Microsoft Word - 06-Mito.docx Vol.2 No.9 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i9.230 1402 Received : 30-06-2021 Revised : 10-07-2021 Published : 29-10-2021 Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Keterampilan Mendesain Busana Di Kelas X Tekstil-2 SMKN 12 Surabaya Mito SMKN 12 Surabaya, Indonesia m.hirohito@yahoo.co.id Abstrak: Dalam proses mendesain diperlukan proses kreasi, imajinasi, dan kreativitas untuk menghasilkan model-model yang menarik dan beraneka macam. Sehubungan dengan hal tersebut, agar pelajaran menggambar atau mendesain busana dapat berhasil baik dan dapat diterapkan dalam praktik pembuatan busana, perlu adanya latihan yang ajeg. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Hasil penelitian antara lain (1) pemberian tugas secara ajeg, tepat waktu, dan diperiksa secara cermat dapat meningkatkan keterampilan mendesain siswa; (2) Penggunaan pensil yang tidak tepat dapat menghambat kelancaran pembuatan desain busana; dan (4) Proporsi tubuh yang digunakan untuk mendesain busana disesuaikan dengan ukuran yang tepat sesuai dengan tugas yang diberikan. Kata kunci: desain; busana; ptk Vol.2 No.9 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i9.230 1403 PENDAHULUAN Mendesain busana merupakan kegiatan yang dikerjakan sebelum membuat suatu pakaian. Dalam kegiatan mendesain diperlukan kreasi, imajinasi, dan kreativitas yang dapat menghasilkan model-model yang beranekaragam sesuai dengan perkembangan model sekarang ini. Sehubungan dengan hal tersebut, agar pelajaran menggambar atau mendesain busana dapat berhasil baik dan dapat diterapkan dalam praktik pembuatan busana, perlu adanya latihan yang kontinu seiring dengan perkembangan IPTEK. Dalam hal ini, tidak kalah pentingnya adanya dorongan dan bimbingan dari guru dalam praktik mendesain busana yang dapat mengarahkan bagaimana teknik-teknik yang tepat dalam mendesain tersebut. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab 1 No. 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, bangsa dan negara. Hal tersebut juga terdapat pada Undang-Undang No. 20 yang mengatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 1 dijelaskan bahwa standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, yang mana dinyatakan bahwa visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia berkualitas menjadi produktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Untuk itu, perlu adanya keterampilan dan latihan bagi siswa. Adanya keterampilan dapat menjadikan siswa kreatif dan mandiri karena siswa dituntut memiliki keterampilan tersebut sesuai dengan jurusan yang dipilih. SMK adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Sehubungan dengan hal tersebut, pada sekolah kejuruan keterampilan sangat diutamakan. Dalam kenyataan yang sering dihadapi di kelas, khususnya siswa SMK 12 Surabaya siswa malas mengerjakan tugas mendesain busana yang diberikan guru dan kurang percaya diri dengan hasil yang dibuatnya sehingga menghambat ketuntasan dari kompetensi kejuruan yang telah diprogramkan. Dengan adanya masalah di atas, penulis akan mencoba menerapkan pembelajaran untuk melatih keterampilan mendesain dengan menggunakan metode pemberian tugas secara individu dengan memberikan contoh-contoh desain yang sudah jadi yang dibuat dengan bermacam-macam model agar siswa terampil dalam mendesain busana. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan yang terdiri atas kajian teoritis yaitu kajian literatur dari suatu studi eksperimen yang berupaya menerapkan strategi pembelajaran berbasis Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan (PAIKEM). Pada bagian ini dilakukan pengkajian mengenai konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka berfungsi untuk Vol.2 No.9 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i9.230 1404 membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi dalam penelitian. Kajian pustaka atau studi pustaka merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini difokuskan pada kegiatan mendesain busana yang dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas X Tekstil 2 dalam proses desain. Prosedur penelitian ini menggunakan bentuk kolaborasi. Seorang guru menjadi pihak kolaborator yang melaksanakan observasi di kelas. Peneliti melaksanakan pembelajaran yang dirancang oleh peneliti sendiri dan bertanggung jawab penuh atas penelitian ini. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X Tekstil 2 SMK Negeri 12 Surabaya sebanyak 22 orang semester genap tahun pelajaran 2017 / 2018. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 12 Surabaya yang berlokasi di Jl. Siwalankerto Permai No.1, Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya. Adapun dalam penelitian ini, kelas yang akan dijadikan subjek penelitian adalah kelas X Tekstil 2. Hal ini didasarkan atas rendahnya motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran seni tari di kelas tersebut. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, mulai dari penyususnan konsep pelaksanaan penelitian sampai dengan menyusun laporan. Penelitian dilaksanakan pada semester genap dari bulan Mei tahun 2017 sampai dengan bulan Juni tahun 2017. Pelaksanaannya pada waktu berlangsungnya KBM menggunakan jenis perlakuan tindakan kelas (Clasroom Action Research) dengan menggunakan dua saiklus. Apabila kedua siklus yang direncanakan masih terdapat masalah yang harus dipecahkan maka dapat dilanjukan dengan siklus berikutnya. PEMBAHASAN Pengertian Keterampilan Pada hakikatnya keterampilan adalah suatu ilmu yang ada dalam diri manusia, keterampilan perlu dipelajari dan digali agar lebih terampil. Menurut Sukadiyanto (2005: 279), “keterampilan diartikan sebagai kompetensi yang diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu tugas yang berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan”. Keterampilan sangat banyak dan beragam, semua itu bisa dipelajari. Menurut Sanjaya (2008: 142) menyebutkan bahwa keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi. Sedangkan Menurut Gordon (1994: 55) keterampilan merupakan kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada aktivitas psikomotor. Selain itu pengertian keterampilan menurut Nadler (1986: 74), “ skill merupakan kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas”. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa keterampilan (skill) berarti kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan yang memerlukan praktik untuk mencapai suatu tujuan secara mudah dan tepat. Ciri-ciri Individu Terampil Kata keterampilan identik dengan kata kecekatan. menurut Ramanto (1991: 2), “Orang yang dikatakan terampil adalah orang yang dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan benar. Akan tetapi, apabila orang tersebut mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaanya dengan cepat akan tetapi hasilnya tidak sesuai atau salah maka orang tersebut bukanlah orang yang disebut dengan terampil”. Keterampilan menurut Singer yang dikutip oleh Roji (2004: 17) adalah “derajat keberhasilan yang konsisten dalam Vol.2 No.9 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i9.230 1405 mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, bentuk, dan kemampuan menyesuaikan diri”. Menurut Robbins (2000: 494-495) pada dasarnya ketrampilan dapat dikategorikan menjadi empat yaitu basic literacy skill, technical skill, interpersonal skill, dan problem solving. 1. Basic Literacy Skill (keahlian dasar) Merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang, seperti membaca, menulis dan mendengar. 2. Technical Skill (keahlian teknik) Merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat, mengoperasikan komputer. 3. Interpersonal Skill (keahlian interpersonal) Merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim. 4. Problem Solving (menyelesaikan masalah) Merupakan proses aktivitas untuk menajamkan logika, beragumentasi dan penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternatif dan menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik. Individu dapat dikatakan memiliki tingkat keterampilan yang tinggi apabila memiliki keterampilan sesuai bidangnya masing-masing seperti basic literacy skill, technical skill, interpersonal skill, dan problem solving. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat kemampuan seseorang yang bervariasi. Seseorang dikatakan terampil ketika mampu menguasai sesuatu, sesuai dengan yang seharusnya dikuasai dan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Orang yang dikatakan terampil adalah orang yang dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat, mudah dan benar. Mudah dalam arti seseorng yang memiliki keterampilan dalam bidang tertentu akan melakukan suatu pekerjaan dibidang tersebut dengan minim hambatan dari dalam diri. Sedangkan mudah dan benar dalam arti seseorang tersebut akan melakukan suatu pekerjaan dengan tingkat kesalahan yang minim dan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Robert L katz yang dikutip oleh Silalahi (2002;56), Keterampilan teknik merupakan kompetensi spesifik untuk melaksanakan tugas atau kemampuan menggunakan teknik-teknik ,alat-alat,prosedur – prosedur dan pengetahuan tentang lapangan yang dispesialisasi secara benar dan tepat dalam pelaksanaan tugasnya. Menurut Armala (2013: 7), keterampilan teknis adalah kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan, metode, atau teknik spesifik dalam bidang spesialis tertentu. Keterampilan ini merupakan pemahaman dan kecakapan melakukan aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan bidang khusus atau pekerjaan tertentu. Dalam bukunya (Griffin & Ebert, 2006: 172), disebutkan bahwa keterampilan teknis (technical skills) adalah keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas khusus. Kemampuan programmer menulis kode, keterampilan animator untuk menggambar, dan kemampuan akuntan untuk mengaudit laporan perusahaan, semuanya merupakan contoh keterampilan Vol.2 No.9 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i9.230 1406 teknis. Orang mengembangkan keterampilan teknis melalui kombinasi antara pendidikan dan pengalaman. Hard skill adalah pengetahuan dan kemampuan teknis yang dimiliki seseorang. Hardskill dapat dinilai dari technical test atau practical test (Faiz Alam Islami, 2012: 12). Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan teknis adalah kemampuan dan pengetahuan seseorang melaksanakan tugas dalam bidang- bidang tertentu yang menggunakan teknik dalam pengerjaannya. Keterampilan teknis disebut juga hardskill dan dapat dinilai dari technical test atau practical test. Kemampuan ini lebih banyak berhubungan dengan keahlian tangan atau keahlian fisik lainnya yang dapat dikembangkan dengan berlatih, sebagai contoh kegiatan menggambar. SIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa 1. Pemberian tugas yang kontinu dapat meningkatkan keterampilan mendesain siswa; 2. Setiap tugas yang diberikan harus dikumpul tepat waktu dan diperiksa dengan cermat; 3. Penggunaan pensil yang tidak tepat dapat menghambat kelancaran pembuatan desain busana; 4. Proporsi tubuh yang digunakan untuk mendesain busana disesuaikan dengan ukuran yang tepat sesuai dengan tugas yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan untuk meningkatkan kemampuan guru-guru di SMK Negeri 12 Surabaya, khususnya guru Busana, dalam penelitian ini sebaiknya metode pemberian tugas dalam pelajaran Menggambar Busana diberikan secara kontinu. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam mendesain busana sebaiknya peralatan yang digunakan untuk mendesain harus dikontrol. DAFTAR PUSTAKA Dimiyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah Bahri, Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Feftina Hermawati, 2005. Dasar-Dasar Menggambar Busana. Sanny Poespo 2010. Pose Menggambar Ilustrasi Mode untuk Pemula. Yogyakarta: Kanisius. Siti Fatimah, Lucia Maria Santoso, dkk. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jurnal Mitra Pendidikan dan Pembelajaran 2 (1). 2021. 65—72. Soeparno, 1997. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara. Roestiyah. 1996:75 Strategi Belajar Mengajar hal 132