Microsoft Word - 10-Aning.docx Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.27 82 Received : 01-07-2020 Revised : 15-08-2020 Published : 20-09-2020 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP BERBASIS INTERNET MELALUI PELATIHAN GOOGLE FORM PADA GURU MADRASAH ALIYAH Aning Wulandari Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro, Indonesia aning.wulandari@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet melalui pelatihan google form pada guru Madrasah Aliyah kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan sekolah dengan subjek penelitian sebanyak 27 orang dari 9 madrasah binaan. Jenis data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang diperoleh dari hasil angket respon guru, lembar observasi, supervisi akademik dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi peningkatan skor hasil pengamatan sebesar 13,33%, sehingga meningkat dari predikat menyenangkan menjadi sangat menyenangkan. Terjadi peningkatan respon guru sebesar 25,93%. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan google form siklus kedua lebih menarik sehingga meningkatkan antusias guru. Terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet dengan menggunakan google form. Hal ini terbukti dari peningkatan hasil supervisi akademik sebesar 25,93%, yaitu guru yang mendapatkan predikat minimal BAIK meningkat menjadi 100% guru mendapatkan predikat minimal BAIK. Abstract: The purpose of this study was to determine the increase in the ability to develop internet-based attitude assessment instruments through google form training for Madrasah Aliyah teachers in Bojonegoro district for the 2019/2020 school year. This study used a school action research design with 27 research subjects from 9 fostered madrasas. This type of research data is in the form of quantitative data and qualitative data obtained from the results of teacher response questionnaires, observation sheets, academic supervision and documentation. Based on the research results, there was an increase in the observed score of 13.33%, so that it increased from the predicate of fun to being very pleasant. There was an increase in teacher responses by 25.93%. This shows that the second cycle of google form training is more attractive, thereby increasing teacher enthusiasm. There is an increase in the ability of teachers in developing internet-based attitude assessment instruments using google form. This is evident from the increase in the results of academic supervision by 25.93%, that is, teachers who get a minimum predicate of GOOD increase to 100% of teachers who get a minimum predicate of GOOD. Kata kunci: penilaian sikap, internet, google form Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.27 83 PENDAHULUAN Salah satu tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan pengawasan akademik, meliputi: pembinaan, pemantauan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan pada aspek kompetensi guru dan tugas pokok guru (mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik). Dalam melaksanakan tugasnya, guru memiliki 5 (lima) kegiatan pokok, yaitu: (1) merencanakan pembelajaran atau pembimbingan; (2) melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan; (3) menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan; (4) membimbing dan melatih peserta didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru (Permendikbud No. 15 Tahun 2018). Berdasarkan hasil pengawasan akademik pada madrasah binaan tahun pelajaran 2018/2019, semua guru binaan telah melaksanakan kelima kegiatan pokok tersebut, namun khusus pada kegiatan menilai hasil pembelajaran, masih ditemukan hal-hal yang perlu diperbaiki. Semua guru binaan telah melaksanakan penilaian pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kurikulum 2013, namun belum semua guru melaksananakan penilaian sikap sesuai dengan kurikulum 2013. Beberapa guru yang telah melaksanakan penilaian sikap, belum dilengkapi dengan instrumen penilaian sikap, seperti jurnal catatan harian pendidik, angket penilaian diri maupun angket penilaian antarteman. Beberapa alasan guru tidak menyusun insrumen penilaian sikap, adalah: (1) masih ada guru yang belum mengetahui jenis-jenis instrumen penilaian sikap; (2) guru masih kesulitan dalam menyusun angket penilaian diri maupun angket penilaian antar teman; (3) guru merasa enggan menyusun instrumen penilaian sikap karena dirasa memberatkan dan mahal karena harus fotocopy angket sejumlah peserta didik. Kondisi ini tentu memprihatinkan, mengingat penilaian sikap wajib dilaksanakan oleh semua guru dalam rangka mengintegrasikan