Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1298 

Received : 13-06-2021 

Revised : 18-07-2021 

Published : 20-08-2021 

 

 

Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa Melalui Strategi 

Kolaborasi Komunitas dengan Pemanfaatkan Aplikasi Google 

Meet untuk Pembelajaran Daring yang Interaktif dan 

Komunikatif 
 

Lini Yulliyanti 

SD Negeri 2 Danyang, Indonesia 

lini.yulliyanti@gmail.com  

 
Abstrak: 

Tujuan pelaksanaan best practice ini adalah untuk meningkatkan kemampuan 

belajar siswa SD Negeri 2 Danyang pada masa pandemi Covid-19 melalui 

aktivitas kolaborasi komunitas orang tua dalam pelaksanaan pembelajaran daring 

yang interaktif dan komunikatif menggunakan aplikasi Google Meet. Best 

practice dilaksanakan di SD Negeri 2 Danyang, Kecamatan Purwodadi, 

Kabupaten Grobogan. Subyek belajar adalah siswa kelas V yang pada semester I 

tahun pelajaran 2021/2022 ini berjumlah 51 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok 

belajar daring. Strategi pemecahan masalah dalam best practice ini dilakukan 

dengan cara berkolaborasi bersama komunitas orangtua siswa dengan 

memanfaatkan aplikasi Google Meet, guna melaksanakan interaksi pembelajaran 

secara live yang lebih komunikatif. Dampak dan capaian hasil dari best practice 

ini mampu meningkatkan kompetensi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Danyang 

ditengah kebijakan PPKM karena pandemi Covid-19. Sebelum guru 

melaksanakan best practice, banyak keluhan orangtua siswa terhadap proses 

belajar anak yang akhirnya menjadikan capaian hasil belajar siswa rendah dengan 

ketuntasan kelas sebesar 67,3%. Setelah guru melaksanakan praktik pembelajaran 

dengan strategi memanfaatkan kolaborasi komunitas orangtua siswa 

menggunakan aplikasi Google Meet, capaian hasil belajar siswa meningkat 

hingga ketuntasan kelas mencapai 86,3%.  

 

Kata kunci:   

best practice; kolaborasi komunitas; pembelajaran google meet 

 

 

  

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211
mailto:lini.yulliyanti@gmail.com


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1299 

PENDAHULUAN 

Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada 

suatu lingkungan belajar, seperti buku-buku dan  alat peraga yang ada di sekolah. Pembelajaran 

sebagai proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Interaksi dalam 

pembelajaran dimaknai sebagai proses komunikasi timbal balik antara guru dalam 

menyampaikan pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Maka sudah pasti dalam proses 

interaksi ini tidak lepas dari unsur komunikasi seperti: komunikator, komunikan, pesan, dan 

media. Dalam prosesnya ketika berinteraksi, seorang guru tidak hanya mengajar saja, namun 

perlu memahami suasana psikologis dari siswa dan juga kondisi kelas. Masing-masing dari 

guru dan siswa saling mempengaruhi, karena guru dan siswa harus memiliki hubungan yang 

erat dan baik demi mencapai tujuan pembelajaran. 

Namun di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini dengan kebijakan 

pelaksanaan pembelajaran daring (dalam jaringan), interaksi pembelajaran yang seharusnya 

seperti di kelas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, khususnya bagi SD Negeri 2 Danyang 

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Dalam kondisi seperti ini pembelajaran 

terkendala oleh berbagai hal. Kebanyakan siswa dari sekolah ini berasal dari golongan 

ekonomi menengah ke bawah, yang orang tuanya bekerja sebagai pedagang pasar, petani dan 

karyawan. Tidak semua siswa memiliki handphone sendiri untuk pembelajaran. Hal ini 

diketahui saat guru menghubungi nomor hp yang terdaftar di sekolah, banyak yang diangkat 

orang tuanya yang sedang tidak berada di rumah karena bekerja. Hal ini menjadikan guru 

tidak dapat memberikan bimbingan materi secara langsung kepada siswa ataupun untuk 

mengetahui sejauh mana proses belajar siswa di rumah.  

Pada kondisi ini guru hanya dapat memberikan materi dari video dan buku pelajaran 

melalui pesan orangtuanya, yang tentunya siswa belajar searah. Pada saat guru meminta tugas 

atau hasil pekerjaan siswa yang dikirim orang tua, banyak dari mereka mengeluh bahwa siswa 

tidak belajar maksimal, siswa merasa bosan, siswa tidak dapat bertanya kepada guru dan 

orangtua juga kurang memahami materi pelajaran anak, bahkan tidak sedikit pekerjaan siswa 

yang dikerjakan oleh orangtua/wali nya. Al hasil saat dilakukan penilaian/ ulangan pada satu 

waktu, nilai hasil belajar siswa rendah dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap 

materi pelajaran. Masalah seperti ini sebelumnya juga pernah dilaporkan dalam jurnal Ali 

sadikin dan Afreni Hamidah. Dalam laporan disebutkan bahwa asumsi mahasiswa terhadap 

materi dan tugas tidak cukup karena perlu penjelasan secara langsung. Dalam laporan tersebut 

juga dituliskan kutipan yang melaporkan, bahwa kelas yang dosennya sering masuk dan 

memberikan penjelasan menunjukkan pembelajarannya lebih baik dibandingkan kelas yang 

dosennya jarang masuk untuk menjelaskan materi(Sadikin and Hamidah 2020).  

Hasil refleksi guru terhadap situasi dan permasalahan diatas, guru menemukan solusi 

terbaik untuk dipraktikkan. Untuk tetap dapat melaksanakan interaksi pembelajaran seperti 

halnya di kelas tatap muka, dan dengan memperhatikan kebijakan pembelajaran daring (dalam 

jaringan) oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan, maka guru melaksanakan praktik 

pembelajaran secara live dengan berkolaborasi bersama komunitas orangtua/ wali siswa untuk 

menggunakan aplikasi GoogleMeet. Maksud dari kolaborasi komunitas disini merupakan 

proses partisipasi/ peranserta orang/ kelompok, ataupun organisasi yang bekerjasama untuk 

mencapai suatu tujuan. Dengan melakukan kolaborasi komunitas orangtua/ wali siswa kelas 

5, diharapkan permasalahan dapat dipecahkan bersama, dengan memanfaatkan aplikasi 

Google Meet menjadikan pelaksaaan interaksi pembelajaran tatap muka secara live dalam 

jaringan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1300 

dengan baik. Bersama komunitas orangtua/ wali, guru mencari waktu luang bersama agar 

semua siswa dapat menggunakan handphone untuk belajar secara live, yang menjadikan 

pembelajaran “Daring” dapat berjalan lebih interaktif dan komunikatif. Berdasarkan semua 

itu guru yakin bahwa praktik kolaborasi komunitas orang tua dengan penggunaan aplikasi 

Google Meet ini mampu memberi solusi dari permasalahan yang ada.  

 

KAJIAN PUSTAKA 

Kompetensi Belajar Siswa 

Kompetensi belajar siswa atau lebih dikenal sebagai capaian hasil belajar siswa. Hasil 

belajar adalah hasil penilaian guru terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan 

tujuan yang diharapkan. Menurut Sukmadinata, dikutip oleh Yunita Kusumaningsih (2010) 

menyebutkan, hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan 

potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.  

Sesuai teori yang dikemukakan oleh Benyamin Bloom pada buku Dasar-Dasar Proses 

Belajar Mengajar karangan Nana Sudjana (2009), menyebut jika kompetensi belajar siswa 

dapat kelompokan menjadi 3 (tiga) ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah 

psikomotor. Dari kajian kognitif dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar merupakan pencapaian 

belajar siswa berdasarkan aspek pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap suatu konsep. 

Hasil belajar bidang kognitif ini terdiri dari enam komponen yang saling berurutan, dimulai 

dari menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan kemudian 

mengevaluasi. Rendahnya kompetensi belajar siswa di kelas V SD Negeri 2 Danyang pada saat 

ini merupakan dampak dari adanya kondisi pandemi Covid-19 dimana pembelajaran 

dilaksanakan secara daring dengan berbagai keterbatasan.  

 

Kolaborasi Komunitas 

Menurut Abdulsyani, kolaborasi adalah suatu bentuk proses sosial, dimana didalamnya 

terdapat aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling 

memahami aktivitas masing-masing(Ginanjar 2015). Hadari Nawawi dalam Ginanjar (2015) 

memberikan pengertian kolaborasi sebagai usaha untuk mencapai tujuan bersama yang telah 

ditetapkan melalui pembagian tugas/pekerjaan. Pembagian disini tidak dimaknai sebagai 

pengkotak-kotakan pekerjaan namun lebih dimakanai sebagai sebuah kesatuan kerja yang 

mengarah pada usaha pencapaian tujuan bersama. 

Dalam kehidupan sosial masyarakat, banyak definisi menjelaskan arti komunitas. Rulli 

Nasrullah (2012) memberikan definisi komunitas dalam pendekatan: 1) terbentuk dari 

sekelompok orang; 2)saling berinteraksi secara sosial diantara anggota kelompok itu; 3) adanya 

kesamaan kebutuhan atau tujuan diantara anggota kelompok; 4) adanya keterbukaan individu 

anggota kelompok seperti: waktu. 

 Pada dasarnya setiap komunitas itu terbentuk dengan sendirinya, tidak ada paksaan dari 

pihak manapun, karena komunitas terbangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan setiap 

individu dalam kelompok tersebut, seperti komunitas orangtua siswa dalam kelas belajar. 

Komunitas orangtua kelas V SD Negeri 2 Danyang terbentuk atas inisiatif guru dengan 

kesadaran bersama untuk mencapai tujuan bersama yaitu membantu siswa dalam proses belajar 

di masa pandemi Covid-19. Hal ini tentunya didasari bahwa tugas guru untuk mengembangkan 

siswa secara utuh dan optimal adalah tugas bersama yang harus dilaksanakan secara kolaboratif 

oleh guru dan orangtua/ wali siswa. Hal ini mengingat masalah kesulitan belajar siswa yang 

lebih bersumber pada proses pembelajaran perlu mendapat perhatian orangtua. Oleh karenanya 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1301 

kolaboratif komunitas orangtua/ wali dengan guru ini sangat diperlukan bagi perkembangan 

belajar di rumah. Dari hasil penelitian Halimah dinyatakan bahwa ketika orang tua dan 

penyelenggara pendidikan berkolaborasi dengan baik, dan memberi motivasi dalam proses 

pendidikan dan pembelajaran menghasilkan perilaku warga belajar yang lebih baik 

dibandingkan dengan pendidikan tanpa berkolaborasi dengan pendidikan dari keluarga 

(Julianto 2019). 

 

Pembelajaran Daring dengan Aplikasi Google Meet 

Dikutip Kuswanto (2018), Sardiman menyatakan bahwa guru adalah salah satu 

komponen manusia dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam upaya pembentukan 

sumber daya manusia potensial di bidang pembangunan. Kinerja merupakan prestasi seseorang 

dalam suatu bidang atau keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang 

didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efesien.  

Kinerja guru dapat dilihat dari interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya 

dalam bentuk program semester ataupun persiapan mengajarnya (Santris 2019). Proses 

pembelajaran dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari 

persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu 

pelaksanaan evaluasi dan perbaikan bagi siswa yang belum berhasil atau bisa dikatakan belum 

tuntas (Tegowati et al. 2018).  

Salah satu dampak Pandemi Covid-19 pada masalah pendidikan di Indonesia menurut 

(Syah 2020), yaitu psikologis peserta didik yang terbiasa belajar bertatap muka dengan guru. 

Pada masa pandemi Covid-19 saat ini memaksa guru untuk merubah desain pembelajarannya. 

Situasi ini tentunya membuat sekolah dipaksa untuk melakukan inovasi dalam proses belajar 

mengajarnya. Sebagaimana telah di instruksikan melalui kementerian pendidikan, pada masa 

pandemi covid-19, setiap sekolah wajib melaksanakan proses pembelajaran secara luring 

maupun daring.  

Saat ini pembelajaran daring dapat dilakukan secara virtual antara guru dan siswa. 

Syarifudin menyatakan, dengan pembelajaran virtual membuat proses belajar mengajar tidak 

terbatas oleh ruang maupun waktu (Maulia, Purnama, and Si n.d.). Pembelajaran daring ini 

memerlukan sarana media untuk proses pembelajarannya. Salah satu alternatif yang dapat 

dipilih adalah aplikasi Google Meet yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. 

Google meet adalah salah satu aplikasi video conference yang digunakan untuk proses meeting 

secara online yang dikeluarkan Google (Juniartini and Rasna 2020). Aplikasi ini memiliki 

fasilitas layaknya presentasi tatap muka namun via maya yang dapat diakses pada website, 

android, dan iOS. Dengan fitur video conference ini maka Google Meet dapat digunakan 

sebagai sarana dalam pembelajaran live dalam jaringan. Saat ini Google Meet ini tersedia dalam 

layanan premium berbasis video conference, namun juga tersedia dalam layanan free. Google 

meet dapat menjadi salah satu media pembelajaran guna menunjang proses pembelajaran dari 

rumah yang sekaligus mengajarkan kepada siswa untuk memanfaatkan teknologi sejak dini 

(Juniartini and Rasna 2020). 

Kelebihan yang dimiliki oleh Google Meet yaitu tidak hanya dapat berbagi tayangan 

presentasi akan tetapi dapat merekam selama pertemuan berlangsung (Assidiqi and Sumarni 

n.d.). Selain itu, Google Meet dapat menghubungan panggilan video berkualitas tinggi untuk 

grup yang dapat mencapai 250 orang (Juniartini and Rasna 2020), dimana hal ini sangat cocok 

untuk digunakan siswa di kelas.  

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1302 

Hasil Survey Arus Survei Indonesia di kumparan.com pada Oktober 2020 terkait 

penggunaan platform pembelajaran jarak jauh popular di Indonesia menyatakan hasil, Google 

Meet pada posisi kedua teratas setelah aplikasi Zoom Meeting (https://kumparan.com/berita-

update/google-classroom-platform-terfavorit-saat-pjj-menurut-survei-nasional-

1uQpnQDLKG9, diakses 12 Juli 2021). Oleh karenanya penggunaan Google Meet ini diyakini 

akan mampu mengatasi permasalahan pada proses pembelajaran secara langsung terutama saat 

guru perlu menjelaskan materi atau kegiatan praktikum daring (dalam jaringan). Hal ini guru 

memiliki keyakinan pilihan alternatif media pembelajaran live mengunakan Google Meet sudah 

tepat.  

 

METODE 

Sesuai instruksi kementerian melalui dinas pendidikan kabupaten Grobogan, SD Negeri 

2 Danyang pada semester I Tahun pelajaran 2021/2022 ini masih menerapkan sistem daring 

(dalam jaringan). Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang semakin meningkat. 

Pembelajaran daring yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Danyang Kecamatan Purwodadi 

Kabupaten Grobogan dilaksanakan menggunakan media sosial group WA atau WhatsApp, 

dimana melibatkan semua orangtua/wali murid sebagai jembatan informasi pembelajaran 

antara guru dan siswa.  

Namun pada saat ini di kelas V SD Negeri 2 Danyang mengalami permasalahan. 

Permasalahan utama yang dihadapi guru saat ini adalah rendahnya capaian ketuntasan saat 

dilakukan penilaian belajar daring dalam satu waktu. Siswa kelas V SD Negeri 2 Danyang saat 

ini berjumlah 51 anak dengan tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Hasil belajar dari 51 

anak ini setelah dilakukan analisis nilai, diketahui pencapaian ketuntasan KKM untuk KD PKn 

sebesar 74,5%, KD IPA sebesar 62,7%, dan KD Bahasa Indonesia sebesar 64,7%. Atau jika 

dirata-rata capaian ketuntasan nilai yang terdapat pada Sub Tema 1 Organ Gerak Hewan baru 

mencapai 67,3%. Tentunya hal ini jauh dari harapan, dan harus dicarikan solusi bagi perbaikan 

pembelajaran kedepannya.  

Banyak orangtua mengeluh bahwa selama masa pandemi Covid-19, aktifitas belajar 

siswa kurang disiplin, bangun siang, tidak maksimal dalam belajar, siswa merasa bosan, saat 

kesulitan belajar siswa tidak dapat bertanya kepada guru, dan ada beberapa siswa yang 

menggantungkan pekerjaan belajar berlimpah kepada orangtuanya. Maka tidak salah jika saat 

dilakukan penilaian dalam pengawasan satu waktu masih banyak siswa mendapatkan nilai 

rendah, yang dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.  

Maka sebagai solusi dari permasalahan ini, guru melakukan praktik pembelajaran dengan 

strategi kolaborasi komunitas dengan memanfaatkan aplikasi Google Meet untuk pembelajaran 

live daring. Secara sistematis cara pemecahan masalah yang dilakukan dengan strategi ini dapat 

digambarkan sebagai berikut:  

 

  

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211
https://kumparan.com/berita-update/google-classroom-platform-terfavorit-saat-pjj-menurut-survei-nasional-1uQpnQDLKG9
https://kumparan.com/berita-update/google-classroom-platform-terfavorit-saat-pjj-menurut-survei-nasional-1uQpnQDLKG9
https://kumparan.com/berita-update/google-classroom-platform-terfavorit-saat-pjj-menurut-survei-nasional-1uQpnQDLKG9


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1303 

    Input      Proses   Output 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
Gambar 1. Alur dan Siklus Penyelesaian Masalah 

 

Dari gambar diatas, dapat dijabarkan penjelasan langkah-langkah kerja pelaksanaan 

strategi kolaborasi komunitas dengan memanfaatkan aplikasi Google Meet untuk pembelajaran 

live sebagai berikut:  

1. Guru memperoleh informasi masukan permasalahan pembelajaran melalui kegiatan refleksi 
dan analisis proses/nilai; 

2. Guru berkolaborasi dengan Komunitas orangtua dengan memanfaatkan aplikasi Google 
Meet yang mana pada proses ini dilakukan langkah kerja bersiklus yakni:  

a. Sebelum pelaksanaan pembelajaran live, guru menginisiasi pembentukan komunitas 
orangtua kelas V melalui WA Group; 

b. Guru membuat perencanaan pembelajaran live daring menggunakan aplikasi Google 
Meet;  

c. Guru mengkomunikasikan rencana pembelajaran live dengan Diskusi Komunitas Ortu 
melalui WA Group. Hal ini dilakukan untuk mencari waktu luang orangtua agar semua 

siswa dapat mengikuti pembelajaran live menggunakan fasilitas HP orangtua dan 

sekaligus menjadi pendamping anak belajar di rumah. Dalam proses diskusi ini juga 

Kemampuan Belajar 

Siswa Rendah  
Kemampuan Belajar 

Siswa meningkat 

Kolaboratif 

Komunitas 

Ortu dengan 

Google Meet 

 

Diskusi 

Komunitas Ortu 

melalui WA 

Group 

Evaluasi 

Praktik, 

Hambatan dan 

Dampak 

Perencanaan/ 

Perbaikan 

Pembelajaran 

Live  

Pendampingan 

Pembelajaran 

Live dengan 

Google Meet 

Build WA 

group Ortu 

Kelas V 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1304 

guru mengundang siswa untuk pelaksanaan pembelajaran live melalui link yang 

dibagikan pada WA Komunitas; 

d. Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati sebelumnya, sebagai pengingat, maka 1 
(satu) jam sebelum dimulai, guru menginformasikan orangtua untuk mendampingi 

anak-anak belajar dirumah melalui WA Group; 

e. Guru melakukan pembelajaran live dengan Google Meet dan melakukan presensi 
kehadiran siswa pada kelas live. Sedangkan orangtua diminta untuk membantu siswa 

mengkomunikasikan kepada guru tentang kesulitan belajarnya sampai selesai.  

3. Guru melakukan evaluasi terhadap praktik pembelajaran live dengan Google Meet, 
menemukan hambatan dan dampak yang diperoleh saat pembelajaran live menggunakan 

Google Meet; 

4. Guru melakukan refleksi kembali untuk membuat perbaikan dan atau rencana tindaklanjut. 
Proses ini akan berulang-ulang untuk materi pembelajaran lainnya khususnya bagi 

materi-materi pembelajaran yang membutuhkan penjelasan tatap muka.  

 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Kolaborasi Komunitas dalam Pembelajaran Live menggunakan Aplikasi Google Meet  

Sebagaimana dijelaskan pada langkah-langkah strategi diatas, dapat dijelaskan bahwa 

selama berkolaborasi dengan komunitas orangtua berjalan lancar. Meskipun demikian bukan 

berarti tidak menjumpai permasalahan baru sebagai akibat dari praktik tersebut. Saat pertama 

guru membuat komunitas group WhatsApp (WA) terlihat antusias orangtua dalam 

menggunakan aplikasi pesan ini. Mereka saling memperkenalkan diri dalam forum komunitas. 

Meskipun sebelumnya telah ada media google classroom untuk kelas V SD Negeri 2 Danyang, 

dengan komunitas group WA ini terlihat lebih responsif.  

Guru memberikan penjelasan sejak awal akan aturan-aturan dalam menggunakan pesan 

WA Group sebagai media komunikasi pihak sekolah dengan siswa di rumah. Guru sebagai 

admin group komunitas ini menerapkan sistem buka tutup kirim pesan. Guru memberikan 

informasi update tugas kepada siswa melalui komunitas orangtua ini, sedangkan pusat materi 

dan penugasan tetap menggunakan platform google clasroom. Kegiatan ini berjalan lancar 

karena sudah terbiasa, namun tidak saat guru memulai menggunakan Google Meet, dimana bagi 

komunitas orangtua adalah sesuatu yang baru. Bagi sebagian orangtua penggunaan Google 

Meet tidak menjadi kendala, namun bagi sebagian lagi perlu mendapat bimbingan guru. Oleh 

karenanya sebelum guru memulai pembelajaran live, guru memberikan konsultasi bagi 

orangtua siswa yang belum paham.  

Kegiatan kolaborasi komunitas ini tidak hanya sebagai jembatan informasi pembelajaran 

antara guru dan siswa saja, akan tetapi guru menjadikan sarana group WA ini sebagai sarana 

konseling belajar bagi siswa di rumah. Berbagai persoalan kesiswaan dapat orangtua curahkan 

melalui diskusi orangtua di group WA ini. Kemudian guru menampung segala informasi, yang 

nantinya akan diberikan solusi bagi pemecahan masalah yang dihadapi siswa saat belajar di 

rumah. Demikian sebaliknya guru meminta bantuan tiap orangtua di rumah untuk mendampingi 

siswa belajar di rumah. 

Saat pelaksanaan pembelajaran live menggunakan Google Meet, juga memperlihatkan 

situasi yang baik. Guru membagi 51 siswa menjadi 2 kelompok belajar daring. Beberapa siswa 

di rumah memperlihatkan adanya pendampingan oleh orangtua, dan beberapa lagi tidak. Anak-

anak senang dapat melakukan tatap muka secara virtual, mendengarkan penjelasan guru dan 

saling tanya jawab. Saat pertama pembelajaran live dilaksanakan banyak siswa yang masih 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1305 

malu untuk berinteraksi, namun dengan bantuan pendampingan orangtua mendorong situasi 

pembelajaran menjadi lebih inteaktif, komunikatif dan menyenangkan.  

Selain digunakan untuk menjelaskan materi, Google Meet juga digunakan sebagai 

pengawasan penilaian siswa secara langsung, sehingga guru dapat memantau situasi siswa saat 

mengerjakan soal melalui video yang akhirnya jawaban masing-masing siswa di foto dan 

dikirimkan melalui link upload dokumen di platform google classroom.  Kemudian guru 

melakukan koreksi pekerjaan dan memberikan nilai. 

Meskipun secara umum telah berjalan baik sesuai harapan, namun ditahapan awal 

menjumpai beberapa kendala atau masalah baru seperti:  

1. Beberapa orangtua merasa cuek dan tidak komunikatif, kurang memperhatikan belajar anak 
sehingga sering telat mengirim tugas dan atau tugas di kirim bersamaan dengan tugas hari 

sebelumnya; 

2. Beberapa orangtua tidak menjalankan peran kolaborasi dengan baik, misalnya tidak 
melaporkan perkembangan belajar anak di rumah padahal anak masih mengalami kesulitan 

dalam belajar; 

3. HP orangtua siswa belum terinstal Google Meet; 
4. Beberapa orangtua siswa masih belum paham akan penggunaan aplikasi Google Meet; 
5. Beberapa orangtua siswa mengeluhkan boros kuota intenetnya.  

Dari masalah/ kendala yang dialami selama praktik kolaborasi komunitas dengan 

memanfaatkan Google Meet untuk pembelajaran live, penulis melakukan serangkaian 

tindaklanjut sebagai solusi baru/ pemecahan masalah yang muncul diantaranya:  

1. Melakukan panggilan kepada orangtua dan memberikankan pengertian akan pentingnya 
kolaboratif ini untuk perkembangan belajar siswa di rumah; 

2. Guru sering-sering mengingatkan orangtua melalui WA komunitas, akan peran fungsinya 
selaku kolaborator pembelajaran agar meningkatkan keaktifannya dalam memperhatikan 

belajar anak di rumah; 

3. Guru membantu orangtua menginstal Google Meet; 
4. Guru membantu orangtua siswa dalam penggunaannya dengan cara membuat panduan yang 

di share ke WA komunitas; 

5. Guru memberikan pengertian akan pentingnya dukungan orangtua dalam pembelajaran di 
masa pandemi Covid-19, dan meminta orangtua terus aktif dalam memperhatikan anak di 

rumah agar tidak salah dalam penggunaan kuota internet untuk bermain game online.  

