vol 38 no 3 2005 154 Model kekuatan geser dan kekuatan tarik perlekatan copper alloy dengan resin akrilik setelah tin plating (Tensile strength and shear strength models bonds in between copper alloy and acrylic resin after tin plating) Endanus Harijanto dan Sri Yogyarti Bagian Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya - Indonesia ABSTRACT Tooth crown restoration was made in a complex system consisting of several elements, namely tensile strength and shear strength bond between copper alloy and acrylic resin after tin plating. The aim of this exemination was to find a model representing connection between tensile strength and shear strength in between copper alloy with acrylic resin in statistic method. In conclusion, this exemination utilizing a strength model = 0.645 + 1.237 × tensile strength resulted shear strength exemination. On the other hand, the utilization of a strength = –0.506 + 0.808 × shear strength resulted tensile strength exemination. Key words: model, tensile strength, shear strength, copper alloy, acrylic resin, tin plating Korespondensi (correspondence): Endanus Harijanto, Bagian Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jln. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya 60132, Indonesia. PENDAHULUAN Restorasi suatu mahkota gigi bertujuan untuk mengembalikan fungsi kunyah, estetik dan fungsi bicara. Oleh karena itu pembuatan restorasi mahkota membutuhkan suatu bahan yang dapat menahan beban kunyah dan memenuhi syarat estetik. Pada beberapa kasus, penggunaan copper alloy mempunyai warna keemasan yang tidak memenuhi persyaratan estetik tetapi mempunyai daya tahan beban kunyah yang cukup baik, sehingga perlu diperbaiki dengan memberi lapisan resin akrilik yang mempunyai warna seperti gigi asli. Perlekatan antara logam dan resin akrilik sulit diperoleh oleh karena tidak ada ikatan kimia antara logam dan resin akrilik yang menyebabkan kebocoran tepi antara logam dan resin akrilik.1 Dengan mempergunakan tin plating ikatan kimia antara copper alloy dan resin akrilik dapat terbentuk sehingga diharapkan kekuatan perlekatan dapat meningkat.2 Perlekatan antara dua bahan atau bond strength merupakan suatu sistem komplek yang terdiri dari elemen kekuatan tarik dan kekuatan geser . Perlekatan copper alloy dengan resin akrilik belum diketahui keterkaitan antara hasil uji tarik dan geser, oleh karena itu diperlukan model berupa pemetaan dari karakteristik sistem dan trasformasi karakteristik sistem ke dalam formula yang pada umumnya merupakan formula matematik. Tujuan pemodelan di sini digunakan sebagai alat menjelaskan atau menggambarkan suatu fakta keterkaitan beberapa elemen, karena belum ada teori yang menerangkan hal tersebut. Dengan adanya fakta keterkaitan antara elemen tersebut bermanfaat untuk efisiensi dalam melakukan uji dengan jalan estimasi nilai kekuatan suatu elemen berdasarkan hasil salah satu uji kekuatan elemen lainnya. Untuk melakukan estimasi dipergunakan teknik regresi sebab mempunyai aplikasi yang luas, penerapannya lebih mudah dan pada prosedur statistik yang komplek mudah dipahami.3,4 Menurut Gaspersz4 proses pemodelan regresi pada dasarnya merupakan suatu proses yang bersifat iteratif, yang secara garis besar terdiri dari tiga tahap yaitu: spesifikasi atau identifikasi model, penentuan atau pendugaan nilai parameter model termasuk pemilihan model yang baik dan pengujian terhadap model. BAHAN DAN METODE Model dibentuk berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian tentang kekuatan perlekatan tarik antara copper alloy terhadap resin akrilik dan dari hasil uji kekuatan perlekatan geser antara copper alloy dengan resin akrilik.5,6 Data sekunder tersebut didistribusikan dalam tabel 