Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.29 93 Received : 02-08-2020 Revised : 17-09-2020 Published : 07-10-2020 UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PPKN MELALUI PENDEKATAN APRESIASI SISWA KELAS VIII Elvira Nurini Hidayat SMP Negeri 2 Wagir, Indonesia nurinielvira@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan pendekatan apresiasi dalam meningkatkan motivasi belajar PPKn pada peserta didik. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian 36 siswa dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, angket, dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 36 peserta didik yang mengikuti, rata-rata daya serap mencapai 76,32 % dengan ketuntasan belajar 86,84 %. Demikian pula hasil observasi kolaborator menggunakan lembar pengamatan diperoleh hasil 89,47% peserta didik telah melakukan kegiatan apresiasi karya seni dengan baik dan benar. Hanya sebagian kecil peserta didik (10,53 %) yang belum sesuai harapan. Abstract: This study aims to determine the application of the appreciation approach in increasing the learning motivation of PPKn in students. This type of research is a classroom action research with 36 students as research subjects with the data collection techniques of observation, interviews, questionnaires, and tests. The results of this study indicate that of the 36 students who participated, the average absorption capacity reached 76.32% with 86.84% completeness of learning. Likewise, the results of collaborator observations using observation sheets showed that 89.47% of students had done art appreciation activities properly and correctly. Only a small proportion of students (10.53%) have not met expectations. Kata kunci: motivasi belajar, apresiasi, PPKn mailto:nurinielvira@gmail.com Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.29 94 PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PPKn memungkinkan bagi peserta didik dapat meningkatkan kepekaan rasa dengan baik. berbagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajarnya antara lain dengan menetapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, memantapkan disiplin belajar, dan berlatih baik secara mandiri maupun berkelompok dan menetapkan penguasaan materi program belajar sehingga dapat menguasai dan menerapkannya dalam kehidupan di masyarakat. Mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang kurang mendapat perhatian dari para peserta didik. Alasan klasik yang dikemukakan oleh para peserta didik antara lain karena mata pelajaran PPKn tidak menentukan kenaikan aataupun kelulusan, sehingga dianggap tidak penting dan disepelekan. Akibatnya, peran peserta didik dalam proses belajar mengajar hanya sekedar asal mengikuti. Tujuan akhir dari kegiatan belajar adalah pencapaian prestasi belajar yang meliputi ranah kognitif, efektif dan psikomotor. Presentasi belajar antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama, hal ini karena disebabkan faktor individualisme yang berbeda-beda diantaranya faktor motivasi. Motivasi adalah dorongan pada diri seseorang yang menyebabkan ia bertindak, berbicara, berfikir dengan cara tertentu. Di dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat sadar, seseorang selalu didorong oleh motif tertentu baik intrinsik maupun ekstrinsik. Bila peserta didik belajar karena motif intrinsik hasilnya akan lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi (1985: 124) bahwa peserta didik bersedia melakukan suatu kegiatan belajar bilamana motif yang mendorongnya cukup kuat, sebaliknya peserta didik yang tidak didorong oleh motif yang kuat akan meninggalkan atau sekurang-kurangnya tidak bergairah dalam belajar. Efektivitas suatu kegiatan tergantung dari terlaksana dan tidaknya perencanaan. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif. Cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yaitu murid harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan mengajar (Nasution, 1989: 101). Untuk dapat mencapai hasil yang efektif guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola kegiatan bidang pengajaran meliputi: (a) kemampuan merencanakan pengajaran, (b) kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan (c) kemampuan mengevaluasi pengajaran (Suryabrata, 1997: 27). Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi akan rajin belajar, tidak pernah membolos dalam pergi ke sekolah, memperhatikan mata pelajaran, rajin mencatat, rajin mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas, rajin mengusahakan sarana yang dibutuhkan dan rajin mengikuti kegiatan ektra kurikuler. Kaitan dengan mata pelajaran PPKn dalam hal ini adalah gemar berolah seni. Motivasi belajar terhadap mata pelajaran PPKn yang diberikan guru kepada anak berarti menciptakan suasana yang mendukung belajar agar dapat menggerakkan anak untuk melakukan kegiatan belajar atau ingin melakukannya, sehingga anak mempunyai kebutuhan untuk belajar PPKn guna mencapai presentasi yang maksimal. Apresiasi diartikan sebagai penghayatan dan penghargaan terhadap nilai yang terkandung di dalam hasil karya seni (Bastomi, 1989: 91). Menurut Gove (dalam Aminudin 1987: 34). Kegiatan apresiasi menurut Sahman (1994: 45) adalah perbuatan membentuk gambaran tentang suatu, menginterpresiasi pada seni adalah suatu proses penghayatan pada seni kemudian diiringi dengan penghargaan terhadap seni dan senimannya. Lebih lanjut dikatakan Bastomi (1989: 76) Proses penghayatan berlangsung melalui tahapan pengamatan, pemahaman, tanggapan, evaluasi dan trakhir penghargaan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan apresiasi merupakan kegiatan seni yang Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.29 95 prosesnya berlangsung melalui tahapan pengamatan, pemahaman, penilaian dan penghargaan terhadap karya seni. Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan apresiasi terhadap motivasi belajar PPKn siswa dengan mengambil judul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar PPKn Pada Materi Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Melalui Pendekatan Apresiasi Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Wagir Tahun Pelajaran 2019/2020”. METODE PENELITIAN Penelitian ini aalah penelitian tindakan kelas (PTK) artinya Penelitian Berbasis Pada Kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur empat tahap yaitu: (a) merencanakan, (b) melakukan tindakan, (c) mengamati (observasi), dan (d) merefleksi. Tahap Perencanaan Penelitian (Planning) terdiri atas kegiatan (a) persiapan menyusun program pembelajaran; (2) menyusun program pembelajaran; dan (3) mencoba/berlatih menggunakan scenario yang disusun agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) dalam penelitian dilakukan dengan tiga siklus. Tahap Pengamatan (Observing) dilakukan secara kolaboratif dengan teman sejawat dengan menggunakan instrumen monitoring yang telah disiapkan. Pada setiap akhir pembelajaran peserta didik diminta tanggapan dengan cara wawancara dari beberapa peserta didik dan mengisi angket. Terakhir, tahap Refleksi (Reflecting), yaitu dilakukan analisis dari data yang ada baik data kualitatif maupun kuantitatif. Hasil analisis beserta kelebihan dan kekurangan yang ada dipakai untuk merumuskan dan menentukan tindakan selanjutnya. Subjek penelitian ini adalah kelas VIII A SMP Negeri 2 Wagir Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 36 peserta didik. Pemilihan kelas VIII A berdasarkan pertimbangan bahwa ketika diadakan pre test dan angket tentang motivasi belajar, kelas tersebut memiliki prosentase tertinggi motivasinya dibanding dengan kelas lain secara paralel. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 2 (dua) cara yakni teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan pada siklus I, II dan III, untuk mengetahui peningkatan kemampuan oleh seni, teknik non tes yaitu angket, observasi dan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal Selama peneliti mengamati pembelajaran PPKn di beberapa kelas di SMP Negeri 2 Wagir utamanya siswa kelas VIII, peserta didik menampakkan sikap yang kurang bersemangat dalam menerima pelajaran, bahkan kadangkala ada beberapa peserta didik yang asal mengikuti dan cenderung pasif. Hal ini menyebabkan suasana kelas kurang kondusif, interaksi timbal balik antara guru dan peserta didik tidak terjadi dengan optimal dan pada akhirnya prestasi belajar PPKn untuk peserta didik SMP Negeri 2 Wagir belum sesuai dengan harapam. Sebelum implementasi tindakan dimulai terlebih dulu diadakan tes awal dengan bentuk soal praktek dengan 2 butir soal. Hasil tes awal ini dari 36 peserta didik yang mengikutinya, rata-rata daya serap yang dicapai hanya 28,94 % dengan presentase ketuntasan belajar 36,84 %. Hal tersebut menunjukkan sebagian besar peserta didik (63,16 %) memang belum menguasai kompentensi motorik. Hasil angket dari 36 peserta didik, terdapat 2 atau 7,89% memiliki motifasi rendah, 17 peserta didik atau 43,37 % memiliki motivasi kurang, 12 peserta Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.29 96 didik atau 34,21 % memiliki motivasi sedang dan 3 peserta didik atau 10,53 % memiliki tinggi. Deskripsi Siklus I Pembelajaran dengan pendekatan apresiasi dilaksanakan dengan urutan langkah sebagai berikut: (1) Memotivasi peserta didik dengan meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup; (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran; (3) Mempersiapkan semua