Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.34 137 Received : 11-08-2020 Revised : 27-09-2020 Published : 07-10-2020 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBACA ALQURAN DENGAN METODE DRILL (LATIHAN) MELALUI EXPLICIT INSTRUCTION Tabrani Lubis SMK Negeri 1 Selat Nasik, Indonesia tabranilubis123@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan memaparkan metode Drill melalui explicit instruction dalam peningkatan proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama terutama dalam pengajaran aspek Alquran. Strategi pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tutor sebaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian kelas X.1 yang diajar oleh guru PAI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode drill/ latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Alquran. Hal ini dapat dilihat dari penuturan huruf Alquran/ Hijaiyyah sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Para siswa menjadi fasih dan lancar. Para siswa juga termotivasi untuk meningkatkan kembali kemampuan membaca Alquran. Pengetahuan siswa juga meningkat dengan adanya tugas mencari beberapa contoh bacaan Alquran sesuai dengan indikator pembelajaran. Abstract: This study aims to describe the Drill method through explicit instruction in improving the teaching and learning process of Religious Education subjects, especially in teaching aspects of the Koran. The learning strategy is carried out using peer tutors. This type of research is classroom action research with research subjects in class X.1 taught by Islamic Education teachers. The results showed that the drill / exercise method could improve students' ability to read the Koran. This can be seen from the narrative of the letters of the Koran / Hijaiyyah in accordance with the rules of recitation. The students became fluent and fluent. Students are also motivated to improve their ability to read the Koran. Students' knowledge also increases with the task of finding several examples of reading the Koran according to the learning indicators. Kata kunci: metode pembelajaran, latihan, pendidikan agama islam mailto:tabranilubis123@gmail.com Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.34 138 PENDAHULUAN Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami materi Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah. Perbedaan ini disebabkan karena beberapa faktor, di antaranya adalah tingkat kecerdasan yang berbeda, lingkungan belajar yang kurang mendukung, sarana yang kurang, atau dari lingkungan keluarga/ orang tua yang kurang memotivasi anaknya untuk belajar lebih baik. Materi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam haruslah mencakup ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap/prilaku), dan psikomotor (keterampilan). Ketiga cakupan itu akan mencerminkan perilaku kehidupan sehari-hari yang berlandaskan Alquran dan Hadis sebagai pedoman hidup umat Islam. Oleh karena, meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Alquran yang merupakan salah satu materi ajar Pendidikan Agama Islam adalah Alquran. Untuk memahami kemampuan membaca Alquran diperlukan suatu ilmu yang dinamakan ilmu Tajwid yang merupakan pedoman siswa untuk membaca Alquran dengan baik dan benar. Selain itu, kegunaan ilmu Tajwid adalah agar siswa berhati-hati dalam menyebutkan huruf-huruf Hijaiyyah secara keseluruhan agar tidak terjadi kesalahan penyebutan huruf-huruf Hijaiyyah yang akan mengakibatkan kesulitan dalam memahami/ mengartikan bacaan Alquran. Salah satu aspek yang penting dalam mencapai target kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah proses penilaian. Tujuan utama dari penilaian adalah meningkatkan kualitas pembelajaran. Maksud lainnya adalah untuk mendapatkan laporan kemajuan siswa Pelaksanaan kegiatan penilaian memiliki dampak yang kuat pada pembelajaran, informasi apa yang dikumpulkan, bagaimana mengumpulkannya, bagaimana menafsirkan informasi tersebut di sekolah, dan bagaimana menggunakannya akan sangat berpengaruh pada kemajuan belajar siswa. Semua penilaian hendaknya valid, terpercaya, dan objektf. Keshohihan atau validitas penilaian tergantung pada relevansi bukti. Pada waktu merencanakan tugas-tugas penilaian, guru perlu menjamin bahwa tugas-tugas itu akan memberi bukti yang relevan..Pada hasil belajar siswa, tingkat kepercayaan atau reliabilitas penilaian tergantung dari jumlah bukti yang menjadi dasar umumnya. Makin banyak bukti yang digunakan dalam membuat penilaian, makin terpercaya prediksi pencapaian kompetensi siswa. Objektifivas penilaian tergantung pada konstruksi tes atau tugas. Suatu tes atau tugas dipandang objektif apabila fokusnya jelas dan dilakukan secara adil, tidak membedakan jenis kelamin, budaya, dan bahasa. Guru Pendidikan Agama Islam dan sekolah merancang dan mengelola penilaian sesuai dengan apa yang diajarkan dan waktu yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan kelas. Penyelenggaraan penilaian pada program pembelajaran dimaksudkan untuk menjamin siswa agar dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan. Penilaian berbasis kelas (PBK) merupakan penilaian yang dilaksanakan terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas) melalui pengumpulan kertas kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tertulis (paper and pen). Penilaian kelas merupakan kesempatan bagi guru untuk mengetahui tingkat penguasaan hasil belajar yang diinginkan dan bermanfaat untuk meninjau dan memperbaiki pengajarannya. Guru Pendidikan Agama Islam menggunakan metode penilaian yang beragam agar akurat dan sesuai dengan indikator hasil belajar yang ditetapkan dan juga agar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kedewasaan atau psikologis siswa. Instrumen dan metode penilaian yang dipilih harus sesuai dengan jenis informasi yang ingin dikumpulkan oleh guru dan dilaksanakan. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.34 139 Dalam pelaksanaan proses belajar dan mengajar di kelas guna tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal, serta dalam rangka upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, seorang guru Pendidikan Agama Islam haruslah meningkatkan kualitas pengajarannya secara terus menerus dan berkesinambungan. Dari pengalaman mengajar dan belajar siswa, penulis menemukan sebagian siswa hanya sekedar tamat membaca Alquran, tetapi tidak memperhatikan kaidah ilmu Tajwid sebagaimana yang diharapkan dalam hal bacaan Alquran, lancar membaca tetapi belum benar bacaannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk para siswa kelas X.1 SMK Negeri 1 Selat Nasik, pulau Selat Nasik. Sumber data penelitian ini berasal dari kelas X.1 yang diajar oleh Guru Pendidikan Agama Islam. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif (mutu) dan kuantitatif (jumlah) melalui observasi, tes, dan penilaian proses dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan penelitian mencakup proses belajar dan mengajar di kelas yang akan meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Proses menganalisis proses belajar dan mengajar didasari oleh pengamatan mengajar guru dan belajar siswa di kelas. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan kegiatan yang memiliki tahap-tahap penelitian atau langkah-langkah tindakan yang disajikan dalam skenario pengajaran langsung (explicit instruction) yang disesuaikan dengan rencana pelaksanaan program dan silabus yang di dalamnya lebih menekankan kepada metode Drill (Latihan) dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa membaca Alquran. Peneliti membagi kegiatan proses belajar mengajar dalam 4 siklus. Siklus-siklus ini meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan/tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Untuk memudahkan peneliti/penulis mencoba menguraikan tahapan-tahapan itudalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut. Tahap I. Perencanaan. Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah melihat silabus/kurikulum, menyusun rencana pembelajaran, menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi, menentukan materi pokok bahasan yang akan diteliti, menentukan metode pembelajaran yaitu metode Drill (Latihan) yang merupakan fokus metode pilihan dalam bahasan karya tulis penelitian tindakan kelas ini selain kombinasi dengan metode dan pendekatan yang lain yang akan mendukung kualitas proses belajar mengajar yang baik dan dicita-citakan bagi guru yang mengajar dan siswa yang belajar. Tahap II, Pelaksanaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah metode yang sesuai dengan proses belajar mengajar yang berlangsung, menemukan masalah atau kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan pada waktu proses belajar mengajar, serta cara mengatasi permasalahan itu dengan metode Drill/ Latihan dan juga dengan memperhatkan kondisi siswa yang dihadapi. Tahap III, Pengamatan. Tahap ini merupakan tugas guru/peneliti untuk mengamati proses para siswa yang sedang belajar, menilai dan mengamati jalannya diskusi baik antar siswa dengan siswa, maupun interaksi antar guru dengan para siswa dalam hal pertanyaan siswa kepada guru yang kurang dapat dimengerti / dipahami tentang materi pelajaran, menilai kinerja siswa, melakukan sistem penilaian (evaluasi yang diberikan guru baik pretes sebagai langkah awal untuk proses belajar mengajar selanjutnya dan mengadakan apersepsi/ guru menghubungkan materi lalu dengan materi berikutnya untuk memudahkan materi yang harus dikuasai oleh para siswa Pada tahapan ini juga guru mengadakan posttest dan Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.34 140 mengamati hasil kegtan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar terhadap pokok bahasan yang disajikan. Tahap IV, Refleksi. Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah Refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘pemantulan’. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan ‘memantul’, seperti halnya ‘memancar’ dan ‘menatap kena kaca’ (Suharsimi, 2006 : 20). Dalam tahapan refleksi ini, peneliti mengamati hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum baik. Dengan kata lain, guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri, mengamati apa yang telah dilakukan dalam proses belajar mengajar secara objektif, melihat dirinya kembali untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal- hal yang masih perlu diperbaiki. Metode Drill (Latihan) Metode Latihan yang juga disebut metode Drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan- kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Metode latihan imi mempunyai kebaikan-kebaikan antara lain (a) pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan metode iniakan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan, (b) pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya, dan (c) pembentukan kebiaaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi lebih otomatis (Mansyur, 1991 :152). Dengan menggunakan metode Drill (Latihan), para siswa mampu membiasakan diri, tidak kaku, tidak mudah lupa dalam memahami materi Pendidikan Agama Islam di sekolah. Penulis merasa yakin bahwa metode latihan dengan materi/pokok bahasan aspek Alquran, para siswa mampu meningkatkan bacaannya dengan baik dan lancar. Metode latihan sangat tepat digunakan apabila guru bermaksud untuk memperoleh suatu ketangkasan, kesempumaan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari . Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh menurut Mansyur (1991 : 169) bahwa dalam metode latihan ini ialah (a) guru memberikan penjelasan hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan latihan. Penjelasan itu diberikan dengan contoh-contoh; (b) guru memberikan latihan pendahuluan sebagai persiapan untuk melaksanakan latihan yang sesungguhnya; (c) Siswa melaksanakan latihan yang sesungguhnya. Latihan ini diulang-ulang. Guru mengadakan bimbingan, petunjuk, dan pengawasan seperlunya; dan (d) Guru memberikan komentar atas pelaksanaan latihan. Dalam proses belajar mengajar dengan metode Drill (Latihan), guru menjelaskan materi yang dibahas artinya agar semua siswa yang diajar mengerti/memahami dan dapat melakukan sendiri dengan baik.” Guru menjelaskan tentang aspek Alquran yang sangat berhubungan/berkaitan dengan ilmu tajwid yang merupakan syarat bagi siswa untuk membaca Alquran dengan baik dan lancar. Dengan ilmu tajwid para siswa menjadi fashih dan lancar dalam membaca Alquran. Selain itu, guru memberikan latihan pendahuluan sesuai dengan materi aspek Alquran yang dibahas agar siswa mempunyai dasar untuk latihan sesungguhnya. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.34 141 Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, penggunaan metode Drill(Latihan) bisa dilakukan guru untuk mengidentifikasi kemampuan dasar siswa pada setiap indikator pencapaian hasil belajar misalnya dalam penguasaan materi aspek Alquran, para siswa ada yang sudah lancar, biasa saja, atau siswa yang kurang lancar, dan juga dalam hal penuturan/penyebutan huruf Alquran/hijaiyyah, sebagian siswa ada yang sudah fashih, biasa saja, dan ada sebagian siswa masih kurang fashih membaca Alquran. Dalam hal membantu para siswa yang kurang mencapai target kompetensi aspek Alquran ini, guru menggunakan pendekatan tutor sebaya artinya para siswa sudah lancar dan fashih dapat membantu dan membagi ilmunya kepada para siswa yang fashih dan lancar, serta para siswa yang biasa saja agar dapat meningkatkan kemampuannya lebih baik lagi. Guru mengadakan pendekatan hirarki, atau cukup mengidentifikasi kemampuan dasar yang diperlukan yang tidak berurutan. Untuk mengembangkan hirarki pembelajaran, masing-masing indikator pencapaian hasil belajar diwajibkan guru bertanya apa yang harus dikuasai siswa sebelum indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum dicapai, fokuskan pada apa yang harus dipelajari segera. Sesekali guru sudah mencatat kemampuan dasar yang harus dipelajari siswa, guru melakukan hal yang sama untuk kemampuan dasar yang lainnya. Ulangi beberapa kali sampai guru yakin betul kemampuan-kemampuan dasar itu dikuasai siswa dengan acuan kaidah ilmu yang benar. Dalam penggunaan metode Drill (Latihan) guru juga memberikan komentar atas pelaksanaan latihan. Ada bermacam-macam usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan- kelemahan metode latihan ini, misalnya (1) latihan hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis; (2) latihan harus memiliki arti yang luas. Oleh karena itu, (a) jelaskan terlebih dahulu tujuan latihan tersebut, (b) Dengan metode latihan itu siswa dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan siswa, (c). Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar; (3) Masa latihan relatif harus singkat, tetapi harus sering dilakukan pada waktu-waktu tertentu; (4) Latihan harus menarik, gembira, dan tidak membosankan. Untuk itu perlu (a) Dibangkitkan minat insrinsik, (b) Tiap-tiap kemajuan yang dicapai murid harus jelas, (c) Hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi; (5) Proses latihan dan kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan individual, yaitu tingkat kecakapan yang diterima pada satu saat tidak perlu sama dan perlu diberikan latihan perorangan dalam rangka mernambah latihan kelompok (Mansyur, 1991 : 153). Berangkat dari teori di atas, penulis memperoleh gambaran bahwa dengan menggunakan metode Drill/ Latihan, para siswa dapat menguasai materi aspek Alquran secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan dan kecerdasan siswa itu sendiri. Diharapkan dengan metode Drill/Latihan itu para siswa mampu mengusai ilmu yang dipelajari secara keseluruhan baik secara kognitif, Afektif, dan Psikomotor. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam kegiatan proses belajar mengajar, penulis sebagai guru Pendidikan Agama Islam merasa ada perbedaan antara mengajar yang pernah penulis lakukan/ terdahulu dengan proses mengajar yang dilakukan sekarang. Hal ini dapat dilihat dengan adanya hasil belajar siswa yang sangat memuaskan dan berkualitas lebih baik. Hal ini bisa dibuktikan temyata kemampuan membaca Alquran para siswa lebih meningkat karena guru Pendidikan Agama Islam bukan hanya memberikan pengetahuan materi semata, akan tetapi membimbing para siswa untuk mendiskusikan materi pelajaran, memotivasi siswa untuk banyak melatih, berusaha menjauhi jurang perbedaan dalam hal kemampuan siswa menguasai Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.34 142 materi/kecerdasan, atau dengan kata lain, dengan adanya perhatian guru terhadap perkembangan siswa, otomatis dalam menggunakan metode Drill (Latihan) dan melalui model Explicit Insruction (Pengajaran Langsung) dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca Alquran. Semua siswa merasa senang dan memicu diri dalam pencapaian target belajar yang sesungguhnya. Untuk melihat gambaran hasil ini, penulis mencoba memaparkan/menjelaskan secara terbuka dan rinci tentang laporan kegiatan hasil karya tulis penelitian ini dengan bentuk yang sederhana. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca Alquran, guru Pendidikan Agama Islam mengadakan tes praktik sesuai dengan silabus dan indikator. Dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini penilaian proses pembelajaran merupakan bagian penting dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan suatu kegitan pembelajaran dapat dilihat dan bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. Proses pembelajaran dikatakan baik apabila mampu melibatkan intelektual, fisik, dan emosional siiswa secara optimal. Penilaian proses pembelajaran diarahkan pada pengamatan terhadap kegiatan kelompok dan kegiatan perorangan. Pengamatan kelompok diarahkan pada beberapa hal yang menjadi pedoman, yaitu tingkat partisipasi anggota kelompok, tingkat kejelasan informasi, kemampuan kerja sama, respon. Penilaian hasil belajar juga darahkan pada kemampuan perorangan siswa dalam membaca Alquran sesuai dengan ilmu tajwid. Dengan adanya proses pengajaran langsung ini para siswa mempunyai tingkat kelancaran yang lebih baik dari pada proses pengajaran yang sebelumnya. Begitu juga dengan kemampuan guru mengajar, sebagai guru Pendidikan Agama Islam saya merasa lebih baik dan meningkat. Hasil belajar juga tergantung bagaimana cara guru memperbaiki pengajarannya dari siklus I/ pertemuan I yang merupakan awal siklus/ prasiklus sampai siklusIV/ pertemuan IV yang merupakan kegiatan akhir dalam penelitian Tindakan Kelas ini. Dalam proses belajar mengajar, guru Pendidikan Agama Islam menyesuaikan Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dengan model Pengajaran Langsung (Explicit Insruction) yang hasilnya sangat dirasakan guru Penddikan Agama Islam bahwa pengajaran di kelas lebih bai dari pengajaran guru Pendidikan Agama Islam sebelumnya. Metode Drill/Latihan dalam proses pengajaran ini merupakan salah satu fokus utama yang dalam hal pelaksanaan dalam pengajaran di kelas dikombinasikan dengan metode / pendekatan yang lain agar lebih hidup dan menarik. Data yang digunakan hasil belajar ini berupa data kuantitatif/jumlah/skor/angka dan berupa data kualitatif (mutu) yang sesuai dengan kriteria hasil belajar. Sesuaidengan tujuan hasil belajar dalam proses Pengajaran Langsung ditunjukkan juga adanya persepsi/ pendapat siswa yang lebih baik dari pada proses pengajaran yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam sebelumnya. Untuk pembuktiannya penulis mempunyai data sebagai hasil belajar semua siswa dalam karya tulis Peneltian Tindakan Kelas ini. Tabel 1 : Data Skor Perlehan Hasil Belajar Perorangan No. Nama Aspek Yang Di Nilai Jumlah Skor Rata- Rata Skor Pengetahuan Ilmu Tajwid KKM: 75 Tingkat Kelancaran KKM: 75 Tugas KKM: 75 1. Aldi 60 60 60 180 60,00 2. Bela Sapira 70 70 70 210 70,00 3. Deprianto 75 75 75 225 75,00 4. Diella Permatasari 60 60 60 180 60,00 5. Elji 65 65 65 195 65,00 6. Evi Safitri 75 75 70 220 73,33 Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.34 143 7. Geva Giranda 60 60 60 180 60,00 8. Hettri 75 70 70 215 71,67 9. Jhudika Willian 60 60 60 180 60,00 10. Leksi 70 70 70 210 70,00 11. Lestari 60 60 65 185 61,67 12. Mahesa 60 60 60 180 60,00 13. Neldawati 70 70 70 210 70,00 14. Parhan 75 75 75 225 75,00 15. Putri Hasmiati 60 60 60 180 60,00 16. Renaldi 65 65 60 190 63,33 17. Rosaora 60 60 60 180 60,00 18. Sela 60 60 65 185 61,67 19. Sonny Gita 60 60 60 180 60,00 20. Suska 65 65 65 195 65,00 21. Tria Septiana 65 65 65 195 65,00 22. Trisna Juansyah 65 65 65 195 65,00 23. Yandi 65 65 60 190 63,33 24. Yesi Nurita 65 65 65 195 65,00 25. Yudita Sri Wahyuni 65 65 65 195 65,00 Jumlah 1630 1625 1770 Skor Ideal 65,20 65,00 70,80 % Skor Tercapai 65,20 65,00 70,80 Tabel 2. Data Skor Hasil Perolehan Belajar Kelompok No. Nama Kelompok Aspek Yang Dinilai Tugas Rata-Rata Skor Pengetahuan Ilmu Tajwid Tingkat Kelancaran 1. Kelompok 1 80 75 80 78,33 2. Kelompok 2 75 75 75 75,00 3. Kelompok 3 75 75 70 73,33 4. Kelompok 4 75 75 75 75,00 5. Kelompok 5 80 75 75 76,67 Jumlah 385 375 375 Skor Ideal 77 75 75 % Skor Tercapai 77 75 75 Dilihat dari prosesnya, kegiatan proses belajar mengajar telah berhasil melibatkan siswa secara optimal. Ini membuktikan dari segi proses, kegiatan pembelajaran telah berjalan efektif. Untuk mengukur keefektifan pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat secara kelompok maupun perorangan. Tabel 3. Data Hasil Observasi Kelompok Dalam Proses Pembelajaran Aspek Kegiatan Pembelajaran Jumlah Tinggi Sedang Rendah Tingkat Partisipasi 100% - - 100% Kejelasan Ucapan 100% - - 100% Kemampuan Kerja sama 90,48% 9,52% - 100% Respon 100% - - 100% Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.34 144 Tabel 4. Data Observasi Perseorangan dalam proses pembelajaran Aspek Kegiatan Pembelajaran Jumlah Tinggi Sedang Rendah Tingkat Partisipasi 100% - - 100% Kejelasan Ucapan 90,48% 9,52% - 100% Respon 95,24% 4,76% - 100% Motivasi 85,71% 14,29% - 100% Dari tabel di atas dilihat keefektifan proses pembelajara, baik secara kelompok maupun perorangan. Sebagian besar dari aspek yang diamati berada pada kategori tinggi. Pembelajaran dengan model Explicit Instruction (Pengajaran langsung) dengan metode latihan/Drill ini berdasarkan wawancara dan dan angket yang disebarkan. Siswa menyatakan senang mengikuti kegiatan pembelajaran, mudah dan tidak membosankan. Berikut data hasil angket dan wawaancara terhadap siswa. Tabel 5. Data Sikap Siswa terhadap kegiatan Pembelajaran No. Masalah yang ditanyakan Sikap Siswa Siswa Persentase 1 Kesenangan terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pengajaran Langsung dan Metode Latihan yang disesuaikan dengan keadaan Sangat Senang 100 100% Senang 25 100% Kurang Senang - 2 Kemudahan dalam melaksanakan Tugas Sangat Senang 15 60% Senang 5 20% Kurang Senang 5 20% 3 Cara dan teknik bimbingan guru dalam proses belajaran mengajar di kelas Sangat Senang 20 80% Senang 5 20% Kurang Senang - - Selain dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan mampu melatih berbagai kecakapan hidup (lifeskill). Adapun kecakapan hidup yang muncul selama kegiatan pembelajarandiantaranya : kesadaran akan potensi diri, kecakapan menggali informasi, kecakapan mengolah informasi, kecakapan mengambil keputusan, kecakapan komunikasi lisan, kecakapan komunikasi tertulis, kecakapan bekerja sama, dan kecakapan mengidentifikasi variabel. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Metode Drill (Latihan) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Alquran. Hal ini dapat dilihat dari penuturan huruf Alquran/Hijaiyyah sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid. Para siswa menjadi fashihdan lancar, juga para siswa tidak mudah lupa untuk meningkatkan kembalikemampuan membaca Alquran. 2. Pengetahuan siswa meningkat dengan adanya tugas mencari beberapa contoh bacaan Alquran sesuai dengan indikator pembelajaran dan prestasisiswa juga meningkat terbukti dengan hasil pengetahuan siswa yang baikdengan adanya kerja sama kelompok yang harmonis. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.34 145 3. Model Explicit Instruction/Pengajaran Langsung adalah pengajaran yang langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan pola selangkah demi selangkah. Dalam penerapannya/pelaksanaannya, guru perlu menyesuaikan model ini dengan Rencana Program Pengajaran, silabus, pendekatan, metode, serta alat penilaian proses belajar mengajar. 4. Proses belajar mengajar akan berhasil dengan baik jika guru membimbing siswa dengan sepenuh hati, yaitu perhatian dan mengetahui perbedaan dan perkembangan para siswa, serta teknik bimbingan yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Dengan demikian, keberhasilan para siswa bukan hanya sekadar prestasi tetapi juga mampu meningkatkan proses belajar mengajar lebih baik, mempunyai semangat belajar yang tinggi, dan mempunyai pandangan yang positif dengan metode drill/ latihan melalui model pengajaran langsung ini. DAFTAR RUJUKAN [1] Al-Qur'an Dan Terjemahannya dengan Transliterasi Arab-Latin. Depag. CV. Gema Risalah Press Bandung. [2] Aqib, Zainal, Dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung 2006 : CV. Yrama Widya [3] Arikunto, Suharsimi. Drs., Dkk Penelitian Tindakan Kelas. 2006.. Jakarta: PT Bumi Aksara. [4] Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman PengembanganTes Diagnostik Agama Islam. [5] Hasil Kerja Kelompok Workshop, Model Pembelajaran. 2007. Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam SD, SMP, SMA/SMK Tingkat Nasional Tanggal 23- 25 Agustus di Ciawi Bogor Jawa Barat [6] Mansyur, Drs. H. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Direktorat pembinaan Kelembagaan Agama Islam Dan Universitas Terbuka. [7] Marhijanto, Bambang. Drs. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. Surabaya : Bintang Timur. [8] Masnur. Drs., Dkk. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jemmars. [9] Moesthafa, Ahmad Sjazily. H. 1988. Systematika Tajwid. Palembang : Kentenjaya Press CV. [10] Ramayulis, Drs. 1990. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia. [11] Rusyan, Tabrani.., Dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remadja Karya CV. [12] Wardani, Prof. Dr. I.G.A.K., Dkk. 2004. Pemantapan Kemampuan Profesional (panduan). Jakarta : Universitas Terbuka.