167 Volume 46, Number 3, September 2013 Ukuran kranial dan indeks sefalik pada anak retardasi mental (Cranial size and cephalic index of mentally retarded children) dewi Elianora,1 iwa Sutardjo2 dan Bambang udji rianto3 1Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Padang – Indonesia 2Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogjakarta – Indonesia 3Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogjakarta – Indonesia abstract Background: Mental retardation is imperfect condition of mental development which resulted in delay of motoric development, speech and in adaption with the environment. The common symptoms is brain growth disorder, which affects the cranial size and the intelectual function lower than average (<70). Purpose: This study was aimed to determine the difference of cranial size and cephalic index of mentally retarded children compared with normal chilren based on antropometry and cephalometric measurement. Methods: This research was epidemiology analytic observational with case control design. The cranial size and cephalic index measurements were carried out on 168 children in range of age 7-12 years old (84 were moderate mental retarded children and 84 were normal children). Data was statistically analyzed with t-test. results: The size of cranial and cephalic on index on mentally retarded children were smaller than normal children. S-N and G-Op size were shorter than normal children, the results of S-N differences (-4.4), S-Ar (-2.38) and G-Op (-5.5), Eu-Eu (-8.24). The results analysis of linear and angle component cranial base (S-N, S-Ar and 0,05 dan Q-Q plot menunjukkan data berdistribusi normal (Gambar 3). Dari 168 subyek yang diteliti, 63% anak retardasi mental ditemukan dengan bentuk kepala brakisefalik, anak normal dengan bentuk kepala normosefalik (45%) (Gambar 4). Untuk melihat perbedaan ukuran kranial antara kelompok anak retardasi mental dan anak normal dilakukan uji-t. Hasil rerata indeks kepala (euryon-euryon dan glabella- opisthocranion) anak retardasi mental 81,25 ± 11,71 dan rerata indeks kepala anak normal 76,10 ± 5,49. Hasil uji-t menunjukkan perbedaan signifikan (p = 0,001). Bentuk kepala berdasarkan kelompok umur ditunjukkan pada Tabel 1. Nilai odds ratio diperoleh dengan membagi kelompok umur menjadi dua kelompok yaitu umur 7–9 tahun dan 10–12 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan signifikan (p = 0,001). Pada kelompok umur 7–12 tahun, anak retardasi mental lebih banyak ditemukan bentuk kepala brakisefalik dengan nilai odds ratio 2,10 dibanding anak normal (0,99). Berdasarkan jenis kelamin bentuk kepala pada anak laki-laki dan perempuan retardasi mental lebih banyak ditemukan brakisefalik (64% dan 57%), sedangkan anak normal lebih banyak bentuk kepala normosefalik (43% dan 48%). Laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.Gambar 3. Grafik sebaran indeks kepala. 170 Dent. J. (Maj. Ked. Gigi), Volume 46, Number 3, September 2013: 167–172 Gambar 4. Bentuk kepala anak retardasi mental dan anak normal. Uji statistik menunjukkan nilai odds ratio 1.469 kali dibanding normal (0,562) dengan nilai CI pada anak retardasi mental 0,429-5,035 dan 0,19-1,65 pada anak normal, ditunjukkan pada Tabel 2. Pengukuran antropometri kepala berdasarkan jenis kelamin didapatkan signifikan (p<0,05). Sebelum uji beda dilakukan antara kelompok anak retardasi mental dan kelompok anak normal, terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan variabel menjadi kelompok ukuran kranial terdiri dari Eu-Eu (euryon-euryon), G-Op (glabella-opisthocranion), S-N (sella-nasion), S-Ar (sella- articulare),