Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 156 Received : 16-08-2020 Revised : 12-09-2020 Published : 09-10-2020 PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES DAN NONEXAMPLES PADA SISWA MA NEGERI 2 KOTA MALANG Mia El Rahma Sona MA Negeri 2 Malang, Indonesia miaelsyahroni@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan dan efektivitas model pembelajaran Examples dan Nonexamples pada pembelajaran Bahasa Arab. Adanya pembiasaan terhadap tugas dan latihan dapat membuat siswa lebih terlatih sehingga deiperoleh nilai yang lebih baik dalam kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian dipeoleh simpulan bahwa penerapan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples pada pelajaran Bahasa Arab materi menulis paragraf narasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada penerapan model Pembelajaran Examples dan Nonexamples memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MAN 2 Kota Malang yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu 62,22% , 69,74%, dan 82,96%. Abstract: This study aims to describe the application and effectiveness of the Examples and Nonexamples learning model in Arabic learning. The existence of habituation to assignments and exercises can make students more trained so that they get better grades in learning activities. The results of the research concluded that the application of the Examples and Nonexamples Learning Model in Arabic lessons on writing narrative paragraphs had a positive effect, which was to improve student achievement. This can be seen in the application of the Examples and Nonexamples Learning models having a positive impact in improving student achievement in MAN 2 Malang City which is marked by an increase in student learning completeness in each cycle, namely 62.22%, 69.74%, and 82.96 %. Kata kunci: model pembelajaran, example dan nonexample, bahasa arab mailto:miaelsyahroni@gmail.com Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 157 PENDAHULUAN Pengajaran Bahasa Arab di sekolah-sekolah dari sekolah lanjutan sampai menengah sampai sekolah lanjutan dianggap kurang memuaskan. Masalah yang dimaksud adalah dilihat dari hasil ujian sebagai salah satu barometer keberhasilan pengajaran Bahasa Arab. Kenyataan tersebut juga pernah peneliti temukan dalam beberapa kali pengalaman mengoreksi hasil ujian mengarang Bahasa Arab pada siswa sekolah lanjutan sampai menengah. Dari hasil karangan para siswa tersebut, peneliti menemukan kelemahan-kelemahan siswa dalam penguasaan unsur-unsur pembentuk karangan itu sendiri. Terlepas dari faktor-faktor lain dari kenyataan tersebut, kita dapat berasumsi bahwa pembelajaran Bahasa Arab, khususnya mengarang masih perlu mendapatkan perhatian lebih serius dari para guru Bahasa Arab. Materi ujian yang bersifat teoritis dapat menimbulkan motivasi guru bahasa mengajarkan materi mengarang hanya untuk dapat menjawab soal-soal ujian, sementara aspek keterampilan diabaikan. Dengan kelas yang besar, konsekuensi biasanya guru enggan memberikan pelajaran mengarang. Hal tersebut disebabkan guru harus memeriksa karangan murid-muridnya yang berjumlah mencapai empat puluh sampai lima puluh lembar. Hal itu masih harus berhadapan dengan tulisan-tulisan siswa yang notabene sulit dibaca. Apalagi guru harus mengajar lebih dari satu kelas atau mengajar di sekolah lain. Hal itu berarti yang harus diperiksa empat puluh kali sekian lembar karangan. Oleh karena itu, tidak jarang guru yang menyuruh muridnya mengarang hanya sebulan sekali atau bahkan sampai berbulan- bulan. Di samping hal-hal tersebut, ada asumsi sebagian guru yang menganggap tugas mengarang yang diberikan kepada siswa terlalu memberatkan atau tugas itu terlalu berat untuk siswa. Guru merasa kasihan memberikan beban berat tersebut kepada siswanya. Guru terlalu pesimis dengan kemampuan siswanya. Asumsi tersebut tidak bisa dibenarkan karena dengan seringnya latihan-latihan yang diberikan akan dapat membuat siswa terbiasa dengan hal itu. Kita tahu bahwa keterampilan berbahasa akan dapat dicapai dengan baik bila dibiasakan. Kalau guru selalu dihantui oleh perasaan ini dan itu, bagaimana muridnya akan terbiasa menggunakan bahasa dengan sebaik-baiknya. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia ingin menerima pengalaman belajar atau yang optimal yang dapat dicapai dari kegiatan belajar di sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang dijelaskan oleh Poerwadarminta (1993:768) adalah hasil yang telah dicapai/dilakukan. Pengertian hasil belajar menurut pendapat Mochtar Buchari (1986:94) adalah hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka atau huruf, serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu. Nasution (1972:45) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti program belajar secara periodik. Dengan selesainya proses belajar mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya suatu evaluasi. Evaluasi ini mengandung maksud untuk mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, hasil belajar merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar dari aktifitas yang berlangsung dalam interaksi aktif sebagai perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap menurut kemampuan anak dalam perubahan baru. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah utama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang diprogramkan di dalam kurikulum. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 158 Menurut Juwairiyah Dahlan (1992:19), bahwa pembelajaran bahasa Arab bertujuan di antaranya agar peserta didik dapat menguasai bahasa Arab sebagaimana penutur aslinya atau paling tidak mendekati keadaan, menumbuhkan kemampuan peserta didik agar dapat memahami bahasa Arab pada saat mendengarkannya, dapat mengucapkan bahasa Arab dengan benar dan tepat, dapat membaca tulisan-tulisan Arab disertai dengan pengertian yang jelas, serta dapat menulis bahasa Arab dengan cermat dan lancar. Ada beberapa tujuan dalam pembelajaran bahasa Arab. Menurut Abu Bakar Muhammad (1981:5) bahwa tujuan umum ialah tujuan dari pelajaran itu sendiri yang bertalian dengan bahan pelajaran tersebut. Sedangkan Tatar Yusuf dan Saiful Anwar (1997:189-190) menjelaskan tujuan umum pembelajaran bahasa Arab antara lain (a) Memahai makna al-Qur’an dan hadits sebagai sumber hukum Islam, (b) Memahami buku agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dengan bahasa Arab, (c) Supaya pandai berbicara dan mengarang menggunakan bahasa Arab, (d) Menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pembantu keahlian lainnya, dan (e) Menjadi ahli bahasa yang profesional. Ada beberapa cara agar dapat menguasai bahasa Arab, diantaranya dengan latihan berbicara dan menulis dengan menggunakan bahasa Arab agar latihan itu benar-benar dapat menjadikan peserta didik mampu menguasai bahasa Arab. Peserta didik harus mempelajari kaidah bahasa Arab, imala’, dan balaghah. Guru harus saling mengaitkan ketika mengajari peserta didik bahasa Arab karena bahasa itu utuh tidak dipisah-pisahkan. Selain itu, ada juga keharusan untuk menguasai cabang-cabang bahasa Arab yang lain, seperti cara mengungkapkan bahasa Arab dengan benar, membaca yang benar, dan memahaminya. Pengertian pembelajaran Examples Nonexamples merupakan metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD (Kompetensi Dasar). Penggunaan alat peraga seperti gambar melibatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajaran, yaitu siswa melakukan diskusi kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya. Gambar yang digunakan disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Penggunaan model pembelajaran Examples Nonexamples ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, tetapi dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menekankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah, seperti kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya. Model pembelajaran Examples Nonexamples menggunakan gambar dapat melalui OHP, proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Examples Nonexamples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari Examples Nonexamples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran sesuatu yang menjadi contoh dari suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan Nonexamples memberikan gambaran sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap examples Nonexamples diharapkan dapat mendorong siswa menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan noncontoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 159 konsep penting. Joyce, dkk dalam Buehl (1996) telah memberikan kerangka konsep teruk membangun kait strategi tindakan, yang menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru dengan model Examples Nonexamples. Sintak model pembelajaran Examples Nonexamples disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1. Sintaks Metode Examples Nonexamples Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Menulis tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. 2 Mengemukakan konsep atau permasalahan yang akan dibahas serta membagi siswa kedalam kelompok yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang siswa. Memperhatikan konsep atau permasalahan yang sedang dibahas serta masuk kedalam kelompok yang anggotanya 4-5 orang siswa. 3 Mempersiapkan dan menyajikan gambar dari materi bahan ajar dengan ditempel dipapan atau ditayangkan lewat OHP serta mengarahkan siswa dalam melakukan diskusi. Memperhatikan dan menganalisa gambar yang disajikan serta mendiskusikan dengan kelompoknya. 4 Memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. 5 Menyimpulkan hasil diskusi pembelajaran yang telah disampaikan. Membuat rangkuman dari hasil diskusi yang telah dilakukan. 6 Memberikan evaluasi kepada siswa sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Menjawab soal evaluasi yang diberikan guru. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara bertahap, yaitu dalam tiga siklus sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada MAN 2 Kota Malang tahun Pelajaran 2018—2019. MAN 2 Kota Malang terdiri dari 32 kelas dengan jumlah siswa relatif cukup besar dibandingkan dengan MA lainnya yang ada di Kota Malang. Subjek penelitian PTK adalah siswa Kelas XII MIPA-2 MAN 2 Malang dengan jumlah 29 orang diambil sebagai sample sejumlah 27 orang (L = 27 orang). Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Arab Materi Bertanya Jawab Sesuai Konteks dengan Tepat dan Lancar melalui Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples di MAN 2 Kota Malang. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa Kelas XII MIPA-2 prestasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Arab Materi Bertanya Jawab Sesuai Konteks dengan Tepat dan Lancar masih sangat rendah. Siswa merasa kesulitan dalam belajar sehingga siswa kurang respon terhadap pembelajaran di kelas. Model penelitian ini merupakan bentuk kajian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan melalui tindakan agar dapat memperbaiki praktik pembelajaran. Penelitian tindakan merupakan strategi pemecahan masalah dengan tindakan nyata, kemudian merefleksikan hasil dari tindakan. Hasil dari tindakan tersebut selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam pemilihan tindakan berikutnya. Apabila di dalam pelaksanaan siklus I masih belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus II. Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 160 refleksi siklus I. Pada siklus II ini, tindakan yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I guna mencapai target. Kegiatan pada siklus II juga melalui tahapan yang sama seperti siklus I, yaitu meliputi perencanaan tindakan (Planning), pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan (Observation), refleksi (Reflecting). Jika pada akhir siklus II tidak terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Arab materi bertanya jawab sesuai konteks dengan tepat dan lancar, maka dilaksanakan siklus selanjutnya yang tahapannya sama seperti siklus I dan II. Siklus berhenti ketika sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu siswa dan guru. Data dari siswa berupa data hasil peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Arab dengan materi Bertanya Jawab Sesuai Konteks dengan Tepat dan Lancar. Data dari guru berupa data tentang tentang penerapan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples. Teknik analisis data yang digunaka dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Teknik Kuantitatif digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan prestasi belajar siswa dengan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples menggunakan persentase (%). Teknik kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran hasil penelitian secara reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan simpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus 1 a) Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu, juga dipersiapkan lembar observasi pengolaan pembelajaran. b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 s.d 29 Juli 2018, di MAN 2 Kota Malang Tahun pelajaran 2018-2019. dengan jumlah siswa 27 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dari paparan data, dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 62,22% atau ada 10 siswa dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar karena terdapat siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 37,04%, lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki, yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menggunakan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples. c) Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan, yaitu (a) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, (b) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu, dan (c) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 161 d) Revisi Rancangan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya, antara lain (a) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan, (2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan, dan (3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. Siklus II a) Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 05 s.d 12 Agustus 20198, di MAN 2 Kota Malang tahun pelajaran 2018—2019. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Dari paparan data dapat diketahui bahwa diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,74% dan ketuntasan belajar mencapai 85,19 % atau ada 23 siswa dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan cukup baik daripada siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dalam menerapkan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples. c) Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan, antara lain memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu. d) Revisi Pelaksanaaan Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus III antara lain (a) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung, (b) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya, (c) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, (d) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 162 sesuai dengan yang diharapkan, dan (e) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. Siklus III a) Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b) Tahap kegiatan dan pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 19 s.d 26 Agustus 2018, di MAN 2 Kota Malang tahun pelajaran 2018-2019, dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Berdasarkan paparan data penelitian, diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 82,96 % dari 27 siswa telah tuntas secara keseluruhan. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100 % ( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples pada pada pelajaran Bahasa Arab, sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa yang telah menguasai materi pelajaran untuk mengajari temannya yang belum menguasai. c) Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan media rekaman. Dari data-data yang telah diperoleh antara lain (a) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar, (b) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung, (c) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik, dan (d) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. d) Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan media rekaman, dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 163 dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples, dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan hasil sebagai berikut. Tabel 2. Analisis Hasil Tes Pelajaran Bahasa Arab dengan Menerapkan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples Sebelum dan Sesudah diberi Tindakan. No Nama Skor sebelum Tindakan Siklus 1 Skor setelah Tindakan 1 Siklus 2 Skor setelah Tindakan 2 Siklus 3 1 ACHMAD WILDAN RASIV 55 65 75 2 ADMIRAL RAITY FALAH B 65 75 85 3 ADYANSYAH 65 75 85 4 ALVIN AZMI ELHAMDANI 55 64 80 5 ARIF KUSUMA FIRDAUS 55 64 80 6 ARIQDHIA FAISAL RAFI 55 64 85 7 AUNUUN JEFRY MAHBUUBI 55 64 85 8 DAFFA EGA ALANA 65 75 85 9 DIMAS AULIA RAHMAN PUTRA 65 75 85 10 DIMAS MUHAMMAD RIFQI 75 85 95 11 DZULFIKAR ATS TSAURI 55 75 85 12 FAKHRURROZI ASY-SYAFIQ 55 75 85 13 FERY HAKIM BURHANUDDIN 65 75 85 14 HAIDAR AZZAMUDDIN 65 75 85 15 HANIF MUBAROK 60 75 85 16 IKHLASUL AMAL 60 75 85 17 JAVAD YADAVARI 55 65 75 18 M.NAUFAL RIZQI ALFANI 55 65 75 19 MUHAMMAD ABDULLAH HASAN 55 65 75 20 MUHAMMAD FARUQ ZAIN S 75 85 85 21 MUHAMMAD RAYHAN Y.I.T 60 65 85 22 MUHAMMAD RIZKY ALIFIAN 60 65 85 23 MUKHAMMAD IQBAL RESYDIAN 55 65 75 24 NAUFAL RAFIF RAMADHAN 60 75 85 25 RIZAL IBRAHIM ZAAFRANO 70 75 85 26 SULTHAN ALIF FATUROSYAH 55 80 90 27 TSAQIF NUR RAHMAN 55 65 75 Jumlah Total 1680 1883 2240 Skor Maksimum Individu 100 100 100 Skor Maksimum Kelas 2700 2700 2700 Analisis Data Deskriptif Kuantitatif 1. Pencapaian hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan; = 1680x100% = 62,22% 2700 2. Pencapaian hasil belajar siswa setelah diberi tindakan pengelompokan siswa berdasarkan nomor panggilan (acak berdasarkan tempat duduk ) = 1883x 100% = 69,74% 2700 Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 164 3. Pencapaian hasil belajar siswa setelah diberi tindakan pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik = 2240x 100% = 82,96 % 2700 Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1. terjadi peningkatan prestasi setelah diberi tindakan yaitu 62,22% menjadi 69,74% ada kenaikan sebesar = 7,52%, 2. dari sebelum tindakan untuk materi menyimak (siklus 1 ) dan setelah tindakan sampai dengan ( siklus 2 ) 62,22% menjadi 69,74 %, dan dari ( siklus 2) ke (siklus 3 ) juga ada peningkatan sebanyak 82,96 % - 69,74% = 13,22%, dan 3. rata – rata siswa sebelum diberi tindakan 37,04% ( siklus I ) naik 85,19% siklus II, dan siklus III meningkat menjadi 100 %. Refleksi dan Temuan Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil dapat dikatakan sebagai berikut. a. Pertemuan pertama kegiatan belajar-mengajar menerapkan Model Pembelajaran Examples Nonexamples belum berhasil karena dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan mengganggu siswa lain; b. Model Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Examples Nonexamples dalam hal peningkatan prestasi belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas. c. Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan adalah Model Pembelajaran Examples Nonexamples yang baru mereka laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya. d. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar-mengajar berjalan baik, semua siswa aktif dan lebih- lebih setelah ada rubrik penilaian proses, seluruh siswa langsung aktif belajar. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Examples Nonexamples memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu 62,22%, 69,74%, dan 82,96%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses Pembelajaran Model Pembelajaran Examples Nonexamples dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses Model Pembelajaran Examples Nonexamples yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 165 siswa dengan guru. Jadi, dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka hasil belajar siswa untuk pelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan Model Pembelajaran Examples Nonexamples hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 27 orang siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai 62,22%, 69,74 %, dan 82,96 %. Dari analisis data di atas bahwa Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples pada pelajaran bahasa indonsia materi belajara mengarang kelas XII-MIPA-2, yang berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya pada siswa Kelas XII MIPA-2 di MAN 2 Kota Malang. Oleh karena itu diharapkan kepada para guru SMA dapat melaksanakan Model Pembelajaran Examples Nonexamples di Kelas XIM-MIPA-2. Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) siswa dikatakan tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 75 mencapai ≥ 85 %. Pada penilitian ini, pencapai nilai ≥ 75 pada (Siklus 3) mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP, yaitu mencapai 100 %. Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima. SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Malang yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu ; 62,22% ( siklus I ) ; 69,74% ( siklus II ) ; 82,96% ( siklus III ). 2. Penerapan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples pada pelajaran Bahasa Arab materi menulis paragraf narasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Penerapan Model Pembelajaran Examples dan Nonexamples efektif dalam meningkatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.38 166 DAFTAR RUJUKAN [1] Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta. [2] Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi. Jakarta: Depdiknas. [3] Depdikbud. 2007. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Arab . Jakarta: Balai Pustaka. [4] Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Arab . Jakarta: Balai Pustaka. [5] Depdikbud. 1993. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Grasindo. [6] Depdikbud. 2002.Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Dirjen Diknasmen Diknas. [7] Depdikbud, 2003.Undang- undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Depdiknas. [8] Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. [9] Djamarah. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Rosda Karya [10] Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Semarang: Nusa Indah. [11] Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. [12] Muhktar dan Rusmini, 2007. Pengajaran Remedial (Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran). Jakarta: Nimas Multima. [13] Nurkencana, Wayan. 1986. Pengukuran Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. [14] Natawijaya, Rochman. 1997. Pengajaran Remedial. Bandung: Tarsito. [15] Ridwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru dan Karyawan. Bandung: Alfabeta. [16] Sagala, Saiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. [17] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. [18] Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R dan D. Bandung: Alfabeta [19] Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Research. Jakarta: Rineka Cipta. [20] Sutikno, Sobry dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. [21] Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.