Microsoft Word - 03-Ajin.docx Vol.2 No.11 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i11.237 1499 Received : 12-09-2021 Revised : 25-10-2021 Published : 30-11-2021 Penggunaan Media KERAH WARNA untuk Meningkatkan Pemahaman dan Aktivitas Belajar Siswa Materi Pecahan Sederhana Ajin Udi Prianji SDN Banjarsugihan V/617 Surabaya, Indonesia adjinudip@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan aktivitas belajar siswa kelas VI SDN Banjarsugihan V/617, kota Surabaya dengan menggunakan media kerah warna. Kegiatan penelitian dilakukan di SDN Banjarsugihan V/617 kecamatan Tandes Kota Surabaya yang terdiri dari 12 ruang kelas. Peneliti menggunakan kelas VI B dengan 27 orang siswa. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2020. Berdasarkan hasil pre test dari 27 siswa mendapatkan data bahwa terdapat 18 siswa yang masih berada di bawah KKM atau sekitar 66.7%. Sedangkan jumlah siswa yang berada di kriteria tuntas terdapat 9 siswa atau 33.3%. dengan nilai rata-rata kelas 61,1. Berdasarkan hasil post test dari 27 siswa yang diujikan. Diperoleh hasil bahwa terdapat 24 siswa yang telah memiliki kriteria tuntas atau sekitar 88.9 %. Sedangkan jumlah siswa yang berada di kriteria belum tuntas terdapat 3 siswa atau 11.1%. dengan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78.5 Di dalam kegiatan belajar media KERAH WARNA yang dilakukan didapatkan aktivitas siswa memperhatikan apa yang disampaikan guru mendapat prosentase yaitu 11.6%, menjawab pertanyaan guru mendapat 9.2%, mengerjakan LKS yang diberikan guru 12.5%, bekerjasama dengan teman satu kelompok 12.5%, mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kelompok 10.6%, bertukan pendapat antar teman dalam kelompok 9.2%, mempresentasikan jawaban di depan kelas 12.5%, dan merespon jawaban teman mendapat 8.3%. dengan demikian aktivitas belajar siswa mendapat jumlah 91.2 % dari 100%. Hal ini membuktikan bahwa siswa menjadi lebih aktiv pada kegiatan pembelajaran menggunakan media KERAH WARNA. . Kata kunci: media kerah warna, aktivitas belajar; pemahaman siswa Vol.2 No.11 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i11.237 1500 PENDAHULUAN Pembelajaran di Sekolah Dasar bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh semua guru. Setiap sekolah memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Di sekolah kami kondisi gedung dan perlengkapan masih belum memenuhi syarat. Kurangnya fasilitas pembelajaran membuat siswa kurang konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi gedung yang masih belum mememnuhi syarat membuat kegiatan belajar mengajar tidak maksimal. Fasilitas seperti kipas angin yang kurang membuat suasana kelas menjadi panas sehingga konsentrasi siswa dalam belajar menurun. Selain itu tidak adanya alat peraga yang memenuhi syarat juga menjadi masalah yang tak kunjung mendapat penyelesaian. Sehingga para guru harus selalu memutar otak agar pembelajaran yang dilakukan dapat bermakana serta dipahami oleh siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di Sekolah menuntut adanya pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Kegiatan belajar mengajar yang terjadi selama ini masih meninggalkan berbagai permasalahan yang belum dapat dipecahkan. Di SDN Banjarsugihan V/617 tidak luput dari berbagai permasalahan pembelajaran yang ada. Salah satu masalah yang terjadi adalah kurangnya pemahaman terdahadap materi pecahan. Selain dari aspek pembelajaran factor kedisiplinan siswa juga menjadi masalah bagi kegiatan pembelajaran. Banyaknya siswa yang tidak membawa alat pembelajaran membuat kegiatan belajar tidak kondusif. Saling pinjam meminjam alat tulis terkadang menjadi masalah karena membuat suasana kelas menjadi gaduh sehingga konsentrasi siswa terpecah. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pecahan dikarenakan belum adanya penggunaan media pembelajaran saat kegiatan belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan pemahaman siswa menjadi abstrak dan tidak sama antara satu siswa dengan siswa lainnya. Keadaan ini memungkinkan siswa menjadi tidak sepenuhnya paham terhadap materi yang diajarkan guru. Menilik dari keadaan tersebut maka solusi yang dapat digunakan adalah penggunaan media “KERAH WARNA” untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pecahan. Diharapkan dengan adanya media “KERAH WARNA” siswa menjadi lebih faham terhadap konsep materi pecahan. Daryanto (2010:12) memaparkan landasan filosofis penggunaan media pembelajaran yaitu bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan media pembelajaran untuk digunakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan kata lain siswa sangat dihargai harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Menurut teori piaget anak usia SD berada pada tahap operasional konkret (7 sd 11 tahun) yaitu tahapan yang memiliki ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Adapun ciri tahapan operasional konkret antara lain : 1. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh. Pada tahap ini, seorang anak mulai dapat menggambarkan secara menyeluruh ingatan, pengalaman dan objek yang dialami. Menurut Piaget, adaptasi dengan lingkungan di satukan dengan gambar anakan lingkungan itu. Melihat dari berbagai macam segi. Anak pada tahap ini mulai dapat melihat suatu objek atau persoalan secara sedikit dan menyeluruh dengan melihat apek- aspeknya. Ia tidak hanya memusatkan pada titik tertentu, tetapi dapat bersama- sama Vol.2 No.11 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i11.237 1501 mengamati titik-titik yang lain dalam satu waktu yang bersamaan. 2. Seriasi. Proses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau semakin kecilnya unsur-unsur tersebut. Menurut Piaget, bila seorang anak telah dapat membuat suatu seriasi maka ia tidak akan mengalami banyak kesulitaan untuk membuat seriasi selanjutnya. 3. Klasifikasi menurut Piaget, bila anak yang berumur 3 tahun dan 12 tahun diberi bermacam-macam objek dan ndisuruh membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yag terjadi. 4. Bilangan. Dalam percobaan Piaget, ternyata anak pada tahap praoperasi konkret belum dapat mengerti soal korespondensi satu- satu dan kekekalan, namun pada tahap tahap operasi konkret, anak sudah dapat mengerti soal karespondensi dan kekekalan dengan baik. Dengan perkembangan ini berarti konsep tentang bilangan bagi anak telah berkembang. 5. Ruang, waktu, dan kecepatan. Pada umur 7 atau 8 tahun seorang anak sudah mengerti tentang urutan ruang dengan melihat interval jarak suatu benda. Pada umur 8 tahun anak sudah sapat mengerti relasi urutan waktu dan juga koordinasi dengan waktu, dan pada umur 10 atau 11 tahun, anak sadar akan konsep waktu dan kecepatan. 6. Probabilitas. Pada tahap ini, pengertian probabilitas sebagai suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan kasus- kasus yang mulai terbentuk. 7. Penalaran. Dalam pembicaraan sehari-hari, anak pada tahap ini jarang berbicara dengan suatu alasan,tetapi lebih mengatakan apa yang terjadi. Pada tahap ini, menurut Piaget masih ada kesulitan dalam melihat persoalan secara menyeluruh. 8. Egosentrisme dan Sosialisme. Pada tahap ini, anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pikiran lain. Cica Anwar (2013) dalam penelitiannya “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Pecahan Sederhana Melalui Media Kepingan CD Bagi Anak Kesulitan Belajar. Ia mengatakan bahwa terdapat 9 siswa laki-laki berusia 9 tahun di SDN 05 Kapalo Kota Padang yang tidak dapat mengenali konsep pecahan secara optimal, anak tidak dapat memahami pecahan serta tidak dapat menunjukan angka pecahan yang sesuai. Dengan penggunaan media Compact Disk (CD) pemahaman siswa tersebut mengalami peningkatan. Dengan demikian penggunaan media pembelajaran dianggap berhasil. METODE Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian berfokus pada pemahaman terhadap fenomena yang terjadi di kelas. Peneliti menggunakan perspektif dari partisipan (observer) sebagai gambaran utama untuk memperoleh hasil penelitian. Penelitian difokuskan dengan memantau proses kegiatan belajar mengajar serta hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini data yang diambil berupa data pra implementasi yaitu data hasil belajar siswa sebelum diberikan treatment. Treatment diberikan dengan menggunakan media KERAH WARNA. Data yang diperoleh dalam kegiatan ini menjadi acuan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Data disepakati sebagai kelas control penelitian (hasil pretest). Tahap berikutnya adalah penggunaan media KERAH WARNA dalam kegiatan belajar mengajar materi pecahan sederhana. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Peneliti akan meminta bantuan observer untuk mengamati kondisi kelas dan menilai kegiatan belajar mengajar sesuai angket yang telah disiapkan. Angket ini akan dijadikan sebagai hasil dari Vol.2 No.11 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i11.237 1502 minat belajar siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tahap terakhir adalah siswa diberikan lembar penilaian setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Data akan dijadikan nilai post test siswa. Dengan demikian kita akan mengetahui perkembangan siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment dengan media KERAH WARNA. HASIL Berdasarkan kegiatan yang dilakukan terdapat perbedaan yang signifikan akibat dari penggunaan media KERAH WARNA. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media kerah warna mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pecahan. Adapun detail perolehan nilai akan kita Bahas dalam masing-masing tahapan berikut : Hasil Analisis Pre Test Kegiatan ini diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan. Dalam kegiatan Pre Test kita akan menguji pengetahuan awal peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan sepuluh butir soal pecahan tanpa diberikan pemahaman terlebih dahulu. Adapun hasil uji Pre Test dapat kita lihat dalam table berikut. Tabel 1. Analisis Hasil Pretest Siswa No Nilai Jumlah siswa 1 5 10 2 6 8 3 7 5 4 8 4 Jumlah 27 Berdasarkan hasil pre test dari 27 siswa mendapatkan data bahwa terdapat 18 siswa yang masih berada di bawah KKM atau sekitar 66.7 %. Sedangkan jumlah siswa yang berada di kriteria tuntas terdapat 9 siswa atau 33.3%. dengan nilai rata-rata kelas 61,1. Adapun hasil analisis Pre Test lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Analisis Hasil Pre Test Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa masih berada dibawah kriteria ketuntasan. Hanya 33.3% siswa yang memiliki nilai di atas KKM. Vol.2 No.11 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i11.237 1503 Hasil Analisis Post Test Kegiatan ini diberikan kepada siswa setelah diberikan treatment berupa penggunaan media KERAH WARNA. Dalam kegiatan Post Test kita akan mengetahui seberapa besar perkembangan peserta didik sebagai akibat dari penggunaan media KERAH WARNA. Dalam hal ini peserta didik diberikan sepuluh butir soal pecahan yang harus mereka jawab dengan baik dan benar. Pada kondisi ini siswa telah diberikan treatmen berupa penggunaan media KERAH WARNA yang diharapkan akan meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pecahan sederhana. Kegiatan post tes akan membuktikan keefektifan penggunaan media tersebut. Adapun hasil uji Post Test dapat kita lihat dalam table 2 berikut. Tabel 2. Hasil Analisis Post Test No Nilai Jumlah Siswa 1 5 1 2 6 2 3 7 5 4 8 10 5 9 5 6 10 4 Jumlah 27 Berdasarkan hasil post test dari 27 siswa yang diujikan. Diperoleh hasil bahwa terdapat 24 siswa yang telah memiliki kriteria tuntas atau sekitar 88.9 %. Sedangkan jumlah siswa yang berada di kriteria belum tuntas terdapat 3 siswa atau 11.1%. dengan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78.5. Adapun hasil analisis Post Test lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut. Gambar 2. Analisis Hasil Post Test Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa masih telah mendapat kriteria tuntas dengan jumlah presentase 88.9%. sedangkan hanya terdapat 3 siswa atau 11.1 % saja yang belum tuntas. Dengan menilik hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media KERAH WARNA dapat meningkatkan pemahama siswa materi pecahan sederhana. Hasil Analisis Aktivitas Belajar Siswa. Analisis aktivitas belajar siswa diamati Vol.2 No.11 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i11.237 1504 selama proses kegiatan belajar berlangsung dengan bantuan pengamat. Pengamat melakukan pengamatan selama proses kegiatan belajar berlangsung. Hasil analisis aktivitas belajar siswa dilihat dari hasil angket yang telah diisi oleh pengamat. Adapun hasil analisis aktivitas belajar siswa secara rinci dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil Analisis Aktivitas belajar siswa No Aktivitas yang diamati Hasil 1 Memperhatikan apa yang disampaikan guru 11.6% 2 Menjawab pertanyaan guru 9.2% 3 Mengerjakan LKS yang diberikan guru 12.5% 4 Bekerja sama dengan teman satu kelompok 12.5% 5 Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam proyek yang dilakukan 10.6% 6 Bertukar pendapat dengan teman kelompok 9.2% 7 Mempresentasikan jawaban di depan kelas 12.5% 8 Merespon jawaban teman 8.3% Hasil analisis aktivitas belajar siswa lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini: Gambar 3. Hasil analisis aktivitas belajar Vol.2 No.11 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i11.237 1505 Di dalam kegiatan belajar media KERAH WARNA yang dilakukan didapatkan aktivitas siswa memperhatikan apa yang disampaikan guru mendapat prosentase yaitu 11.6%, menjawab pertanyaan guru mendapat 9.2%, mengerjakan LKS yang diberikan guru 12.5%, bekerjasama dengan teman satu kelompok 12.5%, mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kelompok 10.6%, bertukan pendapat antar teman dalam kelompok 9.2%, mempresentasikan jawaban di depan kelas 12.5%, dan merespon jawaban teman mendapat 8.3%. dengan demikian aktivitas belajar siswa mendapat jumlah 91.2 % dari 100%. Hal ini membuktikan bahwa siswa menjadi lebih aktiv pada kegiatan pembelajaran menggunakan media KERAH WARNA. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pre test dari 27 siswa mendapatkan data bahwa terdapat 18 siswa yang masih berada di bawah KKM atau sekitar 66.7 %. Sedangkan jumlah siswa yang berada di kriteria tuntas terdapat 9 siswa atau 33.3%. dengan nilai rata-rata kelas 61,1. dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa masih berada dibawah kriteria ketuntasan. Hanya 33.3% siswa yang memiliki nilai di atas KKM. Berdasarkan hasil post test dari 27 siswa yang diujikan. Diperoleh hasil bahwa terdapat 24 siswa yang telah memiliki kriteria tuntas atau sekitar 88.9 %. Sedangkan jumlah siswa yang berada di kriteria belum tuntas terdapat 3 siswa atau 11.1%. dengan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78.5. dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa masih telah mendapat kriteria tuntas dengan jumlah presentase 88.9%. sedangkan hanya terdapat 3 siswa atau 11.1 % saja yang belum tuntas. Dengan menilik hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media KERAH WARNA dapat meningkatkan pemahama siswa materi pecahan sederhana. KERAH WARNA yang dilakukan didapatkan aktivitas siswa memperhatikan apa yang disampaikan guru mendapat prosentase yaitu 11.6%, menjawab pertanyaan guru mendapat 9.2%, mengerjakan LKS yang diberikan guru 12.5%, bekerjasama dengan teman satu kelompok 12.5%, mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kelompok 10.6%, bertukan pendapat antar teman dalam kelompok 9.2%, mempresentasikan jawaban di depan kelas 12.5%, dan merespon jawaban teman mendapat 8.3%. dengan demikian aktivitas belajar siswa mendapat jumlah 91.2 % dari 100%. Hal ini membuktikan bahwa siswa menjadi lebih aktiv pada kegiatan pembelajaran menggunakan media KERAH WARNA. SIMPULAN Sesuai dengan hasil temuan yang telah dijabarkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: a. Keefektifan dari segi aktivitas belajar siswa mndapatkan kategori sangat aktif, dan respon siswa mendapatkan hasil sangat merespon. Dengan demikian model pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran b. Keefektifan menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah digunakan media pembelajaran kerah warna pada materi pecahan sederhana. Hal ini berarti terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pecahan. Vol.2 No.11 2021 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v2i11.237 1506 Saran a. Persiapan dan pengelolaan waktu perlu diperhatikan, karena pembelajaran yang digunakan membutuhkan waktu yang cukup lama. b. Perlu adanya koordinasi dan diskusi yang baik antara peneliti dengan pengamat dengan tujuan untuk mencari masukan dan saran sehingga diperoleh kesamaan persepsi dalam rangka perbaikan untuk pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. c. Jika ingin meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa gunakanlah media kerah warna yang telah terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa materi pecahan. DAFTAR RUJUKAN Cica Anwar. (2013). Meningkatkan kemampuan Pemahaman konsep pecahan sederhana melalui media kepingan CD bagi anak kesulitan belajar. Universitas Negeri Padang, 2013. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Joyce, Bruce. (2009). Models of Teaching Model-model pengajaran. Yogyakarta: Pusataka Pelajar. Piaget, Jean, & Barbel Inhelder, Psikologi Anak, Terj. Miftahul Jannah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. 1, 2010.