Microsoft Word - Artikel 5.docx Vol.3 No.1 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i1.159 56 Received : 27-06-2021 Revised : 27-12-2021 Published : 30-01-2022 Perencanaan Karir bagi Generasi Z dalam Pendidikan Islam Betri Syafrina SMPN 20 Sijunjung, Indonesia betrisyafrina20@gmail.com ABSTRAK Perencanan karier merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan karir individu. Namun, generasi muda sekarang dalam mempersiapkan karirnya masih rendah dan bingung. Ada berbagai keresahan yang muncul dan ditunjukan siswa ketika siswa mempersiapkan karirnya. Dalam hal ini, siswa disebut sebagai generasi Z. Hal tersebut tampak dalam berbagai masalah baik yang berkaitan dengan pemilihan jenis studi lanjutan, pemilihan rencana pekerjaan, maupun yang berkaitan dengan ketidaksiapan para lulusan dalam memasuki pendidikan lanjutan atau dunia kerja. Hal ini dapat menjadi isyarat bagi dunia pendidikan untuk mengembangkan karir, baik dalam kegiatan intruksional maupun dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Di samping itu, materi informasi yang bersifat personal, seperti bakat, ciri-ciri kepribadian atau minat pekerjaan perlu dikuasai oleh generasi Z. Generasi Z adalah digital natives, generasi yang sejak lahir telah terpapar oleh internet, jejaring sosial (social network), dan sistem seluler. Informasi karir dalam bimbingan karir islami diperlukan untuk pemberian bantuan terhadap individu agar dalam proses mencari pekerjaan dan bekerja senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Bimbingan memiliki sifat preventif sehingga dalam proses pemberian bantuan lebih banyak menekankan agar seseorang dalam mencari atau mencapai suatu pekerjaan jangan sampai melanggar/menyimpang dari ketentuan dan petunjuk Allah swt. Kata Kunci: generasi z; perencanaan karir; pendidikan islam Vol.3 No.1 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i1.159 57 PENDAHULUAN Perencanan karier merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan karir seseorang. Kecakapan dalam mengambil keputusan merupakan tujuan dari perencanaan karir yang telah ditempuh oleh setiap individu. Namun, generasi muda sekarang dalam mempersiapkan karirnya masih rendah dan bingung. Hal ini dapat menjadi isyarat bagi dunia pendidikan untuk mengembangkan karir, baik dalam kegiatan intruksional maupun dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Konseling merupakan suatu bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka, antara konselor dengan siswa yang berisi usaha yang langsung dan manusiawi yang dilakukan atas dasar keahlian serta norma-norma yang berlaku. Secara tradisional, karir dapatlah diartikan dengan berbagai cara, dan tentunya berhubungan dengan posisi pekerjaan yang dimiliki seseorang. Karir sebagai urutan posisi yang dipegang dalam suatu pekerjaan, misalnya seorang guru dapat memegang posisi sebagai kepala sekolah atau pengawas di lembaga pendidikan, sedangkan karir juga telah diuraikan dalam konteks gerakan pada organisasi. Ada berbagai keresahan siswa, siswa disebut sebagai generasi Z, dalam mempersiapkan karirnya. Hal ini karena masih rendahnya minat mereka. Hal tersebut tampak dalam berbagai masalah baik yang berkaitan dengan pemilihan jenis studi lanjutan, pemilihan rencana pekerjaan, maupun yang berkaitan dengan ketidaksiapan para lulusan dalam memasuki pendidikan lanjutan atau dunia kerja. Keresahan ini memberikan isyarat bagi dunia pendidikan, untuk mengembangkan dan merencanakan karirnya, baik melalui kegiatan-kegiatan intruksional maupun bimbingan dan konseling. Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan dapat dihindari apabila siwa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia karirnya. Hal tersebut terjadi karena mereka harus mendapatkan bimbingan guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekutan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Mereka harus paham akan dirinya, kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi pasar kerja, persyaratan, jenis pekerjaaan, prospek pekerjaan, serta hal-hal lainya yang berhubungan dengan dunia kerja, sehingga pada kesempatannya mereka dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karir yang akan ditempuhnya kelak. METODE Penelitian yang dilaksanakan menggunakan penelitian kepustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Ciri khusus yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan penelitian antara lain; penelitian ini dihadapkan langsung dengan sumber yang sudah ada di perpustakaan atau data bersifat siap pakai, serta data-data sekunder yang digunakan (Snyder 2019). Mendes, Wohlin, Felizardo, & Kalinowski, (2020) menyatakan proses penelitian kepustakaan dilakukan dengan meninjau literatur dan menganalisis topik yang relevan yang digabungkan. Penelusuran pustaka dapat memanfaatkan sumber berupa jurnal, buku, kamus, dokumen, majalah, dan sumber lain tanpa melakukan riset lapangan. Apriyanti, Syarif, Ramadhan, Zaim, dan Agustina (2019) menyatakan bahwa pemberian teori baru dengan dukungan teknik pengumpulan data yang tepat merupakan bentuk adanya literature review. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yakni dengan menggunakan data secara tidak langsung dengan meneliti objek yang bersangkutan. Penggunaan data sekunder dapat dipertanggung jawabkan yang berhubungan Vol.3 No.1 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i1.159 58 dengan perencanaan karir bagi generasi Z. Setelah mengumpulkan berbagai jurnal yang terkait dengan perencanaan karir, selanjutnya menganalisis data menggunakan analisis kualitatif deskriptif melalui studi pustaka. Hasil dari analisis berupa data deskriptif berupa kalimat tertulis dan hasil perilaku yang diamati dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada saat ini, sumber informasi sudah banyak. Informasi yang beredar ada yang bermanfaat dan ada pula yang membingungkankan sehingga membuat kerisauan. Dengan semakin banyaknya pengetahuan (dan inovasi) baru yang dibuat dan dapat dengan mudah diakses, isi menjadi bukan lagi menjadi yang utama melainkan bagaimana mengetahui informasi menjadi lebih penting bahkan dari informasi itu sendiri (Rotherham & Willingham, 2010). Pada era inilah generasi Z dilahirkan dan bertumbuh. Setiap generasi memiliki pandangan yang berbeda mengenai pekerjaan, keinginan yang berbeda mengenai cara mengelola pekerjaan dan dikelola oleh manajemen. Ditinjau dari beberapa referensi, diketahui bahwa tahun kelahiran generasi Z dari cukup bervariasi. Beberapa asosiasi dan lembaga di Amerika mengkategorikan generasi Z sebagai generasi yang lahir setelah tahun 1997, sedangkan di Asia menetapkan bahwa generasi Z lahir mulai tahun 2001. Perbedaan disebabkan karena kelompok generasi di setiap negara pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda, tergantung kondisi sosial ekonomi, politik, budaya, dan latar belakang sejarah negara kelahirannya. Namun, secara global generasi Z secara universal memiliki banyak kemiripan karakter. Generasi Z merupakan digital natives, yaitu generasi yang sejak lahir telah terpapar oleh internet, jejaring sosial (social network), dan sistem seluler. Mereka tumbuh dalam kondisi dimana mereka dapat berkomunikasi dengan siapa pun di berbagai belahan dunia manapun melalui jaringan media sosial. Perangkat elektronik bukan lagi suatu barang mewah bagi mereka, namun sudah menjadi sebuah kebutuhan. Generasi Z mempunyai kemampuan baik dalam beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Mereka lebih suka untuk berinteraksi di dunia maya dibanding dunia nyata. Mereka tumbuh dan berkembang di dunia yang serba instan. Dari mulai jenis makanan hingga moda transportasi. Mereka tidak perlu terlalu berusaha keras untuk mendapatkan hal yang mereka inginkan. Mereka memiliki sifat yang sering tidak sabar dengan proses, mereka ingin mendapatkan hasil yang cepat. Menjadi youtuber atau influencer dengan penghasilan spektakuler tanpa perlu jenjang pendidikan yang tinggi dan masa studi yang lama pun menjadi cita-cita kebanyakan generasi Z. Generasi Z lahir di masa kebebasan, di mana rezim otoriter tidak lagi berkuasa. Mereka memperoleh pendidikan dalam kebebasan, dilatih sejak kecil untuk mengekspresikan keinginan dan pendapat mereka. Dengan mudahnya akses informasi dan kebebasan berpendapat, sehingga tidak heran mereka menjadi sangat kritis dengan berbagai hal. Hal ini yang membuat mereka sangat memerlukan penjelasan logis terhadap adanya sebuah aturan. Generasi ini berhitung dengan keamanan finansial, lebih kompetitif, menginginkan kebebasan, bekerja multitasking, lebih bersifat wirausaha, ingin berkomunikasi dengan tatap muka, murni generasi digital, dan ingin dilayani (Patel, 2017). Karakter khas generasi Z lainnya adalah kebutuhan yang tinggi akan pengakuan dan ini sangat penting bagi kepercayaan diri individu. Mereka tumbuh di lingkungan yang senantiasa memberikan penghargaan. Orang tua senantiasa memuji perilaku positif mereka. Berbagai Vol.3 No.1 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i1.159 59 kompetisi menyediakan jumlah penghargaan yang sama dengan jumlah peserta. Mereka terbiasa mendapatkan penghargaan dan pengakuan mulai dari hal terkecil pun atas usaha yang mereka kerahkan. Mereka sangat terpengaruh dengan jumlah orang yang menyukai unggahan mereka di media sosialnya. Hal ini meningkatkan kepercayaan diri mereka, akan tetapi juga menjadi bumerang terhadap daya juang mereka. Kerena tidak terbiasa dengan kegagalan dan kekalahan, mereka mudah menyerah, kurang mampu menjadikan kendala dan hambatan dalam mencapai cita-citanya sebagai cara untuk meningkatkan kemampuannya. Generasi Z juga merupakan generasi yang tumbuh dan berkembang di tengah berbagai isu terorisme, ekstrimisme, konflik, dan serta LGBT. Berbagai isu ini bisa membuat mereka memiliki pandangan bahwa perbedaan adalah hal yang biasa, bukan sebuah isu yang patut dipermasalahkan. Generasi Z bukan generasi yang senang untuk dikotak-kotakan ke dalam beberapa kelompok. Mereka akan senang mengisi pekerjaan yang mereka inginkan atau jurusan yang mereka ingin masuki dengan kolom kosong di mana mereka bisa menyebutkan apa yang mereka inginkan untuk posisi pekerjaan dan materi kuliah mereka. Hal ini membuat generasi terkesan atau menolak ataupun tidak dapat diatur dan bahkan menyulitkan segala pekerjaan yang bersifat administratif. Mereka lebih tertarik pada pekerjaan yang bersifat layanan. Generasi Z adalah generasi yang dengan mudah mendapatkan informasi dari berbagai platform, kondisi ini juga yang akan mereka lakukan saat mencari pekerjaan. Tentunya hal yang sama juga lakukan saat mereka mencari informasi tentang perusahaan atau organisasi yang akan lamar. Oleh karena itu, sangat penting bagi organisasi untuk “mempromosikan” aktivitasnya di media sosial untuk mendapatkan perhatian dari generasi Z. Generasi Z ingin terlibat langsung dengan para pemimpin organisasi mereka. Manajer juga harus terlibat aktif dalam pengembangan karir mereka. Manajemen harus menawarkan berbagai program pendampingan, termasuk pembinaan dan pendampingan, agar organisasi tetap terlibat. Program mentoring ini akan membantu mereka membangun ketekunan untuk mengatasi masalah yang muncul dalam perjalanan pekerjaan mereka. Mereka selalu membutuhkan umpan balik dari atasannya. Dialog antara atasan dan bawahan merupakan kegiatan yang mereka butuhkan. Hubungan yang baik antara karyawan dan manajemen adalah salah satu faktor yang penting bagi para generasi Z. Para Generasi Z tumbuh di era yang serba instan dan cepat dalam berbagai aspek kehidupan lainnya. Generasi Z menggunakan banyak aplikasi dan memproses informasi lebih cepat dari sebelumnya. Selain itu, proses kerja juga dapat ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya dengan menggunakan aplikasi berbasis teknologi yang dapat diakses melalui telepon seluler mereka. Hal ini karena generasi Z lebih sering menggunakan ponsel daripada perangkat lain. Untuk menitik beratkan materi bagi pengembangan karir generasi z, sejumlah prinsip pedoman tertentu berikut dapat dijadikan tujuan yang tepat program konseling sekolah pada umumnya dan fase bimbingan karir pada khususnya, sekaligus menjadi kerangka umum pengembangan dalam merencanakan karir yang baik meliputiha berikut. 1. Disediakannya kesempatan yang bagi semua siswa untuk mengembangkan sebuah basis tidak biasa dimana mereka bisa membuat keputusan karir mereka. 2. Siswa mestinya dibantu untuk mengembangkan pemahaman yang tepat tentang diri mereka dan harus dipersiapkan untuk mengaitkan pemahaman tentang karir bagi pengembangan pribadi-sosialnya dan bagi perencanaan karir pendidikannya. 3. Siswa di semua jenjang harus diberikan pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan karir. Vol.3 No.1 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i1.159 60 4. Siswa memerlukan pemahaman tentang di mana dan kenapa mereka beradadi titik tertentu dari kontinupendidikan di waktu tertentu. 5. Siswa di setiap jenjang pendidikan mestinya memiliki pengalaman berorientasi-karir yang tepat sesuai tingkat kesiapan mereka sekaligus bermaknaan dan kerealistikannya. Di samping itu, materi informasi yang bersifat personal, seperti bakat, ciri-ciri kepribadian atau minat pekerjaan perlu dikuasai oleh generasi Z. Hanya perlu dipertimbangkan jika memang sekolah sudah dapat menyelenggarakan pemeriksaan psikologis/tes psikologis, maka penyampaian materi hasil-hasil pemeriksaan psikologis harus benar-benar dilaksanakan secara cermat dan dibawah pengawasan konselor untuk itu dalam hal ini guru bimbingan konseling disekolah harus memiliki upaya-upayadengan guna memberikan informasi karir pada semua siswa. Upaya-upaya dalam penyampaian karir pada generasi Z dapat melalui, teknik layanan informasi karir, model rangkaian untuk program karir dan pendekatan dalam bimbingan karir. Ajaran islam merupakan ajaran yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan memegang nilai-nilai yang terkandung di dalamNya akan menjadikan manusia terhindar dari kesesatan dan dosa. Berdasarkan keterangan-keterangan yang bersumber dari Al Quran, Al Hadits dan keterangan para sahabat Nabi saw, dapat disimpulkan bahwa ajaran islam yang mengatur tentang kehidupan dalam berkarir, bekerja, berdagang maupun berwirausaha lainnya meliputi: a) hendaklah selalu patuh kepada Allah baik dalam kehidupan pribadi/karir, b) selalu mencari keridhaan Allah, c) harta benda bersifat sementara, d) jujur dalam ucapan dan perbuatan, e) bekerja adalah ibadah, f) menghindari mengambil hak orang lain, g) memahami pentingnya memanfaatkan dan menghargai waktu, h) seruan islam dalam mencari kehidupan dunia, i) selalu mencari yang halal, j) selalu memegang tali agama Allah, k) menjauhi berbuat kerusakan, l) menjaga hubungan sesama manusia, m) ilmu sebagai penghantar kesuksesan di dunia dan di akhirat, n) selalu sabar dalam segala hal, o) selalu ingat kepada Allah (ketenangan hati), p) ikhtiar dan tawakkal, dan q) Allah tidak merubah nasib manusia. Adapun firman Allah SWT tentang bekerja yaitu Q.S At-Taubah ayat 105 َٰىلِإ َنوُّدَُرتَسَو ۖ َنُونِمْؤُمْلاَوُ ُھلوُسَرَو ْمَُكلَمَعُ Eَّ ىََریََسف اُولَمْعا ُِلقَو َنُولَمَْعت ُْمتْنُك اَمِب ْمُُكئَِّبُنَیف ِةَداَھَّشلاَو ِبَْیغْلا ِمِلاَع Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. Dalam Faqih (2001:128-129) Informasi karir dalam bimbingan karir islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam proses mencari pekerjaan dan bekerja senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Bimbingan memiliki sifat preventif, sehingga dalam proses pemberian bantuan lebih banyak menekankan agar seseorang dalam mencari atau mencapai suatu pekerjaan jangan sampai melanggar/menyimpang dari ketentuan dan petunjuk Allah swt. Menurut Mu’awanah dan Hidayah (2009:114) dalam karir diperlukan tata nilai dan etos kerja islami, yaitu tujuan kerja, bekerja menurut kadar kemampuan, keahlian pribadi, disiplin dan efesien menggunakan waktu dan kesempatan, jujur dan dapat dipercaya serta tanggung jawab, Vol.3 No.1 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i1.159 61 rendah hati, berencana dan produktif, proposional dan tidak iri hati, adil, bekerja dengan cara yang benar dan baik. Berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi ini berhitung dengan keamanan finansial, lebih kompetitif, menginginkan kebebasan, bekerja multitasking, lebih bersifat wirausaha, ingin berkomunikasi dengan tatap muka, murni generasi digital, dan ingin dilayani (Patel, 2017). SIMPULAN Bimbingan karir islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam proses mencari pekerjaan dan bekerja senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Untuk menitik beratkan materi bagi pengembangan karir bagi generasi z, sejumlah prinsip pedoman tertentu berikut dapat dijadikan tujuan yang tepat program konseling sekolah pada umumnya dan fase bimbingan karir pada khususnya, sekaligus menjadi kerangka umum pengembangan dalam merencanakan karir yang baik. DAFTAR PUSTAKA Apriyanti, D., Syarif, H., Ramadhan, S., Zaim, M., & Agustina, A. (2019). Technology-based Googleclassroom in English business writing class. InProceedings of the Seventh. Mendes, E., Wohlin, C., Felizardo, K., & Kalinowski, M. (2020). When to Update Systematic Literature Reviews in Software Engineering. Journal of Systems and Software, 110607. doi:10.1016/j.jss.2020.110607. (Diakses 24/11/2020). Mutia Trismayanti , Imas Kania Rahma, Indupurnnahayu. (2020). Program Bimbingan Karir Islami untuk Meningkatkan Minat Berwirausaha Siswa Prokrastinasi Akademik Tingkat SMK, Jurnal: Manajemen Pendidikan Islam (2020), DOI: 10.30868/im.v3i02.716. Patel, D. (2017). 8 Ways Generation Z Will Differ From Millennials In The Workplace Forbes., 21 Sep 2017 URL https://www.forbes.com/sites/deeppatel/2017/09/21/8- ways-generation-z-will- Priyangga Ana. (2010). Perencanaan Dan Pengembangan Karir, Online: http://anapriyangga.blogspot.com/2010/09/perencanaan-dan-pengembangan-karir.html Rotherham AJ, Willingham DT 2010 Am. Educator 34 17. Setiawan Samhis. (2021). Pengertian Karir Perencanaan, Manfaat, Faktor, Jenis, Persoalan, Para Ahli. Online: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-karir/ Snyder, Hannah. (2019). Literature review as a research methodology: An overview and guidelines, Journal of Business Research, Elsevier, vol. 104(C), pages 333-339. doi:10.1016/j.jbusres.2019.07.039. Sofwan, Adiputra. (2015). Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir Siswa, Jurnal: Fokus Konseling, (Vol. 1 No. 1, 2015). Sri, Hutomo Mulyono. (2020). Perencanaan Karir Untuk Siswa Dan Mahasiswa, Online: Https://Indomaritim.Id/Perencanaan-Karir-Untuk-Siswa-Dan-Mahasiswa /