunaan rfid penggunaan rfid juga mengundang berbagai kontroversi. ada empat alasan sehubungan privasi dalam penggunaan rfid, yaitu: (1) pembeli suatu barang (yang dilengkapi rfid tag) tidak 74 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 69-77 akan tahu keberadaan dari rfid tag atau bahkan tidak dapat untuk melepasnya; (2) rfid tag dapat dibaca oleh pihak lain dalam jarak yang jauh tanpa sepengetahuan pemiliknya; (3) jika suatu barang yang mengandung rfid tag anda beli dengan menggunakan kartu kredit, akan sangat mungkin untuk mengasosiasikan id tersebut dengan identitas si pembeli; (4) epcglobal sedang membuat suatu standar untuk memberikan suatu id yang unik secara global dan ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah privasi dan juga masih belum begitu perlu untuk beberapa aplikasi. manfaat rfid bagi pedagang adapun manfaat penggunaan rfid bagi pedagang sebagai berikut: real time inventory information rfid dapat membantu pedagang untuk mewujudkan real-time inventory information yang dapat membantu mengurangi kehabisan stok, mengidetifikasikan lokasi barang. manfaat dari real-time inventory information ini memungkinkan pedagang untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pembeli dan menaikkan penjualan. mengurangi biaya pegawai diperkirakan bahwa rfid dapat membantu pedagang secara efektif untuk mengurangi biaya di beberapa area: penerimaan barang (50%-65%), bagian stok (22%-30%), pengeluaran barang (22%-30%), perputaran barang (40%-60%), dan perhitungan fisik (90%-100%). mengurangi pencurian rfid dapat membantu mengurangi pencurian, karena dengan sensornya dapat memberi peringatan kepada staff jika barang dipindahkan secara ilegal atau jika barang telah dipindahkan ke tempat yang salah. persediaan juga dapat diberi peringatan jika barang tidak lagi layak untuk dikonsumsi, tidak diminati konsumen atau barang rusak. peluang yang berintegritas selain untuk meningkatkan supply chain, munculnya teknologi rfid menawarkan pedagang peluang penjualan yang lebih baik. rfid dapat melacak barang yang dibeli pelanggan dan dapat member penawaran barang lain selama pembeli sedang berbelanja. ini dapat mendorong pembeli untuk membeli lagi. masalah rfid bagi pedagang rfid juga bisa menimbulkan beberapa kerugian bagi pedagang, yaitu: (1) biaya dan perhitungan investasi – biaya rfid ini dianggap sebagai tambahan biaya dalam perhitungan roi, karena sulit untuk memperkirakan perhitungan biaya yang disimpan karena adanya rfid ini; (2) masalah perangkat – suksesnya integrasi sistem informasi persediaan adalah hal penting untuk mempertimbangkan reknologi rfid. perangkat yang mendukung adalah dengan rfid reader menyaring dan mengagregatkan informasi dan mengarahkan data ke sistem perusahaan seperti sistem manajemen gudang. masalah yang dihadapi adalah kualitas data dan control; (3) tanggapan konsumen – kepuasan pelanggan naik setelah menggunakan sistem ini. namun, tidak semua pelanggan menyukai dan menggunakan kemajuan teknologi ini. ada beberapa pelanggan yang lebih memilih ke toko biasa dibanding toko ini. dampak rfidp pada… (i gusti made karmawan) 75 rfid vs barcode walaupun murah dan sudah banyak dipakai, ternyata barcode mempunyai kekurangan di beberapa bidang. selain harus mendekatkan barcode ke mesin reader untuk membaca, barcode juga mempunyai kekurangan lain, yaitu kapasitas penyimpanan memorinya yang terbatas dan tidak memungkinkan untuk memprogram ulang, sehingga tidak memungkinkan untuk memperbarui data barang. maka, solusi lain untuk mengatasi kekurangan barcode ini adalah dengan munculnya rfid. rfid adalah radio frequency identification. rfid merupakan teknologi untuk mengidentifikasikan objek secara otomatis dengan menggunakan gelombang radio. keuntungan rfid dibandingkan dengan barcode antara lain: (1) proses pengidentifikasian rfid lebih cepat; (2) rfid tahan terhadap kondisi kotor dalam pembacaannya; (3) rfid dalam pengoperasiannya tidak memerlukan kontak secara langsung; (4) rfid lebih susah digandakan atau di copy. perbandingan kemampuan rfid dengan barcode adalah sebagai berikut (tabel 1) tabel 1 perbandingan kemampuan rfid dengan barcode perbandingan barcode rfid posisi baca vertikal / horizontal dengan toleransi tertentu bebas, memenuhi segala kondisi kecepatan baca relatif (2-5 detik) <100 milidetik per item jarak baca max ± 7cm ± 30cm ± 3m ±10m kemampuan read only read and write kapasitas memori kecil 64 kb atau lebih proses pembacaan per item (proses 1 per 1) multi item per proses kondisi buruk apabila label barcode rusak, pembacaan menjadi error tidak berpengaruh kemudahan duplikasi mudah hampir mustahil ukuran data 1-100 byte 128-8096 byte transmisi data optik electromagnetik penggunaan rfid oleh perusahaan wal mart penggantian sistem dari barcode menuju rfid ini dilakukan oleh perusahaan wal mart. wal mart mengganti sistem pengolahan, sistem informasi dan database perusahaan. barang yang didistibusikan kini ditempel rfid sebagai tanda pengenal. chip rfid ini akan dikenali oleh sensor di pintu gudang. chip rfid ini menyimpan semua data tentang barang tersebut, dari produsen, warna, bentuk, kualitas barang dan sebagainya. dengan begini, wal mart menghemat beberapa jam dalam distribusi barang. langkah selanjutnya, wal mart juga banyak melakukan perbaikan dalam bidang sistem informasi, dengan pemasangan radio satelit pada setiap truk pengangkut barang. implikasinya, truk pengangkut barang ini dapat seketika berubah arah ke cabang yang lebih membutuhkan barang. ini dapat meningkatkan efisiensi pengiriman/distribusi barang. efisiensi ini dapat menambah pemasukan lagi. penggunaan rfid menggantikan barcode terbukti meningkatkan efisiensi waktu yang sangat banyak. petugas gudang tidak perlu menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memeriksa barang 76 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 69-77 yang keluar dan masuk. pekerjaan yang biasa dilakukan dalam beberapa jam kini dapat dilakukan dengan beberapa detik. selain untuk distribusi barang, rfid ini juga membantu wal mart menganalisis database barang. barang apa saja yang laku di saat-saat tertentu. wal mart dapat menjaga stok barangnya agar barangnya tetap dapat mengalir. dan juga kepuasan pelanggan dapat terpenuhi. penyusunan barang di rak juga merupakan hasil analisa tren kebutuhan pelanggan. setelah barang diletakan ke rak, penjualannya dimonitor dari hari ke hari. barang yang lama terjual akan didistribusikan ke cabang lain. grafik penurunan harga rfid (gambar 4) mempengaruhi jumlah pemakaian rfid. semakin rendah harga rfid, semakin banyak pula pemakainnya dari tahun ke tahun. gambar 4. grafik penurunan harga rfid. pada tahun 2006, wal mart membantu mengurangi biaya rfid tag. ini dapat mendorong pedagang lainnya untuk ikut menggunakan rfid tag melihat skala ekonomi dan penghematan biaya pemasokkan yang dikurangi oleh tekologi rfid ini. wal mart mengimplementasi teknologi rfid untuk memperkuat rantai distribusinya dan mempermudah pencatatan inventory yang masuk dan keluar selama perputaran. setelah dicatat, dampak wal mart setelah menggunakan rfid dalam keuntungannya adalah: (1) wal mart dapat mengeliminasi para petugasnya (petugas yang bekerja untuk meng-scan code bar, menghitung barang gudang) sebanyak 15%, kirakira sebesat $6,7 billion; (2) masalah yang biasa dihadapi penjual adalah masalah out-of-stok, masalah ini dapat diatasi oleh wal mart dan dapat memberikan profit sebesar $600 million; (3) dapat mengetahui dimana produknya tiap saat, ini membuat barang wal mart sulit untuk dicuri, dapat diatasi nya maslah ini, dapat memberikan wal mart keuntungan sebanyak $575 juta; (4) biaya untuk pelacakan atau pencarian barang yang sedang didistribusikan biasanya mengeluarkan biaya, namun sekarang biaya itu dapat dihemat sebesar $300 juta; (5) peningkatan pengetahuan akan produk apa yang ada dalam rantai perputaran dan produk apa yang tidak ada dalam rantai perputaran membuat wal mart dapat mengatur stok inventorynya. ini memberi keuntungan untuk wal mart sebanyak $180 juta. penutup rfid merupakan solusi untuk kekurangan barcode dan dapat memenuhi kebutuhan seharihari sebagai perangkat yang dapat member kemudahan bagi hidup manusia. dengan menggunakan dampak rfidp pada… (i gusti made karmawan) 77 teknologi rfid ini, memungkinkan suatu pusat retail untuk menerapkan system update stok secara real time. system dengan menggunakan rfid ini membuat system lebih efisien dan menghemat waktu dibandingkan dengan system manual maupun system menggunakan barcode. penghematan yang dapat dilakukan dengan menggunakan system rfid ini adalah waktu, tenaga dan biaya. dengan system rfid ini juga dapat membantu manager untuk memahami keinginan pelanggan sehingga manager dapat mengatur stok barang dan menyediakan barang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. namun, harga rfid masih tergolong mahal untuk melengkapi persediaan dalam jumlah banyak. selain itu, privacy pun menjadi masalah dalam penggunaan ini. dua hal yang menjadi isu privacy yang ditakuti oleh masyarakat adalah pelacakan tersembunyi dan pengumpulan data secara diam-diam. karena tag rfid tidak memiliki control akses sehingga sembarang reader dapat menginterogasinya. daftar pustaka granfinkel, s. l (2002). adopting fair information practices to low cost rfid system. paper presented at ubiquitous computing 2002, privacy workshop. diakses dari httpx//www.sisson.net/chips/academic/2002 ubicomp_rfid.pdf. masters thesis tidak diterbitkan. massachusetts institute of technology, massachussetts. weis, stephen a. (2003). security and privacy in radio-frequency identification devices. microsoft word 53_si_viany utami tjhin_ok-a2t.doc 1086  comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1086-1095 audit domain acquire and implement dengan cobit 4.1 pada pt erajaya swasembada tbk viany utami tjhin school of information system, binus university jln. k.h. syahdan no. 9 palmerah, jakarta barat 11480 vtjhin@binus.edu abstract the main priority aspect of information and communication technologies is given to control mechanisms, both internal and external in enterprises. it ensures that the reports and the decisions received and generated by the management will support their decision-making. the decisions have honesty and high integrity based on the results of the audit conducted on systems of information and communication technology. the objective of this research is to deliver audit reports of information systems for management and make recommendations on the audit findings in pt erajaya swasembada tbk. business processes studied included sales, purchasing, finance, and the warehouse. the system used was "erajaya live application server" and erp (enterprise resource planning)-based. this research used the domain of cobit 4.1: acquire and implement. the domain included several sub-domains, which were:identify automated solutions (ai1), acquire and maintain application software (ai2), acquire and maintain technology infrastructure (ai3), enable operation and use (ai4), procure it resources (ai5), manage changes (ai6), and install and accredit solutions and changes (ai7). data were collected from interviewing it department, distributing questionnaires to respondents, and observing the business processes of this enterprise. research obtained 57 audit findings on it implementation. the results of process reference model formulation are 3 findings on ai1 subdomain, 5 findings on ai2 subdomain, 9 findings on ai3 subdomain, 6 findings on ai4 subdomain, 11 findings on ai5 subdomain, 13 findings pada ai6 subdomain, and 10 findings on ai7 subdomain. the level of maturity model of this domain, acquire and implement (ai), was found on level 3. keywords: audit, technology, information, cobit 4.1, maturity model abstrak dalam audit teknologi informasi, pritoritas utama diberikan kepada pengendalian internal dan eksternal. hal ini dilakukan untuk menjamin pengambilan keputusan yang baik, berdasarkan hasil audit terhadap sistem organisasi. objek penelitian adalah pt erajaya swasembada tbk. proses bisnis yang diteliti mencakup penjualan, pembelian, keuangan, dan gudang. sistem yang diteliti merupakan sistem berbasis enterprise resource planning (erp). hal yang diteliti menggunakan domain cobit 4.1 yaitu acquire and implement (ai), terdiri dari identify automated solutions (ai1), acquire and maintain application software (ai2), acquire and maintain technology infrastructure (ai3), enable operation and use (ai4), procure it resources (ai5), manage changes (ai6), and install and accredit solutions and changes (ai7). metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada departemen ti, menyebarkan kuesioner kepada responden perusahaan, serta melakukan observasi pada pt erajaya swasembada tbk. hasil penelitian diperoleh 57 temuan audit pada domain acquire and implement (ai) yaitu 3 temuan pada subdomain ai1, 5 temuan pada subdomain ai2, 9 temuan pada subdomain ai3, 6 temuan pada subdomain ai4, 11 temuan pada subdomain ai5, 13 temuan pada subdomain ai6, dan 10 temuan pada subdomain ai7. hasil perumusan maturity model diketahui kematangan proses ti domain acquire and implement ai) pada tingkat 3. kata kunci: audit, teknologi, informasi, cobit 4.1, maturity model audit domain acquire … (viany utami tjhin) 1087  pendahuluan saat ini perusahaan sangat mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan proses bisnisnya. oleh karena itu, dunia bisnis perlu memahami aspek teknologi informasi dan komunikasi untuk dapat menerapkannya baik secara manajerial maupun teknikal pada proses bisnis dan kegiatan ekspansi gondodiyoto (2007). prioritas utama diberikan terhadap suatu mekanisme pengendalian—baik internal maupun eksternal—untuk memastikan bahwa laporan dan keputusan yang diterima dan dihasilkan oleh manajemen merupakan suatu pengambilan keputusan yang jujur dan mempunyai integritas tinggi. laporan dan keputusan tersebut berdasarkan pada hasil audit yang dilakukan terhadap sistem berbasis teknologi informasi dan komunikasi organisasi bisnis yang bersangkutan. hasil survei ibm (singleton, 2011) yang dilakukan pada 2010 menunjukkan bahwa beberapa risiko ti ialah (i) keamanan ti/it security (78%), (ii) tidak berfungsinya hardware dan software (63%), (iii) gangguan daya (50%), dan (iv) keamanan fisikal (40%). adapun tujuan audit sistem informasi ini adalah untuk mengukur tingkat kematangan implementasi teknologi informasi pada domain acquire and implement dengan menggunakan kerangka kerja cobit 4.1. salah satu standar penting dan efektif untuk diterapkan adalah control objectives for information and related technology (cobit). cobit dikeluarkan oleh isaca pada 1992 dan merupakan standar yang berorientasi pada proses, berfokus pada sasaran bisnis, dan merupakan alat manajerial dan teknikal untuk unit ti. rumusan masalah yang dirangkum dalam penelitian ini mencakup dua hal. pertama, bagaimana kegiatan perolehan dan implementasi ti yang dilakukan oleh pt erajaya swasembada tbk dalam hal sistem informasi. kedua, bagaimana hasil rekomendasi yang bisa diberikan atas audit yang telah dilakukan pada pt pt erajaya swasembada tbk terkait proses perolehan dan implementasi. penelitian memuat landasan teori yang berhubungan dengan audit sistem informasi dan pengukuran tingkat kematangan pada implementasi teknologi informasi dengan memanfaatkan kerangka kerja cobit 4.1. tinjauan pustaka audit sistem informasi messier et al (2006) merumuskan definisi umum dari audit, yaitu: “suatu proses sistematis mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan dengan asersi atas tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan menetapkan kriteria serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.” sementara arens et al (2005) menyatakan: “auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established kriteria. auditing should be done by a competent, independent person.” lebih lanjut mcleod (2001) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. hall (2011) mendefinisikan sistem informasi sebagai sebuah rangkaian prosedur formal yang melaluinya data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. kemudian menurut cangemi dan singleton (2003): “information sistems auditing is defined as any audit that encompass the review and evaluation of all aspects (or any portion) ofautomated information processing sistems, including related non-automated processes, and the interfaces between them.” lalu hall (2011) menyatakan: “an it audit focuses on the computer-based aspects of an organization’s information system. this audit includes assessing the proper implementation, operation, and control of computer resources. 1088  comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1086-1095 because most modern information systems employ information technology, the it audit is typically a significant component of all external (financial) and internal audits.” lee (2014) berpendapat bahwa aspek manusia merupakan sumber risiko yang paling utama dan segala penyalahgunaan keputusan tergantung pada moralitas individu-individunya. untuk itu, menurut cascarino (2012), sistem pengendalian internal merupakan tindakan yang diambil oleh manajemen guna meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. cobit cobit adalah sebuah framework tata kelola ti dan alat pendukung yang akan membantu para manajemen tingkat atas di bidang ti untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan kontrol, isu teknis, dan risiko bisnis (isaca, 2007). cobit memungkinkan pengembangan kebijkan yang jelas dan dapat diimplementasikan untuk mengontrol seluruh aspek yang berkaitan dengan teknologi informasi sebuah organisasi. cobit menekankan kepatuhan pada peraturan dan membantu organisasi untuk meningkatkan value dari sistem ti yang mereka bangun serta membantu penyelarasan antara tujuan teknologi informasi dan tujuan perusahaan. selain itu cobit juga dibuat sangat sederhana dengan tujuan agar sebuah framework it governance mudah dilaksanakan. domain cobit menurut hall (2011), “an it audit focuses on the computer-based aspects of an organization’s information system. this audit includes assessing the proper implementation, operation, and control of computer resources. because most modern information systems employ information technology, the it audit is typically a significant component of all external (financial) and internal audits.” cobit 4.1 dalam dasar pengauditnya membagi perusahaan menjadi 4 domain utama, yaitu: plan and organize (po), acquire and implement (ai), deliver and support (ds), dan monitor and evaluate (me). hal ini dapat terlihat pada gambar 1. gambar 1 domain utama cobit 4.1 sumber: isaca, 2007 domain acquire and implement (ai) pada cobit 4.1 adapun domain acquire and implement (ai) pada cobit 4.1 membahas 7 sub domain sebagai berikut. ai1 – identify automated solutions; kebutuhan untuk aplikasi baru memerlukan analisis sebelum adanya akuisisi atau penciptaan untuk memastikan bahwa kebutuhan bisnis puas dalam pendekatan yang efektif dan efisien. proses ini meliputi definisi kebutuhan, pertimbangan sumber alternatif, review kelayakan teknologi dan ekonomi, pelaksanaan analisis risiko dan analisis biaya-manfaat, dan kesimpulan atas keputusan akhir untuk 'membuat' atau 'membeli'. semua langkah audit domain acquire … (viany utami tjhin) 1089  memungkinkan organisasi untuk meminimalkan biaya untuk memperoleh dan menerapkan solusi sementara memastikan bahwa ada kemungkinan untuk mencapai tujuan. ai2 – acquire and maintain application software; aplikasi yang dibuat tersedia sesuai dengan kebutuhan bisnis. proses ini meliputi desain aplikasi, memasukkan kontrol ke aplikasi sesuai persyaratan keamanan, dan pengembangan konfigurasi sesuai dengan standar. hal ini memungkinkan organisasi untuk benar mendukung operasi bisnis dengan aplikasi otomatis yang benar. ai3 – acquire and maintain technology infrastructure; organisasi memiliki proses untuk pelaksanaan, akuisisi, dan upgrade dari infrastruktur teknologi. ini membutuhkan pendekatan yang direncanakan untuk diakuisisi, pemeliharaan dan perlindungan infrastruktur sejalan dengan yang telah disepakati strategi teknologi dan penyediaan lingkungan pengembangan dan pengujian. hal ini memastikan bahwa ada dukungan teknologi yang sedang berlangsung untuk aplikasi bisnis. ai4 – enable operation and use; tersedianya pengetahuan tentang sistem baru. proses ini membutuhkan pembuatan dokumentasi dan manual bagi pengguna dan bagian it. penyediaan pelatihan untuk memastikan penggunaan yang tepat dan pengoperasian aplikasi dan infrastruktur. ai5 – procure it resources; sumber daya ti, termasuk sdm, hardware, software dan jasa, perlu diperoleh. hal ini memerlukan definisi dan penegakan prosedur pengadaan, pemilihan vendor, setup pengaturan kontrak, dan akuisisi itu sendiri. memastikan bahwa organisasi memiliki semua yang diperlukan sumber daya ti secara tepat waktu dan hemat biaya. ai6 – manage changes; semua perubahan, termasuk perawatan darurat dan patch yang berkaitan dengan infrastruktur dan aplikasi dalam lingkungan produksi secara resmi dikelola dengan cara yang terkendali. perubahan (termasuk parameter prosedur, proses, sistem dan layanan) akan dicatat, dinilai dan diberlakukan sebelum pelaksanaan dan ditinjau terhadap hasil yang direncanakan menyusul implementasi. ai7 – install and accredit solutions and changes; sistem baru perlu dibuat operasional setelah pembangunan selesai. hal ini membutuhkan pengujian yang tepat dalam lingkungan khusus dengan data uji yang relevan, instruksi peluncuran dan migrasi, perencanaan rilis dan promosi yang sebenarnya untuk produksi, dan kajian pasca implementasi. hal ini menjamin bahwa sistem operasional sejalan dengan yang disepakati. tingkat kematangan implementasi ti pada cobit 4.1 kerangka kerja cobit 4.1 juga memasukkan hal seperti maturity model. tingkat kematangan manajemen sistem dan teknologi informasi dapat dibagi menjadi enam level, yaitu: 0 non-existent, 1 initial/ad hoc, 2 repeatable but intuitive, 3 defined, 4 managed and measurable, dan 5 optimised. metode metode penelitian yang digunakan adalah metode cobit 4.1 yang merupakan sebuah cara yang dapat ditempuh untuk dapat menganalisis, mengembangkan, mempublikasikan, dan mempromosikan suatu otorisasi. cobit 4.1 ini berkonsentrasi pada pemanfaatan ti pada suatu perusahaan. penelitian dilakukan dengan cara wawancara, penyebaran kuesioner, dan observasi. wawancara dilakukan kepada pihak menejerial ti mengenai proses bisnis perusahaan serta macam pengendalian yang telah dilakukan di dalam organisasi. penyebaran kuesioner dilakukan pada divisi ti, divisi keuangan, divisi penjualan, divisi gudang, dan divisi pembelian. kuesioner dibagi menjadi 2 jenis yaitu kuesioner untuk ti dan kuesioner untuk non-ti. observasi dilakukan secara langsung dengan menganalisis pengendalian catatan historis atau masa kini berupa print-out, menganalisis kondisi fisik, dan menganalisis proses atau aktivitas pengendalian atas input dan output yang dihasilkan. 1090  comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1086-1095 hasil dan pembahasan dalam melakukan kegiatan audit, penelitian memakai tahapan audit menurut hunton et al (2004) yaitu: (i) perencanaan, (ii) penilaian resiko, (iii) persiapan program audit, (iv) mengumpulkan bukti audit, (v) membuat kesimpulan, (vi) menyampaikan opini audit, dan (vii) tindak lanjut. metode yang digunakan peneliti untuk menemukan solusi terbaik di dalam menganalisis kasus ini yaitu metode cobit 4.1. kerangka kerja ini adalah satu set best practies (framework) bagi pengelolaan teknologi informasi (it management). cobit bermanfaat bagi auditor karena merupakan teknik yang dapat membantu dalam identifikasi it control issues. cobit berguna bagi para pengguna ti karena memperoleh keyakinan atas kehandalan sistem aplikasi yang dipergunakan. raci chart tahapan awal penggunaan metode cobit, menurut isaca (2007) para auditor perlu memetakan raci terlebih dahulu. raci merupakan singkatan dari responsible, accountable, consulted dan informed. raci chart adalah matriks untuk seluruh aktivitas atau otorisasi keputusan yang harus diambil dalam suatu organisasi yang dikaitkan dengan seluruh pihak atau posisi yang terlibat. tabel 1 menunjukkan raci chart pada domain ai. tabel 1 raci chart domain acquire and implement (ai) ai1 pres dir dir gm admin stok servis personalia finance promosi ti define business functional & technical requirement i c a r r r r r r identify document and analyze business process risk i c a/r asses it operational benefits for proposed solutions c c a r asses business benefits of proposed solutions c c a r r r approved and sign off on solutions proposed i c a/r ai2 translate business requirement into high level design spec c c a r r i i r i prepare detailed design & technical software app requirement i c a/r track and manage application requirement i a/r develop a plan for maintenance of software application i c c a/r ai3 define the acquisition procedure/process i c a r discuss infrastructure requirement with vendor i c a r r define strategy and plan maintenance for infrastructure i c c a/r configure the infrastructure components i i a/r ai4 develop a strategy operationalise the solution c c r i i i i i r develop end user procedure manuals i i i i a/r develop technical support documentation for operations i i i i a/r develop and deliver training i i c i i a/r evaluate training results and enhance documentation as required i i c a/r audit domain acquire … (viany utami tjhin) 1091  ai5 develop it procurement policies & procedures i i c a/r establish/maintain a list of accredited supplier i i i a/r r evaluate & select suppliers through a request for proposal process i i i a/r r develop contracts that protect the organization interest i c c c a/r procure in compliance with establish procedures i i a r a ai6 develop and implement a process to consistency record i c c a/r asses impact and priorities changes based on business needs i c a r r r r r authorize changes i i i r r r r r r ai7 build and review implementation plans i i c a/r define and review test strategy and methodology i i i r r r r r perform system conversion and integration test i i c a/r paparan hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan jajaran manajemen di luar bidang sistem informasi manajemen menganggap bahwa dari 7 proses ti cobit dalam domain ai, ditemukan 4 proses ti yang dinyatakan sangat penting dan 3 yang dinyatakan penting untuk diterapkan dalam pengelolaan ti. pada proses ti ini tidak ada yang dianggap tidak penting untuk diterapkan. tabel 2 penilaian risiko proses ti acquire and implement proses ti tingkat kepentingan m od us t id ak t ah u t id ak s an ga t p en ti ng p en ti ng sa ng at p en ti ng acquire and implement (ai) ai1 identify automated solutions. 3 √ ai2 acquire and maintain application software. 3 √ ai3 acquire and maintain technology infrastructure. 3 √ ai4 enable operation and use. 4 √ ai5 procure it resources. 4 √ ai6 manage changes. 4 √ ai7 install and accredit solutions and changes. 4 √ modus penelitian domain ai 4 √ ekspektasi manajemen terhadap penanggung jawab proses ti ai. penanggung jawab untuk masing-masing proses ti dan proses-proses ti cobit apa saja yang akan ditangani oleh departemen ti pt erajaya swasembada, tbk. (tabel 3). dari tabel 3 digambarkan, bahwa penanganan proses ai dilakukan oleh pihak intern perusahaan, yang secara dominan ditangani oleh departemen ti beserta 3 proses yang ditangani bersama dengan departemen lain diluar departemen ti. 1092  comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1086-1095 tabel 3 penanggung jawab proses ti ai proses ti f in an ce p ur ch as in g sa le s w ar eh ou se it acquire and implement (ai) ai1 identify automated solutions. √ √ √ √ √ ai2 acquire and maintain application software. √ ai3 acquire and maintain technology infrastructure. √ ai4 enable operation and use. √ √ √ √ √ ai5 procure it resources. √ ai6 manage changes. √ √ √ √ √ ai7 install and accredit solutions and changes. √ berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada divisi ti dan jajaran manajemen, diperoleh hasil perhitungan pada setiap domain adalah sebagai berikut. identify automated solutions tabel 4 perhitungan tingkat kematangan pada domain ai1 level jumlah skor jumlah pertanyaan compliance normalisasi kontribusi 0 0 3 0 0 0 1 3.66 4 0.915 0.216 0.216 2 7.97 8 0.996 0.235 0.47 3 3.96 12 0.33 0.078 0.234 4 8.25 9 0.917 0.216 0.864 5 11.88 11 1.08 0.255 1.275 total 4.238 1.00 3.059 acquire and maintain application software tabel 5 perhitungan tingkat kematangan pada domain ai2 level jumlah skor jumlah pertanyaan compliance normalisasi kontribusi 0 0 4 0 0 0 1 7 8 0.875 0.142 0.142 2 7 5 1.4 0.227 0.454 3 12.32 9 1.369 0.222 0.666 4 14.94 11 1.358 0.22 0.88 5 11.62 10 1.162 0.189 0.945 total 6.164 1.00 3.087 acquire and maintain technology infrastructure tabel 6 perhitungan tingkat kematangan pada domain ai3 level jumlah skor jumlah pertanyaan compliance normalisasi kontribusi 0 0.99 6 0.165 0.046 0 1 3.63 6 0.605 0.168 0.168 2 4.3 7 0.614 0.171 0.342 3 8.91 15 0.594 0.165 0.495 4 8.25 11 0.75 0.209 0.836 5 6.93 8 0.866 0.241 1.205 total 3.594 1.00 3.046 audit domain acquire … (viany utami tjhin) 1093  enable operation and use tabel 7 perhitungan tingkat kematangan pada domain ai4 level jumlah skor jumlah pertanyaan compliance normaliasi kontribusi 0 0 2 0 0 0 1 6.3 5 1.26 0.205 0.205 2 9.93 9 1.103 0.18 0.36 3 7.59 5 1.518 0.247 0.741 4 15.19 15 1.013 0.165 0.66 5 16.18 13 1.245 0.203 1.015 total 6.139 1.00 2.981 procure it resources tabel 8 perhitungan tingkat kematangan pada domain ai5 level jumlah skor jumlah pertanyaan compliance normaliasi kontribusi 0 0 2 0 0 0 1 5.64 5 1.128 0.162 0.162 2 8.61 7 1.23 0.176 0.352 3 10.23 5 2.046 0.294 0.882 4 11.89 11 1.081 0.155 0.62 5 14.86 10 1.486 0.213 1.065 total 6.971 1 3.081 manage changes tabel 9 perhitungan tingkat kematangan pada domain ai6 level jumlah skor jumlah pertanyaan compliance normaliasi kontribusi 0 0 3 0 0 0 1 6.3 5 1.26 0.198 0.198 2 11.25 6 1.875 0.295 0.59 3 12.87 13 0.99 0.156 0.468 4 11.23 10 1.123 0.177 0.708 5 12.22 11 1.111 0.175 0.875 total 6.359 1.001 2.839 install and accredit solutions and changes tabel 10 perhitungan tingkat kematangan pada domain ai7 level jumlah skor jumlah pertanyaan compliance normaliasi kontribusi 0 0 3 0 0 0 1 6.3 5 1.26 0.202 0.202 2 10.92 6 1.82 0.292 0.584 3 13.53 13 1.041 0.167 0.501 4 11.23 10 1.123 0.18 0.72 5 10.9 11 0.991 0.159 0.795 total 6.235 1 2.802 1094  comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1086-1095 simpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk domain acquire and implement (ai) pada cobit 4.1 pada divisi it di pt erajaya swasembada tbk, disimpulkan sebagai berikut. pertama, implementasi proses ti pada domain acquire and implement (ai) berada pada tingkat kematangan 3 – defined, yaitu sebanyak 4 proses ti. perusahaan mendapat 3 proses ti yang lain berada pada tingkat kematangan 2 – repeatable but intuitive. kedua, penerapan proses ti pada domain acquire and implement (ai) di departemen ti pada pt erajaya swasembada, tbk dilakukan dengan mengidentifikasi solusi untuk otomatisasi, memelihara perangkat lunak aplikasi yang digunakan, memelihara infrastruktur teknologi informasi yang digunakan, mendukung operasi dan penggunaan ti, pengadaan sumber daya ti, mengelola perubahan, serta instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan. ketiga, dampak dari tingkat kematangan yang didapat pada masing-masing subdomain adalah (1) level 3 untuk identify automated solutions (ai1) akan berdampak solusi yang digunakan belum dapat memenuhi semua kebutuhan proses bisnis perusahaan, dan harus mencari solusi alternative lainnya; (2) level 3 untuk acquire and maintain application software (ai2) akan berdampak kurang efektif dan efisiennya pengendalian aplikasi dan tidak sesuai persyaratan keamanan, dan pengembangan konfigurasi sesuai dengan standar; (3) level 3 untuk acquire and maintain technology infrastructure (ai3) akan berdampak kurangnya patuhnya terhadap kesepakatan strategi atas proses akuisisi dan upgrade dukungan teknologi yang sedang berlangsung untuk aplikasi bisnis; (4) level 2 untuk enable operation and use (ai4) akan berdampak hasil yang didapat oleh organisasi menjadi kurang sesuai dengan perencanaan strategi dan tujuan organisasi yang telah dibuat, baik dari hasil pelatihan pengguna sistem dan pengoperasian aplikasi serta infrastruktur; (5) level 3 untuk procure it resources (ai5) akan berdampak kurang tepatnya sumber daya ti yang ditetapkan dan tidak efisiennya pengelolaan sumber daya ti dalam organisasi; (6) level 2 untuk manage changes (ai6) akan berdampak pada hasil yang didapat oleh organisasi menjadi kurang sesuai dengan perencanaan strategi perubahan dan tujuan organisasi yang telah dibuat; (7) level 2 untuk install and accredit solutions and changes (ai7) akan berdampak hasil yang diperoleh organisasi menjadi kurang sesuai dengan sistem operasional yang diharapkan. saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. pertama, sebaiknya perusahaan melakukan audit si oleh pihak eksternal secara berkala sebab hal ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem informasi perusahaan. kedua, dalam melakukan audit si disarankan untuk memilih narasumber yang benar-benar menguasai uraian tugas (job description) yang dimilikinya sehingga informasi yang didapat oleh auditor menjadi lebih akurat. ketiga, bersamasama dengan pihak manajemen membentuk kerangka umum untuk proses pemantauan dan evaluasi. keempat, penjadwalan secara rutin proses pemantauan dan evaluasi (dalam setahun 1 sampai 2 kali proses evaluasi). kelima, pembuatan sistem yang terintegasi untuk domain acquire and implement pada pengembangan sistem berikutnya. daftar pustaka arens, a. a., elder, r. j., & beasley, m. s. (2005). auditing and assurance services: an integrated approach. edisi 10. new jersey: prentice hall. cangemi, p. m. & singleton, t. (2003). managing the audit function. edisi 3. new jersey: john willey & sons. cascarino, r. (2012). auditor’s guide to it auditing. new jersey: john wiley & sons. audit domain acquire … (viany utami tjhin) 1095  gondodiyoto, s. (2007). audit sistem informasi: pendekatan cobit. edisi revisi. jakarta: mitra wacana media. hall, j. a. (2011). information technology auditing and assurance. united states: acl services. hunton, j. e., bryant, s. m. & bagranoff, n. a. (2004). core concepts of information technology auditing. international edition. new jersey: john wiley and sons. isaca. (2007). cobit 4.1. usa: it governance institute. lee, w. w. (2014). why computer ethics matters to computer auditing. journal of isaca, 2. diakses dari http://iethicssoc.org/articles/why-computer-ethics-matters-to-computer auditing_joa_eng_0314.pdf mcleod, r. jr. (2001). sistem informasi manajemen. alih bahasa: h. teguh. jilid 1, edisi bahasa indonesia. jakarta: prenhallindo. messier, w. f., glover, s. m., & prawitt, d. f. (2006). auditing & assurance services: a systematic approach. buku 1, edisi 4. jakarta: salemba empat. singleton, t. w. (2011). it risks—present and future. journal of isaca, 4. diakses dari http://www.isaca.org/journal/past-issues/2011/volume-4/pages/it-risks-present-andfuture.aspx. microsoft word 50_ti_rony baskoro.docx 1050 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1050-1058 penerapan teknik seo (search engine optimization) pada website dalam strategi pemasaran melalui internet rony baskoro lukito; cahya lukito; deddy arifin computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 email: rbaskoro@binus.edu abstract the purpose of this research is how to optimize a web design that can increase the number of visitors. the number of internet users in the world continues to grow in line with advances in information technology. products and services marketing media do not just use the printed and electronic media. moreover, the cost of using the internet as a medium of marketing is relatively inexpensive when compared to the use of television as a marketing medium. the penetration of the internet as a marketing medium lasted for 24 hours in different parts of the world. but to make an internet site into a site that is visited by many internet users, the site is not only good from the outside view only. web sites that serve as a medium for marketing must be built with the correct rules, so that the web site be optimal marketing media. one of the good rules in building the internet site as a marketing medium is how the content of such web sites indexed well in search engines like google. search engine optimization in the index will be focused on the search engine google for 83% of internet users across the world using google as a search engine. search engine optimization commonly known as seo (search engine optimization) is an important rule that the internet site is easier to find a user with the desired keywords. keywords: seo, search engine optimization, internet marketing, google, search engine, page rank. abstrak jumlah pengguna internet di seluruh dunia terus bertambah dan akan terus tumbuh seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi. media pemasaran produk maupun jasa bukan cuma pada media cetak dan elektronik.saat ini pemasaran juga dilakukan menggunakan media internet. penetrasi internet yang melewati batas negara menjadi salah satu kekuatan internet sebagai media pemasaran. terlebih lagi, biaya penggunaan internet sebagai media pemasaran relatif murah jika dibandingkan dengan penggunaan televisi sebagai media pemasaran. penetrasi internet sebagai media pemasaran berlangsung selama 24 jam di berbagai penjuru dunia. tapi untuk membuat sebuah situs internet menjadi situs yang banyak dikunjungi oleh pengguna internet, situs tersebut tidak hanya baik dari tampilan luar saja. situs internet yang dijadikan sebagai media pemasaran harus dibangun dengan kaidah-kaidah yang benar, sehingga situs internet tersebut menjadi media pemasaran yang optimal. salah satu kaidah-kaidah yang baik dalam membangun situs internet sebagai media pemasaran adalah bagaimana isi dari situs internet tersebut terindex dengan baik di mesin pencari seperti google. optimasi pada index mesin pencari akan difokuskan pada mesin pencari google karena 83%pengguna internet di seluruh dunia menggunakan google sebagai mesin pencarinya. optimasi pada mesin pencari yang lebih dikenal sebagai seo (search engine optimization) merupakan kaidah penting agar situs internet lebih mudah dicari pengguna dengan kata kunci yang diinginkan. kata kunci: seo, optimasi mesin pencari, pemasaran melalui internet, google, mesin pencari penerapan teknik seo … (rony baskoro lukito; dkk) 1051 pendahuluan information technology berkolaborasi dengan communication technology menjadikan akses internet (interconnection networking) mudah dan murah. perpaduan kedua teknologi ini yang lebih dikenal dengan istilah ict (information and communication technology) telah menjadi sebuah media yang sangat akrab dengan masyarakat modern sekarang ini. di era informasi saat ini ditandai dengan kemudahan mengakses informasi, terutama internet, telah menjadi salah satu sarana media pemasaran. pemasaran dengan menggunakan media internet, selain efektif juga dapat menekan biaya apabila dibandingkan dengan media televisi. bukan hanya itu, selain relatif murah jangkauannya juga merambah ke seluruh dunia. sebagai konsekuensi telah meratifikasi world summit on the information society (wsis) di swiss pada bulan desember tahun 2003 indonesia, pada tahun 2015, setidaknya lebih dari separuh penduduk dunia harus dapat menikmati koneksi internet. (international telecommunication report, 2010). saat ini di perkirakan jumlah pengguna internet seluruh dunia sebanyak 2,4 miliar orang, dengan tingkat pertumbuhan sebanyak 8 persen, yang didorong di negara-negara berkembang. jumlah pengguna ini menunjukkan rasio penetrasi populasi 23 persen dari total populasi. data ini terungkap dari paparan slide, yang dipresentasikan mary meeker, seorang managing director morgan stanley, sebagai kepala riset teknologi global di institusi itu dalam sebuah acara di stanford university. hasil survei menunjukkan pertumbuhan penggunaan internet di indonesia terus meningkat. di tahun 2012, penetrasi penggunaan internet di wilayah urban indonesia mencapai 24,23% (markplus, 2012). jumlah ini merupakan potensi luar biasa jika dibandingkan dengan jumlah penduduk indonesia yang mencapai 260 juta jiwa dan juga merupakan jumlah yang sangat besar bila dibandingkan dengan penetrasi internet di negara-negara sekitar indonesia. baik di asia tenggara maupun australia (markplus, 2012) seberapa penting seo dalam internetmarketing? jika usaha yang mengandalkan internet (bisnis online) maka seo sangat penting dan juga menjadi penting, jika usaha mencari pasar lain melalui penetrasi internet. mencari pasar lewat internet bukan sekedar memasarkan lewat media internet. tapi jauh lebih dari itu adalah bagaimana menarik pengunjung sebanyak-banyak datang ke website. jika diibaratkan sebuah toko offline, maka website adalah lokasi strategis yang banyak dilewati orang dan terkenal dengan kualitas barang dan jasa yang dijual. jadi peran marketing dalam menarik pengunjung sebanyak-banyaknya merupakan hal yang penting dan peran seo dalam internet juga penting agar pengunjung bisa datang sebanyak-banyaknya. tinjauan pustaka internet internet merupakan sebuah revolusi dalam bidang teknologi pada abad 21 yang menyatukan dua teknologi telekomunikasi dan komputer. kedua teknologi ini kemudian dikenal sebagai ict (information and communication technology). perkembangan pesat internet dimulai dengan dibuatnya sebuah aplikasi world wide web oleh berners-lee dan timnya pada tahun 1990. situs web pertama yang dibuat berners-lee beralamat di http://info.cern.ch/ dan dimasukkan online untuk pertama kalinya pada 6 agustus 1991. lee lantas meluncurkan browser-nya pada tahun 1991. (berners-lee, cailliau, groff, & pollermann, 1992). orang pertama yang memperkenalkan www adalah marc andressen dengan meluncurkan sebuah browser dengan nama mosaic, beberapa tahun setelah lee meluncurkan browsernya. pada 1994, berners-lee mendirikan world wide web consortium (w3c) di massachusetts institute of technology.marc andersen lantas mendirikan netscape.sejak saat itu pengguna internet dan www berkembang dengan sangat pesat hingga saat ini. 1052 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1050-1058 marketing dalam bukunya essentials of marketing jim blythe, mengatakan bahwa marketing adalah istilah yang diberikan pada semua aktifitas yang terjadi antara organisasi/perusahaan dengan pelanggan.ini merupakan konsep mendasar dari sebuah pasar, di mana penjual dan pembeli datang bersama-sama untuk melakukan transaksi (atau pertukaran) yang saling menguntungkan. (blythe, 2005). dua istilah lain dari pemasaran yang paling banyak digunakan adalah: (1) pemasaran adalah proses manajemen yang mengidentifikasi, mengantisipasi, serta memenuhi kebutuhan pelanggan secara efisien dan menguntungkan. (uk chartered institute of marketing). (2) pemasaran adalah proses perencanaan dan konsep pelaksanaan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan atas barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran dalam rangka memenuhi kebutuhan individu dan organisasi. (american marketing association ) internet marketing internet marketing juga dikenal sebagai digital marketing, web marketing, online marketing atau e-marketing. jones, malczyk, & beneke (2011) mengatakan: “ internet marketing – often called online marketing or emarketing – is essentially any marketing activity that is conducted online through the use of internet technologies. it comprises not only advertising that is shown on websites, but also other kinds of online activities like email and social networking. every aspect of internetmarketing is digital, meaning that it is electronic information that is transmitted on a computer or similar device, though naturally it can tie in with traditional offline advertising and sales too” jadi setiap kegiatan pemasaran yang dilakukan secara online dengan menggunakan teknologi internet adalah internet marketing. termasuk aktivitas online seperti e-mail dan jejaring sosial. lebih lanjut jones, malczyk, & beneke (2011) mengatakan bahwa ada tiga prinsip dasar dari internet marketing yaitu: (1) immediacy. perubahan yang cepat dan up to date dalam waktu per menit termasuk menanggapi secara online. (2) personalisation. pelanggan harus dapat ditanggapi dan dilayani secara personal tidak lagi sama untuk semua pelanggan. gunakan informasi pribadi secara online yang dimasukkan pelanggan sebagai keuntungan perusahaan. (3) relevance. komunikasi online harus dibuat menarik dan mengetahui bagaimana cara agar pelanggan merasa dilayani seolah-olah disambut kedatangan mereka di pintu.sehingga membuat pelanggan merasa nyaman. perbedaan internet marketing dengan marketing tradisional adalah bahwa internet marketing lebih masuk akal, lebih murah, cepat serta menjangkau banyak pelanggan dan merupakan cara terbaik bagi bisnis yang ingin memasuki pasar lokal maupun internasional (mirzaei, jaryani, aghaei, salehi, & saeidinia, 2012). search engine google pada tahun 1997, backrub berganti nama menjadi googol. namun pada presentasi nama pergantian tersebut googol diperkenalkan menjadi google. ada cerita bahwa pada saat registrasi domain mereka salah ketik yang seharus googol menjadi google. nama ini sekarang terus mendunia. (google, 2010). mesin pencari google menjadi mesin pencari yang menguasai mesin pencari di internet. berdasarkan survei yang dilakukan pew internet (purcell, brenner, & rainie, 2012) dalam projectnya search engine use 2012 pada maret 2012 mengatakan: “google continues to dominate the list of most used search engines. asked which search engine they use most often, 83% of search users say google. the next most penerapan teknik seo … (rony baskoro lukito; dkk) 1053 cited search engine is yahoo, mentioned by just 6% of search users. when we last asked this question in 2004, the gap between google and yahoo was much narrower, with 47% of search users saying google was their engine of choice and 26% citing yahoo.” google berjalan pada jaringan terdistribusi dari ribuan komputer murah dan dapat melakukan pemrosesan paralel secara cepat. pemrosesan paralel adalah metode perhitungan di mana banyak perhitungan dapat dilakukan secara simultan, secara signifikan mempercepat pengolahan data. google memiliki tiga bagian penting: (1) googlebot, web crawler yang menemukan dan mengambil halaman web. (2) google indexer, pengindeks dari setiap kata pada setiap halaman dan menyimpan indeks yang dihasilkan kata dalam database yang besar. (3) processor query, yang membandingkan permintaan pencarian oleh pengguna ke indeks dan merekomendasikan dokumen yang dianggap paling relevan. search engine optimization (seo) seo adalah serangkaian proses yang dilakukan secara sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan volume dan kualitas traffic kunjungan melalui mesin pencari menuju situs web tertentu dengan memanfaatkan mekanisme kerja atau algoritma mesin pencari tersebut. tujuan dari seo adalah menempatkan sebuah situs web pada posisi teratas, atau setidaknya halaman pertama hasil pencarian berdasarkan kata kunci tertentu yang ditargetkan. secara logis, situs web yang menempati posisi teratas pada hasil pencarian memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pengunjung. sejalan dengan makin berkembangnya pemanfaatan internet sebagai media bisnis, kebutuhan seo juga semakin meningkat. berada pada posisi teratas hasil pencarian akan meningkatkan peluang sebuah perusahaan pemasaran berbasis web untuk mendapatkan pelanggan baru. peluang ini dimanfaatkan sejumlah pihak untuk menawarkan jasa optimisasi mesin pencari bagi perusahaanperusahaan yang memiliki basis usaha di internet. (google, 2010) tujuan dan manfaat penelitian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana merancang sebuah situs internet yang baik agar situs tersebut ramai dikunjungi sesuai dengan target. sesuai dengan target adalah pengunjung yang ramai mengunjungi tersebut melakukan transaksi. jadi, merupakan hal penting untuk mencari target yang tepat untuk mengunjungi situs yang dibangun. dengan pengunjung yang tepat mendatangi situs internet, maka diharapkan akan terjadi transaksi atas barang ataupun jasa yang ditawarkan. oleh sebab itu, penting sekali memahami bagaimana perilaku pengguna khususnya keyword yang sering digunakan di mesin pencari google. keyword yang diketikkan oleh pengguna di mesin pencari google dapat diakses secara gratis sebagai bahan analisa untuk merancang situs internet yang baik. metode metodologi penelitian yang digunakan adalah menganalisa dari beberapa situs web, apakah sebuah situs web tersebut dibangun menggunakan kaidah seo yang baik ? jika saja web itu dibangun menerapkan kaidah seo yang baik maka jumlah pengunjung harian pasti menggembirakan dan secara tidak langsung akan dapat meningkatkan penjualan. ketika situs web yang dibangun tidap menerapkan kaidah seo yang benar, maka jumlah pengunjung akan sedikit, bahkan bertahun-tahun setelah web tersebut diluncurkan. 1054 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1050-1058 tabel 1 contoh situs web yang belum menerapkan seo web created seo visitor/day coklatdach.com sep-11 78% <30 suvenircoklat.com jul-10 96% <40 chocolatemonggo.com jan-08 75% >100 ordercoklatdach.com jul-12 95% <30 tokocoklatbandung.com apr-10 87% <30 tabel di atas menunjukkan bahwa, dengan usia web yang cukup lama tapi peningkatan jumlah pengunjung belum signifikan. walaupun ada beberapa web dengan score seo yang cukup bagus. dalam penelitian ini, sebuah situs web akan dibangun dengan menerapkan kaidah seo yang benar, sehingga diharapkan jumlah pengunjung akan cepat bertambah. hasil dan pembahasan pemilihan domain langkah awal dalam internet marketing yang cukup penting adalah pemilihan domain. karena pemilihan domain yang tepat terhadap barang dan jasa yang akan dipasarkan, sangat berpengaruh terhadap pencarian di internet. mengapa sangat penting? pertama, penting untuk memprediksi jumlah kata atau keyword yang akan di ketik atau di-click oleh user dari nama domain yang tepat. kedua, pemilihan domain yang tepat akan membuat pengguna lebih terbiasa terhadap hubungannya dengan produk/jasa yang akan diketik dan di-click. pada prinsipnya, setiap nama domain yang paling mendekati dengan keyword pencarian maka nama tersebut yang akan ditampilkan oleh search engine di posisi atas. microsoft dan univesitas stanford dalam risetnya domain bias in web search (2012), membuktikan bahwa pemilihan domain yang tepat akan meningkatkan pencarian pengguna sebanyak 25% (ieong, mishra, sadikov, & li, 2012). demikian juga riset yang dilakukan sedo 2011, mengatakan dekripsi domain bisa dijadikan brand new. (sedo, 2011). langkah berikutnya adalah penentuan keyword dari keyword utamanya. keyword utamanya adalah coklat, selanjutnya menentukan turunan keyword dari keyword utamanya. penentuan keyword yang tepat akan membantu banyak pengguna yang datang ke web. jones, malczyk, & beneke (2011) mengatakan pemilihan kata kunci yang tepat akan mempromosikan web serta memastikan web secara online sampai pada orang yang tepat. google menyediakan tools yang dapat digunakan untuk memprediksi berapa banyak pengguna internet mengetik kata kunci “coklat”. ini penting sekali karena dari sini dapat diperkirakan berapa besar peluang pengguna datang ke web. sebagai informasi, dari kamus besar bahasa indonesia, kata yang benar untuk penulisan coklat adalah “cokelat”. tapi apabila dimasukkan ke dalam keyword planner, kata manakah yang paling banyak di ketik user pada mesin pencari google? sekarang keyword “coklat” dan “cokelat” dimasukan dalam tools keyword planner. sebelumnya juga ditentukan bahwa wilayah pemasarannya hanya indonesia. terlihat bahwa, keyword “coklat” diperkirakan sebanyak 9.900 pengguna dan “cokelat” hanya 2.400 pengguna saja dalam sebulan. lihat juga tingkat kompetisi kedua entry tersebut masih low. artinya kesempatan untuk mendapatkan pengguna yang datang ke web berdasarkan jumlah pengguna dan tingkat kompetisinya sangatlah besar. setelah memastikan bahwa keyword “coklat” lebih baik dari pada “cokelat” meskipun dalam bahasa indonesia yang benar adalah “cokelat”, maka selanjutnya adalah mencari turunan keyword dari coklat itu sendiri. penerapan teknik seo … (rony baskoro lukito; dkk) 1055 ternyata ada 566 turunan dari keyword coklat. karena pondokcoklat.com tidak menjual atau tidak menggunakan semua keyword maka haruslah dipilih keyword yang sesuai dengan produk yang dijual atau artikel-artikel yang nanti akan dibuat nantinya. akhirnya dari 566 turunan keyword dipilih hanya keyword tertentu saja. perlu diingat bahwa keyword ini akan bisa bertambah sesuai dengan produk yang akan dijual atau artikel yang akan dibuat. adapun keyword turunan pertama yang dianggap sebagai keyword utama yang dipilih adalah: pondok coklat, toko coklat, coklat kesehatan, coklat praline, aneka coklat, coklat dark, coklat untuk kesehatan, coklat import, minuman coklat. pondok coklat adalah keyword tambahan sebagai “branding” yang diharapkan banyak pengguna yang mengetikkan keyword ini di mesin pencari google. meta tag meta tag merupakan deskripsi dari website yang terdiri dari beberapa keyword utama. deskripsi meta tag penting karena google akan menggunakannya sebagai deskripsi dari halaman web. menambahkan deskripsi meta tag untuk setiap halaman web merupakan praktik yang baik ketika google tidak dapat membuat deskripsi yang baik tentang web (google, 2010). meta tag yang digunakan adalah “toko coklat, pondokcoklat.com. kami menjual aneka coklat, coklat import, minuman coklat termasuk coklat kesehatan /terapi.” seo on page seoon page adalah optimasi secara maksimal yang dilakukan pada web itu sendiri.seoon page inilah inti dari seo secara keseluruhan. beberapa seoon page antara lain adalah pemilihan template seo friendly, fix permalink in posts, penggunaan keyword pada postingan halaman produk atau artikel, peletakan keyword yang tepat dan gunakan gambar unik. pemilihan template seo friendly banyak template untuk website yang ada baik yang free ataupun berbayar. template berbayar digunakan karena fitur yang ada sudah sangat lengkap untuk situs toko online. wptoko versi 3.1. digunakan, ini adalah template berbasis wordpress karena wordpress adalah template blog kepunyaan google. selain template juga digunakan meta tag yang sesuai. seperti yang telah dibahas sebelumnya, akan ditempatkan meta tag sebagai meta description agar google tidak mengalami kesulitan untuk membuat deskripsi yang baik untuk web. fix permalink in posts gunakan permalink yang sesuai dengan produk yang dibahas pada suatu halaman web. jadi permalink yang sudah dibuat otomatis oleh wordpress, diganti menggunakan kata-kata. secara default permalink pada postingan adalah seperti ini permalink: http://pondokcoklat.com/56748 menjadi http://pondokcoklat.com/coklat-silverqueen-bites-almond. usahakan permalink cukup unik tidak sama dengan produk sejenis yang dijual di toko online lainnya karena google lebih menyukai permalink yang unik. penggunaan keyword pada postingan halaman produk atau artikel untuk setiap halaman web yang berisi artikel maupun postingan produk harus diberi keyword yang tepat. pemilihan keyword yang tepat akan diimplementasikan pada posting-an di halaman web. jadi setiap posting-an halaman web harus berisi satu atau lebih keyword hasil dari google keyword planner. peletakan keyword yang tepat ada beberapa panduan dalam peletakan keyword sesuai kaidah seo pada posting-an, baik itu di produk maupun artikel, antara lain (vaughan, 2008): (1) judul postingan produk atau artikel harus 1056 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1050-1058 menggunakan keyword. (2) link artikel harus berisi keyword. contoh pada permalink. (3) meta tag/meta description harus berisi keyword. (4) judul artikel harus menggunakan keyword. (5) paragraf pertama dari artikel harus berisi keyword. (6) menggunakan gambar unik yang telah di alt tag dengan keyword. gunakan gambar unik dalam kaidah seo, untuk mendapat nilai yang baik di mata mesin pencari, harus menggunakan gambar-gambar yang unik, jadi gambar yang dimasukkan belum ada di website lain. usahakan gambar-gambar tersebut adalah kreasi dari perancang/pemilik web kecuali memang jika tidak dapat membuat gambar sendiri. sebenarnya, ada layanan dari internet yang menyediakan gambar-gambar walaupun untuk keanggotaannya harus berbayar. di pondokcoklat.com, hampir semua gambar produk yang dipajang menggunakan gambar yang dibuat sendiri, kecuali untuk artikel dan beberapa produk saja. percepat waktu loading halaman web template yang digunakan wptoko versi 3.1 adalah template yang kemampuan loading-nya cukup cepat. web di-hosting di hostgator, salah satu hosting yang cukup cepat. gambar-gambar yang digunakan juga gambar-gambar yang berukuran tidak besar karena untuk menghindari waktu loading yang lama. banyaknya indeks yang dihasilkan untuk melihat indeks yang ada pada suatu web tinggal ketik saja perintah “ site:xyz.com” pada address url. dengan memasukkan perintah “site:pondokcoklat.com”, maka diperoleh indeks sebanyak 212 indeks. semakin banyak banyak indeks, maka semakin baik.artinya jika produk terus ditambahkan untuk dijual maka indeks yang dihasilkan juga semakin banyak. hasil scoreseo berapa seo score yang diperoleh web pondokcoklat.com dengan menerapkan hal-hal yang disebutkan diatas? banyak tools yang tersedia gratis yang dapat digunakan untuk menghitung score seo dari suatu web, salah satunya adalah whois.domaintools.com. hasil dari perhitungan yang dilakukan oleh whois.domaintools.com dapat dilihat pada gambar 1. gambar 1 score seo pada pondokcoklat.com penerapan teknik seo … (rony baskoro lukito; dkk) 1057 terlihat pada gambar 1, score seo pada pondokcoklat.com sebesar 91%. nilai yang sangat baik, artinya pondokcoklat.com telah dibuat dengan kaidah seo yang benar. hasil analisa trafik kunjungan berdasarkan hasil dari flag counter yang kita gunakan di web untuk menghitung besarnya kunjungan. domain pondokcoklat.com di beli pada tanggal 22 februri 2013. gambar 2 memperlihatkan pada juli 2013, hanya membutuhkan waktu empat bulan saja, pengunjung uniknya sudah mencapai 87-190 pengunjung per hari. jumlah pengunjung ini murni dari implementasi seo tanpa menggunakan back link. gambar 2 visitors per day position in google search engine on certain keyword walaupun belum berada di halaman pertama tapi posisi pondokcoklat.com pada keyword “coklat delfi” yang di-search sebelum 31 juli 2013 sudah berada di posisi 13. sudah sangat baik mengingat umur web belum genap 4 bulan. simpulan dari hasil penelitian tentang penerapan teknik seo (search engine optimization) pada website dalam strategi pemasaran melalui internet ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) rancangan website yang baik sesuai dengan kaidah seo dapat meningkatkan traffic kunjungan dalam waktu yang relatif cepat (beberapa bulan). (2) target pengguna internet yang sesuai dengan target pemasaran akan meningkatkan penjualan barang /jasa. 1058 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1050-1058 daftar pustaka berners-lee, t., cailliau, r., groff, j.-f., pollermann, b. (1992). world-wide web: the information universe. electronic networking: 52-58. blythe, j. (2005). essentials of marketing. england: pearson education limited. google. (2010). search engine optimization starter guide. diakses pada november 2013, dari google inc.: www.google.com ieong, s., mishra, n., sadikov, e., li, z. (2012). domain bias in web search. proceedings of the fifth international conference on web search and web data mining. 413-422. seattle: acm. international telecommunication report. (2010). monitoring the wsis targets. geneva: world telecommunication/ict development report. jones, a., malczyk, a., beneke, j. (2011). internetmarketing;a highly practical guide to every aspect of internetmarketing. getsmarter. markplus. (2012). profil pengguna internet indonesia. jakarta: apjii. mirzaei, h., jaryani, e., aghaei, m., salehi, m., saeidinia, m. (2012). differences of “traditional marketing” in opposition to “electronic. 2012 international conference on economics, business and marketing management. singapore: iacsit press. purcell, k., brenner, j., rainie, l. (2012). search engine use 2012. a project of the pew research center. washington, d.c.: pew research center’s internet& american life project. sedo. (2011). domain names opportunities and applications for marketing online. diakses pada november 2013, dari sedo: www.sedo.com vaughan, p. (2008). the essential step-by-step guide to internet marketing. hubspot. microsoft word 12.ka lea saputra analisis dan perancangan aplikasi crm berbasiskan web pada lembaga pendidikan bahasa -ok.d 110 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 110-117 analisis dan perancangan aplikasi crm berbasiskan web pada lembaga pendidikan bahasa lea sulaiman saputra computerized accounting department, school of information systems, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 lea_saputra@hotmail.com abstrak tujuan studi ini adalah merancang sebuah aplikasi crm berbasiskan web pada sebuah lembaga pendidikan bahasa untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa. diharapkan penggunaan aplikasi ini dapat membantu memberikan kemudahan bagi siswa selama maupun setelah proses pembelajaran. metodologi dan pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah analisis studi pustaka, wawancara, dan hasil survei, serta perancangan. hasil yang diperoleh adalah bahwa perancangan aplikasi crm ini dapat berjalan dengan baik. aplikasi crm ini dapat mendukung dan membantu calon siswa/siswa dalam hal program pembelajaran; membantu customer service lembaga pendidikan bahasa membina dan meningkatkan hubungan dengan calon siswa maupun siswa; serta dapat membantu promosi lembaga pendidikan bahasa tersebut. kata kunci: crm, web, pelayanan, promosi abstract the purpose of this paper is to design a web-based crm applications in language education institutions to improve services to siswas. expected use of these applications can help siswas in terms of providing ease of learning takes place during and after the learning process is completed. methodology and approach used in this paper is analysis of literature study, interviews, survey results, and design. the results obtained is that the crm application designed can be run well. the crm application can support and assist both prospective siswas and siswas related to study programs, support the customer service of the involved language educational institution in developing relationships with both prospective members and members, and help promote the institution. keywords: crm, web, services, promotion analisis dan perancangan… (lea sulaiman saputra) 111 pendahuluan dalam persaingan bisnis banyak hal yang bisa digunakan untuk memenangkan konsumen seperti harga, kualitas produk, servis dan lainnya. untuk dapat bertahan dalam persaingan tersebut bukanlah hal yang mudah, apalagi memenangkan persaingan tersebut. mengiklankan produk dan memperoleh konsumen bukanlah suatu jaminan, dengan ketatnya persaingan yang ada, sangatlah mungkin konsumen akan berpindah dari satu produsen ke produsen yang lain. dengan adanya teknologi internet dan e-commerce, hal ini semakin mudah terjadi. dengan banyaknya search engine di internet, seorang konsumen dapat dengan sangat mudah mencari produk-produk pembanding. untuk dapat tetap bertahan dalam dunia perdagangan tersebut, produsen harus menempuh berbagai cara sejauh tidak bertentangan dan atau melanggar hukum. dari segi pandang konsumen, pada umumnya konsumen tentu lebih memilih suatu produk dengan harga yang lebih murah dibanding produk lain yang sejenis. namun harga belum dapat dijadikan patokan, sebab seiring dengan berkembangnya teknologi produksi kini konsumen tidak hanya mempertimbangkan harga untuk membeli suatu produk tetapi juga sudah mempertimbangkan mutu produk yang dijual dan servis yang diberikan oleh penjual itu sendiri. oleh karena itu dalam persaingan bisnis yang ada produsen tidak bisa hanya mengandalkan persaingan fisik seperti tempat yang bagus, luas dan sebagainya. tetapi perlu diperhatikan juga kesetiaan pelanggan yang dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan. jika seorang pelanggan merasa mendapatkan value yang sesuai dengan harga yang ia bayar, pelanggan tersebut akan merasa puas. harga yang murah belum tentu menjadi jaminan pelanggan akan merasa memperoleh value yang sesuai dengan yang diinginkan. pelanggan yang merasa puas lama kelamaan akan terpupuk loyalitasnya dengan sendirinya. loyalitas atau kesetiaan pelanggan inilah yang bisa kita anggap kita memenangkan suatu persaingan bisnis. dengan loyalitas yang tinggi, seorang pelanggan akan tidak mudah berpindah ke saingan lain, misalnya muncul produk saingan dengan harga lebih murah, atau produk baru sejenis. untuk memperoleh loyalitas pelanggan ini, dalam bisnis perlu menerapkan electronic customer relationship management (e-crm), di mana saat ini bisnis lebih difokuskan pada pelanggan serta bagaimana membina hubungan yang lebih baik, yaitu tidak hanya dengan sekedar memberikan kepuasan pada pelanggan tapi bagaimana mendapatkan loyalitas dari pelanggan. begitu pula dalam dunia pendidikan, e-crm juga dapat dijadikan sebagai salah satu faktor pendorong agar konsumen dapat tertarik kepada tempat kursus yang ditawarkan yang disertai dengan adanya fasilitasfasilitas yang menunjang pelaksanaan pendidikan tersebut dengan memberikan berbagai kemudahan bagi siswanya. oleh karena itu, lembaga pendidikan bahasa selalu berusaha memperbarui dan menambah fasilitasfasilitas bagi siswanya agar tetap dapat bersaing dengan tempattempat kursus lainnya. salah satunya melalui e-crm , dengan harapan lembaga pendidikan bahasa dapat memperoleh konsumen baru, mempertahankan siswa yang sudah ada serta memberikan pelayanan guna kepuasan siswa lembaga pendidikan bahasa dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan bahasa ini. karena luasnya cakupan dalam dunia bisnis dan teknologi informasi, penelitian dibatasi pada: (1) analisis dan perancangan aplikasi crm berbasiskan web yang berfokus pada pelayanan siswa lembaga pendidikan bahasa; (2) analisis dan perancangan aplikasi crm ini hanya ditujukan untuk penggunaan pada lembaga pendidikan bahasa; (3) analisis dan perancangan aplikasi crm tidak membahas keuangan lembaga pendidikan bahasa; (4) analisis dan perancangan aplikasi crm ini tidak membahas masalah keamanan. 112 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 110-117 adapun tujuan dari penelitian perancangan ecrm yang ingin dicapai antara lain untuk memberikan gambaran informasi yang sebaiknya disajikan oleh lembaga pendidikan bahasa dalam memenuhi kebutuhan para pencari informasi khususnya siswa lembaga pendidikan bahasa. sedangkan manfaat yang dapat diperoleh antara lain: (1) meningkatkan loyalitas siswa lembaga pendidikan bahasa sehingga dapat mempertahankan hubungan dengan siswa yang sudah ada; (2) memperluas jangkauan penyampaian informasi kepada siswa lembaga pendidikan bahasa. metode metodologi yang digunakan dibagi menjadi dua bagian. pertama adalah analisis. dalam metode ini, penulis melakukan analisis terhadap hasil survei yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan sistem dan identifikasi persyaratan sistem. hasil analisis sitem akan digunakan sebagai masukkan bagi rancangan sistem yang akan diusulkan. kedua adalah perancangan. pada metode ini dilakukan permodelan sistem dengan cara: (1) pembuatan use case diagram; (2) pembuatan activity diagram; (3) pembuatan class diagram; (4) pembuatan spesifikasi database; (5) pembuatan rancangan layar. hasil dan pembahasan cara kerja internet internet bekerja berdasarkan perpindahan data antar komputer dalam urutan jaringan dan internet membutuhkan beberapa hal untuk melakukan perpindahan tersebut seperti alamat tujuan dan perantara (internet service provider) serta sebuah protokol untuk menjamin sampainya data pada tujuan. protokol ini memiliki dua bagian yaitu: (1) transmission control protocol (tcp) – fungsinya untuk membagi-bagi informasi yang akan dikirim menjadi paket data yang kecil dan merakitnya kembali menjadi bentuk aslinya; (2) internet protocol (ip) – fungsinya untuk menjamin paket yang dikirim dapat mencapai tujuan dan standar ip membagi alamat menjadi seputuh digit dengan setiap kelompok digit memiliki referensi pengalamatan tersendiri. saat paket tcp/ip tiba di tempat tujuannya, komputer akan membuka alamat ip lalu menggunakan daftar pengiriman yang ada pada paket tcp untuk memeriksa adanya kerusakan paket yang terjadi selama pengiriman dan menyusun kembali paket-paket tersebut menjadi data seperti aslinya. saat komputer penerima menemukan paket yang rusak, komputer tersebut akan meminta komputer pengirim untuk mengirim salinan yang baru dari paket yang rusak. evolusi usaha pemasaran internet internet market effort secara tradisional mengikuti pola perkembangan yang sama dengan media lain. meskipun setiap internet communication effort berbeda namun pola evolusi komunikasi internet telah menjadi bukti yang membantu dalam merencanakan dan menciptakan upaya-upaya. penggunaan internet oleh perusahaan-perusahaan dan organisasi-organisasi lain pada umumnya menggunakan enam tingkatan pengembangan (greenberg, 2002). pertama, iklan. pada analisis dan perancangan… (lea sulaiman saputra) 113 tingkatan ini penggunaan world wide web (www) untuk menampilkan beberapa home page dan page link. namun perusahaan pada umumnya membuat halaman web melebihi dari kebutuhan bisnis perusahaan itu sendiri. kenyataannya memiliki home page pada www seperti meletakkan billboard di basement. home page memiliki nilai bagi perusahaan tapi user tidak tahu guna upaya yang telah dilakukan dalam membuat home page tersebut. ciri home page biasanya dihubungkan dengan informasi seperti gambar sebuah gedung perusahaan dan pesan dari perusahaan tersebut. kedua, promosi. kemudahan yang relatif dari pengembanan halaman web statis telah mengarah pada konversi secara ekstensif dari brosur dan materi-materi yang promosional dari aplikasi desktop publishing (format elektronik) ke www yang elektronis. hal ini menyebabkan ledakan jumlah halaman pada sebuah situs web tanpa meningkatkan nilai dari usaha komunikasi kepada pengguna. seringkali disebut brochureware, penambahan jumlah halaman-halaman ini di dalam situs perusahaan ditambahkan ke kesenangan pribadi daripengguna dan manajer tapi seperti pada level pertama, site ini tidak melakukan apa-apa untuk menciptakan keperluan bisnis tambahan, menciptakan pertukaran informasi yang memadai ataupun meningkatkan hubungan. ketiga, interaksi. pada fase ini penggunaan internet pertama kalinya digunakan untuk menyediakan nilai bagipelanggan dengan menawarkan pertukaran informasi yang bernilai. pengunjung situs web dapat menerima informasi mengenai semua yang mereka ingin ketahui dan bukan informasi mengenai perusahaan. pengunjung dapat memperoleh informasi dari situs web perusahaan. dengan menggunakan presentasi berbasis database, level interaksi ini memungkinkan untuk menyediakan informasi kepada pelanggan dan mereka mendapatkan informasi yang diinginkan tanpa kesulitan. tingkatan interaktif ini memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta menurunkan biaya dengan mengurangi permintaan pada layanan pelanggan. keempat, transaksi. pada level ini pelanggan dapat melakukan aksi dan menyelesaikan transaksi setelah pertukaran informasi di internet. calon pelanggan dapat merespon ke dan menerima penawaran online perusahaan pada media lain. sebagai contoh sebuah billboard dapat berisi situs web untuk memberikan respon. alamat situs web tersebut khusus ditujukan untuk penawaran produk dan pendapatan informasi kontak pelanggan untuk menyelesaikan transaksi secara online. kelima, tranformasi. pada level ini hubungan antara perusahaan dan pasarnya telah bergeser dari tradisional ke elektronik. penggunaan internet telah dijadikan standar komunikasi perusahaan dengan konsumennya. transformasi dapat memiliki efek merusak yang dapat mengakibatkan penyelarasan ulang dan restrukturisasi dari hubungan antara distribusi dan pasarnya. dan keenam adalah komunitas. level ini merupakan level yang paling tinggi dari perkembangan internet. sekelompok orang dengan minal yang sama dikumpulkan bersama dengan keterlibatan emosi. hubungan emosional ini dapat berupa komunikasi probadi pada sebuah subjek seperti masalah kesehatan. komunitas merupakan sekelompok orang dengan minat yang sama pada sebuah topik atau masalah yang tidak perlu berkumpul secara langsung. komunitas mendorong siswanya untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya dalam sebuah organisasi. dalam keenam tahap tersebut perusahaan dapat berada di antaranya ataupun pada tahap proses salahs atunya. perusahaan pada tahap keenam dipandang telah berhasil menjalankan strategi internetnya dalam kegiatan keseharian perusahaan. visi dan misi adapun visi lembaga pendidikan bahasa adalah “menjadi pusat pembelajaran yang terbaik dan yang tersebar di indonesia melalui berbagai program pendidikan dan sarana penunjangnya terutama pendidikan bahasa”. sedangkan misi lembaga pendidikan bahasa adalah sebagai berikut: (1) menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan intelektual, emosional dan spiritual; (2) menciptakan suatu struktur organisasi dinamis yang mendukung dan mempercepat 114 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 110-117 kemungkinan partisipasi pengguna jasa dan mitra usaha dalam tatanan manajemen yang sehat dan professional; (3) meningkatkan kinerja karyawan dan sekaligus kinerja unit kegiatan; (4) mengadakan pengembangan organisasi dan sekaligus merancang sistem kerjanya secara efektif dan efisien; (5) memperlancar penyelesaian masalah penting dan mendesak yang berkaitan dengan adanya pengembangan usaha; (6) menciptakan rasa ketenangan bekerja melalui sistem imbal jasa yang memadai dan sistem pengembangan karir yang jelas. strategi harga lembaga pendidikan bahasa menawarkan harga yang kompetitif dan relatif terjangkau oleh masyarakat. dalam menentukan kenaikan harga yang biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali terlebih dahulu dilakukan survei dan evaluasi untuk menentukan kelayakan kenaikan atau tidak. harga yang ditawarkan tentu saja sesuai dengan ilmu yang akan diperoleh. strategi promosi dalam promosi, lembaga pendidikan bahasa memakai strategi konvensional yakni penayangan iklan di media cetak maupun elektronik sebagai promosi yang bersifat above line dan kunjungan ke sekolahsekolah sebagai promosi below the line. untuk mengaktifkan kegiatan promosi dalam komunitas ini lembaga pendidikan bahasa juga mengadakan kerjasama organisasi dan mengikut sertakan siswa dalam berbagai perlombaan bahasa inggris. promosi berupa dari mulut ke mulut juga banyak membantu perkembangan lembaga pendidikan bahasa dari tahun ke tahun. analisis kuesioner berikut 10 pertanyaan yang diajukan kepada responden (kepada siswa lembaga pendidikan) yang dibagikan secara acak: 1. apakah anda mengetahui informasi mengenai semua kursuskursus yang tersedia di lembaga pendidikan bahasa? 2. apakah anda mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi pada lembaga pendidikan bahasa? 3. kesulitan apa yang sering anda alami pada lembaga pendidikan bahasa? (jawaban boleh lebih dari satu). 4. menurut anda, apakah perlu adanya informasi berbasiskan komputer yang interaktif dan dapat memberikan informasi mengenai materi, sistem pengajaran, fasilitas dan lainlain? 5. informasi apa sajakah yang anda butuhkan? (jawaban boleh lebih dari satu). 6. menurut anda, apakah perlu adanya online pendaftaran ? (jika jawaban = perlu, lanjutkan ke pertanyaan no 7. jika jawaban = tidak perlu, lanjutkan ke pertanyaan no 9 ) 7. seberapa sering anda mengakses internet dalam sebulan? 8. di mana anda sering mengakses internet? 9. berapa kali anda telah mengambil kursus di lembaga pendidikan bahasa ini? 10. dari mana anda mengetahui lembaga pendidikan bahasa? berdasarkan hasil kuesioner, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: sebanyak 27 siswa atau 39.7% responden mengetahui informasi mengenai semua kursus-kursus yang tersedia di lembaga pendidikan bahasa ini. sementara 41 siswa atau 60.3% responden tidak mengetahui. 23 siswa atau 33.8% responden mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi pada lembaga pendidikan bahasa ini. sementara 45 siswa atau 66.2% responden tidak mengalaminya. ketika ditanya mengenai kesulitan yang sering anda alami pada lembaga pendidikan bahasa (jawaban boleh lebih dari satu), 15 siswa menjawab membutuhkan waktu yang lama untuk analisis dan perancangan… (lea sulaiman saputra) 115 mendapatkan informasi, 27 siswa menyatakan informasi yang ada kurang jelas, 10 siswa menjawab informasi tidak tersedia, 27 siswa menyatakan penempatan informasi yang tidak/kurang strategis, dan 8 siswa menjawab kesulitan lainnya. 66 siswa (97%) menyatakan perlu adanya informasi berbasiskan komputer yang interaktif dan dapat memberikan informasi mengenai materi, sistem pengajaran, fasilitas dan lainlain, sedangkan dua siswa (3%) menyatakan tidak perlu. mengenai informasi yang dibutuhkan, 37 siswa memilih informasi kursuskursus yang tersedia di lembaga pendidikan bahasa, 44 siswa memilih informasi event yang diselenggarakan seperti: pertandingan, beasiswa dan lainlain, dan satu siswa meilih informasi lainnya. 65 siswa (95.5%) menyatakan perlu adanya pendaftaran online, dan tiga siswa (4.5%) menyatakan tidak perlu. mengenai frekuensi mengakses internet dalam sebulan, lima siswa (7.6 %) mengakses internet 1-10 jam, 18 siswa (27.7%) 11-20 jam, dan 42 siswa (67.7%) bisa mengakses internet > 20 jam. 29 siswa (44.6%) menyatakan lebih sering mengakses internet di rumah, 14 siswa (21.5%) di kampus/sekolah, enam siswa (9,2%) di kantor, dan 16 siswa (24,7%) di warnet. 46 siswa (67.6%) baru 1 kali mengambil kursus di lembaga pendidikan bahasa ini, 17 siswa (25%) sudah antara 1-5 kali, dan 5 siswa (7.4%) sudah lebih dari 5 kali . 53 siswa (78%) mengetahui lembaga pendidikan bahasa ini dari teman, tiga siswa (5%) mengetahui dari majalah, satu siswa (1%) mengetahui dari iklan, dan 11 siswa (16%) mengetahui dari sumber lainnya. identifikasi masalah dalam menjalankan operasinya sebagai lembaga pendidikan, lembaga pendidikan bahasa ini mengalami berbagai kendala yang menyebabkan tidak tercapainya kepuasan siswa-siswa pelatihan. kendala yang muncul merupakan tantangan dan peluang bagi lembaga pendidikan bahasa. dikatakan tantangan karena permasalahan yang dihadapi harus mampu diselesaikan. namun bila tidak, permasalahan tersebut akan menghambat perkembangan lembaga pendidikan bahasa. kendala tersebut juga bisa dikatakan peluang. jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan memuaskan siswa-siswa yang mengikuti kursus di lembaga pendidikan bahasa, siswa-siswa akan semakin antusias akan pelayanan dan produk-produk yang ditawarkan lembaga pendidikan bahasa. pada intinya, semua masalah yang terjadi harus segera diatasi dan keputusan yang diambil harus mencakup kepuasan baik calon siswa maupun siswa dan lembaga pendidikan bahasa itu sendiri. permasalahan yang ada pada lembaga pendidikan bahasa yang diteliti antara lain: (1) pelayanan yang belum maksimal – pelayanan yang diberikan oleh lembaga pendidikan bahasa sudah cukup baik dalam beberapa hal, namun masih terdapat kekurangan. kekurangan tersebut antara lain dalam hal penanyaan jadwal dan nilai. untuk menanyakan jadwal dan nilai, siswa yang mengambil kursus di lembaga pendidikan bahasa harus menelpon terlebih dahulu padahal telpon yang ada di lembaga pendidikan bahasa bersifat hunting sehingga siswa yang menelpon harus menunggu lama mengingat banyaknya jumlah siswa yang kursus di lembaga pendidikan bahasa ini; (2) pendaftaran yang dilakukan masih belum efektif dan efisien – saat ini lembaga pendidikan bahasa ini melakukan pendaftaran dengan cara calon siswa datang ke lembaga membeli formulir pendaftaran kemudian mengisi dan mengembalikan kembali setelah itu harus menunggu beberapa hari lagi untuk mendaftar ulang. cara yang digunakan oleh lembaga pendidikan bahasa masih belum efektif dilihat dari segi waktu karena calon siswa harus datang berulang kali selama proses pendaftaran. selain itu cara ini tidak efisien dilihat dari segi keuangan karena calon siswa terus mengeluarkan ongkos transportasi selama proses pendaftaran; (3) promosi – masih kurang karena penekanan promosi hanya dilakukan dengan membagikan brosur-brosur dan hanya menghubungi calon siswa yang ada di daftar booking. sebagai contoh, calon siswa yang hendak mengikuti pelatihan tetapi kelas untuk materi tersebut tidak dibuka, ia akan dicatat dalam form booking dan akan dihubungi jika kelas tersebut akan dibuka. namun jika calon siswa tersebut tidak dapat mengikutinya, biasanya ia tidak akan dihubungi kembali. 116 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 110-117 jika ada kelas pelatihan lanjutan, siswa tidak lagi dihubungi kecuali mereka telah memberitahukan sebelumnya bahwa mereka berminat untuk meneruskan kelas pelatihannya. alternatif pemecahan masalah permasalahanpermasalahan tersebut sangat mengganggu kepuasan baik calon siswa maupun siswa yang kursus di lembaga pendidikan bahasa apabila tidak segera diatasi. jika tidak teratasi dengan cepat, mereka akan meragukan kemampuan pelayanan dari lembaga pendidikan bahasa dan hal ini akan berdampak tersebarnya pelayanan yang buruk dari lembaga pendidikan bahasa sehingga apabila salah satu sisi berdampak buruk maka akan membuat sisi yang lain juga buruk terutama apabila dihadapkan pada masalah kualitas. untuk masalah penjadwalan dan nilai, pihak lembaga pendidikan bahasa akan mengatasinya dengan cara memberikan nomor id bagi setiap siswa yang mengambil kursus di lembaga pendidikan bahasa serta diberikan password guna menjaga terjaminnya kerahasiaan data pribadi mereka, seperti nilai ujian yang mereka dperoleh. sehingga apabila siswa yang ingin mengetahui nilai dan jadwal mereka, dapat membuka internet untuk melihat jadwal dan nilai mereka tanpa harus mengantri di telepon. untuk masalah pendaftaran, lembaga pendidikan bahasa akan membuka pendaftaran secara online untuk mempermudah calon siswa baik dari segi waktu maupun biaya. akan tetapi pendaftaran langsung masih tetap dibuka. hal ini dilakukan mengingat apabila tempat tinggal calon siswa dekat dengan lokasi lembaga pendidikan bahasa. untuk promosi kelas akan dikirimkan pemberitahuan pembukaan kelas baru melalui e-mail secara terus menerus kepada calon siswa yang telah mengisi form booking. sedangkan untuk siswa akan dikirimkan email mengenai pembukaan kelas lanjutan dari kelas yang pernah diikuti sebelumnya. pemberitahuan pembukaan kelas untuk produk-produk lain tetap akan dikirimkan sebagai informasi. pembukaan kelas baru didasarkan pada permintaan calon siswa dan siswa. proses dan sub proses use case sistem web yang diusulkan sistem proses customer service lembaga pendidikan bahasa yang berjalan memiliki banyak kelemahan sehingga diusulkan sistem yang baru, dan akan digambarkan dalam use case yang diusulkan. use case yang diusulkan ini berbeda dengan yang ada karena pada sistem yang baru ini menggunakan sebuah sistem web dan didukung oleh konsep crm. sistem yang baru ini akan lebih interaksi antara customer service dengan calon siswa maupun siswa melalui hasil analisis atau tampilan yang dihasilkan web aplikasi yang dirancang, sehingga siswa merasa puas dan tetap mempertahankan hubungan yang ada. penutup dari hasil analisis dan perancangan yang telah dibuat, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) sistem yang berjalan pada customer service lembaga pendidikan bahasa saat ini masih terdapat kekurangan dalam hal berkomunikasi dengan siswa. siswa mengalami kesulitan mengetahui nilai dan jadwal sehingga harus menanyakannya berulang kali. selain itu setiap keluhan tidak didokumentasikan, form booking masih bersifat manual dan data siswa disimpan di lembaga pendidikan bahasa pusat; (2) selain dalam mengetahui nilai dan jadwal, calon siswa dan siswa juga mengalami kesulitan dalam hal pendaftaran yang masih dirasa kurang efektif dan efisien; (3) dengan mengusulkan sistem crm berbasiskan web ini, data-data siswa tersimpan dalam aplikasi yang analisis dan perancangan… (lea sulaiman saputra) 117 dirancang lembaga pendidikan bahasa sehingga customer service tidak perlu lagi melakukan proses pencarian data secara manual, terutama dalam hal form booking. aplikasi ini akan mengirimkan email secara langsung kepada siswa apabila kelas yang hendak di-booking akan dibuka. hal ini sangat membantu customer service jika siswa tidak dapat dihubungi melalui telepon. selain itu juga setiap keluhan didokumentasikan dalam menu contact us. sistem juga dapat menampilkan nilai dan jadwal kelas sehingga customer service dapat menyampaikan informasi ke siswa dengan efektif. daftar pustaka greenberg, paul. (2002). crm at the speed of light: capturing and keeping customers in internet real time (2nd ed.). california: mc graw-hill. teknologi location based service teknologi location based service (global positioning system) pada perangkat mobile budi yulianto jurusan teknik informatika, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 laboratory@binus.ac.id abstract article presents analysis and design of software using location based service (lbs) that is part of communication technology based on geographic position. the goal of the research is designing lbs application to be implemented on mobile device that has gps (global positioning system) technology and uses gprs (general packet radio service) to connect to server for generating shortest path by dijkstra algorithm method fibonacci heap. software development method used is lbs application implemented on mobile device. conclusion of the research has shown that shortest path generated using dijkstra algorithm method fibonacci heap as single source shortest path is faster than dijkstra algorithm and bellman ford. keywords: location based service, mobile device, global positioning system abstrak artikel menjelaskan analisis dan perancangan perangkat lunak menggunakan teknologi location based service (lbs) yang merupakan bagian dari teknologi komunikasi berbasiskan pada posisi lokasi geografi. tujuan penelitian adalah merancang aplikasi lbs untuk diimplementasikan pada perangkat mobile berteknologi gps (global positioning system) serta menggunakan gprs (general packet radio service) sebagai penghubung dengan server untuk menghasilkan rute terpendek dengan menggunakan algoritma dijkstra metode fibonacci heap. metode pengembangan piranti lunak yang digunakan adalah rational unified process. hasil penelitian merupakan perancangan aplikasi lbs yang dapat diimplementasikan pada perangkat mobile. simpulan dari penelitian menunjukkan pencarian rute terpendek dengan algoritma dijkstra metode fibonacci heap sebagai algoritma single source shortest path yang lebih cepat daripada algoritma dijkstra biasa dan bellman ford. kata kunci: location based service, perangkat mobile, global positioning system teknologi location...... (budi yulianto) 61 pendahuluan perkembangan teknologi sekarang ini telah membawa manusia pada tahap di mana kebutuhan hidup telah berubah ke arah digital sehingga lebih mudah, menarik, dan beragam. salah satu kebutuhan manusia yang dari hari ke hari menjadi semakin vital adalah kebutuhan komunikasi sebagai suatu aliran informasi. layanan yang memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi atau location based service (lbs) berguna untuk menemukan posisi geografi atau posisi seseorang dari peralatan bergerak (perangkat mobile) pada suatu waktu. informasi berupa posisi ini dapat berkembang menjadi layanan pencarian rute terpendek dari suatu posisi ke posisi lain menggunakan suatu algoritma shortest path. perpaduan antara posisi dan rute terpendek ini akan menjadi suatu aplikasi yang berguna dalam memenuhi kebutuhan akan informasi lokasi (tempat) bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang banyak melakukan pekerjaan atau aktivitas dan menghabiskan waktu di luar bangunan. perangkat pencarian tersebut menyediakan data dalam bentuk visual (grafik) yang dapat diakses secara cepat dan murah. selain tempat wisata, informasi lokasi tersebut dapat pula berupa hotel, restoran, dan tempat berbelanja. perangkat pencarian tersebut memerlukan global positioning system (gps) yang pada dasarnya dikembangkan untuk memberikan informasi posisi geografi. gps telah digunakan secara luas pada berbagai wilayah dan aktivitas oleh pengguna seperti pengendara kendaraan, penjelajah alam, pelayar, dan pengguna lainnya yang membutuhkan informasi posisi geografi sebagai panduan. aplikasi gps pada umumnya terintegrasi pada kendaraan dan beberapa dirancang pada personal digital assistant (pda). tujuan penelitian adalah menganalisis, merancang dan menghasilkan sebuah aplikasi lbs yang dapat menampilkan rute terpendek dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan menggunakan algoritma dijkstra; menyediakan peta lokasi wisata dan tempat umum yang berskala kecil ke pengguna. manfaat penelitian adalah agar pengguna dapat mengetahui lokasi tempat dia berada; membantu pengguna mencari lokasi umum yang dibutuhkan; memberikan jalur terpendek dari lokasi pengguna yang terlacak dengan lokasi umum yang dituju. metode penelitian metode penelitian yang digunakan meliputi studi pustaka dan studi lapangan. pada metode studi pustaka, dilakukan pengumpulan bahan-bahan pustaka baik yang dilakukan di perpustakaan maupun pencarian melalui internet. metode ini berguna dalam membantu memperdalam pembahasan materi, pembuatan program aplikasi, dan penyusunan laporan penelitian. pada metode studi lapangan, dilakukan penambahan data dari pengguna perangkat mobile melalui kuesioner. metode ini berguna untuk mengetahui kebutuhan pengguna, model tampilan yang disukai, dan kemudahan pengoperasian. metode pengembangan metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah rational unified process (rup) yang meliputi empat tahap, yaitu tahap permulaan (inception phase) mencakup arsitektural proyek meliputi model, view, controller (mvc) design pattern, dan pencarian data meliputi studi pustaka dan studi lapangan; tahap perluasan (elaboration phase) mencakup penentuan perangkat keras, database, perangkat mobile, dan algoritma pencarian rute terpendek; tahap pembuatan (construction phase) mencakup perancangan dan dokumentasi piranti lunak; tahap peralihan (transition phase) mencakup implementasi dan pengujian piranti lunak. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 61-74 62 studi pustaka sistem koordinat adalah suatu sistem yang menentukan sekumpulan bilangan ke masingmasing titik pada suatu ruang berdimensi n. sistem koordinat ini merupakan aturan yang dapat membantu dalam pengukuran jarak antara titik-titik yang ada. shortest path adalah jalur terpendek yang dihasilkan melalui pencarian rute atau path terpendek antara node sumber dengan node tujuan yang ada pada graph. biaya (cost) yang dihasilkan adalah yang paling minimum berdasarkan perhitungan pada edge-nya. pada penelitian ini, nilai pada masing-masing edge merupakan panjang jalan yang harus ditempuh. pencarian shortest path bukan berarti langsung menemukan jarak dari node awal ke node tujuan tetapi ada kalanya usaha itu harus dilakukan dengan melewati node-node tertentu sehingga tujuan akhir node dapat tercapai. single source shortest path adalah jarak terpendek (shortest path) dari setiap verteks tunggal pada graph berarah yang berbobot menuju verteks tujuan tertentu. disebut single source karena membutuhkan dua titik sebagai awal pencarian. yang termasuk dalam algoritma single source shortest path ini adalah algoritma dijkstra dan bellman ford. algoritma dijkstra dibuat oleh edsgar wybe dijkstra untuk menemukan path bernilai terkecil (rute terpendek) dari verteks awal tunggal ke semua verteks pada graph. algoritma ini akan melihat verteks yang terdeteksi dengan verteks awal, melihat successor dari verteks tersebut kemudian memperbarui jaraknya dari awal, demikian seluruhnya sampai verteks tujuan berhasil ditemukan. hasilnya pasti berupa path terpendek. fibonacci-heap berasal dari bilangan fibonacci yang digunakan untuk analisis waktu proses. fibonacci-heap diterapkan dalam menghasilkan waktu proses yang terbaik pada beberapa algoritma graph, termasuk algoritma dijkstra dan prim. fibonacci-heap dapat digunakan untuk meningkatkan waktu proses pada algoritma dijkstra dalam menghitung jarak terpendek pada suatu graph dan pada algoritma prim untuk mendapatkan minimum spanning tree pada suatu graph. rational unified process adalah metode pengembangan piranti lunak hasil dari proses pengembangan model spiral. rational unified process memiliki karakteristik seperti halnya produk piranti lunak, dirancang dan didokumentasikan menggunakan unified modeling language (uml). bentuk prosesnya memiliki dua struktur atau dimensi meliputi dimensi horizontal yang merepresentasikan waktu dan menampilkan aspek daur hidup dari proses; dimensi vertikal yang merepresentasikan proses inti (atau aliran kerja) untuk menggabungkan aktivitas rekayasa piranti lunak berdasarkan sifatnya. gambar 1 dua dimensi pada rup (http://en.wikipedia.org/wiki/image:rationalunifiedprocess.png) teknologi location...... (budi yulianto) 63 gambar 2 tahapan pada rup (http://www.ambysoft.com/downloads/managersintrotorup.pdf) location based service (lbs) adalah suatu layanan yang berbasiskan pada posisi lokasi geografinya yang disediakan kepada pelanggan. dengan demikian teknologi lbs memungkinkan pengguna untuk mencari tempat-tempat yang diinginkan seperti hotel terdekat, atm terdekat, spbu terdekat, alamat tertentu dan sebagainya. pada dasarnya pencarian lokasi dengan lbs sama dengan pencarian lokasi menggunakan peta biasa, hanya saja lbs dapat memberikan informasi tambahan mengenai posisi benda bergerak. magon dan shukla, pada artikelnya yang berjudul “lbs, the ingredients and the alternatives”, menyatakan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk lbs meliputi lima hal, yaitu lokasi atau posisi yang mencakup latitude (posisi utara atau selatan), longitude (posisi timur atau barat), dan altitude (ketinggian dari permukaan laut); data geografi menyediakan data komponen lokasi seperti jaringan jalan, alamat pengguna, bangunan, dan daerah seperti pegunungan dan sungai, termasuk juga lokasi gas, restoran, hotel, dan sebagainya; pusat kendali yang bertindak sebagai pusat pengelolaan data dan distribusi layanan lokasi; data lokasi atau data peta dikelola dan dimanipulasi untuk menyediakan beberapa layanan yang berdasarkan pada lokasi pengguna; sistem komunikasi untuk menyampaikan lokasi ke pusat kendali dan menyediakan layanan yang diperlukan. global positioning system (gps) adalah suatu sistem navigasi satelit yang berfungsi untuk menentukan lokasi, kecepatan, dan arah, melalui signal yang diterima lebih dari 24-32 satelit yang berorbit 20000 km (11000 mil laut) di atas bumi. prinsip dasar di balik gps adalah pengukuran jarak (distance/range) antara satelit dan receiver dari transmisi signal radio. sebuah gps receiver memerlukan empat atau lebih satelit untuk menghasilkan jarak mereka, dan menggunakan informasi ini untuk menyimpulkan lokasi mereka. operasi ini disebut triangulation. satelit-satelit gps mentransmisikan signal radio ke bumi yang mengandung informasi tentang satelit, contohnya lokasi dan waktu saat itu, menginformasikan pengguna secara tepat di mana satelit berada dalam orbit mereka sementara gps receivers secara pasif menerima signal satelit tersebut. semua satelit-satelit gps menyinkronisasi operasi-operasi agar signal-signal yang berulang ini ditransmisikan pada waktu yang bersamaan. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 61-74 64 gambar 3 area pertama, kedua dan ketiga (http://www.sfu.ca/gis/bguide/icons/fig3_1_gps.gif) gambar 4 triangulation (http://ww2.it.nuigalway.ie/staff/h_melvin/threesat.gif) rumus yang digunakan untuk menghitung jarak adalah rumus great circle distance, yaitu great circle distance = radiusbumi * acos ( cos(radian(90-(lat1*24))) * cos(radian(90(lat2*24))) + sin(radian(90-(lat1*24))) * sin(radian(90-(lat2*24))) * cos(radian(24*(long1-long2))) ) lat1 adalah latitude nilai 1, dalam dd:mm:ss; long1 adalah longitude nilai 1, dalam dd:mm:ss; lat2 adalah latitude nilai 2, dalam dd:mm:ss; long2 adalah longitude nilai 2, dalam dd:mm:ss; radiusbumi adalah radius bumi (3963 mil atau 6377 kilometer). nmea (atau nmea 0183) adalah spesifikasi data untuk komunikasi antara mesin marine (laut) dan lainnya dengan gps receivers dalam menghasilkan informasi posisi saat itu. komunikasi gps receiver menggunakan spesifikasi nmea pada transmisi data mereka. data ini termasuk solusi lengkap pvt (position, velocity, time) yang dihitung oleh gps receiver. gagasan nmea adalah teknologi location...... (budi yulianto) 65 mengirimkan sebarisan data yang disebut kalimat yang secara keseluruhan termasuk dirinya dan bebas dari kalimat lainnya. jenis kalimat yang paling sering digunakan adalah rma, rmb, rmc, gga, gsa, dan vtg. general packet radio service (gprs) adalah suatu layanan transimisi data pada perangkat mobile yang disediakan pada pengguna. biaya penggunaan untuk transmisi data menggunakan gprs dihitung per megabyte, sementara yang lain pada umumnya dihitung per menit waktu koneksi. gprs dapat digunakan untuk layanan seperti wap, sms, mms, layanan komunikasi internet. di masa berikutnya, gprs diharapkan dapat mengurangi biaya komunikasi antar telepon melalui voip (voice over ip). hasil dan pembahasan analisis algoritma data-data yang akurat diperlukan dalam penelitian agar dapat menghasilkan informasi yang berguna. data-data tersebut adalah data posisi pengguna, data nama tempat, dan data jalan. dalam representasi graph untuk pencarian rute terpendek, jalan diibaratkan sebagai edge dan diberi simpul (node) sebagai batas jalan. analisis algoritma dilakukan untuk mengetahui efektifitas dari beberapa algoritma single source shortest path, algoritma bellman ford dan dijkstra sehingga dapat diketahui algoritma yang lebih baik untuk pencarian rute terpendek pada aplikasi yang akan dibuat. adapun analisis yang akan dilakukan adalah time complexity, yaitu jumlah langkah yang dilakukan pada suatu program untuk mengeksekusi fungsi yang ditulis. tabel 1 time complexity pada algoritma bellman ford tabel 2 time complexity pada algoritma dijkstra comtech vol.1 no.1 juni 2010: 61-74 66 tabel 3 time complexity pada algoritma dijkstra metode fibonacci heap kesimpulan: pencarian rute terpendek menggunakan algoritma dijkstra dengan metode fibonacci heap ternyata menghasilkan nilai waktu yang lebih kecil jika dibandingkan dengan algoritma dijkstra biasa dan bellman ford. ini berarti algoritma dijkstra dengan metode fibonacci heap lebih cepat dibandingkan dengan kedua algoritma tersebut. perancangan sistem perancangan sistem merupakan pengembangan sistem dan prosedur baru agar diketahui konsep dari sistem itu bekerja sehingga kebutuhan dan informasi yang dibutuhkan akan terdefinisi secara jelas. sistem terbagi menjadi 3 bagian besar, yaitu mobile device (pda) sebagai alat untuk meminta request rute terpendek dan menerima output dari request tersebut; server dan back end dimana server bertugas menerima dan mengolah informasi yang diminta oleh pengguna berdasarkan data-data yang ada di dalam database, hasil pengolahan kemudian akan dikirimkan balik oleh server ke mobile device, sedangkan back end berfungsi untuk memasukkan data dan meng-update data pada database; database berisi semua data-data yang diperlukan pada sistem, data-data dari database akan langsung disimpan di dalam memori. gambar 5 grafik perbandingan perhitungan waktu dari ketiga algoritma teknologi location...... (budi yulianto) 67 gambar 6 rancangan sistem perancangan uml perancangan uml meliputi use case diagram, dan class diagram. use case diagram memberikan gambaran mengenai sistem dari sudut pandang pengguna, dimana pengguna dapat memilih kategori pilihan tempat yang hendak dituju sebagai tempat terdekat dari posisi pengguna berada. pengguna tidak perlu memasukkan posisi dimana dia berada karena koordinat posisi pengguna akan langsung dikirimkan pada saat pengguna memilih tempat yang akan dituju. agar informasi yang diberikan selalu merupakan informasi yang terbaru, maka informasi mengenai kondisi jalan atau kondisi lalu lintas selalu di-update oleh administrator sedangkan data statik seperti tempat, jalan, dan karakteristik jalan akan disimpan di dalam database. pengguna menggunakan pda-nya untuk memilih kategori tempat tujuan, dimana satu atau lebih pengguna hanya dapat memilih satu kategori. lalu kategori yang dipilih tersebut digunakan untuk mencari data di tabel vertices, data-data di tabel vertices sendiri terhubung dengan tabel edges, dimana satu titik di tabel vertices menghubungkan satu atau lebih edges. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 61-74 68 gambar 7 use case diagram gambar 8 class diagram teknologi location...... (budi yulianto) 69 implementasi piranti lunak piranti keras dan piranti lunak dibutuhkan agar sistem yang dibuat dapat berjalan dengan baik. piranti lunak dirancang untuk administrator dan pengguna (user). administrator dapat menentukan arah jalan, apakah satu arah (one way) atau dua arah (two ways), menambah titik (tempat), atau menggeser titik. administrator juga dapat melakukan pencarian rute terpendek dari satu titik ke titik lainnya, dan melakukan uji coba terhadap pencarian dari suatu titik ke titik tujuan. user dapat melihat status gps, menampilkan peta serta menampilkan hasil permintaan rute terpendek yang dicari. gambar 9 tampilan layar untuk menambah status tempat gambar 10 tampilan layar untuk proses pencarian rute terpendek gambar 11 tampilan layar pertama atau tab gps comtech vol.1 no.1 juni 2010: 61-74 70 gambar 12 tampilan layar hasil pencarian rute terpendek evaluasi evaluasi dilakukan untuk mengetahui lama waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mendapatkan rute terpendek pada aplikasi server dari 100, 200, 350 dan 500 titik. evaluasi kestabilan program ini dilakukan dengan menggunakan 3 jenis prosesor, yaitu intel centrion 1.73 ghz, intel celeron 2.53 ghz, dan intel pentium 4 3.0 ghz. tabel 4 spesifikasi sistem pada server yang digunakan untuk evaluasi tabel 5 hasil pengujian untuk 100 verteks waktu (menit:detik) waktu (milidetik) waktu (menit:detik) waktu (milidetik) waktu (menit:detik) waktu (milidetik) 1 0:9.136 9136 0:6.247 6247 0:5.257 5257 2 0:10.031 10031 0:6.858 6858 0:5.782 5782 3 0:9.237 9237 0:6.322 6322 0:5.328 5328 4 0:9.338 9338 0:6.386 6386 0:5.372 5372 5 0:9.209 9209 0:6.297 6297 0:5.305 5305 6 0:9.99 9990 0:6.833 6833 0:5.757 5757 7 0:9.327 9327 0:6.373 6373 0:5.371 5371 8 0:10.128 10128 0:6.919 6919 0:5.832 5832 9 0:9.102 9102 0:6.221 6221 0:5.238 5238 10 0:10.308 10308 0:7.046 7046 0:5.938 5938 total waktu 1:35.806 95806 1:5.501 65501 0:55.178 55178 rata-rata 0:9.5806 9580.6 0:6.55 6550 0:5.518 5518 pengujian kecentrino 1.73 ghz celeron 2.53 ghz pentium 4 3.0 ghz teknologi location...... (budi yulianto) 71 tabel 6 hasil pengujian untuk 200 verteks waktu (menit:detik) waktu (milidetik) waktu (menit:detik) waktu (milidetik) waktu (menit:detik) waktu (milidetik) 1 0:43.424 43424 0:29.692 29692 0:25.01 25010 2 0:44.68 44680 0:30.543 30543 0:25.744 25744 3 0:41.362 41362 0:28.279 28279 0:23.825 23825 4 0:41.419 41419 0:28.32 28320 0:23.854 23854 5 0:43.639 43639 0:29.838 29838 0:25.135 25135 6 0:42.243 42243 0:28.881 28881 0:24.328 24328 7 0:42.458 42458 0:29.026 29026 0:24.46 24460 8 0:42.374 42374 0:28.983 28983 0:24.414 24414 9 0:43.385 43385 0:29.667 29667 0:24.996 24996 10 0:42.366 42366 0:28.967 28967 0:24.401 24401 total waktu 7:7.35 427350 4:52.195 292195 4:6.168 246168 rata-rata 0:42.735 42735 0:29.219 29219 0:24.617 24617 pengujian kecentrino 1.73 ghz celeron 2.53 ghz pentium 4 3.0 ghz tabel 7 hasil pengujian untuk 350 verteks waktu (menit:detik) waktu (milidetik) waktu (menit:detik) waktu (milidetik) waktu (menit:detik) waktu (milidetik) 1 2:46.629 166629 1:53.947 113947 1:35.986 95986 2 2:41.516 161516 1:50.44 110440 1:33.032 93032 3 2:43.762 163762 1:51.974 111974 1:34.327 94327 4 2:44.522 164522 1:52.496 112496 1:34.771 94771 5 2:41.126 161126 1:50.176 110176 1:32.808 92808 6 2:41.716 161716 1:50.587 110587 1:33.152 93152 7 2:41.324 161324 1:50.317 110317 1:32.918 92918 8 2:44.321 164321 1:52.365 112365 1:34.648 94648 9 2:49.533 169533 1:55.929 115929 1:37.649 97649 10 2:43.901 163901 1:52.077 112077 1:34.41 94410 total waktu 27:18.35 1638350 18:40.309 1120309 15:43.701 943701 rata-rata 2:43.835 163835 1:52.031 112031 1:34.37 94370 pengujian kecentrino 1.73 ghz celeron 2.53 ghz pentium 4 3.0 ghz tabel 8 hasil pengujian untuk 500 verteks waktu (menit:detik) waktu (milidetik) waktu (menit:detik) waktu (milidetik) waktu (menit:detik) waktu (milidetik) 1 9:38.198 578198 6:35.372 395372 5:33.039 333039 2 6:36.767 396767 4:31.312 271312 3:48.541 228541 3 6:34.933 394933 4:30.049 270049 3:47.477 227477 4 6:32.404 392404 4:28.326 268326 3:46.025 226025 5 6:31.968 391968 4:28.034 268034 3:45.772 225772 6 6:32.881 392881 4:28.651 268651 3:46.305 226305 7 6:35.358 395358 4:30.35 270350 3:47.727 227727 8 6:29.957 389957 4:26.652 266652 3:44.623 224623 9 6:32.136 392136 4:28.15 268150 3:45.872 225872 10 6:31.052 391052 4:27.406 267406 3:45.248 225248 total waktu 68:35.654 4115654 46:54.302 2814302 39:30.628 2370628 rata-rata 6:51.5654 411565.4 4:41.43 281430 3:57.063 237063 centrino 1.73 ghz pengujian keceleron 2.53 ghz pentium 4 3.0 ghz comtech vol.1 no.1 juni 2010: 61-74 72 0.0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 prosesor intel centrino 1.73 ghz prosesor intel celeron 2.53 ghz prosesor intel pentium 4 3.0 ghz 6.5 8.0 7.5 7.0 4.5 6.0 5.5 4.0 t im e (m in ut e) number of nodes 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 5.0 gambar 13 grafik hasil pengujian pencarian rute terpendek simpulan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu algoritma dijkstra metode fibonacci heap memiliki waktu yang lebih cepat dalam mencari rute terpendek dibandingkan dengan algoritma dijktra metode biasa dan bellman ford; dengan adanya aplikasi seperti ini, memungkinkan pengguna pda yang dilengkapi gps mendapatkan informasi rute terpendek; aplikasi ini mampu menyajikan data gps berupa lokasi tempat ke dalam bentuk grafikal (peta) yang lebih mudah untuk dipahami dibandingkan data-data dalam bentuk koordinat global; kecepatan pemrosesan data pada saat nodes training sangat dipengaruhi oleh spesifikasi piranti keras yang digunakan. untuk data yang lebih banyak peningkatan piranti keras yang lebih baik sangat dibutuhkan. saran untuk penelitian dan pengembangan lebih lanjut, yaitu peta wilayah diperluas; informasi yang dihasilkan bukan hanya rute terpendek tapi bisa pula rute tercepat dengan memperhatikan faktor kemacetan; penggunaan peta vector sebagai peta dasar akan meningkatkan kecepatan aplikasi dalam menampilkan peta, dan memperkecil media penyimpanan yang dibutuhkan; meningkatkan keakuratan posisi yang dihasilkan dengan membangun sistem peta khusus (tipe vector) yang didapat dengan melakukan plotting atau pemetaan beberapa tempat dengan menggunakan alat gps langsung; aplikasi lebih dikembangkan lagi agar pengguna dapat membentuk suatu komunitas sendiri sehingga dapat mengetahui informasi posisi pengguna lain dalam komunitasnya; aplikasi dilengkapi dengan fasilitas panduan penggunaan. teknologi location...... (budi yulianto) 73 daftar pustaka ambler, s. w. a manager’s introduction to the rational unified process (rup). retrieved 2007 from http://www.ambysoft.com/downloads/managersintrotorup.pdf anonymous1. fibonacci heap. retrieved 2007 from http://en.wikipedia.org/wiki/fibonacci_heap anonymous2. coordinate system. retrieved 2007 from http://en.wikipedia.org/wiki/coordinate_system anonymous3. gps. retrieved 2007 from http://en.wikipedia.org/wiki/gps anonymous4. gprs. retrieved 2007 from http://en.wikipedia.org/wiki/gprs anonymous5. location based service. retrieved 2007 from http://en.wikipedia.org/wiki/location_based_service anonymous6. nmea. retrieved 2007 from http://en.wikipedia.org/wiki/nmea anonymous7. rational unified process. retrieved 2007 from http://www.therationaledge.com/content/jan_01/f_rup_pk.html anonymous8. rational unified process. retrieved 2007 from http://en.wikipedia.org/wiki/rational_unified_process booch, gr., james r., and ivar j. (1999). the unified modeling language user guide, united states of america: addison wesley. horowitz, e., sahni. s, and rajasekaran, s. (1998). computer algorithms/c++, united states of america: computer science press. johnsonbaugh, r. (2001). discrete mathematics, 5th ed., united states of america: prentice hall. magon, a., and r. shukla. lbs, the ingredients and the alternatives. retrieved 2007 from http://www.gisdevelopment.net/technology/lbs/techlbs006.htm comtech vol.1 no.1 juni 2010: 61-74 74 http://www.ambysoft.com/downloads/managersintrotorup.pdf http://en.wikipedia.org/wiki/fibonacci_heap http://en.wikipedia.org/wiki/coordinate_system http://en.wikipedia.org/wiki/gps http://en.wikipedia.org/wiki/gprs http://en.wikipedia.org/wiki/location_based_service http://en.wikipedia.org/wiki/nmea http://www.therationaledge.com/content/jan_01/f_rup_pk.html http://en.wikipedia.org/wiki/rational_unified_process http://www.gisdevelopment.net/technology/lbs/techlbs006.htm pendahuluan perancangan uml evaluasi microsoft word 15.ka maryani -implementasi knowledge management pada klpm-pts -ok.doc 142 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 142-148 implementasi knowledge management pada klpm-pts: pembentukan sharing culture antar anggota klpm-pts di indonesia maryani computerized accounting department, school of information systems, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 yanie@binus.edu abstract this paper is an idea to implement a knowledge management system for a real action for optimization efforts of private higher institutions due to the development of national human resources. knowledge management is a technique of organizing knowledge within an organization. the goal is to accelerate the innovation by improving the effectiveness and efficiency of knowledge absorption through knowledge sharing process. four activities underlying knowledge management system are using knowledge, finding knowledge, creating knowledge and packaging knowledge. these processes required to convert tacit knowledge into explicit knowledge that can be transferred to other people. regarding to the background of the consortium members who come from all corners of the archipelago, a web based knowledge management system is the best option. the system is built on many aspects, but can do a variety of simplifications that can be realized in the form of knowledge management portal. to make this system developed well, some attitudes need to be cultivated to create, capture, capture, store, process and disseminate knowledge. keywords: consortium, knowledge management, web portal, tacit knowledge, explicit knowledge abstrak tulisan ini merupakan gagasan untuk mengimplementasikan suatu sistem manajemen pengetahuan sebagai tindakan nyata dalam upaya optimasi perguruan tinggi swasta (pts) dalam pengembangan sdm nasional. knowledge management merupakan teknik mengorganisasi knowledge dalam sebuah organisasi. tujuannya adalah mempercepat terjadinya inovasi dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan knowledge melalui proses knowledge sharing. empat aktivitas yang mendasari knowledge management system adalah using knowledge, finding knowledge, creating knowledge dan packaging knowledge. dalam proses ini dituntut untuk mengkonversi tacit knowledge menjadi explicit knowledge sehingga bisa ditransfer kepada orang lain. mengingat latar belakang anggota konsorsium yang berasal dari seluruh pelosok nusantara maka web based knowledge management system merupakan pilihan terbaik. sistem ini terbangun atas banyak aspek, tapi bisa dilakukan berbagai penyederhanaan sehingga bisa diwujudkan dalam bentuk knowledge management portal. supaya sistem ini dapat terbangun dengan baik, perlu dibudayakan sikap menciptakan, menangkap, menjaring, menyimpan, mengolah dan menyebarluaskan knowledge. kata kunci: konsorsium, knowledge management, web portal, tacit knowledge, explicit knowledge implementasi knowledge management… (maryani) 143 pendahuluan konsorsium lembaga pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi swasta, disingkat klpm-pts, didirikan pada hari senin, 6 maret 2000, oleh 28 lembaga pengabdian kepada masyarakat (lpm) perguruan tinggi swasta (pts) yang hadir pada lokakarya peran perguruan tinggi swasta dalam pemberdayaan keluarga pra sejahtera dan desa tertinggal melalui pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan, yang diselenggarakan di jakarta pada tanggal 4-6 maret. konsorsium ini bertujuan meningkatkan kualitas pelaksanan pkm secara terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi daerah dan masyarakatnya. dengan visi konsorsium adalah pemberdayan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan agar tercapai masyarakat yang sejahtera, adil dan demokratis.misi konsorsium adalah memberdayakan lembaga pengabdian masyarakat dan masyarakat melalui jalinan kerja sama dan kegiatan-kegiatan/program-program berlandaskan azas-azas pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang didukung oleh peningkatan kinerja dan peran serta lpm-pts. anggota konsorsium adalah lpm-pts di seluruh indonesia yang memenuhi persyaratan. untuk menjadi anggota konsorsium, lpm-pts harus menyatakan secara tertulis keikutsertaannya dan disampaikan melalui pengurus harian dengan tembusan kepada koordinator wilayah. anggota konsorsium terdiri dari 122 perguruan tinggi swasta yang berjauhan secara geografis. dengan kondisi seperti itu, sharing fasilitas seperti gedung, dosen, peralatan praktek, workshop dan laboratorium hanya dapat dilakukan antar sesama anggota yang lokasinya berdekatan, sedangkan untuk knowledge sharing dan kepakaran masih relatif jarang dilakukan. acara sharing semacam ini masih terbatas pada acara rutin pertemuan dalam bentuk konvensi tahunan pada anggota konsorsium sehingga bisa dikatakan resources sharing pada jaringan konsorsium belum berfungsi maksimal, mengingat: (1) acara konvensi rutin dua tahunan tersebut umumnya tidak dapat dihadiri oleh seluruh dosen (peneliti) dari seluruh perguruan tinggi anggota karena keterbatasan waktu serta anggaran. oleh karena itu, dosen yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut sering kali tidak mengetahui hal-hal yang dibahas pada pertemuan tersebut; (2) pembicaraan yang disampaikan dalam acara tersebut seringkali hanya seputar kebijakan dan manajemen organisasi, sedangkan presentasi kepakaran masih sangat minim; (3) dokumentasi database hasil tiap-tiap pertemuan masih dilakukan secara manual, yaitu berbentuk cd, prosiding, maupun tersimpan dalam harddisk panitia penyelenggara. kondisi ini mencerminkan bahwa kondisi manajemen knowledge dalam konsorsium belum terkonsep dengan baik sehingga belum saling memberikan manfaat positif antar sesama anggotanya. dengan manajemen yang baik, banyak manfaat yang bisa dipetik misalnya mengenai manajemen pembelajaran, kurikulum, kepakaran bidang tertentu, pengembangan karir dan sebagainya. untuk mewujudkan hal tersebut harus dibudayakan kebiasaan menulis dan mempublikasikan tulisan. selain itu diperlukan juga system manajemen knowledge yang secara nasional tidak hanya dapat diakses oleh seluruh anggota konsorsium, tapi juga menuntut para anggotanya untuk mempublikasikan ide, gagasan atau hasil penelitiannya. selain itu, wadah untuk menanggapi (diskusi) topik yang telah di-posting oleh member juga harus tersedia. sistem manajemen knowledge organisasi semacam ini dikenal dengan istilah okms (organization knowledge management system). awad dan ghaziri (2003) membedakan pengertian antara data, informasi dan pengetahuan, yaitu: “knowledge is neither data nor information, though it related to both, and the differences between these terms are often a matter of degree”. ‘pengetahuan bukan sekedar data atau informasi, akan tetapi berhubungan dengan keduanya, dan perbedaan antara istilah-istilah ini sering kali adalah derajat kemateriannya’. kebanyakan organisasi belum atau tidak mengetahui potensi knowledge 144 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 142-148 tersembunyi yang dimiliki oleh anggotanya. hal ini juga terjadi di lingkungan perguruan tinggi, termasuk asosiasi semacam konsorsium. riset delphi group menunjukkan bahwa knowledge dalam organisasi tersimpan dalam: 42 % dipikiran (otak) karyawan, 26 % dokumen kertas, 20 % dokumen elektronik, dan 12% knowledge base elektronik. data ini menceritakan bahwa porsi knowledge yang paling besar (42%) tersimpan dalam otak saja. knowledge semacam ini disebut dengan tacit knowledge, yaitu pengetahuan yang tersembunyi. sedangkan materialisasi knowledge berbentuk dokumen kertas (26%), dokumen elektronik (20%) dan benda elektronik berbasis knowledge (12%). potensi tacit knowledge tersebut harus digali untuk kemudian dieksplisitkan untuk kemudian diorganisir bersama komponen knowledge yang lain supaya bisa di-trasfer kepada orang lain. nonaka & konno (1998) mengemukakan definisi knowledge management sebagai “the explicit and systematic management of vital knowledge and its associated processes of creation, organisation, diffusion, use and exploitation”, yang diterjemakan sebagai ‘manajemen pengetahuan vital secara eksplisit dan sistematis dan proses yang berasosiasi pada pembentukan, pengorganisasian, difusi, penggunaan dan eksploitasi’. definisi tersebut bukanlah satu-satunya definisi yang benar secara mutlak karenatidak ada definisi yang universal mengenai knowledge management. definisi tersebut merupakan definisi rumusan skyrme yang paling merepresentasikan pengertian knowledge management berdasarkan pengalaman dan kepakarannya. definisi yang lain menyebutkan “km is the ‘process through which organizations generate value from intellectual and knowledge based assets”, maksudnya, knowledge management adalah proses bagaimana sebuah organisasi mengambil keuntungan dari aset berbasis intelektual dan pengetahuan. makalah ini mengemukakan gagasan mengenai implementasi knowledge management pada konsorsium untuk mengelola knowledge yang dimiliki oleh anggota konsorsium sehingga terwujud budaya sharing sesama anggota konsorsium. terbentuknya konsep konsorsium organization knowledge management system yang merupakan implementasi manajemen knowledge dengan memberdayakan 4 fungsi yaitu: using knowledge, finding knowledge, creating knowledge dan packaging knowledge yang dapat diimplementasikan di organisasi konsorsium, serta membangun budaya knowledge sharing di kalangan dosen, peneliti dan praktisi paa institusi anggota konsorsium sehingga diharapkan dapat mendorong untuk berinovasi baik secara kelompok ataupun individu. permasalahan dirumuskan sebagai berikut: (1) bagaimanakah membangun budaya knowledge sharing sesama anggota konsorsium untuk percepatan pengembangan institusi anggota?; (2) bagaimanakah konsep knowledge management system untuk konsorsium dalam rangka optimasi pendidikan untuk pengembangan sdm nasional? tujuan dari penulisan makalah ini adalah membuat sebuah knowledge base untuk sharing knowledge antar anggota konsorsium klpm-pts. knowledge base dapat dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu achinereadable knowledge base dan humanreadable knowledge base. tipe pertama merupakan tempat menyimpan pengetahuan yang dapat dibaca oleh komputer yang digunakan untuk pemikiran deduktif secara otomatis. sedangkan tipe kedua merupakan desain knowledge base yang mengijinkan manusia untuk mencari kembali dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang telah ada penyelesaiannya pada area permasalahan yang sama. dengan demikian produk akhir dari makalah ini adalah pembangunan sebuah humanreadable knowledge base tentang operasional klpm-pts dengan menggunakan “wiki engine”. metode metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyelesaiakan makalah ini dimulai dengan studi literatur mengenai domain proses operasional di klpm-pts. studi literatur ini dilakukan agar implementasi knowledge management… (maryani) 145 penulis mempunyai gambaran mengenai kegiatam di klpm-pts. kemudian dilanjutkan ke tahap pengumpulan pengetahuan. pengetahuan ini ada yang telah terdokumentasikan dan ada yang belum. untuk pengetahuan yang tak terdokumentasikan diambil dengan cara melakukan wawancara pada sejumlah pengurus dan pendapat dewan kehormatan pada pengoperasian klpm-pts informasi hasil wawancara dengan para pengurus dan pakar (yang disebut dengan tacit knowledge) divalidasi oleh pakar yang kemudian diolah menjadi explicit knowledge. pengolahan tacit knowledge menjadi explicit knowledge dengan menggunakan kodifikasi pengetahuan.kodifikasi ini membuat bentuk dan struktur pengetahuan, dengan menggunakan map. setelah proses klasifikasi, pengetahuan mengenai operasional klpm-pts disusunlah knowledge base dengan menggunakan “wiki engine” agar pengetahuan tersebut dapat diambil dan digunakan untuk kepentingan operasional dan managemen klpm-pts. knowledge base tersebut merupakan prototipe awal yang akan digunakan untuk mengumpulkan pengetahuan tacit yang berikutnya. pengetahuan yang belum ada dalam prototipe tersebut dapat ditambahkan dengan cepat setelah sesi wawancara berikutnya. terakhir hasil prototipe knowledge base divalidasi oleh pakar dari klpm-pts. rangkuman metodologi penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. gambar 1. metodelogi penelitian. hasil dan pembahasan penciptaan dan pengembangan knowledge penciptaan pengetahuan melibatkan lima langkah utama (nonaka & konno, 1998), yaitu: (1) berbagi pengetahuan terbatinkan; (2) menciptakan konsep; (3) membenarkan konsep; (4) membangun prototype; (5) melakukan penyebaran pengetahuan di berbagai fungsi dan tingkat di organisasi. siklus knowledge management mempunyai kelebihan dalam hal pengkategorian, pengoraganisasian dan penyimpanan, deseminasi, dan kemudahan untuk diakses. dengan demikian siklus konsep yang dibangun atas knowledge management jauh lebih baik dan lebih mendorong terjadinya inovasi dibandingkan dengan siklus inovasi itu sendiri. sistem pakar (expert system) merupakan salah satu teknologi andalan dalam knowledge management, terutama melalui empat skema penerapan dalam suatu organisasi, yaitu: (1) case-based reasoning (cbr) yang merupakan representasi knowledge berdasarkan pengalaman, termasuk kasus dan solusinya; (2) rule-based reasoning (rbr) mengandalkan serangkaian rules yang merupakan representasi dari knowledge dan pengalaman karyawan/manusia dalam memecahkan kasus-kasus yang rumit; (3) model-based reasoning (mbr) melalui representasi knowledge dalam bentuk atribut, perilaku, antar hubungan maupun simulasi proses terbentuknya knowledge; (4) constraint-satisfaction reasoning yang merupakan kombinasi antara rbr dan mbr. 146 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 142-148 di dalam konfigurasi yang demikian, dimungkinkan pengembangan knowledge management di salah satu unit organisasi dengan dokumentasi dan informasi dalam bentuk: (1) proses mengoleksi, mengorganisasikan, mengklasifikasikan, dan mendiseminasikan knowledge ke seluruh unit kerja dalam suatu organisasi agar knowledge tersebut berguna bagi siapapun yang memerlukannya; (2) kebijakan, prosedur yang dipakai untuk mengoperasikan database dalam suatu jaringan intranet yang selalu up-to-date; (3) penggunaan ict yang tepat untuk menangkap knowledge yang terdapat di dalam pikiran individu sehingga knowledge itu bisa dengan mudah digunakan bersama dalam suatu organisasi; (4) lingkungan untuk pengembangan aplikasi expert systems; (5) analisis informasi dalam databases, data mining atau data warehouse sehingga hasil analisis tersebut dapat segera diketahui dan dipakai oleh lembaga; (6) identifikasi kategori knowledge yang diperlukan untuk mendukung lembaga, mentransformasikan basis knowledge ke basis yang baru; (7) kombinasi pengindeksan, pencarian knowledge dengan pendekatan semantics atau syntacs; (8) organisasi dan penyediaan know-how yang relevan, kapan, dan bilamana diperlukan, mencakup proses, prosedur, paten, bahan rujukan, formula, best practices, prediksi dan cara-cara memecahkan masalah. secara sederhana, intranet, groupware, atau bulletin boards adalah sarana yang memungkinkan lembaga menyimpan dan mendesiminasikan knowledge; (9) pemetaan knowledge (knowledge mapping) pada suatu organisasi baik secara online atau off-line, pelatihan, dan perlengkapan akses ke knowledge. proses konversi knowledge nonaka & konno (1998) menyatakan bahwa tacit knowledge maupun explicit knowledge dapat dikonversikan dengan proses sosialisasi, eksternalisasi, internalisasi, maupun kombinasi seperti yang terlihat pada gambar 2. untuk mengubah tacit knowledge menjadi explicit knowledge diperlukan proses eksternalisasi, sedangkan untuk mengubah explicit knowledge menjadi tacit knowledge diperlukan proses internalisasi. gambar 2. proses konversi tacit knowledge dan explicit knowledge. pembudayaan knowledge sharing knowledge management system diharapkan mampu membuat berbagi informasi (information sharing) menjadi lebih baik. knowledge management termasuk strategi dari tanggung jawab dan tindak lanjut (komitmen), baik untuk meningkatkan efektifitas organisasi maupun untuk meningkatkan peluang/kesempatan. tujuan dari knowledge management adalah meningkatkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan proses inti lebih efisien. supaya knowledge management system berhasil dilaksanakan pada konsorsium, hal-hal berikut ini harus dibudayakan pada anggotanya, baik secara individu maupun institusi: (1) menciptakan knowledge: knowledge diciptakan begitu seseorang menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan know-how. kadang-kadang knowledge eksternal dibawa ke dalam organisasi/institusi; (2) menangkap implementasi knowledge management… (maryani) 147 knowledge: knowledge baru diidentifikasikan sebagai bernilai dan direpresentasikan dalam suatu cara yang masuk akal; (3) menjaring knowledge: knowledge baru harus ditempatkan dalam konteks agar dapat ditindaklanjuti. hal ini menunjukkan kedalaman manusia (kualitas tacit) yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta eksplisit; (4) menyimpan knowledge: knowledge yang bermanfaat harus disimpan dalam format yang baik dalam penyimpanan knowledge, sehingga semua anggota dalam organisasi dapat mengaksesnya; (5) mengolah knowledge: seperti perpustakaan, knowledge harus dibuat up-to-date. hal tersebut harus direview untuk menjelaskan apakah relevan atau akurat; (6) menyebarluaskan knowledge: knowledge harus tersedia dalam format yang bermanfaat untuk semua orang dalam organisasi yang memerlukan, dimanapun dan tersedia setiap saat. dalam organisasi konsorsium aspek yang perlu untuk dikelola sebagai knowledge yang perlu dibagi di antaranya kemampuan, jadwal kegiatan (rapat, ceramah, diskusi, seminar, dsb), output yang dihasilkan misalnya pedoman, laporan, prosedur, klasifikasi dan lain sebagainya. hal-hal tersebut menjadi objek knowledge yang bermanfaat bagi seluruh anggota konsorsium jika dikelola dengan baik, dieskplisitkan, dan bisa diakses oleh seluruh anggota. catatan penting yang juga sangat mempengaruhi berhasil tidaknya knowledge management pada konsorsium adalah: (1) penerapannya tidak hanya menghasilkan knowledge baru, tetapi juga mendaur ulang knowledge yang sudah ada. oleh karena itu knowledge yang dimiliki sejak lama harus digali kembali dan dieksplisitkan; (2) teknologi informasi memang merupakan sarana yang paling mudah dalam menjembatani terjadinya jejaring sistem knowledge management akan tetapi harus disadari pula belum sepenuhnya bisa menggantikan fungsi-fungsi jaringan sosial antar anggota organisasi. oleh karena itu, tatap muka juga masih tetap diperlukan; (3) sebagian besar organisasi tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya mereka ketahui. banyak knowledge penting yang harus ditemukan lewat upaya-upaya khusus, padahal knowledge itu sudah dimiliki organisasi tersebut sejak lama. usulan konsep konsorsium knowledge management di banyak organisasi modern saat ini, pandangan tentang manajemen perubahan bersinggungan dengan cara mereka memberlakukan knowledge sebagai modal intelektual. manajemen perubahan mencakup prinsip, alat analisis, ict, teori perubahan strategis, peningkatan fungsi individu, sistem, struktur dan proses kerja yang didahului dengan desain organisasi, perbaikan kinerja pegawai, hubungan antar bidang/bagian/kelompok dalam suatu organisasi. hal ini juga berlaku bagi konsorsium. gambar 3 menunjukkan usulan gambaran umum konsep konsorsium knowledge management system. sistem terbangun atas empat pilar utama, yaitu teknologi, aktifitas, interface, dan berbagai komponen. aktifitas yang diperlukan dalam sistem ini di antaranya web browsing, computer based collaboration, searching dan data mining. semua aktivitas itu bisa dilakukan dengan menggunakan web browser. interface yang bisa dipergunakan untuk menjembatani terjadinya kolaborasi informasi ini selain web browser juga mailing list, forum diskusi, bahkan jika diperlukan aplikasi customer service. adapun komponen yang ada dalam sistem untuk mensuplai terjadinya berbagai kegiatan tersebut meliputi database, web platform, data management tools, perangkat pengirim pesan, search engine, web service, document management serta interference engine. teknologi yang dibutuhkan untuk menyokong layanan tersebut di antaranya adalah rdbms, aplikasi client-server, web service serta artificial intelligence (ai). 148 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 142-148 gambar 3. elemen penyusun konsorsium knowledge management system. dengan latar belakang anggota yang tersebar di seluruh indonesia, hal yang paling memungkinkan konsorsium knowledge management system tersebut adalah web based knowledge management portal, yaitu situs portal komunitas yang beranggotakan seluruh individu-individu dari institusi anggota konsorsium yang bertujuan untuk saling sharing pengetahuan. bentuk ini relatif sangat mudah untuk diwujudkan sedangkan manfaatnya juga sangat besar. konsep semacam ini sudah dilaksanakan dengan sangat baik bahkan dipromotori secara mandiri oleh perorangan. kedua situs tersebut dibangun untuk tujuan sharing ilmu, hanya saja dalam hal ini, dilakukan oleh sukarelawan yang berasal dari pribadi maupun berbagai kalangan yang dengan kesadaran men-share pikirannya untuk dipelajari orang. berkembangnya opensource web platform yang sangat melimpah merupakan potensi yang sangat besar untuk implementasi sistem tersebut. tentu saja hal ini masih memerlukan pencermatan yang lebih mendalam sehingga bisa dipilih web-platform yang memadai untuk melaksanakan fungsi ini. hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih opensource web platform tersebut di antaranya: (1) semaksimal mungkin bisa menjalankan berbagai fungsi seperti yang telah diuraikan di atas, di antaranya fungsi manajemen data, manajemen dokumen, searching, messaging dan sebagainya; (2) banyak disuplai oleh berbagai plugin oleh komunitas terbuka sehingga memungkinkan penyempurnaan fasilitas jika diperlukan; (3) mudah diimplementasikan dengan interface yang user friendly; (4) multi-user sehingga memungkinkan penggunaan bersama-sama oleh seluruh anggota. namun demikian juga harus ada feature untuk manajemen hak akses oleh anggota. penutup beberapa keuntungan dengan dimilikinya knowledge portal bagi konsorsium adalah adanya gambaran yang konsisten mengenai organisasi konsorsium, kemampuan mengelola dan mencari informasi, akses langsung ke informasi dan sumber daya organisasi, hubungan langsung ke laporanlaporan, dan pertanyaan-pertanyaan, hubungan langsung ke data yang dibutuhkan dan keahlian seseorang, serta identitas individu dan akses ke isi/subyek (content) yang dapat dipersonalisasi. daftar pustaka awad, elias m. & ghaziri, hasan m. (2003). knowledge management. new jersey: person education. nonaka, ikujiro & konno, noboru. (1998). the concept of "ba": building a foundation for knowledge creation.california management review, 40 (3), 17. microsoft word 32_ars_sigit_ok.doc model kemitraan… (sigit wijaksono) 1023 model kemitraan dalam pembangunan rumah sewa swadaya sigit wijaksono architecture department, faculty of engineering, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 swijaksono@binus.edu abstract the high prices of land causes the decreasing development of rental housing around activity centers such as workplaces, schools and others. the specific objective of this study is to identify and map the forms of existing partnerships between government, business, and community organizations in the construction of rental housing, to identify obstacles in the implementation and effectiveness of these partnerships, and to develop a partnership model that can include and involve all interests (stakeholders) either from the government (central or local), businesses, and communities, as well as their respective roles in realizing the construction of rental housing for low income community. this study implements is a qualitative method with exploratory descriptive and comparative approach. data are obtained through surveys in several locations as representatives of existing forms of self-help construction of rental housing in jakarta, west java and batam. data collection technique used observation and interviews are supported by direct observation in the field. the model developed is aimed at promoting self-help development of affordable rental housing which involves a partnership among government, business, and society. the partnership should be beneficial to all three parties. it should also allow affordability of low-income community to rent the house in the form of licensing component funded by national and local government, construction financed by the business or government, while the land acquisition component can use the land the community or local government. keywords: partnership, self-help rental housing, government, business, low income community abstrak mahalnya harga tanah merupakan salah satu unsur penyebab tidak berkembangnya pembangunan rumah sewa di sekitar pusat-pusat kegiatan seperti tempat kerja, sekolah dan lain sebagainya. untuk itu dibutuhkan suatu bentuk kemitraan agar dapat memecahkan masalah ini. tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan dan memetakan bentuk-bentuk kemitraan yang telah ada antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam pembangunan rumah sewa swadaya, mengidentifikasikan efektifitas dan kendala dalam pelaksanaan kemitraan tersebut, mengembangkan model kemitraan yang dapat mencakup dan melibatkan semua kepentingan (stakeholder) baik dari pihak pemerintah (pusat atau daerah), dunia usaha, dan masyarakat, serta perannya masing-masing di dalam mewujudkan pembangunan rumah sewa bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (mbr). penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif dan komparatif. untuk pengumpulan datanya menggunakan metode survei dengan memilih beberapa lokasi sebagai sampel penelitian yang dianggap dapat mewakili berbagai bentuk pembangunan rumah sewa swadaya yang ada, yaitu di wilayah jabotabek, jawa barat, dan batam. teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara didukung dengan pengamatan dan peninjauan langsung dilapangan. model yang dapat dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan percepatan pembangunan rumah sewa swadaya yang terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan melibatkan pihak pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat (kemitraan). kemitraan ini menguntungkan bagi ketiga pihak. selai itu, memungkinkan keterjangkauan masyrakat berpenghasilan rendah untuk dapat menyewa rumah tersebut dalam bentuk komponen perijinan dibiayai pemerintah pusat dan daerah, pembangunan konstruksi dibiayai oleh dunia usaha atau pemerintah pusat atau daerah, sedangkan komponen pengadaan tanah dapat menggunakan tanah milik masyarakat atau pemerintah daerah. kata kunci: kemitraan, rumah sewa swadaya, pemerintah, dunia usaha, masyarakat berpenghasilan rendah (mbr) 1024 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 1023-1029 pendahuluan semakin langka dan mahalnya tanah di perkotaan membuat pembangunan perumahan baru layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah cenderung menjauh dari tempat kerja (urban sprawl). keadaan ini menimbulkan ketidakteraturan penataan ruang dan kawasan, permasalahan mobilitas manusia dan barang, beban investasi dan operasi dan pemeliharaan prasarana sarana, dan utilitas (psu), penurunan produktifitas kerja, serta berdampak buruk terhadap kondisi sosial dan lingkungan. dilihat dari pihak pemerintah, penyediaan rumah bagi warganegeranya merupakan tanggung jawabnya, di pihak dunia usaha, mereka membutuhkan tempat tinggal bagi para pekerjanya agar mereka dapat hidup tenang dan berkecukupan sedangkan di pihak masyarakat di bagi dua yaitu pengguna rumah, mereka dapat tinggal di tempat yang layak, dan bagi pemilik lahan yang berada di sekitar kegiatan industri tersebut, mereka dapat mengembangkan usahanya dalam bentuk penyediaan rumah sewa yang terjangkau dan berkualitas. namun mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dalam proses pembangunannya. para pengembangan rumah (developer) tidak merasa tertantang untuk membangun rumah sewa yang dikarenakan untuk mendapatkan lahan tanah developer harus membiayai sendiri, harga tanah yang selalu meningkat, pengurusan ijin yang sangat birokrasi, dan biaya pengurusan ijin yang cukup mahal (ijin pemanfaatan ruang, ijin lokasi, sertifikasi tanah, dan ijinmendirikan bangunan); beban pajak; keterbatasan dukungan prasarana, sarana, dan utilitas (psu); serta masih tingginya beban bunga pinjaman. berdasarkan kondisi di atas, perlu dikembangkan model pembangunan rumah sewa berbasiskan kemitraan guna mengatasi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, membantu pemerintah dalam menyelesaikan kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dan meningkatkan peran masyarakat dalam mendukung program pemerintah. terbatasnya daya beli masyarakat khususnya yang berpenghasilan menengah-bawah, terbatasnya penyediaan uang muka, rendahnya kemampuan meminjam akibat tenor pinjaman yang pendek merupakan salah satu alasan harus dikembangkannya model rumah sewa berbasiskan kemitraan. menurut parenta, w dari usaid, definisi kemitraan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat adalah ”an agreement or contract, between a public entity and a private party, under which: (a) private party undertakes government function for specified period of time, (b) the private party receives compensation for performing the function, directly or indirectly, (c) the private party is liable for the risks arising from performing the function and, (d) the public facilities, land or other resources may be transferred or made available to the private party.” jika diterjemahkan dapat berarti perjanjian atau kontrak, antara badan publik dan pihak swasta, di mana: (a) pihak swasta menyanggupi fungsi pemerintah untuk periode waktu tertentu, (b) pihak swasta menerima kompensasi untuk melakukan fungsi, secara langsung atau tidak langsung, (c) pihak swasta bertanggung jawab atas risiko yang timbul dari menjalankan fungsi dan, (d) fasilitas umum, tanah atau sumber daya lainnya dapat ditransfer atau dibuat tersedia untuk pihak swasta. penelitian yang dilakukan oleh oleh universitas petra surabaya memperlihatkan bahwa dalam pembangunan rusunawa dapat dikelompokan dalam tiga pola utama: (1) pola upt pembangunan dengan pola ini dilakukan dengan menggunakan dana pemerintah daerah (apbd), yang tidak mengharapkan adanya pengembalian investasi, lebih mengarah kepada tujuan sosial. proyek ini akan menjadi asset daerah dan pengelolaannya diserahkan kepada upt terkait; (2) pola penyertaan modal pemerintah – pola ini menggunakan dana pemerintah pusat dan pelaksanaannya diserahkan kepada pemerintah daerah. tanah dan bangunan keseluruahn diserahkan kepada pemerintah daerah dan model kemitraan… (sigit wijaksono) 1025 didaftarkan sebagai ikmn; (3) pola kemitraan – pola ini merupakan kerjasama dari berbagai pihak dalam mewujudkan pembangunan rusunawa, yang umumnya melibatkan pihak swasta, industri maupun perbankan. pola-pola yang dikembangkan meliputi: (1) pemerintah kota/ kabupaten – pemilik tanah – kreditur; (2) pemerintah kota/ kabupaten – kelompok pemilik tanah – kreditur; (3) pemerintah kota/ kabupaten – kelompok pemilik tanah perusahaan – kreditur; (4) pemerintah kota/ kabupaten – swasta – kreditur; (5) pemerintah kota/ kabupaten – swasta + perusahaan – kreditur. adapun bentuk-bentuk kemitraan meliputi: (1) boo : build own operate, swasta membangun, memiliki dan mengoperasikan fasilitas yang dikontrakan; (2) boot: build own operate transfer, swasta membangun, memilki, mengoperasikan dan menyerahkan kepada pemerintah di akhir kontrak; (3) bot: built operate transfer, swasta membangun, mengoperasikan dan menyerahkan diakhir kontrak kepada pemerintah; (4) bto: build transfer operate, swasta membangun, menyerahakan diawal kontrak kepada pemerintah dan mengoperasikannya; (5) db: design build, swasta membuat design dan membangun sebagai alternative model procurement; (6) dbfo: design, build, finance, operate. swasta mendesain, membangun, membiayai dan mengoperasikan; (7) kso: kerja sama operasi terkait dengan judul dan keterbatasan waktu, dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada aspek kelembagaan, sementera aspek lainnya diteliti pada penelitian lanjutan. tujuan umum jangka panjang dari penelitian ini adalah mengembangkan sebuah model pembangunan rumah sewa yang berbasis kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) memetakan bentuk model kemitraan pembangunan rumah sewa yang berjalan; (2) menyiapkan rencana pembangunan kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.yang mencakup rencana investasi, dan bentuk pengelolaan khususnya rumah sewa untuk masyarakat berpenghasilan rendah (mbr); (3) mengembangkan pola-pola kemitraan yang dapat mencakup kepentingan-kepentingan yang ada sehingga dunia usaha dan masyakarat dapat berperanserta seluas-luasnya dalam kemitraan pembangunan metode penelitian dibagi menjadi dua tahap. pada tahap pertama, metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: penelitian survei, survei di lakukan di jakarta, tangerang dan bandung.dengan fokus pada rumah sewa yang berbasiskan kemitraan di 5 lokasi. pemetaan model-model rumah sewa untuk mbr saat ini baik yang bermitra maupun yang tidak bermitra. di tahap kedua, peneliti melakukan survei ke industri (tempat mbr bekerja). survey bertujuan untuk mendapatkan data mengenai: apakah industri memiliki program csr? jika ada, apakah ada yang berhubungan dengan bidang perumahan, jika ya, di bidang perumahan seperti apa? bagaimana industri menyisihkan atau mendistribusikan untuk bidang perumahan? bagaimana modelnya? keterlibatan industri dimaksudkan untuk melihat, apakah memungkinkan dana csr dimasukan sebagai bagian dari model subsidi rumah sewa bagi masyarakat berpenghasilan rendah. hasil dan pembahasan pada penelitian tahap 1, survei dilakukan di lima tempat, yaitu: perumahan bukit tiara (kawasan industri jatake), kawasan industri manis (tangerang), jamsostek (muka kuning, batam), rumah susun sewa pondok bambu, dan rumah susun sewa cigugur – cimahi. 1026 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 1023-1029 bukit tiara mutiara, daerah kawasan industri jatake pada perumahan bukit tiara penyediaan lahan tanah dilakukan oleh pt gajah tunggal dengan cara membeli terlebih dahulu, lalu pembangunannya dilakukan kerja sama dengan developer. perumahan tersebut diperuntukan bagi para karyawan gajah tunggal dengan persyaratan memiliki prestasi kedisiplinan sebesar 98% per tahunnya. status penyediaan rumah adalah kepemilikan dan bukan sewa. type yang dibangun adalah type 21/60, dengan fasilitas yang ada adalah 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang tamu, dapur, listrik 1300 watt, pompa dragon. khusus untuk keramik dan plester di bangun sendiri oleh masing-masing karyawan dengan dana subsidi perusahaan sebesar rp 5 juta. fasilitas umum dan fasilitas sosial belum ada, tapi di sekitar lingkungan perumahan sudah terdapat poliklinik (puskesmas), sekolah, tempat ibadah, dan pasar. sarana olah raga dan taman bermain anak belum tersedia. dalam proses pembangunan rumah untuk mbr ini, campur tangan pemerintah dalam meringankan beban mbr belum nampak dan peran serta masyarakat dalam pembangunan rumah ini juga belum nampak. berdasarkan hasil tinjauan secara langsung, dapat disimpulkan bahwa lingkungan terkesan kurang rapi (tak terawat), air kurang bersih. beberapa harapan dari masyarakat yang menghuni di perumahan tersebut yaitu krianya pemerintah dapat membantu dalam hal penyediaan fasilitas umum, dan fasilitas sosial. beberapa hal yang perlu dijadikan catatan: nampak sekali kepedulian pihak perusahaan dalam mensejahterakan para pekerjanya khususnya pekerja yang penghasilannya di bawah rp 2,5 juta, tidak nampaknya campur tangan pemerintah dalam meringankan beban mbr, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan perumahan dengan adanya bisnis-bisnis kecil yang bermunculan. rumah susun kawasan industri manis, tangerang di rumah susun kawasan industri manis, tangerang, ini tanah disediakan dari pemda, dan diperuntukan untuk para pekerja industri di sekitar daerah tersebut. type rumah sewa yang disediakan adalah type 18 dan 21, dengan fasilitas yang disediakan adalah dapur, kamar mandi, listrik 450 watt atau 900 watt. pendanaan pembangunan gedung oleh pemda dan menjadi asset pemda. fasilitas umum yang disediakan adalah parkir, tempat bermain dan sarana olah raga. untuk poliklinik, pasar, sekolah, dan tempat ibadah terdapat di sekitar lingkungan rumah sewa. pengelolaan dilakukan oleh pemda melalui upt. biaya sewa ditentukan berdasarkan perda. berdasarkan pengamatan langsung, beberapa yang menjadi catatan penting: rumah tinggal yang kurang layak, tidak terawat rapi dan kotor, design rumah yang tidak pas (terlihat banyak jemuran pakaian di mana-mana), pengelolaan yang tidak profesional, tidak adanya pembinaan kedisiplinan bagi para penghuni. pembinaan dilakukan karena rata-rata penghuni berasal dari golongan mbr dan terbiasa hidup dengan lingkungan yang kumuh, meningkatnya kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan perumahan dengan adanya bisnis-bisnis kecil yang bermunculan. rumah susun sewa muka kuning, batam (jamsostek) berbeda dengan rumah susun di atas, rumah sewa ini di bangun dengan menggunakan dana csr jamsostek yang disisihkan dari laba per tahunnya. prinsip dari jamsostek adalah dari anggota untuk anggota, artinya dana yang di himpun dari anggota di kelola dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh anggota yang berpenghasilan rendah. untuk pembangunan rumah susun muka kuning batam, pihak jamsostek mencari sendiri tanah dengan harga murah, hgb selama 30 tahun. pembangunan rumah sewa ini diperuntukan khusus para pekerja industri yang belum menikah (single). unit yang disediakan adalah ukuran type 27 termasuk ranjang, kasur, dan lemari di dalamnya (mirip tempat kos). kamar mandi disediakan di dalam. fasilitas yang disediakan adalah taman, parkir dan taman bermain. untuk fasilitas lainnya terdapat di sekitar lingkungan tersebut, antara lain poliklinik, sekolah, tempat ibadah, dan pasar. pengelolaan di lakukan oleh jamsostek, terdiri dari model kemitraan… (sigit wijaksono) 1027 kebersihan, keamanan, parkir, perawatan gedung dan sampah. penentuan biaya sewa dilakukan sendiri oleh pengelola. kendala yang dihadapi oleh jamsostek saat ini adalah: sulitnya mendapatkan harga tanah murah, sulitnya perijinan, dan kebutuhan konsultan teknik. beberapa hal yang menjadi catatan penting setelah survei: pengadaan rumah sewa dilakukan sendiri oleh jamsostek, lingkungan yang sangat bersih, design rumah yang sangat baik (tertata rapi dan sangat bersih), tak nampak peran serta pemerintah dan masyarakat dalam proses pembangunan rumah sewa di batam (terbukti pengurusan imb yang masih belum selesai, padahal fisik bangunan sudah jadi), meningkatnya kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan perumahan dengan adanya bisnis-bisnis kecil yang bermunculan, mitra yang terlibat hanya jamsostek rumah susun sewa pondok bambu, jakarta timur rumah susun sewa pondok bambu di bangun di atas tanah milik pemda dki dan diperuntukan bagi warga dki yang dapat menunjukkan ktp dki. setiap penghuni akan di evaluasi setiap dua tahun sekali guna perpanjangan sewa. unit yang disediakan adalah type 24 termasuk dapur, kamar mandi. fasilitas listrik tiap unit sebesar 900 watt. pendanaan pembangunan rumah sewa didanai oleh pemda dan merupakan asset milik pemda. penentuan tarif sewa berdasarkan perda. fasilitas umum dan sosial yang disediakan adalah taman, parkir, dan taman bermain. fasilitas yang memanfaatkan dari luar kompleks adalah poliklinik, pasar, tempat olah raga, sekolah dan tempat ibadah. fasilitas yang belum tersedia adalah ruang bersama (serba guna). pengelolaan di lakukan oleh dinas perumahan meliputi kebersihan, keamanan, perawatan, administrasi, perparkiran dan sampah. hal-hal yang menjadi catatan penting saat survei: design yang kurang pas karena terjadi tampias saat hujan, terlihat banyaknya jemuran yang tidak teratur, luas unit yang kurang, karena rata-rata di huni oleh 4 orang, lingkungan yang kurang rapi, tidak ada pembinaan bagi penghuni, pengelolaan yang tidak profesional, tempat tinggal dijadikan sebagai tempat usaha, tidak melibatkan peran dunia usaha dan masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan rumah sewa, mitra yang terlibat yaitu pemda dki dan dinas perumahan rumah susun cigugur tengah, cimahi rumah susun cigugur tengah, cimahi di bangun di atas tanah milik pemkot yang diperuntukan khusus buruh yang telah berkeluarga dengan anak satu maksimal usia 9 tahun. luas tiap unit seluas 21 m2 dengan dapur dan kamar mandi di dalam, dan fasilitas listrik sebesar 900 watt tiap unit. pembangunan rumah susun sewa ini di danai dari dana hibah pusat (dinas pu). dengan demikian maka kepemilikan tanah adalah milik pemkot, aset bangunan milik pusat (pu). fasilitas umum dan sosial di bangun dengan menggunakan dana hibah propinsi, yang terdiri dari taman, parkir, taman bermain, tempat olah raga, dan tempat ibadah sedangkan untuk poliklinik, pasar, dan sekolah tersedia di sekitar lingkungan perumahan. pengelolaan dilakukan oleh pemkot meliputi kebersihan, keamanan, perawatan, administrasi, perparkiran, tagihan listrik, tagihan air, dan sampah. untuk penentuan tarif sewa ditentukan berdasarkan surat keputusan walikota. hal-hal yang menjadi catatan penting saat survei yaitu: tempat yang sangat tertata rapi, pengelolaan profesional, adanya pembinaan bagi para penghuni, pendanaan pembangunan rumah susun sewa pemkot cimahi lebih tertarik berasal dari dana hibah, mitra yang terlibat adalah pemkot cimahi, pemda (propinsi) dan pusat (pu). perkembangan kemitraan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat secara garis besar, terdapat tiga hal yang harus segera diselesaikan pemerintah. kesatu, membentuk kelembagaan baru yang mendukung pelaksanaan kemitraan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat; kedua, melakukan harmonisasi, reformasi dan revisi terhadap berbagai aturan yang saling bertentangan dan yang menghambat masuknya investasi; dan ketiga, meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1028 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 1023-1029 untuk tugas pertama, pemerintah telah membentuk apa yang disebut dengan komite kebijakan percepatan penyediaan infrastruktur (kkppi) yang diketuai oleh menteri koordinator perekonomian pada mei 2005. komite ini mempunyai tugas: (1) merumuskan strategi dalam rangka koordinasi pelaksanaan percepatan penyediaan infrastruktur; (2) mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan kebijakan percepatan penyediaan infrastruktur oleh menteri terkait dan pemerintah daerah; (3) merumuskan kebijakan pelaksanaan kewajiban pelayanan umum (public service obligation) dalam percepatan penyediaan infrastruktur; (4) menetapkan upaya pemecahan berbagai permasalahan yang terkait dengan percepatan penyediaan infrastruktur. selain kkppi, beberapa institusi pendukung dalam rangka kemitraan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat juga sedang dan telah dibentuk seperti: (1) departemen keuangan telah membentuk pusat pengelolaan risiko fiskal (risk management unit) dan badan investasi pemerintah; (2) departemen perhubungan, departemen pekerjaan umum dan departemen energi dan sumber daya mineral masing-masing telah membentuk simpul kemitraan pemerintah; (3) dunia usaha, dan masyarakat (kemitraan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat node); (4) pemerintah juga membentuk pusat pengembangan kemitraan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat (kemitraan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat center). selanjutnya, pemerintah melakukan harmonisasi, reformasi dan revisi terhadadap berbagai aturan yang tidak market friendly, baik itu berbentuk undang-undang maupun perda, termasuk aturan pelaksanaannya. beberapa contoh kongkritnya adalah: (1) terbitnya perpres nomor 67 tahun 2005 tentang kerjasama pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur (sebagai revisi atas kepres nomor 7 tahun 1998); (2) terbitnya perpres nomor 65 tahun 2006 tentang perubahan atas perpres nomor 36 tahun 2005 tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum; (3) perpres nomor 71 tahun 2006 tentang penugasan kepada pt pln (persero) untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara; (4) keluarnya permenkeu nomor 38 tahun 2006 tentang petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan risiko atas penyediaan infrastruktur; (5) banyaknya perda yang direvisi dan dibatalkan, dan sebagainya. dan terakhir, pemerintah sangat membutuhkan sdm yang andal dan berintegritas dalam rangka menyukseskan pelaksanaan kemitraan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat di indonesia. andal dalam arti mempunyai kapasitas atau kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugas dengan sangat baik. tidak gagap ketika berhadapan dengan investor swasta membahas proyek yang dimintakan dukungan pemerintah atau tatkala melakukan analisis keuangan proyek maupun keuangan perusahaan investor. berintegritas dalam arti tahan terhadap segala daya upaya para investor yang unfair agar proposal proyeknya disetujui untuk memperoleh dukungan pemerintah. oleh karena itu, tidaklah berlebihan kalau untuk penempatan sdm di institusi pendukung kemitraan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat perlu dilakukan secara hati-hati. praktek kemitraan antara pemerintah dan swasta sering juga disebut dengan istilah kerjasama pemerintah dan swasta (kps) atau public private partnership (ppp/p3). kemitraan ini dilakukan didasari oleh keterbatasan sumber daya pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik sementara tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan public semakin meningkat. pola kemitraan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan: (1) pelayanan atau proyek kegiatan tidak bisa dilakukan sendiri karena keterbatasan financial atau pengalaman pemerintah; (2) mitra swasta bisa memberikan manfaat peningkatan kualitas atau level pelayanan yang lebih baik dari pada dilakukan sendiri oleh pemerintah; (3) mitra swasta memungkinkan pelayanan atau proyek kegiatan bisa dilaksanakan lebih cepat daripada dilakukan sendiri oleh pemerintah; (4) ada dukungan dari pengguna layanan untuk dilbatkannya swasta dalam kegiatan tersebut; (5) ada peluang kompetisi diantara mitra swasta yang prospektif. model kemitraan… (sigit wijaksono) 1029 penutup berdasarkan hasil dan pembahasan serta rekapitulasi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan rumah susun sewa yang dilakukan oleh pemerintah, tidak melibatkan dunia usaha dan masyarakat. belum nampak peran serta pemerintah dalam pembangunan rumah susun sewa yang dilakukan oleh dunia usaha, pengelolaan yang kurang profesional. saran yang dapat diberikan pada penelitian tahap 1 ini, yaitu: berdasarkan catatan saat survei, dalam pembangunan rumah susun sewa harus memperhatikan evaluasi kembali aturan main dalam pembangunan rumah susun sewa, artinya setiap rumah susun sewa yang akan dibangun, disarankan untuk dibuat dalam bentuk kemitraan minimal melibatkan dua pihak apakah antara pemerintah dengan dunia usaha, atau pemerintah dengan masyarakat, atau dunia usaha dengan masyarakat. kendala pembangunan dan pengelolaan rumah susun sewa bagi dunia usaha dapat dijadikan peluang bagi pemerintah untuk ikut bermitra sebagai wujud partisipasi pemerintah dalam meringankan beban dunia usaha dan masyarakat dalam perolehan tanah, dan pengurusan ijin. berdasarkan rekapitulasi kendala pembangunan dan pengelolaan rumah susun sewa, maka dapat dijadikan peluang bagi dunia usaha dan masyarakat dalam memperbaiki lingkungan, dan pengelolaan rumah susun sewa. daftar pustaka ditjen cipta karya, departemen pekerjaan umum. (2006). evaluasi peremajaan kawasan kuswatojo, t. (2005). perumahan dan permukiman di indonesia. bandung: penerbit itb. parente, w.j. (2006). public private partnerships. workshop on fundamental principles and perguruan tinggi, tinggi dan masyarakat. prosiding seminar perumahan nasional kebijakan perumahan formal nasional dan implementasinya di kota metropolitan, universitas pancasila, 16 desember 2006, jakarta. permukiman perkotaan (urban renwal). jakarta: ditjen cipta karya. techniques for effective public private partnership in indonesia, jakarta. wijaksono, s. (2006). kemitraan pembangunan perumahan antara pemerintah, microsoft word 25_si_roni kurniawan.doc 786 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 786-797  analisis pengaruh service quality dan sistem informasi sekolah terhadap customer satisfaction yang berdampak pada customer loyalty studi kasus sekolah xyz roni kurniawan information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 ronikurniawan.binus@yahoo.com abstract education has a strategic role in preparing qualified future generations. education has business potential that is reliable and promising, considering the timeless education, as well as the expectations of every parent to their children to have the access to the best education. evolving world of education today is demonstrated by the high rate of growth of established schools, especially private schools. parents today are more savvy and critical in determining the best school for their children, taking into account various aspects, ranging from excellent schools, curriculum, learning systems, the facility to activities that make their children good personality and smart. a more selective attitude that makes private education institutions now have to be more innovative in order to compete. this study was conducted to determine how big the service quality and information systems school, affect customer satisfaction, which will have an impact on customer loyalty (case study at xyz school). the study was conducted with data collection techniques in the form of questionnaires to a total of 100 respondents, using descriptive statistical calculations, where the data were analyzed by using electronic data processing methods with the support of spss 17.0 to measure the influence of independent variables on the dependent variable, then the path analysis (path analysis) was used. the results showed that the service quality and information systems school were contributing together, and significant in customer satisfaction. service quality, information systems and customer satisfaction of school together contribute significantly to customer loyalty. keywords: service quality, information system, customer satisfaction, customer loyalty abstrak pendidikan memiliki peran strategis menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas. pendidikan memiliki potensi bisnis yang dapat diandalkan dan menjanjikan, mengingat pendidikan tidak lekang oleh waktu, serta harapan setiap orang tua agar putra-putrinya dapat mengenyam pendidikan terbaik. maraknya perkembangan dunia usaha pendidikan dewasa ini, ditunjukkan dengan semakin tingginya tingkat pertumbuhan sekolah yang didirikan terutama sekolah swasta. orang tua saat ini lebih cerdas dan kritis dalam menentukan sekolah terbaik bagi putra-putrinya, dengan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari sekolah unggulan, kurikulum, sistem pembelajaran, fasilitas hingga kegiatan yang menjadikan anak mereka berkepribadian baik dan cerdas. sikap yang lebih selektif itu yang membuat institusi pendidikan swasta kini harus lebih inovatif agar dapat bersaing. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar service quality dan sistem informasi sekolah, mempengaruhi customer satisfaction, yang akan berdampak pada customer loyalty (studi kasus pada sekolah xyz). penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner kepada sejumlah 100 responden, dengan menggunakan metode deskriptif dengan perhitungan statistik, dimana data dianalisis dengan menggunakan metode pengolahan data secara elektronik dengan dukungan program spss 17.0 untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independent terhadap variable dependent, maka analisis jalur (path analysis) digunakan. hasil penelitian menunjukkan bahwa service quality dan sistem informasi sekolah, berkontribusi secara bersama, dan signifikan pada customer satisfaction. service quality, sistem informasi sekolah dan customer satisfaction, berkontribusi bersama dan signifikan terhadap customer loyalty. kata kunci: service quality, sistem informasi, customer satisfaction, customer loyalty analisis pengaruh service … (roni kurniawan)   787  pendahuluan pendidikan memiliki peran strategis menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas. dunia bisnis dalam bidang pendidikan merupakan salah satu potensi bisnis yang bisa diandalkan dan menjanjikan, mengingat pendidikan tidak lekang oleh waktu, serta harapan setiap orang tua agar putraputrinya dapat mengenyam pendidikan terbaik. hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong semakin berkembangnya dunia usaha pendidikan. seiring berjalannya waktu, calon orang tua peserta didik menjadi lebih cermat dan teliti dalam menentukan sekolah sebagai mitra pendidikan bagi putra-putri mereka. orang tua saat ini lebih cerdas dan kritis dalam menentukan sekolah terbaik bagi putra-putrinya, dengan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari sekolah unggulan, kurikulum, sistem pembelajaran, fasilitas hingga kegiatan yang menjadikan anak mereka berkepribadian baik dan cerdas. sikap yang lebih selektif itu yang membuat institusi pendidikan swasta kini harus lebih inovatif agar dapat bersaing. keberhasilan perusahaan atau institusi dalam mempengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan untuk membeli, sangat dipengaruhi oleh upaya menumbuhkan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan (service quality). kepuasan pelanggan terhadap perusahaan atau institusi merupakan suatu aset yang tak ternilai bagi institusi. kepercayaan dari pelanggan juga dapat dipandang sebagai dasar dalam hubungan dengan pelanggan. meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut institusi pendidikan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta berusaha memenuhi harapan pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. dengan melihat fenomena yang terjadi saat ini, sekolah xyz terus berupaya untuk meningkatkan kualitas, baik dalam aspek akademis maupun pelayanannya kepada orang tua dan siswa. dengan dukungan sistem informasi yang baik serta dilengkapi dengan layanan yang berkualitas, diharapkan mendorong timbulnya kepuasan pelanggan. kepuasan pelanggan yang telah dibangun dengan baik akan mendorong pelanggan tersebut untuk terjadinya penggunaan kembali barang atau jasa yang ditawarkan oleh penyedia jasa (loyal), dan juga memberikan rekomendasi kepada orang lain. persaingan ketat di antara institusi-institusi pendidikan mempengaruhi suatu institusi pendidikan dalam mempertahankan pangsa pasar, institusi harus bekerja keras untuk memuaskan pelanggan serta mempertahankan loyalitas pelanggannya. pengalaman pelanggan dalam menggunakan dan menikmati kepuasaan jasa yang telah diberikan tersebut akan membuat pelanggan membeli barang atau jasa yang sama (loyal). karakteristik loyalitas pelanggan didasarkan pada dimensi perilaku dan sikap, yaitu mempertimbangkan suatu produk atau jasa sebagai pilihan utama di masa mendatang, termasuk merekomendasikan hal-hal positif mengenai suatu perusahaan/institusi kepada orang lain. itulah sebabnya di saat ketatnya persaingan antar sekolah saat ini mendorong sekolah xyz untuk menggunakan berbagai macam strategi dengan melakukan program layanan yang berkualitas dan membentuk citra sekolah dengan baik untuk memberikan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya menumbuhkan loyalitas pelanggan serta menjaga loyalitas pelanggannya tersebut, sehingga timbul kecintaan terhadap sekolah, dengan demikian diharapkan orang tua akan menyekolahkan seluruh putra/putrinya di seluruh jenjang pendidikan yang tersedia di sekolah xyz dan tidak beralih ke sekolah pesaing, serta dengan kepuasan yang dimiliki oleh pelanggan akan mereferensikan sekolah ini kepada orang lain. dengan demikian loyalitas pelanggan adalah kesetiaan pelanggan terhadap produk dan jasa yang diberikan oleh perusahaan/institusi dalam jangka waktu yang lama dengan apresiasi yang positif, yaitu secara kontinu menggunakan produk dan jasa tersebut dan merekomendasikannya kepada orang lain. berkaitan dengan penjelasan di atas, maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh service quality dan sistem informasi sekolah terhadap customer satisfaction yang berdampak pada customer loyalty (studi kasus pada sekolah xyz). 788 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 786-797  berdasarkan latar belakang sebagaimana telah terurai di atas tadi maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) apakah terdapat pengaruh service quality terhadap customer satisfaction? (2) apakah terdapat pengaruh sistem informasi sekolah terhadap customer satisfaction? (3) apakah terdapat pengaruh service quality dan sistem informasi sekolah terhadap customer satisfaction? (4) apakah terdapat pengaruh service quality terhadap customer loyalty? (5) apakah terdapat pengaruh sistem informasi sekolah terhadap customer loyalty? (6) apakah terdapat pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty? (7) apakah terdapat pengaruh service quality, sistem informasi sekolah dan customer satisfaction terhadap customer loyalty? dengan adanya perumusan masalah sebagaimana terurai di atas maka beberapa tujuan yang akan dicapai, antara lain: (1) untuk mengetahui pengaruh service quality terhadap customer satisfaction. (2) untuk mengetahui pengaruh sistem informasi sekolah terhadap customer satisfaction. (3) untuk mengetahui pengaruh service quality dan sistem informasi sekolah terhadap customer satisfaction. (4) untuk mengetahui pengaruh service quality terhadap customer loyalty. (5) untuk mengetahui pengaruh sistem informasi sekolah terhadap customer loyalty. (6) untuk mengetahui pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty. (7) untuk mengetahui pengaruh service quality, sistem informasi sekolah dan customer satisfaction terhadap customer loyalty. tinjauan pustaka pengertian kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk membarengi harapan pelanggan. kotler & keller (2012) menyatakan bahwa menurut the american society for quality’s definition: “quality is the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs” kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang mengandung kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. definisi ini jelas berpusat kepada pelanggan. dapat dikatakan penjual telah memberikan kualitas jika produk atau jasanya memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. menurut wyckof dalam tjiptono (2005), “kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”. dengan kata lain, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu: expected service dan perceived service. jika pelayanan yang diterima dan yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik. jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal dan begitu juga sebaliknya, jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. dengan demikian baik atau tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada penyedia pelayanan dalam memenuhi harapan pelanggan. menurut gronross dalam tjiptono (2005), kualitas total suatu pelayanan terdiri dari tiga komponen yaitu: technical quality (kualitas output pelayanan yang diterima pelanggan) dan functional quality (kualitas cara penyampaian suatu pelayanan). berdasarkan beberapa pengertian kualitas atau mutu di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah gabungan seluruh karakteristik suatu produk atau jasa yang menampilkan kemampuannya untuk dapat memenuhi dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (mcleod, 2004). informasi adalah data yang telah dimanipulasi sehingga lebih berharga. informasi harus memiliki nilai atau masih berupa data yang berguna bagi orang-orang yang membutuhkan. definisi umum dari informasi adalah “informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang bagi penerimanya dan bermanfaat bagi penerimanya dalam mengambil keputusan analisis pengaruh service … (roni kurniawan)   789  pada saat ini atau masa yang akan datang” (jogiyanto, 2005). definisi lain mengenai informasi menurut adalah: “data yang telah diproses atau data yang memiliki arti” (mcleod, 2004). telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam proses pengambilan keputusan. informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (information system) atau disebut juga dengan processing systems atau information processing system atau information-generating systems. sistem informasi didefinisikan oleh jogiyanto (2005) adalah “sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. saat ini perhatian terhadap kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan telah semakin besar, karena pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk menciptakan rasa puas kepada para pelanggan. semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan, maka akan mendatangkan keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan, karena pelanggan akan melakukan pembelian ulang terhadap produk perusahaan. namun, apabila tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan kecil, maka terdapat kemungkinan bahwa pelanggan tersebut akan berpindah ke produk pesaing. menurut (kotler, 2007), kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas. jika kinerja berada memenuhi harapan, pelanggan puas. jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang. sedangkan menurut (lupiyoadi & hamdani, 2006) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. begitu pula menurut cao & chen (2011), “the customer satisfaction is a kind of feeling that whether the product or service has met or surpassed the expectation”, bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan yang menyatakan bagaimana suatu produk atau jasa telah memenuhi atau melampaui harapan. definisi loyalitas pelanggan menurut andreassen dalam hasan (2009), menyatakan bahwa perilaku yang terkait dengan merk sebuah produk, termasuk kemungkinan memperbaharui kontrak merk di masa yang akan datang, berapa kemungkinan keinginan pelanggan untuk meningkatkan citra positif suatu produk. jika produk tidak mampu memuaskan pelanggan, pelanggan akan bereaksi dengan cara exit (pelanggan menyatakan berhenti membeli merk atau produk) dan voice (pelanggan menyatakan ketidakpuasan secara langsung pada perusahaan). definisi loyalitas menurut kotler (2005), menyebutkan bahwa loyalitas pelanggan adalah suatu pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merek atau perusahaan. sebenarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi suatu pelanggan untuk loyal, antara lain faktor harga: seseorang tentu akan memilih perusahaan atau merek yang menurutnya menyediakan alternatif harga paling murah diantara pilihan-pilihan yang ada. selain itu ada juga faktor kebiasaan, seseorang yang telah terbiasa menggunakan suatu merek atau perusahaan tertentu maka kemungkinan untuk berpindah ke pilihan yang lain akan semakin kecil. loyalitas secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu. loyalitas pelanggan merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan pelanggan dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, serta untuk tetap menjadi pelanggan dari perusahaan tersebut (foedjiwati & samuel, 2005). menurut (tjiptono, 2008), loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau pemasok (perusahaan), berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. 790 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 786-797  cao & chen (2011) menyatakan bahwa “the service quality is closely related to the customer satisfaction and loyalty degree. it has the direct and postive influence on customer satisfaction”, bahwa kualitas pelayanan berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan dan tingkat loyalitas. ia memiliki pengaruh langsung dan positif terhadap kepuasan pelanggan. deng (2010) menyatakan bahwa “customer satisfaction, which refers to ‘the summary psychological state resulting when the emotion surrounding disconfirmed expectations is coupled with the consumer’s prior feelings about the consumption experience’, is often considered as an important determinant of repurchase intention and customer loyalty. berdasarkan pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan, bahwa loyalitas pelanggan merupakan kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa perusahaan dengan disertai tindakan untuk membeli kembali dan pelanggan bersedia mengembangkan hubungan kembali. tinjauan obyek penelitian sekolah xyz resmi berdiri pada tahun 1994 untuk jenjang tk dan sd, dilanjutkan dengan pembukaan jenjang smp pada tahun 1998, serta sma pada tahun 2007. sekolah xyz berlokasi di puri indah jakarta barat. sekolah ini didukung oleh 130 orang guru dan 20 karyawan, dimana saat ini sekolah memiliki total siswa sejumlah 1.713 orang. tk, sd, smp, dan sma xyz masing-masing terakreditasi ‘a’ oleh badan akreditasi nasional di bawah kemendikbud sebagai penilaian atas kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah. sekolah xyz mendukung pengembangan talenta dan bakat para siswa-siswinya dengan menyelenggarakan beberapa acara dan kegiatan edukatif, seperti leadership day, edufair, seminar bakat, pameran hasil kreativitas siswa, pentas seni, thanksgiving day, joyful day, happy day dan lain-lain. sekolah xyz puri berhasil mendampingi siswa-siswinya untuk meraih prestasi, baik di tingkat nasional maupun di internasional.   gambar 1 skema kerangka penelitian (sumber : diolah oleh penulis) hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) ho1: terdapat pengaruh positif dan signifikan service quality terhadap customer satisfaction. (2) ho2: terdapat pengaruh positif dan signifikan sistem informasi sekolah terhadap customer satisfaction. (3) ho3: terdapat pengaruh positif dan signifikan service quality dan sistem informasi sekolah terhadap customer satisfaction. (4) ho4: terdapat pengaruh positif dan signifikan service quality terhadap customer loyalty. (5) ho5: terdapat pengaruh positif dan signifikan sistem informasi sekolah terhadap customer loyalty. (6) ho6: terdapat pengaruh positif dan signifikan customer satisfaction terhadap customer loyalty. (7) ho7: terdapat pengaruh positif dan signifikan service quality, sistem informasi sekolah dan customer satisfaction terhadap customer loyalty analisis pengaruh service … (roni kurniawan)   791  metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dan asosiatif. menurut nazir (2005), penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. sedangkan penelitian asosiatif merupakan metode untuk mencari korelasi atau hubungan kausal (menanyakan apakah terdapat hubungan atau apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen). penelitian yang dilakukan di sekolah xyz ini adalah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu masalah secara lebih mendalam dalam suatu organisasi jasa yang berguna dalam pengembangan ilmu manajemen tanpa bermaksud menerapkan hasilnya, maka penelitian ini dinamakan penelitian dasar (murni). pengumpulan data melalui kuesioner untuk penelitian ini dilakukan dari tanggal 01-30 november 2013 di sekolah xyz. populasi dalam penelitian ini merupakan orang tua dari para siswa sekolah xyz dari tingkat taman kanak-kanak (tk) hingga sekolah menengah atas (sma) yang berjumlah 1.500 orang tua atau wali siswa. untuk menentukan jumlah sampel minimal yang perlu diambil untuk melakukan penelitian, dapat melakukan dari tora yamane atau slovin (ridwan dan engkos, 2007). jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden yang merupakan orang tua atau wali siswa dari sekolah xyz. terdapat beberapa metode analisis yang digunakan. analisis diawali pada instrumen penelitian yaitu kuesioner diolah dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas setelah itu diteruskan dengan uji normalitas data. kemudian pengolahan data akan dilanjutkan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi, analisis deskriptif, serta uji asumsi dengan menggunakan uji path analysis. pengolahan data tersebut dilakukan untuk menjawab beberapa tujuan penelitian sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang mengarah pada pembuatan saran. model path analysis digunakan untuk menganalisi pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). teknik analisis jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur hubungan kausal antara variabel x1 dan x2 terhadap y serta dampaknya kepada z. analisis korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. ridwan dan kuncoro (2007) yang mengutip al rasyid dalam sitepu (1994, 24) mengatakan bahwa dalam penelitian sosial tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel sebagai terjemahan statistik dari hubungan antara variabel alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variabel. hasil dan pembahasan profil responden karakteristik responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut. 792 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 786-797  tabel 1 profil responden pembagian profil uraian profil jumlah presentase jenis kelamin pria 42 orang 42% wanita 58 orang 58% usia 21-30 tahun 12 orang 12% 31-40 tahun 42 orang 42% 41-50 tahun 20 orang 20% > 51 tahun 26 orang 26% profesi karyawan swasta 65 orang 65% wirausaha 35 orang 35% profesi ibu rumah tangga 18 orang 18% lainnya 19 orang 19% pendidikan sma/sederajat 15 orang 15% d1-d3 5 orang 8% s1 58 orang 58% s2 18 orang 18% lainnya 5 orang 5% alumni sekolah alumni 32 orang 32% non alumni 68 orang 68% jumlah anak 1 orang 10 orang 02% 2 orang 55 orang 55% 3 orang 26 orang 36% 4 orang 7 orang 7% > 4 orang 2 orang 2% tempat pendidikan anak semua anak disekolahkan di sekolah xyz 35 orang 35% tidak semua anak disekolahkan di sekolah xyz 65 orang 65% analisis data dalam analisa pengaruh service quality dan sistem informasi sekolah terhadap customer satisfaction akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan sub struktur 1 sebagai berikut:   gambar 2 sub struktur 1 analisis pengaruh service … (roni kurniawan)   793  korelasi pearson antara variabel x1, x2 dan y di atas dapat diringkas sebagai berikut: tabel 2 sifat hubungan korelasi x1, x2 dan y     selanjutnya dilakukan analisis jalur pada variabel x1, x2 dan y, harus diuji linieritas hubungan antara ketiga variabel tersebut. tabel 3 rangkuman hasil koefisien jalur sub struktur 1 dengan demikian diperoleh diagram jalur sub struktur 1, namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah dapat melalui analisa data sehingga model sub struktur 1 menjadi : gambar 3 sub struktur 1 beserta koefisien jalur jadi dapat diperoleh persamaan struktural sub struktur 1: y = ρyx1 x1 + ρyx2 x2 + ε1 y = 0,407x1 + 0,566 x2 + 0,418 ε1 dimana r2 = 0,825 dari persamaan struktural sub struktur 1 dapat diartikan bahwa: (1) customer satisfaction (y) dipengaruhi oleh variabel service quality (x1) dan sistem informasi sekolah (x2) sekolah xyz puri secara simultan sebesar 82,5% dan sisanya sebesar 17,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian. (2) setiap peningkatan nilai service quality (x1) sebesar satu, maka nilai customer satisfaction (y) juga akan naik sebesar 0,407. begitu juga sebaliknya, setiap penurunan service quality (x1) sebesar 1, maka nilai customer satisfaction (y) juga akan turun sebesar 0,407. (3) setiap peningkatan nilai sistem informasi sekolah (x2) sebesar satu, maka nilai customer satisfaction (y) juga akan naik sebesar 0,566. begitu juga sebaliknya, setiap penurunan sistem informasi sekolah (x2) sebesar 1, maka nilai customer satisfaction (y) juga akan turun sebesar 0,566. 794 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 786-797  selanjutnya akan dianalisa dampak implementasi service quality (x1) dan sistem informasi sekolah (x2) serta customer satisfaction (y) terhadap customer loyalty (z) maka akan ditampilkan terlebih dahulu sub struktur yang kemudian disebut sebagai sub struktur 2 dengan model sebagai berikut:   gambar 4 sub struktur 2 hasil uji korelasi pearson x1, x2, y dan z diatas dapat diringkas sebagai berikut : tabel 4 sifat hubungan korelasi x1, x2, y dan z   selanjutnya dilakukan analisis jalur pada variabel x1, x2, y dan z, harus diuji linieritas hubungan antara ketiga variabel tersebut. bahwa ada koefisien jalur yang tidak signifikan yaitu variabel service quality (x1), maka perlu diperbaiki melalui model trimming, yaitu mengeluarkan variabel service quality (x1) yang dianggap hasil dari koefisien jalur yang tidak signifikan dari analisisnya. kemudian diulang atau diuji lagi variabel eksogen service quality (x1) tidak diikutsertakan. tabel 5 rangkuman hasil koefisien jalur sub struktur 2 dengan demikian diperoleh diagram jalur sub struktur 2, namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah dapat melalui analisa data sehingga model sub struktur 2 menjadi : analisis pengaruh service … (roni kurniawan)   795    gambar 5 sub struktur 2 beserta koefisien jalur jadi dapat diperoleh persamaan struktural sub struktur 2 : z = ρzx1 x1 + ρzx2 x2 + ρzyy+ ρzε2 z = 0,455 x2 +0,452 y + 0,481 ε2 dimana r2 = 0,768 dari persamaan struktural sub struktur 2 dapat diartikan bahwa: (1) customer loyalty (z) dipengaruhi oleh variabel sistem informasi sekolah (x2) dan customer satisfaction (y) sekolah xyz secara simultan sebesar 76,8% dan sisanya sebesar 23,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian. (2) setiap peningkatan nilai sistem informasi sekolah (x2) sebesar satu, maka nilai customer loyalty (z) juga akan naik sebesar 0,455. begitu juga sebaliknya, setiap penurunan sistem informasi sekolah (x2) sebesar 1, maka nilai customer loyalty (z) juga akan turun sebesar 0,455. (3) setiap peningkatan nilai customer satisfaction (y) sebesar satu, maka nilai customer loyalty (z) juga akan naik sebesar 0,452. begitu juga sebaliknya, setiap penurunan customer satisfaction (y) sebesar 1, maka nilai customer loyalty (z) juga akan turun sebesar 0,452. jadi keseluruhan pengaruh kausal service quality (x1) dan sistem informasi sekolah (x2) terhadap customer satisfaction (y) dan dampaknya terhadap customer loyalty (z) dapat digambarkan dalam model struktur lengkap sebagai berikut:   gambar 6 struktur lengkap beserta koefisien jalur untuk melihat pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total antar variabel berdasarkan dari hasil yang telah didapat pada analisis sub struktur 1 dan 2 dapat dirangkum melalui tabel berikut: 796 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 786-797  tabel 5 rangkuman koefisien jalur x1, x2, y terhadap z simpulan berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan sebelumnya maka pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa service quality (x1) berkontribusi positif dan signifikan terhadap customer satisfaction (y). service quality (x1) mempengaruhi customer satisfaction (y), artinya jika service quality meningkat maka customer satisfaction (y) akan meningkat, begitu pula sebaliknya. sistem informasi sekolah (x2) berkontribusi positif dan signifikan terhadap customer satisfaction (y). sistem informasi sekolah (x2) mempengaruhi customer satisfaction (y) sebesar 0,566, artinya jika sistem informasi sekolah meningkat maka customer satisfaction (y) akan meningkat, begitu juga sebaliknya. service quality (x1) dan sistem informasi sekolah (x2) berkontribusi secara bersama dan signifikan terhadap variabel customer satisfaction (y). besarnya pengaruh variabel service quality (x1) dan sistem informasi sekolah (x2) secara bersama terhadap customer satisfaction (y) adalah 82,5%. service quality (x1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap customer loyalty (z). berkaitan dengan service quality yang belum memberikan kontribusi kepada customer loyalty maka sekolah xyz perlu untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor pendorong kepuasan orang tua siswa agar terus menyekolahkan putra/putrinya di sekolah xyz pada jenjang yang lebih tinggi. faktor-faktor pendorong tersebut itulah yang diharapkan berdampak semakin positif kepada kepuasan orang tua siswa dan berlanjut pada loyalitas orang tua siswa kepada sekolah xyz. sistem informasi sekolah (x2) berkontribusi positif dan signifikan terhadap customer loyalty (z), artinya jika sistem informasi sekolah meningkat maka customer loyalty (z) akan meningkat. customer satisfaction (y) berkontribusi positif dan signifikan terhadap customer loyalty (z). customer satisfaction (y) mempengaruhi customer loyalty (z), artinya jika customer satisfaction meningkat maka customer loyalty (z) akan meningkat. service quality (x1), sistem informasi sekolah (x2) dan customer satisfaction (y) berkontribusi secara bersama dan signifikan terhadap variabel customer loyalty (z). beberapa hal yang perlu mendapat fokus untuk langkah selanjutnya antara lain adalah sekolah xyz perlu melakukan pengembangan secara berkelanjutan (continues improvement) atas service quality kepada para pelanggannya, dalam hal ini adalah orang tua siswa. saat ini service quality telah memberikan kontribusi yang positif kepada customer satisfaction, namun belum berdampak secara signifikan terhadap customer loyalty. untuk itu sekolah xyz dapat menjalankan program customer relationship management (crm) untuk membangun hubungan yang lebih baik dan bersifat harmonis dengan orang tua dan siswa. analisis pengaruh service … (roni kurniawan)   797  sekolah xyz perlu lebih mengoptimalkan service quality melalui program layanan yang telah dimilikinya saat ini dengan tujuan agar program tersebut mampu mengimplementasikan 5 (lima) dimensi dari jasa yaitu: tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. program layanan sekolah tersebut bisa difokuskan pada usaha pengembangan atas fasilitas sekolah, peningkatan kualitas sumber daya manusia (guru dan staf tata usaha sekolah) dari sekolah xyz. seluruh pimpinan, para pendidik dan staf sekolah xyz perlu menjaga dengan baik corporate credibility yang telah dibentuk agar terus meningkatkan customer satisfaction dan customer loyalty semakin baik. customer satisfaction menjadi faktor yang penting dan juga menjadi tujuan utama bagi seluruh stakeholder dari sekolah xyz sehingga perlu mengerahkan semua daya upaya untuk mencapai kepuasan yang tinggi bagi pelanggan (orang tua dan siswa). dengan customer satisfaction yang terus meningkat akan menciptakan customer loyalty bagi sekolah xyz. daftar pustaka cao, c., chen, j. (2011). an empirical analysis of the relationship among the service quality, customer satisfaction and loyalty of high speed railway based on structural equation model. canadian social science. 7(4), 67-73.   foedjiwati, samuel, h., (2005). pengaruh kepuasan konsumen terhadap kesetiaan merek (studi kasus restoran the prime steak & ribs surabaya). jurnal manajemen dan kewirausahaan. 7, 74-82. hasan, a. (2009). marketing. media pressindo. yogyakarta. jogiyanto, h. m. (2005). analisis dan desain sistem informasi. yogyakarta : andiyogyakarta. kotler p., keller, k. l. (2012). manajemen pemasaran. edisi 14. jakarta: penerbit erlangga. ______. (2007). manajemen pemasaran. edisi 12 jilid 1. jakarta: penerbit erlangga. kotler, p. (2005). marketing management (11th ed.). new jersey: pearson education inc.   lupiyoadi, r., hamdani, a. (2006). manajemen pemasaran jasa. jakarta: salemba empat. mcleod, jr., r. (2004). sistem informasi manajemen: “studi sistem informasi berbasis komputer”. jakarta: pt. prenhallindo. nazir, m. (2005). metodologi penelitian. bogor: ghalia indonesia.   riduwan, achmad, k. e. (2007). cara menggunakan dan memakai analisis jalur (path analysis). bandung: penerbit alfabeta.   tjiptono, f. (2008). service management. yogyakarta: penerbit andi.   tjiptono, f., chandra, g. (2005). service, quality, satisfaction (edisi ke-1 ed.). yogyakarta: penerbit andi.   127development of asset management control.....(richard) development of asset management control application for direktorat jenderal sumber daya dan perangkat pos dan informatika richard information systems department, school of information systems, bina nusantara university jln. jalur sutera barat kav. 21, tangerang 15143, indonesia richard-slc@binus.edu received: 26th april 2017/ revised: 17th june 2017/ accepted: 19th june 2017 abstract the goal of this research was to identify problems, analyze needs, and develop management information system especially the process internal control of asset management on direktorat jenderal sumber daya dan perangkat pos dan informatika (sdppi government communication and informatics organization). this system development used the system development life cycle (sdlc) method which refers to 4 phases. those were initiation and business feasibility, requirements definitions, functional design, and verification. the analysis used to support the research methods was enterprise architecture (ea) and swot. the analysis was conducted on business process that was running at the moment. the results show that the management information system in the form of web-based applications can help the process based on activity logging assets, assets allocation, complaints, and user guide in accordance with the needs of the direktorat jendral sdppi. the design of this application can also help the existing asset management process to become more efficient and effective. keywords: management information system, asset management, system development life cycle, enterprise architecture, swot i. introduction information system (is) is one of the important factors to support an organization to improve its business process regarding effectiveness and efficiencies. is is used to analyze high variety of data and fact inside a company, and the report can be used by middle-high manager of a company to make important or day-to-day decisions. is can touch every single part of a company and help the management of a company to make the process like the asset management better. the asset is an important resource in the company. thus, assets always exist in a company, non-profit organization, and government directorate. assets can also be a core component in an organization depending on the type of business that the organization is doing. some company struggles to manage its asset due to the lack of knowledge of management process needed to manage the asset. then, the asset is not organized well which raises the unwanted cost to a company. by managing the assets well, the company can increase the efficiencies in term of operational and fixed cost. in terms of this issue, is can help the company with a system that can manage and summarize company’s assets. according to wang, tan, and li (2015), there are a variety of forms of assets. it may include the production material, equipment, vehicles, desks, computers, cables, and people. however, some precious assets that are essential for enterprises have the characteristics of high value, strong liquidity, difficult security management, and so on. related to the importance of the assets, the process in managing those is not a less important issue. the asset management process can be a challenging task in the company or even in government institution. iso 55000:2014 (international organization for standardization, 2014) defines asset management (am) as the coordinated activity of an organization to realize value from assets. it will normally involve the balancing of costs, risks, opportunities and performance benefits. dixon (2017) said asset managers should change every asset-related aspect of the business they worked in. however, they should apply the am approach to develop holistic views with the help of the network of colleagues. thus, it became a respected source of compelling expert advice. moreover, am community should think about the headline strategic projects and apply it to the main business to improve business-scale enterprises. direktorat jenderal sumber daya dan perangkat pos dan informatika (sdppi government communication and informatics organization) is a government institution that focuses on managing, processing, and controlling internal use of mail, information, and resources. in this institute, the assets always grow in line with the increasing use of sdppi resources. then, the institution is expected to manage its assets well from asset replacement, asset reparation, asset documentation, asset problem report, and the utilization of the assets. currently, ditjen sdppi has two web-based applications, inventory and help desk. those handle asset management and problem report. however, since the system works in separate platform, the institution cannot integrate all the data in the real time and correctly. then, the information generated from this system cannot meet the expected information required by top level management. with this condition, this research tends to solve the situation by developing a new web-based application that integrates function of inventory and help desk with some improvement to the current process. this research is to give a solution to the asset management process about the problem of managing assets in company. the object of the research is the government institution, ditjen sdppi. 128 comtech, vol. 8 no. 3 september 2017, 127-135 ii. methods the research method applied in this research is divided into several parts. for data collection method, the researcher collects data by observing and interviewing ditjen sdppi as the key user involved in asset management directly. then, analysis and design method used in this research is system development life cycle (sdlc) method with waterfall method. it is shown in figure 1. figure 1 waterfall model (source: balaji, 2012) waterfall model is the sequential development model, so each work-product or activity is completed before moving on to next phase and the phase of development proceeds in order without any overlapping. moreover, each phase schedule for the tasks is completed within a specified period. then, the requirement should be clear before going to next phase of design. further changes in requirement will not be considered (balaji, 2012). testing is carried out once the code has been fully developed. the documentation and testing happen at the end of each phase, which helps to maintain the quality of the project. in the waterfall model, each step is frozen before the next step. the requirements are frozen before the design starts. once the design is frozen, the coding starts. however, the testing consumes high cost and time. tester role will be involved in testing phase only. next, fishbone is also used as explained by pyzdek (2003). fishbone analysis is a systematic tool analyzing problem and the factors that can be considered as the causes. fishbone analysis also shows the condition with the causes and the contribution to the impact. this tools will be used to find out how asset management work in this institution. the first important issue is how asset data manipulation occurred and what the factor that trigger the asset data manipulation. the second issue is how the asset/resource optimization work in this institution. those two issue are important to be analyzed in this institution in order to develop a good asset management control system that support asset management control process in ditjen sdppi. this research also uses network connectivity diagram to show the physical connection within data, voice, and video in a company. it includes wide area network (wan) and local area network (lan) (bernard, 2012). moreover, design process in asset management control application consists of two parts. first, it is asset documentation. it includes asset inbound/outbound, repair, status change, stock report. second, it is a problem report handling. it consists of report about damaged hardware, software, and network. the tools used in this design process are uml diagram (use case, domain class diagram, design class diagram, and user interface design) and network connectivity diagram. iii. results and discussions figure 2 is an analysis that shows the problem of asset data manipulation related to asset management control in ditjen sdppi. the fishbone diagram describes that there are five factors of problems occurred in asset data manipulation. it consists of management, application, technology, workplace, and human resource. those factors make the institution face a problem in asset data manipulation. in the first factor (management factor), it is lack of data supervision. it is because the system is unreliable in terms of data supervision. this has led the asset to no supervision status so management does not know anything about the detail of every asset. in addition, there is no control of authorization for every user in accessing and manipulating the company’s data. thus, the data can be manipulated easily by unauthorized user. related to application factor, there is incomplete information of asset owner which is derived from the unavailability in record system in software or database. meanwhile, regarding authorization, it also drives the transparency of data become the other problem. this figure 2 fishbone diagram – asset data manipulation 129development of asset management control.....(richard) happens because the management does not know how to set the authorization level, so the data is available for everyone without proper authorization. next, in terms of technology, there is no standard asset management system and hardware in the institution. it can lead the institution to asset data manipulation problem. this issue is also related to application factor that ditjen sdppi currently does not have the proper asset management control system that is responsible to control the asset. the other factor is work environment factor. it shows that the staff has little concern about asset condition. even ditjen sdppi has a system that supports the asset management control process, but the work environment has to be changed subsequently. it is because staff also has important role to identify the physical condition of the asset and record it to the system. the last factor is human resource factor that is caused by the staff who has little concern about asset condition, lack of knowledge in it, and tendency to do fraud. this also becomes unimportant factor because the tendency to do fraud is unacceptable habit and should be banned in institution’s employee culture. figure 3 shows the cause of asset/resource optimization issue related to asset management control activity in ditjen sdppi. like the fishbone analysis in figure 2, there are also five factors that affect the asset/ resource optimization. there are management factor, application factor, technology factor, work environment factor, and human resource factor. in management factor, wrong asset management happens because there is unreliable information system in asset management. therefore, the management does not have thee media or tools in controlling the asset usage. the other cause in management factor is the inaccurate decision in asset acquisition process. this problem occurrs because management does not have the information of asset needed and detail specification of the asset needed. this will trigger the incorrect of acquisition and affect the asset usage in sequence. related to application factor, the first issue is the inaccurate asset status from the lack of information on asset. this will make management confused about the real asset condition. the other factor is unreliable information system because of the lack of asset record and obsolete hardware or software. this issue is also related to technology factor that obsolete hardware or software and no asset information or record become the factors of asset/resource optimization. in work environment factor, it is about little concern of the staff about asset condition and the lack of documentation in using the application. this issue occurs because most of the staff does not know how to check the detail condition of the assets and cannot use the system as the media or tools in reporting the asset condition or status. the last is human resource factor. the lack of knowledge in it and lack of awareness of the staff in ditjen sdppi become an important issue. the lack of knowledge in basic it causes the staff to be hesitate to use the application. this absolutely will drive the the inaccurate data of the asset. moreover, lack of awareness of staff also will lead to that condition. from two fishbone diagram analysis, it can extract the main problem or cause in asset management control issue. those are the lack of information system in asset management control (amc), lack of staff awareness for asset condition, lack of knowledge in it and application, lack of information to management about asset detail and status. the human resources issues should be solved first. employee performance has a direct impact on the organization in terms of efficiencies and effectiveness. with many asset turnovers in ditjen sdppi, the quality of service such as time must be maintained well to meet users’ expectation. is is used to handle this process with two separate software, but it does not have maximum result for the institution. almost 50% of employees in ditjen sdppi cannot use the system well due to the lack of experience, documentation, and knowledge of the system. this issue becomes a big problem for ditjen sdppi and affects the quality of service the institution provided. amc application is designed to solve the problem identified before. this application has user interface that easier to understand by user, integrates all asset managements and helps desk process in ditjen sdppi. this application is tested and brought to user before the main development to meet the expectation of users. thus, the employee of ditjen sdppi can use this application well. besides the new and user-friendly ui design, all potential users are trained to use the amc application to understand the flow and functional use of this application. next, the researcher focuses on the process of defining application architecture and software design. it starts from the use case diagram, domain model class diagram, updated design class diagram, user interface design, and network connectivity diagram. figure 3 fishbone diagram – asset/resource optimization 130 comtech, vol. 8 no. 3 september 2017, 127-135 figure 4 shows the use of the system for users. in this asset management control application, the main users are sub direktorat sim-s staffs and employees. the main functions for sub direktorat sim-s staff are to create master asset, allocate asset ownership to employee and warehouse, receive and open ticket for problem report, update ticket status, and show ticket report log. meanwhile, for employee, it is to open ticket for problem report, entry problem report, and show ticket status. this simple set of function is designed to provide all needs of users in controlling and managing the asset in ditjen sdppi. after defining use case diagram, domain model class diagram is created to define the object relation of the system. it is shown in figure 5 (see appendix). it defines the list of objects and its relations to the others. the object will be enriched in sequence diagram to determine the necessary functions in every object. after the function is determined, the updated design class diagram is generated as the references to the development or coding process of the application. figure 6 (see appendix) shows the design class diagram which shows and directs the application developer to create a program based on the relational object and function. the design is in design class diagram. in this phase of development, the developer can enrich another object or function from design class diagram in coding purpose. after the design class diagram is created, next figure will show the user interface design in order to give a picture of the software interface to the developer or programmer in building the software. meanwhile, the user interface design consists of every module page in future system. figure 7 is the user interface login page design of asset management control application. figure 7 user interface design – login in login page, the user can log into the application by filling the field of username, password, and role. the roles are employee, admin, and super admin. these login roles will determine the personal menu for every role that is signed in the application. figure 8 user interface design – homepage moreover, the navigation menu in home page can be varied according to the role and authentication of the users. if the user’s role is super admin, the user management menu is open and can be accessed. the example is in figure 8. table 1 shows the detail of navigation menu for every role. table 1 menu and role description navigation menu role user management manage user super admin user info admin, employee asset data management admin, super admin asset allocation admin, super admin problem report (ticket) admin, employee ticket history admin, employee help center admin, employee, super admin log out admin, employee, super admin figure 4 use case diagram 131development of asset management control.....(richard) from the role in table 1, admin and employee have identic authorization in this application. however, the content of module is different from one to another. for example in problem report menu, if the user role is admin, the problem report menu is as shown in figure 9. figure 9 user interface design – problem report (admin) next, in problem report menu, admin can update and change the status of problem report created by user. the menu for user to create the problem report is shown in figure 10. figure 10 shows the module in application that allows user to input the problem report and notify admin to solve the problem in real time. there is some field that has to be filled by user to report the problem. there is also some standard validation in authentication of the input by users. the other features existing in this application are help center. this module allows user especially employee to find some help regarding the use of application. the help center module also shows user the frequently asked question(s) (faqs) which make the employee easy to find the solution for their problem. it is shown in figure 11. figure 10 user interface design – problem report (employee) figure 11 user interface design – help center figure 12 network connectivity diagram 132 comtech, vol. 8 no. 3 september 2017, 127-135 other than the user interface design, there is another tool used in this research to develop asset management control application. it is the network connectivity diagram. it is used to draw the network architecture of asset management control application. network connectivity diagram in figure 12 shows the network condition of ditjen sdppi. in figure 12, it can be seen there are three main sections of network topology in ditjen sdppi. those are sapta pesona building (server), sapta pesona building (user), and merdeka building (user). sapta pesona building (server) hosts the function of sapta pesona building (user) and merdeka building (user). from the network connectivity diagram, it can imply that the actual infrastructure of ditjen sdppi is already established to support the development of asset management control (amc) system. thus, the development may not meet the obstacles related to infrastructure issue. table 2, table 3, and table 4 show the detail specification of server, router, and switch in this system infrastructure. the specification of hardware is the current specification in ditjen sdppi building. table 2 hardware specification (server) no description unit 1 server dell power edge 2850 2 2 server dell power edge 1850 2 3 server dell power edge 6850 1 4 hp server dl 580g5 3 5 hp server dl 380g5 2 6 ibm server x3550 m3 6 7 ibm server x3250 m4 2 8 server hp dl580g7 7 9 server hp dl380p g8 1 10 microsystem sunfire x4150 1 11 dell poweredge m 1000e 1 12 dell poweredge m 620 blade server 12 table 3 router specification no description unit 1 mikrotik 1100 1 2 mikrotik rb1100x2ah 1 3 mikrotik routerboard ccr1016-12g 1 4 allied telesis switch ar415s 2 5 d-link access point 1 6 cisco linksys access point 1 7 cisco 3900 series 1 8 tp-link mandiri 1 table 4 switch specification no description unit 1 h3c s5500 2 2 h3c rps 800a 2 3 cisco catalyst 4900m-10g-rj45 3 4 cisco catalyst 4503 1 5 cisco catalyst 3550 2 6 cisco catalyst 2950 4 7 cisco catalyst 3560g 1 8 cisco catalyst express 500 1 9 3com 3c16593b 3 10 allied telesis at-gs900/16 2 11 hp/procurve networking 5 12 hp/procurve networking 1 13 d-link/8-port 10/des-1008d 1 14 access point 3com office connect adsl wireless 2 15 tp-link tl-sl5428e 1 16 fo fibre driver raisecom 2 17 cisco catalyst 4507+r 1 18 cisco catalyst 2960g 1 19 cisco small business sg300-52 1 20 cisco catalyst 2800 series 1 21 cisco catalyst 6500 series 2 iv. conclusions from result and analysis, it can be seen that the development of asset management control application to solve the institution’s problem in asset management is divided into several parts. first, it is asset data management. it is easier for controlling unit (admin) to add asset data to the system because this module supports all data related to the asset. moreover, it has the authorization to make sure that the assets can be only created by the controlling unit. then, the user interface is more user-friendly than the old application (inventory). second, there is asset allocation. regarding management of assets, this application can manage all running functions in ditjen sdppi right now. it includes warehouse, employee, and allocation. this asset allocation module also makes asset controlling process much easier because the controlling unit can track the asset by its owner and warehouse. third, it is related to problem report process. this application can facilitate the employees to insert their problem report and at the same time notify admin to handle and respond the report. last, in data input process, this application requires authorization and authentication process. thus, the data are already validated first before being processed inside the system. beside of the problems described, human resource issue becomes the other important factor in running asset management control. the system also needs support from human resource which is related to the awareness of asset maintenance and responsibility. the institution needs to use the system to classify the authorization and authentication of important asset. 133development of asset management control.....(richard) references balaji, s., & murugaiyan, m. s. (2012). waterfall vs. v-model vs. agile: a comparative study on sdlc. international journal of information technology and business management, 2(1), 26-30. bernard, s. a. (2012). an introduction to enterprise architecture: third edition. bloomington: author house. dixon, m. (2017). asset management: making the “unreasonable” reasonable? infrastructure asset management, 4(1), 3-7. https://doi.org/10.1680/ jinam.15.00003 pyzdek, t. (2003). the six sigma handbook a complete guide for green belts, black belts, and managers at all levels. new york: mcgraw-hill. wang, m., tan, j., & li, y. (2015). design and implementation of enterprise asset management system based on iot technology. in 2015 ieee international conference on communication software and networks (iccsn) (pp. 384-388). ieee. international organization for standardization (iso). (2014). bs iso 55000:2014: asset managementoverview, principles and terminology. geneva, switzerland: iso 134 comtech, vol. 8 no. 3 september 2017, 127-135 appendix figure 5 domain class diagram 135development of asset management control.....(richard) figure 6 design class diagram microsoft word 03-lisanti penggunaan earned value analysis .doc penggunaan earned value… (yuliana lisanti) 239 penggunaan earned value analysis di dalam mengukur kinerja it project yuliana lisanti jurusan sistem informasi, fakultas ilmu komputer, bina nusantara university jln. k.h. syahdan no 9, palmerah, jakarta barat 11480 lisanti@binus.edu abstract it project’s succesfulness can be measured from some factors such as project’s time completion, project’s cost and project’s quality. these 3 factors, at least should be as planned, means that on time, on budget and on quality, or better than it has agreed. that’s why a regular project progress update has become a very important factor because it can be used by management to control the project, as well as an alert mechanism or early warning sign whether or not the project is on track or off track. this paper adopts the earned value analysis (eva) that is used to monitor it project progress, because eva is a simple formula whilst able to provide a comprehensive information to support decision making. keywords: indicator, performance, it project, earned value analysis abstrak indikator kinerja keberhasilan suatu projek ti (teknologi informasi) dapat dinilai dari beberapa faktor seperti waktu penyelesaian projek, biaya yang dikeluarkan dan kualitas dari hasil projek . ketiga faktor tersebut minimal harus sesuai yaitu sesuai dengan waktu, sesuai dengan biaya dan sesuai dengan kualitas, atau lebih baik dari rencana yang sudah disetujui. oleh karena itu, pelaporan secara berkala mengenai progress projek ti menjadi penting karena merupakan suatu kontrol yang dapat digunakan oleh manajemen sebagai alert mechanism (peringatan dini) apakah projek yang sedang berjalan tersebut on track atau off track. tulisan ini mengadopsi konsep earned value analysis (eva) yang digunakan untuk memonitor progress projek it, karena eva merupakan perhitungan yang sederhana namun mampu untuk memberikan informasi yang cukup untuk mendukung pengambilan keputusan. kata kunci: indikator, kinerja, project ti, earned value analysis 240 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 239-244 pendahuluan manajemen projek teknologi informasi (ti) menjadi begitu penting didalam kesuksesan implementasi sebuah solusi teknologi informasi. pada saat ini, seorang manajer projek dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan dan pengetahuan hard skill maupun soft skill yang dapat mendukung pencapaian tujuan-tujuan projek yang sedang ditanganinya. salah satu kemampuan yang utama itu adalah bagaimana seorang manajer projek mampu untuk me-manage ekspektasi dari stakeholder proyek dengan memberikan informasi yang tepat dan bermanfaat bagi mereka, misalnya seperti sponsor projek atau manajemen senior mendapatkan informasi yang tepat dan bermanfaat mengenai projeknya setiap saat sehingga akan meningkatkan kepuasan dan kepercayaan mereka bahwa projeknya dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan dan berkualitas tinggi, yaitu tepat waktu, tepat biaya (on budget), dan sesuai dengan yang diminta (on scope). update juga diinformasikan kepada semua pengguna (user) yang terlibat didalam project sehingga mereka memiliki pemahaman yang baik mengenai projek yang sedang melibatkan bagiannya, seperti apa keuntungan projek itu untuk mereka, apa saja yang akan berubah, apa saja proses-proses baru yang akan mereka pelajari dan sebagainya, juga anggota projek mendapatkan informasi yang tepat dan bermanfaat sehingga dapat meningkatkan semangat team, meningkatkan produktifitas, meningkatkan efisiensi yang pada akhirnya dapat mencapati kesuksesan dari projek tersebut. pelaporan project progress secara regular merupakan salah satu cara didalam memberikan informasi yang tepat dan bermanfaat bagi stakeholder proyek. namun demikian tidaklah mudah untuk membuat laporan project progress, sebagian dikarenakan keunikan dari proyek ti itu sendiri, misalnya seperti output dan benefit dari proyek ti kebanyakan adalah tidak berwujud sehingga mungkin dapat diasumsikan pelaporannya akan lebih subjektif tergantung dari persepsi dan metode yang digunakan. selain itu proyek ti juga pada saat ini semakin kompleks, misalnya seperti terdiri dari puluhan bahkan ratusan tasks (work breakdown structure), lokasi virtual dari setiap team membernya sampai kepada teknologi platform yang digunakan bervariasi. hal seperti di atas akan lebih menyulitkan seorang project manajer untuk meng-update project progress-nya. pelaporan project progress yang sering digunakan oleh seorang project manager biasanya adalah dengan membandingkan project plan dengan deliverable yang sudah ditentukan sebelumnya, namun demikian beberapa orang menilai bahwa pelaporan project progress dengan hanya melihat kepada project plan vs deliverable kurang memberikan informasi yang lengkap, karena didalamnya tidak memiliki informasi mengenai status dari cost, schedule dan scope analysis yang sangat penting didalam membantu pengambilan keputusan ditingkat strategic maupun operational , misalnya seperti berapa persen efisiensi maupun defisiensi yang sudah terjadi , berapa besar hasil yang sudah didapat dibandingkan dengan pengeluaran yang didapat, apakah projek dapat dikatakan on schedule, on budget dan onscope, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan situasi ini, dan sebagainya. earned value merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan diatas. earned value adaalah tools yang dapet digunakan untuk mengukur kinerja dari it project dengan cara menganalisa secara comprehensive ketiga faktor utama sebuah project yaitu cost, schedule dan scope. selanjutnya, tulisan ini akan membahas penggunaan earned value analysis didalam mengukur kinerja projek-projek teknologi informasi. penggunaan earned value… (yuliana lisanti) 241 metode analisa pengukuran project progress dengan menggunakan earned value analysis bertujuan untuk mengukur hasil kinerja aktual dari sebuah pekerjaan dengan biaya dan jadual berdasarkan rencana awal yang sudah ditetapkan. pengukuran dengan metode ini digunakan untuk melengkapi pelaporan yang biasanya hanya mengukur kinerja project yang terpisah antara pengukuran dari sisi waktu pekerjaan, hasil pekerjaan dan biaya yang sudah dikeluarkan. dengan earned value analysis seorang project manajer akan mampu melaporkan project progressnya dengan memperhatikan faktor manajemen resiko. analisis earned value juga dapat digunakan untuk menganalisa estimasi biaya yang perlu dikeluarkan didalam menyelesaikan projek tersebut, memberikan informasi perbedaan jadual dan biaya antara perencanaan dan actual selama projek sedang berjalan, mengidentifikasi masalah-masalah di awal, memberikan rekomendasi untuk menyelesaikan masalah, sampai kepada perencanaan ulang manajemen projek. dengan mengintegrasikan ketiga pengukuran yaitu hasil kerja, biaya dan waktu, maka evaluasi dan perbandingan progress antara projek juga dapat dilakukan dengan mudah. konsep formula earned value sudah digunakan semenjak awal tahun 60-an, lebih dikenal dengan nama cost/schedule control systems criteria (c/scsc), dan biasanya sudah banyak digunakan tanpa disadari oleh seorang projek manajer, biasanya mereka akan membandingkan antara biaya yang direncakana dengan pembelanjaan yang sudah dikeluarkan dan dibandingkan dengan hasil kerja yg sudah diselesaikan. pada masa ini, perhitungan earned value semakin dimatangkan dengan memperhatikan details pada tasks , misalnya seperti tasks yang di kategorikan kepada beberapa group atau cluster (compartmentalize), sehingga lebih terorganize dan mudah untuk di ukur. variabel indicator utama dari earned value adalah: (1) planned value (pv), rencana biaya sebuah task pada suatu periode waktu; (2) actual cost (ac), biaya task yang terjadi pada suatu periode waktu; (3) earned value (ev), biaya yang sudah di anggarkan untuk sebuah pekerjaan yang sudah diselesaikan; (4) budget at completion (bac), akumulasi biaya estimasi yang sudah disetujui dari seluruh aktivitas (task) proyek; (5) estimate at completion (eac), akumulasi biaya yang terjadi dijumlahkan dengan estimasi biaya yang akan terjadi; (6) variances, perbedaan antara apa yang sudah diselesaikan dan perencanaan. fomula earned value dapat dituliskan sebagai: cost variance (cv) = ev – ac; schedule variance (sv) = ev – pv; cost performance index (cpi) = ev/ac; schedule performance index (spi) = ev/pv. analisa earned value untuk schedule dapat dilihat dari nilai / value yang dihasilkan dari perhitungan spi , yaitu jika spi = 1 maka waktu projek dapat dikatakan sesuai dengan perencanaan , jika spi <1 maka waktu projek dapat dikatakan tidak sesuai dengan perencanaan (terlambat), dan jika spi > 1 maka project dapat dikatakan lebih baik dari perencanaan. sedangkan analisa untuk biaya dapat dilihat dari nilai/value yang dihasilkan dari perhitungan cpi sebagai jika cpi = 1 maka biaya projek dapat dikatakan sesuai dengan anggaran , jika cpi <1 maka biaya projek dapat dikatakan tidak sesuai dengan anggaran (melebihi anggaran), sedangkan jika cpi > 1 maka biaya projek dapat dikatan lebih baik dari anggaran (efisien). hasil dan pembahasan keefektifan penggunaan pengukuran earned value analysis didukung oleh faktor-faktor seperti: alokasi penganggaran dengan baik, perencanaan proyek dengan baik, kemampuan untuk membreakdown aktivitas proyek (task) sampai kepada level detil, pengawasan dan pencatatan terhadap 242 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 239-244 biaya yang sudah terjadi (misalnya berapa biaya yang sudah dikeluarkan untuk suatu kegiatan/task), serta pengawasan dan pencatatan terhadap status task yang sudah di rencanakan (misalnya persentase selesai). untuk menjelaskan penggunaan earned value analysis, penulis menggunakan contoh suatu perencanaan projek it yang sederhana seperti yang digambarkan pada tabel 1. tabel 1 perencanaan projek sistem sumber daya manusia tabel 1 membagi aktivitas proyek menjadi lima bagian besar, dan setiap bagian memiliki beberapa task. jika pada tanggal 23 juli 2010, status task dan biaya adalah seperti pada tabel 2 (status projek task pada tanggal 23 juli 2010). aktifitas projek task tanggal mulai tanggal selesai hari estimasi biaya studi kelayakan 1-jul-10 5-jul-10 4 3,000,000.00 perencanaan projek 6-jul-10 8-jul-10 2 2,000,000.00 kick off meeting 9-jul-10 10-jul-10 1 2,000,000.00 mengumpulkan kebutuhan sistem 12-jul-10 16-jul-10 4 10,000,000.00 menganalisa proses bisnis 19-jul-10 23-jul-10 4 4,000,000.00 menganalisa solusi teknologi yang akan digunakan 26-jul-10 30-jul-10 4 3,000,000.00 menganalisa kebutuhan infrastruktur 26-jul-10 30-jul-10 4 3,000,000.00 menganalisa lebih detail perencanaan projek 2-aug-10 3-aug-10 1 2,000,000.00 memverifikasi kebutuhan sistem apakai sesuai dengan solusi yang direkomendasikan 3-aug-10 5-aug-10 2 5,000,000.00 mengidentifikasi kebutuhan tambahan 6-aug-10 7-aug-10 1 2,000,000.00 merancang kebutukan infrastruktur (hardware, software, network, database design, user interface, security, dan sebagainya) 9-aug-10 10-aug-10 1 5,000,000.00 merancang kebutuhan aplikasi (dfd, erd, flowchart proses, report, pseudocode, screen design, dan sebagainya) 11-aug-10 18-aug-10 7 10,000,000.00 merancang proses bisnis yang baru 11-aug-10 18-aug-10 7 5,000,000.00 merancang solusi alternatif 19-aug-10 20-aug-10 1 5,000,000.00 merancang solusi yang direkomendasikan 23-aug-10 24-aug-10 1 2,000,000.00 membuat prototype sistem 25-aug-10 31-aug-10 6 15,000,000.00 menginstall infrastruktur 15-aug-10 22-aug-10 7 50,000,000.00 membangun sistem 1-sep-10 30-sep-10 29 150,000,000.00 testing (sistem test, user test, infrastruktur test, dan sebagainya) 1-oct-10 8-oct-10 7 10,000,000.00 mengimplmentasi aplikasi 10-oct-10 11-oct-10 1 10,000,000.00 5. tahap penggunaan mengevaluasi aplikasi 11-oct-10 11-nov-10 31 2,000,000.00 125 300,000,000.00 4. tahap pembuatan dan penerapan total estimasi waktu (hari) dan biaya (rupiah) perencanaan projek sistem sumber daya manusia 1. tahap perencanaan 2. tahap analisis 3. tahap rancangan penggunaan earned value… (yuliana lisanti) 243 tabel 2 status projek task pada tanggal 23 juli 2010 maka analisis eaned value dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: planned value (pv) : 3 juta+ 2 juta + 2 juta + 10 juta + 4 juta = 21 juta actual cost (ac) : 2 juta + 2.5 juta + 1 juta + 9 juta = 14.5 juta earned value (ev) : 3 juta+ 2 juta + 2 juta + 10 juta = 17 juta cost variance (cv) = ev – ac = 17 juta – 14.5 juta = 2,5 juta schedule variance (sv) = ev – pv = 17 juta – 21 juta = 4 juta cost performance index (cpi) = ev/ac = 17 juta / 14.5 juta = 1.17 schedule performance index (spi) = ev/pv = 17 juta / 21 juta = 0.80 aktifitas projek task tanggal mulai tanggal selesai hari estimasi biaya status task pada tanggal 23 juli 2010 biaya aktual studi kelayakan 1-jul-10 5-jul-10 4 3,000,000.00 100% 2,000,000.00 perencanaan projek 6-jul-10 8-jul-10 2 2,000,000.00 100% 2,500,000.00 kick off meeting 9-jul-10 9-jul-10 0 2,000,000.00 100% 1,000,000.00 mengumpulkan kebutuhan sistem 12-jul-10 16-jul-10 4 10,000,000.00 100% 9,000,000.00 menganalisa proses bisnis 19-jul-10 23-jul-10 4 4,000,000.00 0% 0 menganalisa solusi teknologi yang akan digunakan 26-jul-10 30-jul-10 4 3,000,000.00 0% 0 menganalisa kebutuhan infrastruktur 26-jul-10 30-jul-10 4 3,000,000.00 0% 0 menganalisa lebih detail perencanaan projek 2-aug-10 3-aug-10 1 2,000,000.00 0% 0 memverifikasi kebutuhan sistem apakai sesuai dengan solusi yang direkomendasikan 3-aug-10 5-aug-10 2 5,000,000.00 0% 0 mengidentifikasi kebutuhan tambahan 6-aug-10 6-aug-10 0 2,000,000.00 0% 0 merancang kebutukan infrastruktur (hardware, software, network, database design, user interface, security, dan sebagainya) 9-aug-10 10-aug-10 1 5,000,000.00 0% 0 merancang kebutuhan aplikasi (dfd, erd, flowchart proses, report, pseudocode, screen design, dan sebagainya) 11-aug-10 18-aug-10 7 10,000,000.00 0% 0 merancang proses bisnis yang baru 11-aug-10 18-aug-10 7 5,000,000.00 0% 0 merancang solusi alternatif 19-aug-10 20-aug-10 1 5,000,000.00 0% 0 merancang solusi yang direkomendasikan 23-aug-10 24-aug-10 1 2,000,000.00 0% 0 membuat prototype sistem 25-aug-10 31-aug-10 6 15,000,000.00 0% 0 menginstall infrastruktur 15-aug-10 22-aug-10 7 50,000,000.00 0% 0 membangun sistem 1-sep-10 30-sep-10 29 150,000,000.00 0% 0 testing (sistem test, user test, infrastruktur test, dan sebagainya) 1-oct-10 8-oct-10 7 10,000,000.00 0% 0 mengimplmentasi aplikasi 10-oct-10 10-oct-10 0 10,000,000.00 0% 0 5. tahap penggunaan mengevaluasi aplikasi 11-oct-10 11-nov-10 31 2,000,000.00 0% 0 122 300,000,000.00 4. tahap pembuatan dan penerapan total estimasi waktu (hari) dan biaya (rupiah) 1. tahap perencanaan 2. tahap analisis 3. tahap rancangan 244 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 239-244 dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya projek (project cost) lebih baik dari anggaran (karena cpi > 1) dengan nilai cost variance sebesar 2.5 juta rupiah, sedangkan waktu projek (project schedule) tidak sesuai dengan perencanaan, dengan nilai schedule variance sebesar 4 juta rupiah. selanjutnya project manager perlu menambahkan inisiatif-inisiatif (action items) apa saja yang akan diambil untuk memperbaiki kinerja projeknya, misalnya seperti mengalokasikan sumber daya tambahan, mereview kembali prioritas task – task projek, melihat factor-faktor penghambat lainnya seperti komitmen dari stakeholder, me-review kembali ruang lingkup proyek dan sebagainya. simpulan penggunaan earned value analysis didalam mengukur kinerja projek – projek ti akan memberikan gambaran yang lebih lengkap terhadap performa projek yang sedang berjalan, hal ini sangat bermanfaat sehingga projek manager dan stakeholder dapat mereview keseluruhan performa projek dan melakukan tindakan – tindakan yang tepat didalam meningkatkan kinerja projeknya tersebut. seperti yang telah disebutkan diatas bahwa keefektifitasan penggunaan metode ini di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti perencanaan dan penganggaran yang tepat, kemampuan untuk membreakdown kegiatan kegiatan (tasks) proyek dengan detil, pengawasan dan pencatatan mengenai status task dari projek. pada tulisan selanjutnya disarankan untuk membahas dan mendalami prosesproses tersebut. daftar pustaka duncan, w. r. (1996). a guide to the project management body of knowledge: automated graphic systems. maryland, usa: white plains. valle, j. a., & soares, c. a. p. (2004) the use of earned value analysis (eva) in the cost management of construction projects, from http://www.icoste.org/icmj%20papers/valle%20-%20eva.pdf sumara, j., & goodpasture, j. (1997). earned value—the next generation—a practical application for commercial projects. project management institute 28th annual seminars & symposium. chicago, illinois. microsoft word 11_ti_budi yulianto_aplikasi pencarian tempat wisata-a2t.doc aplikasi pencarian tempat.… (budi yulianto; rita layona) 109  aplikasi pencarian tempat wisata berbasiskan gps dengan metode radius dan rating budi yulianto1; rita layona2 1, 2 computer science department, school of computer science, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat, 11480 1laboratory@binus.ac.id; 2rlayona@binus.edu abstract tourist place navigation application becomes more important for travelers, especially backpackers. previous research had produced applications which can only show the route from the position of traveler to tourist place with map shown. the goal of the research is to use the radius and rating method that is still rare in the community to navigate tourist place. output of the research is a gps-based application that can display the search results of tourist sites based on rating and radius method, route from the traveler to the destination place, and description of the place. development method used waterfall that contained user requirement, analysis, design, coding and testing, implementation, and maintenance. conclusion of the research has shown that the developed application provided convenience in searching tourist places based on radius and rating, displaying route, and description of tourist places. keywords: backpacker, tourism, gps, radius, rating abstrak aplikasi pencarian lokasi tempat wisata menjadi penting bagi wisatawan, khususnya backpacker. penelitian sebelumnya telah menghasilkan aplikasi yang hanya dapat menampilkan rute dari posisi wisatawan ke lokasi wisata dengan penambahan grafis peta. penelitian ini bertujuan untuk menggunakan metode radius dan rating yang masih jarang di masyarakat dalam pencarian lokasi wisata. hasil dari penelitian ini berupa aplikasi berbasiskan gps yang dapat menampilkan hasil pencarian lokasi wisata berdasarkan metode radius dan rating, rute dari lokasi wisatawan ke lokasi yang dituju, dan deskripsi lokasi. metode perancangan menggunakan waterfall yang meliputi tahapan user requirement, analisis, desain, pengkodean dan pengujian, implementasi, dan perbaikan. simpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu aplikasi memberi kemudahan dalam mencari lokasi wisata berdasarkan radius wisatawan dan rating, memberikan rute, dan deskripsi tempat wisata. kata kunci: backpacker, wisata, wisatawan, gps, rute 110   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 109-120 pendahuluan pariwisata merupakan kegiatan wisata dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha (ismayanti, 2011). dalam kepariwisataan, terdapat 3 elemen utama, yaitu wisatawan, geografi, dan industri. wisatawan merupakan orang yang melakukan aktivitas wisata. geografi adalah pergerakan wisatawan dari daerah asal daerah transit, dan daerah tujuan. industri adalah penyedia jasa wisata. gambar 1 elemen geografi pariwisata pariwisata merupakan salah satu sumber devisa bagi negara indonesia. berdasarkan data kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif republik indonesia pada bagian ranking devisa pariwisata, devisa yang dihasilkan dari pariwisata bernilai 4,447.97 juta usd di peringkat ke-6 pada 2006 dan pada 2010 devisa pariwisata meningkat menjadi 7,603.45 juta usd di peringkat ke-4 (kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif indonesia, 2012). berdasarkan data tersebut, dukungan terhadap peningkatan sektor pariwisata diperlukan untuk meningkatkan devisa bagi negara indonesia. salah satu cara adalah dengan memberikan kemudahan kepada para wisatawan berupa aplikasi yang dapat menyediakan informasi lokasi wisata dan jalur menuju lokasi tersebut (khraisat, al-khateeb, abu-alreesh, et al, 2011). sebagian wisatawan tidak menggunakan jasa biro maupun agen perjalanan. para wisatawan tersebut kerap disebut dengan istilah backpacker. para backpacker pada umumnya memilih untuk tidak menggunakan jasa biro maupun agen karena alasan (penghematan) finansial, kebebasan (tidak perlu terjadwal), dan privasi (ismayanti, 2011). para backpacker tentunya mengandalkan kemampuan sendiri untuk berwisata dan juga memerlukan alat bantu untuk mendapatkan informasi lokasi wisata dan jalur menuju lokasi tersebut (hallo, beeco, goetcheus, et al., 2012). penelitian sebelumnya telah menghasilkan aplikasi yang hanya dapat menampilkan peta wisata pada perangkat mobile (lai, li, chan, et al, 2007), titik koordinat pengguna (simon & williams, 2008), pencarian tempat secara regional (feng, rizos, higgins, et al, 2009), rute dari posisi wisatawan ke lokasi tersebut (yulianto, 2010), dengan penambahan grafis peta (chu, lin, chang, et al, 2011), dan grafis lokasi 2 dimensi (ruotsalainen, kuusniemi, & chen, 2011). penelitian terbaru telah menambahkan informasi angkutan umum yang dapat digunakan untuk menuju tempat wisata (edwards & griffin, 2013) dan informasi angkutan umum yang sedang melintas menuju wisatawan (shimizu, yamaguchi, ai, et al, 2014). masih jarang penelitian yang menghasilkan aplikasi yang dapat menampilkan tempat wisata dengan metode radius dan rating. penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah aplikasi wisata pada indonesia untuk mempermudah para wisatawan, khususnya backpacker, tanpa menggunakan (atau dapat sebagai aplikasi pencarian tempat.… (budi yulianto; rita layona) 111  pelengkap) jasa agen atau biro perjalanan wisata. aplikasi akan memberikan data tempat wisata yang dapat dikunjungi dalam radius tertentu dari lokasi pengguna beserta jalur untuk menuju ke tempat wisata tersebut (steiniger, neun, & edwardes, 2006). aplikasi juga akan menampilkan daftar tempat wisata berdasarkan peringkat agar menjadi masukan bagi wisatawan dalam memutuskan suatu lokasi wisata yang ingin dikunjungi. metode penelitian ini menerapkan metode waterfall dalam perancangan aplikasi yang meliputi tahapan sistem perancangan, analisis, desain, pengkodean dan pengujian, implementasi, dan perbaikan (sommerville, 2011). karakteristik waterfall berupa aktivitas yang mengalir dari satu fase (tahapan) ke fase lainnya secara berurutan, dan setiap fase dilalui terlebih dahulu hingga selesai untuk menuju fase berikutnya. gambar 2 menunjukkan diagram alir metode perancangan dalam penelitian. gambar 2 diagram alir metode perancangan pada tahapan user requirement, penelitian melakukan proses pengumpulan data lokasi wisata dan kebutuhan fitur dari sistem yang akan dibuat melalui kuesioner kebutuhan pengguna. pada tahapan analisis dan desain, penelitian mengolah hasil data lokasi wisata dan kuesioner kebutuhan pengguna, dan menerjemahkan ke dalam bentuk rancangan sistem dan tatap muka (tampilan) peranti lunak. selanjutnya memasuki tahap pengkodean dan pengujian (code and testing), hasil dari tahapan desain diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer untuk menghasilkan peranti lunak yang dapat bekerja. tahap ini merupakan implementasi dari tahapan desain yang secara teknis akan dilakukan oleh programmer. tahapan pengkodean akan dilakukan secara bersamaan dengan uji coba untuk menguji kekurangan program maupun fungsi dari sistem. pengkajian sistem (user requirement) analisis dan desain pengkodean pengujian implementasi perbaikan 112   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 109-120 setelah semua fungsi peranti lunak diuji untuk meminimalkan kesalahan (error) dan memaksimalkan kesesuaian dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya, maka tahapan selanjutnya adalah implementasi sistem baru untuk dijalankan. tahapan terakhir adalah pemeliharaan sistem, termasuk di dalamnya adalah pengembangan. ketika sistem dijalankan, terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan minor yang tidak ditemukan sebelumnya, ataupun adanya penambahan fungsi baru. pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan yang terjadi seperti pergantian sistem operasi. hasil dan pembahasan 1 analisis terhadap data diperlukan untuk mendukung penelitian melalui kuesioner. hasil kuesioner diolah untuk mendapatkan informasi kebutuhan dari sisi pengguna dalam menunjang pengembangan fitur aplikasi yang diperlukan (whitten & bentley, 2007). kuesioner berisi 5 pertanyaan utama yang diberikan kepada 104 responden dengan hasil berikut. pada pertanyaan tentang frekuensi berwisata (gambar 3), sebanyak 43% responden melakukan perjalanan wisata setidaknya 1-2 kali dalam 1 tahun. gambar 3 frekuensi berwisata kemudian, pada pertanyaan tentang frekuensi penggunaan gps sebagai navigator dalam perjalanan wisata (gambar 4), 28% responden selalu menggunakan aplikasi navigasi saat berwisata, dan 38% sering menggunakan. data ini menunjukkan bahwa 2 dari 3 wisatawan menggunakan aplikasi navigasi untuk berwisata. gambar 4 frekuensi penggunaan aplikasi aplikasi pencarian tempat.… (budi yulianto; rita layona) 113  lalu pada pertanyaan tentang alasan responden menggunakan gps (gambar 5), mayoritas pengguna (74%) menggunakan aplikasi karena tidak mengetahui jalan menuju lokasi wisata. gambar 5 alasan menggunakan aplikasi selanjutnya pada pertanyaan tentang fitur aplikasi, “deskripsi tempat” diperlukan responden (75%), “rating” (63%), “review” (50%), dan “foto” lokasi wisata sebesar 55%. data ini akan menjadi rujukan dalam pengembangan fitur aplikasi ini. gambar 6 kebutuhan fitur pertanyaan terakhir tentang radius pencarian tempat wisata, sebanyak 61% responden menginginkan radius pencarian lokasi wisata dari posisinya sejauh 26-50 kilometer. data ini akan dijadikan rujukan dalam pengembangan aplikasi. gambar 7 radius pencarian lokasi wsata 114   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 109-120 perancangan uml perancangan sistem yang digunakan untuk merancang sistem pada aplikasi adalah perancangan uml yang meliputi class diagram dan use case diagram. use case diagram (gambar 8) digunakan untuk menjabarkan tahap-tahap yang dilalui oleh aktor dalam melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan sistem aplikasi (sommerville, 2011). pada use case diagram berikut ini terdapat dua aktor, yaitu user dan admin. aktor user berfungsi sebagai pengguna yang dapat mencari dan menampilkan lokasi wisata, mendapatkan rute, dan melakukan rating. adapun aktor admin melakukan pengelolaan terhadap lokasi wisata. gambar 8 use case diagram class diagram (gambar 9) digunakan untuk menggambarkan struktur pemodelan dari sistem aplikasi yang dibangun (sommerville, 2011). setiap class mewakili setiap entity pada sistem dan terdiri dari properti serta perilaku dari class tersebut. sebagai contoh, class place memiliki beberapa atribut seperti image, name, address, longitude, dan totalrate yang merupakan detil data lokasi wisata (gambar, nama, alamat, koordinat, dan rating), dan perilaku updateplacerate agar dapat memperbarui rating lokasi tersebut. class route memiliki beberapa atribut seperti userlongitude, dan destinationlongitude yang berfungsi untuk menyimpan koordinat pengguna dan lokasi wisata, dan perilaku getdestinationlocation dan drawroute untuk menampikan lokasi wisata berdasarkan perhitungan radius dari titik koordinat pengguna ke lokasi wisata dan menggambarkan rute perjalanan menuju lokasi wisata tersebut. aplikasi pencarian tempat.… (budi yulianto; rita layona) 115  gambar 9 class diagram perancangan basis data basis data digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan pada sistem aplikasi (connolly begg, 2005). terdapat 3 tabel utama yang digunakan pada sistem aplikasi sebagai berikut. 116   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 109-120 gambar 10 diagram basis data setiap tabel mewakili entitas data pada sistem. sebagai contoh, tabel user digunakan untuk menyimpan data yang berkaitan dengan pengguna, tabel place digunakan untuk menyimpan data yang berkaitan dengan lokasi wisata, dan tabel rating digunakan untuk menyimpan data yang berkaitan dengan pemeringkat lokasi wisata. pengembangan dan implementasi peranti lunak aplikasi dikembangkan pada spesifikasi perangkat keras yaitu memory sebesar 64mb (minimum) dan 128mb (rekomendasi), storage sebesar 2mb (minimum) dan 5 mb (rekomendasi), dan memiliki fitur gps. pada tahap pengujian, aplikasi diujicobakan pada 3 perangkat sebagai berikut dan dapat berjalan dengan baik. tabel 1 spesifikasi perangkat untuk pengujian aplikasi perangkat keras sony ericson xperia x8 samsung galaxy s ii samsung galaxy s iii memory 168mb 1 gb 1 gb storage 128 mb 16 gb 32 gb gps ya ya ya operating system android os, v2.3 gingerbread android os, v4.0.4 ice cream sandwich android os, v4.1 jellybean internet 3g, hsdpa 3g, hsdpa 3g, hsdpa gambar 11 tampilan halaman utama aplikasi pencarian tempat.… (budi yulianto; rita layona) 117  pada halaman menu utama, wisatawan akan melihat tanda posisi wisatawan dan menu “search place” untuk melakukan pencarian tempat. wisatawan dapat melakukan pembesaran atau pengecilan gambar peta. gambar 12 tampilan search by (a) rate, (b) radius, dan (c) name pada halaman “search by rate”, pencarian tempat wisata dilakukan berdasarkan rating. halaman ini menyajikan gambar dan deskripsi tempat wisata. pada halaman “search by radius”, pencarian tempat wisata dilakukan dengan radius 50 km dari posisi wisatawan. pada halaman “search by name”, pencarian tempat wisata dilakukan berdasarkan pencarian nama (auto-complete). gambar 13 tampilan halaman (a) place details dan (b) route pada halaman ini, wisatawan akan mendapatkan deskripsi tempat wisata yang dilengkapi foto, nama tempat, dan rating. wisatawan dapat mencari rute jalan dari posisi wisatawan ke tempat wisata tersebut dan melakukan rating. evaluasi evaluasi terhadap aplikasi dilakukan pada faktor 8 aturan emas interaksi manusia dan komputer (shneiderman & plaisant, 2010), 5 elemen multimedia, dan kuesioner yang ditujukan pada pengguna. pengkajian terhadap 8 aturan emas mencakup (1) konsistensi penggunaan icon untuk navigasi, peletakan menu, penggunaan warna untuk menu, teks dan font, (2) penggunaan shortcut sehingga memungkinkan pengunjung menggunakan keys tertentu untuk mengakses suatu area, (3) 118   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 109-120 ketersediaan respon atau umpan balik yang informatif ketika tombol ditekan, (4) ketersediaan dialog sederhana yang menampilkan keadaan akhir suatu proses, (5) pesan kesalahan kepada pengguna ketika terjadi kesalahan input, (6) ketersediaan tombol back agar pengguna dapat kembali melihat menu sebelumnya, (7) pusat kendali internal berupa respons yang sesuai dengan aksi yang diinginkan pengguna, dan (8) perancangan dengan konsep sederhana agar pengguna tidak perlu melakukan penghapalan yang terlalu banyak atas fitur-fitur yang tersedia. evaluasi 5 elemen multimedia (vaughan, 2011) mencakup (1) teks yang digunakan, (2) gambar lokasi wisata dan peta, (3) animasi rute, (4) komponen suara, dan (5) video yang dapat dilihat oleh pengguna. gambar 14 tampilan 5 elemen multimedia evaluasi terhadap aplikasi hasil penelitian juga dilakukan melalui kuesioner yang diberikan pada 41 responden. hasil dari kuesioner evaluasi tersebut ditampilkan pada grafik berikut. gambar 15 evaluasi kelengkapan fitur gambar 16 evaluasi ketertarikan tampilan aplikasi pencarian tempat.… (budi yulianto; rita layona) 119  gambar 17 evaluasi kemudahan penggunaan gambar 18 evaluasi dukungan aplikasi       gambar 19 evaluasi rekomendasi simpulan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah aplikasi memberi kemudahan kepada wisatawan dalam mencari tempat wisata berdasarkan rating, nama, dan radius; membantu dalam memberikan penunjuk jalan tempat wisata; dan memberi kemudahan kepada wisatawan untuk mengetahui informasi berupa deskripsi tempat wisata, foto, dan rating. saran untuk penelitian dan pengembangan lebih lanjut yaitu melengkapi aplikasi dengan daftar hotel, restoran, dan rumah sakit agar menunjang wisatawan dalam berwisata (shoval, mckercher, ng, et al, 2011), menyediakan fitur perbesaran foto pada lokasi wisata, transportasi yang dapat diakses (edwards & griffin, 2013), dan menyediakan fitur bagi wisatawan untuk menulis review suatu lokasi wisata. daftar pustaka chu, t. h., lin, m. l., chang, c. h., & chen, c. w. (2011). developing a tour guiding information system for tourism service using mobile gis and gps techniques. advances in information sciences and service sciences, 3(6), 49–58. connolly, t., & begg, c. (2005). database systems a practical approach to design, implementation, and management (4th ed). new york: addison-wesley. edwards, d., & griffin, t. (2013). understanding tourists’ spatial behaviour: gps tracking as an aid to sustainable destination management. journal of sustainable tourism, 21(4). doi:10.1080/09669582.2013.776063 120   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 109-120 feng, y., rizos, c., higgins, m., lim, s., & tang, m. (2009). developing regional precise positioning services using the legacy and future gnss receivers. journal of global positioning systems, 8(1), 17–25. hallo, j. c., beeco, j. a., goetcheus, c., mcgee, j., mcgehee, n. g., & norman, w. c. (2012). gps as a method for assessing spatial and temporal use distributions of nature-based tourists. journal of travel research, 51(5), 591–606. ismayanti. (2011). pengantar pariwisata. jakarta: grasindo. kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif indonesia. (2012). ranking devisa 2006 2010. diakses dari http://www.budpar.go.id/budpar/asp/ringkasan.asp?c=117 khraisat, y. s., al-khateeb, m., abu-alreesh, y., ayyash, a., & lahlouh, o. (2011). gps navigation and tracking device. international journal of interactive mobile technologies, 5(4), 39–41. lai, p.c., li, c. l., chan, k. w., & kwong, k. h. (2007). an assessment of gps and gis in recreational tracking. journal of park and recreation administration, 25(1), 128–139. ruotsalainen, l., kuusniemi, h., & chen. r. (2011). visual-aided two-dimensional pedestrian indoor navigation with a smartphone. journal of global positioning systems, 10(1), 11–18. shneiderman, b., & plaisant, c. (2010). designing the user interface (5th ed). boston: addisonwesley. shimizu, t., yamaguchi, t., ai, h., kawase, j., & katagiri. y. (2014). travel path and transport mode identification method using “less-frequently-detected” position data. 8th international symposium of the digital earth (pp. 1–6). shoval, n., mckercher, b., ng, e., birenboim. a. (2011). hotel location and tourist activity in cities. annals of tourism research, 38(4), 1594–1612. simon, d. p., & williams. (2008). cats: gps coordinate time series analysis software. gps solutions, 12(2), 147–153. sommerville, i (2011). software engineering (9th ed). boston: addison-wesley. steiniger, s., neun, m., & edwardes, a. (2006). foundations of location based services. cartouche1-lecture notes on lbs, 1, 2. vaughan, t. (2011). multimedia: making it work (8th ed). new york: mcgraw-hill. whitten, j. l., & bentley, l. d. (2007). system analysis and design methods (7th ed). new york: mcgraw-hill. yulianto, b. (2010). teknologi location based service (global positioning system) pada perangkat mobile. jurnal comtech, 1(1), 61–74. microsoft word 10_stat_iwa sungkawa_penerapan regresi linier ganda-dimz.doc penerapan regresi.… (iwa sungkawa) 259  penerapan regresi linier ganda untuk mengukur efisiensi pola penggunaan air tanah system rice intensification (sri) di kabupaten bandung, subang, dan karawang iwa sungkawa1 1mathematics and statistics department, school of computer science, binus university jalan k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 1iwasungkawa@yahoo.com abstract this paper discusses the application of multiple linear regression to measure the efficiency and success of the pattern of groundwater using system of rice intensification. the purpose of this paper is to provide an overview of the procedures and the use of multiple linear regression analysis and to measure the impact of independent variables (habits of farmers p3a) in the use of groundwater. multiple linear regression analysis is used to examine the relationships and dependencies between farmers habits p3a to the efficiency of water use patterns of sri. the results show that the success and efficiency groundwater use is recommended in sri pattern depends on the habits and behavior of the p3a farmers use ground water for their farming needs. keywords: multiple linear regression, correlation coefficient, sri, p3a, anova abstrak tulisan membahas tentang penerapan regresi linier ganda untuk mengukur tingkat efisiensi dan keberhasilan dari pola penggunaan air tanah system rice intensification. tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang prosedur dan penggunaan analisis regresi linier ganda dan ingin mengukur dampak peubah bebas (kebiasaan petani p3a) dalam menggunakan air tanah. analisis regresi linier ganda digunakan untuk menelaah relasi dan ketergantungan antara kebiasaan petani p3a terhadap efisiensi penggunaan air pola sri. hasil kajian menunjukkan bahwa keberhasilan dan efisiensi penggunaan air tanah yang dianjurkan dalam pola sri tergantung pada kebiasaan dan perilaku petani p3a dalam menggunakan air tanah untuk keperluan mereka bertani. kata kunci : regresi linier ganda, koefisien korelasi, sri, p3a, anova 260 comtech vol. 6 no. 1 juni 2015: 259-265  pendahuluan dalam suatu penelitian yang mengamati lebih dari satu faktor atau peubah, biasanya akan timbul persoalan tentang relasi atau hubungan di antara faktor-faktor yang diamati dalam penelitian. untuk mengetahui bentuk hubungan di antara faktor-faktor tersebut dapat digunakan analisis regresi yang juga biasa digunakan untuk mengkaji hubungan sebab akibat. dalam analisis regresi, bentuk hubungan di antara faktor dinyatakan dalam bentuk hubungan fungsional dan dinyatakan dalam suatu persamaan dan disebut persamaan regresi. persamaan regresi dapat ditentukan dari sebaran data hasil pengamatan dan bentuknya merupakan garis lurus (linier) atau dalam bentuk nonlinier (lengkung). sebagai tindak lanjut dari analisis regresi dapat ditentukan pula kadar atau keeratan hubungan di antara faktor-faktor tersebut. untuk mengetahui dan mengukur keeratan hubungan di antara faktor-faktor dapat dipergunakan koefisien korelasi. analisis regresi dan korelasi telah dikembangkan untuk mempelajari pola dan mengukur kadar hubungan antara dua atau lebih variabel. jika lebih dari dua variabel bebas yang terlibat, disebut regresi dan korelasi berganda. analisis ini akan memberikan hasil apakah antara variabel-variabel yang sedang diteliti atau sedang dianalisis terdapat hubungan, baik saling berhubungan, saling memengaruhi, dan seberapa besar tingkat hubungannya. analisis regresi linear ganda adalah salah satu metode statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional sebuah variabel tidak bebas (dependent variable) dengan dua atau lebih variabel bebas (independent variable) (neter, 1997). adapun tujuan dari analisis regresi linier berganda adalah mengetahui seberapa besar pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dan juga dapat meramalkan nilai variabel tidak bebas apabila seluruh variabel bebas sudah diketahui nilainya. pada analisis regresi linier berganda dengan banyak variabel bebas, sering timbul masalah karena adanya hubungan antara dua atau lebih variabel bebas. variabel bebas yang saling berkorelasi disebut multikolinearitas. permasalahan yang terjadi pada analisis regresi berganda dapat mengakibatkan hasil analisis yang kurang akurat karena multikolinearitas diantar variabel bebasnya. masalah lain yang dapat memengaruhi hasil analisis data adalah pencilan (outlier). pada kasus multikolinearitas, korelasi antarvariabel akan menyebabkan jumlah kuadrat galat (error) yang makin besar sehingga menghasilkan keputusan yang tidak significant. kasus multikolinearitas juga sangat berpengaruh pada bentuk matriks. pada pendugaan parameter = ′ −1 ′ , apabila terjadi multikolinearitas, matriks ′ singular, sehingga persamaan untuk pendugaan estimasi parameter tidak lagi mempunyai penyelesaian yang tunggal. hal ini akan berdampak pada dugaan koefisien variabel tidak tunggal, melainkan tidak terhingga banyaknya sehingga tidak mungkin untuk menduganya (neter, 1997). tulisan ini membahas tentang penerapan analisis regresi ganda dalam menelaah efisiensi penggunaan air tanah dengan pola system rice intensification (sri) yang dipengaruhi oleh kebiasaan petani anggota p3a (perkumpulan petani pemakai air) dalam menggunakan air tanah. pada kesempatan ini akan dilihat seberapa jauh pengaruh dari kebiasaan petani tersebut pada pola penggunaan air yang dianjurkan dalam pola sri tersebut. tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang prosedur dan penggunaan analisis analisis regresi linier ganda dan ingin mengukur dampak peubah bebas (kebiasaan petani p3a) dalam menggunakan air tanah. manfaat dari hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara penggunaan air tanah dengan pola sri dan kebiasaan-kebiasaan petani p3a dalam menggunakan air tanah. di samping itu, hasil kajian ini diharapkan dapat mengukur dampak/pengaruh kebiasaan petani p3a terhadap pengguaan air tanah dengan pola sri sehingga dapat dicapai efisiensi penggunaan air tanah oleh petani p3a. penerapan regresi.… (iwa sungkawa) 261  untuk lebih jelasnya berikut diberikan ulasan yang dipetik dari direktorat perluasan dan pengelolaan lahan direktorat jenderal prasarana dan sarana pertanian kementrian pertanian (2014). praktik pertanian yang tidak berkelanjutan menganggap tanah sebagai mesin produksi dan tidak memperlakukan tanah sebagai sistem yang hidup serta mengabaikan fungsi dan peranan air juga bahan organik tanah. di samping itu, upaya peningkatan produksi dan takut kehilangan hasil sekecil apapun membuat pelaku pertanian seolah sebagai penguasa lingkungan. tiga kondisi yang merupakan ongkos mahal yang harus dibayar sebagai akibat sistem pertanian yang dikembangkan selama 50 tahun terakhir adalah kerapuhan alam pertanian, kerapuhan pangan dan bertani yang terjajah. oleh karena itu, diperlukan peningkatan efisiensi produksi, produktivitas padi dan kelestarian lingkungan melalui pengembangan sri (system of rice intensification). system of rice intensification (sri) merupakan salah satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. sri adalah cara budidaya padi yang pada awalnya diteliti dan dikembangkan sejak 20 tahun yang lalu di pulau madagaskar, yang kondisi dan keadaan alamnya tidak jauh berbeda dengan indonesia. karena pertimbangan kondisi lahan pertanian yang kian menurun kesuburannya, kelangkaan dan harga pupuk kimia yang terus melambung, maka dikembangkanlah metode tersebut. metode sri ini dinamakan bersawah organik dan menghasilkan padi/beras organik. karena mulai dari mengolah tanah, pemupukan dan penanggulangan hama atau penyakit, sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia sebagaimana yang dilakukan petani selama ini. budidaya model sri merupakan sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup berkualitas dan berkelanjutan, sehubungan dengan hal itu maka model pertanian sri ini adalah salah satu pilihan untuk dibangun dan dikembangkan, karena penggunaan air yang hemat merupakan salah satu langkah dalam mengantisipasi krisis air. dengan cara sri sawah tidak digenangi air karena memang padi bukanlah tanaman air, cukup dengan tanah dalam kondisi lembab/macak-macak. namun karena mengandung kompos yang cukup sehingga tanah mempunyai kemampuan untuk mengikat air yang banyak selain menyisakan ruang untuk udara, mikroorganisme, dan pertumbuhan akar. kebutuhan air untuk sistem ini hanya setengah dari cara konvensional, serta membuka peluang penerapan teknik baru untuk pemenuhannya baik berupa penyiraman maupun pengaturan lainnya. penyiangan atau ngarambet merupakan faktor yang sangat penting, fungsinya bukan saja untuk menghilangkan gulma tetapi juga untuk memasukkan udara ke dalam tanah. pada cara sri penyiangan dilakukan paling sedikit empat kali dari yang biasanya hanya dua kali pada cara konvensional. sekali saja penyiangan tidak dilakukan bisa menurunkan produksi padi sekitar 1 ton/ha. dengan tanah yang berkompos dan beberapa jam sebelumnya air di sawah dinaikkan, maka pada saat penyiangan rumput yang tumbuh dapat dicabut/disiang dengan mudah. untuk maksud ini alat penyiangan dengan menggunakan seperangkat alat yang berputar dapat dikembangkan. cara sri dapat menekan gangguan hama yang sering terjadi secara berarti tanpa harus menggunakan bahan kimia anti hama/pestisida sintetis. banyak jenis serangga yang hidup bersama dengan tumbuhnya tanaman padi namun mereka tidak sempat menjadi hama (merusak dan merugikan) karena dengan cara sri kondisi rimbunnya rumpun padi tidak memberi cukup waktu kepada serangga untuk berkembang biak. serangan keong pun dapat ditekan karena tanah terhindar dari genangan. 262 comtech vol. 6 no. 1 juni 2015: 259-265  metode penelitian dilaksanakan pt cakra hasta dengan menarik sampel terhadap petani sebagai anggota dari perkumpulan petani pemakai air (p3a) yang berdomisili di kabupaten bandung, subang, dan karawang dengan menggunakan metode sampling purposif. tiga kabupaten tersebut merupakan lokasi dari penelitian dan sebagai daerah sentra produksi padi dan dalam tulisan terdahulu telah dikaji keragaan proporsi keterlibatan gender (perempuan) dalam usaha tani padi (sungkawa, 2014). dengan metode sampling tersebut dipilih sebanyak 38 responden yang masing-masing berasal dari kabupaten bandung 10 responden, dari kabupaten subang 10 responden, dan dari kabupaten karawang sebanyak 18 responden. terhadap petani sampel tersebut dilakukan wawancara mengenai penggunaan air tanah untuk keperluan bertani yang ditempuh dengan menggunakan daftar pertanyaan (questionaire) dan pemberian skor (bobot) untuk setiap jawaban pertanyaan digunakan skala likert. selanjutnya untuk mengetahui bentuk hubungan fungsional antara peubah (variabel) yang diamati dilakukan analisis data terhadap total skor tersebut (integrated citarum water resources, 2013). untuk analisis data hasil pengamatan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier ganda yang secara umum dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut: y = x’ß + ɛ ………………………………………………………………… (1) atau ɛ = y x’ß dalam kajian ini digunakan satu peubah (variabel) respons/tak bebas y dan lima peubah bebas x1, x2, x3, x4 dan x5 dan dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut (montgomery & peck,1991): y = bo + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5 ………………………………………… (2) dimana bo, b1, b2, b3, b4 dan b5 merupakan koefisien regresi yang dalam pelaksanaannya ditentukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yang ditempuh dengan meminimumkan ɛ’ɛ dari model dalam persamaan (1), yaitu    xxyxyy xxyxxyyy xyxy n i i ''''2' '''''' )()'(' 1 2      ………………….. (3) selanjutnya diturunkan terhadap vektor ß dan disamakan dengan nol (ketika hasil turunan disamakan dengan nol beta diganti dengan penduganya yaitu b) dan hasilnya adalah: yxxxbataubyxxx bxxxxyxxx sehinggaxxdengankiridarikalikanbxxyxatau bxxyx ')'(')'( ')'(')'( )'(.....'' 0'2'2 11 11 1          untuk regresi dalam persamaan (2), koefisiennya adalah b’ = (bo b1 b2 b3 b4 b5) merupakan vektor koefisien regresi atau b = matriks berukuran 6 x 1;   x = matriks berukuran n x 6;  dan  y = matriks berukuran nx1. penerapan regresi.… (iwa sungkawa) 263  untuk mengetahui keberartian dari model regresi tersebut, dilakukan pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dengan hipotesis: ho : ß = vektor 0 h1 : ß ≠ vektor 0 terhadap hipotesis tersebut dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis variansi (anova) dan untuk ini perlu dihitung jumlah kuadrat untuk setiap sumber keragaman yang disajikan dalam tabel sebagai berikut. tabel 1 analisis ragam sumber keragaman derajat bebas (db) jumlah kuadrat kuadrat tengah nilai fhitung nilai ftabel regresi k jkregresi ktregresi ktregresi/ kterror fα;(k,n-k-1) error n-k-1 jkerror kterror total n-1 jktotal di mana k = banyaknya peubah bebas α = taraf nyata yang dipilih kuadrat tengah = jk/db untuk melengkapi tabel analisis ragam (anova) di atas, jumlah kuadrat untuk setiap sumber keragaman dapat ditentukan sebagai berikut : gresitotalerror gresi n i n i i i n i iitotal jkjkjk danyxbjk n y yyyjk re re 1 1 2 22 1 _ '' )( )(          ……………………………………………… (4) kriteria pengujian, tolak ho jika fhitung ≥ fα;(k,n-k-1). jika hipotesis ditolak maka perlu dilanjutkan dengan menelaah koefisien mana saja yang memang dianggap tidak sama dengan nol. hal ini dapat dilakukan uji hipotesis untuk setiap koefisien dengan menggunakan sebaran t. untuk melihat keeratan hubungan dari model regresi tersebut perlu dihitung koefisien korelasi. dari tabel anova di atas dapat ditentukan r2 = (jkregresi)/( jktotal) dan koefisien korelasinya adalah r. selanjutnya perlu dilakukan uji terhadap koefisien korelasi dengan hipotesis ho : ρ = 0 h1 : ρ ≠ 0 dan untuk pengujiannya digunakan statistik3) 21 2 r n rthitung    ……………………………..…………… (5) dengan derajat bebas n-2. kriteria pengujian : tolak ho jika thitung ≥ t(α/2; n-2) 264 comtech vol. 6 no. 1 juni 2015: 259-265  hasil dan pembahasan dalam penulisan ini digunakan data sekunder yang diperoleh dari pt cakra hasta yang merupakan data sampel untuk responden petani p3a di tiga kabupaten (bandung subang dan karawang). pemilihan responden yang merupakan petani p3a, dilakukan penarikan sampel dengan menggunakan metode purposif dan diperoleh 38 responden, yang berasal dari kabupaten bandung 10 responden, subang 10 responden dan dari kabupaten karawang sebanyak 18 responden (integrated citarum water resources, 2013). analisis data pengamatan ditempuh dengan menggunakan analisis regresi linier ganda dan dengan menggunakan perangkat lunak spss versi 20.0. analisis regresi linier ganda untuk menelaah hubungan dan ketergantungan antar butir dalam setiap komponennya. berikut disajikan kajian untuk penerapan analisis regresi ganda dalam menelaah pengelolaan dan penggunaan air tanah yang biasa dilakukan oleh petani p3a yang dampaknya terhadap keberhasilan pola yang diterapkan oleh system rice intensification (sri). dalam mengukur efisiensi penggunaan air tanah oleh petani p3a dilakukan kajian untuk menelaah hubungan antarvariabel (peubah) dan ditempuh dengan menggunakan analisis regresi linier ganda dengan peubah akibat/respons (tak bebas) a1 = penggunaan air dengan pola sri. sedangkan peubah bebas atau peubah penyebabnya adalah a2, a3, a4, a5 dan a6, dimana: a2 = cara pemakaian air pada waktu tanam a3 = cara pemakaian air pada waktu penyiangan a4 = cara pemakaian air pada waktu pembuahan keluar malai a5 = cara pemakaian air pada waktu pemasakan buah a6 = cara pemakaian air irigasi pada saat pemupukan. dengan menggunakan perangkat lunak spss versi 20, dari data hasil pengamatan diperoleh model regresi sebagai berikut : a1 = 2.275 + 0.092 a2 + 0.338 a3 + 0.139 a4 – 0.234 a5 – 0.098 a6 untuk melakukan pengujian terhadap koefisien regresi di atas, maka diperlukan jumlah kuadrat untuk setiap sumber keragaman dan hasilnya disajikan dalam tabel anova dibawah. tabel 2 anova regresi linier ganda model sum of squares df mean square f sig. regression 2,445 5 ,489 4,042 ,006b residual 3,871 32 ,121 total 6,316 37 a. dependent variable: a.1 b. predictors: (constant), a.6, a.3, a.5, a.2, a.4 dari tabel anova di atas, ternyata model regresi tersebut cukup signifikan dengan nilai peluang penolakan hipotesis di bawah 0.05 (yaitu 0.006). jadi bentuk regresi dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana hubungan untuk setiap komponen. seberapa jauh pengaruh dari kebiasaan petani tersebut pada pola penggunaan air yang dianjurkan dalam pola sri tersebut dapat dilihat dari koefisien regresi yang didapat. untuk kebiasaan petani dalam cara pemakaian air pada waktu tanam (a2), untuk cara pemakaian air pada waktu penyiangan (a3) dan cara pemakaian air pada waktu pembuahan keluar malai (a4) berpengaruh positif, artinya jika kebiasaan petani meningkat akan penerapan regresi.… (iwa sungkawa) 265  peningkatkan pula efisiensi pola sri. sedangkan untuk kebiasaan petani dalam cara pemakaian air pada waktu pemasakan buah (a5) dan kebiasaan pada cara pemakaian air irigasi pada saat pemupukan (a6) berpengaruh negatif, artinya jika kebiasaan meningkat akan menurunkan efisiensi pola sri. selanjutnya, untuk melihat keeratan hubungan dalam regresi ganda di atas dapat ditentukan koefisien determinasi r2 dengan membagi jkregresi oleh jktotal atau r 2 = (jkregresi)/(jktotal) = (2,445/6,316) = 0,39 dan koefisien korelasinya adalah r = 0,62. dengan koefisien determinasi r2 = 0.39 dapat dijelaskan bahwa 39% nilai a1 (penggunaan air dengan pola sri) diterangkan oleh a2, a3, a4, a5 dan a6 dalam hubungan linier. untuk lebih detailnya lagi dapat dilanjutkan dengan uji terhadap koefisien korelasi dan diperoleh nilai 491.4 62.01 234 62.0 2    hitungt dari tabel t, dengan alpha 0.05 dan derajat bebas 32 (dalam tabel t tidak ada derajat bebas = 32 dan digunakan pendekatan ke sebaran normal baku sehingga digunalan nilai 1.96 sebagai pembandingnya). ternyata thitung = 4.491 jauh lebih besar dari nilai pembandingnya (1.96), sehingga ho ditolak yang berarti nilai koefisien korelasi itu cukup berarti dan hasil uji ini dapat mendukung pernyataan di atas. simpulan berdasarkan hasil kajian, dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi penggunaan air tanah dengan pola system rice intensification (sri) sangat tergantung pada kebiasaan petani anggota p3a (perkumpulan petani pemakai air) dalam menggunakan air tanah. seberapa jauh pengaruh dari kebiasaan petani tersebut pada pola penggunaan air yang dianjurkan dalam pola sri tersebut dapat dilihat dari koefisien regresi yang didapat. untuk kebiasaan petani dalam cara pemakaian air pada waktu tanam, untuk cara pemakaian air pada waktu penyiangan dan cara pemakaian air pada waktu pembuahan keluar malai berpengruh positif, sedangkan untuk kebiasaan petani dalam cara pemakaian air pada waktu pemasakan buah dan kebiasaan pada cara pemakaian air irigasi pada saat pemupukan berpengaruh negatif. daftar pustaka direktorat perluasan dan pengelolaan lahan ditjen prasarana dan sarana pertanian. (2014). pedoman teknis pengembangan system of rice intensification. jakarta. _______. (2013). integrated citarum water resources management investment program. jakarta: cakra hasta. montgomery, d. c., & peck, e. a. (1991). introduction to linear regression analysis (2nd ed). new york: a wiley-interscience. neter, j. (1997). model linear terapan (b. sumantri, penerjemah). bandung. sudjana.(1983). teknik analisis regresi dan korelasi. bandung: tarsito. sungkawa, i. (2014). kajian proporsi keterlibatan perempuan (gender) dalam usaha tani padi di kabupaten bandung, subang, dan karawang. comtech, 5(2), 860–869. microsoft word 15_si_adhi nugroho_a study of factor affecting the software application-a2t.docx a study of factor affecting.… (adhi nugroho chandra; yohannes kurniawan)    309  a study of factor affecting the software application development in indonesian creative industry adhi nugroho chandra1; yohannes kurniawan2 1, 2 information systems department, school of information systems, binus university jl.kh.syahdan no.9 kemanggisan palmerah jakarta indonesia 1inux77@yahoo.com; 2ykurniawan@binus.edu abstract the creative industries promising opportunities, especially the interactive game business. creative industries is still undeveloped, but lately has been showing its contribution to the economic development of indonesia. implementation of the information and communication technology (ict) strategy is a new discourse that can provide great opportunities for the entrepreneurial. this study aims to reveal the level of implementation of ict strategies, the role of government influence on the development of business, industry conditions as well as the existing value chain in the interactive games industry. type of research conducted by descriptive research, qualitative analysis was based on the findings of desk research / literature, interview sources, and the researcher's own knowledge. level of subjectivity can be minimized with the help of quantitative analysis and the selection of competent resource persons in the field interviews. secondary data obtained from the creative economy planning books in 2025, which was published by the ministry of commerce of the republic of indonesia. based on the research results, it is concluded that the implementation of ict strategies by entrepreneurs in the interactive games industry is still less, and this is partly because in general the industry is still small-scale and micro enterprises, mash the industry is relatively new in the world of business, and entrepreneurs are still concentrating the creation, production, and distributio, commercialization are being developed. in general, interactive games industry is growing. in the future, need to research business model and business strategy, so it would complement the models developing strategy in the game interactive industry. keywords: entrepreneurs, creative industry, interactive games, ict strategy, value chain abstract industri kreatif menjanjikan banyak kesempatan, khususnya bisnis permainan interaktif. industri kreatif masih belum dikembangkan, tetapi belakangan sudah menunjukan kontribusinya pada perkembangan ekonomi indonesia. penerapaan strategi tik merupakan sebuah pendekatan baru yang dapat memberikan kesempatan yang sangat baik untuk pengusaha. penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tingkatan dari implementasi strategi tik, peran pemerintah dalam mempengaruhi perkembangan bisnis, kondisi industry sebagaimana sebagai keluaran dari rantai nilai industri permainan interaktif. jenis penelitian adalah penelitian deskriptif, analisis kualitatif didasarkan penemuan pada penelitian pustaka, wawancara, dan pengetahuan peneliti sendiri. tingat subjektifitas bias diminimalisasi dengan bantuan analisis kuantitatif dan pemilihan narasumber yang kompeten. data sekunder diambil dari buku perencanaan ekonomi kreatid 2025 yang diterbitkan oleh kementrian perdagangan |republik indonesia. berdasarkan hasil penelitian, implementasi strategi tik oleh pengusaha di inustri game interaktif masih sedikit, dan sebagian besar pengusaha masih dalam skala ukm, dan pengusaha masih berkonsentrasi di kreasi, produksi dan untuk distribusi dan komersialisasi masih dalam pengembangan. secara umum industry permainan interaktif bertumbuh. kedepannya, dibutuhkan penelitian menegnai model bisnis dan strategy bisnis, yang akan melengkapi model strategi pengembangan bisnis permainan interaktif. kata kunci: pengusaha, industri kreatif, permainan interaktif, strategi tik 310   comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 309-317  introduction technological developments, especially in the modern and globalization era, require resources, both individuals and organizations, to master and be able to compete. in addition, the crisis situation that occurred recently made a lot of workers who lost their jobs and the company can no longer continue its business activities. the presence of creative industries in indonesia provides a great opportunity for people who are struggling to get through the global financial crisis and for many people who are also promoting the entrepreneurship. so the situation is not accidental, but rather an opportunity and a challenge for all to be able to get into creative industries by becoming an entrepreneur. on the other side, information technology has become an integral part of modern society, especially those living in big cities. ranging from mobile phones to computers, internet is a tool to support the activities of life, even a lifestyle. an example is a social network in the virtual world, facebook, that becomes people’s favourite site ranging from middle-aged people, professionals, housewives, students, teenagers, even to toddlers who incidentally have not mastered the computer. another example is the blackberry smart phone, a unique phenomenon in indonesia. gadgets/smart phone have made other manufacturers overwhelmed, so they must produce a product that has features resemble or at least with facebook apps in it. this phenomenon is captured by some people as an opportunity since many people try online transactions on the internet for offering goods or services via the website, blogs, forums, social networking, and others. although they are not professionals, such efforts can teach them the entrepreneurial spirit. interactive games becomes people’s favorites since its emergence, the first interactive game is the name missile simulator game that is invented by thomas t. goldsmith jr. and estle ray mann on a cathode ray fund. during its development, the look and shape of the game is getting better through gaming technology curve. as the 70s is the golden arcade video games, it is marked by the emerging era of the first generation of games consoles, mainframe computers, home computers and the second generation game consoles emerged at the end of 70’s. in the 80s, as a stream of innovative, computer game has emerged at the same time as the beginning of the online game. in addition, it also appears handheld lcd games and third-generation game consoles. in 90s, it is marked by the emergence of mobile phone gaming, fourth generation consoles (1987-1999) (16-bit), fifth generation consoles (1993-2006, 32 and 64-bit). the 2000’s is marked by the emergence of mobile games, sixthgeneration consoles, prominent online games, increased casual pc games, as well as the seventhgeneration consoles (since 2004). so why now this game (interactive games) is loved by people (old and young)? the most common reason is since the games is entertaining. for some other reasons, it fills spare time and as an activity, it may have little value but the main reason is to educate people. game could be a picture of cultures, technological advances and even social criticism, for example is the emergence of a shoethrowing game to a president, after the embarrassing incident. there is an interesting phenomenon in recent years, the influence of game can make people stay awake or even stealing possessions to be able to play a game. however, there are game developers from national to international level that can gain money from the game. game development is very wide, not just merely entertainment factor, education, even to the economic factors. the new business models emerging from the game, now has developed into a lease, even for free. so how gaming companies earn money? game may be free, but additional features can only be obtained after removing the extra cost. new games can be played after paying a sum of money a study of factor affecting.… (adhi nugroho chandra; yohannes kurniawan)    311  to buy the vouchers as the right to play in the game. as a country that is quite keep up with technology, indonesia has the ability to take part in the gaming industry world. in indonesia, production games is a part of creative industry in interactive game business group. then how the latest developments of the homeland gaming industry? and how the characteristics of game makers in the homeland? is it limited to the level of a hobby or have people started to see it as an industry? the government believes that a creative industry is an industry that can survive in the crisis, be labor-intensive and be able to grow from small to medium scale. in indonesia creative economic development plan in 2025, the government, in this case the commerce department revealed numerous huge potential of the creative industries. the mission that has to be achieved in 2015 is empowering human resources indonesia national development as primary of capital and the vision of the creative economy indonesia 2025 is the quality of indonesian people life and creative looks in the eyes of the world will be achieved. this research was conducted in an attempt to answer several questions: (1) do ict strategies help entrepreneurs interactive game industry/game in business? (2) have the government helped the creation and development of the game technopreuner in indonesia? (3) is technopreuner has become a large-scale industrial entrepreneurship? this study aims to reveal the level of implementation of ict strategies by entrepreneurial interactive games and the length of the business life, study the role of government influence on the development of interactive gaming business and uncovering the interactive games industry conditions in indonesia. learning the value chain in the interactive games industry. the benefit of this research is to provide an overview of the managerial impact on the strategic use of it in the creative industries, provide an overview of the plan and the government's strategy to develop the business climate of creative industries in particular interactive game business and provide an overview of potential business models that can be developed from the interactive game business. literature review entrepreneurship can be grouped in various ways. winarto (2003) classify entrepreneurial activities into two, namely entrepreneurship for a business opportunity (entrepreneurial activity by opportunity) and entrepreneurial for no other alternative but to perform certain business activities. previously people thought that entrepreneurship is innate talent (entrepreneurship are born grout made) and it is only obtained from the practice. however, entrepreneurship is now a discipline that can be learned and taught. entrepreneurship is the result of a disciplined, systematic process of applying creativity and innovation to meeting the needs and opportunities in the market. in indonesia, a new study of entrepreneurship is limited to a particular school or college course. in line with the developments and challenges such as the economic crisis, understanding entrepreneurship both through formal education and training at all levels of society will develop entrepreneurship. style innovation consists of two-sided terms, namely, the technical world and business world. from the technical side, it is called the invention of technological change and however, when business is involved in the effort of the invention, it is called innovation. the real innovation comes to a company that exists inside and outside of the company. effective innovation is a simple, focused, accept what people say, specific, clear, starting small and design applications carefully. to be able to analyze business opportunities, entrepreneurs must know a few tools such as swot analysis, competitive profile matrix, and bcg matrix. there are three ways can be done to start a business or 312   comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 309-317  enter a business world and they are pioneering new business (starting), acquisition of a company (buying) and management collaboration (franchising). strength of small businesses have a number of advantages, of having the freedom to act, flexible and not easily shaken, while some drawbacks are in the form of structural weaknesses and focus. the main focus in developing this entrepreneurial is emphasized on the creation of added value to gain competitive advantage through the development of specific capabilities (entrepreneurship) to small enterprises that are not longer operate through monopoly market power strategy and government facilities. amid the global economic downturn and the threat of layoffs today, the minister of trade mari elka pangestu confirmed the development of the creative industries have been able to absorb the 4.9 million workers and contributed an average of 6.3 percent of gross domestic product in 2008. this data is based on studies of creative industry development plan that is being finalized commerce department. (sampoerna foundation, 2009). the creative economy businesses cannot grow by itself. it takes three stakeholders known as the triple helix; businessmen, intellectuals, and government in a holistic, concrete and sustainable networking. entrepreneurs in this case is a group that empower the creative economy businesses, the intellectuals who produce creative works of both traditional and modern-culture, as well as the government in this case to protect the stakeholders and the create policies to the business of creative economic development in indonesia. creative industry is a major pillar in developing the creative economy sector that provides a positive impact for the life of the nation. the government believes that creative industry is an industry that can survive in the crisis, labor-intensive, able to grow from small to medium scale. (kelompok kerja indonesia design power – departemen perdagangan, 2008) the definition is based on uk dcms task force 1998: "creative industries roommates as those industries have their origin in individual creativity, skill and talent, and roommates have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content". as one of the creative industries business groups, interactive games can be described as a creative activity related to the creation, production, and distribution of computer and video games that are fun, agility, and education. ward and peppard (2002) outlines at least three strategies that can be used, this strategies are also in line with porter's generic strategies, that is low-cost strategies (lowcost) prior to the organization that is identified as the lowest cost approach in business activities to minimize indirect costs and support management with a detailed report on all aspects of the cost. differentiation strategy is aimed at a broad market that involves the creation of a product or service that is unique throughout the industry. differentiation is a viable strategy for above average profits in a particular business because the resulting brand loyalty lowers the price-sensitive customers. increased costs can usually be charged to the buyer. buyer loyalty can also serve as a barrier to entry of new firms. differentiation strategy is more likely to produce higher returns than low cost strategy because differentiation creates a barrier to entry the better. niche/focus strategy allow the company’s strategy to concentrate on a few selected target markets. it is also called a niche strategy or segmentation strategy. it is hoped that by focusing marketing efforts on one or two narrow market segments and tailor marketing to specific markets, firms can better meet the needs of the target market. companies usually to gain competitive advantage through product innovation and may or brand marketing rather than efficiency. it is most suitable for relatively small firms but can be used by any company. the focus of the strategy should be directed to market segments that are less vulnerable to substitutes or where competition is weakest to earn above average return on investment. there are three ways to become a market leader, the operation excellence, customer intimacy, product leadership. a study of factor affecting.… (adhi nugroho chandra; yohannes kurniawan)    313  the boston matrix (bcg matrix business) is an example of a technique for ict strategy. (manktelow, 2010). there are four categories: (1) star, a strong market position in high-growth markets. (2) cashcow, strong market position in a low growth market. (3) wildcat, a low market share in high-growth markets. (4) dog, a weak position in the growing markets low/declining. porter five forces, which has more than 20 years and still relevant, namely: bargaining power of suppliers, bargaining power of buyers, treat of new entrants, threat of substitute products or services, rivalry among existing competitors. method this study discusses and examines the application of information systems strategy on value chain business group interactive game. discussion, in the interactive game business climate, should be positioned and treated as a part of government policy, in this case is the creator of interactive gaming/game. so, this study is to evaluate policies, especially evaluation of government policies on the creative industries are relatively new, and it is hoped will be able to reveal the clarity of the business climate relationships in the game development industry in the country. the research is conducted by descriptive research. descriptive research is a research that provides an overview or description of an existing state as clearly as possible without the treatment of the object under study. qualitative analysis was based on the findings of desk research/ literature, interview and the researcher's knowledge. level of subjectivity can be minimized with the help of quantitative analysis and the selection of competent resource persons in the field interviews. (moloeng, 2004). secondary data is obtained from the creative economy planning books in 2025, which was published by the ministry of commerce of the republic of indonesia. results and discussion number of creative workers is still low if it is compared to other sectors but the quality can still be improved. the amount of labor involved in the creative industries sector in 2006 based on studies in 2007 about mapping the creative industries trade department of the republic of indonesia was about 4.9 million workers. being creative talent gets interesting. openness of society in terms of media is a positive impact on the growth of space for expression and creativity. public notice in the source of arts entertainment profession as something attractive, not only economically but also views of public appreciation. entrepreneurship began to grow. besides creative labor, entrepreneurs also play very important role in the growth of the creative industries. slowly, entrepreneurship started to become an attractive profession option (especially for highly educated). although people still have the mindset preferences worked as private employees or civil servants. this situation posses for the entrepreneurial spirit to grow more fertile but implies hope for change in the public driving force for the growth of entrepreneurship. potential market in the domestic and overseas is still huge. domestic potential market has not been served optimal because of people's appreciation in art, culture, design is still lacking. geographic location of the market is still difficult to reach. reaching into overseas markets and understanding consumer behavior should be improved. foreign consumers have relatively high appreciation of the products/services that have local content and artistic merit. 314   i place a c i such as broadba support digital b (persona r between mobile p i service million u meeting internet distribut interactive g career. information the internat and wireless services or broadcast, e al computers, recent cond regions is phones and m internet pene providers a users or only between the as a mediu tion. game industr figure 1 av technology tional acces s access, m connections etc. (3) softw , laptops, mo ditions are i still relative more internet etration is st association ( y about 8.5% e creators an um for deliv figure 2 ry promises erage labor p can be class ss, domestic mobile acces such as: m ware (pperat odems, etc.). inequality of ely large, be t access prov till low that s (apjii) note % of the tota nd consume very or cons 2 data statisti a sizeable in productivity in sified into th c backbone ss network, mobile access ting systems f informatio etter telecom viders. stymie creati d that intern al population ers of creativ sumption, es ics indonesia i comtec ncome, and n 14 creative hree major gr (inter-city), , ip conver s, broadband s, application on technolog mmunications ive product c net users by n. the low i ve products specially in internet indus h vol. 6 no. makes an in industry subs roups: (1) p inner-city w rgence netw d fixed acc ns, databases gy and comm s, more affor consumption y the end of internet pene on the mark terms of co stry 2008 2 juni 2015: nteresting in sector hysical infra wireline con work, and ot cess, internet s, etc.) and h munication rdable rates, n. indonesian f 2007 only etration may ket that relie ommercializa 309-317  ndustry to astructure nnections, thers. (2) t access, hardware advances , cheaper n internet about 25 not be a es on the ation and a study of factor affecting.… (adhi nugroho chandra; yohannes kurniawan)    315  the role of industry associations and professional associations need to be developed. almost in all sectors of the creative industries are already a member of entrepreneurs or industry associations. they have been trying to serve their interests, but in fact there are more functions that can be played and that is a community of practice. this creative community will be a place sharing knowledge, creativity and experience among creative workers. the need for financing for creative industries is relatively insufficient. most of the sub-sectors of creative industries do not require a large initial capital to start a business since the creative industry is highly dependent on individual creativity. however, the industry still needs financial assistant to always be creative in creating new product/service to the consumers. in indonesia, there are not many financial institutions that offer loans and payment schemes suitable for those in the creative industries. terms of the collateral on a conventional loan scheme to burden the creative industries but it does not motivate the actors to create something new since the overall risk should be borne by businesses. creative industries may be able to take advantage of financing schemes people's business credit (kur), which has been launched by the president of republic of indonesia on november 5, 2007 by a memorandum of understanding (mou) between the government, insurance companies, and banks (bank mandiri, bni, btn, bri, bank bukopin, and bank syariah mandiri) on october 9, 2007 on guaranteeing credit/financing to smes/cooperative. it is implemented in accordance with the presidential decree no. 6 of 2007 dated june 8, 2007 on accelerating the development of the real sector policies and the empowerment of smes. but in reality, this policy has not been fully implemented and properly socialized for smes or entrepreneurs in need. lack of mastery of technology by indonesian creative workers and the low computer literacy in indonesia affect the quality of the product creation and commercialization capabilities/services of creative industry in indonesia. in this digital era, almost all layers of society activities are supported by a technology called computer. interactive gaming industry value chain creative industries prioritize design in the creation of products with limited production volume and require individual creativity as a primary input in the process of value creation. understanding of the value creation chain in the creative industries creative industry can help stakeholders to understand the position of the creative industries in a series of industry-related creative industries. figure 3 generic value chain creative industries value chain is the subject of attention in determining the development strategy and it has a linear sequence of creation, production, distribution and commercialization. creation/originality is the creation where creativity is a factor of supply/input in the creative industries by involving all matters relating to ways of getting input, store and process, therefore the power of creativity, skill and talent, originality is a factor of supply/input is most important. 316   comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 309-317  as a product of unique, different and original, it is able to compete with products rival with potentially creating jobs and prosperity for those who have it and also the opposite. creativity is the power that comes from within the individual. everyone has the same basic capital but there is a difference in sharpening and making it work, especially for those who is only utilizing a hobby. today, creativity-based industries are into thriving industry that does not regards creativity as trivial or only a mere sideline. production is any activity that is required for transforming inputs into outputs, in the form of products or services. important factors in a production process is technology. technology can be divided into core technology and second layer technology. technology is the most important part and this technology is useful for experiments, research, testing and manufacture in the form of studio and workshop facilities. both coating technology is the technology that the process could be transferred to third parties with the principle of flexibility: (1) flexible manufacturing systems (flexible manufacturing system). (2) manufacturing systems agile (agile manufacturing system). (3) manufacturing systems based on the needs (just-in-time manufacturing system). (4) original equipment manufacturer (oem). distribution is any activity in the storage and distribution of output. important factors in a distribution process: (1) negotiations distribution rights. negotiations for the creative industry, the products are virtual (intangible) and requires a certain skill. since this type of product easily change the ownership, without sufficient knowledge and be one-sided negotiations, others will be more profitable than the creator. (2) internationalization. this activity can be done by following the mainstream market or with a more independent international network. (3) infrastructure. developed infrastructure is expected to support the dissemination of the new media (internet), the strengthening of creative people, and the creation of creative clusters. commercialization is any activity to give the knowledge to buyers about the products and services provided and also influence the consumer to purchase. important factors in the distribution process is a marketing (includes imaging, branding, targeting and positioning), sales (including direct selling, leasing/renting, saas (software as a service), free (with revenue from virtual merchandising), promotion (includes exhibitions, performances, exploration of new media channel). after sales services is the activities required to keep an item or service is still functioning properly in accordance with the expectations of the consumer after the goods or services purchased. figure 4 creative industry subsector classification based on the classification matrix (figure 4) above, sub-grouped by the same color will require a similar development strategy due to the similarity of characteristics, both from the aspect of human resources and the substance to be developed. this research group specializing in the creative industry sector with charge technology (creativity with technology): research and development subsector, subsector interactive games and information technology software services. a study of factor affecting.… (adhi nugroho chandra; yohannes kurniawan)    317  conclusion based on the results, it is concluded that the implementation of ict strategies by entrepreneurs in the interactive games industry is still less and this is partly because in general the industry is still small-scale and micro enterprises, mash the industry is relatively new in the world of business, and entrepreneurs are still concentrating the creation, production, and distribution are being developed, and commercialization. in general, interactive games industry is growing. it takes the role and concrete actions of academics, entrepreneurs, and government in order to develop interactive games industry. in the creative industries, the value chain includes the creation, production, distribution and commercialization. ict strategies must be implemented in the entire value chain, so that the integration of information systems can be achieved in order to improve efficiency and effectiveness, and improve competitiveness against competitors. therefore the entrepreneur should prepare ict strategy implementation plan and conduct its application. entrepreneur can use strategic analysis tools such as swot, bcg matrix, it balanced scorecard. to face the challenges of interactive gaming business in the future, it needs to research business model and business strategy, so it would complement the models in the game interactive industry strategy. references kelompok kerja indonesia design power. (2008). buku pengembangan ekonomi kreatif indonesia 2025-rencana pengembangan ekonomi kreatif indonesia 2009 – 2015. studi industri kreatif indonesia. departemen perdagangan ri. manktelow, j. (2010). the boston matrix: focusing effort to give the greatest returns. diakses pada 20 mei 2012 dari http://www.mindtools.com/pages/article/newted_97.htm moloeng, l. j. (2004). metode penelitian kualitatif. bandung: rosda. sampoerna foundation. (2009). creative industry development. diakses pada 20 mei 2012 dari http://www.sampoernafoundation.org/content/view/1457/342/lang,id/ ward, j., peppard. j. (2002). strategic planning for information systems. (3 edition). john wiley & sons. winarto v. (2003, 30 january). entrepreneurship: semangat untuk memberikan solusi bagai masyarakat, accessed at 20 mei 2012 from http;//www.epsikologi.com/pengembangan/rls.htm microsoft word 05_si_indrajani_model master data 514 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 514-524  master data management model in company: challenges and opportunity indrajani information systems department, school of information systems, binus university jl.k.h.syahdan no 9, palmerah, jakarta barat 11480 indrajani@binus.ac.id abstract the purpose of this research is to analyze, design, and implement master data management (mdm) model for company, which include database processing that will be used in the quality of data customer and produce single view of customer. the research method used is literature study from a variety of journals, books, e-books, and articles on the internet. also, fact finding techniques are done, such as by analyze, collect, and examine the documents, interviews, and observations. then, other research methods used to analyze and design mdm model are using cleansing and matching technique. the result obtained from this research is an implementation mdm model for the company, where if implemented, will improve the quality of data significantly. the conclusion which can be obtained from this research is that mdm is one of the factors that can improve the quality of customer data. keywords: database, mdm, cleansing, matching abstrak tujuan penelitian ini adalah menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan model master data management (mdm) pada perusahaan. di mana terdapat di dalamnya proses pengolahan basis data yang akan digunakan dalam pembentukan basis data nasabah yang berkualitas dan menghasilkan single view of customer. metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dari berbagai jurnal, buku, e-book, dan artikel-artikel di internet. selain itu juga dilakukan teknik pengumpulan data, yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen dan wawancara serta observasi. kemudian menggunakan juga metode analisis dan perancangan model mdm yaitu dengan menggunakan teknik cleansing dan matching. hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah suatu model mdm pada perusahaan di mana jika diimplementasikan akan meningkatkan kualitas data nasabah secara signifikan.. simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah mdm merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas data nasabah. kata kunci: basis data, mdm, cleansing, matching master data management model.… (indrajani)   515  pendahuluan pencucian uang atau money laundry kian sering terdengar. sebab kejahatan yang termasuk baru ini, kian marak terjadi di indonesia dan telah banyak kasusnya terbongkar dan beberapa di antaranya telah dijatuhi hukuman. dari kasus yang ada, ternyata batam menduduki peringkat pertama jumlah transaksi keuangan yang mencurigakan. dari laporan yang disampaikan hatief hadikoesoemo selaku direktur pengawas pusat pelaporan dan analisis transaksi keuangan (ppatk) indonesia, mulai 2001 sampai dengan desember 2007 lalu, pihaknya telah menerima 12.624 laporan transaksi keuangan mencurigakan (ltkm) dari seluruh indonesia. dan khusus di 2007 jumlah ltkm-nya 5.831. dari jumlah tersebut, pelaporan yang paling banyak dilakukan bank-bank swasta (4414 ltkm), bank pemerintah (3417 ltkm), bank perkreditan rakyat (2.630 ltkm), bank asing (1156), dan asuransi, dana pensiun, manager investasi sebanyak 597 ltkm. sementara lebihnya berasal dari bank joint venture, bank rural, perusahaan sekuritas, lembaga keuangan, dan pedagang valuta asing. beragam modus yang dapat dilakukan para pelaku tindakan money laundry. salah satunya adalah pencucian uang yang dilakukan dalam dunia perbankan, antara lain adalah adanya transaksitransaksi mencurigakan, kemudian laporan transaksi kas di mana 1 customer information system (cis) bertransaksi lebih dari 500 juta untuk 1 kali transaksi, dan seluruh transaksi misalnya transfer antar negara. menurut data yang ada, dalam sehari dapat terjadi ribuan transaksi pencucian uang. hal tersebut dapat terjadi karena data nasabah dalam dunia perbankan belum bersih dan terintegrasi. satu nasabah dapat saja memiliki banyak cis dengan banyak rekening. mengapa terjadi demikian? penyebabnya antara lain satu nasabah memiliki kartu tanda penduduk lebih dari satu baik sengaja atau tidak sengaja, satu nasabah memiliki nama yang berbeda waktu mendaftarkan diri menjadi nasabah misalnya nama panggilan dengan nama lengkap, dan kesalahan-kesalahan waktu memasukkan data nasabah di berbagai cabang bank. master data management (mdm), merupakan salah satu solusi untuk mendukung manajemen dalam penggunaan dan analisis informasi penting, antara lain tentang pelanggan, rekening, produk, dan karyawan. mdm dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. mdm adalah suatu cara untuk memperoleh, meningkatkan, dan berbagi data master. mdm melibatkan pembuatan definisi yang konsisten dari perusahaan melalui teknik integrasi di beberapa sistem internal it dan mitra atau pelanggan. mdm diaktifkan oleh alat integrasi dan teknik untuk etl, eai, eii, dan replikasi. mdm yang terkait dengan pemberdayaan data, bertujuan untuk meningkatkan kualitas data, memanfaatkan untuk keunggulan kompetitif, mengelola perubahan, dan mematuhi peraturan dan standar. mdm mewakili pandangan data master yang mencakup hubungan dan ketergantungan dari semua data perusahaan untuk mendukung proses bisnis dan pengambilan keputusan. tujuan mdm adalah untuk menciptakan dan menjaga konsisten , lengkap , kontekstual, dan akurat data bisnis bagi perusahaan. pengelolaan data digunakan untuk mengelola semua data yang terkait dengan produk dan data master produk. integrasi data pelanggan digunakan untuk mengelola pelanggan data master. pelanggan dalam integrasi data digunakan sebagai istilah generik, yang dapat berarti juga klien, kontak, partai, counterparty, pasien, pelanggan, pemasok, prospek, penyedia layanan, warga, tamu, hukum entitas, kepercayaan, badan usaha dan lainnya (berson dan dubov, 2007). penekanan pada data quality, integration, single version of the truth, dan data stewardship mdm adalah bukan hanya masalah teknologi. dalam banyak kasus, perubahan mendasar untuk proses bisnis akan diperlukan untuk mempertahankan data master bersih, dan beberapa masalah yang paling sulit mdm adalah lebih condong ke arah politik daripada kearah technical. mdm meliputi data pembuatan data master dan 516 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 514-524  memeliharanya. investasi dalam waktu, uang, dan usaha dalam membuat data master menjadi konsisten dan bersih, upaya sia-sia jika tidak menggunakan solusi termasuk alat dan proses untuk menjaga data master tetap bersih dan konsisten (malcolm, 2010). sebagai contoh dari tantangan dan kesempatan mdm adalah salah satu pemasok transportasi terkemuka bangsa menghadapi tantangan untuk menciptakan satu tampilan dari pelanggan dan interaksi mereka dalam perusahaan. tidak memiliki "titik tunggal kebenaran" dilihat pada data pelanggan. terbukti sangat sulit untuk mengidentifikasi pelanggan di seluruh sistem. menduplikasi atau data pelanggan tidak akurat dalam sistem departemen sering diperlukan karyawan untuk melakukan perubahan manual ke sistem lokal mereka sendiri. sebagai basis data master pelanggan, perusahaan menggunakan informasi hirarkis system (ims) manajemen yang terintegrasi dengan penagihan cara warisan lainnya, basis data sistem penagihan piutang, piutang, dan transportasi. basis data berisi lebih dari 100.000 pelanggan pendapatan angkutan dengan lebih dari 300.000 alamat. fragmentasi data pelanggan di seluruh sistem yang berbeda dicegah perusahaan dari memiliki sebuah pandangan 360 derajat dari pelanggan. untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan membutuhkan solusi yang bersifat agregat, mengkonsolidasikan, perbandingan, membersihkan, dan mengoptimalkan data pelanggan. hal itu membuatnya terlihat melalui serangkaian layanan di seluruh organisasi, serta menghindari duplikasi dan mempertahankan kontrol atas informasi pelanggan ini . ruang lingkup penelitian ini adalah data nasabah, yaitu upaya memperbaiki kualitas data nasabah dengan teknik cleansing dan matching. adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kualitas data nasabah dan menghasilkan single view of customer sehingga dapat dijadikan sumber data. manfaat penelitian ini adalah menyediakan data nasabah yang berkualitas untuk mendukung kegiatan analisis sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak managerial secara lebih cepat metode metode penelitian yang digunakan adalah metode pengumpulan data, metode analisis, dan metode perancangan basis data. teknik yang digunakan dalam metode pengumpulan data ini mencakup antara lain wawancara, mempelajari dokumen, observasi, dan studi kepustakaan (indrajani, wihendro, & safan, 2013). wawancara dilakukan pada bagian-bagian yang akan menggunakan sistem basis data yang diusulkan. pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan akan disiapkan terlebih dahulu sebelum wawancara berlangsung. sifat yang akan digunakan adalah gabungan antara pertanyaan tertutup dan terbuka (indrajani, 2014). untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kebutuhan pengguna secara lengkap, maka dilakukan juga pengumpulan dokumen-dokumen. selain itu juga dilakukan observasi langsung ke lapangan (indrajani, 2011). master data adalah informasi bisnis terpenting yang berkaitan dengan transaksi dan analitis operasi perusahaan. master data management (mdm) adalah kombinasi dari aplikasi dan teknologi yang mengkonsolidasikan, membersihkan, menambah data perusahaan, dan mensinkronisasikan dengan semua aplikasi, proses bisnis, dan alat-alat analisis. hal ini menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam efisiensi operasional, pelaporan yang akurat dan pengambilan keputusan strategis (tapan dan manas, 2011). setiap perusahaan pasti memiliki visi, misi, dan strategi dalam persaingan dalam dunia bisnis. untuk memenangkan persaingan tersebut, maka data pada perusahaan menjadi aset terpenting. data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian ataupun suatu konsep (connoly, 2010). contoh data antara lain data nasabah, data transaksi tabungan, data transaksi kredit, data kartu kredit, dan masih banyak lagi. master data management model.… (indrajani)   517  berikut adalah bagaimana perusahaan bergerak masuk ke dalam penerapan mdm: gambar 1 a business-driven, holistic approach to mdm enabling infrastructure terdiri dari penanganan content, master data, analytic data, other data, dan social data. master data inilah yang kita sebut dengan master data management yang mencakup dari vision hingga information life cycle. cleansing, merupakan proses menganalisis kualitas data dalam sumber data dengan cara membersihkan data yang kotor. pembersihan data dalam mdm ini mencakup proses menganalisis bagaimana data sesuai dengan knowledge dalam knowledge base. sedangkan matching memungkinkan pengguna untuk menghilangkan perbedaan antara nilai-nilai data yang harus sama, menentukan nilai yang benar, dan mengurangi kesalahan yang dapat menyebabkan perbedaan data. fungsi matching adalah melakukan pencocokan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan. sebagai contoh, atribut nama, alamat, dan tanggal lahir digunakan untuk mengidentifikasi data, terutama data nasabah. metode data cleansing terdiri dari parsing dan transformasi data. parsing data, yaitu membersihkan dilakukan untuk mendeteksi kesalahan sintaks. parser akan memutuskan apakah string data dapat diterima dalam spesifikasi data yang diperbolehkan. sedangkan transformasi data memungkinkan pemetaan data dari format yang diberikan ke dalam format yang diharapkan oleh aplikasi. ini termasuk konversi nilai atau fungsi terjemahan, serta nilai-nilai numerik normalisasi untuk menyesuaikan diri dengan nila-nilai minimum dan maksimum.   gambar 2 perbedaan master data dengan metadata dan transaksional 518 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 514-524  kunci master data management sebuah persaingan ekonomi pasar yang kompetitif dan adanya kesulitan dalam mendorong bisnis agar lebih dapat mengelola dan memanfaatkan aset informasi utama mereka untuk mencapai tujuan strategis mereka yaitu : (1) globalisasi, merger dan akuisisi dan lain-lainnya memaksa kebutuhan untuk memiliki data yang konsisten disinkronisasi di seluruh perusahaan. (2) kepatuhan terhadap peraturan yang menyoroti kebutuhan untuk memiliki data tag dengan semua kebijakan, definisi, domain, bisnis aturan, metadata, kualitas, tata kelola, kepemilikan, keamanan, dan lain-lain. (3) manajemen kinerja dan business analytics tidak akan berkembang tanpa data yang akurat, konsisten, dan dapat diandalkan. master data management adalah kombinasi dari proses, orang dan teknologi yang dapat membantu organisasi mencapai dan mempertahankan, pandangan yang konsisten tunggal data bisnis penting di seluruh perusahaan. master data management memiliki beberapa manfaat. pertama, dalam bidang keuangan, mdm bermanfaat untuk pelaporan keuangan dan risiko efisien dan akurat, serta peningkatan kemampuan untuk kepatuhan terhadap peraturan. kedua, dalam bidang pemasaran, mdm bermanfaat untuk pandangan tunggal pelanggan, wawasan pelanggan yang lebih baik dan interaksi untuk memberikan layanan disesuaikan, serta meningkatkan kemampuan untuk mengenali cross-sell dan up-sell peluang. ketiga, dalam bidang manufaktur, mdm memungkinkan peluncuran lebih cepat dari produk yang ditargetkan dan peningkatan efisiensi operasional. keempat, dalam bidang kesehatan, mdm dapat mengenali pasien dengan benar, yaitu dengan cara menghubungkan dan mencocokkan catatan pasien. kemudian penegakan privasi informasi dan peningkatan manajemen informasi klinis. hasil dan pembahasan masalah kualitas data disebabkan oleh berbagai faktor, dimulai dengan rawan kesalahan pengguna entri data oleh karyawan di beberapa bagian, masing-masing dengan aturan dan metode sendiri. misalnya, persyaratan bagian penjualan untuk memasukkan data pelanggan ke dalam aplikasi otomatisasi penjualan sangat berbeda dari kebutuhan bagian akuntansi untuk data pelanggan dalam aplikasi piutang. saluran informasi masuk lainnya termasuk entri data dari self-service portal web, interaksi rantai bisnis, dan masuknya entri data otomatis dari sensor peralatan dan upaya integrasi sistem. semua saluran ini dapat menyebabkan, bahkan memperbesar kesalahan data. data sering akurat dalam sebuah sistem individual, ketika mencoba untuk mengeluarkannya dari sistem itu dan menggunakannya secara lebih luas, inkonsistensi yang terungkap. misalnya, rincian tentang setoran dan penarikan dana mungkin disimpan dalam sistem tabungan dan sistem deposito, masing-masing dengan varian yang sedikit berbeda. rincian tertentu mungkin akan diperbarui dalam satu sistem, namun tetap tidak berubah di sisi lain, menciptakan situasi yang ditakuti: beberapa versi dari kebenaran (baum, 2015). inisiatif kualitas data sering dimulai pada tingkat lokal ketika sebuah unit bisnis menyadari bahwa aplikasi tertentu atau basis data yang penuh dengan kesalahan atau inkonsistensi. kebanyakan alat kualitas data menawarkan serangkaian teknik untuk meningkatkan data, termasuk yang antara lain data profil, yaitu menilai data untuk memahami derajat keseluruhan akurasi. lalu standarisasi data, yaitu memanfaatkan mesin aturan bisnis untuk memastikan bahwa data sesuai aturan kualitas untuk pra-didefinisikan. kemudian geocoding, yaitu alat pencocokan pola otomatis untuk memperbaiki nama dan alamat data dan menerapkan standar pos. matching dan linking yaitu membandingkan dan menyelaraskan data ke catatan yang sama tapi sedikit berbeda. terakhir adalah monitoring, yaitu melacak kualitas data dan auto-koreksi variasi berdasarkan pra-didefinisikan aturan bisnis. master data management model.… (indrajani)   519  sebuah bank memiliki beberapa produk perbankan antara lain tabungan, deposito, dan giro. pihak perbankan melalui teller dan customer service serta marketing akan menawarkan berbagai produk-produk perbankan yang tersedia kepada nasabah, jika nasabah berminat maka nasabah akan melakukan konfirmasi terhadap produk yang dipilih lalu customer service memasukan data. setelah melakukan pembukaan rekening. maka nasabah dapat melakukan berbagai transaksi seperti penyetoran, penarikan, transfer dana, dan pembayaran. bagaimana meningkatkan tingkat kualitas data yang ada pada perusahaan? yang mencakup antara lain perusahaan bermasalah pada cis yang merupakan suatu id unik yang dimiliki nasabah yang terdaftar di perusahaan, misalnya jika salah seorang nasabah memiliki kemiripan nama dan dapat menyebabkan praktik money laundry. kemudian data nasabah yang berjumlah jutaan record mempunyai banyak kemiripan dalam hal nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, dan jenis kelamin. contoh, banyak sekali orang yang menggunakan nama budi dan hal tersebut dapat menyebabkan redundansi pada data yang terdapat nama budi dikarenakan mempunyai nama yang sama. lalu kesalahan nasabah dalam mengisi form. nasabah sering mengisi form dengan cara yang menurut mereka benar seperti, penulisan nama yang bukan merupakan nama lengkap melainkan nama panggilan sehingga ouput yang dihasilkan akan berbeda dengan data asli nasabah tersebut. agar satu nasabah hanya memiliki satu customer information system (cis), maka setiap pendataan nasabah dari berbagai aplikasi, ditambahkan proses validasi data ke master data, dalam hal ini adalah mdm. adapun arsitekturnya dapat digambarkan sebagai berikut: gambar 3 arsitektur mdm arsitektur informasi pada gambar 3, di dalamnya terdapat komponen master data management yang menggabungkan sisi operasional dan analitis bisnis. dalam arsitektur ini, data master terhubung ke semua sistem transaksional melalui teknologi enterprise application integration (eai). hal ini menjamin bahwa data master yang bersih disinkronkan dengan aplikasi. sebuah referensi silang penuh untuk setiap objek bisnis yang dikelola dalam mdm. referensi silang ini berguna untuk yang memastikan objek data yang benar, yang nantinya digunakan sebagai proses bisnis antar berbagai aplikasi. 520 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 514-524  bersih dan akuratnya suatu atribut untuk setiap data master dipertahankan dalam sistem mdm. idealnya, atribut data master yang tepat dan benar akan digunakan oleh berbagai aplikasi untuk mendukung real-time operasi bisnis yang efisien. untuk informasi berkualitas yang benar di seluruh perusahaan, aspek operasional dan analitis dari data master harus berjalan seiring. ekstrak, transform, dan loading (etl) digunakan untuk menghubungkan data mdm dengan data warehouse (dw). data mdm dibuat sinkron dengan dw melalui etl. hal ini memungkinkan agregasi untuk seluruh objek bisnis yang utama. selain itu, data master yang memiliki banyak dimensi, berguna untuk tabel fakta pada dw. data dimensi yang berkualitas meningkatkan pelaporan dw lebih baik. terlebih lagi, etl yang dapat menjaga tabel dimensi mdm selaras dengan tabel fakta. etl berguna juga untuk mengisi atribut data master yang diperoleh dari pengolahan analisis dalam dw dan berbagai macam alat-alat analisis. informasi ini menjadi segera tersedia untuk aplikasi yang terhubung dan proses bisnis. proses utama mdm yaitu pertama, profile data master. fungsi profile data master adalah memahami seluruh sumber yang mungkin dan keadaan saat ini kualitas data di masing-masing sumber. kedua adalah mengkonsolidasikan data master ke sebuah repositori dan menghubungkannya dengan berbagai aplikasi yang berhubungan dengan data master tersebut. lalu ketiga yakni mengatur data master dengan cara membersihkannya, deduplicate, dan memperkaya dengan informasi dari sistem pihak ke-3. mengelolanya sesuai dengan aturan bisnis. setelah itu keempat, sinkronisasi data master dengan proses bisnis perusahaan dan aplikasi yang terhubung. memastikan bahwa data yang tetap sinkron di lanskap ti. terakhir, memanfaatkan fakta bahwa satu versi kebenaran ada untuk berbagai objek data master dengan mendukung sistem kecerdasan bisnis dan pelaporan. gambar 4 proses mdm master data management model.… (indrajani)   521  berikut ada contoh data yang bermasalah pada saat terjadi proses pendataan : gambar 5 data entry errors pada gambar 5 tersebut, terlihat berbagai masalah pendataan yaitu data yang kosong, nama yang mirip, kesalahan pengetikan, dan format yang tidak standard. mekanisme penurunan data ke mdm mekanisme penurunan data dari masing-masing aplikasi ke mdm adalah sebagai berikut : gambar 6 mekanisme penurunan data 522 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 514-524  sistem ekstrak data untuk mdm hasil esktrak data untuk mdm ada 4 file yaitu account, address, citizen, dan telepon. masing masing file mempunyai 2 jenis data yang diturunkan ke mdm, yakni file t0 ( t nol ). data awal, berisi seluruh data diturunkan hanya 1 kali di hari pertama implementasi dan file t2, berisi data delta, di turunkan pada hari berikutnya setiap hari kerja, berisi data compare antara data awal dengan data hari ini. data compare ini mencari data delta jika terjadi penambahan data baru, perubahan data lama, dan penghapusan data lama. contoh hasil ekstrak untuk data t0 ( t nol ) sebagai berikut : account t0 ( 1 halaman sample data ) "app"~"00000000123"~"00000002024"~~1~"muhamad yusuf akoeb"~~~~~~~~~~~"0998"~~"11/12/2006"~~~2~~1~~1~~~~~~~~~~~~~"01/05/1948"~~~~~~~~~~~1~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "app"~"00150000131"~"00000000025"~~1~"gr anr rtgs"~~~~~~~~~~~"0015"~~"28/02/2006"~~~2~~1~~1~~~~~~~~~~~~~"02/05/1963"~~~~~~~~~~~1~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ address t0 ( 1 halaman sample data ) "app"~"00000000123"~2~~~~~1~~~"muhamad yusuf akoeb"~"jl kapuk 2"~"jakarta 00000"~"indonesia"~~~~~~~~~ "app"~"00150000131"~2~~~~~1~~~"gr anr rtgs"~"area 1"~"sukajadi"~"jakarta 12345"~"indonesia"~~~~~~~~ "app"~"00150000149"~2~~~~~1~~~"diana tarmin"~"kuningan"~"setiabudi"~"jl suara pembaharuan no 1"~"jakarta 12500"~~~~~~~~ citizen t0 ( 1 halaman sample data ) "app"~"00000000123"~~1~~"id" "app"~"00150000131"~~1~~"id" "app"~"00150000149"~~1~~"id" "app"~"00150000181"~~1~~"id" telepon t0 ( 1 halaman sample data ) "app"~"00000000123"~1~~1~~~~"06512120000""""""""""" "app"~"00150000131"~1~~2~~~~"03459083495""""""""""" "app"~"00150000149"~1~~1~~~~"00212358000""""""""""" "app"~"00150000700"~1~~1~~~~"00214500859""""""""""" hasil ekstrak itu akan digunakan dalam proses synchronous. adapun contoh customer view in synchronos sebagai berikut: master data management model.… (indrajani)   523  gambar 7 contoh customer view in synchronos pada gambar tersebut, untuk setiap data nasabah dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain golden customer, application view, customer view, house view, related, dan possible matches. simpulan simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah dengan mdm, maka dihasilkan data nasabah yang memiliki kualitas lebih baik di mana data tersebut menjadi sumber data yang berguna bagi berbagai aplikasi. selain itu juga dengan peningkatan kualitas data tersebut, maka data dapat dikembalikan pada pemilik sumber data tersebut untuk diperbaiki dan diperiksa kembali. kemudian kepercayaan data pelanggan sebagai asset perusahaan dapat meningkatkan proses bisnis baik secara finansial maupun non finansial. dengan demikian dapat meningkatkan kualitas data pelanggan sebesar 65%. merampingkan proses bisnis dengan menghilangkan pekerjaan manual yang disebabkan oleh data yang berkualitas buruk. daftar pustaka baum, d. (2015), masters of the data, retrieved from http://www.oracle.com/us/c-central/ciosolutions/information-matters/importance-of-data/index.html. berson, a., dubov, l. (2007), master data management and customer data integration for a global enterprise. new york: mcgraw-hill. connolly, t., begg, c. (2010). database system; a practical approach to design, implementation and management (5 ed.). england: pearson education. 524 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 514-524  indrajani. (2014). database systems. jakarta: elex media computindo. indrajani. (2011). perancangan basis data dalam all in 1. indonesia: elex media computindo. indrajani, wihendro, & safan. (2013). rancang bangun konseptual basis data klinik 24 jam. seminar nasional teknologi informasi & multimedia 2013. yogyakarta: stmik amikom. malcolm, c. (dec 2010), the governance challenge for master data management, data governance conference, orlando, florida. tapan k.d., manas, r.m. (2011). a study on challenges and opportunities in master data management. international journal of database management systems (ijdms). 3(2). microsoft word 06_si_wince hanny_system requirement in view of users rev2-hs.doc system requirement in view.… (win ce; dkk) 55  system requirement in view of users and process for content management and academic support system for computer laboratory (case study: software laboratory center binus university) win ce1; hanny juwitasary2; hendro3 1, 2, 3information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 1wn@binus.edu, 2hjuwitasary@binus.edu abstract the system for laboratory information will take focus on determining the need for information systems related to the management, content development and academic management in the laboratory. these processes will focus on understanding the need and system requirement for a laboratory information system that focus on content management and the way to design a process to make sure the continuation of content creation can be done. with the design of the laboratory information system is expected to serve as a sample in the development of similar application for the course in general. the methodology to be used is to use the study of literature, design, and testing of laboratory information systems. keywords: information system, content management system, academic development abstrak sistem informasi laboratorium berfokus untuk menyusun kebutuhan akan sistem informasi terkait pengelolaan, pengembangan konten dan manajemen akademik pada laboratorium. proses ini akan berfokus pada pemahaman kebutuhan dan persyaratan sistem untuk merancang sistem informasi laboratorium yang berfokus pada manajemen konten dan bagaimana cara merancang proses untuk memastikan kelanjutan dari pembuatan konten yang dapat dilakukan. dengan adanya perancangan sistem informasi laboratorium diharapkan dapat dijadikan contoh atau sample dalam pengembangan aplikasi serupa untuk program studi secara umum. metodologi yang akan digunakan adalah menggunakan studi literature, perancangan, dan uji coba sistem informasi laboratorium. kata kunci: sistem informasi, sistem pengelolaan konten, pengembangan akademik 56 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 55-63  introduction overview laboratory plays an important rule in the academic progress and development of the content in university. most of the improvement or the quality of the academic level is based on the research and the content development in the laboratory. the need for good management of laboratory and focusing on developing a qualified and sustainable information system will ensure the long run of the lab and the university. some laboratory sometimes traps with the focus on providing and maintain tools and assets of the lab which they assume as the main thing and the main investment of the lab itself. the focus in maintaining the tools is also to make sure that the teaching process of the lab will run well. despite the importance of maintaining tools, another important thing that should come into account is the management of the academic process of the lab session. lab is the cycle of education, and have to ensure and responsible for knowledge creation and maintenance. the lab had to ensure the level of ‘up-to-date’ of the content and the ‘relevancy’ of the delivered knowledge to students. many successful universities are proven to be supported by the strong level of laboratory to support the content as the basic for the research and development of the learning subject. to make sure the usefulness of laboratory and the role required to support the appropriate academic level, an academic information system that take control all the process and take the content management needed have to be build and well maintain for all laboratory. this paper will focus on understanding the process that exist and have to be maintained in the view of academic for laboratory management. the process ranged from the assignment to create the lab material/case, subject evaluation, group discussion and research for subject creation or update, and also the process for collection, management and dissemination of the academic content and rule. the understanding also includes the forms, pattern or the step required for academic developments that are commonly used. the feedback from students can also be a part of process in improving the quality o content and process. later on after the basic understanding of the processes have been done, the next step is developing the technical aspect and the technical design of the required system to make sure all the gathered process and data can be covered. the basic template of application will then be developed and implemented in software laboratory center, binus university as the basic sample of requirement and implementation. research object software laboratory center (slc) in binus university is a services center that serves the department in binus related to laboratory session using computer. from academic view this activity focus on preparing and teaching material related to programming, using software for business or other related things based on the designed curriculum. as the biggest laboratory in binus, slc also function as the center for preparing the system and application to support the laboratory session in all laboratories in binus (14 laboratories in total). the huge line of services could become a valid sample in designing the appropriate system. problem identification this paper is based on the core problem identification described below: (1) no reference standard for operational management in term of academic in university laboratory. (2) no reference for content management and maintaining the ‘up-to-date’ level for university laboratory that able to cover the industry requirement for a laboratory practice. (3) requirement for knowledge management standard as integrated part of content management to ensure the quality of teaching and learning in laboratory. system requirement in view.… (win ce; dkk) 57  outcome and benefit this paper will be a series that focus on creating and designing the standard for laboratory in term of academic and content management. this is the first part that will focus on: (1) understanding the academic aspect related to academic that need to be capture in a laboratory. (2) understanding the factor related to academic that will be used as the basic of system requirement and design. this basic information will later on be used to design the detail system and build the prototype to be implemented. method methodology will refer to standardize concept of sdlc – system development life cycle. this part of paper will focus on understanding the basic process of the required system and the user requirement for the basic system. the basic understanding and design of the specific concept will refer to the principle from “higher education: students at the heart of the system (secretary of state for business, innovation and skills scotland, wales and northern ireland), which consist of several view: (1) sustainable and fair funding. (2) well-informed students driving teaching excellence. (3) a better student experience and better-qualified graduates. (4) adverse and responsive sector. (5) improved social mobility through fairer access. (6) a new, fit-for-purpose regulatory framework principle of process requirement satzinger et al. (2007), stated that the information system is a collection of interrelated components that collect, process, store, and provide output information needed to complete business tasks. completing business tasks typically is a "problem" that has been discussed previously. mcleod & schell (2007) stated that management information system-mis is defined as a computer-based system that make information available to users who have similar needs. the output information generated will be used by the parties to solve the problem (be it managers or professionals) to make decisions in order to solve the company's problems. management information system is a collection of human and capital resources in an organization that is responsible for collecting and processing data to produce information that is useful for all levels of management in planning and controlling activities (harianto, 2008; paulsen, 2006; looi, 2008). academic information system is an information system that was built and designed on an existing network at the university are used to assist in the administration and academic operations. in the current technological developments, technology is not only a system of information but the main medium of learning (pradhana, 2012). menurut kaplan-leiserson, lcms is a software application that allows actors to organize both academic and administrative processes of governance processes of academic content. closely associated with the content management system (cms). choder (2011) describes about laboratory information system (lis) standard required to include some basic issue: (1) flexibility – in a broader sense, the lis needs to be able to accommodate a number of different laboratory types, institutional structure, interfaces for both instrumentation and electronic records. an off-the-shelf system is not designed for this, in most cases. (2) scalability – scalability refers to the ability for an lis to adapt to a growing laboratory or to start with a single laboratory division or business unit and expand it into the entire laboratory or laboratory system, as well as to adapt to changes in technology. (3) granularity – a one-size-fits-all lis will have limited use by a typical laboratory or laboratory network because of the complexities of workflow and individual laboratory needs. if the system itself cannot be customized for its customers’ specific needs, it at least should provide individual modules for each 58 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 55-63  laboratory unit’s general needs. (4) interfaces – more effective laboratory information systems (lis) can streamline workflow, integrate multiple laboratory specialties, including non-clinical laboratory components, and have the flexibility to grow with the technology for both the lis and laboratory testing. in addition, these systems need to be customizable, be able to effectively and easily interface with both the institution’s electronic record, the laboratory’s instrumentation, and provide web-based access. refer to standard described by choder (2011), the requirement from the view of each user and the principle of requirement in the system is listed as follow: (1) integrated – the system that will be developed should cover all laboratories in one single application. the system will let the management able to view and control all process and result in the laboratory. there will also integration between lab for area that could be centralize to cut repeated process into single centralize unit. (2) single access of system – the application will be designed to cover all the process that have to be done by the staff and faculty member, so that all only have to access in one single application (portal). this will increase the level of utilization of the application and all the benefit will give greater impact. users do not have to remember to many site or application and do not have the tendency to focus in using some/several application only. the integration also covers other related application like the operation area of laboratory or integrated into students or lecturer portal for other non laboratory academic. (3) standardize – in creating the system and mechanism the system should consider about scalability, and resulting the need for standardization in content and marking. in laboratory will have several variations of teaching material, exam question, project question, and all these contents required to be standardize. the academic staff have a create a reference to all the assigned staff / teaching assistant the required or the level of difficulties to make sure everything is at the same level. this standardization also required in marking standard. in allocating the marker for grading, we cannot always assign to one person for one kind of evaluation to make it standardize. sometimes we are facing one item like exam was held at the same time, and required several staff to be assigned for marking. the academic staff must have a detail template and standard for marking to make sure all students will be graded at the same level. (1) knowledge management – the key successful in content development is the continuation of research and content. it will be easier in developing one content even if it was a totally new technology with a complete and detail reference as a sample content. the continuation of a subject will be maintain and kept up-to-date with a good knowledge management system. (2) collaboration and communication – the system should also make it possible for collaboration and communication. in preparing the teaching material, even an expert will need a reference and discussion with other expert about the content. the teaching assistant will need to know the subject matter expert and need to be able to keep in touch for discussion. the communication during the process like approval, idea generation, communicate the problem, communicate the unwritten standard, etc will guide to a much higher quality for the content. the need for employee yellow pages and a mechanism for discussion like forum or other online system (like messaging) should be embedded. the system also need the automation mechanism for delivering the messages of evaluation of task like the comment or revising request regarding the project case or comment and revised regarding the marking should also be covered in the system. the communication will run as a living reference and knowledge later on. result and discussion according to paulsen (2006), jigsaw model is a model to guide in indication the system requirement like content creation tools, learning management system, student management system, and accounting system to support academic system in academic institution (see figure 1). system requirement in view.… (win ce; dkk) 59  figure 1 jigsaw model for integrated learning as for further discussion for each component in the jigsaw model, content creation tool is a system that used the jigsaw model to help the governance of content creation course or the lecturer in charge. content creation tool includes the manufacture of such learning materials to be delivered to students (presentation, documents, video, animation, simulation, etc.). later content creation tool will be divided by 2, authoring tools supporting tools focus more on the learning content creation and assessment tools more focus on students as a matter of academic assessment, multiple choice quizzes and exercises. learning content management system (hall, 2005) is an environment where developers can create, store, make use again, organize, and deliver learning content. educational institutions are expected to implement a learning content management system, is an educational institution that has a lot of learning content with a variety of subjects and different formats. learning management system includes, among others, the management of learning, student data storage, storing catalogs of courses, academic data storage, and store data from students (grades and answers). the complete functionality of the lms, including authoring, classroom management, competency management, knowledge management, certification or compliance training and personalization. student management system is one of the most important component in the educational institutions. this system is used to regulate entities such as students, faculty, courses, application, administration, examination and student grades. effectiveness of student management system will determine how performance rather than an educational institution. accounting system is a system used in academic institutions to record transactions between the consumer and the supplier. in the academic context, the most important customers are students and faculty. the data in the accounting system, which is very necessary to know the students who still do not pay tuition, online payment, online course registration and tuition payment. (kaplan-leiserson, 2000) the basic information and system for every type of user in the system are collected and will be used as the basic for designing the system later on. the requirement will consider from the view of the users and from the view of the process. here is the description from the view of the users. students students would require: (1) access to learning material like course outline, online resources, video tutorial, hands on lab, references, etc. (2) access to laboratory standard (that they have to fulfill to pass the grade) like project question, assignment, marking system and standard. (3) cover all the process regarding the academic like assignment collection, project submit, group project forming. (4) access to supporting material to cover teaching and learning process like software required, guidelines to install and calibrate for tools and software, standard rule and procedure, standard health and safety for laboratory session or other supporting document. 60 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 55-63  teaching assistant all the teaching assistants have the same access and requirement with the students in term of the need to access the learning material, laboratory standard and supporting material, but with the purpose of better preparation and better understanding to inform to all students. some additional and differ in process are: (1) cover all information regarding the academic for teaching assistant like: qualification in teaching (including qualification gap personally), teaching standard, reference material for teaching, teaching session management plan, template document for marking, reviewing and other information related to teaching guide. (2) the process regarding the teaching assistant like the report of teaching progress, see the assignment regarding material preparation, marking or project case, submit the task / assignment to students, collect the result from students, standard marking process, submit the task that was assigned like marking or case material for reviewing. (3) get the progress or result of the teaching. the teaching assistant should get the progresses that have been done by the students, student marking result or some feedback and evaluation about the teaching method and process. this information will be used to adjust the teaching style in each class to ensure better understanding and also as a review for a better process in the future time. lecturers there will be two types of lecturers: (1) the lecturer that responsible in all teaching process. the teaching assistant will take role to support / help for technical things with the students and the lecturer will take all the teaching and learning process. in this case, the role of lecturers will be identical like the teaching assistant as was described above. (2) for many cases, the theory and the laboratory session is separated into different credit. the teaching assistant will take role in laboratory teaching and will take the system requirement function as mention above. in this case the role of the lecturers is to control and manage the function that have been created and run by teaching assistant. in system function basically the lecturer role will have the same requirement like teaching assistant but focusing on managing and controlling the delivery standard of teaching assistant and to understand the level of achievement of students, so the lecturers will be able to adjust the teaching level. academic staff the main role of academic staff is to prepare all the material and standard to be used in teaching and learning process. the staff will have the access to all data that is mention above as a reference to evaluate and to prepare for the next with some additional and focus in creating (in process). (1) access to data relating the projected class for the next semester as the basic to calculate the need and requirement for materials to be prepared. (2) processes to guide in determining the material that need to be developed refer to database or current content in databank. this including the calculation number of course outline (new subject or update), online resources, video tutorial, handson lab, project case question, assignment. the process continues to assignment of teaching assistant or subject matter expert to develop the material needed. the assignment could be done by the academic team or could be taken care by the operational team (based on the organization structure or the job description of the team). the system is expected also in the process of submission and communication to finalize the system, such as: (1) process to discuss and get the approval of all content and standard from the department (or the lecturer) regarding the laboratory session. department always have lecturers or subject specialist that was assigned to review and evaluate the content (sometimes the laboratory itself has a full time lecturer that take the quality control). (2) process to allocate all the teaching material to be used in each classes and process to transfer (or upload) all the approved content to be used. (3) process to guide for marking starting from assigning teaching assistant for marking process (use qualification standard as reference), creating and brief for marking standard and passing level and then monitor and control the process to make sure all the required standard is fulfilled. system requirement in view.… (win ce; dkk) 61  other laboratory staff (operational staff, database administrator, network administrator, etc) operational staff will need the information about the qualification of the subject and the list of teaching assistant that have fulfilled the qualification. some case, there are an equaling level for certain subject that use the same technology (only the naming or the code is different). this information will be used to allocate the teaching assistant for teaching and marking in each class. network administrator and technical support need to have access to requirement standard, software and tools that have to be prepared for the subject. they have to be aware and prepare the room to be allocated for certain subject has the required tools, equipment, software and other things. they need this information in detail like the version of software, certain tools (like mobile phone for ios class) or other specific information. this information will be provided by academic staff during the preparation of the subject. database administrator will need to collect all the data to deliver all the information to external party. they will have to transfer the information like: marking and grading for each students, creating the report required for management, preparing the student result for each department for approval, etc. management the management will have certain required report for controlling and decision making. the reports and controlling that they required normally about the readiness of laboratory preparation and the outcome of the laboratory session, such as: (1) up-to-date and real time status of all material preparation or creation. they will be able to see number of assigned task, the deadline and numbers that have been done and submit. (2) the student’s achievement of the laboratory session to maintain weather it is still in line with the graduate competency level and in line with the target achievement of each students. process view of requirement in replacing a legacy system in laboratory, some consideration should take into account: (1) determination of new business rules. (2) application and testing. (3) mapping legacy data. (4) performing data transfer. (5) testing and validating transfer. (6) publishing legacy data (choder, 2011). choder (2011) also explain that laboratories need information systems that are more powerful and sophisticated than the previous generation of laboratory information systems (lis). they need informatics solutions that provide flexible management capability—laboratory information management systems (lims). an effective lims can and should serve as the central nervous system of the lab, responsible for: (1) sample identification—barcode labeling, specimen attribute validation. (2) work scheduling—test initiation and assignment. (3) data acquisition—automated or manual entry of results generated by analytical instruments. (4) data analysis—calculations, reference ranges, statistical analysis, and qc. (5) reporting—analytical test results, management summaries, ad hoc reporting, and data extracts. (6) lab management—sample /job tracking, invoicing, sop’s, qa/qc, training, certification, and compliance. (7) automation support—data and process integration, bidirectional interfacing, electronic transport the other view of understanding the system is from the view of process. in every process, actors will take different role and function. the process view will help in seeing the complete flow of an automation process and easier in mapping the data. 62 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 55-63  preparation of course outline the department will maintain the overall curriculum to ensure the achievement of graduate competency. in every subject that was assigned there will be the theory / concept and the area for laboratory. the department will have a detail requirement and will assign a subject matter expert (sme) for each subject creating for theory or for laboratory. the sme should communicate with the laboratory about the projected content in terms of: number of session, topics in every session, tools or equipment required for each session (can the laboratory provide it) and also the detail technology and skills required. the academic staff will use the course outline and the detail to determine the skill level for teaching assistant, and also the standard for teaching material. the outcome is the detail course outline, which contain: (1) the teaching purposes – instructional design. (2) number of lab session and the teaching subject for every session. (3) tools and equipment to be used. (4) technology and level of skills for every sessions. (5) teaching qualification. qualification management and control laboratory will have a recruitment system in which the minimum requirement of new recruiter is set from the academic view. after they are recruited, the process of training and developing will take part to ensure they could cover the qualification required in each subject they will teach. in this case the academic system will required a mechanism to ensure the management and control of the qualification. the system will contain: (1) qualification catalog: group of skills and the detail skills that is created as reference in creating the qualification. there are possibility of some subject will refer to the same qualification standard, or some qualification is a general one that will be used by many subject. (2) qualification for each subject (refer to qualification catalog). (3) employee yellow pages that describes area (based on qualification catalog) that they have fulfilled. (4) report on qualification gap. there must be a clear differentiation between one qualification that one teaching assistant cannot fulfill (permanently) and some that they not yet qualified (but possible to be qualified). (5) projection report on number of minimum and average of required staff for each qualification and a report to determine the gap number so the preparation of training or certain certification for fulfilling the number could take consider. preparation of teaching material (case, problem question, project question) the system required a mechanism to: (1) get the projection number of class and the projection number of required teaching material. (2) get the view of the qualified staff or teaching assistant to be assigned. (3) the allocation on teaching material development assignment. the system should also consider number of assignment to every person, the deadline, and the time frame to do the assignment. (4) approval of the assigned task to subject coordinator or sme or the department. (5) distribution (uploading) the approved contents. teaching and learning process the system required the mechanism to control the teaching process. the system should ensure the teaching assistant reports all the teaching conducted session by session, task that have been given or control other process during teaching and learning. marking process the system required a mechanism to: (1) get the projection number of class and type of evaluation to be used as the data for allocating the grader. (2) get the view of the qualified staff or teaching assistant to be assigned for marking. (3) the allocation on marking assignment. the system should also consider number of assignment, number of students in the class, difficulties level of system requirement in view.… (win ce; dkk) 63  marking in the subject and the time frame to do the assignment. (4) approval of the marking to subject coordinator or sme or the department. (5) submit to database administrator for further process. feedback and evaluation the system should cover the process of feedback and evaluation. this process can include students, teaching assistant, sme or even industry to see and review the content. the review is to maintain and keep all the content and process is still in line with the industry and with technology update. things that need to be review and feedback like: (1) the course outline. (2) the hands on lab, video tutorial or other supporting item. (3) teaching methodology and teaching plan. (4) quality of teaching assistant. (5) software and other tools and equipment level. (6) process and all the procedure. conclusion the requirement in creating the content management and academic support system will need a detail view from the users as the main player. the detail including the system needed in every step and activity that the users involved. this detail will give a very good view in the design of the portal for every single users to make sure a user friendly and maximum use of the system. the view of system in process will help to see the trigger of every process and the continuation of stepping in the process. this will be a good guide in developing the automation process for every step in the development of content and academic standard. the complete functionality of the lms, including authoring, classroom management, competency management, knowledge management, certification or compliance training and personalization. references chee-kit looi, c.-p. l.-p. (2008 , july-september). group scribbles to support knowledge building in jigsaw method. ieee computer society, 1(3), 157-164. diakses january 14, 2014, dari http://www.computer.org/csdl/trans/lt/2008/03/tlt2008030157.html choder, g. (2011). laboratory informationsystems (lis) in the21st century:the challenges and the promises. dark daily. hall, b. (2005). low-cost-lmss. training, 42(4). 36. harianto, j. (2008). metodologi penelitian sistem informasi. yogyakarta, indonesia: andi yogyakarta. kaplan-leiserson. (2000). e-learning glossary. diakses dari http://www.learningcircuits.org/glossary.html mcleod, r., schell, g. (2007). management information system. vol. 10. prentince hall. paulsen, m. f. (2006). online education system: discussion and definition of terms. porto, portugal: nki distance education. pradhana, a. f. h. w. (2012). perancangan sistem perkuliahan jarak jauh berbasis web. ieee, 6. satzinger, j. w., jackson, r., burd, s. d. (2007). object oriented analysis and design with the unified process. uk: course technology inc. analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi penjualan jasa desain analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi penjualan jasa desain lianawati cristian1; winarto2; sonny3; edith fernando4 1, 2, 3, 4 jurusan komputerisasi akuntansi, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 liana_ch1309@binus.ac.id abstract the purpose of this paper is to analyze the problems that exist in cv tvb and design systems design services on credit sales for this company. the methodology used is the method of analysis and design methods. the method of analysis is the observation techniques, interviews, and book study, while the method is to use the object oriented design. results to be achieved is in addition to this study is useful for companies in improving the effectiveness and efficiency in the sales cycle design services but also useful as a material for researchers refrensi others who want to investigate this and similar problems.concluding, the sales system of computerized design services from order acceptance process to printing the reports can solve problems that occur in old systems and procedures. keywords: information systems, accounting, sales, design abstrak tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisi masalah-masalah yang ada pada cv tvb dan merancang sistem penjualan jasa desain secara kredit untuk perusahaan ini. metodologi yang digunakan adalah metode analisis dan metode perancangan. metode analisis adalah teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka, sedangkan metode perancangan adalah menggunakan object oriented. hasil yang ingin dicapai adalah selain penelitian ini berguna bagi perusahaan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam siklus penjualan jasa desain tetapi juga berguna sebagai bahan refrensi bagi para peneliti lain yang ingin meneliti hal dan masalah yang sama. simpulan, sistem penjualan jasa desain yang terkomputerisasi dari proses penerimaan pesanan sampai dengan pencetakan laporan dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada sistem dan prosedur yang lama. kata kunci: sistem informasi, akuntansi penjualan, desain comtech vol.1 no.1 juni 2010: 192-203 192 mailto:liana_ch1309@binus.ac.id pendahuluan dewasa ini banyak sekali terjadi permasalahan dalam suatu perusahaan yang khususnya dalam hal sistem informasi perusahaan tersebut, hal tersebut mengakibatkan banyaknya kerugian yang di tanggung oleh perusahaan tersebut. permasalahan yang terjadi adalah seperti redudansi pencatatan data, kesalahan pencatatan data, dan kurang ter-update-nya data perusahaan sehingga menghambat jalur informasi dalam perusahaan yang mengakibatkan keterlambatan dan kesalahan dalam pengambilan keputusan. untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan seperti yang tertera pada paragraf di atas, banyak dari perusahaan yang mengalami hal serupa telah menggunakan sistem informasi yang telah terkomputerisasi. namun konteks terkomputerisasi tersebut mempunyai cakupan yang luas, terkadang perusahaan mengartikannya hanya dengan menggunakan sistem yang sebenarnya kurang memadai untuk menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi dalam bidang sistem informasi. studi kasus penelitian ini pada cv tvb, di mana cv tvb adalah perusahaan jasa yang melayani variasi motif busana dan bordir. perusahaan ini menggunakan sistem informasi yang kurang memadai karena tidak memiliki sarana yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang telah terjadi dalam perusahaan itu. dalam menjalankan usahanya, cv tvb menggunakan sistem manual sehingga diperlukan pengendalian yang lebih baik dengan mengubah sistem yang manual tersebut menjadi sistem yang terkomputerisasi. kajian teori mengenai sistem pemrosesan penjualan, menurut hall (2001: 182-184), dapat dijelaskan sebagai berikut proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan. bentuk hubungan itu dapat melalui telepon, surat atau datang secara langsung. departemen penjualan akan menangkap seluruh detail informasi dari kejadian tersebut dan mencatatnya pada pesanan penjualan. sedangkan perancangan berorientasi objek menurut mathiassen (2000: 12), “object-oriented analysis and design is a collection of general guidelines for carrying out analysis and design”. artinya analisis dan perancangan berorientasi objek adalah suatu kumpulan petunjuk umum untuk membuat analisis dan desain. ruang lingkup yang akan dibahas lebih lanjut meliputi beberapa hal seperti prosedur pelayanan terhadap order yang diterima; pembuatan invoice terhadap order yang diterima; penjualan jasa desain dilakukan secara kredit; laporan piutang, laporan pemesanan, laporan penjualan jasa, laporan penerimaan kas, laporan pesanan dalam proses pada tiap akhir periode serta merancang program sistem informasi akuntansi penjualan jasa desain yang digunakan untuk mendukung kegiatan penjualan perusahaan. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana sistem informasi penjualan jasa desain dapat bermanfaat bagi perusahaan, menganalisis masalah yang ada di sistem pada perusahaan ini serta merancang sistem penjualan jasa design secara kredit pada perusahaan ini. manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan sehingga dapat diatasi sebelum mengakibatkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan; memberikan informasi yang benar dan tepat waktu kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan yang terbaik serta penelitian ini selain berguna bagi perusahaan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam siklus penjualan kredit analisis dan perancangan sistem...... (lianawati cristian; dkk)  193 metode penelitian metode yang digunakan adalah sebagai berikut. pertama, metode analisis, yaitu studi pustaka, teknik observasi, survey terhadap sistem lama, analisis kebutuhan survey, identifikasi kebutuhan informasi, dan wawancara. kedua, metode perancangan adalah menggunakan object oriented analysis and design (ooad) dan unified modelling language (uml). di mana pada metode perancangan, dimulai dari pembuatan overview activity diagram, workflow table detail activity diagram, class diagram, usecase diagram, uml class diagram, rancangan laporan, dan rancangan layar. teori pendukung perancangan perancangan kata ini umumnya dalam konteks system informasi biasanya mengikuti kata analisis yang didalam bahasa inggris biasa dikenal dengan istilah information systems analysis and design di mana menurut o’brein (2003: 511) perancangan berarti pengembangan secara spesifik dari hasil analisis kebutuhan untuk hardware, software, orang orang, jaringan dan data serta produk informasi yang dapat memenuhi persyaratan fungsional dari suatu system.   pengertian dan jenis transaksi sistem informasi akuntansi menurut jones dan rama (2006: 5), "accounting information system is a subsystem of a management information system (mis) that provides accounting and financial information as well as other information obtained the routine processing of accounting transactions. yang berarti sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan juga informasi lainnya yang didapatkan dari pemrosesan transaksi akuntansi rutin. menurut jones dan rama (2006: 4), jenis-jenis transaksi dalam sistem informasi akuntansi dibagi menjadi tiga. pertama, an acquisition (purchasing) cycle, “the process of purchasing and paying for goods or services”. yang artinya siklus aquisision adalah proses pembelian barang dan service dan pengeluaran kas. kedua, a conversion cycle, “the process of transforming aquired into goods and services”. yang artinya siklus konversi adalah suatu proses dalam mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. ketiga, a revenue cycle, “the process of providing goods or services to customers and collecting cash”. yang artinya siklus penerimaan adalah suatu proses yang memberikan barang atau jasa dari penjualan ke konsumen dan penerimaan kas. sistem informasi o’brien, james a. (2005: 28) mendefiniskan sistem informasi sebagai “an organized means of collecting, entering, and processing data, and of storing, managing, controlling, and reporting information so that an organization can achieve its objectives and goal.” jones dan rama (2006) mendefinisikan sistem informasi sebagai “a man made system that generally consists of an integrated set of computer-based and manual components establish to collect, store, and manage data, and to provide output information to users.” sistem informasi, dari dua definisi di atas dapat ditarik garis besar sebagai integrasi suatu cara terorganisir (mengumpulkan, memasukkan, dan memroses data, mengendalikan, dan menghasilkan informasi dengan berbasis proses manual atau komputer untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 192-203 194 ooad menurut mathiassen (2000: 12), “object-oriented analysis and design is a collection of general guidelines for carrying out analysis and design”. artinya analisis dan perancangan berorientasi objek adalah suatu kumpulan petunjuk umum untuk membuat analisis dan desain. unified modelling language (uml) menurut jones dan rama (2006: 60), uml is a language used for specifying, visualizing, constructing, and documenting an information system. artinya uml adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menspesifikasikan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. use case diagram menurut jones dan rama (2006: 267), ”use case diagram is a list of use cases that occur in an application and that indicate the actor responsible for each use case”. artinya use case diagram adalah daftar dari use case yang terjadi dalam suatu aplikasi dan itu menandakan bahwa aktor tersebut bertanggungjawab untuk masing-masing use case. class diagram menurut jones dan rama (2006: 158), ”uml class diagram is a diagram that can be used to document: tables in an accounting information system, relationships between tables, and attributes of tables”. artinya uml class diagram adalah suatu diagram yang dapat digunakan untuk dokumen: tabel dalam sistem informasi akuntansi, hubungan antar tabel, dan atribut dari tabel. activity diagram menurut jones dan rama (2006: 60), ”uml activity diagram is a diagram that shows the sequence of activities in a process”. artinya uml activity diagram adalah suatu diagram yang menunjukkan langkah-langkah aktivitas dalam sebuah proses. overview diagram menurut jones dan rama (2006: 61), “overview diagram is a uml activity diagram that presents a highlevel view of the business process by documenting the key events, the sequence of these events, and the information flows between these events”. artinya overview diagram adalah kegiatan uml diagram yang memberikan tampilan tingkat tinggi pada proses bisnis dengan mendokumentasikan kejadian terpenting, rangkaian dari kejadian-kejadian dan arus-arus informasi di antara kejadian-kejadian. detailed diagram menurut jones dan rama (2006: 61), “detailed diagram is a uml activity diagram that provides a detailed representation of the activities associate with one or two of the events shown on an overview diagram”. artinya detail diagram adalah kegiatan-kegiatan uml diagram memberikan penjelasan ulang mengenai aktivitas dengan satu atau dua dari kejadian yang ditampilkan atau digambarkan oleh overview diagram. navigation diagram menurut mathiassen (2000: 344), ”navigation diagram is a special kind of statechart diagram that focuses on the overall dynamics of the user interface”. artinya navigasi diagram adalah sebuah jenis statechart diagram yang berfokus pada dinamika tampilan pengguna secara keseluruhan. analisis dan perancangan sistem...... (lianawati cristian; dkk)  195 basis data (database) menurut jones dan rama (2006: 156), ”database is a comprehensive collection of related data”. artinya database adalah suatu kumpulan menyeluruh data yang terkait. sistem pemprosesan pesanan penjualan menurut hall (2001: 182-184), sistem pemprosesan penjualan dapat dijelaskan sebagai berikut. pertama, proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan. bentuk hubungan itu dapat melalui telepon, surat atau datang secara langsung. departemen penjualan akan menangkap seluruh detail informasi dari kejadian tersebut dan mencatatnya pada pesanan penjualan. kedua, langkah pertama dari proses penjualan adalah melakukan pengesahan transaksi dengan melaui proses persetujuan kredit untuk pelanggan. ketiga, saat kredit tersebut sudah disetujui, informasi penjualan akan diteruskan ke departemen penagihan, pergudangan dan pengiriman. keempat, langkah selanjutnya adalah mengirimkan barang dagangan, yang harus dilakukan segera setelah persetujuan kredit diperoleh. proses pengiriman akan merekonsiliasi barang yang diterima dari gudang dengan informasi penjualan yang sudah diterima terlebih dahulu. langkah ini digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan mengirimkan barang yang tepat kepada pelanggan. diasumsikan bahwa semua kondisi sudah sesuai dengan pesanan, maka barang dagangan akan dikemas dan dikirimkan melalui perusahaan angkutan umum ke pelanggan. kemudian informasi pengiriman akan diteruskan ke proses penagihan. kelima, proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan dengan transaksi tersebut (produk, harga, biaya pengurusan, angkutan, pajak dan syaratsyarat potongan harga) dan menagihkannya ke pelanggan. informasi ini akan diteruskan ke proses piutang dan proses pengendaliaan pesediaan. keenam, bagian piutang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam catatan atau laporan pelanggan. ketujuh, demikian juga, bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian penagihan untuk menyesuaikan data persediaan untuk menggambarkan penurunan persediaan. kedelapan, secara berkala proses penagihan, piutang dan pengendalian persediaan melakukan perhitungan rekapitulasi dan meneruskan informasi ini ke proses buku besar umum. menurut clifft, saran tentang teknologi yang dirancang suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan pelayanan pelanggan sangat penting seperti dikutip berikut ini. “the technology is designed to help companies determine the value of each customer, develop customer segments based on the customer's importance, create differentiated plans for each segment, and act on them, according to peoplesoft.” livecliff.saran@rbi.co.uk hasil dan pembahasan perancangan sistem rich picture prosedur penjualan jasa desain comtech vol.1 no.1 juni 2010: 192-203 196 pelanggan dirut bagian keuangan bagian produksi bagian penjualan bagian pengiriman arsip bukti pembayaran bagian produksi 1. melakukan order 2. permintaan membuat contoh variasi 3. contoh variasi 4. contoh variasi 5. persetujuan 6. bukti pemesanan 7. bukti pemesanan 11. pemberitahuan produksi selesai $ visio corporation arsip bukti pemesanan 8. mengarsip bukti pesanan 9. bahan baku 12. follow up order telah selesai di produksi 13. invoice + surat jalan 14. barang jadi 15. invoice + surat jalan + barang 16. surat jalan + invoice 18. uang pembayaran + invoice 19. bukti pembayaran 20. mengarsip bukti pembayaran 22. laporan piutang 10. bahan baku 21. laporan penjualan jasa desain 23. laporan penerimaan kas 17. surat jalan + invoice gambar 1 rich picture prosedur penjualan jasa desain keterangan gambar 1 pelanggan melakukan order ke bagian penjualan, kemudian bagian produksi membuat contoh variasi desain yang dikirimkan ke pelangan.setelah disetujui pelanggan, maka dibuat bukti pemesanan, berdasarkan bukti pesanan bagian produksi memproduksi pesanan tersebut, dengan meminta bahan baku dari gudang. setelah selesai produksi, maka bagian penjualan memberitahukan pelanggan, kemudian dibuat invoice dan surat jalan dikirim ke bagian pengiriman kemudian dilakukan pengiriman ke pelanggan. copy surat jalan dan invoice dikirim ke bagian keuangan. pelanggan menyerahkan pembayaran ke bagian keuangan. dilakukan pencetakan laporan penjualan jasa desain dan diserahkan ke direktur. formulir pada sistem lama adalah bukti pemesanan, invoice, surat jalan, dan bukti pembayaran. sedangkan laporan pada sistem lama terdiri atas: laporan penjualan jasa desain, laporan piutang, dan laporan penerimaan kas. analisis temuan survei di dalam penelitian ini adalah permasalahan berupa seringnya mengalami kesalahan dalam pemberian nomor urut pada dokumendokumen yang diterbitkan pada setiap transaksi penjualan jasa; tidak adanya divisi khusus yang menangani penyimpanan barang hasil produksi; adanya penggabungan antara bagian keuangan dan analisis dan perancangan sistem...... (lianawati cristian; dkk)  197 bagian akuntansi; tak adanya catatan master data pelanggan serta pembuatan laporan pada akhir bulan masih dicatat secara manual. identifikasi kebutuhan informasi identifikasi kebutuhan informasi terdiri atas: sistem yang mencatat data pelanggan, informasiinfomasi (field) yang dibutuhkan seperti kode pelanggan, nama pelanggan, alamat, nomor telepon, dan tanggal transaksi pertama; sistem penomoran dokumen secara otomatis; sistem informasi penjualan jasa desain, sistem informasi penjualan jasa desain pada perusahaan menggunakan sistem aplikasi terkomputerisasi dalam menginput dan menerbitkan dokumen transaksi yang dibutuhkan agar pengarsipan dan penyimpanan data menjadi lebih rapi serta pembuatan laporan seperti laporan pemesanan, laporan penjualan jasa desain, laporan pesanan dalam proses, laporan piutang, laporan penerimaan kas, jurnal pembayaran, jurnal pendapatan diterima di muka, dan jurnal penjualan jasa desain. overview diagram usulan bagian penjualan bagian produksi bagian pengiriman bagian keuangan bagian akuntansi komputer mencatat data pelanggan menerima order melakukan produksi membuat invoice dan surat jalan mengirimkan barang menerima pembayaran membuat laporan penjualan jasa desain membuat laporan piutang membuat laporan penerimaan kas membuat laporan pesanan dalam proses bp 1 2 3 invoice 1 22 surat_jalan 1 bukti pembayaran bukti pembayaran 1 2 laporan piutang laporan penjualan jasa desain laporan penerimaan kas laporan pesanan dalam proses ms_pelanggan tr_bukti_pemesanan tr_invoice tr_bukti_pembayaran tr_laporan_penjualan_ jasa_desain tr_laporan_piutang tr_laporan_ penerimaan_kas tr_laporan_pesanan_ dalam_proses ms_variasi pelanggan mengautorisasi invoice dan surat jalan melakukan pembayaran 2 surat_jalan 1 invoice 1 2 membuat laporan pemesanan tr_laporan_pemesanan laporan pemesanan gambar 2 overview activity diagram sistem usulan comtech vol.1 no.1 juni 2010: 192-203 198 uml class diagram prosedur penjualan jasa desain -kd_karyawan -alamat -no_telp -email -password -jabatan ms_karyawan +dipesan() +dibayar() -kd_pelanggan -alamat -negara -kota -telepon ms_pelanggan +dipilih() -kd_variasi -nama_variasi -harga ms_variasi +dibayar() +dicetak() +disimpan() -kd_pembayaran -tanggal -jumlah tr_bukti_pembayaran_d +dipesan() +dicetak() -kd_pesanan -nama_variasi -quantity -harga tr_bukti_pemesanan_d +dicetak() +disimpan() -kd_invoice -kd_pesanan -kd_karyawan -tanggal tr_invoice_h +dibayar() +dicetak() +disimpan() -kd_pembayaran -kd_invoice -kd_karyawan -tanggal -sisa tr_bukti_pembayaran_h +dipesan() +dicetak() -kd_pesanan -kd_pelanggan -kd_karyawan -tanggal -status -dp tr_bukti_pemesanan_h +dicetak() +disimpan() -periode tr_laporan +dijual() bagian_penjualan +dibayar() bagian_keuangan\ +dicetak() +disimpan() bagian_akuntansi 1..* 1 1 1 1 1..* 1 0..* +disimpan() +dicetak() -kd_surat_jalan -kd_pelanggan tr_surat_jalan_h 1 1 1 1 1 1 1 1 laporan_penjualan_jasa_desain laporan_piutang laporan_penerimaan_kaslaporan_pemesanan_dalam_proses 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1 1..* +dicetak() +disimpan() -kd_variasi -nama_variasi -quantity -harga -total -diskon -grand_total tr_invoice_d * * 1..* 1 1 1..* +disimpan() +dicetak() -kd_variasi -nama_variasi -quantity tr_surat_jalan_d 1 1 -no_akun -nama_akun -keterangan ms_akun -no_laporan -periode jurnal * * 1 1 1 1 laporan pemesanan 1..* 1 gambar 3 uml class diagram prosedur penjualan jasa desain analisis dan perancangan sistem...... (lianawati cristian; dkk)  199 use case diagram prosedur penjualan jasa desain sistem informasi akuntansi penjualan jasa desain pada cv. teratai variasi busana bagian sales mencatat data pelanggan menerima order penjualan melakukan produksi mengirimkan barang menerimapembayaran membuat laporan penjualan jasa bagian produksi bagian pengiriman bagian keuangan bagian akuntansi membuat laporan piutang membuat laporan penerimaan kas login membuat laporan pesanan dalam proses logout membuat invoice dan surat jalan membuat laporan pemesanan gambar 4 use case diagram prosedur penjualan jasa desain rancangan layar berikut ini adalah contoh-contoh rancangan laporan yang ditampilkan di dalam penelitian ini, yaitu layar menu master variasi, layar menu master karyawan, layar menu master pelanggan, form pemesanan, form invoice, dan laporan penjualan jasa desain. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 192-203 200 gambar 5 layar menu file master variasi gambar 6 layar menu file master karyawan gambar 7 layar menu file master pelanggan gambar 8 layar menu form pemesanan analisis dan perancangan sistem...... (lianawati cristian; dkk)  201 gambar 9 layar menu form invoice gambar 10 layar laporan penjualan jasa desain simpulan berdasarkan pembahasan yang dilakukan sebelumnya dan hasil analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi penjualan jasa desain, maka dapat disimpulkan beberapa hal sehubungan dengan sistem informasi perusahaan sebagai berikut. pertama, pencatatan yang dilakukan secara manual karena perusahaan tidak menggunakan sistem aplikasi yang terkomputerisasi, maka dirancanglah sebuah sebuah sistem informasi yang berbasis komputer yang dapat menangani kelemahan-kelemahan tersebut sehingga sistem informasi penjualan jasa desain akan menjadi lebih efektif dan efisien. kedua, tidak adanya divisi khusus yang menangani penyimpanan barang hasil produksi, diusulkan adanya devisi khusus yang mengangani penyimpanan barang hasil produksi. ketiga, adanya penggabungan antara bagian keuangan dan bagian akuntansi. sebaiknya perusahaan memberikan job description yang jelas kepada karyawan, oleh karena itu pada rancangan sistem informasi akuntansi penjualan jasa desain yang baru terdapat sebuah layar login, di mana seorang user harus melakukan login terlebih dahulu sebagai otorisasi yang sah sehingga informasi-informasi yang ada pada perusahaan hanya dapat diakses oleh orang-orang yang berwenang atau berkepentingan. keempat, tak adanya catatan data pelanggan, sistem yang diusulkan tersedia master pelanggan. kelima, pembuatan laporan yang terkomputerisasi sehingga dapat lebih tepat waktu dan akurat. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 192-203 202 daftar pustaka hall, j. a. (2001). sistem informasi manajemen, buku pertama, jakarta: pt salemba empat. jones, f. l., and rama. (2006). accounting information systems, international student edition, thomson south-western. mathiassen, l., madsen, andreas m., nielsen, p. a., and stage, j. (2000). object oriented analysis and design, 1st ed., denmark: forlaget marko. mulyadi. (2001). sistem akuntansi, edisi ketiga, jakarta: salemba empat. o’brien, j. a., and marakas, g. m. (2006). management information system, 7th ed., new york: mcgraw-hill. warren, c. s., reeve, j. m., and fess, p. e. (2005). accounting, 21st ed., ohio: thomson southwestern. analisis dan perancangan sistem...... (lianawati cristian; dkk)  203 teori pendukung perancangan perancangan kata ini umumnya dalam konteks system informasi biasanya mengikuti kata analisis yang didalam bahasa inggris biasa dikenal dengan istilah information systems analysis and design di mana menurut o’brein (2003: 511) perancangan berarti pengembangan secara spesifik dari hasil analisis kebutuhan untuk hardware, software, orang orang, jaringan dan data serta produk informasi yang dapat memenuhi persyaratan fungsional dari suatu system. pengertian dan jenis transaksi sistem informasi akuntansi use case diagram class diagram activity diagram overview diagram detailed diagram navigation diagram microsoft word 23.ars_nina nurdiani-ok.doc 952 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 952-960  permasalahan pengerjaan pondasi dan dinding pada proyek perumahan nina nurdiani architecture department, faculty of engineering, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 nnurdiani@binus.edu; nina.nurdiani@yahoo.co.id abstract good housing quality will make the age of building more longer, and occupants will be more comfortable to live in the house. due to high of growth of housing projects and the need to finish quickly, developers often pay less attention to the quality of the building work. many problems occurred in the work area during the construction of housing projects. it could hinder the work and affect the physical quality of buildings after the construction period. this study explores the issue of housing project development, focusing on foundation and wall consruction, as well as the solution. the study is conducted by field observations and literature review related foundation and wall consruction. the locations are taken from five housing projects in jakarta built by private developers in 2008-2010. the results provide information that the issue on foundation and wall consruction is very important because it is associated with the strength and robustness of the building, as well as the convenience of staying after the construction finished. if the problems can be addressed and resolved early, the risk of decline in the quality of the building can be controlled, avoided or eliminated. otherwise, it can lead to a decrease in housing quality prematurely. keywords: housing project, constuction, foundation, wall abstrak kualitas perumahan yang baik akan membuat usia bangunan lebih lama, dan penghuni akan lebih nyaman untuk tinggal di rumah. dikarenakan oleh tingginya pertumbuhan proyek perumahan dan kebutuhan untuk segera menyelesaikannya, pengembang kurang memperhatikan kualitas pengerjaan bangunan. banyak permasalahan yang terjadi di lapangan selama pembangunan proyek perumahan. ini bisa menghambat pengerjaan di lapangan dan dapat mempengaruhi kualitas fisik bangunan setelah masa konstruksi. penelitian ini membahas masalah pengerjaan proyek pembangunan perumahan, khususnya masalah pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding, dan bagaimana solusinya. penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan dan kajian literatur yang berhubungan dengan pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding. lokasi penelitian dilakukan di lima lokasi proyek perumahan di jakarta yang dibangun oleh pengembang swasta tahun 20082010. hasil dari penelitian ini memberikan pengetahuan bahwa masalah pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding sangat penting karena terkait dengan kekuatan dan ketahanan bangunan, serta kenyamanan tinggal setelah konstruksi. jika masalah tersebut tidak segera ditangani dapat menyebabkan penurunan kualitas perumahan prematur. namun, jika masalah dapat diatasi dan diselesaikan lebih awal, risiko penurunan kualitas bangunan dapat dikendalikan, dihindari atau dihilangkan. kata kunci: proyek perumahan, pengerjaan pondasi, pengerjaan dinding permasalahan pengerjaan pondasi… (nina nurdiani) 953 pendahuluan pembangunan proyek perumahan oleh developer di berbagai kawasan dan daerah menunjukkan bahwa kebutuhan perumahan menjadi kebutuhan dasar kedua bagi masyarakat. tingginya kebutuhan perumahan mendorong pengembang untuk membangun proyek perumahan di pinggiran kota atau di pusat kota. pertumbuhan yang tinggi dalam proyek-proyek perumahan terus menuntut kualitas perumahan yang lebih baik. kualitas perumahan yang baik akan membuat usia bangunan lebih lama, dan penghuni akan lebih nyaman untuk tinggal di rumah. kegiatan pembangunan proyek rumah tinggal dimulai dari pengerjaan pondasi sampai dengan pengerjaan finishing. tingginya pertumbuhan proyek perumahan dan mereka semua membutuhkan segera selesai menyebabkan pengembang kurang memperhatikan kualitas pengerjaan bangunan. banyak permasalahan yang terjadi di lapangan selama pembangunan proyek perumahan. ini bisa menghambat pengerjaan di lapangan dan dapat mempengaruhi kualitas fisik bangunan setelah selesai masa pembangunan. untuk dapat mengurangi atau mengendalikan permasalahan yang terjadi pada pengerjaan proyek pembangunan rumah tinggal perlu dilakukan studi. pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding dipelajari lebih dulu karena pengerjaan tahap awal pembangunan rumah tinggal umumnya adalah pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding. tentunya permasalahan tersebut harus dapat diidentifikasi dan dicarikan solusinya, agar kualitas bangunan tetap baik dan di masa datang permasalahan tersebut dapat dihindari atau dihilangkan. permasalahan yang akan dijawab melalui studi ini adalah: (1) apa saja permasalahan yang sering terjadi terkait pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding pada proyek perumahan?; (2) bagaimana solusi terkait permasalahan pada pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding? tujuan studi adalah untuk mengidentifikasi dan memahami permasalahan apa saja yang terjadi di lapangan terkait pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding pada proyek perumahan, dan bagaimana solusinya. manfaat studi ini adalah untuk menambah pengetahuan terkait pemahaman konstruksi bangunan rumah tinggal dan pelaksanaan pengerjaan konstruksi bangunan di lapangan, khususnya pengetahuan terkait permasalahan pengerjaan pondasi dan dinding, serta solusinya. metode untuk dapat menjawab permasalahan yang terjadi di lapangan terkait pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding pada proyek perumahan, serta bagaimana solusinya, dilakukan studi dengan pendekatan deskriptif pada beberapa proyek pembangunan perumahan oleh pengembang (developer) swasta di jakarta. unit analisisnya yaitu pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding pada proyek rumah tinggal yang sedang berjalan yang disurvei antara tahun 2008 – 2012. metode pengambilan data primer dilakukan melalui metode survei pengamatan (observasi) lapangan di lima lokasi proyek rumah tinggal di perumahan yang dibangun pengembang swasta di jakarta yaitu di perumahan casa goya, rumah tinggal di komplek mega kebon jeruk, rumah tinggal di perumahan royal residence, rumah tinggal di perumahan green garden, rumah tinggal di perumahan green mansion. pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur terkait pengerjaan konstruksi bangunan rumah tinggal khususnya pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding. analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan dan melihat persamaan serta perbedaan pelaksanaan pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding pada proyek pembangunan rumah tinggal serta memetakan solusi mengatasi permasalahan tersebut. 954 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 952-960  hasil dan pembahasan pengerjaan pondasi pondasi adalah bagian bangunan yang berfungsi menyalurkan beban bangunan ke tanah. perhitungan ukuran pondasi dan pembangunan pondasi yang tepat akan menghindarkan penurunan gedung yang tidak merata dan menghindari robohnya bangunan. karena penurunan gedung yang tidak merata dapat mengakibatkan retak pada dinding, dinding yang tidak sejajar anting, atau pintu dan jendela menjadi tidak bisa dibuka. pada bangunan rumah tinggal, pondasi yang umumnya digunakan pondasi lajur dari batu kali atau pondasi setempat (telapak). pondasi batu kali dibuat dari pecahan batu kali yang cukup besar. harus diperhatikan agar celah-celah antara batu kali selalu berselang-seling dan diisi dengan adukan. lebar pondasi dibuat sekitar 5cm lebih tebal dari dinding pada kedua sisi pondasi (gambar 1). pondasi setempat (telapak) dibuat dari beton bertulang. biasanya digunakan pada kolom-kolom utama untuk menyalurkan beban ke tanah pada bangunan rumah tinggal dua lantai. sumber: heinz frick gambar 1. cara pemasangan pondasi batu kali di proyek pembangunan rumah tinggal. pengerjaan dinding konstruksi dinding bata merah bata merah adalah bahan bangunan dari tanah liat (lempung) untuk dinding yang dibuat sebagai hasil “home industry” atau perusahaan batu bata. ciri-ciri bata merah yang baik yaitu: permukaannya kasar, warna merah seragam (merata), bunyinya nyaring, dan tidak mudah hancur atau permasalahan pengerjaan pondasi… (nina nurdiani) 955 patah. ukuran standar bata merah yaitu: (1) panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm; (2) panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm; (3) panjang 240 mm, lebar 120 mm, tebal 70 mm. konstruksi dinding batako batako adalah bahan bangunan dari campuran tras dan kapur, atau semen-pasir-dan air. ukuran batako lebih besar dari bata merah, sehingga penggunaan batako untuk dinding dapat lebih hemat dari bata merah, karena jumlah batako yang digunakan lebih sedikit untuk ukuran per m2 luas dinding. apabila kualitas batako baik dan pemasangaannya baik, kadang dinding batako tidak perlu diplester lagi, cukup dicat agar nyaman, bersih dan rapi. ukuran standar batako yaitu: (1) panjang 40 cm, lebar 20 cm, tinggi 20 cm, berlubang, untuk dinding luar; (2) panjang 40 cm, lebar 20 cm, tinggi 20 cm, berlubang, batu khusus sebagai penutup pada sudut-sudut dan pertemuan-pertemuan dinding; (3) panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, berlubang, untuk dinding pengisi dengan tebal 10 cm; (4) panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, berlubang, batu khusus sebagai penutup pada dinding pengisi; (5) panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus untuk dinding pengisi dan/atau pemikul sebagai hubunganhubungan sudut dan pertemuan; (6) panjang 40 cm, lebar 8 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus untuk dinding pengisi. pemasangan konstruksi dinding bata merah pemasangan bata merah harus membentuk kesatuan sekaligus menerima beban dengan baik. sehingga siar-siar vertikal (adukan antara pasangan bata merah) pemasangannya harus saling bersilang (gambar 2). siar vertikal umumnya berjarak 1 cm dan siar horizontal setebal 1,5cm. cara pemasangan batu bata merah yang benar adalah sebagai berikut. sebelum pemasangan bata merah perlu dibasahi lebih dahulu untuk menghindari retak pasangan bata karena bata merah bersifat porous. penyusunan bata tiap hari juga tidak boleh lebih dari 1,5 m tingginya agar tidak susut ke arah vertikal karena pasangan bata belum kering. setelah lapisan pertama pada lantai atau pondasi dipasang, maka papan mistar yang menentukan tinggi lapisan masing-masing, sehingga dapat diatur seragam. lapisan kedua dan lapisan berikutnya pada bata merah masing-masing diletakkan adukan pada dinding yang sudah didirikan untuk siar horizontal, dan pada bata merah yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertikal. bata merah dipasang mengikuti tali yang telah dipasang menurut papan mistar sampai bata merah duduk rapat dan tepat. dengan sendok adukan, adukan yang berlebihan dan keluar dari sisi-sisi bata merah dipotong, agar rata dan rapi. jika dinding terlalu panjang untuk menggunakan sebuah waterpas. atau jika tidak dapat melihat dari satu ujung dinding ke ujung lainnya, kita dapat memakai selang plastik yang disi dengan air. pemasangan konstruksi dinding batako pemasangan batako sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pemasangan bata merah. cara pemasangan batako adalah sebagai berikut. sebelum pemasangan batako tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, tidak boleh direndam air. untuk pemotongan batako dipergunakan palu dan tatah (untuk membuat goresan pada batako), sesudahnya dipatahkan pada batu yang cukup lancip. sebelum pemasangan, batako disusun dan diatur lebih dahulu di tepi atau di atas pondasi (rolag), agar tidak ada kelebihan atau kekurangan batu. pada letak pintu-pintu juga diberi tanda. kemudian dimulai dengan pemasangan batu batako pertama dari sudut-sudut bangunan dan berakhir di tengah-tengah. pada sudut-sudut bangunan masing-masing diberi papan mistar dan tali pelurus untuk menentukan tinggi lapisan batako. pemasangan batako terakhir selalu di tengah-tengah. untuk memperkuat dinding batako juga digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang yang dicor di dalam lubang-lubang batako. kolom beton ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding batako. 956 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 952-960  sumber: heinz frick gambar 2. konstruksi dinding bata merah untuk proyek pembangunan rumah tinggal (5.46 s/d 5.57). permasalahan pada pengerjaan pondasi pengerjaan pondasi pada proyek rumah tinggal di perumahan perlu diperhatikan dengan baik karena kekuatan dan kekokohan pondasi bangunan akan diperoleh apabila mulai pengerjaan awal pondasi dan pemasangan material bangunan untuk pondasi dibangun dengan benar. permasalahan umum pada pengerjaan pondasi yang terjadi di lapangan dari hasil survei di lima lokasi perumahan antara lain karena faktor cuaca (40%), pelaksanaan pengerjaan pondasi tidak sesuai standar prosedur (20%), dan ketrampilan tukang yang masih terbatas/kurang mahir (40%). ketiga permasalahan ini paling umum terjadi dalam pembangunan proyek rumah tinggal (gambar 3). prosentase permasalahan pekerjaan pondasi 40% 20% 40% faktor cuaca pelaksanaan tidak sesuai standar prosedur ketrampilan tukang masih terbatas/kurang mahir   sumber: hasil analisis peneliti (2012) gambar 3. diagram prosentase permasalahan pengerjaan pondasi pada proyek rumah tinggal di jakarta. permasalahan pengerjaan pondasi… (nina nurdiani) 957 permasalahan pengerjaan dinding yang paling umum terjadi dari hasil survei di lima lokasi perumahan antara lain pelaksanaan pengerjaan dinding tidak sesuai standar prosedur pemasangan dinding (10%), permukaan dinding yang tidak rata (10%), retak rambut pada dinding (40%), plesteran dinding keropos dan berguguran (10%), pemasangan nat antar keramik tidak rata (10%), dan keramik dinding terlepas sesaat setelah pemasangan (10%). keenam permasalahan di atas paling umum terjadi pada pelaksanaan pengerjaan dinding pada proyek rumah tinggal (gambar 4).   prosentase pemasalahan pekerjaan dinding 10% 10% 50% 10% 10% 10% pelaksanaan tidak sesuai standar prosedur permukaan dinding tidak rata retak rambut pada dinding plesteran dinding keropos dan berguguran pemasangan nat antar keramik tidak rata keramik dinding terlepas setelah pemasangan   sumber: hasil analisis peneliti (2012) gambar 4. diagram prosentase permasalahan pengerjaan dinding pada proyek rumah tinggal di jakarta. permasalahan pengerjaan pondasi terkait faktor cuaca di lapangan antara lain hujan yang mengakibatkan galian pondasi longsor, jadwal kerja tidak tepat waktu, dan lain sebagainya. permasalahan pelaksanaan pengerjaan pondasi di lapangan yang tidak sesuai standar prosedur pengerjaan pondasi antara lain terjadi pembelokan pondasi tiang pancang, dan lain sebagainya. permasalahan pengerjaan pondasi terkait kurangnya tingkat profesional tukang/pekerja lapangan antara lain salah penulisan pada bowplank yang mengakibatkan salah galian pondasi, dan lain sebagainya. solusi faktor cuaca di lapangan antara lain dilakukan dengan pemakaian terpal waktu hujan dan bentuk galian pondasi trapesium untuk menghindari galian pondasi longsor. solusi pelaksanaan pengerjaan pondasi di lapangan tidak sesuai standar prosedur pengerjaan pondasi adalah pengawasan pelaksanaan pengerjaan pondasi yang perlu ditingkatkan. solusi kurangnya tingkat profesional tukang atau pekerja lapangan antara lain tukang diawasi dan diarahkan, lebih teliti dalam menulis tanda pada bowplank dan gunakan cat semprot untuk tulisan penanda. permasalahan pada pengerjaan dinding permasalahan pengerjaan dinding umumnya terkait para tukang/pekerja tidak mengikuti standar prosedur pelaksanaan pengerjaan dinding antara lain tukang malas menggunakan benang sebagai lot horisontal sehingga pasangan bata pada dinding tidak rata, dan lain sebagainya. permasalahan pengerjaan dinding terkait permukaan dinding tidak rata umumnya disebabkan karena pemasangan bata tidak teliti sehingga ketebalan pasangan bata pada dinding berbeda. permasalahan pengerjaan dinding yaitu retak rambut pada dinding umumnya disebabkan karena kualitas dan ukuran bata berbeda, penggunaan bata -bata yang pecah, proses pengacian bertahap, kualitas pasir kurang baik, kondisi dinding terlalu kering, dan lain sebagainya. permasalahan plesteran dinding keropos dan berguguran umumnya disebabkan karena proses pemlesteran kurang 958 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 952-960  baik, kurang semen pada adukan plesteran, dan lain sebagainya. permasalahan pemasangan nat antar keramik pada dinding tidak rata umumnya disebabkan karena kurangnya adukan untuk pasang keramik dinding, sehingga permukaan dinding tidak rata, dan lain sebagainya. permasalahan keramik dinding terlepas sesaat setelah pemasangan umumnya disebabkan karena plesteran dinding kurang dikasari. solusi untuk pengerjaan dinding yang tidak sesuai/tidak mengikuti standar prosedur antara lain dengan mngawasi dan mengarahkan tukang dan menggunakan benang pelurus sebagai lot horisontal. permukaan dinding tidak rata dapat ditangani dengan cara pembobokan permukaan dinding apabila perbedaan ketebalan permukaan dinding besar. selain itu, apabila perbedaan ketebalan permukaan dinding tipis dapat diratakan dengan plesteran. solusi untuk retak rambut pada dinding yaitu dengan cara menyiramkan air ke bata sebelum diplester. sebelum pengacian, plesteran bata disiram air agar jenuh air. setelah diplester, lakukan penyiraman kembali untuk memperlambat proses pengeringan plesteran sehingga resiko retak rambut pada dinding dapat dikurangi. selanjutnya bagian yang retak didempul (gambar 5), dihaluskan dengan ampelas, lalu dicat kembali (gambar 6). bagian dinding siku diberi kawat ayam terlebih dahulu sebelum diplester kembali. solusi untuk plesteran dinding yang keropos dan berguguran antara lain dengan melakukan plester ulang dan sebelumnya memberikan kawat ayam pada bagian yang terkelupas agar hasil plesteran lebih kuat. sedangkan untuk pemasangan nat antar keramik yang tidak rata dapat diatasi dengan membongkar keramik dan memberi adukan secukupnya, serta menggunakan bantuan benang sebagai lot vertikal dan lot horisontal. untuk keramik dinding yang terlepas setelah pemasangan, solusinya adalah dengan membuat kasar kembali permukaan plesteran dinding dengan pahat/palu sehingga adukan melekat erat pada dinding. sumber: hasil survei peneliti (2012) gambar 5. retak rambut pada dinding yang sudah didempul. sumber: hasil survei peneliti (2012) gambar 6. dempulan retak rambut yang sudah diampas dan diaci, serta siap dicat kembali. permasalahan pengerjaan pondasi… (nina nurdiani) 959 permasalahan umum pada pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding terjadi di lapangan umumnya disebabkan karena ketrampilan tukang yang masih kurang dan pelaksanaan pengerjaan lapangan oleh tukang yang tidak sesuai prosedur standar. faktor cuaca dan kualitas material bangunan adalah penyebab lainnya dari permasalahan pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding. permasalahan pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding harus segera diatasi dan ditangani agar kualitas bangunan tidak cepat menurun dan usia bangunan cukup panjang. kualitas bangunan yang baik dan usia bangunan yang cukup lama akan membuat penghuni nyaman dan betah tinggal di rumah dan biaya pemeliharaan dan perbaikan dapat dihemat. upaya lain adalah dengan melakukan pengawasan pengerjaan lapangan yang intensif sehingga tukang melakukan pengerjaannya dengan baik. jika masalah dapat diatasi dan diselesaikan lebih awal, risiko penurunan kualitas bangunan dapat dikendalikan, dihindari atau dihilangkan. penutup hasil studi mengenai permasalahan pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding memberikan pengetahuan bahwa masalah pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding sangat penting karena terkait dengan kekuatan dan ketahanan bangunan, dan dalam hubungannya dengan kenyamanan tinggal penghuni setelah masa konstruksi selesai. permasalahan umum pada pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding yang umum terjadi adalah karena ketrampilan tukang yang masih kurang dan pelaksanaan pengerjaan lapangan yang tidak sesuai prosedur standar. penyebab lain dari permasalahan pada pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding adalah faktor cuaca dan kualitas material bangunan. upaya pengawasan pengerjaan lapangan yang intensif, penanganan masalah pengerjaan pondasi dan pengerjaan dinding yang segera dilakukan akan membantu usia bangunan cukup panjang. jika masalah di lapangan dapat diatasi dan diselesaikan lebih awal, risiko penurunan kualitas bangunan juga dapat dikendalikan, dihindari atau dihilangkan. kualitas bangunan yang baik dan usia bangunan yang cukup panjang akan membuat penghuni nyaman dan betah tinggal di rumah dan biaya pemeliharaan serta perbaikan bangunan dapat dihemat. daftar pustaka allen, edward (2005). dasar-dasar konstruksi bangunan (jilid 1). jakarta: penerbit erlangga. ferdhian, m., yustika, n., martha, y. (2008). laporan kerja praktek rumah tinggal di perumahan casa goya – jakarta. jakarta: jurusan arsitektur, universitas bina nusantara. frick, heinz (1991). ilmu konstruksi bangunan 1. yogyakarta: penerbit kanisius. julistiono h. (2005). menggambar struktur bangunan. jakarta: grasindo. lou, ken (2003). re-thinking building construction. singapore: asiamedia publishing. nugroho, n., wibowo, satrio j., dwicahyasani, d. (2008). laporan kerja praktek rumah tinggal di komplek mega kebon jeruk blok e no. 5 – jakarta barat. jakarta: jurusan arsitektur, universitas bina nusantara. 960 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 952-960  ronald, stephanus (2009). laporan kerja praktek rumah tinggal di royal residence – jakarta timur. jakarta: jurusan arsitektur, universitas bina nusantara. sophia, l., saba, deby y., hanifati, duhita a. (2010). laporan kerja praktek rumah tinggal di perumahan casa goya – jakarta barat. jakarta: jurusan arsitektur, universitas bina nusantara. sumitro, a. dan fernandina, w. (2009). laporan kerja praktek rumah tinggal di perumahan green mansion – jakarta. jakarta: jurusan arsitektur, universitas bina nusantara. microsoft word 12_si_trisna febrianan_peranan it is menjadi enabler bisnis a2t.docx it/is roles as the business.… (trisna febriana; dkk)   435  it/is roles as the business enabler bisnis on pt. voltras travel trisna febriana1; ardhianiswari diah ekawati2; yunita kartika sari3 school of information systems, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 1trisna.febriana@gmail.com; 2aekawati@binus.edu; 3ysari@binus.edu abstract technology is very important in facilitating the success of the company to win competition. organizations strive to select and utilize the various technologies in order to support the achievement of their visions and missions. development of technology covers all aspect from the hardware, software, data communication of technologies and application. the purpose of this research is to study the development of technologies or trend regarding the usage of the said technology in society. the research method of this research was conducted through direct observation, literature review, evaluation and verification of the result before it was standardized into a usage model of technology. the development of business strategy in this research used swot analysis. the study’s result stated that there are five technology trends which are used in today’s society. keywords: information technology, excellence, enabler, organization, swot abstrak teknologi amat penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan untuk memenangkan persaingan. organisasi berusaha memilih dan memanfaatkan berbagai teknologi yang tersedia di pasar agar dapat mendukung tercapainya visi misi mereka. perkembangan teknologi mencakup seluruh aspek didalamnya mulai dari perangkat keras, perngakat lunak, tekonologi komunikasi data dan aplikasi. tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian perkembangan atau tren penggunaan teknologi tersebut di masyarakat. metode penelitian dilaksanakan melalui pengamatan atau observasi langsung, kajian pustaka, evaluasi dan verifikasi hasil kajian tersebut dan kemudian dibakukan ke dalam model penggunaan teknologinya. pengembangan strategi bisnis yang digunakan menggunakan analisis swot. hasil penelitian menyatakan terdapat lima tren atau kecenderungan perkembangan teknologi yang progresif yang digunakan di masyarakat dewasa ini. kata kunci: teknologi informasi, keunggulan, enabler, organisasi, swot 436   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 435-443  kantor cabang tiketing customer agent customer care airline engine pendahuluan saat ini, perkembangan teknologi di indonesia sudah maju, terbukti dengan adaptasi teknologi yang terus dilakukan oleh para pelaku bisnis dalam menjalankan prosesnya. kondisi saat iniserta masa-masa mendatang, para analisis memprediksi bahwa pengelolaan teknologi melalui e-commerce merupakan kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan (supriyanto, 2004). dalam persaingan bisnis, manajemen membutuhkan pertukaran informasi yang sangat cepat. selain untuk kebutuhan manajemen, sistem informasi yang tepat dibutuhkan juga untuk memperlancar proses bisnis yang ada di dalam perusahaan. sistem informasi yang terpusat dan digunakan oleh setiap bagian yang ada di perusahaan akan mempercepat pertukaran informasi yang akurat dari dan ke setiap bagian. dengan demikian, proses bisnis yang terjadi di dalam perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien (widiyono, 2013). pt. voltras travel adalah perusahaan travel yang menjalankan bisnis penjualan tiket pesawat internasional dan domestik dengan menggunakan sistem offline. proses penjualan dilakukan pada kantor cabang terdekat beserta sub agent. dalam hal ini, terlihat proses bisnis yang dilakukan oleh pt. voltras travel masih kurang peka terhadap inovasi teknologi, padahal e-commerce sudah sangat bersahabat bagi masyarakat indonesia, dapat dilihat dari kemudahan pemesanan tiket online melalui website maskapai penerbangan secara langsung dan semakin menjamurnya travel agent yang sudah menerapkan sistem penjualan online. namun, hanya dengan penerapan inovasi teknologi saja tanpa didukung dengan strategi pemasaran yang baik, bisnis tidak dapat berjalan dengan maksimal. analisis swot merupakan matching tools untuk membantu dalam menentukan strategi yang tepat, khususnya, strategi pemasaran sehingga nantinya diharapkan perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimal (suhartini, 2012). oleh karena itu, pt. voltras travel membutuhkan sebuah inovasi teknologi yang dapat membantu pengembangan bisnisnya dan melakukan pengembangan strategi pemasaran bisnis sehingga mampu bertahan dalam menghadapi persaingan. adapun proses bisnis yang berjalan pada pt.voltras travel saat ini adalah sebagai berikut: gambar 1 – bagan proses bisnis eksisting kendala-kendala yang terjadi pada implementasi proses bisnis eksisting adalah: jangkauan pasar terbatas pada tempat tertentu sehingga penjualan tidak terlalu bagus, membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama untuk 1 proses tiket, respon lambat ketika terjadi kesalahan tiket pada customer, dan tidak fleksibel bagi customer. langkah-langkah strategic eksisting dalam mencapai keunggulan kompetitif adalah: membangun banyak kantor cabang, menyambung banyak relasi agent untuk penjualan tidak langsung / sistem keagenan, dan menyediakan customer care dan tiketing yang cukup banyak untuk mampu merespon .dengan cepat seluruh kebutuhan customer dan agent. it/is roles as the business.… (trisna febriana; dkk)   437  metode metodologi penelitian yang digunakan meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, teknik atau urutan dalam pelaksanaan penelitiannya. tempat penelitian dilaksanakan di lingkungan kampus universitas bina nusantara, dalam waktu antara pertengahan tahun sampai dengan akhir tahun 2014. adapun pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan observasi langsung, kajian pustaka, evaluasi dan verifikasi hasil kajian tersebut dan kemudian dibakukan ke dalam model penggunaan teknologinya sebagai penyajian hasil penelitian yang dilakukan. penyusunan strategi bisnis pada penelitian ini menggunakan analisis swot. menurut afrillita (2013), pendekatan dalam merumuskan strategi pemasaran yang tepat dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan internal dalam mengantisipasi peluang dan ancaman eksternal adalah dengan melakukan analisis swot (strengths, weaknesess, opportunities, dan threats). dalam penelitian sejenis oleh supriyanto (2004), dengan judul penelitian “pemberdayaan teknologi informasi untuk keunggulan bisnis” menyatakan bahwa pemberdayaan teknologi informasi saat sekarang ini sudah merupakan kebutuhan yang dimiliki dan harus dipenuhi oleh semua perusahaan, baik perusahaan berskala besar maupun perusahaan berskala kecil agar mempunyai daya saing yang kompetitif. selain itu, dinyatakan bahwa faktor penentu keberhasilan pengelolaan teknologi informasi di dalam perusahaan harus didukung paling tidak oleh empat pilar, yaitu: (1) sistem manajemen ti; (2) storage manajemen ti; (3) sistem keamanan dari e-business; (4) dan pervasive manajemen diharapkan akan menjadi kunci keberhasilan dalam transformasi e-business. penelitian lainnya oleh suhartini (2012) dengan judul analisa swot dalam menentukan strategi pemasaran pada perusahaan menghasilkan bahwa strategi yang digunakan perusahaan adalah dengan memperbaiki sistem dan meningkatkan promosi sehingga dapat memperluas target pasar dan juga mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan dengan tetap mempertahankan hubungan baik kepada konsumen dan relasi bisnisnya. hasil dan pembahasan pada tahap analisis eksisting, dilakukan analisis terhadap lingkungan bisnis yang di pt.voltras travel. analisis yang dilakukan mencakup analisis lingkungan bisnis internal dan analisis lingkungan bisnis eksternal. analisis lingkungan bisnis internal adalah analisis yang mencakup aspekaspek strategi bisnis eksisting, dan sumber daya dari pt. voltras travel. terdapat dua komponen analisis lingkungan bisnis internal dari pt. voltras travel: (1) strategi bisnis dan (2) sumber daya. strategi bisnis yang tetap digunakan oleh pt voltras travel adalah dengan sistem keagenan. sistem keagenan ini diimplementasikan untuk memperluas jangkauan pasar secara merata di seluruh lokasi. peningkatan sistem keagenan ini diharapkan mampu mencapai penjualan yang ditargetkan. sehingga penjualan dilakukan dengan dua cara: (1) direct selling/penjualan langsung, direct selling atau penjualan langsung dilakukan oleh pt voltras travel melalui sistem penjualan b2c atau bisnis to customer. pada sistem ini, pt. voltras travel melakukan penjualan secara langsung ke customer atau member. (2) indirect selling/penjualan tidak langsung. indirect selling atau penjualan tidak langsung dilakukan oleh pt. voltras travel melalui sistem b2b atau bisnis to bisnis. melalui sistem ini, pt. voltras travel melakukan penjualan dengan sistem keagenan. sumber daya pada internal pt voltras travel terdiri dari beberapa divisi keahlian, yaitu: it operasional, it developer, sales, finance, production, dan helpdesks. pada masing-masing sumber daya tersebut dilakukan pengembangan kompetensi yang dilaksanakan secara terjadwal dengan 438   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 435-443  mengikuti beberapa seminar dan training sesuai bidang keahlian masing-masing. analisis lingkungan bisnis eksternal dari pt voltras travel dapat dilihat dari aspek ekonomi dan perkembangan travel. pada aspek ekonomi, bank dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi indonesia pada tahun 2015 akan tetap stabil. hanya akan mengalami kenaikan tipis dari 5,1 persen di 2014 menjadi sebesar 5,2 persen. “pertumbuhan ekonomi indonesia diperkirakan akan cenderung stabil dan sedikit meningkat di tahun 2016 menjadi 5,5 persen,” kata ahya ichsan, ekonom bank dunia untuk indonesia, kamis (18/12) dalam acara sosialisasi dan peluncuran laporan perkembangan perekonomian indonesia 2014 di perpustakaan ugm. ahya mengatakan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di indonesia dipengaruhi oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia. kondisi tersebut mengakibatkan investasi dan ekspor indonesia menjadi lemah. lemahnya ekspor berpengaruh pada kecilnya kontribusi terhadap penyempitan defisit neraca berjalan. “defisit neraca berjalan turun menjadi 6,8 miliar dolar atau 3,1 persen dari pdb kuartal ketiga 2014 dan lebih rendah sebesar 0,8 poin persen dari pdb dibanding laju tahun lalu. penurunan ini secara bertahap akan terus berlangsung,” paparnya. kondisi yang sama, lanjutnya, juga terjadi pada sektor fiskal dengan pertumbuhan penerimaan tetap yang relatif lemah, sementara belanja modal terkontraksi. pertumbuhan penerimaan pada periode januari-oktober 2014 10,8 persen terus berada di bawah pertumbuhan pdb nominal 11,8 persen pada kuartal 1sampai kuartal 3 tahun 2014. sementara pada sisi pengeluaran, laju pencairan anggaran secara keseluruhan di akhir oktober 2014 mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya karena dorongan peningkatan belanja subsidi energi. selanjutnya, pada aspek perkembangan travel, dikatakan bahwa di tengah stagnannya pertumbuhan penumpang november 2014 akibat melambatnya ekonomi china dan zona euro, pertumbuhan perjalanan udara global pada 2015 diperkirakan international air transport association (iata) tetap positif. dalam rilisnya, iata menyebut, pada november 2014, pertumbuhan penumpang pesawat rute internasional naik 3,6 persen, dibandingkan dengan tahun lalu. akan tetapi angka tersebut tidak menunjukan perbaikan bila dibandingkan dengan oktober 2014, saat pertumbuhannya mencapai 3,7 persen. menurut iata, stagnasi ini lebih disebabkan oleh kondisi bisnis global yang turut menahan pertumbuhan pertumbuhan industri penerbangan. bahkan, stagnasi ini terjadi di penerbangan kelas ekonomi dan premium. selain itu, iata melaporkan performa penerbangan jarak jauh menurun pada november 2014. walaupun terjadi penurunan, pasar penerbangan jarak jauh untuk timur tengah tetap menunjukan kenaikan di kisaran 8 hingga 10 persen untuk rute dari dan menuju wilayah tersebut. lemahnya kepercayaan terhadap bisnis penerbangan sejak pertengahan 2014 akan membatasi perbaikan di kancah perdagangan nasional tahun ini. sementara itu, akhir tahun lalu, international civil aviation organization (icao) mencatat jumlah pesawat global untuk tujuan wisata dan bisnis naik menjadi 3,2 miliar, dengan pertumbuhan penumpang sebesar 5% dari tahun sebelumnya. bahkan, icao memperkirakan pertumbuhan penumpang pesawat bisa naik dua kali lipat menjadi 6,4 miliar pada tahun 2030, jika ditopang dengan perbaikan ekonomi global. dengan demikian, dapat dipastikan bahwa bisnis travel masih menjanjikan, namun tetap harus mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga dapat menjadi kenggulan kompetitif bagi perusahaan. strategi usulan adalah strategi yang dirancang untuk memperbaiki strategi eksisting dari pt. voltras travel. strategi usulan dijabarkan dengan beberapa analisis strategi yaitu: (1) matriks swot, analisis swot adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (rangkuti, 2009). matriks swot adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang mampu membantu para manager dalam mengembangkan strategi. matriks ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (nisak, 2014). untuk menganalisis secara lebih dalam tentang swot, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis swot (irham dalam nisak, 2014). berikut matriks swot dari pt voltras travel: it/is roles as the business.… (trisna febriana; dkk)   439  internal eksternal strengths s weakness – w opportunities o so wo threats – t st wt gambar 2 – matriks swot pada matriks swot terdapat beberapa 4 komponen yang menyusun, yaitu yang pertama adalah strength (kekuatan/s). komponen strength adalah komponen kekuatan dari pt voltras travel dari sisi internal. kekuatan dari pt voltras travel adalah: (1) memiliki sdm teknologi informasi dan tiketing yang handal, (2) memiliki jaringan internet dan intranet yang terstruktur, (3) memiliki perijinan dengan sistem reservasi maskapai penerbangan internasional dan domestic secara legal. yang kedua adalah weakness (kelemahan/w). komponen weakness adalah komponen yang berisi kelemahan atau kekurangan dari sisi internal. weakness dari pt. voltras travel adalah: belum mampu melayani customer secara fleksibel, belum optimal dalam menanggapi semua keluhan dan kebutuhan customer, belum mampu mengintegrasikan selusuh sistem maskapai penerbangan, dan seluruh pembayaran dan transaksi tidak tercatat dengan rapi dan intergrasi. selanjutnya yang ketiga adalah opportunities (peluang/o). komponen opportunities adalah komponen yang berisi peluang dari sisi eksternal. opportuinites untuk pt. voltras travel adalah: adanya kerja sama dengan beberapa pihak maskapai penerbangan, meningkatnya kebutuhan customer, baik kebutuhan pribadi maupun pengembangan bisnis dalam bidang travel khusunya penerbangan, adanya kerjasama denan isp untuk kebutuhan jaringan dan server, adanya kerja sama dengan beberapa bank untuk sistem pembayaran melalui virtual account. kemudian yang keempat, komponen threats (tantangan/t) adalah komponen yang berisi tantangan dari sisi eksternal. threats untuk pt. voltras travel adalah: tidak semua kalangan menengah ke bawah mampu mengoperasi suatu sistem secara familiar, banyaknya bisnis travel yang telah berkembang saat ini, dan kurangnya kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa travel. dari komponen di atas, maka dapat disimpulkan analisis swot dari pt. voltras travel dengan menggunakan matriks swot sehingga menghasilkan strategi sebagai berikut: (1) strategi so (strength & opportunity),  (2) strategi wo (weakness & opportunity), (3)  strategi st (strenght & threats), dan (4) strategi wt (weakness & threats).pertama, strategi so (strength & opportunity) yang memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. posisi ini merupakan posisi yang diharapkan oleh perusahaan, yang kekuatan internal yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang eksternal. sehingga dapat disimpulkan strategi so dari pt. voltras travel adalah sebagai berikut: memanfaatkan sdm dibidang teknologi informasi dan tiketing untuk meningkatkan kebutuhan customer, manfaatkan kerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan untuk megintegrasikan sistem maskapai penerbangan tersebut dalam tindakan memenuhi kebutuhan customer, maksimalkan jaringan internet untuk meningkatkan kebutuhan customer dengan isp untuk kebutuhan server dan koneksi jaringan, gunakan sdm dibidang teknologi informasi dan tiketing untuk mengintegrasikan antara maskapai penerbangan dan bank untuk pembayaran customer agar lebih fleksibel. yang kedua, strategi wo (weakness & opportunity) adalah strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. apabila perusahaan memiliki peluang eksternal kunci tetapi di satu sisi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut. strategi wo dari pt. voltras travel adalah: jadikan kerja sama antara maskapai penerbangan dan bank untuk mampu memproses transaksi dan pembayaran customer, gunakan kerja sama dengan isp untuk menghasilkan jaringan internet yang mampu menunjang peningkatan kebutuhan customer hingga 24 jam dan fleksibel, dan integrasikan seluruh sistem maskapai penerbangan dengan adanya kerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan. 440   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 435-443  airline airline airline voltras agent network xml xml xml ketiga, strategi st (strength & threats) adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. berikut strategi st dari pt voltras travel: (1) gunakan perijinan dengan beberapa maskapai penerbangan untuk meyakinkan bahwa jasa travel pt voltras travel adalah jasa yang terpercaya. salah satunya dengan memasang logo maskapai penerbangan dengan memasang harga yang sudah diberikan ketentuannya oleh masing-masing maskapai penerbangan. (2) jadikan sdm teknologi informasi dan tiketing mampu menghasilkan inovasi yang mampu menjadi keunggulan kompetitif daripada travel lain. misal dengan menampilkan sistem reservasi berupa widget yang mampu dipasang pada masing-masing blog atau website pribadi. (3) gunakan jaringan internet untuk mempromosikan kemudahan penggunaan sistem reservasi untuk kalangan menengah ke bawah. kemudian yang terakhir, strategi wt (weakness & threats) adalah strategi yang merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan. dalam kenyataan, perusahaan semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut, atau memilih likuidasi. berikut strategi wt dari pt. voltras travel: (1) membuat sebuah sistem yang user friendly sehingga mudah digunakan bagi seluruh lapisan masyarakat. (2) buat promo-promo yang dapat menarik minat para pelanggan baru sehingga mau untuk menggunakan jasa pt.voltras travel ataupun tawaran menarik bagi para pelanggan lama sehingga tetap menjadi loyal customer bagi pt.voltras travel. (3) gunakan sebuah sistem administrasi yang baik dan terintegrasi sehingga memudahkan dalam mengeola data pesanan customer. (4) menyediakan layanan customer service 24 jam dan juga terhubung dengan sistem, sehingga memudahkan customer untuk melakukan complain ataupun bermasalah saat melakukan pemesanan tiket. strategi is/it yang digunakan oleh pt. voltras travel terbagi menjadi beberapa bagian sebagain berikut: infrastruktur, arsitektur teknologi, dan produk. infrastruktur adalah prasarana public yang digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis dari pt. voltras travel. berikut infrastruktur yang digunakan: (1) jaringan internet isp, (2) server centos, (3) platform java, (4) oracle database. selain itu, arsitektur teknologi yang digunakan adalah sebagai berikut: gambar 3 – arsirektur voltras agent network it/is roles as the business.… (trisna febriana; dkk)   441  produk yang merupakan teknologi berdasarkan strategi usulan di atas maka terbentuklah suatu produk teknologi berikut: (1) website e-commerce berbasis b2c (business to customer), dan (2) website e-commercer berbasis b2b (business to business). website e-commerce berbasis b2c (business to customer) yang diimplementasikan oleh pt. voltras travel untuk menjadi enabler bisnis adalah website jauhdekat.com, yang website tersebut membantu pt voltras travel dalam melakukan bisnisnya untuk penjualan secara langsung (direct selling). berikut tampilan website b2c dari pt. voltras travel. gambar 4 tampilan jauhdekat.com website tersebut memiliki beberapa fungsi berikut: pencarian jadwal penerbangan, ketersedian seat pesawat/availability, booking/pemesanan pesawat, payment/pembayaran, issued ticket, print ticket. website tersebut merupakan teknologi is yang menggunakan konsep agent di dalam arsitektur sistemnya. komunikasi yang digunakan antara pt. voltras travel dengan masing-masing maskapai penerbangan/maskapai adalah dengan teknologi komunikasi xml dan scratch. website ini berfungsi untuk penjualan langsung ke customer tanpa harus melalui agent. kemudian, website e-commercer berbasis b2b (business to business) adalah website e-commerce yang mampu membantu pt. voltras travel dalam penjualan tidak langsung ke customer. penjualan ini dilakukan melalui perantara agent. pt. voltras travel memberikan peluang bisnis untuk agent yang ingin memiliki bisnis travel. oleh karena itu, pt voltras travel memberikan teknologi tersebut dengan sistem travel agent sebagai berikut: gambar 5 – tampilan travel agent 442   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 435-443  pada teknologi tersebut diberikan proses yang sama dengan proses pada teknologi b2c hanya saja harga yang diberikan adalah harga keagenan dengan komisi 3%. peran it/is dalam menjadi enabler bisnis pt. voltras travel adalah sebagai berikut: (1) it/is pt voltras travel mampu menjalankan strategi bisnisnya dengan menghasilkan produk-produknya. (2) infrastruktur it/is yang dikembangkan oleh pt. voltras travel dapat dimanfaatkan pada sistem lama dan baru. (3) bentuk arsitektur it/is yang dikembangkan oleh pt. voltras travel berbentuk modular sehingga mengurangi perubahan secara kesuluruhan. (4) it/is mampu menjalankan bisnis utama pt voltras travel yaitu penjualan tiket melalui agent secara fleksibel. (5) it/is mampu mengingkatkan sasaran bisnis dari pt. voltras travel yang terbatas. (6) it/is mampu membuka peluang bisnis kecil bagi agent dan memberikan keuntungan rata bagi pt voltras travel dengan agentnya secara merata. (7) it/is mampu meningkatkan target penjualan pt. voltras travel. simpulan beberapa tren teknologi yang dipaparkan seperti big data, data warehouse, e-business, hybrid cloud dan mobile application sangat mendukung dalam proses perubahan business model perusahaan maupun industry, sehingga menjadi bagian penting dalam sebuah perencanaan strategis is/it untuk mengembangkan bisnis goal perusahaan dan industry. pada beberapa tren di atas, tren teknologi yang dapat mengubah proses bisnis berasal dari penyimpanan data berskala besar, teknologi aplikasi, dan komunikasi data. tren tersebut dapat memangkas proses non-value added untuk meminimalisir waktu dan biaya pada suatu perusahaan/organisasi bahkan industry. sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi yang dapat mengubah proses bisnis perusahaan/organisasi bahkan industry berkarakteristik sebagai berikut: (1) dapat menampung seluruh informasi dan data operasional tanpa batas. (2) dapat memangkas proses non value added yang menyebabkan timbulnya biaya dan waktu. (3) dapat mengimplementasikan proses bisnis dengan fleksibel. (4) dapat memberikan informasi & data dengan tepat waktu dan cepat pada customer, client atau end user. daftar pustaka afrillita, n.t., (2013). analisis swot dalam menentukan strategi pemasaran sepeda motor pada pt.samekarindo indah di samarinda. ejournal administrasi bisnis 2013, 1(1):56-70. ichsan, a. (october 1, 2015). bank dunia prediksikan pertumbuhan ekonomi indonesia 2015 capai 5,2%, retrieved from http://www.ugm.ac.id/en/berita/9598bank.dunia.prediksikan.pertumbuhan.ekonomi.indonesia. 2015.capai.52.persen. iata. (2015). iata perkirakan perjalanan udara global pada 2015 tetap positif. http://indoaviation.com/2015/01/21/iata-perkirakan-perjalanan-udara-global-pada-2015-tetap-positif/. (1 oktober 2015). nisak, z. (2014). analisis swot untuk menentukan strategi kompetitif. retrieved from http://journal.unisla.ac.id/pdf/12922013/4.pdf rangkuti, f. (2009). analisis swot teknik membedah kasus bisnis, jakarta: gramedia pustaka utama. it/is roles as the business.… (trisna febriana; dkk)   443  suhartini. (2012). analisa swot dalam menentukan strategi pemasaran pada perusahaan. jurnal matrik teknik industri universitas muhammadiyah gresik, 12(2). supriyanto. (2004). pemberdayaan teknologi informasi untuk keunggulan bisnis. jurnal ekonomi dan pendidikan, 2(1). widiyono. (2013). peranan teknologi informasi dalam bisnis. jurnal bijak, x(1) microsoft word 04_si_arta_business process intelligence-kp-2.docx investment cost model … (arta moro sundjaja) 113  investment cost model in business process intelligence in banking and electricity company arta moro sundjaja information system department, school of information system, bina nusantara university, jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat, 11480 asundjaja@binus.edu abstract higher demand from the top management in measuring business process performance causes the incremental implementation of bpm and bi in the enterprise. the problem faced by top managements is how to integrate their data from all system used to support the business and process the data become information that able to support the decision-making processes. our literature review elaborates several implementations of bpi on companies in australia and germany, challenges faced by organizations in developing bpi solution in their organizations and some cost model to calculate the investment of bpi solutions. this paper shows the success in bpi application of banks and assurance companies in german and electricity work in australia aims to give a vision about the importance of bpi application. many challenges in bpi application of companies in german and australia, bpi solution, and data warehouse design development have been discussed to add insight in future bpi development. and the last is an explanation about how to analyze cost associated with bpi solution investment. keywords: business process intelligence, business process management, investment cost model introduction nowadays the numbers of top management in a company facing many strategic problems that required reliable information about company performance to develop business solution in short time. business intelligence has that capability to perform data mining and statistical analysis. business process intelligence is an integrated tool that support and maintaining the business process so the top management can ensure the process execution quality. the objectives of managing performance are producing and controlling the performance system that is used by the organization. from the management perspective, performance management system consists of planning, implementation, evaluation, training, and reward management (wade & recardo, 2001). the characteristics of corporate performance management (cpm) are process-oriented, goal and metric oriented, methodology support, it support. process cpm was design based on organization procedures and integrated with defined corporate strategic process, cascading the strategic into business process, analyze the strategy and process implementation, and formulate appropriate decisions. in supporting measurement process and maintaining the business process, top management needs a clear objective so that can be cascade into strategy and metric development to measure and control the process. performance management strategy such as balanced scorecard, intellectual capital or value-based management is a model for connecting the strategic goal and the measurement metric so the management can use it as measure and control the organization performance. performance management strategy is needed to integrate the strategic formulation, the business process development, and the business process execution. information technology role in 114   comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 113-120  performance management is very important; top management cannot measure and analyze the company performance without integration between it and performance management system. balanced scorecard implementation in the organization as a performance management tool can contribute major performance improvement compared with a traditional organization (andersen, cobbold, and lawrie, 2003; davis and albright, 2004; wade and recardo, 2001). in supporting performance measurement process, business process automation implementation in the organization is optimizing business process and operational function integration. a business process is supported by more applications such as customer relationship management (crm) application to support interaction between company and customer, service management (sm) application to coordinate service requests with billing system (bs) application for billing, and human resource management (hrm) to manage employees. in supporting the business process that aligns with organization strategy, all application functions need to be integrated with the business process procedure. by using the business intelligence technology, data from all business applications can be integrated into decision-making repository, save the data, and access the data(watson, 2009). business intelligence technology implementation also helps the management to compare data from various business process performances to improve business performance. business process intelligent concept is beginning to be developed for the collection and reconciliation of all operational data of a particular business process that enable management in process performance measurement and identification of opportunities for process improvement. this literature review provides insight for an organization to get better understanding through the case study of business process intelligence implementation, challenge in business process intelligence implementation and the cost model for calculating the investment of business process intelligence. methods to explore the bpi concept in this research, all published article about business process intelligent implementation, challenge in business process intelligent development and implementation, and cost model for calculating the business process intelligent implementation in science direct and proquest were searched. this literature review tries to explore the business process intelligence implementation, challenge in business process intelligence implementation, and cost model to calculate the business process intelligence investment soother researcher can use it as guidance in implementing the business process intelligence. case study is used to explain the business process intelligence implementation, challenge in business process intelligence implementation and cost model in business process intelligence implementation. in this paper, the topics are divided into three sections. the first section discusses business process intelligence (bpi) applications in companies (genrich et al., 2008; hawking and sellitto, 2015). the second section discusses challenges in bpi application(genrich et al., 2008; grigori et al., 2004; mansmann, neumuth, and scholl, 2007). the last section discusses cost model for bpi investment measurement (wade and recardo, 2001). results and discussions in the first section, business process intelligence implementation in several companies is discussed. the implementation of process mining can contribute many benefits to the business; not all companies already implemented it in their operational level. genrich et al., (2008) explain that more organizations such as german bank, german insurance company, and australia utility company. investment cost model … (arta moro sundjaja) 115  those organizations use the business process data for performance evaluation to gather better business insight (genrich et al., 2008).the research objective is to analyze single transaction in multi-input and multi-output to understand the deficit in process performance. the research objects are securities settlement and clearing process. this research cooperates with commerz bank ag using bank's operational data. this research introduces data envelopment analysis (dea) approach. dea approach is a non-parametric and non-stochastic efficiency measurement method. dea is used as performance evaluation method to compare different decision-making unit with the best observation practices. researchers apply dea in business process level to identify inefficient business process patterns based on resources transformation (process, financial data, and human resources) into the result (quality, risk, cost, etc.). based on the study, it can be summarized that bank in the financial industry faces a fierce competition such as high regulation from the government, customer demand more service, and product. based on those facts, process management is influenced by complexity in service and product and missing efficiency standard. this condition causess a gap between inputs factor and results from the transaction security in various cases. therefore, dea method is an appropriate method for measuring process performance in banks. besides, it was found that there is no agreement and definition of a business process in a company or industry level. the agreements like how to calculate transactions or comparisons across companies to assist in measuring the performance of the business process. top management is required to make an effective decision in designing the business process and allocating the resource; this condition required a reliable operational data that obtained timely and accurate. an insurance company in germany wants to improve the decision-making process that includes information related to business processes. the top management initiates business process intelligent project to response the inconsistent information caused by the different system to retrieve the information and saving customer information and corporate rules. those problems caused by the data source and mining method were aggregated in the wrong way. activity-based costing method requires information about the resource, cost, time, and frequency of activity. the problem exists because the existing business process mapping system fails to provide the number of processes and activities directly estimated from the data in the company's mainframe systems. all the data for calculating the activity based costing already defined but the mainframe systems only record the time of each transaction so that the time required to process an activity cannot be calculated. the management decided that implementation of electronic document management system can solve the problems; so that the audit trail information can be stored in the system and can be used for calculating activity based costing. the re-engineering of infrastructure triggered by the top management and supported by the senior management that resulting a major positive impact on overall business process performance. electricity failure during and after a storm and it takes time to fix the problem. it causes a major problem in customer satisfaction for electric utilities in australia. the study was conducted on electric utilities owned by the state that have responsibility for the distribution and operation of the electrical network about 10,000 km to support approximately 600.000 users. this research has focused on the interaction and performance of call center services, operations center, and field personnel in the event of a storm and unplanned network failure. the initial goal of this project is to understand and mitigate the root causes of the problem of communication between the three groups in the unexpected accident. the problems such as high volume of data during outages, low data (customer information, outages description, type of deterioration) quality produced by several systems and synchronization of data from network operation center, contact center, and field crew. those problems become a challenge for the system to examine the data associated with the electricity failure caused by the storm. first, the analyst must understand the cause of the problem such as increasing outages and communication problems between parts. lesson learned gathered by the organization is isolated transaction flow and focus on efficiency or optimal performance for the customer. 116   comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 113-120  according to hawking and sellitto (2015), utilities company in australia faced a challenge in supplied the electricity to their customer via network infrastructure that required regular maintenance. the it department deploys various information systems to support the maintenance program and monitoring the cost of maintenance the infrastructure. after a couple of years later, the information system developed could not answer the development and the business needs of the company. the business unit and it department faced data and business integration issue so that the system maintenance cost increased. finally, the top management decided to implement the erp system for data structure standardization, and business process integration and business intelligence for information delivery and analysis improvement in australian utilities company was very helpful in top management decision making. in 2008, the company finally developed the information management strategy to accommodate business intelligence implementation. the main goal of this strategy was the company had one version of reliable and trusted data for helping the top management in making the right decision. the information management strategy consists of four aspects, as follow: information hierarchy, application strategy or business intelligence architecture, reporting strategy, and governance model. information hierarchy was designed based on the user requirement. the application strategy was designed to provide the business intelligence environment to generate high quality and consistent data through a system that has been developed so that the users can develop right decisions. reporting strategy was designed based on information that required by the user. the governance model was identified based on governance roles and responsibilities within the company, so that enhance the link between information technology and business units. it is concluded that the importance of business process implementation in several companies can produce an effective decision making to solve the strategic and operational level. in the second section, challenge in the implementation of business process intelligence development is discussed. grigori et al. (2004) stated that there were some challenges in bpi solution development. (1) understanding bpi architecture identification, bpi function production (analysis, prediction, observation, controlling, and optimization) and bpi implementation knowledge to achieve organization objectives. (2) able to identify the concept and metric for analyzing the business process at business and qualitative level. (3) able to develop or use the application to get the knowledge without write any programming commands. (4) able to understand the interaction between business process management systems (bpms) and user to produce a report and make a right decision in a critical situation. mansmann et al., (2007) explained that there were some challenges for data warehouse designer in bpm contexts, such as the many-to-many relationship between facts and dimensions, heterogeneity when inserting the facts, fact exchange functions, and dimension. genrich et al.,( 2008) stated that there were some challenges in bpi implementation at german bank. (1) security of the applications in every process function (data enrichment, confirmation, settlement, clearing and booking). (2) functional focused on applications development and not focused on the process. (3) there is no documentation on functional and technical; this problem is caused by senior staffs who manage the application over the years. (4) each application uses an individual reference; there are overlapping references and thus requiring the mapping of the unique references across the application. (5) need more time to select the right database. genrich et al., (2008) stated that there were more challenges in bpi implementation at german insurance company. (1) no reliable data sources to provide information to the top management when they are required making a decision. (2) information provided by the existing systems was not accurate because of many data sources and inappropriate combination technique. (3) mainframe systems only record the time per transaction, resulting the management to cannot calculate the processing time consuming for all processes. genrich et al., (2008) stated there were challenges in bpi implementation at australian utility company. (1) high data volume generated during the electricity failure, the entire process of investment cost model … (arta moro sundjaja) 117  identifying trends in the electricity failure data analysis that requires strenuous effort. (2) in some systems, not all the data is stored properly, poor data quality at the time of the electricity failure. data such as customer information, failure information, data field associated with a qualitative description of the outage. based on the challenge that already explained, it can be concluded that the classic problem faced by management is alignment between the network operations center data, field officer data, and contact center data. the last section of this paper discusses cost model to calculate business process implementation to measure the investment cost. mutschler, bumiller, and reichert(2005) explained that the company is forced to optimize business and services processes regularly, in the context of the information systems alignment with a focus on process is important. the use of bpi solutions indeed offers promising results, but the company will consider the investment and profits if you want to implement such solution. before considering factors that affect the cost and benefit approach of the bpi, figure 1 illustrates the conceptual reference architecture bpi. this architecture consists of three tiers, such as data integration, main function, and visualization. in data integration tiers, process warehouse stores the application data and generated control during the real-time process. it also keeps a process warehouse the estimated value of the reference (derived from the simulation process) so that, the delta analysis can be done. in the data loading process into the data warehouse, data obtained from various information systems supporting business processes through the etl (extract, transform, and load). the data warehouse is located in process execution event logs, event execution logs (audit trail) is sufficient level of detail varies from general to detail, depending on the use of information systems. in practice, the integration of log data is quite challenging. in the main function tier, bpi must be able to measure and evaluate the performance of the process. unit processing must be aggregate and calculate the key performance indicator (kpi) based on data provided by process warehouse. process mining component responsible for automating the modeling process model (optimal) based on log data. components provide support for the administration of access rights. in visualization component provides set of presentation elements (traffic light or graphic) to designing needed presentation by the user (dashboard). figure 1 conceptual reference of bpi architecture source: (mutschler et al., 2005) 118   comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 113-120  in analyzing, the costs associated with bpi investment can be divided into two cost scenarios. the first cost scenario is the total cost of ownership of bpi. as it can be seen in figure 2, analysis of the total cost of ownership of bpi can be divided into direct costs and indirect costs. cost can be divided into four categories: bpi software, bpi hardware, bpi support, and bpi customizing. indirect costs arise due to a decrease in productivity, cause of indirect costs is self-support of users, informal learning activities, and personal customizing. it can be concluded that calculating direct cost is easier than indirect cost.   figure 2 classification of bpi investment cost source: (mutschler et al., 2005). in practice, the complexity of the bpi investment scenario could affect exponentially in increasing the cost variation. w is the economies of scale or scenarios with increasing complexity bpi. in cost model, if w ≤ 1, then the complexity is high, and investment bpi shows economies of scale. if the complexity of the scenario increased two-fold bpi, bpi investment costs to be more than doubled. w = 1 describes the economic scenario with bpi standards and uneconomically can be balanced. if w ≥ 1, the complexity is low bpi and bpi shows uneconomically investment. cost model to calculate the bpi investment can be seen in figure 3.   figure 3 cost model for calculating bpi investment. source: (mutschler et al., 2005). investment cost model … (arta moro sundjaja) 119  the second cost scenario is impacts from bpi application development. the cost algorithm model based on the mathematical formula for predicting impacts of technology application improvement on cost and schedule lifecycle can be seen as follow.   (1) a represents application system quantity that measurable using line of code, functions points or object points. b represents exponential scale factor for calculating relativity of economical or not economical scale from quantity increasing of a system project. em is a collection of linear effort multipliers addition. the model above can cover a fairly large area in an application project; the problem is that the model does not represent probabilities of impacts from bpi. so the suggested effort multiplier would be embpi, as it can be seen in figure 4. figure 4 assessment for cost trigger of bpi. source: (mutschler et al., 2005). conclusions this article describes that bpi applications of companies in german and australia spotted many challenges in bpi development and introduction of two cost models for analyzing two aspects related to bpi investment. this discussion about success in bpi application of banks and assurance companies in german and electricity work in australia aims to give a vision about the importance of bpi application. many challenges in bpi application of companies in german and australia, bpi solution, and data warehouse design development have been discussed to add insight in future bpi development. and the last is an explanation about how to analyze cost associated with bpi solution investment. this article has some limitations; there are only three companies that already implement business process intelligent which are reviewed. it is suggested to review more companies that already implement business process intelligent in order to provide more examples about the successful business process intelligence and give a better insight about challenge in business intelligence process. the future research is how to use the cost model in real world scenario using a case study, how to classify the financial statement in a company such as balance sheet and income statement into business process intelligence cost model so the top management can analyze the cost and benefit of implementing business process intelligence in their company. 120   comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 113-120  references andersen, h., cobbold, i., & lawrie, g. (2003). balanced scorecard implementation in smes: reflection in literature and practice. in 2gc conference (pp. 1–9). copenhagen: 2gc limited. retrieved from http://www.csudh.edu/dearhabermas/smebal01.pdf davis, s., & albright, t. (2004). an investigation of the effect of balanced scorecard implementation on financial performance. management accounting research, 15(2), 135–153. http://doi.org/10.1016/j.mar.2003.11.001 genrich, m., kokkonen, a., moormann, j., muehlen, m. zur, tregear, r., mendling, j., & weber, b. (2008). challenges for business process intelligence: discussions at the bpi workshop 2007. lecture notes in computer science (including subseries lecture notes in artificial intelligence and lecture notes in bioinformatics), 4928 lncs, 5–10. http://doi.org/10.1007/978-3-540-78238-4_2 grigori, d., casati, f., castellanos, m., dayal, u., sayal, m., & shan, m.-c. (2004). business process intelligence. computers in industry, 53(3), 321–343. hawking, p., & sellitto, c. (2015). business intelligence strategy: a utilities company case study. business intelligence: concepts, methodologies, tools, and applications: concepts, methodologies, tools, and applications, 305-315. mansmann, s., neumuth, t., & scholl, m. h. (2007). olap technology for business process intelligence: challenges and solutions. data warehousing and knowledge discovery, 4654 lncs, 111–122. http://doi.org/10.1007/978-3-540-74553-2_11 mutschler, b., bumiller, j., & reichert, m. (2005). an approach to quantify the costs of business process intelligence. int’l. workshop on enterprise modelling and information systems architecture (emisa), 152–163. retrieved from http://dbis.eprints.uni-ulm.de/270/ wade, d., & recardo, r. j. (2001). corporate performance management how to build a better organization through measurement-driven strategic alignment. boston: butterworthheinemann. retrieved from http://public.eblib.com/choice/publicfullrecord.aspx?p=535001 watson, h. j. (2009). tutorial: business intelligence past, present, and future. communications of the association for information systems, 25(1), 487–510. analisis dan perancangan e-marketing perancangan e-commerce pada pt daf rudy1; george a. a.2; ryan m. a.3; yohanna4 jurusan sistem informasi, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 rudy@binus.edu abstract the purpose of this study is to analyze and design e-commerce at. daf to help the sales process is then expected to improve service. the methodology used is the method of analysis, where the review is held directly to the field, observing and analyzing the data obtained, and using the design method, which includes design of business models, screen designs and database design. results to be achieved is the application of e-commerce web-based, whereby the system can enable customers to obtain the desired information is complete, make transactions easier and faster. conclusions obtained are pt daf can take advantage of e-commerce to support their business today and an appropriate business model is the highest-quality models. keywords: web, e-commerce, sales, applications, business abstrak tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan merancang e-commerce pada pt daf untuk membantu proses penjualan yang kemudian diharapkan dapat meningkatkan pelayanan. metodologi yang digunakan adalah metode analisis, dimana diadakan peninjauan langsung ke lapangan, mengamati dan menganalisis data yang diperoleh, serta menggunakan metode perancangan, yang mencakup perancangan model bisnis, rancangan layar dan perancangan basis data. hasil yang ingin dicapai adalah aplikasi e-commerce yang berbasiskan web, di mana sistem ini dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan informasi yang diinginkan secara lengkap, melakukan transaksi lebih mudah dan cepat. simpulan yang didapat adalah pt daf dapat memanfaatkan e-commerce sebagai penunjang bisnisnya saat ini dan model bisnis yang sesuai adalah highest-quality model. kata kunci: web, e-commerce, penjualan, aplikasi, bisnis comtech vol.1 no.1 juni 2010: 170-182 170 mailto:rudy@binus.edu pendahuluan dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis kian kompetitif, untuk itu suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti tren agar dapat tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis lainnya. ketersediaan informasi yang aktual, produk yang beragam dan berkualitas, dan metode penjualan yang tepat merupakan beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, salah satu teknologi yang sudah ada saat ini dan sangat mendukung adalah teknologi internet. pada awalnya internet hanyalah sebuah jendela informasi dalam sebuah jaringan berbasis teks berkecepatan rendah dan digunakan untuk bertukar informasi dari suatu komputer ke komputer lain. saat ini internet telah mengalami berbagai macam perkembangan teknologi seperti dengan adanya www (world wide web) dan berbagai macam aplikasi grafis dan multimedia yang membuat tampilan internet menjadi interaktif. perkembangan internet dewasa ini memberikan kemudahan untuk memperoleh beragam informasi dari berbagai belahan dunia secara cepat, karena pengguna internet dapat mengakses komputer yang memiliki jasa internet kapan saja dan di mana saja sehingga perbedaan waktu dan tempat tidak lagi menjadi masalah. hal ini menimbulkan ide bagi perusahaan untuk menggunakan internet dalam bentuk website dengan homepage interaktif sebagai pasar global yang dapat digunakan sebagai media untuk melakukan promosi sekaligus memberikan layanan pembelian produk bagi pelanggan yang mempunyai hambatan jarak dan waktu. sekarang ini banyak perusahaan kecil hingga besar sudah menggunakan teknologi internet sebagai sarana penunjang untuk dapat meraih keuntungan sebesar-besarnya dan menjaga eksistensi perusahaan dalam persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif. untuk meningkatkan penjualan serta menjangkau pangsa pasar yang lebih luas, maka akan dibuatkan suatu rancangan e-commerce untuk pt daf secara online melalui sebuah website, di mana pelanggan dapat melihat dan mendapatkan informasi tentang produk yang ada, serta dapat langsung melakukan transaksi pembelian secara online. metode penelitian metode yang digunakan terdiri dari sebagai berikut. pertama, metode analisis; merupakan metode untuk menganalisis kondisi yang ada di perusahan dan masalah yang dihadapi. pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei, wawancara dengan beberapa pihak terkait untuk mendapatkan informasi mengenai sistem yang sedang berjalan sebagai dasar untuk perancangan sistem yang akan dibuat serta mencari referensi pustaka. pada tahap ini, juga digunakan tahap awal dari enam tahap pembangunan e-commerce menurut rayport dan jaworski, yakni analisis peluang pasar. kedua, metode perancangan. metode perancangan meliputi perancangan model bisnis, antar muka pelanggan (7c framework), komunikasi pasar, implementasi, dan metrics. studi pustaka internet internet adalah sebuah konsorsium dari jaringan-jaringan, yang menghubungkan jutaan komputer dan ribuan jaringan di seluruh dunia (rayport & jaworski, 2003, p30). perancangan e-commerce...... (rudy; dkk) 171 penjualan menurut swastha (2001, p8) menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. menurut mulyadi (1993, p206) bahwa sistem penjualan punya fungsi-fungsi tertentu yaitu fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi gudang, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi. e-commerce secara formal e-commerce dapat didefinisikan sebagai berikut : teknologi yang memperantarai pertukaran antara pihak-pihak (secara individu atau organisasi) seperti kegiatan intra atau interorganisasi berbasis elektronik yang memfasilitasi pertukaran tersebut (rayport & jaworski, 2003, p4). menurut akbar (2006, p49), e-commerce adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan melalui perantara halaman web di internet. menurut rayport dan jaworski (2003, p11), dalam membangun sebuah e-commerce ada 6 tahap yang harus dilalui: framing the market opportunity business model customer interface market communi cation and branding implem entation metrics sumber : rayport & jaworski (2003, p11) gambar 1 strategi e-commerce business-to-customer e-commerce menurut ustadiyanto (2001, p13), b2c (business-to-consumer) e-commerce merupakan transaksi jual beli melalui internet antara penjual barang konsumsi dengan konsumen. b2c ecommerce mengacu pada pertukaran antara bisnis dan consumer seperti yang dilakukan oleh amazon dan yahoo!, transaksi b2c dapat mencakup pertukaran produk fisik, produk digital, atau jasa dan biasanya lebih kecil daripada transaksi b2b. (rayport & jaworski, 2003, p4) hasil dan pembahasan tahap satu: analisis peluang pasar identifikasi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi comtech vol.1 no.1 juni 2010: 170-182 172 gambar 2 consumer buying process tree bagi pt daf identifikasi target konsumen dalam menganalisis target segmen, pt daf mengambil dua parameter untuk menggolongkan pasarnya. pertama, secara demografi pendapatan, pasar pt daf dibagi kedalam 3 kelompok yaitu pendapatan tinggi, pendapatan menengah, dan pendapatan rendah. kedua, secara geografis wilayah (kota) dibagi menjadi jakarta selatan, jakarta barat, jakarta utara, jakarta timur, jakarta pusat, dan luar jakarta. tabel 1 target segmen berdasarkan pendapatan dan wilayah wilayah pembeli jakarta selatan jakarta barat jakarta utara jakarta timur jakarta pusat luar jakarta pendapatan tinggi target utama target kedua pendapatan menengah target ketiga pendapatan rendah harga tidak terjangkau menilai keunggulan dalam persaiangan jf adalah pesaing langsung dari pt. dunia art frame, sedangkan pesaing lainnya yang juga bergerak dibidang bingkai adalah ff, mafc, toko-toko bingkai kecil, dan pedagang kaki lima yang secara tidak langsung menjadi pesaing dari pt daf. perancangan e-commerce...... (rudy; dkk) 173 tabel 2 profil persaingan untuk pt daf menilai sumberdaya perusahaan dalam memberikan penawaran sumber daya customer-facing pt daf adalah: pertama, ruang pamer. ini merupakan ruang di mana pelanggan dapat melihat contoh bingkai dan lenen yang ada. ruang pamer ini hanya terdapat di kantor pt daf; kedua, brand name. di kalangan pengguna bingkai, pt daf cukup memiliki nama karena pt daf sudah berdiri cukup lama dan memiliki pelanggan tetap yang cukup banyak; ketiga, tenaga penjual. pt daf juga memiliki orang-orang penjualan yang handal, yang mengerti benar tentang produk pt daf dan ramah terhadap pelanggan karena perusahaan ini sangat mementingkan kepuasan pelanggan. aset internal perusahan yang paling menonjol adalah: bagian produksi yang telah menerima pelatihan dari perusahaan; teknik penyambungan bingkai yang menggunakan mesin sehingga tidak merusak bingkai; serta perancang ukiran-ukiran bingkai yang menghasilkan ukiran-ukiran maha karya yang unik dan tidak boleh ditiru oleh orang lain. sumber daya pendukung eksternal dalam pt daf adalah: pemasok yang menyediakan bingkai-bingkai dengan bahan terbaik yaitu dari kayu berkualitas tinggi yang tidak mudah rusak. pemasok juga menjaga desain ukiran bingkai yang dimiliki oleh pt daf agar tidak ditiru oleh perusahaan lain. menilai kesiapan teknologi yang dimiliki pasar pertama, hambatan teknologi. website sebagai aplikasi e-commerce yang akan diterapkan oleh pt daf harus dapat diakses dengan layanan low-bandwith, karena akses internet di indonesia belum mendukung untuk pengoperasian internet secara optimal. kedua, teknologi yang berjalan saat ini. dengan kondisi koneksi internet yang ada di indonesia, pt dafe dapat menggunakan koneksi internet seperti dsl (digital subscriber line) atau cable yang kecepatan koneksinya (transfer rate) dan bandwith-nya lebih baik dari dial-up. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 170-182 174 ketiga, dampak teknologi baru. penggunaan teknologi baru di masa mendatang diharapkan dapat membuat perusahaan dan pelanggan tetap dapat memaksimalkan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh website pt daf. keberadaan video streaming, animasi dan suara pada website di masa mendatang membuat website menjadi lebih menarik. peluang-peluang yang ditawarkan tabel 3 pt daf opportunity story menilai peluang yang dimiliki perusahaan gambar 3 pt daf menilai peluang setelah melakukan analisis 7 faktor di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pt daf siap untuk menerapkan e-commerce tahap dua: model bisnis nilai proporsi pertama, pemilihan segmen. pt dunia art frame memfokuskan target segmen yang ingin dijangkau bagi: galeri lukisan (pendapatan tinggi), kolektor lukisan (penghasilan tinggi), serta pelukis (pendapatan menengah sampai pendapatan tinggi), kantor dan hotel-hotel. kedua, keuntungan yang ditawarkan adalah kualitas frame yang tinggi, customer service yang handal, jangkauan yang luas dan mudah untuk diakses, serta frame yang bervariasi dan orisinil. ketiga, sumber daya pendukung, seperti: nama perusahaan yang sudah dikenal, menggunakan mesin pada bagian produksi, serta pemasok yang menyediakan bingkai dengan kayu berkualitas tinggi. perancangan e-commerce...... (rudy; dkk) 175 penawaran online gambar 4 online / offline egg diagram pt daf resource system sumber daya sistem menggambarkan bagaimana perusahaan harus memilih dan memadukan sumber daya yang ada untuk menyampaikan keuntungan dari nilai proporsi. gambar 5 sumber daya sistem pt daf comtech vol.1 no.1 juni 2010: 170-182 176 model pendapatan dari analisis terhadap keempat komponen model bisnis di atas, dapat disimpulkan bahwa model bisnis yang diterapkan pt daf adalah highest-quality model. tahap tiga: 7c framework context dalam hal context, situs pt daf berfokus pada dimensi fungsional tanpa mengesampingkan dimensi estetikanya. elemen-elemen desain dan performa yang terdapat dalam situs pt daf adalah sebagai berikut. pertama, section breakdown. situs pt daf menempatkan struktur menu pada bagian atas dan kiri bawah situs yang terdiri dari menu data pribadi, produk, forum, faq, dan keranjang belanja bagi member yang sudah login. namun bagi pengunjung yang belum login, struktur menu yang ada adalah home, produk, forum, aturan, dan sejarah. kedua, linking structure. link-link yang terdapat dalam situs membuat pengunjung dapat berpindah halaman dengan mudah karena penamaan link disesuaikan dengan fungsi masing-masing link. misalnya, bila pengunjung hendak melihat atau mengedit data pribadi, pengunjung dapat meng-click menu data pribadi. ketiga, speed. situs pt daf dirancang tanpa menggunakan video atau suara. image yang digunakan hanya untuk menampilkan produk dan berukuran kecil. komponen flash yang digunakan tidak terlalu besar sehingga situs tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk dibuka di layar pengunjung. keempat, reliability. situs pt daf dapat dibuka dengan tampilan yang sama di layar pengunjung. namun ketika sistem sedang dalam perawatan, pengunjung hanya dapat masuk ke dalam halaman home. content website pt daf adalah situs yang bersifat product dominant-category killer di mana situs ini dibangun untuk memberi informasi tentang produk dan menangani transaksi penjualan produk secara online. didalam content ini, ada empat dimensi yang difokuskan yaitu offering mix, appeal mix, multimedia mix dan timeline mix. community komunitas dapat menciptakan membership sense melalui keterlibatan pengunjung dalam sharing informasi. dalam situs pt daf disediakan fitur komunitas untuk sharing apapun seputar dunia frame dan lukisan. fasilitas ini hanya diberikan bagi pelanggan yang telah terdaftar sebagai anggota. di luar itu pengunjung hanya dapat melihat beberapa topik yang ditampilkan di halaman forum untuk umum. customization dalam situs pt daf tersedia fitur yang berhubungan dengan customization. fasilitas yang diberikan hanya tersedia bagi anggota. situs pt daf tergolong kategori moderately customized karena fitur-fitur customization yang ada tidak bersifat terlalu customized misalnya dengan adanya fitur mengedit tampilan web sendiri bagi setiap pelanggan. communication pt daf menyediakan beberapa alat berkomunikasi. dari segi broadcast, pt. da fmemberikan fasilitas faq mengenai produk dan layanan yang ditawarkan. selain itu, dari segi interactive communication, pt daf memperbolehkan baik anggota maupun pengunjung dapat memberikan masukan berupa kritik, saran, dan pendapatnya tentang segala fasilitas yang diberikan pt perancangan e-commerce...... (rudy; dkk) 177 daf. salah satu fitur komunikasi lain yang ditawarkan pt. dunia art frame adalah dengan adanya status pesanan yang memungkinkan pelanggan untuk melacak status pesanannya. connection dalam situs ini tidak disediakan link ke situs lainnya kecuali untuk banner yang akan terpasang, karena pt daf tidak bekerja sama dengan pihak manapun dalam melakukan proses bisnisnya secara online. commerce dalam situs ini terdapat layanan yang berhubungan dengan commerce, tapi fasilitas ini hanya dapat digunakan oleh anggota yang telah terdaftar. karena tidak semua orang dapat memesan bingkai yang dibuat oleh pt daf. pelanggan yang belum terdaftar tetapi ingin melakukan transaksi dapat membuat account terlebih dahulu. fungsi commerce sendiri dimungkinkan oleh hal-hal, seperti: pendaftaran, shopping cart, security, dan order tracking. gambar 6 halaman utama tahap empat: komunikasi pasar market communication ditunjukkan lewat gambar 7 yang menggunakan kerangka komunikasi pemasaran untuk mengklasifikasi metode-metode pemasaran dalam empat kategori: general approaches, traditional mass marketing, personalized marketing, dan direct marketing. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 170-182 178 dalam pendekatan general online approaches, pt daf menggunakan online transaction dan customer information. website pt daf dapat menangani transaksi secara online. di mana tujuan utamanya adalah membangun suatu dasar pelanggan yang luas dan hubungan saling percaya dengan pelanggan lewat pembelian frame secara online serta pemrosesan transaksi yang excellent. selain itu website ini juga menyediakan informasi bagi pelanggan melalui fitur faq, customer service melalui e-mail. website ini menggunakan media traditional mass marketing untuk memperkenalkan merknya. media yang digunakan adalah tabloid, brosur-brosur, dan majalah. metode langsung yang dilakukan oleh pt daf adalah dengan mendatangi galeri-galeri untuk memperkenalkan produk yang ada dan melalui rekomendasi customer service di toko atau melalui telepon. metode pendekatan personalized yang diterapkan berupa personalized recomendation dan personalized e-commerce stores. ketika pelanggan login ke dalam website, dengan seketika akan ditampilkan produk yang terakhir kali dibelinya berdasarkan behavior pelanggan saat terakhir kali bertransaksi. gambar 7 komunikasi pasar pt daf tahap lima: implementasi ketika sistem yang dirancang diimplementasikan oleh perusahaan, infrastruktur berupa sumber daya manusia, sistem komputer, dan kemitraan perlu di perhatikan agar tujuan strategis perusahaan dapat tercapai. sumber daya manusia dalam mengimplementasikan website ini dibutuhkan sumber daya manusia yaitu karyawan yang khusus bekerja di bagian teknologi, seperti: manajer it, programmer, dan admin. sistem komputer berikut ini adalah spesifikasi yang sebaiknya dipenuhi oleh pt dunia art frame. pertama adalah server, yakni: processor pentium 4 2.8 ghz, memory 1 gb, dan hard disk 1 gb. kedua adalah arsitektur jaringan: perancangan e-commerce...... (rudy; dkk) 179 gambar 8 arsitektur jaringan kemitraan pt daf perlu bekerjasama dengan perusahaan jasa kurir untuk menangani pengiriman produk ke pelanggan. tahap enam: metrics e-commerce yang akan diimplementasikan pada pt dunia art frame nantinya perlu diukur keberhasilannya. pengukuran ini dilakukan berdasarkan beberapa parameter, seperti: peluang pasar, model bisnis, marketing and branding, implementasi, dan pelanggan. tampilan layar website pt daf gambar 9 halaman utama pada situs daf comtech vol.1 no.1 juni 2010: 170-182 180 gambar 10 halaman produk admin pada situs daf simpulan simpulan yang diambil adalah sebagai berikut ini. pertama, dengan sumberdaya yang dimiliki saat ini disertai dengan peluang-peluang yang akan dihadapai oleh pt daf, maka pt daf dapat memanfaatkan e-commerce dalam bisnis yang dilakukannya saat ini. kedua, dengan adanya aplikasi ecommerce ini perusahaan dapat menjangkau target konsumen yang lebih luas, serta dapat membuka peluang calon pelanggan dari luar jakarta yang tertarik untuk melakukan transaksi dan menggunakan aplikasi ini. ketiga, model bisnis yang sesuai dengan kondisi perusahaan adalah highest quality model. keemapat, aplikasi ini juga dibuat untuk memberikan fasilitas kepada konsumen dalam memasarkan lukisan atau properti seni dan dapat langsung berhubungan dengan konsumen lain atau pihak perusahaan secara online melalui forum. daftar pustaka akbar, a. (2006). kamus praktis internet untuk semua orang, semarang: neomedia press. chaudury, a., and piere k. (2002). e-business and e-commerce infrastructure: technologies supporting thee-business initiative, new york: mc graw hill. connolly, t. m., and carolyn e. b. (1996). database systems: a practical approach to design, implementation and management, 3rd ed., reading, massachusets: addision wesley. date, c. j. (1995). an introduction to: database systems, 6th ed., reading, massachusets: addisonwesley. ikatan akuntansi indonesia. (1991). standar profesional akuntan, jakarta: iai. mulyadi. (1993). sistem akuntansi, edisi ketiga, yogyakarta: sekolah tinggi ilmu ekonomi, ykpn. perancangan e-commerce...... (rudy; dkk) 181 rayport, j. f., and jaworski, b. j. (2003). introduction to e-commerce, 2nd ed., mcgraw-hill education (asia). smith, j. m., dan skousen, k. f. (1993). akutansi intermediate, edisi kesembilan. diterjemahkan oleh nugroho widjajanto, jakarta: erlangga. subekti, m. (1997). sistem manajemen basis data, jakarta: universitas bina nusantara. swastha, b. (2001). manajemen penjualan, edisi ketiga, yogyakarta: bpfe. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 170-182 182 microsoft word 19.ars_widya katarina-studi bentuk dan elemen arsitektur-edit.doc studi bentuk dan elemen… (widya katarina) 917 studi bentuk dan elemen arsitektur masjid di jakarta dari abad 18 abad 20 widya katarina architecture department, faculty of engineering, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 w.katarina@yahoo.com abstract modern and traditional mosques in jakarta have differences triggered by the growing progress of time. nevertheless, the basic elements of the mosques, such as a floor plan of the main room is square-shaped, do not change a lot. no matter what the forms are, the main function of a mosque is for praying. this study discusses about the forms of mosques in jakarta from the 18th century 20th century. keywords: form of mosque, basic elements of mosque abstrak masjid modern dan masjid tradisional di jakarta mempunyai perbedaan-perbedaan yang dipicu oleh kemajuan zaman. tetapi elemen-elemen dasar masjid-masjid ini tidak banyak mengalami perubahan, seperti bentuk denah ruang utama masjid yang mayoritas berbentuk persegi. bagaimanapun bentuknya, fungsi utama masjid yaitu untuk melaksanakan ibadah shalat. studi ini akan membahas bentuk-bentuk masjid yang ada di jakarta dari abad 18 abad 20. kata kunci: bentuk masjid, elemen-elemen dasar masjid 918 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 917-927 pendahuluan keragaman indonesia menjadi buku terbuka bagi dunia. setiap orang ingin datang melihat dan mempelajari. salah satu unsur yang ingin saya bahas ialah agama. di indonesia khususnya, keberadaan agama sendiri telah dipengaruhi oleh adat istiadat. islam sebagai agama besar di indonesia juga mengalami hal ini. sejak masuk di indonesia, unsur-unsur islam telah mengalami perubahanperubahan yang disebabkan oleh pengaruh adat istiadat, budaya, dan agama lain yang sudah lebih dahulu dikenal oleh masyarakat indonesia. pengaruh ini tidak hanya dalam hal praktek saja, tetapi juga dapat dilihat pada rumah ibadah, yaitu masjid. masjid berasal dari bahasa arab yang mempunyai pengertian bahwa masjid sama halnya dengan bangunan sebuah gedung dalam bentuk yang khas. akan tetapi sesungguhnya dalam islam, pengertian tentang masjid tidaklah sempit dan kaku, sebagaimana anggapan kita selama ini. sesuai makna harafiahnya, pengertian tentang masjid tetap tempat sujud. hal ini tercermin dari sebuah hadits rasulullah saw yang diriwayatkan oleh tirmuzy dari abi sa'id al kudry, mengatakan: "telah dijadikan tanah itu bagiku sebagai tempat sujud". jadi, di sini pengertian tentang masjid itu secara mutlak hanyalah tempat sujud bagi umat islam dalam rangka memanifestasikan dirinya sebagai makhluk allah. kata "masjid" menurut istilah lidah dan dialek indonesia sering disebut dengan "mesjid". di beberapa daerah, sebutan itu pun beraneka ragam sesuai dengan bahasa dan dialektika daerah tersebut (ensiklopedia indonesia, 1990). misalnya di jawa, banyak orang yang menyebutnya dengan "mesigit", di sunda disebut "masigit". sedangkan dalam bahasa inggris diterjemahkan sebagai "mosque" atau belanda menyebutnya "mooske". demikianlah masjid secara berkesinambungan terus dibangun bersamaan dengan berkembangnya agama islam di seluruh pelosok dunia. sebuah masjid hadir di tengah umat islam disamping tempat sujud menyerahkan diri kepada allah, juga sebagai sarana untuk mempersatukan umat dalam rangka menggalang kemajuan islam di masa yang akan datang. masjid tempat menenangkan pikiran, menjernihkan keruwetan hidup dan membuang semua rasa emosional pribadi untuk kemudian mawas diri, menyadari semua kekurangan dan kelemahan diri dihadapan allah saw. masjid sebagai pemersatu umat, jelas mengemban suatu peran yang tidak kecil bagi kemajuan islam. karena dalam masjid inilah dilakukan sembahyang berjamaah yang merupakan manifestasi dari rasa kesatuan, satu dalam sikap, satu dalam derajat dan satu dalam tujuan. pada dasarnya masjid mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai pusat ibadah sekaligus juga sebagai pusat muamalah. masjid dibangun sebagai ujung pembinaan ibadah juga awal pembinaan muamalah (sosial kemasyarakatan). masjid yang kita lihat sekarang ini telah mengalami banyak perubahan dari masjid pada awalnya. waktu, adat istiadat, iklim, budaya, dan hal-hal lainnya telah merubah bentuk masjid. sehingga lahir bentuk masjid yang beragam dan tersebar di seluruh indonesia. bagaimana proses perubahan bentuk-bentuk masjid tersebut merupakan hal menarik untuk dipelajari lebih lanjut. metode kajian ini menggunakan metode deskriptif dengan tujuan untuk menemukan dan menggambarkan bentuk-bentuk bangunan masjid abad 18 – abad 20. lokasi penelitian mengambil bangunan-bangunan masjid yang berada di jakarta. untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, dilakukan cara pengumpulan data melalui metode survei, pengamatan dan studi literatur tentang masjid-masjid di jakarta dikaitkan dengan kajian teori mengenai bentuk dan elemen arsitektur masjid. studi bentuk dan elemen… (widya katarina) 919 analisis data dilakukan dengan membandingkan teori terkait desain masjid dengan kondisi di lapangan dari berbagai masjid di jakarta yang dijadikan obyek studi. hasil dan pembahasan elemen-elemen masjid minaret minaret adalah menara yang letaknya di dekat/dibangun pada struktur sebuah masjid, yang digunakan oleh muazin ( juru azan) untuk mengumandangkan adzan yang mengajak umat muslim untuk berdoa/sembahyang (hillebrand robert, 1998). pada mulanya masjid dibangun tanpa minaret dan adzan dapat dikumandangkan dari berbagai lokasi. minaret pertama terletak antara kairo, tunisia, dan damaskus, syria. sekarang minaret menjadi simbol islam namun bukan simbol yang dalam secara teologi. minaret modern menyediakan ruang lebih untuk hal-hal yang bersifat artistik. lantai dasar minaret selalu berbentuk kotak/persegi dan menaranya dapat berbentuk bermacam-macam dari persegi hingga lingkaran namun kebanyakan berbentuk oktagonal. puncak dari bangunan ini merupakan tempat di mana muazin ataupun alat pengeras suara (loudspeaker) mengumandangkan adzan. gambar 1. minaret blue mosque, istanbul (sacred ddestinations, 2009). mihrab mihrab dalam masjid yang mengindikasikan kiblat (menunjukkan ke mana arah para muslim harus sembahyang/shalat). mihrab merupakan posisi dari orang yang memimpin konggregasi dalam masjid. normalnya dalam masjid terdapat hanya satu mihrab. kemungkinan mihrab mulai diperkenalkan pada abad ke-3 islam, yaitu pada abad ke-9 m. mihrab dapat terbuat dari kayu tetapi normalnya terbuat daru masonry dan dihias dengan pilar-pilar. mimbar mimbar (gambar 2).dalam masjid letaknya di samping mihrab. mimbar merupakan tempat khatib berkotbah pada hari jumat, atau saat jumatan. mimbar kemudian mempunyai fungsi yang cukup penting untuk komunikasi. 920 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 917-927 gambar 2. mimbar masjid agung sunda kelapa (gunawan, 2011). tampilan mimbar kemungkinan mengekspresikan posisi rasul/nabi dalam masyarakat, di mana mimbar berfungsi sebagai tahta. mimbar rasul/nabi ini memiliki tidak lebih dari dua anak tangga dan sebuah tempat duduk. seorang caliph mu'awiyya yang hidup pada 670 m mendirikan mimbar bagi muhammad yang terdiri dari enam anak tangga dan ini menjadi pola bagi semua mimbar selanjutnya (george michell, 1995). mimbar dapat ditemukan pada masjid disemua propinsi sejak sebelum tahun 700 m. dan pada beberapa masjid ditemukan lebih dari satu mimbar. kemudian mimbar ditutupi dengan tabir yang mengambil contoh dari ka'ba. muazin 'pemanggil' dalam islam, yaitu orang yang memanggil umat muslim untuk menjalankan shalat. di banyak masjid, muazin melakukan panggilan dengan adzan dari minaret, tapi banyak juga masjid yang menggunakan pengeras suara di atas minaret. muazin pertama menggunakan tempat, yaitu atap dari masjid atau di muka jalan-jalan untuk melakukan panggilan tersebut. dakka dakka ialah sebuah pijakan di mana muazin melakukan panggilan untuk shalat setelah melaksanakan adzan dari minaret. selain elemen-elemen di atas, terdapat pula sebuah meja dengan sebuah tempat duduk untuk al-quran dan pembacanya. serta lampu/penerangan dari lilin maupun lampu untuk pencahayaan tapi bukan suatu ritual. bentuk bangunan masjid di jakarta abad ke-17 masjid pertama di jakarta pada tahun 1619 terletak di beberapa puluh meter di sebelah selatan hotel omni batavia, yaitu antara jalan kali besar barat dan jalan roa malaka utara, di daerah kota. bangunan masjid ini bergaya jawa dan dibangun/terbuat dari kayu. masjid al-alam (jalan cilincing lama ii) ruang utama masjid ini berukuran 10x10 m, yaitu ruang di bawah atap tumpang dua yang puncaknya dihiasi memdo. inilah bagian tertua yang memadukan gaya jawa dan unsur moor. tembok studi bentuk dan elemen… (widya katarina) 921 setinggi satu meter dibuat dari batu, sedangkan untuk bagian atas digunakan konstruksi kayu serta gedek untuk dinding. atap ditopang oleh emapt batang kayu jati setinggi tujuh meter. mihrab terletak di sisi barat dan agak menjorok keluar. konstruksi asli ini masih dipertahankan waktu masjid ini dipugar (1972-1989), tetapi diperluas dengan menambahkan serambi. masjid al-alam (kampung marunda besar) unsur-unsur tua dalam masjid ini antara lain: empat sokoguru serta tiga tiang semu yang menempel pada dinding yang dihiasi dengan pelipit dan tubuhnya dengan jalur-jalur vertikal. denah dasar ruang paling tua bersegi empat (8x8 m); atap bergaya tradisional jawa; limasan dan tumpang dua. jendela tak berdaun namun bidangnya diisi teralis kayu bulat yang bergelombang dan dihiasi pelipit kedua serambi ditambah di kemudian hari. masjid ash-shalafiah masjid ini dibangun oleh orang kauman jatinegara, keturunan beberapa pangeran banten. gedung masjid ini (gambar 3) berisi sisa-sisa bangunan dari sebuah masjid yang sudah sangat tua. bagian tertua masjid asli adalah keempat sokoguru yang terletak di tengah-tengah ruang utama. gambar 3. masjid al-shalafiah (jakarta.go.id., 2012). bentuk bangunan masjid di jakarta abad ke-18 masjid al-mansur (1717) masjid ini terletak di jalan sawah lio ii/33, kampung jembatan lima. ruang utama masjid ini merupakan bagian bangunan tertua berbentuk segi empat (12x14,40 m). unsur yang mencolok adalah empat soko guru yang kokoh dan tampak kekar di tengahnya. pada ketinggian setengah di antara empat sokoguru terdapat balok-balok kayu antara lain untuk menopang kedua tangga yang menuju ke loteng. pola pagarnya berbentuk belah ketupat, atap masjid ini berbentuk limasan, menara yang terletak di dalam ruang baru di depan masjid lama berbentuk silinder setinggi 12m. pada bagian keempat dan kelima dari menara itu terdapat teras yang berpagar besi. atap menara berbentuk kubah. masjid luar batang (sebelum 1736) masjid luar batang (gambar 4) didirikan oleh sayid husein bin abubakar bin a. al-aydrus. ruang utama masjid ini berbentuk persegi empat dengan tiang penyangga yang berbentuk persegi empat polos. serambi pada ruang utama disanggah oleh delapan tiang. pada tahun 2002 masjid ini diperbaiki dan ada peruabahan dari masjid yang lama. seluruh lantainya dinaikkan setinggi satu meter, 922 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 917-927 sehingga rata dengan lantai masjid baru yang sudah dibangun di belakangnya. hal ini dianggap perlu karena kelembaban tanah. gambar 4. masjid luar batang (gunawan, 2011). masjid kampung baru (1748) masjid yang terletak di bandengan selatan ini (gambar 5) didirikan oleh pedagang india yang beragama islam. denah dasarnya berbentuk persegi, atapnya tumpang satu dengan atap corak limasan pada bagian atasnya, sedangkan limas bawah seperti terpancung sehingga digolongkan tipe masjid jawa gaya pendopo. di dalam masjid terdapat ukiran buah anggur yang indah. gambar 5. masjid kampung baru (prihamdani, 2011). masjid an-nawier (1760) masjid an-nawier (gamabr 6) terletak di jalan pekojan no. 79. yang menonjol dari masjid ini adalah menaranya yang seolah muncul dari ruang utama. lain dari banyak menara yang berdiri di samping masjid, atap menara berbentuk kerucut yang dibuat dari 16 bilah papan. bentuk menara memperlihatkan gaya hadhramaut. studi bentuk dan elemen… (widya katarina) 923 gambar 6. masjid an nawier (wisata melayu, 2012). masjid angke (1761) masjid angke kini disebut masjid al-anwar. masjid ini dibangun oleh seorang kontraktor tionghoa untuk orang bali yang beragama islam. ujung-ujung atapnya sedikit melengkung ke atas, menunjuk pada punggel rumah bali. bentuk dasar bangunan memperlihatkan pengaruh jawa, yaitu bujur sangkar. lima anak tangga di depan, daun pintu ganda, lubang angin di atas pintu yang dihiasi dengan ukiran bagus, sama seperti kusen pintu dan (bekas) pot batu alam yang di pucuk atap, yang dahulu sangat umum digunakan pada rumah-rumah belanda. atap tumpang bersusun dua yang berbentuk limasan, puncak atap sekarang dihiasi mustika yang bercorak piala. masjid tambora (1761) masjid yang terletak di jalan tambora iv (gambar 7) ini dibangun oleh orang tionghoa muslim. terlihat pengaruh arsitektur tionghoa yang sangat kental pada cungkup, mihrab, dan kaki sokogurunya. gambar 7. masjid tambora (facebook, 2010). masjid kebon jeruk (1786) masjid kebon jeruk (gambar 8) dibangun oleh muslim tionghoa. ruang utama masjid ini berukuran 10x10 m yang pada ketiga sisinya terdapat tiga pintu dengan bentuk serta ukuran yang sama, sedang pada sisi barat hanya dua. masjid ini memiliki dua limasan atap yang berbentuk menara. puncak atap lama berbentuk persegi empat dan seakan-akan tersembul dari tingkat kedua. di dalam menara ini terdapat hiasan bulan bintang. panggung di bawah atap cukup unik karena teralis kayu lama diganti dengan jendela kaca. atap menara baru berbentuk segi delapan dan terletak di depan menara lama, atapnya berbentuk limasan. dinding menara dihiasi dengan jendela yang melengkung. 924 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 917-927 gambar 8. masjid kebon jeruk (mesjid jami kebon jeruk, 2009). masjid al-mukarromah (1789) masjid al-mukarromah (gambar 9) didirikan di jalan lodan (1715 makam) oleh sayid abdul rahman bin alwi as-syathini. gambar 9. masjid al-mukarromah (tarekat qodiriyah, 2011). bentuk bangunan masjid di jakarta abad ke-19 masjid al-mukarromah (1815) masjid al-mukarromah terletak di jalan kali lio. masjid ini memadukan gaya bangunan eropa serta indonesia. pada mulanya disebut masjid kampung besar. empat sokoguru yang berjajar lurus dan menupang atap terbuat dari kayu jati hitam dan nama orang yang menyumbangkannya tertera di bagian atasnya. masjid langgar tinggi (1829) masjid ini didirikan di kelurahan pekojan. masjid ini mengandung unsur-unsur arsitektur eropa (pilar-pilar klasisistis menurut orde toskan), tionghoa (penyangga balok) dan jawa (denah dasar). bentuk bangunan masjid di jakarta abad ke-20 masjid hidayatullah (1921) masjid ini terletak di karet, kuningan. ruang utama masjid ini berukuran 10x16.8 m, didirikan di atas pondasi setinggi 25 cm dan diapit oleh dua menara di bagian mukanya. menara ini studi bentuk dan elemen… (widya katarina) 925 mungkin dipengaruhi oleh gaya persia. pengaruh gaya bangunan tionghoa tampak pada bentuk atap bangunan utama dan menara, yaitu jurai atap melengkung. pengaruh ini tampak pula pada gaya unik mimbar yang berupa hiasan flora (lotus, daun artimesia) dan fauna (burung, ayam, dan kerang). masjid jami al-makmur (sekitar 1915-1917) masjid yang berada di tanah abang ini dibangun oleh sayid abubakar bin mohammad bin abdurachman al-habsi. masjid ini dirancang oleh seorang arsitek belanda. pada awalnya berukuran 44x28 m. masjid ini memiliki dua menara pendek yang mengapit tiga pintu masuk dan atap bangunan masjid ini berbentuk kubah. gaya bangunannya menyerupai masjid timur tengah. masjid al-makmur (1923-1924) masjid al-makmur (gambar 10) berada di pekarangan raden saleh, cikini. masjid ini merupakan pindahan dari sebuah mushollah/masjid sederhana dari kayu dan gedek yang ada sejak 1859 yang pernah berada dalam kebun luas pelukis termasyur raden saleh. menara masjid ini 'luar' biasa untuk jakarta karena tidak lancip ke atas melainkan berbentuk kubah. gambar 10. masjid al-makmur (kaskus, 2011). masjid boplo (1985) masjid ini adalah bekas kantor bouwploeg (1912). masjid ini dinamakan masjid cut mutiah. denah dasar bangunan ini menyerupai salib yunani dengan keempat baloknya sama panjangnya. menara yang persegi empat itu sedkit pendek. tiga tingkatnya, dikelilingi empat sayap yang hanya bertingkat dua. ruang tengah memakai seluruh tempat di bawah kubah sentral setinggi tiga tingkat. bagian atas jendela-jendela yang setengah melengkung diisi kaca patri yang indah. busur/lengkungan ditunjang pilaster. penutup pada dasarnya tidak ada peraturan pasti tentang bagaimana bentuk sebuah masjid seharusnya. jika kita melihat ke belakang, dapat dilihat bahwa masjid pertama hanya berupa sebuah lapangan, yaitu halaman rumah nabi muhammad di madinah. di kemudian hari muncullah beberapa penambahan elemen masjid yang pada awalnya dikarenakan tuntutan fungsi, seperti atap untuk 926 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 917-927 melindungi dari panas dan hujan; dinding untuk melindungi, memberi batas, atau menciptakan suasana yang lebih pribadi/khusuk; menara/minaret yang digunakan muazin untuk melakukan panggilan/mengumandangkan adzan; kemudian penambahan elemen air untuk para umat membersihkan diri sebelum melakukan ibadah shalat (berwudhu); sementara ornamen kaligrafi berfungsi untuk menunjukkan identitas muslim. seiring dengan berjalannya waktu muncullah bentuk-bentuk masjid yang beragam karena disesuaikan dengan daerah dan kebudayaan masyarakat setempat. pembangunan masjid-masjid pada awal berkembang pesat di timur tengah yang terkenal dengan atap kubah dan jendela dengan bentuk lengkung sebagai ciri khasnya. sementara bentuk masjid di jakarta sendiri pada awalnya tidak mempunyai patokan bentuk yang jelas; karena bentuk bangunan masjid pada mulanya disesuaikan dengan bentuk rumah masyarakat pada saat itu. yaitu bentuk sederhana dengan atap susun tumpang dua agar tidak dirasa asing, sehingga masyarakat lebih dapat menerima kebudayaan islam yang perlahan-lahan mulai masuk ke dalam kebudayaan indonesia. selain hal tersebut, pada zaman dahulu bentuk-bentuk masjid juga dipengaruhi oleh pendiri atau pemiliknya. misalnya, jika yang mendirikan orang tionghoa, maka bentuk arsitektural masjidnya bernuansa cina; seperti atap lengkung, pewarnaan merah, atau ukiran berbau oriental. jika yang membangun orang india, maka masjid tersebut bernuansa india. namun demikian, gaya arsitektur tradisional "atap bersusun" merupakan yang paling populer pada masjid-masjid awal ini. pada saat ini, di mana zaman sudah semakin maju, kita melihat sedikit banyak perubahan pada bentuk-bentuk masjid yang ada di jakarta, baik itu yang berupa penghilangan atau penambahan elemen. perubahan ini banyak dipengaruhi oleh adanya pergeseran budaya, perkembangan teknologi, serta faktor yang sangat penting, yaitu ketersediaan dana, dan lainnya. pada masjid modern sendiri perubahan yang paling signifikan adalah penggunaan material. jika dahulu masjid-masjid tradisional hanya menggunakan material kayu, beton, dinding bata, dan lantai keramik; masjid pada zaman ini banyak menggunakan material beton, baja, marmer, granit, aluminium, dan lain-lain. sementara bentuk dan desain berada pada urutan berikutnya. tetapi tidak sedikit juga masjid modern yang mengambil bentuk-bentuk masjid pada awalnya (tradisional), yaitu atap susun tumpang dua seperti masjid pondok indah atau bentuk-bentuk masjid bergaya timur tengah seperti masjid istiqlal, masjid al-azhar, dan masjid sunda kelapa. masjid modern dan masjid tradisional di jakarta mempunyai perbedaanperbedaan ini dipicu oleh kemajuan zaman yang semakin berkembang. tetapi elemen-elemen dasar masjid-masjid ini tidak banyak mengalami perubahan, seperti bentuk denah ruang utama masjid yang mayoritas berbentuk persegi. karena bagaimanapun bentuk masjid, fungsi utamanya tetap, yaitu untuk melaksanakan ibadah shalat. daftar pustaka ensiklopedia indonesia. (1990). jakarta: cipta adi pustaka. facebook. (2010). sejarah jalan tambora dan mesjid tambora di jakarta. diakses dari http://www.facebook.com/note.php?note_id=295152892546. gunawan, hendra. (2011). masjid agung sunda kelapa, menteng, jakarta. rindu masjid. diakses dari http://bujangmasjid.blogspot.com/2011/04/masjid-agung-sunda-kelapa-menteng.html. gunawan, hendra. (2011). masjid luar batang, penjaringan, jakarta. rindu masjid. diakses dari http://bujangmasjid.blogspot.com/2011/05/masjid-luar-batang-penjaringan-jakarta.html. studi bentuk dan elemen… (widya katarina) 927 hilleribrand, robert. (1998). islamic art and architecture. london: thames & hudson. jakarta.go.id. (2012). as shalafiah, masjid. diakses dari http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/799. kaskus. (2011). jawa bag 2. diakses dari http://www.kaskus.co.id/showpost.php?p=368473592&postcount=21. mesjid jami kebon jeruk. (2009). artikel masjid kebon jeruk. diakses dari http://mesjidjamikebonjeruk.blogspot.com/. michell, george. (1995). architecture of the islamic world: its history and social meaning. london: thames & hudson. prihamdani, dion shaza. (2011). cagar budaya golongan b. diakses dari http://dionsarsitektur.blogspot.com/2011/04/cagar-budaya-golongan-b.html. sacred destinations. (2009). blue mosque, istanbul. diakses dari http://www.sacreddestinations.com/turkey/istanbul-blue-mosque. tarekat qodiriyah. (2011). masjid al’mukaromah kampung bandan. diakses dari http://tarekatqodiriyah.wordpress.com/2011/01/02/masjid-almukaromah-kampung-bandan/. wisata melayu. (2012). masjid an-nawier di pekojan. diakses dari http://www.wisatamelayu.com/id/tour/594-masjid-an-nawier-di-pekojan/navgeo. microsoft word 24-harijanto-analisa_dan_perancangan_aplikasi_e-marketing.docx pemanfaatan aplikasi e-marketing... (harijanto pangestu; dkk) 477 pemanfaatan aplikasi e-marketing pada pt jeah untuk memenangkan persaingan usaha harijanto pangestu; johan; erick wirawan; antonius andri widjaja; hendra jurusan sistem informasi, fakultas ilmu komputer, binus university, jln. kh syahdan no 9, kemanggisan, palmerah, jakarta 11480 harijantopangestu@binus.ac.id1; johanj@binus.edu2; ang_erick@yahoo.com3; antoniusandriw@yahoo.com.au4; hendrafu@gmail.com5 abstract the purpose of this research is to design a system that could give information to customers about the provided product and also as the order media. the research method used is based on the principle of the seven stages of internet marketing to create e-marketing application, also library research, field research, analysis and designing methodology by doing survey to pt jeah and analyzing the result. so far, the transaction process of pt jeah is done through manual that is customer came to the store to do purchase transaction. after the e-marketing application is done, it is hoped that could give better service to customers. e-marketing concept in this system will increase efficiency and affectivity especially into order process and product information to community. based on the research, it is concluded that with this e-marketing application as the center information and purchase media, it is hoped that the company could get loyalty from the customers and gather new market in online users. keywords: application, e-marketing abstrak tujuan dari penulisan ini adalah untuk merancang suatu sistem yang dapat memberikan informasi pada konsumen mengenai produk yang disediakan sekaligus dapat menjadi media pemesanan. metodologi penelitian yang digunakan berdasarkan prinsip the seven stages of internet marketing untuk pembuatan aplikasi e-marketing, disertai metode studi kepustakaan, studi lapangan, metode analisis dan metode perancangan dengan melakukan survei ke pt. jeah dan menganalisis hasil survei. selama ini proses transaksi di pt jeah dilakukan dengan cara manual, yaitu konsumen datang ke toko untuk melakukan transaksi pembelian. setelah aplikasi e-marketing ini diterapkan, diharapkan dapat memberikan kemudahan serta pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. pemanfaatan konsep e-marketing pada sistem ini akan meningkatkan faktor efisiensi dan efektivitas terutama pada proses pemesanan dan penyampaian informasi produk kepada masyarakat. berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya aplikasi e-marketing ini sebagai pusat informasi dan media pemesanan, maka diharapkan perusahaan dapat memperoleh loyalty dari pelanggan serta dapat menggarap pangsa pasar baru dengan pengguna online. kata kunci: aplikasi, e-marketing 478 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 477-492 pendahuluan seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat khususnya di bidang teknologi informasi, kebutuhan akan sarana yang efisien dan efektif dalam pengaksesan sumber informasi menjadi suatu keharusan agar tetap dapat berkompetisi. oleh karena itu, sebuah perusahaan harus memiliki strategi bisnis yang tepat supaya tetap mendapatkan kepercayaan dari para konsumen serta dapat bersaing dengan para pesaing lainnya. teknologi informasi memberikan peranan yang besar dalam aspek pengelolaan bisnis. salah satu teknologi informasi yang sampai saat ini banyak digunakan oleh masyarakat dunia adalah internet. internet sebagai jaringan komputer global telah terbukti dapat mempermudah pemakainya untuk berkomunikasi serta memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan akurat. dengan memanfaatkan internet, perusahaan dapat memasarkan produknya secara elektronik atau online, yang dikenal dengan istilah e-marketing. dengan aplikasi e-marketing ini, akan membantu tercapainya tujuan perusahaan yaitu meraih keuntungan yang kompetitif, membuka pasar baru dan pembinaan kesetiaan konsumen terhadap perusahaan. pt. jeah yang selanjutnya disebut jeah adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi keramik dan penjualan keramik, perlengkapan kamar mandi serta perlengkapan dapur. perusahaan ini terbagi atas tiga divisi utama. divisi satu bergerak di bidang produksi keramik, divisi dua bergerak di bidang penjualan barang impor seperti keramik, perlengkapan kamar mandi serta perlengkapan dapur, divisi tiga bergerak di bidang pemotongan ubin. adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh jeah antara lain adalah informasi yang diberikan masih terbatas pada ruang dan waktu, konsumen hanya bisa mendapatkan informasi mengenai produk pada jam kerja saja, selain itu para calon pembeli harus mendatangi langsung jeah sehingga kurang efisien. ruang lingkup penelitian ruang lingkup penelitian dibatasi pada perancangan aplikasi e-marketing ini berbasiskan internet, perancangan aplikasi e-marketing yang dibuat hanya untuk divisi satu dan dua dari perusahaan, perancangan aplikasi e-marketing ditujukan untuk melayani pemasaran dan pemesanan kepada konsumen, dalam perancangan aplikasi ini tidak mencakup keamanan web. tujuan dan manfaat tujuan dari penulisan ini adalah menganalisa kebutuhan-kebutuhan informasi dalam merancang aplikasi e-marketing, menganalisa sistem yang sedang berjalan, merancang suatu aplikasi e-marketing, membuat aplikasi e-marketing. manfaat yang diharapkan adalah memperluas jaringan pemasaran sehingga dapat meningkatkan jumlah konsumen, memudahkan calon pembeli dan pelanggan memperoleh infomasi mengenai produk, memberikan kemudahan kepada calon pembeli dan pelanggan untuk melakukan pemesanan secara online melalui internet sehingga dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya, memudahkan calon pembeli dan pelanggan untuk berkonsultasi sebelum membeli produk, memudahkan calon pembeli dan pelanggan untuk mencari produk yang diinginkan, memungkinkan member berinteraksi dengan member lain untuk bertukar informasi, dapat meningkatkan citra perusahaan sehingga akan memudahkan perusahaan untuk membangun relasi bisnis. kajian teori pengertian internet pemanfaatan aplikasi e-marketing... (harijanto pangestu; dkk) 479 internet adalah jaringan komunikasi umum, global yang menyediakan konektivitas (hubungan) langsung kepada semua orang melalui lan via isp atau langsung melalui isp (turban et al, 2004). berdasarkan kotler & armstrong (2001), internet adalah jaringan global yang luas dan terus berkembang yang menghubungkan para pengguna komputer dari segala jenis di seluruh dunia. active server pages (asp) microsoft active server pages (asp) merupakan suatu script yang bersifat server side yang ditambahkan pada html untuk membuat sebuah web menjadi lebih menarik, dinamis, dan interaktif. dengan asp, data konsumen dapat diolah dan diambil dengan sebuah form, membuat aplikasi-aplikasi tertentu dalam sebuah web, ataupun membuat database dalam sebuah web. di atas dikatakan bahwa asp bersifat server side yang berarti proses pengerjaan script berlangsung di server, bukan di browser/client. dengan kata lain jika menggunakan sebuah browser untuk memanggil sebuah file asp maka browser tersebut mengirimkan perintah ke web server, kemudian server tersebut mengeksekusi setiap script yang ada dan hasilnya dikirimkan kembali ke browser. bahasa script standar yang digunakan oleh asp adalah microsoft vbscript dan microsoft jscript (kurniawan, 2000). web database web database merupakan sebuah sistem penyimpanan data yang dapat diakses oleh bahasa pemrograman tertentu. namun tidak seperti sistem database konvensional yang hanya ditujukan untuk platform tertentu, web database dapat diakses oleh aplikasi web yang tentunya lebih bersifat umum (kurniawan, 2000). database definisi database menurut mannino (2001), database merupakan koleksi dari data terintegrasi (persistent) yang dapat digunakan bersama dan dapat saling dihubungkan (interrelated). pengertian sql menurut mannino (2001), sql (structured query language) sebuah bahasa database yang menjadi standar industri yang mencakup perintah untuk definisi database, manipulasi database dan pengendalian database. pemasaran pengertian pemasaran menurut asosiasi pemasaran amerika (american marketing association) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari gambaran, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi (mohammed et al, 2003). menurut kotler & armstrong (2001), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. 480 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 477-492 konsep pemasaran falsafah manajemen pemasaran mengatakan bahwa, untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) dan memuaskan konsumen secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan pesaing (kotler & armstrong, 2001). bauran pemasaran (marketing mix) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis meliputi produk, harga, promosi, saluran distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. (kotler & armstrong, 2001) electronic marketing (e-marketing) pengertian e-marketing e-marketing adalah proses membangun dan menjaga hubungan konsumen melalui aktivitas online untuk memfasilitasi pertukaran ide-ide, produk, dan jasa yang memuaskan tujuan kedua belah pihak (mohammed et al, 2003). e-crm membangun kepercayaan konsumen dengan cara yang terbaik untuk membuat konsumen menjadi setia dan mendapatkan kesetiaan konsumen sehingga lebih menguntungkan dibandingkan dengan konsumen yang tidak setia. ini adalah bagian dari strategi ecommerce dan karenanya memerlukan arahan dan perjanjian dari manajemen senior supaya sukses. manajemen senior harus memiliki pengertian yang luas tentang kemampuan dari teknologi ini dan kemudian menterjemahkannya ke dalam peluang yang spesifik yang mempengaruhi keunggulan bersaing (sumanjeet, 2007). the seven stages of internet marketing stage 1: framing the market opportunity langkah pertama mencakup analisa peluang pasar dan menginisialisasi langkah awal dari konsep bisnis, yaitu mengumpulkan data online dan offline yang secukupnya. menurut mohammed et al (2003), ada 6 langkah metodologi yang membantu mengevaluasi peluang pasar, yaitu (1) investigate opportunity in an existing or new value system, menganalisis peluang-peluang yang ada pada sistem yang berjalan dan kemungkinan adanya peluang-peluang yang baru; (2) identify unmet or undeserved needs, menganalisis sistem yang berjalan dan mencari apa saja yang diinginkan oleh konsumen atau calon konsumen tetapi sistem tidak dapat memenuhi permintaan tersebut; (3) identifying the target segment, menganalisis segmen pasar perusahaan; (4) declaring the company’s resource-based opportunity for advantage, menganalisis sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi emarketing; (5) assessing competitive, technological and financial opportunity attractiveness, menganalisis keunggulan-keunggulan perusahaan terhadap perusahaan lain dilihat dari sisi produk, teknologi dan keuangan; (6) making the final go/no-go decision, menentukan apakah perusahaan membutuhkan aplikasi e-marketing atau tidak berdasarkan hasil analisis diatas. stage 2: formulating the marketing strategy strategi e-marketing didasari oleh visi dan misi perusahaan, tujuan strategis perusahaan dan strategi pemasaran dari perusahaan yang mencakup segmentation, targeting dan positioning. pemanfaatan aplikasi e-marketing... (harijanto pangestu; dkk) 481 stage 3: designing the customer experience perusahaan harus mengerti tipe dari pengalaman konsumen yang perlu disesuaikan dengan peluang pasar. pengalaman itu harus dihubungkan dengan posisi perusahaan dan strategi pemasaran (mohammed et al, 2003). pada tahap ini, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan yaitu functionality, intimacy, dan evangelism. stage 4: crafting the customer interface terdapat 7 framework untuk membuat sebuah customer interface, yaitu (1) context, tampilan customer interface pada layar, misalkan kombinasi warna dan letak tombol (navigasi). elemen context terbagi menjadi dua dimensi, yaitu function dan aesthetics; (2) content, elemen content terbagi menjadi empat dimensi, yaitu offering mix, appeal mix, multimedia mix dan content type; (3) community, sebuah jalinan hubungan yang dibangun berdasarkan kepentingan yang sama; (4) customization, elemen ini dibagi menjadi 2 dimensi yaitu personalization dan tailoring; (5) communication, elemen ini dibagi menjadi 2 dimensi yaitu broadcast dan interactive; (6) connection, merupakan link yang disediakan didalam sebuah website untuk berhubungan dengan website yang lain; (7) commerce, suatu kapasitas transaksi yang terdapat pada suatu website yang terdiri dari beberapa dimensi, antara lain registration, shopping cart, security, order tracking, delivery option. stage 5: designing the marketing program mendesain program pemasaran mulai dari customer relationship yaitu hubungan pelanggan dengan perusahaan meliputi awareness, exploration atau expansion, commitment, dissolution dengan menggunakan internet marketing mix yang terdiri dari: product, pricing, communication, community, distribution, dan branding. customer relationship dan internet marketing mix merupakan komponen dalam marketspace matrix yang bertujuan untuk membantu perusahaan membuat pendekatan yang berfokus pada konsumen yang terintegrasi dengan e-marketing. stage 6: leveraging customer information through technology gambaran dari proses untuk memperoleh, mengorganisasikan, menganalisis, dan memberdayakan informasi yang berhubungan dengan konsumen yang dapat mengurangi ketidakpastian, sehingga mendukung kinerja perusahaan dan pengambilan keputusan manajerial yang lebih baik melalui perancangan database, menghasilkan informasi-informasi konsumen yang akurat, serta hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi e-marketing ini. stage 7: evaluating the marketing program langkah ini mencakup evaluasi dari semua program pemasaran internet. evaluasi dilakukan berdasarkan tiga kriteria yaitu teknologi, bisnis dan industri. hasil dan pembahasan stage 1: framing the market opportunity segmen pasar perusahaan seblum menggunakan internet adalah sebagai berikut: 482 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 477-492 tabel 1. segmen pasar perusahaan sebelum menggunakan internet keterangan : manajemen sumber daya dan sumber daya yang sudah ada dan yang dibutuhkan adalah (1) manajemen sumber daya yang sudah ada, jeah bekerjasama dengan beberapa pihak, antara lain distributor dan supplier (supplier bahan baku & supplier barang jadi); (2) sumber daya yang sudah ada, seperti showroom, staf, dan pabrik; (3) manajemen sumber daya yang dibutuhkan, yaitu kerja sama dengan lembaga keuangan, dengan jasa pengiriman barang, dan dengan penyedia layanan webhosting; (4) sumber daya yang dibutuhkan, yaitu situs yang menarik untuk e-marketing, nama domain untuk situs, peralatan dan staf baru untuk maintenance situs. kelebihan yang dimiliki oleh jeah jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya terletak pada produknya yang beraneka ragam motif dan kualitas yang tinggi, teknologi jeah memiliki sistem yang terintegrasi, dan modal yang cukup besar. gambar 1 go/no go decission dari semua hasil analisis diatas, maka didapatkan bahwa jeah membutuhkan aplikasi emarketing berupa website (go decission). stage 2: formulating the marketing strategy visi dan misi jeah visi dari jeah adalah menjadi perusahaan industri yang terdepan dalam memproduksi keramik. misi dari jeah adalah menyediakan aksesoris bahan bangunan yang berkualitas dan desain yang menarik dengan harga yang pantas. pemanfaatan aplikasi e-marketing... (harijanto pangestu; dkk) 483 strategi pemasaran segmentation gambar 2 segmentation jeah menggunakan strategi reclassified expansion. segmen pasar yang baru : tabel 2. segmen pasar perusahaan sesudah menggunakan internet keterangan : 484 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 477-492 targeting gambar 3 targeting jeah menggunakan strategi new opportunity targeting. usaha-usaha yang dilakukan untuk konsumen online adalah menyediakan website yang menarik untuk melayani konsumen, menyediakan fasilitas member, memberikan informasi produk terbaru kepada member melalui e-mail, membuat forum, dan harga produk yang lebih murah pada web. positioning gambar 4. positioning jeah menggunakan strategi new-opportunity positioning. dengan demikian, posisi jeah adalah sebagai market leader. usaha yang dilakukan oleh jeah yaitu menciptakan produk dengan motif dan model terbaru serta web yang menarik. stage 3: designing the customer experience web yang akan dibuat untuk jeah adalah web yang memiliki dua tema yaitu klasik dan futuristik, dimana user dapat memilih salah satu dari kedua tema yang disediakan. web yang akan pemanfaatan aplikasi e-marketing... (harijanto pangestu; dkk) 485 dibuat lebih didominasi oleh warna hitam dan putih. untuk membuat web yang baik dan menarik, maka harus memperhatikan 3 hal penting, yaitu functionality, intimacy dan evangelism. tabel 3. functionality, intimacy dan evangelism stage apa yang diinginkan konsumen apa yang disediakan perusahaan functionality • web dapat digunakan • kemudahan navigasi • kecepatan loading web • reliabilitas • function dalam web berjalan dengan baik • navigasi yang user friendly • web yang sederhana dan lengkap • tersedia setiap saat dengan informasi yang jelas & uptodate intimacy • personalisasi • fasilitas search • tampilan yang menarik • fasilitas konsultasi • dapat mengirimkan motif keramik sesuai dengan rancangan sendiri • visualisasi ruangan beserta produk yang digunakan • jalur distribusi di beberapa kota • informasi mengenai produk yang paling banyak terjual • informasi mengenai kegiatan yang diikuti oleh perusahaan • pilihan tampilan web • menu search • gambar dan warna yang menarik • menu e-consultation dan faq • menu your designs yaitu fasilitas upload • menu our designs • menu distribution • menu best seller • menu events evangelism • user dapat memperkenalkan web kepada orang lain • berkomunikasi dengan member lain • komentar terhadap web • menu tell your friends • menu forum • menu guest book rancangan sistem yang diusulkan stage 4: crafting the customer interface gambar 5 halaman home tema klasik gambar 6 halaman home tema futuristik context konteks terdiri dari function (section breakdown, linking structure, navigation tools) dan aesthetics. 