Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 121 STRATEGI PENUMBUHAN PERILAKU PROSOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA (STUDI KASUS DI PENDIDIDKAN ANAK USIA DINI (PAUD) MATAHARI RW X1V KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI) Iceu Aisah STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Metode bercerita adalah suatu metode pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan bermanfaat diantaranya sebagai penanaman nilai-nilai moral dan perilaku yang baik. Penelitian ini bertujuan Mendeskripsikan tema-tema cerita pilihan guru dalam bercerita di PAUD Matahari Cimahi, mendeskripsikan penerapan metode bercerita di PAUD Matahri Cimahi. Mendeskripsikan hasil penerapan metode bercerita terhadap perilaku prosoial anak. Yang terdiri dari respon anak terhadap metode bercerita dan dampak dari metode bercerita terhadap perilaku prososial anak. Pendekatan metode adalah deskriptif kualitatif, dimana teknik pengumpulan data adalah melalui observasi, wawancara dan studi lireratur serta studi dokumentasi. Kata Kunci : Perilaku prososial, metode bercerita, Pendidikan anak usia dini. A. PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab 1 pasal 1 butir 14 dinyatakan bahwa: Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rokhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pencapaian perkembangan nilai-nilai moral diupayakan dan ditumbuhkan dengan berbagai rangsangan dan berbagai metode Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 122 belajar agar dapat menarik siswa untuk belajar, untuk membentuk perilaku yang baik dan menjadi suatu pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku yang diharapkan dan ingin dicapai diantaranya perilaku prososial anak, dalam penumbuhan perilaku prososial anak ini diupayakan dengan strategi penerapan metode bercerita. Dengan bercerita anak dapat mencontoh perilaku yang baik diantaranya perilaku menolong, berbagi, hiduprukun dengan teman, saling menyayangi dan bersama-sama belajar dengan teman tanpa bertengkar dan berebut. Tingkat usia kanak-kanak merupakan kesempatan pertama yang sangat baik bagi pendidik untuk membina kepribadian anak yang akan menentukan masa depan mereka. Penanaman nilai-nilai agama sebaiknya dilaksanakan kepada anak pada usia pra-sekolah, sebelum mereka dapat berpikir secara logis dan memahami hal-hal yang abstrak serta belum dapat membedakan hal yang baik dan buruk. Agar semenjak kecil sudah terbiasa dengan nilai-nilai kebaikan dan dapat mengenal Tuhannya yaitu Allah SWT. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zakiyah Daradjat (1996) sebagai berikut: Anak-anak bukanlah orang dewasa yang kecil, kalau kita ingin agar agama mempunyai arti bagi mereka hendaklah disampaikan dengan cara-cara lebih konkrit dengan bahasa yang dipahaminya dan tidak bersifat dogmatic saja. Zakiyah Daradjat, (1996). Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada murid-muridnya, orang tua kepada anaknya, guru bercerita kepada pendengarnya.. Karena merupakan tugas pendidik atau guru untuk membimbing anak didiknya agar berperilaku dan membiasakan diri untuk berperilaku yang baik dan mengerjakan kebaikan seperti saling menolong saling menghargai, saling bekerjasama, bertutur kata yang baik, jujur dan tidak saling bertengkar dan berolok-olok dalam pergaulan sehari-hari. Membimbing anak didiknya agar berperilaku dan membiasakan diri untuk berperilaku yang prososial, bertutur kata yang baik dan tidak saling bertengkar dan berolok-olok dalam pergaulan sehari-hari, saling menyayangi, saling berkerjasama dan berbagi dengan teman. Hal ini tersirat dalam Al-qur’anku (2004). diantaranya : Q.S Muhamad. Surat ke 47, ayat 21 Artinya: (yang lebih baik bagi mereka adalah) taat kepada Allah dan bertutur kata yang baik, sebab apabila perintah ditetapkan (mereka tidak menyukainya). Padahal jika benar-benar beriman kepada Allah niscaya yang lebih baik bagi mereka Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 123 Q.S Alhujurat. Surat ke 49, ayat 10 dan 11 Artinya: Sesungguhnya orang-orang mu’min itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih dan bertakwalah kepada ALLah agar kamu mendapat rahmat. (ayat 10). Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka (yang diperolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok- olokan) perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok- olokan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan pasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang jalim. B. KAJIAN TEORI Penelitian ini berjudul strategi penumbuhan perilkau prosossial anak melalui metode bercerita dalam kajian pustaka ini dibahas diantaranya : 1. Kata strategi diadopsi dari istilah militer yang berarti siasat atau akal untuk memperoleh kemenangan. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli, strategi mengandung makna yang terkait dengan upaya pencapaian tujuan. 2. Strategi penumbuhan menurut peneliti adalah sebagai suatu rencana, taktik, atau cara yang diupayakan untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh guru dalam mengajar melakukan suatu strategi penumbuhan, untuk mengupayakan keberhasilan dalam pembelajaran, contohnya. Strategi penumbuhan perilaku prososial anak melalui suatu penerapan metode bercerita dalam belajar. Strateginya diantaranya pemilihan tema cerita yang menarik bagi anak dan pemilihan sesuai dengan kebutuhan dalam peningkatan penumbuhan perilaku prososial anak, persiapan sebelum cerita disampaikan pada anak, pemilihan media yang dipakai dalam bercerita sesuai dengan kebutuhan. 3. Itadz (2008:81-100) menguraikan manfaat bercerita dalam membentuk pribadi dan perilaku anak, sebagai berikut : a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak. Cerita sangat efektif membentuk pribadi dan moral anak. Melalui cerita, anak dapat memahami nilai baik dan buruk yang berlaku pada masyarakat. b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. Cerita daapat dijadikan sebagai media menyalurkan imajinasi dan fantasi Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 124 anak.pada saat menyimak cerita, imajinasi anak mulai dirangsang,imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah anak secara kreatif. c. Memacu kemampuan verbal anak. Cerita dapat memacu kecerdasan linguistik anak. Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimaktetapi juga senang bercerita atau berbicara. Anak belajartata cara berdialog dan bernarasi. d. Merangsang minat menulis anak. Anak yang terbiasa memahami cerita dan lebih awal berkenalan dengan cerita akan memiliki kemampuan menulis dengan baik. e. Merancang minat baca anak. Kegiatan bercerita dengan buku menjadi pelatihan baca yang penting. Cerita akan merangsang anak untuk menumbuhkan minat anak terhadap bacaannya. f. Membuka cakrawala pengetahuan anak. Melalui cerita anak akan mendapatkan berbagai pengetahuan yang bermanfaat. 4. Agus .S(2008:30), manfaat bercerita diantaranya. a. Menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan dan ketulusan. b. Memberikan sejumlah pengertian sosial, nilai-nilai moral dan keagamaan. c. Memberikan pengalaman belajar untuk melatih mendengarkan. 5. Agustini Elis Reni (2010:11) menyatakan bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena melalui bercerita guru dapat mengkomunikasikan nilai-nilai, budaya sosial, agama, mengembangkan fantasi anak, membantu mengembangkan dimensi bahasa anak. Dalam bercerita dapat ditanamkan berbagai macam nilai-nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan sebagainya 6. Menurut Hana (2011), cerita adalah peristiwa yang disampaikan, baik yang berasal dari kenyataan (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi), metode bercerita merupakan komunikasi universal yang sangat mempengaruhi jiwa manusia. 7. PengertianPAUD Pendidikan anak usia dini (PAUD), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 125 merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, Penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami yang didasarkan kepada tradisi penelitian dengan metode yang khas, yang meneliti masalah manusia atau masyarakat. Peneliti membangun gambaran yang kompleks, dan holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci dan melakukan penelitian dalam setting ilmiah. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang strategi penumbuhan perilaku prososial anak usia dini melalui metode bercerita di PAUD Matahari. Manfaat Penelitian Sesuai dengan pernyataan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya temuan empiris dalam kajian pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita di PAUD, untuk penumbuhan perilaku prososial anak usia dini. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi orang tua dan pendidik mengenai strategi penumbuhan perilaku prososial anak usia dini melalui penerapan metode bercerita dalam pembelajaran. Dengan informasi ini diharapkan lingkungan pendidikan dapat membuat suatu program yang berhubungan dengan pengembangan perilaku prososial. Penelitian ini juga Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 126 diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengetahui lebih jauh tentang peranan penerapan metode bercerita sebagai strategi penumbuhan perilaku prososial anak usia dini. Teknik Pengumpulan Data Teknik umum pengumpulan datakualitatif diantaranya, (Koentjaraningrat,1977:138). Dalam pengumpulan data ini teknik yang digunakan adalah wawancara, ada dua bentuk wawancara yaitu Wawancara berencana /standardized interview dan wawancara tak berencana /unstandardized interviewselain wawancara juga observasi studi dokumentasi dan studi literaturdengan mempelajari dan mengkaji buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang sedang diteliti, dengan harapan memperoleh bahan atau sumber- sumber pendapat yang bersifat teoritik untuk pengayaan penelitian. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dan sampel penelitian dilakukan di PAUD Matahari Kota Cimahi dengan pertimbangan bahwa Karakteristik anak usia dini (3-6 tahun) dinilai tepat dijadikan sebagai sasaran penelitian, karena anak usia dini adalah masa yang sangat baik untuk dilakukan pembimbingan yang mengarah ke hal-hal yang positif baik itu dalam perkembangan kognisi, perilaku, fisik motorik, sosial emosional, nilai-nilai agama dimana setiap hari mereka bergaul dan belajar bersama-sama di PAUD. Sampel Penelitian adalah seluruh siswa, anak usia dini baik laki-laki maupun perempuan di PAUD Matahari Kota cimahi. Sebanyak 35 orang. D. Hasil Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan penelitian adalah : 1. Tema Tema cerita pilihan guru Tema cerita untuk bercerita diantaranya adalah tema-tema cerita tentang perilaku prososial, diantaranya adalah tema-tolong menolong, tema berbagi, tema bekerjasama dan tema kejujuran, tema tersebut menjadi tema pilihan gurur-guru PAUD Matahari adalah bertujuan agar anak didik terbiasa mendengarkan cerita- cerita yang baik tentang perilaku yang diharapkan oleh guru dan orang tua. Diantaranya perilaku suka menolong teman suka berbagi Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 127 kepada teman, mau belajar dan bergaul serta bekerjasama dengan teman, serta bersikap jujur dan saling menyayangi. 2. Penerapan Metode Bercerita DiPAUD Matahari. Metoda bercerita adalah metode yang dilakukan dalam pembelajaran, di PAUD Matahari pelaksanakannya rutin dadakan setiap hari rabu, bertempa di Majelis Ta’lim. Metode bercerita diterapkan sebagai upaya dari para guru dalam penumbuhan perilaku prososial anak didiknya. Di dalam bercerita guru mengambil cerita yang bertemakan tentang perilaku prososial.Sebelum bercerita guru mempersiapkan berbagai hal diantaranya pemilihan tema cerita, persiapan media cerita dan persiapan tempat bercerita dan mempersiapkan materi cerita. Dalam pelaksanaan bercerita biasa dilakukan satu minggu satu kali, di hari Rabu. 3. Hasil penerapan Merode bercerita terhadap perilaku prososial anak diantaranya adalah : a. Respon anak Respon anak terhadap penerapan metode bercerita adlah cukup baik diaman anak memperhatian guru ketika guru bercerita, anak duduk dengan tenang dan senang, anak tidak bermain-main saat guru bercerita, anak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang peristiwa dan isi cerita. b. Dampak dari metoda bercerita terhadap perilaku prososial anak Dampak dari metode bercerita terhadap perlaku anak adalah cukup baik, dengan seringnya mendengar cerita anak-anak terbiasa dengan hal-hal yang baik tanpa merasa dinasehati tetapi anak dapat mencontoh perilaku-perilaku yang baik dari cerita tersebut. Dampak terhadap perilaku prososial anak diantaranya adalah anak mengerti dan biasa menolong. Anak suka berbagi dan memberi kepada teman yang membutuhkan, anak suka bersam-sama belajar dan bermain dengan rukun, anak dapat jujur dalam berkata dalam perbuatan misalnya dalam mengerjakan tugas mau mengerjakan sendiri tanpa dibantu orang lain. Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 128 E. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini sesuai dengan data hasil dari wawancara dengan dengan guru-guru hasil dari observasi di lapangan dalam penerapan metode bercerita serta studi dokumentasi dan studi literatur dapat disimpulkan bahwa strategi penumbuhan perilaku prososial melalui metode bercerita di PAUD Matahari dapat berhasil dengan cukup baik, dengan strategi 1. Tema-tema yang dipilih oleh guru adalah tema tentang perilaku prososial diantaranya, tema baik hati tema tolong menolong, tema berbagi, tema bekerjasama dan tema kejujuran. dengan rutin dilaksanakan dalam pembelajaran sehingga anak menjadi terbiasa dengan cerita yang diberikan oleh guru. Menjadi suatu pelajaran dan tauladan untuk dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. 2. Penerapan metode bercerita biasa dilaksanakan di PAUD Matahari, secara rutin setiap satu minggu sekali, bertempat di dalam ruangan Majelis Ta’lim Nursaidi, dengan tahapan kegiatan, dimulai dengan pembiasaan berbaris dan bernyanyi, tahap pembukaan yaitu dengan mengabsen anak dan menyapa keadaan anak, dilanjutkan dengan pelaksanaan bercerita dan ditutup dengan mengadakan tanya jawab. 3. Hasil dari penerapan metode bercerita terhadap perilaku prososial anak cukup baik, anak merespon apabila guru bercerita dan dalam perilaku sehari-hari ada perubahan dari kebiasaan yang kurang baik seperti berebut mainan dengan teman bertengkar dengan teman, tidak mau bermain bersama dan belajar bersama dan ada anak yang tidak suka berbagi sekarang tidak lagi. Saran kepada Guru-guru PAUD Matahari adalah agar lebih meningkatkan hasil yang lebih baik terhadap penumbuhan perilaku prososial anak hendaknya guru lebih meningkatkan lagi ilmu pengetahuan dan kemampuan dibidang pedagogik dan ketrampilan dalam penyampaian cerita, media cerita, tema cerita dan ketrampilan dalam penyampaian cerita agar lebih ditingkatkan lagi. DAFTAR PUSTAKA Agustini, Elis Reni (2010). Implementasi Metode Bercerita Dalam Mengembangkan Empati Anak Usia Taman Kanak-kanak. Skripsi:tidak Diterbitkan Jurnal EMPOWERMENT Volume 1, Nomor 2 September 2012, ISSN No. 2252-4738 129 Al-qur’anku.(2004). Dengan Tajwid Blok Warna Disertai Terjemah. Jakarta-Indonesia Lautan Lestari (Lestari Books) Hana, J, S, Psi (2011) Terapi Kecerdasan Anak dengan Dongeng. Yogyakarta: PT. Berlian Media Itadz (2008: 81-100) Cerita untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana Koentjaraningrat (1977). Metode-Metode Penelitian Kemasyarakatan. Bandung: PT. Gramedia Pustaka Utama Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003. Bab 1 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Penerbit Citra umbara Al-qur’anku.(2004). Dengan Tajwid Blok Warna Disertai Terjemah. Jakarta-Indonesia Lautan Lestari (Lestari Books)