Microsoft Word - 08-Wiragunawan.docx Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1016 Received : 23-05-2021 Revised : 22-06-2021 Published : 29-07-2021 Penerapan Model Tutor Sebaya Berbantuan Media Presentasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa I Gusti Ngurah Wiragunawan SMKN 1 Kuta Selatan, Indonesia wiragunawan.ajar@gmail.com Abstrak: Penelitian dilaksanakan dalam rangka memperbaiki hasil belajar dan aktivitas siswa dalam memahami pelajaran Housekeeping melalui penerapan tutor sebaya dan dikombinasikan dengan media Power Point. Setting penelitian dilakukan di kelas XIIPH6 SMK Negeri 1 Kuta Selatan semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Pelaksanaan pengambilan data menggunakan instrumen lembar evaluasi dan observasi unjuk kerja, serta lembar observasi aktivitas belajar. Sedangkan Teknik analisis datanya dilakukan secara kuantitatif dengan membandingkan hasil belajar dan aktivitas siswa sebelum menerapkan model tutor sebaya dengan setelah menggunakan model tutor sebaya. Adapun hasil penelitian yang didapat antara lain : (1) Hasil belajar yang meningkat dimana hasil Siklus ke I yaitu 76,58 untuk nilai pengetahuan, 74,05 untuk nilai keterampilan, dan 75,32 untuk untuk nilai rata – rata. Ketuntasan klasikal 72,97% untuk pengetahuan, 70,27 untuk keterampilan, dan 70,27 untuk nilai gabungan rata – rata. Setelah Siklus ke II hasil belajar bertambah menjadi 82,03 untuk pengetahuan, 80,85 untuk nilai keterampilan, dan 81,39 untuk nilai rata – rata. Ketuntasan klasikal sebesar 91,89% untuk semua aspek nilai. (2) Peningkatan aktivitas belajar dengan rata – rata 12,68 (Cukup Aktif) setelah tindakan Siklus ke I dan 14,16 (Aktif) setelah dilakukan tindakan Siklus ke II. Kata Kunci: tutor sebaya; hasil belajar; aktivitas belajar; power point Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1017 PENDAHULUAN Proses belajar yang mengacu pada kurikulum saat ini adalah berpusat pada siswa dimana mereka dapat belajar dari siapa saja dan darimana saja. Melalui pendidikan siswa akan dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan yang akan berguna bagi mereka di masa depan (Fajrin & Salam, 2020). Hasilnya akan terjadi susasana kelas yang menggembirakan dimana setiap siswa menghormati pendapat siswa lainnya. Metode yang digunakan oleh guru merupakan hal yang paling penting supaya siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksima. Pada akhirnya pengajar harus dapat menentukan metode paling tepat yang searah dengan karakteristik kelas. Namun dalam proses pembelajaran tentu terdapat hambatan yang sering terjadi pada guru atau siswa, seperti yang penulis alami ketika mengajar kelas XII PH 6 dimana proses pembelajaran yang sudah mengacu dengan pendekatan saintifik masih kurang maksimal yang ditandai dengan masih rendahnya hasil belajar siswa seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Deskripsi Nilai Awal (Pra Siklus) Mata Pelajaran Housekeeping Indikator Pengetahuan Ketermpilan Nilai Rata - Rata Rata - Rata 69.73 69.64 69.68 Siswa Belum Tuntas 12 Orang 13 Orang 13 Orang Siswa Tuntas 25 Orang 24 Orang 24 Orang Ketuntasan Klasikal 67.57 % 64.86 % 64.86 % Menurut Syakur (2021), hasil belajar merupakan nilai yang didapat siswa setelah menjalani pembelajaran. Berdasarkan hasil ini penulis menelusuri penyebab rendahnya hasil belajar siswa dengan melakukan wawancara kepada siswa terutama yang belum tuntas. Hasilnya didapat bahwa kendala utama mereka dalam proses pembelajaran adalah waktu pembelajaran yang relatif singkat sehingga tidak semua siswa dapat dipantau secara maksimal. Seperti diketahui bersama di kelas XII semester genap waktu belajar efektif siswa kurang lebih hanya 2 bulan yang menyebabkan waktu untuk menyampaikan