Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 56 UPAYA MENGENTASKAN PENGANGGURAN TERDIDIK MELALUI RINTISAN DESA VOKASI BERBASIS UNGGULAN DAERAH DI KECAMATAN CIWIDEY KABUPATEN BANDUNG Djony Setiawan STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Pengangguran merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, karena permasalahan ini sudah menjadi permasalahan nasional bahkan sudah merambah ke luar negeri (ASEAN). Pengangguran berdampak pada kestabilan sosial, politik dan ekonomi. Hingga bulan agustus 2012 BPS mencatatat penganguran terbuka diseluruh propinsi indonesia sebesar 7.244.956 orang dari total angkatan kerja sekitar 120,26 juta orang. Tingkat pengangguran terdidik dikabupaten bandung mencapai angka 173.575 dari total penduduk 3.351.048 orang. dengan latar belakang pendidikan 27,09 % berpendidikan SD kebawah, 22,62% berpendidikan SLTP, 25,29% berpendidikan SMA, 15,3% berpendidikan SMK dan 9,63% berpendidikan Diploma sampai sarnjana.dan pengangguran di Kecamatan Ciwidey berdasarkan monografi 2013 sejumlah 11.235, disisi lain Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung khususnya merupakan daerah agraris yang kaya akan sumberdaya alam (SDA) yang belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk membantu masyarakatnya dalam menyediakan lapangan kerja disektor formal maupun non formal, hal ini disebabkan oleh kurangnya keahlian/ kecakapan khusus yang dimiliki oleh masyarakat dan minimnya lembaga penyelenggara pelatihan-pelatihan di Kecamatan Ciwidey. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi dalam mengentaskan pengangguran terdidik melalui rintisan desa vokasi berbasis unggulan daerah. Analisa yang dilakukan mencakup : (1) Kebutuhan masyrakat akan pelatihan (2) Menganalisis Komoditas Unggulan Daerah (3) Menganalisis kelayakan rintisan desa vokasi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif, Penelitian dilaksanakan di Kecamatan/ Desa Ciwidey, pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive. Sampelnya adalah masyarakat penganganguran terdidik, variabel yang diukur adalah pentingnya kebutuhan pelatihan dan potensi Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 57 unggulan daerah dan kelayakan untuk rintisan desa vokasi. Metode yang dipakai adalah Analisa LQ (location quotient), SWOT Analisis dan statistik. Hasil analisis menunjukan bahwa : (1) 65% masyarakat Kecamatan Ciwidey membutuhkan pelatihan yang menunjang untuk mendapatkan pekerjaan dan peluang untuk berwirausaha (2) Kecamatan Ciwidey memiliki komoditas unggulan yang dapat dijadikan dasar untuk membuka lapangan kerja dan peluang untuk berwirausaha, (3) Berdasarkan SWOT analisis terhadap unggulan daerah, sarana dan prasarana penunjang yang ada, rintisan desa vokasi berbasis unggulan daerah di Kecamatan Ciwidey sangat layak. Kata Kunci : Pengangguran Terdidik, Rintisan Desa Vokasi dan Unggulan Daerah A. PENDAHULUAN Pengangguran dan kemiskinan hingga kini masih merupakan masalah besar bangsa indonesia yang belum bisa terpecahkan. Hingga bulan agustus 2012, BPS mencatatat penganguran terbuka diseluruh propinsi indonesia sebesar 7.244.956 orang dari total angkatan kerja sekitar 120,26 juta orang. Menurut Asisten Deputi Bidang Kepeloporan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Muh. Abud Musa'ad, mengatakan bahwa “Angka pengangguran pemuda terdidik mencapai 41,81 persen dari total angka pengangguran nasional. Jumlah pengangguran terdidik terbanyak adalah lulusan perguruan tinggi, yaitu 12,78 persen. Posisi berikutnya disusul lulusan SMA (11,9 persen), SMK (11,87persen), SMP (7,45 persen) dan SD (3,81 persen).” http://www.republika.co.id/berita/ Terkait dengan pengangguran terdidik di Kabupaten Bandung, data BPS tahun 2013 menujukan data pengangguran di kabupaten Bandung tercatat sejumlah123.45 dari total penduduk 3.351.048 orang. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 27,09 % berpendidikan SD kebawah, 22,62% berpendidikan SLTP, 25,29% berpendidikan SMA, 15,3% berpendidikan SMK dan 9,63% berpendidikan Diploma sampai sarnjana. Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 58 Pengangguran akan menimbulkan berbagai permasalahan terlebih pengangguran itu adalah orang-orang terdidik yang dapat memberikan pengaruh terhadap pemerintahan maupun masyarakat antara lain : 1. Meningkatkan angka kemiskinan di kabupaten Bandung. 2. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah 3. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis. 4. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja. 5. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik dan keamanan. 6. Semakin besarnya angka pengangguran terdidik secara potensial dapat menyebabkan dampak yaitu: (1) timbulnya masalah sosial akibat pengangguran, (2) pemborosan sumber daya pendidikan, (3) menurunnya penghargaan dan kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi dan menganalisis rintisan desa Vokasi berbasis keunggulan daerah sebagai upaya mengentaskan pengangguran terdidik di kabupaten bandung melalui pelatihan vokasi/ keterampilan. B. KAJIAN TEORI Mengacu pada UUD.1945 pasal 27 ayat 2 dan UUD No 20 tahun 2003 pasal 13, ayat (1) bahwa : Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya, pasal 15 Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,vokasi, keagamaan dan khusus. Pendidikan vokasional merupakan pendidikan untuk penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang mempunyai nilai ekonomis, sesuai dengan kebutuhan pasar dengan education labor coefficient. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini. Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan : Misi dan tujuan dari Program Desa Vokasi adalah mengentaskan kemiskinan, menekan angka pengangguran dan tingkat urbanisasi dengan memberikan Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 59 pendidikan keterampilan kepada masyarakat di suatu desa dengan memanfaatkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dari sumber daya dan potensi suatu desa berbasis kearifan lokal. Program ini adalah untuk memberikan bekal keterampilan kepada masyarakat desa untuk menciptakan wirausaha baru, menghasilkan produk barang dan/ atau jasa yang kreatif dan inovatif sehingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah tersebut dalam rangka mengurangi kemiskinan di Indonesia. Pendidikan/ pelatihan vokasi dapat membantu pengentasan pengangguran melalui training anak-anak muda dan orang dewasa dan men-training kembali untuk layanan keterampilan dan kompetensi teknis. (Thompson, 1973, p .89-116). C. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Kabupaten Bandung adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa barat Secara Geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6°,41' sampai dengan 7°,19' Lintang Selatan dan antara 107°,22' sampai dengan 108°,5' Bujur Timur dengan luas wilayah keseluruhan sebesar 1.762,39 Km2 dengan morfologi wilayah pegunungan, Kabupaten Bandung beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 12° C sampai 24° C dengan kelembaban antara 78 % pada musim hujan dan 70 % pada musim kemarau. Populasi dan Sampel Pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive.sampelnya adalah masyarakat penganganguran terdidik Disamping itu beberapa potensi sumber daya alam (SDA) yang belum dimanfaatkan berpotensi untuk dijadikan lahan usaha, metoda pengambilan sampel dengan metode random. Pengumpulan Data. Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 60 Sesuai dengan jenisnya, data terbagi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Untuk data primer dilakukan pengumpulan dengan langsung di lapangan dengan cara; 1. Pengamatan langsung (observasi) di lapangan untuk mengetahui dengan jelas kondisi yang riil yang sedang terjadi yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, antara lain: a. Angkatan kerja dan jumlah pengangguran terdidik di kecamatan/ desa Ciwidey kabupaten Bandung yang dijadikan objek penelitian. b. Potensi/ SDA maupun SDM yang menjadikan unggulan dikecamatan/ desa Ciwidey. c. Sarana dan prasarana pelaku ekonomi di Kecamatan ciwidey. 2. Teknik wawancara (interview); teknik ini dilakukan untuk mendapatkan masukan-masukan yangdiperlukan antara lain tentang: a. kebijakan pemerintah mengenai sektor unggulan kecamatan/ desa Ciwidey dengan pejabat yang berkompeten di Dinas Perikanan, Dinas Pendidikan dan Latihan, Dinas perdagangan, pariwisata, perkebunan dan Dinas Perindustrian kecil dan menengah Kabupaten Bandung. b. Kondisi penduduk, mata pencaharian dan potensi lokal secara mendalam di Kecamatan Ciwidey c. Kondisi angkatan kerja dan jumlah pencari kerja dilakukan wawancara dengan pejabat Disnaker Kabupaten Bandung. 3. Teknik Kuesioner, yaitu dengan menyebarkan beberapa pertanyaan terbuka dan atau tertutup untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan lokasi Kecamatan Ciwidey. a. Data responden; b. Data tingkat kebutuhan pendidikan & latihan vokasional.; c. Data pemahaman terhadap potensi lokal.; d. Data minat masyarakat terhadap pendidikan dan pelatihan vokasionalberbasis unggulan daerah. Untuk data skunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang mencakup seluruh keperluan data yang diperlukan dengan sumber tertentu Dinas, Badan, dan kantor, serta lembaga terkait yang ada di Kabupaten Bandung dan khususnya di Kecamatan Ciwidey antara lain: Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 61 a. Data Statistik Tenaga kerja, b. Data komoditi unggulan Kabupaten Bandung, c. Data sarana dan prasarana, d. Data lain yang dibutuhkan. Data-data hasil observasi langsung dilapangan maupun data yang didapat dari Badan Pusat Statstik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Dinas ketenagakerjaan (DISNAKER) kantor Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung dan masukan dari tokoh masyarakat dievaluasi dan dikelompokan sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya, baik untuk data sekunder maupun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian. Untuk selanjutnya data-data tersebut di evaluasi dan dianalisis untuk dijadikan informasi dalam pengambilan keputusan untuk menentukan komoditas unggulan, jenis pelatihan vokasi, organisasi rintisan desa vokasi upaya mengentaskan pengangguran terdidik di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. Analisis Data. 1. Potensi / Unggulan Daerah Metode yang dapat digunakan antara lain adalah: Analisa LQ (Location Quotient) adalah konsep basis ekonomi untuk mengetahui suatu sektor pembangunan ekonomi wilayah dan kegiatan basis, yang dapat melayani pasar daerah itu sendiri maupun pasar luar daerah (Kadariah, 1985). Metode Location Quotient (LQ) tujuannya untuk mengetahui pembangunan sektor unggulan pada daerah yaitu Dengan menggunakan variabel Produk unggulan kabupaten bandung pada rintisan desa vokasi. Hasil yang diharapkan dari hasil analisis pada sasaran potensi wilayah dan potensi lokal ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang potensi lokal yang dapat dikembangkandan sebagai acuan perintisan desa vokasi. Di dalam aplikasi LQ menuju perolehan komoditas unggulan yang didasarkan pada aspek luas areal panen didefinisikan bahwa LQ adalah rasio antara pangsa relatif {share) luas areal panen komoditas i pada tingkat wilayah terhadap total luas areal panen subsektor wilayah dengan pangsa relatif luas areal panen komoditas Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 62 i pada tingkat nasional terhadap total luas areal panen subsektor nasional. Secara matematis formula LQ dituliskan sebagai berikut: Aplikasi Metode Location Quotient Pi = luas areal panen komoditas i pada tingkat Kabupaten Pt = total luas areal panen subsektor komoditas i pada tingkat Kabupaten Hasil perhitungan LQ menghasilkan tiga (3) kriteria yaitu : a. LQ > l;artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Komoditas memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. b. LQ = l ; komoditas itu tergolong non basis, tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor. c. LQ < l ; komoditas ini juga termasuk non basis. Produksi 2. Kebijakan Pemerintah Daerah Pada sasaran yang kedua ini terdiri dari kebijakan Pemerintah dalam bidang-bidang pelatihan vokasional berbasis unggulan daerah, teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis diskriptif. Analisis dilakukan terhadap kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung pada pengentasan pengangguran terdidik, data jumlah pengangguran terdidik, data sarana dan prasarana yang sudah ada, pembiayaan pelatihan, pelatihan vokasi , kurikulum Pelatihan, dan metode pelatihan.Sedangkan untuk kebijakan pemerintah pada sektor perintisan Desa Vokasi, dan pengorganisasiannya akan dilakukan analisis diskriptif dengan menggunakan kebijakan-kebijakan pada sub sektor ini dengan dibantu dengan database Rencana Strategis (Renstra, 2012) Kabupaten Bandung. 3. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang dimaksud pada sasaran ke tiga ini adalah pelaku/ peserta dan sekaligus pemanfaatan hasil pelatihan vokasi yang berkaitan dengan sektor unggulan yang merupakan basis unggulan Kabupaten Bandung. Analisis Diskriptif yang dilakukan berdasarkan data tentang pendidikan, usia dan jenis kelamin, Hasil analisis ini akan Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 63 memperlihatkan pengaruh pelatihan vokasi terhadap SDM dalam pengengentasan pengangguran di Kabupaten Bandung. 4. Kebutuhan Masyarakat Terhadap PelatihanVokasi Berbasis unggulan Daerah Untuk mengetahui kebutuhan masyarakat usia kerja di Kecamatan Ciwidey dilakukan analisis kuantitatif yaitu dengan menyebarkan beberapa pertanyaan dimana masing-masing pertanyaan diberikan skor. Responden yang dijadikan sampel adalah masyarakat yang terkatagori pengangguran terdidik, yang ada di kecamatan Ciwidey yang menjadi objek penelitian.Kuesioner yang akan dibagikan berisi pertanyaan yang menggunakan skala nominal, ordinal, dan atau interval. Analisis yang akan digunakan adalah analisis diskriptif kuantitatif dengan menggunakan tabel mean, frekuensi, median, presentase dan beberapa data yang memerlukan crosstab (Istijanto, 2008). 5. Strategi Perintisan desa Vokasi Sasaran yang kelima ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang ada di Kecamatan Ciwidey seperti keadaan sumber daya manusia, sumber daya alam, fasilitas pelatihan, prasarana wilayah yang ada, dan kebijakan-kebijakan potensi wilayah yang merupakan bagian dari kekuatan, kelemahan, peluang ataupun ancaman bagi perintisan desa vokasi kecamatan Ciwidey. Analisis yang tepat untuk faktor eksternal adalah kekuatan (S) dan kelemahan (W) dan faktor internal adalah peluang (O) dan ancaman (T) faktor eksternal adalah analisis SWOT. Analisa SWOT merupakan sebuah metode rancangan strategis yang bertujuan untuk mengevaluasi SWOT yakni, Strenghts atau kekuatan, Weaknesses atau kelemahan, Opportunities atau peluang serta Threats atau ancaman dalam sebuah usaha bisnis yang direncanakan D. HASIL PENELITIAN Penduduk dan Ketenagakerjaan. Jumlah penduduk Kabupaten Bandung tahun 2013 mencapai 3.351.048 orang, penduduk laki-laki berjumlah 1.703.535 orang sedangkan perempuan 1.627.513 orang, tingkat pengangguran terdidik dikabupaten bandung mencapai angka 173.575. Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 64 Penduduk kecamatan Ciwidey berjumlah 74.772 jiwa, penduduk usia 0 - 14 tahun = 21.315 orang; usia 15-64 tahun = 48.622 orang dan usia diatas 65 tahun = 4.833 orang dengan jenjang pendidikan SD = 29.547 orang, SLTP = 12.912 orang, SLTA = 7.254 orang dan Universitas = 915 orang. Tingkat pengangguran di kecamatan ciwidey berdasarkan monografi 2013 sejumlah 11.235. 1. Potensi Sumberdaya Alam. Berdasarkan data hasil pengamatan dilapangan menjukan bahwa kecamatan ciwidey memiliki beberapapotensi sumber daya alam (SDA) yang berpotensi dan dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakatnya sebagai tempat untuk dijadikan lahan usaha, potensi SDA tersebut adalah sebagai berikut: a. Pertanian Tanaman Pangan. Luas lahan pertanian di kecamatan ciwidey pada tahun 2013 mencapai 595,26 hektar dengan jumlah produksi pertahunnya 109,05 Ton atau rata-rata pertahun adalah 515,05 kwintal untuk setiap hektarnya, yang terdidiri dari tanaman padi, jagung ubi kayu dan ubi jalar. b. Hortikultura. Luas lahan holtikultura mencapai 2177 hektar dengan produksi 344,81 Ton atau rata-rata produksi pertahunnya 1.393,25 kwintal per hektar.terdiri dari tanaman bawang daun,kubis, cabe besar, kentang, sawi dan buncis. c. Perikanan . Luas lahan perikanan 60,65 hektar, yang terdiri dari perikanan kolam air tenang, tumpang sari dan perairan umum untuk setiap tahunnya produksi yang di capai sebesar 145,82 Ton dengan rata-rata 66,25 kwintal per hektar. d. Perkebunan. Perkebunan yang dikelola oleh swata, pemerintah (PTPN) maupun perkebunan rakyat dengan luas tanaman 5.980,15 hektar, terdiri dari teh, kopi, cengkeh dan tembakau total produksi pertahunnya 9.571,51 kilo gram, hasil olahannya 8,390.55 kg pertahun. e. Peternakan. Populasi ternak besar dan kecil sebagai penghasil produksi daging, susu, dan telur. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 6.750 ekor terdiri dari ternak besar 3.300,36 ekor, ternak kecil 3450. ekor. f. Buah-buahan. Jumlah tanaman penghasil buah-buahan 1.658 pohon dengan produksi rata-rata setiap tahunnya 66,25 kwintal. g. Pariwisata. Objek pariwisata di kecamatan Ciwidey dikelompokan kedalam wisata Alam, wisata budaya dan wisata Minat khuss. Seperti objek pariwisata kawah Putih, situ patengan, kawah cibuni, kolam airpanas walini, taman wisata Cimanggu dan Ranca Upas. Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 65 h. Sarana dan prasarana. Adapun sarana dan pra saran sebagai penunjang yang dimiliki kecamatan ciwidey berupa akses jalan, BANK, Koperasi dan koperasi unit desa KUD dan sarana lainnya. E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Penelitian terhadap komoditas unggulan, study dokumentasi, observasi dan wawancara dengan tokoh masyarakat lembaga sosial desa dan pengurus PKK selanjutnya data-data tersebut untuk di evaluasi dan dianalisis sebagai berikut : 1. Kebutuhan Training / Pelatihan Vokasi. Untuk menentukan kebutuhan training/ pelatihan kecakapan khusus yang lebih spesifik (vokasi) berdasarkan data jumlah pencari kerja di kecamatan Ciwidey kabupaten bandung yang berjumlah 11.253 orang, terlebih dahulu di tentukan sampel responden dengan formulasi sebagai berikut: n = sampel yang dibutuhkan; N = Populasi dari pencari kerja; No=Populasi dari pencari kerja ά = Tingkat keyakinan 95% Berdasarkan hasil angket kuestioner yang disebar untuk kebutuhan training terhadap 368 responden hasilnya dapat dilihat pada tabel.1.1 Kesimpulan dari anket kuesioner untuk mengukur kebutuhan training kecakapan khusus (vokasional) dari sample 368 responden sebanyak 153 = 98 responden menyatakan setuju atau = 65%, dan yang menyatakan tidak