Microsoft Word - Artikel 6.docx Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1460 Received : 03-09-2021 Revised : 20-09-2021 Published : 30-10-2021 Inovasi Kurikulum: Materi Pendidikan Tunjung Sabdarifanti1, Nur Hanifah2, Annisa Kurnia Rizqi3, Utara Artajaya4 Universitas Negeri Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia tunjungsabdarifanti.2019@student.uny.ac.id 1, nurhanifah.2019@student.uny.ac.id2, annisakurnia.2019@student.uny.ac.id3, utaraartajaya.2019@student.uny.ac.id4 Abstrak: Inovasi kurikulum pada materi pendidikan di era digital ini masih menjadi sebuah topik yang menarik untuk dibahas, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Survei mengenai kajian inovasi kurikulum pada materi pendidikan menjadi fokus dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Studi pustaka adalah istilah lain dari kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, landasan teori, telaah putsaka (literature review), dan tinjauan teoritis. Penelitian pustaka sendiri merupakan penelitian yang hanya berdasarkan atas karya tulis baik yang sudah di publikasikan maupun yang belum dipublikasikan. Sehingga pada penelitian ini peneiliti tidak langsung terjun ke lapangan. Secara garis besar, kesimpulan dari penelitian ini ialah Indonesia telah melakukan inovasi materi pendidikan secara rutin. Inovasi tersebut diantaranya seperti penyampaian materi ajar dalam bentuk permainan, pengambilan materi belajar yang dekat dengan lingkungan siswa, pengemasan materi dalam bentuk syair lagu, dll. Kata kunci: inovasi; materi pembelajaran; implementasi Abstract: Curriculum innovation in educational materials in this digital era is still an interesting topic to discuss, especially in developing countries like Indonesia. A survey about curriculum innovation on educational materials is the focus of this research. This research uses literature study method. Literature study is another term for literature review, theoretical study, theoretical basis, and theoretical review. Literature research itself is research that is only based on written works, both published and unpublished. So that in this study the researchers did not go directly to the field. Broadly speaking, the conclusion of this study is that Indonesia has been innovating educational materials on a regulary. These innovations include the delivery of teaching materials in the form of games, taking learning materials that are close to the student's environment, packaging materials in the form of song lyrics, etc. Keywords: innovation; learning material; implementation Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1461 PENDAHULUAN Kurikulum memegang peranan penting dalam suatu pendidikan karena kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saransaran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan halhal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Berhasil tidaknya suatu pendidikan suatu bangsa salah satu yang berperan penting adalah kurikulum yang diterapkan. Oleh karena kedudukannya yang sangat penting, maka kurikulum harus selalu dikaji apakah kurikulum yang berlaku sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Masyarakat yang semakin kritis dan menyadari pentingnnya pendidikan bagi bangsa terus melakukan pengawalan terhadapa kurikulum yang berlaku, masyarakat tidak segan untuk memberikan kritik apabila kurikulum yang yang berlaku tidak sesuai yang diharapakan, maka dari itu diperlukan inovasi/ pengembangan dalam kurikulum, agar pendidikan tersebut sesuai apa yang diharapkan dan dicita-citakan oleh masyarakat pada umumnya. LANDASAN TEORITIK Inovasi Kurikulum Kurikulum adalah kata yang tidak asing lagi pada dunia pendidikan dimana kurikulum adalah sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Istilah kurikulum pertama kali digunakan dalam dunia olahraga yang berasal dari kata curir dan currere yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari pada zaman Yunani Kuno. Menurut Murry Print (1993) kurikulum adalah segala sesuatu yang diperuntukkan bagi anak didik dimana didalamnya meliputi planned learning experiences ,offered within an educational institution/program, represented as a document, dan includes experiences resulting from implementing that document. Sementara itu, menurut UU Sisdiknas 2003 Bab 1 Pasal 1, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum memiliki beberapa peranan, diantaranya yaitu kreatif dimana kurikulum harus mampu mengembanagkan sesuatu yang baru. Dengan adanya peranan tersebut maka dibutuhkan sebuah inovasi kurikulum. Menurut Idris (1992 :70), inovasi adalah suatu perubahan baru yang menuju ke arah perbaikan dan berencana. Sementara itu, inovasi kurikulum diartikan sebagai ide, gagasan, atau tindakantindakan tertentu dalam bidang kurikulum yang dianggap baru untuk memecahakan masalah pendidikan. Dengan adanya inovasi kurikulum dapat mengikuti perkembangan dan perubahan masyarakat, nilai budaya serta perubahan kondisi dan perkembangan peserta didik. Materi Pendidikan Materi pendidikan adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dimana materi pembelajaran tersebut sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Menurut Lukmanul dalam Perencanaan Pembelajaran, materi pembelajaran merupakan pengetahuan, nilainilai dan keterampilan sebagai isi dari suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu menurut Ruhimat (2011:152) materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1462 atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya. Menurut Majid (2005 : 15) bahan ajar atau materi pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik. Sementara itu, menurut Lukmanul dalam Perencanaan Pembelajaran, 118, materi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu materi pembelajaran utama adalah materi pembelajaran pokok yang menjadi rujukan wajib dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran, seperti buku teks, modul, handout, dan materi-materi panduan utama lainnya dan materi pembelajaran penunjang adalah materi sekunder atau tersier yang keberadaannya sebagai pelengkap dan pengayaan, seperti buku bacaan, majalah, poster, komik instruksional, dan sebagainya. METODE Teknik Pengumpulan Data Penelitian dilakukan menggunakan metode studi literatur/studi pustaka. Studi pustaka adalah istilah lain dari kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, landasan teori, telaah putsaka (literature review), dan tinjauan teoritis. Penelitian pustaka sendiri merupakan penelitian yang hanya berdasarkan atas karya tulis baik yang sudah di publikasikan maupun yang belum dipublikasikan. Penelitian dengan menggunakan studi literatur sendiri tidaklah harus turun langsung kelapangan. Data untuk penelitian diambil dari sumber pustaka atau dokumen. Penelitian ini mengambil dari sumber : A. Sumber Primer 1. Buku Ajar Pengembangan Kurikulum oleh baedriah tahun 2018 2. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran oleh Drs. Ahmad dan Badrun 2009/2010 3. Pengembangan Lirik Lagu sebagai Media Pembelajaran Matematika pada Materi Bentuk Aljabar oleh Izzati N dan Suraningsih E tahun 2020 4. Memanfaatkan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dengan Tema Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar oleh S. Nila tahun 2013 5. Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum oleh Masykur tahun 2019 6. Pengantar Ilmu Pendidikan oleh Yusuf dan Munir 2018 B. Sumber Sekunder 1. http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/INOVASI_PENDIDIKAN/Inovasi_Pendi dikan.pdf Diakses pada Sabtu, 11 September 2021 Pukul 13.30 WIB. 2. http://digilib.uinsby.ac.id/11141/4/bab%202.pdf Diakses pada Minggu, 12 September 18.00 WIB. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian Inovasi Kurikulum Inovasi diambil dari bahasa inggris “innovation” yang berarti penemuan. Inovasi sendiri ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun discovery. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1463 Kurikulum menurut Ronald C. Doll adalah muatan proses, baik formal maupun informal yang diperuntukkan bagi pelajar untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keahlian dan mengubah apresiasi sikap dan nilai dengan bantuan sekolah”. Sedangkan Maurice Dulton mengatakan “Kurikulum dipahami sebagai pengalamanpengalaman yang didapatkan oleh pembelajar di bawah naungan sekolah. Inovasi kurikulum sendiri adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. kurikulum hanyalah alat atau instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran yang ditetapkan. Kurikulum bukan sebagai tujuan akhir. Seiring dengan perubahan masyarakat dan nilai-nilai budaya, serta perubahan kondisi dan perkembangan peserta didik, maka kurikulum juga mengalami perubahan. Ciri ciri inovasi kurikulum Terdapat empat ciri utama inovasi, termasuk inovasi dalam pendidikan. Keempat ciri utama tersebut adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekhasan/khusus. Artinya, suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan. Ciri yang khusus berarti program inovasi dapat berdimensi makro atau luas dengan melibatkan banyak orang dengan rentang waktu yang relatif lama. Namun demikian, ciri khusus ini juga dapat berdimensi mikro atau cakupan kecil, sederhana dengan melibatkan orang yang terbatas dan dengan durasi waktu yang terbatas pula. Suatu inovasi bercirikan spesifik dalam arti suatu inovasi memunculkan kondisi khusus, dan bukan asal tersebar saja. Misalnya program guru kelas rangkap (multigrade teachers), dianggap sebagai suatu inovasi karena program ini memilik ciri khusus dibanding dengan program sejenis yang ada. 2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan. Dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas dan kebaruan. Dengan demikian, inovasi merupakan suatu proses penemuan (invention). Baik berupa ide, gagasan, hasil, sistem, ataupun produk yang dihasilkan. 3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesagesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu. Proses inovasi bukan suatu proses yang tiba-tiba dan tidak disengaja, tetapi tahapan yang harus dilaksanakannya. Seperti pada saat diluncurkannya program managemen berbasis sekolah (school based management), tahapan pelaksaannya tidak secara tergesa-gesa, tetapi melalui tahapan-tahapan yang direncanakan sejak awal. 4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan. Program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Macam-Macam Inovasi Kurikulum Inovasi kurikulum dilakukan dengan bermacam tujuan dan latar belakang, diantaranya yaitu adanya inovasi yang dikembangkan untuk menjawab permasalahan relevansi seperti program muatan lokal dalam kurikulum sekolah dasar dan sekolah lanjutan, adanya inovasi Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1464 