486 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 477-492 offering mix appeal mix multimedia mix gambar 7 halaman product gambar 8 halaman best seller gambar 9 halaman start up content tipe konten yaitu (1) highly time-sensitive, merupakan informasi yang perlu di-update sesering mungkin seperti events, best seller dan sale; (2) less time-sensitive, merupakan informasi yang tidak harus selalu di-update, seperti tips. komunitas gambar 10 halaman forum customization dalam applikasi ini, customization terdiri dari other theme dan edit profile. gambar 11 halaman edit profile tema futuristic pemanfaatan aplikasi e-marketing... (harijanto pangestu; dkk) 487 komunikasi pada web ini, elemen communication dibagi menjadi 2 dimensi, yaitu (1) broadcast, yaitu komunikasi satu arah, contohnya events; (2) interaktif, yaitu komunikasi dua arah, contohnya contact us. gambar 12. halaman events gambar 13. halaman contact us koneksi web ini juga menyediakan link menuju web jasa pengiriman barang tiki yaitu www.tiki.co.id. gambar 14. halaman terms & condition gambar 15. halaman check out stage 5: designing the marketing program tabel 4. marketspace matrix awareness exploration/ expansion commitment dissolution product • keanekaragaman produk • sale • best seller • fitur search • fitur econsultation • fitur your design (upload) • tips • contact us • pemesanan online price • lebih murah dari offline • e-cart • sale • pemesanan online • unsubscribe communication • promosi melalui banner dan search engine. • contact us • tell your friends • events • newsletter • adanya feedback • guest book • unsubscribe 488 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 477-492 community • diskusi • forum • menjaga kualitas forum • unsubscribe distribution • menu distribution stage 6: leveraging the customer information through technology perancangan database tabel-tabel yang digunakan untuk membuat database yang berhubungan dengan web ini adalah: tabel 5 nama field tipe pjg keterangan userid (pk) varchar 10 kode member password varchar 10 password member nama varchar 50 nama member gender varchar 1 gender member umur varchar 3 umur member alamat varchar 100 alamat member telepon varchar 20 telepon member email varchar 40 email member tabel 6. mstopik nama field tipe pjg keterangan kdtopik (pk) varchar 5 kode topik topik varchar 20 topik tabel 7. mskategori nama field tipe pjg keterangan kdkategori (pk) varchar 2 kode kategori kategori varchar 20 nama kategori tabel 8. msjenis nama field tipe pjg keterangan kdjenis (pk) varchar 2 kode jenis jenis varchar 20 nama jenis tabel 9. msmerek nama field tipe pjg keterangan kdmerek (pk) varchar 2 kode merek merek varchar 20 nama merek tabel 10. trbestseller nama field tipe pjg keterangan kdbestseller int 4 kode best pemanfaatan aplikasi e-marketing... (harijanto pangestu; dkk) 489 (pk) seller jenis varchar 25 jenis produk kdproduk (fk) varchar 10 kode produk tabel 11. msadmin nama field tipe pjg keterangan adminid (pk) varchar 10 kode admin password varchar 10 password admin tabel 12. msguestbook nama field tipe pjg keterangan kdguestbook (pk) int 4 kode guestbook tanggal varchar 30 tanggal userid (fk) varchar 10 kode member pesan varchar 1000 pesan tabel 13. headerpemesanan nama field tipe pjg keterangan kdorder (pk) int 4 kode faktur tanggal varchar 30 tanggal faktur userid (fk) varchar 10 kode member totalbelanja varchar 15 total belanjaan tabel 14. trhadiah nama field tipe pjg keterangan kdhadiah (pk) varchar 4 kode hadiah kdproduk (fk) varchar 10 kode produk tabel 15. detailpemesanan nama field tipe pjg keterangan kdorder (pk) int 4 kode faktur kdproduk (pk) varchar 10 kode produk jumlah varchar 5 jumlah produk yang dipesan subtotal varchar 15 sub total harga per produk tabel 16. msreferensi nama field tipe pjg keterangan kdreferensi (pk) char 5 kode referensi userid (fk) varchar 10 kode member pesan varchar 1000 pesan emailtujuan1 varchar 40 email tujuan pertama 490 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 477-492 emailtujuan2 varchar 40 email tujuan kedua emailtujuan3 varchar 40 email tujuan ketiga tabel 17. trforum nama field tipe pjg keterangan kdforum (pk) int 4 kode forum kdtopik (fk) varchar 5 kode topik subjek varchar 50 sebjek userid (fk) varchar 10 kode member pesan varchar 5000 pesan tanggal varchar 30 tanggal tabel 18. headerdesain nama field tipe pjg keterangan kddesain (pk) varchar 50 kode desain ruangan varchar 50 kategori ruangan tabel 19. detaildesain nama field tipe pjg keterangan kddesain (pk) varchar 10 kode desain tiperuangan varchar 50 nama ruangan gambarruangan varchar 200 gambar ruangan kdproduk (pk) varchar 10 kode produk pertama tabel 20. temp nama field tipe pjg keterangan kdtemp (pk) varchar 2 kode temp kdproduk (fk) varchar 10 kode produk nama varchar 50 nama testimonial varchar 1000 komentar terhadap produk tabel 21. trproduk nama field tipe pjg keterangan kdproduk (pk) varchar 10 kode produk kdjenis (fk) varchar 2 kode jenis produk kdkategori (fk) varchar 2 kode kategori produk kdmerek (fk) varchar 2 kode merek produk deskripsi varchar 200 deskripsi produk ukuran (pk) varchar 10 ukuran produk harga varchar 8 harga produk pemanfaatan aplikasi e-marketing... (harijanto pangestu; dkk) 491 stok varchar 5 stok produk gambar varchar 200 gambar produk pertama gambar2 varchar 200 gambar produk kedua warna (pk) varchar 20 warna produk testimonial varchar 1000 komentar terhadap produk informasi konsumen melalui tabel tabel yang terdapat di atas maka dapat diperoleh data antara lain data pemesanan masing-masing member, data lengkap konsumen berdasarkan atribut tertentu, data testimonial, dan data forum. stage 7: evaluating the marketing program program marketing ini dievaluasi berdasarkan 3 kriteria, yaitu (1) teknologi, terdiri dari aesthetics, navigasi, teks, fitur, konten, personalisasi; (2) bisnis, terdiri dari akses, keamanan, informasi layanan, customer service & support, dan contact information; (3) industry, dalam segi industri, web ini tergolong baik karena didukung oleh beberapa hal yaitu menyediakan fitur e-cart untuk memudahkan user transaksi pemesanan, memberikan informasi detil mengenai produk kepada user, menyediakan sarana pendukung keputusan melalui menu e-consultation sebelum member melakukan transaksi pemesanan. penutup berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan yang dapat diambil adalah bahwa aplikasi emarketing ini cocok digunakan pada perusahaan yang ingin memperluas pasarnya, karena dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak lagi konsumen. aplikasi e-marketing ini memiliki fasilitas dan user interface yang ada sudah cukup bagus, interaktif dan informatif karena dapat menyediakan informasi lengkap dan uptodate yang dibutuhkan konsumen seputar produk ataupun informasi lainnya, seperti tips dan events. konsumen juga dapat menyampaikan keluhan, saran dan kritiknya sehingga perusahaan mengetahui apa keinginan konsumen sehingga perusahaan dapat merespon keinginan konsumen dengan memikirkan solusi yang paling tepat. informasi mengenai kinerja perusahaan terutama mengenai data pemesanan yang terdapat pada database tersedia setiap saat, sehingga dapat digunakan oleh manajer untuk membantu proses pengambilan keputusan. beberapa saran yang dapat digunakan pihak perusahaan untuk mendukung aplikasi e-marketing yang diusulkan terhadap sistem yang sedang berjalan adalah aplikasi ini belum terintegrasi dengan sistem lain yang offline, sehingga untuk masa mendatang diharapkan dapat terintegrasi dengan sistem lainnya agar informasi yang tersedia dapat diperoleh dengan cepat dan akurat bagi manajemen. untuk menjamin kualitas informasi maka aplikasi ini perlu dilengkapi dengan keamanan web yang baik. pihak perusahaan pun perlu mempekerjakan web administrator yang bertugas untuk merawat isi dari web sehingga selalu uptodate dan aplikasi ini perlu dikembangkan terus menerus sehingga aplikasi ini dapat terus mengikuti perkembangan teknologi informasi yang cepat dan dapat bersaing dengan sistem pemasaran lainnya dari perusahaan sejenis yang ada. 492 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 477-492 daftar pustaka kotler, p., & armstrong, g. (2001). prinsip-prinsip pemasaran. erlangga: eight edition. kurniawan, y. (2000). aplikasi web database dengan asp. jakarta: elex media komputindo. mannino, m. v. (2001). db application, development and design. mcgraw-hill. mohammed, r. a., fisher, r. j., jaworski, b. j., & paddison, g. j. (2003). internet marketing: building advantage in a network economy. mcgraw-hill. sumanjeet (2007). e-commerce strategies the art of digital war, retrieved on 12 august 2010. turban, e., king, d., lee, j., & viehland, d. (2004). electronic commerce 2004: a managerial perspective. pearson education. microsoft word 05.si daniel k technical report anapersi spk-ok.doc 774 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 774-787 analisis dan perancangan sistem pendukung keputusan pemilihan pemasok terbaik dari pemasok tersedia dengan metode analytical hierarchy process (ahp): studi kasus divisi power pt guna elektro daniel kartawiguna; yohanes adityo prayudo; maureen sutiono; hendry roesly information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 114801 daniel.kartawiguna@gmail.com abstract the purpose of this study is to develop a decision support system to support supplier selection process in pt guna elektro and also to develop a system that could provide alternatives to the selection of the best suppliers. the methodologies used in this study are analysis, design, and literature study. analysis will be done by conducting a survey about the current company system, conducting interviews with system users, and then analyzing the survey results. the literature study is conducted by searching reference sources related to the study while the design is conducted by designing a data management subsystem, model, knowledge base, and user interface. the result on the development of the decision support system application can be used to select the most appropriate supplier which are suitable with the criteria required. the developed decision support system helps support the decision making process for supplier selection. keywords: system, decision, supplier selection, analytical hierarchy process (ahp) abstrak tujuan penelitian ini adalah membangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk mendukung proses pemilihan pemasok pada pt guna elektro serta membangun sebuah sistem yang bisa memberikan alternatifalternatif pemilihan pemasok terbaik. metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis, metode perancangan dan studi kepustakaan. dalam metode analisis yang dilakukan adalah mensurvei sistem perusahaan yang berjalan, melakukan wawancara dengan pengguna sistem, menganalisis hasil survei. dalam studi kepustakaan yang dilakukan dengan mencari sumber-sumber referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. sedangkan dalam metode perancangan yang dilakukan adalah merancang subsistem menajemen data, model, basis pengetahuan, dan antarmuka pengguna. hasil yang dicapai adalah terciptanya suatu aplikasi sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk memilih pemasok mana yang paling tepat dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. sistem ini membantu mendukung proses pengambilan keputusan untuk pemilihan pemasok. kata kunci: sistem, keputusan, pemilihan pemasok, analytical hierarchy process (ahp) analisis dan perancangan sistem... (daniel kartawiguna; dkk) 775 pendahuluan pt guna elektro yang berkantor pusat di jakarta merupakan perusahan yang bergerak di bidang elektronik, mekanikal dan infrastruktur komunikasi di indonesia. perusahaan ini juga mempunyai anak perusahaan yang salah satunya memproduksi alat-alat listrik berdaya besar yang biasa di gunakan oleh pln atau perusahaan pengeboran minyak. selain itu perusahaan ini juga banyak menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan asing ternama. pt guna elektro memfokuskan bisnisnya dari pendapatan proyek-proyek baik dari pemerintahan maupun dari perusahaan swasta. dalam situasi ini ditemukan adanya masalah yang tidak terstruktur pada manajer tingkat atas karena sulitnya menentukan penilaian pemasok yang dapat memberikan kualitas dan harga terbaik serta tepat waktu dalam pengerjaan dan pengirimannya, agar sesuai dengan standar kriteria perusahaan. oleh karena itu dipandang perlu untuk dapat membangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk mendukung proses pemilihan pemasok terbaik dari daftar pemasok divisi power pt guna elektro. adapun ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis sistem pengadaan barang (procurement) dan seleksi pemasok yang sedang berjalan di divisi power pt guna elektro. hasil analisis yang diperoleh akan dilanjutkan pada tahap perancangan dan pengembangan sistem pendukung keputusan yang mampu mendukung proses pemilihan pemasok terbaik dari daftar pemasok yang dimiliki olah divisi power pt guna elektro. tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk mendukung proses pemilihan pemasok terbaik dari daftar pemasok yang sudah ada serta dapat memberikan alternatifalternatif pemilihan pemasok terbaik berdasarkan kriteria yang ditetapkan. adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah mengembangkan suatu sistem yang dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan pemilihan pemasok terbaik. dengan pemilihan pemasok yang tepat, diharapkan pemasok yang terpilih akan sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh divisi power pt guna elektro. metode penelitian ini dimulai dengan melakukan studi kepustakaan dengan mencari sumber-sumber referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. sumber-sumber referensi tersebut diperoleh melalui buku, artikel, dan jurnal online dari internet sebagai landasan teori. berdasarkan teori yang ada, kemudian dilanjutkan dengan tahapan analisis sistem melalui lima tahapan. tahap pertama dimulai dengan melakukan survei sistem yang sedang berjalan, wawancara dengan manajer yang bersangkutan di perusahaan untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat, analisis hasil survei: menyaring dan menganalisis kembali informasi yang telah didapatkan sesuai dengan sistem yang akan dibangun. identifikasi kebutuhan informasi. hasil analisis dijadikan masukan bagi perancangan spk. metode perancangan sistem dilakukan dengan alat bantu perancangan sistem, yaitu: data flow diagram, entity relationship model, dan state transition diagram (std). metode perancangan sistem ini digunakan untuk perancangan subsistem manajemen data, perancangan subsistem manajemen model, dan perancangan subsistem antarmuka pengguna. hasil dan pembahasan studi pustaka sistem pendukung keputusan (spk) 776 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 774-787 sebelum mengambil keputusan pertama-tama kita harus memahami masalah yang ada, kemudian kita juga harus mengerti kebutuhan dan tujuan dari keputusan tersebut. pengambilan keputusan melibatkan banyak kriteria dan sub kriteria yang digunakan untuk menentukan peringkat alternatif keputusan. kriteria pengambilan keputusan, subkriteria yang ada, pemangku kepentingan dan kelompok dipengaruhi dan alternatif tindakan yang diambil juga harus dipahami sebelum keputusan diambil. menurut turban (2004, p136), definisi awal sistem pendukung keputusan (spk) menunjukkan bahwa spk sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan menajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. komponen spk menurut turban (2004, p.144) terdiri dari beberapa subsistem, yaitu susbsistem manajemen data, subsistem manajemen model, subsistem antarmuka pengguna, dan subsistem manajemen berbasis pengetahuan (gambar 1). turban (2004, p.141) juga mengungkapkan kemampuan utama suatu spk adalah mendukungan pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak terstruktur dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. pemanfaatan spk memberikan banyak keuntungan bagi pengguna baik sebagai individu maupun kelompok, organisasi, dan pengembangan ilmu pengambilan keputusan itu sendiri. pemanfaatan sistem spk dalam suatu organisasi akan meningkatkan efisiensi pribadi, mempercepat proses pengambilan keputusan, meningkatkan pengendalian organisasi, mendorong eksplorasi dan penemuan pada bagian dari pembuat keputusan, mempercepat pemecahan masalah, memfasilitasi komunikasi interpersonal, mempromosikan pembelajaran atau pelatihan, menghasilkan bukti baru untuk mendukung keputusan, menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan, mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir tentang masalah ruang, dan tentunya dapat membantu mengotomatisasikan proses manajerial. spk dapat dimanfaatkan oleh semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini baik secara individu maupun kelompok. pengimplementasian spk akan memberikan dukungan untuk pengambilan keputusan baik secara independen dan atau sekuensial, mendukung semua fase proses pengambilan keputusan, serta dapat mendukung berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. oleh sebab itu sistem spk akan memberikan peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, ketepatan waktu, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). analytic hierarchy process (ahp) analytic hierarchy process (ahp) adalah teknik terstruktur untuk mengatur dan menganalisis keputusan yang kompleks. ahp dikembangkan berdasarkan teori matematika dan psikologi oleh thomas l. saaty pada tahun 1970 dan telah diteliti secara luas serta disempurnakan sejak saat itu. analytic hierarchy process (ahp) didefinisikan oleh saaty (2008) sebagai teori pengukuran melalui perbandingan berpasangan dan bergantung pada penilaian dari para ahli untuk mendapatkan skala prioritas. ahp adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perseorangan atau kelompok untuk membagi gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. permadi (1992) mendeifinisikan ahp sebagai sebuah hirarki fungsional dengan masukan utamanya persepsi manusia. dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompokkelompoknya. kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. ada tiga prinsip dasar ahp (saaty, 1991, p28): (1) menggambarkan dan menguraikan secara hirarkis yang kita sebut menyusun secara hirarkis, yaitu memecah-mecah persoalan menjadi unsurunsur yang terpisah-pisah; (2) pembedaan prioritas dan sintesis, yang kita sebut penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya; (3) konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. analisis dan perancangan sistem... (daniel kartawiguna; dkk) 777 sistem lain yang berbasis komputer manajemen data model eksternal subsistem berbasis pengetahuan antarmuka pengguna manajer (pengguna) data eksternal dan internal manajemen model internet intranet ekstranet basis pengetahuan organisational gambar 1. diagram sistem pendukung keputusan (turban, 2004, p.144) selain itu, saaty (1991, p25) juga menyebutkan berbagai keuntungan dari ahp yaitu: (1) kesatuan – ahp memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur; (2) kompleksitas – ahp memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks; (3) saling ketergantungan – ahp dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier; (4) penyusunan hirarki – ahp mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan struktur yang serupa dalam setiap tingkat; (5) pengukuran – ahp memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas; (6) konsistensi – ahp melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas; (7) sintetis – ahp menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternative; (8) tawarmenawar – ahp mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka; (9) penilaian dan consensus – ahp tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda; (10) pengulangan proses – ahp memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan. sedangkan, suryadi & ramdhani (2002, p.131) menyebutkan kelebihan ahp dibandingkan dengan yang lainnya, yaitu: (1) struktur berhierarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam; (2) memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan; (3) memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas pengambilan keputusan. 778 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 774-787 langkah-langkah dalam metode ahp meliputi: (1) mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan; (2) membuat struktur hierarki (gambar 2) yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria paling bawah; (3) membuat matriks-matriks perbandingan berpasangan dan menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. perbandingan dilakukan berdasarkan judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. kriteria a kriteria b kriteria c kriteria d kriteria e goal alternatif a alternatif b alternatif c gambar 2. struktur hierarki ahp (suryadi dan ramdhani, 2002, p.140) saaty menetapkan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya (tabel 1). tabel 1 skala penilaian perbandingan berpasangan (suryadi dan ramdhani, 2002, p.132) intensitas dari kepentingan pada skala absolut definisi penjelasan 1 kedua elemen sama pentingnya. dua elemen mempunyai pengaruh yang sama 3 elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen lainnya pengalaman dan penilaian sedikit menyokong 1 elemen dibanding elemen lain 5 elemen yang satu lebih penting dari elemen lainnya pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong 1 elemen dibanding elemen lain 7 satu elemen jelas lebih mutlak penting dari elemen lainnya satu elemen yang kuat disokong dan dominant terlihat dalam praktek 9 satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya bukti menyukai satu aktivitas atas yang lain sangat kuat 2, 4, 6, 8 nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan nilai ini diberikan bila ada kompromi diantara dua pilihan kebalikan jika untuk aktivitas i mendapat 1 angka dibanding dengan aktifitas j, j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i analisis dan perancangan sistem... (daniel kartawiguna; dkk) 779 analisis sistem berjalan berikut adalah tata laksana sistem procurement yang sedang berjalan: (1) bagian penjualan (sales) membuat surat permintaan pembelian barang (sppb) dan memberikannya kepada bagian purchasing dan bagian logistik; (2) setelah sppb diterima, bagian purchasing lalu membuat dan mengirimkan surat permintaan penawaran harga (spph) kepada pemasok. selanjutnya pemasok akan mengirimkan surat penawaran harga (sph) kepada bagian purchasing; (3) setelah surat penawaran harga diterima dari pemasok, pihak manajemen dan bagian purchasing melakukan analisis untuk pemilihan pemasok yang paling sesuai. setelah pemasok dipilih, selanjutnya bagian purchasing akan membuat dan mengirimkan surat pembelian barang (spb) kepada pemasok. salinan dari surat pembelian barang lalu diserahkan kepada bagian finance; (4) pemasok mengirimkan order ackowledgement kepada bagian purchasing sebagai konfirmasi atas surat pembelian barang yang telah dikirimkan. salinan dari order acknowledgement lalu diserahkan kepada bagian finance; (5) bagian purchasing melakukan purchase tracking; (6) pemasok mengirimkan barang yang dipesan beserta surat jalan dan packing list kepada bagian pembelian; (7) bagian purchasing melakukan quality control terhadap barang yang dikirim oleh pemasok, lalu dilakukan labeling “pass/reject”; (8) apabila ada barang yang “reject”, bagian purchasing akan melakukan retur ke pemasok; (9) pemasok mengirimkan surat jalan dan packing list beserta invoice kepada bagian finance; (10) bagian finance memasukkan invoice dari pemasok ke dalam aging account payable; (11) bagian purchasing mentransfer barang ke bagian logistik. surat jalan dan packing list diserahkan ke bagian logistik; (12) barang disimpan oleh bagian logistik dan dilakukan inventory record oleh bagian logistik. untuk lebih jelasnya, lihat gambar 3 dan 4. sistem pembelian barang pt. guna elektro supplier manager approved_supplier penawaran harga supplier_list spph penawaran harga p/o surat jalan / packing list surat jalan / packing list retur surat jalan / packing list invoice oa gambar 3. diagram konteks sistem procurement. adapun kelemahan proses yang berjalan, yaitu pemilihan pemasok dari daftar pemasok biasanya dilakukan hanya berdasarkan pengalaman dan penilaian subyektif, sehingga dapat terjadi kesalahan di mana pemasok yang dipilih tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan. selain itu, belum ada suatu sistem yang dapat membantu atau mendukung proses pemilihan pemasok dari daftar pemasok. untuk mengatasi kelemahan proses ini, diusulkan untuk: (1) membuat suatu sistem untuk mendukung dan membantu proses pemilihan pemasok; (2) menggunakan metode ahp untuk pemilihan pemasok, sehingga pemilihan pemasok menjadi lebih obyektif; (3) menggunakan metode ahp yang akan memberikan ranking pemasok sesuai dengan kriteria yang diinginkan. 780 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 774-787 usulan sistem pendukung keputusan rancangan sistem yang diusulkan untuk digunakan oleh divisi power pt guna elektro adalah sebuah sistem pendukung keputusan yang berfungsi untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan dalam menentukan pemasok yang paling sesuai. sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode analytic hierarchy process (ahp) yang pada intinya melakukan perhitungan bobot dari kriteria-kriteria yang pada akhirnya akan menghasilkan alternatif-alternatif terbaik untuk membantu proses pengambilan keputusan. adapun sistem yang akan dirancang terdiri dari komponen-komponen yang digambarkan oleh gambar 5. komponen sistem yang akan dikembangkan dapat dijelaskan sebagai berikut. subsistem manajemen data (gambar 6) berisi data internal maupun eksternal yang relevan dan dibutuhkan oleh sistem. data tersebut dikelola oleh sistem manajemen basis data (dbms). subsistem manajemen model merupakan manajemen model yang digunakan oleh sistem. dalam hal ini model eksternal yang digunakan adalah analytic hierarchy process atau ahp. sedangkan aubsistem antarmuka pengguna merupakan komponen yang digunakan oleh user untuk berinteraksi dengan sistem. dalam hal ini bahasa pemrograman yang digunakan adalah visual basic.net. ok not not ok 1. data suppli er baru 2. seleksi ok / not ? 4. evaluasi ok / not ? 3. input data asl 5. update data asl 6. sel eksi ok / not ? 7. supplier terpilih ok no t gambar 4. alur detail proses seleksi pemasok. rancangan subsistem manajemen model sistem pendukung keputusan ini menggunakan model analytic hierarchy process (ahp). model ahp digunakan untuk membantu manajer mengambil keputusan untuk memilih pemasok terbaik (gambar 7). ada tujuh kriteria yang digunakan dalam pemilihan pemasok, yaitu: delivery lead time, on time delivery, quantity, quality, reputation, technical support, dan price. analisis dan perancangan sistem... (daniel kartawiguna; dkk) 781 rancangan subsistem manajemen data berikut adalah rancangannya (gambar 6). kriteria-kriteria di di bawah ini akan digunakan dalam pemodelan dengan menggunakan ahp (tabel 2). manajemen data manajemen model manajemen antarmuka pengguna data internal dan eksternal user model ahp gambar 5. rancangan sistem. data-data kriteria tersebut dengan pengecualian price akan diperoleh dari nilai evaluasi pemasok yang dilakukan pt guna elektro sebanyak dua kali dalam setahun. untuk price, data baru dapat diperoleh setelah mendapat quotation atau surat penawaran harga dari pemasok. data nilai evaluasi pemasok yang dilakukan perusahaan berskala 1 sampai dengan 5. nilai tersebut akan dikonversi ke dalam skala preferensi ahp dengan menggunakan rumus: n = s x 2 di mana s adalah selisih nilai evaluasi dua pemasok yang diperbandingkan untuk tiap kriteria. contohnya, untuk kriteria quality, pemasok a mempunyai nilai 5 dan pemasok b mempunyai nilai 3, maka: n = (5-3) x 2 n = 4 dengan demikian, skala perbandingan pemasok a terhadap b adalah 4. 782 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 774-787 -supplier_code : string -supplier_name : string -address_1 : string -address_2 : string -city : string -phone_1 : string -phone_2 : string -fax : string -contact_person : string supplier -item_category_code : string -item_category_name : string -description : string -weight_code : string item_category -price_code : string -quotation_code : string -supplier_code : string -item_name : string -item_category_code : string -date : d ate -price : string price 1..1 1..* -evaluation_code : string -supplier_code : string -date : d ate -delivery lead time : integer -on t ime delivery : integer -quantity : integer -quality : integer -reputation : integer -technical support : integer evaluation_score 1..1 1..* -weight_code : string -delivery lead time : integer -on time delivery : integer -quantity : integer -quality : integer -reputation : integer -tec hnical support : integer -price : integer -description : integer weight_criteria 1..1 1..* -supplier_code : string -item_code : string supplier_item 1..* 1..1 1..1 1..* 1..1 1..1 gambar 6. rancangan entity relationship diagram. prc pem ilihan supplier supplier a supplier b dlt otd qty qlt rpt ts supplier c gambar 7. hierarki keputusan pemilihan pemasok. analisis dan perancangan sistem... (daniel kartawiguna; dkk) 783 tabel 2 kriteria pemilihan pemasok kode kriteria nama kriteria keterangan prc price harga penawaran yang ditawarkan oleh pemasok dlt delivery lead time lamanya waktu dari po dikeluarkan sampai barang tersebut sampai di gudang otd on time delivery ketepatan waktu pengiriman qty quantiy kesesuaian jumlah barang saat dikirim qlt quality kualitas barang, jumlah barang cacat/reject rep reputation reputasi pemasok yang bersangkutan tc technical support dukungan teknis pemasok yang bersangkutan rancangan subsistem antarmuka pengguna berikut adalah rancangannya (gambar 8). main form form supplier analysis form criteria comparison form criteria comparison result form price comparison supplieranalysis new criteria choose criteria form datasupplier form data evaluasi supplier form login ok next save form rank ingform graphic chart view graphic form data item category data login logout gambar 8. state transition diagram. 784 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 774-787 pada sistem spk yang dikembangkan, masukan untuk perhitungan ahp dikategorikan menjadi tiga, yaitu: input perbandingan antar kriteria, input perbandingan price antar pemasok (supplier), dan input perbandingan kriteria lainnya antar pemasok (supplier). rancangan dialog tampilan jendela awal yang muncul saat pertama kali program dijalankan adalah jendela login. setelah pengguna memasukkan username dan password dan terverifikasi oleh sistem, akan muncul main form dengan pilihan menu file, menu, data, dan help. pilihan data untuk melihat master data sedangkan pada pilihan menu terdapat sub menu analysis untuk membuka form analysis (gambar 9). dalam form ini, pertama dapat dipilih kategori item, kemudian dipilih dari list, minimal harus dipilih dua pemasok (supplier) untuk dibandingkan. setelah itu pengguna harus menentukan bobot kriteria pada list criteria (gambar 10), atau dipilih new criteria untuk membuat perbandingan baru. pilihan choose criteria akan membuka form price comparison. form ini berfungi untuk membandingkan antar criteria. criteria dapat dipilih dalam combo box lalu set slider digunakan untuk membandingkan setiap criteria yang kemudian dapat disimpan. gambar 9. formulir supplier analysis. gambar 10. criteria comparison. formulir comparison result (gambar 11) menampilkan hasil dari perbandingan kriteria yang dilakukan sebelumnya. pengguna bisa menambahkan deskripsi berupa nama atau keterangan dan setelah itu dapat disimpan. proses selanjutnya akan kembali pada formulir supplier analysis. form price comparison (gambar 12) digunakan untuk melakukan perbandingan harga antar pemasok (supplier). angka pembanding untuk tiap supplier-nya harus ditentukan lalu pilih “next”. setelah semua dibandingkan maka akan ditampilkan form ranking (gambar 13). form ranking yang akan menampilkan ranking pemasok (supplier) berdasarkan perhitungan ahp yang telah dilakukan. jika ingin melihat per kriteria saja maka beri tanda pada checked list box criteria di bagian tengah form dan dapat ditampilkan chart per pemasok (supplier) dengan memilih view graphic (gambar 14). analisis dan perancangan sistem... (daniel kartawiguna; dkk) 785 gambar 12. formulir price comparison. gambar 11. formulir comparison result. gambar 13. formulir ranking. gambar 14. tampilan grafik. formulir data item category (gambar 15) dapat diakses melalui pilihan menu data dan digunakan untuk menampilkan list item category. dari formulir ini dapat dilakukan input data baru, mengedit data yang ada, serta menyimpannya atau membatalkannya. sedangkan, formulir data supplier (gambar 16) untuk menampilkan daftar pemasok (list supplier). di sini juga dapat dilakukan input data baru, mengedit data yang ada, serta menyimpannya atau membatalkannya. berikutnya adalah formulir data evaluasi supplier untuk menampilkan daftar nilai evaluasi supplier. dalam form ini juga dapat dilakukan input data baru, pengubahan data yang ada, dan penyimpanan data. hasil akhir analisis ini akan ditampilkan pada form hasil akhir (gambar 17). pilihan-pilihan yang sudah ada dan telah dipilih oleh manajer akan ditampilkan nama, alamat serta bobot setiap kriteria dari pemasok terpilih dirinci lebih spesifik. 786 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 774-787 gambar 15. formulir data item category. gambar 16. formulir data supplier. gambar 17. formulir data evaluasi supplier. penutup dari hasil analisis dan perancangan sistem pendukung keputusan pemilihan pemasok terbaik dari pemasok yang tersedia dengan metode analytical hierarchy process (ahp) studi kasus divisi power pt guna elektro, telah berhasil dikembangan suatu spk pemilihan pemasok yang membantu mendukung proses pengambilan keputusan untuk pemilihan pemasok terbaik dari daftar pemasok. dengan memanfaatkan sistem ini proses pemilihan pemasok terbaik dari daftar pemasok menjadi lebih mudah dan lebih objektif selain itu keluaran sistem ini menghasilkan ranking pemasok yang tepat sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. ini dapat tercapai karena spk pemilihan pemasok analisis dan perancangan sistem... (daniel kartawiguna; dkk) 787 yang dikembangkan menggunakan perhitungan ahp berdasarkan harga penawaran, nilai evaluasi, dan kriteria yang ditetapkan. dari sisi pengoperasian aplikasi ini oleh pengguna, sistem ini tidak memerlukan pelatihan khusus bagi pemakai karena dirancang sedemikian sehingga mudah untuk digunakan. hanya dengan melihat tampilan-tampilan yang telah dirancang, pengguna dapat langsung menggunakan aplikasi ini. beberapa saran yang dapat diberikan pada studi ini, yaitu spk pemilihan pemasok yang telah dikembangkan ini sebaiknya terus dievaluasi dan dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan. selain itu spk pemilihan pemasok ini sebenarnya dapat diperluas pengunaannya pada divisi-divisi lain pada perusahaan. daftar pustaka saaty, t. l. (1991). pengambilan keputusan seri manajemen no. 134. jakarta: binaman pressindo. saaty, t. l. (2008). decision making with the analytic hierarchy process. int. j. services sciences, 1(1): 83-98. suryadi, kadarsah dan ramadani, m. ali. (2002). sistem pendukung keputusan: suatu wacana struktural idealisasi dan implementasi. bandung: remaja rosdakarya. turban, efraim, dan aronson, jay e. (2004). decision support systems and intelligent systems (11st ed.). yogyakarta: penerbit andi. microsoft word 07_si_santoso budijono_sistem monitoring komputer_a2t.docx analysis of various computer.… (santoso budijono; robby saleh) 381 analysis of various computer system monitoring and lcd projector through the network tcp/ip santoso budijono1; robby saleh2 1, 2computer engineering department, faculty of engineering, binus university jln. k.h. syahdan no.9, palmerah, jakarta barat 11480 1santoso_budijono@binus.ac.id; 2robby@binus.edu abstract many electronic devices have a network connection facility. projectors today have network facilities to bolster its customer satisfaction in everyday use. by using a device that can be controlled, the expected availability and reliability of the presentation system (computer and projector) can be maintained to keep its condition ready to use for presentation. nevertheless, there is still a projector device that has no network facilities so that the necessary additional equipment with expensive price. besides, control equipment in large quantities has problems in timing and the number of technicians in performing controls. this study began with study of literature, from searching for the projectors that has lan and software to control and finding a number of computer control softwares where the focus is easy to use and affordable. result of this research is creating a system which contains suggestions of procurement of computer hardware, hardware and software projectors each of which can be controlled centrally from a distance. keywords: monitoring, projectors, tcp/ip network, presentation device, centralized management abstrak banyak perangkat elektronik saat ini memiliki fasilitas koneksi jaringan. proyektor juga banyak yang memiliki fasilitas jaringan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dalam pemakaian sehari-hari. dengan menggunakan perangkat yang dapat dikontrol tersebut, ketersediaan dan keandalan sistem presentasi (komputer dan proyektor) diharapkan dapat terjaga, yaitu berada dalam kondisi siap digunakan untuk presentasi. meskipun begitu, masih ada perangkat proyektor yang tidak ada fasilitas jaringan sehingga diperlukan alat tambahan dengan biaya mahal. kontrol peralatan dalam jumlah banyak memiliki permasalahan waktu yang lama serta jumlah teknisi dalam melakukan kontrolnya. penelitian ini berangkat dari telaah literatur, dengan mencari perangkat proyektor yang memiliki lan dan memiliki perangkat lunak untuk mengontrolnya, mencari sejumlah perangkat lunak kontrol komputer yang mudah digunakan serta dengan biaya terjangkau. hasil penelitian ini adalah membuat suatu sistem yang berisi saran pengadaan perangkat keras komputer, perangkat keras proyektor, serta perangkat lunak masing-masing yang dapat dikontrol secara terpusat dari jarak jauh. kata kunci: monitoring, proyektor, jaringan tcp/ip, perangkat presentasi, manajemen terpusat 382  comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 381-391 pendahuluan perangkat elektronik yang umumnya banyak digunakan di suatu gedung perkantoran adalah perangkat komputer beserta dengan perangkat presentasi seperti proyektor. penggunaan perangkat komputer beserta perangkat presentasi ini pada gedung perkantoran yang tinggi akan menyulitkan pengelola dalam mengontrolnya. kontrol perangkat dalam hal ini menjadi penting dalam meningkatkan ketersediaan maupun realibilitas dari perangkat saat akan digunakan. oleh karena itu, suatu sarana bagi pengelola diperlukan untuk dapat melakukan kontrol terhadap perangkat tersebut secara terpusat. dengan menggunakan perangkat yang dapat dikontrol tersebut, maka diharapkan ketersediaan dan keandalan sistem presentasi (komputer dan proyektor) dapat terjaga, sehingga berada dalam kondisi siap digunakan untuk presentasi. banyaknya perangkat presentasi di suatu perusahaan memerlukan analisis terhadap penyediaan sistem perangkat komputer dan proyektor yang memiliki fasilitas kontrol terhadap kedua perangkat tersebut melalui jaringan lan maupun wan. maka dari itu, kontrol dapat dilakukan baik di dalam suatu gedung (lan) maupun di luar gedung (wan). penelitian ini berangkat dari telaah literatur, yaitu untuk mencari perangkat proyektor yang memiliki lan dan memiliki perangkat lunak untuk mengontrolnya serta mencari sejumlah perangkat lunak kontrol komputer dengan fokus yang mudah digunakan serta dengan biaya terjangkau. meskipun begitu, masih ada perangkat proyektor yang tidak ada fasilitas jaringan sehingga diperlukan alat tambahan dengan biaya mahal. ditambah lagi kontrol peralatan dalam jumlah banyak memiliki permasalahan waktu yang lama serta jumlah teknisi dalam melakukan kontrol. hasil dari penelitian ini adalah suatu sistem yang berisi saran pengadaan perangkat keras komputer, perangkat keras proyektor, serta perangkat lunak masing-masing yang dapat dikontrol secara terpusat dari jarak jauh. penelitian mengenai kontrol perangkat presentasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pengelola perangkat, baik itu bagian dari building management dalam melakukan kontrol terhadap semua perangkat presentasi di dalam suatu area gedung. penelitian ini juga berguna bagi keakuratan inventory suatu perusahaan dalam mengelola inventory perangkat presentasi yang dalam hal ini berupa pc desktop beserta dengan proyektor melalui jaringan tcp/ip (lokal maupun internet). abeck (2009) sistem yang dibuat menggabungkan pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak untuk perangkat keras melalui perancanganan berdasarkan teknologi yang ada saat ini di pasaran (timmers, 2000; turban et al, 2004). sistem yang dibuat ini tidak dapat langsung diterapkan, tetapi harus dikelola menggunakan teknik pengelolaan jaringan karena berkaitan dengan jaringan (lin & zhai, 2012; teltumde, meshram, & bansod, 2012). hal lain yang bisa didapat dari penelitian ini adalah penghematan dari umur perangkat presentasi (proyektor serta komputer) sehingga cepat diketahui jika kondisi perangkat presentasi tersebut masih dalam kondisi menyala pada saat ruangan tidak dipakai. penelitian mengenai kontrol pada perangkat presentasi (pc dan proyektor) terpusat dilakukan saleh et al (2009). hasil penelitian tersebut adalah perangkat keras untuk mengontrol perangkat presentasi di berbagai tempat secara terpusat. penelitian lain adalah analisis dari nilai jual perangkat keras yang dibuat andriyanto dan kurniawan (2009) dalam rangka menentukan nilai jual dari perangkat keras tersebut. hasil penelitian itu adalah nilai jual dari perangkat tersebut berkisar rp1.500.000,00. penelitian melalui web search engine terhadap jenis/merek proyektor terhadap ada tidaknya fasilitas jaringan pada proyektor tersebut beserta ketersediaan perangkat lunak pengontrol proyektor melalui jaringan tcp/ip. penelitian web search engine terhadap jenis/merek aplikasi untuk analysis of various computer.… (santoso budijono; robby saleh) 383 kontrol/monitor pc melalui jaringan secara terpusat dengan instalasi yang mudah dan ekonomis. dari penelitian terhadap literatur yang sudah ada, analisis dilakukan terhadap produk yang dibuat yang kemudian dibandingkan dengan kondisi perkembangan teknologi kontrol perangkat presentasi (proyektor dan pc) saat ini. pada penelitian perlu dicari informasi terhadap aplikasi kontrol perangkat proyektor. aplikasi kontrol ini dapat berupa aplikasi yang disediakan penyedia perangkat proyektor ataupun aplikasi yang dibuat berdasarkan kebutuhan untuk melakukan kontrol terhadap beberapa tipe perangkat proyektor. kemudian ditelaah urgensi penggunaan perangkat proyektor yang terkontrol. mana yang lebih baik, apakah membuat perangkat kontrol atau cukup menggunakan perangkat kontrol dari masing-masing mesin. penelitian terhadap desain alat kontrol perangkat proyektor berlandaskan pada literatur melalui web (www.projectcentral.com) mengenai aplikasi kontrol proyektor yang dimiliki masingmasing perangkat proyektor dengan aplikasi yang pernah dibuat (saleh et al, 2009) serta analisis produk tersebut di pasaran saat akan dilempar di pasar (andriyanto & hendra, 2009). penelitian melalui web www.projectcentral.com dengan mencari pembuat proyektor secara acak, yang sering terdapat di pasaran. pada masing-masing produk didata jumlah tipe yang ada di pasaran dan dari sejumlah tipe tersebut didata berapa tipe yang memiliki koneksi lan dan berapa tipe yang memiliki koneksi wireless. juga dari www.projectcentral.com diambil data harga masing-masing produk yaitu harga tertinggi dan terendah dari setiap produk baik secara keseluruhan maupun tipe yang memiliki koneksi lan serta tipe yang memiliki koneksi wireless. waktu pengambilan data pada www.projectcentral.com ini adalah dari bulan juni sampai oktober 2014 (5 bulan). penelitian lainnya adalah terhadap kontrol pc, melalui literatur di web (google search) dianalisis beberapa jenis manajemen kontrol pc yang ada di pasaran, analisis terhadap harga yang ekonomis sesuai dengan kebutuhan di lapangan. metode metodologi yang digunakan pada penelitian ini dibagi dalam 2 tahap, yaitu pengamatan dan pemecahan masalah. pengamatan dilakukan terhadap masalah untuk menemukan pentingnya kontrol proyektor melalui jaringan. sedangkan pemecahan masalah tersebut dilakukan melalui analisis literatur yang ada, analisis produk secara umum pada kondisi saat ini sampai pada perancangan model kontrol perangkat presentasi. teknik mengolah dan menganalisis model penerapan alat kontrol proyektor menggunakan perbandingan dari informasi yang didapat dari web dengan perancangan sistem monitoring lcd proyektor dan analisis survey market perangkat auto power pada lcd proyektor sebagai alternatif. sementara manajemen pc didasarkan pada analisis melalui google search serta percobaan instalasi produk perangkat lunak manajemen pc yang diambil. keekonomisan produk diperhatikan saat pengambilan produk untuk dianalisis. umumnya, produk diambil mulai dari yang gratis ataupun open source yang selanjutnya dicek melalui instal di lapangan. baik tidaknya aplikasi tersebut juga dites dengan mudah tidaknya instalasi serta apakah dapat langsung digunakan tanpa banyak setting. 384  comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 381-391 hasil dan pembahasan bagian ini membahas hasil analisis terhadap literatur web dan mengenai aplikasi kontrol proyektor yang dimiliki masing-masing perangkat proyektor dengan aplikasi yang pernah dibuat (saleh et al, 2009) serta analisis produk tersebut di pasaran ketika akan dilempar di pasar (andriyanto & hendra, 2009). aplikasi kontrol perangkat proyektor dari 16 tipe proyektor yang disurvei (tabel 1) didapat 1290 tipe proyektor. dari total 1290 proyektor yang disurvei tersebut, 868 tipe memiliki jaringan kabel, sedangkan 114 tipe memiliki jaringan nirkabel. dari hasil survei tersebut juga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari total proyektor yang disurvei 67% telah memiliki wired network yang berarti dapat di kontrol melalui network. serta total 76% dapat dikontrol melalui network baik wired network maupun wireless network. dari kedua analisis yang didasarkan pada hasil survei juni – oktober 2014 terlihat bahwa saat ini telah banyak vendor proyektor menyediakan fasilitas network pada produk proyektor baik secara wired maupun wireless. survei tersebut juga memperlihatkan hanya 1 dari 16 (6%) vendor proyektor yang tidak memiliki produk dengan fasilitas wired maupun wireless network. tabel 1 tipe proyektor beserta wired dan wireless network merek proyektor all type wired network wireless network 1 acer 21 3 0 2 ask proxima 26 25 0 3 asus 5 0 0 4 benq 79 43 1 5 canon 60 41 0 6 casio 59 20 23 7 dell 14 7 3 8 epson 166 108 27 9 hitachi 136 96 6 10 infocus 111 54 1 11 jvc 41 33 0 12 lg 18 10 6 13 nec 147 119 27 14 panasonic 220 197 17 15 sony 117 82 3 16 viewsonic 70 30 0 berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan harga rata-rata proyektor (jvc dikeluarkan) berada di antara usd122 – usd 350 untuk tipe low price. hal ini menunjukkan bahwa produk proyektor sudah makin ekonomis di pasaran. analysis of various computer.… (santoso budijono; robby saleh) 385 table 2 perbandingan harga proyektor merck projector all type low price high price 1 acer 21 247 1,570 2 ask proxima 26 449 7,999 3 asus 5 346 591 4 benq 79 269 8,999 5 canon 60 281 6,149 6 casio 59 545 11,000 7 dell 14 399 3,799 8 epson 166 361 28,999 9 hitachi 136 328 79,499 10 infocus 111 309 12,999 11 jvc 41 2,995 12,495 12 lg 18 350 13,500 13 nec 147 145 59,999 14 panasonic 220 124 57,499 15 sony 117 122 43,039 16 viewsonic 70 190 3,099 harga produk dari sistem monitoring lcd proyektor (saleh et al, 2009) yang penjualannya dianalisis andriyanto dan hendra (2009) dapat dilihat berikut: “berdasarkan dari asumsi–asumsi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan minimum penjualan sebesar 140 pc/tahun dan dengan harga jual rp.1.500.000. dengan resiko garansi 6% dari jumlah produksi, dengan lamanya garansi adalah 6 bulan, dengan jumlah tersebut baru dapat menutupi biaya pengeluaran kantor,sehingga tidak mengalami kerugian.” bila harga proyektor usd300 dikonversi ke rupiah dengan kurs rp12.500,00 (ketika itu) menjadi rp3.750.000,00 dalam hal ini jika dibandingkan dengan nilai produk manajemen proyektor yang telah dibuat (rp1.500.000,00) menjadi tidak ekonomis. harga produk pengelolaan proyektor tersebut adalah 40% dari harga produk proyektornya sendiri. ini jika diasumsikan bahwa proyektor tersebut tidak memiliki fasilitas jaringan dan aplikasi manajemennya. dari tabel 3 terlihat ada beberapa vendor yang menawarkan produk proyektor dengan jaringan dengan range harga usd122 sampai usd350 yang merupakan harga terendah produk mereka. vendor tersebut adalah sony usd122, panasonic usd124, viewsonic usd190, hitachi usd328, lg usd350 yang masuk pada produk low end. hal ini berarti vendor proyektor tersebut sudah menempatkan fasilitas jaringan pada proyektor mereka dimulai dari produk low end mereka. tabel 3 perbandingan harga proyektor umum vs proyektor dengan wired network merek projector low price low price network selisih 1 acer 247 567 320 2 ask proxima 449 499 50 3 asus 346 4 benq 269 536 267 5 canon 281 499 218 6 casio 545 900 355 7 dell 399 807 408 8 epson 361 556 195 386  comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 381-391 tabel 3 perbandingan harga proyektor umum vs proyektor dengan wired network (lanjutan) merek projector low price low price network selisih 9 hitachi 328 328 10 infocus 309 337 28 11 jvc 12 lg 350 350 13 nec 145 295 150 14 panasonic 124 124 15 sony 122 122 16 viewsonic 190 190 tabel 4 merupakan tabel website dari setiap vendor yang memiliki jaringan pada proyektor mereka. saat ini dengan adanya produk proyektor seharga usd122 yang memiliki jaringan dan memiliki aplikasi kontrol, maka aplikasi yang dibuat dijual dengan harga rp1.500.000,00. harga jual tersebut menjadi tidak ekonomis saat ini disebabkan harga alat kontrol hampir menyamai harga alat proyektornya. mengingat harga produk untuk mengeloa proyektor yang tinggi, disarankan untuk dibuatkan model sistem kontrol proyektor yang lebih murah dan dapat digunakan untuk mengontrol secara bersamaan berbagai merek proyektor yang berbeda. tabel 4 website aplikasi kontrol proyektor dari setiap vendor merek url web aplikasi kontrol proyektor 1. epson http://esupport.epson-europe.com/producthome.aspx?lng=engb&data=0cccgrowiympkbdkapyalxgrcme2mh4gcbvzcyy8eoeu003d&tc=6 2. hitachi http://dmd.hitachi-america.us/products/consumer/digitalmedia/lcd_projectors/networksoftware/downloads.php 3. panasonic http://panasonic.net/avc/projector/software/multiprojector.html 4. sony https://pro.sony.com/bbsc/ssr/cat-projectors/resource.downloads 5. infocus http://www.infocus.com/accessories/projectornet31 6. jvc http://support.jvc.com/consumer/custrel/index.jsp 7. nec http://www.nec-display.com/dl/en/pj_soft/lineup.html#sw 8. viewsonic http://www1.viewsonic.com/products/projectors/pj1173.htm untuk itu perlu dilakukan pembuatan produk lainnya yang dapat menggabungkan aplikasi dari masing masing vendor proyektor agar memberikan kemudahan masa mendatang, terutama terhadap konsumen yang memiliki banyak jenis proyektor yang berbeda. aplikasi pengelolaan pc sistem monitoring untuk pc sangat bervariasi. pada dasarnya, ada 2 jenis yaitu license (berbayar) dan gratis (open source). perbedaan utama adalah gratis/open source belum stabil serta lebih sulit dikelola. tabel 5 menampilkan beberapa aplikasi pengelolaan pc yang gratis dan license. untuk beberapa aplikasi yang gratis, penulis mencoba untuk instal di pc dan menemui berbagai kesulitan terutama dalam hal keamanan operating system. membuat aplikasi yang terinstal di pc tidak dapat diakses dari pc lain melalui jaringan. analysis of various computer.… (santoso budijono; robby saleh) 387 tabel 5 aplikasi pengelolaan pc vendor scale gratis / license 1 manage pc personal free 2 pc power management personal / enterprise license 3 open-audit personal / enterprise free 4 opsi personal / enterprise free 5 open nms enterprise free 6 solar winds network monitor personal / enterprise license 7 teamviewer personal / enterprise license 8 logmein personal / enterprise license berikut ini beberapa tampilan aplikasi pengelolaan pc, baik yang free maupun license. gambar 1 dan gambar 2 merupakan aplikasi open source. dari hasil tampilan cukup memadai untuk mengelola pc yang terkoneksi ke proyektor namun instalasi rumit. gambar 1 aplikasi open audit 388  comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 381-391 gambar 2 aplikasi pengelolaan pc penelitian ini melakukan analisis terhadap 2 jenis aplikasi berbayar yaitu logmein dan teamviewer. logmein memiliki fasilitas lengkap yang dapat dilakukan remote pc serta dapat mengetahui kondisi pc melalui dasboard tanpa harus melakukan remote terhadap pc tersebut. selain itu juga dapat terlihat network traffic cpu memory load dari pc yang dipantau seperti terlihat pada gambar 3. gambar 3 tampilan dasboard logmein aplikasi logmein ini tidak ekonomis untuk digunakan pada pengelolaan pc yang terhubung dengan proyektor. aplikasi logmein ini lebih ekonomis jika digunakan untuk mengelola server yang harus memiliki tingkat availability dan reliability tinggi, sehingga perlu terus menerus dipantau resources seperti kapasitas memory, load memory, load cpu, load jaringan. tidak ekonomisnya aplikasi ini untuk diterapkan pada pengelolaan pc proyektor karena harganya yang mahal yaitu usd 99 per tahun untuk koneksi 2 device. sesuai dengan nilainya, koneksi dilakukan dengan menggunakan enkripsi rsa aes 256 bit seperti terlihat pada gambar 4. analysis of various computer.… (santoso budijono; robby saleh) 389 gambar 4 remote pc dengan rsa-aes 256 aplikasi lain yang penulis anggap ekonomis untuk digunakan pada pc yang terhubung dengan proyektor adalah aplikasi teamviewer. aplikasi ini seharga rp5.617.000,00 dengan sekali beli (tidak berbayar tahunan) serta dapat melakukan remote koneksi sampai 25 remote pc. kekurangan dari aplikasi ini adalah tidak seperti logmein yang memiliki dashboard yang dapat melihat kondisi pc (memory, load cpu, load network) tanpa harus masuk atau remote ke pc terlebih dahulu. pada teamviewer harus masuk dan remote ke pc terlebih dahulu untuk melihat kondisi memory, load cpu dan load network dari pc yang diatur seperti terlihat pada gambar 5. gambar 5 tampilan kontrol teamviewer pada pc pengontrol 390  comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 381-391 sedangkan tampilan desktop remote pc pada pc host memiliki kesamaan dengan aplikasi logmein.com (gambar 6). kedua aplikasi ini (logmein.com dan teamviewer.com) diuji menggunakan network dengan bandwidth yang terbatas 512mbps sharing dan juga menggunakan modem usb. hasil penggunaan kedua aplikasi ini menunjukkan bahwa kedua aplikasi ini tidak memakan bandwidth yang besar. gambar 6 tampilan remote pc pada teamviewer simpulan secara umum, sekarang ini 76% proyektor yang ada di pasaran sudah memiliki fasilitas jaringan, baik dalam bentuk kabel maupun nirkabel. oleh karena itu aplikasi yang dibuat (saleh et al, 2009) menjadi tidak efektif lagi serta tidak memiliki nilai jual lagi seperti yang dipasarkan dalam andriyanto dan hendra (2009). dalam hal aplikasi pengelolaan pc, saat ini aplikasi gratis maupun berbayar sudah banyak. meskipun begitu, kekurangan aplikasi gratis atau open source adalah rumit dalam hal setting dan instalasi bagi orang awam. berbeda dengan aplikasi berbayar yang memiliki kemudahan saat instalasi dan pengaturan serta pengoperasian. karena aplikasi sistem monitoring komputer dan lcd proyektor melalui jaringan tcp/ip didesain untuk memudahkan melakukan monitoring, penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan aplikasi pengeloaan pc berbayar–dalam hal ini teamviewer–lebih tepat. aplikasi pengelolaan proyektor tersebut diambil dari masing-masing vendor proyektor. dengan kata lain, pemilihan jenis proyektor (merek proyektor) diharuskan untuk memiliki fasilitas/aplikasi pengelolaan. sebagai saran untuk penelitian selanjutnya adalah pembuatan suatu aplikasi yang memiliki kemampuan mengelola berbagai merek proyektor dari satu pc server. analysis of various computer.… (santoso budijono; robby saleh) 391 daftar pustaka abeck, s. (2009). network management: know it all. amsterdam, boston: morgan kauffman. andriyanto & hendra, p. (2009). analisis survey market perangkat autopower pada lcd proyektor sebagai alternatif (skripsi). bina nusantara university. lin, s., zhai, y. (2012). the researh of network management system based on mobile agent and snmp technology. in d. jin and s. lin (eds.), advances in csie, 2, aisc, 169 (pp. 39–44). springer-verlag berlin heidelberg. logmein. (n.d.). aplikasi kontrol pc logmein. diakses 29 april 2015 dari http://www.logmein.com managepc. (n.d.). aplikasi kontrol pc manage pc. diakses 20 april 2015 dari http://managepc.net open-audit. (n.d.). aplikasi kontrol pc open-audit. diakses 20 april 2015, http://www.open-audit.org opennms. (n.d.). aplikasi kontrol pc opennms. diakses 20 april 2015 dari http://www.opennms.org opsi. (nd.). aplikasi kontrol pc opsi. diakses 20 april 2015 dari http://www.opsi.org/en saleh, r., effendy, a., nabil, & yanti. (2009). perancangan sistem monitoring lcd proyektor dan komputer secara terpusat. teknik komputer, 17(1), 49–54. piceworks. (n.d.). aplikasi kontrol pc powerpc management. diakses 20 april 2015 dari http://www.spiceworks.com/free-pc-power-management-tool/ solarwinds. (n.d.). aplikasi kontrol pc solarwind network monitor. diakses 22 april 2015 dari http://www.solarwindws.com teamviewer. (n.d.). aplikasi kontrol pc teamviewer. diakses 27 april 2015 dari http://www.teamviewer.com teltumde, p. s., meshram, b. b., & bansod, t. m. (2012). management of networks using snmp. international journal of engineering innovation & research, 1(2), 189–192. available at http://ijeir.org/administrator/components/com_jresearch/files/publications/ijeir_86_final.pdf timmers, p. (2000). electronic commerce. john wiley & sons. turban, e. k., king, d., lee, j. k., & viehland, d. (2004). electronic commerce 2004: a managerial perspective. prentice hall. microsoft word 01.ars yosica mariana_ok.docx keterlibatan masyarakat urban… (yosica mariana) 729 keterlibatan masyarakat urban dalam pengolahan sampah rumah tangga yosica mariana architecture department, faculty of engineering, binus university jl. k. h. syahdan no. 9 kemanggisan palmerah jakarta barat 11480 mariana_yosica@binus.ac.id abstract generally, activities conducted by people generate waste. the waste which increasingly rises causing a big problem. therefore, the role of community in waste management will strongly support the process of solving the waste problem in the community. the purpose of this study was to determine the relationship of engagement and active participation of citizens, as reflected in the attitude of citizens in the activities related to the response to the waste problem in the community. a descriptive method was used in this study to describe the involvement and participation in the prevention of waste. the result showed that the paradigm of psbm (community-based waste management) appeared sporadically and has not yet received the maximum support from regional governments. a paradigm which is “people pay, the government manages“, has grown within the community for years. it would hardly change people’s behaviour patterns in solving the waste problem in the community since changing the city into a city that is clean, comfortable and healthy involved many parties, including the community. keywords: waste management, the role of the community, city abstrak aktivitas yang dilakukan masyarakat umumnya menghasilkan buangan yang disebut dengan sampah. jumlah sampah yang kian meningkat menimbulkan permasalahan yang tidak sepele. oleh karena itu, peranan masyarakat dalam pengolahan sampah akan sangat menunjang proses pemecahan masalah sampah di dalam masyarakat. tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan keterlibatan dan partisipasi aktif warga yang tercermin melalui perilaku warga dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan upaya penanggulangan masalah sampah di dalam masyarakat. metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan masalah sampah. hasil penelitian menunjukkan bahwa paradigma masyarakat akan psbm (pengelolaan sampah berbasis masyarakat) masih muncul secara sporadis dan belum mendapat dukungan yang maksimal dari pemerintah daerah. paradigma masyarakat yang sudah tumbuh bertahun-tahun bahwa “masyarakat membayar, pemerintah yang mengelola”, belum dapat mengubah pola perilaku masyarakat dalam proses pemecahan masalah sampah di tengah masyarakat. mengubah wajah kota menjadi kota yang bersih, nyaman dan sehat akan melibatkan banyak pihak, termasuk keterlibatan masyarakat. kata kunci: pengelolaan sampah, peranan masyarakat, wajah kota 730 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 729-739 pendahuluan apakah yang dimaksud dengan kota? bagaimana perkembangan sampah kota selama ini? apakah sampah kota itu? sejauh manakah keterlibatan masyarakat dalam menangani sampah kota? wajah kota seperti apa yang diinginkan? beberapa pertanyaan di atas sering muncul bila kita melakukan pembahasan mengenai perkembangan kota. kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang baku, karena kota tidak memiliki definisi yang baku. menurut markus zhan (2006:3), definisi kota bergantung kepada siapa yang melihatnya, sehingga tidak ada definisi yang baku bagi kota. seorang ahli ekonomi akan mendefinisikan kota dengan fokus pada dunia finansialnya, sedangkan seorang ahli hukum akan terfokus pada peraturan dan keputusan kota dan sebagainya. kota memiliki peran sebagai pusat segala aktivitas, hal ini menjadi daya tarik yang menyebabkan pertumbuhan kota kian meningkat. kota cenderung memiliki populasi yang besar dan terus menerus meningkat pesat dari waktu ke waktu. menurut mulatip (2004), kota menyediakan fasilitas, variasi barang dan jasa bagi penduduk, yang memungkinkan penduduk kota memiliki utilitas yang lebih tinggi. semakin tinggi utilitas yang dicapai suatu kota, akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk kota yang semakin cepat. di sisi lain, kota juga mempunyai berbagai permasalahan serius yang dapat menurunkan kualitas hidup kota. salah satunya adalah sampah kota. sudradjat (2006:5) mengatakan sampah kota secara sederhana dapat diartikan sebagai sampah organik maupun anorganik yang dibuang masyarakat dari berbagai lokasi di kota tersebut. dampak yang timbul akibat pembuangan/penimbunan sampah sampai saat ini masih belum banyak mengubah pandangan masyarakat dan para pengambil kebijakan. apabila sampah kota tersebut tidak dikelola dengan baik selain membuat wajah kota menjadi kotor dan kumuh juga dapat menyebabkan pendangkalan sungai yang akan berakibat timbulnya bencana banjir, termasuk akan bermunculan lalat, penyakit dan bau busuk yang menyengat. tetapi bila ditangani dengan baik dan profesional, wajah kota menjadi bersih dan kondisi lingkungan menjadi lebih baik. sampah kemudian menjadi permasalahan penting untuk kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, seperti di indonesia. beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan sampah meliputi berbagai hal sebagai berikut: (1) penggeseran fungsi dari lahan tpa menjadi fungsi yang berbeda, sehingga lahan tpa semakin menjadi sempit; (2) perkembangan dan peningkatan volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya tampung tpa; (3) penerapan teknologi pengelolaan sampah yang tidak optimal sehingga pembusukan sampah berjalan lambat, hal itu tidak sebanding dengan peningkatan volume sampah yang lebih besar; (4) tidak dikeluarkannya sampah yang sudah matang dan berubah menjadi kompos dari tpa dengan berbagai pertimbangan; (5) kurangnya dukungan dari pemerintah terutama terhadap produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tpa; (6) tidak efektif dan efisien manajemen sampah menyebabkan sering terjadi distorsi dengan masyarakat setempat dan juga pengelolaan sampah yang dirasakan tidak memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan. kota merupakan merupakan suatu ruang tempat manusia melakukan segala aktivitasnya, kebanyakan kota-kota besar mempunyai aktivitas yang terus menerus selama 24 jam. aktivitas yang terus menerus itu menghasilkan buangan yaitu sampah. dalam perencanaan kota, sampah tidak terlepas dan merupakan bagian dari wajah kota. oleh karena itu, perlu dilakukan kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan lembaga non pemerintah dalam mengatasi masalah persampahan kota ini. untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan masyarakat urban dalam menangani sampah kotanya, perlu dilakukan studi. sehingga dapat diketahui perkembangan sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat yang ada di lingkungan perkotaan. keterlibatan masyarakat urban… (yosica mariana) 731 metode pendekatan yang digunakan untuk artikel ini hanya sebatas studi literatur dan pengamatan, yang diharapkan dapat memberikan wawasan lain tentang keterlibatan masyarakat perkotaan terhadap isu lingkungan binaan di daerah urban khususnya permasalahan yang berkaitan dengan sampah rumah tangga. hasil dan pembahasan pada banyak kota terutama di negara berkembang, sistem pengelolaan sampah yang dikembangkan pemerintah dan swasta ternyata tidak mampu mengatasi jumlah timbunan yang ada. hanya sekitar 30 – 50 % yang terangkut dan selebihnya dibakar, ditanam atau dibuang ke sungai. kenyataan ini merupakan akibat dari ketidakmampuan pemerintah daerah dan keterbatasan dana restribusi sampah yang terkumpul sehingga tidak memadai untuk menutup biaya operasional yang dikeluarkan. penanganan sampah kebanyakan dilakukan dengan sistem manajemen yang sama, yaitu kumpul, angkut lalu buang, cara ini memiliki kelemahan dan cenderung merugikan khususnya bagi masyarakat sekitar lokasi pembuangan. persoalan pengelolaan sampah ini sudah menjadi isu global. telah banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencoba mengatasi masalah sampah ini. tetapi kembali lagi pada bahwa persoalan sampah ini tidak hanya menyangkut isu teknis saja melainkan juga menyangkut dan terkait erat dengan faktor budaya dan sosio politis setempat. berdasarkan buku infrastruktur indonesia, perkiraan timbunan sampah di indonesia pada tahun 2020 akan menjadi 53,7 juta ton dan kebutuhan akan lahan tempat pengolahan akhir (tpa) akan meningkat menjadi 1610 ha. menurut national urban development strategy (nuds) pada tahun 2003, dapat diperoleh data-data mengenai potensi sampah yang ada di beberapa kota besar di indonesia sebagai berikut (tabel 1). tabel 1 potensi sampah kota di beberapa kota di indonesia no. kota jumlah penduduk (jiwa) potensi sampah kota (ton/hari) 1 jakarta 9.783.308 4.892 2 bekasi 577.958 789 3 cianjur 105.931 53 4 sukabumi 135.338 67 5 tangerang 1.466.596 733 6 bogor 308.246 154 7 bandung 2.603.855 1.301 8 cirebon 267.986 133 9 semarang 1.454.932 727 10 surakarta 534.079 267 11 yogyakarta 442.824 221 12 magelang 126.500 63 13 malang 828.710 414 14 surabaya 2.913.973 1.457 15 denpasar 485.538 243 sumber: national urban development strategy (nuds), 2003 732 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 729-739 indonesia juga merupakan salah satu penghasil sampah terbesar, dengan tingkat populasi yang tinggi yaitu 224 juta orang (2006), di mana laju produksi sampah yang dihasilkan rata-rata di kota besar adalah 0,6 – 0,85 kg perkapita per hari. dengan sistem pengelolaan sampah padat kota yang belum maksimal, sistem pelayanan sampah di tiap-tiap kota dan ditumpuk di tpa hanya sekitar 30 – 60 % saja dengan teknik open dumping, sisanya dibuang ke sembarang tempat dan dibakar. bahkan, terkadang tumpukan sampah di tpa di kota-kota indonesia menimbulkan bencana longsor, kebakaran, pencemaran air, pencemaran udara, banjir dan sumber penyakit. berikut beberapa contoh timbunan sampah yang ada di indonesia (gambar 1 – 3). gambar 1. aktivitas di tempat tpa. gambar 2. bencana sampah longsor di leuwi gajah. gambar 3. kondisi sampah di pinggir sungai. sejauh ini kesadaran masyarakat akan kebersihan sudah baik, hanya saja masih dalam lingkungan kecil yaitu rumah. rumah memang bersih dari sampah, tetapi sampah tersebut kemudian berpindah tempat seperti di selokan, di sungai bahkan di halaman kosong dari tanah tetangga (gambar 4). prinsip yang dianut oleh kebanyakan masyarakat adalah not in my backyard (yang penting tidak di halaman rumah saya). paradigma yang masih konvensional ini membuat tingkat kedisplinan dan kesadaran masyarakat tidak mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. dalam pengelolaan sampah juga diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah, pemerintahan daerah, peran aktif masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proposional, efektif dan efisien yaitu dengan undang – undang. salah satunya adalah dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah terutama yang terkait dengan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. partisipasi tersebut merupakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat (psbm). keterlibatan masyarakat urban… (yosica mariana) 733 gambar 4. rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini adalah suatu pendekatan sistem pengelolaan sampah yang didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan dan dievaluasi bersama oleh masyarakat. dalam hal ini pemeran utama adalah masyarakat, pemerintahan dan lembaga lainnya hanyalah motivator dan fasilitator. motivator berfungsi untuk memberikan dorongan agar masyarakat siap dan mencari jalan keluar terhadap persoalan yang dihadapi, bila masyarakat belum siap maka pemerintah atau lembaga lain yang membantu menyiapkan. sedangkan fungsi fasilitator adalah memfasilitasi untuk mencapai tujuan kegiatan secara baik dan berkesinambungan. berbasis masyarakat tidak sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, bisa juga digantikan oleh suatu lembaga yang mampu atau dipercaya untuk mengoperasikannya. untuk melihat sejauh mana keterlibatan masyarakat urban dalam pengelolaan sampah rumah tangga, dilakukan pengamatan pada tiga kawasan, yaitu kawasan pemukiman padat (kebon mangga rw 02, jakarta selatan), kawasan pemukiman campuran (kampung rawajati rw 003, jakarta selatan) dan kawasan pemukiman menengah-mewah (cipinang elok rw 010, jakarta timur). kawasan pemukiman padat (kebon mangga rw 02, jakarta selatan) kawasan pemukiman padat kebon mangga rw 02, jakarta selatan (gambar 5) merupakan daerah yang dengan pasar tradisional, di mana pasar tradisional itu merupakan pasar malam yang beroperasi mulai pukul 22.30 – 06.00. berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ternyata kegiatan pasar tradisional tersebut menghasilkan sampah dalam jumlah besar, belum lagi ditambah dengan produksi sampah yang berasal dari pemukiman padat penduduk. dengan luas kawasan sekitar 13,5 ha, rw 02 kebon mangga dibagi menjadi 14 rt yang terdiri dari 756 kk dengan jumlah penduduk 3.628 jiwa, di mana rata-rata pekerjaan mereka adalah pedagang. dalam area yang seluas itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden didapati bahwa sama sekali tidak ada sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada rw tersebut karena masyarakat lingkungan yang tinggal di kawasan tersebut masih beranggapan bahwa sampah adalah urusan pemerintah daerah bukan urusan masyarakat sebagai produsen sampah. jadi jumlah sampah yang mereka hasilkan hampir sebanding dengan produk yang mereka konsumsi. data: jumlah penduduk dalam rw 02 = 3.628 jiwa/orang. perorang menghasilkan sampah = 0,5 kg kerapatan sampah = 200 – 300 kg/m3 734 perhitun jumlah v gamb b gambar 6 tradisiona kawas k kehidupa perumah lingkung dengan b rumah h minggu sampai p oleh pk pada 1 j ngan: volume samp bar 5. lokasi p berikut bebe 6. sampah sis al (sumber: do san pemuk kampung r an masyarak han kelas me gan dan pen beberapa res hanya diberik kedua berke pada akhir m kk (program januari 2003 pah yang di h penelitian 1: k erapa foto ko sa hasil aktivit okumentasi pr kiman cam rawajati rw kat yang het nengah. berb ngelolaan sam ponden dida kan kewajiba embang men minggu keem m kesejahtera dengan tuju hasilkan dala kawasan pem (go ondisi sampa tas pasar ribadi) mpuran (k w 003, jakart terogen, yan bagai perbed mpah terpad apati data bah an untuk me njadi 10 pot mpat hampir aan keluarg uan untuk me co am 1 hari = 3 mukiman pad ooglemaps, 20 h di kawasan gam keber kampung r ta selatan (g ng terdiri da daan status so du tetap dap hwa masyara empunyai m t tanaman d setiap rumah a) yang dike enggali pote omtech vol.3 3.628 jiwa x 200 kg/m dat kebon m 011). n ini (gamba bar 7. kegiat rsihan (sumbe rawajati r gambar 8), m ari pemukim osial tidak m pat dijalanka akat di lingk inimal 7 pot dan minggu h memiliki t etuai oleh ib ensi masyarak 3 no. 2 dese 0,5 kg = 9,0 m3 mangga rw 0 ar 6 dan 7). tan pembersih er: dokumenta rw 003, j merupakan d man dengan mengurangi k an. berdasar kungan terseb t tanaman pa ketiga menj tanaman. ke bu hj. ninie kat agar lebi ember 2012: 07 m3/hari 02, jakarta s han oleh petug asi pribadi) jakarta se daerah yang padat pendu kegiatan pem rkan dari wa but pada awa ada minggu jadi 30 pot giatan ini di ek nuryanto ih produktif 729-739 selatan gas latan) memiliki uduk dan meliharaan awancara alnya tiap pertama, tanaman iprakarsai , dimulai di dalam keterliba mengelo kawasan kemudia melakuk recycle) menjadi dibuang lingkung data: jumlah p perorang kerapata perhitun jumlah v 3.317 jiw 200 gamba rw kawas timur) c menenga pemukim memilik yang terd b diprakar karena a waktu un milik pe pihak, ak atan masyara ola limbahny n dengan lua an dikemban kan kegiatan ). kepedulia indah, bers ke tpa (te gan dapat me penduduk da g menghasilk an sampah = ngan: volume samp wa x 0,5 kg kg/m3 ar 8. lokasi p 003, jakarta s san pemu ) cipinang el ah ke atas d man padat p ki luas sekitar diri dari 718 berdasarkan rsai oleh bap ada beberapa ntuk memila emerintah da khirnya didir rakat urban… ya, dalam ha as 12,5 ha y ngkan lebih n penangana an warga te sih dan seha empat pembu emberikan m alam rw 02 kan sampah 200 – 300 k pah yang di h = 8,3 m3/har enelitian 2: k selatan (goog ukiman m lok rw 01 dengan latar penduduk tet r 32 ha di ma kk dengan n hasil wawa pak ketua r a warga yang ah sampah. f aerah dan ba rikanlah pabr … (yosica ma al ini sampa yang terdiri lanjut menj an sampah erhadap lingk at. kegiatan uangan akhi motivasi dan i = 3.317 jiwa = 0,5 kg kg/m3 hasilkan dala ri kampung rawa glemaps, 2011 menengah10, jakarta r belakang tapi merupa ana 1 hektarn jumlah pend ancara denga rw setempa g malas mela aktor ini tida antuan dari rik tempat pe ariana) ah. kegiata dari 686 kk jadi pembib yang menga kungan yan ini ternyata ir) hingga 80 inspirasi bag a/orang. am 1 hari = ajati ). g sa -mewah ( timur (ga status ekono kan daerah/k nya merupak duduk 2872 j an beberapa at, yaitu sak akukan pem ak menjadi h warga sekita engelolaan k an penghijau k dengan ju bitan tanama acu pada k g menjadika a mampu m 0%. pelatiha i masyarakat gambar 9. pem ampah organi (cipinang ambar 10) m omi dan sos kawasan yan kan jalur hija jiwa. responden, ksono soeho milahan, tidak hambatan, de ar dibantu d kompos. uan ini (gam umlah pendu an obat kelu konsep 3r ( an jalan dan mengurangi v an yang terus t.  manfaatan kom ik (sumber: do elok rw merupakan sial yang be ng rawan b au. rw 10 d gerakan pem odo tidak be k konsisten d engan mengg dengan sumb mbar 9) dila uduk 3.317 j uarga dan h (reduce, re n lingkunga volume samp s menerus ba mpos dari peng okumentasi pr w 010, j kawasan pe erbeda dari anjir. perum dibagi menjad milahan samp erjalan denga dan tidak me gunakan laha bangan dari 735 akukan di jiwa, dan hias serta euse dan n sekitar pah yang agi kader golahan ribadi). jakarta erumahan kawasan mahan ini di 15 rt, pah yang an lancar empunyai an kosong berbagai 736 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 729-739 data: jumlah penduduk dalam rw 01 = 2.872 jiwa/orang. perorang menghasilkan sampah = 0,5 kg kerapatan sampah = 200 – 300 kg/m3 perhitungan: jumlah volume sampah yang di hasilkan dalam 1 hari = 2.872 jiwa x 0,5 kg = 7,18 m3/hari 200 kg/m3 gambar 10. lokasi penelitian 3: cipinang elok rw 010, jakarta timur (googlemaps, 2011). berikut beberapa foto pabrik pengelolaan sampah, tempat pembuangan sementara (tps), dan gerobak pengangkut sampah di kawasan ini (gambar 11 – 13). gambar 11. pabrik pengelolaan sampah menjadi kompos milik warga rw 10 perumahan cipinang elok (sumber: dokumentasi pribadi) gambar 12. tempat pembuangan sementara (tps) warga (sumber: dokumentasi pribadi). dengan adanya sistem pengelolaan kompos ini, kawasan perumahan cipinang elok dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tpa lebih dari 30 %. produksi kompos tersebut dijual dan dibeli oleh masyarakat sekitar atau dari lingkungan lainnya. keterlibatan masyarakat urban… (yosica mariana) 737 gambar 13. gerobak pengangkut sampah yang dimiliki yang dikelola bersama warga dengan karang taruna lingkungan (sumber: dokumentasi pribadi). perbandingan psbm di tiap kawasan setelah melalukan pengamatan di tiga kawasan tersebut, berikut perbandingan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di tiap kawasan (tabel 2). tabel 2 perbandingan psbm di tiap kawasan kebon mangga rw02 kampung rawajati rw 03 cipinang elok rw 10 tingkat kepadatan penduduk per kawasan sangat padat sangat padat sangat padat volume sampah diangkut semua ke tpa, bercampur dengan sampah dari lingkungan lain dan pasar tradisional sebagian besar 80 % dikelola dan sisanya diangkut ke tpa sampah yang berasala dari pemukiman diangkut ke tpa dan sampah dari jalur hijau dikelola menjadi kompos luas lahan yang tersedia untuk pengelolaan sampah tidak tersedia, karena tidak ada ruang terbuka untuk penghijauan tersedia, karena adanya ruang terbuka daerah untuk penghijauan tersedia, banyak terdapat ruang-ruang terbuka untuk taman dan daerah penghijauan paradigma masyarakat selain dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat yang kurang, rasa kepedulian masyarakat juga rendah terhadap kebersihan lingkungan dan sistem pengelolaan sampah lingkungan masyarakat heterogen, tetapi dengan latar belakang pengetahuan dan rasa kepedulian yang cukup, sehingga terciptalah program psbm dengan dilatar belakangi sikap peduli dan hasrat untuk memperhatikan lingkungan, maka muncul pabrik kompos yang dikelola secara bersama oleh warga 738 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 729-739 penutup sampah menyebabkan berbagai masalah besar, di antaranya karena jumlahnya kian hari kian besar, pengelolaan yang tidak menyeluruh dari hulu hingga ke hilir dan perilaku masyarakat yang tidak peduli. ketiga faktor ini yang dapat mengakibatkan sampah tidak hanya berpotensi menyumbat saluran air, tetapi mengundang berbagai bibit penyakit, bahaya pencemaran dan banjir. di negara-negara maju, sampah sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dalam hal pengelolaan dari hilir hingga ke hulu. dengan dukungan perilaku masyarakat yang peduli dalam hal menangani sampah, maka tidak terjadi hal-hal yang mengkhawatirkan berkenaan dengan sampah. justru sampah diubah menjadi barang ekonomis untuk berbagai keperluan. masyarakat dapat hidup sehat dan nyaman, dan pihak pengelola sampah (baik pemerintah ataupun swasta) diuntungkan dengan pengelolaan yang benar, contoh negara jepang telah membuat peraturan tentang pengelolaan sampah ini, yang diatur oleh pemerintah kota. mereka telah menyiapkan dua buah kantong plastik besar dengan warna berbeda, hijau dan merah. namun selain itu ada beberapa kategori lainnya, yaitu: botol pet, botol beling, kaleng, batu beterai, barang pecah belah, sampah besar dan elektronik yang masing-masing memiliki cara pengelolaan dan jadwal pembuangan berbeda. sebagai ilustrasi, cara membuang botol minuman plastik adalah botol pet dibuang di keranjang kuning punya pemerintah kota. setelah sebelumnya label plastik yang menempel di botol itu kita copot dan penutup botol kita lepas, label dan penutup botol plastik harus masuk ke kantong sampah berwarna merah dan dibuang setiap hari kamis. apabila dalam label itu ada label harga yang terbuat dari kertas, pisahkan label kertas tersebut dan masukkan ke kantong sampah berwarna hijau dan buang setiap hari selasa. selain pengelolaan sampah di rumah, department store, convenient store, dan supermarket juga menyediakan kotak-kotak sampah untuk tujuan recycle (daur ulang). kotak-kotak tersebut disusun berderet-deret di dekat pintu masuk, kotak untuk botol beling, kaleng, dan botol pet. bahkan di beberapa supermarket tersedia untuk kemasan susu dan jus (yang terbuat dari kertas). uniknya lagi, dalam kotak kemasan susu atau jus (biasanya terpisah), terdapat ilustrasi tentang cara menggunting dan melipat kemasan sedemikian rupa sebelum dimasukkan ke dalam kotak. proses daur ulang itu pun sebagian besar dikelola perusahaan produk yang bersangkutan, dan perusahaan lain atau semacam yayasan untuk menghasilkan produk baru. hebatnya lagi, informasi tentang siapa yang akan mengelola proses recycle juga tertulis dalam setiap kotak sampah. dari uraian di atas kita tahu, bahwa pengelolaan sampah sangat penting karena sampah merupakan suatu produk yang dihasilkan secara terus menerus oleh setiap manusia dalam aktivitasnya setiap hari. terutama di kota besar seperti jakarta yang setiap harinya menghasilkan sampah, tanpa diimbangi dengan pengelolaan sampah yang memadai maka akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. menurut catatan dinas kebersihan provinsi dki jakarta, tiap orang di kota ini menghasilkan 2,9 liter sampah rata-rata perhari. dengan penduduk sekitar 12 juta jiwa termasuk para komuter, tiap hari mereka menimbun sampah sekitar 26.945 m3 atau sekitar 6000 ton sampah. dari ketiga kawasan yang diteliti dapat disimpulkan bahwa tingkat kepadatan penduduk yang tinggi akan mempengaruhi volume sampah yang dihasilkan, oleh karena itu penting perlu diadakannya sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat, di mana perlu keterlibatan dari para warga masyarakat sebagai pemeran utama, dan pemerintah serta lembaga non pemerintah (swasta/lsm) keberadaan kampiun tidak ada ada, berasal dari ibu-ibu rumah tangga ada, berasal dari ketua rw dibantu oleh pengurus rt lingkungan keterlibatan masyarakat urban… (yosica mariana) 739 sebagai motivator dan fasilitator. sehingga volume sampah yang akan dibuang ke tpa (tempat pembuangan akhir) dapat berkurang. hal itupun tidak luput dengan adanya peranan aktif dari kampiun yang ada di daerah/kawasan tersebut. kampiun bisa muncul dari tokoh masyarakat, tokoh agama, guru bahkan ibu rumah tangga. perlu usaha yang terus menerus dan tiada henti serta keterlibatan langsung dari pihak pemerintah daerah dalam membantu merubah paradigma masyarakat yang secara umum masih tergantung sepenuhnya pada pemerintah daerah. dapat diperkuat dengan undang-undang yang tegas dan komprehensif dalam pengelolaan sampah. membuat bersih wajah suatu kota bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan komitmen dan kesadaran yang tinggi dari para pelakunya. penyelenggara pemerintahan daerah, swasta, lsm, institusi pendidikan, media massa serta yang terpenting adalah masyarakat. selain program yang merupakan milik bersama juga ketersediaan lahan, anggaran yang memadai dan dukungan regulasi akan mempengaruhi suatu keberhasilan. daftar pustaka mulatip, imam & brodjonegoro, bambang p. s. (2004). determinan pertumbuhan kota di indonesia. jurnal ekonomi dan pembangunan indonesia. v (1): 61-82. depok: departemen ilmu ekonomi feui. sudradjat, r. (2006). mengelola sampah kota. jakarta: penerbit swadaya. zahnd, markus. (2006). perancangan kota secara terpadu, teori perancangan kota dan penerapannya. yogyakarta: penerbit kanisius. microsoft word 47_td_dede saputra.docx teknik pengawetan … (dede saputra; tati nurhayati)   1021  teknik pengawetan fillet ikan nila merah dengan senyawa anti bakteri asal lactobacillus acidophilus dan bifido bacteria biffidum dede saputra1; tati nurhayati2 1industrial engineering department, faculty of engineering, binus university jl. alam sutera boulevard no. 1. alam sutera serpong tangerang 15325 2department of aquatic product technology, faculty of fisheries and marine sciences institut pertanian bogor. jl. lingkar akademik wing iii, gedung fpik, ipb, bogor 16116 ddsaputra@binus.ac.id; ddsaputra87@gmail.com abstract red tilapia is a good commodity to be developed because it has a high nutritional value composition, with a protein content 17.8%, fat 2.8%, and others composition. the fillet of red tilapia fish is easy to spoil, because of s. aureus, salmonella sp., and other microbes. many methods are used to save and preserve the quality of fillet, such fillet preparation through good sanitation practices, cooling process, but the effort were not optimal. the objectives of this study were to 1) evaluate the potency of antibacterial produced by lactobacillus acidophilus and bifidobacteria biffidum to inhibit the growth of spoilage bacteria that contaminated the red tilapia fillet; 2) evaluate the effect of antibacterial compounds produced by lactobacillus acidophilus and bifidobacteria biffidum of inhibiting the setback fillet quality, 3) determine the shelf life of red tilapia fillet at room temperature. antibacterial activity test is done by using the well diffusion method; the rate of deterioration of quality of fish tests done by observing the organoleptic parameters, ph measurement test, total volatile base method. total number of bacteria were performed by standard plate count (spc) test. the lab’s are able to inhibit the growth of spoilage bacteria pseudomonas aeruginosa about 8.67-9.00 mm and listeria monocytogenes about 8.33-9.00 mm through the well diffusion method. ph values about 5.71-5.74, tvb values about 1,26-21.43 with spc test about 1.39-4.83 cfu/ml. the antibacterial compounds could inhibit the rate of deterioration of quality red tilapia fillets until 14 hours. keywords: preserving, fillet, red tilapia, antibacterial, lab abstrak ikan nila merupakan komoditas yang sangat baik untuk dikembangkan karena memiliki komposisi nilai gizi yang tinggi, dengan kandungan protein sebesar 17,8%, lemak 2,8%, dan komposisi lainnya. filet ikan nila merah mudah mengalami kerusakan, karena s. aureus, salmonella sp., dan mikroba lainnya. banyak metode yang telah digunakan untuk menyimpan dan mengawetkan filet, seperti penerapan praktik sanitasi yang baik, proses pembekuan, tetapi upaya itu tidak optimal. tujuan dari penelitian ini adalah pertama, mengevaluasi potensi antibakteri yang dihasilkan oleh lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria biffidum untuk menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk yang mengontaminasi filet nila merah. kedua, mengevaluasi efek senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria biffidum dalam menghambat kualitas kemunduran mutu filet. ketiga, menentukan umur simpan filet nila merah pada suhu kamar. uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode sumur difusi; uji kemunduran mutu ikan dilakukan dengan mengamati parameter organoleptik, pengukuran ph, metode jumlah total basa volatil. total jumlah bakteri dilakukan dengan standard plate count (spc). bal ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk pseudomonas aeruginosa sekitar 8,67-9,00 mm dan listeria monocytogenes sekitar 8,33-9,00 mm melalui metode sumur difusi. nilai ph sekitar 5,71-5,74, nilai tvb sekitar 1,26-21.43 dengan assai spc sekitar 1,39-4,83 cfu / ml. senyawa antibakteri dapat menghambat laju kerusakan filet nila merah sampai 14 jam. kata kunci: pengawetan, filet, nila merah, antibakteri, bal 1022 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1021-1030  pendahuluan nila merah merupakan salah satu jenis ikan budi daya air tawar yang mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan. kusumawardhani (1988) dalam rostini (2007), nilai gizi protein nila merah per 100 g daging adalah 17,8%; lemak 2,8%; mineral 1,2% dan kandungan senyawa gizi lainnya. dewasa ini hasil olahan nila merah yang umum disukai oleh masyarakat adalah fillet ikan. fillet ikan nila merah produk pangan yang sangat mudah mengalami kerusakan (perishable food), salah satunya adalah kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas mikroba pembusuk seperti staphylococcus aureus, salmonella sp. dan lainnya. banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan dan mempertahankan mutu fillet ikan, antara lain adalah preparasi fillet melalui praktek sanitasi yang baik dan proses pendinginan, namun upaya itu belum optimal. dewasa ini beberapa cara pengawetan telah dilakukan untuk menyelamatkan produk hasil perikanan, salah satunya pemanfaatan kelompok antimikroba peptida bakteri gram positif, terutama bakteri asam laktat yang telah banyak dimanfaatkan sifat antagonistiknya dalam bidang biopreservasi pangan (food preservative) dan antibakterial (antibacterial agent) penghambat bakteri patogenik gram positif (jack et al. 1995). penggunaan biopreservatif yang berasal dari bakteri asam laktat (bal) pada pangan dilakukan karena dapat memperpanjang waktu penyimpanan dan menekan jumlah mikroorganisme yang tidak diinginkan. bakteri ini tidak bersifat toksik sehingga aman untuk dikonsumsi, yang dikenal dengan sebutan food grade microorganism (holzapfel et al. 1995). bal dapat menurunkan ph bahan pangan. penurunan ph tersebut dapat memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk (buckle et al. 1987). tujuan dari studi ini adalah untuk: (1) mempelajari aktivitas senyawa antibakteri asal lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria biffidum dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada fillet ikan nila merah. (2) mempelajari pengaruh senyawa antibakteri asal lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria biffidum dalam menghambat kemunduran mutu fillet ikan nila merah. (3) mengetahui efektivitas senyawa antibakteri asal lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria biffidum dalam memperpanjang umur simpan produk fillet ikan nila merah pada suhu ruang, melalui pengamatan parameter ph, analisis sensori, dan analisis biokimia daging fillet ikan nila. metode bahan yang digunakan pada studi ini terdiri dari bahan utama yang meliputi isolat bakteri asam laktat yakni lactobacillus acidophilus, biffidobacteria biffidum (yang diperoleh dari ftp ugm), bakteri uji pseudomonas aeruginosa, staphylococcus aureus (yang diperoleh dari lab mikrobiologi seafast center ipb). media yang digunakan adalah jus wortel (sayur), mann rogosa sharpe agar (mrsa) (oxoid cm0361), mann rogosa sharpe broth (mrsb) (oxoid cm0359), nutrient agar (na), nutrient broth (nb), pepton water (oxoid), media plate count agar (pca), dan mrsa-aa (mrsaacetic acid), kalium dihidrogen posfat (kh2po4) dan bahan analisis mirobiologi standar lainnya. alat-alat yang digunakan pada penelitian ini hot plate (steroglass), ph meter (orion 2 star ph bench top), autoklaf (alp model-40), cawan petri (pyrex), dan alat-alat analisis mikrobiologi standar lainnya. persiapan bakteri uji bakteri yang digunakan untuk pengujian aktivitas antibakteri asal lactobacillus acidophilus dan biffidobacteria biffidum pada media jus wortel adalah pseudomonas aeruginosa dan staphylococcus aureus. bakteri-bakteri uji ini sebelumnya ditumbuhkan pada media agar miring na teknik pengawetan … (dede saputra; tati nurhayati)   1023  yang disimpan pada suhu refrigerasi. bakteri sebelum digunakan maka perlu disegarkan terlebih dahulu pada media cair nb dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 οc. uji aktivitas antibakteri (bodade et al. 2008; garriga et al. 1993) uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode agar difusi sumur terhadap bakteri pseudomonas aeruginosa dan staphylococcus aureus. media na yang mengandung bakteri uji 107 cfu/ml dituang ke cawan petri steril dan dibiarkan membeku, setelah itu, kemudian pada media tersebut dibuat sumu-sumur dengan diameter 6 mm. ke dalam lubang tersebut dimasukan masingmasing 60 ml senyawa antimikroba yang telah diperoleh dari bakteri lactobacillus acidophilus dan biffidobacteria biffidum yang ditumbuhkan pada media jus wortel pasteurisasi. selanjutnya cawan diinkubasi pada inkubator suhu 37 οc selama 24-48 jam. pengukuran derajat keasaaman (ph) (manual ph meter 2006) sampel sebanyak 20 ml, dihomogenkan dan dibiarkan 15 menit. selanjutnya diukur nilai phnya dengan ph meter yang telah dikalibrasi dengan buffer ph 4,0 dan ph 7,0. nilai ph diukur sebanyak tiga kali ulangan. analisis organoleptik (bsn 2006) uji organoleptik bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk fillet ikan nila merah yang telah ditambah isolat bal. uji organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik menggunakan 15 orang panelis tidak terlatih dan semi terlatih. parameter yang diujikan meliputi atribut warna, aroma, tekstur, rasa, dan keseluruhan (overall). penyajian sampel dilakukan satu per satu secara bergantian untuk mendapatkan penilaian yang objektif dari panelis. uji total volatile base (tvb) (aoac 1984) penetapan ini bertujuan untuk menentukan jumlah kandungan senyawa-senyawa basa volatil yang terbentuk akibat degradasi protein. prinsip dari analisa tvb adalah menguapkan senyawasenyawa basa volatil (amin, mono-, di-, dan trimetilamin) pada suhu kamar selama 24 jam. senyawa tersebut kemudian diikat oleh asam borat dan kemudian dititrasi dengan larutan hcl. % n = ml hcl-ml blanko ×n hcl ×14,007×100% mg contoh penghitungan koloni (bam 2001) jumlah koloni bakteri dapat dihitung setelah diinkubasi pada suhu 35 oc selama 48 jam. koloni bakteri dapat dihitung dengan rumus standard plate count sebagai berikut: n = σc/ {[(1*n1) + (0,1*n2)+ ...]*(d)} di mana : n = jumlah koloni per ml atau per gram produk ∑c = jumlah semua koloni yang dihitung dari 2 cawan n1 = jumlah cawan pada pengenceran pertama n2 = jumlah cawan pada pengenceran kedua d = pengenceran pertama yang dihitung 1024 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1021-1030  limit deteksi metode plating berkisar 25 hingga 250 koloni. ketika dalam cawan terdapat koloni kurang dari 25, maka dalam pelaporannya dikatakan bahwa jumlahnya <2,5x101 cfu/ml. jika tidak ditemukan koloni dalam cawan hingga pengenceran terendah, maka pelaporannya sebanyak 1,0x101 cfu/ml. namun, jika koloninya melebihi 250, maka dianggap sebagai tbud (tidak bisa untuk dihitung). dengan demikian, hanya cawan yang jumlah koloninya berkisar 25 hingga 250 saja yang dapat dihitung sebagai jumlah koloni bakteri yang diinokulasikan. analisis data analisis statistika yang digunakan pada penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan bal dalam menjaga stabilitas produk fillet selama masa simpan (fase kemunduran mutu). rancangan acak lengkap dengan tiga kali ulangan, hasil beda nyata dianalisis dengan uji lanjut beda nyata terkecil (bnt) dengan software spss 16.0 (steel & torrie 1980; uyanto 2009) dan data grafik yang diperoleh pada penelitian dianalisis sigma-plot 11.0. hasil dan pembahasan perubahan nilai ph galur l. acidophilus, bifidobacterium biffidum dan campuran bakteri selama masa simpan parameter ph merupakan parameter penting dalam menentukan kemampuan suatu mikroorganisme untuk dapat bertahan hidup pada suatu lingkungan. bakteri asam laktat merupakan mikroorganisme fermentatif yang dapat hidup pada kisaran ph luas. pertahanan utama sel bakteri dari lingkungannya adalah membran seluler yang terdiri atas struktur lemak dua lapis. bila sel bakteri terpapar pada kondisi asam, maka membran sel dapat mengalami kerusakan dan berakibat hilangnya komponen-komponen intraseluler, seperti mg, k, dan lemak dari sel. berikut gambar 1, menunjukkan perubahan nilai ph bakteri asam laktat l. acidophilus, bifidobacterium biffidum, dan campuran bakteri. gambar 1 perubahan nilai ph bal lactobacillus acidophilus, biffidobacteria biffidum dan campuran selama masa simpan 0 hingga 8 jam pada media wortel pasteurisasi lama pengamatan (jam) 0 2 4 6 8 10 ph c am pu ra n ba kt er i 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 ph g al ur l ac to ba ci llu s ac id op hi lu s 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 ph g al ur b iff id ob ac te ria b iff id um 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 campuran bakteri lactobacillus acidophilus biffidobacteria biffidum teknik pengawetan … (dede saputra; tati nurhayati)   1025  gambar 1 menunjukkan terjadinya penurunan nilai ph baik pada bal galur lactobacillus acidophilus, biffidobacteria biffidum maupun campuran kedua bakteri. ph bal galur lactobacillus acidophilus, biffidobacteria biffidum, dan campuran pada pengamatan jam ke-0 masing-masing sebesar 5,74; 5,72; dan 5,71. nilai ph media wortel pasteuriasi mengalami penurunan setelah diinkubasi 8 jam untuk masing-masing galur yakni mencapai ph 4,26 (galur lactobacillus acidophilus dan biffidobacteria biffidum), serta 4,28 untuk campuran bakteri. hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan laporan barefoot & nettles (1993) yang mengatakan bahwa genus bal lactobacillus mampu memproduksi senyawa antibakteri, yaitu bakteriosin, hidrogen peroksida (h2o2), karbondioksida, dan diasetil. jenie dan rini (1995) melaporkan bahwa penggunaan l. plantarum dan l. casei subsp rhamnosus mampu memproduksi h2o2 dalam jumlah yang tinggi sehingga cukup potensial dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen melalui sifat bakterisidalnya. filtrat lactobacillus dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti streptococcus, staphylococcus aureus, dan e. coli, bahkan filtrat yang sudah disimpan selama 6 bulan memiliki kemampuan sama. penurunan nilai ph yang cukup rendah yakni mencapai 4.0 menunjukkan bahwa galur-galur bal yang digunakan memiliki aktivitas aktibakteri yang cukup baik. kondisi ph rendah menyebabkan asam organik larut oleh lemak, kemudian memungkinkan menerobos membran sel dan mencapai sitoplasma patogen, disamping itu adanya kompetisi nutrisi, akumulasi d-asam amino dan menurunya potensi redoks juga memberikan pengaruh terhadap daya hambat terhadap patogen (heller et al. 2001). aktivitas antibakteri isolat lactobacillus acidophilus dan biffidobacteria biffidum antibakteri berperan sebagai penghambat atau menginaktivasi mikroba patogen dengan menggunakan kemampuan antagonisnya dan beberapa galur bal mampu memproduksi senyawa asam organik, diasetil, hidrogen peroksida dan bakteriosin (oyetayo et al. 2003). hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa semua jenis galur bal yang digunakan yakni lactobacillus acidophilus, biffidobacteria biffidum, dan campuran bakteri mempunyai daya hambat terhadap bakteri uji p. aeruginosa dan s.aureus dengan diameter penghambatan cukup besar pada tabel 1. tabel 1 diameter penghambatan bal galur lactobacillus acidophilus, biffidobacteria biffidum, dan campuran bakteri terhadap bakteri uji jenis galur diameter penghambatan (mm) pseudomonas aeruginosa staphylococcus aureus campuran bakteri 9,00±1,00 9,00±1,00 l. acidophilus 8,67±0,50 8,67±2,08 b. bifidum 8,67±1,53 8,33±2,08 keterangan: data disajikan purata ± standar deviasi tabel 1 menunjukkan bahwa diameter penghambatan terbesar terhadap bakteri indikator p. aeruginosa dan s. aureus dihasilkan oleh campuran bakteri bal yaitu dengan zona hambat sebesar 9,00±1,00 mm. zona hambat yang cukup besar juga terlihat pada uji aktivitas antibakteri galur l. acidophilus dengan bakteri indikator p. aeruginosa dan s. aureus dengan luas zona hambat yang diberikan oleh bal pada masing-masing bakteri indikator adalah sebesar 8,67±0,50 mm dan 8,67±2,08 mm. daya hambat terhadap bakteri indikator terendah dihasilkan oleh bal bifidobacteria bifidum yakni sebesar 8,67±1,53 mm terhadap p. aeruginosa dan 8,33±2,08 mm terhadap s. aureus. 1026 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1021-1030  berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap ini terlihat bahwa penghambatan bal tunggal dan campuran bakteri terhadap bakteri gram negatif (p. aeruginosa) umumnya menunjukkan aktivitas lebih tinggi dari pada bakteri gram positif (s. aureus). hasil yang diperoleh pada penelitian ini sejalan dengan laporan surono (2001) yang menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri bal dari berbagai sumber isolasi mempunyai daya penghambatan terhadap bakteri grma negatif e. coli. setyawardani (2012) juga menjelaskan bahwa uji aktivitas antibakteri bal jenis l. plantarum tw10 memiliki daya hambat sebesar 7,5±1,4 mm dan 9,9±2,5 mm terhadap patogen b. cereus. selain itu jenis bal l. rhamnosus tw3 memilik daya hambat sebesar 10,4±1,2 mm terhadap bakteri s. aureus. yulinery et. al. (2009), pada penelitiannya melaporkan bahwa penggunaan isolat lactobacillus mar8 mampu menghambat pertumbuhan s. aureus dengan zona hambatan 8 mm pada suhu kamar dan refrigerator (4° c), dan terhadap bakteri vibrio sp. 13,25 mm pada suhu 4° c. ammor et. al (2005) dan (2006) melaporkan bahwa penggunaan bal strain lactobacillus sakei mampu menghambat pertumbuhan bakteri indikator enterococcus sp (eli-60), dengan zona hambat < 50 mm2. daya hambatan ini disebabkan oleh adanya senyawa yang bersifat antibakteri yang dihasilkan lactobacillus. senyawa antibakteri yang dihasilkan lactobacillus adalah asam organik, hidrogen peroksida, diasetil, dan bakteriosin (barefoot dan nettles 1993). aplikasi aktivitas antibakteri campuran bakteri bal pada fillet nila merah penentuan fase post mortem fillet ikan nila merah dengan parameter uji organoleptik dan ph fillet ikan nila merah penentuan fase post mortem ikan dilakukan untuk mengetahui serta mengenali kondisi tingkat kesegaran ikan pada beberapa fase post mortem. setelah ikan mati, ikam mengalami kemunduran mutu meliputi fase pre rigor (hiperaemia), rigor mortis, post rigor dan busuk (junianto 2003). fillet ikan nila merah pada (penyimpanan jam ke-0), masih berada dalam kondisi segar atau disebut fase pre rigor (hiperaemia) yakni terjadi pada jam ke-0 pada kedua perlakuan. pada fase ini ikan secara fisik memiliki nilai organoleptik berkisar pada selang kepercayaan 9,00 pada kedua perlakuan kontrol dan campuran bakteri berdasarkan pengujian bagi nilai tengah pada selang kepercayaan 95 % dapat disimpulkan bahwa fillet ikan nila merah pada fase ini memiliki nilai rata-rata organoleptik sebesar 8,00. nilai organoleptik ikan selar di atas, sesuai dengan kondisi ikan segar pada umumnya yang memiliki nilai orgonoleptik rata-rata 8,00-9,00 (bsn 2006). untuk parameter ph, fillet ikan nila merah memiliki nilai rata-rata sebesar 6,01±0,01 (kontrol) dan 5,50±0,01 (campuran bakteri). nilai ph pada penelitian ini sesuai dengan pendapat yunizal dan wibowo (1998) yang mengatakan bahwa ikan yang baru mati umumnya mempunyai ph netral, yakni sekitar 6,0-7,0. fase rigor mortis terjadi setelah tiga jam penyimpanan (kontrol) dan empat jam penyimpanan pada campuran bakteri, yang ditandai dengan rata-rata nilai organoleptik dan ph yang sedikit menurun, masing-masing sebesar 7,00 (kontrol) dan (campuran bakteri). sedangkan nilai ph masingmasing 5,87±0,07 (kontrol) dan 5,46±0,02 (campuran bakteri). penurunan nilai ph pada kondisi rigor mortis ini terjadi akibat proses glikolisis yang mengubah glikogen dalam tubuh ikan menjadi asam laktat. asam laktat yang terbentuk mengakibatkan nilai ph fillet ikan nila merah. nilai ph minimal yang dapat tercapai setelah ikan mati tergantung dari cadangan glikogen yang terdapat di dalam daging ikan (rahayu et al. 1992). akhir dari fase rigor mortis merupakan awal dari proses post rigor. pada fase ini terjadi proses autolisis. biasanya proses autolisis akan selalu diikuti dengan meningkatnya jumlah mikroba, sebab semua hasil penguraian enzim selama proses autolisis merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan mikroba (rahayu et al. 1992). fase post rigor terjadi pada jam ke-6 (kontrol) dan jam ke-7 (campuran bakteri). pada fase ini nilai uji organoleptik masing-masing sebesar 4,00 (kontol) dan 5,00 (campuran bakteri). teknik pengawetan … (dede saputra; tati nurhayati)   1027  fase kemunduran mutu pre-rigor rigor-mortis post-rigor busuk ph k on tr ol 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 ph c am ou ra n ba kt er i 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 w ak tu s im pa n ko nt ro l ( ja m ) 0 2 4 6 8 10 12 14 w ak tu s im pa n ca m pu ra n ba kt er i ( ja m ) 0 2 4 6 8 10 12 14 ph kontrol ph campuran bakteri waktu simpan kontrol (jam) waktu simpan campuran bakteri (jam) gambar 2 laju kemunduran mutu fillet ikan nila merah pada campuran bakteri dan kontrol (parameter pengamatan: ph dan waktu penyimpanan) nilai ph masing-masing 5,75±0,01 (kontrol) dan 5,48±0,01 (campuran bakteri). fase busuk terjadi pada jam ke-10 (kontrol) dan ke-12 (campuran bakteri). fillet ikan nila merah memiliki nilai uji organoleptik masing-masing sebesar 3,00 (kontol) dan 5,00 (campuran bakteri). sedangkan nilai ph masing-masing 5,09±0,03 (kontrol) dan 4,30±0,03 (campuran bakteri). penurunan nilai ph pada perlakuan campuran bakteri menunjukkan bahwa campuran bakteri mampu menghambat laju kemunduran mutu fillet lebih lama. nilai tvbn dan tpc total volatile base (tvb) nitrogen merupakan indikator kesegaran ikan yang didasarkan pada terbentuknya senyawa-senyawa basa dan amin. senyawa amin merupakan hasil dekarboksilasi asam amino dan reduksi tmao. tingkat kesegaran hasil perikanan berdasarkan tvbn dikelompokkan menjadi empat (farber dalam borgstorm, 2005), yaitu: a) ikan sangat segar dengan kadar tvbn 10 mg n/ 100 g atau lebih kecil; b) ikan segar 10-20 mg n/100 g; c) ikan yang masih dapat dikonsumsi 20-30 mg n/100 g; d) ikan busuk yang tidak dapat dikonsumsi dengan kadar lebih besar dari 30 mg n/100 g. secara biokimiawi nilai tvbn pada saat pre rigor pada perlakuan kontrol dan campuran bakteri masing-masing sebesar 2,50±0,07 mg n/100 g dan1,26±0,02 mg n/100 g. seiring berjalannya masa post mortem, fillet ikan nila merah pada fase rigor mortis memiliki nilai tvbn sebesar 15,12±0,01 mg n/100 g (kontrol) dan 13,86±0,10 (kotail) mg n/100 g. memasuki fase post rigor nilai tvbn terus mengalami peningkatan yakni mencapai 35,29±0,01 mg n/100 g (kontrol) dan 20,17±0,17 (kotail) mg n/100 g. pada fase busuk nilai tvbn perlakuan kontrol sangat besar yakni mecapai 40,34±0,15 mg n/100 g, sedangkan pada perlakuan campuran bakteri nilai tvbn fillet ikan nila merah jauh lebih rendah dibandingkan dengan kontrol yakni 21,43±0,14 mg n/100 g. nilai ini sesuai dengan klasifikasi farber dalam borgstorm (2005), yaitu pada saat pre rigor hingga busuk nilai tvbn yang dihasilkan sebesar 10 mg n/100 g sampai dengan >30 mg n/100 g. berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa perlakuan campuran bakteri yang diberikan pada fillet ikan nila merah sangat mempengaruhi laju kemunduran mutu fillet. 1028 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1021-1030  prinsip kerja analisis tpc adalah penghitungan jumlah bakteri yang ada di dalam sampel (daging ikan) dengan pengenceran sesuai keperluan dan dilakukan secara duplo. hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada kontrol (perendaman dalam jus wortel tidak mengandung campuran bakteri bal), fillet ikan nila pada fase pre rigor memiliki nilai tpc sebesar 4,50±0,16 log (cfu/ml), sedangkan untuk fillet ikan nila yang mengandung campuran bakteri bal nilai tpc sebesar 1,39±0,00 log (cfu/ml). pada fase rigor mortis nilai tpc mengalami peningkatan, yakni 4,80±0,07 log (cfu/ml) (kontrol), dan 3,57±0,04 log (cfu/ml) (campuran bakteri). fase post mortem merah nilai tpc fillet ikan nila terus mengalami kenaikan yakni 5,78±0,10 log (cfu/ml) (kontrol) dan 4,36±0,05 log (cfu/ml) (campuran bakteri). pada kondisi busuk perlakuan kontrol memiliki nilai tpc sangat tinggi mencapai 6,00±0,07 log (cfu/ml), sedangkan perlakuan campuran bakteri hanya mencapai 4,83±0,03 log (cfu/ml). tabel 2 hubungan fase post mortem, tvb, dan tpc fillet ikan nila merah fase post mortem waktu simpan (jam) rata-rata nilai tvb (mg n/100g) rata-rata nilai tpc log (cfu/ml) kontrol campuran bakteri kontrol campuran bakteri kontrol campuran bakteri pre rigor 0 0 2,50±0,07 1,26±0,02 4,50±0,16 1,39±0,00 rigor mortis 3 4 15,12±0,01 13,86±0,10 4,80±0,07 3,57±0,04 post rigor 6 7 35,29±0,01 20,17±0,17 5,78±0,10 4,36±0,05 busuk 10 14 40,34±0,15 21,43±0,14 6,00±0,07 4,83±0,03 keterangan: data disajikan purata ± standar deviasi fase post mortem pre-rigor rigor-mortis post-rigor busuk n ila i t p c k on tr ol l og ( c f u /m l) 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 n ila i t p c c am pu ra n ba kt er i l og ( c f u /m l) 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 n ila i t v b k on tr ol ( m g n /1 00 g) 0 10 20 30 40 50 n ila i t v b c am pu ra n ba kt er i ( m g n /1 00 g) 0 10 20 30 40 50 nilai tpc kontrol log (cfu/ml) nilai tpc campuran bakteri log (cfu/ml) nilai tvb kontrol (mg n/100g) nilai tvb campuran bakteri (mg n/100g) gambar 3 laju kemunduran mutu fillet ikan nila merah pada campuran bakteri dan kontrol (parameter pengamatan: nilai tvbn dan tpc) teknik pengawetan … (dede saputra; tati nurhayati)   1029  pada gambar 3, dapat dilihat bahwa nilai log tpc fillet ikan nila merah di mana dengan perlakuan perendaman dalam jus wortel yang mengandung campuran bakteri bal mampu menghambat laju pertumbuhan bakteri pembusuk yang terdapat pada fillet ikan nila merah. penghambatan yang terjadi diduga disebabkan oleh sifat antagonis yang dimiliki oleh bal untuk menekan pertumbuhan bakteri pembusuk. selain itu metabolit primer yang mungkin diproduksi oleh campuran bakteri bal diduga mampu menyebabkan pengasaman sitoplasma sel bakteri pembusuk sehingga mengalami kematian. kompetisi sumber protein juga mempengaruhi laju pertumbuhan patogen, dimana bal mampu menghambat bakteri pembusuk untuk memperoleh nutrisi untuk berkembang. simpulan bakteri asam laktat yang memiliki aktivitas antibakteri terbaik adalah campuran bakteri bal dan l. acidophilus. campuran bakteri bal memiliki efektivitas penghambatan yang baik terhadap laju kemunduran fillet ikan nila merah hingga 12 jam penyimpanan sedangkan kontrol lebih cepat hanya 10 jam pemyimpanan. analisis organoleptik menunjukkan bahwa perlakuan campuran bakteri memberikan daya penerimaan yang baik terhadap mutu fillet ikan nila merah sedangkan perlakukan kontrol kurang diterima. nilai ph, tvb, dan tpc perlakuan campuran bakteri menunjukkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan kontrol. daftar pustaka ammor, s., rachman, c., chaillou, s., pre´vost, h., dousset, x., zagorec, m., et al. (2005). phenotypic and genotypic identification of lactic acid bacteria isolated from a small-scale facility producing traditional dry sausages. j. food microbiology, 22 : 373–382. ammor, s., gre´goire tauveron, eric dufour, isabelle chevallier. (2006). antibactirial activity of lactic acid bacteria against spoilage and pathogenic bacteria isolated from the same meat small-scale facility 1—screening and characterization of the antibacterial compounds. j. food control 17: 454–461. barefoot, s. f. dan nettles c. g. (1993). antibiotics revisited; bacteriocins produced by dairy stater cultures. j. dairy sci 76: 2366–79. bodade, r. g., borkar, p. s., arfee, s, khobragade, c. n. (2008). in vitro screening of bryophytes for antimicrobial activity. j. med plants 7: 23-28. buckle, k. a. (1987). ilmu pangan. jakarta: universitas indonesia press. borgstorm, g. (2005). fish as food vol iv. new york: academic press. garriga, m., aymerich, h. m., monfort, j. m. (1993). bacteriocinogenic activity of lactobacilli from fermentor sausages. j. appl bacteria 75: 142-148. doi: 10.1111/j. 13652672.1993.tb02759.x. heller, k. j. (2001). probiotic bacteria in fermented foods: product characteristics and starter organism. am j clin nutrl supl 73: 374-379 1030 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1021-1030  holzapfel, w. h., geisen, r., schillinger, u. (1995). biological preservation of foods with referance to protective cultres, bacteriosins and food-grade enzymes. international j.food microbiol 24: 343-362. jack, r. w., tagg, j. r., ray, b. (1995). bacteriocin of gram positive bacteria. microbial rev, 59: 171-200. jenie, b. s. l., rini, s. e. (1995). aktivitas antibakteri dari beberapa spesies lactobacillus terhadap mikroba patogen dan perusak makanan. buletin teknologi dan industri makanan. junianto. (2003). teknik penanganan ikan. jakarta: penebar swadaya. oyetayo, v. o., adetuyi, f. c., akinyosoye, f. a. (2003).safety and protective effect of lactobacillus acidophilus and lactobacillus casei used as probiotic agent in vitro. afric j. biotechnol 2: 448-452 rahayu et al. (2003). teknologi fermentasi. bogor: pau pangan dan gizi ipb. rostini, i. (2007). peranan bakteri asam laktat (lactobacillus plantarum) terhadap masa simpan filet nila merah pada suhu rendah. fakultas perikanan dan imu kelautan. jatinangor: universitas padjadjaran. setyawardani, t. (2012). karakteristik dan pemanfaatan bal asal susu kambing untuk pembuatan keju probiotik. bogor: disertasi sekolah pascasarjana institut pertanian bogor. steel r. g. d., torrie, j. h. (1980). principles and procedures of statistics, second edition. new york: mcgraw-hill book co. surono i. s. (2004). probiotik. susu fermentasi dan kesehatan. pt. tri cipta karya (trick). uyanto, s. s. (2009). pedoman analisis data dengan spss. yogyakarta: graha ilmu. yulinery t, petria i. y., nurhidayat, n. (2009). penggunaan antibakteri dari isolat lactobacillus terseleksi sebagai bahan pengawet alami untuk menghambat pertumbuhan vibrio sp. dan staphylococcus aureus pada ikan kakap. j. biology researchers, 15: 85-92) yunizal, wibowo, s. (1998). penanganan ikan segar. jakarta: pusat penelitian dan pengembangan perikanan. microsoft word 02_td_wiwit amrinola_kajian pembuatan sorgum sosoh rendah tanin_ok_a2t.docx metode pembuatan sorgum … (wiwit amrinola; dkk) 9  metode pembuatan sorgum sosoh rendah tanin pada pembuatan nasi sorgum (sorghum bicolor l) instan wiwit amrinola1; sri widowati2; purwiyatno hariyadi3 1industrial engineering department, faculty of engineering, binus university jalan kh syahdan no.9 palmerah, jakarta 11480, indonesia 2peneliti balai besar penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian bogor 3departemen ilmu dan teknologi pertanian ipb 1wiwit_zahra@yahoo.com abstract sorghum is one of the non-rice commodities which have a relatively high content of nutrients, especially protein and carbohydrate. however, the nutritional value is to be down and relatively low due to the relatively high tannin content as an anti-nutrient. fairly high tannin content in sorghum is also causing sorghum has unpleasant taste and slightly bitter or "sepet". therefore, it is necessary to reduce the content of tannins in sorghum that is expected to improve the quality of nutrition, especially the increase in protein and starch digestibility and palatability or the flavor of sorghum products. the purpose of this study is to obtain the best method to lower tannin content in the manufacture of low-tannin sorghum milling, which will be used in the manufacture of instant rice sorghum. this research was done in two stages, namely 1) the timing of the milling stage and 2) the development stage of a method of making low-tannin sorghum milling by comparing the content of tannin reduction method with the immersion process in alkaline solution (naoh 0.3% and 0.3% na2co3) and distilled water with the method of reducing tannin content without immersion process. the results of this study indicate that the best milling time that can produce milled sorghum with good physical sorghum is five minutes and the best immersion treatment that can lower the optimum tannin content is by immersing in 0.3% na2co3 solution for 24 hours. this method can reduce up to 77.46% tannin content. keywords: milled sorghum, decrease tannin content, immersion process abstrak sorgum merupakan salah satu komoditi non beras yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi, terutama protein dan karbohidratnya. namun nilai gizi ini menjadi turun dan relatif rendah karena adanya kandungan tanin yang cukup tinggi sebagai zat anti gizi. kandungan tanin yang cukup tinggi pada sorgum ini juga menyebabkan sorgum memiliki rasa yang kurang enak dan agak pahit ”sepet”. oleh karena itu, maka diperlukan upaya untuk mereduksi kandungan tanin pada sorgum sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu gizi, terutama peningkatan daya cerna protein dan pati, serta palatabilitas atau citarasa produk sorgum. tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode menurunkan kandungan tanin terbaik dalam pembuatan sorgum sosoh rendah tanin, yang akan digunakan dalam pembuatan nasi sorgum instan. penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu 1) tahap penentuan waktu penyosohan dan 2) tahap pengembangan metode pembuatan sorgum sosoh rendah tanin dengan cara membandingkan metode penurunan kandungan tanin dengan proses perendaman dalam larutan alkali (naoh 0.3 % dan na2co3 0.3 %) dan aquadest dengan metode penurunan kandungan tanin tanpa proses perendaman. dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa waktu penyosohan terbaik yang dapat menghasilkan sorgum sosohan dengan keragaan yang baik adalah 5 menit dan perlakuan perendaman terbaik yang dapat menurunkan kandungan tanin secara optimum adalah perendaman dalam larutan na2co3 0.3% selama 24 jam. metode ini dapat menurunkan kandungan tanin hingga 77.46 %. kata kunci: sorgum sosoh, penurunan kandungan tanin, proses perendaman. 10 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 9-19  pendahuluan masalah pengadaan beras sebagai bahan pangan sumber karbohidrat di indonesia hingga saat ini masih belum teratasi sepenuhnya. salah satu penyebab keadaan ini adalah karena 95% penduduk indonesia mengutamakan beras sebagai makanan pokok. saat ini konsumsi beras nasional perkapita mencapai 139.15 kg/kapita/tahun dan merupakan konsumsi terbesar se asia tenggara (triyatna, 2012), sedangkan idealnya adalah 80 90 kg/kapita/tahun (firdaus et al., 2008). salah satu solusi terhadap permasalahan pangan tersebut adalah dengan melakukan diversifikasi pangan pada menu harian. hal ini dilakukan untuk menghindari ketergantungan pada satu jenis bahan pangan seperti beras dan peningkatan mutu gizi konsumsi pangan. selain itu, konsumsi pangan yang beragam akan saling melengkapi kekurangan zat gizi tertentu dari satu jenis pangan dengan pangan lainnya (khomsan, 2006). produk pangan yang dapat digunakan untuk diversifikasi beras salah satunya adalah sorgum. sorgum merupakan salah satu komoditi non beras yang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis. menurut widowati dkk (2009), nilai gizi sorgum tidak kalah dengan beras. sorgum mengandung protein (8-12%) setara dengan terigu atau lebih tinggi dibandingkan dengan beras (610%), dan kandungan lemaknya (2-6%) lebih tinggi dibandingkan dengan beras (0.5-1.5%). pengadopsian teknologi pemanfaatan sorgum masih terbatas karena citra sorgum sebagai komoditas inferior dan memiliki rasa yang kurang enak dan agak pahit ”sepet” karena kandungan taninnya yang cukup tinggi (berkisar antara 2.7-10.2% catechin equivalent) (suprapto dan mudjisihono, 1987). kandungan tanin pada sorgum mempunyai efek antioksidan sehingga produk olahannya dapat dijadikan sebagai produk pangan fungsional. namun selain mempunyai sifat antioksidan, tanin juga mempunyai efek antigizi. tanin yang terdapat pada biji sorgum merupakan tanin dalam bentuk terkondensasi. tanin dalam bentuk ini mampu memproduksi kompleks yang lebih stabil dibandingkan dengan tanin dalam bentuk terhidrolisis. tanin merupakan komponen phenolik yang dapat berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh, namun di sisi lain juga bersifat sebagai antigizi bagi tubuh. tanin merupakan senyawa yang larut dalam air dan memiliki kemampuan berikatan dengan protein sehingga membentuk kompleks dengan protein serta mampu menurunkan mutu dan daya cerna protein (von elbe dan schwartz, 1996). tanin juga mampu berikatan dengan polimer lainnya seperti polisakarida (pati) sehingga menjadi lebih sukar dicerna oleh enzim pencernaan terutama amilase dan tripsin karena terjadinya penurunan aktivitas enzim tersebut (griffiths dan moseley, 1980; despandhe dan salunkhe, 1982).  oleh karena itu, meskipun kandungan gizi sorgum (terutama protein dan karbohidrat) cukup tinggi dan lebih baik dari beras, namun nilai gizi ini menjadi turun dan relatif rendah karena adanya kandungan tanin yang cukup tinggi sebagai zat antigizi. untuk mengubah citra sorgum menjadi komoditas superior yang dilirik sebagai pengganti beras dan disukai masyarakat, maka diperlukan upaya untuk mereduksi kandungan tanin pada sorgum sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu gizi, terutama peningkatan daya cerna protein dan pati, serta palatabilitas atau cita rasa produk sorgum. peningkatan mutu gizi dan daya cerna sorgum setelah perlakuan penurunan kandungan tanin memungkinkan sorgum menjadi produk pangan pokok harapan selain beras dan jagung. kendala lain yang dihadapi dalam pemanfaatan sorgum sebagai bahan pangan adalah teknik penyosohan biji sorgum. meskipun telah banyak dikembangkan alat penyosoh sorgum, namun palatabilitas sorgum masih rendah akibat masih cukup tinggi nya kandungan tanin sorgum sosoh setelah mengalami proses penyosohan dengan alat sosoh yang sudah dikembangkan. oleh karena itu, metode reduksi tanin pada sorgum perlu diteliti hingga taraf palatabilitasnya dapat diterima konsumen, namun masih mempunyai efek fungsional bagi kesehatan tubuh. metode pembuatan sorgum … (wiwit amrinola; dkk) 11  selain pereduksian kandungan tanin sebagai upaya peningkatan mutu gizi sorgum sebagai bahan pangan pokok harapan, citra sorgum juga perlu ditingkatkan menjadi produk pangan bergengsi dan mengikuti tren pasar. salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menjadikannya sebagai produk pangan instan fungsional seperti nasi sorgum instan. pangan pokok instan yang sudah dikembangkan adalah nasi instan dari beras dan nasi jagung instan, sedangkan nasi sorgum instan belum diteliti. kandungan tanin pada bahan makanan dapat diturunkan dengan berbagai cara seperti perendaman, perebusan, fermentasi, dan penyosohan kulit luar biji. menurut hubeis (1984), pengolahan sorgum dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan proses penggilingan. proses penggilingan sorgum menjadi beras sorgum serupa dengan penggilingan beras dari padi atau gabah, tapi perbedaannya adalah sorgum tidak dikuliti/dikupas dengan penggilingan rol karet. hal ini karena sorgum tidak mempunyai sekam. pembuatan beras sorgum dilakukan dengan tahapan membersihkan bahan, lalu melakukan tindak “conditioning” atau “tempering” dan selanjutnya menyosoh sorgum selama beberapa waktu pada alat sosoh hingga menjadi beras sorgum. beras sorgum yang dihasilkan tersebut masih tercampur dengan bentuk butiran tidak utuh dan dedak, maka pemisahan fraksinya dilakukan dengan pengayakan secara manual atau masinal. suprapto dan mudjisihono (1987) menjelaskan bahwa kandungan tanin pada biji sorghum dapat diturunkankan dengan cara perendaman air suling pada suhu 30 oc selama 24 jam. kadar tanin yang hilang dengan metode ini sekitar 31%. perendaman dalam larutan naoh dan koh 0,05m pada suhu 30oc selama 24 jam dapat menghilangkan kandungan tanin lebih besar yaitu sekitar 75-85%. perendaman dengan na2co3 pada kondisi yang sama dapat menghilangkan tanin sebesar 77%. kehilangan tanin pada beberapa perlakuan di atas diduga akibat terkelupasnya kulit biji dan hilangnya lapisan testa selama perlakuan. chavan et a.l (1979) melaporkan bahwa perlakuan pemanasan dengan suhu 100 0c dapat mengurangi waktu perendaman dari 24 jam menjadi 20 jam. lebih jauh el fadel et al. (1993) melaporkan bahwa perendaman biji sorgum dalam larutan na2co3 selama 24 jam pada suhu 30oc atau pemanasan pada suhu 100oc selama 20 menit menggunakan larutan na2co3, dapat menurunkan kadar tanin dan meningkatkan daya cerna protein secara in vitro sebesar 90%. tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode penurunan kandungan tanin terbaik dalam pembuatan sorgum sosoh rendah tanin yang akan digunakan dalam pembuatan nasi sorgum instan dengan cara membandingkan metode penurunan kandungan tanin dengan proses perendaman dengan metode penurunan kandungan tanin tanpa proses perendaman. metode alat dan bahan bahan baku utama yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum non-waxes dari varietas yang memiliki kadar tanin tinggi dan produktivitas tinggi, yaitu varietas zh-30 yang diperoleh dari univesitas padjajaran, bandung. bahan lain yang digunakan adalah larutan garam alkali (naoh 0.3% dan na2co3 0.3%), aquadest, dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis yang berasal dari e-merk atau sigma aldrich. alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat gelas dan non gelas. instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah alat penyosoh beras tipe satake dengan batu gerinda tipe amril no. 50, ph-meter, chromameter, timbangan analitik, kiya hardness meter, alat tanak nasi konvensional skala laboratorium, oven, tanur pengabuan, hot plate, water bath, refrigerator, freezer, dan spektrofotometer. 12 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 9-19  penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian. penelitian tahap i merupakan tahap penentuan waktu penyosohan dan penelitian tahap ii merupakan tahap pengembangan metode pembuatan sorgum sosoh rendah tanin. rancangan percobaan yang digunakan adalah acak lengkap dengan 3 kali ulangan. kemudian data hasil pengamatan diolah menggunakan analisis sidik ragam (anova). jika terjadi beda nyata pada faktor perlakuan pada selang kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan uji beda duncan. penelitian tahap i (penentuan waktu penyosohan) pembuatan sorgum sosoh diawali dengan pembersihan biji sorgum dari material selain biji sorgum, selanjutnya biji sorgum yang telah bersih tersebut degrading, hal ini bertujuan untuk mendapatkan biji sorgum dengan ukuran yang seragam. setelah grading, dilakukan proses conditioning, dan selanjutnya biji sorgum disosoh dengan alat sosoh. penentuan waktu penyosohan pada penelitian tahap i bertujuan untuk menghasilkan sorgum sosoh yang baik (rendemen tinggi, keutuhan sorgum sosoh, dan warna). selain penentuan waktu penyosohan, pada penelitian tahap i ini juga dilakukan karakterisasi bahan baku yang akan digunakan dan penentuan kadar air yang tepat saat proses penyosohan. penentuan waktu penyosohan penentuan kadar air bertujuan untuk menghasilkan sorgum sosoh yang baik (rendemen tinggi, keutuhan sorgum sosoh, dan warna). karakterisasi bahan baku yang dilakukan adalah analisa proksimat (kadar protein, lemak, karbohidrat, abu, dan kadar air), dan analisa kandungan tanin biji sorgum utuh. penentuan waktu penyosohan (wp) dilakukan pada tiga tingkat waktu yang berbeda, yaitu wp1, wp2, dan wp3. setelah penyosohan, dilakukan pengayakan yang bertujuan untuk memisahkan sorgum sosoh utuh, patah, menir dan dedak. penelitian tahap ii (pengembangan metode pembuatan sorgum sosoh rendah tanin) sorgum sosoh yang diperoleh dari hasil penelitian tahap i diberi perlakuan penurunan kandungan tanin dengan cara perendaman di dalam larutan alkali (naoh 0.3 % dan na2co3 0.3 %) dan tanpa larutan alkali atau hanya dengan air destilata (aquadest) saja selama 8 jam, 16 jam, dan 24 jam. dari tahapan di atas, diperoleh sorgum sosoh rendah tanin yang akan digunakan pada tahap pembuatan nasi sorgum instan selanjutnya. jumlah sampel yang digunakan untuk masing-masing perlakuan adalah 200 g biji sorgum. diagram alir proses pembuatan sorgum sosoh kering rendah tanin dapat dilihat pada gambar 1 berikut. gambar 1 diagram alir pembuatan sorgum sosoh rendah tanin metode pembuatan sorgum … (wiwit amrinola; dkk) 13  hasil dan pembahasan karakterisasi bahan baku karakterisasi bahan baku (biji sorgum) yang digunakan pada penelitian ini dilakukan terhadap komposisi kimia dan warna. komposisi kimia biji sorgum utuh yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan nasi instan dapat dilihat pada tabel 1. tabel 1 komposisi kimia biji sorgum utuh varietas zh-30 komponen % kandungan karbohidrat (% bk) 83.24 protein (% bk) 12.85 lemak (% bk) 2.71 abu (% bk) 1.20 kadar air (% bk) 9.42 kandungan tanin (% bk tannic acid equivalent) 3.34 keterangan : bk = basis kering berdasarkan hasil analisa komposisi kimia biji sorgum pada tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa biji sorgum varietas zh-30 memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, terutama kandungan protein, karbohidrat. suprapto dan mudjisihono (1987) menyatakan bahwa kandungan protein biji sorgum berbagai varietas yang ada di indonesia berkisar antara 7-10%. protein sorgum sama seperti biji serealia lainnya yang terdiri dari albumin, globulin, dan prolamin. albumin adalah protein yang dapat larut dalam air, globulin larut dalam larutan garam, dan prolamin larut dalam alkohol. komposisi zat gizi biji sorgum yang tinggi tersebut dalam penggunaannya dapat dihambat oleh senyawa tanin (turunan polifenol). kandungan tanin sorgum sering dihubungkan dengan warna kulit luar (testa) yang gelap. menurut suprapto dan mudjisihono (1987), biji sorgum yang memiliki kandungan tanin tinggi dicirikan dengan warnanya yang coklat gelap atau coklat kemerahan. dari hasil analisis derajat putih (whiteness) atau warna menggunakan alat chromameter menunjukkan bahwa derajat putih (whiteness) sorgum vaietas zh-30 adalah 83.74%. secara visual, warna dan bentuk biji sorgum utuh dapat dilihat pada gambar 2. gambar 2 biji sorgum utuh yang digunakan dalam penelitian zh-30 14 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 9-19  proses penyosohan penentuan waktu penyosohan (wp) semakin lama waktu penyosohan, maka rendemen yang dihasilkan akan semakin turun karena lapisan aleuron dan testa yang dapat dipisahkan menjadi lebih banyak. semakin lama waktu penyosohan, maka keragaan sorgum sosoh yang dihasilkan lebih banyak yang patah (sorgum sosoh utuh lebih sedikit). hasil analisis rendemen pada waktu penyosohan dua hingga lima menit dapat dilihat pada tabel 2. tabel 2 rendemen sorgum sosoh pada berbagai waktu penyosohan waktu (menit) rendemen (%) 2 81.0 2.5 76.4 3 74.2 4 71.9 5 68.2 biji sorgum terdiri dari 7.3–9.3% kulit luar, 7.8–12.1% lembaga, dan 80–84.6% endosperm. kulit luar terdiri dari epikarp, mesokarp, dan endocarp. epikarp adalah bagian terluar yang tersusun atas dua atau tiga lapisan memanjang, ada yang mengandung pigmen (hubbard et al., 1950). rooney dan miller (1982) menyatakan bahwa mesokarp merupakan lapisan tengah dan cukup tebal, berbentuk poligonal serta mengandung sedikit granula pati. endocarp tersusun oleh sel menyilang dan sel berbentuk tabung, akan rusak selama proses penggilingan yang menghilangkan kulit luar. di bawah lapisan perikarp terdapat lapisan kulit biji (testa). lapisan testa terdapat di bawah endocarp dan di sekeliling permukaan endosperm biji. gambar 3 sorgum sosoh yang dihasilkan berdasarkan persentase rendemen yang dihasilkan pada percobaan penentuan waktu penyosohan biji sorgum dan keragaan hasil sosohan, maka waktu penyosohan (wp) yang digunakan dalam proses penyosohan biji sorgum adalah 5 menit sebagai standar untuk waktu penyosohan (wp1), 4 menit untuk wp2 dan 3 menit untuk wp3. penentuan kadar air yang tepat untuk penyosohan biji sorgum conditioning” atau “tempering” yang bertujuan untuk mendapatkan kondisi dan kadar air yang tepat pada saat penyosohan dan selanjutnya menyosoh sorgum selama beberapa waktu dengan alat sosoh hingga menjadi sorgum sosoh (hubeis, 1984). kadar air biji sorgum saat disosoh 2 mnt  2.5 mnt  3 mnt  4 mnt  5 mnt  metode berpenga saat diso dilakuka dengan r k semakin tidak mu pemband melapork berkadar 16%. d tertinggi penyoso perlakua pengem p ini adala beras tip waktu p setelah dengan p pembua t dengan p bahan p dan prot kandung penggun (turunan melindun e pembuatan aruh terhadap osoh, hasil s an pengkond rendemen so kadar air be n meningkat udah patah, ding, kadar a kan bahwa k r tanin renda dari hasil an i adalah pad han ini digu an pendahulu mbangan me parameter y ah persentas pe satake yan enyosohan ( itu, sorgum perendaman atan sorgum tanin merup protein, dan angan, sorgu teinnya, nam gan tanin ya naannya, zat n polifenol). ngi biji sorg r en d em en (% ) n sorgum … p rendemen sosohan ban isian pada k rgum sosoh gambar 4 pe erpengaruh kadar air sa selain itu j air ideal untu kadar air ya ah dan sedan nalisa, diper da kadar air unakan seba uan pada lang tode pembu ang digunak e penurunan ng mengguna (wp) yang b sosoh yang dalam laruta m sosoh ren pakan senyaw n polimer lai um mempun mun biji sorg ang cukup t gizi yang ter senyawa tan gum dari ham 72 73 74 75 76 77 78 79 80 14 r en d em en ( % ) (wiwit amrino dan mutu gi nyak yang h kadar air 14, dapat dilihat engaruh kadar terhadap re terhadap kel aat penyosoh juga menyeb uk gandum sa ang dibutuhk ng, sedangk roleh kadar r 20% yang agai acuan p gkah selanjut uatan sorgu kan pada pen n kandungan akan batu ge berbeda, yait dihasilkan b an naoh 0.3 ndah tanin t wa fenolik ya innya sepert nyai kompos gum merupa inggi, yaitu rdapat dalam nin bersifat ma (hubeis, 74.485 16 ola; dkk) ling. biji sor hancur. untu 16, 20, dan t pada gamb r air biji sorg endemen sorg liatan dan k han maka aka babkan endo aat penyosoh kan biji sorg kan untuk bij air terbaik u disosoh sel pada proses tnya. m sosoh re nentuan perla n tanin. pros erinda tipe a tu 5 menit ( barulah dibe 3%, larutan n tanpa perla ang larut di d ti polisakarid isi zat gizi y akan salah sa berkisar an m biji sorgum menghamba 1984). kom 77.21 6 kadar a rgum mempu uk memperb 22%. hasil ar 4. gum utuh saa gum sosohan kekuatan dar an menghasi osperm menj han adalah an gum sebelum ji sorgum ya untuk mengh lama 5 men penyosohan endah tanin akuan pembu ses penyosoh amril no. 50 (wp1), 4 me erikan perlak na2co3 0.3% akuan peren dalam air dan da (von elb yang tinggi atu jenis bah ntara 2.7-10. m tersebut da at kerja enzim mposisi gizi 78.775 20 air (%) unyai kadar a baiki rendem analisa terha at penyosohan ri beras sorg ilkan sorgum jadi lunak d ntara 13-16% m disosoh ad ang berkada hasilkan rend nit (wp1). k n biji sorgu n uatan sorgum han dilakuka . penyosohan enit (wp2), kuan penurun %, dan dalam ndaman n memiliki k be dan schw terutama ka han makanan .2% catechin apat dihamba m pencernaa sorgum yan 75.075 22 air rata-rata men dan mut adap tingkat n gum yang di m sosoh yang dan lengket. % . beta et a dalah 12% u ar tanin tingg demen sorgu kadar air da um yang tela m sosoh rend an dengan a n dilakukan dan 3 meni nan kandung air destilata kemampuan b wartz, 1996). andungan ka n yang juga n equivalen at oleh senya an dan disam ng cukup ting 15  12%, dan tu giling, kadar air ihasilkan. g liat dan sebagai al. (2000) untuk biji gi adalah um sosoh an waktu ah diberi dah tanin lat sosoh pada tiga it (wp3). gan tanin . berikatan . sebagai arbohidrat memiliki t. dalam awa tanin mping itu ggi dapat 16 dimanfaa dilakuka penyoso h dilihat p jumlah y dihilangk kandung selanjutn dapat m lama wa banyak p pembua dapat dit yang hil suhu 30 perendam kehilang lapisan t suhu 100 abdullah pada suh dapat me destilata kandung sebelum sudah hi dan seba tersebut, pemutus tersebut atkan secara an untuk me han kulit lua hasil analisa pada gamba yang berbed kan akan se gan tanin biji nya berturutmenurunkan k aktu penyoso pula kandung atan sorgum suprapto da turunkankan ang dengan 0 oc selama man dengan gan tanin pad testa selama 0 0c dapat m h (1993) me hu 30 oc ata enurunkan ka setelah pros a. perlakuan gan tanin pa m diberikan p ilang akibat agian besar k , dan tanin y san ikatan h menjadi lebi a optimal d enurunkan k ar biji, perend a penurunan ar 5. perbed da juga. sem emakin besa i sorgum yan -turut diikut kandungan t ohan, dapat gan tanin yan gam terhadap m sosoh ren an mudjisiho n dengan cara metode ini s 24 jam da n na2co3 p da beberapa perlakuan. c mengurangi w elaporkan ba au pemanasa adar tanin da ses penyosoh perendaman ada biji sorg perlakuan pen proses peny komponen tan yang tersisa p hidrogen-oks ih mudah. 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 k a n d u n g a n t a n in ( % ) wp1 = 5 menit wp2 = 4 menit wp3 = 3 menit dengan cara kandungan ta daman, pereb n kandungan daan waktu makin lama ar pula. den ng paling ban ti oleh wp2 tanin berturu menyebabk ng ikut terkik mbar 5 pengar kandungan t ndah tanin d ono (1987) m a perendama sekitar 31%. apat menghil pada kondisi perlakuan di chavan et a.l waktu perend ahwa perend an pada suhu an meningka han dilakuka n dalam laru gum setelah nurunan kan yosohan, seh nin yang ada pada sorgum sigen dan p wp1 waktu menurunka anin pada b busan dan fe tanin sorgu penyosohan waktu peny ngan waktu p nyak diperole dan wp3. ut-turut sebe kan semakin kis akibat pro ruh waktu pe tanin sorgum dengan per menjelaskan an air suling perendaman langakan ka i yang sama i atas diduga l (1979) mel daman dari 24 aman biji so u 100 oc sela atkan daya ce an proses per utan garam b dilakukan p dungan tanin ingga penuru a pada biji so m sosoh menj pembentukan wp2 w u penyosohan comte an kandunga biji sorgum ermentasi. um sosoh tan n akan menu yosohan, ma penyosohan eh dengan m waktu peny esar 35.89%, n banyak lap oses penyoso enyosohan (m sosoh yang d rlakuan pere bahwa kan pada suhu 3 n dalam larut andungan tan a dapat men a akibat terke laporkan bah 4 jam menjad orgum dalam ama 20 men erna protein s rendaman da basa bekerja penyosohan n, kulit luar unan kandun orgum telah t jadi lebih se n na-fenola wp3 utu (menit) ech vol. 6 no an taninnya. diantaranya npa perlakua urunkan kan aka kandung (wp) yang melakukan pe yosohan (wp , 29.99%, da pisan testa t ohan tersebu enit) dihasilkan endaman ndungan tani 30 oc selama tan naoh d nin lebih be nghilangkan elupasnya ku hwa perlakua di 20 jam. le m larutan na nit mengguna secara in vitr alam larutan lebih efekti terlebih dah biji sorgum ngan tanin m terkikis akib dikit daripad at (garam) p uh o. 1 maret 20 . upaya yan adalah den an perendam ndungan tani gan tanin ya berbeda, p enyosohan pa p1, wp2, d an 11.13%. terkikis dan ut. . in pada biji a 24 jam. ka dan koh 0,0 esar sekitar tanin sebes ulit biji dan h an pemanasa bih jauh el f a2co3 selam akan larutan ro sebesar 90 garam alkal if untuk men hulu. hal in atau lapisan menjadi lebih at proses pen da biji utuh, pada senyaw 015: 9-19  ng dapat ngan cara man dapat in dalam ang dapat enurunan ada wp1, an wp3) semakin semakin sorghum adar tanin 05m pada 75-85%. sar 77%. hilangnya an dengan fadel dan a 24 jam na2co3, 0%. li dan air nurunkan ni karena n testanya h optimal nyosohan sehingga wa tanin metode pembuatan sorgum … (wiwit amrinola; dkk) 17  hasil analisa penurunan kandungan tanin dengan menggunakan tiga jenis bahan perendam yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan terbaik diperoleh dengan melakukan proses penyosohan terlebih dahulu pada wp1 dan dilanjutkan dengan perlakuan perendaman dalam larutan na2co3 0.3 % selama 24 jam. metode ini dapat menurunkan kandungan tanin sorgum hingga 77.46 % ( dari 3.34 menjadi 0.75 % tannic acid equivalent), sedangkan dengan naoh dan air destilata, maksimal dapat menurunkan kandungan tanin hingga 69.3 % dan 53.45 %. hasil analisa penurunan kandungan tanin dengan perlakuan perendaman ini dapat dilihat pada gambar 6 berikut. gambar 6 pengaruh kombinasi perlakuan penurunan kandungan tanin terhadap persentase penurunan kandungan tanin sorgum sosoh penurunan kandungan tanin pada biji sorgum selain disebabkan karena proses penyosohan juga dipengaruhi oleh proses perendaman dalam larutan alkali. larutan garam alkali menyebabkan ikatan hidrogen-oksigen pada senyawa tanin menjadi putus, sehingga terbentuk na-fenolat (garam) dan karbonat yang merupakan asam lemah akan mengalami ionisasi (fessenden dan fessenden, 1986). tanin merupakan senyawa fenolik yang berasal dari benzen dengan suatu gugus –oh yang terikat pada cincin aromatik. fenol bersifat asam, stabil, dan mampu bereaksi dengan basa membentuk nafenolat (garam). perendaman biji sorgum dalam larutan alkali menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi, sehingga membentuk larutan keruh (tanin menjadi larut), karena adanya energi yang bekerja dan terjadi pelepasan elektron oleh suatu atom ketika reaksi sedang berlangsung. perbedaan warna larutan perendam yang dihasilkan selama proses perendaman dapat dilihat pada gambar 7. gambar 7 perbedaan warna larutan dengan bahan perendam berbeda sorgum sosoh rendah tanin yang diperoleh pada penelitian ini dengan perlakuan terbaik selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan nasi sorgum instan rendah tannin pada tahap selanjutnya. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 8a 8b 8c 16a 16b 16c 24a 24b 24c p e n u ru n a n  k a n d u n g a n  t a n in   (% ) kombinasi perlakuan na2co3 0.3 % naoh 0.3 % aquadest 8, 16, 24 : waktu perendaman (jam) a, b, c : waktu penyosohan (wp) 1, 2, dan 3 na2co3  naoh  aquades  18 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 9-19  simpulan dari penelitian yang sudah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa (1) kadar air biji sorgum yang sesuai saat penyosohan adalah 20 ± 1 %. pada kadar air tersebut diperoleh rendemen tinggi dan tingkat keutuhan sorgum sosoh lebih tinggi dibandingkan biji sorgum yang disosoh pada tingkat kadar air 12-18%. (2) waktu penyosohan terbaik yang dapat menghasilkan sorgum sosohan dengan keragaan yang baik adalah 5 menit. semakin lama waktu perendaman, maka efektifitas penurunan kandungan tanin menjadi lebih tinggi, atau kandungan tanin pada sorgum sosoh menjadi lebih kecil. (3) perlakuan perendaman terbaik yang dapat menurunkan kandungan tanin secara optimum adalah perendaman dalam larutan na2co3 0.3% selama 24 jam. metode ini dapat menurunkan kandungan tanin hingga 77.46 %. untuk penelitian lanjutan dalam pembuatan nasi sorgum instan rendah tanin, disarankan menggunakan bahan perendam lain (selain haoh dan na2co3) yang tidak hanya berpengaruh pada proses instanisasi namun juga dapat menurunkan kandungan tanin secara sekaligus sehingga proses pembuatan nasi sorgum instan menjadi lebih efisien dan efektif. daftar pustaka beta, t., et al. (2000). effect of chemical conditioning on the milling of high-tannin sorghum. j. sci. food and agric, 80 (15), 2216-2222. chavan, j. k., kadam, s. s., ghonsikar, c. p., salunkhe, d. k. (1979). removal of tannins and improvement of in vitro protein digestibility of sorghum seeds by soaking in alkali. j. food sci, 44 (5), 1319-1322. el fadel eb, abdullah et. (1993). effect of soaking in water or in sodium carbonate on tannin content and in vitro protein digestibility of sorghum cultivars. international j. food sci. and techn 28 (4) : 389-395. fessenden, r. j., fessenden, j. s. (1986). kimia organik. ed ke-3. jilid 1. jakarta: erlangga. firdaus, m., lukman, m. b., purwiyanti, p. (2008). swasembada beras dari masa ke masa: telaah efektivitas kebijakan dan perumusan strategi nasional. bogor: ipb press. griffiths, d. w., moseley, g. (1980). the effect of diets containing field beans of high or low polyphenolic content on the activity of digestive enzymes in the intestines of rats. j sci food agric, 31, 255-259. hubbard, j. k., hall, h. h., earle, f. r. (1950). composition of the component parts of sorghum kernel. cereal chem, 27. hubeis, m. (1984). pengantar pengolahan tepung serealia dan biji-bijian. bogor. jurusan teknologi pangan dan gizi fateta ipb. khomsan, a. (2006). beras dan diversifikasi pangan. diakses 09 feb 2008, dari http://kompas.com/kompas-cetak/0612/21/opini/-3190395.htm rooney, l. w., miller, f. r. (1982). variation in the structure and kernel characteristics of sorghum. proceesing of the symposium on sorghum, 1, 28 – 31 oktober 1981. metode pembuatan sorgum … (wiwit amrinola; dkk) 19  suprapto, h. s., mudjisihono, r. (1987). budidaya dan pengolahan sorgum. penebar swadaya. triyatna, s. o. (2012). konsumsi beras indonesia tertinggi di asia tenggara. diakses pada 7 februari 2012 dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/07/21065277/konsumsi.beras.indonesia.tert inggi.di.asia.tenggara.  von elbe, j. h., schawartz, s. j. (1996). colorants. dalam fennema, o. r (ed). food chemistry, 3nd ed. new york: marcel dekker, inc. widowati, s., santosa, b. a. s., lubis, s., herawati, h. dan nurdjanah, r. (2009). peningkatan mutu penyosohan (80%) dengan kandungan tanin turun hingga 1% dalam tepung sorgum dan pengembangan produk sorgum instan. laporan hasil penelitian. bb litbang pascapanen pertanian. microsoft word 09_ka_tangkas_haris s budi_evaluasi sistem informasi kendaraan _gfservice_-a2t.doc 82 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 82-95 evaluasi sistem informasi kendaraan (gf service) di binus university berdasarkan kerangka cobit pada domain delivery and support tangkas udiono1; haris setia budi2; mariyani3 1,2,3 computerized accounting department, school of information systems, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 1tangkas@binus.edu abstract information systems audit is an activity that is carried out in a company that aims to ensure compliance with existing policies. general services is one of the units in binus university whose activities in the form of services such as transportation and document courier, copy centre and general facility. however, this study is limited to the transportation and document courier unit that uses an online reservation application gfservice.binus.ac.id. maturity level of the existing information systems in directorate general services specifically transportation and document courier based on cobit maturity model is 2,951 (repeatable but intuitive) or approaching from the standards set by the international is 3:00, which means the process has been documented and communicated well. this study also conducted an evaluation of the quality of information systems and quality of information available. the result is positive impact on users' satisfaction, that means the increases of information quality and the quality of information systems of gf services would increase student and employee satisfaction, but it also explained the factors that affect success utilization of existing information systems in order to rise to the level to 4, which means managed and measurable. the results of the regression analysis and correlation between the quality factors of information systems and the quality of information on student satisfaction and employee are 38.2% and 48.1%; while the rest is influenced by other factors not addressed in this study. keywords: evaluation, information systems audit, cobit abstrak audit sistem informasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk menjamin dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang ada. general services merupakan salah satu unit yang ada di binus university yang kegiatannya dalam bentuk pelayanan berupa transportation and document courier, copy centre and general facility. penelitian ini dibatasi hanya pada unit transportation and document courier yang menggunakan aplikasi reservasi online yaitu gfservice.binus.ac.id. tingkat kematangan sistem informasi yang ada di direktorat general services khususnya transportation and document courier berdasarkan maturity model dari cobit adalah 2.951 (repeatable but intuitive) atau mendekati dari standar yang ditetapkan secara international yaitu 3.00. artinya, proses telah didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan baik. dalam penelitian ini evaluasi juga dilakukan terhadap kualitas sistem informasi dan kualitas informasi yang ada dengan hasil ada pengaruh positif terhadap kepuasan penggunanya. artinya, meningkatnya kualitas informasi dan kualitas sistem informasi gf services akan meningkatkan kepuasan mahasiswa dan karyawan. selain itu, dijelaskan pula faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan pemanfaatan sistem informasi yang ada agar dapat naik ke tingkat 4 yang berarti managed and measureable. hasil analisis regresi dan korelasi antara faktor kualitas sistem informasi dan kualitas informasi terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan sebesar 38.2% dan 48.1%. sementara selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain tidak dibahas dalam penelitian ini. kata kunci: evaluasi, audit sistem informasi, cobit evaluasi sistem informasi.… (tangkas udiono; dkk) 83  pendahuluan audit sistem informasi adalah kegiatan yang terstruktur dalam mengevaluasi komponenkomponen yang ada untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi yang digunakan oleh organisasi dapat dikatakan baik. selain itu, audit sistem informasi juga ingin menjamin dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang ada dalam organisasi. kebutuhan audit sistem informasi berawal dari kesadaran bahwa komputer berpengaruh dalam kegiatan di dalam suatu organisasi (gondodiyoto, 2007), sehingga perlu adanya pengendalian seperti halnya sumber daya penting lainnya dalam organisasi. general services merupakan salah satu unit yang membawahi bentuk pelayanan berupa transportation and document courier, copy centre, and general facility. penelitian ini dibatasi hanya pada unit transportation and document courier. transportation and document courier dipimpin oleh seorang section head seperti digambarkan dalam diagram berikut. gambar 1 diagram general affair jumlah kendaraan yang berada di bawah naungan transportation and document courier adalah sebanyak 34 unit yang mencakup pelayanan untuk 7 lokasi, seperti terdapat dalam tabel 1. tabel 1 alokasi jumlah kendaraan lokasi jumlah kendaraan kemanggisan dan kebun jeruk 17 senayan 2 simprug 3 serpong 4 tanjung duren 4 kemanggisan 1 2 alam sutera 2 84 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 82-95 adapun prosedur yang berjalan selama ini untuk melakukan pemesanan kendaraan adalah seperti tercantum dalam diagram berikut. gambar 2 gambaran prosedur peminjaman kendaraan sedangkan untuk pengiriman dokumen adalah dokumen yang ditujukan untuk sesama karyawan perusahaan, dengan kebijakan: document only, financial (official purpose), distribution on campuss network, central receiving location  all-bm office/finance office ( anggrek)/ga office (syahdan), provide the sender and receiver information. berdasarkan uraian, maka masalah pokok yang akan diteliti sebagai berikut. pertama, bagaimanakah tingkat kematangan sistem informasi yang ada di direktorat general services khususnya transportation and document courier berdasarkan maturity model dari cobit. kedua, bagaimana tanggapan pengguna sistem informasi gf services terhadap kualitas informasi yang disajikan. ketiga, bagaimana hubungan antara tingkat kematangan sistem informasi yang ada dan kulitas informasi yang dihasilkan terhadap kepuasan pengguna. keempat, apa saja faktor yang memengaruhi keberhasilan pemanfaatan sistem informasi yang ada. evaluasi sistem informasi gf services – transportation and document courier ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan sistem informasi yang ada. dengan mengetahui tingkat kematangan sistem informasi yang ada, maka pengelola dapat dengan pasti melakukan tindakan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas layanan sistem informasi tersebut. metode rancangan penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan makalah ini dimulai dengan studi literatur. metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi beberapa tahapan seperti terlihat pada gambar 3. evaluasi sistem informasi.… (tangkas udiono; dkk) 85  gambar 3 metodologi penelitian objek analisis yang akan dilakukan adalah gf services – transportation and document courier berlokasi di jl. kebon kh. syahdan no. 9, jakarta barat. responden sebagai subjek analisis adalah para user baik mahasiwa maupun dosen yang dipilih berdasarkan sampel, dengan menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data kualitas informasi yang akan dianalisis. kuesioner untuk mendapatkan kualitas informasi yang akan disebarkan mengadopsi penelitian xiao dan dasgupta (2002). kemudian untuk dapat mengukur tingkat kematangan sistem informasi menggunakan alat diagnosis cobit (tuttle & vandervelde, 2007) untuk mengevaluasi sistem informasi pada gf services – transportation and document courier. silitonga dan ali (2010) serta fitrianah dan sucahyo (2010) menyimpulkan bahwa kerangka kerja cobit adalah yang paling lengkap. meskipun demikian, karena cakupan cobit cukup luas, pengamatan dibatasi dengan berfokus pada domain deliver and support seperti yang pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya (hudiarto & gautama, 2010). control objective domain cobit adalah plan and organize; acquire and implementation; deliver and support; dan monitoring and evaluation (itgi, 2007). menurut abu-musa (2009), control objectives for information and related technology (cobit, saat ini edisi ke-4) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk it governance yang dapat membantu auditor, manajemen and 86 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 82-95 pengguna (user) untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahanpermasalahan teknis. selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. pertama, pengumpulan data yang dibutuhkan baik teknis maupun nonteknis yang terkait dengan sistem informasi di gf services – transportation and document courier. kedua, wawancara dengan pihak terkait baik dari pimpinan unit maupun pengguna sistem itu sendiri. ketiga, melakukan evaluasi terhadap sistem informasi gf services – transportation and document courier. melakukan evaluasi terhadap kualitas informasi yang dihasilkan srsc, yaitu dengan cara menetapkan sampel (lubis & arma, 2003). menurut nurhayati (2008): n = n / (ne2 + 1) di mana n = ukuran sampel; n= ukuran populasi; e = persen kelonggaran. dengan 24.120 orang mahasiswa dan dosen aktif, jumlah sampelnya menjadi 474 orang. pertama, mengukur variabel. menurut triyanto dan santosa (2009), pengukuran variabel pertanyaan dapat menggunakan skala likert yang menunjukan 1= sangat tidak setuju sampai 5 = sangat setuju. kedua, mengukur validitas dan reliabilitas yang bertujuan untuk menguji butir butir pertanyaan yang ada dalam sebuah angket. ketiga, melakukan uji regresi untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat kematangan sistem informasi dan kualitas informasi yang dihasilkan dengan kepuasan pengguna. gambar 4 menunjukkan model pengukuran variable dalam penelitian ini. gambar 4 gambar model pengukuran variabel penelitian sedangkan menurut ilias dan suki (2008) untuk mengukur tingkat keberhasilan sistem informasi adalah sebagai berikut. pertama, “satisfaction” has a degree of face validity. it is hard to deny the success of a sistem, which its users say that they like. kedua, the development of the bailey and pearson instruments (as a base instrument) and its derivatives has provided a reliable tool for measuring satisfaction and for making satisfaction among studies. ketiga, reason for the appeal of satisfaction as a success measure is that most of the other measures are so poor; they are either conceptually weak or empirically difficult to obtain. evaluasi sistem informasi gf services – transportation and document courier ini diharapkan dapat mengetahui tingkat kematangan sistem informasi yang ada. dengan mengetahui tingkat kematangan sistem informasi yang ada, maka pengelola dapat dengan pasti melakukan tindakan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas layanan sistem informasi tersebut. kualitas sistem informasi (x1) kualitas informasi (x2) kepuasan pengguna (y) tingkat kematangan si evaluasi sistem informasi.… (tangkas udiono; dkk) 87  hasil dan pembahasan hasil analisis pengukuran tingkat kematangan hasil analisis key goal indicator (kgi) dan key performance indicator (kpi) berdasarkan paparan tentang best practise didapatkan jenis layanan yang diberikan oleh gf services adalah informasi pemakaian kendaraan; permohonan peminjaman kendaraan penumopang, box maupun bis; permohonan peminjaman kendaraan taxi; dan permohonan pengiriman dokumen. setiap individu telah memiliki tugas dan wewenangnya masing masing yangperformanya diukur melalui key performance indicator (kpi). kpi staf merupakan bagian dari kpi atasan langsung dan begitu seterusnya. kemudian, pelaksanaan pelaporan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. setiap staf diwajibkan untuk menyampaikan laporan setiap minggunya (weekly report) yang ditujukan kepada manajer, selanjutnya setiap bulan manajer diwajibkan untuk memberikan laporan bulannya (monthly report) begitu pula dalam setahun diwajibkan untuk memberikan laporan kegiatannya per 3 bulan atau yang biasa disebut (quarty report) kepada direktur general fasilities and service. secara umum unjuk kerja pelaporan tingkat pelayanan ini sudah dilaksanakan dan berjalan dengan baik. hasil analisis data dan pembahasan maturity level berdasarkan hasil perhitungan pada masing-masing proses yang ada pada domain deliver and support, dapat diketahui tingkat rata-rata maturity level pada domain tersebut yang telah dicapai gf services untuk pengelolaan teknologi informasi seperti tersaji pada tabel 2. hasil nilai maturity level didapatkan repeatable but initiative, yang artinya proses prosedur yang ada telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga juga diikuti oleh orang lain yang melakukan pekerjaan yang sama. meskipun demikian, belum ada pelatihan formal atau prosedur standar komunikasi yang dipakai dan juga pertanggungjawaban masih bersifat individual. pada level ini, terdapat ketergantungan terhadap keahlian individual sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan masih bisa terjadi. sedangkan untuk proses, hasil perhitungan untuk tahap ini memperoleh nilai maturity level berada pada posisi define process. artinya, prosedur kerja telah distandardisasi dan didokumentasikan serta dikomunikasikan melalui proses-proses pelatihan. telah dimandatkan pula, bahwa prosedur ini wajib dipatuhi, namun bagaimanapun juga ada deviasi prosedur dalam pelaksanaannya yang belum diakomodasi. prosedur itu sendiri masih belum memuaskan. secara keseluruhan setelah dilakukan rata-rata, maka posisi maturity level berada pada nilai 2.951. secara standar posisi ini bisa dikatakan baik karena masih berada pada posisi di atas rata rata posisi it industri pada umumnya (itgi, 2007). dengan mengetahui posisi maturity level, maka manajemen saat ini sudah dapat mengetahui target arah peningkatan perbaikan dari kondisi yang ada saat ini. selanjutnya dilakukan penetapan target manajer gf services selaku penanggung jawab dari kegiatan operasional pengelola kendaraan dengan mempertimbangkan kapasitas sumber daya yang dimiliki. pihak manajemen gf services mengarahkan pada pencapaian target di posisi 4 atau pada posisi managed and measureable. tabel 2 menjelaskan mengenai perbandingan perolehan maturity level saat ini dengan target yang ditetapkan oleh pihak manajemen. sedangkan gambar 5 menggambarkan posisi pengelolaan unit teknologi informasi yang ada pada gf services (abu-musa, 2009). 88 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 82-95 tabel 2 perbandingan maturity level pada domain deliver and support antara kondisi saat ini dan target yang ingin dicapai no. deliver and support maturity level sekarang target ds 1 mendefinisikan dan mengelola tingkatan-tingkatan pelayanan 2.813 4.000 ds 2 mengelola layanan-layanan terhadap pihak ketiga 2.913 4.000 ds 3 mengelola kinerja dan kapasitas 3.087 4.000 ds 4 memastikan adanya pelayanan yang berkesinambungan 2.763 4.000 ds 5 memastikan keamanan sistem 3.024 4.000 ds 6 mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya 2.928 4.000 ds 7 mendidik dan melatih para pengguna 2.864 4.000 ds 8 mengelola meja layanan dan masalah 2.844 4.000 ds 9 mengelola konfigurasi 2.984 4.000 ds 10 mengelola masalah-masalah 3.033 4.000 ds 11 mengelola data 2.931 4.000 ds 12 mengelola lingkungan fisik 3.156 4.000 ds 13 mengelola operasional 3.019 4.000 rata-rata 2.951 4.000 gap (1.049) keterangan symbol keterangan peringkat ∆ = standar internasional 0 – proses pengelolaan tidak diterapkan sama sekali ↑ = posisi perusaahaan dalam lingkup pengelolaan ti 1 – proses bersifat dadakan dan tidak teratur * = target dari gf services 2 – proses mengikuti pola yang teratur 3 – proses didokumentasikan dan dikomunikasikan 4 – proses termonitor dan dapat diukur 5 – pola praktek telah dijalankan dan terotomatisasi gambar 5 perbandingan kondisi maturity level pada pengelolaan unit teknologi informasi di gf services setelah penetapan target, terlihat adanya selisih posisi yang harus dicapai sebesar 1.049. untuk menyelesaikan selisih ini, upaya-upaya perbaikan dilakukan pada aktivitas atau proses-proses yang berada pada tahapan-tahpan ds (deliver & suport) yang memiliki nilai kecil atau di bawah standar dan melakukan peningkatan terhadap aktivitas-aktivitas yang lainnya seperti upaya perbaikan, mempertahankan, dan peningkatan aktivitas. hal tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. pertama, mendefinisikan dan mengelola pelayanan. gf services terbukti mampu memenuhi target yang telah ditentukan. pengawasan terhadap kegiatan pelayanan ini dilakukan secara terus menerus dan terukur. kedua, pemberian pelatihan secara berkesinambungan, rutin, dan teratur kepada setiap karyawan agar tercipta pemahaman informasi yang seragam dengan apa yang dilakukan perusahaan. ketiga, melakukan pengecekan sistem secara lebih ketat terkait perangkat keras dan perangkat lunak, guna meminimalkan gangguan-gangguan teknis. keempat, lebih meningkatkan pemanfaatan statistik 0 1 2 3 4 5 non-existent initial repeatable defined managed optimised evaluasi sistem informasi.… (tangkas udiono; dkk) 89  pada laporan kinerja sistem, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja dan kapasitas yang tidak memadai. kelima, mengelola service desk untuk lebih banyak mengatasi insiden yang muncul sehingga dapat meningkatkan kepuasan kepada pelanggan. keenam, pemanfaatan knowledge based diharapkan mampu untuk meningkatkan kecepatan pemecahan suatu masalah yang timbul. ketujuh, divisi ti hendaknya memberikan perhatian lebih dalam pembangunan knowledge based system untuk memperlancar operasional kegitan sehari-hari. kedelapan, tingkat downime perlu dilakukan pembenahan walaupun frekuensi kejadiannya tidak tinggi karena disebabkan oleh terputusnya sumber tenaga/aliran listrik namun tetap perlu ada perbaikan. kondisi lingkungan fisik yang ada saat ini sudah cukup baik. prosedur-prosedur tanggap/darurat bencana sudah disiapkan oleh pengelola gedung. bila terjadi gangguan seperti bencana alam atau kebakaran, aktivitas terkait teknologi informasi masih bisa dilakukan. hanya saja terlihat bahwa bahan-bahan yang mudah mengotori atau cenderung bisa membahayakan peralatan listrik seperti makanan ringan, minuman, dispenser, dll posisinya berada dekat peralatan listrik. hal ini sangat berbahaya jika terjadi hubungan singkat arus listrik. kapasitas utama dari gf services adalah penyediaan layanan yang memadai bagi para pelanggannya baik mahasiswa dan karyawan maupun karyawan. hal ini ditunjukkan dengan minimnya waktu akibat kegagalan dari sistem (malfunction). hal ini disebabkan terhentinya aliran listrik atau sumber daya tenaga yang berasal dari pln. meskipun demikian kegiatan pemeliharaan untuk sumber daya yang lainnya seperti manusia tetap menjadi perhatian, seperti melakukan pelatihan untuk topik pengembangan, pemeliharaan, dan back up. akan tetapi, pemberian pelatihan ini yang dilakukan pada saat karyawan masuk dan secara rutin 6 bulan sekali seharusnya bisa lebih ditingkatkan. salah satu indikator usaha membangun rencara ti yang berkesinambungan yang mendukung rencana bisnis adalah dengan terpenuhinya permintaan pelayanan yang masuk. berdasarkan data yang didapat, tercatat 100% permintaan pelayanan terselesaikan. ke depannya, pengembangan peralatan it baik software (sw) maupun hardware (hw) ditujukan untuk mempertahankan/meningkatkan kinerja layanan yang diberikan. pembatasan hak akses untuk tiap-tiap penggunanya bertujuan untuk menjamin integritas dan keamanan aset ti melalui prosedur standar yang ada. sistem keamanan gf services bisa dikatakan sangat baik karena tidak ada catatan mengenai kejadian orang lain yang coba memasuki sistem yang ada (hacking). untuk meningkatkan efektivitas layanan dan penggunaan ti, semua karyawan baru mendapatkan pelatihan terlebih dahulu. selain itu, penyegaran setiap bulannya terus dilakukan melalui kegiatan evaluasi yang rutin diadakan. meskipun demikian, pembuatan buku panduan user dirasakan akan lebih memberikan manfaat, terutama kepada karyawan karyawan baru/karyawan yang berstatus replacement (pengganti). kegiatan pengelolaan operasi peminjaman kendaraan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan karena terkait dengan seluruh sumber daya ti. kegiatan ini meliputi pendefinisian kebijakan dan prosedur, perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan, pengawasan, perlindungan terhadap asset dan pemeliharaan perangkat keras serta menjaga keamanan kondisi lingkungan fisiknya. jika layanan operasional terhambat, aktivitas bisnis lainnya juga akan menjadi terganggu. hasil analisis pengukuran uji kepuasan mahasiswa dan karyawan kuesioner disebar guna mendapatkan data. penyebaran dilakukan kepada pengguna sistem informasi gf services, yaitu mahasiswa dan karyawan dan karyawan di lingkungan kampus universitas bina nusantara. karena jumlah responden sangat sedikit (hanya 100 orang), dalam penyebaran kuesioner ini tidak ditetapkan sampel seperti pada rumus slovin tetapi seluruh responden akan diberikan kuesioner. selanjutnya sebelum melakukan analisis data dari responden dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kuesioner yang akan disebarkan berupa uji validitas dan reabilitas. 90 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 82-95 hasil uji validitas kriteria penilaian skor instrumen dalam melakukan uji validitas adalah dengan mendapatkan r table yang terlebih dulu mencari t table dengan dibantu oleh perangkat statistic spss v16.0. adapun hasil uji validitas adalah bahwa setiap nilai pada butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari corrected item total correlation >r table (nugroho, 2005). sedangkan nilai reliabilitasnya adalah di atas 0.891 yang artinya reliable. suatu konstruk dikatakan reliable apabila nilai cornbach’s alpha minimum adalah 0.6 (nugroho, 2005). kemudian untuk pertanyaan kualitas informasi didapatkan hasil uji validitasnya adalah setiap nilai pada butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari corrected item total correlation >r table (nugroho, 2005). sedangkan nilai reliabilitasnya dari ouput spss menunjukan tabel reliability statistic pada spss yang terlihat pada cronbach’s alpha 0.801 (>0.6). artinya, pertanyaan tersebut berkategori reliable karena nilai cornbach’s alpha minimum >0.6 (nugroho, 2005). selanjutnya adalah mengenai hasil uji validitas dan reliabilitas untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan didapatkan hasil data butir pertanyaan valid karena nilai rhitung yang merupakan nilai dari corrected item total correlation >r table (nugroho, 2005). sedangkan nilai reliabilitas dari ouput spss menunjukan tabel reliability statistic pada spss yang terlihat pada cronbach’s alpha 0.904 (>0.6). artinya, pertanyaan tersebut berkategori reliable karena > 0.6 (nugroho, 2005). pengaruh kualitas sistem informasi (delone & mclean, 2003) dan kualitas informasi terhadap kepuasan pelanggan struktur yang akan ditampilkan adalah yang berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan (y) dari variabel kualitas sistem informasi (x1) dan kualitas informasi (x2) seperti gambar 6. gambar 6 hubungan variabel kualitas sistem infromasi dan kualitas informasi terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan (diadopsi dari xiao & dasgupta, 2002) a c c u ra c y r e lia b ility t im e lin e s r e le v a n f o rm a t k e p u a sa n m a h a sisw a c o m p le te n e ss r eliability f lex ibility s ecu rity r esp on sif e asy to u se k epu asan m ahasisw a evaluasi sistem informasi.… (tangkas udiono; dkk) 91  hasil olah data antara kualitas sistem informasi terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan pada tabel hasil perhitungan model summary regresi linier variabel kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pelanggan terdapat r square sebesar 0,382 dari koefisien korelasi (0,618) r-square disebut koefisien determinan yang dalam hal ini sebesar 38,2% hasil kepuasan mahasiswa dan karyawan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas sistem informasi (x) sedangkan sisanya di jelaskan variabel lain yang berarti kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan (h1). pada tabel uji anova variabel kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pelanggan terdapat bahwa nilai probabilitas atau sig = 0,000<0,05. hal ini menunjukkan bahwa model linier dapat digunakan. uji koefisien variabel kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pelanggan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat. jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (a< 0,05), h0 ditolak dan h1 diterima. tabel ini menunjukkan regresi yang dicari. nilai sig yang di atas adalah 0,000 dan 0,000 (<0,05). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi adalah signifikan, artinya persamaan yang tepat untuk kedua variabel ini: di mana y = kepuasan mahasiswa dan karyawan x = kualitas sistem informasi tabel 3 uji a variabel kualiatas sistem informasi terhadap kepausan mahasiswa dan karyawan variable (x) r square koefisien korelasi koefisien determinasi reliability 0,703 0,839 70,3% flexibility 0.936 0.968 93% security 0.812 0.901 81.2% responsif 0.981 0.991 98.1% easy to use 0.786 0.887 78.6% hipotesis: h0 : tidak ada pengaruh positif antara variabel kualitas sistem informasi dengan variable kepuasan mahasiswa dan karyawan h1 : ada pengaruh positif antara variabel kualitas sistem informasi dengan variabel kepuasan mahasiswa dan karyawan berdasarkan data, terdapat koefisien determinansi yang merupakan persentase kepuasan mahasiswa dan karyawan yang berarti variabel kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan (h1). sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. 92 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 82-95 hasil olah data antara kualitas informasi terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier dengan kualitas informasi (x2) sebagai variabel bebas terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan (y) sebagai variabel terikat. hipotesis untuk kualitas informasi adalah sebagai berikut: h0 : tidak ada pengaruh positif antara keenam variabel kualitas informasi terhadap variable kepuasan mahasiswa dan karyawan h1 : ada pengaruh positif antara keenam variabel kualitas informasi terhadap variabel kepuasan mahasiswa dan karyawan pada tabel hasil perhitungan model summary regresi linier kualitas informasi terhadap kepuasan pelanggan terdapat r square sebesar 0,481 dari koefisien korelasi (0,694). r-square disebut koefisien determinansi yang dalam hal ini sebesar 48,1% hasil kepuasan mahasiswa dan karyawan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas informasi (x) sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain. artinya kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan (h1). pada tabel uji anova kualitas informasi terhadap kepuasan pelanggan terdapat bahwa nilai probabilitasnya atau sig = 0,000<0,05. hal ini menunjukkan bahwa model linier dapat digunakan. uji koefisien digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat. jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (a<0,05), h0 ditolak dan h1 diterima. tabel ini menunjukkan regresi yang dicari. nilai sig yang di atas adalah 0,000 dan 0,000 (< 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi adalah signifikan artinya persamaan yang tepat untuk kedua varibael ini adalah : di mana y = kepuasan mahasiswa dan karyawan x = kualitas informasi tabel 4 uji variabel kualiatas informasi terhadap kepausan mahasiswa dan karyawan varaibel (x) r square kefisien korelasi koefisien determinasi accuracy 0,796 0,892 79,6% reliability 0.789 0.888 78.9% format 0.786 0.887 78.6% completeness 0.865 0.930 86.5% hipotesis: h0 : tidak ada pengaruh positif antara variabel kualitas informasi dengan variabel kepuasan mahasiswa dan karyawan h1 : ada pengaruh positif antara variabel kualitas informasi dengan variabel kepuasan mahasiswa dan karyawan berdasarkan data, terdapat koefisien determinansi yang merupakan persentase kepuasan mahasiswa dan karyawan yang berarti variabel kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan (h1), sedangkan sisanya dipengaruhi oleh varibal lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. evaluasi sistem informasi.… (tangkas udiono; dkk) 93  hasil olah data antara kualitas sistem informasi dan kualitas informasi terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan kualitas sistem informasi (x1) dan kualitas informasi (x2) sebagai variabel bebas terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan (y) sebagai variabel terikat. pada tabel hasil perhitungan model korelasi kualitas sistem informasi dan kualitas informasi terdapat korelasi antara x1 terhadap x2 dan sebaliknya adalah sebesar 0.989 karena nilai korelasi tersebut di atas 0,5 (0.989>0.5) atau nilai korelasi mendekati 1. artinya, variabel x1 dan variabel x2 memiliki hubungan atau korelasi. dari hasil uji anova didapatkan tingkat signifikan sebesar 0.000. karena probabilitas ini kurang dari 0,05, h0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara kualitas sistem informasi dan kualitas informasi terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan. pada tabel ini terdapat bahwa nilai probabilitasnya atau sig = 0,000 < 0,05 hal ini menunjukan bahwa model linier dapat digunakan. uji koefisien digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat. jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (a< 0,05), h0 ditolak dan h1 diterima. y = 2,068 + 1.941x1 + 2.492x2 di mana y = kepuasan mahasiswa dan karyawan x1 = kualitas sistem informasi x2 = kualitas informasi berdasarkan hasil pengujian statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas sistem informasi dan kualitas informasi dari sistem informasi gf services dengan kepuasan mahasiswa dan karyawan hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan berikut. analisis kualitas sistem informasi dan kualitas informasi dari sistem informasi gf services terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan diketahui memiliki nilai 38.2% dan 48.1%. artinya ada pengaruh positif antara kualitas sistem informasi dan kualitas informasi dari sistem informasi gf services terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan sebesar nilai tersebut di atas. sementara sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. simpulan berdasarkan hasil dan analisis data sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut. pertama, hasil pengukuran maturity level dengan menggunakan kerangka kerja cobit pada pemanfaatan sistem informasi pada gf services berada pada posisi 2.951 atau mendekati dari standar yang ditetapkan secara international yaitu 3.00. artinya, proses proses telah didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan baik. kedua, tanggapan mahasiswa dan karyawan terhadap kualiatas sistem informasi dan kualitas informasi adalah positif. artinya, meningkatnya kualitas informasi dan kualitas sistem informasi gf services akan meningkatkan kepuasan mahasiswa dan karyawan. ketiga, hasil analisis regresi dan korelasi antara faktor kualitas sistem informasi dan kualitas informasi terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan sebesar 38.2% dan 48.1%, sementara selebihnya dipengaruhi oleh factor-faktor lain; yang artinya, factor-faktor tersebut berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa dan karyawan. keempat, usaha dalam mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu dengan mempertahankan meningkatkan dan memperbaiki proses-proses yang saat masih berada pada tingkat maturity level 2 atau repeatable but intuitive ke tingkat 4 atau managed and measureable. 94 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 82-95 saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. pertama, perbaikan dapat dilakukan melalui penelusuran hasil pengukuran maturity level yang menunjukkan proses-proses yang masih berada di bawah harapan/target yang ingin dicapai. kedua, evaluasi secara periodik perlu dilakukan terhadap pemanfaatan teknologi informasi minimal 2 tahun sekali untuk dapat mengantisipasi perubahan pada proses bisnis, sehingga fungsi teknologi informasi dapat lebih dirasakan manfaatnya oleh pengguna. daftar pustaka abu-musa, a. a. (2009). exploring cobit process for itg in saudi organization. the international journal of digital accounting research, 9, 99–126. delone, w. h., & mclean, e. r. (2003). the delone and mclean model of information systems success: a ten-year update. journal of management information systems, 19(4), 9–30. fitrianah, d., & sucahyo, y. g. (2010). audit sistem informasi/teknologi informasi dengan kerangka kerja cobit untuk evaluasi manajemen teknologi informasi di universitas xyz. jurnal sistem informasi mti-ui, 4(1), 37–46. gondodiyoto, s. (2007). audit sistem informasi pendekatan cobit. jakarta: mitrawacana media. hudiarto., & so., i. g. (2010). menggunakan kerangka kerja cobit pada domain deliver and support (studi kasus pada pt. carrefour indonesia, jakarta). seminar nasional aplikasi teknologi dan informasi (snati) (pp. 121–126). yogyakarta, 19 juni 2010. ilias, a., & suki, n. b. m. (2008). the end-user computing satisfaction (eucs) on computerized accounting sistem (cas): how they perceived? journal of internet banking and commerce, 13(1), 1–18. it governance institut. (2007). cobit 4.1 control objectives, management guidelines, maturity model. usa. lubis, r. m., & arma, a. j. a. (2003). teknik sampling dalam pelaksanaan penelitian. info kesehatan, 7(1), 59–67. nugroho, b. a. (2005). strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan spss. yogyakarta: andi. nurhayati. (2008). studi perbandingan metode sampling antara simple random dengan stratified random. jurnal basis data, 3(1), 18–32. silitonga, t. p., & ali, a. h. n. (2010). sistem manajemen insiden pada program manajemen help desk dan dukungan ti berdasarkan framework itil v3. seminar nasional informatika (pp. 210–218). yogyakarta: upn veteran. triyanto, a., & santosa, t. e. c. (2009). organizational citizenship behavior (ocb) dan pengaruhnya terhadap keinginan keluar dan kepuasan kerja karyawan. jurnal manajemen, 7(4), 1–13. evaluasi sistem informasi.… (tangkas udiono; dkk) 95  tuttle, b., & vandervelde, s. d. (2007). an empirical examination of cobit as an internal control framework for information technology. international journal of accounting information sistems, 8, 240–263. xiao, l., & dasgupta, s. (2002). measurement of user satisfaction with web-based information sistems: an empirical study. in amcis proceedings (pp. 1149 – 1155). available http://aisel.saisnet.org/amcis2002/159 microsoft word 02_yen lina.doc 534 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 534-543  pengembangan aplikasi penjadwalan wisata harian pada smartphone dengan pendekatan scrum yen lina prasetio; novita hanafiah; agustinna yosanny; catharine yolanda; febrina piecella musbar; denny septianto computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 yenlina@binus.edu; nhanafiah@binus.edu abstract the technology development affects people activites especially in this 20th century. mobile phone is changed into smartphone and travelling becomes a new lifestlye. a tourism scheduler with a reminder is created from this research to fulfill the new trend of people lifestyle. the travelling data is stored in the system and some information such as the point of interest of an area, hotel, and transportation to reach the area are provided. waterfall model becomes the method to build this system. hence, an application that can create a trip for the user is completely built in blackberry application system, consist of the trip information. the history feature provided in this application can be an advantange for the user to choose the new travelling destination. moreover, the application has a good interface follow the eight golden rules and has a good performance that helps the tourists/users to create their own schedule and set the reminder for them. keywords: smartphone, waterfall model, tourism, blackberry abstrak perkembangan teknologi mempengaruhi aktivitas manusia terutama pada abad ini. mobile-phone telah berganti menjadi telepon pintar (smartphone) dan berpergian ke tempat wisata menjadi gaya hidup baru. sebuah tourism scheduler yang dilengkapi dengan reminder, yang dapat digunakan untuk menyimpan data-data perjalanan, serta memberikan informasi-informasi tempat wisata, hotel, dan transportasi yang dibutuhkan dalam melakukan perjalanan wisata telah dihasilkan pada penelitian ini. metode penelitian yang digunakan adalah waterfall model. hasil yang dicapai berupa suatu aplikasi yang dapat menjadwalkan perjalanan wisata yang berdiri pada platform blackberry, serta memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan ketika melakukan perjalanan wisata. fitur history yang tersedia pada aplikasi ini menjadi keunggulan yang membantu user untuk menentukan tujuan wisata baru. selain itu aplikasi ini juga mempunyai perancangan interface yang menarik sesuai dengan delapan aturan emas. kata kunci: smartphone, waterfall model, pariwisata, blackberry pengembangan aplikasi … (yen lina prasetio; dkk)   535  pendahuluan indonesia adalah negara yang memiliki banyak potensi dalam bidang pariwisata, terutama karena letak yang strategis dan bentuk kepulauan. keindahan alam yang ditawarkan oleh pulau-pulau yang ada serta masyarakat indonesia yang ramah menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis, baik domestik ataupun mancanegara. seperti gili trawangan yang awalnya adalah sebuah pulau biasa kemudian menjadi sebuah pulau yang ingin dituju oleh para backpacker dan membuatnya menjadi sebuah pulau untuk berpesta. fasilitas berkembang dengan sangat pesat (hampton & jeyacheya, 2013). tidak sedikit penyedia jasa wisata juga menawarkan beberapa perjalanan untuk menikmati alam indonesia. turis yang ingin berwisata di indonesia dapat menggunakan jasa wisata tersebut, terutama untuk turis asing. sedangkan untuk turis lokal yang lebih mengenal wilayah indonesia, dapat memilih untuk berpergian dengan merencanakan jadwal perjalanan mereka masing-masing. bagi wisatawan yang tidak mempunyai banyak waktu untuk mempersiapkan jadwal perjalanan, travel agent siap untuk melayani melalui jadwal perjalanan yang sudah diatur baik dari segi transportasi, tempat menginap, dan konsumsi, serta dibantu dengan tour guide selama perjalanan. namun bagi wisatawan yang ingin menggunakan jadwal perjalanan mereka sendiri maka kekurangan terbesarnya adalah tidak ada pemandu wisata di area wisata yang akan dituju. peta menjadi salah satu solusi bagi para wisatawan yang tidak menggunakan jasa tour guide. selain itu, buku panduan wisata juga menjadi pilihan beberapa wisatawan yang mempunyai persiapan penuh untuk perjalanan mereka. sedangkan pada zaman sekarang, dengan adanya fasilitas jaringan internet yang memadai, beberapa wisatawan hanya mengandalkan informasi mengenai tempat wisata dengan menggunakan mobile phone. berkembangnya era teknologi saat ini sangat berpengaruh pesat terhadap pola hidup masyarakat dunia. hampir setiap orang mempunyai alat komunikasi mobile phone, di mana sebagian dari teknologi mobile saat ini sudah tidak dapat dipisahkan dengan jaringan internet. blackberry smartphone adalah pelopor aplikasi mobile yang menyediakan informasi yang real-time dengan kemampuan unggulannya yaitu push data. terlebih lagi blacberry merupakan platform yang paling tinggi ketahanannya (robust) serta menyediakan mekanisme standar untuk mengakses dan memanipulasi data (oliver, 2009). aplikasi-aplikasi yang ditawarkan juga bermanfaat seperti aplikasi foyage dan foursquare. kedua aplikasi tersebut sangat membantu para wisatawan dan para pejelajah karena informasi yang disediakan seperti informasi hotel, tempat wisata, ataupun posisi keberadaan penggunanya. gaya hidup berpergian yang baru tersebut dan didukung dengan perkembangan zaman saat ini membuka peluang untuk dibangunnya sebuah aplikasi berbasiskan blackberry smartphone. dengan adanya aplikasi scheduler, pengguna tidak perlu lagi membawa kertas-kertas peta, atau mencari pemandu wisata. pengguna dapat menyusun jadwal perjalanan dan menyimpannya ke dalam sebuah aplikasi pada blackberry mereka dan dilengkapi dengan reminder serta informasi-informasi tambahan tentang tempat wisata yang akan dituju. aplikasi ini akan mempermudah wisatawan untuk menyusun jadwal serta membuat seluruh wisatawan mengetahui banyak tempat wisata di indonesia yang dapat dikunjungi. tinjauan pustaka pembangunan sebuah aplikasi berbasiskan pada mobile platform serupa dengan pembangunan sebuah software pada embedded-application, di mana terdapat lebih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dibandingkan dengan pembangunan software secara tradisional (wasserman, 2010). interaksi potensial dengan aplikasi lainnya menjadi salah satu pertimbangan karena pada umumnya peralatan mobile mempunyai banyak sekali aplikasi yang dapat berasal dari berbagai macam sumber. 536 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 534-543  selain itu dalam sebuah smartphone juga terdapat sensor-handling yang dapat merespon perubahan gerakan, sentuhan, microphone, dan lainnya yang dapat diaplikasikan pada software yang dibuat. pada umumnya aplikasi native dan hybrid (mobile web) membutuhkan service dari jaringan telepon, internet melalui web browser, yang akan memberikan efek pada data dan tampilan pada smartphone tersebut. sedangkan untuk pemilihan sebuah platform itu sendiri, developer perlu memutuskan pada versi berapa aplikasi yang akan dibangun dapat dijalankan, mengingat ada banyak sekali versi dan sistem operasi yang dikembangkan (fring, 2009). beberapa faktor lain adalah masalah keamanan, perancangan tampilan pada user, kompleksitas dari uji coba, serta konsumsi daya pada mobile device tersebut. developer perlu untuk merancangan tampilan dari aplikasi yang dapat berbagi elemen umum dari aplikasi lain dan harus memenuhi pengembangan user-guideline. agile process development menjadi pilihan bagi para developer dalam mengembangkan aplikasi yang memiliki kompleksitas tinggi. salah satu process model yang dapat digunakan adalah pendekatan scrum (schwaber, 2001; pressman, 2005). pengembangan aplikasi dengan pendekatan scrum membuat beberapa partisi dari pekerjaan-pekerjaan menjadi sebuah ”paket”. uji coba terhadap aplikasi dan dokumentasi tetap dilakukan selama proses pengembangan aplikasi berlangsung. pendekatan ini menerapkan sistem ”sprint” di mana setiap pekerjaan akan diselesaikan dalam masa waktu yang pendek dan setiap ”sprint” merupakan sebuah pengerjaan dari sebuah ”backlog” kebutuhan yang diperlukan. pengembangan aplikasi pada smartphone menggunakan pendekatan scrum disarankan bagi para developer berdasarkan survei yang telah dilakukan (agarwal & wasserman, 2010). gambar 1 scrum process model (pressman, 2005) pembangunan aplikasi wisata ini memanfaatkan teknologi j2me dan gps. java2 micro edition atau yang biasa disebut j2me adalah lingkungan pengembangan yang didesain untuk meletakan perangkat lunak java pada barang elektronik beserta perangkat pendukungnya. j2me dikhususkan untuk pengembangan perangkat lunak selain computer desktop yang biasanya lebih kecil, seperti telepon selular, pager, dan sejenisnya. j2me dikhususkan untuk digunakan dalam perangkat dengan besar memory dan cpu yang lebih terbatas (muchow, 2002). sedangkan gps digunakan untuk mengetahui keberadaan posisi wisatawan. gps (global positioning system) adalah satu set satelit dan system control yang memungkinkan receiver gps yang didesain secara spesifik pengembangan aplikasi … (yen lina prasetio; dkk)   537  menentukan lokasi-lokasi di setiap tempat di bumi selama 24 jam setiap harinya. ada dua sistem utama yaitu sistem navstar amerika dan sistem glonass rusia. sistem eropa juga telah direncanakan untuk dibangun dalam waktu dekat. sistem amerika terdiri dari 24 satelit yang berputar mengelilingi bumi di orbit yang tinggi. satelit-satelit ini memiliki waktu orbit 12 jam dan melewati stasiun kontrol, sehingga orbit mereka bisa dimonitor secara seksama dan posisi mereka bisa diidentifikasikan secara tepat. satelit-satelit dan receiver yang berada di bumi mengirim radio sinyal yang sama, sehingga penangguhan waktu antara pengiriman dan penerimaan sinyal memberitahukan jarak antara satelit dan receiver. jika receiver dapat mengambil sinyal dari tiga atau empat satelit, digunakan trigonometri untuk menghitung lokasi dan ketinggian receiver (heywood, cornelius & carver). metode sebuah proses pembangunan aplikasi selalu dimulai dengan proses pengumpulan kebutuhan, apapun jenis pendekatan yang digunakan. pendekatan scrum diterapkan dalam mengembangkan aplikasi ini, di mana sebelum setiap sprint dimulai maka ada beberapa proses yang dilakukan seperti ditunjukan pada gambar 2, yang terdiri dari requirement engineering dan requirement modeling. tujuan dari proses tersebut adalah untuk menentukan fitur apa saja yang akan dibangun pada aplikasi wisata ini. kuisioner menjadi pilihan dalam riset ini untuk menganalisa kebutuhan pasar. terdapat 45 orang calon user yang berkontribusi dalam memberikan ide/masukan/pendapat mereka di mana ada beberapa pertanyaan yang membantu mereka dalam menyalurkan kebutuhan tersebut. tabel 1 memperlihatkan beberapa pertanyaan beserta dengan tujuan dari pertanyaan tersebut bagi developer dalam menentukan fitur yang dibutuhkan. gambar 2 workflow process dari kuisioner yang telah dikumpulkan maka akan dilakukan pertemuan antara project manager dengan developer. analisis dilakukan untuk mengumpulkan informasi atas apa yang diharapkan dari calon user untuk membantu mereka dalam melakukan wisata. use-case diagram akan dihasilkan dari tahapan requirements modeling, di mana fitur-fitur yang akan dibangun dapat dilihat pada diagram tersebut. pada tahapan modeling, untuk merancang aplikasi yang akan dibuat maka use case diagram digunakan. 538 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 534-543  tabel 1 pengumpulan informasi calon user no. pertanyaan tujuan pertanyaan 1 seberapa sering anda berwisata? memperkirakan jumlah user. 2 prioritas tempat yang dikunjungi. mengumpulkan informasi tempat untuk merancang fitur yang dibutuhkan. 3 lebih suka ikut travel atau mengatur jadwal perjalanan sendiri. mengetahui jumlah responden yang akan memanfaatkan aplikasi yang dibangun. 4 kendala ketika mengikuti travel. membuat aplikasi yang akan meminimalisir kekurangan dari program tour. 5 kendala ketika mengatur jadwal perjalanan sendiri. membuat aplikasi yang akan menjadi solusi dari masalah. 6 pertimbangan informasi yang diperlukan dalam mengatur jadwal perjalanan sendiri. mengetahui fitur yang dibutuhkan langsung dari konsumer. 7 kapan anda mengatur jadwal perjalanan? (sebelum/sesudah sampai ditempat wisata) mengetahui sistem penjadwalan yang diharapkan. 8 lebih nyaman menggunakan peta cetak atau digital untuk mencari tempat yang dituju? mengetahui kenyamanan responden dalam menggunakan peta digital yang akan digunakan dalam aplikasi yang dibangun. 9 pernakah anda menggunakan aplikasi mobile yang berkaitan dengan wisata? untuk memperkirakan jumlah user yang akan menggunakan aplikasi yang dibangun. setelah perancangan telah selesai dilakukan, maka fitur-fitur yang ada dalam rancangan tersebut akan mulai dibangun. proses dalam pembangunan dari setiap fitur dengan menggunakan metode scrum yang ditunjukkan pada gambar 1. setiap fitur yang dirancang merupakan sebuah backlog yang akan dikerjakan dalam 1 sprint, di mana untuk 1 sprint ditargetkan untuk selesai dalam waktu 14 hari kerja. pada akhir sprint dilakukan demonstrasi terhadap perkembangan aplikasi yang ada. pada pertemuan tersebut akan dibahas juga mengenai hambatan yang dihadapi selama pengerjaan dan bagaimana cara pemecahan masalah yang ada tersebut, serta apa saja perkembangan yang harus dilakukan untuk pertemuan berikutnya. dengan dilakukannya beberapa kali sprint maka aplikasi wisata ini dapat terselesaikan dengan baik. di setiap sprint itu sendiri juga tidak menutup kemungkinan developer akan berdiskusi bersama dengan project manager tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan ide solusinya. developer sendiri menerapkan sistem pemrograman yang dinamis, yaitu merupakan suatu teknik analisa kuantitatif untuk membuat tahapan keputusan yang saling berhubungan. teknik ini menghasilkan prosedur yang sistematis untuk mencari keputusan dengan kombinasi yang optimal. pemograman dinamis sebagai permasalahan menjadi beberapa tahapan keputusan, di mana hasil keputusan membagi masalah menjadi beberapa tahapan keputusan dari tiap-tiap tahapan selanjutnya. selain itu, pemograman dinamis juga mempunyai kemampuan untuk mencari solusi optimal dari suatu permasalahan menjadi beberapa masalah dalam satuan waktu yang lebih kecil. hasil dan pembahasan penerapan pendekatan scrum sangat efektif dalam pengembangan aplikasi wisata ini. dengan metode ”sprint” yang diterapkan memudahkan bagi para developer untuk membahas kebutuhan yang perlu dikembangkan, dimodifikasi, diperbaiki, ataupun ditambahkan berdasarkan dari hasil evaluasi setiap tahapan. namun demikian sebelum memulai tahapan scrum maka diperlukan proses pengumpulan kebutuhan agar dapat menentukan fitur yang akan dibangun. kuesioner adalah salah satu cara yang paling tepat dalam melakukan analisa kebutuhan pasar sehingga produk aplikasi yang dihasilkan nantinya tepat sasaran dan dapat dimanfaatkan sebagai solusi dari permasalahan yang ada. pengembangan aplikasi … (yen lina prasetio; dkk)   539  gambar 3 use case diagram dari penjadwalan wisata gambar 4 use case diagram dari informasi wisata berdasarkan analisis requirement engineering dan requirement modeling tersebut maka terdapat dua fitur utama yang akan dibangun yaitu penyusunan jadwal perjalanan wisata dan catatan perjalan wisata, beserta dengan informasi tempat-tempat pariwisata yang ada di kota tujuan. representasi dari sistem tersebut dapat dilihat pada gambar 3 dan 4. fitur utama dari aplikasi ini adalah penjadwalan, di sini user dapat membuat jadwal perjalanan trip sendiri. fungsi-fungsi yang akan dibangun yaitu menambah dan menghapus data tempat wisata ke dalam aplikasi serta membuat pengingat. sedangkan untuk fitur informasi wisata, aplikasi ini akan meminta user untuk dapat melakukan registrasi terlebih dahulu dan login ke dalam sistem. kemudian user dapat melakukan pencarian terhadap tempat wisata yang dituju dan melihat informasi yang ada beserta dengan komentar-komentar dari wisatawan lain. user juga dapat memasukkan komentar seperti user lain dan dapat membuat agenda perjalanan sendiri. 540 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 534-543  pengembangan aplikasi wisata ini diterapkan dengan menggunakan teknologi mobile blackberry terdiri dari dua server dan satu mobile blackberry smartphone. berikut ini merupakan spesifikasi yang disarankan untuk server: prosesor : intel® pentium® dual cpu e2200 @ 2.20ghz 2.22ghz memori : 1,99 gb vga : onboard hardisk : 160 gb input : keyboard dan mouse output : monitor 17 inch minimal spesifikasi mobile blackberry untuk aplikasi penjadwalan wisata adalah blackberry gemini. gambar 3 diagram alur aplikasi sedangkan untuk spesifikasi perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi penjadwalan wisata dengan menggunakan teknologi mobile blackberry adalah sebagai berikut: spesifikasi untuk server sistem operasi : windows 7 professional aplikasi server : apache web server, php, mysql spesifikasi untuk mobile blackberry sistem operasi : blackberry os 5.0 pengembangan aplikasi … (yen lina prasetio; dkk)   541  user interface merupakan salah satu faktor tambahan penting yang membedakan antara aplikasi berbasiskan mobile dengan desktop (wasserman, 2010). oleh karena itu evaluasi dari sudut pandang perancangan interface dilakukan dengan mengikuti aturan dari 8 aturan emas (8 golden rules) (shneiderman & plaisant, 2010), yaitu sebagai berikut: (1) konsistensi; pada aplikasi penjadwalan wisata, perancangan dibuat agar dapat mempertahankan konsistensi dari segi tampilan maupun penggunaan layout, huruf dan warna. hal tersebut dapat dilihat dari halaman muka serta halaman-halaman berikutnya. (2) memenuhi kebutuhan menyeluruh; aplikasi yang dibangun untuk blackberry smartphone ini dapat digunakan oleh siapa saja dan oleh seri blackberry smartphone apa saja. (3) memberikan umpan balik yang informatif; perancangan aplikasi penjadwalan wisata dibuat sedemikian rupa sehingga sistem akan mengirimkan umpan balik pada setiap aksi yang diberikan oleh user. sebagai contoh,user diberikan peringatan pada setiap aksi yang dilakukannya, seperti peringatan saat akan menghapus data perjalanan yang lama. (4) dialog untuk keadaan akhir; perancangan aplikasi penjadwalan wisata dibuat sedemikian rupa sehingga user dapat mengetahui keadaan akhir dari aksi yang sedang dijalankan. sebagai contoh, pada saat melakukan pergantian pada jadwal, akan ada kotak dialog yang memberi tahu bahwa jadwal sudah diganti dengan sukses. (5) pencegahan kesalahan; pada aplikasi penjadwalan wisata dapat dilihat pada halaman register di bagian pengisian password, terdapat pesan sebagai salah satu pencegahan kesalahan saat memasukkan password. (6) pembalikan aksi yang sederhana; perancangan aplikasi penjadwalan wisata dibuat sedemikian rupa agar dapat membatalkan aksi yang telah dilakukan. sebagai contoh, pada aplikasi, ketika user menambahkan tempat wisata ke dalam jadwal dengan mengklik tombol “+”, akan muncul tanda “x” untuk membatalkan penambahan tersebut. (7) mendukung pusat kendali internal; dalam aplikasi penjadwalan wisata ini, user yang mengoperasikan dan menguasai sistem. sistem akan memberikan respon sesuai aksi user. contohnya pada bagian list, akan ada pilihan view by “most visited” atau “az”. (8) mengurangi beban ingatan jangka pendek; pada aplikasi penjadwalan wisata dapat dilihat dari halaman pencarian jadwal transportasi, kota asal keberangkatan sudah langsung terisi berdasarkan kota tujuan yang dipilih saat sesudah login, namun juga bisa diganti secara manual. evaluasi dari sisi fungsionalitas aplikasi ini diperoleh dengan cara meluncurkan kuesioner kembali kepada 54 responden yang berbeda atau responden yang juga berkonstribusi sebelumnya pada tahap requirement engineering. berikut adalah hasil dari kuesioner yang disebar ke 54 responden: (1) dengan adanya aplikasi penjadwalan wisata, apakah memungkinkan untuk mengatur kunjungan wisata anda tanpa dibantu oleh travel? 28 dari 54 responden (52%) menjawab bahwa dengan adanya aplikasi penjadwalan wisata ini, memungkinkan untuk mengatur kunjungan wisata tanpa dibantu oleh travel agent. (2) apakah dengan reminder yang disediakan untuk penjadwalan wisata, membantu anda mengatur waktu anda selama dalam perjalanan wisata? 31 dari 54 responden (57%) menjawab bahwa dengan reminder yang disediakan dalam penjadwalan wisata, dapat membantu dalam mengatur waktu dalam perjalanan wisata. (3) apakah informasi wisata yang disediakan dalam aplikasi ini sudah lengkap? 33 dari 54 responden (61%) menjawab bahwa informasi yang disediakan dalam aplikasi ini sudah lengkap. (4) apakah fitur history wisata membantu anda dalam menentukan tujuan wisata baru? 52 dari 54 responden (96%) menjawab bahwa fitur history wisata dapat membantu dalam menentukan tujuan wisata baru. (5) apakah tampilan aplikasi penjadwalan wisata ini mudah dimengerti bagi anda? 37 dari 54 responden (69%) menjawab bahwa tampilan aplikasi ini mudah dimengerti. umpan balik dari pengguna menunjukkan bahwa sebagian pengguna bisa memanfaatkan aplikasi pada smartphone ini untuk membuat jadwal perjalanan mereka tanpa melibatkan travel-agent. kelebihan yang disediakan pada aplikasi ini, yaitu reminder, cukup membantu untuk wisatawan untuk mengingat jadwal keberangkatan perjalanan wisatawan. namun demikian, para pengguna merasa bahwa informasi yang ada dalam aplikasi ini belum cukup lengkap. selain itu, fitur history yang disediakan adalah fitur paling diminati oleh para pengguna (96%) karena dapat melihat tempat-tempat wisata untuk perjalanan mereka yang baru. dari segi tampilan, 69% pengguna dapat mudah menggunakan aplikasi ini, tetapi 31% masih kesulitan dalam menggunakannya. adapun perbandingan fitur-fitur yang dimiliki oleh aplikasi ini dengan aplikasi sejenis dapat dilihat pada tabel 2. 542 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 534-543  tabel 2 perbandingan aplikasi sejenis fitur foyage 4square bb map/ googlmap tungle tourism scheduler tempat umum hotel ada ada ada tidak ada karaoke ada ada ada tidak ada café ada ada ada tidak ada fast food ada ada ada tidak ada coffee shop ada ada ada tidak ada mall ada ada ada tidak ada bar ada ada ada tidak ada restoran ada ada ada tidak ada museum tidak ada ada tidak ada arena rekreasi tidak ada ada tidak ada rumah sakit tidak ada ada tidak tidak bakery ada ada ada tidak tidak petrol kiosk ada ada tidak tidak tidak sekolah/kampus tidak ada ada tidak tidak stall ada ada ada tidak tidak atm ada ada ada tidak tidak bioskop ada ada ada tidak tidak pencarian lokasi ada ada ada tidak ada show on map ada ada ada tidak ada informasi tempat alamat ada ada ada tidak ada no. telepon ada tidak ada tidak ada rating ada ada ada tidak tidak tempat terdekat ada ada ada tidak tidak menambahkan lokasi tidak ada tidak tidak tidak comment ada ada tidak tidak ada fasilitas tidak tidak tidak tidak ada foto lokasi tidak tidak tidak tidak ada info transportasi tidak tidak tidak tidak ada penjadwalan wisata tidak tidak tidak ada ada rekomendasi tidak tidak tidak tidak ada simpulan scrum adalah metode yang tepat dalam melakukan pengembangan aplikasi mobile karena sifatnya yang cepat menghadapi perubahan terhadap requirement ataupun permasalahan yang muncul. selain itu yang membuat scrum menjadi pilihan yang tepat adalah perkembangan teknologi terutama pada smartphone terus berkembang dengan cepat. bila aplikasi mobile yang sedang dibangun saat ini tidak diselesaikan dengan cepat, maka akan tertinggal dengan aplikasi lainnya yang menggunakan teknologi lebih baru. perumusan kebutuhan dengan menggunakan kuesioner sebaiknya dilakukan untuk pengumpulan kebutuhan pasar, akan tetapi ada baiknya bila dilakukan wawancara singkat kepada beberapa calon user agar fungsionalitas yang dibangun lebih tepat sasaran dan akan digunakan oleh user yang lebih besar lagi. aplikasi penjadwalan wisata ini sendiri memungkinkan orang-orang pergi berwisata tanpa dibantu travel agent. fitur-fitur serta kemudahan yang disediakan dalam aplikasi penjadwalan wisata ini membantu user dalam melakukan perjalanan wisata sehingga meningkatkan jumlah wisatawan yang berwisata di indonesia. kelengkapan informasi yang disediakan dalam aplikasi ini dapat menjadi pertimbangan dalam memilih tempat tujuan wisata, terutama daerah-daerah wisata dalam negeri yang mempunyai daya tarik bagi para wisatawan. pengembangan aplikasi … (yen lina prasetio; dkk)   543  untuk menyempurnakan aplikasi penjadwalan wisata yang telah dirancang agar dapat berjalan dengan lebih baik lagi maka diperlukan beberapa usaha pengembangan lebih lanjut, diantaranya adalah penambahan pilihan bahasa (multi language), penambahan fitur pemesanan tiket untuk pesawat dan pemesanan kamar hotel, serta penambahan fitur yang tersambung dengan social networking. daftar pustaka agarwal, s., a.i. wasserman. (2010). mobile application development: a developer survey. submitted for publication. \ fring, b.(2009). mobile design and development. o’reilly. hampton, m. p., jeyacheya, j. (2013) bio-rock and roll? dive tourism and island communities: the case of gili trawangan, indonesia. in: second igu conference on coastal, island and tropical tourism incorporating the second international dive tourism expert meeting, 2224 april 2013, kota kinabalu, malaysia. heywood, i., cornelius, s., carver, s. (2002). an introduction to geographical information systems. 2nd edition. harlow: prentice hall. muchow, j. w.(2002). core j2me technology & midp. amerika: the sun microsystem press. oliver, e. (2009). a survey of platforms for mobile networks research. acm sigmobile mobile computing and communications review, 12.4: 56-63. pressman, r. s. (2005). software engineering : a practitioner’s approach. 6thedition. hill: mc graw. schwaber, k. (2004). agile project management with scrum. microsoft press. shneiderman, b., plaisant, c. (2010). designing the user interface. 5thedition. pearson higher education. wasserman, a. i. (2010). software engineering issues for mobile application development. proceedings of the fse/sdp workshop on future of software engineering research. acm. microsoft word 27 alexander solusi deret pangkat tetap dengan fungsi pembangkit.doc 522 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 522-527 solusi deret pangkat tetap dengan fungsi pembangkit alexander a s gunawan jurusan matematika dan statistika fakultas sains dan teknologi, universitas bina nusantara jln. k. h. syahdan no. 9, kemanggisan/palmerah, jakarta barat 11480 aagung@binus.edu abstract this article discusses about the sum of powers a n i i∑ =1 , which closed solutions empirically have been discovered by jacob bernoulli in 1731 in the art of conjecture. in this paper, we will find a closed solution of the sum of powers by using the generating function. by learning how to derive the closed solution of the sum of powers, the generating function can be used to solve the more general series forms.   keywords: the sum of powers, generating function abstrak makalah ini membahas mengenai deret pangkat tetap a n i i∑ =1 , yang secara empiris solusi tertutupnya telah ditemukan oleh jacob bernoulli pada tahun 1731 dalam the art of conjecture. dalam paper ini, akan dicari solusi tertutup dari deret pangkat tetap ini dengan menggunakan fungsi pembangkit. dengan mempelajari cara penurunan solusi tertutup dari deret pangkat tetap, fungsi pembangkit ini dapat digunakan untuk memecahkan bentuk-bentuk deret lain yang lebih umum. kata kunci: deret pangkat tetap, fungsi pembangkit solusi deret pangkat… (alexander a s gunawan) 523 pendahuluan permasalahan mencari solusi tertutup dari deret pangkat tetap a n i ins ∑ = = 1 )(α sudah mulai dicari sejak 1631 oleh johan faulhaber (1580-1635) [pascal, 2002]. beliau telah memberikan solusi tertutup sampai dengan nilai α=17, antara lain sebagai berikut: 2 )1( )( 1 1 1 + == ∑ = nn ins n i 6 )12)(1( )( 2 1 2 ++ == ∑ = nnn ins n i … 4 )1( )( 22 3 1 3 + == ∑ = nn ins n i selanjutnya johan bernoulli yang mempelajari hasil ini [chen, 2001], mampu menghasilkan bentuk umum dari solusi tertutup secara empiris sebagai berikut: k k k nb k ns −+ = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + = ∑ 1 0 1 1 1 )( α α α α α dengan bk adalah bilangan bernoulli sebagai berikut: k 0 1 2 4 6 8 10 12 bk 1 -1/2 1/6 -1/30 1/42 -1/30 5/66 -691/2730 yang dapat dihitung dari persamaan eksplisit berikut ini: 1 1 01 )1( 1 )1(2 12 )1( −− == − +⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − − − = ∑∑ k i j j k i i k k k jj ik b formula eksplisit dari j worpitsky di atas dipublikasikan 170 tahun setelah the art of conjectur dari johan bernoulli diterbitkan pada tahun 1731 [silva, 2006]. secara umum untuk menemukan solusi tertutup dari deret pangkat tetap masih didapatkan secara empiris saja, sehingga tidak dapat diketahui secara pasti bagaimana caranya menurunkan solusi tertutup tersebut. akibatnya pengetahuan yang didapatkan tidak dapat diterapkan untuk memecahkan bentuk masalah deret yang lain. dalam makalah ini akan dibahas, penurunan solusi tertutup deret pangkat tetap tersebut dengan fungsi pembangkit, sehingga pengetahuan yang didapat dapat digunakan untuk memecahkan bentuk masalah deret yang lain. pembahasan persamaan beda akan digunakan fungsi pembangkit (generating function) untuk mencari solusi tertutup dari deret pangkat tetap [wilf, 1994]. untuk maksud ini, deret bertingkat tersebut perlu diubah ke dalam bentuk persamaan beda (difference equation) seperti berikut ini: 524 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 522-527 misalkan: )( 1 nsi a n i α=∑ = dan )1( 1 1 −=∑ − = nsi a n i α maka deret pangkat tetap dalam bentuk persamaan beda (difference equation) dapat ditulis sebagai: a n i a n i a nnsniins +−=+== ∑∑ − == )1()( 1 11 α α α fungsi pembangkit untuk memecahkannya persamaan beda ini, didefinisikan fungsi pembangkit g(x) terlebih dahulu sebagai berikut: ∑ ∞ = = 0 )()( i ixisxg α (1) dan kemudian mencari solusi persamaan beda annsns +−= )1()( αα dengan fungsi pembangkit [south, 1993] sebagai berikut: i i a i ii i xixisxis ∑∑∑ ∞ = ∞ = ∞ = +−= 000 )1()( αα i i a i ii i xixisxsxis ∑∑∑ ∞ = ∞ = − ∞ = +−+= 01 1 0 )1()0()( ααα dengan 0)0( =αs dengan menggunakan definisi fungsi pembangkit (1) di atas maka diperoleh: i i a xixxgxg ∑ ∞ = += 0 )()( selanjutnya dihasilkan fungsi pembangkit dari deret pangkat tetap sebagai berikut: ( )x xi xg i i a − = ∑ ∞ = 1 )( 0 (2) bentuk tanpa deret tak hingga dari fungsi pembangkit perhatikan dalam hasil (2) di atas, pada bagian numerator terdapat deret i i a xi∑ ∞ =0 dan untuk mendapatkan bentuk tanpa deret hingga dari fungsi pembangkit ini perlu dicari solusi tertutupnya dengan memperhatikan dulu hasil ekspansi taylor dari deret i i xi∑ ∞ =0 0 , yaitu: i i xixxx x ∑ ∞ = =++++= − 0 0321 1 1 … selanjutnya untuk mendapatkan bentuk fungsi dari deret i i a xi∑ ∞ =0 dengan α=1, dapat mengenakan operator turunan dx d dan kemudian mengalikan hasilnya dengan variable x kembali, sehingga: solusi deret pangkat… (alexander a s gunawan) 525 • untuk α=1 maka didapat ( )200 1 1 x x xixi i ii i − == ∑∑ ∞ = ∞ = • untuk α=2 maka didapat ( )3 2 0 2 0 2 1 x xx xixi i ii i − + == ∑∑ ∞ = ∞ = dan bentuk umum dari fungsi pembangkit dari deret ini adalah: 1 1 1 1 1 0 )1( + − − ∞ = − +++ =∑ α α α α α x xbxbxb xi i i a … (3) dengan konstanta bα bα-1 … b1 dalam persamaan (3) yang pada prinsipnya dapat dicari dengan program komputer dari pengenaan operator ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ dx d x pada fungsi x−1 1 secara berulang-ulang. di bawah ini adalah tabel konstanta bi dengan nilai i=1 sampai dengan i=10. x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 orde 1 1 orde 2 1 1 orde 3 1 4 1 orde 4 1 11 11 1 orde 5 1 26 66 26 1 orde 6 1 57 302 302 57 1 orde 7 1 120 1191 2416 1191 120 1 orde 8 1 247 4293 15619 15619 4293 247 1 orde 9 1 502 14608 88234 156190 88234 14608 502 1 orde 10 1 1013 47840 455192 1310354 1310354 455192 47840 1013 1 mendapatkan solusi tertutup selanjutnya untuk mencari solusi tertutup dari deret pangkat tetap, perlu dicari konstanta dari suku ke xn pada fungsi pembangkit dari deret pangkat tetap. dengan menggunakan formula binomial umum maka konstanta dari suku ke xn dari kx −− )1( adalah; ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − −+ 1 1 k nk   contoh kasus untuk α=1 maka didapat ( )200 1 1 x x xixi i ii i − == ∑∑ ∞ = ∞ = maka fungsi pembangkit yang didapat adalah: ( )31 )( x x xg − = dengan menggunakan formula binomial umum didapat konstanta dari suku xn adalah: ( ) !2 1 2 1 nnn + =⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + 526 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 522-527 untuk α=2 maka didapat ( )3 2 0 2 0 2 1 x xx xixi i ii i − + == ∑∑ ∞ = ∞ = maka fungsi pembangkit yang didapat adalah: ( ) ( ) ( )44 2 4 2 111 )( x x x x x xx xg − + − = − + = dengan menggunakan formula binomial umum didapat konstanta dari suku xn adalah: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 6 112 )21( 6 1 !3 11 !3 12 3 1 3 2 nnn nn nnnnnnnnnn ++ =++− + = −+ + ++ =⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + +⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + untuk α=3 maka didapat ( )4 23 0 3 0 3 1 4 x xxx xixi i ii i − ++ == ∑∑ ∞ = ∞ = maka fungsi pembangkit yang didapat adalah: ( ) ( ) ( ) ( )55 2 5 3 5 23 11 4 11 4 )( x x x x x x x xxx xg − + − + − = − ++ = dengan menggunakan formula binomial umum didapat konstanta dari suku xn adalah: ( )( )( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( ) ( ) ( ) 4 )1( )1(6 !4 1 2112423 !4 1 !4 211 !4 112 4 !4 123 4 1 4 2 4 4 3 22 + =+ + = −−+−++++ + = −−+ + −++ + +++ =⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + +⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + +⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + nn nn nn nnnnnn nn nnnnnnnnnnnnnnn penutup dengan mempelajari bagaimana solusi tertutup deret pangkat tetap dapat diselesaikan dengan fungsi pembangkit, maka pengetahuan yang didapat bisa digunakan untuk memecahkan permasalahan deret yang lain misalnya deret bertingkat yang didefinisikan sebagai … m n j j j j i aa n i m m ii ∑ ∑∑∑ == = 2 1 1 11 daftar pustaka chen, k. w., & eie, m. (2001). a note on generalized bernoulli numbers, pacific journal of mathematics, volume 199 no 1, 2001. gourdon, x., & pascal, s. (2002). “introduction to bernoulli’s number”, diakses dari http://numbers.computation.free.fr/constants/constants.html solusi deret pangkat… (alexander a s gunawan) 527 silva, j., (2006). bernoulli numbers and their applications, diakses dari http://ocw.mit.edu/nr/rdonlyres/mathematics south, k. a. (1993). solving recurrence with generating function, baltimore: university of maryland. wilf, h. s. (1994), generatingfunctionology. philadelphia: academic press inc. microsoft word 06_si_j rolles_perancangan sistem informasi prepaid-hs.docx perancangan sistem informasi.… (j. rolles herwin sihombing; selvyna theresia) 215  perancangan sistem informasi prepaid di perusahaan makanan siap saji xyz j. rolles herwin sihombing1; selvyna theresia2 1, 2 information systems department, school of information systems, binus university jl.kh.syahdan no.9 kemanggisan palmerah jakarta indonesia 1rolles.herwin@gmail.com; 2selvynatheresia@yahoo.com abstract prepaid system becomes a new trend in the indonesia retail industry, particularly in the food and beverage (f&b) sector. many companies are trying to develop their own prepaid system, however they still lack of skills and knowledge regarding this system. this condition might not enable them to deliver the prepaid system to customers properly if they insist to develop their own system. however, this does not happen to company xyz, the biggest fast food restaurant in indonesia. company xyz, which collaborates with the local partner, implements their own prepaid system in their company. this local partner has already had years of experience in the payment industry, developing payment system that adapts to the latest technology and supports the company's business. a system that is integrated with the point-of-sales and website would absolutely help customer and cashier in doing the transaction process. integrated data is very useful for the finance and accounting departments of company xyz providing annual financial report to the shareholders keywords: prepaid, integrated, payment abstrak prepaid menjadi tren baru dalam dunia bisnis ritel indonesia, khususnya usaha ritel yang bergerak di food & beverage (f&b). banyak perusahaan yang mencoba memiliki prepaid sendiri, namun kurangnya pengetahuan dan kemampuan dalam proses implementasi serta delivery prepaid ke customer menjadi hal yang menakutkan bagi pelaku ritel. namun, tidak demikian dengan xyz, perusahaan fastfood terbesar di indonesia ini menggandeng mitra lokal untuk mengimplementasikan prepaid yang mereka inginkan. berbekal dengan partner yang sudah memiliki pengalaman puluhan tahun di dunia payment, menjadikan prepaid yang ingin dikembangkan bisa diadaptasikan dengan teknologi terbaru dan mendukung pergerakan dari sisi bisnis perusahaan. bila system pembayaran terintegrasi dengan pos tentu akan memudahkan customer dan kasir dalam memproses transaksi dan prepaid akan menjadi gerbang cashless dan paling penting fraud bisa diminimalis. dengan menggunakan metode analisis & metode perancangan sistem yang sesuai dengan kebutuhan xyz, diharapkan data yang terintegrasi akan memberikan banyak manfaat bagi finance, accounting, manajemen dan share holder xyz dalam membuat keputusan strategis perusahaan. kata kunci: prepaid, integrasi, payment 216 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 215-228  pendahuluan perkembangan teknologi modern turut memberikan kontribusi bagi perubahan proses bisnis di suatu perusahaan. kebutuhan dari segi waktu, akurasi dan kecepatan penyampaian informasi menjadi salah satu faktor yang menuntut adaptasi teknologi. perusahaan berharap bisa mendongkrak profit yang diperoleh melalui adaptasi teknologi. demikian juga dengan proses pembayaran, mulai jaman pertukaran barang (barter) sampai dengan bertukar mata uang. mata uang memiliki bermacam-macam jenis, yaitu logam, kertas dan elektronik. sebagian besar masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan tentu sudah tidak asing dengan uang elektronik atau prepaid card, misalnya flazz bca dan e-toll bank mandiri. kehadiran prepaid system yang sudah mendapatkan izin resmi dari bank indonesia (bi) tentu membawa angin sejuk bagi perkembangan bisnis ritel modern di indonesia, khususnya pada sektor food and beverage. banyak kemudahan dan manfaat yang bisa diperoleh oleh merchant dan customer sebagai pengguna prepaid system tersebut. dilatarbelakangi permasalahan yang dihadapi oleh customer perusahaan makanan siap saji xyz, maka pt abc yang ditunjuk sebagai vendor untuk mengelola payment gateway dengan menghadirkan program prepaid sebagai solusi dari masalah tersebut. xyz sendiri adalah sebuah perusahaan makanan siap saji terbesar di indonesia dengan 467 stores. lebih dari 80 stores selalu attach dengan mall dan sisanya adalah dedicated store untuk menghadirkan layanan 24 jam. xyz sudah terdaftar sebagai perusahaan tbk dan membukukan pemasukan kurang lebih senilai 3 triliun rupiah setiap tahun. permasalahan yang dihadapi xyz saat ini adalah: (1) sistem pembayaran tidak terintegrasi dengan pos. (2) home delivery dan online order tidak bisa memproses pembayaran langsung. (3) program membership tidak tervalidasi dan tidak dicatat dengan baik. (4) customer tidak selalu memiliki uang cash ketika bertransaksi di store. (5) store tidak memiliki opsi pembayaran selain menggunakan uang tunai. (6) fraud ketika redemption dilakukan oleh customer dengan menunjukkan sms promosi secara berulang. untuk itu, dibutuhkan sebuah program tambahan yang mampu memberikan value added yaitu customer bisa membayar transaksi dengan mudah dan data transaksi customer tersimpan dengan baik, sehingga di kemudian hari bisa dianalisa, guna keperluan strategis perusahaan, seperti marketing campaign, open new outlet dan mendukung pengembangan aplikasi di masa mendatang dengan membuat rancangan yang benar. dennis (2013) mengatakan, “sistem yang dirancang dengan baik harus mampu menjawab kebutuhan strategis perusahaan dan memiliki kemampuan untuk dikembangkan dimasa yang akan datang”. metode metode analisis setiap customer xyz memiliki latar belakang yang berbeda, salah satu kendala yang dihadapi adalah mengedukasi customer agar bisa menggunakan system prepaid dan memanfaatkannya dengan maksimal. mulai dari tahap aktivasi, registrasi sampai dengan proses redemption. analisis kebutuhan sistem dilakukan untuk mendapatkan informasi, model dan spesifikasi tentang perangkat lunak yang akan digunakan dengan mengacu pada hal-hal yang menjadi requirement dasar yang disampaikan oleh xyz. menurut supandi, (2013) ada tiga faktor yang mempengaruhi tahapan analisis, yaitu lengkap, detail dan benar. perancangan sistem informasi.… (j. rolles herwin sihombing; selvyna theresia) 217  tiga faktor di atas merupakan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap sukses atau tidak analisa yang dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh xyz. namun dalam tahapan analisis kebutuhan terdapat beberapa kendala, diantaranya: (1) tidak semua customer memiliki pengetahuan yang cukup tentang dunia komputer. (2) ketidakmampuan customer dalam menyampaikan keterbatasannya. (3) keterbatasan dari sisi dukungan teknologi di xyz, mengingat prepaid buka core bisnis mereka. teknik yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan ini adalah dengan mempelajari seluruh dokumen terkait proses bisnis pembayaran yang sudah berjalan. kemudian, pt abc mengajukan beberapa opsi proses bisnis dan opsi teknologi yang mungkin diimplementasikan di perusahaan xyz untuk menjawab kebutuhan mereka dari sisi customer. “segala hal keputusan terkait dengan pengembangan sistem informasi ini berdasarkan persetujuan dari user selaku pengguna system“, dennis (2013). metode perancangan sistem pada perancangan sistem informasi prepaid (xyz) ini, waterfall dipilih sebagai salah satu metode dalam perancangan system. gambar berikut memperlihatkan tahapan-tahapan yang dilewati sebagai tahapan yang harus dijalankan dalam sebuah proses pengembangan sistem aplikasi o’brien (2005) di perusahaan xyz: gambar 1 metode perancangan system waterfall analisis yang dilakukan mencakup kebutuhan seluruh departemen di xyz, yakni operasional yang terdiri dari maintenance dan kasir, accounting, marketing dan manajemen. kebutuhan kasir adalah bagaimana proses transaksi bisa berjalan dengan cepat, tidak terjadi antrian yang panjang dan customer tidak mengeluarkan effort yang banyak. pada dasarnya, kasir memiliki timer maksimal 90 detik untuk melayani seorang customer. di sisi accounting mereka membutuhkan akurasi transaksi dan integrasi transaksi antara offline dan online. dari kemudahan tersebut diharapkan akan meringankan accounting dalam mengatur sirkulasi uang yang beredar di perusahaan. marketing membutuhkan data yang terintegrasi disemua sisi agar proses pembuatan marketing campaign bisa berjalan lancer. tanpa mengetahui customers behavior dengan benar, mustahil membuat program marketing yang tepat. sedangkan manajemen membutuhkan laporan yang akurat dari seluruh divisi secara real-time, dengan proses manual saat ini, mustahil akurasi akan diperoleh. dengan data yang akurat, manajemen bisa mengambil keputusan strategis kapanpun demi kemajuan perusahaan xyz. 218 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 215-228  alur dan design integrasi proses yang disetujui oleh perusahaan xyz   gambar 2 proses aktivasi   gambar 3 registrasi dan verifikasi     perancangan sistem informasi.… (j. rolles herwin sihombing; selvyna theresia) 219    gambar 4 login dan autentikasi       gambar 5 manajemen top-up   pengerjaan aplikasi dibuat dengan menggunakan 3 framework pemrograman yang berbeda, yakni ci-php untuk membangun framework crm, iso8583 untuk membangun protocol transaksi prepaid dan jpost sebagai concentrator antara user interface dengan back-end. seluruh pembuatan aplikasi menerapkan standar security 3# (tripe-des). testing dan pilot di awal hanya diberlakukan di 20 outlet terpilih, tujuan dari testing terbatas ini untuk meminimalis kerugian bila ada fraud dan sekaligus meminimalkan maintenance yang mungkin saja harus dilakukan setiap hari. ketika proses di 20 stores sukses, maka dilanjutkan dengan implementasi di seluruh jawa & bali dan indonesia bagian barat, di fase terakhir untuk indonesia bagian tengah dan timur. 220 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 215-228  maintenance yang prioritas di xyz adalah memastikan seluruh unit edc selalu dalam posisi idle dan siap bertransaksi. setiap edc dibackup dengan dua koneksi, yakni lan dan gprs untuk meminimalis kegagalan transaksi. hasil dan pembahasan payment gateway payment gateway adalah istilah yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mendeskripsikan proses-proses terkait dengan sistem pembayaran baik proses yang melibatkan bank, visa, mastercard maupun maestro. payment gateway yang beroperasi di indonesia, terlebih dahulu harus memiliki lisensi dari bank indonesia dan telah melalui seleksi dengan mekanisme yang ada. saat ini, di indonesia sendiri, hanya ada 15 perusahaan yang telah memiliki ijin payment gateway, terdiri dari perbankan dan non-perbankan. prepaid prepaid adalah istilah untuk menggambarkan uang elektronik yang harus di top-up terlebih dahulu untuk bisa digunakan di tempat yang menerima kartu tersebut. ada juga yang mengartikan sebagai cara pembayaran yang pemilik kartu terlebih dahulu mendeposit sejumlah uang untuk nantinya digunakan sebagai alat pembayaran. pembayaran dengan cara ini memungkinkan pemilik kartu melakukan pengisian kembali kartu apabila saldo atau uang yang tersisa pada kartu telah habis atau telah berkurang dari batas maksimunnya (worthington, 1995). keuntungan yang diperoleh diantaranya: (1) menghilangkan pekerjaan administratif dari penggunaan uang tunai. (2) mengurangi kemungkinan mengalami perampokan. (3) mengurangi biaya pembuatan uang tunai. (4) tidak lagi perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar (worthington, 1995). iso 8583 “iso 8583-1:2003 specifies a common interface by which financial transaction card originated messages may be interchanged between acquirers and card issuers”, anonim (2008). iso 8583-1:2003 menentapkan struktur message, format dan content, data elements dan values untuk data elements tersebut. metode sehubungan dengan proses settlement di luar ruang lingkup iso 8583.   edc (electronic data capture) “electronic data capture (edc) adalah sebuah sistem terkomputerisasi yang dibuat untuk mengumpulkan data dalam bentuk data elektronik” (worthington, 1995) gambar 6 edc verifone perancangan sistem informasi.… (j. rolles herwin sihombing; selvyna theresia) 221  saat ini edc lebih sering digunakan dalam pembayaran menggunakan kartu, baik kartu kredit maupun kartu debit. ketika kartu digesekkan atau dihubungkan dengan electronic card reader atau terminal penerima data dari kartu yang ada dalam edc, maka informasi yang tersimpan dalam kartu dimasukkan/ditangkap oleh edc. secara umum, edc menyediakan: (1) komponen graphical user interface (gui) untuk memasukkan data. (2) komponen validasi untuk memeriksa data. (3) alat untuk pembuatan laporan guna mendukung analisa dari data yang telah dikumpulkan. spesifikasi transaksi pembayaran yang akan didukung adalah transaksi pembayaran dengan menggunakan virtual account (va) dengan format va sebagai berikut: virtual account no.: [bin] [card_id] spesifikasi: bin: panjang 4 karakter card_id: panjang maks. 12 karakter, rata kanan dengan padding zero xyz selaku penyelenggara prepaid, terlebih dahulu harus membuat nomor kartu sepanjang 16 digit dan mendaftarkannya melalui pt abc ke dalam sistem. ketika proses pendaftaran ini xyz akan diberikan key 1 dan pt abc akan diberikan key 2, kemudian sistem akan mencocokkannya dengan decrypt dari key 1 dan key 2, bila valid maka pendaftaran nomor diterima. tujuannya untuk melindungi nomor tersebut dari hal-hal yang tidak diinginkan sebelum digunakan atau disebarkan kepada pengguna (customer). requirement aplikasi user dan operation: pengguna aplikasi dapat mengakses aplikasi via edc dan web database: tabel 1 database requirement sistem  database requirements  aplikasi payment (web +iso) database payment berisi semua informasi yang berhubungan dengan sistem dan data transaksi yang disimpan. termasuk di dalamnya detil transaksi dan backlog dari setiap transaksi yang berjalan. hanya user yang diberikan akses yang diperbolehkan untuk mengakses data dalam database. untuk pencegahan keamanan, beberapa data akan dienkripsi dan bahkan user yang dapat mengakses data tersebut tidak akan bisa melihat isi data secara plain (text). ldap untuk autentikasi user. 222 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 215-228  software: application dan database software: (1) apache tomcat 6.x. (2) java runtime environment 6. (3) sql server 2008. (4) eclipse. (5) iso 8583 sdk. (6) mozilla / chrome browser operating system: windows server 2008 hardware: (1) edc verifone vx510 (gprs, lan). (2) ibm pos machine modul aplikasi tabel 2 modul aplikasi no modul fungsi 1. aktivasi (member) fungsi untuk mengaktifkan kartu yang dibeli oleh customer (pelanggan). | proses terjadi pada edc. 2. registrasi dan verifikasi (member) fungsi untuk mendaftarkan data customer melalui website dan sekaligus melakukan verifikasi melalui e-mail. 3. login dan autentikasi (member) fungsi loginakan berfungsi secara otomatis untuk memisahkan customer dan admin. 4. pengaturan user pencarian, penambahan, pengubahan, dan penghapusan data user. 5. pengaturan kartu pencarian, penambahan, pengubahan dan penghapusan data kartu. 6. pengaturan top-up manajemen top-up 7. pengaturan store pencarian, penambahan, pengubahan, dan penghapusan data kantor cabang (outlet/store). 8. pengaturan sku pencarian, penambahan, pengubahan, dan penghapusan data sku (nomor item suatu produk) 9. pengaturan parameter lihat dan ubah sistem parameter. 10. history report melihat history report, membuat report berdasarkan waktu berjalan dan filter yang tersedia 11. housekeeping data report, back_log. sistem akan menjaga data report dan back_logdari xyz sesuai pengaturan parameter. 12. vendor party menyediakan api form agar terhubung dengan pihak lain yang akan diajak bekerjasama, misalnya tunes (mobile). perancangan sistem informasi.… (j. rolles herwin sihombing; selvyna theresia) 223  desain interface   di bawah ini adalah screenshot tampilan aplikasi prepaid seperti dijelaskan di atas (edc, web). gambar 7 pos interface gambar 8 pos payment integration 224 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 215-228  gambar 9 edc interface gambar 10 web interface (registrasi) perancangan sistem informasi.… (j. rolles herwin sihombing; selvyna theresia) 225  gambar 11 web interface (login) gambar 12 web interface (admin features) 226 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 215-228  gambar 13 web interface (admin dashboard detail) gambar 14 web interface (report) perancangan sistem informasi.… (j. rolles herwin sihombing; selvyna theresia) 227  gambar 15 web interface (report detail) simpulan program prepaid di perusahaan makanan cepat saji xyz adalah kebutuhan strategis perusahaan bila ditinjau dari sisi customer. kemudahan bertransaksi di store menjadi salah satu indikator paling penting. dengan mengimplementasikan prepaid baik di offline maupun online, menjadikan xyz perusahaan makanan siap saji dengan pengembangan teknologi paling terdepan di indonesia, setidaknya sampai saat ini. hasil dari implementasi ini akan meningkatkan dan mempermudah transaksi home delivery (hd) dan online tunes (ot), serta kombinasi dengan sistem point loyalty akan memberikan keuntungan lain bagi customer, yakni mendapatkan item tertentu secara gratis melalui redemption point yang terkumpul. crm yang dibangun akan mempermudah analisa transaksi selain profiling customer xyz. output dari crm bisa membantu perusahaan xyz dalam membuat keputusan strategis perusahaan, misalnya marketing campaign. hal yang tidak kalah penting, xyz bisa langsung memantau nominal transaksi dan memvalidasi customer yang berhak mendapatkan benefit tertentu. dari sisi accounting, sistem ini memberikan kemudahan rekonsiliasi report dan meminimalis fraud yang selama ini kerap terjadi. 228 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 215-228  daftar pustaka alan dennis, barbara haley wixom,roberta m roth. (2013). system analysis and design. 5th edition. wiley. singapore. anonim. (2008). electronic data capture. wikipedia. diakses dari http ://en.wikip edia.org/wiki/electronic_data_capture. iso org. (2003). iso 8583-1:2003. diakses pada 25 agustus 2014 dari http://www.iso.org/iso/catalogue_detail.htm?csnumber=31628. o’brien, j. a. (2005). introduction to information systems (12th edition). united states of america: m cgraw-hill. supandi, a. (2013). metode atau teknik yang dapat digunakan pada analisis kebutuhan (rekayasa perangkat lunak 1). blog pribadi. diakses pada 22 maret 2014 dari http://acepsupandi.wordpress.com/2013/10/20/metode-atau-tehnik-yang-dapat-digunakanpada-analisis-kebutuhan-rekayasa-perangkat-lunak-1/ . worthington, s. (1995.) the casless society. international journal of retail and distribution management, 23(7): 31-49.   microsoft word 04_ti_karto iskandar_penggunaan asp.net ajax v5 -a2t-1.docx usage of asp.net ajax… (karto iskandar; andrew thejo putranto) 29  usage of asp.net ajax for binus school serpong web applications karto iskandar1; andrew thejo putranto2 1,2computer science department, school of computer science, bina nusantara university jln. k.h. syahdan no. 9 palmerah, jakarta barat, 11480 1karto_i@binus.edu; 2aputranto@binus.edu abstract today web applications have become a necessity and many companies use them as a communication tool to keep in touch with their customers. the usage of web application in current time increases as the number of internet users has been rised. for reason of rich internet application, the desktop application developer was moved to web application developer with ajax technology. binus school serpong is a cambridge curriculum base international school that uses web application for access every information about the school. by using ajax, performance of web application should be improved and the bandwidth usage is decreased. problems that occur at binus school serpong is not all part of the web application that uses ajax. this paper introduces usage of ajax in asp.net with c# programming language in web application binus school serpong. it is expected by using asp.net ajax, binus school serpong website performance will be faster because of reducing web page reload. the methodology used in this paper is literature study. results from this study are to prove that the asp.net ajax can be used easily and improve binus school serpong website performance. conclusion of this paper is the implementation of asp.net ajax improves performance of web application in binus school serpong. keywords: asp.net, ajax, web application, binus school serpong introduction website is commonly owned by each organization. the website functions vary adapted to the purpose and needs of the organization. one is able to obtain timely and accurate information related to the organization and the various things that may not have been known, such as organization address and contact. the website can also be used as a promotion. promotion is done in various ways, either through videos, photos, or articles that include advantages and benefits of the organization. bina nusantara (binus) is a private organization in indonesia that stirs in the field of education. one of the binus group main strengths in creating and operating activities and academic services to bina nusantara group stakeholders is the implementation of it (one of them is a web application) in every aspect of the process of academic and academic support. it directorate established in 1981 under the name edp. in august 2005, bina nusantara foundation decided to change the status of the it department of the directorate. it directorate is responsible not only for supporting binus university but also all business units in binus group. it directorate is now led by the director of it. currently, it directorate is located on the campus syahdan. the office is located on the 2nd floor of building h. binus school serpong is part of binus group which accepts students from kindergarten to high school. binus school serpong has three web applications for students, parents, and staff. the applications are binusmaya school student, binusmaya school parent and staff desk. 30  comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 29-39 binusmaya student usually used by students in binus school serpong to see class schedules, announcements and score. there was also a private message feature that serves as a notification to a particular student (specific) and attendance to determine the list of attendance. features in binusmaya parent is not much different from the binusmaya student, only, parent could see all the children who attend school in binus school serpong. binusmaya parent can also be used to order books online at a specific time period, payment can be by credit card or atm bca. staff desk is the main application used by the staff in binus school serpong and is the main application of the 3 existing applications. staff desk can use to enroll new students, upload a book list, set the score of the students, and many more. in the future, staff desk will be replaced with binusmaya school staff. binus school serpong uses asp.net as the standard for web development because asp.net is a unified web development model that includes the services necessary to build enterprise web applications with minimal coding and offers a free licensing agreement. asp.net ajax is a set of extensions to asp.net developed by microsoft to implement ajax functionality. asp.net ajax is released under the microsoft public license (ms-pl). ajax also includes some basic components of server side to support asynchronous call coming from the client. this paper discussed about the implementation of asp.net ajax web applications in binus school serpong as a method that can improve the performance of the web page so access to the information will be faster. the purpose of this paper proves that the asp.net ajax implementation can improve binus school serpong website performance and can be used easily. methods this research uses method of literature study and development using asp.net. the methodology of application development uses incremental model. some terms and technologies used in this study are: ajax, asp.net, asp.net ajax, and some default control from ajax. some literature used as references can be found in the bibliography. incremental software development according to pressman (2009) there are many situations in which initial software requirements are reasonably well defined, but the overall scope of the development effort precludes a purely linear process. in addition, there may be a compelling need to provide a limited set of software functionality to users quickly and then refine and expand on that functionality in later software releases. in such cases, you can choose a process model that is designed to produce the software in increments. referring to figure 1, the incremental model applies linear sequences in a staggered fashion as calendar time progresses. each linear sequence produces deliverable “increments” of the software in a manner that is similar to the increments produced by an evolutionary process flow. usage of asp.net ajax… (karto iskandar; andrew thejo putranto) 31  figure 1 incremental process model for example, word-processing software developed using the incremental paradigm might deliver basic file management, editing, and document production functions in the first increment; more sophisticated editing and document production capabilities in the second increment; spelling and grammar checking in the third increment; and advanced page layout capability in the fourth increment. it should be noted that the process flow for any increment can incorporate the prototyping paradigm. when an incremental model is used, the first increment is often a core product. that is, basic requirements are addressed but many supplementary features (some known, others unknown) remain undelivered. the core product is used by the customer (or undergoes detailed evaluation). as a result of use and/or evaluation, a plan is developed for the next increment. the plan addresses the modification of the core product to better meet the needs of the customer and the delivery of additional features and functionality. this process is repeated following the delivery of each increment, until the complete product is produced. the incremental process model focuses on the delivery of an operational product with each increment. early increments are stripped-down versions of the final product, but they do provide capability that serves the user and also provide a platform for evaluation by the user. incremental development is particularly useful when staffing is unavailable for a complete implementation by the business deadline that has been established for the project. early increments can be implemented with fewer people. if the core product is well received, then additional staff (if required) can be added to implement the next increment. in addition, increments can be planned to manage technical risks. for example, a major system might require the availability of new hardware that is under development and whose delivery date is uncertain. it might be possible to plan early increments in a way that avoids the use of this hardware, thereby enabling partial functionality to be delivered to end users without inordinate delay. ajax according to sabah (2011) web applications refer to applications accessed via web browser over a network and developed using browser-supported languages (e.g., html, javascript). for execution, web applications depend on web browsers and include many familiar applications such as online retail sales, online auctions, and webmail. 32  comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 29-39 the recent explosion of web 2.0 applications have changed user expectations regarding web experience. users now expect web pages to behave like desktop applications, react to mouse movements and key strokes individuals and update only a small portion of a web page at a time. while a number of existing technologies to create rich internet applicaton of the most popular and widely used is ajax (luce, 2008). according to dissanayake and dias (2014), ria applications can be described as a hybrid of desktop applications and web applications, inherit the good features of both types of application. since web giants like google and facebook began offering a very rich feature set with increased interactivity and user experience through their ria, user currently expects to feel the same wealth of features, in other web applications they use too. environment has created a good demand for ria design and development tools and techniques. according to kumar and aravazhi (2013), in the international journal on recent and innovation trends in computing and communication, asynchronous javascript and xml or ajax, is a group of web development techniques interrelated used to create interactive web applications or rich internet application. with ajax, web applications can retrieve data from the server asynchronously in the background without interfering with the display and behavior of the existing page. the use of ajax has led to an increase in interactive animation on web pages. data retrieved using the xml http request object, or through the use of remote scripting in browsers that do not support it. xml is a language that is defined by the world wide web consortium, which is the body that sets standards for the web. xml replace other markup languages, such as hypertext markup language (html). in html all html elements that can be used is predetermined, whereas xml is a meta-markup language because it allows making our own markup language. asp.net according to mishra (2014), asp.net is a unified web development model that includes the services necessary to build enterprise web applications with minimal coding and offers a free licensing agreement. this is event-driven programming model and part of the .net framework. asp.net pages have access to the .net framework classes and web applications can be coded in any language that is compatible with the common language runtime (clr), including c # and vb. asp.net ajax asp.net ajax is a set of extensions to asp.net developed by microsoft to implement ajax functionality. asp.net ajax is released under the microsoft public license (ms-pl). one of the main changes ajax web programming brought is that it depends on the browser take a more active role in a process. besides the browser only render html stream and execute special small block script, ajax has some client-script library for facilitating new a synchronous call back to the server. ajax also includes some basic components of server side to support new a synchronous call coming from the client. in fact there is a community supported ajax control tool kit is available for asp.net ajax implementation. in figure 2 we can see the comparison and asp.net ajax library extension for ajax. usage of asp.net ajax… (karto iskandar; andrew thejo putranto) 33  figure 2 ajax and asp.net ajax asp.netajax runs on the browser: (1) microsoft internet explorer (versi>= 6.0), (2) mozilla firefox (versi>= 1.5), (3) opera (versi>= 9.0), (4) apple safari (versi>= 2.0) and (5) google chrome. at first, ajax seems to introduce some new complexities into asp.net programming. however, ajax promises to produce a richer experience for the user. due to the support of asp.net ajax is almost no problem, additional complexity is reduced well. when building a website, there are several reasons that may be selected to use the asp.net ajax. first, asp.net ajax ui introduces elements of website that is usually found in desktop applications, such as rectangle rounding, callouts, progress indicators, and popup windows running on different browsers. second, ajax introduces a partial update web page. with some of the refresh web pages that have been updated, the user waiting time is significantly reduced. this brings web-based applications much closer to desktop applications related to the perception of the performance of the ui. third, ajax supported by most popular browsers, not just internet explorer. ajax runs on mozilla firefox and apple safari. although it still requires some effort to balance the richness of ui and the ability to reach a wider audience, the fact that ajax depends on the features available in most modern browsers to make it easier to balance is achieved. fourth, ajax introduces a large number of new capabilities. while asp.net controls and page-rendering standard model provides great flexibility and extensibility to the web site programming, ajax brings a new concept, namely the control extender. attaching the extender control server-side controls that exist (such as textbox, listbox and dropdownlist) at run time and add a new client-side appearance and behavior to control. sometimes control extender can even call a web service that has been established to obtain data to populate the list box. (eg, autocomplete extender). fifth, ajax improves authentication, profiling and personalization services in asp.net form. asp.net support for authentication and personalization gives a great advantage for web developers. 34  comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 29-39 many asp.net ajax support to be in a collection of server-side control output for ajaxstyle rendering to the browser. the whole process asp.net page-rendering applications are broken down into small pieces. each individual bit rendering is handled by a class derived from system.web.ui.control. the wholework of server-side control is to create an html element that puts output in the output stream so that they appear correctly in the browser. for example, the control listboxcreateatag. asp.net ajax server-side control makes ajax-style scripts and html to the browser. asp.netajaxcontrols support consist of server-side script code along with the client. script manager control script manager control manages the text source for the page. the main task is to register script manager control script ajax library with the page so that the client script can use system extensions. script manager also allow partial webpage rendering and supports localization and customuser script. every site that wants to use the asp.net ajax must include an instance of the script manager control on any page that uses ajax functionality. this is the most important in the case of the master page. master page typically use script manager control. however, asp.net throws an exception if there is a second script manager object found on a particular page script manager control through a proxy. of course, as mentioned, this also applies to user control as well. update panel control update panel is asp.net server control that update on a specific part of a web page without reloading. through a mechanism called a synchronous postback, html webpage on the area covered by the control and then sent by the server a synchronously through the ajax request. asp.net controls that have been defined as the content in the update panel postbacks can cause both synchronous (traditional) or asynchronously, using the trigger/triggers. trigger is an event that comes from asp.net control which causes the update panel to refresh the content of the update panel. through the trigger, an asynchronous postback with the controls can be started also expressed outside the area covered by the asp.net page update panel control. asp.net code example with update panel: in the above code, there is a button inside update panel with id btnprintattendance, and to be able to download files from the server, it is necessary to trigger that triggers the update panel to update/refresh its content so that the file can be downloaded. update panel control supports partial page updates by tying certain shared server side controls and the events that cause them to make. update panel control causes some parts of a webpage to refresh instead of whole pages (as happens during a typical http postback). usage of asp.net ajax… (karto iskandar; andrew thejo putranto) 35  update progress control update progress control provide status information on the page in the partial renewal of the update panel control. you can customize the update progress control default content and layout. to prevent flashing when partial-page updates are very fast, you can specify the delay before the update progress control is displayed (shepherd, 2010). results and discussions figure 3 shows the software development process, where in the first increment, autocompleteextender and scriptmanagercontrol implemented, in the second increment, calendarextender and updatepanelcontrol, and the last is modalpopupextender. figure 3 software development process as seen in table 1, there are some features that can be used easily to improve website performance in binus school serpong web application. table 1 binus school serpong web application line of code feature line of code autocompleteextender 30 calendarextender 15 modalpopupextender 15 scriptmanagercontrol 5 updatepanelcontrol 15 36  comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 29-39 ajax control toolkit ajax control toolkit which are used in binus school serpongweb application is modal pop up extender and some auto complete extender. at the staff desk at this time, there are still many usage of calendar extender, but in binusmaya school staff, calendar extender will be replaced with a new design and not using the ajax control toolkit anymore. auto complete extender auto complete extender only used on some of the modules in binusmaya school which is quite a lot of data. its use is associated with its autocomplete text box and look much like google search, it's just that the design using the binusmaya school design. here is an example of using the staff desk website, namely the use of the staff desk auto complete extender(figure 4) and the binusmaya school staff (figure 5). figure 4 example usage of auto complete extender in staff desk website figure 5 example usage of auto complete in binusmaya school staff web page usage of asp.net ajax… (karto iskandar; andrew thejo putranto) 37  calendar extender calendar extender usually used in conjunction with a textbox, so that when the date has been chosen in calendar extender then the date will appear in the predetermined textbox. its format could be arranged, the staff desk to usedd/mm/yyyyformat, ie day, month, and year. the date format needs to be considered because, it technically will change how background code reading the date format if the date format changes. the following example of applicability calendar extender binus school serpong staff desk website (see figure 6). figure 6 usage of calendar extender at staff desk website modal pop up extender modal pop up extender normally used associated with button/link button and asp.net panel. so when the user click on a button/link button, then a modal pop up extender can be displayed. the example can be seen in figure 7 (staff desk website) and in figure 8 (binusmaya school staff website) figure 7 usage of modal pop up extender at web staff desk 38  comtech vol. 7 no. 1 march 2016: 29-39 figure 8 usage of modal pop up extender at binusmaya school staff script manager control script manager control used in the master page on binusmaya school and is used to register all the scripts that will be used on the master page in binusmaya school so that the entire page that uses the master page will automatically use the scripts that have been registered in the script manager control. usually these scripts are scripts that are used to design a website that would be used on any webpage in binusmaya school. update panel control update panel control is also used in the masterpage so that every postback on the page, the update panel will be updated/refreshed. its use is followed by content template tag which is useful to determine which parts of which will be updated when the update panel is running. also, trigger is normally used when there is a function associated with the file download /upload. without trigger, files can not be uploaded/downloaded. in figure 9, it can be seen loading display on the binusmaya school staff web page. figure 9 loading after button click and usage of update panel at binusmaya school staff usage of asp.net ajax… (karto iskandar; andrew thejo putranto) 39  conclusions binus school web applications uses many ajax control toolkit features, among others auto complete extender on the module and the scp create create exploration week, calendar extender on feedback and suggestion and modal pop up extender on feedback and suggestion. besides, it can use other features such as update panel on the master page to save bandwidth and speed. by using auto complete extender on binus school web application, then when the user uses the create scp and create exploration week modules, users only need to remember one keyword only to input the data so it does not need to look further names will be input because there are auto complete the serves as a suggestion to the data in the input. another feature is calendar extender the one used on the feedback and suggestion module. calendar extender allows a user to select a date without confusion with the date format should be in input and also minimizes typing errors, because with the calendar, the user can more thoroughly by looking at the calendar month and year. next is the modal pop up extender feature of the ajax control toolkit which enables the use of popup on the binus school web page. references dissanayake, n. r., & dias, k. a. (2014). what does the ajax rich internet applications need to support the rapid application development? international journal of information technology and computer science (ijitcs), 15(3). george, s. (2010). microsoft asp.net 4 step by step. washington: microsoft press. kumar, s. r., & aravazhi, r.. (2013). a study on ajax in web applications with latest trends. international journal on recent and innovation trends in computing and communication, 6(1), 563-564. luce, t. (2008). ajax in the classroom. issues in information systems, 9(1), 152-159. mishra, a. (2014). critical comparison of php and asp.net for web development, international journal of scientific & technology research, 3(7), 331-333. pressman, r. s. (2009). software engineering: a practitioner’s approach. new york city: mcgrawhill. sabah, a. f. (2011). developing web applications. international. journal of software engineering and its applications, 5(2), 57-68. microsoft word 15.ti karto iskandar ok.docx 880 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 880-891 pengembangan content management system pada admisi online binus university karto iskandar; jefriyanto; halena giovanni; candra gunawan computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 karto_i@binus.edu; jefri.08@gmail.com; halquelin@gmail.com; hell_buster90@yahoo.com abstract technically registration form for new binus institution must be regenerated and not dynamic. therefore, this research is objected to simplify the creation of registration process for new binus institution and provide solutions to the problem when binus establish other new institutions. methodology used is analysis and design of the database (database oriented). analysis is done by asking the problems of existing systems in the it directorate, whereas the design uses uml diagram notation 2.0. the results obtained is front end and back end applications for the content management system of the registration form. the results of this design can be used to simplify the new student registration or in the many binus institutions by grouping similar fields. with some changes in the front end and back end applications for content management system, the addition of new online admission application form can be managed faster, where the creation of admision registration form is managed in the back end application. as suggestions for future development, online admission registration can be run in mobile version. keywords: sytem information development, content management system, online registration abstrak penambahan formulir pendaftaran bagi instansi baru secara teknis harus dibuat ulang dan tidak dinamis. maka dari itu, penelitian bertujuan untuk mempermudah pembuatan proses pendaftaran bagi instansi baru binus dan memberikan solusi dari permasalahan penambahan instansi baru tersebut. metodologi yang digunakan adalah analisis dan perancangan berbasis database (database oriented). analisis dilakukan dengan menanyakan cara kerja dan permasalahan sistem yang berjalan pada it directorate binus. sedangkan perancangan menggunakan diagram uml dengan notasi 2.0. hasil yang dicapai berupa aplikasi front end dan aplikasi back end untuk manajemen formulir pendaftaran. hasil dari perancangan ini dimanfaatkan untuk kemudahan pendaftaran mahasiswa baru di berbagai instansi binus dengan mengelompokkan beberapa field sejenis. dengan perubahan pada aplikasi front end dan penambahan aplikasi back end untuk sistem manajemen konten, penambahan formulir pendaftaran baru pada admisi online menjadi lebih cepat, di mana pembuatan formulir instansi baru akan diatur pada aplikasi back end. sebagai saran untuk pengembangan kedepannya, pendaftaran admisi online dapat dilakukan dalam versi mobile. kata kunci: pengembangan sistem informasi, sistem manajemen konten, admisi online pengembangan content management... (karto iskandar; dkk) 881 pendahuluan salah satu perguruan tinggi yang mengimplementasikan internet pada pendaftaran calon mahasiswa baru adalah binus university. binus university menyadari pentingnya proses marketing dan admisi sebagai ujung tombak dalam persaingan pada era globalisasi ini guna menuju visi-nya sebagai world class univerisity. di dalam binus university sistem pendaftaran online ini dapat dilakukan pada website admisi online dengan alamat http://www.binus.ac.id/daftaronline. di dalam binus university, terdapat pula binus regular, binus international, binus online learning, dan high school enrichment program (hsep) juga memiliki sistem pendaftaran online ini. dengan perkembangan jaman dan tuntutan industri tidak menutup kemungkinan akan bertambah instansi instansi lain setingkat dikemudian hari. permasalahan yang sering muncul saat ini adalah dengan penambahan instansi tersebut diperlukan pembuatan sistem baru untuk mendukung proses operasionalnya. salah satunya adalah proses daftar online pada admisi. untuk sistem yang berjalan pada saat ini, penambahan formulir pendaftaran online instansi tersebut dilakukan dengan membuat ulang formulir yang secara teknis memakan waktu, di mana masing-masing instansi memiliki model proses yang hampir sama dengan tingkat ragam variasi hanya mencapai 10%-20%. selain itu, pada sistem pengisian formulir saat ini, field yang harus diisi banyak. formulir tersebut terdiri dari tiga halaman dengan total field yang harus diisi sebanyak ±100 field pada rata-rata instansi binus yang ada. hal ini, memberi dampak pada waktu pengisian formulir. permasalah utamanya adalah tidak adanya sistem managemen konten pada admisi online binus university. peneliti mengembangkan admisi online melalui inovasi sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. inovasi yang dilakukan yaitu dengan mempersingkat cara penambahan dan pengubahan formulir pada instansi binus melalui back end dengan sistem manajemen konten tanpa harus melakukan coding. termasuk penambahan tabel-tabel baru dan relasinya. mempersingkat cara pengisian formulir pendaftaran dengan cara mengelompokkan field-field sejenis. tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah kemudahan proses penambahan formulir pendaftaran mahasiswa pada setiap instansi binus yang baru. pengisian formulir pendaftaran yang lebih ringkas bagi pendaftar. manfaat yang didapatkan adalah waktu dalam proses pembuatan formulir online untuk instansi binus baru yang lebih cepat. mempercepat waktu pengisian formulir pendaftaran. metode penelitian dilakukan menggunakan metodologi berikut: (1) analisis, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (a) survei atau obervasi atas sistem yang sedang berjalan, dilakukan dengan meminta informasi dan data mengenai kondisi, cara kerja dan permasalahan sistem pada pihak it directorate binus yang menangani langsung kebutuhan admisi online; (b) wawancara kepada pihak it directorate divisi marketing mengenai detail kondisi, cara kerja, dan permasalahan sistem pada pihak it directorate binus yang menangani langsung kebutuhan admisi online; (c) studi pustaka melalui buku–buku dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan topik yang dibahas; (2) perancangan, pertamatama dilakukan pembuatan model proses waterfall. hal ini dikarenakan tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. model proses terdiri dari tahapan sebagai berikut: (a) system information engineering and modeling – kebutuhan dari keseluruhan sistem admisi online didapatkan melalui wawancara kepada pihak it directorate binus; (b) software requirement analysis – kebutuhan dari admisi online difokuskan pada penambahan instansi binus yang baru, proses pengisian formulir calon mahasiswa baru dan implementasi personalisasi pada halaman setelah login; (3) design – pada proses ini, dilakukan perancangan 882 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 880-891 database yang mengacu pada connolly dan begg dan juga perancangan user interface untuk memenuhi kebutuhan sistem yang akan dibuat; (4) coding – bahasa pemrograman yang digunakan pada sistem admisi online adalah asp .net c# 3.5 dengan dbms microsoft sql server 2005. untuk personalisasi, tools yang digunakan adalah tools dropthings; (5) testing verification – pada tahap testing/ verification, langkah pertama yang dilakukan berupa membuat instansi binus yang baru dengan sistem cms. lalu mengisi formulir yang sudah dipisahkan berdasarkan prioritas, baik sebelum login ataupun setelah login. terakhir, melakukan testing halaman yang telah mengimplementasikan personalisasi. selanjutnya dibuat notasi perancangan menggunakan uml 2.0 yang mengacu pada standar perancangan roger s. pressman (2006). model waterfall berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model waterfall (gambar 1): (1) communication. permodelan ini diawali dengan komunikasi dan kolaborasi dengan konsumen (stackholders) untuk mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemenelemen yang lain seperti hardware, database, dsb. tahap ini sering disebut dengan project definition; (2) planning. proses ini menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi : tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko yang mungkin tejadi, sumber-sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan jadwal pengerjaan; (3) modeling. proses ini meliputi pembuatan model yang memungkinkan pengembang dan konsumen untuk lebih memahami kebutuhan perangkat lunak dan desain yang akan mencapai kebutuhan tersebut; (4) construction. proses ini merupakan proses gabungan dari coding dan testing. untuk dapat dimengerti oleh mesin computer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer. sedangkan testing adalah sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. demikian juga dengan software. semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya; (5) deployment. pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya. gambar 1. waterfall model. pengembangan content management... (karto iskandar; dkk) 883 teori basis data data, menurut connolly dan begg (2004, p20) adalah komponen yang paling penting dalam database management system, berasal dari sudut pandang pengguna akhir. data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan user. menurut hoffer, prescott, topi (2009, p7), basis data adalah sebuah kumpulan yang terorganisir dari data yang berhubungan secara logika, yang mungkin ukurannya berbagai jenis dan mempunyai kerumitan rtian basis data. menurut connolly dan begg (2004, p15), basis data adalah koleksi atau kumpulan data yang saling berhubungan secara logis, yang dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan sistem dari sebuah organisasi. kelebihan basis data adalah dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak pengguna. selain itu semua data terintegrasi, sehingga mengurangi jumlah penduplikasian data. use case diagram menurut bennett, skelton, dan lunn (2005, p20), use case diagram merepresentasikan rangkaian dari actions yang terlibat dalam sistem, dan actors mewakilkan orang atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dimodelkan. diagram use case didukung oleh tingkah laku yang spesifik, dimana mendefinisikan interaksi di dalam sebuah bagian use case. actors dan use case adalah dua elemen utama dalam deskripsi. aktor dan use case dapat terhubung satu sama lainnya, dan dapat saling melengkapi dalam struktur use case diagram. rich picture rich picture adalah gambaran informal yang menggambarkan situasi yang dipahami atau dimengerti oleh pelukis. dengan rich picture kita diarahkan untuk memahami dan merasakan kepentingan dari aspek tersebut. rich picture digunakan dalam seleksi sistem untuk menunjukkan semua persepsi yang dihadapi dalam pengembangan sistem (mathiassen, 2000, p26). untuk menggambar rich picture tidaklah mudah. langkah pertama adalah menggambar entitas-entitas penting seperti pelaku, objek fisik, tempat, organisasi, kebutuhan dan pekerjaan. pelaku kebanyakan berada di tengah rich picture, pelaku ini dapat merupakan pelanggan, pengguna sistem, pengembang sistem, ataupun pelaku lain yang mempunyai bagian dalam rich picture. objek fisik dapat berupa benda atau barang apapun. dalam suatu pabrik, akan terdapat mesin atau peralatan ataupun persediaan yang ada di gudang. dalam kantor administrasi, objek dapat berupa dokumen atau formulir. tempat menunjukkan lokasi dari pelaku dan benda. organisasi dapat merupakan keseluruhan dari perusahaan, divisi yang ada diperusahaan, atau proyek yang melibatkan perusahaan. kebutuhan dan pekerjaan berhubungan dengan pelaku dalam organisasi dan menunjukkan kewajiban mereka dalam perusahaan. pemilik permasalahan dapat dimasukkan dalam rich picture. pemilik permasalahan adalah pelaku yang mengidentifikasi masalah, baik secara langsung maupun tidak langsung. pelanggan adalah salah satu dari pemilik permasalahan, tetapi kelompok pengguna, manajer, dan pengembang sistem sendiri merupakan pemilik permasalahan yang potensial. fokus kepada pemilik permasalahan dapat mengarahkan ke banyak cara untuk memahami situasi yang terjadi. walaupun pemilik permasalahan mempunyai pendapat sesuai pemikiran mereka, tetapi rich picture tidak dapat semudah itu untuk memecahkan masalah sesuai sama seperti pemikiran pemilik permasalahan tersebut. 