Microsoft Word - 06-Qonik.docx Vol.2 No.5 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.125 610 Received : 15-04-2021 Revised : 21-04-2021 Published : 07-05-2021 SUPERVISI BERBASIS PRESENSI FINGERPRINT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI SDN BENDUL MERISI 408 SURABAYA Qonik SDN Bendul Merisi 408 Surabaya, Indonesia aanminany@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian untuk meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan melalui supervisi berbasis absensi fingerprint. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan sekolah dengan dua siklus dan masing-masing siklus melalui empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), Tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflection). Teknik pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara observasi dan penilaian langsung terhadap peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, kualitatif. Pada siklus I kinerja pendidik dan tenaga kependidikan melalui supervisi berbasis absensi fingerprint berada pada persentase 38,89% masih jauh dari target minimal ≥70% sehingga perlu dilakukan siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan pendidik dan tenaga kependidikan melalui supervisi berbasis absensi fingerprint meningkat menjadi 83,33% dan ini telah melebihi dari target yang ingin di capai cari upaya peningkatan pendidik dan tenaga kependidikan melalui supervisi berbasis absensi fingerprint. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa upaya peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah melalui supervisi berbasis absensi fingerprint telah berhasil dan dapat diterapkan di SDN Bendul Merisi 408 Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya. Kata kunci: penelitian tindakan sekolah; supervise; absensi; fingerprint Vol.2 No.5 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.125 611 PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya dibebankan kepada siswa saja. Pendidik sebagai pelaksana dari pendidikan juga dituntut untuk selalu mengajar sesuai dengan perubahan zaman, termasuk zaman globalisasi yang mana perkembangan IPTEK sangat cepat. Menurut Sagala (2013), pendidikan merupakan suatu proses yang terdiri dari pengembangan dan pelatihan, pengetahuan dan keterampilan, pikiran, karakter, dll., yang dilakukan melalui lembaga pendidikan formal. Pendidik sudah selayaknya bertugas melaksanakan proses dan penilaian pembelajaran. Selain itu, pendidik juga melakukan kewajiban membimbing dan melatih siswa, serta melakukan pengabdian masyarakat baik berupa penelitian ataupun nonpenelitian. Para pendidik, khususnya guru, wajib berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan undang-undang. Selain bertugaas mendidik dan mengajar, para pendidik juga menjadi sasaran evaluasi kinerja. Sasaran kinerja pendidik meliputi (1) merencanakan proses pembelajaran; (2) melaksanakan proses pembelajaran, khususnya proses menyampaikan materi ajar, bagaimana mengatur kelas, dan bagaimana menggunakan variasi metode mengajar; (3) evaluasi hasil pembelajaran, antara lain penggunaan jenis tes atau nontes yang digunakan dalam menilai hasil belajar siswa; kesesuaian tes dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diajarkan pada siswa; dan (4) kemampuan dan keterampilan pendidik dalam memotivasi siswa, mengatur dan berinteraksi dengan dengan siswa, khususnya siswa yang mempunyai masalah dalam proses pembelajaran. Selain para guru, pihak yang bertanggung jawab pada keberhasilan pembelajaran di sekolah adalah kepala sekolah. Kepala sekolah berkewajiban untuk memberi pengawasan, pembinaan, dan penilaian pembelajaran. Kepala sekolah merupakan salah satu pihak yang bertugas melakukan supervisi pembelajaran di sekolah. Willes (1975) menjelaskan bahwa tujuan sebuah sipervisi adalah untuk menjaga proses operasional sekolah, baik dengan melakukan pembinaan, pengawasan, dan pendampingan pendidik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah berhubungan langsung dengan pendiidk. Akan tetapi, secara tidak langsung dapat berkaitan dengan proses pembelajaran siswa di sekolah. Usaha-usaha untuk mempersiapkan tenaga pendidik dan tanaga kependidikan yang profesional sudah sering dilakukan. Namun, dalam masyarakat diketahui bahwa sebagian pendidik masih memiliki kinerja yang kurang baik dalam melaksanakan tugas di sekolah. “Hal tersebut dapat dilihat dari (1) Masih tenaga pedidik dan atnaga kependidikan tidak disiplin untuk hadir awal waktu di sekolah; (2) Masih tenaga pedidik