Microsoft Word - 03-Rubiah.docx Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 179 Received : 18-05-2022 Revised : 22-06-2022 Published : 11-07-2022 Praktik Penerapan Kelompok Belajar Whatsapp dengan Strategi Reward Competition untuk Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa pada Pembelajaran Moda Daring Rubiah SD Negeri 2 Danyang, Kab. Grobogan, Indonesia biahprayitno@gmail.com Abstrak Tujuan dari best practice ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Danyang pada pembelajaran moda daring melalui penerapan praktik kelompok belajar WhatsApp dengan sistem reward competition pada semester II tahun pelajaran 2020/2021. Best practise dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 2 Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Strategi praktik ini membagi siswa ke dalam kelompok belajar WhatsApp. Selain itu system reward competition diterapkan untuk memotivasi semangat dan disiplin belajar siswa. Dampak dan capaian hasil best practise menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Danyang meskipun dalam moda pembelajaran daring. Praktik ini diambil sebagai langkah guru untuk memecahkan masalah kelas karena penurunan keaktifan belajar siswa akibat moda pembelajaran daring. Setelah guru melaksanakan praktik pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar WhatsApp dan menerapkan strategi reward competition, menjadikan disiplin belajar siswa kelas VI meningkat. Hasil skor instrument menunjukkan adanya peningkatan disiplin belajar siswa sebesar 27,17%. Kata kunci: best practise; kelompok belajar whatsapp; reward competition; sdn 2 danyang Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 180 PENDAHULUAN SD Negeri 2 Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu sekolah negeri. Sebagai sekolah negeri tentunya seluruh kebijakan mengacu pada kementerian dan dinas pendidikan, seperti penerapan belajar daring (dalam jaringan) sebagai akibat dari dampak wabah covid 19. Kebijakan belajar daring atau dari rumah ini mengharuskan siswa dan guru untuk aktif. Meskipun demikian ternyata tidak mudah untuk melaksanakan pembelajaran daring seperti halnya KBM tatap muka di sekolah. Berbagai persoalan pembelajaran mulai muncul satu demi satu sejak diterapkannya kebijakan belajar daring ini. Keterbatasan sarana dalam menyampaikan materi pelajaran dan penerimaan materi pelajaran oleh siswa yang tidak maksimal menjadikan semangat dan disiplin belajar siswa dari rumah menurun. Siswa sering terlambat dalam mengirim tugas belajarnya. Saat siswa mengalami kesulitan belajar, tidak bisa bertanya kepada guru seperti halnya di kelas tatap muka. Dan kurangnya pengetahuan orangtua/ wali murid terhadap materi pelajaran siswa juga menjadikan siswa kesulitan mendapatkan pendampingan belajar di rumah. Terlepas dari banyaknya masalah yang dihadapi guru dan siswa kelas VI ini, faktor keaktifan dan kedisiplinan belajar siswa menjadi pokok permasalahan atau permasalahan utama yang perlu untuk diberikan tindakan agar tidak berdampak buruk pada hasil pembelajaran daring itu sendiri. Pembelajaran yang dimaknai sebagai proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik, tidak dapat tercapai jika hal tersebut terus berjalan tanpa mendapatkan perubahan yang dapat menstimulus siswa untuk aktif dan disiplin belajar dari rumah. Berbekal pada pemanfaatan aplikasi WhatsApp guru mengirimkan tugas dan materi melalui gambar dan tulisan kepada siswa. Namun tidak kegiatan tatap muka menjadikan siswa pasif dan semakin hari berakibat pada menurunnya disiplin belajar siswa sebagaimana disebutkan diatas. Oleh karenanya pada saat ini, guru melaksanakan praktik terbaiknya untuk mengatasi pokok permasalahan diatas. Setelah melakukan kajian dan memadukan alternative serta sarana yang dapat dimanfaatkan, guru sampai pada penerapan strategi untuk memecahkan masalah melalui penerapan metode belajar kelompok WhatsApp dengan system reward competition. Pembentukan kelompok kecil/ belajar di WhatsApp group ini diharapkan agar masing-masing siswa saling mengingatkan dan dapat bekerjasama dalam satu waktu untuk belajar bersama. Hal ini mengingat WhatsApp dapat