Available online at :  http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/gjik 

Gladi : Jurnal Ilmu Keolahragaan 11 (01) 2020, 60 - 67 

Permalink/DOI:  https://doi.org/10.21009/GJIK.111.05 
 
 

 

Hubungan antara Tingkat Kepercayaan Diri  dengan Prestasi  

Belajar  Pendidikan Jasmani 
 

 

Gumilar Mulya
1*

, Resty Agustryani
 1
 

 
1 
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas 

Siliwangi, Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 

 

* Corresponding author. Email gumilarmulya@unsil.ac.id  

 

 

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat hubungan kepercayaan diri dengan prestasi belajar 

pendidikan jasmani di Sekolah Dasar se Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan 

deskriptif-korelasional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI yang dipilih mewakili beberapa sekolah 

yang ada di Kecamatan Tawang sebanyak 60 orang siswa dengan cara teknik purposive sampling. Instrument yang 

digunakan adalah berupa angket kepercayaan diri. Prosedur pengolahan data untuk memperoleh jawaban mengenai 

diterima tidaknya hipotesis sesuai dengan signifikansi yang diajukan adalah: (1) mencari rata-rata, (2) mencari 

simpangan baku, (3) menguji normalitas melalui uji Lillefors (4) menguji korelasi dua variabel. Berdasakan hasil 

penelitian dan perhitungan statistik terhadap uji hipotesis hubungan tingkat kepercayaan diri dengan prestasi belajar 

pendidikan jasmani, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut; terdapat hubungan yang signifikan antara 

kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa kelas VI di Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Karena nilai 

signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05, dan nilai Yxy (0,90) > (0,250) rtabel (0,05)(60) maka H0 ditolak dan 
Ha diterima, sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar 

(signifikan). 

 

Kata kunci: kepercayaan diri; prestasi belajar; pendidikan jasmani 

 

 

Abstract : This study aims to examine the level of confidence relationship with physical education learning 

achievement in elementary schools in the Tawang sub-district, Tasikmalaya City. The research method uses 

descriptive-correlational. The sample in this study is the sixth-grade students selected representing several schools 

in the District of Tawang as many as 60 students employing a purposive sampling technique. The instrument used 

was a confidential questionnaire. Data processing procedures to obtain answers about whether or not the hypothesis 

is accepted following the proposed significance are: (1) looking for averages, (2) looking for standard deviations, 

(3) testing normality through the Lillefors test (4) testing the correlation of two variables. Based on the results of 

research and statistical calculations on hypothesis testing the relationship of the level of confidence with physical 

education learning achievement, the authors can conclude as follows; there is a significant relationship between 

self-confidence and student achievement in class VI in Tawang District, Tasikmalaya City. Because the 

significance value obtained is greater than 0.05, and the value of Yxy (0.90)> (0.250) rtable (0.05) (60) then H0 is rejected 

and Ha is accepted, so there is a significant relationship between self-confidence and achievement learning 

(significant). 

 

Keywords: self-confidence; learning achievement; physical education 

mailto:gumilarmulya@unsil.ac.id


Gladi Jurnal Ilmu Keolahragaan, 11 (01), April- 61  

Gumilar Mulya, Resty Agustryani
 
 

 

PENDAHULUAN 

 

Menjalani kehidupan sehari-hari 

manusia akan melakukan berbagai macam 

kegiatan guna memenuhi kebutuhan 

hidupnya, untuk melakukan kegiatan tersebut 

maka tubuh haruslah bugar. Untuk 

memperoleh tubuh yang bugar salah satu 

cara yang bisa dilakukan di sekolah adalah 

dengan pendidikan jasmani. Hal ini 

diungkapkan (Husdarta & Riduwan, 2010) 

bahwa, Melalui pendidikan jasmani, 

diharapkan dalam waktu jangka pendek agar 

para siswa memiliki kebugaran jasmani. 

Melalui aktivitas berolahraga tubuh 

kita akan semakin sehat dan bugar. Peran 

pendidikan jasmani sangat diperlukan untuk 

menanaman arti dan pentingnya berolahraga 

sejak dini di lingkungan pendidikan, 

sehingga mereka akan tetap berolahraga 

meskipun banyak kesibukan lain yang harus 

mereka lakukan. Pendidikan jasmani 

merupakan suatu upaya untuk mewujudkan 

bentuk manusia yang memiliki pengetahuan, 

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani 

(Winarno, 2006). Melalui pendidikan 

jasmani proses interaksi yang sistematik 

antara anak didik dan guru serta lingkungan 

yang dikelola melalui pengembangan 

jasmani secara efektif dan efisien menuju 

pembentukan manusia seutuhnya. (Block, 

2016) menjelaskan bahwa, dalam menempuh 

pendidikan jasmani tidak akan terlepas dari 

proses interaksi dengan orang lain di sekitar 

lingkungan pendidikan, sehingga akan timbul 

berbagai permasalahan dari interaksi 

tersebut. Permasalahan yang dilatar 

belakangi oleh interaksi dengan orang lain 

diantaranya adalah naik turunnya tingkat 

kepercayaan diri seseorang. Menurut 

(Machida, Marie Ward, & Vealey, 2012) 

Rasa percaya diri secara sederhana 

merupakan rasa percaya terhadap 

kemampuan atau kesanggupan diri untuk 

mencapai prestasi tertentu. Beberapa ahli 

menilai, kepercayaan diri merupakan faktor 

penting yang menimbulkan perbedaan besar 

antara sukses dan gagal, hal ini sesuai dengan 

pendapat (Rothman, Maldonado, & 

Rothman, 2008) bahwa, self-confidence is 

considered important to support career 

success. Kebanyakan orang menilai bahwa 

kesuksesan adalah milik orang-orang yang 

ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan 

memilih spesialisasi yang paling terkenal. Di 

luar kemampuan itu kita tidak menyadari 

bahwa ada faktor lain yang tidak kalah 

utamanya dalam memprediksi kesuksesan 

seseorang, yakni antusiasme, hasrat, 

ketekunan, kerja keras dan kebulatan tekad. 

Pada saat seperti inilah, rasa percaya diri 

sangat penting untuk ditumbuhkan. 

Pembelajaran yang memiliki 

hambatan bersosialisasi akan mengalami 

kesulitan dalam beradaptasi dengan 

lingkungannya dan pada akhirnya mengalami 

hambatan belajar (Muilenburg & Berge, 



Gladi Jurnal Ilmu Keolahragaan, 11 (01), April- 62  

Gumilar Mulya, Resty Agustryani
 
 

 

2005). Sehingga apabila siswa tidak memiliki 

rasa percaya diri yang baik maka dapat 

dimungkinkan siswa tersebut akan 

mengalami gagal belajar dan hal ini dapat 

menghambat pencapaian tujuan pendidikan. 

Kegagalan dalam belajar sangat 

mempengaruhi kepribadian siswa yang 

terbentuk karena tidak dapat mencapai apa 

yang diharapkan, (Dweck, 2000) 

menjelaskan untuk mencapai tujuan yang 

diinginkan seseorang harus memiliki rasa 

percaya diri. Menurut (Lengkana, 

Tangkudung, & Asmawi, 2018), orang 

percaya diri cenderung lebih mudah untuk 

mencapai apa yang diinginkan atau tujuan 

yang diinginkan. Membangun percaya diri 

tidak dapat dilakukan dengan instan, harus 

melalui proses yang panjang. Dimulai dari 

siswa harus memahami dan mengerto betul 

orientasi dirinya ketika mereka memutuskan 

untuk belajar. Siswa harus memiliki orientasi 

pada tujuan yang jelas (Hakim, 2005), karena 

dengan menetapkan suatu tujuan yang jelas, 

setiap orang akan dapat menentukan arah dan 

juga tahap-tahap belajar yang harus dilalui 

dalam mencapai tujuan belajar tersebut. 

Selain itu, dengan adanya tujuan yang jelas, 

keberhasilan belajarpun dapat dilihat dari 

sejauh mana ia mampu mencapai tujuan 

belajar itu. Tentunya melaluinya dengan 

penuh percaya diri. 

Memiliki rasa percaya diri yang 

tinggi juga merupakan hal yang sangat 

bermanfaat bagi perkembangan kepribadian 

individu (khususnya remaja). Adanya rasa 

percaya diri yang tinggi akan membuat 

individu mersa optimis, dan dari rasa optimis 

ini akan mempunyai pengaruh yang besar 

bagi perkembangan kepribadian dan 

kehidupan yang dijalaninya. 

Pada kenyataan, tidak semua individu 

memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan 

kurangnya rasa percaya diri juga merupakan 

gejala khas yang banyak menimpa para 

remaja, apalagi dalam masa remaja emosi 

masih labil dan belum terbiasa dengan 

lingkungan sosial yang baru. Hal ini 

diungkapkan (Husdarta & Kusmaedi, 2010) 

bahwa, salah satu tugas perkembangan masa 

remaja yang tersulit adalah yang 

berhubungan dengan penyesuaian sosial. Jadi 

dapat dikatakan bahwa masa remaja akan 

sangat menentukan konsep diri dan 

keperibadian seseorang, sehinggga akan 

mempengaruhi tingkat kepercaayaan diri 

seseorang. Hal ini dapat menyebabkan 

tingkat kepercayaan diri tiap individu 

berbeda-beda tergantung dari penyesuaian 

sosial individu tersebut. 

Berdasarkan observasi dan 

pengamatan penulis dilapangan, 

bahwasannya tingkat kepercayaan diri siswa 

pada saat proses belajar mengajar di sekolah 

masih sangat rendah. Dalam proses belajar 

mengajar sering terjadi beberapa masalah 

seperti siswa besikap pasif, cangung, dan 



Gladi Jurnal Ilmu Keolahragaan, 11 (01), April- 63  

Gumilar Mulya, Resty Agustryani
 
 

 

gugup saat proses belajar mengajar 

berlangsung. Selain itu kadang juga siswa 

gemetaran ketika sedang mempraktikan 

teknik dasar dalam suatu permainan dan 

ketika siswa gagal dalam melakukannya 

mereka akan sangat mudah frustasi dengan 

apa yang dilakukannya. Jika kondisi tersebut 

dibiarkan maka akan berdampak pada 

prestasi belajar siswa. 

 

METODE 

Dalam penelitian ini yang ingin diteliti 

adalah hubungan antara tingkat percaya diri 

dengan prestasi belajar pendidikan jasmani 

siswa Sekolah Dasar. Metode penelitian yang 

digunakan dalam penelitian ini adalah 

metode deskriptif-korelasional, yang 

merupakan metode penyelidikan atau 

penelitian yang bertujuan untuk 

menggambarkan atau melukiskan keadaan 

(seseorang, lembaga, atau masyarakat) 

tertentu pada saat sekarang ini berdasarkan 

pada faktor yang nampak di dalam situasi 

yang diselidikinya. Menurut (Annisa, 2010) 

bahwa, metode deskriptif yaitu suatu metode 

dalam pencarian fakta status sekelompok 

manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu 

system pemikiran atau pun suatu peristiwa 

pada masa sekarang dengan interpretasi yang 

tepat.  

Populasi yang digunakan dalam 

penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah 

Dasar di Kecamatan Tawang, Kota 

Tasikmalaya. Kemudian langkah kedua yaitu 

menentukan sampel berdasarkan populasi. 

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa 

kelas VI berjumlah 60 orang. Terdiri dari 30 

siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan yang 

dipilih mewakili beberapa sekolah yang ada 

di Kecamatan Tawang sebanyak 60 orang 

siswa dengan cara teknik purposive 

sampling. The purposive sampling technique 

is a type of non-probability sampling that is 

most effective when one needs to study a 

certain cultural domain with experts within 

(Tongco, 2007). Penentuan sampel yang 

dilakukan penulis memiliki kriteria tersendiri 

yakni mereka yang masuk kedalam urutan 

prestasi belajar sampai 10 (sepuluh) besar 

dikelasnya.  