materi menjadi singkat. Hal ini berpengaruh terhadap aktivitas siswa di kelas, seperti siswa yang tidak mendapat bimbingan guru enggan bertanya dan membaca buku, dan proses diskusipun kurang maksimal dimana siswa sering tidak mau menerima pendapat temanya, walaupun dalam kelompok sudah didesain dengan kemampuan yg beragam, namun statusnya dalam kelompok sama yaitu anggota. Atas dasar kendala – kendala yang dialami, model pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman yang merata kepada semua siswa dengan waktu yang efektif perlu dilaksanakan. Menurut Imron (2021), agar hasil belajar yang didapat siswa maksimal, guru wajib menggunakan perannya dengan maksimal. Berdasarkan penelitian – penelitian yang sudah dilakukan, tutor sebaya merupakan metode yang dapat menumbuhkan aktivitas di dalam kelas sehingga diperoleh kualitas pembelajaran yang baik. Hakikat tutor sebaya adalah siswa mengajari teman sekelasnya atau yang mengajar adalah teman sekelas. Tutor sebaya merupakan pembelajaran kooperatif yang membina siswa agar memiliki rasa saling menghormati diantara siswa yang bekerja dalam tim. Tutor merupakan siswa yang mewakili guru dalam memberikan bimbingan kepada temanya sehingga proses diskusi dapat berlangsung lebih nyaman sesuai dengan gaya pembelajaran yang siswa inginkan. Melalui tutor sebaya, siswa tidak akan segan dibimbing oleh temannya sehingga pembelajaran menjadi maksimal. Kegiatan bimbingan oleh Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1018 tutor akan membuat pelajaran lebih dipahami sehingga akan berkempang dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Bimbingan dari tutor dapat membuat siswa lebih mudah dalam mempelajari materi yang diajarkan(Putra et al., 2018). Hasil penelitian Putra et al (2018) mendapat kesimpulan hasil dan motivasi siswa dalam belajar dengan pendekatan Tutor Sebaya lebih baik daripada dengan sistem pembelajaran langsung. Hasil yang sama juga didapat dari penelitian Ahdiyat & Sarjaya (2015) yang mendapatkan ada peningkatan nilai pelajaran Matematika siswa kelas VI di SDN Sukasari III dengan penerapan Tutor Sebaya. Menurut Sukariana (2011), langkah penerapan model Tutor Sebaya dalam pembelajaran adalah: (1) Guru memilih siswa yang akan menjadi tutor. Tutor tersebut adalah siswa yang memiliki kemampuan lebih daripada teman – temannya. Tutor – tutor tersebut diberikan bimbingan terlebih dahulu. (2) Guru membuat beberapa kelompok, dimana ditempatkan satu orang tutor di setiap kelompok untuk mendampingi dan membimbing anggotanya. (3) Anggota kelompok tersebut dibuat dengan beragam tingkat kemampuan dari cerdas, biasa, dan di bawah rata – rata. (4) Setiap kelompok mendiskusikan tentang materi dan tugas yang harus dikerjakan dengan bimbingan masing – masing tutor. (5) Guru dan tutor berkolaborasi membimbing anggota kelompok yang mendapat kendala ketika mempelajari materi yang diberikan. (6) Observer membantu guru dalam mengawasi aktivitas yang dilakukan tutor dan anggota kelompok ketika mempelajari topik yang dibagikan. (7) Siswa mempresentasikan hasil kerja dan bersama guru menyimpulkan tentang materi yang sudah dipelajari. (8) Guru melaksanakan penilaian tentang materi yang sudah diajarkan. Pembelajaran dengan model tutor sebaya akan lebih maksimal bila dikombinasikan dengan penggunaan media yang dapat membuat suasana di kelas lebih interaktif. Media yang didesain dengan baik dapat mendukung siswa mencapai tujuan belajar. Media pembelajaran mempunyai ciri khas, kelebihan serta kekurangan masing – masing. Untuk itu sangat perlu didesain dengan terperinci agar bisa digunakan secara maksimal. Power Point merupakan software untuk media presentasi yang sederhana, memiliki tampilan menarik dan penggunaannya sudah familiar di kalangan guru maupun siswa. Menurut Purwanti et al. (2020), media Power Point membantu siswa dalam belajar saat pandemi sebab sangat mudah diaplikasikan dan berukuran kecil sehingga tidak menghabiskan kuota internet dalam memakainya. Hasil belajar dengan Power Point bisa meningkatkan motivasi belajar, pemahaman yang baik terhadap pelajaran, dan tampilannya bagus sebagai media presentasi. Guru dapat memakai Power Point dalam belajar terutama untuk menyampaikan topik pelajaran agar siswa dapat memahami materi dengan lebih maksimal. Hal ini akan menyebabkan hasil belajar yang lebih baik (Sukiyasa & Sukoco, 2013). Berdasarkan latar belakang dan hasil dari penelitian yang dikemukakan, maka dapat dibuat rumusan masalah: Apakah penggunaan model Tutor Sebaya yang dikombinasikan dengan media presentasi Power Point dapat memperbaiki hasil belajar beserta dengan aktivitas belajar Housekeeping siswa kelas XIIPH6 SMKN 1 Kuta Selatan? Tujuan yang diharapkan akan tercapai setelah melaksanakan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar serta aktivitas siswa kelas XII PH 6 SMKN 1 Kuta Selatan melalui penerapan model Tutor Sebaya yang dikombinasikan dengan media presentasi Power Point. Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1019 METODE Rancangan. .Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan dirancang model siklus. Setiap siklus adalah rangkaian kegiatan yang terstruktur yang dimulai dari perencanaan tindakan, kegiatan inti berupa pelaksanaan tindakan, dilanjutkan dengan pengamatan, dan refleksi terhadap pelaksanaan dari masing – masing siklus yang sudah dilakukan. Rancangan berupa siklus penelitian ditampilkan dalam gambar di bawah. Gambar 1. Model Rancangan Siklus (Arikunto et al., 2019) Penelitian direncanakan dalam waktu 4 bulan dimulai pada Januari 2020 sampai dengan April 2020. Waktu tersebut dibagi menjadi perencanaan, pelaksanaan, dan penulisan laporan penelitian di bagian terakhir. Siklus I direncanakan dilaksanakan pada 21 Januari 2020 dan 28 Januari 2020, sedangkan untuk Siklus II direncanakan dilaksanakan pada 4 Pebruari 2020 dan 11 Pebruari 2020. Subyek_Penelitian Siswa yang menjadi subyek penelitian diambil dari siswa XIIPH6 Kompetensi Keahlian Perhotelan SMKN 1 Kuta Selatan, yang merupakan satu – satunya kelas yang penliti ajar di tingkat XII. Jumlah subyek penelitan adalah 37 orang siswa, yang terdiri dari siswa laki – laki sebanya 19 orang, sedangkan siswa perempuan berjumlah 18 orang. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Dalam mendapatkan hasil penelitian digunakan instrumen dan teknik pengumpulan data sebagai berikut: Perencanaan ke I SIKLUS-I Pengamatan ke I Perencanaan ke II SIKLUS-II Pengamatan ke II (Hasil?) Pelaksanaan ke I Refleksi ke I Pelaksanaan ke II Refleksi ke II Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1020 Tes Tertulis Tes tertulis dilakukan setiap selesai siklus. Jenis tes tertulis yang digunakan adalah esai, yaitu menjawab pertanyaan dengan terbuka dengan menjabarkan jawaban dengan kalimat sendiri (Sanjaya, 2009). Tes tertulis digunakan untuk menilai hasil belajar pengetahuan. Observasi Observasi yang dipakai adalah observasi yang sistematis dimana sebelum pelaksanaan tindakan dipersiapkan semua hal yang diperlukan seperti aspek yang akan dinilai, waktu, maupun alat yang dipakai (Sanjaya, 2009). Observasi Unjuk Kerja Observasi Unjuk Kerja dilakukan untuk mengukur aspek keterampilan siswa. Penilaian keterampilan siswa dilaksanakan setiap selesai siklus tindakan. Instrumen penilaian yang dipakai adalah lembar observasi unjuk kerja/praktik. Observasi Aktivitas Belajar Observasi Aktivitas Siswa dilakukan peneliti untuk mengetahui aktivitas selama kegiatan di kelas yang dikerjakan oleh siswa. Alat untuk mengukur aktivitas siswa selama kegiatan adalah lembar observasi, yang memuat indikator prilaku siswa yaitu perhatian terhadap materi, kerjasama kelompok, keberanian bertanya dan berpendapat, kedisiplinan mengerjakan tugas. Catatan Lapangan Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hal – hal yang menonjol selama kegiatan pembelajaran dengan pendekatan tutor sebaya dilaksanakan, serta hambatan atau kendala yang dialami tutor dan anggota kelompok selama kegiatan di kelas. Analisis Data Hasil Belajar Analisis data dilakukan dengan mengambil nilai yang didapat oleh siswa dan membandingkan dengan nilai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM). KBM untuk mata pelajaran Housekeeping adalah 70. Siswa tuntas ditentukan apabila nilai tes tertulis, unjuk kerja, dan rata- ratanya minimal 70 (sesuai KBM). Aktivitas Belajar Hasil observasi aktivitas siswa siswa ditentukan sesuai dengan aspek – aspek aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran. Dalam mengamati aktivitas siswa, peneliti dibantu oleh observer. Aspek – aspek yang dinilai adalah: Tabel 2. Aspek Pengamatan Aktivitas NO ASPEK PENGAMATAN 1 Perhatian terhadap materi 2 Kerjasama dalam kelompok 3 Keberanian bertanya dan berpendapat 4 Kedisiplinan mengerjakan tugas Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1021 HASIL Hasil Pelaksanaan. .Siklus I Pelaksanaan Siklus ke I dilakukan pada tanggal 21 Januari 2020 dan 28 Januari 2020 pada saat mata pelajaran Housekeeping dengan waktu 6x45menit. Gambar 2. Proses Pelaksanaan Siklus ke I Materi yang diajarkan pada Siklus ke I adalah sesuai dengan rencana pembelajaran yaitu: ruang lingkup pelayanan internal dan eksternal hotel, jenis – jenis barang/fasilitas/jasa yang disediakan Housekeeping, dan prosedur menerima permintaan tamu. Hasil..Belajar..Siswa Pada akhir proses pembelajaran Siklus ke I selanjutnya diberikan evaluasi berupa tes tertulis dan unjuk kerja/praktik. Dari hasil tersebut didapat nilai yang ditampilkan sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Siklus ke I Pengetahuan Keterampilan Nilai Rata - Rata Jumlah 2833.33 2740.00 2786.67 Rata - Rata 76.58 74.05 75.32 Siswa Belum Tuntas 10 Orang 11 Orang 11 Orang Siswa Tuntas 27 Orang Orang Orang Ketuntasan Klasikal 72.97 % 70.27 % 70.27 % Hasil analisis data nilai pengetahuan 76,58 dan ketuntasan klasikal 72,97%. Untuk nilai keterampilan sebesar 74,05 dan ketuntasan klasikal 70,27%. Nilai rata – rata untuk Siklus ke I yaitu 75,32 dan ketuntasan klasikal sebesar 70,27%. Ini artinya hasil pada Siklus ke I masih di bawah persyaratan indikator yang ditetapkan yaitu sebesar 75%. Aktivitas Belajar Siswa Selama pembelajaran peneliti memantau siswa dalam belajar dan mengamati aktivitas siswa. Hasil observasi yang diamati seperti: perhatian pada materi pelajaran, sikap kerjasama di dalam kelompok, bertanya dan berpendapat, serta kedisiplinan mengerjakan tugas. Dari kegiatan observasi yang dilakukan, diperoleh tingkat aktivitas dalam tabel: Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1022 Tabel 4. Aktivitas pada Siklus ke I Rata – Rata 12.68 Cukup Aktif Siswa Sangat Aktif 2 org 5.41 % Siswa Aktif 16 org 43.24 % Siswa Cukup Aktif 9 org 24.32 % Siswa Kurang Aktif 7 org 18.92 % Siswa Sangat Kurang Aktif 3 org 8.11 % Aktivitas rata – rata yang dimiliki siswa sesuai tabel adalah Cukup Aktif (nilai rata – rata 12,68). Ini artinya belum sesuai dengan indikator yang disyaratkan yaitu mempunyai aktivitas belajar rata – rata ”Aktif”. Refleksi..Siklus ke I Setelah pelaksanaan Siklus ke I, terdapat beberapa hasil yang dijadikan catatan yaitu: (1) Sebagian kecil anggota kelompok tidak mampu beradaptasi dengan pendekatan tutor sebaya yang sedang diterapkan. (2) Sebagian anggota kelompok tidak berada sesuai dengan kelompok yang ditetapkan. (3) Ada anggota kelompok yang masih malu dalam memberikan pendapat. (4) Sebagian tutor kurang sabar dalam membimbing anggota kelompoknya. Sementara kelebihan – kelebihan yang sudah muncul antara lain: (1) Pemahaman sebagian besar siswa semakin meningkat terhadap materi pelajaran. Kelebihan ini ditunjukkan ketika menjelaskan tugas yang diberikan pada saat siswa dipilih secara acak untuk mewakili kelompoknya dalam presentasi di depan kelas. (2) Aktivitas siswa terutama kerjasama dalam kelompok sudah terlihat mulai aktif. (3) Tutor terlihat sangat antusias dalam membimbing angota kelompoknya. Berdasarkan kajian kelemahan yang diamati, dilakukan beberapa langkah untuk siklus berikutnya: (1) Peneliti lebih memperjelas tentang peran tutor dan kewajiban dari anggota kelompok agar kegiatan pembelajaran berjalan lebih tertib. (2) Memotivasi siswa yang terlihat kurang aktif dalam pembelajaran. (3) Memberi pengertian kepada tutor dalam membimbing anggotanya agar lebih sabar karena kemampuan dalam memahami materi antara anggota kelompok tidak sama. (4) Memaksimalkan peran observer dengan ikut memberikan bimbingan ketika diskusi kelompok. Hasil Pelaksanaan Siklus..ke..II Tindakan dilaksanakan pada tanggal 4 Pebruari 2020 serta 11 Pebruari 2020 pada saat pelajaran Housekeeping dengan waktu 6x45menit. Gambar 3. Pelaksanaan Siklus II Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1023 Materi yang diajarkan yaitu : prosedur menindaklanjuti permintaan barang/fasilitas/jasa dari tamu, dan prosedur mengantarkan permintaan tamu. Hasil..Belajar..Siswa Dari pelaksanaan evaluasi berupa tes tertulis dan hasil unjuk kerja/praktik maka didapat hasil berikut: Tabel 5. Hasil Siklus ke II Pengetahuan Keterampilan Nilai Rata - Rata Jumlah 3035.29 2992.30 3011.25 Rata - Rata 82.03 80.85 81.39 Siswa Belum Tuntas 3 Orang 3 Orang 3 Orang Siswa Tuntas 34 Orang 34 Orang 34 Orang Ketuntasan Klasikal 91.89 % 91.89 % 91.89 % Aktivitas..Belajar..Siswa Selama kegiatan di kelas peneliti dibantu oleh observer memantau siswa dalam belajar dan mengamati kegiatan tutor dan anggota kelompoknya. Hasil pengamatan yang dilakukan ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 6. Aktivitas pada Siklus ke II Rata – Rata 14.16 Aktif Siswa Sangat Aktif 7 org 18.92 % Siswa Aktif 20 org 54.05 % Siswa Cukup Aktif 7 org 18.92 % Siswa Kurang Aktif 3 org 8.11 % Siswa Sangat Kurang Aktif 0 org 0.00 % Berdasarkan hasil pada tabel maka didapat aktivitas dalam belajar ada pada kategori Aktif (nilai rata – rata 14,16). Ini artinya hasil yang dicapai sudah sesuai dengan indikator yang disyaratkan yaitu mempunyai aktivitas belajar rata – rata ”Aktif”. Refleksi..Siklus..ke..II Setelah pelaksanaan pembelajaran Siklus ke II, terdapat perbaikan – perbaikan yang terlihat seperti: (1) Siswa sudah lebih mengerti dan memahami metode tutor sebaya yang telah dilaksanakan. (2) Keseriusan dan perhatian siswa terhadap materi dan tugas semakin baik. (3) Aktivitas ketika belajar dan mengerjakan tugas semakin aktif. (4) Tutor sudah memiliki kreativitas dalam memberikan materi dan membimbing anggotanya. Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1024 Perkembangan Hasil Siklus ke I dan Siklus ke II Perkembangan nilai yang didapat dalam penelitian disajikan dalam grafik berikut: Gambar 4. Grafik perkembangan Hasil Belajar Dari Grafik.di atas dapat dilihat nilai siswa yang meningkat. Nilai rata – rata pengetahuan meningkat dari 69,73 saat sebelum tindakan (Pra Siklus), menjadi 76,58 di Siklus ke I, serta 82,03 saat Siklus ke II. Nilai keterampilan meningkat dari 69,64 pada Pra Siklus menjadi 74,05 pada Siklus ke I dan 80,85 di Siklus ke II. Sedangkan Nilai rata – rata naik dari 69,68 pada Pra Siklus, 75,32 di Siklus ke I dan 81,39 saat Siklus ke II. Gambar 5. Grafik perkembangan Ketuntasan Klasikal Grafik di atas menunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal. Ketuntasan klasikal pengetahuan meningkat dari 67,57 pada PraSiklus menjadi 72,97 di Siklus ke I serta 91,89 di Siklus ke II. Ketuntasan klasikal keterampilan naik dari 64,86 saat PraSiklus menjadi 70,27 di Siklus ke I serta 91,89 untuk Siklus ke II. Untuk ketuntasan klasikal rata – rata bertambah dari 64,86 saat PraSiklus menjadi 70,27 di Siklus ke I dan 91,89 saat Siklus ke II. Perkembangan aktivitas kegiatan siswa selama pembelajaran saat Siklus ke I dan Siklus ke II, ditunjukan dalam grafik berikut: 69,73 69,64 69,68 76,58 74,05 75,32 82,03 80,85 81,39 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 72,00 74,00 76,00 78,00 80,00 82,00 84,00 Pengetahuan Keterampilan Rata - rata PraSiklus SiklusI SiklusII 67,57 64,86 64,86 72,97 70,27 70,27 91,89 91,89 91,89 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pengetahuan Keterampilan Rata - rata PraSiklus SiklusI SiklusII Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1025 Gambar 6. Grafik perkembangan Aktivitas Siswa Grafik di atas menunjukkan perkembangan aktivitas siswa dari Siklus ke I menuju Siklus ke II. Siswa dengan kategori “Sangat Aktif” meningkat dari 5,41% menjadi 18,92%. Siswa “Aktif” meningkat dari 43,24% menjadi 54,05%. Siswa dengan kualifikasi “Cukup Aktif” berkurang dari 24,32% menjadi 18,92%. Siswa “Kurang Aktif berkurang dari 18,92% menjadi 8,11%. Sementara siswa dengan kategori “Sangat Kurang Aktif” berkurang dari 8,11% menjadi 0. PEMBAHASAN Hasil Belajar Siswa Metode Tutor Sebaya adalah pendekatan yang dapat membuat siswa lebih bergairah untuk belajar dan guru juga termotivasi dalam mengajar. Berdasarkan hasil yang didapat terjadi peningkatan hasil belajar dan ketuntasan klasikal. Persentase peningkatannya disajikan di tabel berikut: Tabel 7. Hasil..Belajar dan Ketuntasan Klasikal Siswa Indikator Hasil Belajar Ketuntasan Klasikal PraSiklus Siklus ke I Siklus ke II PraSiklus Siklus ke I Siklus ke II Pengetahuan: Nilai 69.73 76.58 82.03 67.57 72.97 91.89 Peningkatan (%) 9.82 7.13 8.00 25.93 Keterampilan: Nilai 69.64 74.05 80.85 64.86 70.27 91.89 Peningkatan (%) 6.34 9.17 8.33 30.77 Rata - Rata: Nilai 69.68 75.32 81.39 64.86 70.27 91.89 Peningkatan (%) 8.08 8.06 8.33 30.77 5,41 43,24 24,32 18,92 8,11 18,92 54,05 18,92 8,11 0,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Sangat-Aktif Aktif Cukup-Aktif Kurang-Aktif Sangat-Kurang Aktif SiklusI SiklusII Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1026 Berdasarkan tabel di atas, nilai pengetahuan, keterampilan dan nilai rata – rata mengalami kenaikan. Nilai pengetauan naik 9,82% setelah tindakan pertama dan 7,13% setelah tindakan kedua. Ketuntasan klasikal naik 8,00% setelah tindakan pertama dan 25,93% setelah dilakukan tindakan kedua. Nilai keterampilan mengalami peningkatan 6,34% untuk tindakan pertama dan 9,17% untuk tindakan kedua. Ketuntasan klasikal naik 8,33% di tindakan pertama dan 30,77% saat tindakan kedua. Nilai rata – rata mengalami kenaikan 8,08% dan 8,06% sampai di tindakan kedua. Ketuntasan klasikal naik 8,33% di tindakan pertama dan 30,77% setelah pelaksanaan tindakan kedua. Nilai yang didapat ini memiliki kesamaan hasil dengan penelitian sebelumnya oleh Sujiati (2020) yang mendapatkan hasil terjadi penambahan persentase ketuntasan klasikal dari Siklus ke I dan Siklus ke II sebesar 65,39%. Mahsup et al. (2020) juga mendapatkan hasil yang sama, yaitu terjadi peningkatan ketuntasan dan hasil belajar mahasiswa serta aktivitas berkriteria baik. Hasil penelitian yang didapat Wijiastuti & Indrawati (2020) memperoleh hasil yang selaras, yaitu terjadi penambahan persentase ketuntasan belajar dari Siklus ke I menuju Siklus ke II dari 33,33% menjadi 71,43% sehingga model tutor sebaya sudah sesuai dan sangat baik untuk memperbaiki kualitas belajar siswa. Melalui penerapan model Tutor Sebaya terjadi peningkatan nilai siswa dan ketuntasan setelah dilaksanakan tindakan siklus I. Namun pada siklus ke I siswa belum mampu mencapai indikator hasil belajar yang disyaratkan baik secara individu dan klasikal, terbukti nilainya masih banyak dibawah Ketuntasan Belajar Minimal (KBM). Setelah Siklus ke II hasil belajar siswa terdapat peningkatan dari siklus ke I, ini terlihat dari sebagian besar siswa sudah mencapai ketuntasan karena mereka sudah mengerti tentang alur pembelajaran yang dilakukan oleh tutor. Menurut Hastari (2019), penerapan Tutor sebaya meringankan siswa ketika menerima materi pelajaran serta membuat minat belajar mereka meningkat. Aktivitas Belajar Siswa Penerapan model tutor sebaya sangat berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam memecahkan masalah, dimana siswa respon positif ditunjukkan oleh siswa dalam menggunakan media pembelajaran yang diberikan (Putra et al., 2018). Hasil ini sama dengan penelitian yang sudah dilaksanakan dimana aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus ke I dan siklus ke II mengalami peningkatan seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 8. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus Sangat- Aktif Aktif Cukup- Aktif Kurang- Aktif Sangat- Kurang Aktif Rata- Rata Kualifikasi I 5.41 43.24 24.32 18.92 8.11 12.68 Cukup aktif II 18.92 54.05 18.92 8.11 0.00 14.16 Aktif Dari Tabel 8. disajikan perkembangan aktivitas belajar dari rata-rata 12,68 (Cukup Aktif) menjadi 14,16 (Aktif). Peningkatan aktivitas siswa tersebut terlihat dari indikator meningkatnya perhatian kepada topik dan tugas yang diberikan, kerjasama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas, serta keaktifan dalam menyampaikan pendapat dan bertanya. Model tutor sebaya memberi kemudahan siswa dalam belajar, siswa berperan aktif, dan bekerjasama dalam memecahkan masalah sehingga materi pelajaran tersampaikan secara merata. Selain itu, dengan Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1027 adanya media Power Point membuat suasana belajar lebih interaktif yang membuat siswa tertarik untuk melihat materi pelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Sukiyasa & Sukoco (2013) juga memperlihatkan pemanfaatan media Power Point telah meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa. Penelitian Purwanti et al. (2020) juga menunjukkan bahwa terjadi efektivitas dalam pembelajaran melalui pemanfaatan media presentasi Power Point. Peningkatan aktivitas siswa dengan model tutor sebaya juga didapat oleh Putra et al (2018) dimana pembelajaran berbantuan tutor sebaya dapat menambah motivasi siswa dalam belajar dibandingkan dengan metode pembelajaran langsung. Berdasarkan hasil positif yang didapat dan indikator yang disyaratkan sudah dicapai, yaitu minimal 75% siswa sudah tuntas dan rata – rata siswa memiliki aktivitas baik, maka hipotesis awal tindakan sudah terbukti yaitu dengan penerapan Model Tutor Sebaya berbantuan media presentasi Power Point saat proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas dalam belajar Housekeeping pada siswa di kelas XIIPH6 SMK Negeri 1 Kuta Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. SIMPULAN_ Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dalam penelitian serta pembahasan yang telah dijabarkan sesuai dengan hasil dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Tutor Sebaya yang dikombinasikan dengan media presentasi Power Point dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa di kelas XIIPH6 SMK Negeri 1 Kuta Selatan. Mengingat hasil belajar yang baik dan aktivitas belajar yang aktif dengan penerapan model Tutor Sebaya berbantuan media Power Point, maka model ini dapat dicoba di kelas yang memiliki karakteristik permasalahan yang sama. UCAPAN_TERIMA_KASIH Artikel ini dapat terselesaikan tepat waktu dan seuai dengan harapan peneliti berkat adanya kontribusi dan kerjasama pihak – pihak terkait. Penulis sangat berterima kasih kepada rekan – rekan di kompetensi keahlian Perhotelan yang sudah memberikan saran dan masukan dalam melaksanakan penelitian, serta pihak lain yang sudah membantu dalam penyelesaian artikel ini. DAFTAR RUJUKAN Ahdiyat, M., & Sarjaya. (2015). Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pengolahan Data. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 4(1), 71–86. https://doi.org/10.30998/formatif.v4i1.141 Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2019). Penelitian Tindakan Kelas (Suryani (ed.); 3rd ed.). Jakarta. Fajrin, F., & Salam, R. (2020). Efektivitas Pembelajaran Ips Menggunakan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Plus Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 7 Semarang. SOSIOLIUM, 2(1), 54–62. https://doi.org/10.15294/SOSIOLIUM.V2I1.39630 Hastari, R. C. (2019). Penerapan Strategi Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 46–50. https://doi.org/10.26905/abdimas.v4i1.2811 Imron. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa MIN Kudus. 2(2), 152–163. https://doi.org/https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.81 Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.188 1028 Mahsup, Ibrahim, Muhardini, S., Nurjannah, & Fitriani, E. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 6(3), 609. https://doi.org/10.33394/jk.v6i3.2673 Purwanti, L., Widyaningrum, R., & Melinda, S. A. (2020). Analisis Penggunaan Media Power Point dalam Pembelajaran Jarak Jauh pada Materi Animalia Kelas VIII. Journal Of Biology Education, 3(2), 157. https://doi.org/10.21043/jobe.v3i2.8446 Putra, L. V., Purwanti, K. Y., & Khoiriyah, I. S. A. (2018). Pembelajaran Matematika Model Tutor Sebaya Dengan Strategi Heuristik VEE. JANACITTA: Journal of Primary and Children’s Education, 1(2), 2615–6598. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.35473/jnctt.v1i2.80 Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (1st ed.). Kencana. Sujiati, S. (2020). Pembelajaran Kooperatif Berbasis Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana di SMPN 1 Kayangan. Jurnal Paedagogy, 7(1), 1–16. https://doi.org/https://doi.org/10.33394/jp.v7i1.2508 Sukariana, I. M. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Memahami Prinsip Kerja Sistem Kendali Elektromagnetik pada Siswa Kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 1 Kuta Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. (pp. 1–54). SMKN 1 Kuta Selatan. Sukiyasa, K., & Sukoco, S. (2013). Pengaruh media animasi terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa materi sistem kelistrikan otomotif. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1), 126–137. https://doi.org/10.21831/jpv.v3i1.1588 Syakur, A. (2021). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pkn Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Siswa Kelas Vi Mi Nu Maslakul Falah Glagahwaru Undaan Kudus. JIRA: Jurnal Inovasi Dan Riset Akademik, 2(2), 132–151. https://doi.org/10.47387/jira.v2i2.80 Wijiastuti, S., & Indrawati, D. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Kimia Materi Senyawa Hidrokarbon Siswa SMAS PGRI 1 Maospati dengan Metode Tutor Sebaya. Inovasi Jurnal Diklat Keagamaan, 14(3), 201–209. https://doi.org/https://doi.org/10.52048/inovasi.v14i3.173