Microsoft Word - 11-Sri.docx Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 491 Received : 13-03-2021 Revised : 01-04-2021 Published : 15-04-2021 PENGGUNAAN MEDIA STICKY NOTE DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE BERTINGKAT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJAWAB PERTANYAAN DAN PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP PADA SISWA SMP Sri Handayati SMP Negeri 1 Pandaan, Indonesia handayatisri312004@gmail.com Abstrak: Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya aktivitas siswa khususnya dalam menjawab pertanyaan dan penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan yang disebabkan oleh oleh pembelajaran berpusat pada guru, penggunaan media kurang optimal hanya terbatas pada powerpoint saja Dengan menggunakan media yang menarik dan sesuai dengan karakteristik siswa seperti Sticky note serta penerapan model yang cocok seperti model Think Pair Share bertingkat diharapkan terjadi interaksi siswa dengan media secara optimal sehingga aktvitas dan penguasaan konsepnya meningkat. Salah satu bentuk Aktivitas siswa adalah kemampuan menjawab pertanyaan sangat penting dalam proses pembelajaran agar anak mudah mengungkapkan pendapatnya, anak berani menuangkan ide atau gagasan baik secara lisan di depan umum maupun secara tertulis, melatih berpikir kritis dan menguasai konsep materi pelajaran. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi, dan setiap siklus terdiri atas tiga pertemuan. Indikator kinerjanya 85% siswa tuntas KKM dan 85% siswa menunjukkan kemampuan menjawab pertanyaan baik. Tindakan pada Siklus I yaitu siswa melakukan pembelajaran menggunakan Media sticky note dengan model Think Pair share awalnya secara individu (berfikir) kemudian berpasangan (pair 1, 2 siswa atau 3), kelompok besar (pair 2, 4 atau 5 siswa) kemudian diskusi atau mengemukakan atau menjelaskan ke anggota (share) dilanjutkan tes penguasaan konsep. Tindakan pada Siklus II sama, hanya saja ada perbaikan yaitu sebelumnya siswa diberi ringkasan materi agar dipelajari di rumah, guru memberi contoh penggunaan bahasa yang baik dan benar, guru memberi contoh konsep yang benar, dibuat kompetisi perolehan skor menjawab antar siswa di dalam kelompok dan guru memotivasi siswa yang kemampuan menjawab pertanyaan dan penguasaan konsepnya rendah. Pada kondisi awal 48,5% siswa tuntas KKM 67, pada Siklus I menjadi 71% dan pada Siklus II meningkat menjadi 86%. Kemampuan menjawab pertanyaan dengan baik adalah pada siklus I sebanyak 47% siswa meningkat menjadi 89% pada Siklus II. Tindakan berhasil karena telah memenuhi indikator kinerja. Kata kunci: media sticky note; think pair share bertingkat; kemampuan menjawab pertanyaan; penguasaan konsep Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 492 PENDAHULUAN Dalam proses pembelajaran sering kita temui adanya kelemahan maupun kesulitan baik dari siswa maupun dialami oleh guru. Kelemahan atau kesulitan yang dialami oleh siswa diantaranya adalah sulitnya dalam mengemukakan pendapat baik secara lisan maupun dalam bentuk tertulis pada saat mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari temannya, sulit untuk interaksi dengan media, dengan teman atau dengan gurunya. Sementara kesulitan yang dialami guru diantaranya bagaimana mengelola proses pembelajaran agar semua siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaraan, bagaimana memilih media atau model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa maupun topik yang akan diberikan pada siswa. Sementara hambatan yang sering terjadi selama proses pembelajaran IPA antara lain, rendahnya motivasi belajar, kurang adanya interaksi dalam pembelajaran baik antara siswa dengan guru maupun antar siswa serta kurangnya keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan baik berasal dari guru maupun dari temannya saat kegiatan diskusi. Sehingga hal ini menjadi masalah tersendiri bagi guru IPA, dalam hal ini bagaimana