Microsoft Word - 15-Heni.docx
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
701
Received : 14-02-2021
Revised : 21-04-2021
Published : 08-05-2021
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KUALITAS KARAKTER
SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL TAUHIDUL ILMI PADA
MATERI KOLOID
Heni Hasanah
MAN 2 Kota Bandung, Indonesia
henihasanah183@yahoo.co.id
Abstrak:
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tujuan untuk
mengetahui peningkatan kualitas karakter dan hasil belajar siswa pada materi koloid
melalui model Tauhidul Ilmi. Model Tauhidul Ilmi merupakan model pembelajaran
yang menggabungkan sains sains dengan pembelajaran sains spiritual, melalui
pendekatan yang berbeda pada proses pembelajaran holistik. Latar belakang
penelitian ini meliputi hasil survei yang menemukan terdapat 5,6% berkarakter
rendah, 63,9% sedang dan hanya 37% siswa yang berkualitas dan hasil belajar pada
materi koloid baru 13,9% tuntas dan 86,1% tidak tuntas. Penelitian dilakukan dengan
menganalisis data hasil tes siklus akhir, hasil observasi karakter siswa dan aktivitas
guru dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam penerapan model Tauhidul
Ilmi dimulai dengan memberikan stimulasi kemudian menggali kearifan,
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, membuktikan /
menguji hipotesis, mengkomunikasikan kesimpulan dan tahap terakhir evaluasi dan
refleksi. Penelitian ini menghasilkan peningkatan hasil belajar dari 13,9% tuntas
menjadi 85,3%. Dan peningkatan kualitas karakter siswa pada kategori atas dari 37%
menjadi 61,1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model tauhidul
ilmi dapat meningkatkan hasil belajar dan kualitas karakter siswa kelas XI MIPA 5 di
MAN 2 Kota Bandung pada materi koloid. Oleh karena itu, untuk pembelajaran
selanjutnya diusulkan untuk menggunakan model tauhidul ilmi dalam pembelajaran
koloid.
Kata kunci: tauhidul ilmi; karakter; hasil belajar; koloid
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
702
PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menegaskan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kompetensi
dan pembentukan karakter, serta membangun bangsa yang layak. Salah satu ciri karakter
manusia yang berkualitas dalam hukum di atas, yang pertama adalah mereka yang memiliki
keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki akhlak yang
mulia.
Orang yang beriman, bertakwa dan akhlak mulia dibentuk oleh proses kehidupan dan
terutama oleh seluruh proses pendidikan, baik proses pendidikan formal, informal maupun
nonformal. Dalam proses pendidikan formal, pendidikan karakter tidak hanya menjadi
tanggung jawab pendidik guru agama atau guru pendidikan kewarganegaraan. Namun
pendidikan peningkatan karakter merupakan tanggung jawab semua guru mata pelajaran.
Pendidikan karakter merupakan proses yang berkesinambungan dan tidak pernah
berakhir. Pendidikan karakter harus mendasari semua kegiatan pendidikan yang berakar pada
nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Namun disadari atau tidak, sekolah pada umumnya,
termasuk sekolah bercirikan Islam, mengajarkan kepada siswanya materi seperti biologi, kimia,
fisika, dan geografi, tanpa menyimpulkan bahwa yang dibicarakan adalah keagungan. dan
kebesaran dari Allah. Mahakuasa. Jadi proses belajar IPA hanya bersifat kognitif. Dan akhlak
yang luhur masih dibahas dalam mata pelajaran tertentu, seperti Ilmu Agama dan PPKN. Oleh
karena itu, kualitas akhlak mulia siswa masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil
survei siswa MAN 2 Kota Bandung tahun 2019, masih terdapat kualitas karakter rendah 5,6%,
kualitas karakter sedang 63,9% dan kualitas karakter tinggi 37%. Meskipun Madrasah Aliyah
merupakan lembaga pendidikan Islam, namun diharapkan tidak ada satupun siswanya yang
memiliki kualitas karakter yang rendah. Fenomena kualitas karakter hasil survey yang masih
rendah menjadi salah satu latar belakang penulis dalam penelitian ini.
Perolehan capaian belajar pada materi koloid yang masih rendah juga menjadi latar
belakang penelitian. Dari hasil evaluasi koloid dengan pembelajaran ceramah dan penugasan
saja menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Terdapat 86% siswa yang belum tuntas dan
baru 13,9% dari peserta didik yang tuntas.
Berdasarkan fenomema di atas maka dilakukanlah Penelitian Tindakan Kelas
menggunakan model Tauhidul Ilmi dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar dan
kualitas karakter para peserta didik. Kemudian diharapkan dapat mengetahui proses penerapan
Tauhidul Ilmi dalam pembelajaran koloid di MAN 2 Kota Bandung.
Model pembelajaran tauhidul ilmi merupakan model pembelajaran yang berupaya
memadukan sains sains dengan pembelajaran sains spiritual, melalui berbagai pendekatan yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran secara holistik. Upaya perbaikan ini
dicapai dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan
tentang cara kerja otak, cara kerja memori, motivasi, citra diri, kepribadian, emosi, perasaan,
pemikiran hingga pengetahuan metakognisi.
Tauhidul ilmi dipilih sebagai model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar dan kualitas karakter siswa di MAN 2 Bandung, karena potensi Madrasah Aliyah
Negri 2 Bandung sangat mendukung dalam penyelenggaraan pendidikan kimia berbasis nilai-
nilai agama. Hal ini dikarenakan: (1) sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota
Bandung yang dipelajari dilengkapi dengan laboratorium kimia yang memadai, perpustakaan,
masjid, (2) budaya kerja Madrasah berbasis agama. Misalnya, terbiasa membaca dan berdoa
sebelum mulai belajar dan bekerja, sholat berjamaah, menumbuhkan salam, bahkan di beberapa
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
703
Madrasah Aliyah sudah terbiasa menghafal Alquran (3) kurikulum berbasis agama dan
menghafal muroja'ah. Struktur kurikulum Madrasah Aliyah memiliki muatan pendidikan
agama yang lebih banyak, antara lain pelajaran akhlak aqidah, fiqh, hadits Alquran, bahasa
Arab dan sejarah Islam.
Penerapan model pembelajaran Tauhidul Ilmi sejalan dengan harapan pemerintah.
Karena berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses
penyelenggaraan pendidikan diharapkan proses pembelajaran harus bersifat interaktif,
menginspirasi, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dan
menawarkan ruang yang cukup untuk berinisiatif, kreativitas dan kemandirian, demikian pula
pada bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Sehingga terciptanya
pembelajaran yang holistik (holistik). Diperlukan rencana yang cermat untuk menciptakan
pembelajaran semacam itu. Rancangan kurikulum yang akan dirancang meliputi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media dan sumber pembelajaran (bahan ajar), perangkat
penilaian pembelajaran (baik proses maupun penilaian hasil belajar), LKS dan perangkat
evaluasi pembelajaran.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dua
siklus. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan secara berdaur dengan 4 tahapan
pada setiap siklusnya yaitu perencanaan, pengambilan tindakan, observasi dan refleksi. Dan
setiap siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan.
Terselesaikan
Terselesaikan
(Mahfud ,2017:33)
Gambar 1. Diagram alur desain penelitian
Subjek penelitian adalah siswa MAN 2 Kota Bandung Kelas XI MIPA 5 2019 sebanyak
36 siswa yang terdiri dari 16 putra dan 20 putri.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru sebaya sebagai pemerhati proses
pembelajaran dan karakter siswa. Data yang diperoleh dari siswa adalah data hasil belajar dan
Permasalahan à Alternatif Pemecahan à Pelaksanaan
( Rencana Tindakan ) Tindakan I
ß Refleksi I ß Analisis Data I ß Obervasi I
S
IK
LU
S
I
Permasalahan à Alternatif Pemecahan à Pelaksanaan
( Rencana Tindakan ) Tindakan II
ß Refleksi II ß Analisis Data I ß Obervasi II
S
IK
LU
S
II
Belum
Terselesaikan
Siklus
Selanjutnya
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
704
angket skala sikap. Sedangkan observer memperoleh data dari observasi pelaksanaan
pembelajaran dengan model tauhidul ilmi.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes dan angket menggunakan
google form. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran
dengan menggunakan model tauhidul ilmi dan data tentang aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk
digeneralisasikan, melainkan untuk mendapatkan kepastian apakah ada perbaikan dan
perbaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, analisis berupa analisis penyajian deskriptif
kualitatif, dimana langkah awal dimulai dengan pemilihan, penyederhanaan, pengklasifikasian,
pemfokusan, pengorganisasian dan pengabstrakan kesimpulan dari makna hasil analisis.