yang diarahkan untuk menjawab tantangan pemerataan pendidikan seperti, SMP Terbuka, Universitas Terbuka dan Program Paket B pada pendidikan luar sekolah, adanya inovasi yang dititikberatkan dalam upaya menagatsi masalah kurang memadainya mutu lulusan dan ada inovasi yang berkaitan pada misi utamanya menjawab permasalahan efesiensi pendidikan seperti sistem berkelanjutan dan sistem sekolah kecil. Beberapa inovasi dalam kurikulum yaitu: 1. Inovasi kurikulum berbasis kompetensi Kompetensi adalah kemampuan mengerjakan sesuatu yang berbeda dengan sekedar mengetahui sesuatu yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Sementara itu, kurikulum berbasis kompetensi atau KBK adalah seperangkat pengaturan dan rencana tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar , pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan sekolah. KBK menekankan pada kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa dan memberikan petunjuk secara universal bagaimana seharusnya pola pembelajaran diterapkan oleh guru. Terdapat beberapa kompetensi yang harus dicapai oleh siswa pada kurikulum berbasis kompetensi, diantaranya yaitu kompetensi akademik dimana siswa harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi persoalan hidup, kompetensi okupasional dimana siswa harus memiliki kesiapan terhadap dunia kerja, kompetensi kultural dimana siswa harus mampu menempatkan diri dalam sistem budaya serta tata nilai masyarakat dan kompetensi temporal dimana siswa tetap eksis menjalani kehidupannya sesuai perkembangan zaman. Selain itu, kurikulum berbasis kompetensi atau KBK memiliki karakteristik, diantaranya yaitu : a. KBK menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual dan klasikal dimana kompetensi ini menjadi standar minimal atau kemampuan dasar. b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman dimana keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. c. Pembelajaran menggunakan metode dan pendekatan yang beragam disesuaikan dengan karakteristik serta keberagaman siswa. d. Menggunakan sumber belajar yang beragam dan tidak hanya berpusat pada guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi informasi. e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penugasan atau pencapaian suatu kompetensi. Sesuai dengan karakteristik KBK di atas, kurikulum berbasis kompetensi ini memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah, memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan manajemen berbasis sekolah. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi didasarkan pada tiga asas pokok yaitu: a. Asas filosofis Asas filosofis adalah asas yang berkenaan dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Oleh karena sistem nilai yang berlaku di Indonesia adalah Pancasila, maka isi KBK disusun memuat dan mencerminkan kandungan nilai-nilai Pancasila. Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1465 b. Asas psikologis Asas psikologis adalah asas yang berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perkembangan siswa. Dalam KBK, isi, tujuan dan strategi pembelajaran memperhatikan kondisi tahapan perkembangan dan psikologi siswa. c. Asas sosiologis dan teknologis Asas ini menekankan bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan siswa agar dapat aktif dalam masyarakat. Oleh karena itu, KBK sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan dirancang agar relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, prinsip-prinsip yang dilakukan dalam pengembangan KBK yaitu prinsip peningkatan keimanan, prinsip penguatan integritas nasional, prinsip keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestetik, prinsip penguatan integritas nasional, prinsip perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi, prinsip pengembangan kecakapan hidup, prinsip pilar pendidikan, prinsip komprehensif dan berkesinambungan, prinsip belajar sepanjang hayat dan prinsip diverifikasi kurikulum dimana kurikulum dikembangkan dengan menyesuaikan satuan pendidikan, potensi daerah dan siswa. Implikasi KBK terhadap pengembangan aspek pembelajaran yaitu : a. Pengembangan rencana pembelajaran Kegiatan pembelajaran pada kurikulum ini diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Oleh karen itu, pembelajaran harus berorintasi pada siswa, memberikan peluang bagi siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan, pembelajaran dirancang agar siswa mampu mengembangkan keterampilan dasar mata pelajaran yang bersangkuran, rancangan pembelajaran harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana pembelajaran yang tersedia, pembelajaran menggunakan berbagai pendekatan belajar dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan individu siswa. b. Pengembangan proses pembelajaran Proses pembelajaran dalam KBK yaitu guru bertindak untuk menyediakan waktu dan tempat agar siswa belajar, dimana belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku melalui pengalaman belajar. Dalam kurikulum ini, proses pembelajaran diarahkan pada penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum. c. Pengembangan evaluasi Dalam kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum menghendaki ketercapaian kompetensi. Oleh karena itu, aspek alat dan bentuk penilaian dilakukan seimbang baik tes maupun non tes sesuai dengan fungsi evaluasi sebagai fungsi formatif maupun sumatif. 