Microsoft Word - 03-Johanes.doc Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 941 Received : 12-05-2021 Revised : 15-06-2021 Published : 29-07-2021 Mengatasi Perilaku Membolos Melalui Konseling Individual dengan Pendekatan Behavior Teknik Self Management Johanes Mardijono SMA Negeri 15 Surabaya, Indonesia maret66@yahoo.co.id Abstrak: Perilaku membolos merupakan perilaku tidak masuk sekolah, meninggalkan sekolah ataupun jam pelajaran sebelum usai yang dilakukan tanpa mendapatkan izin dari sekolah yang dapat disebabkan karena faktor pribadi, keluarga, ataupun sekolah. Fenomena yang ada pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 15 surabaya menunjukkan terdapat beberapa siswa yang melakukan perilaku membolos yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui konseling individual menggunakan pendekatan behavior dengan teknik self management dapat mengatasi perilaku membolos pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 15 surabaya. Jenis penelitian adalah pre eksperiment dengan desain penelitian one group pre test-post test design. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS SMA Negeri 15 surabaya yang memiliki tingkat perilaku membolos yang tinggi. Pemilihan subjek dilakukan melalui rekomendasi dari guru pembimbing dan terjaring 6 siswa, diantaranya adalah GP, NR, ES, JP, EF dan DG. Metode pengumpulan data menggunakan inventori. Analisis data menggunakan teknik analisis data deskriptif persentase dan uji wilcoxon. Hasil pre test menunjukkan terdapat 6 siswa yang memiliki perilaku membolos dengan kategori tinggi. Setelah dilakukan konseling menggunakan pendekatan behavior dengan teknik self management, 6 siswa tersebut menunjukkan hasil pos test yang menurun yaitu perilaku membolos berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil pre test dan post test yang ada menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa kelas X IPS SMA Negeri 15 surabaya yang mengalami penurunan perilaku membolos setelah dilakukan konseling individual menggunakan pendekatan behavior dengan teknik self management. Berdasar hasil penelitian, peneliti memberikan saran : a) Untuk pihak sekolah, diharapkan tidak menggunakan tindakan kekerasan ataupun hukuman untuk mengatasi masalah perilaku membolos, b) bagi guru pembimbing, diharapkan dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling terutama layanan konseling individual menggunakan pendekatan behavior dengan teknik self management sebagai upaya dalam mengatasi perilaku membolos. Kata kunci: perilaku membolos; konseling individual; pendekatan behavior; teknik self management Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 942 PENDAHULUAN Sekolah merupakan bagian dari pendidikan. Di sekolah inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan inti dalam pendidikan di sekolah. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan belajar mengajar ini juga proses transfer dan transformsi ilmu pengetahuan dapat diberikan kepada peserta didik. Seperti halnya yang dikatakan oleh Suryosubroto, kegiatan belajar mengajar merupakan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Komponen inti dalam kegiatan belajar mengajar adalah guru dan peserta didik. Proses belajar mengajar dapat terlaksana apabila kedua komponen tersebut ada. Jika salah satu komponen tidak hadir maka proses belajar mengajar tersebut tidak akan terjadi. Sehingga proses transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik tidak dapat dilakukan. Melihat pandangan diatas tentunya dapat diketahui bahwa kehadiran komponen inti dalam proses kegiatan belajar mengajar sangatlah penting. Namun, melihat fenomena dilapangan saat ini menunjukkan hal berbeda. Saat ini banyak ditemukan sekali salah satu komponen inti dari kegiatan belajar mengajar tidak hadir dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu contoh bentuk persoalan tersebut adalah perilaku membolos siswa. Saat ini banyak sekali ditemukan siswa yang tidak hadir mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah pada saat jam pelajaran. Sering kali pada saat jam pelajaran mereka