884 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 880-891 hasil dan pembahasan prosedur penambahan formulir pada bagian back end terdapat berbagai fitur pengaturan konten yang terdiri dari: home, registration (change data approval, information booking, registrant, pembatalan e-commerce, credit card payment report, klikbca payment report, atm payment report, report migs), generate form, entrance test. entrance test, entrance test result), re-registration(detail reregistration, view registrant), faq and messages (faq management, quetion management, private messages), management setting (main setting, announcement), scholarship registrant, user management (create new user, change password, email notification management, menu management), content management (edit content, edit general guidelines), dan hsep quota. apabila terdapat penambahan formulir baru, prosedur tersebut masih dilakukan secara manual. mula-mula, prosedur yang dilakukan adalah penambahan jenis formulir baru oleh manager marketing. setelah itu, staff marketing memberitahukan kepada pihak it directorate perihal field apa saja yang dibutuhkan dalam pendaftaran jenis formulir yang baru ini. setelah itu pihak it akan menganalisis dan membuat rancangan serta membuat program untuk formulir pendaftaran baru. setelah satu jenis formulir pendaftaran yang baru selesai dibuat, maka akan dilakukan testing oleh pihak it untuk menguji kesesuaian dari sistem yang sudah dibuat. gambar rich picture untuk prosedur penambahan formulir bagi institusi binus baru dapat dilihat pada gambar 2. gambar 2. rich picture penambahan formulir. rancangan tampilan halaman setelah login secara keseluruhan terdiri dari pemilihan widget dari daftar widget yang tersedia. kemudian di bawahnya terdapat fitur timeline registration yang relevan dengan langkah yang harus ditempuh oleh pendaftar beserta perinciannya. di bawah dari timeline registration terdapat susunan widget yang letaknya dapat dipersonalisasikan oleh pendaftar. gambar rancangan tampilan halaman setelah login dapat dilihat pada gambar 2. tabel 1 adalah perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan masing-masing proses dari prosedur penambahan formulir baru. pengembangan content management... (karto iskandar; dkk) 885 tabel 1 prosedur penambahan formulir (sistem yang sedang berjalan) proses waktu yang dibutuhkan pelaksana penambahan instansi baru ±10 menit manager marketing analisis field yang dibutuhkan ±1,5 minggu it directorate dan marketing design ±0,5 minggu it directorate coding ±1,5 bulan it directorate testing ±2 minggu it directorate tahapan pendaftaran pada halaman pertama yang terdiri 12 field yang dibutuhkan untuk diisi oleh calon pendaftar yaitu lokasi, nama calon mahasiswa, no ktp/no pelajar, no telp, mobile number, e-mail, field pembeli/buyer berupa nama pembeli, alamat, no ktp/no pelajar, no telp, mobile number, dan email. selanjutnya, halaman kedua masing-masing instansi terdapat perbedaan field yang harus diisi. halaman kedua binus regular terdiri dari 36 field, yaitu gelombang pendaftaran, nama ayah, nama ibu, nama wali, nama calon mahasiswa, jalur pendaftaran, jenis beasiswa, jenis kerjasama, jenis smta, fakultas, jurusan, jenjang, peminatan, shift kuliah, tempat lahir, tanggal lahir, alamat email, jeni kelamin, kewarganeagaraan, agama, status kerja, status perkawinan, alamat lengkap, nomor rumah, rt, rw, kota, kode pos, kode area no. telp, mobile number 1, mobile number 2, mobile number 3, nama sekolah smta, alamat sekolah smta, kota tempat smta, dan formal foto (3x4). sedangkan halaman kedua binus international terdapat 40 field, yaitu gelombang pendaftaran, nama ayah, mobile number ayah, pekerjaan ayah, nama ibu, nama wali, nama calon mahasiswa, jalur pendaftaran, jenis beasiswa, jenis kerjasama, jenis smta, fakultas, jurusan, jenjang, peminatan, shift kuliah, tempat lahir, tanggal lahir, alamat e-mail, jenis kelamin, kewarganeagaraan, agama, status kerja, status perkawinan, alamat lengkap, nomor rumah, rt, rw, kota, kode pos, kode area no telp, mobile number 1, mobile number 2, mobile number 3, nama sekolah smta, alamat sekolah smta, kota tempat smta, formal foto (3x4), toefl, dan nama institusi. sedangkan halaman kedua untuk binus online learning terdapat 61 field, yaitu gelombang pendaftaran, nama ayah, pekerjaan ayah, nama perusahaan ayah, nama ibu, pekerjaan ibu, nama perusahaan ibu, nama calon mahasiswa, jalur pendaftaran, jenis beasiswa, jenis kerjasama, pendidikan, fakultas, jurusan, jenjang, peminatan, shift kuliah, tempat lahir, tanggal lahir, alamat e-mail, jenis kelamin, kewarganeagaraan, agama, status kerja, status perkawinan, alamat lengkap, nomor rumah, rt, rw, kota, kode pos, kode area no telp, mobile number 1, mobile number 2, mobile number 3, nama pendidikan, alamat pendidikan, kota tempat pendidikan, field data pekerjaan berupa status kerja, jabatan, nama perusahaan, alamat perusahaan, nomor perusahaan, rt, rw, kota, kode pos, kode area no telp, kode area no fax, alamat penyuratan, field data pendidikan formal yang terdiri dari nama universitas, program studi, gelar keserjanaan, tahun kelulusan, ipk s1, dan field pengalaman kerja yang terdiri dari nama perusahaan, posisi, bagian, tingkat, tahun kerja, formal foto (3x4). setelah itu, calon pendaftar diminta mengisi formulir halaman ketiga. untuk binus regular, binus international, dan binus online learning formulir halaman ketiganya terdiri dari 57 field, yaitu keadaan ayah, nama ayah, alamat lengkap, nomor rumah, rt, rw, kota, kode pos, kode area no telp ayah, no handphone ayah, kode area no fax, alamat e-mail ayah, provinsi tempat tinggal, kota/kabupaten tempat tinggal, negara tempat tinggal, pekerjaan ayah, jabatan 886 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 880-891 pekerjaan, nama perusahaan, pendidikan ayah, keadaan ibu, nama ibu, alamat lengkap, nomor rumah, rt, rw, kota, kode pos, kode area no telp ibu, no handphone ibu, kode area no fax, alamat e-mail ibu, provinsi tempat tinggal, kota/kabupaten tempat tinggal, negara tempat tinggal, pekerjaan ibu, jabatan pekerjaan, nama perusahaan, pendidikan ibu, nama wali, alamat lengkap, nomor rumah, rt, rw, kota, kode pos, kode area no telp wali, no handphone wali, kode area no fax, alamat e-mail wali, provinsi tempat tinggal, kota/kabupaten tempat tinggal, negara tempat tinggal, pekerjaan wali, jabatan pekerjaan, nama perusahaan, pendidikan wali, hubungan wali dengan mahasiswa/i. pada use case diagram penambahan formulir, yang bertindak sebagai aktor adalah pihak admisi dan it directorate yang mengatur penambahan formulir melalui back end admisi online. untuk pembuatan formulir yang baru, pihak admisi memberi field yang dibutuhkan kepada pihak it directorate. pihak it directorate dapat melakukan analisis field yang lebih tepat untuk tahap coding. admisi juga dapat memberikan data yang mendukung untuk pembuatan formulir baru. testing dilakukan oleh it directorate. gambar use case penambahan formulir dapat dilihat pada gambar 3. pada use case diagram pendaftaran admisi, yang bertindak sebagai aktor adalah pendaftar yang melakukan pendaftaran secara online. pihak pendaftar dapat memilih instansi. dari instansi tersebut terdapat term of use yang terdapat pilihan untuk menyetujui term of use dan formulir. pendaftar melakukan pengisian formulir yang di dalamnya terdapat halaman rekomendasi, halaman pembelian formulir, halaman kedua yang berisi rincian pendaftar, dan halaman ketiga yang berisi biodata ayah, ibu, dan wali. gambar use case ini dapat dilihat pada gambar 4. gambar 3. use case diagram penambahan formulir (sistem yang sedang berjalan). permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah berdasarkan analisis permasalahan yang dilakukan, ditemukan masalah yang dihadapi pada sistem admisi online saat ini, yaitu: penambahan formulir pendaftaran online instansi binus dilakukan dengan coding. dan permasalah lainnya adalah pengisian formulir yang kurang efektif dan efisien. alternatif pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan menambahkan sistem penambahan dan pengaturan formulir instansi binus pada back end admisi online binus. proses ini dilakukan dengan mengelompokkan field-field yang ada berdasarkan tujuannya. misalnya field nama pengembangan content management... (karto iskandar; dkk) 887 sekolah smta, alamat sekolah smta, dan kota tempat smta dikelompokkan ke dalam widget asal sekolah. setelah dikelompokkan, proses penambahan formulir dilakukan dengan cara memilih widgetwidget dan memasukkan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh formulir tersebut. gambar 4. use case diagram pendaftaran admisi online sebelum login (sistem yang sedang berjalan). perancangan proses penambahan formulir untuk instansi binus baru perancangan penambahan formulir terdapat dua langkah utama yang dibuat. pertama, melakukan analisis terhadap field dari formulir pendaftaran pada setiap instansi binus. analisis yang dilakukan menghasilkan kumpulan field yang digolongkan menjadi widget. widget yang dihasilkan terdiri dari: (1) asal sekolah, widget ini bertujuan untuk menerima informasi asal sekolah dari pendaftar. widget tersebut terdiri dari field: nama sekolah smta, alamat sekolah smta, dan kota tempat smta; (2) biodata diri, widget ini bertujuan untuk menerima informasi biodata pendaftar. widget tersebut terdiri dari field: gelombang, jenis pendaftaran, lokasi, nama calon mahasiswa, tempat lahir, tanggal lahir, alamat e-mail, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, status kerja, status perkawinan, alamat lengkap, nomor rumah, rt, rw, kota, kode pos, no. telp, mobile number 1, mobile number 2, mobile number 3, nama ayah, nama ibu, dan nama wali; (3) pekerjaan, widget ini bertujuan untuk menerima informasi pekerjaan dari pendaftar. widget tersebut terdiri dari field: status kerja, jabatan, nama perusahaan, alamat perusahaan, nomor perusahaan, rt, rw, kota, kode pos, no telp, no fax, dan alamat penyuratan; (4) peminatan, widget ini bertujuan untuk menerima informasi jenjang studi yang akan diambil oleh pendaftar. widget tersebut terdiri dari field: jenis smta, fakultas, jurusan, jenjang, peminatan, shift kuliah, dan lokasi perkuliahan; (5) pendidikan formal, widget ini bertujuan untuk menerima informasi pendidikan formal yang telah ditempuh oleh pendaftar. widget tersebut terdiri dari field: nama universitas, 888 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 880-891 program studi, gelar keserjanaan, tahun kelulusan, dan ipk s1; (6) pengalaman kerja, widget ini bertujuan untuk menerima informasi pengalaman kerja dari pendaftar. widget tersebut terdiri dari field: nama perusahaan, posisi, bagian, tingkat, dan tahun kerja; (7) tes inggris, widget ini bertujuan untuk menerima informasi hasil tes bahasa inggris yang telah dicapai oleh pendaftar. widget tersebut terdiri dari field: jenis tes inggris 1, nilai toefl, nama institusi, jenis tes inggris 2, nilai twe, nama institusi, jenis tes inggris 3, nilai ielts, dan nama institusi. selanjutnya, melakukan pengelompokkan widget yang akan ditampilkan. pengelompokkan tesebut disesuaikan dengan waktu pengisiannya yaitu sebelum login dan setelah login (tabel 2). widget-widget tersebut dibagi agar pengisian formulir pada saat sebelum login menjadi lebih ringkas. pada widget biodata ayah, biodata ibu, dan biodata wali data yang didapatkan jika pendaftar belum menjadi binusian tidak akan berguna. hal ini berlaku untuk semua instansi binus. setelah itu, hasil dari widget-widget tersebut dikelompokkan menjadi formulir yang disesuaikan dengan instansi binus yang tersedia (tabel 3). kemudian berdasarkan pengelompokkan tersebut, penulis membuat back end yang mengatur penambahan ataupun pengubahan formulir instansi binus. berikut detail formulir yang pengisiannya sebelum login berdasarkan instansi binus: (1) binus regular – pada instansi ini terdapat widget: biodata diri, peminatan, dan asal sekolah; (2) binus international – pada instansi ini terdapat widget: biodata diri, peminatan, asal sekolah, dan tes inggris; (3) binus online learning – pada instansi ini terdapat widget: biodata diri, peminatan, pekerjaan, pendidikan formal, dan pengalaman kerja; (4) binus magister management – pada instansi ini terdapat widget: biodata diri, peminatan, pekerjaan, dan pengalaman kerja. tabel 2 pembagian widget berdasarkan waktu pengisian widget diisi sebelum login diisi setelah login asal sekolah √ biodata diri √ biodata ayah √ biodata ibu √ biodata wali √ pekerjaan √ peminatan √ pendidikan formal √ pengalaman kerja √ tes inggris √ tabel 3 pembagian penggunaan widget berdasarkan instansi binus widget binus regular binus international binus online learning high school enrichment program binus magister management asal sekolah √ √ biodata diri √ √ √ √ √ pekerjaan √ √ √ peminatan √ √ √ √ pendidikan formal √ √ pengalaman kerja √ √ √ tes inggris √ pengembangan content management... (karto iskandar; dkk) 889 pada rich picture penambahan formulir baru (gambar 5) terdapat 11 langkah yang terdiri dari: (1) manager marketing menambahkan jenis formulir baru untuk instansi binus yang dibuat. penambahan ini terjadi pada sistem yang langsung berhubungan dengan database admisi; (2) marketing melakukan pengisian harga formulir baru; (3) marketing menambahkan gelombang pendaftaran untuk instansi baru; (4) marketing menentukan tanggal ujian dari instansi baru; (5) marketing menentukan shift kuliah instansi baru seperti shift pagi atau shift malam; (6) marketing menentukan jurusan dari pendidikan formal yang sesuai dengan persyaratan masuk; (7) marketing memberi hak akses admin pada pihak marketing lainnya untuk mengatur formulir instansi baru melalui back end admisi; (8) admin marketing menambahkan prosedur seperti alamat admisi dan petunjuk dokumen untuk pendaftar yang muncul pada halaman konfirmasi pendaftaran; (9) admin marketing menambahkan term of use sebagai syarat pengisian formulir instansi baru; (10) admin marketing mengatur widget pengisian yang sesuai dengan hasil analisis widget yang diperlukan untuk formulir instansi baru; (11) admin marketing mengatur data konfirmasi yang berhubungan dengan formulir instansi baru. data konfirmasi tersebut terdiri dari email pengirim konfirmasi, yahoo messenger, id biller, upload foto atm kode biller, upload attachment, upload logo binus. setelah 11 langkah tersebut selesai dilakukan, pendaftaran dari instansi binus yang baru segera dapat dijalankan. gambar 5. rich picture langkah-langkah penambahan formulir baru. pada use case diagram penambahan formulir baru (gambar 6), yang bertindak sebagai aktor adalah pihak admisi yang mengatur penambahan formulir melalui back end admisi online.aktor dapat melakukan melakukan mengatur term of use, mengatur widget, menambahkan email konfirmasi, menambahkan yahoo messenger, menambahkan kode biller atm, meng-upload foto kode biller atm, meng-upload attachment surat perjanjian, meng-upload logo instansi, menambahkan kode payment visa, menambahkan alamat admisi, menambahkan prosedur tambahan. pada use case diagram daftar online, yang bertindak sebagai aktor adalah pendaftar yang melakukan pendaftaran secara online. aktor dapat melakukan memilih instansi binus, menyetujui term of use, mengisi halaman utama formulir. 890 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 880-891 gambar 6. use case diagram pendaftaran pada formulir admisi online. setelah pengembangan sistem back end untuk penambahan formulir pendaftaran instansi binus baru, waktu yang dibutuhkan untuk penambahan formulir menjadi lebih cepat. untuk penambahan jenis formulir baru tetap dilakukan oleh manager marketing. kemudian staff marketing menganalisis widget yang diperlukan untuk formulir pendaftaran instansi binus yang baru. setelah itu melakukan penambahan rincian dari pendaftaran dan mengatur widget dari hasil analisis. staff marketing dapat langsung melakukan testing pada formulir yang dibuat. berikut waktu yang diperlukan untuk melakukan penambahan formulir pada sistem yang baru (tabel 4): tabel 4 perbandingan prosedur penambahan formulir proses waktu yang dibutuhkan pelaksana sistem berjalan sistem baru sistem berjalan sistem baru penambahan instansi baru ±10 menit ±10 menit manager marketing manager marketing analisis field yang dibutuhkan ±1,5 minggu it directorate dan marketing analisis widget yang dibutuhkan ±1,5 minggu marketing design ±0,5 minggu it directorate coding ±1,5 bulan it directorate penambahan formulir melalui back end ±10 menit marketing testing ±2 minggu ±2 minggu it directorate marketing pengembangan content management... (karto iskandar; dkk) 891 dapat dilihat dari tabel di atas, penambahan formulir lama membutuhkan waktu ±10 menit dalam lingkup sudah dilakukan analisis widget yang diperlukan untuk formulir instansi binus yang baru. hal ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan sistem yang lama di mana melakukan coding yang membutuhkan waktu selama ±1,5 bulan. setelah pemindahan field pada biodata ayah, biodata ibu, biodata wali, dan dihilangkannya biodata pembeli, waktu yang diperlukan untuk pengisian formulir menjadi lebih cepat. sebagai evaluasi, formulir pendaftaran yang diambil adalah binus regular. penutup berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada admisi online binus university, dapat disimpulkan bahwa penambahan formulir pendaftaran admisi online menjadi lebih cepat dengan adanya back end yang mengatur pembuatan formulir instansi baru. waktu yang diperlukan untuk melakukan pendaftaran pada admisi online menjadi lebih cepat dan tingkat kesalahan yang mungkin dilakukan oleh calon pendaftar menjadi berkurang. adapun saran dari untuk penelitian lebih lanjut adalah merancang dan mengembangkan aplikasi mobile untuk admisi online, serta merancang dan mengembangkan pembuatan widget melalui back end. daftar pustaka bennett, s., skelton, j., & lunn, s. (2005). schaum’s outlines uml (2nd edition). washington, d.c.: mcgraw-hill. connolly, t. m., & carolyn e. b. (2004). database systems: a practical approach to design, implementation, and management (4th edition). harlow: addison wesley. hoffer, j.a., prescott, m. b., & topi, h. (2009). modern database management (9th edition). new jersey: pearson prentice hall. mathiassen, lars, et al. (2000). object oriented analysis & design (1st edition). aalborg, denmark: makro publishing aps. pressman, r. s. (2006). software engineering: a practitioner's approach (6th edition). new york: mcgraw-hill. microsoft word 08_si_fenny_lifecycle 544 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 544-554  lifecycle, iteration, and process automation with sms gateway fenny computer engineering department, faculty of engineering, binus university jl.k.h.syahdan no 9, palmerah, jakarta barat 11480 fennysimar@gmail.com abstract producing a better quality software system requires an understanding of the indicators of the software quality through defect detection, and automated testing. this paper aims to elevate the design and automated testing process in an engine water pump of a drinking water plant. this paper proposes how software developers can improve the maintainability and reliability of automated testing system and report the abnormal state when an error occurs on the machine. the method in this paper uses literature to explain best practices and case studies of a drinking water plant. furthermore, this paper is expected to be able to provide insights into the efforts to better handle errors and perform automated testing and monitoring on a machine. keywords: lifecycle, iteration, automated testing, software engineering abstrak menghasilkan system perangkat lunak berkualitas membutuhkan pemahaman pada indicator kualitas perangkat lunak, deteksi kecacatan, danotomatisasi pengujian. makalah ini bertujuan mengangkat desain dan proses pengujian otomatis pada mesin pompa air di suatu pabrik air minum. makalah ini mengusulkan bagaimana pengembang perangkat lunak dapat melakukan maintainability dan meningkatkan keandalan system pengujian otomatis serta melaporkan keadaan abnormal bila terjadi error pada mesin. metode pada makalah ini menggunakan studi literatur dengan memaparkan best practice dan studi kasus pabrik pemurnian air minum. selanjutnya diharapkan paper ini dapat memberikan wawasan mengenai upaya lebih baik dalam menangani error dan melakukan pengujian dan monitoring otomatis pada suatu mesin. kata kunci: lifecycle, iteration, pengujian otomatis, rekayasa perangkat lunak lifecycle, iteration, and process.… (fenny)   545  pendahuluan pengembang perangkat lunak menghadapi tekanan untuk menghasilkan perangkat lunak berkualitas. selain itu, mereka juga harus mampu merancang, mengimplementasikan, diuji, dan membuat sistem pengujian otomatis agar perangkat lunak mereka dapat bekerja dengan baik.cara ini terbukti menjadi salah satu strategi yang paling ampuh untuk meningkatkan efisiensi pemeriksaan kualitas perangkat lunak (de lemos, et al., 2013).cara ini menghemat hingga 50 persen daripada 80 pengujian perangkat lunak secara manual. pengembang perangkat lunak dapat merancang dan mengembangkan praktis otomatis sistem pengujian perangkat mereka dengan metode menghilangkan redundansi perangkat lunak. dengan demikian para pengembang dapat bekerja dan menguji kodekode secara lebih efisien dan lebih efektif (jalote, et al, 2012). otomatisasi pengujian juga memudahkan menanamkan update/versi baru ke dalam sistem perangkat lunak dan melakukan validasi otomatis untuk fitur baru ditambahkan. ketika rilis terbaru diluncurkan, maka kegiatan instalasi berulang-ulang dapat digantikan dengan metode iteration untuk memvalidasi kebutuhan fungsional dan non-fungsional dari sistem tersebut. pengujian otomatis tampaknya ideal untuk proses ini, seperti, dengan desain, sistem komputasi melakukan sejumlah besar tindakan berulang. metode ini juga penting untuk membantu pengembang perangkat lunak dalam penerapan pengujian otomatis pada sistem operasi tertentu (völter, et al., 2013). dalam melakukan hal ini perlu memahami proses perancangan pada database dan system informasi yang dipakai. kemudian, dalam makalah ini akan dipakai pengujian otomatis untuk menentukan kualitas aplikasi sms dan melihat penerapakan pengujian otomatis subjek kita bekerja desktop assistant, aplikasi perangkat lunak sms. selanjutnya pertanyaan penting dalam makalah ini yaitu: (1) bagaimana carameningkatkan kualitas pengujian otomatis pada aplikasi dalam mengupdate data dan memberikan informasi mengenai keadaan mesin melalui sms. (2) bagaimana kualitas aplikasi dapat merespon permintaan informasi yang dibutuhkan oleh user. (3) bagaimana aplikasi dapat menjalankan fungsi-fungsi sesuai dengan design. dari penerapan pengujian otomatis itu, akan menghasilkan fitur sms sebagai bukti bahwa aplikasi pengujian otomatis itu telah bekerja dengan baik (butt, et al., 2012). yang memfasilitasi deteksi kerusakan mesin pabrik. pegujian aplikasi sms gateway bertujuan mengangkat desain dan proses pengujian otomatis pada mesin pompa air di suatu pabrik air minum. melalui interface-nya pengguna dapat mengelola kontak, pesan instan, dan status pengiriman. kami menyelidiki dan menganalisa berbagai metodologi pengujian otomatis dan alat dan akhirnya memantau dan melaporkan bila terjadai keadaan abnormal pada perangkat yang tersebut sebagai komponen inti dari kerangka pengujian otomatis ini. dengan pegujian aplikasi sms gateway diharapkan para pengembang perangkat lunak dapat melakukan maintainability dan meningkatkan keandalan system pengujian otomatis serta melaporkan keadaan abnormal bila terjadi error pada mesin. paper ini terdiri dari lima bagian. bagian 1 berisi latar belakang masalah. bagian 2 berisi gambaran metode pengujian otomatis yang ada. bagian 3 berisi persyaratan dan kerangka pengujian otomatis termasuk persyaratan kasus dan setup prasyarat. bagian 4 berisi desain dan implementasi sistem pengujian otomatis. bagian 5 berisi hasil evaluasi dan kesimpulan. definisi pengujian otomatis pengujian otomatis adalah penggunaan perangkat lunak untuk mengontrol pelaksanaan tes, perbandingan hasil aktual dengan hasil prediksi, pengaturan dari prasyarat pengujian, dan kontrol pengujian dan pelaporan fungsi lainnya (robertson & robertson, 2012). pengujian otomatis memungkinkan komputer mendeteksi dan melaporkan kesalahan dan masalah rutin secara otomatis tanpa interaksi manusia. dengan cara ini, sistem komputasi dapat melakukan kegiatan rutindan 546 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 544-554  melaporkan pengujian tersebut sehingga secara signifikan mengurangi upaya pengujian manual.selain melaporkan kesalahan dan masalah, penguji otomatis dapat memenuhi tujuan-tujuan lain (raneburger, et al., 2014). misalnya, ketika alat pengujian otomatis menghasilkan program untuk mengeksekusi pengujian rutin, maka perlu menanamkan tool tertentu yang sesuai persyaratan spesifikasi. untuk menguji sebuah perangkat lunak, maka perlu menganalisis perangkat lunak tersebut dan menyelidiki fungsi melaluikasus (naumann, et al., 2015). bila terjadi masalah maka perlu penyelidikan situasi dan mengambil tindakan pemeriksaan sebagai fungsi otomatis dari perangkat lunak tersebut. jika output seperti yang diharapkan, lulus ujian (zugal, et al., 2012). jika tidak, maka gagal uji. karena tidak semua kasus mengizinkan otomatisasi pengujian, tester perlu memilih kasus dengan akurat (o'leary, et al., 2012). hasilnya kemudian dimunculkan melalui aplikasi sms gateway. dengan fitur ini, maka dapat dilakukan fungsi otomatis melalui pengirimansms, pesan instan, dan manajemen kontak, yang memungkinkan melalui antarmuka pengguna (amalfitano, et al, 2012). dengan memantau user interface, maka computer/hp dapat memvalidasi fungsinya. sebagai contoh, pada penerimaan pengiriman sms, pengiriman popup window masuk muncul. identifikasi pengirim dan nama akan muncul di jendela. dengan memvalidasi keberadaan jendela ini dan identifikasi pengirim dan nama, seseorang dapat lulus atau gagal ujian menerima pengiriman masuk. oleh karena itu, sebagian besar pengujian bersifat pengujian antarmuka pengguna grafis (gui) (christie, 2012). alat uji ini diterapkan untuk pemantauan mesin pompa air. dengan cara ini dapat diketahui silinder mesin pompa yang berjalan dengan baik ataupun mengalami kegagalan. life cycle perangkat lunak life cycle atau siklus hidup adalah urutan fase di mana proyek menentukan, desain, mengimplementasikan, tes, dan mempertahankan sebuah perangkat lunak untuk pengujian perangkat tertentu (andersson, et al., 2013).teknik ini memudahkan pengembang untuk menentukan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna adalah tujuan rekayasa perangkat lunak. dalam hal ini,struktur program perlu disesuaikan agar memenuhi spesifikasi (bashir, 2012). perlu memahami dinamika perubahan kebutuhan pengguna. selanjutnya tugas perlu dibagikan kepada anggota tim. secara umum, rekayasa perangkat lunak didefinisikan sebagai seni mengembangkan perangkat lunak berkualitas tepat waktu dan sesuai anggaran sebagai trade-off antara kesempurnaan dan kendala yang dihadapi. dengan demikian, rekayasa perangkat lunak merupakan aktivitas pengembangan perangkat lunak dan mengatasi masalah berulang (iterative) yang mengikuti model dasar. selama ini, masalah umum dihadapi pengembang perangkat lunak ialah sering menghadapi kendala dari keinginan pelanggan untuk menyatakan semua persyaratan eksplisit (tsui, 2013). selain itu, terdapat kesulitan mengakomodasi ketidakpastian alamiah yang ada pada awal banyak proyek dimana pengembang harus menciptakan algoritma yang dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai perkembangan dan kebutuhan lebih lanjut dari pelanggan mereka. ketidakmampuan mencapai tuntutan pelanggan sampai akhir waktu proyek dapat menjadi kesalahan besar. pengembangan iteratif pengembangan iteratif bertujuanmendapatkan yang benar pertama kalinya, sehingga mengintegrasikan, memvalidasi dan menguji program sesering mungkin (poppendieck & cusumano, 2012). pengembangan berulang meningkatkan kualitas perangkat lunak agar dapat mengintegrasikan fungsi baru ke dalam model lama. selanjutnya, dalam proses analisis kebutuhan, pengembang perlu menentukan apa yang harus dilakukan sistem agar dapat bekerja sesuai spesifikasi (jalote, et al., 2012). menentukan desain desain adalah proses menentukan bagaimana sistem dengan perilaku tertentu akan terwujud menjadi komponen perangkat lunak (völter, et al., 2013). hasil dari desain perangkat lunak ialah lifecycle, iteration, and process.… (fenny)   547  arsitektur dan dokumen desain rinci. desain berorientasi objek memberikan model yang menggambarkan operasi sistem diimplementasikan dengan objek yang saling berinteraksi terutama melalui kelaskelas yang merujuk satu sama lain dan berhubungan dengan atribut dan operasi (butt, et al., 2012). hukum conway menyatakan bahwa pengembang perangkat lunak perlu memahami pengelolaan system desain untuk menghasilkan desain dengan struktur yang tepat yang dapat memudahkan dalam pengembangan, modifikasi, dan integrasi produk baru ke dalam system keseluruhan (robertson & robertson, 2012). untuk itu perlu dilakukan analisis berorientasi objek dalam model sistem menggambarkan kelaskelas objek yang ada dalam system, bagaimana tanggung jawab kelas-kelas dan hubungan antara kelas-kelas. dalam beberapa kasus, penggunaan dan skenario menggambarkan operasi yang dapat dilakukan pada system dan operasi. setelah desain dapat ditentukan, maka selanjutnya ialah pelaksanaan dan pengujian kesalahan (error). dalam hal ini, tahap pelaksanaan merupakan kegiatan mengembangkan desain menjadi solusi perangkat lunak jadi sesuai kebutuhan pelanggan (raneburger, et al., 2014). pengujian perlu dilakukan untuk memvalidasi bahwa perangkat lunak itu telah memenuhi kebutuhan pelanggan. sistem pengolahan informasi sistem pada dasarnya adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variable-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu (naumann, et al., 2015). sistem mempunyai karateristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu memiliki kompnen saling berhubungan, memiliki batasan dan lingkungan internal dan eksternal (o'leary, et al., 2012). system yang baik memiliki penghubung system dan masukan/keluaran yang kemudian diolah oleh pengolah system menghasilkan target output/keluaran. system juga mempunyai beberapa komponen, diantaranya: perangkat keras, perangkat lunak (sistem operasi, database, program aplikasi), data, dan prosedur (amalfitano, et al., 2012). short message service (sms) short message service atau yang lebih dikenal dengan istilah sms berfungsi untuk memberikan layanan pengiriman pesan teks singkat antar perangkat telepon genggam/ telepon bergerak yang memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric. keuntungan yang diberikan oleh layanan sms antara lain murah, praktis, dan bebas tempat (christie, 2012). usabilitas pengujian untuk mengetahui seberapa tinggi manfaat suatu alat pengujian perangkat lunak, maka digunakan konsep usabilitas. usabilitas dianggap penting sebagai pedoman dalam mengetahui apakah perangkat lunak tertentu dapat diterapkan dalam berbagai setting yang berbeda seperti pada desktop gui dan smartphone atau tampilan lainnya. acuan ini sesuai dengan pendapat amalfitano, et al.(2012). dengan melihat konsep usabilitas maka dapat ditentukan seberapa jauh suatu perangkat lunak yang diuji itu memiliki kompatibilitas untuk bekerja dengan berbagai komponen perangkat keras berbeda misalnya menggunakan hp ataupun computer/website. metode metode penelitian ini menggunakan studi literatur untuk mendapatkan teori-teori yang berhubungan dan mendukung penulisan pada artikel ini. bahan studi pustaka didapat dari jurnaljurnal, artikel, buku, maupun referensi lainnya yang membantu dalam proses pengolahan dan analisa data. selain itu, dilakukan studi pustaka pada penelituan sebelumnya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 548 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 544-554  selain studi literatur, kunjungan pada objek dan melakukan wawancara pada 3 bagian di suatu pabrik pemurnian air di pt abc di jakarta. metode ini bertujuan mengamati suatu keadaan akhir dan kemudian ditarik mundur untuk mengatasi terulangnya suatu kejadian atau kekeliruan dilakukan perangkat lunak. proses ini kemudian dipakai dan dibuat coding sebagai fungsi rutin untuk pengujian otomatis kualitas perangkat lunak. dalam melakukan analisis sistem perangkat lunak, perlu memahami proses perancangan pada database dan system informasi yang dipakai. kemudian, dalam makalah ini akan dipakai pengujian otomatis untuk menentukan kualitas aplikasi sms dan melihat penerapakan pengujian otomatis subjek kita bekerja desktop assistant, aplikasi perangkat lunak sms. untuk menguji sebuah perangkat lunak untuk pengujian mesin pompa air (mpa), maka perlu menganalisis perangkat lunak dan menyelidiki fungsi melalui kasus. sebuah kasus memerlukan penyelidikan dari set tertentu dari tindakan yang dilakukan oleh fungsi tertentu dari perangkat lunak dan output tindakan pemeriksaan. jika output seperti yang diharapkan, lulus ujian. jika tidak, maka gagal uji. karena tidak semua kasus mengizinkan otomatisasi pengujian, tester perlu memilih kasus dengan akurat. hasilnya kemudian dimunculkan melalui aplikasi sms. fitur desktop asisten mengelola pengiriman sms, pesan instan, dan manajemen kontak, yang memungkinkan melalui anta rmuka pengguna. dengan memantau user interface, satu dapat memvalidasi fungsinya. analisis dan perancangan analisis masalah penting untuk mengatasi perbedaan kenyataan antara desain dan kondisi di lapangan.akuratan data antara laporan dengan kenyataan di lapangan (andersson, et al., 2013).oleh karena itu aplikasi pengujian otomatis pompa air ini memudahkan pemantauan konsumsi air bersih pada pabrik pemurnian air di pt abc di jakarta. saat ini pt abc tidak memiliki alat uji otomatis untuk pemantauan dan perhitungan konsumsi air bersih sehingga banyak terjadi masalah mengenai pemakaian air bersih. dengan demikian, perusahaan dapat bersiap bila terjadi kekurangan air bersih di pabrik mereka. perancangan sistem aplikasi ini berbasis php dengan menggunakan system database mysql dan software sms gateway sebagai perantara untuk sarana penerima sms dan mengirimkan sms respon secara otomatis (bashir, 2012). selanjutnya, aplikasi ini akan secara otomatis mengirimkan sms dengan format autoresponse. pada aplikasi yang akan dibangun, proses aplikasi dapat digambarkan diagram aktifitas seperti pada gambar 1 sedangkan pada aplikasi yang akan dibangun, proses aplikasi dapat digambarkan diagram aktivitas seperti pada gambar 2. gambar 1 diagram aktifitas login lifecycle rancan (auto res penulis m e, iteration, a ngan sms sms center spon) sesuai menggunaka and process. gamb s center r / sms gatew dengan keyw an now sm gambar … (fenny)  bar 2 diagram way yang dap word yang d s sebagai sm 3 perancanga m aktifitas kir pat menerim dikirimkan o ms center/ s an sms gatew im dan terim ma sms dan m oleh operator sms gatewa waydengan no ma sms mengirimkan r (tsui, 2013 ay. ow sms n sms secara 3). dalam ap 549  otomatis plikasi ini 550 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 544-554  hasil dan pembahasan dari pengujian yang telah dilakukan dan diperoleh output dari setiap inputan, dari hasil tersebut penulis merangkum analisa hasil pengujiannya. pertama, pengujian login, jika user memasukan nomor telepon, password dan captcha sesuai dengan data yang ada didalam database maka aplikasi akan meneruskan ke halaman home sesuai dengan tingkatan atau level user baik sebagai user maupun admin. dan jika user memasukan nomor telepon, password dan captcha tidak sesuai dengan data yang ada dalam database maka aplikasi akan kembali ke halaman login. kedua, tambah user, hanya user berlevel admin yang dapat menambahkan data user dalam data base. jika user memasukan semua data inputan (nomor telepon, nama lengkap, password, level dan regional) dengan lengkap dan nomor telepon belum ada didalam database maka aplikasi akan menyimpan data inputan ke dalam database dan aplikasi akan ke halaman lihat user. dan jika data inputan ada yang tidak terisi atau nomor telepon telah tersimpan dalam database maka aplikasi akan kembali ke halaman tambah user. ketiga, input mesin pompa air on site, hanya user berlevel admin yang dapat memasukan inputan mesin pompa air on site dalam aplikasi. user harus terlebih dahulu memasukan site id pompa air dan jika site id salah (tidak ada didalam database) ataupun telah ada data mesin pompa air on site maka aplikasi akan kembali ke inputan site id namun jika data benar maka aplikasi akan ke halaman inputan mesin pompa air on site. dalam halaman inputan mesin pompa air on site user harus memasukan inputan (serial no tabung1, serial no tabung2, psi tabung 1, psi tabung 2, kwh dan konsumsi). keempat, sms “info”. aplikasi akan mengirimkan data mengenai nama site, regional, serial number tabung1, serial number tabung2, psi tabung1, psi tabung2 dan kwh kepada operator dengan format info-site id. kelima, sms “ref1”. operator mengirimkan sms dengan format yang ditentukan dan aplikasi akan mengirimkan notifikasi refiling air bersih ok dan mengenai status pemakain air bersih pabrik, jika operator mengirimkan sms dengan format yang salah maka aplikasi akan mengirimkan notifikasi hasil uji otomatis bila terjadi error pada mesin. keenam, sms “cons”. aplikasi akan mengirimkan data konsumsi air bersih pabrik dan kemungkinan terjadinya kebocoran jika operator mengirimkan sms dengan format yang telah ditentukan, jika format salah maka aplikasi akan mengirimkan sms notifikasi kesalahan. tampilan hasil uji otomatis tampilan hasil uji otomatis merupakan respon yang mengirimkan informasi mengenai datadata mengenai mesin pompa air bersih di pt abc. gambar 4 tampilan hasil uji otomatis lifecycle, iteration, and process.… (fenny)   551  if($pisah[0]=="info") { //periksa site id $info=mysql_fetch_array(mysql_query ("select *from pabrik abc where site_id='$pisah[1]'")); $info1=mysql_fetch_array(mysql_query ("select *from cyl_on_site where site_id='$pisah[1]'")); if($pisah[1]==$info['site_id']) //pengiriman pesan (jika site id tersedia) {header("location:http://127.0.0.1:8800/?phonenumber=$sender&text=site+id+$pis ah[1]+site+name+$info[site_name]+regional+$info[nama_reg]+serial+number+tab ung1+$info1[serial_no_tabung1]+serial+number+tabung2+$info1[serial_no_tabung 2]+psi+tabung1+$info1[psi_tabung1]+psi+tabung2+$info1[psi_tabung2]+kwh+$i nfo1[kwh].");} else //pengiriman pesan (jika site id tidak tersedia) {header("location:http://127.0.0.1:8800/?phonenumber=$sender&text=alamat+site +id+$pisah[1]+tidak+tersedia+periksa+kembali+site+id.");} } gambar 5 coding tampilan hasil uji otomatis tampilan bila hasil uji otomatis berjalan baik tampilan bila hasil uji otomatis berjalan baik merupakan respon yang dikirimkan oleh aplikasi untuk mengetahui apakah pada tabung air bersih terjadi masalah atau tidak. bila tidak terjadi masalah maka akan muncul sms konfirmasi ok dan normal. gambar 6 tampilan respon bila hasil uji otomatis berjalan baik 552 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 544-554  //pengiriman pesan (refiling air bersih ok) & update database {header("location:http://127.0.0.1:8800/?phonenumber=$sender&text=refiling air bersih+ok,+konsumsi+n2+=++$cons+power+yang+dihasilkan+$power+kwh+$r emark"); mysql_query("update cyl_on_site set serial_no_tabung1 ='$ref[serial_no_tabung2]', psi_tabung1 ='$pisah[6]',serial_no_tabung2='$cek4', psi_tabung2='2100',kwh='$pisah[7]', konsumsi='$cons' where site_id='$pisah[1]'"); mysql_query("update cylinder set status='kosong' where serial_no='$pisah[2]'"); mysql_query("update cylinder set status='kosong' where serial_no='$pisah[3]'"); mysql_query("update cylinder set status='$conf[site_name]' where serial_no='$pisah[4]'"); mysql_query("update cylinder set status='$conf[site_name]' where serial_no='$pisah[5]'"); } //pengiriman pesan bila terjadi error pada mesin pompa air else {header("location:http://127.0.0.1:8800/?phonenumber=$sender&text=cek+kembal i+serial+number+cylinder");}} else {header("location:http://127.0.0.1:8800/?phonenumber=$sender&text=cek+kembal i+serial+number+cylinder(serial+tidak+cocok)");}} if ($conf['configuration']=="3+3") //perhitungan konsumsi & remark {$cons=($ref['psi_tabung1']+$ref['psi_tabung2']-$pisah[8])*3/350; $power=$pisah[9]-$ref['kwh']; if($power==0){$remark ="kwh nol, cek konsumsi n2 dan selang";} else{$cons1=$cons/$power; if($cons1>=1.2){$remark="pemakaian+n2+berlebihan,+cek+selang";} else {$remark="pemakaian+n2+normal";} } gambar 7 coding tampilan pesan bila terjadi error pada perangkat lunak atau pada mesin pompa air simpulan kualitas perangkat lunak dapat dilihat dari seberapa baik perangkat lunak itu berjalan sesuai dengan persyaratan desain yang ditetapkan. dalam penelitian ini, perangkat lunak untuk pengujian mesin pompa air memenuhi kriteria seperti kegunaan, usabilitas, diperpanjang, kompatibilitas, fungsionalitas, ketepatan, ketahanan, efisiensi, dan ketepatan waktu seperti disarankan oleh jalote (2012). usability mengacu pada kemudahan dengan yang satu dapat menggunakan perangkat lunak (poppendieck & cusumano, 2012). jika perangkat lunak sangat bisa digunakan, orang-orang dengan latar belakang yang berbeda dan dengan berbagai kualifikasi dapat belajar untuk menggunakannya dengan mudah (völter et al., 2013). dalam penelitian ini, perangkat lunak telah diuji untuk menentukan tingkat usabilitas. dikarenakan usabilitas adalah faktor kualitas perangkat lunak, maka digunakan acuan kemampuan elemen perangkat lunak untuk bekerja dalam aplikasi yang berbeda, yang dalam penelitian ini bekerja dengan menggunakan sms gateway maupun komputer (amalfitano, et al., 2012).dengan cara lifecycle, iteration, and process.… (fenny)   553  ini,kualitas dan kinerja perangkat lunak memiliki kompatibilitas untuk bekerja dengan berbagai komponen perangkat keras misalnya menggunakan hp ataupun computer/website.selain kriteria kualitas perangkat lunak ini, perangkat lunak harus benar, kuat, efisien, dan tepat waktu (andersson, et al., 2013). tindakan kebenaran bagaimana produk perangkat lunak untuk uji otomatis dalam penelitian ini juga mampu melakukan tugas-tugas yang telah ditentukan. dengan kata lain, alat uji otomatis perangkat lunak ini mampu melakukan perilaku yang diharapkan serta melaporkan situasi abnormal. kekurangan dari penelitian ini ialah tidak diperluas pada usabilitas dalam perangkat komputer desktop. daftar pustaka amalfitano, d., fasolino, a. r., tramontana, p., de carmine, s., & memon, a. m. (2012, september). using gui ripping for automated testing of android applications. in proceedings of the 27th ieee/acm international conference on automated software engineering (pp. 258-261). acm. andersson, j., baresi, l., bencomo, n., de lemos, r., gorla, a., inverardi, p., & vogel, t. (2013). software engineering processes for self-adaptive systems. in software engineering for selfadaptive systems ii (pp. 51-75). springer berlin heidelberg. bashir, i., & goel, a. l. (2012). testing object-oriented software: life cycle solutions. springer science & business media. butt, s. m., ahmad, w. f. w., & fatimah, w. (2012). an overview of software models with regard to the users involvement. international journal of computer science issues (ijcsi), 9(3), 1. christie, a. m. (2012). software process automation: the technology and its adoption. springer science & business media. de lemos, r., giese, h., müller, h. a., shaw, m., andersson, j., litoiu, m., & wuttke, j. (2013). software engineering for self-adaptive systems: a second research roadmap. software engineering for self-adaptive systems ii (pp. 1-32). international seminar, dagstuhl castle, germany, october 24-29. jalote, p. (2012). an integrated approach to software engineering. springer science & business media. naumann, s., kern, e., dick, m., & johann, t. (2015). sustainable software engineering: process and quality models, life cycle, and social aspects. in ict innovations for sustainability (pp. 191-205). springer international publishing. o'leary, p., mccaffery, f., thiel, s., & richardson, i. (2012). an agile process model for product derivation in software product line engineering. journal of software: evolution and process, 24(5), 561-571. poppendieck, m., & cusumano, m. (2012). lean software development: a tutorial. software, ieee, 29(5), 26-32. raneburger, d., popp, r., kaindl, h., armbruster, a., & šajatović, v. (2014). an iterative and incremental process for interaction design through automated gui generation. in humancomputer interaction. theories, methods, and tools (pp. 373-384). springer international publishing. 554 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 544-554  robertson, s., & robertson, j. (2012). mastering the requirements process: getting requirements right. addison-wesley. tsui, f. f., karam, o., & bernal, b. (2013). essentials of software engineering. jones & bartlett publishers. völter, m., stahl, t., bettin, j., haase, a., & helsen, s. (2013). model-driven software development: technology, engineering, management. john wiley & sons. zugal, s., pinggera, j., & weber, b. (2012). toward enhanced life‐cycle support for declarative processes. journal of software: evolution and process, 24(3), 285-302. microsoft word 01_td_rida zuraida_tingkat risiko kelelahan-a2t.doc fatigue risk of long-distance.… (rida zuraida) 319  fatigue risk of long-distance driver as the impact of the duration of work rida zuraida industrial engineering department, faculty of engineering, binus university jl. kh. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat, indonesia rzuraida@binus.ac.id abstract studies on the driver's fatigue, must focus on at least two things: the time-of-day that affect by circadian factors, and time-on-task. this paper discusses the risk level of driver fatigue, which generally have to drive in a long duration or more than 4 hours. the risk of fatigue was assessed using fatigue likelihood scoring (fls) by transport canada. based on interviews with 24 inter-city bus drivers, 18 of the 24 drivers have a very high risk of fatigue that characterized by fls scores greater than 20, while the rest have a high risk driver that characterized by fls value greater than 10. a high risk of chronic fatigue that experienced by most of drivers caused by working hours which is more than 36 hours in a week, the duration of the shift of greater than 8 hours a day, lack of time off, the amount hours of driving at night, and the amount of time off. keywords: fatigue, duration, driver’s fatigue, fatigue likelihood soring abstrak kajian kelelahan pada pengemudi, haruslah memperhatikan paling tidak dua hal yaitu time-of-day yaitu faktor sirkadian, serta time on task atau durasi kerja. paper ini membahas tingkat risiko kelelahan pengemudi jarak jauh yang umumnya memiliki durasi mengemudi yang lama atau lebih dari 4 jam. risiko kelelahan dinilai menggunakan konsep fatigue likelihood scoring (fls) yang dikeluarkan oleh transport canada. berdasarkan hasil wawancara dengan 24 pengemudi bus antar kota antar provinsi (akap), 18 pengemudi dari 24 pengemudi memiliki risiko kelelahan yang sangat tinggi ditandai dengan skor fls yang lebih besar dari 20, sedangkan 6 orang pengemudi berisiko tinggi yaitu ditandai dengan nilai fls lebih besar dari 10. berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa keduapuluh empat pengemudi ini memiliki risiko yang tinggi mengalami kelelahan kronis yang diakibatkan oleh total watu kerja selama seminggu lebih dari 36 jam, durasi shift lebih dari 8 jam sehari, kurangnya waktu istirahat, jumlah mengemudi malam, dan jumlah waktu cuti yang minim. kata kunci: kelelahan, durasi kerja, kelelahan pengemudi, fatigue likelihood scorring 320   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 319-328  pendahuluan transportasi darat merupakan salah satu infrastruktur utama bagi perekonomian di indonesia. kendaraan umum antar daerah ataupun dalam kota masih didominasi oleh bus dan minibus. dominasi bus dan minibus ini belum busa memberikan rasa aman bagi para pengguna kendaraan umum. data yang dirilis oleh who (2013), menunjukkan pada tahun 2010 terjadi 1.24 juta kematian di dunia karena kecelakaan di jalan raya dan 50 juta lainnya mengalami luka. jumlah ini tidak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tetapi sulit sekali menurunkan angka kecelakaan ini di dunia. kematian yang disebabkan oleh kecelakaan di jalan raya ini terjadi pada 50% pengguna jalan raya yang bukan pengemudi mobil (seperti pejalan kaki, pengguna sepeda, pengguna sepeda motor). korban meninggal paling banyak berjenis kelamin laki-laki (77%) dan berada pada usia 15-44 tahun atau berada pada usia produktif. di indonesia, jumlah kematian paling banyak, dialami oleh pengemudi dan penumpang bus yaitu sebanyak 35%, pengendara dan pejalan kaki 21%, pengguna kendaraan roda dua atau roda 3 sebanyak 36%. sisanya adalah pengguna sepeda, pengguna kendaraan roda empat, pengemudi truk dan lain-lain (who, 2013). kerugian lain selain kehilangan nyawa adalah kerugian ekonomi (economic lost) yang cukup besar akibat efek domino dari kecelakaan tersebut. kerugian ekonomi mencapai rp 81 triliun lebih yang dihitung berdasarkan potensi kehilangan pendapatan para korban kecelakaan, perbaikan fasilitas infrastruktur yang rusak akibat kecelakaan, rusaknya sarana transportasi yang terlibat dalam kecelakaan, serta unsur lainnya. faktor manusia masih memegang peranan terbesar dalam kejadian kecelakaan lalu lintas. evans (1991) menunjukkan bahwa faktor manusia berkontribusi sebesar 95% dan 94% berturut-turut pada kecelakaan yang terjadi di inggris dan amerika. di indonesia, diperkirakan faktor kesalahan manusia atau human error masih menempati urutan pertama penyebab terjadinya kecelakaan. national highway transportation safety board (nhtsa), menyatakan bahwa ada enam penyebab utama kecelakaan, yaitu pengemudi kehilangan konsentrasi (55%), lelah dan mengantuk (45%), dalam pengaruh obat-obatan atau alkohol (30%), kecepatan melebihi batas (30%), cuaca (15%), dan komponen yang mengalami kerusakan (10-14%). di indonesia, transportasi darat untuk masyarakat didominasi oleh bus, baik itu yang melayani rute dalam kota maupun rute antar kota bahkan antar provinsi. sedangkan lamanya waktu kerja seorang pengemudi bus, tidak ditentukan oleh jam kerja tetapi ditentukan oleh berapa kali putaran rute yang diselesaikan. dalam kondisi jalan macet, jam kerja cenderung jauh lebih lama dibandingkan dalam kondisi sebaliknya. dampaknya, pengemudi dapat mengalami kekurangan waktu istirahat yang diperlukan untuk memulihkan diri. williamson et. al. (2011), dalam paper-nya mengenai kelelahan dan keselamatan, menyatakan bahwa kelelahan dan risiko terjadinya insiden pada umumnya dipengaruhi oleh sirkadian ritme dan time on task (durasi kerja). pengemudi seringkali harus memulai bekerja dengan durasi kerja yang sangat panjang sehingga harus terjaga lebih lama dari seharusnya. williamson menyarankan untuk melihat pola dan risiko yang timbul pada pengemudi, perlu diperhatikan sumber-sumber kelelahan antara lain yang bersumber dari time-of-day dan time on task. paper ini bertujuan untuk melihat tingkat risiko kelelahan pengemudi jarak jauh dengan durasi kerja yang relatif panjang yaitu pengemudi bus akap dengan memperhatikan lamanya durasi kerja dengan menggunakan konsep fatigue likehood scoring (fls) sebagai salah satu metode untuk memetakan risiko kelelahan di area transportasi yang dikeluarkan oleh transportasi kanada. hasilnya diharapkan dapat memberikan gambaran resiko kelelahan pengemudi bus jarak jauh yaitu antar kota antar provinsi (akap) terutama dari aspek jam kerja, sehingga menjadi masukan bagi penelitian mengenai kelelahan dan masukan bagi pengambil kebijakan (perusahaan dan pemerintah) dalam fatigue risk of long-distance.… (rida zuraida) 321  mengatur beban kerja pengemudi. pengaturan yang diharapkan adalah pengaturan yang dapat menurunkan risiko kelelahan pengemudi dan secara tidak langsung dapat menurunkan risiko kecelakaan yang mungkin terjadi di jalan raya akibat pengemudi mengalami kelelahan. dalam definisi kelelahan yang disampaikan oleh beberapa peneliti, kelelahan dikelompokkan menjadi kelelahan mental dan fisik (lal dan craig, 2001; tanaka et. al., 2009; winwood et. al., 2005). kelelahan fisik, umumnya berkaitan dengan aktivitas yang memerlukan pengerahan tenaga atau lebih sering dikaitkan dengan kelelahan otot. sedangkan kelelahan mental mengacu pada apa yang dialami seseorang saat atau setelah melakukan aktivitas kognitif yang panjang (boksem, et. al., 2005; marcora et. al., 2009). kelelahan dapat terjadi karena beban kerja yang berlebihan dan ketidakteraturan dari hubungan siklus siang dan malam dalam kehidupan (saito, 2009). faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja antara lain pekerjaan yang monoton, intensitas dan durasi kerja di luar batas toleransi, lingkungan kerja, beban mental atau tanggung jawab, penyakit serta nutrisi yang tidak memadai (desai & haque, 2006). ketika pengemudi telah mulai mengalami kelelahan, maka akan berdampak pada pengukuran subjektif (pengamatan kasat mata) maupun pengukuran objektif (tes menggunakan alat ukur untuk mengetahui perubahan keadaan tubuh). tanda-tanda terjadinya kelelahan yang paling mudah diamati adalah bahasa tubuh yang ditunjukkan pengemudi, misalnya saja pengemudi mulai menguap serta merasakan kantuk, gelisah, melakukan gerakan-gerakan ringan untuk mengurangi rasa kantuk dan tingkat kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar yang mulai menurun. ketika tanda-tanda terjadi kelelahan mulai tampak, maka sebaiknya dilakukan proses recovery atau pemulihan sejenak agar kelelahan tidak menjadi semakin berlarut-larut dan berkepanjangan. williamson et. al., (2011) secara tegas menyampaikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kelelahan dan risiko keselamatan dalam berbagai bidang pekerjaan. keeratan hubungan ini karena kelelahan dapat menurunkan perhatian, pengabaian informasi, menurunkan kemampuan memberi respon, ataupun kemampuan menilai suatu kondisi, sehingga terjadi pengambilan keputusan yang kurang tepat. jika hal ini terjadi dalam kondisi kerja yang beresiko maka dapat menjadi penyebab awal kecelakaan yang fatal (tyagi et. al., 2009; yanli dan wang, 2010). kelelahan berat umumnya dialami pekerja dengan jam kerja yang panjang, pekerja dengan beban mental tinggi atau pekerja yang dituntut untuk memberikan atensi berkepanjangan dengan kecermatan tinggi. kelelahan dapat berdampak terhadap keselamatan saat kebutuhan memulihkan diri tidak terpenuhi, sehingga dalam jangka panjang pekerja berada dalam situasi berisiko tinggi yang berkaitan dengan keselamatan diri dan orang di sekitar. model kelelahan yang dijabarkan ini dapat digambarkan sebagai berikut pada gambar 1: gambar 1 model hubungan kelelahan dengan keselamatan (williamson et. al., 2011) dan jenis penurunan kinerja akibat kelelahan secara umum (tyagi et. al., 2009) dan pada pengemudi (yanli dan wang, 2010) 322   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 319-328  kelelahan yang berkepanjangan akan menimbulkan hasil yang merugikan. penurunan kinerja dan tingkat produktivitas pengemudi diakibatkan oleh keterlambatan waktu untuk mencapai suatu jarak tempuh tertentu. pada keadaan bugar, pengemudi mampu mencapai jarak tempuh yang sama dengan waktu yang lebih singkat bila dibandingkan dengan mengemudi dalam keadaan lelah. hal paling fatal yang dapat terjadi pada pengemudi yang mengalami kelelahan adalah kecelakaan lalu lintas. berbagai studi yang mengkonfirmasi dampak kelelahan terhadap peningkatan resiko keselamatan antara lain disampaikan oleh lamond dan dawson (1999), yang menyatakan bahwa saat seseorang yang mengalami kelelahan pada tingkat moderat akibat terjaga lebih dari 20 jam, akan mengalami penurunan kinerja yang setara dengan seseorang yang memiliki kandungan alkohol dalam darahnya sekitar 0,10%. pada persentase ini seseorang tidak lagi diizinkan untuk mengemudi, bekerja ataupun mengoperasikan peralatan yang berbahaya. studi lain dilakukan steege dan nussbaum (2013) pada perawat dan mereka menyimpulkan bahwa kelelahan fisik dan mental memiliki dampak negatif terhadap kinerja perawat. sedangkan studi pada pekerja konstruksi di amerika, hasilnya menunjukkan bahwa jam kerja paling tidak 12 jam sehari berkontribusi terhadap peningkatan risiko kecelakaan sekitar 37% (dembe et. al., 2005). hasil penelitian lain yang mengkonfirmasi dari sisi yang berbeda, yaitu atack et. al. (2003) menyampaikan bahwa pengurangan waktu kerja per hari justru meningkatkan produktivas dan efisiensi kerja, hasil ini didasarkan pada sensus terhadap 1880 perusahan manufaktur di amerika. laporan ataupun hasil penelitian mengenai investigasi kelelahan dan dampaknya paling banyak dapat ditemui di bidang transportasi, salah satunya transportasi darat. transportasi publik darat di berbagai negara berkembang termasuk indonesia didominasi oleh transportasi yang menggunakan jalan raya, seperti bus dibandingkan dengan moda lainnya. profesi pengemudi umumnya memiliki jam mengemudi yang panjang (misalnya pengemudi taksi, bus, atau travel), dan rasa lelah dan kantuk selama mengemudi menjadi pendorong utama dalam penurunan performasi (ting, hwang, doong, & jeng, 2008). kelelahan dan kantuk pengemudi ini menjadi penyebab utama kecelakaan di jalan raya (baulk et. al., 2008; hanowski et. al., 2003; sang dan li, 2012; smolensky et. al., 2011; ting et. al., 2008). salah satu penelitian di china, menyebutkan bahwa sekitar 15% kecelakaan di jalan raya disebabkan oleh kelelahan pengemudi dan umumnya terjadi pada kendaraan komersil jarak jauh (wang dan pei, 2014). kelelahan juga dinyatakan berkontribusi sebanyak 12% -20% terhadap timbulnya kecelakaan (horne dan reyner, 1995; maclean et. al., 2003; dingus et. al., 2006). pada pengemudi muda di new zealand, terjadi sekitar 4% kecelakaan akibat kelelahan (weiss et. al., 2014). di indonesia sendiri, berdasarkan laporan yang disampaikan melalui media masa, kecelakaan akibat kelelahan dan kantuk pengemudi tercatat sebanyak 682 kejadian pada musim mudik tahun 2013, dan 1.225 pada musim mudik tahun 2012. di indonesia, kelelahan pada pekerjaan mengemudi di jalan raya, diperkirakan disebabkan jam kerja yang panjang karena jauhnya jarak tempuh dan tingkat kemacetan yang mengakibatkan waktu perjalanan menjadi lebih lama. lamanya waktu mengemudi berpengaruh terhadap kemampuan pengemudi, yang ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa pengemudi yang bertugas 10-19 jam mengalami peningkatan jumlah line crossing lebih banyak 40%100% dibandingkan dengan yang mengemudi kurang dari 10 jam (dembe et. al., 2005, dan philip et. al., 2005). tyagi et. al., (2009) dan yanli dan wang (2010) menyampaikan kelelahan akan mendorong penurunan kewaspadaan, pengabaian informasi yang diterima, dan kemampuan menilai suatu kondisi serta pengambilan keputusan. pada model yang disampaikan desai dan haque (2006), pengabaian informasi disebut sebagai inattention, tetapi inattention ini disebabkan oleh distraction atau pengalihan perhatian. sedangkan kelelahan, kantuk, dan kondisi monoton lebih mendorong terjadinya penurunan kewaspadaan dan menimbulkan kantuk. keterkaitan antara kelelahan dan keselamatan dalam konteks pekerjaan mengemudi salah satunya disampaikan oleh desai dan haque (2006), yaitu drowsiness (kondisi menjelang jatuh tertidur) dan inattention (kurangnya perhatian). kedua kondisi fatigue risk of long-distance.… (rida zuraida) 323  dapat disebabkan oleh: (1) fatigue atau kelelahan. (2) sleepiness yaitu kondisi tubuh yang sangat membutuhkan tidur. (3) lingkungan yang monoton. (4) kondisi psikologis dan fisiologis tubuh, yang dapat digambarkan pada gambar 2 berikut: gambar 2 faktor yang mempengaruhi penurunan kemampuan dan penilaian pada pengemudi yang meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan (desai dan haque, 2005) horrey et. al., (2011) menyampaikan bahwa kelelahan dan tidak cukup tidur berpengaruh terhadap penurunan kemampuan mengemudi yang akan menyebabkan pengemudi mengantuk saat bertugas, sehingga membahayakan keselamatan di jalan raya. meskipun terdapat keterkaitan yang erat antara kelelahan dan keselamatan berkendara, tetapi pemahaman bagaimana kelelahan dan kantuk menjadi penyebab utama dalam kecelakaan lalu lintas masih memerlukan penelitian karena sampai saat ini belum adanya alat yang relatif praktis, valid dan andal untuk mengukur kantuk dan kelelahan. berbagai penelitian belum memperlihatkan hasil yang secara tegas menyatakan kapan kelelahan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan (horrey et. al., 2011). saat ini, studi mengenai kelelahan pada pekerjaan mengemudi dalam durasi panjang masih sangat minim, meskipun penelitian untuk yang berdurasi pendek pun masih belum banyak. kondisi di lapangan, layanan transportasi publik mengikuti kebutuhan masyarakat meskipun oleh pemerintah dibatasi total jumlah jam kerja adalah 8 jam sehari. pada prakteknya, sangat mungkin terjadi seorang pengemudi bekerja lebih dari waktu yang diperbolehkan. sehingga penelitian mengenai kelelahan berkaitan dengan durasi mengemudi (time on task) akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman kelelahan pengemudi. fatigue likelihood scoring (fls) merupakan metode penilaian untuk tingkat kelelahan pekerja yang dipengaruhi oleh jadwal pekerjaannya. fls merupakan tool yang digunakan sebagai kontrol level 1 untuk fatigue risk management system yang dikembangkan oleh transport canada, dimana dalam kontrol level 1 ini berkaitan dengan sleep opportunity yang diperoleh pekerja dengan jadwal kerja yang ada sekarang (transport canada, 2011). tabel 1 perhitungan skor dengan metode fls fls matrix for work schedules score 0 1 2 4 8 a) total hours per 7 days < 36 hours 36.1 – 43.9 44 – 47.9 48 – 54.9 55+ b) maximum shift duration < 8 hours 8.1 – 9.9 10 – 11.9 12 – 13.9 14+ c) minimum short break duration >16 hours 15.9 13 12.9 10 9.9 8 < 8 d) maximum nightworkper 7 days 0 hours 0.1 8 8.1 16 16.1 24 > 24 e) long break frequency > 1 in 7 days ≤ 1 in 7 days ≤ 1 in 14 days ≤ 1 in 21 days ≤ 1 in 28 days sumber: (transport canada, 2011) 324   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 319-328  sumber: (transport canada, 2011) gambar 3 fatigue likelihood score metode penelitian yang dilakukan ini menggunaan teknik wawancara sebagai metoda pengumpulan data, yaitu mewawancarai sekitar 24 pengemudi bus akap. wawancara dilakukan dipandu daftar pertanyaan terstruktur untuk memperoleh informasi yang diharapkan, sehingga dapat dihitung tingkat risiko kelelahan pengemudi. pertanyaan disusun berdasaran konsep fatigue likelihood scoring yaitu terdiri dari lima item pertanyaan yang menanyakan tentang total watu kerja selama seminggu dalam jam, durasi shift per hari dalam jam, kurangnya waktu istirahat, jumlah mengemudi malam, dan jumlah waktu cuti yang diperoleh. hasil wawancara kemudian ditabulasikan dan dinilai berdasarkan pengelompokan resiko dengan konsep likelihood scoring. hasilnya dipetakan dalam peta risiko dan dianalisis untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan resiko kelelakan pengemudi. berikut adalah tabel operasional penelitiannya: tabel 2 operasional variabel penelitian variabel definisi alatukur cara ukur hasilukur skala faktor yang berhubungan dengan pekerjaan (transport canada, 2011) risiko kelelahan yang mungkin berdasarkan konsep fatigue likelihood scoring fls kuesioner wawancara berstruktur total jam kerja per 7 hari durasi shift maksimum durasi antar shift minimum durasi kerja malam maksimum per 7 hari frekuensi hari libur ordinal hasil dan pembahasan hasil data yang dikumpulkan kemudian diolah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. gambar berikut adalah karakteristik dari responden penelitian ini: gambar 4 karakteristik responden fatigue risk of long-distance.… (rida zuraida) 325  sedangkan hasil wawancara untuk melihat tingkat risiko kelelahan pengemudi, dapat dilihat pada peta fls yang terlihat pada gambar selanjutnya. risiko ini diperoleh dengan menggunakan tabel fls, dan menjumlahkan nilai risiko fls yang dialami oleh setiap pengemudi. fls >30  – 9  orang fls  20 s.d 30  – 9 orang fls  10 s.d 20  – 6 orang   gambar 5 pemetaan berdasarkan fls dilihat dari hasil wawancara, jumlah waktu kerja dalam seminggu serta kurangnya waktu istirahat adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap risiko kelelahan pengemudi. hal ini dapat dipahami bahwa time on task pengemudi sangat lama yang mengakibatkan pengemudi harus terus memaksakan diri bertugas. hasilnya pengemudi mengalami kelelahan kronis, dan untuk memulihkan diri menjadi bugar kembali akan memerlukan waktu yang relatif tidak sebentar. hasilnya menunjukkan skor signifikan meningkat setelah pengemudi melakukan pekerjaannya, atau dapat dikatakan setelah bertugas, pengemudi benar-benar membutuhkan istirahat berupa tidur sebelum dapat melakukan tugasnya kembali. penelitian juga melakukan pengukuran terhadap persepsi tingkat kelelahan menggunakan analogue fatigue scale dengan skala 1 sampai 10, yaitu 1 untuk kondisi segar bugar dan 10 untuk kondisi sangat lelah dan benar-benar harus berhenti bekerja. hasilnya diperoleh bahwa tidak ada atau 0% pengemudi yang merasa tingkat kelelahannya berada pada level 1 maupun 2, 37% pengemudi merasa tingkat kelelahannya berada pada level 3, 38% pengemudi merasa tingkat kelelahannya berada pada level 4, 25% pengemudi merasa tingkat kelelahannya berada pada level 5, dan tidak ada atau 0% pengemudi yang merasa tingkat kelelahannya berada pada level 6 maupun 7. sehingga dapat disimpulkan dengan kondisi kerja yang sekarang, pengemudi paling tinggi merasakan kelelahan pada level 5 dari skala 1 sampai dengan 10. hal ini sedikit kontradiktif dengan penilaian risiko kelelahan berdasarkan konsep fls, tetapi hal ini masih dapat dijelaskan yaitu kemungkinan pengemudi merasa sudah biasa dengan kondisi kerja sehingga tidak menyadari bahwa kelelahan yang dialaminya sudah kronis. dapat dikatakan bahwa pengemudi yang menjadi responden menilai kemampuannya untuk meneruskan bertugas melebihi kemampuan yang sebenarnya atau terlalu optimis. kondisi kontradiktif ini juga mungkin dapat dijelaskan berdasarkan wawancara dengan responden mengenai kebiasaan yang dilakukan saat merasa lelah dan cara mengatasinya. kebiasaan yang dilakukan para pengemudi untuk mengatasinya antara lain beristirahat berupa tidur di pool/terminal (46%), pulang ke rumah untuk istirahat dan tidur (25%), meminum energy drink atau kopi (17%), istirahat tanpa tidur (12%). hasil wawancara ini menunjukkan bahwa pengemudi memiliki kesadaran untuk beristirahat saat badan telah lelah. penyediaan tempat istirahat di pool ataupun di terminal yang layak dan nyaman, akan sangat membantu untuk meminimalkan resiko kelelahan kronis pada pengemudi dan dampaknya terhadap kinerja pengemudi. 326   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 319-328  simpulan durasi waktu kerja berpengaruh terhadap kelelahan, sebab semakin lama durasi waktu kerja maka kesempatan pekerja beristirahat untuk memulihkan diri semakin kecil. hal ini dialami pengemudi bus akap yang berdasarkan wawancara cenderung memiliki durasi kerja yang panjang, waktu istirahat yang relatif sedikit dan waktu tidur yang terbatas. sebagai pengemudi profesional, yang sudah merasa mampu mengelola diri dalam bekerja termasuk mengelola kelelahan, dan pengemudi cenderung menyempatkan diri beristirahat jika merasa perlu. tetapi para pengemudi seringkali tetap harus bertugas dikarenaan tuntutan pekerjaan. melihat bahwa resiko kelelahan pengemudi akap cenderung sangat tinggi berdasarkan konsep fls, maka sangat disarankan agar dilakukan evaluasi ulang oleh pemerintah mengenai kondisi pengemudi bus berkaitan dengan durasi bertugas dan fasilitas yang tersedia agar pengemudi memiliki waktu istirahat yang cukup, tempat yang mamadai dan nyaman untuk beristirahat, sebelum kembali bertugas. daftar pustaka atack, j., bateman, f., margo, r.a. (2003). productivity in manufacturing and the length of the working day: evidence from the 1880 census of manufactures. explorations in economic history, 40(2):170-194. baulk s.d., biggs, s.n., reid, k.j., van den heuvel c.j., dawson d. (2008). chassing the silver bullet: measuring driver fatigue using simple and complex tasks. accidents analysis and prevention, 40: 396-402. boksem, maarten a. s., meijman, t. f., lorist, monicque m. (2005). effects of mental fatigue on attention: an erp study. cognitive brain research, 25: 107-116. dembe, a. e., erickson j. b., delbos r. g., banks s. m. (2005). the impact of overtime and long hours on occupational injuries and illnesses: new evidence from the united states. occupational environment medicine, 62: 588-597 desai, a. v., haque, m. a. (2006). vigilance monitoring for operator safety: a simulation study on highway driving, journal of safety research, 37: 139-147. dingus, t.a., klauer, s. g., neale, v. l., petersen a., lee, s. e., sudweeks, j., perez, m. a., hankey, j., ramsey, d., gupta s., bucher, c., doerzaph, z. r., jemerland, j., knipling, r. r. (2006). the 100-car naturalistic driving study, phase ii-result of the 100-car field experiment. report no. dot hs 810 593. national highway traffic safety administration, washington, dc. evans, l. (1991). traffic safety. new york: van nostrand reinhold. hanowski, r. j., wierwille w. w., dingus, t. a. (2003). an on-road study to investigasi fatigue in local/short haul trucking. accident analysis and prevention, 35: 153-160. horne, j. a., reyner, l. a. (1995). falling asleep at the wheel. report trl 168. crowthorne: transport research laboratory. horrey w. j., noy y. i., folkard s., stephen m. p., howarth h. d., courtney t. k. (2011). research needs and opportunities for reducing the adverse safety consequences of fatigue. accident analysis and prevention, 43: 591-594 fatigue risk of long-distance.… (rida zuraida) 327  lal, s. k., craig, a. (2001). a critical review of psychophysiology of driver’s fatigue. biological psychology, 55: 173-194. lamond n., dawson, d. (1999). quantifying the performance impairment associated with fatigue. journal sleep research 8: 255-262. maclean, a., davies, d., thiele, k. (2003). the hazards and prevention of driving while sleepy. sleep medicine reviewes, 7: 507-521. marcora, samuele m., staiano, w., manning, v. (2009). mental fatigue impairs physical performance in humans. journal application plysiologi, 106: 857-864. philip, p., sagaspe, p., moore, n., taillard, j., charles, a., guilleminault, c. (2005). fatigue, sleep restriction and driving performance. accident analysis and prevention, 37: 473-478. sang, y., li, j. (2012). research on beijing bus driver psychology fatigue evaluation. procedia engineering, 43: 443-448. smolensky, m. h., milia, l. d., ohayon, m. m., philip, p. (2011). sleep disorder, medical conditions, and road accident risk. accident analysis and prevention, 43: 533-548 saito, k. (1999). measurement of fatigue in industries. industrial health, 37: 134-142. steege, l. m. b, nussabaum, m. a. (2013). dimension of fatigue as predictors of performance: a structural equation modelling approach among registered nurses, iie transaction on occupational ergonomics and human factors: 16-30. tanaka m., shigihara y., funakura m., kanai, e., watanabe, y. (2012). fatigue-associated alterations of cognitive function and electroencephalographic power densities. plos one, 7(4):1-5. ting, p. h., hwang, j. r., doong, j. l., jeng, m. c. (2008). driver fatigue and highway driving: a simulator study. physiology and behavior, 94: 448-453. transport canada. (2011). chapter 6 level 2 controls assessing actual sleep. diakses pada 20 juni 2013, dari transport canada: http://www.tc.gc.ca/eng/civilaviation/publications/page6113.htm tyagi r., shen, k., shao, s., li, x. (2009). a novel auditory working-memory vigilance task for mental fatigue asssment. safety science, 47: 967-972. wang l., pei, y. (2014). the impact of continuous driving time and ret time on commercial drivers’ driving performance and recovery. journal of safety research, 50: 11-15. weiss, h. b., kaplan, s., prato, c. g., (2014) analysis of factors associated with injury severity in crashes involving young new zealand drivers. accidents analysis and prevention, 65: 142155 winwood, p. c, winefield, a. h., dawson d., lushington, k. (2005). development and validation of a scale to measure work-related fatigue and recovery: the occupational fatigue exhaustion/recovery scale (ofer). american college of occupational and environmental medicine: 594-606. 328   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 319-328  williamson, a., lombardi, d., folkard, s., stutts , j., courtney, t., connor, j. (2011). the link between fatigue and safety. accident analysis and prevention, 43: 498-515 world health organization. (2013). world report on road traffic injury prevention. geneva: who press yanli m. a., lou, y., wang, y. (2010). road traffic accidents model and its application based on driver’s self-mistakes. journal of transportation system engineering and information techology, 10(4): 101-105. microsoft word 14_tiitn_arsyad ramadhan darlis_sistem komunikasi fraktal -a2t fractal communication system.… (arsyad ramadhan darlis)   613  fractal communication system using digital signal processing starter kit (dsk) tms320c6713 arsyad ramadhan darlis  program studi teknik elektro fakultas teknologi industri, institut teknologi nasional bandung jl. phh mustapha no. 23 bandung 40124 arsyad@itenas.ac.id abstract in 1992, wornell and oppenheim did research on a modulation which is formed by using wavelet theory. in some other studies, proved that this modulation can survive on a few channels and has reliability in some applications. because of this modulation using the concept of fractal, then it is called as fractal modulation. fractal modulation is formed by inserting information signal into fractal signals that are selffractal similary. this modulation technique has the potential to replace the ofdm (orthogonal frequency division multiplexing), which is currently used on some of the latest telecommunication technologies. the purpose of this research is to implement the fractal communication system using digital signal processing starter kit (dsk) tms320c6713 without using awgn and rayleigh channel in order to obtain the ideal performance of the system. from the simulation results using matlab7.4. it appears that this communication system has good performance on some channels than any other communication systems. while in terms of implementation by using (dsk) via tms320c6713 code composer studio (ccs), it can be concluded that the fractal communication system has a better execution time on some tests. keywords: fractal modulation, self-similary, dsk tms320c6713, wavelet abstrak pada tahun 1992, wornell dan oppenheim melakukan penelitian mengenai sebuah modulasi yang dibentuk dengan menggunakan teori wavelet. pada beberapa penelitian yang lain, terbukti bahwa modulasi ini dapat bertahan pada beberapa kanal dan memiliki kehandalan pada beberapa aplikasi. karena modulasi ini menggunakan konsep fraktal maka dinamakan modulasi fraktal. modulasi fraktal dibentuk dengan cara menyisipkan sinyal informasi ke dalam sinyal fraktal yang bersifat self-similary. modulasi ini berpotensi dalam menggantikan teknik ofdm (orthogonal frequency division multiplexing) yang saat ini digunakan pada beberapa teknologi telekomunikasi terkini. tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan sistem komunikasi fraktal dengan menggunakan digital signal processing starter kit (ds) tms320c6713 tanpa melewatkannya pada kanal awgn maupun rayleigh agar didapatkan kinerja pada siste yang ideal. dari hasil simulasi dengan menggunakan matlab 7.4., terlihat bahwa sistem komunikasi ini memiliki kinerja yang baik pada beberapa kanal dibandingkan sistem komunikasi yang lainnya. sedangkan, dalam hal implementasi dengan menggunakan (dsk) tms320c6713 melalui code composer studio (ccs) dapat diambil kesimpulan bahwa sistem komunikasi fraktal ini memiliki waktu eksekusi yang lebih baik pada beberapa pengujian. kata kunci: modulasi fraktal, self-similary, wavelet, dsktms320c6713 614 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 613-626  pendahuluan pada tahun 1992, wornell dan oppenheim, menemukan sebuah modulasi yang dibentuk dengan menggunakan wavelet (wornel & oppenheim, 1992). dengan menggunakan teknik scalediversity, yang membuat sinyal informasi menjadi multiple time-scale, mereka membangkitkan sinyal fraktal yang menjadi dasar dari modulasi fraktal. sinyal fraktal atau sinyal bihomogeneous memiliki sifat self-similary, yang apabila dilakukan perubahan skala secara dyadic, maka sinyal tersebut akan memiliki bentuk yang serupa dengan sinyal sebelum dilakukan penyekalaan. modulasi fraktal sendiri dibentuk dengan cara menyisipkan sinyal informasi ke dalam sinyal bihomogeneous tersebut. kehandalan dari modulasi ini telah dibuktikan oleh penelitianpenelitian yang dilakukan setelahnya (luigi, et. al., 2010; evangelista, 2006; shiny, et. al., 2015) baik dari sisi aplikasi maupun ketahanannya terhadap sebuah kanal. pada penelitian ini, modulasi fraktal akan ditransmisikan pada kanal additive white gaussian noise (awgn) dan kanal fading. sinyal hasil modulasi yang telah dipengaruhi kanal akan didemodulasi kembali sehingga akan didapat sinyal informasi semula. proses tersebut akan dilakukan secara simulasi pada software matlab versi 7.4. dari hasil simulasi tersebut akan dapat diamati performansi dari sistem komunikasi fraktal dibandingkan dengan sistem komunikasi lainnya. setelah itu, sistem komunikasi fraktal akan diimplementasikan secara real time. implementasi akan dilakukan dengan menggunakan digital signal processing starter kit (dsk) jenis tms320c6713. akan tetapi dalam implementasi yang akan dilakukan tidak akan melewatkan sinyal hasil modulasi pada kanal apapun karena hanya menggunakan sebuah dsk saja. penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu diantaranya membuat simulasi sistem komunikasi fraktal menggunakan program matlab 7.4 pada kanal awgn dan kanal fading, serta mengimplementasikannya dengan menggunakan digital signal processing starter kit (dsk) tms320c6713 secara real time. batasan masalah dari pokok bahasan penelitian ini adalah: (1) kanal yang digunakan sebagai media transmisi dalam simulasi adalah kanal additive white gaussian noise (awgn) dan kanal fading. (2) pada implementasi sistem komunikasi fraktal tidak menggunakan kanal apapun. (3) sistem komunikasi yang digunakan sebagai pembanding adalah sistem komunikasi digital. (4) implementasi sistem komunikasi fraktal hanya menggunakan sebuah digital signal processing starter kit (dsk) jenistms320c6713. (5) penelitian ini tidak membahas mengenai kanal yang digunakan pada simulasi karena dalam implementasi tidak menggunakan kanal apapun. berdasarkan teori transformasi fourier diketahui bahwa sinyal dapat diekspresikan sebagai penjumlahan dari deretan sinus dan kosinus yang terbatas. penjumlahan ini dikenal dengan nama deret fourier (fourier expansion). kerugian terbesar dari deret fourier ini adalah hanya memiliki resolusi frekuensi dan tidak mempunyai resolusi waktu. ini berarti bahwa walaupun kita dapat menunjukkan semua frekuensi yang ada pada suatu sinyal tetapi kita tidak mengetahui kapan sinyal itu terjadi. untuk menyelesaikan masalah ini telah dikembangkan suatu teknik yang lebih atau mampu merepresentasikan sinyal dalam domain waktu dan frekuensi pada waktu yang sama. ide di balik representasi gabungan waktu-frekuensi ini adalah untuk memotong sinyal dimaksud menjadi beberapa bagian dan kemudian menganalisa bagiannnya secara terpisah. dengan menganalisa sebuah sinyal dengan cara seperti ini akan memberikan informasi tentang kapan dan dimana komponen perbedaan frekuensi. untuk menyelesaikan masalah ini digunakanlah wavelet. wavelet adalah suatu fungsi matematika yang membagi data menjadi beberapa komponen frekuensi yang berbeda-beda dan menganalisis setiap komponen tersebut dengan menggunakan resolusi yang sesuai dengan skalanya. wavelet mempunyai keuntungan apabila dibandingkan dengan metode transformasi fourier dalam hal menganalisis suatu sinyal yang tidak stationer. fractal communication system.… (arsyad ramadhan darlis)   615  sejarah mengenai wavelet belumlah lama. wavelet baru ditemukan pada tahun 1980 oleh haar, morlet, grossman, meyer, mallat , dan lainnya namun baru ditulis dalam bentuk paper oleh ingrid daubechies pada tahun 1988 yang memberikan perhatian besar pada dunia matematika. wavelet digunakan sebagai analisis dalam pengolahan sinyal, analisis numerik, dan juga dalam model matematis. hal ini membuatnya berkembang cepat sehingga melahirkan aplikasi-aplikasi wavelet yang baru seperti dalam kompresi data citra (ghazel, et. al., 2006; cicek, 2015), optik (kavehrad, et. al., 2003), radar, prediksi gempa bumi, dan bahkan untuk memodulasi suatu sinyal. sejarah mengenai perkembangan wavelet ditunjukan pada gambar 1. fraktal adalah benda geometris yang kasar pada segala skala, dan terlihat dapat "dibagi-bagi" dengan cara yang radikal. beberapa fraktal bisa dipecah menjadi beberapa bagian yang semuanya mirip dengan fraktal aslinya. fraktal dikatakan memiliki detil yang tak hingga dan dapat memiliki struktur serupa diri pada tingkat perbesaran yang berbeda. pada banyak kasus, sebuah fraktal bisa dihasilkan dengan cara mengulang suatu pola, biasanya dalam proses rekursif atau iteratif. gambar 1 sejarah perkembangan modulasi fraktal geometri fraktal adalah cabang matematika yang mempelajari sifat-sifat dan perilaku fraktal. fraktal bisa membantu menjelaskan banyak situasi yang sulit dideskripsikan menggunakan geometri klasik, dan sudah cukup banyak diaplikasikan dalam sains, teknologi, dan seni karya komputer. gambar 2. menunjukan bentuk fraktal yang terkenal, suatu fractal bisa dipecah menjadi tiga segitiga sierpinski gambar 2 segitiga sierpinski wornel & oppenheim, (1992) mengusulkan sebuah teknik modulasi yang mengambil keuntungan dari sifat fraktal tersebut. teknik ini disebut modulasi fraktal. konsep modulasi fraktal didasarkan dari karakteristik dari sinyal homogeneous dan dalam implementasinya terkait dengan teori wavelet. bit informasi dimodulasi dengan menggunakan basis yang memiliki sifat self – similar. persamaan modulasi fraktal ditunjukan pada pada persamaan (1): 616 sedangk di mana desain pada ga transmit untuk m mengirim kompone blok rec dibangki p memetak yang ak termodu d detail, rekonstru sequence p dan kan basis wav a ad n sistem k sistem sistem ambar 3. sis tter terdiri d modulator fra mkan data_k en penyusun ceiver mem itkan untuk m gambar proses diaw kan data bine kan diolah m ulasi fraktal. o data output sedangkan uksi data. ga e menggunak proses rekon high-pass f velet ditunjuk dalah skala d komunikas m komunika stem ini terb dari 3 proses aktal. blok kirim kemu n blok receiv mberikan kelu menghitung n data generator data outpu 3 model sist wali dengan er [0,1] men melalui filter output prose bpsk map sequen ambar 4.mem kan filter ban nstruksi terd filter s kan pada per dan translasi d si fraktal asi fraktal dim bagi atas du s yaitu pemb transmitter dian melalu er merupaka uaran data nilai ber. ut bpsk mappe bpsk demapper em rekonstru pembangkit njadi data [-1 bank yang es ini berupa pper selanjut ce atau ko mperlihatkan nk. diri dari up esuai denga com rsamaan (2): dari mother w metode modelkan se ua blok yait bangkitan da menerima in ui kanal dan an invers atau output seba modulator fraktal demodulator fraktal er uksi dan deko tan data bin 1,1]. data ini disusun sed data real. tnya disebut oefisien apr n modulator f sampling d an algoritma mtech vol. 6 wavelet. e bagai transc tu blok tran ata, bpsk m nputan data n diteruskan u kebalikan d agai perban kanal omposisi siste ner [0,1]. se i kemudian d demikian rup t sebagai dat roksimasi d fraktal untuk data serta k a inverse fa 6 no. 4 dese ceiver yaitu s nsmitter dan mapper, dan dari proses n ke blok r dari blok tra dingan deng awgn m komunikas etelah itu pr diinputkan k pa sehingga ta sequence diperoleh m k rekonstruks konvolusi de ast wavelet ember 2015: sesuai yang d blok receiv n proses rek bpsk mapp receiver. ko ansmitter. se gan data aw si fraktal roses bpsk ke proses rek menghasilka atau melalui suatu si pembangk engan low-pa transform 613-626  (1) (2) diberikan ver. blok konstruksi pper serta omponenlanjutnya wal yang k mapper konstruksi an sinyal koefisien u proses kitan ass filter (ifwt). fractal communication system.… (arsyad ramadhan darlis)   617  setelah itu data dikalikan dengan skala / , dimana nilai 1 dengan mensubstitusi nilai . perhitungan koefisien aproksimasi pada proses rekonstruksi dapat dihitung melalui quadrature mirror filter (qmf) yaitu pasangan low-pass filter dan high-pass filter . gambar 4 iterasi proses rekonstruksi data pada modulator fraktal (luigi, et. al., 2010) estimasi untuk iterasi diberikan pada persamaan (3) dan (4) sebagai berikut: 0 (3) / 2 2 (4) apabila level rekonstruksi yang digunakan lebih dari satu maka proses akan di-iterasi sebanyak level yang ditentukan dengan menduplikasi data . rekonstruksi merupakan bagian yang paling penting dalam sistem komunikasi fraktal dimana data sequence dimodulasi menggunakan sinyal self-similar pada suatu skala tertentu. data ditransformasikan dari domain frekuensi ke dalam domain waktu menjadi sinyal termodulasi wavelet sesuai persamaan (5). (5) di mana / (6) data dinotasikan oleh vektor data 0 , 1 … 1 dengan transmisi data untuk tiap blok seperti ditunjukkan gambar 5. data yang sampai di penerima merupakan data terkirim setelah melewati kanal multipath dengan penambahan noise awgn. sehingga untuk memperoleh kembali koefisien aproksimasi dan koefisien detail maka dibutuhkan proses pembalikan atau dekomposisi seperti pada gambar 6. 618 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 613-626  gambar 5 representasi transmisi modulasi fraktal untuk vektor data gambar 6 demodulator fraktal (luigi, et. al., 2010) komponen komponen penyusun dekomposisi data yang diterima terdiri dari proses konvolusi dengan low-pass filter dan high-pass filter, down sampling data dan perkalian dengan faktor skala / . apabila level dekomposisi yang digunakan lebih dari satu maka proses melakukan iterasi sebanyak level yang ditentukan untuk mendapatkan nilai dari koefisien detail dan koefisien aproksimasi. simulasi sistem komunikasi fraktal dibuat berdasarkan flowchart pada gambar 7: fractal communication system.… (arsyad ramadhan darlis)   619  gambar 7 diagram alir simulasi sistem komunikasi fraktal berdasarkan flowchart di atas, beberapa simulasi akan dibuat pada software matlab 7.4 untuk menguji kehandalan dari sistem komunikasi fraktal pada beberapa kanal dan kondisi. seperti yang telah dibahas diatas, sinyal fraktal, dinyatakan dengan notasi , yang dibangkitkan oleh proses rekonstruksi memiliki sifat self-similary. sifat self-similary yang dimiliki sinyal fraktal dapat terlihat ketika proses rekonstruksi dilakukan tanpa disisipi data . gambar 8 menunjukan bentuk data yang telah termodulasi fraktal dengan jumlah data yang dikirim adalah 211 yaitu 2048 data dengan jumlah level adalah 1 dan keluarga wavelet daubechies 5. 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 -1 0 1 time ( sekon ) a m p lit u d a ( v o lt ) 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 -1 0 1 time ( sekon ) a m p lit u d a ( v o lt ) 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 -1 0 1 time ( sekon ) a m p lit u d a ( v o lt ) gambar 8 sinyal fraktal yang bersifat self-similary 620 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 613-626  gambar 9 bentuk data yang telah termodulasi fraktal pada gambar 9 tersebut terlihat bahwa data data memiliki bentuk yang mirip sekali dengan noise.hal ini lah yang membuat modulasi fraktal robustness terhadap noise secara real maupun simulasi. pada simulasi ini pula, kehandalan dari sistem komunikasi fraktal diuji dengan mentransmisikan pada beberapa kanal dan kondisi. pada simulasi ini tidak dibahas terlalu mendalam mengenai hasil pengujian. hal ini disebabkan penelitian ini lebih menekankan kepada implementasi daripada simulasi. berikut salah satu hasil simulasi yang menunjukkan kehandalan dari sistem komunikasi fractal (sumule, 2011). gambar 10 perbandingan kinerja sistem komunikasi fraktal pada kanal fast fading dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan apabila ditransmisikan pada kanal fast fading. pada proses rekonstruksi dan dekomposisi level satu, akan didapatkan bahwa sistem komunikasi fractallebih baik 7, 5 db dibandingkan dengan sistem ofdm pada ber 10-3. implementasi sistem komunikasi fraktal menggunakan dsk tms320c6713 dalam implementasinya, digunakan sebuah personal computer (pc), dan sebuah dsk tms320c6713 yang digunakan sebagai transmitter (rekonstruksi) dan receiver (dekomposisi) secara bersamaan. kehandalan dari modulasi ini telah dibahas pada bab sebelumnya berdasarkan grafik ber terhadap eb/no dengan mentransmisikan modulasi fraktal pada kanal awgn dan beberapa kanal fading dan diubah kembali menjadi sinyal informasi asli di receiver. simulasi ini dilakukan dengan menggunakan software matlab 7.4. sedangkan pada tahap implementasi ini, modulasi fraktal yang 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 time ( sekon ) a m p lit u d a ( v o lt ) modulasi fraktal 0 5 10 15 20 25 30 10 -4 10 -3 10 -2 10 -1 10 0 e b /n o (db) b e r ber performansi untuk kanal fast-fading ofdm (konvensional) simulasi (daub4,level1) simulasi (daub4,level2) simulasi (daub4,level3) fractal communication system.… (arsyad ramadhan darlis)   621  telah dibangkitkan tidak akan ditransmisikan dengan menggunakan model kanal apapun tetapi langsung masuk ke receiver untuk diubah kembali menjadi sinyal asal. gambar 11 diagram blok dsk tms320c6713 (halleyano, 2009) dsk c6713 memiliki fitur-fitur hardware, sebagai berikut: dsp tms320c6713 beroperasi pada frekuensi 255 mhz, codec stereo tlv320aic23 disertai dengan line ini, line out, microphone, dan headphone, sdram berukuran 16 mbyte, memori flash berukuran 512 kbyte (256kbyte yang dapat digunakan), 4 led dan dip switch, emulasi jtag melalui emulator jtag on-board dengan interface usb, dan konektor ekspansi standar untuk penggunaan daughter card. implementasi proses rekonstruksi dan dekomposisi pada dsk ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap inisialisasi board dan tahap rutin program. pada aplikasi source code mengenai inisialisasi board ini disediakan oleh pihak vendor yaitu texas instrument, sedangkan rutin program dikompilasi pada ccs. setelah dikompilasi, maka ccs akan menghasilkan executable files berupa coff file berekstensi out yang dapat di-load ke board dsk. file ini berisi compiled-assemmbly dari program berbahasa c yang telah dibuat sebelumnya. (gumilang, 2013; ibrahim, 2009) sistem komunikasi ini diimplementasikan berdasarkan flowchart pada gambar 12. 622 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 613-626  gambar 12 flowchart implementasi sistem komunikasi fraktal hasil dan pembahasan hasil simulasi baik yang dilakukan ditampilkan dan dievaluasi dengan menggunakan matlab 7.4. maupun hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan code composer studio (ccs) pada setiap proses dari rekonstruksi dan dekomposisi sistem komunikasi fraktal. pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengujian pada level 1 saja, karena kinerja sistem komunikasi fraktalpada level 1 lebih baik dibandingkan dengan level-level yang lain, terutama pada kanal fast fading dan slow fading, seperti yang telah terbukti dari hasil simulasi yang terdapat pada bab iii. gambar 13 dan 14 menunjukan hasil perbandingan simulasi pada matlab 7.4.dan ccs. gambar 13 data kirim pada proses rekonstruksi fractal c b compos secara u hampir s p waktu ek proses d fungsi d adalah 2 j maka ak pengujia secara re fraktal. e menggun data yan ini mere buah dat jumlah c atau wak terlalu ja sekitar 1 banyak singkat. communica berdasarkan er studio (c umum telah m sama pada ke parameter im ksekusi. wak dalam sebuah ditunjukan d 25 mhz. ha jika nilai-ni kan dihasilkan an ini mengg eal rime. tab tab no 1 2 3 4 5 6 7 8 evaluasi w nakan jumla ng meningka epresentasika ta didapatka clock 39413 ktu eksekusi auh perbedaa 15, 64 % da data pun sis ation system. gam n hasil yang ccs) maka menunjukan edua simulas mplementasi ktu eksekusi h sistem. da dalam besara al ini membe lai clock yan n waktu ekse gunakan bebe bel 2 menunj bel 1 proses r input upsampling upsampling konvolusi d konvolusi d penjumlaha dekonvolus downsampl waktu eksek ah data input at akan meng an waktu ek an jumlah cl atau waktu e i 0,51 ms. p annya atau d ari waktu ek stem komuni … (arsyad ra mbar 14 data t diperoleh da dapat disimp hasil yang si untuk setia i yang akan i adalah wak alam pemogr an clock den rikan period ng didapatka ekusi dari pr erapa skenar jukkan setiap rekonstruksi d g input zeros g input paket d dengan h(n) = dengan g(n) = an koefisien a si input dekom ling hasil deko kusi pada s t yang berbe ghasilkan jum ksekusi total ock 17961 a eksekusi 0,17 erbedaan wa dapat disebu sekusi 12 bu ikasi fraktalm ramadhan d terima pada p ari simulasi mpulkan bahw diinginkan. h ap prosesnya menentukan ktu yang dibu raman dsp, ngan satuan e clock sebes an pada seti roses rekonst rio yang dap p proses reko dan dekompos prose data c a 1 c d 1 aproksimasi (c mposisi dengan onvolusi setiap prose eda. pada ga mlah clock to dari sistem atau waktu e 75 ms, dan 1 aktu eksekus ut masih sang uah data ata memiliki keh darlis)  proses dekomp baik menggu wa hasil yan hal ini dapa . n kinerja da utuhkan sebu waktu yang cycle. frek sar: iap proses d truksi dan de at menunjuk onstruksi dan sisi sistem ko es ca1) dan koe n g(n) es rekonstru ambar 15 ter otal yang me komunikasi eksekusi 0,0 12 buah data si antara 3 b gat singkat y au sekitar 0,4 handalan da posisi unakan mat ng diperoleh at ditunjukan ari sistem ko uah data dap dibutuhkan kuensi clock ikalikan den ekomposisi y kan kinerja s n dekomposi omunikasi fra efisien detail uksi dan d rlihat bahwa eningkat pul i fraktal. den 0798 ms, 6 b a didapatkan j buah data da yaitu waktu 43 ms. apab lam waktu e tlab maup h dari kedua n pada kelua omunikasi in at diolah ole untuk meng k dsk tms ngan periode yang diingink sistem komun isi sistem ko actal (cd1) dekomposisi dengan vari la. jumlah cl ngan mengir buah data di jumlah clock an 12 buah d eksekusi 3 b bila dikirimk eksekusi yan 623  pun code simulasi aran yang ni adalah eh sebuah geksekusi s3206713 (6) e tersebut kan. pada nikasi ini munikasi dengan iasi input lock total rimkan 3 idapatkan k 114870 data tidak buah data kan lebih ng sangat 624 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 613-626  gambar 15 grafik perbandingan sistem komunikasi fraktal dengan perubahan jumlah input evaluasi waktu eksekusi pada sistem komunikasi fractal dan sistem orthogonal frequency division multiplexing (ofdm). pengujian simulasi dengan 3 buah data input dapat dilihat di tabel 2, pengujian simulasi dengan 6 buah data input dapat dilihat di tabel 3 dan pengujian simulasi dengan 12 buah data input dapat dilihat di tabel 4. dari hasil pengujian untuk sejumlah data input, dapat terlihat bahwa sistem komunikasi fraktal memiliki waktu eksekusi keseluruhan yang lebih singkat dibandingkan dengan sistem ofdm. hal ini disebabkan kompleksitas dari proses rekonstruksi dan dekomposisi sistem komunikasi fractal sangatlah rendah. beda halnya dengan proses transceiver dari sistem ofdm yang lebih kompleks. waktu eksekusi dari modulasi fraktal adalah kurang lebih 2,5 % dari waktu eksekusi dari sistem ofdm. pada sistem ofdm, peningkatan waktu eksekusi sangat tinggi ketika input diproses pada receiver. hal ini membuktikan kompleksitas pada receiver sangat tinggi. tabel 2 waktu eksekusi sistem komunikasi fractal dan sistem ofdm dengan 3 buah data input sisi proses clock ( cycle ) waktu eksekusi (milidetik) pengirim rekonstruksi sistem komunikasi fraktal 13985 0.062155556 ofdm transmitter 36359 0.161595556 penerima dekomposisi sistem komunikasi fraktal 17961 0.079826667 ofdm receiver 774811 3.443604444 tabel 3 waktu eksekusi sistem komunikasi fraktaldan sistem ofdm dengan 6 buah data input sisi proses clock ( cycle ) waktu eksekusi (milidetik) pengirim rekonstruksi sistem komunikasi fraktal 31036 0.137937778 ofdm transmitter 52876 0.235004444 penerima dekomposisi sistem komunikasi fraktal 39413 0.175168889 ofdm receiver 1514807 6.732475556 tabel 4 waktu eksekusi sistem komunikasi fraktaldan sistem ofdm dengan 12 buah data input sisi proses clock (cycle) waktu eksekusi (milidetik) pengirim rekonstruksi sistem komunikasi fraktal 98593 0.438191111 ofdm transmitter 127238 0.565502222 penerima dekomposisi sistem komunikasi fraktal 114870 0.510533333 ofdm receiver 3000086 13.33371556 fractal communication system.… (arsyad ramadhan darlis)   625  evaluasi waktu eksekusi pada setiap proses rekonstruksi dan dekomposisi dengan menggunakan mother wavelet yang berbeda (gambar 16). dari hasil pengujian terdapat beberapa analisis sebagai berikut yaitu perbedaan penggunaan mother wavelet yang digunakan tidak begitu mempengaruhi waktu eksekusi sistem komunikasi fraktal. hal ini terlihat bahwa perbedaan waktu eksekusi total dari hasil simulasi dengan symlet 4 dan daubechies 4 hanyalah sebesar 0,000769 ms atau 173 cycles. perbedaan yang sangat kecil ini disebabkan perbedaan waktu eksekusi di proses input pada rekonstruksi dan dekonvolusi pada dekomposisi. gambar 16 perbandingan sistem komunikasi fractal dengan daubechies 4 dan symlet 4 evaluasi waktu eksekusi pada setiap proses rekonstruksi dan dekomposisi dengan menggunakan mother wavelet yang sama akan tetapi berbeda jumlah koefisien (gambar 17). dari data pengujian, terlihat bahwa pengaruh perbedaan jumlah koefisien terhadap waktu eksekusi adalah semakin banyak koefisien skala dan wavelet maka jumlah clock atau waktu eksekusi akan semakin tinggi pula. hal ini disebabkan proses penjumlahan dan perkalian yang terdapat pada proses rekonstruksi dan dekomposisi semakin banyak. dari grafik tersebut pula menunjukan bentuk yang tidak berubah untuk setiap pengujian. hal ini berarti kenaikan jumlah koefisien setiap tingkat, yang dalam artian jumlah koefisien bertambah 2, mengakibatkan kenaikan waktu eksekusi total yang cenderung tetap yaitu sekitar 0, 00711 ms atau 1600 cycles. gambar 17 perbandingan sistem komunikasi fractal dengan daubechies 1, 2 dan 3 626 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 613-626  simpulan hasil simulasi setiap proses rekonstruksi dan dekomposisi sistem komunikasi fraktalyang telah direalisasikan di matlab memberikan hasil yang sama dengan hasil implementasi keluaran dari code composer studio (ccs). waktu eksekusi yang diperoleh dengan 3 data input dan 12 data input memiliki perbedaan waktu eksekusi sekitar 0,43 ms. waktu eksekusi dari sistem komunikasi fraktal jauh lebih singkat yaitu sekitar 2,5 % dari waktu eksekusi sistem ofdm. sistem komunikasi fraktaldengan menggunakan mother wavelet daubechies 4 dan symlet 4, menunjukan waktu eksekusi yang tidak terlalu jauh berbeda yaitu 0,000769 ms atau 173 cycles. peningkatan jumlah koefisien skala dan koefisien wavelet dengan jenis mother wavelet yang sama akan mengakibatkan peningkatan waktu eksekusi yang tetap yaitu sekitar 0, 00711 ms atau 1600 cycles. daftar pustaka cicek, s. ferikoglu, a. & pehlivan, i. (2015). a chaotic communication system design with chaotic on-off keying (cook) modulation method. signal processing and communications applications conference (siu) 23th: 431-434. evangelista, g. (2006). fractal modulation effects. proceeding of the 9th international conference on digital audio effects (dafx-06), montreal, canada. gumilang, h. (2013). implementasi sistem ofdm untuk komunikasi simpleks menggunakan dsk tms320c6713. bandung: institut teknologi bandung. ghazel, m., freeman, g. h., & vrscay, e.r. (2006). fractal-wavelet image denoising revisited. ieee transactions on image processing, 15(9). halleyano, a. (2009). implementasi sistem multicarrier berbasis wavelet menggunakan dsk tms320c7613. bandung: institut teknologi bandung. ibrahim, n. (2009). implementasi algoritma sinkronisasi untuk sistem ofdm menggunakan dsk tms320c7613. bandung: institut teknologi bandung. kavehrad, m., hamzeh, b. (2003). beaming bandwidth via laser communications. the pennsylvania state university, department of electrical engineering, cictr, university park. luigi a., daniele d. g., & maurizio m. (2010). performance analysis of fractal modulation transmission over fast-fading wireless channels. ieee transactions on broadcasting, 48(2): 103-110. sumule, h. a. (2011). modulasi fraktal pada kanal multipath fading rayleigh. bandung: institut teknologi bandung. shiny, g., baiju, m. r. (2015). fractal approach for a high resolution multilevel inverter. signal processing, informatics, communication and energy systems (spices), 2015 ieee international conference:1-5. wornell, g. w., oppenheim, a. v. (1992). wavelet-based representations for a class of self-similar signals with application to fractal modulation. ieee transactions information theory, 38: 785–800. microsoft word 43_si_fredy jingga.doc pembangunan model … (fredy jingga; natalia limantara)   973  pembangunan model restaurant management system fredy jingga; natalia limantara information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 fjingga@binus.edu, nlimantara@binus.edu abstract model design for restaurant management system aims to help in restaurant business process, where restaurant management system (rms) help the waitress and chef could interact each other without paper limitation. this restaurant management system model develop using agile methodology and developed based on php programming langguage. the database management system is using mysql. this web-based application model will enable the waitress and the chef to interact in realtime, from the time they accept the customer order until the chef could know what to cook and checklist for the waitress wheter the order is fullfill or not, until the cahsier that will calculate the bill and the payment that they accep from the customer. keywords: restaurant management system, php, mysql, bill of material abstrak pembangunan model restaurant management system adalah pembangunan sistem informasi untuk restoran yang bermanfaat untuk membantu dalam proses bisnis, yang terjadi di restoran agar terintegrasi, mulai dari proses penyediaan bahan baku, pembayaran bahan baku, proses pengolahan bahan baku hingga pemesanan makanan oleh pelanggan. restaurant management system dikembangkan menggunakan metode agile dan menggunakan bahasa pemrograman php. manajemen data yang ada didalamnya menggunakan my sql. model restaurant management system ini dibuat berbasis web dengan tujuan untuk memudahkan bagian gudang untuk mengecek persediaan bahan baku dan memesan ke pemasok, pelayan untuk mencatat pesanan pelanggan, kepala chef dapat melihat pesanan yang masuk secara real time dan memberikan tanda untuk makanan yang sudah selesai dimasak, hingga kasir dapat mencatat pembayaran yang diterima dari pelanggan. kata kunci: restaurant management system, php, mysql, bill of material 974 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 973-982  pendahuluan dewasa ini, bisnis restoran semakin menjamur. banyak restoran yang berhasil menarik customer, tetapi banyak pula yang gagal. faktor penyebabnya selain pangan, yang lebih penting adalah pelayanan (service) yang diberikan. sistem manajemen restoran yang terintegrasi, atau singkatnya disebut software restoran, akan sangat membantu pihak restoran untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan lebih baik kepada customer, pada saat yang sama memberikan kendali yang handal untuk manajemen restoran. software restoran dapat digunakan untuk menangani keseluruhan operasi restoran, mulai dari saat customer datang, memesan makanan, penyajian makanan, penyediaan material, pencatatan material yang digunakan hingga sampai customer melakukan pembayaran. dengan cakupan yang luas dan tingkat kerumitan yang cukup tinggi, salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengembang software restoran adalah menyediakan tampilan antar muka (interface) yang mudah dimengerti dan mudah dioperasikan oleh semua staf restoran. biasanya pada jam-jam sibuk restoran, kesalahan-kesalahan yang sering terjadi yaitu adanya makanan yang dipesan oleh customer lupa diolah di pantry karena kurangnya koordinasi antara head chef dengan chef-chef, adanya makanan yang dimasak tidak sesuai dengan customer’s order karena kesalahan dalam menerima informasi oleh waiter/waitress, customer’s order diantar ke table yang salah karena waiter/waitress tidak mencatat secara jelas customer’s order yang ada, adanya customer yang harus menunggu lama untuk mendapatkan tagihan karena cashier harus mencari tagihan-tagihan dan menghitung tagihan secara manual, cashier lupa menagih pembayaran setelah menerbitkan tagihan karena tidak fokus akibat restoran ramai dan harus mencari serta menghitung tagihan customer. dengan menggunakan software restoran, seluruh informasi yang dibutuhkan sudah tercatat di sistem, dan dapat diakses di terminal terdekat. tinjauan pustaka pengertian restaurant berdasarkan rutherford dan o’fallon (2010), restaurant adalah fasilitas yang menyajikan berbagai jenis makanan dan minuman untuk para tamu, yang dirancang untuk kenyamanan para tamu dalam menikmati hidangan. pengertian pembelian menurut soemarso s.r, (2005), pembelian (purchasing) adalah akun yang digunakan untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam suatu periode. sedangkan menurut bodnar dan hoopwood, (2004), pembelian merupakan sinonim dari pengadaan, yang diartikan sebagai berikut: “pengadaan adalah proses bisnis memilih sumber, pemesanan, dan memperoleh barang dan jasa”. dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pengadaan barang yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan usahanya dimulai dari pemilihan sumber sampai memperoleh barang. pengertian penjualan menurut kotler dan amstrong (2006), penjualan merupakan sebuah proses di mana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. menurut kertajaya, (2006), penjualan adalah bagaimana menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk atau jasa dari sebuah perusahaan. dalam hal ini penjualan adalah bagaimana strategi yang akan digunakan untuk mengintegrasikan perusahaan, pelanggan, dan korelasi antar keduanya. menurut hollander, (2000, p230), penjualan adalah serangkaian dari kegiatan operasi yang secara bersama-sama dilakukan untuk menarik pelanggan, membantu pelanggan memilih barang pembangunan model … (fredy jingga; natalia limantara)   975  dan jasa, menyampaikan barang dan jasa yang dibutuhkan, dan mengumpulkan pembayaran untuk barang dan jasa. pengertian persediaan menurut alfredson et al., (2006), persediaan adalah asset yang tersedia untuk dijual dalam proses bisnis biasa atau asset yang ada dalam proses produksi seperti untuk dijual atau asset dalam bentuk material atau supplier untuk digunakan dalam proses produksi atau dalam memberikan pelayanan. pengertian restaurant management system restaurant management system adalah teknologi berbasis web yang membantu dalam pengelolaan restaurant. rms menyediakan wadah yang terintegrasi untuk pengelolaan bahan baku hingga menjadi bahan siap saji di restaurant serta bertindak sebagai pusat pengelolaan restaurant sehingga bisa digunakan oleh pelayan serta chef di restaurant didalam mengelola dan melaksanakan kegiatan operasional di dalam restaurant. iterative and agile system development lifecycle agile development adalah sebuah proses pengembangan sistem informasi yang menekankan pada flesibolitas untuk mengantisipasi persyaratan baru selama proses pengembangan sistem. iterative developement adalah pendekatan pengembangan sistem di mana sistem dibangun bagian per bagian melalui beberapa kali perulangan. bagian sistem diselesaikan terlebih dahulu kemudian proses diulangi untuk perbaikan dan penambahan hingga semua sistem selesai dibangun. gambar 1 menjelaskan mengenai aktivitas utama yang harus dilalui jika mengembangkan sebuah sistem informasi menggunakan iterative and agile sdlc. gambar 1 iterative and agile systems development lifecycle (sumber: satzinger, 2012) metode metode yang digunakan dalam penyusunan model restaurant management system untuk sekolah adalah metode iterative and agile systems development lifecycle menurut satzinger (2012) berdasarkan metodologi ini, dilakukan tahapan identifikasi masalah mengenai aspek pengelolaan restaurant yang akan ditampilkan di dalam restaurat management system (rms), menganalisa detil model yang diperlukan, dan merancang komponen-komponen sistem yang akan dibuat. pada tahap ini, akan dihasilkan sebuah model yang dapat diterapkan untuk mengembangkan aplikasi terintegrasi restaurant management system yang dapat digunakan secara umum oleh restaurant yang yang ada di indonesia. 976 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 973-982  act activ ity diagram customer waiter/waitress head chef bg. warehousing cashi er bg. fi nance suppli er konfirmasi kedatangan mengecek ketersediaan mej a mengaktifkan aplikasi mej a membatalkan tempat menginput order menerima order menerima material mengirim material mengecek ketersediaan material mencatat material out membuat request material mengolah material menandai order matang menandai order diantar order diterima menambah order membayar order membuat shortlist of raw material menerima short list of raw material mengirim material & bill of raw material menerima material & bill of raw material mencatat material in membayar bill of raw material mencatat payment of material mencatat payment of customer membuat sales report membuat purchasing report membuat top ten menu report menghitung sisa material membuat usage of material mencatat bill of raw material membuat menu baru menerima order menerima ordermenerima order [avail abl e] [limi t] [yes] [not_avail abl e] [avai l abl e] [avai lable] [not resi dual] [resi dual ] [no] [li mit] hasil dan pembahasan berdasarkan observasi yang kami lakukan pada beberapa restaurant yang ada di indonesia , maka model yang dihasilkan mengacu kepada kebutuhan yang harus ada pada penerapan rms. dimulai dari pendataan menu yang disediakan oleh sebuah restaurant, hingga ke penggunaan bahan baku yang dipergunakan oleh masing-masing menu untuk mempermudah prediksi bahan baku yang dipergunakan dalam persiapan pesanan dari pelanggan, dan dilanjutkan dengan checklist serta table locker yang dipergunakan untuk mengelola proses bisnis sebuah restaurant, dan juga perhitungan tagihan serta pencatatan pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan restaurant. berdasarkan komponen-komponen tersebut, maka aktivitas yang akan dilakukan dalam rms ini dapat digambarkan dalam gambar 2. gambar 2 activity diagram untuk restaurant management system pembangunan model … (fredy jingga; natalia limantara)   977  business process yang terjadi di rms ini adalah customer melakukan konfirmasi kedatangan. maksudnya adalah: (1) customer datang ke restoran untuk makan di tempat. kemudian customer diharuskan untuk melakukan konfirmasi ke captain station’s table. (2) customer bisa menelepon untuk mem-booking tempat. pada saat mem-booking, customer harus memberikan data nama dan phone number-nya yang bisa dihubungi, tanggal dan waktu kedatangan, serta kapasitas orang yang akan datang. selanjutnya waiter/waitress akan mengecek ketersediaan tempat. maksudnya adalah: (1) untuk customer yang akan makan di tempat pada waktu itu (tanpa booking), maka waiter/waitress akan mengecek ketersediaan tempat dan menyesuaikannya dengan kapasitas orang yang datang pada saat itu juga. jika ada tempat tersedia maka waiter/waitress akan mengaktifkan aplikasi yang ada di table tersebut, dan mengganti status table menjadi unlock (tidak terkunci) lagi. (2) apabila customer yang melakukan booking, waiter/waitress juga akan mengecek ketersediaan tempat apakah pada waktu yang diinginkan customer tersebut tersedia tempat yang sesuai dengan kapasitas orang yang akan datang. jika tempat tidak tersedia untuk kedua kondisi di atas, maka keputusan akan dikembalikan kepada customer. customer bisa membatalkan tempat, atau menunggu sampai tersedianya tempat yang kosong. selanjutnya, jika tempat tersedia dan aplikasi di table telah aktif, maka customer dapat meng-input pesanannya. di bagian internal restoran, setiap paginya sebelum restoran buka bagian warehousing akan mengirimkan material (bahan baku) yang sesuai dengan aturan perusahaan untuk me-restock material yang ada di pantry. material yang sudah diterima oleh pantry, head chef akan membuat bill of material yang berisikan material-material yang digunakan untuk membuat menu. tujuannya adalah untuk melakukan break down material terhadap menu secara real time. setelah mengirimkan material ke pantry, bagian warehousing akan mengecek ketersediaan material, apabila stock masih banyak maka bagian warehousing akan langsung mencatat material yang dikeluarkan untuk pantry ke dalam material out. apabila stock-nya sudah terbatas dan mengeluarkan alert system maka bagian warehousing akan membuat daftar belanja material (short list of raw material) ke supplier. supplier akan mengirimkan material yang sesuai dengan short list of raw material beserta tagihannya (bill of raw material). bagian warehousing akan menerima material beserta tagihannya, kemudian material yang diterima akan dicatat dalam form material in dan tagihannya akan diberikan ke bagian finance untuk dicatat dalam bill of raw material. bagian finance akan membayarkan tagihan tersebut berdasarkan bill of raw material dan mencatatnya dalam payment of material. material yang diterima oleh pantry dari bagian warehousing akan digunakan untuk mengolah dan menghasilkan menu yang sesuai dengan order dari customer. order yang telah di-input oleh customer akan masuk ke dalam aplikasi pantry, kemudian head chef akan mengkoordinir para chef untuk memasak menu-menu dari order yang di-input tersebut. special condition: apabila suatu hari head chef beserta chef nya menemukan suatu inovasi menu hasil olahan dari material, maka head chef dapat mencatatnya ke dalam master menu window. setelah matang, head chef akan mengganti status order di aplikasi tersebut sebagai tanda bahwa menu telah matang dan diberikan kepada waiter/waitress. waiter/waitress akan menerima order yang telah matang dari bagian pantry, kemudian waiter/waitress akan mengantar order ke meja customer dan mengganti status order dalam aplikasi pada table customer sebagai tanda bahwa order telah diterima customer. customer yang telah menerima order bisa langsung menyantap makanan yang telah tersedia. setelah selesai makan, customer bisa menambah order atau langsung membayarkan tagihannya di cashier. pembayaran yang diterima oleh cashier dari customer akan dicatat ke dalam payment of customer. setiap periode, bagian finance akan membuat sales report berdasarkan payment of customer, purchasing report berdasarkan payment of material, dan top ten menu report berdasarkan 10 menu yang paling banyak dipesan customer. dan report-report tersebut akan diberikan kepada pihak management restoran. 978 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 973-982  uc primary use cases sistem informasi restaurant management system waiter/waitress customer mengganti status order matang head chef membuat short list of raw material mencatat material in mencatat material out bg. warehousing mengganti status order diantar mencatat payment of customer cashier mencatat payment of material bg. finance membuat sales report membuat purchasing report membuat form usage of material membuat form request material membuat master menu mengganti status table mencatat booking order membuat order membuat top ten menu report mencatat bill of raw material membuat master supplier membuat master material mencatat bill of material gambar 3 use case diagram restaurant management system gambar 3 menerangkan mengenai kegiatan-kegiatan yang akan ditangani oleh restaurant management system. tahapan selanjutnya, perancangan model restaurant management system dilanjutkan dengan merancang domain model class diagram yang dapat digunakan untuk pengembangan model restaurant management system selanjutnya. domain model class diagram ini dapat dijadikan landasan dalam tahapan perancangan database yang akan digunakan oleh restaurant management system ini. domain class diagram yang digunakan dalam model restaurant management system ini dapat dilihat pada gambar 4. pembangunan model … (fredy jingga; natalia limantara)   979  class system material material_id material_name material_stockpantry material_stockwarehousing material_unit booking_order booking_code booking_date booking_t ime capacity name phone_number bill_of_raw _material bill_no material_in_no date_of_bill price_per_unit sub_t otal grand_t otal table t able_no capacity_of_t able t able_status order order_code booking_code t able_no notes order_date status_order detail_order order_code menu_id menu_qty amountprice_per_menu detail_slrm short_list_no material_id material_qty material_unit material_out material_out_no rm_no date_of_material_out supplier supplier_id supplier_name address phone short_list_of_raw _material short_list_no supplier_id date_of_short_list payment_of_customer payment_no order_code date_of_payment amount_of_payment t ype_of_payment payment_of_material pom_no bill_no amount_of_payment date_of_payment material_in material_in_no short_list_no date_of_material_in qty_of_material_in material_unit usage_of_material uom_no bom_id date_of_usage material_stock material_used material_unit residual_of_material menu menu_id menu_name menu_category picture price_per_unit status bill_of_material bom_id menu_id detail_request_material rm_no material_id material_qty material_unit request_material rm_no rm_qty date_of_rm detail_material bom_id material_id material_qty material_unit 1 1..* 1..* 1 1 1 1 1..* 1..* 1 1 1 11..* 1..*1 1 1..* 1 1..* 1 1..* 1..* 1 1 1 1..* 1 1..* 1 1 1 1 1 0..11 gambar 4 domain class diagram tahapan perancangan model restaurant management system untuk sekolah dilanjutkan pada tahapan perancangan user interface. user interface dirancang sesederhana mungkin untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan sistem yang disediakan. gambar 5 menampilkan rancangan layar untuk mendatakan setiap menu yang disediakan oleh restaurant, menu ini akan tampil pada halaman pemilihan menu, sehingga user akan mendatakan beserta dengan gambar yang akan ditampilkan untuk ditunjukkan kepada pelanggan restaurant nantinya. gambar 5 rancangan layar pendataan menu 980 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 973-982  head chef juga dapat mendatakan bahan baku yang digunakan per masing-masing menu yang didatakan di user interface sebelumnya. hal ini dimaksudkan untuk mempermudah prediksi bagian gudang dalam mempersiapkan bahan baku yang digunakan untuk setiap menu restaurant yang dipesan oleh pelanggan. tampilan pendataan bahan baku tersebut dapat dilihat pada gambar 6. gambar 6 rancangan layar add bill of material sebagai kelengkapan pembuatan model restaurant management system, gambar 8 menggambarkan navigation diagram yang mempelihatkan navigasi/perpindahan antar muka yang dibuat untuk restaurant management system. penelitian yang melengkapi didalam penelitian ini telah dilakukan oleh bora, paresh r., gupta, eshan (2012), di mana mereka membuat order management system yang bisa membantu customer di dalam memvisualisasikan apa order yang dibuat. fitur dari hasil penetlitiannya dapat dilihat pada gambar 7 gambar 7 fitur order management system bora, paresh r., gupta, eshan (2012) pembangunan model … (fredy jingga; natalia limantara)   981  gambar 8 navigation diagram restaurant management system 982 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 973-982  simpulan dari hasil pembangunan model restaurant management system (rms), dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) dengan adanya fitur aplikasi order pada table di restoran, maka customer dapat memilih apa yang mereka inginkan dengan lebih bebas, meningkatkan pelayanan customer, dapat mengurangi kesalahan informasi yang disampaikan waiter/waitress ke bagian pantry, dan dapat mengurangi kertas yang digunakan untuk customer’s order. (2) aplikasi restaurant management system menyediakan fitur-fitur yang menarik untuk customer’s order seperti dapat memesan secara personal pada table masing-masing, adanya detail gambar yang ditampilkan untuk menu yang dipilih, adanya function add to cart untuk dapat menambahkan order yang ingin dipesan, dapat melihat pesanan yang telah di-order dalam fitur my order dan dapat menambah informasi tambahan untuk menu yang ingin dipesan secara khusus. (3) aplikasi restaurant management system ini merupakan sistem yang mendukung dalam pengintegrasian semua proses order menu yang ada pada customer, bagian pantry, waiter/waitress, dan cashier sehingga bagian-bagian terkait dapat segera menindak lanjuti dengan lebih cepat. daftar pustaka alfredson keith, leo ken, picker ruth, pacter paul, radford jennie wise victoria. (2006). applying international financial reporting standards, enchanced edition. australia: wiley. bodnar, george h. and hoopwood, william s. (2004). accounting information system. (9th edition). thomson course technology. bora, paresh r., gupta, eshan (2012), “application on order management system in restaurants”, international journal of application or innovation in engineering & management (ijaiem), volume 1, issue 2, october 2012,p59 p62 hollander, anita sawyer., denna, eric l. and cherrington, j owen. (2000). accounting, information technology, and business solutions. (2th edition). mcgraw-hill international editions. kertajaya, hermawan. (2006). hermawan kertajaya on selling. jakarta : mizan. kotler, philip, amstrong, gary. (2006). principles of marketing. (11th edition). new jersey: pearson education. rutherford, d.g., dan o’fallon, m.j. (2010). hotel managment and operations. (5th edition). new jersey: john wiley and sons, inc. satzinger john w., jackson robert b., and burd stephen d. (2012). introduction to systems analysis and design: an agile, iterative approach.6th edition . coute. canada. soemarso s.r. (2005). akuntansi suatu pengantar. edisi lima. jakarta: salemba empat. microsoft word 23.mt rokhana db autokorelasi spasial untuk identifikasi-ok.doc autokorelasi spasial untuk… (rokhana dwi bekti) 217 autokorelasi spasial untuk identifikasi pola hubungan kemiskinan di jawa timur rokhana dwi bekti mathematics & statistics department, school of computer science, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 rokhana_db@binus.ac.id abstract spatial autocorrelation is a spatial analysis to determine the relationship pattern or correlation among some locations (observation). on the poverty case of east java, this method will provide important information for analyze the relationship of poverty characteristics in each district or cities. therefore, in this research performed spatial autocorrelation analysis on the data of east java’s poverty. the method used is moran's i test and local indicator of spatial autocorrelation (lisa). the analysis showed that by the moran's i test, there is spatial autocorrelation found in the percentage of poor people amount in east java, both in 2006 and 2007. while by lisa, obtained the conclusion that there is a significant grouping of district or cities. keywords: spatial autocorrelation, moran's i, lisa, poverty abstrak autokorelasi spasial merupakan salah satu analisis spasial untuk mengetahui pola hubungan atau korelasi antar lokasi (amatan). pada kasus kemiskinan di jawa timur, metode ini akan memberikan informasi penting dalam menganalisis hubungan karakteristik kemiskinan antar wilayah. oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan analisis autokorelasi spasial pada data kemiskinan di jawa timur. metode yang digunakan adalah uji moran’s i dan local indicator of spatial autocorrelation (lisa). hasil analisis menunjukkan bahwa melalui uji moran’s i terdapat autokorelasi spasial pada persentase jumlah penduduk miskin di jawa timur, baik tahun 2006 maupun 2007. sementara itu melalui lisa, disimpulkan bahwa terdapat pengelompokan kabupaten/kota yang signifikan. kata kunci: autokorelasi spasial, moran’s i, lisa, kemiskinan 218 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 217-227 pendahuluan analisis data spasial merupakan analisis yang berhubungan dengan pengaruh lokasi. hal ini didasarkan pada hukum pertama tentang geografi dikemukakan oleh tobler dalam anselin dan rey (2010:17) yang menyatakan bahwa segala sesuatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi sesuatu yang dekat lebih mempunyai pengaruh daripada sesuatu yang jauh. pada data spasial, seringkali pengamatan di suatu lokasi bergantung pada pengamatan di lokasi lain yang berdekatan (neighboring). autokorelasi spasial merupakan salah satu analisis spasial untuk mengetahui pola hubungan atau korelasi antar lokasi (amatan). beberapa pengujian dalam spasial autokorelasi spasial adalah moran’s i, rasio geary’s, dan local indicator of spatial autocorrelation (lisa). metode ini sangat penting untuk mendapatkan informasi mengenai pola penyebaran karakteristik suatu wilayah dan keterkaitan antar lokasi didalamnya. selain itu, metode ini juga digunakan untuk identifikasi pemodelan spasial. beberapa penelitian yang telah menggunakan metode autokorelasi spasial adalah kissiling dan carl (2007:5) di bidang pemodelan ekologi, okwi, et al. (2007:6), serta bekti dan sutikno (2010:4) dalam analisis autokorelasi data kemiskinan. kemiskinan masih menjadi salah satu permasalahan utama di negara indonesia, sehingga perlu terus dikaji pola penyebarannya dan dilakukan upaya untuk menyelesaikannya. berbagai upaya telah dilakukan melalui pemberian program-program pengentasan kemiskinan. dalam tujuan millenium development goals (mdgs), disebutkan juga salah satu tujuannya adalah mengurangi kemiskinan ekstrim sejumlah 50% hingga tahun 2015. bps propinsi jawa timur (2012) menyebutkan bahwa penduduk miskin jawa timur pada bulan september 2011 sebanyak 5,227 juta (13,85 persen) atau turun 2,41 persen dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan maret 2011 yang sebesar 5,356 juta (14,23 persen). di beberapa lokasi di jawa timur, seperti beberapa kabupaten di kepulauan madura memiliki jumlah penduduk miskin relatif sama dan lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penyebaran angka kemiskinan di beberapa lokasi menunjukkan pembentukan pola-pola tertentu. adanya pola-pola ini juga menunjukkan adanya hubungan antar lokasi. karakteristik sosial, ekonomi, sumberdaya alam, penduduk, dan pendidikan yang berbeda di setiap lokasi yang berbeda menimbulkan permasalahan kemiskinan yang berbeda pula. lokasi yang memiliki karakteristik yang sama akan memiliki permasalahan kemiskinan yang hampir sama. selain itu, lokasi yang berdekatan juga akan memiliki permasalahan kemiskinan yang hampir sama. berdasarkan kajian teori dan permasalahan yang ada, pada penelitian ini dilakukan analisis autokorelasi spasial untuk mengetahui hubungan karakteristik kemiskinan antar lokasi di jawa timur. informasi ini sangat penting untuk membantu menganalisis hubungan karakteristik kemiskinan antar wilayah, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta dapat direkomendasikan untuk menentukan suatu kebijakan yang terpadu antar wilayah. metode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk miskin jawa timur 20062007 yang diperoleh dari data badan pusat statistika (bps). peta lokasi dan kode kabupaten/kota disajikan pada gambar 1 dan tabel 1. autokorelasi spasial untuk… (rokhana dwi bekti) 219 gambar 1. lokasi penelitian. tabel 1 kode kabupaten/kota di jawa timur no kab/kota no kab/kota no kab/kota no kab/kota 01 kab. pacitan 11 kab. bondowoso 21 kab. ngawi 72 kota blitar 02 kab. ponorogo 12 kab. situbondo 22 kab. bojonegoro 73 kota malang 03 kab. trenggalek 13 kab. probolinggo 23 kab. tuban 74 kota probolinggo 04 kab. tulungagung 14 kab. pasuruan 24 kab. lamongan 75 kota pasuruan 05 kab. blitar 15 kab. sidoarjo 25 kab. gresik 76 kota mojokerto 06 kab. kediri 16 kab. mojokerto 26 kab. bangkalan 77 kota madiun 07 kab. malang 17 kab. jombang 27 kab. sampang 78 kota surabaya 08 kab. lumajang 18 kab. nganjuk 28 kab. pamekasan 79 kota batu 09 kab. jember 19 kab. madiun 29 kab. sumenep 10 kab. banyuwangi 20 kab. magetan 71 kota kediri sementara itu, metode analisis melalui tahapan eksplorasi data melalui peta tematik dilanjutkan dengan analisis autokorelasi spasial, yaitu moran’s i dan lisa. pembobot yang digunakan adalah kode biner dan persinggungan sisi (rook contiguity). moran’s i koefisien moran's i merupakan pengembangan dari korelasi pearson pada data univariate series. koefisien moran’s i digunakan untuk uji dependensi spasial atau autokorelasi antar amatan atau lokasi. hipotesis yang digunakan adalah: ho: i = 0 (tidak ada autokorelasi antar lokasi) h1: i ≠ 0 (ada autokorelasi antar lokasi) 07 10 09 22 23 08 05 24 13 1206 11 14 02 01 21 26 18 03 27 04 29 19 17 25 16 28 20 15 78 79 73 74 72 77 76 71 100 0 100 200 miles n ew s 220 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 217-227 statistik uji (lee dan wong, 2001): )1,0(~ )ivar( io n i z hitung = (1) di mana nilai moran’s i: ∑ ∑∑ ∑∑ = = = = = − −− = n 1i 2 i n 1i n 1j jiij n 1i n 1j ij )( ))(( n xx xxxxw w i (2) keterangan: xi = data variabel lokasi ke-i ( i = 1, 2, ..., n) xj = data variabel lokasi ke-j ( j = 1, 2, ..., n) x = rata-rata data w = matrix pembobot var (i) = varians moran’s i e(i) = expected value moran’s i ( ) 1n 1 ie − −== oi 22 2 21 2 )1n( 3nn )var( o o s sss i − +− = ∑ ≠ += n ji 2 ijji1 )(2 1 wws ∑ = += n 1i 2 oiio2 )( wws ∑∑ = = = n 1i n 1j ijws o ∑ = = n 1j ijio ww ∑ = = n 1j jioi ww pengambilan keputusan ho ditolak atau ada autokorelasi antar lokasi jika 2/αzz hitung > . nilai dari indeks i adalah antara -1 dan 1. apabila i > io, data memiliki autokorelasi positif. jika i < io, data memiliki autokorelasi negatif. pola pengelompokan dan penyebaran antar lokasi dapat disajikan dengan moran’s scatterplot (lihat gambar 2), yang menunjukkan hubungan antara nilai amatan pada suatu lokasi (distandarisasi) dengan rata-rata nilai amatan dari lokasi-lokasi yang bertetanggaan dengan lokasi yang bersangkutan (lee dan wong, 2001). scatterplot tersebut terdiri atas empat kuadran (perobelli dan haddad, 2003), yaitu: kuadran i (high-high), menunjukkan lokasi yang mempunyai nilai amatan tinggi dikelilingi oleh lokasi yang mempunyai nilai amatan tinggi. kuadran ii (low-high), menunjukkan lokasi yang mempunyai nilai amatan rendah dikelilingi oleh lokasi yang mempunyai nilai amatan tinggi. kuadran iii (low-low), menunjukkan lokasi yang mempunyai nilai amatan rendah dikelilingi oleh lokasi yang mempunyai nilai amatan rendah. kuadran iv (high-low), menunjukkan lokasi yang mempunyai nilai amatan tinggi dikelilingi oleh lokasi yang mempunyai nilai amatan rendah. autokorelasi spasial untuk… (rokhana dwi bekti) 221 gambar 2. moran’s scatterplot. local indicator of spatial autocorrelation (lisa) moran’s i juga dapat digunakan untuk pengidentifikasian koefisien autocorrelation secara lokal (local autocorrelation) atau korelasi spasial pada setiap daerah. semakin tinggi nilai lokal moran’s, memberikan informasi bahwa wilayah yang berdekatan memiliki nilai yang hampir sama atau membentuk suatu penyebaran yang mengelompok. identifikasi moran’s i tersebut adalah local indicator of spatial autocorrelation (lisa), yang indeksnya dinyatakan dalam (lee & wong, 2001) seperti pada persamaan (3). ∑ = = n 1i jij zwziii iz dan jz adalah ( ) x i i xx z σ − = ( ) x j j xx z σ − = (3) xσ adalah nilai standar deviasi dari variabel x. pengujian terhadap parameter dapat dilakukan sebagai berikut: ho: ii = 0 (tidak ada autokorelasi antar lokasi) h1: ii ≠ 0 (ada autokorelasi antar lokasi) statistik uji: ( ) )var( ii ii hitung iei z = (4) keterangan: w = matrix pembobot var (i) = varians moran’s i e(i) = expected value moran’s i 0.500.250.00-0.25-0.50 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 x w x 0 0 kuadran i kuadran ii kuadran iii kuadran iv 222 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 217-227 ( ) ( )( ) ( )2 2 , 2 24 )( 2 2 4 )2( . 121 /2 2 1 )var( − − −− − − − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = n w nn nmm w n m m n wi ikhiii jiww n j iji ≠= ∑ = , 1 2)2( . 2 1 2 . ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = ∑ = n j iji ww ∑∑ ≠ ≠ = n ik n ih ihikkhi www )( ( ) 1 . − −= n w ie ii pengujian ini akan menolak ho jika 2/αzz hitung > atau p value< α=5%. positif autokorelasi spasial megindikasikan bahwa antar lokasi pengamatan memiliki keeratan hubungan. pembobot hubungan kedekatan (neighbouring) antar lokasi dinyatakan dalam matrik pembobot w. elemen-elemen matrik tersebut adalah wij yang menunjukkan ukuran hubungan lokasi ke-i dan ke-j. lokasi yang dekat dengan lokasi yang diamati diberi pembobot besar, sedangkan yang jauh diberi pembobot kecil. pemberian koding pembobotan menurut bivand (2006) dalam kissling dan carl (2008:3) di antaranya adalah kode biner: ⎪ ⎩ ⎪ ⎨ ⎧ = lainnyauntuk berdekatanyangjdaniuntuk w 0 ,1 ij (5) sementara itu jenis pembobotan area adalah persinggungan tepi (linear contiguity), persinggungan sisi (rook contiguity), persinggungan sudut (bhisop contiguity), dan lain-lain hasil dan pembahasan jumlah penduduk miskin di jawa timur tahun 2006 dan 2007 adalah 21,09 persen (7.678,1 juta jiwa) dan 9,71 persen (7.155,3 juta jiwa). pada tahun 2006, kabupaten sampang memiliki persentase tertinggi, yaitu 41,03 persen. selanjutnya kabupaten sumenep (34,86 persen) dan pamekasan (34,14 persen). dapat diketahui bahwa kabupaten-kabupaten tersebut saling berdekatan dan berlokasi di pulau madura. seperti halnya di beberapa kabupaten lainnya seperti kabupaten bojonegoro, lamongan, gresik, jombang, nganjuk, madiun, dan ngawi yang memiliki persentase antara 20,01-30,00 persen. kabupaten-kabupaten tersebut berlokasi di jawa timur bagian utara. kemudian kabupaten kediri, malang, blitar, dan tulungagung yang berlokasi di jawa timur bagian selatang, memiliki persentase 10,01-20,00 persen. pada tahun berikutnya, persentase penduduk miskin juga membentuk pola-pola mengelompok pada lokasi-lokasi tertentu. pengelompokan kabupaten/kota yang ada juga hampir sama. kabupaten sampang masih memiliki persentase yang tinggi, yaitu 39,42 persen. selanjutnya kabupaten bangkalan, sumenep, dan pamekasan di pulau madura memiliki persentase 30,01-40,00. detail persentase penduduk miskin di setiap kabupaten/kota di jawa timur disajikan pada gambar 3. berdasarkan lokasi dan persentase yang hampir sama tersebut dapat dikatakan bahwa angka autokorelasi spasial untuk… (rokhana dwi bekti) 223 kemiskinan membentuk suatu pola penyebaran yang mengelompok pada beberapa lokasi. untuk membuktikan hal ini perlu di uji melalui autokorelasi spasial moran’s i dan lisa. malang jember tuban banyuwangi blitar kediri ngawi lumajangpacitan bojonegoro lamongan madiun situbondo gresik pasuruan nganjuk sampang ponorogo sumenep probolinggo bondowoso jombang bangkalan trenggalek mojokerto tulungagung magetan sidoarjo pamekasan surabaya (kota) batu (kota)kediri (kota) malang (kota) blitar (kota) probolinggo (kota) pasuruan (kota) mojokerto (kota) table3.shp 0 10.00 10.01 20.00 20.01 30.00 30.01 40.00 40.01 50.00 malang jember tuban banyuwangi blitar kediri ngawi lumajangpacitan bojonegoro lamongan madiun situbondo gresik pasuruan nganjuk sampang ponorogo sumenep probolinggo bondowoso jombang bangkalan trenggalek mojokerto tulungagung magetan sidoarjo pamekasan surabaya (kota) batu (kota) kediri (kota) malang (kota) blitar (kota) probolinggo (kota) pasuruan (kota) mojokerto (kota) table3.shp 0 10.00 10.01 20.00 20.01 30.00 30.01 40.00 40.01 50.00 gambar 3. pola persebaran presentase penduduk miskin jawa timur (a) tahun 2006, (b) tahun 2007 (sumber: diolah dari bps) nilai moran’s i berdasarkan hasil pengujian autokorelasi spasial dengan moran’s i (tabel 2) dengan tingkat signifikansi 5 persen, diketahui bahwa terdapat autokorelasi spasial pada persentase penduduk miskin di jawa timur, baik tahun 2006 maupun 2007. hal ini ditunjukkan oleh nilai 96.1> hitungz . autokorelasi spasial ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan atau hubungan nilai persentase penduduk miskin antar kabupaten/kota di jawa timur. seperti pada identifikasi sebelumnya, ada pengelompokan pada beberapa lokasi. angka moran’s i pada tahun 2006 dan 2007 adalah 0,5116 dan 0.5434 yang lebih besar dari io = -0,027. hal ini menunjukkan ada autokorelasi positif atau pola yang mengelompok dan memiliki kesamaan karakteristik pada lokasi yang berdekatan. persentase persentase (a) (b) 224 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 217-227 tabel 2 pengujian moran’s i tahun moran’s i z hitung 2006 0.5116 -13.60101 2007 0.5434 4.7023908 gambar 4 merupakan moran’s scatterplot yang menunjukkan pola hubungan antara persentase penduduk miskin pada suatu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lain. kabupaten/kota yang berada masing-masing kuadran tahun 2006 di antaranya: kuadran 1: bangkalan, sampang, pamekasan, sumenep, tuban, bojonegoro, lamongan, ngawi, pacitan, trenggalek, jombang, dan nganjuk. kabupaten ini memiliki nilai persentase penduduk miskin tinggi dan berdekatan dengan kabupaten lain yang memiliki nilai persentase penduduk miskin tinggi pula. kuadran 2: ponorogo, tulungagung, jember, banyuwangi, situbondo, kota probolinggo, kota pasuruan, dan kota madiun. kabupaten/kota ini memiliki nilai persentase penduduk miskin rendah akan berdekatan dengan kabupaten/kota lain yang memiliki nilai persentase penduduk miskin tinggi. kuadran 3: blitar, kediri, malang, sidoarjo, mojokerto, magetan, kota kediri, kota malang, kota mojokerto, kota madiun, kota surabaya, dan kota blitar. kabupaten ini memiliki nilai persentase penduduk miskin rendah berdekatan dengan kabupaten lain yang memiliki nilai persentase penduduk miskin rendah pula. kuadran 4: bondowoso, probolinggo, pasuruan, madiun, dan gresik. kabupaten ini memiliki nilai persentase penduduk miskin tinggi akan berdekatan dengan kabupaten lain yang memiliki nilai persentase penduduk miskin rendah. 3210-1-2 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 y2 w y 2 0 0 29 12 15 27 13 07 09 25 10 16 06 05 7978 77 76 75 74 73 72 71 28 26 24 23 22 21 20 19 18 17 14 11 0804 03 02 01 3210-1-2 3 2 1 0 -1 y1 w y 1 0 0 29 12 15 27 13 07 09 25 10 16 06 05 79 78 77 76 75 74 73 72 71 28 26 24 23 22 21 20 19 18 17 14 11 08 04 03 02 01 gambar 4. moran’s scatterplot persentase penduduk miskin jawa timur (a) tahun 2006, (b) tahun 2007. nilai local indicator of spatial autocorrelation (lisa) hasil pengujian moran’s i menunjukkan bahwa terdapat autokerelasi atau hubungan spasial persentase kemiskinan di jawa timur. selanjutnya pada moran’s scatterplot juga digambarkan bagaimana pola hubungan antar kabupaten/kota yang ada. untuk mengetahui signifikansi autokorelasi (a) (b) autokorelasi spasial untuk… (rokhana dwi bekti) 225 spasial secara lokal adalah melalui lisa. dari pengujian ini akan didapatkan signifikansi hubungan secara lokal pada masing-masing kabupaten/kota. tabel 3 menunjukkan nilai moran’s i lokal dan pvalue pengujian lisa. dapat diketahui bahwa baik pada tahun 2006 maupun 2007, terdapat pengelompokan kabupaten/kota yang signifikan memiliki autokorelasi dengan kabupaten/kota lainnya. seperti pada kabupaten bangkalan, sampang, dan pamekasan memiliki moran’s i sangat tinggi dan signifikan pada α=5 persen, yaitu 4,168; 4,168; dan 3,527. sementara itu, sumenep memiliki moran’s i tinggi pula dan signifikan pada α=10%, yaitu 2,886. kabupaten yang memiliki moran’s i relativf tinggi dengan kabupaten lain dan signifikan pada α=10 persen adalah tuban, lamongan, gresik, sidoarjo, mojokerto, dan blitar. kabupaten-kabupatenkabupaten ini juga berlokasi saling berdekatan. pola tingkat signifikansi moran’s lokal disajikan pada gambar 5. tabel 3 pengujian lisa kab/kota 2006 2007 kab/kota 2006 2007 i pvalue i pvalue i pvalue i pvalue pacitan 0.0435 0.424 0.0625 0.402 kota malang 0.3617 0.498 0.8396 0.368 ponorogo -0.0696 0.26 -0.0314 0.278 kota probolinggo -0.3525 0.14 -0.4565 0.118 trenggalek 0.0073 0.47 0.0136 0.458 kota pasuruan -0.08 0.42 -0.0398 0.48 tulungagung -0.0065 0.5 0.0017 0.46 kota mojokerto 0.6586 0.286 0.7356 0.264 lumajang -0.0222 0.342 0.0094 0.416 kota madiun 0.1047 0.416 0.1342 0.466 bondowoso -0.036 0.49 -0.0213 0.476 kota surabaya 0.3847 0.372 0.2063 0.452 pasuruan -0.0428 0.098 -0.023 0.082 kota batu 0.2494 0.352 0.4668 0.252 jombang 0.056 0.296 0.0136 0.426 blitar 0.1678 0.17 0.0466 0.124 nganjuk 0.0731 0.356 0.01224 0.47 kediri 0.0274 0.37 0.10399 0.362 madiun -0.0076 0.476 -0.0067 0.468 mojokerto 0.1385 0.19 0.1684 0.184 magetan 0.1023 0.284 0.0992 0.24 banyuwangi -0.0174 0.498 0.0253 0.47 ngawi 0.146 0.278 0.1214 0.312 gresik -0.3361 0.1 -0.3159 0.136 bojonegoro 0.5372 0.066 0.5168 0.064 jember -0.0265 0.346 -0.0341 0.282 tuban 0.9174 0.12 1.0108 0.116 malang 0.0988 0.09 0.258 0.046 lamongan 0.2931 0.116 0.3706 0.132 probolinggo -0.0492 0.464 -0.08 0.462 bangkalan 4.1683 0.034 4.1216 0.032 sampang 4.1683 0.008 4.271 0.004 pamekasan 3.5272 0.004 3.7039 0.002 sidoarjo 0.3802 0.196 0.3223 0.198 kota kediri 0.1901 0.488 0.5966 0.268 situbondo -0.1493 0.288 -0.1712 0.296 kota blitar 0.4339 0.35 0.0738 0.478 sumenep 2.8861 0.082 2.9877 0.054 kota malang 0.3617 0.498 0.8396 0.368 226 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 217-227 07 10 09 22 23 0805 24 13 1206 11 14 02 01 21 26 18 03 27 04 29 19 17 25 16 28 20 15 78 79 73 74 75 72 77 76 table3.shp 0 1 2 3 07 10 09 22 23 0805 24 13 1206 11 14 02 01 21 26 18 03 27 04 29 19 17 25 16 28 20 15 78 79 73 74 75 72 77 76 table3.shp 0 1 2 3 gambar 5. pola signifikansi pengujian lisa persentase penduduk miskin jawa timur (a) tahun 2006, (b) tahun 2007. penutup berdasarkan hasil analisis dan pembahasan melalui moran’s i didapat kesimpulan bahwa terdapat autokorelasi spasial pada persentase jumlah penduduk miskin di jawa timur, baik tahun 2006 maupun 2007. angka moran’s i pada tahun 2006 dan 2007 adalah 0,5116 dan 0.5434 yang menunjukkan ada autokorelasi positif atau pola yang mengelompok dan memiliki kesamaan karakteristik pada lokasi yang berdekatan. sementara itu melalui lisa, didapat kesimpulan bahwa ada pengelompokan kabupaten/kota yang signifikan. (a) (b) tidak signifikan α = 5% α = 10% α = 20% keterangan signifikansi: tidak signifikan α = 5% α = 10% α = 20% keterangan signifikansi: tidak signifikan α = 5% α = 10% α = 20% autokorelasi spasial untuk… (rokhana dwi bekti) 227 daftar pustaka anselin, luc & rey, sergio j. (2010). perspectives on spatial data analysis. new york: springer. badan pusat statistik jawa timur. (2012). profil kemiskinan di jawa timur september 2011. surabaya: bps provinsi jawa timur bekti, r. b. & sutikno. (2010). permodelan spasial pada hubungan antara aset kehidupan masyarakat jawa timur dalam memenuhi kebutuhan pangan terhadap kemiskinan. seminar nasional pasca sarjana x. surabaya: pasca sarjana institut teknologi sepuluh nopember. hal. vi-38. kissling, w. d. dan carl, g. (2008). spatial autocorrelation and the selection of simultaneous autoregressive models. global ecology and biogeography, 17, 59–71. lee, j. dan wong, d. w. s. (2001). statistical analysis with arcview gis. new york: john wiley and sons. okwi, p.o., ndeng’e g, kristjanson, p., arunga, m., notenbaert, a., omolo, a., henninger, n., benson, t., kariuki, p., & ownor, j. (2007). spatial determinants of poverty in rural kenya. diakses 1 november 2011 dari www.pnas.org_cgi_doi_10.1073_pnas.0611107104 perobelli, f. s., dan haddad, e. (2003). brazilian interregional trade (1985-1996): an exploratory spatial data analysis. diakses 10 januari 2011 dari http://www.anpec.org.br/encontro2003/artigos/e18.pdf. microsoft word 01_si_joni suhartono_perancangan aplikasi crm.doc perancangan aplikasi .… (joni suhartono; dkk) 161  perancangan aplikasi customer relationship management untuk meningkatkan pelayanan pada rumah sakit st carolus joni suhartono1; ardyan valentino cahyadi2; david yunus3 1, 2, 3 school of information systems, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 1jonis@binus.edu; 2ardian.valentino@gmail.com; 3dove.fit@gmail.com abstract research aims to create a draft of application based on customer relationship management (crm) to improve services on st carolus hospital in terms of criticism-suggestions, to create scheduling events and patient schedule for second time which is still less control. research used survey, interview the parties concerned, as well as analyzing the systems running on st carolus hospital. results of the research are application design that helps to improve the quality of the hospital service to the patient, application design that helps management in holding the event, and managing the input given by the visitor at ease. in conclusion, the application design helps manage criticism and suggestions, make events, and intertwine relations with patients after medication or treatment. keywords: management, communication, information technology, crm, application design abstrak penelitian bertujuan untuk membuat sebuah rancangan aplikasi berbasis customer relationship management (crm) untuk membantu meningkatkan pelayanan rumah sakit st carolus dalam hal kritik-saran, pembuatan event, dan penjadwalan untuk pasien melakukan kontrol ulang yang selama ini masih kurang. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan wawancara terhadap instansi terkait serta menganalisis sistem yang sedang berjalan di rumah sakit st carolus. hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah rancangan aplikasi yang dapat membantu rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien, rancangan aplikasi yang membantu pengelolaan dalam mengadakan event, serta kemudahan pengelolaan terhadap masukan yang diberikan oleh pengunjung. simpulan penelitian ini adalah rancangan aplikasi membantu pengelolaan terhadap kritik dan saran, pengadaan event, serta menjalin relasi dengan pasien pascapengobatan atau perawatan. kata kunci: pengelolaan, komunikasi, teknologi informasi, crm, rancangan aplikasi 162 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 161-172  pendahuluan pelayanan kesehatan st carolus (pksc) (rscarolus, n.d.) merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanannya melalui rumah sakit st carolus dan balai kesehatan masyarakat (balkesmas) yang berada di jakarta. dalam pelayanannya pksc mengutamakan keselamatan pasien dan selalu berusaha memberikan pelayanan dengan penuh kasih. pelayanan tersebut antara lain seperti monitoring kesehatan pasien dan menanggapi keluhan pasien yang disampaikan kepada pihak rumah sakit. dengan demikian, melalui hal tersebut, rumah sakit dapat dapat meningkatkan mutu pelayanannya. (rscarolus, n.d.) rumah sakit st carolus terletak di jl. salemba raya 41. rumah sakit swasta nonprofit ini milik perhimpunan st carolus, di bawah keuskupan agung jakarta. st carolus termasuk rs tipe b dengan kapasitas 386 tt. sedangkan balkesmas—yang berada di 5 wilayah dki (paseban, tanjung priok, klender, cijantung, dan cengkareng)—merupakan pelayanan kesehatan yang melayani langsung semua tingkat sosial masyarakat secara paripurna dan terpadu. (rscarolus, n.d.) tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan membuat makin banyak perusahaan ingin memasuki industri pelayanan kesehatan. hal tersebut membuat persaingan antarpelayanan kesehatan menjadi lebih ketat. relasi dengan pasien merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang keberhasilan pelayanan rumah sakit kepada pasien. adanya pengelolaan dan komunikasi yang terjalin dengan pasien merupakan salah satu aspek yang diperhitungkan untuk memenangkan persaingan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan. berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji studi kasus yang berkaitan dengan manajemen hubungan pelanggan dan perancangan sistem e–customer relationship management yang diperlukan untuk mendukung hubungan pelanggan dengan rumah sakit st carolus. rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. pertama, tidak ada proses komunikasi lebih lanjut baik itu satu arah maupun dua arah kepada para pasien pascapengobatan dilakukan. kedua, dalam pembuatan suatu acara, informasi jelas dibutuhkan agar acara yang diselenggarakan tepat tepat sasaran. ketiga, media dibutuhkan sebagai penyaluran kritik dan saran agar kualitas rumah sakit makin meningkat sesuai masukan dari pelanggan/pasien. sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah pertama untuk menganalisis proses yang berhubungan dengan pelayanan pelanggan seperti kritik dan saran, event, maupun monitoring pasien dan merancang sistem e crm untuk mendukung pelayanan kesehatan rumah sakit st carolus. penelitian ini diharapkan dapat membantu pengelolaan hubungan rumah sakit dengan pasien; meningkatkan kualitas hubungan rumah sakit dengan pasien; memudahkan penyampaian informasi ke pasien; meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pasien terhadap rumah sakit; memudahkan pengelolaan terhadap kritik dan saran yang diterima rumah sakit demi kemajuan pelayanan; dan memudahkan pasien untuk mendapatkan informasi dari rumah sakit. perancangan aplikasi .… (joni suhartono; dkk) 163  metode penelitian ini merupakan penelitian eksploratif karena penulis belum mengetahui permasalahan yang biasa dialami oleh rumah sakit. maka dari itu, penulis mendalami studi kasus masalah pada rs st carolus yang berkaitan dengan pasien, solusi yang dapat diusulkan untuk rs st carolus, dan bagaimana bentuk e-crm yang dapat dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan pada rumah sakit st carolus. metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wawancara, survei lapangan, dan studi pustaka. wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang rumah sakit, tugas dan kewajiban karyawan dan tenaga medis, persaingan antara rumah sakit, dan kelebihan serta kekurangan dari rs st carolus. kemudian survei lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi lebih detail tentang rumah sakit st carolus. penulis turun ke lapangan melakukan survei langsung ke rumah sakit. survei tersebut dilakukan untuk menganalisis operasional rumah sakit. sedangkan studi pustaka dilakukan dengan mencari artikel, membaca buku, jurnal online, serta sumber lainnya. studi pustaka dilakukan guna memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mendukung studi kasus e-crm. hasil dan pembahasan greenberg (2010) menjelaskan bahwa customer relationship management (crm) adalah sebuah filosofi dan strategi bisnis yang didukung oleh sistem dan teknologi yang didesain untuk meningkatkan interaksi manusia dalam lingkungan bisnis. sementara itu, menurut monem, hussin, dan behboodian (2011) terdapat 3 karakter yang harus diikuti dalam suatu crm. little power of customers; pasien membutuhkan banyak informasi namun dukungan untuk memperoleh informasi tersebut yang terkadang tidak ada dari sebuah perusahaan. information technology; penggunaan teknologi sangat dibutuhkan untuk penerapan crm ini untuk sinergi antara strategi, pengguna, dan teknologi. customer loyalty and lifelong value; pada usaha kesehatan, kecenderungan pasien loyal sangat banyak terjadi, maka dengan penerapan crm, diharapkan tingkat loyalitas makin naik. menurut mishra dan mishra (2009), collaborative crm berkonsentrasi pada integrasi pelanggan, menggunakan campuran saluran interaksi terkoordinasi (manajemen multi-channel), misalnya toko online, dan call center. sekitar 60% dari perusahaan yang disurvei menggunakan portal internet dalam komunikasi pelanggan mereka untuk dipilih atau kegiatan yang sesuai. oleh karena itu, crm dipahami sebagai pendekatan manajemen yang berorientasi pelanggan. sistem informasi menyediakan informasi untuk mendukung operasional, analitis, dan proses kolaboratif crm. dengan demikian berkontribusi terhadap profitabilitas pelanggan dan retensi. sementara manfaat potensial yang menarik, implementasi crm harus dikelola dengan hati-hati untuk memberikan hasil. lebih lanjut, zeithaml, bitner, dan gremler (2010) mendefinisikan perilaku pelanggan sebagai pelanggan akan menilai pelayanan berdasarkan pengalaman dari generasi yang berbeda dari konsumen memiliki kepribadian yang dibentuk oleh peristiwa, sejarah, dan orang-orang sampai batas tertentu akan mendorong kebutuhan mereka untuk berbagai jenis layanan serta bagaimana mereka ingin hidup dan diperlakukan di tempat kerja. sebagai contoh orang amerika, the tradisionalist (lahir antara tahun 1900 hingga 1945) sangat terpengaruh akibat perang dunia, the roaring twenties, the great deppresion, dan berkarakteristik setia, suka bekerja keras, dan pariotisme. perbedaan besar dengan mereka yang lahir antara tahun 1946 hingga 1964 serta lahir antara tahun 1981 hingga 1999. kemudian, biswas (2011) mendefinisikan perbedaan cross selling dan upselling. cross selling merupakan upaya untuk mendorong komitmen pembeli untuk menambahkan item tambahan untuk 164 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 161-172  pembelian, seperti aksesori atau item terkait. sedangkan upselling hanya meyakinkan pembeli bahwa ia harus membeli kualitas yang lebih mahal dan lebih tinggi atau produk yang lebih fleksibel daripada yang sedang dipertimbangkan. klasifikasi rumah sakit peraturan menteri kesehatan no 340 (2010) mengklasifikasikan rumah sakit menjadi empat kelas berbeda, sebagai berikut. rumah sakit umum kelas a rumah sakit umum kelas a harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4 (empat) pelayanan medic spesialis dasar, 5 (lima) pelayanan spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) pelayanan medik spesialis lain dan 13 (tiga belas) pelayanan medik sub spesialis serta jumlah tempat tidur minimal 400 (empat ratus) buah. pelayanan medik spesialis dasar terdiri dari pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi. pelayanan spesialis penunjang medik terdiri dari pelayanan anastesiologi, radiologi, rehabilitasi medik, patologi klinik dan patologi anatomi. pelayanan medik spesialis lain sekurang kurangnya terdiri dari pelayanan mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik dan kedokteran forensik. rumah sakit umum kelas b rumah sakit umum kelas b harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik, 8 (delapan) pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 (dua) pelayanan medik subspesialis dasar serta jumlah tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah. pelayanan medik dasar terdiri dari pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi. pelayanan spesialis penunjang medik terdiri dari pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik dan patologi klinik pelayanan medik spesialis lain sekurang kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga belas) pelayanan meliputi mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, ortophedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, dan kedokteran forensik. rumah sakit umum kelas c rumah sakit umum kelas c harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4 (empat) pelayanan medic spesialis dasar dan 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik serta jumlah tempat tidur minimal 100 (seratus) buah. pelayanan medik spesialis dasar terdiri dari pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi. pelayanan spesialis penunjang medik terdiri dari pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik, dan patologi klinik. rumah sakit umum kelas d rumah sakit umum kelas d harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 2 (dua) pelayanan medic spesialis dasar serta dengan jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah. pelayanan medik spesialis dasar sekurang kurangnya 2 (dua) dari 4 (empat) jenis perancangan aplikasi .… (joni suhartono; dkk) 165  pelayanan spesialis dasar meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi. rumah sakit st carolus adalah salah satu bentuk pelayanan kongregasi biarawati santo carolus borromeus di bidang pelayanan kesehatan. dalam melakukan pelayanan kesehatan, maka rumah sakit santo carolus membutuhkan sebuah sistem yang dapat menunjang pengelolaan komunikasi dengan pasien yang telah terkomputerisasi. analisis dan perancangan dilakukan dalam membangun aplikasi berbasis customer relationship management untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien rumah sakit st carolus. gambar 1 merupakan sistem use case crm di rs st carolus. beberapa aktivitas sistem adalah proses kritik–saran pasien, pembuatan event (acara), jadwal kontrol ulang pasien, follow up pasien. gambar 1 use case system crm 166 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 161-172  gambar 2 class diagram activity diagram kritik dan saran pertama, pengunjung mencatat kritik dan saran. pengunjung rumah sakit yang memiliki kritik dan saran demi kemajuan pelayanan rumah sakit st carolus akan mengisi form kritik dan saran. selanjutnya kritik dan saran yang telah diisi akan terkirim kepada masing masing unit/instansi terkait untuk mendapat tindakan lebih lanjut. kedua, staf pada unit terkait melakukan update terhadap kritik dan saran. staf pada unit akan mengisi tindakan yang diambil dalam mengatasi kritik dan saran yang telah diterima serta melakukan update terhadap status kritik dan saran. ketiga, staff pada humas melakukan pengawasan terhadap kritik dan saran yang diterima. staff humas akan melakukan pengecekan terhadap setiap kritik dan saran yang diterima. apabila ada kritik dan saran yang tidak mendapat tindakan lebih lanjut, staf humas akan menanyakan mengenai kritik dan saran tersebut melalui telepon, kepada unit yang bersangkutan. untuk mengetahui peningkatan terhadap kritik dan saran, maka pihak humas akan membuat laporan bulanan yang berisi perbandingan dengan bulan sebelumnya serta seluruh kritik dan saran, tindakan dan status terhadap masing masing kritik dan saran. gambar 3 menunjukkan activity diagram kritik dan saran. perancangan aplikasi .… (joni suhartono; dkk) 167  gambar 3 activity diagram kritik dan saran activity diagram perencanaan event untuk event, pihak bpupk membuat pengadaan event. pertama, pihak bpupk akan mengisi form perencanaan event. kedua, pihak bpupk akan mencari target peserta event. ketiga, pihak bpupk akan menghubungi calon peserta. keempat, pihak bpupk membuat laporan kegiatan tahunan. gambar 4 menunjukkan activity diagram pengadaan event. gambar 4 activity diagram pengadaan event activity diagram reminder pasien pihak customer service, pertama, melakukan pencarian data terhadap pasien yang direkomendasikan untuk melakukan kontrol ulang. kedua, staf customer service akan mengirimkan informasi atas rekomendasi kontrol ulang. activity diagram reminder pasien rawat jalan ditunjukkan gambar 5. 168 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 161-172  gambar 5 activity diagram reminder pasien rawat jalan activity diagram follow up pasien fisioterapi pihak customer service, pertama, akan mencari data mengenai pasien yang telah dan akan melakukan fisioterapi lanjutan. kedua, staf customer service akan menghubungi pasien. ketiga, staf customer service akan mengisi tanggapan atas hasil fisiotherapi yang telah dilakukan. keempat, staf customer service membuat laporan terhadap hasil tanggapan dari pasien. activity diagram follow up pasien fisioterapi ditunjukkan gambar 6. gambar 6 activity diagram follow up pasien fisioterapi gambar 7 menunjukkan system sequence diagram three layer membuat perencanaan event. membuat suatu event harus tepat sasaran baik target peserta, maupun lokasi. jadi, dengan modul ini staf bisa menentukan topik yang akan dibawakan dan lokasi yang sesuai dengan profil pasien. proses, sistem membuka class event, selanjutnya user membuat perencanaan dengan menentukan topik, waktu, tempat, lokasi, pembicara, anggaran, dan jumlah peserta. selanjutnya pada modul yang berbeda, user akan memilih siapa calon peserta yang diharapkan hadir berdasarkan data pasien yang ada. perancangan aplikasi .… (joni suhartono; dkk) 169    gambar 7 system sequence diagram three layer membuat perencanaan event pada gambar 8 ditunjukkan system sequence diagram three layer dalam memilih pasien kontrol ulang. fungsinya modul ini difungsikan untuk membantu staf mengingatkan pasien untuk kontrol ulang karena banyak sekali pasien yang lupa kapan harus kontrol ke dokter. jadi, aplikasi ini akan membantu mengingatkan pasien untuk datang kontrol ke dokter. prosesnya sistem membuka data rekam medis, tampilkan data pasien sesuai tanggal kunjungan berikutnya; pilih pasien yang akan dikirimkan pesan untuk kontrol ulang; selanjutnya pesan akan terkirim melalui sms/email.  170 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 161-172  gambar 8 system sequence diagram three layer memilih pasien kontrol ulang form perencanaan event (gambar 9) diakses apabila user hendak menambahkan event. tipe event dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: edukasi, preventif, promosi, kerjasama. edukasi adalah tipe event yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada peserta. preventif adalah tipe event yang bertujuan untuk menjaga dan menghindari kejadian tertentu. promosi adalah tipe event yang betujuan untuk mempromosikan paket paket kesehatan yang ditawarkan oleh rumah sakit st carolus. kerja sama adalah tipe event yang diselenggarakan terkait pada pihak lain. dalam ini, semua field harus terisi. berikut rinciannya: chose file (memilih file untuk upload), create (menambahkan event yang telah diisi ke dalam list tahunan), reset (mengembalikan semua field kepada nilai awal). data peserta event diperoleh dari database pasien yang sesuai dengan event tersebut. jadi target peserta sudah jelas dan tepat sasaran karena diperoleh dari data pasien sebenarmya. selanjutnya pasien akan dikirimkan sms/email sebagai pengingat (reminder) undangan. pesan ini dikerjakan oleh aplikasi. perancangan aplikasi .… (joni suhartono; dkk) 171  gambar 9 user interface perencanaan event pada form reminder pasien (gambar 10), user dapat memilih pasien yang direkomendasikan oleh dokter untuk melakukan kontrol ulang pada tangal yang telah ditentukan sebelumnya oleh dokter yang bersangkutan. hal ini dilakukan karena terkadang pasien lupa untuk kontrol ulang. jadi dengan aplikasi ini, pasien diingatkan untuk datang berobat sesuai jadwal berobatnya. pesan pengingat ini terkirim bisa melalui sms maupun melalui email. berikut rinciannya: unit pelayanan (pilihan terhadap unit pelayanan yang terdapat pada rumah sakit st carolus), bagian (pilihan terdapat bagian yang dimiliki oleh unit pelayanan rumah sakit st carolus), dokter (daftar dokter terkait yang menangani bagian bagian tertentu sesuai dengan spesialisasi dokter), jadwal praktik berikutnya (jadwal praktik berikutnya oleh dokter yang bersangkutan), sms (pengiriman informasi oleh pihak rumah sakit menggunakan metode short message service), email (pengiriman informasi kepada pasien menggunakan metode e-mail), phone (pengiriman informasi kepada pasien menggunakan telepon). gambar 10 user interface reminder pasien 172 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 161-172  simpulan berdasarkan hasil analisis dan perancangan yang dilakukan dalam penelitian ini, beberapa simpulan dapat diperoleh. pertama, sistem informasi kritik dan saran memudahkan bagian humas untuk mengawasi dan menindak lanjuti kritik dan saran yang telah diterima. kedua, sistem informasi pengadaan event memudahkan bagian bpupk dalam memilih, menentukan, dan mengirimkan informasi kepada target peserta. ketiga, sistem informasi reminder kepada pasien memudahkan pengelolaan hubungan antara rumah sakit kepada pasien. daftar pustaka biswas, s. (2011). relationship marketing: concepts, theories and cases. delhi, india: phi learning private. greenberg, p. (2010). crm at the speed of light: social crm strategies, tools, and techniques for engaging your customer (4 ed.). mcgraw hill. mishra, a., & mishra, d. (2009). customer relationship management: implementation process perspective. acta polytechnica hungarica, 6(4), 83–99. monem, h., hussin, a. r. c., behboodian, n. (2011) organizational perspective of crm implementation factors in hospital. international conference on research and innovation in information systems, 1–6.   republik indonesia. (2010). peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 340 tentang klasifikasi rumah sakit. available online http://bppsdmk.depkes.go.id/web/filesa/peraturan/2.pdf tentang pksc. (n.d.). rscarolus.or.id. diakses dari http://rscarolus.or.id/profil/tentang-pksc/ zeithaml, v. a., bitner, m. j., & gremler, d. d. (2010). services marketing (5 ed.). wiley.   penerapan dinamic order processing pada perusahaan garment cbs (contrastrain based schedulling) adalah faktor penentu keberhasilan perusahanan printing hendra achmadi jurusan sistem informasi, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 hnd2106@gmail.com abstract in a highly competitive industry faces today ranging from small or home-based printing to using machine that can print offset a hundred thousand copies per hour. but, the increasing competition resulted in requiring a faster production time from order entry, print proff until the production process to delivery to customers. often times in case of orders which will result in the concurrent ppic will experience vertigo in the setting of production schedules which have concurrent delivery time. often will end up with no receipt of orders due to difficulties in the production schedule, especially if the orders require the same offset machine and cylinder wear the same length, while the number of cylinders is limited. therefore, the printing company should be able to do so in the conduct of a penetration timing of production can easily be simulated and implemented on the ground. cbs (base constraint scheduling) is a technique to do the scheduling of production so that production can be carried out smoothly and quickly that fulfill the promise made to customers. in scheduling, there are several techniques that can be used are: fcfs (first came first serve), edd (earliest date), and lcls (last came last serve). so, it is required to be able to do way better scheduling to get results quickly in this fast changing schedules. keywords: cbs, production scheduling techniques, printing company abstrak dalam wajah industri yang sangat kompetitif saat ini mulai dari percetakan kecil atau rumahan sampai yang menggunakan mesin offset yang dapat mencetak ratusan ribu copy per jam. tetapi, bertambahnya persaingan tersebut mengakibatkan membutuhkan waktu produksi yang semakin cepat mulai dari penerimaan order, proff cetak, sampai proses produksi sampai pengiriman ke pelanggan. seringkali jika terjadi pesanan yang berbarengan, maka mengakibatkan bagian ppic akan mengalami kepusingan dalam pengaturan jadwal produksi yang mempunyai waktu pengiriman yang berbarengan. tidak jarang akan berakhir dengan tidak diterimanya pesanan karena sulit mengatur jadwal produksi tersebut, apalagi jika pesanan tersebut membutuhkan mesin offset yang sama dan memakai panjang silinder yang sama, sedangkan jumlah silinder terbatas. oleh karena itu, perusahaan percetakan harus dapat melakukan suatu terobosan sehingga dalam melakukan pengaturan waktu produksinya dapat dengan mudah disimulasikan dan diterapkan di lapangan. cbs (constraint base schedulling) merupakan suatu teknik untuk melakukan penjadwalan produksi sehingga produksi dapat dilaksanakan dengan lancar dan cepat sehingga memenuhi janji yang diberikan kepada pelanggan. dalam penjadwalan ada beberapa teknik yang bisa digunakan adalah: fcfs (first came first serve), edd (earliest date), dan lcls (last came last serve) sehingga diperlukan adanya cara untuk dapat melakukan penjadwalan dengan lebih baik untuk mendapatkan hasil yang cepat. kata kunci: cbs, teknik penjadwalan produksi, perusahaan printing cbs (contrastrain based schedulling) ...... (hendra achmadi) 75 pendahuluan latar belakang jika kita melihat dari kacamata industrinya maka pabrik offset printing adalah merupakan suatu perusahaan percetakan yang mencetak segala macam bentuk cetakan, mulai dari inner box sampai majalah, dll. dalam wajah industri yang sangat kompetitif saat ini mulai dari percetakan kecil atau rumahan sampai yang menggunakan mesin-mesin offset yang dapat mencetak ratursan ribu copy per jam. tetapi dengan bertambahnya persaingan tersebut mengakibatkan membutuhkan waktu produksi yang semakin cepat mulai dari penerimaan order, proff cetak, sampai proses produksi sampai pengiriman ke pelanggan. sering kali jika terjadi pesanan yang berbarengan maka mengakibatkan bagian ppic akan mengalami kepusingan dalam pengaturan jadwal produksi yang mempunyai waktu pengiriman yang berbarengan. dan tidak jarang akan berakhir dengan tidak diterimanya pesanan karena sulit mengatur jadwal produksi tersebut, apalagi jika pesanan tersebut membutuhkan mesin offset yang sama dan memakai panjang silinder yang sama, sedangkan jumlah silinder terbatas. karena hal di atas, maka perusahaan percetakan harus dapat melakukan suatu trobosan sehingga dalam melakukan pengaturan waktu produksinya dapat dengan mudah disimulasikan dan diterapkan di lapangan sehingga rantai nilai dapat diproses dengan sangat baik dan benar-benar memberikan nilai kepada pelanggan dan akhirnya akan menuju kepada pelanggan yang loyal sehingga diperlukan adanya cara untuk dapat melakukan penjadwalan dengan lebih baik untuk mendapatkan hasil yang cepat dalam hal ini perubahan jadwal yang cepat sehingga dapat berespon terhadap perubahan permintaan pasar dengan cepat juga. uraian teori tipe manufacturing jika kita lihat dari definisi manufacturing adalah: “a series of interrelated activities and operations involving the design, material selection, planning, production, quality assurance, management and marketing of discrete consumer and durable goods.” (apics dictionary: ninth edition, 1998). dari difinisi di atas maka dapat dijelaskan bahwa manufacturing adalah seluruh aktifitas dan operasi yang meliputi perancangan, pemilihan material, produksi , pengawasan kualitas, manajemen dan marketing. jadi untuk menghasilkan produk akhir maka diperlukan adanya rangkain proses yang saling kait mengkait satu dengan yang lainnya sehingga satu produk jadi selesai dan diterima oleh pembeli. tapi jika kita melihat dari tipetipe manufacturing maka dapat dibedakan menjadi dua baigan besar, yaitu make to stock dan make to order. dimana make to stock adalah sebuah tipe produksi dimana produksi berjalan berdasarkan forecast tahunan , jadi ada atau tidak adanya real order maka produksi tetap akan dijalankan sedangkan tipe produksi yang kedua adalah make to order, di sini perbedaaanya adalah produksi baru dijalankan jika sudah adanya real order dari customer. di dalam tipe produksi yang dijelaskan di atas maka garment akan masuk dalam area make to order karena style/tipe produk jadi yang dihasilkan benar-benar berdasarkan pesanan, jadi jika tidak ada pesanaan maka tidak perlu dilakukan produksi. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 75-87 76 metode penelitian metode penelitian yang dilakukan di dalam penulisan ini adalah studi pustaka dan wawancara. hasil dan pembahasan proses global percetakan gambar 1 printing global flow seperti kita ketahui bahwa offset printing adalah make to order, artinya bahwa jika ada real order atau pesanan atau fixed order yang diterima oleh bagian sales dan marketing kemudian setelah order diconfirm oleh pelanggan maka bagian ppic akan melakukan perencanaan bahan baku berupa penyiapan tinta, kertas dan plat cetak sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh ppic. sesuai jadwal, dan jika ada bahan baku yang kurang maka bagian pembelian akan melakukan pembelian barang. setelah proses cetak dilakukan dan dilakukan finishing (bisa proses cutting/glue/pond/ packing), maka barang akan dikirim ke pelanggan. demikianlah proses sekilas tentang percetakan offset, dibawah marilah kita melihat lebih rinci perproses sehingga kita dapat menganalisa bagian – bagian yang mana yang harus diperhatikan dan ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan daya saing usaha percetakan offset. cbs (contrastrain based schedulling) ...... (hendra achmadi) 77 gambar-2 proses manual percetakan mari kita melihat lebih rinci proses percetakan, pertama sales akan menerima order dari pelanggan, yang pertama yang penting di sini adalah apakah sales mendapatkan film dan proff cetak atau sales diminta untuk membuat sample / proff , dan proff yang diminta apakah proff print atau proff cetak , di sinilah elemen pertama dalam menentukan keberhasilan percetakan, faktor penentu pertama adalah order pertama, dimana order pertama adalah merupakan pintu gerbang atau babak baru seorang pelanggan mencetak dan melakukan penilaian terhadap segala sesuatunya, kedua adalah harga yang tidak boleh berubah setelah order pelanggan turun, dan factor yang ketiga adalah karena bisnis percetakan adalah bisnis kepercayaan maka apa pun yang pelanggan harus tahu sebelum ia masuk atau memberikan order, maka harus ditealaah dulu atau diberitahu terlebih dahulu sehingga apa yang bicarakan oleh sales didepan dan yang dikerjakan sudah diketahui konsekuensinya oleh pelanggan. setelah contoh design diapproved oleh pelanggan maka jika pelanggan tidak memberikan film maka percetakanlah yang harus membuat atau mensubcontractkan ke orang lain untuk membuat film, dan setelah film dibuat maka ppic akan menjadwal kapan cetakan akan dicetak, dan menyiapkan plat cetak, pemilihan plat cetak adalah sesuai dengan ukuran cetakan dan mesin, masuk dalam mesin besar atau mesin kecil. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 75-87 78 setelah dicetak maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses pengeleman sesuadah pengelemen dilanjutkan dengan proses press dan cutting dan terakhir adalah proses packing, ketiga proses dibawah ini adalah sesuai dengan pesanan pelanggan, semakin sulit maka semakin panjang pula proses yang harus dijalankan. dalam hal ini elemen keempat yang harus diperhatikan adalah dari sebelum pelanggan turun order maka percetakan harus dapat memprediksi tingkat kesulitan dalam pembuatan order tersebut sehingga waktu pengerjaan dapat diprediksi dengan baik dan harus juga memperhatiakan order yang sudah dijadwalkan sekarang, jika apakah order yang baru tersebut adalah menduduki tingkat prioritas yang tinggi atau rendah. jika mempunyai tingkat prioritas yang tinggi maka harus direschedule cetakan yang sudah dijadwalkan. tetapi hal ini juga perlu diperhatikan mengingat berapa hari yang telah dijanjikan kepada pihak pelanggan. jika kita tidak maka akan terjadi keterlambatan dan akan mendapatkan nilai negative atau ketidak percayaan pelanggan kepada kita. gambar 3 proses finishing sistem yang diperlukan berdasarkan sistem manual yang dijalankan di percetakan maka untuk dapat menangani elemen-elemen penting seperti diterangkan di atas maka perlu didukung oleh sistem informasi yang baik sehingga tujuan dapat dicapai. mari kita membahas satu persatu dari gambar 4. karena proses percetakan dimulai dari pembuatan sample cetakan, jika diminta oleh pelanggan, sample ini diperlukan adalah untuk memastikan bahwa pelanggan jadi menurunkan order, dan akan dicek waktu mulai dari turun sample sampai turun order, berapa lama sehingga jika response time cepat maka order akan lebih banyak didapat. cbs (contrastrain based schedulling) ...... (hendra achmadi) 79 gambar 4 solusi sim cbs (constraint based schedulling) gambar 5 basic data cbs pertama kali kita harus mengaktifkan site yang akan kita hubungkan dengan jadwal, kita harus set untuk berapa panjang hari yang dipakai untuk penjadwalan, kemudian mulai pada hari ke berapa dan kemudian kita juga harus mengaktifkan server untuk penjadwalan. karena pada waktu penjadwalan server harus jalan supaya bisa memproses data-data dari shop order yang telah dibuat di aplikasi. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 75-87 80 gambar 6 struktur produk langkah yang kedua adalah dengan membuat struktur produk dan mensetup di manufacturingnnya, dari data di atas maka akan dibuat jadwalnya, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. pertama, set struktur produk dengan 01-wf sebagai produk jadi sedangkan menjadi bahan baku adalah fabric-01. kedua, kemudian untuk mendapatkan produk jadi maka harus diproses dengan waterprroofing dalam mesin wc01wat dan membutuhkan waktu 2 jam. ketiga, diproses drying dalam mesin wc02dry dengan waktu 1 jam untuk memproduksi satu fabric-01. keempat, shop order atau perintah kerja produksi yang terbentuk adalah so1 dengan tgl diperlukan adalah tgl 3/3/2000 dan so2 dengan tgl dibutuhkan adalah tgl 2/24/2000. kelima, dengan sekali produksi lot size nya atau sekali produksi adalah sebanyak 10 fabric-01. setelah selesai kita membuat so, maka kita membuat sales part atau barang yang dijual. gambar 7 sales part cbs (contrastrain based schedulling) ...... (hendra achmadi) 81 gambar 8 shop order yang dibuat langkah berikutnya adalah mengentri shop order yang dibutuhkan dengan warna yang berbeda-beda. shop order created gambar 9 jadwal yang terbentuk dari shop order yang dibuat setelah shop order dibuat maka kita menjalankan simulasi cbs yang nantinya akan tampil penjadwalan seperti pada gambar 9. tetapi di dalam penjadwalan ada beberapa teknik yang bisa digunakan, yakni: fcfs (first came first serve) yang pertama masuk dalam jadwal, maka itu yang akan didahulukan; edd (earliest date); dan lcls (last came last serve), yang datang paling belakang akan dilayani paling belakang. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 75-87 82 fcfs (first came first served) gambar 10 fcfs edd (earliest date) gambar 11 edd cbs (contrastrain based schedulling) ...... (hendra achmadi) 83 lcls (last came last served) gambar 12 lcls gambar 13 lcls sequencing tetapi dalam prakteknya maka ada kalanya diperlukan pengurutan berdasarkan keterbataasan alat, misalnya untuk perusahaan printing maka besarnya plat cetak akan menetukan sekali order comtech vol.1 no.1 juni 2010: 75-87 84 nantinya menggunakan mesin apa, maka jadwal harus diurutkan berdasarkan besarnya plat cetak yang sama maka hal tersebut dikatakan dengan sequencing. adapun langkah-langkah melakukan sequencing adalah sebagai berikut: sequencing step 1 gambar 14 sequencing step 1 misalnya di atas sequencing akan berdasarkan color atau warna. sequencing step 2 gambar 15 sequencing step 2 cbs (contrastrain based schedulling) ...... (hendra achmadi) 85 sequencing step 3 gambar 16 sequencing step 3 pada tahap yang ketiga ini, maka dari sequencing di atas maka akan didapat 1 order yang masuk criteria, yaitu untuk part 01-wf order releasing di dalam kita melakukan sequencing, maka mungkin saja ada order yang tidak jadi dijadwalkan dan hal ini disebut dengan order releasing, maka order tersebut tidak jadi dijadwalkan seperti yang tergambar dari gambar 17. gambar 17 order releasing comtech vol.1 no.1 juni 2010: 75-87 86 hasil sequencing adalah seperti pada gambar 18. gambar 18 hasil sequencing simpulan pertama, jadwal adalah merupakan hal yang paling penting jika ingin memenangkan persaingan dalam industri printing. kedua, dengan menggunakan jadwal yang dibuat secara manual maka akan mangakibatkan tidak maksimalnya pemanfaatan jadwal. ketiga, dengan menggunakan cbs maka jadwal dapat dilakukan dengan mudah, dapat dirubah berdasarkan kriteria yang telah dibuat sendiri. keempat, dengan cbs dapat dirubah-ubah sesuai dengan situasi order. daftar pustaka chase, a. (1995). production and operations management manufacturing and services, 7th ed., irwin. ifs. (2005). manufacturing standard, ifs. ifs. (2005). schedulling, ifs. mcleod r. (2005). sistem informasi manajemen, edisi bahasa indonesia, jakarta: pt prenhallindo. laudon, k. c., and jane p. (2004). management information system: managing file digital firm, 7th ed., new jersey: prentice hall international inc. turban, e. (2001). decision support systems and expert systems, 4th ed., new jersey: prentice hall international inc. cbs (contrastrain based schedulling) ...... (hendra achmadi) 87 prototipe sistem keamanan dan kenyamanan gedung olahraga berbasiskan mikrokontroller prototipe sistem keamanan dan kenyamanan gedung olahraga berbasiskan mikrokontroller suryadiputra liawatimena jurusan sistem komputer, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 suryadi@binus.edu abstract this study is intended as a source of learning and research will design and comfort safety system gymnasium-based microcontrollers. existing gym until now still has a weakness for several factors such as weather changes rapidly, visitors are crowded, and the level of public awareness of the order is still lacking, so will implications for the safety and comfort for users of building itself. the method is a method of research literature and methods of laboratory studies. literature study was done by studying and looking for articles on matters relating to the development of world sports stadiums that are considered to have the required criteria. for laboratory study done by making the design of hardware and software is also used in this study. this system used sensors to detect the rainy weather conditions, detect the light intensity to keep the lighting inside the building, limiting the number of visitors in accordance with the capacity building capacity, temperature rise resulting from a user density of buildings and also a fire hazard that could have been either intentional or unintentional. entirety of the sensor arrangement is controlled by a microcontroller. it is expected that by using this system, users are building (football stadium) will feel more secure and convenient to activities inside the building. keywords: football stadium, sensor, microcontroller abstrak penelitian ini ditujukan sebagai sumber pembelajaran dan penelitian akan perancangan sistem keamannan dan kenyamanan gedung olahraga berbasiskan mikrokontroler. gedung olahraga yang ada sampai dengan saat ini masih memiliki kelemahan terhadap beberapa faktor diantaranya adalah cuaca yang berganti secara cepat, pengunjung yang berdesakan, dan tingkat kesadaran masyarakat akan ketertiban yang masih kurang, sehingga akan berimplikasi terhadap faktor keamanan dan kenyamanan bagi pegguna gedung itu sendiri. metode penelitian yang dilakukan adalah metode studi pustaka dan metode studi laboratorium. studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari dan mencari artikel tentang hal yang berhubungan terhadap perkembangan stadion olahraga didunia yang dianggap memiliki kriteria yang dibutuhkan. untuk studi laboratorium dilakukan dengan membuat perancangan perangkat keras dan juga peranti lunak yang digunakan didalam penelitian ini. pada sistem ini digunakan sensor untuk mendeteksi keadaan cuaca hujan, mendeteksi intensitas cahaya untuk menjaga pencahayaan di dalam gedung, pembatasan jumlah pengunjung sesuai dengan kemampuan kapasitas gedung, suhu yang meningkat akibat dari padatnya pengguna gedung dan juga bahaya kebakaran yang bisa saja terjadi baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. keseluruhan dari pengaturan sensor ini dikendalikan oleh sebuah mikrokontroller. dengan demikian, diharapkan dengan menggunakan sistem ini, para pengguna gedung (stadion sepakbola) akan lebih merasa aman dan nyaman untuk beraktifitas didalam gedung. kata kunci: stadion sepakbola, sensor, mikrokontroller comtech vol.1 no.1 juni 2010: 14-26 14 mailto:suryadi@binus.edu pendahuluan seiring dengan perkembangan zaman, saat ini masyarakat membutuhkan sarana olahraga yang representatif khususnya lapangan sepakbola. lapangan sepakbola di indonesia yang ada pada saat ini masih memiliki kelemahan terhadap keamanan dan kenyamanan. lapangan sepakbola istora senayan masih rentan terhadap beberapa fenomena alam contohnya suhu, cuaca, kebakaran dan huru-hara. jika penonton yang hadir melebihi kapasitas gedung ditambah dengan sirkulasi udara yang tidak lancar menyebabkan suasana yang tidak kondusif. hal ini mengakibatkan ketidaknyamanan insan olahraga dan khalayak ramai pengguna stadion, yang akan berimplikasi pada faktor keamanan. untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut maka dirancang suatu sistem stadion sepakbola yang nyaman dan aman. keseluruhan pengontrolan dari sistem ini akan memanfaatkan kemampuan mikrokontroller yang dapat diaplikasikan secara luas dalam bidang pengontrolan sebuah sistem. metode penelitian metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori dan cara kerja komponen-komponen pendukungnya. dilanjutkan dengan studi laboratorium di mana dilakukan percobaan atas rangkaian yang telah dibuat, pemrogaman agar sesuai dengan fungsi yang direncanakan. hasil dan pembahasan perancangan hardware pada sistem ini, akan dibagi menjadi beberapa modul seperti: modul display yang berfungsi sebagai penunjuk kapasitas gedung. apabila kapasitas gedung telah terisi penuh maka modul selenoid yang terletak pada pintu utama kana secara otomatis terkunci sehingga pertambahan jumlah pengunjung tidak terjadi. modul lainnya adalah modul sensor hujan yang akan mendeteksi apakah terjadi hujan atau tidak. apabila hujan maka data berupa logika akan diteruskan ke penggendali utama yang akan mengaktifkan driver atap sehingga atap akan menutup. pada saat atap tertutup, maka dengan sendirinya akan timbul suatu kejadian beruntun yang lebih dikenal sebagai efek domino dimana ruangan akan menjadi gelap dan suhu ruangan secara lambat laun akan meningkat. solusi dari penggurangan efek domino ini dikurangi dengan penggunaan sensor cahaya, yang akan berfungsi sebagai peraba bagi mikrokontroller untuk menyalakan lampu. setelah lampu dinyalakan, termasuk lampu tembak, lampu pada podium penonton, dan lampu lampu lainnya, maka lambat laun suhu didalam gedung akan meningkat akibat dari panas yang ditimbulkan oleh penyalaan lampu lampu tersebut. maka digunakan sensor suhu yang akan memberikan batasan kenaikan suhu. apabila suhu didalam gedung menigkat dan mencapai suhu 31 derajat celcius maka mikrokontroller akan megaktifkan driver kipas. sensor suhu sendiri dibagi kedalam dua bagian yang berbeda yaitu, sensor suhu 1 untuk batasan suhu di bawah 31 derajat celcius dan sensor suhu 2 yang akan memberikan batasan terhadap kenaikkan suhu sebesar 36 derajat celcius. prototipe sistem keamanan...... (suryadiputra liawatimena) 15 apabila kenaikkan suhu didalam gedung olahraga mencapai suhu lebih dari 36 derajat celcius maka secara otomatis mikrokontroller akan menggangap telah terjadi kebakaran didalam gedung. karena dengan mempertimbangkan kondisi fisik serta stuktur penataan interior stadion maka pompa akan dihidupkan. gambar 1 blok diagram sistem untuk mencegah terjadinya faktor-faktor yang tidak diinginkan diluar dari jangkauan kemampuan sensor maka pada sistem ini juga dilengkapi dengan sebuah tombol darurat yang akan membuka pintu darurat. hal ini di peruntukkan akses keluar gedung apabila kebakaran terjadi. besarnya pintu darurat ini mampu untuk dilalui sebuah kendaraan anti huru hara secara leluasa termasuk didalammya adalah water cannon, pemadam kebakaran, penjinak bom dan lain lain. hal ini dimaksudkan untuk menaggulangi kericuhan yang ditimbulkan dari kurangnya kesadaran akan sportifitas dan rasa tidak puas penonton yang sering kali terjadi. untuk penghubungkan modul sensor dengan modul penggendali, digunakan kabel twisted pair yang umumnya digukana untuk kabel telepon. penggunaan kabel twisted pair ini, dikarenakan kabel tersebut memiliki kemampuan untuk menolak sinyal gangguan atau noise lebih baik bila dibandingkan dengan media lainnya. sensor hujan sensor hujan ini (gambar 2) akan menggunakan 2 buah lempengan elektroda yang akan diletakkan pada atap gedung dan kemudian akan dihubungkan ke rangkaian tambahan dengan menggunakan 1 buah transistor, 2 buah resistor dan sebuah komparator. memanfaatkan kaki emiter dan kolektornya jika pada basis mendapatkan tegangan yang melebihi tegangan barier (0,7v). transistor akan maka akan mencapai titik jenuh seolah-olah kaki emiter terhubung dengan kaki kolektor. sensor hujan mengunakan elektroda dari kaki kaki dioda npn dimana kaki kolektor yang terhubung dengan sumber tegangan akan memberikan tegangan ke kaki basis apabila kedua ujung elektroda terhubung dengan titik air hujan. dan ketika basis mendapatkan tegangan, maka at89s52 akan mendapatkan tegangan sebesar 0 volt (low). comtech vol.1 no.1 juni 2010: 14-26 16 gambar 2 sensor hujan pada saat awal ( dimana belum ada air yang dihubung singkat ke dua elektroda) jalur yang menuju mikrokontroller mendekati vcc. karena transistor disini diibaratkan dengan saklar yang terbuka. sedangkan pada saat rangkaian ini on, (adanya titik air yang menghubungkan kedua elektroda) maka basis mendapat tegangan lebih dari tegangan barrier (0,7v) dan dapat diibaratkan transistor ini sebagai saklar yang sedang tertutup maka adanya arus yang mengalir dari kaki kolektor menuju emiter atau ground. sehingga, jalur yang menuju ke mikrokontroller, jadi low. dapat dikatakan rangkaian ini adalah rangkaian aktif low. sensor cahaya sensor cahaya berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan lampu yang terdapat pada ruangan baik atap dalam keadaan terbuka maupun dalam keadaan tertutup. dalam sensor ini (gambar 3) digunakan ldr yang merupakan sebuah resistor yang mempunyai resistansi (tahanan) yang besar apabila tidak terkena cahaya, akan menurun resistansinya jika tidak terkena cahaya. jadi pada saat ldr terkena cahaya (default), maka arus dan tegangan dari catu daya yang melewat sebuah tahanan sebesar 330 ohm akan diteruskan ke kaki mikrokontroller (high). karena basis pada transistor tidak mendapatan tegangan sehingga tidak adanya arus yang mengalir menuju ground. gambar 3 sensor cahaya tegangan yang diterima oleh kaki at89s52 sama dengan tegangan yang ada diresistor ini didapat dari perhitungan rumus pembagi tegangan (v = i . r) dan sebaliknya apabila ldr terkena cahaya, sehingga basis mendapatkan tegangan yang lebh besar dari tegangan barrier (0,7v) dan akan menyebabkan transistor aktif, maka arus yang berasal dari catu daya mengalir seluruhnya dari kaki kolektor menuju emiter hal ini yang membuat kaki at89s52 tidak mendapatkan tegangan (0v) atau low. pada rangkaian ini akan dilengkapi dengan vr1 yang berfungsi sebagai pengatur intensitas cahaya ldr. prototipe sistem keamanan...... (suryadiputra liawatimena) 17 counter (sensor penghitung) rangkaian counter ini memanfaatkan limit switch yang berfungsi sebagai penghitung yang akan membatasi jumlah kapasitas pengunjung, agar tidak terjadi kelebihan dari kapasitas gedung itu sendiri. sensor penghitung ini bekerja apabila tombol ditekan maka arus dari catu daya akan terus mengalir ke ground melewati tahanan sebesar 1 k. sehingga dapat dikatakan sensor ini aktif low. gambar 4 sensor penghitung karena pada saat tombol tidak ditekan, maka ada arus dan tegangan yang masuk ke pin mikrokontroller sebesar kurang lebih mendekati vcc (high). sensor atap gedung sensor atap gedung berfungsi untuk mengetahui bahwa atap telah terbuka atau masih tertutup, sensor yang dipergunakan yaitu 1 buah mikro switch dan 1 buah resistor 1 k. cara kerjanya jika switch ini tertekan maka kondisi logikanya 0 begitu juga sebaliknya jika switch ini tidak tertekan maka kondisi logikanya akan 1, karena jika switch-nya tidak tertekan maka tegangan masuk dari sensor ke port mikrokontroller menjadi besar atau high. vcc (buka) sw 1.1 r 1.1 c 1.1 vcc (tutup) r 1.2 c 1.2 p 2.5 p 3.7 gambar 5 sensor atap gedung cara kerja dari sensor ini pada saat tombol tidak ditekan (atap terbuka) maka vcc akan mengalir menuju at89s52 akan tetapi kalau atap tertutup (kalau tombol ditekan) maka jalur yang menuju at89s52 akan berlogika low. sensor pintu darurat sensor pintu darurat ini digunakan pada saat terjadi kebakaran yang berfungsi untuk jalur keluarnya pengunjung dan jalur evakuasi pemadam kebakaran, pasukan huru – hara serta tim medis. untuk mengetahui bahwa atap telah terbuka atau masih tertutup, sensor ini menggunakan 1 buah comtech vol.1 no.1 juni 2010: 14-26 18 mikro switch dan 1 buah resistor 1 k. cara kerjanya jika switch ini tertekan maka kondisi logikanya 0 begitu juga sebaliknya jika switch ini tidak tertekan maka kondisi logikanya akan 1, karena jika switch-nya tidak tertekan maka tegangan masuk dari sensor ke port mikrokontroller menjadi besar atau high. vcc ( buka) sw 6.1 r 6.1 c 6.1 vcc ( tutup) sw 6.5 r 6.5 c 6.5 p 3.6 p 2.4 gambar 6 sensor pintu darurat cara kerja dari sensor ini pada saat tombol tidak ditekan (atap terbuka) maka vcc akan mengalir menuju at89s52 akan tetapi kalau atap tertutup (kalau tombol ditekan) maka jalur yang menuju at89s52 akan berlogika low. modul sensor suhu vcc lm 33 5 vcc r4.2 ic 4.2p ot 4.3 pot 4.4 p 2.0 dan p 2.1 gambar 7 sensor suhu sensor suhu yang terdiri dari ic sensor suhu tipe lm 335 yang akan melakukan pembacaan suhu dan merubahnya ke dalam bentuk analog. dimana setiap kenaikan suhu sebesar 1°c diikuti dengan kenaikan tegangan sebesar 10mv. kemudian keluaran dari ic lm 335, akan di teruskan ke ic comparator lm339 yang akan membandingkan masukan input positif dengan tegangan reverensi (vin -) jika tegangan yang dihasilkan oleh lm 335 lebih besar dari tegangan reverensi maka komparator akan memberikan masukan berlogika high yang mendekati vcc ke pada mikrokontroler. pengintegrasian display seven segment untuk tetap menjaga kapasitas gedung tidak berlebih, dan juga untuk informasi berapa jumlah pengunjung, maka digunakan sebuah papan display yang terdiri dari 4 buah seven segment. 1 buah ic decoder 2 to 4 (74ls139), 4 buah ic 74ls95 dan 4 buah ic 74ls48 dimana ic ini memiliki spesifikasi 2 buah input dan 8 buah output. prototipe sistem keamanan...... (suryadiputra liawatimena) 19 gambar 8 rangkaian seven segment ic decoder 74 ls139 (2 to 4) yang pertama digunakan untuk memilih seven segment mana yang aktif. dan sebuah lagi ic decoder yang digunakan kedua output-nya untuk mengirimkan data dari mikrokontroller dan membentuk tampilan berupa angka. fungsi dari ic 74ls48 rangkaian ini adalah sebagai pengkonversian dari bentuk bcd ke bentuk seven segment sehingga data bit ini menjadi 7 bit yang digunakan untuk menampilkan led seven segment. rangkaian ini yang akan mengubah kode bcd sehingga outputnya akan membuat display seven segment menampilkan bilangan desimal yang sesuai kode bcd-nya. tampilan seven segment ini pada dasarnya terdiri dari 7 buah led yang dirangkai menjadi satu sehingga membentuk angka 8. pada prinsipnya led ini dianggap sebuah p-n dioda. cahaya yang dipancarkan bekerja bila arus dilewatkan melaluinya dalam kondisi bias maju. fungsi tampilan seven segment dalam maket gedung olah raga ini adalah sebagai penunjuk kapasitas daya tampung kursi penonton yang akan membatasi jumlah penonton sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia. jadi apabila kapasitas kursi telah terisi penuh, maka penonton tidak dapat masuk lagi. rangkaian driver kipas, lampu dan pompa air no nc s d14.1 r14.1 d14.2 tr14.1 d 14.3 tr14.2 r y 14 .1 7806vcc p 0.4 – p 0.6 gambar 9 driver kipas, lampu dan pompa comtech vol.1 no.1 juni 2010: 14-26 20 rangkaian driver ini terdiri atas beberapa komponen elektronik seperti resistor, transistor dan relay. pada saat mikrokontroller memberikan input logika high maka basis pada transistor 14.1 akan melebihi tegangan barrier sehingga, ada arus yang menggalir dari kaki kolektor menuju emiter dan kemudian diteruskan ke kaki basis transistor 14.2 sehingga adanya arus yang mengalir melalui relay dan menghidupkannya. relay disini berfungsi sebagai saklar yang menghubungkan device dengan sumber tegangan. rangkaian driver motor dc motor dc yang digunakan untuk menggerakkan atap membutuhkan tegangan sebesar 12v dan arus yang sebesar 5a. hal ini dikarenakan untuk menggerakkan atap dibutuhkan torque yang besar. oleh karena itu digunakan sebuah motor yang harus disupply dengan arus yang besar pula. hal ini tidaklah memungkinkan untuk menghubungkan langsung motor dengan mikrokontroller. tentunya hal tersebut dapat dihindari dengan menambahkan sebuah rangkaian yang disebut dengan driver motor dc. driver yang digunakan untuk mengoperasikan motor tersebut memanfaatkan dua buah relay yang mana fungsi dari pada relay pertama adalah sebagai saklar motor, sedangkan relay kedua digunakan untuk mengatur pergerakan arah motor ke kiri atau kekanan. seperti yang dapat dilihat pada gambar 10 berikut ini. no nc d9.1 r9.1 d9.2 tr9.1 d 9.3 tr9.2 r y 9. 1 no nc ma d9.4 r9.2 d9.5 tr9.3 d 9.6 tr9.4 r y 9. 2 vcc no nc p 0.0 & p 0.2 p 0.1 & p 0.3 gambar 10 rangkaian driver motor dc rancang bangun dibuat sebuah maket stadion sepakbola dengan menggunakan skala 1 : 200 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 11 ini. prototipe sistem keamanan...... (suryadiputra liawatimena) 21 gambar 11 pandangan muka dan atas stadion gambar 12 foto maket a. pada saat lampu dihidupkan, b. pada saat lampu tidak dihidupkan, c. proses awal penutupan atap, d. tampak atas, e. tampak perspektif, dan f. tampak samping comtech vol.1 no.1 juni 2010: 14-26 22 perancangan piranti lunak rancangan piranti lunak dibuat untuk interface antara sensor dengan mikrokontroller. agar hasil keluaran dari mikrokontroller sesuai seperti yang diharapkan,maka pada mikrokontroller diinputkan program menggunakan bahasa pemrograman bahasa c. perancangan piranti lunak dapat digambarkan dengan diagram alir seperti di bawah ini: gambar 13 diagram alir pengujian sistem pengujian sistem meliputi pengujian secara hardware dan software dan sistem yang dirancang, diuji secara per modul agar dapat dilihat tingkat keberhasilan kerja dari tiap modulnya. kemudian sistem juga akan diuji secara keseluruhan termasuk pengujian yang dilakukan dengan mengaplikasikan system kedalam maket. berikut ini adalah beberapa contoh pengujian yang telah dilakukan: prototipe sistem keamanan...... (suryadiputra liawatimena) 23 tabel 1 hasil pengukuran sensor hujan logika sensor v r 2.1 v r 2.2 kondisi low 0 v/(gnd) vcc hujan high vcc 0 v/(gnd) cerah tabel 2 hubungan logika keluaran sensor hujan dengan sensor atap kondisi teg. sensor atap teg. sensor hujan keterangan hujan high low tutup atap tidak hujan low high buka atap tabel 3 hasil pengukuran ldr kondisi tegangan keterangan jarak gelap 0 v low 50cm terang vcc high 50cm diukur dengan penggaris dan vr = 10 k ohm tabel 4 hasil pengukuran breaking switch kondisi tombol tegangan keterangan ditekan 0 v low tidak ditekan vcc high tabel 5 hasil percobaan motor dc arus yang diberikan tegangan keterangan 500 ma 6 v atap tidak bergerak 500 ma 9 v atap tidak bergerak 500 ma 12 v atap tidak bergerak 1 a 6 v atap tidak bergerak 1 a 9 v atap tidak bergerak 1 a 12 v atap tidak bergerak 2 a 6 v atap bergerak 2 a 9 v atap bergerak 2 a 12 v atap bergerak evaluasi sensor suhu dengan menggunakan lm 335 yang kemudian digabungkan dengan komparator mampu mengeluarkan output ke mikrokontroller, kenaikan suhu dari lm 335 sangat cepat responnya tetapi sangat lambat dan butuh pendingin tambahan pada sensor ini. lm 335 sendiri kurang presisi akibat dari kehandalan sensor tersebut berkurang yang diuji dengan cara dibakar dengan korek api. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 14-26 24 sensor hujan dengan menggunakan dua elektroda bekerja dengan baik dan mikrokontroller cepat merespon untuk menutup atap gedung. counter pengunjung increase dan decrease bekerja dengan baik, selenoid juga bekerja pada saat nilai increase counter mencapai nilai penuh. sensor cahaya dengan mengggunakan ldr bekerja dengan baik dan mampu menghidupkan lampu jika intensitas cahaya berkurang (gelap). variabel resistannya mempengaruhi respon lampu pada ldr, karena semakin besar vr-nya maka respon yang dihasilkan semakin baik. breaking switch tidak mampu bekerja dengan baik karena terdapat konflik pada pintu darurat dan ini merupakan kesalahan dari software bukan hardware. karena keterbatasan alat pengukuran dan data yang tidak tersedia maka pengukuran untuk motor dc tidak dapat dilakukan secara teori yang dibahas pada bab 2. pengukuran dilakukan hanya berdasarkan pengukuran kebutuhan dari maket ini. simpulan dari hasil analisis dan evaluasi dapat disimpulkan sebagai berikut. pertama, sistem dapat bekerja dengan baik tanpa breaking switch. kedua, sistem dapat mengontrol kapasitas pengunjung melalui increase counter dan decrease counter serta selenoid bekerja pada saat increase counter mencapai nilai penuh. ketiga, sensor cahaya dengan menggunakan ldr berfungsi baik, perlu diperhatikan besar kecil vr yang dapat mempengaruhi sensitivitas ldr tersebut. lampu merespon baik pada saat perubahaan intensitas cahaya terpengaruh oleh variabel resistans. keempat, sensor suhu jika diterapkan kepada bentuk sebenarnya tidak bisa menggunakan lm 335, karena sensor ini kurang sensitif terhadap respon temperatur ruang besar. dan bila saat terjadi kebakaran pompa bekerja baik tetapi untuk diterapkan ke skala sebenarnya perlu pompa air dengan tekanan tinggi melihat bentuk gedung asli sangat besar. kelima, sensor hujan bekerja dengan baik tetapi kekurang kokohan puli pada maket gedung mengakibatkan gerakan atap tidak stabil. keenam, kesalahan pada software mengakibatkan konflik pada sensor suhu 2 (kebakaran). ketujuh, untuk simulasi suhu panas dan kebakaran dapat digantikan dengan potensio untuk menset suhu ruang guna efisiensi dalam penggunaan lm 335. daftar pustaka brown, s., and vranesic, z. (2003). fundamental of digital logic with verilog design. mc graw hill. fairchild. (1977). cmos databook. kuo b. c. (1982). automatic control system, 4th ed., englewood clifs: prentice-hall, inc. malvino. (1994). aproksinasi rangkaian semikonduktor, diterjemahkan oleh barnawi, m., tjia, m. o., edisi keempat, jakarta: erlangga. morris, m., and kime.c. r. (2001). logic and computer design fundamental, new jersey: prentice hall. nalwan, p. a. teknik antarmuka dan pemrograman mikrokontroler at89c51, jakarta: gramedia. tech publications. tower international transistor selector. prototipe sistem keamanan...... (suryadiputra liawatimena) 25 tirtamiharja, s. (1996). elektronika analog dan digital, edisi pertama, yogyakarta: percetakan andi. wasito, s. (1995). vademekum elektronika, edisi kedua, jakarta: pt. gramedia pustaka utama. zuhal. (1995). dasar teknik tenaga listrik dan elektronika daya, edisi ketiga, jakarta: pt. gramedia pustaka utama. http://www.atmel.com/atmel http://www.elektronikindonesia.com/elektro.html http://www.datasheet.com http://www.national.com/pf/lm/lm35 comtech vol.1 no.1 juni 2010: 14-26 26 http://www.atmel.com/atmel http://www.elektronikindonesia.com/elektro.html http://www.datasheet.com/ http://www.national.com/pf/lm/lm35 microsoft word 10_harrydhika_fitrianadestiawati_penerapan algoritma application of data mining algorithm.… (harry dhika; fitriana destiawati)   569 application of data mining algorithm to recipient of motorcycle installment harry dhika1, fitriana destiawati2 1,2teknik informatika fakultas teknik, matematika dan ipa, universitas indraprasta pgri jl nangka no. 58b, jakarta, dki jakarta 12530 dhikatr@yahoo.com1), honeyzone86@gmail.com2) abstract the study was conducted in the subsidiaries that provide services of finance related to the purchase of a motorcycle on credit. at the time of applying, consumers enter their personal data. based on the personal data, it will be known whether the consumer credit data is approved or rejected. from 224 consumer data obtained, it is known that the number of consumers whose applications are approved is 87% or about 217 consumers and consumers whose application is rejected is 16% or as much as 6 consumers. acceptance of motorcycle financing on credit by using the method of applying the algorithm through cris-p dm is the industry standard in the processing of data mining. the algorithm used in the decision making is the algorithm c4.5. the results obtained previously, the level of accuracy is measured with the confusion matrix and receiver operating characteristic (roc). evaluation of the confusion matrix is intended to seek the value of accuracy, precision value, and the value of recall data. while the receiver operating characteristic (roc) is used to find data tables and comparison area under curve (auc) keywords: motorcycle financing credit, crisp dm, data mining, algorithms c4.5, confusion matrix, roc abstrak penelitian dilakukan pada anak perusahaan yang memberikan pelayanan pembiayaan sepeda motor secara kredit. pada saat konsumen mengajukan permohonan, konsumen akan memasukan data pribadi mereka. berdasarkan data pribadi tersebut, akan diketahui apakah data kredit konsumen tersebut disetujui atau ditolak. dari 224 data konsumen yang diperoleh, konsumen yang pembiayaan kredit motornya disetujui adalah 87% atau sekitar 217 konsumen dan konsumen yang ditolak sebesar 16% atau sebanyak 6 konsumen. penerimaan pembiayaan sepeda motor secara kredit dengan menggunakan metode penerapan algoritma melalui proses cris-p dm merupakan standar industri dalam pemprosesan data mining. algoritma yang digunakan dalam menentukan keputusan adalah algoritma c4.5. pada hasil yang diperoleh sebelumnya, tingkat akurasi diukur dengan confusion matrix dan receiver operating caracteristic (roc). evaluasi dalam confusion matrix ditujukan untuk mencari nilai accuracy, nilai precision, dan nilai recall data. sedangkan, receiver operating caracteristic (roc) digunakan untuk mencari data dengan tabel dan perbandingan area under curve (auc) kata kunci: pembiayaan kredit sepeda motor, cris-p dm, data mining, algoritma c4.5,confusion matrix,roc 570 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 569-579  pendahuluan pada saat ini, kendaraan bermotor atau motor sangat banyak sekali di jalan, tak jarang kita juga melihat banyak kemacetan. jumlah motor yang semakin meningkat membuat kita tanpa sadar melihat motor sebagai kendaraan yang paling mudah dan efisien. dalam mendapatkan motor, caranya juga sudah dipermudah. mudahnya mendapatkan motor membuat salah satu perusahaan penyedia layanan kredit harus lebih selektif dikarenakan pesanan yang tinggi dan terkadang harus diikuti dengan kesiapan dalam bidang teknologi yang baik. untuk itu dibutuhkan sebuah sistem keputusan yang sederhana dalam menganalisa pemberian kredit kendaraan bermotor. selain itu, terdapat latar belakang lain yang mempengaruhi secara khusus pada angsuran atau kebutuhan akan pembiayaan yang baik seperti harus didukung dengan validitas data yang baik juga sehingga dalam perjalanan angsuran kedepannya masalah kredit macet dapat diminimalisir. adapun masalah yang dihadapi sampai saat ini yakni: belum adanya sebuah sistem komputerisasi yang dapat menangani masalah keputusan pemberian kredit pada konsumen atau pada penerima kredit motor. kebutuhan atas komputerisasi sangat dibutuhkan karena diikuti oleh meningkatnya pesanan terhadap motor. kebutuhan atas sistem tersebut dibuat dengan mengharapkan tercapainya beberapa tujuan dalam perancangan sistem penerapan algoritma data mining terhadap penerima kredit motor yakni memudahkan kinerja khususnya dalam menentukan keputusan tentang penerima atau calon konsumen yang berhak mendapat persetujuan atau penolakan terhadap kredit yang diajukan. hal ini sejalan dengan tantangan utama dari bussines inteligence (bi) yang berhubungan erat dengan pola bisnis yang bersifat unik bagi tiap organisasi, begitu juga dengan kebijakan dan aturan bisnis yang diberlakukan oleh perusahaan. hal tersebut menyebabkan perusahaan tidak dapat membeli produk bussines inteligence (bi) seperti barang jadi pada umumnya dan berharap dapat memenuhi setiap solusi dari kebutuhan bisnisnya sehingga bussines inteligence (bi) harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan proses bisnis perusahaan (darudiato, santoso, & wiguna, 2010). dalam pengajuan kredit, jika dengan cepat dapat diputuskan dengan seluruh kelengkapan data maka akan diperoleh efisiensi waktu dalam mengajukan kredit. untuk itu, bisa lebih memaksimalkan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dokumen dan segala kelengkapan apa saja yang dibutuhkan dalam pengajuan kredit yang sebenarnya dengan mudah dapat dilakukan. konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep dari data mining. data mining atau menambang data yang didefinisikan sebagai metode yang digunakan untuk mengekstraksi informasi prediktif tersembunyi pada database. ini adalah teknologi yang sangat potensial bagi perusahaan dalam memberdayakan data warehouse-nya (sulianta & juju, 2010). data mining disebut sebagai proses ekstraksi pengetahuan dari data yang besar. sesuai fungsinya data mining adalah proses pengambilan keputusan dari volume data yang besar yang disimpan dalam basis data, data warehouse, atau informasi yang disimpan dalam repository (han & kamber, 2006). istilah data mining berasal dari kemiripan antara pencarian informasi yang bernilai dari basis data yang besar dengan menambang pada sebuah gunung untuk memperoleh sesuatu yang bernilai (sumathi & sivanandam, 2006). metode penelitian ini didesain dengan menggunakan model crisp-dm (cross standart industries for data mining), dalam metode ini terdapat 6 tahapan (larose, 2005). application of data mining algorithm.… (harry dhika; fitriana destiawati)   571 gambar 1. tahap crisp-dm (cross standart industries process for data mining) terdapat beberapa tahapan dalam crisp-dm (cross standart industries process for data mining). pertama, business/research understanding phase. dalam hal ini, dilakukan pemahaman terhadap penelitian yang dilakukan. perlunya pemahaman terhadap subtansi atau inti dari penelitian yang dilakukan dimulai dari kebutuhan dan perspektif bisnis yang dilakukan. terdapat beberapa kegiatan pada tahapan ini diantaranya adalah ditentukannya sasaran dan tujuan dari penelitian, pemahaman kondisi atau situasi bisnis, menentukan tujuan dari data mining dan melakukan penjadwalan atau perencanaan strategi penelitian. kedua, data understanding phase (fase pemahaman data). fase ini dikenal sebagai fase pemahaman terhadap data yang diperoleh dan kemudian data awal yang dikumpulkan melalui observasi langsung, dengan melakukan analisa terhadap berkas persetujuan atau penolakan yang terdapat pada objek penelitian. kajian perlu dilakukan sehingga diketahui data yang akan digunakan. data yang diambil seluruhnya berjumlah 224 berkas profil pengajuan. seluruh data berjumlah 224 sebagai populasi dan disalin setiap field dan bagian ke dalam tabel atribut yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok atau 2 bagian. bagian pertama terdiri dari 80% data yang digunakan untuk dimasukan dalam aplikasi rapidminer. data ini disebut sebagai data training data yang dijadikan acuan dalam membuat rule atau model algoritma. selanjutnya, 20% data berikutnya akan digunakan dalam uji coba rule atau model yang dinamakan data testing. pengumpulan data dilakukan sesuai dengan attribute yang tersedia pada objek penelitian, nilai dari form identitas, penghasilan perbulan, masa kerja, uang muka, usia, lama angsuran, penjamin hingga hasil persetujuan atas kredit yang dilakukan oleh objek penelitian. data ini seluruhnya adalah kegiatan yang telah dilaksanakan oleh objek penelitian dalam menjalankan usaha bisnisnya. seluruh data diambil berdasarkan berkas yang ditunjukan oleh objek penelitian, jika data yang diperoleh semakin banyak maka hasil dari akurasi datanya juga akan maksimal. jika diperlukan acuan pustaka juga dapat dilakukan pada tahapan ini. dalam tahapan ini, perlu identifikasi terhadap masalah kualitas data yang baik sehingga diperoleh nilai subset yang sesuai, menarik dalam pembuatan hipotesa awal. ketiga, data preparation phase (fase pengolahan data). tahapan ini merupakan tahapan pengolahan data atau dapat juga dikatakan sebagai tahapan persiapan data. banyak persiapan yang dilakukan pada tahapan ini sehingga tak jarang fase ini juga disebut sebagai fase padat karya. beberapa kegiatan seperti pemilihan tabel dan field terjadi pada fase ini. pemilihan tabel dan field tersebut akan dimasukan atau ditransformasikan kedalam database yang lain atau database baru 572 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 569-579  sebagai bahan atau data mining mentah. keempat, modeling phase (fase pemodelan). pada fase pemodelan dilakukan dengan penggunaan aplikasi seperti rapidminer, aplikasi pengolah data mining mentah, dan dimasukan juga algoritma c4.5. dari data tersebut dipilih attribute yang menjadi label. kemudian, seluruh parameter dipilih dengan penentuan nilai yang optimal. kelima, evaluation phase (fase evaluasi). fase ini merupakan tahapan analisa dari hasil pengolahan fase sebelumnya dengan menginterpretasikan data yang kemudian diperoleh nilai perbandingan dengan proses model yang sebelumnya. perlunya kajian mendalam pada tahapan ini adalah untuk menentukan nilai akurasi pada data model yang dihasilkan. hal tersebut bertujuan agar dapat digunakan oleh sasaran sesuai rencana pada domain goal pada fase pertama. keenam, deployment phase (fase penyebaran). fase ini merupakan tahapan pembuatan laporan atau implementasi knowledge yang diperoleh dari fase sebelumnya. algoritma c4.5 algoritma c4.5 merupakan algoritma klasifikasi dengan teknik pohon keputusan yang terkenal dan disukai karena memiliki kelebihan-kelebihan. kelebihannya adalah dapat mengolah data numerik (kontinyu) dan diskret, dapat menangani nilai atribut yang hilang, dapat menghasilkan aturanaturan yang mudah diinterpretasikan dan tercepat diantara algoritma-algoritma yang lain. keakuratan prediksi adalah kemampuan model untuk dapat memprediksi label kelas terhadap data baru atau yang belum diketahui sebelumnya dengan baik. dalam hal kecepatan atau efisiensi waktu komputasi yang diperlukan untuk membuat dan menggunakan model. kemampuan model untuk memprediksi dengan benar walaupun ada data yang nilainya dari atribut yang hilang. selanjutnya, skalabilitas adalah kemampuan untuk membangun model secara efisien untuk data yang berjumlah besar (aspek ini akan mendapatkan penekanan). terakhir, interpretabilitas adalah model yang dihasilkan mudah dipahami. selain itu dapat juga dikatakan bahwa algoritma merupakan kumpulan perintah yang tertulis secara sistematis guna menyelesaikan permasalahan logika dari matematika. pengertian algoritma c4.5 adalah algoritma yang digunakan untuk membentuk pohon keputusan. sedangkan, pohon keputusan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk memprediksi atau mengklarifikasi yang sangat kuat. pohon keputusan dapat membagi kumpulan data yang besar menjadi himpunan-himpunan record yang lebih kecil dengan menerapkan serangkaian aturan keputusan. ada beberapa tahap dalam membuat sebuah pohon keputusan dengan algoritma c4.5 (kusrini & luthfi, 2009), yaitu: (1) menyiapkan data training. data training biasanya diambil dari data histori yang pernah terjadi sebelumnya dan sudah dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tertentu. (2) menentukan akar dari pohon. akar akan diambil dari atribut yang terpilih, dengan cara menghitung nilai gain dari masing-masing atribut. nilai gain yang paling tinggi akan menjadi akar pertama. sebelum menghitung nilai gain dari atribut, hitung dahulu nilai entropy. untuk menghitung nilai entropy digunakan rumus: ∑ ∙ log (1) keterangan: s = himpunan kasus n = jumlah partisi s pi = proporsi si terhadap s 1. kemudian hitung nilai gain dengan menggunakan rumus: , ∑ │ │ │ │ ∗ (2) application of data mining algorithm.… (harry dhika; fitriana destiawati)   573 keterangan: s = himpunan kasus a = fitur n = jumlah partisi atribut a │si│= proporsi si terhadap s │s│= jumlah kasus dalam s 2. ulangi langkah ke-2 hingga semua record terpartisi. 3. proses partisi pohon keputusan akan berhenti saat : a. semua record dalam simpul n mendapat kelas yang sama. b. tidak ada atribut di dalam record yang dipartisi lagi. c. tidak ada record di dalam cabang yang kosong. hasil dan pembahasan perancangan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak rapidminer ver. 5.1. hasil meta data yang telah diinput adalah sebagai berikut: tabel 1 tabel meta data role name type id identitas binomial cost uang muka polynomial label hasil binomial reguler masa kerja polynomial reguler usia polynomial reguler lama angsuran polynomial reguler penjamin binomial tabel 2 sample data testing final identitas penghasilan perbulan masa kerja uang muka usia lama angsuran penjamin hasil lengkap >5juta 3-4 tahun >5 juta 17-45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 1juta-2juta 4-5 tahun <1 juta >45 tahun 1 tahun ada penjamin disetujui lengkap 2juta-3juta 4-5 tahun <1 juta <17 tahun 2 tahun ada penjamin disetujui lengkap 3juta-4juta >5 tahun 1-2 juta 17-45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 4juta-5juta 1-2 tahun 2-3 juta >45 tahun 4 tahun ada penjamin disetujui lengkap >5juta 2-3 tahun 3-4 juta 17-45 tahun 2 tahun ada penjamin disetujui lengkap 1juta-2juta 3-4 tahun >5 juta >45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 2juta-3juta 4-5 tahun <1 juta <17 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 1juta-2juta >5 tahun 1-2 juta 17-45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 2juta-3juta 1-2 tahun 2-3 juta <17 tahun 2 tahun ada penjamin disetujui lengkap 3juta-4juta 2-3 tahun 3-4 juta 17-45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 1juta-2juta 1-2 tahun <1 juta 17-45 tahun 1 tahun ada penjamin disetujui lengkap 2juta-3juta 2-3 tahun 1-2 juta 17-45 tahun 2 tahun ada penjamin disetujui lengkap 3juta-4juta 3-4 tahun 2-3 juta >45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 4juta-5juta 4-5 tahun 3-4 juta <17 tahun 2 tahun ada penjamin disetujui lengkap >5juta >5 tahun >5 juta 17-45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 3juta-4juta 3-4 tahun <1 juta >45 tahun 4 tahun ada penjamin disetujui lengkap 4juta-5juta 4-5 tahun 1-2 juta <17 tahun 5 tahun ada penjamin disetujui lengkap >5juta >5 tahun 2-3 juta 17-45 tahun 1 tahun ada penjamin disetujui 574 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 569-579  tabel 2 sample data testing final (lanjutan) identitas penghasilan perbulan masa kerja uang muka usia lama angsuran penjamin hasil lengkap 2juta-3juta 1-2 tahun 3-4 juta 17-45 tahun 2 tahun ada penjamin disetujui lengkap 3juta-4juta 2-3 tahun >5 juta >45 tahun 1 tahun ada penjamin disetujui lengkap 4juta-5juta 1-2 tahun <1 juta <17 tahun 2 tahun ada penjamin disetujui lengkap >5juta 2-3 tahun <1 juta 17-45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 1juta-2juta 3-4 tahun 1-2 juta 17-45 tahun 4 tahun ada penjamin disetujui lengkap 2juta-3juta 4-5 tahun 2-3 juta >45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 3juta-4juta >5 tahun 3-4 juta <17 tahun 1 tahun ada penjamin disetujui lengkap 4juta-5juta 1-2 tahun >5 juta 17-45 tahun 2 tahun ada penjamin disetujui lengkap >5juta 2-3 tahun <1 juta >45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 1juta-2juta 1-2 tahun 1-2 juta <17 tahun 4 tahun ada penjamin disetujui lengkap 2juta-3juta 2-3 tahun 2-3 juta 17-45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap 3juta-4juta 1-2 tahun 3-4 juta <17 tahun 4 tahun ada penjamin disetujui lengkap 4juta-5juta 2-3 tahun <1 juta 17-45 tahun 3 tahun ada penjamin disetujui lengkap >5juta 3-4 tahun 1-2 juta >45 tahun 1 tahun ada penjamin disetujui lengkap 1juta-2juta 4-5 tahun 2-3 juta <17 tahun 2 tahun ada penjamin disetujui tidak lengkap 2juta-3juta 4-5 tahun 3-4 juta 17-45 tahun 3 tahun ada penjamin ditolak tidak lengkap 1juta-2juta >5 tahun >5 juta >45 tahun 4 tahun ada penjamin ditolak tidak lengkap 2juta-3juta 1-2 tahun <1 juta <17 tahun 2 tahun tidak ada penjamin ditolak tidak lengkap 3juta-4juta 2-3 tahun <1 juta 17-45 tahun 3 tahun tidak ada penjamin ditolak tidak lengkap 1juta-2juta 3-4 tahun 1-2 juta >45 tahun 3 tahun tidak ada penjamin ditolak tidak lengkap 2juta-3juta 4-5 tahun 2-3 juta 17-45 tahun 3 tahun tidak ada penjamin ditolak tidak lengkap 3juta-4juta >5 tahun 3-4 juta >45 tahun 2 tahun tidak ada penjamin ditolak tidak lengkap 4juta-5juta 1-2 tahun >5 juta <17 tahun 3 tahun tidak ada penjamin ditolak tidak lengkap >5juta 2-3 tahun <1 juta 17-45 tahun 1 tahun tidak ada penjamin ditolak tidak lengkap 3juta-4juta 1-2 tahun 1-2 juta >45 tahun 2 tahun tidak ada penjamin ditolak tidak lengkap 4juta-5juta 2-3 tahun 2-3 juta <17 tahun 3 tahun tidak ada penjamin ditolak data yang digunakan dalam aplikasi adalah data training. dari seluruh populasi, data dipisah menjadi 80% data training yang dipakai untuk membuat model atau rule dan 20% sebagai data testing seperti pada tabel 2 diatas. dari meta data tersebut dilakukan pengolahan pada rapidminer dengan main process sebagai berikut: gambar 2 main proses main proses dilakukan sesuai dengan tahapan crisp-dm dengan menambahkan data dengan tipe csv, dan memasukan box validation untuk memastikan agar hasil pengukuran dapat maksimal. selanjutnya, diperoleh tingkat pengukuran akurasi sebagai berikut: gambar 3 pengukuran akurasi data application of data mining algorithm.… (harry dhika; fitriana destiawati)   575 hasil pengukuran akurasi data yang diperoleh bahwa secara keseluruhan nilainya mencapai 85.67%. dari tabel tersebut diketahui prediksi disetujuinya pengajuan kredit konsumen dengan true disetujui mencapai 190 konsumen dan true ditolak sebanyak 27 konsumen, dengan hasil pencapaian nilai presisi sebesar 87.56% . sedangkan untuk prediksi data konsumen yang ditolak untuk true disetujui mencapai 5 konsumen dan untuk true ditolak terdapat 1 konsumen atau 1 penerima kredit motor. persentase ditolaknya konsumen adalah sebesar 16.67%. untuk recall data konsumen yang sangat tinggi terdapat class recall true disetujui mencapai 97.44% sedangkan untuk class recall true ditolak mencapai 3.57% konsumen penerima kredit motor. melihat data lebih besar kepada konsumen, pengukuran akurasi diterima dengan tingkat akurasi tinggi yang berbanding terbalik dengan pengukuran presicion. pengukuran yang berikutnya sebagai pembanding presicion data sebagai berikut: gambar 4 pengukuran precision data hasil pengukuran precision data diperoleh bahwa secara keseluruhan nilainya mencapai 16.67%. hasil ini sama seperti hasil pengukuran pada akurasi. dengan hasil dari tabel tersebut diketahui prediksi disetujuinya pengajuan kredit konsumen dengan true disetujui mencapai 190 konsumen dan true ditolak sebanyak 27 konsumen, dengan hasil pencapaian nilai presisi sebesar 87.56%. sedangkan, untuk prediksi data konsumen yang ditolak yaitu untuk true disetujui mencapai 5 konsumen dan true ditolak terdapat 1 konsumen atau 1 penerima kredit motor. persentase ditolaknya konsumen adalah sebesar 16.67%. untuk recall data konsumen sangat tinggi yaitu untuk class recall true disetujui mencapai 97.44%, sedangkan untuk class recall true ditolak mencapai 3.57%. dalam hal ini data difokuskan pada kebalikan hasil accuracy. nilai pengukuran confusion matrix selanjutnya yaitu class recall sebagai berikut: gambar 5 pengukuran recall data hasil dari pengukuran recall data jika diperhatikan untuk prediksi disetujui dan prediksi ditolak adalah sama dengan gambar 4 dan 5. yang membedakannya adalah nilai dari recall sebesar 3.33% yang membedakan dengan lain. nilainya mengartikan bahwa untuk nilai atau hasil keputusan dalam pemberian kredit motor sangat sedikit sekali yang ditolak sehingga yang merupakan positive class adalah “ditolak”. 576 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 569-579  setelah dilakukan seluruh tahapan evaluasi untuk confusion matrix maka selanjutnya dilakukan analisa evaluasi pembanding yakni terhadap pengukuran receiver operating characteristic (roc) sebagai berikut: gambar 6 pengukuran uac optimistic nilai dari roc diukur terlebih dahulu terhadap area under curvenya (auc) optimistic dengan nilai sebesar 0.613 terhadap kelas yang ditolak. pengukuran dilakukan berikutnya terhadap auc normal adalah: gambar 7 pengukuran auc nilai yang diperoleh dari pengukuran auc adalah sebesar 0.477 untuk kelas yang ditolak. selanjutnya pengukuran untuk pessimistic-nya adalah sebagai berikut: gambar 8 pengukuran auc pessimistic application of data mining algorithm.… (harry dhika; fitriana destiawati)   577 nilai yang diperoleh dari auc pessimistic adalah 0.341 untuk class predictive yang ditolak. pengukuran berikutnya dilakukan untuk mengetahui performance terhadap vector yang diperoleh sebagai berikut: performancevector: accuracy: 85.67% +/4.27% (mikro: 85.65%) confusionmatrix: true: disetujui ditolak disetujui: 190 27 ditolak: 5 1 precision: 16.67% (positive class: ditolak) confusionmatrix: true: disetujui ditolak disetujui: 190 27 ditolak: 5 1 recall: 3.33% +/10.00% (mikro: 3.57%) (positive class: ditolak) confusionmatrix: true: disetujui ditolak disetujui: 190 27 ditolak: 5 1 auc (optimistic): 0.613 +/0.142 (mikro: 0.613) (positive class: ditolak) auc: 0.477 +/0.162 (mikro: 0.477) (positive class: ditolak) auc (pessimistic): 0.341 +/0.201 (mikro: 0.341) (positive class: ditolak) dari hasil keseluruhan maka diperoleh pohon keputusan sebagai berikut: gambar 9 pohon algoritma c4.5 penerima kredit motor pada gambar 9, pohon algoritma c4.5 penerima kredit motor jika di jabarkan ke dalam bahasa yang lebih sederhana dan dibuat dalam bentuk pohon text maka akan diperoleh hasil sebagai berikut: masa kerja = 1-2 tahun | lama angsuran = 1 tahun: disetujui {disetujui=8, ditolak=1} | lama angsuran = 2 tahun: disetujui {disetujui=11, ditolak=2} | lama angsuran = 3 tahun | | usia = 17-45 tahun: disetujui {disetujui=7, ditolak=0} 578 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 569-579  | | usia = <17 tahun | | | penjamin = ada penjamin: disetujui {disetujui=4, ditolak=0} | | | penjamin = tidak ada penjamin: ditolak {disetujui=0, ditolak=3} | | usia = >45 tahun: disetujui {disetujui=4, ditolak=1} | lama angsuran = 4 tahun: disetujui {disetujui=12, ditolak=0} | lama angsuran = 5 tahun: disetujui {disetujui=2, ditolak=0} masa kerja = 2-3 tahun | usia = 17-45 tahun | | lama angsuran = 1 tahun | | | penjamin = ada penjamin: disetujui {disetujui=3, ditolak=0} | | | penjamin = tidak ada penjamin: ditolak {disetujui=0, ditolak=2} | | lama angsuran = 2 tahun: disetujui {disetujui=5, ditolak=1} | | lama angsuran = 3 tahun: disetujui {disetujui=10, ditolak=1} | | lama angsuran = 4 tahun: disetujui {disetujui=4, ditolak=1} | usia = <17 tahun | | penjamin = ada penjamin: disetujui {disetujui=14, ditolak=0} | | penjamin = tidak ada penjamin: ditolak {disetujui=0, ditolak=2} | usia = >45 tahun: disetujui {disetujui=13, ditolak=1} masa kerja = 3-4 tahun | lama angsuran = 1 tahun: disetujui {disetujui=10, ditolak=0} | lama angsuran = 2 tahun: disetujui {disetujui=7, ditolak=2} | lama angsuran = 3 tahun: disetujui {disetujui=8, ditolak=1} | lama angsuran = 4 tahun: disetujui {disetujui=5, ditolak=0} | lama angsuran = 5 tahun: ditolak {disetujui=0, ditolak=2} masa kerja = 4-5 tahun | lama angsuran = 1 tahun: disetujui {disetujui=6, ditolak=1} | lama angsuran = 2 tahun: disetujui {disetujui=16, ditolak=0} | lama angsuran = 3 tahun | | penjamin = ada penjamin: disetujui {disetujui=10, ditolak=1} | | penjamin = tidak ada penjamin: ditolak {disetujui=0, ditolak=2} | lama angsuran = 4 tahun: disetujui {disetujui=4, ditolak=0} | lama angsuran = 5 tahun: disetujui {disetujui=2, ditolak=0} masa kerja = >5 tahun: disetujui {disetujui=30, ditolak=4} untuk hasil pengukuran tingkat akurasi dalam data mining, nilai tersebut dapat dibagi menjadi beberapa kelompok (gorunescu, 2011). a. 0.90-1.00 = klasifikasi sangat baik b. 0.80-0.90 = klasifikasi baik c. 0.70-0.80 = klasifikasi cukup d. 0.60-0.70 = klasifikasi buruk e. 0.50-0.60 = klasifikasi salah dari nilai hasil pengukuran akurasi maka dapat disimpulkan sesuai dengan pengelompokan klasifikasi termasuk pada klasifikasi baik untuk penerapan algoritma data mining terhadap penerima kredit motor. simpulan penerapan algoritma data mining terhadap penerima kredit motor memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi yaitu 87% atau sekitar 217 konsumen. sedangkan yang ditolak sebesar 16% atau sebanyak 6 konsumen yang ditolak pengajuan kreditnya dari 224 konsumen. kategori penelitian ini masuk dalam klasifikasi baik dengan persentase 0.80-0.90. dari hasil tersebut maka perlu terus dikembangkan dan dikomparasikan dengan beberapa algoritma lain sehingga hasil akurasi bisa jauh lebih tinggi lagi. application of data mining algorithm.… (harry dhika; fitriana destiawati)   579 daftar pustaka darudiato, s., santoso, s.w. & wiguna, s. (2010). business intelligence: konsep dan metode. jurnal commit, 4(1), 63 – 67. gorunescu, f. (2011). data mining: concepts, models, and techniques. verlag berlin heidelberg: springer. han, j., kamber, m. (2006). data mining concept and tehniques. new york: morgan kauffman kusrini, luthfi, e. t. (2009). algoritma data mining. yogyakarta: andi publishing. larose, d. t. (2005). discovering knowledge in data. new jersey: john willey & sons inc. sulianta, f., juju, d. (2010). data mining meramalkan bisnis perusahaan. jakarta: pt. elex media komputindo. sumathi, s., sivanandam, s. n. (2006). introduction to data mining and its applications. new york: springer-verlag berlin heidelberg. microsoft word 28.td_ho hwi chie dmaicok.docx penerapan metode dmaic… (ferdian hartoyo; dkk) 983 penerapan metode dmaic dalam peningkatan acceptance rate untuk ukuran panjang produk bushing ferdian hartoyo; yudha yudhistira; andry chandra; ho hwi chie computerized accounting department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 abstract bushing is one of the eminent product of pt indokarlo mighty. the company requires some suppliers of iron cutting services to continue providing high qualified raw materials. the quality is the accuracy of the intended length of the products which is able to meet the requirements of the requested length. the purpose of this study is to determine what factors caused the defect on the length of the products. in addition, it is objected to provide appropriate solutions to eliminate to the factors, so that the number of defected products can be reduced. this study uses the methodology of six sigma improvement models define-measure-analyze-improvecontrol (dmaic) to make improvements in the quality of services provided by pt argatama multi agung, while the improvement phase uses design of experiment (doe) to find the machine configuration that can produce the best quality products. a significant increase in sigma is obtained from the conducted research. keywords: bushing, length measurement, dmaic, design of experiment abstrak bushing merupakan salah satu produk unggulan pt indokarlo perkasa. perusahaan ini membutuhkan beberapa supplier penyedia jasa pemotongan besi untuk dapat terus menyediakan bahan baku yang berkualitas. kualitas yang dimaksudkan adalah keakuratan ukuran panjang produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan ukuran panjang produk yang diminta. tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecacatan panjang pada produk yang dimaksud. dan juga untuk memberikan solusi yang tepat agar faktor yang menyebabkan terjadinya kecacatan ini dapat dihilangkan sehingga jumlah produk cacat yang dihasilkan juga berkurang. penelitian ini menggunakan metodologi six sigma dengan model perbaikan define-measure-analyze-improve-control (dmaic) untuk melakukan perbaikan pada kualitas jasa yang disediakan oleh pt argatama multi agung. tahap improvement menggunakan metode design of experiment (doe) untuk mencari konfigurasi mesin yang dapat menghasilkan kualitas terbaik. dari penelitian yang dilakukan didapat kenaikan sigma yang cukup signifikan. kata kunci: bushing, ukuran panjang, dmaic, design of experiment 984 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 983-995 pendahuluan saat ini dunia perindustrian semakin kompetitif, sehingga pelaku bisnis dituntut untuk memiliki keunggulan yang tidak dimiliki pesaing lainnya. salah satu keunggulan yang dapat dimiliki suatu perusahaan adalah kualitas yang lebih baik dibanding dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama. selain dapat memberikan keunggulan dalam hal persaingan dengan perusahaan lain, kualitas juga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan itu sendiri secara langsung dengan penurunan biaya produksi dan penurunan kerugian yang diakibatkan oleh barang cacat. pt indokarlo perkasa (ikp) adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi sparepart otomotif. untuk mendukung proses produksi yang panjang pada pt ikp diperlukan banyak supplier. khusus untuk jasa pemotongan besi berbagai macam ukuran pt ikp melakukan order ke pt argatama multi agung (ama) untuk hampir 95% pekerjaan pemotongan. pt ikp memilih pt ama sebagai mitra dikarenakan tariff jasa yang cukup murah, akan tetapi saat ini ada isu kualitas dimana hasil pemotongan ada yang tidak memuaskan. atas kondisi ini, maka penelitian yang dilakukan di pt ikp membahas mengenai peningkatna kualitas hasil jasa yang diberikan oleh pt ama bagi pt ikp. dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi bahasan penelitian ini, yaitu: (1) penentuan jenis cacat apa yang paling banyak terjadi; (2) penentuan kapabilitas proses produksi saat ini dibandingkan dengan kritera ukuran yang ditetapkan; (3) identifikasi faktor penyebab cacat yang timbul; (4) perumusan usulan solusi apa yang terbaik untuk mengurangi terjadinya cacat panjang; (5) estimasi besar keuntungan yang akan didapatkan dari penerapan solusi yang disarankan. agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan terfokus kepada inti permasalahan serta mengingat keterbatasan waktu yang ada, dalam penelitian ini diperlukan suatu pembatasan ruang lingkung, yaitu: (1) penelitian dilakukan di salah satu supplier pt indokarlo perkasa yang bermasalah, yaitu pt argatama multi agung; (2) jenis cacat yang akan diteliti adalah jenis cacat ukuran panjang. adapun adanya tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui cacat apa yang paling banyak terjadi; (2) mengetahui seberapa besar kapabilitas proses produksi yang ada saat ini untuk mememuhi kriteria ukuran barang yang diminta oleh konsumen; (3) mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya defect (cacat) panjang; (4) mengetahui solusi yang terbaik untuk mengurangi terjadinya defect panjang; (5) mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan didapatkan dari penerapan solusi yang disarankan. metode metodologi penelitian yang digunakan adalah six sigma, yang dimulai dari tahapan defineatau penentuan permasalahan yang akan dijadikan landasan perbaikan, selanjutnya measure yaitu melakukan pengukuran yang diperlukan sebagai landasan usulan perbaikan yang akan dijalankan, analyze atau melakukan analisis atas hasil pengukuran dan merumuskan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukandan control atau tindakan pengawasan atas pelaksanaan perbaikan yang dilakukan. six sigma berasal dari serangkaian praktek yang dirancang untuk memperbaiki proses manufaktur dan menghilangkan cacat, namun penerapannya kemudian meluas ke jenis proses usaha yang lain. dalam six sigma, cacat didefinisikan sebagai output/keluaran proses apapun yang tidak penerapan metode dmaic… (ferdian hartoyo; dkk) 985 memenuhi spesifikasi pelanggan atau yang bisa mengarah pada hasil keluaran yang tidak memenuhi spesifikasi pelanggan (mehrjerdi, 2011). six sigma sangat terinspirasi oleh enam dekade sebelumnya dari metodologi peningkatan kualitas seperti kendali mutu, tqm, dan cacat nol (zero defect), berdasarkan kerja pionir seperti shewhart, deming, juran, ishikawa, taguchi dan lain-lain. seperti pendahulunya, doktrin six sigma menegaskan bahwa: (1) upaya terus menerus untuk mencapai hasil proses stabil dan bisa diprediksi (yaitu, mengurangi variasi proses) adalah sangat penting untuk kesuksesan bisnis; (2) manufaktur dan proses bisnis memiliki karakteristik yang dapat diukur, dianalisis, diperbaiki dan dikendalikan; (3) peningkatan kualitas berkelanjutan membutuhkan komitmen dari seluruh organisasi, terutama dari manajemen tingkat atas. six sigma adalah merek layanan dan merek dagang terdaftar dari motorola inc pada tahun 2006. motorola melaporkan bahwa lebih dari us $ 17 miliar dalam simpanan dari six sigma. pengadopsi awal six sigma lain yang mencapai sukses dan dipublikasikan adalah honeywell (sebelumnya dikenal sebagai alliedsignal) dan general electric, di mana jack welch memperkenalkan metode tersebut. pada akhir tahun 1990-an, sekitar dua-pertiga dari 500 organisasi fortune telah mulai mengawali six sigma dengan tujuan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas. dalam beberapa tahun terakhir, beberapa praktisi telah menggabungkan six sigma dengan ide-ide lean manufacturing untuk menghasilkan metodologi bernama lean six sigma. metode yang digunakan dalam penelitian six sigma ini adalah metode dmaic, yang merupakan singkatan dari define, measure, analyze, improve dan control. metode ini digunakan untuk memperbaiki permasalahan yang muncul dalam segi bisnis. dmaic adalah salah satu prosedur pemecahan masalah yang dipakai secara luas dalam masalah peningkatan kualitas dan perbaikan proses (desai & shrivastava, 2008; evans & lindsay 2007). dmaic selalu diasosiasikan dengan aktivitas six sigma, dan hampir semua penerapan six sigma menggunakan pendekatan dmaic. define tujuan dari langkah define pada pendekatan dmaic adalah untuk mengidentifikasi tahap untuk menentukan pokok permasalahan, tujuan penelitian, dan lingkup pada proses. untuk itu diperlukan adanya data kebutuhan pelanggan sehingga dapat diketahui pokok permasalahan yang harus diteliti, kemudian akan dilakukan aktivitas beserta deskripsi dalam suatu proses yang terkait dengan proses, serta inspeksi suatu produk sehingga langkah berikutnya yang dilakukan adalah menentukan apa yang menjadi critical to quality (ctq) bagi pelanggan. project charter fase ini merupakan penentuan tujuan dan ruang lingkup proyek, mengumpulkan informasi tentang proses dan pelanggan, dan menentukan kiriman kepada pelanggan (internal dan external). beberapa elemen yang termasuk dalam project charter adalah sebagai berikut (desai & shrivastava, 2008): (1) problems statements, yaitu deskripsi singkat dari masalah yang perlu ditangani. sebuah pernyataan masalah yang baik harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apa masalahnya, siapa yang memiliki masalah (customer) dan apa saja ruang lingkup yang diperlukan; (2) project goals, yaitu proyek atau penelitian terhadap suatu masalah harus memiliki tujuan yang jelas yang langsung terkait terhadap solusi dari permasalahan tersebut; (3) project scope, yaitu memahami persyaratan dari proyek six sigma dmaic sangat penting terhadap lingkup project. tanpa pemahaman ini, sangat sulit untuk memberikan keterangan dari sebuah proyek untuk memperoleh tujuan yang jelas, singkat dengan batas-batas yang akan memungkinkan resolusi masalah tepat waktu. 986 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 983-995 penentuan ctq (critical to quality) ctq adalah atribut-atribut yang sangat penting untuk diperhatikan karena berkaitan langsung dengan kebutuhan dan kepuasan pelanggan. ctq merupakan elemen dari suatu produk, proses, atau spesifikasi lain yang berhubungan langsung kepada kepuasan pelanggan. sebelum melakukan pengukuran terhadap ctq, perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem pengukuran yang ada agar menjamin efektivitas sepanjang waktu (gaspersz, 2002). sipoc diagram identifikasi langkah-langkah aktivitas beserta deskripsinya dalam suatu proses yang terkait dapat pula menggunakan proses flowchart, yang menjelaskan proses suatu produk serta inspeksi yang dilakukan dan alat yang berguna dan paling banyak digunakan dalam manajemen dan peningkatan proses adalah sipoc, yaitu: suppliers, inputs, processes, output, customers. measure tahap measure merupakan langkah operasional dalam program peningkatan kualitas six sigma. terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan dalam tahap ini, yaitu: (1) memilih dan menentukan karakteristik kualitas (ctq) kunci yang berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik customers, (2) mengembangkan suatu rencana pengumpulan data melalui pengukuran yang dapat dilakukan pada tingkat proses, input, dan output, dan (3) mengukur kinerja pada tingkat proses, input dan output (gaspersz, 2002). pengukuran pada tingkat output dilakukan untuk mengetahui sejauh mana output dari suatu proses dalam memenuhi kebutuhan customers. hasil pengukuran pada tingkat output dapat berupa data variabel dan data atribut, yang akan ditentukan kinerjanya berdasarkan pengukuran sebagai berikut. dpmo (defect per million opportunities) dpmo adalah ukuran kegagalan dalam program peningkatan kualitas six sigma, yang menunjukkan kegagalan per sejuta kesempatan. target dari pengendalian kualitas six sigma motorola sebesar 3,4 dpmo tidak diintepretasikan sebagai 3,4 unit output yang cacat dari sejuta unit output, tetapi sebagai dalam satu unit produk tunggal terdapat rata-rata kesempatan untuk gagal dari suatu ctq adalah 3,4 kegagalan per satu juta kesempatan. process capability process capability adalah kemampuan proses untuk memproduksi output sesuai dengan kebutuhan pelanggan (gasperz, 2005). indeks cpm mengukur kapabilitas yang didefinisikan sebagai: / µ ² dengan keterangan: usl = upper spesification limit (batas spesifikasi atas) lsl = lower spesification limit (batas spesifikasi bawah) µ = nilai rata-rata (mean) proses aktual t = nilai target dari produk σ = nilai variance dari ukuran variansi proses analyze penerapan metode dmaic… (ferdian hartoyo; dkk) 987 analyze tujuan tahap analyze adalah untuk menggunakan data atau informasi pada tahap pengukuran (measure) untuk memulai menentukan hubungan sebab akibat pada proses dan untuk memahami perbedaan dari variabilitas. dengan kata lain, bahwa pada tahap ini, kita akan menentukan penyebab paling utama dari defect, masalah kualitas, masukan dari pelanggan, waktu siklus, dan lain-lain (gaspersz, 2002). tahap ini perlu melakukan beberapa hal berikut: analisis terhadap kapabilitas proses dalam menentukan apakah suatu proses berada dalam kondisi stabil, perlu membutuhkan alatalat atau metode statistika sebagai alat analisis. kontribusi utama dari penggunaan metode statistika dalam pengendalian sistem industri adalah memisahkan variasi total dalam suatu proses, contohnya analisis kapabilitas proses yang memiliki batas spesifikasi dan analisis kapabilitas proses untuk data atribut. identifikasikan sumber dan akar penyebab cacat tools six sigma yang digunakan dalam tahap ini adalah: (1) pareto chart, yaitu quality improvement tool yang sering digunakan untuk mendefinisikan langkah-langkah pengukuran, yang merepresentasikan secara grafis tentang distribusi frekuensi dari masing-masing perfomance. diagram pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah) (dreachslin, 2007); (2) fishbone diagram, adalah metode yang menjelaskan akar-akar penyebab dari masalah yang mengkategorikan sumber-sumber penyebab berdasarkan prinsip 7m, yaitu man power, machines, methods, materials, media, motivation, money (gaspersz, 2002). improve tahap inprove bertujuan untuk mengoptimasi solusi yang ditawarkan akan memenuhi atau melebihi tujuan perbaikan dari proyek. selama fase improve, tim proyek merencanakan optimasi proses melalui design of experiment (wijaya & kusuma, 2008). pada dasarnya, rencana-rencana tindakan akan mendeskripsikan tentang alokasi sumbersumber daya serta prioritas dan alternatif yang akan dilakukan dalam implementasi dari rencana itu. bentuk pengawasan dan usaha-usaha untuk mempelajari melalui pengumpulan data dan analisis ketika implementasi dari suatu rencana juga harus direncanakan pada tahap ini (gaspersz, 2002). control control adalah tahap operasional terakhir dalam proyek peningkatan kualitas six sigma. pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan, prosedur-prosedur yang baik didokumentasikan dan dijadikan pedoman kerja standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer kepada pemilik atau penanggung jawab proses (donald, suzanne, & elaine, 2003). standardisasi diperlukan sebagai tindakan pencegahan untuk memunculkan kembali masalah kualitas yang pernah ada. pendokumentasian praktek-praktek kerja standar juga bermanfaat sebagai bahan dalam proses belajar yang terus-menerus, baik bagi karyawan baru maupun karyawan lama, serta menjadikan informasi yang berguna dalam mempelajari masalah-masalah kualitas di masa mendatang sehingga tindakan peningkatan yang efektif dapat dilakukan (gaspersz, 2002). 988 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 983-995 pada tahap control, dilakukan integrasi yang bertujuan mengintegrasikan metode-metode standar dan proses ke dalam siklus desain, dimana salah satu prinsip dari design for six sigma adalah bahwa proses desain harus menggunakan komponen-komponen dan proses-proses yang ada. integrasi juga penting untuk mengintegrasikan six sigma ke dalam praktek bisnis yang dikelola (mehrjerdi, 2011). hasil dan pembahasan tahap define pada tahap ini akan dilakukanidentifikasi masalah. agar identifikasi masalah, cakupan penelitian, anggota proyek, target pencapaian, serta targer waktu penyelesaian terlihat dengan jelas dan ada hitam di atas putih, maka dibuatlah project charter. setelah project charter dibuat, langkah selanjutnya dari tahap define ini adalah membuat sipoc (supplier, input, process, output, customer) diagram. agar aliran barang dari tangan supplier sampai ke tangan customer dapat terlihat dengan jelas. berikut adalah project charter (gambar 1) serta sipoc diagram (gambar 2) dari tahap ini. gambar 1. project charter. gambar 2. sipc diagram. penerapan metode dmaic… (ferdian hartoyo; dkk) 989 jika dilihat dari diagram sipoc diatas, pt indokarlo perkasa adalah konsumen. dalam penelitian ini diketahui bahwa keinginan dari pt indokarlo perkasa sebagai konsumen adalah menurunkan angka tolak produk (reject) yang ada saat ini. dari voice of customer (voc) pt indokarlo perkasa tersebut dapat ditentukan beberapa critical to quality (ctq) atau dengan kata lain aspek yang paling berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, yang dalam penelitian ini menurunnya angka persentase reject yang mencapai angka 10,34 % pada bulan april. ctq yang berpengaruh terhadap penurunan angka reject adalah sebagai berikut: (1) ukuran produk yang harus akurat sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pt ikp; (2) jenis produk yang dikirimkan kepada pt ikp harus sesuai dengan yang diminta; (3) visual produk yang dikirimkan kepada pt ikp harus dalam keadaan visual yang baik. tahap measure setelah mendefinisikan sasaran peningkatan dan memetakan informasi kunci proses, langkah operasional kedua yang dilakukan dalam usaha peningkatan kualitas proses adalah measure atau pengukuran kinerja proses saat sekarang. menentukan “project y” proses memulai metode six sigma dengan berlandaskan rumus y = f (x1, x2, x3, …, xn), maka pada tahap measure ini “y” harus ditentukan terlebih dahulu agar tujuan dari penelitian ini jelas. penentuan y dalam penelitian ini disebut dengan project y, dengan kata lain project y adalah tujuan dalam penelitian yang sedang dilakukan saat ini. project y ditentukan dari ctq yang ada yang kemudian diprioritaskan salah satu ctq yang akan dipilih menjadi project y. berikut data yang diperoleh dari pt ikp dan diagram pareto pada bulan april 2011 mengenai banyaknya reject yang terjadi dari total populasi sebesar 1168461 unit bushing, beserta jenis rejectnya (tabel 1). tabel 1 jumlah reject pada bulan april berdasarkan jenis reject no jenis reject banyak reject 1 ukuran produk 73063 2 visual produk 44798 3 jenis produk 2961 4 lain lain 86 total 120908 pada data diatas dapat dilihat bahwa reject yang paling sering terjadi adalah pada jenis reject ukuran produk yang berjumlah 73063 unit (60.4%) dari total 120908 unit yang reject pada bulan april. berdasarkan diagram tersebut, penelitian ini akan lebih difokuskan kepada jenis reject “ukuran produk” yang bermasalah. ukuran dari produk juga ditentukan dari banyak ketentuan, yaitu: panjang, diameter, chamfer (kemiringan), ulir (part tertentu/special cause), dan topi (part tertentu/special cause). suatu produk dapat dikatakan mempunyai ukuran standar dan bisa masuk dalam kategori finished good apabila semua ketentuan ukuran diatas berada di dalam batas spesifikasi. oleh karena itu dilakukan pengambilan data ketentuan ukuran manakah yang paling sering menjadi penyumbang dari 990 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 983-995 angka reject “ukuran produk”. berikut data yang diperoleh dari hasil penelitian lebih lanjut berserta diagram pareto (tabel 2). tabel 2 banyaknya reject berdasarkan ukuran produk no ukuran produk banyak reject 1 panjang 29020 2 chamfer 21676 3 diameter 15512 4 ulir 6048 5 topi 807 total 73063 measurement system analysis (msa) pada tahap measurement system analysis ini dilakukan pengukuran terhadap kinerja dari alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran. untuk melakukan measurement system analysis digunakan tools yang disebut “the gage r&r study”, yaitu metode untuk menganalisis suatu sistem pengukuran untuk menentukan jumlah dan jenis variasi (kesalahan) yang dialami ketika mengukur sesuatu. untuk melakukan metode ini dilakukan pengambilan data terhadap tiga orang inspector yang akan melakukan pengukuran terhadap lima part yang memiliki ukuran standar 32 (3,2 cm). tiap part akan dilakukan pengukuran dua kali tiap inspector-nya dengan menggunakan alat ukur yang sama. berikut di adalah data yang telah diambil (tabel 3). tabel 3 data hasil pengukuran inspector no. part inspector length no. part inspector length 1 1 asep 32.19 16 3 suhari 32.20 2 1 asep 32.20 17 4 suhari 32.19 3 2 asep 32.26 18 4 suhari 32.20 4 2 asep 32.25 19 5 suhari 32.20 5 3 asep 32.20 20 5 suhari 32.19 6 3 asep 32.21 21 1 adi priyogi 32.19 7 4 asep 32.20 22 1 adi priyogi 32.20 8 4 asep 32.21 23 2 adi priyogi 32.25 9 5 asep 32.19 24 2 adi priyogi 32.24 10 5 asep 32.20 25 3 adi priyogi 32.20 11 1 suhari 32.19 26 3 adi priyogi 32.19 12 1 suhari 32.19 27 4 adi priyogi 32.19 13 2 suhari 32.25 28 4 adi priyogi 32.20 14 2 suhari 32.25 29 5 adi priyogi 32.19 15 3 suhari 32.20 30 5 adi priyogi 32.19 sumber: pengolahan data penerapan metode dmaic… (ferdian hartoyo; dkk) 991 dari seluruh hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa alat ukur, serta orang yang mengukur (inspector) dan juga cara pengukuran yang dilakukan sudah baik dan bisa diterapkan dan dilakukan untuk melakukan pengukuran terhadap part yang akan digunakan untuk penelitian ini. data collection plan data yang akan diambil akan digunakan untuk perhitungan lebih lanjut sampai ke bagian analyze yang akan mencari tahu penyebab dari terjadinya defect panjang, sehingga perencanaan pengambilan data ini harus direncanakan agar mengetahui data apa saja yang harus diambil dan seberapa banyak data yang diperlukan untuk melakukan perhitungan-perhitungan. perencanaan pengambilan data juga perlu dilakukan agar data yang diambil tidak asal-asalan atau tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan yang mengakibatkan data harus diambil ulang dan menghabiskan banyak waktu. perencanaan pengambilan data akan dilakukan dengan dua metode, yaitu: uji kecukupan data dan fishbone diagram. uji kecukupan data dilakukan untuk mengeyahui banyaknya sampel yang diperlukan untuk mewakili suatu karakteristik dari keseluruhan suatu populasi. dalam penelitian ini akan digunakan rumus slovin karena ukuran populasi yang akan diambil sampelnya diketahui jumlahnya. n = . di mana: n = jumlah populasi n selama 4 hari = 4 hari x 13 mesin x 2 shift x 4000 unit/mesin/shift n selama 4 hari = 416000 unit populasi yang dihasilkan selama 4 hari. keterangan: pengambilan sampel dilakukan selama 4 hari = 4 hari jumlah mesin yang digunakan untuk proses produksi = 13 mesin shift yang digunakan untuk proses produksi = 2 shift kapasitas produksi = 4000 unit/mesin/shift. n = . . n = 399.62 = 400 sampel minimal yang harus di ambil dari bagian produksi. fishbone diagram (gambar 2) digunakan untuk mencari penyebab yang diperkirakan menjadi penyebab dari terjadinya defect panjang. dari penyebab defect panjang tersebut bisa diperkirakan data apa saja yang akan diambil sehingga bisa digunakan untuk perhitungan selanjutnya yang mencaritahu penyebab sebenarnya dari defect panjang. menghitung kapabilitas proses untuk menghitung kapabilitas proses yang ada saat ini akan dimulai dengan melakukan uji normalitas. uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel yang diambil bisa mewakili populasi yang ada atau disebut juga normal, sehingga hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan data sampel tersebut bisa dipercaya. uji normalitas menggunakan data dari nilai maximum dan minimum tiap sampel yang ada. data-data tersebut kemudian dikurangi dengan standart panjang masing-masing part baik nilai maximum maupun minimum. hal ini dilakukan agar bisa membandingan dengan part lain walaupun panjang standart part-nya berbeda. pada pengukuran kapabilitas proses ini karena potong 1 dan potong 2 mempunyai toleransi ukuran yang berbeda, pengukuran kapabilitas proses potong 1 dan potong 2 pun dipisahkan, hasilnya terlihat pada tabel 4. 