Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 93 PELATIHAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PAUD DI KOTA CIMAHI Rohmalina STKIP Siliwangi Bandung linaitok@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang : Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Siliwangi Bandung dengan judul “Pelatihan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru PAUDDi Kota Cimahi“. Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan : Untuk mendeskripsikan penerapan proses pembelajaran di PAUD Kota Cimahi.Untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik pendidik di PAUD Kota Cimahi. Untuk mendeskripsikan upaya pengelola dalam pengendalian mutu proses pembelajaran melalui peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD di PAUD Kota Cimahi.”.Penelitian ini dilaksanakan dengan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Sugiyono(2009: 21-22). Sumber data penelitian ini adalah anak dan guru PAUD Siaga. Penerapan upaya pengelola di PAUD Kota Cimahi untuk meningkatkan kompetensi dilihat dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran sangat berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran serta dalam peningkatan kompetensi pendidik dalam hal tersebut pengelola sebagai manajer diharapkan dapat mengelola pendidik dalam proses pembelajaran kea rah peningkatan mutu dan kualitas pendidikan dan kompetensi Pedagogik. Pelaksanaan upaya pengelola dalam meningkatkan kompetensi pendidik dilaksanakan diluar ruang dan didalam yaitu di sekolah dan dilembaga-lembaga pemerintah maupun swasta penyelenggara pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu pendidik PAUD Kota Cimahi diharapkan berpengaruh terhadap proses pembelajaran dikarenakan untuk meningkatkan kompetensi pendidik untuk itu pengelola mengikut sertakan pendidik dalam rangka peningkatan kompetensi melalui pelatihan-pelatihan hal ini berdampak baik terhadap tutor dari pada sebelum diadakan penerapan pengelola dalam upaya peningkatan kompetensi pendidik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahw apertanyaan penelitian ini yang menyatakan Pelatihan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru PAUD dapat diterima. Kata kunci : Quantum Teaching mailto:linaitok@gmail.com Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 94 A. PENDAHULUAN Dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, Bab I Pasal 1 disebukan bahwa Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal atau informal. Dalam hal ini, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) merupakan salah satu jalur pendidikan nonformal yang diselenggarakan untuk anak usia dini dalam rangka mengembangkan potensi mereka dengan sistem bermain sambil belajar. Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang pendidikan anak usia dini, maka manajemen kurikulum yang jelas dan sistematis tentunya harus sangat diperhatikan dalam pendidikan usia dini, karena harus selalu memperhatikan tingkat perkembangan dan psikologi anak didik. Karena setiap anak adalah unik, dalam arti pola dan saat pertumbuhan dan perkembangan, baik kepribadian, gaya pembelajaran dan latar belakang keluarga. Kurikulum dan interaksi orang dewasa-anak seharusnya di sesuaikan dengan masing-masing individu. Pembelajaran pada anak usia dini adalah hasil dari interaksi antara pemikiran anak dan pengalamannya dengan materi-materi, ide-ide dan orang di sekitarnya. Pendidik dapat menggunakan pengetahuan tentang perkembangan anak guna mengidentifikasi tentang ketepatan tingkah laku, aktivitas dan materimateri yang diperlukan untuk suatu kelompok usia, yang sekaligus dapat dipergunakan untuk memahami pola perkembangan anak, kekuatan, minat dan pengalaman serta guna merancang lingkungan pembelajaran yang sesuai. Walaupun gaya pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor antara lain tradisi, nilai sosial-budaya, harapan orang tua dan strategi guna mencapai perkembangan yang optimal yang harus disesuaikan dengan usia dari masing-masing individu. Dikalangan para pendidik sudah ada kesepahaman bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil.Oleh sebab itu, anak harus di perlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.Hanya saja dalam praktek pendidikan sehari- Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 95 hari tidak selalu demikian yang terjadi.Banyak contoh yang menunjukkan betapa peran orang tua dan masyarakat pada umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Walaupun dalam peraturuan pemerintah terlihat perbedaan yang jelas antara PAUD dan SD, dalam kenyataan di lapangan kedua jenjang pendidikan tersebut tidak banyak membedakan materi maupun metodologi pembelajarannya.Di banyak tempat, sistem pembelajaran di PAUD tidak banyak berbeda dengan di Sekolah Dasar. Jika praktik pendidikan seperti ini di teruskan, di khawatirkan akan terjadi dampak-dampak negatif pada perkembangan anak di kemudian hari. Oleh karena itu, dalam pendidikan usia dini harus selalu memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak, yakni: kurikulum yang digunakan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk membahas akan perkembangan pendidikan anak usia dini di Indonesia dengan mengangkat judul, “Upaya Pengelola dalam Pengendalian Mutu Proses Pembelajaran Melalui Peningkatan Kompetensi pedagogik Pendidik di PAUD Kota Cimahi.” B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik PAUD bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal seperti TK/RA, KB, TPA dan bentuk lain yang sederajat. Pendidik PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri atas guru dan guru pendamping; sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal terdiri atas guru, guru pendamping, dan pengasuh. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada lembaga PAUD. Tenaga kependidikan terdiri atas Pengawas/Penilik, Kepala Sekolah, Pengelola, Administrasi, dan Petugas Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 96 Kebersihan. Tenaga kependidikan pada PAUD jalur pendidikan formal terdiri atas: Pengawas, Kepala TK/RA, Tenaga Administrasi, dan Petugas Kebersihan. Sedangkan Tenaga kependidikan pada PAUD jalur pendidikan nonformal terdiri atas: Penilik, Pengelola, Administrasi, dan Petugas Kebersihan. 1) Standar Pendidik a) Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Kualifikasi dan kompetensi guru PAUD didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru beserta lampirannya. Bagi guru PAUD jalur pendidikan formal (TK, RA, dan yang sederajat) dan guru PAUD jalur pendidikan nonformal (TPA, KB, dan yang sederajat) yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi disebut Guru Pendamping dan Pengasuh. b) Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendamping Kualifikasi Akademik yang harus dimiliki oleh guru pendamping, yaitu : 1) memiliki ijazah D-II PGTK dari Perguruan Tinggi terakreditasi; atau 2) memiliki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/ kursus PAUD yang terakreditasi. 2. Model Pembelajaran Quantum Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas.Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De porter.B, 2004). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quntum teaching adalah orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi. Konteks adalah latar belakang pengalaman guru. Sedangkan isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian) seperti fasilitasi dari ahli sang Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 97 maestro terhadap orchestra dan pemanfaatan dari bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen. Interaksi dari konteks dan isi dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Jika dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah, unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitas. 3. Asas Utama Pembelajaran Quantum Teaching Menurut De Porter. B (2004), asas utama quantum teaching adalah “Bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru. 4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum Teaching Ada 5 prisip Quantum Teaching yaitu: a. Segalanya berbicara Artinya segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirimkan pesan tentang belajar. b. Segalanya bertujuan Semuanya yang terjadi dalam proses belajar mengajar mempunyai tujuan. c. Pengalaman sebelum pemberian nama http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/makalah-profesi-guru.html Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 98 Berarti sebelum mendefinisikan, membedakan, siswa terlebih dahulu telah memiliki atau telah diberikan pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama. d. Akui setiap usaha Berarti apapun usaha yang telah dilakukan siswa haruslah mendapat pengakuan dari guru maupun siswa lainnya. e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan Setiap usaha belajar yang dilakukan layak untuk dirayakan untuk memberi umpan balik dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. 4. Model Pembelajaran Quantum Teaching Menurut De porter, B (2004), quantum teaching mempunyai dua bagian penting yaitu dalam seksi konteks dan dalam seksi isi. Dalam seksi konteks, akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah: suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan dalam seksi isi, akan menemukan keterampailan penyampaian untuk kurikulum apapun, disamping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari: penyanjian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh tutor serta mengatasi permasalahan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Sugiyono (2009: 21-22) menyebutkan bahwa : 1. Metode penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. 2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. 3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 99 outcome. 4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. 5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dan komparatif, yaitu melakukan penelitian dengan tujuan ingin menggambarkan masalah dan melakukan analisis terhadap masalah. Metode deskripsi merupakan metode penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu menentukan hipotesis. Dengan metode diatas, penulis akan menggambarkan mengenai implementasi kurikulum di PAUD Siaga. D. PEMBAHASAN 1. Perencanaan Berdasarkan Pelaksanaan a. Keadaan tutor berdasarkan penerapan upaya pengelola dalam meningkatkan kompetensi pedagogik sangat baik sesuai dengan rencana kegiatan mingguan dan rencana kegiatan harian b. Pelaksanaan penerapan upaya pengelola dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dilaksanakan diluar ruang dan didalam yaitu di sekolah dan dilapangan sekitar PAUD Kota Cimahi dan berpengaruh terhadap proses pembelajaran dikarenakan pengelola mengikut sertakan pendidik dalam rangka peningkatan kompetensi melalui pelatihan-pelatihan hal ini berdampak baik terhadap tutor dari pada sebelum diadakan penerapan pengelola dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik. 2. Analisis Data Berdasarkan analisis data dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi diatas maka penulis melakukan penelitian pertanyaanya itu dengan menghitung seberapa besar pengaruh peran pengelola terhadap kompetensi pedagogik. Melalui proses penghitungan tertinggi sebesar 50% mengikuti pembelajaran yang ditawarkan dalam upaya pengelola dalam meningkatkan kompetensi pedagogik bahwa peran tutor pengelola di sekolah berpengaruh dalam proses pembelajaran terlihat dari hasil Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 100 Observasi yang dilakukan pada hari kamis tgl 10 April 2014 tutor mengikuti pelatihan dan bimbingan yang diberikan pengelola diharapkan tutor dapat meningkaykan kompetensi pedagogikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Cooper (Zahera, 1997), mengemukakan bahwa guru harus memiliki kemampuan merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar Kompetensi guru adalah “kemampuan atau kesanggupan guru dalam mengelola pembelajaran” (blog.elearning.unesa.ac.id/pdf.../arti-pengelolaan-kelas-paud.pdf). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertanyaan penelitian ini yang menyatakan pelatihan pembelajaran quantum teaching sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru PAUD dapat diterima. E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang penulis peroleh dari berbagai temuan penelitian yang dijadikan dasar untuk menarik simpulan. Maka pada akhirnya penulis dapat mengambil beberapa simpulan penelitianya itu sebagai berikut: 1. Penerapan upaya pengelola di PAUD Kota Cimahi untuk meningkatkan kompetensi dilihat dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran sangat berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran serta dalam peningkatan kompetensi pendidik dalam hal tersebut pengelola sebagai manajer diharapkan dapat mengelola pendidik dalam proses pembelajaran kea rah peningkatan mutu dan kualitas pendidikan dan kompetensi Pedagogik. 2. Pelaksanaan upaya pengelola dalam meningkatkan kompetensi pendidik dilaksanakan diluar ruang dan didalam yaitu di sekolah dan dilembaga-lembaga pemerintah maupun swasta penyelenggara pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu pendidik PAUD Kota Cimahi diharapkan berpengaruh terhadap proses pembelajaran dikarenakan untuk meningkatkan kompetensi pendidik untuk itu pengelola mengikut sertakan pendidik dalam rangka peningkatan kompetensi melalui pelatihan-pelatihan hal ini berdampak Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 101 baik terhadap tutor dari pada sebelum diadakan penerapan pengelola dalam upaya peningkatan kompetensi pendidik. DAFTAR PUSTAKA: Anggraeni, R. (2011).Pengaruh Penggunaan Media Manipulatif terhadap Kemampuan Konsep Bilangan pada Anak Usia Dini.Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung.Tidak Diterbitkan Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta :RinekaCipta Depdiknas. (2007). Pedoman Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD Depdiknas. (2007). Pedoman Penembangan Bidang Kognitif di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD Engking S, Hasan. (2008). Penuntun Penyusunan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi. Bandung: STKIP Siliwangi Bandung. Isjoni. (2009). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas Dirjen Perguruan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta Nuraidah, I. (2009).Penerapan Metode Proyek untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung. Tidak Diterbitkan Roestiyah, N. K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”.Bandung: Alfabeta Sudjana. (1982). Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sujana, D. (1993). Strategi Belajar Mengajar dalam Pendidikan Non Formal. Bandung: Nusantra Press. _________ (1993). Pendidikan Nonformal (Wawasan, Sejarah, Azas), Bandung: Nusantara Press. Jurnal EMPOWERMENT Volume 3, Nomor 1 Februari 2015, ISSN No. 2252-4738 102 _________ (1992) Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Nusantara Press. _________ (1993). Strategi Pembelajaran Persuasif dalam Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Nusantara Press. Sujana, Nana (1988) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru. __________ (1988). Tununan Penyusunan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Bandung : Sinar Baru.