menciptakan kondisi yang kondusif bagi semua peserta didik bukanlah pekerjaan mudah bagi seorang guru Tugas guru adalah memberikan solusi terhadap permasalahan pada proses pembelajaran. Solusi tersebut bisa melalui pengunaan model, metode ataupun media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan topik yang akan dibahas, mudah dilaksanakan dan tentunya dapat mengatasi kesulitan atau hambatan yang terjadi. Media dan model pembelajaran yang tepat akan menentukan keberhasilan suatu pembeajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Kurniawan, dalam Marsa, (2016) yang menyatakan bahwa penggunaan model ataupun media pembelajaran yang tidak sesuai, maka pembelajaran tidak akan menarik atau menyenangkan bagi siswa, siswa menjadi pasif, hanya sebagai pendengar saja. Selama ini guru menggunakan model ceramah, diskusi atau penugasan, jika menggunakan media hanya terbatas media powerpoint untuk menjelaskan materi tersebut. Membuat media powerpoint tidaklah sulit karena sumber gambar- gambar tentang Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan mudah diperoleh dari internet. Dari sisi struktur isi, media powerpoint yang digunakan sudah memenuhi syarat sebagai media pembelajaran yang baik, tetapi jika guru tidak pandai mengelola proses pembelajaran maka komunikasi yang dibangun hanya bersifat satu arah yaitu dari guru ke siswa dan kurang dapat menimbulkan suasana interaktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran menjadi monoton dan membosankan baik bagi guru terlebih bagi siswa. Banyak siswa yang bercerita sendiri dengan temannya bahkan ada yang mengantuk. Hanya sedikit siswa yang curah perhatiannya tinggi dan tetap berkonsentrasi pada pelajaran yaitu anak-anak yang punya minat belajar tinggi. Demikian juga guru akhirnya lelah sendiri karena terlalu banyak mendominasi pembicaraan. Kemampuan Menjawab pertanyaan merupakan salah satu aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dalam menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari temannya saat presentasi merupakan salah satu kendala dalam proses pembelajaran. Sebagian besar siswa kesulitan mengemukakan ide atau gagasan saat menjawab pertanyaan, kemampuan menggunaan bahasa yang baik dan benar serta ketepatan dalam menjawab merupakan indikator dalam kemampuan menjawab yang merupakan salah satu contoh aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi peristiwa belajar mengajar mempunyai arti luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 493 pembelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Pembelajaran secara konvensional yang berpusat pada guru kurang melatih siswa untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan temannya. Kemampuan menjawab pertanyaan sangat penting untuk dikembangkan pada anak sejak dini dalam kehidupannya karena menjawab pertanyaan merupakan suatu cara untuk merespon orang lain dan melatih kemampuan anak dalam berbahasa khususnya berbahasa lisan (Nurbiana Dhieni dan Lara Fridani, 2007). Dengan mengembangkan kemampuan menjawab pertanyaan, anak dapat dengan mudah mengungkapkan pendapat yang ingin disampaikan, anak berani berbicara di depan umum, dan melatih anak untuk berpikir kritis. Berkaitan dengan kompetensi dasar yang dipelajari, apabila anak mampu menjawab pertanyaan dengan benar, anak berani berbicara dan berani mengungkapkan pendapatnya, maka anak tersebut memahami dan menguasai materi dengan baik. Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan definisi penguasaan konsep menurut Bloom yaitu kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberi interpretasi dan mampu mengaplikasikannya. Dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami makna pembelajaran dan mampu menerapkan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Luh Gede, 2010). ` Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, perlu untuk dicarikan solusi sebagai upaya dalam mengurangi hambatan atau kendala dalam pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan dan penguasaan konsep adalah dengan menggunakan Media Sticky Note yang dipadukan dengan Model Think Pair Share Bertingkat (TPSB). Arini dan Nuryatin (2018: 16) mengatakan bahwa “sticky notes merupakan selembaran kertas catatan berwarna-warni dengan ukuran khusus yang memiliki sebaris perekat di salah satu sisi, biasanya berada di belakangnya”. Sedangkan, Andrian (2017: 110) mengatakan bahwa “sticky notes merupakan potongan kertas berukuran kecil dengan berbagai macam warna dan terdapat strip lem di bagian atasnya”. Di Indonesai sticky note lebih dikenal dengan nama Post- it Note atau kertas tempel. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Arini (2018) diperoleh kesimpulan bahwa penerapan teknik kata mengalir dengan media Sticky Notes dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Magelang serta dapat memberikan perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Sementara Andrian (2017) mengungkapkan bahwa untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam konteks pembelajaran bermakna maka Post It dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran tersebut Model Think Pair Share Bertingkat (TPSB) yang digunakan pada penelitian ini dilakukan secara berjenjang mulai kelompok perpasangan kecil (2 siswa), kelompok berpasangan besar (2 pasang (4 siswa)). Berfikirnya dilakukan secara berjenjang dari individu, pasangan kecil dan pasangan besar. Sehingga peneliti menyebutnya sebagai model Think Pair Share Bertingkat (TPS bertingkat), demikian juga dengan tahap pair dan sharenya. Menurut Zulfah (2017) Think Pair Share dalam bahasa indonesia artinya berpikir, berpasangan dan berbagi. Lebih lanjut Zulfah mengatakan bahwa Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan siswa kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dalam memecahkan masalah yang diberikan guru selain itu juga berkesempatan untuk bekerja sama di dalam kelompok. Model pembelajaran ini menghendaki siswa untuk belajar saling Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 494 membantu dalam kelompok kecil. Sementara Menurut Azlina dalam Siregar (2014) Teknik pembelajaran Think Pair Share melibatkan berbagi dengan pasangan yang memungkinkan siswa untuk mengetahui ide-ide baru, dan jika perlu menjelaskan atau mengatur ulang ide mereka sebelum mereka menyajikan ke kelompok yang lebih besar Berdasarkan permasalah ditas peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan media sticky note dengan model Thin pair Share Bertingkat (TPSB) dalam meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan dan penguasaan konsep Interaksi Makhluk hidup dengan Lingkungan pada siswa kelas VII E dengan harapan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran IPA. METODE Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa. Adapun bentuk datanya adalah kemampuan menjawab pertanyaan dan nilai penguasaan konsep. Nilai kemampuan menjawab pertanyaan diperoleh dari hasil observasi ketika siswa menjawab pertanyaan guru secara individu dan berkelompok. Sedangkan nilai penguasaan konsep diperoleh dari penilaian tes tertulis. Alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa lembar observasi kemampuan menjawab pertanyaan dan soal tes tertulis penguasaan konsep. Teknik pengumpulan datanya adalah melakukan observasi kemampuann menjawab pertanyaan dan melakukan penilaian penguasaan konsep..Supaya data tentang kemampuan menjawab pertanyaan dan penguasaan konsep yang diperoleh valid, maka instrumen penelitian dikonsultasikan kepada guru inti IPA dan koordinator IPA. Untuk menentukan nilai kemampuan menjawab pertanyaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat lembar observasi kemampuan menjawab pertanyaan beserta rubriknya seperti di bawah ini: Tabel 1. Lembar Observasi Kemampuan Menjawab Pertanyaan NO Aspek yang dinilai 1 Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide dan gagasannya yang dituangkan pada media sticky note 2 Menggunakan bahasa yang baik dan benar 3 Menjelaskan konsep dengan baik dan benar Tabel 2. Rubrik Observasi Kemampuan Menjawab Pertanyaan No. Aspek yang nilai Kriteria Skor 1. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide dan gagasannya yang dituangkan pada media Sticky Note Menjawab lebih dari 5 3 Menjawab antara 2 – 4 2 Menjawab 1 1 2. Menggunakan bahasa yang baik dan benar Menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar 3 Menggunakan Bahasa Indonesia tetapi kurang sistematis dalam menjelaskan 2 Menggunakan bahasa campuran Bahasa Indonesia dan Jawa 1 Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 495 No. Aspek yang nilai Kriteria Skor 3. Menjelaskan konsep dengan baik dan benar Dapat menjelaskan konsep dengan baik dan benar 3 Kurang dapat menjelaskan konsep dengan baik dan benar 2 Tidak dapat menjelaskan konsep dengan baik dan benar 1 b. Melakukan observasi kemampuan menjawab pertanyaan pada saat siswa menuliskan jawaban pada sticky note baik secara mandiri maupun di dalam kelompoknya. Dalam hal ini pengamatan dilakukan sendiri oleh guru dengan tujuan agar pembelajaarn berjalan secara alami dan siswa tidak merasa ada yang mengawasi c. Memberi skor pada setiap aspek kemampuan menjawab pertanyaan sesuai dengan rubrik yang telah dibuat. d. Menjumlah skor kemampuan menjawab pertanyaan. e. Mengkonversi jumlah skor kemampuan menjawab pertanyaan ke dalam skala 100 sehingga diperoleh nilai sebagai berikut: Kemampuan menjawab pertanyaan yaitu: 1) 91-100 = Amat baik 2) 66 - 90 = Baik 3) 56 - 65 = Cukup 4) ≤ 55 = Kurang f. Menentukan persentase siswa yang nilai kemampuan menjawab pertanyaannya ≥ baik. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Menentukan siswa yang nilai kemampuan menjawab pertanyaannya ≥ baik dan yang belum baik. 2) Menghitung jumlah siswa yang nilai kemampuan menjawab pertanyaannya ≥ baik. 3) Menghitung persentase siswa yang nilai kemampuan menjawab pertanyaannya ≥ baik dengan rumus: Nilai kemampuan menjawab pertanyaan = Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal = Skor yang diperoleh X 100 9 % Siswa yang nilai kemampuan menjawab pertanyaan ≥baik = Jumlah siswa kemampuan menjawab pertanyaan ≥ baik X 100% Total jumlah siswa Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 496 g. Mencermati aspek kemampuan menjawab pertanyaan yang masih rendah rata-rata skornya sebagai bahan refleksi. Sementara untuk mengetahui Nilai Penguasaan Konsep hal yang dilakukan antara lain: 1) Menyusun kisi-kisi soal 2) Menyusun butir soal tes tertulis yang berbentuk essay beserta kunci jawaban dan norma penilaian 3) Melakukan tes tertulis. 4) Memberi skor pada setiap nomor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan norma penilaian 5) Menjumlah skor tes tertulis setiap siswa. 6) Mengkonversi jumlah skor tes tertulis setiap siswa ke dalam skala 100 sehingga diperoleh nilai penguasaan konsep sebagai berikut: 7) Menentukan siswa yang tuntas dan yang belum tuntas KKM dengan kriteria nilai: ˂ 67 = belum tuntas ≥ 67 = tuntas 8) Mencermati soal yang nilainya masih rendah sebagai bahan refleksi. 9) Menentukan persentase siswa yang tuntas KKM 67 untuk KD Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a) Menentukan siswa yang nilai penguasaan konsepnya tuntas dan yang belum tuntas. b) Menghitung jumlah siswa yang sudah dan yang belum tuntas. c) Menghitung persentase siswa yang tuntas KKM dengan rumus: Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri atas 3 pertemuan dan setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebelum tindakan dilakukan, guru melakukan observasi awal kemampuan menjawab pertanyaan dan penguasaan konsep pada KD Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan. Siklus I dan II terdiri atas tiga pertemuan, setiap pertemuan dilaksanakan dalam waktu 2 x 40’. Setiap siklus dilakukan dalam 4 tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Jika pada Siklus I indikator kinerja belum tercapai, maka dilanjutkan dengan Siklus II. Alokasi waktu dan tindakan sama, hanya perlu dilakukan perbaikan-perbaikan tindakan supaya indikator kinerja tercapai. Nilai penguasaan konsep = Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal Persentase siswa tuntas KKM = Jumlah siswa tuntas KKM X 100% Jumlah siswa Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 497 HASIL Kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan diketahui bahwa kemampuan dan penguasaan konsep siswa kelas VII E terhadap materi Interaksi makhluk Hidup dengan Lingkungan masih rendah, hal ini terlihat dari data berikut: Tabel 3. Ketuntasan Penguasaan Konsep Prasiklus Keterangan Kondisi Prasiklus Jml siswa % siswa Tuntas 17 48,5% Belum Tuntas 18 51,4% Rata-rata nilai 62,7 Rendahnya kemampuan menjawab pertanyaan dan penguasaan konsep siswa dikarenakan guru belum menggunakan media dan model pembelajaran yang memudahkan siswa menguasai konsep tersebut dan memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk berbicara dan berani menjawab pertanyaan dan berinteraksi baik dengan guru maupun dengan temannya. Siklus I Hasil pengamatan setelah dilaksanakan Tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan Menjawab Pertanyaan Tabel 4. Nilai Kemampuan Menjawab Pertanyaan Siklus I Nilai Kategori Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Pertemuan 1 dan 2 % Jml Siswa % Jml Siswa % Jml Siswa % 86-100 A 2 6% 4 11% 3 9% ≥ baik = 16 siswa =46% 66-85 B 13 37% 13 37% 13 37% 56-65 C 6 17% 16 46% 11 31% < baik = 19 siswa 54% ≤56 K 14 40% 2 6% 8 23% Jumlah 35 100% 35 100% 35 100% Dari tabel tersebut ada 3 siswa yang nilainya amat baik dan 13 siswa yang nilainya baik. Jadi jumlah total siswa yang nilainya minimal baik (≥ baik) ada 16 siswa atau 46% dan yang kurang baik (< baik) ada 19 siswa atau 54%. Hal ini belum memenuhi indikator kinerja yaitu 85% atau 30 siswa mempunyai nilai kemampuan menjawab pertanyaan minimal baik. Belum tercapainya indikator kinerja tidak terterlepas dari rata-rata skor dari tiap aspek kemampuan menjawab pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Rata-rata Skor Aspek Kemampuan Menjawab pertanyaan Siklus I No Aspek Skor Rata2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Keaktifan dalam menjawab 2,15 2,41 2,28 2 Bahasa yang digunakan 2,21 2,29 2,25 3 Konsep yang disampaikan 1,82 2,09 1,96 Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 498 Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata skor yang paling tinggi adalah pada aspek keaktifan menjawab, selanjutnya skor di bawahnya bahasa yang digunakan dan rata-rata skor yang paling rendah adalah pada aspek konsep yang disampaikan. Kemampuan menjawab dapat dilihat berapa kali siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan dituliskan pada sticky note dalam kelompoknya, dengan kategori jika menjawab 1 skornya 1, menjawab 2-3 pertanyaan skornya 2 dan menjawab > 4 pertanyaan skornya 3. Dengan rata-rata skor 2,28 dapat disimpulkan bahwa rata-rata setiap siswa telah menjawab lebih dari 2 pertanyaan, meskipun bahasa yang digunakan belum baik dan konsep disampaikan belum sepenuhnya benar. Setidak-tidaknya penggunaan Media sticky note dengan model TPSB dalam pembelajaran telah mengurangi perasaan takut berbicara pada diri siswa berani menuliskan ide-idenya sehingga mereka berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara tertulis melalui media sticky note 2) Penguasaan Konsep Setelah dilakukan tes penguasaan konsep secara tertulis pada pertemuan ke-3, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 6. Ketuntasan Penguasaan Konsep Siklus I Keterangan Kondisi Prasiklus Jml siswa % siswa Tuntas 25 71% Belum Tuntas 10 29% Rata-rata nilai 67,8 Hasil tes penguasaan konsep menunjukkan, baru 71% siswa yang tuntas KKM 67 untuk KD Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan. Hal ini masih jauh dari indikator kinerja yaitu 85% siswa tuntas KKM. Kebanyakan siswa banyak yang salah menjawab soal tentang ekosistem dan komponennya, perbedaan ekosistem dan lingkungan. Ini dapat dimengerti karena untuk mempelajari hal yang baru dan asing maka siswa mempelajarinya tidak dapat sekali langsung mengerti tetapi perlu berkali-kali membacanya. Sementara, siswa baru sekali belajar yaitu pada saat dalam proses pembelajaran. Siklus II Pengamatan terhadap penguasaan konsep dilakukan dengan cara memberi tes tertulis. Hasil pengamatannya adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan Menjawab Pertanyaan Tabel 7. Nilai Kemampuan Menjawab Pertanyaan Siklus II Nilai Kategori Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Pertemuan 1 dan 2 % Jml Siswa % Jml Siswa % Jml Siswa % 91-100 A 6 17% 7 20% 7 20% ≥ baik = 31 siswa =89% 76-90 B 23 66% 26 74% 24 69% 66-75 C 6 17% 2 6% 4 11% < baik = 4 siswa =11% ≤65 K 0 0% 0 0% 0 0% Jumlah 35 100% 35 100% 35 100% Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 499 Dari tabel tersebut ada 7 siswa yang nilainya amat baik dan 24 siswa yang nilainya baik. Jadi jumlah total siswa yang nilainya minimal baik (≥ baik) ada 31 siswa atau 89% dan yang kurang baik (< baik) ada 4 siswa atau 11%. Hal ini sudah memenuhi indikator kinerja yaitu 85% atau 31 siswa mempunyai nilai kemampuan menjawab pertanyaan minimal baik. Rata-rata skor dari tiap aspek kemampuan menjawab pertanyaan mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Rata-rata Skor Aspek Kemampuan Menjawab Siklus II No Aspek Skor Rata2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Keaktifan dalam menjawab 2,71 2,88 2,8 2 Bahasa yang digunakan 2,44 2,59 2,5 3 Konsep yang disampaikan 2,21 2,21 2,2 Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata skor yang paling tinggi adalah pada aspek keaktifan menjawab, selanjutnya skor di bawahnya adalah bahasa yang digunakan dan rata- rata skor yang paling rendah adalah pada aspek konsep yang disampaikan. 2) Penguasaan Konsep Setelah dilakukan tes penguasaan konsep secara tertulis pada pertemuan ke-3, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 9. Ketuntasan Penguasaan Konsep Siklus II Keterangan Kondisi Prasiklus Jml siswa % siswa Tuntas 30 86% Belum Tuntas 5 14% Rata-rata nilai 75,2 Hasil tes penguasaan konsep menunjukkan sudah ada 30 siswa atau 85% yang tuntas KKM 67 untuk KD Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan. Hal ini sudah mencapai indikator kinerja yaitu 85% siswa tuntas KKM. Rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan menjadi 75,2 atau sudah di atas KKM. PEMBAHASAN Kemampuan Menjawab Pertanyaan Dari hasil observasi yang dilakukan, kemampuan menjawab pertanyaan mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II. Hal ini disebabkan penggunakan Media sticky Notes dengan model TPSB memiliki dua sisi sekaligus yang berdampak positif terhadap siswa yaitu media sticky note dapat berfungsi sebagai media dalam penyampain ide atau gagasan yang baik yaitu menjelaskan konsep tentang Interaksi Makhluk Hidu dengan Lingkungan Nilai kemampuan menjawab pertanyaan dan rata-rata skornya pada Siklus I dan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 500 Tabel 10. Nilai Kemampuan Menjawab Lisan Siklus I dan II Tabel 11. Skor Kemampuan Menjawab Pertanyaan Siklus I dan II Aspek Rata-rata Skor Kenaikan Rata-rata skor Siklus I Siklus II 1 2,28 2,79 0,51 2 2,25 2,51 0,26 3 1,96 2,21 0,25 Data pada tabel di atas akan lebih jelas jika dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 1. Grafik persentase siswa yang nilai Kemampuan menjawabnya baik dan yang belum baik pada Siklus I dan II Gambar 2. Grafik Rata-rata Skor Aspek Menjawab Pertayaan Siklus I dan II 46%54% Siklus I Baik Kurang Baik 89% 11% Siklus II Baik Kurang Baik 2,28 2,79 2,25 2,51 1,96 2,21 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 Siklus I Siklus II Rata-rata Skor Aspek Menjawab