Microsoft Word - 04-Mujiono.docx Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.22 28 Received : 01-07-2020 Revised : 15-08-2020 Published : 20-09-2020 JOYFUL LEARNING UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ALJABAR KELAS SMP NEGERI 1 WONOMERTO Mujiono SMP Negeri 1 Wonomerto Probolinggo, Indonesia mujiyonomtk64@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan Strategi Joyful Learning. Strategi joyful learning membantu guru untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatakan hasil belajar siswa. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VII B berjumlah 22 orang, 5 putri dan 17 putra. Penerapan strategi joyful learning menunjukkan peningkatan pada hasil belajar. Siklus I meningkat menjadi 21 siswa yang mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata kelas 95. Pada siklus I memperoleh nilai rata-rata IPG 73% dengan kategori baik, IRS 88 % dengan kategori sangat baik, dan IKL 80% dengan kategori baik. Abstract: This study aims to improve learning outcomes by using the Joyful Learning Strategy. Joyful learning strategies help teachers to be more creative in the teaching and learning process and can improve student learning outcomes. The design of this research is Classroom Action Research (PTK) which is conducted collaboratively. The research subjects were 22 students of class VII B, 5 girls and 17 boys. The application of joyful learning strategies shows an increase in learning outcomes. The first cycle increased to 21 students who achieved completeness with an average grade of 95. In the first cycle, the IPG average score was 73% in the good category, 88% IRS in the very good category, and 80% IKL in the good category. Kata kunci: joyful learning, prestasi belajar, aljabar Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.22 29 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Pelajaran matematika pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) berdasarkan Kurikulum 2013 disajikan lebih banyak materi dari pada sebelumnya. Materi yang disajikan sedikit lebih rumit ini pada umumnya dikarenakan pembelajaran lebih menekankan pada usaha pemecahan masalah. Melihat hal itu, beberapa siswa yang beranggapan bahwa matematika sulit untuk dipelajari dan dipahami. Hal ini mengakibatkan siswa dapat menjadi malas untuk belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika rendah. Hasil observasi menunjukkan bahwa ada beberapa masalah yang muncul saat siswa diajarkan materi Aljabar. Masalah pertama yang muncul adalah kurangnya pencapaian hasil belajar matematika siswa adalah penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat. Hal ini diketahui pada saat proses pembelajaran berlangsung guru sudah menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang bervariasi, seperti salah satunya strategi menyampaikan materi dengan menggunakan media power point pada proses pembelajaran, tetapi strategi tersebut belum mendorong beberapa siswa untuk lebih aktif dan memahami materi dengan baik khususnya materi yang menekankan pada proses berpikir abstrak serta suasana pembelejaran cenderung pasif sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. Masalah berikutnya adalah siswa seringkali mengalami kesulitan saat mempelajari materi yang mengandung cara berpikir abstrak seperti materi aljabar. Hal ini ditunjukkan pada saat belajar materi aljabar, siswa sering kali mengalami penurunan pada perolehan nilai dikarenakan siswa merasakesulitan dalam memahami materi. Menurut Mulyasa (2006: 191 -194) menyatakan bahwa strategi pembelajaran menyenangkan (joyful learning) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Menurut Hamruni (2012: 23) proses pembelajaran menyenangkan bisa dilakukan, pertama dengan menata ruangan yang menarik dengan memenuhi unsur keindahan. Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media, dan sumber belajar yang relevan serta gerakangerakan guru yang mampu menbangkitkan motivasi belajar siswa. Tahapan Strategi pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning) DePorter, Reardon, dan Singer (1999)yaitu: 1) Menciptakan lingkungan kelas yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi. 2) Meningkatkan pemahaman dengan menggunakan alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti kartun atau karikatur dan menampilkan isi pelajaran secara visual yang dapat menghidupkan gagasan abstrak mengikutsertakan pelajar kinestetik. 