Microsoft Word - Artikel 5.docx Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 111 Received : 12-11-2021 Revised : 13-12-2021 Published : 28-02-2022 Urgensi Evaluasi Pembelajaran di Kelas Adisna Nadia Phafiandita 1), Ayu Permadani 2), Alsa Sukma Pradani 3), M. Iqbal Wahyudi 4) Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta adisnanadia.2019@student.uny.ac.id 1), ayupermadani.2019@student.uny.ac.id 2), alsasukma.2019@student.uny.ac.id 3), Muhammad1243fip.2019@student.uny.ac.id 4) Abstrak Evaluasi pembelajaran adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi tentang kemampuan belajar siswa, untuk menilai sejauh mana program pembelajaran telah telah berjalan, dan juga sebagai alat untuk menentukan apakah pendidikan tujuan dan proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan telah berlangsung sebagaimana adanya. Selain itu, evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa prestasi dalam suatu proses pembelajaran, serta untuk memahami siswa sejauh mana yang dapat memberikan bantuan atas kekurangan siswa, dengan menempatkan siswa dalam situasi belajar yang lebih sesuai dengan tingkat kemampuan. Fungsi evaluasi pembelajaran adalah membantu proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa secara berkesinambungan, sekaligus dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa dalam bidang studi tertentu, selain itu juga mampu memberikan informasi kepada orang tua/wali siswa mengenai peringkat atau penentuan kelas kelulusan siswa peserta. Persyaratan alat evaluasi adalah: validitas, efektivitas, item yang berbeda dan objektivitas. Kata Kunci: urgensi; evaluasi; pendidikan Abstract Learning evaluation is an activity to collect data and information about students' learning abilities, to assess how far the learning program has been running, and also as a tool to determine whether the educational objectives and learning process in developing science have taken place as they should. In addition, the evaluation also aims to determine the level of student achievement in a learning process, as well as to understand students the extent to which they can provide assistance to the shortcomings of students, with the aim of placing students in a learning situation that is more appropriate to their ability level. The function of learning evaluation is to help the process, progress and development of students' learning outcomes on an ongoing basis, and at the same time be able to know the abilities and weaknesses of students in a particular field of study, while also being able to provide information to parents/guardians of students regarding class ranking or determining graduation of participants students. The evaluation tool requirements are validity, effectiveness, different items and objectivity. Keywords: urgency; evaluation; education Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 112 PENDAHULUAN Evaluasi pendidikan merupakan bagian dari proses peyelenggaraan pendidikan yang wajib dilakukan. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005) Menurut peraturan tersebut, proses evaluasi pendidikan itu wajib dilaksanakan oleh guru sebagai penanggung jawab dalam proses pembelajaran siswa. Dalam rangkaian proses evaluasi pendidikan tersebut, guru harus melakukan evaluasi pembelajaran yang merupakan bagian dari rangkaian proses evaluasi pendidikan. Proses evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan jalan memberikan tes atau ujian yang bisa diadakan di awal, tengah atau akhir proses pembelajaran di dalam suatu semester. Tes yang diberikan dapat berupa soal-soal pilihan ganda, istilah atau essay. Dalam pelaksanaannya, seringkali guru memberikan tes kepada siswa hanya untuk mengukur kemampuan siswa dan hanya menghitung jawaban benar atau salahnya yang nantinya akan jadi tolak ukur nilai kemampuan siswa tersebut. Padahal seharusnya tes tidak hanya untuk mengukur kemampuan siswa tetapi juga harus menjadi bahan evaluasi bagi guru tentang pemahaman siswa akan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini dapat diketahui oleh guru dari soal-soal yang telah dibuat. Dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya. Jadi, valuasi dalam pendidikan merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual religious. Melihat betapa urgennya evaluasi dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru wajib mengetahui yang berkaitan dengan evaluasi tersebut. PEMBAHASAN Pengertian Pengukuran dan Penilaian 1. Pengukuran Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untukmengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) 2. Penilaian Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Membedakan Pengertian Pengukuran, Penilian, dan Evalauasi 1. Pengukuran Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa Arab adalah muqayasah ( ةسیاقم ) dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Menurut Wandt dan Brown (1977) pengukuran adalah: suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari sesuatu. Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 113 2. Penilaian Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. 3. Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan istilah tes. Sifat Evaluasi Pendidikan Penilaian pendidikan banyak berkaitan dengan hal-hal yang abstrak, maka penilaian pendidikan bersifat : 1. Kuantitatif Kuantitatif meskipun dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berkaitan dengan penilaian yang bersifat abstrak 2. Tidak langsung Dalam mengevaluasi harus menggunakan alat dan melalui prosedur yang sistematis. Tidak secara langsung dg melihat gejala atau ciri-ciri yg nampak. 3. Relatif atau tidak mutlak Evaluasi bersifat relatif artinya setiap mengadakan penilaian kemungkinan terjadi adanya perubahan, atau dengan kata lain penilaian tidak selalu sama atau tetap dari satu waktu ke waktu. 4. Menggunakan unit-unit yang tetap Dalam mengungkap atau mengukur sesuatu obyek akan selalu menggunakan satuan ukuran tertentu sesuai dengan obyek yang diukur atau dinilai Tujuan Evaluasi Pendidikan Secara umum, evaluasi dalam bidang pendidikan terbagi menjadi dua tujuan, yaitu : 1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. 2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Fungsi Evaluasi pendidikan Menurut Sumadi Suryobroto: 1. Fungsi psikologis: siswa memperoleh kepastian status di dalam kelasnya, sedang bagi guru dapat untuk mengetahui seberapa jauh usaha mengajarnya dikuasai oleh siswanya. 2. Fungsi didaktis: bagi anak didik, keberhasilan maupun kegagalan belajar akan berpengaruh besar pada usaha-usaha berikutnya. Sedang bagi pendidik, penilaian hasil belajar dapat menunjukkan keberhasilan atau kegagalan mengajarnya termasuk di dalamnya metode mengajar yang dipergunakan 3. Fungsi administratif: dengan adanya penilaian dalam bentuk rapor akan dapat dipenuhi berbagai fungsi administratif yaitu: Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 114 a. Merupakan inti laporan kepada orang tua siswa, pejabat, guru dan siswa itu sendiri. b. Merupakan data bagi siswa apabila ia akan naik kelas, pindah sekolah, maupun untuk melamar pekerjaan. c. Dari data tersebut kemudian dapat berfungsi untuk menentukan status anak dalam kelasnya. d. Memberikan informasi mengenai segala hasil usaha yang telah dilakukan oleh lembaga pendidikan. Menurut Thorndike dan Hagen, ditujukan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dalam bidang: 1. Pengajaran Salah satu peranan penting usaha pengukuran dan penilaian pendidikan ialah untuk mengarahkan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan apa yang harus diajarkan 2. Hasil Belajar Berkenaan dengan hasil belajar, hasil pengukuran dan penilaian pendidikan tidak hanya berguna untuk pengetahuan penguasaan peserta didik 3. Diagnosis dan usaha perbaikan Tes diagnostik diselenggarakan untuk mengetahui dalam bidang apa peserta didik belum menguasai kompetensi tertentu, 4. Penempatan Di dalam sekelompok peserta didik pengajaran atau pelayanan yang diberikan kepada peserta didik tersebut tidak seyogyanya diberikan secara sama rata kepada semua peserta didik. 5. Seleksi Seleksi bertujuan memilih orang-orang yang diharapkan akan mampu memanfaatkan sebesar-besarnya segenap kemudahan (fasilitas) yang tersedia pada lembaga yang akan dimasuki. 6. Bimbingan dan konseling Dilihat dari kepentingan peserta didik, sasaran pelayanan dan konseling ialah agar peserta didik mampu mengenali dan menerima diri sendiri 7. Kurikulum Salah satu kegunaan hasil pengukuran dan penilaian ialah untuk menguji isi kurikulum dan pelaksanaan pengajaran. Dengan demikian, perubahan dalam isi penekanan kurikulum, dalam prosedur dan sarana pengajaran dimungkinkan Ruang Lingkup Evaluasi Secara umum, ruang kingkup evaluasi pendidikan disekolah mencakup tiga komponen yaitu : 1. Evaluasi mengenai program pengajaran Evaluasi program dilakukan untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya, yang dilakukan secara sistematis dan rinci. 2. Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran a. Kesesuaian antara proses pembelajaran yang berlamhsung dengan garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan. Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 115 b. Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran dan kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. c. Minat dan perhatian siswa dalam mengikutu pelajaran. d. Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. e. Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang membutuhkannya. f. Komunikasi antara guru dengan siswa selama dalam proses pembelajaran berlangsung. g. Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa. h. Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh didalam kelas. i. Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan disekolah. 3. Evaluasi terhadap hasil belajar a. Evaluasi mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai. b. Evaluasi mengenai tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan-tujuan umum pembelajaran. Prinsip-Prinsip Evaluasi Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru yang menjadi faktor pendukung atau penunjang dalam melakukan evaluasi. 1. Prinsip berkesinambungan (continuity) Bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah yang dilaksanakan secara terus-menerus (kontinu). Dengan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal memungkinkan guru untuk memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik dari awal hingga akhir program pembelajaran. 2. Prinsip menyeluruh (comprehensive) Evaluasi hasil belajar dapat terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh, mencakup seluruh aspek tingkah laku siswa, baik aspek berpikir (kognitif), aspek nilai atau sikap (afekitf), maupun keterampilan (psikomotor). 3. Prinsip objektivitas (objektivity) Suatu evaluasi dikatakan emiliki objektivitas apabila dalam pelaksanaannya tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. 4. Prinsip penggunaan kriteria Penggunaan kriteria yang diperlukan dalam evaluasi adalah pada saat memasuki tingkat pengukuran, baik pengukuran dengan menggunakan standar mutlak (patokan) maupun standar relatif. 5. Prinsip kegunan Evaluasi yang dilakukan hendaknya merupakan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi siswa maupun bagi pelaksanaan. Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 116 Aspek-Apek Penilaian Dalam Pendidikan Dalam dunia pendidikan, ada tiga aspek yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1. Ranah Kognitif Aspek atau domain kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. 2. Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif yang tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran bahasa Arab, kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Arab dan lain-lain. 3. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektifnya. Metode yang Digunakan Dalam Evaluasi Pendidikan Teknik Tes 1. Tes Subjektif (uraian) Tes subjektif sering disebut juga dengan tes uraian atau tes esai. Dalam tes ini, anak didik memiliki kebebasan untuk memilih dan menentukan jawaban. Pertanyaan- pertanyaan pada tes subyektif biasanya menggunakan kalimat pendek yang diawali dengan kata tanya: Jelaskan, apa, terangkan, mengapa, bandingkan dll, sedang jawaban yg diharapkan dari testee berupa uraian panjang lebar dan bebas, dengan gaya bahasa serta susunan kalimatnya masing-masing. 2. Bentuk Tes Objektif Pada dasarnya, tes objektif adalah tes yang mempunyai ukuran tes yang terukur, terstruktur, dan mampu menghindarkan adanya subjektivitas dari evaluator pada saat penilaian. Pada tes ini, item tesnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia, dapat berupa kata-kata singkat dan bahkan pada tipe tertentu cukup dengan tanda-tanda sederhana saja misalnya tanda cek, silang atau melingkari. 3. Bentuk Tes Kinerja (performance test) Tes kinerja merupakan bentuk tes di mana peserta tes dituntut untuk mempraktikkan secara langsung persoalan yang dipertanyakan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Dalam kaitan ini, Stiggins menyatakan bahwa tes kinerja adalah suatu bentuk Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 117 tes di mana peserta tes diminta untuk melakukan kegiatan khusus di bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan. Dengan demikian, penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan atau kinerja siswa dalam melakukan sesuatu. Karena itulah penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam penyajian lisan (keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi, berdiskusi, dan sebagainya), pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil, kemampuan siswa menari, dan lain sebagainya. 4. Bentuk Tes Lisan Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta tes dalam bentuk lisan. Peserta tes akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Nama lain dari tes lisan ini adalah tes wawancara, yang mana dalam tes ini evaluator akan menguji sampai di mana pemahaman dan pengetahuan anak didik terhadap materi tertentu dalam suatu pembelajaran tertentu. Teknik Non Tes 1. Observasi (observation) Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi. Dalam dunia penelitian, observasi merupakan salah satu bentuk metode ilmiah. Maknanya adalah bahwa observasi merupakan sebuah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik berbagai fenomena yang diamati dan diselidiki. 2. Wawancara (interview) Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Pengertian wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara atau guru dengan yang diwawancarai atau anak didik tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung berarti pewawancara atau guru menanyakan sesuatu kepada anak didik melalui perantaraan orang lain atau media sehingga tidak menemui atau berhadapan secara langsung dengan objek wawancara. 3. Bagan Partisipasi (participation charts) Keikutsertaan peserta didik merupakan salah satu usaha peserta didik untuk mempermudah dalam memahami konsep yang sedang dibicarakan dan meningkatkan daya ingatan tentang isi pelajaran tertentu. Kemauan untuk melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar dapat dijadikan salah satu indikasi tentang kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri dalam kelompok belajarnya. Oleh karena itu, pengukuran keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan belajar menjadi penting artinya untuk menjelaskan hasil belajar yang bersifat non-kognitif. Karena itulah, bagan partisipasi (participation chart) sangat berguna untuk mengamati kegiatan diskusi kelas. Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 118 Dengan demikian, keikutsertaan menjadi salah satu usaha untuk memudahkan peserta didik untuk memahami konsep yang sedang dipelajari dan meningkatkan daya tahan dan daya ingat mengenai suatu isi pelajaran tertentu. 4. Daftar Cek (check list) Daftar cek adalah salah satu alat evaluasi yang paling banyak digunakan guru atau evaluator mengingat cara dan penggunaannya yang sederhana dan mudah. Pada prinsipnya, daftar cek ini adalah metode mencatat apakah suatu karakteristik ada atau tidak ada pada suatu subjek atau objek yang dievaluasi. Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Ada bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek, kemudian tinggal memberikan tanda centang pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil penilaiannya. 5. Skala Sikap (attitude scale) Sikap adalah suatu reaksi positif atau negatif terhadap seseorang, objek atau ide. Dalam pengertian yang lebih luas, sikap adalah suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objekobjek tertentu. Sikap mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang. Objek yang dimaksudkan dalam evaluasi pembelajaran ini adalah sikap siswa di sekolah terutama sikap siswa terhadap guru, terhadap mata pelajaran dan terhadap proses pembelajaran. 6. Penilaian Berbasis Portofolio Portofolio adalah suatu kumpulan atau berkas bahan pilihan yang dapat memberi informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif. Berkas tersebut berisi pekerjaan siswa, dokumen atau gambar, yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan seseorang dalam lingkungan dan suasana kerja yang alamiah yang sesungguhnya, bukan dalam lingkungan dan suasana kerja yang dibuat-buat. Pada dasarnya, portofolio dapat digunakan untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran. Alat Evaluasi Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 119 Alat evaluasi hasil belajar adalah serangkaian alat yang digunakan untuk melakukan proses evaluasi hasil belajar. Alat evaluasi yang digunakan meliputi alat ukur beserta kunci jawaban dan pedoman penskorannya. Dalam pengertian umum alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Seperti disebutkan diatas, ada dua teknik evaluasi hasil belajar, yaitu teknik nontes dan teknik tes. Teknik Nontes Yang tergolong teknik nontes: 1. Skala bertingkat Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Sebagai contoh adalah skor atau biji nilai yang diberikan oleh guru disekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. 2. Kuesioner Kuesioner juga sering dikenal juga sebagai angket. Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang akan diisi oleh orang yang akan diukur. 3. Daftar cocok Deretan pernyataan yang biasanya singkat dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ditempat yang sudah disediakan. 4. Wawancara Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-tanya sepihak. 5. Observasi a) Observasi partisipan Observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamatan memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. b) Observasi sistematik Observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. c) Observasi eksperimental Observasi ini terjadi apabila pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. 6. Riwayat hidup Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari obyek yang dinilai. Langkah-Langkah melakukan Evaluasi 1. Menyusun rencana evaluasi Penyusunan rencana evaluasi pada umumnya mencakup kegiatan Merumuskan tujuan dari kegiatan evaluasi itu sendiri. a. Menentukan aspek-aspek yang akan dievaluasi. b. Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan evaluasi. c. Menyusun dan menentukan alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam kegiatan evaluasi. Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 120 d. Menentukan tolok ukur, norma atau kreteria yang akan dipergunakan dalam rangka memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. e. Menetapkan frekuensi dari kegiatan evaluasi itu sendiri, yaitu : kapan dan seberapa kalikah evaluasi itu akan dilakukan. 2. Menghimpun Data Menghimpun data dalam rangka evaluasi di lapangan pendidikan, pada umumnya dilaksanakan dengan cara pengukuran, walaupun tidak semua kegiatan evaluasi pendidikan harus didahului dengan tindakan pengukuran. 3. Verifikasi Data Melakukan verifikasi data artinya memeriksa dan menyaring data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi, untuk dapat dipastikan apakah data yang telah berhasil dihimpun itu cukup dapat dipercaya sebagai dasar atau landasan dalam rangka pengambil kesimpulan. 4. Analisis Data Menganalisa data yang diperoleh dari kegiatan evaluasi mengandung arti melakukan pengolahan, pemeriksaan, perincian, pemisahan, pengelompokan dan sebagainya, sehingga data tersebut menjadi bermakna atau dapat memberikan informasi yang berharga. 5. Interpretasi Data Pemberian interpretasi atau penafsiran terhadap data yang telah dilakukan penganalisaan itu merupakan statement (pernyataan) tentang hasil penganalisaan data. Disini evaluator mengemukakan apa makna yang terkandung dalam kumpulan data yang telah diperoleh dalam kegiatan evaluasi. 6. Penggunaan Hasil Evaluasi Dengan melandaskan diri pada kesimpulan yang telah diperoleh dalam kegiatan evaluasi, evaluator lebih lanjut melakukan pengambilan keputusan atau merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dipandang perlu untuk dilaksanakan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atausatuan pengukuran. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Evaluasi merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan, karena dengan itu hasil yang diperoleh siswa dapat diketahui dan kemudian ditindak lanjuti bila mana hasil yang dicapai belum sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi sendiri tidak terbatas pada tes saja, akan tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain, seperti metode pembelajaran, karakteristik siswa dan lain sebagainya. Aspek yang dinilai dalam evaluasi ada tiga, kognitif atau pengetahuan, afektif atau sikap dan psikomotorik atau keterampilan. Vol.3 No.2 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262 121 Saran Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya kekeliruan dalam penyusunannya, baik dari segi materi, maupun penyusunannya, oleh karena itu penyusun mengharapakan sumbangsih pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya, dan harapan bagi penyusun, semoga makalah ini dapat memberi manfaat dalam proses evaluasi pendidikan. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi, 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Dr. H. Mulyadi,M.PD.I. 2010. Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di Sekolah. UIN-MALIKI Press. Prof. Drs. Anas Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Rajawali Press Mardapi Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian dan evaluasi pendidikan.Yogyakarta: Nuha Medika Dr. Haryanto, M.Pd. 2020. EVALUASI PEMBELAJARAN (KONSEP DAN MANAJEMEN). Yogyakarta: UNY Press. https://www.academia.edu/29331657/Evaluasi_Pendidikan (diakses pada 13 September 2021) https://www.academia.edu/8478311/Pengukuran_Penilaian_dan_Evaluasi_Pendidikan (diakses pada 13 September 2021)