Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 18 PENGGUNAAN METODE BERCERITA BAGI ANAK USIA DINI DI PAUD SMART LITTLE CILAME INDAHBANDUNG Try Setiantono STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah eara mencrapkan pendidikan melalui metode bercerita terhadap prilaku anak. Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur penggunaan metode bercerita dalam proses pembelajaran di PAUD, untuk mengetahui prosedur pemilihan tema cerita, untuk mengetahui dampak metode bercenta terhadap pnlaku anak setelah mengilcuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita, dan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi pembimbing dalam menggunakan metode bercerita yang bertujuan menerapkan pendidikan untuk anak. Teori yang dianggap bermakna, dalam mengungkapkan fokus di atas, yaitu Konsep Pendidikan Anak Usia Dini, Konsep Pembelajaran, Konsep Perkembangan Bahasa, dan Konsep Metode bercerita. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah Icualitatif dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan tujuan untuk memperbaiki persoalan nyata dan praktis dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar khususnya pembelajaran untuk meningkaflm empati anak. Kemampuan berempati anak di PAUD Smart Little Cilame Indah, setelah diterapkannya metode bercenta, mengalami peningkatan. Terlihat dari aspek kemampuan empati yang diamati mengalami peningkatan. Anak dapat menghormati teman, anak sudah tidak memaksakan kehendak kepada. teman, anak clapat bersabar menunggu giliran, dan anak dapat membantu guru. Kata Kunci : PTK Terhadap Anak Usia Dini di Paud A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal penting yang harus diberikan sejak dini untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 19 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Namun diperlukan metode yang tepat dan sesuai karakter anak usia dini agar pesan-pesan yang ingin disampaikan dapat benar-benar dipahami oleh anak untuk bekal kehidupannya di masa depan. Salah satu metode yang dapat diberikan adalah dengan metode bercerita, karena bercerita dapat dijadikan metode untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. B. KAJIAN TEORI Pengertian PAUD Pendidikan Anak Usia Dini, adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal berpikir, emosional, dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Prinsip PAUD 1. Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak saling berkaitan serta saling mempengaruhi satu sama lain. 2. Perkembangan fisik.motorik, emosi, sosial, bahasa, dan kognotof anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat diramalkan. 3. Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi. 4. Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak. 5. Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi, dan terinternalisasi. 6. Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks sosial budaya yang majemuk. 7. Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamannya tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, sosial, dan pengetahuan yang diperolehnya. 8. Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 20 9. Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak. 10. Perkembangan yang mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk mempraktikkan berbagai keterampilan yang diperoleh dam mengalami tantangan setingkat lebih tinggi dari hal- hal yang telah dikuasainya. 11. Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yang dikuasainya. 12. Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar dalam komunitas yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, serta aman secara fisik dan fisiologis. Tujuan PAUD 1. Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya. 2. Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik. 3. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar. 4. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah, dan menemukan hubungan sebab akibat. 5. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat, dan menghargai keragaman sosial dan budaya, serta mampu mengembangkan konsep diri yang positif dan kontrol diri. 6. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif. PEMBELAJARAN Pengertian Pembelajaran Dalam instruction yang ditekankan adalah kegiatan belajar mengajar maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi guru-siswa agar terjadi kegiatan belajar dalam diri siswa kita sebut pembelajaran. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 21 Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya dalam situasi bermain peran. 2. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk diukur dan dapat diamati. 3. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau Jawa, siswa dapat mewarna dan memberikan label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama. Ciri Khas Pembelajaran 1. Rencana 2. Kesalingtergantungan 3. Tujuan 4. Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru 5. Unsur pembelajaran kongruen dengan unsur mengajar Unsur Pembelajaran Komponen Pembelajaran 1. Adanya tujuan yang ingin dicapai, 2. Adanya bahan atau isi pelajaran yang dibicarakan, 3. Adanya metode dan alat pengajaran untuk menyampaikan bahan pelajaran agar tujuan dapat dicapai, 4. Adanya penilaian dan evaluasi untuk melihat terciptanya tujuan yang ingin dicapai Pengertian Bahasa Bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Pemerolehan Bahasa 1. Belajar secara formal 2. Tidak dilaksanakan di sekolah 3. Dilakukan tanpa sadar 4. Dilakukan anak dalam konteks bahasa yang bermakna. Faktor-faktor Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yusuf (2002:121-122) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 22 perkembangan bahasa anak yaitu kesehatan, intelegensi, status sosial, ekonomi keluarga, jenis kelamin, dan hubungan keluarga. Metode Bercerita Pengertian Bercerita merupakan cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak. Manfaat Metode Bercerita 1. Menanamkan kejujuran 2. Menanamkan keberanian 3. Menanamkan kesetiaan 4. Menanamkan keramahan 5. Menanamkan ketulusan 6. Sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah. Tujuan Berceita Untuk memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan, pemberian informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Strategi Pembelajaran Melalui Bercerita 1. Menetapkan tujuan dan tema cerita 2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih 3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sesuai dengan bentuk bercerita yang dipilih. 4. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari : 5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita C. PEMBAHASAN Penerapan metode bercerita dalam meningkatkan kemampuan berempati anak sudah dilakukan dengan memperhatikan kekurangan dan melengkapi kekurangannya, yaitu bercerita dengan alat peraga atau media dan ekspresi guru harus ditingkatkan. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 23 Setelah dilakukan penerapan metode bercerita, terlihat kemampuan berempati anak ada peningkatan. Hal ini dikarenakan dalam setiap cerita terdapat pesan moral yang berisikan nilai-nilai berempati. D. KESIMPULAN Kondisi objektif kemampuan berempati anak, sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita, prilaku berempati anak masih ada yang tidak sesuai dengan perkembangan kemampuan berempati anak yang diharapkan. Rendahnya kemampuan berempati anak yang ditujukan dengan berbagai prilaku seperti masih ada anak yang tidak menghormati teman, memaksakan kehendak kepada teman, tidak sabar menunggu giliran, dan tidak mau membantu ibu guru. Namun setelah diterapkannya metode bercerita, kondisi objektif kemampuan berempati anak mengalami peningkatan. Terlihat dari aspek kemampuan empati yang diamati mengalami peningkatan. Anak dapat menghormati teman, anak sudah tidak memaksakan kehendak kepada teman, anak dapat bersabar menunggu giliran, dan anak dapat membantu guru. DAFTAR PUSTAKA Agustini, Elis R. 2010. Implementasi Metode Bercerita dalam Mengembangkan Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Empati Anak Usia Taman Kanak-kanak. Bandung: UPI Hainstock, Elizabet G. 1999. Metode Pengajaran Montessori. Jakarta : Pustaka Delapiatasa. Melani, Roni. 2009. Penerapan Pendidikan Moral untukAnak Usia Dini melalui Metode Bercerita. Bandung: UPI Sardima, A.M. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raj awali Pers. 3Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung PT Remaja Rosdakarya.