Langkah selanjutnya adalah melakukan 

pengambilan data dengan menggunakan 

instrumen angket kepercayaan diri yang di 

adaptasi dari Student Satisfaction and Self-

Confidence in Learning Scale (SCLS) (Unver 

et al., 2017) dan prestasi belajar dari nilai 

raport siswa. Selanjutnya tahapan selanjutnya 

penulis identifikasi data setelah data 

terkumpul, langkah selajutnya penulis 

menggunakan aplikasi SPSS IBM versi 20 

untuk mengolah dan menganalisis data.  

 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Data yang diperoleh dari tes awal dan 

tes akhir selanjutnya diolah sesuai dengan 

prosedur yang telah diterapkan sebelumnya 

berkaitan dengan permasalahan yang 



Gladi Jurnal Ilmu Keolahragaan, 11 (01), April- 64  

Gumilar Mulya, Resty Agustryani
 
 

 

diajukan. Untuk lebih jelasnya mengenai 

hasil pengolahan data,  dapat penulis uraikan 

pada tabel 1 di bawah ini yaitu Jumlah Nilai 

Total, , dan S untuk sampel perlakuan. 

 

Tabel 1. Nilai Total, Nilai Rata-Rata, dan Standar Deviasi 

Jenis Tes 
Jumlah Nilai 

Total 
Rata-rata Standar Deviasi 

Tes angket kepercayaan diri  3136 98 2,91 

Nilai raport siswa 2560 80 1,13 

   

Setelah nilai rata-rata dan simpangan 

baku diketahui, langkah selanjutnya adalah 

melakukan uji normalitas data dengan 

menggunakan uji statistik Liliefors. Hasil 

pengujian data angket kepercayaan diri yaitu 

sebagai berikut. Hasil uji normalitas data tes 

kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran 

penjas dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. 

 

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas 

Tes N Lo hitung Lα tabel Hasil 

Tes Kepercayaan Diri 60 0,1081 0,1145 Normal 

 

Dari daftar tabel 2 di atas, di dapat Lo 

hitung = 0,1081 dengan taraf nyata α = 0,05 

dan 60 siswa. Sedangkan dari daftar tabel di 

dapat Lα tabel = 0,1145 yang lebih besar dari 

pada Lo hitung = 0,1081, sehingga hipotesis 

nol diterima, dengan demikian tes angket 

kepercayaan diri dalam pembelajaran penjas 

berdistribusi normal. 

Setelah diketahui data dari setiap tes 

berdistribusi normal, maka langkah 

selanjutnya adalah uji hipotesis dengan 

menggunakan uji korelasi dan uji korelasi 

determinasi. Hubungan tes kepercayaan diri 

dan prestasi belajar siswa dalam 

pembelajaran penjas dapat terlihat pada tabel 

3 dan tabel 4 berikut ini. 

 

Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Tes Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar 

    

202 40 81 0,90 

 

Kriteria : 

0,80 - 1,00  = Berhubungan sangat tinggi 

0,70 – 0,79  = Berhubungan tinggi 

0,60 - 0,69  = Berhubungan Sedang 

0,50 – 0,59  = Berhubungan Rendah 

0,49 kebawah = Berhubungan Sangat rendah 

 

 

Berdasarkan penghitungan data 

tersebut diketahui korelasi antara kedua 

variabel tersebut adalah 0,90, Maka 

berdasarkan dari kriteria korelasi kedua 



Gladi Jurnal Ilmu Keolahragaan, 11 (01), April- 65  

Gumilar Mulya, Resty Agustryani
 
 

 

variabel data tersebut diketahui adanya 

hubungan yang sangat tinggi antara variabel 

X dengan variabel Y sebesar 0,90. 

