Vol.1 No.3 2020 

ISSN: 2745-6056     e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v1i3.45 

 

223 

Received : 23-09-2020 

Revised : 12-10-2020 

Published : 03-11-2020 

 

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PPKN  

MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD 
 

Slamet 

SD Negeri 02 Wonokerto Kulon Pekalongan, Indonesia 

rahmanrokhimin@gmail.com 

 
Abstrak:  
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa 

dalam pembelajaran PPKN dengan menggunakan media pembelajaran audio 

visual. Penggunaan media audio visual dapat membuat pembelajaran lebih 

efektif dan efisien serta meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. 

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa 
kelas V SD Negeri 02 Wonokerto Kulon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 

terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 3,20, yaitu 83,48 dari siklus I 

menjadi  86,68 pada siklus II, dengan kriteria tingkat keberhasilan termasuk 

kategori B (Baik). Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran juga terjadi 

peningkatan dari 82,86 di siklus I menjadi 90,71 di siklus II atau naik 7,85 %. 

Persentase partisipasi siswa mencapai 90,71 % artinya pembelajaran dengan 

menggunakan media audio visual memiliki pengaruh terhadap partisipasi belajar 

siswa. 

 

 

Abstract: 

The purpose of this study was to describe the increase in student learning 

outcomes in PPKN learning using audio-visual learning media. The use of 

audio-visual media can make learning more effective and efficient and increase 

student participation in learning. This research is a classroom action research 

with the research subject of fifth grade students of SD Negeri 02 Wonokerto 

Kulon. The results showed that there was an increase in the class average value 

of 3.20, namely 83.48 from the first cycle to 86.68 in the second cycle, with the 

criteria for the level of success including category B (Good). Student 

participation in learning also increased from 82.86 in the first cycle to 90.71 in 

the second cycle, an increase of 7.85%. The percentage of student participation 

reaches 90.71%, meaning that learning using audio-visual media has an 

influence on student participation. 

 

 

Kata kunci: media pembelajaran, audio visual, ppkn 

 

  

mailto:rahmanrokhimin@gmail.com


Vol.1 No.3 2020 

ISSN: 2745-6056     e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v1i3.45 

 

224 

PENDAHULUAN 

Pengajaran mata pelajaran PPKN  di sekolah, khususnya di tingkat sekolah dasar 

dianggap masih kurang memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil survei penulis di 

salah satu sekolah dasar, khususnya materi yang berkaitan dengan Keanekaragaman Suku dan 

Budaya Indonesia, yang mana terbukti bahwa dari 25 siswa terdapat 14 siswa yang mendapat 

nilai 5. Berarti ada sekitar 56% anak yang belum menguasai materi pembelajaran  tersebut. 

Disamping itu guru dalam menerangkan kepada murid mengenai keanekaragaman suku dan 

budaya Indonesia cenderung hanya dengan cerita dan cerita itu sifatnya monoton. 

Berdasarkan kondisi tersebut, dapat diketahui bahwa banyak siswa yang belum 

maksimal dalam menerima pelajaran, bahkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti 

pembelajaran di kelas yang menyebabkan siswa cepat bosan. Anak lambat sekali dalam 

menerima pelajaran. Akibat lambatnya penguasaan materi tersebut menyebabkan sebagian 

besar siswa setiap ulangan nilainya rendah. Dengan rendahnya nilai tersebut mengakibatkan 

belum tercapainya KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang diharapkan. 

Penyebab terjadinya kondisi di atas antara lain metode yang digunakan, tidak 

tersedianya alat peraga, perhatian orang tua yang sangat kurang, gizi anak yang tidak 

diperhatikan dan juga lingkungan tempat tinggal siswa yang tidak mendukung, misalnya 

sering terjadi rob. Penyebab-penyebab di atas paling dominan adalah tidak tersedianya alat 

peraga, terutama alat peraga yang berhubungan dengan media audio visual. Media audio 

visual sangat menarik minat belajar siswa terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan. 

Dengan memahami berbagai macam penyebabnya, maka dapat ditarik kesimpulan 

untuk memberikan suatu tindakan. Tindakan yang diberikan adalah memperbaiki dan 

membuat berbagai macam alat peraga. Alat peraga yang ditampilkan adalah media audio 

visual yang berkaitan dengan keanekaragaman suku dan budaya Indonesia. Dengan tindakan 

tersebut, diharapkan mampu memperbaiki proses belajar mengajar dan meningkatkan prestasi 

siswa meningkat serta KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) dapat tercapai. 

Raharjo (1991) menyatakan bahwa visualisasi mempermudah orang untuk memahami 

suatu pengertian. Media cukup banyak macamnya, Raharjo (1991) menyatakan bahwa ada 

media yang hanya dapat dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkannya. Ada pula yang 

penggunaannya tergantung pada hadirnya seorang guru, tutor atau pembimbing (Teacher 

independent ). Dari berbagai ragam dan bentuk media pengajaran, pengelompokan atas media 

dan sumber belajar dapat juga ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi media audio, 

media visual, media audio visual, dan media serba aneka.  

 

METODE PENELITIAN 

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara bertahap, 

yaitu dengan dua siklus penelitian. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada SD Negeri 02 

Wonokerto Kulon Kecamatan Wonokerto kabupaten Pekalongan pada semester I tahun 

pelajaran 2010/2011.  Subjek penelitian PTK adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Wonokerto 

Kulon. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran PPKn 

dengan materi keanekaragaman suku dan budaya Indonesia melalui media audio visual. 

Penelitian ini dirancang menjadi 2 siklus utama yaitu Siklus I dan Siklus II. Masing-

masing siklus terdiri dari langkah-langkah perencanaan (planning), pelaksanaan (action), 

pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Model penelitian ini merupakan bentuk 

kajian yang dilakukan untuk  meningkatkan kemampuan melalui tindakan agar dapat 

memperbaiki praktik pembelajaran. Penelitian tindakan merupakan strategi pemecahan 
23 



Vol.1 No.3 2020 

ISSN: 2745-6056     e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v1i3.45 

 

225 

masalah dengan tindakan nyata, kemudian merefleksikan hasil dari tindakan. Hasil dari 

tindakan tersebut selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam pemilihan tindakan berikutnya. 

Dalam siklus I perlu adanya identifikasi yang jelas terhadap konsep-konsep yang akan 

diajarkan. Penelitian ini telah memenuhi kriteria tersebut, yakni memuat konsep mengenai 

metode pembelajaran dengan audio visual terhadap prestasi belajar siswa. Dengan penelitian 

ini juga dapat ditemukan kendala yang dihadapi guru dalam penerapannya, serta solusi apa 

yang diberikan. Apabila di dalam pelaksanaan siklus I masih belum berhasil maka dilanjutkan 

ke siklus II. Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada siklus II ini, 

tindakan yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I guna 

mencapai target. Kegiatan pada siklus II juga melalui tahapan yang sama seperti siklus I, yaitu 

meliputi perencanaan tindakan (Planning), pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan 

(Observation), refleksi (Reflecting).  

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket. Sumber data 

dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu  siswa dan guru. Data dari siswa berupa 

data hasil peningkatan prestasi belajar siswa  dalam pelajaran PPKN dengan materi 

keanekaragaman suku dan budaya Indonesia melalui media audio visual.  

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) kuantitatif yang  

digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan prestasi belajar siswa   dengan media 

audio visual menggunakan persentase (%) dan  (b) kualitatif yang digunakan untuk 

memberikan gambaran hasil penelitian secara reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan 

simpulan. 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN  

Siklus 1 

Tindakan siklus I dilaksanakan diawali dengan presensi siswa dan dilanjutkan dengan 

menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran. Dalam 

kegiatan pendahuluan peneliti memberi motivasi berupa pertanyaan tentang suku bangsa di 

Indonesia dan apersepsi. 

Siswa diminta membuka LKS dan buku yang sudah dimiliki, guru memberi kesempatan 

kepada siswa untuk mendiskusikan soal yang sudah ditentukan oleh guru dengan 

berkelompok. Dalam Siklus I, peneliti menyampaikan materi pokok dengan menggunakan 

metode ceramah bervariasi dan diskusi. Pada saat proses kegiatan belajar-mengajar, peneliti 

menggunakan media audio visual sebagai alat bantu untuk menarik siswa dalam 

meningkatkan motivasinya. Untuk mengakhiri dalam kegiatan inti ini, peneliti memberi 

kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan jawaban dari hasil diskusi.  

Sebagai akhir dari tindakan dari siklus I, kegiatan pembelajaran ditutup dengan 

menyampaikan kesimpulan dari siswa yang disempurnakan oleh peneliti dan siswa 

melaksanakan tes formatif siklus I dengan jumlah soal 10 nomor dalam bentuk uraian. 

Peneliti juga menyiapkan silabus, skenario pembelajaran, gambar-gambar, tape recorder, 

instrumen pengamatan partisipasi siswa dan kinerja guru sesuai dengan rencana tindakan yang 

disusun sebelumnya. 

