Microsoft Word - 39_Ars_Michael Tedja_R2_OK.doc 888 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 888-895 PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI PLAT LANTAI SISTEM DOUBLE WIRE MESH DENGAN SISTEM HALF SLAB Michael Tedja; Anastasia Prisilla; Carolina; Dimas E. J. Wiharyanto; Johnsen Susiyo Architecture Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 michaeltedja@gmail.com ABSTRACT Floor plate is a structure on two-story buildings or more. Like other structures, floor plate also develops over time. Demands a shorter time jobs at a cheaper cost are some reasons for structures development of house construction. Floor plate can be constructed with two different way: conventional which uses double wire mesh and modern uses half slab. The purpose of this study is to determine which floor plate construction methods of double wire mesh and half slab is more efficient in terms of cost and time. The study is conducted using survey, comparative analysis and literature study. The results of this study indicate that both methods have advantages and disadvantages. Double wire mesh method takes cheaper construction costs while half slab method takes faster construction time. Keywords: floor plate, double wire mesh, half slab, cost, time ABSTRAK Plat lantai merupakan salah satu struktur pada bangunan bertingkat dua atau lebih. Seperti struktur lainnya, plat lantai juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Tuntutan waktu pekerjaan yang lebih singkat dengan biaya yang lebih murah menjadi salah satu alasan terjadinya perkembangan struktur dalam pembangunan rumah. Pekerjaan plat lantai dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu konvensional berupa double wire mesh dan modern half slab. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini ialah untuk mengetahui metode konstruksi plat lantai yang lebih efesien dari segi biaya dan waktu di antara kedua metode tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei, komparatif dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode double wire mesh memakan biaya pengerjan lebih murah sedangkan metode half slab memakan waktu pengerjaan lebih cepat. Kata kunci: plat lantai, double wire mesh, half slab, biaya, waktu     Perbandingan Metode Konstruksi ... (Michael Tedja; dkk) 889 PENDAHULUAN Perkembangan dan inovasi struktur di era tahun 2000 terus terjadi secara pesat, dan saat ini penggunaannya bukan lagi untuk struktur bangunan bertingkat tinggi, tapi sudah digunakan di tingkat perumahan. Tuntutan pekerjaan dengan waktu kerja yang lebih cepat, serta kualitas yang lebih baik menjadi alasan suatu inovasi terjadi. Salah satu inovasi yang mungkin dapat dilakukan dalam struktur bangunan adalah pada pekerjaan plat lantai. Proses ini yang menyita waktu paling lama dibandingkan tahapan pekerjaan kolom karena plat lantai adalah pekerjaan yang bidangnya paling luas dari segi pekerjaan struktur bangunan, serta proses perakitan besi betonnya juga termasuk yang paling besar volumenya dibandingkan volume untuk pekerjaan kolom (Ilmu Teknik Sipil ,2012). Plat lantai pada dasarnya dibuat dengan menggunakan bekisting multiplek dengan wire mesh di atasnya. Inovasi yang dilakukan adalah dengan mengubah bekisting multiplek ini menjadi precast dengan tetap ditambah wire mesh di atasnya (half slab). Beton precast (pracetak) adalah beton yang dibuat dibawah pengawasan pabrik dan dipasang ke lapangan setelah beton cukup umur (Rommel, 2010). Hal inilah yang mendasari penelitian penulis dengan membandingkan cara kerja sistem struktur konvensional dengan sistem stuktur terbaru, yaitu dengan sistem precast. Penelitian yang dilakukan berdasarkan pada pengamatan lapangan pada pekerjaan kontruksi rumah tinggal dua lantai. Penelitian ini membandingkan kedua cara konstruksi plat lantai dilihat dari segi efisiensi waktu dan biaya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini antara lain: (1) mengetahui perbedaaan biaya pekerjaan struktur plat lantai menggunakan double wire mesh dan half slab; (2) mengetahui perbedaan waktu pekerjaan struktur plat lantai menggunakan double wire mesh dan half slab; (3) mengetahui metode konstruksi plat lantai yang lebih efesien di antara double wire mesh dan half slab. METODE Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini antara lain: (1) survey langsung di lapangan pada saat proses konstruksi plat lantai; (2) analisis komparatif, yaitu membandingkan dua metode pengerjaan yang berbeda; (3) studi pustaka untuk mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang hasil dan analisis dari penelitian yang telah dilakukan penulis, antara lain: biaya dan waktu konstruksi plat lantai dengan metode double wire mesh; biaya dan waktu konstruksi plat lantai dengan metode half slab, serta analisis biaya dan waktu secara keseluruhan. Beton adalah salah satu material yang banyak dipergunakan dalam konstruksi bangunan di Indonesia. Selain material beton ada juga material kayu dan baja yang dipergunakan untuk konstruksi bangunan. Pemilihan material beton dibandingkan material kayu dan baja dikarenakan harganya yang cukup terjangkau, cukup awet, mudah dibentuk, dan bahan pembentuknya banyak diperoleh di 890 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 888-895 Indonesia. Perbandingan kualitatif antara struktur kayu, baja, serta beton konvensional dan pracetak dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Perbandingan Kualitatif antara Material Kayu, Baja, dan Beton (Wahyudi dan Hanggoro, 2010) Akan tetapi ada beberapa aspek yang dianggap sebagai kerugian penggunaan beton konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang lama, kontrol kualitas yang sulit, serta bahan dasar cetakan dari kayu yang semakin langka dan harganya mahal. Dari sisi negatif inilah, industri mulai mengembangkan beton konvensional tersebut menjadi beton pracetak yang mudah pemasangannya dan dapat digunakan untuk kontruksi kolom, balok, dan plat lantai. Perbandingan ini dilihat berdasarkan dua proyek perumahan yang memiliki jenis bangunan yang memiliki luas lantai seluas 329 m2. Perbandingan akan dilihat dari segi biaya, waktu dan diperhitungkan per m2 serta biaya total keseluruhan volume. Biaya dan Waktu Konstruksi Plat Lantai dengan Metode Double Wiremesh Wire mesh adalah besi fabrikasi bertegangan leleh tinggi yang terdiri dari dua lapis kawat baja yang saling bersilang tegak lulus. Setiap titik persilangan dilas otomatis menjadi satu, menghasilkan penampang yang homogen tanpa kehilangan kekuatan dan luas penampang yang konsisten. Wiremesh yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu M6 (roll), dengan kawat utama 15 baris, serta kawat melintang 360 baris. Wire mesh M6 mempunyai jarak 15 x 15 cm dengan ukuran per roll mencapai 2.10 x 54.00 m. Pada pelaksanaan plat lantai double wire mesh jenis pekerjaan yang dilakukan terdiri dari: beberapa jenis, yaitu: (1) pekerjaan kayu terdiri dari pekerjaan pasang dan bongkar steger dan pekerjaan pasang dan bongkar bekisting plat lantai; (2) pembesian merupakan pekerjaan menggelar lembar wire mesh, pembuatan cakar ayam dan besi pengikat; (3) pekerjaan beton B0 merupakan pekerjaan cor lantai dasar yang langsung berhubungan dengan tanah; (4) pekerjaan beton terdiri dari pekerjaan cor beton ready mix K225 dan pembuatan beton decking; (5) pekerjaan cor terdiri dari pekerjaan menuang beton cor ready mix, meratakan tuangan beton cor, dan pekerjaan menggosok beton cor.     Perbandingan Metode Konstruksi ... (Michael Tedja; dkk) 891 Alat-alat yang dibutuhkan pada saat proses pengecoran adalah: (1) vibrator, yaitu alat penggetar yang digerakkan dengan mesin genset, berfungsi agar adukan semen dan batu split dapat turun sampai ke bagian yang terbawah dari bekisting; (2) concrete pump, yaitu mesin pompa yang berfungsi memompa adukan semen dari mobil molen pembawa semen, ke titik tempat semen itu akan dituangkan. Waktu yang termasuk dalam pelaksanaan pekerjaan plat lantai adalah sebagai berikut: (1) pekerjaan bekisting dan pembesian, merupakan pekerjaan perakitan untuk dudukan besi plat lantai, sehingga dapat dibuat sesuai elevasi lantai yang diinginkan; (2) pekerjaan wire mesh, yaitu pekerjaan penggelaran rakitan besi untuk plat lantai, sehingga mempercepat proses pekerjaan karena tidak perlu lagi merakit besi beton untuk plat lantai; (3) pekerjaan beton cor, yaitu proses pengecoran adukan beton ke atas permukaan besi beton secara merata; (4) pekerjaan bongkar bekisting, yaitu pekerjaan pembongkaran bekisting plat lantai, yang dilakukan sesuai waktu yang telah ditetapkan, berkisar antara 7-21 hari, tergantung apakah menggunakan bahan untuk mempercepat pengeringan beton atau tidak. Perhitungan biaya dan waktu dapat dilihat pada Tabel 2 dan tabel 3. Tabel 2 Biaya Pekerjaan Plat Lantai Double Wire Mesh Biaya pekerjaan plat lantai double wiremesh No Uraian Vol Sat Harga (Rp) Satuan Total 1 Upah pekerjaan kayu 329 m2 35.000 11.515.000 2 Pembesian 329 m2 25.000 8.225.000 3 Beton B0 3.5 m3 340.000 1.190.000 4 Beton cor K225 59 m3 675.000 39.825.000 5 Upah pekerjaan cor 329 m2 10.000 3.290.000 6 Vibrator 3 hari 340.000 1.020.000 7 Concrete Pump 1 100 m3 2.800.000 2.800.000 Total 4.225.000 67.865.000 Tabel 3 Waktu Pekerjaan Plat Lantai Double Wiremesh Waktu pekerjaan plat lantai double wiremesh No. Uraian Sat Waktu (Hari) 1 Bekisting kayu dan pembesian hari 15 2 Wire mesh hari 2 3 Beton B0 hari 1 4 Cor beton hari 3 5 Bongkar bekisting hari 3 6 Waktu tunggu pelepasan bekisting hari 63 (21 x 3) Total 87 Biaya dan Waktu Konstruksi Plat Lantai dengan Metode Half Slab Pada proyek perumahan contoh kedua menggunakan system half slab, yaitu beton pracetak dengan ketebalan 6 cm, dan wire mesh di atasnya untuk konstruksi plat lantainya. Dengan sistem ini 892 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 888-895 pihak owner dan kontraktor berharap waktu penyelesaian proyek menjadi lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional lainnya. Pemilihan sistem konstruksi ini juga terkait oleh biaya yang dikeluarkan. Biaya tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu: biaya bahan, biaya pekerja, dan biaya peralatan dalam pekerjaan tersebut. Biaya bahan terdiri dari biaya pembelian material, biaya transportasi, biaya penyimpanan material, dan biaya kerugian akibat kehilangan atau kerusakan material. Biaya untuk pekerja dapat dibayarkan secara harian, borongan, ataupun berdasarkan produktivitas dari para pekerja itu sendiri. Untuk biaya peralatan termasuk dalam biaya sewa, biaya pemeliharaan, biaya operator, biaya mobilisasi, dan lain-lain yang terkait dengan peralatan. Dengan menggunakan sistem half slab, konstruksi plat lantai tidak membutuhkan bekisting. Dengan tidak digunakannya bekisting, otomatis akan membuat proyek tersebut menghemat waktu kerja dari waktu yang diperlukan seandainya harus ada pemasangan bekisting dan scaffolding, menghemat tenaga kerja, dan material kayu bekisting hanya dipergunakan untuk di balok. Untuk pemasangan precast dibutuhkan 4 pekerja dan 1 tower craine. Seorang pekerja sebagai kepala tukang, seorang pekerja mengoperasikan tower craine, seorang pekerja bertanggung jawab untuk posisi, dan seorang pekerja membantu pemasangan precast. Selain bekisting, pengecoran yang dilakukan menggunakan K 300 hanya setebal 6 cm. Dengan demikian volume pengecoran menjadi berkurang. Tulangan untuk pengecoran K 300 ini menggunakan wire mesh M8. Untuk wire mesh M8 memiliki jarak 25 x 25 cm. Pada pelaksanaan konstruksi dengan sistem half slab ini, jenis pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) pemasangan scaffolding setiap jarak 1.25 - 1.8 m; (2) pemasangan precast K450 dengan ketebalan 6 cm; (3) pemasangan wire mesh termasuk dengan pemberian beton decking; (4) pengecoran plat lantai menggunakan beton cor ready mix mutu K300. Alat-alat yang dibutuhkan pada saat proses pengecoran adalah vibrator dan concrete pump. Beda halnya dengan waktu pelaksanaan pekerjaan plat lantai dapat diuraikan sebagai berikut: (1) pekerjaan scaffolding; (2) pekerjaan precast; (3) pekerjaan wire mesh; (4) pekerjaan pengecoran beton; (5) pekerjaan pembongkan scaffolding. Berikut ini akan dipaparkan perhitungan biaya dan waktu jika menggunakan metode half slab (Tabel 4 dan 5). Tabel 4 Biaya Pekerjaan Plat Lantai dengan Metode Half Slab Biaya pekerjaan plat lantai half slab No Uraian Vol Sat Harga (Rp) per Satuan Total 1 Pemasangan support pipe 329 m2 8.000 2.632.000 2 Precast K450 124,125 m2 234.000 29.045.250 3 Wire mesh M8 329 m2 60.380 19.865.020 4 Beton cor K300 19,74 m3 867.210 17.118.725 5 Upah kerja pekerjaan cor 3 hari 65.000 195.000 6 Upah kerja pekerjaan precast 4 orang 65.000 260.000     Perbandingan Metode Konstruksi ... (Michael Tedja; dkk) 893 dan mire mesh 7 Vibrator 3 hari 200.000 600.000 8 Concrete pump 1 hari 3.800.000 3.800.000 9 Pembongkaran support pipe 329 m2 8.000 2.632.000 10 Pemasangan bekisting keliling 4.65 m2 155.710 724.052 11 Pemasangan stop cor 15 m' 6.500 97.500 Total 5.469.800 76.969.547 Tabel 5 Waktu Pekerjaan Plat Lantai dengan Metode Half Slab Waktu pekerjaan plat lantai half slab No Uraian Sat Waktu (hari) 1 Pemasangan pipe support hari 3 2 Pemasangan precast hari 3 3 Wire mesh M8 hari 3 4 Pengecoran beton K300 hari 3 5 Pelepasan pipe S]support hari 3 6 Waktu tunggu pelepasan pipe support hari 21 (7 x 3) Total waktu 36 Waktu tunggu untuk pengeringan pengecoran menggunakan metode half slab sama dengan waktu tunggu pengeringan pengecoran menggunakan metode konvensional. Setelah tujuh hari pelepasan scaffolding akan dilakukan dan segera digantikan dengan pemasangan reshoring. Reshoring hanya terdiri dari satu tiang penyangga (bersifat tunggal). Jika ada pekerjaan yang akan dilakukan pada lantai tersebut dapat segera dikerjakan tanpa harus menunggu beton mencapai mutu maksimal. Reshoring akan dilepas 28 hari dari waktu pengecoran. Untuk volume pekerjaan precast didapat dari hasil perhitungan luas lantai dan dikurangi total volume balok dan total volume plat lantai dan balok pada lantai basement. Analisis Biaya Dan Waktu Konstruksi Plat Lantai antara Metode Double Wire Mesh dan Metode Half Slab Berdasarkan dari tabel kedua sistem konstruksi plat lantai di atas, dapat dilihat bahwa sistem pengerjaan plat lantai dengan double wire mesh lebih murah sebesar Rp. 244.800,- atau sebesar 8% (Tabel 6). Tabel 6 Perbandingan Biaya Plat Lantai Double Wire Mesh dengan Half Slab Per m2 Perbandingan biaya plat lantai double wire mesh dengan half slab per m2 No. Uraian Pekerjaan Harga Double Wire Mesh Half Slab 1 Upah pekerjaan kayu 35.000,- 2 Pembesian 25.000,- 3 Beton B0 340.000,- 894 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 888-895 4 Beton cor K225 675.000,- 5 Upah pekerjaan cor 10.000,- 65.000,- 6 Vibrator 340.000,- 200.000,- 7 Concrete pump 2.800.000,- 3.800.000,- 8 Upah pemasangan support pipe 8.000,- 9 Precast K450 234.000,- 10 Wire mesh M8 60.380,- 11 Beton cor K300 867.210,- 12 Upah pekerjaan precast dan wire mesh 65.000,- 13 Upah kerja pembongkaran support pipe 8.000,- 14 Upah kerja pemasangan bekisting keliling 155.710,- 15 Upah kerja pemasangan stop cor 6.500 Total biaya Rp. 1.425.000,- Rp. 1.669.800 46% 54% Selisih biaya Rp. 244.800 8% Selain biaya dari segi waktu dapat dilihat bahwa penggunaan metode double wire mesh menghabiskan 87 hari untuk pengerjaannya. Akan tetapi dengan menggantinya menjadi metode half slab waktu pengerjaanya menjadi 36 hari. Selisih waktu pengerjaannya adalah 51 hari, dengan kata lain kita bisa menghemat 50% waktu pengerjaanya (Tabel 7). Hal ini terjadi karena penggunaan metode half slab tidak menggunakan bekisting yang membuat waktu pengerjaan, biaya material, dan biaya tenaga kerja menjadi berkurang. Berikut ini akan dipaparkan perbandingannya dilihat dari segi waktu. Tabel 7Perbandingan Biaya Plat Lantai Double Wire Mesh dengan Half Slab per m2 Tabel perbandingan waktu plat lantai double wire mesh dengan half slab No. Uraian Pekerjaan Harga Double Wire Mesh Half Slab 1 Bekisting Kayu dan Pembesian 15 2 Wire mesh M8 2 3 Beton B0 1 4 Cor beton 3 5 Bongkar bekisting 3 6 Waktu tunggu pelepasan bekisting 63 7 Pemasangan pipe support 3 8 Pemasangan precast 3 9 Wire mesh M8 3 10 Pengecoran beton K300 3 11 Pelepasan pipe support 3 12 Waktu tunggu pelepasan bekisting 21 Total Waktu (hari) 87 36     Perbandingan Metode Konstruksi ... (Michael Tedja; dkk) 895 71% 21% Selisih Waktu 51 hari 50% PENUTUP Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui biaya dan waktu pelaksanaan serta perbandingan penggunaan metode double wire mesh dan half slab untuk konstruksi plat lantai, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mengganti konstruksi plat lantai metode double wire mesh dengan metode half slab biaya konstruksi plat lantai menjadi lebih besar 8 %. Namun untuk waktu pelaksanaannya dapat menghemat sebesar 50%. Hal ini dikarenakan adanya beberapa tahapan-tahapan yang tidak perlu dilakukan dalam metode double wire mesh. Sebagai contohnya adalah pekerjaan pemasangan bekisting yang membutuhkan pekerja dan material kayu sebagai cetakannya. Dengan demikian hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa metode half slab menjadi salah satu solusi pengerjaan proyek yang lebih efisien dari segi waktu tapi tidak dari segi biaya. DAFTAR PUSTAKA Ilmu Teknik Sipil. (2012). Beton Pracetak. Diakses dari http://www.ilmutekniksipil.com/struktur- beton/beton-pracetak. Rommel, Erwin (2010). Struktur Beton Pracetak dan Prategang. Diakses dari http://erwinrommel.staff.umm.ac.id/files/2010/02/PENDAHULUAN-PRACETAK1.pdf Wahyudi, Hendrawan And Hanggoro, Hery Dwi. (2010). Perencanaan Struktur Gedung Bps Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Beton Pracetak. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.