Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 198 STUDI PEMBELAJARAN RUMAH QURANI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI DI RA ASSAKINAH SEJAHTERA KAB. BANDUNG BARAT Heriyanto Abstract This research was motivated by the problems in early childhood language skills in RA Assakinah Sejahtera, namely the tendency of interest in learning language skills, especially speaking skills are still relatively low and there is still the teacher’s ability or competence is not optimal. So, we need a model of learning that is more effective in the learning process. The approach used in this study is a qualitative descriptive approach using the techniques of observation data collection, interviews, documentary studies, and literature studies.This study aimed to describe: 1) the learning objective of quranic home conditions in RA Assakinah Sejahtera, 2) implementation of the quranic home method in RA Assakinah Sejahtera in order to improve language skills, 3) the results achieved from the use of the quranic home method, and 4) using barriers of quranic home method. The theoretical basis of this study, researchers refer to several concepts: 1) learning theory, Law 20 of 2003 on National Education System chapter 1, verse 2002, 2) The concept of Quranic home learning, pusdiklatrumahqurani 2012, 3) The concept of early childhood education, curriculum 2004 of kindergarten and Raudlatul Afhtal (Depdiknas, 2004: 2), and 4) Language Concepts, Strategies Mastery Speak, Suwarna 2002.The results of this study indicate that in improving language skills for early childhood needed teacher guidance and parents collaboration. Guidance by the teacher implemented is designed to be more flexible in the sense of a child can learn with class organization that vary in individual activities, classical, and groups. Cooperation with the parents conducted to establish communication through the development of children's ability liaison books are competitors by providing stimulation reward as maintaining cooperative school with his parents. Conclusions from this research is the Quranic home learning can improve language skills in early childhood in RA Assakinah Sejahtera and Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 199 in delivering learning material formulated with a variety of themes that can applied with other lessons or other themes. Kata Kunci: Quranic Home Learning, Childs Language Skill A. PENDAHULUAN Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya. Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra- sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Salah satu metode pembelajaran untuk mengajarkan nilai-nilai dalam al- quran yang dapat dikembangkan di sekolah adalah model pembelajaran rumah qurani, yang memiliki beberapa kelebihan yaitu diantaranya: dengan model ini anak sangat mudah untuk menghafal ayat alquran, dan anak tidak hanya hafal ayatnya saja tetapi juga paham artinya sehingga diharapkan nilai-nilainya dapat terinternalisasi dalam diri anak, dan dengan model ini anak belajar dalam suasana yang menyenangkan serta dapat menumbuhkan multiple intelegences siswa. Almukaromah (2010), Metode Rumah Qurani dapat menumbuhkembangkan multiple intelligences siswa, seperti kecerdasan spasial, linguistik, interpersonal, musikal, natural, bodi/kinestetis, intrapersonal, logis-matematis. Oleh karena itu kiranya model pembelajaran rumah qurani ini dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran pendidikan keagamaan dan pengembangan multiple intelligences anak untuk anak usia dini. Menurut Desmita (2009, bahwa: “Perkembangan bahasa anak yang sesuai dengan norma tata bahasa, belum bisa selesai pada usia 12-18 tahun. Oleh karena itu anak harus banyak belajar bicara baik dengan menggunakan bahasa yang halus”. Pengembangan kemampuan dasar di TK meliputi beberapa pengembangan berbahasa. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak. Disamping itu bahasa juga merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain yang sekaligus berfungsi untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 200 Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Tarigan (1984), bahwa: “Kemampuan berbahasa atau keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang terdiri dari keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis”. Keempat keterampilan tersebut memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain, yang merupakan satu kesatuan. Keempat keterampilan tersebut perlu dilatih pada anak usia dini karena dengan kemampuan berbahasa tersebut anak akan belajar berkomunikasi dengan orang lain, sebagaimana dalam kurikulum 2004 diungkapkan bahwa kompetensi dasar dari pengembangan bahasa untuk anak usia dini yaitu: “Anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya”. Tiga langkah pendekatan pembelajaran yang digunakan Metode Rumah Qurani adalah (Sulaiman, 2007): 1. Permainan yaitu yang dilakukan sebagai hiburan bermakna untuk siswa. Permainan ini antara lain mengajarkan konsep sebab akibat dari makna ayat yang dimaksud dan atau terkait dengan tema lain yang relevan. 2. Cerita yang merupakan kesimpulan dari permainan (melalui cerita keteladanan, makna yang diajarkan akan lebih terjelaskan kepada anak). Rumusan penelitian ini adalah: Apakah model pembelajaran rumah qurani dapat meningkatkan kemampuan anak dalam meningkatkan kemampuan berbahasa? B. KAJIAN TEORI DAN METODE Konsep Pembelajaran Rumah Qurani Metode pengajaran yang paling cocok untuk anak pra-sekolah adalah fun learning (belajar yang menyenangkan). Menurut psikolog Peter Kline, “Belajar akan efektif bila dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.” (pusdiklatrumahqurani.wordpress.com/metode- rumah-quran 2012/12). Dalam kegiatan cooking day, anak-anak diajak mengenal bentuk besar-kecil, jumlah/angka, sambil menyiapkan masakan yang kemudian dimakan bersama-sama. Betapa asyiknya belajar wudhu atau bahasa Inggris sambil bernyanyi! Inilah di antara fun learning yang dilakukan di Rumah Qurani. Anak-anak juga diajak ke Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 201 kantor pos, stasiun kereta, koramil,puskesmas, peternakan, dll dalam rangka pengenalan profesi dan membangun karakter. Metode ini mengadaptasi metode isyarat dari Jamiatul Quran (Sekolah Hafalan Quran untuk Balita) yang didirikan oleh Sayid Mahdi Tabatabai. Metode Rumah Qurani akan mengajak anak-anak balita untuk menghafal ayat-ayat yang terkait dengan kehidupan sehari-hari anak kecil, dengan didukung kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, yaitu: 1. gerakan isyarat tangan 2. dongeng yang relevan dengan ayat yang sedang diajarkan 3. permainan/aktivitas kreatif yang relevan dengan ayat yang sedang diajarkan 4. gambar 5. hadiah. Tujuan dari metode seperti ini adalah: untuk memupuk dan menumbuhkan kecintaan anak kepada Al Quran. Anak akan merasakan bahwa menghafal Al Quran adalah kegiatan yang menyenangkan, karena metode ini menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar sehingga anak merasa tidak dibebani dengan hal-hal yang sifatnya baku. Insya Allah, pada tahun-tahun selanjutnya anak akan menghafal Quran dengan senang hati. Selain itu, ayat-ayat akhlak yang diajarkan pada masa kecil (lengkap dengan arti dan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung pemahaman anak terhadap ayat), Insya Allah akan menjadi landasan moral sepanjang hidupnya. Pembelajaran rumah qurani memiliki dua landasan utama di dalamnya yaitu: 1. Landasan pertama adalah cinta kepada anak. 2. Landasan kedua adalah mendidik anak dengan cinta. Langkah-Langkah Pembelajaran Rumah Qurani Di antara langkah praktis yang dapat ditempuh antara lain: 1. Formal 2. Non-formal 3. Internalisasi 4. Mendoakan dengan cinta dan airmata Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 202 Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berbahasa Anak Menurut Carl Roger (dalam Setiawan, 2007) mengatakan bahwa ada dua faktor yang berperan dalam pengembangan bahasa pada anak, antara lain: 1. Faktor internal, adalah fakor yang berasal dari dalam diri anak, yaitu: a. Faktor intelegensi, anak