992 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 983-995 gambar 2. diagram fishbone defect panjang. tabel 4 hasil ukur potong 1 dan 2 potong 1 potong 2 zst 0.36 0.32 zlt 0.20 0.43 zshift 0.16 0.75 tahap analyze dengan berlandaskan rumus y = f (x1, x2, x3, …, xn), pada tahap analyze ini akan dilakukan perhitungan dari data-data yang ada berdasarkan x (fakor-faktor yang mempengaruhi y) yang memungkinkan untuk mencari tahu faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap y (mengurangi defect panjang), sehingga pada tahap improve bisa di fokuskan terhadap x tersebut. proses perhitungan diatas disebut juga dengan proses screening atau proses penyaringan dari beberapa x kemudian disaring sehingga tersaring x yang paling berpengaruh terhadap y. perhitungan yang akan dilakukan adalah t distribution dengan 2 sample t–test melalui software minitab. data yang ada akan dimasukan ke dalam minitab dan kemudian dilihat apabila p value-nya lebih besar dari 0.05 (α = 0.05), dinyatakan x tersebut tidak menjadi faktor penyebab dari y. perhitungan dilakukan dengan memisahkan dua proses yang ada antara proses potong 1 dengan proses potong 2. adapun x yang memungkinkan berpengaruh terhadap y adalah: x1 = shift x2 = machine x3 = man power x4 = tools untuk melakukan perhitungan 2 sampel t-test harus dilakukan pengambilan data berdasarkan x yang telah ditentukan. data yang diambil adalah data yang mempunyai dua kondisi yang hampir sama dimana hanya x yang ditentukanlah yang berbeda. berikut adalah perhitungannya. dari data tersebut kemudian diproses di minitab dan menghasilkan nilai p-value yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan x mana yang paling berpengaruh terhadap y dan juga boxplot diagram yang bisa digunakan untuk membandingkan mean antar data yang pertama dengan data kedua. penerapan metode dmaic… (ferdian hartoyo; dkk) 993 dari hasil perhitungan dengan 2 t-test dapat dilihat nilai p-value (tabel 5 dan 6) yang telah didapatkan untuk mengambil keputusan faktor x mana yang menjadi penyebab dari defect panjang: tabel 5 p-value proses potong 1 no x p-value α = 0.05 1 shift 0.175 p value > α 2 machine 0.000 p value < α 3 man power 0.929 p value > α 4 tools 0.837 p value > α tabel 6 p-value proses potong 2 no x p-value α = 0.05 1 shift 0.574 p value > α 2 machine 0.000 p value < α 3 man power 0.128 p value > α 4 tools 0.847 p value > α dari hasil di atas dapat dilihat bahwa mesin adalah x yang paling berpengaruh terhadap y, dapat dilihat dari nilai p-value yang lebih kecil dari 0.05. oleh karena itu pada tahap improve akan dilakukan beberapa rencana perbaikan pada bagian mesin, yang kemudian akan dipilih perbaikan apa yang paling efektif. tahap improve pada tahap improve ini akan dilakukan penelitian dengan metode design of experiment (doe) yang berguna untuk mencari solusi dari mesin yang digunakan untuk produksi yang paling berpengaruh terhadap defect panjang. doe akan memberikan solusi terbaik dari beberapa solusi yang akan dilakukan sehingga keefektifan dan efesiensi mesin akan mencapai nilai optimum dari beberapa solusi tersebut. observasi lapangan kembali dilakukan dan setelah diperhatikan lebih lanjut putaran yang ditimbulkan mesin terhadap material pipa besi yang akan dipotong tidak stabil sehingga menjadi penyebab utama dari terjadinya defect panjang oleh mesin. putaran material pipa besi yang tidak stabil muncul karena material yang tidak lurus atau terlalu panjang sehingga putaran menjadi tidak stabil. menggunakan metode doe, tiga faktor mesin yang kami usulkan untuk diperbaiki adalah, front holder, standarisasi bandul, dan back holder. setelah doe didapatkan hasil,yaitu dengan melakukan perbaikan pada bagian mesin yang menjadi pengaruh terbesar terhadap cacat panjang maka didapatkan solusi menambah tiga tools, yaitu front holder, backholder dan juga melakukan standarisasi bandul. dengan menambah ketiga tools tersebut diharapkan bisa mengurangi defect panjang. tahap control setelah perbaikan yang dilakukan pada fase improve terbukti dapat mengurangi tingkat kecacatan panjang pada bushing yang diteliti, langkah selanjutnya adalah bagaimana kemajuan yang telah dicapai dapat dipertahankan agar tidak kembali kepada kondisi semula yang lebih buruk sebelum 994 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 983-995 dilakukan langkah improve. agar kemajuan yang sudah tercapai tidak kembali ke tahap awal, maka diperlukan suatu standarisasi instruksi kerja, diharapkan kinerja 1 operator dan operator lainnya tidak berbeda signifikan sehingga perlu dibuatnya standard operating procedure (sop). selain itu agar performanya tidak menurun kembali, kami mengusulkan perlu dilakukan audit 5r secara berkala yang dapat menunjang kualitas produk yang dihasilkan dapat stabil. apabila semua solusi diterapkan dan dilaksanakan sesuai dengan sop yang dirancang serta dicontrol dengan audit 5r, diperkirakan akan terjadi penurunan sampai dengan 87%. dengan value diperkirakan sebesar rp 8,836,100.00 setiap bulannya dan apabila diterapkan terus selama setahun akan mengurangi reject sebesar rp106,033,200.00 selama satu tahun. penutup berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) pada tahap define bisa dilihat proses yang ada dan dapat dari data yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran panjang bushing merupakan jenis defect yang paling banyak terjadi; (2) pada tahap measure juga dilakukan penentuan tujuan penelitian atau “project y”, yaitu pengurangan defect ukuran panjang. hasil perhitungan msa telah membuktikan bahwa alat ukur yang digunakan untuk mengukur data dapat berjalan dengan baik dan sistem pengukuran yang dilakukan inspector juga sudah baik. dari hasil perhitungan didapatkan kapabilitas proses yang ada saat ini masih kurang baik, karena memiliki nilai zst atau sigma yang masih kecil, yaitu sebesar 0,36; (3) pada tahap analyze diketahui penyebab terjadinya defect panjang dan didapatkan hasil bahwa mesin yang digunakan untuk memotong adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya defect panjang yang jumlahnya cukup banyak; (4) pada tahap improve dilakukan penelitian dengan melakukan improvement pada bagian mesin yang menjadi pengaruh terbesar terhadap cacat panjang dan didapatkan solusi menambah tiga tools, yaitu front holder, backholder dan juga melakukan standarisasi bandul; (5) pada tahap control form sop dan 5r di rancang guna mendukung tools yang akan ditambahkan ke mesin. dan apabila tools tambahan dipasang ke mesin dan dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah dirancang, maka defect panjang diperkirakan akan berkurang sampai dengan 87 %, dengan value yang bisa didapatkan sekitar rp8,836,100.00 setiap bulannya dan apabila dijalankan selama setahun bisa mendapatkan value sebesar rp106,033,200.00. dari hasil temuan, berikut adalah beberapa hal yang disarankan untuk peningkatan kualitas di perusahaan: 91) ukuran panjang bushing harus lebih diperhatikan kualitasnya; (2) zst yang pada keadaan semula berada di bawah standar, perlu dilakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan zst; (3) setelah diketahui faktor mesinlah yang paling berkontribusi besar atas besarnya jumlah produk defect, sebaiknya dilakukan tindakan perbaikan di faktor yang berkaitan dengan mesinnya; (4) tambahkan front holder, backholder dan juga melakukan standarisasi bandul pada mesin untuk mengurangi jumlah produk defectyang dihasilkan; (5) jalankan sop yang dibuat dan lakukan audit 5r secara rutin agar kondisi yang sudah membaik tidak kembali ke kondisi semula. daftar pustaka desai, t. n. & shrivastava, d. r. (2008). six sigma: sebuah arah baru kualitas dan produktivitas manajemen. prosiding kongres dunia tentang teknik dan ilmu komputer, 2. donald, l., suzanne, b., & elaine, c. (2003). how to scope dmaic projects. quality progress, 36 (1) , 37 – 41. penerapan metode dmaic… (ferdian hartoyo; dkk) 995 dreachslin, j. l. (2007). applying six sigma and dmaic to diversity initiatives. journal of health care management, 361 – 367. evans, j. r., & lindsay, w. m. (2007). an introduction to six sigma & process improvement. jakarta: salemba empat. gaspersz, v. (2002). pedoman implementasi program six sigma terintegrasi dengan iso 9001: 2000, mbnqa, dan haccp. jakarta: gramedia pustaka utama. gasperz, v. (2005). total quality management. jakarta: gramedia pustaka utama. mehrjerdi, y. z. (2011). six sigma: methodology, tools and its future. assembly automation, 31 (1), 79 – 88. wijaya, l. t., & kusuma, n. (2008). penerapan metode six sigma untuk meningkatkan kualitas hasil produksi kapsul lunak yodiol. skripsi tidak diterbitkan. universitas brawijaya fakultas teknik, malang. microsoft word 16.ka siti elda hiererra evaluasi sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku pada pt sum evaluasi sistem informasi… (siti elda hiererra; dkk) 149 evaluasi sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku pada pt sumber bahagia metalindo siti elda hiererra; efrizon; yun yun; eka yuliany computerized accounting department, school of information systems, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 shiererra@binus.edu; efrison.han@gmail.com; purple.lovers66@gmail.com; ekayuliany.rn@gmail.com abstract the research objective was to evaluate, learn and analyze whether the company’s business processes in accounting information systems of purchases and inventory of raw materials implemented in the company run as expected; to find out whether the accounting information system of purchasing and inventory of raw materials is well integrated, and to provide recommendations and suggestions to improve the weaknesses in the system for the company’s assets can be well cared for. several methodologies are implemented in this research, which are literature study, field study, such as: interviews, observation, checklists, and documentation review followed by data analysis. audit is implemented using audit around the computer. the results obtained are in the form of data analysis presented as problem findings, the impacts and recommendations for remedial action. it can be concluded from the results of this study that pt. sumber bahagia metalindo owns sufficient information system control, but still there are some weaknesses to be improved in order to improve control process to the better objective. keywords: information system evaluation, purchasing, inventory, raw materials abstrak tujuan penelitian ialah untuk mengevaluasi, mengetahui serta menganalisis apakah proses bisnis dalam sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku yang diterapkan dalam perusahaan telah sesuai dengan yang diharapkan; mengetahui apakah sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku telah terintegrasi dengan baik; dan memberikan rekomendasi dan saran untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada sistem agar aset dalam perusahaan dapat terlindungi dengan baik. metodologi penelitian yang digunakan yaitu studi kepustakaan, metode penelitian lapangan: wawancara, observasi, checklist, dan studi dokumentasi (review documentation) lalu metode analisis data. audit menggunakan metode audit around the computer. hasil yang dicapai berupa analisis data yang disajikan dalam bentuk temuan masalah, dampak serta rekomendasi sebagai tindakan perbaikan. dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil penelitian ini pt. sumber bahagia metalindo memiliki pengendalian sistem informasi yang memadai tapi terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki guna meningkatkan proses pengendalian ke arah yang lebih baik lagi. kata kunci: evaluasi, sistem informasi, pembelian, persediaan, bahan baku 150 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 149-153 pendahuluan peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. adanya dukungan teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung dalam mengendalikan kegiatan menjadi lebih optimal, efektif dan efisien. dukungan teknologi informasi dalam perusahaan juga dapat menciptakan keunggulan bersaing. dalam proses bisnisnya, dibutuhkan sistem pengolahan informasi yang baik agar keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. untuk mengolah informasi yang baik, dibutuhkanlah audit terhadap sistem informasi yang ada (jurnal commit vol. 3). menurut o’brien (2005, p.5), “sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”. pt. sumber bahagia metalindo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufacturing untuk keperluan industri manufacturer of automative parts & metal sampling serta dies & tools. kegiatan manufacturing merupakan kegiatan utama pada pt. sumber bahagia metalindo. kegiatan itu akan dimulai pada saat stock barang jadi perusahaan tidak mencukupi atau tidak dapat memenuhi pesanan pelanggan sehingga harus segera dilakukan proses produksi. berkaitan dengan proses produksi dari pt. sumber bahagia metalindo, salah satu bagian terpenting adalah bagian persediaan bahan baku yang terkait dengan bagian pembelian bahan baku. “pembelian meliputi kegiatan seperti pembelian bahan baku, persediaan, dan komponen-komponen untuk perusahaan”, menurut ballou (2004, p.415). sementara itu, “persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam pembuatan produk yang akan dijual”, menurut fraser dan ormiston (2009, p.52). secara garis besar, kegiatan pembelian dan persediaan bahan baku berpengaruh dengan aliran keluarnya kas dalam perusahaan, sehingga perlu adanya pengawasan dan pengendalian yang lebih baik untuk mengamankan aset perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan. dalam proses bisnisnya, pt. sumber bahagia metalindo masih menggunakan double process yaitu sistem manual dan sistem terkomputerisasi. hal itu mengakibatkan sering terjadinya ketidaksesuaian data yang di-input ke dalam sistem dengan data yang sebenarnya. oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi dengan cara mengaudit sistem informasi pada pt. sumber bahagia metalindo yang bertujuan untuk memastikan bahwa dokumen sumber yang di-input ke sistem aplikasi pembelian dan persediaan bahan baku benar dan menghasilkan output yang akurat serta mengevaluasi kelemahan-kelemahan yang mungkin ditemukan dalam sistem pengedalian internal. tujuan lainnya adalah memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kelemahan dan permasalahan yang terjadi pada sistem, sehingga perusahaan dapat meningkatkan keamanan aset, efektifitas dan efisiensi sistem. berdasarkan latar belakang diatas, diambil keputusan untuk memilih bidang ini dalam penelitian yang berjudul “evaluasi sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku pada pt. sumber bahagia metalindo”. karena luasnya sistem informasi yang diterapkan dalam sebuah perusahaan, perlu dilakukan pembatasan ruang lingkup penelitian, yaitu pada sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku yang sedang berjalan pada perusahaan yang dimulai dari kondisi pengecekan bahan baku untuk produksi tidak cukup untuk menjalankan kegiatan produksi sehingga perlu dilakukan proses pembelian bahan baku hingga barang pesanan telah tiba di gudang persediaan/inventory (barang masuk) dan bahan baku dipindahkan dari gudang persediaan/inventory ke gudang produksi (barang keluar), tidak spesifik sampai ke proses pembayaran (tunai maupun kredit). evaluasi sistem informasi… (siti elda hiererra; dkk) 151 metode metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini antara lain studi kepustakaan (library research), metode penelitian lapangan (wawancara (interview), pengamatan (observation), checklist, studi dokumentasi (review documentation)) dan metode analisis data. metode audit yang digunakan adalah metode audit around the computer dengan pengendalian terhadap prosedur pelaksanaan dan sistem informasi yang terdiri dari; pengendalian umum (general control), yang membahas tentang pengendalian manajemen keamanan (security management control) dan pengendalian manajemen operasional (operational management control) dan pengendalian aplikasi (application control) yang membahas tentang pengendalian batasan (boundary control), pengendalian masukan (input control), dan pengendalian keluaran (output control). hasil dan pembahasan berdasarkan pengumpulan data, diperoleh informasi bahwa fungsi yang terkait dengan kegiatan pembelian dan persediaan antara lain bagian ppic, bagian pembelian (purchasing), dan bagian keuangan. dokumen yang digunakan dalam kegiatan pembelian dan persediaan antara lain surat pembelian barang (spb), purchase order (po), surat terima barang (stb), surat perintah kerja (spk), surat permintaan dan penyerahan barang (sppb). prosedur bisnis yang sedang berjalan dalam perusahaan dimulai pada saat bagian ppic melakukan perencanaan kebutuhan material untuk keperluan produksi; dilakukan pengecekan stok komponen bahan baku pada sistem yang disebut barang per gudang. jika stok komponen bahan baku cukup, dapat langsung dilakukan proses produksi. jika tidak cukup, bagian ppic akan membuat surat pembelian barang (spb). untuk prosedur pembelian bahan baku proses diawali saat bagian pembelian menyetujui surat pembelian barang (spb) yang dibuat oleh bagian ppic. bagian pembelian akan mengidentifikasi pemasok berdasarkan daftar pemasok yang ada pada sistem. setelah pemasok terpilih sesuai dengan kebutuhan, bagian pembelian akan meminta penawaran harga dari pemasok. setelah pemasok memberikan surat penawaran harga, bagian pembelian akan menilai kecocokan harga dari penawaran harga yang diberikan. jika penawaran harga yang diberikan oleh pemasok kurang cocok, bagian pembelian akan mengidentifikasi kembali pemasok lain untuk meminta penawaran harga dan terus dilakukan hingga mendapatkan penawaran harga yang cocok. jika harga telah cocok, bagian pembelian akan membuat purchase order (po) secara manual dan sistem. pada proses manual, po terdiri dari dua rangkap yang dibedakan dalam dua warna, putih dan merah. warna putih untuk dikirimkan kepada pemasok sebagai bukti pemesanan terhadap komponen bahan baku, dan warna merah disimpan sebagai arsip. po juga dibuat pada form po yang terdapat dalam sistem untuk dicetak kembali guna keperluan pelaporan secara periodik dalam bentuk laporan pembelian bahan baku. setelah menerima po, pemasok akan mengirimkan komponen bahan baku yang dipesan kepada perusahaan dengan menyertai surat jalan yang dibawa oleh kurir. proses pencatatan barang masuk dimulai ketika barang telah tiba. bagian ppic dan quality control akan menerima dan melakukan pengecekan barang. apabila terdapat barang yang tidak sesuai kriteria yang dibutuhkan seperti ketebalan bahan baku, panjang dan lebar, serta visual bahan baku/material, bagian ppic akan meminta kurir untuk membawa barang itu kembali dan menukarkan sesuai dengan yang seharusnya. apabila barang yang dipesan telah sesuai, bagian ppic membuat surat terima barang (stb) empat rangkap berdasarkan surat terima barang yang dikirimkan oleh bagian 152 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 149-153 ppic. bagian pembelian akan menginputnya ke dalam form penerimaan barang yang akan secara otomatis meng-update data pada tr_barang per gudang (stok). kemudian bagian pembelian akan membuat laporan pembelian bahan baku setiap bulannya, dan melakukan dokumentasi serta menghasilkan rekap pembelian untuk diberikan kepada bagian keuangan guna melakukan pembayaran. untuk prosedur pencatatan barang keluar, dimulai pada saat proses pengerjaan produksi akan dilakukan. bagian ppic akan membuat surat perintah kerja (spk) yang dikirimkan kepada bagian produksi. setelah spk diterima, bagian produksi akan membuat surat permintaan dan penyerahan barang (sppb) sebanyak tiga rangkap, terdiri dari warna putih, merah dan kuning yang akan dikirimkan kembali ke bagian ppic agar bagian ppic mengetahui bahan baku/material apa saja yang dibutuhkan untuk proses produksi. setelah menerima sppb tersebut, bagian ppic akan mengirimkan bahan baku/material yang diminta beserta rangkap sppb merah dan kuning untuk dikembalikan kepada bagian produksi. setiap bahan baku/material yang dikirimkan kepada bagian produksi akan diinput pada form pindah barang dalam sistem yang akan secara otomatis meng-update tr_ barang per gudang (stok). kemudian bagian ppic akan membuat laporan aktualisasi pemakaian bahan baku untuk mengetahui pengeluaran dan penggunaan bahan baku selama periodik. sistem yang berjalan di perusahaan menggunakan aplikasi fina. bahasa pemrograman aplikasi ini menggunakan visual basic dengan interbase back-up (.gbk file). dengan adanya aplikasi ini, diharapkan dapat membantu proses pencatatan yang terkomputerisasi sehingga dapat mendukung proses pembelian dan persediaan pada perusahaan. temuan dan rekomendasi untuk security management control adalah: (1) belum adanya smoke detector dalam perusahaan. maka dari itu, sebaiknya perusahaan memasang alat smoke detector pada area perusahaan terutama area sekitar ruangan komputer, agar perusahaan dapat mengurangi dampak serta mencegah terjadinya kebakaran besar yang timbul, sehingga data dan informasi, dokumen, peralatan komputer, sistem aplikasi dan sumber daya manusia dapat terselamatkan; (2) belum adanya hydrant air dalam perusahaan. sebaiknya perusahaan menyediakan hydrant air, sehingga saat terjadi bencana kebakaran, perusahaan dapat mengatasinya secepat mungkin sebelum terjadi kebakaran besar yang tidak dapat diatasi, sehingga mengurangi persentasi kerugian akibat kehilangan aset yang dimiliki perusahaan; (3) belum semua komputer pada perusahaan dilengkapi dengan ups. maka dari itu, sebaiknya perusahaan melengkapi setiap komputer yang ada dengan ups untuk mencegah dampakdampak negatif yang tidak diinginkan. untuk operational management control tidak terdapat temuan dari hasil evaluasi. temuan dan rekomendasi untuk boundary control adalah: (1) sistem aplikasi tidak dilengkapi dengan pembatasan sistem umur password. maka dari itu, direkomendasikan agar dibuat prosedur untuk mengingatkan perubahan password dalam jangka waktu tiga bulan sekali. apabila pegawai tidak merubahnya, akan ada pesan untuk mengingatkan bahwa passwordnya sudah melewati batas umur. pengubahan password secara berkala mengurangi tingkat resiko akses ilegal dalam jangka waktu panjang. setidaknya, sekalipun password telah diketahui pihak lain, hal itu tidak akan berlangsung lama karena dilakukan perubahan password secara berkala; (2) tidak terdapat pembatasan dalam penginputan login akses dan berapa kali batas salah penginputan login. sistem akan me-reject akses login, kemudian kembali pada menu login. sebaiknya dibuat program validasi password dengan batas sebanyak tiga kali. apabila sampai tiga kali pengguna masih salah password, akses akan diblokir secara otomatis. untuk membuka blokir, pegawai harus menghubungi supervisor untuk mengaktifkan kembali id dan password-nya. temuan dan rekomendasi untuk input control adalah tidak terdapat perubahan warna pada interface saat terjadi kesalahan penginputan data. direkomendasikan agar perusahaan melengkapi sistem aplikasi dengan fasilitas perubahan warna pada tampilan layar, jika terjadi kesalahan dalam peng-input-an. evaluasi sistem informasi… (siti elda hiererra; dkk) 153 temuan dan rekomendasi untuk output control adalah tidak terdapat end of page pada laporan yang dihasilkan lebih dari satu halaman. sebaiknya perusahaan memberikan end of page pada setiap laporan yang jumlahnya lebih dari satu halaman. penutup berdasarkan evaluasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: (1) security management control perusahaan secara keseluruhan sudah berjalan dengan cukup baik, tapi ada beberapa kekurangan seperti tidak adanya smoke detector dan hydrant air, serta belum terdapat ups pada beberapa komputer; (2) operational management control perusahaan secara keeluruhan sudah berjalan dengan baik; (3) boundary control yang diterapkan pada perusahaan secara keseluruhan sudah cukup baik, tapi terdapat beberapa kekurangan seperti tidak adanya pembatasan sistem umur password dan tidak terdapat pembatasan dalam penginputan login akses serta berapa kali batas salah penginputan login; (4) input control yang diterapkan pada perusahaan secara keseluruhan sudah baik; (5) output control yang diterapkan pada perusahaan secara keseluruhan sudah baik. berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan kinerja sistem pengendalian internal di pt. sumber bahagia metalindo adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang telah teridentifikasi tersebut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh penulis. daftar pustaka ballou, ronald h. (2004). business logistic management: planning, organizing, and controlling the supply chain (4th ed.). new jersey: prentice hall. fraser, lyn m. & ormiston, aileen. (2009) understanding financial statement (8th edition). new jersey: prentice hall. o’brien, james a. (2005). introduction to information system: pengantar sistem informasi perspektif bisnis dan manajerial. jakarta: salemba empat. microsoft word 06_ka_lianawati_model aplikasi-a2t.docx     model application of accounting.… (lianawati christian)   371  model application of accounting information systems of spare parts sales and purchase on car service company lianawati christian computerized accounting department, school of information systems, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 liana_ch1309@binus.ac.id abstract the purpose of this research is to analyze accounting information systems of sales and purchases of spare parts in general car service companies and to identify the problems encountered and the needs of necessary information. this research used literature study to collect data, field study with observation, and design using uml (unified modeling language) with activity diagrams, class diagrams, use case diagrams, database design, form design, display design, draft reports. the result achieved is an application model of accounting information systems of sales and purchases of spare parts in general car service companies. as a conclusion, the accounting information systems of sales and purchases provides ease for management to obtain information quickly and easily as well as the presentation of reports quickly and accurately. keywords: accounting information systems, sales, purchase, services, uml abstrak penelitian bertujuan untuk menganalisis sistem informasi akuntansi penjualan dan pembelian spare part pada perusahaan jasa mobil secara umum dan untuk mengidentifikasikan masalah yang dihadapi serta kebutuhan informasi yang diperlukan. penelitian mengumpulkan data melalui studi kepustakaan, studi lapangan dengan observasi, dan metode perancangan dengan menggunakan uml (unified modeling language) dengn activity diagram, class diagram, use case diagram, rancangan database, rancangan formulir, rancangan layar, dan rancangan laporan. hasil yang dicapai adalah model aplikasi sistem informasi akuntansi penjualan dan pembelian spare part pada perusahaan jasa mobil secara umum. simpulan yang didapat bahwa sistem informasi akuntansi penjualan dan pembelian memberikan kemudahan bagi pihak manajemen memperoleh informasi dengan cepat dan mudah serta penyajian laporan secara cepat dan akurat. kata kunci: sistem informasi akuntansi, penjualan, pembelian, spare parts, uml     372   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 371-380  pendahuluan penjualan dan pembelian merupakan siklus yang penting di dalam suatu proses bisnis. baik pada perusahaan jasa maupun pada perusahaan dagang, penjualan merupakan harta untuk mendapatkan uang, dan pembelian merupakan hal yang mendukung proses penjualan terjadi. kemudian, pencatatan transaksi penjualan dan pembelian yang dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak lebih mudah dibandingkan dengan dilakukan secara manual. oleh karena itu, sistem informasi akuntansi penjualan dan pembelian yang digunakan harus memenuhi syarat. sebagai sistem yang baik, sistem informasi akuntansi penjualan dan pembelian dapat mempercepat dalam mencatat, menyimpan, mengolah, serta menghasilkan informasi berupa laporan yang dibutuhkan perusahaan. hendarti et al (2010) menjelaskan alasan diperlukannya evaluasi pengendalian sistem informasi. di antaranya adalah besarnya biaya dan kerugian jika data komputer hilang, biaya yang harus dikeluarkan jika informasi untuk bahan pengambil keputusan salah, dan potensi kerugian jika terjadi kesalahan atau penyalahgunaan komputer. lebih lanjut, stettler (1977) mendefinisikan sistem akuntansi sebagai formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis. kemudian alamsyah (2011) menjelaskan bahwa pembuatan sistem informasi penjualan dilakukan untuk mempermudah pengelolaan administrasi serta dapat mengetahui informasi tentang transaksi. sementara yos (2010) menegaskan penggunaan komputer dalam sistem informasi akuntansi merupakan keharusan untuk memperlancar aktivitas-aktivitas dalam perusahaan agar pelaksanaan dapat lebih cepat, akurat, dan efisien. salah satu jenis informasi yang penting dalam mendukung proses pengambilan keputusan adalah informasi keuangan terutama informasi yang berkaitan dengan akuntansi. menurut it governance institute (global status report on the government of enterprise it, 2011): “the survey, covering 21 countries, 10 industries, and both large and small enterprises, revealed a significant degree of accord on the contribution of it to business success, the challenges and opportunities connected with it, the impact of the economic crisis and views on it outsourcing, social networking and the cloud.” d’avanzo & kuflik (2013) menyatakan “information technology changed the decision-making process of humans in many ways.” menurut targowski (2009) “service economy can refer to the relative importance of service in a product offering. that is, products today have a higher service component than in previous decades. in the management literature this is referred to as the servitization of products. virtually every product today has a service component to it. the old dichotomy between product and service has been replaced by a service-product continuum. many products are being transformed into services.” penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa mobil secara umum, yang spesialisasinya dalam bidang layanan jasa servis kendaraan bermotor, penjualan spare part kendaraan, dan pembelian spare part tersebut. dalam melakukan transaksi penjualan dan pembelian spart, pencatatan transaksinya masih dilakukan secara manual, sehingga menyebabkan kendala dalam hal ketepatan waktu yang berhubungan dengan proses data menjadi informasi. proses pengolahan data yang dilakukan secara manual yang masih sederhana menyebabkan informasi yang dihasilkan kurang akurat karena ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam perhitungan dan pengolahan data menjadi informasi. oleh sebab itu dilakukan penelitian model aplikasi sistem informasi akuntansi penjualann dan pembelian spare part pada perusahaan jasa mobil secara umum, dan dapat digunakan oleh perusahaan dalam siklus penjualan dan pembelian spare part agar dapat memperoleh informasi yang cepat dan akurat dan dapat digunakan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. model aplikasi yang dirancang adalah use case diagram, rancangan formulir, rancangan laporan, rancangan layar, database yang dibutuhkan untuk sistem tersebut. adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sistem informasi yang hanya digunakan oleh user terdiri dari bagian admin, bagian nsda (pembelian) dan kasir, model aplikasi berbasis visual basic.     model application of accounting.… (lianawati christian)   373  sistem ini membahas proses transaksi penjualan spare part (aksesori kendaraan) dan pembelian secara tunai, dan akan menghasilkan laporan penjualan, laporan pembelian, dan laporan jurnal. sedangkan tujuan dan manfaat dari penelitian ini mengetahui sistem informasi penjualan spare part yang berlaku umum pada perusahaan jasa mobil, merancang model aplikasi sistem informasi penjualan, dan pembelian spare part yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. manfaat yang diharapkan adalah dapat membantu perusahaan jasa mobil dalam melakukan proses penjualan dan pembelian spare part secara tepat dan akurat. menurut bodnar dan hopwood (2010:1), “accounting information systems is a collection of resources, sush as people and equipment, designed to transform financial and other data into information.” jadi sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, misal manusia dan peralatan. kumpulan sumber daya tersebut dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. menurut stazinger, jackson, dan burd (2009:6–7) “a system is a collection of interrelated components that function together to achieve some outcome.” sistem adalah kumpulan dari komponen yang saling terkait yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai beberapa hasil. lebih lanjut, romney dan steinbart (2009:28) mengatakan: “accounting information system is a system that collects, record, stores, and processes data to produce information for decision makers”. sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data agar menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.” rama dan jones (2006) menekankan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam proses rutin transaksi akuntansi. sistem informasi akuntansi melacak berbagai informasi tentang pesanan penjualan, penjualan dalam unit dan dolar, koleksi uang tunai, pesanan pembelian, baik yang diterima, pembayaran, upah, jam kerja. sistem informasi akuntansi merupakan subsistem khusus dari sistem informasi yang memproses transaksi keuangan (hall, 2011:773). berdasarkan pengertian pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sekumpulan subsistem yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. kumpulan subsistem tersebut mengolah data yang ada menjadi suatu informasi yang berguna. dari definisi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntasi adalah interaksi komponen-komponen yang terdiri dari manusia, prosedur, software dan teknologi informasi yang bertugas mengubah data menjadi informasi akuntansi melalui tahap pengumpulan data dari sumber data internal dan eksternal, pemrosesan data dan pelaporan informasi. informasi akuntansi ini dapat berguna dalam pengambilan keputusan bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. pengertian perancangan sistem adalah teknik pemecahan masalah komplementer (untuk analisis sistem) yang mengumpulkan kembali potongan komponen sistem ke dalam sistem yang lengkap yang sudah ditingkatkan. peranangan system mungkin melibatkan menambah, menghapus, dan mengubah potongan relatif terhadap sistem yang asli (whitten & bentley, 2009). sementara itu, unified modeling language adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasi, membangun, dan mendokumentasikan sebuah sistem informasi (jones & rama, 2008:78). whitten dan bentley (2009:371) menambahkan bahwa unified modeling language adalah satu dari sekumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek. jadi dapat disimpulkan unified modeling language adalah suatu notasi diagram digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan model dalam sistem informasi yang terkait dengan object-oriented. use case adalah aktivitas yang dilaksanakan oleh sistem, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna sistem (satzinger, jackson, & burd, 2009:242). use case adalah langkahlangkah berurutan yang melibatkan interaksi antara sebuah aktor dan sistem untuk tujuan tertentu (jones & rama, 2008:329). jadi dapat disimpulkan use case adalah langkah-langkah yang berurutan yang melibatkan interaksi antara aktor dan sistem yang saling berhubungan.     374   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 371-380  metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui studi kepustakaan, studi lapangan dengan observasi yaitu wawancara kepada pihak terkait objek penelitian serta metode perancangan dengan menggunakan uml (unified modeling language) yaitu dengan membuat activity diagram, class diagram, use case diagram, rancangan database, rancangan formulir, rancangan layar, rancangan laporan. hasil dan pembahasan proses bisnis dimulai pada pembelian stok spare part dengan bagian nsda melakukan pesanan, baik via telpon, email, fax dan membuat po (purchase order) untuk dikirimkan ke supplier. kemudian supplier merespons pembelian yang dilakukan oleh dan membuat faktur serta invoice untuk segera kasir melakukan pembayaran sesuai faktur dan invoice. kemudian nsda menerima rekap faktur, invoice serta spare part yang kemudian data spare part tersebut dicatat ke file ms. excel. pada saat pelanggan akan melakukan pembelian spare part pelanggan akan menemui nsda dan nsda merespons dan mencatat pesanan tersebut dan dicatat di spk (surat perintah kerja) atas spare part yang dibeli yang menjadi dasar atas keluarnya spare part dan sebagai bukti adanya pemesanan atas spare part tersebut. kemudian pelanggan melakukan pembayaran dan kasir mencetak kuitansi pembayaran selanjutnya nsda menyerahkan spare part yang dibeli pelanggan. temuan dan usulan permasalahan, yaitu dalam proses pemesanan spare part belum ada nomor urut faktur spare part, diusulkan merancang aplikasi yang dapat menghasilkan nomor faktur yang terurut cetak. kemudian pembelian, stok, dan penjualan spare part dicatat pada file yang berbedabeda, diusulkan adanya basis data yang dapat menghubungkan transaksi yang ada agar data tersebut dapat terkomputerisasi dengan baik agar data yang dicatat lebih akurat. lalu laporan yang bersifat manual dan hanya berupa rekapitulasi data yang memungkinkan terjadinya kehilangan dokumen. hal tersebut memungkinkan terjadinya kesulitan dalam pengecekan dan pencarian data, diusulkan merancang aplikasi yang dapat mengolah dan menghasilkan output laporan yang diperlukan perusahaan. setelah itu masih adanya perangkapan tugas dan fungsi kerja pada pembelian dan penyimpanan spare part oleh bagian nsda. diusulkan memisahkan fungsi kerja yang menangani penyimpanan spare part dari bagian nsda ke bagian sa.     model application of accounting.… (lianawati christian)   375  model aplikasi use case diagram gambar 1 use case diagram     376   formuli laporan l pembelia supplier ir yang dius gambar 2 f gamb n yang dius laporan yan an, laporan r, rekapitula sulkan ormulir pesan bar 4 bukti pem ulkan ng dihasilkan jurnal khus asi data spar nan pembelian mbelian n dari sistem sus penjuala re part, rekap com n m adalah lap an, rekapitul pitulasi po, mtech vol. 6 poran jurnal lasi pembeli rekapitulasi no. 3 septe gambar 3 i gambar 5 k l umum, la ian spare pa i penjualan. ember 2015: invoice kuitansi aporan jurna art, rekapitu 371-380  al khusus ulasi data   model a uml cl rancang application o lass diagram gan layar gambar 7 l of accounting m layar supplie g.… (lianawa gambar er wati christian) 6 uml class ) s diagram gamba     ar 8 layar barrang   377      378   ga ambar 9 layaar po gambar 1 gamba com 12 layar ceta ar 13 rekapitu mtech vol. 6 gambar ak laporan ulasi po no. 3 septe r 10 transaksi ember 2015: i pembelian 371-380      model application of accounting.… (lianawati christian)   379  gambar 14 rekapitulasi penjualan simpulan setelah melakukan penelitian terhadap perusahaan jasa mobil secara umum dapat disimpulkan bahwa ada perangkapan tugas antara bagian pembelian dan bagian persediaan stok spare part seharusnya dipisahkan. model aplikasi yang dirancang dapat menjadi alat bantu bagi user dalam penjualan dan pengolahan data berupa laporan pembelian barang, rekapitulasi barang/spare part dan laporan penjualan. user dapat terbantu dalam melakukan pengawasan proses penjualan spare part dan juga dalam hal stok spare part. model aplikasi ini juga menampilkan menu login, menu pembelian, menu penjualan, dan menu untuk mencetak laporan, dan juga beberapa message box yang ditampilkan jika user ada kesalahan dalam entry data. saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. pertama, sistem informasi yang sudah dibangun untuk transaksi selanjutnya dapat melakukan penjualan secara kredit dan juga dapat menambahkan fitur retur. kedua, diharapkan agar sistem informasi akutansi yang telah dirancang diterapkan dan di upgrade sesuai dengan kebutuhan perusahaan. ketiga, perancangan sistem informasi akuntansi ini dapat menambahkan beberapa sistem, seperti sistem informasi persediaan. keempat, menekankan pentingnya kerahasiaan suatu data dan informasi dengan menjaga kerahasiaan password masing-masing bagian untuk mencegah terjadinya tindakan manipulasi terhadap sistem oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. daftar pustaka alamsyah. (2011). sistem informasi penjualan tiket po. metro express. jurnal ilmiah foristek, 1(2), 64–69. diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11256&val=761 bodnar, g. h., & hopwood, w. s. (2010). accounting information system (11th ed.). london: prentice hall. d'avanzo, a., & kuvlik, t. (2013). e-commerce websites services versus buyers expectations: an empirical analysis of the online marketplace. international journal of information technology and decision making, 12(4), 651–678.     380   comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 371-380  hall, j. (2011). introduction to accounting information system (7th ed.). united states: south-western college pub. hendarti, h., husni, h. s., udiono, t., & anugrah, a. (2010). evaluasi pengendalian sistem informasi penjualan. seminar nasional aplikasi teknologi informasi, 96–104. diakses dari http://journal.uii.ac.id/index.php/snati/article/view/1896/1673 it governance institute. (2011). global status report on the government of enterprise it. usa. diakses 1 oktober 2013 dari http://www.isaca.org/ rama, d. v., & jones, f. l. (2006). accounting information systems (1st ed.). south westren: thomson. rama, d. v., & jones, f. l. (2008). sistem informasi akuntansi (1 ed.). jakarta: salemba empat. romney, m., & steinbard, p. (2009). accounting information system (11 ed.). new jersey: pearson prentice hall. stazinger, j. w., jackson, r. w., & burd, s. d. (2009). system analysis & design in a changing world (5th ed.). united states: course technology, cengage learning. stettler, h. f. (1977). auditing principles (4th ed). prentice hall. targowski, a. (2009). the architecture of service systems as the framework for the definition of service science scope. international journal of information systems in the service sector, 1(1). diakses 4 oktober 2013 dari http://www.irma-international.org/ whitten, j., & bentley, l. (2009). system analysis and design method. (7th edition). boston: mcgraw-hill. yos, f. d. (2010). analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai untuk meningkatkan pengendalian intern pada pt. gendish mitra kinarya. diakses dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/artikel_21205531.pdf microsoft word 01_ukrida_danny_pengaruh penambahan kp-2.doc the influence of limestone … (gunaran danny; et al.) 83  the influence of limestone and calcium hydroxide addition in asphalt concrete mixture gunaran danny1; nasus k. y.2; napitupulu j. p. f.3; amelia makmur4 1,2,3,4 civil engineering study program, faculty of engineering and computer science, krida wacana christian university, jl. tanjung duren raya no. 4, jakarta barat, 11470 1danny.2012ts003@civitas.ukrida.ac.id; 2yohanes.2012ts013@civitas.ukrida.ac.id; 3josep.2012ts018@civitas.ukrida.ac.id; 4amelia@ukrida.ac.id abstract as time passes, flood often occurs in the area of gunung sahari, jakarta utara. the flood damages concrete asphalt mixture and it needs particular improvement. therefore, the purpose of this research is to know the effects of the added combination of limestone and calcium hydroxide on concrete asphalt mixture as a filler resistant to flood. concrete asphalt mixture that filled with the combination of limestone and calcium hydroxide is a mixture that is made with non-uniform aggregat gradations, filler and liquid asphalt mixed and solidified in a heat state. limestone and calcium hydroxide mixture is used because both materials included in the most numerous sedimentary rock. concrete asphalt mixture with the filler combination of limestone and calcium hydroxide is made with optimum asphalt 5.4%, one variation level of limestone (15%), and calcium hydroxide (15%), and three variation levels of fillers (5%, 7.5%, and 15%) to get optimum asphalt levels and filler levels that are compatible with flood condition. based on optimum asphalt 5.4% towards aggregate total weight and combined level of limestone and calcium hydroxide suitable for the conditions, 8.75 % towards fine aggregate weight. the characteristic value of limestone and calcium hydroxide mixture in maximum condition is vim 4.55%, vma 18.83%, stability 1031.26 kg and flow 4.93 mm, where the characteristic value meets the established specifications standard by pekerjaan umum bina marga. from the result, it is showed that the use of the mixture can decrease the value of stability and increase the value of flow, compared with asphalt and filler with normal levels. keywords: limestone, calcium hydroxide, filler, stability, flow, durability introduction rain makes asphalt road to become damage with potholes. rain causes water drainage to be overflown and causes long-term flood. the asphalt has an anti-water characteristic, which causes water to be hard to be integrated with its material, since it was made from oil and thus water can not integrated with it. then the asphalt function as a binder becomes fail while water damps it. when asphalt loses it function as a binder, the aggregates slips through and the road can not do the function. alternatively, the aggregates can be changed with the other materials which helps to be more strong binding its system. some of them known as limestones. limestone is one of largest amount stone has ever found. it also used as a filler of asphalt concrete. this kind of stone has many function in construction material, such as stabilization of highway foundation (wesley, 2010). limestone contains caco3 (calcium carbonate) which is formed into rock and refined objects (fine grain shape). limestone that can be found in nature is a magnesium limestone. there are some characteristic of limestone, including: (1) color: white, brown white, and grey white, (2) polish: glass, and soil. (3) scratch: white to grey white. (4) split part/split field: non-regular / irregular. (4) fraction: uneven / unequal. (5) force: 2.7 – 3.4 mohs. (6) specific gravity: 2.387t/m3. (7) characteristics: hard, compact, partly space. (8) description: mohs scale of mineral hardness classifies the stroke ressistance against various mineral through the ability of a material is hard, scrape the ingredients are more lenient. the research of limestone use fine grain shape and quality no. 200. 84  comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 83-90  limestone is tohor limestone (calcium oxide, cao) that watered to produce heat and become hydrated lime (calcium hydroxide, caoh). this stone is used as a binder hydrolic which mixed with water and form into paste that will harden and unable to dissolve back in water (hidayat, 2012). these mixing parts, such as limestone and hydrated lime can be used as a filler in the asphalt concrete. therefore those functions can be described more in this research. filler influences the optimum asphalt through the surface area of the particles vast grounds, so that the properties of the surface will modify the asphalt characteristic, for example; the penetration, dactility, and resilience (kumalawati, tri and mastaram, 2013). meanwhile, the type and quantity of filler also influence the quality of its mortar or paste. except the fillers, adding materials such as chemical like polymer impact against the characteristics of asphalt concrete mixture (achmad & sutjahjo, 2011). this 1 shows specification of asphalt modification. table 1 specification of modificate asphalt parameter description bulk specific gravity min 2 gr/cm3 vim 3.5-5.5% vma > 15% vfa min 65% stability 1000-1800 kg flow 3-5 mm samples are made from main test performed using marshall method. the marshall method is a method which combines a hot asphalt concrete with an absolute density approach. there are seven characteristics of asphalt concrete mixture: stability, durability, flexibility, fatigue resistance, surface skid resistance, waterproof function, and easy to be carried out (edison, 2010). stability is the ability of an asphalt mixture to receive the load until the load fatigue occurs. fatigue is a state of plasticity changes form an asphalt mixture that results from a load limit collapses stated in mm, or 0.01". durability is the ability of a paved mixture that can last from disintegration due to traffic load and the change of asphalt due to oxidation. suppleness (flexibility) is the ability to adjust the shape of the deformation due to gradual traffic loads without experiencing the rift and change of volume  (tahir, 2009). skid resistance is the ability to make the road surface to be anti-slip (not slippery). those characteristics made impact for the performance of asphalt mixture so that the terms will degrade the performance of asphalt mixture (suroso, 2009). the purpose of the research is to inform about the influence by adding a mixture of limestone and lime on asphalt concrete mix, and to know the value of the stability and durability of asphalt concrete mixed with a filler of limestone and calcium hydroxide combined outages, as well as finding the levels of a mixture that are suitable for the circumstances of flood around gunung sahari, north jakarta. the advantage of this research is to learn more about the asphalt mixture from the joint filler of limestone and calcium hydroxide of the outages to flood in gunung sahari, north jakarta, and to learn about the strength and durability of them. methods the research experiment refers to the indonesia national standard. indonesia national standard used within this research includes: sni 03-1968-1990, sni 03-1969-1990, sni 03-19701990, sni 03-1971-1990, sni 03-2417-1991, sni 03-2441-1991, sni 03-2439-1991, sni 06-24891991, sni 06-2456-1991. other procedures that are not included in sni use procedures that are the influence of limestone … (gunaran danny; et al.) 85  commonly used, namely bina marga, aashto, etc. the research method used quantitative methods where the characteristics of asphalt mixtures were taken from samples that were created and analyzed in accordance with the obtained data. then, it would be conducted by marshall method which began with 1 asphalt levels i.e. 5.4% and 1 levels of various type of materials that consisted of limestone and calcium hydroxide as well as the 3 levels of combined ingredients of limestone and calcium hydroxide. the number of test objects for each of the levels are 5 pieces with a total weight of aggregates for 1 piece of test objects is 1200 grams and using the 2x75 compacting method. the completed test objects were weighed (dry) and weighed under the water prior to the immersion for an hour. after the immersion for an hour, saturated surface-dry (ssd) weighing was done. the test objects were soaked again in water bath with a temperature of 60 oc, then a test to get value of stability and flow from the test objects was performed using the marshall equipment. presented writing systematics includes abstract, introduction, methods, results and discussion, conclusions and references. abstract contains a summary of the study conducted to provide clear and concise information. introduction describes the background of the research and information concerning materials that were used. method includes the method used in writing the research and methods used to conduct the research. results and discussion contain the results obtained that will be discussed and analyzed in accordance with the references. the conclusion lays out the core of the research that has been done to get the clear conclusions. results and discussions the research uses 25 samples with each of the different levels. the composition of the levels that are used with 5.4% asphalt rate is 10% limestone, 10% calcium hydroxide, 5%-15% with a 5% increase of limestone and calcium hydroxide. each test object is done by bulk specific gravity, vim, vma, vfa, stability, and flow. the result of these tests is presented in figure 1 below. figure 1 the value of limestone and calcium hydroxide mixture the levels of the mixture between limestone and calcium hydroxide in figure 2 shows that the additional mixture of limestone and calcium hydroxide increased stability and decreased the flow on the percentage of 8.75%. the percentage led to the left part since the flow and stability do not meet the determined standard thus the percentage led to smaller percentage. on the other hand, bulk specific gravity, vim, vma, and vfa showed that all the samples in accordance with the standards of sni, 86  comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 83-90  thus figure 3 is represented up to 15%. the withdrawal of 8.75% is based on the six parameters of the testing that has been done to produce the optimum levels of limestone and calcium hydroxide on the percentage. figure 2 bulk specific gravity bulk specific gravity indicates that there is a rise in the rate of 5%-10%. the specific gravity on each of the asphalt levels gains the requirements of sni 06-2489-1991 at least 2 gr/cm3. bulk specific gravity values indicate the magnitude of the density of a mixture from asphalt and their aggregates already pounded or compacted and have the ability to withstand load (sukirman, 2012). figure 2 shows the increase in the bulk specific gravity of 5%-10%. parabolic line showed regression of the data distribution.   figure 3 the vim of limestone and calcium hydroxide mixture figure 4 shows that there is a degression at the rate of 5%-10% . when the value of vim is smaller, the more impermeable the layer to water and air. beside that, the greater the quantity of a mixture from limestone and calcium hydroxide then the lower the vim except at the rate of 15%. the the influence of limestone … (gunaran danny; et al.) 87  existence of the filler mixture closes the cavity of the asphalt mixture and proportionates with the decreasing vim graphic data.   figure 4 the vma of limestone and calcium hydroxide mixture the data obtained in the vma has a raise from10%-15% limestone and calcium hydroxide mixture. vma is the volume of the cavity between the particles in the asphalt concrete. all vma meet the requirements, that is, to be greater than 15%. with the addition of limestone and calcium hydroxide, the volume of the cavity between aggregate particles becomes larger making the mixture to be filled up with grey, fine aggregate and the filler that were added.   figure 5 the vfa of limestone and calcium hydroxide mixture the vfa shows that 5%-15% asphalt is included in the requirements, that is, to be more than or equal to 65%. the better the mixture, the greater the vfa. liquid asphalt would fill the cavities requiring a bond between the particles to merge the materials into one. 88  comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 83-90    figure 6 the stability of various limestone and calcium hydroxide mixture figure 6 shows a graph of the relationship of the stability from various levels. the greater the quantity of a  limestone and calcium hydroxide mixture, the smaller the stability. the decreasing stability can be seen in figure 6 which shows that every addition from filler caused the stability to decline from 1102,88 kg to 898,72 kg. at the rate of 15%, limestone and calcium hydroxide do not reach the specification of normal asphalt mixture making the addition of mixture is not recommended. with the additional rate of 5%, it decreases a stability ranged from 80-120 kg.   figure 7 the flow of various limestone and calcium hydroxide mixture the flow on the result is steadily increasing for limestone and calcium hydroxide mixture. the flow from each level does not all fit in the requirements, that is between 10%-15%. however, the flow from the 5% mixture is included in the requirements. the flow is inversely proportional to the stability because the higher the stability, it will lower the flow that generated in accordance with the increasing levels of a mixture. the calculation result of the optimal mixture based on the test results for each marshall parameter that meets the standard includes: bulk specific gravity 5%-15%, vim 5%–15%, vma 5%15%, vfa 5%-15%, stability 5%–10% and flow 5%. the values are taken from the average values. thus, the optimum levels of a mixture of limestone and calcium hydroxide for 5.4% asphalt is 8.75%. the influence of limestone … (gunaran danny; et al.) 89  table 2 limestone and calcium hydroxide rate compatible with specification asphalt rate density vim vma vfa stability flow quotient marshall 5,40 2,23 4,79 18,71 75,25 1102,88 4,63 238,01 5,40 2,24 4,24 18,67 77,68 1015,67 5,04 201,48 5,40 2,23 4,52 19,34 76,94 898,72 5,45 164,95 specification min 2 3.5-5.5 > 15 min 65 1000 kg 3-5 mm min 300 description: bold writings has no effect to the technical specifications of the average levels, the optimum asphalt = 8.75%. samples that do not reach the technical specifications average shows the limit of one sample which could not raise or lower the required specifications. for stability, a minimum of 1000 kg is required, however the more it is added, the mixture of limestone and calcium hydroxide is declined. thus, the addition of more than 15% is not needed. while the melting point occurred, the rate of 5% is still within the limits of the specification and if the percentage rises to 10% the melting point does not include in the specifications. the comparison value between stability and melting point is also not inputted because the value of melting point already exceeds the standard limits. the value of density, vim, vma, and vfa input in the specifications so that the addition of asphalt mixture by using a combination of limestone can be various at different levels. like the increase levels of limestone and calcium hydroxide to the levels of the asphalt itself, represents the levels of asphalt which is used when the optimum conditions on the normal asphalt mixture obtained is 5.4%. conclusions the level value of mixture from limestone and optimum calcium hydroxide with marshall test results is 8.75%. compared to the stability of pure limestone and pure calcium hydroxide, greater stability on a mixture is obtained. with a basic understanding of existing theory that both materials can be fused together as it has the same element like ca (calcium), then both materials can be fused and become filler on an existing mixture and resistant to load. if it is compared with a mixture without limestone and calcium hydroxide, the stability of normal mixture is 1400,00 kg, lower than the mixture fused with limestone and calcium hydroxide. in addition, some other conclusion that can be drawn from the results of this test are: (1) the combined usage of limestone and calcium hydroxide on asphalt concrete mixture would increase the bulk specific gravity of asphalt mixture, increases the value of the vim and vma, raises the melting point of asphalt concrete but also lowers the value of the vfa and the stability of asphalt concrete. (2) the combined levels of limestone and calcium hydroxide 5% can generate the highest stability value that is in the amount of 1102.88 kg. there is a degression in the value of stability that is not using a combination of limestone and calcium hydroxide. (3) level of limestone and calcium hydroxide with asphalt concrete 5.4% is 8.75%. the mixture of limestone and calcium hydroxide is not recommended because it may decrease stability even though it increases the flow or melting point of asphalt concrete. it is suggested to add addictive substances and level proportions which far greater than before, for example: limestone levels should be greater than the calcium hydroxide. 90  comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 83-90  references achmad, d., & sutjahjo, k. d. (2011). dampak penambahan polimer terhadap karakteristik beton aspal. poli teknologi, 10(1), 32-38. edison, b. (2010). karakteristik campuran aspal panas (asphalt concrete-binder course) menggunakan aspal polimer. jurnal aptek, 2(1), 60-71. hidayat, a. (2012, 10 january). pemanfaatan batu gamping (batu kapur) sebagai barang ekonomis non logam. retrieved on may 25, 2014 from http://www.ariefgeo.blogspot.com/2012/01/pemanfaatan-batugamping-batu-kapur.html kumalawati, a., tri m. w., & mastaram, y. (2013). analisis pengaruh penggunaan abu batu apung sebagai pengganti filler untuk campuran aspal. jurnal teknik sipil, ii(2), 191-200. sni 03-1968-1990, metode pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar. pusjatanbalitbang pu. sni 03-1969-1990, metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar. pusjatanbalitbang pu. sni 03-1970-1990, metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus. pusjatanbalitbang pu. sni 03-1971-1990, metode pengujian kadar air agregat. pusjatan-balitbang pu. sni 03-2417-1991, metode pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi los angeles. pusjatanbalitbang pu. sni 03-2439-1991, metode pengujian kelekatan agregat terhadap aspal. pusjatan-balitbang pu. sni 06-2441-1991, metode pengujian berat jenis aspal padat. pusjatan balitbang pu. sni 06-2456-1991, metode pengujian penetrasi bahan-bahan bitumen. pusjatan balitbang pu. sni 06-2489-1991, metode pengujian campuran aspal dengan alat marshall. pusjatan-balitbang pu. sukirman, s. (2012). beton aspal campuran panas. bandung: institut teknologi nasional.   suroso, t. w. (2009). pengaruh penambahan plastik ldpe (low density poly ethilen) dengan cara basah dan cara kering terhadap kinerja campuran beraspal. jurnal jalan dan jembatan, 26(2), 1-16. tahir, a. (2009). karakteristik campuran beton aspal (ac-wc) dengan menggunakan variasi kadar filler abu terbang batu bara. jurnal smartek, 7(4,) 256-278.   wesley, l. d. (2010). mekanika tanah untuk tanah endapan & residu. yogyakarta: andi yogyakarta. microsoft word 09 siswono.doc 300 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 300-308 perancangan e-learning dengan pendekatan addie model (kasus : mata pelajaran bahasa inggris – sd ipeka tomang) siswono; yurika liona jurusan sistem informasi, fakultas ilmu komputer, bina nusantara university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 siswono@binus.edu abstract problem faced by sd ipeka tomang is not reaching its predicted target in english subject. this is caused by less understanding among students in important parts of english which reflected in making sentences or writing essays. teachers have difficulty in explaining about grammar usage to students, which is the basic knowledge in making sentences. in order to avoid this problem, sd ipeka tomang is adding or replacing the teaching media into a computer media. in doing this analysis and designing of e-learning is using addie model approach. this research is done through stages of analysis, design, and development. analysis stage uses gap analysis approach to understand the needs of e-learning. keywords: e-learning, addie model abstrak masalah yang dihadapi sd ipeka tomang saat ini adalah target yang diharapkan dalam mata pelajaran bahasa inggris tidak terpenuhi. hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami bagian-bagian penting dari bahasa inggris yang tercermin dalam pembuatan kalimat atau mengarang. guru kesulitan dalam menjelaskan tentang penggunaan grammar kepada siswa yang menjadi dasar dalam pembuatan kalimat. untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di sd ipeka tomang dengan menambahkan atau menggantikan media pengantara yang ada, yaitu menggunakan media komputer. dalam melakukan analisis dan perancangan elearning menggunakan pendekatan addie model. dalam penelitian ini baru dilaksanakan pada tahap analysis, design dan development. tahap analysis menggunakan pendekatan gap analysis untuk memahami kebutuhan akan e-learning. kata kunci: e-learning, addie model perancangan e-learning dengan... (siswono; yurika liona) 301 pendahuluan perkembangan teknologi khususnya internet sudah berkembang sangat baik. internet saat ini telah digunakan dalam berbagai bidang usaha termasuk di dalamnya adalah dunia pendidikan. hal ini dibuktikan dengan banyak sekolah di pulau jawa, termasuk jakarta, yang menggunakan sistem online dalam proses penerimaan siswa baru. tuntutan globalisasi pendidikan membuat bahasa asing lebih diperhatikan dan ditekankan oleh masyarakat dewasa ini, pilihan bahasa inggris menjadi sebuah bahasa asing umum yang paling banyak digunakan untuk berkomunikasi. penggunaan bahasa asing di sekolah menjadi pilihan utama bagi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka. sikap seperti ini banyak dilakukan oleh para orang tua agar anak-anak mereka dapat menghadapi tantangan globalisasi. sd ipeka tomang melihat bahwa hal tersebut menjadi tantangan bagi sekolah mereka. oleh sebab itu, sd ipeka tomang harus bisa meningkatkan pelayanan peningkatan kepada siswa dengan membuktikan bahwa sekolah biasa yang tanpa ada kerjasama dengan lembaga asing juga dapat memenuhi tuntutan dari orang tua. dalam kurikulum yang dibuat oleh sd ipeka tomang, terdapat pelajaran bahasa inggris dimana pada saat pelajaran dimulai siswa/i diharuskan untuk berbicara dalam bahasa inggris. dengan kegiatan seperti ini, maka sd ipeka tomang sudah mencoba untuk menjawab tantangan yang ada. jika dilihat secara umum, kegiatan pendidikan di sekolah tidak mempunyai masalah. masalah terlihat ketika siswa mendapatkan nilai yang kurang baik. tetapi pada proses pembelajaran sehari-hari di dalam kelas, kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kelas mengalami banyak kendala. dalam sebuah pembelajaran bahasa, siswa/i seharusnya mengetahui dengan baik phonology, syntax, semantics, dan pragmatis (elliot et al, 1999), tetapi banyak siswa/i yang belum bisa menggunakan dengan baik. hal ini akan menghambat sd ipeka tomang untuk mencapai tujuannya. dengan pendekatan instructional design dalam penelitian ini, maka diharapkan sd ipeka tomang dapat membantu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. tujuan penelitian ini adalah menghasilkan rancangan e-learning untuk sd ipeka tomang dengan subyek penelitian pelajaran bahasa inggris pada topik phonology (suara), syntax (grammar), semantics (arti kata), pragmatis (penggunaan kata). metode penelitian ini menggunakan metodologi dengan pendekatan addie model instructional system design process yang terdiri dari beberapa tahap yaitu analysis, design, development, implementation, evaluation. pada tahap analysis akan digunakan analisis kebutuhan. tahap design merupakan sebuah blueprint materi pelajaran bahasa inggris (rancangan materi) yang akan digunakan sebagai dasar pengembangan e-learning. tahap development berisi rancangan e-learning yang akan dibangun. dalam penelitian ini tahap implementation dan evaluation belum dapat diberikan. hasil dan pembahasan studi pustaka effendi & zhuang (2005) mengemukakan bahwa pemakaian kata e-learning ini sering digunakan sebagai semua kegiatan pendidikan yang menggunakan media komputer dan atau internet. 302 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 300-308 jadi, e-learning itu mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi. piskurich (2003) mengatakan bahwa setiap orang kurang lebih setuju bahwa e-learning berkaitan dengan teknologi dan banyak yang berpikir bahwa hal tersebut juga berhubungan dengan komputer. piskurich juga berpendapat bahwa e-learning ini merupakan sebuah disiplin yang masih terus berkembang, sehingga ia menyimpulkan bahwa e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jaringan komputer atau web sebagai mekanisme pengantara, dalam hal ini penggunaan cd-rom atau satelit juga dapat dipertimbangkan sebagai e-learning. ada juga pendapat yang berbeda yang berasal dari clark & mayer (2003), dimana mereka mendefinisikan e-learning sebagai penyampaian instruksi ke sebuah komputer dengan menggunakan cd-rom, internet, atau intranet dengan fitur-fitur yang termasuk di dalamnya konten/isi yang relevan dengan tujuan pembelajaran, menggunakan metode instruksional seperti contoh dan latihan untuk membantu pembelajaran, menggunakan media element seperti kata-kata atau gambar untuk menyampaikan konten dan metode, serta membangun pengetahuan baru dan skill yang berkaitan dengan goal pembelajaran individual atau meningkatkan kinerja perusahaan. gagné et al (2005) menjelaskan bahwa instructional systems design (isd) adalah sebuah proses pembuatan instructional system, baik secara sistematis dan scientific yang bisa didokumentasikan, memungkinkan dalam aplikasi yang umum dan membawa kepada outcomes yang bisa diramalkan. isd ini mencakup beberapa fase yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation serta dikarakteristikan oleh pencapaian konsep sebuah design. isd ini juga mencakup teori sistem dan metodologi problem solving, dimana menerangkan sebuah paradigma dasar untuk menjelaskan dan menghasilkan lingkungan pembelajaran untuk pelatihan dan edukasi. dalam pengembangannya, sebuah instructional system mencakup kategori pembelajaran yang difokuskan, strategi penyimpanan pembelajaran, metode untuk pengantara pembelajaran, dan prinsip. sebuah instructional system juga menyediakan sebuah framework untuk proses dalam mengembangkan lingkungan tersebut. proses dasar dalam sebuah instructional system design adalah pengembangan instructional system dengan menggunakan addie model (analysis, design, development, implementation, evaluation), seperti pada gambar 1. analyze design develop implement evaluate r evise revise r evise gambar 1 addie model sumber: gagné et al. (2005) proses pembelajaran yang ada di sd ipeka tomang gambar 2 memperlihatkan proses pembelajaran bahasa inggris yang terjadi selama ini di dalam kelas antara siswa dengan guru. perancangan e-learning dengan... (siswono; yurika liona) 303 gambar 2 proses pembelajaran bahasa inggris di dalam kelas analisis kebutuhan (gap analysis) analisis kebutuhan dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal penting dimulai dari tujuan pembelajaran bahasa inggris yang diterapkan di sd ipeka tomang, kinerja yang diinginkan dan kinerja yang sebenarnya terjadi pada saat penelitian ini dilaksanakan. dari perbedaan pada kinerja tersebut diketahui permasalah yang terjadi. gambar 3 memperlihatkan lebih jelas akan analisis kebutuhan ini. perancangan perancangan yang dilakukan berdasarkan kebutuhan instruksi yang dibutuhkan. kebutuhan instruksi ini dilihat dari 2 hal yaitu learning outcomes dan external event yang akan dipergunakan. dari hasil analisa diatas maka learning outcomes yang diperlukan adalah intellectual skill, cognitive strategies, verbal information, dan attitude. sementara itu, external event yang dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa inggris ini adalah: (1) gain attention, menarik perhatian dari siswa untuk memberitahukan kepada siswa tentang pembelajaran hari itu; (2) present learner objectives, setelah pembukaan dari guru diselesaikan, maka guru akan memberikan tujuan pembelajaran materi hari itu. unit 1 akan dipelajari selama 5 kali pertemuan dan setelahnya guru akan memberikan ulangan harian; (3) recall prerequisite knowledge, setiap pengajaran membutuhkan pengetahuan dari pelajaran sebelumnya atau mata pelajaran sebelumnya; (4) present new content, setiap kali pertemuan guru akan mengulang pelajaran terdahulu dan juga menambah pengetahuan yang baru kepada murid dengan menerangkan di depan kelas; (5) 304 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 300-308 provide learner guidance, pengajar memberikan catatan atau memberikan contoh-contoh kalimat yang bisa dibuat oleh siswa; (6) provide practice, latihan soal sangat diperlukan bagi siswa untuk melatih kemampuan siswa. bentuk latihan yang diberikan oleh guru ada tiga tipe yaitu pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah; (7) provide feedback, pengajar mengembalikan hasil dari latihan tersebut baik yang berasal dari homework maupun workbook; (8) assess performance, ulangan harian dan ulangan umum akan menilai kemampuan siswa dalam memahami unit-unit dalam bahasa inggris; (9) enhance retention and transfer, guru akan memberikan latihan soal review setiap sudah membahas dua buah unit. latihan soal ini akan melatih kemampuan siswa untuk bisa meningkatkan kemampuan siswa. gambar 3 analisis kebutuhan dengan hasil penelitian seperti itu metode pembelajaran baru yang dapat diterapkan di sd ipeka tomang adalah dengan menggunakan metode computer-based training secara online atau stand-alone. saat ini, sd ipeka tomang sudah memasang jaringan lan dan guru akan lebih mudah memantau perkembangan siswa jika secara online. tipe media yang digunakan untuk sistem ini adalah multimedia dan strategi yang dapat digunakan digunakan adalah collaborative learning, lecture/tutorial dan practice. sistem yang yang akan dibangun adalah sebagai berikut : tujuan pelajaran bahasa inggris kinerja yang diinginkan perbedaan kinerja yang sebenarnya penyebab perbedaan masalah non-pelatihan masalah pelatihan siswa lebih prima dalam ilmu memberikan pelayanan pendidikan sebaik-baiknya dengan meningkatkan kemampuan bahasa inggris sebaik-baiknya dalam penulisan, lisan dan pendengaran 80% kelas berbahasa inggris pengertian dan pemahaman penggunaan bahasa inggris dengan baik dan tepat pengertian 4 komponen bahasa dengan baik penggunaan bahasa inggris di kelas hanya 60% penjelasan suatu unit pelajaran terlalu lama pemakaian grammar (syntax) kurang baik dalam mengarang kurangnya penguasaan siswa tentang komponen bahasa inggris penjelasan dari buku yang sulit untuk dijelaskan siswa kurang memahami pola-pola yang digunakan dalam bahasa inggris siswa terlalu lambat untuk memahami unit pelajaran dalam bahasa inggris siswa tidak menguasai komponen dalam bahasa inggris dengan baik penggunaan komponen grammar dlm membuat kalimat pemahaman siswa ttg pola-pola dalam bhs ing berbicara dan mendengar percakapan dalam bahasa inggris perancangan e-learning dengan... (siswono; yurika liona) 305 back end guru bahasa inggris icm designer (guru komputer) curriculum map explanation lesson lesson story exercise dictionary software front end install pengajarsiswa server siswa siswa soal latihan goal dan unit plans kosakata textbook materi pelajaran catatan materi contoh kasus materi eli's interface (teacher version) eli's interface (student version) eli's interface (student version) eli's interface (student version) gambar 4 rancangan sistem yang diusulkan pada awal tahun ajaran baru, rencana ajaran yang telah disetujui oleh kepala sekolah diserahkan kepada designer untuk dimasukkan ke dalam sistem yang telah dibuat. dalam rencana ajaran atau yang disebut instructional curiculum maps tersebut, designer dapat memisahkan bagian mana yang akan terdapat di fitur di sistem e-learning ini. fitur-fitur yang mendukung pengajaran adalah (1) fitur learning plan, fitur ini memberikan penjelasan kepada siswa tentang pelajaran bahasa inggris secara umum dan pelajaran-pelajaran yang akan dipelajari selama waktu satu tahun; (2) fitur lesson, fitur ini akan memberikan penjelasan materi kepada siswa. di fitur ini siswa dapat melihat catatan yang diberikan dan dapat mereview catatan terdahulu; (3) fitur story, fitur ini berupa alat peraga atau contoh kasus dimana fitur ini menyediakan animasi pendek sesuai dengan tema-tema yang diajarkan oleh pengajar; (4) fitur exercise, fitur ini berisi latihan-latihan yang biasa diberikan dalam pengajaran konvensional; (5) fitur dictionary, fitur ini merupakan sebuah fitur yang akan memberikan penjelasan tentang arti sebuah kata dalam bahasa inggris. fitur ini bisa dua arah, baik dari bahasa inggris ke bahasa indonesia dan dari bahasa indonesia ke bahasa inggris. rancangan layar yang akan dibuat dalam sistem ini adalah sebagai berikut (gambar 5-11): layar pembuka berisi kata kata pembuka teacher student username : password : ok cancel background logo ipk logo ipk gambar 5 rancangan layar halaman login 306 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 300-308 layar utama pengenalan terhadap sistem dan simbol dari sistem ini learning plan lesson story exercise vocabulary home exit simbol sistem (gambar seorang guru) quotation logo ipk gambar 6 rancangan layar halaman utama learning plan lesson story exercise vocabulary home exit simbol sistem (gambar seorang guru) penjelasan setiap tombol logo ipk pilihan menu tampilan menu yang dipilih oleh siswa/i background gambar 7 rancangan layar halaman learning plan penjelasan unit pelajaran yang dipilih learning plan lesson story exercise vocabulary home exit simbol sistem (gambar seorang guru) penjelasan setiap tombol logo ipk background lesson list unit pelajaran gambar 8 rancangan layar halaman lesson/story perancangan e-learning dengan... (siswono; yurika liona) 307 lesson : (pilih salah satu) type of questions : answer logo ipk (nilai)back (pilih salah satu) explanation submitgrade soal 1 soal 2 soal 3 soal 4 soal 5 soal 6 soal 7 soal 8 soal 9 soal 10 contoh soal jawaban jwb 1 jwb 2 jwb 3 jwb 4 jwb 5 jwb 6 jwb 7 jwb 8 jwb 9 jwb 10 v x v x v x v x v x right ans right ans right ans right ans right ans right ans right ans right ans right ans right ans exercise x gambar 10 rancangan layar halaman exercise (bg. isian) logo ipk background tipe bahasa yang diinginkan : bahasa indonesia bahasa inggris add find cancel bahasa inggris bahasa indonesia gambar 11 rancangan layar kamus bahasa inggris ke bahasa indonesia simpulan berdasarkan hasil dan pembahasan perancangan e-learning di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) masalah yang timbul dari siswa sd ipeka tomang adalah siswa mengalami kesulitan dalam menguasai bagian mengarang dalam bahasa inggris. mengarang ini merupakan bagian bahasa inggris dimana komponen syntax (grammar) dan semantics (arti kata) mempunyai penilaian yang paling penting; (2) pembelajaran secara elektronik ini berusaha menjembatani antara buku bacaan, penerangan yang diberikan oleh guru dan pemahaman siswa. aplikasi yang akan diterapkan ini akan membuat guru lebih mudah untuk menerangkan dengan bantuan cerita-cerita dengan menggunakan grammar tertentu dan akan membuat siswa lebih tertarik mempelajari serta siswa akan mudah untuk memahaminya; (3) pembelajaran secara elektronik (e-learning) akan merubah proses pembelajaran yang terdapat di sd ipeka tomang dari pembelajaran dengan menggunakan whiteboard menjadi pembelajaran media komputer sebagai pengantara proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. 308 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 300-308 untuk melengkapi penelitian ini diharapkan dapat memberikan usulan implementasi dan evaluasi yang dapat dipergunakan oleh sd ipeka tomang sehingga dapat dipergunakan sebagai panduan bagi sekolah untuk menerapkan aplikasi ini dan bagaimana cara untuk mengevaluasinya (tahap implementation dan evaluation). daftar pustaka clark, r. c., & mayer, r. e. (2003). e-learning and the science of instruction. san francisco: pfeiffer. effendi, e., & zhuang, h. (2005). e-learning: konsep dan aplikasi (1st ed.). yogyakarta: c.v. andi offset. elliot, s. n., kratochwill, t. r., littlefield, j., & travers, j. f. (1999). educational psychology: effective teaching, effective learning (2nd ed.). madison: brown and benchmark. gagne, r. m., wager, w. m., golas, k. c., & keller, j. m. (2005). principles of instructional design (5th ed.). belmont, canada: thomson wadworth. piskurich, g. m. (2003). the ama handbook of e-learning: effective design, implementation, and technology solutions. new york: amacom. microsoft word 19 teknik informatika afan galih ok.doc 418 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 418-429 implementasi jaringan syaraf tiruan recurrent dengan metode pembelajaran gradient descent adaptive learning rate untuk pendugaan curah hujan berdasarkan peubah enso afan galih salman; yen lina prasetio jurusan teknik informatika, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln k.h. syahdan no.9 palmerah jakarta barat 11480 asalman@binus.edu abstract the use of technology of technology artificial neural network (ann) in prediction of rainfall can be done using the learning approach. ann prediction accuracy measured by the coefficient of determination (r2) and root mean square error (rmse).this research employ a recurrent optimized heuristic artificial neural network (ann) recurrent elman gradient descent adaptive learning rate approach using el-nino southern oscilation (enso) variable, namely wind, southern oscillation index (soi), sea surface temperatur (sst) dan outgoing long wave radiation (olr) to forecast regional monthly rainfall. the patterns of input data affect the performance of recurrent elman neural network in estimation process. the first data group that is 75% training data and 25% testing data produce the maximum r2 69.2% at leap 0 while the second data group that is 50% training data & 50% testing data produce the maximum r2 53.6%.at leap 0 our result on leap 0 is better than leap 1,2 or 3. keywords: artificial neural network (ann) recurrent elman, enso, coefficient of determination (r2), root mean square error (rmse), gradient descent adaptive learning rate. abstrak penggunaan teknologi di bidang artificial intellegence khususnya teknologi jaringan syaraf tiruan (jst) dalam pendugaan curah hujan dapat dilakukan dengan metoda pendekatan pembelajaran. keakuratan hasil prediksi jst diukur berdasarkan koefisien determinasi (r2) dan root mean square error (rmse). optimasi pembelajaran heuristik yang dilakukan pada dasarnya adalah pengembangan kinerja algoritma pembelajaran gradient descent standard menjadi algoritma pelatihan yaitu gradient descent adaptive learning rate. pola input data yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kinerja jst recurrent elman dalam melakukan proses pendugaan. kelompok data pertama yaitu 75% data pelatihan & 25% data uji menghasilkan r2 maksimum 69,2% untuk leap 0 sedangkan kelompok data kedua yaitu 50% data pelatihan & 50% data pengujian menghasilkan r2 maksimum 53,6 % untuk leap 0. hasil nilai r2 pada leap 0 lebih baik dibandingkan pada leap l, leap 2 dan leap 3. kata kunci: jaringan syaraf tiruan recurrent elman, enso, koefisien determinasi (r2), root mean square error (rmse), gradient descent adaptive learning rate. implementasi jaringan syaraf… (afan galih salman; yen lina prasetio) 419 pendahuluan pendugaan curah hujan di sektor pertanian kini telah menjadi kebutuhan utama, seperti halnya pemilihan bibit, pupuk, dan pemberantas hama. informasi tentang banyak curah hujan sangat berguna bagi petani dalam mengantisipasi peristiwa-peristiwa ekstrim seperti kekeringan dan banjir. oleh karena itu dibutuhkan pendugaan curah hujan yang cepat dan akurat. dengan menggunakan sistem komputasi di bidang artificial intellegence, yaitu jaringan syaraf tiruan (jst), maka identifikasi pola data dari sistem pendugaan curah hujan dapat dilakukan dengan metoda pendekatan pembelajaran. berdasarkan kemampuan belajar yang dimilikinya, maka jst dapat dilatih untuk mempelajari dan menganalisa pola data masa lalu dan berusaha mencari suatu formula atau fungsi yang akan menghubungkan pola data masa lalu dengan keluaran yang diinginkan pada saat ini. keakuratan hasil prediksi jst diukur berdasarkan koefisien determinasi (r2) dan root mean square error (rmse). model–model pendugaan curah hujan yang telah dilakukan selama ini belum banyak yang menggunakan data peubah el-nino southern oscilation (enso) sebagai masukan model jst padahal peubah enso cukup berpengaruh terhadap tinggi rendahnya curah hujan di sebagian besar wilayah indonesia (yusmen, 1998). penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya hanya menggunakan data suhu dan curah hujan sebagai masukan model jst, diantaranya adalah penerapan metode principal component regression (fitriadi, 2004) menghasilkan r2 sebesar 63,16%, jst propagasi balik standar (normakristagaluh, 2004) menghasilkan r2 sebesar 74,02%, jst propagasi balik standar menghasilkan r2 sebesar 48,179% (apriyanti, 2005) dan jst dengan optimasi algoritma genetika menghasilkan r2 sebesar 87,7%. berdasarkan hal tersebut penelitian di bidang ini masih layak dan perlu dilakukan untuk mendapatkan model pendugaan curah hujan yang lebih akurat. dalam penelitian ini digunakan jst recurrent yang teroptimasi secara heuristik. keunikan jst recurrent adalah adanya koneksi umpan balik yang membawa informasi gangguan (noise) pada saat masukan sebelumnya yang akan diakomodasikan bagi masukan berikutnya. hal ini dapat meningkatkan kinerja jst recurrent khususnya dalam mengidentifikasi pola peubah enso terhadap pendugaan curah hujan. data peubah enso yang digunakan yaitu: wind, southern oscillation index (soi), sea surface temperatur (sst) dan outgoing long wave radiation (olr). optimasi heuristik adalah pengembangan dari suatu analisa kinerja pada algoritma gradient descent standard yang terdiri dari tiga algoritma pelatihan yaitu : gradient descent adaptive learning rate, gradient descent adaptive learning rate & momentum serta resilient backpropagation. tujuan pembuatan model jst recurrent yang teroptimasi secara heuristik gradient descent adaptive learning rate ini adalah untuk membuat pendugaan curah hujan berdasarkan peubah enso yang lebih akurat dengan ruang lingkup penelitian sebagai berikut: model yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada jst recurrent tipe elman, optimasi pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan teknik heuristik yaitu: gradient descent adaptive learning rate & momentum., data curah hujan berasal dari balai penelitian agroklimat & hidrologi (balitklimat) bogor dan data enso berasal dari lembaga internasional seperti national weather service center for environmental prediction climate (noaa), data masukan hanya terdiri dari peubah enso, target data curah hujan sehingga faktorfaktor pengaruh curah hujan lainnya tidak diperhitungkan dan model penelitian terbatas untuk daerah bongan bali. model jst recurrent yang diperoleh nantinya diharapkan dapat lebih meningkatkan keakuratan dan kecepatan dalam pendugaan curah hujan khususnya di wilayah indonesia dengan menggunakan peubah-peubah enso dan membuka jalan bagi pengembangan penelitian di bidang yang sama dengan jumlah peubah yang berbeda. 420 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 418-429 jst recurrent adalah jaringan yang mengakomodasi keluaran jaringan untuk menjadi input pada jaringan itu lagi dalam rangka menghasilkan keluaran jaringan berikutnya. pada penelitian ini digunakan jaringan jst recurrent tipe elman. jaringan ini dapat terdiri dari satu atau lebih lapisan tersembunyi, lapisan pertama memiliki bobot-bobot yang diperoleh dari lapisan input, setiap lapisan akan menerima bobot dari lapisan sebelumnya. jumlah neuron dan lapisan tersembunyi disesuaikan dengan kompleksitas permasalahan. delay yang terjadi pada hubungan antara lapisan input dengan lapisan tersembunyi pertama pada waktu sebelumnya (t-1) dapat digunakan untuk saat ini (t). blok diagram sistem proses pemodelan jst dalam pendugaan curah hujan berdasarkan peubah enso disajikan pada gambar 1. gambar 1 blok diagram pemodelan pendugaan curah hujan pendugaan curah hujan di sektor pertanian kini telah menjadi kebutuhan utama, seperti halnya pemilihan bibit, pupuk, dan pemberantas hama. informasi curah hujan bahkan menjadi acuan dalam memilih jenis bibit, waktu tanam dan jumlah stok bahan pangan pokok yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. bila dugaan tentang datangnya awal musim, termasuk sifat hujan dan periode musim meleset jauh, dampaknya bisa berupa kerugian besar bagi petani karena gagal panen dan kelangkaan pangan (yusmen, 1998). pendugaan curah hujan juga menjadi faktor penting di sektor pengairan atau pengelolaan daerah aliran sungai dalam kaitannya dengan sistem peringatan dini ketika terjadi banjir. informasi curah hujan yang akurat, sangat penting bagi masyarakat khususnya yang berada di kawasan rawan banjir di bantaran sungai atau di daerah cekungan sehingga proses evakuasi dapat dilakukan lebih awal dan kerugian material serta korban jiwa dapat dihindari. curah hujan di indonesia hampir seluruhnya dipengaruhi enso. enso adalah istilah yang terdiri dari dua fenomena yaitu el nino merupakan fenomena lautan dan southern oscillation merupakan fenomena atmosfer. istilah enso tidak begitu populer di kalangan media massa, istilah el nino-lah yang sering dipakai. peubah enso yang umumnya digunakan adalah soi yaitu perbedaan antara nilai indeks tekanan udara di tahiti dan darwin, dan sst yaitu nilai anomali suhu permukaan laut, selain peubah lainnya wind dan olr. pemanasan suhu muka laut di sebelah barat samudra pasifik menimbulkan gangguan cuaca enso, yaitu berdampak kurangnya curah hujan di kawasan peubah enso: wind, soi, sst & olr jst recurrent dgn optimasi teknik heuristik koneksi umpan balik pendugaan curah hujan data curah hujan pengamatan stasiun cuaca satelit (noaa) implementasi jaringan syaraf… (afan galih salman; yen lina prasetio) 421 timur pasifik termasuk indonesia. sebaliknya ketika pemanasan terjadi di timur pasifik disebut anomali cuaca la nina, hujan yang tinggi terjadi di wilayah tersebut (lakshmi et al, 2003). daerah di indonesia yang bakal terpengaruh el nino atau la nina adalah papua, maluku, sulawesi, sebagian besar sumatera, sumatera selatan, seluruh pulau jawa, kalimantan barat, kalimantan tengah, kalimantan selatan, kalimantan timur, sulawesi, maluku, bali, nusa tenggara, dan irian jaya. sementara daerah yang tidak terpengaruh oleh enso adalah aceh, sumatera utara, sumatera barat, riau, jambi dan bengkulu. pengaruh enso yang paling kuat terjadi pada tahun 1987-1988. prakiraan cuaca mengenai terjadinya kekeringan karena el nino sebenarnya tidak dapat dipukul rata akan terjadi di seluruh wilayah indonesia. di wilayah pare-pare dan sulawesi selatan dapat terjadi empat gangguan cuaca dengan pola yang berbeda (effendy, 2001). berdasarkan hal tersebut di atas maka prakiraan cuaca di indonesia tidak bisa diberlakukan secara umum, apalagi di negeri yang luas ini terbagi tiga tipe cuaca, yaitu ekuatorial, monsun dan lokal. di wilayah dengan pola cuaca tersebut, datangnya musim kemarau dan hujan sepanjang tahun akan berbeda-beda, bahkan berkebalikan. melihat fenomena tersebut maka di masa mendatang indonesia perlu mengembangkan model pendugaan curah hujan sendiri karena wilayah indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera merupakan daerah yang memiliki karakteristik iklim dan cuaca yang tiada duanya di dunia (yusmen 1998). jaringan syaraf tiruan peniruan cara berpikir otak manusia dengan menggunakan sistem komputer telah memberi inspirasi kepada para ilmuwan pada abad ini. dimulai sejak lima puluh tahun yang lalu, ilmuwan telah menciptakan model perangkat elektronik pertama dari sel-sel syaraf. semenjak itu banyak komunitas ilmuwan bekerja dalam model matematika baru ini beserta algoritma-algoritma pembelajaran. sekarang, model itu lebih dikenal dengan nama jaringan syaraf tiruan. jaringan syaraf tiruan menggunakan sejumlah unit komputasi sederhana yang disebut neuron, yang berusaha meniru perilaku sel tunggal otak manusia. otak manusia sendiri mengandung 10 milyar sel-sel syaraf dengan sekitar 10000 synapses. neuron-neuron biologis memancarkan sinyal elektrokimia pada jalur-jalur syaraf, yang terdiri atas bagian body, axon dan dendrit. sinyal datang melalui dendrit, diolah oleh body dan dihantarkan melalui axon. sel itu sendiri mengandung kernel dan bagian luarnya membrane elektrik. setiap neuron mempunyai level aktivasi, dengan range diantara maksimum dan minimum. setiap neuron menerima sinyal-sinyal dari neuron lain melalui sambungan khusus synapses yang berfungsi untuk memperbesar dan memperkecil aktivasi neuron terhadap neuron lainnya. synapses ini membawa level aktivasi dari neuron pengirim ke neuron penerima. jst merupakan system pemrosesan informasi yang memiliki karakteristik serupa dengan jaringan syaraf biologis dengan ciri-ciri: pola hubungan antara elemen-elemen sederhana yakni neuron, metode penentuan bobot koneksi dan fungsi aktivasi. jst mempunyai sifat dan kemampuan seperti akuisisi pengetahuan di bawah derau (noise) dan ketidakpastian (uncertainty), representasi pengetahuan yang fleksibel, pemrosesan pengetahuan yang effisien dan toleransi kesalahan, dengan representasi pengetahuan terdistribusi dan pengkodean informasi yang redundan, kinerja system tidak menururn drastic berkaitan dengan responnya terhadap kesalahan (workshop jnb, 2002). model neuron yang pertama diperkenalkan pada tahun 1943 oleh mcculloch dan pitts. heb pada tahun 1949 mengusulkan sebuah aturan pembelajaran yang menjelaskan bagaimana sebuah jaringan sel-sel syaraf belajar. kemudian rosenblatt pada tahun 1958 menemukan algoritma pembelajaran perceptron, serta widrow dan hoff mengusulkan varian dari pembelajaran perceptron yang disebut aturan widrow-hoff. kemudian pada tahun 1969, minsky dan papert menunjukkan keterbatasan teoritis dari jaringan neural lapis tunggal (single layer neural networks) sehingga menyebabkan penurunan riset di bidang ini. tetapi pada tahun 1980-an pendekatan jst hidup kembali 422 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 418-429 dimulai oleh hopfield yang memperkenalkan ide minimasi energi dalam fisika ke dalam jst. pada pertengahan dekade tersebut algoritma propagasi balik (backpropagation) yang dikembangkan rumelhart, hinton dan williams memberikan pengaruh besar tidak hanya bagi riset-riset jst tetapi juga bagi ilmu komputer, kognitif dan biologi yang lebih luas. algoritma ini menawarkan solusi untuk pembelajaran jst lapis banyak (multi-layer neural networks) sehingga dapat mengatasi keterbatasan jaringan syaraf lapis tunggal. prinsip dasar algoritma backpropagation memiliki tiga tahap : tahap feedforward pola input pembelajaran, tahap kalkulasi dan backpropagation error yang diperoleh dan tahap penyesuaian bobot. arsitektur yang digunakan adalah jaringan perceptron lapis banyak (multi-layer perceptrons.). hal ini merupakan generalisasi dari arsitektur perceptron lapis tunggal (single layer perceptron). secara umum, algoritma jaringan ini membutuhkan waktu pembelajaran yang memang lambat, tetapi setelah pembelajaran dan pelatihan selesai, aplikasinya akan memberikan output yang sangat cepat. pada jst backpropagation dikenal optimasi teknik heuristik yaitu algoritma pelatihan yang berfungsi untuk lebih mempercepat proses pelatihan dan merupakan pengembangan dari suatu analisa kinerja pada algoritma steepest (gradient) descent standard. gradient descent adaptive learning rate teknik heuristik ini memperbaiki bobot berdasarkan gradient descent dengan laju pembelajaran yang bersifat adaptive. pada gradient descent standard, selama proses pembelajaran, laju pembelajaran (α) akan terus bernilai konstan. apabila laju pembelajaran terlalu tinggi, maka algoritma menjadi tidak stabil. sebaliknya, jika laju pembelajaran terlalu kecil maka algoritma akan sangat lama dalam mencapai kekonvergenan. pada kenyataannya, nilai laju pembelajaran yang optimal akan terus berubah selama proses pelatihan seiring dengan berubahnya nilai fungsi kinerja. pada gradient descent adaptive learning rate, nilai laju pembelajaran akan diubah selama proses pelatihan untuk menjaga agar algoritma ini senantiasa stabil selama proses pelatihan. kinerja jaringan syaraf dihitung berdasarkan nilai output jaringan dan error pelatihan. pada setiap epoh, bobot-bobot baru dihitung dengan menggunakan laju pembelajaran yang ada. kemudian dihitung kinerja jaringan syaraf baru. jika perbandingan kinerja syaraf baru dan kinerja syaraf lama melebihi maksimum kenaikan kerja (max_perf_inc), maka bobot baru tersebut akan diabaikan, dan nilai laju pembelajaran akan dikurangi dengan cara mengalikannya dengan parameter penurunan laju pembelajaran (lr_dec). sebaliknya, apabila perbandingan kinerja syaraf baru dan kinerja syaraf lama kurang dari maksimum kenaikan kerja, maka nilai bobot-bobot akan dipertahankan, dan nilai laju pembelajaran akan dinaikkan dengan cara mengalikannya dengan parameter penambahan laju pembelajaran (lr_inc). langkah-langkah teknik heuristik ini adalah menghitung bobot dan bias baru lapisan output dengan menggunakan persamaan: wjk(baru) = wjk(lama) + ∆wjk b2k(baru) = b2k(lama) + ∆b2k menghitung bobot dan bias baru lapisan tersembunyi dengan menggunakan persamaan: vij(baru) = vij(lama) + ∆vij b1j(baru) = b1j(lama) + ∆b1j menghitung kinerja jaringan syaraf baru (perf2) dengan menggunakan bobot-bobot baru tersebut. membandingkan kinerja jaringan syaraf baru (perf2) kinerja jaringan syaraf sebelumnya (perf ). jika perf2/perf >max_perf_inc maka laju pembelajaran (α) = α *lr_dec. jika perf2/perf < max_perf_inc maka laju pembelajaran (α) = α *lr_inc. implementasi jaringan syaraf… (afan galih salman; yen lina prasetio) 423 jika perf2/perf ≤ max_perf_inc maka bobot baru diterima sebagai bobot sekarang (kusumadewi, 2004). jst recurrent adalah jaringan yang mengakomodasi keluaran jaringan untuk menjadi masukan pada jaringan itu lagi dalam rangka menghasilkan keluaran jaringan berikutnya. jaringan recurrent elman terdiri atas satu atau lebih lapisan tersembunyi. lapisan pertama memiliki bobotbobot yang diperoleh dari lapisan input, setiap lapisan akan menerima bobot dari lapisan sebelumnya. jaringan ini biasanya menggunakan fungsi aktivasi sigmoid bipolar untuk lapisan tersembunyi dan fungsi linear (purelin) untuk lapisan keluaran. tidak seperti pada backpropagation, pada jaringan elman ini, mempunyai fungsi aktivasi yang dapat berupa sembarang fungsi, baik yang kontinyu maupun diskontinyu. delay yang terjadi pada hubungan antara lapisan input dengan lapisan tersembunyi pertama pada waktu sebelumnya (t-1) dapat digunakan untuk saat ini (t) keunikan jst recurrent adalah adanya koneksi umpan balik yang membawa informasi gangguan (noise) pada saat masukan sebelumnya yang akan diakomodasikan bagi masukan berikutnya seperti disajikan pada gambar 2. gambar 2 arsitektur jst recurrent inisialisasi nguyen-widrow inisialisasi ini umumnya mempercepat proses pembelajaran dibandingkan dengan inisialisasi acak. inisialisasi nguyen-widrow didefinisikan sebagai persamaan berikut: hitung harga faktor pengali β β = 0.7 p1/n dimana : β = faktor pengali. n = jumlah neuron lapisan input. p = jumlah neuron lapisan tersembunyi. • • …. • d d . . . d keluaran koneksi umpan balik lapisan tersembunyi node-node recurrent variabel masukan lapisan keluaran unit delay 424 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 418-429 untuk setiap unit tersembunyi ( j=1, 2, .....,p), menghitung vij (lama) yaitu bilangan acak antara -0.5 dan 0.5 (atau di antara -γ dan sampai γ) dan menghitung : ║ vj dan lakukan pembaharuan bobot vij (lama) menjadi vij (baru) yaitu: β vij (lama) vij (lama) = ---------------- ║ vj (lama) ║ set bias : b1j = bilangan random antara – β sampai β. ketepatan pendugaan sebuah model regresi dapat dilihat dari koefisien determinasinya (r2) dan root mean square error (rmse). nilai r2 menunjukan proporsi jumlah kuadrat total yang dapat dijelaskan oleh sumber keragaman peubah bebas, sedangkan rmse menunjukan besar simpangan nilai dugaan terhadap nilai aktualnya. r2 adalah kuadrat dari korelasi antara nilai vektor observasi y dengan nilai vektor penduga ŷ . rumus r2 adalah: di mana : yi = nilai nilai aktual ŷi = nilai nilai prediksi di mana : xt = nilai aktual pada waktu ke-t ft = nilai dugaan pada waktu ke-t nilai-nilai r2 berada pada selang 0 sampai 1. kecocokan model semakin baik jika r2 mendekati 1 dan rmse mendekati 0. metode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) data enso, diperoleh dari lembaga internasional national weather service center for environmental prediction climate (noaa) selama 83 bulan dengan domain cakupan data peubah enso ini adalah wilayah nino-3,4 yaitu : 5o lu 5o ls dan 90o bb 150o bb; (2) data curah hujan, curah hujan rata-rata di daerah bongan bali selama 83 r2 = n [ ∑ ( ŷi – ŷ)(yi – y) ] 2 i =1 n n ∑ ( ŷi – ŷ) 2 ∑(yi – y) 2 i=1 i=1 rmse = n ∑ ( xt ft ) 2 t =1 --------------- n n ∑ ( xt ft ) 2 t =1 --------------- n implementasi jaringan syaraf… (afan galih salman; yen lina prasetio) 425 bulan dengan domain cakupan data 08o 33’ 05” s 115o 05’ 48”e dengan ketinggian 124 meter yang diperoleh dari balitklimat bogor. penelitian ini menggunakan perangkat keras dan lunak yaitu intel pentium iv 2,66 ghz, memori sdram 256 mb, hardisk 40 gb, matlab 7 dan microsoft excel xp professional. penelitian diawali dengan studi pustaka yaitu mengidentifikasi peubah enso dan pengaruhnya terhadap curah hujan di wilayah indonesia. langkah berikutnya mempelajari penelitianpenelitian yang pernah dilakukan uintuk mengetahui metoda yang digunakan dan ketepatan pendugaan yang telah dicapai. dari hasil studi pustaka diidentifikasi masalah yang ada, yaitu perlunya suatu pemodelan pendugaan curah hujan yang lebih akurat khususnya berdasarkan peubah enso. selanjutnya dikembangkan model jst recurrent yang teroptimasi secara heuristik. metodologi selengkapnya dijelaskan pada gambar 3. gambar 3. kerangka berpikir penelitian hasil dan pembahasan arsitektur yang digunakan adalah jaringan recurrent tipe elman dengan 2 lapisan tersembunyi. masukan terdiri dari data wind, soi, sst dan olr dan target adalah data curah hujan. pada saat proses penentuan arsitektur standar jst recurrent, dilakukan proses trial & error untuk mendapatkan unjuk kerja jst yg optimum dengan parameter yaitu dimensi jaringan ( jumlah neuron dan hidden layer ) dan laju pembelajaran ( learning rate ). algoritma pembelajaran yang digunakan adalah optimasi teknik heuristik gradient descent adaptive learning rate. 426 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 418-429 setiap proses pelatihan dan pengujian diulang sebanyak 20 kali untuk dicari nilai rata-rata dan simpangan bakunya. hasil dari pengujian adalah tingkat keakuratan antara nilai dugaan dengan nilai aktual berdasarkan dua parameter yaitu r2 dan rmse. nilai r2 yang diperoleh dikalikan 100% untuk memudahkan pembacaan tingkat keakurasian. dalam penelitian ini akan dikaji permodelan jst recurrent yang teroptimasi secara heuristik untuk pendugaan curah hujan berdasarkan peubah enso. tahapan permulaan, masing-masing kelompok data akan mengalami proses inisialisasi dengan menggunakan metoda nguyen-widrow. jumlah neuron dan hidden layer ditetapkan dengan percobaan pendahuluan secara trial & error dan merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya. tahap berikutnya dilakukan percobaan yaitu (1) dilakukan pembelajaran terhadap ke empat peubah enso dan curah hujan sebagai target, dengan menggunakan kelompok data pertama yaitu 75% data pelatihan dan 25% data pengujian; (2) dilakukan pembelajaran terhadap ke empat peubah enso dan curah hujan sebagai target, dengan menggunakan kelompok data kedua yaitu 50% data pelatihan dan 50% data pengujian. struktur standar untuk penelitian dengan menggunakan algoritma pembelajaran gradient descent adaptive learning rate seperti disajikan pada tabel 1. tabel 1 struktur jst recurrent standar gradient descent adaptive learning rate karakteristik spesifikasi arsitektur 2 lapisan tersembunyi neuron input peubah enso & curah hujan neuron hidden layer 1 48 neuron hidden layer 2 24 neuron output 1 fungsi aktivasi hidden layer 1 sigmoid biner fungsi aktivasi hidden layer 2 sigmoid bipolar fungsi aktivasi layer output fungsi liniear inisialisasi bobot nguyen widrow toleransi galat 0.01 maksimum epoh 30.000 laju pembelajaran 0,1 maksimum kenaikan kinerja 1,06 komposisi percobaan yang dilakukan adalah terhadap komposisi nilai: lr_inc 1,20 & lr_dec 0,6 ; lr_inc 1,05 & lr_dec 0,6 dan lr_inc 1,05 & lr_dec 0,7. pada setiap kelompok data dengan komposisi di atas dilakukan percobaan terhadap variasi leap yang berbeda-beda yaitu leap = 0, 1, 2, dan 3. leap 0 pendugaan curah hujan jatuh pada bulan yang sama, leap 1 pendugaan curah hujan jatuh pada satu bulan ke depan, leap 2 pendugaan curah hujan jatuh pada dua bulan ke depan, leap 3 pendugaan curah hujan jatuh pada tiga bulan ke depan. setiap percobaan dilakukan pengulangan/iterasi sebanyak 20 kali dengan tujuan memperoleh rata-rata r2 dan rmse yang memiliki simpangan baku terkecil. nilai r2 dan rmse tiap kombinasi terletak pada selang implementasi jaringan syaraf… (afan galih salman; yen lina prasetio) 427 nilai tertentu (minimum dan maksimum). hasil percobaan pada penelitian ini difokuskan pada perbandingan ketepatan pendugaan jst menghasilkan r2 maksimum dan rmse minimum. desain struktur data berupa tabel data bulanan peubah-peubah enso & curah hujan seperti disajikan pada tabel 2. tabel 2. contoh data peubah enso & curah hujan bulan indeks olr indeks wind indeks soi indeks sst curah hujan (mm) januari 23,5 6,6 0,5 0,18 649,0 februari 9,7 6,7 1,2 0,28 601,0 maret 21,7 7,4 0,9 0,52 321,0 april 5,4 5,3 1,0 0,9 151,0 mei 19,7 5,9 0,5 1,06 14,0 juni 22,4 6,1 0,6 0,79 176,0 juli 25,9 8,2 -0,2 0,48 121,0 agustus 40,6 6,6 1,7 0,14 12,0 september 40,1 6,5 0,9 0,28 40,0 oktober..dst 28,3 6,1 1,2 0,33 53,0 data keluaran berupa tabel hasil penelitian berupa nilai-nilai epoch, r2 dan rmse dari setiap kelompok data percobaan yang telah dilakukan juga dihitung nilai – nilai r2 minimum, r2 maksimum, rata-rata r2, standar deviasi r2, rmse minimum, rmse maksimum, rata-rata rmse dan standar deviasi rmse. penelitian ini menggunakan perangkat keras dan lunak sebagai berikut yaitu intel pentium iv 2,66 ghz, memori sdram 256 mb, hardisk 40 gb, matlab 7 dan microsoft excel xp professional. komposisi data pelatihan & pengujian sangat berpengaruh terhadap keakuratan pendugaan dalam jst. seperti yang dijelaskan dalam metodologi, data dibagi ke dalam 2 kelompok data percobaan yaitu kelompok data pertama, 75% data (62 bulan) pelatihan dan 25% data (21 bulan) pengujian serta kelompok data kedua 50% data (42 bulan) untuk pelatihan dan 50% data (41 bulan) untuk data pengujian. masing-masing kelompok data akan dibahas dan diperlihatkan grafik hasil percobaan. kelompok data pertama tabel 3 kompilasi hasil percobaan kelompok data pertama gradient descent adaptive learning rate komposisi leap 0 leap 1 leap 2 leap 3 lr_inc & lr_dec r2 maks rmse min r2 maks rmse min r2 maks rmse min r2 maks rmse min 1,05 & 0,6 63,4 265,70 65,1 174,41 59,8 211,42 51,9 170,00 1,05 & 0,7 64,5 213,96 65,9 183,78 64,1 210,48 53,1 285,4 1,20 & 0,6 69,2 238,11 66,5 173,05 61,6 206,85 55,5 156,83 kelompok data kedua tabel 4 kompilasi hasil percobaan kelompok data kedua gradient descent adaptive learning rate komposisi leap 0 leap 1 leap 2 leap 3 lr_inc & lr_dec r2 maks rmse min r2 maks rmse min r2 maks rmse min r2 maks rmse min 1,05 & 0,6 46,0 244,31 46,0 198,13 29,0 269,44 6,54 305,09 1,05 & 0,7 47,3 272,50 46,4 200,82 32,4 277,55 8,75 314,85 428 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 418-429 1,20 & 0,6 53,6 297,69 45,7 197,55 28,4 269,45 12,6 344,63 topologi jaringan jst recurrent yang digunakan dalam penelitian ini berupa satu lapisan input, dua lapisan tersembunyi terdiri dari lapisan tersembunyi pertama dengan jumlah 48 neuron dan lapisan tersembunyi kedua dengan 24 neuron serta satu lapisan output dengan 1 neuron. topologi ini sudah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan percobaan pendahuluan secara trial & error, tujuannya agar penelitian utama lebih berfokus pada parameter dari algoritma pembelajaran yang akan diterapkan. hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 sampai dengan 28, pada lampiran itu dapat dilihat hasil pengukuran masing-masing parameter dalam proses pelatihan dan pengujian dengan nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi dari r2 dan rmse. percobaan kelompok data pertama untuk leap 0, nilai parameter yang divariasikan adalah lr_inc dan lr_dec. ketika nilai lr_inc tetap 1,05 dan nilai lr_dec dinaikkan dari 0,6 menjadi 0,7 hasilnya nilai r2 maksimum naik dari 63,4 menjadi 64,5. nilai rata-rata r2 naik dari 31,4 menjadi 35,3 sedangkan nilai rmse turun dari 265,7 menjadi 213,96. kemudian, nilai lr_inc dinaikkan dari 1,05 menjadi 1,2 dan nilai lr_dec diturunkan dari 0,7 menjadi 0,6 hasilnya nilai r2 maksimum naik dari 64,5 menjadi 69,2. nilai rata-rata r2 turun dari 35,3 menjadi 28,4 sedangkan nilai rmse naik dari 213,96 menjadi 238,11. komposisi parameter terbaik percobaan kelompok data pertama untuk leap 0, adalah lr_inc 1,2 dan lr_dec 0,6. percobaan kelompok data kedua untuk leap 0. ketika nilai lr_inc tetap 1,05 dan nilai lr_dec dinaikkan dari 0,6 menjadi 0,7 hasilnya nilai r2 maksimum naik dari 46 menjadi 47,3. nilai rata-rata r2 turun dari 38,9 menjadi 38,4 sedangkan nilai rmse naik dari 244,31 menjadi 272,5. kemudian nilai lr_inc dinaikkan dari 1,05 menjadi 1,2 dan nilai lr_dec diturunkan dari 0,7 menjadi 0,6 hasilnya nilai r2 maksimum naik dari 47,3 menjadi 53,6. nilai rata-rata r2 naik dari 38,4 menjadi 39,2 sedangkan nilai rmse naik dari 272,5 menjadi 297,69. komposisi parameter terbaik percobaan kelompok data kedua untuk leap 0, adalah lr_inc 1,2 dan lr_dec 0,6. percobaan kelompok data pertama untuk leap 1. ketika nilai lr_inc tetap 1,05 dan nilai lr_dec dinaikkan dari 0,6 menjadi 0,7 hasilnya nilai r2 maksimum naik dari 65,1 menjadi 65,9. nilai rata-rata r2 naik dari 46 menjadi 42,1 sedangkan nilai rmse naik dari 174 menjadi 183,78. kemudian nilai lr_inc dinaikkan dari 1,05 menjadi 1,2 dan nilai lr_dec diturunkan dari 0,7 menjadi 0,6 hasilnya nilai r2 maksimum naik dari 65,9 menjadi 66,5. nilai rata-rata r2 naik dari 42,1 menjadi 50,4 sedangkan nilai rmse turun dari 183,78 menjadi 173,05. komposisi parameter terbaik percobaan kelompok data pertama untuk leap 1 adalah lr_inc 1,2 dan lr_dec 0,6. percobaan kelompok data kedua untuk leap 1. ketika nilai lr_inc tetap 1,05 dan nilai lr_dec dinaikkan dari 0,6 menjadi 0,7 hasilnya nilai r2 naik dari 46 menjadi 46,4. nilai rata-rata r2 naik dari 36,06 menjadi 37,8 sedangkan nilai rmse naik dari nilai 198,13 menjadi 200,82. kemudian nilai lr_inc dinaikkan dari 1,05 menjadi 1,2 dan nilai lr_dec diturunkan dari 0,7 menjadi 0,6 hasilnya nilai r2 maksimum turun dari 46,4 menjadi 45,7. nilai rata-rata r2 turun dari 37,8 menjadi 37,09 sedangkan nilai rmse turun dari 200,82 menjadi 197,55. komposisi parameter terbaik percobaan kelompok data kedua untuk leap 1 adalah lr_inc 1,05 dan lr_dec 0,7. hasil selengkapnya disajikan pada tabel 11. tabel 5..komposisi parameter terbaik gradient descent adaptive learning rate leap 0 leap 1 leap 2 leap 3 kelompok data lr_in lr_dec lr_in lr_dec lr_in lr_dec lr_in lr_dec pertama 1,20 0,6 1,20 0,6 1,05 0,7 1,20 0,6 kedua 1,20 0,6 1,05 0,7 1,05 0,7 1,20 0,6 implementasi jaringan syaraf… (afan galih salman; yen lina prasetio) 429 simpulan jst recurrent yang teroptimasi secara heuristik dengan menggunakan gradient descent adaptive learning rate.dapat diterapkan dalam pendugaan curah hujan berdasarkan peubah enso dengan tingkat keakuratan yang cukup baik. hasil pendugaan curah hujan terbaik untuk kelompok data pertama adalah pada leap 0 menghasilkan nilai r2 maksimum 69,2%, leap 1 menghasilkan nilai r2 maksimum 66,5%, leap 2 menghasilkan nilai r2 maksimum 61,6%, dan leap 3 menghasilkan nilai r2 maksimum 55,5% sedangkan kelompok data kedua yaitu 50% data pelatihan & 50% data pengujian menghasilkan r2 maksimum 53,6 % untuk leap 0. hasil nilai r2 pada leap 0 lebih baik dibandingkan pada leap l, leap 2 dan leap 3. komposisi 75% data pelatihan & 25% data pengujian menghasilkan r2 maksimum lebih tinggi dibandingkan komposisi 50% data pelatihan dan 50% data pengujian. daftar pustaka apriyanti, n. (2005). optimasi jaringan syaraf tiruan dengan algoritma genetika untuk peramalan curah hujan. bogor: jurusan ilmu komputer fmipa ipb. effendy, s. (2001). urgensi prediksi cuaca dan iklim di bursa komoditas unggulan pertanian. bogor: makalah falsafah sains program pasca sarjana/s3. fitriadi. (2004). kombinasi model regresi komponen utama dan arima dalam statistical downscaling. skripsi. bogor: jurusan ilmu komputer fmipa ipb. kusumadewi, s. (2004). membangun jaringan syaraf tiruan menggunakan matlab & excel link. penerbit graha ilmu. lakshmi, s. s., tiwari, r. k., & somvanshi, v. k. (2003). prediction of indian rainfall index (irf) using the enso variability and sunspot cycles-an artificial neural network approach. j.ind.geophys. union vol.7, no.4.pp.173-181. normakristagaluh, p. (2004). penerapan jaringan syaraf tiruan untuk peramalan curah hujan dalam statistical downscaling. bogor: jurusan ilmu komputer fmipa ipb. workshop jnb. (2002). aplikasi jaringan neural buatan pada pattern recognition. laboratorium kecerdasan komputasi fakultas ilmu komputer universitas indonesia. yusmen, d. (1998). pengaruh enso terhadap pola curah, hujan di wilayah das brantas selatanjawa timur. tugas akhir. bandung: jurusan geofisika dan meteorologi,fmipa itb. microsoft word 21 teknik informatika choirul huda adp dw pt. gajah tunggal prakarsa ok.doc analisis dan perancangan… (choirul huda; dkk) 437 analisis dan perancangan data warehouse pada pt gajah tunggal prakarsa choirul huda; bram pangestu; jimmy lai; riantoro teja jurusan teknologi informasi, fakultas ilmu komputer, bina nusantara university jln. k.h. syahdan no.9 palmerah jakarta barat 11480, choirulhuda@binus.edu abstract the purpose of this helpful in making decisions more quickly and precisely. research methodology includes analysis study was to analyze the data base support in helping decisions making, identifying needs and designing a data warehouse. with the support of data warehouse, company leaders can be more of current systems, library research, designing a data warehouse using star schema. the result of this research is the availability of a data warehouse that can generate information quickly and precisely, thus helping the company in making decisions. the conclusion of this research is the application of data warehouse can be a media aide related parties on pt. gajah tunggal initiative in decision making. keywords: data, information, data warehouse. abstrak tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dukungan basis data dalam membantu pangambilan keputusan, mengidentifikasi kebutuhan dan merancang data warehouse.dengan dukungan data warehouse, pimpinan perusahaan dapat lebih terbantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat. metode penelitian yang dilakukan meliputi analisa sistem yang sedang berjalan, studi pustaka, merancang data warehouse dengan metode skema bintang.hasil dari penelitian ini adalah tersedianya data warehouse yang dapat menghasilkan informasi yang cepat dan tepat, sehingga membantu pihak perusahaan dalam mengambil keputusan. kesimpulan dari penelitian ini adalah aplikasi data warehouse ini dapat menjadi media pembantu pihak terkait pada pt. gajah tunggal prakarsa dalam pengambilan keputusan. kata kunci: data, informasi, data warehouse. 438 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 437-448 pendahuluan di era saat ini, teknologi informasi semakin memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik perorangan maupun lembaga atau perusahaan. teknologi telah berkembang dari segala aspeknya, perangkat keras maupun piranti lunak. berbagai program aplikasi untuk membantu kegiatan operasional semakin mudah didapatkan. penerapan sistem informasi manajemen tersebut, meberikan dampak pertumbuhan data yang tersimpan dalam database semakin besar. database adalah sekumpulan data yang saling terhubung, dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak pengguna dan dibentuk untuk dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi (connolly, 2005). pada domain lain, perusahaan dalam skala besar maupun yang sedang berkembang yang telah menerapkan sistem informasi manajemen dalam kegiatan operasionalnya, perlu mendayagunakan sumberdaya yang telah dimiliki, terutama peran teknologi informasi untuk membantu pengambilan keputusan. permasalahan yang sering dihadapi dalam menganalisa kondisi perusahaan adalah kurangnya penyajian informasi yang dapat disajikan secara dinamis dan lintas waktu. perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem informasi dalam operasionalnya, semakin dihadapkan pada kesulitan menganalisa rekaman data yang semakin lama semakin berlimpah namun statis dalam penyakian informasinya. hal ini dapat menimbulkan ketidakfokusan dalam menganalisa data, serta memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat membantu pengambilan keputusan. data warehouse sebagai salah aspek teknologi informasi, merupakan sebuah solusi yang tepat bagi perusahaan dalam pengambilann keputusan. dengan data warehouse, data-data terkait dalam pengambilan keputusan dapat disimpan dalam lintas waktu yang mencukupi, seta dapat menghasilkan media penyajjian informasi yang lengkap, dinamis, dan cepat. data warehouse merupakan sebuah kumpulan data yang bersifat subject oriented, integrated, time variant, dan non-volatile yang dapat mendukung proses pembuatan keputusan manajemen. tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa sistem yang sedang berjalan agar dapat diidentifikan kebutuhan perusahaan terkait pengambilan keputusan. selanjutnya akan dirancang data warehouse yang diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan dan menjawab permasalahan pada pt.gajah tunggal prakarsa, dalam mempercepat pengambilan keputusan. pt. gajah tunggal prakarsa didirikan pada tahun 1977 dengan nama pt. dayin prima paint. sejak awal pt. dayin prima paint telah mengikutsertakan mitra usaha yang ahli di bidangnya, dan memiliki reputasi internasional, yaitu kansai paint co., ltd., yang telah memberi lisensi eksklusif kepada pt. dayin prima paint untuk membuat dan memasarkan produk-produk cat unggulannya. bentuk kerja sama iini kemudian semakin diperluas setelah pt. dayin prima paint mendapat lisensi dari anzol paint australia yang dikenal sebagai ahli di bidang coil coating. pt. gajah tunggal prakarsa, perusahaan yang bergerak dalam bidang pembelian, produksi, dan penjualan, merasa memerlukan sebuah data warehouse dalam membantu pihak-pihak terkait dalam pengambilan keputusan. arsitektur data warehouse yang dibangun, meliputi transformasi data dari sistem yang sedang berjalan pada unit pembelian, produksi, dan penjualan. menurut poe (2000) yang telah diterjemahkan, arsitektur adalah sekumpulan aturan atau struktur yang memberikan kerangka untuk keseluruhan rancangan suatu sistem atau produk. arsitektur sebuah data warehouse menyediakan kerangka kerja dengan mengindentifikasi dan memahami bagaimana cara kerja dan mekanisme suatu data berpindah dalam suatu sistem sehingga dapat berguna bagi perusahaan. analisis dan perancangan… (choirul huda; dkk) 439 metode metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis, perancangan, dilanjutkan dengan pembuatan program, pengujian dan evaluasi. analisis dilakukan terhadap kondisi perusahaan, analisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan perusahaan. perancangan data warehouse dengan penerapan skema bintang, termasuk rancangan arsitekturnya. menurut poe (2000), skema bintang adalah suatu desain database yang paling sering digunakan untuk merealisasikan sebuah data warehouse, memiliki struktur sederhana dengan tabeltabel yang relatif dan penggabungan yang telah diketahui. dengan kata lain, merupakan sebuah struktur sederhana yang menghubungkan beberapa tabel beserta masing-masing primary key-nya dan dirumuskan dengan baik sehingga membentuk suatu tabel baru yang terdiri dari field-field dari tabeltabel tersebut. pembuatan program dilakukan denganmenggunakan alat bantu pemograman microsoft visual basic 6.0. pengujian dan evaluasi dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan program aplikasi yang sudah disediakan. hasil dan pembahasan visi dan misi pt. gajah tunggal prakarsa unit cat memiliki visi untuk bertekad menjadi empat besar industri cat indonesia dengan memenuhi persyaratan pelanggan dan berfokus untuk menghasilkan produk berkualitas prima untuk kepuasan pelanggan, memberikan pelayanan terbaik sebagai nilai tambah produk yang dihasilkan, meningkatkan usaha perbaikan secara berkelanjutan disemua bagian perusahaan. misinya adalah pencapaian target sales minimal 85%, pencapaian prodution yield minimal 98%, hasil survei kepuasan pelanggan minimal 80%. analisa swot berdasarkan atas analisa swot (strength, weakness, opportunity, threat ), pt. gajah tunggal prakarsa unit cat memiliki kekuatan(strength) berupa pengakuan dari industri cat internasional. kelemahan (weakness) yang teridentifikasi terkait pada turn over sumber daya manusia yang relative tinggi, terutama untuk tenaga ahli.peluang(opportunity) yang dimiliki adalah sudah terbangunnya kepercayaan dunia luar, sehingga terbukanya peluang pasar lebih luas. munculnya pesaing-pesaing baru serta pertumbuhan pesaing lama akan menjadi ancaman(threat) bagi perusahaan. faktor-faktor kritis faktor-faktor kritis bagi perusahaan meliputi peningkatan volume penjualan atas produkproduk yang dimiliki perusahaan, pemantauan atas kualitas bahan yang masuk yang dapat meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, peningkatan posisi antara pesaing-pesaing yang sejenis untuk mencapai market leader, penghematan biaya produksi dan penunjang produksi. subyek data subyek data merupakan data yang menjadi sumber atau masukkan yang dibutuhkan di dalam sistem yang dikelompokkan menjadi suatu kelompok tertentu. subyek data digunakan untuk mendapatkan sumber-sumber data yang berfungsi sebagai informasi yang diperlukan bagi pihak 440 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 437-448 eksekutif. adapun subyek data yang terdapat dalam pt pelita tatamas jaya dan digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: tabel 1subyek data subjek data keterangan customer pembeli produk yang dihasilkan perusahaan supplier penyedia bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan barang jadi hasil produksi perusahaan bahan baku bahan yang akan diolah untuk kemudian menjadi produk pembelian membeli bahan baku dari pemasok penjualan menjual produk kepada konsumen surat jalan form berisi barang yang akan dikirimkan ke customer karyawan orang yang bekerja di perusahaan fungsi bisnis fungsi bisnis merupakan kelompok aktivitas yang bersama-sama mendukung salah satu aspek misi dari perusahaan dan adakalanya di kelompokkan ke dalam area fungsi (functional area) serta dilakukan terus-menerus secara berkesinambungan atau dengan kata lain, fungsi bisnis adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan berdasarkan fungsi tiap-tiap bagian. kegiatan ini menyusun aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan. fungsi bisnis yang dikelompokkan ke dalam functional area sebagai contohnya, dalam perusahaan pt. pelita tatamas jaya terdapat terdapat area fungsi penjualan, pembelian, produksi, quality control, persediaan, promosi. dalam penelitian ini fungsi bisnis yang menjadi fokus pembahasan adalah area fungsi penjualan, pembelian dan produksi, dimana penjelasan fungsi bisnisnya masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut ini. tabel 2 fungsi bisnis fungsi bisnis keterangan penjualan meliputi proses promosi, penerimaan pesanan pelanggan, pengiriman barang dan penagihan ke pelanggan. pembelian meliputi proses pemesanan barang ke pemasok, penerimaan barang dari pemasok, pembayaran ke pemasok. produksi meliputi penyiapan bahan baku, pebuatan barang. quality control melakukan pengontrolan terhadap produk yang di produksi persediaan meliputi segala aktifitas penyimpanan barang. promosi meliputi segala aktifitas pengenalan produk ke pelanggan. matrik matrik digunakan sebagai penjelas keterkaitan atau hubungan antara dua aspek dalam sistem yang sedang berjalan. dibuat dalam format tabel yang berisi nilai ’x’ artinya terdapat hubungan sedangkan ’-’ artinya tidak ada hubungan. analisis dan perancangan… (choirul huda; dkk) 441 tabel 3 matrik fungsi bisnis versus organisasi organisasi fungsi bisnis p ur ch as in g m an ag er p ro du ct io n m an ag er m ar ke tin g su pp or t m an ag er d is tr ib ut io n m an ag er a dm in is tr at io n m an ag er t ra ns po rt at io n & w ar eh ou se m an ag er penjualan raie raie raie pembelian raie produksi raie quality control raiew gudang raie raie promosi raie keterangan dari isi tabel adalah sebagai berikut : r : direct management responsibility unit organisasi yang bertanggung jawab secara langsung atas kegiatan yang dilakukan pada fungsi bisnis yang berkaitan. a : executive or policy making authority unit organisasi yang memiliki kewenangan dalam membuat dan melaksanakan kebijaksanaan pada fungsi bisnis yang berkaitan. i : involved in the function unit organisasi yang terkait pada fungsi bisnis tetapi tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki kuasa terhadap fungsi bisnis tersebut. e : technical expertise unit organisasi yang memiliki keahlian teknis dalam menjalankan fungsi bisnis w : actual execution of the work unit organisasi yang melaksanakan seluruh kegiatan yang terdapat pada fungsi bisnis yang berkaitan. tabel 4 matrik organisasi versus subjek data subjek data organisasi c us to m er su pp lie r b ar an g ja di b ah an b ak u p em be lia n p en ju al an su ra t ja la n k ar ya w an purchasing manager x x x production manager x x marketing support manager x x x distribution manager x x administration manager x x x transportation & warehouse manager x x x tabel 5 matrik fungsi bisnis versus subjek data subjek data fungsi bisnis c us to m er su pp lie r b ar an g ja di b ah an b ak u p em be li an p en ju al an su ra t ja la n k ar ya w an penjualan crud crud r pembelian crud cru 442 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 437-448 produksi cu ru quality control crud r gudang crud crud r r promosi r r keterangan dari isi adalah sebagai berikut : c : create, menciptakan subyek data untuk melaksanakan fungsi bisnis r : read, pembacaan subyek data dalam melaksanakan fungsi bisnis u : update, perubahan subyek data dalam melaksanakan fungsi bisnis d : delete, penghapusan subyek data dalam melaksanakan fungsi bisnis tabel 6 matrik fungsi bisnis versus aplikasi aplikasi fungsi bisnis g en er al l ed ge r a cc ou nt r ec ei va bl e a cc ou nt p ay ab le in ve nt or y m an u fa ct ur in g penjualan x x x pembelian x x x produksi x x x quality control x gudang x promosi x kebutuhan informasi untuk mendukung pihak terkait dalam pengambilan keputusan, dibutuhkan informasi jumlah penjualan berdasarkan area penjualan, jumlah penjualan per periode waktu, jumlah penjualan barangbarang tertentu, jumlah penjualan berdasarkan sales, nilai kredit (hutang) customer, nilai penjualan berdasarkan pelanggan, nilai penjualan area-area tertentu, nilai diskon berdasar item, nilai diskon per periode waktu. permasalahan untuk mencapai visi misinya, perusahaan berusaha menjadi lebih maju baik dalam hal penjualan maupun pelayanannya. namun perusahaan masih memiliki masalah dalam hal pengaturan dan penggunaan data perusahaan, meliputi tidak tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan analisis sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak eksekutif. hal ini menyebabkan pada saat melakukan analisis terhadap data historis akan membutuhkan waktu cukup lama dan cukup menyulitkan untuk mencari data dan informasi yang diinginkan. setelah menganalisis kebutuhan pengguna akan informasi dan permasalahan yang dihadapi, maka pemecahan masalah yang diusulkan adalah dengan melakukan transformasi data dari sumber data tersedia menjadi sebuah sistem basis data yang terintegrasi yaitu membangun sebuah data warehouse di pt. pelita tatamas jaya sebagai pendukung dalam kegiatan analisis perusahaan. rancangan arsitektur rancangan arsitektur data warehouse yang diusulkan menggunakan arsitektur data warehouse terpusat. komponen-komponen dari arsitektur data warehouse terpusat yang diusulkan meliputi sumber data, transformasi data, data warehouse, aplikasi untuk pengguna, meta data. analisis dan perancangan… (choirul huda; dkk) 443 arsitektur tersebut memiliki komponen-komponen meliputi sumber data yang diperoleh dari database dbproduksi, dbpenjualan, dbpembelian. sumber data menjadi basis data yang terkumpul dari sistem operasional yang berjalan. komponen kedua adalah transformasi data, berfungsi untuk mentransformasikan data dari sumber data ke data warehouse. komponen ketiga adalah data warehouse, merupakan basis data hasil transformasi dan integrasi sumber data. komponen keempat adalah meta data, yang berfungsi untuk menjelaskan isi sumber data, trans formasi data dan data warehouse. komponen terakhir adalah perangkat akses, yang digunakan oleh pengguna data warehouse untuk akses isi data warehouse.lebih detil arsitektur yang diusulkan seperti nampak pada gambar di bawah ini. transformasi data data warehouse meta data db produksi db penjualan db pembelian gambar 1 arsitektur data warehouse yang diusulkan rancangan skema bintang data warehouse yang diusulkan, dirancang dengan skema bintang yang terdiri dari tabel-tabel yang berfungi sebagai fakta disertai tabel-tabel yang berfungsi sebagai dimensi.terdapat tiga skema bintang meliputi skema bintang penjualan, skema bintang pembelian, skema bintang produksi. fact pembelian raw kode_raw kode_stat_pembelian kode_mode_pembelian date_id kode_contact kode_pembelian qty diskon price pajak dim raw kd_raw raw_desc dim stat_pembelian kode_stat_pembelian stat_pembelian dim waktu date_id tanggal bulan tahun dim mode_pembelian kode_mode_pembelian mode_pembelian kode_contact contact_person_name dim contact_person gambar 2 skema bintang pembelian 444 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 437-448 skema bintang ini digunakan untuk menghubungkan data-data yang terkait pada fungsi pembelian. terdiri dari data fakta pembelian (factpembelian) yang berisi histori data kejadian terkait kegiatan pembelian. data fakta pembelian dijelaskan dengan beberapa keterangan berupa dimensidimensi data yang terhubung langsung meliiputi dimensi status pembelian(dimstat_pembelian), dimensi mode pembelian (dimmode_pemeblian), dimensi kontak personal (dimcontact_person), dimensi waktu (dim_waktu), dan dimensi raw (dim_raw). fakta penjualan kode_customer kode_mode_trans kode_waktu kode_status_trans kode_sales kode_barang kode_delivery kode_penjualan pajak diskon nilai_bersih nilai_debet nilai_credit qty qty_kembali qty_rusak price dim customer kode_customer customer_name customer_address customer_area customer_kdpos customer_phone dim mode_trans kode_mode_trans mode_trans dim waktu kode_waktu tanggal bulan tahun dim status_trans kode_status_trans status_trans dim sales kode_sales sales_name dim barang kode_barang item_desc item_class dim delivery kode_delivery lokasi_delivery gambar 3 skema bintang penjualan skema bintang ini digunakan untuk menghubungkan data-data yang terkait pada fungsi penjualan. terdiri dari data fakta penjualan (faktapenjualan) yang berisi histori data kejadian terkait kegiatan penjualan. data fakta penjualan dijelaskan dengan beberapa keterangan berupa dimensidimensi data yang terhubung langsung meliiputi dimensi status transaksi penjualan(dimstatus_trans), dimensi sales (dimsales), dimensi barang (dimbarang), dimensi pengiriman (dimdelivery), dimensi pelanggan (dimcustomer), dimensi mode transaksi penjualan (dimmode_trans), dan dimensi waktu (dim_waktu). gambar 4 skema bintang produksi analisis dan perancangan… (choirul huda; dkk) 445 skema bintang ini digunakan untuk menghubungkan data-data yang terkait pada fungsi produksi. terdiri dari data fakta produksi (fact_produksi) yang berisi histori data kejadian terkait kegiatan produksi. data fakta produksi dijelaskan dengan beberapa keterangan berupa dimensidimensi data yang terhubung langsung meliiputi dimensi waktu (dim_waktu), dimensi barang(dim_barang), dimensi status produksi (dim_status_prod), dimensi raw (dim_raw), dan dimensi lokasi barang(dim_lokasi). struktur menu aplikasi untuk menggambarkan keseluruhan menu yang terdapat di dalam aplikasi data warehouse pada pt. gajah tunggal, dirancang struktur menu sebagi berikut: gambar 5 struktur menu aplikasi tampilan hasil aplikasi berdasarkan atas rancangan tersbut, dihasilkan aplikasi data warehouse yang memiliki tampilan hasil antara lain lihat gambar 6: layar pada gambar 7 merupakan contoh penyajian informasi terkait pembelian per bahan baku yang disajikan dalam bentuk grafikal, sebagai salah satu alternatif bentuk penyajian informasi pembelian per bahan baku lihat. layar pada gambar 7 merukan contoh penyajian informasi terkait penjualan barang per harga barang yang disajikan dalam bentuk grafikal, sebagai salah satu alternatif bentuk penyajian informasi penjualan per harga barang. layar pada gambar 8 merupakan contoh penyajian informasi terkait produksi yang disajikan dalam bentuk tabel, sebagai salah satu alternatif bentuk penyajian informasi produksi dengan fasilitas drill down dan drill up. 446 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 437-448 gambar 6 informasi pembelian per bahan baku gambar 7 informasi penjualan per harga barang analisis dan perancangan… (choirul huda; dkk) 447 gambar 8 informasi produksi rencana implementasi untuk mengimplementasikan aplikasi data warehouse ini, perlu dukungan perangkat keras maupun piranti lunak terkait yang memadahi. spesifikasi perangkat keras meliputi komponen server, minimal pc dengan processor pentium iv core 2 duo, memory 4 gb, harddisk 240 gb,penghubung jaringan (hub/lan). komponen berikutnya adalah client, minimal pc dengan processor pentium iv core 2 duo, memory 2 gb, harddisk 20 gb. komponen ketiga network interface card (nic) yang diletakkan pada setiap server dan client agar dapar saling berhubungan. komponen keempat adalah switch/hub yang digunakan untuk menghubungkan client ke server. dari sisi piranti lunak, diperlukan dbms microsoft sql server 2000 sp2, dan program aplikasi data warehouse. aktivitas minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 instalasi h/w dan s/w transformasi data uji coba aplikasi pelatihan pemakai sistem evaluasi hasil pelatihan evaluasi sistem gambar 9 jadwal rencana implementasi 448 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 437-448 evaluasi dari evaluasi yang dilakukan, aplikasi data warehouse memiliki fungsi-fungsi yang mampu menampilkan informasi terkait pembelian, penjualan, produksi, dalam format grafikal maupun tabel dengan kemampuan drill down dan drill up, dan dapat dikaji lintas dimensional. transformasi data dari sumber data ke data warehouse dapat dilakukan dengan baik dan benar. simpulan dengan adanya aplikasi datawarehouse ini, pengambil keputusan dapat memperoleh informasi yang labih lengkap, format yang lebih mudah dipahami dan variatif, informasi dapat dikaji dari beraneka dimensi sesuai yang dibutuhkan, lintas waktu, beragam skala dari tingkatan kumulatif hingga detail.penyajian ini dapat membantu pengambil keputusan di pt. gajah tunggal prakarsa untuk lebih cepat memperoleh dan menganalisa data. daftar pustaka connolly, t., & begg, c. (2005). database systems: a practical approach in design, implementation, and management (4th ed.). usa: longman. poe, v., et al. (2001). building the data warehouse a decision support (2nd ed.). united states of america: prentice hall. microsoft word 10.si_meyliana-ok.docx 832 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 832-840 persepsi pelanggan terhadap online branding pada website binus university meyliana; henry antonius e.w.; stephen w. santoso information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 meyliana@binus.edu; haew@binus.edu; ssantoso@binus.edu abstract implementation of e-marketing or digital marketing help companies compete in the free market. for that, the company needs to obtain information about the customer perception in assessing e-marketing or its digital marketing (website). the research uses digital marketing framework method that consists of several variables, such as attract, engage, retain, learn, relate and online branding in which the hypothesis is tested by correlation analysis and regression analysis. based on correlation analysis, all the hypotheses of h1 is received (related) and based on regression analysis, all the hypotheses h1 is accepted (effectible). keywords: customer perception, digital marketing framework, online branding abstrak penerapan e-marketing atau digital marketing sangat membantu perusahaan dalam berkompetisi di era pasar bebas. untuk itu, perusahaan perlu mendapatkan informasi tentang persepsi pelanggan dalam menilai e-marketing atau digital marketing yang dimilikinya (website). metode penelitian yang digunakan adalah digital marketing framework yang terdiri atas variabel attract, engage, retain, learn, relate dan online branding di mana hipotesisnya diuji berdasarkan analisis korelasi dan analisis regresi. berdasarkan análisis korelasi, semua hipotesis h1 (ada hubungan) diterima dan berdasarkan analisis regresi, semua hipotesis h1 (berpengaruh) diterima. kata kunci: persepsi pelanggan, digital marketing framework, online branding persepsi pelanggan terhadap… (meyliana; dkk) 833 pendahuluan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini menjadikan teknologi informasi memiliki peran penting dalam kelangsungan suatu bisnis. teknologi informasi saat ini bukan hanya menjadi alat bantu tapi juga senjata yang sangat ampuh dalam memperoleh keunggulan bersaing. pemakaian teknologi informasi yang tepat diyakini dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan membantu perusahaan menghadapi ketatnya persaingan dalam era pasar bebas. strategi pemasaran yang berbasiskan teknologi informasi dikenal dengan konsep e-marketing atau digital marketing di mana penerapannya akan sangat membantu perusahaan dalam menentukan segmentasi pelanggan secara tepat dan efisien serta dapat menciptakan perubahan yang memuaskan konsumennya (strauss dan frost, 2009). karena peran e-marketing atau digital marketing sangat penting bagi perusahaan dan pelanggan, sebaiknya perusahaan harus mendapatkan informasi yang tepat tentang persepsi pelanggan dalam menilai e-marketing atau digital marketing yang diterapkannya. kierzkowski et al. (1996) memperkenalkan suatu teori tentang digital marketing framework yang terdiri dari lima faktor yang sangat mempengaruhi kesuksesan dalam e-marketing atau digital marketing, yaitu attract users, engage users’ interest and participation, retain users, learn about their preferences, dan relate back to users to provide customized interactions. persepsi pelanggan terhadap e-marketing atau digital marketing dapat dinilai dari ke lima faktor dalam digital marketing framework terhadap online branding dari websitenya (teo dan jek, 2002). persepsi pelanggan institusi pendidikan (mahasiswa) menjadi sangat penting karena bagi institusi pendidikan, promosi yang paling efektif adalah melalui word of mouth. jika pelanggan (mahasiswa) puas maka yang bersangkutan akan merekomendasikan kerabat dan orang-orang terdekatnya untuk menjadi pelanggan dari almamaternya. institusi pendidikan yang dipilih dalam penelitian ini adalah binus university (www.binus.ac.id). tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat persepsi pelanggan binus university (mahasiswa) terhadap online branding melalui website. sedangkan manfaat yang didapat dengan penelitian ini adalah memberikan informasi kepada perusahaan tentang hal-hal yang mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap online branding (website) dan memberikan rekomendasi untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depannya. perumusan masalahnya adalah apakah persepsi pelanggan yang diwakili oleh variabel attract, engage, retain, learn, dan relate memiliki hubungan dan dampak yang signifikan dengan online branding. metode metodologi penelitian yang digunakan dapat dilihat pada gambar 1 berikut. gambar 1. metodologi penelitian. model peneltian dapat dilihat pada gambar 2 berikut. 834 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 832-840 gambar 2. model penelitian. berdasarkan teo dan jek (2002) terdapat beberapa variabel–variabel yang telah teruji validitas, reliabilitas, korelasi dan regresi-nya, sehingga variabel tersebut dapat digunakan kembali pada penelitian ini. variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini berguna untuk mengetahui apakah ada tidaknya hubungan (korelasi) dan pengaruh (regresi) antara satu variabel terhadap variabel lainnya khususnya terhadap website binus university (www.binus.ac.id). adapun detil penjelasan tiap variabel dapat dilihat pada tabel 1. tabel 1 penjelasan tiap variabel persepsi pelanggan terhadap… (meyliana; dkk) 835 hipotesis disusun berdasarkan analisis korelasi dan analisis regresi berganda menjadi 10 hipotesis, yaitu: hipotesis 1: h0: attract tidak berhubungan dengan online branding. h1: attract berhubungan dengan online branding. hipotesis 2: h0: engage tidak berhubungan dengan online branding. h1: engage berhubungan dengan online branding. hipotesis 3: h0: retain tidak berhubungan dengan online branding. h1: retain berhubungan dengan online branding. hipotesis 4: h0: learn tidak berhubungan dengan online branding. h1: learn berhubungan dengan online branding. hipotesis 5: h0: relate tidak berhubungan dengan online branding. h1: relate berhubungan dengan online branding. hipotesis 6: h0: attract tidak memiliki pengaruh dengan online branding.. h1: attract memiliki pengaruh dengan online branding. hipotesis 7: h0: engage tidak memiliki pengaruh dengan online branding. h1: engage memiliki pengaruh dengan online branding. hipotesis 8: 836 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 832-840 h0: retain tidak memiliki pengaruh dengan online branding. h1: retain memiliki pengaruh dengan online branding. hipotesis 9: h0: learn tidak memiliki pengaruh dengan online branding. h1: learn memiliki pengaruh dengan online branding. hipotesis 10: h0: relate tidak memiliki pengaruh dengan online branding. h1: relate memiliki pengaruh dengan online branding. analisis korelasi dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara varibel bebas dan variabel terikat dan korelasi ini dilakukan menggunakan teknik korelasi product moment, yang rumusnya data dijelaskan sebagai berikut (sugiyono, 2008). keterangan: r = koefisien korelasi xi = jumlah variabel x yi = jumlah variabel y n = jumlah sampel sedangkan analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas memiki pengaruh atau dampak terhadap variabel terikat dan berapa besar pengaruh tersebut. bentuk persamaan regresi: y’ = a + bx, di mana y’ = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = harga y bila x = 0 (harga konstan) b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka x = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. peningkatan ataupun penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas. bila b (+), naik. dan bila (-), terjadi penurunan (sugiyono, 2008). metode transformasi yang digunakan yakni method of successive interval (hays, 1976). metode tersebut digunakan untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval. pada umumnya jawaban responden yang diukur dengan menggunakan skala likert (lykert scale) diadakan scoring yakni pemberian nilai numerikal 1, 2, 3, 4, dan 5. setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. nilai numerikal tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam interval. langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (1) untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban); (2) berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitung proporsinya; (3) dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi kumulatif untuk setiap kategori; (4) tentukan pula nilai batas z untuk setiap kategori; (5) hitung scale value (interval rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan berikut: (6) hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan: score = scalevalue + | scalevaluemin | + 1 persepsi pelanggan terhadap… (meyliana; dkk) 837 populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa aktif binus university, yaitu binusian 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang berjumlah 4.467 mahasiswa (tabel 2). tabel 2 jumlah mahasiswa aktif binus university binusian jumlah mahasiswa aktif 2011 2,726 2012 5,125 2013 5,377 2014 5,873 total 19,101 untuk menghitung jumlah sampel dari populasi tersebut digunakan rumus isaac dan michael. dari tabel perhitungan sampel (sugiyono, 2008) didapatkan bahwa apabila jumlah populasi 19,101 mahasiswa, jumlah sampelnya adalah 395 mahasiswa. dengan taraf kesalahan 5% didapat hasil jumlah kuesioner yang harus dikumpulkan disesuaikan dengan jumlah populasi masing-masing angkatan. rinciannya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. tabel 3 responden kuesioner valid responden jumlah responden kues ioner yang disebarkan kuesioner yang terkumpul binusian 2011 2,726 70 60 binusian 2012 5,125 115 106 binusian 2013 5,377 125 111 binusian 2014 5,873 140 118 total 19,101 450 395 teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan studi lapangan secara langsung dan sampling membagikan kuesioner kepada pelanggan website binus. data yang terkumpul diukur menggunakan statistical analysis tools seperti software spss 17.0 atau microsoft excel dan metode yang digunakan ialah multiple regression dan correlation model. kuesioner yang disebaran kepada responden berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan variabel attract (x1), engage (x2), retain (x3), learn (x4), relate (x5) dan online branding (y). berikut daftar dari pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner persepsi pelanggan (mahasiswa) terhadap website binus university (kam, sjarwani, wijaya, meyliana, 2011), yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. 838 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 832-840 tabel 4 daftar variabel dan pertanyaan x1.1 banner ads (iklan web) yang digunakan binus membantu kita dalam mencari situs binus x1.2 search engine memudahkan kita dalam mencari situs binus x1.3 iklan baris memudahkan kita dalam mencari website binus x1.4 response time yang cepat memudahkan kita akses kedalam situs binus x1.5 promosi – promosi yang dilakukan binus mempermudah kita dalam mencari situs binus x1.6 affliate program (program kerjasama) yang dicantumkan dalam situs binus dengan situs lain membantu kita mepermudah mencari situs binus x2.1 informasi yang tersedia pada situs binus sangat memadai x2.2 virtual community seperti jejaring sosial (facebook , twitter ) memudahkan interaksi dengan sesama binusian x2.3 pilihan bahasa pada situs binus sangat baik x3.1 halaman – halaman pada situs binus bersifat user friendly x3.2 hyperlink yang disediakan pada situs binus mempermudah kita dalam mencari program – program yang disediakan oleh binus x3.3 security feature (fitur keamanan) yang ada pada situs binus menjamin data kita aman x3.4 privacy statement (garansi privasi) pada situs binus membuat privasi kita lebih terjamin x3.5 pada situs binus kita dapat menemukan informasi seputar binus dengan mudah x3.6 news and event yang ditampilkan pada halaman situs binus telah memadai x4.1 feedback via online survey membantu binus untuk mengoptimalkan kinerja website x4.2 fasilitas chatting untuk bantuan online pada website binus sangat membantu user untuk bertanya x5.1 produk/jasa yang ditampilkan pada website binus memiliki jenis yang bervariasi x5.2 adanya helpdesk yang selalu online dalam mebantu kita untuk berkonsultasi x5.3 realtime interaction (melalui telpon) yang disediakan mempermudah kita dalam bertanya secara langsung (realtime ) y1 pelanggan mengenal website binus dengan cukup baik y2 citra binus di mata masyarakat/pelanggan sangat bagus y3 biaya perkuliahan di binus tidak semahal dengan biaya perkuliahan pada unversitas swasta yang lain online branding (y) attract (x1) engage (x2) retain (x3) learn (x4) relate (x5) hasil dan pembahasan secara sederhana uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi (r hitung) dan cronbach’s alpha yang dihasilkan dengan menggunakan bantuan software spss statistic 17.0, dengan nilai dari r tabel (tabel 5). secara umum, ketentuannya adalah jika nilai korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid. demikian juga jika cronbach’s alpha lebih besar daripada r table, variabel tersebut dapat dipercaya. untuk n sebanyak 30 dan α 5%, nilai r tabel adalah 0,361. persepsi pelanggan terhadap… (meyliana; dkk) 839 tabel 5 hasil uji validitas dan reliabilitas validitas reliabilitas variabel valid tidak valid variabel reliabel tidak reliabel attract (x1) x1.1, x1.2, x1.3, x1.4, x1.5, x1.6 attract (x1) v engage (x2) x2.1, x2.2, x2.3, x2.4, x2.5 engage (x2) v retain (x3) x3.1, x3.2, x3.3, x3.4, x3.5, x3.6 retain (x3) v learn (x4) x4.1, x4.2 learn (x4) v relate (x5) x5.1, x5.2, x5.3 relate (x5) v online branding (y) y1, y2, y3 online branding (y) v dari hasil uji korelasi dengan metode pearson, semua nilai korelasi (r hitung atau pearson’s correlation) lebih besar dari r tabel (0.098) dan nilai dari sig (2-tailed) di bawah 0.05 maka h0 ditolak dan h1 diterima untuk hipotesis 1 sampai hipotesis 10. hasil lengkap dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. tabel 6 hasil uji korelasi hipote sa pe arson's corre lation tidak ada hubungan (h0) ada hubungan (h1) hipotesa 1 0,928 ditolak diterima hipotesa 2 0,854 ditolak diterima hipotesa 3 0,930 ditolak diterima hipotesa 4 0,731 ditolak diterima hipotesa 5 0,859 ditolak diterima dari hasil pengujian regresi didapat bahwa r lebih besar dari (r tabel: 0.098) dan menunjukkan angka positif serta nilai sig 0.000 (lebih kecil dari 0.05) sehingga h0 ditolak dan h1 diterima. besarnya dampak/pengaruh variabel x1, x2, x3, x4, x5 terhadap variabel y dapat dilihat pada kolom besar pengaruh (dalam %) dan data detilnya dapat dilihat pada tabel 7. tabel 7 hasil uji regresi hipote sa r r square be s ar pe ngaruh tidak be rpe ngaruh (h0) be rpe ngaruh (h1) hipotesa 6 0,969 0,939 93.9% ditolak diterima hipotesa 7 0,861 0,742 74,2% ditolak diterima hipotesa 8 0,960 0,921 92,1% ditolak diterima hipotesa 9 0,731 0,535 53,5% ditolak diterima hipotesa 10 0,862 0,743 74,3% ditolak diterima penutup berdasarkan hasil pembahasan yang telah dibahas, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) dari hasil pengujian analisis korelasi dan regresi, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan kuat antara persepsi pelanggan yang diwakili oleh variabel attract, engage, 840 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 832-840 retain,learn, dan relate, dengan online branding; (2) dari hasil analisis korelasi didapat seluruh nilai r variabel lebih besar dari r tabel (0.098), sehingga semua hipotesis 1 (h1) diterima dan hipotesis nol (h0) ditolak; (3) dari analisis regresi didapat seluruh semua hipotesis 1 (h1) diterima dan hipotesis 0 (h0) ditolak. adapun rekomendasi yang diusulkan kepada binus university adalah: (1) lebih mengenalkan mahasiswa/i terhadap online survey karena kebanyakan mahasiswa/i tidak mengetahui cara menggunakannya; (2) lebih mengenalkan mahasiswa terhadap fasilitas chatting untuk bantuan online sehingga mahasiswa/i mengetahui adanya fasilitas tersebut dan juga mudah untuk menggunakannya; (3) lebih meningkatkan lagi informasi yang tedapat di website binus sehingga memudahkan mahasiswa/i untuk menggunakan website tersebut; (4) meningkatkan virtual community yang ada di website binus sehingga antar mahasiswa/i dapat berinteraksi didalam website tersebut; (5) memperbaiki struktur penggunaan bahasa pada website sehingga lebih mudah dimengerti. daftar pustaka hays, w. l. (1976). quantification in psychology. new delhi: prentice hall. kam, h., sjarwani, c., wijaya, kiki h., meyliana. (2011). analisis persepsi pelanggan terhadap online branding (studi kasus binus.ac.id). kierzkowski, a., mcquade, s., waitman, r. and zeisser, m. (1996). marketing to the digital consumer. the mckinsey wuartely, 3, 5 – 21. skripsi tidak diterbitkan. universitas bina nusantara, jakarta. strauss, judy, dan frost, raymond. (2009). e-marketing (5th edition). new jersey: prentice-hall. sugiyono. (2008). metode penelitian bisnis. bandung: alfabeta. teo, thompson s.h. and jek swan tan. 2002. senior executives’ perceptions of business-toconsumer (b2c) online marketing strategies: the case of singapore. internet research: electronic networking applications and policy, 12(3), 258 – 275. microsoft word 01.ar daryanto jendela hemat energi pada fasade rumah susun di jakarta ok.doc jendela hemat energi… (daryanto; firza utama s.) 1 jendela hemat energi pada fasade rumah susun di jakarta daryanto; firza utama s. architecture department, faculty of engineering, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 daryanto@binus.edu; firza.utama@binus.ac.id  abstract window is one of building components that is directly related to lighting and ventilation. currently a lot of vertical housings pay less attention to the design of energy-efficient windows. this study aims to find energy efficient windows that are applicable to vertical housing. surveys on some vertical housings in jakarta was conducted and environmental simulation programs using cfd and ecotect was used to explore and analyze the performance of windows for natural lighting and ventilation and further developing of energy efficient windows. the result showed that the jalousie windows mounted on the center of wall facing out and two louvers above the entrance and upperside of walls in the opposite side of rooms, combined with openings at the bottom of doors are able to create optimum cross ventilation. the resulted wind speed within the range of 0.15 to 0.12 m/s is enough to make comfortable air flow effect, and the average natural lighting of 200 lux is adequate for residential activity. keywords: vertical housing, energysaving window, lighting, ventilation abstrak jendela merupakan salah satu komponen bangunan yang berhubungan langsung dengan aspek pencahayaan dan penghawaan. dalam kondisi sekarang banyak rumah susun kurang memperhatikan rancangan jendela hemat energi. penelitian ini bertujuan untuk menemukan jendela hemat energi untuk rumah susun. kajian pada beberapa jendela rusun di jakarta dan simulasi program cfd (computational fluid dynamics)serta ecotech digunakan untuk menggali, menganalisis serta mengembangkan kinerja jendela untuk memperoleh penghawaan dan pencahayaan alami yang memanfaatkan potensi iklim secara optimal. hasil penelitian menunjukkan bahwa jendela nako pada bagian tengah dinding yang menghadap keluar dan dua kisikisi di atas pintu masuk dan di atas dinding ruangan yang berseberangan yang dikombinasikan dengan rongga di bagian bawah pintu mampu menggerakkan ventilasi silang di area hunian. kecepatan angin yang dihasilkan pada kisaran 0,15 sampai 1,2 m/s cukup untuk memperoleh efek sejuk dan penerangan alami rata-rata 200 lux layak untuk penerangan aktivitas hunian. kata kunci: rumah susun, jendela hemat energi, pencahayaan, penghawaan 2 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 1-7 pendahuluan pertambahan penduduk di kota-kota besar terus meningkat, sementara keterbatasan lahan yang ada mengarah kepada fasilitas hunian masal yang disusun secara vertikal (aswito, 2004). kebijakan dan rencana strategis pembangunan rumah susun di kawasan perkotaan tahun 2007-2011 menyebutkan bahwa berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional 2004 badan pusat statistik (bps), menyebutkan bahwa terdapat 55 juta keluarga dari jumlah penduduk indonesia sebesar 217,1 juta jiwa. sebanyak 5,9 juta keluarga belum memiliki rumah. sementara setiap tahun terjadi penambahan kebutuhan rumah akibat penambahan keluarga baru rata-rata sekitar 820.000 unit rumah (www.kemenpera.go.id/). jendela menjadi masalah pada rumah susun, masih kurang memperhatikan kenyamanan termal dan visual terkait kondisi iklim tropis yang panas dan lembab (daryanto, 2007). dari pengamatan yang telah dilakukan, banyak penghuni yang merasa kurang nyaman termal dan mempergunakan system pengkondisian buatan (ac) sehingga akan berdampak terhadap energi yang dikonsumsi.hal ini tentu kurang sesuai dengan tujuan semula dalam membangun rumah susun yang dihuni oleh masyarakat berpenghasilan menengah kebawah, sehingga desain harus dibuat dengan mempertimbangkan aspek penghematan energi.rumah susun merupakan kelompok gedung bertingkat tinggi dengan kecepatan angin dan cahaya alami perlu pengendalian secara khusus. sedangkan salah satu kunci penting dalam penghematan energi pada gedung bertingkat tinggi adalah sistim kenyamanan termal akibat radiasi matahari dan pengendalian angin melalui rancangan aktif dan pasif (karyono, 2004). untuk mengatasi masalah kenyamanan termal dan visual ini, umumnya masyarakat penghuni rumah susun melengkapinya dengan sistem pengkondisian buatan, sedangkan ac mengkonsumsi energi listrik yang cukup besar. rendahnya daya beli masyarakat untuk mendapatkan hunian yang layak merupakan kendala utama dalam pemanfaatan energi alternatif dalam rumah susun, sehingga penghematan energi merupakan upaya yang harus dilakukan dalam mengurangi konsumsi energi. rencana dibangunnya 1000 tower rumah susun di indonesia akan berdampak terhadap peningkatan kebutuhan energi listrik yang sangat besar. oleh karena itu penghematan energi dalam perancangan jendela pada rumah susun perlu memperoleh perhatian sangat serius. penghematan energi melalui perancangan bangunan mengarah pada aspek penghawaan buatan dan penerangan ruang, maupun peralatan listrik rumah tangga. pada bangunan perumahan, porsi terbesar dari penggunaan energi adalah pengendalian faktor iklim, sehingga kualitas kenyamanan termal dan visual menjadi pertimbangan utama (daryanto,2007). arsitektur sadar energi memadukan antara kebutuhan dan kenyamanan dalam tatanan arsitektur yang baik sehingga mempunyai nilai tambah yang diharapkan. selubung bangunan mempunyai peran penting dalam penghematan energy untuk antisipasi perambatan panas dan pemanfaatan cahaya alami untuk penerangan ruang (priatman, 2007). agar bangunan dapat berperan dengan baik sebagai pengendali lingkungan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ken yeang dalam bukunya the green skyscraper (yeang, 1999) terdapat beberapa parameter yang menjadi konsep dasar desain sadar energy, di antaranya: (1) kenyamanan termal – bangunan harus dapat mengontrol perolehan sinar matahari sesuai dengan kebutuhannya. jika berada pada iklim dingin, bangunan harus mampu menerima radiasi matahari yang cukup untuk pemanasan, sedangkan untuk bengunan yang berada pada iklim panas, harus mampu mencegah radiasi matahari secukupnya untuk pendinginan; (2) kenyamanan visual – bangunan harus mampu mengontrol perolehan cahaya matahari sesuai dengan keperluannya; (3) pengendalian lingkungan pasif – kontrol dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal maupun visual dengan memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat yang dikendalikan dengan elemen-elemen bangunan jendela hemat energi… (daryanto; firza utama s.) 3 (atap, dinding, lantai, pintu, jendela, aksesori, lansekap) yang dirancang tanpa menggunakan energy listrik; (4) pengendalian lingkungan aktif – kontrol dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal dan visual dengan memanfaatkan potensi iklim yang ada dan dirancang dengan bantuan teknologi maupun instrument yang mengggunakan energi listrik; (5) pengendalian lingkungan hybrid untuk mencapai kenyamanan termal mauoun visual dengan kombinasi pasif dan aktif untuk memperoleh kinerja bangunan yang maksimal. aplikasi dalam kasus bangunan rumah susun, kondominium 28 lantai hemat energi pada idaman residence, kuala lumpur, malaysia: (1) memberikan penekanan terhadap elemen penghijauan didalam dan disekeliling bangunan; (2) menyediakan banyak bukaan, ruang tangga dan lobby lift yang menggunakan ventilasi alami, ventilasi silang dan pencahayaan alami; (3) menggunakan tabir matahari pada fasade dan pada bagian bukaan lainnya, agar suhu tidak terlalu panas pada waktu sore; (4) pemasangan lansekap pada belkon, teras; (5) pemanfaatan air daur ulang hujan untuk menjaga udara relatif nyaman; (6) jendela-jendela diposisikan untuk memaksimalkan ventilasi silang, cahaya siang, dan pemandangan; (7) sistem spray mist (semprot kabut pada roof top untuk mendinginkan dan membersihkan udara. aplikasi konsep hemat enrgi pada symhouse, kolkata, india, arsitek: piercy conner architects, bangunan apartment 5 lapis berkonsep rumah sustainable yang menggunakan bahan-bahan yang mudah didaur ulang. symhouse merupakan rumah susun yang dibangun gengan material pabrikasi dan menggunakan tenaga ahli lokal untuk mengurangi biaya pembangunan. material bangunan yang digunakan adalah rangka baja dengan plat beton prefab. material baja memang mempunyai energy content yang tinggi, tapi tingkat recycleability-nya tinggi. rusun yang berada pada iklim panas lembab ini memiliki rasio jendela yang fleksible sesuai dengan kebutuhan kenyamanan pada musim panas dan dingin.selubung bangunan berupa tirai besi lipat perforasi, dirancang dengan iklim setempat. terdapat sepuluh tipe desain tirai berbeda menurun analisis lintasan matahari setempat yang menjamin penetrasi penerangan alami dan sirkulasi alami ke semua ruang dalam. pada bagian atap terdapat taman yang berfungsi untuk menjaga kelembaban dan kebersihan udara. metode penelitian ini dilakukan di jakarta, dengan melakukan pengamatan dan pengukuran lapangan dan perhitungan model simulasi. pengamatan lapangan pada tiga rusun: kemayoran, benhil dan petamburan, untuk dianalisis dari aspek kenyamanan termal dan visual. pengamatan dilakukan dengan mengukur temperatur luar dan dalam bangunan, kelembaban, aliran angin dan kuat cahaya alami, mengukur lebar, panjang dan tinggi ruang, orientasi ruang dan luas jendela. alat ukur yang digunakan adalah: thermometer, hygrometer, anemometer, hot wire anemometer dan luxmeter, dilakukan untuk mendapatkan gambaran prediksi sejauh mana kondisi temperatur, kelembaban, kecepatan angin di dalam unit rusun selama setahun.pengukuran dilakukan pada beberapa rusun sampel selama tiga minggu, pada dua unit hunian di lantai tiga dan empat, untuk dipetakan dan dianalisis. simulasi mempergunakan bantuan program computer cfd dan ecotech, dengan kondisi ruang yang dijadikan sebagai model, yaitu ruang unit rusun dengan ukuran 4 x 3 tinggi 2,7 mirip kondisi lapangan unut rusun kemayoran. hasil pengukuran lapangan, berupa temperatur rata-rata luar dan dalam, yang dianggap mewakili bulan pengamatan tersebut. hasil pengamatan lapangan hanya menunjukkan data selama tiga minggu. pengukuran tersebut tidak dapat memprediksi temperatur selama setahun.untuk memprediksi temperatur luar dan dalam selama setahun perlu dilakukan dengan simulasi. program 4 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 1-7 komputer ecotech akan menghitung temperatur/jam dalam setahun baik untuk aliran angin dan cahaya alami yang masuk ke dalam ruang. hasil pengukuran lapangan pada bulan tertentu menjadi masukan bagi perhitungan dengan simulasi. dari kedua data tersebut dapat dianalisis pengaruh termal dan cahaya tersebut terhadap kenyamanan ruang, sehinggga akan dapat disimpulkan, bahwa jenis jendela mana dari kedua variabel tersebut yang mempunyai pengaruh panas yang lebih sedikit dari jendela lainnya. analisis dari datadata tersebut banyak berupa grafik-grafik, yang memudahkan untuk membandingkan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. hasil penelitian adalah rekomendasi untuk membangun model jendela yang dapat dipergunakan sebagai jendela rumah susun sesuai dengan iklim di jakarta. model jendela yang dikembangkan dari hasil penelitian ini dipergunalan untuk simulasi cfd, guna mengetahui prediksi aliran udara dan intensitas cahaya di dalam unit rumah susun.hasil tersebut dianalisis berdasarkan kriteria-kriteria yang dibuat untuk menyaring potensi dan masalah dari masing-masing variabel. hasil dan pembahasan posisi dan bidang bukaan dari hasil evaluasi desain jendela pada rumah susun yang telah diobservasi, luasnya rata-rata telah mencukupi berkisar 20%, sedangkan untuk fungsi mengalirkan udara. maka dari itu, sistem bukaan yang terbaik adalah jendela kaca nako, karena dapat ditutup dan dibuka semaksimal mungkin. peletakan jendela yang baik adalah posisi di tengah sisi fasade untuk udara masuk dan perlu ditambahkan lubang ventilasi pada dinding seberang, yang dimaksudkan agar aliran udara dan masuknya cahaya dapat masuk seoptimal mungkin. bukaan jendela kaca nako memiliki kelebihan dalam pengaturan aliran udara sesuai dengan kodisi yang dikehendaki penghuni dan mudah dalam perawatan.sedang untuk jendela kaca nako pada lantai dasar perlu ditambahkan factor keamanan. dari ketiga tipe rumah susun, denah rusun kemayoran lebih mudah mengalirkan angin sehingga struktur bangunan menjadi lebih sejuk, yang kemudian berpengaruh terhadap temperatur di dalam ruang. material jendela dari segi kualitas, material jendela kosen kayu yang dipergunakan oleh rusun petamburan dan benhil memiliki daya tahan kurang lama untuk digunakan pada gedung bertingkat di daerah tropis lembab meskipun dari segi harga lebih murah dibandingkan dengan material kosen aluminium pada rumah susun kemayoran. bahan aluminium harganya relatif mahal, tapi jika dibuat secara masal dan untuk kepentingan dalam jangka panjang akan relatif murah. pelindung jendela (tritisan) untuk mengurangi penetrasi panas matahari, jendela perlu pelindung (tritisan), yang menghadap ke timur dan barat, menggunakan pelindung horizontal, sedangkan untuk yang menghadap ke utara dan selatan menggunakan pelindung vertikal. di samping melidungi radiasi matahari, tritisan juga bergungsi untuk melindungi jendela dari pengaruh hujan. orientasi bangunan orientasi bangunan rumah susun yang memanjang kearah timurke barat lebih sedikit menerima pengaruh panas pada fasade jika dibandingkan dengan bangunan yang berorientasi utara jendela hemat energi… (daryanto; firza utama s.) 5 selatan. unit hunian rusun berderet tanpa rongga seperti pada rusun petamburan dan benhil mengalirkan udara kurang maksimal. hal ini terlihat dari hasil pengukuran lapangan yang memperlihatkan hasil pengukuran aliran angin yang berpengaruh terhadap suhu lebih sejuk. temuan hasil survei tabel 1 di bawah ini memuat hasil temuan dari survei yang dilakukan di rumah susun bendungan hilir. tabel 1 temuan dari survei di rumah susun bendungan hilir luas unit kamar 24 m2 luas & letak jendela cukup (20 % dari luas lantai) material daun jendela tolak kaca bening dengan kosen dan rangka kayu, letaknya di tengah dengan pelindung tritisan, cahaya alami merata, perawatan kaca sisi luar yang berdebu mengganggu kebersihan jendela dan masuknya cahaya alami desain tata ruang sederhana, yang memudahkan masuk cahaya alami dan sirkulasi udara cukup baik area sirkulasi cukup luas untuk sosialisasi (double loaded corridor). terdapat penyekat ruang/furnitur yang mengganggu sirkulasi udara alami dan cahaya alami suasana lingkungan banyak pohon rindang sehingga suasana tidak terlalu panas, jendela yang terhalang pohon, unit ruang hunian kurang memperoleh cahaya alami. penempatan area service ( dapur dan kamar mandi) diletakkan sejajar dengan zona unit hunian, sehingga mempermudah perawatan. area lorong yang relative cukup lebar sangat bermanfaat bagi penghuni untuk sosialisasi, khususnya pada siang hari, penerangan alami cukup terang dan sirkulasi udara mengalir dengan baik pemeliharaan gedung secara menyeluruh kurang dikelola dengan baik tabel 2 di bawah ini memuat perbandingan hasil pengukuran lapangan dari kondisi jendela tabel 2 hasil pengukuran intensitas cahaya alami, aliran udara dan kelembaban cahaya suhu kelembaban rusun petamburan cukup baik, pengaruh penyekat ruang ruang yang menghambat masuknya cahaya ( 100 lux) relative tinggi , karena pengaruh desain bukaan jendela tolak, blok bangunan dan memanjang (29-34)oc relatif tinggi, bukaan jendela tidak bisa optimal (> 60%) rusun kemayoran luas jendela dan perletakkannya, tanpa adanya penyekat, cahaya alami lebih lelasa menerangi ruang. ( 200 lux) penataan ruang dan kondisi lingkungan dan luas serta letak jendela, berakibat suhu cukup sejuk (27-30)oc aliran angin dan penghilauan, berdampak terhadap kelembaban antara (40-60) % rusun bendungan hilir posisi jendela ditengah dari dua sisi, cahaya alami masuk cukup baik, namun untuk daerah servis kurang terang.(180 lux) kondisi udara didalam ruangan berkisar 30 o c, yang diakibatkan oleh terhambatnya aliran udara diantara dua sisi jendela tolak. kelembaban udara berkisar > 60%, akibat desain bukaan jendela tolak yang tidak bisa terbuka secara maksimal 6 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 1-7 dari studi banding hasil evaluasi terhadap ketiga rumah susun, rumah susun kemayoran adalah model yang dipilih untuk melakukan eksperimen dengan model jendela nako, tolak jungkit poros horizontal dan jendela putar-poros vertical, menggunakan simulasi ecotect &winair. gambar 1 adalah model yang dibuat, dan gambar 2 adalah simulasi pergerakan udaranya. gambar 1. model ruang dengan perletakan posisi jendela yang ideal. pergerakan udara pada model jendela nako dengan posisi ditengah ruang dan penggunaan 2 jalusi pada samping kiri dan kanan. gambar 2. simulasi pergerakan udara pada model jendela nako dengan posisi ditengah ruang dan penggunaan 2 jalusi pada samping kiri dan kanan (atas: flow vector, bawah: air flow rate). penutup kesimpulan jendela sebagai salah satu komponen dari selubung bangunan mempunyai peran penting dalam mengendalikan energi terkait sistem pencahayaan dan penghawaan. beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam merancang jendela antara lain: luas bidang bukaan (jendela kaca), posisi atau letaknya pada fasade, perlunya bidang pelindung/tritisan, flexibilitas bukaan untuk memberikan aliran udara dapat diatur sesuai kebutuhan, serta material kerangka kosen. aluminium atau upvc merupakan material yang baik untuk kosen pada jendela rumah susun. walaupun harga relatif mahal, masa penggunaannya bisa ratusan tahun. mengingat kondisi di indonesia beriklim tropis lembab, pemilihan material jendela pada bangunan bertingkat perlu dipertimbangkan keawetannya. dengan pembuatan secara massal, penekanan harga kosen aluminium atau upvc dapat menjadi argumentasi dipilihnya material tersebut. semakin besar kebutuhan rumah susun mengakibatkan meningkatnya permintaan energi listrik yang sangat besar (18 %/tahun), sedangkan perencanaan pemerintah untuk peningkatan kebutuhan listrik hanya 13%/tahun. sehingga pada suatu saat biaya pengadaan listrik akan menjadi mahal, karena kebutuhan listrik semakin besar dan pemerintah tidak akan sanggup lagi mensubsidi, jendela hemat energi… (daryanto; firza utama s.) 7 apa lagi dengan menipisnya cadangan minyak bumi dan indonesia menjadi pengimpor minyak. melihat kenyataan tersebut sudah saatnya seluruh komponen bangsa untuk memikirkan konservasi energi dengan pendekatan multidisiplin di era globalisasi. hanya bangsa dan negara yang memikirkan dan mengusahakan konservasi energi yang akan dapat survive dalam berkompetisi di era global. kriteria hemat energi merupakan tantangan bagi para arsitek/perancang bangunan untuk berimprovisasi dalam mewujudkan karya arsitektur yang inovatif. pengembangan model jendela alternatif yang hemat energi perlu dilanjutkan. mengingat persediaan energi yang cenderung menipis, konsep hemat energi perlu menjadi kriteria penting dalam perancangan rumah susun pada khusunya dan seluruh gedung pada umumnya. bangunan yang tidak tanggap terhadap energi pada saatnya akan ditinggalkan karena bangunan akan terlalu mahal untuk digunakan. saran sudah waktunya arsitek memikirkan rancangan rumah susun yang hemat energi, tidak hanya dari aspek jendela dengan desain pasif, tapi juga dari desain model jendela aktif dan dari aspek bangunan lainnya.teknis pemecahan rancangan bangunan hemat energi di indonesia berbeda dengan dengan kawasan subtropis. hal ini penting untuk disadari oleh para arsitek agar dalam mengadopsi bentuk dari konsep rancangan arsitektur dari negeri barat (yang umumnya beriklim subtropis) tidak terjebak pada kekliruan yang mendasar. hal ini dapat dilihat dari ukuran dan bentuk yang seragam pada semua sisi bangunan, sedangkan pada setiap sisi bangunan menerima intensitas dan radiasi sinar matahari yang berbedabeda. melalui kajian pada jendela pada rumah susun yang ada dan simulasi model jendela, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan model jendela yang hemat energi, dalam hal ini akan dihasilkan bentuk dan ukuran terbaik secara spesifik pada sisi bangunan dan posisinya dalam ketinggian bangunan. model yang dihasilkan dari penelitian ini kemudian dapat digunakan sebagai acuan bagi banyak pihak dalam merancang jendela dan tabir matahari pada rumah susun di indonesia. daftar pustaka daryanto. (2007). konsep selubung ganda pada rumah susun hemat energy. lokakarya iii, pengembangan teknologi hemat energi pada rumah susun di indonesia, unika parahyanganbandung. karyono, t. h. (31 oktober 2004). bangunan hemat energi: rancangan pasif dan aktif. jakarta: kompas. priatman, jimmy. (2007). perancangan selubung bangunan yang hemat energy. dimensi, 19. yeang, ken (1999). the green skyscrapers: toward a vertical theory of urban design for asian cities. kuala lumpur: t.r hamzah & yeang sdn bhd. microsoft word 12_eited-125_td_rachmatulloh_ok 590 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 590-603  the effect of 5k2s implementation to the opportunities of increasing productivity and workplace improvement in pt andesen jaya plastik     rachmatullah1; tota pirdo kasih2; hardi humiras purba3   1 teknik industri sekolah tinggi teknologi texmaco desa kiarapayung kawasan industri citarum klari karawang timur, jawa barat. rachmatullah_447@yahoo.com 2 industrial engineering department, faculty of engineering, binus university jl. kh. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat, indonesia tkasih@binus.edu 3 program pasca sarjana, magister teknik industri, universitas mercu buana. jl. meruya selatan, kebun jeruk jakarta barat  abstract the success of japanese companies in improving productivity is because they have a culture and a high work ethic to the application of kaizen management system. one such application is the cultural 5s (seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke). in the astra group, 5s is known as 5k2s (order, neatness, cleanliness, sustainability discipline, safety, and service).  this study aims to assess the success of the application of the system 5k2s of pt. andesen jaya plastik relating to opportunities for productivity.  the method used is quantitative method with a descriptive study. the type of data used is primary and secondary data.  while the techniques used in collecting the data are interviews, questionnaires, and literature studies. the number of respondents was 31 employees. analysis of the data used is descriptive and multiple linear regression analysis.  the real success rate reachs 82.24% at the stage of familiarization (effective) and they have not yet advanced to the next stage (prevention). the response of employees is between the agree and strongly agree that is 4.11 point.  the correlation between 5k2s to the opportunity of significant productivity improvement is seiri/order, seiso/neatness, and seiketsu/sustainability. keywords: productivity, 5k2s, kaizen abstrak keberhasilan perusahaan-perusahaan jepang dalam meningkatkan produktivitas adalah karena mereka mempunyai budaya dan etos kerja yang tinggi terhadap penerapan sistim manajemen kaizen. salah satu penerapan tersebut adalah budaya 5s (seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke). di grup astra, 5s ini dikenal dengan istilah 5k2s (ketertiban, kerapihan, kebersihan, kelestarian kedisiplinan, safety, dan service). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan sistim 5k2s di pt. andesen jaya plastik yang berkaitan dengan peluang terhadap produktivitas. metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan penelitian deskriptif. jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. sedangkan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah wawancara, kuesioner, dan studi literatur. jumlah responden adalah 31 karyawan. analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan analisis regresi linier berganda. tingkat keberhasilan nyata mencapai 82,24% yaitu pada tahap pembudayaan (efektif) belum ke tahap lanjutan (pencegahan). respon karyawan berada antara setuju dan sangat setuju yaitu 4,11 point. uji korelasi antara 5k2s terhadap peluang peningkatan produktivitas yang berpengaruh secara signifikan adalah seiri/ketertiban, seiso/kerapihan, dan seiketsu/kelestarian. kata kunci: produktivitas, 5k2s dan kaizen.     the effect of 5k2s implementation.… (rachmatullah; dkk)   591  pendahuluan pemeliharaan dan penataan tempat kerja merupakan tema yang menarik bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja dan produktivitas. industri-industri yang mengimplementasikan 5s sebagai salah satu sistimnya dengan baik maka dapat lebih efektif dan effisien dalam berproses produksi. berapa banyak perusahaan yang telah mencoba melaksanakan budaya 5s tetapi mendapatkan kesulitan untuk tetap mempertahaannya. untuk itu seharusnya disiplin 5s yang mendasar, semestinya harus diikuti oleh semua karyawan terhadap pemeliharaan tempat kerja yang harus menjadi langkah pertama yang diambil oleh manajemen untuk memperbaiki operasi pabrik. terkadang manajemen terlalu banyak mempergunakan waktu untuk menghitung-hitung dan menulis berbagai laporan. akibatnya, kegiatan mendasar 5s yang seharusnya terjadi di tempat kerja sering kali terabaikan. cara mudah untuk melaksanakan dan menilai sikap kerja suatu perusahaan terhadap kegiatan 5s adalah dengan genba (melihat dan menganalisis langsung di tempat kerja). genba dilakukan dengan berjalan mengelilingi pabrik dan mengamati pelaksanaan pemeliharaan 5s di tempat kerja secara langsung. sering kali kondisi perusahaan, justru lebih tergambar melalui penglihatan dan pengamatan pemeliharaan tempat kerja, dibandingkan dengan membaca laporan, apalagi yang dilihat hanya laporan keuangan saja. penerapan 5s terlihat pada kegiatan perbaikan dan kebiasaan penyimpanan alat-alat, kemudian penanganan sampah dan bahan sisa dari proses dan mesin, mesin kerja yang terlihat tertata rapih dan tertib, petunjuk operasi yang jelas, lantai pabrik yang bersih, mesin yang bersih, peralatan pabrik yang tersimpan rapih dan seterusnya. praktek pemeliharaan tempat kerja adalah cerminan sikap sehari-hari dari manajemen terhadap pekerjaan dan kegiatan kerja. artinya pemeliharaan tempat kerja sangat erat kaitannya dengan aspek-aspek penting manajemen termasuk moral karyawan, hubungan manajemen karyawan, dan penerapan perbaikan lingkungan kerja. untuk itu perlu ditingkatkan tentang hubungan antara pemeliharaan tempat kerja dengan upaya peningkatan produktivitas, seringnya gangguan mesin, pola aliran produksi, tingkat persediaan, jumlah saran-saran perbaikan, tingkat absen dan lainnya. hanya dengan memahami hubungan inilah maka dapat ditetapkan tindakan apakah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan operasi produksi, dengan demikian pemeliharaan tempat kerja adalah tugas semua orang yang terlibat didalam kepentingan tersebut. oleh karena itu dalam pengembangan lingkungan bisnis, manajemen perlu mengubah paradigma mereka agar sikap dan tindakan mereka dalam menjalankan bisnis menjadi efektif (mulyadi, 1998). tentunya hanya perusahaan yang mampu memiliki produktivitas yang tinggi, dengan komitmen untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan pemborosan-pemborosan sepanjang jalur produksinya, yang akan memenangkan persaingan bisnis tersebut (cho, 2001). tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh implementasi 5k2s terhadap besaran kontribusi dan upaya peningkatan dan tingkat keberhasilan produktivitas dalam lingkungan kerja termasuk tingkat pemahaman karyawan terhadap sistim tersebut. melalui genba (melihat dan menganalisis langsung di tempat kerja), wawancara, penyebaran kuesioner dan olah data dengan menghitung harga korelasi sesuai rumus pearson product moment (y. wibisono, 2009), uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap alat pengumpul data, (arikunto & suharsimi, 2006) dan uji hipotesis menggunakan korelasi product moment, (sugiyono, 2002). 592 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 590-603  metode untuk mengetahui sejauh mana korelasi antara implementasi 5k2s terhadap upaya peningkatan produktivitas di pt.andesen jaya plastik adalah dengan mengolah data kuesioner yg telah disebarkan kepada karyawan secara sampling dengan rumusan sebagai berikut: untuk data dari 5 variabel terdiri dari x1 (ketertiban), x2 (kerapihan), x3 (kebersihan), x4 (kelestarian), dan x5 (kedisiplinan) sedangkan 2s (safety dan service) tidak diikutkan karena dimasukkan dalam kegiatan k3. (keselamatan dan kesehatan kerja) yang mempunyai sistim pelaporan tersendiri. upaya peningkatan produktivitas sebagai variabel y bersifat terikat, terdiri dari 5 pertanyaan sebagai unsur upaya peningkatan produktivitas. analisis untuk menguji kecukupan data dari kuesioner dengan menggunakan rumus sebagai berikut (sarwono dan martadiredja, 2008): (1) n = jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan. z = z (tabel normal) yang berhubungan dengan tingkat ketelitian. p = persentase kuesioner layak. dengan p = (total kuesioner yang disebar-total kuesioner cacat)/total kuesioner yang disebar q = persentase kuesioner cacat dengan q=1-p. e = persentase kelonggaran ketelitian. untuk menindak lanjuti proses pengolahan data agar dapat menjelaskan terhadap korelasi tersebut adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut: langkah 1. menghitung harga korelasi dengan rumus pearson product moment (y.wibisono, 2009) nilai koefisien korelasinya: r = (2) langkah 2: menghitung harga thitung dengan rumus : thitung (umar husein, 1997): thitung = (3) langkah 3: mencari rtabel apabila diketahui signifikan α = 0.05 dan derajad kebebasan (dk) = n-2, dengan uji satu pihak, kemudian dicari nilai tabel tersebut. langkah 4: membuat keputusan dengan membandingkan thitung dengan ttabel kaidah keputusan: jika thitung > ttabel berarti valid dan, thitung < ttabel berarti tidak valid. analisis untuk mengetahui reliabilitas data uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap alat pengumpul data. rumus yang digunakan adalah (suharsimi a, 2002): n(∑xy)‐ (∑x ∑ y ) √  [ n∑x2‐(∑x) 2] [n∑y2‐(∑y)2] √1‐r2  r √n‐2      the effect of 5k2s implementation.… (rachmatullah; dkk)   593  r11 = [ ] [1 ] (4) r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ σ2b = jumlah varians butir σ1 2 = varians total secara empiris, diberikan ketentuan bahwa α < 0.6 mengindikasikan reliabilitas yang tidak memuaskan. dengan kata lain, reliabelitas konsisten dapat diterima jika α > 0.6. perhitungan analisis data khusus untuk menghitung korelasi dan regresi ganda menggunakan program statistik spss versi 22. untuk penetapan kriteria yang menunjukan kuat atau lemahnya korelasi adalah (sarwono, 2006): (1) angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1. (2) besar kecil angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. patokan angkanya adalah sebagai berikut: 0 – 0.25 : korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada) > 0.25 – 0.50 : korelasi cukup > 0.50 – 0.75 : korelasi kuat > 0.75 – 1 : korelasi sangat kuat. korelasi dapat positif (+) dan negatif (-). korelasi positif menunjukan arah yang sama pada hubungan antar variabel, artinya, jika variabel 1 besar, maka variabel 2 akan semakin besar pula. sebaliknya korelasi negatif menunjukkan arah yang berlawanan. signifikan hubungan dua variable dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut: (1) jika probabilitas < 0.05 maka hubungan kedua variable signifikan. (2) jika probabilitas > 0.05 maka hubungan kedua variable tidak signifikan. uji hipotesis uji hipotesis menggunakan korelasi product moment sementara untuk memprediksi nilai variabel produktivitas berdasarkan nilai variabel budaya 5k2s dilakukan analisis regresi. formulasi atau rumus yang digunakan adalah rumus korelasi, (lihat rumus korelasi di atas) dan rumus uji signifikan (t) (sugiyono, 2002). √ √ (5) r : nilai/skor korelasi implementasi 5k2s dan produktivitas n : jumlah responden. t : nilai yang menunjukan signifikasi atau tidak ada hubungan antara x dan y. dari langkah-langkah perumusan tersebut, selanjutnya dianalisis kondisi yang terjadi sesuai dengan hasil yang tersaji dalam hasil olah data tersebut. dengan demikian akan tergambar secara jelas apa yang menjadi hasil penelitian tersebut, apakah dari kelima variabel tersebut mempunyai korelasi yang sigifikan atau sebaliknya. dengan demikian, tindak lanjut dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut, yaitu kendala yang masih berlanjut dalam inspeksi bulanan tentang temuan 5k tersebut. k  k‐1  ∑σ 2 b  σ1 2   594 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 590-603  hasil dan pembahasan   rata-rata jawaban (4.06 + 4.08 + 4.19 + 4.03 + 4.20 + 4.14 )/6 = 4.11 point. artinya jawaban dari masing-masing butir pertanyaan di respon positif, berada diantara setuju dan sangat setuju (gambar 1). capaian budaya 5k2s dibagi dalam 5 variable bebas, yaitu variabel terdiri dari lima butir pertanyaan, skor ideal adalah 5 x 5 x 31 = 775 (5 nilai tertinggi, 5 jumlah butir pertanyaan, 31 jumlah responden). sedang total score adalah jumlah nilai total.   tabel 1 sebaran data responden terhadap semua pertanyaan               gambar 1 rata-rata hasil respon pertanyaan kuesioner      tabel 2 pencapaian 5k2s seksi produksi no total score variabel 5k2s capaian (%) 1 630 seiri (ketertiban) 630/775 x 100% 81.29 2 633 seiton (kerapihan) 633/775 x 100% 81.67 3 649 seiso (kebersihan) 649/775 x 100% 83.74 4 624 seiketsu (kelestarian) 624/775 x 100% 80.51 5 651 shitsuke (kedisiplinan) 651/775 x 100% 84.00 budaya 5k2s pt. x 82.24   ketertiban  kerapihan  kebersihan  kelestarian  kedisplinan  1  2 5430  setuju  sangat  setuju  tidak  setuju ragu‐ ragu sangat  tidak  setuju (4.11)      the effect of 5k2s implementation.… (rachmatullah; dkk)   595         gambar 2 grafik capaian 5k melihat data deskriptif di atas dapat diketahui bahwa implementasi budaya 5k2s yang dilakukan pt. andesen jaya plastik secara keseluruhan adalah 82.24%, artinya secara umum 5k2s sudah dilaksanakan dengan baik, tapi masih perlu peningkatan, bila dievaluasi dengan skor hirano (2002) sudah mencapai kategori di atas rata-rata atau sudah melewati tahap i (aktif) dan tahap ii (pembudayaan) maka harus ditetapkan target yang lebih tinggi lagi yaitu menuju 5k2s tahap ke iii (pencegahan). setelah mendapatkan data hasil survei, selanjutnya diadakan uji validitas dan reliabilitas dengan tujuan untuk menguji apakah data tersebut sudah valid dan reliabel. tabel 3 hasil hitung uji validitas dan reabilitas     dari hasil uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan rumusan hitungan pada software spss.22 diperoleh hasil melalui uji validitas menggunakan rumus korelasi pearson. jika rxy > r tabel maka instrument yang dipakai dapat dikatakan valid. nilai validitas (ri ) lebih besar dari rtabel untuk jumlah sampel 30 orang (n = 30, db = n-2 = 28), α = 0.05 maka rtabel = 0.361 dan rtabel < rhitung (0,361 < rhitung). ini menunjukan bahwa instrument valid sehingga dapat digunakan untuk perhitungan analisis selanjutnya. perhitungan menggunakan nilai cronbach alpha. menurut sekaran (1992) reliabilitas < 0.6 adalah kurang baik. sedangkan reabilitas 0.7 adalah dapat diterima dan reliabilitas 0.8 adalah baik. 81.29 81.67 83.74 80,51 84 78 80 82 84 86 1 2 3 4 5 persentasi capaian 5k (%) 596 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 590-603  dari hasil hitung yang di peroleh dengan menggunakan spss.22, secara keseluruhan nilai reliabilitas semua instrumentnya adalah lebih besar dari 0.7, maka dapat dikatakan bahwa semua instrument data tersebut adalah reliabel. uji hipotesis perumusan hipotesiss dalam penelitian ini merupakan langkah ketiga, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. karena penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, maka dilakukan uji hipotesa, dalam analisis ini penulis menggunakan hipotesa asosiatif (hubungan) untuk mengetahui hubungan antara variabel 5k (x) dengan variabel upaya peningkatan produktivitas (y). hipotesis yang diuji adalah seperti didalam tabel 4.8 ho : terdapat korelasi yang significant antara x dengan y h1 : tidak terdapat korelasi yang significant antara x dan y x = seiri , seiton, seiso, seiketsu, shitsuke y = produktivitas tabel 4 nilai korelasi     keterangan : **) significant pada alpha 1% *) significant pada alpha 5% hasil perhitungan dari beberapa analisis yang telah dilakukan maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan hasil uji korelasi hubungan antara peubah x dan y, yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas adalah seiso/kebersihan dan shitsuke/kedisplinan, sedangkan seiri/ketertiban, seiso/kerapihan, seiketsu/kelestarian, ada berpengaruh yang signifikan. respon sdm terhadap implementasi 5k2s cukup signifikan hal ini di buktikan dengan hasil respon kuesioner yang jatuh pada nilai level rata-rata jawaban pada 82.24 % atau nilai point 4,11 (yaitu antara setuju (s) dan sangat setuju (st). dari hasil analisis dan keterkaitan pengaruh implementasi 5k2s pada upaya peningkatan produktivitas, maka kondisi pada sumber daya manusia dan tempat kerja karyawan pt. andesen jaya plastik divisi produksi seluruh karyawan telah merespon terhadap implementasi 5k2s yang mencapaian 82,24%. hal ini berarti tahapan yang telah dicapai baru pada tahapan kedua, yaitu tahap pembudayaan. keteriban  kerapihan  kebersihan  kelestarian  kedisplinan      the effect of 5k2s implementation.… (rachmatullah; dkk)   597  gambar 3 tingkatan kaizen  tahapan yang telah dicapai perlu di tingkatkan pada tahap berikutnya yaitu tahap lanjutan atau pencegahan. pemberian reward dan punishment dari hasil pelaksanaan 5k2s bagi yang berhasil ataupun yang belum, yang langsung mendapat perhatian manajemen puncak. memaksimalkan seluruh karyawan untuk memahami pengetahuan tentang 5k2s secara total, melalui training dan pelatihan secara masif. penjadwalan 5k2s yang jelas perlu dilakukan dan dipahami oleh seluruh karyawan. memberikan insentif kehadiran agar menjadikan motivasi bagi karyawan yang sering terlambat. menggencarkan aktivitas pemahaman budaya kaizen yaitu dengan melaksanakan continuous improvement (gkm) melalui small activity. mengimplementasikan tools manajemen lain untuk peningkatan produktivitas, seperti total produktivity maintenance (tpm), just in time (jit), suggestion system (sumbang saran), dan sebagainya. sedangkan hal-hal lainnya yang mengacu kepada sistem adalah perlunya dukungan top management yang tidak boleh surut dan menjadi cotoh keteladanan seluruh karyawan. dampaknya terhadap upaya peningkatan produktivitas dapat dicerminkan dari kenaikan rata-rata produksi hingga 8% sementara data kegagalan proses turun dan mencapai dibawah 5% pada bulan oktober 2014, hal tersebut sesuai keinginan dan target manajemen. tabel 5 data produksi 2011 ~ okt. 2014   sumber: data bagian produksi 598 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 590-603      gambar 4 grafik data  simpulan dari hasil hipotesis diketahui bahwa terdapat korelasi yang signifikan dari k1 (ketertiban), k2 (kerapihan), dan k4 (kelestarian) pada upaya peningkatan produktivitas. hal tersebut dapat dilihat dari budaya jum’at bersih selama 30 menit yang sudah dilaksanakan selama ini. untuk k3 (kebersihan) dan k5 (kedisiplinan), sesuai hasil perhitungan tidak ada korelasi yang signifikan terhadap upaya peningkatan produktivitas karena ada beberapa pengaruh eksternal yang terkadang muncul di luar dugaan. pengaruh eksternal yang di luar dugaan tersebut seperti, lingkungan dalam proses finishing sehingga menghasilkan serpihan sampah kikiran, kemacetan lalu lintas (karyawan masuk terlambat) dan lainnya. selain itu pemahaman 5k2s belum merata, perilaku etis karyawan seperti senioritas, kesukuan, ras, agama dan lainnya, kemudian responden dalam penelitian ini hanya di fokuskan terhadap karyawan produksi, sedangkan divisi maintenance, hrd, gudang, dan lainnya, belum di analisis. manajemen atau pimpinan perusahaan dapat membuat strategi untuk dapat memaksimalkan seluruh karyawan dalam memahami pengetahuan tentang 5k2s secara total, melalui training dan pelatihan secara masif. jadwal 5k2s yang jelas perlu ada dan dipahami oleh seluruh karyawan. pemberian insentif juga dapat dilakukan untuk kehadiran karyawan agar menjadikan motivasi bagi karyawan yang sering terlambat. untuk mendukung hal-hal tersebut aktivitas continuous improvement dapat dilakukan melalui small activity, dan mengimplementasikan tools manajemen lainnya untuk peningkatan produktivitas, seperti total preventive maintenance (tpm), just in time (jit), suggestion system (sumbang saran), dan sebagainya. sedangkan hal-hal lain yang mengacu kepada sistem perlu didukung oleh top manajemen perusahaan untuk menjadi contoh keteladanan bagi seluruh karyawan.     the effect of 5k2s implementation.… (rachmatullah; dkk)   599  daftar pustaka     arikunto, suharsimi. 2006. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. jakarta : rineka cipta cho, f. (2001). toyota way document. japan: toyota hirano, h. (2002). penerapan 5s di tempat kerja, pendekatan langkah-langkah praktis. jakarta: pqm. mulyadi. (1998). total quality mangement. jakarta: aditya media. sarwono, j., martadiredja, t. (2008). riset bisnis untuk pengambilan keputusan. yogyakarta: andi. sarwono. j. (2006). metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. yogyakarta: penerbit graha ilmu. sekaran, u. (1992), research method for business a skill building approach. john wiley and sons, inc. new york. sugiyono. (2002). metodologi penelitian kombinasi. bandung: alfabeta. umar, husein. (2000). metodologi penelitian. jakarta: pt. gramedia pustaka utama. y. wibisono. (2009). metode statistik. ugm yogyakarta: gajah mada university press. 600 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 590-603  correlations 1 -,004 ,232 ,270 ,025 ,434* ,985 ,208 ,142 ,894 ,015 31 31 31 31 31 31 -,004 1 ,144 ,086 ,068 ,660** ,985 ,439 ,645 ,715 ,000 31 31 31 31 31 31 ,232 ,144 1 ,261 -,148 ,444* ,208 ,439 ,156 ,427 ,012 31 31 31 31 31 31 ,270 ,086 ,261 1 ,212 ,598** ,142 ,645 ,156 ,252 ,000 31 31 31 31 31 31 ,025 ,068 -,148 ,212 1 ,478** ,894 ,715 ,427 ,252 ,006 31 31 31 31 31 31 ,434* ,660** ,444* ,598** ,478** 1 ,015 ,000 ,012 ,000 ,006 31 31 31 31 31 31 pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n p1 p2 p3 p4 p5 seiri p1 p2 p3 p4 p5 seiri correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*. correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**. correlations 1 ,032 ,266 ,283 ,402* ,630** ,865 ,148 ,122 ,025 ,000 31 31 31 31 31 31 ,032 1 ,216 ,055 -,226 ,389* ,865 ,243 ,770 ,222 ,030 31 31 31 31 31 31 ,266 ,216 1 ,374* ,351 ,738** ,148 ,243 ,038 ,053 ,000 31 31 31 31 31 31 ,283 ,055 ,374* 1 -,023 ,655** ,122 ,770 ,038 ,902 ,000 31 31 31 31 31 31 ,402* -,226 ,351 -,023 1 ,476** ,025 ,222 ,053 ,902 ,007 31 31 31 31 31 31 ,630** ,389* ,738** ,655** ,476** 1 ,000 ,030 ,000 ,000 ,007 31 31 31 31 31 31 pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n p6 p7 p8 p9 p10 seiton p6 p7 p8 p9 p10 seiton correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*. correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**. lampiran       the effect of 5k2s implementation.… (rachmatullah; dkk)   601  correlations 1 ,112 ,394* ,230 ,414* ,610** ,548 ,029 ,213 ,021 ,000 31 31 31 31 31 31 ,112 1 ,186 ,568** ,300 ,665** ,548 ,316 ,001 ,101 ,000 31 31 31 31 31 31 ,394* ,186 1 ,342 ,009 ,726** ,029 ,316 ,059 ,960 ,000 31 31 31 31 31 31 ,230 ,568** ,342 1 ,015 ,694** ,213 ,001 ,059 ,937 ,000 31 31 31 31 31 31 ,414* ,300 ,009 ,015 1 ,436* ,021 ,101 ,960 ,937 ,014 31 31 31 31 31 31 ,610** ,665** ,726** ,694** ,436* 1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 31 31 31 31 31 31 pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n p16 p17 p18 p19 p20 sitsuke p16 p17 p18 p19 p20 sitsuke correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*. correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**. correlations 1 -,031 ,019 ,072 ,527** ,599** ,867 ,918 ,699 ,002 ,000 31 31 31 31 31 31 -,031 1 ,530** ,165 ,450* ,618** ,867 ,002 ,374 ,011 ,000 31 31 31 31 31 31 ,019 ,530** 1 -,014 ,124 ,458** ,918 ,002 ,940 ,505 ,010 31 31 31 31 31 31 ,072 ,165 -,014 1 ,367* ,537** ,699 ,374 ,940 ,042 ,002 31 31 31 31 31 31 ,527** ,450* ,124 ,367* 1 ,835** ,002 ,011 ,505 ,042 ,000 31 31 31 31 31 31 ,599** ,618** ,458** ,537** ,835** 1 ,000 ,000 ,010 ,002 ,000 31 31 31 31 31 31 pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n p11 p12 p13 p14 p15 seiso p11 p12 p13 p14 p15 seiso correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**. correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*. 602 comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 590-603  correlations 1 ,123 ,435* ,854** ,493** ,868** ,511 ,015 ,000 ,005 ,000 31 31 31 31 31 31 ,123 1 ,106 ,123 ,320 ,503** ,511 ,570 ,511 ,080 ,004 31 31 31 31 31 31 ,435* ,106 1 ,270 -,069 ,513** ,015 ,570 ,141 ,711 ,003 31 31 31 31 31 31 ,854** ,123 ,270 1 ,493** ,823** ,000 ,511 ,141 ,005 ,000 31 31 31 31 31 31 ,493** ,320 -,069 ,493** 1 ,652** ,005 ,080 ,711 ,005 ,000 31 31 31 31 31 31 ,868** ,503** ,513** ,823** ,652** 1 ,000 ,004 ,003 ,000 ,000 31 31 31 31 31 31 pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n p21 p22 p23 p24 p25 seiketsu p21 p22 p23 p24 p25 seiketsu correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*. correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**. correlations 1 ,382* ,214 ,815** ,539** ,751** ,034 ,247 ,000 ,002 ,000 31 31 31 31 31 31 ,382* 1 -,081 ,527** ,450* ,579** ,034 ,663 ,002 ,011 ,001 31 31 31 31 31 31 ,214 -,081 1 ,315 ,355* ,603** ,247 ,663 ,084 ,050 ,000 31 31 31 31 31 31 ,815** ,527** ,315 1 ,697** ,876** ,000 ,002 ,084 ,000 ,000 31 31 31 31 31 31 ,539** ,450* ,355* ,697** 1 ,820** ,002 ,011 ,050 ,000 ,000 31 31 31 31 31 31 ,751** ,579** ,603** ,876** ,820** 1 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 31 31 31 31 31 31 pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n p26 p27 p28 p29 p30 produktivitas p26 p27 p28 p29 p30 produktivitas correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*. correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**. scale statistics 123,5161 60,591 7,78405 30 mean variance std. deviation n of items     the effect of 5k2s implementation.… (rachmatullah; dkk)   603  correlations 1 ,232 ,236 ,325 -,011 -,028 ,209 ,200 ,075 ,953 ,881 31 31 31 31 31 31 ,232 1 ,535** ,601** ,450* ,271 ,209 ,002 ,000 ,011 ,140 31 31 31 31 31 31 ,236 ,535** 1 ,508** ,719** ,655** ,200 ,002 ,004 ,000 ,000 31 31 31 31 31 31 ,325 ,601** ,508** 1 ,331 ,252 ,075 ,000 ,004 ,069 ,172 31 31 31 31 31 31 -,011 ,450* ,719** ,331 1 ,707** ,953 ,011 ,000 ,069 ,000 31 31 31 31 31 31 -,028 ,271 ,655** ,252 ,707** 1 ,881 ,140 ,000 ,172 ,000 31 31 31 31 31 31 pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n pearson correlation sig. (2-tailed) n seiri seiton seiso sitsuke seiketsu produktivitas seiri seiton seiso sitsuke seiketsu produktivitas correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**. correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*. correlations   microsoft word 06.ar sigit wijaksono penghuni lanjut usia -ok.doc 42 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 42-50  kehidupan penghuni lanjut usia di rumah susun sigit wijaksono architecture department, faculty of engineering, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 swijaksono@binus.edu abstract any provision of public facilities and infrastructure should provide accessibility for elderly to create a more supportive situation and environment for them in carrying out their social functions and active roles in community life as naturally, state and nation. accessibility in this case is the availability of public facilities and infrastructure that can facilitate the mobility of elderly in public places, such as wheelchair ramp, the path for stick users, doors, stairs, elevators for multi-storey buildings, and pedestrian crossing. this accessibility can be both physical and non physical. in this research what to be studied is how the implementation of the existing flats can provide accessibility to the elderly residents. using descriptive exploratory method the condition of their perceptions of occupied flats will be described. this study is carried out qualitatively using interviews. keywords: elderly, accessibility, public facilities and infrastructure, flats abstrak setiap pengadaan sarana dan prasarana umum harus menyediakan aksesibilitas bagi para lanjut usia untuk menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang bagi mereka dalam melaksanakan fungsi sosialnya dan peran aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. aksesibilitas dalam hal ini adalah tersedianya sarana dan prasarana umum yang dapat memudahkan mobilitas para lanjut usia di tempat-tempat umum, seperti jalan untuk kursi roda, jalan untuk mereka yang bertongkat, pintu, tangga, lift khusus untuk bangunan bertingkat, dan tempat penyeberangan pejalan kaki. penyediaan aksesibilitas ini dapat berbentuk fisik dan non fisik. yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana penyelenggaraan rumah susun yang ada dapat memberikan kemudahan bagi para penghuni lanjut usia. dengan menggunakan metode deskriptif eksploratif akan digambarkan kondisi mereka dan persepsinya terhadap rumah susun yang dihuni. penelitian ini bersifat kualitatif menggunakan wawancara. kata kunci: lanjut usia, aksesibilitas, sarana dan prasarana, rumah susun kehidupan penghuni lanjut… (sigit wijaksono) 43 pendahuluan manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. oleh karena itu, kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dan pembangunan. kelompok lanjut usia adalah keelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas (hadywinoto dan setiabudhi, 1999). pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya. bab iii, hak dan kewajiban, pasal 5 uu no. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, menyebutkan bahwa lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. kemudian sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi, antara lain kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum. selanjutnya penjabaran sebagai pemberian penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia tersebut dirinci pada peraturan pemerintah no. 43 tahun 2004 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. kajian komisi nasional lanjut usia pada tahun 2009 mendapatkan bahwa jumlah instansi yang seharusnya memberikan layanan terhadap lanjut usia masih sangat terbatas. tragis memang, kemajuan di bidang pembangunan yang dicapai pemerintah tidak diikuti dengan tingkat partisipasi instansi pemerintah maupun swasta dalam upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia. pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan sarana umum sudah menjadi tuntutan yang wajib dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat, namun masih terlihat dimana-mana belum adanya pelaksanaan yang menyeluruh. berikut ini kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana umum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan tersebut, yaitu: (1) pelayanan kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia agar kondisi fisik, mental dam sosialnya dapat berfungsi secara wajar; (2) pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum sebagai perwujudan rasa hormat dan penghargaan kepada lanjut usia, melalui pemberian kemudahan dalam pelayanan administrasi pemerintah dan masyarakat pada umumnya. lanjut usia digolongan menjadi tiga kelompok menurut departemen kesehatan, yaitu: kelompok lanjut usia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lanjut usia; kelompok lanjut usia (65 tahun ke atas); dan kelompok lanjut usia resiko tinggi, yaitu yang berusia lebih dari 70 tahun. berdasarkan ketentuan ini, tipe-tipe bangunan dengan penggunaan tertentu diwajibkan untuk memenuhi persyaratan teknis tersebut (tabel 1). tabel 1 jenis-jenis bangunan yang wajib menyediakan aksesibilitas dan kemudahan jenis bangunan ketentuan minimum kantor bank, kantor pos dan kantor jasa pelayanan masyarakat yang sejenis paling sedikit menyediakan satu buah meja atau kantor pelayanan yang aksesibel toko dan bangunan-bangunan perdagangan jasa sejenis seluruh area perdangan harus aksesibel hotel, penginapan dan bangunan sejenis paling sedikit satu kamar tamu/ tidur dari setiap 200 kamar tamu yang ada dan kelipatan darinya harus aksesibel bangunan pertunjukkan, bioskop, stadion dan bangunan sejenis dimana susunan tempat duduk permanen tersedia. paling sedikit dua area untuk kursi roda untuk setiap 400 tempat duduk yang ada dan kelipatannya yang sebanding dengan yang harus tersedia 44 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 42-50  bangunan keagamaan seluruh area untuk persembahyangan harus aksesibel bangunan asrama dan sejenisnya paling sedikit satu kamar, yang sebaiknya terletak pada lantai dasar, harus aksesibel. restoran dan tempat makan di luar ruangan paling sedikti satu meja untuk setiap sepuluh meja makan yang ada dan kelipatannya, harus aksesibel berdasarkan pp no. 43 tahun 2004 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia, sarana dan prasarana umum yang dapat diakses dengan mudah oleh lanjut usia, antara lain: kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, sarana dan prasarana umum; aksesibilitas pada bangunan umum, pada pertamanan dan tempat rekreasi, dan pada angkutan umum. aksesibilitas adalah tersedianya sarana dan prasarana umum yang dapat memudahkan mobilitas lanjut usia di tempat-tempat umum, seperti jalan untuk kursi roda, jalan bagi mereka yang bertongkat, pintu, tangga, lift khusus untuk bangunan bertingkat, dan tempat penyeberangan pejalan kaki. setiap pengadaan sarana dan prasarana umum baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat yang telah dilaksanakan harus menyediakan aksesibilitas bagi lanjut usia. penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia pada sarana dan prasarana umum sebagaimana yang dimaksud di atas adalah untuk menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang lanjut usia dalam melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. penyediaan aksesibilitas bagi usia lanjut pada sarana dan prasarana umum dapat berbentuk: fisik dan non fisik. aksesibilitas pada bangunan umum adalah keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang; kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan; kegunaan, yaitu setiap orang dapat menggunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan; dan kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan menggunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam satu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain. pasal 27 uu no. 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung menyebutkan: (1) persyaratan kemudahan sebagaimana dimaksud meliputi kemudahan hubungan ke, dari dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan sarana dan prasarana dalam pemanfaatan bangunan gedung; (2) kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam gedung sebagaimana dimaksud meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan lanjut usia; 3) kelengkapan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi. aksesibilitas pada bangunan umum sebagaimana disebutkan dilaksanakan dengan menydiakan: (1) akses ke, dari dan di dalam bangunan gedung; (2) tangga dan lift khusus untuk bangunan bertingkat; (3) tempat parkir dan tempat naik turun penumpang; (4) tempat duduk khusus; (5) pegangan tangan pada tangga, dinding kamar mandi, dan toilet; (6) telepon umum; (7) tempat minum; (8) tanda-tanda peringatan darurat dan sinyal. dari berbagai sarana dan prasarana umum yang dapat diakses oleh lanjut usia di dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah aksesibilitas dan kemudahan bagi para lanjut usia di rumah susun. menurut uu no. 4 tahun 1992 tentang rumah susun, yang dimaksud dengan rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal ataupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang digunakan terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi kehidupan penghuni lanjut… (sigit wijaksono) 45 dengan bagian bersama, dengan atau tanpa tanah bersama. penyelenggaraan rumah susun berasaskan pada: (1) kesejahteraan; (2) keadilan dan pemerataan; (3) kenusantaraan; (4) efisiensi dan kemanfaatan; (5) keterjangkauan dan kemudahan; (6) kemandirian dan kebersamaan; (7) kemitraan; (8) keserasian dan keseimbangan; (9) keterpaduan; (10) kelestarian dan berkelanjutan. salah satu tujuan dari penyelenggaraan rumah susun adalah untuk menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan ekonomi, sosial dan budaya. metode berdasarkan atas latar belakang dan tujuan penelitian, disain penelitian yang digunakan adalah eksploratori riset, yaitu penelitian yang diadakan untuk mendapatkan suatu gambaran dari fenomena tertentu. berdasarkan jenis datanya, penelitian ini tergolong kualitatif. teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam terhadap responden dan informan. responden yang dipilih diharapkan dapat mewakili kelompok lanjut usia berdasarkan depkes, yaitu kelompok lanjut usia dini, lanjut usia, dan lanjut usia rentan. dalam penelitian ini lokasi penelitian yang dipilih adalah rumah susun benhil ii dan rumah susun tebet. dari masing-masing lokasi penelitian dapat diperoleh satu informan dan delapan responden. hasil dan pembahasan gambaran umum lokasi penelitian rumah susun benhil ii terletak di jalan pernjernihan i, perjompongan, jakarta pusat. unit rumah susun benhill ii bertipe studio, yaitu satu ruang besar polos, dapur, kamar mandi dan teras. luas setiap unitnya sama yaitu 21 m2. unit-unit di rumah susun ini sudah pada direnovasi sehingga bagian tembok sudah diplester dan lantai sudah diganti keramik serta diberi teralis. seluruh rumah susun benhil ii terdiri atas tiga gedung. masing-masing delapan lantai, menampung sekitar 250 unit hunian sehingga total ada 700 hunian. sedangkan rumah susun tebet yang sudah dikelola oleh pprs, dibangun pada tahun 1995 dan status kepemilikannya dapat dijadikan hak milik (rusunami), kecuali area yang diperuntukkan sebagai kawasan niaga. rumah susun tebet terdiri dari empat tower a, b, c, dan d setiap tower mempunyai lantai dasarnya yang diperuntukkan sebagai kawasan niaga. untuk lantai dasar (unit niaga) berukuran 3 m x 5 m dan untuk lantai 1 sampai lantai 3 masing-masing berukuran 24 m. kamar berukurnya 3 m x 5 m dan sisanya untuk dapur, kamar mandi dan ruang jemur atau balkon. setiap tower berjumlah 82 unit sehingga total keseluruhan tower adalah 328 unit. fasilitas yang ada adalah: mushola, taman bermain anak, ruang gym, laundry, posyandu, pusat informasi dan konsultansi keluarga (pik keluarga), parkir motor dan mobil dan telepon umum. berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu informan, yaitu bapak baskoro diperoleh gambaran bahwa di rumah susun benhill ii ini tersedia fasilitas lift akan tetapi tidak dapat digunakan untuk umum, melainkan hanya dipergunakan untuk perbaikan gedung saja. fasilitas khusus untuk lanjut usia pun tidak ada atau belum tersedia dengan baik. peraturan untuk lanjut usia pun belum ada karena yang tinggal dirumah susun ini tidak banyak yang lanjut usianya, kalaupun ada hanya sekitar 15 orang, sisanya adalah keluarga kecil, anak muda yang bekerja di sekitar jakarta pusat. masih menurut bapak baskoro, disain yang cocok untuk lanjut usia mungkin dengan adanya pembagian atau pengelompokkan untuk lanjut usia tinggal disekitar lantai 1-3 karena jika mereka tinggal di lantai atas, akan sulit bagi mereka untuk turun naik tangga karena di rumah susun benhil ii ini tidak tersedia lift untuk umum. 46 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 42-50  hasil pengumpulan data responden rumah susun benhil ii berikut ini hasil wawancara dengan para responden di rumah susun benhil ii, diperoleh data sebagai berikut: suyono, berusia 63 tahun yang berasal dari palembang, sumatera selatan. ia tinggal di rumah susun bersama dengan anaknya yang berusia 28 tahun dan dengan cucunya yang berusia tujuh tahun. mereka tinggal sudah lebih dari tiga tahun dengan cara menyewa dan tinggal di lantai 6. suyono terkadang merasa kurang nyaman tinggal di rumah susun ini karena menurut beliau ukurannya yang sempit sehingga kurang mendapatkan ruang yang luas untuk beristirahat dengan tenang, ditambah dengan adanya cucu mereka yang aktif di usia tiga tahunan. bapak suyono membantu anaknya dengan berdagang peralatan rumah tangga, seperti ember, gayung, dan lain-lainnya. setiap hari ia berjalan naik turun tangga dari lantai bawah menuju lantai 6 dengan susah payah karena mengingat usia beliau ini yang sudah cukup tua sehingga memerlukan waktu tempuh yang cukup lama untuk dapat naik dan turun menuju unit kamarnya. fasilitas yang ada untuk lanjut usia tidak ada karena pada awalnya rumah susun ini diperuntukkan bagi anak muda, keluarga kecil yang masih cukup umur dan bukan untuk mereka yang lanjut usia. interaksi yang terjalin antar anggota keluarga maupun tetangga di rumah susun ini menurut responden cukup baik, tetapi masih ada beberapa keluarga yang tertutup dan kurang mau bersosialisasi. eddy, berusia 59 tahun yang berasal dari bekasi, jawa barat. bapak ini tinggal bersama dengan istrinya yang berusia 47 tahun dan anak-anaknya yang masih kecil dan belum dapat mencari nafkah sendiri. mereka tinggal di menyewa unit kamar rumah susun ini lebih dari satu setengah tahun di lantai 3. ia merasa cukup nyaman tinggal di rumah susun ini walaupun ukuran unit kamar sempit. bapak eddy bekerja sebagai tukang bangunan dan dibantu anaknya dengan berjualan koran di pinggirpinggir jalan. menurutnya, ia tidak terlalu sulit untuk menuju unit kamarnya karena tidak terlalu jauh dan responden masih merasa fisiknya masih kuat sehingga tidak masalah walaupun tinggal di unit kamar lantai atas pun. ia menambahkan bahwa fasilitas yang ada untuk lanjut usia tidak ada karena rumah susun ini pada awalnya memang diperuntukkan bagi mereka yang masih berusia muda, keluarga kecil dan bukan untuk lanjut usia. interaksi yang terjalin antar anggota keluarga maupun tetangga di rumah susun ini menurut responden karena responden dikenal sebagai orang yang ramah. darman, berusia 61 tahun yang berasal dari daerah cirebon, jawa barat. ia tinggal dengan istrinya saja yang berusia 54 tahun, dan baru menyewa unit kamar di rumah susun ini sekitar enam bulan di lantai 7. bapak darman merasa nyaman-nyaman saja tinggal di rumah susun ini. menurutnya, tinggal di lantai paling atas dengan usia yang cukup tua memang membuat lelah. akan tetapi menurut responden hal ini dianggap sebagai olahraga karena pekerjaannya pun sebagai tukang bersih-bersih rumah susun ini sehingga sudah menjadi hal yang biasa baginya. pendapatnya tentang fasilitas yang ada untuk lanjut usia dengan responden yang lain. interaksi di rumah susun ini menurut responden baik sekali karena bapak darman bekerja sebagai tukang bersih-bersih sehingga sering bertemu dengan anggota masyarakat rumah susun di sekitarnya. jubaidah, berusia 65 tahun yang berasal dari tangerang, jawa barat. ia tinggal bersama dengan tiga anaknya, yang masing-msing berusia 23 tahun, 16 tahun dan 10 tahun. mereka telah menyewa unit kamar rumah susun ini lebih dari 10 tahun dengan ukuran unit sama dengan unit lainnya yaitu bertipe studio yang berukuran 21 m2. menurut responden merasa nyaman-nyaman saja tinggal di rumah susun ini karena sudah cukup lama tinggal. responden tidak bekerja lagi karena merasa sudah berusia tua dan anaknya sudah dewasa sehingga pendapatan diperoleh dari anak-anaknya walaupun tidak terlalu banyak namun tetap dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. responden yang tinggal di lantai 1 merasa aksesnya tidak jauh dan tidak melelahkan. fasilitas untuk lanjut usia di rumah susun ini tidak ada dan interaksi yang terjalin antar anggota keluarga maupun tetangga rumah susun ini baik sekali karena ibu jubaidah tinggal sudah cukup lama. kehidupan penghuni lanjut… (sigit wijaksono) 47 wiwiek, berusia 53 tahun yang berasal dari jakarta utara. ia tinggal bersama dengan suaminya yang berusia 63 tahun dan anaknya yang berusia 19 tahun selama lebih dari satu tahun dengan menyewa unit kamar di di lantai 5. ibu wiwiek merasa nyaman walaupun harus naik turun setiap hari sebanyak 5 lantai. ibu wiwiek bekerja dengan membuka usaha warung kecil yang berasa di sekitar rumah susun ini. menurut responden faslitas yang ada untuk lanjut usia tidak ada dan interaksi yang terjalin antar anggota keluarga maupun tetangga rumah susun ini baik sekali. paino, berusia 63 tahun, berasal dari daerah purwokerto, jawa tengah. ia tinggal sendiri, dan sudah menempati rumah susun ini sekitar 8 tahun dengan menyewa unit kamar di lantai 5. bapak paino merasa cukup nyaman karena berada cukup dekat dengan tempat bekerjanya. bapak paino bekerja sebagai tukang kayu di bengkel kusen sekitar rumah susun. menurut bapak paino tinggal di lantai 5 melelahkan karena kakinya suka berasa sakit dan pegal-pegal. sekarang ia sudah merasa tidak kuat lagi karena faktor usia. di rumah susun ini menurut responden tidak ada fasilitas untuk lanjut usia dan interaksi dengan tetangga cukup baik. ningsih, berusia 58 tahun, berasal dari daerah solo, jawa tengah. ia tinggal di lantai 5 bersama dengan dua anaknya yang berusia 8 dan 14 tahun serta suaminya yang bekerja sebagai tukang ojek dan berusia 62 tahun. mereka sudah menempati rumah susun ini sekitar tujuh tahun dengan menyewa unit kamar rumah susun ini. mereka merasa ukuran unitnya terlalu kecil dengan perabot rumah tangga yang cukup banyak. ibu ningsih bekerja sebagai tukang sayur keliling di sekitar rumah susun. menurut responden tinggal di lantai 5, cukup jauh kadang terlalu cepat lelah karena sering naik turun dengan mengangkut barang-barang untuk jualan. fasilitas untuk lanjut usia menurut responden tidak ada dan interaksi dengan tetangga rumah susun ini kenal dekat dengan masyarakat sekitar karena kesehariannya responden menjual sayur kepada mereka. sulastri, berusia 49 tahun yang berasal dari daerah subang, jawa barat. ia tinggal bersama suaminya yang berusia 57 tahun dan anaknya yang berusia 24 tahun dan sudah bekerja. keluarga ibu sulatri sudah menempati rumah susun ini sekitar empat tahun dengan menyewa unit kamar di rumah susun ini di lantai 4. ibu sulastri baru saja pindah dari subang ke jakarta untuk mencari nafkah yang lebih baik. ibu sulastri tinggal dan beliau merasa nyaman-nyaman saja, karena ibu sulastri tidak bekerja karena suami dan anaknya sudah dapat mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari, suaminya bekerja sebagai supir pribadi dan anaknya bekerja sebagai kurir. menurut ibu sulastri tinggal di lantai 4, akses untuk menuju unit kamar tidak terlalu berpengaruh karena ibu sulastri jarang keluar rumah. menurut responden fasilitas untuk lanjut usia tidak ada dan interaksi yang terjalin antar anggota keluarga maupun tetangga rumah susun kenal dekat dengan masyarakat kurang karena ibu sulastri kurang bersosialisasi dengan orang-orang di lantai yang lain, hanya di sekitar orang-orang yang di lantai 4 saja. hasil pengumpulan data responden rumah susun tebet yati, berusia 63 tahun yang berasal dari daerah jakarta. ibu yati tinggal bersama dengan anak perempuannya yang berusia 28 tahun dan telah mempunyai 1 orang anak laki-laki yang berusia 12 tahun. keluarga ibu yati telah menempati rumah susun ini selama 5 tahun. ibu yati tinggal di lantai dasar kawasan niaga yang berukuran 3 m x 5 m di tower c. karena ukuran unitnya hanya yang sangat kecil, wc dan kamar mandinya berada di luar unit dan harus berbagi dengan sesama tetangga di lantai tersebut. ibu yati bekerja dengan membuka toko kelontong. menurutnya, kawasan tempat tinggalnya sekarang ini sudah nyaman karena lingkungan sekitarnya ramah dan peduli terhadap sesama tetangga. ibu yati jarang keluar rumah, hanya berada di sekitar unitnya saja karena aktifitasnya berdagang. fasilitas yang ada di rumah susun ini banyak, tapi tidak ada yang diperuntukkan khusus untuk lanjut usia. 48 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 42-50  soleh, berusia 72 tahun yang berasal dari daerah depok, jawa barat. bapak soleh tinggal bersama dengan istrinya yang berusia 54 tahun. keluarga bapak soleh menempati rumah susun ini sudah selama dua tahun. bapak soleh tinggal di lantai dasar kawasan niaga yang berukuran 3 m x 5 m saja di tower a. bapak soleh dan istrinya bekerja dengan membuka toko kelontong, sama seperti responden sebelumnya yaitu ibu yati, tetapi berbeda tower. menurut bapak soleh selama tinggal di rumah susun ini beliau merasa aman dan nyaman. bapak soleh keluar rumah susun hanya kalau sedang mengambil barang untuk tokonya, sedangkan istrinya terus berada di dalam unit rumah susun dan jarang keluar. menurut bapak soleh fasilitas yang ada di rumah susun ini banyak namun memang tidak ada yang diperuntukkan khusus untuk lanjut usia. masih mneurut bapak soleh, kekurangan dari rumah susun ini hanya bila berada atau tinggal di lantai dasar, wc, dan kamar mandinya harus bersamaan dengan yang lainnya dan tidak dapat digunakan sendiri. alimin, berusia 68 tahun yang berasal dari daerah kuningan, jawa barat. selama 8 bulan ia tinggal sendiri di unit yang berukuran 3 m x 5 m di lantai dasar kawasan niaga tower d. bapak alimin bekerja dengan membuka toko kelontong. menurut bapak alimin, selama tinggal di rumah susun ini ia merasa nyaman sehingga ingin mengajak serta istrinya yang ada di kampung untuk tinggal bersama dengan bapak sekarang. bapak alimin keluar rumah susun hanya untuk mengambil barang dagangan untuk tokonya, karena tidak ada yang dapat menjaga toko bila ia sering keluar. jimmy, berusia 59 tahun yang berasal dari cimanggis, depok, jawa barat. bapak jimmy tinggal sendiri di unit rumah susun ini selama 9 tahun. ia tinggal di tower a lantai 3 yang berukuran 24 m2. ia masih bekerja sebagai karyawan swasta di suatu perusahaan. menurutnya, selama tinggal di rumah susun ini ia merasa nyaman. namun, ia termasuk orang yang cukup pendiam sehingga jarang melakukan interaksi dengan tetangga. apalagi ia adalah seorang karyawan sehingga pergi pagi dan pulang sore bahkan hingga agak malam baru sampai di rumah susun ini. bapak jimmy sering keluar dan naik turun karena kamarnya berada di lantai 3. hal itu tidak masalah baginya karena dianggap sebagai olahraga. fasilitas yang ada di rumah susun ini banyak, tapi ia jarang menggunakannya selain mushola. hengky, berusia 64 tahun yang berasal dari daerah jakarta. ia tinggal bersama dengan istrinya yang berusia 57 tahun dan seorang cucu yang masih berumur 2 bulan dan sering dititipkan oleh anak mereka. bapak henky telah menempati rumah susun ini selama 12 tahun di tower c lantai 3 dengan unit berukuran 24 m2. bapak henky tidak bekerja. menurutnya selama tinggal di rumah susun ini ia merasa sangat nyaman bahkan di lantai tempat tinggalnya diberikan tanaman hijau agar menjadi asri. karena sudah tinggal lama di rumah susun ini, bapak henky banyak mengenal baik tetangganya, kecuali orang baru. selain memberikan tanaman hijau, bapak henky juga melarang para tetangganya untuk menjemur baju di koridor karena akan mengganggu pemandangan. menurutnya dengan usia yang sudah lebih dari setengah abad ini, naik turun tangga tidak terlalu sering ia dan istrinya lakukan. mereka jarang sekali keluar dan hanya sering berada di lantai tempat mereka tinggal saja. fasilitas yang ada di rumah susun ini cukup banyak, dan ada beberapa fasilitas yang sudah jarang digunakan, contohnya ruang gym yang seharusnya dapat juga digunakan sebagai ruang serbaguna. rina, berusia 51 tahun yang berasal dari tangerang, jawa barat. ia tinggal bersama dengan suaminya yang berusia 60 tahun. ibu rina telah menempati rumah susun selama 6 tahun di lantai 2 tower d dalam unit yang berukuran 24 m2. ibu rina berkerja sebagai pelayan restoran dan suaminya bekerja di bengkel. menurutnya selama tinggal di rumah susun ini, ia merasa betah karena lingkungan rumah susun aman dan asri. sering turun naik tangga untuk bekerja tidaklah mengganggu karena mereka merasa usia mereka belum terlalu tua dan masih merasa sehat. fasilitas yang ada di rumah susun ini cukup banyak, dan ibu rina sering berkumpul jika hari libur dengan ibu-ibu di sekitarnya. maria, berusia 53 tahun yang berasal dari malang, jawa timur. ia tinggal bersama dengan dua anaknya yang berumur 18 tahun dan 10 tahun selama 4 bulan. mereka tinggal di lantai 4 yang berukuran 24 m2 di tower b. ibu maria bekerja sebagai kasir di sebuah swalayan. ibu maria merasa kehidupan penghuni lanjut… (sigit wijaksono) 49 nyaman tinggal di rumah susun ini. akan tetapi ia ingin pindah ke lantai yang lebih rendah karena ia sedikit takut pada ketinggian. selain itu, bila membawa barang-barang yang cukup berat ke lantai 4, ia merasa cukup lelah. fasilitas yang ada di rumah susun ini cukup banyak, walaupun ia tidak pernah menggunakan semuanya. dalam kegiatan sehari-hari, para lanjut usia yang berada di rumah susun tebet ini melakukan aktivitas masing-masing. ada yang tinggal dengan berjualan di unit kamarnya sendiri. mereka sering berinteraksi dengan warga sekitarnya dengan bersosialisasi di depan unit kamar mereka yang biasa digunakan sebagai tempat berkumpul dengan orang-orang yang membeli barang kebutuhan di tempat mereka taupun warga lanjut usia lainnya yang bersosialiasi. selain itu untuk lanjut usia yang tinggal di lantai 3 dengan bekerja sebagai karyawan swasta sering beraktivitas pada pagi harinya turun ke lantai dasar untuk keluar dari rumah susun menuju kantor tempatnya bekerja. kemudian pulang lalu naik menuju unit kamarnya. hal itu ia lakukan setiap harinya dari hari senin hingga sabtu. lalu pada hari minggunya ia lebih memilih berisitrahat di dalam unit rumah susunnya sendiri dan jarang berinteraksi dengan warga sekitarnya. jika akan bersosialiasasi biasanya ia turun ke lantai dasar di dekat tangga untuk bercengkerama atau di depan warung atau took kelontong yang ada. ada pula lanjut usia di lantai 3 yang tidak bekerja sehingga ia lebih sering berada di lantai tempat tinggalnya saja dan bersosialisasi pun dengan orang-orang di sekitar. lalu untuk lanjut usia yang tinggal di lantai 2 bekerja di restoran dan bekerja di bengkel. setiap hari mereka sering naik turun tangga dan mereka berosialisasi dengan warga sekitar hanya pada pagi dan sore hari saja pada saat sebelum kerja dan sesudah pulang kerja. mereka bekerja jarang ada waktu libur yang pasti karena menjadi penjaga took di sebuha restoran tidak ada libur dan sangat jarang. jika ada waktu libur, mereka beristirahat di unit rumah susunnya dan sering bersosialisasi pula di koridor depat unit rumah susun mereka, di lantai dasar dekat tangga dengan warga sekitarnya. lanjut usia yang tinggal di lantai 4 bekerja sebagai kasir di swalayan, ia sering turun naik tangga untuk menuju lantai dasar. walaupun terasa melelahkan demi bekerja untuk mencari nafkah, hal itu dilakukan dengan hati yang senang. jika ada waktu senggang atau libur, ia sering beristirahat di unit rumah susunnya saja. jarang ia turun ke lantai dasar karena ia merasa lelah. fasilitas yang ada di rumah susun tebet ini yang digunakan oleh lanjut usia adalah mushola bagi para lanjut usia pria, taman bermain anak untuk anak atau cucu mereka yang balita serta untuk bersosialisasi dengan warga sekitarnya. selain itu mereka dapat pula menggunakan posyandu, walaupun bukan khusus untuk lanjut usia akan tetapi mereka dapat menggunakannya jika mereka perlu melakukan pemeriksanaan kesehatan rutin. ada pula fasilitas pusat informasi dan konsultasi keluarga (pik keluarga) yang terkadang mereka datangi untuk mengkonssultasikan apa masalah yang mereka hadapi walaupun itu jarang terjadi dan digunakan. perbandingan dengan rumah susun khusus lanjut usia di jepang sebagai perbandingan dikaji satu rumah susun khusus untuk lanjut usia yang terletak di daerah machida, yang berada sekitar satu jam perjalanan dari tokyo dan sekitar 30 menit dari stasiun machida ke area ini. daerah ini juga dikenal dengan rumah susun yang sangat banyak dan juga para lanjut usia. bentuk dan disain yang sederhana dan murah, ukuran yang tidak telalu besar sekitar 30-40 m dan ditempati oleh orang menengah ke bawah. rumah susun ini sangatlah rapih dan bersih. di satu area yang sangat luas, terbagi menjadi beberapa blok dan blok-blok digolongkan berdasarkan penghasilan si penghuni, misalnya yang berpenghasilan 1 juta per bulan di blok a dan diatas 1 juta per bulan di blok b. pembagian ini otomatis akan membedakan ukuran ruangan yang mereka tempati. bagi orang jompo, mereka akan ditempatkan di lantai paling bawah (maksimal lantai 2) mengingat rumah susun ini tidak punya lift sehingga para orang jompo akan lebih mudah untuk masuk ke unit rumah mereka. parkir mobil sangat terbatas tetapi bukan karena masalah lahan melainkan namanya untuk orang menengah ke bawah maka mobil tentu bukan merupakan benda yang banyak diminati 50 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 42-50  oleh mereka, lagipula sistem transportasi sudah sangat nyaman. tetapi di satu sisi disediakan tempat parkir mobil umum dimana masyarakat yang harus menyewa dan membayarnya setiap bulan. di sana terdapat jadwal untuk membuang sampah tertentu misalnya membuang sampah plastik setiap hari senin dan lainnya. selain itu setiap bangunan disediakan tempat parkir mobil dengan jumlah hanya dapat memuat 10 mobil dan juga parkir motor atau sepeda. setiap jalan dibagi menjadi dua bagian, yaitu untuk pejalan kaki dan bersepeda dan juga untuk mobil. walaupun bentuk bangunan sederhana, di setiap ruangan disediakan beberapa hal untuk para orang tua agar merasa aman walaupun tinggal sendirian, seperti tombol darurat baik di ruang tamu dan kamar mandi. tombol darurat ini terhubung ke sebuah gedung dimana petugas menangani hal-hal yang darurat. adanya area hijau di setiap gedung memungkinkan setiap penghuni menanam apapun untuk membuat area mereka menjadi lebih indah. walaupun area ini agak jauh dari stasiun, pemerintah di sana telah menyediakan sarana transportasi bus yang cukup nyaman dan setiap beberapa menit akan datang bus yang akan membawa penumpang ke stasiun disana. di sini juga sama seperti di area lainnya di jepang, bagi lanjut usia berumur 65 tahun ke atas gratis naik bus. sarana transportasi inilah yang sangat penting mengingat rumah susun biasanya berada di daerah agak jauh dari pusat kota. dengan sarana yang baik para lanjut usia mau tinggal di rumah susun. penutup masyarakat yang tinggal di rumah susun rata-rata berpenghasilan rendah dengan memilih lokasi dekat dengan lapangan pekerjaan mereka. walaupun fasilitas serta disain yang diberikan oleh rumah susun tidak untuk penghuni khusus yang berusia lanjut, para lanjut usia yang tinggal di sana merasa nyaman dan puas dengan fasilitas yang ada. karena mereka tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk rumah tinggal, mereka masih ingin tinggal di rumah susun sepanjang hidup mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari anak cucu mereka masingmasing dan tidak menganjurkan anak cucu mereka untuk tinggal di rumah susun. dari hasil pengamatan dan survei, banyak sekali kekurangan dari rumah susun yang ada di jakarta. maka dari itu sangat dibutuhkan sebuah rancangan bangunan khusus untuk lanjut usia serta dengan adanya penambahan fasilitas khusus bagi lanjut usia untuk dapat memberikan kenyamanan bagi mereka yang tinggal di rumah susun. daftar pustaka komisi nasional lanjut usia. (2010), aksesibilitas dan kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana. jakarta: komisi nasional lanjut usia. republik indonesia. (1998). undang-undang no. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. jakarta: biro hukum bpkp. microsoft word 22_ka_i gusti made karmawan.doc 748 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 748-762  dampak peningkatan kepuasan pelanggan dalam proses bisnis e-commerce pada perusahaan amazon.com i gusti made karmawan jurusan komputerisasi akuntansi, fakultas ilmu komputer, binus university jl. k.h. syahdan no. 9 kemanggisan jakarta barat sudida@binus.edu abstract the purpose of writing is to describe the impact of increased customer satisfaction in the business process of e-commerce at amazon.com and analyzed e-commerce strategies used in the company.the benefits are to get an overview of the strategies in the amazon.com for improving customer satisfaction and the impact of increased satisfaction. the method of writing is conducting reviews of existing sources to gain an overview strategy and business processes e-commerce at amazon.com. the paper results are gaining knowledge of the number of visitors and sales that accurred at amazon.com. the conclusions is about the impact of increasing customer satisfaction in the business process e-commerce in the amazone.com. keywords: amazon.com, e-commerce, the level of satisfaction abstrak tujuan penulisan yaitu menjelaskan dampak peningkatan kepuasan pelanggan dalam proses bisnis ecommerce pada amazon.com dan menganalisis strategi e-commerce yang digunakan pada perusahaan tersebut. manfaat yang ingin diperoleh, mendapatkan gambaran mengenai strategi yang digunakan pada amazon.com untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan serta dampak dari peningkatan kepuasaan tersebut. metode penulisan adalah melakukan review dari sumber yang sudah ada untuk memperoleh gambaran strategi dan proses bisnis e-commerce di amazon.com. hasil yang dicapai adalah mendapatkan pengetahuan mengenai jumlah pengunjung maupun penjualan yang terjadi di amazon.com. simpulan yang dapat ditarik adalah tentang dampak dari peningkatan kepuasan pelanggan dalam proses bisnis e-commerce pada amazon.com kata kunci: amazon.com, e-commerce, tingkat kepuasan dampak peningkatan kepuasan … (i gusti made karmawan) 749  pendahuluan industri di indonesia sudah berkembang sangat pesat. perkembangan teknologi informasi menempatkan sistem informasi sebagai elemen penting dalam aktivitas sehari-hari. salah satu tren dalam teknologi informasi adalah pemanfaatan internet. perkembangan teknologi informasi yang sangat dramatis dalam beberapa tahun terakhir telah membawa dampak transformasional pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia bisnis. setelah berlalunya era total quality dan reenginering, kini saatnya era elektronik yang ditandai dengan menjamurnya istilah istilah e-business, e-commerce, dan masih banyak lagi istilah lain. electronic commerce (ec) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa dengan menggunakan world wide web internet atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi. dorongan-dorongan bisnis menimbulkan tekanan dalam organisasi. organisasi merespon dengan aktivitas yang didukung oleh teknologi informasi (ti) secara umum dan ec pada khususnya. sama seperti perusahaan bisnis yang bergerak dibidang e-commerce dalam proses bisnisnya (hallmark.com, kakilima.com, kaskus.com, dll) amazon.com juga menerapkan sistem e-commerce pada proses bisnisnya. artikel ini akan membahas tentang strategi e-commerce yang digunakan oleh amazon.com, bagaimana cara melakukan pembelian di amazon.com, bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang dilakukan oleh amazon.com, serta dampak kepuasan pelanggan tersebut terhadap proses bisnis ecommerce pada amazon.com. menurut david baum (bagus, 2010) “ e-commerce is a dynamic set of technologies, applications, and bussines process that link enterprises, consumers, and communities through electronics transactions and the electronic exchange of goods, services, and informations.”. menurut laudon & laudon, (bagus, 2010) e-commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produkproduk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis. menurut turban (2005) e-commerce berarti perdagangan elektronik yang mencangkup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan, atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. komponen e-commerce komponen e-commerce terdiri dari (1) electronic data interchange (edi). electronic data interchange (edi) didefinisikan sebagai pertukaran data komputer antar berbagai departemen dalam organisasi pada suatu informasi yang terstruktur dalam format yang bisa diolah oleh komputer. (2) digital currency. digital currency adalah yang memungkinkan user untuk memindahkan dananya secara elektronik dalam lingkungan kerja tertentu. digital currency dirancang untuk versi elektronik dari uang kertas, di mana memiliki atribut yang sama dengan media fisik sebenarnya baik secara anatomis maupun dari segi likuiditasnya. (3) electronic catalogs. electronic catalogs (e-catalogs) aplikasi yang dirancang untuk internet dan merupakan komponen utama dari sistem e-commerce. ecatalogs merupakan antar muka grafis (graphical user interface) yang umumnya berbentuk halaman www di mana menyediakan informasi tentang penwaran produk dan jasa. e-catalog umumnya mendukung online shopping dan kemampuan pemesanan dan pembayaran barang. (4) internet dan extranet. intranet adalah kumpulan web site yang dimiliki oleh suatu kelompok (biasanya perusahaan) yang bisa diakses hanya oleh anggota kelompok tersebut. sedangkan extranet merupakan area tertentu dari intarnet yang bias diakes oleh kelompok di luar anggota kelompok intanet, tapi dengan otorisasi tertentu. 750 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 748-762  pendukung e-commerce berikut ini adalah beberapa hal yang dapat mendukung penggunaan e-commerce, yaitu: (1) persiapan dan penyimpanan informasi. pertama-tama diperlukan penanganan masalah untuk mendigitalkan informasi yang telah tersedia seperti katalog, buku, film, arsip dalam berbagai fasilitas kualitas. data mungkin telah berbentuk digital, tapi harus dalam format yang sesuai. aspek ekonomi yang harus dipertimbangkan adalah biaya digitalisasi/mengubah informasi. hal berikutnya dibutuhkan mekanisme untuk menyimpan informasi tersebut. sistem penyimpanan e-commerce harus mampu menyimpan data dalam jumlah besar dengan berbagai format dan harus lebih efisien dan efektif untuk mengakses data tersebut. (2) jasa pencarian informasi. kemampuan pencarian informasi secara online sangat penting untuk membantu para user mengakses data penting seperti informasi mengenai produk, jasa, konsumen, pemasok dan agen pemerintah. jasa pencarian informasi yang dimaksud meliputi: electronic catalogs (e-catalogs) dan directories, information filters, search engine dan software agents. (3) electronic catalogs. mengorganisasikan informasi berbasis content yang memungkinkan pemakai untuk melakukan browsing serta memilih dokumen yang diinginkan. metode tersebut, walaupun mudah diimplementasikan, mengasumsikan bahwa dibuat berdasarkan skema organisasi pada umumnya yang mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai. (4) information filters. disediakan untuk user agar dapat mengambil dokumen yang diinginkan. filter ini bisa berada di sisi workstation user atau bisa juga disisi penyedia jasa. pengambilan informasi dari sisi penyedia jasa akan meningkatkan jalur kepadatan jaringan, tapi akan lebih efisien untuk mengambil sebagian data yang diperlukan dari pada harus mengambil seluruh data lalu dipilih lagi. software agent misalnya robots, wanderers, dan spiders bisa mentransfer dan mengalokasi informasi yang relevan. (5) electronic payments. pada sistem electronic commerce diperlukan metode untuk pembayaran biaya pengiriman data, biaya produksi dan jasa. electronic payments terdiri atas mata uang digital (smart cards dan electronic money), pembayaran melalui kartu kredit, serta electronic checks. (6) electronic money (sering disebut digital cash atau electronic token). merupakan metode pembayaran secara electronic yang mengemulasikan pertukaran barang dan jasa dengan mata uang yang sebanding. emoney harus berupa bank agar terhindar dari resiko kekurangan dana. metode ini tidak dapat ditukarkan dengan bentuk lain pembayaran, harus aman dari pencurian, dan harus bisa diakses dari lokasi yang jauh. pembelian dengan kartu kredit melibatkan transmisi data terenkripsi melalui jaringan. masalah yang akan muncul dengan sistem ini adalah privasi, kecepatan transaksi dan keamanan. (7) electronic checks (e-checks). merupakan mekanisme lainnya untuk pembayaran melalui jaringan komputer. sistem ini dimaksudkan untuk mengemulasikan sistem pemrosesan pembayaran melalui check kertas. dalam metode ini, server pihak ketiga bertindak sebagai penyedia jasa penagihan bagi para user. e-checks memerlukan digital signature dan jasa authentification untuk memproses secara digital informasi antara pembayar, yang dibayar dan bank. (8) security services. sistem untuk electronic commerce harus diamankan dari berbagai ancaman baik dari dalam maupun dari luar, pencurian informasi berharga dan usaha sabotase. sistem ini harus diamankan dengan sistem security yang dirancang khusus seperti authentication of data dan entitas yang bisa mengakses sistem, pengendalian akses oleh yang tidak berhak, integritas datam dan non-repudiation. (9) connectivity. lingkungan electronic commerce saat ini, ada peningkatan jumlah client. user bisa menggunakan televisi, radio, computer pc, laptop dan telepon selular untuk mengakses informasi. sistem ecommerce harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai aplikasi yang berbeda-beda. artikel ini juga akan membahas: (1) bagaimana strategi e-commerce yang digunakan pada amazon.com. (2) bagaimana cara melakukan pembelian pada amazon.com. (3) bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang dilakukan oleh amazon.com. (3) bagaimana dampak kepuasan pelanggan terhadap proses bisnis e-commerce pada amazon.com. tujuan penulisan artikel ini adalah untuk: (1) menganalisa strategi e-commerce yang digunakan pada amazon.com. (2) menganalisa cara melakukan pembelian pada amazon.com. (3) menganalisa tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang dilakukan oleh amazon.com. (4) menganalisa dampak dari kepuasan pelanggan terhadap proses bisnis e-commerce pada amazon.com. dampak peningkatan kepuasan … (i gusti made karmawan) 751  artikel ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam: (1) mengetahui strategi e-commerce yang digunakan pada amazon.com. (2) mengetahui proses bisnis yang terjadi di amazon.com. (3) mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dalam proses pembelian di amazon.com. (4) mengetahui kelebihan serta kelemahan penggunaan sistem e-commerece. e-commerce dapat dijadikan sebagai solusi untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan perusahaan dan menghadapi tekanan bisnis. tingginya tekanan bisnis yang muncul akibat tingginya tingkat persaingan mengharuskan perusahaan untuk dapat memberikan respon. penggunaan e-commerce dapat meningkatkan efisiensi biaya dan produktifitas perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing. jenis-jenis e-commerce business-to-business (b2b) kebanyakan e-commerce yang diterapkan saat ini merupakan tipe b2b. e-commerce tipe ini meliputi transaksi ios yang digambarkan tadi serta transaksi antar organisasi yang dilakukan di electronic market. contohnya wal-mart dengan warner-lambert. b2b ini memiliki beberapa karakteristik: (1) trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. karena sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust). (2) pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama. (3) salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu partnernya. (4) model yang umum digunakan adalah peerto-peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis. business-to-consumer (b2c) ini merupakan transaksi eceran dengan pembeli perorangan. pembeli khas di amazon.com adalah seorang konsumen, atau seorang pelanggan. contoh yang lain, misalnya barnes & nobles, cisco, dell, compaq dan sebagainya. b2c memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. sebagai contoh, karena sistem web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis web. (2) servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan. (3) pendekatan client/server sering digunakan di mana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server. consumer-to-consumer (c2c) dalam kategori ini, seorang konsumen menjual secara langsung ke konsumen lainnya. consumer-to-business (c2b) termasuk ke dalam kategori ini adalah perseorangan yang menjual produk-produk atau layanan ke organisasi, dan perseorangan menyepakati suatu transaksi. nonbusiness e-commerce dewasa ini makin banyak jumlah lembaga non-bisnis seperti lembaga akademis, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dan lembaga-lembaga pemerintahan yang menggunakan berbagai tipe e-commerce untuk mengurangi biaya (misalnya, memperbaiki purchasing) atau untuk meningkatkan operasi dan layanan publik. 752 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 748-762  intrabusiness (organizational) e-commerce termasuk dalam kategori ini adalah semua aktivitas intern organisasi, biasanya dijalankan di internet, yang melibatkan pertukaran barang, jasa atau informasi. model bisnis pada e-commerce berikut ini adalah model bisnis yang terjadi ketika melakukan transaksi e-commerce: gambar 1 model bisnis dalam melakukan e-commerce perbedaan e-commerce dan e-business banyak orang mengira bahwa e-commerce dengan e-business adalah sama, namun pada kenyataannya berbeda. berikut ini merupakan perbedaan antara e-commerce dengan e-business: tabel 1 perbedaan e-commerce dan e-business e-commerce e-business 1. mencakup segala kegiatan jual beli dan pertukaran informasi bisnis secara elektronik termasuk internet. 1. tidak hanya pembelian dan penjualan namun layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis dan mengelola transaksi elektronik dalam organisasi. 2. e-commerce bertujuan untuk menghasilkan money oriented (berorientasi pada perolehan uang) 2. e-business berorientasi pada kepentingan jangka panjang yang sifatnya abstrak seperti kepercayaan konsumen, pelayanan terhadap konsumen, peraturan kerja, relasi antar mitra bisnis, dan penanganan masalah sosial lainnya. 3. e-commerce pada prinsipnya melibatkan pertukaran uang dalam transaksi. 3. e-business, karena lebih luas, tidak terbatas pada transaksi yang bersifat keuangan (monetary). semua aspek dalam bisnis, seperti pemasaran, perancangan produk, manajemen pemasokan, dsb. 4. e-commerce merupakan bagian takterpisahkan dari proses e-business, namun dalam kerangka terbatas, ecommerce merupakan kegiatan menjual dan membeli. 4. e-business lebih mengenai pembuatan produk besar, ide kreatif dan pemberian layanan yang bermutu, perencanaan pemasaran produk dan pelaksanaannya. dampak peningkatan kepuasan … (i gusti made karmawan) 753  metode metode yang digunakan dalam artikel ini meliputi: (1) jenis data dan sumber data. berbagai data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari beberapa sumber yang berbeda, dan tentunya data-data berikut merupakan data-data yang sesuai dengan fakta yang ada sekarang ini, seperti halnya mengenai keberadaan, cara kerja amazon.com. data data tersebut diperoleh dari beberapa sumber, yaitu buku-buku referensi, dan dari website. (2) teknik pengumpulan data. teknik pengumpulan data atau informasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan buku-buku referensi baik secara langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan objek atau masalah yang dibahas, serta bacaan-bacaan dan bahan-bahan lain yang berhubungan. data yang diperoleh merupakan data sekunder. (3) hipotesis. hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban sementara atas masalah yang sedang diteliti untuk menjelaskan kondisi-kondisi yang diperhatikan dan untuk membimbing penelitian lebih lanjut. maka hipotesis yang penulis dapat ungkapkan adalah: dampak peningkatan kepuasan pelanggan dalam proses bisnis e-commerce. e-commerce mencakup segala kegiatan jual beli dan pertukaran informasi bisnis secara elektronik termasuk internet. ecommerce merupakan bagian tak terpisahkan dari proses e-business, namun dalam kerangka terbatas, e-commerce merupakan kegiatan menjual dan membeli. hasil dan pembahasan strategi penggunaan internet pada amazon.com bisnis biasanya terdiri dari tiga jenis: produksi, distribusi atau retail. artinya, pemilik dan manajemen usaha mau memilih satu atau beberapa pilihan dari tiga jenis tersebut. bisa produksi saja kemudian jual putus kepada distributor, atau jual putus kepada retail, dst. tetapi, ketika teknologi internet mulai digunakan untuk bisnis, beberapa macam efisiensi proses bisnis mulai terjadi karena internet merupakan suatu teknologi yang sangat penting bagi para pihak pengusaha, pihak eksekutif, para investor, dan para pengamat bisnis. seperti halnya perusahaan lain (dell.com, hallmark.com, dll) yang menggunakan fasilitas internet, amazon.com juga berusaha memanfaatkan fasilitas internet yang terus berkembang untuk memotong jalur distributor dan/atau retail. melalui online, mereka bisa meraih pesanan buku target konsumen tanpa harus memiliki inventory/persediaan. berikut ini merupakan strategi yang dilakukan amazon.com dalam memanfaatkan teknologi internet untuk mengembangkan perusahaanya: (1) keberadaan e-mail, amazon.com kemudian memunculkan awareness dan demand target konsumen dengan cara mengirimkan e-mail, ataupun iklan portal yang berisi gambar dan/atau tulisan mengenai informasi produk/jasa yang ditawarkan. gambar 2 iklan amazon.com via e-mail 754 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 748-762  (2) adanya berbagai aplikasi jejaring sosial seperti facebook. amazon.com menggunakan kemampuan social networking dengan jumlah orang member yang sangat banyak dengan pemahaman yang beragam. hal ini memungkin pembeli dapat membuat dan mem-post profil, menciptakan jaringan dengan teman-teman dan keluarga untuk saling berbagi daftar yang menjadi favorit dan yang diinginkan, membuat forum diskusi berdasarkan tags dan kemudian membeli dari link yang ada di facebook mengenai jaringan review buku, untuk itu amazon meluncurkan dua aplikasi di facebook platform, yaitu amazon giver and amazon grapevine yang memungkinkan pengguna facebook untuk melihat dan membeli apa yang teman-teman mereka inginkan melalui amazon wish lists, serta kegiatan yang terjadi di amazon. (3) amazon giver memungkinkan pengguna untuk melihat temanteman mereka di facebook yang ada di amazon wish lists. pelanggan dapat memilih untuk membeli hadiah untuk mereka dari amazon.com melalui aplikasi ini, atau melihat item yang disarankan berdasarkan kepentingan mereka yang telah terdaftar di profil facebook mereka. (4) amazon grapevine memungkinkan pelanggan untuk berbagi apa yang telah ia lakukan di amazon.com dengan teman-teman facebook-nya melalui facebook news feed. strategi e-commerce pada amazon.com amazon.com memungkinkan pelanggan untuk membeli buku dengan mudah dengan berbagai fasilitas, seperti review dan informasi rating dari buku yang bersangkutan, hanya perlu melakukan satu kali klik di mouse untuk membeli buku, dan search engine untuk memudahkan pencarian buku. strategi e-commerce dari amazon.com adalah fokus pada usaha-usaha pengembangan inovasi dengan menciptakan dan memantapkan kemampuan software yang dimiliki dengan cara membeli lisensi atau dengan cara memperoleh teknologi pengembangan aplikasi-aplikasi lain secara komersial jika dibutuhkan. model e-commerce yang dijalankan amazon.com ini adalah menggunakan model business-to-consumer (b2c) di mana transaksi ritel yang dilakukan langsung berhubungan dengan pembeli individual. amazon.com adalah adalah retail site dengan menggunakan sales revenue model, yaitu bagaimana amazon.com juga mengijinkan perusahaan mengiklankan produk mereka dengan membayar produk-produk yang diiklankan. iklan ini menjadi pendapatan iklan untuk amazon.com, membuat amazon.com sebagai bagian dari sales revenue model dan juga bagian dari advertising revenue model. dengan menggunakan subscription revenue model, perusahaan menyediakan servis kepada konsumennya untuk mendapatkan informasi seperti laporan konsumen (customer reports), surat kabar online (online newspaper), dan majalah online (online magazines). dengan menggunakan sales revenue model, perusahaan membuat pendapatan dengan menjual produk, servis ataupun gambar 3 amazon giver gambar 4 amazon grapivine dampak peningkatan kepuasan … (i gusti made karmawan) 755  informasi kepada konsumennya. sales revenue model yang digunakan oleh amazon.com adalah clickand-clik retailers di mana click-and-click retailers adalah perusahaan-perusahaan yang menjual produk mereka lewat website. gambar 5 web amazon aplikasi e-commerce pada amazon.com amazon.com memiliki keunggulan dalam layanan dan teknologi: (1) amazon web services (aws). aws menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menyebarkan aplikasi. aws menyediakan bisnis dan pemilik website dengan kekuatan komputasi besar dengan skala yang mudah untuk peningkatan bisnis, menangani kebutuhan yang paling menuntut aplikasi save, dan memberikan fungsionalitas database yang baik, mudah digunakan dan cukup fleksibel untuk mendukung berbagai aplikasi web. (2) checkout by amazon. manfaat dari pembayaran yang aman dan pengalaman checkout digunakan oleh puluhan jutaan pelanggan di amazon.com. checkout by amazon adalah solusi checkout yang memanfaatkan kemampuan e-commerce amazon dan menawarkan pengalaman bagus, akrab, dan terpercaya. (3) amazon simple pay. seperangkat pembayaran/ satu-satunya produk yang memungkinkan pelanggan untuk menggunakan informasi pembayaran dari rekening amazon pada account website mereka. pelanggan tidak perlu khawatir tentang mendapatkan dan menyimpan informasi pembayaran dan pelanggan dapat menggunakan layanan pembayaran terpercaya dan akrab untuk membayar barang atau jasa mereka. (4) fulfillment by amazon. selama lebih dari satu dekade dan jutaan pesanan dan pelanggan, amazon telah menciptakan salah satu jaringan pemenuhan paling maju di dunia dan bisnis. pelanggan sekarang bisa mendapatkan keuntungan dari keahlian yang dimiliki pelanggan. (5) amazon webstore. amazon webstore menyediakan situs e-commerce bermerek didukung oleh dukungan, seleksi, dan keahlian dari amazon. pelanggan dapat merasa yakin mengetahui bahwa webstore pelanggan akan dibangun dan berjalan ketika terdapat pelanggan lain yang mengunjungi situsnya. lebih baik lagi, webstore mudah untuk diatur dan dilengkapi dengan sejumlah fitur pemasaran yang hebat sehingga pelanggan dapat mulai menjual dalam hitungan menit. (6) amazon advertising services. amazon menyediakan sejumlah pilihan untuk menempatkan iklan barang dan jasa pelanggan di amazon.com dan mengamankan pembayaran untuk barang-barang dan jasa anda. (7) amazon mechanical turk. layanan amazon mechanical turk adalah pasar untuk pekerjaan yang memberikan akses aplikasi program pelanggan untuk kecerdasan manusia. sebagai contoh, ketika pelanggan menambahkan item ke katalog produk, gunakan mechanical turk untuk mengklasifikasikan produk (pakaian, aksesori, sepatu, jaket, blazer, dll) dan menyediakan metadata untuk memungkinkan pencarian yang lebih baik dan penemuan bagi pengguna. 