Microsoft Word - 02-Imroatus.docx Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 925 Received : 30-05-2021 Revised : 21-06-2021 Published : 29-07-2021 Analisis Kesiapan Orang Tua Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Masa Pandemi Imroatus Sholikhah SD Negeri Babakan 02 Setu Kota Tangerang Selatan, Indonesia imroatusiimsholikhah@gmail.com Abstrak Penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kesiapan orang tua siswa dalam menghadapi PTM pada masa pandemi, mengetahui faktor-faktor pendukung orang tua yang mengizinkan anaknya melaksanakan PTM pada masa pandemi beserta bentuk dukungannya. Metode ini ditulis dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenology. Subjek penelitian adalah orang tua kelas 5 SD Negeri Babakan 02, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap PTM dengan penerapan protokol kesehatan. Faktor-faktor yang menjadi dasar orang tua mengizinkan PTM antara lain: sanitasi sekolah yang memadai dan memenuhi standar, kepercayaan kepada pihak sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan, transportasi yang aman dari rumah menuju ke sekolah, mengejar ketertinggalan materi, orang tua tidak mempunyai waktu yang khusus untuk mendampingi anak dalam belajar, persiapan perlengkapan kesehatan, serta sosialisasi covid-19 kepada anak-anaknya. Bentuk dukungan orang tua dalam pelaksanaan PTM antara lain: kesediaan orang tua dalam membersihkan sarana kesehatan sekolah, seperti toilet, tempat cuci tangan, dan membersihkan ruang belajar, serta menyediakan vitamin dan pendukung lainnya. Kata kunci: kesiapan; pembelajaran tatap muka; masa pandemi Abstract This study was written with the aim of knowing the description of the readiness of parents in facing PTM during the pandemic, knowing the supporting factors of parents who allow their children to carry out PTM during the pandemic and the forms of support. This method is written using a qualitative method with a phenomenological approach. The subjects of the study were parents of grade 5 SD Negeri Babakan 02, Setu District, South Tangerang City. The results showed that parents had a high interest in PTM with the application of health protocols. The factors that form the basis for parents to allow PTM include: adequate school sanitation and meet standards, trust in the school to implement health protocols, safe transportation from home to school, catch up with material, parents do not have special time to assist children in learning, preparing health equipment, and socializing covid-19 to their children. The forms of parental support in the implementation of PTM include: the willingness of parents to clean school health facilities, such as toilets, hand washing stations, and cleaning study rooms, as well as providing vitamins and other supports. Keywords: readiness; face-to-face learning; pandemic period Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 926 PENDAHULUAN Belajar adalah fitrah manusia yang merupakan pemberian dari Allah SWT. yaitu supaya manusia mengembangkan potensi yang dimiliki dengan semaksimal mungkin. Seseorang akan dianggap telah belajar tentang suatu hal yaitu jika sudah dapat menunjukkan adanya perubahan perilaku pada dirinya (Kurniawan, 2021), artinya ada kematangan dalam berperilaku pada diri orang tersebut dengan harapan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Senada dengan pendapat tersebut, salah satu tujuan dari pembelajaran adalah terciptanya perubahan pada tingkah laku manusia (Purnami, 2020), yaitu membentuk pribadi yang semakin dewasa dalam berperilaku serta semakin matang dalam berpikir dan bertindak. Pandemi covid-19 menjadi fenomena yang mengejutkan bagi dunia secara umum, di mana masa ini telah mengubah hampir seluruh tatanan hidup manusia. Pandemi diartikan dengan suatu wabah penyakit yang bersifat global (Utami, 2020). Beberapa negara melakukan lockdown demi memutus mata rantai penyebaran virus ini. Sedangkan Indonesia sendiri melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara bertahap dan pada akhirnya memberlakukan era new normal dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Tujuan PSBB sendiri yaitu demi menanggulangi semakin merebaknya penyakit dengan kedaruratan kesehatan masyarakat (Gunadha & Bhayangkara, 2020). Hampir seluruh sektor mengalami perubahan, termasuk dunia pendidikan menjadi bagian yang ikut terkena dampaknya. Pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di lingkungan sekolah, tiba-tiba dengan mewabahnya virus ini pada bulan Maret 2020, harus dialihkan ke pembelajaran jarak jauh (PJJ), baik dalam jaringan (daring) yaitu menggunakan teknologi informasi yang merupakan sarana proses pembelajaran (Nurfatimah et al., 2020) atau pun luar jaringan (luring) yaitu melalui pemanfaatan program belajar seperti belajar melalui media televisi, radio, modul dan sebagainya (Kemdikbud, 2020). Akhir-akhir ini muncul wacana akan dibuka PTM yang bersifat terbatas. PTM menjadi salah satu bentuk pembelajaran yang dinilai efektif untuk mengubah tingkah laku tersebut, karena di dalamnya ada interaksi secara langsung antara guru dengan peserta didik. Saat ini PTM yang diwacanakan adalah PTM dengan model Blended learning yaitu dengan sistem penggabungan antara dua metode atau pun lebih di dalam pelaksanaan proses pembelajaran (Nurgesang et al., 2019) yaitu dengan penerapan PTM terbatas dan pembelajaran sistem online. PTM di masa pandemi seperti ini bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, semua membutuhkan adaptasi, baik itu dari sisi tenaga pendidik, peserta didik, orang tua, dan juga fasilitas yang cukup menunjang untuk melaksanakan pembelajaran itu sendiri. Adapun kunci utamanya yaitu penerapkan adaptasi kebiasaan baru dengan cara menerapkan cara hidup yang akan mengarahkan terciptanya kehidupan serta kebiasaan baru yang diiringi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat (Prabawati, 2020). Adapun kebiasaan baru pada masa pandemi ini meliputi penggunan masker, handsanitizer, tidak ada jabat tangan antara siswa dan guru, dan proses pembelajaran dengan waktu yang lebih singkat, dan hal yang mendukung keselamatan bersama. Zona wilayah untuk melaksanakan PTM adalah wilayah dengan zona hijau di bawah pengawasan satgas covid-19 setempat. Dibukanya kembali dunia pendidikan membutuhkan kesiapan orang tua yaitu kesediaan untuk melakukan sesuatu dengan segala resiko yang dihadapi. Orang tua sebagai orang yang mempunyai tanggung jawab utama dalam pendidikan anak-anaknya (Wulan sari, 2018). Kesiapan orang tua erat kaitannya dengan partisipasi orang tua yang mempengaruhi terhadap peningkatan kualitas program pendidikan (Jamilah, 2020). Dengan kata lain kesiapan orang tua yang dimaksud adalah kesediaan orang tua baik untuk hal-hal yang bersifat materi Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 927 maupun non materi. Kesiapan orang tua untuk melapas anak-anaknya melakukan PTM ini menjadi faktor yang penting untuk dipertimbangkan ketika wacana PTM ini digaungkan. Orang tua memberikan tanggapan yang beragam terhadap rencana PTM yang bersifat terbatas (Kompas, 2021b). Tentunya bukan tanpa alasan, akan tetapi ada rasa khawatir anaknya akan melakukan interaksi dengan orang lain, tetapi di satu sisi memandang bahwa pendidikan di lingkungan sekolah yang dilakukan bersama di bawah bimbingan guru secara langsung dipandang perlu untuk dilaksanakan demi tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal. PTM terbatas ini tetap dengan izin orang tua serta penerapan protokol kesehatan demi mencegah penularan covid-19 pada lingkungan sekolah (Kompas, 2021a). Diharapkan dengan dibukanya kembali dunia pendidikan, aktivitas belajar peserta didik kembali beranjak normal di lingkungan sekolah. Dari uraian tersebut maka rumusan masalahnya adalah bagaiamana kesiapan orang tua dalam menghadapi PTM pada masa pandemi covid-19? Penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kesiapan orang tua siswa dalam mengawal anak-anaknya melaksanakan PTM pada masa pandemi, mengetahui faktor-faktor pendukung orang tua yang mengizinkan anaknya melaksanakan PTM pada masa pandemi, dan untuk mengetahui bentuk dukungan orang tua terhadap sekolah dalam menyelenggarakan PTM. Dengan demikian diperoleh gambaran tentang kesiapan orang tua dalam menghadapi PTM pada masa pandemi ini. METODE Penelitian ini mengacu pada metode kulatitatif fenomenology, yaitu fokus pada apa yang dialami oleh individu (Helaluddin, 2018). Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang fokus pada pemahaman tentang fenomena yang terjadi (Sugianto, 2020). Subjek penelitian adalah orang tua siswa kelas 5 pada SD Negeri Babakan 02 Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan dengan responden sebanyak 54 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan quisioner melalui pengisian google form yang dikirim melalui group media sosial orang tua siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu lebih menekankan analisis untuk memperoleh sebuah gambaran (Kusuma et al., 2015) melalui google form. Adapaun sistematika penelitian diadopsi dari (Akbar et al., 2021) sebagai berikut : Gambar 1. Sistematika Penelitian Penyebaran google form Pengisian google form Analisis data Hasil Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 928 Keterangan: 1. Penyebaran google form Peneliti mengirim link google form di group media sosial orang tua. 2. Pengisian google form Responden menjawab pertanyaan di google form. 3. Analisis data Menganalisis data yang terekam dan memilih data yang relevan dengan penelitian. 4. Hasil Mengaitkan hasil dengan teori yang sudah ada. HASIL Belajar di Rumah Mayoritas orang tua melakukan pendampingan terhadap anaknya ketika belajar di rumah yaitu sebesar 85%, sedangkan 15% lainnya anak-anak belajar sendiri tanpa didampingi oleh orang tuanya. Ayah pencari nafkah terbesar, lalu yang kedua adalah ibu yaitu bagi yang single parent, sedangkan yang ayah dan ibu sama-sama bekerja pada posisi paling sedikit. Dengan demikian pendamping terbesar ketika anak-anak belajar di rumah adalah ibu. Sebagian besar orang tua memiliki tingkat kepedulian dan perhatian yang tinggi terhadap tugas-tugas anak yang diberikan oleh pihak sekolah atau guru-guru di sekolah. Tugas-tugas sekolah dapat berupa tugas tes tulis, tugas praktik, tugas proyek, dan yang lainnya. 85% 15% Gambar 1. Grafik pendampingan orang tua ketika belajar di rumah Didampingi Tidak didampingi 72% 22% 6% Gambar 2. Grafik orang tua yang bekerja Ayah Ibu Ayah dan Ibu 89% 0% 11% Gambar 3. Grafik orang tua yang mengetahui tugas-tugas anak dari gurunya Ya Tidak Kadang-kadang Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 929 Ketika ayah dan ibu dalam waktu bersamaan tidak dapat mendampingi anak-anaknya belajar di rumah maka jumlah paling besar didapat anak-anak belajar sendiri tanpa pendampingan siapa pun, bagi yang punya kakak maka tugas mendampingi anak-anak dalam belajar akan diganti oleh kakaknya, ada kalanya anak-anak dititipkan ke sanak saudaranya, bahkan juga anak dititipkan ke tetangganya. Ada pula yang diserahkan pendampingannya ke kakek atau neneknya. Tidak banyak anak yang mempunyai guru les atau ikut lembaga bimbingan di luar sekolah mengingat tingkat ekonomi saat ini yang kurang mendukung. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak yang belajar dari rumah dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh pihak sekolah atau pun guru dengan baik. Dalam hal ini pihak orang tua berusaha dengan maksimal mencari sumber belajar pendukung lainnya supaya anak-anak dapat menyerap materi pelajaran dengan baik. Untuk penggunaan perangkat teknologi anak-anak dapat mengoperasikan dengan baik seperti gadget, handphone, laptop atau pun yang lainnya. Dewasa ini perangkat tersebut bukan menjadi sesuatu yang baru, akan tetapi anak-anak sudah terbiasa mengoperasikan perangkat tersebut untuk bermain game dan browsing, bahkan anak-anak lebih paham dalam mengoperasikan perangkat teknologi dibanding dengan orang tuanya. 4% 31% 15% 2%0% 6% 42% Gambar 4. Grafik pendamping anak ketika orang tua tidak mendampingi Kakek/ Nenek Kakak Saudara Guru Les Asisten Rumah Tangga Tetangga Tidak ada pendamping 76% 9% 15% Gambar 5. Grafik pemahaman anak terhadap materi saat belajar di rumah Paham Tidak Mungkin 100% Gambar 6. Grafik penggunaan perangkat pembelajaran Bisa Tidak Mungkin Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 930 Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka 1. Informasi dan pemahaman orang tua seputar covid-19 Hampir semua orang tua mengetahui penularan covid-19 dapat terjadi melalui percikan ludah seseorang, cairan yang keluar dari mulut dan juga lubang hidung. Maka dari itu pentingnya penggunaan masker sebagai pelindung diri ketika melakukan interaksi dengan orang lain dan juga melakukan jaga jarak (social distancing). Secara umum pengetahuan orang tua cukup tinggi tentang tanda-tanda bahwa seseorang terjangkit covid-19, yaitu dengan disertai demam yang tinggi, batuk kering yang tak berkesudahan, rasa lelah dan letih di seluruh badan, sulit untuk bernapas, dan tidak dapat mencium bau serta yang lainnya. Informasi yang didapat oleh orang tua siswa tentang Orang Tanpa Gejala (OTG) dapat menularkan covid-19 cukup tinggi yaitu 83% dari keseluruhan responden, 14% lainnya menyatakan tidak tahu tentang orang yang tak bergajala pun dapat menularkan covid-19, sedang 3% menyatakan salah bila OTG dapat menularkan covid-19. 98% 2%0% Gambar 7. Grafik percikan ludah, cairan dari mulut dan hidung dapat menularkan covid-19 Benar Salah Tidak tahu 94% 2% 4% Gambar 8. Grafik Tanda terjangkit covid-19 : demam, batuk kering, rasa lelah, sulit bernapas Benar Salah Tidak tahu 83% 3% 14% Gambar 9. Grafik orang tanpa gejala (OTG) dapat menularkan covid -19 ke orang lain. Benar Salah Tidak tahu Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 931 Pemahaman orang tua siswa dalam upaya mencegah covid-19 adalah dengan menggunakan perangkat kesehatan seperti penggunaan masker ketika keluar rumah, penggunaan handsanitizer, dan juga kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, terbiasa melakukan jaga jarak (social distancing) ketika melakukan interaksi dengan orang lain. Dari data di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sebanyak 83% orang tua siswa mengetahui orang yang mempunyai penyakit penyerta (comorbidy) rentan terkena covid-19 dibanding dengan orang yang tidak mempunyai penyakit bawaan tersebut. Penyakit penyerta ini contohnya darah tinggi, diabetes, jantung, asma, dan sebagainya. Dengan demikian akan menjadi pertimbangan orang tua apabila anak-anaknya ada indikasi tersebut maka hendaknya mempertimbangkan dengan matang ketika anak-anaknya hendak berinteraksi dengan orang lain. 2. Kerentanan Anak Terhadap Covid-19 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa 98% orang tua yang anaknya tidak pernah terpapar covid, sedangkan jumlah anak yang pernah terpapar covid ada di angka 2% . Data ini menunjukkan bahwa saat ini kondisi anak dan keluarganya sehat dan dapat melakukan aktivitas sosial dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 100% 0% 0% Gambar 10. Grafik pencegahan covid-19 dengan perangkat kesehatan Benar Salah Tidak tahu 83% 2% 15% Gambar 11. Grafik penyakit penyerta lebih rentan terkena covid-19 Benar Salah Tidak tahu 98% 2% Gambar 12. Grafik anak tidak terpapar covid-19 Ya Tidak Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 932 Data di atas menunjukkan sarana transportasi yang digunakan oleh anak menuju ke sekolah relatif aman untuk anak melakukan jaga jarak dengan orang lain yaitu 87%, selebihnya sebanyak 13% menunjukkan bawhwa transportasi kurang memungkinkan untuk jaga jarak. Data terbesar menunjukkan bahwa anak sudah terbiasa mencuci tangan di bawah air mengalir minimal 20 detik untuk menjaga kesehatan dan mencegah terjangkit covid-19. Dari data di atas dapat dilihat bahwa kebiasaan menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah dan melakukan interaksi sosial dengan orang lain sudah bisa diterapkan dengan baik. Hal ini dilakukan dengan dengan penuh kesadaran karena memandang bahwa menggunakan masker adalah cara terbaik untuk melindungi diri dan orang lain. Dapat diambil sebuah kesimpulan dari data tersebut bahwa anak-anak sudah menerapkan etika batuk dengan baik dan benar, yaitu menutup dengan masker, menutup mulut dan hidung dengan lengan bagian dalam, menutup mulut dan hidung menggunakan tisu, dan membuang masker atau tisu ke tempat sampah. 87% 13% Gambar 13. Grafik transportasi dengan jaga jarak Ya Tidak 93% 7% Gambar 14. Grafik kebiasaan anak cuci tangan pakai sabun Ya Tidak 100% 0% Gambar 15. Grafik kebiasaan menggunakan masker Ya Tidak 93% 7% Gambar 16. Grafik kebiasaan menerapkan etika batuk dengan benar Ya Tidak Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 933 Data di atas mengisyaratkan bahwa anak sudah terbiasa menghindari kerumunan untuk mencegah terpapar covid-19. Gambaran yang bisa ditangkap dari data di atas adalah bahwa anak sudah terbiasa melakukan jaga jarak (social distancing) dengan orang lain ketika melakukan interaksi sosial di luar rumah. Wilayah tempat tinggal anak sebagian besar berada di zona hijau yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas sosial dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, menggunakan handsanitizer, cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, dan melakukan jaga jarak demi menjaga keselamatan bersama. Untuk informasi zona sekolah sendiri masih banyak orang tua yang masih kurang tahu bahwa di sekolah termasuk dalam kategori yang mana, namun begitu 35% mengetahui bahwa zona sekolah termasuk zona hijau dan 15% zona kuning yang memungkinkan orang untuk melakukan aktivitas sosialnya. 94% 6% Gambar 17. Grafik kebiasaan anak menghindari kerumunan Ya Tidak 98% 2% Gambar 18. Grafik kebiasaan menerapkan menjaga jarak Ya Tidak 48% 13% 11% 0% 28% Gambar 19. Grafik zona tempat tinggal anak Hijau Kuning Merah Hitam Tidak tahu 35% 15%9%0% 41% Gambar 20. Grafik zona sekolah Hijau Kuning Merah Hitam Tidak tahu Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 934 3. Faktor Orang Tua mengizinkan PTM Data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua mengizinkan anaknya melakukan PTM di sekolah karena orang tua mengetahui sanitasi sekolah yang cukup memadai untuk dilakukan PTM, yaitu antara lain seperti sarana toilet yang cukup memadai, tempat cuci tangan yang memenuhi standar, handsanitizer yang disediakan oleh pihak sekolah serta fasilitas lainnya yang menunjang. Orang tua memberikan kepercayaan yang maksimal kepada pihak sekolah untuk menyelenggarakan PTM, yaitu dilakukan tes suhu badan sebelum memasuki area sekolah, adanya pembatasan jumlah siswa, pencegahan dan antisipasi timbulnya kerumunan serta mengatur jarak tempat duduk antarsiswa, dan sudah dibentuk tim satgas covid-19 tingkat sekolah. Orang tua sudah mempertimbangkan dengan matang sarana transportasi yang aman dan memungkinkan untuk antar jemput anaknya yang melakukan kegiatan PTM. Mulai dari antarjemput kendaraan pribadi (mobil/ motor), sepeda, dan bagi yang tidak memungkinkan antarjemput menggunakan alternatif angkutan umum seperti jasa taksi, ojek online, dan yang lainnnya. Bagi yang rumahnya dekat maka dengan jalan kaki. 98% 2% Gambar 21. Grafik sanitasi sekolah memadai untuk PTM Ya Tidak 100% 0% Gambar 22. Grafik kepercayaan kepada pihak sekolah penerapan protokol kesehatan Ya Tidak 98% 2% Gambar 23. Grafik transportasi aman menuju sekolah Ya Tidak 91% 9% Gambar 24. Grafik mengejar materi yang tertinggal Ya Tidak Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 935 Data di atas menggambarkan bahwa sebagian besar orang tua masih khawatir akan materi yang diserap anaknya ketika belajar di rumah tidak bisa dikuasai secara maksimal. Sehingga ketika wacana untuk PTM mendapat sambutan yang cukup baik dari orang tua. Separuh lebih orang tua ketika mendampingi belajar anak di rumah tidak bisa maksimal, karena orang tua mempunyai kewajiban untuk mengurus rumah tangga yang cukup menyita waktu. Belum lagi ditambah bagi yang masih mempunyai anak kecil, maka waktu yang diluangkan untuk mendampingi belajar semakin sedikit. Untuk menghadapi PTM ini, orang tua berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan perlengkapan kesehatan, seperti handsanitizer, masker, tisu kering, tisu basah, dan perlengkapan lainnya yang menunjang. Untuk menghindari anak jajan di sekolah atau sekitarnya, maka orang tua bertekad akan membekali anak dengan makanan dan minuman sendiri dari rumah dengan alasan lebih higienis. Apalagi dalam kondisi masih pandemi seperti ini, kantin sekolah pun belum mulai beroperasi. Upaya orang tua dalam mempersiapkan anak PTM bukan hanya yang bersifat materi, akan tetapi memandang bahwa edukasi terhadap anak-anaknya akan pentingnya mencegah terpapar covid-19 menjadi hal yang harus dilakukan demi menjaga keselamatan anak 43% 57% Gambar 25. Grafik orang tua tidak memiliki waktu untuk mendampingi anak belajar Ya Tidak 100% 0% Gambar 26. Grafik persiapan perlengkapan kesehatan Ya Tidak 98% 2% Gambar 27. Grafik persiapan bekal makanan dan minuman dari rumah Ya Tidak 100% 0% Gambar 28. Grafik melakukan sosialisasi pencegahan covid-19 Ya Tidak Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 936 terutama ketika berada di lingkungan sekolah. Sementara orang tua tidak mendampingi anak- anaknya ketika PTM dilaksanakan. 