setuju 106 responden 30% tidak setuju, sisanya 5 % menyatakan ragu-ragu. 2. Produk Unggulan Daerah. a. Komoditas Untuk mengukur masing-masing komoditas atau produk unggulan daerah Kecamatan Ciwidey dengan metoda Lokal Quetien (LQ), sebagai berikut : LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kecamatan) terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 66 bersangkutan dalam skala Kabupaten atau Dengan kata lain, LQ dapat menghitung perbandingan antara share output sektor i di kecamatan dan share output sektor i di Kabupaten: pi = Produksi per kecamatan; lt = luas tanaman per kecamatan; Pi = Produksi per Kabupaten; Pt = Luas tanaman per Kabupaten LQi> 1 mengindikasikan ada kegiatan ekspor di sektor tersebut atau sektor basis (B), sedangkan LQi < 1 disebut sektor nonbasis (NB). Untuk menghitung atau menganalisa apakah komoditas padi merupakan komoditas unggulan dari tanaman pangan sebagai berikut; LQ Tanaman Pangan (padi) < 1 ( Bukan Unggulan ) Untuk hasil perhitungan komoditas unggulan selanjutnya bisa dilihat dalam tabel terlampir b. Pariwisata Berdasarkan hasil angket kuestioner terhadap 4 aspek penilaian yang meliputi Attraction (Daya tarik), accesable (Aksesibilitas), amenities (Fasilitas) dan Andllary (Adanya lembaga Pariwisata) untuk objek wisata, resume hasil angket penilaian dengan skala likert dapat dilihat pada tabel : Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 67 Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa Kawah Putih memiliki nilai yang paling tinggi secara keseluruhan diantara keenam sampel objek wisata. Kawah Putih memiliki nilai tertinggi untuk hampir seluruh aspek kecuali untuk aspek amenities (fasilitas). Sedangkan objek wisata yang memiliki nilai paling rendah adalah Kawah Cibuni. Jika dilihat dari aspek attraction (daya tarik), dapat disimpulkan bahwa objek wisata yang terdapat di Kawasan Ciwidey umumnya memiliki daya tarik yang tinggi dan ini menunjukkan potensi pariwisata yang tinggi. Namun tentunya potensi yang tinggi ini perlu dikembangkan secara baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa mengesampingkan dampak negatif yang timbul. 3. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana yang ada di kecamatan Ciwidey sebagai penunjang rintisan desa vokasi dari lembaga perekonomian BANK maupun non BANK yang akan di anilisa satu persatu berdasarkan daya tarik, aksesibilitas, fasilitas , kelembagaan dan legalitas sebagai berikut:Berdasarkan analisa hasil dari setiap sub permasalahan dapatlah disimpulkan bahwa Kecamatan ciwidey memiliki potensi komoditas unggulan seperti berikut ini ; tanaman pangan, Hortikultura, peternakan, perikanan maupun pariwisata. Selanjutnya untuk study kelayakan rintisan desa vokasi sebagai media untuk mengentaskan pengangguran terdidik berbasis unggulan daerah, maka akan dilakukan analisa dengan menggunakan SWOT analisis sebagai berikut : a. Strength (Kekuatan) Yang menjadi kekuatan Kecamatan Ciwidey adalah : 1) Minat masyarakat yang cukup kuat untuk mendapatakan pelatihan kecakapan khusus yang lebih spesifik (vokasi) di daerahnya sendiri dengan alasan lebih ekonomos, praktis, kekeluargaan dan tidak adanya hambatan komunikasi, untuk menambah kualitas diri dan keahlian dalam meningkatkan daya saing dan mendapatkan peluang dalam bekerja dan berwirausaha. 2) Kecamatan Ciwidey memiliki bebrapa komoditas unggulan dalam bidang tanaman pangan, hortikultura, perikanan, peternakan dan pariwisata yang dapat dijadikan modal dasar untuk dikembangkan sebagai potensi dalam mengembangkan Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 68 usaha sebagai upaya meningkatkan pendapatan masyarakatnya. 3) Daya tarik dari Sumber Daya Alam (SDA) berupa objek wisata yang berada dijalur utama, keaneka ragaman hayati yang melimpah (flora dan fauna), Keindahan pemandangan (bentang alam), udara yang sejuk, sumber mata air panas, potensi hidrologi yang cukup besar - Pengelola objek wisata umumnya memiliki produk yang bisa dijadikan souvenir - Banyak pilihan kegiatan wisata yang dapat dilakukan di objek wisata - Terdapat banyak tempat penginapan dengan beragam tarif dan fasilitas. 4) Sarana dan prasarana sebagai penunjang terbentuknya rintisan desa vokasi dari lembaga keuangan BANK maupun Non BANK ( KOPERASI dan KUD ), yang memiliki daya tarik, aksesibilitas , fasilitas dan legalitas merupakan infestasi yang berharga dalam mewujudkan Kecamatan Ciwidey sebagai desa vokasi yang berbasis unggulan daerah. b. Weaknes (kelemahan). 1) Potensi yang ada di Kecamatan Ciwidey belum dimanfaatkan secara optimal didalam membantu masyarakat yang masih mengagur untuk mendapatkan peluang kerja dan berwirausaha yang disebabkan oleh belum adanya wadah atau organisasi pelatihan yang mampu memberikan kebutuhan masyarakatnya, hal ini dapat terlihat dari minimnya tempat-tempat kursus atau pelatihan yang sesuai dengan keunggulan daerahnya. 2) Tidak adanya inisiator dan motifator sebagai penggerak dalam mengurangi pengangguran di desa-desa Kecamatan Ciwidey. c. Opportunity (Peluang ). 1) Kecamatan Ciwidey dari sisi Geografis letaknya sangat berdekatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Bandung dan dengan Kota Bandung yang sering menjadi tempat wisata terutama untuk hari libur, Terdapat rencana pembangunan Tol Soroja yang menghubungkan Soreang (Ibukota Kabupaten Bandung) dengan Pasir Koja (Kota Bandung), Pasar pariwisata domestik dan internasional yang cukup tinggi, minat investor untuk berusaha di bidang pariwisata di Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 69 Kawasan Ciwidey, dukungan terhadap konservasi kawasan dan keberlanjutan pariwisata alam. 2) Rencana strategis (Renstra) kabupaten Bandung tahun 2013 dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan peningkatan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing sesuai dengan visi misi Kabupaten bandung. 3) Bantuan Dirjen PAUDNI tahun 2013 berupa bantuan financial untuk penyelenggaraan Desa Vokasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengentaskan pengangguran terdidik berbasis keuunggulan daerah dengan kearifan lokal yang bernuansakan kedaerahan. d. Threat (Hambatan). 1) Ancaman bencana alam dan cuaca yang tidak menentu yangmenyebabkan menurunnya jumlah produksi, Stabilitas nilai tukar rupiah yang labil, Masuknya budaya asing atau budaya dari luar. 2) Program penyaluran tenaga kerja keluar negri (TKI). Setelah penganalisaan terhadap kelayakan perintisan desa vokasi, langkah selanjutnya adalah Pembentukan organisasi kepengurusan, yang terdiri dari ketua Pelaksana, Pendamping dari BPPNA regional Jabar, sekretars, bendahara, seksi DIKLAT, seksi kemitraan dan marketing, seksi produksi dan pengendali program. F. KESIMPULAN Sesuai dengan judul penelitian “Upaya Mengentaskan Pengangguran Terdidik Melalui Rintisan Desa Vokasi Berbasis Unggulan Daerah di kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung “, dan mengacu pada pertanyaan penelitian yang menyangkut “ Bagaimana kondisi angkatan kerja dan pengangguran terdidik dalam hal kecakapan vokasi serta bagaimana sumberdaya unggulan di daerah dapat di manfaatkan dalam mengentaskan pengangguran. Permasalahan-permasalahan yang ada saat ini, menunjukan bahwa pengagguran terdidik kecamatan Ciwidey kabupaten bandung dapat di fahami sebagai tidak memiliki keterampilan vokasional, belum mengoptimalkan pemanfaattan potensi SDA yang dimiliki, program- program pelatihan dan bantuan finansial tidak teritegrasi dengan baik. Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 70 Potensi-potensi yang ada seperti Tanaman Pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan pariwisata belum diberdayakan secara optimal sebagai upaya dalam mengentaskan pengangguran terdidik. Pemecahan permaslahannya adalah melalui analisa kebutuhan training/ pelatihan bagi masyarakat pencari kerja, analisa unggulan komoditas dan analisa kelayakan rintisan desa vokasi dengan metoda SWOT analysis. Sumberdaya Manusia (SDM) yang terampil dan terlatih yang terorganisir dalam desa vokasi tentunya diharapkan dapat melakukan pemanfaatan sumber daya alam dan potensi / keunggulan daerah yang lebih bernilai ekonomis, berdaya saing dan memberikan hasil maksimum serta mampu membuka / memciptakan peluang kesempatan kerja bagi dirinya maupun orang lain sebagai upaya mengentaskan pengangguran terdidik di Kabupaten Bandung. Dengan tujuan penelitian adalah menciptakan peluang usaha dan berwira usaha bagi masyarakat yang membutuhkan lapangan pekerjaan melalui pembentukan kelompok-kelompok usaha sebagai upaya mengentaskan pengangguran terdidik melalui rintisan desa vokasi dengan pelatihan-pelatihan yang berdasarkan pada keunggulan daerah. kesimpulaan dari penelitian ini adalah perintisan desa vokasi yang berbasis keunggulan daerah sangatlah layak sebagai solusi yang dibutuhkan oleh masyarakat pencari kerja, dunia usaha dan industri. Daftar Pustaka Armstrong, Michael. 1994.S eri Pedoman Manjemen, Manajemen Sumber Daya Alam. Jakarta: Gramedia Bernardin And Russell, 1998, Human Resource Management, Second Edition, Singapore, McGraw-Hill Book Co. Biro Pusat Statistik, Kabupaten Bandung Dalam Angka tahun 2013 Cascio, F. Wayne, 2003, Human Resource Management Productivity, Quality of Work Life, Profits, Sixth Edition, McGraw-Hill Irwin, Boston DeCenzo and Robbins, 1999, Human Resource Management, Sixth Edition, New York, John Wiley & Sons, Inc. Dessler, Gary, 1997, Human Resource Management, Seventh Edition, Prentice Hall, Inc. New Jersey Jurnal EMPOWERMENT Volume 2, Nomor 2 September 2013, ISSN No. 2252-4738 71 Direktorat Jendral Pendidikan Usia Dini, Nonformal dan Informal, ”Rintisan desa Vokasi”. Jakarta 2013 Finch, Cr and Crunkilton, Jr. 1984. Curriculum Development in Vocational and Technical Education, Planning, Content and Implementation. Boston: Allyn and Baccon, inc. Finlay, Niven, & Young. (1998). Changing Vocational Education and Training an International Comparative Perspective. London: Routledge. Gomez-Mejia, Balkin, Cardy, 2001, Managing Human Resources, International Edition, Prentice Hall, Inc. New Jersey Kadariah. 1985. Ekonomi Perencanaan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. Lincolin Arsyad. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, BPFE. Jakarta Miller. M..M, J. L. Gibson, & G.N. Wright . 1991. 'Location Quotient Basic Tool for Economic Development Analysis' Economic Development Review, 9 (2);65 Michael R, Correl, Frank. E. Kuzmits, 1982, Personel Management Of Human Recources London. Charles Emerile N.J. Colletta. Out Of School Education. Published 1975 by Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan in Jakarta Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright, 2003, Human Resource Management, International Edition, The McGraw-hill Companies, Inc. New York Soekidjo Notoatmodjo, 1991, Pengembangan Sumberdaya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta Sugiyono, 2013. Metoda Penelitian Managemen, Jakarta: Alpa Beta Bandung. Sudradjad, 2012 Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan melalui Wira Usaha, Bumi Aksara Jakarta. Thompson, John F, 1973. Foundation of Vocational Education Social and Philosophical Concepts. Prentice-Hall, New Jersey Wardiman Djojonegoro, 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Sekolah Menengah Kejuruan; Jakarta: PT. Jayakarta Agung Offset