756 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 748-762  proses pembelian di amazon.com berikut ini merupakan cara pelanggan melakukan pembelian barang melalui web amazon.com. langkah pertama, saat membuka website toko buku online yang beralamat di www.amazon.com. pelanggan harus memasukkan sejumlah data diri dan beberapa kata kunci pencarian barang. dengan kata kunci itu, sejumlah produk yang terkait yang mungkin sesuai dengan keinginan pelanggan akan ditampilkan di homepage. jika tidak, pelanggan bisa menulis kata lain yang diharapkan mampu memunculkan sejumlah produk yang sesuai. teknisnya mirip pencarian data melalui google. jika pelanggan sudah login, maka pelanggan bisa melihat sebagian isi produk, seperti daftar isi dan daftar pustaka sebelum memutuskan untuk membeli. harganya juga bervariasi tergantung kondisi produk dari mulai 1 dolar hingga ratusan dolar. (gambar 6) gambar 6 harga barang di amazon.com langkah kedua adalah mengklik tombol ‘memasukkan ke dalam keranjang’. tindakan ini merupakan penunjuk bahwa pelanggan sudah memilih satu produk yang hendak dibeli. produk dan harganya sudah masuk ke daftar calon pembelian. setelah pelanggan sudah pasti dengan barang tersebut (gambar 7) gambar 7 memasukkan ke dalam keranjang langkah ketiga adalah pengiriman. pada halaman ini, pelanggan akan ditanya tentang alamat pengiriman barang tersebut. selain itu, pelanggan juga akan ditanya cara pembayaran yang diinginkan, bisa menggunakan antara lain kartu visa atau mastercard. pelanggan diminta memasukkan nomor kartu dan password-nya (gambar 8) dampak peningkatan kepuasan … (i gusti made karmawan) 757  gambar 8 memasukkan nomor kartu dan password setelah selesai, pelanggan diarahkan ke halaman selanjutnya yang menampilkan seluruh data pembelian produk, termasuk jenis, harga, alamat penerima, dan cara pembayaran. halaman ini merupakan review dari sekian langkah pembelian yang dilakukan sebelum memutuskan membeli. sistem ini memberikan kesempatan untuk para pelanggan berpikir ulang sebelum memutuskan untuk membeli atau tidak. jika tidak ada perubahan pikiran, pelanggan langsung klik tombol ‘meletakkan pesanan’ ini berarti proses jual beli sudah selesai. uniknya, amazon juga masih memberikan kesempatan kepada para pelanggan jika nanti ingin membatalkan pembelian. informasi bagaimana cara membatalkan pesanan dikirim langsung melalui e-mail. di e-mail, pelanggan akan mendapatkan informasi perjalanan barang, kapan dikemas dan kapan akan sampai. amazon juga memberikan nomor kode belanja yang bisa digunakan untuk menelusuri jejak barang yang pelanggan beli termasuk untuk komplain jika barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan (gambar 9). pelanggan juga dapat menambahkan produk yang ingin pelanggan beli (gambar 10) gambar 9 komplain barang gambar 10 menambah barang produk amazon.com berikut ini merupakan produk yang ditawarkan oleh amazon.com (1) amazon booksurge. amazon's booksurge adalah print-on-demand buku bisnis, yang memberikan penerbit kemampuan untuk mendistribusikan bahan meskipun telah memiliki relasi, peritel terkemuka dan distributor. booksurge beroperasi pada april tahun 2005. (2) amazon ebs. amazon elastic block store (ebs) menyediakan blok tingkat volume penyimpanan untuk digunakan dengan amazon ec2. amazon ebs sangat cocok untuk aplikasi yang memerlukan database, sistem file, atau akses ke mentah blok tingkat penyimpanan. diluncurkan ke publik pada 21 agustus 2008. (3) amazon ec2. amazon ec2 (elastic comput cloud) berfungsi menyediakan layanan virtual web server dengan harga yang murah. bersama amazon's virtual penyimpanan produk s3, ec2 bekerja sama untuk menyediakan ruang penyimpanan data. contohnya adalah pownce dan justin.tv yang menggunakan ec2. di sini user 758 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 748-762  hanya membayar sejumlah yang digunakan. contoh setiap jam adalah $ 0,10 dan tidak ada biaya minimum. (4) amazon elastis mapreduce. amazon elastis mapreduce merupakan bagian dari amazon web services (aws). ini adalah layanan web yang memungkinkan perusahaan peneliti, analis data, dan pengembang dengan mudah dan dengan biaya yang efektif untuk memproses data dalam jumlah besar. menggunakan amazon elastis mapreduce, pengguna dapat melakukan aplikasi seperti web indexing, data, analisis file log, mesin pembelajaran, analisis keuangan, simulasi ilmiah, penelitian dan bioinformatics. (5) amazon fresh. amazon fresh adalah layanan pengiriman makanan yang pemesanannya dilakukan secara online. amazon fresh saat ini sangat berkembang di seattle, daerah washington. (6) amazon kindle. diperkenalkan ke publik pada bulan november 2007. kindle adalah sebuah e-reader yang dikembangkan amazon.com. buku, koran, majalah dan blog yang diambil ke perangkat nirkabel amazon secara gratis melalui jaringan evdo (disebut whispernet) dan diterbitkan dalam format eksklusif untuk kindle. (7) amazon kindle 2. amazon's kindle 2 adalah telepon selular e-book reader. dipublikasikan pada 9 februari 2009. produk ini menggunakan teknologi nirkabel 3g. (8) amazon kindle dx. amazon kindle dx merupakan versi dari kindle, yang dirilis pada mei tahun 2009. dx memiliki ukuran layar lebih besar daripada versi kindle sebelumnya. (9) amazon s3. amazon s3 (simple storage service) merupakan layanan penyimpanan online untuk perusahaan-perusahaan pengembang. data dapat disimpan atau diambil melalui antarmuka web sederhana dari komputer mana saja dan dapat dilakukan setiap saat. (10) amazon unbox. amazon unbox internet adalah layanan video, dan hanya tersedia di amerika serikat. (11) amazon video on demand. amazon video on demand adalah layanan video streaming untuk televisi dan film. pada peluncuran di bulan juli tahun 2008, lebih dari 40.000 film dan televisi telah tersedia disini. (12) amazon web services. sejak awal tahun 2006, amazon web services (aws) telah menyediakan semua ukuran perusahaan dengan infrastruktur layanan web platform. hasil dan pembahasan bagi situs e-commerce, jumlah pengunjung cukup penting. meski jumlah pengunjung tidak otomatis berbanding lurus dengan jumlah transaksi. namun, ibarat sebuah warung, jumlah pengunjung akan menjadi daya tarik bagi orang lain untuk mampir. orang cenderung akan mampir ke sebuah warung yang tampaknya ramai dengan asumsi warung itu menjajakan sesuatu yang istimewa. berikut ini akan membahas tentang hasil jumlah pengunjung maupun penjualan yang terjadi di amazon.com. grafik jumlah pengunjung web amazon.com periode nov 2007 & nov-dec 2008 grafik ini adalah grafik pembeli setiap hari yang terakumulasi di amazon untuk tahun 2007. secara khusus, grafik menunjukkan bahwa amazon menangkap pembeli tahun ini lebih daripada tahun sebelumnya berdasarkan pada belanja online yang meningkat di kalangan konsumen pada umumnya, serta promosi dari perusahaan untuk memacu penjualan. berikut ini adalah grafik dari jumlah pengunjung yang mengunjungi web amazon.com: gambar 11 grafik pengunjung amazon.com sumber: (http://blog.compete.com/2008/12/18/amazon-holiday-online-retail-performance/) dampak peningkatan kepuasan … (i gusti made karmawan) 759  jumlah pengunjung dan peningkatan profit di amazon.com tahun 2011 perusahaan riset comscore telah merilis sebuah laporan terkait traffic global pada situs-situs web. seperti dikutip dari situs geekwire pada rabu (17/08), comscore menyatakan situs jual beli amazon.com menempati peringkat pertama dengan jumlah pengunjung paling tinggi di bulan juni, yakni 282 juta. angka ini lebih dari 20 persen dari total jumlah pengguna internet di dunia. berikut adalah data terbaru di tahun 2011: gambar 12 pengunjung bulan juni sumber: (http://the-marketeers.com/archives/amazon-tarik-pengunjung-tertinggi.html) dengan banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke web amazone.com baik itu hanya melihat, membeli, atau memasang iklan, hal ini membuat amazon.com mengalami peningkatan keuntungan berikut adalah data yang penulis dapatkan: gambar 13 peningkatan keuntungan di amazone.com sumber: (http://ycharts.com/analysis/story/amazon_free_shipping_and_low_prices_dont_add_up_to_a_moat) gambar 14 profit margin amazon.com sumber: (http://ycharts.com/analysis/story/amazon_free_shipping_and_low_prices_dont_add_up_to_a_moat) 760 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 748-762  the wall street journal mencatat pengiriman bebas ongkos kirim diambil untuk keuntungan pengecer. journal, mencatat margin amazon menyusut karena free shipping memiliki kemungkinan memainkan peran yang berarti dalam hal ini, meskipun perusahaan belum merincikan biayanya. namun kenyataannya amazon tidak terlalu detail dalam biaya. misalnya, biaya pengiriman bersih biaya pengiriman total dikurangi dengan yang amazon kumpulkan dari pelanggan untuk pengiriman bisa mencapai us$1390000000 pada 2010, naik 63% dari us$ 849.000.000 tahun sebelumnya. total penjualan hanya tumbuh sebesar 40%. sehingga biaya pengiriman bersih sebesar 4% dari penjualan pada tahun 2010, dibandingkan 3,4% pada tahun 2009. tingkat kepuasan pelanggan terhadap amazon dalam perekonomian saat ini kepuasan pelanggan adalah lebih penting daripada sebelumnya konsumen akan pergi ke mana saja ketika mereka merasa puas atas pelayanan, maupun fasilitas yang ia rasakan. tingkat kepuasan seorang pembelanja di inggris mencapai 56% lebih cenderung untuk membeli dari pengecer pada saat mereka sedang mencari barang yang sama dan 69% lebih cenderung untuk merekomendasikan e-retail kepada orang lain. untuk itu, amazon.com juga sangat memperhatikan dari sisi kepuasan pelanggannya baik itu dari segi pelayanan, maupun fasilitas web yang disediakan. berikut ini adalah hasil survei tingkat kepuasan yang penulis dapat dari sumber. gambar 15 survei tingkat kepuasan sumber: (http://www.freedyourmind.com/freed_your_mind/american_customer_satisfaction_index_acsi/ ) setelah kenaikan tahun ke tahun sangat besar dalam kepuasan pelanggan online 2008-2009 (67-71 pada skala 100-poin penelitian), kepuasan dengan 40 atas inggris e-retail tidak hanya berpegangan pada keuntungan yang dicapai tahun lalu, namun peningkatan di titik lain di tahun 2010 menjadi 72. ada kesenjangan 23-poin penting antara skor tertinggi e-retail (amazon.com, 84) dan terendah (ryanair, 61). dalam analisis, dapat dilihat bahwa pengecer terbesar memiliki kepuasan tertinggi. bahkan, kepuasan rata-rata 10 besar e-retail (dalam hal lalu lintas) adalah 77, sedangkan rata-rata kepuasan sisanya adalah 71, kesenjangan enam poin. yang terbaik menjadi lebih baik, sedangkan sisanya jatuh di belakang. kabar baik bagi para pemain yang lebih kecil bahwa pengalaman pelanggan adalah sesuatu yang dapat ditingkatkan. pengecer yang lebih kecil dapat dengan mudah meningkatkan permainan dilapangan dan bersaing dengan peritel besar jika mereka fokus pada peningkatan hal-hal yang paling penting untuk pelanggan mereka. amazon memegang dua tempat teratas. amazon.com mencetak 84, diikuti oleh amazon.co.uk pada 83. satu-satunya e-retail lain yang mencetak di atas 80 adalah play.com di 81. selama bertahuntahun telah menjadi 80 bar untuk situs dengan performa terbaik yang diukur atas. john lewis dan marks & spencer melengkapi 5 teratas dengan skor 78. dampak peningkatan kepuasan … (i gusti made karmawan) 761  simpulan internet, yang mampu menciptakan dunia tanpa batas ini, ternyata juga dapat menjalankan fungsi pasar di mana fungsi tersebut adalah menyediakan tempat bagi penjual dan pembeli untuk bertransaksi. pada pasar internet, kios-kios atau toko-toko tadi diwujudkan secara virtual yang bentuk fisiknya tidak nampak tetapi tetap dapat dikunjungi calon-calon pembelinya (secara virtual pula) dan menjalankan fungsi-fungsi kios atau toko tradisional. keuntungan yang didapat dari penerapan e-commerce pada amazon.com dari segi pelanggan: (1) fungsi seperti pengguna review yang dianggap sebagai atribut yang positif untuk berbagi informasi dan masukan yang dapat membantu mendorong penjualan. (2) keuntungan yang utama ketika pelanggan berbelanja di amazon adalah dalam hal kenyamanan. karena cukup duduk dengan manis di rumah, kantor bahkan warnet lalu browsing di komputer atau laptop pelanggan untuk mencari produk yang diinginkan di amazon dan barang yang pelanggan pesan akan dikirim. (3) di amazon tersedia berbagai macam barang dan produk, dari peralatan rumah tangga, barang elektronik, buku, majalah, dvd, software, peralatan olah raga, airsoftgun, dan lain lain. (4) amazon memberikan berbagai macam pilihan produk dan informasi mengenai produk tersebut, sehingga kita dapat membandingkan baik dari segi harga, kualitas maupun testimonial dari orangorang yang membeli produk tersebut, sebelum memutuskan untuk membeli produk yang kita inginkan. dari segi perusahaan: (1) amazon.com merupakan perusahaan on-line pengecer produk media yang mendidik sekaligus menghibur. (2) penggunaan pasar online menyediakan fasilitas bagi pelanggan untuk menjual barang-barang yang tidak diinginkan, sehingga menjadi point yang berbeda bagi amazon.com untuk bersaing dengan para pengecer lainnya. (3) berhasil membangun ikatan yang kuat dengan pelanggan yang lebih muda sehingga memberikan kesetiaan kepada mereka. (4) pada sepuluh tahun terakhir ini telah mengembangkan basis pelanggan sekitar 30 juta orang, dan sekarang amazon.com telah memiliki memiliki kategori produk yang mencakup elektronik, mainan dan permainan, dan lain-lain. dari segi keuangan: (1) kindle yang pertama kali dirilis bulan november 2007 dengan harga us$399 dan stok pertamanya terjual habis. (2) tahun 2008, penjualan amazon telah mencapai us$4 miliar (sekitar rp34 triliun). (3) tahun 2009, barclays capital memberi rating ‘overweight’ atas saham amazon.com inc, dengan target harga dinaikkan 8%, menjadi us$195 dari us$180. (4) tahun 2011, perusahaan yang berbasis di seattle ini melaporkan laba bersih sebesar us$191 juta atau 41 sen per saham, dibandingkan us$207 juta atau 45 sen per saham pada tahun sebelumnya. (5) pendapatan dari hasil penjualan di tahun 2011 meningkat menjadi us$9,91 miliar, dibandingkan dengan estimasi us$9,38 miliar. kelemahan yang didapat dari penerapan internet bussiness pada amazon.com dari segi pelanggan: (1) kekurangan yang paling utama ketika membeli produk di amazon adalah pelanggan tidak bisa secara langsung melihat secara kasat mata produk yang akan dibeli. dalam artian tidak bisa memegang atau bahkan mencoba produk tersebut sebelum memutuskan untuk membeli. artinya, ketika produk tersebut sampai, bisa saja produk tersebut tidak sesuai dengan harapan, walaupun barang tersebut memang produk yang pelanggan pesan. (2) kekurangan yang lain adalah beberapa seller di amazon tidak menyediakan informasi yang cukup detail dan akurat mengenai produk yang mereka jual. sehingga ketika produk tersebut telah dikirimkan ke pelanggan, produk tersebut tidak sesuai dengan apa yang pelanggan harapkan. (3) membeli suatu produk di amazon akan bisa menjadi lebih mahal jika pelanggan harus membayar ongkos kirim. apalagi jika berat atau beban produk yang pelanggan beli cukup berat, uang yang pelanggan keluarkan untuk membeli produk seharga $20 akan menjadi $50 misalnya, karena pelanggan harus membayar shipping fees + ongkos kirim. 762 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 748-762  dari segi perusahaan: (1) amazon.com tergantung pada penyampaian eksternal perusahaan untuk melaksanakan fungsi pengiriman antarmuka dengan pelanggan yang tak terkendali dapat mengakibatkan tingkat layanan dan potensi masalah biaya meningkat seperti: transportasi, industri dan kenaikan bahan bakar kendaraan meningkat, serta tentang perpajakan. (2) amazon menambahkan kategori baru untuk bisnis, maka risikonya dapat merusak merek. (3) supplier sedikit. (4) resiko inventori-musiman. (5) pelanggaran data rahasia informasi pelanggan. (6) amazon merupakan toko buku nomor satu. toy-r merupakan pengecer nomor satu untuk produk mainan dan permainan. bayangkan jika toy-r mulai menjual buku. hal ini akan merancukan dan membahayakan konsumennya dan juga mereknya. dengan cara yang sama, banyak dari kategori baru, misalnya otomotif, dapat membuktikan terlalu membingungkan bagi pelanggan. daftar pustaka bagus, d. (2010). e-commerse: definisi jenis, tujuan, manfaat dan ancaman menggunakan ecommerce. diakses dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/e-commerse-definisi-jenistujuan.html e-business. (2008). analisa dan prospek e-business. diakses dari http://epolebusiness.wordpress.com/ lorenna, d. (2009). amazon.com. diakses dari http://dianalorennaebusiness.blogspot.com/2009/03/amazoncom.html swa, a. (2011). kisah inovasi amazon. diakses dari http://the-marketeers.com/archives/kisah-inovasiamazon.html turban, e., rainer, r. k., potter, r. e. (2005). introduction to information technology. us: john wiley and sons, inc. wikipedia. (2014). perdagangan elektronik. diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/perdagangan_elektronik microsoft word 12_vini_mariani_si_implementasi aplikasi harga pokok produksi pada ukm-a2t.docx implementasi aplikasi.… (vini mariani; dkk) 121  implementasi aplikasi harga pokok produksi pada ukm vini mariani1; lianawati christian2; henny hendarti3 1, 2, 3 information systems department, school of information systems, binus university jl.kh.syahdan no.9 kemanggisan palmerah jakarta indonesia 1vmariani@binus.edu; 2liana_ch1309@binus.ac.id; 3henny@binus.edu abstract the accuracy of the production cost report is the basis of the control and decision making. production cost affects the selling price of a product. the purpose of the study is to examine the procedures, forms, and reports relating to accounting information system production cost calculation in smes, analyze and design information systems that can support the planning and control of production information system ranging from production planning to report the cost of production by using the weighted average method. the methodology used is the method of data collection, information and interviews. the method of designing the production cost is object oriented and design. program language used is visual basic. implementation of the production cost applications in small and medium enterprises (smes) is to make application of mo estimation recording process and mo rate, cost card standard recording, wip process recording, the quotation letter of raw materials, receipt of goods recording, the working hours card recording, cash expenditures recording, wip transfer unit recording (work in process), the process of the final wip units recording. keywords: application, final production price, implementation, sme abstrak keakuratan laporan harga pokok produksi merupakan dasar dalam pengendalian dan pengambilan keputusan. harga pokok produksi mempengaruhi harga jual suatu produk. tujuan penelitian adalah meneliti terhadap prosedur, formulir, dan laporan yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi perhitungan harga pokok produksi pada ukm, menganalisis dan merancang sistem informasi yang dapat mendukung perencanaan dan pengendalian sistem informasi produksi mulai dari perencanaan produksi sampai dengan laporan harga pokok produksi dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. metodologi yang digunakan adalah metode pengumpulan data, informasi dan wawancara. metode perancangan harga pokok produksi adalah object oriented and design. bahasa program yang digunakan adalah visual basic. implementasi aplikasi harga pokok produksi pada usaha kecil menengah (ukm) membuat aplikasi mengenai proses pencatatan estimasi mo dan mo rate, pencatatan standar cost card, pencatatan wip proses, pembuatan surat permintaan bahan baku, pencatatan penerimaan barang, pencatatan kartu jam kerja, pencatatan pengeluaran kas, pencatatan transfer unit wip (work in process), proses pencatatan unit wip akhir. kata kunci: aplikasi, harga pokok produksi, implementasi, ukm 122   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 121-132  pendahuluan pada bidang produksi, faktor yang perlu mendapat perhatian dan dukungan dalam pengelolaannya dalam upaya mencapai tujuan operasional secara optimal. “production systems are becoming more and more information intensive activities. production management is faced with new challenges which demand an overall information approach to production information systems planning. however, production systems are not all alike. each system presents different information implications for system selection and operation”. (boggs, 1987). aktivitas yang dilakukan pada proses produksi antara lain memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan dan menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap industri. perkembangan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan produksi. dengan berkembangnya teknologi maka kegiatan produksi juga semakin berkembang. demikian pula dengan kegiatan usaha kecil dan menengah, untuk dapat berkompetisi maka peran teknologi juga sangat dibutuhkan. “today, to improve productivity in manufacturing, one has a large variety of improvement programmes at one's disposal. zero defects, value analysis, just-intime, manufacturing lead time reduction are just a few of a long list of potential action programmes”, (meyer dan ferdows, 1990). peran teknologi dalam menunjang kegiatan proses produksi diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas sehingga proses kegiatan produksi menjadi efektif dan efisien. perhitungan harga pokok produksi pada kegiatan produksi merupakan salah satu hal yang sangat penting. keakuratan perhitungan harga pokok produksi menghasilkan laporan harga pokok produksi yang akurat. hal ini merupakan suatu dasar yang sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengambilan keputusan. “argues that a proper costing system is an important part of establishing a productivity measurement and control system and is the basis of effective planning and decision making” (sedgewick, 1992). hal ini disebabkan harga pokok produksi berpengaruh terhadap harga jual suatu produk. dengan perhitungan harga pokok yang tidak akurat menimbulkan ketidakakuratan dalam menentukan harga jual, dan hal ini mempengaruhi ukm dalam bersaing dengan ukm lain yang mempunyai harga jual yang lebih rendah. bila harga pokok produksi dihitung lebih rendah dibandingkan dengan biaya aktual yang terjadi, maka ini akan menimbulkan kerugian bagi ukm. ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian terhadap prosedur, formulir, dan laporan yang digunakan oleh ukm. prosedur, formulir, dan laporan tersebut terkait dengan perhitungan harga pokok produksi, menganalisis dan merancang sistem informasi yang dapat mendukung kegiatan produksi. kegiatan produksi ini dimulai dari perencanaan produksi sampai dengan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan sistem perhitungan biaya produksi berdasarkan proses (process costing) dan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). penelitian ini bertujuan untuk: (1) meneliti terhadap prosedur, formulir, dan laporan yang digunakan oleh ukm terkait dengan perhitungan harga pokok produksi. (2) menganalisis dan merancang sistem informasi mulai dari perencanaan produksi sampai dengan laporan harga pokok produksi. (3) menggunakan sistem perhitungan biaya produksi berdasarkan proses (process costing) dan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method) dalam pembuatan laporan biaya produksi. implementasi aplikasi.… (vini mariani; dkk) 123  definisi informasi informasi seperti darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting dalam organisasi. informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi yang menerimanya. (jogiyanto, 2005). jadi informasi adalah data yang telah diolah dan dapat digunakan oleh pemakai untuk mengambil keputusan. informasi harus dikelola dengan baik agar dapat memberi manfaat yang maksimal. penerapan sistem informasi pada suatu organisasi ditujukan untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh para pengguna informasi dari berbagai tingkatan manajemen. dengan semakin berkembangnya dunia teknologi, sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada sistem informasi berbasis komputer. harapan yang ingin diperoleh dengan penggunaan teknologi maka menghasilkan informasi yang akurat, berkualitas dan tepat waktu. pengertian sistem, informasi dan sistem informasi menurut o’brien (2005), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, berkerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. sedangkan menurut romney dan steinbart (2006), sistem adalah suatu kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling ketergantungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen, function dan interface yang saling terintegerasi dengan menerima input dan menghasilkan output untuk mencapai tujuan. o’brien (2005) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu. menurut romney dan steinbart (2006), informasi adalah data yang telah diorganisasikan dan diproses untuk menyediakan arti bagi pengguna. berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah sehingga memiliki arti bagi pengguna untuk pengambilan keputusan. menurut whitten, bentley dan dittman (2009), “information system an arrangement of people, data, processes, and information technology interact to collect, process, store and provide as output the information needed to support an organization”. jadi, sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan output berupa informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi”. menurut o’brien (2005) “information system is an information can be any organized combination of people, hardware, software, communications network, and data resources that collects, transform and disseminates information in an organization”. jadi, sistem informasi dapat berupa kombinasi dari manusia, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan data yang mengumpulkan, mengolah dan mendistribusikan informasi dalam sebuah organisasi. berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah rangkaian dari manusia, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan data yang dikumpulkan dan didistribusikan kepada pemakai. tujuan dan kegunaan sistem informasi akuntansi menurut romney dan steinbart (2006), kerjasama dari keenam komponen sistem informasi sebagaimana yang telah disebutkan diatas memungkinkan sistem informasi akuntansi untuk memenuhi tiga fungsi bisnis yang penting yaitu: (1) mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas organisasi, sumber daya dan personel. (2) mengubah data menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan sehingga manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, 124   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 121-132  dan mengevaluasi aktivitas, sumber daya, dan personel. (3) menyediakan pengendalian yang memadai untuk melindungi asset organisasi, termasuk datanya, untuk menjamin bahwa asset dan data tersedia ketika dibutuhkan dan datanya akurat dan dapat diandalkan. selain itu romney & steinbart (2006) juga mengemukakan bahwa sebuah sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya dari barang dan jasa, meningkatkan efisiensi, berbagi pengetahuan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari supply chain-nya, meningkatkan struktur pengendalian internal, meningkatkan pembuatan keputusan. siklus hidup dan strategi produk menurut heizer dan render (2006), ada beberapa pilihan stategi saat produk berjalan melintasi siklus hidup produk, yaitu: (1) fase perkenalan: penelitian, pengembangan produk, modifikasi dan perbaikan proses, dan pengembangan pemasok. (2) fase pertumbuhan: desain produk telah mulai stabil, dan diperlukan peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif untuk menampung peningkatan permintaan produk mungkin diperlukan. (3) fase kematangan: pengendalian biaya yang lebih baik, berkurangnya pilihan dan pemotongan lini produk mungkin efektif atau diperlukan untuk meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar. (4) fase penurunan: produk yang hampir mati biasanya produk yang buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial. kecuali jika produk yang hampir mati ini membuat kontribusi yang unik bagi reputasi perusahaan atau lini produknya, atau bisa dijual dengan harga yang tinggi, maka produksi mereka harus dihentikan. pengadaan kebutuhan material sebelum proses produksi dilakukan perlu adanya pengadaan persediaan yang dibutuhkan untuk memproduksi produk. persediaan dapat dibedakan atas beberapa tipe yaitu: (1) supplies (persediaan bahan pembantu), yaitu barang persediaan yang diperlukan dalam proses produksi tetapi bukan merupakan bagian dari produk jadi. (2) komponen, yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian-bagian (parts) yang diperoleh dari perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan dalam pembuatan barang jadi atau barang setengah jadi. (3) raw materials (persediaan bahan mentah), yaitu barang persediaan yang dibeli atau dipasok dari supplier yang akan dijadikan sebagai masukan dalam proses produksi. (4) work in process (persediaan barang dalam proses), yaitu persediaan barang yang merupakan keluaran dari suatu bagian proses produksi, namun masih perlu diolah atau diproses lebih lanjut lagi untuk menjadi produk jadi. (5) finished goods (persediaan barang jadi), yaitu persediaan barang yang sudah diproses dan siap untuk dikirim ke pelanggan. akuntansi biaya “accountants define cost as a resource sacrificed or forgone to achieve a specific objective. a cost (such as direct materials or advertising) is usually measured as the monetary amount that must be paid to acquire goods or services. an actual cost is the cost incurred (a historical or past cost), as distinguished from a budgeted cost, which is a predicted or forecasted cost (a future cost)”. (horngren, 2012) “several factors affect the classification of a cost as direct or indirect: (1) the materiality of the cost in question. the smaller the amount of a cost—that is, the more immaterial the cost is—the less likely that it is economically feasible to trace that cost to a particular cost object. (2) available information-gathering technology. improvements in informationgathering technology make it possible to consider more and more costs as direct costs. (3) design of operations. classifying a cost as direct is easier if a company’s facility is used exclusively for a specific cost object, such as a specific product or a particular customer”. (horngren, 2012) implementasi aplikasi.… (vini mariani; dkk) 125  “a variable cost changes in total in proportion to changes in the related level of total activity or volume. a fixed cost remains unchanged in total for a given time period, despite wide changes in the related level of total activity or volume. costs are defined as variable or fixed with respect to a specific activity and for a given time period”. (horngren, 2012). metode metode pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui: (1) studi pustaka (library research), teori-teori dan informasi yang dikumpulkan merupakan hasil pencarian dari buku-buku, jurnal ilmiah dan literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. (2) penelitian lapangan/ pengumpulan data dan observasi ke lapangan/ke ukm (usaha kecil menengah). (3) wawancara (interview), dilakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan. metode perancangan harga pokok produksi dengan menggunakan object oriented and design (ooad). bahasa program yang digunakan adalah visual basic. tahapan penelitian: adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut: gambar 1tahapan penelitian hasil dan pembahasan hasil penelitian implementasi aplikasi harga pokok produksi pada usaha kecil menengah (ukm) dapat dijelaskan tahapan-tahapan seperti dalam rich picture proses bisnis harga pokok produksi pada ukm, uml diagram, rancangan formulir, rancangan laporan dan rancangan layar di bawah ini. analisis object penelitian industri manufaktur (ukm) menentukan masalah dan usulan masalah merancang sistem informasi harga pokok produksi program aplikasi sistem informasi harga pokok produksi hasil : aplikasi sistem informasi harga pokok produksi 126   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 121-132  rich picture gambar 2 rich picture pencatatan estimasi mo dan mo rate gambar 3 rich picture pencatatan standar cost card gambar 4 rich picture pencatatan wip proses gambar 5 rich picture pembuatan surat permintaan bahan baku gambar 6 rich picture proses pencatatan penerimaan barang gambar 7 rich picture pencatatan kartu jam kerja gambar 8 rich picture pencatatan pengeluarkan kas (biaya manafacturing overhead) implementasi aplikasi.… (vini mariani; dkk) 127  gambar 9 rich picture pencatatan transfer unit wip (work in process) departemen a departemen b 1. membuat 2. membuat laporan wip akhir laporan wip akhir staf cost accounting 3. login result database user database percen 4. mencatat dan menyimpan data unit wip gambar 10 rich picture pencatatan unit wip akhir uml class diagram gambar 11 uml class diagram 128   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 121-132  rancangan formulir gambar 12 rancangan formulir surat keterangan harga bahan baku gambar 13 rancangan formulir surat estimasi overhead gambar 14 rancangan formulir surat permintaan bahan baku gambar 15 rancangan formulir surat pengeluaran bahan baku gambar 16 rancangan formulir rekap kartu jam kerja rancangan laporan gambar 17 rancangan laporan harga pokok produksi departemen 1 gambar 18 rancangan laporan harga pokok produksi departemen 2 implementasi aplikasi.… (vini mariani; dkk) 129  gambar 19 rancangan laporan harga pokok produksi departemen 3 rancangan layar gambar 20 layar awal program gambar 22 layar login gambar 21 layar input profile gambar 23 layar user gambar 24 layar input user 130   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 121-132  gambar 25 layar entry departement gambar 26 layar chart of account gambar 27 layar manufacture overhead gambar 28 layar direct labor gambar 29 layar raw material gambar 30 layar jurnal transaksi implementasi aplikasi.… (vini mariani; dkk) 131  gambar 31 layar jurnal transaksi gambar 32 layar laporan harga pokok produksi database database yang dihasilkan dari penelitian ini adalah: (1) coa (cart of account). (2) departemen. (3) tenaga kerja langsung (direct labor). (3) tarif manufacturing overhead. (4) master produk. (5) master bahan baku. (6) estimasi manufacturing overhead. (7) actual overhead pabrik. (8) master profile. (9) master user. (6) tr_spbb simpulan berdasarkan hasil penelitian, maka ukm perlu melakukan pencatatan dan perhitungan biayabiaya dan membuat laporan harga pokok produksi. ukm perlu mengklasifikasikan biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksinya sesuai dengan komponen biaya produksi dan memantau komponenkomponen biaya produksi yang terjadi, sehingga mereka tidak mengetahui adanya peningkatan biayabiaya yang terjadi. ukm belum memiliki laporan varians yang merupakan laporan akan selisih dari biaya aktual yang terjadi dengan anggaran biaya yang telah ditetapkan. sebaiknya ukm menggunakan aplikasi yang terkomputerisasi terkait proses produksi sehingga laporan harga pokok produksi yang dihasilkan akan lebih akurat. ukm juga diharapkan dapat memperhatikan pengklasifikasian unsur-unsur biaya yang terjadi dalam proses produksinya. ukm yang bergerak di bidang mass production dengan adanya sistem yang terkomputerisasi dapat melakukan perhitungan biaya produksi dengan cepat dan efisien. perlu adanya pengendalian biaya oleh manajemen dengan menyelidiki deviasi (perbedaan) pelaksanaan standar yang besar dan kemudian mengambil tindakan koreksi. daftar pustaka boggs, r. a. (1987) implications of formal production information system for production management, 08(4), international journal of operations & production management. heizer, j., render, b. (2006). operations management jilid 1. terjemahan setyoningsih d & almahdy i. jakarta: salemba empat horngren, c. t., datar, s. m., rajan, m. v. (2012). cost accounting a managerial emphasis. new york: prentice hall. jogiyanto, h. m. (2005)  analisis dan desain sistem informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktik aplikasi bisnis. yogyakarta: penerbit andi. 132   comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 121-132  meyer, a. d., ferdows, k. (1990). influence of manufacturing improvement programmes on performance, 10(2). international journal of operations & production management. o’brien, j. a.. (2005). pengantar sistem informasi: perspektif bisnis dan manajerial. (edisi ke-12). terjemahan. jakarta: salemba empat. romney, m. b., steinbart, p. j. (2006). accounting information systems. (10 th edition). pearson prentice hall sedgewick, d. (1992). productivity control. work study journal 41(7): 8-10. whitten, j., bentley, l., dittman, k. (2009). system analysis and design method. (7th edition). boston: mcgraw-hill microsoft word 20.ars_ riva t memaknai studi pergerakan matahari dalam arsitektur-ok.doc 928 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 928-936 memaknai studi pergerakan matahari dalam perancangan arsitektur: kajian beberapa aplikasi komputer mengenai studi matahari riva tomasowa architecture department, faculty of engineering, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 rivatomasowa@binus.ac.id abstract investigating and rethinking process in academic world influenced the architectural design culture. affordable supporting digital tools lead the unlimited exploration into new ideas and possibilities. heliodon is one of the tools to represent the sun mobility that helps analyze architectural form finding process. the sun evolution and revolution are mapped into a computerized framework. with this framework, vendors and research group can develope its capability to create a powerful exploration tool. this opportunity gives a redefined meaning of the design process where all information is exchanged digitally. this study discusses some applications such as google sketch up, rhino ceros with its grasshopper plug-in, and graphisoft archicad which record physical data of climatic factors, the aim of this paper is to describe how sun study in digital tools redefines the architectural design process. keywords: heliodon, sun study; redefnition, sketch up, rhino, archicad. abstrak dalam dunia akademik, pencarian dan pemikiran kembali proses perancangan memberikan pergeseran dalam budaya berarsitektur. perangkat digital yang terjangkau dan menyokong proses pembelajaran, membuka kesempatan yang tak terbatas pada ide dan eksplorasinya. heliodon merupakan alat bantu reka ulang pergerakan matahari yang membantu menganalisis dalam membentuk wujud arsitektur. kerangka kerja pergerakan matahari yang diterapkan pada heliodon ini dapat dipetakan dan dikomputasikan. kesempatan ini membuat beberapa vendor dan kelompok riset mencermati sun study pada aplikasi komputer sebagai alat bantu yang mumpuni. eksplorasi ini memberikan pemaknaan ulang dalam proses perancangan arsitektur, di mana informasi diolah dan dimanfaatkan ulang secara digital. dalam penulisan ini akan diulas beberapa aplikasi yang merekam data fisik faktor-faktor iklim, dari yang sederhana hingga komprehensif, yaitu google sketch up, rhino ceros dengan plug-in grasshopper-nya, dan graphisoft archicad. tujuan pembahasan tulisan adalah pemaknaan ulang pergerakan matahari dalam aplikasi komputer sebagai alat bantu perancangan arsitektur. kata kunci: heliodon, sun study, reka ulang, sketch up, rhino, archicad. memaknai studi pergerakan… (riva tomasowa) 929 pendahuluan dalam perancangan arsitektur, kondisi-kondisi iklim perlu diperhatikan untuk mencapai keamanan, keselamatan, kenyamanan dan kesehatan dari bangunan dan penghuninya. beberapa faktornya antara lain menurut lippsmeier (1997) adalah: radiasi matahari; temperatur; kelembaban udara; prespitasi; arah dan gaya angin; serta awan. semua faktor perlu didata secara fisikal untuk mengetahui konteks iklim yang spesifik. di era teknologi informasi ini, data tersebut dapat direkam dan diolah secara digital. adapun aplikasi-aplikasi yang spesifik tersebut, mampu mengolah data tersebut menjadi informasi yang berguna bagi arsitek dalam membantu memecahkan masalah dan memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. dalam penulisan ini akan diulas beberapa aplikasi yang merekam data fisik faktor-faktor iklim, dari yang sederhana hingga komprehensif. aplikasi tersebut adalah google sketch up yang mewakili area traditional caad. kemudian rhino ceros dengan plug-in grasshopper-nya yang mewakili area parametric caad; dan graphisoft archicad yang mewakili ranah building information modelling. ketiga software ini memiliki intelegensia yang berbeda satu sama lain, masing-masing secara berurutan dari kelas less-intelegence hingga yang terakhir yang mostintelegence. namun ketiga aplikasi ini memiliki keterbukaan yang disediakan oleh vendor pada peruntukan pendidikan. keterbukaan tersebut antara lain kesempatan memperoleh aplikasi secara bebas; kemudian, keterbukaan terhadap eksplorasi sistem aplikasi serta pengembangannya. tujuannya adalah memberikan gambaran dan pemaparan akan kemampuan komputasi dalam membantu menganalisis dan simulasi perancangan arsitektur dan memberikan kesempatan yang berlanjut dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang arsitektur. konteks dalam perancangan arsitektur sangat erat dengan aspek tapak, fungsi dan budaya. fokus pada konteks tapak, tapak memberikan kontribusi pada konsekuensi bentuk pada perancangan arsitektur. aspek tapak memiliki beberapa subaspek, antara lain: peraturan tata kota, nilai-nilai lingkungan, kondisi tapak, iklim dan posisi ruang, serta topologi bangunan sekitar lokasi (sutedjo, 1985). beberapa dari sub-subaspek diatas, sudah terekam dalam bentuk digital. seperti pertaturan bangunan sudah dapat diakses secara digital melalui portal-portal pemerintah. kondisi tapak sudah terekam dan terpetakan dalam bentuk caad 2d maupun 3d beserta kontur tapaknya. catatan iklim, rata-rata keadaan cuaca juga sudah terekam dalam satuan berkas yang dapat diakses secara terbuka. begitu juga posisi absolut tapak pada koordinat garis lintang (lalitude) dan garis bujur (longitude). koordinat geografis inilah yang menjadi data sentral dalam tulisan kali ini. koordinat garis lintang dan garis bujur merupakan kunci akses posisi tapak dalam membuka akses beberapa informasi yang telah dikomputasikan oleh ketiga software tersebut yang menjadi alat bantu. lokasi geografi ini kemudian disimulasikan seiring parameter waktu. metode studi ini menggunakan pendekatan tinjauan pustaka seputar pergerakan matahari serta beberapa software seperti sketch up, rhino, archicad. 930 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 928-936 hasil dan pembahasan rotasi dan evolusi matahari rotasi matahari di daerah equator, bergerak dari timur ke barat, terbit sampai terbenam melintas sekitar zenith. teori heliosentris galileo galilei ini memetakan pergerakan bumi terhadap matahari. dalam perkembanganya, pergerakan matahari dikerangkakan dalam suatu lintasan yang mengorbit, dikomputasikan. pergerakan dari perhitungan yang konstan ini memang di gambarkan begitu sempurna, tanpa ada energi yang berubah. namun pendekatan ini cukup membantu analisis dari simulasinya. koordinat pada software dengan menjelajahi waktu secara bebas dan melihat gambaran besar pergerakan matahari dalam simulasi komputer, memberikan kontribusi kepada arsitek akan konteks tempat. geographical information system (gis) memanipulasi data geo-lokasi menjadi informasi spasial, yang mampu membawa dunia dan lingkungan, ke dalam jangkauan pandangan selebar monitor. data awal yang diperlukan adalah koordinat garis bujur dan garis lintang. dengan adanya satelit, sebuah posisi bisa dipindai secara nirkabel. namun pada aplikasi perancangan arsitektur, perlu adanya masukan data secara manual sebab lokasi proses perancangan dan obyek berbeda. pada heliodon, proses manual, memakan waktu lebih lama dan kurang akurat. proses ini membuat aplikasi komputer unggul dalam hal ketepatan dan kekiniannya terhadap informasi yang aktual. masukan data diunggah ke server dan diunduh kembali ke komputer klien sebagai informasi yang siap dipergunakan. penerapan aplikasi arsitektur untuk simulasi, menurut becker (2007) dikatakan bersahabat dengan penggunanya apabila memenuhi kriteria: kecepatan, sintesa dan kejelasan. dalam hal ini, simulasi matahari harus dapat dijelajahi secara bebas. sketchup, rhino3d dengan grasshopper dan archicad membutuhkan data yang membuatnya terkerangka dengan fitur sun study. berikut adalah pembahasannya: sketchup geo-lokasi pada sketchup terkoneksi dengan server google maps. walaupun tanpa koneksi internet, fitur ini tetap dapat di gunakan dengan memasukan koordinat geografi pada mode manual (gambar 1). seperti pada contoh lokasi adalah koordinat kampus anggrek, bina nusantara university, jakarta. a. b. gambar 1. (a) kotak dialog model info menyimpan definisi data lokasi secara akurat berdasarkan geo-lokasi. (b) menu insert manual memungkinkan untuk mengubah posisi. memaknai studi pergerakan… (riva tomasowa) 931 kemudian kebebasan penjelajahan waktu disediakan dengan alat lain yaitu shadow settings (gambar 2), yang mengatur pergerakan matahari. dengan alat bantu ini, rancangan digital dapat merasakan simulasi pergerakan matahari sehingga analisis terhadap orientasi, penetrasi matahari, dan pembayangan dapat tergambar. gambar 2. shadow settings menyatakan pembayangan dari simulasi pergerakan matahari secara terukur. informasi ini merupakan informasi yang sukar didapatkan dengan sketsa analog, berikut dengan simulasinya. akurasi dan kemudahan ini memberikan nilai baru dalam budaya berproses arsitektur. rhino3d rhino3d yang dikembangkan mcneel, merupakan aplikasi sketsa digital yang memberikan kebebasan bentuk dengan komposisinya secara terarah. grasshopper menambahkan kemapuan rhino3d sebagai script-driven modelling. ted ngai, memetakan pergerakan matahari pada grasshopper untuk project incident solar | day, yang merupakan riset lanjutan (gambar 3). dalam kerangka grasshopper proyek ini kembali informasi geografi menjadi sentral. ngai menambahkan fitur ekspresi warna sebagai simulasi konsentrasi radiasi panas, walau pada tahap ini simulasi ini belum dikembangkan menjadi suatu laporan yang terukur. incident solar | day memberikan penjelajahan waktu akan pergerakan matahari. visualisasi yang ditampilkan memberikan kendali penuh dalam menyimak sun study pada obyek rancangan yang berada di tengah-tengahnya. dalam prakteknya, simulasi 3d ini memberikan informasi lebih pada arsitek yang dapat dikembangkan menjadi atraktor penentu bentuk, performative design. a. b. gambar 4. (a) formulasi heliodon grasshopper di balik rhino3d oleh ted ngai. (b) input informasi dalam formulasi incedent solar | day, ted ngai. 932 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 928-936 archicad dalam virtual building, archicad, project location merupakan fitur untuk mendeskrisikan posisi. seperti pada gambar 6, data longitude, latitude dan altitude diperlukan; dan data ini dapat diperoleh melalui google maps dengan mudah dan terbuka. a. b. gambar 3. (a) sun settings memosisikan matahari pada waktu tertentu. (b) archicad project location, menentukan posisi tapak pada koordinat geografi. simulasi, analisis, dan animasi beckers (2009) menyatakan pentingnya melakukan simulasi iklim pada pemodelan setiap proyek, dengan begitu pengetahuan akan keadaan atmosfir dan karakteristik langit pada tapak tersebut dapat di analisis. pemodelan, dalam proses pencaharian bentuk, perlu dirancang secara mendetil dalam model 3d dan juga dapat di sederhanakan sesuai kebutuhan aspek fisik sketchup dan rhino3d mampu menyketsa sampai tingkat definisi bentuk yang detil, hanya saja, kemampuan untuk menyederhanakan diri dalam konteks yang besar, belum dapat bekerja secara baik. berbeda dengan archicad yang sudah memiliki intelegensia objek, yang mampu menyederhanakan bentuk yang sama pada skala yang berbeda. animasi, mampu merangkum semua segmen-segmen menjadi sekuen yang informatif. archicad memiliki fitur ini, cukup untuk memperlihatkan simulasi sun study tersebut. dengan fitur yang yang bersahabat dengan pengguna, kembali mampu memberdayakan komputer sebagai alat bantu analisis yang cukup handal bagi para arsitek. informasi untuk perancangan arsitektur lokasi mendapatkan akses satelit dari data koordinat geografi merupakan informasi yang berharga. secara jelas gambaran tapak yang tervisualisasi, mudah dikenali. melalui gambar satelit ini juga dapat dianalisis keadaan lingkungan sekitar, walau google maps tidak menyediakan imaji terkini. namun informasi seperti topografi, vegetasi masih dapat di ekstraksi. menurut beckers (2009), informasi latitude memiliki peranan sangat penting dalam mempengaruhi konsekuensi bentuk pada perancangan arsitektur. pada archicad, bila terhubung dengan server, informasi iklim seperti suhu udara, kecepatan angin dan radiasi matahari dapat diakses, melaui ecodesigner sebagai alat bantu analisis energi. dengan teknologi internet sekarang ini, informasi seperti ini mudah didapatkan secara bebas dan terbuka dan mobile. memaknai studi pergerakan… (riva tomasowa) 933 orientasi seperti terlihat pada gambar 4, posisi lokasi dan orientasinya terhadap arah mata angin mudah dikenali. gambaran ini sudah memberikan informasi terhadap orientasi yang menjadi bahan pertimbangan arsitek terhadap obyek rancangannya. dengan adanya sun study, posisi matahari terkerangkakan, dan model 3d dapat merasakan radiasi dan pembayangan dari simulasi ini. gambar 4. fitur add location pada sketchup mengunakan foto satelit. terlampir adalah lokasi binus university. orientasi bangunan yang tepat, dapat memberikan performa bangunan yang baik, dengan pemecahan perancangan menggunakan teritisan yang proporsional terhadap orientasi, iklim dan program ruang (lam, 1986). aplikasi-aplikasi seperti sketchup, rhino3d dan archicad memberikan kebebasan dalam perubahan perancangan sebagai konsekuensi analisis. aplikasi-aplikasi tersebut memanjakan arsitek dalam dinamika pencaharian bentuk. kemudahan memperoleh informasi ini, memperbaiki teori yang mungkin tertanam semasa pendidikan arsitektur, bahwa setiap regional daerah memiliki orientasi terbaik dalam mengomposisikan bentuk bangunan. semisal di daerah tropis, pulau jawa, orientasi bangunan diprediksikan terbaik adalah utara – selatan. dengan adanya konteks tapak yang akurat, studi pergerakan matahari dapat meredefinisi ulang konsep diatas, menjadi lebih kontektual. konsep “heat gain” fitur warna intesitas radiasi yang di buat ngai, memberikan gambaran simulasi penyerapan radiasi matahari pada permukaan obyek (gambar 5). simulasi heat gain memberikan pengertian bagi arsitek untuk memperbaiki kembali rancangannya, agar lebih sangkil dan tanggap. rancangan bentuk dapat didefinisi ulang setelah diketahui pengalaman matahari yang akan diterimanya. menghindari ekspos matahari siang dan khususnya musim kemarau akan mengurangi dampak heat gain (crc, 2011). dengan menggunakan sun study, dan mengolah ulang data iklim setempat untuk mendapatkan alokasi waktu musim-musim, arsitek mendapatkan gambaran tentang orientasi matahari yang kritis bagi rancangannya. 934 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 928-936 gambar 5. ted ngai merancang formula grasshopper sehingga mampu menyimulasikan tingkat pemanasan radiasi matahari pada permukaan bangunan. kulit bangunan setelah mengetahui pengalaman matahari yang akan dialami oleh obyek arsitektur, pemutahiran yang mengadaptasi pengalaman ini dapat berjalan secara sintetik (beckers, 2007). pemodelan kulit bangunan, mengadaptasi informasi dari orientasi dan heat gain yang di gambarkan, direktifikasi menuju bentukan yang optimal, yang mengendalikan iklim mikro. proses ini yang seharusnya menjadi fokus dalam proses perancangan yang menghasilkan rancangan yang beradaptasi dengan konteks lingkungannya. mirip dengan cairns, jakarta yang berada di bawah garis equator, mendapatkan radiasi matahari terlama di daerah utara, akan tetapi musim panas di cairns, matahari terendah berada di selatan (crc, 2011). mengetahui informasi tentang pergerakan musim-musim pada tapak adalah sebuah nilai tambah dalam memberikan penilaian terhadap kenyamanan suhu udara. dengan mengetahui posisi-posisi kritis dan waktu-waktunya, kulit bangunan dapat dirancang dengan memosisikan bentuk, teritisan dan material yang adaptif. pembayangan pada konteks iklim tropis, penetrasi radiasi matahari kedalam bangunan adalah hal yang paling dihindari. radiasi yang masuk akan meningkatkan suhu udara di dalam ruangan. pembayangan mampu mendinginkan struktur yang telah teradiasi beberapa lama. dengan pembayangan juga, artikulasi bentuk arsitektur lebih memiliki ekspresi, berwujud. maka dari itu ekspresi bangunan tropis lebih mengungkapkan penolakan terhadap sinar matahari langsung. setiap bukaan-bukaan, pada iklim tropis, selayaknya mendapat perlindungan dari penetrasi panas matahari. berikut ini beberapa tampilan tiap jam pembayangan dengan animasi matahari dalam sketchup (gambar 6). di sisi lain, terang cahaya langit sangat potensial dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan alami. dengan simulasi sun study ini, pencaharian bentuk dan orientasi dapat di analisis. shading devices dirancang berdasarkan prediksi sudut datang cahaya matahari. sudut altitude matahari berkisar antara 22.50 sampai 450 pada kisaran jam kerja, diberagam latitude, maka dari itu teritis horisontal sangat efektif mengantisipasinya (lam, 1986). dengan visualisai yang jelas terekam pada sun study, arsitek diberi kesempatan dalam merancang dan menentukan bentukan shading yang optimal. memaknai studi pergerakan… (riva tomasowa) 935 gambar 6. segmen-segmen tiap jam pembayangan dengan animasi matahari dalam sketchup kemangkusan shading device bergantung kepada bukaan yang ada pada bangunan pada waktu pendinginannya (mehrotra, 2005). bentuk teritis ini jangan sampai menutupi penetrasi cahaya matahari yang masuk di waktu-waktu produktif dan pada ruang-ruang yang memerlukan intensitas cahaya yang cukup tanpa harus meningkatkan beban pencahayaan buatan. maka dari itu investigasi horisontal shadow angle (hsa) dan vertical shadow angle (vsa) sangat penting untuk di identifikasi sejak awal. sun study pada aplikasi sketchup, rhino3d dan archicad ini memungkinkan investigasi ini dapat dilakukan dengan cara yang praktis. penutup gambaran yang diberikan dalam tulisan ini memaknai beberapa kebaikan sun study pada aplikasi-aplikasi perancangan arsitektur. pergerakan matahari yang sudah dikerangkakan oleh aplikasi tersebut, membantu para arsitek dalam menganalisis dengan beberapa fitur yang siap pakai dan juga terbuka untuk dikembangkan. kesempatan-kesempatan ini mampu mendefinisikan ulang proses peracangan arsitektur dari analog ke perancangan arsitektur berbasis digital. 936 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 928-936 keterbukaan dan kemudahan dalam cara mendapatkan data, merupakan nilai baru dalam metoda pencaharian bentuk. formulasi fisika bangunan dapat dikerangkakan dan menjadi alat bantu siap pakai pada analisis. keterbukaan dan kemudahan berikutnya nyata dalam riset dan pengembangan yang disokong oleh vendor-vendor yang membuka kesempatan bebas kepada dunia pendidikan. alhasil, pemutahiran proses perancangan arsitektur yang berbasis riset dapat dimulai pada proses perangangan awal, dan juga perlu dibudayakan dari tingkat pendidikan dasar perancangan arsitektur. daftar pustaka beckers, b. (2007). geometrical interpretation of sky light in architecture projects. retrieved july 11th, 2012, from http://www.heliodon.net/downloads/beckers_2007_helio_001_en.pdf. beckers, b. & rodriguez, d. (2009). helping architects to design their personal daylight. wseas transactions on environment and development, 5 (7), 467-477. cairns regional council. (2011). sustainable tropical building design: guidelines for commercial buildings. cairns, queensland, australia: cairns regional council. lippsmeier, g. (1997). bangunan tropis. . jakarta: penerbit erlagga. mehrotra, m. (2005). solar control devices; balance between thermal performance and daylight. international conference “passive and low energy cooling for the built environment, 991995. sutedjo, s (1980). proses perancangan yang sistematis (2nd ed.). jakarta: penerbit djambatan. perancangan program aplikasi optimalisasi perencanaan produksi dengan metode goal programming program aplikasi optimalisasi perencanaan produksi dengan metode goal programming (kasus cv. g) zahedi1; i wayan aditya eka putera2 1, 2 jurusan matematika dan statistik, fakultas sains dan teknologi, universitas bina nusantara, jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 zahedizahedi@binus.ac.id; wayan_aditya@yahoo.co.id abstract indonesia today is still a state agrarian. thus agriculture in indonesia always get more attention by the government. many government programs are rolled out to support the agricultural development of indonesia, and one of them is the fertilizer subsidy to farmers indonesia. fertilizer itself is very useful to nourish the soil and provide vitamins to the plants, thus increasing the amount of production generated. therefore it is necessary fertilizer for agriculture in indonesia. cv. g company is one of the companies that produce fertilizer. fertilizer produced by this company is an organic fertilizer and inorganic fertilizer. problems faced by these companies are in planning the production of fertilizer produced. companies want to optimize the amount of production of each fertilizer, maximize revenues, minimize production costs, and simultaneously optimize the working hours of employees. to meet these objectives, this research created program package using goal programming methods. goal programming method can provide an effective solution / equilibrium toward the goals set, and the calculation will be assisted by using the simplex method that has been modified. this method is an extension of linear programming, linear programming which can only solve problems with a single goal while the goal programming to solve problems with multiple objectives. keywords: goal programming, optimization, linear programming, production planning abstrak indonesia sampai saat ini masih menjadi negara agraris. maka dari itu pertanian di indonesia selalu memperoleh perhatian lebih oleh pemerintah. banyak program dari pemerintah yang digulirkan untuk mendukung kemajuan pertanian indonesia, dan salah satunya adalah subsidi pupuk untuk petani-petani indonesia. pupuk sendiri sangatlah berguna untuk menyuburkan tanah serta memberikan vitamin kepada tanaman, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi yang dihasilkan. maka dari itu pupuk sangatlah diperlukan bagi pertanian di indonesia. cv. g merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi pupuk. pupuk yang diproduksi oleh perusahaan ini adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah didalam perencanaan produksi pupuk yang dihasilkan. perusahaan ingin mengoptimalkan jumlah produksi masing-masing pupuk, memaksimalkan pendapatan, meminimalkan biaya produksi, dan sekaligus mengoptimalkan jam kerja karyawan. untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan tersebut, dirancang suatu paket program dengan menggunakan metode goal programming. metode goal programming mampu memberikan solusi yang efektif / setimbang terhadap tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan dalam perhitungannya akan dibantu dengan menggunakan metode simpleks yang telah dimodifikasi. metode ini merupakan perluasan dari linear programming, di mana linear programming hanya mampu memecahkan masalah dengan tujuan tunggal sedangkan goal programming mampu memecahkan masalah dengan tujuan berganda. kata kunci: goal programming, optimalisasi, linear programming, perencanaan produksi comtech vol.1 no.1 juni 2010: 100-111 100 mailto:zahedizahedi@binus.ac.id mailto:wayan_aditya@yahoo.co.id pendahuluan indonesia sampai saat ini masihlah menjadi negara agraris. maka dari itu pertanian di indonesia selalu memperoleh perhatian lebih oleh pemerintah. banyak program dari pemerintah yang digulirkan untuk mendukung kemajuan pertanian indonesia, dan salah satunya adalah subsidi pupuk untuk petani-petani indonesia. pupuk sendiri sangatlah berguna untuk menyuburkan tanah serta memberikan vitamin kepada tanaman, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi yang dihasilkan. maka dari itu pupuk sangatlah diperlukan bagi pertanian di indonesia. berdasarkan data dari badan pertanian luas perkebunan di indonesia sekitar 15 juta hectare di tahun 2002. oleh karena itu untuk dapat mengelola tanah perkebunan dengan baik serta agar dapat memperoleh hasil yang maksimal maka pupuk sangatlah diperlukan. data proyeksi kebutuhan pupuk perkebunan di tahun 2010 menurut direktorat jenderal perkebunan adalah pupuk urea sejumlah 2.560.214 ton, superphos sejumlah 1.745.060 ton, za sejumlah 350.966, npk sejumlah 5.809.476 ton, kcl sejumlah 2.060.791 ton dan organik sejumlah 1.489.796 ton. melihat adanya peluang tersebut, maka banyak perusahaan yang bermunculan yang bergerak dibidang pembuatan pupuk. oleh karena itu persaingan pun menjadi lebih ketat. untuk dapat bertahan dari persaingan ini maka setiap keputusan yang diambil sangatlah berpengaruh besar didalam kehidupan suatu perusahaan. maka dari itu didalam suatu perusahaan perencanaan produksi sangatlah berperan penting. perencanaan produksi sendiri dapat dibagi menjadi 3 elemen, yaitu konsumen, produk, dan proses manufaktur/produksi. elemen konsumen disini yaitu target pasar yang akan menjadi sasaran. elemen produk adalah kualitas serta keunggulan dari produk yang dihasilkan. elemen manufaktur/produksi adalah pembuatan suatu produk dengan jumlah yang tepat dan meminimalisasi biaya produksi yang ada. cv. g merupakan perusahaan yang baru berdiri yang bergerak di bidang pembuatan pupuk. perusahaan ini berdiri pada 2007 di atas lahan seluas lebih kurang dua hektare. pupuk yang diproduksi oleh perusahaan ini ada dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. pupuk ini dibuat melalui mesinmesin yang memang khusus dirancang untuk pembuatan pupuk untuk dapat menghasilkan kualitas pupuk yang lebih homogen dan dapat memproduksi pupuk dalam jumlah besar. perusahaan ini didalam perkembangannya memerlukan perencanaan produksi yang tepat agar perusahaan ini dapat memaksimalkan pendapatan penjualan, meminimalkan biaya produksi, dan memaksimalkan jumlah produksi. untuk dapat menganalisa dan membuat solusi dari permasalahan tersebut maka dapat digunakan metode goal programming. dengan metode goal programming, maka tujuan tersebut akan dapat dibuat formulasinya dan mampu memberikan hasil yang efisien. metode penelitian perencanaan produksi perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan datang. perencanaan produksi merupakan bagian dari perencanaan operasional di dalam perusahaan. dalam penyusunan perencanaan produksi, hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya optimasi produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi tersebut. perencanaan produksi juga dapat didefinisikan sebagai proses untuk memproduksi barangbarang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan atau dijadwalkan melalui program aplikasi optimalisasi...... (zahedi; i wayan aditya eka putera) 101 pengorganisasian sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. perencanaan produksi menuntut penaksir atas permintaan produk atau jasa yang diharapkan akan disediakan perusahaan di masa yang akan datang. dengan demikian, peramalan merupakan bagian integral dari perencanaan produksi. penelitian terkait dauzere-peres, et al. (2000) menyelesaikan problem perencanaan produksi yang memperhatikan kedatangan bahan baku koninu. penelitian ini menamakan problem ini sebagai problem perencanaan produksi kontinu. problem diselesaikan dengan menemukan laju produksi optimal. linear programming digunakan untuk menyelesaikan problem ini. ching and zhou (1996) membahas model produksi satu mesin dengan memperhatikan persediaan. model yang dikembangkan menggunakan goal programming dengan tujuan menemukan optimal hedging point untuk mesin produksi. huang et al. (1996) memperhatikan strategi persediaan dan peningkatan produksi, tujuan dari penelitian adalah keseimbangan persediaan, menaikkan produksi, dan mengurangi backlogged demand. perkins dan srikant (1996) mengembangkan model fluid-flow untuk system produksi untuk meminimasi persediaan dan memaksimalkan produksi dan meminimasi shortfall costs dengan goal programming. penelitian ini akan merancang model optimisasi produksi dengan menggunakan goal programming dengan tujuan memaksimalkan pendapatan penjualan, meminimalkan biaya produksi, dan memaksimalkan jumlah produksi. goal programming goal programming adalah suatu metode yang dikembangkan dari linear programming, di mana pada linear programming masalah yang dapat diselesaikan hanya memiliki satu tujuan /goal. namun pada kenyataannya dikehidupan sehari-hari masalah yang dihadapi tidaklah hanya satu namun bisa lebih dari satu dan memiliki banyak goal. oleh karena itu metode goal programming ini dapat digunakan untuk masalah-masalah yang memiliki banyak goal. hasil dari metode ini adalah solusi yang efisien (efficient solution) karena hasil yang diperoleh bisa jadi tidak optimal terhadap semua masalah yang ada. metode goal programming sendiri dikembangkan oleh a. charnes dan w.m. cooper. karena metode goal programming merupakan perluasan dari model pemrograman linear, maka seluruh asumsi, notasi, formulasi model matematis, prosedur perumusan model dan penyelesaiannya tidaklah jauh berbeda. perbedaan hanya terletak pada kehadiran sepasang variabel deviasional yang akan muncul di fungsi tujuan dan di fungsi-fungsi kendala. variabel deviasional berfungsi untuk menampung penyimpangan atau deviasi yang akan terjadi pada nilai ruas kiri suatu persamaan kendala terhadap nilai ruas kanannya. agar deviasi itu minimum, artinya nilai ruas kiri suatu persamaan kendala sebisa mungkin mendekati nilai ruas kanannya maka variabel deviasional itu harus diminimumkan di dalam fungsi tujuan. pada goal programming kendala-kendala merupakan sarana untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai. sasaran-sasaran, dalam hal ini, dinyatakan sebagai nilai konstan pada ruas kanan kendala. sebagai contoh, sasaran laba, anggaran yang tersedia, resiko investasi, dan lain-lain. mewujudkan suatu sasaran, dengan demikian, berarti mengusahakan agar nilai ruas kiri suatu persamaan kendala sama dengan nilai ruas kanannya. itulah sebabnya kendala-kendala di dalam motode goal programming selalu berupa persamaan dan dinamakan kendala sasaran. di samping itu, keberadaan sebuah kendala sasaran selalu ditandai oleh kehadiran variabel deviasional sehingga setap kendala sasaran pasti memiliki variabel deviasional. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 100-111 102 pemodelan goal programming konsep dari goal programming adalah adanya variabel deviasional. variabel deviasional sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut. pertama, variabel deviasional untuk menampung deviasi yang berada di bawah sasaran yang dikehendaki. sasaran itu tercermin pada nilai ruas kanan suatu kendala sasaran. dengan kata lain, variabel deviasional ini berfungsi untuk menampung deviasi negatif. notasi db digunakan untuk menandai jenis variabel deviasional ini. karena variabel deviasional db berfungsi untuk menampung deviasi negatif, maka: atau di mana, i = 1,2,…,m j = 1,2,…,n sehingga db akan selalu mempunyai koefisien +1 pada seitap kendala sasaran. kedua, variabel deviasional untuk menampung deviasi yang berada di atas sasaran. dengan kata lain, variabel deviasional ini berfungsi untuk menampung deviasi positif. notasi da digunakan untuk menandai jenis variabel deviasional ini. karena variabel deviasional da berfungsi untuk menampung deviasi positif, maka: atau di mana i = 1,2,…,m j = 1,2,…,n sehingga da akan selalu mempunyai koefisien -1 pada setiap kendala sasaran. secara matematis, bentuk umum kendala sasaran itu adalah: dalam hal ini, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu: pertama, dai = dbi = 0, sehingga menjadi: program aplikasi optimalisasi...... (zahedi; i wayan aditya eka putera) 103 atau dikatakan bahwa sasaran tercapai. kedua, dbi > 0 dan dai = 0, sehingga menjadi: atau dikatakan bahwa hasil di bawah sasaran karena ketiga, dbi = 0 dan dai > 0 sehingga menjadi: atau dikatakan bahwa hasil di atas sasaran karena sasaran yang telah ditetapkan (bi) akan tercapai bila variabel deviasional dai dan dbi bernilai nol. oleh karena itu, dai dan dbi harus diminimumkan di dalam fungsi tujuan, sehingga fungsi tujuan metode goal programming adalah: secara umum model matematis goal programming dapat dirumuskan sebagai berikut, dan, comtech vol.1 no.1 juni 2010: 100-111 104 di dalam praktek organisasi, manajemen sering menghendaki suatu sasaran memperoleh prioritas untuk dicapai lebih dahulu disbanding prioritas-prioritas yang lain. keinginan ini dapat dituangkan ke dalam model goal programming dengan cara mengatur urutan peminimuman variable deviasional. pemilihan variable deviasional yang harus diminimumkan pertama kali adalah persoalan arbitrasi dan bukan berdasarkan pedoman atau formulasi matematis tertentu. inilah salah satu keunikan model goal programming. di dalam penyelesaian goal programming, kita hanya perlu memberi suatu notasi kepada setiap variable deviasional di dalam fungsi tujuan agar dengan berpedoman notasi tersebut bias mengurutkan peminimuman variable deviasional sehingga sasaransasaran bisa dicapai sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan. notasi yang digunakan untuk menandai prioritas sasaran tersebut adalah: pi (i = 1, 2, …, m) di mana pi bukan merupakan parameter atau variable melainkan hanya sebuah notasi untuk menandai urutan prioritas sasaran yang hendak dicapai. dengan demikian, bentuk umum fungsi tujuan model goal programming dengan prioritas sasaran adalah: hasil dan pembahasan rata-rata jumlah permintaan konsumen rata-rata jumlah permintaan produk pupuk dapat dihitung dengan menjumlahkan data permintaan yang terjadi pada periode sebelumnya, yaitu dengan cara menjumlahkan permintaan tiap produk untuk tiap periodenya lalu dibagi dengan jumlah periode. jumlah permintaan pupuk organik dalam tri wulan terakhir: = 211 + 181 + 193 = 585 ton rata-rata permintaan pupuk organik tiap bulannya adalah: = = 195 ton jumlah permintaan pupuk anorganik dalam tri wulan terakhir: = 117 + 98 + 124 = 358 ton rata-rata permintaan pupuk anorganik tiap bulannya adalah: = = 119,333 ≈ 119 ton biaya produksi dan harga jual produk total biaya produksi dan harga jual untuk tiap jenis pupuk yang dihasilkan per kg, dapat dilihat pada tabel 1. program aplikasi optimalisasi...... (zahedi; i wayan aditya eka putera) 105 tabel 1 biaya produksi dan harga jual pupuk no nama produk harga jual (rp/kg) biaya bahan baku (rp/kg) 1 pupuk organik 1350 926 2 pupuk anorganik 6500 4550 biaya material total dilihat dari tabel 1, maka dapat dihitung biaya material total yang diperlukan dan hasil penjualan dalam satu bulan serta keuntungan kotor perbulan adalah: biaya material per bulan = (926 x 195.000) + (4550 x 119.000) = rp. 722.020.000, hasil penjualan per bulan = (1.350 x 195.000) + (6.500 x 119.000) = rp. 1.036.750.000, keuntungan kotor per bulan = rp. 1.036.750.000 rp. 722.020.000 = rp. 314730000.670.000, waktu proses produksi setelah menganalisa waktu kerja pada cv. g maka didapat perhitungan waktu proses produksi sebagai beriku. pertama, jumlah rata-rata jam kerja karyawan per bulannya adalah 321 jam. kedua, jumlah karyawan yang bekerja langsung untuk produksi 50 orang dengan rincian: produksi pupuk organik 30 orang dan produksi pupuk anorganik 20 orang. ketiga, waktu proses tiap produk selama satu bulan adalah: pupuk organik = 320 jam/bulan x 33 orang = 10560 jam, serta pupuk anorganik = 320 jam/bulan x 17 orang = 5440 jam. keempat, waktu proses produksi tahap i (persiapan) dan tahap ii (pengolahan) selama satu bulan dapat dilihat pada tabel 2. tabel 2 waktu proses produksi tahap i dan tahap ii tahap pupuk organik pupuk anorganik waktu pertahap (jam) i 21 jam 15 jam 8235,789 ≈ 8236 ii 17 jam 19 jam 7764,210 ≈ 7764 total 38 jam 34 jam 16000 pengolahan data peubah keputusan untuk model goal programming pada permasalahan yang terjadi di cv. g adalah: x1 = jumlah produksi pupuk organik x2 = jumlah produksi pupuk anorganik sasaran-sasaran (goals) yang ingin dicapai oleh cv. g adalah: memaksimalkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan, memaksimalkan pendapatan penjualan, meminimalkan biaya produksi, dan mengoptimalkan jam kerja karyawan. dari sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, maka dapat dibentuk formulasi model goal programming sebagai berikut. pertama, sasaran memaksimalkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan. fungsi kendala comtech vol.1 no.1 juni 2010: 100-111 106 di mana: xi = jumlah produk i yang diproduksi pi = tingkat permintaan produksi i dbi = nilai penyimpangan di bawah pi dai = nilai penyimpangan di atas pi agar persamaan fungsi tujuan z menjadi maksimum maka: kedua, sasaran memaksimalkan pendapatan penjualan. fungsi tujuan z: di mana: qi = harga jual per unit produk i xi = jumlah produk i yang di produksi m = banyaknya jenis produk ketiga, sasaran meminimalkan biaya produksi. fungsi tujuan z: di mana: ri = biaya produksi per unit per produk i keempat, sasaran mengoptimalkan jam kerja karyawan. fungsi kendala di mana: sij = waktu proses per unit untuk jenis pemrosesan jkj = kapasitas jam kerja dbj = nilai penyimpangan di bawah jkj daj = nilai penyimpangan di atas jkj fungsi tujuan z: formulasi model di atas dapat diterapkan dalam tujuan yang ingin dicapai cv. giri senawa mas bali, dengan rumusan sebagai berikut. pertama, sasaran memaksimalkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan. jumlah permintaan produk berdasarkan total permintaan selama tri wulan terakhir dari bulan oktober 2009 sampai dengan desember 2009. sasaran permintaan produk ini dapat diuraikan sebagai berikut: program aplikasi optimalisasi...... (zahedi; i wayan aditya eka putera) 107 perusahaan menginginkan untuk memenuhi permintaan pelanggan, maka fungsi tujuannya adalah meminimalkan angka penyimpangan batas bawah (dbi) sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan fungsi tujuan berikut: kedua, sasaran memaksimalkan pendapatan penjualan. perusahaan menginginkan pendapatan maksimal dari penjualan produk, sehingga fungsi tujuannya adalah: ketiga, sasaran meminimalkan biaya produksi. perusahaan menginginkan total biaya produksi diminimalkan, sehingga fungsi tujuannya adalah: keempat, sasaran mengoptimalkan jam kerja karyawan. dari tabel 2, sasaran mengoptimalkan jam kerja karyawan adalah perusahaan menginginkan untuk mengoptimalkan jam kerja karyawannya, sehingga fungsi tujuannya adalah: kendala-kendala yang telah disusun dan telah diformulasikan oleh penulis akan diselesaikan program aplikasi yang telah dibuat, di mana penyelesaian menggunakan metode goal programming dan perhitungannya diselesaikan dengan metode simpleks yang telah dikembangkan. implementasi dari hasil pengolahan data maka dapat penulis rumuskan formulasi goal programming yang digunakan, sebagai berikut: dengan kendala-kendala sebagai berikut: kendala tersebut diterapkan di dalam program aplikasi ini, dengan input jumlah kendala empat dan jumlah variabel dua, seperti terlihat pada gambar 1 sebagai berikut. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 100-111 108 gambar 1 input variabel dan kendala setelah itu, isi data pada tabel sesuai dengan kendala yang ada, dan dengan bobot prioritas yang sama sesuai dengan fungsi tujuan yang ingin dicapai seperti gambar 2. gambar 2 isi tabel setelah tabel diisi dengan benar, maka hasil dari data yang telah diinput ditunjukkan pada tabel berikutnya, seperti pada gambar 3. gambar 3 hasil perhitungan evaluasi solusi optimal yang didapatkan setelah menghitung menggunakan program aplikasi ini untuk masing-masing variabel adalah: x1 = 195 ton x2 = 119 ton db3 = 2355 jam db4 = 2188 jam di mana x1 adalah mewakili produk pupuk organik dan x2 mewakili produk pupuk anorganik. pencapaian masing-masing tujuan dapat dilihat pada tabel 3. program aplikasi optimalisasi...... (zahedi; i wayan aditya eka putera) 109 tabel 3 hasil evaluasi tujuan solusi optimal 0 rp. 1.036.750.000,00 rp. 722.020.000,00 4543 jam dari hasil analisis pada tabel 3, maka dapat dijelaskan bahwa jumlah produk x1 (pupuk organik) dan x2 yang akan diproduksi tercapai, yaitu sebanyak 195 ton dan 119 ton. dari tabel tersebut, dapat dijelaskan juga bahwa dengan kombinasi produk optimal x1 dan x2, maka: pertama, sasaran memenuhi kebutuhan permintaan konsumen terpenuhi dengan total penyimpangan dbi (db1 dan db2) adalah nol; kedua, sasaran memaksimumkan pendapatan hasil produksi adalah sebesar rp. 1.036.750.000,00; ketiga, sasaran meminimumkan biaya produksi yaitu rp. 722.020.000,00; serta sasaran mengoptimalkan jam kerja karwayan mengalami penyimpangan batas bawah (db3 dan db4) sebesar 4543 jam. ini berarti jam kerja karyawan di perusahaan ini masih belum dimanfaatkan sebanyak 4543 jam. simpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di cv. g dengan melakukan analisis system dan perancangan program aplikasi, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: sasaran mengoptimalkan jumlah produk yang diproduksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen dapat tercapai dengan produksi produk pupuk organik sejumlah 195 ton dan pupuk anorganik sejumlah 119 ton; sasaran pendapatan memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan biaya produksi tercapai; keuntungan optimal yang dapat diperoleh adalah rp. 314.730.000,00; serta dilihat dari hasil olah data menggunakan goal programming jam kerja karyawan pada cv. g belumlah dapat dimanfaatkan sepenuhnya, atau dengan kata lain jam kerja pada perusahaan ini berlebihan. daftar pustaka bronson, r., and naadimuthu, g. (1997). schaum’s outline of theory and problems of operation research, new york: mcgraw hill. ching, w. k., and zhou, x. y. (1996). matrix methods in production planning of failure prone manufacturing systems. lecture notes in control and information sciences 21–recent advances in control and optimization of manufacturing systems, springer-verlag, 3–29. dauzere-peres, s., gershwin, s. b., and sevaux, m. (2000). models and solving procedures for continuous-time production planning, iie transactions, 32(2), 93–103. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 100-111 110 huang, l., hu, j. q., and vakili, p. (1996). optimal control of a failure prone manufacturing system with the possibility of temporary increase in production capacity. lecture notes in control and information sciences 21–recent advances in control and optimization of manufacturing systems, springer-verlag, 31–60. mulyono, s. (2004). riset operasi, jakarta: fakultas ekonomi, universitas indonesia. perkins, j. r., and srikant, r. (1996). optimal control of manufacturing systems with buffer holding costs. lecture notes in control and information sciences 21–recent advances in control and optimization of manufacturing systems. springer-verlag, 61–96. siswanto. (2007). operations research, jilid pertama, jakarta: erlangga. taha, h. a. (2007). operation research: an introduction, prentice hall. program aplikasi optimalisasi...... (zahedi; i wayan aditya eka putera) 111 perencanaan produksi pemodelan goal programming hasil dan pembahasan rata-rata jumlah permintaan konsumen biaya produksi dan harga jual produk biaya material total pengolahan data implementasi evaluasi microsoft word 39_ti_mohsubekti_ok_a2t.docx pengembangan model e-bisnis … (mohammad subekti) 925  pengembangan model e-bisnis di indonesia mohammad subekti computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 subekti@binus.ac.id abstract problems in building e-business is the number of influential factors that really should be considered in the design, especially from the aspect of a relatively bad infrastructure in indonesia. by doing appropriate design, it can at least reduce the impact due to various shortcomings that exist, it is intended that the users are able to surf comfortably and safely in a business website in cyberspace. in managing e-business, there are business models that can be done by the businessman in the virtual world, but the e-business models vary according to the character and culture of each region. what e-business models are suitable to be applied in indonesia, according to the character and culture of indonesia, as well as the ability of the existing infrastructure will be described in this article. one solution is the utilization of social networking that is widely used, even though there are positive and negative sides of it. then, what kinds of advantages are gained, in both for managing the site and as well as benefits for the customers. keywords: e-business, information communication techniology teknologi (ict), social networking, e-business model abstrak permasalahan dalam membangun e-bisnis adalah banyaknya faktor berpengaruh yang benar-benar harus diperhatikan dalam melakukan desain, terutama dari aspek infrastruktur yang relatif cukup jelek di indonesia. dengan melakukan desain yang sesuai, maka paling tidak bisa mengurangi dampak karena berbagai kekurangan yang ada, hal ini bertujuan agar para pengakses bisa berselancar dengan nyaman dan aman di situs web suatu bisnis di dunia maya. dalam mengelola e-bisnis, ada model-model bisnis yang bisa dilakukan oleh para pelaku bisnis di dunia maya, namun model e-bisnis berbeda-beda sesuai karakter dan budaya di tiap daerah. apa model e-bisnis yang cocok diterapkan di indonesia, sesuai karakter dan budaya bangsa indonesia serta kemampuan infrastruktur yang ada akan dijelaskan dalam artikel ini. salah satu solusi adalah dengan memanfaatan social networking yang semakin banyak digunakan, walaupun terdapat ada sisi positif dan negative dalam memanfaatkan media sosial ini. kemudian, keuntungan apa saja yang bisa diperoleh, baik bagi pengelola situs dan maupun bagi para pelanggan. kata kunci: e-bisnis, teknologi informasi dan komunikasi (ict), social networking, model e-bisnis                     926 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 925-938  pendahuluan     dalam dalam banyak penulisan sebelumnya istilah e-bisnis, dapat didefinisikan sebagai penggunaan jaringan internet bagi kekuatan bisnis proses, electronic commerce, komunikasi organisasi dan kolaborasi antara perusahaan atau company dengan customer, supplier dan pemilik perusahaan. ebisnis akan melakukan utilisasi penggunaan internet, extranet dan intranet serta jaringan lain untuk mendukung proses komersial suatu bisnis didunia maya. pengembangan e-bisnis harus dilakukan dengan benar di mana tahapan-tahapan yang dikerjakan dalam mengimplementasi harus jelas. seperti halnya dalam membangun suatu software aplikasi, membangun e-bisnis dimulai dengan persiapan yang matang hingga proses implementasi dilaksanakan. media yang bisa mendukung implementasi e-bisnis berjalan dengan lancar adalah media teknologi informasi dan komunikasi (ict). untuk membangun suatu e-bisnis berbasis web beberapa faktor perlu diperhatikan agar e-bisnis yang dibangun dapat diimplementasikan dengan sukses. dalam mendesain situs e-bisnis harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi karena dengan desain yang baik pengakses bisa berselancar dengan nyaman dan aman. sebenarnya cukup banyak masalah yang dihadapi dalam membangun e-bisnis di indonesia, namun penelitian ini hanya akan melihat dua hal pokok saja yaitu: (1) bahwa perkembangan infrastruktur internet di indonesia sangat lambat. masih kurang insfrastrukur yang ada dan belum merata jaringan infrastruktur ke seluruh pelosok indonesia. dalam hal ini dibutuhkan perhatian pemerintah untuk secara bertahap membangun infrastrukur yang baik dan terprogram sehingga secara bertahap seluruh rakyat indonesia dapat dikenalkan dengan jaringan internet dan pemanfaatnya sebagai salah satu hasil dari perkembangan teknologi informasi. (2) sumber daya manusia di indonesia yang menguasai sistem e-bisnis secara utuh masih kurang, tidak saja menguasai secara teknis tetapi secara non-teknis seperti sistem perbankan, lalu lintas perdagangan hingga sistem hukum yang berlaku. hambatan lain adalah ketersediaan informasi, referensi, jurnal, majalah/tabloid yang membahas tentang e-bisnis yang masih kurang maupun sarana pendidikan, seminar, workshop dan pusat-pusat pengembangan yang dibangun antara pemerintah. peminat pengembangan e-bisnis dapat melakukan pengembangan secara terstruktur dan menghasilkan e-bisnis sesuai dengan yang diharapkan. antara lain: (1) bagaimana tahapan-tahapan yang rinci dalam mengembangkan e-bisnis mulai dari persiapan hingga implementasi. (2) teknologi informasi dan komunikasi bagaimana yang terkait erat dengan teknologi e-bisnis di mana pengaruhnya sangat besar dalam pengembangan e-bisnis. (3) faktor apa saja yang perlu di perhatikan dalam mendesain situs e-bisnis agar pengakses mendapatkan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi. (4) keuntungan apa yang bisa diperoleh bagi pengelola dan pengguna melalui social networking. (5) model e-bisnis yang bagaimana yang sesuai dengan karakter bangsa dan cocok diterapkan di indonesia. penelitian ini dilakukan agar dapat digunakan sebagai dasar yang terukur dan bisa dipertanggung jawabkan dalam mengembangkan e-bisnis, yaitu: (1) mengetahui tahapan pengembangan e-bisnis yang benar mulai dari persiapan hingga implementasi. (2) mengetahui information and communication technology yang erat hubungannya dengan teknbologi e-bisnis sehingga teknologi yang dipakai berguna dalam mengembangkan e-bisnis. (3) mengetahui critical success factor dalam mengembangkan e-bisnis. (5) mengetahui faktor-faktor yang penting dalam mendesain situs web e-bisnis. (6) mengetahui keuntungan social networking bagi pengelola dan pengguna e-bisnis. (7) mengetahui model e-bisnis yang cocok yang bisa diterapkan di indonesia. ruang lingkup penelitian ini adalah membahas tahapan pengembangan e-bisnis mulai dari persiapan hingga implementasi. dalam penelitian ini juga dibahas teknologi informasi dan komunikasi pengembangan model e-bisnis … (mohammad subekti) 927  yang cocok dan sesuai dengan teknologi yang digunakan e-bisnis. dalam membangun e-bisnis juga perlu diperhatikan critical success factor agar e-bisnis yang dibangun sukses di masa sekarang dan masa yang akan datang. agar para pengkases bisa berselancar dengan nyaman dan aman, maka bagi pengelola perlu memperhatikan beberapa faktor yang penting dalam mendesain situs web untuk ebisnis. dengan adanya social networking ada sisi positif dan negatif bagi e-bisnis, jadi apa keuntungan dengan adanya social networking bagi pengelola dan pengguna akan dibahas di sini dan bagaimana model e-bisnis apa yang cocok dengan karakter bangsa yang bisa diterapkan di indonesia akan diuraikan pada bagian akhir. metode     metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan studi literatur dengan referensi dari buku-buku yang membahas tentang e-bisnis baik teksbook, e-book maupun dari pembahasan terbuka tentang e-bisnis di internet. pembahasan tentang teori e-bisnis dan hal-hal yang berkaitan dengan e-bisnis, seperti e-commerce dan lain-lain, bisa diperoleh dari segala macam literatur jurnal ilmiah yang banyak pembahasan tentang definisi e-bisnis. definisi e-bisnis   sairamesh (2004) e-bisnis adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan layanan melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. e-bisnis menggunakan teknologi informasi berupa internet dan jaringan komputer lainnya untuk menjalankan proses bisnis utama yaitu pembelian dan penjualan. awalan “e” dalam kata e-bisnis berarti “elektronik”, yang berarti kegiatan atau transaksi yang digunakan tanpa pertukaran atau kontak fisik, transaksi diadakan secara elektronik atau digital, hal ini menjadi mungkin dengan dukungan perkembangan komunikasi digital yang pesat. e-bisnis adalah perluasan dari e-commerce, di mana tidak hanya pembelian, pembayaran barang, dan pelayanan, tetapi juga disertai pelayanan konsumen, kolaborasi dengan partner bisnis dengan dukungan elektronik sebagai alat transaksi atau organisasi, dalam penerapannya e-bisnis akan menggunakan seluruh mata rantai dalam proses bisnisnya, seperti proses pembelian secara eletronik & management rantai pasokan, pemrosesan pesanan secara elektronik, mengatur pelayanan pelanggan hingga bekerja sama dengan partner (mitra usaha). dalam e-bisnis transaksi uang belum tentu diperlukan, karena pada prinsipnya e-bisnis juga melibatkan pemasaran, perancangan produk, dan evaluasi layanan konsumen. jadi e-bisnis merupakan integrasi dari pembelian dan penjualan secara eletronik, pengadaan secara elektronik, distribusi dan delivery barang secara elektronik, layanan online untuk customer, pemasaran secara elektronik, transaksi yang aman, proses yang diotomatisasi dan juga kolaborasi semua bagian secara elektronik. information and communication technology (ict)   chilamkurti (2009) menyatakan bahwa information and communication technology (ict) adalah teknologi yang menyediakan akses informasi melalui jaringan telekomunikasi. mirip dengan teknologi informasi namun fokus pada teknologi komunikasi termasuk internet, jaringan nirkabel, ponsel dan media komunikasi yang lain. dalam beberapa dekade akhir, teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan kemampuan komunikasi yang baru bagi masyarakat secara luas, seperti berkomunikasi secara real time dengan orang lain bahkan dengan negara lain yang berbeda seperti 928 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 925-938  menggunakan pesan instan, voice over ip (voip), dan video-conferencing. situs jaringan sosial, seperti facebook, membuat pengguna dari seluruh dunia terhubung dan dapat berkomunikasi secara teratur. informasi modern dan teknologi komunikasi telah menciptakan sebuah area global, di mana orang dapat berkomunikasi dengan orang lain di seluruh dunia seolah-olah mereka tinggal berdekatan. social networking   menurut jara (2013), social networking bisa dijabarkan sebagai sebuah jaringan sosial, yaitu struktur sosial terdiri dari individu atau organisasi yang disebut “node” yang terhubung oleh satu atau lebih dari suatu ketergantungan seperti persahabatan, kekerabatan, kepentingan bersama, pertukaran keuangan. jumlah anggota yang berkelompok biasanya berjumlah 100 hingga 150 orang atau bahkan lebih. contoh social site di web yang menyediakan suatu jaringan sosial contohnya adalah facebook, twitter, myspace, linkedin dan lain sebagainya. web berbasis jejaring sosial memungkinkan pengguna untuk berbagi konten, berinteraksi, dan mengembangkan masyarakat dalam minat yang sama seperti hobi, diskusi politik, diskusi kesehatan dan lain sebagainya. model e-bisnis   model e-bisnis adalah sebuah pendekatan untuk melakukan bisnis elektronik dengan model tertentu, agar perusahaan bisa mempertahankan bisnisnya dan menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang menguntungkan. model e-bisnis menjelaskan bagaimana fungsi suatu perusahaan, yaitu bagaimana perusahaan menyediakan produk atau layanan, bagaimana menghasilkan pendapatan, dan bagaimana beradaptasi dengan pasar baru dan teknologi yang baru. model e-bisnis memiliki empat komponen tradisional, yaitu konsep e-bisnis, nilai proposisi, sumber pendapatan, dan kegiatan yang diperlukan, sumber daya dan kemampuan. kesuksesan dari model e-bisnis merupakan kerja sama komponen-komponen tersebut. (johnston, 2006)   hasil dan pembahasan     tahapan pembangunan situs web e-bisnis   menurut troyer dalam disertasi untuk gelar master of science in computer science, dibahas methodology perancangan web site (web site design method/wsdm) yang memberikan gambaran metode wsdm, langkah pertama adalah menentukan misi yang merupakan bagian dari tahapan persiapan, pernyataan misi harus mengungkapkan tujuan dan subjek dari situs web dan menyatakan target dari pengguna/audience. berdasarkan pernyataan misi, maka modeling audience dilakukan dalam dua langkah yaitu klasifikasi pengguna dan karakteristik kelas pengguna. selama fase klasifikasi pengguna, berbagai jenis pengguna diidentifikasi dan memberikan karakterisitik kelas dari penggunanya. selanjutnya dalam fase perancangan konseptual dibagi dalam tiga langkah: informasi, fungsional dan navigational modeling. pemodelan informasi adalah mengamati jenis informasi yang dibutuhkan, pemodelan fungsional adalah mengamati fungsi tersebut dan pemodelan navigational adalah navigasi global yang dipertimbangkan melalui informasi dan fungsionalitas. tahap berikutnya adalah desain implementasi (implementation design), yaitu dengan melakukan desain halaman web, desain presentasi dan desain logical database. selama fase ini dilakukan pengelompokan halaman web yang akan menentukan tampilan dan nuansa, dan merancang database. skema logical database diturunkan dari informasi bisnis model yang dibuat selam desain konseptual. fase terakhir adalah implementasi yang merupakan realisasi sebenarnya dari website yang menggunakan lingkungan implementasi yang disukai. pengembangan model e-bisnis … (mohammad subekti) 929  mission statement specification dan audience modeling spesifikasi pernyataan misi harus bisa menjawab permasalahan berikut: (1) apa tujuan dari situs web yang dibuat. (2) apa subjektivitas dari situs web yang dibuat. (3) siapa target pengguna dari situs yang dibuat. phase audience modeling terdiri dari dua tahap, yaitu: (1) klasifikasi pengguna, sebuah pernyataan misi memberikan indikasi umum dari target situs untuk khalayak, untuk itu perlu dibuat klasifikasi dari target pengguna seperti customer perorangan dan corporate customer. (2) karakteristik kelas pengguna, karakteristik pengguna dari website yang dibangun perlu dipetakan misalnya memberikan fasilitan akses bagi pelanggan dan pengunjung biasa. conceptual desain desain konseptual terdiri dari tiga langkah: informasi modeling, fungsional modeling dan desain navigasi. pemodelan informasi dan fungsional mencakup bagaimana konseptual dari web site yang dibuat. tujuan dari desain konseptual adalah adalah untuk mengubah requirement menjadi konsep high level atau deskripsi formal yang dapat digunakan secara otomatis dan semi-otomatis dari suatu situs web e-bisnis. tujuan dari pemodelan informasi adalah model data terstruktur dari data suatu situs web, hal ini dicapai dengan pemodelan informasi sebagai requirement dari kelas pengguna yang berbeda. setiap kebutuhan informasi diterjemahkan ke dalam apa yang disebut chunks informasi. contoh pemodelan informasi misalnya seperti mengungkapkan semua informasi yang berhubungan dengan suatu produk, seperti warna, tipe, model dan lain sebagainya. tujuan dari pemodelan fungsional adalah model fungsi untuk kelas-kelas pengguna yang berbeda. requirement dari model fungsional dijabarkan sebagi requierement dasar dan untuk setiap kebutuhan dasar chunk dibuat fungsional menggunakan object relational mapping dengan extension. contoh pemodelan fungsional misalnya mengungkapkan detail informasi dari suatu customer baik customer perorangan atau pun corporate customer (organisasi). tujuan dari desain navigasi adalah untuk menggambarkan struktur (konseptual) dari situs web dan bagaimana pengguna dapat melakukan navigasi melalui situs yang dibuat. setiap kelas pengguna yang berbeda membentuk model navigasi yang berbeda juga tergantung dari kelas tersebut. implemetation design desain implementasi adalah fase terakhir dari perancangan situs web. pada tahap ini akan dirancang struktur halaman situs web (desain halaman/page), tampilan dan nuansa dari situs web, tata letak setiap halaman (desain presentasi) dan jika ada kebutuhan database, skela data logis dirancang di sini. struktur suatu halaman situs web dapat diturunkan dari model navigasi, untuk komponen dan link dalam halaman navigasi dan model hyperlink didefinisikan di sini. masing-masing komponen mempunyai tugas untuk menunjuk halaman link ke hyperlink. sebuah issue yang penting adalah jika ada fasilitas download pada halaman situs, perlu dipertimbangkan agar proses download tidak terlalu lama. desain presentasi menampilan nuansa dan tata letak halaman situs. trek yang berbeda navigasi dapat menggunakan cara yang berbeda. logical database design dirancang pada tahap ini dan bisa dihasilkan secara otomatis dengan menggunakan suatu utility misalnya info modeler dari model bisnis informasi atau mungkin dibangun secara manual. implementation fase ini terdiri dari implementasi aktual dari situs web hingga tahap promosi dan pemeliharaan. yang terpenting bahwa tools yang tersedia pada lingkungan implementasi dapat dipilih seperti: html, xml, wml, dsb. pengembangan situs dapat dipetakan kepada tahapan 930 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 925-938  pengembangan situs web e-bisnis sebagai berikut: (1) perencanaan situs web. (2) perancangan situs web. (3) pengembangan situs web. (4) penyebaran situs web. (5) promosi situs web. (6) pemeliharaan situs web gambar 1 pemetaan pengembangan situs web. additional source: troyer (2014) information and communication technology (ict)   pengembangan situs web e-bisnis tidak akan lepas dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. teknologi informasi dan komunikasi dan e-bisnis memberikan banyak aplikasi yang bermanfaat pada intra dan antar perusahaan baik dari sisi bisnis proses maupun transaksi. aplikasi ict meningkatkan informasi dan manajemen pengetahuan (knowledge management) dalam perusahaan dan dapat mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan kecepatan dan keandalan transaksi. selain itu, ict merupakan alat efektif untuk meningkatkan komunikasi eksternal dan kualitas layanan bagi pelanggan baru dan lama. meskipun hal ini memberikan keuntungan kepada pelaku e-bisnis, pertumbuhan yang cepat di bisnis pembelian dan penjualan melalui internet belum terwujud seluruhnya. e-commerce meningkat namun masih merupakan pangsa relatif kecil dari total perdagangan. awal tahun 2000 jumlah transaksi online masih berjumlah 10% bahkan model b2b dan b2c masih kuran dari 2%, seiring dengan itu meningkat hingga akhir tahun 2010. untuk usaha kecil menengah (ukm) mengadopsi perangkat lunak dan perangkat keras untuk e-bisnis harus melebihi investasi dan biaya pemeliharaan. banyak ukm yang tidak mendapat manfaat yang besar dengan adanya ecommerce dan tetap melakukan proses bisnis tradisional. hambatan ini terjadi karena tidak ada ketersediaan kompetensi teknologi informasi dan komunikasi di perusahaan, tidak ada ketersediaan biaya interoperable yang sesuai untuk perusahaan kecil, tidak ada ketersediaan infrastruktur jaringan dan internet dalam hal layanan dukungan, tidak ada kepercayaan yang dapat diandalkan dan tidak ada perbaikan sistem lintas negara yang berbeda secara hukum dan peraturan. padahal pc, akses internet, informasi dan pemasaran online telah menjadi tulang punggung dalam menerapkan teknologi e-bisnis pada saat ini. pengembangan model e-bisnis … (mohammad subekti) 931  dari paparan di atas, terlihat bahwa teknologi informasi dan komunikasi yang direpresentasikan dalam bentuk situs web online sebagai sarana infomrasi dan pemasaran online serta jaringan komunikasi seperti internet sangat erat hubungannya dengan teknologi e-bisnis perusahaan. pengembangan e-bisnis yang ditunjang dengan teknologi internet, perangkat telekomunikasi dan infrastruktur jaringan serta meningkatnya penggunakan teknologi informasi seperti situs web online akan memberikan produktivitas, memberikan ketahanan perusahaan dan meningkatkan pendapatan perusahaan. critical success factor (csf)   merupakan faktor keberhasilan kiritis yang didefinisikan sebagai faktor yang dianggap penting dalam keberhasilan membangun strategi e-bisnis. create strategi sentris konsumen sebuah e-bisnis mengakui bahwa kekuatan bisnis saat ini telah beralih ke konsumen seiring dengan maraknya e-bisnis di internet, di mana arus informasi yang ditandai dengan era industri informasi mengalir satu arah dari produsen ke konsumen. internet telah mengubah cara berbisnis dalam tiga cara yang penting, yaitu pertama, internet memungkinkan konsumen untuk melakukan komunikasi dengan konsumen lain dalam jaringan internet sehingga informasi dapat mengalir sebanyak-banyaknya. kedua, konsumen dapat menemukan dan mengakses informasi lebih mudah dari sebelumnya. ketiga dan yang paling significant, internet memungkinkan aliran informasi menjadi customer-centric, yaitu perusahaan dapat menarik informasi dari konsumen untuk memperbaiki dan menyesuaikan produk. bandingkan dengan product-centris di mana produk perusahaan yang didorong kepada konsumen. jadi perusahaan harus menyadari pergeseran kekuasan kepada pelanggan akan menciptakan strategi customer-centric. melakukan kerjasama outsourcing untuk meningkatkan kinerja bisnis. sistem outsourcing bisa meningkatkan kinerja suatu perusahaan. sistem informasi yang dihubungkan dengan internet dari suatu perusahaan memungkinkan perusahaan untuk melakukan outsourcing pada layanan utama perusahaan. ada alasan meningkatnya penggunaan outsourcing bagi suatu perusaahaan, diantaranya: (1) outsourcing mengurangi biaya dan meningkatkan pelayanan, karena adanya sebuah perusahaan yang mengkhusukan diri dalam layanan atau terlibat dalam pembelian massal bahan baku sehingga dapat mencapai biaya dan pengiriman layanan. (2) outsourcing memungkinkan perusahaan untuk menaikkan dan menurunkan skala produksi dengan cepat dan murah, sehingga menjadi lebih responsif terhadap pasar yang selalu berubah. (3) manfaat lain dari outsourcing meliputi: perubahan dinamis yang bermanfaat dalam budaya perusahaan, akses premium ke sumber daya dan keahlian perusahaan yang bukan inti dari usaha perusahaan tidak akan mampu mengelola teknologi sistem informasi dan komunikasi. (3) outsourcing paling cocok untuk ebisnis, outsourcing memungkinkan organisasi untuk membuat perusahaan virtual dengan bentuk organisasi yang penting. jadi pada intinya outsourcing digunakan untuk usaha pengurangan biaya perusahaan dan meningkatkan kinerja suatu perusahaan. bertindak sebagai pendatang baru. dalam pasar e-bisnis pendatang baru memiliki keunggulan yang berbeda dalam bisnis yang sudah dijalankan. pada dasarnya perusahaan cenderung mengandalkan rumus sederhana di mana biaya operasional harus rendah, peningkatan produksi, membuka cabang baru sehingga jarang berinovasi secara pasar. sifat pendatang baru tidak seperti ini dalam menidentifikasi nilai-nilai yang baru bagi perusahaan. untuk itu bagi perusahaan yang sudah berjalan lama perlu tranformasi cara berpikir, 932 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 925-938  menciptakan perubahan yang mendasar. management harus bisa memelihara kenyamanan yang baik jangan sampai ada status quo, mengembangkan kemampuan untuk mengenali trend yang terjadi lebih awal sehingga kompetisi dapat diantisipasi, membuat keputusan yang cepat dan gesit untuk membuat atau mengadopsi model bisnis yang baru. gunakan manajemen informasi untuk membuat produk turunan perusahaan pada era informasi saat ini siklus hidup ekonomi serupa dengan siklus hidup manusia, manajemen informasi akan menjadi kunci keberhasilan suatu perusahaan di era ini. bill gates menyatakan: “cara yang paling tepat untuk membedakan perusahaan anda dari pesaing anda adalah melakukan pekerjaan dengan sistem informasi, bagaimana mengumpulkan, mengelola dan menggunakan informasi akan menentukan apakah anda menang atau kalah”. dengan sistem informasi nilai perusahaan ditentukan oleh produk berbasis informasi seperti merek, hubungan pelanggan, integrasi pemasok. bisnis harus mengembangkan informasi-sentris untuk strategi bisnis perusahaan termasuk semua layanan yang ada dalam perusahaan. menjadi bagian dari komunitas e-bisnis. sebuah link komunitas e-bisnis, pelanggan dan pemasok menciptakan bisnis yang unik bagi organisasi. e-bisnis membentuk komunitas sebagai bagian dari aliansi bisnis, jaringan koperasi atau mengatur outsourcing dalam membentuk dan menerapkan strategi e-bisnis. kunci keberhasilan dalam tatanan dunia baru internet terletak pada kemampuan untuk berbagi informasi yang kaya serta membentuk kemitraan yang dinamis dan membuat kesepakatan secara real time. kepemimpinan eksekutif yang berpengaruh pada e-bisnis sebuah strategi e-bisnis tidak akan bisa dijalankan tanpa kepemimpinan dan komitment dari eksekutif perusahaan. kepemimpinan perusahaan yang peduli dan mau terlibat dalam strategi e-bisnis menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan e-bisnis. teknologi memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pemenuhan kebutuhan perusahaan yang teridentifikasi. eksekutif bertanggung jawab untuk memahami implikasi dari teknologi yang akan datang dan mengantisipasi ketika teknologi baru tersebut mempengaruhi strategi bisnis yang dijalankan perusahaan. dalam mendesain situs web e-bisnis atau e-commerce perlu diperhatikan beberapa faktor yang penting agar situs web diakses oleh pengguna dengan nyaman dan aman, adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai tersebut di bawah ini. privasi kemampuan web dalam melacak setiap langkah pelanggan tentu saja menimbulkan kekhawatiran mengenai privasi dan informasi yang dikumpulkan perusahaan. e-bisnis dan ecommerce memberi perusahaan akses informasi pelanggan dalam jumlah yang sangat besar, keadaan ini menciptakan tanggung jawab bagi perusahaan untuk melindungi informasi tersebut dan menggunakannya secara bijaksana. banyak pemakai internet mengatakan bahwa mereka khawatir mengenai privasi online. untuk memastikan mereka menggunakan informasi yang mereka kumpulkan dari pengunjung dalam situs yang sah dan etis. tahap pertama untuk memastikan penanganan data secara layak adalah mengakses dengan tepat jenis data yang dikumpulkan dan disimpan perusahaan. bagaimana data dikumpulkan harus diketahui alasannya dan bagaimana data digunakan. kemudian apakah pengunjung mengetahui jika data mereka digunakan. apakah perusahaan mendapatkan izin dari pelanggan untuk menggunakan informasi mengenai diri pelanggan baik sebagian ataupun seluruh informasinya? mengembangkan suatu kebijakan privasi perusahaan untuk informasi yang dikumpulkan. kebijakan privasi (privacy pengembangan model e-bisnis … (mohammad subekti) 933  policy) adalah pernyataan yang menjelaskan sifat dari informasi yang dikumpulkan perusahaan secara online, apa yang dilakukan dengan informasi tersebut, dan kekuatan yang dimiliki pelanggan jika mereka yakin perusahaan tersebut telah menyalahgunakan informasi ini. sejumlah perusahaan privasi online, seperti truste (www.truste.org), bbbonline (www.bbbonline.com), dan betterweb (www.betterweb.com) menawarkan seal program, mirip dengan good housekeeping seal mengenai persetujuan privasi. untuk mendapatkan persetujuan privasi ini, perusahaan harus menerapkan kebijakan privasi, dan mengimplementasikannya. mematuhin dan menampilkan kebijakan privasi perusahaan secara jelas dalam situs web yang dibuat. namun membuat kebijakan privasi dan mencantumkannya di tempat yang jelas di dalam situs tidak cukup dan kemudian mematuhi kebijakan tersebut. salah satu kesalahan terburuk yang dilakukan perusahaan adalah menerbitkan kebijakan privasi secara online, namun tidak mematuhinya.tindakan itu tidak hanya tidak etis, tetapi juga dapat mengarah pada kerugian yang serius jika pelanggan mengambil tindakan hukum melawan perusahaan. keamanan perusahaan yang menjalankan bisnis di web menghadapi dua tujuan yang saling bertentangan yaitu memantapkan eksistensinya di web sehingga pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situsnya dan mempertahankan tingginya tingkat pengamanan, sehingga situs dan informasi yang dikumpulkannya aman dari hacker dan pengacau yang berniat melakukan kejahatan. perusahaan melakukan sejumlah usaha perlindungan pada situs mereka, tetapi hacker masih bisa menembus perlindungan tersebut, bahkan untuk program keamanan yang canggih sekalipun. jika mampu masuk ke sistem, hacker dapat membuat kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, mencuri program dan data, memodifikasi atau menghapus informasi yang berharga, mengubah tampilan dan isi situs, atau merusak situs secara keseluruhan. sebuah penelitian yang dilakukan oleh federal bureau of investigation dan computer security institute menemukan bahwa 40% dari semua perusahaan mengalami percobaan pencurian data. sebagai contoh, para hacker pernah menggunakan kata-kata sandi curian untuk mendapatkan akses tidak sah ke sebuah basis data di broker informasi lexisnexis, di mana mereka mencuri informasi pribadi lebih dari 310.000 orang. pencurian identitas kini digolongkan sebagai kejahatan kerah putih yang paling cepat berkembang di amerika serikat. federal state commission memperkirakan bahwa 10 juta warga amerika pernah menjadi korban pencurian identitas (walaupun sekitar 70 persen diantaranya dilakukan secara offline) dan menimbulkan kerugian sebesar $48 miliar bagi banyak perusahaan. peranti lunak pendeteksi virus (virus detection software) untuk meminimalkan kemungkinan adanya penyerbuan oleh hacker, e-companies menggunakan berbagai alat, termasuk peranti lunak pendeteksi virus, peranti lunak pendeteksi penerobosan, dan firewall. pada perlindungan yang paling mendasar adalah peranti lunak pendeteksi virus (virus detection software) untuk menangkal virus, virus prevalence survey dari icsa lab melaporkan bahwa frekuensi dan biaya serangan virus terhadap bisnis terus meningkat. tingkat keparahan virus berkisar dari program yang relatif tidak berbahaya yang menaruh pesan bernada humor pada layar monitor pemakai sampai pada program yang menghapus hard drive computer atau menyebabkan gagalnya keseluruhan sistem. oleh karena hacker selalu menulis virus baru untuk menyerang sistem komputer, wirausahawan e-bisnis harus tetap memperbarui peranti lunak pendeteksi virus mereka dan harus mengaktifkannya sesering mungkin. serangan oleh satu virus mampu menghentikan seluruh kegiatan e-bisnis perusahaan. 934 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 925-938  peranti lunak pendeteksi penerobosan (intrusion detection software/ids) ids penting bagi setiap perusahaan yang berbisnis di web. paket ini secara terus menerus memonitor aktivitas dalam server jaringan perusahaan dan memberitahukan jika mereka mendeteksi ada orang yang akan masuk ke sistem komputer perusahaan atau jika mendeteksi aktivitas jaringan yang tidak biasanya. peranti lunak ini tidak hanya bisa mendeteksi pemakai yang tidak berhak masuk ke sistem komputer, tetapi juga dapat melacak lokasi hacker. sebagian besar paket juga memiliki kemampuan untuk merekam catatan mengenai usaha penerobosan yang dapat dipakai di pengadilan sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan hukum melawan penerobos dunia maya (cyberintruders). berbagai perusahaan keamanan web seperti scanalert menyediakan peranti lunak yang akan memindai situs perusahaan kecil setiap hari untuk mengeluarkan sertifikasi bahwa situs tersebut “aman dari hacker”. perusahaan-perusahaan online yang menggunakan peranti lunak tersebut dilindungi dari akses yang tidak sah. firewall firewall merupakan kombinasi antara peranti keras dan peranti lunak yang beroperasi di antara internet dan jaringan komputer perusahaan yang membuat karyawan memiliki akses ke internet serta menjauhkan pemakai yang tak berhak, untuk memasuki jaringan perusahaan dan program serta data yang dikandungnya. firewall penting operasi perusahaan online, tetapi wirausahawan harus memastikan bahwa firewall tersebut dibuat dengan baik. jika tidak, maka firewall tersebut menjadi tidak berguna. sebuah penelitian baru-baru ini terhadap lebih dari 2.000 situs oleh icsa.net, suatu perusahaan konsultan keamanan, menemukan bahwa walaupun setiap situs memiliki firewall, lebih dari 80 persennya mudah diserang dengan peranti lunak yang umum tersedia karena firewall mereka tidak dirancang dengan tepat. bahkan dengan semua langkah pengamanan ini, yang paling baik bagi perusahaan adalah menjalankan situs dalam server terpisah dari jaringan yang menjalankan bisnisnya. jika hacker memasuki situs, mereka tidak memiliki akses ke data dan program perusahaan yang sensitif. mungkin, strategi keamanan yang paling efektif adalah membangun lapisan keamanan dengan menggunakan ketiga alat ini dan melakukan enkripsi pada data agar jika memang terjadi penerobosan, hacker tidak dapat membaca data tersebut. selain itu, para pemilik usaha perlu mewajibkan para karyawan yang diberi wewenang atas akses ke data yang sensitif harus menggunakan kata sandi. sama seperti dalam peritel tradisional, dalam e-commerce penjualan tidak berarti kecuali kalau perusahaan sudah mendapat pembayaran. dalam web, pelanggan meminta agar transaksi dapat diselesaikan secara mudah dan nyaman, dan cara paling sederhana yang memudahkan pelanggan untuk membayar transaksi e-commerce adalah dengan kartu kredit. namun demikian, dari sudut pandang pelanggan web, salah satu persoalan terbesar adalah keamanan atas informasi kartu kredit mereka. untuk dapat memproses transaksi kartu kredit, perusahaan harus mendapatkan internet merchant account (rekening pedagang internet) dari bank atau perantara keuangan. biaya untuk membuka internet merchant account biasanya berkisar antara $500 sampai $1.000, tetapi perusahaan juga diharuskan membayar akses bulanan dan biaya laporan antara $40 dan $80 plus biaya transaksi 10 sampai 60 sen per transaksi. setelah memiliki rekening semacam itu, perusahaan online dapat menerima kartu kredit dari pelanggan online. untuk memastikan keamanan nomor kartu kredit pelanggan mereka, peritel online biasanya menggunakan teknologi secure sockets layer (ssl) untuk mengenkripsi informasi transaksi pelanggan ketika transaksi di internet terjadi. dengan menggunakan fitur kereta belanja yang aman dari storefront-building services atau penyedia layanan internet (isp), bahkan took e-commerce kecil dapat menawarkan transaksi online yang aman kepada para pelanggannya. pengembangan model e-bisnis … (mohammad subekti) 935  chargebacks transaksi kartu kredit online juga menimbulkan risiko bagi perusahaan online, tercatat perusahaan di dunia merugi sekitar $2,8 miliar karena penipuan pembayaran online setiap tahun. masalah yang paling umum adalah chargebacks, transaksi online yang tidak diakui oleh pelanggan. tidak seperti transaksi kartu kredit di toko ritel, transaksi online tidak memerlukan tanda tangan, sehingga pedagang di internet merugi ketika pelanggan membantah telah melakukan transaksi kartu kredit secara online. firma riset yankee group memperkirakan bahwa antara satu hingga dua persen dari semua transaksi e-commerce adalah percobaan kecurangan. seorang pencuri dari rumania barubaru ini mencoba menggunakan kartu kredit curian untuk membeli delapan tas tangan dari velma handsbags, sebuah perusahaan kecil yang didirikan oleh margaret cobbs, tetapi perusahaan yang menangani transaksi kartu kreditnya dapat mengendus usaha tersebut dan menghentikan transaksi senilai $380 itu. salah satu cara untuk menghindari penipuan adalah dengan menanyakan kepada pelanggan angka verifikasi kartu (card verification value-cvv atau cvv2), angka tiga digit di atas tanda tangan di bagian belakang kartu kredit, serta nomor kartu dan tanggal kadaluarsa kartu mereka. pedagang online juga dapat berlangganan jasa pemrosesan kartu kredit real-time yang mengotorisasi transaksi kartu kredit, tetapi biaya untuk itu sangat tinggi. selain itu, menggunakan jasa pengiriman yang memiliki kemampuan melacak pengiriman memungkinkan pedagang online membuktikan bahwa pelanggan tersebut benar-benar telah menerima barang pesanannya dan dapat membantu meminimalkan ancaman penipuan pembayaran. dari paparan diatas jelas bahwa tingkat privasi dan keamanan dari situs web e-bisnis perlu di jaga dan dikembangkan agar para pengakses baik itu pelanggan dan pengunjung dapat berselancar dengan nyaman dan aman untuk jangka yang panjang saat ini dan di masa mendatang.   business social networking   dalam beberapa tahun terkahir ini, internet terutama situs web telah memunculkan suatu revolusi komunikasi, kemampuan mengirim dan mengambil informasi di berbagai tempat telah mengubah cara bekerja dan hidup manusia melalui basis akses internet memungkinkan jaringan komunikasi terjadi di berbagai tempat. web portal, sebagai aggregator konten, menyediakan akses efisien untuk informasi dan layanan online ditunjang oleh gateway elektronik yang menyediakan link ke situs-situs lain sebagai informasi yang diperlukan. web portal pada zamannya telah menjadi sumber informasi yang dapat dipersonalisasi. salah satu portal yang berkembang saat ini adalah portal jejaring sosial sebagai trend terbaru. sebuah situs jaringan sosial (sns) menghubungkan dan menyediakan data tentang orang berdasarkan informasi yang dikumpulkan tentang mereka, seperti yang disimpan dalam profil pengguna mereka. profil pengguna ini menentukan cara di mana pengguna bisa menampilkan dirinya kepada orang lain berdasarkan informasi yang dikumpulka tentang mereka. business social networking saat ini bisa dikatakan dapat memberikan revenue dan mempunyai profitabilitas yang tinggi, terutama jika site social networking tersebut menyediakan kolom advertising dan berbayar, tabel 1 memaparkan beberapa site bisnis social networking dilihat dari revenue dan profitabilitas yang terkenal saat ini. business social networking memiliki sisi positif dan negative, baik untuk pengelola situs maupun pelanggan situs. sisi positif adalah tercipta jejaring sosial yang bisa menggabungkan para anggota, membagi informasi yang diperlukan, membuat komunitas tertentu yang tertarik dengan masalah tertentu dan lain sebagainya. sisi negatif adalah masalah privasi dan keamanan informasi anggota/pelanggan dimana bisa saja informasi yang pribadi dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan dengan cara melanggar hokum. celah hukum ini terjadi 936 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 925-938  karena mungkin situs jejaring sosial tersebut belum menerapkan keamanan akses bagi para member. jadi masalah trust mechanism perlu dipertanyakan disini, apakah benar-benar situs jejaring sosial bisa memegang kepercayaan yang pelanggan berikan setelah pelanggan memberikan informasi yang private di situs tersebut. keuntungan yang bisa diraih oleh pelanggan diantaranya pelanggan bisa memanfaatkan fiturfitur yang disediakan situs jejaring sosial tersebut, pelanggan bisa menciptakan relationship dari situs jaringan social tersebut, yaitu: (1) komunikasi dan kolaborasi, yaitu komunikasi dan kolaborasi antar user to user atau user to group/all, diskusi komunitas secara gratis, pelanggan bisa mengetahui event nyata yang terjadi baik di lingkungan lokal maupun international. (2) memanfaatkan kemampuan searching dan browsing, seperti searching seorang teman/kolega yang dicari, mencari informasinya dan lain sebagainya. (3) mempromosikan diri untuk mendapatkan pekerjaan/job seperti di site linkedin. (4) melakukan diskusi tentang issue yang diminati oleh kita, baik tentang komputer, bisnis, dan lain sebagainya. (4) mencari jodoh atau teman hidup dengan memanfaatkan hubungan relasi yang terjadi di site social networking. tabel 1 pendapatan dan potensial keuntungan contoh situs social networking source: troyer (2014) site profitable potential revenue spoke tidak diketahui kontak bisnis, jobs/pekerjaan, referal, kebutuhan, berlangganan ryze ya kesadaran akan merk, kontak bisnis, publisitas linkedin tidak diketahui kontak bisnis, jobs/pekerjaan, referal, kebutuhan, berlangganan friendster tidak iklan, classifieds, langganan komunitas, pelayanan perjodohan, kenaggotaan tribe tidak iklan, classifieds, langganan untuk join tribe orkut tidak iklan, langganan untuk kencan dan perjodohan, langganan berkomunitas meetup ya iklan, biaya situs/laman di meetup, member eksklusif meetup ecademy tidak diketahui konektivitas dengan orang2 business, jobs/pekerjaan, referal friendzy tidak diketahui iklan, langganan perjodohan tickle ya iklan, registrasi perjodohan facebook ya iklan, komunitas, konetivitas dengan teman/kolega twitter ya iklan, komunitas, konetivitas dengan teman/kolega lalu bagaimana dengan keuntungan bisnis yang bisa diperoleh oleh pengelola? situs jejaring sosial yang semata-mata berorientasi profit dimana pengelola bisa menawarkan pemasangan iklan dan mendapatkan kentungan dari tarif pemasangan iklan tersebut. keuntungan lain adalah memiliki jumlah member/anggota yang banyak merupakan power bagi site social networking untuk memperlihatkan link connection situs bisnis-bisnis lain yang dimiliki pengelola tanpa perlu melakukan promosi/iklan pada website lain diluar social networking yang dimilikinya. model e-bisnis di indonesia. untuk menjalankan e-bisnis di dunia maya, para pelaku bisnis biasanya memilih salah satu model e-bisnis yang cocok dengan karakter dan budaya di suatu daerah serta proses bisnis perusahaan. kalau model e-bisnis yang biasa dijalankan dikaji oleh pelaku bisnis di dunia maya pada umumnya adalah: (1) business-to-business (b2b), yaitu bisnis yang terjadi secara elektonik antara bisnis corporate/perusahaan dengan corporate. (2) business-to-consumer (b2c), yaitu bisnis yang terjadi secara elektronik antara bisnis corporate/perusahaan dengan perorangan. (3) consumer-to-consumer (c2c), yaitu bisnis yang terjadi secara elektronik antara perorangan dan perorangan, ini bisa melalui pengembangan model e-bisnis … (mohammad subekti) 937  broker atau pun langsung antar customer dengan customer. (4) business-to-employee (b2e), yaitu bisnis yang terjadi secara elektronik antara bisnis corporate/perusahaan dengan karyawan-nya, atau yang terkait dengan partner perusahaan sebagai karyawan. (5) business-to-government (b2g), yaitu bisnis yang terjadi secara elektronik antara bisnis corporate/perusahaan dengan permerintahan. (6) government-to-government (g2g), yaitu bisnis yang terjadi secara elektronik antara bisnis milik pemerintahan suatu negara dengan bisnis milik pemerintahan negara lain. indonesia adalah salah satu negara berkembang yang mempunyai penduduk cukup padat dikawasan asia, maka model bisnis yang paling cocok dan berkembang pesat di indonesia adalah yang sesuai dengan karakter dan budaya bangsa indonesia. model e-bisnis yang banyak dikembangkan di indonesia adalah b2c, b2b dan c2c dan ini cukup berkembang pesat disini. diluar itu seperti b2g, g2g masih kurang berkembang pesat ditandai dengan situs dengan model tersebut yang sering tidak bisa diakses atau bermasalah yang mungkin tidak pernah di-maintenance. banyak perusahaan yang mengembangkan e-bisnis di indonesia dengan meluncurkan situs perdagangan end to end dengan model b2c, b2b dan c2c karena model ini menjanjikan perdagangan yang hidup di mana pengelola bisa melakukan profitable yang cukup banyak dari transaksi yang terjadi. simpulan didalam e-bisnis pengelola harus mengetahui tahapan-tahapan yang penting dalam mengembangkan e-bisnis berbasis web yang dimulai dari persiapan hingga implementasi, tahapan tersebut antara lain adalah: spesifikasi pernyataan misi perusahaan (mission statement specification), klasifikasi dan karakterisitik model pelanggan, desain konseptual, desain implemensi dan proses implementasi itu sendiri. untuk mendukung pengembangan e-bisnis berbasis web itu sendiri diperlukan teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet melalui berbagai macam media komunikasi dan telekomunikasi baik itu jaringan internet konvesional maupun melalui fixed wireless atau melalui perangkat telekomunikasi di operator. untuk itu dalam membangun e-bisnis perlu diperhatikan critical success factor (csf) agar e-bisnis yang dikembangkan bisa bertahan dan berkembang pada masa kini dan masa yang akan datang. dalam membangun e-bisnis, pelanggan adalah critical point yang harus diperhatikan, artinya jaminan privasi dan kemanan harus dimiliki pelanggan selama bertransaksi. pengelola harus bisa menjaga privasi informasi mengenai pelanggan yang memberikan informasi data diri kepada pengelola melalui situs web yang dikembangkan. bisnis social networking semakin membuat pasar ebisnis semakin hidup karena para pengguna bisa bertukar informasi tentang suatu produk secara bebas dan sebanyak-banyaknya dengan pengguna lain. dalam mengembangkan e-bisnis, pengelola harus jeli untuk memilih model e-bisnis yang diterapkan agar bisnis perusahaan bisa menjangkau pelanggan dengan penetrasi pasar yang tepat sesuai karkater dan budaya suatu bangsa. model e-bisnis seperti b2b, b2c, c2c sangat cocok diterapkan di indonesia. menjadi pelajaran bahwa kemajuan pertumbuhan perusahaan dengan menjalankan e-bisnis bisa berkembang sangat pesat dan menjanjikan revenue dan profit bagi pengelola dan pengguna. 938 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 925-938  daftar pustaka chilamkurti, n. (2009). research article. green networking for major components of information. communication technology systems. (2009) eurasip journal on wireless communications and networking. article id 656785, di akses 20 juli 2014 dari http://www.acm.org.    jara, j. (2013). participative marketing: extending social media marketing through the identification and interaction capabilities from the internet of things. jurnal pers ubiquit comput 2013, 18: 997–1011). di akses 01 juli 2014 dari http://www.acm.org. johnston, d. (2006). e-bisnis and digital economy: the policy chalenge. baltic it&t review. di akses 20 juni 2014 dari http://www.oecd.org.    sairamesh, j. (2004). disconnected processes, mechanisms and architecture for mobile e-bisnis. jurnal association for computing machinery (acm), 9: 651-662. diakses tgl 15 juni 2014 dari http://www.acm.org. troyer, o. (2014) semantic web development with wsdm. 5th international workshop on knowledge markup and semantic annotation. diakses 28 juni 2014 dari http://wise.vub.ac.be/ microsoft word 52_ti_rita loyana.docx image retrieval … (rita layona; dkk)    1073  image retrieval berdasarkan fitur warna, bentuk, dan tekstur rita layona; yovita tunardi; dian felita tanoto computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 rlayona@binus.edu, ytunardi@binus.edu, dtanoto@binus.edu, abstract along with the times, information retrieval is no longer just on textual data, but also the visual data. the technique was originally used is text-based image retrieval (tbir), but the technique still has some shortcomings such as the relevance of the picture successfully retrieved, and the specific space required to store meta-data in the image. seeing the shortage of text-based image retrieval techniques, then other techniques were developed, namely image retrieval based on content or commonly called content based image retrieval (cbir). in this research, cbir will be discussed based on color, shape and texture using a color histogram, gabor and sift. this study aimed to compare the results of image retrieval with some of these techniques. the results obtained are by combining color, shape and texture features, the performance of the system can be improved. keywords: cbir, color histogram, sift, gabor abstrak seiring dengan perkembangan zaman, pencarian informasi tidak lagi hanya pada tekstual data, tetapi juga visual data. teknik yang pada awalnya digunakan adalah text based image retrieval (tbir), namun teknik tersebut masih memiliki beberapa kekurangan seperti relevansi gambar yang berhasil di-retrieve, dan space khusus yang dibutuhkan untuk menyimpan meta-data pada gambar. melihat kekurangan dari teknik text based image retrieval, kemudian teknik lain mulai dikembangkan yaitu image retrieval berdasarkan content atau yang biasa disebut content based image retrieval (cbir). pada penelitian ini, cbir akan dibahas, berdasarkan warna, bentuk, dan tekstur menggunakan color histogram,gabor, dan sift. penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil image retrieval dengan beberapa teknik tersebut. hasil yang didapatkan adalah dengan menggabungkan color, shape dan texture features, performa dari sistem dapat ditingkatkan. kata kunci: cbir, color histogram, sift, gabor 1074 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1073-1085  pendahuluan seiring dengan perkembangan zaman pencarian informasi tidak lagi hanya pada tekstual data, tetapi juga visual data. salah satu teknik yang sering digunakan dan masih terus dikembangkan lebih lanjut adalah image retrieval. image retrieval digunakan untuk mencari gambar yang diinginkan dari sejumlah data gambar yang ada di dalam database. pada awalnya pencarian gambar dilakukan dengan memberikan meta-data pada setiap gambar yang ada di database. user akan memasukkan query berupa kata-kata untuk mencari gambar tersebut. teknik tersebut biasa disebut dengan text based image retrieval (tbir). namun dari teknik tersebut masih terdapat beberapa kekurangan seperti relevansi gambar yang berhasil di-retrieve karena beberapa meta-data pada gambar yang tidak sesuai, homonim antara query yang dimasukkan user dengan meta-data yang ada pada gambar, atau query yang dimasukkan oleh user merupakan sinonim dari meta-data. selain itu diperlukan juga space khusus untuk menyimpan meta-data tersebut. melihat kekurangan dari teknik tbir kemudian mulai dikembangkan teknik lain yaitu image retrieval berdasarkan content atau yang biasa disebut content based image retrieval (cbir). teknik ini dianggap lebih baik dibandingkan tbir karena tidak lagi mencari berdasarkan kata-kata tetapi langsung berdasarkan fitur-fitur yang ada pada gambar tersebut. user akan memasukkan query berupa gambar yang akan di-retrieve. teknik ini terbukti lebih relevan dibandingkan dengan tbir. cbir dapat dilakukan dengan melakukan ekstraksi fitur yang ada pada gambar seperti warna, bentuk, dan tekstur. penelitian ini dilakukan untuk melihat keakuratan teknik cbir dalam melakukan retrieval image berdasarkan fitur warna, bentuk, dan tekstur tersebut sehingga dari hasil penelitian diharapkan dapat diketahui fitur mana yang lebih sesuai dalam teknik cbir dan membantu dalam proses retrieval image yang lebih akurat dan relevan untuk user. penelitian text based image retrieval (tbir) text based image retrieval atau yang sering kita sebut dengan tbir adalah salah satu metode yang digunakan untuk image retrieval sebelum dikenalnya content based image retrieval (cbir). tbir dilakukan dengan cara mencari kata kunci yang berkaitan dengan kata kunci yang disimpan untuk setiap gambar. di mana setiap gambar di database memiliki kata kunci masing-masing. dalam penggunaannya, ada beberapa metode yang digunakan, antara lain: (1) boolean – digunakan untuk mencari kata di dalam text. menggunakan kombinasi and, or, dan not. dalam penerapannya tidak mengenal ranking data. (2) vsm (vectore space model) – dalam penggunaan vsm setiap kata menjadi keyword dalam pencarian. namun dalam penggunaannya jumlah kata yang disimpan untuk suatu gambar sangat penting dalam proses pencariannya. menurut penelitian yang dilakukan oleh jain et al (2013), metode ini yang paling cepat, mudah digunakan, dan tidak terlalu mahal, oleh karena itu banyak search engines masih menggunakan metode ini, contohnya: google, yahoo, dan alta vista. gambar 1 text based image retrieval (jain et al, 2013) image retrieval … (rita layona; dkk)    1075  namun karena proses annotationnya masih manual, ketepatan mendapatkan gambar bergantung pada kata kunci pencarian dan deskripsi yang diinput oleh penulis kedalam database, terkadang 1 kata memiliki banyak arti, tidak mendeteksi sinonim, kesalahan pengetikan berpengaruh pada hasil, dan membutuhkan waktu lebih ketika proses pendestripsian manual sehingga hasil pencarian masih kurang maksimal (jain et al, 2013). penelitian content based image retrieval (cbir) content based image retrieval (cbir) merupakan perkembangan dari tbir di mana cbir mencocokkan query image berdasarkan content image yang dianalisis berdasarkan beberapa variasi dimensi, antara lain warna, bentuk, tekstur, dan masih banyak lagi dimensi lainnya. gambar 2 content based image retrieval (jain et al, 2013) penggunaan cbir berdasarkan dimensi cbir memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan penggunaan tbir yaitu dalam proses annotation-nya, cbir tidak perlu susah payah untuk mendeskripsikan image ke dalam kata-kata dan tidak tergantung oleh size dan orientasi image dalam pencariannya (jain et al, 2013). namun untuk kelemahannya karena waktu penyimpanan image yang besar membutuhkan waktu dan resource yang besar. terkadang ada ketidaksesuaian antara gambar yang dicari dengan gambar yang ditemukan dan query yang dilakukan lebih rumit. berikut akan dibahas lebih lanjut penggunaan cbir berdasarkan dimensi warna, bentuk, dan tekstur. warna content based image retrieval atau yang biasa dikenal sebagai retrieval berdasarkan content dari image, melakukan pencarian berdasarkan content dari image. pencarian bukan hanya menggunakan atau bergantung kepada meta data yang di-input oleh manusia seperti caption dan keyword. (suhasini, krishna, & krishna, 2009). warna adalah salah satu ciri visual yang biasa digunakan dalam content based image retrieval (cbir). warna dianggap sebagai ciri visual yang baik jika digunakan untuk menemukan kembali suatu citra. warna dianggap memiliki hubungan yang kuat dengan objek dalam suatu citra. (acharya & ray, 2005). fuzzy color histogram merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan informasi warna ke dalam bentuk histogram. fuzzy color 1076 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1073-1085  histogram bekerja dengan mempertimbangkan persamaan warna dalam pixel yang terasosiasi ke bin histogram menggunakan fuzzy set membership function. (zhang & zhang, 2004) penelitian mengenai content based image retrival berdasarkan content warna sendiri pernah dilakukan menggunakan conventional color histogram, invariant color histogram, dan fuzzy color histogram pada gambar bunga, binatang dan bangunan. pada penelitian ini, menghasilkan bahwa dengan menggunakan conventional color histogram dengan quadratic form (qf) distance dan euclidean distance untuk perhitungan simmiliarity-nya, menghasilkan performa yang hampir sama namun tidak bisa memerikan respon yang baik pada shifted atau translated images. untuk mengangani masalah tersebut, maka digunakan teknik invariant color histogram. dan untuk mengurangi banyaknya variasi antara neighboring bins, maka digunakan fuzzy color histogram. (suhasini, krishna, & krishna, 2009) penelitian lain pernah dilakukan dengan membandingkan sistem yang lama yakni dengan menggunakan query image yang diberikan melalui keyword (text based images retrival) dengan sistem baru yakni dengan menggunakan fuzzy color histogram (content based image retrival). dari penelitian ini, sistem yang lama menghasilkan image retrieval yang lebih tidak relevant. dengan begitu, penelitian ini menggunakan cbir dengan teknik color histogram untuk meningkatkan performa dari image retrival. (kumar & saravanan, 2013) bentuk cbir berdasarkan bentuk pada dasarnya akan melakukan ekstraksi fitur shape dari gambar yang akan dihitung untuk mendapatkan similarity untuk proses image retrieval. terdapat beberapa metode yang digunakan dalam melakukan image retrieval berdasarkan bentuk. pada penelitian ini akan dibahas beberapa metode yang sering digunakan dalam penelitian lainnya yaitu moment invariants dan scale invariant feature transform (sift). menurut rao, et. al. (2010), image moments merupakan salah satu teknik yang banyak digunakan dalam image processing. salah satu teknik yang dapat digunakan adalah moment invariants. moment invariants digunakan dalam 2d image dengan rumus sebagai berikut: rumus tersebut dapat digunakan untuk menghitung moment invariants dari image tetapi masih belum dapat diaplikasikan sebagai general invariant karena belum sesuai jika image mengalami proses translation, rotation, dan scaling. translation invariance dapat dihitung dengan menggunakan central moment dengan rumus sebagai berikut: sedangkan normalized central moment didapat dengan menggunakan rumus: , kekurangan dari teknik ini adalah mungkin adanya data yang redundant karena tidak orthogonal. image retrieval … (rita layona; dkk)    1077  menurut kamath, et. al. (2012), scale invariant feature transform (sift) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melakukan cbir. metode dapat sift digunakan dalam penelitian cbir berdasarkan bentuk dengan cara melakukan ekstraksi fitur shape dari data training image dan menjadi sebuah deskripsi fitur. deskripsi fitur tersebut yang akan dibandingkan dengan deskripsi dari query yang dimasukkan oleh user dalam proses image retrieval. agar perbandingan yang dilakukan menghasilkan nilai yang akurat maka fitur yang diekstraksi dari image harus tetap dapat dideteksi walaupun menghadapi isu image scale, noise, dan illumination yaitu dengan menggunakan edge dari objek pada image yang biasanya memiliki nilai kontras yang paling tinggi. teknik sift dalam cbir berdasarkan fitur bentuk dilakukan dengan menyimpan keypoint dari image yang ada pada database sebagai deskripsi fitur. setelah itu ketika user memasukkan query image yang ingin di-retrieve maka akan dilakukan pengecekkan deskripsi fitur yang ada pada image yang baru dan image yang ada di database menggunakan euclidean distance. pada gambar di bawah dapat dilihat penerapan sift dalam cbir pada penelitian yang dilakukan oleh kamath, et. al. (2012). gambar 3 penerapan sift untuk sbir (kamath, et. al., 2012) algoritma sift yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) membangun scale space sebagai langkah awal kemudian membuat internal representation dari image yang dimasukkan oleh user untuk memastikan scale invariance. (2) algoritma sift akan menghitung deskripsi fitur untuk setiap query image yang dimasukkan oleh user. keypoints yang tidak diinginkan seperti daerah yang memiliki nilai kontras rendah akan dieliminasi oleh difference of gaussian (dog). (3) menghitung orientasi untuk setiap keypoints. setiap perhitungan lebih lanjut akan dilakukan berdasarkan orientasi tersebut untuk memastikan rotation invariance. (4) sift akan membandingkan keypoints pada query image dengan keypoints image yang ada di database dan kemudian diurutkan berdasarkan ranking kecocokan. tekstur untuk melakukan proses image retrieval menggunakan warna dan tekstur, maka ada beberapa langkah secara garis besar yang perlu dilakukan (jain, sharma, & sairam, 2013), antara lain: (1) perhitungan texture antar gambar yang tersedia dari database dan query dari user. (2) penghitungan perbedaan textur antara hasil feature vector gambar yang tersedia di database dengan query user. (3) sorting berdasarkan hasil perbedaan texture secara ascending. 1078 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1073-1085  ada beberapa metode yang digunakan untuk penghitungan kesamaan texture menurut penelitian yang dilakukan oleh howarth dan ruger, antara lain (howarth & ruger, 2004): (1) co-occurrence merupakan metode awal yang digunakan untuk penghitungan kecocokan texture. di mana dalam penggunaannya digunakan menggunakan grey level co-occurrence matrices (glcm). di mana gambar akan dibagi per 2 pixel dan pemisahan akan ditandai dengan vector tertentu. distribusi dalam matrix akan tergantung pada sudut dan jarak hubungan antar pixel. memungkinkan menangkap karakteristik tekstur yang berbeda. namun hasilnya bervariasi terpengaruh oleh kualitas gambar dan keutuhan bentuk gambar. sehingga tidak dapat digunakan untuk gambar yang berukuran kecil dan gambar yang tidak utuh. (2) tamura dilakukan dengan merancang fitur tekstur yang sesuai dengan persepsi visual manusia. didefinisikan 6 fitur tekstur , yaitu: kontras, directionality, garis bentuk, keteraturan, dan kekasaran. untuk hasil keseluruhannya menghasilkan hasil yang standart namun lemah pada moment kedua. (3) gabor merupakan metode dengan hasil yang lebih memuaskan dibandingkan 2 metode lainnya, untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada penjelasan di bawah. penelitian ini menggunakan metode gabor filter atau gabor wavlet. di mana fitur gabor menggunakan fitur pyramid – structured wavelet transform (pwt), tree–structures wavelet (twt), dan multi resolution simultaneous autogressive model (mr-sar). gabor filter telah terbukti sangat efisien menurut penelitian-penelitian sebelumnya (manjunath & ma, 1996; dimai, 1999). pada dasarnya, gabor filter termasuk dalam group wavelet, di mana setiap wavelet menangkap energi pada frekuensi dan arah yang spesifik. sehingga dapat digunakan untuk pencarian gambar dengan tekstur yang berulang (singh & hemachandran, 2012). memperluas signal dapat memberikan gambaran frekuensi lokal. kemudian texture featured dapat diekstraksi dari kelompok distribusi energi. untuk perhitungan gambar dengan size dan derajat orientasi yang berbeda, digunakan normalisasi rotasi. berikut langkah-langkahnya: gabor filter/gabor wavelet (1) di mana, adalah image yang diberikan, dengan size . dan adalah ukuran variable filter mask. adalah complex conjugate dari yang berasal dari rumus mother wavelet berikut: (2) di mana, adalah modulasi frekuensi. menspesifikasi scale dan menspesifikasikan orientasi wavelet secara respective. (3) (4) dengan demikian untuk mengatasi rotasi dan pelebaran, diperoleh rumus gabor wavelets generation form: mother wavelet dilatation dan rotation dilatation dan rotation (5) (6) image retrieval … (rita layona; dkk)    1079  (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) dengan konstanta berikut: (14) (15) dan dan antara 0-60, dengan maksimum ukuran filter texture feature extraction setelah penerapan gabor filter, untuk image dengan perbedaan orientasi dan size, diperoleh beberapa besaran sebagai berikut(zhang, wong, indrawan, & lu): (16) dari penerapan besaran tersebut, diperoleh hasil energi konten pada skala dan orientasi yang berbeda pada gambar. untuk menentukan gambar memiliki teksture yang mirip, maka kita memfokuskan pada daerah image yang memiliki teksture homogen. (17) di mana adalah rata-rata dan standart deviasi dari besaran dari koofisien yang telah di transform digunakan untuk mewakili fitur tekstur homogen suatu daerah. (18) di mana f merupakan gabor feature vector yang diperoleh dari dan (manjunath & ma, 837-842). berikut adalah contoh gabor feature vector ketika digunakan 5 skala dan 6 orientasi dalam pelaksanaannya. rotation invariant similarity measurement kesamaan hasil mencocokan testure dari query gambar q dan dan target gambar t pada database dinyatakan dengan(zhang, wong, indrawan, & lu): 1080 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1073-1085  (19) di mana, (20) karena perhitungan telah mengatasi masalah size dan orientasi gambar, untuk gambar yang ter-rotate tetap akan didapatkan peringkat rendah dalam kemiripan. dengan diasumsikan gambar asli dengan dengan orientasi dominan . dan adalah versi gambar yang telah dirotasi dengan orientasi dominan pada 0. jika particular scale-nya adalah , maka distribusi energi pada adalah: sedangkan distribusi energy pada adalah: di mana, = , , dan seterusnya. karena, = memiliki distribusi energy yang sama setelah rotasi dan untuk orientasi negative, ditambahkan dengan n. contohnya pada gambar berikut: gambar 4 gambar jerami (zhang, wong, indrawan, & lu) gambar 5 pemetaan energi untuk gambar jerami (zhang, wong, indrawan, & lu) gambar 6 gambar jerami yang telah di-rotate (zhang, wong, indrawan, & lu) gambar 7 pemetaan energi untuk gambar jerami yang telah di-rotate (zhang, wong, indrawan, & lu) image retrieval … (rita layona; dkk)    1081  metode metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) tinjauan pustaka – mengumpulkan teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya dari buku, jurnal, dan literatur tertulis lainnya. teori-teori yang dikumpulkan adalah mulai dari konsep dan penelitian image retrieval berdasarkan teks, dan selanjutnya berdasarkan content (warna, bentuk, dan tekstur). (2) metode deskriptif – dilakukan dengan studi kasus, studi komparatif, menganalisis penelitian cbir berdasarkan warna, bentuk dan tekstur yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. (3) evaluasi hasil penelitian – dilakukan evaluasi terhadap hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. evaluasi dilakukan berdasarkan warna, bentuk, tekstur, dan gabungan warna, bentuk, dan tekstur untuk jenis image yang berbeda-beda. (4) simpulan dan saran – setelah dilakukan evaluasi dari hasil penelitian maka selanjutnya ditarik simpulan dan saran untuk penelitian selanjutnya. hasil dan pembahasan penelitian cbir dengan menggunakan objek plant image dilakukan dengan membandingkan feature color, shape, texture serta penggabungan ketiganya. feature color menggunakan metode color histogram di mana informasi warna direpresentasikan ke dalam bentuk histogram. untuk shape feature menggunakan scale invariant feature transform (sift) serta untuk texture, menggunakan metode gabor filter atau gabor wavlet yang menggunakan menggunakan fitur pyramid–structured wavelet transform (pwt), tree–structures wavelet (twt), dan multi resolution simultaneous autogressive model (mr-sar). (kebapci, yanikoglu, & unal, 2010) hasil dengan menggunakan color feature hasil penelitian mendapatkan bahwa color feature nrgb histogram memberikan best top-10 dan top-15 rates jika dibandingkan dengan yang lain seperti pada tabel dibawah ini: tabel 1 color similarity result (full database) (kebapci, yanikoglu, & unal, 2010) hasil dengan menggunakan shape feature penelitian menggunakan bermacam-macam global shape feature seperti pada tabel berikut ini: 1082 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1073-1085  tabel 2 global shape similiarity result (full database) (kebapci, yanikoglu, & unal, 2010) diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan kombinasi, semua global shape feature mendapatkan 26% top-10 dan 31% top-15 rate. untuk melakukan evaluasi terhadap global shape descriptor yang berpotensial, maka metode shape dilakukan testing pada 132 clean database dari 32 plant types. dan di sini juga diperoleh bahwa penggabungan semua feature menghasilkan 48% top-10 dan 61% top-15 rate. (kebapci, yanikoglu, & unal, 2010) tabel 3 global shape similiarity result (clean database) (kebapci, yanikoglu, & unal, 2010) metode sift ternyata tidak terbukti berhasil. hal tersebut dapat dilihat dari top-10 dan top-15 rate yang didapatkan kecil. untuk itu, digunakan kombinasi dari sift dan global shape feature untuk meningkatkan top-10 dan top-15 rate yang dihasilkan. (kebapci, yanikoglu, & unal, 2010) tabel 4 sift + global shape similiarity result (kebapci, yanikoglu, & unal, 2010) image retrieval … (rita layona; dkk)    1083  hasil dengan menggunakan texture feature dalam pengukuran menggunakan testure feature, akan dilakukan dengan membandingkan hasil dari beberapa contoh kasus, antara lain: (1) default approach – kedua gambar yang dibandingkan dalam semua skala yang paling dominan untuk setiap gambar. dengan tujuan mengabaikan perbedaan skala di seluruh gambar dari tanaman yang sama. (2) max-scale approach – kedua gambar yang dibandingkan hanya menggunakan skala dengan energi tertinggi. (3) patch-based approach – setiap individual patches-nya di-rotate ke rotasi kronisnya sebelum menggunakan gabor. digunakan untuk memberikan variasi rotasi pada tingkat dan skala yang bervariasi pula. hasil dengan menggunakan texture features pada data dari full database tabel 5 texture analysis results (full database) (kebapci, yanikoglu, & unal, 2010) dari hasil di atas disimpulkan bahwa pada kasus patch-based memiliki rata-rata minimum ranking yang paling rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa patch-based memiliki hasil yang paling baik di mana untuk kasus terbaik angka-angkanya bersaing tidak jauh dengan yang lain. hasil dengan menggunakan kombinasi color, shape dan texture feature dalam penggabungan metode color, texture, dan shape dalam penghitungan kesamaan gambar dalam penelitian ini menggunakan dua macam database, antara lain: full database – di mana di dalam database ditambahkan data dummy dari data random. (2) clean database – di mana database yang digunakan menggunakan database yang datanya tidak terdapat data acak. tabel 6 hasil dengan menggunakan gabungan shape, color, dan texture analysis dengan menggunakan data dari full database (kebapci, yanikoglu, & unal, 2010) 1084 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1073-1085  di mana pada data full database, hasil kombinasi perbandingan shape dengan menggunakan shift, perbandingan color dengan menggunakan rgb, dan perbandingan texture dengan menggunakan patch-based menghasilkan hasil keakuratan yang paling baik. tabel 7 hasil dengan menggunakan gabungan shape, color, dan texture analysis dengan menggunakan data dari clean database sedangkan, pada data clear database, hasil kombinasi perbandingan shape dengan menggunakan global-shape, perbandingan color dengan menggunakan nrgb, dan perbandingan texture dengan menggunakan patch-based menghasilkan hasil keakuratan yang paling baik. simpulan penelitian berhasil menggunakan kombinasi beberapa pendekatan cbir. penelitian dilakukan dengan membandingkan feature color, shape, texture serta penggabungan ketiganya. feature color menggunakan metode color histogram, untuk shape feature menggunakan scale invariant feature transform (sift) serta texture menggunakan metode gabor filter atau gabor wavlet. dengan menggabungkan color, shape dan texture features, dapat meningkatkan performa dari sistem. beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai bahan penelitian lanjutan adalah memperluas penggunaan teknik color histogram, gabor, dan sift dalam cbir berdasarkan warna, bentuk, dan tekstur pada objek lainnya yang lebih beragam dan diaplikasikan. pada penelitian ini kasus yang dijadikan objek penelitian masih didasarkan pada satu jenis penelitian, selanjutnya dapat dibandingkan berbagai jenis penelitian yang lebih beragam dengan teknik yang sama tetapi objek yang berbeda (selain tanaman). image retrieval … (rita layona; dkk)    1085  daftar pustaka acharya, t., ray, a. k. (2005). image processing principles and applications. canada: john wiley & sons inc. dimai, a. (1999). rotation invariant texture description using general moment invariants and gabor filters. proc. of the 11th scandinavian conf. on image analysis. 1: 391-398. howarth, p., ruger, s. (2004). evaluation of texture features for content-based image retrieval. berlin: springer-verlag berlin heidelberg. jain, n., sharma, s., sairam, r. m. (2013, march). content base image retrieval using combination of color, shape and texture featurescontent base image retrieval using combination of color, shape and texture features. international journal of advanced computer research, 3(8): 70-77. kamath, m., punjabi, d., sabnis, t., upadhyay, d., shrawne, s. (2012). improving content based image retrieval using scale invariant feature transform. international journal of engineering and advanced technology (ijeat). 1(5): 19-21. kebapci, h., yanikoglu, b., unal, g. (2010). plant image retrieval using color, shape and texture features. the computer journal. april 9, 2010. oxford university kumar, a. r., saravanan, d. (2013). content based image retrieval using color histogram. international journal of computer science and information technologies: 242 245. manjunath, b. s., ma, w. y. (1996). texture features for browsing and retrieval of large image data. ieee transactions on pattern analysis and machine intelligence. 18(8), 1996. rao, c., kumar, s., mohan, b. (2010). content based image retrieval using exact legendre moments and support vector machine. the international journal of multimedia & its applications (ijma). 2 (2): 69-79. singh, s. m., hemachandran, k. (2012, september). content-based image retrieval using color moment and gabor texture feature. ijcsi international journal of computer science. 9(5): 299-309. suhasini, p. s., krishna, k. s., krishna, i. v. (2009). cbir using color histogram processing. journal of theoretical and applied information technology. 6 (1): 116-122. zhang, d., wong, a., indrawan, m., lu, g. (n.d.). content-based image retrieval using gabor texture features. diakses pada 28 mei 2014, dari pdf.aminer.org: http://pdf.aminer.org/000/318/796/rotation_invariant_texture_features_using_rotated_compl ex_wavelet_for_content.pdf zhang, r. f., zhang, z. f. (2004). a robust color object analysis approach to efficient image retrieval. eurasip journal on applied signal processing. 6: 871–885. microsoft word 41_si_tri pujadi.docx 954 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 954-962  model pemesanan bahan baku menggunakan peramalan time series dengan cb predictor tri pujadi information system department, school of information system, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 tripujadi@binus.edu abstract a company that manufactures finished goods often faces a shortage of raw materials, due to the determination of the quantity of raw material ordering improper because it is done by intuition and the lack of raw material inventory reserves. this resulted in costs because inefficient production processes are inhibited or had to perform an emergency procurement of raw materials to meet customer orders. the company seeks to use the method in determining the order quantity of raw material, comprising the steps of (1) collecting historical data of raw material use, step (2) forecasting needs raw materials, step (3) calculating the order quantity forecasting based on the data by comparing the deterministic method and probabilistic methods. calculating safety stock for each raw material is done so as to cope with the situation outside of normal conditions, such a surge in orders. in its design, the system will be developed using the unified modeling language modeling language (uml) on the basis of the concept of object-oriented analysis and design (object oriented analysis and design). with the proposed implementation of the information system, the company can estimate the need for raw materials more quickly and accurately, and can determine the order quantity that is tailored to the needs. so that the costs associated with ordering and storage of raw materials can be minimized. keywords: forecasting, inventory, deterministic methods, safety stock abstrak sebuah perusahaan manufaktur kerap kali menghadapi kekurangan bahan baku yang disebabkan kuantitas pemesanan bahan baku yang tidak akurat dan tidak adanya persediaan bahan baku cadangan. persoalan ini berakibat biaya yang tidak efisien karena proses produksi yang terhambat ataupun harus melakukan pengadaan bahan baku darurat untuk memenuhi pesanan pelanggan. solusi yang dibuat untuk mengatasi persoalan ini adalah perlunya dikembangkan sebuah sistem berbasis teknologi (web) yang mendukung pemesanan bahan baku; dan dengan melihat sifat dari bahan baku yang akan dilakukan pembeliannya, maka perhitungan dilakukan berdasarkan peramalan time-series dengan cb-predictor. adapun metodologi dalam perhitunganya adalah (1) mengumpulkan data historis penggunaan bahan baku, langkah (2) peramalan kebutuhan bahan baku, langkah (3) menghitung kuantitas pemesanan berdasarkan data peramalan, dengan membandingkan metode deterministik dan metode probabilistik. selanjutnya dilakukan penghitungan safety stock untuk tiap bahan baku sehingga dapat mengatasi situasi di luar kondisi normal, seperti lonjakan order. dalam perancangannya, sistem yang akan dikembangkan menggunakan bahasa pemodelan unified modeling language(uml) dengan berbasiskan konsep analisis dan perancangan berorientasi objek (object oriented analysis and design). hasilnya adalah model aplikasi sistem berbasis teknologi (web) yang dapat mendukung perhitungan pemesanan bahan baku lebih efisien dan akurat. dengan usulan penerapan sistem informasi, maka perusahaan dapat memperkirakan kebutuhan bahan baku dengan lebih cepat dan cermat, serta dapat menentukan kuantitas pemesanan yang disesuaikan dengan kebutuhan. dengan demikian, biaya-biaya yang berhubungan dengan pemesanan dan penyimpanan bahan baku dapat diminimalkan. kata kunci: peramalan, persediaan, metode deterministik, safety stock, ooad model pemesanan … (tri pujadi) 955  pendahuluan faktor penting yang berpengaruh dalam melayani pelanggan adalah ketersediaan barang produksi. untuk hal itu, maka diperlukan pemesanan bahan baku untuk produksi dalam jumlah yang tepat. apabila bahan baku dapat dipesan dalam kuantitas dan waktu yang mencukupi, proses produksi dapat berjalan dengan lancar karena bahan baku selalu tersedia. ditambah lagi, biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan juga dapat diminimalkan, seperti biaya pesan, biaya simpan, dan biaya backorder. kekurangan bahan baku dapat merugikan perusahaan. hal itu dapat menghambat proses produksi, memperbesar biaya pesan karena sering kali harus melakukan pemesanan bahan baku, menurunkan kepercayaan di mata pelanggan, dan harus membayar biaya backorder, yaitu biaya penalti karena tidak dapat memenuhi pesanan pelanggan tepat waktu. ketepatan waktu harus dapat diukur secara benar oleh perusahaan dari awal pesanan dicatat, pesanan diproduksi, sampai pesanan dikirimkan kepada pelanggan. faktor penting yang mendukung ketepatan waktu tersebut adalah pemesanan kuantitas bahan baku yang tepat dan waktu untuk melakukan pemesanan bahan baku tersebut. apabila bahan baku dapat dipesan dalam kuantitas dan waktu yang tepat, proses produksi dapat berjalan dengan lancar karena bahan baku selalu tersedia. biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan juga dapat diminimalkan, seperti biaya pesan, biaya simpan dan biaya backorder. oleh karena itu, suatu sistem informasi pengendalian bahan baku yang dapat membantu dalam mengatur dan mengelola stok bahan baku secara cepat dan tepat diperlukan. dengan demikian, perusahaan akan dapat memenuhi pesanan pelanggan tepat waktu serta dapat menjaga kredibilitas dan kepercayaan di mata pelanggan. adapun tujuan dilakukannya pembuatan model pemesanan ini antara lain: (1) membuat perencanaan yang tepat mengenai peramalan kebutuhan bahan baku sesuai dengan data historis produksi; (2) memberikan usulan mengenai metode pemesanan bahan baku dengan kuantitas yang tepat, dengan memperhitungkan perbandingan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan bahan baku. serta memberikan usulan kapan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali, sesuai dengan peramalan kebutuhan bahan baku yang telah dilakukan sebelumnya; (3) membuat usulan mengenai kuantitas safety stock dari masing-masing jenis bahan baku; (4) mengusulkan sebuah model sistem informasi untuk mendukung proses pencatatan stok bahan baku yang keluar maupun yang diterima, perhitungan peramalan kebutuhan bahan baku, dan perhitungan kuantitas pemesanan bahan baku. hasil penerapan model sistem yang telah dibuat, diharapkan akan menimbulkan manfaat bagi perusahaan dalam upaya-upaya: (a) meningkatkan akurasi penentuan kebutuhan bahan baku di periode mendatang; (b) meningkatkan akurasi pencatatan stok bahan baku di gudang; (c) meningkatkan akurasi penentuan kuantitas pemesanan bahan baku; (d) meminimasi biaya penyimpanan dan biaya pemesanan bahan baku; (e) meningkatkan efesiensi pekerjaan karyawan bagian gudang bahan baku dan bagian pembelian karena dengan adanya sistem maka mereka dapat bekerja lebih cepat; (f) membantu bagian gudang untuk melakukan perhitungan kebutuhan bahan baku untuk setiap pesanan (order) yang masuk; (g) meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan ketepatan waktu pengiriman pesanan (order); (h) meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata pelanggan. persediaan menurut baroto (2002:52), persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena mayoritas perusahaan melibatkan investasi besar pada aspek ini (20% 956 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 954-962  sampai 60%). hal tersebut merupakan dilema bagi perusahaan. bila persediaan dilebihkan, biaya penyimpanan dan modal yang diperlukan bertambah. kelebihan persediaan juga membuat modal menjadi mandek, semestinya modal tersebut dapat diinvestasikan pada sektor lain yang lebih menguntungkan (opportunity cost). sebaliknya bila persediaan dikurangi, maka dapat terjadi kehabisan bahan baku (stock out). bila perusahaan tidak memiliki persediaan yang mencukupi, biaya pengadaan darurat akan lebih mahal, dampak lainnya adalah kekecewaan konsumen terhadap perusahaan. metode pemesanan bahan baku seperti gambar 1. gambar 1 metode pemesanan bahan baku penentuan penggunaan metode pemesanan bahan baku disesuaikan dengan pola data demand. pola data demand dibagi menjadi dua, yaitu: data statik, yaitu demand dengan pola data stasioner, atau cenderung konstan atau stabil; data dinamis, yaitu demand dengan pola data yang naik turun, atau cenderung bergerak, disebut juga dengan “lumpy demand”. pemesanan menurut griffiths dan payab (2004), yang dimaksud pemesanan adalah pengadaan barang atau pembelian barang dan jasa untuk perusahaan yang telah diatur di dalam rantai supply chain mereka. terdapat dua jenis pengadaan barang yaitu direct procurement dan indirect procurement. hal ini dikaitkan dengan tujuan pengadaannya apakah untuk mendukung proses produksi (production related) ataukah non-production related. melalui pengelolaan pengadaan yang baik akan diperoleh peningkatan layanan pemesanan yang pada gilirannya menghasilkan penghematan anggaran dan menyederhanakan proses pengadaananya sehingga akan lebih efisien. adapun subramanian dan shaw (2004) mengidentifikasikan terdapat tiga area yang akan didukung oleh pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara online (disebut e-procurement), yaitu dalam proses transaksi pemesanan, manajemen persediaan serta dukungan dalam pemasaran (marketmaking). dengan demikian penggunaan e-procurement akan berdampak terhadap empat aktivitas b2b, yaitu: search and identifying of right product, order processing, monitoring and control, serta koordinasi di antara perusahaan dan partnernya peramalan menurut makridakis et al. (1999) dan mose et al (2013), peramalan (forecasting) merupakan prediksi nilai-nilai sebuah variabel berdasarkan kepada nilai yang diketahui dari variabel tersebut atau variabel yang berhubungan. meramal juga dapat didasarkan pada keahlian penilaian, yang pada gilirannya didasarkan pada data historis dan pengalaman. alasan utama dari peramalan adalah adanya waktu tenggang (lead time) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan model pemesanan … (tri pujadi) 957  peristiwa itu sendiri. jika waktu tenggang ini nol atau kecil, perencanaan dan peramalan tidak diperlukan. sedangkan jika waktu tenggang panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada faktorfaktor yang dapat diketahui, peramalan dibutuhkan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga tidakan yang tepat dapat dilakukan. sedangkan subramanian dan shaw (2004:54) dan render et al (2001:46) menyatakan bahwa peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan dengan beberapa bentuk model matematis, bisa berupa prediksi subjektif atau intuitif tentang masa depan atau bisa juga mencakup kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan penilaian yang baik oleh manajer. menurut render et al (2001:46), peramalan biasanya dikelompokkan oleh horizon waktu masa depan yang mendasarinya, yaitu: (a) peramalan jangka pendek, biasanya digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan, dan tingkat produksi, dan rentang waktunya mencapai satu tahun tapi umumnya kurang dari tiga bulan; (b) peramalan jangka menengah, biasanya berjangka waktu tiga bulan hingga tiga tahun, dan sangat bermanfaat dalam perencanaan penjualan, perencanaan dan penganggaran produksi, penganggaran kas, dan menganalisis berbagai rencana operasi; (c) peramalan jangka panjang, biasanya memiliki rentang waktu tiga tahun atau lebih, dan digunakan dalam merencanakan produk baru, pengeluaran modal, lokasi fasilitas, atau ekspansi dan penelitian serta pengembangan. peramalan time series dengan cb predictor dewasa ini, sudah banyak tersedia software yang mendukung perhitungan peramalan, sehingga user dapat lebih mudah untuk melakukan perhitungan peramalan tersebut. menurut griffiths dalam siswanto (2007:314), salah satu jenis peranti lunak yang dapat mendukung perhitungan peramalan dengan mudah dan cepat adalah cb predictor. cb predictor adalah sebuah program yang ada di dalam crystal ball. program ini adalah program untuk memprediksi data yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan menganalisis data masa lalu. dalam gallery program ini, tersedia delapan model peramalan (forecasting model), yaitu: (a) single moving average, adalah metode peramalan yang digunakan untuk data stasioner (tidak mengandung unsur musiman ataupun tren); (b) double moving average, adalah metode peramalan yang digunakan untuk data yang mengandung unsur tren; (c) single exponential smoothing, adalah metode peramalan yang digunakan untuk data stasioner (tidak mengandung unsur musiman ataupun tren); (d) double exponential smoothing, adalah metode peramalan yang digunakan untuk data yang mengandung unsur tren; (e) seasoanal additive, adalah metode peramalan yang digunakan untuk data yang mengandung unsur musiman; (f) holt winter’s additive, adalah metode peramalan yang digunakan untuk data yang mengandung unsur musiman dan tren; (g) seasonal multiplicative, adalah metode peramalan yang digunakan untuk data yang mengandung unsur musiman. metode ini merupakan metode yang paling baik untuk data dengan agregasi paling tinggi, seperti penjualan produk dan data kebutuhan bahan baku. perhitungan metode seasonal multiplicative dipengaruhi oleh α dan γ . pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan unsur musiman n periode, untuk menentukan seasonal term-nya. block replacement dalam block replacement, tindakan penggantian dilakukan pada suatu interval yang tetap. cara ini diterapkan dengan melakukan penggantian kerusakan yang terjadi pada interval (0, tp) dengan mengabaikan adanya penggantian yang terjadi selama selang waktu tersebut, serta melakukan penggantian pencegahan pada setiap selang waktu tp secara konstan (vaidya et al, 2006:95). block replacement memungkinkan terjadinya penggantian dalam kurun waktu yang berdekatan. komponen yang baru dipasang setelah penggantian kerusakan harus mengalami penggantian kembali pada saat tiba waktu penggantian pencegahan (tp). 958 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 954-962  d tp = ekspektasi downtime kerusakan+donwtime penggantian pencegahan panjang siklus d tp = h tp tf +tp tp+tp dimana : tp = interval waktu penggantian pencegahan d(tp) = downtime persatuan waktu h(tp) = ekspektasi jumlah kerusakan pada interval (0,t) tf = downtime yang terjadi karena penggantian kerusakan tp = downtime yang terjadi karena penggantian pencegahan metode metode dalam perhitungan untuk peramalan dan persediaan bahan baku dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. pertama, dari data penggunaan bahan baku selama tiga tahun terakhir, kemudian dilakukan peramalan kebutuhan bahan baku untuk dua belas periode berikutnya dengan menggunakan bantuan piranti lunak, yaitu cb predictor. kedua, dari beberapa hasil peramalan untuk setiap jenis bahan baku, dipilih metode peramalan dengan nilai presentase error (mape mean absolute percentage error) paling kecil. ketiga, setelah ditentukan hasil peramalan sesuai dengan metode yang memiliki tingkat kesalahan paling kecil, maka dilakukan perhitungan variability coefficient (vc). perhitungan vc adalah perhitungan koefisien dari hasil perhitungan peramalan untuk menentukan metode deterministik untuk perhitungan kuantitas pemesanan bahan baku. jika vc lebih kecil dari 0.25, kebutuhan bahan baku tiap bulannya stabil, dan untuk menentukan kuantitas pemesanan bahan baku cukup digunakan metode eoq (economic order quantity). sedangkan bila vc lebih besar dari 0.25, kebutuhan bahan baku tiap bulan tidak stabil: ada kalanya naik dan ada kalanya turun, sehingga untuk menentukan kuantitas pemesanan harus menggunakan perbandingan beberapa metode, yaitu metode silver & meal (s&m), wagner & within (w&w), dan part periode balancing (ppb). adapun metode pengembangan sistem untuk membuat model pemesanan bahan baku mengacu pada pengembangan sistem informasi berbasis objek dengan menggunakan artifdact unified model language (uml) dengan langkah-langkah sebagai berikut. kegiatan diawali dengan melakukan analisis sistem informasi yang sedang berjalan. analisis sistem berjalan ini dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan informasi user dan interaksi user dengan fungsi sistem yang ada, sehingga dapat dijadikan patokan untuk diusulkan perbaikan sistem ke arah yang lebih baik dalam hal ketersediaan informasi maupun fungsi dari sistem itu sendiri. (a) analisis problem domain; dalam analisis problem domain, akan didapatkan informasi mengenai objek apa saja yang terlibat dalam sistem dan aktivitasyang berhubungan dengan objek tersebut. objek dan aktivitas ini selanjutnya akan digambarkan dalam bentukactivity diagram. (b) analisis application domain; dalam analisis application domain, akan dirancang fungsi sistem yang disesuaikan dengan problem domain sebelumnya. langkah-langkah dalam analisis application domain antara lain: membuat class diagram yang menjelaskan hubungan antar-class dan attribute dan membuat use case dan menentukan actor untuk menghasilkan usecase diagram dengan tujuan untuk mengenali interaksi actor dalam suatu sistem. (c) analisis user interface; merancang sebuah user interface berarti merancang suatu keterlibatan antara input dan output ketika user berinteraksi dengan komputer untuk melaksanakan tugas. seorang pengembang harus mempertimbangkan interaksi antara user dan komputer untuk memproses hasil input maupun output. model pemesanan … (tri pujadi) 959  hasil dan pembahasan proses bisnis pengadaan bahan baku saat ini, perusahaan belum memiliki sistem pemesanan bahan baku terkomputerisasi. semua hal yang berkaitan dengan pencatatan persediaan bahan baku dan pemesanan bahan baku dilakukan secara manual, baik dengan menggunakan kata-kata, maupun secarik kertas. pesanan pelanggan diterima oleh bagian pemasaran, kemudian bagian pemasaran membuat sales order sebanyak tiga rangkap. rangkap satu disimpan oleh bagian pemasaran sebagai dokumentasi, dan rangkap dua dikirim kepada bagian produksi dan rangkap tiga diberikan kepada bagian gudang barang jadi. setelah menerima sales order, manajer produksi kemudian membuat job order sebanyak tiga rangkap. rangkap satu untuk disimpan sebagai dokumentasi, rangkap dua diberikan kepada bagian gudang bahan baku, dan rangkap tiga diberikan kepada bagian lantai produksi. kemudian bagian gudang bahan baku menyiapkan bahan baku yang dibutuhkan dalam job order dan kepala gudang mencatat bahan baku apa saja yang dikeluarkan dari gudang bahan baku. (gambar 2) gambar 2 rich picture sistem yang sedang berjalan setiap bulan bagian gudang bahan baku mengirimkan catatan jumlah stok bahan baku kepada bagian pembelian. dari catatan stok bahan baku tersebut, bagian pembelian kemudian menentukan kapan harus melakukan pemesanan bahan baku dan berapa kuantitas pemesanannya. penentuan tersebut bukan berdasarkan kepada perhitungan apapun, melainkan hanya berdasar kepada intuisi saja. kemudian bagian pembelian membuat nota beli yang berisi jenis-jenis bahan baku yang akan dibeli 960 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 954-962  beserta kuantitasnya. untuk pemesanan bahan baku lokal, nota beli yang telah dibuat manajer pembelian langsung dikirim ke supplier melalui mesin fax. sedangkan untuk bahan baku impor, nota beli diberikan kepada direktur, kemudian direktur yang memesan langsung ke supplier. selain nota beli, manajer pembelian membuat laporan transaksi pembelian bahan baku dan diberikan ke bagian akunting. apabila bahan baku sudah sampai ke gudang, bagian gudang bahan baku akan mencocokkan nota beli dengan surat jalan dari supplier apakah bahan baku yang dikirimkan supplier sesuai dengan bahan baku yang dipesan. bahan baku yang sudah diperiksa dan sesuai dengan pesanan, kemudian dimasukkan ke dalam gudang bahan baku dan kepala gudang bahan baku melakukan pencatatan stok bahan baku. usulan aplikasi sistem peramalan dan pengadaan bahan baku model sistem pemesanan bahan baku ini terdiri dari satu menu utama. setiap user yang sudah melakukan login dapat masuk ke sistem sesuai dengan otoritas masing-masing dan melakukan tugasnya. menu pesananan terdiri dari satu form pesanan. form ini hanya dapat dilihat oleh bagian pemasaran yang memiliki tugas untuk memasukkan data pesanan pelanggan ke dalam sistem. menu bahan baku merupakan menu yang terdiri dari lima form. menu ini dapat diakses bagian gudang bahan baku dan bagian pembelian. tidak semua form dapat diakses, tetapi hanya beberapa form saja. sedangkan form perhitungan peramalan hanya dapat diakses oleh kepala gudang bahan baku yang memiliki tugas untuk melakukan peramalan kebutuhan bahan baku beberapa periode ke depan berdasarkan data historis penggunaan bahan baku. selanjutnya menu perhitungan dibagi menjadi dua form. form pertama adalah form perhitungan peramalan. form ini hanya dapat diakses oleh kepala gudang bahan baku yang bertugas untuk melakukan peramalan kebutuhan bahan baku beberapa periode ke depan berdasarkan data historis penggunaan bahan baku. (gambar 3). gambar 3 form perhitungan peramalan model pemesanan … (tri pujadi) 961  bagian pembelian juga memegang peranan penting. seorang manajer pembelian harus melakukan perhitungan kuantitas pemesanan bahan baku yang tepat. pemesanan yang tidak tepat, berlebih, atau kurang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. tentunya setiap perusahaan selalu menginginkan keuntungan yang berlipat ganda. oleh karena itu, penentuan kuantitas pemesanan sebaiknya dihitung dengan menggunakan beberapa metode, dan dipilih metode yang menghasilkan total biaya paling rendah. kemudian form kedua adalah form perhitungan pemesanan. form ini hanya dapat diakses oleh manajer pembelian. manajer pembelian bertugas untuk menghitung kuantitas pemesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan membandingkan beberapa metode perhitungan. (gambar 4) gambar 4 form perhitungan pemesanan simpulan sistem dirancang memiliki tujuan dan fungsi untuk pemesanan bahan baku, mulai dari pencatatatan keluar atau masuk, penghitungan peramalan, penghitungan kuantitas pemesanan, hingga pembuatan nota beli untuk tiap jenis bahan baku dengan kuantitas sesuai dengan perhitungan. bagian gudang bahan baku berperan sangat penting dalam sistem ini. bagian gudang harus memasukkan data bahan baku yang masuk dan keluar, menghitung pemakaian bahan baku setiap bulannya, menghitung peramalan kebutuhan bahan baku periode mendatang, dan juga mengubah status nota beli apabila bahan baku yang dipesan telah dikirim oleh supplier. 962 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 954-962  dengan adanya sistem pemesanan bahan baku diharapkan dapat meningkatkan akurasi data stok bahan baku. sebelumnya, pencatatan keluar masuknya bahan baku dilakukan secara manual sehingga sering kali stok fisik tidak sesuai dengan catatan stok. setelah adanya sistem, maka stok dapat dijaga keakuratan dan kelengkapannya. sebab, stok bahan baku langsung di-update setelah bahan baku keluar atau bahan baku masuk disimpan dalam database. selain itu, sistem juga lebih memudahkan pekerjaan bagian gudang bahan baku. saat pesanan diterima, sistem sudah melakukan breakdown kebutuhan tiap jenis bahan baku untuk pesanan tersebut. sehingga saat bagian gudang mengklik nomor pesanan, rincian bahan bakunya langsung ditampilkan dan bahan baku dapat langsung disiapkan. begitu pula saat bahan baku diterima, bagian gudang cukup melihat nota beli yang dipesan apakah sesuai dengan bahan baku yang diterima. jadi dengan adanya sistem, efisiensi waktu dapat ditingkatkan karena proses pekerjaan dapat lebih mudah untuk diselesaikan dengan bantuan sistem. sistem juga dapat meningkatkan akurasi dan kelengkapan data stok bahan baku serta meningkatkan akurasi peramalan kebutuhan bahan baku berdasarkan data historis. secara keseluruhan, sistem diharapkan membawa dampak positif dalam hal pengendalian bahan baku dan menjaga stok bahan baku agar berada dalam status dipantau dan terkendali (tidak berlebihan dan tidak kekurangan karena keduanya akan menimbulkan pembengkakan biaya persediaan). daftar pustaka baroto, t. (2002). perencanaan dan pengendalian produksi. jakarta: ghalia indonesia. griffiths, g., & payab, h. (2010). supply chain on the heels of demand: issues of e-procurement. journal of global business, 4(2), 29–35. makridakis, s. c., wheelwright., victor e., mcgee. (1999). metode dan aplikasi peramalan. edisi kedua. jilid 1. jakarta: binarupa aksara. mathiassen, l., munk-madsen, a., nielsen, p. a., & stage, j. (2000). object-oriented analysis and design. marko, aalborg, denmark. mose, j. m., njihia, j. m., magutu, p. o. (2013, may). the critical success factors and challenges in e-procurement adoption among large scale manufacturing firms in nairobi, kenya. european scientific journal, 9(13), 375–401. diakses 21 mei 2014 dari https://profiles.uonbi.ac.ke/njihia/files/the_critical_success_factors_and_challenges_in_eprocurement_adoption_among_large_scale_ manufacturing_firms_in_nair render, b., stair, r. m., & hanna, m. e. (2003). quantitative analysis for management. 8th edition. new jersey: prentice hall. siswanto. (2007). operations research. jilid 2. jakarta: erlangga. subramanian, c., & shaw, m. j. (2004). the effects of process characteristics on the value b2beprocurement. information technology and management, 5(1-2), 161–180. vaidya, k., sajeev, a. s. m., & callender, g. (2006). critical factors that influence e-procurement implementation success in the public sector. journal of public procurement, 6(1&3), 70–99. diakses 23 mei 2014 dari http://ippa.org/jopp/download/vol6/issue-12/e_prosympar6_vaidya_etal.pdf. microsoft word 13_si_steeve haryanto.docx 656 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 656-660  analisa penerapan sistem pada hospitality industry steeve haryanto information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 steeve.haryanto@binus.ac.id abstract analysis on the application of the system hospitality industry aims to determine whether the system from outside has a considerable influence on the number of luxury hotels in jakarta as well as the factors that influence in picking the hospitality industry service system. the results of this survey are expected to be a consideration in implementing an information system in the field of hospitality industry. the method used in this paper is a literature review and analysis. the initial step in the analysis is to conduct a survey on the current system in hotels in jakarta, and analysis of the survey results and the identification of the need for local companies to compete with foreign companies. implementation of the system is no longer measured by how many facilities are available but the system is measured by how stable revenue generated calculations per day running at a hotel with no lost posts. keywords: analysis, information system, stable revenue abstrak analisa pada penerapan sistem hospitality industry bertujuan untuk mengetahui apakah sistem dari luar mempunyai pengaruh yang besar terhadap banyaknya hotel-hotel berbintang di jakarta serta faktor faktor apa saja yang mempengaruhi pemilik dalam memilih jasa sistem hospitality industry. hasil survei ini diharapkan dapat menjadi suatu pertimbangan dalam menerapkan sebuah sistem informasi dalam bidang hospitality industry. metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dan analisis. langkah awal di dalam melakukan analisis adalah dengan melakukan survei atas sistem yang sedang berjalan di hotel-hotel di jakarta, lalu analisis terhadap hasil survei dan identifikasi kebutuhan bagi perusahaanperusahaan lokal agar dapat bersaing dengan perusahaan luar. penerapan sistem tidak lagi diukur dari seberapa banyak fasilitas hotel yang tersedia melainkan diukur dari seberapa stabil sistem perhitungan revenue yang dihasilkan per hari berjalan pada sebuah hotel dengan tidak ada posting yang hilang (lost posting). kata kunci: analisa, sistem informasi, revenue stabil analisa penerapan sistem … (steeve haryanto)   657  pendahuluan property management system sering disingkat sebagai pms. pms merupakan suatu aplikasi yang sering digunakan di perhotelan di dunia. menggeliatnya industri pariwisata di indonesia mendorong beberapa perusahaan lokal berusaha untuk bermain di bisnis tersebut. saat ini yang sudah menjadi raja adalah perusahaan dari luar negeri. seolah menyatakan bahwa perusahaan lokal indonesia kurang dilirik oleh pasar dalam negeri dalam pengadaan sistem perhotelan. sungguh aneh memang, ketika lulusan sarjana informatika begitu membludak dan banyak lomba karya ilmiah sering digelar serta ditambah pula dengan begitu besarnya antusias masyarakat untuk bisa menyekolahkan anak-anak mereka ke fakultas sistem informasi agar bisa berwirausaha atau bekerja untuk perusahaan pembuat perangkat lunak. selain itu seperti ada suatu budaya pada masyarakat bahwa provider dari perusahaan lokal kurang dilirik oleh pemilik usaha di bidang hospitality industry, dalam memilih perangkat lunak dan perangkat keras. analisa penerapan sistem pada hospitality industry ini berusaha menalaah lebih dalam sampai sejauh mana kebenaraannya dan sekaligus memberikan saran kepada pemilik usaha untuk lebih bisa melihat apa yang harus menjadi pertimbangan ketika memilih sebuah sistem informasi. menurut jawadekar (2009), manajemen sistem information adalah kumpulan sistem untuk mendukung fungsi dari pengambilan keputusan. sedangkan menurut bagad (2009), sistem informasi adalah kumpulan dari fungsi yang di kelompokan untuk mendukung organisasi dan keputusan dalam menjalankan operational organisasi. menurut wang jin-zhao, wang jing (2009) pengeluaran terbesar dari organisasi perhotelan adalah sumber daya manusia, walaupun ada pilihan dalam bidang pelayanan, pengembang tidak bisa mengindahkan sumber daya manusia dalam menjalankan organisasi. metode metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dan analisis. langkah awal dalam melakukan analisis adalah dengan melakukan survei atas sistem yang sedang berjalan di hotel-hotel di jakarta, lalu analisis terhadap hasil survei dan identifikasi kebutuhan bagi perusahaan-perusahaan lokal agar dapat bersaing dengan perusahaan luar. hasil dan pembahasan dalam pengimplesikan sebuah sistem dalam suatu organisasi tidak pernah lepas dari beberapa faktor untuk mendukung berjalan dengan baiknya sistem tersebut dan penulis mencoba merangkum nya menjadi dua faktor penting yang harus dipahami antara lain: (1) faktor sumber daya manusia, artinya ketika suatu sistem diterapkan, sumber daya manusia yang berada di organisasi tersebut harus mau tidak mau mematuhi system yang berlaku, hal ini yang terkadang sulit diterapkan di negara kita. sdm masih bisa mengkontrol sistem sementara yang seharusnya terjadi adalah sdm dikontrol oleh sistem. pembinaan dari sdm untuk sadar sistem, rasanya seperti memaniskan air laut, hampir tidak mungkin terjadi tetapi masih ada harapan untuk bisa diwujudkan, baik dengan cara regular training atas makna ber organisasi teratur sampai dengan tertib dalam mengakomodir masalah. (2)faktor finansial, artinya ketika suatu sistem diterapkan, keuangan sebuah organisasi harus diperhitungkan dengan matang, karena tidak ada gading yang tidak retak, begitu juga dengan sistem, harus siap 658 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 656-660  dengan perubahan, di mana setiap kali ada iklim organisasi berubah, baik dari segi main core business-nya sampai dengan perhitungan rugi laba suatu perusahaan, maka organisasi harus siap meng-upgrade atau memodifikasi sistem yang ada, agar tetap relevan dan up to date. dua faktor diatas, tidak mengikat karena merupakan pengejawantahan dari pengalaman penulis semata, dan bukan menjadi suatu acuan. regenerasi dua faktor di atas, akan menimbulkan faktor-faktor yang tidak kalah penting untuk bisa menunjang sistem yang berjalan. banyak perusahaan luar yang ada, karena mereka mampu menempatkan dua faktor di atas menjadi suatu traces dalam menempatkan diri sebagai perusahaan yang layak menjadi provider dari sistem yang diterapkan di organisasi. ketika suatu perusahaan ingin menerapkan sebuah sistem untuk mengakomodir data ke dalam suatu kesatuan wadah, mereka tidak segan-segan mengeluarkan kocek yang luar biasa besar, baik untuk pengadaan perangkat it sampai dengan pengembangan sdm. sudah pasti maintenance cost-nya terbilang cukup mahal ditambah lagi konversi mata uang yang sangat variatif. kebijakan untuk mempercayakan implementasi dari sistem untuk suatu organisasi hospitality industry, pada umumnya dipegang oleh seorang edp manager atau it director tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa penerapan kebijakan tersebut didukung bukan hanya dari stabilitias sistem tersebut melainkan juga seberapa besar human resources (baca: pasar sdm) yang memahami sistem tersebut. seperti contohnya beberapa akademis menerapkan suatu mata pelajaran yang khusus untuk mempelajari dan mendalami serta mengenalkan bagaimana sistem tersebut berjalan. sebagai contoh, sistem opera dari micros fidelio, hampir seluruh akademi pariwisata diperkenalkan dan diajarkan bagaimana sistem tersebut berjalan. micros fidelio sebagai suatu perusahaan yang ada di indonesia merupakan perusahaan asing yang berbasis business pengadaan sistem pms untuk hospitality industry. penulis tidak mendapatkan informasi yang akurat tentang kapan micros fidelio masuk ke indonesia khususnya jakarta. berdasarkan pengalaman penulis, yang sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu incharge di it department hotel, micros fidelio sudah beroperasi sejak pertama kali penulis incharge di it department hotel dan sudah meluncurkan berbagai type dari sistem. beberapa waktu yang lalu, penulis melakukan survei atas sistem tersebut jakarta terhadap 34 hotel berbintang dan penulis mendapatkan angka yang menakjubkan, yaitu: (1) sebanyak 20 hotel berbintang mempercayakan pada organisasi tersebut di atas atau sekitar 6.8% dari 34 hotel, seperti terlihat pada tabel 1. (2) sebanyak lima hotel berbintang mempercayakan pada organisasi lokal atau sekitar 1.7% dari 34 hotel, terlihat pada gambar 1. (3) jumlah kamar hotel yang ada, tidak serta merta mempengaruhi pemilihan sebuah sistem dari luar, seperti terlihat pada gambar 2 di mana sistem “opera” yang merupakan sistem dari perusahaan luar digunakan pada hotel dengan jumlah kamar mencapai 998 dan 289 kamar, serta sistem rhapsody yang merupakan sistem lokal bisa menangani 202 sampai 634 kamar. tabel 1 total merk pms yang digunakan analisa penerapan sistem … (steeve haryanto)   659  gambar 1 total merk pms yang digunakan gambar 2 banyaknya kamar hotel yang menggunakan merk pms 660 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 656-660  simpulan berdasarkan hasil survei dan analisa sistem informasi penerapan sistem pada hospitality industry dapat disimpulkan hal-hal berikut: (1) penerapan sistem tidak lagi diukur dari seberapa banyak fasilitas hotel yang tersedia melainkan diukur dari seberapa stabil sistem perhitungan revenue yang dihasilkan per hari berjalan pada sebuah hotel dengan tidak ada posting yang hilang. (2) perbedaan antara buatan lokal dan luar negeri tidak menjadi suatu keadaan yang signifikan dalam menerapkan sistem selama customer service 24 jam bisa memberikan problem solving yang akurat baik melalui remoting sampai dengan kunjungan staff ke client. (3) kemudahan sistem dalam pengoperasian oleh sumber daya manusia yang sudah terlatih merupakan kunci tersendiri untuk menunjang penerapan sistem, human error bisa dihindari sekecil mungkin sehingga sistem failure pun dalam mengkalkulasi data yang ada akan semakin kecil jumlahnya. berikut adalah beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi pemilik hotel di jakarta dalam memilih dan menerapkan sistem dalam menjalankan usaha: (1) menawarkan sebuah sistem bukan hanya diukur dari seberapa canggih dan up to date-nya sistem tersebut melainkan juga harus dilihat sampai sejauh mana sistem tersebut bisa di-support oleh customer service. (2) penangan sistem failure dalam suatu keadaan yang tidak menentu bukan lagi dilihat sebagai kewajiban para staff perusahaan dalam it department melainkan juga menjadi suatu kewajiban bagi perusahaan yang memproduksi sistem tersebut (service after sales). (3) kejujuran dalam menjelaskan keuntungan dan kerugian dalam proses pengenalan sistem tersebut kepada management, tidak kalah pentingnya, bukan berarti kekurangan akan selalu menjadi kekurangan, melainkan kekurangan bisa menjadi suatu kelebihan. daftar pustaka jawadekar, w. s. (2009). management information system. new delhi: mcgraw-hill. v. s. bagad. (2009). management information system. india: techincal publications. wang jin-zhao, wang jing (2009), issues, challenges, and trends, that facing hospitality industry. journal of management science and engineering (54) microsoft word 16.ti rubil bia ok.doc 892 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 892-900 business impact analysis terkait penanganan dan pemulihan terhadap bencana di pt bank xyz rubil computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 rubil@binus.ac.id abstract for each company, disasters may have diverse impacts either financially or non-financially. therefore, a company requires a business continuity plan. one important factor in developing such plan is business impact analysis (bia). with bia, a company can identify and analyze critical business functions (cbfs) and potential impacts on the business whether operationally or financially, and further, business recovery priority, strategy and solution can be determined following a disaster.methodologies used in developing this bia are quantitative and qualitative where for aspects related to financials, quantitive method is used. meanwhile, for those aspects related to non-financial areas, qualitative method is used. the development of this bia was done through the dissemination of questionnaires to 62 business units in pt bank xyz. to draw the bia, eight parameters were used, where as for the final result, there were three criticality levels found in the business units of pt bank xyz, i.e. very critical level 18 business units (29%), critical level 23 business units (37%) and less critical level – 21 business units (34%). in addition, there were 71 applications used by cbfs. based on the results of this study, pt bank xyz can determine the priority and key strategies for business units that require handling and recovery when a disaster occurs to maintain the bank's business operation's continuity and sustainability.with that, the company can minimize the potential loss resulted from a disaster. keywords: disaster, business impact analysis (bia), critical business function (cbfs) abstrak bagi setiap perusahaan bencana bisa berdampak luas baik secara finansial maupun non finasial, sehingga diperlukan suatu rencana untuk kelangsungan bisnis sebuah perusahaan. salah satu faktor penting dalam pembuatan rencana tersebut adalah business impact analysis (bia). dengan bia perusahaan dapat melakukan identifikasi dan analisis terhadap critical business function (cbfs) dan dampak kerusakan yang mungkin timbul terhadap bisnis baik secara operasional maupun finansial dan selanjutnya dapat menentukan prioritas, strategi dan solusi pemulihan bisnis setelah terjadi bencana. metodologi yang dipakai dalam pembuatan bia ini adalah kuantitatif untuk aspek-aspek yang berhubungan dengan sisi finansial, dan metode kualitatif untuk aspek non finansial. pembuatan bia ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke 62 unit bisnis di pt bank xyz. untuk mendapatkan bia digunakan delapan parameter yang hasil akhirnya didapat tiga tingkat kritikalitas dari bisnis unit yang ada di pt bank xyz, yaitu kategori sangat kritikal 18 bisnis unit (29%), kategori kritikal 23 bisnis unit (37%) dan kategori kurang kritikal 21 bisnis unit (34%). selain itu, ada 70 aplikasi yang digunakan oleh cbfs. dari hasil penelitian ini, pt bank xyz dapat menentukan prioritas, strategi utama terhadap bisnis unit mana yang harus dilakukan penanganan dan solusi pemulihan jika terjadi bencana sehingga kesinambungan/kelangsungan bisnis operasional bank dapat terjaga dengan baik. dengan demikian perusahaan dapat meminimalisasi kerugian yang mungkin timbul jika terjadi bencana. kata kunci: bencana, business impact analysis (bia), critical business function (cbfs) business impact analysis… (rubil) 893 pendahuluan sebanyak 43% perusahaan yang kehilangan sebagian besar datanya langsung tutup, 51% hanya mampu bertahan dalam 2 tahun berikutnya, dan hanya 6% yang sanggup bertahan (gartner grup). pada 11 maret 2011, gempa bumi yang dahsyat dan tsunami melanda pulau honshu jepang, menyebabkan kerusakan luas, termasuk pemadaman, kebakaran dan kerusakan infrastruktur besar termasuk pada instalasi pltn mereka. sebelumnya, serangan terhadap wtc pada 11 september 2001, tsunami di aceh dan gempa di berbagai daerah di indonesia yang seringkali terjadi telah menyadarkan kita bahwa bencana selalu menanti di depan dan sekitar kita. bencana yang terjadi menimbulkan berbagai dampak mulai dari skala lokal bahkan regional. kerugian yang timbul pada beberapa perusahaan saat terjadinya banjir besar di jakarta pada tanggal 6-7 februari 2007 sebagai berikut (tabel 1): tabel 1. kerugian saat banjir di jakarta 6-7 februari 2007 lembaga total kerugian (rp) asosiasi pengusaha indonesia 1 triliun pt bank negara indonesia tbk (bni) 2.6 miliar selama tiga hari pt pln (persero) 51 miliar pt telekomunikasi indonesia tbk (telkom) 1.5 – 3 miliar angkutan umum 7.1 miliar per hari mandala air 1 miliar per hari pt kereta api 7.2 miliar pt asuransi bintang tbk 45 miliar pt bank mandiri tbk 10 miliar (sumber: tempo dan republika) bagi setiap perusahaan tentunya bencana bisa berdampak luas baik secara finasial maupun non finansial, sehingga penting untuk diantisipasi dengan membuat sebuah rencana. business continuity management (bcm) merupakan sebuah rencana yang merupakan bagian penting dari rencana kelangsungan bisnis sebuah perusahaan. dengan adanya bcm yang dibuat secara akurat dan tepat serta teruji dan terpelihara, sebuah organisasi/perusahaan diharapkan dapat melakukan langkahlangkah yang terencana sehingga dampak dari bencana yang telah terjadi dapat diminimalisasi dan perusahaan tetap dapat mempertahankan bisnisnya (pbi no9/15/pbi/2007 tanggal 30 nov 2007 pasal 13 ayat 1). salah satu aspek penting dari pembuatan bcm adalah business impact analysis (bia). berdasarkan pbi no9/15/pbi/2007 tanggal 30 nov 2007 pasal 13 ayat 2: ”bank wajib melakukan ujicoba atas business continuity plan dan disaster recovery plan terhadap seluruh system/aplikasi dan infrastruktur yang kritikal sesuai hasil bia, paling kurang sekali dalam satu tahun dengan melibatkan end user (end to end)”. menurut goh moh heng (2008), bia adalah suatu proses identifikasi dan analisis terhadap critical business function (cbfs) dan dampak kerusakan yang mungkin timbul terhadap suatu organisasi/perusahaan. hasil dari bia dapat digunakan oleh suatu organisasi/perusahaan untuk: (1) melakukan penilaian terhadap dampak kerusakan pada suatu area fungsional atau bisnis unit di suatu organisasi/perusahaan; (2) menentukan ketergantungan utama terhadap fungsional dan operasional yang ada ada dalam suatu organisasi/perusahaan; (3) menetapkan prioritas dan urutan terhadap aplikasi-aplikasi kritikal dan fungsi bisnis utama yang harus dipulihkan jika terjadi bencana. critical business functions (cbfs) mengacu kepada area-area vital dari bisnis yang sangat penting demi kelangsungan hidup dari suatu organisasi, tanpa unit bisnis ini, organisasi tidak 894 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 892-900 mendapatkan keuntungan, dipercaya atau terus berjalan dalam pemberian produk dan/atau jasa terhadap pelanggan, klien atau warga negara jika berhubungan dengan pemerintahaan (goh moh heng, 2008). menurut british standard 25999-1:2006, saat melakukan penilaian terhadap dampak, sebuah organisasi harus mempertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan tujuan dan sasaran bisnisnya, yaitu: (1) dampak terhadap karyawan atau kesejahteraan publik; (2) dampak terhadap kerusakan yang ditimbulkan, kehilangan, bangunan, teknologi atau informasi; (3) dampak terhadap pelanggaran undang-undang atau regulasi; (4) rusaknya reputasi; (5) kerugian terhadap finansial; (6) memburuknya kualitas produk atau servis; (6) kerusakan lingkungan. ruang lingkup dari proses bia ini adalah: (1) dilakukan terhadap 62 business/support unit dengan fungsi bisnis yang berbeda. menurut struktur organisasi pt bank xyz di akhir tahun 2011 (total 224 grup).; (2) grup yang dilakukan pre-assessment adalah 164 grup sedangkan 60 grup sisanya tidak dilakukan assessment dikarenakan kesamaan fungsi; (3) dilakukan tanpa risk assessment (ra) per grup, namun proses ra dilakukan berdasarkan lokasi kerja critical business function (cbf). proses pengisian data bia dilakukan dengan asumsi: (1) fungsi bisnis mengalami gangguan/bencana yang berdampak terhadap finansial dan non finansial dalam jangka waktu tertentu (maximumtolerable downtime); (2) resource (sumber daya manusia, sarana & prasarana kerja) yang dapat dialokasikan fungsi bisnis pada saat mengalami gangguan/bencana sampai pada level layanan tertentu. proses bia dilakukan untuk mengidentifikasi, mengkuantifikasi dan mengkualifikasi terhadap hal-hal sebagai berikut: (1) tingkat kepentingan (criticality) masing-masing fungsi bisnis dan ketergantungan antar grup serta prioritas yang diperlukan; (2) tingkat maximum tolerable downtime (mtd), yaitu estimasi downtime maksimum yang dapat ditoleransi akibat terhentinya fungsi bisnis serta dampak downtime terhadap kerugian financial; (3) tingkat recovery point objective (rpo), yaitu estimasi waktu yang dibutuhkan atas kehilangan data antara backup data terakhir sampai dengan data saat terjadi bencana; (4) tingkat work recovery time (wrt) atau time to clear backlog, yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang tertunda akibat terjadinya bencana; (5) tingkat minimum resources requirement (personil, data dan kelengkapan sistem serta fasilitas yang diperlukan secara minimal agar bisnis bisa pulih dan berjalan); (6) tingkat ketergantungan terhadap penyedia jasa baik ti maupun non ti. proses bia ini dilakukan dengan tujuan: (1) melakukan validasi kesesuaian bia dari masing-masing fungsi bisnis di tahun sebelumnya sehubungan dengan adanya perubahan struktur organisasi pt bank xyz yang dinamis; (2) mempertajam bia assessment terhadap fungsi-fungsi bisnis dengan kategori “very critical”/critical business function (cbf) maupun kategori “critical” sesuai proses pre-assessment; (3) mengidentifikasi dampak bencana/gangguan terhadap fungsi bisnis untuk selanjutnya menentukan kebutuhan pemulihan bisnis berdasarkan tingkat kritikal terhadap bank, sehingga kesinambungan/kelangsungan bisnis operasional bank dapat terjaga dengan baik; (4) hasil bia ini menjadi referensi/rujukan/basis ke seluruh unit terkait terutama it direktorat sebagai unit yang mensupport fungsi bisnis terkait dengan critical application. metode pengumpulan data tahapan proses bia dilakukan dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner ke seluruh fungsi bisnis di pt bank xyz dan juga melakukan interview secara langsung bagi fungsi bisnis yang memerlukan penjelasan lebih detail. tujuan dari penyebaran kuesioner ke grup-grup tersebut adalah untuk mendapatkan data dari masing-masing fungsi bisnis untuk selanjutnya dilakukan analisis dalam menentukan fungsi bisnis yang paling kritikal. berikut gambar/bagan yang menunjukan keterkaitan antara data bia bisnis unit (input) dengan hasil yang diharapkan (output) (gambar 1): business impact analysis… (rubil) 895 gambar 1. bia input and output information. kebutuhan waktu pemulihan kebutuhan waktu pemulihan untuk tujuan pengukuran/analisis strategi pemulihan proses bisnis yang kritikal, didapatkan dari masing-masing fungsi bisnis melalui kuesioner bia yang disebarkan. kebutuhan waktu pemulihan oleh it atau disebut dengan recovery time objective (rto) akan disiapkan oleh divisi it yang berhubungan dengan infrstruktur (untuk critical business function). berikut gambar yang menunjukan keterkaitan antara waktu yang dibutuhkan mulai dari saat terjadi gangguan/bencana sampai dengan proses recovery (gambar 2). tahapan proses bia secara keseluruhan proses bia dilakukan melalui sembilan tahapan sebagai berikut (gambar 3): (1) menentukan tujuan, ruang lingkup dan asumsi yang dibutuhkan untuk membuat/proses bia; (2) menyiapkan kuesioner bia berdasarkan tujuan, ruang lingkup dan asumsi yang telah disepakati; (3) menyiapkan bia scoring tool untuk melakukan penilaian terhadap seluruh kuesioner bia dari fungsi bisnis; (4) melakukan internal pre-assessment untuk mempertajam bia assessment terhadap fungsifungsi bisnis dengan kategori “very critical”/critical business function (cbf) maupun kategori “critical”; (5) melakukan workshop bia, yaitu mensosialisasikan tata cara pengisian kuesioner bia dan mendistribusikannya kepada seluruh business/support unit.; (6) mengumpulkan kuesioner bia dari seluruh business/support unit, serta membantu business/support unit yang membutuhkan bantuan pengisian kuesioner; (7) review bia kuesioner untuk melakukan kaji ulang data kuesioner bia yang telah diserahkan oleh business/support unit terkait (identifikasi fungsi bisnis, dampak finansial dan non finansial, maximum tolerable downtime (mtd), minimimum resource, ketergantungan internal & eksternal, vital record, recovery point objective (rpo), dan readiness business/support unit dalam menghadapi gangguan/bencana); (8) mengientifikasi fungsi kritikal dari masing-masing business/support unit menggunakan bia scoring tool; (9) meembuat laporan bia & approval, yaitu meembuat resume dari keseluruhan fungsi bisnis yang telah teridentifikasi berdasarkan tingkat kritikalitasnya, diteruskan dengan memintakan consent dan approval kepada pihak-pihak terkait. 896 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 892-900 gambar 2. disaster – recovery time frame. gambar 3. tahapan proses bia . parameter pada proses bia terdapat delapan parameter yang dipergunakan, sebagai berikut (tabel 2): business impact analysis… (rubil) 897 tabel 2 parameter yang digunakan pada proses bia no. item description 1. role of business function mengidentifikasi kritikalitas masing-masing fungsi bisnis dalam pemenuhan tujuan organisasi secara keseluruhan. 2. revenue rating mengidentifikasi kontribusi pendapatan dari setiap fungsi bisnis. 3. dependency rating mengidentifikasi kontribusi tingkat support masing-masing fungsi bisnis 4. system & manual processing mengidentifikasi ketergantungan setiap fungsi bisnis terkait dengan system/aplikasi yang digunakan, dan menilai kemampuan memproses secara manual. 5. customer service mengidentifikasi hubungan nasabah eksternal (external customer relationship) untuk setiap fungsi bisnis. 6. regulatory reporting & compliance mengidentifikasi frekuensi dan jenis pelaporan eksternal setiap fungsi bisnis untuk memenuhi kepatuhan regulasi (cth: bi, pajak, dll). 7. transaction value & volume mengidentifikasi jenis transaksi, volume dan periode puncak (peak period) transaksi setiap fungsi bisnis. 8. potential business impact – mtd mengidentifikasi dampak financial dan non financial dalam menentukan waktu maksimum terhentinya bisnis/maximum tolerable downtime (mtd) financial impact profit and/or cash flow potensi penurunan laba dan atau kekurangan dalam arus kas (cash flow) saat ini loss of existing and/or new business potensi kerugian dikarenakan terhentinya bisnis yang ada dan/atau kehilangan peluang bisnis baru (dinilai berdasarkan jumlah pokok bruto) compensation payment potensi jumlah kompensasi yang harus dibayarkan kepada pelanggan karena gangguan tersebut contractual penalties potensi jumlah denda yang harus dibayar pada saat terjadi gangguan berdasarkan ayat (clause) yang disebutkan dalam kontrak lost productivity potensi kerugian pada penghematan biaya pada kegiatan yang direncanakan karena penggunaan biaya yang tidak efisien additional/extraordinary expenses tambahan atau jumlah biaya/ pengeluaran yang luar biasa yang akan timbul akibat gangguan tersebut non financial impact customer service potensi kehilangan pelanggan yang sudah ada karena ketidakmampuan untuk menyediakan layanan kepada mereka reputation potensi dampak terhadap reputasi pada lingkungan eksternal pt bank xyz customer confidence potensi hilangnya kepercayaan pada pelanggan yang potensial legal & contractual violations potensi tindakan hukum diambil terhadap bank karena pelanggaran kontrak regulatory requirement potensi kegagalan untuk mematuhi undang-undang, kebijakan atau persyaratan yang ditetapkan oleh badan pengawas (regulatory)yang relevan stakeholders reaction potensi tindakan negatif yang dapat diambil oleh para stakeholders staff morale berpotensi pada penurunan moral diantara staff 898 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 892-900 tingkat kritikal tingkat kritikalitas business unit ditentukan oleh hasil bia score (gambar 4), dengan mempergunakan bia scoring tool. tingkat kritikal dibagi menjadi empat kriteria, yaitu: very critical, critical, less critical, dan non critical. bia score (bs) x ≤ 13,92 13,93 ≤ x ≤ 27,85 27,86 ≤ x ≤ 41,77 x ≥ 41,78 non-critical less critical critical very critical gambar 4. bia score. hasil dan pembahasan berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap data bia dari masing-masing grup, berikut hasil dari keseluruhan proses bia: (1) total partisipan business/support unit adalah 62 grup; (2) total dokumen kuesioner bia yang masuk adalah 52 bia (dikarenakan adanya beberapa business/support unit yang pengisiannya disatukan dalam satu dokumen kuesioner bia); (3) tingkat kritikal business/supporting unit berdasarkan hasil scoring bia: kategori very critical/critical business function (cbf) = 18 grup kategori critical = 23 grup kategori less critical = 21 grup kategori non critacal = 0 grup prosentasenya dapat dilihat pada gambar 5. catatan: critical business function (cbf) pada hasil bia adalah jumlah dari kategori very critical (10 grup) dan sebagian dari kategori critical (8 grup) berdasarkan keterkaitannya dengan proses end-to-end grup very critical dan/atau peraturan regulasi. gambar 5. prosentasi proses bisnis berdasarkan kritikalitas. aplikasi yang dipergunakan oleh critical business function berdasarkan hasil bia adalah (tabel 3). business impact analysis… (rubil) 899 tabel 3 daftar aplikasi yang digunakan oleh critical business function no. system/application no. system/application 1. affina solution 36. mpn pajak (web) 2. akki 37. ms office 3. as/400 apps 38. murex 4. asccend 39. murex/lhbu 5. bank trade 40. ompk 6. bi-ssss 41. payment bank monitoring system 7. bizchannel 42. payment bank system 8. bloomberg 43. payment bank work station (cbest) 9. bmc patrol (server monitoring) 44. remedy 10. call center system 45. reuters 11. cashy online 46. reuters 3000 xtra 12. c-best 47. reuters dealing 13. cisco 48. rtgs 14. citynet 49. s4 15. c-tass system 50. sentrapay 16. ctp 51. sibs 17. edms 52. sics 18. email 53. sid bi 19. etax 54. skn 20. fin iq 55. smartstream 21. finn one 56. solarwind (network monitoring) 22. finn-one 57. spekta 23. flexigen 58. statement by pdf 24. ftp file 59. swift 25. gs (as/400 apps.) 60. telex 26. gs (pajak) 61. tpk/stpk 27. hiportfolio 62. unit registry system 28. internet 63. unix apps 29. internet (visa mastercard on line) 64. urs 30. intranet 65. wintel apps 31. ipc 66. smart inward 32. member reward 67. svs 33. mlc 68. new jive 34. monitosis delivery 69. urs 35. mosaic 70. wintel apps penutup setelah dilakukan evaluasi terhadap 62 unit bisnis maka berdasarkan tingkat kritikalitas diperoleh tiga jenis kategori fungsi bisnis, yaitu very critical, critical dan less critical. selain itu dapat diketahui ada 70 aplikasi yang dipergunakan oleh unit bisnis dengan kategori kritikal. dari hasil bia tersebut, dengan bia perusahaan dapat melakukan identifikasi dan analisis terhadap critical business function (cbfs) dan dampak kerusakan yang mungkin timbul terhadap bisnis baik secara operasional maupun finansial dan selanjutnya dapat ditentukan prioritas, strategi dan solusi pemulihan bisnis setelah terjadi sehingga kesinambungan/kelangsungan bisnis operasional bank dapat terjaga dengan baik. dengan hasil bia ini perusahaan juga dapat menentukan tingkat maximum tolerable downtime (mtd), tingkat recovery point ojective (rpo), tingkat work recovery time (wrt), tingkat minimum 900 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 892-900 resources requirement dan tingkat ketergantungan terhadap penyedia jasa baik ti maupun non ti. sehingga perusahaan dapat meminimalisir kerugian yang mungkin timbul jika terjadi bencana baik berupa kerugian finansial maupun non finansial. hasil dari bia ini adalah langkah awal dalam pembuatan business continuity management, maka diperlukan langkah lanjutan yaitu pembuatan risk assesment, business continuity strategy dan business continuity plan agar proses penanganan dan strategi pemulihan terhadap bencana dapat berjalan secara sempurna. daftar pustaka british standard 25999-1:2006. (2006). business continuity management part 1: code of practice. diakses dari http://www.b-c-training.com/bs25999-1. british standard 25999-2:2007. business continuity management part 2: specification (2007). diakses dari http://www.b-c-training.com/bs25999-2 goh moh heng. (2008). conducting your impact analysis for business continuity planning. singapore: gmh. microsoft word 10_si_satrio dewanto_step respons motor dc-a2t.docx 414 comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 414-421  step respons motor dc by using compression signal method satrio dewanto computer engineering department, faculty of engineering, binus university jl.k.h.syahdan no 9, palmerah, jakarta barat 11480 sdewanto@gmail.com abstract output signal in the form of a step response of a dc motor can be obtained by providing the input signal to the motor in the form of a signal step directly. step response obtained in this way usually contains a lot of noise. to reduce noise, this research was designed with the aim to get the step response using signal compression method in which the input signal is not a step but a signal with a specific shape given to the motor and if the output signal of the motor is compressed, it will obtain impulse response. step response of the dc motor can be obtained by doing the integral to the impulse response. step response which is obtained using signal compression method will be used to estimate parameters model of dc motor to see the validity of this method. the result of this research shows that the estimated value of the parameters from the step response has value closer to the value of the parameters given to the model of a dc motor. the conclusion of this research is the method of signal compression can be used to obtain the step response of a dc motor model. further research will be conducted on the actual motor instead of using a mathematical model. keywords: dc motor, signal compression, step response abstrak sinyal ouput berupa step respons dari motor dc dapat diperoleh dengan cara memberikan sinyal input pada motor berupa sinyal step secara langsung. step respons yang diperoleh dengan cara seperti ini biasanya banyak mengandung derau. untuk mengurangi derau, penelitian ini dirancang dengan tujuan untuk mendapatkan step respons menggunakan metode sinyal kompresi yang sinyal input bukan berupa sinyal step tetapi sinyal dengan bentuk yang khusus diberikan ke motor dan jika sinyal output dari motor dikompres, maka sinyal output akan mendapatkan impuls respons. step respons dari motor dapat diperoleh dengan melakukan proses integral terhadap impuls respons. step respons yang diperoleh menggunakan metode sinyal kompresi ini akan digunakan untuk mengestimasi parameter-parameter model dari motor dc untuk melihat validitas metode ini. hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa estimasi nilai parameter dari step respons yang dihasilkan mempunyai nilai yang mendekati nilai parameter-parameter yang diberikan pada model dari motor dc. kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah metode sinyal kompresi dapat digunakan untuk mendapatkan step respons dari model motor dc. penelitian lebih lanjut akan dilakukan pada motor yang sebenarnya bukan menggunakan model matematis. kata kunci: motor dc, sinyal kompresi, step respons step respons motor dc.… (satrio dewanto)   415  pendahuluan dengan berkembangnya teknologi robotika, semakin banyak masyarakat menggunakan robot baik sebagai bahan penelitian ataupun sekedar sebagai hobi saja. penggemar robot tidak hanya orang dewasa saja bahkan anak-anak banyak yang sudah menggunakan robot dari sekedar hobi sampai mampu untuk merakit dan mengendalikan robot. bagian utama yang penting dari robot adalah motor karena motor merupakan penggerak yang dapat merubah keadaan penyusun tubuh robot. mengendalikan putaran motor merupakan hal yang harus dilakukan dengan tepat agar keadaan robot sesuai dengan yang diinginkan. kesalahan dalam mengendalikan putaran motor dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti robot akan menabrak suatu objek atau menghancurkan suatu objek yang digenggam karena terlalu keras dalam menggenggam yang disebabkan putaran motor yang berlebihan. untuk mengendalikan putaran motor sesuai dengan keinginan pengguna, maka model dari motor ini perlu dibuat dan estimasi nilai dari parameter-parameter yang menyusun model dilakukan sehingga dengan model ini simulasi dapat dilakukan untuk mempelajari karakteristik-karakteristik dari motor yang telah dimodelkan ini. parameter dari suatu motor biasanya disertakan pada lembar data ketika dibeli, tetapi dengan berjalannya waktu, parameter ini bisa mengalami perubahan. penelitian ini dilakukan untuk menentukan parameter dari suatu motor dari step respons yang diperoleh dengan memberikan input yang dibuat secara khusus sehingga parameter dari motor dapat ditentukan dan tidak bergantung kepada ada atau tidak adanya lembar data dari motor yang digunakan. penelitian mengenai identifikasi parameter telah banyak dilakukan dengan berbagai metode, antara lain menggunakan inverse theory untuk identifikasi parameter dengan menggunakan data yang dengan mudah diamati untuk mendapatkan parameter yang tidak dapat langsung diamati (hadef, 2009), menggunakan fuzzy pid controller untuk mendapatkan torsi beban dari motor (liem , 2012), mengidentifikasi model dari dc motor dengan menggunakan parametric estimation method (bature , 2013) dan deret untuk respons dari motor speed yang koefisiennya berhubungan dengan ke parameter motor, kemudian parameter ini dengan mudah dihitung dengan metode curve fitting (wu, 2013). penelitian yang dirancang adalah untuk mendapatkan step respons dari model matematis suatu motor dc dengan input berupa sinyal khusus yang dibuat menggunakan metode sinyal kompresi. metode ini pada awalnya digunakan di bidang akustik untuk mengukur vibrasi non linier (aoshima, 1984). untuk melihat validitas metode ini, nilai parameter-parameter dari suatu motor dc akan diestimasi menggunakan step respons dari motor dc dan dibandingkan dengan nilai parameterparameter yang digunakan pada model. tujuan akhir penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui kelayakan dari metode sinyal kompresi untuk mendapatkan step respons dari suatu motor dc. penelitian ini dilakukan dengan simulasi menggunakan perangkat lunak matlab. metode pada penelitian ini akan digunakan metode sinyal kompresi untuk mendapatkan sinyal input yang akan diberikan kepada motor dc dan respons output dari motor dc akan didata untuk mendapatkan parameter dari motor dc. motor dc yang digunakan berupa model matematis yang terdapat parameter-parameter di dalam untuk diestimasi nilainya. pada awalnya, nilai parameterparameter ini diberikan kepada model kemudian model ini diberikan input dan dari respons outputnya akan diestimasi menggunakan perangkat lunak matlab, kemudian nilai estimasi ini akan dibandingkan dengan cara melihat step responnya menggunakan nilai awal yang diberikan dan nilai estimasi. cara mendapatkan model matematis yang mengandung parameter-parameter yang akan diestimasi dan cara mendapatkan sinyal input menggunakan metoda sinyal kompresi akan diuraikan di bawah ini. 416 comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 414-421  model matematis motor dc motor dc terdiri dari stator dan rotor yang dapat dimodelkan berupa rangkaian listrik pada armature dan bagian yang berputar seperti pada gambar di bawah ini. gambar 1 model dari motor dc persamaan dinamik dari motor dc dalam domain laplace dan fungsi transfernya berdasarkan model diatas dapat dinyatakan sebagai berikut. (1) (2) (3) persamaan (3) menyatakan hubungan antara input motor berupa tegangan dalam volt dan output motor berupa kecepatan sudut (speed) dalam radial/detik. jika pada input suatu motor diberikan sinyal berupa tegangan, motor akan memberikan sinyal output yang merupakan respons berupa posisi atau kecepatan sudut dari motor. persamaan dinamik dari motor di atas dapat pula diturunkan dalam bentuk state space seperti di bawah ini. (4) (5) 2))(()( )( )( )()()()( )()()( krlsbjs k sv s sg skssvsirls skisbjss                                                            i y v li l r l k j k j b idt d   01 1 0 step respons motor dc.… (satrio dewanto)   417  j, k, l, r dan b merupakan parameter-parameter dari suatu motor dc, dimana j : momen inersia dari rotor. k : konstanta torsi motor = konstanta ggl balik. l : induktansi listrik. r : tahanan listrik. b : konstanta gesek dari motor. metode sinyal kompresi sinyal input yang ideal untuk digunakan pada identifikasi sistem secara teoritis adalah sinyal impuls, akan tetapi sinyal impuls ini pada kenyataan praktisnya sulit sekali diimplementasikan. sinyal input yang ideal untuk identifikasi sistem, diharapkan mempunyai power spectrum yang datar sepanjang frekuensi yang digunakan, tetapi untuk sistem tertentu tidak semua frekuensi dapat diterima oleh sistem sehingga bisa digunakan sinyal yang power spectrum-nya datar hanya pada range frekuensi tertentu dimana sistem diperkirakan akan dapat memberikan respons output. oleh karena itu sinyal input yang nantinya dikirimkan kepada motor dirancang mempunyai power spectrum dalam domain frekuensi seperti gambar di bawah ini. gambar 2 power spectrum dari sinyal input untuk mendapatkan sinyal dengan power spectrum seperti pada gambar diatas perlu didefinisikan dalam domain waktu sebagai berikut. 0)2048()2048( 40952049)4096()4096()()( 20470}) 170 (exp{5.12)()( 12    jxx nnjynxnjxnx n n njxnx jika pada sinyal input dengan power spectrum seperti di atas dilakukan inverse fast fourier transform (ifft) dan kemudian hasil yang diperoleh dikalikan dengan filter exp(-12n2j/100) maka akan diperoleh sinyal input seperti dibawah ini. (6) (7) (8) 418 comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 414-421  gambar 3 sinyal input ke motor sinyal input yang yang dibuat seperti di atas, apabila diberikan kepada model dari suatu motor dc akan menghasilkan sinyal output yang tergantung kepada besarnya nilai dari parameter-parameter motor dc, misalnya seperti pada gambar di bawah ini. gambar 4 sinyal output dari motor jika dilakukan fast fourier transform (fft) pada sinyal output di atas dan mengalikannya dengan suatu filter kompresi exp(12n2j/100) serta melanjutkan dengan inverse fast fourier transform (ifft), maka akan didapatkan sinyal output berupa impulse response dan bila sinyal ini diintegralkan akan di dapatkan sinyal step responnya. gambar 5 impulse dan step respons dari output motor dc step respons motor dc.… (satrio dewanto)   419  metode sinyal kompresi dapat digambarkan dengan blok diagram di bawah ini, pulse signal tidak langsung diberikan ke motor tetapi diubah menjadi test signal yang diberikan ke motor dan responnya akan dikompres untuk mendapatkan pulse response. proses merubah pulse signal menjadi test signal disebut dengan proses sinyal ekspansi. gambar 6 blok diagram metoda sinyal kompresi hasil dan pembahasan untuk mendapatkan parameter-parameter dari motor dc maka sinyal output hasil pengukuran akan di dekati dengan sinyal simulasi dengan nilai parameter estimasi yang dapat berubah menggunakan pattern search sampai diperoleh nilai estimasi yang diinginkan apabila proses iterasi telah selesai. dari step respons yang sudah diperoleh akan dilakukan parameter identifikasi menggunakan perangkat lunak matlab. pada gambar di bawah dapat dilihat proses parameter identifikasi yaitu sinyal output berupa step respons hasil pengukuran akan diestimasi menggunakan pattern search sampai sinyal yang di bawah bergerak ke atas menjadi berimpit dengan sinyal output pengukuran. jika proses iterasi telah selesai akan ditampilkan nilai dari parameter-parameter motor dc yang dicari. gambar 7 proses pattern search 420 comtech vol. 6 no. 3 september 2015: 414-421  nilai dari parameter yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 1, estimasi dari nilai parameter ini tergantung pada banyaknya proses iterasi yang dilakukan. tabel 1 nilai parameter-parameter yang dihasilkan pada model matematis yang telah diperoleh sebelumnya diberikan nilai parameter-parameter sebagai berikut: j = 0.01 k = 0.02 l = 0.5 r = 1 b = 0.1 jika dibandingkan dengan nilai dari parameter-parameter yang digunakan pada model matematis ini, maka nilai hasil estimasi yang diperoleh sudah mendekati nilai yang digunakan pada model. terjadi perbedaan dapat disebabkan karena iterasi yang digunakan kurang lama atau juga bisa disebabkan metode curve fitting yang dipakai kurang memadai. dengan menggunakan nilai parameter yang diperoleh, nilai ini digunakan pada model dari motor dc. sinyal input yang dimasukkan ke motor dc akan mendapatkan sinyal output yang berimpit dengan sinyal output hasil pengukuran. gambar 8 proses validasi step respons motor dc.… (satrio dewanto)   421  simpulan model matematis dari motor dc beserta parameter-parameter yang menyusunnya telah diuraikan dalam penelitian ini. model matematis ini dengan nilai parameter yang diberikan digunakan untuk memperoleh step respons apabila model diberikan sinyal input yang dibuat menggunakan metode sinyal kompresi. step respons yang diperoleh dengan menggunakan metode sinyal kompresi dapat diandalkan dan cukup baik untuk diimplementasikan berdasarkan hasil dari nilai estimasi parameter-parameter motor dc yang diperoleh dan validasi menggunakan nilai estimasi parameter yang diperoleh. adanya sedikit perbedaan antara nilai parameter yang digunakan pada model dan nilai estimasi yang diperoleh dari step respons dari sistem disebabkan jumlah iterasi yang kurang lama dan metode curve fitting yang digunakan. penelitian lebih lanjut metode sinyal kompresi ini akan dilakukan dengan menggunakan secara langsung kepada motor dc yang sesungguhnya bukan hasil simulasi dengan model matematis untuk melihat efektifitas metode sinyal kompresi ini. pada penelitian selanjutnya, motor dc yang telah diketahui parameternya berdasarkan lembar data yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat motor dc ini akan digunakan sehingga hasil dari nilai estimasi parameter-parameter motor dc dengan sinyal kompresi ini dapat dibandingkan nilainya. daftar pustaka aoshima, n. (1984). measurement of nonlinear vibration by signal compression method. proc. of the acoustical society of america, 76(3): 794-801. bature, a. a., muhammad, m., abdullahi, a. m. (2013). identification and real time control of a dc motor. iosr journal of electrical and electronics engineering (iosr-jeee), 7(4): 54-58. hadef, m., mekideche, m. r. (2009). parameter identification of a separately excited dc motor via inverse problem methodology. turkey journal of electrical engineering & computer sciences, 17: 99-106. liem, d. t.,  ahn, k. k. (2012). dc motor parameters identification and sensorless torque estimation using fuzzy pid. 12th international conference on control, automation and systems (iccas 2012). jeju island, south korea, 76-81. wu, w. (2012). dc motor parameter identification using speed step responses. modeling and simulation in engineering. 2012. microsoft word 06.si tanty oktavia perancangan model sistem informasi-ok.doc 788 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 788-795 perancangan model sistem informasi penunjang operasional pada lembaga bimbingan belajar tanty oktavia information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 tanty_oktavia@yahoo.com abstract tutoring institution is an organization which classified in education which focuses on improving the quality of learning of all students in order to achieve the desired target. the operational activities on this institution consist of registration, scheduling, evaluation, and administration supporters. it will be less effective if the process is done manually. therefore, many institutions are starting to restructure the model of information systems to support the company’s operations. this study describes about a design of information system model using object oriented approach introduced by satzinger, which each phase is represented using uml diagrams. the result achieved in this research is to produce a general model of information systems in supporting the operations of a tutoring institution. keywords: information system, tutoring institution, object oriented abstrak lembaga bimbingan belajar merupakan organisasi yang berperan sebagai pelaku bisnis dalam dunia pendidikan. operasional lembaga bimbingan belajar hampir menyerupai pelaksanaan operasional sekolah pada umumnya, di mana prosesnya dimulai dari registrasi, penjadwalan, evaluasi, serta administrasi pendukungnya. jika dilihat dari seluruh proses tersebut dan banyaknya siswa yang ada pada suatu lembaga pendidikan, maka akan kurang efektif apabila prosesnya masih dilakukan secara manual, tanpa adanya keterlibatan teknologi informasi di dalamnya. oleh karena itu, saat ini banyak lembaga pendidikan belajar yang mulai melakukan restrukturisasi pada model sistem informasi pendukung operasional perusahaan. penelitian ini membahas mengenai perancangan sistem informasi dengan menggunakan pendekatan object oriented berdasarkan pada metodologi yang diperkenalkan oleh satzinger, di mana masing-masing tahapan direpresentasikan dengan menggunakan uml diagram. hasil yang dicapai pada penelitian ini adalah menghasilkan model sistem informasi yang secara umum dapat mendukung operasional pada lembaga bimbingan belajar. kata kunci: sistem informasi, lembaga bimbingan belajar, object oriented perancangan model sistem informasi... (tanty oktavia) 789 pendahuluan peran serta sistem informasi dalam era globalisasi saat ini telah menyentuh ke seluruh aspek dalam kehidupan manusia. baik disadari maupun tidak disadari, hampir setiap aktifitas yang dilakukan, melibatkan sistem informasi di dalamnya. beberapa bentuk nyata dari manfaat sistem informasi yang dapat dirasakan selama ini, yaitu proses perolehan dan penyimpanan data dalam jumlah yang besar dapat dilakukan dengan cepat, mudah, dan reliabel, sehingga dapat menghasilkan output berupa informasi dalam bentuk yang bervariasi disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna. seluruh jenis bisnis, tanpa melihat seberapa besar ukurannya, menggunakan informasi dengan berbagai tujuan, di antaranya sebagai fungsi komunikasi secara internal maupun dengan pihak eksternal, dukungan proses operasional, dan sebagai bahan analisis dalam proses pengambilan keputusan. berfokus pada proses pengambilan keputusan, di mana dengan adanya sistem akan diperoleh beberapa alternatif solusi yang tersedia, sehingga sebagai pengambil keputusan dapat lebih mudah dalam menganalisis dan mempertimbangkan keputusan apa yang cocok untuk diambil. tidak mungkin perusahaan atau seorang individu sekalipun melakukan proses pengambilan keputusan tanpa adanya informasi pendukung karena dapat diprediksi hasil keputusan yang diambil tidak akan valid dan berpotensi tidak maksimal terhadap apa yang ingin dicapai. melihat kondisi seperti itu, tidak dapat dipungkiri bahwa peranan informasi dalam suatu perusahaan sudah melekat dengan proses bisnis yang terjadi, sulit sekali untuk memisahkan informasi dengan proses bisnis yang berjalan. bahkan sejumlah perusahaan menggunakan informasi sebagai produk utama dalam menjalankan bisnisnya. informasi yang diperoleh selama ini, dirangkum dan dianalisis, kemudian dijual ke perusahaan lain sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing perusahaan pengguna, sehingga dari informasi yang ada dapat mempermudah perusahaan terkait dalam melakukan perencanaan terhadap target yang ada. transformasi data menjadi suatu informasi yang bermanfaat bagi perusahaan membutuhkan suatu tahapan proses. di mana dalam proses tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi yang mengorganisasikan seluruh elemen yang dibutuhkan. pembentukan sistem informasi bukanlah pekerjaan yang mudah, dibutuhkan waktu, biaya, dan sumber daya pendukung yang cukup besar dalam merealisasikannya. oleh karena itu, diperlukan kerangka kerja yang sistematik guna merencanakan, penyusunan, dan pengontrolan terhadap projek yang dilaksanakan. sebagian besar organisasi memiliki standar tersendiri dalam melakukan pengembangan sistem informasi yang digunakan sebagai acuan, di mana standar tersebut disesuaikan dengan kepentingan dari masingmasing perusahaan dan strategi yang ditentukan di awal. pada area bisnis penerapan sistem informasi lebih cenderung mendukung aturan bisnis yang berlaku dalam perusahaan. aturan bisnis menurut belanger & slyke (2012) merupakan suatu pernyataan yang mendefinisikan atau membatasi aspek dalam bisnis dan mengatur pengendalian perilaku dari masing-masing pengguna yang berhadapan dengan sistem. dalam menjalankan proses bisnis tentunya memiliki aturan dalam pengoperasionalan tersendiri. dengan menerapkan sistem informasi maka dapat mencegah pelanggaran pada aturan bisnis yang mungkin terjadi, sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pengoperasionalan. seluruh proses bisnis yang terjadi dalam suatu organisasi/perusahaan berdasarkan pada serangkaian proses/kegiatan yang saling berkolaborasi dengan tujuan menghasilkan suatu output yang ditargetkan. mayoritas proses dalam suatu perusahaan mengacu pada proses bisnis atau yang sering disebut proses organisasi. setiap proses organisasi biasanya akan dipecah menjadi beberapa proses kecil, yang sering disebut sebagai subproses karena setiap proses yang berjalan membutuhkan keputusan serta tindak lanjut secara mendalam. oleh karena itu, pemecahan menjadi subproses akan mempermudah perusahaan dalam mengkoordinasikan setiap proses yang berjalan. pemetaan antara proses dengan subproses pada serangkaian kegiatan dalam organisasi/perusahaan sering dinamakan dengan proses pemodelan. proses pemodelan yang dilakukan dalam suatu perusahaan harus dilakukan secara jelas, di mana proses tersebut diharapkan dapat menggambarkan proses apa saja yang 790 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 788-795 berlangsung pada suatu perusahaan, sehingga seluruh permasalahan yang terjadi dapat segera teridentifikasi dan menghasilkan suatu solusi yang tepat guna. dalam menggambarkan model pada suatu proses yang berjalan, diperlukan alat perancangannya untuk mempermudah dalam menjelaskan proses bisnis dan membuat model proses bisnis. beberapa contoh alat yang digunakan untuk pemodelan proses menurut mili et al. (2010) adalah (tabel 1). tabel 1 alat pemodelan kategori alat pemodelan deskripsi contoh bahasa bahasa pemodelan proses tradisional software engineering dan bahasa pemodelan sistem informasi yang banyak digunakan pada proses bisnis engineering event process chains (epc) role activity diagrams (rad) resource event agent (rea) architectural modeling box for enterprise redesign (amber) bahasa pemodelan berorientasi objek bahasa pemodelan proses yang mendukung pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan software object-oriented role analysis methodology (ooram) enterprise distributed object computing (edoc) unified modeling language (uml) 1 and 2 bahasa pemodelan proses dynamic standar bahasa pemodelan proses yang diajukan sebagian besar organisasi workflow process description language (wpdl) business process modeling language (bpml) web services business process execution language (ws-bpel) business process modeling notation (bpmn) business process definition metamodel (bpdm) bahasa integrasi pemrosesan bahasa pemodelan proses yang bertujuan untuk mengintegrasikan proses dari dua atau lebih partner bisnis dalam bisnis berbasis elektronik rosettanet electronic business extensible markup language (ebxml) web services choreography description language (wscdl) dengan menggunakan alat pemodelan tersebut, seorang analis dapat dengan mudah menggambarkan seluruh requirement dari sisi pengguna, serta rancangan tersebut juga akan mudah untuk diterjemahkan oleh developer ke dalam bentuk bahasa pemrograman tertentu, sehingga dengan menggunakan alat pemodelan dapat menjadi bahasa perantara yang memetakan rancangan sistem yang diusulkan dengan pembentukan aplikasi dalam software nantinya. alat pemodelan yang terbentuk saat ini, sebagian besar dirancang untuk mendukung dalam pengimplementasian sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi di dalamnya. bahkan saat ini sejumlah alat pemodelan dapat secara otomatis menggenerate logic dari aplikasi yang akan dibangun nantinya, sehingga seorang developer tidak perlu bersusah payah lagi untuk memikirkan logic dari aplikasinya karena begitu pemodelan selesai dirancang, maka dapat langsung di-compile untuk menghasilkan rancangan aplikasi. perancangan model sistem informasi... (tanty oktavia) 791 perkembangan sistem informasi berbasis teknologi informasi saat ini sudah cukup meluas, hampir sebagian besar pelaku bisnis telah menerapkannya dalam organisasi/perusahaan. sistem informasi yang terintegrasi dengan teknologi informasi merupakan perpaduan yang sangat komprehensif dalam mendukung proses bisnis yang berjalan. dengan kolaborasi tersebut seluruh siklus dalam memproses informasi dapat dilakukan dengan mudah dan terintegrasi dengan elemenelemen pendukung. banyak perusahaan yang telah berhasil mengubah operasional proses bisnis dengan menggunakan sistem informasi yang bertujuan untuk meningkatkan performa proses, otomatisasi, kontrol, dan aliran informasi. hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi beberapa industri dalam mengubah proses yang ada ke bentuk yang sesuai agar dapat unggul dalam persaingan industri. metode metode yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari dua jenis metode. pertama yaitu metode analisis. proses analisis sistem dilakukan melalui beberapa tahapan, di antaranya: (1) melakukan identifikasi terhadap kebutuhan informasi, yang dilakukan melalui pengamatan terhadap sistem pada sampel objek penelitian dengan cara mempelajari sistem yang berjalan, melihat prosedur kerja yang berlangsung, serta mempelajari literatur dari beberapa sumber yang berkaitan dengan topik penelitian; (2) melakukan analisis terhadap hasil observasi yang telah dilakukan yang direalisasikan dalam bentuk diagram/notasi, seperti pembentukan struktur alur sistem dengan menggunakan notasi unified modeling language (uml); (3) melakukan identifikasi persyaratan sistem yang dikolaborasikan menggunakan bahasa pemograman c# dan rancangan basis data menggunakan dbms sql server yang hasilnya diharapkan dapat membentuk suatu sistem yang terintegrasi. metode kedua yaitu perancangan. metode ini dilakukan melalui beberapa tahapan perancangan berdasarkan hasil identifikasi informasi dan hasil proses analisis terhadap masalah dan sistem yang sedang berjalan. perancangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahapan penggambaran, di antaranya deployment environment, activity diagram, class diagram, event table, use case diagram, sequence diagram, communication diagram, persistent object, user interface, dll metodologi perancangan yang digunakan mengacu pada metode berbasis object oriented, di mana tahapan perancangan dimulai dari mengidentifikasikan objek-objek yang terlibat dalam proses bisnis yang dibangun. hasil dan pembahasan berdasarkan hasil sampling dari beberapa lembaga bimbingan belajar yang ada, proses yang berlangsung pada lembaga bimbingan belajar dimulai dari pendaftaran siswa yang ingin ikut serta dalam proses bimbingan belajar. setiap siswa yang berminat ikut serta harus mengisi form pendaftaran yang berisi data diri dari siswa tersebut. selain itu, siswa pada umumnya diharuskan mengisi form kondisi awal sebelum menjadi anggota, di mana form tersebut berisi pencapaian yang selama ini telah diraih oleh siswa tersebut, sehingga nantinya lembaga bimbingan belajar dapat memperoleh gambaran mengenai kondisi siswa yang menjadi anggota bimbingan belajar, baik dari sisi intelektual maupun dari sisi akademik. setelah itu, berdasarkan kondisi dari masing-masing siswa, pihak lembaga akan menentukan program apa yang cocok dan dapat diambil oleh siswa tersebut, sehingga siswa tersebut dapat menyesuaikan dengan jadwal yang tersedia. setelah melewati seluruh proses administrasi yang berjalan, siswa tersebut dapat mengikuti seluruh kegiatan pada lembaga tersebut dengan jadwal yang telah ditentukan. ketika siswa tersebut datang mengikuti kegiatan, maka harus melakukan proses absensi terlebih dahulu, sehingga kehadiran siswa tersebut dapat dimonitor oleh pihak customer care. jika ada siswa sering tidak hadir, maka pihak customer care akan menghubungi siswa tersebut untuk menanyakan alasan ketidakhadiran agar masing-masing siswa dapat terus terkontrol, sehingga dapat 792 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 788-795 mencapai tujuan belajar yang diharapkan. setiap akhir bulan pihak customer care dan bagian sales akan membuat laporan perkembangan siswa dan laporan keuangan untuk diserahkan kepada manajer cabang dari lembaga bimbingan belajar. dengan begitu, para manajer dapat melihat perkembangan dan melakukan analisis untuk ke depannya. permasalahan yang sering dihadapi pada lembaga bimbingan belajar jika seluruh prosesnya masih dilakukan secara manual adalah terutama menyangkut pada masalah penyimpanan dari datadata yang mendukung perusahaan, seperti data siswa, data proses pendaftaran, laporan perkembangan siswa, dll. keseluruhan data tersebut membutuhkan suatu sistem yang terintegrasi, sehingga kegiatan pemrosesan datanya dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, tanpa harus membuang tenaga dan waktu yang banyak dalam menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan. hal ini dapat dicapai dengan cara pengimplementasian sistem informasi yang mendukung pelaksanaan proses operasional yang berlangsung. berdasarkan proses yang selama ini dilakukan, dapat dilihat bahwa pengubahan sistem informasi dalam suatu lembaga bimbingan belajar menjadi berbasis aplikasi dapat dipetakan sebagai berikut mengacu pada use case diagram yang dideskripsikan di bawah ini (gambar 1). use case diagram ini terbentuk berdasarkan pemodelan dari kegiatan-kegiatan yang memungkinkan ditransformasi ke dalam sistem yang berbasis teknologi informasi, sehingga pada saat merancang aplikasi akan lebih mudah untuk mengetahui proses apa saja yang perlu dihasilkan secara otomatisasi dari sistem yang terbentuk nantinya. hasil dari penggambaran use case serta use case description dapat dijadikan sebagai acuan dalam merancang class diagram yang dapat mengakomodir seluruh objek yang terlibat dalam pelaksanaan proses bisnis yang berlangsung. sehingga dari objek-objek yang ada dapat diklasifikasikan class apa saja yang terbentuk, atribut penyusunnya apa saja, method yang dimiliki per class, serta relasi antar masing-masing class yang terbentuk. hasil akhir yang diharapkan dapat menghasilkan rancangan class diagram yang sesuai dengan objek yang terlibat dalam lembaga bimbingan belajar. berikut class diagram (gambar 2) yang terbentuk guna mendukung proses operasional dalam lembaga bimbingan belajar. berdasarkan class-class yang terbentuk dan tahapan perancangan yang dilakukan, tahapan persistent object akan menjadi tahap yang cukup berpengaruh, di mana pada tahapan tersebut dilakukan pemodelan dari class diagram yang terbentuk menjadi rancangan database yang berguna dalam menyimpan data-data operasional perusahaan. database yang terbentuk digunakan pada level internal, di mana user tidak berinteraksi langsung dengan perangkat ini, melainkan melalui media perantara, yaitu dari aplikasi yang dirancang. berikut contoh tampilan dari aplikasi yang dirancang (gambar 3). pada rancangan aplikasi yang terbentuk, seluruh proses yang telah dianalisis pada tahap awal dan telah dimappingkan juga dengan requirement dari sisi pengguna, serta dari permasalahan yang timbul maka akan diketahui proses apa saja yang dimasukkan dalam sistem, pengguna yang mana saja yang berinteraksi dengan sistem, sehingga nantinya akan diperoleh modul apa saja dalam transaksi yang akan terbentuk dan hak akses dari tiap modul itu akan diberikan kepada siapa karena tidak mungkin semua pengguna dapat mengakses modul yang sama. masalah keamanan data, integritas, privasi akan menjadi masalah utama apabila tidak ada pembagian akses kontrol dalam aplikasi yang terbentuk. oleh karena itu, dari tiap modul yang terbentuk akan dibagi berdasarkan hak akses yang dimiliki oleh pengguna tersebut. perancangan model sistem informasi... (tanty oktavia) 793 gambar 1. use case diagram. 794 comtech vol.3 no. 2 desember 2012: 788-795 gambar 2. class diagram. gambar 3. layout aplikasi. penutup berdasarkan tahapan analisis dan perancangan yang dilakukan pada operasional yang berjalan, beberapa simpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) model sistem informasi yang dihasilkan untuk operasional lembaga bimbingan belajar memberikan deskripsi yang sangat signifikan terhadap proses apa saja yang berjalan dalam perusahaan, sehingga dapat memiliki gambaran nyata untuk proses yang lebih efektif dan efisien; (2) pembentukan fitur pendukung, seperti fitur pembuatan laporan pada sistem yang dibangun dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan para manajer dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi; (3) pemrosesan data-data operasional dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, serta tidak memerlukan banyak waktu karena semua data sudah terintegrasi dalam satu sistem, sehingga tidak lagi memerlukan sinkronisasi data dengan aplikasi ataupun data dari divisi lain. alhasil, dapat meminimalisasi permasalahan yang terjadi dalam hal perancangan model sistem informasi... (tanty oktavia) 795 generate data; (4) adanya sistematika dalam alur proses yang ada memudahkan para pelaku operasional sistem mengerti alur sistem kerja yang digunakan; (5) terbentuknya sistem akses kontrol, memberikan solusi terhadap permasalahan keamanan data, sehingga data-data yang tersimpan tidak dapat dengan mudah diakses oleh orang-orang yang tidak berkepentingan. daftar pustaka belanger, f. & slyke, c. v. (2012). information systems for business. new jersey: john wiley & sons. process modeling languages: sorting through the alphabet soup. acm computing surveys, 7 – 62. satzinger, j. w., jackson, r. b., & burd, s. d. (2005). object oriented analysis and design with the unified process. stamford: thomson learning. microsoft word 04.ar noegi noegroho public participation dan kendalanya_ok.docx partisipasi masyarakat dalam… (noegi noegroho) 23 partisipasi masyarakat dalam penataan pemukiman kumuh di kawasan perkotaan: study kasus kegiatan plp2k-bk di kota medan dan kota payakumbuh noegi noegroho architecture department, faculty of engineering, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 noeginoegroho@gmail.com abstract in any city development, it is important to urge people to be involved in so that the development can be valued as much as possible. model of involvement is certainly diverse, such as 'one-way involvement' in which people tend to just listen, and 'two-way involvement' where the people to participate to make a decision. this paper observes how the public participated in the arrangement of slum area undertaken by the government. although there has been community involvement in this activity, there are still any limitations. keywords: public participation, slum area arrangement, government, limitation abstrak dalam setiap kegiatan pembangunan, penting untuk mengajak masyarakat terlibat di dalamnya agar hasil pembangunan dapat semaksimal mungkin dinikmati. bentuk keterlibatan tersebut tentu bermacam-macam, ada yang model ‘satu arah’ di mana masyarakat cenderung hanya mendengar hingga model ‘dua arah’ hingga masyarakat dapat turut memberi keputusan. tulisan ini melihat bagaimana partisipasi masyarakat dalam kegiatan penataan pemukiman kumuh yang dilaksanakan oleh pemerintah. meskipun sudah ada keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ini, namun tidak terlepas dari keterbatasan yang ada. kata kunci: partisipasi masyarakat, penataan pemukiman kumuh, pemerintah, keterbatasan 24 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 23-33 pendahuluan kehadiran pemukiman kumuh erat kaitannya dengan bertambahnya jumlah penduduk perkotaan yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan infrastruktur-nya. akibatnya, penduduk mencari jalannya sendiri untuk bertahan hidup, antara lain dengan membangun rumah berikut fasilitas yang seadanya. kehadiran pemukiman kumuh tentunya memberatkan beban kota yang bersangkutan. hal ini mengakibatkan menurunnya daya dukung lingkungan, meningkatkan resiko kerawanan dan konflik sosial, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat dan menurunnya kualitas pelayanan sarana/prasarana. oleh karena itu pemukiman kumuh harus segera ditangani, paling tidak luas pemukiman kumuh harus dapat dihentikan, bahkan keberadaan lingkungan kumuh yang ada sekarang harus sedikit demi sedikit dirubah menjadi lingkungan perumahan dan pemukiman yang layak huni, sehat, aman, serasi dan teratur. pemerintah terus berusaha mengurangi keberadaan permukiman kumuh, salah satu upaya-nya adalah dengan melaksanakan kegiatan penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh berbasis kawasan (plp2k-bk) yang digulirkan oleh pemerintah pusat melalui kementerian negara perumahan rakyat. tujuan utama kegiatan ini adalah menata pemukiman kumuh dengan meningkatkan kualitas lingkungannya sekaligus meningkatkan nilai pemanfaatan lahan sehingga optimal sesuai dengan potensi lahan. kegiatan ini meliputi teknis dan nonteknis, kegiatan teknis meliputi perbaikan rumah atau peremajaan kawasan yang menata juga infrastruktur kawasan tersebut. kegiatan nonteknis-nya bisa meliputi peningkatan sumber daya manusia seperti kegiatan pelatihanpelatihan untuk menambah wawasan pada pengetahuan yang dibutuhkan warga setempat. kegiatan plp2k-bk ini sudah diselenggarakan beberapa tahun belakangan ini, dilakukan penataan pemukiman kumuh di beberapa lokasi di kota-kota di indonesia. secara terinci, hasil yang diharapkan dengan adanya kegiatan ini adalah: (1) rencana tapak pemanfaatan ruang kawasan perumahan; (2) rencana pengembangan prasarana, sarana dan utilitas baik di dalam kawasan maupun antar kawasan; (3) rencana struktur dan pola tata ruang kawasan; (4) tahap pelaksanaan pembangunan kawasan perumahan dalam bentuk indikasi program kebutuhan penanganan. dalam setiap pelaksanaannya, kegiatan plp2k-bk ini selalu mengakomodasi partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam proses kegiatan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di lokasi penataan. partisipasi masyarakat diperlukan terutama untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat sehingga hasil penataan bisa tepat sasaran dan berdampak positif. tulisan ini mencoba untuk melihat bagaimana partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan di indonesia. studi kasus diambil dalam dua kegiatan plp2k-bk yang diselenggarakan oleh kemenpera. yang masing-masing dilaksanakan di kota medansumatera utara dan kota payakumbuh sumatera barat. metode partisipasi masyarakat dalam pembangunan dalam setiap pembangunan, keterlibatan masyarakat sangat lah dibutuhkan, tidak saja sebagai wujud pelaksanaan demokrasi tetapi agar agar hasil pembangunan yang dihasilkan tepat sasaran dan optimal bagi masyarakat. menurut adisasmita (2006), keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, yang meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) suatu program/proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal, dimaknai sebagai partisipasi masyarakat dalam… (noegi noegroho) 25 partisipasi masyarakat. partisipasi ini merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat (social empowerment) dalam rangka pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya di lingkungan mereka tinggal, baik dari aspek masukan/input, aspek proses dan aspek keluaran/output. dengan melibatkan masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan, dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. cornwall (2002) menjelaskan bahwa partisipasi akan memberi pengaruh dalam memutuskan kebijakan, sekaligus juga menciptakan sistem kontrol sosial yang menyangkut kehidupan masyarakat bersangkutan. selanjutnya, mahjabeen et.al (2008) menuliskan definisi partisipasi yang dibuat oleh ribot (1996): ..community or popular participation is about communities having decision making powers or control over resources that affect the community as awhole, such as forests and grazing commons or community development.but, for such decisions to internalise social and ecological costs or to assure equitable decision-making and use, they must be devolved to a bodyrepresenting and accountable to the community. dari paparan di atas, partisipasi masyarakat dapat dimaknai sebagai pemberdayaan masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan yang dapat dimulai dari input hingga output sekaligus sebagai langkah kontrol masyarakat terhadap pembangunan. mahjabeen et.al (2008) mengutip artikel arnstein yang ditulis tahun 1969. tabel arnstein (tabel 1) menjelaskan derajat tingkat partisipasi masyarakat sesuai dengan peran dan fungsinya dalam perencanaan, pelaksanaan serta social control. tabel 1 tabel arnstein degrees of citizen power 8. citizen control 7. delegated power 6. partnership citizens obtain the majority of decision-making seats, or full managerial power some power is delegated to agency decision-makers as well as to citizens. citizens are enabled to negotiate and engage in tradeoffs with traditional power holders. degrees of tokenism 5. placation 4. consultation 3. informing a high level of tokenism. citizens have the right to advise, but no decision making right or power. citizens may hear and be heard, but they have no power to ensure that their views will be considered by decision-makers citizens may voice opinions, but have no influence to ensure follow-through or assurance of changing the decision. no participation 2. theraphy non-participation, where holders attempt to educate or ‘cure’ citizens of their ignorance on a particular issue 26 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 23-33 1. manipulation highest level of nonparticipation, where power holders do not enable people to actively participate kita dapat mengukur derajat keterlibatan masyarakat dengan melihat tabel di atas dari urutan terbawah. dua kategori partisipasi paling bawah yaitu: manipulation dan therapy lebih pada sosialisasi informasi pekerjaan apa yang akan dilaksanakan tanpa memberi peluang masyarakat untuk terlibat. tiga kategori di atasnya, yaitu informing, consultation dan placation secara berturut-turut dengan derajat yang berbeda, terlihat mulai melibatkan masyarakat namun tidak memberi ‘kekuatan’ untuk memberi keputusan. sedangkan tiga kategori berikutnya, yaitu partnership, delegated power dan citizen’s control, memberi ‘kekuatan’, dengan derajat yang berbeda, pada masyarakat untuk mempengaruhi keputusan. dalam tingkatan ini masyarakat memiliki akses untuk negosiasi, bahkan pada kategori paling atas tersebut menempatkan masyarakat untuk memiliki ‘kekuatan’ mayoritas dalam pengambilan keputusan. dengan partisipasi masyarakat diharapkan pembangunan dapat lebih terarah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, selanjutnya dapat ditentukan prioritas mana yang harus didahulukan untuk dibangun sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. masyarakat sebagai pelaku kegiatan di tempat mereka tinggal lebih mengetahui persoalan yang ada dan mengetahui kebutuhan yang diharapkan sesuai dengan kelompok-kelompok dalam masyarakat. adisasmita (2006) menjelaskan bahwa manfaat yang dihasilkan dalam pembangunan berlandaskan partisipasi masyarakat ini adalah: (1) anggota masyarakat mampu secara kritis menilai lingkungan sosial ekonominya dan mampu mengidentifikasi sektor-sektor yang perlu dilakukan perbaikan, dengan demikian diketahui arah masa depan mereka; (2) anggota masyarakat dapat berperan dalam perencanaan masa depan masyaratnya tanpa memerlukan bantuan para pakar atau instansi perencanaan pembangunan dari luar daerah; (3) masyarakat dapat menghimpun sumberdaya dan sumberdana dari kalangan anggota masyarakat untuk mewujudkan tujuan yang dikehendaki masyarakat. hasil dan pembahasan gambaran umum lokasi kegiatan plp2k-bk sebelum lebih lanjut membahas partisipasi masyarakat di dalam kegiatan ini, berikut gambaran umum dua lokasi yang dijadikan kasus dalam penelitian ini: kelurahan belawan bahari, medan kelurahan belawan bahari berada di bagian utara kota medan, dalam wilayah administrasi kecamatan medan belawan dengan luas 169 ha yang terbagi dalam 13 lingkungan (setingkat rt). karena kelurahan ini memiliki luas yang cukup besar, kegiatan penataan pemukiman kumuh hanya diprioritaskan pada area seluas 15 ha dari luas keseluruhan kelurahan tersebut. secara umum, lokasi ini berada di daerah pesisir yang tidak jauh dari laut. lokasi perencanaan terhubungkan dengan laut melalui sungai sei deli yang berada di sisi lokasi dan dipergunakan sebagai jalur perahu-perahu warga. kawasan perencanaan juga dilewati oleh tol belmera yang menghubungkan pusat kota medan dengan wilayah pelabuhan belawan, tidak jauh dari lokasi juga terdapat jalan propinsi dan jalur kereta api. partisipasi masyarakat dalam… (noegi noegroho) 27 karena lokasinya berada di pesisir, karakteristik topografinya adalah datar. awalnya daerah ini merupakan area rawa-rawa, kemudian berubah sedikit demi sedikit sejalan dengan pertumbuhan kawasan pelabuhan belawan, dari rawa menjadi area budi daya kolam. kemudian berubah lagi menjadi perumahan. pada bulan tertentu beberapa bagian dari kawasan perencanaan tergenangi oleh air pasang (rob) hingga masuk ke dalam rumah. ditinjau dari data kependudukannya, sebagian besar mata pencaharian warga di kawasan perencanaan ini adalah nelayan. lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 2 dan gambar 1 berikut ini: tabel 2 mata pencaharian warga kondisi prasarana dan bangunan di kawasan perencanaan adalh sebagai berikut: (1) jumlah kk yang tidak terlayani air bersih sekitar 60%. sumber air berasal dari sumur pantek. beberapa masyarakat memiliki sumur pantek yang airnya dijual ke masyarakat lainnya melalui pipa. di beberapa lingkungan sudah terlayani oleh pdam; (2) masyarakat masih menggunakan jamban terbuka di luar rumah, masyarakat yang memiliki jamban di dalam rumah hanya 10%; (3) sampah tidak dikelola dengan baik. terjadinya air laut pasang pun akan meninggalkan banyak sampah, hal ini menjadi fenomena biasa; (4) banyak saluran drainase yang tidak lancar karena sampah dan ukuran drainase yang tidak memadai; (5) kondisi jalan rusak berat, jalan yang rusak mengakibatkan banyak air genangan dijalan, yang disebabkan juga karena aliran saluran drainase yang tidak lancar; (6) jumlah ruang terbuka hanya 2,5%-5%, yang saat ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk menjemur ikan. tingkat kepadatan bangunan dikawasan perencanaan cukup tinggi, sekitar 151 – 200 unit/ha, didominasi rumah kayu (tidak layak huni) mencapai 55.69%. kategori rumah yang ada terdiri dari rumah tembok (permanen), rumah tembok dan kayu (semi permanen) dan rumah kayu (non permanen). luas rumah yang ada tidak terlalu besar yaitu lebih kurang 20 m2. kepemilikan bangunan di kelurahan ini terdiri dari rumah milik dan rumah sewa, begitu juga halnya dengan tipe bangunan terdiri dari rumah tunggal dan rumah deret. untuk lebih jelasnya mengenai kondisi bangunan yang ada di kawasan perencanaan dapat dilihat pada tabel 3 dan berikut: no je nis pe ke rja a n jumla h pe rs e nt a s e (%) 1 buruh 285 15.57 2 pegaw ai negeri 52 2.84 3 pengrajin 8 0.44 4 pedagang 302 16.49 5 penjahit 7 0.38 6 peternak 65 3.55 7 nelayan 1015 55.43 8 montir 25 1.37 9 s opir 45 2.46 10 t ni/polri 12 0.66 11 pengusaha/w iras w asta 15 0.82 1831 100.00 sumber : profil kelurahan belawan bahari, 2010 tot a l 28 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 23-33 tabel 3 kondisi bangunan di kawasan perencanaan gambar 1. kondisi lingkungan di kawasan perencanaan kelurahan belawan bahari, medan. (a) kondisi rumah salah satu warga; (b) suasana jalan sebagai tempat bermain; (c) air bersih berupa sumur bor; (d) sampah berserakan (sumber: laporan rencana rinci plp2k-bk kel. belawan kota, medan). kelurahan kotobaru balaijanggo, kota payakumbuh kelurahan kotobaru balaijanggo berada di pusat kota payakumbuh, sumatera barat. luas kelurahan ini mencapai lebih kurang 27,62 ha (kegiatan ini hanya memprioritaskan 10 ha dari kawasan keseluruhan). secara umum, karakteristik fisik di lokasi ini adalah: topografi relatif datar, tanah subur ditandai dengan pepohonan yang beragam dan area persawahan yang cukup baik di sekitarnya. berkaitan dengan data kependudukan, mata pencaharian warga terbagi ke dalam kategori: pedagang, petani, buruh, pegawai negara, karyawan, pengrajin. kondisi bangunan jumlah persentasi (%) tembok 383 36.34 kayu 86 8.16 kayu dan tembok 585 55.50 jumlah 1054 100.00 a b c  d partisipasi masyarakat dalam… (noegi noegroho) 29 kondisi prasarana dan bangunan di kawasan perencanaan di antaranya (gambar 2): (1) seluruh kk terlayani oleh air bersih, berasal dari pdam dan sumur bor; (2) masyarakat sudah menggunakan jamban tertutup di dalam rumah walaupun dibangun seadanya. beberapa rumah menggunakan jamban kolektif bantuan pemerintah, yang dapat melayani hingga sepuluh kk yang berada di sekitar keberadaan jamban tersebut; (3) sebagian warga belum memiliki bak sampah sehingga dibuang sekedarnya di halaman. sisanya sudah mengumpulkan di tempat sampah tetapi masih menumpukannya di tepi jalan (bukan berupa bak sampah); (4) saluran sudah tersedia namun tidak terintegrasi dengan baik dan sebagian besar sudah rusak; (5) kondisi jalan di kawasan perencanaan relatif dalam kondisi baik; (6) jumlah ruang terbuka di area perumahan minim, tetapi karena keberadaannya bersebelahan dengan area persawahan maka terkesan ‘terbuka’; (7) adapun kondisi bangunan dan kepadatan rumah di kawasan adalah sebagai berikut: (a) tingkat kepadatan bangunan sedang; (b) tipe bangunan yang ada di lokasi merupakan bangunan tunggal dan deret; (c) rumah yang ada didominasi oleh rumah sewa, sisanya adalah rumah milik; (d) kondisi bangunan rumah dikategorikan rumah tembok, kombinasi (kayu+tembok) dan rumah kayu (tabel 4). partisipasi masyarakat dalam kegiatan penataan pemukiman kumuh plp2kbk pada dasarnya, kegiatan plp2k-bk dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu akuisisi data, analisis dan penyusunan program pelaksanaan. tahap akuisisi data berisi identifikasi kendala dan potensi yang ada. tahap analisis mengolah data yang didapat untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk perencanaan kawasan dan tahap penyusunan program pelaksanaan menetapkan prioritas pembangunan mana yang didahulukan berikut jadwal dan instansi yang terlibat di dalamnya. partisipasi masyarakat dalam kegiatan plp2k-bk ini dilaksanakan dalam wadah sebagai berikut: (1) pembentukan cap (community action plan) yang melibatkan warga setempat. pembentukan cap ini dimaksudkan untuk menjaring informasi dari masyarakat, misalnya menjaring data fisik (luas rumah, luas tanah yang didiami warga, status tanah) maupun non fisik (misal: data kependudukan, mata pencaharian, besaran penghasilah setiap keluarga). wadah cap ini dapat berlangsung sepanjang proses kegiatan, mulai dari tahap awal hingga akhir; (2) penyelenggaraan fgd (forum group discussion) yang mengundang para stake holder terutama warga setempat. fgd ini harus diselenggarakan hingga dua kali pelaksanaan dengan jadwal masing-masing diselenggarakan pada tahap akuisisi dan pada tahap penyusunan program pelaksanaan. dalam kedua kasus baik di medan maupun payakumbuh, fgd yang pertama diselenggarakan dengan mengundang masyarakat dalam bentuk ‘rembug warga’. beberapa perwakilan masyarakan diundang untuk didengar aspirasinya berkaitan dengan penataan kawasan terutama pada aspek bangunan/rumah dan infrastrukturnya. pada lokasi kelurahan belawan bahari, medan, rembug warga ini dilaksanakan di kantor desa dengan mengundang ketua lingkungan dan tokoh lainnya yang terkait dengan kawasan perencanaan. sedangkan pada lokasi kelurahan kotobaru balaijanggo – kota payakumbuh (gambar 3), rembug warga diselenggarakan di mesjid dengan mengundang tokoh masyarakat dan ketua adat yang terkait dengan kawasan perencanaan. rembug warga memang tidak dapat mengundang seluruh warga karena keterbatasan waktu dan tempat. dalam rembug warga ini dilakukan: (1) sosialisasi kegiatan penatanaan dan (2) penjaringan aspirasi warga dalam penataan pemukiman kumuh. kehati-hatian dalam mensosialisasikan tujuan kegiatan ini harus tetap dijaga karena warga cenderung sangat sensitif dengan penataan yang berkaitan dengan tanah dan rumah tempat mereka tinggal. kondisi ini sangat dirasakan ketika berdiskusi dengan warga kelurahan belawan bahari karena awalnya mereka mengasumsikan kegiatan penataan perumahan kumuh ini sama dengan penggusuran tempat tinggal mereka. terkait dengan aspirasi warga dan permasalahan yang ada, berikut adalah rangkuman hasil rembug warga (tabel 5). 