Analisis data hasil belajar siswa dilakukan secara kuantitatif dengan persentase. Langkah
pertama setelah mendapatkan nilai hasil belajar dirata-ratakan pada setiap siklus. Kemudian
mengkategorikan persentase siswa yang nilainya tidak tercapai ( KKM).
Penelitian tindakan kelas ini berhasil jika data kualitatif berupa aktivitas guru dan kualitas
karakter siswa ditingkatkan dari siklus ke siklus. Kualitas karakter siswa terbagi menjadi (1)
rendah, (2) sedang dan (3) tinggi. Promosi berhasil jika setidaknya persentase siswa dengan
aktivitas rendah telah mencapai 0%.
Indikator keberhasilan berdasarkan data kuantitatif yaitu hasil belajar siswa menentukan
bahwa peningkatan hasil belajar siswa dianggap berhasil apabila rata-rata nilai siswa setelah
post test pada akhir setiap siklus adalah persentase siswa yang mendapat nilai dibawah KKM)
sudah mencapai maksimal 15%. Sedangkan persentase siswa yang hasil belajarnya sudah
tercapai (= /> KKM) minimal 85%. Tabel berikut digunakan untuk memfasilitasi membaca.
Tabel 1. Format Hasil belajar siswa
No Kategori Nilai Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
1 Belum Tuntas (KKM)
HASIL
Model pembelajaran kimia berbasis nilai-nilai religious khususnya model tauhidul ilmi
merupakan alternative inovasi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan capaian
belajar berupa kognitif, maupun afektif juga psikomotornya. Pada penelitian ini hasil cpaian
belajar kognitif diperoleh melalui pretest dan posttest. Afektif melalui observasi karakter
peserta didik, dan psikomotorik melalui praktikum di laboratorium.
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum PTK dilaksanakan di kelas XI MIPA 5 semester genap tahun 2019 MAN 2 Kota
Bandung, berdasarkan observasi masih banyak yang memiliki kualitas karakter yang rendah.
Salah satu indikatornya pada saat sholat berjama’ah yang dilaksanakan setiap Sholat Duhur,
masih banyak siswa yang tidak mengikutinya. Ini merupakan salah satu indikator karakter
spiritual. Setelah dilakukan survai menggunakan angket melalui google form, mengenai
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
705
karakter spiritual, sikap kritis, kejujuran dan percaya diri diperoleh data sebagaimana dilihat
pada tabel kualitas karakter peserta didik.
Tabel 2. Kualitas karakter peserta didik kondisi awal
No Kategori Keaktifan Kondisi awal
1 Tinggi 37%
2 Sedang 63,9%
3 Rendah 5,6%
Hasil kategorisasi dan prosentasi dari tes hasi belajar sebelum dilakukan tindakan kelas
pada materi koloid dapat terlihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil belajar siswa pada kondisi awal
Dari tabel di atas dapat terlihat jelas banyak sekali siswa yang belum mencapai KKM,
padahal materi awal koloid ini relatif lebih mudah dibanding materi sebelumnya. Oleh karena
itu diperlukan pembelajaran yang direncanakan dengan baik dan terintegrasi, agar dapat
menguatkan karakter dan hasil belajar para peserta didik.
Pembelajaran kimia khususnya dalam materi koloid yang bertujuan menguatkan karakter
akhlak mulia, apalagi dengan mengintegrasikan nilai-nilai religius, tentunya membutuhkan
perencanaan/persiapan yang matang. Persiapan pembelajaran kimia berbasis nilai-nilai religius
untuk penguatan karakter akhlak mulia dapat dilakukan bersama guru-guru kimia yang lain
misalnya pada agenda Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pelajaran kimia dan
bekerjasama dengan guru-guru Pendidikan Agama, atau di madrasah dapat bekerjasama dengan
guru-guru aqidah akhlak dan guru-guru Alquran hadist. Melalui kerja sama ini perencanaan
yang dibuat akan lebih sempurna dan dalam pelaksanaannya dapat bersama-sama dengan guru
PAI yang bersangkutan.
Hasi Penelitian
Hasi penelitian siklus 1 yang dilakukan dalam 2 kali pertemuan, secara lebih jelas dapat
diuraikan pada tahapan berikut:
Perencanaan Tindakan
Perencana pada tindakan siklus 1 untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dua kali pertemuan. RPP
dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran Tauhidul Ilmi sesuai dengan urutan
langkah dalam teori model ini.
Langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan (dirinci dalam RPP) adalah sebagai
berikut: (1) menentukan isi pembelajaran, (2) mereview pengalaman pembelajaran sebelumnya,
(3) menentukan tujuan pembelajaran, (4) menjelaskan stimulus, (5) berdiskusi menggali
hikmah dari stimulus fenomena-fenimena alam yang disajikana, (6) mengidentifikasi
permasalahan (7) melakukan pengumpulan data dari sumber yang berbeda, (8) memberikan
No Kategori Nilai Kondisi awal
1 Belum Tuntas (KKM) 13,9%
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
706
bukti tanggapan siswa, (9) menyimpulkan dan mengkomunikasikan, ( 10) melakukan refleksi
dan evaluasi
Pelaksanaan Tindakan & Observasi
Berdasarkan hasil observasi oleh dua pengamat yang merupakan guru juga, dengan
menggunakan lembar observasi dalam dua kali pertemuan, ditemukan bahwa proses
pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan RPP, namun terdapat beberapa langkah yang
belum optimal, diantaranya: (1) media yang digunakan dalam proses pembelajaran belum
optimal, karena belum memperkuat penjelasan tentang tugas yang dilakukan peserta didik, (2)
optimalisasi setiap langkah pembelajaran harus dilakukan lagi, (3) langkah mengevaluasi
tingkat unjuk kerja, memberikan umpan balik, dan pemberian tugas harus diperbaiki lagi.
Gambar 2. Siswa berdiskusi kelompok saat menyelesaikan LKS pertemuan 1
Berdasarkan hasil observasi kualitas karakter baik pada saat pembelajaran maupun di luar saat
pembelajaran kimia, kalau dirata-ratakan hasilnya adalah 18,75% kualitas karakternya tinggi,
62,5% sedang dan 2,8% rendah. Kalau dibandingkan dengan pada keadaan awal adalah sebagai
berikut:
Tabel 5. Kualitas karakter Kondisi Awal dan Siklus 1
No Kualitas Karakter Kondisi awal Siklus 1
1 Tinggi 37% 18,75%
2 Sedang 63,9% 62,5%
3 Rendah 5,6% 2,8%
Tabel di atas menunjukkan bahwa kualitas karakter peserta didik pada siklus 1
mengalami peningkatan. Tetapi PTK belum dikatakan berhasil, karena indikator yang
ditetapkan adalah jika persentase peserta didik yang kualitas karakternya dengan kategori
rendah mencapai 0%.
Setelah dilakukan tes untuk melihat hasil belajar pada siklus pertama, diperoleh 82,35%
sudah tuntas artinya sudah ada peningkatan. Bila dibandingkan dengan keadaan awal dapat
dilihat sebagai berikut:
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
707
Tabel 5. Hasil capaian belajar siswa saat kondisi awal
No Kategori Nilai Kondisi awal Siklus 1
1 Belum Tuntas (KKM) 13,9% 82,35%
Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah proses pembelajaran berlangsung yang dilakasanakan
pengajar Bersama para observer. Dari dua observer menunjukkan bahwa pembelajaran secara
umum sudah bagus, tetapi harus ada beberapa yang harus diperbaiki diantaranya: (1)
penggunaan media pembelajaran belum dilakukan, (2) optimalisasi setiap langkah
pembelajaran harus diperhatikan lagi, sehingga langkah-langkah yang sudah direncanakan
dapat terlaksana dengan baik.
Hasi Penelitian Siklus 1I
Perencanaan Tindakan
Perencana tindakan yang dilakukan pada Siklus 2 untuk meningkatkan kualitas karakter
dan hasil belajar siswa adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dua sesi (termasuk
RPP lengkap). RPP dikembangkan dengan model pembelajaran Tauhidul Ilmi yang sama
seperti pada Siklus 1.
Secara umum langkah-langkah pembelajaran pada siklus 2 sama dengan siklus 1.
Perbedaannya adalah tindakan pada setiap langkah dioptimalkan sesuai dengan hasil refleksi
pada siklus 1.
Pelaksanaan Tindakan & Observasi
Berdasarkan observasi oleh dua observer, dengan menggunakan lembar observasi dalam
dua kali pertemuan, yakni diperlukan optimalisasi dalam pelaksanakan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Oleh karena itu pada pelaksanaan siklus 2 pelaksanaan pembelajaran dilakukan
sesuai denga RPP. Jadi secara umum sudah sesuai dengan rencana tindakan (RPP pertemuan
II). Berdasarkan observasi dan hasil analisis data diketahui bahwa pembelajaran sudah
berlangsung sangat baik. Menurut observer 1, menurutnya masih ada dua langkah yang belum
optimal dilakukan. Tetapi menurut observer 2 dan 3 menyatakan sudah sangat bagus. Hal itu
berarti menunjukkan bahwa pembelajaran sudah berlangsung sangat bagus. Berdasarkan Data
Observasi 2 siklus II
Hasil observasi karakter peserta didik pada siklus 2 sudah lebih baik, yakni kategori tinggi
sudah 61,1% dan yang sedang 38,9%. Sedangkan sedah memenuhi target bahwa tidak ada siswa
yang karakternya berkategori rendah. Jadi terjadi peningkatan kualitas karakter peserta didik,
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Kualitas karakter peserta didik Kondisi saat awal dan Siklus 1
No Kategori Keaktifan Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
1 Tinggi 37% 18,75% 61,1%
2 Sedang 63,9% 62,5% 38,9%
3 Rendah 5,6% 2,8% 0
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
708
Rata-rata nilai hasil belajar pada siklus 2 dari pertemuan ke satu dan kedua, mengalami
kenaikan dibanding di siklus 1, yakni dari 82,35% yang tuntas di siklus 1 menjadi 85,3%
peserta didik yang sudah tuntas. Perbandingan nilai tes hasil belajar peserta didik, terlihat
pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil belajar Kondisi awal, siklus 1 dan 2
No Kategori Nilai Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
1 Belum Tuntas (KKM) 13,9% 82,35% 85,3%
Refleksi
Refleksi selalu biasanya dilaksanakan selepas pembelajaran berlangsung. Pada siklus ke
2 pun demikian. Berikut adalah gambaran kegiatan refleksi pada siklus ke-2.
Gambar 3. Kegiatan refleksi yang dilakukan bersama observer
Berdasarkan analisis hasil capaian belajar dan kualitas karakter siswa, maka dapat di
simpulkan bahwa hasil capaian belajar dan kualitas karakter siswa mengalami peningkatan serta
sudah sesuai dengan indikator keberhailan PTK ini. Oleh karena itu PTK sudah dinyatakan
berhasil.
PEMBAHASAN
Model pembelajaran pada penelitian yang dilakukan ini adalah model tauhidul ilmi.
Model tauhidul ilmi berupaya untuk memadukan sains saintific dengan pembelajaran sains
spiritual, melalui berbagai pendekatan secara holistic untuk meningkatkan hasil belajar secara
kognitif serta capaian penguatan akhlak mulia.
Upaya pengembangan pada model tauhidul ilmi dilakukan dengan memadukan
pengetahuan dari beberap disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang bagaimana cara kerja otak,
cara kerja memori, bagaimana munumbuhkan motivasi, citra diri, kepribadian, mengelola
emosi, perasaan, berpikir sampai pada pengetahuan metakognisi.
Model pembelajaran tauhidul ilmi dilaksanakan melalui 8 langkah dalam proses kegiatan
belajar mengajarnya, yaitu sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
709
Gambar 4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Tauhidul Ilmi
Penerapan model tauhidul ilmi dalam materi koloid dapat diamati sebagaimana gambar
berikut:
Gambar 5. Langkah-langkah Model Pembelajaran
Tauhidul Ilmi
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
710
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa catatan penting
yaitu: (1) proses pembelajaran sains berbasis nilai religius, dengan melakukan aktivitas tafakkur
dan tadzakkur, dapat menumbuhkan kesadaran transendental, interconnection, unity of
universe, unity of god serta kesadaran sebagai khalifah fil ardl bila aktivitas pembelajaran
berlandaskan pada Alquran Surat Ali Imron:190-191. (2) tumbuh kesadaran transendental,
interconnection, unity of universe, unity of god serta kesadaran sebagai khalifah fil ardl, pada
diri seseorang akan mendorong pada keyakinan (beliefing) untuk menjadikan dirinya taat pada
agamanya sehingga menjadi siswa yang berakhlak mulia, (3) pembelajaran kimia untuk
mencapai Kompetensi Inti (KI) yang diharapkan dalam Kurikulum 2013, yaitu KI 1 berupa
kompetensi sikap spiritual, kemudian KI 2 berupa kompetensi sikap social, KI 3 mengenai
kompetensi pengetahuan dan KI 4 berupa kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
memadukan pembelajran sains-saintifik dan pembelajaran sains spiritual. Pembelajaran sains-
saintifik dapat dilakukan dengan pendekatan saintifik, HOTS, model-model pembelajaran aktif.
Sedangkan pembelajaran sains-spiritual dapat dilakukan dengan pendekatan filosofis,
transcendental, emosional, hikmah dan pemaknaan.
SIMPULAN
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: (1) Kondisi awal kualitas karakter dan hasil capaian belajar siswa pada
pembelajaran materi koloid pada siswa kelas XI MIPA 5 MAN 2 Kota Bandung tahun 2019
sebelum menggunakan Tauhidul Ilmi model masih kurang memuaskan, (2) proses penerapan
model tauhidul ilmi untuk meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa kelas XI MIPA 5
MAN 2 Kota Bandung tahun 2019 pada materi koloid, terdiri dari 8 tahapan yaitu stimulasi,
menggali hikmah, mengidentifikasi masalah, mengumpulkan berbagai data, mengolah berbagai
data, membuktikan, mengambil kesimpulan dan merefleksikan/mengevaluasi, (3) hasil kualitas
karakter setelah pelaksanaan tindakan 61,1% kategori tinggi, 38,9% sedang dan tidak ada
kategori rendah, dan perolehan hasil belajar siswa kelas XI MIPA 5 MAN 2 Kota Bandung
tahun 2019 pada materi koloid yaitu pada akhir sanggar didapatkan 85% tuntas dan 14,7% tidak
tuntas. Sehingga terjadi peningkatan baik pada kualitas karakter maupun hasil belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Adi Gunawan W. (2012). “Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan
Accelerated Learning”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Anderson & Krathwohl, D. (2017). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran
dan Asesmen. Alih bahasa: Agus Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Agama. (2008). Alquran dan Terjemahnya. Jakarta: Depag
Gunawan, AW. (2012), “Genius Learning Strategy; Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan
Accelerated Learning”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Heni H. (2019). Creative Learning Alternatif Model Pembelajaran Penguatan Karakter.
Bandung: Tursina Media Utama
Heni H, Sanusi A, Kasmadi I.S, Sudrajat A., (2019). The Manajement of Development in
Chemical Learning Based on Religious Values for Strengthening the Student Final
Action. International Journal of Education Research, 2, 11
Kasmadi, I. S. (2017). Pembelajaran Kimia Terintegrasi Karakter Religius. Semarang:
UNNES PRESS
Vol.2 No.5 2021
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036
https://doi.org/10.47387/jira.v2i5.134
711
Kementerian Agama RI dan LIPI. (2018). Tafsir Ilmi Mengenal Ayat-Ayat Sains dalam Al-
Qur’an Jilid 11. Jakarta:Widya Cahya
Mahfud, An. (2015). Be A Good Teacher: Membangun Mindset Guru Luar Biasa. Semarang:
Rafi Sarana Perkasa.
Mahfud, An. (an_mahfud@yahoo.com). (2018:24 Juli) Bab II Model Pembelajaran. E-mail
kepada Heni Hasanah (henihasanah183@yahoo.co.id)
Mulyasa, E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Bandung: Rosdakarya.
Nurdin, M. (2013). “Internalization Of Islamic Values In Shaping Consciousness Pai
Anticorruption Through Curriculum Development In Secondary Schools”.
International Journal Of Scientific & Technology Research Vol. 2 (2), 30-34.
Rahmat, Jalaluddin. (2007). Belajar Cerdas; Belajar Berbasiskan Otak. Bandung: Penerbit
MLC.
Sanusi, A. (2015). Sistem Nilai : Alternatif wajah-wajah Pendidikan. Bandung: Nuansa
Cendekia.
Shihab, Q. (2002). Tafsir Al Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran). Jakarta: Lentera
Hati.