penguatan Pendidikan karakter, baik karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah inovasi agar pelaksanaan penilaian sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial dapat dilaksanakan dengan mudah, paperless (tanpa menggunakan kertas), tanpa memberatkan dan mengganggu guru maupun peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Salah satu inovasi dalam pelaksanaan penilaian sikap adalah penilaian berbasis internet. Instrumen penilaian sikap yang dimaksud adalah angket penilaian diri dan angket penilaian antarteman. Peserta didik jaman sekarang adalah peserta didik milenial yang tidak bisa lepas dari internet, sehingga penilaian sikap berbasis internet akan menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik, dan dapat diisi kapanpun dimanapun tanpa menggangu pembelajaran. Selain itu, saat ini kita sedang menghadapi revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi dan batas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Revolusi industri 4.0 yang paling terasa bagi masyarakat adalah revolusi internet, atau disebut internet of things (semua sektor kehidupan tersambung ke internet) dan internet of people (semua orang tersambung ke internet). Semua guru harus meng-update pengetahuannya agar siap menghadapi tantangan Pendidikan 4.0 sebagai dampak dari revolusi industry 4.0. Saat ini sudah banyak banyak dikembangkan pembelajaran berbasis internet, dan sudah saatnya instrumen penilaian sikap juga berbasis internet. Ada banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet, diantaranya adalah: survey monkey, typeform, google form, soho survey, survey gizmo dan survey planet. Namun karena masyarakat lebih popular dengan Google, baik untuk kepentingan browsing di internet Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.27 84 maupun untuk kepentingan email (gmail), maka pelatihan yang diberikan kepada guru adalah Pelatihan Google form untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet. Penilaian hasil belajar secara esensial bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan (Kusnandar, 2013: 11). Penilaian kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik (authentic assessment) yang dilaksanakan tidak hanya mengukur pencapaian akademik/kognitif peserta didik, tetapi juga mengukur perkembangan kepribadian peserta didik (Muhaimin, 2016: 77). Alasan penyusunan instrumen penilaian sikap berbasis internet dengan menggunakan google form adalah untuk efektifitas dan efisensi. Dengan menggunakan google form, diharapkan peserta didik dapat mengisi angket kapanpun dan dimanapun, tidak terbatas saat proses pembelajaran di kelas, sehingga pengisian angket tidak mengganggu proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, ternyata masih banyak guru yang belum mengenal google form. Google form adalah alat yang berguna untuk membantu merencanakan acara, mengirim survei, memberikan siswa atau orang lain kuis, atau mengumpulkan informasi yang mudah dengan cara yang efisin. Form juga dapat dihubungkan ke spreadsheet atau kolom hasil tanggapan responden. Dengan Spreadsheets memungkinkan untuk menunjukan bagaimana anda dapat menggunakan software ini untuk mengajukan berbagai pertanyaan, termasuk dimana pengguna anda merespon dengan jawaban teks sederhana atau respon teks lebih lanjut (https://wikipedia.com). Guru perlu mendapatkan pelatihan google form untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet. Dengan demikian, dalam penelitian ini akan dikaji langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet melalui pelatihan google form pada guru Madrasah Aliyah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2019/2020. Berdasarkan latar belakang masalahs tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah upaya peningkatan kemampuan menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet melalui pelatihan google form pada guru Madrasah Aliyah kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2019/2020?”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan sekolah. Penelitian direncanakan dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Komputer MA Muhammadiyah 1 Sumberejo yang beralamatkan di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Bojonegoro. Subjek penelitian adalah guru-guru dari madrasah binaan sebanyak 27 orang dari 9 madrasah binaan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2019. Sumber data penelitian adalah guru. Sedangkan jenis data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang diperoleh dari hasil angket respon guru, lembar observasi, supervisi akademik dan dokumentasi. Metode pengumpulan data adalah: (1) Metode observasi (menggunakan lembar observasi), digunakan untuk mengumpulkan data aktifitas guru; (2) Metode angket (menggunakan angket respon guru), digunakan untuk mengumpulkan data respon guru terhadap pelaksanaan pelatihan; (3) Metode supervisi akademik (menggunakan instrument supervisi akademik), digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan guru dalam Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.27 85 menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet dengan menggunakan google form; dan (4) Metode dokumentasi (foto). Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif (hasil angket respon guru dan hasil supervisi akademik) dan data kualitatif (hasil observasi dan dokumentasi). Dioleh dengan cara mereduksi data, mendeskripsikan data dan menyimpulkan data. Penelitian dikatakan berhasil jika: (1) 100% guru berhasil menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet menggunakan google form; dan (2) 100% guru mendapatkan hasil supervisi akademik minimal baik. Tabel 1. Diskripsi Tahapan Penelitian Tahapan Deskripsi Kegiatan pada Siklus 1 (Sabtu, 13 Juli 2019) Deskripsi kegiatan pada Siklus 2 (Kamis, 22 Agustus 2019) Perencanaan Telah tersusun RPA, Materi pelatihan (Google form), Lembar Kerja, Lembar Observasi, Angket Respon Guru dan Instrumen Supervisi Akademik Telah tersusun RPA, Materi pelatihan (Spreadsheet). Lembar Observasi, Angket Respon Guru dan Instrumen Supervisi Akademik sama dengan siklus 1 Pelaksanaan Sebelum Pelatihan Google form, terlebih dahulu peserta dilatih cara menyusun instrument penilaian sikap, baik jurnal catatan harian pendidik, maupun angket penilaian diri dan penilaian antarteman. Setelah itu Pelatihan Google form (langkah-langkah penggunaan google form dan cara menyusun angket penilaian diri dan angket penilaian antarteman berbasis internet menggunakan google form). Dari 27 peserta, hanya 8 orang yang berhasil mengumpulkan angket penilaian sikap berbasis internet menggunakan google form. Sedangkan yang 21 orang dilanjutkan pembuatannya di rumah. Pelatihan Google form (analisis spreadsheet). Semua peserta sudah membuat dan mengumpulkan angket penilain sikap berbasis internet dengan menggunakan google form, dan sudah menyimpan data hasil pengisian angket dalam spreadsheets. Selanjutnya peserta mendapatkan pelatihan analisis hasil angket dalam spreadsheet dan pelatihan cara menentukan nilai akhir sikap peserta didik. Pengamatan Kolaborator/observer adalah rekan sejawat, yaitu H. Muntaha, M.Si. Berdasarkan analisis lembar observasi, skor yang diperoleh 50 dari skor maksimal 60, berarti Pelatihan berjalan menyenangkan, sehingga perlu peningkatan di siklus kedua agar pelatihan sangat menyenangkan. Berdasarkan analisis lembar observasi, diperoleh skor 58 dari skor maksimal 60, berarti pelatihan berjalan dengan sangat menyenangkan. Refleksi Hasil Analisa angket respon guru: 9 guru (33,33%) antusias mengikuti pelatihan dan 18 guru (66,67%) sangat antusias mengikuti pelatihan. Hasil Analisa supervisi akademik: 2 guru (7,41%) mendapatkan predikat kurang, 5 guru (18,52%) predikat cukup, 12 guru (44,44%) guru predikat baik dan 8 guru (29,63%) guru predikat sangat baik. Refleksi: (1) masih ada guru yang belum berhasil membuat angket penilaian sikap berbasis internet menggunakan google form, berarti perlu ada pendampingan agar sebelum siklus kedua, angket sudah jadi dan dapat diisi peserta didik; (2) Persentase guru yang memiliki kemampuan minimal BAIK, baru Hasil Analisa angket respon guru: 2 guru (7,41%) antusias dan 25 guru (92,59%) merasa sangat antusias mengikuti pelatihan. Hasil Analisa supervisi akademik: 17 guru (62,96%) mendapat predikat baik dan 10 guru (37,04%) guru mendapat predikat sangat baik. Refleksi: (1) persentase guru yang mengumpulkan instrument penilaian sikap berupa angket penilaian diri dan angket penilaian antarteman mencapai 100%; (2) dan 100% guru mendapatkan predikat minimal BAIK. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian telah tercapai sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.27 86 Tahapan Deskripsi Kegiatan pada Siklus 1 (Sabtu, 13 Juli 2019) Deskripsi kegiatan pada Siklus 2 (Kamis, 22 Agustus 2019) 74,07% sehingga perlu pembinaan lagi agar 100% guru memiliki kemampuan minimal BAIK; (3) pada siklus kedua, perlu ada perbaikan dalam metode pelatihan agar hasilnya sesuai dengan indicator ketercapaian. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut: Terjadi peningkatan skor hasil pengamatan sebesar 13,33%, yaitu dari skor 50 di siklus pertama menjadi 58 di siklus kedua, sehingga meningkat dari predikat menyenangkan menjadi sangat menyenangkan. Hal ini dikarenakan pada siklus kedua guru lebih aktif mempresentasikan hasil kerjanya. Terjadi peningkatan respon guru sebesar 25,93%, yaitu dari 9 guru (33,33%) yang antusias, menjadi 2 guru (7,41%) yang antusias, dan dari 18 guru (66,67%) yang antusias menjadi 25 guru (92,59%) yang sangat antusias. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan google form siklus kedua lebih menarik sehingga meningkatkan antusias guru. Terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menyusun instrument penilaian sikap berbasis internet dengan menggunakan google form, hal ini terbukti dari peningkatan hasil supervisi akademik sebesar 25,93%, yaitu dari 20 guru (74,07%) guru yang mendapatkan predikat minimal BAIK, meningkat menjadi 100% guru mendapatkan predikat minimal BAIK. Peningkatan ini terjadi karena adanya bimbingan di luar jam pelatihan, sehingga kendala- kendala yang dihadapi guru saat menyusun instrument penilaian sikap berbasis internet dengan menggunakan google form dapat segera diatasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan Google form dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun instrument penilaian sikap berbasis internet pada guru Madrasah Aliyah Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2019/2020. Berdasarkan hasil wawancara dengan para peserta pelatihan, berikut kelebihan dan kelemahan penyusunan instrument penilaian sikap menggunakan google form: Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan penyusunan instrument penilaian sikap berbasis internet menggunakan google form Kelebihan Kekurangan Praktis Tidak semua siswa punya smartphone, dan merekamerasa malu untuk pinjam temannya Siswa antusias dan segera merespon karena pengisian angket menggunakan smartphone berbasis internet Tidak semua peserta pelatihan menguasai computer, sehingga masih perlu minta tolong pada teman guru TIK saat mengalami kesulitan Lebih efektif dan menghemat waktu Kemampuan mengoperasikan Microsoft excel masih kurang sehingga analisis dilakukan secara manual dulu baru dimasukkan ke spreadsheet Mudah dibuat dan mudah pengisiannya Koneksi internet di madrasah terkadang lemah, sehingga mengganggu proses analisis data hasil angket Vol.1 No.1 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i1.27 87 Mengingat praktisnya penyusunan instrument penilaian sikap berbasis internet dengan menggunakan google form, maka beberapa guru akan menindaklanjuti hasil pelatihan dengan cara membuat instrument penilaian pengetahuan dan ketrampilan berbasis internet dengan menggunakan google form. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menyusun instrumen penilaian sikap berbasis internet setelah mendapatkan Pelatihan Google form pada guru Madrasah Aliyah Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2019/2020. Hal ini terbukti dari peningkatan sebesar 25,93% jumlah guru yang mendapatkan hasil supervisi akademik dengan predikat minimal Baik, yaitu dari 20 guru (74,07%) pada siklus kesatu, meningkat menjadi 27 guru (100%) pada siklus kedua. Berdasarkan kesimpulan, maka disarankan beberapa halyaitu bagi guru agar mensosialisasikan pengembangan instrument penilaian sikap berbasis internet menggunakan Google form pada semua guru di madrasah dan agar mengembangkan penyusunan instrumen penilaian berbasis internet menggunakan Google form pada penilaian pengetahuan dan penilaian ketrampilan. Selanjutnya bagi kepala madrasah: agar memberikan fasilitas kepada para guru yang mengikuti pelatihan Google form untuk mendiseminasikan hasil pelatihan kepada semua guru di madrasah, baik pada saat momen rapat dinas atau diagendakan secara khusus dan agar Kepala Madrasah memotivasi par aguru untuk mengembangkan pembelajaran berbasis internet. Bagi Pengawas Madrasah: agar mengembangkan pelatihan kepada guru-guru lain di luar madrasah binaan, misalnya memberikan pelatihan kepada guru-guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran se-kabupaten Bojonegoro dan mengembangkan pelatihan ke arah pelatihan pembelajaran berbasis internet (e-learning). DAFTAR RUJUKAN [1] Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017. Panduan Penilaian Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Atas. [2] Kusnandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. [3] Muhaimin. 2016. Model Pengembangan Kurikulum & Pembelajaran dalam Pendidikan Islam Kontemporer di Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi. Malang: UIN-MALIKI Press [4] Permendikbud no. 15 Tahun 2018 tentang Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas.