Microsoft Word - 03_SI_Trisna Febriana_PENGARUH KUALITAS-HS.docx     Pengaruh Kualitas Pelayanan.… (Trisna Febriana) 185  PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KETEPATAN INVESTIGASI INCIDENT MANAGEMENT DI PUSINTEK KEMENTERIAN KEUANGAN RI Trisna Febriana1 1Information Systems Department, School of Information Systems, BINUS University Jl.KH.Syahdan no.9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Indonesia trisna.febriana@gmail.com  ABSTRACT The purpose of this research is to verify and estimate the correlation of Quality Service, that consist of Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, and Organizational Culture, that consist of Power Distance Index (PDI), Individualism Index, Masculinity Index, Uncertainty Avoidance Index (UAI) against Incident Management’s Accuracy of Inconvenience Investigation, to identify dominant indicator of Quality Service variable and to identify dominant indicator of Organizational Culture Variable. This research use a quantitative descriptive approaching with the questioner as a primary data and literature comparation as a secondary data, and is a non-experimentally research. The model is developed, in this research is consist of two hypotheses that are examined by The Structural Equation Model (SEM) method using Lisrel 8.80 as an analysis tool. The sample that is used in this research is to the tune of 287 respondents from the Ministry of Finance with random sampling technique. The result of this research, based on fit model, obtain that all of the tvalue indicator of exogen variable are greater than ttable (N=287; α=0.05) as much as 1.97. In conclusion, this research is clearly state that H0 is reected and H1 is accepted, which means there is a significant correlation between Quality Service and Organizational Culture against Investigation Accuracy simultaneously. (TF). Keywords: Quality Service, Organizational Culture, Investigation Accuracy, SEM, Ministry Of Finance ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mengestimasi secara simultan hubungan kualitas pelayanan yang terdiri dari: tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy dan budaya organisasi yang terdiri dari Power Distance Index (PDI), individualism index, mascullinity index, Uncertainty Avoidance Index (UAI) terhadap ketepatan investigasi gangguan incident management, (2) untuk mengetahui indikator yang dominan penyusun variable kualitas pelayanan, (3) untuk mengetahui indikator yang dominan penyusun variable budaya organisasi. Penelitian ini adalah penelitian non experimental dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai data primer dan perbandingan literatur sebagai data sekunder. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua hipotesis yang diuji dengan menggunakan metode The Structural Equation Model (SEM) dari paket Lisrel 8.80 sebagai alat analisis. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 287 responden di lingkungan kementerian keuangan dengan teknik pengambilan sampel secara acak. Hasil penelitian berdasarkan model fit didapatkan thitung semua indikator dari variabel eksogen sudah lebih besar nilainya dari ttabel (N=287; α=0.05) sebesar 1.97. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Pelayanan dan Budaya Organisasi secara simultan terhadap Ketepatan Investigasi.