 

Siklus  II 

Tindakan siklus II dilaksanakan pada diawali dengan presensi siswa dengan jumlah 

siswa hadir lengkap sejumlah 25 siswa, dilanjutkan dengan memberi motivasi yang berupa 

pertanyaan tentang pelajaran lalu untuk membangkitkan ingatan siswa. Kegiatan apersepsi, 



Vol.1 No.3 2020 

ISSN: 2745-6056     e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v1i3.45 

 

226 

salah satu siswa diminta menyebutkan macam-macam suku bangsa dan kebudayaan Indonesia 

dan dilaksanakan peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran siklus II. 

Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan metode ceramah bervariasi dan diskusi, 

dibantu dengan media visual, yaitu dengan menggunakan gambar-gambar keanekaragaman 

suku dan budaya Indonesia yang lebih besar dan menarik beraneka warna. Langkah pertama, 

peneliti membentuk kelompok yang terdiri dari lima kelompok. Masing-masing kelompok 

mendiskusikan tentang keanekaragaman suku dan budaya Indonesia. Dari hasil diskusi, 

masing-masing kelompok menyampaikan hasil yang disampaikan oleh salah satu siswa yang 

mewakili. Melalui bermacam-macam gambar peneliti menjelaskan tentang keanekaragaman 

suku dan budaya Indonesia. Kemudian, kegiatan inti ini diakhiri dengan memberi pertanyaan 

kepada siswa tentang keanekaragaman suku dan budaya Indonesia. Beberapa siswa ada yang 

berani menjawab bahkan ada yang berani maju ke papan tulis. Pada kegiatan penutup,  siswa 

menyampaikan kesimpulan yang dipandu oleh peneliti. Selain itu, untuk mengetahui daya 

serap dan kemampuan siswa peneliti melaksanakan penilaian yaitu tes formatif siklus II 

dengan jumlah 10 soal dalam bentuk uraian.  

Berdasarkan data penelitian tindakan siklus I, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa 

setelah menggunakan media audio visual yang sederhana menunjukkan hasil belajar dengan 

nilai rata-rata kelas 83,48 dan ketuntasan klasikal 92 % dan partisipasi belajar siswa 82,86 %. 

Artinya, hasil capaian terhadap prestasi belajar dan partisipasi belajar siswa belum mencapai 

apa yang diharapkan sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II. 

Dalam mendapatkan rata rata tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru sejawat yang 

terdiri dari dua orang untuk melakukan pengamatan terhadap kinerja guru dan partisipasi 

belajar siswa. Dari pengamatan tersebut, diperoleh temuan antara lain (1) Dari pengamatan 

terhadap kinerja guru diperoleh skor 86 atau 86 % tergolong sangat baik, namun ada temuan-

temuan yang perlu diperbaiki, yaitu kegiatan apersepsi perlu ditingkatkan, materi 

pembelajaran kurang direlevankan dengan realita kehidupan, penguasaan materi perlu 

diperdalam, dalam melaksanakan pembelajaran kurang menumbuhkan kebiasaan yang positif, 

pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran kurang menghasilkan pesan yang menarik, 

penilaian akhir masih kurang dengan kompetensi (tujuan), dalam penggunaan bahasa lisan 

maupun tulisan masih kurang jelas sehingga kurang bias dipahami siswa, dalam membuat 

rangkuman kurang melibatkan siswa, dan kurang dalam melaksanakan tindak lanjut dengan 

memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan; dan (2) Dari 

partisipasi belajar siswa diperoleh skor 80 atau 82,86 % artinya minat siswa terhadap 

pelajaran belum maksimal hal ini ditandai dengan kemampuan siswa dalam mengemukaka 

pendapat masih rendah, kemampuan siswa dalam bertanya masih sedikit sekali, siswa kurang 

membangun ide, dan kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas juga masih kurang. 

Setelah peneliti menggunakan media audio visual yang lebih menarik dan bervariasi, 

pada tindakan siklus II telah nampak adanya peningkatan pada hasil belajar dan partisipasi 

belajar siswa pada materi yang disampaikan. Hasil belajar menunjukkan rata-rata 86,68 

dengan ketuntasan klasikal mencapai 96 %, partisipasi belajar siswa mencapai 90,71 %. 

Melihat proses pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra atau kolaborator terhadap kinerja 

guru diperoleh skor 95 atau 95 %. Artinya ada peningkatan dari siklus I. Dari pengamatan 

terhadap partisipasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran diperoleh temuan antara lain 

kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat sudah bagus, kemampuan siswa dalam 

bertanya sudah banyak, beberapa siswa sudah bias membangun ide, dan kemampuan siswa 

dalam melaksanakan tugas sudah bagus. 



Vol.1 No.3 2020 

ISSN: 2745-6056     e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v1i3.45 

 

227 

Berdasarkan pengamatan dari siklus I dan siklus II, ditunjukkan bahwa pembelajaran 

dengan menggunakan media audio visual terlihat adanya peningkatan hasil belajar.Hal ini 

dapat diketahui dari table hasil tes formatif pada siklus I nilai rata-rata 83,48 menjadi 86,68 di 

siklus II atau persentase ketuntasan di siklus I dari 92 naik menjadi 96. Peningkatan ini 

tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh media audio visual semata, namun ada beberapa faktor 

lain, antara lain usaha dari guru/peneliti dalam memperbaiki kinerja sesuai apa yang 

disarankan oleh pengamat/kolaborator. Artinya, tindakan yang dilakukan pada siklus I segala 

kekurangannya harus diperbaiki atau disempurnakan di siklus II. 

Dari hasil temuan oleh pengamat di siklus I, peneliti kurang apersepsi dalam 

menyampaikan pelajaran sehingga anak-anak dalam menerima pelajaran kurang terarah, 

dalam menyampaikan materi peneliti masih mendominasi sehingga siswa menjadi kurang 

aktif. Dalam diskusi kelompok peneliti kurang mendorong para siswa untuk tukar pendapat, 

sehingga sebagian besar kelompok terlihat pasif, siswa kurang berani menjawab pertanyaan 

dari peneliti. Hal ini sebaiknya peneliti harus bisa mendorong atau memotivasi para siswa 

agar suasana kelas menjadi lebih hidup. 

Dalam hal ini, penggunaan bahas lisan dan tulisan menurut pengmat penaliti masih 

kurang jelas sehingga siswa masih kurang memahami apa yang disampaikan.. Akibatnya 

ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang dan siswa belum bias 

mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Dianjurkan agar peneliti dalam 

menyampaiakan materi jangan terlalu cepat, suara dengan intonasi yang tepat dan lebih 

nyaring, juga dilengkapi dengan tulisan yang dapat membantu ingatan bagi siswa sehingga 

siswa dapat menyerap materi dengan baik dan mampu menarik kesimpulan dengan baik. 

Mengenai pengamatan media audio visual yang merupakan pokok dari penelitian ini, 

pengamat menilai bahwa media audio visual yang digunakan dalam siklus I kuranng menarik 

dan kurang bervariasi. Hal itu dikarenakan media yang digunakan oleh peneliti hanyalah 

berupa tulisan yang dibuat dari kertas manila dan gambar-gambar yang diambil dari buku-

buku referensi yang kurang bervariasi serta menggunakan tape recorder yang sangat 

sederhana sehingga siswa merasa bosan dan perhatian terhadap materi yang diajarkan menjadi 

kurang. Maka usaha yang dilakukan peneliti pada siklus II adalah mencari gambar-gambar 

yang menarik dan bervariasi serta bentuknya diperbesar. Selain itu juga menggunakan tape 

recorder yang bisa mengeluarkan suara agak bagus. 

Pada siklus II, setelah peneliti melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan 

mempertimbangkan masukan, saran, dan pendapat dari pengamat/kolaborator dan teman guru 

yang lain, telah berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil refleksi 

dan pengamatan di kelas yaitu dengan banyaknya siswa yang antusias dalam mengikuti 

pelajaran dan sebagian besar mengalami di setiap aspek. Mereka lebih antusias untuk 

mengikuti pelajaran karena peneliti menggunakan media audio visual yang lebih menarik.  

Hasil penelitian siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut. 

 

  



Vol.1 No.3 2020 

ISSN: 2745-6056     e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v1i3.45 

 

228 

Tabel 1. Hasil Tes Formatif siklus I dan siklus II Kelas V. 

No. 
Rentang 

Nilai 
Kriteria 

Siklus I Siklus II 

Jml 

Siswa 
% Jml Siswa % 

1. 

2. 

3. 

4. 

86 – 100 

71 – 85 

56 – 70 

0 - 55 

Baik sekali 

Baik 

Cukup 

Kurang 

12 

10 

2 

1 

48 

40 

8 

4 

15 

6 

3 

1 

60 

24 

12 

4 

 Jumlah  25 100 25 100 
 

Hasil tes formatif siklus II pada table tersebut menunjukkan adanya penurunan pada 

rentang nilai 71 ke 85 (kriteria baik) ada 6 siswa atau penurunan 16 %. Sebaliknya pada 

rentang nilai 56 –70 (kriteria cukup) mencapai 3 siswa (12%) atau ada kenaikan 4% serta 

pada rentang nilai 86 –100 (kriteria baik sekali) mencapai 15 siswa (60%) atau ada kenaikan 

12%. Disamping itu pada rentang nilai 0–55 (kriteria kurang) masih tetap tidak naik dan juga 

tidak turun. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan media pembelajaran yang 

disampaikan. Jika dilihat dari nilai rata-rata kelas tes formatif di siklus II yaitu 86,68 dan 

sikus I yaitu 83,48,  maka dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan 3,20, sementara bila 

dikonfirmasikan dengan kriteria tingkat keberhasilan termasuk kategori B (Baik). 

 
Tabel 2. Daftar Perkembangan Nilai Tes Formatif 

Aspek Siklus I Siklus II 

Nilai Terendah 

Nilai Tertinggi 

Rata – rata 

Tuntas Belajar ( N ≥ 65 ) 

Belum Tuntas Belajar ( N ≤ 65 ) 

54 

100 

83,48 

23 Siswa ( 92% ) 

2 Siswa ( 8% ) 

50 

100 

86,68 

24 Siswa ( 96% ) 

1 Siswa ( 4% ) 
 

Pengamatan terhadap partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di siklus II 

terlihat adanya peningkatan dari 82,86 % di siklus I menjadi 90,71 di siklus II atau naik 

7,85 %. Menurut range Arikunto bahwa persentase di atas 66,67 % masuk dalam criteria yang 

tinggi. Jadi persentase partisipasi siswa mencapai 90,71 % artinya pembelajaran dengan 

menggunakan media audio visual memiliki pengaruh yang terhadap partisipasi belajar siswa. 

 
Tabel 3. Daftar perkembangan partisipasi belajar siswa Siklus I dan Siklus II Kelas V. 

Kriteria Siklus I Siklus II 

Tinggi ( 26 – 28 ) 

Sedang ( 23 – 25 ) 

Cukup ( 15 – 22 ) 

Rendah ( 8 – 14 ) 

Kurang ( 1 – 7 ) 

0 

22 

3 

0 

0 

9 

16 

0 

0 

0 

Jumlah 25 25 

Jumlah Skor 580 ( 82,86% ) 635 ( 90,71 ) 

 

Melihat adanya peningkatan dari unsur hasil belajar dan partisipasi belajar siswa sesuai 

dengan rencana yang telah ditentukan berarti tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti telah 

berhasil. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi penggunaan media  audio visual dapat 

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan materi 

Keanekaragaman Suku dan Budaya Indonesia kelas V SD Negeri 02 Wonokerto Kulon 

Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat diterima. 

 



Vol.1 No.3 2020 

ISSN: 2745-6056     e-ISSN: 2745-7036 

https://doi.org/10.47387/jira.v1i3.45 

 

229 

SIMPULAN 

Dari hasil kegiatan pembelajaran dan berdasarkan seluruh pembahasan dapat diambil 

simpulan sebagai berikut.  

1. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat 

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai tes formatif yang juga 

meningkat. 

2. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat 

meningkatkan pertisipasi belajar siswa. 

3. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat 

meningkatkan performan guru dalam mengajar. 

 

 

DAFTAR RUJUKAN 

[1] Adi, Satyo. 2008. Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap. Solo: CV. Bringin 55. 
[2] Djauzak, Ahmad. 1995. Atlas Indonesia, Dunia dan Budayanya. Jakarta : CV. Tarity 

Samodra Berlian 

[3] Ikhwan S.D M.Pd, dkk. 2008. Fokus Pkn Kelas V Semester 2 SD/MI. Kartosuro – 
Solo : CV. Sindhunata. 

[4] Karjono D, dkk. 2003. Kita Bisa Berbudi Baik Kelas 5 SD/MI. Bandung : Multi 
Pritindo Persada. 

[5] Oemar Hamalik. 1982. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung : 
Tarsito. 

[6] Parkin S.Pd, dkk. 2004. Taktis PKN Kelas V Semester 2 SD/MI. Solo : PT. Tri 
Manunggal Kurniajaya. 

[7] Siagian, Sherlina. 1991. Budaya Nusantara. Jakarta : CV. Swakarya. 
[8] Soeprapto, dkk. 1995. PKN Kelas 5 SD/MI. Jakarta : PT. Citra Lamtoro Gung 

Persada. 

[9] Wardani, I.G.A.K, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas 
Terbuka. 

[10] Wardani, I.G.A.K, dkk. 2004. Peningkatan KemampuanProfesional. Jakarta : 
Universitas Indonesia. 

[11] Thayeb H.M.S, dkk. 2006 Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 5 SD/MI. Jakarta : 
Erlangga