Microsoft Word - 38_TD_Jevi Rosta-Hendy Tannady - APLIKASI AHP DALAM MENENTUKAN KANDIDAT-OK.docx   394 ComTech Vol.4 No. 1 Juni 2013: 394-406  APLIKASI AHP DALAM MENENTUKAN KANDIDAT GUBERNUR DKI JAKARTA 2012-2017 Jevi Rosta; Hendy Tannady Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 jrosta@binus.edu; hendy_tan3003@yahoo.com ABSTRACT  July 11, 2012 was chosen as an appropriate day in constitution terms to hold the election of Jakarta’s regional head for the next five years. There are many assumptions and opinions from some people about who would be elected as the governor of Jakarta. A lot of criteria from the candidates of governor and vice governor can be the parameters to be the success key in becoming Jakarta’s number one man. This research is discussing about decision making methods from many options by using AHP (analytical hierarchy process) method. Tthe case model is the election of Jakarta’s governor. The research utilizes two comparative components namely Jakarta’s governor and candidate of vice governor, as well as five criteria such as issues about flood, transportation, economic, public services and credibility. The result of this research is the candidate with number six that should be most chosen in the election. Keywords: Jakarta, regional head election, governor, vice governor, AHP method ABSTRAK 11 Juli 2012 dipilih sebagai hari yang tepat dari segi konstitusi untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah Jakarta untuk periode lima tahun ke depan. Banyak asumsi dan pendapat dari sejumlah kalangan tentang siapa yang akan terpilih menjadi gubernur Jakarta. Banyak kriteria dari calon gubernur dan wakil gubernur yang dapat dijadikan parameter sebagai kunci sukses menjadi orang nomor satu di Jakarta. Penelitian ini membahas tentang metode pengambilan keputusan di antara sekian banyak pilihan dengan menggunakan metode AHP (analytic hierarchy process). Model kasus yang digunakan adalah pemilihan calon gubernur kota Jakarta. penelitian menggunakan dua komponen komparasi yakni calon pasangan gubernur dan wakil gubernur, serta lima kriteria yakni masalah banjir, transportasi, ekonomi, pelayanan, dan kredibilitas. Hasil dari penelitian ini adalah pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor enam yang seharusnya menjadi pilihan pada pemilukada. Kata kunci: Jakarta, pemilihan kepala daerah, gubernur, wakil gubernur, metode AHP   Aplikasi AHP dalam… (Jevi Rosta; Hendy Tannady) 395 PENDAHULUAN Pengambilan keputusan dengan banyak pilihan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, terlebih jika pilihan yang tersedia saling mendekati satu sama lain. Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan keputusan terkait pemilihan gubernur yang akan diadakan oleh provinsi DKI Jakarta. Pada periode pemilukada kali ini ada enam pasang calon gubernur dan wakil gubernur yang akan memperebutkan posisi gubernur dan wakil gubernur di Jakarta. Menyingkapi situasi ini peneliti ingin dapat mengimplementasikan suatu metode yang dapat menjawab siapakah calon yang tepat menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta untuk lima periode kedepan (2012-2017). Dalam melakukan penelitian peneliti tidak terlibat secara langsung dengan seluruh calon gubernur dan wakil gubernur. Di samping itu, sebagai media konfirmasi dan validasi peneliti juga tidak tergabung ke dalam tim sukses calon gubernur DKI Jakarta. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat netral, tidak memihak, dan diharapkan mampu mengimplementasikan kualitas akademis kedalam situasi, kondisi dan permasalahan riil di lapangan. Peneliti menggunakan metode AHP dalam menyelesaikan permasalahan yang ingin dicari jawabannya. AHP umumnya dipergunakan ketika menghadapi berbagai pilihan dengan menggunakan banyak kriteria pembanding atau banyak digunakan baik untuk menyelesaikan permasalahan di dalam bisnis praktis dan juga di berbagai penelitian (Triantaphyllou & Mann, 1995). AHP dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berfikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekpresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. (Marimin, 2004, Teknomo, 2006; Mulyono, 2007). Palcic dan Lalic (Palcic & Lalic, 2009) juga pernah menggunakan metode AHP dalam melakukan seleksi dan evaluasi proyek, juga hasil penelitian Novian yang membahas tentang aplikasi AHP sebagai media support pendukung keputusan dalam menentukan mutasi, enumerasi dan promosi karyawan (Novian, 2010). Metode AHP juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan terkait permasalahan didalam penentuan pejabat struktural, seperti pembahasan didalam paper pada Seminar Nasional III, SDM Teknologi Nuklir yang ditulis oleh Supriyono, Wardhana, dan Sudaryo (Supriyono, et al. 2007), sejalan dengan tulisan tersebut, pembahasan didalam penulisan ini juga difokuskan untuk mengetahui kandidat terbaik sebagai pejabat gubernur Jakarta dengan metode AHP. METODE Penelitian ini dilakukan dengan melihat hasil polling pemilihan calon gubernur di beberapa media elektronik dengan respondennya adalah penduduk Jakarta kemudian setelah diperoleh hasil polling,akan dilakukan perhitungan dengan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Proses ini melibatkan pair-wise comparison. Seorang decision maker akan memulai proses ini dengan membuat layout keseluruhan hierarki dari keputusan yang akan diambil (tujuan, kriteria, dan alternatif). Hierarki ini akan menunjukkan beberapa faktor yang patut dipertimbangkan dan juga beberapa alternatif keputusan lainnya. Setelah menentukan hierarki, lalu dilanjutkan dengan menentukan matriks alternatif menurut tabel preference level di bawah, sesudah itu ditentukan juga matriks kepentingan menurut Tabel 1 (Marimin, 2004; Taha, 2007).   396 ComTech Vol.4 No. 1 Juni 2013: 394-406  Tabel 1 Preference Level Preference Level Numerical Value Equally Preferred 1 Equally to Moderately Preferred 2 Moderately Preferred 3 Moderately to Strongly Preferred 4 Strongly Preferred 5 Strongly to Very Strongly Preferred 6 Very Strongly Preferred 7 Very Strongly to Extremely Preferred 8 Extremely Preferred 9 Sesudah melakukan penentuan matriks-matriks tersebut, kalikan matriks kriteria dan matriks alternatif yang telah ditentukan untuk mendapatkan priority vector. Langkah selanjutnya adalah menentukan weighted sum vector yaitu dengan mengalikan row average dengan matriks awal, dan consistency vector dengan membagi weighted sum vector dengan row average. Setelah mendapatkan consistency vector, lalu dihitung lambda (λ) dan consistency index dengan lambda (λ) adalah rata-rata dari consistency vector dan consistency index dengan rumus (Marimin, 2004; Mulyono, 2007, Taha, 2007): CI λ n n 1 di mana n adalah jumlah item dari sistem yang dibandingkan (Taylor, 2004). Setelah mendapatkan consistency index (CI), kita bisa mendapatkan consistency ratio dengan rumus (Marimin, 2004): CR CI RI RI adalah random index yang