Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 13 PROGRAM PELATIHAN ECBT (Edulab Certified Basic teaching ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA TUTOR (Studi Kasus di Konsultan Pendidikan Edulab Bandung) Hn. Noegraha Abstrak Penelitian ini difokuskan pada program pelatihan ECBT (Edulab Certified Basic Teaching) di Edulab Bandung Jln. Kalimantan No. 7 Bandung. Untuk mengetahui pendapat pengelola, instruktur dan tutor peserta mengenai program pelatihan ini. Metoda dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sample penelitian ini adalah sebanyak 10 orang terdiri dari dua (2) pengelola, tiga (3) instruktur dan lima (5) tutor peserta. Berdasarkan hasil penelitian dapat diidentifikasi bahwa program pelatihan ECBT adalah pelatihan yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan Edulab , tutor dan siswa. Namun secara khusus program pelatihan ECBT ini dapat mengoptimalkankompetensi profesional tutor terutama dalam pengajaran di Edulab. Berdasarkan testimoni responden program ini diidentifikasi mampu meningkatkan kinerja tutor, menyenangkan, dan berbeda dari program pelatihan umumnya serta bisa mengakomodasi kebutuhan akademik, rasio tutor dan sarana prasrana. Kata Kunci : Pelatihan , kinerja tutor A. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan perusahaan yang semakin pesat, maka dibutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten agar dapat mendorong perkembangannya. SDM memegang peranan sentral dalam sebuah perusahaan karena dengan kompetensi serta komitmen yang dimiliki, mereka merupakan asset serta faktor penggerak sistem organisasi. Edulab merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang konsultan pendidikan yang memiliki visi untuk menjadi konsultan pendidikan terbaik dan terdepan berskala internasional. Misi Edulab adalah berkomitmen memberikan pendampingan pendidikan terbaik kepada siswa, pendidik dan masyarakat melalui inovasi produk dan layanan agar tercipta insan berkualitas (Visi dan Misi Edulab, 2013) Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 14 Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, maka dibutuhkan sumber daya yang kompeten. Dari visi dan misi tersebut jelas bahwa Edulab merupakan konsultan pendidikan yang berkomitmen memberikan pendampingan pendidikan terbaik, karena itu SDM yang paling utama diperlukan disini adalah Tutor (pendidik). Tutor yang kompeten yang diharapkan oleh Edulab memiliki kriteria tertentu yang berbeda dengan pengajar pada umumnya. Karena itu untuk menunjang kebutuhan ini, maka dibutuhkan suatu program pelatihan agar seluruh tutor dapat memiliki kompetensi sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ; “Bagaimanakah Pelatihan ECBT dalam upaya meningkatkan kinerja Tutor di lembaga Pendidikan Edulab Bandung.” Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana perubahan kompetensi tutor baik dari aspek pedagogik, professi, sosial dan pribadi , Untuk meningkatkan kompetensi tutor Edulab, khususnya untuk tutor baru, maka dibuatlah Program Pelatihan. Adapun tujuan penelitian dijabarkan dalam empat pokok pertanyaan yang meliputi : 1. Bagaimanakah implementasi program pelatihan ECBT ? 2. Bagaimanakah strategi program pelatihan ECBT ? 3. Bagaimanakah efektifitas Program Pelatihan ECBT ? 4. Bagaimankah hambatan program pelatihan ECBT ? B. KAJIAN TEORI 1. Konsep pelatihan Pelatihan ECBT adalah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan SDM khusunya Tutor. Hal ini sesuai dengan Pendapat Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Sedangkan menurut Payaman Simanjuntak (2005) pelatihan bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja . Pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 15 meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja. Pelatihan ECBT dapat memberikan jenjang karir jabatan di masa mendatang sesuai dengan pernyaataan Ivancevich 2. Konsep Pendididkan Luar Sekolah Program pelatihan ECBT adalah pendidikan luar sekolah/ non formal yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan seperti dikatakan Djudju Sudjana (2000: 47) Sehingga perubahan semua aspek tersebut harus bermanfaat bagi masyarakat 3. Konsep Kinerja Tutor (Guru) Pengertian kinerja tutor/ guru sudah didefinisikan oleh beberapa ahli. Tutor merupakan profesi profesional dimana ia dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai seorang profesional maka tugas guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya dapat berimbas kepada siswanya. Dalam hal ini guru hendaknya dapat meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan pendidikan. Simamora (2002) memberi batasan kinerja, kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya. Pengertian di atas menyoroti kinerja berdasarkan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan. Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 16 C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai bahan untuk pengumpulan data peneltian ini adalah Edulab Pusat yang berlokasi di Jalan Kalimantan no.7 Bandung. 2. Teknik dan Instrumen Penelitian Metode pengumpulan data adalah wawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Wawancara dilakukan dengan penelitian kualitatif dimulai dari asumsi bahwa konteks lebih penting dari pada jumlah. Dengan kata lain bahwa informasi yang sebanyak-banyaknya dan kaya akan variasi lebih penting dari pada jumlah responden yang banyak. Oleh karena itu pengambilan subyek penelitian ini diupayakan subyek yang representatif. Dengan subyek penelitian itu diharapkan dapat mengungkap data yang terperinci dan spesifik, bukan mendapatkan data yang banyak kesamaan dan dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian ini untuk mengungkapkan permasalahan yang ada digunakan dua sumber, yaitu data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang langsung diambil pada subyek peneliti, yaitu dari pihak penyelenggara, instruktur dan para peserta program pelatihan ECBT. Data-data diambil dari hasil observasi Penelitian, pemahaman dan sikap peserta terhadap peserta pelatihan ECBT dan kemudian ditentukan dengan wawancara secara lisan. Data sekunder adalah data pelengkap dan penguat yang diambil dari dokumen dan hasil wawancara dengan penyelenggara, instruktur dan peserta tutor. Berdasarkan hasil studi penjajakan dan observasi serta orientasi lapangan dengan peserta dan penyelenggaraan program pelatihan ECBT, maka yang menjadi subjek penelitian disini adalah: a. Pengelola/penyelenggara Pelatihan : 2 ( dua ) orang. b. Instruktur sebanyak 3 (tiga) orang. c. Peserta program pelatihan sebanyak 5 (lima ) orang. Untuk mendapatkan data yang akurat dan tepat, setelah mengumpulkan hasil observasi dan wawancara dengan kelima sumber primer, maka peneliti mengadakan triangulasi dengan pengeloal dan instruktur Program pelatihan yang ditentukan. Jadi keseluruhan jumlah subjek penelitian ada sepuluh orang. Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 17 3. Proses Pengembangan Instrumen a. Teknik Analisis Data Peneliti melakukan pengumpulan Data yang masih merupakan data mentah dan belum merupakan hasil yang berarti, oleh karena itu untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan diperlukan pengolahan data dan analisa data. Pada prinsipnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Teknik analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknis analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992) dalam Basrowi dan Suwandi mencakup tiga kegiatan yang bersamaan: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kemudian langkah- langkah yang dikemukakan oleh Nasution (1988: 129) yaitu; reduksi data, display data, mengambil kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan pendapat di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: b. Koleksi Data Peneliti untuk mengumpulkan data melakukan studi perpustaakaan, observasi ke lapangan dan wawancara secara berulang ulang. Selanjutnya penulis melakukan reduksi data yaitu membilah data dan membuat rangkuman . Selanjutnya dilakukan Display data untuk melihat gambaran keseluruhan data sehingga bias menggabungkan informasi yang diperoleh. Setelah itu peneliti melakukan kesimpulan dan verifikasi sehingga dalam menganalisi data akan diperoleh data yang akurat. Data – data yang terkumpul harus dilakukan validasi dengan melakukan analisis studi perpustakaan untuk mendapatkan referesi yang tepat Pada akhirnya Peneliti dapat memperoleh data yang kredibilitas tidak diragukan. Artinya data yang diperoleh dari wawancara, observasi lapangan memiliki kecocokan antara konsep dengan yang ada pada responden. Untuk mencapai hal tersebut, dalam penelitian ini antara lain digunakan teknik dengan cara Triangulasi. Triangulasi perlu dilakukan dalam penelitian ini untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dari sumber lain. Sumber data penelitian ini diperoleh dari Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 18 Direktur Edulab Jl. Kalimantan no. 7 Bandungi dan Direktur Operasional Edulab Indonesia. Untuk melengkapi kekurangan data maka peneliti melakukan member check sehingga kalau ada data yang salah bisa diperbaiki dan dilengkapi. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam suatu penelitian, data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan, untuk itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan. Teknik yang digunakan adalah wawancara dengan responden, melakukan obervasi langsung ke lapangan dan menemui responden serta studi perpustakaan. c. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang Program Pelatihan ECBT dalam upaya meningkatkan kinerja Tutor, dengan fokus penelitian peningkatkan kinerja tutor dalam penyelenggaran pengajaran, dan perubahan sikap dan perilaku individu Tutor serta peningkatan kompetensi kognitif, psikomorik dan pedagogik dalam pengajaran. Secara khusus metode penelitian tentang program Pelatihan ECBT dalam meningkatkan kinerja tutor, pada dasarnya ingin memahami bagaimana interaksi sosial para pengelola, istruktur dan peserta dan dampaknya terhadap peningkatan kinerja tutor di Edulab Indonesia. Hal tersebut perlu diungkap dengan deskripsi yang jelas untuk mendapatkan gambaran yang lengkap. D. PEMBAHASAN Berdasarkan informasi dari responden, program pelatihan ECBT sangat berkaitan dengan penyesuaian tujuan dan rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan lembaga penyelenggaraan yaitu Edulab Bandung. Tujuan ini disusun berdasarkan pada dukungan informasi yang lengkap yang berkaitan dengan penyusunan pola, rangkaian dan proses kegiatan Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 19 yang akan dilakukan. Perencanaan merupakan kegiatan pertama yang dilakukan sebelum kegiatan-kegiatan lain dilaksanakan. Persiapan program pelatihan ECBT sudah diracang dengan langkah – langkah yang sudah direncanakan diantaranya: 1. Mengidentifikasi seluruh potensi Program pelatihan, tujuan ,implementasi, strategi , efektivitas dan hambatan 2. Pemilihan instruktur dan pengelola. 3. Penyusunan jadwal Pelatihan 4. Pelaksanaan Pelatihan, kalibrasi, sit in dan FGD. 5. Lokakarya pengelolaan dan pemberdayaan Pelatihan. 6. Monitoring dan evaluasi kegiatan. 7. Kegiatan sosial kemasyarakat. Rencana kegiatan di atas hampir seluruhnya sudah dilaksanakan secara maksimal dan hasilnya cukup baik. Menurut reponden untuk menjaga dan meningkatkan motivasi tutor, upaya yang dilakukan adalah peningkatan kinerja yang dilakukan oleh para instruktur dan dijadwalkan secara periodik, penyampaian materi pelatihan bervariasi, dengan menggunakan metode yang menarik dan mengadakan dialog pada setiap akhir sesi pelatihan. Pelatihan ECBT adalah pelatihan untuk tutor Edulab se-Indonesia dalam upaya meningkatkan kinerja tutor Edulab sebagai upaya peningkatan pelayanan dan standardisasi tutor, adapun yang diundang diantaranya para tutor muda yang berkomitmen untuk memajukan Edulab. Untuk menjalin komunikasi yang baik, setiap akan diselenggarakan program pelatihan disebarkan undangan kepada manajer cabang dan tutor Dalam pelaksanaan program pelatihan ECBT di Edulab Bandung selalu dilakukan evaluasi , supervisi dan monitoring terutama yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan, tenaga pengelola, instruktur, tutor, sarana dan prasarana , dana, dan perangkat lainnya. Tugas ini dilaksanakan oleh ketua program pelatihan (Direktur Akademik) yang dilakukan sebelum kegiatan pelatihan, selama pelatihan dan pasca pelatihan Pola pembinaan lainnya yang dilaksanakan untuk menumbuh kembangkan tanggung jawab dan kebersamaan tutor adalah melalui pertemuan secara periodik antara pengelola pelatihan, instruktur dan para tutor. Pertemuan-pertemuan rutin dilaksanakan setiap usai jam pelatihan 2 kali seminggu , selama pelatihan juga dilakukan pengawasan Yayasan. Hal ini disampaikan oleh Aguntaran,S.T sebagai salah satu Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 20 Pengelola Pelatihan beliau mengatakan:Pengawasan dan monitoring dilakukan langsung oleh Manajer tingkat cabang, oleh tim Penjamin Mutu dari pusat dan tim akademik, yang dilakukan sekali sebulan, dengan cara