Microsoft Word - 13-Lira.docx Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.191 1078 Received : 25-05-2021 Revised : 13-06-2021 Published : 29-07-2021 Analisis Kompetensi Dasar Pembelajaran Keterampilan Menyimak pada Kurikulum 2013 Revisi di Tingkat SMP dan SMA Lira Hayu Afdetis Mana STKIP PGRI Sumbar, Indonesia lirahayuam@gmail.com Abstrak: Pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, keterampilan menyimak belum direalisasikan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan media pembelajaran pembelajaran menyimak, adanya anggapan bahwa untuk keterampilan menyimak membutuhkan labor yang canggih. Selain dari itu di dalam kurikulum 2013 Revisi ini tidak menegaskan pembelajaran menyimak itu harus dilakukan, seakan memberi kebebasan kepada guru untuk memilih aspek membaca (reseptif) daripada aspek menyimak (reseptif). Penyebab lainnya yang membuat keterampilan menyimak kurang mendapat perhatian adalah jumlah ketersediaan Kompetensi Dasar (KD) tentang aspek menyimak lebih sedikit dibandingkan keterampilan membaca. Pada penelitian ini peneliti menguraikan KD Menyimak dan Membaca serta perbadingan antara jumlah kedua KD tersebut. Penelitian ini bertujuan menggambarkan jumlah KD Bahasa Indonesia (aspek menyimak, membaca) yang mana terdapat pada kurikulum 2013 Revisi. Jenis penelitian ini dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif yang berfokus pada analisis dokumen Kurikulum 2013 Revisi. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa aspek pembelajaran menyimak di tingkat SMP pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 40 KD, sedangkan aspek pembelajaran membaca berjumlah 50 KD. Perbandingan aspek menyimak dan membaca di SMP adalah 4:5. Aspek pembelajaran menyimak di tingkat SMA pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 7 KD, aspek pembelajaran membaca berjumlah 51 KD. Perbandingan aspek menyimak dan membaca di SMA adalah 1:7,3. Kata kunci: kurikulum; menyimak, membaca; smp; sma Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.191 1079 PENDAHULUAN Pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, keterampilan menyimak belum direalisasikan dengan baik. baik itu di tingkat SMP maupun di tingkat SMA. Pelajaran menyimak masih belum mendapatkan perhatian dan sering dianggap remeh oleh siswa maupun guru, apa lagi pada sekolah yang belum maju seperti sekolah yang ada di pedesaan. maka dari itu, dibutuhkan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa (Fujiastuti, Yosi Wulandari, 2019). Dengan digunakannya media pembelajaran, maka siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam pembelajaran menyimak dari pada hanya membacakan teks di depan kelas. Penelitian lain tentang media pembelajaran menyimak juga dilakukan oleh (Damayanti, 2011). Menurut Damayanti media pembelajaran menyimak dongeng sangat penting karena itu merupakan kebutuhan dari siswa dan guru. Kebutuhan ini dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: belum menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan yang hendak diajarkan, minimnya minat siswa saat pembelajaran berlangsung, guru kesulitan dalam memberi pemahaman kepada siswa. Dari beberapa alasan tersebut, dibutuhkan media yang tepat untuk membuat peserta didik termotivasi untuk dapat menyimak dongeng. Oleh sebab itu, perlu kiranya dikembangkan media pembelajaran menyimak dongeng sesuai kebutuhan siswa dan guru. Menyimak adalah salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh semua orang. Keterampilan berbahasa yang mendapatkan porsi kecil dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini perlu untuk diasah dan dipelajari agar siswa lebih cepat menangkap informasi yang disampaikan oleh lawan tutur atau media informasi lain. Menurut (Tapriatno, 2011) pembelajaran satu arah membuat siswa jenuh, penyajian materi ajar juga lebih menekankan pada teori. Hal ini membuat siswa kurang mampu untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Menurut (Wuryaningrum, 2019) menyimak tidak diminati dan dipentingkan di sekolah. Hal tersebut dibuktikan dengan kurangnya pengembangan materi dan media pembelajaran menyimak. Pendapat itu juga sama dengan (Syafrina, Dermawan, & Widiati, 2017) dan (Nurhayani, 2010) yang menyatakan bahwa selama ini keterampilan menyimak kurang mendapatkan perhatian. Beberapa penyebab lain diremehkannya pembelajaran menyimak yaitu guru kurang peka dan kurang tanggap dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran menyimak. Selama ini, dalam pembelajaran menyimak, guru hanya membacakan materi simakan pada siswa terutama pada materi cerita rakyat. (Ariesty Fujiastuti, Yosi Wulandari, 2019). Menurut (Fawzi, 2016) hal yang lebih mudah dilakukan guru yakni dengan mengembangkan penilaian secara tertulis sehingga penilaian menyimak menjadi terabaikan. Berdasarkan beberapa pendapat peneliti tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menyimak Bahasa Indonesia kurang mendapat perhatian dan kurang diterapkan oleh guru di sekolah. Hal itu diantaranya disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan media pembelajaran, maksudnya pembelajaran menyimak membutuhkan media audio, audio visual yang tentunya harus disediakan dengan matang oleh guru di sekolah. Selain dari itu di kurikulum 2013 ini tidak menegaskan aspek pembelajaran menyimak itu agar dilakukan atau diaplikasikan di sekolah, karena Kompetensi Dasar (KD) Bahasa Indonesia seakan memberi kebebasan kepada guru untuk memilih aspek membaca (reseptif) daripada aspek menyimak (reseptif). Padahal Keterampilan Berbahasa itu terdiri dari 4 keterampilan, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Namun di sekolah, guru lebih memilih aspek membaca dengan alasan lebih mudah memberikan bahan bacaan kepada siswa dari pada memberi bahan simakan. Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.191 1080 Alasan lainnya yang membuat keterampilan menyimak itu terkesampingkan adalah adanya anggapan bahwa pembelajaran menyimak membutuhkan biaya yang cukup tinggi, peralatan yang lengkap dan labor yang canggih. Padahal penyediaan media pembelajaran tidak serumit itu. Suara yang direkam dari Android, media pembelajaran yang dibuat guru di Youtube serta merekam siswa yang kompeten di dalam membaca puisi, dongeng, drama dan lain sebagainya juga dapat dijadikan media pembelajaran menyimak yang menyenangkan. Guru hanya perlu mempersiapkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan tingkat jenjang pendidikan mereka, lalu memperdengarkannya kepada siswa. Penyebab lainnya yang membuat keterampilan menyimak kurang mendapat perhatian adalah ketersediaan Kompetensi Dasar (KD) tentang aspek menyimak lebih sedikit dibandingkan keterampilan membaca (reseptif). Pada pembahasan akan peneliti uraikan bunyi KD, KD Menyimak dan Membaca serta perbadingan antara jumlah kedua KD tersebut. METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif terhadap dokumen kurikulum (Kompetensi Dasar) mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat satuan pendidikan SMP dan SMA. Kemudian dilakukan analisis KD Pembelajaran menyimak dengan KD pembelajaran membaca yang sama-sama merupakan aspek keterampilan yang bersifat reseptif (menerima informasi). Selanjutnya KD Pembelajaran Menyimak dan Membaca tersebut dijumlahkan dan dibandingkan. Menurut Sukmadinata (2005:74) Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena- fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan. Dalam Penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan tertentu terhadap variable, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek komponen dan variable berjalan apa adanya. Menurut John W Best (dalam Sukmadinata, 2005:74) penelitian deskriptif tidak hanya berhenti pada pengumpulan data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi serta penyimpulan, tetapi dilanjutkan dengan pembandingan, mencari kesamaan-perbedaan dan hubungan kasual dalam berbagai hal. Penemuan makna adalah fokus dari keseluruhan proses yang dilakukan. Dalam penelitin ini peneliti mengkaji secara mendalam kompetensi dasar pembelajaran menyimak dalam kurikulum 2013 revisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini akan dijabarkan satu persatu KD (Kompetensi Dasar) terkait dengan Pebelajaran Bahasa Indonesia, apakah merupakan aspek keterampilan menyimak atau membaca. Yang mana kedua aspek tersebut adalah sama-sama merupakan aspek reseptif (menerima atau menyerap informasi). Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.191 1081 Kurikulum 2013 Revisi Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Tingkat: SMP Kelas: VII No KD (Kompetensi Dasar) Aspek (Reseptif) Menyimak Membaca 1 3.1 Mengidentifikasi informasi pada teks deskripsi. √ √ 2 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan pada teks deskripsi. √ √ 3 3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur pada teks narasi. √ √ 4 3.4 Menelaah struktur dan kebahasaan pada teks narasi. √ √ 5 3.5 Mengidentifikasi informasi pada teks prosedur. √ √ 6 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan pada teks prosedur. √ √ 7 3.7 Mengidentifikasi informasi dari teks laporan hasil observasi. √ √ 8 3.8 Menelaah struktur, kebahasaan, dan isi teks laporan hasil observasi. √ √ 9 3.9 Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi. x √ 10 3.10 Menelaah hubungan unsur-unsur dalam buku fiksi dan nonfiksi. x √ 11 3.11 Mengidentifikasi informasi dari surat pribadi dan surat dinas. √ √ 12 3.12 Menelaah unsur-unsur dan kebahasaan dari surat pribadi dan surat dinas. √ √ 13 3.13 Mengidentifikasi informasi dari puisi rakyat. √ √ 14 3.14 Menelah struktur dan kebahasaan dari puisi rakyat. √ √ 15 3.15 Mengidentifikasi informasi pada teks fable atau legenda. √ √ 16 3.16 Menelaah struktur dan kebahasaan pada teks fable atau legenda. √ √ Jumlah 14 16 KELAS: VIII SMP No KD (Kompetensi Dasar) Aspek (Reseptif) Menyimak Membaca 1 3.1 Mengidentifikasi unsur-unsur dari teks berita. √ √ 2 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks berita. √ √ 3 3.3 Mengidentifikasi informasi dari teks iklan, slogan, atau poster. √ √ 4 3.4 Menelaah pola penyajian dan kebahasaan dari teks iklan, slogan, atau poster. √ √ 5 3.5 Mengidentifikasi informasi dari teks eksposisi. √ √ 6 3.6 Mengidentifikasi stuktur dan unsur kebahasaan dari teks eksposisi. √ √ 7 3.7 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun dalam teks puisi. √ √ 8 3.8 Menelaah unsur-unsur pembangun dalam teks puisi. √ √ 9 3.9 Mengidentifikasi informasi dari teks ekplanasi. √ √ 10 3.10 Menelaah isi teks ekplanasi berupa paparan kejadian suatu fenomena alam. √ √ 11 3.11 Mengidentifikasi informasi pada teks ulasan. √ √ 12 3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks ulasan. √ √ 13 3.13 Mengidentifikasi jenis saran, ajakan, arahan, dan pertimbangan atas permasalahan aktual dari teks persuasi. √ √ 14 3.14 Menelaah struktur dan kebahasaan teks persuasi. √ √ 15 3.15 Mengidentifikasi unsur-unsur teks drama √ √ 16 3.16 Menelaah karakteristik unsur dan kaidah kebahasaan teks drama. x √ 17 3.17 Menggali dan menemukan informasi dari buku fiksi dan non fiksi x √ 18 3.18 Menelaah unsur yang dibaca dari buku fiksi dan nonfiksi. x √ Jumlah 15 18 Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.191 1082 KELAS: IX SMP No KD (Kompetensi Dasar) Aspek (Reseptif) Menyimak Membaca 1 3.1 Mengidentifikasi informasi dari teks laporan percobaan. √ √ 2 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks laporan percobaan. √ √ 3 3.3 Mengidentifikasi gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato persuasif. √ √ 4 3.4 Menelaah struktur dan ciri kebahasaan dari pidato persuasif. √ √ 5 3.5 Mengidentifikasi unsur dari teks cerita pendek √ √ 6 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan dari cerita pendek. √ √ 7 3.7 Mengidentifikasi informasi dari teks tanggapan. √ √ 8 3.8 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks tanggapan. √ √ 9 3.9 Mengidentifikasi informasi dari teks diskusi. √ √ 10 3.10 Menelaah pendapat dan argumen dari teks diskusi. √ √ 11 3.11 Mengidentifikasi isi dari teks cerita inspiratif. √ √ 12 3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks cerita inspiratif. x √ 13 3.13 Menggali informasi dari buku fiksi dan nonfiksi. x √ 14 3.14 Menelaah hubungan antara unsur unsur dari buku fiksi atau nonfiksi x √ 15 3.15 Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi x √ 16 3.16 Menelaah hubungan dalam buku fiksi dan nonfiksi. x √ Jumlah 11 16 Jumlah total KD SMP (Kelas X+XI+XII) 40 50 Dari tabel KD (Kompetensi dasar) dapat diperhitungkan bahwa aspek pembelajaran menyimak di tingkat SMP pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 40 KD (Kompetensi Dasar), sedangkan aspek pembelajaran membaca di tingkat SMP pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 50 KD (Kompetensi Dasar). Jadi perbandingan aspek menyimak dan membaca adalah 44,4 % : 55,6 % atau 4 : 5 Misalnya pada kelas VII SMP dalam pembelajaran mengidentifikasi teks deskripsi siswa diarahkan untuk menyimak video deskripsi tentang kota Padang karena hal ini lebih menarik dan mudah dipahami siswa. Siswa akan lebih mudah memahami hal-hal yang berkaitan langsung dengan kehidupan mereka. Seperti halnya mendeskripsikan atau menjelaskan kota yang sedang mereka tempati. Setelah itu berikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks deskripsi tersebut. Pada kelas VIII SMP dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dari teks iklan, slogan, atau poster siswa diminta untuk mengamati teks iklan, slogan atau poster di Media Sosial. Hal ini dilakukan karena media sosial adalah salah satu hal yang paling dekat dengan kita semua, terlebih diera pandemi Covid-19 banyak orang yang berinteraksi dengan media sosial, jadi sudah bisa dipastikan banyak sekali iklan, slogan atau poster yang bisa ditemukan siswa di media sosial. Pada kelas XI SMP dalam pembelajaran mengidentifikasi teks cerita pendek siswa diarahkan untuk menyimak video cerita pendek yang telah disiapkan oleh guru. Siswa lebih antusias dan lebih tertarik jika guru bisa menyiapkan media untuk menunjang pembelajaran. Salah satunya yaitu menyiapkan video cerita pendek. Selain itu pada pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan dari teks cerita inspiratif seharusnya guru memang menyajikan sebuah video cerita inspiratif agar siswa lebih tertarik dan mudah memahami. Disarankan untuk menyajikan cerita inspiratif dari tokoh-tokoh yang memang dikenal banyak orang agar lebih menarik perhatian siswa Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.191 1083 Kurikulum 2013 Revisi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tingkat: SMA KELAS: X No KD (Kompetensi Dasar) Aspek (Reseptif) Menyimak Membaca 1 3.1 Mengidentifikasi informasi teks laporan hasil observasi. √ √ 2 3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi. x √ 3 3.3 Mengidentifikasi informasi teks eksposisi. √ √ 4 3.4 Menganalisis struktur dan aspek kebahasaan teks eksposisi . x √ 5 3.5 Mengevaluasi dari aspek makna tersirat dari teks anekdot. x √ 6 3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot. x √ 7 3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi pada cerita rakyat. √ √ 8 3.8 Membandingkan cerita rakyat dan cerpen. x √ 9 3.9 Mengidentifikasi isi dari dua buku non fiksi dan satu novel. x √ 10 3.10 Mengevaluasi pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi. √ √ 11 3.11 Menganalisis isi, struktur dan kebahasaan teks negosiasi. x √ 12 3.12 Menghubungkan permasalahan atau isu dari debat. x √ 13 3.13 Menganalisis (permasalahan atau isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan.simpulan) dari isi debat. x √ 14 3.14 Menilai teks biografi dari segi hal yang dapat diteladani. x √ 15 3.15 Menganalisis makna dan kebahasaan teks biografi. x √ 16 3.16 Mengidentifikasi isi yang terkandung dalam.antologi puisi. √ √ 17 3.17 Menganalisis puisi berdasarkan unsur pembangun. x √ 18 3.18 Menganalisis yang.sudah dibaca berdasarkan isi dari minimal satu buku fiksi dan satu buku non fiksi. x √ Jumlah 5 18 KELAS: XI SMA No KD (Kompetensi Dasar) Aspek menyimak membaca 1 3.1 Mengonstruksi informasi teks prosedur. x X 2 3.2 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur. x √ 3 3.3 Mengidentifikasi informasi pada teks ekplanasi. √ √ 4 3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan pada teks eksplanasi x √ 5 3.5 Mengidentifikasi informasi yang disajikan dalam ceramah. x √ 6 3.6 Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan ceramah. x √ 7 3.7 Mengidentifikasi isi dari buku pengayaan (nonfiksi). x √ 8 3.8 Mengidentifikasi kumpulan cerita pendek berdasarkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam buku pengayaan (nonfiksi x √ 9 3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek. x √ 10 3.10 Menemukan isi dari.dua buku pengayaan (nonfiksi). x √ 11 3.11 Menganalisis pesan yang dibaca dari satu buku fiksi. x √ 12 3.12 Mengidentifikasi informasi penting dalam proposal kegiatan atau penelitian. x √ 13 3.13 Menganalisis isi, sistematika, dan kebahasaan suatu proposal. x √ 14 3.14 Mengidentifikasi informasi sebuah karya ilmiah. x √ 15 3.15 Menganalisis sistematika dan kebahasaan karya iImiah. x √ Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.191 1084 16 3.16 Membandingkan isi sebuah resensi dari berbagai resensi untuk menemukan sistematika. x √ 17 3.17 Menganalisis dua karya yang berbeda berdasarkan kebahasaan resensi. x √ 18 3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik drama. x √ 19 3.19 Menganalisis isi dan kebahasaan drama. x √ 20 3.20 Menganalisis dua buku fiksi yang dibaca berdasarkan pesan yang disampaikan. x √ Jumlah 1 19 KELAS: XII SMA No KD (Kompetensi Dasar) Aspek Menyimak Membaca 1 3.1 Mengidentifikasi isi dan sistematika pada surat lamaran pekerjaan. x √ 2 3.2 Mengidentifikasi unsur kebahasaan pada surat lamaran pekerjaan. x √ 3 3.3 Mengidentiifikasi informasi dalam cerita sejarah. √ √ 4 3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau noveI sejarah. x √ 5 3.5 Mengidentifikasi informasi teks editorial. x √ 6 3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial . x √ 7 3.7 Menilai isi dua buku yang dibaca dari buku fiksi dan nonfiksi x √ 8 3.8 Menapsir pandangan novel berdasarkan pengarang terhadap kehidupan. x √ 9 3.9 Menganalisis isi dam kebahasaan novel. x √ 10 3.10 Mengevaluasi.informasi dalam sebuah artikel. x √ 11 3.11 Menganalisis kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah. x √ 12 3.12 Membandingkan kritik sastra dan esay. x √ 13 3.13 Menganalisis sistematika dan kebahasaan kritik dan esay. x √ 14 3.14 Mengidentifikasi sebuah buku pengayaan non fiksi dan satu buku drama (fiksi). x √ Jumlah 1 14 Jumlah total KD SMA (Kelas X+XI+XII) 7 51 Dari.tabel KD (Kompetensi dasar) di atas maka dapat diperhitungkan aspek pembelajaran menyimak di tingkat SMP pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 7 KD (Kompetensi Dasar), sedangkan aspek pembelajaran membaca di tingkat SMP pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 51 KD (Kompetensi Dasar). Jadi perbandingan aspek menyimak dan membaca adalah 12,1 % : 87,9 % atau 1 : 7,3 Misalnya pada kelas X SMA dalam pembelajaran menilai teks biografi dari segi hal yang dapat diteladani. Siswa diarahkan untuk menyimak biografi dari salah satu orang yang berpengaruh di daerah Sumatera Barat. Misalnya biografi Buya Hamka sebagai salah satu ulama yang berasal dari Sumatera Barat. Siswa akan lebih antusias ketika ditayangkan biografi orang yang berasal dari daerah tempat tinggal. Siswa dapat menyimak dan menyimpulkan hal- hal yang dapat diteladani dari tokoh biografi tersebut. Pada kelas XI SMA dalam pembelajaran mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik drama seharusnya siswa diarahkan kepada keterampilan menyimak, yaitu menyimak sebuah drama untuk bisa diketahui alur cerita dan konflik cerita pada drama tersebut. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih efektif dan Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.191 1085 menarik sehingga siswa lebih mudah untuk memahami pembelajaran tersebut. Selain pembelajaran biografi, pembelajaran mengonstruksi informasi teks prosedur seharusnya juga disajikan dalam bentuk video, hal ini dilakukan agar siswa bisa memahami dengan antusias apa saja langkah-langkah yang ada dalam sebuah teks prosedur. Lalu guru bisa langsung bertanya jawab ketika video sudah selesai ditayangkan. Pada kelas XII SMA dalam pembelajaran mengidentifikasi isi dan sistematika pada surat lamaran pekerjaan agar pembelajaran ini mudah diterima siswa, guru dituntut untuk lebih kreatif. Seperti menayangkan sebuah video yang berisi contoh surat lamaran pekerjaan dengan isi dan sistematika yang sudah tepat sesuai Ejaan Bahasa Indonesia, selain itu siswa diarahkan untuk mencatat hal-hal penting dan kesalahan- kesalahan yang tidak diperbolehkan dalam menulis surat lamaran pekerjaan tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah untuk memahami pembelajaran tersebut. SIMPULAN Berdasarkan Analisis kurikulum yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. aspek pembelajaran menyimak di tingkat SMP pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 40 KD (Kompetensi Dasar), sedangkan aspek pembelajaran membaca di tingkat SMP pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 50 KD (Kompetensi Dasar). Jadi perbandingan aspek menyimak dan membaca adalah 44,4 % : 55,6 % atau 4 : 5 2. Aspek pembelajaran menyimak di tingkat SMA pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 7 KD (Kompetensi Dasar), sedangkan aspek pembelajaran membaca di tingkat SMA pada Kurikulum 2013 Revisi berjumlah 51 KD (Kompetensi Dasar). Jadi perbandingan aspek menyimak dan membaca adalah 12,1 % : 87,9 % atau 1 : 7,3. Ini merupakan salah satu penyebab pengajaran keterampilan menyimak kurang mendapat perhatian, kurang diaplikasikan oleh guru dan cendrung terpinggirkan dalam Pengajaran Keterampilan Bahasa Indonesia. Saran 1. Agar ini menjadi perhatian pemerintah, tim penyusun kurikulum dan guru, agar mengadakan revisi kurikulum terkait pengajaran Pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan pengajaran menyimak. Mengingat pentingnya pengajaran keterampilan menyimak ini bagi siswa di SMP dan SMA. 2. Agar perancang kurikulum memperhatikan dan mencantumkan aspek keterampilan menyimak serta sebaiknya seimbang dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya, karena aspek keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis sama pentingnya. 3. Agar guru Bahasa Indonesia juga mengajarkan aspek pembelajaran keterampilan menyimak serta menyeimbangkannya dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya, serta menggunakan media pembelajaran menyimak yang dapat memotivasi siswa dalam belajar. DAFTAR RUJUKAN Ariesty Fujiastuti, Yosi Wulandari, I. S. (2019). Pengembangan Media Flash Berbasis Komik dalam Pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan, 21(3), 201–213. Damayanti, K. L. (2011). Pengembangan Pembelajaran Media Menyimak Dongeng dengan Program Adobe Flash. Unnes, ii. Fawzi, A. (2016). Pengembangan Alat Penilaian Pembelajaran Menyimak Eksposisi Kelas X Vol.2 No.7 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i7.191 1086 Sma. Bahasa Dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni Dan Pengajarannya, 44(2), 125–134. https://doi.org/10.17977/um015v44i22016p125 Nurhayani, I. (2010). Pengaruh Penggunaan Metode Bercerita Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Fakultas Pendidikan Islam Dan Keguruan Universitas Garut, 4(4), 6. Sukmdinata, Nana, Syaodih (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Badung: PT. Remaja Rosdakarya. Syafrina, D., Dermawan, T., & Widiati, N. (2017). Implementasi Pembelajaran Menyimak di Sekolah Menengah Pertama. 706–713. Tapriatno, T. (2011). Pengembangan materi pembelajaran menyimak informasi bermuatan kearifan lokal pada siswa SMP. Wuryaningrum, R. (2019). Pembelajaran Menyimak. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jember.