melakukan panggilan bersama meski terbatas. Pembentukan pengurus kelompok WhatsApp diyakini akan mendorong siswa lebih bertanggungjawab atas teman-temannya. Dengan sistem kompetisi motivasi siswa untuk berlomba-lomba lebih baik. Dari pemikiran inilah guru yakin bahwa pokok permasalahan seperti aktifitas dan disiplin belajar siswa yang tidak baik akan menjadi lebih baik. Dengan harapan baru, yaitu semakin meningkatnya aktifitas dan disiplin belajar siswa akan memberi kontribusi pada capaian hasil belajar yang lebih baik. Sesuai latar belakang masalah diatas, dapat dirumusankan permasalahan sebagai berikut: “Apakah melalui penerapan kelompok belajar WhatsApp dengan reward competition dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, pada pembelajaran moda daring di semester II tahun pelajaran 2020/2021?” Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 181 KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) Pelaksanaan pembelajaran daring (dalam jaringan) ini didasarkan pada surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (covid- 19) pada poin pokok proses belajar dari rumah melalui mode jaringan. Dikutip dari (Naziah, Maula, and Sutisnawati n.d.) bahwa menurut Kasmir, pembelajaran daring di Indonesia dianggap hal baru, padahal tanpa disadari sudah dilaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan daring dimaksud. Dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) sekolah harus mempersiapkan sarana dan prasarana yang menunjang, sesuai dan dapat digunakan oleh semua peserta didik agar dapat berjalan dengan baik dengan ditandai adanya adanya peran aktif dari siswa/ peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai pendapat (Lestari and Gunawan 2020) dengan pernyataan, pembelajaran daring adalah salah satu jenis dari pembelajaran yang berbasis elektronik yang memanfaatkan alat-alat canggih seperti handphone pintar atau smartphone, laptop atau komputer dan yang didukung oleh jaringan internet yang memadai. Meidawati dalam pendapatnya, pembelajaran daring dipahami sebagai Pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah, dimana siswa dan guru berada pada lokasi dan jarak yang berbeda, sehingga sebagai penghubung keduanya diperlukan system komunikasi interaktif dan sumber daya di dalamnya. Diantara sumberdaya ini, maka dapat digunakan berbagai platform aplikasi baik berbasis handphone pintar maupun computer seperti: zoom, google meet, whatsapp group, google classroom, dll. Keaktifan Belajar Siswa Erlis Nurhayati menyebutkan, keaktifan belajar sebagai usaha atau kegiatan yang dilakukan dengan giat belajar. Keaktifan belajar siswa penting dalam proses pembelajaran (Nurhayati 2020). Siswa perlu terlibat aktif dalam aktivitas pembelajaran yang dirancang sebagai bentuk dari usaha belajar dari siswa bukan hanya menerima pengetahuan dari guru saja, akan tetapi turut berperan aktif dalam pembelajaran. Menurut Latifah (Mirdanda 2018) aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam bentuk sikap, pikiran perhatian dan aktivitas lain guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Dengan berlakunya moda pembelajaran daring, dimana berbagai keterbatasan daya dukung menjadikan keaktifan siswa dinilai kurang. Menurut (Naziah et al. n.d.), faktor yang mengakibatkan keaktifan belajar siswa menjadi rendah pada pembelajaran daring, adalah: 1) tidak semua siswa mempunyai fasilitas yang menunjang untuk mengakses pembelajaran secara daring, 2) pengetahuan siswa masih terbatas dalam menggunakan alat komunikasi berbasis internet, 3) belum adanya kesadaran dari orangtua siswa akan pentingnya pembelajaran daring, 4) lokasi siswa yang tidak memiliki jaringan internet stabil. Supaya pembelajaran menjadi efektif dan efisien, diperlukan adanya sumber daya pendukung di dalam proses pembelajaran itu sendiri, seperti motivasi siswa dan guru, situasi lingkungan belajar, program belajar dan sarana belajar. Adanya daya dukung yang baik akan berpengaruh pada keaktifan belajar siswa menjadi lebih baik. Menurut Gagne dan Briggs seperti dikutip Nurhayati (2020), diantara faktor-faktor yang menyebabkan keaktifan belajar adalah 1) memberikan