Microsoft Word - 05-Elvira.docx Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 312 Received : 25-02-2020 Revised : 01-03-2021 Published : 15-03-2021 PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF DAN HASIL BELAJAR PPKn SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATERI NORMA DAN KEADILAN Elvira Nurini Hidayat SMP Negeri 2 Wagir Kabupaten Malang, Indonesia nurinielvira@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir Kabupaten Malang dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran PPKn pada materi norma dan keadilan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Subjek penelitian ini siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir yang berdasarkan pengamatan peneliti mempunyai nilai yang paling rendah dibandingkan kelas yang lain dalam hal partisipasi aktif dan hasil belajar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes dan dokumentasi. Untuk menganalisis data dari hasil lembar observasi partisipasi aktif dan nilai rata-rata kelas mengunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil observasi peningkatan partisipasi aktif belajar siswa pada siklus II. Pada Siklus I siswa yang memenuhi kriteria minimum pemenuhan partisipasi aktif yaitu nilai minimum 70 sebanyak 20 siswa (62% jumlah siswa keseluruhan). Pada Siklus II terdapat kenaikan jumlah siswa yang memenuhi kriteria minimum pemenuhan partisipasi aktif yaitu nilai minimum 70 sebanyak 27 siswa (84% jumlah siswa keseluruhan). Untuk hasil belajar, nilai rata-rata pada Siklus I sebesar 78,59 naik menjadi 81,72 pada Siklus II. Berdasarkan ketuntasan klasikal, terjadi peningkatan jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal nilai 75, dimana untuk Siklus I sebanyak 24 siswa (75% jumlah siswa keseluruhan) memenuhi ketuntasan hasil belajar, meningkat pada Siklus II menjadi 30 siswa (94% dari jumlah siswa keseluruhan). Karena ketuntasan klasikal sudah tercapai dan partisipasi aktif siswa meningkat maka penelitian dihentikan sampai Siklus II. Berdasarkan hasil observasi partisipasi aktif dan nilai hasil belajar siswa tiap akhir siklus, didapatkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 pada pembelajaran PPKn materi norma dan keadilan. Kata kunci: partisipasi aktif; hasil; metode kooperatif tipe stad Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 313 PENDAHULUAN Pembelajaran dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan dalam diri siswa secara terencana baik aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar dipengaruhi oleh lingkungan sekolah yang terdiri atas guru, peserta didik, kepala sekolah, materi dan berbagai sumber. Menurut Sadali (2006) kualitas pembelajaran diukur dan ditentukan oleh seberapa besar kegiatan pembelajaran dapat menjadi alat pengubah tingkah laku individu kearah yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Yang tidak boleh dilupakan dalam proses pengembangan sumber daya manusia adalah pembentukan karakter kebangsaan pada sumber daya manusia itu sendiri dalam pembentukan masyarakat yang berpedoman pada Pancasila sebagi pedoman hidup bangsa dan bernegara. Salah satu pembelajaran yang berpengaruh dalam proses pembentukan karakter berbangsa dan bernegara adalah pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warganegara yang baik, cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945, untuk dapat membentuk warga negara yang cerdas, kreatif, dan partisipatif. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah tema kewarganegaraan yang diharapkan dapat mendorong siswa menjadi warga negara yang baik melalui kepedulian terhadap permasalahan dan tantangan yang dihadapi masyarakat sekitarnya. Kepedulian tersebut ditunjukkan dalam bentuk partisipasi aktif dalam pengembangan komunitas yang terkait dengan diri siswa. Kompetensi yang dihasilkan tidak lagi terbatas pada kajian pengetahuan dan keterampilan penyajian hasil dalam bentuk karya tulis, tetapi lebih ditekankan kepada pembentukan sikap dan tindakan nyata yang mampu dilakukan oleh tiap siswa. Dengan demikian akan terbentuk sikap cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Menurut pengamatan peneliti sebagai guru mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Wagir, prestasi atau hasil belajar peserta didik untuk mata pelajaran PPKn masih belum memenuhi standar yang diinginkan. Hal ini terjadi karena materi PPKn yang sebelumnya lebih banyak disampaikan dengan metode cerah atau berorientasi pada guru. Yang pada akhirnya seringkali membuat peserta didik bosan dan tidak kreatif, karena menganggap mata pelajaran PPKn tidak menarik dan membosankan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berupaya memperbaiki metode pembelajaran yang mampu mengembangkan pola interaksi guru dengan siswa sehingga siswa menjadi termotivasi, kreatif, responsif, dan interaktif. Salah satu metode pembelajaran adaalah pembelajaran berbasis kooperatif. Dalam hal ini yang inging peneliti lakukan adalah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu metode kooperatif yang paling sederhana, metode yang paling baik untuk permulaan bagi untuk menggunakan pendekaatan kooperatif. Bentuk pembelajaran ini melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Berdasarkan pengamatan peneliti selaku guru mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Wagir, kelas VII B pada tahun pelajaran 2017/2018 memiliki hasil belajar PPKn yang paling rendah dibandingkan kelas yang lainnya. Kelas ini seringkali dikeluhkan oleh guru yang lain Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 314 karena termasuk kelas yang selalu ribut, susah diatur, bahkan ketika guru menerangkan materi beberapa siswa tidur. Seringkali tugas yang diberikan para guru pengajar tidak dihiraukan. Untuk itulah pada penelitian ini peneliti menjadikan kelas VII B sebagai subyek penelitian. Peneliti memfokuskan penelitian pada partisipasi aktif dan hasil belajar PPKn Siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir Kabupaten Malang Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Hipotesis peneliti, penggunaan metode pembelajaran kooperati tipe STAD bisa meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII B pada khususnya dan kelas VII pada umumnya untuk pembelajaran PPKn. Untuk itulah pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui peningkatan partisipasi aktif dan hasil belajar