Microsoft Word - 01-Fahrudin.docx Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.274 159 Received : 09-05-2022 Revised : 22-06-2022 Published : 11-07-2022 Peningkatan Kedisiplinan Dan Kinerja Guru Melalui Keteladanan Di SD Negeri Getas II Muh. Fahrudin SD Negeri Getas II muhfahrudin550@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan tingkat kedisiplinan dan kinerja guru melalui keteladanan di Sekolah Dasar Negeri Getas II tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian tindakan sekolah. Subjek dari penelitian ini adalah guru kelas I, II, III, IV, V, VI, dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Negeri Getas II. Pengumpulan data melalui observasi kedisiplinan dan kinerja guru melalui keteladanan di SD Negeri Getas II Tahun Pelajaran 2021/2022, dan penilaian hasil tindakan pembelajaran. Sedangkan analisis data yang digunakan dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya kedisiplinan dan kinerja guru melalui keteladanan di SD Negeri Getas II kapanewon Playen Tahun pelajaran 2021/ 2022 yang ditandai adanya peningkatan nilai yang didapat antara sebelum dikenai tindakan dan setelah dikenai tindakan. Nilai kedisiplinan dan kinerja guru melalui keteladanan ada peningkatan. Sebelum dikenai tindakan nilai rerata kedisiplinan guru adalah 67,25, nilai rerata kinerja guru adalah 66,83. Setelah dikenai tindakan nilai kedisiplinan guru pada akhir siklus I mendapat nilai rerata 74,84, dan nilai rerata kinerja guru adalah 74,74 dengan kategori Cukup, dan pada akhir siklus II nilai kedisiplinan mendapat nilai rerata 88,46 dan nilai rerata kinerja guru adalah 87,75 dengan kategori Baik. Kata Kunci : peningkatan; kedisiplinan,kinerja; keteladanan Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.274 160 PENDAHULUAN Peningkatan adalah suatu proses, cara perbuatan untuk menaikkan sesuatu atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Sedangkan kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya, karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai) merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik. Selanjutnya, kinerja guru adalah sejauh mana seorang guru bekerja sesuai dengan prosedur yang ada dalam mencapai tijuan yang telah direncanakan,. Indikator pengukurannya adalah, kepemimpinan, penguasaan kelas, informasi dan perencanaan kualitas, penggunaan sumber daya manusia, jaminan kualitas produk dan jasa, kualitas hasil dan kepuasan siswa. Keteladanan berasal dari kata “teladan”yaitu suatu perbuatan, barang dan sebagainya yang patut ditiru dan dicontoh. Keteladanan yang dimaksud disini adalah sikap dan tingkah laku pemimpin, ucapan maupun perbuatan yang dapat ditiru dan diteladani oleh bawahannya. Keteladanan melakukan apa yang harus dilakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan, baik karena keterikatan kepada peraturan undang-undang yang berlaku maupun karena limitasi yang ditentukan oleh nilai-nilai moral, etika dan sosial (Siagian, 2003:105). Penilaian kinerja proses organisasi dalam menganalisa pelaksanaan kerja karyawan. Dalam penilaian dinilai konstribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik bekerja jika dibandingkan dengan standard organisasi/ Apabila penilaian kinerja dilakukan secara benar. Para karyawan penyelia, departemen Sumber Daya Manusia dan akhirnya organisasi akan dimungkinkan dengan melalui upaya-upaya karyawan memberikan konstribusi kepada organisasi. Penilaian kinerja dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskannya. Penilaian kinerja memberikan dasar bagi keputusan-keputusan yang mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan, transfer dan kondisi-kondisi kepegawaian lainnya. Berdasarkan hasil monitoring, supervisi kelas dan Penilaian Kinerja Guru, setelah kepala sekolah memberikan contoh hasil kinerja guru sangat sigvinikan peningkatannya. Maka dengan strategi keteladanan dari kepala sekolah akan tetap selalu digunakan untumeningkatkan kinerja guru, sehingga hasil mutu pendidikan di SD N Getas II akan tetap baik selamanya. Di samping contoh tersebut di atas Kepala Sekolah untuk meningkatkan kometensinya selalu mengikuti seminr, Pendidikan dan Pelatihan, workshop baik yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan maupun dari pihak luar seperti e-Guru.id, ahli Media dan lain-lain. Kepala Sekolah juga meningkatkan ilmunya melalui pendidikan Pasca Sarjana atau S2. Penerapan dalam meningkatkan kedisiplinan dan kinerja guru di SD N Getas II adalah melalui Kegiatan keteladanan Kepala Sekolah, dimana Kepala Sekolah memberikan contoh- contoh dalam setiap hari di sekolah seperti: disiplin waktu masuk kerja, disiplin kerja, disiplin beribadah, disiplin berpakaian, disiplin kehadiran dan kepulangan kerja, dan lain-lain. Dari sekolah mengharapkan kepada guru perhatiannya terhadap kedisiplinan guru dan siswa, serta terus meningkatkan penerapan nilai-nilai kedisiplinan dan kinerja di sekolah. Ini sangat baik bagi kemajuan pendidikan di sekolah pada masa mendatang, mengingat persaingan sekolah yang semakin meningkat. Ada beberapa penelitian yang relevan diantaranya yang dilakukan oleh Dorce Bu berjudul “Peranan Kepemimpinan kepala Sekolah dalamMeningkatkan Kinerja Guru di SMP Negeri 2 Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.274 161 Sentani Kabupaten Jayapura. Hasil penelitian penelitian yang dilakukan oleh Dorce Bu`tu menunjukkan bahwa Kepala Sekolah memberikan keteladanan dilakukan melalui sikap yang positif, sedangkan unjuk kerja ditunjukkan dengan bekerja keras, disiplin dan bertanggung jawab. Menggerakkan guru dilakukan dengan mengarahkan pada kesadaran untuk bekerja dari pada memberi hukuman. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuningsih berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pembinaan Kinerja Guru di SD Negeri Sosrowijayan Yogyakarta”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuningsih menunjukkan bahwa pembinaan kinerja guru yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan pemberian bantuan dan dukungan kepada guru dan kerjasama Kepala Sekolah dan guru dalam pembelajaran dengan bentuk diskusi terhadap masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini di SD Negeri Getas II, pedukuhan Ngrunggo, Desa Getas, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan Januari 2022 s,d awal Mei 2022. Subjek adalah informan atau nara sumber yang menjadi sumber data. Jadi Guru yang menjadi subjek penelitian tindakan ini adalah semua guru Kelas dan guru Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Getas II, kapanewon Playen. Guru yang terlibat dalam kegiatan penelitian tindakan sekolah ini adalah guru kelas 1 s.d VI dan guru Pendidikan Agama Islam, yang seluruhnya berjumlah 7 orang. Objek penelitian tindakan sekolah tersebut adalah kedisiplinan dan kinerja guru melalui keteladanan di SD Negeri Getas II kapanewon Playen tahun pelajaran 2021/ 2022. Rencana tindakan merupakan tindakan yang disusun secara sistimatis, berorientasi ke depan dengan mempertimbangan peristiwa-peristiwa tak terduga apat dapat dapat sehingga dapatmengurangi atau mengeliminasi resiko. Pengembangan rencana tindakan harus fleksibel agar dapat disesuaikan dengan pengaruh tak terduga dan kendala yang tidak dapat diamati. Rencana Tindakan dalam penelitian ini tindakan meliputi siklus I, dan siklus II. Tahap perencanaan kegiatan dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan peralatan dan setting kegiatan, menentukan rencana kegiatan, dan menentuka rencana pelaksanaan tindakan. Implementasi tindakan akan nampak pada serangkaian langkah pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Tindakan terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan.Adapun tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data untuk menunjang terselenggaranya penelitian ini adalah wawancara, observasi dan penilaian. Observasi dan monitoring dilakukan oleh peneliti yang dibantu kolaborator. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) bertujuan untuk menjaga ketelitian observasi dan monitoring terhadap tindakan yang dilakukan. Observasi dan monitoring dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen yaitu, 1) lembar observasi terhadap partisipasi guru selama kegiatan pembelajaran, 2) lembar penilaian untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Sumber data penelitian ini antara lain 1)Guru SD N Getas II, sebagai sumber data tentang pendapatnya tentang pelaksanaan kegiatan peningkatan kedisiplinan dan kinerja melalui keteladanan, 2)pelaksanaan proses pembelajaran, sebagai sumber data terkait dengan proses Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), 3)dokumen berupa laporan Penelitian Tindakan Sekolah sebagai sumber data, 4)hasil pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG). Analisis data hasil observasi terhadap partisipasi guru dalam kegiatan peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran melalui supervisi akademik menggunakan deskriptif kualitatif Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.274 162 dengan prosentase. Data penelitian yang telah terkumpul dianalisa secara diskriptif dengan prosentase, selanjutnya diinterprestasikan dengan kalimat. Kategori dari hasil observasi dinyatakan dengan sebutan sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Hasil penilaian kedisiplinan dan kinerja guru dalam pembelajaran melalui kegiatan keteladanan dianalisa secara diskriptif. Hasil analisis secara diskriptif tersebut selanjutnya dianalisis secara kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Awal Dari hasil supervisi dengan intrumen pemantauan pelaksanaan kegiatan kedisiplimam yang dilakukan guru diketahui hanya 60% guru yang mempunyai nilai minimal baik dalam penerapan kedisiplinan dan kinerja guru-guru SD N Getas II. Hasil itu masih jauh dari harapan, kekurangan kemampuan guru dalam penerapan kedisiplinan dan kinerja, Berdasarkan temuan dari hasil pengamatan diketahui bahwa kurang berhasilnya kedisiplinan dan kinerja guru di SD Negeri Getas II, sebagian guru atau 40% guru masih mengalami kesulitan dalam menjalankan kedisiplinan dan kinerja para guru. Kelemahan guru di SD Negeri Getas II dalam melaksanakan kedisiplinan dan kinerja disebabkan banyak faktor, salah satu diantaranya adalah kurangnya niat, kurang terbiasa dan keterbatasan kemampuan guru yang dimilikinya.. Deskripsi Data Siklus I Siklus I dilaksanakan dengan urutan kegiatan persapan, dan kegiatan tindakan. Kegiatan persiapan meliputi persiapan peralatan yang dipakai dan pemberian arahan oleh peneliti/kepala sekolah tentang cara meningkatkan kedisiplinan dan kinerja guru melalui keteladanan kepala sekolah. Kegiatan tindakan dalam tahap tindakan ini mengacu pada rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disusun dengan tahap kegiatan awal, inti, dan refleksi. Dari data yang diperoleh melalui observasi dan angket dari siklus I dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1. Perolehan Skor Kedisiplinan Guru Pada Siklus I No Tingkat Kedisiplinan Frekuensi Persentase (%) 1 Amat Baik 0 0 2. Baik 3 42,85 3. Cukup 4 57,14 4 Kurang 0 0 Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada siklus I ini tingkat kedisiplinan guru dalam kegiatan