Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 178 Received : 09-08-2020 Revised : 12-09-2020 Published : 09-10-2020 UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU MELALUI PENERAPAN ABSENSI FINGER PRINT DI SMP NEGERI 1 CIPARAY KABUPATEN BANDUNG N. Lisnur Solihah SMP Negeri 1 Ciparay Bandung, Indonesia nlisnursolihah@gmail.com Abstrak: Penelitian ini lakukan untuk melihat secara utuh dan apa adanya proses penerapan absensi Finger Print, Seperti apa penerapan absensi Finger Print dalam mendisiplinkan kerja pegawai yang ada di SMP Negeri 1 Ciparay. Tujuan utama dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan guru melalui penerapan absensi Finger Print di SMP Negeri 1 Ciparay Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2019/2020. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS). Hasil tindakan pada penelitian ini setelah diadakan penerapan mesin absensi Finger Print sebagai pencatat kehadiran, sebanyak 10 orang guru 23,81% terlambat datang ke sekolah kurang dari 15 menit, sebanyak 6 orang guru 14,29% terlambat datang ke sekolah antara 15 sampai dengan 30 menit, sebanyak 26 orang guru 61,90% datang ke sekolah tepat waktu atau sebelum melewati waktu yang telah ditentukan oleh sekolah, dan tidak ada guru yang terlambat datang kesekolah lebih dari 30 menit. Kemudian hasil rekapitulasi kepulangan guru dari sekolah diperoleh data, 16 orang guru 38,10% guru pulang tepat waktu, 21 orang guru 50% pulang cepat kurang dari 15 menit, 5 orang guru 11,90% pulang cepat antara 15 sampai dengan 30 menit, dan tidak ada guru yang pulang cepat lebih dari 30 menit. Dengan demikian Penerapan mesin absensi Finger Print sebagai pencatat kehadiran sangat efektif untuk meningkatkan disiplin guru di SMP Negeri 1 Ciparay. Abstract: This research was conducted to prove the process of applying Finger Print attendance, how the application of Finger Print attendance in disciplining the work of teachers in Ciparay 1 Junior High School. The main objective of this school action research is to improve teachers discipline through the application of Finger Print absences in Ciparay 1 Junior High School, Bandung District in Academic Year 2019/2020. The research method used is a school action research. The results of the action in this study after the implementation of the Finger Print attendance machine as a attendance recorder, as many as 10 teachers 23.81% were late coming to school less than 15 minutes, as many as 6 teachers 14.29% were late coming to school between 15 to 30 minutes, as many as 26 teachers 61.90% arrive at school on time or before the time determined by the school, and no teacher is coming late to school by more than 30 minutes. Then the recapitulation results of the return of teachers from schools obtained data, 16 teachers 38.10% of teachers left on time, 21 teachers 50% went home less than 15 minutes, 5 teachers 11.90% went home quickly between 15 to 30 minutes, and no teacher returns early more than 30 minutes. Thus the application of the Finger Print attendance machine as a attendance attendant is very effective to improve teacher discipline in Ciparay 1 Junior High School. Kata kunci : absensi finger print, kedisiplinan guru, smpn 1 ciparay mailto:nlisnursolihah@gmail.com Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 179 PENDAHULUAN Kedisiplinan merupakan serangkaian sikap yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban. Dalam dunia pendidikan kedisiplinan merupakan proses yang sangat diperlukan untuk menjaga agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar dan bisa menciptakan pribadi yang kuat bagi peserta didik. Dengan ditanamkan kedisiplinan kepada pendidik dengan baik diharapkan dapat mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Salah satu upaya untuk meningkatkan kedisiplinan yaitu dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi yang penting adalah semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usaha dan mencapai sukses harus mengikuti era informasi dengan menggunakan alat pendukung pengolah data yaitu komputer. Peran sistem informasi dalam pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan di luar lingkungan. Jika sistem informasi diterapkan dalam dunia pendidikan maka akan terjalin suatu relasi atau hubungan yang membawa dampak positif bagi dunia pendidikan itu sendiri. Tenaga Pendidik menurut UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I, Pasal 1, menerangkan bahwa tenaga kependidikan (pegawai) adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Pendidik bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan tekhnis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik (guru) berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I, Pasal 1 menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekh Pendisiplinan adalah usaha- usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Sedangkan disiplin guru menurut Ali Imron adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki guru dalam bekerja di sekolah, tanpa ada pelanggaran- pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap diri sendiri, teman sejawat dan terhadap sekolah secara keseluruhan. Guna mengetahui kehadiran pegawai dan guru, diperlukan sistem absensi yang dapat mencatat seluruh kehadiran. Fitranto, menjelaskan absensi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat prestasi kehadiran serta tingkat kedisiplinan dari anggota dalam suatu instansi, institusi atau perusahaan. Sedangkan menurut Supriatna, absensi mengandung pemahaman sebagai suatu bentuk kehadiran seseorang di sebuah tempat untuk memenuhi kewajibannya. Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui absensi adalah suatu kegiatan pencatatan kehadiran untuk mengetahui kinerja sesorang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya di suatu lembaga atau perusahaan. Jadi adanya sistem absensi untuk mencegah adanya kegiatan titip absen. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin maju, terdapat sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 180 kehadiran tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan penggunaan Finger Print sebagai sistem absensi. Masih adanya sikap kurang disiplin pegawai maupun guru di SMP Negeri 1 Ciparay khususnya guru yang tidak sesuai dengan kode etik contohnya tidak masuk kerja tanpa keterangan, guru tidak mengikuti upacara setiap hari Senin karena terlambat dan lebih memilih mengobrol di ruangannya dan terdapat guru yang datang ke sekolah dan pulang dari sekolah tidak sesuai jam kerja. Tujuan penelitian yang lakukan yaitu pada bagaimana pengaruh proses penerapan absensi Finger Print dalam mendisiplinkan kerja pegawai di sekolah. Peneliti ingin melihat secara utuh dan apa adanya proses penerapan absensi Finger Print, Seperti apa penerapan absensi Finger Print dalam mendisiplinkan kerja pegawai yang ada di SMP Negeri 1 Ciparay. Atas dasar masalah tersebut diatas, Peneliti sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ciparay berupaya meningkatkan kedisiplinan pendidik dengan penggunaan sistem absensi Finger Print, sehingga penulis ingin memastikan seberapa besar pengaruhnya tingkat perubahan kedisiplinan pendidik dan tenaga kependidikan tersebut. Maka dari itu, peneliti tergugah untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru melalui Penerapan Absensi Finger Print di SMP Negeri 1 Ciparay Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2019/2020” sebagai bahan validitas tingkat perubahan kedisiplinan pendidik, bahkan bisa menjadi acuan bagi sekolah lain dalam penerapan sistem absensi Finger Print, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan absensi Finger Print dalam mendisiplinkan kerja guru di SMP Negeri 1 Ciparay pada saat datang dan pulang sekolah tepat waktu. Seperti apa penerapan absensi Finger Print dalam mendisiplinkan kerja guru guna meningkatkan mutu sekolah, peserta didik maupun untuk diri mereka sendiri. Dengan tujuan utama dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan guru melalui penerapan absensi Finger Print di SMP Negeri 1 Ciparay Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2019/2020. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi tenaga pendidik dan kependidikan, agar selalu meningkatkan kedisiplinan serta kinerja mereka supaya para peserta didik yang ada di SMP Negeri 1 Ciparay juga ikut termotivasi untuk disiplin karena mendapatkan contoh dari para guru dan pegawai sekolah. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan sebagai bahan refrensi bagi para peneliti-peneliti lain terutama yang berkaitan dengan absensi Finger Print. 3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi acuan dan pengetahuan yan g terjadi di lembaga pendidikan tersebut dan sekaligus dapat digunakan untuk mengembangkan program absensi dengan Finger Print. 4. Bagi peneliti, penilitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan keilmuan mengenai sistem informasi manajemen di sekolah khususnya tentang absensi Finger Print. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 181 METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dan refleksi, dan dilakukan minimal dalam dua siklus. Pada tahap persiapan dibuat skenario kegiatan, jadwal waktu, tempat serta sarana pendukung lainnya seperti lembar observasi, serta instrumen penelitian. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Ciparay pada awal tahun pelajaran 2019/2020 yaitu di bulan Juli sampai dengan Oktober 2019. Penelitian ini ditujukan kepada guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) saja di SMPN 1 Ciparay sebanyak 42 guru, dikarenakan guru yang berstatus honorer sifatnya fleksibel bisa datang dan pulang sesuai dengan jam mengajar mereka saja. Dikarenakan ada beberapa guru honorer mengajar juga di sekolah lain. Langkah-langkah PTS yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah PTS seperti Gambar 1 berikut: Gambar 1. Langkah-Langkah PTS Siklus 1 Pada Siklus I, penelitian tindakan ini direncanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Agustus 2019 yang melibatkan 42 orang guru yang ada di sekolah ini. Hal ini perlu dilakukan karena merupakan aturan baru yang harus disosialisasikan terlebih dahulu tentang tujuan dan penggunaan sistem absensi fingerprint yang akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciparay. Kegiatan ini dilakukan di sekolah dengan pengaturan waktu yang lebih fleksibel sehingga tidak mengganggu jadwal kegiatan pembelajaran. Sarana yang digunakan dalam kegiatan ini adalah absensi kehadiran guru piket dan mesin absensi fingerprint. Kegiatan ini dilakukan dalam dua siklus hingga guru dinilai memiliki integritas dan kedisiplinan yang baik. Dalam setiap siklus peneliti melakukan observasi dan penilaian terhadap perkembangan kedisiplinan setiap guru. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penggunaan mesin absensi fingerprint untuk meningkatkan kedisiplinan guru datang ke sekolah. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu: Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 182 1. Mendistribusikan instrument kehadiran guru ke sekolah yang isinya mengenai kehadiran guru tepat waktu baik pada saat datang ke sekolah maupun pulang dari sekolah dengan menggunakan mesin absensi fingerprint. 2. Petugas absensi dari Tata Usaha mengarahkan dan mengingatkan setiap guru yang datang dan pulang untuk melakukan absensi fingerprint terlebih dahulu. 3. Rekapitulasi dilaksanakan oleh Petugas Absensi dari Tata Usaha dan dilaporkan kepada Kepala Sekolah selaku peneliti. Pada proses pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan (satu siklus), untuk semua guru ASN yang berjumlah 42 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu atau berkolaborasi dengan guru piket dan tata usaha. Pengamatan oleh peneliti melaui lembar pengamatan dan daftar hadir meliputi : 1. Kehadiran guru pada saat tiba dan pulang atau selesai melaksanakan pekerjaan melalui rakapitulasi absensi fingerprint. 