Microsoft Word - 02-Didik.docx


Vol.3 No.6 2022 
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 
https://doi.org/10.47387/jira.v3i6.288 

 322 

Received : 21-09-2022  
Revised : 30-10-2022 
Published : 11-11-2022 
 
 
Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Ilmu Ukur Tanah 

dengan Project Based Learning Siswa SMK 
 

Didik Syawirul Alim 
SMK Negeri 2 Jember, Indonesia 

smkn2jember@yahoo.com  
 

Abstrak  
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada penigkatan motivasi dan 
hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Project Based Learning pada 
meteri menetukan beda tinggi bidang horizontal siswa kelas X DP2 SMK Negeri 2 
Jember. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Jember, pada tanggal 25 Juli 
2018 sampai dengan 15 Oktober 2018 dangan subyek penelitian siswa kelas X DP2 
SMK Negeri 2 Jember. Penelitian dilakukan data 2 siklus dengan tahapan masing-
masing siklus meliputi perencanan (planing), tindakan (action), pengamatan 
(observing), dan refleksi (reflecting). Setelah melaksanakan pembelajar dangan 
menggunakan metode Project Based Learning didapatkan hasil angket motivasi 
peserta didk siklus I 77,69% (baik) dan siklus II 80,84% (sangat baik). Sedangkan 
nilai hasil belajar diperoleh pretest: 19,44% Yang tuntas dengan nilai rata – rata 
43,47, postest I 66,66% siswa yang rata-rata 78,06, Postest II 80,56%, siswa yang 
tuntas dengan rata-rata nilai 85,42. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 
bahwa penggunaan motode Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi 
belajar ilmu Ukur Tanah pada materi menentukan beda tinggi bidang Horizontal 
pada siswa kelas X DP2 SMK Negeri 2 Jember. 
 
Kata Kunci: motivasi; hasil belajar; project-based learning 
 

  



Vol.3 No.6 2022 
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 
https://doi.org/10.47387/jira.v3i6.288 

 323 

LATAR BELAKANG 
Di dalam kegiatan pembelajaran produktif salah satunya adalah mata pembelajaran Ilmu 

Ukur Tanah.Ilmu Ukur Tanah adalah merupakan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa 
jurusan Teknik Bangunan yang disampaikanoleh guru dalam dua kegiatan yaitu secara teori 
dan praktik. Beberapa siswa dalam memahami kebingugan atau ketidak pahaman terutama 
dalam segi penyampaian secara teori. Untuk itu maka perlu adanya pembelajaran secara 
praktik di lapangan. 

Menetukan beda tinggi pada bidang horizontal merupakan salah satu ilmu ukurtanah 
yang bertujuan untuk mengetahui beda tinggi dari suatu letak tanah atau kondisi bangunan 
yang akan dibangun. Sehingga dengan mengetahui berapa beda tinggi tanah yang akan 
dipakai untuk membangun, maka dengan tepat ukuran ukuran dan letak bangunan dapat 
diselesaikan. 

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam menetukan beda tinggi dalam pekerjaan 
pengukuran bagunan, maka harus dilakukan kegiatan pembelajaran yang tepat bagi siswa 
SMK jurusan Teknik bangunan. 

Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan 
pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dangan dengan melibatkan kerja proyek 
kerja projek memuat tugas. Tugas yang kompleks berdasarkan permasalahan (problem) 
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru 
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata dan menuntut siswa untuk 
melakukan kegiatan, merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan 
kegiatan investigasi, serta memberikan siswa untuk bekerja secara mendiri maupun 
kelompok. Hasil kerja proyek tersebut adalah suatu produk yang antara lain berupa laporan 
tertulis atau lisan, presentasi dan rekimendasi.  

Berdasarkan hal – hal diatas, maka sudah selayaknya pembelajaran Ilmu Ukur Tanah 
dengan materi menentukan beda tinggi digunakan metode yag tepat yaitu metode Project 
Based Learning sehingga materi akan lebih menarik karena siswa diberi tugas melakukan 
pengamatan terhadapt proses pengukuran beda tinggi. Selain itu dengan Project Based 
Learning diharapkan mendukung dan meningkatkan keterampilan dan kompetisi siwa yang 
meningkatkan keterampilan dan kompetisi siswa yang akan meningkatkan motivasi dan hasil 
belajar siswa. 
 
KAJIAN TEORI 
Motivasi Belajar 

Motivasi sangat diperlukan bagi terciptanya proses pembelajaran di kelas secara efektif. 
Motivasi memiliki peran penting dalam pembelajaran, baik dalam proses maupun pencapaian 
hasil. Motivasi dalam belajar mempunyai arti membangkitkan dan memberi arah pada 
dorongan. Dorongan yang membuat individu menyebabkan perbuatan dalam belajar. 
Sebagaimana fungsi motivasi dalam belajar mengajar itu sesuai adalah; menimbulkan dan 
mengubah minat belajar, meningkatkan semangat belajar, meningkatkan perhatian siswa 
dalam belajar dari menyediakan kondisi optimal bagi proses belajar. 
 
Hasil Belajar 

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh 



Vol.3 No.6 2022 
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 
https://doi.org/10.47387/jira.v3i6.288 

 324 

suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Anak yang berhasil belajar adalah 
yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran (Abdurvahman; 2003 : 37). 
 
Project Based Learning 

Project Based Learning merupakan metode pembelajaran dengan metode berbasis 
Proyek.Dalam Wasono (2013:152) meyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek 
didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan 
masalah kehidupan sehari - hari yang akrab dengan siswa atau dengan suatu proyek sekolah. 
 
Menyipat Datar 

Dalam Maruli Pakpahan (1999:54) menyatakan bahwa yang dimaksudkan daya 
menyipat daya manyipat datar adalah mengukur tinggi elevasi suatu titik – titik. Berarti, hal 
ini dapat memutuskan perbedaan tinggi anatara dua bidang datar tempat kedua titik itu 
terletak (berada). 

a. Rambu Ukur 
Dalam pemakaian alat ini, yalon sering digunakan sebagai ala agar rambu/bak bacaan 
dapat berdiri pada suatu titik yang diukur. Pada umumnya jumlah alat ini terbatas. 
Rambu ukur berguna untuk mengukur jarak dan tinggi tanah yang akan dilengkapi 
dengan terpotong 

 
b. Pengukuran Beda Tinggi 

Pengukuran beda tinggi ada tiga cara: 
1. Pengukuran beda tinggi di atas titik 
2. Pengukuran di atas titik 
3. Pengukuran di luar titik 

Untuk itu pembacaan mempunyai ketentuan, baik pembacaan rambu benang atas (ba), 
benang tengah (bt), dan benang bawah (bb). 
Ketentuan untuk koreksi pembacaan tersebut di atas, apakah bacaan benangnya benar 
atau salah, sebagai beriku: 

 
𝑏𝑑 = !"#!!

$
atau2𝑏 = π‘π‘Ž + 𝑏𝑏 

 
Sedangkan untuk mendapatkan jarak (d) mempunyai ketentuan sebagai berikut: 
D/d = (ba - bb) x 100 
βˆ†t = bacaan x bt x belakang - bacaan x bt x muka  

 
c. Menetukan Jarak Antara Dua Titik 

Jika jarak anatara dua titik P1 - Px yang harus ditentukan selisi ketinggiannya menjadi 
demikian besar, sehingga tidak mungkin diukur dengan satu kali pesawat berdiri 
diantara titik atau kondisi medan yang tidak mungkin diukur satu kali, maka 
pengukuran beda tinggi harus dilakukan waterpas memanjang dengan beberapa kali 
berdiri pesawat diantara titik. 

 
 
  



Vol.3 No.6 2022 
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 
https://doi.org/10.47387/jira.v3i6.288 

 325 

METODE 
Prosedur dari langkah – langkah peneitian yang digunakan meliputi tahap: perencanaan 

(planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tahap 
pelaksanaan diuraikan sebagai berikut: 
Tahap Persiapan: 
β€’ Permintaan ijin kepada sekolah 
β€’ Observasi diidentifikasi permasalahan pada pembelajaran ukur tanah kelas X 

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan siklus. Tahap pelaksanaan siklus dilakukan 
setelah mendapatkan permasalahan dalam proses pembelajaran ukur tanah. 
Siklus I 
 
1. Tahap Perencanaan  

Menyusun beberapa instrument penelitian tang akan digunakan. Instrumen penelitian 
tersebut terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), angket motivasi peserta 
didik, lembar observasi (nilai sikap dan keterampilan), soal pretes dan post tes (untuk 
mengetahui prestasi belajar peserta didik). Selanjutnya menetapkan teknik pemantauan pada 
setiap tahapan penelitian dengan menggunakan alat format observasi. 

 
2. Tindakan (action) 

Tahapan pada siklus ini terdiri dari 2 pertemuan. Pelaksanaan tiap pertemuan antara lain 
sebagai berikut: 

Pertemuan 1: 
a. Membuka pelajaran 
b. Memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas 
c. Menjelaskan metode pembelajaran yang digunakan, yaitu Project Based Learning 
d. Mengadakan pretest 
e. Membagi siswa dalam kelompok (1 kelompok 4 orang) 
f. Memberikan bahan kajian untuk pelaksanaan Project Based Learning 
g. Membimbing siswa dalam penyusunan jadwal dan kegiatan yang dilakukan dalam 

Project Based Learning 
Pertemuan 2:  
a. Memberikan intruksi kepada siswa, agar duduk siswa sesuai dengan kelompoknya. 
b. Setiap kelompok mempresentasikan hasil proyeknya 
c. Membimbing siswa dalam berdiskusi membahas hasil proyek 
d. Membahas hasil diskusi 
e. Mengerjakan pretest 
f. Pengisian angket motovasi bekerja 

 
3. Tahapan Observasi dan Evaluasi 

Obsevasi dilakukan, dengan jalan mengamati jalannya pelaksanaan pembelajaran dan 
dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Fokus ditekankan padaimplementasi model 
pembelajaran terhadap motivasi belajar peserta didik. Langkah – langkah yang dilakukan 
dalam dalam observasi antara lain sebagai berikut:  

a. Pelaksanaan pengamatan dilakukan sendiri pada saat proses pembelajaran 
berlangsung. 

b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. 



Vol.3 No.6 2022 
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 
https://doi.org/10.47387/jira.v3i6.288 

 326 

c. Mendiskusikan dengan teman sejawat terhadap hasil pengamatan. 
d. Membuat kesimpulan dari halis pengamatan.  

 
4. Tahap Analisis dan Refleksi  

Refleksi adalah memikirkan ulang untuk mencari dan menemukan kekurangan – 
kekurangan yang dilakukan pada siklus pertama agar tidak terjadi kesalahan pada siklus 
berikutnya. Presentase pencapaian target mengacu pada E. Mulyasa (2006:101) bahwa 
keterpaian target motivasi pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya 
atau setidak – tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, 
mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.  

 
5. Tahap Tindakan Lanjut 

Tahapan ini dilakukan diskusi untuk mengambil kesepakatan tindakan perbaikan yang 
akan dilakukan pada siklus selanjutnya berdasarkan keberhasilan dan kegagalan pada siklus 
pertama. 
Siklus II 
 
1. Tahap Perencanaan  

Menyusun beberapa instrument penelitian yang akan digunakan. Instrumen penelitian 
tersebut terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), angket motivasi peserta 
didik, lembar observasi (nilai sikap dan keterampilan), soal pre tes dan post tes (untuk 
mengetahui prestasi belajar peserta didik). Selanjutnya menetapkan teknik pemantauan pada 
setiap tahapan penelitian dengan menggunakan alat format observasi. 

 
2. Tindakan (action) 

Tahapan pada siklus ini terdiri dari 2 pertemuan. Pelaksanaan tiap pertemuan antara lain 
sebagai berikut: 

Pertemuan 1: 
h. Membuka pelajaran. 
i. Memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas. 
j. Menjelaskan metode pembelajaran yang digunakan, yaitu Project Based Learning. 
k. Mengadakan pretest. 
l. Membagi siswa dalam kelompok (1 kelompok 4 orang). 
m. Memberikan bahan kajian untuk pelaksanaan Project Based Learning. 
n. Membimbing siswa dalam penyusunan jadwal dan kegiatan yang dilakukan dalam 

Project Based Learning. 
Pertemuan 2:  
g. Memberikan intruksi kepada siswa, agar duduk siswa sesuai dengan kelompoknya.  
h. Setiap kelompok mempresentasikan hasil proyeknya. 
i. Membimbing siswa dalam berdiskusi membahas hasil proyek. 
j. Membahas hasil diskusi. 
k. Mengerjakan pretest. 
l. Pengisian angket motovasi bekerja.  

 
 
 



Vol.3 No.6 2022 
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 
https://doi.org/10.47387/jira.v3i6.288 

 327 

3. Tahapan Observasi dan Evaluasi 
Obsevasi dilakukan, dengan jalan mengamati jalannya pelaksanaan pembelajaran dan 

dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Fokus ditekankan pada implementasi model 
pembelajaran terhadap motivasi belajar peserta didik. Langkah – langkah yang dilakukan 
dalam dalam observasi antara lain sebagai berikut:  

a. Pelaksanaan pengamatan dilakukan sendiri pada saat proses pembelajaran 
berlangsung. 

b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. 
c. Mendiskusikan dengan teman sejawat terhadap hasil pengamatan. 
d. Membuat kesimpulan dari halis pengamatan.  

 
4. Tahap Analisis dan Refleksi  

Refleksi adalah memikirkan ulang untuk mencari dan menemukan kekurangan – 
kekurangan yang dilakukan pada siklus pertama agar tidak terjadi kesalahan pada siklus 
berikutnya. Presentase pencapaian target mengacu pada E. Mulyasa (2006:101) bahwa 
keterpaian target motivasi pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya 
atau setidak – tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, 
mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.  

 
5. Tahap Tindakan Lanjut 

Tahapan ini di8lakukan diskusi untuk mengambil kesepakatan tindakan perbaikan yang 
akan dilakukan pada siklus selanjutnya berdasarkan keberhasilan dan kegagalan pada siklus 
kedua. 

 
Teknik Pengumpulan Data 

Data diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan pembelajaran baik di dalam 
kelas maupun di luar kelas (dilapangan), penelitian angket untuk mengetahui motivasi belajar 
peserta didik \. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik menggunakan post 
tes. 

 
HASIL PENELITIAN  

Sebelum melaksanakan pembelajaran dilakukan penyusunan beberapa instrument 
penelitian yang akan digunakan. Instrument penelitian tersebut terdiri dari silabus, Rencana 
Pelaksanaan Pembalajaran (RPP), lembar observasi (nilai sikap dan keterampilan), soal 
pretest dan posttest (nilai pengetahuan). Kemudian dilanjutkan dengan penepatan teknik 
pemantauan pada setiap tahapan penelitian dengan menggunakan alat format observasi. 

Pada kurikulum 2013 penilaian mencakup 3 aspek, yaitu pengetahuan, keterampilan dan 
sikap.Nilai pos tes pada penelitian ini digunakan sebagai nilai pengetahuan.Nilai keteramilan 
didapat dari penilaian tugas proyek yang dikumpulkan, karena pada tugas proyek yang 
diberikan siswa mengumpulkan foto/video kegiatan serta laporan.Sedangkan untuk niali sikap 
diambil pada saat observasi selama kegiatan diskusi/presentasi penyusunan jadwal kegiatan 
dan hasil tugas proyek serta berdasarkan angket motivasi yang termasuk jenis penilaian diri. 

Pada tahap observasi dan evaluasi yang dilakukan penelitain bersama dengan teman 
sejawat, didapat hasil untuk niali pengetahuan dan pre tes ada 19,44% atau 4 siswa yang 
tuntas (mempunyai nilai β‰₯ 75) sedangkan pada saat pos tes sudah 66,66% atau ada 24 siswa 
yang tuntas. Niali rata – rata pre tes adalah 43,47 sedangkan pos tes mendapatkan nilai rata – 



Vol.3 No.6 2022 
ISSN: 2745-6056 | e-ISSN: 2745-7036 
https://doi.org/10.47387/jira.v3i6.288 

 328 

rata sebesar 78,06. Untuk nilai sikap yang diambil dari angket motivasi sebagai penilaian 
didapatkan 77,56% (Baik). 

Dari hasil observasi dan evaluasi dengan teman sejawat didapatkan hasil bahwa pada 
pos tes II (tes dari siklus II) sebanyak 80,56% atau 29 siswa yang tuntas dengan nilai rata – 
rata 85,42%. Sedangkan untuk nilai sikap pada siklus III adalah 100% siswa tuntas dengan 
nilai rata – rata 82,84 (sangat baik). Hasil ini sangat menggembirakan karena menunjukkan 
peningkatan yang jauh lebih baik dari hasil pada kompetensi dasar sebelumnya. 

Dari hasil pretes, dapat diketahui bahwa motivasi peserta didik masih rendah. Mereka 
malas untuk belajar. Hanya ada 7 siswa yang tuntas dan nilai rata – rata hanya mencapai 
43,47. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya ada 7 siswa yang sudah menyiapkan untuk belajar 
materi selanjutnya. Namun, setelah pembelajaran menggunakan project based Learning pada 
siklus I motivasi peserta didik menjadi baik (77,56%) dan nilai post tes rata – rata mencapai 
78,06 dangan tingkat ketuntasan 66,66% (ada 22 anak yang tuntas). Sedangkan pada tahap 
siklus II motivasi peserta didik menjadi sangat baik (82,84%) dan nilai rata – rata postest 
mencapai 85,42 dengan tingkatan ketuntasan 80,56 (29 siswa yang tuntas). 

Pada tahap analisis dan refleksi dapat dikatakan bahwa penggunaan metode Project 
Based Learning pada materi menyipat datar di kelas X DP2 dapat meningkatakan motivasi 
belajar peserta didik SMK karena sangat dibutuhkan dalam tujuan pembentukan siswa yang 
mandiri, mau bekerja keras, dapat bekerja secara kelompok, tanggap terhadap lingkungan atau 
mudah berpartisipasi dan sebagainya. 

 
SIMPULAN 

Berdasarkan hesil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 
a. Penggunaan metode project based based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar 

Ukur Tanah materi menyipat datar pada siswa kelas X DP2 SMKN 2 Jember tahun 
pelajaran 2018/2019 

b. Penggunaan metode project besed Learning dapat meningkatkan hasil belajar Ukur 
Tanah materi menyipat datar pad siswa kelas X DP2 SMKN 2 Jember tahun pelajaran 
2018/2019 
 

Saran 
Dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa proses pembelajaran pada Ukur 

Tanah dangan materi diatas dapat dikembangkan pada materi lain yang lebih menantang 
sehingga hasil yang diperoleh dapat meningkatkan hasil dan prestai balajar siswa. 

 
 

DAFTAR RUJUKAN 
Khorunnisa, S. Inovasi Pendidikan Melalui Project Based Learning, Jakarta: Prenada   Media Groop, 

2014 
Syaiful, Sagala. Pembelajaran Berbasis Proyek, Jakarta: 2003 
Asrori, Pembelajaran Motivasi, Jakarta: 2008 
Budiono.Mart, dkk. 1999. Ilmu Ukur Tanah, Bandung: Angkasa 
β€œDesain Pembelajaran Project Based Learning” https//www.slideshare.net.2014 
Warsono. 2013. Pembelajaran Project Based Learning, Jakarta: 2013 
Model Pembelajaran Berbasis Proyek. https//www.kajianpustaka.com.2017 
UPI. 2015. PJBL Untuk Meningkatkan Komponen Memahami dan Keterampilan Berfikir. 
Sudjana. 2003. β€œDefinisi Hasil Belajar”. Jakarta: 2003.