vol 38 no 2-2005


77

Respons inflamasi pada pulpa gigi tikus setelah aplikasi ekstrak
etanol propolis (EEP)

(The inflammatory response on rat dental pulp following ethanolic extract of
propolis (EEP) application)

Ardo Sabir
Bagian Konservasi Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Makassar – Indonesia

ABSTRACT

Propolis is a resinous hive product collected by bees from tree buds and mixed with secreted bee wax in order to avoid bacterial
contamination in the hive, and also to seal it. Propolis is employed for the treatment of various infectious diseases because it is well-
known that is has antibacterial and anti-inflammatory properties. The therapeutic use of propolis in dentistry has been done in recent
years as in treatment gingivitis and dental caries, in treatment wound healing after surgical procedures, etc. The purpose of this
investigation was to study the inflammatory response on rat's dental pulp following application of ethanol extract of propolis (EEP).
Twelve male Spraque-Dawley rats of 8–16 week old and 200–250 grams in weight were used in this study. The rats were randomly
divided into two groups. Pulp exposures were performed on the occlusal surface of right maxillary first molars. At the first group, as
the control group, zinc oxide-based filler was directly applied on pulp exposure. Meanwhile at the second group, as the sample
group, pulp exposure was applied with EEP. After that, all cavities were filled with glass ionomer cement as permanent filling.
Animals were sacrificed on the 7th, 14th, and 28th day. The criterion of histological examination was based on the inflammatory
responses of the dental pulp, which were the presence of polymorph nuclear leukocytes and macrophages. Kruskall-Wallis and
Mann-Whitney tests were employed to analyze the data. The results of this research demonstrated that the inflammatory response of
EEP group was numerically milder compared to the control group, even though statistical analysis showed no significant difference
(p > 0.05) between the two groups.

Key words: ethanol extract of propolis, inflammatory response, dental pulp, rat

Korespondensi (correspondence): Ardo Sabir, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Jln.
Kandea 5 Makassar, Indonesia.

PENDAHULUAN

Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, yaitu pro
berarti pertahanan dan polis berarti kota, sehingga propolis
bermakna pertahanan kota (atau sarang lebah).1,2 Propolis
atau lem lebah adalah nama generik yang diberikan untuk
bahan resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari
berbagai macam jenis tumbuhan, terutama dari bagian
kuncup dan daun tumbuhan tersebut.1,3 Lebah kemudian
mencampur bahan resin ini dengan enzim yang
disekresikan dari kelenjar mandibula lebah,4 meskipun
demikian komponen yang terdapat di dalam propolis tidak
mengalami perubahan.1

Lebah menggunakan propolis sebagai: 1) memperkuat
sarang lebah;1 2) bahan pelapis untuk melindungi
sarangnya dari faktor pengganggu dari luar, misalnya
serangga, kumbang, atau tikus;3,5 3) meratakan dinding
sarang lebah;4 4) bahan pengisi lubang atau celah dan
perekat keretakan yang terdapat pada sarang lebah,5,6

5) melindungi sel sarang tempat ratu lebah menetaskan
telurnya sehingga larva lebah terlindungi dari penyakit6

dan 6) antibakteri.7

Komposisi propolis sangat bervariasi dan erat
hubungannya dengan jenis dan umur tumbuhan di mana
propolis tersebut berasal.4,5 Umumnya propolis terdiri
dari:4 campuran resin dan getah 39–53%, polifenol
1,2–17%, polisakarida 2–3%, lilin (wax) 19–35%, dan
bahan lain 8–12%. Menurut Kaal,6 komposisi propolis
meliputi: resin dan balsem ± 50%, lilin ( wax)
± 30%, minyak esensial ± 10%, pollen ± 5%, dan senyawa
organik dan mineral ± 5%. Penelitian terhadap propolis
yang berasal dari 15 daerah yang berbeda di Rusia
menunjukkan hasil yang hampir sama, yaitu:5 resin
50–55%, lilin (wax) maksimal 30%, minyak esensial
± 8–10%, dan bahan padat ± 5%.

Jenis senyawa kimia yang terdapat pada propolis sangat
kompleks. Berdasarkan analisis dengan menggunakan
metode Gas Chromatography-Mass Spectrometry
(GC-MS) yang dilakukan oleh Greenaway et al.3 terhadap
propolis yang dihimpun oleh lebah yang berasal dari
tumbuhan poplar menunjukkan bahwa propolis
mengandung berbagai macam senyawa, yaitu: asam
amino, asam alifatik dan esternya, asam aromatik dan
esternya, alkohol, aldehida, khalkon, dihidrokhalkon,



78 Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 2 April–Juni 2005: 77–83

flavanon, flavon, hidrokarbon, keton, dan terpenoid. Hasil
yang hampir sama juga diperoleh oleh Marcucci8 yang
menemukan senyawa alkohol, aldehida, asam alifatik dan
esternya, asam amino, asam aromatik dan esternya,
flavanon, keton, dan glukosa dalam propolis.

Propolis telah digunakan sejak dahulu kala sebagai obat
tradisional, yaitu sebagai bio-kosmetik dan makanan untuk
kesehatan. Penelitian di bidang kesehatan terhadap
propolis telah banyak dilakukan luar negeri, baik secara
in vitro maupun in vivo. Hasilnya menunjukkan bahwa
propolis memiliki beberapa aktivitas biologis dan
farmakologis, antara lain: 1) bersifat antibakteri baik
terhadap bakteri Gram positif 9–11 maupun Gram negatif;12

2) bersifat antiinflamasi;9,13,14 3) memiliki aktivitas
antijamur, terutama terhadap spesies dermatofita dan
kandida;9,10,15 4) propolis meningkatkan regenerasi
jaringan tulang dan kartilago,16,17 dan 5) Propolis bersifat
antioksidan karena mampu menangkap radikal bebas.18

