15 VOL. 1 NO. 1 DESEMBER 2016 ABSTRAK Masalah gizi kurang balita merupakan masalah aktual di wilayah Kulon Progo, Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi status gizi balita. Penelitian ini menggunakan cross sectional, sampel balita 12-59 bulan sebanyak 155 orang. Data diperoleh melalui kuesioner, status gizi diukur dengan indeks Berat Badan/Umur. Hasil menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara usia balita, riwayat pemberian ASI, asupan makanan, persepsi ibu, pola pengasuhan dengan status gizi balita. Faktor dominan yang mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan. Diperlukan peran perawat komunitas dalam edukasi dan pemberdayaan untuk meningkatkan status gizi balita. Kata kunci: faktor status gizi, gizi kurang, balita ABSTRACT Undernutrition was still a prior problem in Kulon Progo,Yogyakarta. The objectives of this study were to determine nutritional status in children under five years and related factors. Cross sectional study was conducted with 155 children under five years. Nutritional status was assessed using anthropometric measurement. There was a significant association between child’s age, exclusife breastfeeding, child’s dietary intake, caregivers’ practice and mother’s perception with child’s nutritional status and child’s dietary energy intake was the most factor that significant correlated. These findings indicates that the roles of community nurses are needed to improves children nutritional status using education and partnership. Keywords: factors of nutritional status, undernutrition, children under five years Nina Dwi Lestari Departemen Jiwa dan Komunitas, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia Email: gavinnaufal@yahoo.com Analisis Determinan Gizi Kurang pada Balita di Kulon Progo, Yogyakarta Info Artikel: Masuk : 2 September 2016 Revisi : 21 November 2016 Diterima : 28 November 2016 DOI Number : 10.18196/ijnp.1146 16 PENDAHULUAN Masalah gizi kurang pada balita masih menjadi masalah mendasar di dunia. WHO (2013), jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak. Riskesdas (2013), prevalensi balita dengan berat kurang (under weight) adalah berjumlah 19,6%. Sebanyak 13,9% balita memiliki status gizi kurang. Dinkes Kab. Kulon Progo (2014) melaporkan jumlah balita gizi kurang adalah sebanyak 10,13%. Kondisi gizi kurang pada balita, dimungkinkan terjadi karena interaksi dari beberapa faktor diantaranya asupan makanan yang tidak adekuat, pemberian ASI yang tidak ekslusif, penyakit infeksi yang diderita balita, pola pengasuhan keluarga, pelayanan kesehatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan ibu, persepsi ibu terkait gizi, sosial ekonomi yang rendah dan budaya (UNICEF, 2013, Naghaspour et al, 2014). Penyebab dasar terjadinya gizi kurang pada balita adalah status ekonomi yang rendah (UNICEF, 2013). Kondisi kemiskinan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan dalam keluarga (Almatsier, 2009). Penyebab dasar lain yang berkontribusi dalam terjadinya masalah gizi kurang pada balita adalah pendidikan (UNICEF, 2013). Hasil penelitian Handono (2012), menunjukkan bahwa pendidikan orang tua terutama ibu berpengaruh secara signifikan terhadap status gizi balita. Wong et al (2014), masalah gizi kurang pada balita secara langsung disebabkan oleh anak tidak mendapatkan cukup asupan makanan yang mengandung gizi seimbang. Gizi kurang juga diakibatkan oleh adanya infeksi pada balita. Infeksi akan mengganggu metabolisme, keseimbangan hormon dan fungsi imunitas (Bantamen, Belaynew, & Dube, 2014). Faktor lain yang erat kaitannya dengan gizi kurang adalah pola pengasuhan anak dalam keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh Maseta, Makau dan Omwega (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola pengasuhan anak dan praktik perawatan kesehatan anak dalam keluarga dengan status nutrisi pada anak usia 6-36 bulan di Tanzania. Faktor selanjutnya adalah pelayanan kesehatan. Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan berpengaruh sebesar 60-70% kematian balita dengan gizi kurang (UNICEF, 2013). Melihat jumlah angka kejadian gizi kurang pada Balita di wilayah Kulon Progo, Yogyakarta yang masih tinggi dan masalah gizi disebabkan oleh multifaktorial, oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai determinan gizi kurang pada balita di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi balita di wilayah Kulon Progo, Yogyakarta. METODE Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 155 orang yang terdiri dari balita usia 12-59 bulan beserta keluarganya, yang diambil dengan metode proportional cluster sampling. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia balita, jenis kelamin, riwayat penyakit infeksi, pendidikan ibu, status perekonomian keluarga, jumlah anggota keluarga, asupan makanan, persepsi ibu terkait status gizi, pola pengasuhan keluarga terkait gizi, pelayanan kesehatan dan budaya. Variabel terikat pada penelitian ini adalah status gizi. Instrumen pengambilan data variabel terikat menggunakan kuesioner yang dikembangkan peneliti yang telah dinyatakan valid dan reliable melalui uji validitas dan reliabilitas. Variabel asupan makanan diukur menggunakan foodrecords selama 2 hari berturut- turut. Variabel status gizi diukur berdasarkan indeks antropometri BB/U, dengan klasifikasi status gizi baik: -2 SD s.d +2 SD. Status gizi kurang: <-2 SD s.d <-3 SD, status gizi buruk: d” -3 SD. Status gizi dikelompokkan menjadi gizi baik dan gizi kurang (gizi kurang dan gizi buruk). Analisis data meliputi univariat, bivariat dan multivariat. Analisis bivariat menggunakan Chi Square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Penelitian ini memperhatikan aspek etik dalam pengambilan data meliputi menghargai harkat dan martabat manusia, kemanfaatan, keadilan dan informed consent dan telah lolos kaji etik dengan no 0231/ UN2. F12.D / HKP. 02.04/ 2015 HASIL Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa mayoritas balita yang menjadi responden adalah berusia 17 VOL. 1 NO. 1 DESEMBER 2016 pra sekolah. Berdasarkan jenis kelamin, prosentase laki- laki dan perempuan hampir sama. Responden lebih banyak yang memiliki riwayat ASI ekslusif dibandingkan yang tidak ekslusif. Sebagian besar responden pernah mengalami penyakit infeksi dalam 6 bulan terakhir dan mayoritas memiliki status gizi baik. Tabel 1. Karakteristik Balita 16 memiliki riwayat ASI ekslusif dibandingkan yang tidak ekslusif. Sebagian besar responden pernah mengalami penyakit infeksi dalam 6 bulan terakhir dan mayoritas memiliki status gizi baik. Tabel 1. Karakteristik Balita Karakteristik Balita Frekuensi Prosentase Usia balita Todler (12-36 bulan) 65 41,9% Preschool (37-59 bulan) 90 58,1% Jenis kelamin Perempuan 78 50,3% Laki-laki 77 49,7% Riwat pemberian ASI Nonekslusif 64 41,3% Ekslusif 91 58,7% Riwayat penyakit infeksi Ada 103 66,5% Tidak ada 52 33,5% Status Gizi Gizi baik 131 84,5% Gizi kurang 24 15,5% Tabel 2. Karakteristik Keluarga Karakteristik Keluarga Frekuensi Prosentase Pendidikan ibu Rendah 58 37,4% Tinggi 97 62,6% Status ekonomi