1 dan tabel 2. Data penelitian tersebut diperoleh dengan uji eksperimental yang dilakukan di laboratorium bagian Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi mempergunakan bahan uji copper alloy atau logam campur tembaga, resin akrilik tipe heat cured, dan menggunakan larutan SnCl2 sebagai bahan tin plating. Proses penelitian diawali dengan pembuatan spesimen uji yang terbuat dari copper alloy, bentuk spesimen disesuaikan dengan kebutuhan alat uji. 155Harijanto dan Yogyarti: Model kekuatan geser dan kekuatan tarik Spesimen kelompok penelitian tin plating digosok sebanyak 20 kali menggunakan kertas gosok aluminium oxide no. 2,5 dengan diberi beban 1 kg selanjutnya dilakukan tin plating dengan periode singkat yaitu menggunakan arus 6 volt dan 9 volt dengan pertimbangan periode singkat tersebut dapat mengoptimalkan prosedur electroplating 7, hasilnya dikeringkan dengan udara selama satu menit supaya terbentuk lapisan oxide film yang berasal dari timah yang terkena udara,8 selanjutnya diberi lapisan akrilik. Pada kelompok kontrol spesimen uji yang terbuat dari copper alloy langsung diberi lapisan akrilik tanpa melewati proses plating. Tabel 1. Nilai rerata dan standar deviasi kekuatan perlekatan tarik antara logam campur tembaga terhadap resin akrilik (kgf/mm2) Kelompok x SD Kontrol Plating 4,3181 21,4787 0,8252 1,5056 Tabel 2. Nilai rerata dan standar deviasi hasil uji kekuatan perlekatan geser antara copper alloy dengan resin akrilik (kgf/mm2) Kelompok x SD Kontrol Plating 5,9666 27,2277 0,683 0,929 Selanjutnya berdasarkan data kasar hasil uji dibuat model atau hubungan fungsional antara nilai uji kekuatan tarik dan nilai uji kekuatan geser. Kedua nilai uji kekuatan tarik maupun geser bisa berperan sebagai variabel prediktor maupun variabel respon yang nantinya akan didapatkan dua model regresi sesuai dengan peran masing- masing yaitu regresi nilai kekuatan tarik atas nilai kekuatan geser maupun regresi nilai kekuatan geser atas nilai kekuatan tarik. Proses pemodelan meliputi: 1) spesifikasi atau identifikasi model, ditentukan dengan melihat penebaran data ke dalam grafik untuk melihat hubungan apakah linier atau non linier, yang pada intinya untuk merumuskan model yang diperkirakan sesuai dengan perilaku sistem konkrit yang dipelajari; 2) penentuan atau pendugaan nilai parameter model termasuk pemilihan model yang terbaik (seleksi model) untuk menjelaskan sistem konkrit yang dipelajari. Suatu model dianggap tepat apabila nilai dugaan bagi parameter telah dinyatakan stabil, hal ini berkaitan dengan besarnya ragam atau varian dari nilai dugaan bagi parameter; 3) pengujian terhadap model, merupakan suatu proses yang bersifat kritis, dimana ketepatan model yang telah dipilih dievaluasi kembali. Analisis terhadap tingkat kesalahan model (misalnya melalui analisis residu) merupakan bagian penting dari proses ini. HASIL Identifikasi model dengan mempergunakan penebaran data antara nilai uji kekuatan tarik dan nilai uji kekuatan geser perlekatan antara copper alloy dan resin akrilik terlihat penebaran data terpola linier (gambar 1). G E S E R TARIK 30 20 10 0 30 20 10 0 Observ Linear Gambar 1. Penebaran data nilai uji kekuatan tarik dan nilai uji kekuatan geser. Penentuan atau pendugaan nilai parameter model regresi kekuatan geser atas kekuatan tarik pada tabel 3 diperoleh β0 = 0,645 dengan siginifikansi p > 0 dan β1 = 1,237 dengan signifikansi p < 0. Berdasarkan uji ANOVA pada tabel 4 diperoleh nilai pemilihan model regresi kekuatan geser atas kekuatan tarik yang terbaik dengan nilai signifikan (0,001). Pendugaan nilai parameter model regresi kekuatan tarik atas kekuatan geser pada tabel 5 diperoleh β0 = -0,506 dengan siginifikansi p > 0 dan β1= 