30 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 23-33 tabel 4 kondisi bangunan rumah kondisi bangunan jumlah (%) rumah tembok 92 62.59 rumah tembok+kayu 55 37.41 rumah kayu jumlah 147 100 sumber: laporan rencana rinci plp2k-bk kel. kotobaru balaijanggo, kota payakumbuh a b c d gambar 2. kondisi lingkungan di kawasan perencanaan: (a) kondisi salah satu rumah warga yang didominasi material kayu; (b) sampah berserakan; (c) kondisi rumah yang sangat memprihatinkan dengan luas yang sangat sempit; (d) seorang anak yang sedang bermain dijalan karena sempitnya ruang di dalam rumah. pada latar belakang tampak rumah panjang berisi beberapa unit kamar sewaan. hasil aspirasi warga yang didapat dalam fgd ini kemudian diterjemahkan ke dalam rencana penataan. hasil perencanaan ini kemudian dipaparkan lagi dalam fgd yang kedua yang tidak saja mengundang perwakilan warga tapi juga mengundang instansi lain. fgd kedua ini juga dimaksudkan untuk: (1) mengkonfirmasi bahwa aspirasi warga sudah terakomodasi dalam rencana, (2) mengkoordinasikan rencana penataan dengan program lainnya dalam kerangka rencana pembangunan daerah secara keseluruhan (3) mendapat masukan dari instansi lain terkait rencana penataan pemukiman kumuh tersebut. dalam fgd ke dua ini diharapkan rencana penataan semakin ‘mengerucut’ untuk mendapatkan hasil akhir berdasarkan pemahaman sebanyak mungkin stakeholder yang terkait dalam penataan pemukiman tersebut. partisipasi masyarakat dalam… (noegi noegroho) 31 tabel 5 daftar aspirasi masyarakat kelurahan belawan bahari kelurahan kotobaru balaijanggo (1) pembangunan jalan dan jembatan (2) pengadaan air bersih dengan membuat sumur bor berikut tower penampungannya (3) pembangunan saluran drainase (4) pengelolaan sampah melalui penyediaan gerobak sampah dan kontainer sampah (5) penanganan banjir rob (6) fasilitas untuk mendukung kegiatan ekonomi warga seperti penjemuran ikan, bantuan penyediaan wadah ikan (7) faslitas bantuan pemasara untuk memasarkan hasil pengolahan ikan (1) perbaikan saluran drainase karena tidak jarang terdapat genangan ketika hujan besar (2) penyediaan bak sampah (3) limbah cair dari rumah yang bercampur dengan saluran air hujan padahal banyak saluran yang rusak sehingga luber ke jalan menimbulkan bau yang tidak nyaman. (4) saluran limbah cair dari beberapa home industri yang dibuang langsung ke riol kota (5) jarak antar bangunan yang terlalu rapat (6) kurangnya lampu penerangan jalan (7) kondisi rumah yang tidak layak gambar 3. suasana rembug warga di kelurahan kotabaru balaijanggo. dari penjelasan di atas, pada prinsipnya kegiatan plp2k-bk ini sudah mengakomodasi keterlibatan warga dalam keseluruhan proses. pertama, melalui wadah pembentukan cap yang melibatkan warga. kedua, dalam kegiatan fgd untuk menampung aspirasi warga setempat. warga sudah dilibatkan dalam penjaringan informasi dan diskusi sebagaimana tercermin dalam kegiatan fgd, bahkan untuk beberapa aspek dapat langsung disetujui oleh pemerintah namun pada beberapa aspek lain harus disesuaikan terkait dengan pembangunan sektor lain. hal ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi masyarkat dalam kegiatan plp2k-bk ini sudah terakomodasi baik dalam keseluruhan kegiatan. jika mengacu pada tabel arnstein, partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini dapat dikategorikan sudah mencapai tingkat 4 (discussion) dan 5 (placation). masyarakat memang belum sampai pada taraf dapat memutuskan hasil akhir karena hasil akhir masih ada ditangan pemerintah, tetapi masyarakat dapat mempengaruhi hasil akhir dengan menyampaikan aspirasinya melalui berbagai wadah yang ditampung dalam proses kegiatan ini. posisi keterlibatan masyarakat dalam tingkat discussion dan placation ini sudah cukup baik. namun sebaiknya juga tidak hanya dilihat dari porsi keterlibatannya saja tetapi juga penting dari kualitas aspirasi warga yang muncul. penataan permukiman kumuh umumnya melibatkan masyarakat kurang mampu yang memiliki keterbatasan dengan tingkat pendidikan yang masih rendah. hal ini 32 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 23-33 tercermin juga dalam studi kasus di medan dan payakumbuh. berdasarkan tabel aspirasi warga, sebagian besar keluhan masyarakat hanya terkait dengan infrastruktur lingkungan terutama kondisi prasarana jalan, drainase, air bersih dan sampah. padahal jika dilihat dari kondisi rumah yang ada di kedua lokasi penataan banyak yang tidak layak untuk dihuni, dan justru hal ini kurang dikeluhkan oleh warga. karena tidak mengerti, masyarakat tidak memahami seperti apa rumah tempat tinggal yang layak huni, bagi mereka rumah hanya sekedar tempat untuk tidur. ketidak tahuan ini ditambah dengan aktivitas keseharian mereka yang lebih banyak dilakukan diluar rumah. warga kelurahan belawan bahari menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengolah hasil ikan tangkapan di halaman rumah atau dijalan, mereka lebih mengeluhkan kondisi jalanan yang tergenang dibandingkan (1) kondisi rumahnya yang gelap karena kurang jendela, (2) bangunan/rumah mereka yang tidak layak dengan kondisi ruangan yang sempit, sirkulasi udara dan cahaya minim sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. sedangkan bagi warga kelurahan kotobaru balaijanggo, sebagian besar waktunya dilakukan untuk berjualan di pasar. masyarakat lebih mengeluhkan jalanan yang gelap karena kurang penerangan dibandingkan (1) kondisi rumah yang tanpa air bersih (2) rumah gelap karena kurang cahaya. dari banyak aspirasi tersebut memperilhatkan bahwa lingkungan diluar rumah lebih penting dibandingkan kondisi di dalam rumah. dengan keterbatasan wawasan yang ada, masyarakat hanya melihat permasalahan lingkungan mereka secara sempit, hanya dari lingkungan sekitar saja. padahal dalam kegiatan penataan pemukiman juga meliputi penataaan rumah, infrastruktur, perkotaan dan lainnya. kedua contoh di atas menunjukan bahwa ada keterbatasan yang mempengaruhi kualitas aspirasi berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan perencansan. dalam kegiatan ini masyarakat memang belum mampu untuk berpartisipasi pada tingkatan partnership, delegated power atau citizen control hingga mereka berada pada tingkatan dapat menentukan keputusan akhir suatu proses perencanaan. penutup partisipasi masyarakat merupakan hal penting dalam kegiatan pembangunan agar hasilnya lebih terarah dan bermanfaat optimal bagi warga. dalam kegiaatan plp2k-bk yang diselenggarakan oleh kemenpera untuk meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan perumahan kumuh perkotaan, partisipasi masyarkat diwujudkan dengan menyelenggarakan fgd (forum group discussion) dan pembentukan cap yang melibatkan warga setempat. fgd diselenggarakan baik pada tahap awal (akuisisi data) dan tahap akhir (pemantapan program). dalam studi kasus medan dan payakumbuh, fgd dilakukan dengan mengundang perwakilan masyarakat dalam acara 'rembug warga', dalam kegiatan ini dijaring aspirasi warga yang terkait dengan kawasan penataan. permasalahan dan keinginan warga berkaitan dengan aspek bangunan dan infrastruktur menjadi perhatian untuk diakomodasi dalam program pelaksanaan. kegiatan pembentukan cap dan fgd menunjukan partisipasi masyarakat sudah ada dalam kegiatan plp2kbk, dalam tingkatan partisipasi masyarakat yang dibuat oleh arnstein, partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini sudah mencapai tingkat discussion hingga placation dimana masyarakat dapat berdiskusi dengan pelaksana kegiatan dan pemerintah. partisipasi masyarakat dalam kegiatan plp2k-bk dimulai dari: (1) tingkatan partisipasi yang paling dasar (manipulation dan theraphy), dimana dalam tingkatan ini sesungguhnya belum ada partisipasi karena masih bersifat satu arah dimana warga hanya mendapat informasi mengenai kegiatan penataan pemukiman) dan (2) tingkatan medium (discussion dan placation) dimana masyarakat mulai berpatitispasi dalam bentuk diskusi hingga mempengaruhi keputusan pada tingkatan yang paling rendah. namun, partisipasi mereka belum dapat mencapai tingkatan partnership atau di atasnya karena menuntut keluasan wawasan, mengingat penataan pemukiman di kawasan perkotaan melibatkan tidak saja aspek hunian dan infrastruktur tetapi juga aspek lingkungan perkotaan. partisipasi masyarakat dalam… (noegi noegroho) 33 daftar pustaka adisasmita, r. (2006). membangun desa partisipatif (cetakan pertama). yogyakarta: graha ilmu. arnstein, sherry r. (1969). a ladder of citizen participation. jaip, 35(4), 216-224. cornwall, a. (2001) making spaces, changing places: situating participation in development. ids working paper 170. england: institute of development studies. laporan rencana rinci penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh berbasis kawasan, lokasi kota dan kota payakumbuh. pt. aztindo. mahjabeen, z., shresta, k., & dee, j. (2008). rethinking community participation in urban planning: the role of disadvantaged groups in sydney metropolitan strategy. proceedings of 32rd anzrsai conference, novdec 2008, 167. microsoft word 07_td_rida zuraida_tingkat kelelahan-hs.doc tingkat kelelahan pengemudi.… (rida zuraida) 229  tingkat kelelahan pengemudi bus rapid tranport (brt) jakarta berdasarkan swedish occupational fatigue index (sofi) rida zuraida1 1industrial engineering department, faculty of engineering, binus university jl. kh. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat, indonesia rzuraida@binus.ac.id abstract fatigue is a common situation experienced by everyone, but until now a simple measuring tools universally accepted is not exist. fatigue measurement instrument most widely used is an instrument-based questionnaire. this study used the swedish occupational fatigue index (sofi) as one of the instrument to measure brt driver’s fatigue. the aim is to evaluate physical mental, and shift work fatigue and provide an overview of fatigue levels experienced by the driver brt on two different shifts. hopefully it can be used for driver fatigue management by a company.  the study was conducted for two different shifts (morning and afternoon), with a total participants are 30 drivers. results showed that motivation level of shift 2-driver is lower after they finish their work compared to shift1-driver. in shift 1, generally available time to rest, socializing and hanging out with family is longer than available time for shift 2-driver. perception of loss of energy after work is also higher in shift 2 compared to shift 1, especially the perception of feeling exhausted. similar results were obtained in the physical aspect and the physical exertion and physical discomfort. therefore we can conclude the work shift has affected fatigue level experienced by the driver's brt, and shift rotation is suggested to help the driver to recuperate. keywords: fatigue, driver fatigue, shift work, swedish occupational fatigue index(sofi) abstrak kelelahan merupakan kejadian yang dirasakan dan dialami oleh seseorang, akan tetapi pengukurannya masih saja berada pada area abu-abu karena belum ada alat ukur sederhana yang disepakati secara universal. instrumen pengukuran kelelahan yang paling banyak digunakan sampai saat ini adalah instrumen yang bersifat subjektif berbasis kuesioner. penelitian ini menggunakan swedish occupational fatigue index (sofi) sebagai alat ukur kelelahan subjektif bagi pengemudi brt jakarta, yang bertujuan untuk mengevaluasi kelelahan dari aspek fisik, mental, dan aspek kerja shift. hasil evaluasi diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat kelelahan yang dialami pengemudi brt pada dua shift yang berbeda dan usulan bagi manajemen kelelahan pengemudi. penelitian dilakukan pada pengemudi di dua shift yang berbeda (pagi dan siang), dengan total partisipan 30 pengemudi. hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tingkat motivasi sebelum bekerja dan sesudah bekerja paling banyak berkurang pada pengemudi di shift 2 dibandingkan shift 1. pada shift 1, setelah bertugas, pengemudi memiliki waktuyang relatif panjang untuk istirahat, bersosialisasi dan berkumpul bersama keluarga dibandingkan dengan pengemudi shift 2. persepsi kehilangan energi setelah bekerja juga lebih tinggi pada shift 2 dibandingkan dengan shift 1, terutama persepsi perasaan exhausted. hasil yang sama diperoleh pada aspek physical exertion dan dan physical discomfort. sehingga dapat disimpulkan shift kerja berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kelelahan yang dialami oleh pengemudi brt, dan rotasi shift akan membantu pengemudi dalam memulihkan diri. kata kunci: kelelahan, kelelahan pengemudi, shift kerja, swedish occupational fatigue index 230 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 229-237  pendahuluan jakarta merupakan salah satu kota terpadat di indonesia, bahkan di dunia, dengan jumlah penduduk 12,7 juta pada siang hari dan 9,9 juta pada malam hari (ramadhina, 2014). jumlah penduduk yang lebih tinggi di siang hari, berasal dari para pegawai yang tinggal di kota penyangga di sekitar jakarta. tingginya arus penduduk, jumlah kendaraan pribadi yang masuk setiap hari, serta pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya di area jakarta, menuntut provinsi dki jakarta untuk dapat menyediakan transportasi masal yang aman, terjangkau dan dapat diandalkan, serta tentu saja diharapkan dapat mengurangi kemacetan di jalanan ibu kota. provinsi dki jakarta sejak tahun 2004 telah menyediakan bus rapid transit (brt) sebagai salah satu strategi dari pola transportasi makro (ptm) dengan tujuan meningkatkan layanan transportasi bagi masyarakat. hingga kini brt melayani 12 koridor atau rute layanan dengan tingkat kemacetan, panjangnya jalur rute layanan, area steril serta kepadatan penumpang yang beragam. pengguna brt sendiri dari tahun ke tahun semakin meningkat selain dikarenakan bertambahnya rute yang dilayani, juga pada beberapa rute brt yang disediakan menjadi satu-satunya layanan transportasi umum yang terjangkau bagi masyarakat. setiap rute yang dilayani brt memiliki keunikan dan kondisi yang berbeda-beda, antara lain karena jumlah pengguna, dalam hal ini penumpang, berbeda sehingga tingkat kepadatan penumpang pada tiap koridor busa normal dan juga busa sangat padat. berdasarkan pengamatan, jalur khusus brt yang seharusnya steril seringkali tetap dilalui oleh kendaran lain, baik roda empat maupun roda dua. hanya pada beberapa rute dan area tertentu, jalur khusus ini benar-benar steril. pengemudi brt harus sangat berhati-hati terhadap para pengendara ataupun hal lain seperti orang menyeberang pada jalur khusus ini. sehingga beban kerja yang dialami pengemudi brt busa jadi lebih tinggi dibandingkan pengemudi kendaraan umum lain di dki jakarta dan dapat mempengaruhi tingkat kelelahan yang mungkin dialami oleh pengemudi brt. pada setiap rute, pelayanan brt ditangani oleh pengemudi yang bekerja pada dua shift yang berbeda yaitu shift pagi dan siang. pada rute tertentu, diberlakukan juga layanan hingga larut malam karena cukup banyak pekerja di dki jakarta yang pulang bekerja pada larut malam. kondisi jalanan pada kedua shift tidak sama, antara lain pada tingkat kepadatan jalanan dan jumlah penumpang. secara teori, waktu kerja (time of day) seseorang mempengaruhi tingkat kelelahan dalam bekerja (williamson et. al., 2011). sehingga perbedaan ini dapat saja mempengaruhi tingkat kelelahan pengemudi brt pada masing-masing shift, selain kondisi yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya. pembahasan mengenai tingkat kelelahan pengemudi brt di dki jakarta masih sangat minim dan pembahasan dalam paper ini menjadi penting dikarenakan kondisi kerja pengemudi yang kurang mendukung dapat menimbulkan kelelahan kerja kronis yang berdampak pada penurunan produktivitas di masa yang akan datang. pengaruh shift kerja dan beban kerja yang dialami pengemudi di masingmasing shift merupakan kajian yang perlu dilakukan. dari total layanan brt di seluruh area jakarta adalah 12 rute, penelitian tingkat kelelahan pada pengemudi brt pada paper ini baru didasarkan pada kondisi di salah satu rute layanan yang terpadat. metode pengumpulan data menggunakan metoda langsung dengan alat ukur sebuah kuesioner yaitu swedish occupational fatigue index (sofi) yang menggunakan lima dimensi kelelahan dengan 25 item test pertanyan. diharapkan dengan diperolehnya evaluasi tingkat kelelahan pengemudi brt di kedua shift yang berbeda, dapat menjadi masukan bagi pengelola mengenai pengaturan ataupun pergantian shift kerja untuk meminimalkan kelelahan pengemudi dalam jangka panjang sebagai bagian dari manajemen kelelahan di perusahaan operator brt. tingkat kelelahan pengemudi.… (rida zuraida) 231  studi pustaka kelelahan atau fatigue masih didefinisikan secara berlainan oleh peneliti (horrey et. al., 2011; williamson et. al., 2011). belum ada kesepakatan bersama mengenai definisi operasional kelelahan untuk kepentingan keilmuan dan aplikasi pada bidang industri, sehingga banyak perdebatan mengenai hal tersebut. grandjean dan kroemer (1997) menyatakan bahwa kelelahan adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan dalam efisiensi seseorang dalam bekerja dan munculnya keengganan untuk berusaha. lal (2001) kemudian mengelompokkan kelelahan menjadi dua, yaitu kelelahan fisik dan mental. kelelahan fisik disebabkan oleh beban kerja yang terjadi pada otot, sedangkan kelelahan mental lebih dipengaruhi oleh beban psikologis. fatigue masih merupakan topik yang dianggap penting dalam pembahasan mengenai keselamatan baik keselamatan di tempat kerja maupun di area transportasi (noy et. al., 2011; willamson et. al., 2011). pendefinisian peneliti dalam penelitian mengenai fatigue memiliki perbedaaan dan juga kesamaan dalam beberapa hal. cameron (1971) mendefinisikan fatigue (khususnya mental fatigue) sebagai respon dari stress (tekanan atau beban) yang terjadi sepanjang suatu periode waktu yang berdampak pada performa pengerjaan tugas. saito (1999) dalam paper-nya mencoba menyederhanakan definisi kelelahan menjadi perasaan lelah yang diakibatkan oleh berlebihnya pekerjaan mental dan fisik yang berdampak pada penurunan fungsi atau kemampuan manusia. sedangkan dawson et. al. (2013) dalam paper-nya mengenai teknologi untuk mendeteksi fatigue, mendefinisikan fatigue sebagai kantuk yang dihasilkan dari proses neurobiologis yang mengatur dorongan seseorang untuk tidur. kelelahan fisik adalah kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan yang berlebih pada otot, karena kontraksi otot merupakan syarat utama untuk menjalankan kerja fisik (lal dan craigh, 2007). sutalaksana et. al. (2006) menjelaskan bahwa kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena ada perubahan-perubahan faali dalam tubuh. pada prinsipnya terdapat lima macam mekanisme yang dijalankan tubuh, yaitu: sistem pernapasan, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem otot dan sistem saraf. kerja fisik yang kontinu berpengaruh terhadap mekanisme yang dijalankan oleh tubuh tersebut. grandjean dan kroemer (1997) menjelaskan bahwa dalam proses terjadinya kelelahan fisik, terdapat beberapa tahapan. ketika otot berkontaksi melebihi 15% dari mvc (maximal voluntary contraction), aliran darah yang melalui otot secara otomatis berkurang sebagai respon terhadap meningkatnya tekanan darah sistol. minimnya aliran darah yang masuk, membuat ion potasium terakumulasi dalam di dalam cairan ekstraselular. bila digabungkan akumulasi fosfat (hasil degradasi adenosin tripospat atau atp) maka bahan kimia ini akan mengganggu jalannya sistem saraf dan kontraksi jaringan otot. kondisi inilah yang menyebabkan rasa lelah secara fisik. kelelahan mental adalah proses kumulatif dan bertahap yang berasosiasi dengan berkurangnya efisiensi, kemampuan, kewaspadaan, dan performansi mental (lal dan craig, 2007). gejala utama dari kelelahan mental adalah munculnya sensasi kelesuan. saat merasa lelah aktivitas seseorang akan terhambat, tidak ada keinginan untuk melakukan usaha fisik atau mental, dan muncul perasaan berat dan mengantuk. kelelahan merupakan respon alamiah tubuh manusia untuk menjaga dari kerja yang berlebih. ashberg (1998) menjelaskan bahwa kelelahan mental bukan hanya terjadi karena kelebihan beban tetapi dapat juga disebabkan oleh kekurangan beban. kelebihan beban mental secara kualitatif adalah melakukan pekerjaan yang terlalu rumit dan kompleks, sedangkan secara kuantitatif diartikan sebagai kelelahan yang terjadi karena waktu bekerja yang terlalu lama atau terlalu sering. kekurangan beban, menurut ashberg (1998) disebabkan oleh munculnya kebosanan akibat pekerjaan yang terlalu monoton. berdasarkan penelitian terdahulu, kelelahan yang terjadi pada pengemudi berdurasi panjang cenderung lebih banyak dipengaruhi oleh kelelahan mental. 232 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 229-237  pada dasarnya kelelahan dapat diukur berdasarkan symptom yang terlihat ataupun yang dirasakan, atau diukur berdasarkan kondisi biomechanical tubuh seseorang. saito (1999) membagi cara pengukuran kelelahan menjadi: (1) tes secara psikologi seperti (a) the blocking test, (b) kraepelin test, (c) dot counting method, (d) measurement of perception time, (e) roken amefuri erasion test, and (f) anticipation reaction of speed, dan lain-lain. (2) neurophysiological tests, (a) electroencephalography, (b) sensory evoked response, (c) reaction time, (d) galvanic skin reflex, (e) aesthesiometry, (f) measurement of flicker fusion frequency, (g) target aiming function test, (h) eye movement, (i) visual tracing reaction test, dan lain-lain. (3) indeks biochemical, (a) urinary excretion (b) eosinophilic leucocytes, total gravity of blood, hemoglobin content, serum proteins, blood sugar, dan lain-lain. (4) tes fisiologi, (a) muscular strength, (b) respiratory and circulatory functions, (c) heart rate, (d) near point distance, dan lain-lain, serta autonomic nervous function tests : (a) adrenaline test, (b) atropine test, (c) mecholyl test, (d) cold pressor test, (e) czermak test, dan lain-lain. metode atau teknik pengukuran yang disebutkan di atas, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing baik akurasi, kemudahan operasional, kemudahan pengolahan hasilnya, biaya yang harus dikeluarkan, interpretasi hasil pengukuran dan lain-lain. kelelahan juga dapat diukur dengan metoda subjektif yang relatif cepat hasilnya dan tidak memerlukan waktu dan biaya yang besar, serta relatif mudah dalam mengintrepretasikan hasilnya. salah satu instrument subjektif kelelahan yang banyak digunakan adalah swedish occupational fatigue index (sofi). instrumen ini merupakan instrumen pengukuran kelelahan dan kantuk yang pertama kali dikembangkan oleh ahsberg (1998). sofi memiliki lima dimensi pengukuran yaitu lack of energy, physical exertion, physical discomfort, lack of motivation dan sleepiness. kelima dimensi ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari kelelahan fisik (physical exertion dan physical discomfort) dan kelelahan mental (lack of motivation dan sleepiness). dimensi lack of energy mewakili kualitas dari kelelahan yang dirasakan secara umum oleh subjek. gambar dibawah ini adalah model kelelahan dan kantuk berdasarkan sofi. gambar 1 dimensi fatigue sofi (ahsberg, 1998) tingkat kelelahan pengemudi.… (rida zuraida) 233  beban kerja dapat berasal faktor fisik, mental, dan adanya shift kerja. ketiga faktor ini membentuk lima dimensi dari kelelahan yang dijabarkan dalam 25 poin pernyataan. tiap subjek diminta untuk menilai kondisi diri secara subjektif mulai dari skala 0 hingga 6. skala 0 berarti tidak terasa dan skala 6 berarti pernyataan tersebut sangat dirasakan dan sesuai dengan kondisi subjek. tabel 1 poin pernyataan sofi   no dimensi poin pernyataan (skala 0-6) 1 lack of energy overworked worn out exhausted spent drained 2 physical exertion sweaty breathing heavily palpitations warm out of breath 3 physical discomfort tense muscles stiff joints numbness hurting aching 4 lack of motivation uninterested passive listless indifferent lack of concern 5 sleepiness sleepy falling asleep drowsy yawning lazy metode pelaksanaan penelitian dilakukan beberapa tahap dan data yang dikumpulkan pada setiap tahap terdiri data sekunder dan data primer. adapun data sekunder terdiri data umum pengemudi sebagai responden, regulasi umum bagi pengemudi termasuk jam kerja pengemudi. data umum lain yang telah ada baik dari penelitian yang telah dilakukan berupa data waktu kedatangan bus, data waktu kedatangan bus, serta lama waktu perjalanan dari satu halte ke halte lainnya. sedangkan data primer adalah data persepsi kelelahan pengemudi berdasarkan dimensi sofi. pengumpulan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan pengemudi brt. 234 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 229-237  berikut adalah langkah-langkah penelitian yang telah dilakukan: gambar 2 langkah-langkah penelitian pada proses pengumpulan data, pengemudi yang menjadi responden adalah pengemudi pada shift 1 dan pada shift 2. pengemudi shift 1 memulai bekerja pada pukul 5 pagi hingga selesai sedangkan shift 2 mulai bekerja pada pukul 12 siang hingga selesai. pengemudi sebagai responden diberi penjelasan mengenai data apa saja yang akan diminta, serta responden diminta mengisi kesediaan untuk menjadi responden jika bersedia. selanjutnya pengemudi sebagai responden akan diminta untuk memberikan skor 0 sampai 6 atas apa yang mereka rasakan seusai dengan pertanyaan yang disampaikan di awal sebelum bertugas, dan di akhir sesudah bertugas. pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan tingkat kelelahan menggunakan lima (5) dimensi swedish occupational fatigue index (sofi). data ini kemudian diolah untuk menentukan tingkat kelelahan berdasarkan kelima dimensi tersebut. tingkat kelelahan antar pengemudi yang berbeda shift dilakukan untuk melihat apakah waktu kerja memiliki dampak terhadap kondisi kelelahan pengemudi. hasil pengolahan dan pengujian, selanjutnya dianalisis untuk memperoleh simpulan mengenai tingkat kelelahan pengemudi brt di rute terpadat dari 12 rute yang tersedia. hasil dan pembahasan sebelum melakukan pengukuran tingkat kelelahan pengemudi brt, dilakukan dahulu pengamatan di lapangan serta pengumpulan data mengenai kondisi pelayanan brt pada 12 rute yang dilayani. data yang dikumpulkan berupa jumlah penumpang dalam satu tahun, jumlah halte pemberhentian pada setiap rute, jarak rute dari halte awal hingga halte akhir, serta rata-rata jarak antar halte. setelah data diperoleh, maka ditentukan pengamatan dilakukan di koridor i, sebagai pengamatan dilakukan pada 24 pengemudi brt yang memiliki jumlah penumpang paling tinggi. berikut adalah data jumlah penduduk pada 12 rute layanan : tingkat kelelahan pengemudi.… (rida zuraida) 235  tabel 2 jumlah penumpang, halte, jarak rute, dan jarak antar halte per koridor koridor rute jumlah penumpang (orang) jumlah halte jarak rute (m) jarak antar halte (m) koridor i blok m – kota 23.792.069 20 12,9 ±650 koridor ii pulo gadung – harmoni 8.821.192 32 14,3 700–800 koridor iii harmoni – kalideres 10.831.473 16 14,0 700–800 koridor iv pulo gadung dukuh atas 7.282.254 17 11,5 400–1600 koridor v kp melayu ancol 11.436.445 18 13,5 400–2250 koridor vi ragunan kuningan 9.090.588 20 13,3 400–1000 koridor vii kp rambutan kp melayu 10.681.357 14 12,8 500–1500 koridor viii lebak bulus harmoni 8.516.995 18 26,0 500–1500 koridor ix pinang ranti pluit 14.352.556 26 28,9 500–1500 koridor x cililitan tanjung priok 3.895.295 22 19,4 500–1000 koridor xi kp melayu pulo gebang 2.560.645 15 11,8 300–1000 sumber : http://www.transjakarta.co.id/publikasi.php?q=1pxpwtjr4g== pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai tingkat kelelahan berdasarkan 5 dimensi sofi. kuesioner diisi dengan dipandu oleh pengumpul data, untuk memastikan bahwa pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner dipahami sehingga data yang diperoleh sesuai dengan harapan. pengemudi transjakarta diminta untuk memberikan penilaian tingkat kelelahan secara subjektif berdasarkan lima dimensi sofi, yaitu pada awal sebelum bertugas, dan sesudah bertugas. selisih nilai sofi positif menunjukkan kelelahan bertambah pada dimensi tersebut, sedangkan nilai negatif menunjukkan kelelahan berkurang pada dimensi tersebut. tabel 3, berisi nilai selisih untuk setiap pernyataan pada 5 dimensi sofi, untuk setiap shift kerja yang diamati, dan nilai persepsi sebelum bertugas. gambar 1 tingkat kelelahan pengemudi brt dan besarnya peningkatan setelah bekerja berdasarkan data yang dikumpulkan, terlihat bahwa pekerjaan mengemudi di transjakarta merupakan pekerjaan yang menuntut konsentrasi yang tinggi, dan menimbulkan kelelahanbaik mental maupun fisik. hal ini terlihat dari nilai selisih pada shift 1 dan 2 yang bernilai positif artinya terjadi penambahan tingkat kelelahan yang dirasakan oleh pengemudi. berdasrkan grafik di atas, nilai kelelahan pengemudi sebelum bertugas pada shift1 lebih tinggi dibandingkan dengan shift 2, kecuali untuk kategori physical exertion. akan tetapi penambahan tingkat kelelahan setelah bekerja pada shift 236 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 229-237  2, lebih tinggi dibandingkan pengemudi yang bekerja di shift 1 untuk semua kategori. penyebabnya adalah pengemudi shift 1, memulai kerja sangat awal, yaitu sudah harus bersiap-siap sejak pukul 4 pagi atau bahkan lebih pagi lagi, selain itu, tingkat kemacetan pada shift 1 lebih tinggi dibandingkan dengan shift 2 karena bertepatan dengan jam masuk sekolah serta jam masuk kerja para pekerja di pagi hari. perubahan tingkat motivasi merupakan perubahan yang paling kecil dibandingkan dengan dimensi lainnya, dan perubahan tingkat motivasi antara sebelum bekerja dan sesudah bekerja paling sedikit terjadi pada pengemudi shift 1 dibandingkan dengan shift 2. diperkirakan hal ini didorong oleh kondisi bahwa pengemudi yang bekerja pada shift 1, merasa memiliki waktu yang cukup banyak untuk istirahat setelah bekerja, bersosialisasi dan berkumpul bersama keluarga, karena selesai bertugas di siang hari. sebaliknya, pengemudi shift 2 hanya memiliki sisa waktu untuk beraktivitas lain yang lebih sedikit karena selesai bertugas di malam hari. perubahan persepsi kehilangan energi, dirasakan paling banyak pada shift 2 dibandingkan dengan shift 1terutama untuk perasaan exhausted atau merasa lelah. faktor yang sama yang dijabarkan pada paragraf sebelumnya bisa jadi menjadi penyebabnya. perubahan dimensi physical exertion dan physical discomfort, lebih tinggi pada pengemudi shfit 2 dibandingkan dengan shift 1, yang menunjukkan bahwa physical exertion dan physical discomfort pengemudi shift 2 lebih tinggi dibandingkan dengan shift 1. penambahan tingkat kantuk, paling banyak dirasakan oleh pengemudi yang bertugas di shift 2 dibandingkan dengan shift 1, selain dorongan homeostatis untuk istirahat antara pukul 2 sampai pukul 4, pengemudi shift 2 sudah terjaga atau bangun di pagi hari meskipun baru memulai shift-nya di siang hari. artinya, lamanya terjaga kurang lebih tidak jauh berbeda dengan pengemudi pada shift 1, tetapi saat pengemudi shift 1 sudah bisa beristirahat, pengemudi shift 2 sedang bertugas. secara keseluruhan, pada setiap dimensi kelelehan sofi, pengemudi shift 1 mengalami tingkat kelelahan lebih tinggi dibandingkan dengan shift 2 di awal bertugas, tetapi penambahan tingkat kelelahannya setelah bertugas relatif kecil. sedangkan pengemudi shift 2, menunjukkan penambahan tingkat kelelahan yang jauh lebih tinggi untuk kelima dimensi sofi dibandingkan dengan shift 1. selain itu, rata-rata tingkat kelelahan di awal maupun di akhir bertugas baik untuk shift 1 dan 2, maksimum berada pada skala 4 dari skala 0 sampai 6. hal ini menunjukkan, tingkat kelelahan masih dapat dikelola dan sistem shift yang sekarang masih dapat mengakomodir kebutuhan istirahat pengemudi. hasil penelitian ini juga mengkonfirmasi bahwa shift kerja memiliki pengaruh besar terhadap tingkat kelelahan pada kelima dimensi sofi, yaitu lack of energy, physical exertion, physical discomfort, motivation dan sleepiness. simpulan berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan metoda sofi, maka terlihat bawa pekerjaan pengemudi merupakan pekerjaan yang menimbulkan kelelahan fisik dan mental, dengan pekerjaan pada shift 2 dipersepsikan lebih berat dibandingkan dengan shift 1. persepsi ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata selisih dan rata-rata nilai sofi pengemudi di kedua shift sehingga mengkonfirmasi bahwa shift kerja mempengaruhi tingkat kelelahan seseorang dan shift di awal hari lebih kecil dampaknya terhadap tingkat kelelahan akibat kerja dibandingkan dengan shift siang. mengingat kelelahan merupakan fenomena yang kompleks, untuk merumuskan perbaikan sistem kerja yang dapat mengurangi risiko kelelahan dalam jangka panjang dan meningkatkan kenyamanan pengemudi, maka masih diperlukan pengukuran dengan berbagai metoda lainnya, untuk tingkat kelelahan pengemudi.… (rida zuraida) 237  mengkonfirmasi tingkat kelelahan dan ketidaknyamanan yang dialami. berdasarkan nilai sofi untuk setiap dimensi kelelahan, nilai persepsi kelelahan pengemudi masih berada pada kondisi dapat diterima. perbaikan tetap disarankan, untuk menghindari dampak kelelahan yang kronis di masa yang akan datang. kajian lanjutan mengenai dampak dari shift kerja dan rotasi kerja disarankan untuk dilakukan dengan memperhatikan penggantian shift secara teratur untuk data dalam meningkatkan kesempatan pengemudi memulihkan diri dan beristirahat. daftar pustaka agus. (2010). bus transjakarta semakin diminati di usia ke-6. berita portal resmi provinsi dki jakarta. diakses pada 23 april 2013, dari jakarta.go.id: http://www.jakarta.go.id/v2/news/2010/01/bus-transjakarta-semakin-diminati-di-usia-ke6#.vvgpf5ng5kc ahsberg, e. (1998). perceived fatigue related to work. national institute for working life. cameron c. (1971). fatigue problem in modern industry. ergonomics, 14(6): 713-720 dawson, d., searle, a. k., paterson, j. l. (2013). look before you (s)leep: evaluating the use of fatigue detection within a fatigue risk management system for the road transport industry. sleep medicine, 1(12) granjean e., kroemer k. h. e. (1997). fitting the task to the human, fifth edition: a textbook of occupational ergonomics. crc pers yalor and francis group health and safety professionals alliance. (2012). the core body of knowledge for generalist ohs professionals. tullamarine. vic: safety institute of australia. horrey, w. j., noy y. i., folkard, s., stephen, m. p., howarth h. d., courtney, t. k. (2011). research needs and opportunities for reducing the adverse safety consequences of fatigue. accident analysis and prevention, 43: 591-594. lal, s. k., craig, a. (2001). a critical review of psychophysiology of driver’s fatigue. biological psysiology, 55: 173-194. lal, s. k., craig, a. (2007). realibility of measuring brain activity to detect driver fatigue in profesional drivers. sidney: university of techonology broadway. noy, y. i., horrey, w. j., popkin s. m., folkard, s., howarth, h. d., courtney, t. k. (2011). future directions in fatigue and safety research. accident analysis and prevention, 43: 495-497. ramadhina, f. (2014). berapa juta jumlah penduduk jakarta saat ini. merdeka.com. diakses pada 20 november 2014, dari http://www.merdeka.com/peristiwa/berapa-juta-jumlah-pendudukjakarta-saat-ini.html saito, k. (1999). measurement of fatigue in industries. industrial health, 37: 134-142. sutalaksana, i. z. (2006). teknik perancangan sistem kerja. bandung: itb williamson, a., lombardi, d. a., folkard, s., stuts, j., courtney, t. k., connor, j. l, (2011), the link between fatigue and safety. accident analysis and prevention, 43: 498-515. microsoft word 07_ka_i gusti made_pengaruh iklim kerja-dimz.doc 64 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 64-71  pengaruh iklim kerja, kompensasi, dan kompetensi terhadap produktivitas kerja pada stmik dharma putra i gusti made karmawan1; winanti2; sugiarto hartono3 1,2,3 computerized accounting department, school of information systems, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 sudida@binus.edu abstract compensation is everything that will be received by a person as remuneration for the work she/he has done, either directly or indirectly. assessment of labor productivity is almost always automatically associated with the rules and regulations of individual salary increases and bonus distribution. result of the analysis indicates work environment played a very important role for the improvement of labor productivity with r2 = 0.933 (93.3%), and t 8.158 and t table 0.30. result of the hypothesis testing of the effect of compensation on employee and lecturer productivity (r2=0.933 or 93.3 % with t 3.729 and t table of 0.30) means compensation had a very strong influence. result of the hypothesis testing of the effect of competence on employee and lecturer productivity shows r2= 0.933 or by 93.3%, with t 4.014 and t table 0.30. result of the analysis shows the correlation between work environment and labor productivity is equal to 0.769, means it had a fairly high correlation. the correlation between compensation and labor productivity by 0.482 is moderate. the correlation between competence and labor productivity by 0509 is moderate. the determination determination is equal to 0.933 means that employee and lecturer productivity was influenced by work environment, compensation, and competency in the amount of 0.933 (93.3%); while the 6.7% remaining was influenced by other variables outside the research. the regression function resulted from the analysis is y = -0.026 + 0.548 x1 + 0.260 x2 + 0.281 x3. keywords: work environment, compensation, competence, work productivity abstrak kompensasi merupakan suatu tujuan yang akan diterima seseorang sebagai balas jasa atas kerja yang telah dilakukan, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. penilaian produktivitas kerja hampir selalu secara otomatis diasosiasikan dengan kebijaksanaan dan aturan kenaikan gaji perorangan dan pembagian bonus. penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah iklim kerja (x1), kompensasi (x2), kompetensi (x3). sementara variabel terikat (y) adalah produktivitas kerja karyawan dan dosen. populasi dalam penelitian berjumlah 50 responden. kuesioner diberikan secara acak berisi 5 sampai dengan 7 pernyataan dari masing-masing variabel. hasil analisis menunjukkan bahwa iklim kerja berperan sangat besar dan sangat penting bagi peningkatan produktivitas kerja dengan r2 = 0.933 (93.3%), dengan t hitung = 8.158 dan t tabel sebesar 0.30. hasil uji hipotesis pengaruh kompensasi terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan dan dosen menunjukkan kompensasi berpengaruh sangat kuat dengan r2 = 0.933 (93.3%), dengan t hitung = 3.729 dan t tabel = 0.30. hasil uji hipotesis pengaruh kompetensi terhadap peningkatan produktivitas karyawan dan dosen menunjukkan r2 = 0.933 (93.3%) dengan t hitung sebesar 4.014 dan t tabel sebesar 0.30. hasil analisis menunjukkan bahwa iklim kerja mempunyai korelasi cukup tinggi (sebesar 0.769) dengan peningkatan produktivitas kerja. korelasi kompensasi dengan produktivitas kerja = 0.482 berarti mempunyai korelasi sedang. korelasi antara kompetensi dengan produktivitas kerja = 0.509 berarti mempunyai korelasi sedang. koefisien determinasi = 0.933 berarti bahwa peningkatan produktivitas kerja karyawan dan dosen dipengaruhi iklim kerja, kompensasi, dan kompetensi sebesar 0.933 (93.3%); sisanya 6.7% dipengaruhi variabel lain di luar penelitian. sementara fungsi regresi yang dihasilkan dari analisis adalah y = -0.026 + 0.548 x1 + 0.260 x2 + 0.281 x3. kata kunci: iklim kerja, kompensasi, kompetensi, produktivitas kerja pengaruh iklim kerja, … (i gusti made karmawan; dkk) 65  pendahuluan tekanan globalisasi menuntut sdm untuk mampu menjadi tenaga-tenaga yang andal dan siap memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan, mengembangkan kemampuan-kemampuan baru, produk baru yang inovatif, memiliki komitmen, dan mampu mengelola perubahan melalui kerja sama kelompok. mereka dituntut untuk berpikir global (think globally), serta mempunyai visi yang jauh berwawasan ke depan. dengan demikian perhatian dan pembinaan kepada sdm merupakan salah satu faktor yang harus terus ditingkatkan. pada dasarnya kompensasi merupakan segala sesuatu yang akan diterima oleh seseorang sebagai balas jasa atas kerja yang telah dilakukannya. gaji, upah, upah insentif, bonus, dan komisi merupakan contoh kompensasi yang bersifat langsung. sementara kompensasi tidak langsung seperti berbagai tunjangan, pelayanan kesehatan, lingkungan kerja, jamsostek, dan sebagainya. sedangkan dari pihak pekerja, sampai saat ini kompensasi masih merupakan alasan terkuat bagi seseorang untuk bekerja. sebuah program management performance dapat menjadi tulang punggung bagi pengelolaan sumber daya manusia di perusahaan. hasil dari sebuah program management performance akan membantu organisasi/perusahaan untuk merencanakan dan melaksanakan program-program lain dengan lebih tepat dan baik. dengan kata lain, program management performance adalah bagian dari sebuah “skenario besar” program pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan manajemen. akan tetapi dalam kenyataannya yang paling sering didengar adalah pengaitan hasil penilaian produktivitas kerja dengan besarnya kompensasi atau bonus yang diberikan perusahaan. penilaian produktivitas kerja hampir selalu secara otomatis diasosiasikan dengan kebijaksanaan dan aturan kenaikan gaji perorangan dan pembagian bonus. variabel yang diteliti atas variabel bebas (independent variable) yaitu iklim kerja (x1), kompensasi (x2), dan kompetensi (x3). untuk variabel terikat (dependent variable) yaitu produktivitas kerja karyawan dan dosen (y). masalah yang sering terjadi bahwa iklim kerja merupakan masalah yang berperan sangat besar dan sangat penting bagi peningkatan produktivitas kerja dari hasil uji hipotesis pengaruh kompensasi terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan dan dosen. hasil penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling memengaruhi kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji bulanan. sedangkan hasil penentuan urutan faktor dari variabel iklim organisasi yang paling memengaruhi kepuasan kerja diperoleh dari sistem sosial yang dipengaruhi lingkungan internal dan eksternal dengan bervariasinya iklim organisasi yang diciptakan british international school. penetapan hari kerja sampai pujian dan penghargaan dari rekan kerja adalah respons yang paling disikapi secara positif. (sari, 2009) penelitian ini bertujuan untuk memperjelas kompensasi yang akan diterima oleh seseorang sebagai balas jasa atas kerja yang telah dilakukannya, baik yang bersifat langsung, seperti gaji, upah, upah insentif, bonus dan komisi, maupun kompensasi tidak langsung seperti: berbagai tunjangan, pelayanan kesehatan, lingkungan kerja, jamsostek, dan sebagainya. davis dan newstrom (1996) menyatakan bahwa iklim kerja organisasi adalah lingkungan manusia tempat pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. iklim kerja organisasi adalah suasana di dalam organisasi yaitu perasaan dan dorongan hati orang-orang di dalamnya. dalam pengertian ini iklim organisasi mengandung beberapa faktor yaitu gaya manajemen, motivasi pribadi, jenis pekerjaan, lingkungan kerja, keadilan organisasi yang dirasakan dan kelayakan bisnis. pengaruh dari iklim organisasi atas perilaku individu merupakan fungsi dari faktor personel dan situasi secara simultan, lebih lanjut dikatakan bahwa ada beberapa dimensi organisasi yang memengaruhi iklim organisasi yaitu ukuran, sistem, kompleksitas, gaya kepemimpinan dan penetapan tujuan. 66 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 64-71  secara umum kompensasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima oleh para karyawan sebagai balas jasa atas kerja yang telah mereka lakukan. menurut hasibuan (2003) “kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.” sedangkan samsudin (2006) mendefinisikan “kompensasi sebagai pembayaran keuangan tidak langsung yang diterima seorang karyawan misalnya asuransi jiwa dan kesehatan, cuti, pensiun, fasilitas pengasuhan anak dan rabat untuk produk perusahaan.” penelitian yang dilakukan oleh panudju (2003) terhadap karyawan di pt x palembang menemukan bahwa kompensasi baik finansial dan nonfinansial secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. hasil penentuan urutan faktor dari variabel kompensasi yang paling memengaruhi kepuasan kerja adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji bulanan. kompensasi memiliki dampak signifikan bagi suatu organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawannya sesuai dengan teori bergmann (2002). sementara itu, kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang biasanya terkait dengan kinerja efektif menurut kriteria tertentu dan kinerja superior dalam sebuah pekerjaan atau situasi. karakteristik dasar tersebut mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir, berperilaku dalam berbagai situasi dan bertahan hingga batas waktu yang lama. kompetensi merupakan kombinasi pengetahuan (knowledge), keahlian (skills), kebiasaan (abilities), karakteristik personal (personal characteristics), dan faktor-faktor individual lainnya yang membedakan kinerja superior dari kinerja rata-rata pada situasi spesifik tertentu. lebih lanjut, menurut blocher, chen dan lin (2001), produktivitas adalah hubungan antara berapa yang output yang dihasilkan dan berapa input yang dibutuhkan untuk produksi output tersebut. sedangkan produktivitas total adalah ukuran produktivitas yang memasukkan semua sumber daya input yang digunakan dalam produksi. umar (2005) mengemukakan produktivitas: “perbandingan antara hasil yang dicapai atau disebut dengan output dan penggunaan sumber daya atau disebut input.” metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. metode ini bertujuan menggambarkan sifat tertentu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala-gejala tertentu. sementara berdasarkan tingkat penjelasannya, penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (sugirato, alhabsy, & al-musadieq, 2001). lebih lanjut, variabel penelitian pada dasarnya adalah merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan (sugirato, alhabsy, & al-musadieq, 2001). berdasarkan hal tersebut, variabel penelitian ditetapkan sebagai berikut. variabel independen (bebas) adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab berubahnya atau timbulnya varibel dependen (terikat). dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (x) adalah iklim kerja (x1), kompensasi (x2), kompetensi (x3). variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (y) adalah produktivitas kerja karyawan dan dosen. istilah-istilah yang perlu dijelaskan antara lain adalah sebagai berikut. indikator-indikator variabel iklim kerja, yaitu ukuran dan sistem, kompleksitas, gaya kepemimpinan, dan penetapan tujuan. indikator-indikator variabel kompensasi terdiri dari gaji, upah insentif, bonus dan komisi, pelayanan kesehatan, dan kemampuan membayar. indikator-indikator variabel kompetensi terdiri dari sifat (traits), motif (motive), konsep diri (self-concept), pengetahuan (knowledge), keterampilan pengaruh iklim kerja, … (i gusti made karmawan; dkk) 67  (skills). indikator-indikator variabel produktivitas kerja terdiri dari input yang diberikan dan output yang dihasilkan. populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 responden. kuesioner diberikan dengan random sampling (acak) dan berisi 5 sampai dengan 7 pernyataan dari masing-masing variabel, yaitu: variabel x1 (iklim kerja), variabel x2 (kompensasi), variabel x3 (kompetensi), variabel y (produktivitas kerja karyawan dan dosen). uji kuesioner dilakukan dengan uji validitas, realibilitas, dan normalitas. penelitian ini menggunakan analisis koefisien korelasi untuk melihat keeratan pengaruh antara iklim kerja, kompensasi, dan kompetensi dengan produktivitas kerja karyawan dan dosen, sehingga dapat dibuat rumus sebagai berikut: n. ∑xy – (∑x) (∑y ) r = [ n. ∑x2 – (∑x )2 ][ n. ∑y2 – ( ∑y )2 r = koefisien korelasi; n = banyaknya sampel; x = iklim kerja, kompensasi dan kompetensi (variabel bebas); y = produktivitas karyawan (variabel terikat). tabel 1 adalah pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi: tabel 1 interpretasi koefisen korelasi interval koefisien kriteria hubungan 0 0 – 0,5 0,5 – 0,8 0,8 – 1 1 tidak ada korelasi korelasi lemah korelasi sedang korelasi kuat korelasi sempurna nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai +1 yang kriteria hubungannya dijelaskan sebagai berikut. pertama, jika nilai r > 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar variabel x (independent variable), makin besar pula nila variabel y (dependent variable) atau sebaliknya. kedua, jika nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin kecil nilai variabel x (independent variable), maka makin besar nilai variabel y (dependent variable) atau sebaliknya. ketiga, jika nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x (independent variable) dengan variabel y (dependent variable). keempat, jika r =1 atau jika r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0 garis makin tidak lurus. untuk selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji t (t test) dengan rumus: r (n – 2) t hitung = (1 – r2) 68 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 64-71  di mana: t = nilai t hitung; r = nilai koefisien korelasi hasil r hitung; n = jumlah sampel. keterangan pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan ho diterima atau ha ditolak apabila t hitung < t tabel. artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat. atau ho ditolak atau ha diterima apabila t hitung > t tabel. artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat. adapun hipotesis yang dibangun berdasarkan permasalahan dan solusi yang ada didapat, yaitu: ho = tidak ada hubungan antara variabel iklim kerja, kompensasi, dan kompetensi dengan produktivitas kerja karyawan; ha = ada hubungan antara variabel iklim kerja, kompensasi, dan kompetensi dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan dan dosen. hasil dan pembahasan variabel yang diteliti atas variabel bebas (independent variable), yaitu iklim kerja (x1), kompensasi (x2), dan kompetensi (x3). untuk variabel terikat (dependent variable), yaitu produktivitas kerja karyawan dan dosen (y). hasil uji validitas dan reliabilitas dalam survei uji validitas dilakukan dengan mengorelasikan skor setiap item dengan total skor. teknik korelasi yag digunakan adalah person product moment, dengan instrumen dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasinya (r) > r tabel. penelitian ini menggunakan pengujian validitas konstruk yang dilakukan melalui pengujian validitas setiap butir pertanyaan. hasil perhitungan menggunakan spss 16.0 menunjukkan bahwa dari 6 pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid karena koefisien korelasinya lebih besar dari critical value (3.0) dari hasil analisis, maka rekapitulasi validitas instrumen iklim kerja dapat dilihat sebagai berikut. tabel 2 rekapitulasi validitas instrumen iklim kerja no. item r hitung r tabel keputusan item_1 0.451 0.3 valid item _2 0.563 0.3 valid item_3 0.794 0.3 valid item_4 0.765 0.3 valid item_5 0.852 0.3 valid item_6 0.526 0.3 valid dari hasil analisis, maka rekapitulasi validitas instrumen kompensasi dapat dilihat sebagai berikut. pengaruh iklim kerja, … (i gusti made karmawan; dkk) 69  tabel 3 rekapitulasi validitas instrumen kompensasi no. item r hitung r tabel keputusan item_7 0.406 0.3 valid item _8 0.596 0.3 valid item_9 0.406 0.3 valid item_10 0.596 0.3 valid item_11 0.852 0.3 valid item_12 0.526 0.3 valid dari hasil analisis, maka rekapitulasi validitas instrumen kompetensi dapat dilihat sebagai berikut. tabel 4 rekapitulasi validitas instrumen kompetensi no. item r hitung r tabel keputusan item_13 0.484 0.3 valid item _14 0.692 0.3 valid item_15 0.738 0.3 valild item_16 0.528 0.3 valid item_17 0.765 0.3 valid item_18 0.852 0.3 valid dari hasil analisis, uji validitas instrumen kompetensi dapat dilihat sebagai berikut. tabel 5 uji validitas instrumen produktivitas kerja no. item r hitung r tabel keputusan item_19 0.528 0.3 valid item _20 0.765 0.3 valid item_21 0.852 0.3 valild item_22 0.765 0.3 valid item_23 0.852 0.3 valid item_24 0.526 0.3 valid dari hasil uji reliabitas menggunakan spss 16.0 didapat hasil sebagai berikut. tabel 6 reliability statistics cronbach's alpha part 1 value .901 n of items 12a part 2 value .887 n of items 12b total n of items 24 correlation between forms .876 spearman-brown coefficient equal length .934 unequal length .934 guttman split-half coefficient .929 a. the items are: item_1, item_3, item_5, item_7, item_9, item_11, item_13, item_15, item_17, item_19, item_21, item_23. b. the items are: item_2, item_4, item_6, item_8, item_10, item_12, item_14, item_16, item_18, item_20, item_22, item_24. 70 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 64-71  berdasarkan tabel 6, maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antara item pertama (ganjil) dengan item kedua (genap) mempunyai korelasi 0.876 (sangat kuat). sedangkan reliabilitas instrument iklim kerja, kompensasi, dan kompetensi adalah 0.934 (sangat kuat). hasil uji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data melalui perhitungan komputer spss 16 for windows diperoleh hasil seperti pada tabel 7 dan tabel 8. tabel 7 anovab model sum of squares df mean square f sig. 1 regressi on 297.724 3 99.241 212.373 .000a residual 21.496 46 .467 total 319.220 49 a. predictors: (constant), x3, x2, x1 b. dependent variable: y tabel 8 coefficientsa model unstandardized coefficients standardized coefficients t sig. correlations b std. error beta zero-order partial part 1 (consta nt) -.026 1.037 -.025 .980 x1 .548 .067 .548 8.158 .000 .927 .769 .312 x2 .260 .070 .214 3.729 .001 .797 .482 .143 x3 .281 .070 .287 4.014 .000 .887 .509 .154 a. dependent variable: y di dalam analisis ini digunakan 1 (satu) variabel terikat dengan 3 variabel bebas. variabel dependent atau variabel terikat yaitu produktivitas kerja karyawan dan dosen (y), variabel independent atau variabel bebas yaitu iklim kerja (x1), kompensasi (x2), dan kompetensi (x3). model regresi linier berganda untuk ke-4 variabel tersebut adalah sebagai berikut: y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 = -0.026 + 0.548 x1 + 0.260 x2 + 0.281 x3 dari analisis hasil uji validitas dan reliablitas, diperoleh bahwa pengaruh partial nilai koefisien korelasi antara iklim kerja dengan produktivitas kerja adalah sebesar 0.769 (kuat). pengaruh partial antara koefisien korelasi kompensasi dengan produktivitas kerja sebesar 0.482 (sedang). sementara pengaruh parsial antara koefisien korelasi kompetensi dengan produktivitas kerja sebesar 0.509 (sedang). pengaruh iklim kerja, … (i gusti made karmawan; dkk) 71  dari analisis hasil uji hipótesis, diperoleh nilai r square atau r2 sebesar 0.933. nilai ini berarti bahwa pengaruh iklim kerja, kompensasi, dan kompetensi terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan dan dosen sebesar 93.3%. sedangkan sisanya (6.7%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel penelitian. simpulan berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat diambil beberapa simpulan yang berhubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. pertama, dari hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh iklim kerja sebesar r2 = 0.933 atau sebesar 93.3 %, dengan t hitung sebesar 8.158 dan t tabel sebesar 0.30. hal ini berarti bahwa iklim kerja berperan sangat besar dan sangat penting bagi peningkatan produktivitas kerja. kedua, dari hasil uji hipotesis pengaruh kompensasi terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan dan dosen, r2 = 0.933 atau sebesar 93.3%, dengan t hitung sebesar 3.729 dan t tabel sebesar 0.30 berarti kompensasi berpengaruh sangat kuat. ketiga, berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh kompetensi terhadap peningkatan produktivitas karyawan dan dosen r2 = 0.933 atau sebesar 93.3 %, dengan t hitung sebesar 4.014 dan t tabel sebesar 0.30. keempat, hasil analisis menunjukkan bahwa nilai korelasi antara iklim kerja dengan peningkatan produktivitas kerja adalah sebesar 0.769, berarti mempunyai korelasi cukup tinggi. korelasi antara kompensasi dengan produktivitas kerja sebesar 0.482, berarti mempunyai korelasi sedang. korelasi antara kompetensi dengan produktivitas kerja sebesar 0.509, berarti mempunyai korelasi sedang. selain itu, koefisien determinasi adalah sebesar 0.933. ini berarti bahwa peningkatan produktivitas kerja karyawan dan dosen dipengaruhi oleh iklim kerja, kompensasi, dan kompetensi sebesar 0.933 atau 93.3%; sedangkan sisanya 6.7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. sementara fungsi regresi yang dihasilkan dari analisis adalah y = -0.026 + 0.548 x1 + 0.260 x2 + 0.281 x3. daftar pustaka bergmann, t. j. (2002). compensation decison making (4th ed). southwestern, ohio-usa: thomson learning. blocher, e. j., chen, k. h., & lin, t. w. (2001). manajemen biaya dengan tekanan strategi (jilid 2, ed 1). penerjemah a. s. ambariani. jakarta: salemba empat. davis, k., & newstrom, j. w. (1996). perilaku dalam organisasi. jilid 1. jakarta: erlangga. hasibuan, m. s. p. (2003). manajemen sumber daya manusia (edisi revisi cetakan ke-6). jakarta: bumi aksara. sari, e. (2009). pengaruh kompensasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja. jurnal ilmu administrasi dan organisasi, 16(1), 18–24. sugirato, m., alhabsy, t., & al-musadieq. (2001). pengaruh kompensasi dan karakteristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja. wacana, 4(1). panudju, a. (2003). pengaruh kompensasi dan karakteristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan unit produksi pt x palembang. jurnal manajemen & bisnis sriwijaya, 1(2), 4–17. samsudin, s. (2006). manajemen sumber daya manusia. cetakan pertama. bandung: pustaka setia. umar, h. (2005). strategic manajemen in action. cetakan ke 4. jakarta: gramedia pustaka utama. microsoft word 11_ti_muhammad ismail.docx 636 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 636-646  pengembangan aplikasi game dengan html5 dan javascript untuk mengukur kecerdasan anak muhammad ismail computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 maelkhanz@gmail.com abstract educational games are the ideal medium to see the extent to which a student's performance will be assessed. however, to integrate educational games has the technical and practical challenges of their own. this study will be directed to the development of a game that can be used to measure the kind of intelligence and capabilities of a child based on the reference of psychology howard gardner's theory kuisinoerthe purpose of writing is the development of gaming applications with html5 and javascript enabled to measure intelligence. the data taken from the distribution of questionnaires to 30 respondents were randomly. the data were analyzed by finding the average difference between the results of tests using questionnaires to play the game. from these results it can be concluded that there is a gap/difference between the average differences among the results of the two tests. keywords: html5, javascript, mobile technology, games, psychology abstrak games edukasi adalah media yang ideal untuk melihat sejauh mana kinerja seorang siswa yang nantinya akan dinilai. tapi, mengintegrasikan games edukasi memiliki tantangan teknis dan praktek tersendiri. penelitian ini akan diarahkan untuk pengembangan sebuah game yang dapat digunakan untuk mengukur jenis kecerdasan dan kemampuan seorang anak berdasarkan acuan dari kuisinoer teori psikologi howard gardner. tujuan penulisan adalah pengembangan aplikasi game dengan html5 dan javascript untuk mengukur kecerdasan anak. data diambil dari penyebaran kuesioner kepada 30 responden secara acak. data dianalisis dengan mencari selisih rata-rata antara hasil tes penggunaan kuesioner dengan memainkan game. dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat gap/selisih rata-rata yang jelas di antara hasil tes keduanya. kata kunci: html5, javascript, teknologi mobil, games, psikologi pengembangan aplikasi game … (muhammad ismail)   637  pendahuluan meningkatnya penerapan teknologi e-learning sedang menghadapi tantangan baru, seperti bagaimana caranya menciptakan sebuah sistem student-centered yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. dalam konteks ini games edukasi adalah media yang ideal untuk melihat sejauh mana kinerja seorang siswa yang nantinya akan dinilai. tapi, mengintegrasikan games edukasi memiliki tantangan teknis dan praktek tersendiri. selain itu, integrasi yang dilakukan harus sesuai dengan standarisasi dalam tren e-learning. masih ada hambatan antara games dan dunia elearning untuk berinteraksi dengan baik. penelitian ini akan mengintegrasikan middle-ware yang dapat menjembatani antara games dan dunia e-learning. saat ini teknologi e-learning dapat meningkatkan industri lembaga pendidikan di mana pendidikan tradisional mulai dilengkapi dengan lingkungan webbased e-learning. di dalam penelitian integrating adaptive games in student-centered virtual learning environments (blanco et al, 2010) menyebutkan bahwa game-based learning dapat membawa elearning dalam hal adaptasi dan penilaian pada siswa. penelitian yang berjudul facilitating academic service-learning with mobile-based applications and ubiquitous computing environment (yang, wang, 2011) menyebutkan bahwa mereka meneliti aplikasi mobile yang digunakan untuk mendukung proses academic system-learning dari 20 orang siswa program sarjana di universitas tung-nan, taiwan utara. hasilnya adalah para peserta memiliki pandangan positif terhadap desain interface, stabilitas, interaktivitas dan potensi pembelajaran dari sistem yang terintegrasi. kemudian ada penelitian yang berjudul a format of serious games for higher technology education topics (pranantha et al, 2012) membahas tentang penerapan games untuk edukasi siswa dengan arsitektur client-server menggunakan html5 dan javascript yang dapat diakses melalui social media. penelitian ini akan diarahkan untuk pengembangan sebuah game yang dapat digunakan untuk mengukur jenis kecerdasan dan kemampuan seorang anak berdasarkan acuan dari kuisinoer teori psikologi howard gardner. tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan games dengan arsitektur client-server dengan html5 dan javascript agar dapat digunakan untuk mengukur kecerdasan dan kemampuan anak berdasarkan kuesioner teori psikologi howard gardner. ruang lingkup penelitian ini berfokus pada penerapan arsitektur client-server dengan menggunakan html5 dan javascript; meneliti genre dari games yang laris dimainkan oleh pengguna; pengguna dalam penelitian ini adalah siswa dengan range umur 8 – 16 tahun; prototype game yang akan dibuat dalam peneltian ini adalah game untuk mengukur jenis kecerdasan berdasarkan teori psikologi howard gardner; prototype akan dikembangkan di pc dengan menggunakan browser. metode penelitian studi literatur pada tahap ini dilakukan studi literatur dari jurnal-jurnal yang ada untuk mendapatkan pengetahuan tentang game based, e-learning serta arsitektur dalam pembuatan game yang dapat dikembangkan, di mana salah satunya adalah arsitektur pembuatan game client-server dengan menggunakan html5 dan javascript. pada tahap ini peneliti juga mempelajari teori-teori psikologi untuk mengukur kecerdasan anak oleh howard gardner. 638 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 636-646  perancangan dan pengembangan prototype pada tahap ini akan dilakukan perancangan dan pengembangan prototype dengan metode prototyping model, yaitu dengan membuat sebuah sample prototype yang kemudian akan di tes oleh tester yang merupakan seorang gamer. hal tersebut bertujuan agar tester tersebut mencari bug dan fungsi-fungsi teknis dari game yang belum berjalan dengan baik dan mengumpulkan informasi yang didapatnya untuk kemudian direvisi ke versi prototype selanjutnya. adapun langkah-langkah dalam pembuatan prototype dari game yang akan dibuat adalah sebagai berikut: (1) menyiapkan semua asset game yang diperlukan. pada tahap ini akan dilakukan pembuatan semua asset game yang dibutuhkan yaitu pembuatan sprites 3d dengan menggunakan iclone 5.3, pembuatan musik dengan menggunakan guitar pro, dan pembuatan spesial efek pada game yang diperlukan dengan menggunakan particle illusion. (2) mendesain storyboard game. pada tahap ini yang dilakukan adalah mendesain storyboard dari game yang akan dibuat, supaya dalam pengembangannya tetap berjalan fokus pada tujuan awal yang dilakukan yaitu untuk menciptakan sebuah game yang dapat mengukur kecerdasan anak. (3) pengembangan desain prototype sistem. setelah semua asset game dan desain storyboard selesai dibuat, maka pada tahap ini akan memasuki desain prototype dari aplikasi, adapun desain prototype dari aplikasinya adalah sebagai berikut: gambar 1 desain prototype sistem dari gambar di atas peneliti mengambil dasar dari arsitektur client-server dengan menggunakan html5 dan javascript (pranantha et al, 2012). namun perbedaannya adalah pada penelitian ini peneliti sama sekali tidak menggunakan php dan prototype akan dijalankan pada browser di pc. pengujian sistem pada tahap ini akan diberikan kuesioner psikologi howard gardner (gardner, 2012) untuk mengukur kecerdasan anak kepada 30 orang siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. kemudian dengan 30 orang siswa yang sama, mereka akan diminta untuk memainkan prototype dari game yang telah dibuat. setelah selesai, semua data dari para siswa akan dikumpulkan untuk dilihat perbandingannya antara hasil dari kuesioner dan hasil dari memainkan game. dari hasil tes tersebut data akan dikumpulkan dan dianalisa apakah pesan yang terdapat didalam game tersebut telah dapat tersampaikan dengan baik ke siswa atau tidak. berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini: pengembangan aplikasi game … (muhammad ismail)   639  tabel 1 variabel jenis kecerdasan yang akan diukur dan dibandingkan kuesioner howard gardner vs aplikasi games linguistic linguistic logical-mathematical logical-mathematical musical musical bodily-kinesthetic bodily-kinesthetic spatial-visual spatial-visual interpersonal interpersonal intrapersonal intrapersonal dari variabel-variabel tersebut akan diukur dan dibandingkan kemudian dilihat nilai diantara hasil keduanya. berikut pengukuran yang akan dilakukan dengan kuesioner howard gardner (gardner, 2012) untuk anak umur 8 – 16 tahun dengan score scala 1 – 4: tabel 2 kuesioner howard gardner 1. linguistic saya membuat cerita dengan mudah saya seorang pembohong yang meyakinkan saya dengan mudah mengingat perkataan atau kata-kata di sekolah, salah satu pelajaran yang saya sukai adalah bahasa inggris saya menyukai membaca 2. logical-mathematical saya dapat menghitung aritmatika dengan mudah saya suka untuk berfikir sebuah masalah dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya saya dengan mudah mengingat nomer telepon saya tidak menggunakan jari saat saya menghitung salah satu pelajaran yang saya sukai di sekolah adalah matematika 3. musical saya dapat bermain sebuah alat musik saya sering memiliki lagu atau karya musik di kepala saya musik sangat penting untuk saya di sekolah saya menyukai pelajaran musik menyanyi membuat saya senang 4. bodily-kinesthetic apapun yang saya kerjakan selalu tersusun dengan rapi saya suka olahraga atau menari saya menyukai olahraga yang menantang adrenalin untuk mempelajari sesuatu yang baru, saya langsung mencoba saya bermain bola dengan mudah dan nyaman 5. spatial-visual saya dapat memahami grafik dan tabel dengan mudah saya selalu mengetahui tempat yang pernah saya datangi sebelumnya, walaupun saya masih muda ketika saya berkonsentrasi saya lebih senang mencorat-coret kertas saya dapat berimajinasi dengan jelas, ketika saya menutup mata pelajaran yang saya suka di sekolah adalah kesenian 640 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 636-646  6. interpersonal saya orang yang senang bersosialisasi dengan orang lain saya dengan mudah menyampaikan ketika orang suka atau tidak suka dengan saya saya sedih apabila orang lain menangis dan saya tidak dapat membantu saya suka olahraga yang berkelompok teman saya selalu datang pada saya untuk mendukung dan memberikan saran 7. intrapersonal saya menyukai olahraga sendirian saya merencanaka tujuan atau cita-cita saya di masa yang akan datang saya selalu tahu apa yang saya rasakan saya mencatat diari saya suka menghasbiskan waktu sendirian nilai dalam kuesioner: nilai 1 = tidak setuju, 2 = kurang setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. nilai kemudian dijumlahkan per variabel jenis kecerdasan. nilai maksimal dalam kuesioner pada setiap variabel jenis kecerdasan adalah 20 serta nilai minimal pada setiap variabel jenis kecerdasan adalah 5. setelah dilakukan pengukuran dengan kuesioner tersebut maka berikutnya dalam pengukuran menggunakan games yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan spesifikasi penjelasan lebih detail berikut ini: (1) stage 1 – pada stage ini akan berfokus untuk mengukur kecerdasan visual, di mana anak-anak yang memainkan akan diminta untuk fokus melihat sebuah koin bergambar yang akan muncul sepanjang stage, artinya jika mereka melihat koin tersebut itu adalah tanda jika koin tersebut harus diambil. semakin baik performance mereka dalam stage ini menentukan score akhir yang akan mereka capai pada stage ini. (2) stage 2 – pada stage ini akan berfokus untuk mengukur kecerdasan kinestetik, artinya diperlukan banyak interaksi yang membutuhkan gerak dan ketepatan akurasi sehingga pada stage ini anak-anak akan di minta untuk menyelesaikan misi dengan selamat sampai tujuan, karena pada stage ini akan ada banyak musuh dan rintangan yang menghalangi mereka untuk sampai ketujuan. dengan begitu maka dibutuhkan ketangkasan gerak dan akurasi yang tepat untuk dapat selamat sampai tujuan. semakin baik performance mereka dalam memainkan stage ini maka akan mempengaruhi nilai akhir yang mereka capai pada stage ini. (3) stage 3 – pada stage ini akan berfokus untuk meneliti kecerdasan musikal, di mana pada stage ini permainan akan dimulai dengan mengajak anak-anak untuk menyelesaikan sebuah kode rahasia yang hanya bisa didapat jika mereka berhasil memainkan musik yang diperintahkan dalam stage ini. anak-anak yang memiliki kecerdasan musikal yang baik akan lebih gampang mengenali tangga nada sehingga semakin baik performance mereka dalam memainkan musik di stage ini akan mempengaruhi score akhir yang dicapai pada stage ini. (4) stage 4 – pada stage ini akan berfokus untuk meneliti kecerdasan linguistik seorang anak, di mana pada stage ini anak-anak akan diminta untuk menyelesaikan sebuah misteri dan petunjuk misi dengan berbagai macam permainan kata dan teka-teki. maka semakin baik anak tersebut bermain kata akan mempengaruhi performance mereka pada stage ini yang artinya juga mempengaruhi score akhir yang mereka capai pada stage ini. (5) stage 5 – pada stage ini akan berfokus untuk mengukur kecerdasan matematikal seorang anak, di mana pada stage ini anak-anak akan diminta untuk menjinakkan bom yang terpasang dengan cara menjawab berbagai macam persoalan matematika. jika mereka berhasil menjawab persoalan tersebut maka bom tersebut akan berhasil dijinakkan. performance mereka dalam menyelesaikan stage ini akan mempengaruhi score akhir yang dicapai dalam stage ini. (6) stage 6 – pada stage ini akan berfokus untuk mengukur kecerdasan interpersonal, dimana pada stage ini anak-anak akan berhadapan dengan musuh-musuh dan bos yang merupakan dalang dari masalah. dalam berhadapan dengan musuh-musuh tersebut anakanak akan diminta untuk mengalahkan semua musuh, namun musuh akan menyulitkannya dengan membawa dan memunculkan banyak sandera. sehingga selain mengalahkan musuh, bentuk kepedulian terhadap sandera juga menjadi tolak ukur dalam mengukur kecerdasan interpesonal pada stage ini, maka performance mereka akan mempengaruhi score akhir yang dicapai pada stage ini. (7) stage 7 – pada stage ini akan berfokus mengukur kecerdasan intrapersonal, artinya stage ini akan mengukur kemampuan pribadi dan kemandirian diri sendiri. pada stage ini akan menceritakan tokoh utama pulang kerumah dengan selamat, namun ternyata rumahnya sangat berantakan, di akhir cerita pengembangan aplikasi game … (muhammad ismail)   641  akhirnya si tokoh utama harus membereskan rumahnya yang berantakan namun banyak optional dalam menyelesaikannya, bisa dilakukan oleh diri sendiri atau bisa dengan meminta bantuan dari orang lain yang dalam hal ini adalah npc. performance dalam menyelesaikan stage ini akan mempengaruhi score akhir yang berhasil dicapai pada stage ini. nilai dalam games: nilai 1 = performa tidak baik, 2 = performa kurang baik, 3 =performa baik, 4 = performa sangat baik. nilai kemudian dijumlahkan per variabel jenis kecerdasan. nilai maksimal dalam games pada setiap variabel jenis kecerdasan adalah 20 serta nilai minimal setiap variabel jenis kecerdasan adalah 5. setelah didapatkan hasil jumlah nilai kuesioner dan games, kemudian dicari nilai selisihnya yaitu dengan cara mengurangi nilai kuesioner dengan nilai games pada setiap variabelnya. selain mengukur kecerdasan tersebut, penelitian ini juga ingin melihat sejauh mana ketertarikan anak-anak dalam memainkan game tersebut. berikut adalah detail dari kuesioner yang diberikan (pranantha et al, 2012): tabel 3 kuesioner tambahan no. pertanyaan 1 apa mata pelajaran utama anda? 2 di daerah mana anda tinggal? 3 apa genre games favorit anda? 4 apakah games yang paling sering anda mainkan? 5 apa saja yang anda ketahui tentang teknologi games? 6 apa pendapat anda tentang penggunaan games untuk belajar? 7 di antara stage games yang ada tersebut mana yang paling anda sukai? 8 apakah andasetuju dan tertarik dengan games tersebut? 9 apa yang anda dapat dari memainkan games tersebut? 10 apa yang anda sarankan agar games tersebut menjadi lebih baik? dari kuesioner tersebut akan semua data akan dikumpulkan dan analisa dengan baik agar kedepannya penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut dan lebih baik lagi dari yang sudah ada sekarang. setelah itu akan dilakukan (1) penarikan kesimpulan – setelah pengujian dilakukan, semua data yang telah dikumpulkan digunakan untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (2) hasil laporan penelitian – ini adalah tahap yang terakhir yaitu penulisan laporan dari penelitian yang telah dilakukan. hasil dan pembahasan produk yang dikembangkan dalam prototype ini adalah berdasarkan komik digital indonesia yang berjudul bangblack, dimana storyboard-nya akan mengisahkan seorang polisi yang rela berkorban demi bangsa dan negaranya yang pada game ini pemain akan menggunakan karakter bangblack sebagai karakter utama yang akan menyelematkan sebuah kota dari ancaman bom. setelah memainkan game ini pemain yang didominasi oleh anak-anak menjadi lebih nasionalis terhadap negara republik indonesia. di game ini pemain akan dituntut untuk menyelesaikan stage demi stage sesuai dengan tingkat kesulitan yang berbeda. terdapat tujuh stage di mana masing-masing stage akan mengukur jenis kecerdasan dari pemain yang memainkannya. di akhir game pemain akan mendapatkan score dari ukuran masing-masing jenis kecerdasan yang dimilikinya. sehingga dengan memainkan game ini peneliti berharap pemain dapat terus mengasah skill dan kemampuannya untuk setiap masing-masing jenis kecerdasan. kemudian dari hasil tersebut akan dibandingkan dengan kuesioner berdasarkan teori psikologi howard gardner tentang jenis kecerdasan. dalam pengembangannya prototype game ini memiliki detail sebagai berikut: (1) sistem operasi: windows 7 profesional 32 bit. (2) browser test: google crome. (3) bahasa pemrograman: 642 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 636-646  html5 dan javascript. (4) 3d sprites: iclone 5.3. (5) sound dan musik: guitar pro. (6) spesial efek : particle illusion. pengguna dalam penelitian ini adalah sampel 30 orang siswa yang diambil secara acak. dimana ada 19 orang siswa dengan jenis kelamin laki-laki, dan 11 orang anak dengan jenis kelamin perempuan. dan pengguna dalam penelitian ini memiliki range umur 8 – 16 tahun, dan spesifikasi detail sebagai berikut: tabel 4 tabel umur pengguna dari tabel 4, dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak pengguna berumur 13 tahun yaitu 7 siswa. jumlah paling sedikit pengguna berumur 11 tahun dan 16 tahun yaitu masing-masing 1 siswa. dalam penelitian ini telah diambil sampel sebanyak 30 orang siswa dengan umur yang berbeda dan dengan tingkat kemampuan yang berbeda secara acak. dari 30 orang tersebut diuji dengan menggunakan kuesioner kecerdasan oleh howard gardner kemudian dengan 30 orang yang sama, diuji juga dengan menggunakan prototype dari games yang telah dibuat. spesifikasi hasil eksperimen untuk masing-masing variabel jenis kecerdasan diukur dan dibandingkan. varibel jenis kecerdasan tersebut adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan logikal-matematika, kecerdasan musikal, kecerdasan body-kinestetik, kecerdasan visual, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. kecerdasan linguistik jenis kecerdasan ini akan mengukur sejauh mana kemampuan linguistik seseorang. berikut detail hasil eksperimen yang telah dilakukan: tabel 5 tabel eksperimen linguistik pengembangan aplikasi game … (muhammad ismail)   643  nilai dalam kuesioner: nilai 1 = tidak setuju, 2 = kurang setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. nilai kemudian dijumlahkan pervariabel jenis kecerdasan. nilai maksimal dalam kuesioner pada setiap variabel jenis kecerdasan adalah 20 serta nilai minimal pada setiap variabel jenis kecerdasan adalah 5. nilai dalam games: nilai 1 = performa tidak baik, 2 = performa kurang baik, 3 =performa baik, 4 = performa sangat baik. nilai kemudian dijumlahkan per variabel jenis kecerdasan. nilai maksimal dalam games pada setiap variabel jenis kecerdasan adalah 20 serta nilai minimal setiap variabel jenis kecerdasan adalah 5. setelah didapatkan hasil jumlah nilai kuesioner dan games, kemudian dicari nilai selisihnya yaitu dengan cara mengurangi nilai games dengan nilai kuesioner pada setiap variabelnya. dari tabel 3, dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil kuesioner hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 5. berdasarkan hasil games hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 9. kemudian selisih terbesar yaitu 9, dan terkecil yaitu -9. kecerdasan logikal-matematika jenis kecerdasan ini akan mengukur sejauh mana kemampuan logika dan matematika seseorang. berikut detail hasil eksperimen yang telah dilakukan: tabel 6 tabel eksperimen logikal-matematika dari tabel 6, dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil kuesioner hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 5. berdasarkan hasil games hasil tertinggi yaitu score 19 dan terendah yaitu score 8. kemudian selisih terbesar yaitu 6, dan terkecil yaitu -5. kecerdasan musikal jenis kecerdasan ini akan mengukur sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengenali nada dan bermain musik. berikut detail dari eksperimen yang telah dilakukan: 644 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 636-646  tabel 7 tabel eksperimen musikal dari tabel 7, dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil kuesioner hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 5. berdasarkan hasil games hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 8. kemudian selisih terbesar yaitu 7, dan terkecil yaitu -5. kecerdasan body-kinestetik jenis kecerdasan ini akan mengukur sejauh mana kemampuan body-kinestetik seseorang yaitu kemampuan motorik seseorang dalam bergerak, gerak reflek dan akurasi gerak tubuh. berikut detail dari hasil eksperimen yang telah dilakukan: tabel 8 tabel eksperimen body-kinestetik dari tabel 8, dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil kuesioner hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 5. berdasarkan hasil games hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 8. kemudian selisih terbesar yaitu 5, dan terkecil yaitu -7. kecerdasan visual jenis kecerdasan ini akan mengukur kemampuan visual sehingga mampu untuk mengenali wujud objek-objek yang berbeda secara visual. berikut detail hasil eksperimen yang telah dilakukan: pengembangan aplikasi game … (muhammad ismail)   645  tabel 9 tabel eksperimen visual dari tabel 9, dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil kuesioner hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 8. berdasarkan hasil games hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 8. kemudian selisih terbesar yaitu 8, dan terkecil yaitu -8. kecerdasan intrapersonal jenis kecerdasan ini adalah mengukur kemampuan personal pribadi seseorang. berikut detail dari eksperimen yang telah dilakukan: tabel 10 tabel eksperimen intrapersonal dari tabel 10, dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil kuesioner hasil tertinggi yaitu score 19 dan terendah yaitu score 5. berdasarkan hasil games hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 9. kemudian selisih terbesar yaitu 5, dan terkecil yaitu -6. kecerdasan interpersonal jenis kecerdasan ini adalah mengukur sejauh mana kepedulian seseorang terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya. berikut detail dari hasil eksperimen yang telah dilakukan: 646 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 636-646  tabel 11 tabel eksperimen interpesonal dari tabel 11, dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil kuesioner hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 8. berdasarkan hasil games hasil tertinggi yaitu score 20 dan terendah yaitu score 10. kemudian selisih terbesar yaitu 7, dan terkecil yaitu -6. dari semua data eksperimen diatas, dapat dilihat dengan jelas perbedaaan antara hasil tes dengan menggunakan kuesioner dan hasil dari memainkan games, serta juga dapat dilihat selisih dari masing-masing variabel jenis kecerdasan yang diukur dalam penelitian ini. dan dari hasil akhir penelitian ini jenis kecerdasan logikal-matematika mempunyai nilai selisih rata-rata terkecil dibandingkan dengan jenis kecerdasan yang lain. sedangkan jenis kecerdasan musikal memiliki nilai selisih rata-rata terbesar dibandingkan dengan jenis kecerdasan yang lain. dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) arsitektur client-server dengan html5 dan javascript berhasil diintegrasikan untuk pengembangan game aplikasi dan dicoba melalui browser di pc. (2) dari data-data hasil penelitian yang telah dikumpulkan dapat dilihat dengan jelas bahwa terdapat selisih rata-rata antara hasil uji jenis kecerdasan kuesioner howard gardner dengan hasil uji menggunakan games. (3) dari data hasil penelitian yang diukur, jenis kecerdasan logikalmatematika memiliki nilai selisih rata-rata yang terkecil, sedangkan jenis kecerdasan musikal memiliki selisih rata-rata yang terbesar. dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jika mengacu pada scoring hasil kuesioner howard gardner, maka game dengan selisih kecil memiliki akurasi skor yang lebih tepat sedangkan yang dengan selisih besar artinya game tersebut masih belum akurat dan masih perlu perbaikan lebih lanjut dalam pengukurannya. (4) genre games yang paling banyak digemari adalah games dengan genre action. daftar pustaka blanco, d. a., torrente, j., ger, p. m., manjon, b. f. (2010). integrating adaptive games in studentcentered virtual learning environments. universidad complutense de madrid. facultad de informática. gardner h. (2005-2012) howard gardner's multiple intelligences pranantha, d., bellotti, f., berta, r.., gloria, ad (2012). a format of serious games for higher technology education topics yang, h. c., & wang, w. y. (2011). facilitating academic service-learning with android-based applications and ubiquitous computing environment. department of business administration tung-nan university new taipei city, taiwan. analisis dan perancangan e-crm pada perusahaan advertising analisis dan perancangan e-crm pada perusahaan advertising henny hendarti1; suryanto2; otto fikri septianto3 1, 2, 3 jurusan komputerisasi akuntansi, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. kh syahdan no. 9 kemanggisan jakarta barat henny@binus.edu abstract the purpose of this study was to analyze the needs and customer satisfaction in service advertising and design an attractive site customer satisfaction, user friendly and dynamic. ways to do research using analytical method, data collection method, and design method. the collection of data and information were done through a field research. the results obtained from this research is the design of e-crm applications (electronic customer relationship management) which aims to produce an interactive internet-based applications for any strategy to enhance relationships with existing customers, increase new customers and increase profits from the sale. in addition, companies can thrive in providing quality service to our customers, which in turn can increase its profit. the conclusion of this research is to create a dynamic website, which is useful for providing better services to consumers, thus increasing profits for customers and companies. keywords: analysis, design, e-crm abstrak tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan dan kepuasan pelanggan dalam bidang jasa advertising dan merancang sebuah situs kepuasan pelanggan yang menarik, user friendly dan dinamis. cara melakukan penelitian menggunakan metode analisis, metode pengumpulan data dan metode perancangan. pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui penelitian lapangan. hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah perancangan aplikasi e-crm (electronic customer relationship management) yang bertujuan untuk menghasilkan suatu aplikasi berbasiskan internet yang interaktif sebagai suatu strategi untuk meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan yang ada, meningkatkan pelanggan baru serta meningkatkan keuntungan dari penjualan. selain itu, perusahaan dapat berkembang dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para pelanggan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan laba perusahaan. kesimpulan dari penelitian ini adalah membuat website yang dinamis, yang berguna untuk memberikan pelayanan yang lebih terhadap konsumen sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi pelanggan maupun perusahaan. kata kunci: analisis, perancangan, e-crm analisis dan perancangan...... (henny hendarti; dkk) 149 pendahuluan di dalam era canggih seperti sekarang ini, informasi akan semakin cepat didapatkan, teknologi informasi sudah berkembang pesat, pada media cetak, elektronik, dan lain lain. media yang sekarang ini semakin sering digunakan adalah media internet, karena dengan internet, seseorang dapat mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. internet telah memberikan kemudahan dalam melakukan komunikasi bisnis secara efektif dan efisien. internet sebagai jaringan komputer global semakin meluas ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk di dalam dunia bisnis, di mana internet dapat digunakan untuk mengatasi kendala pemasaran produk atau sebagai media periklanan dalam memasarkan produknya secara online. perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa pembuatan advertising. perusahaan ini dapat membuat segala jenis desain yang diminta para pelanggan (para perusahaan perusahaan). sampai saat ini perusahaan belum memiliki website sendiri dan pelanggan perusahaan ini masih terbatas, dikarenakan perusahaan ini baru berdiri. ruang lingkup ruang lingkup penelitian ini adalah customer relationship management (crm) yang berbasiskan web. ruang lingkup tersebut meliputi: menganalisis sistem yang sedang berjalan di perusahaan; merancang web yang dinamis sebagai sistem e-crm pada perusahaan; aplikasi e-crm yang dirancang meliputi pemberian informasi yang up-to-date kepada pelanggan secara dua arah (dinamis) seperti e-mail, contoh: desain advertising, jenis-jenis advertising serta saran dan keluhan pelanggan; proses pelayanan pelanggan (customer service) serta merancang sistem pendukung untuk admin. tujuan tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang suatu sistem e-crm untuk perusahaan advertising; memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan secara cepat dan akurat; mempertahankan hubungan dengan pelanggan lama dan memperoleh pelanggan baru serta membuat hubungan dengan pelanggan menjadi lebih baik dalam hal pelayanan. manfaat manfaat penelitian ini adalah untuk memperluas jangkauan komunikasi dengan pelanggan melalui layanan online; dapat menampilkan tanggapan yang up-date kepada pelanggan dan calon pelanggan serta meningkatkan pelayanan dan hubungan baik dengan pelanggan. metode penelitian metode yang akan diterapkan dalam menganalisis sistem yang sedang berjalan pada perusahaan adalah sebagai berikut. pertama adalah metode analisa. dalam metode ini, penulis melakukan analisa pada perusahaan, melalui wawancara dengan pihak yang terkait dan pengamatan langsung pada sistem yang berjalan. kedua adalah metode pengumpulan data. ada dua cara yang dilakukan dalam mengumpulkan data, yaitu survey lapangan, untuk mendapatkan data sehingga dapat diproses menjadi informasi yang bersifat objektif, dengan melakukan teknik observasi, yaitu teknik pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti; berikutnya adalah studi pustaka. penulis mencari informasi yang berasal dari buku-buku dan berbagai bacaan lain yang terkait dengan topik comtech vol.1 no.1 juni 2010: 149-156 150 yang sedang dibahas. ketiga adalah metode perancangan. metode perancangan yang akan digunakan adalah perancangan strategi crm secara online serta perancangan sistem yang baru, meliputi perancangan database, pembuatan rancangan layar dan tampilan. keuntungan penggunaan internet manfaat penggunaan internet dalam semua bidang (bisnis, akademis, pemerintahan, organisasi dan lain-lain) adalah informasi yang didapatkan lebih mudah, cepat dan murah. contoh: e-mail, www, newsgroup; mengurangi biaya kertas dan biaya distribusi. contoh: koran, majalah, brosur yang disajikan melalui internet; sebagai media promosi. contoh: imagecompany, pengenalan dan pemesanan produk secara online; komunikasi interaktif. contoh: e-mail, video conferencing, internet relay chat, dan internet phone; sebagai alat research and development serta sebagai media pertukaran data. world wide web (www) world wide web merupakan jaringan dokumentasi yang sangat besar yang saling berhubungan satu dan lainnya. satu set protokol yang mendefinisikan bagaimana sistem bekerja dan mentransfer data, dan sebuah software yang membuatnya bekerja dengan mulus. web menggunakan tehnik hypertext dan multimedia yang membuat internet mudah digunakan dijelajahi dan dikonstribusikan. web telah diadopsi oleh perusahaan sebagai bagian dari strategi sistem informasi karena beberapa alasan, yakni: akses informasi yang mudah, informasi mudah didistribusikan, dan bebas platform. web terdiri dari dua komponen dasar, yaitu sebagai berikut. pertama adalah web server. web server adalah sebuah komputer dan piranti lunak yang menyimpan dan mendistribusikan data ke komputer lainnya melalui internet. kedua adalah web browser. web browser adalah piranti lunak yang dijalankan pada komputer pemakai kemampuan php menurut sidik (2001: 3), php secara dasar dapat mengerjakan semua yang dapat dikerjakan oleh program cgi seperti mendapatkan data dari form, menghasilkan isi halaman web yang dinamik dan menerima cookies. kemampuan php yang paling diandalkan dan signifikan adalah mendukung banyak database. membuat halaman web yang menggunakan data dan database dengan sangat mudah dapat dilakukan, database mencakup dbase, frontbase, filepro, interbase, msql, mysql, oracle, dan lain-lainnya. kelebihan php beberapa dari pesaing php ialah perl, microsoft active server pages (asp), java server pages (jsp), dan allaire cold fusion. dalam perbandingan dengan produk-produk tersebut, php memiliki beberapa kekuatan termasuk di antaranya ialah sebagai berikut. pertama adalah performa yang tinggi. php sangat efisiensi menggunakan sebuah server yang tidak mahal, dapat melayani berjuta-juta permintaan per hari. kedua adalah integrasi database. php memiliki koneksi yang mengijinkan kebanyak sistem database dengan menggunakan mysql, dapat melakukan koneksi langsung ke postfresql, mysql, oracle, dbm, filepro, hyperwave, informix, interbase, dan sybase database. menggunakan open database connectivity standard (odbc) dapat melakukan koneksi ke banyak database yang disediakan oleh driver odbc, termasuk produk microsoft. ketiga adalah library yang built-in. karena php dirancang untuk digunakan pada web, php memiliki banyak fungsi yang telah dibangun untuk mendukung banyak tugas yang berguna pada web. dengan php, dapat menampilkan gambar gif, koneksi dengan layanan network yang lain, mengirim e-mail, dan membuat file pdf, semuanya hanya dengan beberapa baris kode. keempat adalah biaya yang rendah. php gratis. php dapat didownload kapanpun dari http://www.php.net tanpa biaya. kelima adalah analisis dan perancangan...... (henny hendarti; dkk) 151 mudah dipelajari dan digunakan. sintaks dari php mengambil dasar bahasa pemograman lain, utamanya c dan perl. jika telah mengetahui c atau perl atau sebuah bahasa seperti c contohnya c++ atau java, maka php dapat hampir secara langsung dapat digunakan secara produktif. keenam adalah portabilitas. php dapat digunakan pada banyak sistem operasi. kode php dapat ditulis pada operasi sistem unix yang gratis seperti linux dan freebsd, operasi sistem unix yang komersial seperti solaris dan irix, atau berbagai versi dari microsoft windows. ketujuh adalah ketersediaan source code. source code php dapat diakses. tidak seperti produk komersial, produk yang source code nya tertutup, jika ada sesuatu yang hendak dimodifikasi atau ditambahkan pada php, dapat dilakukan dengan langsung dan gratis. aplikasi crm jenis aplikasi crm yang dapat digunakan adalah: pertama, operational crm. operational crm adalah automasisasi proses bisnis yang terintegrasi, yang meliputi sebagai berikut. pertama adalah customer touch point, contoh: binus phone service (bps), student.binus.ac.id, kios informasi di bina nusantara. kedua adalah customer facing systems, contoh: aplikasi yang digunakan oleh staff di layanan informasi di bina nusantara untuk menjawab pertanyaan mahasiswa. tujuan utama dari operational crm adalah memberikan pengalaman pelanggan yang akan memberikan nilai lebih kepada pelanggan sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dan pelanggan yang puas secara terus menerus akan membawa arah menuju loyalitas pelanggan. ketiga adalah analytical crm. analytical crm adalah analisis data yang dihasilkan oleh operational crm, meliputi aplikasi data mining. tujuan utama dari analytical crm adalah menggunakan data pelanggan sehingga perusahaan dapat selalu mengetahui apa yang dipikirkan oleh pelanggannya. keempat adalah collaborative crm. collaborative crm adalah aplikasi kolaborasi yang meliputi e-mail, personalized publishing, ecommunities, dan sejenisnya yang dirancang untuk interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. tujuan utama dari collaborative crm adalah untuk menyemangati dan menyebarkan loyalitas pelanggan ke pelanggan-pelanggan lain yang masih belum berada di level pelanggan yang loyal serta menjadi tempat berhubungan antara pelanggan yang tersebar di mana-mana dengan perusahaan. alasan untuk menggunakan e-crm walaupun definisi mengenai e-crm mungkin terdengar sederhana, membangun e-crm itu sendiri merupakan hal yang sulit. untuk perusahaan kelas dunia berevolusi e-crm memerlukan perubahan-perubahan organisasional dan proses, serangkaian aplikasi-aplikasi yang terintegrasi dan arsiktektur teknis yang non-trivial untuk mendukung baik proses e-crm dan aplikasi-aplikasi perusahaan yang mengotomatisasi proses itu sendiri. secara garis besar, alasan-alasan utama mengapa perusahaan-perusahaan perlu untuk segera beralih ke teknologi e-crm adalah karena teknologi e-crm ini mengoptimalkan hubungan interaktif antara para pelanggan dan perusahaan; memungkinkan usaha kita untuk memperluas jangkauan personalized messaging nya hingga ke web dan e-mail; mengkoordinasikan prakarsa-prakarsa pemasaran di seluruh jalur yang berhubungan dengan pelanggan; menggunakan informasi mengenai pelanggan untuk melaksanakan e-marketing dan e-business yang lebih efektif serta memfokuskan usaha untuk memperbaiki hubungan dengan pelanggan dan meningkatkan kontribusi tiap-tiap pelanggan terhadap perusahaan kita. sejarah perusahaan perusahaan bergerak di bidang jasa advertising di mana proses pengerjaannya adalah dengan mendesain sebuah iklan/produk, dan menterjemahkannya ke dalam bidang-bidang seperti billboard, balon, spanduk dan lain lain. inspirasi kreatif selalu hadir dalam imajinasi dan karya-karya tim comtech vol.1 no.1 juni 2010: 149-156 152 profesional desainer serta karyawan perusahaan. perusahaan tidak memiliki peraturan atau tata tertib yang tertulis. begitu dengan adanya pelanggaran atau konsekuensi dalam bekerja, perusahaan memberikan para pekerjanya kebebasan yang sewajarnya, tidak perlu dengan adanya sebuah komitmen bekerja yang kaku, semua dengan dasar kerjasama yang baik dan kekeluargaan. narasi sistem berjalan customer relationship management (crm) yang saat ini sedang berjalan di perusahaan dan usaha mereka untuk mendapatkan pesanan, tender, pelanggan, dan juga mempertahankan customer, masih menggunakan metode lama, yaitu dengan cara direktur utama memberikan suatu informasi produk dan bidang kerja kepada bagian marketing, lalu bagian marketing ikut tender-tender yang diadakan oleh beberapa perusahaan untuk mendapatkan pesanan pembuatan produk dan jasa. pada saat ini, customer yang memesan produk dan menggunakan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan akan meminta dan mengecek bahan baku sesuai pesanan mereka langsung ke warehouse perusahaan untuk mengetahui produk yang dipesan bahan, kualitas dan bentuk atau modelnya sesuai dengan pesanan mereka. perusahaan untuk mempertahankan customer-nya menggunakan cara-cara seperti menjaga komunikasi saat atau di luar proyek berjalan, memberikan jaminan maintenance pada saat retensi ataupun di luar jangka waktu tersebut. yang dimaksud dengan maintenance di sini hanya apabila produk yang dipesan customer rusak dikarenakan kesalahan pihak perusahaan atau bisa dikatakan sebagai kecacatan dari produk mereka, maka perusahaan akan mengecek dan memperbaikinya. gambar 1 rich picture sistem berjalan analisis dan perancangan...... (henny hendarti; dkk) 153 hasil dan pembahasan analisis critical success factor (csf) critical success factor yang berhasil ditemukan dan dianalisis adalah sebagai berikut. pertama adalah konsisten atau konsekuen terhadap komitmen. sikap konsisten atau konsekuen terhadap komitmen yang mereka ambil yang dimiliki oleh semua karyawan perusahaan mempengaruhi para pelanggan untuk tetap memesan produk yang mereka inginkan ke perusahaan di banding perusahaan sejenis lainnya. contoh komitmen tersebut adalah deadline produk dan kualitas produk sesuai dengan apa yang diucapakan pada saat mengajukan tender atau sesuai permintaan pelanggan. kedua adalah kerja keras. dengan sikap dan kebiasaan para karyawannya untuk bekerja keras, membuat produktivitas perusahaan meningkat yang membuat efek positifnya adalah peningkatan pendapatan dan jumlah pelanggan. ketiga adalah wawasan yang luas. dalam bidang ini, apabila sang pemilik dan juga desainer dari perusahaan tidak cukup memiliki wawasan yang luas dalam hal advertising, billboard dan juga desain aplikasi, maka mereka akan kalah dan tenggelam dalam persaingan karena model dan produk yang disukai oleh pelanggan terus berubah mengikuti jaman. cara mempertahankan pelanggan adapun cara-cara mempertahankan customer yang dilakukan oleh perusahaan adalah: menjaga kualitas produk sesuai janji dan keinginan customer; menjaga komunikasi atau kontak dengan customer di saat atau di luar proyek berjalan; memberikan jaminan maintenance, pada saat retensi ataupun diluar waktu tersebut; kecepatan kerja yang sesuai dengan jadwal; memberikan harga yang realistis dan bersaing; menjaga ketepatan waktu pelaksanaan dan penyelesaian produk yang dipesan customer serta menjaga spesifikasi atau bahan-bahan dari produk yang dipesan sesuai dengan komitmen awal. identifikasi kebutuhan informasi dari hasil survey dan analisis yang pernah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa kebutuhan informasi akan suatu jenis desain yang diperlukan oleh para customer adalah dalam hal desain yang ditampilkan dalam hal promosi desain oleh perushaan. informasi mengenai macam-macam jenis desain yang dapat dibuat oleh perusahaan. informasi-informasi ini sangat penting bagi pelanggan maupun calon pelanggan, karena mereka akan kesulitan untuk melihat dan membuat desain yang mereka inginkan. sistem e-crm yang diusulkan berdasarkan hasil evaluasi yang disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan, maka penulis mengusulkan sebuah sistem baru dengan memanfaatkan sebuah situs web yang dapat memberikan pelayanan pemesanan secara online. web ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memperluas area pemasaran dan dapat memperbanyak pelanggan. dengan web ini pula perusahaan dapat memanfaatkan sebagai alat promosi yang dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan serta menampilkan informasi-informasi produk yang tersedia dan mempermudah pelanggan untuk memesan produk. apabila dilihat dari sisi user, situs web ini dapat memberikan informasi advertising secara detail. dilihat dari klasifikasi yang ditawarkan oleh perusahaan seperti billboard, car advertising, environment, balloon advertising dan lain-lain. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 149-156 154 kelebihan yang diberikan bagi pelanggan yang telah mendaftar adalah kemampuan untuk menggunakan semua fitur layanan yang ada di dalam website seperti layanan tanya jawab, jenis-jenis desain model terbaru, dan lain sebagainya. situs web ini dapat memberikan informasi advertising secara detail. dilihat dari klasifikasi yang ditawarkan oleh perusahaan seperti billboard, car advertising, environment, balloon advertising dan lain-lain. gambar 2 rich picture sistem yang diusulkan analisis dan perancangan...... (henny hendarti; dkk) 155 simpulan berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem e-crm pada perusahaan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. aplikasi e-crm menjadi solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan informasi mengenai produk dan perusahaan yang dapat diakses dengan praktis. selain itu, perusahaan juga dapat memperluas jangkauan interaksi dengan pelanggan. yang terakhir adalah karena perusahaan ini baru berdiri, website ini dibuat agar pelanggan dapat melihat berbagai contoh billboard atau advertising untuk dijadikan ide dalam membuat proyek billboard atau advertising yang akan diorder. daftar pustaka connolly, t., and begg, c. (2002). database system: a practical approach to design, implementation, and management, 3rd ed., london: addison wesley. dara-abrams, b. (2001). supporting web servers, new jersey: prentice hall. dyche, j. (2002). the crm handbook: a business guide to customer relationship management, canada: addison wesley. greenberg, p. (2004). crm at the speed of light: essential customer strategies for the 21st century, 3rd ed., new york: mcgraw-hill. kalakota, r., and robinson, m. (2001). e-business 2.0: roadmap for success, new jersey: addison wesley. mohammed, r. a., et al. (2003). internet marketing building advantage in a networked economy, 2nd ed., new york: mcgraw-hill. nickerson, r. c. (2001). business and information systems, new jersey: prentice hall. pressman, r. s. (2001). software engineering: a practitioner’s approach, 5th ed., new york: mcgraw-hill. sidik, b. (2001). pemrograman web dengan php, bandung: informatika. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 149-156 156 microsoft word 26_si_yosafati hulu.docx 798 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 798-809  pembangunan database destinasi pariwisata indonesia pengumpulan dan pengolahan data tahap i yosafati hulu information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 yosahulu@yahoo.com abstract considering the increasing need for local (government and community) in developing tourism destinations in the era of autonomy, considering the need to select the appropriate attraction according to the respective criteria, and considering the needs of businessmen travel / hotel to offer the appropriate attraction with the needs of potential tourists, it is necessary to develop a database of tourist destinations in indonesia that is able to facilitate these needs. the database is built is a web-based database that is widely accessible and capable of storing complete information about indonesian tourism destination as a whole, systematic and structured. attractions in the database already classifiable based attributes: location (the name of the island, province, district), type/tourism products, how to achieve these attractions, the cost, and also a variety of informal information such as: the ins and outs of local attractions by local communities or tourists. this study is a continuation of previous studies or research phase two of three phases planned. phase two will focus on the collection and processing of data as well as testing and refinement of the model design and database structure that has been created in phase i. the study was conducted in stages: 1) design model and structure database, 2) making a web-based program, 3) installation and hosting, 4) data collection, 5) data processing and data entry, and 6) evaluation and improvement/completion. keywords: travel, destinations, database abstrak mengingat adanya peningkatan kebutuhan daerah (pemerintah dan masyarakat) dalam mengembangkan destinasi pariwisata di era otonomi dan pemekaran wilayah dibandingkan di era sebelumnya, mengingat adanya kebutuhan untuk memilih dengan tepat objek wisata sesuai dengan kriterianya masingmasing, dan mengingat adanya kebutuhan pengusaha travel/hotel untuk menawarkan objek-objek wisata sesuai dengan kebutuhan calon wisatawan, maka perlu dikembangkan suatu database destinasi wisata di indonesia yang mampu memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan tersebut. database yang dibangun adalah database berbasis web yang dapat diakses secara luas dan mampu menyimpan informasi lengkap tentang destinasi pariwisata indonesia secara menyeluruh, sistematis dan terstruktur. objek wisata dalam database tersebut sudah terklasifikasikan berdasarkan atribut: lokasi (nama pulau, propinsi, kabupaten), jenis/produk wisata, bagaimana mencapai objek wisata tersebut, biaya, dan juga berbagai informasi informal seperti: seluk beluk objek wisata daerah berdasarkan masyarakat lokal atau wisatawan. penelitian ini merupakan lanjutan penelitian sebelumnya atau penelitian tahap kedua dari tiga tahap yang telah direncanakan. tahap kedua akan fokus pada pengumpulan dan pengolahan data serta pengujian dan penyempurnaan rancangan model dan struktur database yang telah dibuat pada tahap i. penelitian dilakukan secara bertahap: 1) perancangan model dan struktur database, 2) pembuatan program berbasis web, 3) instalasi dan hosting, 4) pengumpulan data, 5) pengolahan data dan entri data, dan 6) evaluasi serta perbaikan/penyempurnaan. kata kunci: wisata, destinasi, database pembangunan database … (yosafati hulu) 799 pendahuluan jumlah destinasi pariwisata di indonesia di era otonomi mengalami pertumbuhan yang signifikan. masing-masing daerah otonom atau daerah pemerintahan baru berupaya mencari dan mengembangkan potensi wisata supaya bisa dijual untuk menambah pad (pendapatan asli daerah) dan meningkatkan ekonomi masyarakat (care tourism, 2010). pembangunan sistem database akan mempermudah penyajian destinasi wisata beserta produknya kepada calon-calon wisatawan. tanpa database yang lengkap dan terintegrasi akan membuat calon wisatawan atau pengusaha yang bergerak dalam industri pariwisata mengalami kesulitan dalam mengetahui dan mengenal dengan lengkap destinasi pariwisata indonesia dan produk-produknya (rahardjo, budi, 2004). hal-hal tersebut di atas yang menjadi alasan mengapa perlu dibangun suatu sistem database yang mendukung (sekaligus menjembatani) kebutuhan daerah untuk menyajikan dan mempromosikan objek wisata beserta produk-produknya dan kebutuhan wisatawan dan kalangan pengusaha untuk menemukan dengan mudah objek wisata yang diinginkan di antara ribuan objek wisata yang tersebar di wilayah indonesia. database yang akan dibangun adalah database berbasis web yang dapat diakses secara luas melalui internet. sistem ini mampu menyimpan dan menyajikan baik informasi formal (yang dilakukan melalui pengumpulan data primer/sekunder) maupun informasi informal (seperti seluk beluk objek wisata daerah, yang dimasukkan oleh masyarakat lokal atau oleh wisatawan berdasarkani pengalamannya sendiri). database ini akan dibangun dalam beberapa tahap dan dilakukan secara berkesinambungan sehingga menjadi database yang lengkap dan efektif dalam membantu pengembangan destinasi pariwisata di indonesia. secara umum, ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai dengan pembangunan sistem database ini: (1) adanya database yang mampu digunakan untuk merekam dan menyajikan seluruh destinasi pariwisata di indonesia secara rinci. (2) adanya sistem yang mampu melibatkan langsung masyarakat lokal dalam menyajikan berbagai hal tentang destinasi pariwisata di daerah. (3) adanya database yang mampu menerima berbagai informasi tentang pengalaman wisatawan dalam mengunjungi objek wisata tertentu. (4) adanya database yang berisi kurang lebih 140 destinasi pariwisata di indonesia sehingga bisa digunakan oleh berbagai kalangan yang membutuhkannya. penelitian ini penting dilakukan karena: (1) ada peningkatan kebutuhan daerah (pemerintah dan masyarakat) untuk mengembangkan destinasi pariwisata di era otonomi dan pemekaran wilayah. (2) ada kebutuhan masyarakat (wisatawan) untuk memilih dengan tepat objek wisata sesuai dengan kriterianya masing-masing. (3) ada kebutuhan pengusaha travel/hotel untuk menawarkan objek wisata yang menarik, sementara sistem yang memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan tersebut belum ada. (4) terjadinya era pemerataan tujuan wisata sehingga tercipta suatu kondisi yang memudahkan para wisatawan baik lokal maupun internasional mengunjungi atau melakukan riset. (5) melanjutkan penelitian awal yang telah dilakukan sehingga berkelanjutan dan menghasilkan sistem informasi yang berguna bagi industri pariwisata di indonesia. manfaat-manfaat yang diperoleh dapat dijelaskan pada sebagai berikut ini: (1) manfaat bagi masyarakat – pertama, membantu masyarakat dalam memilih tujuan wisata yang sesuai dengan minat dan anggarannya. kedua, membantu masyarakat untuk bisa mengunjungi beberapa objek wisata yang berdekatan secara berurutan karena ketersediaan informasi objek wisata yang berdekatan satu dengan yang lain. ketiga, membantu masyarakat menyampaikan secara langsung pengalaman dalam mengunjungi objek wisata tertentu sehingga menjadi umpan balik bagi yang berkepentingan dan referensi bagi calon wisatawan yang lain. keempat, membantu masyarakat untuk mempromosikan secara langsung objek wisata yang ada di daerahnya sendiri, termasuk informasi yang relevan seperti: 800 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 798-809  produk wisata, fasilitas, dan cara mencapai lokasi. kelima, membantu meningkatkan pendapatan masyarakat daerah karena memungkinkan mereka secara langsung dapat mempromosikan destinasi wisata yang ada daerahnya masing-masing. (2) manfaat bagi pengusaha – pertama, membantu pengusaha khususnya yang bergerak dalam bidang tour, travel, dan hotel untuk memperluas pangsa pasar dan memperbanyak produk-produk yang ditawarkan. kedua, membantu pengusaha dalam mempromosikan bidang usaha dan produknya. ketiga, mengurangi biaya promosi serta membuka pasar internasional atas potensi wisata di indonesia. (3) manfaat bagi pemerintah – pertama, membantu pemerintah daerah dalam pencapaian target jumlah wisatawan di daerahnya karena database ini bisa menjadi sarana informasi, komunikasi, dan promosi destinasi wisata pemerintah daerah. kedua, membantu tercapainya sasaran pengembangan ekonomi kreatif yang dicanangkan oleh pemerintah (4) manfaat bagi akademis – pertama, sebagai sarana yang efektif dalam mengembangkan dan menerapkan bidang ilmu sistem informasi untuk kepentingan masyarakat, pengusaha, dan instansi pemerintah secara real. kedua, sebagai dasar dalam penelitian, pengembangan, dan penerapan bidang ilmu lain seperti: data warehouse, decision support system, dan expert system bagi industri pariwisata indonesia. metode hasil studi pustaka: jurnal, artikel, dan website atau portal pariwisata hasil studi pustaka dari berbagai jurnal, artikel, dan website atau portal pariwisata di internet, dapat diuraikan sebagai berikut: (1) belum ada database yang terintegrasi tentang destinasi pariwisata di indonesia secara menyeluruh, yang ada baru per daerah atau per objek wisata. (2) belum ada sistem yang memungkinkan secara langsung melibatkan potensi dan sumber daya lokal dalam memasukkan berbagai informasi objek wisata di wilayahnya sendiri. padahal “… pentingnya keterlibatan warga dalam mengembangkan destinasi pariwisata” (pangestu, 2011) belum ada sistem database yang memudahkan wisatawan mencari objek wisata di indonesia berdasarkan atribut: lokasi (nama pulau, propinsi, kabupaten), jenis/produk wisata, bagaimana mencapai objek tersebut, biaya, dan juga berbagai informasi informal seperti: seluk beluk objek wisata daerah yang di-input oleh masyarakat lokal atau berbagai infromasi pengalaman wisata yang diinput oleh wisatawan itu sendiri. gambar 1 hasil studi pustaka x pembangunan database destinasi pariwisata indonesia dan implementasinya pada sistem berbasis web hasil studi pustaka: jurnal, artikel, dan website atau portal pariwisata hasil studi pustaka: program dan kebijakan pemerintah penelitian sebelumnya pengembangan media destinasi pariwisata memanfaatkan potensi dan sumberdaya lokal di era otonomi dan pemekaran daerah pembangunan database … (yosafati hulu) 801 hasil studi pustaka: program dan kebijakan pemerintah hasil studi pustaka yang dilakukan pada: “visi pengembangan destinasi pariwisata indonesia”, “rencana pengembangan ekonomi kreatif indonesia 2009–2025”, “rencana strategis kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif”, “pemanfaatan teknologi informasi dalam promosi destinasi wisata”, dan “pengembangan destinasi wisata harus libatkan warga”, adalah perlu dibangun suatu database yang lengkap dan terintegrasi serta fleksibel untuk mendukung program dan kebijakan pemerintah (departemen perdagangan republik indonesia, 2008) hasil studi pustaka: pengembangan media destinasi pariwisata memanfaatkan potensi dan sumberdaya lokal di era otonomi dan pemekaran daerah hasil studi pustaka pada hasil penelitian sebelumnya tentang “pengembangan media destinasi pariwisata memanfaatkan potensi dan sumberdaya lokal di era otonomi dan pemekaran daerah” adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih fokus pada pembangunan database destinasi pariwisata di indonesia. database yang telah berisi informasi sekitar 140 destinasi pariwisata indonesia akan mendorong pengguna untuk memanfaatkan dan melengkapi media tersebut. kelengkapan data dan informasi adalah salah satu tujuan pada penelitian kali ini. gambar 2 tahapan penelitian tahapan penelitian tahapan penelitian “pembangunan database destinasi pariwisata indonesia dan implementasinya pada sistem berbasis web” dilakukan secara bertahap seperti yang dijelaskan pada gambar 2. gambar 2 membagi tiga kelompok pekerjaan yaitu: (1) pekerjaan yang dilakukan pada tahun i. (2) pekerjaan yang dilakukan pada tahun ii. (3) pekerjaan yang dilakukan pada tahun iii. dengan tahapan penelitian ini maka setiap akhir tahun dapat menghasilkan laporan penilitian untuk dievaluasi dan diperbaiki pada penelitian tahun berikutnya. beberapa tahapan penelitian di atas akan dijelaskan secara rinci di bawah ini. perancangan model dan struktur databse pembuatan program fase i instalasi / hosting pengisian content analisis atribut destinasi pariwisata indonesia setup infrastruktur pengumpulan data tahap i pengolahan data tahap i entri data tahap i pembuatan program fase ii pengumpulan data tahap ii pengolahan data tahap ii entri data tahap ii evaluasi dan perbaikan data tahap i dan penyempurnaan program database tahun i tahun ii tahun iii evaluasi dan perbaikan data dan penyempurnaan program secara keseluruhan 802 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 798-809  hasil dan pembahasan perancangan model database pada tahap ini akan dirancang model database yang tepat supaya bisa menyimpan, menyajikan, dan mencari informasi objek wisata di seluruh indonesia. atribut objek wisata akan dipelajari lewat jurnal, buku, atau informasi di internet (website yang berkaitan dengan objek wisata) kemudian atribut tersebut dirumuskan untuk menghasilkan model database yang mengakomodir seluruh informasi yang diperlukan. database yang dibangun harus mampu menerima informasi dari berbagai kalangan berdasarkan hak otoritas yang diberikan. oleh karena itu, user interface, hak otoritas user, dan struktur menu dirancang sedemikian rupa sehingga penempatan informasi oleh pengguna dapat diarahkan sesuai dengan struktur, klasifikasi, dan atribut objek-objek wisata. perancangan model database dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini (neeraj, 2010) gambar 3 rancangan model dan struktur database atribut objek wisata informasi objek wisata dapat dibagi dua, yaitu: informasi utama dan informasi tambahan. informasi utama adalah informasi yang menjelaskan tentang objek wisata itu sendiri sedangkan informasi tambahan adalah informasi yang relevan dengan objek wisata tersebut dan dapat dimasukkan oleh setiap user. atribut utama dapat dilihat pada tabel 1. atribut ini bisa berkembang disesuikan dengan kebutuhan setelah tahap implementasi (silberschatz, 2005). model dan struktur database user interface atribut objek wisata struktur menu otoritas user pembangunan database … (yosafati hulu) 803 tabel 1 atribut objek wisata no nama atribut 1. nama objek wisata 2. lokasi objek wisata • propinsi • kabupaten/kota • kecamatan • desa 3. bagaiman mencapai lokasi 4. fasilitas umum yang tersedia 5. hal-hal yang diperhatikan oleh pengunjung 6. kategori objek wisata 7. produk wisata 8. lampiran: foto, dokumen, atau link 9. informasi tambahan dari masyarakat lokal atau pengalaman wisatawan/pengunjung rancangan database struktur tabel-tabel utama yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut. strukur ini merupakan hasil akhir dari proses optimalisasi yang dilakukan berdasarkan atribut utama objek wisata yang telah ditentukan pada pembahasan sebelumnya. jenis field (field type) akan disesuaikan dengan sintaks mysql sebagai database yang akan digunakan dalam pembuatan media ini. tabel 2 objek wisata no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. ow_kode char (8) m kode objek wisata 2. ow_nama varchar (80) m nama objek wisata 3. ow_nama_ll varchar (80) o nama lain / populer dari objek wisata 4. pro_kode char(2) m lokasi objek wisata (kode propinsi) 5. kab_kode char(4) m lokasi objek wisata (kode kabupaten/kota) 6. kec_kode char(8) m lokasi objek wisata (kode kecamatan) 7. des_kode char(8) m lokasi objek wisata (kode desa) 8. deskripsi text m deskripsi objek wisata 9. cara_mencapai text m bagaimana mencapai lokasi objek wisata 10. fasilitas text m fasilitas umum yang tersedia 11. hal_perhatian text m hal-hal yang perlu diperhatikan 12. status char(1) m status (n: belum diotorisasi, y: sudah diverifikasi) tabel ini adalah tabel utama yang menyimpan informasi utama tentang objek-objek wisata atau destinasi pariwisata. 804 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 798-809  tabel 3 ow_ow (tabel hubungan objek wisata dengan objek wisata lain) no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. ow_kode char (8) m kode objek wisata 2. ow_kode_dkt char (8) m objek wisata yang berdekatan 3. jarak_km mediumint m jarak (km) antara objek wisata terdekat 4. waktu_tempuh m waktu tempuh (jam:menit) antara objek wisata terdekat 5. waktu_tempuh_dgn char(1) m waktu tempuh dengan apa? mis: pesawat, kereta api, mobil, sepeda motor, atau jalan kaki 6. status char(1) m status (n: belum diotorisasi, y: sudah diverifikasi) tabel yang menghubungkan antara objek wisata dengan objek wisata yang lain. tabel ini berguna bagi calon wisatawan untuk mengetahui objek wisata apa saja yang berdekatan dengan objek wisata tertentu sehingga bisa digunakan sebagai referensi atau bantuan dalam memutuskan apakah mau mengunjungi lokasi-lokasi tersebut secara bersamaan atau tidak. tabel 4 kategori (kategori objek wisata) no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. kategori _kode char (2) m kode kategori objek wisata 2. kategori _nama varchar (20) m nama kategori objek wisata 3. status char(1) m status (n: belum diverifikasi, y: sudah diverifikasi) tabel yang menyimpan daftar kategori objek wisata. tabel 5 ow_kategori (objek wisata dan kategorinya) no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. ow_kode char (8) m kode objek wisata 2. kategori _kode char (2) m kode kategori objek wisata 3. keterangan tinytext o keterangan tambahan kalau ada 4. status char(1) m status (n: belum diverifikasi, y: sudah diverifikasi) tabel yang menyimpan kategori objek wisata. dengan adanya tabel ini maka objek wisata dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori sehingga memudahkan dalam perekaman dan penyajian objek wisata. tabel 6 produk (objek wisata dan produknya) no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. produk_kode char (4) m kode produk wisata 2. produk _nama tinytext m nama produk wisata 3. status char(1) m status (n: belum diverifikasi, y: sudah diverifikasi) tabel yang menyimpan daftar produk objek wisata. pembangunan database … (yosafati hulu) 805 tabel 7 ow_produk (objek wisata dan kategorinya) no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. ow_kode char (8) m kode objek wisata 2. produk_kode char (4) m kode produk wisata 3. keterangan tinytext o keterangan tambahan kalau ada 4. status char(1) m status (n: belum diverifikasi, y: sudah diverifikasi) tabel yang menyimpan produk apa saja yang ada pada objek wisata tertentu. dengan adanya tabel ini maka objek wisata dapat memiliki beberapa produk objek wisata sehingga memudahkan dalam perekaman dan penyajian objek wisata. tabel 8 lamp (lampiran atau attachment) no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. lamp_code char (8) m kode lampiran 2. lamp_judul varchar (80) m judul lampiran 2. lamp_deskripsi text m deskripsi lampiran 2. lamp_alm tinytext m alamat lampiran disimpan 3. lamp_jns char(1) m jenis lampiran: foto, dokumen, atau link 4. lamp_tgl date m tanggal lampiran 5. lamp_ref tinytext m referensi/sumber lampiran 6. status char(1) m status (n: belum diverifikasi, y: sudah diverifikasi) tabel lampiran berguna untuk menyimpan alamat lampiran (foto, dokumen, dan link) disimpan (di-attach). tabel ini bisa digunakan oleh tabel-tabel lain dengan mengaitkannya dengan field lamp_code. tabel 9 ow_lamp (lampiran objek wisata) no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. ow_kode char (8) m kode objek wisata 2. lamp_code char (8) m kode lampiran tabel ini merupakan relasi antara tabel ow dengan tabel lamp. dengan adanya tabel ini maka informasi utama tentang objek wisata bisa disertai dengan foto, dokumen, dan link sebagai pendukung informasi utama. tabel 10 info (informasti tambahan objek wisata) no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. ow_kode char (8) m kode objek wisata 2. info_kode char (8) m kode informasi tambahan 3. info_narasi text m informasi yang dimasukkan 4. info_waktu datetime m waktu info diinput atau waktu upload 5. info_sumber tinytext m sumber informasi tambahan 6. status char(1) m status (n: belum diverifikasi, y: sudah diverifikasi) tabel di atas berisi informasi yang relevan dengan objek wisata dan bisa dimasukkan oleh setiap orang yang terlibat. misalnya informasi tambahan yang dimasukkan oleh masyarakat lokal tentang objek wisata di daerahnya atau informasi tentang pengalaman wisatawan yang terkait dengan objek wisata yang bersangkutan. 806 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 798-809  tabel 11 info_lamp (informasti tambahan objek wisata) no nama field jenis m/o keterangan singkat 1. ow_kode char (8) m kode objek wisata 2. info_kode char (8) m kode informasi tambahan 3. lamp_code char (8) m kode lampiran tabel relasi antara tabel info dengan tabel lamp. dengan adanya tabel ini maka informasi tambahan bisa disertai dengan foto, dokumen, dan link sebagai pendukung informasi tambahan. pembuatan program berbasis web program database yang akan dibuat harus menghasilkan sistem yang mudah digunakan oleh berbagai kalangan (proll, birgit and retschitzegger, werner, 2008) dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) bahasa pemrogram dan database yang dipergunakan dalam pembuatan sistem ini harus berbasis web supaya bisa diimplentasikan di internet sehingga mudah diakses secara luas oleh setiap pengguna. (2) user interface merupakan hal paling utama diperhatikan sehingga masyarakat lokal bisa memasukkan dengan mudah berbagai informasi yang berhubungan dengan objek wisata di daerahnya dan sebaliknya calon wisatawan bisa mencari dengan mudah objek wisata yang dibutuhkannya dengan memasukan atau memilih dari berbagai atribut. (3) program juga harus dibuat modular dan fleksibel supaya mudah dalam penambahan dan penyempurnaan pada setiap tahapan penelitian yang telah dibagi dalam tiga tahun. (4) program aplikasi yang dibuat harus diuji coba dulu di server lokal untuk menghilangkan atau memperkecil kesalahan-kesalahan atau bug yang mungkin terjadi setelah diterapkan atau di-instal jaringan yang lebih luas (internet). instalasi dan hosting implementasi diawali dengan mendaftarkan nama domain yang singkat, mudah ditulis, dieja dan didengar, serta menggambarkan informasi tentang destinasi pariwisata di indonesia. selanjutnya melakukan penyewaan server (hosting) kepada pihak ketiga atau operator yang handal dan bisa dipercaya dengan harga sewa yang ekonomis. konfigurasi server yang diperlukan juga disesuaikan dengan kebutuhan secara bertahap. setelah pendaftaran nama domain dan penyewaan server dilakukan, program aplikasi yang telah dibuat akan di-install di server yang telah disewa supaya sistem bisa aktif dan siap digunakan oleh semua kalangan pengguna sesuai dengan hak otoritas yang telah ditentukan. pengumpulan data metoda pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu: pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. tujuannya untuk memperoleh data seperti pada tabel 12. pengumpulan data primer dilakukan dengan survei langsung dengan mendatangi lokasi objek wisata. kegiatan yang dilakukan adalah pemotretan produk wisata, melakukan wawancara dengan wisatawan dan penduduk lokal, serta mencatat hal-hal yang diperlukan seperti yang telah dijelaskan pada tabel 1. pengumpulan data sekunder dilakukan dengan penelusuran informasi dari berbagai sumber dengan tujuan memperoleh data seperti yang telah dijelaskan pada tabel 1. pemban pengola d dalam d gambar tampila ngunan data no 1 2 3 4 5 6 7 8 ahan dan en data yang te database seh 4 adalah f an daftar obj abase … (yo jenis kegi nama objek nama lain deskripsi o lokasi (pro cara untuk gambar/fot dokumen p komentar mengunjun ntri data elah terkump hingga meng form utama jek wisata d gambar 5 osafati hulu) tabel 12 atan k wisata atau nama popu objek wisata opinsi, kabupate k mencapai loka to pendukung pendukung atau pengalam ngi objek wisata pul akan dio ghasilkan d dalam pros dan form pen gambar 4 fo tampilan daf 2 data yang d uler dari objek w en/kota, kecama asi objek wisata man wisatawan a tersebut olah dan dise database de ses entry da ncarian rm utama unt ftar objek wi diperlukan wisata tersebut atan, desa a n atau pengala esuaikan den estinasi pariw ata sedangka tuk entry data isata dan form (kalau ada) man sendiri se ngan kebutuh wisata indo an sedangka a m pencarian elama han untuk di onesia yang an gambar 807 i-entry di lengkap. 5 adalah 808 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 798-809  tampilan informasi pariwisata tampilan informasi hasil pengumpulan dan pengolahan data tahap i diharapkan seperti di bawah ini: nama objek wisata: pantai indah turegalökö nama lain: pantai indah tureloto deskripsi: pantai ini terkenal dengan hamparan batu-batu karang yang ada di darat maupun di tengah-tengah laut. sangat baik cocok untuk melakukan aktifiats berenang di antara batu-batu karang karena airnya tenang bagaikan kolam renang. snorkeling juga bisa dilakukan asalkan peraltaan dibawa sendiri. pengunjung juga bisa naik perahu yang tersedia untuk mengeliligi pulau-pulau atau karang-karang di sekitarnya. bila datang pada pagi hari bisa menyaksikan aktifitas nelayan dan burung-burung bangau yang sedang menangkap ikan. lokasi propinsi: sumatera utara kabupaten/kota: nias utara kecamatan: lahewa desa: balõfadoro tuho fasilitas kamar bilas & tilet umum saung atau warung cara untuk mencapai lokasi objek wisata jarak dari kota gunung sitoli jaraknya sekitara 80 km yang dapat ditempuh kurang lebih 2 jam saja dengan kendaraan roda empat. dari ibu kota kecamatan lahewa, yaitu kurang lebih hanya empat kilo meter. dan dari kecamatan lotu, ibukota kabupaten nias utara hanya 25 kilo meter, kurang lebih setengah jam dengan kendaraan roda empat. gambar/foto pendukung pembangunan database … (yosafati hulu) 809 simpulan database destinasi pariwisata indonesia yang dibangun bertujuan: merekam dan menyajikan data dan informasi seluruh destinasi pariwisata di indonesia secara rinci dan lengkap, mendorong keterlibatan masyarakat lokal dalam menyajikan berbagai hal tentang destinasi pariwisata di daerahnya, dan merekam berbagai pengalaman wisatawan dalam mengunjungi objek wisata tertentu. jika informasi yang dimasukkan telah lengkap maka media ini akan menjadi sistem informasi objek wisata yang terintegrasi untuk seluruh wilayah indonesia. database yang dibangun bersifat terbuka. jadi, selain melakukan pengumpulan data dan informasi awal lebih dari seratus destinasi pariwisata di indonesa, setiap user juga dapat berkonstribusi dalam memasukkan data dan informasi yang relevan pada objek wisata tertentu atau melakukan penambahan destinasi pariwisata baru, sehingga semua destinasi pariwisata di indonesia diharapkan terekam dalam sistem database ini. pengumpulan dan pengolahan data tahap i (dilakukan secara bertahap) untuk menguji apakah sistem sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. hasilnya merupakan cikal bakal database pariwisata indonesia yang lengkap dan juga merupakan contoh pada user yang ingin memasukkan data dan informasi yang relevan pada objek wisata tertentu. keakuratan dan keabsahan informasi akan dijaga atau dijamin dengan memberikan fasilitas verifikasi data dan informasi kepada admin atau moderator yang ditentukan. pengelompokan informasi dalam media ini dilakukan: (1) berdasarkan struktur pemerintahan mulai dari provinsi sampai dengan desa. (2) berdasarkan kategori objek wisata. (3) berdasarkan kedekatan antar lokasi. pengelompokan ini menjadi penting karena memberikan kemudahan dan keleluasan bagi user untuk menyimpan, menyajikan, dan mencari objek wisata yang diinginkan. sistem ini juga menjadi landasan dalam pembangunan data warehouse system, decision support system, dan expert system bagi industri pariwisata indonesia. daftar pustaka care tourism. (2010). visi pengembangan destinasi pariwisata indonesia. diakses dari http://caretourism.wordpress.com/2010/06/27/visi-pengembangan-destinasi-pariwisataindonesia/ departemen perdagangan republik indonesia. (2008). pengembangan ekonomi kreatif indonesia 2025: rencana pengembangan ekonomi kreatif indonesia 2009-2025. pangestu, m. e. (2008). pengembangan ekonomi kreatif indonesia 2025. disampaikan dalam konvensi pengembangan ekonomi kreatif 2009-2015 yang diselenggarakan pada pekan produk budaya indonesia 2008, jcc, 4-8 juni 2008. proll, birgit and retschitzegger, werner. (2008). discovering next tourism information system: a tour on tiscover. journal of travel research, pennsylvania state univ. rahardjo, b. (2004). pemanfaatan teknologi informasi dalam promosi destinasi wisata. diakses dari http://budi.insan.co.id/presentation/it-pariwisata-2004.ppt sharma, n. (2010). database fundamentals. ibm canada. silberschatz, a. (2005). database system concepts. mcgraw-hill education. microsoft word 07 afan pemodelan fuzzy .docx 276 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 276-288 pemodelan sistem fuzzy dengan menggunakan matlab afan galih salman jurusan teknik informatika, fakultas ilmu komputer, bina nusantara university jln. k.h. syahdan no 9, palmerah, jakarta barat 11480 asalman@binus.edu abstract fuzzy logic is a method in soft computing category, a method that could process uncertain, inaccurate, and less cost implemented data. some methods in soft computing category besides fuzzy logic are artificial network nerve, probabilistic reasoning, and evolutionary computing. fuzzy logic has the ability to develop fuzzy system that is intelligent system in uncertain environment. some stages in fuzzy system formation process is input and output analysis, determining input and output variable, defining each fuzzy set member function, determining rules based on experience or knowledge of an expert in his field, and implementing fuzzy system. overall, fuzzy logic uses simple mathematical concept, understandable, detectable uncertain and accurate data. fuzzy system could create and apply expert experiences directly without exercise process and effort to decode the knowledge into a computer until becoming a modeling system that could be relied on decision making. keywords: fuzzy logic, soft computing, fuzzy system, decision making. abstrak logika fuzzy adalah metode yang termasuk dalam kategori softcomputing, metode yang dapat mengolah data-data yang bersifat tidak pasti, impresisi dan dapat diimplementasikan dengan biaya yang murah. beberapa metode yang termasuk dalam kategori softcomputing selain logika fuzzy adalah jaringan saraf tiruan, probabilistic reasoning dan evolutionary computing. logika fuzzy mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistem fuzzy yaitu sistem intelijen dalam lingkungan yang tak pasti. beberapa tahapan proses pembentukan sistem fuzzy yaitu analisa input maupun output, penentuan variabel input dan output, penentuan fungsi keanggotaan masing-masing himpunan fuzzynya, penetapan aturan-aturan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan seorang pakar di bidangnya dan implementasi sistem fuzzy. secara keseluruhan logika fuzzy menggunakan konsep matematis sangat sederhana, mudah dimengerti dan memiliki toleransi terhadap datadata yang tidak tepat atau kabur. sistem fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses latihan dan berusaha menerjemahkan pengetahuan yang dimiliki sang ahli ke dalam sistem komputer hingga menjadi suatu sistem pemodelan yang benar-benar bisa diandalkan dalam pengambilan keputusan. kata kunci: logika fuzzy, softcomputing, sistem fuzzy, pengambilan keputusan. pemodelan sistem fuzzy… (afan galih salman) 277 pendahuluan soft computing merupakan inovasi baru dalam membangun sistem cerdas. sistem cerdas ini merupakan sistem yang memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan. unsur-unsur pokok dalam soft computing adalah sistem fuzzy, jaringan saraf tiruan, probabilistic reasoning, evolutionary computing. sistem fuzzy secara umum terdapat 5 langkah dalam melakukan penalaran, yaitu memasukkan input fuzzy, mengaplikasikan operator fuzy, mengaplikasikan metode implikasi, komposisi semua output, dan defuzifikasi. dalam hal ini, penulis mencoba menganalisis dan menerjemahkan pengetahuan seorang pakar pemasaran dan produksi yang telah bertahun-tahun melakukan penelitian hingga menemukan suatu teknik proses penentuan jumlah minimum produksi dan permintaan pasar dengan pendekatan sistem fuzzy. tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi atau memperkirakan jumlah produksi minimum suatu produk berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh ahlinya atau berdasarkan pengalaman ahlinya selama melakukan penelitian. untuk tujuan ini diambil studi kasus tentang permasalahan jumlah produksi minimum permen coklat terhadap biaya produksi dan permintaan pasar. membuat model sistem fuzzy yang benar-benar bisa diandalkan dalam pengambilan keputusan dengan menaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses latihan dan berusaha menerjemahkan pengetahuan yang dimiliki sang ahli ke dalam sistem komputer hingga menjadi suatu sistem pemodelan. lingkup permasalahan hanya terbatas pada studi kasus dalam rangka menentukan jumlah produksi minimum permen coklat terhadap biaya produksi dan permintaan pasar. penentuan ini didasarkan pada sejumlah kriteria yang telah ditetapkan oleh ahlinya. masalah ini terlebih dahulu akan dianalisis dengan pendekatan sistem fuzzy untuk mendapatkan variabel-variabel yang akan dijadikan dasar pembuatan model fuzzy. selanjutnya ditentukan himpunan-himpunan keanggotaan fuzzy yang terkait dengan variabel yang telah ditetapkan sebelumnya. apabila tahap-tahap analisis tersebut berjalan dengan baik, maka pemodelan sistem fuzzynya akan diimplementasikan dengan menggunakan toolbox matlab ver 7.0. implementasi sistem fuzzy ini diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan studi kasus penentuan jumlah produksi minimum permen coklat terhadap biaya produksi dan permintaan pasar. logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam ruang output. untuk sistem yang sangat rumit, penggunaan logika fuzzy (fuzzy logic) adalah salah satu pemecahannya. sistem tradisional dirancang untuk mengontrol keluaran tunggal yang berasal dari beberapa masukan yang tidak saling berhubungan. karena ketidaktergantungan ini, penambahan masukan yang baru akan memperumit proses kontrol dan membutuhkan proses perhitungan kembali dari semua fungsi . kebalikannya, penambahan masukan baru pada sistem fuzzy, yaitu sistem yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip logika fuzzy, hanya membutuhkan penambahan fungsi keanggotaan yang baru dan aturan-aturan yang berhubungan dengannya. secara umum, sistem fuzzy sangat cocok untuk penalaran pendekatan terutama untuk sistem yang menangani masalah-masalah yang sulit didefinisikan dengan menggunakan model matematis misalkan, nilai masukan dan parameter sebuah sistem bersifat kurang akurat atau kurang jelas, sehingga sulit mendefinisikan model matematikanya. sistem fuzzy mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan sistem tradisional, misalkan pada jumlah aturan yang dipergunakan. pemrosesan awal sejumlah besar nilai menjadi sebuah nilai derajat keanggotaan pada sistem fuzzy mengurangi jumlah nilai menjadi sebuah nilai derajat keanggotaan pada sistem fuzzy mengurangi 278 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 276-288 jumlah nilai yang harus dipergunakan pengontrol untuk membuat suatu keputusan. keuntungan lainnya adalah sistem fuzzy mempunyai kemampuan penalaran yang mirip dengan kemampuan penalaran manusia. hal ini disebabkan karena sistem fuzzy mempunyai kemampuan untuk memberikan respon berdasarkan informasi yang bersifat kualitatif, tidak akurat, dan ambigu. menurut kusumadwi (2002), beberapa alasan penggunaan logika fuzzy adalah (1) logika fuzzy sangat fleksibel; (2) logika fuzzy memiliki toleransi; (3) konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti; (4) logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks; (5) logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan; (6) logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional; dan (7) logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. sistem fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh prof. l. a. zadeh dari barkelay pada tahun 1965. sistem fuzzy merupakan penduga numerik yang terstruktur dan dinamis. sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistem intelijen dalam lingkungan yang tak pasti. sistem ini menduga suatu fungsi dengan logika fuzzy. dalam logika fuzzy terdapat beberapa proses yaitu penentuan himpunan fuzzy, penerapan aturan if-then dan proses inferensi fuzzy (marimin, 2005). ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy yaitu variabel fuzzy, himpunan fuzzy, semesta pembicaraan dan domain (kusumadewi & purnomo, 2004). variabel fuzzy merupakan variabel yang akan dibahas dalam sistem fuzzy misalnya umur, temperatur, permintaan, dsb. himpunan fuzzy merupakan suatu group yang mewakili suatu kondisi tertentu dalam variabel fuzzy misalnya variabel umur dibagi atas 3 himpunan fuzzy yaitu muda, parobaya dan tua. semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy misalnya semesta pembicaraan variabel umur adalah 0 sampai 100. domain adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam himpunan fuzzy misalnya domain umur muda 20 – 45, domain parobaya 25 – 65 dan domain tua 45 – 70. pada himpunan biasa (crisp) nilai keanggotaan memiliki 2 kemungkinan yaitu satu (1) berarti menjadi anggota himpunan dan dua (2) berarti tidak menjadi anggota. bila 20-<35 himpunan umur muda, 35-<55 himpunan parobaya, maka seseorang berumur 35 tahun masuk himpunan parobaya, sedang umur 35 tahun kurang 1 hari masuk himpunan muda. meskipun selisih umur hanya 1 hari, namun mengakibatkan perbedaan kategori cukup bermakna (gambar 1). gambar 1 keanggotaan himpunan biasa umur muda dan parobaya. dalam himpunan fuzzy seseorang dapat masuk dalam 2 himpunan yang berbeda. seseorang berumur 40 tahun masuk himpunan berumur muda dengan derajat keanggotaan 0,15 dan sekaligus masuk himpunan berumur parobaya dengan derajat keanggotaan 0,85 (gambar 2). fungsi keanggotaan adalah kurva yang menunjukkan pemetaan titik input data ke dalam nilai keanggotaan yang mempunyai interval 0 – 1. ada beberapa fungsi keanggotaan yang digunakan antara lain representasi kurva sigmoid, trapesoid dan triangular. seperti himpunan biasa, ada beberapa operasi yang didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasikan himpunan fuzzy. ada 3 operator dasar yang diciptakan zadeh yaitu operator and, or dan not. nilai keanggotaan baru sebagai hasil dari operasi 2 himpunan disebut α -predikat. pemodelan sistem fuzzy… (afan galih salman) 279 gambar 2 fungsi keanggotaan ”usia” dengan representasi sigmoid. operator and merupakan operasi interseksi pada himpunan. α -predikat yang dihasilkan diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan bersangkutan. misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda adalah μ muda[27]= 0,6 dan nilai keanggotaan 2 juta pada himpunan penghasilan tinggi adalah μ gajitinggi[2juta]= 0,8 maka α -predikat untuk usia muda dan berpenghasilan tinggi adalah nilai keanggotaan minimum: μ muda ∩ gajitinggi = min( μ muda[27], μ gajitinggi[2juta]) = min (0,6 ; 0,8) = 0,6 operator or merupakan operasi union pada himpunan. α -predikat yang dihasilkan diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan bersangkutan. misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda adalah μ muda[27]= 0,6 dan nilai keanggotaan 2 juta pada himpunan penghasilan tinggi adalah μ gajitinggi[2juta]= 0,8 maka α -predikat untuk usia muda atau berpenghasilan tinggi adalah nilai keanggotaan maksimum : μ muda ∩ gajitinggi = max( μ muda[27], μ gajitinggi[2juta]) = max (0,6 ; 0,8) = 0,8 operator not merupakan operasi komplemen pada himpunan. α -predikat yang dihasilkan diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan dari 1. misal nilai keanggotaan umur 27 pada himpunan muda adalah μ muda[27]= 0,6 maka α -predikat untuk usia tidak muda adalah : μ muda’[27] = 1 μ muda[27 = 1 0,6 = 0,4 tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. bentuk umum aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi adalah: if x is a then y is b x dan y adalah skalar sedang a dan b adalah himpunan fuzzy. proposisi yang mengikuti if disebut anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti then disebut konsekuen. secara umum ada 2 fungsi 280 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 276-288 implikasi yaitu fungsi implikasi min (minimum) dan fungsi implikasi dot (product). misal bentuk aturan sebagai berikut: [r1] if permintaan naik and stok sedikit then produksi tinggi nilai keanggotaan permintaan 8.000 pada himpunan permintaan naik adalah μ naik[8.000]= 0,7 dan nilai keanggotaan stok 10.000 pada himpunan stok sedikit adalah μ sedikit[10.000]= 0,9 maka fungsi implikasi untuk produksi tinggi adalah perpotongan nilai keanggotaan minimum sehingga nilai keanggotaan produksi tinggi adalah μ tinggi=0,7. aplikasi fungsi implikasi min (minimum) memotong output sebagai berikut: gambar 3 fungsi implikasi min aplikasi fungsi implikasi dot (product) akan menskala output sebagai berikut: gambar 4 fungsi implikasi dot ada beberapa metode untuk merepresentasikan hasil logika fuzzy yaitu metode tsukamoto, sugeno dan mamdani. pada metode tsukamoto, setiap konsekuen direpresentasikan dengan himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan monoton. output hasil inferensi masing-masing aturan adalah z, berupa himpunan biasa (crisp) yang ditetapkan berdasarkan α -predikatnya. hasil akhir diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobotnya. ( kusumadewi, 2002) metode sugeno mirip dengan metode mamdani, hanya output (konsekuen) tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan liniar. ada dua model metode sugeno yaitu model fuzzy sugeno orde nol dan model fuzzy sugeno orde satu. bentuk umum model fuzzy sugeno orde nol adalah: if (x1 is a1) o (x2 is a2) o ….. o (xn is an) then z = k bentuk umum model fuzzy sugeno orde satu adalah: if (x1 is a1) o (x2 is a2) o ….. o (xn is an) then z = p1.x1 + … pn.xn + q defuzzifikasi pada metode sugeno dilakukan dengan mencari nilai rata-ratanya. pemodelan sistem fuzzy… (afan galih salman) 281 gambar 5 model fuzzy sugeno orde 1 pada metode mamdani, aplikasi fungsi implikasi menggunakan min, sedang komposisi aturan menggunakan metode max. metode mamdani dikenal juga dengan metode max-min. inferensi output yang dihasilkan berupa bilangan fuzzy maka harus ditentukan suatu nilai crisp tertentu sebagai output. proses ini dikenal dengan defuzzifikasi. ada beberapa tahapan untuk mendapatkan output yaitu (1) pembentukan himpunan fuzzy, pada metode mamdani baik variabel input maupun variabel output dibagai menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy; (2) aplikasi fungsi implikasi, pada metode mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah min; (3) komposisi aturan, tidak seperti penalaran monoton, apabila sistem terdiri dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy yaitu max, additive dan probabilistik or. metode max (maximum) pada metode ini solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy dan mengaplikasikan ke output dengan menggunakan operator or(union). jika semua proposisi telah dievaluasi, maka output akan beisi suatu himpunan fuzzy yang merefleksikan konstribusi dari tiap-tiap proposisi. secara umum dapat dituliskan: µsf[xi] ← max ( µsf[xi] , µkf[xi]) dengan : µsf[xi]=nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i µkf[xi]=nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i metode additive (sum) pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan bounded-sum terhadap semua output dareah fuzzy. secara umum dituliskan: µsf[xi] ← max ( 1, µsf[xi] + µkf[xi] ) µsf[xi]=nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i µkf[xi]=nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i metode probabilistik or pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan product terhadap semua output daerah fuzzy. secara umun dituliskan: µsf[xi] ← max ( µsf[xi] + µkf[xi] ) – (µsf[xi] * µkf[xi] ) µsf[xi]=nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i µkf[xi]=nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i 282 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 276-288 penegasan /defuzzifikasi input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. sehingga jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai output. ada beberapa metoda yang dipakai dalam defuzzifikasi adalah (1) metode centroid, penetapan nilai crisp dengan cara mengambil titik pusat daerah fuzzy; (2) metode bisektor, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan seperti dari jumlah total nilai keanggotaan pada daerah fuzzy; (3) metode means of maximum (mom), diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki niali keanggotaan maksimum; (4) metode largest of maximum (lom), diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domain yang memiliki niali keanggotaan maksimum; (5) metode smallest of maksimum (som), diperoleh dengan cara mengambil niali terkecil dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum. metode gambar 6 langkah-langkah pengembangan sistem fuzzy bahan dan alat bahan dan alat yang digunakan adalah perangkat keras berupa personal computer (pc) minimal pentium iv serta perangkat lunak berupa matlab versi 7. prosedur percobaan dan kajian langkah awal pembuatan sistem fuzzy pada matlab versi 7.0 adalah menentukan variabel input yang terdiri dari variabel biaya produksi dan variabel permintaan dan menentukan variabel output yaitu variabel produksi barang. pemodelan sistem fuzzy… (afan galih salman) 283 data masukan (input) data yang diambil dari studi kasus sebuah perusahaan permen coklat di bogor. suatu perusahaan permen coklat akan memproduksi permen coklat jenis x. pada 3 bulan terakhir biaya produksi untuk permen coklat jenis tersebut rata-rata sekitar rp. 500,per kemasan, dan maksimum mencapai rp. 1000,perkemasan. banyaknya permintaan per hari rata-rata mencapai 30000 kemasan dan maksimum hingga mencapai 60000 kemasan. sampai saat ini, perusahaan baru mampu produksi barang maksimum 100000 kemasan perhari. apabila proses produksi perusahaan tersebut menggunakan 3 aturan fuzzy sebagai berikut: [r1] if biaya produksi rendah and permintaan naik then produksi barang bertambah; [r1] if biaya produksi sesuai standar then produksi barang normal; [r1] if biaya produksi tinggi and permintaan turun then produksi barang berkurang. langkah berikutnya yaitu menentukan kriteria proses pembuatan sistem fuzzy, yaitu metoda = mamdani, and method = min, or method = max, implikasi = min, aggregasi = max, dan defuzifikasi = centroid. gambar 7 penentuan kriteria sistem fuzzy variabel biaya produksi untuk mempresentasikan variabel biaya produksi digunakan kurva berbentuk s (untuk himpunan fuzzy rendah & tinggi) dan kurva bentuk π (untuk himpunan fuzzy standar) gambar 8. fungsi keanggotan biaya produksi: 1-2(x/500)2 ; x ≤ 250 µbp rendah (x)= 2(500-x)/500)2; 250 ≤ x ≤ 500 0 ; x ≥ 500 284 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 276-288 2(x/500)2 ; x ≤ 250 µbp standar (x)= 1-2((500-x)/500)2; 250 ≤ x ≤ 500 1-2((x-500)/500)2 ; 500 ≤ x ≤ 750 2((1000-x)/500)2 ; 750 ≤ x ≤ 1000 0 ; x ≤ 500 µka baik (x)= 2((x-500)/500)2 ; 500 ≤ x ≤ 750 1-2((1000-x)/500)2 ; 750 ≤ x ≤ 1000 1 ; x ≥ 1000 gambar 8 membership function variabel permintaan untuk mempresentasikan variabel permintaan digunakan kurva berbentuk bahu (untuk fuzzy turun & naik) dan kurva bentuk segitiga (untuk himpunan fuzzy biasa) seperti gambar 9 di bawah ini: skala : permintaan ( x 1000 kemasan perhari ) fungsi keanggota permintaan : 1; y ≤ 10 µpmt turun (y)= (30-y))/20; 10 ≤ y ≤ 30 0 ; y ≥ 30 0 ; y ≤ 25 atau y ≥ 35 µpmt biasa (y)= (y-25)/5; 25 ≤ y ≤ 30 (35-y)/5 ; 30 ≤ y ≤ 35 pemodelan sistem fuzzy… (afan galih salman) 285 0; y ≤ 30 µpmt naik (y)= (y-30)/20; 30 ≤ y ≤ 50 1 ; y ≥ 50 gambar 9 membership function editor: permintaan variabel produksi barang untuk mempresentasikan variabel produksi barang digunakan kurva berbentuk bahu (untuk fuzzy berkurang & bertambah) dan kurva bentuk segitiga (untuk himpunan fuzzy normal) gambar 10. fungsi keanggotaanproduksi barang: 1; z ≤ 10 µpb berkurang(z)= (50-z))/40; 10 ≤ z ≤ 50 0 ; z ≥ 50 0 ; z ≤ 30 atau z ≥ 70 µpb normal(y)= (z-30)/20; 30 ≤ z ≤ 50 (70-z)/20 ; 50 ≤ z ≤ 70 0; z ≤ 50 µpb bertambah (y)= (z-50)/40; 50 ≤ z ≤ 90 1 ; z ≥ 90 286 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 276-288 gambar 10 member function editor:produksi barang aplikasi operator fuzzy gambar 11 rule editor hasil dan pembahasan aplikasi fungsi implikasi, komposisi semua keluaran dan defuzifikasi hasil pengaplikasian dan komposisi semua keluaran dan defuzifikasi dapat dilihat dari gambar 12 di bawah ini: pemodelan sistem fuzzy… (afan galih salman) 287 gambar 12 aplikasi fungsi implikasi, komposisi semua keluaran dan defuzifikasi defuzifikasi dilakukan dengan menggunakan metode centroid pada gambar di atas diperoleh hasil bahwa jika biaya memproduksi permen coklat jenis x diperkirakan sejumlah rp.750 per kemasan dan permintaan mencapai 25.000 kemasan per hari maka jumlah permen coklat yang harus diproduksi 37.900 kemasan. untuk melihat kaitan ketiga variabel dalam bentuk surface dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini: gambar 13 surface viewer simpulan dari hasil pembuatan sistem fuzzy dengan menggunakan toolbox matlab ver 7.0 dalam studi kasus di atas, terdapat beberapa tahapan proses pembentukan sistem fuzzy yaitu analisa input maupun 288 comtech vol.1 no.2 desember 2010: 276-288 output, penentuan variabel input dan output, penentuan fungsi keanggotaan masing-masing himpunan fuzzynya, penetapan aturan-aturan (rules) berdasarkan pengalaman atau pengetahuan seorang pakar dibidangnya dan implementasi sistem fuzzy. secara keseluruhan konsep logika fuzzy menggunakan konsep matematis sangat sederhana, mudah dimengerti dan memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat atau kabur. sistem fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses latihan dan berusaha menerjemahkan pengetahuan yang dimiliki sang ahli ke dalam sistem komputer hingga menjadi suatu sistem pemodelan yang benar-benar bisa diandalkan dalam pengambilan keputusan. daftar pustaka kusumadewi, s. (2002). analisis dan desain sistem fuzzy menggunakan tool box matlab. jakarta: penerbit graha ilmu. kusumadewi, s., & purnomo, h. (2004). aplikasi logika fuzzy untuk mendukung keputusan. yogyakarta: graha ilmu. marimin. (2005). teori dan aplikasi sistem pakar dalam tehnologi manajerial. bogor: ipb press. microsoft word 33_mt_siti komsiyah.docx 870 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 870-878  aplikasi analytical hierarchy process (ahp) pada pemilihan software manajemen proyek siti komsiyah mathematics department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 citie_math@binus.ac.id abstract the problem with many alternative decisions in the areas of management and administration commonly referred to as multi-attribute decision problems. for example, the decision problem with many variables so that the target decision can not always be determined easily. well-known method of approach, to overcome this kind of problem is called the analytical hierarchy process (ahp). ahp technique is given by arranging alternative levels of decision, so as to provide a structured quantitative description. application of multi-attribute types of problems such as problems in the selection of software, car, project proposal, the university, the best employees, and so forth. in this paper, the approach developed using the ahp in software selection project management. keywords: multi attribute decision, analytical hierarchy process (ahp), selection of project management software abstrak permasalahan keputusan dengan banyak alternatif dalam bidang manajemen dan administrasi biasa disebut dengan masalah multi attribute decision. misalnya pada masalah pengambilan keputusan dengan variable yang banyak sehingga sasaran keputusan tidak selalu dapat ditentukan dengan mudah. metode pendekatan yang terkenal untuk mengatasi masalah seperti ini disebut dengan analytical hierarchy process (ahp). teknik ahp diberikan dengan menyusun tingkatan alternative keputusan sehingga dapat memberikan gambaran kuantitatif yang terstruktur. aplikasi permasalahan jenis multi-attribute misalnya masalah pada pemilihan software, mobil, proposal proyek, universitas, karyawan terbaik dan lain sebagainya. dalam paper ini dikembangkan pendekatan menggunakan ahp dalam pemilihan software manajemen proyek. kata kunci: multi attribute decision, analytical hierarchy process (ahp), penentuan software manajemen proyek aplikasi analytical … (siti komsiyah)   871  pendahuluan sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi tetapi banyak faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada seperti kriteria pemilihan yang beragam dan pengambilan keputusan yang lebih dari satu. jika sumber kerumitan itu adalah beragamnya kreteria, maka analytical hierarchy process (ahp) merupakan teknik untuk membantu menyelesaikan masalah ini. ahp diperkenalkan oleh thomas l.saaty pada periode 19711875. dalam perkembangannya, ahp tidak saja digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah, seperti memilih portofolio, analisis manfaat biaya, peramalan dan lain-lain. (mulyono, 2004). misalnya aplikasi ahp dalam pemilihan perusahaan badan usaha milik negara (bumn) sebagai tempat kerja mahasiswa (sinaga, 2010) dan aplikasi lainnya pada pemilihan penyedia logistik (vijayvargiya & dey, 2010). pada paper ini akan diberikan aplikasi ahp pada pemilihan software yang digunakan pada management proyek. pendeknya, ahp menawarkan penyelesaian masalah keputusan yang melibatkan seluruh sumber kerumitan seperti yang diidentifikasi di atas. hal ini karena ahp cukup mengandalkan pada intuisi sebagai input utama, namun intuisi harus datang dari pengambilan keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi. pada dasarnya ahp adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun kontinyu. perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relative. ahp memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan pada ketergantungan didalam dan diantara kelompok elemen strukturnya. (mulyono, 2004). metode secara umum pengambilan keputusan dengan metode ahp didasarkan pada langkah-langkah berikut: (1) mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. (2) membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria–kriteria dan alternaif-alternatif pilihan yang ingin di-rangking. (2) membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relative atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–masing tujuan atau kriteria yang setingkat di atas. perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. (3) menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. (4) menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual. (5) mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. (6) menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. (7) menguji konsistensi hirarki. jika tidak memenuhi dengan consistency ratio cr < 0,100; maka penilaian harus diulang kembali. rasio konsistensi (cr) merupakan batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang ditetapkan saaty. rasio konsistensi (cr) dirumuskan sebagai perbandingan indeks konsistensi (ri). angka pembanding pada perbandingan berpasangan adalah skala 1 sampai 9, di mana: skala 1 = setara antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya skala 3 = kategori sedang dibandingkan dengan kepentingan lainnya skala 7 = kategori amat kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya 872 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 870-878  skala 9 = kepentingan satu secara ekstrim lebih kuat dari kepentingan lainnya. skala 2,4,6,8 = nilai diantara dua penilaian yang berdekatan prioritas alternatif terbaik dari total rangking yang diperoleh merupakan rangking yang dicari dalam analytic hierarchy process (ahp) ini. (taha, 2011) hasil dan pembahasan dalam menentukan tingkat kepentingan dari elemen-elemen keputusan pada setiap tingkat hirarki keputusan, penilaian pendapat dilakukan dengan menggunakan fungsi berfikir, dikombinasikan dengan preferensi perasaan dan penginderaan. penilaian dapat dilakukan dengan komparasi berpasangan yaitu dengan membandingkan setiap elemen dengan elemen lainnya pada setiap kriteria sehingga didapat nilai kepentingan elemen dalam bentuk pendapat yang bersifat kualitatif tersebut digunakan skala penilaian saaty sehingga akan diperoleh nilai pendapat dalam bentuk angka (kuantitatif). berikut pada gambar 1 yaitu ilustrasi skema permasalahan penentuan prioritas penggunaan software manajemen proyek disertai kode fitur software dan perusahaan penyedia fitur dari atribut tersebut. gambar 1 skema prioritas penggunaan software manajemen proyek perhitungan faktor pembobotan hirarki untuk semua kriteria matriks perbandingan hasil preferensi dengan skala saaty diperoleh pada tabel 1 sebagai berikut: tabel 1 matriks (dengan skala saaty) perbandingan berpasangan a b c d e f a 1 1/2 1/6 1/2 1/2 1/6 b 2 1 1/5 1 1 1 c 6 5 1 3 4 1 d 2 1 1/3 1 4 1/2 e 2 1 1/4 1/4 1 1/4 f 6 1 1 2 4 1 aplikasi analytical … (siti komsiyah)   873  matriks faktor pembobotan hirarki untuk semua kriteria yang disederhanakan dapat diperoleh pada tabel 2 berikut ini tabel 2 matriks pembobotan hirarki yang disederhanakan a b c d e f a 1  0.5  0.167  0.5  0.5  0.167  b 2  1  0.2  1  1  1  c 6  5  1  3  4  1  d 2  1  0.333  1  4  0.5  e 2  1  0.25  0.25  1  0.25  f 6  1  1  2  4  1  total 19  9.5  2.95  7.75  14.5  3.917  dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. hasilnya dapat diperoleh tabel 3 berikut ini: tabel 3 matriks pembobotan hirarki yang dinormalkan a b c d e f vector eigen a 0.052631579 0.052632 0.05661 0.064516 0.034483 0.042635 0.0505845 b 0.105263158 0.105263 0.067797 0.129032 0.068966 0.255297 0.1219364 c 0.315789474 0.526316 0.338983 0.387097 0.275862 0.255297 0.3498908 d 0.105263158 0.105263 0.112881 0.129032 0.275862 0.127649 0.1426585 e 0.105263158 0.105263 0.084746 0.032258 0.068966 0.063824 0.07672 f 0.315789474 0.105263 0.338983 0.258065 0.275862 0.255297 0.2582099 selanjutnya nilai eigen maksimum ( λ maksimum) diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom matriks pembobotan pada tabel 2 dengan vektor eigen. nilai eigen maksimum yang dapat diperoleh adalah: 19 0.0505845+ 9.5x 0.1219364+ 2.95x 0.3498908+ 7.75 x 0.1426585 + 14.5x 0.07672+ 3.917x 0.2582099 = 6.381129651 karena matriks berordo 6 (yakni terdiri dari 6 kriteria), nilai indeks konsistensi yang diperoleh: 1 6.381129651 6 6 1 0.0762259 untuk n = 6, maka nilai random index pada tabel saaty adalah ri = 1.24 (mulyono s, 2004), maka 0.0762259 1.24 0.061473 di mana ci (consistency index) = rasio penyimpangan (deviasi) konsistensi λ = nilai eigen terbesar dari matriks berordo n n = orde matriks 874 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 870-878  cr (consistency ratio) = rasio konsistensi (perbandingan indeks konsistensi dengan nilai random indeks (ri) ri = random indeks pada tabel saaty karena cr < 0,100 berarti preferensi yang diperoleh adalah konsisten. dari hasil perhitungan pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa: kriteria full critical path (c) merupakan kriteria yang paling utama dalam pemilihan software manajemen proyek dengan bobot 0.3498908 atau 34,9 %, berikutnya adalah kriteria sumber daya yang digunakan (f) dengan nilai bobot 0.2582099 atau 25,8 %, kemudian kriteria waktu/biaya eksekusi (d) dengan nilai bobot 0.1426585 atau 14, 3%, berikutnya kriteria akses multi user simultan (b) dengan nilai bobot 0.1219364 atau 12,2%., kemudian kriteria multi proyek pert (e) dengan bobot 0.07672 atau 7,7 % dan selanjutnya kriteria men-support multi network (a) dengan bobot 0.0505845 atau 5%. perhitungan faktor evaluasi untuk semua kriteria perhitungan faktor evaluasi untuk kriteria: men-support multinetwork (a) matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria men-support multinetwork (a) pada 3 jenis perusahaan penyedia fitur atributnya beserta matriks yang dinormalkan dapat dilihat pada tabel 4 berikut tabel 4 matriks faktor evaluasi kriteria a p1 p2 p3 p1 p2 p3 vector eigen p1 1 0.25 4 0.190476 0.181818 0.307692 0.226662  p2 4 1 8 0.761905 0.727273 0.615385 0.701521  p3 0.25 0.125 1 0.047619 0.090909 0.076923 0.071817  total 5.25 1.375 13 1 1 1 1  nilai eigen maksimum yang dapat diperoleh adalah: 5.25 0.226662+ 1.375 x 0.701521+ 13x 0.071817 = 3.08819  karena matriks ber-ordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh: 1 3.08819 3 3 1 0.044095 untuk n = 3, maka nilai random index pada tabel saaty adalah ri = 0.58 (mulyono s, 2004), maka 0.044095 0.58 0.076 karena cr < 0,100 berarti preferensi yang diperoleh adalah konsisten. perhitungan faktor evaluasi untuk kriteria: akses multi user simultan (b) matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria akses multi user simultan (b) pada 3 jenis perusahaan penyedia fitur atribut nya beserta matriks yang dinormalkan dapat dilihat pada tabel 5 berikut aplikasi analytical … (siti komsiyah)   875  tabel 5 matriks evaluasi kriteria b p1 p2 p3 p1 p2 p3 vector eigen p1 1 2 5 0.588235 0.617284 0.5 0.568506 p2 0.5 1 4 0.294118 0.308642 0.4 0.334253 p3 0.2 0.24 1 0.117647 0.074074 0.1 0.09724 total 1.7 3.24 10 1 1 1 1 nilai eigen maksimum yang dapat diperoleh adalah: 1.7 0.568506+ 3.24x 0.334253+ 10 x 0.09724 = 3.021845  karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh : 1 3.021845 3 3 1 0.0109225 untuk n = 3, maka nilai random index pada tabel saaty adalah ri = 0.58 (mulyono s, 2004), maka 0.0109225 0.58 0.0188 karena cr < 0,100 berarti preferensi yang diperoleh adalah konsisten. perhitungan faktor evaluasi untuk kriteria: full critical path (c) matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria full critical path (c) pada 3 jenis perusahaan penyedia fitur atribut nya beserta matriks yang dinormalkan dapat dilihat pada tabel 6 berikut tabel 6 matriks evaluasi kriteria c p1 p2 p3 p1 p2 p3 vector eigen p1 1 9 6 0.782473 0.75 0.8 0.777491 p2 0.111 1 0.5 0.086854 0.083333 0.066667 0.078951 p3 0.167 2 1 0.130673 0.166667 0.133333 0.143558 total 1.278 12 7.5 1 1 1 1 nilai eigen maksimum yang dapat diperoleh adalah: 1.2780 x 0.777491+ 12 x 0.078951+ 7.5x 0.143558 = 3.017733  karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh : 1 3.017733 3 3 1 0.0088665 untuk n = 3, maka nilai random index pada tabel saaty adalah ri = 0.58 (mulyono s, 2004), maka 0.0088665 0.58 0.01529 karena cr < 0,100 berarti preferensi yang diperoleh adalah konsisten. 876 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 870-878  perhitungan faktor evaluasi untuk kriteria: waktu/biaya eksekusi (d) matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria waktu/biaya eksekusi (d) pada 3 jenis perusahaan penyedia fitur atribut nya beserta matriks yang dinormalkan dapat dilihat pada tabel 7 berikut tabel 7 matriks evaluasi kriteria d p1 p2 p3 p1 p2 p3 vector eigen p1 1 0.5 0.25 0.142857 0.111111 0.157928 0.137299 p2 2 1 0.333 0.285714 0.222222 0.21036 0.239432 p3 4 3 1 0.571429 0.666667 0.631712 0.623269 total 7 4.5 1.583 1 1 1 1 nilai eigen maksimum yang dapat diperoleh adalah: 7x 0.137299+ 4.5 x 0.239432+ 1.583x 0.623269 = 3.025171  karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh: 1 3.025171 3 3 1 0.0125855 untuk n = 3, maka nilai random index pada tabel saaty adalah ri = 0.58 (mulyono s, 2004), maka 0.0125855 0.58 0.0217 karena cr < 0,100 berarti preferensi yang diperoleh adalah konsisten. perhitungan faktor evaluasi untuk kriteria: multi proyek pert chart (e) matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria multi proyek pert chart (e) pada 3 jenis perusahaan penyedia fitur atribut nya beserta matriks yang dinormalkan dapat dilihat pada tabel 8 berikut tabel 8 matriks evaluasi kriteria e p1 p2 p3 p1 p2 p3 vector eigen p1 1 1 1 0.333333 0.4 0.25 0.327778 p2 1 1 2 0.333333 0.4 0.5 0.411111 p3 1 0.5 1 0.333333 0.2 0.25 0.261111 total 3 2.5 4 1 1 1 1 nilai eigen maksimum yang dapat diperoleh adalah: 3x 0.327778+ 2.5 x 0.411111+ 4x 0.261111 = 3.055556  karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh : 1 3.055556 3 3 1 0.027778 aplikasi analytical … (siti komsiyah)   877  untuk n = 3, maka nilai random index pada tabel saaty adalah ri = 0.58 (mulyono s, 2004), maka 0.027778 0.58 0.0479 karena cr < 0,100 berarti preferensi yang diperoleh adalah konsisten. perhitungan faktor evaluasi untuk kriteria: sumber daya yang digunakan (f)   matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria sumber daya yang digunakan (f) pada 3 jenis perusahaan penyedia fitur atribut nya beserta matriks yang dinormalkan dapat dilihat pada tabel 9 berikut tabel 9 matriks evaluasi kriteria f p1 p2 p3 p1 p2 p3 vector eigen p1 1 0.125 0.167 0.066667 0.076923 0.052731 0.06544 p2 8 1 2 0.533333 0.615385 0.631512 0.59341 p3 6 0.5 1 0.4 0.307692 0.315756 0.34115 total 15 1.625 3.167 1 1 1 1 nilai eigen maksimum yang dapat diperoleh adalah: 15x 0.06544+ 1.625x 0.59341+ 3.167 x 0.34115 = 3.026317  karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh: 1 3.026317 3 3 1 0.0131585 untuk n = 3, maka nilai random index pada tabel saaty adalah ri = 0.58 (mulyono s, 2004), maka 0.0131585 0.58 0.0227 karena cr < 0,100 berarti preferensi yang diperoleh adalah konsisten. perhitungan total rangking/bobot prioritas global dari seluruh evaluasi yang dilakukan terhadap keenam kriteria maka telah didapatkan matriks hubungan antara kriteria dengan alternatif yang jika dikalikan dengan matriks bobot (vector eigen kriteria) akan didapatkan total rangking seperti pada tabel 10 berikut ini. tabel 10 matriks bobot alternatif a b c d e f bobot alternatif 0.0505845  0.1219364    0.3498908  0.1426585    0.07672    0.2582099    p1 0.226662  0.568506  0.777491  0.137299  0.327778  0.06544  0.41445536  p2 0.701521  0.334253  0.078951  0.239432  0.411111  0.59341  0.322789708  p3 0.071817  0.09724  0.143558  0.623269  0.261111  0.34115  0.26275491  878 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 870-878  dari hasil perhitungan dapat diketahui nilai akhir (total rangking) masing-masing perusahaan penyedia fitur atribut dari software manajemen proyek dan berdasarkan total rangking tersebut maka dapat dibuat urutan prioritas perusahaan penyedia fitur kriteria berdasarkan pada atribut software manajemen proyek yang dibutuhkan sebagai berikut pada tabel 11 di bawah ini. tabel 11 matriks urutan prioritas urutan prioritas kriteria a b c d e f 1 p2  p1  p1  p3  p2  p2  2 p1  p2  p3  p2  p1  p3  3 p3  p3  p2  p1  p3  p1  simpulan dari bobot alternatif pada tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa urutan prioritas perusahaan penyedia fitur sesuai atribut untuk pemilihan software manajemen proyek adalah sebagai berikut: (1) perusahaan 1 dengan bobot 0.4145536. (2) perusahaan 2 dengan bobot 0.322789708. (3) perusahaan 3 dengan bobot 0.26275491. sedangkan dari matriks urutan prioritas pada tabel 11 dapat disimpulkan bahwa sebagai evaluasi penilaian untuk perusahaan penyedia software manajemen proyek yaitu perusahaan 2 yang memenuhi prioritas utama terbanyak pada criteria a, e, dan f, berikutnya perusahaan 1 dan perusahaan 3. daftar pustaka mulyono, s. (2004). riset operasi. edisi kedua. jakarta: lembaga penerbit fakultas ekonomi universitas indonesia sinaga, j. (2010). penerapan analytical hierarchy process (ahp) dalam pemilihan perusahaan badan usaha milik negara (bumn) sebagai tempat kerja mahasiswa universitas sumatera utara (usu). skripsi, universitas sumatera utara, medan taha, h. a. (2011). operation research, an introduction. ninth edition. new jersey: pearson, prentice hall. vijayvargiya, a., dey, a. k. (2010). an analytical approach for selection of a logistics provider. management decision, 48(3): 403-418 microsoft word 37_si_rainerhannesto.docx perencanaan strategis … (rainer hannesto)   905  perencanaan strategis sistem informasi pada pt. indah kiat pulp & paper tbk rainer hannesto information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 dorm_boyz_371@yahoo.com abstract business growth nowadays is very rapid. most organization in all industry depends on information technology to compete in industrial competition. before make a decision to invest in information technology, better to make planning for alignment between information technology and strategy that can brings benefit to company. the lack of information system strategic planning can have an impact on the achievement of the vision and mission of the organization.this research was conducted based on the framework by ward & peppard. researchers interviewed the management and doing direct observation to determine the current business processes. researchers also get the data by distributing questionnaires to the employees of the organization as well as literature. the result of this study is the composition of an application portfolio that contains information system strategic planning needs, management and infrastructure also performance measurement targets indication based on the results of the analysis of the balanced scorecard. keywords: strategy, planning, information technology, balance scorecard abstrak pertumbuhan bisnis saat ini sangat cepat. sebagian besar organisasi di semua sektor industri bergantung pada peranan teknologi informasi untuk dapat bersaing dalam kompetisi industri. sebelum mengambil keputusan dalam investasi teknologi informasi, ada baiknya melakukan perencanaan terlebih dahulu agar penerapan strategi dan teknologi informasi sejalan dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. belum adanya perencanaan strategis sistem informasi dapat memberikan dampak terhadap pencapaian visi dan misi organisasi. penelitian ini dilakukan berdasarkan kerangka pikir yang dikemukaan oleh ward & peppard. peneliti mewawancarai pihak manajemen dan pengamatan langsung untuk mengetahui proses bisnis yang berjalan. peneliti juga mendapatkan data dengan membagikan kuisioner kepada karyawan organisasi serta studi pustaka. hasil penelitian ini adalah susunan aplikasi portfolio yang berisi kebutuhan perencanaan strategis sistem informasi, manajemen dan infrastruktur serta target indikasi pengukuran kinerja berdasarkan hasil analisis balance scorecard. kata kunci: strategi, perencanaan, teknologi informasi, balance scorecard 906 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 905-916  pendahuluan teknologi informasi (ti) sudah masuk ke dalam organisasi dan mencakup semua proses bisnis, yang tujuan utamanya adalah meningkatkan performa bisnis perusahaan. sistem informasi (si) adalah suatu alat bagi individu maupun organisasi dengan menggunakan teknologi (hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data) untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menggunakan dan menyebarkan informasi yang mengotomatisasi proses manual ke dalam sistem operasional terintegrasi (bhatnagar, 2007; o’brien, 2005; ward & peppard, 2002). perkembangan industri pulp & paper saat ini berkembang semakin pesat dan persaingan antar perusahaan sejenis pun semakin kompetitif. strategi bisnis merupakan cara bagaimana memposisikan bisnis sekarang dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal bisnis maupun si/ti, menentukan tujuan yang ingin dicapai, merumuskan cara meraih tujuan tersebut, dan mengkajinya kembali secara berkala (gartlan & shanks, 2007; bateman, 2001; craig & grant, 2008). bagi pt indah kiat pulp & paper tbk (pt ikpp), mempunyai strategi bisnis saja tidak cukup untuk mencapai peluang dan menghadapi persaingan dewasa ini. untuk dapat bersaing dengan lebih baik, organisasi perlu menyusun suatu strategi bisnis yang didukung dengan perencanaan strategi si agar investasi yang dikeluarkan pt ikpp dapat lebih terarah dan optimal. strategi sistem informasi adalah penggunaan informasi, pengolahan informasi dan atau komunikasi untuk mencapai strategi bisnis baru atau keunggulan kompetitif (hesterly & barney, 2009). menurut ward & peppard (2002), strategi sistem informasi menjelaskan persyaratan dan kebutuhan perusahaan akan informasi dan sistem untuk mendukung keseluruhan strategi bisnis perusahaan. pada dasarnya, strategi sistem informasi menentukan dan memprioritaskan investasi yang diperlukan untuk mencapai portfolio aplikasi yang ideal, keuntungan yang diharapkan, dan perubahan yang diperlukan untuk mencapai keuntungan dengan batasan sumber daya dan ketergantungan sistem. pihak manajemen menginginkan ti bukan hanya sebagai support, tetapi dapat lebih menganalisis kebutuhan perusahaan serta memberikan inovasi-inovasi ti yang bersifat strategis sehingga mendukung pencapaian kinerja perusahaan secara keseluruhan. untuk itu diperlukan suatu perencanaan strategis si/ti untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang disesuaikan dengan kebutuhan, sumber daya dan tujuan perusahaan. perencanaan strategis sistem informasi merupakan proses identifikasi portfolio aplikasi berbasis komputer yang akan diimplementasikan, yang keduanya selarah dengan strategi perusahaan dan memiliki kemampuan untuk menciptakan keuntungan lebih terhadap pesaing (ward & peppard, 2002). belum adanya perencanaan strategis si/ti pada pt ikpp mengakibatkan tujuan bisnis perusahaan tidak sejalan dengan pengembangan sistem informasi perusahaan. oleh karena itu, perlu disusun perencanaan strategis sistem informasi sebagai sarana sistem informasi yang akurat, tepat waktu (real time) dan efisien. perencanaan si untuk tiga tahun ke depan (jangka menengah) yakni dari tahun 2013 hingga 2015, pada divisi ti ikpp belum tersusun dengan baik sehingga belum optimal dalam mencapai visi dan misi perusahaan. bila ditinjau dari tiga aspek penting terbukti bahwa: (1) kebutuhan portfolio aplikasi yang dibutuhkan oleh pt ikpp, untuk menunjang bisnis proses pt ikpp belum disusun secara sistematis. akibat dari hal tersebut adalah terbentuknya sistem informasi yang bersifat “tambal sulam”. ketika ada suatu kebutuhan baru, maka akan dibuat solusi untuk kebutuhan baru tersebut. dalam jangka pendek, sepertinya masalah teratasi, namun dalam jangka panjang, akan terlihat ketidakserasian integrasi informasi antar bagian dalam perusahaan tersebut. (2) kinerja si/ti dilihat dari fungsi masing-masing departemen dinilai belum optimal, hal ini disebabkan karena si/ti yang ada belum dipergunakan secara efektif. hal ini dilihat dari pemanfaatan aset yang kurang optimal. (3) perencanaan dan integrasi portfolio aplikasi terutama yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan belum dilakukan secara terstruktur antar departemen. apabila hal ini tidak perenca ditangan kegiatan p perusaha maupun yang be dalam j menentu h dengan meningk perancan prioritas p prosesny aspek in berikutn menghas anaan strateg ni lebih lanju n operasional penelitian in aan dan men divisi di lin erisi kebutuh angka wakt ukan target in hasil peneli strategi bisn katkan keung ngan detail d yang berkai penelitian in ya dimulai da nternal dan nya akan men silkan portfo egis … (raine ut maka dap l. ni diharapkan ngoptimalkan ngkup ikpp han perancan tu tiga tahu ndikasi kinerj itian ini dap nis perusaha ggulan komp dan terstrukt itan dengan b ni mengguna ari mengiden eksternal bi nghasilkan s olio aplikasi m gamba er hannesto)  at mengakib n dapat men n kinerja si p yang hasiln ngan dan pe un mendatan rja si/ti di ik pat menjadi aan dalam r etitif. selain tur atas kebu bisnis dimasa akan kerangk ntifikasi kon isnis serta s trategi bisnis masa depan ( ar 1 kerangka batkan terham nyelaraskan r i/ti dengan nya dapat di erencanaan s ng (2013-20 kpp berdasa acuan dalam rangka mem n itu perusaha utuhan inves a mendatang metode ka pikir ber disi organisa si/ti serta a s si, strategi (ward & pep a pikir perenca mbatnya pro rencana inve mengintegra igunakan un strategis si/t 015). peneli arkan analisis m mengemb mberikan nila aan juga dap tasi sistem i g. e rdasarkan me asi saat ini. a analisis port i manajemen ppard, 2002) anaan strategi oses bisnis y estasi si/ti asikan aplika ntuk menyus ti, manajem itian ini dih s it balance bangkan stra ai tambah b at menentuk informasi be etodologi da analisis lingk tfolio aplika n si/ti dan s . is si/ti ang diakibat dengan pros asi antar dep sun aplikasi men dan infr harapkan jug ed scorecard ategi si yan bagi perusah kan skala prio erdasarkan da ari ward & kungan yang asi saat ini. strategi ti y   907  tkan oleh ses bisnis partemen portfolio rastruktur ga dapat d. ng sesuai haan dan oritas dan ampak & peppard. g meliputi tahapan yang akan 908 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 905-916  pengumpulan data terdiri dari data primer (wawancara, observasi, & kuisioner) dan data sekunder (dokumen dan studi literatur). pengumpulan data ini berdasarkan studi literatur (buku, jurnal, dan lain-lain), studi lapangan (data & informasi aktual perusahaan). penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu juli 2012 hingga februari 2013. wawancara dilakukan terhadap pihak manajemen yang berkepentingan. sejumlah kuisioner swot yang disebarkan ke pihak manajemen diperoleh hasil penerapan strategi yang cocok adalah strategi so. selain itu dari kuisioner five forces yang dibagikan kepada manajemen diketahui bahwa ancaman terbesar terhadap organisasi berasal dari produk substitusi / pengganti. dari hasil pengamatan dan mempelajari dokumen perusahaan diperoleh hasil evaluasi kinerja divisi ti yang berada pada tingkat baik. metode analisis menggunakan acuan berdasarkan pemikiran ward & peppard yang terdiri dari analisis lingkungan bisnis internal menggunakan swot dan value chain dan analisis lingkungan bisnis eksternal menggunakan analisis kompetitif porter. analisis lingkungan internal si/ti menggunakan it balanced scorecard, dan aplikasi portfolio. analisis lingkungan si/ti eksternal yang digunakan oleh kompetitor dan tren yang sedang berkembang saat ini. hasil dan pembahasan untuk membuat perencanaan strategis sistem informasi, analisis lingkungan bisnis dan si/ti baik internal maupun eksternal perlu dilakukan terlebih dahulu. analisis swot analisis swot digunakan untuk menganalisis lingkungan bisnis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi organisasi. hasil analisis swot selanjutnya akan menentukan posisi organisasi dan digunakan untuk menentukan arahan strategis yang dapat dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. tabel 1 matrix swot     strengths s1, s2, s3, s4, s5, s6, s7  weaknessw1, w2, w3, w4, w5  opportunities o1, o2, o3,  o4,o5,o6    strategi  so  strategi wo  • fokus pada penguasaan pasar lokal dan luar negri (s1, s2, s3, s5, s6, s7, o1,o5) • fokus pada quality control (s2, s3, s6, o5) • cost leadership (s1, s3, s4, s5, s6, o2, o6) • bekerja sama dengan industri terkait seperti industri koran & percetakan (s4, s6, o1, o5) • memperluas dan me-manage hutan tanaman industri (s1, s7, o3, o4) • efisiensi jumlah ‘trim loss paper’ dan ‘waste paper’ (w3, w5, o1, o4, o5) • meningkatkan tingkat produktivitas & kesejahteraan karyawan (w2, o1) • menerapkan it governance berbasis cobit 4 (w1, o3, o5) • memaksimalkan penggunaan bahan baku alternatif (w4, o3) threats t1, t2,  t3, t4,t5, t6    strategi st  strategi wt  • fokus pada penguasaan pasar lokal dan luar negri (s1, s2, s3, s5, s6, s7, t1, t5) • diferensiasi produk (s2, s5, t4, t6) • penciptaan produk yang ramah lingkungan (s1, s2, s3, s6, t2, t3, t5) • mempertahankan iso 9001/ management quality (s2, s3, s6, t2, t3, t4, t6) • menetapkan strategi harga (s5, s6, t6) • proses produksi yang lebih efisien (w1, w3, w5, t1, t4, t5, t6) • efisiensi penggunaan bahan baku (w1, w3, w4, w5, t1, t5) • mencari pelanggan potensial baru (w5, t1) • memaksimalkan penggunaan ti (w1, t1,t2, t4, t6) perenca analisis an organisa d paper, y goods. (3 porter f a bisnis ya sebagai m it balan misi dan kedalam anaan strateg s value chai nalisis ini un asi yang efisi dari analisis akni: (1) tin 3) tata kelol five forces analisis ini d ang hasilnya masukan anc nced scorec sebelum me n strategi per m perspektif d egis … (raine in ntuk melihat en. s value chain ngginya juml la ti yang be dilakukan un a akan menc caman dalam g card enganalisis l rusahaan den dalam it bal er hannesto)  t kondisi int gambar 2 n, diketahui lah trim loss elum sistema ntuk mengan ciptakan sebu m analisis sw gambar 3 has ingkungan s ngan visi, m lanced score ternal perusa 2 diagram va perbaikan y paper dan w atis. nalisa faktoruah peluang wot. sil analisis ko si/ti, terlebi misi dan strat ecard. ahaan yang p alue chain yang perlu d waste paper. faktor ekster ataupun anc mpetitif porte ih dahulu pe tegi divisi t perlu perbai   dilakukan pt (2) tingginy rnal yang me caman. hasi er erlu dilakuka ti. hasilnya ikan dalam m t indah kia ya dead stock empengaruhi ilnya akan d   an penyelara akan diform 909  mencapai t pulp & k finished i kegiatan digunakan asan visi, mulasikan 910 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 905-916  table 2 komponen kpi dalam it balanced scorecard   perspektif strategi ukuran strategis corporate contribution mengukur kontribusi ti untuk meningkatkan produktivitas perusahaan jumlah penyelesaian dr / tahun it investment realization total suggestion by ti per total staff ti / tahun mengurangi biaya operasional % cost saving contribution memaksimalkan pendampingan ti kepada user % penyelesaian usc per tahun user orientation servis ti ke mill secara maksimal usc index % pencapaian sla memaksimalkan servis ti ke user % usc yang selesai on time peningkatan kualitas user akan penggunaan ti jumlah cross sharing ke divisi lain / tahun operational excellence memaksimalkan penyelesaian proyek % on schedule memaksimalkan ketersediaan jaringan dan sistem lama waktu downtime jaringan lama waktu downtime server memaksimalkan development ti % on time penyelesaian dr memaksimalkan keterlibatan staf dalam proyek ti % staf yang terlibat dalam project ti future orientation mendukung misi pt ikpp total inovasi per tahun meningkatkan skill staf ti % staf yang ikut training / tahun mengukur tingkat kepuasan staf ti %total staf turnover / tahun memaksimalkan efisiensi perusahaan % total suggestion implemented / tahun pengukuran kemudian dilakukan dengan mengidentifikasi hasil dari ukuran strategis. pembobotan dikategorikan kedalam sangat buruk (0% – 54%), buruk (55%-64%), cukup (65%-74%), baik (75%-84%), sangat baik (85%-100%). table 3 hasil evaluasi performa divisi ti   perspektif strategic goal hasil keterangan corporate contribution jumlah penyelesaian dr / tahun 69.16% cukup it investment realization 90.96% sangat baik total suggestion by ti per total staff ti / tahun 64.00% buruk % cost saving contribution 100.00% sangat baik % penyelesaian usc per tahun 100.00% sangat baik rata-rata 84.82% baik user orientation usc index 99.25% sangat baik % pencapaian sla 100.00% sangat baik % usc on time 100.00% sangat baik jumlah cross sharing ke divisi lain 78.80% baik rata-rata 94.51% sangat baik operational excellence % on schedule 91.50% sangat baik lama waktu downtime jaringan 40.00% sangat buruk lama waktu downtime server 100.00% sangat baik % on time penyelesaian dr 100.00% sangat baik % staf yang terlibat dalam proyek ti 100.00% sangat baik rata-rata 86.30% sangat baik future orientation total inovasi 36.00% sangat buruk % staf yang ikut pelatihan 74.00% cukup % total usulan yang diimplementasi 34.00% sangat buruk % total staf turnover / tahun 0.00% sangat buruk rata-rata 36.00% sangat buruk rata-rata 75.41% baik perenca infrastr i 1611 un untuk pt printer s jaringan matrix a b & pape marketin marketin akan me anaan strateg ruktur saat infrastruktur nit, yang terd t ikpp sera sebanyak 21 n: radio, wi-fi area dan fu berikut alur r. procurem ng, logistik s ng. bagian sa emberikan da egis … (raine ini r yang tersed diri dari 122 ang, dan 73 8 unit. (4) s fi, lan, inter ungsi bisnis data dan int ment membu serta finance ales & marke ata ke semua er hannesto)  dia pada pt i 6 untuk pt unit untuk scanner seba rnet. s tegrasi inform utuhkan akan e & accounti eting membe divisi dalam gambar 4 m indah kiat p ikpp hq, 2 pt ikpp ta anyak 80 uni masi antar fu n memberik ng. bagian p erikan data k m organisasi. matrix area & pulp & paper 208 unit unt angerang. (2 it. (5) server ungsi bisnis d kan data ke produksi me ke bagian log . fungsi bisnis r saat ini, ya tuk pt ikpp 2) laptop se r: hp integr dan area pad e bagian pro mberikan da gistik dan ti. s akni: (1) pc p perawang, ebanyak 134 ity superdom da pt indah k oduksi dan ata ke bagian sedangkan 911  sebanyak 104 unit unit. (3) me 2. (6) kiat pulp sales & n sales & divisi ti   912 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 905-916  portfolio aplikasi saat ini table 4 portfolio aplikasi pt indah kiat pulp & paper saat ini   strategis high potential • crm • scm • warehouse management system • mis • tracking monitoring system • sustainable forest management • office system • erp • service desk • business intelligence • e-ram • project management system • corporate website • ms office • attendance system • communication system (v-con, phone line, dll) key operational support portfolio aplikasi usulan masa depan table 5 portfolio aplikasi usulan pt indah kiat pulp & paper masa depan   strategis high potential • customer satisfaction system (crm) • scm • mis • tracking monitoring system • sustainable forest management system • sms gateway • office system • sap ehp5 ecc6 (erp) • service desk • sap hana (bi) • project management system • e-ram • corporate website • warehouse management system • mobile qc online • mes • sales application • ms office • attendance system • online internal survei • e-learning • communication system (v-con, phone line, dll) key operational support kebutuhan teknologi upgrade sap ecc6 to sap ehp5 ecc6 kebutuhan system : piv atau lebih kebutuhan software : kebutuhan jaringan : koneksi lan / vpn kebutuhan hardware : ram 3gb atau lebih basis data ms sql / oracle / db2 / as400 db size : 290 gb atau lebih harddisk 250gb atau lebih motherboard : intel 915, 945, 101 atau lebih prosesor : intel p4 3.0 dual core atau lebih saat ini kebutuhan hardware sudah terpenuhi untuk melakukan upgrade. perencanaan strategis … (rainer hannesto)   913  upgrade sap bw to sap bw on hana kebutuhan system : suse linux enterprise server (sles) 11 sp1 kebutuhan hardware : dapat mengikuti hardware sap r/3 ecc 6 kebutuhan jaringan : koneksi lan / vpn pembuatan aplikasi qc online kebutuhan sistem : windows xp atau lebih kebutuhan software : vs .net 2005 atau lebih kebutuhan jaringan : koneksi lan / vpn / wifi kebutuhan hardware : ram 1gb atau lebih basis data ms sql server 2005 atau lebih db size : 20 gb atau lebih harddisk 50gb atau lebih prosesor : intel core 2 duo atau lebih pembuatan aplikasi customer satisfaction system kebutuhan sistem : windows xp atau lebih kebutuhan software : vs .net 2005 atau lebih kebutuhan jaringan : koneksi internet kebutuhan hardware : ram 1gb atau lebih basis data ms sql server 2005 atau lebih db size : 20 gb atau lebih harddisk 50gb atau lebih prosesor : intel core 2 duo atau lebih pembuatan aplikasi sustainable forest management system kebutuhan sistem : windows xp atau lebih kebutuhan software : vs .net 2005 atau lebih kebutuhan jaringan : koneksi lan / vpn kebutuhan hardware : ram 1gb atau lebih basis data ms sql server 2005 atau lebih db size : 50 gb atau lebih harddisk 100gb atau lebih prosesor : intel i3 atau lebih pengembangan aplikasi mes kebutuhan sistem : windows xp atau lebih kebutuhan software : eclipse atau netbeans ide 6.0 atau sejenisnya kebutuhan jaringan : koneksi lan / vpn kebutuhan hardware : ram 1gb atau lebih basis data mysql 4.0 atau lebih db size : 20 gb atau lebih harddisk 50gb atau lebih prosesor : intel core 2 duo atau lebih 914 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 905-916  pengembangan aplikasi sap modul sales kebutuhan sistem : windows 7 atau lebih kebutuhan software : abap r/3 workbench kebutuhan jaringan : koneksi lan / vpn / internet kebutuhan hardware : ram 2gb atau lebih basis data oracle atau db2 db size : 20 gb atau lebih harddisk 250gb atau lebih prosesor : intel i3 atau lebih pembuatan aplikasi online internal survei kebutuhan sistem : windows xp atau lebih kebutuhan software : vs .net 2005 atau lebih kebutuhan jaringan : koneksi lan / vpn kebutuhan hardware : ram 1gb atau lebih basis data ms sql server 2005 atau lebih db size : 20 gb atau lebih harddisk 50gb atau lebih prosesor : intel core 2 duo atau lebih pembuatan aplikasi sms gateway kebutuhan system : windows xp sp2 64 bit atau lebih kebutuhan software : .net framework 3.0 kebutuhan jaringan : koneksi internet kebutuhan hardware : ram 2gb atau lebih harddisk 500 mb (sata atau scsi) port: rs232 dan/atau usb (jika menggunakan modem gsm) prosesor : intel p4d 3ghz pembuatan aplikasi e-learning kebutuhan sistem : windows xp atau lebih kebutuhan software : vs .net 2005 atau lebih kebutuhan jaringan : koneksi lan / vpn kebutuhan hardware : ram 1gb atau lebih basis data ms sql server 2005 atau lebih db size : 20 gb atau lebih harddisk 50gb atau lebih prosesor : intel core 2 duo atau lebih perencanaan strategis … (rainer hannesto)   915  strategi manajemen si/ti   table 6 strategi manajemen si/ti usulan   aplikasi / software prioritas divisi terkait notes kebutuhan implementasi sap ehp5 ecc6 all division upgrade from sap ecc6 kebutuhan resource: tidak ada (dari vendor). pelatihan setelah implementasi: tidak ada. sap hana upgrade from sap bw kebutuhan resource: tidak ada (dari vendor). pelatihan setelah implementasi: tidak ada. mobile qc online ti, production, procurement baru kebutuhan resource: 1 orang bpa dan 3 orang programer. pelatihan setelah implementasi: ada (± 2 minggu). customer satisfaction system ti, sales & marketing, production baru kebutuhan resource: 2 orang bpa dan 2 orang programer. pelatihan setelah implementasi: tidak ada. sustainable forest management system ti, procurement, legal baru kebutuhan resource: 3 orang bpa dan 5 orang programer. pelatihan setelah implementasi: ada (± 1 bulan). mes ti, production upgrade kebutuhan resource: 1 orang bpa dan 1 orang programer. pelatihan setelah implementasi: tidak ada. sales application ti, production, sales & marketing upgrade kebutuhan resource: 1 orang bpa dan 1 orang programer. pelatihan setelah implementasi: ada (± 1 minggu). online internal survei ti, hrd & ga baru kebutuhan resource: 1 orang bpa dan 1 orang programer. sosialisasi setelah implementasi: ada (± 1 bulan). sms gateway ti, hrd & ga baru kebutuhan resource: tidak ada (dari vendor). pelatihan setelah implementasi: ada (± 2 minggu). e-learning ti, hrd & ga baru kebutuhan resource: 1 orang bpa dan 1 orang programer. sosialisasi setelah implementasi: ada (± 1 minggu). simpulan berdasarkan hasil analisis swot diketahui bahwa pt ikpp berada pada kuadran 1 (so) yang berarti memanfaatkan peluang dengan kekuatan yang dimiliki saat ini. divisi ti perlu untuk meningkatkan performa bisnis perusahaan terutama yang memberikan kontribusi bagi perusahaan. dari hasil analisis it balanced scorecard perspektif orientasi masa depan diketahui bahwa divisi ti perlu perbaikan dalam hal kepuasan karyawan dan inovasi sedangkan perspektif lainnya perlu tetap dipertahankan dan diperbaiki lebih lanjut. diharapkan adanya dukungan pihak manajemen agar rencana implementasi sistem informasi dapat diimplementasikan dengan baik. selain itu divisi ti perlu melakukan evaluasi kinerja si/ti secara berkala untuk terus memperbaiki kinerja divisi ti dimasa depan. 916 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 905-916  daftar pustaka bhatnagar, a. (2007). strategic information systems planning: alignment of is/it planning and business planning. school of computing and information technology dissertation and theses, 1-77. bateman, t. s.(2001), management: building competitive advantage. new york: business week edition. craig, j. c., grant, r. m. (2008). manajemen strategik. jakarta: mediator. gartlan, j., shanks, g. (2007). the alignment of business and information technology strategy in australia. australasian journal of information systems. 14(2). hesterly, w. s., barney, j (2009). strategic management and competitive advantage: concepts and cases 3rd ed. pearson prentice hall. o’brien, j. (2005). pengantar sistem informasi : perspektif bisnis dan manajerial edisi bahasa indonesia. jakarta: salemba empat.. ward, j., peppard, j. (2002). strategic planning for information system 3rd edition. england: john wiley & sons ltd. microsoft word 03_grace_aplikasi diagnosa gizi buruk-hs.docx 20 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 20-30  aplikasi diagnosa gizi buruk pada balita menggunakan metode pembobotan (stusi kasus: kecamatan nusaniwe, kota ambon) grace apriliany presilia kurmasela1; gisela nina sevani2 1, 2fakultas teknik dan ilmu komputer, universitas kristen krida wacana jl. tanjung duren raya no.4, jakarta barat 11470 1graceapk@yahoo.com; 2nina.sevani@ukrida.ac.id abstract the problem of malnutrition in children under five in sub nusaniwe ambon is due to several reasons. economic problems, lack of knowledge of health problems and lazy to take a child to ihc is a people problem there. in terms of nutrition officers, a problem that occurs is the lack of nutrition officer. this is what can ultimately make the service becomes not optimal. based on the problems described, it can be used a web-based application that allows one to be developed later. the application store knowledge representation expert or nutritionist toddler, so it can help diagnose malnutrition and nutrient assist officers in performing work optimally, which is represented by the existence of this application. this application uses the inference forward chaining, which starts from user input in the form of symptoms experienced, then users give assurance (certainty factor) to describe the level of confidence on the symptoms experienced. output application is whether children under five suffer from malnutrition or the type and value of certainty to be output, advice should intake received toddlers and ways of handling children malnutrition. keywords: malnutrition, forward chaining, certainty factor, web abstrak masalah gizi buruk pada balita di kecamatan nusaniwe kota ambon terjadi karena adanya beberapa alasan. permasalahan ekonomi, kurang pengetahuan atas masalah kesehatan dan malas membawa anak ke posyandu merupakan masalah masyarakat di sana. dari sisi petugas gizi, masalah yang terjadi adalah kurang jumlah petugas gizi yang kurang. hal ini yang dapat membuat pelayanan menjadi kurang optimal. berdasarkan permasalahan yang diuraikan, maka dapat digunakan sebuah aplikasi berbasis web yang memungkinkan sekali untuk bisa dikembangkan kemudian hari. aplikasi tersebut menyimpan representasi pengetahuan pakar atau ahli gizi balita, sehingga dapat membantu mendiagnosa gizi buruk dan membantu petugas gizi dalam melaksanakan pekerjaan secara optimal yang diwakili oleh keberadaan aplikasi ini. aplikasi ini menggunakan inferensi forward chaining (runut maju), yang dimulai dari input pengguna (user) berupa gejala yang dialami, kemudian pengguna memberikan nilai kepastian (certainty factor) untuk menggambarkan tingkat keyakinan pada gejala yang dialami. output aplikasi adalah apakah balita menderita jenis gizi buruk atau tidak dan nilai kepastian akan output, saran asupan yang seharusnya diterima balita maupun cara penanganan balita gizi buruk. kata kunci: gizi buruk, forward chaining, certainty factor, web aplikasi diagnosa gizi buruk … (grace apriliany presilia kurmasela; gisela nina sevani) 21  pendahuluan permasalahan asupan gizi tidak tercukupi atau gizi buruk pada balita juga terjadi di kota ambon provinsi maluku. gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius (krisnansari, 2010). mengingat balita merupakan calon-calon penerus bangsa, yang harus diupayakan kondisinya untuk selalu sehat (subdirektorat statistik kesehatan dan perumahan, 2010). adapun faktor rawan terjadinya gizi buruk adalah pada usia 1-5 tahun atau pada bayi dan balita. menurut pengelola gizi dinas kesehatan kota ambon pada tahun 2014, tidak semua kecamatan di kota ambon mengalami gizi buruk, walaupun memang tidak semua puskesmas mengalami gizi buruk. daerah yang mengalami gizi buruk, khususnya di kecamatan nusaniwe yang tercatat mempunyai enam puskesmas, tiga diantaranya yaitu puskesmas latuhalat, puskesmas benteng dan puskesmas kusu-kusu sereh tempat sepuluh balita mengalami gizi buruk (data terakhir triwulan 4 tahun 2013 sampai triwulan 1 tahun 2014). permasalahan tersebut sangat menjadi perhatian lebih bagi petugas gizi. selain permasalahan gizi yang terjadi pada balita di atas, permasalahan juga terjadi pada petugas atau biasa disebut petugas gizi yang bertugas di puskesmas. rata-rata jumlah petugas gizi di puskesmas kota ambon masih terbilang kurang, hanya berjumlah satu orang dengan mempunyai beban kerja yang banyak. berdasarkan paparan di atas maka dibuat sebuah aplikasi yang dapat bekerja seperti seorang ahli. aplikasi berbasis web yang dapat diakses di mana saja, selama infrastruktur memenuhi. dengan menggunakan metode certainty factor diagnosa yang memfasilitasi kemungkinan adanya ketidakpastian dapat dihasilkan. selain itu, aplikasi ini juga dapat membantu pelayanan petugas gizi yang masih kurang menjadi optimal dengan diwakili keberadaan mereka oleh aplikasi ini dalam pelayanan kesehatan puskesmas, terutama di daerah kecamatan nusaniwe kota ambon. berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat aplikasi diagnosa gizi buruk pada balita berbasis web. ruang lingkup penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) input data awal balita seperti data diri balita dan kemudian orang tuanya dapat meng-input gejala yang dialami. (2) output atau hasil diagnosa gizi buruk berupastatus gizi balita, tingkat kepastian penyakit, saran asupan dan cara penanganan. (3) menggunakan inferensi forward chaining. (4) menggunakan metode certainty factor untuk pembobotan aturan. (5) aplikasi ini dapat digunakan hanya untuk pelayanan kesehatan puskesmas di kecamatan nusaniwe kota ambon dan dapat diakses sesuai dengan tempat yang ditentukan puskesmas. (6) pengelola aplikasi yaitu petugas gizi dan pengguna aplikasi yaitu orang tua balita. tujuan pembuatan aplikasi ini adalah membuat aplikasi diagnosa gizi buruk pada balita berbasis web. manfaat pembuatan aplikasi ini adalah: (1) aplikasi ini dapat membantu pelayanan kesehatan puskesmas di daerah kecamatan nusaniwe kota ambon. (2) aplikasi ini dapat meringankan beban atau mempermudah pekerjaan petugas gizi, dalam kondisi kekurangan tenaga gizi. (3) bagi orangtua balita, aplikasi ini dapat membantu mengetahui apakah balita mereka menderita gizi buruk atau tidak gizi buruk. 22 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 20-30  metode pembuatan aplikasi ini menggunakan beberapa metode, mulai dari studi pustaka untuk mengumpulkan berbagai teori dan informasi dari buku, internet, dan wawancara. penentuan masalah dilakukan setelah mengamati permasalahan gizi buruk yang terjadi di daerah kecamatan nusaniwe kota ambon, ditambah dengan hasil observasi akan perkembangan teknologi dan beberapa gagasan pribadi dalam penelitian. dalam hal ini, rumusan masalah yang ditentukan adalah bagaimana membuat aplikasi diagnosa gizi buruk pada balita berbasis web. setelah menentukan dan merumuskan masalah, tujuan dan manfaat penulisan ditentukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. pengumpulan teori dan bahan setelah melakukan perumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian, teori-teori dari berbagai sumber dikumpulkan untuk dijadikan sebagai acuan. sumber yang digunakan adalah sumber pustaka yang dilakukan dengan penelusuran melalui internet, membaca beberapa buku, membaca beberapa jurnal dan wawancara dengan petugas kesehatan maupun pakar gizi untuk mengetahui pengetahuan-pengetahuan yang mendasari penentuan jenis gizi buruk balita dan penentuan bobot certainty factor (faktor kepastian). penentuan bobot certainty factor ditentukan oleh pakar yang ditempatkan pada aturan-aturan gejala. penentuan bobot dengan melihat tabel 1 (sutojo, et. al. 2011): tabel 1 nilai certainty factor uncertainty term certainty factor definitely not (pasti tidak) -1 almost certainly not (hampir pasti tidak) -0.8 probably not (kemungkinan besar tidak) -0.6 maybe not (mungkin tidak) -0.4 unknown (tidak tau) -0.2 to 0.2 maybe (mungkin) 0.4 probably (kemungkinan besar) 0.6 almost certainly (hampir pasti) 0.8 definitely (pasti) 1 setelah penentuan bobot maka akan dilakukan proses perhitungan presentase keyakinan. perhitungan dilakukan dari bobot gejala yang ditentukan user atas kepastian pada apa yang dirasakan dan bobot aturan gejala yang ditentukan pakar. berikut ini merupakan beberapa kombinasi formula certainty factor terhadap berbagai kondisi (daniel dan gloria, 2010). formula premis tunggal (single premis rules): cf h, e cf e cfpakar (1) h : hipotesa e : evidence (fakta-fakta) cf : tingkat keyakinan (certainty factor) terjadinya h (hipotesa) akibat adanya e (evidence atau fakta – fakta). aplikasi diagnosa gizi buruk … (grace apriliany presilia kurmasela; gisela nina sevani) 23  formula premis majemuk (multiple premis rules): cf h, e1 e2 … en min cf e1 , cf e2 , … , cf en cfpakar (2) cf h, e1ue2u … uen max cf e1 , cf e2 , … , cf en cfpakar (3) h : hipotesa e1,e2,…en : evidence (fakta-fakta) ∩ : and u : or cf : tingkat keyakinan (certainty factor) terjadinya h (hipotesa) akibat adanya e (evidence atau fakta – fakta). saat hasilnya diperoleh, kemudian hasilnya akan dikombinasikan untuk memperoleh kesimpulan. formula berikut ini hanya bisa digunakan jika kedua nilai certainty factor bernilai positif atau keduanya bernilai negatif. cf cf1, cf2 cf1 cf2 1 cf1 (4) cf : tingkat keyakinan (certainty factor) terjadinya h (hipotesa) akibat adanya e (evidence atau fakta – fakta). cf1 : rule1.. rulen cf2 : rule2.. rulen setelah mengumpulkan teori dan bahan, tahap berikutnya adalah menyusun teori dan bahan yang didapat untuk lebih sistematik dan dapat digunakan untuk mendukung pembuatan aplikasi. setelah menyusun teori dan bahan, dilakukan perancangan aplikasi. dalam perancangan aplikasi digunakan flowchart, use case diagram dan sequence diagram, hingga mendesain aplikasi dan mendesain basis data yang dibutuhkan agar sesuai dengan tujuan penelitian. setelah aplikasi dibuat, maka dilakukan uji coba (testing) dengan meminta pakar gizi untuk menguji aplikasi tersebut. cara pengujian kepada pakar adalah dengan demo aplikasi, dilanjutkan dengan diskusi untuk membahas kesalahan yang ditemukan, cara perbaikannya dan saran-saran dari pakar. selain itu pengujian juga dilakukan melalui penyebaran kuesioner terhadap responden. hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut telah mencapai tujuan dan manfaat yang diharapkan. dari hasil pembuatan dan uji coba terhadap aplikasi tersebut, maka dibuatlah laporan terhadap aplikasi yang telah dibuat. perancangan gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau keadaan nutrisi di bawah standar rata-rata (alamsyah dan ratna, 2013). gizi buruk terbagi menjadi tiga bagian yaitu gizi buruk marasmus (kekurangan karbohidrat atau kalori), gizi buruk kwashiorkor (kekurangan protein) dan gizi buruk marasmus-kwashiorkor merupakan campuran dari beberapa gejala klinik marasmus dan kwashiorkor (kekurangan karbohidrat atau kalori dan protein). menurut petugas gizi puskesmas latuhalat faktor penyebab gizi buruk di puskesmas tersebut adalah pengetahuan kesehatan orang tua yang kurang, malas membawa anak ke posyandu, dan ekonomi kurang mampu. menurut petugas gizi puskesmas benteng, penyebab gizi buruk di puskesmas benteng adalah ekonomi kurang mampu. sedangkan menurut petugas gizi puskesmas kusu-kusu sereh, penyebab gizi buruk di puskesmas kusu-kusu sereh adalah juga ekonomi kurang mampu. dari hasil wawancara terhadap petugas gizi dari tiga puskesmas tersebut dapat diketahui bahwa penyebab gizi buruk dari mayoritas masyarakat adalah ekonomi kurang mampu. 24 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 20-30  tingkat gizi buruk yang terjadi pada masyarakat membuat petugas gizi sangat memberikan perhatian. berbagai macam upaya dilakukan petugas gizi dalam pencegahan gizi buruk, salah satunya dengan meningkatkan pelayanan petugas gizi dalam pelayanan kesehatan puskesmas. namun dari sisi petugas gizi, masalah yang terjadi adalah jumlah petugas gizi yang kurang. hal ini yang membuat pelayanan menjadi kurang optimal. berdasarkan kondisi masyarakat dan petugas gizi yang dipaparkan di atas, sebuah aplikasi berbasis web dapat diciptakan untuk mendiagnosa gizi buruk sehingga dapat membantu pelayanan petugas gizi. dengan menggunakan aplikasi ini, maka para pasien mendapatkan informasi kondisi gizi anak mereka tanpa harus selalu bergantung pada kehadiran petugas gizi secara langsung. aplikasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan jumlah petugas gizi. meskipun saat ini infrastruktur kecamatan nusaniwe kota ambon belum memadai dalam hal internet, namun pembuatan aplikasi berbasis web ini memungkinkan untuk bisa dikembangkan di kemudian hari agar bisa lebih dijangkau oleh lebih banyak masyarakat, pada saat infrastruktur yang diperlukan sudah lebih memadai. mengingat keterbatasan sumber daya, termasuk infrastruktur, pada saat ini aplikasi ini dapat diakses secara offline, di beberapa lokasi yang ditentukan oleh puskesmas kecamatan nusaniwe kota ambon. aplikasi tersebut menyimpan representasi pengetahuan pakar atau ahli gizi balita. menggunakan inferensi forward chaining (runut maju), yang dimulai dari masukan pengguna (user) berdasarkan fakta-fakta gejala yang dialami, kemudian menyimpulkan balita menderita jenis gizi buruk atau tidak gizi buruk, nilai kepastian penyakit yang dialami, dan memberikan saran asupan yang seharusnya diterima balita serta cara penanganan balita gizi buruk. aplikasi juga menggunakan metode certainty factor (faktor kepastian) untuk pengolahan data dan menghasilkan kesimpulan. penggunaan certainty factor didasarkan pada kondisi bahwa dalam analisa informasi yang ada, dokter atau ahli gizi sering kali mengungkapkan pernyataanpernyataan yang mengandung kemungkinan. sehingga certainty factor dapat membantu dalam menggambarkan tingkat keyakinan (febrianti, 2014). representasi pengetahuan dan ruang keadaan dari hasil wawancara terhadap narasumber atau pakar gizi yang sedang aktif sebagai petugas gizi di lapangan pada tahun 2014 di posyandu maupun puskesmas latuhalat, kecamatan nusaniwe kota ambon, dapat diketahui pengetahuan-pengetahuan yang mendasari penentuan jenis gizi buruk balita. pengetahuan tersebut kemudian direpresentasikan dalam bentuk aturan, untuk dibuat bobot certainty factor pada tiap aturan-aturan tersebut. terdapat 38 aturan yang disimpan dalam basis pengetahuan. tabel 2 merupakan contoh aturan yang digunakan dalam web. tabel 2 aturan diagnosa gizi buruk no rules rule 1 if gangguan kulit then cek gangguan kulit else then cek gangguan penglihatan rule 2: cek gangguan kulit if wajah seperti orang tua or kulit biasanya kering, dingin, dan mengendor or tidak ada lemak di bawah kulit or otot – otot tulang jelas then gizi buruk marasmus {cf 1} aplikasi diagnosa gizi buruk … (grace apriliany presilia kurmasela; gisela nina sevani) 25  aturan-aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan juga dapat di representasikan ruang keadaannya berupa pohon dengan cabang-cabang. gambar 1 berikut merupakan representasi ruang keadaan dari aturan-aturan yang ada. gambar 1 representasi ruang keadaan pada node u001 jika user memberikan jawaban “ya”, maka akan diarahkan ke node g001 dan user harus menelusuri semua node hingga node terakhir untuk dapat menyimpulkan. kemudian jika pada node u001 user memberikan jawaban “tidak” maka akan diarahkan ke node u002, sehingga node g001, g001, g004, g007, g008, g015, g017 tidak akan dilalui. use case diagram use case diagram dapat menggambarkan apa yang dapat dilakukan actor dalam web. seperti apa saja yang dapat dilakukan actor yaitu pengelola (petugas gizi) maupun user (orang tua balita) dalam aplikasi diagnosa gizi buruk pada balita di daerah kecamatan nusaniwe kota ambon berbasis web, dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini. 26 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 20-30  melihat halaman beranda masuk (login) keluar (logout) daftar admin (registration) melihat data admin melihat halaman asupan melihat halaman petunjuk penggunaan website akses lupa sandi daftar user (registration) melihat data pasien melakukan diagnosa melihat hasil diagnosa search berdasarkan nama puskesmas user (orang tua balita) admin (petugas gizi)   gambar 2 use case diagram sistem  proses inferensi proses inferensi yang digunakan pada aplikasi ini yaitu inferensi forward chaining, dimulai dari fakta gejala yang dialami kemudian menuju kesimpulan. pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (if dulu). if a and b then c, artinya jika premis a dan b bernilai benar sesuai dengan situasi maka akan menghasilkan konklusi c. proses inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran atau pelacakan dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu (fadhilah, et. al., 2012). aliran proses pada aplikasi dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini. aplikasi diagnosa gizi buruk … (grace apriliany presilia kurmasela; gisela nina sevani) 27    gambar 3 flowchart proses inferensi certainty factor certainty factor adalah perhitungan presentase keyakinan. user menentukan bobot gejala atas kepastian pada apa yang dirasakan, untuk kemudian dihitung sampai menghasilkan nilai final. misalkan sebagai berikut: gejala wajah seperti orang tua dengan ditentukan bobot : 0.7 gejala kulit biasanya kering, dingin dan mengendor dengan ditentukan bobot : 0.8 gejala tidak ada lemak dibawah kulit dengan ditentukan bobot : 0.8 gejala otot-otot tulang jelas dengan ditentukan bobot : 0.9 setelah itu akan dipilih dari antara 4 gejala yang memiliki bobot paling besar, akan dikalikan dengan bobot aturan yang diperoleh dari pakar. cf h, e cf e cfpakar (1) cf (gizi buruk marasmus, otot – otot tulang jelas) = 0.9 * 1 = 0.9 maka presentase keyakinan balita menderita penyakit gizi buruk jenis marasmus adalah: 0.9. 28 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 20-30  hasil dan pembahasan tampilan aplikasi tampilan halaman pengelola dan user yang dapat diakses dapat dilihat pada gambar 4, gambar 5 dan gambar 6 sebagai berikut. gambar 4 tampilan diagnosa balita dilakukan user gambar 4 di atas merupakan tampilan halaman diagnosa balita yang dapat diakses setelah masuk (login). berisi template berupa label “selamat datang pengguna”, menu bar item profil dan keluar, icon logo kota ambon, gambar balita gizi buruk dan text nama aplikasi, serta menu bar beranda, asupan, petunjuk dan diagnosa. kemudian inti halaman berisi text pertanyaan, radio button dan button jawaban yang harus diisi jika ingin melakukan diagnosa. footer aplikasi adalah copyright©. gambar 5 tampilan hasil diagnosa dilakukan user aplikasi diagnosa gizi buruk … (grace apriliany presilia kurmasela; gisela nina sevani) 29  pada gambar 5 di atas merupakan tampilan halaman hasil diagnose balita yang dapat diakses setelah masuk (login). label, menu, icon logo, gambar sama dengan gambar 4 di atas. perbedaan tedapat pada inti halaman yang berisi text jenis gizi buruk, kepastian gizi buruk yang dialami, solusi untuk penanganan gizi buruk, serta keterangan untuk melihat lebih detail hasil diagnosa.   gambar 6 tampilan halaman admin yang melihat data pasien pada gambar 6 di atas merupakan tampilan halaman pengelola yang melihat data pasien, yang dapat diakses setelah masuk (login). berisi template dan footer yang sama dengan gambar 4 dan gambar 5. perbedaan berupa pada inti halaman yang berisi data pasien yang dapat dipilih berdasarkan nama puskesmas melalui drop down. dari data pasien, pengelola dapat melihat lengkap hasil diagnosa pasien, dengan mengklik pada icon gambar colomn hasil. evaluasi tahap evaluasi dilakukan untuk menguji aplikasi sehingga dapat diketahui kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada aplikasi. pengujian terhadap aplikasi dilakukan oleh pakar dan petugas gizi, dan penyebaran kuisioner. pengujian dengan pakar dan petugas gizi aplikasi ini telah mengalami tahap uji coba oleh pakar dan petugas gizi untuk mengetahui apakah aplikasi ini sudah dapat berfungsi dengan semestinya. uji coba dilakukan secara langsung melalui demo aplikasi yang telah di-hosting. pakar dan petugas gizi telah melihat tampilan aplikasi atau halaman-halaman aplikasi, isi dari menu-menu yang terdapat pada aplikasi, maupun melakukan uji coba kasus gizi buruk yang terjadi pada aplikasi dan membandingkan hasil output diagnosa analisis pakar dengan hasil keluaran diagnosa aplikasi. setelah melihat demo aplikasi, pakar dan petugas gizi memberikan tanggapan perbaikan, yaitu pada pertanyaan diagnosa dan cara penanganan balita gizi buruk (hasil keluaran diagnosa aplikasi). sehingga perbaikan dilakukan sesuai dengan tanggapan perbaikan yang diajukan pakar dan petugas gizi. setelah dari hasil pengujian, pakar dan petugas gizi mengambil kesimpulan bahwa aplikasi ini sudah dapat berfungsi dengan baik. kuisioner setelah melakukan pengujian dengan pakar, maka dilakukan penyebarkan kuisioner terhadap populasi yang menjadi target, yaitu 10 orang tua yang mempunyai balita gizi buruk di daerah kecamatan nusaniwe kota ambon sebagai responden. gambar 7 di bawah ini menunjukan hasil pengujian pada fitur, bahasa, tampilan dan manfaat. menghasilkan aplikasi mudah dipahami, dimengerti, cukup menarik dan dapat membantu. 30 comtech vol. 6 no. 1 maret 2015: 20-30  gambar 7 diagram kuisioner simpulan aplikasi diagnosa gizi buruk pada balita di daerah kecamatan nusaniwe kota ambon berbasis web sudah dapat berfungsi dengan semestinya dan membantu user dalam menentukan kondisi gizi balita dengan tampilan dan bahasa yang mudah dipahami. aplikasi dapat membantu pelayanan petugas gizi karena keterbatasan atau kekurangan jumlah petugas gizi setidaknya dapat diwakili oleh keberadaan aplikasi ini yang bisa digunakan pada komputer. salah satu kelemahan dari aplikasi ini adalah penentuan nilai certainty factor-nya masih bersifat subjektif. belum dapat dilakukan perhitungan tingkat kesalahan keluaran aplikasi mengingat belum dilakukannya evaluasi menggunakan data uji kondisi pasien balita gizi buruk yang sesungguhnya. implementasi aplikasi ini secara optimal sangat tergantung pada kesiapan infrastruktur dari pemerintah kota ambon, khususnya terkait kelancaran ketersediaan internet dan komputer. daftar pustaka alamsyah, d., ratna, m. (2013). pilar dasar ilmu kesehatan masyarakat. publisher. daniel and gloria, v. (2010). implementasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit dengan gejala demam menggunakan metode certainty factor. jurnal teknik informatika, 6(1), diakses dari http://ti.ukdw.ac.id/ojs/index.php/informatika/article/view/82 . febrianti, l. (2014). sistem pakar penanganan penyakit balita dengan metode certainty factor program studi teknik informatika universitas tanjungpura. sistem dan teknologi informasi (justin), 2(1), diakses dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/justin/article/view/6349/6528 fadhilah a. n., dini, d., dhamiri d. j. (2012). perancangan aplikasi sistem pakar penyakit kulit pada anak dengan metodeexpert system development life cycle. jurnal algoritma sekolah tinggi teknologi garut, 9(13), diakses dari http://jurnal.sttgarut.ac.id/index.php/algoritma/article/download/14/14 krisnansari, d. (2010) nutrisi dan gizi buruk. mandala of health journal, 4(1):60-68, diakses dari http://kedokteran.unsoed.ac.id/id/content/nutrisi-dan-gizi-buruk   subdirektorat statistik kesehatan dan perumahan. (2012). profil kesehatan ibu dan anak. publisher.   sutojo, t., edy, m., vincent, s. (2011). kecerdasan buatan. publisher. 80 80 70 90 20 20 30 10 0 20 40 60 80 100 fitur bahasa tampilan membantu  dalam  diagnosa ya tidak ag_hsh_j evaluasi sistem informasi penjualan pt spns anderes gui1; sanyoto gondodiyoto2; japari3 1,2,3 jurusan komputerisasi akuntansi, fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 anderesgui@yahoo.com abstract the purpose of this paper is to identify and analyze problems that occur in information systems sales pt spns. it also serves to control the management and control of applications running well so it can produce accurate information for decision making. the method used is book study method and field study. study was done by reading library books, scientific papers and other sources, while the field study was done by observation, interviews, and questionnaires. the result of the evaluation is derived from the respective strengths and weaknesses each control. weaknesses are found, the findings presented in the form of a matrix that contains the findings and recommendations as a matter of risk remedial action. conclusions obtained from the audit for security control, operations, limitations, input and output is good enough because it can satisfy and support the sales activities of pt spns. keywords: evaluation, information systems sales, sales abstrak tujuan penulisan paper ini ialah untuk mengindentifikasi dan menganalisa masalah yang terjadi dalam sistem informasi penjualan pt spns. selain itu, juga berfungsi agar pengendalian manajemen dan pengendalian aplikasi berjalan dengan baik sehingga dapat menghasilkan informasi yang tepat dalam pengambilan keputusan. metode yang digunakan, yaitu metode studi pustaka dan studi lapangan. studi pustaka dilakukan dengan membaca buku-buku, karya ilmiah dan sumbersumber lainnya, sedangkan studi lapangan dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner. hasil dari evaluasi, yaitu diperoleh kekuatan dan kelemahan dari masing-masing pengendalian. kelemahan yang ditemukan, disajikan dalam bentuk matriks temuan yang berisi temuan masalah resiko dan rekomendasi sebagai tindakan perbaikan. simpulan yang diperoleh dari hasil audit untuk pengendalian keamanan, operasional, batasan, masukan dan keluaran adalah sudah cukup baik karena dapat memenuhi dan mendukung kegiatan penjualan pt spns. kata kunci: evaluasi, sistem informasi penjualan, penjualan comtech vol.1 no.1 juni 2010: 112-120 112 mailto:anderesgui@yahoo.com pendahuluan bagian penjualan merupakan salah satu bagian yang memegang peranan terpenting dalam setiap perusahaan. pt spns adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga dan industri berbahan baku plastik. saat ini pt spns memiliki sebuah sistem yang terkomputerisasi. sistem yang dimiliki masih terdapat beberapa kelemahan yang dapat menimbulkan kesalahan dan peluang kecurangan bagi pihak internal perusahaan. karena jumlah penjualan bisa dibilang cukup besar, maka jelaslah bahwa penjualan barang merupakan kegiatan utama yang penting untuk dianalisis lebih lanjut. setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan penjualan tidak terlepas akan kebutuhan akan barang-barang dagangan yang menjadi faktor utama dalam menunjang jalannya aktivitas pemasaran perusahaan. dengan terpenuhinya akan barang tepat pada waktunya, maka kegiatan suatu perusahaan akan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. tanpa adanya sistem penjualan barang dagangan yang akurat, perusahaan akan menghadapi resiko dimana pada suatu waktu perusahaan mengalami kerugian yang cukup signifikan. tentu saja kenyataan ini dapat berakibat buruk bagi perusahaan, karena secara tidak langsung perusahaan menjadi kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. audit operasional atas penjualan barang dagangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah nilai penjualan yang dihasilkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan apakah prosedur penjualan barang dagangan tersebut telah dilaksanakan dengan efektif dan efisien. audit atas penjualan adalah bagian yang paling kompleks dan memerlukan waktu yang cukup banyak untuk melakukan suatu pemeriksaan, karena pemeriksaan terdiri dari berbagai macam jenis dan tersebar di beberapa lokasi. ruang lingkup ruang lingkup pada penelitian atau batasan masalah yang akan diteliti dan dibatasi pada audit sistem informasi penjualan atas aktivitas penjualan barang dagang, apakah dalam sistem informasi penjualan terdapat kecurangan dan bagaimana cara mendeteksi dan mencegah kecurangan yang ada. penelitian yang dimaksud, yaitu dengan tujuan untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan. tujuan pertama, menganalisis sistem informasi penjualan yang sedang berjalan baik proses-proses yang ada, kemudian mengembangkannya sehingga dapat memberikan alternatif pemecahan masalah dalam sistem informasi penjualan yang efisien dan efektif; kedua, mengidentifikasi dan menganalisa kelemahan dalam penerapan pengendalian internal yang mencakup pengendalian umum dan pengendalian aplikasi serta ketiga, memastikan bahwa sistem informasi yang digunakan dapat menghasilkan output yang tepat waktu dan sesuai dengan input sehingga hasilnya dapat dipercaya oleh bagian yang terkait. manfaat pertama, meningkatkan mutu dan kualitas sistem informasi penjualan pada pt spns, yang akan meningkatkan efektifitas dan efesensi dari sistem informasi. kedua, memberikan informasi dengan menyediakan laporan-laporan yang cepat dan akurat bagi pihak-pihak yang membutuhkan agar dapat mendukung dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. evaluasi sistem...... (anderes gui; dkk) 113 metode penelitian pengertian sistem informasi penjualan menurut http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_informasi yang dikutip pada 10 november 2008, sistem informasi penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan. prosedur yang membentuk sistem penjualan menurut mulyadi (2001: 209-210), prosedur yang membentuk sistem penjualan antara lain, sebagai berikut. pertama, prosedur order penjualan. dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. fungsi penjualan kemudian akan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya pada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli. kedua, prosedur pengiriman barang. dalam prosedur ini, fungsi gudang menyiapkan barang yang diperlukan oleh pembeli dan fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang terdapat dalam faktur penjualan yang diterima dari fungsi gudang. ketiga, prosedur pencatatan piutang. dalam fungsi akuntansi tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang. keempat, prosedur penagihan. dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. kelima, prosedur pencatatan penjualan. dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat transaksi penjualan kartu kredit ke dalam jurnal penjualan. pengendalian intern menurut weber (1999: 35), “a control is a system that prevents, detects, or correct unlawful events”. pengendalian adalah suatu sistem untuk mencegah, mendeteksi, dan mengkoreksi kejadian yang timbul saat transaksi dari serangkaian pemprosesan yang tidak terotorisasi secara sah. menurut mulyadi (2001: 165), sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, prosedur pencatatan, tugas dan fungsi organisasi dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. jadi, sistem pengendalian intern adalah kumpulan kebijakan, prosedur, latihan, stuktur organisasi, dan metode-metode yang disusun top management dengan tujuan menjaga kekayaan organisasi serta keefektifan dan keefisienan operasi dari sebuah organisasi. tujuan sistem pengendalian intern menurut gondodiyoto (2007: 260), tujuan dari sistem pengendalian intern adalah meningkatkan pengamanan (improve safeguard) aset sistem informasi; meningkatkan integritas data (improve data integrity) sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan dapat dibuat laporan yang benar; meningkatkan efektivitas sistem (improve system effectiveness) serta meningkatkan efisiensi sistem (improve system efficiency). jenis pengendalian pengendalian manajemen (management controls) pengendalian yang berlaku umum, artinya ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pengendalian tersebut, berlaku untuk seluruh kegiatan komputerisasi di perusahaan tersebut. apabila tidak dilakukan pengendalian ini ataupun pengendalian yang lemah, maka berakibat negatif terhadap pengendalian aplikasi. pengendalian umum terdiri dari sebagai berikut. comtech vol.1 no.1 juni 2010: 112-120 114 http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_informasi pertama, pengendalian manajemen keamanan (security management controls). menurut weber (1999: 256-257), dapat disimpulkan bahwa pengendalian terhadap manajemen keamanan secara garis besar bertanggungjawab dalam menjamin asset sistem informasi tetap aman. ancaman utama terhadap keamanan aset sistem informasi, yaitu ancaman kebakaran, ancaman banjir, perubahan tegangan sumber energi, kerusakan struktural, polusi, penyusup, virus, dan ’hacking’. kedua, pengendalian manajemen operasional (operation management controls). menurut weber (1999: 288), manajemen operasi bertanggung jawab atas berjalannya fasilitas hardware dan software seharihari sehingga sistem aplikasi dapat menjalankan tugasnya, staff development dapat mendesain, mengimplementasikan, dan memelihara aplikasi sistem. ketiga, pengendalian aplikasi (aplication controls). pengendalian ini terbagi atas: pertama, boundary control. otoritas akses ke sistem aplikasi, identitas dan otentitas pengguna; kedua, input control. otoritas dan validasi masukan, transmisi dan konversi data, dan penanganan kesalahan; ketiga, process control. pemeliharaan ketepatan data, pengujian terprogram atas batasan dan memadainya pengolahan; keempat; output control. rekonsiliasi keluaran, penelaahan dan pengujian hasil pengolahan, distribusi keluaran, dan record retention; kelima, database control. akses dan integritas data serta keenam, communication control. pengendalian kegagalan untuk kerja dan gangguan komunikasi proses bisnis greenleaf adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan barangbarang kebutuhan rumah tangga dan industri berbahan baku plastik. berikut adalah proses penjualannya. dimulai ketika pelanggan memesan melalui email, telepon, fax atau sales dari pihak perusahaan datang langsung ke pihak pelanggan untuk mencatat pemesanan sekaligus menawarkan produk-produk perusahaan apabila pelanggan belum mengetahui informasi produk. setelah pelanggan melakukan pemesanan, bagian sales order (so) akan menginput so ke dalam sistem. so sendiri ada 2 jenis, yang pertama adalah so marketing yang terdiri dari 2 rangkap. rangkap pertama diberikan kepada direktur marketing untuk diperiksa dan ditandatangani, rangkap kedua diberikan kepada bagian akuntansi, yang kemudian akan dilakukan pengecekan ulang untuk faktur penjualan. lalu, jenis yang kedua adalah so pengiriman yang juga terdiri dari 2 rangkap, rangkap yang pertama disimpan oleh bagian so sendiri untuk dokumentasi dan rangkap yang kedua akan diteruskan ke bagian sik untuk pembuatan sik. bagian sik menerima so yang masuk, sistem sik akan secara otomatis mengecek ketersediaan barang, apabila pesanan pelanggan melebihi dari stok yang tersedia, maka sistem akan membuat sik sesuai dengan stok yang tersedia secara otomatis dan sisa pemesanan yang tersisa akan dibuat kembali bila stok telah mencukupi di sik yang baru atas so yang sama. (contoh : pelanggan a memesan barang sebanyak 1000 unit, sedangkan stok yang tersedia adalah 600 unit, maka sik pertama akan berisi data pemesanan untuk 600 unit tersebut, dan sik kedua / ketiga / keempat di buat bila stok telah ada sesuai dengan sisa orderan yang ada (total 400 unit ), 1 so banyak sik dengan so yang sama bila stok telah mencukupi / telah tersedia ). apabila pesanan tidak melebihi stok yang ada, hanya akan dibuat 1 sik sesuai dengan pesanan yang diminta. masing-masing sik terdiri dari 2 rangkap, rangkap pertama untuk dokumentasi bagian sik sendiri dan rangkap yang kedua untuk diteruskan untuk mempersiapkan barang. bagian pengiriman membawahi bagian gudang dan bagian surat jalan. bagian pengiriman menerima sik rangkap kedua, lalu bagian gudang akan mempersiapkan barang sesuai dengan permintaan dari mandor pengiriman. setelah barang terkumpul dan sesuai dengan sik, akan dicek kembali oleh mandor pengiriman. setelah dicek dan barang sesuai dengan sik, bagian surat jalan akan membuat sj 3 rangkap, masing-masing sj akan ditandatangani oleh supir, bagian surat jalan evaluasi sistem...... (anderes gui; dkk) 115 (yang membuat sj) dan kepala pengiriman. baru setelah itu sj tersebut diberikan kepada supir dan barang segera dikirim ke lokasi pelanggan. sesampainya barang di lokasi pelanggan, supir akan memberikan sj kepada pelanggan untuk ditandatangani dan sj rangkap 2 (warna merah) diberikan kepada pelanggan, kemudian rangkap 1 putih dan ketiga kuning dikembalikan ke bagian pengiriman. lalu, bagian pengiriman akan memberikan sj rangkap 3 ke bagian sik untuk disatukan (karena sik harus sama dengan surat jalan untuk dicek kembali (dokumentasi) dan diteruskan ke atasan untuk dilakukan pengecekan, dan rangkap 1 diberikan kepada bagian akuntansi untuk proses penagihan. setelah menerima sj rangkap pertama, bagian akuntansi akan melakukan pengecekan ulang so dan membuat faktur penjualan (fp) serta bp (bukti pembayaran) yang masing-masing terdiri dari 2 rangkap. pada saat jatuh tempo fp dan bp akan diberikan ke sales untuk melakukan penagihan, fp dan bp akan diberikan kepada pelanggan untuk ditandatangani setelah pelanggan melakukan pembayaran, fp dan bp rangkap 1 akan diberikan kepada pelanggan, sedangkan fp dan bp rangkap kedua akan dikembalikan ke sales dan diberikan ke bagian akuntansi untuk disimpan (dokumentasi). bagian akuntansi akan mencatat pembayaran pelanggan atas rangkap kedua serta bp bukti pembayaran (sebagai bukti pelunasan) dan melakukan pelunasan di system accounting dan membuat laporan penjualan yang kemudian diberikan kepada general manager (gm) per periode untuk ditandatangani. hasil dan pembahasan oad (overview activity diagram) hasil audit yang didapat meliputi: tabel 1 pengendalian manajemen keamanan (security management control). no temuan resiko rekomendasi level 1. semua karyawan yang meminjam file penjualan perusahaan tidak mengisi daftar peminjaman. setiap karyawan yang meminjam file penjualan perusahaan dengan tidak mengisi daftar, maka file penjualan perusahaan bisa hilang dan data perusahaan akan bocor sehingga data penjualan perusahaan mengalami kerugian. dibuat sebuah daftar peminjaman terhadap file / dokumen penjualan perusahaan dan sebaiknya setiap karyawan dalam meminjam file penjualan perusahaan diwajibkan untuk mengisi daftar tersebut. medium 2. karyawan atau staf belum semua mengerti cara memakai tabung kebakaran. apabila terjadi kebakaran karyawan yang belum mengerti menggunakan tabung kebakaran dapat meningkatkan resiko penanggulangan kebakaran yang tidak efektif. perlu di perhatikan bahwa setiap karyawan wajib mengetahui cara dalam penggunaan tabung kebakaran. high 3. aplikasi penjualan tidak diperiksa secara rutin oleh bagian it. kemungkinan aplikasi penjualan akan mengalami error dan tidak sesuai dengan kebutuhan dari user. aplikasi sistem penjualan perlu diperiksa secara periodik. medium 4. tidak adanya fire alarm di dalam perusahaan. banyaknya korban yang bisa saja berjatuhan karena tidak adanya fire alarm saat terjadinya kebakaran. di pasangnya fire alarm di dalam perusahaan agar jika terjadi kebakaran para karyawan dapat mengetahuinya. high comtech vol.1 no.1 juni 2010: 112-120 116 overview activity diagram pt. surya pelangi nusantara sejahtera komputer tr_so tr_sik tr_sj tr_bp tr_fp bagian sales order menerima pesanan so 1 2 som p 1 2 persetujuan so dari direktur marketing pengecekan ketersediaan barang bagian sik bagian pengiriman sales mempersiapkan barang mengecek ulang barang oleh mandor pengiriman pembuatan sj mengirim barang melakukan penagihan sik sj 3 1 2 1 2 bagian akuntansi mengecek ulang so dan membuat fp & bp membuat laporan fp bp 1 2 1 2 ms_pelanggan lp = laporan penjualan so m = sales order marketing so p = sales order pengiriman sj = surat jalan sik = surat intruksi keluar barang bp = bukti pembayaran fp = faktur penjualan lp gambar 1 overview activity diagram sistem informasi penjualan tabel 2 pengendalian manajemen operasional (operational management control) no temuan resiko rekomendasi level 1. karyawan diajari penggunaan aplikasi oleh supervisor atau atasan secara tidak formal. pengajaran tidak merata terhadap karyawan perusahaan sehingga tidak semua karyawan dapat menggunakan aplikasi penjualan dengan baik. diadakan training secara khusus dan formal untuk melatih karyawan dalam penggunaan aplikasi penjualan. medium evaluasi sistem...... (anderes gui; dkk) 117 tabel 3 pengendalian aplikasi batasan (boundary application control) no temuan resiko rekomendasi level 1. tidak ada batas minimal digit password pada aplikasi penjualan. password mudah tertebak apabila user menggunakan password dengan digit pendek. digit minimal setidaknya dibatasi 6 karakter untuk meningkatkan keamanan. medium 2. password tidak semua merupakan gabungan angka dan huruf. password akan lebih mudah ditebak apabila user hanya menggunakan angka saja atau huruf saja. password yang digunakan harus kombinasi angka dan huruf. medium 3. sistem aplikasi penjualan tidak terkunci apabila ada user yang mencoba beberapa kali memasukkan user-id / password yang salah, aplikasi penjualan akan tertutup dan dapat dibuka kembali. apabila yang mencoba adalah pihak tidak berwenang, maka akan menimbulkan resiko jebolnya password. aplikasi terkunci apabila terjadi kesalahan input user-id / password sebanyak 3x, dan akan terpantau (log) dikomputer server bahwa komputer nomer berapa yang terjadi kesalahan input. high 4. tidak adanya password recovery apabila user lupa akan passwordnya. apabila pihak it tidak di tempat, maka user yang lupa akan passwordnya tidak dapat mengakses aplikasi penjualan. menyediakan password recovery berupa pertanyaan rahasia kepada user agar password dapat ter-recovery dengan default password yang telah ditentukan. low 5. password tidak diupdate secara berkala. meningkatkan resiko password akan terdeteksi. dilakukan update password secara berkala untuk mengurangi resiko dari pihak tidak berwenang. low tabel 4 pengendalian aplikasi masukan (inputt application control) no temuan resiko rekomendasi level 1 sebagai besar kesalahan dalam penginputan data penjualan disebabkan kesalahan user (human error). terjadinya kesalahan data dan informasi. melakukan pengecekan ulang data terutama pada bagian – bagian penting. low tabel 5 pengendalian aplikasi keluaran (output application control) no temuan resiko rekomendasi level 1 setiap laporan penjualan yang dihasilkan tidak diotorisasi oleh pihakpihak tertentu. laporan penjualan tidak sah. setelah dicetak dan diperiksa laporan penjualan diotorisasi. medium comtech vol.1 no.1 juni 2010: 112-120 118 simpulan dari hasil audit sistem informasi penjualan pada pt spns, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. pertama, pada pengendalian keamanan masih terdapat beberapa kelemahan seperti tidak adanya daftar peminjaman file atau dokumen, karyawan belum mengerti tentang penggunaan alat pemadam kebakaran, tidak adanya pemeriksaaan rutin terhadap aplikasi penjualan, dan tidak adanya fire alarm. kedua, pada pengendalian operasional sudah cukup baik dalam tetapi masih ditemukan kelemahan yang mungkin dampaknya tidak begitu besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan. kelemahan yang terdapat dalam bagian ini, yaitu karyawan diajari penggunaan aplikasi oleh supervisor secara tidak formal. ketiga, pada pengendalian batasan masih terdapat beberapa kelemahan seperti tidak ada batasan minimal digit password pada aplikasi, password bukan merupakan gabungan angka dan huruf, sistem tidak terkunci apabila ada user yang mencoba beberapa kali memasukkan user-id/password yang salah lalu aplikasi akan tertutup dan dapat dibuka kembali, tidak adanya password recovery apabila user lupa akan passwordnya, password tidak diupdate secara berkala. keempat, pada pengendalian input sudah cukup baik, kami tidak menemukan kelemahan yang terdapat pada bagian ini. kelima, pada pengendalian output sudah cukup baik tetapi masih terdapat kelemahan, yaitu setiap laporan yang dihasilkan tidak diotorisasi oleh pihak-pihak tertentu sehingga dapat mengakibatkan laporan dapat disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak berwenang. daftar pustaka gondodiyoto, s. (2003). audit sistem informasi: pendekatan konsep, jakarta: pt media global edukasi. gondodiyoto, s. (2007). audit sistem informasi: pendekatan cobit, jakarta: mitra wacana media. gondodiyoto s., dan hendarti h. (2006). audit sistem informasi: pendekatan konsep, jakarta: pt media global edukasi. gondodiyoto s., dan hendarti h. (2007). audit sistem informasi lanjutan, jakarta: mitra wacana media. gondodiyoto s., dan idris. (2003). audit sistem informasi pendekatan konsep, jakarta: pt media global edukasi. hall, j. a. (2001). sistem informasi akuntansi. diterjemahkan oleh: amir abadi jusuf, edisi ketiga, buku pertama, jakarta: salemba empat. mcleod r. jr. (2001). sistem informasi manajemen. diterjemahkan oleh pt prenhallindo, edisi ketujuh, jilid pertama, jakarta: pt prenhallindo. mulyadi. (2001). sistem akuntansi, edisi ketiga, jakarta: salemba empat. mulyadi. (2002). auditing, buku pertama, edisi keenam, cetakan pertama, jakarta: salemba empat. o’brien, j. a. (2005). introduction to information systems, edisi keduabelas, mc graw hill. evaluasi sistem...... (anderes gui; dkk) 119 o’brien, dan marakas. (2007). management information systems, edisi kedelapan, mc graw hill. rama, d. l., dan jones, f. l. (2006). accounting information system, canada: thomson southwestern. sunarto. (2003). auditing, edisi revisi, yogyakarta: panduan. webber, r. (1999). information systems control and audit, new jersey: prentice-hall, inc. http://id.wikipedia.org/wiki/auditing http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_informasi http://www.bpkb.go.id/unit/investigasi/cegah_deteksi.pdf comtech vol.1 no.1 juni 2010: 112-120 120 http://id.wikipedia.org/wiki/auditing http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_informasi http://www.bpkb.go.id/unit/investigasi/cegah_deteksi.pdf microsoft word 29_si_jsudirwan.doc 828 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 828-838  aplikasi hybrid firefly algorithm untuk pemecahan masalah traveling salesman: studi kasus pada pt anugerah mandiri success j. sudirwan; siti nur fadlilah; teguh information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 jsudirwan@yahoo.com; nurfadlilah@binus.ac.id; teguhfx.binus@gmail.com abstract determining a good route is a major problem in a transport process in the company. this case study aims to overcome the problem of determining the route or often called the traveling salesman problem (tsp) is optimal. this problem will be solved by the optimization method in determining the route, which is more systematic in pt anugerah mandiri success. metaheuristic methods, such as hybrid firefly algorithm is used to assist the system in the process of determining the route. hybrid firefly algorithm combines heuristic method of nearest neighbor heuristic with metaheuristic method of levy flight discrete firefly algorithm. the indicators used in this case study are the total distance traveled and total fuel used. methods object oriented analysis and design (ooad) is used to develop an information system, which consists of determining system requirements, system architecture design, and design to the trials of the system were developed. the results of the constructed system provide a solution in the form of route determination with a total distance of 165.1 kilometers with a fuel consumption of 11,793 liters. these results are much better when compared with historical data that has a total distance of 260.8 kilometers with a fuel consumption of 18,628 liters. keywords: determination of the route, mileage, traveling salesman problem, object oriented analysis and design, hybrid firefly algorithm abstrak menentukan rute yang baik merupakan permasalahan utama dalam proses transportasi yang ada di perusahaan. studi kasus ini bertujuan untuk mengatasi masalah penentuan rute atau yang sering disebut dengan traveling salesman problem (tsp) yang optimal. permasalahan ini akan diselesaikan dengan metode optimalisasi dalam penetuan rute yang lebih sistematis pada pt anugerah mandiri success. metode metaheuristik berupa hybrid firefly algorithm digunakan untuk membantu sistem dalam proses penentuan rute. hybrid firefly algorithm menggabungkan metode heuristik nearest neighbor heuristic dengan metode metaheuristik levy flight discrete firefly algorithm. indikator yang digunakan dalam studi kasus ini ialah total jarak tempuh dan total penggunaan bahan bakar. metode object oriented analysis and design (ooad) digunakan untuk mengembangkan sistem informasi, yang terdiri dari penentuan kebutuhan sistem, perancangan arsitektur sistem, dan perancangan sampai dengan uji coba dari sistem yang dikembangkan. hasil dari sistem yang dibangun memberikan solusi berupa penentuan rute dengan total jarak 165,1 kilometer dengan konsumsi bahan bakar sebanyak 11,793 liter. hasil tersebut jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan data historis yang mempunyai total jarak 260,8 kilometer dengan konsumsi bahan bakar sebanyak 18,628 liter. kata kunci: penentuan rute, jarak tempuh, traveling salesman problem, object oriented analysis and design, hybrid firefly algorithm aplikasi hybrid firefly algorithm … (j. sudirwan; dkk) 829  pendahuluan dunia manufaktur yang menghasilkan aneka macam produk tidak bisa terlepas dari proses penjualan. pengaturan rute terbaik untuk proses penjualan sering terlupakan sehingga mengakibatkan sistem transportasi menjadi buruk yang berdampak pada pembengkakan biaya. permasalahan yang terkait dengan pengaturan rute dari proses pemasaran dan penagihan bisa dikatakan sebagai traveling salesman problem (tsp). tsp sendiri merupakan topik yang sangat menarik di bidang optimalisasi dan masih hangat diperbincangkan (tadei, perboli, & perfetti, 2013). akan tetapi, permasalahan optimalisasi yang akan diangkat tidaklah mudah untuk dapat diselesaikan (gharan, saberi, & singh, 2011). pokok permasalahan di sini ialah bagaimana meminimalkan total biaya di mana total biaya merupakan hasil dari perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan dari suatu tempat dengan melewati semua tempat tujuan tepat satu kali dan kembali ke tempat semula (rego, gamboa, glover, & osterman, 2011). dalam studi kasus yang dilakukan di pt anugerah mandiri success, masalah optimasi yang dihadapi ialah assymetric traveling salesman problem (atsp) yang akan mengacu pada data keterlambatan yang terjadi selama periode pengumpulan data dilakukan. hal ini pada akhirnya akan diselesaikan dengan pendekatan heuristic dan metaheuristic yaitu berupa gabungan algoritma nearest neighbor heuristic (nnh) dan levy-flight discrete firefly algorithm (ldfa) yang untuk selanjutnya akan dinamakan dengan hybrid firefly algorithm (hfa). nnh merupakan algoritma heuristic yang sudah sering digunakan untuk memecahkan masalah tsp (pimentel, 2011). sedangkan, ldfa merupakan algoritma yang terinspirasi pada gerakan sekumpulan kunang-kunang yang terbang bersamaan di udara dalam mencari makanan. algoritma ini akan mencari solusi yang paling optimal untuk diterapkan dalam masalah atsp (yang, 2010a). pada (jati & suyanto, 2011) dan (kumbharana & pandey, 2013) telah dibuktikan bahwa algoritma kunang-kunang mampu memecahkan permasalahan tsp. pada studi kasus ini juga akan dirancang sebuah sistem informasi yang akan memecahkan permasalahan atsp. sistem yang dibangun berorientasi kepada mis (management information system) di mana sistem merupakan bagian terintegrasi dari manajemen yang ada di perusahaan untuk membantu proses pengambilan keputusan (sorensen & fountas, 2010). mis sendiri nantinya akan membantu pencapaian dari strategi yang akan digunakan (naranjo-gil, 2009). mengenai perusahaan tempat studi kasus ini dilakukan, pt anugerah mandiri success merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor produk kebutuhan sehari-hari. proses pemasaran yang dimaksudkan pada studi kasus ini ialah proses pemasaran konvensional di mana terdapat seorang sales person yang menawarkan produk kepada konsumen di suatu tempat secara langsung. nantinya sales person akan mencatat dan memberikan informasi kepada bagian penjualan yang ada di perusahaan apabila ada konsumen yang memang berniat ingin membeli produk yang ditawarkan. fokus pada permasalahan yang akan dibahas ialah bagaimana meminimalkan jarak tempuh pada proses transportasi melalui pengaturan rute transportasi yang baik. berikut merupakan beberapa poin utama yang merupakan permasalahan yang ada: (1) apakah hfa dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam proses penentuan rute transportasi pemasaran dan penagihan yang ada di perusahaan? (2) bagaimana hasil implementasi hfa pada permasalahan penentuan rute transportasi pemasaran dan penagihan yang ada di perusahaan untuk mengurangi jarak tempuh dan meminimalkan biaya bahan bakar? (3) bagaimana usulan sistem informasi dapat membantu proses penentuan rute transportasi pemasaran dan penagihan? 830 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 828-838  traveling salesman problem (tsp) tsp merupakan sebuah permasalahan yang sudah umum dalam bidang optimasi dimana seorang salesman harus mengunjungi sejumlah n kota, dimana kota-kota tersebut hanya dikunjungi tepat satu kali. salesman harus memilih rute terbaik sehingga jarak yang ia tempuh minimum. dalam (santosa & willy, 2011) masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: di mana: cij = jarak antara kota i ke kota j xij bernilai 1 jika ij masuk ke dalam rute dan 0 jika ij tidak merupakan bagian dari rute nearest neighbor heuristic (nnh) nnh merupakan suatu metode heuristik untuk memecahkan masalah tsp. nnh dimulai dengan cara memilih satu node awal sebagai inisiasi dan secara bertahap menambahkan rute ke node yang terdekat dari node sebelumnya. kondisi ini berlangsung sampai semua node yang ada selesai dikunjungi tepat sebanyak satu kali (pimentel, 2011). nnh sendiri nantinya akan digunakan sebagai inisiasi awal pada metode metaheuristik (kumbharana & pandey, 2013). dalam (reinelt, 1994), prosedur sederhana dari nnh digambarkan sebagai berikut: 1. select an arbitrary node j, set l = j and t = {1,2,…,n} \ {j}. 2. as long as t 0 do the following: a. let j t such that =mi n { } b. connect l to j and set t = t \ {j} and l = j. 3. connect l to the first node (selected in step (1)) to form a tour lévy-flight discrete firefly ldfa merupakan sebuah algoritma optimasi dengan pendekatan metaheuristik yang adalah hasil pengembangan dari firefly algorithm yang terpengaruh dengan gerakan lévy-flight . firefly sendiri merupakan algoritma yang mudah diterapkan, terus berkembang, dan telah mampu memecahkan berbagai permasalahan optimasi (yang, 2009). ldfa sendiri memiliki logika komputasi atau pseudocode sebagai berikut (yang, 2010b): begin objective function f(x), x = ( )t generate initial population of fireflies light intensity at is determined by f( ) define light absorption coefficient γ while (t < maxgeneration) for i = 1: n all n fireflies for j = 1 : i all n fireflies aplikasi hybrid firefly algorithm … (j. sudirwan; dkk) 831  if( ) move firefly i towards j in d-dimension via levy flights end if attractiveness varies with distance r via exp[-γr] evaluate new solutions and update light intensity end for j end for i rank the fireflies and find the current best end while postprocess results and visualization end berikut ini merupakan penjelasan dari pseudocode yang digambarkan dengan tiga konsep utama yang ada pada algoritma kunang-kunang: intensitas cahaya – merupakan sebuah indikasi yang menentukan apakah kunang-kunang melakukan perpindahan atau tidak. pada permasalahan ini, intensitas dari kunang-kunang digambarkan dengan rumus: di mana nilai f(x) adalah total dari jarak yang ditempuh. jarak – jarak antara sebaran kunang-kunang diukur menggunakan diagram cartesian yang menggunakan rumusan sebagai berikut: di mana: = jarak antara kunang-kunang i dan j = nilai dimensi k pada kunang-kunang i = nilai dimensi k pada kunang-kunang j pergerakan – berikut merupakan rumus pergerakan dari kunang-kunang yang dipengaruhi oleh levy-flight: (1 < λ ≤ 3) di mana: = posisi kunang-kunang i = daya tarik kunang-kunang pada posisi 0 = koefisien penyerapan cahaya = koefisien bilangan random =jumlah iterasi =konstanta lamda = jarak antara kunang-kunang i dan j 832 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 828-838  object oriented analysis & design ooad digunakan untuk menggambarkan apa yang menjadi kebutuhan sistem yang dilandaskan pada keinginan konsumen (satzinger, jackson, & burd, 2010). ooad sendiri nantinya akan menggunakan uml (unified modeling language) yang merupakan bentuk penggambaran baku dari ooad sendiri (satzinger, jackson, & burd, 2010). berikut beberapa tools yang akan digunakan dalam proses analisis dan perancangan sistem informasi berdasarkan konsep ooad (satzinger, jackson, & burd, 2010): requirement analysis: • activity diagram • event table • use case diagram • use case description • domain class diagram • activity-data matrix • state transition diagram • system sequence diagram • storyboarding design system • first-cut class diagram • deployment environment • software architecture • completed three-layer sequence diagram • updated design class diagram • package diagram • interface design standards metode untuk melaksanakan studi kasus ini, berikut adalah diagram alir yang digunakan: start pengumpulan data awal identifikasi masalah studi literatur pengumpulan data pengolahan data perancangan sistem analisis simpulan & saran end a a gambar 1 metode penelitian proses pengumpulan data awal merupakan sebuah tahapan di mana pengumpulan data-data dilakukan untuk identifikasi masalah, dengan melakukan interview dengan pejabat-pejabat terkait di perusahaan, melakukan observasi langsung untuk melihat dan menganalisis proses bisnis yang sedang berjalan. masalah yang ada akan disesuaikan dengan proses bisnis pada saat observasi dilakukan. setelah melakukan pengumpulan data awal, maka penelitian selanjutnya adalah mencoba mengidentifikasi masalah yang ada di dalam perusahaan terkait dengan pergerakan atau traveling para salesman. tahapan ini secara jelas akan mendefinisikan dengan detail masalah apa yang akan diangkat untuk proses perancangan sistem informasi. masalah pengaturan rute kendaraan yang baik dijadikan sebagai masalah utama dalam studi kasus ini. aplikasi hybrid firefly algorithm … (j. sudirwan; dkk) 833  tahap berikutnya adalah studi literatur di mana studi literatur merupakan sebuah tahapan dalam mencari artikel penelitian dan studi kasus terkait yang sudah ada guna menunjang kebutuhan dalam pengumpulan data awal dan proses analisis yang akan dilakukan di dalam proses pengaturan rute kendaraan. pencarian literatur berfokus pada artikel yang membahas hfa dan tsp secara umum dan penggunaan metode hfa untuk menyelesaikan masalah tsp. setelah studi literatur untuk mendapatkan model tsp terbaik selesai lalu proses pengumpulan data dilakukan. informasi yang ada nantinya akan dianalisis untuk membantu pemecahan permasalahan yang ada di dalam perusahaan, dengan menguji kesesuaian model yang dipilih untuk memecahkan masalah. pengumpulan data berfokus kepada proses bisnis perusahaan, data jarak antara depot dan retailer yang akan dikunjungi para salesman. setelah data dikumpulkan, lalu proses berlanjut ke pengolahan data. data diolah menjadi informasi yang berguna untuk menunjang tujuan studi kasus menyelesaikan masalah transportasi salesman. setelah itu dilakukan pengujian masalah tsp tersebut dengan model atau metode hfa. proses analisis yang lebih mendalam kemudian dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan metode hybrid firefly algorithm (hfa). hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data dan metode akan digunakan untuk dasar analisis dan perancangan sistem informasi. sistem analisis berfokus kepada ketepatan hasil yang diperoleh dari sistem, waktu proses sistem dan tampilan antar muka yang sesuai dengan kebutuhan para pengguna. setelah melakukan uji kesesuaian model dan analisis kebutuhan, dilakukan perancangan sistem yang bertujuan untuk membantu dan menunjang penyelesaian masalah yang ada dan dukungan sistem informasi yang diperlukan untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam perusahaan. pada tahapan akhir dari proses penelitian akan dibuat simpulan yang berfungsi untuk menjawab semua rumusan masalah yang telah dibuat. selain itu, saran yang berguna akan diberikan untuk proses perbaikan yang mungkin dibutuhkan oleh perusahaan di kemudian hari. hasil dan pembahasan pengujian model dimulai dari aturan spv dalam penerapan ldfa untuk proses penentuan rute, digunakan sedikit perubahan dengan menjadikan algoritma kunang-kunang menjadi diskrit dengan bantuan aturan smallest position value (spv) (marichelvam, prabaharan, & yang, 2012) untuk mengubah representasi solusi yang ada menjadi representasi urutan permutasi. berikut merupakan penerapan spv dengan contoh sepuluh urutan proses penentuan rute yang diilustrasikan pada tabel berikut: tabel 1 solusi representasi untuk sebuah kunang-kunang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 f1 0.0265 0.672 0.5909 0.2985 0.503 0.979 0.662 0.153 0.133 0.384 urutan 1 9 7 4 6 10 8 3 2 5 f2 0.8403 0.9842 0.1339 0.8753 0.340 0.592 0.112 0.711 0.692 0.304 urutan 8 10 2 9 4 5 1 7 6 3 dimensi dari tabel 1, setiap dimensi menandakan satu urutan proses perjalanan. nilai f1 terkecil pertama berada pada dimensi j = 1 sehingga urutan mutasi yang pertama adalah 1 (satu), dan proses berlanjut hingga semua mendapatkan urutan. 