(TF). Kata kunci: kualitas pelayanan, budaya organisasi, ketepatan investigasi, SEM, kemenkeu 186 ComTech Vol. 6 No. 2 Juni 2015: 185-197  PENDAHULUAN Dalam pemerintahan, jasa merupakan salah satu produk utama yang dihasilkan, sehingga harus dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumennya. Seperti yang diungkapkan oleh Tjiptono (2001) di tengah kondisi persaingan pada sektor jasa yang semakin meningkat, mengharuskan perusahaan untuk terus meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan menjadi ukuran seberapa baik tingkat pelayanan yang diberikan sehingga sesuai dengan harapan pelanggan. Menjalin hubungan baik dan melakukan berbagai macam survei atau penelitian merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas pelayanan dari suatu instansi pemerintahan. Menurut Parasuraman et. al. (1998) dimensi kualitas pelayanan dibagi menjadi lima, yaitu: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Untuk itu seluruh instansi pemerintahan ingin dapat memberikan pelayanan dan informasi yang terbaik bagi para user dan kemudian berdampak bagi masyarakat. Begitu pula yang terjadi di Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang memiliki divisi Pusintek (Pusat Informasi Teknologi dan Komunikasi Keuangan) yang bertugas untuk memberikan pelayanan IT yang terbaik untuk user-nya. Pusintek telah memiliki ITSM dengan menggunakan kerangka kerja ITIL sebagai guindance. ITSM merupakan suatu set kemampuan khusus perusahaan yang dilakukan untuk memberikan sesuatu yang bernilai kepada pelanggan dalam bentuk pelayanan. Kemampuan perusahaan ini dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh pelanggan, sedangkan ITIL merupakan sebuah pendekatan terhadap ITSM yang paling banyak diterima didunia. ITIL merupakan best practice kerangka kerja yang terpadu yang didapat dari perusahaan publik maupun perusahaan internasional. Hal tersebut salah satu yang mendorong pihak Pusintek Kementerian Keuangan RI untuk menggunakan ITIL sebagai kerangka kerja dalam ITSM agar dapat memberikan pelayanan IT yang maksimal bagi para user. Di Pusintek yang telah menerapkan ITIL sejak tahun 2005 pastilah berharap dapat memperbaiki kualitas pelayanannya dan dapat memberikan kualitas pelayanan yang terbaik untuk para user, namun demikian tetap tidak terlepas dari masalah-masalah teknis dan non teknis. Salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan adalah sumber daya manusia, sebab penerapan teknologi yang canggih dan sistem yang handal dalam suatu organisasi pada akhirnya karyawan dalam organisasi tersebut yang akan menjalankannya. Keberanian menerapkan ITIL sebagai kerangka kerja untuk membantu dalam menyelesaikan dan memberikan keputusan pelayanan padaITSM yang ada di Pusintek, tentunya hal tersebut sebagai pertimbangan besar agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Namun, dengan hanya menerapkan kerangka kerja yang terbaik tidak cukup, namun harus didukung dengan karyawan yang memiliki skill yang terbaik, serta budaya organisasi yang mendukung sangat berpengaruh besar dalam menjalankan ITSM di Pusintek. Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul pertanyaan apalah kualitas pelayanan dan budaya organisasi tersebut dapat menjamin ketepatan dalam investigasi gangguan pada ITSM yang dilakukan pihak pengelola ITIL di Pusintek khususnya di bagian incident management yang bertindak sebagai pihak yang menyelesaikan gangguan agar bisnis user dapat terus berjalan normal dengan gangguan seminim mungkin. Sebagai rumusan masalah, dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy dan budaya organisasi yang terdiri dari: power distance index (PDI), individualism index, mascullinity index, uncertainty avoidance index (UAI) terhadap ketepatan investigasi gangguan incident management pada ITSM di Pusintek Kementerian Keuangan RI yang dalam hal ini prosesnya menggunakan ITIL sebagai guidance.     Pengaruh Kualitas Pelayanan.