memberikan pembinaan melalui monthly breefing yang dilakukan oleh tingkat cabang. E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terkait empat hal yang menjadi poin utama penelitian dapat disimpulkan sbb : 1. Implementasi program pelatihan ECBT Tahapan implementasi penyelenggaraan program Pelatihan ECBT di Edulab Bandung antara lain: (a) Tujuan program Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kinerja tutor dimulai memberikan pemahan kepada tutor tentang tujuan yang harus dicapai .; (b) Kurikulum disusun oleh direktorat Akademik , tim kendali mutu dan masukan dari instruktur serta Tutor . Perubahan kurikulum dilakukan sesuain dengan kondisi lapangan. lainnya. Tugas ini dilaksanakan oleh Edulab Pusat jalan Kalimantan Bandung; (c) Instruktur dipilih guru senior yang sudah memiliki pengalaman dan memiliki jam ngajar yang banyak serta di rekomendasikan oleh direktorat Akademik. (d) Metode yang diterapkan adalah bervariasi dan tidak membosankan yaitui : tatap muka , micro teaching , Sit-In , kalibarasi , Diskusi dan Penugasan. (e) Tutor / Peserta memiliki latar belakang berbeda , pendidikan akhir S1 , berusia antara 24 hingga 30 tahun dan direkomendasikan oleh Direktorat akademik atau Manajer cabang masing – masing, (f) Sarana prasarana di Edulab Bandung belum mempunyai bangunan tersendiri khusus untuk program pelatihan tetapi memamfaatkan ruangan kelas yang tersedia; (g) Lingkungan/ lokasi Edulab Bandung cukup strategis karena mudah dilalui kendaraan dari berbagai juruan serta terltak di pusat kota. Demikian pula dari segi keamanan dan kenyamanan cukup kondusif dan lingkungan terpelihara baik. 2. Strategi program pelatihan ECBT Strategi yang diterapkan dalam pelatihan ECBT ini sudah tepat dan Memberikan perubahan yang signifikan baik dalam hal kemampuan akademik , keterampilan dalam pengajaran, sikap, dan pemahaman kultur Edulab. Strategi penerapan metode dalam pelatihan seperti, tatap Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 21 muka, Sit-in, kalibrasi, diskusi dan penugasan memberikan motivasi dan kepercayaan diri yang besar kepada para tutor. Dalam metode tatap muka para peserta diberikan materi – materi akademik sesuai bab / modul yang sedang di bahas. Tatap muka biasnya dilakukan di klasikal di dalam kelas seperti pembelajaran siswa. Untuk lebih menguasai pengajaran didalam kelas , peserta di haruskan mengikuti Sit- In , yaitu tutor mengikuti kegiatan pengajaran sebagai observer. Tutor harus mengamati pembelajaran yang mencakup : cara instruktur menyampaikan materi, membuka dan menutup pembelajaran, penampilan, Gaya bicara, sistematika pembelajaran dll. Metode Kalibrasi banyak memberikan masukan kepada tutor terutama dalam menjawab dan memecahkan soal – soal yang dianggap sulit. Dalam metode ini biasanya dibahas materi per pokok bahasan yang sering menimbulkan pemahaman yang berbeda. Dari semua metode yang disebutkan diatas maka metode Sit-in dan diskusi yang menurut responden sangat disukai dan paling dirasakan manfaatnya. Secara keseluruhan metode yang digunakan dalam program pelatihan ECBT telah memberikan kontribusi terhadap penibgkatan kinerja tutor dilihat dari aspek kognitif , keterampilan , sikap dan kultur kerja. 3. Efektifitas Program Pelatihan ECBT Pelaksanaan yang baik yang diterapkan dalam pelatihan ECBT memberikan keefektivan terutama untuk mencapai tujuan yaitu peningkatan kinerja tutor. Indikator yang menunjukan bahwa program pelatihan ECBT efektiv diantaranya: (a) Keterampilam Pengajaran , para tutor mengalami peningkatan dalam pemahaman konsep pengajaran dan pemahaman kinerja terjadi peningkatan. Penerapan Pre- test yaitu test awal sebelum pembelajaran memberikan masukan tenatang kompetensi tutor, sedangkan Post –test diberikan setelah selesai penyampaian materi. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi sejauh mana pemehaman tutor terhadap materi yang disampaikan. (b) Tujuan Pelatihan ECBT, mengciptakan para tutor di Edulab yang memiliki kompetemsi dalam pegajaran, profesional ,memiliki loyalitas dan memberikan pelayanan yang optimal dalam pengajaran ada indikasi peningkatan sehingga tujuan tercapai; (c) Fungsi, melaksanakan semua Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 22 fungsi sebagai Tutor dalam upaya meningkatkan kinerja walaupun belum maksimal; (d) Psikologis, terjadinya hubungan yang harmonis dalam lingkungan Edulab , sesama Tutor dan manajemen serta karyawan. Secara keseluruhan semua aspek dalam keefektivas program pelatihan yaitu Tujuan , target , fungsi telah memberikan kontribusi yang positif bagi para tutor dan memberikan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik dan aspek social. 