Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 26 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) GEMA KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA Lilis Karwati Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Pendidikan Luar Sekolah misinya yaitu “membelajarkan masyarakat, telah berupaya mengembangkan berbagai macam program. Keberadaan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Gema, ikut berperan serta dalam menyelenggarakan pendidikan luar sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang sedang di butuhkan oleh masyarakat sekitar. Salah satu wujud dari upaya tersebut antara lain, dengan munculnya program pendidikan PAUD, kesetaraan dan life skill.TBM Merujuk pada hasil identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas peneliti mengajukan beberapa pertanyaan, adapun pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Gema Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Dalam penelitian ini peneliti mempergunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin memahami dan mengungkap keunikan secara bagaimana persepsi masyarakat dalam membantu keberhasilan program PLS yang dilaksanakan oleh PKBM Gema secara komprensif dan rinci. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Maka yang menjadi subjek penelitiannya 50 orang warga masyarakat yang berada di sekitar PKBM Gemayang diberikan angket.Persepsi masyarakat terhadap keberadaan PKBM Gema ini cukup beragam, yaitu hampir semua warga masyarakat telah mengetahui eksistensi dan keberadaan PKBM Gema baik dalam kegiatannya ataupun program-program yang dilaksanakan oleh PKBM Gema seperti program PAUD, program pendidikan kesetaraan dan pendidikan life skill. Namun ada pula sebagian warga masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan PKBM Gema yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti kesibukan warga masyarakat dalam bekerja serta tingkat pendidikan Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 27 masyarakat ada yang masih rendah sehingga kurang memahami fungsi dari PKBM tersebut. Kata Kunci :Persepsi Masyarakat Terhadap PKBM LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang tergolong ke dalam negara yang mengalami keterpurukan menyangkut segala aspek kehidupan bangsa Indonesia sehingga berdampak terhadap krisis multidimensi yang berkepanjangan di segala bidang yang salah satu contohnya itu adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia dan masih tingginya masyarakat yang belum mengenyam pendidikan dasar, maka salah satu upaya yang paling mendasar dalam rangka mengembangkan potensi manusia tersebut adalah melalui jalur pendidikan. Upaya peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM), perlu dilakukan dengan cara meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui penuntasan wajib belajar sembilan tahun, pemerataan pendidikan, dan penuntasan penanganan pendidikan masyarakat yang belum menempuh pendidikan formal. Salah satu variabel yang mempengaruhi Indek Pembangunan Manusia (IPM) adalah tingginya angka penduduk yang tingkat pendidikannya rendah dan lamanya menyelesaikan masa pendidikan. Dalam hal ini, pendidikan memegang peranan yang cukup penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, maju, dan mandiri karena pendidikan merupakan suatu bidang yang menjadi kunci utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menjadikan masyarakat Indonesia yang cerdas dan mempunyai keterampilan untuk bekal hidupnya di masa yang akan datang. Dengan begitu, segala aspek kehidupan yang sekarang ini sedang terpuruk dapat ditangani melalui bidang pendidikan tersebut. Pendidikan Luar Sekolah dalam hal ini pendidikan masyarakat, dalam mewujudkan misinya yaitu “membelajarkan masyarakat, telah berupaya mengembangkan berbagai macam program. Program pendidikan yang dibuat hendaknya mengacu pada peningkatan kualitas dan kebermaknaan program, sehingga program tersebut akan betul-betul bermakna bagi kehidupan masyarakat, diakui keberadaannya dan dapat memberdayakan masyarakat, serta dapat menjadi pilihan bagi Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 28 masyarakat yang ingin meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kualitas hidupnya. Salah satu wujud dari upaya tersebut antara lain, dengan munculnya program pendidikan kesetaraan. Pendidikan Kesetaraan merupakan pendidikan nonformal bagi warga negara Indonesia usia sekolah yang berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah sudah mulai dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat yang selama ini termarginalkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan saat ini pendidikan luar sekolah pun sudah menjadi alternatif proses belajar mengajar dikarenakan oleh asumsi masyarakat kelas bawah yang menganggap kurangnya jaminan yang pasti bahwa pendidikan formal itu dapat membawa perubahan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Pendidikan luar sekolah yang akan diteliti dan dibahas penulis dalam karya ilmiah ini adalah mengenai pendidikan yang diselenggarakan oleh PKBM. Keberadaan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Gema, ikut berperan serta dalam menyelenggarakan pendidikan luar sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang sedang di butuhkan oleh masyarakat sekitar. PKBM gema di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya berdasarkan hasil pengamatan sebagian besar dari warga masyarakat ada yang belum atau droup out dalam pendidikan formal dikarenakan biaya dan masyarakat yang belum memahami dan mengerti tentang pendidikan disebabkan mereka kebanyakan mengetahui bahwa pendidikan hanya dapat di laksanakan di sekolah saja atau pendidikan formal. Salah satu program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada di Kecamatan Tawang yang menyelenggarakan program pendidikan luar sekolah adalah PKBM Gema, namun keberadaan penyelenggraan program tersebut masih banyak masyarakat yang tidak fungsi PKBM di Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 29 lingkungannya, terbukti baru sebagian orang warga masyarakat yang ikut terlibat secara langsung mengelola PKBM, hal ini disebakan karena PKBM Gemamasih terus mensosialisasikan program yang diselenggarakannya. Dengan demikian partisipasi masyarakat sekitar ini sangat bermacam macam karakteristiknya dalam menanggapi program yang diselenggarakan PKBM Gema, respon masyarakat terhadapfungsi PKBM,sebagian belum memanfaatkan pentingnya keberadaan PKBM di daerah tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mendeskripsikan bagaimana persepsi masyarakat terhadap program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Gema di Kecamatan Tawang di dalam melaksanakan program pendidikan luar sekolah, sehingga dapat memberikan arti yang signifikan nantinya bagi kemajuan daerahnya sendiri. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada di PKBMGema di Kecamatan Tawang tersebut sebagai berikut: 1. Sebagian dari warga masyarakat Kecamatan Tawang Kota Tasikmalayasebagain pendidikanmasih rendah dan droup out dalam pendidikan formal dikarenakan biaya dan masyarakat yang belum memahami dan mengerti tentang pendidikan disebabkan mereka kebanyakan mengetahui bahwa pendidkan hanya dapat di laksanakan di sekolah saja atau pendidikan formal. 2. Respon masyarakat terhadap program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)belum tahu manfaatnya. Masyarakat di daerah tersebut ini masih sebagian belum menyadari pentingnya keberadaan program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di daerah tersebut. Sehingga Masih banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di lingkungannya, terbukti sebagian orang warga masyarakat yang ikut terlibat secara langsung mengelola PKBM. 3. Belum diberikannya wawasan mengenai pendidikan nonformal. Masih banyak masyarakat yang hanya mengetahui bahwa pendidikan itu hanya pada jalur formal saja, sehingga kurangnya partisipasi masyarakat terhadap pendidikan nonformal. 4. Masih banyaknya PKBM yang kurang mensosialisasika dan mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam kegiatan yang dilaksanakan di PKBM tersebut. Kebanyakan PKBM merekrut peserta atau tutor dari lingkungan luar. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 30 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu “Bagaimana persepsi masyarakat terhadap program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Gema Kecamatan Tawang ?” Adapun batasan masalah penelitian yang akan penulis lakukan adalah hanya akan membahas mengenai persepsi masyarakat terhadap program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) tersebut. Merujuk pada hasil identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas peneliti mengajukan beberapa pertanyaan, adapun pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) GemaKecamatan Tawang Kota Tasikmalaya?” METODE PENELITIAN Dua istilah penting dalam metode penelitian yaitu metode dan penelitian. Menurut Purwadarminta dalam Sudjana (2005: 7) “Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud”, sedangkan “penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapat jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu (Suryabrata, 2009: 11) Metoda penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008: 2), hal tersebut sependapat dengan Arikunto (2006: 160), “Metode penelitian yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Berdasarkan kecenderungan data yang di dapat dari studi ke lapangan dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang diambil oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Menurut Hadjar dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 23) “tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari persfektif partisipan”. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 31 “Karakteristik khusus penelitian kualitatif berupaya mengungkap keunikan individu, kelompok, masayarakat atau organisasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari secara komprehensif dan rinci. Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan atau organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Kesemuannya itu dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistic” (Bogdan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi, 2008: 23) Dalam penelitian ini peneliti mempergunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin memahami dan mengungkap keunikan secara bagaimana persepsi masyarakat dalam membantu keberhasilan program PLS yang dilaksanakan oleh PKBM Gemasecara komprensif dan rinci. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah metode deskriptif, karena peneliti ingin mempelajari melukiskan fakta dilapangan secara sistematis sesuai dengan keadaan sesungguhnya pada PKBM Gema, hal tersebut sesuai dengan pengertian deskriptif yaitu metode deskriptif melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, Metode deskriptif pada hakekatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori, yang lebih dititikberatkan adalah observasi dan suasana alamiah, dimana dalam hal ini peneliti sebagai pengamat. Subjek penelitian ini berupa individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Metode deskriptif bertujuan untuk: Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, Mengidentifikasi masalah serta memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, Membuat perbandingan atau evaluasi, Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil data yang telah didapat, maka pada bagian ini dibahas mengenai pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Pembahasan ini merupakan upaya penghubungan data yang telah diperoleh dan diolah dengan konsep-konsep teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Masyarakat merupakan sekumpulan orang atau manusia yang tinggal pada suatu wilayah yang memiliki adat istiadat dan budaya yang sama, serta saling berinteraksi. Keberadaan suatu lembaga pada suatu lingkungan tidak akan terlepas dari keberadaan Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 32 masyarakat sekitarnya, dimana akan terjadi hubungan timbal balik antara keberadaan lembaga dengan masyarakat sekitarnya. Keberadaan lembaga tersebut hendaknya harus dapat memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat sekitar, karena suatu lembaga khususnya PKBM berdiri didasar atas kebutuhan masyarakat, dimana dimulai dari keberadaan masyarakat sekitarnya. Sebagai upaya agar program-program pendidikan nonformal dapat berjalan secara maksimal maka diperlukan sebuah wadah bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya. Salah satu bentuk satuan pendidikan yang berfungsi sebagai wadah penyelenggaraan program-program di pendidikan nonformal adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Hal ini dikuatkan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 4 yang menyatakan bahwa PKBM merupakan salah satu satuan pendidikan nonformal. Secara umum PKBM dibentuk dengan tujuan untuk memperluas kesempatan warga masyarakat khsusnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. PKBM dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat untuk memperluas kebutuhan belajar masyarakat. Terdapat beberapa bentuk penyelenggaraan PKBM, yaitu: 1) PKBM Berbasis Masyarakat (Community Based). 2) PKBM Berbasis Kelembagaan (Institution Based). 3) PKBM Komprehensif. PKBM Gema merupakan salah satu PKBM yang berada di Kota Tasikmalaya khususnya Kecamatan Tawang, keberadaan PKBM ini tidak terlepas dari keberadaan masyarakat sekitar, namun tidak semua masyarakat mengetahui Fungsi keberadaan PKBM Gema ini. Persepsi masyarakat sekitar terhadap keberadaan PKBM Gema ini, dimana masyarakat menginginkan keberadaan PKBM ini untuk lebih mensosialisasikan fungsi dan manfaatnya kepada masyarakat sekitar serta diharapkan program-programnya lebih meyentuh kepada masyarakat sekitar. Keberhasilan program di PKBM ini seharusnya tidak hanya bergantung kepada hasil yang dicapai berupa ijasah, namun lebih menitikberatkan kepada proses yang melibatkan masyarakat, serta program-program yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 33 Dari data yang diperoleh sebagian besar mengetahui keberadaan PKBM tetapi banyak dari masyarakat yang mengetahui hanya dari pendidikan anak usia dini ,TBM.Kesetaraan dan keberadaan bangunan.sementara kegiatan lainya kurang informasi Keberadaan PKBM sangatlah penting mengingat semua program melibatkan masyarakat. Berdasarkan hasil responden tentang kebaradaan PKBM pada umumnya responden telah mengetahui bahwa diketahui bahwa hampir seluruh responden atau 97,72 menyatakan mengetahui, dalam hal ini responden mengetahuinya berasal dari pengelola PKBM itu sendiri .Pihak pengelola sejak awal berdirinya telah mensosialisakan penyelenggaraan PKBM pada masyarakat sehingga masyarakat sudah dapat merasakan manfaat adanya PKBM dan masyarakat secara aktif ikut berpartisipasi, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel 4.12 responden menjawab lebih dari setengahnya atau 65,98% menyatakan aktif berpartisipasi. Dari segi wawasan, masyarakat sudah mengetahui bahwa maksud dan tujuan penyelenggaraan PKBM adalah sebagai tempat layanan pembelajaran hampir setengahnya menyatakan PKBM sebagai layanan pembelajaran (49,49%). Warga masyarakat yang seperti tokoh masyarakat yang mengetahui jelas keberadaan PKBM. Tidak semua keinginan atau kebutuhan warga masyarakat dapat terpenuhi hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi kepada seluruh warga masyarakat mengenai pelaksanaan program. Sehingga dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan investasi yang membutuhkan pengorbanan, baik waktu, tenaga dan biaya. Biaya yang dikorbankan dapat berupa fasilitas, fisik maupun biaya operasional. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan, baik tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan tanpa biaya proses pendidikan terutama di sekolah tidak akan efektif. Biaya (cost) pada pendidikan memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang), misalnya, iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku dan guru adalah juga biaya. Bagaimana biaya - biaya itu direncanakan, diperoleh, dialokasikan dan dikelola merupakan kajian pembiayaan pendidikan. Di ungkapkan pula dari hasil penelitian bahwa masyarakat di sekitar PKBM Gema kebanyakan Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 34 ekonomi kelas menengah ke bawah jadi dalam pembiayaan sedikit orang bisa mampu membayar program yang dilaksanakan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai partisipasi masyarakat dalam menumbuhkan keberhasilan program di PKBM Gema, dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut: Persepsi masyarakat terhadap keberadaan PKBM Gema ini cukup beragam, yaitu hampir semua warga masyarakat telah mengetahui eksistensi dan keberadaan PKBM baik dalam kegiatannya ataupun program-program yang dilaksanakan oleh PKBM Gema seperti program PAUD, TBM.program pendidikan kesetaraan dan pendidikan life skill. Namun ada pula sebagian warga masyarakat yang tidak mengetahui fungsi PKBM Gema yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti kesibukan warga masyarakat dalam bekerja serta sebagian tingkat pendidikan masyarakat yang rendah dan drop out sehingga kurang memahami manfaat dari PKBM tersebut. Saran Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai persepsi masyarakat dalam keberhasilan Program pendidikan luar sekolah di PKBM GemaKecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, maka perlu kiranya penulis kemukakan saran yang dapat berguna bagi semua pihak, diantaranya: 1. Bagi Pengelola dan PKBM Gema a. Pengelola hendaknya melakukan koordinasi lebih dalam lagi dengan seluruh elemen masyarakat agar dalam pelaksanaann program berjalan dengan lancar,sehingga tujuan PKBM dapat tercapai b. Pengelola lebih memperhatikan kondisi masyarakat yang berada di sekitar wilayah kajian PKBM dengan melibatkan masyarakat, akan tumbuh dan dapat membantu dalam proses kegiatan kegiatan yang dilaksanakan. 2. Bagi Masyarakat a. Masyarakat seharusnya mencari informasi mengenai keberadaan Fungsi dan manfaat PKBM merupakan tempat untuk mensejahterakan rakyat dalam hal pendidikan Nonformal. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 35 b. Masyarakat harus terbuka apabila dalam kesempatan di ajak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan PKBM. Daftar Pustaka Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Devirahman. (2009). Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://devirahman.wordpress.com/2009/04/24/ciri-ciri- masyarakat. [07 Maret 2010]. Direktorat PTK-PNF. (2006). PKBM. [Online]. Tersedia: http://www.jugaguru.com. [07 Maret 2010]. Dzaki, MF. (2009). Jenis-jenis Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/jenis- jenis-peran- serta-masyarakat.html. [07 Maret 2010]. Harsojo. 1997. Pengantar Antropologi. Bandung: Bina Cipta. Indra Wijaya2000.Perilaku Organisasi .Jakarta: Sinar Baru Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta Koentharaningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Miftah Thoha .1998.Perilaku Organisasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta Rajagrafindo. Munandar, A. (2010). Prasangka Sebagai Faktor penyebab Rendahnya Partisipasi Pemuda dalam Program Karang Taruna. Skripsi Sarjana Jurusan PLS FIP UPI: tidak diterbitkan Nurianti, E. (2009). Penerapan Metode PLE dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Dini. Skripsi Sarjana pada Jurusan PLS FIP UPI: tidak diterbitkan. Nazir, M. (2003). Metoda Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prasetya, T. I. (2008). Partisipasi dan Legal Draf. [Online]. Tersedia: http://www.google.com. [07 Maret 2010]. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/jenis-jenis-peran- http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/jenis-jenis-peran- Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2015, ISSN No. 2252-4738 36 Sastroputro, S. (1988). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan nasional. Bandung: Alumni. Sarlito Wirawan, (1995), Psikologi Lingkungan, PT. Grasindo Stephen, P. Robbins, 2001, Perilaku Organisasi, Prenhallindo, Jakarta Sudjana, N. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Bina Aksara. Sudjana S, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah (Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat & Teori Pendukung, serta Asas). Bandung: Falah Production. _______. 2004. Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharto, E. (2009). Membengun Masyarakat Pemberdayaan Rakyat. Bandung: Refika Aditama. Sukmana, C. (2009). Persepsi dan Partisipasi Tokoh Masyarakat Terhadap PKBM. Skripsi Sarjana pada Jurusan PLS FIP UPI: tidak diterbitkan. Suryabarata. S. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tim Fasilitator Masyarakat (TFM). (2007). Pedoman Teknis Perencanaan Masyarakat Secara Partisipatori Program PPAUD. Jakarta: Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD). Turindra, A. (2009). Pengertian Partisipasi. [Online]. Tersedia: http://turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian- partisipasi.html. [07 Maret 2010]. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Bandung: Citra Umbara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cipta Jaya.