834 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 828-838  pergerakan kunang-kunang pergerakan terjadi jika intensitas antara satu kunang-kunang lebih besar dibanding kunangkunang yang lain. pergerakan dilakukan pada setiap dimensi kunang-kunang yang ada (xij). berikut merupakan contoh perhitungan dari pergerakan kunang-kunang: tabel 2 perhitungan pergerakan dua kunang-kunang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 x1 0.0265 0.672 0.5909 0.2985 0.5031 0.9793 0.6618 0.1529 0.1332 0.3837 x2 0.8403 0.9842 0.1339 0.8753 0.3396 0.5924 0.1123 0.7111 0.6924 0.3044 x1' 0.6334 0.9295 0.3126 0.7403 0.4292 0.7498 0.3191 0.5818 0.5628 0.3684 dimensi firefly pada penggambaran di tabel 2, kunang-kunang ke 1 memiliki intensitas yang lebih kecil dibandingkan dengan kunang-kunang ke 2. hal itu mengakibatkan kunang-kunang ke 1 berpindah mengikuti kunang-kunang ke 2. berikut merupakan perhitungan dari proses pergerakan kunangkunang ke 1 dengan nilai random yang digunakan ialah sebesar 0.7: perhitungan dilanjutkan hingga semua dimensi dari kunang-kunang selesasi dibandingkan intensitasnya dan dihitung perpindahannya. setelah itu barulah digunakan aturan spv untuk proses permutasi dari urutan yang ada. implementasi algoritma hfa implementasi algoritma hfa ini terdiri dari dua proses utama, yaitu penentuan parameter yang digunakan dan proses iterasi berulang dengan nnh sebagai inisiasi solusi yang berperan sebagai batasan iterasi. parameter yang digunakan pada algoritma hfa ini adalah (jati & suyanto, 2011) & (yang, 2010b): tabel 3 pengaturan parameter algoritma ldfa simbol keterangan nilai simbol keterangan nilai n jumlah populasi 15 βo konstanta ketertarikan 1 t jumlah iterasi 120 γ konstanta gamma 0,15 α konstanta alpha 0,5 λ konstanta lévy 1,5 berikut merupakan hasil dari implentasi algoritma hfa: tabel 4 hasil dari implentasi algoritma hfa percobaan ke 22 april 2013 nnh ldfa hfa 1 260,8 183,74 187,24 178,60 2 260,8 183,74 179,00 169,50 3 260,8 183,74 177,40 165,10 4 260,8 183,74 200,64 173,90 5 260,8 183,74 192,60 183,70 6 260,8 183,74 197,10 183,04 7 260,8 183,74 224,70 182,40 8 260,8 183,74 218,34 182,74 9 260,8 183,74 190,00 177,20 10 260,8 183,74 169,20 172,44 aplikasi hybrid firefly algorithm … (j. sudirwan; dkk) 835  proses perhitungan dijalankan pada komputer dengan spesifikasi intel core i7 2,0 ghz cpu dengan 4gb ddr3 ram dan dijalankan dengan bahasa pemrograman matlab. adapun sistem dokumentasi untuk hasil dari proses komputasi menggunakan bahasa pemrograman c#. data yang digunakan ialah data keterlambatan yang terjadi pada tanggal 22 april 2013. teknik perhitungan dan penerapan menunjukkan kesesuaian metode dan model digunakan sebagai alat pemecahan masalah, dan layak digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan tsp diperusahaan. pemecahan masalah yang rumit ini harus didukung oleh sistem informasi, agar dapat memberikan hasil maksimal bagi perusahaan. analisis sistem informasi analisis pada perancangan sistem informasi proses penjadwalan dimulai dengan menentukan kebutuhan dari sistem. kebutuhan ini digambarkan dengan proses input dan output dari proses bisnis yang ada yang digambarkan dengan activity diagram. sedangkan untuk menganalisa fungsional dari sistem digunakan usecase diagram. berikut merupakan penggambaran dari dua diagram tersebut: gambar 2 activity diagram dan usecase diagram selanjutnya digunakan domain class diagram untuk menggambarkan kebutuhan data dari sistem informasi yang dibangun. diagram ini penting untuk perancangan sistem karena setiap data memiliki atribut yang merupakan informasi untuk sistem. 836 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 828-838  gambar 3 domain class diagram desain sistem informasi desain dimulai dengan mengembangkan kebutuhan data dari setiap arsitektur sistem. setelah itu, ditentukan design environment dari sistem. kemudian, dilakukan perancangan pada fungsi sistem dan aristektur data yang telah dilengkapi dengan operasi dari setiap objek yang ada. terakhir adalah menggambarkan hubungan dari sistem itu sendiri. hasil dari perancangan desain ialah sistem yang memiliki fungsi yang telah ditentukan sebelumnya. arsitektur dari sistem informasi yang dirancang menggunakan jenis arsitektur client dan server. berikut adalah penggambarannya: gambar 4 arsitektur sistem dibangun aplikasi hybrid firefly algorithm … (j. sudirwan; dkk) 837  pengujian sistem informasi setelah sistem selesai dibangun, maka dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun. dari hasil testing yang ada ditemukan beberapa fakta, yaitu: (1) dalam operasional sistem, digunakan matlab sebagai tools yang menunjang business processing yang dilakukan oleh c#. (2) sistem yang dibangun mampu meminimalisasi kegiatan manual, mulai dari proses input data hingga penyediaan laporan. sistem juga mampu menampilkan laporan dalam bentuk grafik yang berfungsi sebagai alat bantu untuk pihak manajemen dalam pengambilan keputusan di masa mendatang. (3) penentuan rute dapat dilakukan dengan cepat dan memberikan hasil yang lebih baik. (4) sistem manajemen data menjadi lebih terintegrasi. (5) database pada tools matlab yang dibangun merupakan database local pada komponen matlab yang sudah digabungkan ke dalam satu package. (6) koneksi sistem dengan database local dan hardware (printer) dapat berjalan dengan cukup baik dan tidak ditemukan masalah yang cukup berarti. simpulan berdasarkan hasil yang ditemukan dari studi kasus yang ada, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) hfa memberikan hasil yang lebih baik daripada metode nnh dan ldfa dalam proses penentuan rute transportasi pemasaran dan penagihan. (2) pada permasalahan penentuan rute transportasi pemasaran dan penagihan yang ada di perusahaan untuk mengurangi jarak tempuh dan meminimalkan biaya bahan bakar, hfa memberikan hasil jarak tempuh sejauh 165.1 km dengan konsumsi bahan bakar sebesar 11.793 liter untuk perjalanan pada tanggal 22 april 2013. (3) sistem informasi mampu membantu proses transportasi bekerja lebih efektif dan efisien. sistem informasi memungkinkan proses penentuan rute yang lebih sistematis. selain itu, sistem yang dibangun juga mampu memberikan laporan sehingga proses transportasi yang ada dapat lebih dimonitor. adapun saran yang dapat diusulkan kepada pt anugerah mandiri success adalah sebagai berikut: (1) diperlukan pelatihan dalam penggunaan sistem yang dibangun agar proses implementasi dapat berjalan dengan baik. pelatihan berguna untuk membentuk sdm yang mempunyai kualifikasi yang lebih baik. adapun resiko dalam menjalankan saran ini ialah perlunya waktu dan biaya dalam melakukan proses pelatihan. (2) untuk dapat meminimalkan rute yang ditempuh, diperlukan adanya studi lebih lanjut dalam penentuan parameter yang berguna untuk meminimalkan hasil dari hfa terkait dengan hasil bilangan random yang berubah-ubah. dapat dilihat dari hasil analisis yang dilakukan, dari parameter yang ditetapkan perusahaan mampu menghemat rp.37.596,00 dari penggunaan bahan bakar saja. hal ini dapat dilakukan sebagai masukan untuk penelitian di kemudian hari agar menghasilkan bentuk penentuan rute yang lebih sempurna. (3) pt anugerah mandiri success perlu memperhatikan faktor kemacetan dalam proses penentuan rute yang tentunya akan membantu perusahaan untuk meminimalisasi beban operasional, baik dari waktu ataupun biaya. dengan kata lain, apabila faktor kemacetan diperhitungkan dengan lebih baik, maka akan memberikan sebuah bentuk penentuan rute yang mampu memberikan solusi dalam kondisi tertentu. (4) pt anugerah mandiri success perlu memperhatikan spesifikasi minimum dari perangkat dan jaringan agar sistem dapat berjalan dengan baik. apabila sistem dapat berjalan dengan baik, tentunya perusahaan akan dapat menentukan rute dengan lebih cepat. sebaliknya, apabila sistem tidak dapat diimplementasikan maka perusahaan akan sulit untuk mengimplementasi sistem yang dibangun. resiko yang harus diambil ialah perusahaan harus menyediakan komputer yang memiliki matlab dan c# sebagai builder dari program yang ada. (5) perlu adanya pengembangan dalam proses implementasi matlab dengan sistem informasi yang lebih baik agar komponen dari matlab dapat langsung terhubung. dengan penggabungan yang baik maka proses perpindahan input data dapat berjalan lebih baik yang mana akan meningkatkan performa dari sistem penentuan rute itu sendiri. 838 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 828-838  daftar pustaka gharan, s. o., saberi, a., singh, m. (2011). a randomized rounding approach to the traveling salesman problem. focs '11 proceedings of the 2011 ieee 52nd annual symposium on foundations of computer science, 550-559. jati, g. k., suyanto. (2011). evolutionary discrete firefly algorithm for travelling salesman problem. adaptive and intelligent systems second international conference, icais 2011, 393-403. kumbharana, s. n., pandey, g. m. (2013). solving travelling salesman problem using firefly algorithm. international journal for research in science & advanced technologies, 2(2), 53-57. marichelvam, m. k., prabaharan, t., yang, x. s. (2012). a discrete firefly algorithm for the multiobjective hybrid flowshop scheduling problems. ieee transcations on evolutionary computation tevc-00124-2012, 3. naranjo-gil, d. (2009). management information systems and strategic performances: the role of top team composition. international journal of information management, 29, 105. pimentel, f. g. (2011). double-ended nearest and loneliest neighbour – a nearest neighbour heuristic variation for the traveling salesman problem. revista de ciencias da computacao, 6, 17-30. rego, c., gamboa, d., glover, f., & osterman, c. (2011). traveling salesman problem heuristics: leading methods, implementations and latest advances. european journal of operation research, 211, 427-441. reinelt, g. (1994). the traveling salesman computational solutions for tsp applications. heidelberg: springer-verlag. santosa, b., willy, p. (2011). metoda metaheuristik metoda dan implementasi. surabaya: guna widya. satzinger, j. w., jackson, r. b., burd, s. d. (2010). system analysis and design in a changing world. boston: course technology. sorensen, c. g., fountas, s. (2010). conceptual model of a future farm management information system. computers and electronics in agriculture, 72, 38. tadei, r., perboli, g., & perfetti, f. (2013). the multi-path traveling salesman problem with stochastic travel costs. cirrelt, 1, 1-12. yang, x.-s. (2009). firefly algorithms for multimodal optimization. stochastic algorithms: foundations and applications saga, 5792, 169-178. yang, x. s. (2010a). engineering optimization. new jersey: john wiley and sons. yang, x.-s. (2010b). firefly algorithm, levy flights and global optimization. research and development in intelligent systems xxvi, 26, 209-218. microsoft word 25.mt zahedi perancangan program aplikasi market basket analysis ok.doc perancangan program aplikasi… (zahedi; charies chandra) 241 perancangan program aplikasi market basket analysis untuk mendukung persediaan barang dengan metode fuzzy c-covering zahedi; charies chandra mathematics & statistics department, school of computer science, binus university jln. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 zahedizahedi@binus.ac.id, cheriesliquids@yahoo.com abstract any difficulty in analyzing sales transaction data is often faced by a company due to the huge number of sales transactions and the limited tools to process the data. it results in losses for the company since it is difficult to estimate the goods supply for subsequent sales. in this paper a data mining application is designed to analyze sales data. market basket analysis is a data mining application that aims to determine most purchased or used products at once by the consumer. the process of market basket analysis is to analyze consumer buying habits by finding associations among products purchased by different customers. the method used in market basket analysis is a method of fuzzy c-covering, which is one method to classify the elements of a universal set into partitions of fuzzy sets. this study found that the value of support and confidence is part of the market basket analysis, computed using the fuzzy c-covering. the higher the limit, the more selected the analytical results obtained are. keywords: market basket analysis, buying habits, fuzzy c-covering, fuzzy sets data mining abstrak kesulitan dalam menganalisis data transaksi penjualan sering dihadapi suatu perusahaan karena banyaknya jumlah data dan keterbatasan alat pengolah data. hal tersebut mengakibatkan kesulitan memperkirakan persediaan barang untuk penjualan berikutnya sehingga membawa kerugian bagi perusahaan. pada penelitian ini dirancang suatu aplikasi data mining untuk menganalisis data transaksi penjualan. market basket analysis merupakan salah satu aplikasi data mining yang bertujuan untuk menentukan produk-produk yang paling sering dibeli atau digunakan oleh para konsumen. proses market basket analysis ini adalah menganalisis buying habits konsumen dengan menemukan asosiasi antar produk-produk yang berbeda yang dibeli oleh konsumen menggunakakan fuzzy c-covering, yaitu suatu metode untuk mengklasifikasikan elemenelemen dari suatu himpunan universal menjadi partisi-partisi berupa fuzzy sets. penelitian ini mendapatkan hasil bahwa nilai support dan confidence merupakan bagian dari market basket analysis yang dihitung dengan menggunakan metode fuzzy c-covering. semakin tinggi nilai batasan, hasil analisis yang didapat akan lebih terseleksi. kata kunci: market basket analysis, buying habits, fuzzy c-covering, fuzzy sets data mining 242 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 241-253 pendahuluan ada beberapa faktor yang dapat mendukung keunggulan sebuah perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain. salah satu faktor yang penting adalah dalam hal persediaan barang yang memadai, tanpa kelebihan dan kekurangan. jika perusahaan mempunyai jumlah persediaan barang yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah permintaan, dapat mengakibatkan kerugian biaya karena barang tersebut tidak habis terjual, terutama barang-barang yang mempunyai tanggal kadaluarsa. sebaliknya jika perusahaan mempunyai jumlah persediaan barang yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah permintaan, dapat mengakibatkan konsumen tersebut pergi karena barang yang ingin dibeli oleh konsumen tersebut tidak mencukupi (opportunity loss). oleh karena itu, untuk menyimpan persediaan barang yang sesuai dengan permintaan konsumen, perusahaan perlu melakukan suatu penelitian dan perencanaan yang dapat memprediksi permintaan konsumen. sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang optimal tanpa harus mengeluarkan biaya persediaan yang banyak. komputer, sebagai alat bantu hitung untuk menganalisis persoalan dalam dunia bisnis dan pemasaran bukan merupakan hal yang asing lagi sekarang ini. dengan bantuan komputer, analisis kuantitatif yang dihasilkan akan lebih cepat dan tepat dibandingkan dengan menggunakan kemampuan manusia. situs amazon.com menjadi contoh kasus yang baik untuk melihat implementasi langsung dari analisis yang memanfaatkan komputer. ketika kita berkunjung ke situs ini, kita sebagai pengunjung sekaligus pembeli akan melihat informasi mengenai kecenderungan beli konsumen yang terjadi di sana (hoobs et al., 2003). market basket analysis atau mba, merupakan salah satu tipe analisis data yang paling sering digunakan dalam dunia pemasaran (megaputer, 2007). tujuan dari market basket analysis adalah untuk menentukan produk-produk apa saja yang paling sering dibeli atau digunakan sekaligus oleh para konsumen. proses market basket analysis ini adalah dengan menganalisis buying habits konsumen dengan menemukan asosiasi antar produk-produk yang berbeda yang diletakkan konsumen dalam shopping basket. istilah market basket analysis sendiri datang dari kejadian yang sudah sangat umum terjadi di dalam pasar swalayan, yaitu ketika para konsumen memasukkan semua barang yang mereka beli ke dalam keranjang (basket) yang umumnya telah disediakan oleh pihak swalayan itu sendiri. informasi mengenai produk-produk yang biasanya dibeli secara bersama-sama oleh para konsumen dapat memberikan “wawasan” tersendiri bagi para pengelola toko atau swalayan untuk menaikkan laba bisnisnya (albion research, 2007). informasi-informasi atau pengetahuan seperti di atas tentunya tidak hanya bermanfaat di dalam lingkungan pemasaran untuk pasar swalayan saja. beberapa bisnis yang bergerak di luar wilayah ini pun bisa menikmati manfaat dari adanya market basket analysis ini. sebut saja misalnya toko-toko virtual yang menjual produk-produknya secara online, bank-bank yang memberikan fasilitas layanan kartu kredit untuk para nasabahnya, perusahaan penyedia jasa asuransi, restoran fast-food, toko baju, toko buku, dan lain-lain. untuk beberapa kasus, pola dari barang-barang yang dibeli secara bersamaan oleh konsumen mudah untuk ditebak, misalnya susu dibeli bersamaan dengan roti. namun, mungkin saja terdapat suatu pola pembelian barang-barang yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. misalnya, pembelian minyak goreng dengan deterjen. mungkin saja pola seperti ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya karena minyak goreng dan deterjen tidak mempunyai hubungan sama sekali, baik sebagai barang pelengkap maupun barang pengganti. hal ini mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya sehingga tidak dapat diantisipasi jika terjadi sesuatu, seperti kekurangan stok deterjen misalnya. inilah salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan market basket analysis. dengan melakukan proses ini secara otomatis, seorang manajer tidak perlu mengalami kesulitan untuk menemukan pola barangbarang apa saja yang mungkin dibeli secara bersamaan. perancangan program aplikasi… (zahedi; charies chandra) 243 market basket analysis adalah teknik matematis yang biasa digunakan oleh marketing profesional untuk menyatakan kesamaan antara produk individu atau kelompok produk. market basket analysis berkenaan dengan sekumpulan permasalahan bisnis yang berkaitan untuk mengetahui point of sale dari data transaksi. market basket analysis merupakan salah satu contoh penerapan association rule. untuk menyampaikan ide mendasar dari market basket analysis, dapat dilihat dari keranjang belanjaan yang berisi bermacam-macam barang yang dibeli oleh seseorang di sebuah supermarket. keranjang ini berisi bermacam-macam barang seperti roti, susu, sereal, telur, mentega, gula, dan sebagainya. sebuah keranjang memberitahukan kepada kita tentang apa saja yang dibeli oleh seorang konsumen dalam satu waktu. sebuah daftar belanjaan yang lengkap yang diperoleh dari semua konsumen memberikan kita informasi yang sangat banyak, dan ini dapat menjelaskan barang-barang apa saja yang paling penting dari bisnis penjualan yaitu “apa barang yang dibeli oleh konsumen dan kapan”. setiap konsumen membeli seperangkat barang-barang yang berbeda, dalam jumlah yang berbeda, dan dalam waktu yang berbeda. market basket analysis menggunakan informasi apa yang dibeli oleh konsumen untuk menyediakan tanda/informasi yaitu siapa mereka dan mengapa mereka melakukan pembelian tersebut? market basket analysis menyediakan pengertian tentang barang dagangan dengan memberitahukan kepada kita produk-produk mana yang memungkinkan untuk dibeli secara bersamaan dan produk mana yang lebih disetujui untuk dipromosikan. market basket data adalah data transaksi yang menjelaskan tiga perbedaan entitas yang mendasar yaitu: customers, orders (pembelian), dan items (barang-barang). pengenalan konsumen setiap saat memungkinkan untuk dikenali secara cepat, seperti frekuensi pembelian yang dilakukan oleh konsumen. tiga level dari market basket data yang penting secara cepat dapat memahami permintaan. ada beberapa dasar pengukuran yaitu: (1) berapa rata-rata pembelian barang yang dilakukan konsumen?; (2) berapa rata-rata barang yang khusus setiap pembelian?; (3) berapa rata-rata barang setiap pembelian?; (4) untuk barang tertentu, proporsi konsumen apa yang telah membeli barang tersebut?; (5) untuk barang tertentu, berapa rata-rata dari pembelian setiap konsumen yang termasuk dalam barang tersebut?; (6) untuk barang tertentu, berapa rata-rata jumlah pembelian dalam suatu pembelian ketika barang tersebut dibeli? metode association rule association rule adalah bentuk jika “kejadian sebelumnya” kemudian “konsekuensinya”, (if antecedent, then consequent). bersamaan dengan perhitungan aturan support dan confidence. association rule adalah teknik data mining untuk menemukan aturan assosiatif antara suatu kombinasi item. contoh dari association rule dari analisis pembelian di suatu pasar swalayan adalah bisa diketahui berapa besar kemungkinan seorang konsumen membeli roti bersamaan dengan susu. dengan pengetahuan tersebut pemilik pasar swalayan dapat mengatur penempatan barangnya atau merancang kampanye pemasaran dengan memakai kupon diskon untuk kombinasi barang tertentu. salah satu contoh penerapan association rule adalah market basket analysis. association rule menjadi terkenal karena aplikasinya untuk menganalisis isi keranjang belanja di pasar swalayan, sehingga association rule juga sering disebut dengan istilah market basket analysis. association rule juga dikenal sebagai salah satu teknik data mining yang menjadi dasar dari berbagai teknik data mining lainnya. 244 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 241-253 association rule mining association rule mining adalah suatu prosedur untuk mencari hubungan antar item dalam suatu data set yang ditentukan. (han, kamber, 2001). dalam dunia bisnis lazim dikenal istilah affinity analysis. tugas dari association rule adalah mencari aturan yang tidak mencakup hubungan antara dua atau lebih atribut. association rule meliputi dua tahap (ulmer, david, 2002): (1) mencari kombinasi yang paling sering terjadi dari suatu itemset; (2) mendefinisikan condition dan result (untuk conditional association rule). dalam menentukan suatu association rule, terdapat suatu interestingness measure (ukuran ketertarikan) yang didapatkan dari hasil pengolahan data dengan perhitungan tertentu. umumnya ada dua ukuran, yaitu: (1) support – suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat dominasi suatu item/itemset dari keseluruhan transaksi. ukuran ini menentukan apakah suatu item/itemset layak untuk dicari confidence-nya (misal, dari keseluruhan transaksi yang ada, seberapa besar tingkat dominasi yang menunjukkan bahwa item a dan b dibeli bersamaan); (2) confidence – suatu ukuran yang menunjukkan hubungan antar dua item secara conditional (misal, seberapa sering item b dibeli jika orang membeli item a). kedua ukuran ini nantinya berguna dalam menentukan interesting association rules, yaitu untuk dibandingkan dengan batasan (threshold) yang ditentukan oleh user. batasan tersebut umumnya terdiri dari min_support dan min_confidence. metodologi dasar analisis asosiasi terbagi menjadi dua tahap: (1) analisis pola frekuensi tinggi – tahap ini mencari kombinasi item yang memenuhi syarat minimum dari nilai support dalam database, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: nsaksijumlah tra total bdan a memuat yang nsaksijumlah tra b)(a p support =∩= (2) pembentukan aturan asosiatif – setelah semua pola frekuensi tinggi ditemukan, barulah dicari aturan asosiatif yang memenuhi syarat minimum untuk confidence dengan menghitung confidence aturan asosiatif a → b dengan menggunakan rumus berikut: p(a) b)(asupport (b/a) p confidence ∩ == berikut ini adalah contoh dari association rules yang menggunakan database penjualan sederhana (tabel 1). diketahui bahwa jumlah transaksi yang memuat {roti, mentega} ada 4 (support 80%), sedangkan jumlah transaksi yang memuat {roti, mentega, susu} ada 2 (support 40%), transaksi yang memuat {buncis} hanya 1 (support 20%), dan lain-lain. bila ditetapkan syarat minimum dari nilai support untuk association rules dalam contoh ini adalah 30%, diperoleh pola kombinasi yang memenuhi syarat minimum nilai support adalah sebagai berikut (tabel 2). tabel 1 contoh database penjualan kode transaksi produk yang terjual 001 pena, roti, mentega 002 roti, mentega, telur, susu 003 buncis, telur, susu 004 roti, mentega 005 roti, mentega, kecap, telur, susu tabel 2 pola kombinasi yang memenuhi syarat minimum nilai support kombinasi produk support {roti} 80% {mentega} 80% {telur} 60% perancangan program aplikasi… (zahedi; charies chandra) 245 {susu} 60% {roti, mentega} 80% {roti, telur} 40% {roti, susu} 40% {mentega, telur} 40% {mentega, susu} 40% {telur, susu} 60% {roti, mentega, telur} 40% {roti, mentega, susu} 40% {roti, telur, susu} 40% {mentega, telur, susu} 40% {roti, mentega, telur, susu} 40% setelah semua pola kombinasi ditemukan, barulah dicari association rules yang memenuhi syarat minimum untuk confidence. bila syarat minimum untuk confidence dari contoh di atas adalah 50% maka salah satu contoh association rules yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut (tabel 3). tabel 3 association rules yang memenuhi syarat minimum nilai confidence. association rules support confidence {roti} → {mentega} 80% 100% {roti} → {telur} 40% 50% {roti} → {susu} 40% 50% {roti} → {mentega, telur} 40% 50% {roti} → {mentega, susu} 40% 50% {roti} → {telur, susu} 40% 50% {roti} → {mentega, telur, susu} 40% 50% {mentega} → {roti} 80% 100% {mentega} → {telur} 40% 50% {mentega} → {susu} 40% 50% {mentega} → {roti, telur} 40% 50% {mentega} → {roti, susu} 40% 50% {mentega} → {telur, susu} 40% 50% {mentega} → {roti, telur, susu} 40% 50% {telur} → {roti} 40% 66,6% {telur} → {mentega} 40% 66,6% {telur} → {susu} 60% 100% {telur} → {roti, mentega} 40% 66,6% {telur} → {roti, susu} 40% 66,6% {telur} → {mentega, susu} 40% 66,6% {telur} → {roti, mentega, susu} 40% 66,6% {susu} → {roti} 40% 66,6% {susu} → {mentega} 40% 66,6% {susu} → {telur} 60% 100% {susu} → {roti, mentega} 40% 66,6% {susu} → {roti, telur} 40% 66,6% {susu} → {mentega, telur} 40% 66,6% {susu} → {roti, mentega, telur} 40% 66,6% {roti, mentega} → {telur} 40% 66,6% {roti, mentega} → {susu} 40% 50% {roti, mentega} → {telur, susu} 40% 50% {roti, telur} → {mentega} 40% 100% {roti, telur} → {susu} 40% 100% {roti, telur} → {mentega, susu} 40% 100% 246 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 241-253 {roti, susu} → {mentega} 40% 100% {roti, susu} → {telur} 40% 100% {roti, susu} → {mentega, telur} 40% 100% {mentega, telur} → {roti} 40% 100% {mentega, telur} → {susu} 40% 100% {mentega, telur} → {roti, susu} 40% 100% {mentega, susu} → {roti} 40% 100% {mentega, susu} → {telur} 40% 100% {mentega, susu} → {roti, telur} 40% 100% {telur, susu} → {roti} 40% 66,6% {telur, susu} → {mentega} 40% 66,6% {telur, susu} → {roti, mentega} 40% 66,6% {roti, mentega, telur} → {susu} 40% 100% {roti, mentega, susu} → {telur} 40% 100% {roti, telur, susu} → {mentega} 40% 100% {mentega, telur, susu} → {roti} 40% 100% lift/improvement ratio lift ratio adalah parameter penting selain support dan confidence dalam association rule. lift ratio mengukur seberapa penting rule yang telah terbentuk berdasarkan nilai support dan confidence. lift ratio merupakan nilai yang menunjukkan kevalidan proses transaksi dan memberikan informasi apakah benar produk a dibeli bersamaan dengan produk b. lift/improvement ratio dapat dihitung dengan rumus: (b)support * (a)support b)(asupport ∩ sebuah transaksi dikatakan valid jika mempunyai nilai lift/improvement lebih dari 1, yang berarti bahwa dalam transaksi tersebut, produk a dan b benar-benar dibeli secara bersamaan. fuzzy logic fuzzy logic dikembangkan untuk menyediakan fungsi, dan aturan-aturan matematis yang memperbolehkan input berupa bahasa yang alami. menurut ter meulen (2001), bahasa alami (natural language) adalah bahasa yang digunakan secara umum oleh manusia dalam berkomunikasi secara lisan, ataupun tertulis. sering juga dikenal untuk membangun bahasa pemrograman atau juga “bahasa” yang digunakan dalam logika yang formal, terutama dalam logika matematika. teori himpunan fuzzy akan memberikan jawaban terhadap suatu masalah yang mengandung ketidakpastian. aplikasi logika fuzzy untuk mendukung keputusan semakin diperlukan ketika semakin banyak kondisi yang menuntut adanya keputusan yang tidak hanya bisa dijawab dengan ‘ya’ atau ‘tidak’. fuzzy logic memberikan rata-rata dari perhitungan angka, yang terletak antara nilai benar mutlak dan nilai salah mutlak, yang berupa range antara 0,0 dan 1,0. dengan fuzzy logic, pengguna dimungkinkan untuk menghitung derajat keanggotaan dari sebuah data. fuzzy logic berurusan dengan kondisi yang tidak pasti, di mana benar dan salah tidak dapat ditentukan secara mutlak. kebanyakan dari metode ini berbicara tentang keambiguan, yang mana bisa kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. berbeda dengan logika konvensional yang secara alami dapat dihubungkan dengan kondisi boolean (benar/salah; i/o), fuzzy logic mencoba untuk menentukan daerah di mana kebenaran yang mutlak tidak dapat dicapai, begitu pula dengan kesalahan yang mutlak, yaitu daerah diantara kebenaran dan kesalahan yang mutlak tersebut. pada beberapa kasus khusus, seperti nilai keanggotaan yang kemudian akan menjadi 0 atau 1, teori dasar tersebut akan identik dengan teori himpunan biasa, dan himpunan fuzzy akan menjadi himpunan crisp biasa. perancangan program aplikasi… (zahedi; charies chandra) 247 logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. sebagai contoh: (1) manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi “seberapa banyak persediaan barang pada akhir minggu ini?”, yang kemudian akan ditindak lanjuti dengan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi atau disiapkan esok hari; (2) pelayan sebuah rumah makan memberikan pelayanan terhadap tamu, kemudian tamu akan memberikan tip yang sesuai atas baik tidaknya pelayanan yang diberikan; (3) anda mengatakan pada saya seberapa sejuk ruangan yang anda inginkan, saya akan mengatur putaran kipas dari penyejuk ruangan yang bekerja pada ruangan ini. logika fuzzy dikatakan sebagai logika baru yang lama, sebab ilmu tentang logika fuzzy modern dan metodis baru yang ditemukan beberapa tahun yang lalu, padahal sebenarnya konsep tentang logika fuzzy itu sendiri sudah ada sejak lama. konsep dari fuzzy logic diperkenalkan oleh professor lotfi a. zadeh, di barkley pada universitas california (university of california) pada 1960an. ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara lain: (1) konsep logika fuzzy mudah dimengerti. konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti; (2) logika fuzzy sangat fleksibel; (3) logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat; (4) logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non-linear yang sangat kompleks; (5) logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan; (6) logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional; (7) logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. fuzzy c-covering fuzzy c-covering merupakan salah satu metode yang dipakai untuk mengklasifikasikan elemen-elemen dari suatu himpunan universal menjadi partisi-partisi berupa fuzzy sets. fuzzy ccovering sendiri merupakan generalisasi dari metode fuzzy c-partition yang telah dikenal sebelumnya. fuzzy c-partition dapat didefinisikan sebagai berikut (klir, yuan, 2001): misalkan i = {i1, i2, …, in} adalah domain dari data. fuzzy c-partition dari i adalah fuzzy subset atau fuzzy classes dari t, ditunjukkan oleh t = {t1, t2, …, tc}, yang memenuhi: 1 )k(i c 1 m m t =∑ = μ , untuk semua k ∈nn … (1) n )k(i n 1 k m t 0 <∑ = < μ , untuk semua m ∈nc … (2) di mana: c adalah positive integer (0 < c ≤ n) dan μtm(ik) ∈[0,1]. berikut ini contoh untuk memperjelas rumus 1 dan 2. contoh 1: misalkan ada suatu fuzzy classes sebagai berikut: μt1 = {1/i1, 0.8/i2, 0.2/i3}, μt2 = {0.2/i2, 0.8/i3, 0.4/i4}, μt3 = {0.6/i4, 1/i5, 1/i6}. dari contoh 1 dapat diketahui jumlah elemen yang terlibat (n = 6) dan jumlah partisinya (c = 3). fuzzy class tersebut dapat dikatakan sebagai fuzzy c-partition dari suatu domain i = {i1, i2, i3, i4, i5, i6} karena memenuhi rumus (1) dan (2). di dalam fuzzy c-covering, rumus (1) dari teori fuzzy cpartition (intan, mukaidono, 2003) digeneralisasi menjadi: 248 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 241-253 1 )k(i c 1 m m t ≥∑ = μ , untuk semua k ∈nn … (3) untuk memperjelasnya, diberikan contoh sebagai berikut: contoh 2 misalkan ada suatu fuzzy classes sebagai berikut: μt1 = {1/i1, 0.8/i2, 0.4/i3}, μt2 = {1/i2, 0.8/i3, 0.6/i4, 0.2/i6}, μt3 = {1/i4, 1/i5, 1/i6}. dari contoh 2 dapat diketahui n = 6 dan c = 3. fuzzy class tersebut dapat dikatakan sebagai fuzzy c-covering dari suatu domain i = {i1, i2, i3, i4, i5, i6} karena memenuhi rumus (2) dan (3). algoritma untuk market basket analysis berdasarkan fuzzy c-covering dalam mencari hubungan antar produk, metode fuzzy c-covering ini berdasarkan pada persepsi bahwa semakin banyak produk yang dibeli dalam satu transaksi, maka hubungan antar produk yang terdapat dalam transaksi itu semakin lemah. berikut adalah langkah-langkah dalam algoritma yang dibuat berdasarkan metode tersebut: langkah 1: menentukan max_item_threshold yang dibutuhkan. max_item_threshold adalah suatu pembatas yang dipakai untuk menyaring transaksi berdasarkan jumlah produk dalam transaksi tersebut. hal ini didasarkan atas pemahaman bahwa semakin banyak produk yang dibeli dalam suatu transaksi, hubungan antar produk dalam transaksi tersebut semakin lemah. langkah 2: mencari record-record dalam tabel transaksi yang memenuhi max_item_threshold dan menyimpannya ke dalam qt, di mana: qt = {t │ |t| ≤ ith, ith ∈positive integer} di mana: qt (qualified transaction) : himpunan transaksi yang memenuhi max_item_threshold; t : transaksi; |t| : jumlah produk dalam suatu transaksi; ith : max_item_threshold. langkah 3: set k = 1 (k adalah variabel untuk menentukan jumlah kombinasi). langkah 4: menentukan min_support ke-k sebagai threshold bagi kombinasi k-item terhadap tingkat dominasinya dari keseluruhan transaksi. langkah 5: mencari support dari setiap kombinasi k-item yang memungkinkan yang ada di dalam transaksi tersebut dengan rumus: n n 1 t )tts(u, k)! |tt(| k! |!tt| 1 n n 1 t )tts(u, k |tt| c 1 (u)support ∑ = = ∑ = = … (6) di mana: u : kombinasi k-item yang dicari support-nya. jika i adalah universal set of items, u ⊆ i; |u| = k: jumlah produk dalam u; tt : transaksi ke-t (tt ⊆ i); |tt| : jumlah produk dalam tt. k |tt| c : kombinasi k-item terhadap |tt|; n : jumlah record/tuple dalam qt. perancangan program aplikasi… (zahedi; charies chandra) 249 s(u,tt) ∈{0,1} adalah suatu function, di mana: jika u ∈tt, s(u,tt) = 1, selain itu s(u,tt) = 0. langkah 6: melakukan penyaringan terhadap kombinasi produk yang ada di dalam transaksi tersebut yang tidak memenuhi: support (u) ≥ min_support ke-k. langkah 7: set k = k + 1, di mana jika k > ith, ke langkah 9. langkah 8: mencari kombinasi k-item yang memungkinkan dari tiap kombinasi (k-1)-item yang memenuhi minimum support yang telah ditentukan, dengan cara: untuk mendapatkan kombinasi kitem, u, harus ada semua kombinasi (k-1)-item, u', di mana u' ⊂ u, misalnya untuk mendapatkan u = {i1, i2, i3, i4}, harus ada u' = {i1, i2, i3}, {i1, i2, i4}, {i1, i3, i4} dan {i2, i3, i4}. jika tidak ada lagi kombinasi k-item yang memungkinkan yang memenuhi min_support yang telah ditentukan, dapat ke langkah 9, selain itu ulangi langkah 4-7. langkah 9: mendefinisikan tiap produk yang telah didapat dari langkah-langkah di atas sebagai fuzzy set (disebut item fuzzy set) terhadap transaksi qt. langkah 10: mencari candidate rules dengan cara menghitung confidence dari setiap kombinasi k-item yang memenuhi min_support ke-k (k ≥ 2) dari item fuzzy set yang telah didapat pada langkah 9 dengan rumus: ∑ ∈ ∈ ∑ ∈ ∪∈=→= tt (t))i( μ y i inf t t (t))i( μy x i inf x)(y confidence y)(x, r … (7) di mana: x, y ⊆ i; t: himpunan dari kode-kode transaksi yang ada dalam qt; µi(t) ∈[0,1]: fungsi anggota terhadap t. hasil dan pembahasan berikut ini diberikan contoh aplikasi untuk memperjelas cara kerja market basket analysis berdasarkan metode fuzzy c-covering. misalkan ada transaksi seperti pada tabel 4 berikut. tabel 4 contoh database penjualan kode transaksi produk yang terjual 100 i1, i2, i5 200 i2, i4 300 i2, i3 400 i1, i2, i4 500 i1, i3 600 i2, i3 700 i1, i3 800 i1, i2, i3, i5 900 i1, i2, i3 1000 i1, i2, i4, i6, i8 misalkan max_item_threshold = 4 dan set k = 1. dari tabel 4, yang memenuhi max_item_threshold hanya transaksi berkode 100 s/d 900. maka dari tabel 4, qt = {(i1, i2, i5), (i2, i4), (i2, i3), (i1, i2, i4), (i1, i3), (i2, i3), (i1, i3), (i1, i2, i3, i5), (i1, i2, i3)} dan t = {100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900}. 250 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 241-253 kemudian tentukan min_support ke-1. misalkan min_support_1 = 0,1 = 10%. berdasarkan qt di atas, dapat ditentukan item-item yang dicari support-nya, yaitu i1, i2, i3, i4, dan i5. berikut ini adalah cara penghitungan support untuk tiap item: 25,0 4 1 9 3 1 4 1 2 1 0 2 1 3 1 00 3 1 i1 == ++++++++ = 306,0 36 11 9 3 1 4 1 0 2 1 0 3 1 2 1 2 1 3 1 i2 == ++++++++ = 287,0 108 31 9 3 1 4 1 2 1 2 1 2 1 0 2 1 00 i3 == ++++++++ = 093,0 54 5 9 00000 3 1 0 2 1 0 i4 == ++++++++ = (tidak memenuhi) 065,0 108 7 9 0 4 1 000000 3 1 i5 == ++++++++ = (tidak memenuhi) dari hasil perhitungan di atas, yang memenuhi min_support_1 adalah i1, i2, dan i3. setelah itu k di-set menjadi k = 2. misalkan min_support_2 = 9%. kemudian dicari kombinasi 2-item dan support dari item yang tersisa: 13,0 54 7 9 3 1 6 1 000 3 1 00 3 1 i2}{i1, == ++++++++ = 28,0 18 5 9 3 1 6 1 1010000 i3}{i1, == ++++++++ = 28,0 18 5 9 3 1 6 1 0100100 i3}{i2, == ++++++++ = seperti yang dapat dilihat, semua kandidat itemset di atas memenuhi support (u) ≥ min_support_2, semua itemset tersebut dikombinasikan lagi menjadi kombinasi 3-itemset. set k=3 dan misalkan min_support_3 = 11%. support-nya kemudian dicari sebagai berikut: 139,0= 36 5 = 9 1+ 4 1 +0+0+0+0+0+0+0 =i3}i2,{i1, karena sudah tidak ada kombinasi yang memungkinkan lagi untuk memenuhi min_ support yang ditentukan, maka penghitungan selesai. setelah itu tiap item yang telah didapatkan dari langkahlangkah di atas, yaitu i1, i2, dan i3, didefinisikan sebagai fuzzy set terhadap t. untuk lebih jelasnya, akan diberikan cara mendefinisikan item i1 sebagai fuzzy set terhadap t = 100 dan t = 400 sebagai berikut: 3 1 = 1 3 1 = 3 1 + 3 1 + 3 1 3 1 = )i(μ+)i(μ+)i(μ )i(μ =)100(μ 521 1 i 100100100 100 1 3 1 = 1 3 1 = 3 1 + 3 1 + 3 1 3 1 = )i(μ+)i(μ+)i(μ )i(μ =)400(μ 421 1 i 400400400 400 1 berdasarkan perhitungan tersebut, item i1, i2, dan i3 dan dapat didefinisikan sebagai berikut: perancangan program aplikasi… (zahedi; charies chandra) 251 μi1 = {(1/3)/100, (1/3)/400, (1/2)/500, (1/2)/700, (1/4)/800, (1/3)/900} μi2 = {(1/3)/100, (1/2)/200, (1/2)/300, (1/3)/400, (1/2)/600, (1/4)/800, (1/3)/900} μi3 = {(1/2)/300, (1/2)/500, (1/2)/600, (1/2)/700, (1/4)/800, (1/3)/900} dari item-item tersebut kemudian dicari confidence dari setiap kombinasi k-item yang memungkinkan, dimulai dari k = 2. kombinasi 2-item: 56%=56,0= 9 5 = 4 9 4 5 = 4 9 3 1 + 4 1 + 3 1 + 3 1 =i2)(i1 →confidence 45,5%=455,0= 11 5 = 4 11 4 5 = 4 11 3 1 + 4 1 + 3 1 + 3 1 =i1)(i2 →confidence 70,4%=704,0= 27 19 = 4 9 12 19 = 4 9 3 1 + 4 1 + 2 1 + 2 1 =i3)(i1 →confidence 61,3%=613,0= 31 19 = 4 31 12 19 = 12 31 3 1 + 4 1 + 2 1 + 2 1 =i1)(i3 →confidence 57,6%=576,0= 33 19 = 4 11 12 19 = 4 11 3 1 + 4 1 + 2 1 + 2 1 =i3)(i2 →confidence 61,3%=613,0= 31 19 = 4 31 12 19 = 12 31 3 1 + 4 1 + 2 1 + 2 1 =i2)(i3 →confidence kombinasi 3-item: 47%=47,0= 15 7 = 4 5 12 7 = 3 1 + 4 1 + 3 1 + 3 1 3 1 + 4 1 =i3)i2(i1^ →confidence 36,8%=368,0= 19 7 = 12 19 12 7 = 3 1 + 4 1 + 2 1 + 2 1 3 1 + 4 1 =i2)i3(i1^ →confidence 36,8%=368,0= 19 7 = 12 19 12 7 = 3 1 + 4 1 + 2 1 + 2 1 3 1 + 4 1 =i1)i3(i2^ →confidence 25,9%=259,0= 27 7 = 4 9 12 7 = 3 1 + 4 1 + 2 1 + 2 1 + 3 1 + 3 1 3 1 + 4 1 =i3)i2^(i1 →confidence 21%=21,0= 33 7 = 4 11 12 7 = 3 1 + 4 1 + 2 1 + 3 1 + 2 1 + 2 1 + 3 1 3 1 + 4 1 =i3)i1^(i2 →confidence 22,6%=226,0= 31 7 = 12 31 12 7 = 3 1 + 4 1 + 2 1 + 2 1 + 2 1 + 2 1 3 1 + 4 1 =i2)i1^(i3 →confidence 252 comtech vol.3 no. 1 juni 2012: 241-253 nilai confidence dipakai untuk menentukan rule mana saja yang merupakan interesting rule. misalkan user menentukan min_confidence = 60%, maka yang disebut sebagai interesting rule hanya rule yang nilai confidence-nya ≥ 60%, yaitu: if i1 then i3 [support = 28%, confidence = 70,4%] if i3 then i1 [support = 28%, confidence = 61,3%] if i3 then i2 [support = 28%, confidence = 61,3%] analisis masalah dan solusinya masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan retail yaitu jumlah persediaan barang yang tidak sesuai dengan jumlah permintaan konsumen. hal tersebut akhirnya menimbulkan permasalahan lainnya, yaitu kapasitas gudang akan terus berkurang karena barang-barang yang tidak laku terjual dan akhirnya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk peminjaman gudang, konsumen akan pergi mencari perusahaan lain jika persediaan barang di perusahaan tersebut tidak ada atau tidak mencukupi. salah satu cara untuk meminimalisasi permasalahan tersebut adalah dengan market basket analysis, yang berguna untuk menganalisis data penjualan dari suatu perusahaan, dan hasil yang didapatkan ini nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran dengan melihat barang-barang mana saja yang sering dibeli oleh konsumen. setelah melihat permasalahan di atas dan mempelajarinya, penulis mencoba untuk merancang suatu program aplikasi yang menggunakan market basket analysis dan logika fuzzy untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. logika fuzzy yang akan digunakan adalah fuzzy c-covering. berikut ini adalah flowchart algoritma untuk aplikasi market basket analysis berdasarkan metode fuzzy c-covering (gambar 1). gambar 1. flowchart algoritma market basket analysis. perancangan program aplikasi… (zahedi; charies chandra) 253 penutup setelah melakukan analisis dan perancangan program aplikasi market basket analysis, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut; (1) memberikan hasil analisis kepada perusahaan untuk memperkirakan persediaan barang pada masa yang akan datang; (2) nilai support dan confidence merupakan bagian dari market basket analysis yang dihitung dengan menggunakan metode fuzzy ccovering. user dapat memberikan nilai batasan minimum support dan minimum confidence sesuai dengan keinginannya sendiri. semakin tinggi nilai batasan, hasil analisis yang didapat akan lebih terseleksi; (3) data yang digunakan adalah data transaksi penjualan satu bulan terakhir. jika data yang digunakan lebih banyak, hasil analisis yang didapat akan lebih akurat. oleh karena itu, tingkat keragaman data sangat mempengaruhi market basket analysis. beberapa saran yang diajukan dengan kemungkinan dilakukan pengembangan lebih lanjut adalah sebagai berikut; (1) pengembangan lebih lanjut disarankan untuk dapat menggunakan metode fuzzy c-covering pada penerapan aplikasi lainnya; (2) pengembangan lebih lanjut disarankan untuk dapat menggunakan market basket analysis pada penerapan aplikasi lainnya; (3) pengembangan lebih lanjut dapat diterapkan pada sistem database yang menggunakan server, sehingga data yang digunakan merupakan data yang terbaru, jadi hasil analisis yang didapat akan lebih akurat. daftar pustaka albion research ltd. (2007). market basket analysis. diakses november 2009 dari http://www.albionresearch.com/data_mining/market_basket.php. han, jiawei & kamber, micheline. (2001). data mining: concepts and techniques. massachusetts: morgan kaufmann. hoobs, l., hillson, s. & lawande, s. (2003). oracle 9ir2 data warehousing. burlington: digital press. klir, george j. & yuan, bo. (2001). fuzzy sets and fuzzy logic: theory and applications. new delhi: prentice hall. megaputer. (2007). market basket analysis. diakses desember 2009 dari http://www.megaputer.com/company/cases/cambridge_mba.php3 ter meulen, alice. (2006) logic and natural language. diakses desember 2009 dari http://en.wikipedia.org/wiki/naturallanguage ulmer, david. (2002). mining an online auctions data warehouse. the mid-atlantic student workshop on programming languages and systems. pace university, new york. microsoft word 18_si_dwi listriana.docx penerapan dinamika fluida … (dwi listriana kusumastuti)   707  penerapan dinamika fluida dalam perhitungan kecepatan aliran dan perolehan minyak di reservoir dwi listriana kusumastuti information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 kusumastuti84@gmail.com abstract water, oil and gas inside the earth are stored in the pores of the reservoir rock. in the world of petroleum industry, calculation of volume of the oil that can be recovered from the reservoir is something important to do. this calculation involves the calculation of the velocity of fluid flow by utilizing the principles and formulas provided by the fluid dynamics. the formula is usually applied to the fluid flow passing through a well defined control volume, for example: cylinder, curved pipe, straight pipes with different diameters at the input and output, and so forth. however, because of reservoir rock, as the fluid flow medium, has a wide variety of possible forms of the control volumes, hence, calculation of the velocity of the fluid flow is becoming difficult as it would involve calculations of fluid flow velocity for each control volume. this difficulties is mainly caused by the fact that these control volumes, that existed in the rock, cannot be well defined. this paper will describe a method for calculating this fluid flow velocity of the control volume, which consists of a combination of laboratory measurements and the use of some theories in the fluid dynamics. this method has been proofed can be used for calculating fluid flow velocity as well as oil recovery in reservoir rocks, with fairly good accuration. keywords: fluid dynamics, velocity of fluid flow, darcy law abstrak air, minyak dan gas bumi tersimpan di dalam bumi dalam pori-pori batuan reservoir. dalam dunia industri perminyakan, perhitungan terhadap volume minyak yang bisa diambil dari reservoir adalah sesuatu hal yang penting untuk dilakukan. perhitungan ini melibatkan perhitungan terhadap kecepatan aliran fluida dengan memanfaatkan prinsip dan formula yang disediakan oleh dinamika fluida. formula tersebut biasanya diterapkan untuk aliran fluida yang melewati volume kontrol yang jelas bentuknya, misalnya: silinder, pipa lengkung, pipa lurus yang memiliki perbedaan diameter pada bagian masukan dan keluarannya dan lain sebagainya. namun karena batuan reservoir, sebagai media aliran fluida, di dalamnya memiliki berbagai macam kemungkinan bentuk volume kontrol maka perhitungan ini menjadi sulit dilakukan karena akan melibatkan perhitungan-perhitungan kecepatan aliran fluida untuk setiap volume kontrol. kesulitan ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa volume kontrol, yang berada dalam bebatuan tersebut, tidak dapat diketahui bentuknya secara pasti. tulisan ini akan menguraikan metode untuk menghitung kecepatan aliran fluida dari volume kontrol ini, yang merupakan kombinasi dari pengukuran laboratorium dan penggunaan beberapa teori dalam dinamika fluida. metode ini telah terbukti dapat digunakan untuk menghitung kecepatan aliran fluida serta perolehan minyak dalam batuan reservoir, dengan akurasi yang cukup baik. kata kunci: dinamika fluida, kecepatan aliran fluida, hukum darcy 708 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 707-719  pendahuluan dalam industri perminyakan, perhitungan terhadap perolehan minyak yang dapat diproduksi adalah merupakan hal yang penting dilakukan. karena minyak mengalir bersama air dalam batuan reservoir menuju sumur produksi maka perhitungan tersebut harus dimulai dari perhitungan terhadap kecepatan aliran fluida pada sistem minyak-air. dinamika fluida, yang merupakan cabang ilmu fisika, telah menyediakan perangkat berupa prinsip dan formula yang dapat digunakan untuk perhitungan di atas. namun untuk kasus aliran fluida pada batuan reservoir perlu dilakukan adaptasi agar perangkat tersebut dapat diterapkan. hal ini karena air dan minyak mengalir dalam batuan reservoir melalui berbagai alur-alur, sebagai volume kontrol, yang bentuk dan diameternya tak dapat diketahui sebelumnya. alur-alur atau volume kontrol ini terbentuk oleh adanya susunan pori yang membentuknya. sedang apabila bentuk dari setiap volume kontrol itu dapat diketahui pun perhitungan itu tetap akan sulit dilakukan, tanpa langkah adaptasi, karena akan melibatkan banyak perhitungan terhadap setiap kecepatan aliran fluida pada setiap volume kontrol tersebut. adaptasi yang dapat dilakukan ialah dengan melibatkan pengukuran secara laboratorium terhadap contoh batuan yang diambil dari reservoir. dari pengukuran ini dapat diperoleh nilai parameter khas batuan yang disebut sebagai permeabilitas yang apabila dikombinasikan dengan prinsip dan formula pada dinamika fluida maka perhitungan terhadap aliran fluida serta perolehan minyak yang dimaksudkan di atas dapat dilakukan. dalam tulisan ini, penulis akan menyajikan uraian tentang penerapan dinamika fluida, yang ditunjang dengan hasil pengukuran permeabilitas secara laboratorium atas contoh batuan, untuk perhitungan aliran minyak dan air pada batuan reservoir serta perhitungan perolehan minyak yang dapat diproduksi dari reservoir yang bersangkutan. dinamika fluida dan hukum darcy dalam dinamika fluida dikenal adanya kecepatan aliran fluida yang mengalir secara irrotational, yang dapat dituliskan sebagai: dl d a q u φ == ……………………………………………………….………..…. (2.1) u adalah kecepatan aliran fluida, q adalah debit aliran fluida dan a luas penampang yang ditembus oleh aliran fluida. φ adalah potensial dari aliran fluida dan l adalah jarak dari alur aliran. secara skematis hal ini dapat digambarkan seperti gambar 1 sebagai berikut: gambar 1 skema aliran irrotational pada media tabung silinder homogen. (dake, 2010)   penerapan dinamika fluida … (dwi listriana kusumastuti)   709  skema yang diberikan pada gambar 1 di atas menggambarkan aliran fluida pada media atau volume kontrol yang berbentuk tabung silinder. untuk bentuk volume kontrol yang berbeda maka akan menghasilkan nilai u yang berbeda pula. perbedaan ini menyangkut perbedaan dari diameter penampang a ataupun bahkan perbedaan dalam bentuk media (misalnya tabung lengkung dan sebagainya). aliran yang terjadi pada batuan dapat dipandang sebagai aliran fluida yang immiscible yang mengalir secara irrotational dan laminar sehingga penggunaan persamaan (2.1) di atas cukup relevan untuk penghitungan kecepatan aliran fluida pada batuan. tetapi, sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan di atas, masih diperlukan adaptasi agar persamaan (2.1) di atas dapat digunakan. hal ini karena di dalam batuan terdapat berbagai bentuk dan ukuran media alir atau volume kontrol berupa alur-alur yang dibentuk oleh susunan pori batuan. adaptasi yang dimaksudkan di atas dicerminkan oleh eksperimen darcy yang dapat digambarkan seperti gambar 2. dalam gambar 2 tersebut digambarkan secara skematis alur-alur aliran atau volume kontrol yang mungkin ada dalam batuan. gambar 2 skema dari eksperimen darcy (dake, 2010)   dalam eksperimennya darcy menemukan bahwa kecepatan aliran air yang melewati batuan pasir, yang seluruh ruang porinya telah tersaturasi 100% oleh air, selalu sebanding dengan beda ketinggian kolom air pada manometer serta berbanding terbalik dengan panjang batuan. secara matematis hal ini dapat dituliskan sebagai:   l h k l hh k a q u 21 δ = − == …………………………………………………..…. (2.2) u adalah kecepatan aliran air dalam cm/sec, a adalah luas penampang dari batuan, δh adalah perbedaan ketinggian kolom air pada manometer, l adalah panjang batuan dan k adalah konstanta kesebandingan. dari gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa pada setiap titik posisi pada batuan akan terjadi tekanan p sebesar:   )z-ρg(hp = …………………………………………..……………………..…. (2.3) atau: gz) ρ p ( g 1 h += …………………………………………..…………………...…. (2.4) dan: ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ += gz ρ p dl d g 1 dl dh …………………………………………..………………... (2.5) 710 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 707-719  jika persamaan (2.2) kita tuliskan dalam bentuk diferensial: dl dh ku = …………………………………………..…………………………... (2.6) maka dengan menstubstitusikan persamaan (2.5) ke persamaan (2.6) akan diperoleh: ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +== gz ρ p dl d g k dl dh ku ……………………………………….…………… (2.7) dengan g adalah percepatan grafitasi dan ρ adalah densitas fluida. konstanta k/g hanya berlaku untuk aliran air, sebagaimana yang digunakan oleh darcy. ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + gz ρ p dl d memiliki dimensi panjang kali gaya per satuan massa atau dimensi energi potensial per satuan massa. dalam konteks bahasan dalam tulisan ini maka besaran ini sama nilainya dengan potensial aliran dari fluida. dengan demikian maka persamaan (2.7) di atas dapat dituliskan sebagai: dl d g k dl dh ku φ == ……………………………………….……………….…… (2.8) eksperimen yang dilakukan oleh para ahli dikemudian hari telah membuktikan bahwa persamaan di atas dapat diubah menjadi bentuk umum yang berlaku untuk aliran air, minyak maupun gas ke segala arah, menjadi: ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +−=−= gz ρ p dl d μ kρ dl dφ μ kρ u ……………………………………….…..… (2.9) ρ adalah densitas fluida dan μ adalah viskositas fluida. tanda minus menunjukkan bahwa aliran terjadi dari titik rendah yang berpotensial tinggi ke titik tinggi yang berpotensial rendah. persamaan (2.1) adalah merupakan formula yang telah disediakan oleh dinamika fluida dan persamaan (2.9) adalah merupakan bentuk adaptasi dari persamaan (2.1) tersebut. persamaan (2.9) memiliki bentuk yang serupa dengan persamaan (2.1) dengan penambahan unsur k yang dikenal sebagai permeabilitas, ρ dan μ. setiap batuan memiliki nilai permeabilitas k yang berlainan. secara fisis, k diterjemahkan sebagai kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida. asumsi yang digunakan ialah bahwa aliran fluida dianggap sebagai aliran yang laminar dan irrotational. fluida air dan minyak yang digunakan harus merupakan fluida incompressibel. dalam satuan darcy persamaan (2.9) di atas dapat dituliskan sebagai: ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +−== dl dz 1.0133x10 ρg dl dp μ k a q u 6 ……………………………….…..… (2.10) atau: ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +−= dl dz 1.0133x10 ρg dl dp μ ka q 6 ……………………………….….…..… (2.11) penerapan dinamika fluida … (dwi listriana kusumastuti)   711  permeabilitas relatif permeabilitas yang ada pada persamaan (2.10) dan (2.11) di atas disebut sebagai permeabilitas absolut. artinya, permeabilitas tersebut diperoleh pada saat batuan tersaturasi penuh dengan air (sw = 100% atau so= 0% ) atau pada saat batuan tersebut tersaturasi penuh dengan minyak (so = 100% atau sw= 0%). pada kenyataannya, pori-pori batuan reservoir biasanya diisi oleh fluida minyak bersama dengan air. oleh karena itu penghitungan aliran fluida pada reservoir harus melibatkan permeabilitas relatif yang didefinisikan sebagai: k (sw)ok(sw)rok = dan k (sw)wk(sw)rwk = ………………….……..…..… (3.1) sehingga diperoleh: )(swrokk(sw)ok ⋅= dan )(swrwkk(sw)wk ⋅= …………….……..…..… (3.2) ko adalah permeabilitas minyak pada saturasi air sw yang tertentu dan kw adalah permeabilitas air pada saturasi air yang bersangkutan. kro dan krw masing-masing adalah permeabilitas relatif minyak dan air pada saturasi air yang bersangkutan. karena pori batuan tersaturasi oleh minyak dan air maka berlaku: fv wvsw = dan f v ovso = ………………….…………………………….…..… (3.3) so1sw −= ………………….……………………………………………… (3.4) dengan vw adalah volume air pada ruang pori, vo adalah volume minyak pada ruang pori dan vf adalah volume ruang pori. so adalah saturasi minyak pada pori batuan. penentuan kro dan krw dapat dilakukan di laboratorium. metode-metode tersebut antara lain ialah: steady state, unsteady state dan penentuan permeabilitas relatif malalui data tekanan kapiler. aliran fraksional secara skematis resevoar minyak dapat digambarkan seperti gambar 2 di bawah ini: gambar 2 (a) skema ideal dari reservoir; (b) hubungan antara tekanan pc dan saturasi air. (dake, 2010) gambar 2 (a) melukiskan skema dari reservoir yang berada di bawah permukaan bumi beserta sumur produksi yang menyalurkan minyak ke permukaan tanah. gambar 2 (b) melukiskan skema pada gambar 2 (a) secara lebih terinci. 712 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 707-719  aliran minyak dan air pada batuan reservoir terjadi karena adanya tekanan yang mendorong fluida tersebut. pada awal pengambilan minyak, biasanya minyak mengalir ke permukaan tanah, melalui sumur produksi, oleh karena adanya tekanan alamiah (tekanan overburden) dari bumi. namun apabila minyak belum bisa terproduksi seluruhnya secara optimal maka diperlukan proses lanjutan yang disebut sebagai secondary recovery. pada proses ini, dilakukan penginjeksian air melalui sumur injeksi dengan tujuan agar minyak yang masih tersisa di reservoir dapat didorong ke permukaan tanah melalui tekanan air yang diinjeksikan tersebut. tekanan tersebut (misalnya pada proses secondary recovery) akan menimbulkan tekanan pada minyak yang dilambangkan sebagai po serta pada air yang dilambangkan sebagai pw. dari persamaan (2.11) maka, untuk fluida air dan minyak yang immiscible (tidak saling menyampur), maka debit aliran minyak dan air dapat dituliskan sebagai: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ⋅ + ∂ ∂⋅ −= 61.0133x10 sinθρg x op oμ arokk oq ………….…………………….…..… (4.1) dan: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ⋅ + ∂ ∂⋅ −= 61.0133x10 sinθρg x wp wμ arwkk wq ………….………………….…..… (4.2) untuk penghitungan perolehan minyak kita perlu mengetahui terlebih dahulu aliran fraksional yang terjadi di reservoir. aliran fraksional adalah perbandingan debit aliran suatu jenis fluida (misalnya: air) terhadap debit aliran total fluida yang terjadi di reservoir. aliran fraksional dari air fw didefinisikan sebagai: wqoq wq tq wq wf + == ………….…………………………………………..… (4.3) q t adalah debit aliran total yang merupakan penjumlahan dari debit aliran minyak qo dan air qw. dengan mensubstitusikan persamaan (4.1) dan (4.2) ke persamaan (4.3), fw dapat dituliskan sebagai: roμ rok rwk wμ1 1.0133x10 sinθδρg x cparwkk1 wf 6 + ⋅ − ∂ ∂ ⋅+ = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ………….…………………………….… (4.4) dengan catatan: wpopcp −= atau: x wp x op x cp ∂ ∂ − ∂ ∂ = ∂ ∂ dan: wρoρδρ −= ………...… (4.5) pc adalah tekanan yang terjadi pada permukaan pertemuan antara fluida minyak dan air. sebagaimana digambarkan pada gambar 2 (b). apabila pc dianggap tidak berubah sepanjang lintasan aliran ( 0= ∂ ∂ x cp ), maka untuk reservoir yang horizontal (sinθ = 0): o rok rwk w1 1 wf μ μ + = ……….……………………………………….………….… (4.6) penerapan dinamika fluida … (dwi listriana kusumastuti)   713  metode sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa permeabilitas relatif dapat ditentukan secara laboratorium. pada tulisan ini akan kami uraikan salah satu metode yang biasa digunakan, yaitu metode unsteady state. pada metode ini, proses aliran fluida yang terjadi di reservoir disimulasikan dengan cara melakukan penginjeksian air ke dalam contoh batuan yang telah terpenuhi (tersaturasi 100%) oleh minyak. contoh batuan ini diambil dari reservoir. air dan minyak yang digunakan biasanya merupakan air dan minyak tiruan yang sifatnya telah disesuaikan agar sama dengan air dan minyak dari reservoir. secara skematis metode unsteady state di atas dapat digambarkan seperti pada gambar 3 di bawah ini. metode ini biasanya dilaksanakan pada laboratorium special core analyses. gambar 3 skema peralatan laboratorium untuk pengukuran permeabilitas relatif dengan metode unsteady state (adim) penentuan permeabilitas relatif dengan metode unsteady state, sebagaimana dilukiskan oleh gambar 3, dilakukan dengan menggunakan tekanan aliran air yang konstan. tekanan ini diatur sedemikian rupa agar aliran air yang terjadi tidak melebihi 20 cc/detik. hal ini dilakukan agar aliran fluida yang terjadi pada batuan tidak mengalami turbulensi. dengan kata lain aliran yang terjadi harus merupakan aliran laminar, irrotational. fluida air dan minyak yang digunakan pada metode ini diasumsikan sebagai incompressibel (densitas = konstan) dan immiscible (tidak saling menyampur). minyak dan air yang keluar dari batuan ditampung oleh gelas penampung. volume air dan minyak dicatat pada setiap jangka waktu yang telah ditentukan. sebagai catatan, sebelum melakukan langkahlangkah di atas maka terlebih dahulu telah dilakukan pencucian terhadap contoh batuan, yang dilanjutkan dengan pengukuran volume pori dan juga porositas dari contoh batuan. pengukuran ini biasanya dilakukan pada laboratorium routine core analyses. densitas serta viskositas air dan minyak juga harus ditentukan terlebih dahulu. pengukuran ini biasanya dilakukan pada laboratorium special core analyses sesuai dengan suhu yang telah ditentukan. besaran-besaran di atas selanjutnya digunakan untuk proses perhitungan permeabilitas relatif. pada saat-saat awal terjadi aliran air dan minyak di dalam contoh batuan maka pada gelas penampung belum terdeteksi adanya air. hal ini karena air masih berada di belakang minyak secara alamiah, keadaan ini tidak selamanya berlangsung demikian. pada saat tertentu, permukaan air akan menembus kolom minyak dan aliran yang terjadi adalah aliran campuran air dan minyak. saat awal munculnya air dari contoh batuan disebut sebagai break through. berdasarkan data-data yang telah diperoleh maka selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap permeabilitas relatif dari air maupun minyak. perhitungan ini memerlukan langkah yang panjang, namun, pada dasarnya, langkah tersebut ditujukan untuk memperoleh perhitungan aliran fraksional air 714 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 707-719  pada setiap harga saturasi air, perhitungan permeabilitas relatif dari air, perhitungan perbandingan permeabilitas relatif minyak dan air dan perhitungan perbandingan permeabilitas relatif minyak. perhitungan aliran fraksional air pada setiap harga saturasi air bersamaan dengan berjalannya waktu maka volume air yang masuk ke dalam batuan juga akan bertambah. sebelum break through, volume air yang terjadi dalam batuan besarnya sama dengan volume minyak yang tertampung pada gelas panampung. setelah break through, volume air ini besarnya sama dengan volume minyak di atas dan ditambah dengan pertambahan volume air yang tertampung. sedang volume minyak besarnya sama dengan volume minyak di atas ditambah dengan pertambahan volume minyak yang tertampung. debit aliran minyak qo dan air qw dapat diperhitungkan sebagai pertambahan volume air maupun minyak yang dibagi dengan pertambahan waktu δt. aliran fraksional fw untuk setiap jangka waktu tertentu diperhitungkan dengan memasukkan qo dan qw ke persamaan (4.3). saturasi air dapat diperhitungkan dengan menggunakan persamaan (3.3). hubungan aliran fraksional dari air terhadap saturasi air dapat dicontohkan dengan gambar 4 di bawah ini: gambar 4 contoh grafik hubungan aliran fraksional air terhadap saturasi air yang diperoleh secara laboratorium. (adim) swe ave adalah saturasi air rata-rata sampai dengan terjadinya break through, swc adalah connate water saturation (saturasi air minimal pada batuan), sor adalah irreducible oil saturation (saturasi minyak minimal pada batuan) , sw bt adalah saturasi air pada saat break through dan fw bt adalah aliran fraksional dari air pada saat break through. perhitungan permeabilitas relatif dari air pada setiap qw yang telah diperoleh pada langkah a di atas maka dapat dicari nilai permeabilitas efektif dari minyak, (lihat persamaan (4.2)) sebagai: gwρawδpc cδlwqoμ wk ⋅+⋅⋅ ⋅⋅⋅ −= c = 1.0133x106, δl= bernilai negatif = panjang contoh batuan, sin θ=0. permeabilitas relatif dari air dapat dihitung dengan persamaan (3.1): k (sw)wk(sw)rwk = penerapan dinamika fluida … (dwi listriana kusumastuti)   715  perhitungan perbandingan permeabilitas relatif minyak dan air karena aliran fraksional air telah diketahui, sementara viskositas air dan minyak juga telah diketahui sebelumnya, maka dengan menggunakan persamaan (4.6) akan dapat diperhitungkan harga perbandingan permeabilitas relatif dari minyak dan air: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ −= 1 wf 1 wμ oμ rwk rok perhitungan perbandingan permeabilitas relatif minyak perhitungan untuk menentukan permeabilitas relatif dari minyak dapat dilakukan dengan mengalikan hasil perhitungan pada langkah c dengan krw yang diperoleh pada langkah b. dari langkahlangkah di atas akan diperoleh nilai-nilai kro nilai krw sebagai fungsi dari saturasi air sebagaimana dicontohkan pada gambar 5 berikut ini: gambar 5 contoh grafik hubungan permeabilitas relatif terhadap saturasi air yang diperoleh secara laboratorium (dake, 2010) hasil dan pembahasan penghitungan perolehan minyak pada saat-saat awal terjadi aliran air dan minyak di dalam batuan reservoir maka pada sumur produksi belum terdeteksi adanya air. hal ini karena permukaan air masih berada di bawah (atau di belakang) kolom minyak secara alamiah, keadaan ini tidak selamanya berlangsung demikian. pada saat tertentu, permukaan air akan menembus kolom minyak dan aliran yang terjadi adalah aliran campuran air dan minyak. saat awal munculnya air pada sumur produksi disebut sebagai break through. perolehan minyak sebelum dan saat terjadi break through pada sumur produksi adalah: =−= )wcsavewe(sbt pdn …….…………………………………………..… (5.1) 716 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 707-719  npd bt adalah perolehan minyak sebelum dan pada saat break through, swe ave adalah saturasi air rata-rata sebelum dan sampai dengan terjadinya break through, swc adalah connate water saturation (saturasi air minimal pada batuan) dan sw bt adalah saturasi air pada saat break through. sesudah terjadinya break through maka perhitungan perolehan minyak pada sumur produksi dapat dilakukan dengan formula pada persamaan (5.2) dan (5.2) di bawah ini. uraian lengkap tentang penurunan persamaan (5.1), 95.2) dan (5.3) dapat dilihat misalnya pada acuan menurut adim (2004). id)wwef(1)wcswe(spdn −+−= …….…………………………………..… (5.2) dengan: wes wds wdf 1 idw = …….………………………………………………………..… (5.3) npd adalah perolehan minyak pada sumur produksi, swe adalah saturasi air yang terjadi pada sumur produksi, swc adalah connate water saturation (saturasi air minimal pada batuan) dan fwe adalah aliran fraksional dari air pada sumur produksi. wid adalah jumlah air yang telah diinjeksikan. contoh penghitungan perolehan minyak contoh data dan perhitungan untuk perolehan minyak di sini diambil dari dake (2010), soal latihan nomor 10.1 yang menyangkut aliran fraksional dan soal 10.2 yang menyangkut perhitungan perolehan minyak. sebagai catatan, pada soal 10.1 diberikan data hasil pengukuran permeabilitas relatif. pengukuran ini bisa dilakukan secara laboratorium dengan menggunakan metode-metode baku, misalnya seperti yang dilakukan pada laboratorium special core analyses, ppptmgb “lemigas”, jakarta. dari soal 10.1, diperoleh data permeabilitas relatif pada kasus pendorongan minyak oleh air yang terjadi pada reservoir horizontal, sebagaimana pada tabel 1 berikut ini: tabel 1 data permeabilitas relatif sw krw kro kro/krw fw 0.20 0.000 0.800 0 0.25 0.002 0.610 305.000 0.032 0.30 0.009 0.470 52.222 0.161 0.35 0.020 0.370 18.500 0.351 0.40 0.033 0.285 8.636 0.537 0.45 0.051 0.220 4.315 0.699 0.50 0.075 0.163 2.173 0.821 0.55 0.100 0.120 1.200 0.893 0.60 0.132 0.081 0.614 0.942 0.65 0.170 0.050 0.294 0.971 0.70 0.208 0.027 0.130 0.987 0.75 0.251 0.010 0.040 0.996 0.80 0.300 0 0 1.000 penerapan dinamika fluida … (dwi listriana kusumastuti)   717  hubungan antara fw dan sw dapat digambarkan dengan gambar 6 berikut ini: gambar 6 hubungan antara fw dan sw dari gambar 6 (seperti halnya pada gambar 4), dapat diperoleh: swc = 0.2, sor = 1 0.8 = 0 .2, swe ave= 0.55, sw bt = 0.45, fw bt = 0.7 perolehan minyak sebelum dan sampai dengan saat break through dapat dihitung dengan persamaan (5.1), yaitu sebesar: npd bt = 0.35. satuan untuk npd bt ini adalah volume pori (pv). oleh karena itu: npd bt = 0.35 x volume pori batuan pada reservoir tersebut. perhitungan perolehan minyak setelah terjadi break through dikemukakan pada soal no 10.2. perhitungan ini diawali dengan perhitungan npd dan wid berdasarkan persamaan (5.2) dan (5.3), yaitu (lihat juga tabel 2 di bawah): idw)we*f(1)wcswe*(spdn ⋅−+−= we*s ws wf 1 idw δ δ = berdasarkan data pada tabel 1 di atas maka wid dan npd dapat dihitung dengan persamaan di atas dan hasilnya diperlihatkan oleh tabel 2 sebagai berikut tabel 2 perhitungan wid dan npd 718 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 707-719  dari data sebelumnya telah diketahui bahwa swc = 0.2 dan sor = 0 .2, yang berarti pula bahwa minyak yang tersedia untuk diproduksi adalah: 1swc sor= 0 .6 dari volume pori. semantara, dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa minyak yang terkuras melalui sumur produksi adalah sebesar sebesar 0.564 dari volume pori batuan reservoir. hal ini berarti bahwa seluruh minyak yang tersedia telah hampir dapat diperoleh semuanya (0.564 pv). sedang yang tersisa tinggal 0.6 0.564 = 0.036 pv. keadaan ini tercapai apabila saturasi air yang mengisi sumur produksi telah mencapai 5.556 kali volume pori batuan pada reservoir. simpulan prinsip dan formula yang diberikan oleh bidang ilmu dinamika fluida berperan dalam penghitungan kecepatan aliran fluida minyak dan air pada batuan reservoir yang pada gilirannya akan berperan juga pada perhitungan perolehan minyak pada sumur produksi. batuan reservoir dapat digambarkan sebagai media alir dari fluida yang memiliki volume kontrol berupa alur-alur aliran yang dibentuk oleh pori-pori batuan dengan bentuk dan ukuran diameter yang sangat bervariasi. perhitungan kecepatan aliran fluida dengan menggunakan prinsip dan formula dinamika fluida memerlukan penyesuaian apabila hendak diterapkan untuk kasus aliran fluida pada batuan reservoir. penyesuaian di atas pada perwujudannya adalah merupakan kombinasi antara prinsip dan formula dinamika fluida yang didukung oleh data empiris pengukuran permeabilitas secara laboratorium pada batuan reservoir. dalam tulisan ini telah diterapkan metode untuk menghitung kecepatan aliran fluida dari volume kontrol ini, yang merupakan kombinasi dari pengukuran permeabilitas secara laboratorium dan penggunaan beberapa teori dalam dinamika fluida. metode ini telah terbukti dapat digunakan untuk menghitung kecepatan aliran fluida serta perolehan minyak dalam batuan reservoir, dengan akurasi yang cukup baik. permeabilitas secara fisis diterjemahkan sebagai kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida. namun dari sudut pandang lain, permeabilitas batuan dapat dipandang sebagai konstanta yang merupakan perbandingan antara perhitungan ideal, dengan menggunakan formula dinamika fluida, terhadap perhitungan dengan penyederhanaan apabila contoh batuan dianggap sebagai media atau volume kontrol yang berbentuk silinder. kecepatan aliran yang diperhitungkan adalah merupakan kecepatan aliran fraksional, yaitu kecepatan aliran minyak ataupun air relatif terhadap kecepatan aliran fluida secara total (minyak+air) yang terjadi pada batuan. daftar pustaka adim, h. (2004). mekanika reservoir. bidang yantek eksplorasi dan eksploitasi, ppptmgb “lemigas”, jakarta. colón c. f. j., oelkers e. h., schott j. (2004). experimental investigation of the effect of dissolution on sandstone permeability, porosity and reactive surface area. geochim cosmochim ac ,68(4), 805–817. dake, l.p. (2010). fundamental of reservoir engineering. elsevier scientific publishing company, amsterdam, oxford, new york, 103-129. penerapan dinamika fluida … (dwi listriana kusumastuti)   719  hughes, w. f., brighton, j.a. (2006) fluid dynamics (schaum edition), schaum’s outline series, mcgraw-hill, new york, singapore, sydney, tokyo. kumar, k.l. (2008). engineering fluid mechanics, eurisia publishing house (p) ltd., ram nagar, new delhi. mahdiyar h, jamiolahmady m. (2011). improved darcy and non-darcy flow formulations around hydraulically fractured wells. j petrol sci eng, 78(1), 149–159 microsoft word 48_td_dyah lestari.docx implementasi … (dyah lestari widaningrum; ivanaldy kabul) 1031  implementasi balanced scorecard pada unit usaha kecil menengah: studi kasus sebuah restoran di jakarta dyah lestari widaningrum; ivanaldy kabul industrial engineering department, faculty of engineering, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 dwidaningrum@binus.edu abstract increasing competition requires companies both large and small, to be more productive and innovative, therefore, companies need to be supported by an effective performance measurement system. in this research, the implementation of a balanced scorecard in smes engaged in the management of a restaurant, for a chance to be more superior and to compete amid the rapid development of the restaurant sector. strategic map based on four perspective of balanced scorecard was defined, completed with agreement of strategic objective and measurement. this implementation give evidence that even with many limitations on smes, they have developed balanced scorecard, with adjustment based on condition for strategic objective performance indicator, so this performance measurement evaluation process is applicable and able to achieve the main objective, to provide information for continuous improvement process. keywords: balanced scorecard, sme, performance measurement abstrak persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan baik besar maupun kecil, untuk lebih produktif dan inovatif, oleh karena itu, perusahaan perlu ditunjang dengan suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif. dalam penelitian ini dilakukan implementasi balanced scorecard pada sebuah ukm yang bergerak dalam pengelolaan sebuah restoran, untuk meraih kesempatan agar lebih unggul dan mampu bersaing ditengah perkembangan yang pesat sektor restoran. strategic map berdasarkan keempat perspektif dihasilkan oleh ukm ini dan menjadi dasar dalam penentuan target dari ukuran strategis. implementasi berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan membuktikan bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki ukm ini, balanced scorecard dapat dikembangkan dengan tujuan strategis serta indikator yang disesuaikan dengan kondisi, sehingga proses evaluasi pengukuran kinerja ini aplikatif dan dapat mencapai tujuan, yaitu memberikan informasi untuk melakukan proses continuous improvement. kata kunci: balanced scorecard,ukm, penilaian kinerja 1032 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1031-1040  pendahuluan perekonomian indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5.78%, jika dibandingkan tahun 2012, di mana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan, dengan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran 5.93% (bps, 2014). tim kajian sektor riil, mencakup sektor perdagangan, hotel, dan restoran, kementerian keuangan republik indonesia melaporkan bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restoran termasuk dalam klasifikasi sektor tersier, dan menempati urutan kedua setelah sektor pengangkutan dan komunikasi dalam peringkat pertumbuhan pdb sektor tersier. lebih jauh dijelaskan bahwa perkembangan jumlah usaha dari tahun 2007-2010 menunjukkan peningkatan tiap tahunnya, yaitu sebesar 22.4 % / tahun, di mana pada tahun 2010 46.6% dari total usaha restoran dan rumah makan, lokasinya terdapat di jakarta, yaitu sebanyak 1,359 unit (kemenkeu ri, 2012). jumlah restoran dan rumah makan di dki jakarta yang terus meningkat, sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan masyarakat sekaligus aktualisasi warga dki jakarta dalam mengembangkan kemampuan wirausaha, mengakibatkan persaingan antar gerai restoran/rumah makan menjadi ketat. pengembangan berbagai varian produk serta memberikan layanan dan harga yang sangat kompetitif menjadi perjuangan bagi para pengusaha restoran dan rumah makan. namun perlu dipahami bahwa untuk dapat memenangkan kompetisi, pengusaha pengelola restoran dan rumah makan perlu mengembangkan strategi dan manajemen yang dapat membawa target dan cita-cita dari usaha tersebut tercapai. kaplan dan norton (1992) menjelaskan bahwa para senior eksekutif memahami bahwa sistem pengukuran suatu organisasi akan memberikan dampak pada perilaku dari para manager dan karyawan. dipahami juga bahwa pengukuran financial accounting secara tradisional, seperti returnon-investment dan earnings-per-share dapat memberikan sinyal yang salah untuk continuous improvement dan inovasi, yang merupakan tuntutan arena kompetisi saat ini. dengan demikian dibutuhkan multi measurement yang seimbang antara ukuran keberhasilan untuk sisi financial maupun untuk sisi operasional, yang diperkenalkan oleh kaplan dan norton di tahun 1992 ini dengan istilah balanced scorecard. gumbus dan lussier (2006) dan rompho (2011) menjelaskan bahwa telah banyak dilakukan penelitian pada organisasi besar yang mengimplementasikan balanced scorecard, namun hanya sedikit pustaka yang meninjau implementasi metode ini pada unit-unit usaha kecil menengah (ukm). lebih jauh rompho menjelaskan bahwa sistem pengukuran kinerja yang diterapkan di ukm, berbeda dengan penerapan di organisasi yang besar, diantaranya diakibatkan terbatasnya waktu maupun sumber daya untuk mengelola sistem pengukuran kinerja ini. namun dalam penelitiannya, rompho menyimpulkan bahwa meskipun sejumlah penelitian melaporkan keterbatasan penerapan balanced scorecard di ukm, namun hal tersebut tidak mengindikasikan bahwa balanced scorecard tidak dapat diterapkan pada ukm, di mana tuntutan agar cepat dalam memberikan respon terhadap perubahan sangatlah mendesak. dengan pemikiran bahwa persaingan yang semakin ketat, yang menuntut perusahaan, baik besar maupun kecil, untuk lebih produktif dan inovatif, maka perlu ditunjang dengan suatu sistem pengukuran kinerja yang dapat memberikan informasi untuk melakukan continuous improvement, maka dilakukan penelitian implementasi balanced scorecardpada sebuah perusahaan kecil, yang memiliki sebuah restoran, di kota jakarta. perusahaan ini, yang mengalami pasang surut, dalam evaluasinya menilai bahwa dengan pengelolaan yang lebih baik, dengan suatu sistem pengukuran kinerja yang dapat mendorong para karyawan untuk memberikan respon terhadap target perusahaan, akan membuat perusahaan mendapatkan kesempatan untuk unggul dalam kompetisi di sektor restoran yang persaingannya semakin ketat di kota jakarta. implementasi … (dyah lestari widaningrum; ivanaldy kabul) 1033  tinjauan pustaka kaplan dan norton (1992) pertama kali memperkenalkan balanced scorecard atau dikenal juga dengan singkatan bsc di tahun 1990-an melalui penelitian selama 1 tahun terhadap 12 perusahaan. para peneliti ini menyimpulkan bahwa pengukuran financial saja tidak mencukupi dalam melakukan pengukuran kinerja. faktor lain yang mempengaruhi di kancah ekonomi saat ini juga mencakup kompetensi dan pengetahuan, customerfocus, efisiensi operasional, dan inovasi (kaplan dan norton, 1996). pengukuran merupakan hal yang fundamental baik bagi praktisi maupun akademisi. jika perusahaan memiliki harapan untuk mengembangkan manajemen aset yang intangible, maka perusahaan harus mengintegrasikan pengukuran aset intangible mereka ke dalam sistem manajemen perusahaan (kaplan, 2010). balanced scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dari empat perspektif yang penting, yaitu customer perspective (bagaimana customer melihat), internal perspective (apa yang harus dilakukan?), innovation and learning perspective (apakah dapat meningkatkan dan menciptakan value secara berkesinambungan?) dan financial perspective (bagaimana shareholders melihat?) (kaplan dan norton, 1992). gambar 1 translating vision and strategy: four perspective (sumber: kaplan, 2010) balanced scorecard merupakan suatu konsep manajemen yang membantu menerjemahkan strategi ke dalam tindakan (gaspersz, 2002). perusahaan-perusahaan yang inovatif menggunakan fokus pengukuran balanced scorecard untuk melaksanakan proses-proses manajemen kritis, yaitu: mengklarifikasi dan menerjemahkan visi dan strategi perusahaan; mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan-tujuan strategis dengan ukuran-ukuran kinerja; merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif-inisiatif (program) strategis; dan mengembangkan umpan-balik dan pembelajaran strategis untuk peningkatan terus-menerus di masa yang akan datang. dalam melakukan pengukuran kinerja, tentunya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dari berbagai aspek yang terkait.balanced scorecard adalah sebuah alat ukur yang hingga kini masih seringkali digunakan untuk mengukur kinerja pada suatu perusahaan. gumbus dan lussier (2006) menunjukkan bahwa balanced scorecard 1034 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1031-1040  merupakan suatu metode yang efektif bagi para pengusaha untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan sesuai dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil. menurut atkinson, et al dalam yuwono, et al (2007), balanced scorecard adalah “a measurement and management system that views a business unit’s performance from four perspectives: financial, customer, internal business process, and learning and growth”, di mana memiliki arti pengukuran dan sistem manajemen yang memberikan suatu penilaian terhadap empat aspek, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. menurut kaplan dan norton dalam rompho (2011), di luar dari kisah sukses dari implementasi balanced scorecard pada perusahaan besar, berdasarkan pengalaman mereka dalam mengimplementasikan balanced scorecard di berbagai perusahaan, teridentifikasi dua sumber kegagalan dari balanced scorecard di perusahaan besar, yaitu desain dan proses. kegagalan desain mencakup terlalu sedikit ukuran untuk setiap perspektif, terlalu banyak indikator dan tidak mengidentifikasi indikator kritikal, serta kurang selektif dalam menentukan key performance indicator (kpi). sementara kegagalan proses diantaranya mencakup komitmen buruk dari manajemen senior, terlalu sedikit individu yang terlibat, menyimpan scorecard di manajemen puncak, proses pengembangan desain yang terlalu lama, memperlakukan balanced scorecard sebagai proyek one-time-measurement dan proyek sistem (tidak berkesinambungan), menyewa konsultan yang tidak berpengalaman, dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai kompensasi. gumbus dan lusier (2006) mengajukan pertanyaan, apakah ukm dapat mencapai visi/misi? dan jika sulit untuk memberikan jawaban yang terukur terhadap pertanyaan tersebut, maka berarti bsc dibutuhkan. hal ini karena bsc mengacu pada prinsip dari manajemen, yaitu jika ingin dikelola, maka harus diukur. jika financial, customer, proses, dan learning & growth tidak diukur, maka stakeholder tidak akan tahu seberapa baik ukm ini telah dijalankan. alat lain yang dapat digunakan bersamaan dengan balanced scorecard adalah visual dashboard. visual dashboard dapat membantu para manajer untuk dengan mudah mengakses dan menganalisa kpi mereka, sehingga lebih menghemat waktu dan tidak membingungkan (wyatt, 2004). kemampuan untuk menunjukkan laporan yang real-time menjadikan manajer lebih diperhitungkan, dan yang lebih penting mendapatkan informasi dengan lebih baik. metode studi kasus pada penelitian ini adalah pada perusahaan pt xyz, yang mengelola sebuah restoran di kota jakarta. untuk mencapai tujuan seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan, maka dilakukan penelitian dengan tahapan seperti yang dapat dilihat di bawah ini. gambar 2 langkah analisa implementasi balanced scorecard implementasi … (dyah lestari widaningrum; ivanaldy kabul) 1035  mengacu pada diagram langkah analisa implementasi balanced scorecard pada gambar 2, penelitiaan dimulai dengan bersama-sama pemilik dan pimpinan perusahaan perusahaan xyz menggagas serta menentukan apakah yang menjadi visi dan misi dari restoran ini. visi merupakan arah dan cita-cita yang diwujudkan dengan adanya misi. misi adalah bentuk konkrit yang dilakukan dalam mencapai target perusahaan. selanjutnya adalah menentukan tujuan strategis dari empat perspektif balanced scorecard, yaitu financial, customer, internal business process, dan learning and growth. selanjutnya dianalisa keterkaitan atau hubungan sebab akibat antara tujuan strategis yang satu dengan yang lainnya, dan yang terakhir adalah melakukan analisa hasil pengukuran kinerja berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan. hasil dan pembahasan pt xyz adalah perusahaan yang mengelola sebuah restoran yang berdiri sejak tahun 2007, yang menyajikan berbagai varian menu, baik menu-menu ala barat maupun sajian nusantara, dengan menu andalannya adalah pancake. restoran ini pun cukup aktif dengan berbagai promo, contohnya promo makan siang yang cukup menarik perhatian masyarakat karena makanan yang menarik dengan harga yang kompetitif jika dibandingkan dengan restoran sejenis. sebelum dilakukan penelitian ini, visi dan misi perusahaan ini dikembangkan dan dikomunikasikan secara verbal. tidak ada dokumentasi tertulis yang menyatakan dengan jelas apa yang menjadi harapan dan langkah kerja dari perusahaan ini. visi dan misi ditunjukkan melalui arahan-arahan cara bersikap dan bekerja dari pimpinan perusahaan pada para karyawan. visi perusahaan ini adalah, “menjadi restoran pilihan keluarga yang mampu bersaing dalam dunia kuliner serta mempunyai proses internal yang efisien dan efektif, dan mengedepankan pengembangan dari karyawan” sementara misinya adalah, “selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, dan memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk melakukan pengembangan diri dan kemampuan”. namun dengan implementasi balanced scorecard ini, maka apa yang selama ini menjadi nilai yang terpatri dalam perusahaan, didokumentasikan agar dapat menjadi panduan dalam menentukan strategi dalam berkompetisi. sesuai dengan empat perspektif yang menjadi sudut pandang penilaian kinerja dalam pembuatan balanced scorecard, maka visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan ini diwujudkan dalam beberapa tujuan strategis. tujuan strategis adalah suatu aspek yang menjadi suatu landasan dan memberikan arah bagi pemilik serta karyawan perusahaan untuk bekerja. berdasarkan pembahasan dengan pemilik dan pimpinan dari perusahaan ini, maka dirumuskan tujuan strategis seperti yang dapat dilihat pada gambar 3. hubungan antara tujuan strategis yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan garis panah. dalam analisis menggunakan metode balanced scorecard, setiap tujuan strategis harus diperinci mengenai bagaimana cara mengukur. ukuran strategis adalah suatu acuan yang dipakai untuk melakukan suatu pengukuran terhadap sistem yang telah berjalan. maka selanjutnya ditentukan ukuran-ukuran strategis yang akan menjadi acuan perhitungan pada setiap tujuan strategis pada empat perspektif yang ada, seperti yang dapat dilihat pada tabel 1. terbatasnya jumlah karyawan menjadi pertimbangan pemilihan tujuan strategis maupun ukuran strategis yang dipilih, agar desain sistem ini dapat diterapkan dengan sumber daya serta data yang dapat diperoleh dalam kegiatan operasional sehari-hari serta untuk mengurangi resiko kegagalan seperti yang telah dibahas pada tinjauan pustaka. aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan data untuk memonitor kinerja dapat dilihat pada tabel 2. 1036 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1031-1040  gambar 3 strategic map berdasarkan empat perspektif balanced scorecard tabel 1 ukuran strategis untuk mengukur tujuan strategis perusahaan perspektif tujuan strategis ukuran strategis financial peningkatan revenue omset/ hari customer customer satisfaction tingkat kepuasan untuk pelayanan tingkat kepuasan untuk fasilitas restoran customer retention % pelanggan yang datang berulang dalam 1 bulan terakhir internal business process service response % delivery time new product development jumlah produk baru yang dihasilkan learning and growth employee satisfaction % kepuasan karyawan terhadap suasana kerja % kepuasan karyawan terhadap fasilitas restoran % karyawan yang masih bertahan 1 tahun terakhir employee training jumlah pelatihan dalam sebulan implementasi … (dyah lestari widaningrum; ivanaldy kabul) 1037  tabel 2 rencana implementasi balanced scorecard perspektif tujuan strategis ukuran strategis target aktivitas frekuensi pic financial peningkatan revenue omset/ hari +10% rekap data 1 tahun 2x manajer restoran customer customer satisfaction tingkat kepuasan pelayanan min 80% survey 1 tahun 1x manajer restoran tingkat kepuasan untuk fasilitas min 80% survey 1 tahun 1x manajer restoran customer retention tingkat retensi pelanggan min 2x promo cashback tentatif manajer restoran internal business process service response % delivery time max 15mnt survey 1 tahun 1x supervisor layanan new product development jumlah produk baru 1 1 tahun 2x supervisor produk learning and growth employee satisfaction % kepuasan karyawan terhadap suasana kerja min 80% survey 1 tahun 1x manajer restoran % kepuasan karyawan terhadap fasilitas min 70% survey 1 tahun 1x manajer restoran % karyawan yang masih bertahan (1 tahun) min 70% survey 1 tahun 1x manajer restoran employee training jumlah pelatihan (1 bulan) min 4x penilaian kinerja 1 tahun 2x manajer restoran untuk proses evaluasi penilaian kinerja dengan sistem yang mengadopsi balanced scorecard ini, maka selanjutnya ditentukan target serta bobot dari setiap ukuran strategis, yang juga disesuaikan dengan kondisi aktual saat ini, berdasarkan keputusan bersama dengan pemilik dan pimpinan dari perusahaan ini, seperti yang dapat dilihat pada tabel 3. tabel 3 pembobotan dan target dari ukuran strategis perspektif bobot tujuan strategis bobot ukuran strategis target bobot financial 25% peningkatan revenue 100% omset/ hari +10% 100% customer 25% customer satisfaction 50% tingkat kepuasan pelayanan min 80% 50% tingkat kepuasan untuk fasilitas min 80% 50% customer retention 50% tingkat retensi pelanggan min 2x 100% internal business process 25% service response 60% % delivery time max 15mnt 100% new product development 40% jumlah produk baru 1 100% learning and growth 25% employee satisfaction 60% % kepuasan karyawan terhadap suasana kerja min 80% 33,33% % kepuasan karyawan terhadap fasilitas min 70% 33,33% % karyawan yang masih bertahan (1 tahun) min 70% 33,33% employee training 40% jumlah pelatihan (1 bulan) min 4x 100% omset adalah pendapatan kotor yang didapat oleh perusahaan setiap hari. data mengenai jumlah omset/ hari didapat dari arsip perusahaan berdasarkan informasi dari pihak perusahaan, dan hasil tersebut akan dievaluasi apakah sudah sesuai dengan target yang ditentukan. untuk ukuran strategis tingkat kepuasan pelayanan, data diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada para pengunjung/pelanggan yang pernah mengunjungi restoran ini. untuk ukuran strategis tingkat kepuasan terhadap fasilitas restoran, data diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada para 1038 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1031-1040  pengunjung/pelanggan yang pernah mengunjungi restoran ini. data tingkat retensi pelanggan dalam satu bulan dilakukan dengan wawancara tambahan ketika pambagian kuesioner. data mengenai jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengantarkan makanan yang telah dipesan sampai siap dihidangkan di meja diperoleh melalui data arsip perusahaan, di mana data tersebut didapat melalui pengamatan yang dilakukan terhadap waktu pelayanan. jumlah produk baru yang ada di diketahui berdasarkan catatan penjualan menu baru. untuk ukuran strategis tingkat kepuasan karyawan terhadap suasana kerja dan fasilitas restoran, data didapat melalui kuesioner yang dibagikan kepada karyawan yang bekerja di restoran ini. data tingkat karyawan yang masih bertahan dalam satu tahun terakhir serta data pelatihan karyawan diperoleh dari data arsip perusahaan mengenai karyawan. desain dari balanced scorecard ini, yang juga merupakan “kunci-kunci” bisnis restoran yang diteliti, yang pengembangannya melibatkan pemilik dan pimpinan, namun tidak terlepas dari keterlibatan seluruh karyawan, khususnya dalam menentukan ukuran strategis serta target yang akan dievaluasi. keterlibatan seluruh karyawan sangat penting untuk memudahkan komunikasi rencana implementasi sistem penilaian kinerja dengan pendekatan balanced scorecard ini. dengan jumlah karyawan yang relatif sedikit, maka tentu proses komunikasi dua arah lebih mudah tercapai dibandingkan dengan organisasi yang besar. komunikasi rencana implementasi sistem penilaian kinerja ini juga dinilai sangat penting untuk dipahami oleh seluruh stakeholder, khususnya mengingat penilaian ini akan menghasilkan informasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki, peluang-peluang untuk dilakukan pengembangan, serta hal-hal yang menghambat agar continuous improvement untuk peningkatan kinerja perusahaan dapat tercapai. perlu dipahami juga bahwa sistem penilaian kinerja ini selain akan menunjukkan performa perusahaan secara umum, namun juga dapat menjadi referensi bagi kinerja individu, oleh karena itu budaya peningkatan berkesinambungan harus dipahami oleh setiap individu sebagai prinsip individu selain sebagai prinsip perusahaan. sekali lagi, perusahaan ini, sebagai unit ukm memiliki keyakinan bahwa pembudayaan nilai-nilai ini dapat diterapkan, karena memiliki hambatan yang tidak sebesar yang dirasakan oleh organisasi yang besar. dalam masa penelitian ini, dilakukan evaluasi tahap 1 berdasarkan data tiga bulan pengamatan, untuk melihat sinkronisasi antara desain sistem penilaian kinerja yang menggunakan pendekatan balanced scorecard ini dengan kondisi aktual dari perusahaan. berdasarkan data-data yang dikumpulkan, maka evaluasi kinerja dirangkum, seperti yang dapat dilihat pada tabel 4. tabel 4 evaluasi penilaian kinerja dari keempat perspektif ukuran strategis target realisasi pencapaian bobot hasil pencapaian omset/ hari 10% 11% 100% 100% 100% kepuasan pelayanan 80% 73.64% 92.05% 50% 80,04% kepuasan fasilitas 80% 73.61% 92.01% retensi 2x 1,36x 68.05% 50% kesigapan pelayanan 15menit 16menit 93.75% 60% 96.25% kreatifitas pelayanan 1 3 100% 40% kepuasan suasana kerja 80% 65% 81.25% 60% 87.90% kepuasan fasilitas 70% 67.33% 96.19% karyawan bertahan 70% 100% 100% pelatihan karyawan 4x 100% 100% 40% ratarata pencapaian = (100 + 84,04 + 95,25 + 89,90)% : 4 = 92,3% implementasi … (dyah lestari widaningrum; ivanaldy kabul) 1039  dari rangkuman evaluasi penilaian kinerja dari keempat perspektif dapat dilihat aspek-aspek yang perlu ditingkatkan guna peningkatan berkesinambungan bagi kinerja perusahaan, yaitu tingkat retensi dari pelanggan serta kepuasan suasana kerja dengan pencapaian kurang dari 85% jika dibandingkan antara target dan realisasi. dengan informasi ini maka perusahaan perlu melihat kembali hal-hal yang mengakibatkan performa dari kedua ukuran strategis ini belum dapat mencapai target yang telah disepakati. evaluasi penilaian kinerja ini tentu saja masih perlu dilakukan evaluasi kembali, pada periode berikutnya, dan dan secara terus-menerus, untuk melihat apakah target masih relevan dengan perkembangan dan perbaikan yang telah dilakukan, serta untuk menentukan apakah ada dan apakah memungkinkan untuk disisipkan ukuran strategis yang baru, agar lebih dapat mewakili keempat perspektif dalam bisnis restoran ini, namun tetap aplikatif bagi ukm. simpulan implementasi balanced scorecard pada perusahaan ukm yang mengelola sebuah restoran pada penelitian ini membuktikan bahwa dengan keterbatasan sumber daya maupun waktu, sebuah sistem penilaian kinerja yang menggunakan pendekatan balanced scorecard, yang menggunakan empat perspektif dalam mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif financial, customer, internal business process, dan learning and growth, dapat diterapkan dan aplikatif, selama desain dari tujuan dan ukuran strategis disesuaikan dengan real data yang ada di lapangan dan/atau yang mungkin dan penting untuk sengaja dikumpulkan. pembudayaan peningkatan berkesinambungan baik bagi perusahaan maupun secara individu, diyakini akan berjalan tanpa hambatan yang signifikan, mengingat proses komunikasi dua arah, serta keterlibatan seluruh karyawan dalam implementasi balanced scorecard ini tidak serumit yang dialami oleh perusahaan yang lebih besar. komitmen pemilik dan pimpinan serta keterlibatan seluruh karyawan akan menjadi penggerak utama untuk memastikan sistem penilaian kinerja ini terevaluasi, serta untuk memastikan feedback dari hasil evaluasi direspon secara positif bagi tahapan pencapaian visi perusahaan. daftar pustaka gaspersz, v. (2002). sistem manajemen kinerja terintegrasi: balanced scorecard dengan six sigma untuk organisasi bisnis dan pemerintah. jakarta: pt. gramedia pustaka utama gumbus, a., lussier, r. n. (2006). entrepreneurs use a balanced scorecard to translate strategy into performance. proquest. 11-14. kaplan, r. s., norton, d. p. (1992). the balanced scorecard – measures that drive performance. harvard business review, reprint 92105 ______. (1996). the balanced scorecard: translating strategy into action. harvard business school. c.336p. kaplan, r. s. (2010). conceptual foundations of the balanced scorecard. harvard business school working paper. 10-074 1040 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 1031-1040  kementrian keuangan ri. (2012). kajian profil sektor riil : sektor perdagangan, hotel, dan restoran. diakses pada 24 mei 2014 dari http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/profil%20sektor%20riil.pdf. rompho, n. (2011). why the balanced scorecard fails in smes: a case study. international journal of business and management. 6(11): 39-46 wyatt, j. (2004). scorecards, dashboards, and kpis: keys to integrated performance measurement. proquest nursing & allied health source. 58(2): 76-80 yuwono, s., sukarno, e., ichsan, m. (2007). petunjuk praktis penyusunan balanced scorecard menuju organisasi yang berfokus pada strategi . edisi 4. jakarta:pt gramedia pustaka utama. microsoft word 11_ti_dennise adrianto_qrcode reader-hs.docx 266 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 266-280  qr code reader pada smartphone android untuk aplikasi layanan restoran dennise adrianto1; violitta yesmaya2; albertus agung3; davin timothy ivander4; elysia5; nico natalie6 1, 2, 3, 4, 5, 6 computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 1dadrianto@binus.edu; 2vyesmaya@binus.edu; 3alagung@binus.edu; 4divander@binus.edu; 5elysia@binus.edu; 6nico.natalie@yahoo.com abstract the development of today's smartphone technology has a huge impact to the world of information technology and telecommunications. the emergence of a variety of applications for smartphones can improve the performance and effectiveness of an activity. some restaurants have made use of smartphones in the business process, but only as a recording medium order or see a list of menus available in the restaurant. the purpose of this paper is to make the application as a whole that integrated the frontend and backend operations that help the process from ordering food, serving customer to managing restaurant data such as restaurant menus, employees, and transactions. the method used is the method of analysis (study of literature, analysis of similar applications, questionnaires, and interviews) and extreme programming design method. the results of this research is frontend application for food ordering and restaurant service and a backend system that has additional features such as restaurant profiles, restaurant menu data includes descriptions, recommended menu and images, promos, restaurant rating or menu rating, the waiter call feature, view bill and request features bill. the conclusion of this research is the developed application can help ordering process and restaurant services process in a restaurant with good customer satisfaction and good application performance. kata kunci: service, restaurant, qr code, smartphone, android, application abstrak perkembangan teknologi smartphone saat ini telah memberikan pengaruh yang sangat besar bagi dunia teknologi informasi dan telekomunikasi.munculnya berbagai aplikasi untuk smartphone dapat meningkatkan kinerja dan keefektifan suatu aktivitas. beberapa restoran telah memanfaatkan smartphone dalam proses bisnisnya, namun hanya sebagai media pencatat pesanan atau melihat daftar menu yang tersedia pada restoran. tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi yang secara keseluruhan sanggup melayani kebutuhan pelanggan dalam memesan makanan dan pelayanan restoran serta backend restoran yang membantu proses operasional restoran dalam mengelola data menu, karyawan, dan transaksi. metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis (studi literatur, analisis aplikasi sejenis, kuesioner, dan wawancara) dan metode perancangan extreme programming. hasil dari skripsi ini adalah aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran dan backend yang memiliki fitur-fitur tambahan lainnya seperti profil restoran, data menu yang lengkap meliputi deskripsi, rekomendasi dan gambar, promo, fitur rating terhadap restoran atau menu, fitur call waiter, fitur view bill dan request bill. kesimpulan dari penelitian ini adalah aplikasi yang dikembangkan dengan fitur-fitur yang ada telah sangat membantu proses pemesanan dan layanan service pada restoran dengan kepuasan customer dan performa aplikasi yang baik. kata kunci: layanan, restoran, qr code, smartphone, android, aplikasi qr code reader … (dennise adrianto; dkk) 267  pendahuluan perkembangan teknologi smartphone saat ini telah memberikan pengaruh yang sangat besar bagi dunia teknologi informasi dan telekomunikasi. munculnya berbagai aplikasi untuk smartphone dapat memberikan pilihan untuk meningkatkan kinerja dan keefektifan suatu aktivitas. beragam aplikasi tidak hanya digunakan untuk meningkatkan kinerja suatu kegiatan, namun penerapannya dapat menjadi daya tarik tersendiri bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang belum menerapkan hal tersebut. penggunaan smartphone merambah ke industri makanan, terutama restoran. beberapa restoran telah memasukan teknologi smartphone dalam proses bisnisnya, contohnya saja restoran d’cost dan vegas hotdog. restoran ini menggunakan smartphone sebagai media pencatat pesanan customer yang dilakukan oleh pelayan restoran atau untuk melihat daftar menu yang tersedia di restoran. hal ini masih kurang efektif karena pelayan harus mendatangi customer untuk memberikan buku menu, lalu mencatat pesanan yang dipesan oleh customer. hal tersebut akan memakan waktu yang cukup besar, apalagi jika kondisi restoran sedang ramai dan semua pelayan sedang sibuk melayani customer lain. didasari dengan kebutuhan aplikasi yang dapat memudahkan restoran dalam melakukan proses bisnisnya terutama dalam proses pemesanan makanan, maka penulis ingin membuat aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran pada smartphone berbasis android dengan menggunakan qr code. law & so (2010) menyatakan qr code atau quick response code merupakan bentuk evolusi dari kode batang (barcode) dari satu dimensi menjadi dua dimensi. pengguna yang memiliki smartphone dapat melihat menu yang disediakan oleh restoran dan melakukan pemesanan. smartphone pengguna tidak harus terhubung dengan internet karena akan menggunakan jaringan hot-spot yang dimiliki oleh restoran. aplikasi akan membaca qr code yang disediakan dengan menggunakan kamera untuk mengubungkan smartphone pengguna secara otomatis ke jaringan restoran dan untuk identifikasi nomor meja. aplikasi akan dibangun pada platform android karena android bersifat open-source sehingga lebih mudah untuk dipelajari dan dikembangkan. selain itu keberadaan smartphone untuk sistem operasi android juga telah mendominasi penjualan smartphone dibandingkan dengan smartphone lainnya. hal tersebut dapat dilihat dari data penjualan smartphone dalam jangka waktu satu tahun yaitu pada tahun 2012– kuartal kedua tahun 2013, sistem operasi android meningkat sebanyak 73.5%. hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang ada dan dapat menghasilkan sebuah aplikasi yang memberikan fitur-fitur menarik dan mendukung sistem pada restoran sehingga proses pemesanan makanan dan layanan menjadi lebih efisien. metode metode yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: (1) studi literatur yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan teori-teori dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pengembangan aplikasi dari buku, artikel, dan jurnal. (2) analisis aplikasi sejenis yaitu metode yang dilakukan dengan cara menganalisa fitur-fitur dari aplikasi sejenis sehingga dapat membantu pengembangan fitur-fitur pada aplikasi yang akan dikembangkan. (3) kuesioner yaitu metode yang dilakukan dengan cara membagikan kuesioner untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu pengembangan aplikasi meliputi kuesioner kebutuhan pengguna dan kuesioner evaluasi aplikasi. (4) wawancara yaitu metode yang dilakukan dengan cara menyajikan sejumlah pertanyaan kepada pakar information technology (it) dan pengurus restoran sehingga dapat membantu evaluasi aplikasi. (5) observasi yaitu metode yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap restoran seperti pengamatan sistem ordering menggunakan smartphone yang diterapkan restoran. 268 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 266-280  tinjauan pustaka restoran berasal dari kata restaurer (perancis) yang berarti restore atau restorasi yang dalam bahasa indonesia berarti memperbaiki atau memulihkan. restoran adalah suatu tempat yang menyediakan makanan dan atau minuman dan memungut bayaran (for-profit food service), yang juga mencakup rumah makan, bar, kafetaria, catering dan yang termasuk jasa boga lainnya (ninemeir & hayes, 2006). menurut gronroos (dalam ratminto dan winarsi, 2005), pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata atau tidak dapat diraba dan terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan. menurut sinambela (2006), pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik. menurut napitupulu (2007), pelayanan adalah serangkaian kegiatan suatu proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa produk jasa dengan sejumlah ciri seperti tidak terwujud , cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada memilki, dan pelanggan lebih dapat berpartisispasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. prosedur pelayanan pada restoran merupakan kegiatan operasional sebelum restoran dibuka sampai restoran ditutup. kegiatan ini meliputi semua usaha petugas restoran dalam memberikan pelayanan kepada tamu, baik persiapan tamu datang sampai tamu meninggalkan restoran. untuk menunjang keberhasilan dalam melaksanakan tugas seorang pegawai restoran harus mengetahui dan memahami prosedur kerja pada saat pelayanan makanan dan minuman berlangsung (almarogi, 2013). keberhasilan selama restoran beroperasi tergantung bagaimana petugas restoran dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. pekerjaan ini menyangkut bagaimana petugas melayani tamu sehingga tamu merasa puas dan senang atas pelayanan yang didapatkan. untuk mempertemukan kedua keinginan yang berbeda antara pelanggan dengan pemilik restoran, maka diperlukan kunci keberhasilan antara lain: ketepatan, kecekatan, kejelian, kepekaan dari sumber tenaga yang profesional dengan sistem, dan tahapan pelayanan sehingga dapat memenuhi keinginan pelanggan. menurut pressman (2010), agile development disusun oleh kent beck dan 16 orang lainnya, yang menyatakan bahwa agile development berisi sekumpulan metodologi dalam merancang perangkat lunak yang mementingkan kepuasan customer dan penyampaian perangkat lunak secara berkala; tim proyek yang tidak terlalu besar dan memiliki motivasi tinggi; dan mementingkan simplicity. proses pengembangan agile menekankan delivery (proses) dibanding dengan analisis dan desain serta komunikasi yang aktif antara customer dengan developer. dalam manifesto tersebut juga menyatakan bahwa untuk merancang perangkat lunak yang baik, dibutuhkan empat hal utama yaitu: (1) mementingkan interaksi antar individu dibandingkan dengan proses dan tools. (2) mementingkan perangkat yang bekerja dengan baik dibandingkan dengan kelengkapan dokumentasi. (3) mementingkan kolaborasi dengan sesama users dibandingkan dengan kontrak yang sudah dibuat sebelumnya. (4) merespon perubahan yang terjadi, tidak terikat pada rencana yang dibuat sebelum nya. selain membuat manifesto, agile development juga mendefisinikan 12 prinsip agility yaitu: (1) prioritas utama adalah untuk memuaskan customer dengan memberikan pelayanan perangkat lunak yang baik dari awal dan berkelanjutan. (2) menerima perbuahan kebutuhan, meskipun terjadi di akhir pengembangan. (3) memberikan hasil perangkat lunak secara berkala, dalam hitungan minggu atau bulan. (4) pengembang perangkat lunak dan orang-orang yang memiliki kepentingan bekerja sama selama proyek berlangsung. (5) membangun proyek diantara orang-orang yang memiliki motivasi. menyediakan lingkungan dan dukungan yang mereka butuhkan, dan percaya mereka dapat qr code reader … (dennise adrianto; dkk) 269  menyelesaikan pekerjaan yang ada. (6) metode paling efektif dalam menyampaikan informasi kepada para pengembang adalah dengan komunikasi langsung. (7) perangkat lunak yang bekerja dengan baik adalah alat ukur utama dari kemajuan proyek. (8) agile process mendukung pengembangan berkelanjutan. para sponsor, pengembang dan users bisa bebas menjaga kestabilan proyek. (9) memberikan perhatian secara terus-menerus kepada keunggulan teknis yang dimiliki dan desain yang baik dapat meningkatkan ketangkasan. (10) kesederhanaan itu penting. (11) arsitektur, kebutuhan, dan desain yang baik didapat dari tim yang dapat mengatur dirinya sendiri. (12) secara berkala, tim merefleksikan apakah yang dikerjakan sudah efektif dan mencari cara agar lebih efektif serta melakukannya dengan segera. beberapa hal penting yang harus dimiliki seseorang agar dapat menerapkan konsep agile development adalah harus memiliki kompetensi, fokus pada tujuan, bisa berkolaborasi dengan anggota tim, bisa membuat keputusan, dapat memecahkan fuzzy problem, percaya dan saling menghormati anggota tim, serta memiliki kemampuan untuk mengatur diri dan organisasi. menurut pressman (2010) extreme programming (xp) merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang termasuk dalam agile development. ada 5 hal penting yang menjadi dasar dari metode ini: (1) communication. komunikasi yang efektif antara pengembang dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan sangat penting untuk menentukan fitur dan fungsi dari perangkat lunak yang akan dibuat, serta memberikan pandangan kepada pengembang sesuai dengan pandangan pengguna perangkat lunak. (2) simplicity. metode xp membatasi pengembang untuk merancang hanya untuk kebutuhan saat ini, daripada kebutuhan yang akan datang. hal ini bertujuan agar dapat menghasilkan rancangan yang sederhana, yang mudah diimplementasikan pada code. jika rancangan harus dikemabangkan, dapat dilakukan dilain waktu (refactored). (3) feedback. umpan balik didapat dari tiga sumber, yang pertama adalah implementasi perangkat lunak itu sendiri, customer, dan team pengembang lainnya. hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan dari proses dan kualitas dari perangkat lunak yang dibangun agar hal-hal yang menjadi masalah dalam proses pembangunan dapat diketahui dari awal. setiap feedback yang diterima, ditanggapi dengan melakukan tes dan dilakukan secepatnya. (4) courage. courage adalah komitmen untuk selalu melakukan design dan coding untuk hari ini dan bukan untuk esok, dan menyadari bahwa kebutuhan esok akan bisa berubah secara dramatis, sehingga menuntut pengembang untuk melakukan refactor. (5) respect. dengan mengikuti langkah-langkah diatas, tim harus menghormati anggota tim lainnya, tidak boleh melalukan perubahan yang dapat merusak kompikasi dan memperlambat kerja tim. menurut pressman (2010), extreme programming (xp) menggunakan pendekatan objectoriented dan mencakup seperangkat aturan yang terjadi dalam 4 kerangka kegiatan: planning, design, coding, and testing. gambar 1 metode pendekatan extreme programming (sumber: www.jptutorials.co.in, 2013) 270 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 266-280  planning dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan yang memungkinkan para anggota dari tim xp dapat memahami konteks bisnis dari perangkat lunak yang akan dibuat dan mendapat wawasan yang luas untuk output apa yang diperlukan serta fitur-fitur utama dari perangkat lunak. tahap ini akan mengarah pada pembuatan “stories” yang menggambarkan output yang dibutuhkan, fitur, dan fungsi dari perangkat lunak yang akan dibuat. metode xp mengikuti aturan kis (keepitsimple). desain yang sederhana selalu diutamakan dibandingkan dengan representasi yang kompleks. jika terdapat design yang sulit, xp akan menerapkan spikesolution, dimana pembuatan design dilakukan segera, dan dibuat langsung ke tujuannya. xp juga mendukung adanya refactoring dimana kita dapat melakukan perubahan pada kode program untuk disederhanakan tanpa merubah cara kode tersebut bekerja. setelah “stories” sudah dirancang dan desain awal sudah selesai, tim tidak langsung memulai code, tetapi terlebih dahulu merancang beberapa unittest yang digunakan untuk menjalankan “stories” dan disertakan pada softwarerelease saat itu. setelah itu, pengembang focus untuk mengimplementasikannya. xp juga menerapkan pair programming yaitu proses pengembangan program yang dilakukan secara berpasangan. dua orang bekerja sama dalam satu komputer untuk menulis kode. hal ini memberikan real-timeproblemsolving dan real-timequalityassurance. pada tahap testing dilakukan pengujian kode pada unittest yang telah dibuat sebelumnya. pada metode xp dilakukan acceptance test atau biasa disebut customer test.tes ini diberikan kepada customer akan menggunakan fitur dan fungsi sistem yang akan dibuat. law, c. & so, s. (2010) menyatakan bahwa qr code merupakan bentuk dua dimensi dari barcode. qr code dikembangkan oleh denso wave yang digunakan untuk mendata sparepart kendaraan pada tahun 1994. qr merupakan singkatan dari quickresponse. qr code dapat dibaca melalui smartphone yang sudah dilengkapi kamera dan pemindai qr. informasi seperti url, sms, informasi kontak, dan teks dapat disimpan matriks 2 dimensi. gambar 2 contoh qr code qr code mampu menyimpan 7,089 angka, 4,296 alfanumerik, 2,965 bytes, 1,817 kanji. kapasitas data yang disimpan lebih banyak dari pada barcode karena dapat menyimpan informasi secara vertikal dan horizontal. qr code dapat dibaca dari berbagai arah (360o) melalui pola deteksi yang terletak di tiga sudut seperti yang ditunjukan pada gambar 2. qr code reader … (dennise adrianto; dkk) 271  hasil dan pembahasan sampai saat ini, teknologi menjadi asset strategis yang penting bagi industri restoran untuk meningkatkan layanan dan produk untuk mempertahankan daya saing.hal ini telah ditekankan pada industri restoran harus mengatasi kekurangan teknologi proaktif dan komprehensif jika berharap untuk mendapatkan keuntungan dari revolusi pasar yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi.hanya mereka yang bisa mengikuti perkembangan teknologi yang mampu mempertahankan customer yang sudah ada, membuka bisnis baru, dan mendapatkan pangsa pasar. pengaruh teknologi terhadap industri restoran tidak hanya pada bagaimana produk yang dihasilkan, tetapi juga bagaimana produk disajikan pada menu, sehingga inovasi pada penyajian menu adalah masalah yang menarik bagi para pengelola restoran.menu dianggap sebagai alat pemasaran dan iklan cetak karena menyampaikan pesan kepada customer dan mempengaruhi penjualan langsung. sebagai sumber utama informasi tentang restoran, idealnya, menu desain yang tepat akan memperkuat citra, memberikan ekpektasi kepada customer tentang makanan yang dipesan serta kualitasnya. studi yang dilakukan oleh reynolds et. al. (2005) meneliti apakah font, warna, tata letak, dan desain menjadi faktor penting yang mempengaruhi perilaku customer, dan hasil menunjukkan bahwa teknik desain menu saat ini tidak dapat secara efektif menarik perhatian customer dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja restoran. oleh karena itu, perubahan yang lebih luas dalam desain menu dan pemasaran produk mungkin diperlukan untuk meningkatkan cek rata-rata. hal ini dapat secara efektif dicapai melalui penerapan teknologi. sistem pemesanan makanan menggunakan pda kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuat peningkatan jumlah industri yang menggunakan teknologi untuk menunjang aktivitas. dalam bidang restoran, pda (personal digital assistant) digunakan untuk mengganti sistem pemesanan makan tradisional yang masih menggunakan kertas dan pena. pada sistem order ini, customer restoran yang datang akan diantar ke tempat duduk, lalu memberikan buku menu. pelayan restoran akan pergi ke meja lain sambil menunggu customer untuk memilih menu. ketika customer sudah siap untuk melakukan order, pelayan akan mencatat order menggunakan pda. order lalu akan dikirim ke dapur untuk segera diproses. ketika customer sudah selesai makan dan ingin meminta bill, pelayan akan mengecek order customer melalui pda, lalu membuat bill tersebut. gambar 3 proses order makanan menggunakan pda 272 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 266-280  tetapi, banyak kelemahan yang dengan sistem ini. contohnya penyajian daftar menu masih menggunakan cara konvensional (menu cetak). jika ada perubahan terhadap menu seperti harga, ketersediaan, promosi dan lainnya harus dilakukan secara manual. daftar menu tersebut hanya memiliki sedikit informasi tentang menu, sehingga pelayan harus bisa menyediakan informasi tentang menu-menu tersebut. use case diagram gambar 4 use case diagram (front end) gambar 5 use case diagram (back end) qr code reader … (dennise adrianto; dkk) 273  class diagram gambar 6 class diagram 274 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 266-280  perbandingan dengan aplikasi sejenis ravintola ravintola adalah sebuah piranti lunak manajemen restoran/software restoran. salah satu restoran yang menggunakan aplikasi ini adalah vegas hotdog. restoran vegas hotdog adalah sebuah cafe yang terletak di mall central park, jakarta barat yang menyajikan makan tradisional amerika, dengan menu utama hot dog. restoran ini cukup menarik perhatian customer dengan konsep pemesanannya yang menggunakan ipad. ketika customer datang dan memilih tempat duduk, karyawan restoran akan membawakan ipad dan meng-input nomor meja di ipad tersebut sebelum menyerahkannya ke customer. berikut user interface dari aplikasi ravintola yang diimplementasikan di restoran vegas hotdog : gambar 7 tampilan aplikasi ravintola customer dapat melihat menu dan meng-input order melalui ipad tersebut dengan panduan dari karyawan. setelah selesai, ipad akan dibawa kembali oleh karyawan. list order akan di-print dan diberikan ke bagian dapur. customer tidak menerima copy-an list order yang telah dipesan sebelumnya. penambahan pesanan harus dilakukan menggunakan ipad seperti proses pemesanan yang pertama. customer harus memanggil karyawan dan menunggu giliran pemakaian ipad. customer meminta tagihan dengan memanggil karyawan. karyawan akan mencetak tagihan dan memberikannya kepada customer. jika ada penambahan order, tagihan akan tercetak lebih dari satu tagihan yang diklip menjadi satu. qikserve qikserve adalah aplikasi pemesanan makanan yang menggunakan model e-commerce web dengan aplikasi smartphone untuk memungkinkan customer memesan makanan di meja tempat mereka duduk melalui smartphone. customer harus melakukan scanning pada qr code yang terdapat pada meja makan restoran sebelum melakukan pemesanan. qr code tersebut menyimpan informasi lokasi restoran dan meja. qikserve dapat digunakan terus menerus untuk melakukan pemesanan selanjutnya misalnya minuman. setelah menempatkan pesanan, sistem menyajikan konfirmasi bahwa pesanan telah diterima. qr code reader … (dennise adrianto; dkk) 275  metode pembayaran dapat dilakukan melalui waiter atau counter, paypall, credit atau debit card. pesanan dikirimkan ke dapur dan bar staf melalui portal online dan / atau gprs printer dan / atau e-mail dan/atau integrasi pos. sistem ini terintegrasi dengan media sosial seperti facebook dan twitter. customer dapat berbagi check-in, meninjau restoran, dan mengundang teman. berikut user interface dari aplikasi qikserve: gambar 8 tampilan aplikasi qikserve (sumber: http://www.androidpit.com/app/com.qikserve) berikut ini adalah tabel perbandingan antara aplikasi xserve dengan aplikasi sejenis: tabel 1 perbandingan xserve dengan aplikasi sejenis fitur ravintola (vegas hotdog) qikserve xserve restoran profil × × √ rating × × √ pencarian restoran supportedterdekat × × √ menu promo (info diskon, menu baru, dll) × × √ pencarian menu × × √ kategori √ √ √ gambar √ √ √ harga √ √ √ keterangan menu √ √ √ recommended menu by restaurant × × √ rating menu by customer × × √ order updateorder √ √ √ multiple order in one bill × × √ specialrequestorinstruction √ √ √ total harga × √ √ lainnya call waiter × × √ help √ × √ 276 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 266-280  evaluasi evaluasi aplikasi berdasarkan lima faktor manusia terukur berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang diperoleh, berikut hasil evaluasi aplikasi berdasarkan lima faktor manusia terukur: (1) waktu belajar. aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran xserve sangat mudah digunakan. hal tersebut dapat disimpulkan dari pertanyaan nomor 13 dalam kuesioner evaluasi mengenai kemudahan dalam penggunaan aplikasi. dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa waktu belajar yang diperlukan untuk aplikasi xserve sedikit. (2) kecepatan kinerja. kecepatan kinerja aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran xserve sudah baik. hal ini dapat disimpulkan dari pertanyaan kuesioner evaluasi nomor 7 mengenai kecepatan dalam pengiriman pesanan (submitorder) dan pertanyaan wawancara evaluasi nomor 3 mengenai performa aplikasi. (3) tingkat kesalahan user. aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran xserve sangat mudah digunakan sehingga tingkat kesalahan yang mungkin diperbuat userakan sangat kecil. hal tersebut dapat disimpulkan dari hasil pertanyaan kuesioner evaluai nomor 13 mengenai kemudahan dalam penggunaan aplikasi. (4) daya ingat. secara keseluruhan, aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran xserve mudah digunakan dan mudah dimengerti sehingga mudah diingat. hal ini juga dapat disimpulkan dari hasil kuesioner evaluasi nomor 12 mengenai menu help yaitu menu ini dinilai sangat membantu responden sebagai panduan pemakaian aplikasi sehingga pengguna tidak perlu mengingat cara penggunaan aplikasi. (5) tingkat kepuasan subjektif. aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran xserve dinilai baik dari segi fitur atau fungsionalitas, performa, dan desain (user interface). hal ini dapat dilihat dari kesimpulan dari kuesioner evaluasi aplikasi dan hasil wawancara. sebagian besar responden juga sangat tertarik untuk menggunakan aplikasi xserve. ini membuktikan bahwa tingkat kepuasan subjektif sudah baik. evaluasi aplikasi terhadap sepuluh prinsip perancangan mobile application stark (2012) mengemukakan mengenai 10 prinsip perancangan mobile application, aplikasi xserve akan dievaluasi sejauh mana aplikasi memenuhi sepuluh prinsip tersebut. sepuluh prinsip tersebut adalah mobile mindset, mobile context, global guidelines, navigation model, user input, gesture, orientation, communication, launching dan first impression. dari prinsip mobile mindset, aplikasi yang dikembangkan berfokus pada pemesanan makanan dengan fitur-fitur tambahan sebagai pendukung proses pemesanan makanan. desain sederhana sehingga mudah digunakan. user interface aplikasi menggunakan dominasi warna hijau dan orange yang memberikan kesan unik dan menarik. dalam hal mobile contexts, aplikasi yang dikembangkan memiliki fitur yang telah disesuaikan dengan target user, yaitu user yang menggunakan mobile application pada saat user ataupun lingkungan sekitar dalam keadaan sibuk. aplikasi yang dikembangkan dapat melaksanakan tugas dengan cepat, dapat diandalkan dan dapat diselesaikan dengan satu tangan seperti fitur callwaiter. gambar 9 contoh mobile mindset gambar 10 contoh mobile context qr code reader … (dennise adrianto; dkk) 277  dari sisi global guidelines, aplikasi yang dikembangkan telah mengikuti pedoman umum yang ada, seperti tingkat responsif yang tinggi terhadap tindakan user, tampilan yang detail dan menarik, mengutamakan kenyamanan ibu jari dalam berinteraksi, letak user interface yang sesuai, content yang gampang diakses dan dimengerti, peletakan kontrol dibawah isi, mengurangi penggunaan scrolling. berdasarkan navigation models, aplikasi yang dikembangkan menggunakan model navigasi drilldown agar lebih memudahkan user melihat menu yang berupa daftar (list) dan detail dalam hierarki konten. gambar 11 contoh global guidelines gambar 12 contoh navigation models berdasarkan user input, aplikasi yang dikembangkan tidak membutuhkan banyak pengetikan, sehingga keyboard yang ditampilkan untuk pengetikan hanya portrait, tidak mendukung landscapekeyboard. dari sisi gestures, secara umum, fitur-fitur aplikasi yang dikembangkan dapat diakses dengan click yang umumnya digunakan pada aplikasi yang dikembangkan di android sehingga user tidak kesulitan untuk menemukannya. gambar 13 contoh user input gambar 14 contoh gesture dari sisi orientation, aplikasi yang dikembangkan menggunakan orientasi portrait. penguncian orientasi telah dilakukan dengan orientasi portrait karena tidak ada kebutuhan pengetikan yang banyak dari aplikasi, sehingga tidak membutukan orientasi landscape. berdasarkan communication, aplikasi yang dikembangkan diusahakan untuk berkomunikasi dengan user. beberapa jenis komunikasi yang digunakan yaitu permberian feedback terhadap setiap aksi user seperti perubahan warna menu ketika dipilih agar user mengetahui menu yang telah dipilih. selain itu juga terdapat konfirmasi ketika user melakukan aksi tertentu, misalnya ketika user melakukan penghapusan list order yang akan di-submit (clear cart), aplikasi memuncul sebuah confirmation dialog box yang menanyakan keyakinan user untuk menghapus. 278 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 266-280  gambar 15 contoh orientation gambar 16 contoh communications dari sisi launching, ketika user membuka kembali aplikasi yang telah digunakan sebelumnya (launching kembali), aplikasi akan terbuka pada tampilan operasi terakhir. hal ini memberi kesan bahwa aplikasi cepat dan responsif. berdasarkan first impression, kesan pertama pada aplikasi sangatlah penting. icon mempengaruhi kesan pertama pada aplikasi yang dikembangkan. icon aplikasi yang dikembangkan di desain simpel, menarik, kontras serta menggambarkan fungsi dari aplikasi. gambar 17 contoh launching gambar 18 contoh first impresion evaluasi aplikasi berdasarkan hasil wawancara evaluasi ini dilakukan dengan melakukan demo aplikasi kepada 6 orang pakar it yang meliputi para pekerja it (head dan staff bidang research and development dan operation) dan staff pengajar bidang it (dosen dan asisten). para pakar it ini diwawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aplikasi yang dikembangkan. berikut hasil wawancara yang diperoleh: menurut anda, apa kekurangan dan kelebihan aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran xserve? kelebihan dari aplikasi xserve adalah adanya tampilan menu yang detail (seperti harga, gambar, recommended dan deskripsi menu), fitur special request yang memungkinkan customer qr code reader … (dennise adrianto; dkk) 279  untuk menyampaikan permintaan tertentu pada makanan yang dipesan (contohnya tidak mau pake cabe), fitur view bill yang memungkinkan customer untuk melihat jumlah tagihan tanpa harus meminta tagihan terlebih dahulu kepada pelayan. fitur call waiter yang dapat memanggil pelayan dengan atau tanpa permintaan tertentu, fitur profil restoran, fitur rating pada menu dan restoran yang memungkinkan customer untuk melihat atau memberikan penilaian dan fitur find supported restaurant yang membantu customer untuk mengetahui restoran-restoran yang support menggunakan aplikasi pemesanan makanan self service xserve. selain itu, aplikasi ini juga mendukung multiple order yang memungkinkan customer melakukan send order lebih dari satu kali di nomor meja yang sama dan atau dengan device yang berbeda-beda. multiple order ini akan masuk ke dalam tagihan yang sama selama belum melakukan pembayaran pada transaksi sebelumnya. kekurangan dari aplikasi xserve adalah tidak adanya fitur pemberian komentar ketika customer melakukan rating pada menu atau restoran, search menu yang dilakukan hanya berdasarkan kategori atau nama tertentu dan akan lebih baik jika ditambahkan berdasarkan tag tertentu dan perlu diperhatikan ketika device gagal terhubung ke wi-fi restoran. pada special request tiap menu perlu adanya informasi pendukung tentang komposisi atau topping tertentu yang disediakan untuk menu tersebut, sehingga customer mengetahui custom apa saja yang bisa mereka pilih. secara keseluruhan, bagaimana fungsionalitas dari aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran xserve? secara keseluruhan, aplikasi ini sudah memenuhi kebutuhan utama yaitu pemesanan makanan dan layanan pada restoran. fungsionalitas sudah cukup baik. fitur-fitur pendukung tambahan lainnya juga cukup membantu. special case perlu diperhatikan untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut. secara keseluruhan, bagaimana performa dari aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran xserve? dilihat dari segi kecepatannya, performa aplikasi sudah cukup baik, tidak berat dan memberikan respon yang cepat (responsif). belum ditemukan adanya pengiriman order atau permintaan lainnya yang gagal, namun perlu diperhatikan lagi performa aplikasi jika ada banyaknya customer yang melakukan pengiriman order atau permintaan lainnya. menurut anda, apakah desain dari aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran “xserve” sudah sesuai? desain aplikasi pemesanan makanan xserve sudah sesuai dan cukup menarik dari segi warna maupun icon. desain aplikasi juga sederhana dan mudah digunakan dan lebih baik jika warna aplikasi dapat di-custom oleh restoran sehingga warna aplikasi dapat disesuaikan dengan tema warna restoran masing-masing. evaluasi kuesioner berdasarkan hasil kuesioner evaluasi yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa responden sudah merasa puas dengan aplikasi xserve, baik dari segi user interface, kecepatan, fitur-fitur baru yang ditawarkan serta fitur pendukung lainnya. fitur-fitur tersebut sudah sangat membantu dalam pencarian restoran terdekat, pemesanan makanan, pemanggilan pelayan sampai dengan permintaan tagihan untuk pembayaran. halaman help yang disediakan juga mendapatkan respon yang positif dari responden. aplikasi dinilai mudah digunakan dan responden sangat tertarik untuk menggunakannya. terdapat komentar dan saran dari responden untuk pengembangan aplikasi selanjutnya. 280 comtech vol. 6 no. 2 juni 2015: 266-280  simpulan berdasarkan evaluasi, aplikasi xserve dapat membantu dan memudahkan customer dalam melakukan proses pemesanan makanan melalui fitur-fitur yang ada pada aplikasi seperti informasi promo, deskripsi menu, call waiter dan request bill serta menjawab permasalahan-permasalahan yang sering muncul ketika customer melakukan pemesanan makanan di restoran. aplikasi pemesanan makanan dan layanan restoran xserve dilengkapi dengan fitur profil restoran, pencarian restoran supported terdekat, promo restoran, pencarian menu, rating restaurant by customer, rating menu by customer, multiple order in one bill dan call waiter sehingga memudahkan customer memilih restoran yang sesuai. dengan menggunakan sistem yang terintegrasi antara aplikasi pada smartphone dengan aplikasi backend proses operasional restoran dalam mengelola data menu, karyawan, dan transaksi menjadi lebih baik dan rapi sesuai dengan dengan delapan aturan emas dan memenuhi lima faktor manusia terukur yang dikemukakan oleh shneiderman dan plaisant (2010) serta sesuai dengan prinsip perancangan mobile application berdasarkan stark (2012). daftar pustaka almarogi, s. (2013). ruang lingkup layanan makanan dan minuman. diakses pada 5 maret 2014 dari ilmu perhotelan : http://www.tasikhotel.com/2013/05/ruang-lingkup-layanan-makanandan.html androidpit. (2015). android apps lifestyle qikserve. diakses pada 10 mei 2015 dari http://www.androidpit.com/app/com.qikserve law, c. & so, s. (2010). qr codes in education. journal of educational technology development and exchange, 3(1), 85-100. napitupulu, paimin. (2007). pelayanan publik dan customer statisfiction.bandung: pt. alumni. ninemeir, j. d., & hayes, d. k. (2006). restaurant operations management: principles and practices. upper saddle river, n.j: pearson prentice hall. pressman, r. s. (2010). software engineering: a practitioner’s approach 7th edition. new york: mcgraw-hill. ratminto &winarsih, a.s.(2005). manajemen pelayanan. yogyakarta: pustaka belajar. reynolds, d., merritt,e.a., & pinckney, s. (2005). understanding menu psychology: an empirical investigation of menu design and customer responseint. j. hosp. tourism adm., 6 (1) (2005), pp. 1–9 shneiderman, b., & plaisant, c. (2010). designing the user interface: strategies for effective humancomputer interaction (5th edition). usa: addison-wesley. sinambela, l. p. (2006). reformasi pelayanan publik:teori, kebijakan,dan implementasi. jakarta: pt. bumiaksara. stark, j. (2012). the 10 principles of mobile interface design. diakses pada 5 maret 2014 dari http://www.netmagazine.com/features/10-principles-mobile-interface-design microsoft word 04_ti_yovita.docx nosql technology … (yovita tunardi; rita layona) 553 nosql technology in android based mobile chat application using mongodb yovita tunardi; rita layona computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 ytunardi@binus.edu, rlayona@binus.edu abstract along with the development of data storage technology which previously using relational concept began to change to the non-relational concept or sometimes referred to as the term nosql technology. data storage in nosql is no longer based on the relations between tables but using another methods, one of them is document-oriented. this method was applied specifically in mongodb. this concept brings new hope because of their superiority that can handle very large data with promising performance and is perfect for agile system development. the purpose of this research was to measure the performance nosql, especially mongodb with implemented it in a android based mobile chat application. this research uses three methods, analysis method including literature study, analysis of similar application, questionnaires, design method using agile sofware development, and evaluation method including eight golden rules, analysis of similar application, questionnaires, and interview. the results of this research is a mobile chat application that uses mongodb as the data storage technology. through this research can be drawn the conclusion that nosql technology implementation, mongodb, give special advantages like lighter data storage and faster data access. keywords: nosql, android, chat, mongodb abstrak seiring dengan berkembangnya teknologi penyimpanan data yang sebelumnya bersifat relational mulai berubah ke arah non-relational atau yang sering dikenal dengan istilah teknologi nosql. penyimpanan data pada nosql tidak lagi didasarkan pada relasi antar tabel tapi menggunakan metode lain yang salah satunya adalah document-oriented. metode tersebut diaplikasikan secara khusus pada mongodb. konsep tersebut membawa harapan baru karena keunggulannya yang dapat menangani data yang sangat besar dengan performa yang menjanjikan dan sangat cocok untuk pengembangan sistem yang agile. tujuan dari penelitian ini adalah mengukur performa dari nosql khususnya mongodb dengan cara mengimplementasikannya ke dalam mobile chat application yang berbasis android. metode penelitian yang digunakan terdiri dari tiga yaitu metode analisis yang meliputi studi literatur, analisis aplikasi sejenis, dan kuesione, metode perancangan yang menggunakan metode agile sofware development, dan metode evaluasi yang meliputi evaluasi berdasarkan delapan aturan emas, aplikasi sejenis, kuesioner, dan wawancara. hasil dari penelitian ini adalah sebuah mobile chat application yang menggunakan mongodb sebagai teknologi penyimpanan datanya. melalui penelitian ini dapat ditarik simpulan bahwa penerapan teknologi nosql khususnya mongodb memberikan keunggulan khusus dalam hal penyimpanan data yang lebih ringan dan pengaksesan data yang lebih cepat. kata kunci: nosql, android, chat, mongodb 554 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 553-565  pendahuluan teknologi penyimpanan data selalu berkembang sesuai dengan zaman dan kebutuhan. mulai dari penyimpanan dengan hierarchical database yang berbentuk seperti sebuah struktur pohon yang saling terkait, network database yang terdiri dari record yang saling berhubungan dengan menggunakan pointer, sampai relational database yang sudah cukup modern di mana data sudah tertata dengan rapi dalam bentuk tabel yang saling berhubungan satu sama lain. teknologi relational database sangat sering digunakan dalam pengembangan aplikasi karena keunggulannya yang terstruktur dan memungkinkan dimanipulasi dengan mudah. namun, seiring dengan perkembangan zaman, teknologi tersebut masih dirasa kurang karena data yang semakin banyak dan data harus dapat diakses dengan cepat sehingga kemudian muncul teknologi baru yaitu non-relational database atau yang sering dikenal dengan istilah database nosql. penyimpanan data pada nosql tidak lagi didasarkan pada relasi antar tabel tapi menggunakan metode lain yaitu key-value, big table, document-oriented, dan graph. salah satu jenis dari teknologi nosql adalah mongodb yang berbasis pada metode document-oriented. nosql dan mongodb secara khusus membawa harapan baru bagi masyarakat karena keunggulannya yang dapat menangani data yang sangat besar dengan performa yang menjanjikan dan sangat cocok untuk pengembangan sistem yang agile (tiwari, 2011). menurut idrees (2012), ada beberapa fitur utama dari mongodb yang membuatnya menjadi pilihan yang baik, yaitu penanganan data yang sangat besar, mendukung operasi asynchronousinsert, dan pengolahan data dengan mapreduce sehingga mongodb dijadikan pilihan database yang unggul dalam segi kecepatan dan besar penyimpanan. oleh karena itu, pada penelitian ini akan diteliti bagaimana nosql, khususnya mongodb, dapat diimplementasikan dalam bentuk aplikasi yang dapat menjawab kebutuhan dari masyarakat tersebut. aplikasi yang akan dikembangkan sebagai bahan penelitian adalah sebuah mobile chat applicationyang berbasis sistem operasi android. aplikasi jenis ini dipilih karena merupakan salah satu aplikasi yang berdasarkan memori penyimpanan yang dimiliki relatif kecil sehingga hanya dapat menyimpan data yang besarnya terbatas dan untuk akses data dibutuhkan cepat. sistem operasi android dipilih dalam penelitian ini melihat dari data prediksi market share dari tahun 2013 sampai tahun 2017, android menempati posisi teratas dengan market share lebih dari 50%. tabel 1 data dan forecast market share sistem operasi smartphone, 2013–2017 (sumber: www.idc.com, 2013) nosql technology … (yovita tunardi; rita layona) 555 hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi hasil gambaran implementasi teknologi nosql, secara khusus mongodb, untuk mobile chat application dilihat bukan hanya dari sisi fitur yang disediakan tapi juga dari segi besar penyimpanan data yang dibutuhkan lebih sedikit dan kecepatan akses yang dalam hal ini adalah kecepatan pengiriman dan penerimaan pesan menjadi lebih cepat dibandingkan aplikasi lainnya yang tidak menggunakan nosql, khususnya mongodb. metode metodologi penelitian yang digunakan terdiri dari tiga metode utama yaitu metode analisis, metode perancangan, dan metode evaluasi. metode analisis metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari studi literatur, analisis aplikasi sejenis, dan kuesioner. (1) studi literatur – studi literatur dilakukan sebagai tahap awal sebelum memulai penelitian dengan mengumpulkan teori-teori yang sudah dikemukakan oleh para pakar dalam bentuk buku dan artikel. selain itu dilakukan juga studi literatur akan penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya untuk mendapatkan data metode yang sudah pernah digunakan sebelumnya dan hasil dari penelitian tersebut, yang didapatkan dari paper dan jurnal nasional maupun internasional. hasil dari studi literatur tersebut dianalisis dan dijadikan acuan awal dalam penelitian ini. (2) analisis aplikasi sejenis – analisis aplikasi sejenis dilakukan untuk mendapatkan informasi pendukung dari aplikasi sejenis lainnya sebagai perbandingan. perbandingan dilakukan berdasarkan besar penyimpanan data dan kecepatan akses. hal tersebut juga tidak lepas dari fitur-fitur pendukung pada aplikasi yang tentu akan sangat mempengaruhi dua hal tersebut.aplikasi sejenis yang akan dianalisis adalah blackberry messenger, whatsapp messenger, dan line messenger. (3) kuesioner – kuesioner dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kebutuhan user untuk membantu dalam proses implementasi mongodb dalam bentuk mobile chat application yang sesuai dengan kebutuhan user bukan hanya dalam hal fitur tetapi juga dalam penyimpanan data dan kecepatan akses. analisis ini dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan ke pelajar, mahasiswa, dan karyawan. adapun beberapa hal yang ditanyakan dalam kuesioner tersebut adalah umur, jenis kelamin, profesi, jenis smartphoneyang dimiliki, cara berkomunikasi, masalah-masalah yang selama ini dirasakan dalam kegiatan chatting khususnya dalam penyimpanan data dan kecepatan akses, dan harapan akan fitur lainnya. metode perancangan metode perancangan yang digunakan adalah salah satu metode agile sofware development yaitu extreme programming. mobile chat application dirancang dan dikembangkan melalui empat tahap sesuai dengan metode agile yaitu: (1) tahap perancangan (planning). (2) tahap desain (design). (3) tahap pengembangan (coding). (4) tahap pengujian (testing). metode ini dipilih karena berdasarkan teori dan penelitian yang sebelumnya dilakukan, diketahui bahwa nosql khususnya mongodb sangat cocok dan unggul jika diterapkan untuk pengembangan sistem yang agile. metode agile ini sendri juga sangat cocok dalam pengembangan mobile chat application karena memungkinkan proses pengembangan aplikasi untuk kembali ke proses sebelumnya (refactoring) dan juga menjamin real-time problem solving dan real-time quality assurance (pressman, 2010). 556 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 553-565  gambar 1metode pendekatan extreme programming (sumber: software engineering: a practitioners approach, pressman, 2010) metode evaluasi metode evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari evaluasi berdasarkan delapan aturan emas, aplikasi sejenis, kuesioner, wawancara, lima faktor manusia terukur, dan sepuluh prinsip perancangan mobile application. (1) delapan aturan emas – aplikasi dievaluasi berdasarkan delapan aturan emas, yaitu konsistensi, fungsi yang universal, umpan balik informatif, dialog untuk penutupan, pencegahan kesalahan sederhana, pengembalian ke aksi sebelumnya, pengendalian internal, dan mengurangi beban ingatan jangka pendek. (2) aplikasi sejenis – evaluasi terhadap aplikasi sejenis dilakukan berdasarkan fitur, besar penyimpanan data, dan kecepatan akses dari blackberry messenger, whatsapp messenger, dan line messenger dibandingkan dengan aplikasi yang dikembangkan. (3) kuesioner – kuesioner dilakukan dengan cara membagikan kuesioner evaluasi untuk mengevaluasi implementasi mongodb dalam bentuk mobile chat application, bukan hanya dalam hal fitur tetapi juga dalam penyimpanan data dan kecepatan akses.analisis ini dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi 12 pertanyaan ke pelajar, mahasiswa, dan karyawan. adapun beberapa hal yang ditanyakan dalam kuesioner tersebut adalah mengenai kelengkapan fitur aplikasi dan kecepatan pengiriman pesan. (4) wawancara – wawancara dilakukan kepada para pakar dalam bidang information technology (it) dan dijadikan sebagai salah satu metode evaluasi aplikasi yang dikembangkan khususnya mengacu pada database yang digunakan yaitu mongodb. wawancara dilakukan pada 10 responden yang merupakan pakar it yang meliputi para pekerja it dan staff pengajar bidang it. melalui wawancara diperoleh kelebihan dan kekurangan dari aplikasi, fungsionalitasnya, performa seperti kecepatan dan besar penyimpanannya, desain, dan saran untuk penelitian selanjutnya. tinjauan pustaka android menurut darcey dan conder (2012), android merupakan sebuah mobile platform pertama yang lengkap, opensource, dan gratis yang dikembangkan dengan menggunakan software development kit yang comprehensive untuk mengembangkan aplikasi yang powerful dan kaya akan fitur. menurut gargenta (2011), android merupakan sebuah comprehensive open-source platform yang didesain untuk perangkat mobile. android dimiliki oleh open handset alliance dan dipelopori nosql technology … (yovita tunardi; rita layona) 557 oleh google. menurut meier (2011), android adalah gabungan dari tiga komponen, komponen tersebut yaitu: sebuah open-sourceoperating system yang digunakan untuk perangkat mobile, sebuah open-source platform yang digunakan untuk membuat aplikasi mobile dan sebuah perangkat, terutama mobilephone, yang menjalankan android operating system dan aplikasi yang dibuat di sistem operasi itu. keunggulan android menurut meier (2011), terdapat beberapa keunggulan dan fitur-fitur yang dimiliki oleh android android, yaitu: (1) aplikasi google maps – google maps yang disediakan untuk mobile sangat populer dan android menawarkan aplikasi google maps yang dapat digunakan untuk aplikasi lain. (2) background services and applications – background services memungkinkan pengembang aplikasi untuk membuat sebuah aplikasi yang menggunakan event, di mana aplikasi berjalan tanpa terlihat bahwa aplikasi tersebut sedang berjalan ketika aplikasi lain sedang dijalankan. (3) sharing data dan interprocess communication (ipc) – android memungkinkan pertukaran pesan, melakukan pengolahan, dan berbagi data dengan menggunakan content provider. (4) semua aplikasi yang dibuat sama – android tidak membedakan aplikasi yang asli dengan aplikasi yang dikembangkan oleh pihak ketiga/third parties. jenis aplikasi android menurut meier (2011), sebagian besar aplikasi yang dibuat menggunakan android akan termasuk dalam salah satu kategori berikut: (1) foreground – foreground merupakan sebuah aplikasi yang berguna ketika ada pada foreground dan tidak efektif ketika tidak terlihat. contohnya adalah games dan mapmashups. (2) background – background merupakan sebuah aplikasi dengan interaksi yang terbatas, contohnya aplikasi call screening dan short message service (sms) auto-responder. (3) intermittent – intermittent merupakan sebuah aplikasi yang dapat jalan di foreground dan background, aplikasi ini biasanya dibentuk dan kemudian dijalankan secara tersembunyi (background) dan memberitahu pengguna di saat yang tepat. contohnya adalah media player. (4) widget – widget adalah aplikasi yang dibuat hanya untuk ditampilkan sebagai widget pada screenhome. menurut helal et al. (2012), terdapat empat jenis komponen yang ada dalam aplikasi android, komponen tersebut adalah sebagai berikut: (1) activity – sebuah activity mewakili user interface aplikasi yang didefinisikan pada activity class. contoh: pada music player application memiliki satu activity untuk memutar lagu dan satu activity lainnya untuk memilih album atau audio file. (2) service – service akan berjalan secara tersembunyi dantidak secara langsung berinteraksi dengan user. komponen ini berjalan di backgrounddan tidak memiliki user interface. (3) content provider – content provider adalah tempat untuk menyimpan dan membagikan data dengan aplikasi lain. (4) broadcast receiver – broadcast receiver bertugas untuk merespon pengumuman sistem siaran. gambar berikut merupakan arsitektur android yang terdiri dari komponen-komponen utama dari sistem operasi android yang dibagi menjadi beberapa bagian (layer) 558 k – linux menanga dan pow memasu memutar graphic dukunga internet. menjalan framewo layer – layer be dari app mongod m penyimp untuk m dipakai object n (su komponen-k x kernel m ani service in wer managem ukkan berbag r kembali me s libraries y an pada data (3) andro nkan aplikas ork menyed semua aplik erjalan di dal lication fram db mongodb m pana non-rel menyimpan d oleh mongo notation (jso umber : profes komponen u merupakan k nti seperti p ment. (2) lib gai library in edia audio d yang menca abase aslinya oid run time i android da diakan class kasi dibuat d lam android mework. merupaan sa lational data data, yaitu k odb adalah on) (tiwari, gambar ssional androi tama dari ar komponen p erangkat ker braries – li nti dari c / dan video, su akup sgl d a serta ssl e – androi an bersama d yang digun di applicatio d run time d alah satu jen a. ada empa key-value, b h document-o , 2011). com r 2 arsitektur id 2 applicati rsitektur siste paling bawa ras, proses d ibraries berja c++ terma urface manag an opengl dan webki id run time dengan librar nakan untuk on layer den dengan meng nis database at metode be big table, do oriented yan mtech vol. 5 android ion developm em operasi a h dari arsik dan memory alan di atas suk libc dan ger untuk m untuk 2d it untuk inte e merupakan ries. (4) app membuat ap ngan menggu ggunakan cla e nosql, y erbeda yang ocument-orie ng menyimp 5 no. 2 dese ment, meier, 20 android adal ktektur and managemen dari kompo n ssl, serta menyediakan dan 3d grap egrasi web b n engine ya plicationfram plikasi andr unakan libra ass-class dan yang merup g dipakai ole ented, dan g pan dokume ember 2014: 011) lah: (1) linu droid. linux t, sekuritas, nen kernel. a medialibra pengaturan t aphics, sqli rowser dan ang berfung mework – ap roid. (5) ap ary api. ap n service yan pakan sebuah eh database graph. meto en seperti ja 553-565  ux kernel x kernel jaringan, android ary untuk tampilan, ite untuk sekuritas gsi untuk pplication pplication pplication ng dibuat h konsep jenis ini ode yang avascript nosql technology … (yovita tunardi; rita layona) 559 fitur dan kelebihan mongodb menurut idrees (2012), ada beberapa fitur utama dari mongodb yang membuatnya menjadi pilihan yang baik, yaitu sebagai berikut: (1) penanganan data yang sangat besar – sistem database relasional mulai menjadi terlalu mahal dalam hal sumber daya sistem. data yang sangat besar memerlukan pengolahan yang lebih dan akan menghabiskan banyak waktu dan juga tempat. mongodb dapat menjadi alternatif yang lebih baik. (2) mendukung operasi asynchronousinsert – cara kerja dari mongodb dalam proses insert adalah dengan memasukkan dokumen dan melanjutkan ke tugas berikutnya tanpa menunggu respon dari server. hal tersebut membebaskan aplikasi untuk melakukan tugasnya tanpa terjebak pada satu operasi database yang lama dan dapat meningkatkan respons pengguna. (3) pengolahan data dengan mapreduce – mapreduce adalah sebuah pendekatan untuk pengolahan data yang memiliki dua manfaat dibanding solusi tradisional lainnya, yaitu performa yang lebih baik dan penulisan realcode untuk mengolah data. mapreduce juga membuat operasi aggregate dan query data menjadi lebih mudah. selain fitur utama tersebut, menurut jayathiloha et al. (2012) terdapat beberapa alasan mongodb dijadikan pilihan dibanding produk database nosql lainnya, yaitu: (1) schema free – mongodb tidak memiliki schema sehingga biasa disebut schema-free database. hal tersebut memungkinkan penyimpanan data dengan struktur yang berbeda dalam satu collection. (2) agile development – mongodb merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengembangan software secara agile. mongodb dapat mengatasi banyaknya perubahan dalam agile development karena sifatnya yang schema-free sehingga schema dapat berubah sesuai dengan perubahan persyaratan. (3) flexible document – penyimpanan data mongodb berbeda dari database lainnya yaitu dalam bentuk dokumen yang dapat berupa arraydan hash. dokumen mongodb disimpan sebagai objek json yang biasa disebut binary json (bson). (4) cloud ready – mongodbsiapuntuk dijalankan pada commodityhardware, virtualizedenvironments, dan cloud. mongodb dapat berjalan dengan baik pada hardware jenis apapun. (5) high performance – mongodb tidak menggunakan join seperti database umumnya karena mongodb dapat berisi gabungan field seperti array dan hash. mongodb juga mendukung indexing yang akan meningkatkanperforma dari query. (6) horizontally scalable – berbeda dengan rdms yang melakukan vertical scaling, mongodb termasuk horizontally scalable yang berarti skalabilitas data dimungkinkan dengan menambahkan beberapa server dan tidak perlu melakukan upgrade server. konsep dasar mongodb seguin (2012) mengatakan bahwa ada enam konsep dasar yang perlu diketahui mengenai mongodb, yaitu sebagai berikut: (1) mongodb memiliki konsep yang sama dengan database pada umumnya seperti mysql dan windows sql server. mongodbdapat memiliki nol atau lebih database. (2) sebuah database dapat memiliki nol atau lebih collection yang dapat disetarakan dengan table pada database umumnya. (3) sebuah collection terdiri dari nol atau lebih dokumen yang dapat disetarakan dengan baris pada database umumnya. (4) sebuah dokumen terdiri dari satu atau lebih fields yang dapat disetarakan dengan kolom pada database umumnya. (5) mongodb memiliki indeks yang memiliki fungsi sama seperti indeks pada database umumnya. (6) data dari mongodb akan dikembalikan dalam bentuk kursor. mongodb bersifat client-server. sisi server sebagai tempat proses data dan untuk penulisan instruksi pada sisi client. pengaksesan database dilakukan dengan instruksi use database_name seperti use learn. instruksi tersebut akan mengakses database learn yang sudah ada atau membuat baru jika belum ada ketika proses insert pertama. instruksi yang akan dieksekusi pada database dituliskan dengan menggunakan objek db seperti db.help() atau db.stats(). instruksi yang akan dieksekusi pada collection dituliskan dengan menggunakan objek db.collection_name seperti db.unicorns.help() atau db.unicorns.count(). 560 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 553-565  select data menurut seguin (2012), select data menampilkan data pada database mongodb dapat dilakukan dengan menggunakan instruksi find, misalnya db.unicorns.find(). instruksi find juga dapat memiliki parameter tambahan untuk pemberian syarat-syarat khusus dan pemilihan field yang ditampilkan. insert data menurut seguin (2012), proses insert data pada mongodb dapat dilakukan dengan menggunakan instruksi insert atau save. penggunaan insert akan langsung menambahkan data baru, sedangkan penggunaan save akan menyesuaikan dengan kondisi. jika data yang ditambahkan belum ada, maka data akan ditambahkan, tetapi jika sudah ada maka data akan diubah. sebagai contoh dapat dilihat seperti di bawah ini: db.unicorns.insert({name: ‘aurora’, gender: ‘f’}) object={name: ‘aurora’} db.unicorns.save(object) update data menurut seguin (2012), proses update data pada mongodb masih sering digunakan dengan tidak tepat karena memiliki konsep yang jauh berbeda dengan database pada umumnya seperti sql. instruksi yang digunakan adalah update dengan 2 parameter, syarat seleksi yang digunakan dan field mana yang akan diubah. berikut adalah contoh penggunaannya: db.unicorns.update({name: 'roooooodles'}, {weight: 590}) instruksi tersebut akan menyebabkan replace data bukan update. dokumen yang memiliki name roooooodles akan diganti datanya dengan weight 590. perubahan data untuk satu atau lebih field yang bukan bersifat replace dilakukan dengan menggunakan operator $set. berikut adalah cara penggunaanya: db.unicorns.update({weight: 590}, {$set: {name: 'roooooodles', dob: new date (1979, 7, 18, 18, 44), loves: ['apple'], gender: 'm', vampires: 99}}) delete data menurut seguin (2012), menghapus data pada mongodb dapat dilakukan dengan menggunakan instruksi remove. seperti instruksi find dan update, remove juga dapat memiliki parameter sebagai syarat data mana yang akan dihapus. berikut adalah cara penggunaannya: db.unicorns.remove() db.unicorns.remove({name: 'roooooodles'}) berbeda lagi untuk penghapusan collection dari database. hal tersebut dapat dilakukan dengan instruksi db.collection_name.drop() menjadi db.unicorns.drop(). data modelling menurut seguin (2012), mongodb tidak menggunakan join seperti yang biasa dimiliki oleh database pada umumnya, tetapi dapat tetap dihubungkan secara manual seperti penggunaan foreign key di sql. langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menyimpan _id dari satu dokumen dalam dokumen yang lain. contohnya adalah sebagai berikut: nosql technology … (yovita tunardi; rita layona) 561 db.employees.insert( { _id:objectid("4d85c7039ab0fd70a117d730"), name: 'leto' }) db.employees.insert( { _id: objectid("4d85c7039ab0fd70a117d731"), name: 'duncan', manager: objectid("4d85c7039ab0fd70a117d730") }) pilihan lainnya adalah dengan menggunakan dbref yang sudah disediakan oleh mongodb. dbref dapat digunakan untuk menghubungkan antara lebih dari satu dokumen dalam collection atau database yang berbeda. dbref memiliki beberapa field sebagai berikut: (1) $ref – field $ref akan berisi nama collection dimana dokumen yang akan dihubungkan berada. (2) $id – field $id akan berisi nilai _id dari dokumen yang akan dihubungkan. (3) $db – field $db bersifat optional dan akan berisi nama database dimana dokumen yang akan dihubungkan berada. dokumen dbref akan terbentuk menjadi { $ref : , $id : , $db : }. fitur tambahan menurut seguin (2012), dalam mongodb juga disediakan beberapa fitur tambahan lagi yang mendukung performa. berikut akan dibahas beberapa hal yang akan sering digunakan pada database mongodb: indexes indeks pada mongodb berfungsi sama dengan indeks pada database relasional pada umumnya yang membantu performa query dan sorting data. penambahan indeks dapat dilakukan dengan menggunakan instruksi ensureindex. penghapusan indeks dapat dilakukan dengan menggunakan instruksi dropindex. berikut adalah contoh penggunaannya: db.unicorns.ensureindex({name: 1}); db.unicorns.dropindex({name: 1}); pembuatan unique index dapat dilakukan dengan menambahkan parameter kedua. pengurutan indeks secara ascending ditandai dengan angka 1 dan secara descending ditandai dengan angka -1 seperti pada contoh sebagai berikut: db.unicorns.ensureindex({name: 1}, {unique: true}); db.unicorns.ensureindex({name: 1, vampires: -1}); explain pada mongodb dapat dilakukan pengecekkan apakah suatu collection dan query menggunakan indeks. instruksi yang digunakan adalah explain. penggunaan instruksi db.unicorns.find().explain() akan menampilkan kursor yang digunakan adalah basiccursor yang menandakan tidak adanya penggunaan indeks. penggunaan instruksi db.unicorns.find({name: 'pilot'}).explain() akan menampilkan kursor yang digunakan adalah btreecursor adanya penggunaan indeks. 562 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 553-565  backup dan restore backup dan restore pada mongodb dapat dilakukan dengan menggunakan fileexecutable yang sudah disediakan oleh mongodb. backup dilakukan dengan menjalankan mongodump dengan diikuti pilihan database, collection, dan nama filebackup. sedangkan untuk restore dengan menjalankan mongorestore dengan pilihan yang sama. berikut adalah contoh penggunaannya: mongodump --db learn –collection unicorns --out backup mongorestore --collection unicorns backup/learn/ unicorns.bson selain backup dan restore, mongodb juga memungkinkan untuk proses import dan export. fileexecutable yang digunakan adalah mongoimport dan mongoexport. berikut adalah contoh penggunaannya: mongoexport --db learn -collection unicorns mongoexport --db learn -collection unicorns --csv -fields name,weight,vampires hasil dan pembahasan hasil dari penelitian ini didapat bahwa dengan menggunakan mongodb untuk mobile chat application, aplikasi ini dapat menangani data yang besar dan memiliki pengaksesan data dan performa yang lebih baik dikarenakan mongodb memiliki fitur operasi asynchronous insert dan pengolahan data menggunakan mapreduce. berikut merupkan perbandingan memori penyimpanan aplikasi lain dengan aplikasi yang dibuat dengan mongodb: (1) memori penyimpanan whatsapp messenger adalah sebesar 11.46 mb. (2) memori penyimpanan line messenger adalah sebesar 60.51 mb. (3) memori penyimpanan blackberry messenger adalah sebesar 9.5 mb. (4) memori penyimpanan aplikasi dengan mongodb adalah sebesar 6.53 mb. gambar 3 perbandingan memori penyimpanan nosql technology … (yovita tunardi; rita layona) 563 pada penelitian ini juga dilakukan enam jenis evaluasi untuk mobile chat application. evaluasi tersebut meliputi evaluasi delapan aturan emas, evaluasi analisis aplikasi sejenis, evaluasi melalui kuesioner dan wawancara, evaluasi lima faktor manusia terukur, serta sepuluh prinsip perancangan mobile application berdasarkan stark (2012). evaluasi terhadap delapan aturan emas mobile chat application sudah memenuhi delapan aturan emas, yaitu: berusaha untuk konsisten, menyediakan fungsi yang bersifat universal atau umum, memberikan umpan balik yang informatif, merancang dialog untuk menghasilkan penutupan, memberikan pencegahan terhadap kesalahan yang sederhana, memungkinkan pengembalian aksi yang sebelumnya, mendukung pengendalian internal dan mengurangi beban ingatan jangka pendek gambar 4 contoh konsistensi aplikasi evaluasi terhadap aplikasi sejenis analisis dilakukan dengan membandingkan fitur yang dimiliki dengan aplikasi lainnya, seperti blackberry messenger, whatsapp messenger, dan line messenger. berdasarkan analisis aplikasi terhadap aplikasi sejenis, mobile chat application yang dirancang memiliki kelebihan yang dimiliki yakni dapat menangani data yang besar dan memiliki pengaksesan data dan performa yang lebih baik serta memiliki beberapa fitur tambahan seperti sharefile pada group, block broadcast message, pengaturan status keaktifan user, penerjemahan bahasa dari bahasa inggris ke bahasa indonesia dan sebaliknya serta pemberian feedback. 564 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 553-565  tabel 2 tabel analisis aplikasi terhadap aplikasi sejenis fitur blackberry messenger whatsapp messenger line messenger using mongodb private chat pengiriman gambar √ √ √ √ pengiriman suara √ √ √ √ pengiriman video × √ √ √ pengiriman file √ × × √ conference chat pengiriman gambar √ × √ √ pengiriman suara √ × √ √ pengiriman video × × √ √ pengiriman file √ × × √ group sharing gambar √ √ √ √ sharing suara × √ √ √ sharingvideo × √ √ √ sharingfile × × × √ pengaturan pesan block broadcast message × × × √ pengaturan suara √ √ √ √ pengaturan getaran √ √ √ √ pengaturan teman block friends √ √ √ √ pengaturan status keaktifan user × × × √ lainnya penerjemahan bahasa × × × √ pemberian feedback × × × √ free call × × √ √ pemberian respons pada aktivitas user × × √ √ mengetahui lokasi teman √ √ √ √ emoticon √ √ √ √ evaluasi berdasarkan kuesioner hasil yang diperoleh berdasarkan hasil kuesioner kepada beberapa responden yang mencoba demo mobile chat application adalah dapat disimpulkan bahwa responden sudah merasa puas untuk fitur baru, kecepatan, dan user interfaceyang dimiliki. selain itu juga, dari hasil kuesioner ini, didapatkan komentar &saran untuk pengembangan selanjutnya. evaluasi berdasarkan hasil wawancara evaluasi dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap pakar information technology (it). hasil yang didapat adalah jika dilihat dari segi kecepatannya, aplikasi ini sudah memiliki performa yang cukup baik, respon dan pengirimannya cepat, tidak terlalu berat dan belum ditemukan masalah seperti terlalu berat dalam mengirim data. untuk kedepannya dapat dioptimalisasi lagi untuk memperhatikan faktor eksternal seperti koneksi internet dari masing masing user. nosql technology … (yovita tunardi; rita layona) 565 evaluasi terhadap lima faktor manusia terukur aplikasi memenuhi lima faktor manusia terukur, yang meliputi waktu untuk belajar, kecepatan kinerja, tingkat kesalahan user, daya ingat, dan kepuasan subjektif evaluasi terhadap sepuluh prinsip perancangan mobile application aplikasi sudah memenuhi sepuluh prinsip perancangan mobile application, yang meliputi: mobile mindset, mobile contexts, global guidelines, navigation models, user input, gestures, orientation, communications, launching dan first impressions simpulan berdasarkan analisis terhadap hasil evaluasi, maka hal-hal yang dapat disimpulkan dari penelitianini adalah: (1) nosql technology seperti mongodb dapat digunakan pada mobile chat application berbasis android dengan kecepatan akses yang lebih cepat. (2) mobile chat application ini dikembangkan sesuai dengan delapan aturan emas, memenuhi lima faktor manusia terukur, dan prinsip perancangan mobile application berdasarkan stark (2012). berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang dipertimbangkan untuk pengembangan aplikasi selanjutnya yaitu: penggunaan nosql technology seperti mongodb pada sistem operasi selain android seperti sistem operasi blackberry dan ios (iphone operating system), serta digunaakan untuk pengaksesan data secara real-time. daftar pustaka darcey, l., conder, s. (2012). learning android™ application programming for the kindle fire ™. usa: addison-wesley. gargenta, m. (2011). learning android. usa: o’reilly media, inc. idrees, m. (2012). mongodb. software developer's new ideas & solutions for professional programmers, 3-4. jayathiloha, d., fernando, a., sooriyaarachchi, c. (2012). thinking big to deal with big data – a practical insight into mongodb. software developer's new ideas & solutions for professional programmers, 44. meier, r. (2010). professional android™ 2 application development. indianapolis: wiley publishing, inc. seguin, k. (2012). the little mongodb book. san francisco: github inc. stark,j. (2012). 10 principles mobile interface design. diakses 1 november 2012, dari http://www.creativebloq.com/mobile/10-principles-mobile-interface-design-4122910. tiwari, s. (2011). professional nosql. indianapolis: john wiley & sons, inc. microsoft word 06_ti_andry chowanda.doc tap for battle: … (andry chowanda; dkk) 581  tap for battle: perancangan casual game pada smartphone android andry chowanda; benard h. prabowo; glen iglesias; marsella diansari computer science department, school of computer science, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 achowanda@binus.edu abstract smartphones have become a necessity. almost everyone uses a smartphone in a variety of activities. both young and old are sure to utilize this technology, for a wide range of activities such as doing the work, doing school work or enjoying entertainment. the purpose of this research is to build a casual-action game with war theme. the game is built for android smartphone that has multi touch screen capability. the research methods used in this research are data collection and analysis method including user analysis with questionnaire. furthermore, imsdd method is implemented for game design and development phase including system requirement analysis, system design, system implementation, finally system evaluation. in this research, we conclude that 83.9% participants enjoyed the game with touch-screen as the game control. keywords: game, game design, android, touch-screen, imsdd abstrak smartphone telah menjadi sebuah kebutuhan. hampir setiap orang menggunakan smartphone dalam berbagai aktivitas. baik yang muda sampai yang tua pasti memanfaatkan teknologi ini, untuk berbagai macam kegiatan seperti melakukan pekerjaan, melakukan tugas sekolah maupun menikmati hiburan. tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan aplikasi permainan bergenre casual-action, dengan tema perperangan dengan menggunakan teknologi touch-screen dan memanfaatkan teknologi multi-touch pada android. metode penelitian yang digunakan adalah metode pengumpulan data dan analisis data, dimana di dalamnya mencakup metode studi kepustakaan, mengadakan kuesioner, analisa terhadap data dan analisa terhadap permainan sejenis, dan juga metode perancangan aplikasi dengan metode imsdd, d imana di dalamnya mencakup analisa kebutuhan sistem, pertimbangan desain, implementasi dan evaluasi. kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah, teknologi touch-screen dapat dimanfaatkan sebagai kontrol utama untuk bermain game dan banyak pengguna (83.9 %) yang tertarik untuk menggunakan teknologi tersebut dalam bermain game. kata kunci: game, game design, android, touch-screen, imsdd 582 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 581-592  pendahuluan smartphone telah menjadi sebuah kebutuhan bagi hampir seluruh manusia. hampir setiap orang menggunakan smartphone mereka dalam mengerjakan setiap kegiatan, baik masyarakat muda sampai yang tua pasti memanfaatkan teknologi canggih ini, baik untuk melakukan pekerjaan, pendidikan maupun sebagai sarana hiburan. padatnya kesibukan dari kegiatan rutinitas, setiap orang membutuhkan hiburan untuk menghilangkan rasa bosan dan penat. salah satu hiburan yang paling banyak diminati adalah game (chowanda & prasetio, 2012; chowanda, 2011). penelitian di bidang game telah menjadi salah satu topik yang banyak diminati oleh berbagai kalangan (chowanda & prasetio, 2012). dari kalangan komersial sampai dengan kalangan akademia. kalangan komersial biasanya berfokus pada bagaimana membuat game play yang dapat menarik para pemain untuk terus memainkannya, sedangkan kalangan akademia berfokus pada bagaimana memanfaatkan game untuk beberapa tujuan seperti terapi, training, dll. beberapa contoh penelitian game yang berfokus pada game play dilakukan oleh chowanda (2011), sedangkan penelitian game untuk beberapa tujuan dilakukan oleh chowanda & prasetio (2012); chowanda a. (2013); chowanda a. (2011). pada era ubiquitous ini, para pecinta game tidak perlu lagi duduk dan diam di depan komputer mereka untuk dapat bermain. para pecinta game dapat bermain di mana saja melalui smartphone mereka. setiap smartphone memiliki operating system yang memiliki kelemahan dan kelebihann masing-masing. menurut penelitian yang dilakukan oleh idc (lihat tabel 1), android masih menguasai pasar ponsel pintar di tahun 2014. persentase pasar android naik sebanyak 5.8% dari tahun sebelumnya dan 45% dari tahun 2011 (idc, 2014). melihat adanya kebutuhan serta peluang yang tertera di atas maka perancangan permainan yang bertemakan perperangan pada smartphone android dilakukan. game dibuat 2d agar lebih mudah disesuaikan dengan berbagai jenis smartphone berbasis android dan melihat kesesuaian antara game play dengan grafis. tabel 1 worldwide smartphone os market share (share in unit shipments) sumber (idc, 2014) period android ios windows phone bb os others q1 2014 81.10% 15.20% 2.70% 0.50% 0.60% q1 2013 75.30% 17.10% 3.20% 2.90% 1.50% q1 2012 59.20% 23.00% 2.00% 6.30% 9.50% q1 2011 36.10% 18.30% 1.20% 13.60% 30.80% ruang lingkup penelitian ini adalah merancang game play, game art, serta game story pada permainan ini, kemudian merancang sebuah prototype aplikasi untuk platform android dengan memanfaatkan teknologi multi-touch yang dimiliki android minimal versi 2.2. agar game dapat tampil lebih menarik, penelitian ini juga mencakup perancangan artificial intelligence yang akan digunakan untuk menggerakkan karakter musuh dengan menggunakan algoritma shortest path. tujuan dari penelitian ini menciptakan sebuah aplikasi permainan bertema perang yang dapat dinikmati banyak kalangan yang dapat dimainkan secara mobile oleh pengguna device android. sedangkan manfaat dari penelitian ini diharapkan agar game ini dapat menjadi sarana hiburan untuk refreshing serta untuk mengisi waktu luang, serta menambah alternatif aplikasi permainan yang bisa dimainkan pada device dengan sistem operasi android. tap for battle: … (andry chowanda; dkk) 583  metode metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data, analisis data, serta perancangan aplikasi yang di mana penelitian ini menggunakan metode imsdd (interactive multimedia system of design and development). perancangan adalah hal yang butuh kreativitas yang tinggi dan tidak dapat diprediksi. perancang sistem interaktif harus menggabungkan pengetahuan teknis dengan nilai estetika yang dapat menarik perhatian pengguna. metode untuk rancangan yang memilki kekhasan (rosson & carroll, 2002a; rosson & carroll, 2002b). siklus dari imsdd, menurut dastbaz (2002) mencakup kebutuhan pengguna, pertimbangan desain, implementasi, serta evaluasi. metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan analisis data mencakup sebagai berikut: (1) metode studi kepustakaan. pengumpulan data dan informasi dari literatur tertulis seperti buku, artikel, dan tutorial online untuk dijadikan landasan teori atau referensi dalam penyusunan penelitian dan pengembangan aplikasi. literatur yang dimaksud bisa diperoleh dari beberapa sumber, misalnya dari perpustakaan atau dunia maya. (2) kuesioner. melakukan survei berupa kuesioner untuk mencari informasi mengenai kesukaan masyarakat terhadap hal tertentu yang dapat berpengaruh terhadap arah pengembangan aplikasi, seperti jenis atau genre permainan yang diminati, juga mengenai perkembangan penggunaan mobile device dengan sistem operasi android di masyarakat saat ini. (3) analisa terhadap data dan permainan sejenis. data-data dan informasi-informasi yang diperoleh setelah dikumpulkan akan dianalisa lebih lanjut untuk menetapkan kebutuhan-kebutuhan bagi sistem aplikasi permainan yang akan dikembangkan. selain itu pada penelitian ini juga menganalisa beberapa permainan yang sejenis sebagai perbandingan, dengan harapan dapat mengembangkan aplikasi permainan yang lebih menarik daripada yang sudah ada. sedangkan metode untuk perancangan aplikasi adalah sebagai berikut: (1) analisa kebutuhan sistem. menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem berdasarkan data-data yang sudah diperoleh, tujuan, dan kemampuan yang dimiliki. (2) pertimbangan design. langkah dimana dilakukan beberapa perancangan mengenai struktur aplikasi, seperti perancangan layar dan antarmuka. (3) implementasi & evaluasi. hasil dari perancangan dan analisis dibangun dalam bentuk kode. selanjutnya aplikasi permainan yang sudah selesai akan dievaluasi, apakah sesuai dengan sasaran dan rancangan, dan perlu tidaknya dilakukan penambahan fitur. hasil dan pembahasan analisa terhadap data & permainan sejenis untuk dapat merancang permainan yang dapat diterima oleh khalayak ramai, maka peneliti melakukan survei dengan menggunakan kuisioner yang bertujuan untuk melihat tren jenis permainan yang disukai di indonesia. dari sebanyak 102 responden terdapat 73 laki-laki (71.57%), 79 berprofesi sebagai mahasiswa (77.45%), 90 berumur lebih dari 19 tahun (88.24%) menyatakan bahwa sebanyak 62 orang (35.63%) dan 49 orang (28.16%) menggunakan smartphone mereka untuk bermain. sebanyak masing-masing 58 orang (15.98%) menyukai game berjenis strategy dan rpg, dan sebanyak 88 orang (31.09%) menyatakan bahwa komponen terpenting dalam sebuah game adalah game play. pengisi kuisioner lebih banyak yang menyukai era ancient sebagai era dari tema perperangan dengan persentase 26.32% (55 orang). selanjutnya peneliti mengadakan analisa permainan yang sejenis untuk melihat kekurangan yang ada untuk dapat ditingkatkan lagi. detail analisa permainan dapat dilihat pada tabel 6. 584 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 581-592  perancangan game game story design permainan mengisahkan perjuangan bangsa israel melarikan diri dari mesir. saat bangsa israel menjadi budak di mesir setelah sekian lama, di bawah pimpinan musa, bangsa israel berusaha melarikan diri dari mesir, dimulai dengan menuju kanaan terlebih dahulu. tidak hanya dipimpin oleh musa, setelah itu bangsa israel dipimpin oleh yosua, yaitu seseorang yang menjadi penerus musa untuk membebaskan bangsa israel. setelah bangsa israel keluar dari mesir pun mereka masih harus berjuang dari serangan bangsa filistin. pemain memerankan salah seorang dari tokoh-tokoh yang ada dan berusaha menyelesaikan setiap misi. game character design tabel 3 menjelaskan detail mengenai design karakter yang dapat dimainkan pada game serta senjata dan keahlian khusus masing-masing. terdapat tiga karakter yang dapat dimainkan pada game ini, setiap karakter memiliki senjatanya masing-masing yang dapat di-upgrade selama permainan. tabel 3 character design game level design permainan memiliki alur misi linear, di mana pemain harus menyelesaikan misi secara bertahap. terdapat tiga karakter yang akan dimainkan oleh pemain. setiap karakter memiliki misi yang berbeda-beda. namun memungkinkan juga pemain untuk menggunakan karakter yang sudah pernah dimainkan, sesuai pilihan pemain pada misi yang sudah diselesaikan. permainan terdiri dari 6 level atau 6 stage. terdiri dari tiga karakter utama yang di mana masing-masing karakter terdiri dari 2 stage. karakter utama dalam setiap stage tidak selalu sama. stage 1: di stage pertama menceritakan moses yang mulai memberontak terhadap mesir. moses menyadari bahwa bangsanya sangat menderita dijadikan budak bagi orang mesir. ia ingin membebaskan bangsa israel dari perbudakan bangsa mesir. di tahap ini, moses berusaha membebaskan bangsa-bangsa israel yang masih menjadi tahanan. nama gambar keterangan senjata keahlian moses merupakan karakter pertama yang bisa dimainkan oleh pemain. memiliki ciriciri fisik berambut panjang dan berjanggut. berwibawa namun kurang tegas. tongkat melakukan serangan semburan api menggunakan tongkatnya. joshua karakter kedua setelah moses yang akan dimainkan oleh pemain setelah memasuki stage 2 . berperawakan sedang, kurus, dan gesit padang melakukan serangan melingkar dengan menggunakan pedangnya namun dengan rentang jarak yang pendek david karakter ketiga yang dapat dimainkan setelah moses dan joshua. david bertubuh kecil dan terlihat lemah, namun memiliki kekuatan yang luar biasa. pedang menembakkan 5 batu ke atas sekaligus. batu akan jatuh di posisi yang ditentukan secara acak dan musuh terdekat akan terkena damage. tap for battle: … (andry chowanda; dkk) 585  latar battle map : padang pasir terdapat piramida, pepohonan, tenda, dan hewan unta. aturan permainan : di stage 1 saat moses akan membebaskan bangsa israel, terdapat 5 lokasi(berupa sebuah node) dapat terlihat dari battlemap, dan di setiap lokasi nya terdapat pasukan prajurit mesir yang harus dilawan oleh moses untuk dapat membebaskan para bangsa israel. stage 1 dimenangkan jika moses sudah mengalahkan para prajurit mesir di seluruh 5 lokasi tersebut. stage 1 gagal jika moses dikalahkan oleh para prajurit mesir. stage 2: pada stage ini menceritakan saat moses telah berhasil membebaskan bangsa israel dari tahanan para prajurit israel. moses memimpin bangsa israel keluar dari mesir menuju kanaan, tanah yang dijanjikan, melewati laut merah. namun dalam perjalanannya moses dan bangsa israel terus dikejar oleh para prajurit mesir. latar battle map : padang pasir terdapat gerbang keluar kota mesir yang terbuat dari batu, pepohonan, hewan unta, tenda, dan laut merah aturan permainan : di stage 2 moses harus membawa bangsa israel menuju laut merah untuk bebas dari para pajurit mesir. titik awalnya merupakan gerbang keluar kota mesir dan titik tujuannya adalah laut merah. saat perjalanan terdapat halangan yaitu para prajurit mesir yang harus dilawan dan dikalahkan. stage 3: menceritakan saat bangsa israel yang telah keluar dari mesir. saat itu mereka sedang melakukan perjalanan ke tanah perjanjian, namun saat berkemah mereka diserang oleh bangsa amalekhi. joshua menjadi pemimpin dalam pertempuran ini. melihat potensi dan kemampuan joshua, moses pun mengangkat joshua untuk menjadi pemimpin bangsa israel. latar battle map : padang gersang, terdapat bebatuan dan semak-semak, kemah-kemah bangsa israel dan hewan unta. aturan permainan : bangsa amalekhi menyerang perkemahan bangsa israel mereka melakukan serangan secara beramai-ramai. terdapat 8 kelompok besar bangsa amalekhi untuk dapat memenangkan stage ini pemain harus dapat mengalahkan 5 kelompok besar dari 8 kelompok besar. stage 4: bangsa israel telah tiba di tanah perjanjian. joshua sebagai pemimpin bangsa israel harus merebut dan meruntuhkan benteng jericho terlebih dahulu. latar battle map : sebuah benteng besar di tengah padang berbatu dengan sedikit pohonpohon. aturan permainan : pada stage ini, joshuan harus menyerang 7 titik utama yang menjadi kelemahan benteng jericho. untuk dapat menghancurkan benteng jericho tersebut, ia harus mencari 7 titik utama dan menghancurkannya. namun di setiap titik tersebut terdapat sejumlah besar musuh-musuh. 586 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 581-592  stage 5: menceritakan seorang pemuda, yaitu david yang ditugaskan oleh raja saul untuk berperang melawan bangsa filistin yang dipimpin oleh goliath. latar battle map : benteng israel, pohon-pohon di padang berbatu aturan permainan : mengalahkan setiap pasukan di bawah pimpinan goliat. terdapat 13 pasukan penjaga yang harus dikalahkan terlebih dahulu baru goliat dapat diserang dan kemudian dikalahkan. stage 6: mengisahkan konflik antara raja saul dengan david. raja saul merasa takut kalau david akan merebut kerjaannya dan tahtanya. david pun harus lari dari israel, saat david lari dari israel, raja saul dan anaknya jonathan berperang melawan bangsa filistin di gunung gilboa, dan mereka kalah dalam perperangan tersebut. david pun segera kembali ke israel dan membantu bangsa israel melawan bangsa filistin. setelah memenangkan perperangan, david pun diangkat menjadi raja menggantikan saul karena prestasinya. latar battle map : perkotaan di israel, bangunan-bangunan dari batu baik yang utuh maupun masih dalam tahap pembangunan. aturan permainan : untuk memenangkan stage ini david harus mengalahkan semua musuh yaitu bangsa filistin yang ada. use case untuk memudahkan peneliti serta pembaca untuk melihat keseluruhan sistem permainan ini, maka peneliti menggunakan uml sebagai bahasa pemodelan objek standar yang diperkenalkan oleh booch, rumbaugh & jacobson (1994). pada paper ini, hanya use case diagram serta class diagram yang dicantumkan. use case diagram menggambarkan mengenai interaksi antara sistem permainan, sistem permainan secara eksternal dan pengguna/pemain (lihat gambar 1). gambar 1 use case permainan class diagram permainan menggambarkan struktur objek sistem permainan. diagram ini menunjukan kelas objek yang menyusun sistem permainan dan hubungan antar kelas objek tersebut (lihat gambar 2). tap for battle: … (andry chowanda; dkk) 587  gambar 2 class diagram permainan game balancing menurut schell (2008) game balancing atau menyeimbangkan game tidak lebih dari mengatur elemen-elemen dalam sebuah game sampai mereka memberikan pengalaman yang diinginkan. yang membuat sebuah game sulit untuk diseimbangkan adalah banyaknya faktor-faktor yang harus diseimbangkan. game balancing yang dilakukan pada penelitian ini adalah status class pasukan, status hero dan perhitungan damage. status class pasukan dalam game ini, dalam satu pasukan ada beberapa class pasukan, yaitu swordman, archer, dan spearman. masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. swordman adalah pasukan dengan senjata pedang yang memiliki kecepatan gerak dan serang yang tinggi. archer adalah pemanah yang menyerang dari jauh karena pertahanannya lemah. spearman adalah pasukan dengan kekuatan besar namun memiliki gerakan yang lambat akibat besarnya senjata mereka. pembagian kelebihan dan kekurangannya adalah menggunakan sistem poin untuk menyeimbangkan tiap class (lihat tabel 4). tabel 4 class pasukan army status swordman archer spearman status multiplier str 2 2 3 def 2 1 3 spd 2 0.5 1 range 2 5 3 kill prize 2 1 3 588 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 581-592  dalam game ini, setiap mission akan memiliki tipe pasukan yang berbeda. pasukan adalah kumpulan dari prajurit – prajurit dari berbagai class. setiap tipe pasukan memiliki status yang berbeda. status dasar dari suatu pasukan disebut base status. untuk menentukan status dari tiap class pada setiap pasukan, dilakukan perhitungan menggunakan rumus (1). ………………………………………. (1) status hero dalam game ini, ada 3 karakter yang dapat dipilih oleh pemain. masing-masing hero memiliki keunggulannya sendiri-sendiri. moses memiliki serangan yang kuat namun gerakannya lambat. joshua memiliki kecepatan yang tinggi untuk mengatasi pertahanannya yang lemah. david memiliki serangan yang kuat, namun pertahanan yang dimilikinya lemah. status hero dapat diperkuat dengan menu upgrade dan membayar sejumlah gold (lihat tabel 5). tabel 5 status hero hero status upgrade lv. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 moses str 50 55 65 75 90 110 135 175 200 240 300 def 40 45 50 55 65 80 100 120 155 190 240 spd 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 joshua str 40 50 60 70 80 90 110 140 170 200 240 def 30 35 40 50 65 75 95 115 135 155 180 spd 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 david str 50 55 65 80 95 115 140 180 220 260 300 def 30 35 45 55 65 80 100 120 140 160 180 spd 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 status hero memiliki total poin yang sama untuk menciptakan keseimbangan. perkembangan status tiap hero sengaja dibuat berbeda dan memiliki variasi sendiri. hal ini dimaksudkan untuk memberi keunikan bagi setiap hero. selain itu perkembangan hero juga didistribusikan berdasarkan tingkat kesulitan misi di mana hero tersebut pertama digunakan. selain 3 status di atas, setiap karakter juga memiliki health point, yaitu yang menentukan apakah pemain masih hidup atau sudah kalah. untuk health point ini, setiap karakter memiliki nilai maksimal yang sama yaitu 1000 dan tidak dapat bertambah. ketika health point pemain habis, maka pemain dianggap kalah dan permainan selesai. perhitungan damage dalam game, damage diperlukan untuk mengurangi nyawa lawan maupun kawan dan pemain. untuk menghitung damage dalam game ini, digunakan rumus (2). ……………………(2) rumus (2) berlaku untuk pemain dan juga musuh. dengan menggunakan fungsi random, perhitungan damage muncul akan menjadi acak dan tidak tetap. apabila hasil dari perhitungan damage adalah nilai 0 atau negatif, maka damage akan dihitung sebagai 1. apabila ketika diserang musuh pemain menahan tombol guard, maka damage yang diterima pemain hanya 40% dari total damage yang seharusnya diterima player. dalam perancangan status hero dan pasukan, perhitungan damage sudah diikutsertakan. status yang telah ditetapkan diperkirakan akan memberikan damage tap for battle: … (andry chowanda; dkk) 589  yang stabil, sehingga musuh dapat dikalahkan dengan jumlah serangan yang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan pemain dapat bertahan dari serangan yang cukup banyak. implementation aplikasi permainan ini tidak memerlukan perangkat lunak khusus untuk dapat memainkannya. untuk kebutuhan perangkat keras, diperlukan: perangkat keras dengan sistem operasi android, memiliki fitur multi-touch serta ukuran layar terbaik adalah 480x320px. testing permainan ini menggunakan samsung galaxy mini. gambar 3-5 menunjukkan hasil screen shot dari permainan ini. gambar 3 gambar permainan (dari kiri ke kanan, menu utama, menu misi, menu pilih pemain) gambar 4 layar permainan (dari kiri ke kanan, pilih musuh, layar permainan, special skill) gambar 5 layar informasi (dari kiri ke kanan, menu upgrade, menu informasi, tampilan menang) evaluasi tahap terakhir dari penelitian ini adalah tahap evaluasi. pada tahap ini, dipilih dua metode untuk evaluasi. pertama peneliti kembali melakukan perbandingan terhadap game yang sejenis yang sebelumnya sudah dilakukan di tahap analisa terhadap data & permainan sejenis. kemudian, dilakukan evaluasi pengguna dengan menggunakan kuisioner. evaluasi dengan perbandingan terhadap game sejenis dapat dilihat pada tabel 6. 590 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 581-592  tabel 6 evaluasi perbandingan terhadap game sejenis lord of the rings : conquest dynasty warriors advance guns and glory tap for battle: heroes of israel tipe permainan action / hack and slash action / hack and slash action/shooting game casual/action grafik kurang baik kurang, grafik berbentuk pixel sangat bagus, menarik cukup bagus, menarik tipe grafik 3d 2d 2d 2d game play memimpin pasukan melawan dan menghabisi pasukan musuh menyelesaikan obyektif-obyektif yang diberikan secara bergantigantian dengan musuh dan kawan menentukan gerak pasukan dalam medan perang secara real-time melawan pasukan musuh sendirian berperan sebagai bandit yang berusaha menembaki warga yang akan melewati perbatasan mengatur keseimbangan dalam permainan. terdapat 3 tokoh utama, dimana setiap tokoh terdiri dari 2 stage yang memiliki objektif yang berbedabeda, yaitu untuk mengalahkan pasukan musuh. terdapat fitur upgrade weapon, armor, atau shoes tingkat level kesulitan seiring bertambahnya medan perang yang bisa dimainkan, obyektif-obyektif yang diberikan menjadi lebih rumit dan sulit seiring jalanya cerita dan medan perang yang baru, musuhmusuh akan menjadi lebih tangguh dan sulit dihadapi seiring kenaikan level pada setiap tokoh terdiri dari 2 stage dimana stage pertama memiliki tingkat level kesulitan yang lebih mudah dibandingkan stage keduanya puncak tingkat kejenuhan saat seluruh cerita sudah diselesaikan saat pemain menguasai teknik repetitif yang memungkinkan musuh dikalahkan tanpa melukai karakter pemain gameplay peperangan yang repetitif, diselingi obyektif saat pemain sudah memperoleh semua senjata masingmasing karakter dan menyelesaikan ceritanya. pemain harus melalui pertarungan dengan musuh yang sama berulang-ulang untuk menyelesaikan satu level saat pemain sudah menyelesaikan semua level saat telah menyelesaikan semua mission update stage tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada kontrol touchscreen, keypad keypad touchscreen touchscreen penggunaan touchscreen ya, sebagai kontrol utama tidak ya ya, sebagai kontrol utama penggunaan fitur multitouch tidak tidak ya ya evaluasi kuesioner evaluasi ini dilakukan demi mendapat masukan untuk perbaikan dan pengembangan selanjutnya. evaluasi dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 31 orang (22 laki laki, 28 berumur lebih dari 19 tahun) yang telah mencoba permainan ini. hasil dari kuisioner dapat dilihat pada tabel 7 serta gambar 6. nilai 3 berarti baik, 2 lumayan, serta 1 berarti buruk. tap for battle: … (andry chowanda; dkk) 591  tabel 7 hasil evaluasi pengguna komponen 3 2 1 tema 22 8 1 gameplay 18 22 1 tingkat kesulitan 4 22 5 grafik 7 21 3 music 10 21 0 sound effect 10 21 0 tutorial 29 2 0 touch screen 26 5 0 simpulan berdasakan hasil analisa, pembahasan dan evaluasi (lihat gambar 6 dan tabel 7), maka diperoleh beberapa kesimpulan bahwa tema dari permainan ini cukup diminati oleh pengguna, sebanyak 70.97% pengguna memiliki score yang baik untuk tema peperangan. pengguna juga menyatakan bahwa game play dari game menarik, namun cukup mudah untuk dimainkan. berdasarkan hasil kuesioner evaluasi, grafik pada game sudah cukup bagus. penggunaan background music dan sound effect sudah cukup sesuai. serta juga setting dari game sudah cocok serta evaluasi dan tutorial yang tersedia memudahkan untuk mempelajari kontrol dari game. gambar 6 hasil evaluasi pengguna 592 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 581-592  daftar pustaka booch, g., rumbaugh, j., jacobson, i. (1994). the unified modeling language user guide (2nd edition). addison-wesley professional chowanda, a., prasetio y. l. (2012). perancangan game edukasi bertemakan sejarah. proceedings semantics , 151-155. binus uiversity, jakarta: computer science department, school of computer science, binus university chowanda, a. (2011). perancangan game kartu interaktif berbasis android menggunakan augmented reality. comtech, 2 (2), 726-735. ______. (2013). emowars: interactive game input menggunakan ekspresi wajah. comtech, 4(2), 1009-1017. ______. (2011). analisis dan perancangan game edukasi online. seminar nasional binus ictc 2011, 566-571. binus university, jakarta: fakultas ilmu komputer, universitas bina nusantara dastbaz, m. (2002). designing interactive multimedia systems. mcgraw-hill education. idc worldwide quarterly mobile phone tracker. (2014) smartphone os market share, q1 2014. diakses pada 25 mei 2014, dari http://www.idc.com/prodserv/smartphone-os-marketshare.jsp. jesse schell. 2008. the art of game design: a book of lenses. san francisco, ca, usa: morgan kaufmann publishers inc. rosson, m. b., carroll, j. m. (2002a). scenario-based design. in the human-computer interaction handbook, julie a. jacko and andrew sears (eds.). hillsdale, nj, usa 1032-1050: l. erlbaum associates inc. rosson, m. b., carroll, j. m. (2002b). usability engineering: scenario-based development of human-computer interaction. morgan kaufmann series in interactive technologies. morgan kaufmann. microsoft word 15_si_jsudirwan.doc perancangan sistem … (andrew verrayo limas; dkk) 671  perancangan sistem penjadwalan mesin hybrid flow shop dengan algoritma levyflight discrete firefly andrew verrayo limas; j. sudirwan; siti nur fadlilah information systems department, school of information systems, binus university jl. k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 xdr3w@ymail.com; jsudirwan@yahoo.com; nurfadlilah@binus.ac.id abstract the main issues that have been encountered in pt surya toto indonesia is companies do not know how to measure the performance of the production process so as the utilization of resources that will be used isn’t yet to be known with efficiently. the purpose of this case studies is creating a better production processes by proposing a better and systematic scheduling information system. an object oriented analysis and design method is used to determine system’s requirements and design of the system architecture. metaheuristic methods such as discrete algorithms levy-flight firefly is used to improve the performance of the hybrid flow shop machine scheduling become more better. indicators that are used to determine the performance of the scheduling is makespan and lateness. results from this algorithm is makespan value of 305.27 hours with lateness value of 10.92 which determine that there is no delays in scheduling. scheduling information system was designed three primary capabilities, which are integrated data management, inventory management and a systematic and accurate scheduling system. keywords: hybrid flow shop, machine scheduling, object oriented analysis and design, levy-flight discrete firefly algorithm, makespan, lateness abstrak permasalahan utama yang telah dihadapi di pt surya toto indonesia adalah perusahaan belum mengetahui bagaimana mengukur performa dari proses produksi sehingga pengendalian sumber daya yang akan digunakan belum dapat diketahui dengan efisien. tujuan studi kasus adalah membuat proses produksi menjadi lebih baik dengan mengusulkan sebuah sistem informasi penjadwalan yang lebih baik dan sistematis. metode object oriented analysis and design digunakan untuk menentukan kebutuhan sistem dan perancangan arsitektur sistem. metode metaheuristik berupa algoritma levy-flight discrete firefly digunakan untuk meningkatkan performa penjadwalan mesin hybrid flow shop menjadi lebih baik. indikator yang digunakan untuk menentukan performa penjadwalan adalah makespan dan lateness. hasil dari algoritma ini adalah nilai makespan sebesar 305,27 jam dengan nilai lateness 10,92 hari yang menandakan penjadwalan tidak mengalami keterlambatan. sistem informasi penjadwalan dirancang dengan tiga kemampuan utama, yaitu manajemen data yang terintegrasi, manajemen inventori dan penjadwalan yang sistematis dan akurat. kata kunci: penjadwalan mesin, hybrid flow shop, object oriented analysis and design, algoritma levy-flight discrete firefly, makespan, lateness 672 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 671-684  pendahuluan sistem manufaktur modern mengutamakan efisiensi dan efektivitas di lantai produksi dan salah satu aspek yang mampu meningkatkan hal ini adalah peningkatan pada kinerja output produksi (kaban, othman, & rohmah 2012), oleh karena itu, pengaturan pada penjadwalan setiap mesin harus dilakukan secara efisien dan efektif (liao, et al, 2013). penjadwalan yang dimaksud adalah proses menyusun urutan dari proses produksi harus menjadi lebih baik dengan tujuan agar sumber daya yang digunakan menjadi lebih sedikit dibanding sebelumnya (righi, 2012). pt surya toto indonesia, tbk atau pt sti merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur barang dengan jenis sanitary wares, kitchen set dan plumbing fitting. dalam perkembangannya di bidang manufaktur, perusahaan ini mengawali produksinya sejak 11 juli 1977 dan telah menerima beberapa sertifikasi internasional baik dari jepang atau negara lain. hingga saat ini, pt sti telah memiliki tiga lokasi yang tersebar di beberapa wilayah jabodetabek. studi kasus ini berfokus pada pabrik kedua yang berada di serpong dengan luas 58.256 m2 yang memproduksi badan (body) dari setiap barang. permasalahan utama pada pabrik kedua ini adalah perusahaan belum mengetahui bagaimana cara mengukur performa dari proses produksi sehingga penggunaan sumber daya yang digunakan belum dapat diketahui dengan pasti. salah satu solusi yang ingin dikaji dalam studi kasus ini adalah bagaimana mengendalikan penggunaan sumber daya ini dengan mengusulkan sebuah sistem penjadwalan yang lebih baik dan sistematis menggunakan metode-metode yang diusulkan dengan tujuan agar proses produksi menjadi lebih baik dan didukung oleh sistem informasinya. model penjadwalan yang diusulkan pada pt sti adalah model penjadwalan hybird flow-shop (hfs) yang merupakan pengembangan dari model penjadwalan flow-shop. dalam model ini, semua pekerjaan secara garis besar harus melewati semua urutan mesin. namun di setiap urutan, dibagi lagi menjadi beberapa mesin yang bekerja secara paralel (şerifoğlu & ulusoy, 2004). penjadwalan pada dasarnya memiliki beberapa indikator atau fungsi objektif dan salah satunya yang dapat mencerminkan optimalisasi sumber daya adalah minimalisasi waktu total pengerjaan proses produksi atau makespan (marichelvam, prabaharan, & yang, 2012). pada kurun tiga tahun terakhir saja, makespan telah digunakan sebanyak 60% peneliti di seluruh dunia (ruiz, antonio, & vázquezrodríguez, 2009). digunakan juga indikator maksimal keterlambatan (lateness) sebagai indikator kedua untuk menggambarkan performa penjadwalan yang lebih baik. dalam mencari solusi terbaik dengan fungsi objektif makespan, digunakan metode metaheuristik berupa algoritma lévy-flight discrete firefly (ldfa) yang merupakan algoritma natureinspired terbaik untuk memecahkan masalah optimalisasi (sayadi, ramezanian, & ghaffari-nasab, 2010). sesuai dengan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) apakah algoritma levy-flight discrete firefly dapat dan cocok diaplikasikan pada sistem penjadwalan? (2) bagaimana rancangan suatu sistem penjadwalan yang mampu mengendalikan penggunaan sumber daya, dengan algoritma levy-flight discrete firefly? (3) apakah keuntungan yang dimiliki oleh sistem penjadwalan jika diterapkan pada proses bisnis perusahaan? metode untuk melaksanakan penelitian ini, sebelumnya dikaji konsep dan model-model yang relevan dengan masalah penelitian dan kosep dasar serta model yang digunakan untuk menjawab dan memecahkan masalah. konsep dan model dasar yang dianggap penting dalam yaitu yang berhubungan dengan model-model dalam penjadwalan dan praktikal model atau prosedur dalam pembangunan sistem informasi yang mengaplikasikan model-model matematis dalam penjadwalan. perancangan sistem … (andrew verrayo limas; dkk) 673  hybrid flow-shop merupakan ekstensi dari model penjadwalan general flow-shop dan permasalahan penjadwalan paralel di mana semua pekerjaan akan melewati tahap produksi yang sama dengan beberapa mesin di setiap tahap (righi, 2012). pada model penjadwalan hfs ini, setiap tahap produksi memiliki satu mesin atau lebih yang bekerja secara paralel (marichelvam, prabaharan, & yang, 2012). fungsi objektif ini telah digunakan sebanyak 60% pada akhir-akhir ini (ruiz, antonio, & vázquezrodríguez, 2009). rumus dari makespan tersebut adalah sebagai berikut: dimana: cmax = nilai makespan cj = waktu total pekerjaan j, dimana j = 1,2,3,…, n lévy-flight discrete firefly merupakan metode meta-heuristik berupa algoritma yang digunakan untuk memecahkan masalah optimalisasi. algoritma ini terinspirasi oleh metode pergerakan suatu kunang-kunang dalam mencari pasangan (yang, 2010). cara ini kemudian dirumuskan dalam tiga prinsip dasar agar dapat digunakan untuk pemecahan masalah optimalisasi, yaitu: (1) semua kunang-kunang adalah unisex sehingga semua kunang-kunang dapat tertarik satu sama lain. (2) daya tarik kunang-kunang proporsional dengan terang dari kunang-kunang, di mana nilai dari daya tarik berbanding terbalik dengan nilai jarak. kunang-kunang akan tertarik pada kunang-kunang yang lebih terang. (3) intensitas cahaya dari kunang-kunang merupakan nilai fungsi objektif dari suatu permasalahan. perancangan algoritma ldfa ini menggunakan pseudo-code sebagai berikut (yang, 2010): tabel 1 pseudo-code ldfa begin objective function f(x), x = (x1,...,xn)t generate initial population of fireflies xi (i = 1, 2, ..., n) light intensity ii at xi is determined by f(xi) define light absorption coefficient γ while (t ii) move firefly i towards j in d-dimension via l ́evy flights end if attractiveness varies with distance r via exp[−γr] evaluate new solutions and update light intensity end for j end for i rank the fireflies and find the current best end while postprocess results and visualization end 674 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 671-684  tiga prinsip tersebut dijelaskan pada tiga konsep utama yang digunakan dalam menjalankan algoritma ini, yaitu (yang, 2010): intensitas cahaya intensitas cahaya pada kunang-kunang merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah kunang-kunang tersebut bergerak ke kunang-kunang berikutnya atau tidak. pada fungsi minimalisasi makespan pada penjadwalan ini, nilai dari intensitas cahaya kunang-kunang menggunakan rumus sebagai berikut: di mana: ii = intensitas cahaya pada kunang-kunang i, dimana i = 1,2,3,....,n f(x) = fungsi objektif jarak setiap jarak ini akan direpresentasikan dalam bentuk tabel cartesian. jarak dari kunangkunang i dan j dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: di mana: rij = jarak antara kunang-kunang i dan j xi,k = nilai dimensi k pada kunang-kunang i xi,k = nilai dimensi k pada kunang-kunang j pergerakan pergerakan dilakukan dengan prinsip dimana kunang-kunang yang lebih redup akan bergerak ke kunang-kunang yang lebih terang. berbeda dengan algoritma kunang-kunang pada dasarnya, ldfa menggunakan distribusi untuk mengatur laju pergerakan. rumus dari pergerakan tersebut adalah sebagai berikut: di mana: x’i xi = posisi kunang-kunang i yang baru = posisi kunang-kunang i = daya tarik pada posisi 0 = koefisien penyerapan cahaya, 0.01< < 100 = koefisien bilangan acak, 0 < < 1 t = jumlah iterasi, 1 < t < ∞ = konstanta lambda , 1< < 3 rij = jarak antara kunang-kunang i dan j object oriented analysis & design metode analisis dan pengembangan berbasis objek atau ooad merupakan salah satu proses pengembangan sistem informasi yang merupakan kumpulan dari beberapa model unified modeling language (uml) serta berorientasi pada objek dan digunakan untuk menghubungkan antara kebutuhan sistem dari para pengguna dengan para perancang sistem (satzinger, jackson, & burd, 2008). dalam mengembangkan konsep ooad ini, berikut beberapa tools yang akan digunakan dalam menganalisis dan merancang sistem informasi (satzinger, jackson, & burd, 2008): perancangan sistem … (andrew verrayo limas; dkk) 675  tabel 2 tools ooad requirement analysis design system • activity diagram • event table • use case diagram • use case description • domain class diagram • activity-data matrix • state transition diagram • system sequence diagram • storyboarding • first-cut class diagram • deployment environment • software architecture • completed three-layer sequence diagram • updated design class diagram • package diagram • interface design standards prosedur penelitian untuk melaksanakan studi kasus ini, berikut adalah diagram alir yang digunakan: gambar 1 metode penelitian aktivitas pertama berhubungan dengan mengumpulkan beberapa data seperti topik permasalahan yang akan dibahas dan masalah optmialisasi proses penjadwalan produksi akan dijadikan sebagai permasalahan utama. setelah pengumpulan data awal dilakukan, salah satu masalah yang dihadapi pada perusahaan adalah bagaimana mengetahui penggunaan sumber daya melalui pengaturan pada proses penjadwalan menjadi lebih baik. masalah ini akan dijadikan sebagai masalah utama dan beberapa rumusan permasalahan akan ditentukan. aktivitas berikutnya adalah mengenali lingkungan operasional perusahaan, mencari literatur mengenai penggunaan algoritma lévy-flight discrete firefly (ldfa) dalam memecahkan masalah penjadwalan serta beberapa buku yang memberikan referensi mengenai bagaimana merancang sistem penjadwalan yang fokus pada peningkatan proses bisnis perusahaan. pengumpulan data dilaksanakan pada bulan januari sampai dengan bulan februari 2013. dua kategori pengumpulan data secara mendasar, yaitu pengumpulan data pada sejarah dan proses bisnis perusahaan. kedua adalah pengumpulan data produksi yang merupakan data sekunder seperti waktu standar dari setiap mesin dan data produksi pada setiap barang. pengolahan data dilakukan dengan menggunakan algoritma ldfa untuk mengoptimalkan penjadwalan produksi. hasil akhir dari pengolahan data adalah urutan penjadwalan proses produksi dengan waktu total pengerjaan proses produksi (makespan) yang lebih baik. analisis pertama 676 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 671-684  dilakukan pada hasil dari algoritma ldfa dalam mengatur urutan penjadwalan proses produksi. indikator analisisnya berupa maksimum keterlambatan (lateness) yang diperoleh dari hasil makespan melalui total iterasi yang telah dilakukan. analisis terakhir dilakukan pada kebutuhan dari sistem informasi penjadwalan yang dirangkum dalam requirement analysis dan design system sistem informasi. sistem yang akan dirancang berupa sistem yang dapat mendukung pemecahan masalah utama dalam proses penjadwalan perusahaan. sistem ini menggunakan konsep sistem informasi yang telah dikumpulkan pada studi literatur sebelumnya. beberapa fungsi usulan yang akan ada pada sistem ini dirancang melalui metode object oriented analysis and design (ooad) sehingga mampu menghasilkan kemampuan-kemampuan sistem yang akan mendukung proses bisnis. rancangan dimulai dari rancangan arsitektur hingga rancangan rinci berupa spesifikasi dari komponen sistem yang digunakan untuk membangaun atau konstruksi dari piranti lunak sistem, dan secara individu akan diuji coba sebelum ujicoba sistem secara keseluruhan. pengujian sistem akan dilakukan pada akhir konstruksi dan beberapa tolak ukur utamanya seperti keakuratan dari proses dalam sistem, kecepatan proses pengolahan data, dan penggunaan antarmuka yang sesuai. dari hasil uji coba diperoleh jawaban dari semua pertanyaan dalam penelitian. dari keseluruhan proses atau aktivitas, dengan semua hasil diperoleh dan selesai maka laporan penelitian atau studi dalam berbagai bentuk untuk publikasi penelitian. hasil dan pembahasan aturan spv dalam mengimplementasikan algoritma ldfa dalam masalah penjadwalan proses produksi, digunakan algoritma kunang-kunang berbentuk diskrit. bentuk diskrit dari algoritma ini diperoleh melalui implementasi aturan smallest position value (spv) pada representasi urutan permutasi sebagai bentuk dari solusi penjadwalan. aturan spv dengan contoh tujuh urutan proses produksi ini dapat diilustrasikan pada tabel berikut: tabel 3 solusi representasi untuk sebuah kunang-kunang dimensi (j) 1 2 3 4 5 6 7 nilai posisi (xij) 0,911 0,738 0,224 0,592 0,03 0,633 0,862 urutan permutasi 5 3 4 6 2 7 1 dari tabel 3, setiap dimensi menandakan satu urutan proses produksi. nilai xij terkecil pertama berada pada dimensi j = 5 sehingga urutan permutasi pertama adalah 5 (lima), dan berikut seterusnya. proses spv ini akan dilakukan sebanyak jumlah dimensi sehingga terbentuk satu kunang-kunang yang merepresentasikan satu kandidat solusi. jika diartikan dalam urutan penjadwalan, maka urutan produksi akan dimulai dari komponen kelima, ketiga dan seterusnya hingga komponen kesatu . pergerakan kunang-kunang pergerakan pada kunang-kunang dilakukan jika intensitas antara satu kunang-kunang lebih besar dibanding kunang-kunang yang berada paling dekat. pergerakan ini menggunakan rumus dari algoritma ldfa yang akan dilakukan pada setiap dimensi dalam nilai posisi kunang-kunang (xij). sebagai ilustrasi, berikut contoh perhitungan dari pergerakan kunang-kunang: perancangan sistem … (andrew verrayo limas; dkk) 677  tabel 4 perhitungan pergerakan dua kunang-kunang kunang-kunang (xi) dimensi (j) x1 0,203 0,573 0,032 0,134 0,887 x2 0,293 0,116 0,613 0,673 0,934 x1’ 0,585 0,955 0,414 0,516 1,269 skenario pada tabel 4 adalah kunang-kunang kedua memiliki intensitas cahaya lebih terang sehingga kunang-kunang pertama yang bergerak ke kunang-kunang kedua. contoh perhitungan pada x1’ pada dimensi j = 1 adalah sebagai berikut (contoh nilai rand = 0,734):       perhitungan ini akan dilanjutkan sampai dengan dimensi ke-n dan hasil , j = 1,2,3,...,k; k = jumlah dimensi, akan digunakan sebagai nilai dari posisi baru bagi kunang-kunang pertama. berikutnya akan digunakan aturan spv untuk mengubah setiap dimensi dalam nilai posisi kunangkunang (xij) menjadi bentuk urutan permutasi sehingga terbentuk kandidat solusi yang baru. implementasi algoritma ldfa implementasi algoritma ldfa ini terdiri dari dua proses utama, yaitu penentuan parameter yang digunakan dan tampilan antarmuka sebagai gambaran dari hasil algoritma untuk proses penjadwalan dengan data yang tersedia. parameter yang digunakan pada algoritma ldfa ini adalah (marichelvam, prabaharan, & yang, 2012): tabel 5 pengaturan parameter algoritma ldfa simbol keterangan nilai simbol keterangan nilai n jumlah populasi 20 βo konstanta ketertarikan 0,5 t jumlah iterasi 15 γ konstanta gamma 0,75 α konstanta alpha 0,5 λ konstanta lévy 1,5 semua perhitungan ini dijalankan pada komputer dengan spesifikasi intel core i7 3,4 ghz cpu dengan 8 gb ddr3 ram dan dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman java 1,7 dengan netbeans versi 7,3. adapun beberapa asumsi yang digunakan pada implementasi algoritma dalam mengatur penjadwalan ini, yaitu sebagai berikut: (1) semua waktu mulai pengerjaan (release date) komponen dilakukan pada awal bulan dan tenggat waktu (due date) untuk setiap komponen adalah sama, yaitu akhir bulan dari pengerjaan proses produksi. (2) satu tahap produksi dapat berisi satu mesin atau lebih yang memiliki karakteristik dan proses yang sama. (3) untuk setiap tahap produksi, dua komponen tidak bisa diproses dalam waktu yang bersamaan. (4) waktu pengaturan mesin sudah termasuk pada waktu standar dari proses pengerjaan setiap komponen. (5) waktu standar setiap komponen dalam setiap proses telah diketahui dan tetap untuk setiap penjadwalan. (6) waktu pemindahan barang untuk setiap tahap produksi diabaikan. (7) data produksi yang digunakan adalah data hasil peramalan dan jumlah dari komponen disesuaikan berdasarkan kasus. 678 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 671-684  gambar 2 user interface penjadwalan produksi gambar 2 memperlihatkan makespan dengan nilai sebesar 305,27 jam atau 19,08 hari. nilai hari ini ditentukan dengan membagi jumlah jam dengan jumlah jam kerja total dari standar waktu kerja di pt sti, yaitu 16 jam tanpa adanya lembur. karena makespan yang diperoleh merupakan hasil dari waktu total pengerjaan proses produksi yang dilihat dari setiap komponen, maka dengan menggunakan rumus (2.16), dapat dihitung nilai keterlambatannya (lateness): lmax = (19,08 – 30) lmax = -10,92 analisis sistem informasi analisis pada perancangan sistem informasi proses penjadwalan dimulai dengan menentukan kebutuhan dari sistem. kebutuhan ini berupa komponen-komponen dalam sistem yang akan dianalisa menggunakan model uml. komponen-komponen ini seperti fungsi, detail dari setiap fungsi, aktor dalam sistem dan arsitektur data. tahap-tahap analisis dilakukan dengan menentukan fungsi dalam sistem. kemudian dilakukan analisis terhadap data input dan ouput dari setiap fungsi. analisis berikutnya adalah menentukan siapa yang akan bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi ini. berikutnya adalah menentukan arsistektur data dari kriteria input dan output dari setiap fungsi. analisis yang penting berasal dari dua diagram di bawah ini: perancangan sistem … (andrew verrayo limas; dkk) 679  gambar 3 diagram aktivitas dan diagram use case tujuan diagram aktivitas adalah untuk memberikan gambaran keseluruhan terhadap proses bisnis di dalam perusahaan. analisis dilakukan dengan mengobservasi beberapa aktivitas utama dalam proses bisnis perusahaan khususnya proses penjadwalan. tujuan dari diagram use case adalah untuk memetakan fungsi yang berasal dari tabel dan diagram aktivitas menjadi terstruktur sehingga sistem mengetahui secara pasti siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan fungsi tersebut. diagram berikutnya pada gambar 4 digunakan untuk menjelaskan struktur data dan asosiasi antar data yang akan digunakan untuk perancangan arsitektur sistem sesuai dengan tabel aktivitas yang telah dijelaskan. diagram ini penting untuk perancangan sistem karena setiap data memiliki atribut yang merupakan informasi untuk sistem. 680 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 671-684  gambar 4 diagram domain class desain sistem informasi desain dimulai dengan mengembangkan navigasi data dari setiap arsitektur dalam sistem. setelah itu, ditentukan standar dari spesifikasi teknologi informasi dan arsitekur jaringan dari sistem. kemudian, dilakukan perancangan pada urutan proses dari setiap fungsi sistem serta aristektur data yang telah dilengkapi dengan operasi-operasi untuk setiap objeknya. terakhir adalah menggambarkan hubungan dari setiap subsistem. hasil dari perancangan desain ini berupa sistem yang memiliki fungsi-fungsi yang telah ditentukan pada analisis kebutuhan sistem. arsitektur dari sistem informasi menggunakan jenis arsitektur client dan server. server akan digunakan untuk menyimpan database utama. sedangkan untuk setiap client-nya, digunakan data mart sebagai penyimpanan sementara. berikut adalah gambar dari struktur hubungan antara server dengan client: gambar 5 arsitektur perangkat lunak perancangan sistem … (andrew verrayo limas; dkk) 681  hasil akhir dari perancangan sistem ini adalah diagram subsystem package. tujuan dari diagram ini adalah menggambarkan hubungan keseluruhan dari semua lapisan atau layer di dalam sistem. secara singkat, layer ini dibagi menjadi tiga, yaitu view, domain dan data access layer. berikut adalah struktur diagram yang telah dibagi menjadi empat subsistem: formpelanggan formbarang formbody formpemesanan formproduksi formbahanbaku formperencanaan formpemeriksaan formpenerimaan formmesin formperhitunganwaktu formperhitunganjadwal formpenyelesaianbarang pelangganhandler pemesananhandler baranghandler bodyhandler produksihandler bahanbakuhandler mrphandler pemeriksaanhandler penerimaanhandler mesinhandler perhitunganwaktuhandler perhitunganjadwalhandler penyelesaianbaranghandler pelangganda pemesananda barangda bodyda barang_pesananda bahan_bakuda mrpda detail_bomda mesinda jobda jadwal_produksida jadwal_castingda bomhandler bomda formbom jadwal_machiningdajadwal_markingda jadwal_polishingda pelanggan pemesanan barang body barang_pesanan bahan_baku mrp detail_bom mesin job jadwal_produksijadwal_casting bom jadwal_machining jadwal_markingjadwal_polishing subsystem pengaturan data view layer domain layer data access layer subsystem proses penjadwalan subsystem pemesanan view layer domain layer data access layer view layer domain layer data access layer subsystem inventory view layer domain layer data access layer gambar 6 diagram sub-system package pengujian sistem informasi setelah dilakukan perancangan pada aristektur dan konstruksi pada sistem, maka dilakukan pengujian pada sistem informasi proses penjadwalan dengan menggunakan urutan dari proses bisnis dan data dari perusahaan. hasil dari pengujian sistem tersebut berupa hal-hal yang dapat dicapai dengan adanya sistem dalam mendukung proses bisnis dalam perusahaan. 682 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 671-684  hal-hal tersebut dapat dijelaskan pada poin-poin di bawah ini: (1) manajemen data yang terintegrasi – perubahan yang dilakukan pada data master akan mengubah data-data yang digunakan pada subsistem lainnya. keseluruhan data ini kemudian disimpan pada database access dan sesuai dengan arsitektur software, digunakan data mart untuk menyimpan data yang akan disinkronisasi untuk memastikan agar data tetap terintegrasi. (2) manajemen inventory – dengan subsistem inventory yang dirancang dalam sistem ini, perusahaan dapat mengetahui informasi bahan baku berupa penggunaan stok bahan baku pada tanggal tertentu. dengan ini, perusahaan dapat mengatur lebih lanjut stok bahan baku yang digunakan pada bulan berikutnya. (3) penjadwalan yang sistematis dan akurat – dalam subsistem proses penjadwalan, kegiatan penjadwalan dilakukan secara sistematis. kegiatan ini dimulai dari menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap komponen dari barang yang akan diproduksi kemudian menentukan waktu total dari setiap proses pengerjaan barang. selanjutnya, melakukan penjadwalan dengan metode metaheuristik yang diusulkan. agar penjadwalan yang dilakukan akurat, digunakan indikator yaitu waktu total pengerjaan (makespan) dan maksimal keterlambatan (lateness). terakhir adalah menampilkan waktu penyelesaian dari setiap kategori mesin agar bagian produksi dapat memantau hal ini pada kegiatan produksi. simpulan digunakan algoritma levy flight discrete firefly (ldfa) yang berfungsi untuk mencari solusi berupa urutan produksi dengan tujuan agar penjadwalan yang direncanakan dapat mengendalikan sumber daya. pengendalian ini dilakukan dengan mengatur makespan sehingga didapat nilai terbaik sebesar 19 hari. dengan pengendalian ini, perusahaan memiliki keuntungan manajemen yang dapat digunakan untuk mengendalikan sumber daya lainnya, contohnya seperti tenaga kerja, penggunaan mesin dan sebagainya. tujuannya adalah untuk memberikan opsi-opsi teknis yang memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik. guna menciptakan proses penjadwalan yang sistematis dan akurat, maka ada dua tahapan yang harus dilakukan. pertama, menggunakan sistem informasi yang telah dirancang sehingga proses penjadwalan dapat dilakukan secara bertahap. tahapan ini dimulai dari penentuan jumlah total produksi hingga penentuan urutan berupa jadwal produksi barang. dengan adanya proses yang sistematis ini, beberapa keuntungan yang dapat diperoleh seperti penghematan dari tenaga kerja itu sendiri dan pastinya waktu yang digunakan untuk merencanakan dan melakukan validasi dari model yang direncanakan secara manual pastinya akan berkurang. kedua, diberikan sebuah proses penjadwalan yang akurat, di mana ada dua indikator, yaitu makespan dan nilai keterlambatan atau lateness. dengan dua indikator ini, pihak perusahaan mampu mengetahui bagaimana performa dari penjadwalan. dengan pengetahuan ini, maka tindakan monitoring pada proses produksi dapat dijelaskan secara fakta sesuai dengan informasi dari sistem penjadwalan ini. melalui pengujian sistem informasi yang dilakukan, diperoleh beberapa keuntungan yaitu perusahaan dapat melakukan pengaturan data yang terintegrasi satu sama lain. hal ini dicapai melalui adanya penggunaan teknologi database management system dan sistem jaringan arsitektur client dan server. dengan integritas ini, maka pihak perusahaan mampu melihat pergerakan dari data di dalam sistem. manajemen sederhana pada inventory dapat dilakukan seperti mengetahui informasi-informasi terkait bahan baku. salah satu poin penting dari manajemen ini adalah memberikan sebuah pedoman bagi proses pengaturan inventori dari sisi teoritis kepada perusahaan. terakhir adalah sistem memungkinkan perusahaan untuk melakukan penjadwalan yang sistematis melalui sistem penjadwalan yang terstruktur dan mengetahui informasi terkait penjadwalan berupa performa dari penjadwalan itu sendiri dengan indikator yang jelas. dengan adanya keunggulan-keunggulan ini, maka perusahaan memiliki kekuatan dalam melakukan pengaturan pada bagian perencanaan produksi, khususnya di bidang penjadwalan. perancangan sistem … (andrew verrayo limas; dkk) 683  pengembangan lebih lanjut pada sistem penjadwalan dapat dilakukan pada tiga hal. pertama adalah dengan mengembangkan sistem inventori menjadi lebih bagus dengan menggabungkan proses perencanan produksi. kedua dengan mengimplementasikan subsistem penjadwalan dari perakitan setiap komponen menjadi barang jadi (finished goods). ketiga, mengembangkan subsistem pemeliharaan mesin sehingga proses penjadwalan produksi tidak perlu memikirkan apabila satu atau dua mesin menjadi rusak. keuntungan dari melakukan saran ini adalah untuk menciptakan suatu sistem yang lebih komprehensif dan menyeluruh bagi perusahaan dalam menciptakan proses bisnis yang lebih handal dan cepat tanggap. jika saran ini dapat diterapkan oleh perusahaan pada masa depan, maka perusahaan mampu mengurangi resiko dalam hal integritas proses, yang di mana pada masa depan, volume produksi dapat saja meningkat. di sisi lain, dengan pengembanganpengembangan sistem ini, perusahaan mampu mengurangi resiko adanya human error dalam perencanaan yang biasanya dilakukan oleh beberapa orang. pengembangan algoritma dapat dilakukan dengan menggabungkan metode meta-heuristik ini dengan metode heuristik sebagai inisialisasi awal untuk populasi dari algoritma ldfa untuk meningkatkan efisiensi waktu dari pencarian solusi dengan algoritma ini. tidak ada resiko yang berarti bagi perusahaan jika tidak menerapkan saran ini, namun saran ini merupakan opsional karena hal ini tidak mengubah hasil solusi secara signifikan namun pada waktu pemrosesan algoritma yang dimana hal ini merupakan bukan hal yang penting. namun saran ini merupakan saran bagi para pembaca yang ingin melakukan penelitian atau studi kasus yang membutuhkan kecepatan dalam hal waktu. untuk mendukung lebih lanjut performa output dari setiap permasalahan yang dipecahkan oleh algoritma ldfa, diperlukan fungsi objektif yang terdiri dari dua jenis atau lebih. hal ini penting bagi keuntungan perusahaan terutama untuk meningkatkan kualitas dari solusi, namun beberapa hal yang harus dilakukan adalah melakukan analisis terhadap fungsi-fungsi objektif manakah yang menjadi poin-poin penting lainnya pada proses penjadwalan ini. resiko yang dapat terjadi apabila perusahaan tidak menerapkan saran ini adalah masalah-masalah penjadwalan yang kerap berubah dari waktu ke waktu dan hal ini membutuhkan penggunaan teori-teori yang memadai pula. contohnya, penggunaan teknik lot streaming dapat memberikan perusahaan sebuah pengetahuan dalam bentuk perhitungan persentase produktivitas terhadap bagaimana meningkatkan kinerja proses penjadwalan. daftar pustaka kaban a., k., othman, z., & rohmah d., z. (2012). comparison of dispatching rules in job-shop scheduling problem using simulation: a case study. international journal of simulation modelling, 11, 129-140. liao, c. jong et al. (2013). meta-heuristics for manufacturing scheduling and logistics problems. international journal of production economics, 1-3. marichelvam, m. k., prabaharan, t., & yang, x. s. (2012). a discrete firefly algorithm for the multi-objective hybrid flowshop scheduling problems. ieee transactions on evolutionary computation, 124. righi, r. d. (2012). production scheduling. sao leopoldo: intech. ruiz, r., antonio, j., & vázquez-rodríguez. (2009). the hybrid flow shop scheduling problem. nottingham: jubilee campus . satzinger, j. w., jackson, r. b., & burd, s. d. (2008). systems analysis and design in a changing world (5th ed.). boston: course technology, cengage learning. 684 comtech vol. 5 no. 2 desember 2014: 671-684  sayadi, m. k., ramezanian, r., & ghaffari-nasab, n. (2010). a discrete firefly meta-heuristic with local search for makespan minimization in permutation flow shop scheduling problem. international journal of industrial engineering computations, 1-10. şerifoğlu, f. s., & ulusoy, g. (2004). multiprocessor task scheduling in multistage hybrid flow-shops: a genetic algorithm approach. journal of the operational research society, 55. yang, x. s. (2010). firefly algorithm, l ́evy flights and global optimization. research and development in intelligent systems xxvi , 209-218. yang, x. s. (2010). nature-inspired metaheuristic algorithms: second edition. united kingdom: luniver press. microsoft word 01_ars_riva tomasowa_analisa matahari menggunakan metode kotak kaca a2t solar analysis using building information .… (riva tomasowa)   481  solar analysis using building information modelling with the glass box method in jakarta riva tomasowa department of architecture, faculty of engineering, binus university jalan k.h. syahdan no. 9, palmerah, jakarta barat 11480 rivatomasowa@binus.ac.id abstract the utilisation of building information modelling (bim) focuses more on the schematic design or technical design phase, while the preliminary or the conceptual design is pretty much skipped. this paper shows that a simple model could utilise bim to gain rich information about solar radiation to give ideal orientation in preliminary phase. on this case, a spot in jakarta is analysed with glass box method to depict the ideal orientation that receive a minimum solar radiation in a year span. keywords: solar analysis, bim, glass box abstrak penggunaan building information modelling (bim) selalu menitikberatkan pada tahapan perancangan skematik, sedangkan pada tahapan perencanaan awal dan konseptual sangatlah rendah. tulisan ini bertujuan untuk menunjukan bahwa dengan pemodelan sederhana, model dapat disimulasikan untuk mendapatkan informasi terhadap orientasi matahari sebelum masuk kedalam tahap konseptual. pada contoh kasus, lokasi di jakarta yang dianalisa dengan metode kotak kaca ini menunjukan orientasi ideal yang menerima radiasi matahari secara minimum sepanjang tahun. kata kunci: solar analysis, bim, glass box 482   comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 481-488  pendahuluan overall thermal transfer value (ottv) adalah sebuah ukuran untuk konsumsi energi pada pelingkup bangunan. dalam prinsip dasar ottv, ukuran dari perpindahan panas pada pelingkup bangunan bergantung pada kalor yang diterima pada permukaan bangunan berbanding dengan luas area penerimanya. berikut adalah rumus perhitungan ottv secara umum: ottv (1) qwc adalah konduksi melalui dinding qgc adalah konduksi melalui jendela kaca qsol adalah nilai radiasi matahari melalui jendela kaca. pada rumusan tersebut terdapat nilai qsol yang merupakan satuan lama radiasi dalam suatu luasan permukaan (wh/m2). oleh karena itu, ottv secara prinsipnya adalah berbanding lurus dengan radiasi matahari yang diterima oleh suatu permukaan. semakin tinggi qsol, maka akan semakin meningkat pula nilai ottv-nya yang mencerminkan tingginya penyerapan panas ke dalam bangunan (vijayalaxmi, 2010). walau dalam penelitian lebih lanjut oleh prayudi, fenz, & tjoa (2013), orientasi bangunan memiliki pengaruh yang kecil terhadap peningkatan ottv. hanya saja, nilai tersebut akan menjadi signifikan apabila ditempatkan sebuah bukaan. penelitian ini bertujuan untuk menunjukan bahwa dengan pemodelan sederhana, model building information modelling (bim) dapat disimulasikan untuk mendapatkan informasi annual integrated direct radiation pada sebuah orientasi yang akan berpegaruh pada nilai ottv. simulasi ini dapat dilakukan sebelum masuk ke dalam tahap perancangan konseptual, sehingga arsitek dapat mengambil keputusan yang lebih baik pada penempatan bukaan-bukaan pada bangunan. hal ini merupakan penekanan dari pembahasan hui (1997), mengenai software komputer yang dapat secara mudah dan lentuk untuk digunakan oleh para perancang. metode metode eksperimental ini dilakukan dengan alat bantu archicad 18, menggunakan solar analysis dari ecodesigner18. dalam eksperimen ini, disimulasikan 4 bentuk kotak kaca dengan berbagai macam penampang polygonal dengan sisi-sisi yang equilateral. dengan begitu perbandingan antar sisi dapat dilakukan secara berimbang. model-model tersebut adalah kotak-kotak kaca dengan penampang: bujur sangkar, pentagon, heksagon dan oktagon. hasil dan pembahasan penelusuran eksperimental ini dilakukan pada lokasi bandar udara internasional soekarnohatta, 6.120o s, 106,65o e, jakarta, yang disesuaikan dengan lokasi dari sumber data cuaca. beberapa bentukan kotak kaca ditempatkan pada posisi tersebut dengan tujuan mencari radiasi yang jatuh pada permukaan jendela kaca. bukaan kaca tersebut adalah identik satu sama lainnya, sehingga dapat dibandingkan secara ekuivalen. berikut adalah sampel dari bentuk-bentuk yang digunakan: solar ana dijadikan untuk d building yang ter operatio g 2011) un air panas kaca ini. mata an tertinggi n nalysis using b gambar seluruh kota n sebagai pe ilakukannya g energy mo rpenting adal on profile pa gambar 2 di ntuk duduk a s dan humid . pada kotak gin: barat l i, sedangkan building inform r 1 berbagai p ak kaca pad emodelan aw simulasi an odel (bem) lah zone. m ada sample in i atas, human atau aktivita dity load, nam kaca pertam laut, timur arah selatan e rmation .… (r penampang po da gambar 1 wal, karena nalisa matah memerlukan elalui eleme ni adalah res gambar 2 o n heat gain as ringan. ke mun kedua d ma yaitu buju laut dan s n memiliki ni tabel 1 s riva tomaso olygon dari pe 1 berorientas bentuk sede hari oleh ec n elemen-ele en-elemen te sidential -r operation pro adalah 120 w emudian data data ini tidak ur sangkar, d elatan. arah ilai terendah solar analysis s owa)  emodelan kot si arah utar erhana ini m codesigner emen minim rsebut perila rumah tingga ofile setting w berdasark a yang dibut k diperlukan didapatkan p h timur lau . s – square tak kaca deng ra sejati ke a memenuhi ele 18. sebagai mum seperti: aku ruang at al. kan standar a tuhkan adala rinciannya d perbandingan ut memiliki w gan bim arah atas ko emen-elemen i catatan, pe walls, slab, tau operation   ashrae (a ah beban pen dalam simul n hasil dari 4 nilai radiasi w 483  otak kaca n standar emodelan roof dan n profile. ashrae, nggunaan lasi kotak 4 hadapan i tahunan 484   d memilik kurang menamb adalah s dalam ro didapatk arah sel   s e ga dari gamba ki tingkat rad bagus dimil bah variabel segi lima (p otasi 180o), t kan arah tim latan masih m ambar 3 ratio ar 3 perban iasi yang leb liki arah ut arah jendela entagon). da titik berat ara mur laut me menduduki p w wd‐ penerimaan r ndingan di t bih tinggi. da tara dan se a kaca. deng alam represe ah radiasi ma emiliki tingk posisi penerim tabel 2 so ‐02 w com radiasi tahun tersebut, dap alam simulas bagian tim gan demikian entasi gamba asih berada d kat radiasi te maan radiasi olar analysis – nw wd‐02 n wd‐02 s mtech vol. 6 nan pada bent pat dilihat si kotak kaca mur. kemudi n bentuk pen ar 3 perbandi di arah utara rtinggi dan i terendah. – pentagon w wd 6 no. 4 dese tuk bujursang bahwa bagi a bujur sang ian simulasi nampang equ ingan di baw a. namun, da diikuti oleh ne d‐02 e ember 2015: gkar ian utara c gkar ini orien i dilanjutkan uivalent yang wah ini (grafi alam simulas arah orienta e 481-488  enderung ntasi yang n dengan g di dapat ik terlihat si kali ini asi barat. solar ana simulasi arah ter orientasi pada ket relevan. n sw   nalysis using b g simulasi ket ini, gambar rsebut adalah i lain. di sisi tiga simulasi g building inform gambar 4 rati tiga adalah k r 4, menunju h barat daya i lain, arah o ini, kecende ne nw gambar 5 rati rmation .… (r io penerimaan kotak kaca de ukan ada dua a, yang memi orientasi ten erungan arah tabel 3 so io penerimaan riva tomaso n radiasi tahu engan bentuk arah yang b iliki tingkat r nggara pun m h utara mem olar analysis – se n radiasi tahu owa)  unan pada ben k penampang bertolak belak radiasi yang memiliki nila iliki radiasi t – hexagon e unan pada ben ntuk segi lim g segi enam kang memili signifikan ti ai yang signif tertinggi dib s ntuk segi ena ma m atau hexag iki nilai yang inggi, ketimb fikan rendah anding selat s am 485  gon. hasil g ekstrim. bang arah h. sampai tan masih 486   b tabel 4 perbandi sekitar 5 hingga memanc radiasi b n s h kondisi y radiasi y menerim yang be berikutn utara me d archica dengan bentuk pena 4 solar ana ingan intens 5 bulan. sed siang hari car dengan ke berkutat pada hasil akumu yang kontras yang tinggi b ma radiasi ter rbeda tipis. nya yang me endapatkan r ga dalam men ad 18 ini, b kata lain, s ampang terak alysis – oc sitas orientas dangkan tim sepanjang t ekuatan yang a siang hari, s ne sw ulasi yang t s antara arah berbanding d rbesar sepanj di arah ori enerima radia radiasi lebih ambar 6 ratio nganalisa rad anyaknya sis semakin ban wd w khir adalah o tagon, mem si utara terd mur laut be tahun merup g besar. pada sekitar pukul tabel 4 so terdata pada utara dan s dengan arah njang tahun, ientasi barat asi dengan i dibanding ar o penerimaan r diasi matah si-sisi ekuila nyak sisi ya wd‐06 sw d‐06 w wd‐06 nw com oktagon yan mperlihatkan deteksi lebih erbanding ba pakan waktu a orientasi te l 09:00 wib olar analysis e w gambar 5, selatan, dima selatan yang kemudian di t daya mem intensitas ren rah selatan. radiasi tahun ari, menggu ateral merupa ang di buat w‐06 n wd‐06 s mtech vol. 6 ng memiliki radiasi satu h besar dari arat daya m u-waktu dom enggara dan hingga 15:0 – octagon kotak kaca ana arah utar g cenderung i posisi berik miliki nilai te ndah. kondi nan pada bent unakan meto akan variabe akan memb wd‐06 n wd‐0 wd‐06 s 6 no. 4 dese 8 arah aksia u sisi dan i arah selata menunjukkan minan dima barat laut, k 00 wib. se nw a segi delap ra masih cen rendah. jend kutnya adala erendah dan isi ini meng tuk segi delap ode kotak k el dari tingka berikan gamb ne 06 e e ember 2015: al searah ma sisi lawan an yang han n intensitas p ana radiasi konsentrasi i e w an ini pun nderung men dela arah tim ah jendela ar n selatan pad guatkan bahw pan kaca dalam at kejelasan baran orient 481-488  ata angin. arahnya. nya hadir pagi hari matahari intensitas memiliki ndapatkan mur laut rah utara da posisi wa posisi aplikasi orientasi. tasi yang solar analysis using building information .… (riva tomasowa)   487  semakin kritis atau jenuh. bentuk kotak kaca dalam metode ini dapat dimodifikasi menurut orientasi yang ingin dibandingkan. apabila bentuk arsitektur ideal muncul dari konteks tapak, maka pengaruh tersebut dapat memberikan batas-batas pada orientasi. dengan begitu, ratio sisi-sisi akan lebih akurat. analisa matahari ini selayaknya dilakukan pada tahap preparation and brief, mengacu pada riba plan of work 2013. keakuratan nilai radiasi pada simulasi ini memang belum bisa diandalkan sepenuhnya, mengingat banyak hal yang menjadi parameter. baik parameter yang sudah ada di dalam software, maupun aspek-aspek yang belum ada atau dihiraukan. namun selama parameter tersebut adalah konstan, maka perbandingannya pun akan membandingkan hal-hal yang menjadi variabel saja, yaitu arah orientasi. eksperimen ini mencoba menunjukan perbandingan tersebut. simpulan dengan permodelan sederhana dan empat simulasi di atas, serta ratio perbandingan pada gambar 7, dapat disimpulkan bahwa arah orientasi utara memiliki kecenderungan menerima radiasi dalam jumlah lebih besar, ketimbang orientasi selatan. namun dalam membandingan arah barat dan timur masih belum dapat dilihat perbedaan yang signifikan dan konsisten. simpangan sisi lainnya yaitu timur laut, mungkin dapat memberikan gambaran bahwa akumulasi di sisi timur memang lebih besar dari arah barat. gambar 7 perbandingan bentuk yang disimulasikan berdasarkan data radiasi dari gambaran besar arah orientasi terbaik untuk bukaan, jendela, di daerah jakarta, terutama di seputar bandar udara internasional soekarno hatta adalah orientasi arah selatan dan tenggara, karena dari dua arah orientasi tersebut menunjukan nilai penerimaan radiasi yang konsisten rendah pada keempat simulasi yang dilakukan. metode pemodelan dan simulasi cepat ini juga menunjukan kapabilitas bim dalam melakukan analisa pada tahap perancangan awal yang dapat memberikan gambaran kepada arsitek. informasi yang diberikan dapat membantu arsitek dalam mengambil keputusan yang lebih baik. north north east east south east south south west west north west a n u a l r a d ia ti o n square pentagon hexagon octagon 488   comtech vol. 6 no. 4 desember 2015: 481-488  daftar pustaka ashrae. (2011, may). ashrae mechanical pocket guide. retrieved february 2015 from bim wikispaces: http://bim.wikispaces.com/file/view/ashrae+mechanical+pocket+guide.pdf hui, s. c. (1997). overall thermal transfer value (ottv): how to improve its control in hong kong. proceeding of the one-day symposium on building, energy and environment. kowloon, hong kong. 12-1 to 12-11. prayudi, i., fenz, s., & tjoa, a. (2013). study on indonesian overall thermal transfer value (ottv) standard. international journal of thermal & environmental engineering, 6 (2), 49-54. vijayalaxmi, j. (2010). concept of overall thermal transfer value (ottv) in design of building envelope to achieve energy efficiency. international journal of thermal & environmental engineering, 1 (2), 75-80. microsoft word 07_is_albert_hendro_analisa cluster k-means kemiskinan revised kp-2 application of k-means algorithm … (albert v. dian sano; hendro nindito) 141  application of k-means algorithm for cluster analysis on poverty of provinces in indonesia albert v. dian sano1; hendro nindito2 1,2 information systems department, school of information systems, bina nusantara university jln. k.h. syahdan no 9, palmerah, jakarta barat, 11480 1albert_vds@yahoo.com; 2h_nindito@yahoo.com abstract the objective of this study was to apply cluster analysis or also known as clustering on poverty data of provinces all over indonesia.the problem was that the decision makers such as central government, local government and non-government organizations, which involved in poverty problems, needed a tool to support decision-making process related to social welfare problems. the method used in the cluster analysis was kmeans algorithm. the data used in this study were drawn from badan pusat statistik (bps) or central bureau of statistics on 2014.cluster analysis in this study took characteristics of data such as absolute poverty of each province, relative number or percentage of poverty of each province, and the level of depth index poverty of each province in indonesia. results of cluster analysis in this study are presented in the form of grouping of clusters' members visually. cluster analysis in the study can be used to identify more quickly and efficiently on poverty chart of all provinces all over indonesia. the results of such identification can be used by policy makers who have interests of eradicating the problems associated with poverty and welfare distribution in indonesia, ranging from government organizations, non-governmental organizations, and also private organizations. keywords: cluster analysis, k-means, poverty introduction poverty is one of the social problems and also become a challenge for many communities around the world to always find a solution. at the global level, data on poverty regarding the number of poor people is dominated by developing countries. however, in developed countries like the united states as well, there are still poor people. so poverty is everywhere universally to be a problem with the community and the world. in the national context, indonesia, in the new order era that began in the mid or late 1960s to 1996, the poverty rate in indonesia decreased drastically due to strong economic growth with poverty alleviation programs. unfortunately, the economic crisis in 1997/1998 hit the indonesian economy and raised the amount of poverty in indonesia sharply. the experience of poverty reduction in the past have shown many weaknesses, such as: (1) macro growth orientation without considering aspects of equity, (2) centralized policy, (3) more caricature than transformative, (4) positioning communities as objects rather than subjects, (5) orientation poverty alleviation tends to caricature and instantaneous than sustainable productivity, and (6) perspectives and solutions that are generic to the problems of poverty that exist regardless of diversity which exists. because it is so diverse nature of the challenges that exist, the handling of the problem of poverty must touch the bottom of the source and root of the real problem, either directly or indirectly (multifiah, 2011). 142   comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 141-150 inequality or inequality in poverty reduction is not an easy problem. reducing inequality is more complex than just reducing poverty. in addition, it also has the potential imbalances bigger problem than the problem of poverty itself. figures economic inequality is measured using the gini index. gini index figures are presented in the form of a number between 0 and 1. the higher the number of gini index, the higher the degree of economic inequality. gini index numbers are high is a serious social threat and could lead to social unrest. in some countries that have a gini index above 0.5 tends to be social unrest and disintegration. table 1 gini index indonesia (bps, 2015) indonesia 1996 1999 2002 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 0.355 0.308 0.329 0.363 0.364 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.413 to reduce drawbacks of the problems related to inequality in poverty reduction, then this study aims to represent the poverty map based on provinces groupings all over indonesia. this study will apply cluster analysis or commonly called clustering. results of this study are expected to facilitate the stakeholders to see the poverty map visually so that the decision makers associated with poverty alleviation programs can more quickly and easily set policies for provinces deserving to get higher priorities and to receive major attention in poverty alleviation programs. the problem is that the decision makers such as central government, local government and non-government organizations, which involve in poverty problems, need a tool to support decisionmaking process related to social welfare problems. cluster analysis in this study will try to group provinces all over indonesia into four clusters. this study will consist of two types of cluster analysis. the first is to perform cluster analysis based on a variable of the percentage of the number of poor people and a variable of depth's level of poverty. the second is to perform cluster analysis based on a variable of an absolute number of poor people and a variable of depth's level of poverty. cluster analysis is an analysis aimed at grouping the data objects into clusters based on similar variables or characteristics. data objects having high similarities would be put in the same cluster while those having low similarities or a big difference will be put into different clusters. poverty has a diverse concept. world bank defines poverty using purchasing power, i.e., us $2 per capita per day. meanwhile, badan pusat statistik or bps (bps-statistics indonesia) defines poverty based on the poverty line. according to bps (2015), the poor are people who have an average monthly expenditure below the poverty line per capita. the poverty line, according to bps, is the sum of the food poverty line (fpl) and non-food poverty line (nfpl). fpl is the spending on minimum food needs equivalent to 2100 calories per day per capita. basic needs package of food commodities is represented by 52 kinds of commodities, such as grains, tubers, fish, meat, eggs, milk, vegetables, legumes, fruits, oils, fats, and others. nfpl is the minimum requirement for housing, clothing, health and education. another definition of poverty by bappenas (purwanto, 2007) is a condition in which a person or a group of men and women who are unable to meet their basic rights to maintain and develop a dignified life. the basic rights of human beings include the fulfillment for food, clothing, health, education, employment, housing, clean water, land, natural resources and the environment, safe treatment or safe from the threat of violence and the right to participate in political and social life. because this study will use a database of bps in 2014, then it will automatically refer to the concept of poverty by bps. cluster analysis technique in this study will apply to some specific characteristics or attributes of data, that is, the absolute number of poverty, the relative number or percentage of poverty, and the application of k-means algorithm … (albert v. dian sano; hendro nindito) 143  level of poverty's depth index. the absolute number of poverty is the number of people living below the poverty line. the relative number is the percentage of population below the poverty line. the poverty's depth index is the average gap of expenditure of the poor to the poverty line. the higher the index value, the higher the gap between the average expenditure from the poverty line. "we are living in the information age" is a popular saying; however, we are living in an era of data. the data in terabytes or petabytes poured into our computer network, world wide web (www), and various data storage devices each day ranging from world business, community, science and engineering, medicine, and almost every other aspect of daily life. the explosive growth of the volume of existing data is the result of the process of computerization of our society and the rapid development of various devices the collection and storage of data which is terrific (han & kamber, 2012). the explosive widely available growth of data really makes us aware that we are in the era of data. various reliable and versatile tools are needed to automatically reveal valuable information from the large-volume data and transform it into the organized knowledge. this need has led to the birth of data mining. the field is still young, dynamic and promising. data mining has been and will continue to make great strides in our journey from the era of data into the information age to come (han & kamber, 2012). data mining is the process of finding previously unknown patterns and trends in databases and using that information to build predictive models. data mining provides a set of tools and techniques that can be applied to this processed data to discover hidden patterns and also provides healthcare professionals an additional source of knowledge for making decisions (hossain et al., 2013) data mining is a fun way to extract various kinds of patterns, which presents knowledge stored in large data sets implicitly and focuses on matters related to its feasibility, usefulness, effectiveness and scalability. data mining can also be seen as a very important step in the process to find knowledge. data is normally done through a pre-process data cleansing, data integration, selection and transformation of data and prepared for mining. data mining can also be done on different types of databases and data storage, but the type of pattern is found determined by different types of functionality mining data such as descriptions, association, correlation analysis, classification, prediction, analysis of clusters, and so on (tajunisha, 2010). the concept of data mining involves three steps, i.e., capturing and storing the data, converting the raw data into information and converting the information into knowledge. data in this context comprises all the raw material an institution collects via normal operation. capturing and storing the data is the first phase that is the process of applying mathematical and statistical formulas to "mine" the data warehouse (kumar, 2011). figure 1 data mining and knowledge discovery process of database (sources: fayyad in silwattananusarn & tuamsuk, 2012) 144   b iterative selection invalid d the data algorithm / evaluat same pat ordinary c object to from the algorithm (gothai c observat the objec set of clu & kamb c 2011). a problems techniqu structure o data poin the simp other. t euclidia i the other based on fi methods su n: choosing data and inco into a form m that match tion: interpre ttern and rep people. clustering is ogether in a e clustering ms, two of w & balasubra cluster analy tion) into sev cts that are si usters resultin ber, 2012). cluster analy analysis of th s that are un ue used to sol e of the data t one importa nts. if a com ple euclidean the distance an and city b in addition t r measureme t mink eucli citymaha gure 1 above uch as the fo yes ng data onsistent data m suitable to es the pattern et various pat petitive; trans s an importa cluster (or c process. bu which most im amanie, 2012 ysis also calle veral subsets. imilar to each ng from the c ysis offers a he cluster ca nsupervised lve problems that has not b ant compone mponent of th n distance m between th block or man to the similar ents are show table 2 size of measure kowski distance idean distance -block distance alanobis distanc e, the knowl ollowing (fa relevant to th a; combine m o perform da n in d nature tterns into kn slating a varie ant method clusters) and ut there are mportant is, c 2). ed clustering each of the h other, but v cluster analys useful way t an be regarde learning or t s with techniq been labeled ( ent of the clu he vector sam metric is suffi he two grou nhattan. rity and dissi wn in table 2 f similarity an es e ce (sources ledge discov ayyad, han, he task of a d multiple sour ata mining. of the data; nowledge by ety of pattern of data ware dissimilar o some specia clustering pe g is the proces ese subsets is very different sis such as cl to organize a ed as the mo the learning ques like this (tayal & ra ustering algo mple data is i icient to clas ups can be m imilarity of t 2 (xu & wun nd dissimilari , where s i s:xu & wunsc comtech ery process in silwattan database ana ces of data. ( (4) data mi extract vario eliminating ns useful in t ehousing an object in oth al requireme erformance a ss of dividing a cluster, su t from the ob lustering can and present a ost popular t process und s, will certain aghuwanshi, orithm is a m in the same p ssify the data measured by the two types nsch, 2005). ity for quantit form is the within gro ch, 2005) h vol. 7 no. 2 consists of s nanusarn & alyst. (2) prep (3) transform ining: choos ous data patte irrelevant va terms that co nd data minin er cluster (o ents for sear and meaningf g a set of dat ch that the o bjects that are be referred t a complex da techniques a directed or u nly find a wa 2011). measure of t physical unit a instants tha y (tayal & s of measure tative variabl ms oup covariance 2 june 2016: several seque tuamsuk, 2 processing: d mation: tran sing the dat erns. (5) inter arious pattern ould be under ng. it group r clusters) o rch results c ful cluster de ta objects (or objects in a c e in another c to as a cluster ataset (wang and foremost unsupervised ay of dealing the distance t, then it is li at are simila raghuwansh ement above les matrix 141-150 ential and 012): (1) delete the nsforming ta mining rpretation ns and the rstood by ps similar r remove clustering escription object of cluster are cluster. a ring (han & song, t to solve . so each g with the between ikely that ar to each hi, 2011) , some of application of k-means algorithm … (albert v. dian sano; hendro nindito) 145  k-means is one of the learning algorithms undirected/unsupervised learning, the simplest used to solve various problems of the grouping. the procedure is by applying a simple and easy way to classify data that has been given to some clusters (such as clusters k) predefined (tayal & raghuwanshi, 2011). k-means algorithm will define the midpoint of the cluster from the average value of the points in the cluster. steps in k -means algorithm can be explained as follows. per all, the algorithm will select k (central cluster) at random from various objects in d (dataset), which respectively represent the center of the cluster at the beginning or the first time. for any other object, each object is assigned or grouped into clusters that are most similar or the most closely based on the euclidean distance between the object and the center cluster. k-means clustering algorithm then iterates to improve or increase the separation distances or similarities in the cluster. for each cluster, this algorithm will calculate a new average using the objects are grouped into a cluster in the previous iteration. all objects will then be regrouped by using the average of the newly updated as the new cluster center. the iterations will continue until it reaches a stable grouping, which means that the clusters formed in the latest iteration are the same as the clusters formed in the previous iteration. k-means clustering procedure is summarized in figure 2 below (han & kamber, 2012). figure 2 summary of procedure algorithm k-means (source: han & kamber, 2012) as with any other algorithms, k-means also has some advantages and disadvantages. here are the advantages and disadvantages of k-means algorithm according to tayal and raghuwanshi (2011). the advantages are (1) k-means is a simple algorithm that has been adapted to many domains. (2) more automated than making threshold imply a manual of an image or images. (3) this is an algorithm that can be good candidates for use as a continuation of the work relates to vectors that have the characteristics feature or vague (fuzzy). on the other hand, the disadvantages are (1) though it can be demonstrated that the procedure will always end, k-means clustering algorithm does not always find the most optimal configuration, which is related to the global objective function. (2) this algorithm is also very sensitive to cluster centers randomly selected at the beginning. k-means algorithm can be run several times to reduce the impact on this problem. algorithm: k-means. the k-means algorithm for partitioning, where each cluster’s center is represented by the mean value of the objects in the cluster. input:  k: the number of clusters,  d: a data set containing n objects. output: a set of k clusters. method: 1) arbitrarily choose k objects from d as the initial cluster centers; 2) repeat 3) (re)assign each object to the cluster to which the object is the most similar, 4) based on the mean value of the objects in the cluster; 5) update the cluster means, that is, calculate the mean value of the objects for 6) each cluster; 7) until no changes; 146   comtech vol. 7 no. 2 june 2016: 141-150 figure 3 traditional k-means algorithm (source: oyelade, et al., 2010) methods the method applied in this study generally includes three main stages: (1) data collection, (2) data pre-processing, and (3) data mining. in data collection, data collected in this study was taken from bps-statistics indonesia's (badan pusat statistik) website (www.bps.go.id). next, data pre-processing is the most important task in data mining. this stage is often said to take almost 80% of the total time or task in data mining. techniques and methods to be applied in this stage must be precise and correct. data pre-processing used in this study is based on the theory by jiawei han and michelin which includes: first, data cleaning: filling in the missing values, repairing data errors, identify or remove outliers, and fixing inconsistent data. second, data integration: merging related data from tables, databases, cube, or files. third, data selection: selecting data only related to the process of analysis. the benefit of this step is to reduce less important or less relevant data in data mining processes. fourth, data transformation: transforming data to support the process of analyzing the data that will be used. fifth, data mining: this stage is the primary stage of the entire task in this study. as with the data collection as well as data pre-processing, this stage also applies the theory by jiawei han and michelin which include: (1) data mining, this stage is the stage of the implementation of the modeling used in data mining. in this study, the model applied is k-means cluster analysis. (2) pattern evaluation, this is an evaluation of the pattern that has been processed. (3) knowledge presentation, this is a presentation of the results of the data mining process. results and discussions the application of cluster analysis in this study applied four numbers of clusters. the analysis applies to two types of measurement of the number of poor people in all provinces all over indonesia. the first one is a measurement based on the percentage of poor people or also known as the relative 1. mse = largenumber; 2. select initial cluster centroids {m j }j k = 1; 3. do 4. oldmse = mse; 5. mse1 = 0; 6. for j = 1 to k 7. mj = 0; nj = 0; 8. endfor 9. for i = 1 to n 10. for j = 1 tok 11. compute squared euclidean distance d2(xi, mj); 12. endfor 13. find the closest centroid mj to xi 14. mj = mj + xi, nj= nj +1; 15. mse1 = mse1 + d2(xi, mj); 16. endfor 17. for j = 1 to k 18. nj = max ( nj , 1) ; mj = mj / nj ; 19. endfor 20. mse = mse1; while (mse