Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 67 PERAN IBU KARIR DALAM PENDIDIKAN KELUARGA DI LINGKUNGAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA (Studi Kasus Pada Ibu Karir Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXXVIII Yonzipur 3 PD III/ Siliwangi) Siwi Astini siwiastini@yahoo.co.id SMA Kartika Siliwangi XIX-2 Bandung ABSTRAK Saat ini, peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Dari hanya memiliki peran tradisional untuk melahirkan anak dan mengurus rumah tangga, kini wanita mempunyai peran sosial dimana dapat berkarir dalam bidang kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik dengan didukung pendidikan yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya konflik peran ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga bagi wanita yang telah berkeluarga, sehingga mudah menimbulkan konflik kepentingan dalam pelaksaan tugasnya sebagai ibu juga sebagai wanita karir. Hal ini membutuhkan kajian yang lebih menyeluruh mengenai bentuk-bentuk permasalahan, solusi dan dampak dari setiap nilai yang berhubungan dengan kehidupan ibu dan dunia pekerjaan. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, sehingga mampu menjelaskan konteks kehidupan keluarga, pendidikan dan kehidupan profesional. Dalam fakta temuan lapangan ditemukan bahwa kehidupan ibu karir telah mampu menjawab tantangan dunia kerja maupun keluarga secara tepat dan seimbang. Kata kunci : ibu karir, pendidikan keluarga PENDAHULUAN Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terlihat adanya berbagai kemajuan yang dicapai kaum perempuan di berbagai bidang pembangunan. Namun bila dibandingkan dengan laki-laki masih banyak yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan gender. Di era modernisasi ini, ternyata masih terlihat begitu banyak masalah perempuan Indonesia. Di bidang pendidikan, menurut data BKKBN (2008) angka buta huruf perempuan 14,5 % lebih besar dari laki-laki yaitu 6,9%, di bidang kesehatan, status gizi perempuan merupakan masalah utama dan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 228 per seratus ribu kelahiran Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 68 hidup, di bidang ekonomi, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) laki-laki jauh lebih tinggi (86,5%) dari perempuan (50,2%), di bidang politik atau kekuasaan / pengambil keputusan keterwakilan perempuan 11% untuk DPR, dan 19,8% untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan dalam bidang hukum masih banyak dijumpai substansi, struktur, dan budaya hukum yang diskriminatif gender. Begitupun kondisi di Jawa Barat yang menunjukkan bahwa wanita mengalami ketidakberuntungan lebih banyak dibandimg pria, diantaranya di bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari segi kuantitatif perempuan melebihi setengah penduduk yang ada, dari segi kualitatif lebih banyak menentukan kualitas generasi yang akan datang, karena kodratnya sebagai pengemban terbesar fungsi reproduksi dan pembinaan sumberdaya manusia (E. Komariah, 2011; 34). Ini menjadi salah satu pendorong tingginya kesempatan perempuan untuk terlibat dalam proses pembangunan, dalam berbagai tingkat. Peningkatan partisipasi perempuan dalam proses pembangunan telah menjadi salah satu bagian penting dalam menumbuhkan sikap dan proses perkembangan sebuah bangsa dan negara. Pada satu sisi, perempuan memiliki hak yang sama yang proses pembangunan, namun dalam sisi yang lain, perempuan juga memiliki kodrat sebagai pilar utama pendidikan keluarga. Menurut Baqir Sharif al-Qarashi (2003 : 64), bahwa para ibu merupakan sekolah-sekolah paling utama dalam pembentukan kepribadian anak, serta saran, untuk memenuhi mereka dengan berbagai sifat mulia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. yang artinya: “Surga di bawah telapak kaki ibu”. Secara ontologis sabda Rasulullah SAW tersebut menggambarkan tanggung jawab ibu terhadap masa depan anaknya (Zakiyah Daradjat, 1995 : 50). Dalam konteks ini, peran perempuan sebagai seorang ibu dalam lingkungan keluarga menjadi sangat penting dan tidak bisa digantikan perannya oleh sekolah- sekolah atau tempat penitipan anak termahal sekalipun. Oleh karenanya, perlu untuk mengkaji pengembangan peran perempuan sekaligus para ibu dalam konteks pembangunan modern saat ini. Perempuan menjadi pilar, sekaligus menjadi salah Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 69 satu kekuatan dalam pembangunan, sekaligus memiliki peran sebagai pilar utama sebuah keluarga. Dalam kondisi dewasa ini, menjadi ibu karir adalah sebuah tantangan sekaligus peluang bagi kaum perempuan di Indonesia. Memikiki jenjang karir adalah salah satu bentuk partisipasi kaum perempuan dalam pembangunan di Indonesia. Namun pada sisi lainnya, para ibu bertanggungjawab menyusun wilayah- wilayah mental serta sosial dalam pencapaian kesempurnaan serta pertumbuhan anak yang benar. Sejumlah kegagalan yang terjadi diakibatkan oleh pemisahan wanita dari fungsi-fungsi dasar mereka. PEMBAHASAN Dalam konteks pendidikan keluarga yang dilaksanakaan di lingkungan keluarga dengan ibu yang juga berkarir, hal ini merupakan salah satu bentuk dari adanya tuntutan gender yang sudah demikian kuat. ZakiyuddinBaidawi (1997: 8) menyebutkan bahwa : Tuntutan gender disebabkan karena adanya perbedaan dan sempitnya gerakan wanita serta membatasinya pada bagian tertentu sesuai dengan kodratnya sebagai wanita, sehingga wanita merasa bahwa pada prinsipnya dalam kehidupan dunia untuk berkarir dan memimpin mempunyai hak sebagaimana laki-laki. Hal ini mendorong kaum perempuan untuk dapat mengembangkan dirinya sendiri dalam berbagai bidang untuk mencapai derajat kesetaraan dalam kehidupannya, baik dalam konteks dunia pekerjaan maupun dalam kondisi sosial. Pendapat diatas senada dengan pendapat Ali Yahya (2000: 19) yang menyebutkan bahwa : Wanita karir dalam dunia barat laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama untuk menjadi segala sesuatu yang diinginkan sesuai dengan Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 70 bakatnya untuk bisa berkarir dengan laki-laki, begitu juga untuk menjadi pemimpin. Namun dalam kondisi lainnya, perempuan juga dihadapkan pada beberapa permasalahan yang berhubungan dengan kodratnya sebagai ibu dan perempuan. Pada saat kaum perempuan memiliki anak, maka fungsinya berganti menjadi seorang ibu. Proses pendidikan keluarga menekankan pada bagaimana membentuk seorang anak agar dapat mencapai tujuan-tujuan kehidupannya, sesuai dengan derajat kemanusiaannya. Soerjono Soekanto (2003: 45) mengungkapkan bahwa pendidikan anak adalah pengarahan yang lebih baik, pembelajaran terhadap anak. Dengan demikian menurut pendapat tersebut, anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Oleh karena itu, peran ibu menjadi demikian penting untuk membangun karakter anak, bahkan membangun karakter kehidupan masyarakat di masa yang akan datang. Perang orang tua, termasuk ibu karir, memiliki dampak yang sangat signifikan dalam perkembangan kehidupan seorang anak. Nurkholis Majid (2001; 87) mengatakan bahwa, “Peran orang tua adalah peran tingkah laku, teladan, dan pola-pola hubungannya dengan anak yang dijiwai dan disemangati oleh nilai-nilai keagamaan menyeluruh”. Dalam kehidupan, sejatinya orang tua baik itu berkarir ataupun tidak harus menjadi model dalam pengembangan kualitas individu, terutama dalam lingkungan keluarga. Namun, tuntutan dunia pekerjaan seiring dengan semakin bersanya tantangan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat menjadi hal yang sangat penting. Dalam konteks ini, ibu karir diharapkan pada peluang dan tantangan yang sama-sama memiliki dampak yang sangat besar terhadap keluarganya, terutama dalam mempersiapkan anak-anaknya dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Secara umum karier secara sederhana dapat diartikan sebagai pekerjaan yang dijalani seseorang secara menetap setelah terlebih dahulu menjalani persiapan Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 71 untuk itu (Strong & Vault, 1998). Ini berarti,bahwa karier merupakan pekerjaan tetap.Bilamana dikaitkan dengan wanita/ kaum ibu, maka ibu karier adalah wanita memiliki pengalaman pendidikan/pelatihan atas suatu pekerjaan dan bekerja dalam bidang tersebut dalam waktu yang sudah lama meskipun mereka sudah berkeluarga. Menurut Tofler (1995) menjalani pekerjaan tradisional sebagai ibu rumah tangga telah menjadi hal yang menakutkan bagi wanita sendiri. Dengan semakin banyaknya wanita menjadi wanita karier,maka sudah tentu akan menghadapkan wanita tersebut ke dalam peran ganda, sebagai ibu sekaligus sebagai pekerja. Persoalan ini tidak hanya menyangkut dirinya sendiri, tetapi para suami serta anak-anaknya. Misalnya persoalan pasangan, hubungan suami isteri, melahirkan anak, pengasuhan anak, sampai perpisahan tempat tugas. 1. Pendidikan Keluarga Pendidikan keluarga, dalam konteks peraturan perundang-undangan disebut sebagai pendidikan informal. Dalam Pasal 27 ayat 3 UU Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkunganberbentuk kegiatan belajar secara mandiri.Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Secara Sosiologis, keluarga merupakan unit sosial terkecil, dalam arti keluarga merupakan sel-sel utama dalam sistem sosial (S. Soekanto, 2003). Hal ini berarti bahwa bentuk-bentuk pendidikan dalam keluarga akan mempengaruhi sistem sosial secara keseluruhan, dan berdampak terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri. Sedangkan M.I. Soelaeman (2004: 17) menyebutkan bahwa keluarga adalah sarana pendidikan pertama dan utama dalam kehidupan anak. Fungsi keluarga dan pendidikan di dalamnya tidak bisa digantikan oleh lembaga-lembaga pendidikan lainnya, walaupun dalam situasi dan kondisi yang lebih baik sekalipun. 2. Pendidikan Nilai Kehidupan Pendidikan nilai memiliki nilai yang penting dalam kehidupan manusia, termasuk kehidupan anak di masa yang akan datang. Dahlan (2007:5) mengartikan pendidikan nilai sebagai suatu proses kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 72 untuk melahirkan manusia yang memiliki komitmen kognitif, komitmen afektif dan komitmen pribadi yang berlandaskan nilai-nilai agama. Sementara itu, Soelaeman (1987: 14) menambahkan bahwa pendidikan nilai adalah bentuk kegiatan pengembangan ekspresi nilai-nilai yang ada melalui proses sistematis dan kritis sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki kualitas kognitif dan afektif peserta didik. Pendidikan nilai memiliki tujuan tersendiri dalam proses pendidikan keluarga. Secara sederhana, Suparno (2002: 75) melihat bahwa tujuan pendidikan nilai adalah menjadikan manusia berbudi pekerti. Sedangkan, Hakam (2000: 8) dan Mulyana (2004: 119) menambahkan bahwa pendidikan nilai bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami dan menempatkan nilai-nilai secara integral dalam kehidupan mereka. 3. Tumbuh Kembang Anak Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan besar sel di seluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein baru; menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara keseluruhan atau sebagian. Sedangkan perkembangan adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan (maturation), dan pembelajaran (learning) (Wong, 2000; 45). Konteks tumbuh kembang anak, berpengaruh terhadap pembangunan karakter pendidikan di dalam keluarga. Oleh karenanya diperlukan kajian khusus dalam pembangunan karakter pendidikan keluarga yang dilaksanakan di tengah lingkungan ibu karir. 4. Pendidikan Keluarga Paul B Houton dan Chester L. Hunt (1987: 267) mengungkapkan bahwa keluarga adalah : 1) Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 73 2) Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan 3) Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak 4) Pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak 5) Satu orang dengan beberapa anak. Di Indonesia sendiri, keluarga telah diatur dalam berbagai peraturan atau undang-undang RI Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, mendefinisikan keluarga sebagai, ”Keluarga merupakan wahana pertama seorang anak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya”. Sedangkan pendidikan keluarga menurut MI. Soelaeman (1994: 56) dapat diartikan sebagai pendidikan yang terjadi di dalam lingkungan keluarga, sebagai salah satu fungsi dasar yang terdapat dalam keluarga sebagai satuan sosial terkecil dalam masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan keluarga menjadi salah satu fungsi yang muncul setelah keluarga terbentuk melalui proses pernikahan. 5. Peran Ibu Karir Peran ibu karir dalam penelitian ini, difokuskan pada upaya untuk bagaimana bentuk peran ibu karir dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai istri, ibu, pegawai karir, juga sebagai anggota masyarakat yang melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai wanita. Toefler (1995; 132) menyebutkan bawah tantangan terbesar bagi para ibu karir adalah berusaha untuk menyeimbangkan berbagai perannya di tengah tantangan dunia pekerjaan. Dalam kondisi seperti ini kaum ibu ditantang untuk dapat mengembangkan peran yang begitu kompleks dimana dalam berbagai sisi kehidupannya saling berhadapan, bahkan pada saat yang bersamaan. Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 74 PENUTUP Kondisi objektif keluarga yang memiliki ibu karir dapat berjalan dengan baik, selama peran ibu dan bapak dapat dipenuhi. Walaupun dengan intensitas yang berbeda, namun kualitas hubungan dan komunikasi antar anggota keluarga dapat menjadi salah satu bagian penting dalam membangun keluarga yang harmonis, walaupun kondisi ibu karir harus mampu membagi waktu. Dengan intensitas kerja yang sangat mendesak dan tuntutan pekerjaan yang sangat besar, maka tantangan bagi para ibu menjadi demikian besar pula. Namun, dengan perjuangan yang didukung pula dengan kehadiran orang-orang yang ada disekitarnya, membuat peran ibu karir masih dapat dilaksanakan dengan baik, sebagai salah satu kunci utama pembentukan karakter anak dalam proses pendidikan di dalam keluarga. DAFTAR PUSTAKA Alvin and Heidi Toffler. (1995), Creating a New Civilization: The Politics of the Third Wave. Turner Publishing. New York Ary, D, Jacobs & L.C. Razavieh, A. (1982). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan (Penerjemah : Furchan, A). Surabaya; Usaha Nasional. Arikunto, S. (2008). Metodologi Penelitian. Yogyakarta; Bina Aksara Axin, G.H. (1976). Nonformal Education and Rural Development. Michigan University: East Learning. Baharits. (2007). Mendidik Anak Laki-laki. Bandung; Irsyad Baitus Salam Bogdan, B.C dan Biklen, S.K. (2003). Qualitative Research. New York; Pearson Education Group. Creswell, John. W. (1994). Research Design, Qualitative & Quantitative Approaches. California USA; Sage Publication. Coombs. (1964). New Path To Learning. Parentice Hall; New York Cropley, A.Y. (1972). Pendidikan Seumur Hidup Suatu Analisys Psikologis. Penyunting Sardjan Kadir, Surabaya : Usaha Nasional. Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 75 Darajat, Zakiah. (1995). Problema Remaja di Indonesia. Jakarta; Penerbit Bulan Bintang. Dickert, Willliam. (1996). Qualitative Research. New York; Parentice Hall. Haryono. (2007). Perilaku Bersih; Saka Krida Husada. Bandung; Pustaka Setia Hatimah. I. (2000). Pendidikan Keluarga. Alfabeta; Bandung Hatimah, Ihat, dkk. (2007), Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta; Universitas Terbuka. Hasbulloh. (1997). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta; Rajagrafindo Persada Hurlock, E. (1999). Psikologi Perkembangan. Bandung; Erlangga Horton, Paul B. & Hunt, Cester L. (1987). Sosiologi; Alih bahasa : Ram Aminudin. Jakarta; Erlangga. Idris. (1986). Shalih bin Ahmad Al Ghazali, Romantika Rumah Tangga. Yogyakarta; Penerbit Cendekia Sentra Muslim. Ihromi. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Penerbit Galah Ihsan. (2005). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta; Penerbit Rineka Cipta. Kaelan. (2004). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta; Penerbit Paradigma Kesuma, Darma, dkk. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung; Remaja Rosdakarya. Kussudyarsana dan Soepatini. 2008. Pengaruh Karier Objektif pada Wanita Terhadap Konflik Keluarga-Pekerjaan. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 9, No. 2, Agustus 2008: 128-145. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Mu’in. (2011). Pendidikan Karakter; Konstruksi Teori dan Praktik. Bandung; Pustaka Setia Majid, Nurcholis et.al. (2002). Kehampaan Spiritual Masyarakat Modern Respon dan Transformaso Nilai-nilai Islam Menuju Masyarakat Madani (Cet. I). Jakarta; Penerbit Media Cita Megawangi, Ratna. (2003). Semua Berakar pada Karakter. Jakarta; Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia. Mangkuprawira, S. Dan Vitalaya, A. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Cetakan Ketiga. Ghalia Indonesia, Jakarta. Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 76 Munandar; Utami. (2001). Wanita Karir; Tantangan dan Peluang. Bandung; Penerbit Angkasa Moses, CON. (1989). Gender Planning in the Third World; Meeting Practical and Strategic Gender Needs. World Development Vol. 17, No. 11. M. Ngalim, P. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung; Remaja Rosdakarya Novianto, Eko Nugroho. (2011). Inspiring Stories: Kisah Inspiratif Keluarga Dahsyat. Jakarta; Media Grafika Utama. Partowisastro. (1983). Psikologi Keluarga. Jakarta; Rineka CIpta Rahardjo, Mudjia. 2002. Pengantar Penelitian. Malang; Penerbit Cendekia Paramulya. Rezky. (2010). Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah saw. Semarang; Pustaka Rizki Samani. (2012). Pendidikan Karakter; Konsep dan Model. Bandung; Remaja Rosdakarya. Salvicion dan Celis. (1989). Pendidikan Keluarga; terjemah : Dwi Putri. Mandar Maju; Bandung Sharif al-Qarashi, Baqir. (2003). Seni Mendidik Islami. Jakarta; Pustaka Zahra S.C. Utami Munandar. (2001).Wanita Karir Tantangan dan Peluang, ”Wanita dalam Masyarakat Indonesia Akses, Pemberdayaan dan Kesempatan”, Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press. Soedomo. (1989). Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta; Penerbit Depdikbud Soekanto, Soerjono. (2003). Sosiologi; Suatu Pengantar. Jakarta; Rineka Cipta. Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan dalam Keluarga. Bandung; Penerbit Alfabeta. Sudjana, D. (2003). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung; Falah Production Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta Suprijanto. (2007). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara. Suparno, P. (2002). Reformasi Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Surrachmad, W. (1986). Dasar-dasar Penelitian. Bandung; Jemmars Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 77 Suma’mun. (1981). Hiperkes, keselamatan kerja dan agronomi. Jakarta; Dharma Bhakti Muara Agung. Suwaid. (2010). Prophetic Parenting. Yogyakarta; Pro U Media Trisnamansyah, Sutaryat. (2003). Materi Pokok Perkuliahan Filsafat, Teori, dan Konsep Dasar PLS. Bandung: Makalah tidak diterbitkan Wirdatul,’Aini. (2006). Bahan Ajar Konsep Pendidikan Luar Sekolah. Universitas Negeri Padang: Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan. Wong, L. (2000). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Penerbit EGC; Jakarta. Worth. (2008). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung; Yayasan Crest Yahya, Ali. (2000). Dunia Wanita dalam Islam. Jakarta; Penerbit Lentera. Zakiyuddin, Baidawi. (1997). Wacana Teologi Feminis. Jakarta; Pustaka Pelajar. Internet : Iklima. (2014). Peran Wanita Karir dalam Melaksanakan Fungsi Keluarga (Studi Kasus PNS Wanita yang telah Berkeluarga di Balai Kota Bagian Humas dan Protoikol Samarinda). E-Journal Sosiatri Integratif, Vol 2/ 3: 77-89. Tersedia : e-journal.ilmu.sosiatri.or.id. Diakses : 12 Desember 2014. Komariah, Euis. (2011). Peranan Wanita dalam Pembangunan Berwawasan Jender. Tersedia : http://jabar.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=571&ContentTypeI d=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897. Diakses : 12 Januari 2014 http://jabar.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=571&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897 http://jabar.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=571&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897