dan tanaga kependidikan Guru yang saat jam kerja tidak berada di lingkungan sekolah meski tidak ada jam mengajar di kelas; (3) Masih adanya tenaga pedidik dan tanaga kependidikan yang pulang kerja duluan dari jadwal pulang kerja yang telah ditentukan; (4) Masih diberlakukanya sistem absen manual tandatangan untuk absensi kehadiran dan kepulangan tenaga pedidik dan tanaga kependidikan; dan (5) Masih belum digunakanya teknologi untuk mencatat absensi tenaga pedidik dan tenaga kependidikan. Berdasarkan data yang ditemukan di lapangan, maka untuk meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan perlu dilakukan supervisi pendidik. Kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan perlu ditingkatkan agar mutu sekolah menjadi lebih baik. Terciptanya kinerja tenaga pedidik dan tenaga kependidikan yang baik tentunya akan meningkatkan profesional kerja. Untuk itu perlu rasanya dilakukan supervisi terhadap kinerja tenaga pedidik Vol.2 No.5 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.125 612 dan tenaga kependidikan khususnya terhadap absensi melalui supervisi tenaga pedidik dan tenaga kependidikan. METODE Jenis rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi atas beberapa masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini mendeskripsikan suatu proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah, khususnya yang berkaitan dengan supervisi. Dengan kata lain, penelitian ini menjelaskan usaha peningkatan kinerja guru melalui program supervisi, khususnya berbasis absensi fingerprint. Penelitian ini meliputi dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) rencana, (2) proses/pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Untuk lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Rencana awal. Peneliti sebelum mengadakan penelitian perlu menentukan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan Langkah-langkah tindakan/kegiatan, termasuk penentuan alat pengumpul data, instrument penelitian, dll. 2. Setelah rancangan penelitian selesai, maka selanjutnya peneliti menentukan Langkah konkret/ tindakan apa saja yang perlu dilakukan ketika terjun di lapangan. 3. Peneliti juga melaksanakan pengamatan. Pengamatan dilakukan ketika pendidik berada di sekolah, yaitu ketika terjadi proses pembelajaran di kelas. Peneliti mencatat data-data penelitian yang ditemukan melalui proses pengamatan ini. Peneliti menggunakan instrumen lembar observasi dan cacatan lapangan. Dengan instrument tersebut diharapkan peneliti dapat memperoleh data secara objektif, misalnya aktivitas pembelajaran di kelas ketika terjadi pemberian tindakan berlangsung, reaksi siswa ketika merespons tindakan, atau informasi lain yang dapat dipakai sebagai analisis data penelitian. 4. Refleksi. Dalam tahapan ini, peneliti memilah, memilih, dan mengkaji hasil penelitian. Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SDN Bendul Merisi 408, Bendul Merisi, Surabaya. Pemilihan sekolah tersebut bertujuan kinerja pendidik di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dengan menerapkan supervisi berbasis absensi fingerprint. Selanjutnya peneliti menyampaikan solusi dari beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kesulitan dan hambatan proses pembelajaran yang dialami oleh pendidik. Pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pemahaman kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. Observasi untuk mengetahui informasi kompetensi guru dalam melaksanakan supervisi berbasis absensi fingerprint terhadap kinerja pendidik. Diskusi dilakukan antara peneliti, pendidik dan tenaga kependidikan. Teknik analisa data penelitian ini menggunakan teknik deskriptif. Arikunto (2006) menjelaskan bahwa teknik analisis data deskriptif digunakan untuk menggambarkan data penelitian yang diperoleh. Fungsinya teknik analisis data ini adalah untuk memperoleh deskripsi keberhasilan guru dalam pelaksanaan supervisi berbasis absensi fingerprint . Keberhasilan peningkatan kinerja pendidik dengan penerapan supervisi berbasis absensi fingerprint pada pendidik di SDN Bendul Merisi 408 Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya, jika nilai rata-rata peningkatan kinerja pendidik dengan menerapkan supervisi berbasis absensi fingerprint secara keseluruhan sudah mencapai nilai sebesar ≥70%, Vol.2 No.5 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.125 613 Tabel 1. Indikator penilaian supervisi berbasis absensi fingerprint NO INDIKATOR PENILAIAN KINERJA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MENGGUNAKAN