3) Merancang waktu jeda startegis dan mengisinya dengan kegiatan yang menyenangkan seperti membuat kuis, pertanyaan lucu, humor, penjelasan tentang transisi menggunakan berbagai sumber yang dapat mendorong siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran. Kelebihan strategi joyful lerning adalah suasana belajar rileks dan menyenangkan, banyak metode yang bisa diterapkan pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan merangsang kreatifitas. Kekurangan strategi joyful learning adalah guru harus mempunyai kretifitas yang tinggi agar siswa tidak bosan dan guru harus menguasai banyak metode Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.22 30 pembelajaran karena pada strategi joyful learning harus menerapkan metode pembelajaran. sehingga tidak akan muncul kebosanan dalam diri siswa, maka dari itu dalam strategi joyful learning berperan sangat penting agar tercipta kesenangan dan interkasi pada diri siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang bertujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif. Subjek penelitian ini adalah Peserta didik kelas VII B berjumlah 22 orang, 5 putri dan 17 putra. Objek penelitian ini adalah penerapan strategi RAFT (Role-Audience- Format-Topic). PTK dilakukan dengan pengkajian berulang. Terdapat empat langkah dalam PTK yang meliput (1) perencanaan (planning); (2) tindakan (action); (3) pengamatan (observation); dan (4) refleksi (reflection). Penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya hingga tercapai indikator keberhasilan penelitian yang diinginkan. Adapun Alur penelitiannya adalah sebagai berikut. Gambar 1. Alur Penelitian Dalam prosedur penelitian tindakan kelas terdapat beberapa tahapan Penelitian Siklus, yaitu: 1. Perencanaan, merupakan tahap awal kegiatan untuk menentukan lagkah-langkah pemecahan masalah, rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun pedoman observasi dan wawancara, menyusun rancangan evaluasi, menentukan objek dan mempersiapkan alat dokumentasi. 2. Tindakan, merupakan pelaksanaan rencana tindakan pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan strategi pembelajaran RAFT (Role-Audience-Format-Topic). 3. Observasi, dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi Perencanaan (Plan) Tindakan dan pengamatan (Action) Pengamatan (Observation) Refleksi Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.22 31 dengan membuat lembar catatan lapangan. Hal yang diamati selama proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran. 4. Refleksi, dilakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Refleksi pada akhir pembelajaran bertujuan untuk megetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut sebagai dasar perbaikan pada pembelajaran berikutnya pada siklus II dan seterusnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan sebagai upaya mencari solusi. Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan melihat hasil Penilaian Tengah Semester siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Wonomerto unutk mengetahui permasalahan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Data menunjukan hasil nilai rata-rata kelas VII B tengah semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 belum mencapai KKM yaitu 51% dari 31 orang siswa yang memenuhi KKM hanya 7 orang siswa. Berdasarkan hasil pre test menunjukkan dari 22 orang siswa yang memenuhi KKM tidak ada, dikarenakan siswa belum sama sekali menerima materi aljabar. Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah tahap pelaksanaan yaitu siklus untuk mencapai indikator keberhasilan. Siklus kan berhenti pada saat indikator keberhasilan sudah tercapai. Adapun penerapan strategi pembelajaran joyful learning dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terdiri dari empat tahap yaitu: Perencanaan (Planning). Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini dengan merefleksikan dan menganalisis masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran serta mencari alternatif pemecahan masalahnya. Kegiatan utama yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan ini yaitu:1)menganalisis kurikulum dalam rangka mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan disampaikan dengan menggunakan strategi joyful learning; 2) menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar Matematika materi Aljabar dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar; 3) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi joyful learning; menyiapkan lembar kerja produk, sebagai penerapan dari strategi joyful learning;menyiapkan soal lembar evaluasi siswa sebagai penilaian dari hasil belajar;membuat format penilaian serta menyiapkan sarana dan prasaranayang dapat mendukung dalam proses pembelajaran; menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah dengan lembar observasi. Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.22 32 Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini peneliti menerapkan strategi joyful learning mengacu pada RPP dalam waktu 2 kali pertemuan (5 jam Pelajaran). Pelaksanaan pertemuan pertama dimulai dari kegiatan pendahuluan dengan melakuakan doa bersama, menyiapkan siswa untuk belajar dan menyampaikan tujuan pembelejaran. Tujuan pemeblajaran pertemuan pertama siswa dapat mengenali unsur-unsur aljabar dan siswa dapat mengerjakan soal untuk menentukan unsur- unsur aljabar. Kegiatan selanjutnya guru memulai kegiatan inti dengan menerapkan strategi pembeljaran yaitu dengan strategi joyful learning. Pada tahapan strategi joyful learning guru memberikan motivasi belajar melalui video, seteleah itu guru menyampaikan materi belajar yang dikaitkan dengan kehidupan sehari hari dengan alat bantu media Power Point (PPT), media alat peraga daun dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Adapun metode yang digunakan adalah dengan ceramah, diskusi kelompok, penugasan dan tanya jawab. Merancang waktu jeda dan mengisinya dengan kegatan yang menyenangkan Guru membuat game tepuk “3 6 9“dan siswa memperagakannya tujuannya agar siswa tidak jenuh dan merasa bosan saat pembelajaran. Setelah game selesai siswa dibagi beberapa kelompok dan diarahkan untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai materi bentuk dan unsur- unsur aljabar dengan bantuan alat peraga daun. Kegiatan pentup guru menanyakan siswa tentang pengalaman belajar dan menginformasikan pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnya selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan doa. Proses pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua tujuan pembelajarannya siswa dapat mengerjakan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar dan dapat menerapkannya untuk menyelesaikan soal. Metode pada kegiatan pembelajaran dilakukan dengan ceramah, diskusi kelompok, penugasan dan tanya jawab. Pada kegiatan pendahuluan dan penutup serupa dengan pertemuan pertama, yang berbeda pada kegiatan inti. Pada kegiatan inti sesuai dengan tahapan strategi joyful learning untuk menciptakan lingkungan kelas yang nyaman guru memerintahkan sisw untuk menata bangku dan kursi menjadi bentuk “U“, untuk mengkatkan pemahaman siswa, siswa harus memperhatikan penjelasan guru mengenai materi tentang operasi hitung penjumlahan dan penguran bentuk aljabar melalui media PPT dan LKS. Guru memberikan ice breaking agar siswa merasa senang pada kegiatan belajar, setelah melakukan ice breaking siswa mengerjakan latihan soal terkait materi yang disampaikan pada kegiatan hari ini. Pada kegiatan pembelajaran selanjutnya siswa melaksanakan tes guna mengetahui kemampuan siswa setelah menerapkan strategi joyful learning. Observasi (Observing) Pelaksanaan proses pembelajaran dengan strategi joyful learning ini diamati dan dinilai oleh observer. Hasil penilaian pengisian instrumen observasi tindakan guru, siswa dan kondisi lingkungan disajikan pada Tabel 1. Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.22 33 Tabel 1. Hasil Penilaian Instrumen Indeks Hasil Observasi Rata-rata % setiap pertemuan Siimpulan 1 II Rata-rata kategori Indeks observasi pembelajaran guru (IPG) 71 75 73 baik Indeks observasi Respon Siswa (IRS) 81 94 88 Sangat baik Indeks observasi kondisi lingkungan (IKL) 75 85 80 baik Refleksi (Reflecting) Refleksi dilaksanakan setelah observasi dan tindakan dilakukan. Pada tahapan ini, peneliti melakukan analisis terhadap hasil observasi proses kegiatan mengajar guru, respon siswa dan kondisi lingkungan untuk mengukur keberhasilan penerapan strategi joyful learning dan menganalisis hasil post test untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Wonomero. Jika pada hasil refleksi tidak sesuai dengan indikator keberhasilan maka akan dilakukan perbaikan pembelajaran untuk dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Hasil nilai yang diperoleh setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan strategi joyful learning dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Gambar 2. Grafik Siklus 1 Tabel 2. Hasil penilaian siklus 1 Jumlah siswa Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata kelas Siswa tuntas Siswa tidak tuntas jumlah % jumlah % 22 85 57 79 21 95 1 5 Berdasarkan hasil pada Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII B sudah mencapai indicator keberhasilan, terdapat 21 peserta didik yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan presentase 95 % dan siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan sebanyak 1 siswa dengan peresentase 5 % dan memperoleh hasil rata-rata kelas sebesar 79 Sebelum melakukan penelitian, hasil belajar matematika (pra siklus) siswa kelas VII B ada penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa strategi joyful learning dapat 65 70 75 80 85 90 NAMA SISWA Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.22 34 meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Pada penelitian ini, peneliti menambahkan media pembelajaran yaitu dengan PPT dan alat peraga daun dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah dilakukan peneltian mulai dari pra siklus sampai dengan siklus I menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar sisiwa. Peningkatan tersebut terjadi setelah diterapkannya strategi joyful learning pada mata pelajaran matematika materi aljabar. Berikut ini Gambar 3 Diagram data perbandingan hasil belajar matematika siswa kelas VII B. Gambar 3. Grafik Siklus 2 Berdasarkan dari data perbandingan maupun Gambar 3 Diagram, dapat diketahui bahwa dari pra siklus sampai dengan siklus I dalam penelitian tindakan kelas siswa mengalami perubahan hasil belajar dan siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan. Ratarata kelas yang diperoleh siswa kelas VII B juga meningkat, dari mulai pra siklus 33 dan 79 siklus I. Hasil dari data yang diperoleh, peningkatan hasil belajar matematika pada materi aljabar dapat dipresentasekan pada Tabel 3. Tabel 3. Data peningkatan prestasi belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII B Aspek Prasiklus Siklus 1 Nilai tertinggi 54 86 Nilai terendah 4 44 Mencapai KKM 0 22 Yaitu ≥ 75 0 % 80% Berdasarkan Tabel 3 peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII B diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi aljabar dengan strategi joyful learning dari pra siklus sampai dengan siklus I mengalami peningkatan. Data yang diperoleh dari hasil tes menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara bertahap dan cukup baik dibandingkan sebelum diterapkannaya strategi joyful learning SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi joyful learning menunjukkan peningkatan pada hasil belajar matematika materi aljabar kelas VII B 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Series1 Series2 Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.22 35 SMP Negeri 1 Wonomerto. Hal ini dapat dilihat dari pra siklus dan siklus I, dimana pada pra siklus tidak ada siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dengan nilai rata-rata kelas 33. Siklus I meningkat menjadi 21 siswa yang mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata kelas 95. Adapun observasi pembelajaran pada siklus I memperoleh nilai rata- rata IPG = 73% dengan kategori baik, IRS = 88 % dengan kategori sangat baik, dan IKL = 80% dengan kategori baik. DAFTAR RUJUKAN [1] Aqib, Zainal., dkk. 2011. Penelitian TindakanKelas untuk Guru, SMP, SMA, SMK Bandung: CV. Yrama Widya. [2] Depdiknas. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan: Jakarta. [3] DePorter, Bobbi., & Hernacki, Mike. 1999. Quantum Learning. Terjemahan Alwiyah Abdurrhman. Bandung: Kaifa. [4] Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. [5] Apriliawati. 2011. Penerapan Strategi Motivasi ARCH Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: UNESA. [6] Herawati, dkk. 2011. Penelitian TindakanKelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru Dan Calon Guru. Malang: Bayu Media Publishing. [7] Melisa. 2014. Pengaruh Joyful Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus Hasnudin Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. UKSW. [8] Mulyasa. E. 2006. Menjadi guru professional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya. [9] Munayasari, Ika Deni. 2013. Penerapan model pembelajaran joyful learning dengan pendekatan bermain di luar kelas dalam upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar Matematika materi irisan dan gabungan bagi peserta didik kelas VII F SMP N 1 Limbangan Kendal tahun pelajaran 2012/2013. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.http://eprints.walisongo.ac.id /1588/. Diunduh pada tanggal 8 Maret 2017 [10] Susanti, P. E dkk. 2014. Efektivitas Joyful Learning Berbantuan Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UKSW. http://repository.uksw.edu/handle/12345 6789/4974. Diunduh pada tanggal 8 Maret 2017 [11] Septiawan, Hendika. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyful Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Salatiga 01 Kota Salatiga. Skripsi. UKSW