keteladanan yang dicapai guru sebagai berikut, sebanyak 3 atau 42,85% guru mencapai tingkat kedisiplinan baik, dan 4 atau 57,14% guru mencapai tingkat kedisiplinan cukup. Dari data yang diperoleh melalui observasi/ pengamatan dapat disajikan dalam tabel berikut: Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.274 163 Tabel 2. Perolehan Nilai Kedisiplinan Pada Siklus I No Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 Amat Baik 0 0 2. Baik 6 75 3. Cukup 2 25 4 Kurang 0 0 5 Sangat kurang 0 0 Jumlah 8 100 Tabel 3. Skor Tingkat Kinerja Guru Pada siklus I No Tingkat Kedisiplinan Frekuensi Persentase (%) 1 Amat Baik 0 0 2. Baik 3 42,85 3. Cukup 4 57,14 4 Kurang 0 0 5 Sangat kurang 0 0 Jumlah 7 100 Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada siklus I ini tingkat kedisiplinan guru dalam kegiatan keteladanan yang dicapai guru sebagai berikut, sebanyak 3 atau 42,85% guru mencapai tingkat kedisiplinan baik, dan 4 atau 57,14% guru mencapai tingkat kedisiplinan cukup. Pelaksanaan pembinaan guru dalam meningkatkan kedisiplinan dan kinerja guru berjalan cukup lancar. Guru mampu mengikuti proses pembinaan melalui kegiatan keteladanan kepala sekolah. Berdasar pengamatan yang dilakukan kolaborator, pelaksanaan peningkatan kedisiplinan dan kinerja goru melalui kegiatan keteladanan, dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Beberapa kendala kecil yang muncul terjadi karena masalah teknis. Kendala ini masih dapat teratasi dengan baik. Kegiatan refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi antara penulis dengan kolaborator penelitian membahas pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan, meliputi tingkat Kedisiplinan dan kinerja melalui keteladanan kepala sekolah. baik ketika guru memperhatikan kepala sekolah, menerapkan dalam keteladanan. Refleksi hasil juga dilakukan terhadap hasil penelitian tindakan yaitu peningkatan kedisiplinan dan kinerja gurumelalui. Partisipasi Melihat hasil kedisliplinan dan kinerja, maka mengadakan kegiatan siklus II Pelaksanaan siklus II direncanakan untuk memantapkan persiapan dalam berbagai hal baik dari peserta, fasilitator (peneliti), maupun sarana prasarana kegiatan. Beberapa hal yang perlu dibenahi pada siklus II sebagai penyempurnaan siklus I antara lain, 1) rencana pelaksanaan peningkatan kedisiplinan dan kinerja dibuat guru diperbaiki, 2) ada waktu kepala sekolah melaksanakan kegiatan ketauladanan guru harus melakukan dengan kesungguhan. Deskripsi Siklus II Pelaksanaan kegiatan tindakan pada siklus II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Beberapa perubahan pada pelaksanaan siklus II dilakukan mendasarkan evaluasi dan refleksi dari tindakan siklus I. Beberapa perubahan pada pelaksanaan siklus II dilakukan mendasarkan evaluasi dan refleksi dari tindakan siklus I. Beberapa perubahan pelaksanaan tindakan siklus II antara lain sebagai berikut, 1)untuk keperluan perbaikan rencana pelaksanaan kedisip;inan dan kinerja melalui keteladanan, 2)kepala sekolah memberi contoh kepada guru Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.274 164 baik tentang kedisiplinan da kinerja, 3)peserta diwajibkan mencatat kelebihan dan kekurangan dari kegiatan keteladanan kepala sekolah. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam siklus II ini mengacu pada perencaan perbaikan tindakan berdasar hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan awal yang dilakukan pada pertemuan pertama, meliputi pengarahan kedisiplinan dan kinerja guru. kegiatan dengan guru pada kegiatan siklus II. Kegiatan selanjutnya adalah mengulas atau merefleksi kegiatan yang telah dilakukan pada siklus II. Pada kegiatan ini pengawas sekolah (peneliti) menyampaikan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan dan hasil tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan agar peserta mengetahui kelebihan dan kekurangan selama pelaksanaan kegiatan diskusi pada siklus I sehingga diharapkan peserta kegiatanketeladanan mengenai kedisiplinan dan kinerja guru. dengan lebih baik. Selanjutnya, dalam kegiatan inti ada kegiatan penerapan keteladanan tentang kedisiplinan dan kinerja. Kegiatan pada tahap awal yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah memberikan contoh cara menerapkan kedisiplinan dan kinerja. yang benar. Kemudian para guru mempraktikkan cara menerapkan kedisiplinan dan kinerja yang telah dicontohi oleh kepala sekolah. Pada pertemuan ke dua kegiatan yang dilakukan adalah meneruskan kegiatan kedisiplinan dan kinerja guru melalu ketelanan kepala sekolah. Pada akhir kegiatan pada pertemuan 2 siklus II ini dilakukan ulasan secara menyeluruh dari pelaksanaan dan hasil. Kegiatan ini juga digunakan oleh guru untuk mengungkapkan pendapat, ide, saran, dan kritik dari pelaksanaan kedisiplinan dan kinerja. Tabel 4. Perolehan Skor Kedisiplinan Guru Siklus II No Tingkat Partisipasi Frekuensi Persentase (%) 1 Amat Baik 2 28,57 2. Baik 5 71,42 3. Cukup 0 0 4 Kurang 0 0 5 Sangat kurang 0 0 Jumlah 7 100 Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada siklus II ini tingkat kedisiplinan guru melalui keteladanan kepala sekolah dapt digambarkan sebagai berikut:, sebanyak 2 guru atau 28,57 guru dalam kategori tingkat kedisiplinan Amat Baik, dalam kategori Baik sebanyak 5 atau 71,42. Data capaian hasil peningkatan guru dalam menerapkan kinerja dilakukan oleh peneliti dibantu kolaborator. Adapun hasil penilaian ada pada data yang diperoleh melalui penilaian kemampuan guru dalam menerapkan kinerja melalui keteladanan dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5. Kategori Nilai Kinerja Siklus II No Tingkat Partisipasi Frekuensi Persentase (%) 1 Amat Baik 2 28,57 2. Baik 5 71,42 3. Cukup 0 0 4 Kurang 0 0 5 Sangat kurang 0 0 Jumlah 7 100 Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.274 165 Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada siklus II ini tingkat kinerja guru dalam kegiatan keteladanan pembelajaran yang dicapai guru sebagai berikut, sebanyak 2 guru atau 28,57 guru dalam kategori tingkat partisipasi Amat Baik, dalam kategori Baik sebanyak 5 atau 71,42. Adapun hasil penilaian ada pada data yang diperoleh melalui penilaian kemampuan guru dalam kinerja melalui ketauladanan. dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 6. Tabel Kategori Nilai Penilaian Kinerja Guru Siklus II No Tingkat Partisipasi Frekuensi Persentase (%) 1 Amat Baik 2 28,57 2. Baik 5 71,42 3. Cukup 0 0 4 Kurang 0 0 5 Sangat kurang 0 0 Jumlah 7 100 Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada siklus II ini pencapaian kategori nilai hasil penilaian terhadap kemampuan kinerja guru yang dicapai guru sebagai berikut, sebanyak 2 guru atau sebanyak 28,57 guru mencapai nilai dalam kategori A, 5 guru atau 71,42 guru mencapai nilai kategori baik Diketahui dari observasi yang dilakukan oleh kolabolator dengan bantuan instrumen observasi. Berdasar pengamatan yang dilakukan kolaborator, pelaksanaan kegiatan peningkatan kinerja guru melalui ketauladanan relatif dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Beberapa kendala kecil yang muncul tidak berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan tindakan atau kegiatan ketauladanan.yang telah direncanakan. Selanjutnya kegiatan refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi antara peneliti dengan kolaborator penelitian membahas pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan, meliputi tingkat kinerja guru dalam kegiatan kinerja melalui ketauladana. Dari refleksi diketahui rata-rata kinerja guru dalam kategori Baik yaitu 87,75. Penilaian terhadap guru dalam menerapkan ketauladanan didapat nilai tertinggi 92,85 dan guru yang mencapai nilai minimal baik ada 85,71. Perbandingan Hasil Siklus I dengan Siklus II a. Perkembangan tingkat kinerja guru dalam kegiatan keteladanan dari siklus I dan siklus II dapat dilihat dari observasi Guru Berdasar hasil observasi diketahui baik pada siklus I maupun siklus II. Jika dilihat dari rerata tingkat kinerja terlihat pada siklus I pertemuan kedua mencapai rerata 74,74 dan pada siklus II pertemuan kedua meningkat mencapai rerata 87,75. b. Peningakatan kemampuan guru menerapkan kinerja guru melalui keteladanan Dari hasil kinerja guru pada siklus I dan Siklus II terlihat ada peningkatan kemampuan kinerja guru. Hal ini terlihat dari adanya kenaikan nilai kemampuan guru menerapkan kinerja melalui keteladanan. selama dan setelah kegiatan tindakan dilakukan. Nilai Sebelum dikenai tindakan cuma 66,83 setelah dikenai tindakan akhir siklus I mendapat nilai rerata 74,74. Dan setelah dikenai tindakan pada akhir siklus II mendapat nilai rerata 87,75. Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.274 166 Pembahasan a. Tingkat kedisiplinan guru melalui keteladanan Tingkat kedisiplinan melalui keteladanan pada siklus I berdasar data yang diperoleh melalui hasil observasi selama kegian rerata tingkat partisispasi guru sebesar 74,84 . Pada kegiatan siklus II berdasar data yang diperoleh diketahui rerata skor tingkat kedisiplinan meningkat menjadi 88,46. b. Tingkat kinerja guru melalui keteladanan Sebagai gambaran untuk melihat perkembangan tingkat kemampuan kinerja guru melalui ketauladanan guru pada sebelum dikenai tindakan 66,83, nilai rata-rata kinerja guru setelah dikrnai yindakan atau siklus I nilai rerata adalah 74,74. Dan nilai kinerja guru pada siklus II mencapai nilai rerata 87,75. Hasil dari tindakan pada siklus I berdasar data yang diperoleh melalui hasil penilaian dengan instrumen penilaian terhadap penilaian kompetensi guru pembelajaran diketahui guru telah dapat menerapkan pembelajaran sesuai kaidah yang berlaku. Berdasar penilaian kompetensi dalam pembelajaran yang telah dilakukan guru tersebut pada siklus I nilai kemampuan kinerja mencapai 74,74 dan guru yang telah mencapai nilai minimal baik ada sebanyak 3 orang 7 dari jumlah guru, meningkat dibanding nilai sebelum dikenai tindakan. sebelum . Adapun guru yang mampu mencapai nilai minimal baik, sebelum siklus hanya 0. siklus II berdasar hasil penilaian tersebut diketahui bahwa rerata nilai kinerja guru dalam menerapkan mencapai nilai rerata 87,75 Amat baik 28,57 dan guru yang mencapai nilai minimal baik sebesar 71,42 Berdasarkan hasil nilai di atas terlihat adanya perkembangan tingkat kedisiplinan dan kinerja guru selama tindakan dilakukan dari siklus I ke Siklus II. Adanya peningkatan kedisiplinan dan kinerja guru dalam pembelajaran yang baik dan benar berdasar wawancara terhadap guru dikarenakan guru mempunyai perhatian dan keinginan untuk bisa menerapkan pembelajaran yang sesuai kaidah. c. Kelancaran kegiatan Peningkatan kedisiplinan dan kinerja guru melalu keteladaan Pada awal - awal siklus atau pada pertemuan 1 dan 2 kegiatan pendampingan relatif lancar walaupun masih terjadi hambatan -hambatan kecil. Ketidaklancaran ini terjadi karena guru sendiri masih canggung untuk melakukan kegiatan keteladanan. Alasan guru tidak percaya diri adalah ketakutan guru jika yang dilakukan tersebut salah dan takut kena kritik. Hal ini wajar karena guru belum terbiasa. d. Hasil peningkatan kedisiplinan dan kinerja guru melalui keteladanan Secara umum penerapan guru dalam kegisiplinan dan kinerja melalui keteladanan