Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 24 UPAYA IBU PEKERJA DALAM MEMBIMBING ANAK DI RUMAH DI KELURAHAN BAROS KECAMATAN CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI Dini Nurbaety STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya ibu pekerja dalam membimbing anak di rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap data mengenai upaya ibu pekerja dalam membimbing anak di rumah , untuk mengungkapkan data mengenai cara atau strategi ibu pekerja dalam membimbing anak di rumah yang memperngaruhi perkembangan diri pada anak usia dini, untuk mengungkapkan data mengenai hambatan- hambatan yang dihadapi ibu pekerja dalam membimbing anak di rumah. Kata Kunci : Upaya Ibu Pekerja dalam Membimbing Anak A. PENDAHULUAN Pada zaman globalisasi ini banyak tantangan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi di dalam keluarga. Seorang ibu (istri) dituntut mencari nafkah sebagai penambah penghasilan suami, karena tuntutan zaman baru didalam masyarakat yang mengalami masa emansipasi wanita. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pudjiwati. S (1983 : 230) bahwa ke ikut sertaan ibu- ibu pekerja merupakan, “… usaha untuk mendapatkan pengakuan status baru, sesuai dengan zaman baru dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas“. Secara kodrat seorang ibu biasanya lebih banyak berperan dalam mendidik dan membimbing anak. Hal ini mengingatkan bahwa kesempatan ibu untuk bertemu dengan anak lebih banyak dan hubungan dengan anak akan lebih dekat, sehingga seorang ibu lebih mudah memahami karakter seorang anak. Oleh karena itu seorang ibu memiliki peranan yang sangat besar bagi penciptaan karakter anak dalam kehidupan yang baik terutama bagi perkembangan kepribadian anak. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 25 B. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Membimbing Moh. Surya (1988: 36) memberikan definisi mengenai membimbing yang lebih lengkap yaitu: “Membimbing ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pebimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.” Tujuan Membimbing Tujuan membimbing dapat dibedakan dalam tujuan sementara dan tujuan akhir : 1. Tujuan sementara adalah supaya orang bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi kehidupannya sekarang. 2. Tujuan akhir adalah supaya orang mampu mengatasi kehidupannya sendiri mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangan sendiri dan menanggung sendiri konsekuensi atau tindakan- tindakannya. Fungsi Membimbing Dalam pelaksanaannya membimbing memiliki empat fungsi yang bertujuan untuk memperjelas terlaksananya membimbing itu sendiri. Empat fungsi membimbing menurut Nur Ihsan ( 2003 : 12) adalah : 1. Fungsi pengembangan, merupakan fungsi membimbing dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki individu . 2. Fungsi penyaluran, merupakan fungsi membimbing dalam memantapkan kegiatan yang dilakukan oleh individu. 3. Fungsi adaptasi, merupakan fungsi membantu para pelaksanan pendidikan terhadap latar belakang, pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu. 4. Fungsi penyesuaian, merupakan fungsi membimbing dalam membantu individu menemukan penyesuaian diri dan pengembangan diri secara optimal. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 26 Prinsip- prinsip Membimbing Dalam pelaksanaannya membimbing perlu memperhatikan prinsip- prinsip yaitu : 1. Membimbing yaitu suatu proses membantu individu agar agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dengan memecahkan masalah yang dihadapinya 2. Upaya membimbing pada prinsipnya harus menyesuaikan kesemua orang karena semua orang tentu mempunyai masalah- masalah yang perlu pertolongan. 3. Dalam membimbing harus diingatkan bahwa semua orang meskipun semua dalam kebanyakan sifatnya namun mempunyai perbedaan- perbedaan individual. 4. Perlu diadakannya program evaluasi dan penyelidik- penyelidik individual sehingga diperlukan kumpulan- kumpulan catatan mengenai kemajuan atau keadaan orang yang dibimbing tadi. 5. Fungsi membimbing adalah menolong orang supaya berani dan dapat memikul tanggung jawab sendiri dalam mengatasi kesukaran- kesukarannya, sehingga hasilnya dapat berupa kemajuan keseluruh pribadi yang bersangkutan. 6. Usaha membimbing harus luwes sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat serta kebutuhan individual. 7. Membimbing dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing. Pendidikan Keluarga Sebagai Satuan Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan luar sekolah merupakan salah satu dari sekian banyak istilah yang muncul dalam studi pendidikan. Namun, istilah ini telah tumbuh menjadi kenyataan dan nampaknya khasanah pendidikan di dunia ini. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa memandang atau membedakan suku, agama, ras, dan lain sebagainya. Pada hakekatnya pendidikan dapat dilakukan secara sadar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, menurut Amier Indrakusuma (1973 :277 ) sebagai berikut : “Pendidikan ialah suatu usaha yang sadar teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang- orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita- cita pendidikan”. Dalam Undang- undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa, “ Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 27 formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.” Pendidikan Luar Sekolah menurut Djuju Sudjana ( 2000:23) memberikan pengertian Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut : “ Setiap kegiatan terorganiser dan tersistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luar yang sengaja dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan- peraturan yang tetap dan ketat.” C. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dapat menyelidiki dan memecahkan masalah yang berlangsung pada masa sekarang. Data yang disimpulkan semula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Sedangkan untuk menyusun data pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut : 1. Pengamatan ( Observasi ) Pengamatan ( Observasi ) adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data atau informasi secara sistematis (D. Sudjana, 2004:301). Hal ini dilakukan penulis karena kesibukan para ibu bekerja di Kelurahan Baros Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Hal ini berguna bagi penulis dalam memberikan penilaian atau pendapat pribadi secara langsung tanpa dimanipulasi, sehingga bersifat objektif. 2. Wawancara Menurut Kartini Kartono (1990: 287), wawancara (interview) adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu ini merupakan suatu proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadap- hadapan secara fisik selanjutnya katakana bahwa teknik ini merupakan teknik pelengkap untuk memperoleh informasi atau data yang diperlukan. 3. Angket Angket adalah alat daftar yang berisikan pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara khusus guna menggali dan menghimpun kata dan atau informasi yang cocok dianalisis (Babbie, 1986: 556). Hal ini Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 28 digunakan untuk mendapatkan fakta- fakta yang diketahui atau dialami oleh responden seperti data pribadi, pengetahuannya tentang objek yang diteliti, sikap, pendapat, dan aspirasi responden. 4. Studi Literatur Teknik ini bertujuan untuk mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku- buku bacaan, dokumen, laporan- laporan, serta pendapat dan teori- teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Mutawali (1982: 15) berpendapat bahwa : “Keluarga adalah sekumpulan manusia yang terdiri dari bapak, ibu dan anak (atau tanpa anak ) yang sengaja diadakan berdasarkan pernikahan, tempat tinggal tertentu mempunyai fungsi- fungsi tertentu.”Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang mempunyai terpenting terhadap pendidikan anak- anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang memberi makan dan minum, memelihara, dan selalu dekat dengan anak- anak. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada kepada anggota keluarga lainnya. Pada jaman sekarang para ibu mempunyai kesibukan diluar rumah, tapi anak kurang diperhatikan dan tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Hal yang dilakukan orang tua dalam mengatasi hamabatan dalam membimbing anak dirumah adalah dengan mengatur waktu untuk tetap membimbing anak dirumah walaupun dengan kesibukan yang luar biasa para ibu tetap ingin mengurus anaknya sendiri. Kondisi seperti ini menjadi dilema tersendiri bagi orang tua yang bekerja terutama untuk ibu. Di satu sisi dengan bekerja, ekonomi keluarga dapat terbantu. Di sisi lain beberapa pekerjaan ibu rumah tangga harus rela diberikan kepada orang lain termasuk dalam mengurus anak. Dilema ini tidak saja dirasakan oleh satu ibu melainkan semua ibu yang bekerja. Keluar dari pekerjaan tak ayal menjadi pilihan untuk mengatasi dilema ini. Padahal keluar dari pekerjaan bukanlah satu-satunya solusi. Hambatan yang dihadapi seorang ibu dalam membimbing anak dirumah, dapat disimpulkan yaitu, keterbatasan waktu , kesibukan Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 29 bekerja, keterbatasan keterampilan, frekuensi pertemuan dirumah, serta dapat menimbulkan berkurangnya frekuensi interaksi ibu dan anak. Sehingga kurangnya komunikasi antara ibu dan anak, sehingga anak terbiasa menyelesaikan tugasnya sendiri tanpa didampingi orang tua. Dari hasil analisa, penulis dapat menyimpulkan bahwa pernyataan penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan dalam keluarga, sebagai bahan dalam memberikan pendidikan kepada anak- anaknya orang tua harus terlebih dahulu paham tentang pendidikan. Hal, yang paling penting untuk anak adalah selalu mendapatkan perhatian, dukungan, kasih sayang dan pandangan untuk perkembangannya dimasa yang akan datang. E. KESIMPULAN Upaya membimbing pada kasus keluarga, ibu pekerja intinya yaitu harus ada interaksi antara orang tua dan anak, yang diwujudkan dalam sikap menumbuhkan kemandirian, menciptakan keterbukaan, menumbuhkan integrasi diri, mengembangkan kehebatan kemampuan anaknya, menumbuhkan intensitas kesadaran, penanaman ketekunan, menciptakan kebebasan. Sopan santun pun selalu diajarkan sebagai bekal untuk anak agar dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungannya. Beberapa keluarga membiasakan anak mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam sebelum masuk atau keluar rumah. Pendidikan hidup sehat pun selalu diajarkan oleh orang tua kepada anak seperti, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, menggosok gigi, mencuci kaki dan tangan sebelum tidur. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian.Bandung : Rineka Cipta Dagun, M.S. (1990). Psikologi Keluarga.Jakarta : Rineka Cipta Djaenudin, A. (1982). Motif Berprestasi dan Tingkat Sosial Ekonomi sebagai Faktor Penentu Terhadap Minat Orang Dewasa dalam Program Kejar Paket A. Tesis Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 30 Dirjen Diklusepora et al. (2000). Peranan Wanita dalam Pembangunan yang Berwawasan Kemitrasejajaran dengan Pendekatan Gender. Yogyakarta Iksan, N. (1998). Karier Wanita di Mata Islam. Solo : Pustaka Amanah Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI. (2002). Panduan Gender dalam Perencanaan Partisipatif. Jakarta : BPKB Jayagiri Langgulung, H ( 1996). Falsafat Pendidikan. Jakarta : Pustaka Al Husna Ollenburger, J C et al. (1996). Sosiologi Wanita. Bnadung : Rineka Cipta Pujosuwarno, S. (1984). Pola Asuh Ibu dalam Hubungannya dengan. Penyesuaian Diri Anak. Tesis pada PPS BP IKIP. Bandung Purwanto, N. M. P. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya Rodiah, S. (2007). Penggunaan Metode Karyawisata dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini. Skripsi FIP UPI S, Pudjiwati. ( 1983). Peranan Wanita dalam Perkembangan Massyarakat Desa. Jakarta : Rajawali Sadirman, A. M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Shabir, K. M. A. (2001). Peran Ibu dalam Mendidik Generasi Muslim. Jakarta : Firdaus Soelaeman, M. I. (1994). Pendidikan dalam Keluarga. Bandung : Alfabeta Sukanto, S. (1990). Sosiologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta Soewanto, N. S.H. (1968). Kedudukan Wanita Indonesia dalam Hukum dan Masyarakat. Jakarta : Timur Mas Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 31 Sudjana, D. (1996). Pendidikan Luar Sekolah Wawasan Sejarah Perkembangan Filsafah dan Teori Pendukung Asas. Bandung : Nusantara Press Suharto, B. (1990). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta Surya, M. ( 1988). Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan.Jakarta : Jurnal Ilmiah Nasional Susanti, L. (2002). Pelaksanaan Program Rehabilitasi Remaja Eks Korban Narkotika di Panti Ramadi Putra “ Binagkit” Lembang. Skripsi FIP UPI Sydrawi, M. M. (1999). Wanita Dalam Al- Qur’an. Jakarta : Gema Insani Press Undang- undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Thamrin AT ALL. ( 1989). Peranan Orang Tua Dalam. Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia Vembrianto (1993). Pengantar Perencanaan Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo Winkel, W. S. ( 1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT Grasindo