0,808 dengan signifikansi p < 0. Berdasarkan uji ANOVA pada tabel 6 diperoleh nilai pemilihan model regresi kekuatan tarik atas kekuatan geser terbaik dengan nilai signifikan (0,001). Tabel 3. Nilai koefisien model regresi kekuatan geser atas kekuatan tarik Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Standardized Coefficients t Sig. Constant ,645 ,325 1,987 ,118 Kekuatan tarik 1,237 ,021 ,999 59,022 ,000 Dependent variable: Kekuatan geser Tabel 4. Uji ANOVA model regresi kekuatan geser atas kekuatan tarik ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 677,532 1 677,532 3483,651 ,000 Residual ,778 4 ,194 Total 678,310 5 1. Predictors: (constant), Kekuatan tarik 2. Dependent variable: Kekuatan geser 156 Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli–September 2005: 154–157 Tabel 5. Nilai koefisien model regresi kekuatan tarik atas kekuatan geser Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Standardized Coefficients t Sig. Constant -,506 ,270 -1,878 ,134 Kekuatan Geser ,808 ,014 ,999 59,022 ,000 a Dependent variable: Kekuatan tarik Tabel 6. Uji ANOVA model regresi kekuatan tarik atas kekuatan geser ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 677,532 1 677,532 3483,651 ,000 Residual ,778 4 ,194 Total 678,310 5 a. Predictors: (constant), Kekuatan geser b. Dependent variable: Kekuatan tarik Scatterplot Dependent Variable: Kekuatan Geser Regression Studentized Residual 1,51,0,50,0-,5-1,0-1,5-2,0 Kek uat an Ge ser 30 20 10 0 Gambar 2. Penebaran data antara residu dengan variabel respon kekuatan geser. Scatterplot Dependent Variable: Kekuatan Tarik Regression Studentized Residual 2,01,51,0,50,0-,5-1,0-1,5 Ke ku at an Ta rik 30 20 10 0 Gambar 3. Penebaran data antara residu dengan variabel respons kekuatan tarik. Uji ketepatan model dilakukan dengan melihat penebaran data atau plot antara variabel respons dengan residu (gambar 2), dimana penebaran antara residu dengan ramalan atau variabel respons model regresi kekuatan geser atas kekuatan tarik terlihat tidak terpola. Pada gambar 3 penebaran antara residu dengan variabel respons model regresi kekuatan tarik atas kekuatan geser terlihat tidak terpola. PEMBAHASAN Data sekunder eksperimental uji kekuatan tarik dan kekuatan geser antara copper alloy dengan resin akrilik menunjukkan adanya variasi perubahan kekuatan yang disebabkan oleh proses plating dimana terjadi peningkatan kekuatan setelah melewati proses plating dibanding tanpa plating. Hal ini disebabkan hasil tin plating pada copper alloy setelah terjadi oksidasi mampu membentuk oxide film berupa tin oxide yang mengakibatkan meningkatkan kekuatan perlekatan antara resin akrilik dan logam.8–10 Sesuai dengan pernyataan Combe11 yang menyatakan bahwa apabila tin dilapiskan pada logam campur akan terbentuk lapisan oxide film yang akan bereaksi dengan resin dan memberikan suatu ikatan kimia. Craig and Powers12 juga menyatakan bahwa terbentuknya oxide pada permukaan logam campur telah terbukti berperan dalam menghasilkan perlekatan yang kuat. Variasi peningkatan kekuatan terjadi pada uji kekuatan tarik maupun uji kekuatan geser, dimana hal ini menunjukkan adanya suatu perubahan yang sifatnya berpasangan yang memungkinkan untuk dilihat apakah pasangan data ini mempunyai hubungan yang fungsional. Hubungan fungsional antara nilai kekuatan tarik dan nilai kekuatan geser berhasil diperoleh melalui metode statistika dengan jalan menentukan spesifikasi atau identifikasi model. Dari penebaran data nilai kekuatan tarik dan nilai kekuatan geser dapat dilihat bahwa penebaran data mempunyai pola yang linier atau garis lurus (gambar 1), di sini disimpulkan bahwa model yang terbentuk merupakan model linier: Y = β0 + β1X + ε Y = Variable respons X = Faktor bertaraf kuantitatif β0 = Parameter intersep β1 = Pengaruh variabel bebas pada respons ε = Galat (error) Dengan pedoman bahwa model yang dibentuk merupakan model yang linier, dicari koefisien β0 dan β1 dengan mempergunakan metode kuadrat terkecil atau least squares method 3,13 yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 3 dan 5 diperoleh: model I: kekuatan geser = 0,645 + 1,237 × kekuatan tarik; model II: kekuatan tarik = –0,506 + 0,808 × kekuatan geser komponen β1 model I memberikan arti bahwa peningkatan satu unit kekuatan tarik akan meningkatkan 1,237 kekuatan geser dan komponen β1 model II memberikan arti bahwa peningkatan satu unit kekuatan geser akan meningkatkan 0,808 kekuatan tarik. 157Harijanto dan Yogyarti: Model kekuatan geser dan kekuatan tarik Setelah melewati uji t komponen β1 model I dan model II menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0,05) berarti β1 mempunyai kontribusi yang berarti sebesar 99,99% terhadap nilai Y sehingga dapat digunakan sebagai prediktor dan dapat dimasukkan ke dalam model. Sedangkan arti komponen β0 mempunyai beberapa pengertian, pertama apabila komponen model I kekuatan tarik sama dengan nol akan diperoleh nilai rata-rata kekuatan geser sebesar 0,645 akibat pengaruh dari β0 dan pada model II apabila kekuatan geser sama dengan nol akan diperoleh nilai rata-rata kekuatan tarik sebesar -0,506 akibat pengaruh dari β0. Kondisi ini tidak mungkin berdasarkan pendapat dari Anusavice menyatakan bahwa tensile strength, shear strength, compressive strength dan flexural strength masing-masing merupakan ukuran tekanan yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan. Maka jika nilai kekuatan tarik maupun geser sama dengan nol berarti tanpa tekanan apapun perlekatan antara copper alloy dengan resin akrilik sudah terlepas atau tidak terjadi perlekatan sama sekali antara copper alloy dengan resin akrilik . Kedua berdasarkan hasil uji perlekatan antara copper alloy dengan resin akrilik walaupun tanpa perlakuan atau plating sudah mempunyai nilai bukan nol yaitu 4,3181 kgf/mm2 untuk kekuatan tarik dan 5,9666 kgf/mm2 untuk kekuatan geser, kemungkinan hal ini terjadi sesuai dengan pendapat Craig and Powers12 bahwa logam mulia tahan terhadap oksidasi untuk memudahkan oksidasi harus ditambah elemen lain seperti indium atau timah. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah copper alloy, bukan merupakan logam mulia sehingga dapat mengalami oksidasi sehingga terbentuk oxide film yang membentuk ikatan secara kimia dengan resin akrilik. Oleh karena itu pengertian bahwa kekuatan geser maupun kekuatan tarik sama dengan nol dapat kita abaikan. Ketiga walaupun uji “t” menunjukkan nilai signifikansi β0 pada model I dan model II dengan hasil tidak signifikan (p > 0,05) yang berarti β0 tidak mempunyai kontribusi yang berarti terhadap Y , namun keberadaan nilai β0 tetap dipertahankan oleh karena secara teori tidak mungkin uji kekuatan tarik dan kekuatan geser sama dengan nol dan di dalam penelitian ini tidak ada nilai nol yang masuk sebagai data prediktor. Sesuai dengan pendapat Gujarati D16 yang menyatakan bahwa secara umum orang harus menggunakan akal sehat dalam menafsirkan intersep (β0) karena jangkauan sampel nilai X tidak memasukkan nol sebagai satu dari nilai yang diamati. Penentuan model yang kita peroleh sudah merupakan model yang terbaik dapat kita lihat pada tabel 4 dan tabel 6 setelah melewati uji ANOVA menunjukkan bahwa model I dan model II mempunyai nilai signifikansi p < 0,05 berarti model I dan model II mempunyai nilai dugaan yang stabil berarti merupakan pilihan model yang terbaik. Pengujian terhadap model yang telah dipilih dievaluasi kembali dalam hal ketepatan