Microsoft Word - 03-Ali.docx Vol.3 No.3 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i3.267 140 Received : 19-04-2022 Revised : 12-05-2022 Published : 19-06-2022 Meningkatkan Literasi Keuangan Melalui Program What If pada Murid SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara Gridita Dwi Pratiwi, Ayu Hidayati Munasyiroh, Monika Ristana Limbong, Asmi Devi Azizah, Annisa Farradila, Ali Mutasowifin* Institut Pertanian Bogor *Penulis Korespondensi: alimu@apps.ipb.ac.id Abstrak Program “What If” mengajarkan materi literasi keuangan dengan mengacu pada “Buku Literasi Keuangan untuk Sekolah Menengah Atas” yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Model dan media pembelajaran ini didesain sesuai dengan kebutuhan siswa SMAN 1 Sigaluh. Pelaksanaaan program “What If” diikuti oleh 14 siswa SMA N 1 Sigaluh yang berasal dari kelas 12. Media pembelajarannya beragam, yaitu menggunakan google classroom, video conference, WhatsApp dan website “https://pkmwhatif.com/”. Program “What If” merupakan inovasi dari pembelajaran perencanaan keuangan pada siswa SMA dengan metode konsekuensi dan risiko, sehingga membantu dalam memahami pengambilan keputusan keuangan yang baik. “What If” berhasil meningkatkan literasi keuangan, sehingga yang well literate menjadi 78,84 %. Selain itu, tingkat inklusi keuangan menjadi sebesar 88,75%. Kata kunci: literasi keuangan; program what if; siswa sma Vol.3 No.3 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i3.267 141 PENDAHULUAN Masa pandemi COVID-19 berdampak terhadap lumpuhnya sektor-sektor ekonomi seperti industri pengolahan, transportasi, dan pariwisata. Hal ini mengakibatkan pula hilangnya sumber pendapatan sebagian masyarakat yang terdampak langsung, hingga memaksa terjadinya pengurangan jam kerja, bahkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Berdasarkan data Badan Pusat Statistika Kabupaten Banjarnegara (2021), terjadi peningkatan jumlah pengangguran di Banjarnegara sebesar 22.008 orang dari tahun sebelumnya. Peningkatan pengangguran ini sangatlah tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Jika hal ini tidak bisa ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan peningkatan risiko kriminalitas yang disebabkan oleh ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Sementara itu, kesiapan masyarakat Indonesia terhadap kejadian tidak terduga hanya 1,5% dari jumlah penduduk di Indonesia (OJK 2017). Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari mereka pun harus berkorban dengan menjual aset, meminjam, membatasi pengeluaran, dan sebagainya. Pengangguran terbuka di Banjarnegara pada tahun 2020 paling banyak terjadi pada kelompok lulusan SMA yaitu sebesar 9.962 orang (Badan Pusat Statistika Kabupaten Banjarnegara,2021), meningkat tajam dibandingkan tahun lalu yang hanya 10 orang (Badan Pusat Statistik, 2021) (Gambar 1). Gambar 1. Jumlah pengangguran di Banjarnegara menurut tingkat pendidikan Sumber : data diolah dari Badan Pusat Statistika Kabupaten Banjarnegara (2021) Dari gambar 1, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2020 jumlah penggangguran meningkat signifikan pada tamatan sekolah dasar, dan sekolah menengah atas. Namun, pengangguran terbanyak terjadi pada tamatan sekolah menengah atas, yang terutama disebabkan oleh kondisi keluarga. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara Sulis (2021), salah satu wakil kepala sekolah SMA N 1 Sigaluh yang mengatakan bahwa persentase lanjut kuliah dari SMA N 1 Sigaluh hanya 25 persen dari seluruh murid kelas 12 SMAN 1 Sigaluh. Beberapa alasan dari rendahnya tingkat lanjut kuliah SMA N 1 Sigaluh, yaitu orang tua yang tidak mendukung untuk melanjutkan kuliah, melanjutkan bisnis keluarga, dan membantu Vol.3 No.3 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i3.267 142 orang tua sebagai petani. Dari alasan yang disampaikan, sebagian besar orang tua masih belum mengerti manfaat kuliah serta kondisi finansial keluarga yang kurang baik. Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (2017), kemampuan masyarakat Indonesia dalam mengelola keuangan untuk biaya pendidikan hanya 8,3 persen. Angka yang dihasilkan dari survei tersebut cukup rendah. Hal ini berdampak terhadap masa depan generasi penerus bangsa, yang harus dipatahkan hanya karena keterbatasan ekonomi keluarga. Locke dan Latham (2002) menemukan bahwa ada pengaruh positif antara minat untuk menggapai tujuan dengan kerja keras untuk menggapainya. Ditambah, kualifikasi pekerjaan dan dunia bisnis selalu berubah dan kita pun harus mengikuti perubahannya, terutama di zaman digitalisasi ini. Selain itu, letak demografi sebagian besar di desa yang jauh dari lingkungan kota, informasi yang diterima siswa sangat terbatas. Maka, diperlukan upaya pengembangan sumber daya manusia baik untuk meningkatkan perekonomian pribadi serta agen untuk mengubah pola pikir mereka saat ini. Hal ini semakin penting mengingat cita-cita Indonesia Emas 2045 serta potensi bonus demografi di tahun 2045 (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2017). Sementara itu, mahasiswa memiliki potensi besar untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat (Mutasowifin, 2021). Oleh sebab itu, bekerjasama dengan SMA N 1 Sigaluh, Tim mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan program What If untuk mempersiapkan lulusan SMA N 1 Sigaluh mencapai Indonesia Emas 2045 melalui literasi dan inklusi keuangan yang lebih baik. Tim mahasiswa IPB menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga siswa mau dan bisa belajar literasi keuangan dengan lebih baik dan seru. Metode yang akan kami gunakan berupa Focus Group Discussion (FGD) serta menggunakan website “What if”. Program ini mengajarkan materi literasi keuangan dengan mengacu pada “Buku Literasi Keuangan untuk Sekolah Menengah Atas” yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Model dan media pembelajaran ini didesain sesuai dengan kebutuhan siswa SMA N 1 Sigaluh. METODE PENELITIAN Dalam meningkatkan literasi keuangan, kami menggunakan indikator dari Organisation of Economic Co-operation and Development (OECD,2018), yaitu dari kombinasi antara pengetahuan, kemampuan, perilaku, dan kebiasaan yang membantu dalam pengambilan keputusan keuangan, guna mewujudkan financial wellbeing. Strategi pembelajaran kami mengikuti tiga program strategi nasional literasi keuangan Indonesia, yaitu cakap keuangan, sikap dan perilaku keuangan bijak, juga akses keuangan (Otoritas Jasa Keuangan, 2017). Untuk mengetahui ketercapaian ini melalui survei literasi keuangan, dan implementasi dalam pengisian financial planner book, studi kasus, dan saving tracker. Vol.3 No.3 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i3.267 143 Gambar 2. Strategi Pembelajaran What If Berdasarkan Gambar 2, dapat diketahui implementasi program What If terdiri empat bagian, yakni visi, misi, program strategis, dan program inisiatif. Visi dari program What If adalah mewujudkan generasi penerus bangsa yang memiliki indeks literasi keuangan yang tinggi (well literate) dan mampu meningkatkan pengembangan diri terutama dalam pengambilan keputusan keuangan, serta memiliki misi edukasi keuangan dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kebiasan dalam pengambilan keputusan keuangan. Program strategis yang diperlukan ialah (1) Cakap keuangan, (2) Sikap dan perilaku keuangan bijak, dan (3) Akses keuangan. Pada program strategis, terdapat program-program inisiatif sebagai berikut: (1) Cakap Keuangan, memiliki program inisiatif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan. Hal ini, diwujudkan dengan pembelajaran materi bertema what if we want to achieve dream, what if we are sick but have no money, dan what if we had lots of money baik secara online dengan zoom meeting, maupun secara offline. Ketiga tema tersebut, masing-masing menjelaskan perencanaan keuangan yang baik, pengenalan produk perbankan, asuransi, dan investasi. (2) Sikap dan perilaku keuangan bijak, memiliki program inisiatif berupa pemahaman tujuan keuangan dan kemampuan pengelolaan keuangan. Hal ini diwujudkan dengan adanya financial planner book, dan saving tracker. Dengan alat ini dibangun kebiasaan pengambilan keputusan keuangan dengan bijak. (3) Akses keuangan, memiliki program inisiatif berupa penggunaan produk-produk keuangan. Hal ini dilakukan dengan pengenalan aplikasi catatan keuangan, mobile banking, dan bibit. (4) Vol.3 No.3 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i3.267 144 HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaaan program “What If” diikuti oleh 14 siswa SMA N 1 Sigaluh yang berasal dari kelas 12. Media pembelajarannya beragam, yaitu menggunakan google classroom, video conference, WhatsApp dan website “https://pkmwhatif.com/”. Tabel 1. Implementasi Program "What If" Kegiatan Deskripsi Realisasi