yang intelegensinya tinggi akan memperlihatkan superioritas linguistik, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. b. Faktor jenis kelamin, anak perempuan melebihi anak laki-laki dalam aspek bahasa. Namun, perbedaan jenis kelamin ini akan berkurang selaras dengan bergulirnya fase perkembangan dan bertambahnya usia, sehingga akhirnya perbedaan ini hilang. c. Faktor perkembangan motorik, kemungkinan tertundanya perkembangan bahasa atau keterlambatan merupakan hal yang lumrah pada saat anak mengalami perkembangan motorik dengan cepat. d. Faktor kondisi fisik, kondisi fisik berhubungan dengan perkembangan anak serta gangguan penyakit yang berpengaruh pada kelancaran kerja indera. Misalnya, anak cacat, atau anak yang kondisi fisiknya lemah e. Faktor kesehatan fisik, kesehatan fisik sangat berhubungan dengan perhatian kita terhadap jenis makanan yang dikonsumsi, kesehatan indera, serta kesehatan rongga hidung yang berpengaruh besar pada daya ingat anak. 2. Faktor eksternal, adalah faktor yang mempengaruhi di luar diri anak, antara lain: a. Faktor keluarga, anak memperoleh tempat yang membuatnya dapat memahami bunyi bahasa yang tepat, dapat menyimak dengan baik. Keluarga yang memotivasi anak menyediakan lingkungan bahasa yang sesuai, maka anak akan lebih maju. Para psikolog menyatakan bahwa faktor lingkungan memiliki peran penting terhadap perkembangan bahasa anak. Anak-anak bervariasi selaras dengan pembawaannya, demikian pula dengan lingkungan yang ada disekitar anak dan di atas landasan lingkungan itulah kebudayaan mereka dibangun. Setiap anak memiliki sifat dan pengalaman yang khas yang tidak dimiliki oleh anak lain, karena itu terciptalah perbedaan individual diantara anak. Anak dapat mentransfer bahasa dari kelompoknya, begitu pula sebaliknya. Terkadang anak Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 203 menguasai puluhan kata dan memahami maknanya dengan baik, tetapi dia tidak mampu menggunakan sejumlah kata yang membingungkan itu, anak hanya menggunakan beberapa buah kata saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang yang ada di sekitarnya. b. Faktor perbedaan status sosial, anak yang secara sosial budaya berasal dari kalangan atas dan menengah lebih cepat perkembangan bahasanya dari anak yang berasal dari kalangan bawah. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Berdasarkan dimensi perkembangan bahasa anak usia dini, pada usia 4 - 6 tahun memiliki karakteristik perkembangan, antara lain : 1. Dapat berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana yang terdiri dari 4-5 kata. 2. Mampu melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar. 3. Senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urut dan mudah dipahami. 4. Menyebut nama, jenis kelamin dan umurnya. menyebut nama panggilan orang lain (teman, kakak, adik, atau saudara yang telah dikenalnya ). 5. Mengerti bentuk pertanyaan dengan menggunakan apa, mengapa dan bagaimana. 6. Dapat mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, dan mengapa. 7. Dapat menggunakan kata depan seperti di dalam, di luar, di atas, di bawah, di samping. 8. Dapat mengulang lagu anak- anak dan menyanyikan lagu sederhana. 9. Dapat menjawab telepon dan menyampaikan pesan sederhana. 10. Dapat berperan serta dalam suatu percakapan dan tidak mendominasi untuk selalu ingin didengar C. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari observasi, naskah wawancara, catatan, memo dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini ini adalah ingin menggambarkan Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 204 realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan topik penelitian adalah memaparkan atau memberi gambaran tentang pembelajaran metode rumah qurani di RA Assakinah Kabupaten Bandung Barat. Pengolahan dan Analisis Data Prosedur analisis data dalam penelitian ini mengikuti apa yang dikemukakan oleh Nasution (2003), yaitu: (1) reduksi, (2) display data, dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi data. Secara rinci prosedur kegiatan analisis adalah sebagai berikut: 1. Tahap Reduksi Tahap ini dilakukan untuk menelaah data secara keseluruhan yang dihimpun dari lapangan sehingga dapat ditemukan hal-hal yang penting yang berhubungan dengan focus penelitian. 2. Tahap Display Display data mempermudah melihat gambaran secara keseluruhan dari sekian banyak data yang bertumpuk-tumpuk dan laporan lapangan yang tebal, untuk mempermudah melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian supaya dapat mengambil kesimpulan yang tepat. Display data dapat disajikan dalam berbagai matriks, grafik, networks dan charts. 3. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi Tahap ini memerlukan upaya mencari makna dari data yang dikumpulkan. Upaya ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (2003) dilakukan dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Kesimpulan ini mula-mula masih tentative dan kabur. Agar diperoleh kesimpulan yang lebih mantap, kesimpulan harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Reduksi Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang kondisi objektif pembelajaran rumah qurani ditelaah berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Dalam menelaah kondisi objektif pembelajaran rumah Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 205 qurani pengamatan difokuskan pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, serta hambatan pembelajaran rumah qurani pada anak usia dini. Perencanaan Pembelajaran Rumah Qurani Rencana program kegiatan pembelajaran rumah qurani di RA Assakinah merupakan seperangkat materi/bahan pembelajaran berkenanan dengan aspek pengembangan perilaku melalui pendekatan dan metode penanaman nilai-nilai agama, yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam kegiatan membimbing, mengarahkan, dan merangsang aspek- aspek kecerdasan multiple inteligence yang dimiliki anak usia dini. Perencanaan pembelajaran rumah qurani atau pembelajaran alquran tertuang dalam satuan kegiatan harian (SKH) dan satuan kegiatan mingguan (SKM). Satuan kegiatan harian yang dikembangkan meliputi komponen-komponen sebagai berikut: (1) tujuan yang hendak dicapai, (2) kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan anak, (3) organisasi kelas, (4) alat/media yang digunakan, (5) waktu, dan (6) evaluasi. Perencanaan pembelajaran rumah qurani yang terdiri dari perencanaan semester, SKM dan SKH tersebut dibuat oleh guru dengan mengacu kepada kurikulum TK 2004 dan kurikulum RA Assakinah yang disusun secara integrasi dengan tema-tema yang terdapat dalam kurikulum yang menggunakan pendekatan terpadu. Kemudian guru dan kepala sekolah membuat modifikasi kedua kurikulum tersebut yang disusun menjadi program pendidikan RA Assakinah Sejahtera yang disusun dalam panduan pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Rumah Qurani Pelaksanaan pembelajaran rumah qurani dimulai saat anak melakukan berdoa sebelum belajar, saat guru bercerita, saat guru mengajar pengenalan bahasa, saat guru menggunakan media pembelajaran, saat anak melakukan hafalan ayat alquran melalui kegiatan shalat berjamaah, saat anak berolahraga, dan sampai akhirnya pembelajaran. Perlakuan Guru Memberikan Bimbingan dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa pada Anak Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di RA Assakinah Sejahtera, dapat dideskripsikan sebagai bertikut: Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 206 1. Bahwa dalam persiapan untuk mengajar kepada anak yang berkenaan penentuan bahan atau materi, alat peraga, metode, dan bahan-bahan lainnya sangat diperlukan untuk membantu membimbing anak. 2. Teknik yang dilakukan dalam memberikan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan dasar berbahasa bagi anak, yaitu dengan bercerita, mengulang-ulang kata kunci, bercakap-cakap, permainan, menggambar, mewarnai, dan tanya jawab. 3. Dalam aktivitas sehari-hari di sekolah guru telah melakukan komunikasi dengan lingkungannya baik dengan sesama guru, pengelola, orang tua, maupun pihak terkait dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 4. Tujuan yang hendak dicapai adalah anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. 5. Bimbingan yang diberikan yaitu melalui pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Selain itu layanan diberikan mengenai cara berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, sebab kadang-kadang juga ada anak yang berbahasa/berbicara kasar terhadap teman-temannya. 6. Kerjasama yang dilakukan guru dengan orang tua dalam membimbing anak yaitu guru selalu medampingi anak ketika di kelas, guru memberi informasi kepada orang tua mengenai perkembangan anak di kelas atau guru selalu bertanya kepada orang tua mengenai kegiatan yang dilakukan selama di rumah. 7. Aspek yang dinilai dalam layanan bimbingan yaitu berkenaan dengan keberanian anak dalam berbicara di depan kelas dan kreativitas anak dalam bercerita. 8. Hasil evaluasi secara umum belum dapat dioptimalkan oleh guru dalam layanan bimbingan. Penilaian Pembelajaran Rumah Qurani di RA Assakinah Sejahtera Dari hasil temuan, penulis dapat mengkaji bahwa penilaian pembelajaran metode rumah qurani yang dilaksanakan di RA Assakniah Sejahtera adalah untuk mengetahui adanya peningkatan dalam kemampuan berbahasa pada anak. Kepala sekolah dan dua orang guru sependapat bahwa: “Penilaian dilakukan dengan membuat penilaian harian dengan cara mengamati terhadap perkembangan kemampuan anak”. Guru Ai dan Cs menambahkan bahwa: “Penilaian terhadap anak dapat juga dilakukan pada saat anak berinteraksi dengan temannya, lingkungan, guru, dan orang tua dalam lingkungan sekolah”. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 207 Permasalahan dan Solusi Pembelajaran Rumah Qurani Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran rumah qurani dalam meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak adalah masalah yang berkaitan dengan keragaman potensi anak dalam menyerap pembelajaran, sehingga menuntut layanan ekstra dari seorang pendidik, dan tentunya memerlukan layanan bimbingan dalam proses pembelajaran. Adapun layanan yang dilaksanakan di RA Assakinah dirancang dengan lebih fleksibel dalam arti anak dapat belajar dengan organisasi kelas yang bervariasi dalam kegiatan individual, klasikal, dan kelompok. Evaluasi dirancang dengan menggunakan panduan observasi. Dalam penelitian ini menggunakan panduan observasi yang difokuskan pada kemampuan pengembangan bahasa. Masalah yang lainnya yaitu yang terkait dengan orang tua, yaitu kurang kooperatif terhadap setiap laporan perkembangan yang diberikan guru melalui “buku penghubung”, sikap sebagian orangtua yang kurang kooperatif ini memang bisa menghambat pencapaian tujuan pembelajaran rumah qurani. Solusi yang dilakukan oleh guru adalah mengadakan pendekatan kepada orangtua agar mau berpartisipasi aktif dalam perkembangan putra-putrinya. Display Data Untuk lebih memperjelas tentang kemampuan berbahasa pada kasus 5 (lima) siswa kelas B RA Assakinah Sejahtera, sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran rumah qurani maka di bawah ini ditampilkan tabel sebagai berikut. Tabel 7 Kemampuan Awal Berbahasa Anak No Nama Kemampuan Berbahasa Mendengar Membaca Berbicara Menulis 1. Zahra cukup baik cukup cukup 2. Kayyisa kurang kurang cukup cukup 3. Aurel baik baik baik Baik Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 208 No Nama Kemampuan Berbahasa Mendengar Membaca Berbicara Menulis 4. Farras cukup cukup cukup kurang 5. Nadhif cukup kurang kurang baik Tabel 8 Kemampuan Berbahasa Setelah Menggunakan Metode Rumah Qurani No Nama Kemampuan Berbahasa Mendengar Membaca Berbicara Menulis 1. Zahra Cukup Baik cukup cukup 2. Kayyisa Cukup cukup baik cukup 3. Aurel Baik baik baik Baik 4. Farras Baik cukup cukup cukup 5. Nadhif Cukup baik cukup baik E. KESIMPULAN DAN VERIFIKASI Berdasarkan hasil penelitian tentang berbagai temuan yang diperoleh dari lapangan bahwa Perencanaan pembelajaran rumah qurani menggunakan pendekatan terpadu. Kemudian guru dan kepala sekolah membuat modifikasi kedua kurikulum tersebut yang disusun menjadi program pendidikan RA Assakinah Sejahtera. Sedangkan pada tahap pelaksanaan pembelajaran rumah qurani yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa anak di RA Assakinah Sejahtera Kabupaten Bandung Barat, berdasarkan hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa kemampuan berbahasa anak di RA Assakinah Sejahtera secara umum termasuk kedalam kategori sedang, yaitu kebanyakan dari anak sudah bisa mengikuti perintah atau aturan yang diminta oleh guru untuk melaksanakan keterampilan berbahasanya. Setelah mendapatkan perlakuan bimbingan terhadap anak, maka hasilnya menunjukkan Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 209 peningkatan dimana kemampuan berbahasanya ada dalam kategori cukup baik. Pada tahap penilaian pembelajaran rumah qurani di RA Assakinah Sejahtera, dilakukan dengan membuat penilaian harian dengan cara mengamati terhadap perkembangan kemampuan anak dan dilakukan pada saat anak berinteraksi dengan temannya, lingkungan, guru, dan orang tua dalam lingkungan sekolah. Sedangkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran rumah qurani dalam meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak adalah masalah yang berkaitan dengan keragaman potensi anak dalam menyerap pembelajaran, sehingga menuntut layanan ekstra dari seorang pendidik, dan tentunya memerlukan layanan bimbingan dalam proses pembelajaran. Pembahasan 1. Kondisi Objektif Pembelajaran Rumah Qurani di RA Assakinah Sejahtera. Perencanaan pembelajaran rumah qurani di RA Assakinah Sejahtera dirumuskan dalam bentuk buku panduan tetapi perencanaan tersebut hanya difokuskan pada pembelajaran alquran dengan hafalan dan dipraktikkan dalam pembelajaran sholat. Hanya saja dalam perencanaan pembelajaran tersebut tidak menggambarkan adanya kompetensi yang harus dimiliki anak, indikator pembelajaran, dan hasil pembelajaran, tetapi berupa rumusan surat- surat pendek dan ayat pilihan yang akan diajarkan kepada anak dalam waktu satu tahun yang dibagi menjadi dua semester. Masing- masing semester terdiri dari empat surat-surat pendek. Dalam penyelenggaraan pendidikannya RA ini menggunakan tujuan khusus dan tujuan umum yang berlandaskan pada kurikulum Taman Kanak- Kanak dan kurikulum dari Departemen Agama. Hal ini sesuai dengan Nana Sudjana (dalam Abdul Madjid, 2006). Bahwa dalam penyusunan perencanaan pembelajaran ditetapkan tujuan umum dan tujuan khusus suatau organisasi atau lembaga penyelenggaran. Berdasarkan hasil penelitian bahwa rambu-rambu dalam membuat perencanaan di RA Assakinah Sejahtera ini dilakukan sesuai dengan konsep perencanaan PAUD. Dimana berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa perencaan dalam program pembelajaran materi agama islam melalui bernain sebagai berikut. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 210 a. Perencanaan dibuat dengan memperhatikan indikator perkembangan anak. b. Perencanaan dibuat dengan tema sebagai pembungkus konsep yang akan diberikan. Dalam perencanaan guru telah menentukan tema seperti tema aku yang kemudian dipecah menjadi sub-sub tema (aku hamba allah, aku menjadi oeang yang berguna dan sebagainya). c. Perencanaan dibuat dengan masuk akal, dan setiap perencanaan dibuat oleh guru selalu mencantumkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Pelaksanaan Metode Rumah Qurani di RA Assakinah Sejahtera Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Pelaksanaan pembelajaran rumah qurani di RA Sejahtera dapat terlihat ketika aktivitas dimulai dari kegiatan awal belajar sampai akhir pembelajaran, dimulai dari berdoa sebelum belajar, saat guru bercerita, saat guru mengajar pengenalan bahasa, saat guru menggunakan media pembelajaran, saat anak melakukan hafalan ayat alquran melalui kegiatan shalat berjamaah, saat anak berolahraga, dan sampai akhirnya pembelajaran. Selain dari itu pembelajaran rumah qurani dilakukan dengan bekerjasama dengan orangtua anak dalam kegiatan pembelajaran. Dimulai dari pembiasaan di rumah jika melakukan kegiatan belajar harus diawali dengan berdoa dan situasi dan kondisi yang menyenangkan bagi anak. Dalam menyampaikan