4. Dukungan orang tua terhadap pencegahan covid-19 Sebanyak 96% orang tua menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan PTM, sedangkan 4% lainnya belum mendukung dilaksanakannya PTM ini. Dukungan tersbut dalam bentuk kesediaan orang tua untuk membersihkan sarana kebersihan, seperti toilet dan tempat cuci tangan, serta membersihkan ruang belajar. Selain itu orang tua juga bersedia untuk menyiapkan perlengkapan kesehatan, vitamin dan sejenisnya yang diperlukan. Pembahasan Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian orang tua melakukan proses pendampingan anaknya yang belajar di rumah sebesar 85%, bahkan ketika orang tua tidak dapat mendampinginya maka orang tua berusaha untuk mencarikan penggantinya, yaitu dari unsur kakak, saudara, kakek/ nenek, tetangga, atau pun guru lesnya, tetapi tidak ada yang menyerahkan pendampingan terhadap asisten rumah tangga. Sebanyak 76% anak dapat menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya, selebihnya anak masih memerlukan bimbingan yang lebih serius dan hal ini menjadi PR bersama antara pihak sekolah dan orang tua tentunya. Walaupun dinilai cukup berhasil dalam PJJ ini, akan tetapi pada intinya pembelajaran dengan jarak jauh dan tanpa tatap muka maka ilmu pengetahuan yang ditangkap oleh siswa lebih lama untuk dicerna (Purnami, 2020). Untuk penggunaan perangkat pembelajaran, semua anak sudah dapat mengoperasikannya dengan baik. Hal ini menandakan bahwa penguasaan informasi teknologi sudah mendukung untuk dilakukannya pembelajaran jarak jauh. Namun begitu, bukan berarti sudah sempurna, tetap saja ada kendala yang dihadapi, seperti jaringan internet yang kurang stabil dan masih ada masyarakat yang kurang dalam hal daya beli kuota untuk belajar, sehingga menghambat proses belajar mengajar jarak jauh. Senada dengan hal tersebut dikemukakan oleh (Mukhlison, 2021) ada beberapa kendala yang dihadapi selama PJJ, yaitu SDM yang terbatas, gadget yang terbatas, sulit dalam mengakses internet, listrik yang naik turun serta kuota yang kurang mencukupi dari orang tua. Informasi dan Pengetahuan Orang Tua Seputar Covid-19 Tabel 1. Pemahaman Orang Tua Terhadap Covid-19 No. Covid-19 Benar Salah Tidak Tahu 1. Penularan covid-19 melalui cairan hidung dan mulut 98% 2% 0% 2. Tanda terjangkit covid-19 : batuk, demam, dll 94% 2% 4% 3. OTG dapat menularkan Covid-19 83% 3% 14% 4. Pencegahan covid dengan perangkat kesehatan 100% 0% 0% 5. Penyakit penyerta lebih rentan covid-19 83% 2% 15% 96% 4% Gambar 29. Grafik dukungan terhadap pencegahan covid-19 Ya Tidak Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 937 Apabila dikalkulasi secara keseluruhan data tersebut maka dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang pemahaman orang tua terhadap covid-19 sangat tinggi yaitu mencapai 458%, sedangkan 9% belum memahami, dan sebanyak 33% tidak tahu. Berangkat dari pengetahuan orang tua tersebut, dapat menjadi dasar ketika orang tua mengizinkan anak- anaknya untuk melakukan kegiatan PTM yang bersifat terbatas ini, tentunya sudah dipertimbangkan dengan sangat matang akan dampak baik dan buruknya bagi anak. Orang tua dan steakholder yang ada diupayakan untuk memfungsikan tim satgas covid-19 sekolah (Widara, 2021) dengan harapan PTM berjalan dengan baik dan lancar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kerentanan Anak Terhadap Covid-19 Tabel 2. Kerentatan Anak Terhadap Covid-19 No. Kerentanan Anak Terhadap Covid-19 Ya Tidak 1. Anak tidak terpapar covid-19 98% 2% 2. Transportasi dengan jaga jarak 87% 13% 3. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun 93% 7% 4. Kebiasaan pakai masker 100% 0% 5. Kebiasaan menerapkan etika batuk dengan benar 93% 7% 6. Kebiasaan menghindari kerumunan 94% 6% 7. Kebiasaan jaga jarak (social distancing) 98% 2% Dari data tersebut apabila ditotal maka 663% anak sudah menerapkan upaya pencegahan terpapar covid-19, yaitu dengan menerapkan kebiasaan yang mendukung supaya tidak terserang covid-19, sedangkan 37% lainnya belum terbiasa menerapkan pola kebiasaan tersebut. Hal tersebut sejalan dengan (Septiani, 2020) tentang pencegahan terhadap virus corona yaitu : menggunakan masker, mencuci tangan, menutup mulut pada saat batuk dan bersin, menjaga jarak, dan istirahat yang cukup serta memakan makanan yang bergizi. Selain itu yang perlu dipertimbangkan adalah zona yang aman supaya anak benar-banar tidak rentan terhadap covid-19. Untuk zona wilayah tempat tinggal 48% berada di zona hijau dan 13% berada di zona kuning, zona merah sebesar 11% dan tidak ada yang berada di zona hitam, selebihnya tidak tahu berada di zona yang mana. Untuk zona sekolah menurut pengetahuan orang tua yaitu 35% berada di zona hijau dan 15% berada di zona kuning, 9% di zona merah, dan 0% zona hitam dan 41% tidak tahu. Untuk wilayah dengan zona hijau artinya masyarakat dapat melakukan aktivitas secara normal dengan protokol kesehatan, zona kuning dengan pembatasan aktivitas sosial serta zona merah dan hitam dengan protokol kesehatan yang sangat serius (Pasys, 2020). Artinya pada zona hijau dapat dilakukan aktivitas sosial dengan protokol kesehatan, pada zona kuning ruang gerak lebih terbatas lagi, sedangkan pada zona merah dan hitam maka lebih diperketat lagi aktivitasnya dengan protokol kesehatan yang lebih ketat pula. Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 938 Faktor Orang Tua Mengizinkan PTM Tabel 3. Faktor orang tua mengizinkan PTM No. Faktor Orang Tua Mengizinkan PTM Ya Tidak 1. Sanitasi sekolah 98% 2% 2. Kepercayaan kepada pihak sekolah 100% 0% 3. Transportasi yang aman 98% 2% 4. Mengejar materi yang tertinggal 91% 9% 5. Tidak ada waktu khusus untuk mendampingi anak 57% 43 6. Persiapan perlengkapan kesehatan 100% 0% 7. Persiapan bekal makanan dan minuman 98% 2% 8. Sosialisasi covid-19 100% 0% Data tersebut menunjukkan bahwa persiapan orang tua dalam memberikan izin kepada anak-anaknya yang akan melaksanakan kegiatan PTM ini cukup tinggi, yaitu apabila dijumlahkan mencapai 742%, sedangkan 58% masih ragu. Peran dan izin orang tua di sini sangat penting, karena faktor kesuksesan tidak hanya berada di pundak guru melainkan yang utama adalah orang tua (Badria et al., 2018). Anak yang akan melaksanakan PTM adalah anak yang mendapatkan izin dari orang tua, sedangkan yang tidak mendapatkan izin orang tua maka tidak diperkenankan melaksanakan PTM di lingkungan sekolah. Izin yang diberikan tentunya bukan hanya yang hitam di atas putih saja alias tertulis, melainkan kesedian orang tua dalam mempersiapkan hal-hal yang bersifat materi atau pun edukasi tentang covid-19 menjadi faktor yang penting demi terlaksananya PTM ini. Orang tua yang mendukung dilaksanakannya PTM sebanyak 94% dan 6% lainnya tidak merespon. Bentuk dukungan yang diberikan oleh orang tua yaitu kesediaannya untuk bekerja sama dengan pihak sekolah membersihkan sarana kesehatan, seperti toilet, tempat cuci tangan, menjaga kebersihan ruang belajar, dan juga dalam hal penyediaan vitamin serta pendukung lainnya. Tindakan yang seperti ini mereka lakukan demi menjaga lingkungan sekolah yang tetap bersih dan sehat supaya anak-anak mereka yang melaksanakan PTM dapat belajar dengan nyaman dan terhindar covid-19. Dalam kondisi pandemi seperti ini, orang tua berpikir bahwa menjaga kebersihan bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah saja, tetapi termasuk di dalamnya adalah orang tua siswa demi terciptanya sekolah yang sehat. SIMPULAN Dari uraian di atas dapat ditarik benang merah bahwa meskipun orang tua tidak lepas dari tanggung jawab ketika anaknya belajar di rumah, namun mereka sangat berharap anaknya akan memiliki pembimbing belajar yang benar-benar mumpuni di bidangnya, dalam hal ini adalah guru. Tidak bisa dipungkiri ketika anak belajar di rumah banyak sekali sumber belajar yang bisa didapatkan, apalagi di era 4.0 ini yang sangat canggih dan cepat dalam mencari berbagai informasi dengan gadget. Pendampingan yang diberikan orang tua terkadang tidak bisa maksimal, karena banyak kegiatan rumah tangga yang harus diselesaikan dalam waktu bersamaan. Wacana dibuka PTM tersebut memberikan angin segar bagi para orang tua untuk melihat kembali anaknya menemukan keceriaan belajar di lingkungan sekolah. Dengan demikian, kesiapan orang tua dalam menghadapi PTM pada masa pandemi covid-19 ini baik, yaitu ditunjukkan dengan berbagai persiapan yang matang dalam menyambut PTM. Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 939 Saran Penyelenggaraan PTM harus benar-benar memperhatikan zona wilayah, yaitu zona hijau dan di bawah pengawasan satgas covid-19 setempat karena menyangkut keselamatan bersama. DAFTAR RUJUKAN Akbar, K. R., Wilastiara, E. B., Noviyanti, R., Ardiani, R., & Sudinadji, M. B. (2021). ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT SELAMA PANDEMIC COVID-19 DAN NEW NORMAL. JIRA: Jurnal Inovasi Dan Riset Akademik, 2(1), 65–78. https://doi.org/10.47387/jira.v2i1.74 Badria, I. L., Fajarianingtyas, D. A., & Wati, H. D. (2018). PENGARUH PERAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA. LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, 8(1). https://doi.org/10.24929/lensa.v8i1.33 Gunadha, R., & Bhayangkara, | Chyntia Sami. (2020). 5 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Selama Pembatasan Sosial Berskala Besar. Suara.Com. https://www.suara.com/news/2020/04/01/152754/5-hal-yang-tak-boleh-dilakukan- selama-pembatasan-sosial-berskala-besar?page=all Helaluddin, H. (2018). Mengenal Lebih Dekat dengan Pendekatan Fenomenologi: Sebuah Penelitian Kualitatif. https://www.researchgate.net/publication/323600431_Mengenal_Lebih_Dekat_deng an_Pendekatan_Fenomenologi_Sebuah_Penelitian_Kualitatif Jamilah, J. (2020). KESIAPAN ORANG TUA DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Autentik : Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 3(2), 86– 96. https://doi.org/10.36379/autentik.v3i2.37 Kemdikbud. (2020). Kemendikbud Terbitkan Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/kemendikbud-terbitkan- pedoman-penyelenggaraan-belajar-dari-rumah Kompas. (2021a, March 25). Pembelajaran Tatap Muka Disiapkan, Aturannya, hingga Rencana Uji Coba di DKI. https://nasional.kompas.com/read/2021/03/25/08542911/pembelajaran-tatap-muka- disiapkan-aturannya-hingga-rencana-uji-coba-di-dki?page=all Kompas. (2021b). Beragam Respons Wali Murid di Kota Tangerang soal Wacana Belajar Tatap Muka Juli Mendatang. https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/04/20315811/beragam-respons-wali- murid-di-kota-tangerang-soal-wacana-belajar-tatap?page=all. Kurniawan, A. (2021). 26 Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Pendidikan Dan Daftar Pustakanya. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-belajar/ Kusuma, N. A., Irhandayaningsih, A., & Kurniawan, A. T. (2015). ANALISIS PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN (Studi Kualitatif Siswa Tunarungu SD Kelas V di SLB Negeri Semarang). Mukhlison. (2021). KENDALA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DAN SOLUSINYA. https://www.stit-alkifayahriau.ac.id/kendala-pembelajaran-jarak-jauh-dan-solusinya/ Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.181 940 Nurfatimah, N., Hamdian Affandi, L., & Syahrul Jiwandono, I. (2020). Analisis Keaktifan Belajar Siswa kelas Tinggi di SDN 07 Sila pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 145–154. https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.130 Nurgesang, F. A., Wicaksono, A. B., Dhewanto, S. A., & Suryawan, D. (2019). Integrasi kuliah tatap muka dan praktikum untuk mengoptimalkan sistem pembelajaran pada mata kuliah gambar manufaktur. Refleksi Pembelajaran Inovatif, 1(2). https://doi.org/10.20885/rpi.vol1.iss2.art7 Pasys, R. (2020). Apa itu Zona Hijau, Zona Merah Hingga Zona Hitam Terkait Virus Corona? https://kids.grid.id/read/472179856/apa-itu-zona-hijau-zona-merah-hingga- zona-hitam-terkait-virus-corona?page=all Prabawati, A. (2020). Pembuatan Piranti Kehidupan Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19. Majalah Ilmiah Pelita Ilmu, 3(1), 75. https://doi.org/10.37849/mipi.v3i1.194 Purnami, P. (2020). DAMPAK LAIN CARA BELAJAR TANPA TATAP MUKA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SD. Jurnal Ilmiah WUNY, 2(2). https://doi.org/10.21831/jwuny.v2i2.34683 Septiani, A. (2020). Bagaimana Cara Mencegah dan Menghindari Virus Corona? https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5048106/bagaimana-cara-mencegah- dan-menghindari-virus-corona Sugianto, O. (2020, April 13). Penelitian Kualitatif, Manfaat dan Alasan Penggunaan. https://binus.ac.id/bandung/2020/04/penelitian-kualitatif-manfaat-dan-alasan- penggunaan/ Utami, F. A. (2020). Apa Itu Pandemi? https://www.wartaekonomi.co.id/read276620/apa-itu- pandemi Widara, K. A. (2021, June 14). Dukungan Orang Tua Sangat Dibutuhkan Pada Praktek PTM Terbatas di Sekolah. Okezone. https://news.okezone.com/read/2021/06/14/1/2424780/dukungan-orang-tua-sangat- dibutuhkan-pada-praktek-ptm-terbatas-di-sekolah Wulan sari, P. O. (2018). HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP KESIAPAN BELAJAR SISWA DAN PRESTASI BELAJAR. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 18(1), 85. https://doi.org/10.24036/fip.100.v18i1.301.000-000