dorongan atau menarik perhatian kepada siswa, 2) menjelaskan tujuan intruksional, 3) mengingatkan kompetensi belajar, 3) memberikan stimulus, 4) memberi Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 182 petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya, 5) memunculkan aktivitas, 6) partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, 7) memberi umpan balik (feed back), dan 8) melakukan tes singkat diakhir pembelajaran,dan menyimpulkan setiap materi pelajaran. Keaktifan belajar siswa merupakan bentuk nyata dari keterlibatan siswa secara langsung selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagai indikator dari keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran daring berlangsung mencakup hal berikut: 1) siswa terlibat dalam pelaksanaan tugas, 2) siswa aktif bertanya baik kepada guru maupun teman saat menjumpai kesulitan, 3) siswa ikut dalam diskusi, 4) siswa terlibat dalam pemecahan masalah pembelajaran, 5) siswa terlibat dalam pencarian informasi untuk memecahkan permasalahan yang sedang dibahas, dan 6) siswa dapat menilai diri sendiri atas keberhasilan yang dicapainya. (Naziah et al. n.d.) Kedisiplinan Belajar Siswa Menurut Gunarsa (Yuliantika, 2017) disiplin belajar merupakan kepatuhan terhadap peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu proses perubahan tingkah laku yang menetap sebagai akibat dari pengalaman mengamati, membaca, menirukan, mencoba, mendengarkan, serta mengikuti arahan guru. God’s Dictionary of Education seperti yang dikutip oleh Oteng Sutrisna (Yulliyanti 2021) menjelasakan ”disiplin belajar”, diantaranya seperti: a) Mengerjakan tugas yang dirikan guru; b) Datang di sekolah tepat waktu; c) Siap dengan kelengkapan pembelajaran; d) Memperhatikan/ menyimak kegiatan pembelajaran; e) Partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran; f) Menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu; g) Mentaati tata tertib yang terkait dengan pembelajaran; h) Menggunakan kesempatan bertanya; i) Memberdayakan buku perpustakaan, alat laboratorium, sarana komputer, dan internet untuk pembelajaran; t) Tanggung jawab dalam memelihara sarana pembelajaran milik sekolah. Disiplin merupakan hal yang penting khususnya dalam kegiatan belajar mengajar, beberapa faktor yang mempengarui disiplin belajar menurut (Tu’u 2004) antara lain: a. Kesadaran diri, berfungsi sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi terbentuknya disiplin. b. Pengikut dan ketaatan, sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturanperaturan c. yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat. d. Alat pendidikan, untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai yang ditentukan dan diajarkan. e. Hukuman, sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan. (Sylvia 2003) menyatakan, terdapat beberapa strategi yang perlu diterapkan dalam upaya membina karakter disiplin bagi siswa, diantaranya: a. Konsisten orang tua/ guru dalam menegakkan sikap disiplin kepada peserta didik; b. Pujian sebagai bentuk perhatian yang positif; c. Menerapkan konsekuensi; d. Kontrol aktifitas yang boleh dan tidak sebagai bentuk prestasi dan bentuk hukuman; e. Hadiah materi sebagai benda pendorong. Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 183 Instrumen Kekatifan dan Kedisiplinan Belajar Siswa pada Pembelajaran Daring Indikator kedisiplinan belajar Menurut (Wibowo 2012) indikator kedisiplinan meliputi: 1) datang tepat waktu, 2) membiasakan mengikuti aturan, 4) tertib berpakaian, 5) mempergunakan fasilitas dengan baik. Daryanto (2013) membagi indikator disiplin belajar sebagai berikut: 1) ketaatan terhadap tata tertib sekolah, 2) ketaatan terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah, 3) melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan 4) disiplin belajar di rumah. Dengan mode WhatsApp Group dalam kelas yang berjumlah besar, maka selama pembelajaran daring seorang guru akan sulit mengukur keaktifan dan disiplin belajar dari masing-masing siswa. Oleh karenanya guru perlu menyusun kisi-kisi penilaian sebagai instrument untuk menentukan tingkat keaktifan dan kedisiplinan belajar siswa selama pelaksanaan pembelajaran daring berlangsung. Berdasarkan pendapat diatas, dan memperhatikan pengertian dan faktor-faktor pendukung keaktifan dan kedisiplinan belajar, dapat dikembangkan instrument sebagai berikut: Tabel 1. Instrumen Kedisiplinan Belajar Siswa pada Pembelajaran moda Daring NO Aspek Pengamatan Checklist Ya / Tidak Absen 1 2 … dst Jml Skor 1 Siswa hadir dalam komunitas belajar dalam rentang waktu yang dijadwalkan 2 Siswa terlibat dalam kelompok belajar/ Diskusi seperti: bertanya dan atau menanggapi persoalan pembelajaran yang diberikan (berkomentar/ sharing file dalam aplikasi) 3 Siswa mengikuti semua tahap pembelajaran yang diberikan guru secara daring berdasarkan rekam jejak digital 4 Siswa mengirim tugas sesuai waktu yang ditetapkan Total Skor Individu Persentase Skor Individu Rata-rata Skor Kelas Kelompok Belajar WhatsApp WhatsApp Group merupakan fitur aplikasi dari media jejaring sosial berbasis pesan internet dari WhatsApp yang dikeluarkan oleh group perusahaan Meta. Dengan memanfaatkan fitur aplikasi WhatsApp Group guru dan siswa dapat saling berkomunikasi meskipun dalam mode terbatas hingga 9 orang. Pembentukan komunitas belajar dalam WhatsApp dapat digunakan sebagai solusi dalam memecah kelas menjadi kelompok kecil, agar anggota dalam kelompok belajar dapat saling berinteraksi dengan lebih berfokus dan semua siswa dapat terlibat karena jumlahnya kecil. Kelebihan fitur WhatsApp Group sehingga cocok digunakan untuk belajar kelompok adalah: 1) dapat melakukan panggilan dengan audio video; 2) dapat digunakan untul sharing file berupa tulisan, gambar maupun video; 3) tetap terjaga kerahasiaan isi informasi dalam group yang dibentuk. Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 184 Reward Reward dan punishment merupakan dua bentuk metode untuk memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkanya. Reward seharusnya sesuatu yang menyenangkan dan disenangi oleh anak-anak. Besar kecilnya hadiah yang diberikan kepada yang berhak, tergantung dari banyak hal, terutama ditentukan oleh tingkat pencapaian yang diraih. Bentuk-bentuk Reward (hadiah) menurut Emmer dan kawan-kawan (1984), ada bermacam-macam mulai dari yang berbentuk pengakuan, kegiatan, ataupun berbentuk benda. Hadiah berupa benda, di dalam praktek telah banyak dilakukan oleh guru yakni pemberian hadiah yang berupa barang-barang yang diperkirakan mengandung nilai bagi siswa berupa makanan, uang, alat-alat tulis, alat-alat permainan atau buku-buku. (Suharsini 2006). PEMBAHASAN Strategi dan Langkah Pemecahan Masalah Pembelajaran daring yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Danyang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan, memperlihatkan banyak siswa telat dalam mengikuti pelajaran di WhatsApp, hingga batas waktu pengiriman tugas belajar banyak siswa telat dalam memngirim tugasnya. Dari pengamatan guru terhadap aktifitas kedisiplinan belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Danyang pada awal praktik menunjukkan tingkat persentase 60,87%. Rendahnya kekatifan siswa ini didukung dengan laporan orangtua yang sering mengeluh bahwa selama masa pembelajaran daring, anak-anak kurang disiplin, sering bangun siang, lebih banyak bermain dari pada belajar, saat disuruh belajar anak cepat bosan, bahkan beberapa anak malah bergantung pada orangtuanya. Dari masalah ini guru menghadirkan solusi dengan melaksanakan praktik pembelajaran dengan cara membentuk kelompok belajar WhatsApp secara kecil dengan system Reward competition. Guru juga membentuk pengurus kelompok seperti: ketua dan anggota kelompok, yang bertujuan agar masing-masing siswa dapat bertanggungjawab dan bekerjasama dalam satu waktu untuk belajar. Melalui kompetisi kelompok, guru memotivasi masing-masing kelompok untuk memenangkan hadiah dari guru. Langkah pemecahan masalah dalam praktik ini dapat digambarkan sebagai berikut: Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 185 Input Proses Output Gambar 1. Diagram Siklus Penyelesaian Masalah Dari diagram penyelesaian masalah diatas, dapat diberikan penjelasan bahwa sebagai langkah kerja pelaksanaan praktik guru sebagai berikut: 1. Guru memiliki pengetahuan/ pengalaman awal sebagai informasi adanya masalah siswa melalui refleksi diri; 2. Guru menyampaikan kepada komunitas kelas/ WhatsApp Group kelas akan rencana tindakan praktik membenttuk kelompok belajar kecil selamanya pembelajaran daring; 3. Praktik tindakan dilaksanakan dengan langkah kerja sebagai berikut: a. Guru membuat perencanaan pembelajaran, membuat peraturan dan pembagian tugas kelompok dengan mengkomunikasikan melalui WhatsApp Group kelas; b. Guru membentuk kelompok kecil (kelompok belajar/ diskusi daring) melalui WhatsApp group; c. Sesuai dengan jadwal pelajaran guru melaksanaan pembelajaran dengan hadir di setiap kelompok belajar menggunakan aplikasi WhatsApp; 4. Guru melakukan evaluasi terhadap praktik pembelajaran, menemukan hambatan dan dampak selama praktik pembelajaran berangsung; 5. Guru melakukan refleksi kembali untuk membuat perbaikan dan atau rencana tindaklanjut; 6. Guru menyampaikan hasil kompetisi kelompok dan memberikan reward kepada kelompok belajar berperingkat terbaik. Disilin Bejaar Siswa Rendah Disiplin Belajar Siswa meningkat Kelompok Belajar WhatsApp Pembentukan WA Group Evaluasi Praktik, Hambatan dan Dampak Perencanaan/ Perbaikan Praktik Pembelajaran Live Pendampingan Belajar di WA Group masing-masing kelompok Pembentukan sub WA group Kelas VI Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 186 Dampak dan Capaian Hasil Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok belajar yang beranggotakan 6-7 siswa dan memberikan nama kelompok. Guru memberikan informasi pelajaran ditiap-tiap kelompok memberikan petunjuk arahan diskusi dan cara mengirim tugas belajarnya. Dengan jumlah yang kecil ini masing-masing anggota kelompok dapat saling berkomentar bertukar pikiran sehingga mewujudkan proses belajar yang sesungguhnya. Guru hadir dalam kelompok diskusi dan mengawasi tiap-tiap kelompok dengan membaca komentar group. Guru melakukan penilaian disiplin belajar siswa menggunakan instrument yang telah dikembangkan. Guru juga memberikan komentar sebagai penguatan atas hasil diskusi kelompok belajar. Meskipun secara umum telah berjalan lancar, namun juga ditemui beberapa kendala atau masalah baru selama praktik ini dilaksanakan dan guru telah memberikan solusi, sebagai berikut: 1. Ada siswa dalam kelompok belajar pasif dan tidak memahami tugas diskusi dengan baik. Kemudian guru melakukan perbaikan dengan cara melakukan panggilan group dalam kelompok, memberikan motivasi dan mengingatkan akan pentingnya proses belajar diskusi secara daring; 2. Ada siswa tetap tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan diskusi daring, bahkan ada yang masih telat mengirim tugasnya. Setelah guru mengadakan komunikasi dengan ketua kelompok, guru meminta ketua kelompok untuk berkunjung ke rumah siswa yang tidak aktif tersebut dan memberikan informasi kepada orangtuanya. Selanjutnya guru memberikan pemahaman akan pentingnya peran orangtua selama masa belajar dari rumah; 3. Orangtua bepergian dan siswa tidak dapat menggunakan HP untuk belajar daring sesuai jadwal. Dalam hal ini guru meminta orangtua untuk memberikan informasi kepada guru jika HP yang digunakan anak sedang tidak di rumah, sehingga tugas diskusi kelompok dapat dilaksanakan dengan jadwal ulang; Hasil refleksi guru terhadap pelaksanaan praktik pembelajaran melalui penerapan kelompok belajar whatsapp dengan strategi reward competition ini berjalan baik. Hasil analisis data instrument menunjukkan meningkatnya skor kedisiplinan belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Danyang meski dalam moda daring. Siswa termotovasi dengan adanya kehadiran guru pada kelompok kecil di WhatsApp group dan penerapan Reward competition berhasil memacu disiplin belajar siswa kelas VI ini. Dari hasil penilaian 1 bulan penerapan praktik ini menunjukkan adanya peningkatan disiplin belajar siswa mencapai 27,17% dimana sebelumnya 60,87% menjadi 88,04%. Jika dibandingkan dengan aktifitas dan kedisiplinan belajar siswa sebelumnya dapat disajikan data hasil capaian praktik ini sebagai berikut: Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 187 Tabel 