terlihat bermain di tempat sekitar sekolah seperti kantin, dan ditempat diluar sekolah seperti dirental play station ataupun mall. Membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau diatasi dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Di negara yang disebut dengan “Negara Adi Kuasa” Amerika Serikat, membolos adalah masalah yang mulai meresahkan, karena menurut beberapa penelitian perilaku membolos sangat dipercaya sebagai prediktor munculnya perilaku delinkuen pada remaja (studi mencatat 75-85% pelaku kenakalan remaja adalah yang suka membolos atau sangat sering absen dari sekolah). Di Amerika Serikat, siswa yang membolos disebut sebagai person in need of supervision (PINS) atau orang yang membutuhkan pengawasan (Sugiman, 2017). Secara akademi siswa yang ke sekolah tetapi sering membolos akan menanggung resiko kegagalan dalam belajar. Selain itu bagi siswa yang gemar membolos dapat terlibat dengan hal-hal yang cenderung merugikan, mulai dari pencandu narkotika, pengagum freesex dan mengidolakan tindak kekerasan atau dengan istilah lain adalah tawuran. Fenomena membolos ini juga terjadi di SMA Negeri 15 Surabaya. Menurut keterangan yang diperoleh dari guru bimbingan konseling fenomena membolos di SMA Negeri 15 Surabaya banyak terjadi pada kelas X IPS. Dari keterangan guru bimbingan konseling diketahui bahwa pada tahun ajaran 2019/2020 jumlah siswa yang membolos setiap harinya mencapai klo dirata-rata pada kisaran 6 siswa. Jika dihitung secara kasar maka setiap minggunya jumlah siswa yang membolos adalah 30 siswa. Sedang setiap bulannya jumlah siswa yang membolos adalah 120 siswa. Dari seluruh siswa yang membolos tersebut terdapat enam siswa yang mempunyai persentase membolos paling tinggi Teknik konseling yang digunakan dalam mengatasi perilaku membolos dalam konseling behavior ini adalah tekhnik self management. Self management adalah suatu strategi pengubahan perilaku yang dalam prosesnya individu mengarahkan perilakunya sendiri dengan Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 943 suatu teknik yaitu teknik self management meliputi pemantauan diri (self-monitoring), reinforcement yang positif (self-reward), perjanjian dengan diri sendiri (self-contracting), dan penguasaan terhadap ransangan (stimulus control). Terkait dengan kasus perilaku membolos, dalam teknik self management guru pembimbing berperan membantu siswa agar mereka dapat mengembangkan potensi dan memecahkan setiap masalahnya dengan mengimplementasikan seperangkat prinsip atau teknik tersebut. Penerapan teknik self management dengan mengkombinasikan teknik biasanya lebih berguna dari pada menggunakan satu teknik saja. Ada tiga teknik yang fisibel untuk diterapkan dalam melakukan strategi pengelolaan diri, yaitu: pantau diri (self-monitoring), kendali stimulus (stimulus control), dan ganjar diri (self-reward). Dalam upaya mengurangi perilaku membolos kali ini akan digunakan kombinasi teknik yaitu menggunakan teknik pemantauan diri dan kendali stimulus dengan tujuan agar lebih efektif (Kisrini, 2020). Pemantauan diri (self-monitoring) merupakan proses dimana siswa yang membolos diminta mengamati dan mencatat segala sesuatu tentang dirinya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Proses pemantauan diri digunakan siswa untuk mengumpulkan base line data mengenai perilaku membolos dalam suatu proses treatment. Pemantauan diri juga dapat menghasilkan perubahan, ketika siswa mengumpulkan data tentang dirinya, data tersebut dapat mempengaruhi perilakunya lebih lanjut. Membolos merupakan perilaku yang melanggar norma-norma sosial sebagai akibat dari proses pengondisian lingkungan yang buruk. Dalam hal ini untuk mengurangi perilaku membolos maka proses pengondisian lingkungan yang buruk tersebut harus mengalami perubahan. Hal tersebut dapat dilakukan melaui kendali stimulus. kendali stimulus (stimulus control) merupakan penataan kembali atau memodifikasi lingkungan sebagai isyarat kasus atau antiseden atas respon tertentu. Untuk mengurangi perilaku membolos isyarat khusus yang merupakan anteseden bagi perilaku membolos harus dikurangi frekuensinya, ditata kembali, atau diubah waktu dan tempat kejadiannya. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas yang sangat menarik untuk diteliti, maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai “Mengatasi Perilaku Membolos melalui Konseling Individual menggunakan Pendekatan Konseling Behavior dengan Teknik Self- Management pada Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 15 Surabaya” METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan konseling individu melalui pendekatan behavior dengan teknik self management dalam mengatasi perilaku membolos siswa. Metode eksperimen yaitu, ”suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara 2 faktor yang sengaja ditimbulkan peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor- faktor lain yang bisa mengganggu” (Putra, 2020) . Dengan cara ini peneliti sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk mengatasi perilaku membolos siswa menggunakan konseling indivisdu melalui pendekatan behavior dengan teknik self management kemudian peneliti bermaksud untuk mengetahui bagaimana akibat yang ditimbulkan. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Pre Eksperiment Design. Penelitian ini juga biasa disebut dengan istilah Quasi Eksperiment atau eksperimen pura- Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 944 pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu (Arikunto, 2019) Desain penelitian yang digunakan adalah pre test dan post test group. Dalam desain penelitian ini didalamnya melakukan 2 kali observasi (pengukuran) yaitu sebelum treatmen dan sesudah treatmen. Observasi (pengukuran) sebelum treatmen O1 disebut pre test dan observasi (pengukuran) sesudah treatmen O2disebut post test. Perbedaan antara O1 dan O2 (O1-O2) diasumsikan sebagai efek dari treatment. Tahap pertama Pre-test Tujuan dari pre-test dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku membolos siswa kelas X IPS SMA Negeri 15 surabaya sebelum diberikan perlakuan. Pre-test ini diberikan kepada 6 orang dari siswa kelas X IPS yang sebelumnya telah di seleksi terlebih dahulu. Setelah diberi pre-test kemudian dari 6 siswa tersebut diberikan konseling individual dengan pendekatan behavior melalui teknik self management. Tahap kedua Pemberian Treatment Rencana pemberian treatment dalam penelitian diberikan kepada beberapa orang klien atau siswa yang telah dipilih. Selanjutnya dengan menggunakan konseling individu melalui pendekatan behavior dan teknik se lf-management nperilaku membolos akan diatasi. Rencana pemberian treatment akan dilakukan minimal 6 kali pertemuan. Dengan rencana pertemuan sebagai berikut: Tabel 1. Rencana Pertemuan Konseling Individual No Pertemuan Kegiatan Waktu 1 I Assesment 30 – 45 menit 2 II Assesmen Tahap 2 30 – 45 menit 3 III Goal Setting 30 – 45 menit 4 IV Teknik Implementasi 30 – 45 menit 5 V Teknik Implementasi Tahap 2 30 – 45 menit 6 VI Evaluasi dan terminasi 30 – 45 menit Tabel 2. Rancangan Treatmen yang akan diberikan No TAHAPAN KEGIATAN 1. Assesmen a Mempersilahkan klien menceritakan permasalahannya Dalam hal ini, permasalahan yang akan dibahas adalah permasalahan klien yang melakukan perilaku membolos b Mengidentifikasi perilaku yang bermasalah Perilaku yang bermasalah sudah ditemukan sebelumnya pada tahap pre test yaitu perilaku membolos c Mengklarifikasi perilaku yang bermasalah Mengklarifikasi apakah hasil wawancara yang didapatkan sesuai dengan keadaan klien yang sesungguhnya. d Mengidentifikasi peristiwa yang mengawali dan menyertai perilaku bermasalah Mengidentifikasi hal apa yang menjadi alasan klien berperilaku membolos e Mengidentifikasi intensitas perilaku bermasalah Mengidentifikasi berapa kali klien melakukan perilaku membolos f Mengidentifikasi perasaan klien saat menceritakan perilaku bermasalah Menanyakan perasaan klien pada saat menceritakan permasalahan tentang perilaku membolosnya g Merangkum pembicaraan klien - h Menemukan inti masalah Menemukan inti masalah mengapa klien melakukan perilaku membolos i Mengidentifikasi hal-hal yang menarik dalam kehidupan klien Memberikan gambaran tentang manfaat berperilaku disiplin dan tidak membolos Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 945 2. Goal Setting a Menentukan tujuan konseling Tujuan dalam hal ini adalah mengatasi perilaku membolos. Dalam hgal ini adalah teratasinya perilaku membolos yang dilakukan klien. b Mempertegas tujuan yang ingin dicapai Mempertegas bahwa tujuan dalam konseling ini adalah untuk teratasinya perilaku membolos yang dilakukan klien c Meyakinkan klien bahwa praktikan ingin membantu klien dalam mencapai tujuan konseling Meyakinkan bahwa praktikan ingin membantu klien untuk mengatasi perilaku membolosnya d Membantu klien memandang masalahnya dengan memperhati kan hambatan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai Membantu klien dalam memandang perilakunya serta membantu klien dalam menemukan dan mengatasi hambatan yang dihadapinya dalam mencapai tujuan konseling E Merinci tujuan menjadi sub tujuan yang berurutan dan operasional Sub tujuan: mengurangi perilaku membolos Klien 3 Teknik Implementasi a Menentukan teknik konseling Menentukan teknik konseling yang akan digunakan dalam mengurangi perilaku membolos yaitu menggunakan teknik Self management b Menyusun prosedur perlakuan sesuai dengan teknik yang diterapkan Prosedur perlakuan teknik: 1.Mengajarkan kepada klien bagaimana mengisi lembar Se lf 2.Meminta klien untuk mengisi lembar Self management sesuai dengan apa yang menjadi tujuan konseling 3.Meminta klien untuk melakukan apa yang telah ia tulis dalam lembar Self management c Melaksanakan prosedur perlakuan sesuai dengan teknik yang diterapkan Melakukan prosedur Self management sesuai dengan apa yang telahdirencanakan 4 Evaluasi-Terminasi a Menanyakan dan mengevaluasi apa yang akan dilakukan klien setelah diberikan treatment. Menanyakan kepada klien bagaimana perasaan klien setelah mendapatkan treatment serta menanyakan rencana atau tindakan yang akan dilakukan b Membantu klien mentransfer apa yang dipelajari kedalam tingkah laku klien Meminta klien untuk benar-benar melakukan apa yang ia tulis dalam lembar Self management, agar tujuan konseling benar-benar dapat tercapai c Mengeksplorasi kemungkinan kebutuhan konseling tambahan Membuat kesepakatan dengan klien untuk mengadakan konseling lanjutan d Membahas tugas-tugas yang harus dilakukan pada pertemuan selanjutnya Memberikan tugas kepada klien untuk tetap melakukan tugas dalam lembar self managementdan melaporkan perubahan yang terjadi e Mengakhiri proses konseling Mengakhiri proses konseling Sumber : Tahapan Konseling Behavior Tahap pertama Post-test Dalam kegiatan ini peneliti memberikan Inventory perilaku membolos kembali kepada klien setelah pemberian treatment. Setelah itu membandingkan prosentase hasil dari Inventori perilaku membolos antara sebelum dan sesudah pemberian treatment (Suwardi et al., 2020). Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 946 Metode dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada subyek penelitian untuk dijawab. Instrumen kuesioner dalam penelitian ini yaitu inventori tentang perilaku membolos Sedangkan sebagai alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah inventori perilaku membolos. Inventori adalah sebuah daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk menggali dan mengungkap pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang, yang menyangkut keadaan pribadi individu, seperti: sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan, kondisi rumah dan keluarga, dan lain-lain. Inventori ini bisa dirancang untuk fokus kepada satu aspek tunggal perilaku klien, atau bisa dikonstruksi secara luas untuk mencerminkan jangkauan karakteristik. Dalam penelitian ini, inventoridirancang untuk satu aspek tunggal perilaku klien, yaitu perilaku membolos. Adapun Kriteria penilaian dalam instrument ini adalah: Tabel 3. Alternatif Jawaban Inventori No. Alternative Jawaban Skor 1 Sangat Sering 4 2 Sering 3 3 Jarang 2 4 Tidak Pernah 1 HASIL Penelitian dengan judul “mengatasi perilaku membolos melalui konseling individual menggunakan pendekatan Behavior dengan teknik self management pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 15 surabaya” dilaksanakan pada bulan oktober–november tahun 2019. Sebelum melaksanakan konseling, terlebih dahulu dilaksanakan seleksi subyek. Subyek penelitian diperoleh melalui konsultasi dengan guru pembimbing dan rekap absen. Hasil dari seleksi subyek diperoleh enam subyek penelitian yang memiliki intensitas perilaku membolos tinggi. Siswa tersebut adalah GP, NR, ES, JP, EF dan DG. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya mengatasi perilaku membolos melalui konseling individual menggunakan pendekatan Behavior dengan teknik self management pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 15 surabaya. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka untuk mempermudah dan memperjelas penjabarannya, dalam penelitian ini akan dipaparkan hasil penelitian meliputi (a) gambaran masalah perilaku membolos sebelum memperoleh layanan konseling individual pendekatan Behavior dengan teknik self management, (b) gambaran masalah perilaku membolos setelah memperoleh layanan konseling individual pendekatan Behavior dengan teknik self management, (c) Perbandingan masalah perilaku membolos antara sebelum dan sesudah memperoleh konseling individual pendekatan Behavior dengan teknik self management, (d) Perkembangan masalah perilaku membolos setelah konseling individual pendekatan Behavior dengan teknik self management. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui deskripsi perilaku membolos sebelum memperoleh konseling individual pendekatan behavior teknik self management, maka akan diuraikan terlebih dahulu hasil pre test perilaku membolos subjek penelitian sebelum diberikan treatment pada tabel 4. Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 947 Tabel 4. Hasil Pre Test Tingkat Perilaku Membolos Siswa Sebelum Mengikuti Konseling Individual Pendekatan Behavior Dengan Teknik Self Management No Klien Presentasi Kriteria 1 K1 79 % Timggi 2 K2 70 % Timggi 3 K3 86 % Sangat Timggi 4 K4 71 % Timggi 5 K5 81 % Timggi 6 K6 69 % Timggi Rata - rata 76 % Timggi Gambaran perilaku membolos siswa sebelum diberikan konseling individual pendekatan Behavior teknik self management lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut : Gambar 1. Grafik hasil Pre-Test Tingkat Perilaku Membolos Siswa Sebelum Mengikuti Konseling Individual Pendekatan Behavior Dengan Teknik Self Management Setelah dilaksanakan layanan konseling individual menggunakan pendekatan behavior dengan teknik self management kepada subjek penelitan, selanjutnya dilakukan post test untuk mengetahui tingkat perilaku membolos siswa. Hasil post test selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Post Test Perilaku Membolos Siswa Setelah Mengikuti Konseling Individual Pendekatan Behavior Dengan Teknik Self Management No Klien Presentasi Kriteria 1 K1 47 % Rendah 2 K2 44 % Rendah 3 K3 46 % Rendah 4 K4 39 % Rendah 5 K5 45 % Rendah 6 K6 40 % Rendah Rata - rata 43,5 % Rendah Gambaran perilaku membolos siswa setelah diberikan konseling individual pendekatan Behavior teknik self management lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut : Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 948 Gambar 2. Grafik hasil Post Test Tingkat Perilaku Membolos Siswa Sebelum Mengikuti Konseling Individual Pendekatan Behavior Dengan Teknik Self Management Perubahan Perilaku Membolos Siswa antara Sebelum dan Sesudah Memperoleh Konseling Individual Pendekatan Behavior Teknik Self Management Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, akan dipaparkan perubahan perilaku membolos anatara sebelum dan setelah dilakukan layanan konseling individual pendekatan Behavioral dengan teknik self management. Berikut perbedaan antara hasil pre test dan post test perilaku membolos siswa. Tabel 6. Perbedaan Perilaku Membolos Sebelum Dan Setelah Mengikuti Konseling Individual Pendekatan Behavior Teknik Self Management. No Klien Pre Test Poszt Test Penurunan % Persentasi % Kriteria Persentasi % Kriteria 1 K-1 79 % Tinggi 47 % Rendah 32 % 2 K-2 70 % Tinggi 44 % Rendah 26 % 3 K-3 86 % Sangat Tinggi 46 % Rendah 40 % 4 K-4 71 % Tinggi 39 % Rendah 32 % 5 K-5 81 % Tinggi 45 % Rendah 36 % 6 K-6 69 % Tinggi 40 % Rendah 29 % Rata - rata 76 % Tinggi 43,5 % Rendah 32,5 % Perbedaan perilaku membolos siswa antara sebelum dan sesudah mengikuti konseling individual pendekatan Behavior teknik self management lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 3. Gambar 3. Persentase Perilaku Membolos Antara Sebelum Dan Setelah Mengikuti Konseling Individual Pendekatan Behavior Teknik Self Management Pre Test Post Test Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 949 PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan table 4.1 dan gambaran grafik 4.1 dapat disimpulkan bahwa persentase perilaku membolos sebelum mendapatkan treatment rata-rata adalah 76%, yang termasuk dalam kategori tinggi. Tingginya presentase rata-rata hasil pre test sebelum mengikuti kegiatan konseling Behavior dengan teknik self management dapat dimaknai bahwa faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku membolos juga tinggi. Perilaku membolos merupakan perilaku tidak masuk sekolah, meninggalkan sekolah dan meninggalkan pelajaran sebelum usai yang disebabkan karena faktor pribadi, sekolah dan keluarga. Dengan tingginya presentase yang dimiliki oleh setiap klien pada hasil pre test, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor pribadi, sekolah dan keluarga yang menjadi penyebab munculnya perilaku membolos siswa juga sangat tinggi. Berdasarkan hasil table diatas dapat diketahui bahwa tiap aspek penyebab perilaku membolos memilki presentase yang berbeda-beda. Namun aspek- aspek peneyebab perilaku membolos tersebut masuk dalam katergori tinggi. Aspek pribadi memperoleh presentase paling tinggi yaitu sebesar 82,7% yang masuk dalam kategori tinggi. Persentase tersebut dapat dimakanai bahwa sebagian besar perilaku membolos yang dilakukan oleh klien dilatar belakangi karena masalah pribadi. Masalah pribadi tersebut seperti merasa gagal dalam belajar, kurang minat terhadap pelajaran, dan tidak mengerjakan PR. Pada aspek sekolah memperoleh presentase sebesar 78,2% yang juga masuk dalam kategori tinggi. Persentase tersebut dapat dimakanai bahwa perilaku membolos yang dilakukan oleh klien dilatar belakangi karena masalah sekolah seperti tidak senang dengan sikap guru, merasa kurang mendapat perhatian dari guru, dan terpengaruh oleh teman. Sedang pada aspek keluarga memperoleh presentase paling rendah yaitu 72,7% yang masuk dalam kategori tinggi. Persentase tersebut dapat dimaknai bahwa perilaku membolos yang dilakukan oleh klien dilatar belakangi karena masalah keluarga. Masalah keluarga yang menjadi penyebab perilaku membolos antara lain adalah kurang mendapat perhatian dari orang tua, orang tua yang terlalu memanjakan anak, orang tua bersikap keras terhadap anak, dan ekonomi keluarga yang rendah. Berdasarkan perhitungan hasil post test pada tabel 4.2 dan grafik 4.2 maka dapat disimpulkan bahwa perilaku membolos pada 6 klien siswa kelas X IPS SMA Negeri 15 Surabaya setelah mendapatkan treatment konseling individual pendekatan Behavior teknik self management diperoleh persentase rata-rata 43.5% yang termasuk dalam kategori rendah. Rendahnya persentase rata-rata hasil pre test tersebut dapat dimaknai bahwa terjadi penurunan pada faktor penyebab timbulnya perilaku membolos yang dilakukan oleh klien. Dari hasil table dan grafik juga diketahui bahwa keenam klien rata-rata mengalami penurunan persentase yang masuk dalam kategori rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada setiap klien telah terjadi penurunan terhadap permasalahan faktor penyebab timbulnya perilaku membolos. Dengan demikian hasil post test diketahui bahwa selain terjadi penurunan pada keseluruhan tingkat perilaku membolos juga terdapat penurunan pada tiap aspek penyebab perilaku membolos. Berikut hasil pot test tiap aspek peneyebab perilaku membolos setelah memperoleh layanan konseling individual pendekatan Behavior dengan teknik self management. Bila merujuk tabel 4.1 dan grafik 4.1 dan dibandingkan dengan tabel dan grafik 4.2, maka dapat diketahui bahwa tiap aspek perilaku membolos mengalami penurunan dan rata- rata masuk dalam katergori rendah. pada aspek pribadi rata-rata klien memperoleh presentase sebesar 48,3% yang masuk dalam kategori rendah. Persentase tesebut dapat dimaknai bahwa Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 950 telah terjadi penurunan pada permasalahan aspek pribadi yang menjadi penyebab timbulnya perilaku membolos seperti merasa gagal dalam belajar, kurang minat terhadap pelajaran, dan tidak mengerjakan PR. Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.3 diketahui bahwa keseluruhan klien penelitian mengalami penurunan nilai yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari perbandingan antara hasil pre test dan post test responden. Persentase rata-rata perilaku membolos klien sebelum mendapatkan treatment dengan konseling individual pendekatan Behavior teknik self management adalah 76% dan termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek penyebab timbulnya perilaku membolos juga masih tinggi. Sedangkan persentase rata-rata perilaku membolos setelah mendapatkan treatment dengan dengan konseling individual pendekatan Behavior teknik self management berubah menjadi 43,5% dan termasuk dalam kategori rendah. Secara keseluruhan penurunan rata-rata perilaku membolos antara sebelum dan setelah mendapatkan treatment adalah sebesar 32,5%. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan hasil penelitian dengan judul mengatasi perilaku membolos melalui konseling individual menggunakan pendekatan behavior dengan teknik self management siswa kelas X IPS SMA Negeri 15 Surabaya, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Perilaku membolos GP, NR, ES, JP, EF dan DG sebelum mendapatkan treatment termasuk dalam kateori tinggi. Hasil pre-test menunjukkan persentase rata-rata perilaku membolos sebelum mengikuti konseling individual pendekatan Behavior dengan teknik Self Management sebesar 76 % yang termasuk dalam kategori tinggi. (2) Perilaku membolos GP, NR, ES, JP, EF dan DG setelah mendapatkan treatment mengalami penurunan dan masuk dalam kateori rendah. Hasil post-test menunjukkan persentase rata-rata perilaku membolos setelah mengikuti konseling individual pendekatan Behavior dengan teknik Self Management adalah sebesar 43,5 % yang termasuk dalam kategori rendah. (3) Terdapat perubahan yang positif yaitu berupa penurunan yang signifikan pada perilaku membolos setelah diberi layanan konseling individual dengan pendekatan Behavior melalui teknik self management. Hal ini terbukti dari hasil uji wilxocon didapatkan Z hitung sebesar 2.20 dibandingkan dengan Z tabel dengan taraf signifikansi 0,025% dengan nilai Z tabel sebesar 1.96. Jadi hipotesis penelitian ini diterima. Maka dengan demikian layanan konseling individual dengan pendekatan behavioral melalui teknik self management dapat mengatasi perilaku membolos. DAFTAR RUJUKAN Arikunto. (2019). Metodelogi Penelitian, Suatu Pengantar Pendidikan. In Rineka Cipta, Jakarta. Kisrini, E. (2020). Upaya Peningkatan Kedisiplinan Siswa Masuk Kelas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Behavioral. JCOSE Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 2(02). https://doi.org/10.24905/jcose.v2i02.54 Putra, A. (2020). METODE KONSELING INDIVIDU DALAM MENGATASI BOLOS SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMPN 3 LENGAYANG SUMATERA BARAT. Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam, 16(2), 112–126. Sugiman, A. M. R. (2017). Perilaku Menyimpang Sisawa SMA (studi eksplorasi peta dan faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang) di SMA Negeri Jumapolo. Academy Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.182 951 of Education Journal, 8(2), 174–199. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Suwardi, S., Suyatno, S., & Arikunto, S. (2020). The Effectiveness of a Collaborative Academic Supervision Model of Principal and Senior Teachers in Improving Junior Teachers’ Academic Supervision Competence. Universal Journal of Educational Research, 8(12A). https://doi.org/10.13189/ujer.2020.082503