berdampak positif terhadap guru dalam kemampuan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan guru menerapkan berdampak pada kualitas pembelajaran yang dilakukan guru di kelas yang sebenarnya. SIMPULAN Keteladanan kepala sekolah mempunyai hubungan positif yang sigfinikan terhadap disiplin kerja guru SD N Getas II Kapanewon Playen, meningkat semakin baik. Keteladanan kepala sekolah, maka akan meningkatkan kedisiplinan kinerja guru di SD N Getas II Kapanewon Playen. Sebelum kepala sekolah menerapkan strategi keteladanan tentang kedisiplinan dan kinerja para guru, hasil penilaian kinerja guru masih tergolong rendah. Dengan melihat hasil penilaian kinerja guru tersebut yang masih rendah, maka kepala sekolah bertindak menerapkan strategi keteladanan dengan maksud supaya kedisiplinan dan kinerja dari para guru Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.274 167 dapat meningkat dengan baik. Setelah strategi keteladanan tersebut diterapkan di SD N Getas II, maka hasil penilaian kinerja guru dapat meningkat dengan baik yang ditunjukan pada tingkat kedisiplinan guru melalui keteladanan yang pada siklus I mendapatkan skor 74,84 meningkat menjadi 88,46 pada siklus II. Selain itu, tingkat kinerja guru melalui keteladanan juga meningkat yang awalnya 66,83 dan setelah dikenakan siklus I menjadi 74,74 dan setelah dikenakan siklus II meningkat menjadi 87,75. Penerapan pelaksanaan keteladanan dari kepala sekolah yang diterapkan adalah pemberian contoh tentang kedisiplinan dan kinerja guru yang lebih baik. Beberapa contoh keteladanan yang diterapkan kepala sekolah dalam aspek kedisiplinan adalah disiplin waktu, displin berperilaku, disiplin berpakaian, disiplin beribadah, disiplin mengajar, disiplin mengerjakan administrasi, dan lain-lain. Selanjutnya beberapa contoh keteladanan kinerja dari kepala sekolah antara lain: cara kerja kepala sekolah selalu baik, melakukan pembelajaran sesuai dengan pedoman yang ada , mengerjakan administrasi dengan benar dan lengkap, dan lain-lainnya. Cara menerapkan keteladanan setiap hari kepala sekolah tidak bosan-bosannya memberi contoh tentang kedisiplinan dan kinerja yang baik dan benar, sehingga dengan harapan nilai penilaian kinerja guru meningkat yang sigfinikan. REFERENSI Afnil Guza, Undang- undang Sisdiknas dan Undang- undang Guru dan Dosen. Jakarta: Asa Mandiri. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud (2017). Panduan Kerja Kepala Sekolah. Jakarta: Kemendikbud. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemdiknas. (2010). Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG). Jakarta: Kemendikbud. Hasibuan dan Moedjiono. (2009). Proses Belaja r Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya. Masrur Muslich. (2008). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, (2010). Menjadi Kepala Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset. Nana Sudjana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Negara Menpan No. 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: Menpan dan Reformasi. Permendiknas Nomor: 35 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kemendiknas. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor ;03/V/PB/2010 dan Nomor: 14 Tahun 2010 Tentang Petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Prijodarminto. ( 1994). Disiplin Kiat Menuju Sukses Sondang P Siagian. ( 2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Tutik Rachmawati dan Daryanto. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya, Yogyakarta: Gava Media. Tim Dosen IKIP Malang. (1989). Kamus Administrasi The Ling Gie. Malang. . Wiyani. (2015). Etika Profesi Keguruan. Yogyakarta : Gava Media. Zamroni. ( 2007). Meningkatkan Mutu Sekolah. Jakarta : PSAP Muhammadiyah.