didapat dari tabel random index di bawah ini (Tabel 2): Tabel 2 Random Index N RI 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59   Aplikasi AHP dalam… (Jevi Rosta; Hendy Tannady) 397 Untuk mendapatkan hasil yang konsisten, nilai dari consistency ratio (CR) harus lebih kecil dari 0,10. Jika hasil consistency ratio (CR) lebih besar dari 0,10, keputusan yang diambil harus dievaluasi ulang (Marimin, 2004; Taha, 2007). Hasil polling menunjukkan tingkat kepentingan dari masing- masing kriteria, di mana kriteria yang memiliki pembobotan paling besar adalah kriteria yang dianggap paling penting oleh masyarakat Jakarta, jadi penentuan bobot dan nilai kriteria melibatkan warga Jakarta sebagai responden penilai, sehingga peneliti tidak memberikan penilaian bobot secara langsung terhadap komposisi nilai antar kriteria. Dalam kasus ini, warga Jakarta menganggap kriteria banjir dan transportasi menduduki urutan paling penting diikuti dengan ekonomi dan pelayanan publik sedangkan faktor kriteria kredibilitas berada di peringkat terbawah. Setelah diperoleh pembobotan kriteria dari hasil polling, kemudian pemberian bobot AHP dilakukan dengan memasukkan peringkat pada Ms.excel untuk mengetahui apakah data tersebut konsisten atau tidak. Setelah memperhitungkan seluruh kriteria tersebut dan AHP antar kriteria, kemudian akan diperoleh siapakah calon gubernur dan wakil gubernur yang akan menjadi pemenang. Catatan khusus pada penelitian ini adalah penentuan gubernur yang terpilih hanya dilandaskan kepada lima kriteria yang dapat dinilai secara kualitatif, sementara itu hal-hal atribut lainnya seperti dukungan partai politik, kondisi rumah tangga, isu-isu miring, dan lain sebagainya tidak diperhitungkan kedalam AHP. HASIL DAN PEMBAHASAN Visi dan Misi Calon Gubernur dan Wakilnya Pada Pilkada DKI 2012-2017, terdapat enam calon gubernur yang bersaing untuk menduduki posisi gubernur. Tiap calon gubernur memiliki visi-misi dan program masing-masing untuk memajukan Jakarta, yaitu sebagai berikut: Pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli Untuk mengatasi banjir, Fauzi Bowo akan melanjutkan proyek BKT dan BKB, membangun instalasi pengolahan limbah dan sistem sanitasi. Untuk masalah kemacetan dan transportasi, Pemprov DKI akan bekerja sama dengan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), serta menambah ruas tol baru dan sistem transportasi massal. Untuk program ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,ia menjanjikan memperluas ruang terbuka dan meningkatkan keamanan. Pada bidang pelayanan publik, ia akan meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan kualitas lingkungan. Untuk segi kredibilitas, diambil dari hasil polling sementara yaitu pasangan ini menduduki peringkat 1 sebagai gubernur DKI. Pasangan Hendardji Supandji dan Ahmad Riza Patria Kiatnya dalam mengatasi banjir adalah dengan membangun ruang terbuka hijau dan kawasan resapan air,serta merevitalisasi aliran sungai. Masalah kemacetan dan transportasi akan dilakukan dengan meremajakan angkutan umum dan mengusung sistem transportasi massal. Dari segi ekonomi, akan dilakukan penataan kawasan kumuh dan membangun Rusun. Untuk pelayanan publik, akan dilakukan dengan mengurangi premanisme dan melakukan peremajaan kota Jakarta. Dari hasil polling menunjukkan bahwa pasangan ini menduduki peringkat ke 6. Pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama Banjir akan diatasi dengan mengelola sungai, menampung air hujan, dan mengintegrasikan saluran drainase. Masalah transportasi dan kemacetan diatasi dengan mengutamakan people mobilization dengan memperbanyak angkutan umum serta membatasi jumlah kendaraan pribadi.   