modelnya, dari gambar 2 dan gambar 3 yang menggambarkan penebaran data antara residu dengan variabel respon menunjukkan tebaran data yang tidak terpola, yang dimaksud residu adalah perbedaan antara nilai pengamatan dengan nilai ramalan. Dengan penebaran data tidak terpola berarti tidak ada hubungan antara residu dengan nilai ramalan, berarti asumsi linieritas dan homogenitas varian model terpenuhi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan efisiensi diperoleh, dengan mempergunakan model kekuatan geser = 0,645 + 1,237 × kekuatan tarik didapatkan nilai estimasi kekuatan geser berdasarkan nilai kekuatan tarik. Dan dengan mempergunakan model kekuatan tarik = – 0,506 + 0,808 × kekuatan geser didapatkan estimasi nilai kekuatan tarik berdasarkan nilai kekuatan geser. Untuk penyempurnaan model perlu dilakukan penambahan variasi data berdasarkan perlakuan selain tin plating. DAFTAR PUSTAKA 1. Imbery TA, Evans DB, Koeppen RG. A new method of attaching gold occlusal surfaces to acrylic resin denture teeth. Quintessence Int 1993; 24:29–33. 2. Mc. Lean JW. The science and art of dental ceramic. The nature of dental ceramic and their clinical use. Quintessence Int 1979; 10:63–88. 3. Kleinbaum DG, Kupper LL, Muller KE. Applied regression analysis and other multivariable methods. 2nd ed. Boston: PWS-KENT Publishing Co; 1992. p. 36, 41–4. 4. Gaspersz V. Teknik analisis dalam penelitian percobaan. Jilid 2. Bandung: Tarsito; 1992. h. 37–9. 5. Asmara E. Pengaruh pemberian tin plating pada permukaan logam campur tembaga terhadap peningkatan kekuatan perlekatan tarik resin akrilik. Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; 2002. h. 13–26. 6. Dewi RK. Peningkatan kekuatan perlekatan geser antara copper alloy dan resin akrilik setelah proses tin plating. Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; 2002. h. 14–27. 7. Van der Veen H, Krajenbrink T, Bronsdijk B, Van der Poel F. Resin bonding of tin electroplated precious metal fixed partial denture one-year clinical result. Quintessence Int 1986; 17:299–301. 8. Kirk, Othmer. Encyclopedia of chemical technology. 2nd ed. USA: John Willey & Sons; 1977. p. 42–5. 9. Guastaldi AC, Lacefield WR, Leinfelder KF, Mondelli J. Metallurgical evaluation of a copper alloy-based alloy for dental castings. Quintessence Int 1991; 22:647–52. 10. Oscan M, Pfeiffer P, Nergiz I. A brief history and current status of metal and ceramic surface-conditioning concepts for resin bonding in dentistry. Quintessence Int 1998; 29: 713–24. 11. Combe EC. Notes on dental materials. 6th ed. Edinburg, London, Madrid, Melbourne, New york, Tokyo: Churchill Livingstone; 1992. p. 26–8, 157–61, 263. 12. Craig RG, Powers JM. Restorative dental materials. 11st ed. St Louis: Mosby Inc; 2002. p. 85, 578–9, 636. 13. Box GEP, Hunter WG, Hunter JS. Statistics for experimenters an introduction to design, data analysis and model building. New york, Chichester, Brisbane, Toronto: john Willey & Sons; 1978. p. 473–7. 14. Anusavice KJ. Science of dental materials. 11st ed. Elsevier science. USA: Saunders; 2003. p. 59. 15. Gujarati D. Ekonometrika dasar. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Airlangga; 1995. h. 48. << /ASCII85EncodePages false /AllowTransparency false /AutoPositionEPSFiles true /AutoRotatePages /All /Binding /Left /CalGrayProfile (Dot Gain 20%) /CalRGBProfile (sRGB IEC61966-2.1) /CalCMYKProfile (U.S. Web Coated \050SWOP\051 v2) /sRGBProfile (sRGB IEC61966-2.1) /CannotEmbedFontPolicy /Warning /CompatibilityLevel 1.4 /CompressObjects /Tags /CompressPages true /ConvertImagesToIndexed true /PassThroughJPEGImages true /CreateJDFFile false /CreateJobTicket false /DefaultRenderingIntent /Default /DetectBlends true /DetectCurves 0.0000 /ColorConversionStrategy /LeaveColorUnchanged /DoThumbnails false /EmbedAllFonts true /EmbedOpenType false /ParseICCProfilesInComments true /EmbedJobOptions true /DSCReportingLevel 0 /EmitDSCWarnings false /EndPage -1 /ImageMemory 1048576 /LockDistillerParams false /MaxSubsetPct 100 /Optimize true /OPM 1 /ParseDSCComments true /ParseDSCCommentsForDocInfo true /PreserveCopyPage true /PreserveDICMYKValues true /PreserveEPSInfo true /PreserveFlatness true /PreserveHalftoneInfo false /PreserveOPIComments false /PreserveOverprintSettings true /StartPage 1 /SubsetFonts true /TransferFunctionInfo /Apply /UCRandBGInfo /Preserve /UsePrologue false /ColorSettingsFile () /AlwaysEmbed [ true ] /NeverEmbed [ true ] /AntiAliasColorImages false /CropColorImages true /ColorImageMinResolution 300 /ColorImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleColorImages true /ColorImageDownsampleType /Bicubic /ColorImageResolution 300 /ColorImageDepth -1 /ColorImageMinDownsampleDepth 1 /ColorImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeColorImages true /ColorImageFilter /DCTEncode /AutoFilterColorImages true /ColorImageAutoFilterStrategy /JPEG /ColorACSImageDict << /QFactor 0.15 /HSamples [1 1 1 1] /VSamples [1 1 1 1] >> /ColorImageDict << /QFactor 0.15 /HSamples [1 1 1 1] /VSamples [1 1 1 1] >> /JPEG2000ColorACSImageDict << /TileWidth 256 /TileHeight 256 /Quality 30 >> /JPEG2000ColorImageDict << /TileWidth 256 /TileHeight 256 /Quality 30 >> /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 300 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict << /QFactor 0.15 /HSamples [1 1 1 1] /VSamples [1 1 1 1] >> /GrayImageDict << /QFactor 0.15 /HSamples [1 1 1 1] /VSamples [1 1 1 1] >> /JPEG2000GrayACSImageDict << /TileWidth 256 /TileHeight 256 /Quality 30 >> /JPEG2000GrayImageDict << /TileWidth 256 /TileHeight 256 /Quality 30 >> /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict << /K -1 >> /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile () /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False /Description << /CHS /CHT /DAN /DEU /ESP /FRA /ITA /JPN /KOR /NLD (Gebruik deze instellingen om Adobe PDF-documenten te maken voor kwaliteitsafdrukken op desktopprinters en proofers. De gemaakte PDF-documenten kunnen worden geopend met Acrobat en Adobe Reader 5.0 en hoger.) /NOR /PTB /SUO /SVE /ENU (Use these settings to create Adobe PDF documents for quality printing on desktop printers and proofers. Created PDF documents can be opened with Acrobat and Adobe Reader 5.0 and later.) >> /Namespace [ (Adobe) (Common) (1.0) ] /OtherNamespaces [ << /AsReaderSpreads false /CropImagesToFrames true /ErrorControl /WarnAndContinue /FlattenerIgnoreSpreadOverrides false /IncludeGuidesGrids false /IncludeNonPrinting false /IncludeSlug false /Namespace [ (Adobe) (InDesign) (4.0) ] /OmitPlacedBitmaps false /OmitPlacedEPS false /OmitPlacedPDF false /SimulateOverprint /Legacy >> << /AddBleedMarks false /AddColorBars false /AddCropMarks false /AddPageInfo false /AddRegMarks false /ConvertColors /NoConversion /DestinationProfileName () /DestinationProfileSelector /NA /Downsample16BitImages true /FlattenerPreset << /PresetSelector /MediumResolution >> /FormElements false /GenerateStructure true /IncludeBookmarks false /IncludeHyperlinks false /IncludeInteractive false /IncludeLayers false /IncludeProfiles true /MultimediaHandling /UseObjectSettings /Namespace [ (Adobe) (CreativeSuite) (2.0) ] /PDFXOutputIntentProfileSelector /NA /PreserveEditing true /UntaggedCMYKHandling /LeaveUntagged /UntaggedRGBHandling /LeaveUntagged /UseDocumentBleed false >> ] >> setdistillerparams << /HWResolution [2400 2400] /PageSize [612.000 792.000] >> setpagedevice