Pertanyaan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Skor Nilai Kategori Siklus I Siklus II Kenaikan Keterangan Jml Siswa % Jml Siswa % Jml Siswa % 91-100 A 16 46% 31 89% 15 42% ≥ baik 76-90 B 66-75 C 19 54% 4 11% -15 -42% ˂ baik ≤65 K Jumlah 35 100% 35 100% Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 501 Penguasaan Konsep Kemampuan siswa dalam menguasai konsep Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunagn diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 67. Ketuntasan KKM antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 12. Ketuntasan Siswa dalam Penguasaan Konsep Organisasi Kehidupan Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II % kenaik- an Jml siswa % Jml siswa % Jml siswa % Tuntas 17 48,5% 25 71% 30 86% 43% Belum tuntas 18 51,4% 10 29% 5 14% -43% Jumlah 35 100% 35 100% 35 100% Gambar 3. Grafik persentase ketuntasan siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Sebelum penelitian dilakukan atau Prasiklus, ketuntasan belajar siswa hanya 48,5 % atau 17 siswa, pada Siklus I menjadi 71% dan pada Siklus II meningkat menjadi 86%. Untuk menguasai konsep tentang Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan tidaklah mudah karena pembahasannya sangat komplek karena menyangkut kehidupan dan lingkungan.. Oleh sebab itu pemilihan media dan model pembelajaran yang tepat sangat membantu siswa untuk memahami konsep tersebut. Penggunaan Media Sticky Note dengan Model Think Pair Share Bertingkat (TPSB) berfungsi mempermudah siswa dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan, berkolaborasi dan bekerjasama. Selain itu Penggunaan Media Sticky Note dengan Model Think Pair Share Bertingkat (TPSB) meningkatkan interaksi dan kedekatan siswa dengan media pembelajaran, tidak seperti media powerpoint yang sulit diakses oleh siswa karena terpusat di depan kelas Penggunaan Media Sticky Note dengan Model Think Pair Share Bertingkat (TPSB) berhasil menguarai ketegangan suasana belajar. Siswa lebih santai, mereka punya kebebasan 49%51% Pra Siklus Tuntas Belum Tuntas 71% 29% Siklus I Tuntas Belum Tuntas 96% 4% Siklus II Tuntas Belum Tuntas Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 502 bergerak dan berbicara, mempunyai banyak kesempatan untuk berpikir tanpa persaan takut dan tertekan. Mereka juga dapat saling bercanda dengan temannya ketika melakukan pembelajaran melalui penggunaan Media Sticky Note dengan Model Think Pair Share Bertingkat (TPSB). Hal ini berpengaruh besar pada kemampuan siswa menguasai konsep Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunagn. Dengan demikian Penggunaan Media Sticky Note dengan Model Think Pair Share Bertingkat (TPSB) dapat dikatakan berhasil meningkatkan penguasaan konsep siswa pada KD tersebut. SIMPULAN Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan Media Sticky Note dengan Model Think Pair Share Bertingkat (TPSB) dapat meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkunagn pada siswa Kelas VII E SMP Negeri Pandaan Tahun Pelajaran 2018/2019. 2. Penggunaan Media Sticky Note dengan Model Think Pair Share Bertingkat (TPSB) dapat meningkatkan penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan pada siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Pandaan Tahun Pelajaran 2018/2019. Saran 1. Bagi siswa agar membiasakan membaca materi pelajaran sebelum proses pembelajaran dimulai misalnya pada malam harinya supaya siap menghadapi pelajaran. Selain itu siswa tidak perlu malu bertanya kepada guru tentang materi yang belum jelas, serta tidak usah takut menjawab pertanyaan guru karena khawatir salah. 2. Bagi guru IPA yang lain dapat mencoba model pembelajaran ini untuk proses pembelajaran Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan. 3. Bagi sekolah agar memotivasi supaya inovatif menggunakan model-model dan media pembelajaran sehingga materinya mudah dipahami oleh siswa. DAFTAR RUJUKAN Andrian, R. (2017). Pembelajaran Bermakna Berbasis Post It. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 7(1), 103-118. Arifuddin, M. (2018). Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 6(1), 130-141. Arini, D. R., & Nuryatin, A. (2018). Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Teknik Kata Mengalir Dengan Media Sticky Notes Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Magelang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(1), 14-18. Azizah, N. (2012). Kolaborasi think pair share dan card sort disertai media flash card untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar ekonomi di sma negeri 5 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dhieni, Nurbiana dan Fridani, Lara. 2007. Metode Pengembangan Bahasa: Hakikat Perkembangan Bahasa Anak. Semarang: IKIP Veteran. https://fatkhan.web.id/langkah-langkah-model-pembelajaran-think-pair-share/ diakses tanggal 24 Januari 2019 https://bertema.com/sintaks-model-pembelajaran-tps-think-pair-share diakses 20 Februari 2019 Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 503 Hurlock, Elizabeth B. 2001. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.(2014). Buku Guru Ilmu Pengetahun Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Mariana, I. M. A., & Praginda, W. (2009). Hakikat IPA dan pendidikan IPA. Bandung: PPPPTK IPA. Marsa, M., Hala, Y., & Taiyeb, A. M. (2016). Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Pendekatan Ilmiah Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Biologi Kelas VII Peserta Didik SMP Negeri 2 Watampone. Sainsmat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam, 5(1). Nashirotun, B. (2020). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Jigsaw dan Media Tubuh Manusia pada Pembelajaran IPA di MTs. Negeri 4 Klaten Jawa Tengah. Jurnal Paedagogy, 7(4), 402-407. Ni'mah, A., & Dwijananti, P. (2014). Penerapan model pembelajaran think pair share (TPS) dengan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Muslimin Kudus. UPEJ Unnes Physics Education Journal, 3(2). Puspitasari, S. (2019). Upaya meningkatkan hasil belajar ipa dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. Jurnal Global Edukasi, 3(1), 55-60. Rintayati, P., & Putro, S. P. (2014). Meningkatkan aktivitas belajar (active learning) siswa berkarakter cerdas dengan pendekatan sains teknologi (STM). Didaktika Dwija Indria, 1(2), 21-22. Rosita, I., & Leonard, L. (2015). Meningkatkan kerja sama siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 3(1). Sardiman, Arif. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Silvina, R. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Viii Smpn 38 Sijunjung. Jurnal Pendidikan Rokania, 2(2), 265-273. Siregar, T. E., Fauzan, A., & Ahda, Y. (2014). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DILENGKAPI LKS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII5 SMP NEGERI 14 PADANG. Kolaboratif, 2(1). Sobah, I. F., & Hasanah, R. (2013). Pengaruh Penggunaan Media Sticky Notes Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Divisions) Pada Materi Perpindahan Panas Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMAN 1 Nganjuk. Inovasi Pendidikan Fisika, 2(3). Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pressindo Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Susan Verner, http://busyteacher.org/13620-7-simple-learning-centerspost-it-notes.html/ (Di akses, 13 April 2019) Winataputra, Udin S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universits Terbuka Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.113 504 Yanti, M. (2016). PENGGUNAAN MEDIA SKETSA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH QURANIAH 8 PALEMBANG (Skripsi) (Doctoral dissertation, UIN Raden Fatah Palembang). Zulfah, Z. (2017). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dengan Pendekatan Heuristik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Mts Negeri Naumbai Kecamatan Kampar. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2), 1-12.