 

Dampak dan Capaian Hasil  

Setelah melakukan evaluasi dan refleksi secara menyeluruh terhadap proses praktik 

kolaborasi komunitas dengan memanfaatkan Google Meet untuk pembelajaran live, dan 

mencermati berbagai masalah dan perbaikan (solusi) serta dampak-dampaknya, dapat 

dijelaskan bahwa keluaran (output) dari pelaksanaan praktik strategi ini mampu memberikan 

hasil akhir pada meningkatnya kompetensi belajar siswa, khususnya pada ranah kognitif. 

Melalui peran serta (kolaborasi) orangtua di rumah menjadikan daya dorong bagi siswa untuk 

disiplin belajar, berani, tanggungjawab terhadap tugas dan lebih komunikatif jika mengalami 

kesulitan belajar. 

Terlaksananya kegiatan praktik strategi ini memberikan dampak positif bagi pencapaian 

hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Danyang. Sebagai dampak positif dari penerapan 

strategi ini diantaranya sebagai berikut:  

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1306 

1. Praktik kegiatan kolaborasi komunitas ini telah menyadarkan orangtua akan pentingnya 
mendampingi dan mendorong belajar siswa;  

2. Praktik kegiatan kolaborasi komunitas juga menyadarkan semua anggota komunitas akan 
pentingnya peran, fungsi dan kepedulian masing-masing dalam mencapai tujuan, khususnya 

dalam pembelajaran siswa;  

3. Melalui praktik kegiatan kolaborasi komunitas dengan pemanfaatan Google Meet untuk 
pembelajaran live menjadi pengalaman baru bagi orangtua dan siswa akan perkembangan 

teknologi video konferensi;  

4. Pemanfaatan Google Meet untuk pembelajaran live meningkatkan antusias siswa dalam 
pembelajaran, siswa menjadi aktif dan komunikatif kepada guru; 

5. Seiring berjalannya pembelajaran tatap muka virtual yang interaktif dan komunikatif, 
menjadikan pemahaman siswa terhadap materi dapat tuntas sehingga meningkatkan capaian 

kompetensi belajar siswa menjadi lebih baik. 

Sebagai informasi akhir, bahwa praktik strategi kolaborasi komunitas dengan 

memanfaatkan Google Meet untuk pembelajaran live memberikan capaian hasil akhir pada 

meningkatnya kompetensi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Danyang pada masa pandemi 

Covid-19. Dari analisis nilai ulangan siswa setelah dilakukan praktik strategi ini, diketahui jika 

ketuntasan siswa secara klasikal meningkat atau lebih baik dibandingkan sebelum dilakukan 

strategi kolaborasi komunitas dan pembelajaran live. Jika dibandingkan dengan capaian hasil 

penilaian sebelumnya dapat disajikan data hasil penilaian siswa sebagai berikut: 

 
Tabel 1. Perbandingan Capaian Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang 

Unsur KD 

Ketuntasan Sebelum/ Sesudah Praktik Stategi 

Keterangan Sebelum Sesudah  

Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % 

PKn 38 74,5% 46 90,2% Meningkat 

IPA 32 62,7% 42 82,4% Meningkat 

Bahasa Indonesia 33 64,7% 44 86,3% Meningkat 

Rata-rata  67,3%  86,3% Meningkat 

 

Dari tabel diatas dapat dipahami bahwa sesudah pelaksanaan praktik strategi kolaborasi 

komunitas dengan memanfaatkan Google Meet untuk pembelajaran live, berhasil meningkatkan 

capaian hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Danyang. Penilaian ini didasarkan pada analisis 

nilai ulangan pada subtema 2: Manusia dan Lingkungan. Dan peningkatan kompetensi/ hasil 

belajar siswa ini sesuai dengan dampak positif sebagaimana dijelaskan diatas. 

 

SIMPULAN  

Sesuai pembahasan dapat dibuat simpulan sebagai berikut: kompetensi belajar siswa 

kelas V SD Negeri 2 Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan pada masa 

pandemi Covid-19, dapat ditingkatkan melalui praktik strategi kolaborasi komunitas dengan 

memanfaatkan aplikasi Google Meet untuk pembelajaran daring yang lebih interaktif dan 

komunikatif.  

 

  

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1307 

Saran 

Sesuai hasil best practice ini penulis dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut:  

1. Sebaiknya guru terus meningkatkan kinerja pembelajarannya secara responsif dan adaptif 
seperti pada situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan guru berpraktik melaksanakan 

pembelajaran tatap muka dalam jaringan; 

2. Sebaiknya guru berkolaborasi dengan komunitas orangtua dan membina hubungan baik 
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan siswa dalam pembelajaran, baik daring 

maupun luring; 

3. Guru dapat menggunakan aplikasi Google Meet yang bebas biaya layanan sebagai salah 
satu sarana praktik pembelajaran daring live yang lebih interaktif dan komunikatif; 

4. Sebaiknya sekolah yang memiliki permasalahan seperti yang dihadapi penulis ini dapat 
menerapkan strategi dan langkah-langkah serupa guna memecahkan masalah yang terjadi. 

 

DAFTAR RUJUKAN 

Assidiqi, Muhamad Hasbi, and Woro Sumarni. n.d. “Pemanfaatan Platform Digital di Masa 

Pandemi Covid-19.” 6. 

E.Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja. 

Rosdakarya. 

Ginanjar, Adhitya. 2015. “STRATEGI KOLABORASI BRANCHLESS BANK SYARIAH 

DI TENGAH PERSAINGAN DAN PERUBAHAN TEKNOLOGI.” 1(2):12. 

https://kumparan.com/berita-update/google-classroom-platform-terfavorit-saat-pjj-menurut-

survei-nasional-1uQpnQDLKG9, diakses 12 Juli 2021. 

Julianto, Alfin. 2019. “Kolaborasi Pendidikan Nonformal, Informal, dan Formal dalam 

Pendidikan Pemuda di Daerah Istimewa Yogyakarta.” Diklus: Jurnal Pendidikan Luar 

Sekolah 3(1):14–22. doi: 10.21831/diklus.v3i1.24644. 

Juniartini, NME, and IW Rasna. 2020. “Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa 

Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020.” 9(2):9. 

Kusumaningsih, Yunita. 2010. "Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa, dan 

Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas 

XI IPS SMA Negeri 1 Lasem". Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol. 1 No. 1 (2013). 

Kuswanto. 2018. “Peningkatan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran Kontekstual 

melalui Program Pembinaan bagi Guru Kelas SD Negeri 2 Danyang Kecamatan 

Purwodadi Kabupaten Grobogan pada semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016”. PTK. 

(Tidak dipublikasikan). 

Maulia, Pitria Salim, Hadi Purnama, and M. Si. n.d. “EFEKTIFITAS GOOGLE MEET 

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19 

PADA MAHASISWA DIGITA PR TELKOM UNIVERSITY.” 5. 

Rulli Nasrullah. 2012. Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber. Jakarta: Kencana. 

Sadikin, Ali, and Afreni Hamidah. 2020. “Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19.” 

BIODIK 6(2):109–19. doi: 10.22437/bio.v6i2.9759. 

Santris, Billy. 2019. “PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI 

TERHADAP KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL 

INTERVENING PADA SMA SUTOMO 1 MEDAN.” Management Innovation 26. 

Sudjana, Nana . 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja 

Rosdakarya. 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211
https://kumparan.com/berita-update/google-classroom-platform-terfavorit-saat-pjj-menurut-survei-nasional-1uQpnQDLKG9
https://kumparan.com/berita-update/google-classroom-platform-terfavorit-saat-pjj-menurut-survei-nasional-1uQpnQDLKG9


Vol.2 No.8 2021 

ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211  

 1308 

Syah, Rizqon H. 2020. “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, 

Keterampilan, dan Proses Pembelajaran.” SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 

7(5). doi: 10.15408/sjsbs.v7i5.15314. 

Tegowati, Tegowati, Nenny Syahrenny, Wininatin Khamimah, and Mega Arisia Dewi. 2018. 

“Strategi Meningkatkan Prestasi Kerja Guru Berdasarkan Motivasi, Kompensasi, Stres 

Kerja, Dan Kepemimpinan.” INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen 

Indonesia 1(2):118–32. doi: 10.31842/jurnal-inobis.v1i2.24. 
 

https://doi.org/10.47387/jira.v2i8.211