Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 32 PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM KURSUS BAHASA INGGRIS DI LESSON FOR LIFEBANDUNG Yunsi Wiranty Arloy STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Dalam penelitian ini permasalahan yang timbul adalah bagaimana proses pembelajaran dan hasil belajar kursus bahasa Inggris dengan menggunakan multimedia dan apakah ada peningkatan kemampuan bahasa Inggris pada peserta pelatihan yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan data tentang hasil belajar kursus bahasa Inggris, untuk menggambarkan tentang pembelajaran dengan menggunakan multimedia, dan untuk menggambarkan adanya peningkatan kemampuan bahasa Inggris melalui pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Kata Kunci : Penggunaan Multimedia dalam Kursus Bahasa Inggris A. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting dalam kehidupan manusia. Yaitu merupakan alat antar anggota masyarakat dalam menyampaikan pikiran dan perasaan secara lisan dan tertulis. Dalam era globalisasi saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa asing merupakan alat komunikasi penting yang seharusnya dikuasai oleh seseorang. Bahasa asing resmi yang banyak digunakan dalam berkomunikasi, yaitu Bahasa Inggris. B. KAJIAN TEORI Pendidikan Luar Sekolah merupakan setiap kesempatan untuk memperoleh informasi, pengetahuan, dan latihan sesuai dengan kebutuhan hidup seseorang. Sejalan dengan pendapat di atas, Supardjo Adikusumo, Imam Satokhid, dkk (1986: 1.41-1.42) mengetengahkan batasan Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut: Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 33 Pendidikan Luar Sekolah, adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan ataupun bimbingan sesuai deng usia dan kebutuhan hidupnya, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap-sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarganya bahkan masyarakatnya dan negaranya. Pada dasarnya tujuan Pendidikan Luar Sekolah tidak menyimpang dari tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berpendidikan, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani. Djudju Sudjana (2004: 48) mengemukakan bahwa Pendidikan Luar Sekolah berfungsi : 1. Suplemen (tambahan), Pendidikan Luar Sekolah memberikan kesempatan pendidikan bagi mereka yang telah menamatkan jenjang pendidikan formal tetapi dalam tempat dan waktu berbeda. 2. Komplemen (pelengkap) pendidikan sekolah, Pendidikan Luar Sekolah menyajikan seperangkat kurikulum tetapi yang dibutuhkan sesuai dengan situasi daerah dan masyarakat. 3. Subtitusi (pengganti) pendidikan sekolah, Pendidikan Luar Sekolah dapat mengganti fungsi sekolah terutama pada daerah yang belum dijangkau oleh program pendidikan sekolah. Sasaran Pendidikan Luar Sekolah menurut Santoso S. Hamijoyo (1993: 18), adalah sebagai berikut : 1. Semua anggota masyarakat yang tidak mendapat kesempatan untuk mengikuti program sekolah. 2. Semua anggota masyarakat yang karena sesuatu hal tidak dapat menyelesaikan studi ditingkat pendidikan tertentu secara bulat, golongan ini dikenal dengan nama gagal sekolah atau drop out. 3. Anggota masyarakat yang walaupun telah menyelesaikan studi pada tingkat tertentu (formal), masih perlu untuk pendidikan melalui program pendidikan luar sekolah. Selanjutnya Djudju Sudjana (1996: 26-31) mengemukakan bahwa Pendidikan Luar Sekolah sebagai bagian dari pendidikan nasional yang Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 34 memiliki perbedaan dengan pendidikan persekolahan yang dapat dilihat dari ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah itu sendiri, yaitu : 1. Waktu pelaksanaan relatif singkat, serta berorientasi pada masa sekarang dan masa akan datang, waktu belajar tidak penuh terus menerus, disesuaikan dengan kesempatan peserta didik. 2. Proses belajar mengajar dipusatkan di lingkungan masyarakat dan lembaga dihubungkan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat. Struktur programnya bersifat fleksibel serta penghematan sumber dengan menggunakan sumber yang ada di masyarakat bahwa peserta didik dapat menjadi sumber belajar. 3. Pengendalian program dilakukan oleh pelaksanaan program dan peserta didik dengan menggunakan pendidikan demokratis. 4. Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik. Dengan demikian Pendidikan Luar Sekolah lebih relevan dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat. Bahasa Bahasa merupakan alat pengukur nilai seseorang dalam hubungannya antar manusia. Menurut D. W. Hendrikus, berlaku norma-norma di bawah ini tentang bahasa : 1. Bahasa tidak hanya merajai manusia, tetapi juga politik 2. Bahasa, adalah nafas dari jiwa manusia 3. Bahasa, adalah sebuah batu loncatan emas menuju keberhasilan dalam hidup dan karya 4. Bahasa, adalah tanda pengenal materil dari sinar kepribadian Pengajaran bahasa Inggris dalam hal berbicara mendapat porsi yang sedikit dibandingkan dengan pengajaran membaca. Menurut K. Danti (210 : 1999). “Kemampuan bahasa Inggris, adalah kemampuan yang penting bagi merekka yang ingin menggunakan bahasa tersebut sebagai alat untuk memperoleh informasi melalui tulisan.” Kursus Menurut S.Joesoef (1992:63), kursus pada prinsipnya, yaitu merupakan suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 35 Menurut Roni Artasamita (1985:10) kursus mempunyai unsur-unsur umum, yaitu : 1. Kursus dilakukan dengan cara sengaja dan terorganisir 2. Kursus dilakukan di dalam masyarakat 3. Kursus memberikan suatu mata pelajaran atau rangkaian pelajaran tertentu 4. Peserta kursus adalah kelompok orang dewasa atau remaja 5. Kursus dilakukan dalam waktu yang singkat. Roni Artasasmita (1985:10) menjelaskan bahwa kursus adalah pelajaran tentang suatu pengetahuan atau kepandaian yang diberikan dalam waktu yang singkat. Menurut Depdikbud RI (1984) tujuan diselenggarakan kursus, adalah sebagai berikut : 1. Penyelenggarakan kursus bertujuan untuk memperluas partisipasi masyarakat atau keikutsertaan masyarakat dalam pemerataan kesempatan belajar dan meningkatkan mutu warga belajar melalui Pendidikan Luar Sekolah. 2. Meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai daya guna masyarakat yang optimal. 3. Mempersiapkan warga belajar untuk mengembangkan diri pribadi untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih besar. Multimedia Multimedia diambil dari kata multi dan media. Multi berarti banyak dan media berarti perantara. Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafik, suara, video, dan animasi yang menghasilkan presentasi yang menakjubkan. Multimedia juga mempunyai komunikasi interaktif yang tinggi. Bagi pengguna komputer, multimedia dapat diartikan sebagai informasi komputer yang dapat disajikan melalui audio atau video, teks, grafik. Dan animasi. Robin (2001), berpendapat bahwa multimedia, adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Dalam defini ini terkandung 4 komponen penting multimedia, yaitu : Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 36 1. Harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar. 2. Harus ada link yang menghubungkan pemakai dengan informasi. 3. Harus ada alat navigasi yang membantu pemakai menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. 4. Multimedia menyediakan tempat kepada pemakai untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan informasi dengan ide. C. PEMBAHASAN Pengenalan multimedia diperlukan agar peserta didik mengetahui bagaimana cara pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan multimedia. Dengan menawarkan paket CD-Rom dan atau DVD-Rom yang komprehensif dan fleksibel. Penawaran ini digunakan baik untuk yang menginginkan belajar bahasa Inggris, memperbaiki bahasa Inggris yang dimiliki, meningkatkan keterampilan bahasa Inggris, belajar berbisnis dengan menggunakan bahasa Inggris, etiket dan kebudayaan atau membantu menjadikan sebagai pembelajaran interaktif. Pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan multimedia berbeda dengan pembelajaran yang sering dijumpai dalam kursus-kursus biasanya. Tutor hanya menangani satu peserta pelatihan agar kesulitan yang dialami oleh peserta dapat ditangani oleh tutor. Dalam proses pembelajaran pelatihan terjadi interaksi antara peserta pelatihan dengan tutor, menurut D.Sudjana (1993:5), pembelajaran dapat diberi arti : Setiap upaya yang sistematik dan disengaja untuk menciptakan kondisi- kondisi agar terjadi kegiatan belajar membelajarkan, dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif dua belah pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar dengan pendidik (sumber belajar) yang melakukan pembelajaran. Hal ini memberi peningkatan peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan multimedia dalam kemampuan bahasa Inggris dalam hal peningkatan fluency, vocabulary, dan structure. Ini terjadi dalam pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan multimedia. Peningkatan kemampuan bahasa Inggris itu terdiri dari Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 37 penambahan perbendaharaan kata bahasa Inggris (vocabulary). Perbendaharaan kata bahasa Inggris bertambah karena tutor menyampaikan materi dengan bahasa Inggris dan peserta juga diharuskan menggunakan bahasa Inggris. Peningkatan dalam hal structure, peserta pelatihan memperhatikan bagaimana structure bahasa Inggris tutor. Di pelatihan ini setiap peserta diharuskan menggunakan bahasa Inggris, oleh karena itu peserta lebih terbiasa dalam menggunakan bahasa Inggris dibandingkan dengan sebelumnya, ini meningkatkan kefasihan peserta pelatihan dalam berbicara bahasa Inggris dan juga mengatur cara berbicaranya. D. KESIMPULAN Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi internasional yang diperlukan diberbagai negara. Selain dipelajari di sekolah, bahasa Inggris pun bisa dipelajari di luar sekolah, seperti di pelatihan. Salah satu pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan bahasa Inggris yaitu pelatihan dengan menggunakan multimedia. Di dalam pelatihan dengan menggunakan multimedia ini sebagai sarana dalam rangka meningkatkan kemampuan bahasa Inggris terutama berbicara (speaking), karena peserta diharuskan berbicara menggunakan bahasa Inggris di dalam pelatihan ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang peserta pelatihan, peserta merasakan adanya peningkatan kemampuan bahasa Inggris setelah mengikuti pelatihan dengan menggunakan multimedia ini. Peningkatan tersebut yaitu bertambahnya perbendaharaan kata bahasa Inggris (vocabulary) dan peserta pelatihan akan menjadi percaya diri dalam menggunakan bahasa Inggris, karena dalam pelatihan dengan menggunakan bahasa Inggris, maka peserta lebih terbiasa untuk berbicara bahasa Inggris bila dibandingkan sebelum mengikuti pelatihan. DAFTAR PUSTAKA Artini, Mia. 2006. Penggunaan Metode Drill pada Pembelajaran Kursus Menjahit di PKBM Jayagiri Lembang Kec.Lembang Kab Bandung. Bandung : UPI Eliasari, Risna. 2005. Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris melalui Pelatihan Debat. Bandung : UPI. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 38 Joesoef, Soelaiman. 1996. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. Hainstock, Elizabet G. 1999. Metode Pengajaran Montessori. Jakarta : Pustaka Delapiatasa. Ramadhani, Yunike. 2007. Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris melalui Permainan Scrabble. Bandung : UPI. Sardima, A.M. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers. Setia, Fitri Y. 2005. Upaya Sumber Belajar dalam Mengakselerasikan Warga Belajar Kursus Menjahit di LPK Pelita Massa Bandung. Bandung : 2005 Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.