PPKn siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir Kabupaten Malang semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 melaui pendekatan kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada materi Norma dan Keadilan. KAJIAN TEORI Partisipasi Aktif Siswa Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004). Partisipasi merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya hasil belajar yang memuaskan. Menurut Sudjana (2002) partisipasi siswa di dalam pembelajaran merupakan salah satu bentuk keterlibatan mental dan emosional. Disamping itu, partisipasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima faktor, antara lain: (1) Pengetahuan/kognitif berupa pengetahuan tentang tema, fakta, aturan dan ketrampilan; (2) Kondisi situasional seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial dan faktor-faktor social; (3) Kebiasaan sosial seperti kebiasaan menetap dan lingkungan; (4) Kebutuhan meliputi kebutuhan Approach (mendekatkan diri), Avoid (menghindari) dan kebutuhan individual; dan (5) Sikap meliputi pandangan/perasaan, kesediaan bereaksi, interaksi sosial, minat dan perhatian. Hasil Belajar Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Nurjanah, 2007), hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan kepuasan kepada individu yang belajar. Sudjana (2002) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah seseorang memiliki pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar yaitu yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Hasil belajar ditentukan oleh evaluasi. Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan pengukuran hasil belajar. Tujuan utama evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Tingkat keberhasilan dapat dinyatakan dalam huruf, kata atau simbol (Mudjiono, 2002). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pada Hakekatnya PPKn merupakan Civic Education. PPKn adalah proses yang meliputi semua pengaruh positif yang dimaksudkan untuk membentuk pandangan seorang warga negara Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 315 dalam peranannya di masyarakat. PPKn mengambil bagian dari pengaruh positif dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ciri yang penting dari PPKn adalah: (1) merupakan program pendidikan (proses yang meliputi pengaruh positif ); (2) fokus materinya adalah ideologi nasional, proses pemerintahan sendiri, hak dan kewajiban asasi dan warga negara sebagaimana yang dijamin dalam konstitusi ditambah dengan pengaruh positif dari keluarga, sekolah dan masyarakat; dan (3) tujuannya adalah membentuk orientasi warga negara tentang peranannya dalam masyarakat (Cholisin, 2004). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu terbentuknya warganegara yang baik sesuai dengan falsafah dan konstitusi bangsa Indonesia. Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan warga negara mampu memahami, menganalisis, serta menjawab berbagai masalah yang di hadapai masyarakat, berbangsa, dan bernegara secara tepat, rasional, konsisten, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan nasional (Sunarso, 2006). Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams-Achievement Division) Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalah metode pembelajaran kooperatif untuk mengelompokkan kemampuan yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Ciri-ciri pembelajaran tipe STAD, yaitu kelas dibagi dalam kelompok- kelompok kecil, tiap kelompok terdiri 4-5 anggota yang heterogen, dan belajar dengan metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis (Suyatno, 2009) Pembelajaran STAD bertujuan memotivasi siswa untuk membantu kelompoknya dalam memahami materi. Kinerja guru yang mengunakan STAD mengacu pada belajar kelompok, menyajikan informasi akademik baru pada siswa dengan menggunakan prosentase verbal atau tes. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu. METODE PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan classroom action research. Maksud penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran (Susilo, 2007). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif berupa tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka dari partisipasi aktif siswa dan tes hasil belajar siswa. Desain penelitian yang dikembangan dalam penelitian ini adalah desain yang diadaptasi dari Kemmis dan Taggart (Suwarsih Madya, 1994 :20), yang menggambarkan bahwa penelitian Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 316 tindakan kelas dilaksanaan melalui beberapa siklus dan masing-masing terdiri dari 4 tahap. Bagan model spiral Kemmis dan Taggart digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Proses penelitian Tindakan Kemmis & Mc. Taggart (2014) Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Wagir Kabupaten Malang, yang secara geografis terletak di Jalan Raya Sukodadi No. 1 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018, bulan Agustus 2017 sampai bulan September 2017. Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran PPKn kelas VII B yaitu hari selasa. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018, dengan jumlah siswa 32. Terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Pemilihan kelas VII B karena menurut pengamatan peneliti sebagai guru mata pelajaran PPKn kelas VII di SMP Negeri 2 Wagir, kelas VII B mempunyai partisipasi dan hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan kelas yang lainnya. Teknik pengumpulan data (1) Pengamatan (observation) Pada penelitian ini pengamatan yang digunakan adalah observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam kesempatan yang sama pengamat memasuki dan mengikuti kelompok yang sedang diamati. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi pembelajaran yang terjadi selama melakukan proses Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 317 pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan disetiap pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen lembar pengamatan (2) Tes Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok (Arikunto, 1997). Tes dalam hal ini berupa soal-soal yang diujikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar PKPn. Data yang dikumpulkan yaitu data hasil belajar dengan menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran PPKn. (3) Teknik Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Teknik ini lebih menjelaskan suasana yang terjadi dalam proses pembelajaran. Dokumentasi berupa foto atau gambar yang digunakan untuk mengambar secara visual kondisi yang terjadi saat proses belajar mengajar berlangsung. Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, digunakan beberapa teknik sebagai berikut: a) Lembar Observasi Kegiatan Siswa Lembar observasi/pengamatan, yaitu lembar yang berisi indikator-indikator proses pembelajaran dalam pelaksanaan pengamatan dikelas. Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga peneliti hanya mengamati hal-hal yang termasuk dalam kategori keaktifan, yaitu mengikuti proses pembelajaran. Kisi-kisi pada lembar pengamatan sebagai berikut: Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Observasi Partisipasi Aktif Siswa No. Indikator Nomer Item 1. Siswa aktif berperan selama proses pembelajaran 1, 2 2. Melakukan diskusi dalam kelompok STAD 9, 5 3. Mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan baik 7, 8 4. Mengerjakan soal-soal dengan baik 3, 6 5. Mau bekerjasama dalam kelompok 4, 10 Pemberian skor pada Lembar Observasi sebagai berikut: Skor 4 apabila selalu melakukan sesuai aspek pengamatan. Skor 3 apabila sering melakukan sesuai aspek pengamatan. Skor 2 apabila kadang-kadang melakukan sesuai aspek pengamatan. Skor 1 apabila tidak pernah melakukan sesuai aspek pengamatan. b) Soal Tes Tes adalah serentetan pertanyaan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu. Untuk instrumen tes yang digunakan adalah tes terhadap hasil belajar siswa setelah pembelajaran PPKn, yang berbentuk pilihan ganda. Jumlah soal tes sebanyak 20 butir dengan soal pilihan ganda empat alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d. Pemberian skor jawaban untuk soal pilihan ganda digunakan skor 1 jika pilihan benar dan 0 untuk pilihan salah. Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 318 Uji Coba Instrumen Untuk menguji instrumen hasil belajar, menggunakan validitas isi. Validitas isi suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisis, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pembelajaran (Sudijono, 2007). Validitas dilakukan dengan menyamakan isi instrumen dengan kisi-kisi yang telah dibuat. Dalam kisi-kisi instrumen ini terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator. Teknik Analisis Data (1) Analisis Data Observasi Data proses pembelajaran yang terdapat pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dianalisis secara deskriptif untuk tiap siklus. Penilaian dapat dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan. Data observasi yang telah diperoleh dihitung, kemudikan di sajikan secara deskriptif. Setelah diperoleh skor pada aspeknya kemudian peneliti menentukan kategori tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu tercantum dalam tabel berikut: Tabel 2. Kriteria Partisipasi Aktif siswa No Nilai Kriteria 1 < 50 Kurang 2 50 – 69 Sedang 3 70 – 89 Baik 4 90 – 100 Baik Sekali (2) Analisis Hasil Belajar Siswa Dalam teknik menganalisis data hasil belajar digunakan teknik statistik deskriptif yaitu dengan penyajian berupa data tabel, dengan perhitungan rata-rata. Untuk mengetahui keberhasilan peningkatan indeks hasil belajar siswa dalam siklus yang dilaksanakan secara keseluruhan cukup di lihat dari perhitungan rata-rata nilai siswa dari siklus I dan II. Hasil tes formatif siswa pada akhir masing-masing siklus dihitung nilai rata-ratanya (mean). Berikut ini, rumus mencari rata-rata (mean) data tunggal menurut Sudjiono (2007), adalah: Keterangan: Mx : rata-rata (mean) Σ X : jumlah dari hasil skor-skor (nilai-nilai) yang ada N : number of cases (banyaknya skor-skor itu sendiri) Sedangkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa digunakan rumus: Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 319 Keterangan: Effect Size : peningkatan skor (nilai) X̄ post test 2 : skor rata-rata siklus 2 X̄ post test 1 : skor rata-rata siklus 1 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini di desain sebagai penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilakukan dengan beberapa siklus. 1) Siklus Pertama a) Perencanaan Pada siklus pertama diawali dengan membuat perencanaan tentang materi dan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan di kelas untuk siklus I. Perencanaan ini disusun oleh peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan tindakan antara lain sebagai berikut: • Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi yang akan diajarkan • Membuat lembar observasi untuk mengamati partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. • Membuat soal tes dan Lembar Kerja Siswa Dalam tahap ini peneliti mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyusun instrumen yang akan digunakan. b) Tindakan Tindakan pada pembelajaran PPKn menerapkan metode STAD, Langkah yang dilakukan pada waktu tindakan adalah membawa kesiapan siswa untuk masuk ke materi dengan menyesuaikan keadaan siswa pada pembelajaran yang akan disampaikan. Langkah tersebut antara lain sebagai berikut: 1) Penyajian materi Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang akan dicapai, memberikan apersepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi yang telah dipelajari agar siswa dapat menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, kemudian guru menyampaikan meteri yang akan dipelajari saat itu. Penyajian materi dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan sebagainya disesuaikan dengan isi materi dan kemampuan siswa. 2) Belajar kelompok Setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa yang heterogen. Guru mendampingi siswa melakukan kegiatan belajar, memberikan motivasi kepada anak dan membantu siswa memecahkan masalah berbagai kesulitan dalam belajar. Siswa secara kelompok kemudian mempresentasikan hasil kelompoknya masing-masing, kemudian kelompok yang mempresentasikan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan bertanya. Peran guru disini mengatur jalannya presentasi dengan menjelaskan maksud pertanyaan, membatasi waktu untuk memberikan kesempatan kepada yang lain, dan memberikan tambahan informasi untuk melengkapi konsep siswa. Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 320 3) Kuis Setelah melakukan belajar kelompok dan presentasi, guru memberikan kuis individu, dimana siswa diharuskan mengerjakan sendiri tanpa bantuan anggota kelompok, sehingga secara individu bertanggung jawab atas apa yang yang telah dipelajarinya. Kuis ini sebagai penilaian akhir (post test) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa tingkat kemampuan atau pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan, setelah di terapkannya metode kooperatif tipe STAD pada proses pembelajaran. 4) Perhitungan skor perkembangan individu. Setelah diperoleh skor tes, dihitung skor perkembangan individu berdasarkan selisih perolehan skor tes terdahulu (skor dasar) dengan skor tes terakhir.. 5) Penghargaan kelompok Berdasarkan skor perkembangan individu yang diperoleh siswa, siswa dapat memberikan sumbangan skor bagi kelompoknya. Perhitungan skor kelompok ditentukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, hebat, dan super. c) Observasi Pada saat proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati segala yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan siswa, kreatifitas yang dilakukan oleh guru melalui penggunaan metode, interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan bahan ajar, pembelajaran yang membuat siswa merasa senang, dan cara guru membimbing dan memotivasi siswa dalam pembelajaran. Pada kegiatan pengamatan ini, peneliti mengunakan instrumen observasi antara lain lembar observasi. d) Refleksi Refleksi yang dimaksud adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para partisipan yang terlibat dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Dalam tahap ini, peneliti selaku guru PPKn melakukan analisis hasil tindakan siklus I, antara lain dengan mengambil kesimpulan tentang kemampuan siswa setelah tindakan, menilai hasil belajar, keaktifan, dan kreatifitas yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan teman dan bahan ajar. Apabila dalam hasil refleksi tersebut terdapat aspek-aspek yang belum tercapai atau berhasil, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan setelah refleksi pada siklus I. 2) Siklus Kedua Kegiatan pada siklus II bermaksud untuk perbaikan pada siklus I. Kegiatan pada siklus II dirancang dengan mengacu hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Tindakan pada siklus II sama dengan prosedur yang ada pada siklus I yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang berupa penyempurnaan dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi dalam siklus I. Hasil refleksi pada siklus kedua ini merupakan langkah penting untuk menentukan apakah siklus penelitian akan dihentikan atau diteruskan ke siklus selanjutnya. Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 321 Kriteria Keberhasilan Tindakan Dari semua siklus yang telah dilakukan maka dapat dikatakan berhasil apabila partisipasi aktif dan hasil belajar siswa meningkat, dengan ketentuan: (1) Partisipasi Aktif Siswa Peningkatan partisipasi aktif siswa, dapat dikatakan berhasil apabila minimal 75% (24 siswa) dari jumlah siswa yang ada mencapai skor rata-rata 70 dari hasil lembar observasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan secara langsung dalam proses pembelajaran di kelas berdasarkan Lembar Observasi Partisipasi Aktif Siwa pada Lampiran 12. (2) Hasil Belajar Siswa Untuk hasil belajar siswa, tingkat keberhasilan atau ketuntasan klasikal dicapai jika nilai yang diperoleh minimal 85% (27 siswa) dari jumlah siswa yang ada telah berhasil mencapai batas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu nilai 75. Nilai hasil belajar diperoleh dari hasil tes setiap akhir siklus. Sehingga dalam hal ini siklus dapat dihentikan apabila kriteria tingkat keberhasilan tersebut telah tercapai. HASIL PENELITIAN (1) Pelaksanaan Siklus I Tindakan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Agustus 2017 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit, pada pokok bahasan “norma dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan Tindakan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Agustus 2017 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit, melanjutkan pokok bahasan norma dalam kehidupan bermasyarakat. (a) Partisipasi Aktif Peneliti menggunakan lembar observasi partisipasi aktif siswa dengan subyek yang diamati adalah aktivitas siswa. Hasil observasi pada partisipasi aktif siswa dilihat dari hasil pengamatan dalam setiap aspeknya, dengan kisi-kisi indikator yang diamati adalah sebagai berikut: siswa aktif berperan serta dalam kegiatan pembelajaran dikelas selama proses pembelajaran, melakukan diskusi dalam kelompok STAD, mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan baik pada waktu diskusi kelompok, mengerjakan soal-soal kelompok dengan baik, dan mau bekerjasama dalam kelompok. Dari hasil observasi didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Observasi Partisipasi Aktif Siswa Pada Siklus I NO NISN NAMA SISWA HASIL OBSERVASI SIKLUS I PEMENUHAN PARTISIPASI (M/TM) TOTAL SKOR NILAI SKOR 1. 1537 ABELIA PUTRI ANANTA 35 87.5 M 2. 1538 AHMAD CHOIRUDIN 32 80 M 3. 1539 ALFAN 25 62.5 TM 4. 1540 ARIK AYUB PERNANDA 23 57.5 TM 5. 1541 CANDRA DWI MAULANA 31 77.5 M 6. 1542 CLARITA DISCHA N.P 36 90 M 7. 1543 DIMAS FEBRIANZAH 27 67.5 TM 8. 1544 DITA LUTVIANI 29 72.5 M 9. 1545 EKA DEWI RAMADINA 34 85 M Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 322 10. 1546 FERDIAN TRI CAHYONO 33 82.5 M 11. 1547 IFKA OCTAVIANA 27 67.5 TM 12. 1548 IKKE PUTRI 32 80 M 13. 1549 KUROTUL DIAN MAHENDRA 22 55 TM 14. 1550 KUSNUL KHOTIMAH 32 80 M 15. 1551 LISMI SOFFI EKA FARDANIA 32 80 M 16. 1552 MOCHAMAD SOLEH 27 67.5 TM 17. 1553 NUR SALIM 32 80 M 18. 1554 OKTAVIA ROMAHDONA 24 60 TM 19. 1555 PUTRI MAHFIRO NISA 35 87.5 M 20. 1556 RAKA RACHMADHANI 26 65 TM 21. 1557 REPI MARISKA 35 87.5 M 22. 1558 REVALINA FARADILLAH F 25 62.5 TM 23. 1559 RISKA DIYA NOVITA 33 82.5 M 24. 1560 RIZAL RIVALDO 26 65 TM 25. 1561 ROHIM MA'RUF 35 87.5 M 26. 1562 ROMY ANDRIAN SYAH 32 80 M 27. 1563 SANDI TRI WIJAYA 27 67.5 TM 28. 1564 SELLAYOLA ANANDA PUTRI 33 82.5 M 29. 1565 SUCI 25 62.5 TM 30. 1566 TEGAR FAJAR ROMADHONA 32 80 M 31. 1567 YANI ROMADHON 33 82.5 M 32. 