Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 49 IMPLEMENTASI PERMAINAN KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK USIA DINI DI PAUD BINA BAHAGIA Eka Rini Sungkowati STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Usia 4-6 Tahun merupakan masa peka bagi anak, masa ini merupakan masa meletakan dasar dalam pengembangan beberapa kemampuan, salah satunya yaitu kemampuan Bahasa, Berdasarkan penelitian di Paud Bina Bahagia masalah pokok yang diambil penulis adalah kurangnya minat anak dalam mengenal huruf/kata karena media pembelajaran yang kurang menarik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Upaya meningkatkan kemampuan membaca Anak Usia Dini melalui pemanfaatan permainan kartu kata bergambar (2) Kondisi Objektif kemampuan membaca anak sebelum menggunakan kartu kata bergambar (3) Kemampuan membaca anak setelah menggunakan kartu kata bergambar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan analisa kualitatif, dengan jumlah populasi dan sampel sebanyak 25 orang. Lokasi penelitian dilaksanakan di Paud Bina Bahagia yang letaknya di Desa Bina Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Utara. Dalam pengumpulan data penelitian menggunakan tekhnik observasi, wawancara, angket, dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, karena data yang diperoleh berupa angka dengan menggunakan rumus: P=F/N x 100%. Dari penelitian yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa dengan media permainan kartu kata bergambar dalam kegiata pembelajaran dapat meningkatkan perkembangan membaca anak, Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada lembaga Paud untuk dapat lebih selektif dalam memilih media pembelajaran khususnya untuk merangsang perkembangan membaca anak. Kata kunci: Implementasi Permainan Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 50 A. PENDAHULUAN Pendidikan Anak usia dini adalah pendidikan yang ditunjukan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga mereka dapat berkembang secara wajar sebagai anak. Tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini adalah agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual, social dan emosional sesuai dengan tingkat usianya. Masitoh (2005:1) mengungkapkan bahwa Pendidikan di Taman Kanak- Kanak merupakn salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang memiliki peranan yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini merupakan jembantan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar dan lingkungan lainnya. Peningkatan kemampuan membaca dengan permainan kartu kata bergambar pada anak usia Pra sekolah sangat penting, mengingat masih banyak anak didik yang masih rendah dalam membaca. Penulis telah melakukan observasi di Paud Bina Bahagia mengenai proses pembelajaran Bahasa khususnya aspek kemampuan membaca. Masalah pokok yang diambil Penulis dalam Paud Bina Bahagia adalah Kurangnya minat anak dalam mengenal huruf/kata karena media pembelajaran yang kurang menarik, sehingga pembelajaran yang diberikan belum dapat merangsang anak untuk belajar aktif. Berdasarkan hasil refleksi awal melalui diskusi dengan guru, disepakati bahwa tindakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah melalui permainan kartu kata bergambar.Selain bermanfaat bagi anak dalam menemukan media dan metode baru yang dapat menumbuhkan rasa antusias atau minat anak terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat juga sebagai masukan bagi guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan membaca pada anak PAUD. B. KAJIAN TEORI Peranan PAUD sebagai salah satu wadah PLS Pengertian Pendidikan Luar Sekolah (PLS). “Pendidikan Luar Sekolah adalah “upaya pendidikan dalam arti yang lebih luas di dalamnya Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 51 terdapat komunikasi yangteratur dan terarah di selenggarakan di luar sekolah. Sehingga seorang atau sekelompok memperoleh informas megenai pengetahuan, latihan dan bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidupnya.” (The South as Asian Mennistry of Education Organization, dikutip Djuju Sudjana 2001:45-47)” Tujuan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) “Untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai- nilai yang memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta secara efektif dan efisien dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, masyarakat dan bahkan Negara.” (The South as Asian Mennistry of Education Organization, dikutip Djuju Sudjana 2001:45- 47)” Permainan dengan kartu kata bergambar Bermain bukan bekerja, bermain adalah pura-pura, bermain bukan sesuatu yang sungguh-sungguh, bermain bukan suatu kegiatan yang produktif dan sebagainya….bekerja pun dapat diartikan bermain sementara, kadang-kadang bermain dapat dialami sebagai bekerja, demikian pula anak yang sedang bermain dapat membentuk dunianya sehingga sering kali dianggap nyata, sungguh-sungguh, produktif dan menyerupai kehidupan sebenarnya” (Soemantri Patmodewo, 2000:102 ). Kartu kata adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang yang berisi unsur bahasa terkecil yang dapat diujarkan atau dituliskan. Permainan Kartu Kata Bergambar dalam Pengembangan Membaca Anak kegiatanya dapat dilakukan dalam bentuk permainan kartu kata bergambar. Permainan ini selain mengembangkan kemampuan membaca meliputi kemampuan mendengar, melihat, memahami, berbicara, membaca gambar dan juga dapat mengembangkan kemampuan motorik anak.Dari permainan ini membuat anak senang serta merangsang minat baca anak, bentuk permaian tersebut disesuaikan dengan tingkat pencapaian perkembangan anak dengan indicator menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya, mengelompokan macam-macam gambar yang mempunyai bunyi yang sama dengan benar, melakukan 3- 5 perintah secara berurutan. Permainan kartu kata bergambar ini juga dapat merangsang memampuan anak mengidenfikasi kata secara utuh (holistik), dan merangsang kemampuan struktur huruf dalam kata. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 52 Menurut Brewer dalam Musfiroh (2008: 79) bahwa anak usia 5 tahun telah dapat mengidenfikasi huruf-huruf dan membuat sendiri huruf tersebut, kemudian Bronson dalam Musfiroh (2008: 79) bahwa anak usia 5 tahun juga dapat menikmati kegiatan membaca dan mengeja. Anak secara linguistik, memahami bahwa setiap benda memiliki nama dan kata merupakan representasi simbolik dari objek tertentu, dimana anak telah memahami bahwa kata memiliki makna. Peningkatan Kemampuan Membaca Pada Anak Usia Dini Strandar kompetensi membaca permulaan pada anak usia dini 4-6 tahun adalah anak mampu mendengarkan, berkomunikasi. Secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal symbol-simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis (Depdiknas: 2004). Standar kompetensi tersebut di spesifikasikan dalam kompetensi dasar dalam bentuk membaca permulaan melalui penggunaan media permainan kartu kata bergambar. Terdapat beberapa tahap dalam proses belajar membaca. Initial reading (membaca permulaan) merupakan tahap kedua dalam membaca. Menurut Mercer (Abdurrahman, 2002: 201), tahap ini ditandai dengan penguasaan kode alfabetik, di mana anak hanya sebatas membaca huruf per huruf atau membaca secara teknis (Chall dalam Ayriza, 1995: 20). Membaca secara teknis juga mengandung makna bahwa dalam tahap ini anak belajar mengenal fonem dan menggabungkan (blending) fonem menjadi suku kata atau kata (Mar’at, 2005: 80). Kemampuan membaca ini berbeda dengan kemampuan membaca secara formal (membaca pemahaman), di mana seseorang telah memahami makna suatu bacaan. Tidak ada rentang usia yang mendasari pembagian tahapan dalam proses membaca, karena hal ini tergantung pada tugas-tugas yang harus dikuasai pembaca pada tahapan tertentu. Membaca permulaan dalam pengertian ini adalah membaca permulaan dalam teori keterampilan, maksudnya menekankan pada proses penyandian membaca secara mekanikal. Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recoding dan decoding (Anderson, 1972: 209). Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual, pembaca mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 53 gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi- bunyinya. Dengan proses tersebut, rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna. Subjek, dan Lokasi Penelitian PAUD terletak di Perumahan Pondok Ungu Permai Rw 020Desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Utara. PAUD ini berada di tengah-tengah pemukiman warga, tepatnya di kantor RW 020. Masyarakat sekitar mendukung keberadaan PAUD ini. Mereka/murid PAUD adalah beberapa anak yang berada di lingkungan Rw 020 dan sekitar (bukan warga Rw 020) yang tinggal dekat dengan lingkungan Rw 020. Mereka terbilang respon dengan keberadaan PAUD ini. Dengan adanya PAUD ini, warga Rw 020 juga warga sekitar yang terdekat dan mempunyai anak balita, khususnya anak usia pra sekolah berkesempatan membawa anak mereka bersekolah di PAUD ini. Faktor Penghambat yang dihadapi dalam Proses Pembelajaran Untuk mengetahui faktor penghambat apa saja yang dihadapi dalam proses pembelajaran di Paud Bina Bahagia, dalam mengembkatan kognitif, Penulis mengadakan wawancara terhadap pengelola dan tutor, serta memberikan angket kepada warga belajar/orang tua tutor. Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat pada table berikut. Tabel 1 Faktor Penghambat Proses Pembelajaran Dari data diatas faktor penghambat proses pembelajaran dikarenakan rendahnya partisipasi masyarakat, pengetahuan tutor yang terbatas dijawab oleh sebagian kecil. Sedkatan sebagian warga belajar menjawab karena kurangnya dukungan dari masyarakat. No. Alternatif Jawaban F % a. Rendahnya partisipasi warga belajar 6 24 b. Kurangnya dukungan dari masyarakat sekitar 15 60 c. Pengetahuan tutor yang terbatas 4 16 Jumlah 25 100 Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 54 Tabel 2 Absensi Warga Belajar Dari data diatas menunjukkan bahwa warga belajar yang selalu hadir setiap pertemuan sebanyak (36%) dan yang kadang-kadang berkatat sebanyak (64%). Hal ini disebabkan karena anak susah bangun, sehingga malu untuk datang terlambat, orang tua malas antar, dll. Tabel 3 ABSENSI TUTOR Dari data diatas menunjukkan bahwa tutor bertanggung jawab setiap pelaksanaan pembelajaran, tutor inti selalu datang disetiap kesempatan, dikarenakan mereka senang memberi ilmu pada anak didiknya. Tabel 4 Prosentase Pembelajaran Dengan Menggunakan Kartu Kata Bergambar Dari data di atas dapat dilihat bahwa (88%) memberikan jawaban merasa senang dan (12%) kurang senang bila sedang berlangsung pebelajaran, hal ini dikarenakan mereka merasa senang dan tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan kartu kata bergambar. No. Alternatif Jawaban F % a. Selalu hadir dalam proses pembelajaran 9 36 b. Kadang-kadang 16 64 c. Tidak pernah hadir - - Jumlah 25 100 No. Alternatif Jawaban F % a. Selalu hadir setiap pembelajaran 5 63 b. Kadang-kadang 3 37 c. Tidak pernah hadir - - Jumlah 25 100 No Alternatif jawaban F % a Sangat senang 22 88 b Kurang senang 3 12 c Lambat - - Jumlah 25 100 Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 55 C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi objektif Paud Bina Bahagia Sebelum Dilakukan Permainan Kartu Kata Bergambar Kondisi Objektif berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan masih kurang bervariasi, Permasalahan yang terjadi diPaud Bina Bahagia adalah anak merasa jenuh dengan kegiatan pembelajaran yang hanya menggunakan praktek-praktek paper pencil test seperti guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil buku tulis dan pensil masing-masing selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak membuat beberapa benda, dan benda tersebut diberi lingkarang setelah itu anak harus mengisi jumlah benda tersebut dengan sebuah angka yang cocok, setelah anak mengerti guru menyuruh anak untuk membuatnya sendiri jumlah benda tersebut beserta hurufnya sebanyak mungkin, guru kurang memberi media yang bervariasi dan juga masih menggunakan metode yang membuat anak merasa bosan dan tidak ada rasa antusias pada anak untuk belajar aktif. Tabel 5. Proses Persentase Dengan Menggunakan Kartu Kata Bergambar No Alternatif jawaban F % A Sangat senang 22 88 B Kurang senang 3 12 C Tidak senang - - Jumlah 25 100 Implementasi Penggunaan Kartu Kata Bergambar Dengan Meningkatkan Membaca Anak Pada kesempatan ini penulis memperkenalkan cara menggunakan permainan kartu kata bergmbar untuk diperkenalkan di Paud Bina Bahagia, Permainan kartu kata bergambar ini belum pernah diterapkan sebelumnya pada kegiatan membaca.Untuk itu peneliti mencoba menerapkan Permainan kartu kata bergambar yaitu : Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 56 Lomba menyusun dan menempel kartu kata bergambar Cara ini membantu anak mengingat kata, permainan ini biasanya untuk pembelajaran bahasa ketika di dalam kelas, yang selesai terlebih dahulu mendapat poin atau bintang dari tutor, cara ini memotivasi anak untuk mengenal kata. Bahan dan Alat : 1. Kata ditulis di kertas manila 2. Kartu gambar bertulisan nama 3. dibawahnya 4. Kartu kata bertuliskan nama gambar 5. sejumlah banyak gambar 6. Papan tulis 7. Isolasi Cara Bermain : 1. Guru menyiapkan kondisi duduk anak dengan duduk setengah lingkaran. 2. Guru menggunakan papan tulis, kemudian guru menanyakan kepada anak nama kartu gambar yang dipegang guru dan meminta salah satu anak menempelkan kartu bergambar ke papan tulis dan dilanjukkan dengan gambar yang lain. 3. Jika anak dapat menjawab, katakan “oh, ya..ya namanya ada dibawahnya. Yok kita lihat” 4. Guru menanyakan pada anak-anak apakah mereka mau bermain kartu kata bergambar, jika anak menjawab ia berikan kesempatan masing-masing anak secara bergilir untuk memilih gambar buah yang disukainya. 