2. Tingkat kehadiran guru setiap hari disekolah dalam melaksanakan tugas tepat waktu melalui lembar pengamatan yang diamati peneliti. Kegiatan refleksi ini dilaksanakan setiap bulan pada saat pelaksanaan rapat dinas bulanan di sekolah. Peneliti menyampaikan dan mengingatkan tentang pentingnya kedisiplinan guru. Hasil yang diperoleh dari kegiatan refleksi ini akan dijadikan sebagai bahan perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Siklus 2 Kegiatan Perencanaan berdasarkan pada refleksi dari siklus 1, sementara untuk langkah- langkah kegiatan tindakan dan pengamatan sama dengan siklus 1 dengan memperhatikan prioritas permasalahan yang disimpulkan pada siklus 1 dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Apabila hasil refleksi pada siklus 2 sudah menunjukan adanya peningkatan kemampuan guru secara signifikan, maka kegiatan penelitian dianggap berhasil, tetapi sebaliknya apabila belum menunjukan hasil yang di harapkan, maka kegiatan penelitian akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya dengan langkah-langkah kegiatan yang sama dengan kegiatan pada siklus 2 ini. Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui data kualitatif yang diperoleh dari observasi, pengamatan, maupun wawancara. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dari informan secara langsung. Dalam melakukan wawancara dipergunakan pedoman wawancara yang terbuka. Observasi digunakan untuk melengkapi data dari wawancara dan pengumpulan dokumentasi, terutama dalam lingkup masalah penelitian, antara lain mengamati impelementasi kebijakan yang berkaitan dengan kedisiplinan guru pada saat datang dan pulang tepat waktu. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi yang digunakan oleh supervisor untuk mencatat perkembangan kedisiplinan guru yang dibinanya selama proses penelitian (siklus 1 dan siklus 2). Teknik analisis data dilakukan terhadap hasil partisipasi guru sebagai data awal kemampuan guru dan hasil observasi yang dilakukan selama proses pembinaan akan dianalisis secara deskriptif untuk mengukur keberhasilan proses pembinaan sesuai dengan tujuan penelitian tindakan sekolah ini. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 183 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis anggap cukup untuk peningkatan disiplin guru dalam kedatangan dan pulang sekolah tepat waktu yang telah dintentukan sekolah. Guru diharuskan datang kesekolah paling lambat pukul 06.45 WIB dan pulang pukul 16.00 WIB. Siklus 1 Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan oleh peneliti saat akan memulai tindakan. Agar perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh penulis yang akan melakukan tindakan, maka penulis membuat rencana tindakan sebagai berikut : a. Merumusan masalah yang akan dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang akan dicari solusinya adalah masih banyaknya guru yang kurang disiplin dalam kedatangan dan pulang sekolah tepat waktu yang telah dintentukan sekolah. b. Merumusan tujuan penyelesaian masalah/ tujuan menghadapi tantangan/ tujuan melakukan inovasi/ tindakan. Dalam penelitian ini penulis mengambil rencana untuk melakukan tindakan penggunaan mesin absensi fingerprint untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam kedatangan dan pulang sekolah tepat waktu. c. Merumusan indikator keberhasilan penerapan mesin absensi fingerprint dalam meningkatkan disiplin guru dalam kedatangan dan pulang sekolah tepat waktu yang telah dintentukan sekolah. Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini penulis tetapkan sebesar 75%, artinya tindakan ini dinyatakan berhasil bila 75% guru tidak terlambat datang kesekolah dan tidak pulang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan. d. Merumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/ kegiatan menghadapi tantangan/ kegiatan melakukan tindakan. Langkah-langkah yang diambil penulis dalam melakukan tindakan antara lain adalah melakukan sosialisasi kepada para guru mengenai penelitian yang akan dilaksanakan, serta menyampaikan tujuan dari penerapan tindakan yang dilakukan oleh penulis. Kepada para guru disampaikan mengenai pengunaan mesin absensi fingerprint yang akan diterapkan dalam penelitian ini. Pada siklus pertama ini, peneliti akan menyampaikan rekapitulasi kehadiran guru berdasarkan ketepatan waktu pada saat datang maupun pulang sekolah. Peringkat nama-nama guru yang paling rendah tingkat keterlambatan sampai yang paling tinggi tingkat keterlambatannya. e. Mengidentifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam penyelesaian masalah / menghadapi tantangan / melakukan tindakan. Penulis melakukan identifikasi siapa saja yang dilibatkan dalam penelitian ini. Pihak-pihak yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah : Guru Piket, TU (Pengelola Tenaga Kependidikan). f. Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Metode pengumpulan data yang diambil oleh penulis merupakan data kualitatif melalui observasi, pengamatan mengenai kehadiran guru tepat pada waktunya. g. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Dalam pengambilan data, penulis menggunakan instrument berupa lembar observasi/pengamatan, skala penilaian. Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 184 Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain : a. Mendistribusikan instrument kehadiran guru yang isinya mengenai kehadiran guru tepat waktu baik pada saat datang kesekolah maupun pulang dari sekolah dengan menggunakan mesin absensi fingerprint. b. Petugas absensi dari Tata Usaha atau Pengelola Tenaga Kependidikan mengarahkan dan mengingatkan setiap guru yang datang dan pulang untuk tidak lupa melakukan absensi fingerprint terlebih dahulu. c. Rekapitulasi dilaksanakan oleh Petugas Absensi dari Tata Usaha dan dilaporkan kepada Kepala Sekolah selaku peneliti. d. Kegiatan tersebut dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru selama satu bulan (satu siklus). Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan (satu siklus), untuk semua guru PNS yang berjumlah 42 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu atau berkolaborasi dengan petugas absensi dari TU. Pengamatan oleh peneliti meliputi a. Kehadiran guru disekolah. b. Tingkat keterlambatan guru datang ke sekolah c. Waktu kepulangan guru. Dari hasil pengamatan dan rekapitulasi siklus I dapat dilihat pada grafik 1 di bawah ini: Gambar 1. Grafik Tingkat Kedisiplinan Guru Datang dan Pulang Sekolah Siklus I Berdasarkan grafik 1 di atas tingkat keterlambatan guru datang kesekolah diperoleh data, sebanyak 4 orang guru 9,52% terlambat datang ke sekolah kurang dari 15 menit, sebanyak 15 orang guru 35,71% terlambat datang ke sekolah antara 15 sampai dengan 30 menit, 4 orang guru 9,52% terlambat datang kesekolah lebih dari 30 menit, dan sebanyak 19 orang guru 45,24% datang ke sekolah tepat waktu atau sebelum melewati waktu yang telah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan, hasil rekapitulasi kepulangan guru dari sekolah diperoleh data, 12 orang guru 28% guru pulang tepat waktu, tidak ada guru yang pulang cepat dari 15 menit, 5 orang guru 11,90% pulang cepat antara 15 sampai dengan 30 menit, dan 25 orang guru 59,52% guru yang pulang cepat lebih dari 30 menit. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keterlambatan guru datang ke sekolah lebih dari 15 menit masih tinggi yaitu 19 orang atau 45,24%. Dan guru yang pulang 19 4 15 4 12 0 5 25 0 5 10 15 20 25 30 Tepat Waktu < 15 Menit 15 s/d 30 Menit > 30 Menit Datang Pulang Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 185 lebih cepat lebih dari 15 menit sebanyak 30 orang guru atau 71,43%. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan ini adalah 75%, atau bila 75% guru tidak terlambat lebih dari 15 menit. Pada siklus pertama ini guru yang tidak terlambat lebih dari 15 menit baru 54,76%, dan guru yang pulangnya kurang dari 15 menit hanya 28,57%. Jadi peneliti berkesimpulan harus diadakan penelitian atau tindakan lagi pada siklus berikutnya atau siklus kedua. Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada Siklus I. Refleksi dilaksanakan bersama-sama kolaborator untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Dari hasil refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perlu penerapan yang lebih tegas lagi daripada siklus pertama yakni guru yang terlambat diumumkan dalam kegiatan rapat dinas sekolah. Siklus 2 Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan yang lebih tegas dibandingkan dengan siklus pertama. Peneliti merencanakan untuk mengumumkan hasil observasi mengenai tingkat keterlambatan guru datang ke sekolah pada kegiatan rapat dinas sekolah dan absensi kehadiran fingerprint akan disampaikan secara utuh ke dinas pendidikan sebagai laporan dalam syarat pencairan tunjangan guru. Hal ini terlebih dahulu disosialisasikan kepada semua guru pada saat refleksi siklus pertama. Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada siklus yang kedua ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain : a. Mendistribusikan instrument kehadiran guru yang isinya mengenai kehadiran guru tepat waktu baik pada saat datang kesekolah maupun pulang dari sekolah dengan menggunakan mesin absensi fingerprint. b. Petugas absensi dari Tata Usaha atau Pengelola Tenaga Kependidikan mengarahkan dan mengingatkan setiap guru yang datang dan pulang untuk tidak lupa melakukan absensi fingerprint terlebih dahulu. c. Rekapitulasi dilaksanakan oleh Petugas Absensi dari Tata Usaha dan dilaporkan kepada Kepala Sekolah selaku peneliti. d. Kegiatan tersebut dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru selama satu bulan (satu siklus). e. Kegiatan tersebut dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru selama satu bulan (satu siklus) pada siklus kedua. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan (satu siklus), untuk semua guru yang berjumlah 42 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu atau berkolaborasi dengan Petugas Absensi dari TU. Pengamatan oleh peneliti meliputi : a. Kehadiran guru disekolah. b. Tingkat keterlambatan guru datang ke sekolah c. Waktu kepulangan guru Dari hasil pengamatan dan rekapitulasi siklus I dapat dilihat pada grafik 2 di bawah ini: Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 186 Gambar 2. Grafik Tingkat Kedisiplinan Guru Datang dan Pulang Sekolah Siklus II Berdasarkan grafik 2 di atas tingkat keterlambatan guru datang kesekolah diperoleh data, sebanyak 10 orang guru 23,81% terlambat datang ke sekolah kurang dari 15 menit, sebanyak 6 orang guru 14,29% terlambat datang ke sekolah antara 15 sampai dengan 30 menit, sebanyak 26 orang guru 61,90% datang ke sekolah tepat waktu atau sebelum melewati waktu yang telah ditentukan oleh sekolah, dan tidak ada guru yang terlambat datang kesekolah lebih dari 30 menit,. Sedangkan, hasil rekapitulasi kepulangan guru dari sekolah diperoleh data, 16 orang guru 38,10% guru pulang tepat waktu, 21 orang guru 50% pulang cepat kurang dari 15 menit, 5 orang guru 11,90% pulang cepat antara 15 sampai dengan 30 menit, dan tidak ada guru yang pulang cepat lebih dari 30 menit. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keterlambatan guru datang ke sekolah lebih dari 15 menit sudah rendah yaitu hanya 6 orang guru atau 14,29% dan tidak terdapat guru yang datang terlambat lebih dari 30 menit. Guru yang pulang lebih cepat juga sudah sedikit, hanya 5 orang guru atau 11,90%. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan ini adalah 75%, atau bila 75% guru tidak terlambat lebih dari 15 menit dan guru tidak pulang cepat lebih dari 15 menit. Pada siklus kedua ini guru yang tidak terlambat lebih dari 15 menit sudah 85,71%, dan guru yang pulangnya kurang dari 15 menit sudah 88,10%. Jadi peneliti berkesimpulan tidak melanjutkan penelitian lagi ke siklus berikutnya. Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut. Dari hasil observasi dan data yang diperoleh, peneliti mengambil kesimpulan bahwa tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua dinyatakan berhasil, karena terdapat 10 orang guru 23,81% yang terlambat kurang dari 15 menit, dan 26 orang guru 61,90% yang datang tepat waktu, jika dijumlahkan menjadi 85,71% atau melebihi target yang telah ditentukan sebesar 75%. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Ciparay pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada perbaikan tingkat kedisiplinan guru datang dan pulang sekolah, atau terdapat peningkatan ketepatan waktu guru tiba dan pulang sekolah. Penggunaan mesin absensi Finger Print dalam mendisiplinkan kerja guru menurut penulis dirasa sudah cukup baik. Pada penerapannya mesin absensi Finger Print sangat mudah digunakan sebab pegawai hanya perlu meletakan jarinya dan menghadapkan muka pada mesin absensi, maka secara otomatis data pegawai tersebut akan terdownload dan tersimpan secara online dalam database kepegawaian. Penerapan absensi Finger Print 26 10 6 0 16 21 5 0 0 5 10 15 20 25 30 Tepat Waktu < 15 Menit 15 s/d 30 Menit > 30 Menit Series1 Series2 Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 187 sangat efektif dalam mengurangi kecurangan-kecurangan pada absensi manual ketika guru atau pegawai melakukan absensi karena mesin absensi Finger Print secara elektronik telah diprogram sedemikian rupa sehingga sulit dimanipulasi oleh pegawai yang datang terlambat dan pulang lebih awal maupun pegawai yang menitip diabsenkan oleh pegawai lain. Terdapat SOP (Standart Operating Procedure) yang menerangkan tentang langkah-langkah proses absensi online Finger Print terinput melalui komputer, sampai pada data tersebut terekap sesuai dengan data pegawai yang tersimpan dalam database ketika pegawai yang bersangkutan melakukan absensi setiap harinya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data, dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan mesin absensi Finger Print sebagai pencatat kehadiran guru efektif untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam kedatangan atau kepulangan tepat pada waktunya di sekolah. Data yang diperoleh menunjukan bahwa setelah diadakan penerapan mesin absensi Finger Print sebagai pencatat kehadiran, sebanyak 10 orang guru 23,81% terlambat datang ke sekolah kurang dari 15 menit, sebanyak 6 orang guru 14,29% terlambat datang ke sekolah antara 15 sampai dengan 30 menit, sebanyak 26 orang guru 61,90% datang ke sekolah tepat waktu atau sebelum melewati waktu yang telah ditentukan oleh sekolah, dan tidak ada guru yang terlambat datang kesekolah lebih dari 30 menit,. Sedangkan, hasil rekapitulasi kepulangan guru dari sekolah diperoleh data, 16 orang guru 38,10% guru pulang tepat waktu, 21 orang guru 50% pulang cepat kurang dari 15 menit, 5 orang guru 11,90% pulang cepat antara 15 sampai dengan 30 menit, dan tidak ada guru yang pulang cepat lebih dari 30 menit. Penerapan mesin absensi Finger Print sebagai pencatat kehadiran sangat efektif untuk meningkatkan disiplin guru di SMP Negeri 1 Ciparay. Karena adanya pengaruh positif Penerapan mesin absensi Finger Print sebagai pencatat kehadiran, maka melalui kesempatan ini penulis mengajukan beberapa saran: 1. Semua Kepada Kepala Sekolah disarakan melakukan Penerapan mesin absensi Finger Print sebagai pencatat kehadiran untuk meningkatkan disiplin guru di sekolah. 2. Kepada semua guru dalam melaksanakan tugas untuk dapat meningkatkan disiplin dalam kehadiran guru di sekolah sebagai bentuk pelayanan minimal kepada peserta didik. DAFTAR PUSTAKA [1] Akhmad Sudrajat. (2010). Manfaat Prinsip dan Asas Pengembangan Budaya Sekolah. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/03/04/manfaat-prinsip-dan-asas- pengembangan-budaya-sekolah/ [06 Oktober 2010] [2] Amstrong. Michael. (1991). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakrta:Ghalia Indonesia [3] Anwar Prabu Mangkunegara. (1994). Psikologi Perusahaan. Bandung:PT. Trigenda [4] Karya. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya. [5] Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta [6] Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta Vol.1 No.2 2020 ISSN: 2745-6056 e-ISSN: 2745-7036 https://doi.org/10.47387/jira.v1i2.40 188 [7] Bambang Nugroho. (2006). Reward dan Punishment. Bulletin Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Edisi No. 6/IV/Juni 2006 [8] Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas [9] Hidayat, Sucherli. (1986). Peningkatan Produktivitas Organisasi dan Pegawai Negeri Sipil: Kasus Indonesia, Jakarta:Prisma [10] Megawangi, Ratna. (2007). Membangun SDM Indonesia Melalui Pendidikan Holistik Berbasis Karakter. Jakarta:Indonesian Heritage Foundation [11] Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Kencana Prenada Media Group [12] Subagio. (2010) Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran [On Line]. Tersedia : http://subagiosubagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-guru- dalam-meningkatkan-mutu.html [13] Hadi, Syamsul. (2009). Kepemimpinan Pembelajaran, Makalah Disampaikan pada Sosialisasi Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam Inovasi Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Tenaga Kependidikan.