1568 YOFI ANGGAH ADI SAPUTRA 28 70 M JUMLAH MEMENUHI (M) 20 / 62% TIDAK MEMENUHI (MT) 12 / 38% RATA-RATA 29.94 74.84 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I, dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus I, terdapat 20 siswa (62%) yang memenuhi nilai minimal pemenuhan partisipasi yaitu minimal nilai 70, sedangkan 12 siswa (38%) yang lain belum berhasil mencapai nilai minimal pemenuhan partisipasi aktif. Berdasarkan kriteria keberhasilan tindakan untuk partisipasi aktif siswa, jumlah siswa yang harus mencapai nilai minimal pemenuhan partisipasi yaitu nilai 70 harus mencapai 75% (24 siswa). Berdasarkan hasil observasi partisipasi aktif siswa dan beberapa temuan kondisi partisipasi aktif siswa pada tiap-tiap indikator yang belum memenuhi kriterita keberhasilan tindakan serta belum semua indikator mencapai kriteria, maka partisipasi aktif siswa pada mata pelajaran PPKn dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran siklus I dikatakan belum berhasil. sehingga masih diperlukan adanya siklus II untuk memperbaiki beberapa kekurangan pembelajaran pada siklus I. (b) Hasil Belajar Untuk nilai hasil belajar pada siklus I, nilai didapatkan dari hasil analisis tes penilaian di akhir siklus I berupa nilai yang diperoleh masing-masing siswa terhadap soal yang dikerjakan setelah diterapkannya model pembelajaran tipe STAD dalam proses pembelajaran. Adapun perhitungan penilaian hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 323 Tabel 4. Penilaian Hasil Belajar Siklus I NO NISN NAMA SISWA HASIL BELAJAR SIKLUS I KETUNTASA N (TUNTAS / REMIDI) 1. 1537 ABELIA PUTRI ANANTA 80 TUNTAS 2. 1538 AHMAD CHOIRUDIN 92 TUNTAS 3. 1539 ALFAN 72 REMIDI 4. 1540 ARIK AYUB PERNANDA 76 TUNTAS 5. 1541 CANDRA DWI MAULANA 80 TUNTAS 6. 1542 CLARITA DISCHA NOPHIA P 80 TUNTAS 7. 1543 DIMAS FEBRIANZAH 88 TUNTAS 8. 1544 DITA LUTVIANI 84 TUNTAS 9. 1545 EKA DEWI RAMADINA 92 TUNTAS 10. 1546 FERDIAN TRI CAHYONO 52 REMIDI 11. 1547 IFKA OCTAVIANA 84 TUNTAS 12. 1548 IKKE PUTRI 92 TUNTAS 13. 1549 KUROTUL DIAN MAHENDRA 80 TUNTAS 14. 1550 KUSNUL KHOTIMAH 56 REMIDI 15. 1551 LISMI SOFFI EKA FARDANIA 76 TUNTAS 16. 1552 MOCHAMAD SOLEH 76 TUNTAS 17. 1553 NUR SALIM 76 TUNTAS 18. 1554 OKTAVIA ROMAHDONA 88 TUNTAS 19. 1555 PUTRI MAHFIRO NISA 96 TUNTAS 20. 1556 RAKA RACHMADHANI 72 REMIDI 21. 1557 REPI MARISKA 68 REMIDI 22. 1558 REVALINA FARADILLAH F 76 TUNTAS 23. 1559 RISKA DIYA NOVITA 76 TUNTAS 24. 1560 RIZAL RIVALDO 72 REMIDI 25. 1561 ROHIM MA'RUF 88 TUNTAS 26. 1562 ROMY ANDRIAN SYAH 76 TUNTAS 27. 1563 SANDI TRI WIJAYA 64 REMIDI 28. 1564 SELLAYOLA ANANDA PUTRI 96 TUNTAS 29. 1565 SUCI 76 TUNTAS 30. 1566 TEGAR FAJAR ROMADHONA 88 TUNTAS 31. 1567 YANI ROMADHON 60 REMIDI 32. 1568 YOFI ANGGAH ADI SAPUTRA 84 TUNTAS JUMLAH NILAI 2515 RATA-RATA 78,59 TUNTAS 24 / 75% TIDAK TUNTAS (REMIDI) 8 / 25% Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh setelah siswa mengerjakan post tes siklus I, dimana dari tabel penilaian hasil belajar siklus I diketahui bahwa nilai rata- rata hasil post test siklus I sebesar 78,59 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 52. Jumlah siswa yang memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal nilai 75 sebanyak 24 siswa (75%), yang belum memenuhi sebanyak 8 siswa (25%). Dengan acuan ketuntasan klasikal hasil belajar minimal 85% jumlah siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal, maka dapat dikatakan hasil belajar siswa pada siklus I masih belum memenuhi indikator keberhasilan tindakan. Adapun keadaan mengenai hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PPKn pada siklus I digambarkan pada diagram di bawah ini: Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 324 Gambar 2. Diagram Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I Setelah mempunyai data nilai hasil belajar siswa pada siklus I secara keseluruhan, maka data tersebut dibandingkan dengan nilai hasil belajar siswa pada pra siklus. Perbandingan nilai hasil belajar siswa pada tahap pra siklus dengan siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Pra Siklus Dan Siklus I No Hasil Tes Pra Siklus Siklus I 1 Nilai Tertinggi 48 52 2 Nilai Terendah 88 96 Rata-rata 74,63 78,59 Data nilai hasil belajar pra siklus menunjukkan nilai terendah sebesar 48 dan nilai tertinggi 88 dengan rata-rata nilai siswa 74,63. Jumlah siswa yang memenuhi ketuntasan klasikal mencapai 18 siswa atau 56% jumlah siswa keseluruhan. Data hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus. Yang artinya pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan hasil belajar siswa meskipun belum memnuhi ketuntasan klasikal hasil belajar. Berdasarkan hasil refleksi, dan berdasarkan data partisipasi aktif serta hasil belajar siswa pada siklus I, peneliti memandang perlu adanya siklus lanjutan yaitu siklus II untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD. (2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tindakan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 5 September 2017 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit pada pokok bahasan “arti penting norma dalam mewujudkan keadilan”. Sedangkan tindakan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 12 September 2017 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit, dengan melanjutkan pokok bahasan “arti penting norma dalam mewujudkan keadilan“. (a) Partisipasi Aktif Dari hasil observasi diperoleh data partisipasi aktif siswa pada siklus II sebagai berikut: 52 96 78,59 0 20 40 60 80 100 120 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 325 Tabel 6. Hasil Observasi Partisipasi Aktif Siswa Pada Siklus II NO NISN NAMA SISWA HASIL OBSERVASI SIKLUS II PEMENUHAN PARTISIPASI (M/TM) TOTAL SKOR NILAI SKOR 1. 1537 ABELIA PUTRI ANANTA 35 87.5 M 2. 1538 AHMAD CHOIRUDIN 32 80 M 3. 1539 ALFAN 27 67.5 TM 4. 1540 ARIK AYUB PERNANDA 28 70 M 5. 1541 CANDRA DWI MAULANA 31 77.5 M 6. 1542 CLARITA DISCHA N.P 36 90 M 7. 1543 DIMAS FEBRIANZAH 30 75 M 8. 1544 DITA LUTVIANI 30 75 M 9. 1545 EKA DEWI RAMADINA 34 85 M 10. 1546 FERDIAN TRI CAHYONO 33 82.5 M 11. 1547 IFKA OCTAVIANA 29 72.5 M 12. 1548 IKKE PUTRI 32 80 M 13. 1549 KUROTUL DIAN MAHENDRA 25 62.5 TM 14. 1550 KUSNUL KHOTIMAH 32 80 M 15. 1551 LISMI SOFFI EKA FARDANIA 33 82.5 M 16. 1552 MOCHAMAD SOLEH 29 72.5 M 17. 1553 NUR SALIM 32 80 M 18. 1554 OKTAVIA ROMAHDONA 26 65 TM 19. 1555 PUTRI MAHFIRO NISA 35 87.5 M 20. 1556 RAKA RACHMADHANI 30 75 M 21. 1557 REPI MARISKA 35 87.5 M 22. 1558 REVALINA FARADILLAH F 25 62.5 TM 23. 1559 RISKA DIYA NOVITA 33 82.5 M 24. 1560 RIZAL RIVALDO 29 72.5 M 25. 1561 ROHIM MA'RUF 35 87.5 M 26. 1562 ROMY ANDRIAN SYAH 33 82.5 M 27. 1563 SANDI TRI WIJAYA 29 72.5 M 28. 1564 SELLAYOLA ANANDA PUTRI 33 82.5 M 29. 