4. Faktor penghambat program pelatihan ECBT Faktor penghambat dalam program pelatihan ECBT ada beberapa faktor, diantaranya faktor dana. .Porgram pelatihan ECBT ini pendanaanya di sediakan oleh Edulab Pusat melalui Direktorat keuangan .Dana yang dikeluarkan diperuntukan untuk alokasi pembiayaan yang sudah ditentukan.. Dalam perjalanannya kadang muncul biaya yang tidak terduga sehingga Penyelenggara harsu pandai pandai mensiasatinya. Sarana Prasarana yang ada harus dioptimalkan. Perlu gedung khusus untuk program pelatihan tidak harus bergiliran dalam penggunaan ruang kelas. Sarana Perpustakaan harus dilengkapi dan dimaksimalkan. Aspek psikologis peserta kadang menjadi kendala karena belum siapnya mental mengikuti program pelathan ECBT. Dukungan dari instansi Pemerintah dirasakan kurang dalam program pelatihan Tutor ini. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh atau sebagian komponen dan pelaksanaan program Pelatihan ECBT dan dilakukan secara terus menerus, berkala dan sewaktu-waktu pada saat sebelum, sedang atau setelah suatu program pembelajaran dilaksanakan. Pengembangan yang dilakukan dalam bentuk meningkatkan pelayanan terhadap peserta dengan cara memperbaiki manajemen penyelenggaraan pelatihan ECBT. Komponen-komponen penyelenggaraan program pelatihan yang dilaksanakan Edulab Pusat Bandung adalah sebagai berikut: 1. Tutor / Peserta yang dimiliki Edulab Bandung sudah memiliki jumlah yang tetap yaitu sebanyak 70 orang yang dibagi kedalam dua kelompok; Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 23 2. Kurikulum disusun oleh pengelola disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku sekarang ini sesuai acuan dari direktorat Akademik.; 3. Sumber belajar yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Sumber belajar yang tersedia saat ini adalah instruktur /guru-guru senior , nara sumber, dan buku perpustakaan; 4. Metode pembelajaran dibagi kedalam tiga fase, yaitu fase pendahuluan, fase berpusat pada proses belajar secara aktif dan fase saat pengajaran akan selesai; 5. Sarana prasarana di Edulab Bandung belum mempunyai bangunan tersendiri khusus untuk program pelatihan tetapi memfaatkan ruangan kelas yang tersedia; 6. Lingkungan/lokasi Edulab Bandung cukup strategis karena mudah dilalui kendaraan dari berbagai juruan serta terltak di pusat kota. Demikian pula dari segi keamanan dan kenyamanan cukup kondusif dan lingkungan terpelihara baik. Hasil dan dampak dari penyelenggaraan Program pelatihan ECBT dalam upaya meningkatkan kinerja Tutor antara lain: 1. Dasar, memahami konsep dan ciri-ciri tutor yang memiliki kinerja yang baik 2. Tujuan, menciptakan para tutor di Edulab yang memiliki kompetensi dalam pengajaran, professional, memiliki loyalitas, dan memberikan pelayanan yang optimal dalam pengajaran 3. Fungsi, melaksanakan semua fungsi sebagai Tutor dalam upaya meningkatkan kinerja walaupun belum maksimal 4. Psikologis, terjadinya hubungan yang harmonis dalam lingkungan Edulab, sesama Tutor, dan manajemen serta karyawan. DAFTAR PUSTAKA Abdulhak, I. (1995). Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual. Al-Nabani. (2001). Sistem Pergaulan dalam Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta; Rineka Cipta. Baron, R. A dan Donn Byrne. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga. Depdikbud. (1992). PeraturanPemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidi-kan Luar Sekolah. Jakarta: Sekretariat Jenderal. Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 24 Faisal, Sanafiah. (1981). PLS dalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional. Surabaya: CV. Usaha Nasional. Gerungan, WA. (1988). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco. Hamalik, Oemar. (1990). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Citra Aditya Bakti: Bandung. Hamijoyo, Santoso S. (1984). Pengertian Falsafah dan Azas Pendidikan Non Formal. Bandung: PLS-FIP IKIP Bandung. Kamil, Mustofa. (2009). Pendidikan Non Formal. Bandung: Alfabeta. Kamil, Mustofa. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.