 

 

Tabel 4. Uji Korelasi X dengan Y 

Korelasi  rtabel Keterangan 

X dengan Y 0,90 0,250 Signifikan 

 

Dari tabel 4  tersebut dapat diketahui 

bahwa hasil dari perhitungan uji signifikansi 

Besarnya nilai probabilitas atau signifikansi 

korelasi antara kepercayaan diri dengan 

prestasi belajar sebesar 0,90. Karena nilai 

signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 

0,05, dan nilai rxy (0,90) > (0,250)  

rtabel_((0,05)(60)) maka H0 ditolak, 

sehingga terdapat hubungan yang signifikan 

antara kepercayaan diri dengan prestasi 

belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar di 

Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya 

secara berarti (signifikan). 

Selanjutnya ialah menguji koefisien 

determinasi guna mengetahui sejauh mana 

kemampuan variable kepercayaan diri 

mempengaruhi variable prestasi belajar 

siswa.

 

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi 

Korelasi ( r ) Korelasi (  ) Hasil (KD) 

0,90 0,81 81% 

 

Kriteria: 

0% - 19%  = Kontribusinya sangat 

rendah 

20% - 29%  = Kontribusinya rendah 

30% - 49%  = Kontribusinya sedang 

50% - 79%  = kontribusinya tinggi 

80% - 99%  = Kontribusinya sangat tinggi 

 

Berdasarkan penghitungan data 

tersebut diketahui koefisien determinasinya 

adalah 81%, maka terdapat hubungan yang 

sangat tinggi yaitu sebesar 81%. Berdasarkan 

kriteria hubungan di atas menunjukan bahwa 

adanya hubungan antara tingkat kepercayaan 

diri dan prestasi belajar pendidikan jasmani 

siswa kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan 

Tawang, Kota Tasikmalaya berkontribusi 

sangat tinggi. 

Kemampuan untuk belajar harus 

diimbangi dengan ketenangan dan keteguhan 

hati. Artinya tidak ada unsur paksaan, harus 

berdasarkan itikada dari diri sendiri. Hal lain 

akan terjadi bila ketika belajar dipaksakan, 

mereka akan mengalami kesulitan belajar 

karena perasaan tidak tenang, tidak 

menyenangi belajar itu sendiri. Ini jelas 

bahwa kesulitan belajar akan berimbas pada 



Gladi Jurnal Ilmu Keolahragaan, 11 (01), April- 66  

Gumilar Mulya, Resty Agustryani
 
 

 

faktor psikologis (DKB, 2007).  Oleh karena 

itu, perlu adanya sinergitas antara anak, 

orangtua, dan guru sehingga tercipta satu 

komunikasi yang positif dan utuh.  

Orang memiliki tanggung jawab 

dalam pendidikan anak. Orang tua memiliki 

tugas untuk menentukan masa depan 

anaknya. Ketika anak-anak dititipkan di 

sekolah, orang tua tetap memiliki tanggung 

jawab untuk keberhasilan anaknya. Peran 

mereka antara lain dapat diwujudkan dengan 

membimbing ketika anak belajar di rumah. 

Para orang tua dapat mengawasi dan 

membantu pengaturan tugas sekolah, 

mengarahkan untuk mencari cara untuk 

menyelesaikan tugas dan menyediakan 

fasilitas nyaman bagi anak untuk belajar. 

Karena salah satu upaya menghasilkan 

prestasi belajar yang baik yakni dengan 

adanya sebuah dukungan orangtua dan 

dukungan fasilitas kenyamanan yang baik 

pula ketika anak belajar (Priastuti & HW, 

2016). 

 

KESIMPULAN 

Berdasarkan hasil penelitian 

mengenai hubungan antara tingkat 

kepercayaan diri dengan prestasi belajar 

pendidikan jasmani siswa kelas VI Sekolah 

Dasar di Kecamatan Tawang, Kota 

Tasikmalaya. Penulis dapat menarik 

kesimpulan yang didukung dengan data yang 

telah diuji secara statistik sebagai berikut. 

 Terdapat hubungan yang positif 

antara tingkat kepercayaan diri dengan 

prestasi belajar pendidikan jasmani siswa 

kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan 

Tawang, Kota Tasikmalaya, hal ini di 

buktikan dari nilai signifikansi yang 

diperoleh Yxy (0,90) > (0,349) 

rtabel_((0,05)(32)) maka H0 ditolak, 

sehingga terdapat hubungan yang signifikan 

antara kepercayaan diri dengan prestasi 

belajar siswa kelas VI SDN Tegalkalong 

Sumedang berarti (signifikan). 

 Hubungan antara tingkat kepercayaan 

diri dengan prestasi belajar pendidikan 

jasmani siswa kelas VI Sekolah Dasar di 

Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya 

sangat besar, hal ini di buktikan dari nilai 

koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 

81%. Berdasarkan kriteria hubungan di atas 

menunjukan bahwa adanya hubungan antara 

tingkat kepercayaan diri dan prestasi belajar 

pendidikan jasmani siswa kelas VI Sekolah 

Dasar di Kecamatan Tawang, Kota 

Tasikmalaya berkontribusi sangat tinggi. 

Dengan demikian di artikan Ho ditolak dan 

Ha diterima berarti (signifikan).  

 

DAFTAR PUSTAKA 

Annisa, W. (2010). Metode Penelitian 

Korelasional. 

Block, M. E. (2016). A Teacher’s Guide to 

Adapted Physical Education. Paul H. 

Brookes Publishing. 

DKB, D. K. B. (2007). Psikologi pendidikan. 



Gladi Jurnal Ilmu Keolahragaan, 11 (01), April- 67  

Gumilar Mulya, Resty Agustryani
 
 

 

Dweck, C. S. (2000). Self-theories: Their 

role in motivation, personality, and 

development. Psychology press. 

Hakim, T. (2005). Belajar secara efektif. 

Niaga Swadaya. 

Husdarta, J. S., & Kusmaedi, N. (2010). 

Pertumbuhan dan Perkembangan 

Peserta Didik: Olahraga dan Kesehatan. 

Bandung: Alfabeta. 

Husdarta, J. S., & Riduwan. (2010). Sejarah 

dan Filsafat Olahraga. Alfabeta. 

Lengkana, A. S., Tangkudung, J., & Asmawi, 

M. (2018). THE EFFECT OF POWER 

LIMBS, SPEED REACTION, 

FLEXIBILITY AND SELF 

CONFIDENCE ON THE 

ACHIEVEMENT OF ELITE 

ATHLETES ATHLETIC WEST JAVA 

IN THE TRACK NUMBER. JIPES-

JOURNAL OF INDONESIAN 

PHYSICAL EDUCATION AND SPORT, 

4(2), 20–25. 

Machida, M., Marie Ward, R., & Vealey, R. 

S. (2012). Predictors of sources of self-

confidence in collegiate athletes. 

International Journal of Sport and 

Exercise Psychology, 10(3), 172–185. 

Muilenburg, L. Y., & Berge, Z. L. (2005). 

Student barriers to online learning: A 

factor analytic study. Distance 

Education, 26(1), 29–48. 

Priastuti, A. W., & HW, S. (2016). 

Dukungan Fasilitas dan Lingkungan 

Keluarga terhadap Prestasi Belajar 

Matematika di SMP. 

Rothman, T., Maldonado, J. M., & Rothman, 

H. (2008). Building self-confidence and 

future career success through a pre-

college transition program for 

individuals with disabilities. Journal of 

Vocational Rehabilitation, 28(2), 73–83. 

Tongco, M. D. C. (2007). Purposive 

sampling as a tool for informant 

selection. Ethnobotany Research and 

Applications, 5, 147–158. 

Unver, V., Basak, T., Watts, P., Gaioso, V., 

Moss, J., Tastan, S., … Tosun, N. 

(2017). The reliability and validity of 

three questionnaires: the student 

satisfaction and self-confidence in 

learning scale, simulation design scale, 

and educational practices questionnaire. 

Contemporary Nurse, 53(1), 60–74. 

Winarno, M. E. (2006). Dimensi 

Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan 

Olahraga. Malang: Laboratorium 

Jurusan Ilmu Keolahragaan.