Perancangan pembelajaran Kegiatan perancangan sistem pembelajaran dan aplikasi dengan metode diskusi secara blended 1 Juni-10 Juli 2021 Pengenalan program Pengenalan program edukasi literasi keuangan dengan metode diskusi secara daring (Whatsapp Group dan Google Meeting) dan luring 5 Juni, dan 1 Juli 2021 Pendaftaran dan seleksi peserta program Kegiatan berupa pembagian link pendaftaran dan wawancara peserta, dengan metode daring, melalui google form, dan WhatsApp Pendaftar 14 orang One Hour Closer Kegiatan berupa sharing untuk mengetahui pandangan mereka terkait keuangan, dengan metode daring melalui virtual meeting 12 Juli 2021 Motivation Show Kegiatan berupa memberi motivasi, dengan metode daring melalui virtual meeting 22 Juli 2021 What if we want to achieve dreams Pembelajaran berbasis multimedia mengenai rencana keuangan dan tujuan keuangan, dengan metode daring melalui virtual meeting 25 Juli 2021 What if we want to achieve dreams Pembelajaran berbasis multimedia mengenai perencanaan keuangan, dengan metode daring melalui virtual meeting 26 Juli 2021 What if we want to achieve dreams Pembelajaran berbasis multimedia mengenai perencanaan keuangan, dengan metode daring melalui virtual meeting 29 Juli 2021 What if we are sick but have no money Pembelajaran berbasis multimedia mengenai asuransi, dengan metode daring melalui virtual meeting 1 Agustus 2021 What if we have lots of money Pengenalan mengenai investasi dengan mengundang pembicara, dengan metode daring melalui virtual meeting 2 Agustus 2021 What if we have lots of money Pembelajaran berbasis multimedia mengenai investasi, dengan metode daring dan luring 5 Agustus 2021 Post Test Kegiatan berupa tes untuk mengetahui pemahaman siswa, dengan metode daring menggunakan google form 5 Agustus- 11 Agustus 2021 Sharing dan Apresiasi Kegiatan berupa sharing session bersama dan apresiasi kepada peserta dengan metode luring 5 Agustus 2021 Evaluasi Diskusi terkait hasil dari pembelajaran dengan metode blended melalui virtual meeting dan penyampaian output akhir secara luring ke SMAN 1 Sigaluh 10 Agustus 2021 Hasil Program “What If” Implementasi capaian pembelajaran “What If” berupa core action untuk merumuskan setiap program inisiatif dari program strategis, dengan dilengkapi indikator utama dan hasil yang diharapkan sebagai tujuan pelaksanaan program ini (Otoritas Jasa Keuangan, 2017). Strategi pembelajaran “What If” mengikuti tiga core action, yaitu cakap keuangan, sikap dan perilaku keuangan bijak, juga akses keuangan (Otoritas Jasa Keuangan, 2017), dengan hasil pembelajaran sebagai berikut. Vol.3 No.3 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i3.267 145 Hasil Evaluasi Cakap Keuangan Cakap Keuangan, memiliki program inisiatif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan terkait hal-hal yang berhubungan dengan keuangan. Tabel 2. Hasil Evaluasi Cakap Keuangan Keterangan Sasaran Kinerja Indikator Kinerja Pre-Test Target Post Test Cakap Keuangan Aspek Pengetahuan Keuangan Minimal 76% siswa memahami perencanaan keuangan. 72,92% 76% 88,75% Berdasarkan Tabel 2, peserta memiliki pemahaman yang baik atas perencanaan keuangan sebesar 88,75 persen. Persentase ini, didapatkan melalui kuisioner pada akhir pembelajaran. Hal ini diwujudkan dengan pembelajaran materi bertema what if we want to achieve dream, what if we are sick but have no money, dan what if we had lots of money. Dengan adanya pola konsekuensi dan risiko dapat meningkatkan pemahaman peserta. Hasil Evaluasi Sikap dan Perilaku Keuangan Sikap dan perilaku keuangan bijak, memiliki program inisiatif berupa pemahaman tujuan keuangan, dan kemampuan pengelolaan keuangan. Program inisiatif sikap dan perilaku keuangan memiliki dua indikator yaitu aspek dalam perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan keuangan, sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Evaluasi Sikap dan Perilaku Keuangan Keterangan Sasaran Kinerja Indikator Kinerja Pre-Test Target Post Test Sikap dan perilaku keuangan Aspek kemampuan dalam perencaan keuangan Minimal 76% siswa dapat merencanakan keuangan 38% 76% 68% Sikap dan perilaku keuangan Aspek dalam pengambilan keputusan keuangan Minimal 76% siswa dapat mengambil keputusan keuangan yang baik 57.50% 76% 80% Berdasarkan Tabel 3, aspek perencanaan keuangan hanya tercapai 68 persen. Hal ini dikarenakan dalam perencanaan keuangan terdapat keterbatasan