2. Skor Aktifitas dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Danyang pada Pembelajaran Daring Semester II Tahun pelajaran 2020/2021. NO Aspek Pengamatan Skor Penilaian Disiplin Siswa Awal Akhir Peningkatan 1 Siswa hadir dalam komunitas belajar dalam rentang waktu yang dijadwalkan 56,52% 91,30% 34,78% 2 Siswa terlibat dalam kelompok belajar/ Diskusi seperti: bertanya dan atau menanggapi persoalan pembelajaran yang diberikan (berkomentar/ sharing file dalam aplikasi) 45,65% 76,09% 30,43% 3 Siswa mengikuti semua tahap pembelajaran yang diberikan guru secara daring berdasarkan rekam jejak digital 93,48% 100,00% 6,52% 4 Siswa mengirim tugas sesuai waktu yang ditetapkan 47,83% 84,78% 36,96% Rata-rata Skor 60.87% 88.04% 27.17% Pada penilaian akhir pelaksanaan praktik tanggal 30 April 2021, jika dibandingkan pada penilaian awal pelaksanaan praktik yaitu 26 Maret 2021 terdapat peningkatan nilai disiplin yang signifikan. Bersamaan dengan peningkatan ini juga berdampak pada meningkatnya kompetensi belajar siswa yang semakin baik. Reward di berikan kepada kelompok Umar, didasarkan pada skor kelompok diskusi secara keseluruhan dari semua unsur penilaian mencapai 92,86% dan dari 2 unsur penilaian khusus di 1) Siswa terlibat dalam kelompok belajar/ Diskusi seperti: bertanya dan atau menanggapi persoalan pembelajaran yang diberikan (berkomentar/ sharing file dalam aplikasi); dan 2) Siswa mengirim tugas sesuai waktu yang ditetapkan, keduanya mencapai 85,71%. Selain berdampak pada membaiknya capaian kompetensi belajar, praktik ini juga memberikan dampak pada tanggungjawab siswa, toleransi dan kerjasama siswa semakin baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sesuai pembahasan dapat disimpulkan bahwa, melalui praktik penerapan kelompok belajar WhatsApp dengan strategi reward competition dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan pada Pembelajaran moda daring di semester II Tahun Pelajaran 2020/2021. Rekomendasi Sesuai hasil best practise ini, penulis dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut: 1. guru sebaiknya melakukan refleksi diri terus menerus dan berinovasi pada pelaksanaan pembelajarannya; 2. guru sebaiknya terus hadir di tengah siswa untuk memberikan pendampingan belajar meskipun dalam moda daring; 3. guru dapat melaksanakan best practice mengatasi persoalan siswa dalam pembelajaran seperti yang penulis laksanakan ini; Vol.3 No.4 2022 ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v3i4.276 188 DAFTAR PUSTAKA Lestari, P. A. S., and Gunawan. 2020. “The Impact of Covid-19 Pandemic on Learning Implementation of Primary and Secondary School Levels.” Indonesian Journal of Elementary and Childhood Education 1:58–63. Mirdanda, Arsi. 2018. Motivasi Berprestasi Dan Disiplin Peserta Didik. Pontianak: Yudha English Gallery. Naziah, Syifa Tiara, Luthfi Hamdani Maula, and Astri Sutisnawati. n.d. “ANALISIS KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SELAMA PEMBELAJARAN DARING PADA MASA COVID-19 DI SEKOLAH DASAR.” 12. Nurhayati, Erlis. 2020. “Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Melalui Media Game Edukasi Quiziz pada Masa Pencegahan Penyebaran Covid-19.” Jurnal Paedagogy 7(3):145. doi: 10.33394/jp.v7i3.2645. Suharsini, Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sylvia, Rimm. 2003. Mendidik Dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widyasarana Indonesia. Tu’u, Tulus. 2004. Peranan Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia. Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja (Edusi Ke3). Jakarta: Rajawali Pers. Yuliantika, Siska. 2017. “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS X, XI, DAN XII DI SMA BHAKTI YASA SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.” Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha 9(1):35. doi: 10.23887/jjpe.v9i1.19987. Yulliyanti, Lini. 2021. “Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa Melalui Strategi Kolaborasi Komunitas dengan Pemanfaatkan Aplikasi Google Meet untuk Pembelajaran Daring yang Interaktif dan Komunikatif.” JIRA: Jurnal Inovasi dan Riset Akademik 2(8):1298–1308. doi: 10.47387/jira.v2i8.211.