Penggunaan propolis di bidang kedokteran gigi baru
dilaporkan beberapa tahun terakhir. Hasilnya
menunjukkan bahwa propolis dapat digunakan sebagai
salah satu bahan pengobatan alternatif yakni: 1) dalam
perawatan penyakit gingivitis oleh karena mampu
mencegah pembentukan plak;19–21 2) digunakan untuk
mengobati ulserasi pada rongga mulut;19 3) mencegah
terjadinya karies gigi.22,23 Hal ini disebabkan karena
propolis memiliki aktivitas antibakteri, mengurangi daya
adhesi bakteri rongga mulut pada permukaan gigi,
menghambat sintesis glukan yang tidak larut dalam air
(water-insoluble glucan), dan menghambat enzim
glukosiltransferase;20,22–25 4) meningkatkan aktivitas
mineralisasi pada permukaan email gigi;26 5) mempercepat
perbaikan jaringan dan penyembuhan luka setelah
prosedur bedah mulut (pasca ekstraksi maupun terjadinya
dry socket),27 dan 6) pada perawatan gangren pulpa28 serta
periodontitis,29 namun demikian, pengaruh propolis
terhadap pulpa gigi belum diketahui, oleh karena itu timbul
suatu permasalahan yakni: bagaimana respons pulpa gigi
akibat aplikasi propolis, sehingga tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui respons inflamasi yang terjadi
pada pulpa gigi tikus setelah aplikasi ekstrak etanol
propolis (EEP), yang merupakan tahap awal kemungkinan
penggunaan EEP di bidang endodontik.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris,
dan dilakukan di 3 tempat yakni: Laboratorium Galenika
Fakultas Farmasi, Unit Pengembangan Hewan Percobaan
Fakultas Kedokteran Hewan, dan Laboratorium Histologi
dan Biologi Sel Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

Propolis yang digunakan pada penelitian dikumpulkan
dari sarang lebah yang jenis lebahnya adalah Trigona sp
yang banyak terdapat di Kabupaten Bulukumba, Provinsi
Sulawesi Selatan. Adapun teknik pembuatan EEP adalah

dengan dengan teknik maserasi yakni: propolis dilarutkan
dengan larutan etanol 95% dan diaduk sampai rata,
kemudian didiamkan selama 5 hari, selanjutnya dilakukan
penyaringan untuk memisahkan filtrat dari ampas. Filtrat
yang diperoleh diuapkan hingga kandungan etanolnya
menguap sehingga diperoleh EEP dengan konsistensi yang
kental.

Dua belas ekor tikus galur Spraque-Dawley jantan,
umur 8–16 minggu dengan berat badan 200–250 g
digunakan dalam penelitian ini. Semua tikus diberi pakan
standar dan air minum ad libitum. Tikus dibagi menjadi 2
kelompok secara random, yaitu: kelompok I terdiri dari 3
ekor tikus sebagai kelompok kontrol dan kelompok II
terdiri dari 9 ekor tikus sebagai kelompok perlakuan
(kelompok EEP).

Alat yang akan dipergunakan terlebih dahulu
didisinfeksi dengan menggunakan alkohol 95%. Semua
tikus dianestesi secara intramuskular dengan ketamin
(Ketalar®, Warner Lambert, Irlandia) (65 mg/kg berat
badan) dan xylazine HCl (Rompun®, Bayer, Leverkusen,
Jerman) (7 mg/kg berat badan) yang dilarutkan dalam
phosphat buffered saline (PBS) steril. Permukaan oklusal
gigi yang akan dibur didisinfeksi dan dibersihkan dengan
cotton pellet yang sebelumnya dicelup ke dalam larutan
alkohol 70%. Suatu kavitas klas I (klasifikasi Black) dibuat
pada permukaan oklusal gigi molar pertama kanan rahang
atas menggunakan handpiece dengan bur intan bundar
(diameter 0,84 mm) dengan kecepatan rendah hingga
hampir mencapai ruang pulpa. Kedalaman preparasi
diperkirakan sebesar kepala bur. Tindakan perforasi
terhadap ruang pulpa dilakukan dengan menggunakan bur
intan bundar (diameter bur 0,46 mm). Setelah perforasi,
kavitas diirigasi dengan larutan salin steril dan dikeringkan
dengan cotton pellet. Perdarahan yang timbul dihentikan
dengan menggunakan ujung paper point steril. Pada
kelompok I, diaplikasikan zink oxide (Dentorit®, Dentoria,
Perancis) sedangkan pada kelompok II diaplikasikan EEP
masing-masing ± 0,5 mg. Aplikasi bahan pada permukaan
pulpa dilakukan dengan menggunakan aplikator (ball
aplicator) (diameter ujung aplikator 0,63 mm). Semua gigi
kemudian ditumpat dengan bahan tumpatan semen
ionomer kaca (SIK) (Fuji IX®, GC Tokyo, Jepang).

Tiga ekor tikus kelompok perlakuan dan 1 ekor tikus
kelompok kontrol dikorbankan dalam waktu 1, 2, dan 4
minggu setelah perlakuan. Setelah tikus didekapitasi,
tulang rahang di daerah interdental gigi molar pertama
kanan rahang atas diambil. Potongan jaringan dimasukkan
ke dalam larutan fiksasi (formalin 10%) selama 4 hari pada
temperatur kamar, dilanjutkan dengan proses dekalsifikasi
dengan menggunakan larutan EDTA 10% selama ± 30
hari pada temperatur kamar, selanjutnya dilakukan proses
dehidrasi terhadap spesimen menggunakan alkohol secara
bertingkat. Spesimen dimasukkan ke dalam larutan alkohol
toluol (1:1), dan dilanjutkan dengan proses penjernihan
menggunakan toluol murni, kemudian spesimen
dimasukkan ke dalam larutan toluol parafin jenuh. Setelah
itu, dilakukan proses infiltrasi di dalam oven dengan cara



79Sabir: Respons inflamasi pada pulpa gigi tikus

spesimen dimasukkan ke dalam parafin cair. Dilakukan
proses embedding terhadap spesimen dan diberi label/
kode. Setelah tahap embedding selesai, maka jaringan diiris
secara seri dengan menggunakan mikrotom dengan
ketebalan ± 6 mm paralel sumbu panjang gigi.

Untuk melihat ada atau tidaknya sel inflamasi pada
pulpa gigi, maka dilakukan pewarnaan Hemaktosilin dan
Eosin (H & E). Adapun prosedurnya adalah sebagai
berikut: deparafinisasi dengan menggunakan larutan xylol
dan alkohol, yang dilanjutkan dengan proses rehidrasi
dengan alkohol lalu dicuci dengan air mengalir, dibilas
dengan aquades, dan dilap. Kemudian, kaca benda
dimasukkan ke dalam hematoksilin Meyer's dan dicuci
dengan air mengalir serta dibilas dengan aquades,
selanjutnya proses pewarnaan dilanjutkan dengan
memasukkan kaca benda ke dalam eosin dan dibilas
dengan aquades, kemudian pewarnaan dinilai di bawah
mikroskop cahaya. Bila pewarnaan telah dianggap baik,
maka langkah selanjutnya ialah proses dehidrasi dengan
alkohol secara bertingkat kemudian dilap. Setelah itu,
dimasukkan ke dalam larutan xylol dan terakhir object
glass ditutup dengan deck glass dan dilakukan pengamatan
mikroskop cahaya (Leitzwetzlar®, Jerman).

Respons inflamasi dievaluasi berdasarkan ada atau
tidaknya leukosit polimorfonuklear (polymorphonuclear
leukocytes = PMNL), dan sel makrofag. Penilaiannya
dibagi atas 4 kriteria, yaitu:30 0 = tidak terdapat infiltrasi
sel inflamasi; 1 = infiltrasi oleh PMNL dan sel makrofag
dalam jumlah sedikit; 2 = infiltrasi oleh PMNL dan sel
makrofag dalam jumlah moderat; dan 3 = infiltrasi oleh
PMNL dan sel makrofag dalam jumlah banyak.

Data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan
secara histologis dari ke-2 kelompok berskala ordinal yang
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik non-
parametrik. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan respons inflamasi ke-2 kelompok pada setiap
periode waktu, dilakukan analisis dengan uji Kruskal-
Wallis, sedangkan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan respons inflamasi antara ke-3 periode waktu

tiap kelompok dan antara ke-3 periode waktu terhadap
kelompok, dilakukan analisis dengan uji Mann-
Whitney.31,32

HASIL

Hasil pengamatan histologis respons inflamasi (jumlah
PMNL dan sel makrofag) pada kelompok kontrol dan
kelompok EEP pada 3 periode waktu dapat dilihat pada
tabel 1 dan gambar berikut ini.

Pada tabel 1 tampak bahwa respons inflamasi (tingkat
kepadatan PMNL dan sel makrofag) yang terjadi pada
ke-2 kelompok hewan uji cenderung meningkat dengan
bertambahnya waktu pengamatan.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan respons
inflamasi yang timbul antara ke-3 periode waktu pada
setiap kelompok, maka dilakukan uji Kruskal-Wallis dan
hasilnya dapat dibaca pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Hasil uji Kruskal-Wallis mengenai perbedaan respons
inflamasi antara ke-3 periode waktu pada setiap
kelompok

Mean Rank 
Kelompok Minggu 

1 
Minggu  

2 
Minggu  

4 

Uji 
Kruskal 
Wallis 

p 

Kontrol 
EEP 

1,00 
2,15 

2,50 
5,17 

2,50 
7,83 

2,00 
7,245 

0,368 
0,027* 

Keterangan:  
* = Signifikan pada p < 0,05 

Analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis di atas
menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak terdapat
perbedaan respons inflamasi yang signifikan (p > 0,05)
antara ke-3 periode waktu (minggu 1, 2, dan 4), sebaliknya,
pada kelompok EEP terjadi perbedaan respons inflamasi
secara signifikan (p < 0,05) antara ke-3 periode waktu.

Tabel 1. Hasil pengamatan histologis respons inflamasi pada kelompok kontrol dan kelompok EEP pada minggu
ke-1, ke-2, dan ke-4

Respons inflamasi 
Periode waktu (minggu) Kelompok Jumlah spesimen (n)  

Tidak ada Ringan Moderat Berat 

1 
Kontrol 
EEP 

1 
3 

− 
2 

1 
1 

− 
− 

− 
− 

2 
Kontrol 
EEP 

1 
3 

− 
− 

− 
2 

1 
1 

− 
− 

4 
Kontrol 
EEP 

1 
3 

− 
− 

− 
1 

1 
2 

− 
− 

 



80 Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 2 April–Juni 2005: 77–83

Analisis lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan uji
Mann-Whitney untuk mengetahui respons inflamasi antara
ke-3 periode waktu pada kelompok EEP (tabel 3).

Tabel 3. Hasil uji Mann-Whitney mengenai perbedaan respons
inflamasi antara ke-3 periode waktu pada kelompok
EEP

Pada tabel 3 terlihat bahwa pada kelompok EEP
terdapat perbedaan respons inflamasi yang signifikan
(p < 0,05) antara minggu ke-1 dengan minggu ke-2 dan
antara minggu ke-1 dengan minggu ke-4, sebaliknya, tidak
terdapat perbedaan respons inflamasi yang signifikan
(p > 0,05) antara minggu ke-2 dengan minggu ke-4.

Untuk mengetahui perbedaan respons inflamasi antara
ke-2 kelompok pada setiap periode waktu dapat diketahui
dengan melakukan uji Mann-Whitney dan hasilnya dapat
dibaca pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji Mann-Whitney mengenai perbedaan respons
inflamasi antara ke-2 kelompok pada setiap periode
waktu

Pada tabel 4 tampak bahwa tidak terdapat perbedaan
respons inflamasi yang signifikan (p > 0,05) dari kelompok
kontrol maupun kelompok EEP pada ke-3 periode waktu.

Gambar 1, 2, dan 3 di bawah ini memperlihatkan
respons inflamasi yang terjadi pada pulpa gigi tikus
kelompok EEP berturut-turut pada minggu ke-1, ke-2, dan
minggu ke-4 setelah aplikasi.

Gambar 1. Foto mikroskopik pulpa gigi tikus pada kelompok
EEP. Tidak tampak adanya sel inflamasi 1 minggu
setelah aplikasi EEP. H & E, 40×.

Gambar 2. Foto mikroskopik respons inflamasi ringan yang
terjadi pada pulpa gigi tikus kelompok EEP 2
minggu setelah aplikasi. Terlihat sel inflamasi
(panah) H & E, 40×.

Gambar 3. Foto mikroskopik respons inflamasi moderat yang
terjadi pada pulpa gigi tikus kelompok EEP 4
minggu setelah aplikasi. Terlihat sel inflamasi
(panah). H & E, 40×.



81Sabir: Respons inflamasi pada pulpa gigi tikus

PEMBAHASAN

Untuk mengetahui respons inflamasi yang terjadi pada
pulpa gigi setelah aplikasi ekstrak etanol propolis (EEP),
maka pada penelitian ini digunakan tikus sebagai hewan
model. Hal ini disebabkan karena selain tikus mudah
penanganannya dan relatif ekonomis dibandingkan dengan
hewan primata, juga yang penting ialah reaksi pulpa gigi
tikus terhadap suatu bahan pada prinsipnya mirip dengan
reaksi yang terjadi pada pulpa gigi manusia. Sementara
pemilihan gigi molar pertama pada rahang atas tikus
didasarkan atas pertimbangan bahwa struktur dan bentuk
anatomi gigi tikus tersebut mirip dengan gigi molar
manusia. Selain itu, kecepatan atrisi akibat mastikasi pada
permukaan oklusal gigi molar tikus lebih lambat
dibandingkan dengan permukaan insisal gigi insisivus
tikus.30,33

Hasil pemeriksaan histologis menunjukkan bahwa
1 minggu setelah aplikasi zink oxide maupun EEP respons
inflamasi yang terjadi pada pulpa gigi tikus dapat dikatakan
hampir sama. Pada kelompok kontrol hanya terjadi inflamasi
ringan, walaupun hingga saat ini belum diketahui pengaruh
zink oxide (Dentorit®) terhadap pulpa gigi (tabel 1).
Pemilihan zink oxide sebagai bahan kontrol pada penelitian
ini disebabkan karena zink oxide merupakan bahan yang
mempunyai pH yang netral sehingga tidak menimbulkan
iritasi terhadap pulpa gigi,34sementara pada kelompok
EEP, tampak 2 dari 3 spesimen tidak memperlihatkan
terjadinya inflamasi, dan hanya 1 spesimen yang
mengalami inflamasi ringan (tabel 1).