2. Inovasi kurikulum berbasis masyarakat Kurikulum berbasis masyarakat adalah kurikulum yang bahan dan objek kajian kebijakan dan ketetapannya dilakukan di daerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, budaya dan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh siswa di daerah tersebut. Tujuan dari kurikulum ini adalah memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya agar dapat melestarikan budaya, membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka di masyarakat dan membekali siswa agar dapat hidup mandiri. Kurikulum berbasis masyarakat juga memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat, sesuai dengan kemampuan sekolah, mudahnya pelaksanaan kegiatan Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1466 pembelajaran karena disusun oleh gurunya masing-masing dan ada motivasi khusus kepada kepala sekolah dan guru untuk mengembangakan diri dan dapat menciptakan kurikulum yang sebaikbaiknya. Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis masyarakat yaitu pembelajaran berorientasi pada masyarakat, disiplin kelas berdasarkan tanggung jawab bersama bukan berdasar paksaan, metode mengajar dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan kelompok, bentuk hubungan sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber masyarakat dan memperbaiki masyarakat tersebut dan strategi pembelajaran meliputi karyawisata, manusia, survai masyarakat, berkemah, kerja lapangan, pengabdian masyarakat, KKN, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah pusat masyarakat. Sementara itu, kurikulum berbasis masyarakat juga memiliki karakteristik tersendiri untuk materi pembelajarannya. Adapun karakteristik materi pembelajarannya yaitu materi pembelajaran valid, benar-benar diperlukan oleh siswa, bermanfaat secara akademik dan non akademik, layak untuk dipelajari baik dari tingkat kesulitan dan bahan ajar, menarik minat siswa, penentuan alokasi waktu yang mempertimbangkan kedalaman materi dan sarana serta sumber belajar memberikan kemudahan proses pembelajaran. Dalam kurikulum berbasis masyarakat, guru berperan sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina, konsultan dan mitra kerja yang memfasilitasi siswa pada pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan PBK atau penilaian berbasis kelas dimana penilaian dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa, hasil karya, kinerja dan tes tertulis. Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi siswa selama dan setalah kegiatan belajar mengajar. Langkah-langkah pengembangan kurikulum berbasis masyarakat yaitu : a. Tujuan, filsafat pendidikan dan psikologi belajar. b. Analisis kebutuhan masyarakat sekitar termasuk kebutuhan siswa. c. Tujuan kurikulum. d. Pengorganisasian dan impelemntasi kurikulum. e. Tujuan pembelajaran. f. Strategi pembelajaran mencakup model-model pembelajaran. g. Teknik evaluasi. h. Implementasi strategi pembelajaran. i. Penilaian dalam pembelajaran. j. Evaluasi program kurikulum. 3. Inovasi kurikulum berbasis keterpaduan Konsep keterpaduan adalah menunjuk pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelengkapan, kompleks yang ditandai dengan interaksi dan interpendensi antara komponenkomponenya. Kurikulum berbasis keterpaduan adalah kurikulum yang meniadakan batasbatas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan (intregated curriculum). Kurikulum dirancang berdasarkan sistem keterpaduan yang mempertimbangkan komponen masukan, proses dan produk. Pertama, komponen masukan, pada komponen ini kurikulum dititikberatkan pada mata pelajaran logis dan sistematis agar siswa menguasai struktur pengetahuan tertentu. Kedua, komponen proses, pada komponen ini kurikulum dititikberatkan pada Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1467 pembentukan konsep berfikir dan cara belajar dan ketiga komponen produk, pada komponen ini kurikulum dititikberatkan pada pembentukan tingkah laku spesifik. Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu yaitu : a. Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi Pancasila. b. Berdasarkan psikologi belajar Gestalt dan field theory. c. Berdasarkan landasan sosiologis dan sosio-kultural. d. Berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan pertumbuhan peserta didik. e. Ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada. f. Sistem penyampaiannya dengan menggunakan sistem pengajaran unit yakni unit pengalaman dan unit mata pelajaran. g. Peran guru sama aktifnya dengan peran peserta didik, bahkan peran siswa lebih menonjol. Kurikulum terpadu memiliki keunggulan, diantaranya yaitu segala sesuatu yang dipelajari bertalian erat, sesuai dengan pendapat modern tentang belajar, memungkinkan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat dan mudah disesuaikan dengan minat dan kesanggupan siswa. Komponen Kurikulum Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen tertentu. Adapun komponen dari kurikulum yaitu : 1. Komponen tujuan Tujuan adalah sebuah komponen kurikulum yang fundamental karena memberikan arah dan fokus untuk seluruh program pendidikan. Tata tingkat tujuan pendidikan yaitu : a. Tujuan pendidikan nasioanl adalah tujuan pendidikan pada tataran nasional yang pencapaiannya dapat berwujud sebagai warga negara yang berkepribadian nasional dan bertanggung jawab atas bangsa dan tanah air. b. Tujuan institusional. Terdapat dua jenis tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum dimana tujuan ini sifatnya lebih luas serta mendalam dan tujuan instruksional khusus dimana tujuan ini terbatas dan harus diukur pada saat berlangsungnya belajarmengajar. c. Tujuan kurikulum yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran mata pelajaran. d. Tujuan instruksional yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak, kemampuan berfikir dan berketerampilan teknologinya secara bertahap. 2. Komponen Materi Materi kurikulum atau isi kurikulum adalah berbagai pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Kriteria dalam memilih isi kurikulum yaitu isi kurikulum harus sesuai dan bermakna bagi perkembangan siswa, mencerminkan kenyataan sosial, dapat mencapai tujuan yang konprehensif, mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji, mengandung bahan pelajaran yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan. 3. Strategi pelaksanaan kurikulum Strategi pelaksanaan kurikulum adalah cara bagaimana siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan kurikulum. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1468 dalam strategi pelaksanaan kurikulum, diantaranya yaitu tingkat dan jenjang pendidikan, proses belajar-mengajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi supervise, sarana kurikuler dan evaluasi. 4. Evaluasi kurikulum Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektivitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan. Fungsi evaluasi yaitu memperolah data tentang ketercapaian tujuan siswa dan untuk melihat efektivitas proses pembelajaran. Aspek yang perlu diperhatikan yaitu evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dan sebaiknya evaluasi menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu. Pengertian Materi Pendidikan Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,serta tercapainya indikator. Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut. Jenis Materi Pendidikan Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut: a. Fakta; adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh: dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran Indonesia. b. Konsep; adalah segala yang berwujud pengertianpengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh: penyimpangan sosial adalah suatu pelanggaran terhadap norma- norma kelompok atau masyarakat (Horton & Hunt 1987: 191), dsb. Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1469 c. Prinsip; adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh: Perilaku menyimpang timbul karena tidak adanya nilai atau norma yang dapat ditaati secara teguh, diterima secara luas, dan mampu mengikat serta mengendalikan masyarakat (Emile Durkhaim, 1897), dsb. d. Prosedur; merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: praktik penelitian sosial, dsb. e. Sikap atau Nilai; merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi. Cakupan Materi Pendidikan Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan beberapa aspek berikut : 1. Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor Ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. 2. Aspek keluasan cakupan materi Keluasan cakupan materi menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik. 3. Aspek kecukupan Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup : a. Penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi; b. Rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan; c. Penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Urutan Materi Pendidikan Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari. Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1470 Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis. 1. Pendekatan prosedural. Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video, cara menginstalasi program computer dan sebagainya. Contoh : Urutan posedural (tatacara) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada pelajaran TIK, peserta didik harus mencapai kompetensi dasar ”Melakukan setting peripheral pada operating system (OS) komputer”. Agar peserta didik berhasil mencapainya, harus melakukan langakah-langkah berurutan mulai dari cara membaca gambar periferal sampai dengan mengetes keberhasilannya. 2. Pendekatan hierarkis Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang) pada soal cerita tentang perhitungan laba rugi dalam jual beli. Agar peserta didik mampu menghitung laba atau rugi dalam jual beli (penerapan rumus/dalil), peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari konsep/pengertian laba, rugi, penjualan, pembelian, modal dasar (penguasaan konsep). Setelah itu peserta didik perlu mempelajari rumus/dalil menghitung laba dan rugi (Penguasaan dalil). Selanjutnya peserta didik menerapkan dalil atau prinsip jual beli (Penguasaan penerapan dalil). Sumber Materi Pendidikan Berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Beberapa jenis sumber belajar antara lain: 1) Buku 2) Laporan hasil penelitian 3) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) 4) Majalah ilmiah 5) Kajian pakar bidang studi 6) Karya profesional 7) Buku kurikulum 8) Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan 9) Situs-situs internet 10) Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb) 11) Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi) 12) Narasumber Perlu diingat bahwa seorang guru tidak boleh hanya bergantung pada satu jenis sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1471 peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan sumber belajar maupun bahan ajar secara bervariasi. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pendidikan Penentuan materi pembelajaran adalah salah satu unsur komponen yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran dimana materi pembelajaran inilah yang akan disajikan oleh guru kemudian dipahami oleh siswa melalui pembelajaran yang telah dirancang dengan baik. Dalam penentuannya, terdapat beberapa kriteria yaitu materi tersebut valid, bermanfaat, sesuai dengan tingkat pendidikan siswa dan mencakup hal yang bersifat faktual maupun konseptual. Terdapat beberapa langkah dalam menentukan atau memilih materi pembelajaran, diantaranya yaitu : 1. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar Sebelum menentukan materi pembelajaran, diperlukan pengidentifikasian aspekaspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Aspek tersebut meliputi aspek kognitif jika kompetensi yang ditetapkan yaitu pengetahuan,aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian, aspek psikomotorik jika kompetensi yang ditetapkann meliputi gerak awal, semi rutin serta rutin dan aspek afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respon, apresiasi, penilaian dan internalisasi. 2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran Dalam aspek kognitif, materi pembelajaran dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Sementara itu, materi pelajaran yang sesuai dengan ranah afektif yaitu rasa dan penghayatan seperti pemberian respon, penerimaan internalisasi dan penilaian. 3. Penentuan cakupan materi pembelajaran Dalam penentuan cakupan materi pembelajaran, guru harus memperhatikan aspek pembelajaran karena hal ini akan berpengaruh pada proses pembelajaran dimana tiap jenis materi memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Penentuan cakupan materi memiliki fungsi untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, sedikit atau telah memadai untuk memenuhi kompetensi dasar yang akan dicapai. 4. Menyusun urutan materi Urutan penyajian materi diperlukan untuk menentukan proses pembelajaran. Pengurutan materi pembelajaran dapat dilakukan dengan dua pendekatan pokok, yaitu: a. Pendekatan prosedural Pendekatan ini menggambarkan langlah-langkah secara urut sesuai dengan langkahlangkah melaksanakan tugas. b. Pendekatan hierarkis Pendekatan ini menggambarkan materi pembelajaran yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Jadi, siswa harus mempelajari materi sebelumnya sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1472 Prinsip Pengembangan Materi Pendidikan Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Relevansi atau kesesuaian Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Contoh: kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ” Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat” (Sosiologi kelas XI semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang berbagai fenomena sosial yang mengarah pada timbulnya konflik sosial” (materi konsep), bukan ”langkah-langkah mengantisipasi dan menanggulangi konflik” (materi prosedur). 2. Konsistensi atau keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Contoh: kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial (Sosiologi Kelas X semester 2), maka materi yang diajarkan juga harus meliputi perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial. 3. Adequacy atau kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan Keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD). Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi dan mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan potensi vokasional. 2. Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah berlokasi bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi pembelajaran diupayakan agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai. 3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik. 4. Kebermanfaatan bagi peserta didik; pengembangan materi pembelajaran diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu yang relatif singkat setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan. 5. Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran sosiologi harus didasarkan pada struktur keilmuan sosiologi. Misalnya: mengembangkan konsep urbanisasi,jangan dimaknai secara geografis (urbanisasi artinya perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan); seharusnya: urbanisasi adalah perubahan pola berpikir, bersikap, dan bertindak dari pola kehidupan masyarakat pedesaan yang tradisional menjadi pola kehidupan perkotaan yang modern, disertai dengan perubahan dalam sarana dan prasarana penunjang kehidupannya. Sebab perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan hanya salah satu cara dalam urbanisasi Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1473 6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; mengembangkan materi pembelajaran hendaknya selalu mempertimbang-kan potensi peserta didik, tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi waktu, dan perkembangan peradaban dunia. 7. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. 8. Alokasi waktu. Inovasi Materi Pendidikan Menurut Van de Ven, Andrew H., definisi inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan dengan berbagai aktivitas transaksi di dalam tatanan organisasi tertentu. Sedangkan materi pendidikan ialah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Dalam kaitannya dengan inovasi, inovasi materi pendidikan ialah bagaimana cara mengemas materi pendidikan supaya dapat mencapai sasaran pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa contoh pengemasan materi pendidikan yang bernilai inovasi : 1. Materi belajar disampaikan dalam bentuk permainan Pada tingkat kecanduan game yang parah, seringkali pemain lebih tertarik untuk menuntaskan permainannya daripada mengikuti proses pembelajaran di sekolahnya. Bahkan karena keinginannya yang kuat untuk menyelesaikan setiap tingkat dalam permainan tersebut, seseorang menjadi lebih agresif. Dengan mempelajari karakteristik beberapa game populer yang mengakibatkan berbagai dampak negatif di atas, guru dapat memformulasikan menjadi permainan yang mendidik. Jika semula nilai-nilai negatif yang ditransfer kepada pemainnya, maka ditransformasi menjadi nilai-nilai positif untuk pemainnya. Sehingga game edukasi harusnya tidak semata-mata merupakan transfer konten-konten pendidikan dalam bentuk digital. Tetapi harus juga dapat menciptakan perasaan yang sama senangnya ketika siswa memainkan game-game populer tersebut. Namun bedanya, nilai-nilai yang ditransfer merupakan formulasi konten pendidikan yang ingin disampaikan. 2. Materi pembelajaran diambil dari lingkungan terdekat siswa Menurut Ahmadi dan Supriyadi (dalam Hamzah,2011:138) mengemukakan bahwa “secara psikologis belajar berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.” Kegiatan belajar di dalam kelas pada dasarnya adalah proses belajar dalam lingkungan yang sempit, dengan segala keterbatasannya, terutama berkaitan dengan penggunaan media dan bahan pembelajaran yang terbatas dan hanya di lakukan di dalam ruangan kelas saja, cenderung membatasi keterlibatan siswa dalam proses pengembangan potensi yang dimilikinya. Belajar di luar ruangan dimaksudkan supaya terjadi aktivitas yang bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna akan membuat siswa mampu mememorisasi materi pelajaran lebih lama. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan materi pembelajaran. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan guru supaya aktivitas belajar sisa menjadi aktivitas yang bermakna ialah : Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1474 a) Guru harus meningkatkan aktivitasnya dalam mengembangkan media pembelajaran dan meningkatkan aktivitasnya dalam proses belajar mengajar di sekolah. b) Aktivitas siswa harus lebih ditingkatkan lagi, dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar atau media yang lainnya. Karena dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar atau media yang lainnya siswa akan tertarik lagi dalam mengikuti proses belajar. c) Hasil belajar siswa perlu ditingkatkan lagi dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar atau media ataupun metode yang lainnya, agar kualitas pendidikan di sekolah tersebut dapat meningkat. 3. Materi belajar disajikan dalam bentuk syair lagu Arsyad dalam (Maftukhah, 2012) mengemukakan bahwa media pembelajaran bermanfaat dalam meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sesuai kemampuannya”. Secara umum manfaat media yaitu untuk mempermudah proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik agar proses pembelajaran dapat berjalan maksimal serta mengurangi sikap pasif peserta didik. Syair lagu dinilai sebagai media pelajaran yang efektif khususnya menyimak. Dikatakan efektif karena syair lagu memiliki dua unsur yaitu musik dan lirik. Musik dapat memfasilitasi kemampuan belajar berbahasa karena ritme musik dan pola kalimat memiliki bentuk serupa serta memiliki keseimbangan, sementara lirik membantu siswa memahami dan menyimak karena harus didengarkan dengan seksama. Pada implementasinya, penggunaan lagu sebagai media belajar haruslah mempertimbangkan kesiapan siswa sesuai tahap perkembangan psikologisnya. Dengan memperhatikan penunjuk dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak "bermusik" daripada mengikuti materi melalui buku – maka orangtua, guru dan murid akan mendapatkan suasana yang menyenangkan saat membangun dasar yang kuat untuk melakukan proses pembelajaran. Hambatan dalam Inovasi Materi Pendidikan 1. Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi Hambatan yang disebabkan kurang tepatnya nya perencanaan atau estimasi (under estimating) dalam inovasi yaitu tidak tepatnya poertimbangan tentang implementasi inovasi, kurang adanya hubungan antar anggota team pelaksana inovasi, dan kurang adanya kesamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai atau kurang adanya kerjasama yang baik. 2. Konflik dan motivasi yang kurang sehat Hambatan ini muncul karena adanya masalah-masalah pribadi seperti pertentangan anggota team pelaksana, kurang motivasi untuk bekerja dan berbagai macam sikap pribadi yang dapat mengganggu kelancaran proses inovasi. 3. Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan Hal-hal yang berkaitan dengan macetnya inovasi antara lain sangat rendahnya penghasilan per kapita, kurang adanya pertukaran dengan orang asing, tidak mengetahui adanya sumber alam, jarak yang terlalu jauh, iklim yang tidak menunjang, kurang sarana Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1475 komunikasi, kurang perhatian dari pemerintah, sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan. 4. Keuangan yang tidak terpenuhi Adapun yang termasuk dalam faktor finansial adalah tidak memadainya bantuan finansial dari daerah, tidak memadainya bantuan finansial dari luar daerah, kondisi ekonomi daerah secara keseluruhan, prioritas ekonomi secara nasional lebih banyak pada bidang lain daripada bidang pendidikan, ada penundaan dalam penyampaian dana, serta terjadi inflasi. 5. Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi Adapun yang termasuk dalam faktor ini adalah kelompok elit yang memiliki wewenang dalam masyarakat tradisional menentang inovasi atau perluasan suasana pendidikan, terdapat pertentangan ideologi mengenai inovasi, proyek inovasi dilaksanakan sangat lambat, peraturan kolonial meninggalkan sikap masyarkat yang penuh kecurigaan terhadap sesuatu yang asing, keberatan terhadap inovasi karena sebab kepentingan kelompok. 6. Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi Yang termasuk dalam kelompok ini adalah masalah dalam hubungan sosial antar anggota team yang satu dengan yang lain, ada ketidakharmoniasan dan terjadi hubungan yang kurang baik antar anggota team proyek inovasi, sangat kurang adanya suasana yang memungkinkan terjadinya pertukaran pikiran yang terbuka. SIMPULAN Inovasi kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Inovasi kurikulum memiliki ciri utama yaitu memiliki kekhasan atau khusus, memiliki unsur kebaruan, dilaksanakan melalui program terencana dan digulirkan memiliki tujuan. Macam-macam inovasi kurikulum yaitu inovasi kurikulum berbasis kompetensi, inovasi kurikulum berbasis masyarakat dan inovasi kurikulum berbasis keterpaduan. Selain itu, kurikulum memiliki komponen tertentu yaitu tujuan, materi, strategi pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Seluruh komponen tersebut selalu mengalami inovasi, tidak terkecuali dengan materi pendidikan. Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pendidikan ini memiliki jenis-jenis, diantaranya yaitu fakta, konsep, prinsip, prosedur dan sikap atau nilai. Selain jenis, materi pendidikan juga memiliki cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran dimana dalam penentuannya harus memperhatikan aspek kognitif, aspek keluasan cakupan materi dan aspek kecukupan. Dalam pembelajaran, guru perlu mengurutkan materi pendidikan agar menentukan proses pembelajaran. Matari pendidikan ini dapat diurutkan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan prosedural dan pendekatan hierarkis. Materi pembelajaran dapat dikembangkan melalui berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar yang beragam. Sumber belajar tersebut diantaranya yaitu buku, laporan hasil penelitian, jurnal, majalah ilmiah, karya professional, buku kurikulum, terbitan berkala, situs internet, multimedia, lingkungan dan narasumber. Penentuan materi pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar, mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran, menentukan cakupan materi pembelajaran dan menyusun urutan materi. Sementara itu, dalam pengembangannya, materi pendidikan menggunakann prinsip relevansi, konsistensi dan adequacy. Contoh inovasi materi Vol.2 No.10 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i10.234 1476 pendidikan yaitu materi pembelajaran disampaikan dalam bentuk permainan, materi pembelajaran diambil dari lingkungan terdekat siswa dan materi belajar disajikan dalam bentuk syair lagu. Namun, dalam praktiknya inovasi kurikulum memiliki beberapa hambatan seperti perkiraan yang tidak tepat, konflik dan motivasi yang kurang sehat, lemahnya faktor penunjang, anggaran tidak memenuhi dan kurangnya hubungan sosial dan publikasi. Saran Beberapa saran yang dapat penulis tuliskan diantaranya yaitu : 1. Bagi pendidik a. Pendidik sebaiknya benar-benar menerapkan inovasi kurikulum khususnya inovasi materi pendidikan karena materi pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. b. Kepala sekolah sebaiknya memotivasi guru-guru agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam berinovasi. 2. Bagi sekolah dan pihak yang terkait a. Sekolah sebaiknya terus berinovasi dalam pembelajaran sehingga inovasi-inovasi dalam pendidikan terus meningkat. b. Sekolah dapat mengadakan workshop mengenai inovasi materi pendidikan agar dapat membekali ilmu dan skill bagi guru. DAFTAR RUJUKAN Baderiah. 2018. Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. Palopo : Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo. Badrun, Drs. Ahmad. 2009/2010. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Depdiknas, Dirjen,Manajemen Dikmen, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Izzati N, Suraningsih E. Pengembangan Lirik Lagu sebagai Media Pembelajaran Matematika pada Materi Bentuk Aljabar. Suska Journal of Mathematics Education : Vol. 6, No. 1, 2020, hal. 069-077. UIN Masykur. 2019. Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar Lampung : CV. Anugrah Utama Raharja. Murray Print, Curriculum Development and Design, (Sydny, Allen & Unwin, 1993) S. Nila. 2013. Memanfaatkan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dengan Tema Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar. JPGSD : Vol. 01 (02). UNISA Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran (Teoritik dan Praktik Kurikulum KTSP ). Jakarta: Prenada Media Group. Yusuf, Munir. 2018. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo : Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo.