Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 1 Februari 2014, ISSN No. 2252-4738 71 DAMPAK PELATIHAN BAHASA INGGRIS TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA DAN KEPERCAYAAN DIRI TOURISTS GUIDE (STUDI KASUS DI PKBM BINA TERAMPIL MANDIRI CISARUA BANDUNG BARAT) Nunu Mahmud Firdaus Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kepercayaan diri tourist guides dalam memberikan layanan kepada turis asing karena kesulitan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dan rendahnya penguasaan bahasa Inggris para tourist guides asing terutama keterampilan berbicara (speaking). Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan berbicara jika memiliki enam kriteria yaitu dapat berpartisipasi dalam percakapan singkat dalam konteks rutin dengan topik yang menarik, dapat berkomunikasi dengan nyaman dan baik, tanpa kaku karena batasan linguistik dalam kehidupan sosial dan pribadi, dapat membuat percakapan atau mengungkapkan apa yang ingin dikatakan, dapat menggunakan pengantar bahasa dan ungkapan-ungkapan, dapat menggunakan bahasa secara fleksibel dan efektif untuk tujuan sosial, termasuk emosional, sindiran dan gurauan, dan dapat terlibat dalam percakapan yang lebih mendalam pada topik yang dibicarakan. Pelatihan adalah suatu bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah kepercayaan diri tourists guide sebelum dan sesudah diberi pelatihan dan untuk menelaah kemampuan berbicara tourist guide setelah diberikan pelatihan bahasa Inggris. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik, dalam penelitian ini, peneliti memilih empat sampel responden dan melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi tentang variabel penelitian yang diamati yaitu tourist guide oleh PKBM Bina Terampil Mandiri, selain itu juga Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 1 Februari 2014, ISSN No. 2252-4738 72 melakukan observasi kepada proses pelatihan tersebut. Dari hasil analisis di lapangan, diketahui bahwa hasil pelatihan yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris tourists guide dan rasa percaya diri mereka. Dengan demikian para tourists guide mampu menjelaskan tempat yang dikunjungi dengan lancar sehingga para wisatawan lokal dan mancanegara semakin banyak yang tertarik untuk berkunjung ketempat wisata di Indonesia khususnya di Kabupaten Bandung Barat dan dapat memperbaiki perekonomian para tourist guide. Dari hasil penelitian diketahui bahwa PKBM Bina Terampil Mandiri berhasil meningkatkan keteramplan berbicara bahasa Inggris pemandu wisata. Sehingga dapat membuat mereka lebih percaya diri dalam menjalankan tugasnya. Rekomendasi ditujukan terutama kepada Instansi terkait pemegang kebijakan Program PLS, hendaklah lebih memperhatikan lembaga-lembaga pelatihan ini, karena terbukti memberikan dampak manfaat bagi masyarakat, terutama berhubungan dengan peningkatan ekonomi. Kata Kunci : Pelatihan Bahasa Inggris, Keterampilan Berbicara, Kepercayaan Diri. A. PENDAHULUAN Kabupaten Bandung Barat memiliki kekayaan alam yang banyak dijadikan tempat wisata yang diminati oleh wisatawan lokal maupun turis asing, hal ini menjadikan kebutuhan interaksi dalam bahasa asing diperlukan untuk menarik lebih banyak wisatawan agar tidak memiliki kesulitan dalam informasi. Para karyawan yang bekerja ditempat wisata khususnya mereka yang memandu para wisatawan memerlukan keterampilan berbahasa Inggris sebagai bahasa internasional untuk berkomunikasi, namun karena keterbatasan pengetahuan bahasa Inggris. banyak kesulitan yang ditemui oleh para pemandu wisata (tourist guide) dalam memanfaatkan peluang mendapatkan pekerjaan, hal ini yang menjadikan mereka hanya mengandalkan wisatawan domestik sebagai sumber penghasilan, padahal turis asing yang datang ke tempat-tempat wisata di kabupaten Bandung Barat cukup banyak. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 1 Februari 2014, ISSN No. 2252-4738 73 Dalam hal ini pelatihan bahasa asing khususnya bahasa Inggris akan sangat membantu meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan turis asing. Maka Program Pelatihan bahasa Inggris dapat menajdi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) melalui lembaga PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) telah menyelenggarakan program pendidikan bagi mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal. Bidang kegiatan PKBM yang dilaksanakan meliputi 1).Pembelajaran Masyarakat (Community Learning), 2). Usaha Produktif Masyarakat (Community Busines) 3).Pengembangan Masyarakat (Comunity Development). B. KAJIAN TEORI DAN METODE PKBM sebagai institusi atau lembaga adalah suatu kelompok yang menampung aspirasi masyarakat, baik yang mempunyai aturan secara tertulis maupun tidak tertulis, tumbuh dalam masyarakat serta bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Marzuki (2010:86), “Institusi atau lembaga adalah suatu kelompok yang menampung aspirasi masyarakat, baik yang mempunyai aturan secara tertulis maupun tidak tertulis, tumbuh dalam masyarakat serta bertujuan untuk mencapai tujuan bersama”. Untuk pemberdayaan masyarakat karena adanya motivasi atau dorongan tertentu yang didasarkan atas suatu peraturan perundang-undangan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Institusi atau lembaga ini secara sadar dan ikhlas melakukan kegiatan untuk ikut serta memberikan pelayanan masyarakat dalam bidang tertentu sebagai upaya meningkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan kualitatif dipilih atas pertimbangan adanya kesesuaian antara sifat penelitian dengan masalah yang akan diungkapkan. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri pendekatan kualitatif sebagaimana dikemukakan Surakhmad (1980:139) yaitu: (1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah yang aktual; (2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis (karena itu metode ini sering pula disebut pendekatan analitik). Apabila ditinjau dari kedua ciri tersebut, maka peneliti berpendapat bahwa pendekatan deskriptif-analitis ini tepat untuk diterapkan pada penelitian ini. Penelitian ini menyelidiki masalah yang aktual, karena meneliti suatu kehidupan sosial yang sedang berlangsung dan dapat Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 1 Februari 2014, ISSN No. 2252-4738 74 diamati pada masa sekarang. Demikian pula untuk ciri kedua, dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menemukan dan mengumpulkan data yang berkenaan dengan masalah penelitian, kemudian data tersebut disusun dan dianalisis untuk mencari kesimpulan dari hasil penelitian ini. Lebih lanjut pendekatan kualitatif ini dipilih untuk menelaah masalah penelitian berdasarkan: 1. Masalah yang diteliti memerlukan suatu pengungkapan yang bersifat deskriptif dan komprehensip; 2. Pendekatan kualitatif ini lebih peka dan sanggup menyesuaikan diri bila dipergunakan untuk meneliti berbagai pengaruh dan pola-pola nilai yang dihadapi partisipan dalam kondisi alamiah; 3. Data kualitatif mampu mengungkapkan peristiwa secara kronologis, mengevaluasi sebab akibat, mampu menemukan sesuatu yang tidak terduga sebelumnya, serta mampu memberikan penjelasan yang banyak dan bermanfaat untuk membangun kerangka teori baru; Fungsi PKBM sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat dapat manfaatkan sebagai tempat penyelenggaraan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau organisasi. Pelatihan bahasa Inggris di PKBM Bina Terampil Mandiri sebelumnya di fokuskan untuk pelajar yang ingin mendapatkan jam belajar tambahan , berkembang kepada kebutuhan masyarakat dalam menjalankan profesi, lokasi PKBM Bina Terampil Mandiri di Cisarua Bandung Barat berdekatan dengan tempat wisata yang sering dikunjungi oleh turis asing, maka mereka yang bekerja ditempat-tempat wisata sebagai pemandu wisatawan dapat mengikuti pelatihan bahasa Inggris untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri mereka dalam menjalankan tugasnya. Beberapa indikator yang harus di kuasai oleh pembelajar, berikut adalah indikator Kemampuan Berbicara Menurut Burry (2000:50) ada enam kriteria yang harus dikuasai dalam berbicara yaitu: 1. Dapat berpartisipasi dalam percakapan singkat dalam konteks rutin dengan topik yang menarik. 2. Dapat berkomunikasi dengan nyaman dan baik, tanpa kaku karena batasan linguistik dalam kehidupan sosial dan pribadi. 3. Dapat membuat percakapan atau mengungkapkan apa yang ingin dikatakan. 4. Dapat menggunakan pengantar bahasa dan ungkapan-ungkapan. 5. Dapat menggunakan bahasa secara fleksibel dan efektif untuk tujuan sosial, termasuk emosional, sindiran dan gurauan. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 1 Februari 2014, ISSN No. 2252-4738 75 6. Dapat terlibat dalam percakapan yang lebih mendalam pada topik yang dibicarakan. Definisi Pemandu wisata dalam panduan kecakapan khusus dan saka parawisata Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Pemandu Wisata adalah orang yang bertugas memberi penjelasan dan bimbingan kepada wisatawan, serta melayani atau membantu apa yang menjadi kebutuhan wisatawan. Kehadirannya menjadi penting seiring dengan pencapaian tujuan orang melakukanperjalanan wisata. Dengan kemampuannya untuk member bimbingan dan penjelasan yang benar-benar bermakna, mudah dipahami, dan menarik iasanggup membuat sesuatu yang sempit dan dangkal menjadi sesuatu yang luas dan mendalam. pariwisata (tourism) adalah sejumlah fenomena dan hubungan yang muncul dari interaksi antara wisatawan, penyedia bisnis, pemerintah dan komunitas setempat dalam proses menarik perhatian untuk mendatangkan para wisatawan dan pengunjung lainnya. Kajian kepercayaan diri Menurut Lauster (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Sudjana, D.,(2000:38) mengemukakan bahwa pengaruh yang menyangkut hasil yang telah dicapai oleh warga belajar setelah melakukan proses pelatihan adalah: (1) perubahan taraf hidup yang di tandai dengan perolehan pekerjaan, peningkatan pendapatan, kesehatan dan penampilan diri; (2) membelajarkan orang lain terhadap hasil belajar yang telah dimilki dan dirasakan manfaatnya; (3) peningkatan partisipasinya dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat. Hasil analisa data menunjukkan bahwa pengaruh yang diperoleh warga belajar setelah mengikuti pelatihan Bahasa Inggris di PKBM Bina Terampil Mandiri adalah terjadi perubahan peningkatan keterampil Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 1 Februari 2014, ISSN No. 2252-4738 76 berbicara (speaking) dan kepercayaan diri serta perubahan yang baik dari keempat responden kesatu, kedua, ketiga dan keempat dengan memperoleh pekerjaan sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan di Bahasa Inggris, serta adanya peningkatan pendapatan. Responden pengaruh lainnya adalah dapat membelajarkan orang lain dapat berpartisipasi dalam kegiatan dan pembangunan masyarakat. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dampak dari pelatihan bahasa Inggris di PKBM Bina Terampil Mandiri memberikan pengaruh yang baik terhadap kepercayaan diri tourist guide dalam melakukan tugasnya sebagai pemandu wisata. 2. Berdasarkan hasil pelatihan yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dapat disimpulkan bahwa penguasaan bahasa Inggris para tourist guides asing terutama keterampilan berbicara speaking menjadi lebih baik. Selanjutnya dari kesimpulan diatas maka penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Dengan pelatihan yang dilakukan, penguasaan bahasa Inggris para tourist guides terutama keterampilan berbicara speaking menjadi lebih baik, oleh karena itu pelatihan ini perlu dipertahankan dan dikembangkan agar keterampilan berkomunikasi terus mengalami kemajuan. 2. Karena pelatihan bahasa Inggris di PKBM ini telah dirasakan manfaatnya kiranya kegiatan ini sebaiknya lebih ditingkatkan lagi agar penguasaan bahasa Inggris menjadi lebih luas. 3. Bagi para alumni yang telah mengikuti pelatihan perlu terus belajar untuk menambah penguasaan keterampilan bahasa Inggris yang lebih luas karena manfaatnya dapat dirasakan. 4. Bagi penyelenggara PKBM Bina Terampil Mandiri perlu mengadakan sarana dan prasarana yang lebih baik untuk lebih meningkatkan kualitas belajar dalam pelatihan. Dan harus mengevaluasi setiap kekurangan agar hasil dari pelatihan dapat maksimal. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 1 Februari 2014, ISSN No. 2252-4738 77 DAFTAR PUSTAKA Curry, Dean. 1992. Experience English, United States Information Agency. Dirjen Pemberdayaan Masyarakat. 2012. panduan Syarat kecakapan khusus, tanda Kecakapan Khusus Saka Parawisata. Jakarta: Dirjen Pemberdayaan Masyarakat. Lauster, P. 2002. Tes Kepribadian (Alih Bahasa: D.H Gulo). Jakarta: Bumi Aksara. Marzuki, M. S. 2010. Pendidikan Nonformal, Bandung, PT Rosdakarya Sudiapermana, E, 2009. Pendidikan Nonformal dan Informal, Edukasia Press. Bandung Thorn, B, S. 2001. How to Teach Speaking, New York: Longman Pierson. Sudjana, N. 2000. Penilaian Hasil Proses Belajar. Remaja Bandung.: Rosdakarya. Suraakhmad, W.1980.Metodologi Pengajaran. [online]. Tersedia:http://library.um.ac.id. (5 April 2014).