1565 SUCI 26 65 TM 30. 1566 TEGAR FAJAR ROMADHONA 32 80 M 31. 1567 YANI ROMADHON 33 82.5 M 32. 1568 YOFI ANGGAH ADI SAPUTRA 30 75 M JUMLAH MEMENUHI (M) 27 / 84% TIDAK MEMENUHI (MT) 5 / 16% RATA-RATA 31.00 77.50 Berdasarkan kriteria keberhasilan tindakan untuk partisipasi aktif siswa, dimana jumlah siswa yang harus mencapai nilai minimal pemenuhan partisipasi yaitu nilai 70 harus mencapai 75% (24 siswa), maka dapat dijelaskan bahwa partisipasi aktif siswa pada siklus II ini sudah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan. (b) Hasil Belajar Adapun perhitungan penilaian hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 326 Tabel 7. Penilaian Hasil Belajar Siklus II NO NISN NAMA SISWA HASIL BELAJAR SIKLUS II KETUNTASAN (TUNTAS / REMIDI) 1. 1537 ABELIA PUTRI ANANTA 80 TUNTAS 2. 1538 AHMAD CHOIRUDIN 92 TUNTAS 3. 1539 ALFAN 80 TUNTAS 4. 1540 ARIK AYUB PERNANDA 76 TUNTAS 5. 1541 CANDRA DWI MAULANA 80 TUNTAS 6. 1542 CLARITA DISCHA NOPHIA P 80 TUNTAS 7. 1543 DIMAS FEBRIANZAH 88 TUNTAS 8. 1544 DITA LUTVIANI 84 TUNTAS 9. 1545 EKA DEWI RAMADINA 92 TUNTAS 10. 1546 FERDIAN TRI CAHYONO 72 REMIDI 11. 1547 IFKA OCTAVIANA 84 TUNTAS 12. 1548 IKKE PUTRI 92 TUNTAS 13. 1549 KUROTUL DIAN MAHENDRA 80 TUNTAS 14. 1550 KUSNUL KHOTIMAH 68 REMIDI 15. 1551 LISMI SOFFI EKA FARDANIA 75 TUNTAS 16. 1552 MOCHAMAD SOLEH 76 TUNTAS 17. 1553 NUR SALIM 76 TUNTAS 18. 1554 OKTAVIA ROMAHDONA 88 TUNTAS 19. 1555 PUTRI MAHFIRO NISA 96 TUNTAS 20. 1556 RAKA RACHMADHANI 84 TUNTAS 21. 1557 REPI MARISKA 80 TUNTAS 22. 1558 REVALINA FARADILLAH F 76 TUNTAS 23. 1559 RISKA DIYA NOVITA 76 TUNTAS 24. 1560 RIZAL RIVALDO 76 TUNTAS 25. 1561 ROHIM MA'RUF 88 TUNTAS 26. 1562 ROMY ANDRIAN SYAH 76 TUNTAS 27. 1563 SANDI TRI WIJAYA 76 TUNTAS 28. 1564 SELLAYOLA ANANDA PUTRI 96 TUNTAS 29. 1565 SUCI 76 TUNTAS 30. 1566 TEGAR FAJAR ROMADHONA 88 TUNTAS 31. 1567 YANI ROMADHON 80 TUNTAS 32. 1568 YOFI ANGGAH ADI SAPUTRA 84 TUNTAS JUMLAH NILAI 2615 RATA-RATA 81,72 TUNTAS 30 / 94% TIDAK TUNTAS (REMIDI) 2 / 6% Dengan acuan ketuntasan klasikal hasil belajar minimal 85% jumlah siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal, maka dapat dikatakan hasil belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan. Adapun keadaan mengenai hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PPKn pada siklus II digambarkan pada diagram di bawah ini: Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 327 Gambar 3. Diagram Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus II Penilaian hasil belajar siswa pada siklus II secara keseluruhan jika dibandingkan dengan penilaian hasil belajar siswa pada siklus I telah mengalamai peningkatan ditinjau dari rata-rata penilaian hasil belajar siklus II yang meningkat dibandingkan rata-rata penilaian hasil belajar siklus I. Perbandingan penilaian hasil belajar siswa pada siklus II dan penilaian hasil belajar siswa pada siklus I ditunjukkan pada tabel di bawah. Tabel 8. Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II No Hasil Tes Siklus I Siklus II 1 Nilai Tertinggi 52 68 2 Nilai Terendah 96 96 Rata-rata 78,59 81,72 Perbandingan penilaian hasil belajar siswa pada siklus II dan pada siklus I dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran dapat digambarkan pada diagram batang di bawah ini: Gambar 4. Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II 68 96 81,72 0 20 40 60 80 100 120 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus II 0 20 40 60 80 100 Skor Terendah Skor Tertinggi Rata-rata 52 96 78,59 68 96 81,72 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 328 Pada tahap refleksi siklus II, peneliti bersama observer mengevaluasi hasil dari tes dan lembar observasi. Berdasarkan hasil lembar pengamatan untuk mengetahui partisipasi aktif siswa untuk pembelajaran siklus II pada Lampiran 14, partisipasi aktif yang telah diperoleh dalam proses pembelajaran di siklus I sudah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan. Dimana jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan dalam melakukan partisipasi aktif sebanyak 27 siswa (84%) dengan memperoleh skor minimal 70 dari hasil lembar pengamatan. Ditinjau dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa partisipasi aktif siswa pada siklus II ini sudah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan, karena jumlah siswa yang harus mencapai nilai minimal pemenuhan partisipasi yaitu nilai 70 minimal mencapai 75% (24 siswa). Berdasarkan nilai hasil hasil belajar pada siklus II dibandingkan dengan nilai hasil belajar pada siklus I, pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu 81,72. Pada siklus II ini jumlah siswa yang memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal nilai 75 sebanyak 30 siswa (94%), yang artinya sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan yaitu ketuntasan klasikal hasil belajar minimal 85% jumlah siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan hasil refleksi, data partisipasi aktif, dan hasil belajar siswa pada siklus II diketahui bahwa penerapan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan Partisipasi aktif siswa dan Hasil belajar siswa dibandingkan dengan siklus I. Keunggulan yang ada perlu dipertahankan untuk mendukung peningkatan strategi pembelajaran selanjutnya. Sedangkan beberapa kelemahan dalam metode pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya. Berdasarkan hasil tes dan hasil observasi dari silkus II yang telah terjadi peningkatan dari silkus I, peneliti dan observer sepakat bahwa penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus III. PEMBAHASAN Pembahasan didasarkan atas hasil penelitian yang dilanjutkan dengan hasil refleksi pada akhir siklus. Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, di mana masing-masing siklus dilakukan dengan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu Perencanaan, Pengamatan, Tindakan dan Refleksi. Secara umum proses pembelajaran yang berlangsung di setiap akhir siklus sudah berjalan dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD sangat membantu siswa untuk belajar bekerja sama dalam sebuah kelompok dan dapat memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Secara langsung maupun tidak langsung, siswa diajarkan untuk saling tergantung satu sama lain demi mendapatkan hasil yang maksimal untuk kelompok mereka, dan mempersiapkan diri dalam mengerjakan soal kuis yang akan dikerjakan secara individu. Harapannya dengan pembelajaran yang lebih variatif ini akan mendorong siswa untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dan hasil belajar siswa di kelas. (1) Partisipasi Aktif Siswa Hasil penelitian tindakan siklus I dan II mengenai pembelajaran dengan kooperatif tipe STAD menunjukkan adanya peningkatan terhadap partisipasi aktif siswa. Peningkatan ini dapat dilihat pada perbandingan pemenuhan partisipasi aktif siswa pada siklus I dan siklus II pada tabel dibawah ini. Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 329 Tabel 9. Perbandingan Partisipasi Aktif Siswa Siklus I dan Siklus II NO NAMA SIKLUS I SIKLUS II TOTA L SKOR NILA I SKO R PEMENUHA N PARTISIPA SI TOTA L SKOR NILA I SKO R PEMENUHA N PARTISIPA SI AB S INDU K 1 1537 ABELIA PUTRI ANANTA 35 87.5 M 35 87.5 M 2 1538 AHMAD CHOIRUDIN 32 80 M 32 80 M 3 1539 ALFAN 25 62.5 TM 27 67.5 TM 4 1540 ARIK AYUB PERNANDA 23 57.5 TM 28 70 M 5 1541 CANDRA DWI MAULANA 31 77.5 M 31 77.5 M 6 1542 CLARITA DISCHA N.P 36 90 M 36 90 M 7 1543 DIMAS FEBRIANZAH 27 67.5 TM 30 75 M 8 1544 DITA LUTVIANI 29 72.5 M 30 75 M 9 1545 EKA DEWI RAMADINA 34 85 M 34 85 M 10 1546 FERDIAN TRI CAHYONO 33 82.5 M 33 82.5 M 26 1562 ROMY ANDRIAN SYAH 27 67.5 TM 29 72.5 M 12 1548 IKKE PUTRI 32 80 M 32 80 M 13 1549 KUROTUL DIAN M 22 55 TM 25 62.5 TM 14 1550 KUSNUL KHOTIMAH 32 80 M 32 80 M 15 1551 LISMI SOFFI EKA FARDANIA 32 80 M 33 82.5 M 16 1552 MOCHAMAD SOLEH 27 67.5 TM 29 72.5 M 17 1553 NUR SALIM 32 80 M 32 80 M 18 1554 OKTAVIA ROMAHDONA 24 60 TM 26 65 TM 19 1555 PUTRI MAHFIRO NISA 35 87.5 M 35 87.5 M 20 1556 RAKA RACHMADHANI 26 65 TM 30 75 M 31 1567 YANI ROMADHON 35 87.5 M 35 87.5 M 22 1558 REVALINA FARADILLAH FIRDAUSI 25 62.5 TM 25 62.5 TM 23 1559 RISKA DIYA NOVITA 33 82.5 M 33 82.5 M 24 1560 RIZAL RIVALDO 26 65 TM 29 72.5 M 25 1561 ROHIM MA'RUF 35 87.5 M 35 87.5 M Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 330 11 1547 IFKA OCTAVIANA 32 80 M 33 82.5 M 27 1563 SANDI TRI WIJAYA 27 67.5 TM 29 72.5 M 28 1564 SELLAYOLA ANANDA P 33 82.5 M 33 82.5 M 29 1565 SUCI 25 62.5 TM 26 65 TM 30 1566 TEGAR FAJAR ROMADHONA 32 80 M 32 80 M 21 1557 REPI MARISKA 33 82.5 M 33 82.5 M 32 1568 YOFI ANGGAH ADI SAPUTRA 28 70 M 30 75 M RATA-RATA 29.94 74.84 M=20 TM=12 31.00 77.50 M=27 TM=5 PROSENTASE PEMENUHAN PARTISIPASI 62% 84% Dari tabel diatas dapat dilihat adanya peningkatan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran pada siklus II dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Untuk siklus II, siswa yang memenuhi nilai minimal pemenuhan partisipasi aktif mencapai 27 siswa dengan prosentase jumlah 84% dari jumlah siswa keseluruhan, meningkat dibandingkan jumlah siswa yang memenuhi nilai minimal pemenuhan partisipasi aktif pada siklus I yang mencapai 20 siswa dengan prosentase jumlah 62% dari jumlah siswa keseluruhan. Berdasarkan peningkatan jumlah siswa yang memenuhi nilai minimal pemenuhan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran siklus I dan siklus II tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. (2) Hasil Belajar Siswa Penilaian hasil belajar dilakukan pada setiap akhir siklus, dimana untuk penilaian hasil belajar siklus I dilaksanakan pada pertemuan 2 siklus I untuk pokok bahasan norma dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan untuk penilaian hasil belajar siklus II dilaksanakan pada pertemuan 2 siklus II untuk pokok bahasan arti penting norma dalam mewujudkan keadilan. Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 10. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II NO NAMA SIKLUS I SIKLUS II AB S INDU K HASIL BELAJA R KETUNTASA N HASIL BELAJA R KETUNTASA N 1 1537 ABELIA PUTRI ANANTA 80 TUNTAS 80 TUNTAS 2 1538 AHMAD CHOIRUDIN 92 TUNTAS 92 TUNTAS 3 1539 ALFAN 72 REMIDI 80 TUNTAS 4 1540 ARIK AYUB PERNANDA 76 TUNTAS 76 TUNTAS 5 1541 CANDRA DWI MAULANA 80 TUNTAS 80 TUNTAS Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 331 6 1542 CLARITA DISCHA NOPHIA PUTRI 80 TUNTAS 80 TUNTAS 7 1543 DIMAS FEBRIANZAH 88 TUNTAS 88 TUNTAS 8 1544 DITA LUTVIANI 84 TUNTAS 84 TUNTAS 9 1545 EKA DEWI RAMADINA 92 TUNTAS 92 TUNTAS 10 1546 FERDIAN TRI CAHYONO 52 REMIDI 72 REMIDI 26 1562 ROMY ANDRIAN SYAH 84 TUNTAS 84 TUNTAS 12 1548 IKKE PUTRI 92 TUNTAS 92 TUNTAS 13 1549 KUROTUL DIAN MAHENDRA 80 TUNTAS 80 TUNTAS 14 1550 KUSNUL KHOTIMAH 56 REMIDI 68 REMIDI 15 1551 LISMI SOFFI EKA FARDANIA 75 TUNTAS 75 TUNTAS 16 1552 MOCHAMAD SOLEH 76 TUNTAS 76 TUNTAS 17 1553 NUR SALIM 76 TUNTAS 76 TUNTAS 18 1554 OKTAVIA ROMAHDONA 88 TUNTAS 88 TUNTAS 19 1555 PUTRI MAHFIRO NISA 96 TUNTAS 96 TUNTAS 20 1556 RAKA RACHMADHANI 72 REMIDI 84 TUNTAS 31 1567 YANI ROMADHON 68 REMIDI 80 TUNTAS 22 1558 REVALINA FARADILLAH FIRDAUSI 76 TUNTAS 76 TUNTAS 23 1559 RISKA DIYA NOVITA 76 TUNTAS 76 TUNTAS 24 1560 RIZAL RIVALDO 72 REMIDI 76 TUNTAS 25 1561 ROHIM MA'RUF 88 TUNTAS 88 TUNTAS 11 1547 IFKA OCTAVIANA 76 TUNTAS 76 TUNTAS 27 1563 SANDI TRI WIJAYA 64 REMIDI 76 TUNTAS 28 1564 SELLAYOLA ANANDA PUTRI 96 TUNTAS 96 TUNTAS 29 1565 SUCI 76 TUNTAS 76 TUNTAS 30 1566 TEGAR FAJAR ROMADHONA 88 TUNTAS 88 TUNTAS 21 1557 REPI MARISKA 60 REMIDI 80 TUNTAS 32 1568 YOFI ANGGAH ADI SAPUTRA 84 TUNTAS 84 TUNTAS RATA-RATA 78.59 81.7 NILAI TERENDAH 52 68 NILAI TERTINGGI 96 96 PROSENTASE KETUNTASAN KLASIKAL 75% T=24, R=8 94% T=30, R=2 Penilaian hasil belajar siswa dengan pemberian tes di tiap akhir siklus bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menguasai materi yang telah disampaikan atau diajarkan oleh peneliti dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan tabel perbandingan nilai hasil belajar siklus I dan siklus II di atas, didapatkan terjadi peningkatan ketuntasan klasikal pada siklus II. Pada siklus II, jumlah siswa yang memenuhi Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 332 kriteria ketuntasan minimal 75 mencapai 30 siswa dengan ketuntasan klasikal 94% dari jumlah siswa keseluruhan, meningkat dibandingkan siklus I dimana jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal 75 mencapai 24 siswa dengan ketuntasan klasikal 75% dari jumlah siswa keseluruhan. Ketuntasan klasikal pada siklus II yang mencapai 94% sudah melebihi indikator ketuntasan klasikal di atas 85% dari jumlah siswa keseluruhan. Peningkatan ketuntasan klasikal pada siklus II dari siklus I digambarkan pada diagram di bawah. Gambar 5. Diagram Perbandingan Ketuntasan Klasikal Siklus I dan Siklus II Berdasarkan pengamatan peneliti dan observer, dan berdasarkan paparan data baik data pemenuhan partisipasi aktif siswa pada siklus I dan siklus II maupun data penilaian hasil belajar pada siklus I dan siklus II, semua indikator kinerja dan indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini sudah tercapai pada siklus II. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, baik pada partisipasi aktif siswa maupun pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD. Peningkatan terjadi karena siswa mengalami pembelajaran, berlatih dan belajar bersama dengan temannya sendiri tidak hanya dari membaca atau mendengarkan ceramah guru sehingga hasil belajar mereka meningkat. Siswa juga merasa senang mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung karena siswa selalu aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Dengan demikian penelitian yang telah dilakukan dapat membukikan hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa: (1) Metode pembelajaran kooperatif tipa STAD dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018; dan (2) Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. SIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada pembelajaran siswa untuk mata pelajaran PPKn kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir Kabupaten Malang Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 0 20 40 60 80 100 Siklus I Siklus II 75 94 Diagram Ketuntasan Klasikal Tiap Siklus Prosentase Ketuntasan Klasikal Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 333 1. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan partisipasi aktif belajar PPKn siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir Kabupaten Malang Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal ini diketahui dari peningkatan nilai minimal pemenuhan partisipasi aktif untuk tiap siklusnya. Dari siklus I, jumlah siswa yang memenuhi nilai minimal pemenuhan partisipasi dengan nilai minimal 70 mencapai 20 siswa (62% jumlah siswa secara keseluruhan), meningkat pada siklus II dimana jumlah siswa yang memenuhi nilai minimal pemenuhan partisipasi mencapai 27 siswa (84% jumlah siswa secara keseluruhan). 2. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Wagir Kabupaten Malang Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari adanya perubahan nilai rata-rata yang diperoleh siswa tiap akhir siklus, dimana dari nilai rata-rata siklus I sebesar 78,59 menjadi 81,72 pada siklus II. Dari siklus I, jumlah siswa yang memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal sebesar 75 mencapai 24 siswa (75% jumlah siswa secara keseluruhan), meningkat pada siklus II dimana jumlah siswa yang memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal sebesar 75 mencapai 30 siswa (94% jumlah siswa secara keseluruhan). Sehingga ketuntasan klasikal siswa dalam pembelajaran sudah tercapai pada siklus II. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maupun kesimpulan, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Di dalam proses pembelajaran, diharapkan guru lebih kreatif membimbing siswa dalam berdiskusi pada kelompoknya. 2. Hendaknya guru yang menggunakan metode kooperatif STAD menguasi pengetahuan tentang metode kooperatif STAD secara menyeluruh supaya mampu mengembangkan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe STAD dengan banyak teknik pembimbingan siswa. 3. Guru diharapkan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan menjawab dan bertanya siswa, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas menjawab dan bertanya siswa masih rendah DAFTAR PUSTAKA Cholisin. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Yogyakarta: Fakultas Ilmu sosial dan Ekonomi UNY. Gafur, A. 2003. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengembangan Silabus Berbasis Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Menengah. Yogyakarta http://turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-partisipasi.html. Diambil pada September 2017. Kauchak, E. 1998. Methods for Teaching. Jakarta: Pustaka Pelajar Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R. 2014. The Action research Planner. (doing Critical Participatory Action research). Singapura: Springer Lie, A. 2002. Kooperatif Learning: Mempraktekan Kooperatif Learning Di Luar Kelas. Jakarta:Grassindo. Mudjiono. D. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud dan PT Renika Cipta. Muktakim. 2001. Psikologi Pendidikan. Semarang: FTIW. Vol.2 No.3 2021 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i3.100 334 Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Nurjanah, Siti. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Campuran Melalui Model Pembelajaran. Krapyak Permen No.22 Tahun 2006 Tentang Standar isi. Purwanto, N. 2002. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung : PT Remaja. Rosdakarya Purwanto, N. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sadali. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kesatu. Bandung: Pustaka Setia. Slameto. 1998. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. 2009. Cooperatif Learning teori, riset dan praktik. Bandung : Nusa Media. Sobry, S. 2004. Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press Soewarso. 1998. Menggunakan Strategi Komperatif Learning di dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: Edukasi Sri Hartati. 1997. Strategi Pembelajaran Kooperatif Dalam Proses Belajar Mengajar Biologi. Edukasi Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sudjana, N. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :PT Remaja Rosdakarya. Suharsimi, A. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sunarso, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan PPKn Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : NY Press. Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Pustaka Book Publishen. Suyatno. 2009 Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Bandung: Citra Umbara. Winardi, 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajeman. Jakarta: PT. Grafindo Persada Wiriaatmadja, R. 2006. Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya. Wiriaatmadja, R. 1995. Cooperatif Learning, Theory, Research, and practice. London : Ally and Bacon Wiriaatmadja, R. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakrta: Bumi Aksara.