398 ComTech Vol.4 No. 1 Juni 2013: 394-406  Dalam bidang ekonomi, pasar tradisional akan direvitalisasi untuk menggerakkan perekonomian rakyat. Dalam pelayanan publik, akan mempersingkat waktu pelayanan dan jalur birokrasi di segi pelayanan publik. Dari hasil polling menunjukkan pasangan ini menduduki peringkat 2. Pasangan Hidayat Nur Wahid dan Didik Djunaedi Rachbini Banjir akan diatasi dengan meningkatkan daya resap air dan infrastruktur pengendali banjir. Untuk masalah transportasi, akan menyediakan sistem transportasi yang modern, dan terjangkau. Dalam bidang ekonomi, akan mengembangkan UKM dan industri kreatif serta mempermudah perijinan usaha. Dalam pelayanan publik, akan memberi jaminan sosial, kesehatan, dan pendidikan serta mengurangi kriminal. Dari hasil polling menunjukkan pasangan ini menduduki peringkat 3. Pasangan Faisal Basri dan Biem Benjamin Banjir akan diatasi dengan membentuk Badan Tata Kelola Air, yang mengembangkan drainase dan sanitasi. Transportasi diatasi dengan menyediakan tranportasi publik yang layak dan mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi. Ekonomi akan dikembangkan dengan menata sentra perekonomian tradisional di luar Jakarta. Dari segi pelayanan publik, akan dilakukan efisiensi anggaran serta melakukan akselerasi reformasi birokrasi pelayanan masyarakat juga mengorganisir kehidupan komunitas. Dari hasil polling, pasangan ini menduduki peringkat ke 5. Pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono Banjir akan diatasi dengan membuat resapan air dan lubang biopori, tanggul, serta mengendalikan banjir di tingkat kelurahan. Transportasi akan diatasi dengan menambah kapasitas transportasi umum dan menambah jumlah jalur TOL dalam kota. Ekonomi akan ditingkatkan dengan memberdayakan masyarakat, dan peningkatan jejaring kerja sama. Pelayanan publik ditingkatkan dengan memberi pelayanan yang prima kepada masyarakat. Seluruh program tersebut akan diwujudkan dalam tempo 3 tahun. Dari hasil polling, menunjukkan pasangan ini menduduki peringkat ke 4. Kriteria Pembanding Dalam implementasi AHP, tiap kriteria ditentukan berdasarkan program yang ditargetkan oleh masing-masing calon gubernur, di antaranya kriteria banjir, transportasi, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik, serta kredibilitas dan elektabilitas para calon gubernur. Setelah dilakukan perhitungan untuk masing-masing calon gubernur kemudian dilanjutkan dengan perbandingan antar kriteria untuk menentukan calon gubernur terbaik berdasarkan kriteria. Penentuan bobot, tiap kriteria dilakukan sesuai program yang ditawarkan oleh masing-masing pasangan. Sedangkan, perbandingan antar kriteria, dilihat dari masalah utama yang dialami Jakarta. Kriteria Banjir Berikut adalah adalah matriks awal (Tabel 3), matriks normalisasi (Tabel 4), weight sum vector (Tabel 5) dan consistency vector (Tabel 6). Tabel 3 Matriks Awal Banjir Calon A B C D E F A 1.000 5.000 0.333 0.333 3.000 0.200 B 0.200 1.000 0.143 0.143 0.333 0.111 C 3.000 7.000 1.000 1.000 5.000 0.333   Aplikasi AHP dalam… (Jevi Rosta; Hendy Tannady) 399 D 3.000 7.000 1.000 1.000 5.000 0.333 E 0.333 3.000 0.200 0.200 1.000 0.143 F 5.000 9.000 3.000 3.000 7.000 1.000 Total 12.533 32.000 5.676 5.676 21.333 2.121 Tabel 4 Matriks Normalisasi Banjir Calon A B C D E F Row Average A 0.080 0.156 0.059 0.059 0.141 0.094 0.098 B 0.016 0.031 0.025 0.025 0.016 0.052 0.028 C 0.239 0.219 0.176 0.176 0.234 0.157 0.200 D 0.239 0.219 0.176 0.176 0.234 0.157 0.200 E 0.027 0.094 0.035 0.035 0.047 0.067 0.051 F 0.399 0.281 0.529 0.529 0.328 0.472 0.423 Total 1 1 1 1 1 1 1 Tabel 5 Weight Sum Vector Banjir 1.000 5.000 0.333 0.333 3.000 0.200 X 0.098 = 0.607 0.200 1.000 0.143 0.143 0.333 0.111 0.028 0.168 3.000 7.000 1.000 1.000 5.000 0.333 0.200 1.283 3.000 7.000 1.000 1.000 5.000 0.333 0.200 1.283 0.333 3.000 0.200 0.200 1.000 0.143 0.051 0.307 5.000 9.000 3.000 3.000 7.000 1.000 0.423 2.719 Tabel 6 Consistency Vector Banjir 0.607 : 0.098 = 6.186 0.168 0.028 6.102 1.283 0.200 6.405 1.283 0.200 6.405 0.307 0.051 6.035 2.719 0.423 6.432 37.566 6 6.261 1 6.261 6 5 0.052 0.052 1.24 0.042 Kriteria Transportasi Berikut adalah adalah matriks awal (Tabel 7), matriks normalisasi (Tabel 8), weight sum vector (Tabel 9) dan consistency vector (Tabel 10).   400 ComTech Vol.4 No. 1 Juni 2013: 394-406  Tabel 7Matriks Awal Transportasi Calon A B C D E F A 1.000 5.000 0.333 1.000 3.000 0.200 B 0.200 1.000 0.143 0.200 0.333 0.111 C 3.000 7.000 1.000 3.000 5.000 0.333 D 1.000 5.000 0.333 1.000 3.000 0.200 E 0.333 3.000 0.200 0.333 1.000 0.143 F 5.000 9.000 3.000 5.000 7.000 1.000 Total 10.533 30.000 5.010 10.533 19.333 1.987 Tabel 8 Matriks Normalisasi Transportasi Calon A B C D E F Row Average A 0.095 0.167 0.067 0.095 0.155 0.101 0.113 B 0.019 0.033 0.029 0.019 0.017 0.056 0.029 C 0.285 0.233 0.200 0.285 0.259 0.168 0.238 D 0.095 0.167 0.067 0.095 0.155 0.101 0.113 E 0.032 0.100 0.040 0.032 0.052 0.072 0.054 F 0.475 0.300 0.599 0.475 0.362 0.503 0.452 Total 1 1 1 1 1 1 1 Tabel 9 Weight Sum Vector Transportasi 1.000 5 0.333 1.000 3.000 0.200 X 0.113 = 0.704 0.200 1 0.143 0.200 0.333 0.111 0.029 0.177 3.000 7 1.000 3.000 5.000 0.333 0.238 1.542 1.000 5 0.333 1.000 3.000 0.200 0.113 0.704 0.333 3 0.200 0.333 1.000 0.143 0.054 0.329 5.000 9 3.000 5.000 7.000 1.000 0.452 2.939 Tabel 10 Consistency Vector Transportasi 0.704 : 0.113 = 6.219 0.177 0.029 6.123 1.542 0.238 6.475 0.704 0.113 6.219 0.329 0.054 6.033 2.939 0.452 6.499   37.567 6 6.261 1 6.261 6 5 0.052 0.052 1.24 0.042   Aplikasi AHP dalam… (Jevi Rosta; Hendy Tannady) 401 Kriteria Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Berikut adalah adalah matriks awal (Tabel 11), matriks normalisasi (Tabel 12), weight sum vector (Tabel 13) dan consistency vector (Tabel 14). Tabel 11 Matriks Awal Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Calon A B C D E F A 1.000 3.000 0.333 1.000 5.000 1.000 B 0.333 1.000 0.200 0.333 3.000 0.333 C 3.000 5.000 1.000 3.000 7.000 3.000 D 1.000 3.000 0.333 1.000 5.000 1.000 E 0.200 0.333 0.143 0.200 1.000 0.200 F 1.000 3.000 0.333 1.000 5.000 1.000 Total 6.533 15.333 2.343 6.533 26.000 6.533 Tabel 12 Matriks Normalisasi Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Calon A B C D E F Row Average A 0.153 0.196 0.142 0.153 0.192 0.153 0.165 B 0.051 0.065 0.085 0.051 0.115 0.051 0.070 C 0.459 0.326 0.427 0.459 0.269 0.459 0.400 D 0.153 0.196 0.142 0.153 0.192 0.153 0.165 E 0.031 0.022 0.061 0.031 0.038 0.031 0.036 F 0.153 0.196 0.142 0.153 0.192 0.153 0.165 Total 1 1 1 1 1 1 1 Tabel 13 Weight Sum Vector Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat 1.000 3.000 0.333 1.000 5.000 1.000 X 0.165 = 1.015 0.333 1.000 0.200 0.333 3.000 0.333 0.070 0.421 3.000 5.000 1.000 3.000 7.000 3.000 0.400 2.482 1.000 3.000 0.333 1.000 5.000 1.000 0.165 1.015 0.200 0.333 0.143 0.200 1.000 0.200 0.036 0.215 1.000 3.000 0.333 1.000 5.000 1.000 0.165 1.015 Tabel 14 Consistency Vector Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat 1.015 : 0.165 = 6.155 0.421 0.070 6.032 2.482 0.400 6.205 1.015 0.165 6.155 0.215 0.036 6.052 1.015 0.165 6.155     402 ComTech Vol.4 No. 1 Juni 2013: 394-406  λ CV n 36.755 6 6.126 CI λ n n 1 6.126 6 5 0.025 CR CI RI 0.025 1.24 0.020 Kriteria Pelayanan Publik Berikut adalah adalah matriks awal (Tabel 15), matriks normalisasi (Tabel 16), weight sum vector (Tabel 17) dan consistency vector (Tabel 18). Tabel 15 Matriks Awal Pelayanan Publik Calon A B C D E F A 1.000 5.000 0.333 3.000 5.000 3.000 B 0.200 1.000 0.143 0.333 1.000 0.333 C 3.000 7.000 1.000 5.000 7.000 5.000 D 0.333 3.000 0.200 1.000 3.000 1.000 E 0.200 1.000 0.143 0.333 1.000 0.333 F 0.333 3.000 0.200 1.000 3.000 1.000 Total 5.067 20.000 2.019 10.667 20.000 10.667 Tabel 16 Matriks Normalisasi Pelayanan Publik Calon A B C D E F Row Average A 0.197 0.250 0.165 0.281 0.250 0.281 0.237 B 0.039 0.050 0.071 0.031 0.050 0.031 0.045 C 0.592 0.350 0.495 0.469 0.350 0.469 0.454 D 0.066 0.150 0.099 0.094 0.150 0.094 0.109 E 0.039 0.050 0.071 0.031 0.050 0.031 0.045 F 0.066 0.150 0.099 0.094 0.150 0.094 0.109 Total 1 1 1 1 1 1 1 Tabel 17 Weight Sum Vector Pelayanan Publik 1.000 5.000 0.333 3.000 5.000 3.000 X 0.237 = 1.496 0.200 1.000 0.143 0.333 1.000 0.333 0.045 0.276 3.000 7.000 1.000 5.000 7.000 5.000 0.454 2.890 0.333 3.000 0.200 1.000 3.000 1.000 0.109 0.660 0.200 1.000 0.143 0.333 1.000 0.333 0.045 0.276 0.333 3.000 0.200 1.000 3.000 1.000 0.109 0.660 Tabel 18 Consistency Vector Pelayanan Publik 1.496 : 0.237 = 6.298 0.276 0.045 6.067   Aplikasi AHP dalam… (Jevi Rosta; Hendy Tannady) 403 2.890 0.454 6.364 0.660 0.109 6.072 0.276 0.045 6.067 0.660 0.109 6.072   λ CV n 36.940 6 6.157 CI λ n n 1 6.157 6 5 0.031 CR CI RI 0.031 1.24 0.025 Kriteria Kredibilitas dan Elektabilitas Berikut adalah adalah matriks awal (Tabel 19), matriks normalisasi (Tabel 20), weight sum vector (Tabel 21) dan consistency vector (Tabel 22). Tabel 19 Matriks Awal Kredibilitas dan Elektabilitas Calon A B C D E F A 1.000 9.000 3.000 4.000 7.000 5.000 B 0.111 1.000 0.111 0.143 0.333 0.200 C 0.333 9.000 1.000 3.000 7.000 5.000 D 0.250 7.000 0.333 1.000 5.000 3.000 E 0.143 3.000 0.143 0.200 1.000 0.333 F 0.200 5.000 0.200 0.333 3.000 1.000 Total 2.037 34.000 4.787 8.676 23.333 14.533 Tabel 20 Matriks Normalisasi Kredibilitas dan Elektabilitas Calon A B C D E F Row Average A 0.491 0.265 0.627 0.461 0.300 0.344 0.415 B 0.055 0.029 0.023 0.016 0.014 0.014 0.025 C 0.164 0.265 0.209 0.346 0.300 0.344 0.271 D 0.123 0.206 0.070 0.115 0.214 0.206 0.156 E 0.070 0.088 0.030 0.023 0.043 0.023 0.046 F 0.098 0.147 0.042 0.038 0.129 0.069 0.087 Total 1 1 1 1 1 1 1 Tabel 21 Weight Sum Vector Kredibilitas dan Elektabilitas 1.000 9.000 3.000 4.000 7.000 5.000 X 0.415 = 2.837 0.111 1.000 0.111 0.143 0.333 0.200 0.025 0.157 0.333 9.000 1.000 3.000 7.000 5.000 0.271 1.863 0.250 7.000 0.333 1.000 5.000 3.000 0.156 1.019 0.143 3.000 0.143 0.200 1.000 0.333 0.046 0.280   404 ComTech Vol.4 No. 1 Juni 2013: 394-406  0.200 5.000 0.200 0.333 3.000 1.000 0.087 0.541 Tabel 22 Consistency Vector Kredibilitas dan Elektabilitas 2.837 : 0.415 = 6.844 0.157 0.025 6.192 1.863 0.271 6.870 1.019 0.156 6.544 0.280 0.046 6.067 0.541 0.087 6.210   λ CV n 38.728 6 6.455 CI λ n n 1 6.455 6 5 0.091 CR CI RI 0.091 1.24 0.073 Perhitungan antar Kriteria Berikut adalah adalah tabel kriteria dan simbol antar kriteria (Tabel 23), matriks awal (Tabel 24), matriks normalisasi (Tabel 25), weight sum vector (Tabel 26) dan consistency vector (Tabel 27). Tabel 23 Kriteria dan Simbol antar Kriteria Kriteria Simbol Banjir B Tranportasi T Ekonomi E Pelayanan P Kredibilitas K Tabel 24 Matriks Awal antar Kriteria Kriteria B T E P K B 1.000 1.000 5.000 5.000 3.000 T 1.000 1.000 5.000 5.000 3.000 E 0.200 0.200 1.000 1.000 0.333 P 0.200 0.200 1.000 1.000 0.333 K 0.333 0.333 3.000 3.000 1.000 Total 2.733 2.733 15.000 15.000 7.667 Tabel 25 Matriks Normalisasi antar Kriteria Kriteria B T E P K Row Average B 0.366 0.366 0.333 0.333 0.391 0.358   Aplikasi AHP dalam… (Jevi Rosta; Hendy Tannady) 405 T 0.366 0.366 0.333 0.333 0.391 0.358 E 0.073 0.073 0.067 0.067 0.043 0.065 P 0.073 0.073 0.067 0.067 0.043 0.065 K 0.122 0.122 0.200 0.200 0.130 0.155 Total 1 1 1 1 1 1 Tabel 26 Weight Sum Vector antar Kriteria 1.000 1.000 5.000 5.000 3.000 X 0.358 = 1.827 1.000 1.000 5.000 5.000 3.000 0.358 1.827 0.200 0.200 1.000 1.000 0.333 0.065 0.324 0.200 0.200 1.000 1.000 0.333 0.065 0.324 0.333 0.333 3.000 3.000 1.000 0.155 0.781 Tabel 27 Consistency Vector antar Kriteria 1.827 : 0.358 = 5.104 1.827 0.358 5.104 0.324 0.065 5.014 0.324 0.065 5.014 0.781 0.155 5.045   25.280 5 5.056 CI λ n n 1 5.056 5 4 0.014 CR CI RI 0.014 1.12 0.013 Langkah Akhir Berikut adalah tabel perhitungan row average tiap kriteria dengan row average antar kriteria (Tabel 28). Tabel 28 Perhitungan Row Average Tiap Kriteria dengan Row Average antar Kriteria 0.098 0.113 0.165 0.237 0.415 X 1.827 = 0.840 0.028 0.029 0.070 0.045 0.025 1.827 0.160 0.200 0.238 0.400 0.454 0.271 0.324 1.290 0.200 0.113 0.165 0.109 0.156 0.324 0.783 0.051 0.054 0.036 0.045 0.046 0.781 0.255 0.423 0.452 0.165 0.109 0.087 1.755   406 ComTech Vol.4 No. 1 Juni 2013: 394-406  PENUTUP Kesimpulan dari penelitian adalah pemilihan seharusnya dilakukan warga Jakarta terhadap calon pasangan gubernur nomor enam (6). Hal-hal yang perlu menjadi perhatian khusus terkait hasil penelitian adalah, penelitian hanya melibatkan lima kriteria komparasi dan melibatkan warga Jakarta sebagai responden penilai bobot kriteria dan poling sebagai media ukur. DAFTAR PUSTAKA Marimin, P.D. (2004). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Mulyono, S. (2007). Riset Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Novian, D. (2010). Sistem pendukung keputusan mutasi, enumerasi dan promosi pegawai menggunakan metode ahp (analytic hierarchy process). Jurnal Media Elektrik, 5(2), 1 – 6. Palcic, I., Lalic, B. (2009). Analytical hierarchy process as a tool for selecting and evaluating projects. Int j simul model, 8(1), 16 – 26. Supriyono, Wardhana, W.A., Sudaryo. (2007). Sistem pemilihan pejabat struktural dengan metode AHP. Seminar Nasional III-SDM Teknologi Nuklir (311-322). Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN, Yogyakarta. Taha, H.A. (2007). Operation Research: An Introduction. Singapore: Pearson Prentice Hall. Teknomo, K. (2006). Kardi Teknomo’s Page. Diakses 8 Mei 2012, dari people.revoledu.com: http://people.revoledu.com/kardi/tutorial/AHP/index.html. Triantaphyllou, E., Mann, S. (1995). Using the analytic hierarchy process for decision making in engineering applications:some challenges. International Journal of Industrial Engineering: Applications and Practice, 2(1), 35 – 44.