Microsoft Word - 15-Karunia.docx Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.117 535 Received : 13-03-2021 Revised : 01-04-2021 Published : 15-04-2021 PORTFLEXCTION SEBAGAI MEDIA MENGEKSPRESIKAN DAN MEREFLEKSIKAN PENILAIAN DIRI DI KELAS XII MIPA SMAN 3 BANDUNG Rd. Karunia Swandarini SMA Negeri 3 Bandung, Indonesia rinisidhartawan@gmail.com Abstrak: Portofolio adalah satu mekanisme penilaian ketrampilan yang bisa menjadi instrumen yang efektif untuk mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran baik itu formatif atau sumatif. Ada beberapa masalah yang dihadapi dalam kegiatan penilaian seperti Siswa sering terlambat mengumpulkan tugas, kurang peduli terhadap nilai yang diperoleh, kurang bisa mengekspresikan diri melalui tulisan, jarang merefleksikan penilaian diri, belum memiliki media yang tepat untuk menunjukkan prestasi selama di SMA dan kurang memiliki rasa bertanggung jawab terhadap proses penilaian. Tujuan pembuatan Best Practice ini adalah untuk menunjukan penggunaan Portflexction atau Portfolio, Expression dan Reflection sebagai media mengekspresikan dan merefleksikan penilaian diri siswa. Metodologi pembuatan Best Practice ini adalah deskriptif-kualitatif dengan cara membahas kegiatan dan hasil portofolio peserta didik berikut penilaiannya. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII MIPA 2 SMAN 3 Bandung. Peserta didik mengumpulkan tugas yang disepakati untuk portofolio dan sertifikat yang mereka peroleh selama di SMA. Peserta didik menulis jurnal pembelajaran, menuliskan ide- ide yang muncul selama melaksanakan tugas dan cara mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi terkait tugas. Hasil menunjukan bahwa dengan penilaian portfolio, selain bisa menilai diri sendiri terutama hasil tugas mereka, peserta didik dapat berkreatifitas dalam menyusun portfolio tersebut. Kata kunci: portflexction; portofolio; penilaian; penilaian portofolio Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.117 536 PENDAHULUAN Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum sejalan dengan perubahan dan perkembangan teknologi dan situasi globalisasi dunia. Bagaimanapun, suka tidak suka, mau tidak mau, dan/atau siap tidak siap hal ini dilakukan untuk mengimbangi tantangan akibat laju perkembangan teknologi dan situasi globalisasi dunia yang sangat cepat di zaman ini. Perubahan tersebut mengarahkan kegiatan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk menguasai kompetensi sasaran sesuai dengan konteks lingkungannya. Hal ini mendorong guru untuk menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang digunakan merupakan pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Walaupun demikian masih terdapat benang merah antara kedua kurikulum tersebut, yaitu Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan itu sendiri. Perubahan yang terjadi adalah di dalam Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Dari tiga standar yang mengalami perubahan dalam Kurikulum 2013, Standar Penilaian- lah yang selama ini dianggap paling menantang oleh para guru. Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia (2019) menjelaskan Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik. Terutama pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Di dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik merupakan definisi penilaian. Memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan adalah tujuan dari penilaian hasil belajar itu sendiri. Dalam melakukan penilaian, pendidik diharapkan selalu berpegang pada prinsip-prinsip penilaian hasil belajar yaitu, Sahih, Objektif, Adil, Terpadu, Terbuka, Menyeluruh dan berkesinambungan, Sistematis, Beracuan kriteria, serta Akuntabel. Berdasarkan uraian ini, maka tak mengherankan apabila penilaian dianggap menjadi kegiatan yang paling sulit bagi pendidik yang berusaha untuk melakukannya sesuai dengan prinsip-prinsip yang dicanangkan (Tim Pusat Penilaian Pendidikan, 2019). Dari sekian banyak pilihan penilaian yang bisa dilakukan, Penilaian Portofolio adalah salah satu penilaian yang bisa memenuhi tujuan, mekanisme, dan prinsip-prinsip penilaian yang disebutkan dalam Permendikbud no 23 tahun 2016. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang mulai banyak digunakan di negara kita sejak diperkenalkan di tahun 2004. Di beberapa negara maju portofolio telah digunakan dalam dunia pendidikan secara luas, baik untuk penilaian dikelas, daerah maupun untuk penilaian secara nasional (Depdiknas, 2004). Warsono dan Haryanto di dalam Aulia et al. (2015) mendefinisikan portofolio adalah pengumpulan dokumen secara individual oleh peserta didik. Dokumen yang dikumpulkan meliputi kegiatan, karya, prestasi atau lainnya. Menurut Yusrizal (2016)Penilaian portfolio bisa menjadi instrumen yang efektif untuk mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran apabila hasilnya dijadikan acuan umpan balik (feedback) bagi guru maupun siswa itu sendiri. Hal itu dimungkinkan karena pada dasarnya penilaian portofolio adalah pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan terbaik yang dikerjakan atau diselesaikan oleh siswa pada kurun tertentu. Dalam hal ini hasil pekerjaan terbaik tersebut dapat berupa hasil tes, hasil ulangan, hasil LKS, hasil observasi, penugasan, sertifikat yang terkait dengan penampilan peserta didik, dan sebagainya (Aulia et al., 2015). Namun demikian, banyak pendidik termasuk belum paham bagaimana cara Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.117 537 melakukan penilaian portofolio. Bahkan ada yang merasa bahwa penilaian portofolio memerlukan waktu yang lama sehingga banyak yang tidak melaksanakannya (Azizah, 2018). Penilaian portofolio ternyata memiliki jenis dan langkah-langkah yang harus dilakukan baik oleh pendidik dan peserta didik. Jika penilaian portofolio ini ingin berhasil dan bermakna seperti prinsipi-prinsip yang terdapat dalam Permendikbud no 23 th. 2016 (Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, 2019), maka baik pendidik maupun peserta didik harus berkomitmen dalam melaksanakan kegiatan ini. METODE Metode yang digunakan dalam penulisan Best Practice ini adalah Deskriptif-Kualitatif. Metode ini menyajikan kejadian atau fakta yang terjadi di dalam kelas berdasarkan data yang diperoleh. Kemudian kejadian atau fakta tersebut ditafsirkan sehingga terlihat hubungan atau pertentangan antara dua keadaan atau lebih dari situasi atau kondisi yang dihadapi kemudian diinterpretasikan secara tepat dan akurat. Adapun subjek penelitian adalah peserta didik kelas XII MIPA 3 SMAN 3 Bandung. Jumlah peserta didik di kelas tersebut adalah 36 siswa. Instrumen dan pengumpulan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah observasi melalui rekaman video, buku nilai, jurnal yang dibuat oleh peserta didik, juga wawancara. Kemudian data yang berhasil dikumpulkan mulai dianalisa dengan membandingkannya dengan referensi baik buku atau hasil penelitian sebelumnya. Seperti yang telah diterangkan dalam bagian sebelumnya, untuk memecahkan masalah yang dihadapi peneliti dalam proses penilaian yang melibatkan peserta didik sehingga diharapkan mereka lebih bertanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, diperlukan media untuk berekspresi dan merefleksikan penilaian diri bagi para peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penilaian Portflexction (Portfolio, Expression, and Reflection) digunakan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang ditempuh dalam kegiatan ini. Pertama, berdiskusi dengan siswa tentang penilaian portofolio sebagai salah satu aspek penilaian Ujian Sekolah. Langkah ini ternyata sesuaid dengan yang diungkapkan oleh Ernawati dan Yuliana (2021) yaitu penjelasan maksud dari penugasan portofolio. Kemudian bersama dengan siswa memilih KD yang akan dijadikan Penilaian portfolio. Diputuskan bahwa materi yang akan dijadikan portfolio adalah tugas-tugas dalam kegiatan pembelajaran KD 3.3 yaitu Explanation Text. Berdiskusi dengan siswa Sertifikat yang bisa dimasukkan kedalam portfolio. Karena portofolio yang diambil merupakan gabungan dari portofolio showcase dan tugas, maka selain tugas ada pengumpulan sertifikat-sertifikat yang mereka peroleh selama di SMAN 3 Bandung. Setelah itu, peneliti dan peserta didik menentukan nilai acuan untuk sertifikat yang diperoleh. Penentuan ini ditujukan untuk memudahkan proses penilaian. Supaya portofolio lebih tertata rapi urutannya, maka peneliti menginstruksikan urutan portofolio. Pertama, portofolio dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu bagian wajib dan tambahan. Bagian wajib berisikan tugas-tugas mengenai Explanation Text. Bagian tambahan berisikan sertifikat- sertifikat. Sertifikat pun dibagi lagi menjadi tiga kategori yaitu sertifikat berorganisasi, perlombaan, dan keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Terakhir, siswa memilih aplikasi yang akan digunakan untuk membuat portfolio. Para peserta didik, sebagian besar menggunakan aplikasi Word, Power Point, Canva, Zoom, Google Meet dan YouTube untuk mengerjakan tugas-tugas dan membuat portofolio. Setelah semuanya disepakati, Peneliti dan peserta didik membicarakan lamanya penyusunan portofolio ini. Akhirnya diputuskan bahwa tenggang waktunya adalah akhir bulan Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.117 538 Februari 2021. Yang tak kalah penting, peneliti dan peserta didik berdiskusi mengenai media yang akan digunakan untuk membuat portfolio. Pada awalnya peserta didik diminta hanya menggunakan aplikasi Word, Power Point Presentation, dan YouTube. Namun, sejalannya waktu, ada beberapa peserta didik yang bertanya bahwa apakah mereka diizinkan untuk menggunakan aplikasi lain selain yang disebutkan oleh peneliti. Peneliti menyetujui keinginan peserta didik karena menganggap hal tersebut dapat meningkatkan kreatifitas mereka. HASIL Dari kegiatan penilaian Portflexction ini banyak hasil-hasil yang menarik didapatkan oleh siswa dan peneliti. Bagi siswa, dengan Portflexction peserta didik lebih bertanggung jawab atas tugas dan nilai. Peserta didik menjadi lebih terasah kemampuan mengekspresikan ide, perasaan, dan pengalaman mereka secara tertulis. Dengan Portflexction peserta didik akan bisa merefleksikan diri mereka sendiri. Peserta didik terfasilitasi untuk menunjukan prestasi-prestasi mereka melalui Portflexction. Portflexction dapat merangsang kreatifitas peserta didik karena di dalam penyusunan Portflexction mereka berusaha menampilkan karya mereka semenarik mungkin hal itu sejalan dengan penelitian Sahono & Ismareni (2020). Adapun hasil yang diperoleh peneliti sebagai guru antara lain, peneliti menjadi lebih terbiasa menggunakan penilaian berbasis portfolio karena dikerjakan secara sistematis. Hubungan peneliti dan peserta didik menjadi lebih dekat karena terjadi komunikasi yang lebih intens dalam kegiatan ini. Peneliti menjadi lebih memahami kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh peneliti. Peneliti belajar bagaimana membuat tanggapan yang mendidik ketika menanggapi tugas peserta didik. Peneliti dapat berbagi beban dan tanggung jawab penilaian dengan peserta didik (Sandra, 2013). PEMBAHASAN Menurut para ahli, portofolio adalah wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan, atau bundelan, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan seseorang (peserta didik) yang disimpan dalam suatu bundel. Misalnya, bundelan hasil kerja siswa mulai dari tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, sampai kepada tes akhir. Portofolio ini merupakan kumpulan karya terpilih dari seorang siswa atau sekelompok siswa (Arifin, 2015). Pernyataan tersebut sesuai dengan (Mahardika, n.d.) yang menjelaskan bahwa “penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu”. Terdapat berbagai macam atau jenis portofolio, sejalan dengan Tim Pusat Penilaian (2019), maka Portflexction disusun dari dua macam portofolio, yaitu portofolio tugas dan portofolio pilihan (show case). Portofolio tugas dalam Portflexction ini adalah pengumpulan tugas-tugas dari kegiatan pembelajaran KD 3.3 yaitu Explanation Text. Terdapat beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh para peserta didik yaitu menuliskan atau menginterpretasikan sebuah video pembelajaran dari YouTube tentang pandemic yang berjudul How Pandemics Spread dari link https://www.youtube.com/watch?v=UG8YbNbdaco. Tema ini diambil karena sesuai dengan situasi yang sedang berlangsung di negara ini. Tugas selanjutnya adalah mengerjakan tugas berkelompok yaitu membuat makalah mengenai Explanation Text. Makalah tersebut kemudian dipresentasikan dalam bentuk video yang kemudian diunggah ke YouTube. Adapun untuk portofolio pilihan (show case), peserta didik mengumpulkan sertifikat- sertifikat yang diperoleh selama di SMA. Kegiatan ini sejalan dengan Arifin (2015) yang Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.117 539 menyatakan bahwa portofolio bisa merupakan kumpulan piagam penghargaan. Sejalan dengan fungsi sumatif yang bertujuan untuk memberi nilai atas capaian hasil kerja siswa, hasil penilaian Portflexction dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang mempunyai dampak langsung kepada siswa, yaitu sebagai dasar penentuan kelulusan (tim Pusat Penelitian, 2019). Oleh karenanya diperlukan panduan nilai acuan untuk Sertifikat yang diperoleh. Dalam menentukan acuan ini pendidik dan peserta didik menentukan nilai acuan sertifikat sebagai berikut, Tabel 1. Acuan Nilai Sertifikat No Jenis Jabatan/Tingkatan Nilai Acuan 1 A. Sertifikat OSIS Pengurus Inti Ketua Seksi Bidang Anggota Sekbid 95 93 90 2 B. Sertifikat Kejuaraan Internasional Nasional Propinsi Finalis 98 96 95 90 3 C. Keikutsertaan suatu event Internasional Nasional Propinsi Finalis 96 94 90 88 Ada beberapa masalah yang dihadapi yang menyebabkan peneliti menggunakan penilaian portofolio, diantaranya adalah pertama, peserta didik sering terlambat mengumpulkan tugas. Pada kegiatan pembelajaran jarak jauh ini, meskipun sudah ada internet dan semua kegiatan difokuskan berbasis teknologi, masih ada para peserta didik yang terlambat mengumpulkan tugas. Dengan dalih lupa, koneksi internet yang lamban, banyaknya tugas dari mata pelajaran lainnya, ataupun lamanya waktu pengerjaan tugas yang dirasakan terlalu singkat. Kedua, ada beberapa peserta didik yang masih kurang peduli terhadap nilai yang diperoleh. Kekurangpedulian mereka terhadap nilai yang diperoleh bisa dikarenakan kurang dilibatkan dalam proses penilaian itu sendiri. Mereka beranggapan penilaian itu masih merupakan tugas dan tanggung jawab pendidik. Ketiga, peserta didik belum memiliki media untuk mengekspresikan diri melalui tulisan yang bermakna dan sejalan dengan kebutuhan mereka. Pelajaran Bahasa Inggris seperti pelajaran bahasa lainnya memiliki tujuan untuk mengasah ketrampilan menulis. Disinyalir, para peserta didik kelas XII MIPA 2 belum terbiasa mengekspresikan diri mereka melalui tulisan. Mereka cenderung mengekspresikan diri mereka secara verbal. Mereka harus mulai dibiasakan untuk menuliskan perasaan, ide, dan pendapat mereka terhadap kegiatan pembelajaran. Karenanya perlu disiapkan media yang dapat memfasilitasi mereka untuk melakukan hal tersebut. Keempat, peserta didik belum memiliki media yang tepat untuk menunjukkan prestasi selama di SMA. Peserta didik SMA Negeri 3 Bandung memiliki prestasi baik di bidan akademis maupun non-akademis. Namun, karena penilaian portofolio belum menjadi kebiasaan, maka mereka belum dapat memperlihatkan pencapaian atau prestasi mereka selama di SMA. Kelima, peserta didik jarang melakukan penilaian diri secara sistematis dan terarah. Mereka malahan belum pernah melakukan hal itu. Akibatnya mereka seperti tidak peduli Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.117 540 terhadap proses penilaian mereka. Mereka menyerahkan proses penilaian kepada pendidik dan menerima hasil penilaian tersebut apa adanya. Keenam, peserta didik kurang memiliki rasa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran. Hal ini dimaklumi, karena mereka belum pernah dilibatkan secara penuh dalam proses penilaian tugas mereka. Seperti diuraikan di atas, mereka belum pernah mengalami penilaian diri secara sistematis dan terarah. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka peneliti menggunakan Porflexction sebagai media mengekspresikan dan merefleksikan penilaian diri selain sebagai alat penilaian yang berbentuk portofolio. Portflexction sendiri adalah singkatan dari Portfolio, Expression and Reflection. Jadi peserta didik memiliki media untuk menuliskan perasaan mereka ketika sedang melakukan sebuah tugas, misalnya mereka merasa kesulitan ketika mendapatkan sebuah tugas, senang dan merasa tertantang. Mereka juga bisa menuliskan ide-ide yang muncul selama melaksanakan tugas dan cara mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi terkait tugas. Terakhir, mereka bisa menilai diri mereka sendiri terutama hasil tugas mereka. Ketika peserta didik merancang sebuah portofolio tanpa disadari kreatifitas mereka pun ditantang untuk berkembang. Menurut (Dewi et al., n.d.) dengan menggunakan penilaian portfolio kemampuan para siswa dalam menulis akan meningkat. Dari hasil penelitian yang dilakukannya menunjukan bahwa siswa yang melakukan kegiatan portofolio ketrampilan menulisnya jauh lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak melaksanaka kegiartan portofolio. Sandra (2013) menyatakan bahwa bahwa penilaian portofolio adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/ tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh peneliti dalam periode tertentu. Jadi penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau yang digunakan untuk menilai kinerja (Setiamiharja, 2016). Salah satu keunggulan penilaian portofolio adalah memberikan kesempatan pada peserta didik untuk lebih banyak terlibat, dan peserta didik sendiri dapat dengan mudah mengontrol sejauh mana perkembangan kemampuan yang telah diperolehnya. Jadi, peserta didik akan mampu melakukan penilaian diri (Self-Assassement). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mahardika, n.d.) bahwa dengan Portflexction siswa dapat menemukan kelebihan dan kekurangannya, sehingga mampu menutupi kekuranganya dengan kelebihan yang dimilikinya. Menurut Ernawati dan Yuliana (2020) pada akhirnya refleksi diri yang dilakukan oleh para siswa melalu portofolio akan membuat mereka mampu mempelajari diri mereka sendiri yang membuat mereka berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan khusus yang dimilikinya. Hasil penelitian lainya diungkapkan oleh Yusman (2011) dan Mafaza (2016) menyatakan sebuah penelitian tindakan menunjukan bahwa: pembelajaran kooperatif memberikan kebebasan kepada siswa dalam proses pembelajaran secara kelompok. Melalui pendekatan pembelajaran kooperatif siswa harus (a) identifikasi masalah tugas, siswa secara kelompok melakukan identifikasi permasalahan yang diberikan oleh gurunya; (b) siswa mengumpulkan data informasi mengenai tugas yang diterima; (c) mencoba dan menganalisa data yang terkumpul untuk menjawab atau menyelesaikan tugas yang diterima; (d) siswa mencoba memecahkan masalah yang diajukan berdasarkan hasil analisa data; (e) siswa merumuskan kesimpulan dari kegiatan; dan (f) siswa memberikan penjelasan atau presentasi hasil belajar. Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.117 541 SIMPULAN Dari best practice yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan seperti berikut ini, dengan penilaian Portflexction, semakin banyak siswa yang tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Mereka menyadari, dengan mengumpulkan tugas tepat waktu akan mempercepat proses penilaian yang artinya mempermudah tugas dan kewajiban guru mereka. Keterlibatan peserta didik dalam penilaian Portflexction, membuat mereka peduli terhadap nilai yang diperoleh. Mereka menyadari bahwa jika mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, mereka bisa memperbaiki tugas mereka secara langsung dengan persetujuan guru (Marhaeni, 2017). Dalam menyusun Portflexction, semakin banyak kesempatan siswa untuk mengekspresikan diri melalui tulisan. Karena dalam Portflexction mereka diminta untuk menuliskan perasaan, ide, dan pengalaman belajar mereka, dalam bentuk tulisan. Dengan terlibat dalam penilaian Portflexction, semakin banyak peserta didik merefleksikan penilaian diri secara serius. Ketika mereka menuliskan perasaan, ide, dan pengalaman belajar mereka, tanpa disadari mereka melakukan refleksi terhadap kinerja mereka. Ketika mereka mendapatkan tanggapan (feedback) dari guru mereka, mereka pun bisa menuliskan respon mereka terhadap tanggapan tersebut. Artinya mereka juga melakukan refleksi diri atas tanggapan yang diberikan kepada mereka (Ulum, 2008). Dengan terlibat dalam penilaian Portflexction, siswa memiliki media yang tepat untuk menunjukkan prestasi selama di SMA. Seringkali prestasi-prestasi yang diperoleh oleh peserta didik tidak dapat diperlihatkan atau dipamerkan secara tepat. Dengan adanya Portflexction ini, peserta didik yang memiliki prestasi akan merasakan manfaat memiliki sertifikat-sertifikat yang mereka peroleh, karena ada media yang akan menilai prestasi mereka tersebut. Selain itu, mereka jadi sadar akan pencapaian mereka selama bersekolah di SMA Negeri kita baik itu dalam kegiatan yang bersifat akademis, perlombaan, ataupun berorganisasi dan mengikuti kegiatan lainnya. Mereka menyadari hal itu karena mereka menata sertifikat-sertifikat tersebut di dalam Portflexction. Hal senada juga disebutkan oleh (Aulia et al., 2015) bahwa portofolio dapat menunjukan bakat, menunjukan ketrampilan menulis, dan memaparkan prestasi siswa. Dengan terlibat dalam penilaian Portflexction, semakin banyak siswa yang memiliki rasa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran. Hal ini tampak dari ketepatan mereka dalam mengerjakan tugas-tugas mereka yang semakin meningkat. DAFTAR RUJUKAN Arifin, Z. (2015). Evaluasi Pembelajaran Penulis. In Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Aulia, D., Yulastri, D., & Yuningsih. (2015). Journal Polingua. 2(2), 73–81. Azizah, S. (2018). Implementasi Penilaian Hasil Belajar Bahasa Inggris Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Di Smpn 1 Pamekasan. NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial Dan Keagamaan Islam, 15(1), 125. https://doi.org/10.19105/nuansa.v15i1.1914 Dewi, N. K. T., Dantes, N., & Marhaeni, A. A. I. N. (n.d.). Dengan Kovariabel Kemampuan Verbal Pada Siswa Kelas Xi Ipb Sman 1 Banjarangkan. Ernawati dan Yuliana, C. (2020). Memaksimalkan Kegiatan Belajr dari Rumah Melalui Pendampingan Online Pembelajaran Bermakna Berbasis Portofolio. Diakses di https://lpmplampung.kemdikbud.go.id/detailpost/memaksimalkan-kegiatan-belajar- Vol.2 No.4 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i4.117 542 dari-rumah-melalui-pendampingan-online-pembelajaran-bermakna-berbasis- portofolio pada tanggal 27 April 2021. Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. https://doi.org/10.31227/osf.io/munp2 Mafaza, A. (2016). Pelaksanaan penilaian portofolio dalam mata pelajaran bahasa indonesia oleh guru kelas vi sd implementation of portfolio assessment in bahasa by 6. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi, 5(1), 1–8. Mahardika, B. (n.d.). Penerapan Metode Penilaian Berbasis Portofolio. 33–46. Marhaeni, A. (2017). Pelatihan Pengembangan Penilaian Kinerja Menulis Bahasa Inggris Bagi Guru Bahasa Inggris Sma Kecamatan Buleleng. Jurnal Widya Laksana, 2(2), 13. https://doi.org/10.23887/jwl.v2i2.9137 Sahono, B., & Ismareni. (2020). Penerapan Portofolio untuk Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Biologi. 5(1). https://doi.org/10.32832/educate.v5i1.2020 Sandra, K. I. (2013). Penilaian Portofolio Dalam Pembelajaran. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 1(1), 26–34. Setiamiharja, R. (2016). Penilaian Portopolio Dalam Lingkup Pembelajaran Berbasis Kompetensi. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 3(2). https://doi.org/10.17509/eh.v3i2.2806 Tim Pusat Penilaian Pendidikan. (2019). Penilaian Portofolio 2019. Penilaian Portofolio, 1– 25. Ulum, M. S. (2008). Aplikasi Portofolio Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. El-HARAKAH (TERAKREDITASI), 6(2), 30. https://doi.org/10.18860/el.v6i2.4677 Yusman. (2011). Penerapan Penilaian Portofolio Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Model Inkuiri Sebagai Usaha Peningkatan Hasil Belajar Siswa Smp. 1. Yusrizal. (2016). Tanya jawab seputar pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan.