Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.32 121 Received : 06-08-2020 Revised : 13-09-2020 Published : 07-10-2020 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKS ULASAN FILM/DRAMA MELALUI MODEL KOPERATIF TIPETAI (TEAM ASSSISTED INDIVIDUALIZATION) Yati Jumariah SMP Negeri 14 Banjarbaru, Indonesia fadiahnurul7@gmail.com Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 14 Banjarbaru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran Koperatif tipe TAI (Team Asssisted Individualization). Subjek dalam penelitian ini sebanyak 32 siswa dengan instrumen yang digunakan adalah test hasil belajar berupa soal pilihan berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi hasil belajar. Perolehan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada prasiklus dengan rata-rata 71.41. Pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Koperatif tipeTAI mengalami peningkatan 6.66% menjadi 81.09. Nilai rata-rata di siklus II meningkat 5.39 % dengan rata-rata nilai siklus I ke siklus II menjadi 84,37. Abstract: The problem in this study is the low learning outcomes of class VIII B students of SMP Negeri 14 Banjarbaru in learning Indonesian. This study aims to describe the improvement of student learning outcomes by applying the cooperative learning model type TAI (Team Assisted Individualization). The subjects in this study were 32 students with the instrument used was a test of learning outcomes in the form of multiple choice questions. The results showed an increase in learning achievement. The average value of student learning outcomes in pre-cycle with an average of 71.41. In the first cycle by applying the cooperative learning model type TAI, an increase of 6.66% became 81.09. The average value in cycle II increased by 5.39% with the average value from cycle I to cycle II being 84.37. Kata kunci: model pembelajaran, koperatif tipe TAI, teks ulasan mailto:fadiahnurul7@gmail.com Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.32 122 PENDAHULUAN Pada jenjang SMP/MTs terdapat 15 jenis teks yang harus dipelajari (Permendikbud No 69 Tahun 2013). Sementara itu, kemampuan peserta didik dalam pembelajaran teks dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan dan berjenjang: dimulai dengan pengetahuan tentang konteks, karakteristik, jenis teks, serta keterampilan menyajikan teks. Setelah menguasai satu jenis teks, peserta didik diasumsikan mampu memahami teks tersebut secara komprehensif, mulai dari tujuan sosial, struktur, hingga unsur kebahasaan. Dengan begitu, peserta didik mampu mengenali dan berinteraksi dengan teks tersebut. Kemudian untuk dapat memahami teks secara menyeluruh, peserta didik harus menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu: (1) tahap pembangunan konteks, (2) tahap pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan (4) tahap pembuatan teks secara mandiri (Kemendikbud 2013). Dalam hal ini diperlukan pemikiran yang mendalam di setiap tahap-tahap tersebut. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memang baik. Namun, di lapangan peserta didik menjadi jenuh karena setiap kali harus berhadapan dengan teks, teks, dan teks. Kejenuhan ini dapat memunculkan permasalahan baru bagi peserta didik, terlihat dari perolehan prestasi hasil belajar peserta didik rendah. Ketika peneliti melaksanakan tes awal atau tes prasiklus tentang materi Teks Ulasan Film/Drama di kelas VIII B, hasil yang didapatkan peserta didik kurang memuaskan. Berdasarkan hasil analisis dari jumlah 32 peserta didik terdapat peserta didik yang mendapat nilai di atas atau sama dengan KKM ada 11 orang atau sekitar 30,55 % dan peserta didik yang belum tuntas atau di bawah KKM ada 21 orang atau sekitar 69,45 % dengan rata-rata nilai kelas 70,06. Sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai oleh peserta didik adalah sebagaimana yang sudah ditentukan yaitu 72. Kurangnya pencapaian nilai rata- rata ketuntasan klasikal yang dicapai oleh peserta didik pada umumnya disebabkan proses pembelajaran di kelas masih menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran menjadi monoton, pembelajaran di kelas belum dilengkapi dengan media yang sesuai dan memadai. Guru kurang memahami karakter peserta didik dan kurang maksimal dalam membantu kesulitan peserta didik dalam memahami materi pelajaran akhirnya peserta didik mengalami kesulitan dalam bertanya, tidak aktif mengeluarkan pendapat dan yang lebih mengkhawatirkan adalah peserta didik tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu,peneliti berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menciptakan suasana kelas yang kondusif agar peserta didik termotivasi untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi hasil belajarnya. Salah satu cara yang dapat peneliti lakukan adalah dengan memilih dan menggunakan satu model pembelajaran yang tepat, yaitu model pembelajaran Koperatif tipeTAI (Team Assisted Individualization). Model pembelajaran koperatif tipe Team Assisted Individualization ini memberi keuntungan baik pada guru, peserta didik kelompok atas maupun kelompok bawah yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik, yaitu: (1) Peserta didik yang pandai ikut bertanggung jawab membantu yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian peserta didik yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya. (2) Peserta didik yang lemah akan terbantu dalam memahami materi pelajaran. (3) Tidak ada persaingan antarpeserta didik karena peserta didik saling bekerja sama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda. (4) Peserta didik tidak hanya mengharap bantuan dari guru, tetapi peserta didik juga termotivasi untuk belajar cepat dan akurat pada seluruh materi. (5) Guru setidaknya hanya menggunakan setengah dari waktu mengajarnya sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.32 123 Guru juga dapat menggunakan media pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran serta memberikan pemahaman dan pengalaman yang baru bagi peserta didik. Modul pembelajaran koperatif tipeTAI (Team Asssisted Individualization) ini diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan keaktifan peserta didik. Model pembelajaran koperatif tipeTAI adalah suatu model pembelajaran tempat peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang terdiri dari 4—6 orang anggota dengan struktur kelompok heterogen (Slavin dalam Isjoni, 2009:12). Dalam pembelajaran TAI memiliki beberapa langkah yaitu (a) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru; (b) Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal; (c) Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-6 peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah) jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda-beda serta kesetaraan gender; (d) Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok; (e) Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari; (f) Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual; dan (g) Guru memberi penghargaan berdasarkan pada kelompok perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Banjarbaru yang berlokasi di Jalan Trikora RT 32 RW 05, Kelurahan Guntung Manggis , Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru pada tahun 2018-2019. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas VIII B SMP Negeri 14 Banjarbaru tahun ajaran 2018—2019, yang berjumlah 32 peserta didik terdiri dari laki-laki 14 peserta didik dan perempuan 18 peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2018- 2019, yaitu bulan Januari sampai dengan Juni 2019. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan jadwal pelajaran, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Ketika guru mengajar teks ulasan film/drama tentang biografi tokoh hasil nilai rata-rata 70,06. Dari 32 peserta didik hanya 11 peserta didik atau 34,37 % yang memiliki nilai di atas KKM yang telah ditentukan dan 21 peserta didik atau 65,62% memiliki nilai di bawah KKM, sedangkan KKM yang ditentukan adalah 72. Padahal materi teks ulasan film/drama tentang biografi tokoh sangat mudah bagi peserta didik karena merupakan kejadian sehari-hari yang dialami masyarakat termasuk peserta didik tingkat SMP, jika kondisi tersebut tidak diatasi maka makna dan tujuan pembelajaran ini kurang tercapai. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes hasil belajar peserta didik berbentuk pilihan berganda dan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam diskusi kelompok untuk mengetahui atau mengukur seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disampaikan. Tes hasil belajar yang digunakan disusun dan dikembangkan sendiri oleh peneliti yang mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi yang telah dituangkan ke dalam silabus dan dijabarkan dalam RPP. Lembar observasi berisi indikator acuan yang Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.32 124 menyatakan perilaku peserta didik yang dimodifikasi dengan menggunakan Skala Likert. Indikator perilaku peserta didik yang diamati antara lain: 1. Antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; 2. Interaksi antara peserta didik dengan guru; 3. Interaksi antara peserta didik dengan peserta didik 4. Kerja sama dalam kelompok; 5. Aktivitas peserta didik dalam diskusi kelompok; dan 6. Partisipasi peserta didik dalam menyimpulkan materi pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tes hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 14 Banjarbaru semester genap tahun pelajaran 2018-2019. Data tersebut diperoleh dari pelaksanaan tindakan dari setiap siklus berupa hasil belajar melalui tes individu dalam bentuk pilihan berganda pada materi teks ulasan film/drama. Untuk mengukur hasil belajar peserta didik, tes yang diberikan terdiri atas tes prasiklus dan tes pada setiap akhir siklus.Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik dan alat, antara lain lembar aktivitas peserta didik, lembar tes pra siklus dan tes siklus, lembar observasi pendidik, daftar nilai; daftar hadir setiap pertemuan, foto yang merupakan rekaman aktivitas belajar, dan pengamatan lapangan pada saat proses pembelajaran. Kolaborator yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah satu orang, yaitu guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Adanya kolaborator ini bertujuan untuk memperoleh data secara akurat, terutama dalam proses pengamatan kegiatan pembelajaran. Kolaborator ini akan membantu dalam pengumpulan data hasil pembelajaran dan merefleksi hasil pembelajaran pada setiap siklus yang hasilnya digunakan untuk memperbaiki tindakan selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal Pada pra siklus ini peneliti dengan teman sejawat sebagai pengamat (observer) mendiskusikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh peneliti. Peneliti meminta pendapat pengamat tentang: (1) perangkat pembelajaran, (2) hasil belajar (3) aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dan (4) aktivitas guru dalam pembelajaran. Pembelajaran pada pra siklus ini meliputi kompetensi dasar memahami struktur dan kaidah teks ulasan film/drama dengan menggunakan pembelajaran langsung berupa ceramah. Setelah selesai pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi untuk melihat hasil belajar. Berdasarkan data penelitian, terlihat bahwa dari KKM yang ditentukan sebesar 72 (Garis tebal melintang berwarna merah yang ditandai sebagai KKM), peserta didik yang mencapai atau melebihi KKM ada 9 orang dari jumlah peserta didik seluruhnya ada 32 orang, berarti ketuntasan klasikalnya hanya mencapai 28,12%, sedangkan diharapkan 90% peserta didik mencapai KKM. Adapun nilai rata-rata kelas yang dicapai hanya sebesar 71,41 dari target seharusnya yaitu nilai rata-rata kelas 85. Dengan demikian maka hasil belajar peserta didik pada materi di atas masih rendah. Masih rendahnya hasil belajar yang dicapai, menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep tentang teks ulasan. Hal ini dikarenakan beberapa konsep yang disajikan dalam proses pembelajaran masih bersifat abstrak. Selain itu juga disebabkan oleh ketidakkreatifan guru dalam melaksanakan PBM, sehingga PBM yang diterapkan bersifat monoton dan kurang bervariasi. Dikatakan kurang bervariasi, karena guru mendominasi pembelajaran dengan metode ceramah dan tidak melibatkan peserta didik secara aktif dengan memanfaatkan model pembelajaran yang sesuai. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.32 125 Berdasarkan fakta seperti itu, maka perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik serta menarik minat peserta didik. Penerapan model pembelajaran koperatif tipeTAI (team asssisted individualization), merupakan salah satu strategi untuk mengaktifkan peserta didik, hal ini sesuai dengan pendapat peneliti bahwa keterlibatan peserta didik untuk turut aktif dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran koperatif tipeTAI (team asssisted individualization) merupakan salah satu keefektifan belajar. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 7 Maret 2019 jam pelajaran ke-7 s.d ke-8 (dari pukul 13.00 s.d 14.20 dan Siklus II pertemuan kedua hari Senin tanggal 11 Maret 2019 jam pelajaran ke-5 s.d ke-6 (dari pukul 10.00.00 s.d 11.20) di Kelas VIII B SMP Negeri 14 Banjarbaru dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat/observer adalah Indria Wulandari, S.Pd. adalah guru bahasa Indonesia SMP Negeri 14 Banjarbaru. Adapun pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung. Setelah selesai pembelajaran pada siklus I peserta didik diberi tes akhir siklus I dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari paparan data penelitian, terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 81,09 dengan nilai tertinggi 95 dan nilaiterendah adalah 65. Peserta didik yang mendapat nilai di atas atau sama dengan KKM ada 25 orang atau sekitar 78,12% hasil belajar peserta didik berada di atas KKM. Hal ini memberikan gambaran bahwa ada peningkatan rata- rata hasil belajar peserta didik dari pra siklus ke siklus I sebesar 9,68 dan ada peningkatan ketuntasan belajar sebesar 50 %. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu dilakukan kegiatan refleksi, antara lain (a) alokasi waktu belum sesuai dengan perencanaan karena peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran koperatif tipeTAI sehingga perlu dicarikan alternatifnya, (b) walaupun peserta didik sudah terbiasa belajar kelompok, masih ditemukan peserta didik yang kurang dapat bekerja sama dengan kelompoknya, (c) masih ada beberapa kelompok yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, karena anggota kelompok tersebut tidak serius dalam belajar, (d) masih ditemukan kelompok yang belum bisa melaksanakan pembelajaran dengan model koperatif tipeTAI sesuai prosedur, (e) kondisi waktu belum optimal, sehingga pelaksanaan pembelajran kurang maksimal, dan (f) bahan diskusi kelompok yang diberikan oleh guru/peneliti tidak sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia, sehingga peneliti kekurangan waktu. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2019 dan hari Senin tanggal 18 Maret 2019 di Kelas VIII B SMP Negeri 14 Banjarbaru dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah Indria Wulandari, S.Pd. sebagai guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 14 Banjarbaru. Adapun pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung oleh observer. Pada akhir pembelajaran Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.32 126 siklus II peserta didik diberi tes akhir siklus II dengan tujuan untuk mengetahui nilai hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari paparan data penelitian, terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 84,37 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 70. Peserta didik yang mendapat nilai di atas atau sama dengan KKM ada 28 orang atau 87,50% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 72. Hal ini memberikan gambaran bahwa ada peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II sebesar 3,28 dan ada peningkatan ketutasan belajar sebesar 9,38%. Kegiatan refleksi pada siklus II antara lain (a) aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sudah mengarah pada model pembelajaran Koperatif tipe TAI; (b) Peserta didik sudah mulai berpartisipasi aktif dalam melaksanakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru; (c) Peserta didik sudah mulai berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tepat waktu dalam mengerjakan tugas; (d) Meningkatnya aktivitas belajar dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah kepada model pembelajaran Koperatif tipeTAI; (e) Memberi kesan kepada peserta didik bahwa model pembelajaran Koperatif tipeTAI menyenangkan; (f) Terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar peserta didik; dan (g) Aktivitas guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian selama dua siklus yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi dasar memahami struktur dan kaidah kebahasaan teks ulasan film/drama, terlihat pada pelaksanaan siklus pertama dan kedua telah menunjukkan peningkatan. Pada penerapan model pembelajaran Koperatif tipe TAI, interaksi peserta didik dan guru di awal pelajaran diawali oleh guru dengan pembentukan kelompok, tiap peserta didik mempunyai tanggung jawab terhadap kelompoknya, serta peserta didik dapat berlajar secara aktif dan menyenangkan. Kemudian guru mengarahkan dan menjelaskan bagaimana peserta didik belajar dengan baik dalam kelompoknya. Saat proses pembelajaran berlangsung, guru mengelola kelas secara interaktif, membimbing peserta didik, dan memotivasi peserta didik untuk aktif berperan dalam kegiatan pembelajaran. Pada akhir pelajaran, guru bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru mengevaluasi peserta didik dengan memberikan soal yang sesuai dengan kompetensi dasar. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa telah ada peningkatan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran dalam pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Koperatif tipe TAI secara keseluruhan menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan Hasil Belajar Pembelajaran melalui penerapan model penerapan model pembelajaan Koperatif tipeTAI dapat meningkatkan hasil belajar dari prasiklus ke siklus I kemudian ke siklus II dapat dilihat dari rekapitulasi hasil belajar. Berdasarkan data penelitian, terlihat jelas terjadi peningkatan hasil belajar dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Warna hijau pada analisis data menunjukkan hasil belajar pada siklus II yang berada di atas dua warna lainnya. Artinya pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.32 127 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Nilai Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Koperatif tipe (TAI) dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar peserta didik. Peningkatan hasil belajar dari prasiklus, siklus I, dan siklus II terlihat dari gambar di bawah ini. Dari Gambar 1 berikut terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II yaitu dari 71, 41 menjadi 81,09 dan dari 81,09 menjadi 84,37. Gambar 1. Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Peserta didik dari Pra Silkus, Siklus I, dan Siklus II. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Koperatif tipeTAI dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar peserta didik, hal ini terlihat dari Gambar 6 bahwa terjadi peningkatan persentase peningkatan ketuntasan hasil belajar dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Gambar berikut menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dari 28,12 % yang tuntas pada prasiklus menjadi 78,12 % pada siklus I dan meningkat lagi ketuntasan belajar peserta didik menjadi 87,50 %. Gambar 2. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Belajar 65 70 75 80 85 90 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 N ila i Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.32 128 Dari keterangan di atas memperlihatkan bahwa penerapan model pembelajaran Koperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar. Karena katuntasan klasikal sudah mencapai 87,50 %, artinya sudah melebihi 85%, maka penelitian dianggap sudah cukup. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Koperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization), diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Penerapan model pembelajaran Koperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 14 Banjarbaru. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata- rata hasil belajar peserta didik yang mengalami peningkatan dari 81.09 pada siklus I menjadi 84.37 pada siklus II, prosentase ketuntasan hasil belajar juga mengalami peningkatan 28.12% yang tuntas pada pra siklus menjadi 78.12% pada siklus I mengalami peningkatan lagi menjadi 87,50 % pada siklus II. 2. Penerapan model pembelajaran Koperatif tipe TAI bisa mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas- tugas kelompok maupun individu serta meningkatkan keaktipan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. 3. Penerapan model pembelajaran Koperatif tipe TAI dalam pembelajaran menjadi menyenangkan, membuat peserta didik tidak bosan, dan tidak jenuh sehingga aktivitas belajar peserta didik meningkat. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik. DAFTAR RUJUKAN [1] Abidin. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. [2] Zabadi, F, dkk. 2013. Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan SP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. [3] Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. [4] Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. [5] Fathurrohman dan Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama. [6] Halliday dan Hasan. 1992. Bahasa, Konteks dan Teks. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. [7] Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. [8] Isnatun, Siti dan Farida. 2013.Mahir Berbahasa Indonesia. Bogor: Yudhistira. [9] Alwi, Hasan. 2007. KBBI: Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. [10] Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. [11] Kemendikbud. 2014. Peraturan Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81. A tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Balitbang. [12] Knapp dan Watkins. 2005. Genre, Text, Grammar. Technologies For Teaching and Assessing Writing. Australia: University of New South Wales Press. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.32 129 [13] Mahsun. 2013. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada. [14] Syaifurrahman dan Tri Ujiati. 2013. Manajemen dalam Pembelajaran, Jakarta: PT. Indeks. [15] Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. [16] Pardiyono. 2007. Pasti Bisa! Teaching Genre–Based Writing. Yogyakarta: Andi. [17] Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [18] Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. [19] Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. [20] Santoso, dkk. 2013. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Banten: Universitas Terbuka [21] Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Gravindo Persada. [22] Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. [23] Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. [24] Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [25] Suprijono. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Bumi Aksara. [26] Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. [27] Suyitno. 2007. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas Untuk Penyusunan Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang [28] Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [29] Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. [30] Umi Farikah. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif tipeTai (Team Assisted Individualization) Dengan Media LKS Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Faktorisasi Suku Aljabar Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Gajah Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, IKIP PGRI Semarang: Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.