Rendahnya respons inflamasi yang terjadi pada minggu
ke-1 ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor,
antara lain: 1) karakteristik dari bahan tumpatan permanen
yang digunakan SIK; 2) sifat antibakteri dan antiinflamasi
dari EEP; dan 3) konsentrasi dari EEP.

Semen ionomer kaca diketahui memiliki sifat
antibakteri karena bahan tumpatan ini memiliki pH yang
rendah saat mengeras (setting) dan mampu melepaskan
ion fluor.35 Ion fluor mempengaruhi pertumbuhan
bakteri dengan cara menghambat aktivitas enzim
glikolitikenolase; penghambatan aktifitas enzim ini dapat
dihubungkan dengan penurunan jumlah phospho-
enolpyruvate yang dibutuhkan untuk transportasi gula ke
dalam sel. Sebagai akibatnya, terjadi hambatan pada
glikolisis yang akan menghasilkan asam dan sintesis
glukan intraselular.36

Propolis diketahui memiliki beberapa efek
farmakologis yang penting, antara lain sifat antibakteri baik
terhadap bakteri Gram positif9–11 maupun Gram negatif.12

Sifat antibakteri dari propolis ini bukan semata-mata
disebabkan karena senyawa tunggal, namun karena efek
sinergis dari beberapa senyawa yang terdapat pada propolis
yang bersifat antibakteri yakni: flavonoid, asam ferulat,
ester asam fenol, asam sinamat, dan berbagai ester asam
kafeat. 8,37

Mekanisme propolis dalam menghambat pertumbuhan
bakteri belum sepenuhnya diketahui, namun demikian

Šimuth et al.38 melaporkan adanya beberapa komponen
yang terdapat pada propolis yang mampu mengabsorbsi
sinar ultraviolet sehingga menghambat kerja enzim
polimerase RNA bakteri untuk melekat pada DNA
sehingga replikasi DNA bakteri tidak terjadi. Selain itu,
komponen tersebut juga menghambat kerja dari enzim
endonuklease restriksi sehingga transkripsi tidak terjadi
pada RNA dan hal ini mengakibatkan pembelahan sel
bakteri tidak terjadi karena terganggunya sintesis protein.
Mekanisme lain dikemukakan oleh Takaisi-Kikuni dan
Schilcher39 yang pada penelitiannya mendapatkan bahwa
EEP bersifat antibakteri terhadap bakteri Streptococcus
agalactiae melalui beberapa mekanisme, yakni dengan
mencegah pembelahan sel bakteri dengan cara
menghambat replikasi DNA sehingga menyebabkan
terbentuknya Streptococcus pseudo-multicellular. Selain
itu EEP juga menyebabkan terjadinya disorganisasi dari
sitoplasma, membran sitoplasmik, serta dinding sel yang
kesemuanya mengakibatkan bakteriolisis parsial dan
penghambatan sintesis protein, sehingga dikatakan bahwa
mekanisme antibakteri propolis terhadap bakteri sangat
kompleks dan tidak dapat dianalogikan dengan cara kerja
antibiotika klasik.

Selain bersifat antibakteri, propolis juga bersifat
antiinflamasi.9,13,14 Hal ini disebabkan karena adanya
kandungan senyawa flavonoid, asam amino, terpen, serta
derivate asam sinamat pada propolis.9,14 Mekanisme
propolis dalam menghambat inflamasi disebabkan karena
propolis menghambat sintesis eikosanoid. Penghambatan
ini akan menyebabkan penurunan kandungan asam
arakidonat pada jaringan membran fosfolipid sel40 yang
lebih lanjut akan mengakibatkan terhambatnya pelepasan
sejumlah mediator inflamasi seperti prostaglandin,
leukotrin dan tromboksan.41,42

Oleh karena ekstrak etanol propolis yang digunakan
pada penelitian ini mempunyai konsistensi yang kental,
maka diduga bahwa 1 minggu setelah aplikasi, konsentrasi
ekstrak ini relatif masih tinggi. Konsentrasi yang masih
tinggi ini erat hubungannya dengan kemampuan
antibakteri dari ekstrak flavonoid maupun ekstrak non
flavonoid. Hal ini sesuai dengan pendapat Pelzcar dan
Chan 43 bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan
antibakteri, maka daya antibakterinyapun semakin besar.

Hasil pengamatan histologis menunjukkan bahwa pada
minggu ke-2 dan ke-4 terjadi peningkatan respons
inflamasi yang cukup tinggi pada kelompok EEP
dibanding minggu ke-1 (tabel 1). Hal ini didukung oleh
hasil analisis statistik yang menunjukkan perbedaan yang
signifikan (p < 0,05) respons inflamasi yang terjadi antara
minggu ke-1 dengan minggu ke-2 dan ke-4 pada kelompok
EEP (tabel 3). Terjadinya peningkatan respons inflamasi
mungkin disebabkan karena: 1) mulai berkurangnya
jumlah atau konsentrasi ion fluor yang dilepaskan oleh
bahan tumpatan SIK;44–46 2) konsentrasi dari EEP yang
mulai menurun akibat metabolisme dari EEP sehingga sifat
antibakteri dan antiinflamasinyapun semakin berkurang;47

dan 3) terjadinya kebocoran mikro (microleakage) antara



82 Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 2 April–Juni 2005: 77–83

permukaan email gigi dengan permukaan tumpatan SIK
walaupun secara visual hal ini tidak terlihat.

Kebocoran mikro yang terjadi pada pertemuan antara
permukaan tumpatan dengan permukaan email gigi dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya kontaminasi
bakteri pada pulpa gigi, karena bakteri dapat berkembang
biak di bawah tumpatan SIK. Kondisi ini dapat disebabkan
karena kekuatan dan resistensi untuk terjadinya fraktur
pada bahan tumpatan SIK sangat rendah48 akibat sifat SIK
yang kurang menguntungkan, yaitu rapuh dan daya regang
(tensile strength) yang rendah.49

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa respons
inflamasi yang terjadi pada pulpa gigi tikus kelompok EEP
secara numerik lebih ringan dibanding kelompok kontrol,
walaupun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan antara ke-2 kelompok (p>0,05). Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
kemungkinan penggunaan EEP di bidang Endodontik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ghisalberti EL. Propolis: a review. Bee World 1979; 60: 59–84.
2. Dadant CC. The hive and the honey bee. Illinois: Dadant and sons;

1984. p. 25–35.
3. Greenaway W, Scaysbrook T, Whatley FR. The composition and

plant origins of propolis: A report of work at Oxford, Bee World
1990; 71: 107–18.

4. Chen Y. Apiculture in China. 1st ed. Agricultural Publishing House;
1993. p. 96–7.

5. Hill R. Propolis: the natural antibiotic. 6th ed. Wellingborough:
Thorsons Publishers Ltd; 1981. p. 7–8.

6. Kaal J. Natural medicine from honey bees (apitherapy). Amsterdam:
Kaal's Printing House; 1991. p. 9–12.

7. Sammataro D. Avitabile A. The beekeeper's handbook. Michigan:
Peach Mountain Press Ltd. 1978; p. 15.

8. Marcucci MC. Propolis: chemical composition, biological
properties and therapeutic activity. Apidologie 1995; 26: 83–99.

9. Dobrowolski JW, Vohora SB, Sharma K, Shah SA, Naqvi SAH,
Dandiya PC. Antibacterial, antifungal, antiamoebic, antiinflamatory
and antipyretic studies on propolis bee products. J Ethnopharmacol
1991; 35: 77–82.

10. Kujumgiev A, Tsvetkova I, Serkedjieva Y, Bankova V, Cristov R,
Popov S. Antibacterial, antifungal and antiviral activity of propolis
of different geographic origin. J Ethno-pharmacol 1999; 64:
235–40.

11. Moreno MIN, Isla MI, Cudmani NG, Vattuone MA, Sampietro
AR. Screening of antibacterial activity of Amaicha del Valle
(Tucumán, Argentina) propolis. J Ethno-pharmacol 1999; 69:
97–102.

12. Grange JM, Davey RW. Antibacterial properties of propolis (bee
glue). J R Soc Med 1990; 83(3): 159–60.

13. Park EH, Kim SH, Park SS. Anti-inflammatory activity of propolis.
Arch Pharm Res 1996; 19(3): 337–41.

14. Khayyal MT, el Ghazaly MA, el Khatib AS. Mechanisms involved
in the antiinflammatory effect of propolis extract. Drugs Exp Clin
Res 1993; 19(5): 197–203.

15. Cafarchia C, De Laurentis N, Milillo MA, Losacco V, Puccini V.
Antifungal activity of apulia region propolis. Parassitologia 1999;
41: 587–90.

16. Scheller S, Stojko A, Szwarnowiecka I, Tustanowski J, Obuszko
Z. Biological properties and clinical application of propolis. VI.
Investigation of the influence of the ethanol extracts of propolis
(EEP) on cartilaginous tissue regeneration. Arzneim-Forsch 1977;
27(2): 2138–40.

17. Stojko A, Scheller S, Szwarnowiecka I, Tustanowski J, Obuszko
Z. Biological properties and clinical application of propolis. VIII.
Experimental observation on the influence of ethanol extract of
propolis (EEP) on the regeneration of bone tissue. Arzneim-Forsch
1978; 28(1): 35–7.

18. Scheller S, Wilczok T, Imielski S, Krol W, Gabrys J, Shani J. Free
radical scavenging by ethanol extract of propolis. Int J Radiat Biol
1990; 57(3): 461–5.

19. Martinez-Silveira G, Gou-Godoy A, Ona-Torriente R, Palmer-Ortiz
MC, Falcon-Cuellar MA. Preliminary study of the effect of propolis
in the treatment of chronic gingivitis and oral ulceration. Rev
Cubana Estomatol 1988; 25(3): 36–44.

20. Murray MC, Worthington HV, Blinkhorn AS. A study to investigate
the effect of a propolis-containing mouthrinse on the inhibition of
de novo plaque formation. J Clin Periodontol 1997; 24: 796–8.

21. Horax S. Efek antimikroba obat kumur propolis terhadap penderita
gingivitis. Disertasi. Ujung Pandang: Universitas Hasanuddin;
2000. h.1.

22. Ikeno K, Ikeno T, Miyazawa C. Effects of propolis on dental caries
in rats. Caries Res 1991; 25(5): 347–51.

23. Koo H, Rosalen PL, Cury JA, Park YK, Ikegaki M, Sattler A. Effect
of Apis mellifera propolis from two brazilian regions on caries
development in desalivated rats. Caries Res 1999; 33: 393–400.

24. Park YK, Koo MH, Abreu JAS, Ikegaki M, Cury JA, Rosalen PL.
Antimicrobial activity of propolis on oral microorganisms. Current
Microbiol 1998; 36: 24–8.

25. Koo H, Gomes BPFA, Rosalen PL, Ambrosano GMB, Park YK,
Cury JA. In vitro antimicrobial activity of propolis and Arnica
montana against oral pathogens. Arch Oral Biol 2000; 45: 141–8.

26. Giamalia I, Steinberg D, Grobler S, Gedalia I, The effect of propolis
exposure on micro- hardness of human enamel in vitro. J Oral Rehab
1999; 26: 941–3.

27. Magro-Filho O, de Carvalho AC. Topical effect of propolis in the
repair of sulcoplasties by the modified kazanjian technique. J Nihon
Univ Sch Dent 1994; 36(2): 102–11.

28. Gafar M, Sacalus A, David N, David E. Treatment of simple pulp
gangrene with the apitherapy product propolis. Stomatologie 1986;
33: 115–7.

29. Kosenko SV, Kosovich TI. The treatment of periodontitis with
prolonged-action propolis preparations (clinical x-ray research).
Stomatologia-Mosk 1990; 69(2): 27–9.

30. Kirk EEJ, Lim KC, Khan MOG.A comparison of dentinogenesis
on pulp capping with calcium hydroxide in paste and cement form.
Oral Surg Oral Med Oral Path 1989; 68(2): 210–9.

31. Dayan A. Pengantar metode statistik. Jilid II. Cetakan ke-10.
Jakarta: LP3ES; 1986. h. 27–35.

32. Daniel WW. Statistika nonparametrik terapan. Jakarta: PT
Gramedia; 1989. h. 25-31.

33. Lim KC, Kirk EEJ. Direct pulp capping: a review. Endod Dent
Traumatol 1987; 3: 213–9.

34. Brosur Dentorit®. France: Dentoria; 2001.
35. Mc Comb D, Ericson D. Antimicrobial action of new proprietary

lining cements. J Dent Res 1987; 66: 1026–8.
36. Roth GI, Calmes R. Oral Biology. St Louis: The CV Mosby Co;

1981. p. 434–5.
37. Bonvehi JS, Coll FV, Jordà RE. The composition, active

components and bacteriostatic activity of propolis in dietetics.
JAOCS 1994; 71(5): 529–32.

38. Šimúth J, Trnovsk J, Jeloková J. Inhibition of bacterial DNA-
dependent RNA polymerases and restriction endonuclease by UV-
absorbing components from propolis. Pharmazie 1986; 41(3):
131–2.

39. Takaisi-Kikuni NB, Schilcher H. Electron microscopic and
microcalorimetric investigations of the possible mechanism of the
antibacterial action of a defined propolis provenance. Planta Med
1994; 60(3): 222–7.

40. Landolfi R, Mower RL, Steiner M. Modification of platelet function
and arachidonic acid metabolism by bioflavonoids. Biochem
Pharmacol 1984; 33(9): 1525–30.



83Sabir: Respons inflamasi pada pulpa gigi tikus

41. Yoshimoto T, Furukawa M, Yamamoto S, Horie T, Watanabe-
Kohno S. Flavonoids: potent inhibitors of arachidonate 5-
lipoxygenase. Biochem Biophys Res Communs 1983; 116(2):
612–18.

42. Tordera M, Ferrandiz ML, Alcaraz MJ. Influence of anti-
inflamatory flavonoids on granulation and arachidonic acid release
in rat neutrophils. Z Naturforsch 1994; 49: 235–40.

43. Pelzcar MJ, Chan ECS. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press; 1977. h. 450–8.

44. Hatibovic-Kofman S, Koch G. Fluoride release from glass ionomer
cement in vivo and in vitro. Swed Dent J 1991; 15: 253–8.

45. Seppä L, Forss H, Øgaard B. The effect of fluoride application on

fluoride release and the antibacterial action of glass ionomers.
J Dent Res 1993; 72(9): 1310–4.

46. Diaz-Arnold AM, Holmes DC, Wistrom DW, Swift Jr EJ. Short-
term fluoride release/uptake of glass ionomer restoratives. Dent
Mater 1995; 11: 96–101.

47. Havsteen BH. The biochemistry and medical significance of
flavonoids. Pharmacol Ther 2002; 96: 67–202.

48. Mathis RS, Ferracane JL. Properties of a glass-ionomer/resin-
composite hybrid material. Dent Mater 1989; 5: 355–8.

49. van de Voorde A, Gerdts GJ, Murchison DF. Clinical uses of glass
ionomer cement: a literature review. Quintessence 1988; 19(1):
53–61.



















<<
  /ASCII85EncodePages false
  /AllowTransparency false
  /AutoPositionEPSFiles true
  /AutoRotatePages /All
  /Binding /Left
  /CalGrayProfile (Dot Gain 20%)
  /CalRGBProfile (sRGB IEC61966-2.1)
  /CalCMYKProfile (U.S. Web Coated \050SWOP\051 v2)
  /sRGBProfile (sRGB IEC61966-2.1)
  /CannotEmbedFontPolicy /Warning
  /CompatibilityLevel 1.4
  /CompressObjects /Tags
  /CompressPages true
  /ConvertImagesToIndexed true
  /PassThroughJPEGImages true
  /CreateJDFFile false
  /CreateJobTicket false
  /DefaultRenderingIntent /Default
  /DetectBlends true
  /DetectCurves 0.0000
  /ColorConversionStrategy /LeaveColorUnchanged
  /DoThumbnails false
  /EmbedAllFonts true
  /EmbedOpenType false
  /ParseICCProfilesInComments true
  /EmbedJobOptions true
  /DSCReportingLevel 0
  /EmitDSCWarnings false
  /EndPage -1
  /ImageMemory 1048576
  /LockDistillerParams false
  /MaxSubsetPct 100
  /Optimize true
  /OPM 1
  /ParseDSCComments true
  /ParseDSCCommentsForDocInfo true
  /PreserveCopyPage true
  /PreserveDICMYKValues true
  /PreserveEPSInfo true
  /PreserveFlatness true
  /PreserveHalftoneInfo false
  /PreserveOPIComments false
  /PreserveOverprintSettings true
  /StartPage 1
  /SubsetFonts true
  /TransferFunctionInfo /Apply
  /UCRandBGInfo /Preserve
  /UsePrologue false
  /ColorSettingsFile ()
  /AlwaysEmbed [ true
  ]
  /NeverEmbed [ true
  ]
  /AntiAliasColorImages false
  /CropColorImages true
  /ColorImageMinResolution 300
  /ColorImageMinResolutionPolicy /OK
  /DownsampleColorImages true
  /ColorImageDownsampleType /Bicubic
  /ColorImageResolution 300
  /ColorImageDepth -1
  /ColorImageMinDownsampleDepth 1
  /ColorImageDownsampleThreshold 1.50000
  /EncodeColorImages true
  /ColorImageFilter /DCTEncode
  /AutoFilterColorImages true
  /ColorImageAutoFilterStrategy /JPEG
  /ColorACSImageDict <<
    /QFactor 0.15
    /HSamples [1 1 1 1] /VSamples [1 1 1 1]
  >>
  /ColorImageDict <<
    /QFactor 0.15
    /HSamples [1 1 1 1] /VSamples [1 1 1 1]
  >>
  /JPEG2000ColorACSImageDict <<
    /TileWidth 256
    /TileHeight 256
    /Quality 30
  >>
  /JPEG2000ColorImageDict <<
    /TileWidth 256
    /TileHeight 256
    /Quality 30
  >>
  /AntiAliasGrayImages false
  /CropGrayImages true
  /GrayImageMinResolution 300
  /GrayImageMinResolutionPolicy /OK
  /DownsampleGrayImages true
  /GrayImageDownsampleType /Bicubic
  /GrayImageResolution 300
  /GrayImageDepth -1
  /GrayImageMinDownsampleDepth 2
  /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000
  /EncodeGrayImages true
  /GrayImageFilter /DCTEncode
  /AutoFilterGrayImages true
  /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG
  /GrayACSImageDict <<
    /QFactor 0.15
    /HSamples [1 1 1 1] /VSamples [1 1 1 1]
  >>
  /GrayImageDict <<
    /QFactor 0.15
    /HSamples [1 1 1 1] /VSamples [1 1 1 1]
  >>
  /JPEG2000GrayACSImageDict <<
    /TileWidth 256
    /TileHeight 256
    /Quality 30
  >>
  /JPEG2000GrayImageDict <<
    /TileWidth 256
    /TileHeight 256
    /Quality 30
  >>
  /AntiAliasMonoImages false
  /CropMonoImages true
  /MonoImageMinResolution 1200
  /MonoImageMinResolutionPolicy /OK
  /DownsampleMonoImages true
  /MonoImageDownsampleType /Bicubic
  /MonoImageResolution 1200
  /MonoImageDepth -1
  /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000
  /EncodeMonoImages true
  /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode
  /MonoImageDict <<
    /K -1
  >>
  /AllowPSXObjects false
  /CheckCompliance [
    /None
  ]
  /PDFX1aCheck false
  /PDFX3Check false
  /PDFXCompliantPDFOnly false
  /PDFXNoTrimBoxError true
  /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [
    0.00000
    0.00000
    0.00000
    0.00000
  ]
  /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true
  /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [
    0.00000
    0.00000
    0.00000
    0.00000
  ]
  /PDFXOutputIntentProfile ()
  /PDFXOutputConditionIdentifier ()
  /PDFXOutputCondition ()
  /PDFXRegistryName ()
  /PDFXTrapped /False

  /Description <<
    /CHS <FEFF4f7f75288fd94e9b8bbe5b9a521b5efa7684002000500044004600206587686353ef901a8fc7684c976262535370673a548c002000700072006f006f00660065007200208fdb884c9ad88d2891cf62535370300260a853ef4ee54f7f75280020004100630072006f0062006100740020548c002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e003000204ee553ca66f49ad87248672c676562535f00521b5efa768400200050004400460020658768633002>
    /CHT <FEFF4f7f752890194e9b8a2d7f6e5efa7acb7684002000410064006f006200650020005000440046002065874ef653ef5728684c9762537088686a5f548c002000700072006f006f00660065007200204e0a73725f979ad854c18cea7684521753706548679c300260a853ef4ee54f7f75280020004100630072006f0062006100740020548c002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e003000204ee553ca66f49ad87248672c4f86958b555f5df25efa7acb76840020005000440046002065874ef63002>
    /DAN <FEFF004200720075006700200069006e0064007300740069006c006c0069006e006700650072006e0065002000740069006c0020006100740020006f007000720065007400740065002000410064006f006200650020005000440046002d0064006f006b0075006d0065006e007400650072002000740069006c0020006b00760061006c00690074006500740073007500640073006b007200690076006e0069006e006700200065006c006c006500720020006b006f007200720065006b007400750072006c00e60073006e0069006e0067002e0020004400650020006f007000720065007400740065006400650020005000440046002d0064006f006b0075006d0065006e0074006500720020006b0061006e002000e50062006e00650073002000690020004100630072006f00620061007400200065006c006c006500720020004100630072006f006200610074002000520065006100640065007200200035002e00300020006f00670020006e0079006500720065002e>
    /DEU <FEFF00560065007200770065006e00640065006e0020005300690065002000640069006500730065002000450069006e007300740065006c006c0075006e00670065006e0020007a0075006d002000450072007300740065006c006c0065006e00200076006f006e002000410064006f006200650020005000440046002d0044006f006b0075006d0065006e00740065006e002c00200076006f006e002000640065006e0065006e002000530069006500200068006f00630068007700650072007400690067006500200044007200750063006b006500200061007500660020004400650073006b0074006f0070002d0044007200750063006b00650072006e00200075006e0064002000500072006f006f0066002d00470065007200e400740065006e002000650072007a0065007500670065006e0020006d00f60063006800740065006e002e002000450072007300740065006c006c007400650020005000440046002d0044006f006b0075006d0065006e007400650020006b00f6006e006e0065006e0020006d006900740020004100630072006f00620061007400200075006e0064002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e00300020006f0064006500720020006800f600680065007200200067006500f600660066006e00650074002000770065007200640065006e002e>
    /ESP <FEFF005500740069006c0069006300650020006500730074006100200063006f006e0066006900670075007200610063006900f3006e0020007000610072006100200063007200650061007200200064006f00630075006d0065006e0074006f0073002000640065002000410064006f0062006500200050004400460020007000610072006100200063006f006e00730065006700750069007200200069006d0070007200650073006900f3006e002000640065002000630061006c006900640061006400200065006e00200069006d0070007200650073006f0072006100730020006400650020006500730063007200690074006f00720069006f00200079002000680065007200720061006d00690065006e00740061007300200064006500200063006f00720072006500630063006900f3006e002e002000530065002000700075006500640065006e00200061006200720069007200200064006f00630075006d0065006e0074006f00730020005000440046002000630072006500610064006f007300200063006f006e0020004100630072006f006200610074002c002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e003000200079002000760065007200730069006f006e0065007300200070006f00730074006500720069006f007200650073002e>
    /FRA <FEFF005500740069006c006900730065007a00200063006500730020006f007000740069006f006e00730020006100660069006e00200064006500200063007200e900650072002000640065007300200064006f00630075006d0065006e00740073002000410064006f00620065002000500044004600200070006f007500720020006400650073002000e90070007200650075007600650073002000650074002000640065007300200069006d007000720065007300730069006f006e00730020006400650020006800610075007400650020007100750061006c0069007400e90020007300750072002000640065007300200069006d007000720069006d0061006e0074006500730020006400650020006200750072006500610075002e0020004c0065007300200064006f00630075006d0065006e00740073002000500044004600200063007200e900e90073002000700065007500760065006e0074002000ea0074007200650020006f007500760065007200740073002000640061006e00730020004100630072006f006200610074002c002000610069006e00730069002000710075002700410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e0030002000650074002000760065007200730069006f006e007300200075006c007400e90072006900650075007200650073002e>
    /ITA <FEFF005500740069006c0069007a007a006100720065002000710075006500730074006500200069006d0070006f007300740061007a0069006f006e00690020007000650072002000630072006500610072006500200064006f00630075006d0065006e00740069002000410064006f006200650020005000440046002000700065007200200075006e00610020007300740061006d007000610020006400690020007100750061006c0069007400e00020007300750020007300740061006d00700061006e0074006900200065002000700072006f006f0066006500720020006400650073006b0074006f0070002e0020004900200064006f00630075006d0065006e007400690020005000440046002000630072006500610074006900200070006f00730073006f006e006f0020006500730073006500720065002000610070006500720074006900200063006f006e0020004100630072006f00620061007400200065002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e003000200065002000760065007200730069006f006e006900200073007500630063006500730073006900760065002e>
    /JPN <FEFF9ad854c18cea51fa529b7528002000410064006f0062006500200050004400460020658766f8306e4f5c6210306b4f7f75283057307e30593002537052376642306e753b8cea3092670059279650306b4fdd306430533068304c3067304d307e3059300230c730b930af30c830c330d730d730ea30f330bf3067306e53705237307e305f306f30d730eb30fc30d57528306b9069305730663044307e305930023053306e8a2d5b9a30674f5c62103055308c305f0020005000440046002030d530a130a430eb306f3001004100630072006f0062006100740020304a30883073002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e003000204ee5964d3067958b304f30533068304c3067304d307e30593002>
    /KOR <FEFFc7740020c124c815c7440020c0acc6a9d558c5ec0020b370c2a4d06cd0d10020d504b9b0d1300020bc0f0020ad50c815ae30c5d0c11c0020ace0d488c9c8b85c0020c778c1c4d560002000410064006f0062006500200050004400460020bb38c11cb97c0020c791c131d569b2c8b2e4002e0020c774b807ac8c0020c791c131b41c00200050004400460020bb38c11cb2940020004100630072006f0062006100740020bc0f002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e00300020c774c0c1c5d0c11c0020c5f40020c2180020c788c2b5b2c8b2e4002e>
    /NLD (Gebruik deze instellingen om Adobe PDF-documenten te maken voor kwaliteitsafdrukken op desktopprinters en proofers. De gemaakte PDF-documenten kunnen worden geopend met Acrobat en Adobe Reader 5.0 en hoger.)
    /NOR <FEFF004200720075006b00200064006900730073006500200069006e006e007300740069006c006c0069006e00670065006e0065002000740069006c002000e50020006f0070007000720065007400740065002000410064006f006200650020005000440046002d0064006f006b0075006d0065006e00740065007200200066006f00720020007500740073006b00720069006600740020006100760020006800f800790020006b00760061006c00690074006500740020007000e500200062006f007200640073006b0072006900760065007200200065006c006c00650072002000700072006f006f006600650072002e0020005000440046002d0064006f006b0075006d0065006e00740065006e00650020006b0061006e002000e50070006e00650073002000690020004100630072006f00620061007400200065006c006c00650072002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e003000200065006c006c00650072002000730065006e006500720065002e>
    /PTB <FEFF005500740069006c0069007a006500200065007300730061007300200063006f006e00660069006700750072006100e700f50065007300200064006500200066006f0072006d00610020006100200063007200690061007200200064006f00630075006d0065006e0074006f0073002000410064006f0062006500200050004400460020007000610072006100200069006d0070007200650073007300f5006500730020006400650020007100750061006c0069006400610064006500200065006d00200069006d00700072006500730073006f0072006100730020006400650073006b0074006f00700020006500200064006900730070006f00730069007400690076006f0073002000640065002000700072006f00760061002e0020004f007300200064006f00630075006d0065006e0074006f00730020005000440046002000630072006900610064006f007300200070006f00640065006d0020007300650072002000610062006500720074006f007300200063006f006d0020006f0020004100630072006f006200610074002000650020006f002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e0030002000650020007600650072007300f50065007300200070006f00730074006500720069006f007200650073002e>
    /SUO <FEFF004b00e40079007400e40020006e00e40069007400e4002000610073006500740075006b007300690061002c0020006b0075006e0020006c0075006f0074002000410064006f0062006500200050004400460020002d0064006f006b0075006d0065006e007400740065006a00610020006c0061006100640075006b006100730074006100200074007900f6007000f60079007400e400740075006c006f0073007400750073007400610020006a00610020007600650064006f007300740075007300740061002000760061007200740065006e002e00200020004c0075006f0064007500740020005000440046002d0064006f006b0075006d0065006e00740069007400200076006f0069006400610061006e0020006100760061007400610020004100630072006f0062006100740069006c006c00610020006a0061002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e0030003a006c006c00610020006a006100200075007500640065006d006d0069006c006c0061002e>
    /SVE <FEFF0041006e007600e4006e00640020006400650020006800e4007200200069006e0073007400e4006c006c006e0069006e006700610072006e00610020006f006d002000640075002000760069006c006c00200073006b006100700061002000410064006f006200650020005000440046002d0064006f006b0075006d0065006e00740020006600f600720020006b00760061006c00690074006500740073007500740073006b0072006900660074006500720020007000e5002000760061006e006c00690067006100200073006b0072006900760061007200650020006f006300680020006600f600720020006b006f007200720065006b007400750072002e002000200053006b006100700061006400650020005000440046002d0064006f006b0075006d0065006e00740020006b0061006e002000f600700070006e00610073002000690020004100630072006f0062006100740020006f00630068002000410064006f00620065002000520065006100640065007200200035002e00300020006f00630068002000730065006e006100720065002e>
    /ENU (Use these settings to create Adobe PDF documents for quality printing on desktop printers and proofers.  Created PDF documents can be opened with Acrobat and Adobe Reader 5.0 and later.)
  >>
  /Namespace [
    (Adobe)
    (Common)
    (1.0)
  ]
  /OtherNamespaces [
    <<
      /AsReaderSpreads false
      /CropImagesToFrames true
      /ErrorControl /WarnAndContinue
      /FlattenerIgnoreSpreadOverrides false
      /IncludeGuidesGrids false
      /IncludeNonPrinting false
      /IncludeSlug false
      /Namespace [
        (Adobe)
        (InDesign)
        (4.0)
      ]
      /OmitPlacedBitmaps false
      /OmitPlacedEPS false
      /OmitPlacedPDF false
      /SimulateOverprint /Legacy
    >>
    <<
      /AddBleedMarks false
      /AddColorBars false
      /AddCropMarks false
      /AddPageInfo false
      /AddRegMarks false
      /ConvertColors /NoConversion
      /DestinationProfileName ()
      /DestinationProfileSelector /NA
      /Downsample16BitImages true
      /FlattenerPreset <<
        /PresetSelector /MediumResolution
      >>
      /FormElements false
      /GenerateStructure true
      /IncludeBookmarks false
      /IncludeHyperlinks false
      /IncludeInteractive false
      /IncludeLayers false
      /IncludeProfiles true
      /MultimediaHandling /UseObjectSettings
      /Namespace [
        (Adobe)
        (CreativeSuite)
        (2.0)
      ]
      /PDFXOutputIntentProfileSelector /NA
      /PreserveEditing true
      /UntaggedCMYKHandling /LeaveUntagged
      /UntaggedRGBHandling /LeaveUntagged
      /UseDocumentBleed false
    >>
  ]
>> setdistillerparams
<<
  /HWResolution [2400 2400]
  /PageSize [612.000 792.000]
>> setpagedevice