Microsoft Word - 38_TI_Karto Iskandar_Knowledge Sharepoint-HS.docx Pengembangan Knowledge … (Karto Iskandar) 429 PENGEMBANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA BINA NUSANTARA BERBASIS MICROSOFT SHAREPOINT 2010 Karto Iskandar Computer Science Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 karto_i@binus.edu ABSTRACT The role of knowledge in an effort to developing and maintaining an organization has been strong regarded as a very important asset. Bina Nusantara is an organization that puts the human resources and paperwork as the main resource to perform maintenance on existing Knowledge. The problems that occur in Bina Nusantara is the high turnover rate leads to knowledge walkout. The purpose of this study is to design and implement features of Knowledge Management System (KMS) in Bina Nusantara organization specifically to facilitate knowledge capture, knowledge sharing, and document knowledge to nurture the development of knowledge that occurs in the environment Bina Nusantara. KMS is expected to prevent the knowledge walkout that due to the high turnover rate at Bina Nusantara. The methodology used in this study is the use of literature study and application design for KMS using Microsoft SharePoint 2010 technology. The conclusion of this study is to take advantage of features available in Microsoft SharePoint 2010 as a KMS media at Bina Nusantara become more optimal and easy Knowledge document search. Keywords: Knowledge Management System, Bina Nusantara, Microsoft SharePoint 2010. ABSTRAK Peran knowledge dalam pengembangan dan mempertahankan sebuah organisasi telah dianggap sebagai sebuah aset yang sangat penting. Bina Nusantara merupakan organisasi yang menempatkan sumber daya manusia dan dokumen kerja sebagai sumber daya utama dengan melakukan pemeliharaan pada knowledge yang ada. Permasalahan yang terjadi pada Bina Nusantara adalah tingginya tingkat turnover menyebabkan terjadinya knowledge walkout.Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang fitur-fitur Knowledge Management System (KMS) di organisasi Bina Nusantara yang secara khusus untuk memfasilitas knowledge capture, knowledge sharing, dan dokumen knowledge untuk memelihara perkembangan knowledge yang terjadi di lingkungan Bina Nusantara. Diharapkan KMS ini dapat mencegah terjadinya knowledge walkout yang disebabkan tingginya tingkat turnover di Bina Nusantara. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan studi literatur dan perancangan aplikasi untuk KMS dengan menggunakan teknologi Microsoft SharePoint 2010. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada Microsoft SharePoint 2010 sebagai media KMS di Bina Nusantara menjadi lebih optimal dan mempermudah pencarian dokumen Knowledge. Kata kunci: Knowledge Management System, Bina Nusantara, Microsoft SharePoint 2010. 430 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 429-440 PENDAHULUAN Peran knowledge dalam upaya penghidupan dan pengembangan sebuah organisasi telah dianggap sangat penting, baik bagi para ahli maupun kelompok yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Namun pada kenyataannya, sebagian besar knowledge yang ada di organisasi belum dapat dikelola dengan baik. Tingginya tingkat turnover karyawan, membuat knowledge yang bersifat individual, akan keluar bersama dengan individu dari tiap karyawan tersebut (knowledge walkout). Pergantian karyawan yang baru harus diberikan pelatihan tambahan sehingga memakan waktu dan biaya pelatihan yang juga berdampak pada kinerja organisasi yang melambat. Bila knowledge yang dimiliki karyawan tidak dikembangkan, maka tidak ada knowledge yang dibagikan untuk dapat dimanfaatkan oleh organisasi. Knowledge yang sudah dikelola dengan baik dan mudah diakses akan sangat bermanfaat bagi organisasi untuk menghindari kesalahan yang sama. Knowledge harus dipelihara dengan baik, sehingga dapat dikembangkan, diperbaharui dan digunakan terus menerus. Dengan begitu, sebuah organisasi dapat mengetahui bagaimana langkah-langkah yang tepat dalam menangani permasalahan dan mengeksplorasi kinerja organisasi dengan mengedepankan penggunaan informasi yang terstruktur. Bina Nusantara (BINUS) merupakan organisasi swasta di Indonesia yang begerak di bidang pendidikan.Para karyawan di BINUS pada umumnya mempunyai kesediaan untuk berbagi knowledge yang mereka miliki, tetapi masih dalam bentuk lisan. Permasalahan yang terjadi adalah tingginya tingkat turnover menyebabkan terjadinya knowledge walkout. Hal tersebut terjadi karena saat karyawan keluar dari BINUS maka knowledge yang melekat pada diri karyawan tersebut ikut keluar. Ketika karyawan yang baru menduduki jabatan tertentu, umumnya mereka memiliki zero knowledge mengenai kondisi-kondisi yang pernah terjadi sebelumnya. Knowledge yang ingin dibentuk di BINUS adalah knowledge yang terstruktur dengan baik sehingga mempermudah pencarian knowledge ketika dibutuhkan. Proses knowledge sharing mulai ada, namun dibutuhkan sebuah wadah yang terintegrasi yang mendukung dokumentasi, pemanfaatan dan pendistribusian knowledge di dalamnya. Microsoft SharePoint 2010 merupakan teknologi berbasis Microsoft SharePoint yang dibuat oleh Microsoft sebagai software penyedia sarana bagi pengguna untuk berkolaborasi, berbagi dokumen dan mempermudah pencarian dokumen. Dalam penelitian ini dibahas mengenai perancangan KMS yang diimplementasikan pada BINUS sebagai sebuah wadah yang mengintegrasi para karyawan untuk saling melakukan knowledge sharing sehingga knowledge yang ada dapat diidentifikasi, dikelola dan didokumentasikan dengan baik untuk dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi. Tujuan dari dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan merancang Knowledge Management System dalam sebuah organisasi berbasis pendidikan. Membangun aplikasi Knowledge Management System berbasis MicrosoftSharePoint 2010 sebagai wadah yang dapat mempermudah akses informasi, mendukung dokumentasi, pengelolaan, pemanfaatan serta pendistribusian knowledge di dalam organisasi khususnya di Bina Nusantara. METODE Penelitian menggunakan metodologi studi literatur dan perancangan aplikasi untuk KMS. Adapun beberapa literatur sebagai rujukan dapat dilihat pada Daftar Pustaka. Sedangkan untuk pengembangan aplikasi untuk KMS dengan menggunakan model iterasi pada masing-masing aplikasi KMS, yaitu: Binuspedia, Meeting, dan Resource. Pengembangan Knowledge … (Karto Iskandar) 431 Software Development Incremental process model atau disebut model iterasi adalah salah satu metode perancangan software dengan perulangan (iterasi) yang berurutan. Incremental process model pada iterasi pertama merupakan inti dari software secara keseluruhan. Untuk pengembangan lanjutan dan evaluasi sistem dilakukan pada iterasi berikutnya. Iterasi tersebut dilakukan untuk mendapatkan umpan balik dan kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna beserta penambahan fitur tambahan atau fungsionalitas yang dibutuhkan. Proses tersebut terus diulang hingga pada proses deployment sampai menghasilkan software yang lengkap, (Pressman, 2010:41). Gambar 1 Model Iterasi Metodologi software development untuk pengembangan aplikasi untuk KMS dengan menggunakan model iterasi dengan increment pada masing-masing aplikasi KMS, yaitu: Binuspedia, Meeting, dan Resource. Untuk masing-masing aplikasi dilakukan perulangan: Communication, Planning, Modeling, Construction dan Deployment. Masing-masing increment menghasilkan delivery berbeda, yaitu: Binuspedia, Meeting, dan Resource. Knowledge Management System Knowledge Management System mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang modern seperti internet, intranet, extranet, data warehouses untuk mengatur, meningkatkan dan memperlancar intra- dan inter- knowledge management (O’Brien dan Marakas 2005). Knowledge Management System adalah cara untuk mencapai tujuan dari knowledge management yang diterapkan oleh perusahaan dan kelompok industri dengan menggunakan teknologi informasi. Knowledge Management System mencakup beberapa kondisi hard environment seperti peralatan teknologi informasi, dan serangkaian kondisi soft environment seperti sistem organisasi (Chen dan Xu 2010:219). 432 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 429-440 Menurut Groff dan Jones (2003:3), ada dua tipe utama dari knowledge. Tipe yang pertama dan paling umum adalah tacit knowledge. Tipe yang kedua adalah explicit knowledge. Tacit knowledge mengacu pada knowledge pribadi yang melekat dalam pengalaman individu dan melibatkan faktor- faktor seperti keyakinan, perspektif dan nilai-nilai pribadi. Tacit knowledge sulit untuk dipindahkan. Explicit knowledge mengacu pada tacit knowledge yang sudah didokumentasikan. Explicit knowledge biasanya dalam bentuk bahasa formal dan lebih mudah dipindahkan antara individu-individu. Menurut Evers, Gerke, dan Menkhoff (2010), tacit knowledge pada dasarnya adalah pengalaman yang diperoleh melalui tindakan, sedangkan explicit knowledge mengacu pada pengetahuan yang disimpan dan dibuat dalam buku, bank data atau jenis media lainnya. Memelihara kompetensi dalam sebuah organisasi, meskipun turnover karyawan tinggi baik melalui pensiun atau pengurangan biaya atau tidak perpanjang kontrak atau pindah ke organisasi lain, menimbulkan tantangan manajemen karena tacit knowledge hilang. Menurut Tobing (2007:100), komponen utama dari knowledge management adalah people, process dan technology. Masing-masing dari komponen ini akan saling terkait satu sama lain serta saling terintegrasi membentuk suatu landasan yang kuat untuk knowledge management. Menurut Tobing (2007), untuk mengatur dan mengelola knowledge yang terdapat pada organisasi dapat dimulai dengan mengelompokkan dan mengkategorikan masalah yang ditemui di dalam organisasi. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dianggap sebagai proses inti knowledge managementyang terkait antara satu dengan yang lainnya. Dari segi teknologi, menurut Revilla, Rodríguez-Prado dan Prieto (2009), teknologi informasi dalam sebuah knowledge management dapat diukur dengan mempertimbangkan dimensi konvergen dan dimensi divergen. Dimensi konvergen dinilai dari cara sebuah teknologi informasi membantu perkembangan komunikasi dan kolaborasi dalam pengembangan produk, baik di dalam maupun di luar organisasi. Sedangkan dimensi divergen dapat diukur dari seberapa besar peranan teknologi informasi memfasilitasi pengumpulan, penyimpanan, pemetaan dan format sebuah knowledge secara cepat, sehingga membantu penciptaan knowledge dalam pengembangan produk. Menurut Chen dan Xu (2010), Knowledge Management System adalah cara untuk mencapai tujuan dari knowledge management yang diterapkan oleh perusahaan dan kelompok industri dengan menggunakan teknologi informasi. Knowledge Management System mencakup beberapa kondisi hard environment seperti peralatan teknologi informasi, dan serangkaian kondisi soft environment seperti sistem organisasi. Microsoft SharePoint 2010 Menurut Rajagukguk (2010), SharePoint didefinisikan sebagai sebuah platform perangkat lunak yang dikembangkan oleh Microsoft dengan tujuan untuk memudahkan kolaborasi di web. SharePoint digunakan untuk saling berkolaborasi dengan rekan kerja dalam membuat konten yang dinamis. SharePoint memiliki user experience dan pengaturan konten yang baik sehingga sangat memudahkan pengguna ketika sedang berinteraksi dengan aplikasi tersebut. SharePoint dapat diintegrasikan dengan produk Microsoft Office lainnya, SharePoint dapat diintegrasikan dengan Office Word. Bentuk kolaborasinya adalah dokumen Word dapat disimpan dalam SharePoint dan pengguna yang berhak dapat menyunting dokumen tersebut. Ketika dokumen tersebut telah selesai disunting maka dokumen tersebut dapat disimpan dalam SharePoint, semua status perubahan dokumen serta orang yang mengubahnya tercatat dalam SharePoint. Pengaturan konten di SharePoint juga didukung oleh adanya fitur versioning. Fitur versioning ini dapat melacak semua perubahan yang terjadi pada konten di dalam web SharePoint, bahkan menyimpan setiap perubahan yang dilakukan pengguna, sehingga pengguna dapat melihat dan mengembalikan versi konten sebelumnya. Pengembangan Knowledge … (Karto Iskandar) 433 Menurut Pialorsi(2011:13), arsitektur SharePoint 2010 adalah sebagai berikut: Gambar 2 Arsitektur MicrosoftSharePoint 2010 Sistem operasi yang digunakan oleh SharePoint adalah Microsoft Windows Server 2008 atau Microsoft Windows Server 2008 R2. Atau juga dapat diinstall di Microsoft Windows 7atau Microsoft Windows Vista SP1/SP2. SharePoint 2010 menggunakan Sistem operasi 64-bit. SharePoint 2010 membutuhkan database server yang berbasis Microsoft SQL Server 2005 SP3 atau Microsoft SQL Server 2008 atau R2 yang terinstall di sistem operasi 64-bit. SharePoint menggunakan database SQL Server untuk menyimpan konten dan konfigurasi SharePoint. Menurut Rajagukguk (2010:2-7), SharePoint memiliki enam pilar utama untuk mendukung fungsinya sebagai sebuah situs kolaborasi yang tangguh. Enam pilar tersebut adalah pertama, Sites, SharePoint didukung oleh adanya ribbon yang user-friendly, ribbon tersebut terdapat pada semua produk Microsoft, dengan tampilan yang memudahkan pengguna ketika berinteraksi dengan aplikasi SharePoint. Situs SharePoint juga dapat ditampilkan pada mobile device. Office Web Application di SharePoint dapat memudahkan pengguna dalam membaca, menulis dan mengubah konten situs langsung di browser tanpa harus menginstal Microsoft Office di komputer pengguna. SharePoint mendukung kolaborasi melalui intranet, extranet dan internet. Tujuan utama SharePoint adalah untuk mendukung kolaborasi antar pengguna di situs. Kontainer paling luar dari SharePoint adalah server yang di dalamnya mengandung beberapa web application. Kemudian di dalam web application bisa terdapat beberapa site collection. Dalam site collection pengguna SharePoint berinteraksi. Kedua Communities; sebuah situs kolaborasi tentunya tidak akan berarti kalau tanpa orang- orang atau komunitas yang menggunakannya dengan baik. Membagi konten ke sesama pengguna SharePoint adalah sebuah kunci penting dalam membangun sebuah komunitas. Dukungan fitur di SharePoint dapat digunakan untuk mendukung kolaborasi konten. Koneksi antara pengguna dalam SharePoint dapat dilakukan dengan memanfaatkan my sites. Sehingga, setiap pengguna dapat memiliki halaman situsnya sendiri dan juga dapat dilihat oleh pengguna lainnya. Kemudahan untuk berpartisipasi dalam berbagai konten adalah salah satu faktor pembangun komunitas. Pengguna dapat melakukan tagging dan rating terhadap konten pengguna lainnya. 434 K situs ter Office k sesuai d mulai d organisa dilakuka terdapat K paling se SharePo Pencaria bahasa. filtering. K dapat me adanya visualisa dashboa K maupun mengam SharePo API.Pen atau serv dapat diu Ketiga Cont rdapat konte ketika sedang dengan kebij ari situs sam asi terhadap an dengan d dalam Share Keempat Se ering dilakuk int memilik an dalam Sh Kemudahan . Kelima Insig emberikan w excel servi asinya. Kem ard. Keenam Co fitur dari Sh mbil data dari int pun da ngujian solus vices yang s uji terlebih d tent; konten en yang baik g mengisi se akan legal d mpai ke item pengguna te dukungan me ePoint. G earch; penca kan penggun i navigasi y harePoint me n dalam me ghts; sebuah wawasan men ices yang mudahan untu mposites; Sh harePoint dap i sistem lain apat digunak si atau fitur y sedang berja dahulu sebelu menjadi perh k. SharePoin ebuah konte dapat diatur m-item deta ertentu. Efis etadata. Med Gambar 3 Sha arian sebuah na untuk men yang mempe endukung pe enemukan se h situs kolab ngenai apa y dapat digun uk merepres harePoint m pat dikemban dipermudah kan oleh p yang dibuat alan. Hal ini um dipasang hatian pentin nt mendukun en menjadi a dalam Shar ail yang ada siensi dalam dia penyimp arePoint 201 h konten me nemukan ko ermudah pen engayaan in ebuah konte borasi yang t ang terjadi d nakan sebag sentasikan h mendukung s ngkan denga dengan adan pihak lain oleh pihak k i didukung d untuk pengg ComTec ng dalam seb ng interaksi andalan Shar rePoint. Keb a di dalamny pengaturan panan berkas 0 Capabiliti njadi salah nten yang di ngguna dalam nformasi dala en didukung tangguh haru dalam organi gai sumber hasil analisis sistem komp an solusi dari nya Business dengan me ketiga dapat dengan fitur gunaan secar h Vol. 5 No. buah situs, k yang intuit rePoint. Pen bijakan terse ya, sesuai d konten sup s dengan bin ies satu tindaka ibutuhkan. F m melakuka am bentuk f g dengan ad us dapat me sasinya. Hal analisis da s data diduk posit, yang b i pihak ketiga s Connectivi enggunakan dipasang tan sand box, d ra menyeluru 1 Juni 2014: karena dibali tif dengan M ngaturan kon ebut dapat d dengan atura aya terstrukt nari yang le an yang pen Fitur pencari an pencarian fonetik dan danya meta enyediakan f l ini didukun ata lengkap kung dengan berarti bahw a. Konektivi ty Services. D Web Servi npa mengga dimana fitur uh. 429-440 ik sebuah Microsoft nten yang iterapkan an dalam tur dapat bih kecil nting dan an dalam n konten. berbagai data dan fitur yang ng dengan p dengan n adanya wa konten itas untuk Data dari ces atau angu situs r tersebut Pengembangan Knowledge … (Karto Iskandar) 435 Wiki Menurut Wei-Tsong dan Zu-Hao (2011), wiki adalah aplikasi hypertext berbasis web yang memfasilitasi untuk menyunting secara berkolaborasi dan didukung oleh mekanisme yang memantau setiap perubahan dan kontribusi yang dibuat pada tiap bagian yang disunting. Banyak komunitas virtual yang telah menggunakan aplikasi wiki karena keuntungannya yang berkaitan dengan knowledge creation, berbagi, menyebarkan dan mengumpulkan knowledge. Wiki memiliki tiga karakteristik utama. Karakteristik pertama adalah open editing, yang memungkinkan pengguna secara bebas untuk menyunting konten halaman. Karakteristik kedua dari wiki adalah mengontrol perubahan dan keamanan, yang mengacu pada kemampuan untuk mempertahankan dan melacak setiap perubahan yang terjadi dan versi konten yang terdapat pada wiki, serta kemampuan administrator wiki untuk memilih pengaturan privasi yang berbeda untuk menentukan siapa yang berhak melihat dan menyunting konten dari wiki untuk memastikan kualitas wiki tersebut. Karakteristik terakhir adalah knowledge structuring, menghubungkan dan membuat halaman dimana mengacu pada kemampuan untuk mengelompokkan halaman pada wiki yang memuat berbagai jenis konten ke dalam berbagai kategori berdasarkan kemiripan dan kemampuan yang mengizinkan pengguna untuk menghubungkan satu halaman wiki dengan halaman wiki lainnya ataupun halaman wiki dengan halaman di luar wiki. Para penemu sering melaporkan pengaruh positif dari penggunaan aplikasi wiki untuk memfasilitasi aktivitas knowledge management. Meeting Minutes Menurut Fiscus (2007), meeting minutes merupakan penjelasan tentang apa yang terjadi dalam sebuah rapat. Dengan begitu, meeting minutes menjadi catatan resmi dari rapat yang diadakan. Meeting minutes biasanya berisi elemen penting dari sebuah rapat yaitu: tanggal, waktu, tempat diadakannya rapat, apakah rapat tersebut merupakan rapat rutin atau rapat khusus, siapa fasilitator dan siapa saja yang menghadiri rapat tersebut. Meeting minutes juga mencakup keputusan dan hasil dari rapat. Meeting minutes biasanya ditulis saat rapat selesai diadakan agar detail dari rapat dapat dituliskan selengkap mungkin. Document Management System Menurut Simonds (2008:22), Document Management System (DMS) merupakan repository yang digunakan untuk menyimpan, mengatur dan melacak dokumen. Keuntungan dari document management adalah pengurangan redudansi dokumen pada sistem. Document management adalah key enabler dalam proses knowledge management (KM). KM berfokus dalam mengumpulkan, menyimpan dan membagikan informasi; Penggunaan DMS sangat berperan penting dalam memastikan bahwa informasi itu tersedia. HASIL DAN PEMBAHASAN Knowledge yang dimiliki oleh masing-masing karyawan biasanya berupa pengalaman dalam menemukan solusi suatu permasalahan, pemahaman terhadap BINUS serta pertemuan-pertemuan yang tercatat dalam dokumen yang disimpan secara personal di komputer masing-masing. Pelaksanaan knowledge sharing pada umumnya dilakukan secara manual atau dari mulut ke mulut, misalnya dari karyawan tingkat atas memberikan arahan dan pelatihan secara langsung atau diskusi langsung antar karyawan. Kegiatan knowledge sharing secara manual hanya memberikan keuntungan sepihak bagi subjek yang terlibat (one to one). 436 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 429-440 Dari hasil pengamatan, dapat ditemukan berbagai tipe karyawan yang berbeda-beda dalam hal berbagi dan menerima knowledge yang ada untuk memecahkan persoalan. Beberapa dari mereka memilih upload-download ke dan dari suatu media berbagi yang bersifat gratis, ada yang lebih menyukai membaca dari media internet dan berbagi link, ada yang lebih suka menulis dan belajar melalui tutorial video. Meskipun demikian, proses knowledge sharing di BINUS mulai ada. Perancangan Sistem yang Diusulkan Aplikasi KM dalam KMS yang disediakan diharapkan dapat membantu dalam pendistribusian, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan kembali knowledge yang ada di BINUS. Aplikasi KM tersebut berfungsi sebagai media sharing para karyawan untuk saling berbagi knowledge. Selain itu, Aplikasi KM tersebut dapat digunakan untuk mendokumentasikan knowledge yang ada sehingga dapat mengembangkan proses pembelajaran karyawan dan memudahkan karyawan dalam melakukan pencarian knowledge. Gambar 4Aplikasi KM Terdapat beberapa aplikasi yang digunakan untuk membangun KMS, yaitu: Wiki-BinusPedia, aplikasi ini digunakan untuk membuat dan menyunting konten secara berkolaborasi dan didukung oleh mekanisme yang memantau setiap perubahan dan kontribusi yang dibuat pada tiap bagian yang disunting. Meeting, pengguna dapat berdiskusi dan berkomunikasi dengan para pengguna lain untuk saling bertukar pikiran. Document Resource, berguna dalam menyimpan dokumen-dokumen yang bermanfaat bagi pengguna, misalnya dokumen pelatihan dan panduan praktis. KM Dashboard, digunakan untuk melihat perkembangan knowledge yang ada dan meninjau target yang telah dicapai pengguna pada KMS.Aplikasi KM dapat dilihat pada Gambar 4. Tampilan Layar Pada semua layar memiliki fitur pencarian, karena fitur ini merupakan hal yang sangat penting hal penggunaan kembali knowledge. Pada tampilan layar Utama setelah login pada menu atas terdapat langsung menu utama: Binuspedia, Meeting, dan Resource. Pada bagian bawah terdapat beberapa menu aplikasi tambahan. Tampilan layar Utama setelah login dapat dilihat pada Gambar 5. Pada sebelah kiri atas, terdapat fitur pencarian dokumen pada semua aplikasi yang ada. Fitur pencarian ini sangat berguna ketika pengguna menginginkan cara cepat untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan. Pada sebelah kanan atas, terdapat fitur untuk log-off untuk keluar dari aplikasi KMS. Setelah gambar banner yang berganti 2, dibawahnya terdapat beberapa aplikasi tambahan, yaitu: Executive Blog, Library Update, News & Events, FAQ, Ask Question, dan All site contents. Semua aplikasi ini adalah tambahan fitur pada KMS BINUS. Pengembangan Knowledge … (Karto Iskandar) 437 Gambar 5 Tampilan Layar Utama Tampilan layar Wiki-BinusPedia dapat dilihat pada Gambar 6. Pada layar kiri terdapat pengelompokan konten berdasarkan kategori. Kemudian di tengah atas terdapat fitur pencarian. Pada pencarian ini user dapat memilih pencarian apakah pada semua aplikasi KMS, atau hanya pada aplikasi BinusPedia saja. Ditengah layar terdapat penjelasan singkat mengenai aplikasi BinusPedia. Penjelasan ini berguna bagi pengguna untuk mengetahui manfaat dari aplikasi ini. Kemudian di bagian bawah terdapat list konten wiki yang sudah ada, kolom yang ditampilkan adalah judul atau nama, kategori, dan user pengubah konten. Aplikasi BinusPedia ini berisi konten mengenai semua istilah yang ada di BINUS, seperti Semester, BOL, Scopus, Sejarah Binus, AlamSutera, dan istilah lainnya. Gambar 6 Tampilan Layar BinusPedia 438 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 429-440 Tampilan layar Meeting dapat dilihat pada Gambar7. Pada layar kiri terdapat pengelompokan konten berdasarkan kategori. Kemudian di tengah atas terdapat fitur pencarian. Pada pencarian ini user dapat memilih pencarian apakah pada semua aplikasi KMS, atau hanya pada aplikasi Meeting saja. Kemudian di bagian bawah terdapat list meeting yang sudah ada, kolom yang ditampilkan adalah Judul, lokasi, waktu rapat, department, pemilik rapat, dan user yang dapat melihat meeting. Aplikasi Meeting ini berisi rapat yang ada di BINUS, seperti mengfasilitasi kolaborasi, seperti forum, progress tracking, document rapat, notulen rapat, file presentasi serta terintegrasi dengan kalendar e-mail. Pada aplikasi Meeting ini, pembuat meeting dapat melakukan setting user yang dapat mengakses meeting tersebut. Antara satu meeting dengan meeting lain dapat berbeda hak akses user. Hanya user yang terlibat dalam meeting yang dapat masuk ke dalam kolaborasi meeting. Hal tersebut berguna untuk mencegah user untuk mengakses konten yang tidak berhak. Gambar 7 Tampilan Layar Meeting Tampilan layar Resource dapat dilihat pada Gambar 8. Pada layar kiri terdapat pengelompokan Resource, seperti: QMC Documents, Job Description, Organization Structure, Documents, Photo, dan Video. Contoh tampilan layar yang ditampilkan pada Gambar 8 adalah Documents. Sedangkan tampilan layar aplikasi lain sama, dengan perbedaan pada jenis dokumen. Kemudian di tengah atas terdapat fitur pencarian. Pada pencarian ini user dapat memilih pencarian apakah pada semua aplikasi KMS, atau hanya pada aplikasi Document saja. Di tengah layar terdapat list konten Document yang sudah ada, kolom yang ditampilkan adalah Type documents, Nama documents, Judul documents, Deskripsi, Tanggal efektive, User pengubah, Tanggal Pengubah, dan Versi documents. Aplikasi Document sini berisi semua dokumen yang ada di binus seperti SK, surat masuk, surat keluar, dokumen KPI, Anggaran, Realisasi, dan file-file laporan. Aplikasi Documents adalah aplikasi yang paling sering dipakai, hal tersebut disebabkan pada aplikasi ini tersimpan file kerja. Pada aplikasi ini user juga dapat mengatur hak user yang boleh mengakses document yang disimpan. Fitur ini sangat berguna untuk membatasi hal user yang boleh melihat dalam aplikasi dan yang tidak boleh mengakses document. Pengaturan dokumen juga dapat dilakukan dengan pengelompokan folder, dan dibuat per tahun, per unit kerja dan aktivitas. Pengaturan struktur folder harus dibuat mudah karena akan dipakai oleh banyak user. Dengan adanya aplikasi BinusPedia, Meeting dan Document ini dapat menjaga agar knowledge tetap tersedia di BINUS walaupun terjadi turnover karyawan. Serta mempercepat terjadinya proses belajar dan transfer knowledge. Pengembangan Knowledge … (Karto Iskandar) 439 Gambar 8Tampilan Layar Resource Documents Aplikasi KM ini telah dipakai di BINUS Group terhitung mulai 1 Januari 2013. Adapun perkembangan konten pada aplikasi KMS ini cukup berkembangan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat pada Grafik Perkembangan Konten yang dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Grafik Perkembangan Konten Disamping perkembangan konten, penggunaan aplikasi KMS juga dapat dilihat pada perkembangan pengguna aktif yang terus meningkat semenjak dilakukan sosialisasi pada Februari 2013. Perkembangan pengguna aktif dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Grafik Perkembangan User Aktif 440 ComTech Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 429-440 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kebutuhan Knowledge Management pada Bina Nusantara, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem yang dirancang, knowledge yang tersebar dapat diidentifikasi, disimpan dan dimanfaatkan kembali. Sistem yang dirancang dapat memfasilitasi karyawan untuk knowledge sharing secara terdokumentasi. Melalui sistem ini, pendokumentasian knowledge menjadi lebih optimal sehingga dapat menjadi solusi pada saat terjadinya knowledge walkout. Ada bermacam-macam KM applications di dalam sistem, seperti Wiki- BinusPedia, Meeting, dan Document dimana knowledge yang dikontribusikan akan dikelompokkan dalam kategori-kategori yang akan mempermudah dalam pencarian knowledge dan memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk menemukan solusi dari suatu masalah. Adanya pembagian akses untuk membatasi pengguna dalam mengakses sistem dan knowledge yang sesuai dengan bagian dan wewenangnya. Adanya fitur search untuk melakukan pencarian dokumen atau knowledge didalam aplikasi KM ini. Saran untuk pengembangan selanjutnya dapat ditambahkan beberapa aplikasi KM lainnya sesuai dengan kemampuan fitur SharePoint. DAFTAR PUSTAKA Chen, Z., Xu, X. (2010). Study on Construction of Knowledge Management System Based on Enhancing Core Competence of Industrial Clusters. International Journal of Business and Management, 5(3), 217–222. Evers, H. D., Gerke, S., Menkhoff, T. (2010). Knowledge clusters and knowledge hubs: designing epistemic landscapes for development. Journal of Knowledge Management, 14(5), 678–689. Fiscus, L. (2007, January). Meeting Minutes. Leadership for Student Activities, 35(5), 27. Groff, T. R., Jones, T. P. (2003). Introduction to Knowledge Management: KM in Business. Burlington: Butterworth-Heinemann. O’Brien, J.A., Marakas, G.M. (2009). Introduction to Information Systems (15th ed.). New York: McGraw-Hill. Pialorsi, Paolo. (2011). Microsoft SharePoint 2010 Developer Reference. Sebastopol : O’Reilly Media, Inc. Pressman, R. (2010). Software Engineering : A practitioner’s Approach (7th ed.). New York: McGraw-Hill. Rajagukguk, Ronald. (2010). Panduan Praktis SharePoint Server 2010. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Simonds, B. (2008). ICON Portal’s Document Management System. Military Intelligence Professional Bulletin, 34(1), 22–24. Tobing, Paul L. (2007). Knowledge Management: Konsep, Arsitektur dan Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Wei-Tsong, W., Zu-Hao, W. (2011). Knowledge sharing in wiki communities: an empirical study. Online Information Review, 35(5), 799–820.