5. Berikan kesempatan anak bergiliran menempelkan kartu kata dibawah gambar yang disukai anak. 6. Setelah selesai semua anak, guru menanyakan pada anak siapa yang menempelkan kartu kata bergambar ini, anak yang merasa menempelkan kartu kata bergambar tersebut mengacungkan tangan. Minta anak untuk membaca kartu kata yang sesuai dengan gambar yang ada pada papan tulis. Lakukan kegiatan ini sampai semua anak mendapatkan giliran. Kegiatan membaca yang dilaksanakan pada PAUD Bina Bahagia melalui permainan papan tulis kartu bergambar membuat anak lebih menyenangkan dalam kegiatan membaca dimana anak dikenalkan Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 57 berbagai bentuk gambar bertulisan kata, konsep huruf, dan konsep warna kemudian anak diminta memasangkan kartu kata sesuai gambar yang disukai anak dan juga pelaksanaan kegiatan dapat dikembangkan dengan cara diperlombakan. D. KESIMPULAN Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, penulis akan mengemukakan kesimpulan yang di dapat dari pemaparan-pemaparan di atas. Juga sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian yang penulis kemukakan, yaitu sebagai berikut: 1. Implementasi pembelajaran membaca di Paud Bina Bahagia yaitu dengan menerapkan permainan kartu kata bergambar meliputi mengambil kartu kata bergambar secara individu, dan menyebutkan tulisan yang terdapat dalam kartu kata yang di ambil, anak yang merasa menempelkan kartu kata bergambar tersebut mengacungkan tangan. Minta anak untuk membaca kartu kata yang sesuai dengan gambar yang ada pada papan tulis. kegiatan ini sampai semua anak mendapatkan giliran. 2. Dari hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa peningkatan membaca di Paud Bina Bahagia terbukti dapat menambah pemahaman anak dalam konsep membaca dan membuat anak merasa senang, karena anak merasa senang dalam belajar sehingga merangsang anak untuk belajar aktif . 3. Faktor pendorong proses dalam penggunaan kartu kata di Paud Bina Bahagia adalah motivasi anak untuk mendapatkan pembelajaran dan pengetahuan baru khususnya dengan kartu kata serta motivasi tutor kepada anak yang membimbing dengan penuh kasih sayang. Sedangkan faktor penghambat proses pembelajaran Paud Bina Bahagia dalam mengembangkan Membaca adalah kurangnya media dan informasi, warga belajar yang tidak rutin mengikuti pembelajaran dan pengetahuan para tutor yang terbatas. DAFTAR PUSTAKA Achmad. 2000. Permainan Membaca dan Menulis di TK. Jakarta. Depdiknas Aisyah, Siti. 2005. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak usia Dini. Jakarta: Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 58 Universitas Tarbuka.Arikunto, Suharsimi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara Bahar Soeharto (1991) Perencanaan Sosial (Kamus Pendidikan). Bandung. Armico. Bhara centrum: Definisi pengembangan (Online) Tersedia:http://bhara centrum:developmentcountry.blogspot.com/200.... Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia, Jakarta: Pedoman Sosialisasi PADU, (2002) Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia, Jakarta: Mengembangkan Kecerdasan Bahasa anak usia dini (2006) Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat PAUD, Jakarta: Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Pos PAUD, (2006) Depdiknas UU RI No 20 Tahun 2003. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Direktorat PAUD, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia Edisi Perdana, (2002). Tantangan Yang Harus Dijawab Direktorat PAUD, Ditjen Diklusepa, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia Edisi khusus, (2003). Konseptualisasi Sistem & Program PAUD Djuju Sujana. Strategi pembelajaran luar sekolah bandung pala production (2000) Erna Fabru Aries. S. Design Action Research (Online). Tersedia:http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelit i andeskripti Hurlock Elizabeth Perkembangan anak jilid 1 ( Erlangga ) Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 59 Hawawi Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta GadjahMada Universty Press. Jindrich,Susan. 2005. How To Help Children Learn Saat Mendampingi Anak Belajar.Jogjakarta: Bookmarks Luluk Asmawati, S.S. M.Pd (2009) Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Keluarga: Mendidik Dengan Praktik. Jakarta. Senyum Media Press Masitoh. 2005. Pendekatan Belajar Aktif di Taman kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas. S.C. Utami Munandar (1992) Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Penuntun bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta. Grasindo Suharsiwi Spd, pelaksanaan pengembangan bahasa di taman kanak- kanak Jakartayayasan balita bahagia Jakarta (2001). Suyanto, Slamet. 2005. Pembelajaaran untuk Anak TK. Jakarta: Depdiknas. Zaman, Badru. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.