peralatan untuk keperluan pengajaran apresiasi, diantaranya peralatan pendukung yang digunakan adalah karya poster, selebaran, brosur, pesawat televisi, player VCD dan kaset CD tentang Pancasila; (4) Mengadakan pre-tes; (5) menyampaikan informasi tentang langkah- langkah yang akan dikerjakan dalam pembelajaran dengan pendekatan apresiasi; (7) mengatur tempat duduk peserta didik; (8) memandu peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran; (9) mengadakan evaluasi materi yang telah diselesaikan dalam pembelajaran dan mengadakan angket; dan (10) memberi penghargaan pada peserta didik dengan keikutsertaan yang terbaik dan memberi tugas rumah. Dalam pembelajaran ini, peserta didik diajak untuk bersama-sama mengamati, menghayati, menilai dan memberikan tanggapan atau penghargaan terhadap materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup. Dengan bantuan guru sebagai peneliti, peserta didik diajak mengingat kembali sejarah perumusan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup. Selama tindakan berlangsung, terdapat hambatan-hambatan antara lain (a) peserta didik belum menggunakan waktu secara baik karena tidak fokus dengan materi yang disampaikan. Peserta didik lebih banyak berdiskusi dengan temen sebangku, dan (b) beberapa peserta didik belum maksimal dalam penguasaan awal materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup, karena konsep yang belum dikuasai tentang perumusan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup. Pada akhir siklus 1, peserta didik diminta memberi komentar tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan angket dan observasi. Dari hasil angket ini, diketahui 5 peserta didik memiliki motivasi tinggi atau (15,79%), 17 peserta didik memiliki motivasi sedang atau (47,37%) sisanya 14 peserta didik memiliki motivasi kurang atau (36,84%). Hasil observasi dari kolaboratorpun lebih dari 63,16% peserta didik menyatakan senang dan sangat senang untuk mengikuti pembelajaran ini dan 36,84% peserta didik menyatakan biasa-biasa saja. Sedangkan hasil tes praktek dari 36 peserta didik yang mengikuti memiliki rata-rata daya serap 60,52% dengan ketentuan belajar mencapai 73,68 % Deskripsi Siklus II Dari hasil reflekdi pada siklus 1, maka tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini meliputi : (1) Memotivasi peserta didik dengan meminta peserta didik untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup; (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam pembelajaran dengan pendekatan apresiasi, (4) Guru mempersilahkan kepada peserta didik untuk mengamati, memahami, menilai dan memberikan penghargaan terhadap beberapa poster tentang materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup yang dipajang di dinding kelas. Sambil mengamati guru mengingatkan pada peserta didik agar memperhatikan dengan seksama dan mencatat hal-hal yang menarik pada karya tersebut, (5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.29 97 untuk memilih dan memberikan tanggapan terhadap poster yang telah diamatinya. (6) Memodelkan kembali kegiatan apresiasi secara kelompok, (7) Latihan membuat poster sosial lanjutan, (8) Memandu peserta didik menyiapkan hasil pembelajaran, (9) Mengadakan evaluasi untuk mengapresiasi karya secara spontan pada karya yang diperhatikan, (10) Mengadakan angket, (11) Memberi penghargaan pada peserta didik atau kelompok yang kreatif dengan mempertunjukkan hasil karya yang terbaik. Pada akhir siklus II ini diketahui: 2 peserta didik atau 5,26 % memiliki motivasi sangat tinggi, 7 peserta didik atau 21,05 % memiliki motivasi tinggi. 15 peserta didik atau 42,10 % memiliki motivasi sedang dan 12 peserta didik atau 31,57 % memiliki motivasi kurang. Hasil observasi dan wawancara kolaborattor terdapat 78,94%, menyatakan bahwa sangat senang dan senang serta terlibat aktif mengikuti pembelajaran ini dan 21,05% peserta didik menyatakan biasa-biasa saja. Hal ini merupakan peningkatan dari kegiatan pada siklus I. Hambatan yang masih muncul pada siklus II ini, antara lain (a) Masih ada beberapa peserta didik yang belum maksimal dalam belajar, dan (b) peserta didik yang ditunjuk untuk menyampaikan pendapat masih main tunjuk, dan kurang percaya diri. Hasil karya poster pada akhir siklus ke-II ini meningkatkan dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada siklus ke-I. Dari 36 peserta didik yang mengikuti, rata-rata daya serap mencapai 65,78 % dengan ketuntasan belajar 81,75 % hasil observasi kolabolator mengunakan lembar pengamatan diperoleh hasil bahwa sebagaian besar peserta didik (84,21 %) telah melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah yang diberikan mengapresiasi dengan acuan unsur dan prinsip seni dengan baik dan benar. Hanya ada beberapa peserta didik (15,79%) yang belum sesuai prosedur yang diharapkan. Deskripsi siklus III Setelah dilakukan observasi dan refleksi siklus II, maka siklus III dilaksanakan dengan langkah-langkah: (1) memotivasi peserta didik dengan meminta peserta didik untuk memberitakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari terkait materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup; (2) menyampaikan tujuan pembelajaran; (3) menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam pembelajaran dengan pendekatan apresiasi; (4) Guru mempersilahkan kepada peserta didik untuk mengamati, memahami, menilai dan memberikan penghargaan secara kelompok terhadap karya poster yang dipetunjukkan. Guru mengingatkan kembali pada peserta didik agar memperhatikan dengan seksama dan mencatat hal-hal yang menarik pada karya tersebut, (5) memberikan kesempatan kepada salah satu angota kelompok peserta didik untuk memberikan apresiasi terhadap karya poster yang telah diamatinya. Peserta didik yang dapat memberikan apresiasi terhadap karya poster yang telah diamatinya. Peserta didik yang dapat memerikan apresiasi dengan baik dan benar diberikan pujian atau sanjungan, (6) Peserta didik membuat poster tentang “Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup”, (7) Memandu peserta didik menyimpulkan hasil hasil pembelajaran, (8) Mengadakan evaluasi terhadap karya poster yang telah selesai dikerjakan peserta didik, (9) Mengadakan angket, (10) Memberi penghargaan pada peserta didik yang membuat karya terbaik, (11) Memotivasi peserta didik tentang kelebihan atau nilai positif bila memiliki kemampuan dalam bidang seni. Pada akhir siklus III ini diketahui: 2 peserta didik atau 7,89 % memiliki motivasi sangat tinggi, 9 peserta didik atau 26,36 % memiliki motivasi tinggi, 15 peserta didik atau 39,47 % memiliki motivasi sedang dan 10 peserta didik atau 26,36 % memiliki motivasi kurang. Hasil observasi dan wawncara kolaborator ditemukan 92,11 % menyatakan sangat senang dan Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.29 98 senang, terlibat aktif, dan kreatif mengikuti pembelajaran dan hanya 7,89 % peserta didik menyatakan biasa-biasa saja, kurang aktif dan tidak kreatif. Hal ini menunjukkan peningkatan dari kegiatan pada siklus I dan II. Hasil karya poster pada akhir siklus ke-III ini sangat meningkat dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada siklus ke-1 dan ke-II. Dari 36 peserta didik yang mengikuti, rata-rata daya serap mencapai 76,36 % dengan ketuntasan belajar 86,84 %. Demikian pula hasil observasi kolaborator menggunakan lembar pengamatan diperoleh hasil bahwa sebagian besar peserta didik (89,47%) telah melakukan kegiatan apresiasi dengan baik dan benar. Hanya ada sebagian kecil peserta didik (10,53 %) yang belum sesuai harapan. Ini disebabkan kurang aktif dalam menganalis materi pembelajaran. Dari uraian hasil penelitian di atas, tampak hasil angket motivasi peserta didik dari prasiklus I, siklus II, siklus III dan tanggapan peserta didik, serta hasil pembelajaran dari siklus I, siklus II dan siklus III, ditunjukkan dalam tabel berikut. Tabel 1. Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Kriteria Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Sangat Tinggi 0 0 5.26 7.89 Tinggi 10.53 15.79 21.05 26.36 Sedang 34.21 47.37 42.1 39.47 Kurang 47.37 36.84 31.57 26.36 Sangat Kurang 7.89 0 0 0 Dari tabel hasil angket di atas, terlihat pada kategori motivasi sangat tinggi terdapat 5,26 % pada siklus II dan meningkat 2,63 % menjadi 7,89 % pada siklus III, kategori motivasi tinggi terdapat kenaikan 5,26 % menjadi 15,79 % menjadi 26,36 % pada siklus III, dan terdapat penurunan pada kategori motivasi kurang menurun 10,53 % menjadi 36,84 % pada siklus I, menurun 5,27 % pada siklus II dan menurun 5,25 % pada siklus III dan tidak dijumpai lagi motivasi sangat kurang pada siklus I, siklus II dan siklus III. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik yang cukup berarti dari pra siklus, perlakuan siklus I, siklus II, dan siklus III. Tabel 2. Tanggapan Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Kreteria Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Sangat Senang 15.79 21.05 39.47 Senang 47.37 57.89 52.63 Bisa (Cukup Senang) 26.31 21.05 7.89 Kurang Senang 10.53 0 0 Tidak Senang 0 0 0 Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.29 99 Dari tabel hasil observasi dan wawancara kolaborator di atas terlihat pada peserta didik yang menyatakan senang dan sangat senang, serta aktif untuk mengikuti pembelajaran ini terdapat 63,16 % pada siklus 1 meningkat 15,78 % menjadi 78,94 % pada siklus II dan naik 13,17 % menjadi 92,11 % pada siklus III. Disamping itu, terdapat 36,84 % pada siklus I, menurun 15,79 % menjadi 21,05 % pada siklus II dan menurun 13,16 % menjadi 7,89 % pada siklus III, peserta didik menyatakan bisa-bisa saja dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan motivasi, partisipasi dan peran aktif serta kreativitas peserta didik dalam pembelajaran. Tabel 3. Rekapitulasi Daya Serap Dan Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus Rata-rata daya serap Ketuntasan Belajar Siklus I 60,52 % 73,68 % Siklus I 65,78 % 81,57 % Siklus I 76,36 % 86,84 % Dari tabel hasil rekapitulasi daya serap dan ketuntasan belajar peserta didik di atas, terlihat pada hasil tes praktik dari 36 peserta didik yang mengikuti memiliki rata-rata daya serap 60,52 % pada siklus I, meningkat 5,26 % menjadi 65,78 % pada siklus II, dan naik 10,54 % memjadi 76,36 % pada siklus III. Disamping terdapat pencapaian ketuntasan belajar 73,68 % pada siklus I, meningkat 7,89 % menjadi 81,57 % dan naik 5,27 % menjadi 86,84 % pada siklus III. Hal ini menunjukkan dari perlakuan siklus I, siklus II, dan Siklus III, terdapat adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PPKn. Menurut pedoman laporan hasil belajar, seorang peserta didik telah tuntas belajar bila daya serap minimal 75 % sedang klasikal dianggap tuntas belajar apabila 85 % dari jumlah peserta didik dalam kelas mempunyai daya serap minimal 75 %. Jika hasil penelitian ini dibandingkan dengan indikator keberhasilan di atas, maka secara kuantitas hasil pembelajaran dengan pendekatan apresiasi ini memiliki kecendrungan hasil yang baik. hal ini dapat dilihat dari pencapaian daya serap dan ketuntasan belajar peserta didik yang cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan pembelajaran menggunakan pendekatan apresiasi dapat dikatakan cukup efektif dan berhasil. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan apresiasi dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 2 Wagir tahun pelajaran 2019/2020 pada materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup, yang pada akhirnya meningkatkan pula prestasi belajar dalam mata pelajaran PPKn. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan motivasi belajar dan tanggapan peserta didik yang dapat dilihat dari partisipasi, peran aktif, dan kreativitas dalam mengikuti proses pembelajaran. Di damping itu ditunjukkan pula dengan peningkatan prosentase ketuntasan belajar secara klasikal, serta mampu mengapresiasi karya orang lain dengan baik dan benar. SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan apresiasi cukup efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Indoikator ini dapat dilihat dari tanggapan dan keaktifan, serta kreativitas peserta didik selam mengikuti pembelajaran, serta pencapaian daya serap dan ketuntasan belajar yang cenderung meningkat. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.29 100 Dari hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran langsung dengan pendekatan apresiasi pada konsep atau kompetensi dan subyek lain DAFTAR RUJUKAN [1] Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon. [2] Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti. [3] Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. [4] Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. [5] Bastomi, Suwadji, 1989. Wawasan Seni. IKIP Semarang Pres. [6] Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. [7] Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. [8] Hadari Nawawi, 1987, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University, Yogyakarta Press. [9] Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. [10] Hasan, M 1994, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung, Angkasa. [11] Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. [12] Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta. [13] Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. [14] Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya. [15] Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. [16] Sahman, Humar, 1994. Estetika. IKIP Semarang Press. [17] Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. [18] Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka. [19] Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional. [20] Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. [21] Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars. [22] Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. [23] Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. [24] Tim Pengetahuan MKDK IKIP Semarang, 1989, Psikologis Belajar, IKIP Semarang Press. [25] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nsional. [26] Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.