materi pembelajaran rumah qurani dirumuskan dengan berbagai tema yang dapat di orkestrasikan dengan pelajaran-pelajaran yang lain atau tema-tema yang lainnya. Pembelajaran rumah qurani tidak hanya belajar tentang menghafal ayat alquran, menulis huruf arab atau membaca alquran saja, melainkan semua kegiatan pembelajaran yang berlangsung di lembaga pendidikan termasuk ke dalam pembelajaran rumah qurani. Dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui pembelajaran rumah qurani di RA Assakinah Sejahtera maka langkah-langkah yang ditempuh adalah menciptakan situasi yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. Kesempatan ini dapat di lakukan melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita, bertanya dan menjawab pertanyaan. Kemudian menyediakan saran pendukung perkembangan bahasa anak. Misalnya, menyediakan alat permainan yang menstimulasi perkembangan bahasa anak. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 211 Peningkatan kemampuan berbahasa di RA Assakinah diarahkan kepada keterampilan berbahasa secara berturut-turut dimulai dari mendengar, selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Adapun perkembangan dari setiap kemampuan pada anak usia TK (4 – 6 tahun) adalah sebagai berikut: a. Kemampuan Mendengar Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Cassel dan Jalongo (Seefeldt dan Wasik 2008), mendengarkan dan memahami informasi adalah langkah inti dalam memperoleh pengetahuan. b. Perkembangan Berbicara Untuk belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354), anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi factor yang dipertimbangkan dalam berbicara. c. Perkembangan Membaca Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap untuk belajar membaca. Gambar- gambar binatang yang ditempel di dinding kelas yang disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa merupakan stimulus untuk perkembangan kemampuan membaca. d. Perkembangan Menulis Sama halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis formal tidak dilaksanakan di TK. Yang dilakukan di TK berkenaan dengan kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak siap untuk belajar menulis. Dan untuk itulah maka upaya pengembangan motorik halus dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik halusnya yang semakin meningkat membuat anak mampu menggambar garis lurus, garis Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 212 tegak, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya, yang merupakan dasar untuk menggembangkan kemampuan menulis. 3. Hasil yang Dicapai dari Penggunaan Metode Rumah Qurani Berdasarkan temuan di lapangan hasil yang dicapai dalam penggunaan metode rumah qurani dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak, yaitu kemampuan dasar berbahasa mencakup kemampuan mendengar, berbicara, membaca dini, dan menulis dini menunjukkan terjadinya peningkatan yang cukup berarti, yaitu dapat dilihat dari hasil belajar anak. Kemudian dari hasil tugas yang diberikan kepada anak untuk menuliskan kata-kata yang berkenaan dengan nama orang tua, dan kata-kata lainnya yang membantu meningkatkan kemampuan dasar bahasanya. Hasil penugasaan terhadap anak tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan pada setiap kemampuan yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dini, dan menulis dini. Kemampuan anak dalam membaca dini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam memperlihatkan minat dalam kegiatan membaca, dapat mengidentifikasi huruf dan angka, dapat membaca beberapa kata dan kalimat sederhana, dan kalimat bervariasi. Sedangkan kemampuan menulis dini pada anak dapat ditunjukkan dengan menuliskan nama singkat diri sendiri dan meniru beberapa tulisan pendek. 4. Hambatan-Hambatan Penggunaan Metode Rumah Qurani Hambatan-hambatan yang terjadi dalam penggunaan metode rumah qurani adalah sebagai berikut: a. Kompetensi guru atau kualifikasi dan latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan bidang tugas. Tidak memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas. Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, seorang guru selain terampil mengajar, juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik. b. Masalah yang berkaitan dengan keragaman potensi anak dalam menyerap pembelajaran, sehingga menuntut layanan ekstra dari seorang pendidik, dan tentunya memerlukan layanan bimbingan dalam proses pembelajaran. Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 213 c. Masalah yang lainnya yaitu yang terkait dengan orang tua, yaitu kurang kooperatif terhadap setiap laporan perkembangan yang diberikan guru melalui “buku penghubung”, sikap sebagian orangtua yang kurang kooperatif ini memang bisa menghambat pencapaian tujuan pembelajaran rumah qurani. Solusi yang dilakukan oleh guru adalah mengadakan pendekatan kepada orangtua agar mau berpartisipasi aktif dalam perkembangan putra-putrinya. F. SIMPULAN Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Proses perencanaan pembelajaran rumah qurani dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak di RA Assakinah telah dilaksanakan sesuai dengan kaidah perencanaan pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI). Proses perencanaan dirumuskan dalam bentuk buku panduan yaitu melalui tahap penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan materi, jadwal kegiatan pembelajaran, dan langkah-langkah penyusunan kegiatan pembelajaran berupa pembuatan Rencana Kegiatan Tahunan (RKT), Satuan Kegiatan Mingguan (SKM), dan Satuan Kegiatan Harian (SKH). 2. Pelaksanaan Pembelajaran Rumah Qurani ketika aktivitas yang dimulai dari kegiatan awal belajar sampai akhir pembelajaran, saat guru bercerita, saat guru mengajar pengenalan bahasa, saat guru menggunakan media pembelajaran, ketika anak melakukan hafalan ayat alquran, melalui kegiatan shalat berjamaah, saat berolahraga dan sampai akhir pembelajaran, dan dalam menyampaikan materi pembelajaran dirumuskan dengan berbagai tema yang dapat diorkestrasikan dengan pelajaran-pelajaran yang lain atau tema- tema yang lainnya. 3. Berdasarkan penelitian dari kasus 5 (lima) anak dalam pembelajaran rumah qurani dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak di RA Assakinah menunjukkan adanya meningkatkan kemampuan berbahasa, hal ini dilihat berdasarkan kemampuan dasar berbahasa mencakup mendengar, berbicara, membaca dini, dan menulis dini menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan, yaitu pencapaian kemampuan anak yang mengalami kemajuan dalam keterampilan berbahasanya seperti: Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 214 a. Anak mampu menafsirkan pesan-pesan nonverbal, termasuk nada suara dan ekspresi. b. Anak mampu merespon simbol-simbol tulisan dalam lingkungan. c. Anak mampu berekspresi dengan bunyi-bunyi bahasa, ritme volume dan kata-kata d. Anak mampu berpartisipasi dalam percakapan dengan orang lain. e. Anak mampu mentransformasikan pemikiran, gagasan dan perasaan kedalam simbol-simbol yang dicetak untuk mengkomunikasikan makna. DAFTAR PUSTAKA Desmita (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Djuharie, O. Setiawan (2007). Genre. Bandung: CV Yrama Widya. Majid, Abdul (2006). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar. Bandung: Remaja Rosda Karya. p1. Nasution (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. p129-130. Seefeldt, Carol dan Wasik Barbara A. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. (Penterjemah: Pius Nasar). Jakarta: PT Indeks. p353-354. Sulaiman, Rasyid (2007). Fiqih Islam. Jakarta: Sinar Baru Algensindo. Tarigan, Henry Guntur (1984). Menulis Sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa. Bandung: Angkasa. p1. Almukaromah, S.Ag. M.Pd. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Tematik dengan Metode Rumah Qurani untuk Menumbuhkembanghkan Multiple Intelligences Siswa. Bandung: UPI Jurnal EMPOWERMENT Volume 4, Nomor 2 September 2014, ISSN No. 2252-4738 215 Belajar akan efektif bila dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. [Online]. Tersedia: pusdiklatrumahqurani.wordpress. com/metode- rumah-quran 2012/12.