pemasukan. Ditambah, dengan pemasukan 83 persen diatur oleh orang tua. Maka, untuk merencanakan keuangan masih belum bisa diterapkan selama pembelajaran. Selanjutnya, aspek dalam pengambilan keputusan keuangan dapat melebihi target dengan ketercapaian nilai sebesar 80 persen. Hal ini dapat terwujud dengan adanya financial planner book, dan saving tracker. Dengan adanya, alat ini untuk membangun kebiasaan dalam pengambilan keputusan keuangan dengan bijak. Vol.3 No.3 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i3.267 146 Hasil Evaluasi Akses Keuangan Akses keuangan, memiliki program inisiatif berupa penggunaan produk-produk keuangan, dengan hasil evaluasi sebagai berikut. Tabel 4. Hasil Evaluasi Akses Keuangan Keterangan Sasaran Kinerja Indikator Kinerja Pre-Test Target Post Test Akses Keuangan Aspek kemampuan mengakses produk keuangan Minimal 76% siswa dapat mengakses produk keuangan 54.63% 76% 88.89% Berdasarkan Tabel 4, peserta memiliki pemahaman yang baik dalam mengakses produk keuangan, sebesar 88,89 persen. Hal ini, dengan pengenalan aplikasi catatan keuangan, mobile banking, dan bibit. Siswa semakin memahami dan mampu mengakses aplikasi perbankan, catatan keuangan, dan investasi. Hasil Evaluasi Peserta Hasil dari evaluasi tiap peserta didapatkan nilai masing-masing individu, 70% siswa termasuk well literate. Berikut grafik hasil nilai setiap individu ; Gambar 3. Grafik hasil nilai setiap peserta Pada akhir pembelajaran, peserta semakin mudah untuk berpendapat dan mengungkapkan apa yang ingin dicapai. Selain itu, didapatkan pula hasil peserta memiliki variasi pekerjaan yang cukup banyak, dengan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan harapan terbanyak yang dipilih sesudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Pembuatan buku panduan dan materi Dengan adanya, pembuatan buku panduan dan materi akan memudahkan siswa dalam mempelajari dan mengulang kembali materi yang dibawa. Pedoman yang kami jadikan acuan dalam pembuatan buku ini ialah buku-buku yang diterbitkan secara online oleh Otoritas Jasa Keuangan. Buku ini kami akses melalui website sikapiuangmu.ojk.go.id. Vol.3 No.3 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i3.267 147 KESIMPULAN Program “What If” merupakan inovasi dari pembelajaran perencanaan keuangan pada siswa SMA dengan metode konsekuensi dan risiko, sehingga membantu dalam memahami pengambilan keputusan keuangan yang baik. “What If” berhasil meningkaatkan literasi keuangan, sehingga yang well literate menjadi 78,84 %. Selain itu, tingkat inklusi keuangan menjadi sebesar 88,75%. Program “What If” memiliki memiliki peluang perluasan dan keberlanjutan melalui kerjasama dengan berbagai pihak baik akademisi (pakar personal finance), bisnis (Program CSR), pemerintah (Dinas Pendidikan) dan komunitas/relawan. Pengembangan “What If” perlu dilakukan dengan sinergi antara pemerintah, swasta, pengusaha, organisasi dan masyarakat baik secara lokal, regional, maupun nasional sehingga dapat menciptakan pembelajaran perencanaan keuangan yang tepat bagi pemuda mitra. “What If” dapat pula direplikasi di wilayah-wilayah lain di Indonesia untuk pemuda Indonesia dalam mencapai mimpi melalui perencanaan keuangan dengan metode konsekuensi dan risiko. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistika Kabupaten Banjarnegara. 2021. Kabupaten Banjarnegara dalam Angka 2021. Banjarnegara: Badan Pusat Statistika Kabupaten Banjarnegara. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. GENERASI EMAS INDONESIA 2045. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Locke EA, Latham GP. 2002. Building a practically useful theory of goal setting and task motivation: A 35-year odyssey. Am. Psychol. 57(9):705–717.doi:10.1037/0003- 066X.57.9.705. Mutasowifin, A. 2021. Peningkatan kualitas manajemen UMKM dan minat wirausaha mahasiswa melalui pembelajaran project-based learning. Jurnal Inovasi dan Riset Akademik. 6 (2). OECD/INFE. 2018. Measuring Financial Literacy: Core Questionnaire in Measuring Financial Literacy: Questionnaire and Guidance Notes for conducting an Internationally Comparable Survey of Financial Literacy. Paris: OECD . OJK. 2017. Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (Revisit 2017). Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Literasi Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan. dilihat 1 September 2021, . (Disarikan dari berbagai sumber).