ABSENSI FINGERPRINT PENILAIAN Y T 1 Hadir di sekolah tepat waktu (max 07:15 WIB) 2 Berada di lingkungan sekolah selama waktu kerja 3 Pulang kerja tepat waktu (minimal 14:00 WIB) JUMLAH JUMLAH YA (Y) PEMBAHASAN Dari hasil wawancara terhadap 18 orang tenaga pendidik dan kependidikan, peneliti memperoleh informasi bahwa semua guru 3 guru sudah pernah mencoba absensi fingerprint , 15 orang lainnya belum pernah melakukan mencoba absensi fingerprint . Kebanyakan guru belum pernah mencoba absensi fingerprint dan bagaimana menerapakan absensi fingerprint di sekolah untuk meningkatkan kinerja pendidik. Melalui penelitian ini, peneliti berusaha meningkatkan kinerja pendidik dengan melakukan supervisi berbasis absensi fingerprint . Berdasarkan data yang didapat, diketahui 83,33% pendidik dan tenaga kependidikan di SDN Bendul Merisi 408 belum pernah melakukan absensi fingerprint . Siklus 1 Berdasarkan Siklus I terhadap kinerja pendidik dengan melaksanakan supervisi berbasis absensi fingerprint diperoleh informasi/data bahwa masih ada pendidik dan tenaga kependidikan yang masih mempunyai kinerja yang kurang baik dibandingkan pada saat observasi awal pra siklus sejumlah pendidik dan tenaga kependidikan sudah adanya peningkatan kinerja. Dari 3 indokator supervisi berbasis absensi fingerprint terhadap kinerja pendidik didapatkan data bahwa terhadap indikator (1) Hadir di sekolah tepat waktu (max 07:15 WIB) didapatkan ada 8 pendidik yang sudah memiliki kinerja baik, terhadap indikator (2) Berada di lingkungan sekolah selama waktu kerja didapatkan ada 7 pendidik sudah memiliki kinerja baik, terhadap indikator (3) Pulang kerja tepat waktu (minimal 14:00 WIB) ada 6 pendidik sudah memiliki kinerja baik. Persentase kinerja pendidik dan tenaga kependidikan yang didapatkan pada siklus I berada pada angka 21 (Ya) dari 54 total indikator atau 38,89%, hasil ini menujukan bahwa usaha peningkatan kinerja pendidik dengan supervisi berbasis absensi fingerprint belumlah berhasil karena belum mencapai kreteria minimum (70%) yang di harapkan, sehingga perlu dilakukan kembali Siklus II. Siklus 2 Dari 3 indokator supervisi berbasis absensi fingerprint terhadap kinerja pendidik didapatkan data bahwa terhadap indikator (1) Hadir di sekolah tepat waktu (max 07:15 WIB) didapatkan ada 15 pendidik yang sudah memiliki kinerja baik, terhadap indikator (2) Berada di lingkungan sekolah selama waktu kerja didapatkan ada 14 pendidik yang sudah memiliki kinerja baik, terhadap indikator (3) Pulang kerja tepat waktu (minimal 14:00 WIB) ada 16 pendidik yang memiliki kinerja baik. Vol.2 No.5 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.125 614 Persentase kinerja pendidik yang didapatkan pada siklus I berada pada angka 45 (Ya) dari 54 total indikator atau 83,33%, hasil ini menujukan bahwa usaha peningkatan kinerja pendidik dengan supervisi berbasis absensi fingerprint telah berhasil meningkatkan kinerja dengan hasil yang telah melewati kreteria minimum (70%) yang di harapkan, sehingga penelitian ini dapat dihentikan. Kesimpulan penelitian ini adalah upaya meningkatkan kinerja pendidik melalui supervisi berbasis absensi fingerprint di SDN Bendul Merisi 408 Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya, telah berhasil diterapkan dengan pencapaian 83,33% pendidik memiliki kinerja yang baik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Program peningkatan kinerja pendidik menunjukan peningkatan yang signifikan. Pendidik menunjukkan kinerja yang baik dengan capaian 38,89%, yaitu meningkat menjadi 83,33% 2. Terjadinya peningkatan aspek kinerja pendidik dan tenaga kependidikan melalui supervisi berbasis absensi fingerprint menunjukan bahwa program ini layak untuk diterapkan di SDN Bendul Merisi 408 Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta Cahyana, dkk. 2005. Jamur Tiram Pembibitan, Pembudidayaan dan Analisis Usaha. Jakarta: Penebar Swadaya. Erna Maeyasari (2012) “Pengaruh Efektivitas. Penerapan Absensi Fingerprint Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil Heriawanto. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja. Karyawan Magister Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor. Skripsi Nawawi, Hadari (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah. Mada University Press. FX Sudarsono. Makalah untuk Penataran Dosen. Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta, 1999. Widyahartono. 1992. Kerangka Dasar Sistem Inforamasi Manajemen. Cetakan Keempat. Gramedia. Jakarta. BPFE-Yogyakarta