… (Trisna Febriana) 187  Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Untuk menguji dan mengestimasi secara simultan hubungan antara kualitas pelayanan yang terdiri dari (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy) dan budaya organisasi (Power Distance Index - PDI), individualism index, mascullinity index, Uncertainty Avoidance Index (UAI)) terhadap ketepatan investigasi gangguan incident management pada IT service management di Pusintek Kementerian Keuangan RI. (2) Untuk mengetahui pengaruh variabel yang dominan dari kualitas pelayanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy) terhadap ketepatan investigasi gangguan incident management pada IT service management di Pusintek Kementerian Keuangan RI. (3) Untuk mengatahui pengaruh variabel yang dominan dari budaya organisasi (Power Distance Index (PDI), individualism index, mascullinity index, Uncertainty Avoidance Index (UAI)) terhadap ketepatan investigasi gangguan incident management pada IT service management di Pusintek Kementerian Keuangan RI. METODE Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur, meneliti dan menganalisis sejauh mana pengaruh kualitas pelayanan dan budaya organisasi terhadap ketepatan investigasi gangguan incident management pada IT service management di Pusintek Kementerian Keuangan RI yang kini menggunakan kerangka kerja ITIL. Penelitian ini merupakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai data primer dan perbandingan literatursebagai data sekunder. Penelitian ini merupakan penelitian nonexperimental yang akan mengukur, meneliti dan menganalisis tentang pengaruh kualitas pelayanan dan budaya organisasi terhadap ketepatan investigasi gangguan incident management pada IT Service Management yang kini sudah menggunakan kerangka kerja ITIL di Pusintek Kementerian Keuangan RI. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua hipotesis yang diuji dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) dari paket Lisrel 8.80 sebagai alat analisisnya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan teori SERVQUAL (Service Quality) yang dirumuskan oleh Parasuraman (1998) dilihat dari lima dimensi kualitas pelayanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) dengan cara menyebarkan kuesioner kepada user ITIL serta menganalisis data dari jumlah calluser, service request dan penanganan masalah yang terjadi dalam beberapa bulan bulan terakhir. Sifat penelitian ini adalah penelitian penjelasan (Explanatoring Research), yaitu penelitian yang bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan sifat suatu keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab yang muncul. Masalah penelitian yang akan dibahas meliputi Pusintek Kementerian Keuangan RI telah menggunakan kerangka kerja ITIL sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada IT Service Management, namun dalam prosesnya masih dijalankan oleh manusia yang memiliki perbedaan pemikiran, perasaan dan tindakan yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar maka budaya organisasi juga merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Penelitian memiliki Variabel Eksogen dan Variabel Endogen dimana variabel eksogen yaitu kualitas pelayanan (X) dengan dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy dan budaya organisasi (X) dengan dimensi Power Distance Index (PDI), individualism index, mascullinity index, Uncertainty Avoidance Index (UAI) serta variabel endogen yaitu ketepatan investigasi (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan RI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, Random Sampling yaitu pengambilan sampel responden diambil acak dari populasi yang sudah ditentukan. 188 ComTech Vol. 6 No. 2 Juni 2015: 185-197  Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai data primer dan study literature sebagai data sekunder. Kuesioner dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama kuesioner mengadaptasi dari kuesioner asli metode SERVQUAL rumusan Parasuraman (1998), bagian kedua berisi pertanyaan dari indikator budaya organisasi yang mengadaptasi dari survey IBM (Hofstede: 2010) dan bagian terakhir berisi dari indikator ketepatan investigasi gangguan. Skala yang digunakan adalah skala likert dengan skor: 1, sangat tidak setuju, 2, tidak setuju, 3, netral, 4, setuju, 5, sangat setuju. Variabel Penelitian Penelitian memiliki Variabel Eksogen dan Variabel Endogen. Variable eksogen yaitu pertama, kualitas pelayanan (X) dengan dimensi Tangibles (X1), Reliability (X2), Responsiveness (X3), Assurance (X4) dan Empathy (X5). Kedua, budaya organisasi (X) dengan dimensi Power Distance Index (PDI) (X6), Individualism Index (X7), Mascullinity Index (X8) dan Uncertainty Avoidance Index (UAI) (X9). Sementara, variabel endogen yaitu ketepatan investigasi (Y). Pada penelitian ini dilakukan Uji validitas menunjukkan suatu ukuran tingkat validitas atau ketepatan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total, yang merupakan jumlah skor tiap butir. Serta dilakukan uji reabilitas berguna untuk menetapkan instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reabilitas instrumen merincikan tingkat konsistensi. Nilai koefisien reabilitas yang baik adalah diatas 0.7 (cukup baik), diatas 0.8 (baik). Model analisis data pada penelitian ini dengan menganalisis hubungan antar variabel secara keseluruhan. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua hipotesis yang diuji dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) dari paket Lisrel 8.80 sebagai alat analisisnya. Model pengukuran yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel laten secara keseluruhan yang terdiri dari measurement model dan structural model, dengan menggunakan persamaan: Persamaan untuk Model Struktural η = Γξ + βη + ζ Persamaan untuk Model Pengukuran Untuk Konstruk Eksogen Untuk Konstruk Endogen X = λ(x)ξ + δ Y = λ(y)η + ε Keterangan: η = menyatakan variabel endogen terdiri dari: η1 = Variabel Y1, η2 = Variabel Y2, dan η1 = Variabel Y3 ξ1 = adalah variabel laten eksogen: Variabel X Γ = (γ11 , γ21, γ31 ) = adalah matrik yang elemen-elemennya adalah koefisien jalur dari variabel eksogen ke variabel endogen: dari ξ1 ke ε1 sebesar γ11 dan dari ξ1 ke ε2 sebesar γ21 serta dari ξ1 ke ε3 sebesar γ31     Pengaruh Kualitas Pelayanan.… (Trisna Febriana) 189  β = (β21 , β31 , β32 ) = adalah matrik yang elemen-elemennya adalah koefisien jalur dari variabel endogen ke variabel endogen: dari ε1 ke ε2 sebesar β21 dan dari ε1 ke ε3 sebesar β31 serta dari ε2 ke ε3 sebesar β32 λ(x) = adalah matrik yang elemen-elemennya adalah koefisien korelasi dari indikator- indikator variabel eksogen λ(y) = adalah matrik yang elemen-elemennya adalah koefisien korelasi dari indikator- indikator variabel endogen X = (X1, X2 dan X3) adalah indikator-indikator untuk variabel eksogen Y= (Y1, Y2......Y15) = adalah indikator-indikator untuk variabel endogen ζ = menyatakan kekeliruan prediksi terhadap variabel endogen δ = Menyatakan kekeliruan prediksi terhadap indikator-indikator variabel eksogen ε = menyatakan kekeliruan prediksi terhadap indikator-indikator variabel endogen Penelitian sejenis dilakukan oleh Rahmulyo (2008) yang ditujukan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan dengan menggunakan variabel dimensi kualitas jasa yang terdiri dari: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy. Hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini adalah H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara dimensi kualitas pelayanan tanagibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy terhadap kepuasan pasien/pelanggan Puskesmas Depok I Sleman. Ha: Ada pengaruh signifikan antara dimensi kualitas pelayanan tanagibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy terhadap kepuasan pasien/pelanggan Puskesmas Depok I Sleman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dengan dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy bersama-sama memberikan pengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien Puskesmas Depok I Sleman sebesar 46.4%. Penelitian lain yang sejenis dilakukan oleh Mannulang (2008) bertujuan untuk mencari pengaruh kualitas pelayanan dengan dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assrurance, empathy secara parsial maupun simultan terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan Garuda Indonesia Airlines di Bandara Polonia Medan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang dilihat dari lima dimensi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan PT.Garuda Indonesia Airlines di Bandara Polonia Medan secara simultan maupun parsial, dimana variabel yang dominan berpengaruh secara signifikan adalah reliability HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian instrumen yang dilakukan, diperoleh koefisien korelasi pada semua pertanyaan lebih besar dari dari r-table dengan nilai 0.116 (df = 287; α=0.05), sehingga dapat dinyatakan valid. Hasil pengujian reabilitas diperoleh koefisien Cronbach’s Alpha lebih dari 0.7 pada semua dimensi, sehingga dapat dinyatakan reliable dan layak untuk digunakan. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan instrumen dengan menggunakan metode korelasi Pearson dengan software SPSS 17. Pengujian validitas ini digunakan untuk mengkorelasikan skor setiap butir dengan skor total, dimana jumlah sampel yang digunakan adalah 287 responden. Uji reabilitas digunakan untuk menetapkan bahwa kuesioner konsisten dan dapat digunakan lebih dari satu kali. Perhitungan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis Cronbach’s Alpha, dimana nilai koefisien reabilitas yang baik jika alpha hitung lebih besar dari 0.7 (cukup baik) dan lebih besar dari 0.80 (baik).Hasil uji reabilitas yang dihitung dengan menggunakan software SPSS 17 menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,89, Dengan demikian dapat dinyalatakan bahwa instrument penelitian reliable.   190 ComTech Vol. 6 No. 2 Juni 2015: 185-197                      Gambar 1. Model Penelitian  Gambar 1 Model penelitian merupakan modifikasi dari kerangka pikir     Pengaruh Kualitas Pelayanan.… (Trisna Febriana) 191  Adapun struktur model penelitian yang diolah menggunakan software Lisrel 8.80 adalah sebagai berikut: Gambar 2 Struktur Model Penelitian Gambar 2 dapat dinyatakan dengan rumusan sebagai berikut: KI = γ1 KP + γ2 BO +ζ Keterangan: KP1-.1 - KP1.15 : Variabel kualitas layanan BO2.1 - BO2.11 : Variabel budaya organisasi KI1 – KI3 : Variabel ketepatan investigasi γ : Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat ζ : Besarnya vektor kekeliruan (error) dalam hubungan struktural antar variabel Berdasarkan tahap identifikasi, dimana keseluruhan data telah just identified dan dapat dilanjutkan ke tahap estimasi. Estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Maximum Likelhood Estimator. Penggunaan estimasi ini dikarenakan jumlah sampel yang terbatas, yaitu sebesar 287 sampel. 192 ComTech Vol. 6 No. 2 Juni 2015: 185-197  Evaluasi model bertujuan untuk mengevaluasi model secara keseluruhan, apakah model mempunyai fit yang baik ataukah tidak. Berdasarkan hasil evaluasi model yang dilakukan didapat data seperti tercantum pada tabel 1: Tabel 1 Hasil Evaluasi Model No. Goodness of Fit Value Cut-off Value Evaluasi Model 1 Goodness of Fit Indices (GFI) 0.823 > 0.90 Belum Fit 2 Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) 0.0696 RMSEA ≤ 0.08 ( Good Fit) RMSEA≤ 0.05 (Close-Fit) Good Fit 3 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) 0.794 ≥ 0.90 Belum Fit 4 Normed Fit Index (NFI) 0.897 > 0.90; > 0.95 Belum Fit 5 Comparative Fit Index (CFI) 0.941 > 0.90; > 0.95 Fit 6 Expected Cross Validation Index (ECVI) ECVI = 3.545 ECVI for Saturated Model = 3.042 ECVI for Independence Model = 27.809 < ECVI Saturated Model dan Independence Model Belum Fit 7 Parsimonious Goodness of Fit Index (PGFI) 0.708 > 0.60 Fit Dari tabel hasil evaluasi model diatas, dapat dilihat bahwa model penelitian belum sepenuhnya memenuhi syarat – syarat kesesuaian model. Untuk nilai CFI sudah memenuhi syarat fit CFI > 0.9 dengan nilai yang didapat yaitu 0.941, kemudian RMSEA juga sudah memenuhi syarat good fit, PGFI juga sudah memenuhi syarat fit dengan nilai 0.708 dengan syarat fit > 0.60. Namun dari penelitian ini masih ada hasil evaluasi model yang belum memenuhi syarat tingkat kecocokan yang dapat diterima, antara lain nilai GFI yang belum memenuhi syarat fit GFI > 0.90 dengan nilai yang didapat 0.823. nilai lain yang belum memenuhi syarat fit yaitu AGFI, NFI, dan ECVI. Berdasarkan tahapan penggunaan metode SEM, maka tahap selanjutnya yang akan dilakukan adalah respesifikasi model. Dalam penelitian ini akan dilakukan penghapusan jalur koefisien yang tidak memiliki pengaruh signifikan, yaitu indikator yang memiliki nilai lamda (validitas) yang rendah dan nilai error yang tinggi (Srirezeki, 2012). Proses penghapusan jalur koefisien ini dilakukan dalam tahapan respirasi yaitu. Latent Variables: KL BO KI Relationships: T2 A2 E1 E2 PD2 I1 I2 I3 M1 M2 M3 UA1 KI1 KI2 KI3 Indikator yang dihapus: T1 - T3 - R1 - R2 - R3 - RE1 - RE2 - RE3 - A1 - A3 - E3 - PD1 - PD3 - UA2     Pengaruh Kualitas Pelayanan.… (Trisna Febriana) 193  Setelah dilakukan penghapusan beberapa indikator, maka dihasilkan hasil respesifikasi seperti tercantum pada tabel 2. Tabel 2 Hasil Respesifikasi No. Goodness of Fit Value Cut-off Value Evaluasi Model 1 Goodness of Fit Indices (GFI) 0.93 > 0.90 Fit 2 Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) 0.050 RMSEA ≤ 0.08 ( Good Fit) RMSEA≤ 0.05 (Close- Fit) Close Fit 3 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) 0.91 ≥ 0.90 Fit 4 Normed Fit Index (NFI) 0.96 > 0.90; > 0.95 Fit 5 Comparative Fit Index (CFI) 0.98 > 0.90; > 0.95 Good Fit 6 Expected Cross Validation Index (ECVI) ECVI = 0.75 ECVI for Saturated Model = 0.84 ECVI for Independence Model = 12.05 < ECVI Saturated Model dan Independence Model Fit 7 Parsimonious Goodness of Fit Index (PGFI) 0.68 > 0.60 Fit Setelah dilakukan respesifikasi yang sebelumnya masih ada beberapa hasil evaluasi model yang belum memenuhi syarat fit, didapat tabel hasil evaluasi model yang baru. Respesifikasi yang dilakukan dengan penghapusan jalur koefisien yang tidak memiliki pengaruh signifikan. Beberapa indikator yang dihapus yaitu yang memiliki nilai lamda (validitas) rendah dan error tinggi, antara lain: T1 - T3 - R1 - R2 - R3 - RE1 - RE2 - RE3 - A1 - A3 - E3 - PD1 - PD3 - UA2. Dapat dilihat dari tabel hasil respesifikasi model diatas bahwa semua nilai yang dihasilkan sudah memenuhi syarat fit, dimana hasil evaluasi menunjukkan status fit dan close fit. Dengan demikian didapatkan model akhir penelitian sebagai berikut : Gambar 3 Model Fit Penelitian 194 ComTech Vol. 6 No. 2 Juni 2015: 185-197  Setelah didapatkan model fit penelitian, maka penilaian variabel yang terdiri dari kualitas pelayanan, budaya organisasi, dan ketepatan investigasi dapat ditinjau dari beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 3 Indikator Penelitian Berdasarkan Model Fit Dari tabel indikator variabel penelitian berdasarkan model fit, didapat nilai loading dari masing-masing indikator dan variabel eksogen. Nilai loading menggambarkan seberapa signifikan indikator mempengaruhi suatu variabel dan seberapa pengaruh variabel eksogen terhadap endogen. Dari kedua variabel eksogen penelitian, yang paling berpengaruh terhadap ketepatan investigasi adalah budaya organisasi dengan nilai loading sebesar 0.55, sedangkan kualitas pelayanan berpengaruh dengan variabel ketepatan investigasi sebesar 0.44. Untuk variabel budaya organisasi indikator yang terbaik adalah indikator pendapatan (M1) dengan nilai loading 0.64 dan diikuti indikator pengakuan (M2) dengan nilai loading 0.6. Untuk variabel kualitas pelayanan indikator yang paling baik adalah indikator kemampuan (A2) dimana nilai loading yang didapat adalah 0.44. Sedangkan indikator terbaik untuk variabel ketepatan investigasi adalah indikator efektivitas dengan nilai loading 0.74 dan diikuti dengan indikator sesuai standar dengan nilai loading 0.73. Tabel 4 Tabel t-hitung dan t-tabel No Kode Indikator Nilai t-hitung Nilai t-tabel Kualitas Pelayanan 4.88 1.97 1 T1 Peralatan 8.65 2 T2 Tempat 9.89 3 T3 Komunikasi 6.01 4 R1 Ketepatan Waktu 8.92 5 R2 Konsistensi 10 6 R3 Dapat Dipercaya 9.54     No Kode Indikator Nilai Loading Keterangan 0.41 1 A2 Kemampuan 0.44 Max 2 E2 Kepedulian 0.41 3 T2 Tempat 0.4 4 E1 Perhatian 0.4 Min 0.55 1 M1 Pendapatan 0.64 Max 2 M2 Pengakuan 0.6 3 UA1 Ketenangan 0.53 4 M3 Kemajuan 0.52 5 PD2 Persepsi 0.51 6 I3 Tantangan 0.5 7 I2 Kebebasan 0.47 8 I1 Waktu pribadi 0.44 Min 1 KI2 Efektivitas 0.74 Max 2 KI3 Sesuai Standar 0.73 3 KI1 Ketelitian 0.52 Min         Ketepatan Investigasi Kualitas Pelayanan Budaya Organisasi     Pengaruh Kualitas Pelayanan.… (Trisna Febriana) 195  Tabel 4 Tabel t-hitung dan t-tabel (lanjutan) No Kode Indikator Nilai t-hitung Nilai t-tabel Kualitas Pelayanan 4.88 1.97 7 RE1 Kerelaan 10.25 8 RE2 Ketersediaan 7.33 9 RE3 Ketanggapan 10.19 10 A1 Pengetahuan 9.38 11 A2 Kemampuan 11.93 12 A3 Kesopanan 10.51 13 E1 Perhatian 11.7 14 E2 Kepedulian 12.25 15 E3 Pemahaman 10.16 Budaya Organisasi 8.15 1 PD1 Frekuensi 5.43 1.97 2 PD2 Persepsi 10.72 3 PD3 Preference 6.22 I2 I1 Waktu Pribadi 8.53 5 I2 Kebebasan 11.12 6 I3 Tantangan 11.57 7 M1 Pendapatan 13.44 8 M2 Pengakuan 14.26 9 M3 Kemajuan 11.67 10 UA1 Ketenangan 12.55 11 UA2 Peraturan 7.16 Ketepatan Investigasi 1 KI1 Ketelitian 0 1.97 2 KI2 Efektifitas 12.75 3 KI3 Sesuai Standar 12.4 Berdasarkan tabel 10, didapat thitung semua indikator dari variabel eksogen sudah lebih besar nilainya dari ttabel (N=287; α=0.05) sebesar 1.97. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua indikator berdasarkan model fit berpengaruh terhadap masing-masing variabelnya. Begitu juga dengan variabel eksogen (kualitas pelayanan dan budaya organisasi), karena t hitung > t tabel untuk masing- masing variabel tersebut maka dapat disimpullkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Pelayanan dan Budaya Organisasi secara simultan terhadap Ketepatan Investigasi. Namun, dari indikator-indikator penyusun variabel ketepatan investigasi indikator ketelitian tidak berpengaruh secara signifikan. Hubungan antara Kualitas Pelayanan dan Budaya Organisasi terhadap Ketepatan Investigasi dapat dilihat dalam persamaan sebagai berikut: 196 ComTech Vol. 6 No. 2 Juni 2015: 185-197  Structural Equations KI = 0.41*KP + 0.55*BO, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.59 (0.065) (0.067) (0.076) 6.38 8.15 5.38 Keterangan : – Kualitas Pelayanan (KP) berhubungan positif dengan Ketepatan Investigasi (KI) sebesar 0.41. – Budaya Organisasi (BO) berhubungan positif dengan Ketepatan Investigasi (KI) sebesar 0.55. – Secara bersama-sama Kualtias Pelayanan (KP) dan Budaya Organisasi (BO) berpengaruh sebesar 0.59 (59%). SIMPULAN Berdasarkan hasil uji validitas dan reabilitas dapat disimpukan bahwa instrumen yang digunakan pada penelitian valid dan layak untuk digunakan. Metode SEM digunakan untuk menguji model berdasarkan teori, dan dalam penelitian ini didapatkan model fit penelitian yang menjelaskan hubungan kualitas pelayanan dan budaya organisasi terhadap ketepatan investigasi. Berdasarkan model fit tersebut, bisa disimpulkan bahwa ada beberapa indikator dari kualitas pelayanan berdasarkan teori Parasuraman (1998) serta budaya organisasi berdasarkan teori Hofstede (2010) yang harus dihilangkan dari model awal penelitian agar sesuai dengan kriteria goodness of fit. Semua indikator penyusun variabel kualitas pelayanan dan budaya organisasi sudah menunjukan nilai yang signifikan dalam membentuk masing-masing variabel tersebut. Sedangkan pada variabel ketepatan investigasi, indikator ketelitian tidak berpengaruh secara signifikan. Keseluruhan dimensi kualitas pelayanan dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap ketepatan investigasi. Berdasarkan nilai thitung yang dihasilkan dari analisis SEM menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Pelayanan dan Budaya Organisasi secara simultan terhadap Ketepatan Investigasi. Variabel buadaya organisasi berpengaruh lebih signifikan terhadapat ketepatan investigasi, yaitu sebesar 0.55, dibandingkan dengan kualitas pelayanan sebesar 0.41. Kedua variabel tersebut berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan investigasi 59%. Beberapa hal yang harus diperbaiki dari segi kualitas pelayanan Pusintek dilingkungan Kementerian Keuangan guna meningkatkan ketepatan investigasi gangguan incident management adalah: peralatan, komunikasi, ketepatan waktu, konsistensi, dapat dipercaya, kerelaan, ketersediaan, ketanggapan, pengetahuan, kesopanan, pemahaman. Beberapa hal yang harus diperbaiki dari segi budaya organisasi dilingkungan Kementerian Keuangan adalah: frekuensi, preference, peraturan. Dari analisis yang dilakukan didapatkan bahwa variabel kualitas pelayanan dan budaya organisasi secara simultan hanya berpengaruh sebesar 59% terhadap ketepatan investigasi yang berarti ada variabel lain yang berpengaruh sebesar 41% terhadap ketepatan investigasi gangguan incident management di Pusintek Kementerian Keuangan RI yang harus diteliti lebih lanjut.     Pengaruh Kualitas Pelayanan.… (Trisna Febriana) 197  DAFTAR PUSTAKA Hofstede, G., Minkov, M. (2010). Cultures and Organizational. (Revised and Expanded Third Edition). United States ITIL. (2012). IT Infrastructure Library., (http://www.itil-officialsite.com/AboutITIL/ WhatisITIL .aspx, diakses terakhir tanggal 5 oktober 2012). Manullang, I. (2008). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa Penerbangan PT.Garuda Indonesia Airlines di Bandara Polonia Medan. Thesis. Medan: Universitas Sumatera Utara. Parasuraman. (1998). Customer Service in Business-to-Business Markets: An Agenda for Research. Journal of Business and Industrial Marketing: 309-321. Santoso, Singgih, Tjiptono, Fandy (2001). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo. Srirezeki, D. (2012). SEM, Structural Equation Model. Jakarta: Didi Aldiano.